Laporan KONAS BDG
Laporan KONAS BDG
Laporan KONAS BDG
PENDAHULUAN
meningkatkan
karena
bila
terlambat
periode
penularan
terjadi
di
negara-negara
berkembang,
termasuk
tahun
2004,
diperkirakan
angka
Angka
mulai
deteksi
kasus
Detection Rate/CDR)
(Case
BTA positif
pada
mengeluh
saat
pasien
mulai
adanya
gejala
yang
banyak
pengobatan
kasus
TB
yang
belum
tertangani.2
anti
tuberkulosis
dibagi
atas
dua
kategori;
Keterlambatan
pasien
keterlambatan
oleh
kesehatan.7
dan
sarana
Keterlambatan
pasien
mulai
kesehatan
tertentu.8
radiologis 89,13%.4
mendefinisikan
dari
pasien
mengeluhkan
melebihi
satu
Beberapa
waktu
peneliti
Keterlambatan
kesehatan.6,9,10
apakah
keterlambatan
ke
sarana
kesehatan
disebut
Keterlambatan
dokter
mendefinisikan
Keterlambatan
ditegakkan.6,9,10
Keterlambatan
dan
Dalam
potong
mendapat
Keterlambatan
pasien
dokter.
berbagai
penelitian,
titik
batas
waktu
keterlambatan
obat
(OAT)
disebut
Keterlambatan
pertama
kesehatan. 1,7,9
berdasarkan
kesepakatan
akal
sebagai
dokter/sarana
berbagai
dalam
(Tanzania).
Berdasarkan
dan
tingkat
pasien,
tersebut.
pertimbangan,
dengan
antituberkulosis
seperti
mempertimbangkan
sosio-ekonomi
pertama
ke
METODE
sarana
Penelitian
cross
ini
merupakan
studi
menganalisis
baru
Maret
yang
2007,
sectional
rekam
medis
mendapat
baik
dengan
OAT
dan
di
BTA positif
International
Pemberian
di
tangani
OAT
dilanjutkan
persetujuan
penelitian.
Union
Pasien
Against
diminta
untuk
bila
dengan
informasi
tidak
adekuat,
menggunakan
patokan
kejadian-kejadian
yang
bersifat
monumental
nasional
maupun
kelamin,
tingkat
asuransi,
lain-lain
keputusan
kelenjer
umur,
pendidikan,
alamat,
pekerjaan,
pemberian
OAT
dan
(termasuk:
getah
bening).
Persepsi
pasien
pemberian OAT.
Hasil
BTA sputum
dan
pembesaran
diagnosis/keterangan
yang
oleh
Laboratorium
Pada
semua
ditanyakan
waktu
kesehatan
pertama
jumlah
sarana
pasien
dan
sarana
dikunjungi,
kesehatan
yang
dikunjungi
sampai
ditegakkan
dan
diagnosis
kunjungan
ke
pengobatan alternatif.
Keterlambatan
Analisis statistik
Keterlambatan
pasien
periode
antara
pasien
pertama
Kruskall-Wallis
menentukan
waktu
Untuk
minggu
ditentukan
digunakan
perbedaan
menentukan
dan
untuk
median
faktor
yang
mempengaruhi
atau
multivariat
lebih
menurut
Nasional
Pedoman
Penanggulangan
Tuberkulosis.12
dan
terjadinya
dihitung
rasio
Keterlambatan
dokter
statistik.
HASIL
Paru
Padang,
Dr. M.
dengan
yang
RS.
M.
Djamil
Djamil
mempertimbangkan
Padang
waktu
(94,0%),
asuransi,
sedangkan
pelayanan
kesehatannya
melalui
program
Makin).
tingkat
pendidikan
55,2%
dibiayai
pelayanan
40 (17-77)*
Laki-laki
72 (62,1)
Alamat
Padang
Luar Padang
109 (94,0)
7 (6,0)
Tingkat pendidikan
Rendah
Menengah
Tinggi
36 (31,0)
62 (53,4)
18 (15,5)
Pekerjaan
Tidak bekerja
Bekerja
32 (27,6)
84 (72,4)
Asuransi
Tidak ada
Askes/Jamsostek
Askes Makin
9 (7,7)
43 (37,1)
64 (55,2)
Dari
tabel
dapat
dilihat
46,6%
pasien
Sebagian
adalah
batuk
besar
menganggap
(82,8%).
(70,7%)
keluhan
pasien
tersebut
34,5%
pengobatan
alternatif
mengunjungi
disamping
sarana kesehatan.
