Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

ENDAPAN
MINERAL LOGAM DAN NONLOGAM

OLEH :
LA RASMAN
( F1H1 12 002 )

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013

ENDAPAN
MINERAL LOGAM DAN NONLOGAM
Pertanyaan :
1. Jelaskan klasifikasi bahan galian secara lengkap !
2. Jelaskan klasifikasi ore deposit !
3. Jelaskan isi dari Pengawasan Umum pada SNI No. 13-6675-2002 tentang
Pengawasan Eksplorasi Bahan Galian !
4. Carilah Undang-Undang (UU) Peraturan

Pemerintah,

Keputusan

Menteri

(Kepmen), Peraturan Daerah (Perda) tentang Eksplorasi Mineral dan Batuan !


5. Jelaskan dengan singkat :
a. Bahan Galian
b. Ore Deposit
c. Mineral Gangue
d. Mineral Logam dan Nonlogam
e. Cebakan Mineral.
Jawaban :
1. Adapun klasifikasi Bahan Galian yaitu :
Berdasarkan Undang-undang pokok pertambangan.
a. Bahan galian Strategis atau golongan A, yaitu bahan galian yang penting
untuk pertahanan, keamanan negara atau untuk menjamin perekonomian
Negara. Contoh :
- Minyak Bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam
- Bitumen padat, aspal
b. Bahan galian Vital atau golongan B, yaitu golongan bahan galian yang
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.
Contoh :
- Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan
- Bauksit, tembaga, timbal, seng
- Emas, platina, perak, air raksa, intan
- Arsin, antimon, bismuth
c. Bahan galian bukan strategis dan vital atau golongan C, bahan galian yang
tidak termasuk bahan galian strategis dan vital berarti, karena sifatnya tidak
langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional.
Contohnya :
- Asbes, talk, mika, grafit, magnesit
- Yarosit, leusit, twas (alum),
- Batu permata, batu setengah permata
- Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit
- Batu kapur, dolomit, kalsit
Dasar-dasar penggolongan bahan-bahan galian, yaitu :
a.
b.
c.
d.

Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara


Terdapatnya suatu bahan galian dalam alam
Penggunaan bahan galian bagi industri
Pengaruhnya terhadap hidup rakyat banyak

e. Pemberian kesempatan pengembangan usaha


Berdasarkan kandungan mineralnya
a. Bijih (ore), bahan galian sebagai sumber bahan logam, contohnya kasiterit
(Sn), Hematit (Fe), Bauksit (Al), dll.
b. Bukan bijih, sebagian bahan bukan logam, contohnya belerang fosfat,
kaolin, kapur, dll.
Berdasarkan Mineral ekonomi :
a. Metalic Mineral :
- Precious metal : tembaga, seng dan timah
- Steel Industry : besi, nikel, chromium, mangan, tungsten, dan vanadium
- Electronic Industry : cadmium, bismuth, dan germanium
b. Non-Metalic Mineral :
- Isolator : Mika dan Asbes
- Abresive Mineral : corundum, garnet, intan dan topaz
- General Industry Mineral : fosfat, belerang, batu gamping, garam, barit,
boraks, feldspar, magnesit, gypsum, clay(lempung) dll.
c. Fuel Mineral :
- Solid (zat padat) : coal.
- Liquid (Zat Cair) : minyak bumi.
Berdasarkan cara terbentuknya
a. Bahan Galian Magmatik, yaitu bahan galian yang terjadi dari magma dan
bertempat di dalam / berhubungan dekat dengan magma.
b. Bahan Galian Pematit, yaitu bahan galian yang terbentuk di dalam diatrema
dan dalam pembentukan instrusi (gang dan apofisa)
c. Bahan Galian hasil pengendapan di dasar sungai / genangan air melalui
proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.
d. Bahan Galian hasil pengayaan sekunder, yaitu bahan galian yang
terkonsentrasi karena proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.
e. Bahan Galian hasil metamorfosis kontak, yaitu batuan sekitar magma
f.

berubah menjadi mineral ekonomis.


