Anda di halaman 1dari 34

Kelebihan Berat Badan pada Seorang Remaja

Evenjelina
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Tahun 2012 Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
NIM: 102012206, Email: evenjelin.ej@gmail.com
Pendahuluan
Obesitas merupakan masalah yang semakin marak terutama di kehidupan urban.
Obesitas juga tidak hanya mempengaruhi penampilan dan kesehatan seseorang, tetapi juga
bisa menggangu mental si penderita. Penderita obesitas seringkali menjadi minder dan
menjauh dari kehidupan social, karena mereka merasa berbeda dari yang lain. Obesitas bisa
terjadi karena banyak factor. Tetapi tak dapat dipungkiri bahwa pola makan modern yang
semakin buruk memegang peranan penting dalam meningkatnya kasus obesitas ini. Selain
itu, faktor metabolism makanan dan hormone-hormon yang terlibat di dalam proses
pencernaan juga sangat berguna dalam menjelaskan terjadinya obesitas tersebut.
Oleh sebab itu, makalah ini akan membahas tentang metabolisme karbohidrat dan
lemak yang terkandung didalam makanan, pola makan, dan pengaruh hormonal.
Pembahasan
Makanan yang sehat sangat penting kandungannya, dengan keperluan jumlah dan
kadar yang berbeda-beda makanan dapat menyehatkan tetapi juga dapat merugikan jika
dikonsumsi secara berlebihan. Kandungan utama yang terpenting untuk tubuh adalah
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral. Dalam makalah ini akan khusus dibahas lebih
menditail tentang karbohidrat, lemak dan protein dalam kandungan gizi, sumber dan fungsi.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hydrogen, dan
oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di
dalam tubuh. Setiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi menghasilkan energi sebesar 4 kkal
dan energi hasil proses oksidasi akan digunakan untuk bernapas, kontraksi jantung dan otot,
dan lain-lain. Di dalam ilmu gizi, secara sederhana karbohidrat dibagi menjadi dua jenis yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks, dan berdasarkan responsnya terhadap

glukosa darah di dalam tubuh, serta berdasarkan nilai tetapan indeks glikemiknya.
Karbohidrat merupakan sumber energy utama, ini dibuktikan dengan tingginya proporsi
karbohidrat dalam asupan makanan sehari-hari.1
Karbohidrat di dalam tubuh juga disimpan sebagai glikogen pada otot, juga ada yang
disimpan dalam hati. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus dalam tubuh.
Seperti laktosa yang membantu penyerapan kalsium dan ribose yang penting untuk
pembentukan asam nukleat.1
Karbohidrat Sederhana
Monosakrida
Glukosa
Disebut juga dekstrosa atau gula anggur. Glukosa juga banyak terdapat pada buah,
sayur, sirup jagung, dan sari pohon di dalam tubuh di dalam tubuh, glukosa di dapat dari hasil
pencernaan amilum, sukrosa, maltose, dan laktosa. Dalam proses metabolisme, glukosa
merupakan bentuk karbohidrat yang digunakan sebagai energi. Tingkat kemanisan glukosa
hanya setengah dari fruktosa. Glukosa dijumpai dalam aliran darah dan berfungsi sebagai
penyedia energi bagi jaringan tubuh.
Fruktosa
Fruktosa ini disebut juga gula buah. Frutosa merupakan jenis sakarida yang paling
manis dan banyak dijumpai pada mahkota bunga, madu, dn hasil hidrolisis dari gula tebu. Di
dalam tubuh fruktoosa ini disebut juga gula buah. Frutosa merupakan jenis sakarida yang
paling manis dan banyak dijumpai pada mahkota bunga, madu, dan hasil hidrolisis dari gula
tebu. Penggunaan fruktosa paling banyak sebagai pemanis dalam minuman yang
menggunakan sirup jagung yang tinggi glukosa.
Galaktosa
Tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam. Galaktosa yang ada dalam tubuh
merupakan hasil hidrolisis dari laktosa.
Manosa
Jarang terdapat pada makanan. Terdapat dalam manna (bahan makanan khas Israel).

Pentosa
Merupakan bagian sel-sel semua makanan alami. Jumlahnya sangat kecil sehingga
tidak penting untuk sumber energi.
Disakarida
Sukrosa
Biasa disebut gula pasir atau invert, akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa.
Sukrosa merupakan pembentuk hampir dari 99% gula pasir.
Maltosa
Tidak terdapat bebas di alam. Maltose terbentuk pada terdiri atas dua molekul
monosakarida glukosa. Di dalam tubuh didapat dari pemecahan amilum. Maltose digunakan
untuk memproduksi bir, dengan mengubah maltose menjadi alcohol.
Laktosa
Terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang larut
dalam air. Laktosa hanya terdapat pada susu sehingga laktosa disebut juga gula susu. Laktosa
juga penting untuk pertumbuhan sel otak. Tingat kemanisan adalah satu per enam dari
glukosa, dan dikenal sebagai gula yang paling tidak manis.
Trehalosa
Disebut juga gula jamur yang terdiri dari dua molekul glukosa. Sebanyak 15% bagian
kering daari jamur adalah trehalosa.
Gula Alcohol
Sorbitol
Banyak digunakan untuk penyandang diabetes. Tingkat kemanisan sorbitol hanya
60% dari manis glukosa dan pengaruhnya terhadap gula darah sangat sedikit. Konsumsi lebih
dari 50 gram sehari bisa menyebabakan diare. Karena dia sulit di metabolisme dalam mulut
sehingga memiliki risiko rendah karies gigi dan sering digunakan dalam permen karet.

Manitol
Merupakan gula alcohol yang dibuat dari manosa dan galaktosa. Dapat ditemukan
dalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel.
Inositol
Merupakan alcohol siklis yang menyerupai glukosa dan terdapat dalam sekam dan
serealia.
Oligosakarida
Terdiri atas 10-20 molekul monosakarida. Rafinosa , stakiosa, dan verbalosa terdapat
pada biji-bijian. Fruktan yang merupakan kumpulan beberapa molekul fruktosa dan satu
molekul glukosa terdapat pada bawang, sereal, dan asparagus. Oligosaakarida tidak dapat
dicerna dengan baik, tetapi dapat fermentasi di usus besar. 1
Karbohidrat Kompleks
Merupakan polisakarida yang mengandung lebih dari 60000 molekul monosakrida
yang tersusun rantai lurus ataupun rantai bercabang. Polisakarida terasa tawar (tidak manis).
Amilum
Amilum (zat pati) merupakan simpanan energy dalam sel-sel tumbuhan. Amilum ini
ukurannya berkisar 5-50 nm. Di alam, pati banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung,
biji-bijian dan juga umbi-umbian. Pati pada umumnya dibentuk dari dua polimer glukosa
amilosa dan amilo pectin. Amilosa mempunyai struktur rantai lurus dan larut pada air panas.
Sedangkan amilopectin mempunyai struktur rantai bercabang dan tidak larut dalam air panas.
Amilum ini merupakan sumber energy utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia.
Amilum juga mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya.
Amilum yang larut dalam air panas akan membentuk cairan sangat pekat yang disebut
gelatinisasi.
Dekstrin
Merupakan produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk melalui hidrolisis parsia
pati. Dapat ditemukan dalam roti yang dibakar.

