Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB II
PROGRAM KERJA
pengetahuan TTG pengolahan sampah masih kurang. Selain itu juga tingkat kebersihan
dan kesehatan lingkungan di masyarakat Kelurahan Lempake masih perlu untuk
ditingkatkan.
Dalam rangka mencapai keinginan tersebut, diperlukan adanya upaya peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kelurahan Lempake. Melalui program kerja
KKN ini diharapkan dapat membantu memfasilitasi masyarakat, khususnya generasi
penerus agar dapat melakukan langkah awal dalam usaha meningkatkan kesadaran akan
pentingnya kesehatan lingkungan dan pemanfaatan TTG bagi masyarakat di Kelurahan
Lempake Kecamatan Samarinda Utara.
Pelaksanaan kegiatan KKN kali ini, program-program kerja disusun menyesuaikan pada
ruang lingkup yang berkaitan pada program studi Teknik Lingkungan dan Teknik
Kimia. Pelaksanaan program-program kerja KKN dapat dikaji kembali berdasarkan
hasil survey, kebutuhan dan kondisi di lapangan.
Kegiatan KKN Tematik Fakultas Teknik ini secara umum bertujuan untuk membangun
kebersamaan sebagai mahasiswa Universitas Mulawarman pada saat menjelang akhir
studi sebelum meraih gelar sarjana serta mampu belajar dan bekerja sama dengan
mayarakat, mampu memberdayakan dan membantu masyakat dalam memecahkan
persoalan yang dihadapi.
2.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengatasi permasalahan lingkungan di wilayah RT. 17 dan RT. 18 Kelurahan
Lempake terkait kurang baiknya kualitas dari sumber air yang mereka gunakan.
2. Membantu penataan lingkungan di wilayah RT. 17 dan RT. 18 Kelurahan Lempake
khususnya kondisi saluran drainase.
3. Membantu pelaksanaan program Hijau, Bersih, Sehat (HBS) yang dicanangkan oleh
Kelurahan Lempake di wilayah RT. 17 dan RT. 18.
4. Membiasakan pola hidup yang peduli terhadap sanitasi dan kesehatan lingkungan
bagi warga RT. 17 dan RT. 18 Kelurahan Lempake.
pada
minggu ke 1 bulan Juni 2015 di kawasan RT 18. Pada kegiatan ini ditargetkan 20
orang. Pelaksanaan selanjutnya pada minggu ke 2 Juni 2015 dikawasan RT 17,
ditargetkan 15 warga. Pada kegiatan pembuatan teknologi sederhana alat filtrasi
dilengkapi dengan kuisioner sebelum dan sesudah kegiatan dan penyajian alat secara
langsung.
2. Penataan Lingkungan
a. Pembuatan lubang biopori
Pada lingkungan daerah ini kita dapat menemui tumpukan-tumpukan sampah
sisa potongan sayuran mentah yang sengaja dibiarkan menggunung sehingga
mengurangi nilai estetika lingkungan di wilayah tersebut. Kurangnya
pengetahuan warga mengenai cara pengolahan sampah organik menyebabkan
warga membiarkan sampah sisa potongan sayuran tersebut terkumpul tanpa
diolah lebih lanjut.
Dengan pembuatan lubang biopori sebagai salah satu bentuk solusi penanganan
masalah permasalahan sampah organik daripada dibakar. Selain itu juga untuk
mengurangi banjir pada musim hujan, memaksimalkan air yang meresap ke
dalam tanah sehingga menambah air tanah dan mengurangi genangan air yang
menimbulkan penyakit. Target sasaran pembuatan lubang biopori yaitu
tersedianya kandungan air dalam tanah dan pengolahan pada sampah organik.
Pembuatan lubang biopori kepada warga setempat dilakukan dengan penjelasan
mengenai tata cara pembuatan lubang biopori sehingga dapat dibuat secara
8 orang @ Rp 230.000,Total
Rp
Rp
1.840.000,00
1.840.000,00
B. PENGELUARAN
a) Anggaran Biaya Keluar Setiap Kegiatan
1. Pembuatan Teknologi Sederhana Alat Filtrasi
Nama Barang
Zeolit
Kertas Filter
Pipa 4 pimas
Harga Satuan
Jumlah
Rp
10.000,00
4
Rp
10.000,00
6
Rp
85.000,00
1
Rp
Rp
Rp
Total
40.000,00
60.000,00
85.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Jumlah
9.000,00
9.000,00
12.500,00
6.000,00
22.000,00
17.000,00
2.500,00
3.000,00
8.000,00
10.000,00
27.000,00
50.000,00
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
9.000,00
9.000,00
25.000,00
6.000,00
22.000,00
17.000,00
2.500,00
3.000,00
8.000,00
20.000,00
27.000,00
50.000,00
383.500,00
2. Penataan Lingkungan
a. Pembuatan lubang biopori
Nama Barang
Tutup biopori
Air Mineral
Konsumsi
Harga Satuan
Rp
Rp
Rp
Jumlah
12.000,00
19.000,00
45.000,00
Jumlah
Total
6
7
5
Rp
Rp
Rp
Rp
72.000,00
19.000,00
45.000,00
136.000,00
b. Perbaikan Drainase
Tidak ada anggaran biaya yang dikeluarkan
c. Pemberian Tempat Sampah
Nama Barang
Tempat Sampah
Harga Satuan
Rp
130.000
Jumlah
Jumlah
4
Rp
Rp
Total
520.000,00
520.000,00
Harga Satuan
Rp
1.500,00
Rp
10.000,00
Rp
7.500,00
Rp
7.000,00
Rp
20.000,00
Rp
300,00
Rp
6.000,00
Rp
5.000,00
Rp
6.000,00
Rp
4.000,00
Rp
50.000,00
Jumlah
4
1
2
1
1
45
1
1
1
4
1
Total
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
6.000,00
10.000,00
15.000,00
7.000,00
20.000,00
14.000,00