Bahan Galian Hidrotermal, yaitu resapan magma cair yang membeku
dicelah-celah struktur lapisan bumi atau pada lapisan yang bersuhu relative
rendah dibawah 500C.

2. Adapun klasifikasi Ore Deposit yaitu :


Endapan bijih magmatik-hidrotermal
a. Endapan liquid magmatik (Cr pada ofiolit atau intrusi berlapis dengan
produk sampingan Pt, Fe/Ti dan Ni)
b. Pegmatit (Sn, Nb/Ta, Li, Be, etc).

c. Endapan hidrotermal: Cyprus-type(VMS); skarn (W, Sn, Cu, etc), porfiri (Cu,
Mo, Sn, etc); endapan urat (Sn, W, U); endapan epitermal Au-Ag; BIF
(Algoma type)
Endapan hidrotermal-diagenetik
a. Tipe Kupferschiefer (Cu, Pb, Zn)
b. Tipe Mississippi (MVT): Pb-Zn-Ba-F pada karbonat laut
Endapan hidrotermal-metamorfik
a. Urat kuarsa pada batuan metamorf (Au) atau lode gold.
Endapan hasil pelapukan (kimia)
a. Endapan sisa: bauksit dan Fe-laterit
b. Sisa pelarutan: endapan Ni dan Au laterit; pengkayaan Mn, Fe, Cu, Ag
Endapan bijih sedimenter (mekanik)
a. Endapan placer aluvial dan laut (Au, Sn, Ti, REE)
3. Isi dari Pengawasan Umum pada SNI No. 13-6675-2002 tentang Pengawasan
Eksplorasi Bahan Galian yaitu :
Pengawasan eksplorasi dilaksanakan terhadap pemegang IUP, meliputi
administratif dan teknis, untuk setiap tahap yang dilakukan. Objek pengawasan
eksplorasi tercantum dan diuraikan dalam subpasal-subpasal berikut ini :

Pengawasan administratif
1) Perizinan
Dalam S.K. IUP tercantum nomor perizinan, masa berlaku, lokasi
administratif dan geografis, tahap eksplorasi, dan luas wilayah usaha
pertambangan. Apabila wilayah IUP bertumpang tindih dengan kepentingan
lain di bawah instansi lain (kehutanan, perkebunan, dll.), maka pemegang
IUP harus menyertakan bukti rekomendasi dan persetujuan dari instansi
terkait. Semua perizinan/rekomendasi/persetujuan yang berkaitan dengan
IUP, harus dilampirkan dalam laporan tahunan dan laporan akhir, termasuk
perpanjangan waktu dan wilayah penciutannya.
2) Rencana kerja dan biaya
Rencana kerja dan biaya harus mengikuti tata cara dan peraturan
yang berlaku, mencakup maksud dan tujuan, waktu, jenis dan volume

kegiatan, tenaga pelaksana dan keahliannya, peralatan dan spesifikasinya,


serta rencana biaya sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan.
3) Pelaporan
Pengawasan pelaporan meliputi pemeriksaan laporan kegiatan
kemajuan eksplorasi triwulan dan tahunan secara berkala, dan laporan
akhir eksplorasi. Sistematika dan tata cara pelaporan harus sesuai dengan
standar yang telah ditentukan. Untuk laporan tahunan dan akhir harus
dilengkapi dengan lampiran peta-peta, data hasil penyelidikan dan suratsurat perizinan.
Lampiran-lampiran yang melengkapi laporan antara lain SK. IUP
dan SK lain yang berkaitan, termasuk data hasil penyelidikan, peta lokasi,
peta daerah prospek, peta geologi, peta topografi, dan peta anomali.

Pengawasan teknis
1) Tata cara pengawasan
Pengawasan teknis dapat dilakukan antara lain dengan cara:
a.
b.
c.
d.
e.

Presentasi pemegang izin usaha pertambangan,


Pengecekan penanganan,
Pengecekan prosedur korelasi dan pengolahan data,
Pengecekan lapangan , dan
Due deligence jika diperlukan, dilakukan dengan kesepakatan kedua
belah pihak untuk klarifikasi.

