PEMBIMBING :
dr. Aranda Trisandyadenta, Sp.OG.
Oleh :
Nama : M. Hafidz Ramadhan
NIDM : 2306.834.2011
Etiologi
dengan risiko tinggi menderita diabetes gestasional (Afrika-Amerika, Hispanik, IndiaAmerika, Asia-Amerika, Pasifik).4
Patogenesis dan Patofisiologi
Kehamilan merupakan suatu kondisi diabetogenik yang ditandai dengan adanya
resistensi insulin dan peningkatan respons sel pankreas dan hiperinsulinemia sebagai
kompensasi. Resistensi insulin umumnya dimulai sejak trimester kedua kehamilan dan
keadaan ini terus berlangsung selama sisa kehamilan. Sensitivitas insulin selama
kehamilan dapat menurun hingga 80%. Hormon-hormon yang disekresi oleh plasenta,
seperti progesteron, corticotropin releasing hormon, human placental lactogen (hPL),
prolaktin dan growth hormone, merupakan faktor yang berperan penting dalam keadaan
resistensi insulin saat kehamilan.4
Progesteron dan estrogen dapat berpengaruh mempengaruhi resistensi insulin
secara langsung maupun tidak langsung. Kadar hPL semakin meningkat seiring
bertambahnya usia kehamilan, hormon ini bekerja seperti growth hormone yaitu
meningkatkan lipolisis. Lipolisis menyebabkan bertambahnya kadar asam lemak bebas
yang beredar dalam darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan resistensi insulin di
jaringan perifer. Pertumbuhan fetus bergantung pada kadar glukosa plasma ibu. Adanya
resistensi insulin menyebabkan tingginya kadar glukosa plasma ibu, yang kemudian akan
berdifusi ke dalam aliran darah janin melalui plasenta. Ibu yang menderita diabetes
gestasional memiliki tingkat resistensi insulin lebih tinggi daripada kehamilan normal dan
tidak dikompensasi dengan sekresi insulin yang adekuat. 4,6
Pada wanita hamil, terdapat perubahan metabolisme, salah satunya metabolisme
glukosa. Pada awal kehamilan, terjadi hyperplasia dari sel pancreas yang merupakan
dampak dari meningkatnya hormone estrogen dan progesterone pada ibu. Kondisi
tersebut menyebabkan tingginya kadar insulin pada awal kehamilan. Pada trimester
kedua dan ketiga, adanya faktor dari feto-plasenta membuat penurunan sensitivitas
insulin dari ibu. Karena janin sangat membutuhkan transport glukosa karena tidak bisa
membentuk glukosa, sehingga janin membutuhkan suplai dari ibu. Oleh sebab itu, dalam
tubuh ibu terjadi peningkatan glukoneogenesis. Patofisiologi dari Diabetes Gestasional
dibagi menjadi dua : 1) Peranan unit feto-plasenta dan 2) Peranan jaringan adipose.7
Tabel 1. Kriteria hasil abnormal setelah pemberian 100 g glukosa dalam 3 jam TTGO.
Darah
National Diabetes
Carpenter dan
Data Group
Coustan
105 mg/dl
190 mg/dl
165 mg/dl
145 mg/dl
95 mg/dl
180 mg/dl
155 mg/dl
140 mg/dl
Komplikasi
1. Janin
- Kelainan kongenital pada janin, terutama ibu dengan hiperglikemia berat.
- Pertumbuhan janin terhambat
- Makrosomia (bayi >4000 g)
- Lahir prematur
- Trauma persalinan
- Maturitas organ terhambat
2. Maternal
- Polihidramnion
- Preeklampsia-eklampsia
- Distosia akibat makrosomia
- Hipoglikemia
- Ketoasidosis
- Koma Diabetikum
- Gangguan vaskular dan organ
- Gangguan neurologi
Pencegahan dan Tatalaksana Diabetes Gestasional
Seperti telah diutarakan sebelumnya, wanita dengan diabetes gestasional akan
memiliki komplikasi yang buruk, tidak hanya saat melahirkan, namun juga adanya
kemungkinan untuk progresi kerusakan vaskular yang cukup signfikan. Oleh karena itu
diperlukan tatalaksana yang tepat dan teknik screening yang tepat.
Hal yang terpenting untuk mencegah komplikasi DMG adalah melibatkan pasien
secara aktif. Penanganan yang paling umum adalah pemeriksaan konsentrasi gula darah
ibu agar euglikemia untuk encegah anomali kongenital morbiditas dan mortalitas
perinatal. Konsentrasi gula darah puasa dipertahankan dibawah 95 mg/dl, untuk glukosa
1 jam postprandial yaitu dibawah 140 mg/dl dan untuk 2 jam post prandial yaitu dibawah
120 mg/dl.8
Terapi lini utama untuk wanita dengan diabetes gestasional adalah dengan
modifikasi diet, atau dikenal juga dengan terapi nutrisi. Teknik ini dilakukan dengan ahli
nutrisi, dimana melibatkan penghitungan karbohidrat yang dibutuhkan, serta rekomendasi
makanan spesifik. Untuk tatalaksana gizi diperlukan diet rendah karbohidrat hingga 40
50% total kalori, protein 20%, dan lemak 30 40%. Diet ini ditujukan untuk mencegah
ketonemia.8
Selain hanya melalui diet, juga dapat dilakukan olahraga yang cukup untuk
tatalaksana diabetes gestasional. Keuntungan dari terapi ini adalah aman, praktis, dan
intervensi yang dilakukan tidak memakan biaya terlalu besar.2
sehingga dapat
DAFTAR PUSTAKA
1. Thompson D, Berger H, Feig D, Gagnon R, Kader T, Keely E, et al.Diabetes and
Pregnancy. Can J Diabetes 2013;37:168-83
2. Serlin DC, Lash RW. Diagnosis and management of Gestational Diabetes
Mellitus. Am Fam Physician 2009;80(1):57-62
3. National Institute for Health and Clinical Excellence. Diabetes in pregnancy.
NICE 2008.
4. Tracy L, Setji M, Brown AJ, Feinglos MN. Gestational Diabetes Mellitus. Clin
Diabetes. 2005;23(1):1724.
5. Kaaja R, Ronnemaa T. Gestational Diabetes: Pathogenesis and Consequences to
Mother and Offspring. Rev Diabet Stud. 2009;5(4):194202.