6.000,00
5.000,00
6.0000,00
16.000,00
50.000,00
Pulpen
Air mineral
Rp
Rp
Jumlah
2.500,00
22.000,00
8
1
Rp
Rp
Rp
18.000,00
22.000,00
195 .000,00
Harga Satuan
Rp
30.000,00
Rp
4.000,00
Rp
200,00
Rp
150,00
Jumlah
Jumlah
1
1
610
77
Total
30.000,00
4.000,00
122.000,00
11.500,00
167.500,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Harga
75.000,00
50.000,00
Proyektor
Jumlah
Total
Rp
Rp
75.000,00
50.000,00
Rp
125.000,00
d) Akomodasi
Nama Barang
Bingkai
Bingkai
Kue (Ibu posko)
Print Foto
Rp
Rp
Rp
Rp
Harga Satuan
40.000,00
17.000,00
50.000,00
15.000,00
Jumlah
Jumlah
1
1
1
2
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Total
40.000,00
17.000,00
50.000,00
30.000,00
137.000,00
TOTAL
: Rp 1.234.500,00
: Rp 167.500,00
: Rp 137.000,00
: Rp 125.000,00 +
Rp 1.664.000,00
Sisa Dana
: Rp 176.000,00
Hasil rekapitulasi anggaran pelaksanaan program kerja KKN Kelurahan Lempake Utara
adalah sebesar Rp 176.000,00. Biaya yang tercantum diatas adalah biaya swadaya
(sukarela) dari mahasiswa KKN itu sendiri. biaya yang digunakan dalam pelaksanaan
program kerja yang direncanakan adalah disebabkan oleh banyaknya SDA yang mampu
dimanfaatkan dan dukungan dari masyarakat serta bantuan dari Ketua RT 18 yang
sangat besar sehingga penggunaan biaya swadaya dari mahasiswa KKN lebih sedikit.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
lubang resapan biopori. Didalam brosur yang kami buat demi kebutuahn kegiatan
sosialisasi dijelaskan latar belakang masalah mengapa diperlukan suatu program yang
dapat mengatasi masalah tersebut, manfaat alat dan cara kerja pembuatan alat serta
penerapannya.
Didalam brosur yang digunakan untuk kegiatan sosialisasi filtrasi dijelaskan latar
belakang masalah mengapa diperlukan suatu program yang dapat mengatasi masalah
tersebut, manfaat alat dan cara kerja pembuatan alat filtrasi. Sedangkan didalam brosur
yang digunakan untuk kegiatan sosialisasi lubang resapan (biopori) dijelaskan mengenai
proses terbentuknya lubang resapan (biopori), manfaat, penggunaan dan cara kerja
pembuatan dari lubang resapan (biopori) itu sendiri.
Brosur yang digunakan untuk kegiatan sosialisasi mengenai konsep 3R lebih mengajak
masyarakat untuk dapat berkreasi dan berinovasi dengan menggunakan kembali barangbarang yang tidak dipakai. Dengan menggunakan prinsip dari 3R diharapkan warga
dapat merubah pola pikir untuk dapat memanfaatkan barang-barang bekas yang berada
dilingkungan sekitar. Brosur 3R juga berisi tentang manfaat dari menggunakan prinsip
3R yaitu dapat mengurangi jumlah sampah khusunya untuk sampah disekitar rumah dan
dapat menjadikan barang-barang bekas menjadi hiasan rumah yang memiliki nilai
ekonomis. Adapun detail dari isi yang terdapat pada masing-masing brosur dapat dilihat
pada lampiran.
3.1.3 Sosialisasi Program
Untuk penyelesaian permasalahan yang terdapat pada lokasi KKN, maka kami
menggunakan konsep sebagai berikut:
1. Sosialisasi program
Kegiatan sosialisasi program perlu dilakukan untuk memperkenalkan program
kegiatan kepada masyarakat sekaligus program edukasi teknologi lingkungan tepat
guna. Selain itu kegiatan yang berkaiatan dengan merubah perilaku atau kebiasaan
akan memerlukan sosialisasi dengan pendekatan yang intensif.
2. Percontohan teknologi sederhana alat filtrasi, lubang resapan biopori dan konsep
3R. Untuk proyek percontohan teknologi sederhana alat filtrasi dan lubang resapan
untuk warga yang diharapkan dapat diterapkan dirumah warga yang masih
menggunakan sumur bor.
Program pembuatan teknologi alat sederhana filtrasi kami lakukan dengan
mempraktekkan langsung cara pembuatan filtrasi dan menjelaskan kegunaan, alat
filtrasi sekaligus fungsi dari setiap bahan yang digunakan yaitu, kerikil, pasir silica,
karbon aktif, dan zeolite. Penerapan alat filter air sederhana dilokasi merupakan
realisasi program pengolahan air dengan harapan kualitas yang digunakan warga
untuk keperluan sehari-hari dapat menjadi lebih layak. Design Filtrasi Sederhana dan
komponen media penyaringan sederhana yang dibuat dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Pasir Silica 15 cm
Karbon Aktif 10 cm
Pasir Silica 10 cm
Zeolit 5 cm
Kerikil 5 cm
Pipa Kran
Pasir silica berfungsi menyaring kotoran dan air, pemisah sisa-sisa flok serta
pemisah partikel besi yang terbentuk setelah kontak dengan udara. Selama
penyaringan koloid suspensi dalam air akan ditahan dalam media porous tersebut
sehingga kualitas air akan meningkat (Kusnaedi,1995).
b. Kerikil
Kerikil berfungsi sebagai media penyangga dalam proses filtrasi, agar media pasir
tidak terbawa aliran hasil penyaringan, sehingga penyumbatan dapat dihindari.