Glikogen
Glikogen merupakan salah satu bentuk simpanan energy di dalam tubuh yang dapat
dihasilkan melalui konsumsi karbohidrat sehari-hari dan merupakan salah satu sumber energy
utama yang digunakan oleh tubuh saat berolahraga. Kapasitas penyimpanan glikogen di
dalam tubuh sangat terbatas, yaitu hanya sekitar 350-500 gram atau dapat menyediakan
energy sebesar 1200-2000 kkal. Akan tetapi, kapasitas penyimpanannya ini dapat
ditingkatkan dengan cara mengurangi lemak dan memperbesar karbohidrat (carbohydrate
loading). Lazim digunakan untuk para atlet yang menekuni cabang olahraga endurance
seperti marathon dan sepakbola.1
Metabolisme Karbohidrat
Glikolisis
Sering di kenal dengan jalur Embden Meyerhoff, yang berlangsung tanpa adanya
oksigen. Reaksi ini akan di awali dengan reaksi fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6P
selanjutnya glukosa 6 fosfat akan di ubah menjadi fruktosa 6 P(isomerase) yang kemudian
akan mengikat satu gugus fosfat lagi menjadi fruktosa 1,6 bifosfat. Dengan enzim aldolase di
ubah menjadi gliseral 3P dengan bantuan NAD+ akan menjadi 1,3 bisfosfogliserat yang
kemudian akan terus bereaksi sampai pembentukan PEP yang kemudian dengan hasil akhir
asam piruvat yang akan dioksidasi lebih lanjut dalam siklus asam sitrat. Energi yang
dilepaskan dalam pembentukan piruvat hanya 3 persen dari energi yang terdapat dalam
molekul glukosa.2
Siklus Asam Sitrat/Siklus Krebs
Mari kita lihat lebih detail mengenai siklus Krebs, langkah demi langkah. Sebelum masuk ke
siklus Krebs, 1 molekul piruvat akan diubah menjadi Asetil-CoA dengan bantuan enzim
Pyruvate Dehidrogenase. Pada proses tersebut, satu molekul CO2 dan dan satu atom H akan
dilepaskan dari piruvat, serta satu molekul CoA (coenzym A) akan ditambahkan. Atom H
akan ditangkap oleh NAD+ dan menghasilkan NADH. Asetil-CoA kemudian masuk ke dalam
siklus Krebs dengan langkah sebagai berikut:
1. Asetil akan dilepaskan dari Asetil-CoA, kemudian digabungkan ke oksaloasetat untuk
membentuk sitrat dengan penambahan air. Proses tersebut dikatalisasi oleh enzim
citrate synthase.

2. Sitrat kemudian diubah menjadi isositrat dengan bantuan enzim acotinase.


3. Isositrat akan diubah menjadi alfa-ketoglutarat dengan melepaskan satu molekul CO2
dan satu atom H. Atom H akan ditangkap oleh NAD+ untuk membentuk NADH.
Proses tersebut dikatalisasi oleh enzim isocitrate dehydrogenase.
4. Alfa-ketoglutarat kemudian diubah menjadi suksinil-CoA dengan melepaskan satu
molekul CO2 dan satu atom H serta menempelkan satu molekul CoA. Atom H akan
ditangkap oleh NAD+ untuk membentuk NADH. Enzim yang berperan adalah alphaketoglutarate dehydrogenase.
5. Suksinil-CoA lalu diubah menjadi suksinat oleh enzim Succinyl-CoA synthetase. Pada
proses ini molekul CoA akan dilepaskan, selain itu terdapat satu atom P yang ikut
dalam reaksi dan kemudian akan ditangkap oleh ADP untuk membentuk ATP.
6. Langkah selanjutnya adalah perubahan suksinat menjadi Fumarat oleh enzim
succinate dehydrogenase. Dua atom H akan dilepaskan dan ditangkap oleh FAD+
untuk membentuk FADH2.
7. Fumarat lalu diubah menjadi malat oleh fumarase dengan penambahan air.
8. Malat kemudian akan diubah kembali menjadi oksaloasetat oleh enzim malate
dehydrogenase. Satu atom H dilepaskan pada proses tersebut dan ditangkap oleh
NAD+ untuk membentuk NADH.
Hasil akhir dari siklus Krebs saja dari 1 molekul piruvat adalah 3 molekul NADH, 1
molekul FADH2, dan 1 molekul ATP. Namun kalau ditambah NADH yang dihasilkan pada
perubahan piruvat menjadi asetil-CoA, maka total NADH yang dihasilkan adalah 4 molekul.
Untuk jelasnya silahkan lihat gambar berikut:3

Gambar No.2 Siklus Krebs

Glikogenesis dan Glikogenolisis


Merupakan proses pembentukan glikogen oleh glukosa sebagai perseediaan energy
cadangan, terutama di hati dan otot. Glikogenesis meningkat saat setelah makan dan menurun
saat kelaparan. Glikogen merupakan polisakarida yang bercabang (alfa-D-glu) yang tediri
dari rantai lurus (ikatan glikosidik) -1,4 dan rantai bercabang -1,6 dan merupakan bentuk
simpanan karbohidrat yang mudah dimobilisasi. Glikogen Terutama terdapat pada hati dan
otot. Fungsi glikogen otot untuk sebagai sumber glukosa untuk glikolisis di otot digunakan
sebagai sumber glukosa untuk glikolisis di otot, sedangkan pada hati digunakan untuk
sebagai simpanan glukosa dan untuk penyediaan darah karena hati memiliki enzim glukosa 6fosfatase untuk mengatalisis pengubahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa. Otot tidak
mempunyai enzim itu sehingga tidak bisa melakukan hal yang sama.
Glikogenesis memerlukan glikogen primer/inti glikogen yang berasal dari protein
primer (glikogenin) yang mengalami glukosilasi oleh UDP-glukosa. Ada 3 enzim yang

berperan pada glikogenesis yang pertama adalah enzim UDP-glukosa pirofosforilase yang
berguna untuk pembentukN udp-glukosa dari glukosa 1-p+ UTP. Yang kedua adalah enzim
glikogen sintase yang digunakan untuk membentuk ikatan glikosidik 1,4. Yang terakhir
adalah enzim percabangan yang membentuk percabangan (glikosidik 1,6). Enzim ini akan
memindahkan segmen glukosa dari ke bag cabang lain bila sudah terbentuk 11 molekul
glukosa.
Glikogenolisis merupakan Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa, terutama di
hati dan otot. Enzim yang berperan ada 3. Yang pertama adalah enzim regulator, fosforilase.
Yang mengkatalisis reaksi pemecahan ikatan gliikosidik dengan cara fosforolisis (pemecahan
dengan fosfat). Setiap 1 molekul glukosa rantai lurus dilepaskan jadi glukosa 1-P, sampai
tinggal 4 molekul glukosa. Yang kedua adalah glukan transferase yang berfungsi untuk
memindahkan 3 molekul glukosa dari sisa 4 glukosa ke rantai lurus lainnya. Yang terkhir
adalah debranching enzyme yang memutuskan 1 molekul glukosa percabangan yg tersisa
menjadi glukosa bebas.

Gambar No.3 Glikogenesis dan Glikogenolisis

Glukoneogenesis3
Glukoneogenesis adalah biosintesis glukosa dari bahan bukan karbohidrat. Jalur
metabolik ini sangat penting karena otak sangat bergantung pada glukosa sebagai bahan
bakar

tama.

Testes,

eritrosit

danmedula

ginjal

juga

memrlukan

glukosa.

Jalur

glukoneogenesis mengubah piruvat menjadi glukosa prekursor non-karbohidrat memasuki


jalur glukoneogenesis, terutama pada`piruvat, oksaloasetat, dan dihidroksiaseton fosfat. Zat
mula non-karbohidrat tama adalah laktat, asam amino dan gliserol. Laktat dibentuk di otot
kerangka yang sedang aktif, bila kecepatan glikolisis melampaui kecepatan metabolik siklus
Krebs. Asam amino berasal dari protein dalam makanan dan selama kelapara, dari pemecahan
protein di otot kerangka. Gliserol berasal dari hidrolisis triasilgliserol dalam sel lemak.
Tempat tama glukoneogenesis adalah di hati. Glukoneogenesis di hati dan juga di ginjal
membantu memelihara tingkat glukosa darah, agar otak dan otot dapat mengekstraksi cukup
gukup glukosa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Sepintas jalur glukoneogenesis nampak seperti kebalikan jalur glikolisis. Namun,
perhatikan bahwa pada glikolisis, terdpaat tiga tahap reaksi yang pada hakekatnya
irreversibel, yaitu yang dikatalisis oleh heksokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase.

Gambar No.4 Glukoneogensis

Pada glukoneogenesis, reaksi-reaksi yang dapat dianggap irreversibel ini dielakkan


dengan reaksi-reaksi berikut:
Fosfoenol Piruvat Dibentuk dari Piruvat Melalui Oksaloasetat3
Mula-mula, piruvat mengalami karboksilasi menjadi oksaloasetat dengan menggunakan
satu ATP. Selanjutnya okasaloasetat mengalami dekarboksilasi dan fosforilasi untuk untuk
menghasilkan fosfoenolpiruvat. Reaksi pertama dikatalisis oleh piruvat karboksilase dan
reaksi kedua oleh PEP karboksilase.

Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6 bisfosfat dengan cara hidrolisis ester


fosfat pada C-1.

Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glukosa 6-fosfat, pada reaksi yang dikatalisis
oleh glukosa 6-fosfatase.

Pembentukan glukosa tidak berlangsung dalam sitosol, melainkan glukosa 6-fosfatase


diangkut ke dalam lumen retikulum endoplasma (RE) dan di situ dihidrolisis oleh
glukosa 6-fosfatase, suatu enzim yang terikat pada membran. Untuk aktivitasnya,
fosfatase perlu distabilkan oleh suatu protein pengikat Ca2+. Glukosa dan Pi kemudian
diangkut kembali ke sitosol oleh sepasang pengangkut (transporter).

Enzim Piruvat karboksilase sangat menarik karena sifat katalitik dan alosteriknya. Piruvat
karboksilase mengandung gugus prostetik biotin yang terikat secara kovalen dan yang
berperan sebagai pengemban CO2 teraktivasi. Ujung karboksil pada biotin terikat dengan
suatu ikatan amida pada gugus amino-? residu lisin yang khusus.
Karboksilasi piruvat berlangsung dalam dua tingkat:
Biotin-enzim + ATP Mg2+ asetil KoA CO2 ~ biotin-enzim +ADP + Pi
CO2 ~ biotin-enzim

Mn2+ Biotin-enzim + oksaloasetat

Aktivitas piruvat karboksilase tergantung pada adanya asetil-KoA. Biotin tidak


mengalami karboksilasi, kecuali asetil KoA (atau asil SKoA yang sejenis) berikatan dengan
enzim. Pengaktifan piruvat karboksilase secara alosterik oleh asetil KoA merupakan
mekanisme pengendalian fisiologis yang penting. Osaloasetat, produk reaksi piruvat

karboksilase, selain merupakan senyawa antara pada glukoneogenesis, juga merupakan


senyawa antara pada siklus Krebs. Kadar asetil KoA yang tinggi merupakan isyarat bahwa
diperlukan lebih banyak oksaloasetat. Bila ATP kurang berlebihan, oksaloasetat akan
digunakan untuk glukoneogenesis, tetapi ia juga mempunyai peranan penting dalam
mempertahanakan kadar senyawa antara siklus Krebs. Senyawa antara ini perlu ditambahkan
kembali karena juga digunakan pada beberapa reaksi biosintesis, seperti pada biosintesis
heme. Peran piruvat karboksilase ini disebut anaplerotik yang berarti mengisi.3
2. Lemak
Fungsi lemak umumnya yaitu sebagai sumber energi, bahan baku hormon, membantu
transport vitamin yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu, serta
pelindung organ-organ tubuh bagian dalam. Sebuah penelitian pernah melaporkan bahwa
hewan-hewan percobaan yang tidak mendapatkan jumlah lemak yang cukup dalam
makanannya akan mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan ada yang berhenti tumbuh dan
akhirnya mati. Kurangnya lemak dalam makanan juga akan menyebabkan kulit menjadi
kering dan bersisik. 1
Dalam saluran pencernaan, lemak dan minyak akan lebih lama berada di dalam lambung
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, demikian juga proses penyerapan lemak yang
lebih lambat dibandingkan unsur lainnya. Oleh karena itu, makanan yang mengandung lemak
mampu memberikan rasa kenyang yang lebih lama dibandingkan makanan yang kurang atau
tidak mengandung lemak. Salah satu fungsi lemak memang untuk mensuplai sejumlah energi,
dimana satu gram lemak mengandung 9 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya
mengandung 4 kalori. Fungsi lain dari lemak adalah untuk membantu absorbsi vitamin yang
larut dalam lemak. Selain itu, lemak juga merupakan sumber asam-asam lemak esensial yang
tidak dapat dihasilkan tubuh dan harus disuplai dari makanan. Fungsi lemak sebagai bahan
baku hormon juga sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis di dalam tubuh, contohnya
yaitu pembuatan hormon seks.1
Lemak tubuh dalam jaringan lemak (jaringan adipose) mempunyai fungsi sebagai
insulator untuk membantu tubuh mempertahankan temperaturnya, sedangkan pada wanita
dapat memberikan kontur khas feminim seperti jaringan lemak di bagian bokong dan dada.
Selain itu, lemak tubuh dalam jaringan lemak juga berperan sebagai bantalan yang
melindungi organ-organ seperti bola mata, ginjal, dan organ lainnya. Sedangkan fungsi lemak

dalam makanan yaitu dapat memberikan rasa gurih, memberikan kualitas renyah (terutama
pada makanan yang digoreng), serta memberikan sifat empuk pada kue. Lemak yang terdapat
dalam bahan makanan sekitar 90%nya merupakan lemak dalam bentuk trigliserida,
sedangkan sisanya 10% adalah dalam bentuk kolesterol dan fosfolipid.1
Lemak secara umum dibagi menjadi lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak jenuh adalah
lemak yang struktur kimianya tidak memiliki ikatan rangkap. Lemak jenis ini cenderung
meningkatkan kadar kolesterol dan berbahaya bagi kesehatan bahan makanan yang
mengandung lemak jenuh adalah lemak hewan, susu, keju, mentega, santan, minyak kelapa,
dan lain lain. Lemak tak jenuh dibagi menjadi lemak tak jenuh tunggal (MUFA) yang
memiliki sedikit pengaruh pada peningkatan kolesterol darah. Terdapat pada minyak zaitun,
biji kapas, dan minyak kelapa sawit. Sedangkan lemak tak jenuh ganda (PUFA) yang dapat
mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida darah. Terdapat banyak pada minyak zaitun dan
minyak ikan (omega 3). Manfaat omega 3antara lain menurunkan kadar lemak darah dan
dapat mengurangi resiko thrombosis.1
Metabolisme Lemak
Sumber asam lemak rantai panjang adalah lipid makanan atau melalui sintesis de novo
dari asetil KoA yang berasal dari karbohidrat atau asam amino. Asam lemak dapat dioksidasi
menjadi asetil-KoA (Oksidasi beta) atau diesterifikasi dengan gliserol, yang membentuk
triasilgliserol sebagai cadangan bahan bakar utama tubuh. Asetil KoA yang dibetuk oleh
oksidasi beta dapat mengalami beberapa proses.3
1

Seperti asetil KoA yang berasal dari glikolisis, dan senyawa ini dioksidasi menjadi
CO2 + H2O melalui siklus asam sitrat.

Menjadi precursor untuk membentuk kolesterol dan steroid lain.

Di hati, senyawa ini digunakan untuk membentuk benda keton (asetoasetat dan 3hidroksibutirat) yang merupakan bahan bakar penting pada keadaan puasa lama.
Mesikipun asam lemak mengalami oksidasi menjadi asetil KoA, namun oksidasi asam

lemak bukan merupakan pembalikan sederhana dari biosintesis asam lemak, tetapi
merupakan proses yang sama sekali berbeda dan berlangsung kompartemen sel yang berbeda.
Pemisahan oksidasi asam lemak di mitokondria dari biosintesis di sitosol memungkinkan tiap
proses dikendalikan secara individual dan diintegrasikan sesuai kebutuhan jaringan. Setiap
tahap pada oksidasi asam lemak melibatkan turunan asil KoA yang dikatalisis oleh enzim-

enzim yang berbeda, menggunakan NAD dan FAD sebagai koenzim, dan menghasilkan ATP.
Proses tersebut merupakan suatu proses aerob yang memerlukan keberadaan oksigen.3
Oksidasi Asam Lemak di Mitokondria
Asam lemak bebas (free fatty acids, FFA) yang juga disebut unesterified fatty acids
(FFA) atau nonesterified fatty acids (NEFA) adalah asam lemak yang berada dalam keadaan
tidak teresterifikasi. Di plasma, FFA rantau-panjang berikatan dengan albumin, dan di sel
asam-asam ini melekat pada protein pengikat asam lemak sehingga pada kenyataannya asamasam lemak ini tidak pernah benar-benar bebas. Asam lemak rantai-pendek lebih larut ar dan
terdapat dalam bentuk asam tak-terionisasi atau sebagai anion asam lemak.
Asam lemak mula-mula harus diubah menjadi suatu zat antara aktif sebelum dapat
dikatabolisme. Reaksi ini adalah satu-satunya tahap dalam penguraian sempurna suatu asam
lemak yang memerlukan energy dari ATP. Dengan adanya ATP dan koenzim A, enzim asilKoA sintase (tiokinase) mengkatalisis perubahan asam lemak (atau asam lemak bebas)
menjadi asam lemak aktif atau asil KoA yang menggunakna satu fosfat berenergi tinggi
disertai pembentukan AMP dan PPi. PPi dihidrolisis oleh pirofosfatase anorganik disertai
hilangnya fosfat berenergi tinggi lainnya yang memastikan bahwa seluruh reaksi berlangsung
hingga selesai. Asil KoA sintase ditemukan di reticulum endoplasma, peroksisom, serta di
bagian dalam dan membrane luar mitokondria.
Asam Lemak Rantai-Panjang Menembus Membra Dalam Mitokondria sebagai
Turunan Karnitin. Kartinin tersebar luas terutama banyak terdapat di otot. Asil KoA rantaipanjajng tidak dapat menembus membrane dalam mitokondria. Namun, karnitin
palmitoiltransferase-I, yang terdapat di membrane luar mirokondria, mengubah asil-KoA
rantai-panjang menjadi asilkartinin yang mampu menembus membrane dalam dan
memperoleh akses ke sistem oksidasi beta enzim. Karnitin-asilkarnitin translokase benerja
sebagai pengangkut penukar (exchange transporter) di membrane dalam mitokondria.
Asilkartinin diangkut masuk, dan disertai dengan pengangkutan keluar satu moekul kartinin.
Asilkartinin

kemudian

bereaksi

dengan

KoA

yang

dikatalisis

oleh

kartinin

palmitoiltransferase-II yang terletak di bagian dalam membrane dalam. Asil-KoA terbentuk


kembali di matriks mitokondria dan karnitin di bebaskan.
Pada oksidasi beta, terjadi pemutusan tiap dua karbon dari molekul Asil-KoA beta
yang dimulai dari ujung karboksil. Rantai diputus antara atom karbon alfa(2) dan beta(3)
karena itu dinamai oksidasi beta. Unit kedua karbon yang terbentuk adalah asetil KoA; jadi,
palmitol-KoA menghasilkan delapan molekul asetil KoA.

Beberapa enzim yang secara keseluruhan dikenal sebagai oksidase asam lemak
ditemukan di matriks mitokondria atau membrane dalam di dekat rantai repiratorik. Enzimenzim ini mengkatalisis oksidasi asil-KoA menjadi asetil-KoA yang dikopel dengan reaks
fosforilasi ADP menjadi ATP. Tahap pertama adalah pengeluaran dua atom hydrogen dari ato,
karbon-2(alfa) dan -3(beta), yang dikatalisis oleh asil-KoA dehidrogenase dan memerlukan
FAD. Hal ini menyebabkan terbentuknya 2-trans-enoil-KoA dan FADH2. Reoksidasi FADH
oleh rantai respiratorik memerlukan perantaraan flavoprotein lain yang disebut flavoprotein
pemindah-elektron. Air ditambahkan untuk menjenuhkanikatan rangkapdan membentuk 3hidroksiasil KoA, yang dikatalisis oleh 2-trans-enoil-KoA hidratase. Turunan 3-hidroksi
mengalami dehidrogenasi lebih lanjut di karbon-3 yang dikatalisis oleh L(+)-3-hidroksiasilKoA dehidrogenase untuk membentuk senyawa 3-ketoasil-KoA padanannya. Dalam hal ini,
NAD+ adalah koenzim yang terlibat. Akhirnya, 3-ketoasil-KoA dipecah di posisi 2,3- oleh
tiolase (3-keto-asil-KoA-tiolase), yang membentuk asetil KoA dan sebuah asil KoA baru
yang lebih pendek 2 karbon dibandingkan dengan molekul asil-KoA semula. Asil-KoA yang
terbentuk dalam reaks pemecahan masuk kembali ke jalur oksidatif di reaksi 2. Dengan cara
ini, sebuah asam lemak rantai-panjang dapat diuraikan secara sempurna menjadi asetil-KoA
(unit-unit C2). Karena asetil-KoA dapat dioksidasi menjadi CO2 dan air melalui siklus asam
sitrat (yang juga terdapat di dalam mitokondria), asam lemak dapat teroksidasi sempurna.
Asam lemak dengan jumlah atom karbon ganjil dioksidasi melalui jalur oksidasi-beta,
yang menghasilkan asetil-KoA sampai tersisa sebuah residu tiga karbon (propionil-KoA).
Senyawa ini diubah menjadi suksinil-KoA, suatu konstituen siklus asam sitrat. Karena itu,
residu propionil dari asam lemak rantai-ganjil adalah satu-satunya bagian asam lemak yang
bersifat glukogenik.
Pemindahan electron dari FADH2 dan NADH di rantai respiratorik menyebabkan
terbentuknya empat fosfat berenergi-tinggi untuk setiap tujuh molekul asetil-KoA pertama
yang dibentuk oleh oksidasi-beta palmitat (7 x 4 = 28). Total terbentuk 8 mol asetil-KoA, dan
masing-masing menghasilkan 10 mol ATP pada oksidasi dalam siklus asam sitrat sehingga
dihasilkan 8 x 10 mol = 80 mol. Dua ATP harus dikurangi untuk pengaktifan awal asam
lemak sehingga hasil bersih per mol palmitat adalah 106 mol ATP, atau 106 x 51,6* = 5470
kJ. Jumlah ini merupakan 68% energi bebas permbakaran asam palmitat.3

Peroksisom Mengoksidasi Asam Lemak Rantai-Panjang

Di peroksisom ditemukan suatu bentuk modifikasi oksidasi beta dan menyebabkan


terbentuknya asetil-KoA dan H2O2 (dari tahap dehidrogenase terkait-flavoprotein) yang
diuraikan oleh katalase. Jadi, dehidrogenasi di peroksisom ini tidak terkait secara langsung
dengan fosforilasi dan pembentukan ATP. Sistem ini memfasilitasi oksidasi asam lemak rantai
yang sangat panjang (misalnya C20, C22). Enzim-enzim ini diinduksi oleh diet tinggi-lemak
dan pada beberapa spesies oleh obat hipolipidemil seperti klofibrat.
Enzim-enzim pada peroksisom tidak menyerang asam lemak rantai pendek; sekuensi
oksidasi-beta berakhir di oktanoil-KoA. Gugus oktanoil dan asetil dioksidasi lebih lanjut di
mitokondria. Peran lain oksidasi-beta peroksisom adalah memperpendek rantai samping
kolesterol dalam pembentukan asam empedu. Peroksisom juga ikut serta dalam sintesis
gliserolipid, kolesterol. Dam dolikol.
Ester-ester KoA dari asam-asam ini diuraikan oleh enzim-enzim yang biasanya
berperan dalam oksidasi-beta sampai terbentuk senyawa 3-cis-asil-KoA atau 4-cis-asilKoA, bergantung pada posisi ikatan rangkap. Senyawa 3-cis-asil-KoA mengalami isomerasi
(3-cis2-trans-enoil-KoA isomerase) ke tahap 2-trans-enoil-KoA pada oksidasi-beta
untuk menjalani hidrasi dan oksidasi selanjutnya. Setiap 4-cis-asil-KoA yang tersisa, seperti
dalam kasus asam linoleat, atau yang masuk ke jalur di titik ini setelah diubah oleh asil-KoA
dehidrogenase menjadi 2-trans- 4-cis-dineoil-KoA, kemudian akan dimetabolisme.
Dalam kondisi metabolic dengan laju oksidasi asam lemak yang tinggi, hati
menghasilkan

banyak

asetoasetat

dan

D(-)-3-hidroksibutirat

(beta-hidroksibutirat).

