Bab Ii
Bab Ii
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
1. Pengertian IUD
Pengertian IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang
telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa
aktif fungsi kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha
kontrasepsi,
menghalangi
fertilisasi,
dan
menyulitkan
telur
yang
bentuknya
bermacam-macam,
terdiri
dari
plastik
(polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi
ada pula yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu
ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone. (Kusmarjati, 2011).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan
konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan, sehingga kontrasepsi adalah upaya untuk
10
11
12
mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load
yaitu standar, small, dan mini.
d. Lippes loop
13
14
15
16
17
Zahra
(2008),
Efek
samping
dari
penggunaan
IUD
18
Gambar 2.4 alat untuk memasang IUD (Sunjiantini dan arum : 2009)
Menurut Sujiantini dan arum (2009), Peralatan Pemasangan IUD:
a. Bivalue speculum ( speculum cocor bebek )
b. Tampontang
c. Tenakulum
d. Gunting
e. Mangkuk untuk larutan antiseptic
f. Sarung tangan dan barakscort
g. Duk steril
h. Kapas cebok
i. Cairan antiseptic ( betadin )
12. Perlengkapan Pemasangan IU
19
20
21
waktu
menstruasi
(dibading
dengan
menggunakan IUD)
a) Bercak darah atau perdarahan: amanya, jumlah
b) Kram: lamanya, tingkat keparahan
c) Nyeri punggung: lokasi, lamanya, tingkat keparahan.
sebelum
22
3) Pemeriksaan benang
a) Tanggal pemeriksaan benang yang terakhir
b) Benang dapat dirasakan oleh pasangan selama melakukan
hubungan seksual
4) Kepuasaan terhadap metode yang digunakan (baik pada wanita
maupun pasangannya)
5) Setiap obat yang digunakan: yang mana, mengapa
6) Setiap kunjungan ke dokter atau keruang gawat darurat sejak
pemasangan IUD: mengapa
7) Penggunaan preparat spermisida dan kondom: kapan, apakah ada
masalah
8) Tanda-tanda dugaankehamilan jika ada indikasi
b. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui adanya nyeri tekan pada
bagian bawah abdomen
2) Pemeriksaan untuk mengetahui adanya nyeri tekan akibat CVA,
jika diindikasikan untuk diagnose banding
3) Tanda-tanda kemungkinan kehamil, jika ada indikasi.
c. Pemeriksaan pelvic
1) Pemeriksaan speculum
a) Benang terlihat
23
24
langkah
berikutnya.
Mengumpulkan
data
adalah
25
dengan
pasien/klien/yang
diwawancarai,
lebih
26
ekspresi
dan
perilaku
pasien,
mengamati
27
rencana
asuhan
yang
menyeluruh.
Masalah
sering
28
inibener-benar terjadi.
d. Langkah IV (keempat) : mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan
yang memerlukan penanganan segera
Beberapa data menunjukan situasi emergensi diman bidan
perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data
menunjukkan situasi yang memerlukan tindakan segera sementara
menunggu instruksi dokter. Mungkin juga memerlukan konsultasi
dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi setiap pasien
untuk
menentukan
asuhan
yang
paling
tepat.
Langkah
ini
29
30
31
32
Menteri
Kesehatan
1464/MENKES/PER/X/2010
Republik
Indonesia
NOMOR
Bidan BAB III pada pasal 9, 12, 13 yaitu: bidan dalam menjalankan praktik
berwenang untuk memberikan pelayanan keluarga berencana, bidan dalam
memberikan pelayanan keluarga berencana berwenang untuk memberikan
penyuluhan dan konseling keluarga berencana, bidan berwenang melakukan
pelayanan kesehatan meliputi memberikan alat kontrasepsi dalam rahim
(IUD).
33
j.
34
j.
35
B. ANAMNESA
1. Memberikan salam pada ibu / pasangannya dengan cara:
Mengucapkan : Assalamualaikum / selamat pagi dengan suara
lembut dan disertai senyum. Kemudian mengatakan Apa yang dapat
saya bant bu?
2. Menanyakan data-data pribadi ibu / pasangannya
a. Nama
b. Alamat
c. Umur
d. Pekerjaan
36
e. Pendidikan
f. Nama suami
g. Alamat suami
h. Umur suami
i.
Pekerjaan suami
j.
Pendidikan suami
37
38
Apakah dalam satu tahun ini pernah mengalami luka pada alat
kelamin ?
Bila ya, apakah lukanya berupa luka lecet, atau luka seperti
borok ? sebutkan
j.
39
j.
