Anda di halaman 1dari 3

CADANGAN TAJUK-TAJUK TAZKIRAH RAMADHAN 5 MINIT

TARIKH

TAJUK
Darjat Orang Berpuasa

ISI TAZKIRAH
Imam
-

Al-Ghazali: Ada 3 darjat:


Puasa Umum
Puasa Al-Khusus
Puasa Khususul Khusus

Hikmah Puasa

MUHASABAH RAMADHAN : DARJAT ORANG YANG BERPUASA


Menurut Hujjatul Islam Imam Al Ghazali Puasa tu mempunyai 3 darjah (tingkatan):
1.Puasa 'Umum'
Puasa kebanyakan orang hanya dengan menahan diri daripada makan, minum dan keinginan
syahwatnya.Puasa ini seperti kita mengurung seekor ayam didalam reban dan tidak memberi
makanan dari terbit fajar hingga terbenam matahari.Badan letih hanya lapar dan dahaga sahaja
yang dapat.
2.Puasa 'Al-Khusus'
Berpuasa dengan cara menahan diri dari makan, minum, memelihara syahwat keinginannya,
serta mengawal anggota-anggota yang zahir seperti mata, telinga, lidah, tangan, kaki dan
bahagian sulit daripada melakukan maksiat. Disamping ia merasa takut (khauf) Allah tidak
menerima puasanya kerana mungkin ada kesilapan atau kecuaian yang ia tidak sedari yang
boleh menyebabkan kemurkaan Allah dan mengharap puasanya diterima dengan perkara sunat
sebolehnya ditunaikan, perkara makruh dan membatalkan puasa ditinggal kerena yang berhak
menerima dan menolak puasanya hanyalah Allah.
3.Puasa 'Khususul Khusus'
Berpuasa dengan cara memelihara segala perkara yang tersebut di atas tadi, sambil menjaga
hatinya daripada berfikir mengenai hal ehwal dunia dan sifat-sifat riak, 'ujub, takabbur dan lainlainnya. Inilah puasa para nabi, para siddiqin (orang yang benar), para solehin dan mereka
yang hatinya dekat dengan Allah.

Adapun rahasia atau hikmah disyariatkannya puasa yaitu :


1. Puasa adalah peribadatan kepada Allah subhanahu wa taala, dan melaksanakan perintahperintahnya, dan memelihara diri dari yang diharamkan Allah subhanahu wa taala, oleh karena hal

tersebut disebutkan dalam hadits qudsi Allah subhanahu wa taala berfirman, Setiap amalan bani
Adam (manusia) untuk dirinya sendiri kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Akulah
yang akan memberi balasan dengannya, dia meninggalkan makanannya dan minumannya dan
syahwatnya untuk-Ku. Maka perasaan manusia dengan peribadatan kepada Allah subhanahu wa
taala, dan perasaan tunduk kepada perintah-Nya dan hukum-Nya, dan itulah tujuan beribadah yang
paling tinggi dan sasaran ibadah yang paling agung, bahkan hal tersebut adalah asas atau pokok yang
terpusat atasnya hikmah penciptaan manusia.
Allah SWT berfirman,







artinya: dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam. (QS. Al-Anam: 71)
2. Hikmah kedua yaitu puasa adalah pendidikkan jiwa/diri, dan pembiasaannya atas kesabaran dan
pembiasaan menanggung kesulitan, kesusahan beramal dan berjuang di jalan Allah subhanahu wa
taala, dan puasa mendidik kekuatan tekad, dan kemauan yang kuat. Karena diperlukannya kekuatan
azimah (tekad) dan kekuatan kemauan yang mantap dan puasa menjadikan manusia sebagai hakim,
penguasa atas hawa nafsunya dan berbagai macam kesukaannya dan kecenderungannya. Maka orang
yang berpuasa tidak menjadi hamba/budak atau tawanan dari nafsu syahwatnya, dan justru orang
yang berpuasa dirinya, dan nafsunya berjalan di atas petunjuk syariat/aturan Allah subhanahu wa
taala, dan di atas cahaya ilmu dan akal pikiran yang jernih. Ada perbedaan besar diantara manusia
yang dikendalikan oleh syahwat hawa nafsunya maka dia hidup seperti binatang, hidup hanya untuk
perutnya dan nafsu syahwatnya.
Allah subhanahu wa taala berfirman,











yang artinya: Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti
makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka. (QS. Muhammad: 12)
dan sangat berbeda dengan manusia yang mengendalikan nafsu syahwatnya maka dia seperti salah
satu dari malaikat-malaikat.
3. Puasa mendidik manusia karakter/tabiat penyayang, lembut, dan penyantun dan menjadikan
manusia yang berhati lembut, jiwanya baik, dan bergerak dengan arahan keimanannya. Puasa tidak
melarang manusia sama sekali tidak boleh makan dan minum, bahkan dapat membentuk kekuatan
ruhiyah pada diri manusia agar merasakan perasaan saudaranya yang menderita kelaparan,
kesusahan, dan penderitaannya lalu mengulurkan bantuan, pertolongan dan menghapus air mata
orang-orang yang menderita kemalangan, dan menghilangkan kesedihannya dengan bantuan dan
bantuan orang yang dermawan yang dilatih oleh puasa Ramadhan sebulan penuh.
Dan sungguh telah dikatakan kepada Nabi Yusuf alaihis salam.


:











Artinya: Kenapa engkau menahan diri tidak makan sedangkan engkau adalah penguasa yang
memegang perbendaraan bumi. Lalu Nabi Yusuf alaihis salam berkata: Aku khawatir jika aku
kenyang, maka aku akan melupakan orang yang lapar (rakyat yang menderita kesusahan).

4. Puasa mendidik nafsu manusia dengan memupuk rasa takut kepada Allah subhanahu wa taala, dan
perasaan senantiasa selalu diawasi-Nya baik dalam keadaan sunyi sendiri, atau di hadapan banyak
orang, dan puasa menjadikannya orang yang mampu memelihara dirinya dan menjaga kesucian
jiwanya jauh dari apa-apa yang diharamkan Allah subhanahu wa taala, dan demikian juga rahasia
puasa adalah membentuk sifat taqwa {


} dan taqwa adalah buah dan hasil dari pendidikan
Ramadhan yang mempersiapkan diri orang yang berpuasa untuk tunduk dan patuh kepada aturan
Allah subhanahu wa taaladengan meninggalkan nafsu syahwatnya yang dibolehkan seperti makan,
minum, dan berhubungan suami istri tapi dia tahan ketika puasa untuk melaksanakan perintah
Allah subhanahu wa taala dan ikhlas mengharap pahala di sisi-Nya dan inilah semua rahasia, dan
ruhnya dan hikmahnya yang mulia dari puasa Ramadhan.
- See more at: http://ansharuttauhid.com/read/sariyah/473/rahasia-dan-hikmah-puasa-ramadhankhutbah-jumat-edisi-014/#sthash.vrhkUM3I.dpufa

Anda mungkin juga menyukai