Paper Politik Internasional - Kepentingan Nasional Arab Saudi Di Yaman
Paper Politik Internasional - Kepentingan Nasional Arab Saudi Di Yaman
Paper Politik Internasional - Kepentingan Nasional Arab Saudi Di Yaman
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Politik Internasional secara umum merupakan disiplin bidang studi yang
berupaya memahami Hubungan Politik antar bangsa.1 Sekarang, isu-isu nonkeamanan banyak bersaing dengan keamanan untuk perhatian dari pembuat
kebijakan, analis di luar, dan warga negara. Politik Internasional bersifat dinamis.
Kemampuan untuk mengenali potensi kerjasama dan konflik antara keragaman aktoraktor negara dan non-negara, dan kemudian memilih dan menerapkan respon
kebijakan yang tepat untuk masalah yang ada memerlukan pemahaman yang canggih
dan informasi politik internasional serta keterampilan untuk menanggapi ancaman
yang tak terduga dan peluang yang ada.
Dalam politik internasional selalu terdapat hubungan, dalam suatu hubungan
pasti selalu terdapat kepentingan dan kepentingan dalam hubungan antar negarabangsa sering disebut dengan Kepentingan Nasional.2 Menurut John T. Rourke,
kepentingan nasional itu bersifat controversial, sehingga menimbulkan sikap pro dan
kontra. Sehingga hal ini memunculkan berbagai macam argument pro dan kontra.
Kemudian, menurut K. J. Holsti terdapat 3 kriteria pokok kepentingan nasional yaitu
dikaitkan dengan besar atau kecilnya kepentingan negara, dikaitkan dengan unsur
waktu untuk mencapainya, dikaitkan dengan besar atau kecilnya tuntutan yang
diminta oleh negara lain. Dari kriteria tersebut terbentuklah 3 macam kepentingan
nasional yaitu pertama nilai-nilai dan kepentingan inti, bersifat pokok dan sebagian
warga negara bersedia memperjuangkan untuk pencapaiannya, serta berjangka
pendek. Kedua, propaganda yaitu mengontrol atau mempengaruhi perilaku kelompok
dengan menggunakan sarana komunikasi dengan maksud bahwa disetiap keadaan
yang diberikan dari mereka yang dipengaruhi sama seperti maksud dari orang yang
1 Catatan Kuliah Minggu-1, Mata Kuliah Politik Internasional, Drs. Tri Cahyo
Utomo, MA.
2 Ibid.
1
oleh
pendiri
kelompok
itu
yaitu
Hussein
al-Houthi.
Beberapa
membuat
Hadi
melarikan
diri.
Sekarang
ini
Houthi
didukung
kepada
presiden
Ali Abdullah Saleh yang masih memiliki pengaruh dalam angkatan bersenjata.
Konflik yang terjadi di Yaman mencapai puncaknya pada Maret 2015
sehingga membuat negara ini jatuh dan dapat memperburuk ketegangan regional. Hal
ini juga dikhawatirkan oleh Barat karena ancaman serangan yang berasal dari negara
ini menjadi lebih tidak stabil. Konflik antara Houthi dan Pemerintah juga dilihat
sebagai bagian dari perebutan kekuasaan regional antara Islam Syiah yang diperintah
Iran dan Islam Sunni yang dikuasai Arab, yang berbagi perbatasan panjang dengan
Yaman.5
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas maka terdapat
sebuah rumusan masalah yaitu apa kepentingan nasional Arab Saudi dalam konflik
yang terjadi di Yaman antara pemerintah dengan kelompok pemberontak Houthi?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kepentingan
nasional Arab Saudi dalam konflik di Yaman dan sejauh mana kontribusi yang
dilakukan oleh Arab Saudi dalam konflik di Yaman ini.
5 Yemen crisis: Who is fighting whom?, 2015, bbc.com, diakses pada 9 Mei 2015,
http://www.bbc.com/news/world-middle-east-29319423
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONFLIK POLITIK YAMAN
Yaman menjadi negara dengan krisis yang parah untuk saat ini,
ketidakstabilan, pemerintahan yang lemah, banyaknya korupsi, penipisan sumber
daya dan infrastruktur yang buruk telah menghambat pembangunan di negara
termiskin di Timur Tengah ini. Walaupun miskin tetapi negara ini strategis dan
perebutan kekuasaan di Yaman memiliki implikasi serius bagi wilayah regional dan
keamanan Barat. Beberapa bulan terakhir ini di Yaman telah pecah menjadi konflik
antara beberapa kelompok yang berbeda dan mendekati dengan perang saudara.
