dalam bahasa awam disebut sebagai congek, ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah, baik terus-menerus atau
hilang timbul. Penyakit ini muncul sebagai kelanjutan dari OMA yang rekuren, namun dapat
pula muncul sebagai kelanjutan dari penyakit lain dan trauma. OMA dengan perforasi membran
timpani akan menjadi OMSK apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila proses infeksi
kurang dari 2 bulan, maka disebut OMS subakut. Perbedaan OMSK dengan otitis media serosa
kronis adalah bahwa pada otitis media serosa kronis tidak disertai adanya perforasi membran
timpani.1,2,5
Penyakit ini sudah dikenal sejak jaman dahulu di berbagai belahan dunia. Orang Mesir
kuno mengenal OMSK sebagai penyakit telinga dan mengobatinya dengan lemak bebek, boraks,
dan susu sapi. Sementara ahli pengobatan tradisional India mengobati penyakit ini melalui
pendekatan medis dan perilaku. Mereka menganggap bahwa mengkonsumsi mentega, bersikap
diam, dan mencegah kelelahan, dapat mengobati OMSK. Hippocrates memahami bahwa OMSK
dapat bersifat rekuren dan menempatkan pasien pada terapi medis dan perilaku yang berbeda
tergantung dari supurasi yang terjadi. Dia akan meresepkan air hangat, air susu ibu, dan
minuman anggur manis, serta menyarankan kepada pasiennya untuk menghindari sinar matahari,
angin kencang, dan ruangan berasap. Untuk kasus rekuren, Hippocrates akan menambahkan
serbuk topikal berisi timbal oksida dan timbal karbonat.5
McKenzie dan Brothwell (1967) menyatakan tentang dokumentasi OMSK pada jaman
prasejarah dan penemuan kolesteatoma pada tulang tengkorak di Norfolk, Inggris, yang diduga
berasal dari periode Anglo-Saxon. Perubahan radiologi pada mastoid akibat infeksi ditemukan
pada 417 tulang temporal dari pemakaman orang Indian Dakota Selatan (Gregg, 1965) dan pada
15 tulang temporal orang Iran jaman prasejarah (Rathbun, 1977).3
2.2.
Epidemiologi
Insidensi OMSK tampaknya tergantung pada ras dan faktor sosioekonomi. OMSK lebih
sering ditemukan pada orang Eskimo, Indian Amerika (Fairbanks, 1981), Alaska (Tschopp,
1977), anak-anak Aborigin Australia (McCafferty, 1977), dan kulit hitam Afrika Selatan
(Meyrick, 1951).3
2.2.1.
Frekuensi
Di Amerika Serikat, terdapat lebih dari satu juta pemasangan saluran ventilasi pada
membran timpani sebagai penatalaksanaan terhadap otitis media dan otitis media serosa, dan
dilaporkan bahwa pada 1 3 % yang mendapatkan pemasangan saluran ventilasi tersebut, akan
mengalami OMSK. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa insidensi OMSK
mencapai 39 kasus per 100.000 anak-anak dan remaja berusia 15 tahun ke bawah. Di Inggris, 0,9
% anak-anak dan 0,5 % orang dewasa menderita OMSK. Sementara di Israel, hanya 0,039 %
anak-anak yang terkena penyakit ini.5
2.2.2.
Ras
Beberapa populasi ras tertentu memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita OMSK.
Orang Indian Amerika dan Eskimo menunjukkan kecenderungan peningkatan risiko untuk
terkena infeksi ini. Sekira 8 % orang Indian Amerika dan hingga 12 % orang Eskimo menderita
OMSK. Anatomi dan fisiologi tuba Eustachius memiliki peran penting pada peningkatan risiko
ini. Tuba Eustachius pada kedua populasi tersebut lebih lebar dan lebih terbuka dibandingkan
dengan populasi lainnya, sehingga mereka lebih berisiko untuk mengalami refluks bakteri
melalui nasal yang biasa terjadi pada OMA yang dapat berkembang lebih lanjut menjadi OMSK.
Selain kedua populasi tersebut, populasi lainnya yang memiliki peningkatan risiko terkena
OMSK adalah anak-anak dari Guam, Hong Kong, Afrika Selatan, dan Kepulauan Solomon.5
2.2.3.
Jenis Kelamin
Prevalensi OMSK tampaknya terbagi rata antara pria dan wanita, sehingga diduga
penyakit ini tidak memiliki kecenderungan untuk diderita oleh jenis kelamin tertentu.5
2.2.4.
Usia
Prevalensi yang tepat dari OMSK terhadap berbagai kelompok usia belum diketahui
secara pasti. Namun beberapa penelitian menunjukan insidensi tahunan OMSK mencapai 39
kasus per 100.000 anak-anak dan remaja berusia 15 tahun ke bawah.5
2.3.
Etiologi
Mekanisme infeksi saluran telinga tengah terjadi akibat translokasi bakteri dari saluran
telinga luar melalui perforasi memban timpani kemudian masuk ke telinga tengah. Beberapa ahli
menduga bahwa organisme patogen masuk melalui refluks tuba Eustachius, namun data-data
yang mendukung teori ini kurang memuaskan. Sebagian besar bakteri patogen yang masuk
adalah bakteri yang terdapat pada saluran telinga luar.5
Beberapa penelitian yang berupaya menunjukkan hubungan antara frekuensi penyakit
dengan pendidikan orang tua, perokok pasif, pola menyusui, status sosioekonomi, dan jumlah
infeksi saluran pernafasan atas dalam setahun, tidak memberikan hasil yang memuaskan.5
Pasien dengan anomali kraniofasial merupakan populasi khusus yang berisiko untuk
menderita OMSK. Celah palatum, sindrom Down, sindrom Cri du Chat, atresia khoana, celah
bibir, dan mikrosefal adalah berbagai kelainan yang dapat meningkatkan risiko OMSK. Hal ini
diduga karena adanya perubahan anatomi dan fungsi tuba Eustachius pada berbagai kelainan
tersebut.5
Jenis bakteri penyebab OMSK berbeda dengan jenis bakteri penyebab OMA. Organisme
yang biasa ditemukan pada OMSK meliputi Pseudomonas aeruginosa, spesies Proteus,
Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, difteroid, dan infeki anaerobik campuran.
Bakteri anaerob dan jamur dapat pula berkembang bersama dengan bakteri aerob secara
simbiotik.2,5
Pseudomonas aeruginosa merupakan penyebab tersering yang ditemukan pada OMSK.
Berbagai ahli selama beberapa dekade terakhir menemukan bakteri ini pada 48 98 % pasien
dengan OMSK. Stafilokokus aureus merupakan organisme tersering kedua; data menunjukkan
bahwa bakteri ini ditemukan pada 15 30 % pasien dengan OMSK. OMSK juga disebabkan
oleh berbagai jenis bakteri gram negatif. Bakteri spesies Klebsiella (10 21 %) dan Proteus (10
15 %) sedikit lebih sering ditemukan pada OMSK dibandingkan dengan bakteri gram negatif
lainnya.5
Selain faktor bakteri, status sosioekonomi yang rendah, kepadatan penduduk yang tinggi,
gizi buruk, dan penyakit infeksi (seperti campak), turut berperan dalam perkembangan OMSK.
OMSK dapat pula merupakan hasil dari predisposisi genetik, terutama berkaitan dengan
disfungsi tuba Eustachius. Disfungsi ini dapat dilihat pada berbagai populasi, seperti pada orang
Eskimo dan Indian Amerika, dan juga pada orang dengan celah palatum. Hipertrofi adenoid dan
sinustis kronis juga berperan pada perkembangan OMSK.3
2.4.
Patofisiologi
OMSK timbul sebagai kelanjutan dari infeksi akut yang berulang. Patofisiologi OMSK
diawali dengan iritasi dan inflamasi subsekuen pada mukosa telinga tengah. Respon inflamasi
menyebabkan edema mukosa. Proses peradangan yang berlangsung pada akhirnya menyebabkan
ulserasi mukosa dan kerusakan epitel. Upaya tubuh untuk menanggulangi infeksi atau
peradangan menghasilkan jaringan granulasi yang dapat berkembang menjadi polip dalam
rongga telinga tengah. Siklus inflamasi, ulserasi, infeksi, dan pembentukan jaringan granulasi
dapat terus berlanjut, sehingga menyebabkan kerusakan tulang di sekitarnya dan akhirnya
menyebabkan berbagai komplikasi dari OMSK.5
Walaupun belum terbukti, kepentingan hubungan antara bakteri anaerob dengan bakteri
aerob pada OMSK diduga meningkatkan virulensi infeksi ketika kedua jenis bakteri tersebut
berkembang di telinga tengah. Dengan memahami mikrobiologi penyakit ini, ahli kesehatan
dapat mengembangkan suatu rencana penatalaksanaan dengan efikasi terbaik dan morbiditas
terendah.2,5
2.5.
Jenis
OMSK dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu OMSK tipe benigna (tipe mukosa = tipe aman)
dan OMSK tipe maligna (tipe tulang = tipe bahaya). Berdasarkan aktifitas sekret yang keluar,
dikenal juga OMSK aktif dan OMSK tenang. OMSK aktif ialah OMSK dengan sekret yang
keluar dari kavum timpani secara aktif, sedangkan OMSK tenang ialah yang keadaan kavum
timpaninya terlihat basah atau kering.1
Proses peradangan pada OMSK tipe benigna terbatas pada mukosa saja, dan biasanya
tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat
kolesteatoma.1
Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan
kolesteatoma. OMSK ini dikenal juga dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe tulang.
Perforasi pada OMSK tipe maligna letaknya marginal atau di atik, terkadang terdapat juga
kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya
timbul pada OMSK tipe maligna.1
2.6.
Diagnosis
Anamnesis
Untuk menegakkan diagnosis OMSK melalui anamnesis, maka pemeriksa perlu
menanyakan / mengetahui hal-hal sebagai berikut:1,5
1. Sekret keluar dari telinga tengah, baik terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin
encer atau kental, bening atau berupa nanah.
2. Gangguan pendengaran pada telinga yang terkena.
3. Riwayat OMA rekuren, perforasi karena trauma, atau pemasangan saluran ventilasi.
4. Adanya demam, vertigo, atau nyeri dapat menunjukkan adanya komplikasi intratemporal
atau intrakranial.
5. Riwayat OMSK persisten harus dicurigai sebagai adanya kolesteatoma.
2.6.2.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, akan ditemukan hal-hal sebagai berikut:1,5
1. Kanalis akustikus eksterna dapat terlihat edema dan biasanya tampak keras.
2. Sekret dapat berupa encer atau kental, bening atau berupa nanah.
3. Perforasi membran timpani.
4. Adanya jaringan granulasi yang terlihat pada kanalis media atau rongga telinga tengah.
5. Mukosa telinga tengah yang terlihat melalui perforasi membran timpani, dapat terlihat
edema atau polipoid, pucat atau edema.
2.6.3.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Sebelum terapi sistemik dilakukan, pemeriksaan kultur harus dilakukan untuk mengetahui
sensitifitas.
Pencitraan
CT Scan
1.
terhadap tulang temporal dapat memberikan penjelasan. Alasan yang mungkin terjadi pada
kegagalan terapi termasuk kolesteatoma atau adanya benda asing.
2.
pada telinga tengah atau untuk mengantisipasi komplikasi intratemporal atau intrakranial.
3.
osikular, keterlibatan apeks petrosus, mastoiditis koalesen, erosi saluran Fallopi, dan abses
subperiosteal.
-
MRI
1.
Lakukan pemeriksaan MRI pada tulang temporal dan otak jika diduga adanya
Lain-lain
Audiogram sebaiknya juga dilakukan. Pada pasien dengan OMSK, pasien diduga akan
menderita tuli konduktif. Namun jika pasien menderita tuli campuran, maka hal ini menunjukkan
penyakit tersebut berada dalam keadaan lebih ekstensif, sehingga pemeriksa harus sadar terhadap
komplikasi yang mungkin terjadi.
2.7.
Penatalaksanaan
Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang-ulang. Sekret
yang keluar tidak cepat mengering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan
oleh beberapa keadaan, yaitu:1
1.
Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga telinga tengah berhubungan
dengan dunia luar.
2.
3.
4.
2.7.1.
Medikamentosa
Prinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila
sekret yang keluar terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga berupa larutan H 2O2 3 %
selama 3 5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat
tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Banyak ahli berpendapat bahwa
semua obat tetes yang dijual di pasaran saat ini mengandung antibiotika yang bersifat ototoksik.
Oleh sebab itu, Djaafar (2004) menganjurkan agar obat tetes telinga tidak diberikan terusmenerus lebih dari 1 atau 2 minggu, atau pada OMSK yang sudah tenang. Secara oral diberikan
antibiotika dari golongan ampisilin, atau eritromisin (bila pasien alergi terhadap penisilin),
sebelum tes hasil resistensi diterima. Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah
resisten terhadap ampisilin, dapat diberikan ampisilin asam klavulanat.1
2.7.2.
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada OMSK adalah sebagai berikut:3
Pembentukan kolesteatoma.
1.
2.
Mastoidektomi radikal.
Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatoma yang sudah
meluas, Pada operasi ini, rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan
patologis. Dinding batas antara lubang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid
diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan. Tujuan operasi ini
ialah untuk membuang semua jaringan patologis dan mencegah komplikasi ke intrakranial.
Fungsi pendengaran tidak diperbaiki.
Kerugian operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan berenang seumur hidupnya. Pasien
harus datang dengan teratur untuk kontrol agar tidak terjadi infeksi kembali. Pendengaran
berkurang sekali sehingga dapat menghambat pendidikan atau karir pasien.
Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur (graft) pada rongga operasi serta
membuat meatal plasty yang lebar, sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi terdapat
cacat anatomi, yaitu meatus luar lubang telinga menjadi lebar.
3.
4.
Miringoplasti.
Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan nama
timpanoplasti tipe I. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membrana timpani. Tujuan operasi ialah
untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe benigna dengan perforasi
yang menetap. Opearasi ini dilakukan pada OMSK tipe benigna yang sudah tenang dengan
ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.
5.
Timpanoplasti.
Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang lebih berat atau
OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan
operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran.
Pada operasi ini, dilakukan rekonstruksi membran timpani dan rekonstruksi tulang
pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang dilakukan, maka
dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV, dan V. Sebelum rekonstruksi dikerjakan, dilakukan
terlebih dahulu eksplorasi kavum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi untuk membersihkan
jaringan patologis. Tidak jarang operasi ini terpaksa dilakukan dua tahap dengan jarak waktu 6
12 bulan.
6.