Anda di halaman 1dari 21

B.4.

10 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Menteng


B.4.10.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Menteng merupakan wujud
pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa
dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang
masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan
Menteng yaitu :
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan
kawasan budi daya.
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah
kecamatan serta keserasian antar sektor.
c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi
pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan
pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah
Kecamatan Jatinegara.
d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Menteng yang sejahtera


lahir dan batin

Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam

Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan


secara berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia

Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi


dampak negatif terhadap lingkungan

Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan


masyarakat.
f.

Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar


dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

4.10.2 Kebijakan
4.10.2.1 Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan


pusat

pengembangan

yang

ada

di

Kecamatan

Menteng,

secara

umum

pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap


mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan
perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai
arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perkotaan,

pemusatan

dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya


dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan
pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan
ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan.
Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi
yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak
meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di
kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan
penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen.
Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :
a. Perumahan
Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah
hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti
perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk
masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan.
b. Sektor Perdagangan dan Jasa
Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi
dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus
terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai.
Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan
ekonomi lemah.
c. Sektor Fasilitas Umum
Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini
mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan
fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan

penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan


pencapaian target sesuai standar kecamatan.
d. Sektor Air Minum
Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui
pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum.
Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah.
e. Sektor Banjir dan Drainase
Melaksanakan

normalisasi

kali

dan

penambahan

saluran

mikro

dan

meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan


vegetasi secara serentak.
f. Sektor Utilitas Umum
Penambahan

gardu-gardu

listrik

dan

penambahan/peningkatan

pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan.

jaringan

Penambahan telepon

umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan
Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi
listrik, telepon dan gas.
g. Sektor Ruang Terbuka Hijau
Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau
sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat
dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekaranganpekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan
penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.

4.10.2.2 Kawasan Strategis


Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung
pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional
maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial
ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan
dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional.
Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan
memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi
sumberdaya

alam

yang

dapat

dimanfaatkan.

Pengembangan

prasarana

perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi


dengan pusat kegiatan terdekat

4.10.2.3 Penanganan Lingkungan


Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan
guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini
termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan
tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

4.10.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Menteng :

Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah
berkembang.

Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan


membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.

Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya
di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh.

Merealisasikan

pembangunan

sarana

dan

prasarana

yang

mampu

meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa.

B.4.11 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Menteng


Persebaran penduduk di Kecamatan Menteng direncanakan mengarah ke wilayah utara,
timur, dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan
pembangunan wisma dengan klasifilasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan
wisma susun. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut
beserta fasilitas pendukungnya sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain
penyediaan wisma dan fasilitasnya, kawasan yang dijadikan kawasan persebaran
penduduk memerlukan perbaikan utilitas, sarana, dan prasarana yang baik. Kecamatan
Menteng diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 98.039 jiwa pada tahun
2030.
Wilayah Selatan Kecamatan Menteng diarahkan dapat menampung penduduk dalam
jumlah yang lebih besar dari pada wilayah utara. Wilayah Selatan Kecamatan Menteng

yaitu beberapa bagian Kelurahan Kebon Sirih diarahkan untuk menampung penduduk
dengan kepadatan rendah, sedangkan untuk wilayah Selatan dan Pusat Kecamatan
Menteng, yaitu Kelurahan Menteng dan Kelurahan Gondangdia yang diarahkan untuk
menampung penduduk dengan kepadatan sedang. Pembangunan wisma di wilayah ini
dibatasi, hanya bangunan wisma yang pada eksisting 2008 telah bersifat mantap dan
wisma taman yang diperbolehkan berada di kedua kecamatan tersebut.
Tabel 4.15
DAYA TAMPUNG PENDUDUK PER KELURAHAN
No

Kelurahan

Jumlah penduduk (jiwa/m2)

Menteng

972,14

Pegangsaan

415,50

Cikini

307,51

Gondang Dia

445,24

Kebon Sirih
Jumlah

42.531,83
44.672,22

Sumber : Hasil Perhitungan, 2009

B.4.12 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Menteng


Berdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusatpusat kegiatan pembentuk ruang kecamatan Menteng hanya didasarkan kepada pusat
kegiatan premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang
Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut.
1. Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Menteng antara lain adalah :
a. Plaza Indonesia yang terletak di jalan MH. Thamrin dengan kegiatan
perdagangan
b. Grand Hyatt yang terletak di jalan MH. Thamrin dengan kegiatan perdagangan
c. Plaza EX dengan kegiatan perdagangan
d. Grand Indonesia dengan kegiatan perdagangan
e. Hotel Indonesia dengan kegiatan perkantoran dan perdagangan
f.

