PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk melakukan anastesi yang aman salah satu persyaratannya adalah
mengetahui khasiat, efek samping, dan cara kerja obat anestesi. Obat anestesi
dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : obat anestesi umum dan obat anestesi
regional.
Obat anestesi umum adalah obat yang dapat menimbulkan suatu
keadaan depresi umum dari pelbagai pusat di SSP yang bersifat reversible,
dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga agak mirip
keadaan pingsan obat anestesi umum masih dibagi lagi menurut cara
pemberiannya yaitu obat anestesi inhalasi dan obat anestesi parenteral.
obat anestesi parenteral setelah penyuntikan, kadar obat anesthesia
dalam darah meningkat, lalu diikuti kenaikan kadar dalam jaringan otak
sehingga pasien menjadi tidak sadar. Untuk mempertahankan tahapan
anesthesia, kadar dalam darah harus dipertahankan dengan penyuntikan
berkala atau memberikan tetesan secara kontinyu sebab obat tersebut
mengalami metabolisme di hati dan dikeluarkan lewat ginjal. Jika pemberian
obat anesthesia dihentikan, kadar dalam darah menurun, terjadi difusi balik
dari jaringan otak ke dalam darah dan pasien sadar kembali. Makin lama
anesthesia berlangsung, makin lama juga proses sadar kembalinya karena
jaringan tubuh selain otak juga menjadi jenuh dengan obat anesthesia.
Propofol merupakan suatu zat induksi yang paling sering digunakan
dalam tindakan anestesi umum. Lebih dari 50 negara menerima penggunaan
propofol bahkan tersedia juga dalam bentuk generik.
Propofol lebih cepat dan sempurna mengembalikan kesadaran
dibandingkan dengan obat anestesi lain yang disuntikan secara cepat. Selain
cepat mengembalikan kesadaran, propofol memberikan gejala sisa yang
minimal pada SSP. Nyeri pada tempat suntikan lebih sering apabila obat
disuntikkan pada pembuluh darah vena yang kecil. Rasa nyeri dapat dikurangi
dengan pemilihan tempat masuk obat di daerah vena yang lebih besar dan
penggunaan lidokain 1%.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama
: Tn. I
Umur
: 11 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Pagutan
Agama
: Hindu
MRS
: 26 Juni 2015
No. RM
: 134031
B. Pre Operatif
1. Anamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri perut sebelah kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu.
Pasien juga mengeuluh nyeri perut sebelah kanan. BAB sejak 2 hari
Status Generalisata
- Kepala
: Normocepali
- Mata
: Sklera Ikterik -/-, Konjungtiva anemis -/- Hidung
: Dalam batas normal
- Telinga
: Dalam batas normal
- Leher
: Pembesaran KGB (-), Massa (-)
- Thoraks
:
Inspeksi : Bentuk simetris, statis, dinamis
Palpasi
: BDE
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-),
3.
4.
5.
6.
Cor
: S1, S2 tunggal reguler.
Abdomen : Dalam batas normal.
Ekstremitas : Akral hangat (+)
Pemeriksaan Penunjang (26/6/2015)
Laboratorium
WBC : 15,99 x 103/ul ()
RBC : 5,00 x 106/ul
HGB : 14,5 gr/dl
PLT : 264 x 103/ul
SGOT : 21 U/L
SGPT :12 U/L
Ureum : 18,6 mg/dl
Creatinin : 0,6 mg/dl
GDS : 119 mg/dl
USG : gabaran appendicitis Acut
Diagnosis
Appendicitis Acut
Diagnosis Pre-operasi
Diagnosis : Appendicitis Acute
Tindakan : Laparaskopi
Kesan Anestesi
Laki-laki usia 11 tahun menderita Appendicitis Acute dengan ASA I
Terapi Pre-operasi
- Puasa 8 jam pre-operasi
- Informed consent ke keluarga tentang resiko tinggi operasi
- IVFD RL 20 tpm
- Premed metil prednisolon 125 mg dan Ranitidin 1 Ampul
Kesimpulan
ACC untuk operasi
Durante Operasi
1. Tempat : Ruang OK Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram
2. Tidakan Operasi : Laparaskopi
3. Jenis Anestesi : General Anestesi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi
Propofol merupakan suatu zat induksi yang paling sering digunakan dalam
tindakan anestesi umum. Lebih dari 50 negara menerima penggunaan
propofol bahkan tersedia juga dalam bentuk generik.