Nilai median Keterlambatan
lebih
1).
dan
pertama
alasan,
sarana
yang
(47,4%),
kesehatan
mengunjungi
secara
lama
dibandingkan
nilai
radiologi
Pasien
n(%)
Gejala awal
Batuk
Selain batuk
96 (82,8)
20 (17,2)
Persepsi pasien
Batuk biasa
Penyakit paru
Penyakit lain
Tidak tahu
82 (70,7)
4 (3,4)
21 (18,1)
9 (7,8)
Jenis Sarkes I
Puskesmas
Rumah sakit
Praktek swasta
52 (44,8)
38 (32,8)
26 (22,4)
Diagnosis/keterangan Sarkes I
Batuk biasa
Penyakit paru
Penyakit lain
Tidak tahu
28 (24,2)
49 (42,2)
21 (18,1)
18 (15,5)
Tipe pasien
Rawat inap
Rawat jalan
91 (78,4)
25 (21,6)
19 (16,4)
97 (83,6)
52 (44,8)
55 (47,4)
9 (7,8)
7 (6,0)
109 (94,0)
62 (53,4)
54 (46,6)
40 (34,5)
76 (65,5)
Keterlambatan
pasien
Keterlambatan
dokter
n (%)
Median
(mg)
88 (75,9)
7,0 (1,0-49,1)
104 (89,7)
4,2(0,1-51,0)
Distribusi
Grafik 1. Distribusi kumulatif Keterlambatan pasien dan dokter pada pasien TB paru
yang melanjutkan pengobatan di Poliklinik Paru RS Dr M Djamil Padang
mulai 1 Oktober 2006 s/d 31 Maret 2007
KETERLAMBATAN
PASIEN
OR
95% CI
2,7
1,3 5,6
3,1
2,8
1,5 6,8
1,4 5,9
KUNJUNGANPERTAMA
PERTAMAKE
KESARANA
SARANA
KUNJUNGAN
KESEHATAN
KESEHATAN
1 MINGGU
Lebih lama pada
KETERLAMBATAN
DOKTER
OR
95% CI
2,5
1,7 3,5
4,6
3,8
100
1,3 16,5
1,2 12,1
-
6,9
11,4
2,1 22,4
1,4 91,8
DIAGNOSISTUBERKULOSIS
TUBERKULOSIS
DIAGNOSIS
OD = Odds Ratio, CI = Convidence Interval
Cetak tebal dan miring = bermakna secara statistik dengan analisis regresi
logistik multivariat, p<0,05
Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pasien dan dokter
10
PEMBAHASAN
Thailand
Pedoman
Nasional
Penanggulangan
Tuberkulosis
untuk
menilai
dan
memperkirakan
dalam
mencapai
minggu.11
17,1
dengan
perhitungan
keterlambatan
perbedaan
dan
saat
awal
pasien
kesehatan
pertama
Penelitian
ini
memperlihatkan
median
mulai
gejala
awal,
menggunakan
monumental
panjang
peneliti
kejadian-kejadian
sepanjang
tahun,
baik
yang
maupun
kejadian-kejadian
Tetapi
mendapat terapi.12
minggu.14
minggu,15
4,4
Keterlambatan pasien
TB
Selatan
bersifat
pribadi,
alam
atau
seperti
menggunakan
kejadian-
dan
menginterview
hati-hati,
estimasi
pasien
mulai
terhadap
dirasakannya.
keluhan
Tetapi
dapat
yang
juga
11
menunjukkan
perbedaan
yang
minggu
orang
(75,9%)
sejak
mengalami
gejala
mengalami
sedikit
didapat
Lumpur,
karena
minggu.9
dibanding
yang
perbedaan
batasan
sebagian
besar
Berbagai
(80%)
faktor
mempengaruhi
Keterlambatan
penelitian
rendah mempunyai
kecendrungan
untuk
Keterlambatan
batas
digunakan
pendidikan
Keterlambatan
tidak
kuat
waktu
yang
sarana
kesehatan
dengan
ini.
terjadinya
pasien
Pendidikan
mengalami
sekolah
antara
dalam
yang
mempengaruhi
pasien,
kedalam
tingkat
keluhan
tetapi
kriteria
pendidikan
batuk
untuk
12
rasio
kecenderungan
terlambat
pertolongan
sarana
dibanding
keluhan
(p=0,005).
Keluhan
biasa,
hanya
3,1%
yang
meminta
kesehatan
selain
batuk
lain
dalam
pengetahuan
pasien
tentang
TB
India
Keluhan-keluhan
keterlambatan.20
pasien
cepat
ini
membawa
datang
ke
Selatan
yang
mengalami
sarana
Keterlambatan dokter
didapat
pasien
menganggap
batuk
yang
awal
mempengaruhi
pasien
yang
terhadap
dirasakannya
terjadinya
hampir
sama
dengan
penelitian
menyebutkan
dokter
atau
sarana
kesehatan.
yang
dokter
ditemukan
merasa
keluhan
yang
Keterlambatan
merupakan
batuk
diagnosis
dirasakannya
TB
sering
tidak
13
dipertimbangkan
dan
beberapa
terlatihnya
66,2%
tenaga
medis
dalam
pasien
mengalami
menatalaksana
terjadinya
keterlambatan
dokter.