Hotel Mandarin dengan kegiatan perkantoran dan perdagangan

g. Kedutaan Inggris dengan kegiatan kantor pemerintahan asing


h. Kedutaan Belgia dengan kegiatan kantor pemerintahan asing

i.

Kedutaan Belgia dengan kegiatan kantor pemerintahan asing

j.

Kedutaan Jerman dengan kegiatan kantor pemerintahan asing

k. The City of Tower dengan kegiatan kantor pemerintahan asing


l.

Universita Indonusa dengan kegiatan suka pendidikan

m. Kawasan Wisata malam yang terletak di jalan Jaksa dengan kegiatan


perdagangan
n. Kawasan wisata Sabang dengan kegiatan perdagangan
o. Universitas Bina Manajemen dengan kegiatan suka pendidikan
p. Taman Ismail Marzuki dengan kegiatan suka social budaya
q. Rumah Sakit PGI Cikini dengan kegiatan suka kesehatan
r.

Gedung Perintis dan Monumen Proklamator dengan kegiatan suka social budaya

s. Kantor Bappenas dengan kegiatan kantor pemerintahan


2. Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Menteng antara lain adalah :
a. Plaza Menteng dengan kegiatan perdagangan
b. Plaza Keris dengan kegiatan perdagangan
c. Hero dengan kegiatan perdagangan
d. Artha Graha dengan kegiatan perkantoran dan jasa
e. Balai Budaya dengan kegiatan perkantoran dan jasa
f.

Bank Mandiri dengan kegiatan perkantoran dan jasa

3. Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Menteng antara lain adalah :


a. Stasiun Cikini dengan kegiatan sarana trnsportasi kecamatan
b. Stasiun Gondangdia dengan kegiatan sarana transportasi kecamatan

B.4.13 Rencana Transportasi Kecamatan Menteng


Rencana transportasi di Kecamatan Menteng melipui rencana pembangunan jaringan
jalan mencakup sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan
Menteng sampai dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut :
Seluruh wilayah Kecamatan Menteng direncanakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini
dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah
Kecamatan Menteng dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di
Kecamatan Menteng cukup melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa
penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi
permasalahan lalu lintas.

Tabel 4.16
Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Menteng

Nama Jalan
Jl. Proklamasi
Jl. Sultan Agung
Jl. Latuharhari
Jl. Imam Bonjol
Jl. MH. Thamrin
Jl. HOS Cokroaminoto
Jl. Sultan Syahrir
Jl. Moh. Yamin
Jl. Yusuf Adiwinata
Jl. H Agus Salim
Jl. KH. Wahid Hasyim
Jl. Kebon Sirih Raya
Jl. Teuku Umar
Jl. Sam Ratulangi
Jl. Cut Meutia
Jl. Cikini Raya
Jl. Menteng Raya
Jl. Soeroso
Jl. Raden Saleh
Jl. AA. Kali Pasir
Jl. Suwiryo
Jl. Kusuma Atmaja
Jl. Diponogoro
Tambak

Fungsi Jalan

ROW Eksisting
(m)

ROW Rencana
(m)

12
25
18
30
40
25
8
8
9
9
15
25
22
14
13
12
15
12
9
7
12
9
14
22

24
25
18
30
46
29
13.5
13.5
18
17
26
50
25
18
18
36
47
14
24
15
12
12
20
22

Jl. Kolektor Primer


Jl. Arteri Sekunder
Jl. Kolektor Primer
Jl. Arteri Sekunder
Jl. Arteri Primer
Jl. Arteri Sekunder
Jl. Arteri Sekunder
Jl. Arteri Sekunder
Jl. Kolektor Primer
Jl. Kolektor Primer
Jl. Kolektor Primer
Jl. Arteri Sekunder
Jl. Kolektor Primer
Jl. Kolektor Primer
Jl. Kolektor Primer
Jl. Arteri Sekunder
Jl. Kolektor Primer
Jl. Kolektor Primer
Jl. Kolektor Primer
Jl. Kolektor Primer
Jl. Kolektor Primer
Jl. Kolektor Primer
Jl. Arteri Sekunder
Jl. Kolektor Primer

Sumber: RTRW Propinsi DKI Jakarta

B.4.14 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Menteng


Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :
-

Jejaring yang sudah ada


-

Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :


-

Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada

Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk
yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah,
telekomunikasi dan air limbah.