Diameterkerikil yang digunakan biasanya antara 1 2,5 cm. Batuan kerikil
mempunyai bentuk yang tidak beraturan namun ukurannya dapat disamakan
melalui proses pengayakan analisa krikil (Kusnaedi,1995)..
c. Karbon Aktif
Karbon aktif adalah bahan padat berpori yang terbentuk dari hasil pembakaran
bahan yang mengandung karbon. Unsur utamanya terdiri atas karbon terikat, abu,
nitrogen, air, dan sulfur. Arang yang baik adalah arang yang memiliki kadar
karbon tinggi dan kadar abu rendah. Arang tempurung kelapa termasuk arang
yang sudah diaktifkan sehingga pori-porinya terbuka, dengan demikian gaya
absorbsi menjadi lebih besar (Kusnaedi,1995).
d. Zeolite
Fungsi zeolit adalah untuk menghilangkan kandungan Ca2+ dan Mg2+. Air yang
mengandung Ca2+ dan Mg2+ berlebih menyebabkan kualitas air menurun, atau
dengan bahasa sederhana biasa disebut dengan Air Sadah. Air sadah biasanya
berbau dan rasanya seperti kapur (Kusnaedi,1995).
Pembuatan teknologi sederhana alat filtrasi memiliki manfaat diantaranya untuk
mengurangi kekeruhan, zat besi dan mangan. Selain itu alat tersebut juga tidak
menggunakan bahan kimia (koagulan) serta mudah dalam kegiatan pemeliharaan
dan perawatan alat. Slow Sand filter merupakan suatu alat penyaringan atau
penjernihan air dengan konsep melewatkan air pada beberapa media dengan
kecepatan rendah (Kusnaedi,1995).
Gambar 3.7 Penunjukan Hasil Air Olahan dengan Alat Filtrasi RT. 17
Hambatan
Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari oleh warga berasal
dari air tanah yang berada di dekat rawa dan air dari PDAM yang keduanya sama-sama
memiliki kualitas yang cukup buruk sehingga meskipun telah dilakukan pengolahan
namun air yang dihasilkan masih belum cukup memenuhi baku mutu untuk air minum.
Solusi
Penggunaan bahan pada alat filtrasi sederhana ini harus dicuci secara rutin bahkan
diganti secara berkala apabila setelah bahan dicuci tetapi air hasil olahan yang keluar
kualitasnya masih kurang baik.
2. Penataan Lingkungan
a.
Perbaikan drainase
Perbaikan drainase dilakukan bersama warga setempat pada saat kegiatan
gotong royong yang dilaksanakan warga. Pada saat program ini dilaksanakan
warga melakukan pembersihan drainase dari sampah dan tumbuhan menjalar
yang menutupi aliran air. Program perbaikan drainase yang kami lakukan hanya
sebatas pembersihan kotoran yang bertujuan memperlancar aliran air.
Perbaikan drainase dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2015 dikawasan RT 18
dengan pelaksanaan di pekarangan posyandu RT 18. Sebagian masyarakat cukup
aktif berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Prinsip kerja lubang peresapan biopori sangat sederhana. Lubang yang kita buat,
kemudian diberi sampah organik yang akan memicu biota tanah seperti cacing
dan semut dan akar tanaman untuk membuat rongga-rongga (lubang) di dalam
tanah yang disebut biopori. Rongga-rongga (biopori) ini menjadi saluran bagi air
untuk meresap kedalam tanah.
yang diserap oleh biota tanah tidak cepat diemisikan ke atmosfir sehingga
mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan) yang mengakibatkan
pemanasan global dan menjaga biodiversitas dalam tanah.
4. Memanfaatkan fauna tanah dan akar tanaman
Lubang biopori memicu biota tanah dan akan tanaman untuk membuat ronggarongga di dalam tanah yang menjadi saluran air untuk meresap ke dalam tanah.
Dengan adanya aktifitas ini menjadikan kemampuan lubang peresapan biopori
senantiasa terjaga dan terpelihara.
Cara pembuatan lubang biopori sebagai berikut:
1. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm.
Kedalamannya sekitar 100 cm atau sampai melampaui muka air tanah jika
dibuat tanah yang mempunyai permukaan air dangkal. Jarak antar lobang
antara 50-100 cm.
2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm setebal 2 cm.
3. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa
tanaman, atau dedaunan.
4. Sampah organik perlu ditambahkan jika isi lubang sudah berkurang atau
menyusut akibat proses pelapukan.
5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim
kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang.
Pembuatan lubang biopori kepada warga setempat dilakukan dengan penjelasan
mengenai fungsi dari biopori, tempat penanaman dan alasan pemakaian dari
biopori, tata cara pembuatan lubang biopori dengan pipa dan bahan-bahan serta
alat-alat yang dibutukan dalam pembuatan biopori sehingga dapat dibuat secara
mandiri oleh masyarakat dan cara penanaman biopori di tanah.