2) Tata laksana pengawasan


Pengawasan teknis yang dilakukan terhadap setiap tahap kegiatan
eksplorasi meliputi pematokan batas wilayah usaha pertambangan, jenis
dan volume pekerjaan, prosedur pengolahan data, tenaga pelaksana atau
personil/konsultan, dan peralatan yang digunakan.

Pematokan batas wilayah IUP


Pematokan batas wilayah IUP harus dilakukan sesuai dengan
prosedur

yang

berlaku,

dengan

menggunakan

peralatan

yang

mempunyai ketelitian dan akurasi yang dapat dipercaya, serta batas


wilayahnya harus sesuai dengan surat keputusan IUP.

Jenis dan volume kegiatan


Jenis dan volume kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan
maksud dan tujuan, serta tahap eksplorasi seperti yang tertulis dalam
rencana kerja dan/atau laporan eksplorasi. Beberapa objek penyelidikan
yang diawasi, diuraikan dalam subpasal-subpasal di bawah ini.

Peta topografi
Peta topografi wilayah IUP, pada skala-skala lebih besar atau

sama dengan 1:5000, harus merupakan hasil pengukuran di lapangan.


Untuk peta lebih kecil dari skala 1:5000 harus berasal dari instansi yang
berwenang, atau dibuat berdasarkan metode pengukuran yang dapat
dipertanggungjawabkan. Peta indeks, koordinat peta, batas wilayah IUP,
dan keterangan peta harus dicantumkan dengan jelas.

Geologi
Objek pengawasan kegiatan pemetaan geologi meliputi metode

dan prosedur yang digunakan, terutama dalam hal skala peta, jumlah
dan sebaran titik pengamatan, pemercontohan, dan peta geologi yang
dihasilkan, harus sesuai dengan tahap eksplorasi. Penyusunan peta
geologi harus sesuai dengan standar yang berlaku.

Geokimia
Metode geokimia harus sesuai dengan tahap eksplorasi yang

dilakukan, termasuk prosedur pengambilan percontoh, lokasi, jenis,


jumlah dan kerapatan percontoh. Peta anomali geokimia harus
dilengkapi dengan skala, keterangan, dan koordinat peta. Disamping itu
perlu diperhatikan dasar penafsiran dalam hal penentuan nilai anomali
geokimia, serta kemungkinan kontaminasi.

Geofisika
Metode penyelidikan geofisika yang digunakan harus sesuai

dengan

tipe

dan

jenis

endapan

mineral

yang

dieksplorasi.

Lokasi/jalur/kerapatan titik pengamatan disesuaikan dengan tahap


eksplorasi

dan

karakteristik

endapan.

Pengolahan

data

untuk

pembuatan peta dan penampang anomali geofisika harus jelas dan

diuraikan dalam laporan akhir, sedangkan interpretasi peta, penampang,


model geologi dan endapan bahan galian harus sesuai dengan data
geofisika yang ada.

Sumur/parit uji, pengeboran dan terowongan


Pembuatan sumur/parit uji, pengeboran dan terowongan pada

umumnya dilakukan pada tahap eksplorasi umum dan eksplorasi rinci.


Metode dan pola pembuatan sumur/parit uji, pengeboran dan
terowongan disesuaikan dengan karakteristik endapan bahan galian,
termasuk penyebarannya. Korelasi antar titik bor serta penafsiran
bentuk/model endapan bahan galian harus layak dan mengikuti
prosedur atau tatacara yang berlaku.

Pengambilan percontoh
Pengawasan dalam hal pengambilan percontoh (sampling)

meliputi

metode,

jumlah

percontoh,

jenis

percontoh,

kerapatan

percontoh dan penentuan lokasi. Pengambilan percontoh, baik untuk


penyelidikan geologi, geokimia, sumur atau parit uji, terowongan,
maupun pengeboran, harus mengikuti prosedur dan tata cara yang
berlaku, sesuai dengan tahap eksplorasi, sifat dan jenis endapan bahan
galian.

Pengelolaan percontoh
Pengawasan

dalam

hal

ini

ditekankan

pada

hal

yang

mempengaruhi kualitas data, akibat dari adanya kontaminasi dan


kesalahan prosedur, yang meliputi preparasi di lapangan, pengepakan
pada saat pengiriman ke laboratorium atau ke tempat penyimpanan,
dan cara penyimpanan atau pengarsipan percontoh.

Analisis percontoh
Analisis percontoh harus dilakukan sesuai dengan prosedur dan

pedoman yang berlaku. Laboratorium yang melakukan analisis harus


sudah terakreditasi. Hasil analisis yang dianggap tidak layak dapat
dianalisis ulang dan dicek silang, serta dilakukan due dilligence.

Prosedur pengolahan data


Pengolahan data hasil analisis harus dilakukan dengan prosedur
yang benar sesuai dengan metode yang diterapkan, didasarkan pada
data yang wajar, logis dan akurat.

Tenaga pelaksana atau personil/konsultan


Tenaga ahli, konsultan maupun pelaksana (teknisi) yang
melakukan kegiatan, harus mempunyai latar belakang pendidikan dan
pengalaman yang sesuai dengan jenis kegiatannya. Hal ini harus
dibuktikan dengan daftar keterangan keahlian yang dilampirkan dalam
Rencana Penggunaan Tenaga Kerja (RPTK) dan laporan.

Peralatan yang digunakan


Peralatan yang digunakan harus layak serta sesuai dengan
tahap dan metode eksplorasi yang dilakukan, serta harus sesuai
spesifikasi dan kuantitasnya.
4. Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri (Kepmen),
Peraturan Daerah (Perda) tentang Eksplorasi Mineral dan Batuan yaitu :

Undang-Undang (UU) Tentang Eksplorasi Mineral dan Batubara.


Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959).

Peraturan Pemerintah (PP) tentang Eksplorasi Mineral dan Batuan.


1) Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111)
2) Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010
Tentang Wilayah Pertambangan.

Keputusan Menteri (Kepmen) Tentang Eksplorasi Mineral dan Batuan.


1) Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 07 Tahun 2012
Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan
Dan Pemurnian Mineral.

Peraturan Daerah (Perda) Tentang Eksplorasi Mineral dan Batuan


1) Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara Nomor 3 Tahun 2012
Tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral Dan Batubara

5. Yang dimaksud dengan :


a. Bahan galian adalah semua produk dari usaha pertambangan yang diperoleh
dengan cara pelepasan dari batuan induknya di dalam kerak bumi, yang
kompososnya terdiri dari mineral-mineral.
b. Ore Deposit merupakan suatu endapan mineral yang mempunyai ukuran dan
kadar dapat diuji dan diketahui, serta mempunyai kemungkinan untuk
ditambang (dieksploitasi) secara menguntungkan. Pada konteks endapan bijih
ini, kontrol ekonomi dan integrasi proses pengelolaan (penambanganpengolahan - pemasaran) harus akurat dan terukur.
c. Mineral Gangue merupakan mineral non logam yang bisa dimanfaatkan
sebagai hasil sampingan misalnya kuarsa, garnet, dll dalam jumlah yang
cukup.
d. Mineral Logam merupakan mineral yang unsur utamanya mengandung logam,
memiliki kilap logam, dan umumnya bersifat sebagai penghantar panas dan
listrik yang baik, contohnya : emas, timah, seng, dan aluminium. Biasanya
kaleng minuman menggunakan aluminium murni. Sementara kabel listrik
terbuat dari tembaga murni ; Mineral Nonlogam merupakan mineral yang
unsur utamanya terdiri atas bukan logam, kelompok komoditas mineral yang
tidak termasuk mineral logam, batubara maupun mineral energi lainnya.
Mineral non logam biasa disebut juga sebagai bahan galian non logam atau
bahan galian industri atau bahan galian golongan C, misalnya bentonit
(bentonit), kalsit (batu kapur/gamping), silika (pasir kuarsa), dan lain-lain.
e. Cebakan Mineral merupakan suatu konsentrasi dari unsur atau logam tertentu
dalam kerak bumi yang dapat dipertimbangkan untuk ditambang secara

komersial, seandainya persyaratan-persyaratan teknologi lainnya seperti


metoda pertambangan dan teknologi ekstrasi dapat dipenuhi.