B.4.14.1 Persampahan
Produksi

buangan

sampah

di

Kecamatan

diperhitungkan sebesar 119.274,83

Menteng

sampai

tahun

2030

lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun

direncakan di masing-masing kelurahan sebanyak satu unit, Rencana pengelolaan


persampahan di Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut:

Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan


sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering)
akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam
insinerator

Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan


dilakukan dengan teknologi tepat guna

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan


penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)

Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk
kelingkungan yang padat penduduk

Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran.


Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi
sungai
Tabel 4.17
JUMLAH TIMBULAN SAMPAH KECAMATAN MENTENG

No

Kelurahan

Penduduk
(jiwa)

1
2
3
4
5

Menteng
Pegangsaan
Cikini
Gondang Dia
Kebon Sirih
Jumlah

972,14
415,50
307,51
445,24
42.531,83
44.672,22

Asumsi Timbulan
Sampah
(ltr/org/hari)
2.67
2.67
2.67
2.67
2.67

Timbulan
Sampah
(ltr/hari)
5.595,61
1.109,39
821,05
1.188,79
113.559,99
119.274,83

Timbulan
Sampah
(m3/hari)
5.59561
1.10939
0.82105
1.18879
113.56
119.2748

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.14.2 Drainase dan Pengendali Banjir


Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut :

Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai


dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap
bangunan liar dan pembuangan sampah);

Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan


sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan
penggelontor;

Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat


penampungan air;

Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir.

Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan, yaitu
Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam
atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang
berupa saluran segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk
menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada
permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan
yang relatif kosong
Tabel 4.18
Rencana Pelebaran Sistem Drainase
Kecamatan Menteng
Nama Kali
ROW Eksisting (m)
ROW Rencana (m)
Kali Baru Barat
5-7
10
Banjir Kanal Barat
60
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta

B.4.14.3 Limbah
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di
Kecamatan Menteng ialah sebesar 3.082,38 liter per hari. Rencana sistem
pembuangan air limbah di Kecamatan Menteng ialah sistem on-site (cubluk, septic
tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali
Krukut.

B.4.14.4 Listrik
Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan
tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap

kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem


jaringan listrik pada Kecamatan Menteng dapat berfungsi dengan baik serta
memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai
berikut :
1. Memperbaiki jaringan listrik yang ada
2. Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada
3. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabelkabel PLN dengan kabel isolasi
4. Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta
mempertimbangkan segi estetika lingkungan
5. Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan
pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah
6. Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi
eksisting 2008 belum terlayani listrik

B.4.14.5 Rencana Jaringan Air Bersih


Kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2030 di Kecamatan Menteng adalah
sebesar 7.817.638,50 lt/hari.
Tabel 4.19
JUMLAH KEBUTUHAN AIR BERSIH KECAMATAN MENTENG
No

Kelurahan

Pendudu
k (jiwa)

Menteng
972,14
Pegangsaan
415,50
Cikini
307,51
Gondang Dia
445,24
Kebon Sirih
42.531,83
Jumlah
44.672,22
Sumber : Hasil Perhitungan 2009

1
2
3
4
5

Asumsi
Kebutuhan Air
Bersih
(ltr/org/hari)
175
175
175
175
175

Kebutuhan
Air Bersih
(ltr/hari)

Kebutuhan
Air Bersih
(m3/hari)

170.124,50
72.712,50
53.814,25
77.917,00
7.443.070,25
7.817.638,50

170.1245
72.7125
53.81425
77.917
7443.07
7817.639

B.4.14.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah


Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Menteng ialah sistem on-site
(cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali
Ciliwung dan Kali Krukut. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi
air limbah/kotor di Kecamatan Menteng ialah sebesar 3.082,38 liter per hari.