40
C. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Tekanan Darah
1. Meminta ijin ibu / pengantur untuk melakukan pemeriksaan tekanan
darah : ibu bolehkan saya memeriksa tekanan darah ibu ?
2. Mempersilahkan
ibu
istirahat
kurang
lebih
menitsebelum
pengukuran bila ibu baru dating dari tempat jauh, berjalan, atau tidak
sempat duduk menunggu giliran.
3. Meminta ibu untuk membuka lengan atas yang akan diperiksa,
sehingga tidak menutupi arteri brachialis.
4. Meminta ibu untuk duduk dengan nyaman dan santai :
a. Memasang manset 2-3 cm diatas fossa kubiti, melingkari lengan
tempat pemeriksaan setinggi jantung dan balon karet menekan
tepat diatas arteri brachialis.
b. Menanyakan pada ibu apakah manset dengan sphygmomano meter
Hg, posisi tegak dan level air raksa setinggi jantung.
c. Meraba denyut arteri brachialis pada lipatan siku untuk meletakkan
stetoskop
d. Meraba arteri radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah
(memastikan tidak ada penekanan)
e. Menutup katub pengontrol pada pompa manset
f. Meletakkan stetoskop ketelinga, meraba denyut arteri brachialis
g. Memopa manset sampai denyut arteri radialis tidak teraba lagi,
kemudian menambah pompa lagi 20-30 mmHg
41
Melihat air raksa dengan posisi mata sejajar air raksa, sambil
melepaskan katub pengontrol pelan, sehingga air raksa turun
dengan kecepatan 2-3 mmHg / detik atau skala / detik
j.
Melepas stetoskop dari telinga dan lepas manset dari lengan pasien
42
43
kebocoran
sarung
tangan
kanan
dengan
cara
lalau
mengempiskan
sarung
tangan
yang
sudah
44
j.
cairan
dari
alat
kelamin
dan
memasang
IUD.
45
melihat
apakah ada
46
tidak, warnanya). Bila ada kulkus pada vulva dan sekitarnya, maka
lakukan pengambilan specimen dengan menggunakan kapas lidi steril.
Mengoleskan ujung kapas lidi, pada ulkus dan buat sediaan hapus di
atas kaca benda, berikan kepada petugas laboratorium untuk
pemeriksaan
13. Memeriksa orificium urethrae externum (saluran vagina bagian luar)
dengan cara membuka mulut vagina menggunakan jari telunjuk dan
ibu jari tangan kanan, adakah pembesaran pada kelenjar bartholini, bila
ada, tekan sedikit dan tanyakan pada ibu apakah terasa nyeri atau tidak.
Memeriksa apakah ada duh tubuh (jumlah, serosa / mukosa /
mukopurulen / purulen, berbau / tidak, warana)
14. Melakukan pengambilan specimen duh tubuh dengan cara:
a. Menyiapkan kaca objek untuk specimen dan member nomor
b. Mengambil kapas lidi, mengusapkan kapas lidi pada vagina bagian
luar dengan gerakan melingkar ke kanan dan diamkan beberapa
saat untuk penyerapan cairan / secret
c. Mengolekan secret yang ada diujung lidi kapas pada kaca objek
yang telah diberi nomor untuk dibuat sediaan
15. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemasangan speculum dan
kemungkinan akan terasa sedikit sakit, namun tidak berbahaya
16. Mengusap mulut vagina bagian luar (sisi kanan dan kiri labia minor)
dengan larutan antiseptic povidon iodine 10% 2 sampai 3 kali. Cara
mengusapnya dari atas ke bawah.
47
48
c. Mengoleskan secret yang ada diujung lidi kapas pada kaca objek
yang telah diberikan nomer untuk dibuat sediaan.
21. Melakukan pengambilan specimen pada leher servix:
a. Mengambil kapas lidid yang baru dengan tangan kanan, tangan kiri
memfiksasi / memegang pegangan speculum.
b. Memasukkan
ujung
kapas
lidi
dan
mengoleskan
dan
49
50
51
52
53
38. Mempersilahkan ibu untuk turun dari meja ginekologi dan memakai
celananya, kemudian mempersilahkan ibu duduk di kursi yang tersedia
39. Mencatat hasil pemasangan IUD pada kartu status dan melengkapi
kartu IUD untuk ibu. Memberitahukan hasilnya pada ibu dan
mananyakan apakah ada ditanyakan mengenai hasil pemasanga IUD.
Membuat rekam medic dan melakukan pencatatan pada buku register /
catatan akseptor
40. Mengucapkan terima kasih pada ibu atas kunjungannya:
Bu, terima kasih atas kunjungannya, semoga KB nya berhasil.
54