Asetoasetat secara terus menerus mengalami dekarboksilasi spontan untuk menghasilkan


aseton. Ketiga zat ini secara kolektif dikenal sebagai benda keton. Asetoasetat dan 3hidroksibutirat dapat salin terkonversi ole enzim mitokondria, yaitu status redoks.
Konsentrasi benda keton total dalam darah pada mamalia cukup gizi secara normal tidak
melebihi 0,2 mmol/L, kecuali pemamah biak yang membentuk 3-hidroksibutirat secara terus
menerus dari asam butirat. in vivo, hati tampaknya adalah satu-satunya organ pada hewan
nonpemamah biak yang menambahkan benda keton dalam jumlah bermakna.3
Biosintesis Asam Lemak dan Eikosanoid
Asam lemak disintesis oeh sistem ekstramitokondria, yag bertanggung jawab untuk
mensintesis pamitat dari asetil-KoA di sitosol. Pada sebagian besar mamalia, glukosa adalah
substrat utama untuk lipogenesis, tetapi pada hewan pemamah biak substrat tersebut adalh
asetat, yaitu molekul bahan bakar terpenting yang dihasilkan dari makanan.

Asam lemak tak jenuh dalam fosfolipid membrane sel penting untuk mempertahankan
fluiditas membrane. Rasio asam lemak tak jenuh ganda terhadap asam lemak jenuh yang
tinggi dalam diet dianggap bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung kroner.3
Jalur Utama Sintesis De Novo Asam Lemak
Sistem ini terdapat di banyak jaringan, meliputi hati, ginjal, otak, paru, kelenjar
mamaria, dan jaringan adiposa. Kebutuhan kofaktornya mencakup NADPH, ATP, Mn2+,
biotin., dan HCO3-. Asetil KoA adalah substrat langsungnya, dan palmitat bebas adalah
produk akhirnya.
Pembentukan malonil KoA adalah tahap awan dan pengendalian dalam sintesis asam
lemak. Bikarbonat sebagai sumber CO2 diperlukan dalam reaksi awal untuk karboksilasi
asetil KoA menjadi malonil-KoA dengan keberadaan ATP dan asetil-KoA karboksilase.
Asetil-KoA karboksilase memerlukan vitamin biotin. Enzim ini adalah suatu protein multi
enzim yang mengadung subunit-subunit identik dengan jumlah bervariasi, masing-masing
mengandung biotin, biotin karboksilase, protein pembawa biotin karboksil, dan translokase,
serta tempat alosterik regulatorik. Reaksi ini berlangsung dalam dua tahap: (1) karboksilasi
biotin yang melibatkan ATP dan (2) pemindahan karboksil ke asetil-KoA untuk membenuk
malonil KoA.3
Metabolisme Asilgliserol dan Sfingolipid
Diawali dengan hidrolisis pada katabolisme triasilglisero oleh enzim lipase menjad
unsure pokoknya, yaitu asam lemak dan gliserol sebelum dapat dikatabolisme lebih lanjut.
Sebagian besar proses hidrolisis (lipolisis) ini terjadi di jaringan adipose disertai pembebasan
asam lemak bebas ke dalam plasma, tempat asam-asam ini berkaitan dengan abumin serum.
Hal ini diiukuti oleh penyerapan asam lemak bebas oleh jaringan (termasuk hati, jantung,
paru, ginjal, testis dan jaringan adipose, tetapi otot tidak) tempat asam-asam ini dioksidasi
atau mengalami re-esterifikasi. Pemakaian gliserol bergantung pada apakah jaringan memiliki
gliserol kinase yang dijumpai dalam jumlah bermakna dihati, ginjal, usus, jaringan adipose
cokelat, dan kelenjar mamaria laktasi.
Zat-zat

penting,

seperti

triasilgliserol,

fosfatidikolin,

fosfatidiletanolamin,

fosfatidilinositol, dan kardiolipin, yang suatu unsure pokok membrane mtokondria dibentuk
dari gliserol-3-fosfat. Pada tahap fosfatidat dan diasilgliserol, terbentuk titik-titik cabang yang
signifikan di jalur tersebut. Dari dihidroksiaseton fosfat dihasilkan fosfogliserol yang
mengandung satu ikatan eter (COC), yang paling dikenal adalah plasmalogen dan

faktor penggiat trombosit (PAF). Gliserol 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat adalah zat-zat
antara dalam glikolisis, dan menjadikan keduanya penghubung yang sangat penting antara
metabolisme karbohidrat dan lipid.
Baik gliserol maupun asam lemak harus diaktifkan oleh ATP sebelum dapat dibentuk
menjadi asilgliserol. Gliserol kinase mengkatalisis pengaktifan gliserol menjadi sn-gliserol 3fosfat dibentuk dari dihidroksiaseton fosfat oleh gliserol-3-fosfat dehdrogenase.
Dua molekul asil-KoA yang dibentuk melalui pengaktifan asam lemak oleh asil-KoA
sintase berikatan dengan gliserol 3-fosfat untuk membentuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol
fosfat). Hal ini berlangsung dalam dua tahap, yang dikatalisis oleh gliserol-3-fosfat
asiltransferase dan 1-asilgliserol-3-fosfat asiltransferase. Fosfatidat diubah oleh fosfatidat
fosohidrolase dan diasilgliserol asiltransferase (DGAT) menjadi 1,2-diasilgliserol dan
kemudian triasilgliserol. DGAT mengkatalisis satu-satunya tahap yang spesifik untuk sintesis
triasilgliserol dan diperkirakan menentukan laju reaksi pada sebagian besar keadaan. Di
mukosa usus, monoasilgliserol asiltransferase mengubah monoasilgliserol menjadi 1,2diasilgliserol di jalur monoasilgliserol. Sebagian aktivitas enzim-enzim ini dijumpai di
reticulum endoplasma, tetapi sebagian dijumpai di mitokondria. Fosfatidat fosfohdrolase
terutama ditemukan di sitosol, tetapi bentuk aktif enzim ini terikat dengan membrane.
Dalam

biosintesis

fosfatidil

kolin

dan

biosintesis

fosfatidil

kolin

dan

fosfatidiletanolamin, kolin atau etanolamin mula-mula harus diaktifkan melalui fosforilasi


oleh ATP diikuti oleh pengikatan ke CTP. CDP-kolin atau CDP-etanolamin yang terbentuk,
bereaksi dengan 1,2-diasilgliserol, masing-masing untuk membentuk fosfatidilkolin atau
fosfatidiletanolamin.

Fosfatidilserin

dibentuk

dari

fosfatidiletanolamin

melalui

dekarboksilasi. Jalur alternative di hati memungkinkan fosfatidiletanolamin menghasilkan


fosfatidilkolin secara langsung melalui metilasi progresif residu etanolamin. Meskipun
terdapat sumber-sumber ini, kolin dianggap sebagai nutrient esensial pada banyak spesies
mamalia tetapi untuk manusia hal ini belum dipastikan.
Pengaturan biosintesis triasilgliserol, fofatidilkolin, dan fosfatidiletanolamin didorong
oleh ketersediaan asam lemak bebas. Asam-asam lemak yang lilies dari oksidasi umumnya
diubah menjadi fosfolipid, dan jika kebutuhan ini telah terpenuhi maka asam-asam tersebut
digunakan untuk sintesis triasilgliserol.
Suatu fosfolipid yang terdapat di mitokondria adalah kardiolipin. Senyawa ini
dibentuk dari fosfatidilgliserol yang kemudian disintesis dari CDP-diasilgliserol dan gliserol
3-fosfat. Kardiolipin yang ditemukan di membrn mitokondria bagian dalam, memiliki

peranan kunci dalam struktur dan fungsi mitokondria, dan juga diperkirakan berperan dalam
kematian sel terprogram (apoptosis).3
Organ Endokrin Serta Hormon yang Mempengaruhi Metabolisme
Hormone merupakan subtansi kimia yang merupakan pembawa pesan (messenger)
dari kelenjar-kelenjar endokrin. Respons hormonal tubuh biasanya lebih lambat, durasinya
lebih panjang dan distribusinya lebih luas daripada respon otot ataupun saraf. Secara
biokimia hormone dibagi menjadi hormone peptide dan hormone steroid. Hormone peptide
adalah hormone yang berasal dari turunan protein. Hormone yang diproduksi kelenjar
hipofisis, hipotalamus, medulla adrenal, pineal, tiroid, pulau-pulau langerhansmerupakan
hormone jenis ini .Hormone ini cenderung larut dalam air dan ditranspor dalam bentuk yang
tidak berikkatan dengan darah. Sedangkan hormone steroid adalah senyawa lipid larut lemak
yang disintesis dari kolesterol. Zat ini diproduksi oleh ovarium, testis, dan bagian luar
kelenjar adrenal. Zat ini bersirkulasi dalam plasma yang mentranpor protein.4
Mekanisme Kerja Hormone
System reseptor terikat membrane
Molekul molekul hormone protein dan polipeptida sebagai pembawa pesan pertama
ber ikatan dengan resptor tetap pada permukaan sel yang spesifik pada hormone tersebut.
Lalu kompleks hormone-reseptor akan menstimulasi cAMP sebagai second messenger. Setiap
molekul cAMP mengaktivasi berbagai molekul cAMP dependen protein kinase yang sesuai
dengan cara memfosforilasinya. Aktivasi enzim oleh protein kinase mengakibatkan efek
fisiologis dan reaksi kimia, bergantung pada sifat dan bawaan sel. Selain cAMP, yang bisanya
menjadi second messenger adalah inositol trifosfat, guanosin monofosfat siklik, dan
kalmodulin.4

Gambar No.5 Mekanisme Hormon Reseptor Terkait Membran

Aktivasi Gen
Hormone steroid, hormone tiroid, dan beberapa jenis hormone polipeptida, menembus
membrane masuk ke dalam sel. Hormone tersebut berikatan dengan reseptor internal
bergerak dalam sitoplasma atau nucleus sel. Kompleks resptor hormone bergerak ke DNA di
sisi atau di dekat gen yang transkripsinya distimulasi oleh hormone. Di sisi ini kompleks akan
berikatan dengan reseptor DNA spesifik untuk hormone. Gen kemudian diaktivasi oleh
kompleks auntuk membentuk mRNA, yang akan berdifusi ke dalam sitoplasma. mRNA
kemudian ditranslasi menjadi protein dan enzim yang memicu renspons selular terhadap
hormone.4
Kelenjar Pituitary
Terletak di bawah otak dalam rongga resesus sphenoid, tepatnya di sella turcica.
Berbentuk seperti kacang polong dengan panjang 1-1,5 cm dan berat 0,5 g pada orang
dewasa. Kelenjar ini dikenal sebagai master gland meskipun belakangan diketahui bahwa
kelenjar ini bekerja di bawah pengaruh hipotalamus. Hipotalamus pula yang menghubungkan
antara sistem saraf dan endokrin. Keduanya terhubung melalui struktur seperti tangkai yaitu
infundibulum dan membentuk sistem portal hipotalamo-hipofisis. Suplai darah berasal dari
arteri karotid interna yang kemudian bercabang menjadi arteri hipofisis superior
(memperdarahi eminens mediana dan tangkai infundibular) dan arteri hipofisis inferior
(memperdarahi terutama neurohipofisis).5
Kelenjar Hipofisis Anterior (Adenohipofisis, 75% dari berat total kelenjar)
Berasal dari ektoderm atap mulut primitif dan tumbuh secara kranial membentuk
kantung Rathke. Selanjutnya, kantung ini berkonstriksi sehingga terpisah dari faring.5

Gambar No.6 Histologi Hipofisis Anterior

Gambar No.7 Pituitari Anterior dengan Perbesaran Lebih

Hormon Yang dihasilkan antara lain:


Growth Hormon
Growth Hormone merupakan hormon anabolisme protein dan menghasilkan
keseimbangan nitrogen dan fosfor positif, peningkatan fosfor dalam plasma, dan penurunan
blood urea nitrogen dalam darah serta kadar asam amino. Efek growth hormone dalam
mempengaruhi pertumbuhan, kartilago dan metabolisme protein tergantung dari interaksinya
dengan somatomedins, yang merupakan polipeptida faktor pertumbuhan yang disekresikan
oleh hati dan jaringan lain.
Efek fisiologis GH adalah untuk mensintesis protein dengan cara meningkatkan
pemasukan asam amino ke dalam membrane sel, Menurunkan laju penggunaan karbohidrat
oleh sel-sel tubuh, memobilisasi simpanan lemak untuk pemakaian lemak menjadi energi dan
stimulasi pertumbuhan rangka karena GH merangsang pembentukan somatomedin pada
tubuh yang sangat penting bagi pertumbuhan tulang.
Pengaturan kerja GH dipengaruhi oleh Growth Hormon Releasing hormone (GHRH)
dan Inhibitor hormone (GRIH). Stimulus pembentukan GHRH antara lain stress, malnutrisi,
dan aktivitas yang merendahkan kadar gula darah. Sedangkan yang menstimulus GHIH
adalah obesitas dan peningkatan kadar asam lemak darah.

Growth hormone bersifat

diabetogenik karena meningkatkan pengeluaran glukosa hepatik dan menghasilkan efek


antiinsulin di otot. Growth hormon juga bersifat ketogenik dan meningkatkan kadar asam

lemak bebas. Peningkatan asam lemak bebas dapat memberikan sumber energi siap pakai
untuk jaringan selama hipoglikemi, puasa dan adanya stimulus stress. Growth hormon tidak
menstimulasi sel beta pankreas secara langsung, tetapi meningkatkan kemampuannya
merespon stimulus insulinogenik seperti arginin dan glukosa. Pada orang yang masih muda,
yang mana epifisisnya belum berfusi, pertumbuhan distimulasi oleh hormon ini.
Kondrogenesis dipercepat dan saat lempeng epifisisnya meluas, matrik tulang diberikan pada
ujung tulang panjang. Dengan begitu, seseorang dapat bertambah tinggi. Setelah epifisis
menutup, pertumbuhan linear sudah tidak memungkinkan lagi. Pada kondisi ini, jika terjadi
grwoth hormon yang berlebih dapat terjadi akromegali. Ukuran dari kebanyakan organ dalam
membesar, konten protein dalam tubuh naik dan lemak turun.4
Tiroid Stimulating Hormone
TSH menstimulasi sintesis dan sekresi dua hormon tiroid, yaitu triiodotironine (T 3)
dan tiroksin (T4), yang keduanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Sekresi TSH distimulasi oleh
TRH dari hipotalamus yang tergantung pada kadar T 3 dan T4 melalui interaksi feedback
negatif.4
Kelenjar Hipofisis Posterior (Neurohipofisis)
Neurohipofisis berasal dari tunas yang tumbuh dari dasar diensefalon. Oleh karena
itu, mengandung 100.000 akson tidak bermielin (dari neuron sekretorik) yang terletak
nukleus supraoptikus dan nukleus paraventrikularis hipotalamus. Neurohipofisis terdiri dari
pars nervosa ( tidak mengandung sel sekretorik) dan tangkai infundibular. Selain akson,
terdapat pula sel glia bercabang yang disebut pituisit dengan jumlah sel yang terbanyak.