TUGAS
PERBAIKAN
Pertanyaan :
1. Jelaskan secara singkat proses naiknya magma ke permukaan bumi !
2. Jelaskan serta berikan masing-masing 5 contoh mineral logam dan nonlogam !
3. Jelaskan hubungan ilmu Geofisika dengan endapan mineral logam dan nonlogam !
4. Jelaskan aplikasi ilmu Geofisika dalam eksplorasi mineral logam !
Jawaban :
1. Proses naiknya magma ke permukaan bumi dapat dijelaskan dalam tiga proses
berikut :
a) Diferensiasi

magma,

merupakan

suatu

tahapan

pemisahan

atau

pengelompokkan magma, dimana material-material yang memilliki kesamaan


sifat fisika maupun kimia akan mengelompok atau membentuk suatu kumpulam
mineral tersendiri yang nantinya akan mengubah komposisi magma sesuai
penggolongannya berdasarkan kandungan magma.
b) Kristalisasi magma, merupakan proses pembentukan bahan padat dari
pengendapan larutan/melt (campuran leleh), dimana terjadi perpindahan massa
dari suatu zat terlarut ke fase ktistal padat.
c) Asimilasi, terjadi pada saat terdapat material asing dalam tubuh magma,
seperti adanya batuan di sekitar magma yang kemudian bercampur, meleleh,
dan bereaksi dengan magma induk lalu kemudian akan mengubah komposisi
magma.
2. Mineral Logam, merupakan mineral yang unsur utamanya mengandung logam,
memiliki kilap logam, dan umumnya bersifat sebagai penghantar panas dan listrik
yang baik. Contohnya :
1)
2)
3)
4)

Nikel (Ni)
Bijih besi (Fe)
Timah
Emas (Au)

5) Tembaga (Cu)

Mineral Nonlogam, merupakan mineral yang unsur utamanya terdiri atas


bukan logam, batubara maupun mineral energi lainnya. Mineral non logam biasa
disebut juga sebagai bahan galian non logam atau bahan galian industri atau
bahan galian golongan C. Contohnya :
1) Kaolin
2) Bentonit
3) Pasir Kuarsa
4) Asbes
5) Gypsum
3. Hubungan ilmu geofisika dengan endapan mineral logam dan nonlogam adalah
sebagai berikut :
Geofisika adalah ilmu yang mengkaji bumi dari aspek fisika. Banyak prosesproses yang terjadi pada bumi yamg tidak terlepas dari ilmu fisika, yang wajib
dikuasai oleh orang-orang geofisika. Dalam hal ini seorang geofisikawan dapat
memahami semua aspek-aspek yang berhubungan dengan bumi, salah satunya
yaitu hubungan endapan mineral logam dan non-logam. Dapat kita ketahui
bersama bahwa endapan mineral logam dan non-logam yaitu adalah salah satu
unsur yang terdapat didalam bumi.
4. Aplikasi ilmu Geofisika dalam eksplorasi mineral logam yaitu :
Di dalam ilmu Geofisika, salah satu metode yang tepat untuk mendeteksi
distribusi keberadaan endapan mineral logam di bawah permukaan adalah metode
geolistrik. Metode geolistrik adalah suatu metode geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi..
Selanjutnya dari data yang diperoleh dari pengukuran geolistrik maupun metodemetode lainnya, dapat ditebak kondisi bawah permukaan dari lokasi yang dijadikan
tempat pengambilan data, sehingga keberadaan endapan mineral yang terdapat
pada lokasi pengukuran/ pengambilan data dapat ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai