Siti Maesaroh Fkik
Siti Maesaroh Fkik
Skripsi
Diajukkan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Disusun Oleh:
SITI MAESAROH
105104003485
LEMBAR PERNYATAAN
2. Semua sumber referensi yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultass Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (UIN) syarif Hidayatullah Jakarta.
SITI MAESAROH
ABSTRACT
FACULTY OF MEDICINE AND SCIENCE OF HEALTH
NURSING SCIENCE PROGRAM
ISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Undergraduate Thesis, December 2009
SITI MAESAROH, NIM: 105104003485
Factors Associated With Medication Adherence in Patients with Pulmonary
Tuberculosis Clinic PPTI / Jakarta Respiratory Center (JRC), Year 2009
Xix +90 pages, 3 Appendix, Table 29
In PPTI during 2008, a total of 123 patients from 895 patients revealed
DO. Based on data from PPTI above, the authors are interested in performing on
the factors associated with treatment adherence in patients with pulmonary TB
clinic PPTI / JRC ..
This study aims to know the description of treatment adherence and
factors associated with treatment adherence in patients with pulmonary
tuberculosis clinic JRC / PPTI in 2009 with a cross-sectional design. Independent
variables studied include: education, knowledge, attitudes mother, side effects,
distance, transportation, vehicle costs, the role of the PMO, the role of the family,
counseling.
The study found that of the 11 variables studied, the attitude of the patient
variables significantly associated with pulmonary tuberculosis treatment
adherence (P = 0.016). Patients with a good attitude, have a risk to comply with
treatment 3 times when compared to patients with unfavorable attitudes (OR =
2.917, 95% CI = 1.289 to 6.600). The other variables are counseling, possess a
significant relationship with medication adherence pulmonary TB patients (P =
0.048). Patients who had received counseling at risk for medication adherence by
2.408 times when compared to patients who never received counseling (OR =
2.408, 95% CI = 1.081 to 5.364). While in this study, other variables can not
prove the existence of significant relationship of the variables of education (p =
0.639), knowledge (p = 0.118), 0.286 medication side effects, distance ( p =
0.495), transportation (p = 0.650), role of the PMO (p = 1), the role of the family
( p = 0.654), extension (p = 0.048)
This study suggests that outreach programs are conducted every month
fixed routine implemented and attended by the patient. Further research needs
other factors associated with treatment adherence and factors that influence the
attitudes of respondents to treatment.
Reading List: 42
ii
ABSTRAK
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi, Desember 2009
SITI MAESAROH, NIM : 105104003485
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Berobat Penderita
Tuberkulosis Paru Di Klinik PPTI/Jakarta Respiratory Center (JRC),
Tahun 2009
Daftar Bacaan : 42
ii
Nama
: SITI MAESAROH
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
Alamat Asal
: sitmae_243sejati@yahoo.com
2002-2005
1999-2002
1993-1999
: SD Negeri 02 Lembasari
Skripsi ini
Ku Persembahkan untuk Ibunda dan
Ayahandaku, Kakak dan Adik-adikku, Serta
Semua Orang yang Aku Sayangi dan Orang
yang Menyayangiku.
PENGANTAR
Bismillahi Rahmani Rahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayat-Nya sehigga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar kita, Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang tetap istiqomah dan yang Insyaallah
akan mendapat safaat dihari akhir. Dengan penuh kesadaran penyusun yakin
bahwa masih banyak yang harus diperbaiki dalam penyusunan skrripsi yang
berjudul Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan Berobat
Pasien Tuberkulosis Paru Di Klinik JRC/ PPTI Kebayoran Lama tahun
2009.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak banttuan,
petunjuk, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah
sepatutnya penulis mengucap rasa syukur sebagai wujud rasa terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tersayang, Bapak Sarip dan Ibu Dibah yang telah
memberikan bantuan moril, materiil, motivasi serta doa yang tidak pernah
putus demi keberhasilan penyusun menghadapi masa depan yang lebih baik.
4. Tien Gartinah MN, selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta staf serta segenap Bapak/Ibu Dosen Program
Studi Ilmu Kperawatan, yang telah member ilmu pengetahuan yang berguna
bagipenulis dan mahasiswa/mahasiswi pada umumnya.
xi
5. .Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep, Ns. Waras Budi Utomo, S.Kp, MKM yang telah
mendedikasikan diri demi membawa Program Studi Ilmu Kperaawatan kea
rah yang lebih baik.
6. Irma Nurbaeti, Skp, M.Kep, Sp. Mat, sebagai pembimbing akademik yang
telah memberikan arahan kepada penulis.
7. Bapak Wakidi staf PPTi yang telah membantu, memberikan masukan saat
penulis melakukan penelitian.
8. Dr. Sudiono sebagai Sekertaris Jendral PPTI , Direktur Kllinik JRC yang telah
mengizinkan penulis untukmelakukan penelitian di Klinik PPT? JRC
kebayoran Lama.
10. Kaka penulis Sulastri dan Rudi Haseni (ipar), dan adik penulis Fitria Priatin,
yang member motivasi kepada penulis.
11. Keluarga besar FKIK dan khususnya seluruh saudara-saudari PSIK, dan
teman-teman seperjuangan jurusan Ilmu Keperawatan angkatan 05 ((Neneng,
Tuti, Risma, Fina Tika, Ziah, Herna, Lita, Intan, Ciah, dan masih banyak lagi
yang belum disebutkan).
12. Alumni
kepada penulis.
xii
SITI MAESAROH
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN...
ABSTRAK ..
ii
..
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
xi
xiv
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR BAGAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR SINGKATAN
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................
10
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberculosis Paru ............................................................................
12
21
22
22
35
xiv
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep ............................................................................
37
39
39
D. Hipotesis..........................................................................................
40
E. Definisi Operasional........................................................................
42
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ......................................................................
45
45
45
47
E. Pengolahan Data..............................................................................
49
50
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum PPTI
B. Klinik Pusat Penyakit Pernapasan (JRC) ........................................
55
56
D. Analisa Bivariat
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian ...................................................................
72
72
xv
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .....................................................................................
83
B. Saran ................................................................................................
85
86
LAMPIRAN .................................................................................................
91
xvi
DAFTAR TABEL
halaman
21
22
22
..
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
..
62
62
63
63
..
64
xvii
65
..
65
66
67
67
68
..
69
..
69
70
xviii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Teori Perilaku L.Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007)..
38
40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Kuesioner
Lampiran 3
xix
DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH
Accessibility
: ketercapaian
Airbone
: melalui udara
AIDS
: kepercayaan
Bronkiektasis
BTA
Compliance
: kepatuhan
Depkes
: Departemen Kesehatan
DOTS
Dormant
: tertidur lama
DO
: drop out
Droplet
: percikan dahak
Hemoptisis
HIV
Ignorance
: ketidaktahuan
JRC
KDT
MDGs
MDR
: obat anti TB
PAS
P2MPL
P2PL
Pneumotorak
PMO
xx
Poverty
: kemiskinan
PPTI
TBC/TB
: tuberculosis
UPK
WHO
XDR
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit TBC adalah penyakit kronis menular yang masih tetap
merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia.
World Health Organisation ( WHO) dalam anual report on global TB
control tahun 2003 menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai
high burden countries terhadap TBC.
Di kawasan Asia Tenggara, data WHO menunjukkan bahwa TBC
membunuh sekitar 2.000 jiwa setiap hari. Dan sekitar 40% dari kasus TBC
di dunia berada di kawasan Asia Tenggara. TBC juga menjadi pembunuh
nomor satu di kawasan ini, dimana jumlahnya dua sampai tiga kali jumlah
kematian yang disebabkan oleh HIV/AIDS yang berada di peringkat
kedua.
Sedangkan di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat. Data WHO (2008) menunjukkan bahwa jumlah penderita
TBC di Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China.
Jumlah pasien sekitar 500.000 orang per tahun dengan kematian sekitar
175.000 orang per tahun, khususnya daerah pedesaan miskin dan daerah
kumuh perkotaan yang rawan kuman (Depkes RI, 2005). Data
Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) selama tahun
2008, penderita TBC di Indonesia berjumlah 281.910 orang. Profil
Kesehatan RI pada tahun 2008, menunjukan angka insiden kasus baru
BTA
positif
per
100.000
penduduk
di
Indonesia
menunjukan
meningkat
(Fahrudda,
2008).
Meskipun
demikian
dalam
B. Rumusan Masalah
Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh mycobacterium
tuberculosis (Depkes RI, 2008). Data WHO (2008) menunjukan bahwa
jumlah penderita TBC di Indonesia menempati urutan ketiga setelah India
dan China. Tiap tahun ada 9 juta penderita TBC baru dan 75% kasus
kematian dan kesakitan di masyarakat diderita oleh orangorang pada usia
produktif (15 sampai 50 tahun). Hal tersebut berakibat terhadap penurunan
jumlah pendapatan tahunan rumah tangganya.
Penyebab utama meningkatnya beban masalah TB antara lain :
Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, kegagalan program TB
selama ini, dampak pandemi HIV (Depkes RI, 2005). Salah satu penyebab
utama ketidakberhasilan pengobatan adalah ketidakpatuhan berobat
penderita yang masih tinggi. Hal ini dibuktikan pada triwulan ketiga di
Klinik JRC dari 204 orang penderita, 28 orang sembuh dan 43 orang putus
berobat. Ketidakmampuan pasien menyelesaikan pengobatan, akan
menyebabkan terjadinya gagal pengobatan, kemungkinan kambuhnya
penyakit, resisten terhadap obat dan akan terus menerus mentransmisikan
infeksi (Vijay, Balasangameswara, Jagannatha, Saroja, dan Kumar, 2003,
Murtiwi, 2006). Ketidakteraturan minum obat terutama akibat dari peran
pengawas minum obat (PMO) yang kurang efektif, disamping penyebab
lainnya misalnya timbul efek samping, menderita penyakit penyerta,
keterjangkauan terhadap pelayanan kesehatan yang sulit, tingkat
pengetahuan penderita yang masih kurang sehingga memahami pentingnya
berobat secara teratur dan sikap petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan (Ansarul, 2008).
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti faktorfaktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat pasien TBC paru di
Klinik JRC Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sebagai salah satu masukan
informasi demi upaya penanggulangan penyakit TB di wilayah Kebayoran
Lama, Terutama di Klinik JRC. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pendekatan cross sectional.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya bahwa
masalah TBC paru merupakan masalah nasional maka masalah penelitian
yang ingin diteliti penulis adalah :
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan kepatuhan
berobat pasien TBC paru di Klinik JRC/PPTI Kebayoran Lama, tahun
2009.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
a. Mengidentifikasi
pendidikan,
gambaran
faktor
predisposisi
(tingkat
10
gambaran
faktor
reinforcing
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Klinik JRC PPTI
Sebagai tambahan informasi mengenai tingkat kepatuhan berobat
pasien
TBC,
sehingga
dapat
dilakukan
ketidakpatuhan.
2. Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
evaluasi
penyebab
11
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan di kliniK JRC/ PPTI Jl. Sultan Iskandar
Muda no. 66A, Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, terhadap
penderita TBC paru BTA positif yang telah mengikuti program
pengobatan jangka pendek dan minum obat secara teratur selama 2 bulan.
Penelitian ini diarahkan pada dimensi perilaku masalah dalam
upaya kesehatan khususnya pemberantasan penyakit TB paru yang
diketahui dapat dipengaruhi oleh hambatan faktorfaktor non medik.
Penelitian ini dibatasi hanya tentang aspek perilaku kesehatan terutama
perilaku kepatuhan berobat dan faktorfaktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini hanya membahas tentang faktor predisposisi (tingkat
pendidikan, pengetahuan, sikap penderita, efek samping obat), faktor
pemungkin (jarak ke pelayanan kesehatan, sarana transportasi, biaya
transportasi), faktor pendorong (peran PMO, peran keluarga, penyuluhan).
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis Paru
1. Definisi
TBC atau TB adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini merupakan bakteri
basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia (Price, 2006).
2. Etiologi
Penyebab
penyakit
TBC
adalah
bakteri
Mycobacterium
13
14
4. Patofisiologi Tuberkulosis
Sebagian besar orang yang telah terinfeksi (8090%) belum
menjadi sakit. Untuk sementara kuman yang ada dalam tubuh mereka
tersebut bisa berada dalam keadaan dormant (tidur) dan keberadaan
kuman dormant tersebut dapat diketahui hanya dengan tes tuberculin.
Mereka yang menjadi sakit disebut penderita TB, biasanya waktu
paling cepat sekitar 36 bulan setelah terjadi infeksi. Mereka yang
tidak menjadi sakit tetap mempunyai risiko untuk menjadi penderita
TB sepanjang sisa hidup mereka (Depkes RI, 1996, Sujudi 1996,
Asnawi 2002).
5. Riwayat Terjadinya Tuberkulosis
a. Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali
dengan kuman TBC. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya,
sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan
terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana.
Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan
cara pembelahan diri di paru, yang mengakibatkan peradangan di
dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar
limfe di sekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer.
Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks
primer adalah sekitar 46 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan
dengan terjadinya perubahan reaksi tuberculin dari negatif menjadi
positif.
15
Kelanjutan
setelah
infeksi
primer
tergantung
dari
kematian
karena
syok
hipovolemik
atau
(pelebaran
bronkus
setempat)
dan
fibrosis
16
BTA
melalui
pemeriksaan
dahak
mikroskopik
17
benar
jika
diagnosis
hanya
ditegakan
berdasarkan
18
4) Ditentukan
(dipertimbangkan)
oleh
dokter
untuk
diberi
pengobatan.
10. Prinsip Pengobatan Tuberkulosis
a. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat,
dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori
pengobatan.
Jangan
gunakan
OAT
tunggal
(monoterapi).
19
Jenis OAT
Sifat
Isoniazid (H)
Bakterisid
Rifampicin (R)
Bakterisid
Pyrazinamide (Z)
Bakterisid
Streptomycin (S)
Bakterisid
Ethambutol (E)
Bakteriostatik
20
b. Efek Samping
Tabel 2.2
Efek samping ringan OAT
Efek samping
Tidak ada nafsu makan,
mual, sakit perut
Nyeri sendi
Kesemutan sampai rasa
terbakar dikaki
Warna kemerahan pada
air seni (urin)
Penyebab
Rifampicin
Penatalaksanaan
Semua OAT diminum
malam sebelum tidur
Beri aspirin
Beri vitamin B6 (pirydxn)
100 mg per hari
Tidak perlu diberi
apaapa, tapi perlu
penjelasan kepada pasien
Pirazinamid
INH
Rifampicin
Tabel 2.3
Efek samping berat OAT
Efek samping
Tuli
Gangguan
keseimbangan
Ikterus tanpa
penyebab lain
Bingung dan
muntahmuntah
Gangguan
penglihatan
Purpura dan
renjatan (syok)
Sumber : Depkes RI
Penyebab
Semua jenis OAT
Streptomycin
Hampir semua
OAT
Hampir semua
OAT
Etambutol
Penatalaksanaan
Ikuti petunjuk penatalaksaan
Streptomycin dihentikan ganti
dengan etambutot
Hentikan semua OAT sampai
ikterus menghilang
Hentikan semua OAT, segera
lakukan tes fungsi hati
Hentikan etambutol
Rifampicin
Hentikan rifampicin
21
22
23
(1990)
seperti
kepatuhan
(atau
dikutip
dalam
ketaatan)
Smet
(1994)
(compliance
atau
24
25
pengobatan
yang
ditetapkan
dalam
buku
petunjuk
Asnawi
(2002) tingkat
26
pengertian
pasien
terhadap
penyakit
berbahaya,
27
28
(1990)
dalam
Asnawi
(2002),
mengatakan
selain
kompleksitas
regimen
pengobatan,
durasi
Sebagian
besar
penderita
dapat
menyelesaikan
29
30
dan
tujuan.