Pembuatan lubang biopori tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2015
dikawasan RT 18 dengan pelaksanaan di pekarangan posyandu RT 18. Sebagian
masyarakat cukup tertarik dan aktif dalam sesi pertanyaan yang dibuka. Pada
kegiatan ini dihadiri orang. Pelaksanaan selanjutnya pada tanggal 31 Mei 2015
dikawasan RT 17 pelaksanaan bertempat di halaman rumah warga RT 17.
Masyarakat juga tertarik dan cukup aktif. Pada kegiatan pembuatan lubang biopori
dilengkapi dengan kuisioner sebelum dan sesudah kegiatan yang diisi oleh warga
yang hadir dan penyajian alat secara langsung.
Gambar 3.13 Suasana Pada Saat Sosialisasi Biopori dan Penerapan Konsep 3R
Gambar 3.15 Pemasangan Lubang Resapan (Biopori) di Lahan Penanaman TOGA RT. 17
Hambatan
Kurang alat hand bor yang digunakan untuk proses penanaman lubang resapan (biopori)
sehingga pada saat penanaman biopori masih dilakukan secara bergantian dan kondisi
lahan untuk penanaman biopori yang dekat dengan sumber mata air sehingga lokasi
penanaman biopori kurang tepat.
Solusi
Pada saat melakukan penanaman lubang resapan (biopori) ketersediaan alat seperti
hand bor harus memadai dan sebelum melakukan penanaman alat resapan biopori
dilakukan pengujian lahan terlebih dahulu sehingga tidak mengalami kesalahan dalam
pemilihan lokasi.
3. Partisipasi dalam Program HBS
a. Penerapan konsep 3R
3R sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani
sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R menjadi salah
satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos
atau meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik.
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk
fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya, reduce berarti mengurangi segala
sesuatu yang mengakibatkan sampah dan recycle berarti mengolah kembali (daur
ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau
berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan
tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.
Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang
sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali
sebagai pot tanaman.
Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa
diisi ulang kembali).
Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
Gambar 3.17 Pemanfaatan Botol dan Kayu Bekas Menjadi Rak Tanaman
Gambar 3.20 Hasil Pemanfaatan Botol dan Kayu Bekas Menjadi Rak Tanaman
pada
lingkungan tempat tinggal masyarakat RT. 17 dan RT. 18 yang dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan gotong royong rutin setiap bersama warga setempat.
Pelaksanaan Kebun TOGA dimulai dengan penetapan lahan yang akan dijadikan
kebun, kemudian pembersihan lahan oleh bapak-bapak RT 17 dan RT 18 sehingga
didapat lahan yang siap ditanami dengan berbagai tanaman obat pada tanggal 3
Mei 2015. Setelah itu tanaman-tanaman obat yang akan ditanam disiapkan bibit
atau induknya dan kemudian ditanam dan diberi pupuk, tanaman yang telah
ditanam dikontrol setiap hari sehingga perkembangannya teramati pada tanggal 31
Mei 2015. Kebun TOGA dirawat dan dibersihkan setiap hari sehingga selain
sebagai Kebun Obat, kebun ini juga bisa sebagai kebun hias. Objek kegiatan ini
adalah ibu-ibu PKK di RT 17, alasan mengapa objek yang dipilih adalah ibu-ibu
PKK karena pada dasarnya ibu-ibu inilah yang akan mengurus TOGA di RT 17
dan kebanyakan ibu-ibu lah yang mengerti pengolahan tanaman obat sehingga
dapat digunakan sebagai obat alami. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
terbentuknya kebun TOGA yang berlokasi di depan posko KKN.
Hambatan
3.2 Pembahasan
3.2.1 Hasil Kuisioner
1. Pembuatan Teknologi Sederhana Alat Filtrasi
Nilai dari keberhasilan sosialisasi teknologi pembuatan filtrasi ini dapat dilihat dari
hasil kuisioner yang warga RT. 18 Kelurahan Lempake pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Hasil Kuisioner Sosialisasi Teknologi Sederhana Alat Filtrasi RT 18
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Nama Responden
Tumiran
Mama Arief
Suratmin
Sri
Tarno
Usman
Juri
Slamet
Asaad
Mama Rina
Mama Nisa
Rahmawati
Riady
Dwi
Nurhayati
Mama Rian
Maryono
Mama Bintang
Narso
Lisa
Amir
Nurbaiyan
Didik
Edi
Andi
Mama Nurul
Wardi
Eko
Heri
Mama Adit
Mama Fitri
Nofika
Sunarti
Latif
Rata-Rata
Nilai Sebelum
1
3
5
3
1
9
3
0
9
1
6
1
2
1
3
4
4
2
3
4
6
4
3
3
1
4
2
3
2
1
3
3
2
4
3
Nilai Sesudah
8
9
8
8
9
9
10
10
9
10
10
10
10
10
10
10
10
7
9
8
7
9
8
10
8
9
10
7
8
6
8
8
8
9
9
Selisih
7
6
3
5
8
0
7
10
0
9
4
9
8
9
7
6
6
5
6
4
1
5
5
7
7
5
8
4
6
5
5
5
6
5
6
Gambar 3.1 Grafik Hasil Kuisioner Sosialisasi Teknologi Sederhana Alat Filtrasi RT 18
Nilai dari keberhasilan sosialisasi teknologi pembuatan filtrasi ini dapat dilihat dari
hasil kuisioner yang kami bagikan kepada warga RT. 17 Kelurahan Lempake pada
tabel dibawah ini.