Konflik utamanya ini terjadi antara militan yang setia kepada Presiden sekarang yaitu
Abdrabbuh Mansour Hadi dan orang-orang yang bersekutu dengan pemberontak
Zaidi Syiah yang dikenal dengan Houthi, hal tersebut memaksa Hadi meninggalkan
ibukota Sanaa pada bulan Februari.6
Sebelum konflik pecah pada maret 2015, pada tahun 2011 sudah terjadi protes
besar di Yaman. Hal yang memicu kemarahan publik ini yaitu saat Ali Abdullah Saleh
mengumumkan paket konsesi ekonomi pada Januari 2011, termasuk kenaikan gaji,
pemotongan pajak, dan peningkatan kontrol harga dan subsidi.7 Saat langkah-langkah
ekonominya gagal sehingga menimbulkan ketidakpuasan rakyat, hal ini lah yang
membuat terjadinya protes besar-besaran. Puluhan ribu demonstran turut serta dalam
protes tersebut dan menjadi jelas bahwa protes tersbeut tidak lebih untuk perebutan
kekuasaan politik di antara elite negara karena mereka berusaha untuk
memaksimalkan posisi negosiasi mereka.8
6 Ibid.
7 Haddad dan Haddas, Yemen: Divided Dissent, The World Today, Vol. 67, No.3
(Maret 2011): 8.
8 Ibid, 9.
4
Kemudian konflik yang ada terus berlanjut hingga pada tahun 2014 terjadi
kudeta yang juga dikenal sebagai September 21 Revolution yang ditandai dengan
pengambilalihan pemerintah Yaman oleh Houthi, dengan pemberontakan merebut
sebagian besar ibukota dan menduduki fasilitas pemerintah. Pasukan keamanan
Yaman sendiri telah membagi loyalitasnya antara pendukung Presiden sekarang, A.M
Hadi dan kelompok Houthi, serta Ali Abdullah Saleh telah beralih kesetiaan dengan
mendukung Houthi. A.M. Hadi juga didukung di selatan dengan dominasi negara
Sunni oleh milisi yang dikenal sebagai Popular Resistance Committees dan suku
setempat. Kedua Presiden tersebut dan kelompok pemberontak Houthi sangat
bertentangan dengan Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP), yang telah memulai
sejumlah serangan dari kubu selatan dan selatan-timur.9
Pada Januari 2015, Presiden A.M. Hadi mengundurkan diri ditengah-tengah
protes, setelah Houthi memaksa masuk ke Istana Presiden di Sanaa dan menamai
lima anggotanya dewan presiden untuk memerintah negara. Kemudian Mr. Hadi
dijadikan sebagai tahanan rumah, namun ia dapat melarikan diri ke kota pelabuhan
selatan Aden pada bulan Februari, dimana ia segera mencabut pengunduran dirinya
dan membentuk pemerintahan baru dan menyerukan tentara untuk bergabung
dengannya.10
9Ibid.
10 Yemen conflict: Whos who in the conflict tearing the Arab worlds poorest country apart, 2015,
abc.net.au, diakses pada 9 Mei 2015, http://www.abc.net.au/news/2015-04-09/conflict-yemenexplained/6366996
5
Kelompokk
Houthi
saat
ini
sudah
mendekati
Aden
dan
mengontrol
pintu
masuk
Laut
ke
dimana
Saudi
melancarkan
serangan coalition
militer dengan
menggunakan
air strike
by a Saudi-led
struck
a nearby serangan udara lintas batas
missile base,
in Sanaa.
membom
posisi-posisi
pemberontak di ibukota Sanaa untuk mengembalikan mantan
pemerintah Yaman.12 Koalisi ini terdiri dari lima negara di Teluk Arab dan Yordania,
Mesir, Maroko, dan Sudan.
11 Frank Gardner, Yemen crisis: An Iranian Saudi battleground?, bbc.com, 2015, diakses pada 10
Mei 2015, http://www.bbc.com/news/world-middle-east-32044059
12 Ibid.
6
Untuk
memulihkan
konflik
yang
ada,
Yaman
perlu
untuk
memulai transisi
ke pemerintahan
baru.
Semakin
13 Jeremy Shapiro, Why are 10 countries attacking Yemen?, Order from Chaos: Foreign Policy in
a Troubled World, 2015, diakses pada 7 Mei 2015, http://www.brookings.edu/blogs/order-fromchaos/posts/2015/03/26-why-attack-yemen-shapiro
7
untuk pergi, yang dijatuhkan di Old Saada di provinsi Saada. Arab Saudi mengatakan
lima hari gencatan senjata kemanusiaan akan dimulai pada 12 Mei.14
Pada tanggal 25 Maret 2015, Arab Saudi memimpin serangan udara besarbesaran dengan menjatuhkan bom-bom di Sanaa, ibukota Yaman melawan
pemberontak Houthi, intervensi militer ini dinamakan Operation Decesive Storm.
Serangan tersebut bertujuan untuk mengembalikan Presiden Yaman yaitu Hadi yang
diasingkan oleh kelompok
Houthi,
agar
dapat
pelabuhan
selatan
mengambil
bagian
operasi
ini,
dalam
oleh
koalisi.
ikut
mendukung
ini
menyediakan
dengan
intelijennya
strategis, wilayahnya selalu dilewati oleh kapal-kapal minyak bermuatan besar yang
sangat penting untuk perdagangan di Saudi. Banyak yang berpendapat bahwa perang
sipil yang terjadi di Yaman ini menjadi lahan untuk persaingan antara Arab Saudi dan
Iran, namun kebenarannya masih diragukan.