Gambar No.8 Hipofisis Posterior

Adapun hormon yang dihasilkan adalah:


ADH (antidiuretic hormone/ vasopressin)
Oleh nukleus supraoptikus: menurunkan produksi urin dengan cara meningkatkan
permeabilitas duktus koligens terhadap air dan oksitosin oleh nukleus paraventrikularis:
meningkatkan kontraksi uterus ketika melahirkan dan menstimulasi pengeluaran air susu.
Setelah dihasilkan di hipotalamus, kedua hormon ini akan ditransportasikan ke pars nervosa
dan terakumulasi di badan Herring (badan neurosekretorik) yang bersifat granul eosinofilik.
Di permukaan granul tersebut terdapat protein pembawa yang disebut neurophysin I dan II.
Nantinya, impuls saraf akan merangsang pengeluaran peptida dari badan Herring sehingga
beredar di dalam aliran darah.5
Kelenjar Tiroid
Berbentuk kupu-kupu dan terletak di servikal tepatnya di anterior laring. Kelenjar ini
berasal dari endoderm usus depan berdekatan dengan bakal lidah. Lobus lateral kanan dan
kiri dihubungkan oleh isthmus yang terletak di anterior trakea. Terkadang, lobus piramidalis
yang berukuran kecil dapat menonjol ke atas dari isthmus. Berat normal tiroid adalah 30 g
dan kaya vaskularisasi dengan suplai darah 80-120 ml per menit.5
Hormon yang dihasilkan adalah tetraidotironin (T4) dan triiodotironin (T3). Tiroksin
(T4) mencapai 90% dari seluruh sekresi hormone tiroid, dan sisanya adalah T3
(triiodotironin) disekresi dalam jumlah kecil. Jika TSH mengikat resptor sel folikel, maka
akan mengakibatkan terjadinya sintesis dan sekresi tiroglobulin, yang mengandung asam
amino tirosin, ke dalam lumen folikel. Iodium yang tertelann bersama makanan dibawa aliran
darah dalam bentuk ion, iodide menuju ke kelenjar tiroid. Sel-sel folikular memisahkan
iodide dari darah dan mengubahnya menjadi iodium. Molekul iodium bereaksi dengan tirosin
dalam tiroglobulin untuk membentuk molekul monoiodotirosin. dua molekul diiodotirosin
membentuk T4 (tiroksin) dan satu molekul monoiodotirosin dan satu molekul diiodotiroksin
membentuk T3 atau triiodotirosin. 4
Sesudah dihasilkan, sejumlah T3 dan T4 disimpan dalam bentuk tiroglobulin selama
berminggu-minggu. Saat hormone tiroid akan dilepas di bawah pengaruh TSH, enzim
proteolisis memisahkan hormone dari tiroglobulin. Hormone berdifusi dari dari lumen folikel
melalui sel-sel folikular dan masuk ke sirkulasidarah.sebagian besar hormone tiroid yang

bersirkulasi bergabung dengan protein plasma (terutama globulin binding-tiroksin) untuk


transport.4
Fungsi hormon tiroid adalah mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4
kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan konsumsi oksigen dan
produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis. Kedua hormone
ini tidak berbeda dalam fungsi maupun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3
lebih cepat dan kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding T4. Hormone tiroid
juga penting untuk Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin, Efek kronotropik dan
inotropik terhadap jantunng yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama
jantung. Merangsang pembentukan sel darah merah. Memengaruhi kekuatan dan ritme
pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.4

Gambar No.9 Gambaran Histologis Kelenjar Tiroid

Secara mikroskopik, parenkim tiroid disusun oleh struktur epithelial berbentuk


lingkaran yang disebut folikel tiroid. Setiap folikel berisi koloid yang terdiri dari glikoprotein
tiroglobulin, prekursor untuk hormon yang aktif. Kelenjar tiroid merupakan satu-satunya
kelenjar dengan simpanan terbanyak. Pada manusia, simpanan tersebut cukup untuk
digunakan lebih dari tiga bulan tanpa adanya sintesis yang baru.5
Bentuk sel folikular yang gepeng dan lumen penuh berisi koloid menandakan bahwa
kelenjar inaktif. Sebaliknya, jika sel folikular berbentuk kuboid dan lumen kosong maka
kelenjar aktif. Selain itu, sel folikular memiliki inti yang bulat dengan daerah basal yang
kaya dengan retikulum endoplasma kasar dan apikal (yang menghadap ke lumen), terdapat
kompleks Golgi dan granul sekretorik berisi koloid. Selain sel folikular, terdapat sel

parafolikular yang berasal dari krista neuralis yang berukuran lebih besar dan terpulas lebih
pucat. Disamping itu, sel ini lebih sedikit mengandung retikulum endoplasmik kasar dan
granul hormon polipeptida. Sel tipe ini menghasilkan kalsitonin yang menghambat resorpsi
tulang oleh osteoklas.5
Kelenjar Adrenal

Gambar No.10 Kelenjar Adrenal

Terletak di kutub atas ginjal berbentuk bulan sabit pipih dengan panjang 4-6 cm dan
lebar 1-2 cm. Berat keduanya adalah 8 g. Tiap kelenjar ditutup oleh kapsula jaringan ikat
yang padat dan bagian stroma kaya akan serat retikularis yang mendukung sel sekretorik.5

Tabel No.2 Tabel Kegunaan Kelenjar Adrenal

Pulau Langerhans
Berbentuk telur yang berasal dari endoderm yang berada dekat dengan duktus biliaris
dan terdiri dari ratusan pulau. Tiap pulau disusun oleh sel poligonal atau bulat, lebih kecil,
dan pucat dibandingkan sel asinar di sekelilingnya. Pulau Langerhans dilihat secara
imunohistokimia terdiri dari sel alfa yang menghasilkan glukagon dan biasanya berada di
pinggir pulau. Fungsi glucagon adalah memecah glikogen di hati, sel betamenghasilkan
insulin dan terletak di bagian tengah pulau, sel deltamenghasilkan somatostatin dan letaknya
tersebar. Fungi hormon ini adalah menghambat sekresi insulin dan glukagon serta absorpsi
nutrien. sel F menghasilkan polipeptida pankreas yang berfungsi menghambat sekresi
somatostatin, kontraksi kandung empedu, dan sekresi dari enzim pankreas.5

Gambar No. 11 Kelenjar Pankreas Secara Histologi. 1.asinus, 2.pulau Langerhans, 3.duktus intralobaris, 4.septa
jaringan ikat interlobularis

Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme karbohidrat,


protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh kedua
hormone ini. Fungsi kedua hormone ini saling bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin
menurukan kadar gula darah, sebaliknya glucagon meningkatkan kadar gula darah.
Perangsangan glucagon bila kadar gula darah rendah dan asam amino darah meningkat. Efek
glukagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin. Dalam meningkatkan kadar
gula darah, glucagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan
meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis
(pembentukan glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glucagon
meningkatkan lipolisis (pemecahan lemak). Dalam menurunkan kadar gula darah, insulin
sebagai hormone anabolic terutama akan meningkatkan difusi glukosa melalui membrane sel
di jaringan. Efek penting lainnya dari insulin adalah:6

1. Efek pada hepar; Meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa, menghambat


glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis, meningkatkan sintesa trigliserida dari
asam lemak bebas di hepar.
2. Efek pada otot; Meningkatkan sintesis protein, meningkatkan transportasi asam amino,
meningkatkan glikogenesis.
3. Efek pada jaringan lemak; Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas,
meningkatkan penyimpanan trigliserida, menurunkan lipolysis.
Obesitas
Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang
disebabkan penumpukan adipose (adipocytes: jaringan lemak khusus yang disimpan tubuh)
secara berlebihan. Jadi obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang
lebih berat dibandingkan berat idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di
tubuhnya.7
Faktor-faktor yang Menjadi Penyebab Obesitas
Genetik
Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya di
dalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita seringkali menjumpai orangtua yang gemuk
cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula. Dalam hal ini nampaknya faktor genetik
telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Hal ini
dimungkinkan karena pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang
berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang
bayi selama dalam kandungan.
Kerusakan pada Salah Satu Bagian Otak
Sistem pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian otak
yang disebut hipotalamus sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan
dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung
lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi
oleh unsur kimiawi dari darah.

Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus


lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat makan); hipotalamus
ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusat
kenyang). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu
menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan
minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang
akan menjadi rakus dan kegemukan.
Pola Makan Berlebihan
Ada 2 pola makan yang bisa menyebabkan obesitas yaitu makan pada jumlah yang
sangat banyak (binge) dan makan di malam hari. Orang yang kegemukan lebih responsif
dibanding dengan orang berberat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa
dan bau makanan, atau saatnya waktu makan. Orang yang gemuk cenderung makan bila ia
merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan berlebih inilah yang
menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan jika sang individu tidak memiliki
kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan.
Makanan Cepat Saji dan Makanan Minuman Ringan dalam Kemasan

Maraknya restoran cepat saji merupakan salah satu faktor penyebab. Anak-anak
sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food bahkan banyak anak yang akan
makan dengan lahap dan menambah porsi bila makan makanan cepat saji. Padahal makanan
seperti ini umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang menyebabkan obesitas.
Orang-tua yang sibuk sering menggunakan makanan cepat saji yang praktis dihidangkan
untuk diberikan pada anak mereka, walaupun kandungan gizinya buruk untuk anak. Makanan
cepat saji meski rasanya nikmat namun tidak memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji sering disebut dengan istilah junk
food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan ringan dalam
kemasan atau makanan manis menjadi hal yang patut diperhatikan. Sama seperti makanan
cepat saji, minuman ringan (soft drink) terbukti memiliki kandungan gula yang tinggi
sehingga berat badan akan cepat bertambah bila mengkonsumsi minuman ini. Rasa yang
nikmat dan menyegarkan menjadikan anak-anak sangat menggemari minuman ini.

Kurang Gerak/Olahraga
Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh.
Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor : 1) tingkat aktivitas dan olah raga secara
umum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal
memiliki tanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal.
Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu pertiga pengeluaran energi seseorang
dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan berat badan aktivitas fisik
memiliki peran yang sangat penting. Pada saat berolahraga kalori terbakar, makin banyak
berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung
mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang duduk bekerja seharian akan
mengalami penurunn metabolisme basal tubuhnya. Kekurangan aktifitas gerak akan
menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas membuat kegiatan olah raga menjadi sangat
sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olah raga secara tidak langsung akan
mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi olah raga sangat
penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan
juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis normal.
Pengaruh Emosional
Sebuah pandangan populer adalah bahwa obesitas bermula dari masalah emosional
yang tidak teratasi. Orang-orang gemuk haus akan cinta kasih, seperti anak-anak makanan
dianggap sebagai simbol kasih sayang ibu, atau kelebihan makan adalah sebagai subtitusi
untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya.

Walaupun

penjelasan demikian cocok pada beberapa kasus, namun sebagian orang yang kelebihan berat
badan tidaklah lebih terganggu secara psikologis dibandingkan dengan orang yang memiliki
berat badan normal. Meski banyak pendapat yang mengatakan bahwa 0rang gemuk biasanya
tidak bahagia, namun sebenarnya ketidakbahagiaan /tekanan batinnya lebih diakibatkan
sebagai hasil dari kegemukannya. Hal tersebut karena dalam suatu masyarakat seringkali
tubuh kurus disamakan dengan kecantikan, sehingga orang gemuk cenderung malu dengan
penampilannya dan kesulitannya mengendalikan diri terutama dalam hal yang berhubungan
dengan perilaku makan.

Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi gemuk. Jika
seseroang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol
kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk.
Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas
tidak akan mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan dengan kegemukan.7
Index Massa Tubuh
Istilah normal, overweight dan obese dapat berbeda-beda, masing-masing
negara dan budaya mempunyai kriteria sendiri-sendiri, oleh karena itu, WHO menetapkan
suatu pengukuran / klasifikasi obesitas yang tidak bergantung pada bias-bias kebudayaan.
Metoda yang paling berguna dan banyak digunakan untuk mengukur tingkat obesitas adalah
BMI (Body Mass Index), yang didapat dengan cara membagi berat badan (kg) dengan
kuadrat dari tinggi badan (meter). Nilai BMI yang didapat tidak tergantung pada umur dan
jenis kelamin. Keterbatasan BMI adalah tidak dapat digunakan bagi Wanita hamil, Orang
yang sangat berotot, contohnya atlet.8
BMI dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena
resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Seseorang dikatakan obese
dan membutuhkan pengobatan bila mempunyai BMI di atas 30, dengan kata lain orang
tersebut memiliki kelebihan BB sebanyak 20%.8 Cocokkan hasilnya dengan kategori yang
ada. Untuk orang Asia dewasa, kategori IMT adalah sebagai berikut :
Tabel No.3 BMI

KLASIFIKASI

IMT (kg/m2)

BB kurang

< 18,5

BB normal

18,5 22,9

BB lebih

23

- Preobesitas

23 24,5

- Obesitas I

25 29,9

- Obesitas II

> 30

Menyusun Menu
Obesitas terjadi lantaran ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan energi ,
yakni pemberian melampaui kebutuhan. Oleh karena itu untuk mengatasinya untuk
mengatasinya dengan mengurangi konsumsi atau memperbesar pengeluaran energi. Untuk
diet makanan seimbang, perlu disusun menu, dengan komposisi karbohidrat 50-60%, protein
10-20%, lemak 20-25 %. Protein yang baik terutama berasal dari ikan laut, dada ayam,
kacang-kacangan terutama kedelai. Dan yang harus dihindari adalah makanan-makanan
olahan seperti sosis atau bacon.

Gambar No.12 Piramida Makanan

Junk food merupakan hambatan besar bagi menyusun menu seimbang karena hampir
semua junk food memiliki kalori yang besar, rendah serat, dan tinggi kolesterol dan garam.

Tabel No.4 Tabel Gizi pada Junkfood

Makanan juga harus sesuai dengan angka kecukupan Gizi (AKG). AKG tiap orang
berbeda berdasarkan umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan, dan aktivitas sehari-hari.
Tetapi, secara umum tubuh memerlukan 20-30 kalori per berat badan ideal.7
Tabel No.5 Angka Kecukupan Gizi

Selain itu, menu seimbang juga harus memenuhi 13 Pedoman Umum Gizi Seimbang
(PUGS):
1.

Makanlah beraneka ragam sumber makanan.

2.

Makanlah untuk memenuhi kebutuhan energi.

3.

Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi sehari.

4.

Batasi konsumsi lemak dan minyak hanya seperempat dari kebutuhan energi sehari.

5.

GunakanGaram Beryodium.

6.

Berikan ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan dan tambahkan makanan pengganti

ASI sesudah lewat 6 bulan.


7. Makanlah makanan sumber zat besi.
8. Biasakan sarapan.
9. Minumlah air putih yang aman dan cukup jumlahnya.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
11. Hindari minuman beralkohol.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

Kesimpulan
Kelebihan berat badan yang dialami seorang remaja dalam skenario dapat disebabkan
oleh beberapa hal yaitu, metabolisme tubuh yang tidak maksimal dikarenakan kurangnya
aktivitas tubuh, pengaruh hormon (tiroid, insulin, glukagon), dan juga intake makanan yang
lebih banyak dari output khususnya karbohidrat (pola makan tidak teratur). Oleh sebab itu
seorang remaja tersebut dianjurkan untuk mengurangi makan karbohidrat dan lebih banyak
beraktivitas.

Daftar Pustaka
1. Fatimah. Gizi usia lanjut. Jakarta: Erlangga. 2010; h. 110-118
2. Sumardjo D. Pengantar kimia panduan kuliah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2006 (h)242-6.
3. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper, Ed. XXV.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003 (h)194-200, 217-25.
4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC. 2004; h. 200-21
5. Mescher AL. Junqueiras basic histology 12th ed. Singapore: Mc.Graw Hill. 2010; h.
348-70.
6. Rumahorbo H. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem endokrin. Jakarta:
EGC, 2005.h.10-7
7. Diunduh dari http://www.obesitas.web.id/bmi%28i%29.html, tanggal 15 Oktober
2013
8. Diunduh dari http://www.e-psikologi.com/epsi/individual_detail.asp?id=378, tanggal
15 Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai