diriwayatkannya.
Kitab-kitab yang secara khusus memuat hadits-hadits mutawatir adalah
sebagai berikut :
1) Al-Azhar Al-Mutanatsirah fi Al-Mutawatirah, yang dsusun oleh Imam
Suyuthi. Muhammad Ajaj Al-Khatib, kitab ini memuat 1513 hadits.
2) Nazhm Al-Mutanatsirah min Al- Hadits al Mutawatir yang disusun
oleh Muhammad bin Jafar Al-Kattani (w. 1345 H)
2. Hadits Ahad
Kata ahad merupakan bentuk plural dari kata wahid. Kata wahid berarti
satu jadi, kara ahad berarti satuan, yakni angka bilangan dari satu
sampai sembilan. Menurut istilah hadits ahad berarti hadits yagn
diriwayatkan oleh orang perorangan, atau dua orang atau lebih akan
tetapi belum cukup syarat untuk dimasukkan kedalam kategori hadits
mutawatir. Artinya, hadits ahad adalah hadits yang jumlah perawinya
tidak sampai pada tingkatan mutawatir.
Ulama ahli hadits membagi hadits ahad menjadi dua, yaitu masyhur
dan ghairu masyhur. Hadits ghairu masyhur terbagi menjadi dua, yaitu
aziz dan ghairu aziz.
A. Hadits Masyhur
Menurut bahasa, masyhur berarti sesuatu yang sudah tersebar dan
popular. Sedangkan menurut istilah ada beberapa definisi, antara lain
:
Hadits yang diriwayatkan dari sahabat tetapi bilangannya tidak sampai
pada tingkatan mutawatir, kemudian baru mutawatir setelah sahabat
dan orang yang setelah mereka.
Hadits masyhur ada yang berstatus shahih, hasan dan dhaif. Hadits
masyhur yang berstatus shahih adalah yang memenuhi syarat-syarat
hadits shahih baik sanad maupun matannya. Seperti hadits ibnu Umar.
Barang siapa yang hendak pergi melaksanakan shalat jumat hendaklah
ia mandi.
Sedangkan hadits masyhur yang berstatus hasan adalah hadits yang
memenuhi ketentuan-ketentuan hadits hasan, baik mengenai sanad
maupun matannya. Seperti hadits Nabi yang berbunyi:
tidak memberikan bahaya atau membalas dengan bahaya yang
setimpal.
Adapun hadits masyhur yang dhaif adalah hadits yang tidak memenuhi
syarat-syarat hadits shahih dan hasan, baik pada sanad maupun pada
matannya, seperti hadits :
menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan.
Dilihat dari aspek yang terakhir ini, hadits masyhur dapat digolongkan
kedalam :
1) Masyhur dikalangan ahli hadits, seperti hadits yang menerangkan
bahwa Rasulullah SAW membaca doa qunut sesudah rukuk selama satu
bulan penuh berdoa atas golongan Riil dan Zakwan. (H.R. Bukhari,
Muslim, dll).
2) Masyhur dikalangan ulama ahli hadits, ulama-ulama dalam bidang
keilmuan lain, dan juga dikalangan orang awam, seperti :
3) Masyhur dikalangan ahli fiqh, seperti :
Raulullah SAW melarang jual beli yang didalamnya terdapat tipu daya.
4) Masyhur dikalangan ahli ushul Fiqh, seperti :
Apabila seorang hakim memutuskan suatu perkara kemudian dia
berijtihad dan kemudian ijtihadnya benar, maka dia memperoleh dua
pahala (pahala Ijtihad dan pahala kebenaran), dan apabila ijtihadnya
1. Hadits shahih
Menurut bahasa berarti sah, benar, sempurna, tiada celanya. Secara
istilah, beberapa ahli memberikan defenisi antara lain sebagai berikut :
Menurut Ibn Al-Shalah, Hadits shahih adalah hadits yang sanadnya
bersambung (muttasil) melalui periwayatan orang yang adil dan dhabith
dari orang yang adil dan dhabith, sampai akhir sanad tidak ada
kejanggalan dan tidak berillat.
Menurut Imam Al-Nawawi, hadits shahih adalah hadits yang
bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh perawi yang adil lagi dhabith,
tidak syaz, dan tidak berillat.
Dari defenisi diatas dapat dipahami bahwa syarat-syarat hadits shahih
adalah : 1) sanadnya bersambung, 2) perawinya bersifat adil, 3)
perawinya bersifat dhabith, 4) matannya tidak syaz, dan 5) matannya
tidak mengandung illat.
2. Hadits Hasan
a. Pengertian
dari segi bahasa hasan dari kata al-husnu (
) bermakna al-jamal
(
) yang berarti keindahan. Menurut istilah para ulama
memberikan defenisi hadits hasan secara beragam. Namun, yang lebih
kuat sebagaimana yang dikemukan oleh Ibnu hajar Al-Asqolani dalam
An-Nukbah, yaitu :
khabar ahad yang diriwayatkan oleh orang yang adil, sempurna
kedhabitannya, bersambung sanadnya, tidak berillat, dan tidak ada
syaz dinamakan shahih lidztih. Jika kurang sedikit kedhabitannya
disebut hasan Lidztih.
Dengan kata lain hadits hasan adalah :
Hadits hasana adalah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan
oleh orang adil, kurang sedikit kedhabitannya, tidak ada keganjilan
(syaz) dan tidak illat.
Criteria hadits hasan hampir sama dengan hadits shahih. Perbedaannya
hanya terletak pada sisi kedhabitannya. Hadits shahih ke dhabitannya
seluruh perawinya harus zamm (sempurna), sedangkan dalam hadits
hasan, kurang sedikit kedhabitannya jika disbanding dengan hadits
shahih.
b. Contoh hadits Hasan
hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu
Hibban dari Al-Hasan bin Urfah Al-Maharibi dari Muhammad bin Amr
dari Abu salamah dari Abi Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda :
Usia umatku antara 60 sampai 70 tahun dan sedikit sekali yang
melebihi demikian itu.
c. Macam-macam Hadits Hasan
Sebagaimana hadits shahih yang terbagi menjadi dua macam, hadits
hasan pun terbagi menjadi dua macam, yaitu hasan lidzatih dan hasan
lighairih.
Hadits hasan lidzatih adalah hadits hasan dengan sendirinya, karena
telah memenuhi segala criteria dan persyaratan yang ditemukan. Hadits
hasan lidzatih ebagaimana defenisi penjelasan diatas.
Sedangkan hadits hasan lighairih ada beberapa pendapat diantaranya
adalah :
adalah hadits dhaif jika diriwayatkan melalui jalan (sanad) lain yang
sama atau lebih kuat.
adalah hadits dhaif jika berbilangan jalan sanadnya dan sebab
kedhaifan bukan karena fasik atau dustanya perawi.
Dari dua defenisi diatas dapat dipahami bahwa hadits dhaif bias naik
2010.
silakan download disini:
hadits dari segi kuantitas & kualitas
Share this:
Facebook 12 Twitter 2