Kepentingan Nasional Arab Saudi di Yaman ini tentu dipengaruhi oleh
beberapa dimensi. Terdapat dimensi pokok dari kepentingan nasional yang berkaitan
dengan kepentingan Saudi yaitu pertama keamanan fisik, isu pokok dari bangsa
adalah masyarakat dan kelangsungan hidup secara fisik dari masyarakatnya adalah
elemen yang utama kepentingan nasional, keamanan bangsanya lebih penting
daripada negara atau pemerintahannya. Kedua yaitu national cohesion, berhubungan
untuk mempromosikan nilai atau ideologi atau seperangkat nilai yang masyarakat
percaya. Bisa dilihat jika Saudi sangat ingin tetap menjaga Sunni terus menjadi
mayoritas di dalam Yaman.
Konsep kepentingan nasional ini selalu berkaitan dengan teori realisme dan
disebutkan bahwa politik internasional adalah arena kepentingan-kepentingan negara
yang sedang berkonflik.19 Kesadaran akan tujuan politik (yaitu mempertahankan
kepentingan nasional) kadang harus membenarkan cara-cara yang secara moral dapat
dipermasalahkan, seperti mengearahkan dan membom kota-kota berpenduduk,
membawa pada etika situasional dan menyebutkan kebijaksanaan politik , serta tidak
menghindarkan tindakan jahat walaupun terdapat tujuan tertentu.20 Dengan tujuan
untuk memenuhi kepentingan nasionalnya tidak jarang sebuah negara menekankan
dimensi tragis etika internasional: mereka mengetahui tidak terlekannya dilemma
keamanan dalam politik internasional bahwa tindakan jahat kadang-kadang harus
diambil untuk mencegah kejahatan yang lebih besar,21 contohnya saja Saudi tidak
segan untuk mengebom kota-kota yang diduki oleh pemberontak Houthi yang dapat
menewaskan banyak warga sipil.
19 Jackson dan Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional: Teori dan Pendekatan
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 129.
20 Ibid, 128.
21 Ibid
10
22 Yemen conflict: Saudis warn border civilians to leave, bbc.com, 2015, diakses pada 10 Mei
2015, http://www.bbc.com/news/world-middle-east-32654346
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Konflik politik yang terjadi di Yaman diawali dengan ketidakpuasan masyarakat
terhadap pemerintahan yang gagal pada masa Ali Abdullah Saleh, presiden yang memerintah
Yaman selama 30 tahun. Hal tersebut memicu kemarahan kelompok Houthi sehingga
terjadilah protes besar-besaran yang membuat Saleh terpaksa turun dari jabatannya. Setelah
itu, pemberontakan Houthi tidak berhenti disitu saja karena mereka percaya bahwa
pemberontakannya harus dilanjutkan. Kemudian berlanjut hingga terpilihnya presiden baru
hingga sekarang yaitu A.M Hadi. Beliau sempat menjadi tahanan bawah tanah oleh kelompok
Houthi. Hal ini yang membuat A.M. Hadi mencari bantuan internasional dengan melibatkan
Arab Saudi di dalamnya. Puncak dari konflik ini yaitu saat Arab Saudi memimpin sebuah
koalisi yang terdiri dari Arab State untuk melakukan serangan udara besar-besaran yang
menewaskan ratusan warga sipil dan merusak sarana-prasarana publik. Ikut campur Arab
Saudi ini membuat kelompok Houthi geram dan membalaskan dendam dengan mengebom
kota Najran yang berada di perbatasan Yaman.
Keterlibatan Arab Saudi dalam konflik politik di Yaman ini dikarenakan alasan
kepentingan nasional Saudi. Karena faktor geografis yang sangat berbatasan langsung di
wilayah Utara Yaman dan faktor sejarah. Kemudian faktor ideologi, yaitu Saudi tidak mau
dominasi Sunni terganggu dengan munculnya kelompok Houthi yang menganut Syiah
dengan didukung oleh Iran. Saudi dan Iran memang memiliki ketegangan dalam rangka
untuk memenangkan pengaruh di Timur Tengah. Kepentingan Saudi lainnya yaitu karena
Yaman merupakan negara yang strategis dan dilewati oleh kapal-kapal besar pengangkut
minyak yang penting dalam perdagangan Saudi. Keamanan Saudi juga dipertaruhkan dalam
konflik ini, karena dengan adanya konflik ini dapat mengancam keamanan nasional Arab
Saudi. Konflik politik yang terjadi di Yaman ini juga dapat menjadi ancaman bagi keamanan
regional karena dapat membuat krisis diseluruh negara-negara Arab. Oleh karena itu, Saudi
sangat gencar dalam melakukan serangan untuk menghentikan pemberontakan kelompok
12
Houthi. Namun, sampai saat ini serangan masih saja terjadi dan koalisi masih mencari solusi
politik yang baik.
13