Sedangkan
transportasi
merupakan
31
Sarwono
(1993)
dalam
Marzuki
(2000)
kesehatan
individu/masyarakat
adalah
faktor
32
kepada
penderita
agar
mau
berobat
teratur.
3)
33
untuk
tetap
berperilaku
patuh
dalam
menjalankan
penderita
dalam
melakukan
pengobatan
sangat
34
E. Kerangka Teoritis
Faktor predisposisi :
Pengetahuan
Keyakinan
Sikap
Persepsi
Demografi
Faktor pemungkin :
Ketersediaan sumber daya
kesehatan
Prioritas & komitmen
masyarakat/ pemerintah
terhadap kesehatan
Keterampilan
yang
berkaitan
dengan
kesehatan
Masalah
perilaku
spesifik
Faktor penguat :
Keluarga
Petugas kesehatan
Petugas lain
Kelompok refenensi dari
perilaku masyarakat
Bagan 2.1
Teori Perilaku L.Green (1980) dalam Asnawi (2002)
Pada teori model Green (1980), dapat dilihat timbulnya perilaku individu
disebabkan oleh tiga faktor. Ketiga faktor tersebut dikelompokkan dalam :
faktor predisposisi, faktor pemungkin, faktor penguat.
Faktor predisposisi merupakan faktor antesenden terhadap perilaku
yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Yang termasuk ke dalam
35
atau
saranasarana
kesehatan.
Faktor
penguat
36
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan uraian pada bagian pendahuluan dan tinjauan pustaka
maka perilaku kepatuhan berobat penderita TB paru dapat dijelaskan
melalui pendekatan teori perilaku yang dikemukakan oleh Laurence W.
Green (1980, Notoatmodjo 2007).
B. Variabel Dependen
Kepatuhan berobat penderita Tuberkulosis paru di Klinik
JRC/PPTI Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan Tahun 2009.
C. Variabel Independen
Variabel independen pada penelitian ini terdiri dari: faktor
predisposisi (tingkat pendidikan, pengetahuan tentang penyakit Tb paru,
sikap penderita, efek samping obat), faktor pemungkin (jarak klinik JRC
dari tempat tinggal, sarana transportasi, biaya transportasi), faktor
pendukung (peran PMO, peran keluarga, penyuluhan).
37
Variabel Independen
Variabel Dependen
Faktor Predisposisi:
Tingkat pendidikan
Pengetahuan
Sikap penderita
Efek samping obat
Faktor pendukung:
Jarak klinik JRC dari
tempat tinggal
Sarana transportasi
Biaya transportasi
Kepatuhan
berobat
penderita Tb
paru
Faktor pendorong:
Peran PMO
Peran keluarga
penyuluhan
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
D. Hipotesis
1. Ada hubungan antara faktor predisposisi (tingkat pendidikan,
pengetahuan tentang TBC, sikap penderita, efek samping obat) dengan
kepatuhan berobat penderita tuberculosis paru di klinik JRC PPTI
Kebayoran Lama.
2. Ada hubungan antara faktor pendukung (jarak klinik JRC dari tempat
tinggal, ketersediaan alat transportasi, biaya transportasi) dengan
kepatuhan berobat penderita TBC paru di Klinik JRC PPT Kebayoran
lama.
38
39
E. Definisi Operasional
N
o
1.
Variabel
Kepatuhan
Definisi
Alat ukur
Cara ukur
Perilaku penderita
Kuesioner
Mengisi
Pertanyaan B
kuesioner
keteraturan minum
No. 1-3
Hasil ukur
0. Patuh: jika
Skala
Ordinal
responden tidak
terlambat
obat dan
mengambil obat,
pemeriksaan dahak
tidak terlambat
meminuml obat,
tidak terlambat
melakukan
pemeriksaan
dahak ulang dalam
minggu terakhir
bulan ke 2/3 pada
fase intensif.
1. Tidak patuh : jika
pasien pernah
terlambat
mengambil obat,
atau pernah
terlambat
meminum obat,
atau tidak
memeriksakan
dahak ulang pada
minggu terakhir
bulan ke 2 (fase
intensif)
Skala Gutman
2.
Tingkat
Jenjang sekolah
Kuesioner
Mengisi
pendidikan
formal tertinggi
Pertanyaan A kuesioner
0. Rendah (tamat
SMP ke bawah)
Ordinal
40
yang pernah
No.5
1. Tinggi
ditamatkan saat
(tamat SMA ke
didiagnosis sebagai
atas)
Pengetahuan Gambaran
Kuesioner
pemahaman
reponden terhadap
penyakit TBC
Mengisi
0. Rendah < 6
kuesioner
1. Tinggi 6
Mengisi
Ordinal
Pertanyaan C
no. 1-8
meliputi
tandatanda sakit
dan penyebab.
4
Sikap
Tanggapan
Kuesioner
penderita
responden terhadap
Pertanyaan D kuesioner
TB paru dan
no. 1-9
pengobatan TB
36)
paru
5.
Jarak
Ordinal
(Skala likert)
Persepsi klien
Kuesioner
Mengisi
mengenai ukuran
Pertanyaan A kuesioner
No. 6
0. Jauh
Ordinal
1. Dekat
tempat tinggal ke
klinik.
6.
Sarana
Sarana
Kuesioner
Mengisi
0.
transportasi
pengangkutan yang
Pertanyaan A kuesioner
menggunakan
digunakan untuk
No. 7
kendaraan
mencapai klinik
Tidak
Ordinal
bermotor
JRC
1.
Kendaraan tidak
bermotor
7.
Biaya
Kuesioner
dikeluarkan untuk
Pertanyaan A kuesioner
mencapai klinik
No.8
JRC
Mengisi
Ordinal
41
(Hamdi, 2001)
8.
Efek
Gejala atau
Kuesioner
Mengisi
samping
tandatanda yang
Pertanyaan A kuesioner
obat
timbul
No. 10
Ordinal
selama/setelah
minum obat TB
9.
Peran PMO
Pendapat
Kuesioner
Mengisi
responden terhadap
Pertanyaan E
kuesioner
pelaksanaan PMO
No 1-4
median 16
16
Peran
Pendapat
Kuesioner
Mengisi
keluarga
responden terhadap
Pertanyaan F
kuesioner
peran yang
No. 1-3
12
Kegiatan
Kuesioner
0. tidak pernah
menjelaskan TB
pertaanyaan
1. pernah
kepada penderita.
A no. 9
diberikan keluarga
dekat selama
pengobatan.