Propofol merupakan obat anestesi intravena yang bekerja cepat dengan
karakter recovery anestesi yang cepat tanpa rasa pusing dan mual-mual.
Propofol merupakan cairan emulsi minyak-air yang berwarna putih yang
bersifat isotonik dengan kepekatan 1% (1 ml/10mg) serta mengandung 10%
minyak kedele, 2,25% gliserol, dan 1,2% purified eggphosphatide yang
dimurnikan dan mudah larut dalam lemak. Propofol menghambat transmisi
neuron yang dihantarkan oleh GABA. Penggunaan propofol 1,5-2,5
mg/kgBB dengan penyuntikan cepat (<15 detik) menimbulkan turunnya
kesadaran dalam waktu kurang dari 30 detik.
Propofol
lebih
cepat
dan
sempurna
mengembalikan
kesadaran
dibandingkan dengan obat anestesi lain yang disuntikan secara cepat. Selain
cepat mengembalikan kesadaran, propofol memberikan gejala sisa yang
minimal pada SSP. Nyeri pada tempat suntikan lebih sering apabila obat
disuntikkan pada pembuluh darah vena yang kecil. Rasa nyeri dapat
dikurangi dengan pemilihan tempat masuk obat di daerah vena yang lebih
besar dan penggunaan lidokain 1%.
Propofol (2,6-diisopropylophenol) pertama kali diperkenalkan pada tahun
1977, dilarutkan dalam kremofor karena sifatnya yang tidak larut dalam air.
maka
konduksi
klorida
transmembran
akan
meningkat,
Rasa sakit karena injeksi terjadi pada sebagian besar pasien ketika
propofol diinjeksikan ke dalam vena tangan yang kecil. Ketidaknyamanan ini
dapat dikurangi dengan memilih vena yang lebih besar atau dengan
pemberian 1% lidokain (menggunakan lokasi injeksi yang sama seperti
propofol) atau opioid kerja jangka pendek.
Klirens propofol dari plasma melebihi aliran darah hepatik, menegaskan
bahwa ambilan jaringan (mungkin ke dalam paru), sama baiknya dengan
metabolisme oksidatif hepatik oleh sitokrom P-450, dan ini penting dalam
mengeluarkan obat ini dari plasma. Dalam hal ini, metabolisme propofol
pada manusia dianggap bersifat hepatik dan ekstrahepatik. Metabolisme
hepatik cepat dan luas, menghasilkan sulfat yang tidak aktif dan larut dalam
air serta metabolit asam glukuronik yang diekskresikan oleh ginjal. Propofol
juga menjalani hidroksilasi cincin oleh sitokrom P-450 membentuk 4hidroksipropofol yang kemudian di glukuronidasi atau sulfat. Meskipun
glukuronida dan konjugasi sulfat dari propofol terlihat tidak aktif secara
farmakologi, 4-hidroksipropofol memiliki sepertiga aktivitas hipnotik dari
propofol. Kurang dari 0.3% dari dosis yang diekskresikan tidak berubah
dalam urine.
3.5 Induksi anestesi
Dosis induksi dari propofol pada orang yang sehat adalah 1.5 hingga 2.5
mg/kgBB IV, dengan kadar darah 2-6 g/ml yang menghasilkan
ketidaksadaran tergantung pada pengobatan dan pada usia pasien. Onset
hipnosis propofol sangat cepat (one arm-brain circulation) dengan durasi
hipnosis 5-10 menit. Seperti halnya dengan barbiturat, anak membutuhkan
dosis induksi dari propofol yang lebih tinggi per kilogram badan,
kemungkinan berhubungan dengan volume distribusi sentral lebih besar dan
juga angka bersihan yang tinggi. Pasien lansia membutuhkan dosis induksi
yang rendah (25% hingga 50% terjadi penurunan) akibat penurunan volume
distribusi sentral dan juga penurunan laju bersihan. Pasien sadar biasanya
terjadi pada konsentrasi propofol plasma 1,0 hingga 1,5 g/ml.
3.7 FARMAKODINAMIK
a. Sistem saraf pusat
Propofol mengurangi laju metabolik otak untuk oksigen (CMRO2),
aliran darah ke otak (CBF), dan tekanan intrakranial (ICP). Pemberian
propofol untuk menghasilkan sedasi pada pasien dengan SOL (space
occupying lesion) intrakranial tidak meningkatkan ICP. Dosis yang besar
dari propofol ini dapat mengurangi tekanan darah sistemik dan juga
mengurangi tekanan perfusi otak (CPP). Autoregulasi serebrovaskular
sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah sistemik dan reaktivitas
aliran darah ke otak untuk merubah PaCO2 tidak dipengaruhi oleh
propofol. Dalam hal ini kecepatan aliran darah ke otak akan berubah seiring
dengan perubahan pada PaCO2 dengan adanya propofol dan midazolam.
Propofol menimbulkan perubahan elektroensefalografi (EEG) sama dengan
tiopental, termasuk kemampuan untuk menghasilkan supresif penuh dengan
dosis tinggi. Bangkitan potensial somatosensori kortikal yang dimanfaatkan
untuk monitoring fungsi medula spinalis tidak begitu bermakna pada
penggunaan propofol tunggal tetapi penambahan nitro oksida atau anastesi
inhalasi menghasilkan penurunan amplitudo. Pada level sedasi yang sama,
propofol menghasilkan gangguan memori pada derajat yang sama seperti
midazolam. Peningkatan toleransi terhadap obat dalam menekan sistem
saraf pusat sering terjadi pada pasien yang sering menggunaan opioid, obat
hipnotik sedatif, ketamin dan nitrous oksida.
10
parasimpatik,
dengan
menghasilkan
dominasi
aktivitas
11
dan
juga
hipoksemia.
Propofol
dapat
mengakibatkan
12
INDIKASI
Induksi Anestesi
Umum
13
Infusion
Umum
Inisiasi
Sedasi:
dari
MAC
segera
diikuti
oleh
infus
pemeliharaan.
14
15
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Propofol merupakan obat anestesi intravena yang bekerja cepat dengan
karakter recovery anestesi yang cepat tanpa rasa pusing dan mual-mual.
Propofol merupakan cairan emulsi minyak-air yang berwarna putih yang
bersifat isotonik dengan kepekatan 1% (1 ml/10mg) serta mengandung 10%
minyak kedele, 2,25% gliserol, dan 1,2% purified eggphosphatide yang
dimurnikan dan mudah larut dalam lemak.
Propofol
lebih
cepat
dan
sempurna
mengembalikan
kesadaran
dibandingkan dengan obat anestesi lain yang disuntikan secara cepat. Selain
cepat mengembalikan kesadaran, propofol memberikan gejala sisa yang
minimal pada SSP.
17
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1. Soenarjo dkk. Anestesiologi. Semarang: Bagian Anestesiologi dan Terapi
Intensif Fakultas Kedokteran UNDIP/RSUP Kariadi;2010.
2. Latief,A,Said dkk. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Propofol.
Fakultas Kedokteran UI. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2002.
3. Propofol. Available at: http://en.wikipedia.org/wiki/Propofol. Accessed on
June 2010.
4. Handoko, Tony, SK. Farmakologi dan Terapi. Edisi keempat. Anestesi
Umum. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2004.
5. Marik PE. Propofol: therapeutic indications and side-effects.
Curr Pharm Des. 2004.
18