Tabel 3.2 Hasil Kuisioner Sosialisasi Teknologi Sederhana Alat Filtrasi RT 17
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Nama Responden
M. Al Amin
Sutarno
Khairul Fahmi
Aladin Abdul S
Mulyana
Utami
Ernawati
Alfiatun
Siti Romani
Fatlina
Sriyati
Jemi
Puji Yanti
Rasimah
Sri Wahyuni
Kamsiat
Linda
Kustiyah
Arbayah
Imbo Narimah
Farokah Umiatun
H. Mulyati
Andi Yusuf
Ayu Permana
Junaidi
Rusnani
Kunarto
Pujianto
Rata-Rata
Nilai Sebelum
9
8
8
7
7
8
7
5
5
6
7
4
7
8
0
3
8
7
5
2
3
4
2
2
3
5
0
1
5
Nilai Sesudah
10
9
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
9
10
10
10
10
9
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Selisih
1
1
2
3
3
2
3
5
5
4
3
6
3
1
10
7
2
3
4
8
7
6
8
8
7
5
10
9
5
Gambar 3.2 Grafik Hasil Kuisioner Sosialisasi Teknologi Sederhana Alat Filtrasi RT 17
Kami membagikan kuisioner sebelum dan sesudah untuk mengetahui tingkat pengetahuan
dari warga yang menghadiri sosialisasi tentang alat sederhana filtrasi. Dari grafik tersebut
dapat dilihat tingkat keberhasilan sosialisasi pembuatan teknologi sederhana alat filtrasi
dari setiap warga yang menghadari sosialisasi tersebut. Sosialisasi pembuatan teknologi
sederhana alat filtrasi dan penerapan filtrasi diikuti sebanyak 34 orang. Dari hasil kuisioner
sebelum didapat satu orang yang mendapatkan nilai 0 dan setelah mengikuti sosialisasi
filtrasi hasil dari kuisioner sesudah mendapatkan nilai yaitu 10. Dari nilai tersebut didapat
tingkat keberhasilan dari kuisioner sosialisasi alat filtrasi mendapatkan pencapaian yang
sukses. Kategori sukses ini dilihat dari pengetahuan warga yang sebelumnya tidak tahu
mengenai alat filtrasi setelah kami memberikan sosialisasi warga tersebut telah mengerti
dan memahami fungsi dari alat sederhana filtrasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki
kualitas air ditempat tinggal warga. Terdapat juga 7 orang yang memiliki nilai 1 kuisioner
sebelum dan setelah mengikuti sosialisasi filtrasi hasil yang diperoleh menunjukkan
kenaikan dapat dilihat pada grafik diatas.
Kami juga melakukan kuisioner sebelum dan sesudah untuk RT.17 untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dari sosialisasi program kerja kami yaitu teknologi sederhana alat
filtrasi. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa warga RT.17 juga memiliki pengetahuan
yang cukup mengenai filtrasi. dapat dilihat dari kuisioner sebelum yaitu satu orang yang
mendapatkan nilai 9, lima orang mendapatkan nilai kuisioner 8, lima orang mendapatkan
nilai kuisioner 7. Dari hasil kuisioner sebelum sosialisasi alat filtrasi bebrapa warga di
RT.17 sudah tahu dan paham sedangkan nilai untuk kuisioner sesudah mendapatkan nilai 9
dan 10. Dari sosialisasi yang telah kami lakukan warga lebih memahami mengenail alat
filtrasi dapat dilhat dari selisih hasil nilai kuisioner sebelum dan sesudah. Terdapat juga
hasil kuisioner sebelum melakukan sosialisasi yaitu dua orang mendapatkan nilai 0, satu
orang mendapatkan nilai 1, tiga orang mendapatkan 3, dua orang mendapatkan nilai 4, dan
empat orang mendapatkan nilai 5. Dari hasil kuisioner sebelum kami menyimpulkan bahwa
warga belum tahu dan mengerti tentang alat filtrasi setelah kami melakukan sosialisasi hasil
kuisioner mendapatkan nilai yang tinggi yaitu 9 dan 10. Sosialisasi kami mendapatkan
respon yang baik dari warga dan dapat menambah pengetahuan warga mengenai teknologi
sederhana alat filtrasi.
Dari hasil kuisioner dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan warga tentang
teknologi sederhana filtrasi pada awalnya sangat minim. dapat dilihat pada kenaikan pada
grafik sesudah.
sederhana yaitu alat penjernih air atau filtrasi. Hal ini dapat dikarenakan warga yang
menghadiri sosialissi mayoritas berusia diatas 30 tahun dan bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan petani sehingga wawasan tentang pengetahuan teknologi sederhana alat filtrasi
masih kurang.
2. Pembuatan Lubang Resapan (Biopori)
Nilai dari keberhasilan sosialisasi teknologi sederhana lubang reasapan biopori ini dapat
dilihat dari hasil kuisioner warga RT.18 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3 Hasil Kuisioner Sosialisasi Teknologi Sederhana Lubang Resapan (Biopori) RT 18
No
Nama Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Solikin
Yaminte
Lek Rom
Tarno
Agus
Juwati
Haryono
Mulyono
Juri
Sri Waluyo
Usman
Wardi
Slamet
Mama Nisa
Suratmin
Asaad
Rata-Rata
Nilai Sebelum
Nilai Sesudah
Selisih
9
1
1
2
2
0
0
0
0
0
0
0
9
10
0
5
2
10
8
10
9
10
7
8
8
8
9
8
9
9
10
9
10
9
1
7
9
7
8
7
8
8
8
9
8
9
0
0
9
5
6
Gambar 3.3 Grafik Hasil Kuisioner Sosialisasi Teknologi Sederhana Lubang Resapan (Biopori) RT 18
Kegiatan sosialisasi teknologi sederhana lubang reasapan biopori juga kami lakukan di
RT.17. lokasi kegiatan bertempat di halaman rumah Hj. Mulyati 31 Mei 2015 Pukul
09.00 WITA dan dihadiri sebanyak 28 warga. Hasil dari kuisioner dapat dilihat dari
tabel berikut.
Tabel 3.4 Hasil Kuisioner Sosialisasi Teknologi Sederhana Lubang Resapan (Biopori) RT 17
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Nama Responden
M. Al Amin
Sutarno
Khairul Fahmi
Aladin Abdul S
Mulyana
Utami
Ernawati
Alfiatun
Siti Romani
Fatlina
Sriyati
Jemi
Puji Yanti
Rasimah
Sri Wahyuni
Kamsiat
Linda
Kustiyah
Arbayah
Imbo Narimah
Farokah Umiatun
H. Mulyati
Andi Yusuf
Ayu Permana
Junaidi
Rusnani
Kunarto
Pujianto
Rata-Rata
Nilai Sebelum
10
3
1
0
2
4
8
9
5
3
0
0
2
1
5
5
7
5
4
5
3
5
10
7
9
2
3
8
5
Nilai Sesudah
10
9
9
7
7
9
9
9
7
8
9
8
8
8
9
8
8
8
10
10
8
9
10
9
10
10
9
9
9
Selisih
0
6
8
7
5
5
1
0
2
5
9
8
6
7
4
3
1
3
6
5
5
4
0
2
1
8
6
1
4
Gambar 3.4 Grafik Hasil Kuisioner Sosialisasi Teknologi Sederhana Lubang Resapan (Biopori) RT 17
Hasil dari kegiatan dari program kerja sosialisasi teknologi sederhana alat resapan
biopori kami menggunakan kuisioner untuk mengetahui sampai sejauh mana
pengetahuan warga tentang alat resapan biopori. Untuk penilaian kami melakukan dua
kali kuisioner yaitu kuisioner pertama untuk sebelum diadakan sosialisaasi. Hal ini
berfungsi untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan warga tersebut dan kuisioner
kedua untuk kuisioner sesudah mengikuti sosialisasi. Nilai point yang kami berikan
yaitu 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Berikut pembahasan hasil
penilaian kuisioner sebelum dan sesudah.
Kegiatan sosialisasi biopori pertama kali dilakukan diRT.18 dan dihadiri 16 warga.
Hasil dari kuisioner sebelum terdapat delapan orang yang memiliki nilai kuisioner 0,
dua orang mendapatkan nilai 1, dua orang mendaapatkan nilai 2, dan 1 orang
mendapatkan nilai 5. Dari hasil kuisioner sebelum ini kami menyimpulkan bahwa
kebanyakan warga masih belum tahu tentang alat resapan biopori, bahkan delapan orang
mendapatkan nilai 0 sehingga dapat disimpulkan warga yang memperoleh nilai 0
tersebut sama sekali tidak mengetahui tentang fungsi dan manfaat biopori tersebut.
Hasil dari kuisioner sesudah kami melakukan sosialisasi kami mendapatkan nilai dari
kuisioner mengalami kenaikan.
Dapat diihat pada tabel dan grafik untuk RT.18 untuk delapan orang yang mendapatkan
nilai 0 setelah kami melakukan sosialisasi penilaian mengalami kenaikan yaitu
mendapatkan nilai 7,8, dan 9. Dari hasil kuisioner sebelum dan sesudah kami
melakukan sosialisasi warga mengalami kenaikan nilai. Sehingga kami menyimpulkan
bahwa sosialisasi yang kami lakukan telah berhasil. Yaitu telah menambah pengetahuan
warga RT.18 dari tidak tahu menjadi tahu. Dan sosialisasi yang kami lakukan dapat
langsung diterapkan dilingkungan RT.18 sehingga warga dapat langsung melihat dan
ikut melakukan penanaman biopori. Kegiatan penerapan biopori langsung dilokasi
bertujuan agar warga tidak sekedar tahu tentang fungsi biopori namun juga dapat
lagsung mengerti proses penanaman biopori tersebut sehingga akan lebih menambah
pengetahuan warga mengenai alat resapan biopori tersebut.
Kami juga melakukan kuisioner untuk RT.17 pada tanggal 31 Mei 2015 pukul 09.00
WITA, bertempat di halaman rumah ibu Hj. Mulyati selaku ibu pemiliki posko tempat
kami beristrahat. Dan dihadirin sebanyak 28 warga. Hasil yang diperoleh tidak jauh
berbeda dengan RT.18. hterdapat tiga orang yang mendapatkan nilai 0, dua orang yang
mendapatkan nilai 1, tiga orang yang mendapatkan nilai 3, dua orang yang
mendapatkan nilai 4, dan enam orang yang mendapatkan nilai 5. 16 orang mendapatkan
nilai 5 kami menyimpulkan bahwa warga RT.17 memiliki pengetahuan yang kurang
tentang biopori. Namun di RT.17 kami menjumpai dua orang yang mendapatkan nilai
10, dua orang yang mendapatkan nilai 9, dua orang mendapatkan nilai 8, dan dua orang
mendaptkan nilai 7. Kami menyimpulkan terdapat beberapa warga yang sudah tahu
dengan alat resapan biopori namun belum mengerti tentang manfaat dan cara
penempatan biopori dapat dilihat dari jawaban yang dijawab dikuisioner. Setelah kami
melakukan sosialisasi dan penerapan langsung kami mendapatkan kenaikan nilai dari
hasil kuisioner sesudah yaitu rata-rata 7.