12
Penyuluhan
Ordinal
sesuai tugasnya
10
Ordinal
42
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kuantitatif menggunakan rancangan
Cross Sectional dimana pengukuran variabel independen dan dependen
(kepatuhan berobat pasien TB paru) dilakukan secara bersamasama pada
saat penelitian.
43
yang didiagnosa
44
Keterangan :
n
= jumlah sampel
= 1,96 (Derajat kemaknaan 95% Confidence Interval (CI)
dengan () sebesar 5%)
= 0,84 (Kekuatan Uji 80%)
45
P1
P2
46
E. Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data peneliti menggunakan langkah
langkah pengolahan data diantaranya:
47
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)
terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini
sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan
komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode
dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali
melihat lokasi dan arti suatu kode.
3. Entry data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base computer,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan
membuat tabel kontingensi.
F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat imaksudkan untuk mengetahui distribusi
frekuensi dari variabelvariabel yang iteliti. Analisa univariat ini untuk
melihat karakteristik dan kualitas setiap variael dengan tujuan melihat
kelayakan data dan gambaran data yang dikumpulkan.
48
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara dua
variabel yaitu variabel independen dengan vriabel dependen. Dalam hal
ini variabel independen adalah faktor predispsisi, faktor pemungkin,
faktor pendorong serta variabel dependennya adalah peilaku kepatuhan
berobat. Untuk membuktikan adanya hubungan antara dua varabel
tersebut digunakan uji statistik Chi Square dengan batas kemaknaan
0,05.Apabila nilai P< 0,05 maka hasil perhitungan statistik bermakna
dan apabila nlai P> 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak
bermakna. Analisis ini akan enggunakan software statistik
49
BAB V
HASIL PENELITIAN
50
c.
d.
Mencari dana dan usaha lain yang halal dan tidak mengikat
kepada
masyarakat
dalam
maupun
luar
negeri
untuk
51
klinik-klinik
PPTI
dalam
mengantisipasi
pemerintah
meningkatkan
angka
penemuan
sebagai
mitra
pemerintah
khususnya
dalam
52
B. Analisa Univariat
1. Jenis Kelamin
Tabel 5.1 menunjukkan distribusi jenis kelamin responden.
Berdasarkan analisa data, jenis kelamin perempuan sebanyak 62,5% lebih
besar dibanding jenis kelamin lak-laki (37,5%).
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi menurut jenis kelamin responden di Klinik
PPTI/JRC, Kebayoran Lama, tahun 2009
Jenis kelamin
2.
Frekuensi
Prosentase
Laki-laki
U 48
37,5
Perempuan
m 80
62,5
Umur
Berdasarkan analisa data, umur responden yang termuda pada
penelitian ini adalah 15 tahun sebanyak 0.8 % dan umur yang tertua
adalah 80 tahun sebanyak 0.8%. Pada tabel 5.2 menunjukkan distribusi
usia responden menurut BPS (2005).
53
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi responden menurut pembagian usia BPS di
Klinik PPTI Kebayoran Lama Tahun 2009
Umur (tahun)
Frekuensi
N
Persentase
(%)
15-19
10
7,8
20-24
22
17,2
25-29
26
20,3
30-34
23
18
35-39
10
7.8
40-44
12
9,4
45-49
4,7
50-54
4,7
55-59
2,3
60-64
2,3
65-69
3,1
70-74
1,6
75
0,8
3. Variabel Dependen
Tabel 5.3 menunjukkan distribusi frekuensi menurut kepatuhan
responden. Dari hasil analisa data diperoleh bahwa jumlah responden yang
patuh sebanyak 94 responden (73,4%) lebih banyak dari responden yang
tidak patuh yaitu sebanyak 34 (26,6%).
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi responden menurut kepatuhan di Klinik
PPTI/JRC, Kebayoran Lama Utara tahun 2009.
Variabel Kepatuhan
Tidak patuh
Patuh
Total
Frekuensi
Prosentase
N
34
94
128
%
26,6
73,4
100
54
4. Faktor Predisposisi
a. Pendidikan
Tabel 5.4 menunjukkan distribusi tingkat pendidikan terakhir
responden. Berdasarkan hasipenelitian didapatkan bahwa
4.7 %
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi responden menurut tingkat pendidikan
responden di Klinik PPTI JRC
Pendidikan
Frekuensi
Prosentase
Tidak sekolah
Tidak tamat SD
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Perguruan tinggi
6
4
14
30
55
19
4,7
3,1
10,9
23,4
43,0
14,8
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi responden menurut pendidikan responden
yang dikategorikan di Klinik PPTI/JRC
Frekuensi
Prosentase
Pendidikan rendah
N=128
54
(%)
42,2
Pendidikan tinggi
74
57,8
Pendidikan
55
b. Pengetahuan
Pada tabel 5.6 menunjukkan distribusi frekuensi pengetahuan
responden terhadap penyakit TBC. Berdasarkan analisa data nilai skor
tertinggi pengetahuan
responden. Nilai rata-rata (mean) adalah 7,01 Pada tabel 5.6 ini
menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan kurang baik
sebanyak 14,1% dan responden dengan pengetahuan baik sebanyak
85,9%.
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi pengetahuan responden terhadap TB di
Klinik PPTI, Kebayoran Lama Utara
Pengetahuan
Kurang Baik
Baik
Frekuensi
18
110
Prosentase
14,1
85,9
b. Sikap Penderita
Tabel 5.7 menunjukkan distribusi sikap responden terhadap
pengobatan TB. Berdasarkan hasil analisa data skor sikap responden
terhadap pengobatan TB tertinggi adalah 35 dan terendah 22. Nilai
rata-rata (mean) adalah 28,73 dan nilai tengah (median) adalah 28.
Pada tabel 5.5 di bawah ini, menunjukan bahwa responden negatif
sebanyak 25 % dan responden dengan sikap positif 75 %.
Tabel 5.7
Disribusi frekuensi sikap responden terhadap pengobatan TB di
Klinik PPTI
Sikap
Responden
Kurang baik
Baik
Frekuensi
(N = 128)
41
87
Prosentase
(%)
32
68
Mean
28,73
Median
28
56
Frekuensi
Prosentase
N = 128
83
45
(%)
64,8
35,2
5. Faktor Pemungkin
a.
Tabel 5.9
Distribusi frekuensi persepsi jarak klinik dari rumah responden di
Klinik PPTI Kebayoran Lama Utara
Frekuensi
Jarak
Jauh
Dekat
Prosentase
N= 128
67
61
(%)
52,3
47,7
57
Frekuensi
Prosentase
N= 128
16
112
(%)
12,5
87, 5
c. Biaya transportasi
Tabel 5.11 menunjukkan distribusi frekuensi biaya kendaraan
responden untuk menuju klinik. Berdasarkan hasil analisa data, biaya
tertingi sebesar tiga puluh ribu rupiah, dan biaya terendah nol rupiah.
Nilai tengah (median) biaya sebesar Rp 5000,00. Pada tabel 5.11
menunjukkan bahwa responden yang mengatakan biaya kendaraan
menuju ke klinik murah sebanyak 40 orang (31,3%) dan responden yang
mengatakan biaya kendaraan ke klinik mahal sebanyak 88 orang (68,8%).
Tabel 5.11
Distribusi frekuensi responden menurut biaya kendaraan ke klinik
ke Klinik PPTI tahun 2009
Biaya kendaraan ke
klinik
Murah
Mahal
Frekuensi
Prosentase
(N=128)
40
88
(%)
31,3
68,8
6. Faktor Penguat
a. Peran PMO
Tabel 5.12 menunjukkan distribusi frekuensi peran PMO
terhadap kepatuhan berobat. Dari hasil analisa data, dapat diketahui
58
Frekuensi
Prosentase
Kurang baik
Baik
N = 128
52
76
(%)
40,6
59,4
b. Peran Keluarga
Tabel 5.13 menunjukkan distribusi frekuensi responden
menurut peran keluarga. Dari analisa data diketahui skor tertinggi
adalah 15 dan skor terendah 3. Skor rata-rata peran keluarga adalah
12,19 dan nilai tengah (median) adalah 12. Responden terbanyak
yaitu 65 responden memiliki skor 12. Pada tabel 5.11 ini, responden
dengan peran keluarga kurang baik sebanyak 20 orang (15,6%) dan
responden dengan peran keluarga baik sebanyak 108 orang (84,4%)
Tabel 5.13
Distribusi frekuensi responden menurut peran keluarga di klinik
PPTI/JRC, Kebayoran Lama tahun 2009
Peran keluarga
Kurang baik
Baik
Frekuensi
N= 128
20
108
Prosentase
(%)
15,6
84,4
Mean
Median
12
12,19
59
penyuluhan (43%).
Tabel 5.15
Distribusi frekuensi responden menurut penyuluhan di klinik
PPTI, Kebayoran Lama Tahun 2009
Penyuluhan kesehatan
Tidak pernah
Pernah
Frekuensi
Persentase
(N=128)
55
73
(%)
43
57
C. Analisa Bivariat
1. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan berobat
pasien Tb paru.
Pada tabel 5.16 di bawah menunjukkan hubungan antara tingkat
pendidikan dengan kepatuhan berobat pasien TB paru. Tabel tersebut
menunjukkan prosentase responden tidak patuh dengan tingkat pendidikan
rendah dasar 29,6% lebih besar dari yang berpendidikan tinggi (24,3%).
Hasil uji kuesioner diperoleh p value 0,639 (>0,05) yang berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan
berobat pasien TB paru. Dari hasil analisa diperoleh OR 1,310 (CI95%=
0,595-2,885)
60
Tabel 5.16
Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan berobat
pasien TB paru di Klinik PPTI Kebayoran Lama Utara, tahun 2009
Kepatuhan Berobat
Tingkat
Pendidikan
Patuh
Tidak patuh
Dasar
38
70,4
16
29,6
Tinggi
56
75,7
18
24,3
Jumlah
94
73,4
34
26,6
OR
(95%CI)
P
value
1,310
(0,595-2,885)
0,639
Patuh
Kurang baik
N
10
Baik
84
Jumlah
%
55,6
76,4
94
73,4
Tidak patuh
N
8
%
44,4
27
23,6
34
26,6
OR
(95%CI)
P
value
2,585
(0,924-7,229)
O,118
61
Patuh
N
%
4
58,5
Tidak patuh
N
%
17
41,5
Baik
70
80,5
17
19,5
Jumlah
94
73,4
34
26,6
Kurang baik
OR
(95%CI)
P
value
2,917
(1,289-6,600)
0,016
62
samping obat dengan kepatuhan berobat pasien TB paru. Dari hasil analisa
data diperoleh OR 0,594 (95%CI=0,266-1,327).
Tabel 5.19
Hubungan antara efek samping obat dengan kepatuhan berobat pasien
TB paru di klinik PPTI Kebayoran Lama Utara, tahun 2009
Kepatuhan berobat
Efek Samping obat
Patuh
N
%
64
77,1
Tidak ada
Ada
Jumlah
30
94
66,7
73,4
Tidak patuh
N
%
19
22,9
33
,3
26,6
15
34
OR
(95%CI)
P
value
0,594
(0,266-1,327)
0,286
Patuh
N
%
47
70,1
47
94
77,1
73,4
Tidak patuh
N
%
20
29,9
14
34
23
26,6
OR
(95%CI)
P
value
1,429
(0,646-3,159)
0,495
63
tersebut
yang
Patuh
N
%
13
81,3
81
94
72,3
73,4
Tidak Patuh
N
%
3
18,8
31
34
27,7
26,6
OR
(95%CI)
P
value
0,603
(0.161-2,261)
0,650
64
Patuh
N
%
30
75
Tidak Patuh
N
%
10
25
Mahal
Jumlah
64
94
24
34
72,7
73,4
27,3
26,6
OR
(95%CI)
P
value
0,889
(0,378-2,092)
0,957
Patuh
N
38
%
73,1
Tidak patuh
N
%
14
26,9
56
94
73,7
73,4
20
34
26,3
26,6
OR
(95%CI)
Value
1,032
(0,465-2,290)
1,00
65
diperoleh p value 0,654 (>0,05) yang beranti tidak ada hubungan yang
bermakna antara peran keluarga dengan kepatuhan berobat pasien TB paru.
Dari hasil analisa diperoleh OR 0,650 (95%CI=0,201-2,102).
Tabel 5.24
Hubungan antara peran keluarga dengan kepatuhan berobat pasien
TB paru di klinik PPTI Kebayoran Lama Utara
Kepatuhan Berobat
Peran
keluarga
Kurang baik
Baik
Jumlah
Patuh
N
%
16
80
Tidak
Npatuh%
4
20
78
94
30
34
72,2
73,4
27,8
26,6
OR
(95%CI)
P
Valu
e
0,650
(0,201-2,102)
0,654
66
Patuh
N
%
35 63,6
Tidak
Npatuh%
20 36,4
59
94
14
34
80,8
73,4
19,2
26,6
OR
(95%CI)
P
value
2,408
(1,081-5,364)
0,048
67
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Rancangan penelitian adalah cross sectional dimana pengambilan
data dari faktor kepatuhan berobat (variabel dependen) dan faktor predisposisi,
faktor pemungkin serta faktor penguat dilakukan pada waktu bersamaan. Oleh
karena itu, penelitian ini tidak dapat memberikan penjelasan tentang adanya
hubungan sebab akibat, tetapi hubungan yang ada hanya menunjukkan
keterkaitan saja dan bukan hubungan kausal.
Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya (bersifat tertutup), sehingga jawaban yang diberikan responden
terpaku pada jawaban yang sudah ada tersebut dan tidak bisa mengembangkan
jawaban yang lebih lengkap dan luas.
68
pada 480 responden menunjukkan penderita yang patuh 57,4% dan yang
tidak patuh sebanyak 42,6%.
Suryatenggara (1996) dalam Chomisah (2001) menyatakan walaupun
obat yang digunakan adalah yang paling baik, tetapi bila tidak diikuti dengan
keteraturan berobat dari penderita atau penderita berobat tidak memenuhi
jangka waktu pengobatan, maka hasil pengobatan akan mengecewakan.
Keteraturan berobat,penderita dapat dicapai dengan penyuluhan kesehatan
atau pengawasan penuh selama jangka waktu pengobatan. Adanya perbedaan
hasil penelitian yang dikemukakan di atas dimungkinkan karena perbedaan
populasi, sampel penelitian, dan definisi operasional kepatuhan berobat.
Kepatuhan
merupakan
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi
69
70
yang
71
72
73
74
pada =5% tidak ada perbedaan persentase kepatuhan berobat antara yang
menggunakan kendaraan bermotor dengan yang menggunakan kendaraan
tidak bermotor. Hasil penelitian yang sama ditunjukkan oleh Hamdi
(2001) yang memperlihatkan p=0,66946 diperoleh pada penelitiannya di
Kabupaten Majalengka pada 380 responden.
Menurut Sarwono (1993) dalam Marzuki (2000) menyebutkan
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian kesehatan
individu/masyarakat adalah faktor keterjangkauan sarana pelayanan
kesehatan. Disini dinyatakan bahwa saran transportasi bukan merupakan
faktor penghambat dalam kepatuhan berobat TB paru.
8. Hubungan antara peran PMO dengan kepatuhan berobat penderita
TB paru di klinik PPTI tahun 2009
Berdasarkan hasil analisa data, dari 128 responden ternyata 40,6%
responden menyatakan peran PMO kurang baik sedangkan 59,4%
menyatakan peran PMO baik. Hasil uji chi square diperoleh p=1,00, yang
berarti pada =5% tidak ada perbedaan persentase kepatuhan antara
responden yang memiliki peran PMO baik dengan responden memiliki
peran PMO kurang baik. Hasil yang sama diperlihatkan oleh Iriyanto
(2001) yang melakukann penelitian di Puskesmas wilayah Kecamatan
Kejaksan Kota Cirebon dimana di peroleh p=1,00
Hasil yang berbeda diperlihatkan oleh Chomisah (2001) dengan
hasil p=0,002 yang berarti ada perbedaan persentase kepatuhan penderita
TB paru antara responden yang memiliki PMO kurang baik dengan
responden yang memiliki PMO baik.
75
76
anak-anak
dalam
menjalani
pengobatan
penyakit
sangat
77
78
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan dapat disimpulkan, sebagai
berikut :
1. Dalam penelitian ini, penderita TB paru yang menjadi sampel sebagian
besar patuh berobat sebesar 73,4% dan sisanya tidak patuh berobat sebesar
26,6%
2. Gambaran variabel menurut karakteristik sampel didapat bahwa ibu yang
berpendidikan tinggi 57,8% dan yang berpendidikan dasar sebanyak
42,2%. sampel yang berpengetahuan baik 85,9% dan yang berpengetahuan
kurang baik 14,1%.
3. Gambaran variabel menurut efek samping, didapat bahwa responden yang
pernah mengalami efek samping sebanyak 35,2% dan yang tidak
mengalami efek samping 64,8%.
4. Gambaran variabel menurut persepsi sampel terhadap jarak temapat
tinggal ke PPTI, didapat bahwa sampel yang berjarak jauh 52,3% dan
yang berjarak dekat 47,7%.
5. Gambaran variabel menurut transportasi didapat bahwa sampel yang
menggunakan kendaraan bermotor sebanyak 87,5% dan yang bukan
kendaraan bermotor 12,5%. Sampel yang mengatakan biaya transportasi
mahal sebanyak 68,8% dan yang mengatakan biaya kendaraan murah
sebanyak31,3%.
79
yang
signifikan
yaitu
variabel
pendidikan
(p=0,639),
80
B. Saran-Saran
Dari hasil penelitian terhadap penderita TB paru tentang kepatuhan berobat,
maka penulis dapat memberikan saran-saran kepada klinik PPTI:
1. Pasien hendaknya diwajibkan untuk menghadiri penyuluhan yang
diadakan satu bulan sekali (tidak boleh diwakilkan kepada keluarga), agar
pasien mengetahui secara langsung isi penyuluhan yang disampaikan.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang faktor lain yang berhubungan
dengan kepatuhan berobat penderita TB, seperti faktor keterjangkauan
biaya pengobatan (konsul dokter, pemeriksaan rontgen).
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor yang dapat
mempengaruhi sikap penderita terhadap pengobatan TB.
81
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Tjandra Yoga, Dr.Priyanti. Tuberkulosis diagnosis, Terapi dan
Masalahnya.
Jakarta:
Lab.
Mikobakteriologi
RSUP
82
Artikel
diakses
tanggal
22
Juli
2009
dari
www.simkes.fk.ugm.ac.id. 2009
83
84
Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
85
Pasien
Keperawatan
Komunitas
di
Wilayah
Puskesmas
(.)
A.
No.
1
2
3
4
5
8
9
10
B. Berilah tanda () pada salah satu jawaban yang anda anggap benar!
No. Pertanyaan
Pernah Tidak
Pernah
1
Apakah saudara terlambat/tidak minum obat?
2
Apakah saudara pernah terlambat tidak mengambil
obat?
3
Apakah anda pernah terlambat/tidak
memeriksakan dahak?
C. Berilah tanda () pada salah satu jawaban yang anda anggap benar!
No Pernyataan
Ya Tidak
1
Penyakit yang anda derita adalah tuberculosis paru/TB
2
TB disebabkan oleh kuman Mikobakterium Tuberkulosis
3
TB adalah penyakit menular
4
TB menular melalui bersin, batuk, dan alat makan.
5
Pengobatan TB minimal selama 6 bulan
6
TB dikatakan sembuh jika BTA menjadi negatif setelah pengobatan
selesai atau setelah pengobatan lengkap
7
Tanda-tanda TB adalah batuk lebih dari 3 minggu, badan lemah,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, berkeringat dingin
pada malam hari
8
tujuan pengobatan TB adalah menyembuhkan pasien,
menghilangkan tanda dan gejala dan menurunkan kematian.
D. Berikan tanda () pada salah satu kolom yang anda anggap benar!
Keterangan :
a. STS
: sangat tidak setuju
b. TS
: tidak setuju
c. R
: ragu-ragu
d. S
: setuju
e. SS
: sangat setuju
No
Pernyataan
STS TS R S SS
1
Pengobatan secara teratur diperlukan sejak diperlukan
sejak dinyatakan BTA (+)
2
Menutup mulut saat batuk dapat mencegah penularan
TB
3
Minum obat secara teratur akan penyakit membuat
4
TB merupakan penyakit berat yang mematikan
5
Walaupun sudah tidak ada batuk, obat harus tetap
diminum
6
Tempat tidur penderita TB perlu dijemur
7
8
9
E.
No
1
2
3
4
SS
F. Berikan tanda () pada salah satu kolom yang anda anggap benar!
Keterangan :
a. STS
: sangat tidak setuju
b. TS
: tidak setuju
c. R
: ragu-ragu
d. S
: setuju
e. SS
: sangat setuju
No
1
2
3
Pernyataan
Keluarga mengingatkan anda untuk minum obat
Keluarga memberikan nasehat-nasehat kepada
saudara selama pengobatan.
Keluarga bersedia mengambilkan obat ke klinik
jika obat anda habis.
STS
TS
SS
Frequencies
Frequency Table
k epatuhan
Valid
tidak patuh
patuh
Total
Frequenc y
34
94
128
Percent
26.6
73.4
100.0
Valid Percent
26.6
73.4
100.0
Cumulativ e
Percent
26.6
100.0
pendidik an re sponden
Valid
tidak sekolah
tidak tamat s d
tamat sd
tamat smp
tamat sma
perguruan tinggi
Total
Frequenc y
6
4
14
30
55
19
128
Percent
4.7
3.1
10.9
23.4
43.0
14.8
100.0
Valid Percent
4.7
3.1
10.9
23.4
43.0
14.8
100.0
Cumulativ e
Percent
4.7
7.8
18.8
42.2
85.2
100.0
Valid
jauh
dekat
Total
Frequenc y
67
61
128
Percent
52.3
47.7
100.0
Valid Percent
52.3
47.7
100.0
Cumulativ e
Percent
52.3
100.0
V alid
murah
mahal
Total
Frequenc y
40
88
128
Percent
31.3
68.8
100.0
V alid Percent
31.3
68.8
100.0
Cumulativ e
Percent
31.3
100.0
Valid
tidak bermotor
bermotor
Total
Frequenc y
16
112
128
Percent
12.5
87.5
100.0
Valid Percent
12.5
87.5
100.0
Cumulativ e
Percent
12.5
100.0
Valid
kurang
baik
Total
Frequenc y
18
110
128
Percent
14.1
85.9
100.0
Valid Percent
14.1
85.9
100.0
Cumulativ e
Percent
14.1
100.0
s kpkat
Valid
kurang baik
baik
Total
Frequenc y
41
87
128
Percent
32.0
68.0
100.0
Valid Percent
32.0
68.0
100.0
Cumulativ e
Percent
32.0
100.0
Valid
kurang baik
baik
Total
Frequenc y
52
76
128
Percent
40.6
59.4
100.0
Valid Percent
40.6
59.4
100.0
Cumulativ e
Percent
40.6
100.0
V alid
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75-80
Total
Frequenc y
10
22
26
23
10
12
6
6
3
3
4
2
1
128
Percent
7.8
17.2
20.3
18.0
7.8
9.4
4.7
4.7
2.3
2.3
3.1
1.6
.8
100.0
V alid Percent
7.8
17.2
20.3
18.0
7.8
9.4
4.7
4.7
2.3
2.3
3.1
1.6
.8
100.0
Cumulativ e
Percent
7.8
25.0
45.3
63.3
71.1
80.5
85.2
89.8
92.2
94.5
97.7
99.2
100.0
s ex
V alid
perempuan
laki-laki
Total
Frequenc y
48
80
128
Percent
37.5
62.5
100.0
V alid Percent
37.5
62.5
100.0
Cumulativ e
Percent
37.5
100.0
Valid
Frequenc y
54
74
128
pendidikan dasar
pendidikan tinggi
Total
Percent
42.2
57.8
100.0
Valid Percent
42.2
57.8
100.0
Cumulativ e
Percent
42.2
100.0
Valid
kurang ramah
ramah
Total
Frequenc y
35
93
128
Percent
27.3
72.7
100.0
Valid Percent
27.3
72.7
100.0
Cumulativ e
Percent
27.3
100.0
Valid
kurang baik
baik
Total
Frequenc y
20
108
128
Percent
15.6
84.4
100.0
Valid Percent
15.6
84.4
100.0
Cumulativ e
Percent
15.6
100.0
e fek s am ping
Valid
ada
tidak ada
Total
Frequenc y
45
83
128
Percent
35.2
64.8
100.0
Valid Percent
35.2
64.8
100.0
Cumulativ e
Percent
35.2
100.0
Valid
murah
mahal
Total
Frequenc y
40
88
128
Percent
31.3
68.8
100.0
Valid Percent
31.3
68.8
100.0
Cumulativ e
Percent
31.3
100.0
N
jarak rumah responden
ke klinik * kepatuhan
kendaraan y ang
digunakan untuk ke
klinik * kepatuhan
suluh * kepatuhan
ef ek samping *
kepatuhan
pengetahuan kategori *
kepatuhan
skpkat * kepatuhan
pendidikan dikategori *
kepatuhan
peran PMO kategori *
kepatuhan
skappetugas kategori *
kepatuhan
peran keluarga kategori
* kepatuhan
biay a kategori *
kepatuhan
Valid
Percent
Cases
Mis sing
N
Percent
Total
Percent
128
100.0%
.0%
128
100.0%
128
100.0%
.0%
128
100.0%
128
100.0%
.0%
128
100.0%
128
100.0%
.0%
128
100.0%
128
100.0%
.0%
128
100.0%
128
100.0%
.0%
128
100.0%
128
100.0%
.0%
128
100.0%
128
100.0%
.0%
128
100.0%
128
100.0%
.0%
128
100.0%
128
100.0%
.0%
128
100.0%
128
100.0%
.0%
128
100.0%
jauh
dekat
Total
Count
% w ithin jarak rumah
res ponden ke klinik
Count
% w ithin jarak rumah
res ponden ke klinik
Count
% w ithin jarak rumah
res ponden ke klinik
kepatuhan
tidak patuh
patuh
20
47
Total
67
29.9%
70.1%
100.0%
14
47
61
23.0%
77.0%
100.0%
34
94
128
26.6%
73.4%
100.0%
Chi-Square Te s ts
Value
.779 b
.466
.783
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by -Linear
Ass ociation
N of Valid Cas es
df
1
1
1
.773
Ex ac t Sig.
(2-s ided)
Ex ac t Sig.
(1-s ided)
.427
.248
.379
128
Value
Odds Ratio f or jarak
rumah responden ke
klinik (jauh / dekat)
For c ohort kepatuhan
= tidak patuh
For c ohort kepatuhan
= patuh
N of Valid Cas es
1.429
.646
3.159
1.301
.722
2.342
.910
.740
1.121
128
kendaraan y ang
digunakan untuk ke klinik
tidak bermotor
bermotor
Total
Count
% w ithin kendaraan yang
digunakan untuk ke klinik
Count
% w ithin kendaraan yang
digunakan untuk ke klinik
Count
% w ithin kendaraan yang
digunakan untuk ke klinik
kepatuhan
tidak patuh
patuh
3
13
Total
16
18.8%
81.3%
100.0%
31
81
112
27.7%
72.3%
100.0%
34
94
128
26.6%
73.4%
100.0%
Chi-Square Te s ts
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by -Linear
A ss ociation
N of V alid Cas es
V alue
.572 b
.206
.610
df
1
1
1
.568
A sy mp. Sig.
(2-s ided)
.449
.650
.435
Ex ac t Sig.
(2-s ided)
Ex ac t Sig.
(1-s ided)
.557
.337
.451
128
Value
Odds Ratio f or kendaraan
yang digunakan untuk ke
klinik (tidak bermotor /
bermotor)
For c ohort kepatuhan =
tidak patuh
For c ohort kepatuhan =
patuh
N of Valid Cases
.603
.161
2.261
.677
.234
1.961
1.123
.865
1.460
128
suluh * kepatuhan
Cross tab
suluh
tidak pernah
pernah
Total
Count
% w ithin s uluh
Count
% w ithin s uluh
Count
% w ithin s uluh
kepatuhan
tidak patuh
patuh
20
35
36.4%
63.6%
14
59
19.2%
80.8%
34
94
26.6%
73.4%
Total
55
100.0%
73
100.0%
128
100.0%
Chi-Square Te s ts
V alue
4.749b
3.909
4.721
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by -Linear
A ss ociation
N of V alid Cas es
4.712
df
1
1
1
A sy mp. Sig.
(2-s ided)
.029
.048
.030
Ex ac t Sig.
(2-s ided)
Ex ac t Sig.
(1-s ided)
.043
.024
.030
128
V alue
Odds Ratio f or suluh
(tidak pernah / pernah)
For c ohort kepatuhan =
tidak patuh
For c ohort kepatuhan =
patuh
N of V alid Cas es
2.408
1.081
5.364
1.896
1.055
3.409
.787
.626
.990
128
ef ek samping
ada
tidak ada
Total
Count
% w ithin ef ek samping
Count
% w ithin ef ek samping
Count
% w ithin ef ek samping
kepatuhan
tidak patuh
patuh
15
30
33.3%
66.7%
19
64
22.9%
77.1%
34
94
26.6%
73.4%
Total
45
100.0%
83
100.0%
128
100.0%
Chi-Square Te s ts
V alue
1.631b
1.140
1.600
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by -Linear
A ss ociation
N of V alid Cas es
1.618
df
1
1
1
A sy mp. Sig.
(2-s ided)
.202
.286
.206
Ex ac t Sig.
(2-s ided)
Ex ac t Sig.
(1-s ided)
.215
.143
.203
128
Value
Odds Ratio f or ef ek
samping ( ada / tidak
ada)
For c ohort kepatuhan
= tidak patuh
For c ohort kepatuhan
= patuh
N of Valid Cas es
1.684
.754
3.763
1.456
.822
2.579
.865
.682
1.096
128
pengetahuan
kategori
kurang
baik
Total
Count
% w ithin pengetahuan
kategori
Count
% w ithin pengetahuan
kategori
Count
% w ithin pengetahuan
kategori
kepatuhan
tidak patuh
patuh
8
10
Total
18
44.4%
55.6%
100.0%
26
84
110
23.6%
76.4%
100.0%
34
94
128
26.6%
73.4%
100.0%
Chi-Square Te s ts
V alue
3.433b
2.450
3.150
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by -Linear
A ss ociation
N of V alid Cas es
df
1
1
1
3.407
A sy mp. Sig.
(2-s ided)
.064
.118
.076
Ex ac t Sig.
(2-s ided)
Ex ac t Sig.
(1-s ided)
.084
.063
.065
128
Value
Odds Ratio f or
pengetahuan kategori
(kurang / baik)
For c ohort kepatuhan =
tidak patuh
For c ohort kepatuhan =
patuh
N of Valid Cases
2.585
.924
7.229
1.880
1.015
3.482
.728
.475
1.114
128
skpkat * kepatuhan
Cross tab
skpkat
kurang baik
baik
Total
Count
% w ithin s kpkat
Count
% w ithin s kpkat
Count
% w ithin s kpkat
kepatuhan
tidak patuh
patuh
17
24
41.5%
58.5%
17
70
19.5%
80.5%
34
94
26.6%
73.4%
Total
41
100.0%
87
100.0%
128
100.0%
Chi-Square Te s ts
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by -Linear
A ss ociation
N of V alid Cas es
V alue
6.866b
5.788
6.601
df
1
1
1
6.813
A sy mp. Sig.
(2-s ided)
.009
.016
.010
Ex ac t Sig.
(2-s ided)
Ex ac t Sig.
(1-s ided)
.011
.009
.009
128
Value
Odds Ratio f or skpkat
(kurang baik / baik)
For c ohort kepatuhan
= tidak patuh
For c ohort kepatuhan
= patuh
N of Valid Cases
2.917
1.289
6.600
2.122
1.212
3.716
.728
.551
.960
128
Cross tab
pendidikan
dikategori
pendidikan dasar
pendidikan tinggi
Total
Count
% w ithin pendidikan
dikategori
Count
% w ithin pendidikan
dikategori
Count
% w ithin pendidikan
dikategori
kepatuhan
tidak patuh
patuh
16
38
Total
54
29.6%
70.4%
100.0%
18
56
74
24.3%
75.7%
100.0%
34
94
128
26.6%
73.4%
100.0%
Chi-Square Te s ts
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by -Linear
A ss ociation
N of V alid Cas es
V alue
.450 b
.220
.448
A sy mp. Sig.
(2-s ided)
.502
.639
.503
df
1
1
1
.447
Ex ac t Sig.
(2-s ided)
Ex ac t Sig.
(1-s ided)
.547
.318
.504
128
V alue
Odds Ratio f or
pendidikan dikategori
(pendidikan dasar /
pendidikan tinggi)
For c ohort kepatuhan
= tidak patuh
For c ohort kepatuhan
= patuh
N of V alid Cases
1.310
.595
2.885
1.218
.686
2.164
.930
.749
1.154
128
peran PMO
kategori
kurang baik
baik
Total
Count
% w ithin peran
PMO kategori
Count
% w ithin peran
PMO kategori
Count
% w ithin peran
PMO kategori
kepatuhan
tidak patuh
patuh
14
38
Total
52
26.9%
73.1%
100.0%
20
56
76
26.3%
73.7%
100.0%
34
94
128
26.6%
73.4%
100.0%
Chi-Square Te s ts
V alue
.006 b
.000
.006
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by -Linear
A ss ociation
N of V alid Cas es
.006
df
1
1
1
A sy mp. Sig.
(2-s ided)
.939
1.000
.939
Ex ac t Sig.
(2-s ided)
Ex ac t Sig.
(1-s ided)
1.000
.548
.939
128
Value
Odds Ratio f or peran
PMO kategori
(kurang baik / baik)
For c ohort kepatuhan
= tidak patuh
For c ohort kepatuhan
= patuh
N of Valid Cas es
1.032
.465
2.290
1.023
.570
1.836
.992
.802
1.227
128
skappetugas
kategori
kurang ramah
ramah
Total
Count
% w ithin s kappetugas
kategori
Count
% w ithin s kappetugas
kategori
Count
% w ithin s kappetugas
kategori
kepatuhan
tidak patuh
patuh
8
27
Total
35
22.9%
77.1%
100.0%
26
67
93
28.0%
72.0%
100.0%
34
94
128
26.6%
73.4%
100.0%
Chi-Square Te s ts
V alue
.339 b
.128
.346
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by -Linear
A ss ociation
N of V alid Cas es
.336
df
1
1
1
A sy mp. Sig.
(2-s ided)
.560
.721
.556
Ex ac t Sig.
(2-s ided)
Ex ac t Sig.
(1-s ided)
.657
.366
.562
128
V alue
Odds Ratio f or
skappetugas kategori
(kurang ramah / ramah)
For c ohort kepatuhan =
tidak patuh
For c ohort kepatuhan =
patuh
N of V alid Cas es
.764
.307
1.896
.818
.410
1.631
1.071
.859
1.335
128
peran keluarga
kategori
kurang baik
baik
Total
Count
% w ithin peran
keluarga kategori
Count
% w ithin peran
keluarga kategori
Count
% w ithin peran
keluarga kategori
kepatuhan
tidak patuh
patuh
4
16
Total
20
20.0%
80.0%
100.0%
30
78
108
27.8%
72.2%
100.0%
34
94
128
26.6%
73.4%
100.0%
Chi-Square Te s ts
V alue
.523 b
.201
.550
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by -Linear
A ss ociation
N of V alid Cas es
df
1
1
1
.519
A sy mp. Sig.
(2-s ided)
.469
.654
.458
Ex ac t Sig.
(2-s ided)
Ex ac t Sig.
(1-s ided)
.588
.337
.471
128
Value
Odds Ratio f or peran
keluarga kategori
(kurang baik / baik)
For c ohort kepatuhan
= tidak patuh
For c ohort kepatuhan
= patuh
N of Valid Cas es
.650
.201
2.102
.720
.285
1.821
1.108
.864
1.420
128
biay a kategori
murah
mahal
Total
kepatuhan
tidak patuh
patuh
Count
10
30
% w ithin biaya kategori
25.0%
75.0%
Count
24
64
% w ithin biaya kategori
27.3%
72.7%
Count
34
94
% w ithin biaya kategori
26.6%
73.4%
Total
40
100.0%
88
100.0%
128
100.0%
Chi-Square Te s ts
Value
.073 b
.003
.073
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by -Linear
Ass ociation
N of Valid Cas es
.072
df
1
1
1
Ex ac t Sig.
(2-s ided)
Ex ac t Sig.
(1-s ided)
.833
.484
.788
128
Value
Odds Ratio f or biaya
kategori (murah / mahal)
For c ohort kepatuhan =
tidak patuh
For c ohort kepatuhan =
patuh
N of Valid Cases
.889
.378
2.092
.917
.485
1.732
1.031
.828
1.285
128