B.4.15 Rencana Pola Ruang Kecamatan Menteng


Rencana pola ruang di Kecamatan Menteng tidak jauh berbeda dengan kondisi eksisting
2007. Kecamatan Menteng sebagian besar diarahkan menjadi kawasan permukiman
yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung kegiatan permukiman.

B.4.15.1 Permukiman
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan
wisma yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 265,14 Ha.
Rencana pemanfaatan lahan wisma, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan
yaitu :
-

Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah dengan penggunaan lahan seluas


12,08 Ha

Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan penggunaan lahan seluas


205,66 Ha

Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan penggunaan lahan seluas 40,06


Ha

Kawasan Perumahan Susun dengan penggunaan lahan seluas 6.63 Ha

Kawasan Perumahan Susun Taman dengan penggunaan lahan seluas 0,70 Ha


Tabel 4.20
Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan

No
1
2
3
4
5

Fungsi Lahan
Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah
Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang
Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi
Kawasan Perumahan Susun
Kawasan Perumahan Susun Taman
Total

Luas Lahan (Ha)


12,08
205,66
40,06
6,63
0,70
265,14

Sumber : Hasil Analisa

B.4.15.2 Perdagangan dan Jasa


Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan
kawasan perkantoran dan perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar
kedua, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 122.05 Ha.

Rencana pemanfaatan lahan kawasan perkantoran dan perdagangan, terbagi


menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu :
-

Kawasan Perkantoran Pemerintah dengan penggunaan lahan seluas 11,16 Ha

Kawasan Perdagangan dengan penggunaan lahan seluas 95,27 Ha

Kawasan Perkantoran Swasta dengan penggunaan lahan seluas 144.721 Ha

Kawasan Perkantoran Taman dengan penggunaan lahan seluas 2,41 Ha

Tabel 4.21
Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan
No
1
2
3
4

Fungsi Lahan

Luas Lahan (Ha)

Kawasan Perkantoran Pemerintah


Kawasan Perdagangan
Kawasan Perkantoran Swasta
Kawasan Perkantoran Taman
Total

11,16
95,27
144.721
2,41
144.829,83

Sumber: Hasil Analisa

4.15.3 Ruang Terbuka Hijau


Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan
Kawasan Penyempurna merupakan pemanfaatan lahan terkecil, yaitu dengan
pemanfaatan lahan seluas 25.90 Ha.
Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna, terbagi menjadi beberapa
pemanfaatan lahan yaitu :
Kawasan Penyempurna Hutan Lindung dengan pemanfaatan lahan seluas 6,13

Ha
-

Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 9,16 Ha

Kawasan Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 18,07 Ha


Tabel 4.22
Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna

No
1
2
3

Fungsi Lahan
Kawasan Penyempurna Hutan Lindung
Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota
Kawasan Taman
Total

Luas Lahan (Ha)


6,13
9,16
18,07
33,37

Sumber: Hasil Analisa

B.4.16 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Menteng


Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Menteng terdiri dari
empat jenis fasilitas, yaitu :

Fasilitas Pendidikan

Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Peribadatan

Fasilitas Olah Raga

B.4.16.1 Pendidikan
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di
Kecamatan Menteng, pada tahun 2030 Kecamatan Menteng harus menyediakan
128 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan
dengan rincian 78 unit TK, 39 unit SD, 7 unit SLTP, serta 3 unit SLTA
Tabel 4.23
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Menteng
N
o
1
2
3
4
5
6

Jenis Fasilitas
TK
SD
SLTP
SLTA
Diploma
Universitas
Jumlah

Eksisting
2006
27
26
16
14
10
3
96

Kebutuhan
Daya Tampung
78
39
7
3
0
0
128

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.16.2 Kesehatan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan
Menteng, terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun

jumlahnya belum memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting


2006, maka hingga tahun 2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan
berupa 91 unit balai pengobatan, 9 unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit
puskesmas kecamatan, serta 9 unit apotik.
Tabel 4.24
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Menteng
No

Jenis Fasilitas

1
2
3
4
5
6.

Rumah Sakit
Rumah Bersalin
Poliklinik
Puskesmas
Posyandu
Apotek
Jumlah

Eksisting
2006
8
10
10
5
39
14
86

Kebutuhan
Daya Tampung
0
3
3
3
3
3
17

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.16.3 Peribadatan
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Kecamatan Menteng akan sarana peribadatan maka diperlukan
penambahan fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan,
tempat ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk
200.000 jiwa penduduk. Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi
masyarakat yang membutuhkan fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan
utilitas dan transportasi yang ada.
Tabel 4.25
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kecamatan Menteng
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Fasilitas
Mesjid
Musholla
Gereja Kristen
Gereja Katolik
Pura
Vihara
Kelenteng
Jumlah

Eksisting
2006
35
52
16
2
105

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Kebutuhan
Daya
Tampung
3
33
2
2
2
2
2
45

B.4.16.4 Olah Raga


Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
untuk memenuhi kebutuhan penduduk terhadap fasilitas olah raga maka Kecamatan
Menteng perlu menyediakan 36 unit fasilitas olah raga yang terdiri dari bangunan
fisik maupun ruang terbuka sebagai area bermain atau jogging.
Tabel 4.26
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Menteng
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Fasilitas
Sepak Bola
Bola Voly
Bulu Tangkis
Bola Basket
Lapangan Tenis
Tenis Meja
Kolam renang
Jumlah

Eksisting
2006
4
5
5
4
2
5
1
26

Kebutuhan
Daya Tampung

33
3
36

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.16.5 Pengendalian Bencana


Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka untuk Kecamatan Menteng
direncanakan beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan kebakaran,
yaitu berupa :
1. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan.
2. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.
3. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru
pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air.
4. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan.
5. Perbaikan

lingkungan

berupa

pelebaran

jalan

lingkungan

sehingga

mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.

B.4.17 Kawasan Strategis Kecamatan Menteng


Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Menteng ditentukan berdasarkan
peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya,
dan lingkungan kota. Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada

tingkatan Kotamadya Jakarta Pusat khususnya Kecamatan Menteng ditentukan sebagai


kawasan strategis yang diarahkan pada pengembangan Kawasan Cikini dan Taman
Ismail Marzuki (TIM) sebagai kawasan pengembangan kesenian dan kebudayaan.

B.4.18 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Menteng


Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB.
Tingkatan besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk
di bangun dalam perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah
ditetapkan batas-batasnya berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri
dari tingkatan nilai KLB, sebagai berikut :
-

Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6

Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6
sampai dengan 2,4

Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4
sampai dengan 3,5

Nilai KLB rata-rata 4,0

Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman,
kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta
kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan.
Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk
memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara
tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan
permintakan.
Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan
pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada
penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan,
KDB dan KLB.
KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada :
a) Kawasan permukiman
b) Kawasan permukiman KDB rendah
c) Kawasan bangunan umum

d) Kawasan bangunan umum KDB rendah


e) Kawasan campuran
f)

Kawasan industri / pergudangan

KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada :


a) Kawasan permukiman
b) Kawasan permukiman KDB rendah
c) Kawasan bangunan umum
d) Kawasan bangunan umum KDB rendah
e) Kawasan campuran
f)

Kawasan industri / pergudangan

KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada :


a) Kawasan permukiman 4
b) Kawasan permukiman KDB rendah
c) Kawasan bangunan umum
d) Kawasan bangunan umum KDB rendah
e) Kawasan campuran
KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada :
a) Kawasan permukiman
b) Kawasan bangunan umum
c) Kawasan bangunan umum KDB rendah
d) Kawasan campuran
e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra
Primer Baru Barat

Tabel 4.27
Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan
Kecamatan Menteng Tahun 2030
No

Lokasi

Jl. MH. Thamrin

JL. Kebon Sirih

Peruntukan
- Kawasan Perkantoran
- Kawasan Perdagangan
- Kawasan Perkantoran

Ketinggian maks
(lantai)
60

KDB
(%)
50

KLB
(%)
5,0

60

50

5,0

No

Lokasi

Peruntukan

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Jl. KH. Agus Salim


Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Srikaya
Jl. Cut Nya Dien
Jl. Gondangdia Lama Jl. Menteng Raya
Jl. Cikini
Jl. Probolinggo
Jl. Pegangsaan
Jl. Pegangsaan
-

13

Jl. Pegangsaan

14
15

Jl. Anyer
Jl. Anyer

16

Jl. Jl. Raden Saleh

17

Jl. Cikini

18

Jl. Yusuf Adwinata

19

20

Jl. HOS.
Cokroaminoto
Jl. Teuku Umar

21

Jl. Imam Bonjol

22

Jl. Cimahi

23

Jl. Madiun

24

Jl. Taman Suropati

25

Jl. Syamratulangi

Kawasan Perdagangan
Kawasan Perkantoran
Kawasan Perkantoran
Kawasan Perdagangan
Kawasan Perkantoran
Kawasan Perdagangan
Kawasan Perkantoran
Kawasan Perdagangan
Kawasan Perdagangan
Kawasan Perkantoran
Kawasan Campuran
Kecil
Kawasan Kantor
Pemerintah
Kawasan Perdagangan
Kawasan fasilitas umum
dan fasilitas sosial
Kawasan fasilitas umum
dan fasilitas sosial
Kawasan fasilitas umum
dan fasilitas sosial
Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang

Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010

Ketinggian maks
(lantai)

KDB
(%)

KLB
(%)

60
16
8
4
8
8
16
8
8
4

50
50
55
60
55
55
50
55
55
60

5,0
3,5
3,0
2,4
3,0
3,0
3,5
3,0
3,0
2,4

60

2,4

4
4

60
20

2,4
0.8

50

2,0

55

3,0

60

1,2

60

1,2

60

1,2

60

1,2

60

1,2

60

1,2

60

1,2

60

1,2

Rencana persebaran penduduksampai tahun 2030 sebanyak 12.500.000 (dua belas juta
lima ratus ribu) jiwa, dengan persebaran diarahkan sebagai berikut:
a. Kota Administrasi Jakarta Pusat sebanyak 9,2%;
b. Kota Administrasi Jakarta Utara sebanyak 18,6%;
c. Kota Administrasi Jakarta Timur sebanyak 24,1%;
d. Kota Administrasi Jakarta Selatan sebanyak 22,6%;
e. Kota Administrasi Jakarta Barat sebanyak 25,3%; dan
f. Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu sebanyak 0,2%.
Rencana sebaran penduduk Kecamatan Menteng sebanyak 191.139 jiwa;
Pengembangan pemanfaatan ruangKecamatan Menteng sebagai pusat kawasan
permukiman, pusat perkantoran, perdagangan dan jasa skala kota dengan
memperhatikan bangunan cagar budaya;
Rencana kawasan sempadan sungai, kanal, dan kali Sungai Ciliwung yang melalui
Kecamatan Gambir, Menteng, Sawah Besar, Senen, Pademangan, Jatinegara, Kramat
Jati, Matraman, Pasar Rebo, Jagakarsa, Pancoran, Pasar Minggu, Tebet, dan Taman
Sari; Kali Malang yang melalui Kecamatan Menteng;
Rencana pengembangan kawasan sekitar waduk/situ Kecamatan Menteng di Situ
Lembang;
Kawasan pemugaran bangunan dan objek bersejarah Kawasan Menteng di Kecamatan
Menteng
Rencana kebutuhan SD/MI Kota Administrasi Jakarta Pusatdi Kecamatan Tanah Abang,
Cempaka Putih, Kemayoran, dan Menteng;
Rencana kebutuhan SMP/MTs Kota Administrasi Jakarta Pusatdi Kecamatan Tanah
Abang, Cempaka Putih, Kemayoran, dan Menteng;
Rencana kebutuhan SMA/SMK/MA Kota Administrasi Jakarta Pusatdi Kecamatan Tanah
Abang, Cempaka Putih, Johar Baru, Kemayoran, Menteng, dan Senen;
Rencana fasilitas olahraga lainnya Kecamatan Menteng di Gelanggang Olahraga
Kemakmuran;
Kawasan rawan bencana kebakaran Kecamatan Menteng di Kelurahan Penggangsaan,
Kelurahan Menteng, Kelurahan Cikini dan Kelurahan Kebon Sirih;
Rencana pengembangan kawasan pemerintahan nasional Kecamatan Menteng di
Kelurahan Kebon Sirih, Kelurahan Gondangdia, Kelurahan Cikini dan Kelurahan
Menteng;
Rencana pengembangan jaringan jalan tol rencana pembangunan jalan tol melalui
Kecamatan Menteng yakni sejajar Jalan Sultan Agung hingga Jalan Doktor Sahardjo di
Kecamatan Setiabudi
Rencana pengembangan jaringan jalan arteri primer Kecamatan Menteng diarahkan
Jalan Sultan Agung, Jalan Imam Bonjol, Jalan Diponegoro, Jalan MH. Thamrin, Jalan
Tambak, Jalan Matraman dan Jalan Kebon Sirih Raya;
Rencana pengembangan jaringan jalan kolektor Kecamatan Menteng diarahkan pada
pembangunan dan peningkatan jalan kolektor di ruas Jalan Proklamasi, Jalan
Latuharhari, Jalan Sindang Jaya, Jalan Surabaya, Jalan Teuku Umar, Jalan Sultan
Syahrir, Jalan HOS Cokroaminoto, Jalan Raden Saleh, Jalan Cikini Raya, Jalan
Samratulangi, Jalan Madiun, Jalan Cimahi dan Jalan Moh. Yamin;
Rencana pengembangan jaringan jalan lokal Kecamatan Menteng diarahkan pada :

a) pembangunan dan peningkatan jalan pada ruas Jl. Tranggulung,Jl. Inspeksi Cikini X,
Jl. Matraman Dalam 1, Jl. Tambak dan Jl Bonang;
b) pembangunan jalan lokal yang berfungsi sebagai jalan inspeksi di sepanjang Kali
Ciliwung dan Kali Malang;
c) sejajar dengan jalan kereta api dengan tidak mengganggu ruang manfaat jalur
(Rumaja) KA;
Rencana pengembangan jaringan sepeda dan pedestrian Kecamatan Menteng
diarahkan pada pengembangan dan penataan kawasan perkantoran di Kelurahan
Menteng, Kelurahan Pegangsaan, Kelurahan Cikini, Kelurahan Kebon Sirih dengan
tetap memperhitungkan kemudahan pencapaian, daya dukung lingkungan dan
penyediaan sarana dan prasarana pendukungnya termasuk menyediakan prasarana
untuk pejalan kaki, penyandang cacat dan sepeda.
Pengembangan sistem angkutan umum massal berupa bis berjalur khusus Koridor 6
Ragunan Dukuh AtasKecamatan Menteng khususnya Halte Latuharhary;
Pengembangan sistem angkutan umum massal berupa MRT, melalui penyediaan rute
perlintasan selatan utara yang melewati Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Blok M,
Senayan, Bendungan Hilir, Setia Budi, Dukuh Atas, Sarinah, Harmoni, Glodok, dan
Stasiun Kota Besar dengan lokasi stasiun Kecamatan Menteng, Stasiun MRT Kebon
Sirih;
Rencana pengembangan sistem dan jaringan air bersih Kecamatan Menteng yang
melintasi Jalan Sutan Syahrir-Jalan Prof Moch Yamin, Jalan Surabaya dan Jalan MH
Thamrin
Rencana jalur evakuasi bencana Kecamatan Menteng di Jalan Sultan Agung, Jalan
Imam Bonjol, Jalan Diponegoro, Jalan MH. Thamrin, Jalan Tambak, Jalan Matraman,
Jalan Kebon Sirih Raya, dan Jalan HOS Cokroaminoto
Pengembangan kawasan yang diprioritaskan Kawasan Jalan Jaksa di Kecamatan
Menteng; Kawasan Jalan Sabang di Kecamatan Menteng; Pengembangan kawasan
yang diprioritaskan penangannya bertujuan untuk mengembangkan, melestarikan,
melindungi, memperbaiki,mengkoordinasikan, keterpaduan pembangunan, dan/atau
melaksanakan revitalisasi di kawasan yang bersangkutan yang dianggap memiliki
prioritas tinggi.
Yang dimaksud dengan Zona Pemugaran adalah Ketentuanketentuan pemanfaatan
ruang dan elemen lainnya (keindahan, tata informasi dll) untuk memelihara visual dan
karakter budaya, bangunan dan kawasan masyarakat setempat yang ditetapkan dalam
peraturan-perundangan pelestarian. Zonasi pemugaran pada Kawasan Kota Tua,
Kawasan Menteng, Kawasan Kebayoran Baru.

Anda mungkin juga menyukai