Sehingga kami menyimpulkan kegiatan sosialisasi teknologi sederhana alat resapan
biopori yang dilakukan di RT.17 dan RT. 18 dapat memberikan manfaat untuk kedua RT
tersebut.
Untuk
penerapan
biopori
kami
lebih
mensarankan
warga
untuk
mempergunakan biopori dengan fungsi lain yaitu sebagai tempat pembuatan kompos.
Hal ini dikarenakan lokasi tempat kami melakukan KKN tidak termasuk kawasan banjir
namun kami melihat dari mayoritas pekerjaan di RT.17 dan RT.18 adalah petani
sehingga kebutuhan untuk memperoleh pupuk untuk dapat dipergunakan di pertanian
mereka sangat penting. Selain itu kami lebih mensarankan untuk pembuatan kompos
karena di RT.18 mengikuti kegiatan program HBS (Hijau, Bersih dan Sehat) dan di
RT.18 memiliki program kerja untuk membuat tempat pembuatan kompos yang terbuat
dari batako sehingga kami memiliki harapan dengan diadakan sosialisasi teknologi
sederhana alat resapan biopori dapat diaplikasikan di lingkungan sekitar kedua RT.
3. Penerapan Konsep 3R
Kegiatan sosialisasi konsep 3R kami lakukan di RT.18. lokasi kegiatan bertempat di
halaman rumah Posyandu Suplier RT.18, Pukul 09.00 WITA dan dihadiri sebanyak
16 warga. Hasil dari kuisioner dapat dilihat dari tabel berikut
Tabel 3.5 Hasil Kuisioner Sosialisasi Penerapan Konsep 3R RT 18
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Nama Responden
Solikin
Yaminte
Lek Rom
Tarno
Agus
Juwati
Haryono
Mulyono
Juri
Sri Waluyo
Usman
Wardi
Slamet
Mama Nisa
Suratmin
Asaad
Rata-Rata
Nilai Sebelum
1
6
5
1
9
4
7
2
5
2
2
7
5
5
3
6
4
Nilai Sesudah
8
10
10
10
9
10
10
8
10
10
10
10
9
10
9
9
10
Selisih
7
4
5
9
0
6
3
6
5
8
8
3
4
5
6
3
5
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
NamaResponden
M. Al Amin
Sutarno
KhairulFahmi
Aladin Abdul S
Mulyana
Utami
Ernawati
Alfiatun
Siti Romani
Fatuna
Sriyati
Jemi
PujiYanti
Rasimah
Sri Wahyuni
Kamsiat
Linda
Kustiyah
Arbayah
ImboNarimah
FarokahUmiatun
H. Mulyati
Andi Yusuf
AyuPermana
Junaidi
Rusnani
Kunarto
Pujianto
Rata-Rata
NilaiSebelum
6
0
1
0
2
2
4
3
2
0
0
1
6
0
2
0
3
0
3
0
3
0
4
3
2
0
0
0
2
NilaiSesudah
8
7
8
4
7
7
8
8
8
7
6
8
9
7
10
8
8
6
8
6
10
8
10
8
8
6
8
8
8
Selisih
2
7
7
4
5
5
4
5
6
7
6
7
3
7
8
8
5
6
5
6
7
8
6
5
6
6
8
8
6
Kami juga melakukan sosialisasi tentang konsep 3R di RT. 17 dan di RT.18 sosialisasi ini
kami lakukan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang pengolahan sampah
organik ataupun anorganik. Jika kita melihat bahwa pengolahan samapah atau daur ulang
merupakan sesuatu yang umum. Namun hasil kuisioner yang kami peroleh menunjukkan
bahwa masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan sampah dengan
prinsip 3R. Dapat dilihat melalui hasil kuisioner sebelum melakukan sosialisasi point yang
diperoleh untuk RT.17 dengan warga yang datang yaitu 28 orang rata-rata nilai yang
diperoleh yaitu 5 dapat dilihat pada tabel dan grafik diatas.. sehingga kami menyimpulkan
bahwa pengetahuan tentang pengolahan sampah dengan kosep 3R masih sangat kurang.
Namun setelah kami memberikan penjelasan tentang pengolahan sampah dengan prinsip
3R. kami melakukan kembali kuisioner ulang untuk sesudah melakukan sosialisasi. Hasil
yang diperoleh kami mendapatkan peningkatan nilai dapat dilihat pada tabel kuisioner
sebelum-sesudah dan grafik diatas. Peningkatan nilai yang kami dapatkan setelah
sosialisasi sehingga penjelasan kami mengenai pengolahan sampah dengan prinsip 3R
dapat dikategorikan berhasil. Sosialisasi ini kami kategorikan berhasil karena nilai yang
diperoleh warga pada saat sebelum kami melakukan sosialisasi nilai yang diperoleh sangat
rendah dan kami mendapatkan peningkatan nilai pada saat setelah kami melakukan
sosialisasi. Sehingga sasaran kami memberikan penjelasan sosialisasi kepada warga yang
tepat.
