Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
STRATIGRAFI ANALISIS
BATUAN VOLKANIKLASTIK
Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
klastik. Menurut william (1982) batuan piroklastik adalah batuan volkanik yang
bertekstur klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan
letusan gunung api, dengan material asal yang berbeda, dimana material penyusun
tersebut terendapkan dan terkonsolidasi sebelum mengalami transportasi
(rewarking) oleh air atau es. Magma yang merupakan lelehan panas, pijar, dan
relatif encer, dapat bergerak dan menerobos ke permukaan bumi melalui ronggarongga yang terbentuk oleh proses tektonik (bidang sesar). Selain berupa padatan,
magma juga mengandung uap air dan gas yang bervariasi komposisinya. Kalau
magma tersebut encer dan bertekanan tinggi, maka akan terjadi letusan gunung
api. Sumbat kepundan akan hancur dan terlempar ke sekitarnya dan bersamaan
dengan itu sebagian magma panas juga akan terlempar ke udara. Akibat dari
letusan tersebut terjadi proses pendinginan yang cepat, sehingga magma akan
membeku dengan cepat dan membentuk gelas (obsidian), tufa atau abu halus,
lapili dan bom (berupa batuapung dengan rongga-rongga gas). Material yang
halus (tufa) akan terlempar jauh dan terbawa angin ke tempat yang lebih jauh,
sedangkan bom, lapili, dan gelas, dan material-material lain yang berukuran pasir
dan kerikil akan jatuh di sekitar puncak gunung.
Batuan yang tersusun oleh fragmen hasil erupsi volkanik secara eksplosif
(Williams, Turner, Gilbert, 1954) Batuan yang terdiri dari bahan rombakan yang
diletuskan dari lubang volkanik, diangkut melalui udara sebagai bahan maupun
awan pijar, kemudian diendapkan di atas tanah dalam kondisi kering atau dalam
tubuh air (Henrich, 1959) Bagian dari batuan volkaniklastik (Fisher, 1961 & Vide
Carozi, 1975) Batuan yang terdiri dari material detrital/rombakan dari hasil
kegiatan volkanik, ditransport dan diendapkan di danau, darat ataupun laut.
(Johannsen, 1977).
a) Mineral Penyusun Batuan Piroklastik
Berdasarkan terbentuknya, fragmen piroklast dapat dibagi menjadi:
Juvenile pyroclasts : hasil langsung akibat letusan, membeku dipermukaan
(fragmen gelas, kristal pirojenik)
Cognate pyroclasts : fragmen batuan hasil erupsi terdahulu (dari gunungapi yang
sama).
Ash fall yaitu primary piroklastik atau bahan yang belum mengalami
pergerakan dari tempat semula diendapkan oleh proses jatuhan selama
belum mengalami pembatuan/litifikasi ( Fisher, 1960 ).
a. Agglomerate diartikan sebagai batuan yang terbentukdari hasil
konsolidasi material yang mengandung bomb (tuff agglomerate
merupakan batuan yang kandungan bomb sabending atau lebih banyak
dari abu vulkanik ) ( widiasmoro dkk,1977 ).
b. Agglutinate merupakan hasil akumulasi fragmen fragmen pipih yang
terelaskan, berasal dari erupsi basaltic yang sangat encer ( tryrell,
1931 ).
c. Breksi piroklastik adalah batuan yang mengandung block lebih dari
50% ( macDonald,1972 dan Fisher 1958 ).
d. Tuff pyroclastic brecia adalah batuan yang mengandung block
sebanding dengan abu volkanik atau bias juga lebih dominant abu
e.
4.
a. Breksi aliran terbentuk pada bagian tepi lava aliran akibat pemadatan
pada tepi kerak dan gerakan mengalir setelah pendinginan ( Fisher
1960, Wright & owes, 1963, MacDonald, 1972 ).
b. Breksi letusan terbentuk akibat letusan gas yang terkandung didlam
lava sehingga terjadi fragmentasi pada kerak bagian luar lava yang
mulai membeku.
5.
6.
batuan
berkaitan
erat
dengan
komposisi
mineral
komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma
pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur gelasan.
Tekstur Batuan
Pengertian tekstur batuan piroklastik mengacu pada kenampakan butir-butir
mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi Glassy dan Fragmental. Pengamatan
tekstur meliputi :
o Glassy
Glassy adalah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada batuan
tersebut ialah glass.
o Fragmental
Faragmental ialah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada
batuan tersebut ialah fragmen-fragmen hasil letusan gunung api.
Struktur Batuan
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang
berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan
dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku struktur yang
sering ditemukan adalah:
a. Masif : bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas
b. Vesikular : dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini dibagi lagi
menjadi 3 yaitu:
- Skoriaan : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
- Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang gas.
c. Amigdaloidal : bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral sekunder.
d. Berlapis : bila dalam batuan tersebut terdapat lapisan-lapisan endapan dari
fragmen-fragmen letusan gunung api.
Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi mineral dalam batuan beku, terdiri atas 3 yaitu :
Holokristalin
Tekstur batuan beku yang kenampakan batuannya terdiri dari keseluruhan mineral
yang membentuk kristal, hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi
berlangsung begitu lama sehingga memungkinkan terbentuknya mineral - mineral
dengan bentuk kristal yang relatif sempurna.
Hipokristalin
Tekstur batuan yang yang kenampakannya terdiri dari sebagaian mineral
membentuk kristal dan sebagiannya membentuk gelas, hal ini menunjukkan
Glassy
Glassy adalah bentuk tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada batuan
tersebut ialah glass.
-
Fragmental
Fragmental ialah bentuk tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada
batuan tersebut ialah fragmen-fragmen hasil letusan gunung api.
Struktur Batuan Piroklastik
Struktur batuan piroklastik pada prinsipnya sama dengan struktur batuan beku,
seperti struktur skoria, vesikuler, massive maupun amikdoloidal maupun struktur
batuan sedimen, yaitu struktur perlapisan graded bedding atau cross bedding.
Tahap Penamaan Batuan Piroklastik
Tufa, bila batuan disusun oleh fragmen piroklastik berupa ash dan lapilli
Tufa lapilli, bila batuan disusun oleh fragmen piroklastik berupa lapili dan
ash dimana lapilli lebih dominan. Oleh Schimid (1981), tufa lapili disebut juga
lapilli.
Size
Wentworth William
Twen Hofel
Fisher
(mm)
1932
Blocks = Volcanik breccia
1950
Bombs
1961
256
Coarse Blocks
Bomb = anglomerat
and
128
64
32
Lapili
Fine
Bomb
10
8
4
Lapili
2
0.5
Coarse ash
Coarse ash
0.250
0.125
0.0825
Fine ash
Tabel 3.1.
Secara keseluruhan bentuk dari endapan piroklastik apabila terdapat dalam sebuah
morfologi dapat digambarkan seperti berikut:
a.
Basement
Pada daerah Jawa Timur tidak ditemukan adanya batuan Basement, batuan
basement ini ditemukan tersingkap pada bagian barat Jawa Timur yaitu di
Kompleks Basement Karangsambung dan Bukit Jiwo ( Gambar 2). Batuan yang
tersingkap terdiri atas ofiolite dan potongan busur kepulauan (Smyth dkk. (2005).
b. Sistem Pertama
Sedimentasi ini berasal pada saat umur Awal Kenozoikum, endapan ini
berstruktur angular unconformity dengan basement. Sedimen pada sistem ini
terdiri atas konglomerat fluvial. Di atasnya terdapat sekuen trangresif dari
batubara, konglomerat, lempung, dan pasir kuarsa dari Formasi Nangulan yang
berumur Eosen Tengah (Lelono 2000 , dalam Smyth dkk. 2005). Pada batupasir
terdiri dari depu lapisan vulkanik, pumice, dan lapisan selang seling tuff
dan mudstone. Semakin ke atas terjadi perubahan komposisi batupasir berupa
peningkatan mineral feldspar . Pada sistem ini material volkanik meningkat dan
sedimen berubah dari kaya akan kuarsa menjadi kaya mineral feldspar. Sedimen
pada sistem ini diperkirakan setebal 1000 m yang tersingkap pada bagian barat
( Karangsambung , Nangulan dan Jiwo).
Pada bagian atas sistem ini terdapat unconformity ini dapat diinterpretasi terjadi
akibat dari penurunan muka air laut. Sedimentasinya memiliki orientasi perlapisan
yang hampir sama, dengan tidak adanya kegiatan deformasi.
c.
Sistem Ke-Dua
Pada sistem ini endapan yang ditemukan berupa hasil dari vulkanik primer
berumur oligo miosen yang menutupi sebagian zona Pegunungan Selatan. Pada
saat ini terjadi aktivitas vulkanik yang sangat intensif , eksplosif dan bertipe
Plinian (Smyth dkk., 2005). Endapan berupa batuan Andesite Riolit , termasuk
abu vulkanik, Tuff kristal, Pumice Breksia litik , lava dome danlava flows. Tebal
lapisan berkisar antara 250 m - 2000 m. Sistem ini dan vulkanik aktifitas terekam
sebagai vulkanisme dengan umur pendek dan mungkin terjadi letusan besar
(Smyth dkk. 2005).
d. Sistem Ke-Tiga
Sedimen sistem ini sekitar 500 m terekam sebagai pengerosian sistem ke
dua dan peningkatan endapan karbonat. Terumbu berkembang sangat baik dan
terjadi penurunan aktifitas vulkani secara besar , sehingga mengakibatkan
kematian aktifitas vulkanik.
DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang. 2006. Pengantar Geologi Dasar. Bandung: FITB-ITB
Ghozian.
2010.
Sedimen
Biogenik
Kimia
dan
Volkanogenik.