Sedangkan
pada
dengan
sering
mendiagnosis
terjadi
dan
negara
dengan
berbagai
alasan.7,16
Keterlambatan
dibanding
dokter
dengan
adalah
pasien
Keterlambatan
berbanding
Ghana
1,9:1,
yaitu
1:2.
Hal
ini
gejala
yang
Keterlambatan
batuk
biasa
Dibandingkan
dengan
sarana
dirasakan
terhadap
sebagai
keterangan/diagnosis
dari
dokter
dari
segi
14
buah.
unit
Pasien
yang
memilih
gawat
darurat
pemeriksaan
sehingga
kelainan
paru
pertama
radiologis
cepat
terdeteksi
dikunjungi mempunyai
secara
dan
mengalami
dibanding
Dalam
kunjungan
resiko
untuk
Keterlambatan
dokter
penelitian
lainnya.
ini
Umumnya
pemeriksaan
BTA
dilakukan
sputum
dan
rntgen toraks.
Resiko kecenderungan untuk
mendukung
rntgen
Keterlambatan
dibanding
disebabkan
Penanggulangan
dokter
karena
pasien
yang
untuk
toraks
TB,
perbaikan
diberi
maka
Tuberkulosis.12
15
secara
sehingga
cepat
seperti
BACTEC,
memperpanjang
Keterlambatan
atau
kurangnya
pemeriksaan
serologi.
dokter.
Selain
kecurigaan
sarana
immunochromatographic
puas
IgG TB.23
Jika
diagnosis/keterangan
dengan
kedua
untuk
keterangan
sarana
mengetahui
sebab
Keterlambatan
menderita
dokter.
memperlihatkan
ini
TB,
sehingga
rendahnya
kesehatan
tindakan
kecurigaan
masih
Hasil
sarana
yang
tepat
untuk
Pasien
yang
asuransi
tinggi.
memerlukan
ke
mempunyai
kunjungan
Pasien
berulang
sarana
baik
mempunyai
Askes/Jamsostek
resiko
untuk
Keterlambatan
kesehatan
gejala
didapatkan
kesehatan
yang
dimana
dikunjunginya
lain
karena
pertama
mempunyai
di
dokter
terjadi
6,9
Thailand
pasien
yang
asuransi
kali
Selatan,
tidak
justru
16
KESIMPULAN
Pada
umumnya
pasien
keterlambatan
dalam
mengalami
memulai
pemeriksaan
dan
pasien
sore
BTA
hari.
Selain
sputum
pengobatan
terhadap
TB
gejala
paru.
yang
itu
pasien
terbatas
waktu
adalah
asuransi
pertama
Askes/Jamsostek
dengan
umumnya
pekerjaan
menjalankan
tidak
dan
terikat
biasanya
pemeriksaan
cepat
sarana
kesehatan
dikunjungi
adalah
mengurangi
Keterlambatan
jenis
tenaga
gejala
dan
Mekanisme
dokter,
tanda
TB
paru.
rujukan
dari
sarana
3 buah
diagnostik
dan
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1.
Lawn
SD,
Afful
B,
Acheampong JW. Pulmonary
17
3.
Taufik.
Pelaksanaan
penanggulangan TB paru dalam
rangka menyongsong Strategi
DOTS di RSUP Dr. M. Djamil
Padang,
dibacakan
dalam
pertemuan Strategi DOTS di
rumah sakit, Yogyakarta: 2006.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Pedoman
nasional
penaggulangan
tuberkulosis.
Cetakan ke 9. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta. 2005
13.
14.
Demissie M, Lindtjorn B,
Berhane Y. Patient and health
care service delay in the
diagnosis
of
pulmonary
tuberculosis in Ethiopia. BMC
Public Health 2002, 2: 23.
15.
Rojpibulstit
M,
Kanjanakiritamrong
J,
Chongsuvivatwong V. Patient
and health system delays in the
diagnosis of tuberculosis in
Southern Thailand after helath
care reform. Int Tuberc Lung
Dis 2006; 10(4): 422-428.
18
16.
17.
Lienhardt C, Rowley J,
Manneh K, Lahai G, Needham
D, Miligan P, et al. Factors
affecting
time
delay
to
treatment in a tuberculosis
control programme in a subSaharan African country: the
experience of The Gambia. Int
J Tuberc Lung Dis 2001; 5(3):
233-239.
18.
Godfrey-Fausset P, Kaunda H,
Kamanga J, et al. Why do
patient with cough delay
seeking care at Lusaka urban
health centres? A health
systems research approach. Int
J Tuberc Lung Dis 2002; 6(9):
796-805.
19.
20.
21.
22.
Paynter S, Hayward A,
Wilkinson P, Lozewicz S,
Coker R. Patient and health
service delays in initiating
treatment for patient with
pulmonarytuberculosis:
retrospective cohort study. Int J
Tuberc Lung Dis 2004; 6(2):
180-185.
23.
19