Untuk RT. 18 kami juga melakukan sosialisasi yang dihadiri oleh 16 warga dan kami juga
melakukan kuisioner sebelum dan sesudah untuk mengetahui tingkat pengetahuan
masyarakat tentang pengolahan sampah dengan menggunakan prinsip 3R. Untuk nilai
kuisioner sebelum yang diperoleh di RT. 18 point yang didapakan tidak terlalu buruk
terdapat dua orang yang mendapatkan point 8 dan 9,dua orang mendapatkan point 7, dan
dua orang mendapatkan point 6. Setelah kami melakukan sosialisasi kami melakukan
kembali kuisioner ulang dan hasil yang diperoleh kami mendapatkankan peningkatan nilai
yang baik. Kami meyimpulkan bahwa untuk warga RT. 18 yang menghadiri sosialisasi
kami memiliki pengetahuan yang kurang tentang pengolahan sampah menggunakan prinsip
3R setelah kami mengadakan sosialisasi warga menjadi tahu dan paham mengenai prinsip
3R kami juga melakukan penerapan langsung dilokasi yaitu kami memberikan contoh 3R
yang telah didaur ulang dan kami langsung memberikan penjelasan serta kegunaan dari
barang bekas yang sudah didaur ulang.
3.2.2 Penerapan
1. Pembuatan Teknologi Sederhana Alat Filtrasi
Pembuatan teknologi saderhana alat filtrasi kami lakukan di RT.17 dan RT.18. Kami
melakukan sosialisasi dan mempraktekkannya langsung dengan menggunakan pengujian
air yang berada dilokasi yaitu air sumur bor, parit, dan air PDAM. Untuk sosialisasi di
RT.17 bertempat di halaman rumah ibu Hj. Mulyati selaku ibu pemilik rumah yang kami
jadikan posko KKN kami dan untuuk sosialisasi di RT.18 bertempat di rumah Bpk
Asaad selaku ketua RT.18. Alat filtrasi ini kami hibahkan untuk kedua RT agar dapat di
aplikasikan di lingkungan warga.
2. Penataan Lingkungan
Program penataan lingkungan merupakan program kerja yang kami laksnakan untuk
mengajak masyarakat lenih peduli dengan kebersihan lingkungan. Salah satu kegiatan
yang kami
Selain fungsi dari biopori untuk resapan air kami melakukan penanaman alat biopori
untuk pembuatan kompos. Bahan yang digunakan adalah sampah kebun seperti
dedaunan dan ranting. Waktu pengomposan sekitar 2-3 minggu dan hasil pencapaian
sebagai berikut:
3. Partisipasi dalam Program HBS (Hijau, Bersih, Sehat)
Program HBS merupakan lomba kebersihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah
yang berlangsung pada bulan April hingga bulan Mei. Kelurahan Lempake merupakan
tempat dimana kami Mahasiswa KKN Tematik melakukan KKN dan lokasi untuk RT
yang diberikan kepada kami untuk melakukan pengabdian mayarakat yaitu RT.17 dan
RT.18 Kelurahan Lempake. Untuk program HBS yang dilaksanakan pada RT.17 dan
RT.18 kami ikut berpartisipasi dalam lomba HBS tersebut. Salah satu partisipasi yang
kami lakukan adalah melakukan gotong royong untuk pembersihan lahan yang akan
digunakan untuk penanaman TOGA. Pembersihan lahan yang akan digunakan untuk
penanaman TOGA kami lakukan di RT.17 dan warrga RT.17 ikut dalam pembersihan
lahan tersebut.
Pemanfaatan kembali barang bekas dengan menggunakan prinsip 3R kami melakukan
sosialisasi tentang fungsi dan manfaat dari pengolahan sampah mennggunkan prinsip
3R. Kami mengajak warga untuk dapat memanfaatkan barang bekas untuk dapat
digunakan kembali. Untuk warga dapat lebih mengerti, kami membuat langsung contoh
menggunakan botol bekas untuk dapat dipergunakan kembali. Kami membuat mainan
anak-anak dan kami juga membuat pot menggunakan botol bekas. Botol bekas yang
sudah kami daur ulang ini kami hibahkan ke warga RT.17 dan RT.18 untuk dapat
digunakan di lingkungan sekitar. Lokasi penerapan 3R yang kami lakukan untuk RT.17
diletakkan di Mushola dan dan untuk RT.18 kami letakkan di Posyandu Suplier.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang kami lakukan di Kelurahan Lempake
khususnya di wilayah RT. 17 dan RT. 18 berlangsung sejak tanggal 19 April s/d 31 Mei
2015. Berdasarkan hasil observasi lapangan maka kami menentukan terdapat 3 program
kerja pada kegiatan KKN ini, yaitu: pembuatan teknologi sederhana alat filtrasi,
penataan lingkungan (pembersihan drainase, pemberian TPS dan pembuatan lubang
resapan biopori) serta turut berpartisipasi pada program HBS (hijau, bersih, sehat) yang
dicanangkan oleh Kepala Kelurahan Lempake. Selama pelaksanaannya kami banyak
menemui kendala-kendala baik dari faktor internal (kurangnya persiapan kegiatan)
maupun faktor eksternal (kondisi alam dan persepsi masyarakat). Namun kami dapat
menyelesaikannya melalui kelompok KKN sendiri maupun yang dilakukan atas kerja
sama dengan berbagai pihak yang mendukung selama kegiatan berlangsung.
4.2 Saran
1. Perlunya koordinasi dan kerjasama yang baik dari instansi-instansi terkait untuk
memberi penyuluhan, arahan, dan pembinaan secara intensif dan berkesinambungan
pada masyarakat agar sumber daya alam yang ada dapat dimanfaatkan seoptimal
mungkin, hal ini juga menyangkut penggunaan teknologi tepat guna dalam
pengolahannya.
2. Perlu adanya perhatian yang lebih dari pemerintah daerah demi kemajuan Kelurahan
Lempake. Perhatian ini bisa dalam bentuk bantuan material untuk membangun
Kelurahan Lempake khususnya terkait pembangunan saluran drainase.