Anda di halaman 1dari 5

37

R. Bambang
unit filtrasi membran dan uji kinerjanya
Buletin
TeknikDjajasukmana:
Pertanian Vol.Teknik
16, No.perakitan
1, 2011: 37-41

TEKNIK PERAKITAN UNIT FILTRASI MEMBRAN DAN PENGUJIAN KINERJANYA


TERHADAP JUS JERUK DAN PRODUK OLAHAN LAINNYA
R. Bambang Djajasukmana
Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
Jalan Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114, Telp. (0251) 8321762, 8350920, Faks. (0251) 8321762
E-mail: bb_pascapanen@litbang.deptan.go.id, r.bambangdjayasukmana@yahoo.com

eknologi membran untuk filtrasi berkembang cepat


sejak dikomersialisasikan oleh Sartorius-Werk di Jerman
pada 1927. Pengembangan dan aplikasi teknologi ini semakin
beragam dan menjadi salah satu teknologi alternatif yang
baik dalam proses filtrasi beberapa produk olahan pertanian.
Aplikasi membran telah digunakan antara lain pada proses
desalinasi, pemekatan susu, penjernihan jus buah, dan
hemodialisis. Beberapa penelitian aplikasi membran telah
dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen), Bogor, untuk menjernihkan minyak kelapa murni (VCO) dan larutan isotonik
air kelapa (Syah et al. 2006), minyak jarak (Sumangat et al.
2007), mengurangi rasa pahit pada jus jeruk (Setyadjit et al.
2007), memekatkan jus jambu biji (Setyadjit et al. 2008), dan
menjernihkan jus rambutan (Setyadjit 2009) dengan menggunakan unit filtrasi membran yang dirakit sendiri.
Filtrasi dengan membran dapat memisahkan makromolekul dan koloid dari larutannya. Serat membran mempunyai diameter pori yang berbeda. Berdasarkan ukuran
pori, membran filtrasi dibagi menjadi membran mikrofiltrasi
(MF), yang mempunyai diameter pori 0,1 m, membran
ultrafiltrasi (UF) dengan pori 0,001m, dan reverse osmosis
(RO) dengan pori 0,0001 m.
Bentuk modul membran digolongkan dalam beberapa
tipe, seperti modul tubulaer (silinder padat), spiral, pelat
datar, dan hollow fiber (silinder berlubang di tengah). Modul
tipe hollow fiber dan kapiler merupakan jenis yang umum
digunakan. Jenis ini mempuyai kerapatan 10.000-30.000 serat
kapiler yang tersusun dalam bundel silindris, di mana satu
bundel terdiri atas sekitar 4.000 serat. Diameter serat 1-2 mm
dan ketebalan dinding 50 m (GDP Filter 2006).
Percobaan bertujuan merakit unit filtrasi membran dan
mengujinya untuk filtrasi jus jeruk siam dan produk olahan
lainnya.
BAHAN DAN METODE
Percobaan dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen),

Bogor, selama empat tahun (2006-2009). Bahan dan alat yang


digunakan untuk merakit unit filtrasi membran adalah klep/
katup inci, pipa poliuretan diameter 6 mm, sokdrat inci,
nipel slang inci, pengukur tekanan (pressure gauge) 1-15
Bar, T-drat inci, knee-drat inci, klem 200 mm x 5 mm,
pelat akrilik tebal 6 mm, stahl stainless steel 2 cm x 4 cm, dan
bahan pembuat jus, yaitu jeruk siam dan jambu biji merah.
Alat yang sangat penting dalam percobaan ini adalah
pompa diafragma 24 volt 124 psi dan silinder modul membran
tipe hollow fiber dari bahan polisulfon dengan dimensi
panjang (p) x diameter (d) sebagai berikut: (a) mikrofiltrasi
50 cm (p) x 2 inci (d); ultrafiltrasi 60 cm (p) x 2 inci (d), dan
reverse osmosis 30 cm (p) x 2 inci (d). Perlakuan yang dicoba
di antaranya adalah pengujian kinerja terhadap jus jeruk.
Percobaan dimulai dengan merencanakan sistem alur
proses yang akan digunakan untuk merakit unit membran.
Sistem alur proses direncanakan bersama oleh peneliti dan
teknisi. Pada tahap awal, dilakukan pembuatan gambar secara
skematis, dilanjutkan dengan penyiapan bahan dan alat yang
diperlukan, penyediaan bahan dan alat, dan perakitan unit
membran filtrasi. Pada tahap terakhir dilakukan uji fungsional
dan uji kinerja.
Perakitan Unit Membran
Perakitan unit membran didasarkan pada tahapan proses
penggunaan membran, yang meliputi proses filtrasi dan pencucian. Pencucian bertujuan membersihkan modul membran
setelah proses filtrasi selesai. Pada proses filtrasi (Gambar
1a), umpan (bahan cairan yang akan difiltrasi) dialirkan dari
wadah penampungan ke membran dengan menggunakan
pompa. Cairan akan bergerak dan difiltrasi dalam membran
dan keluar pada ujung modul membran sampai semua bahan
yang difiltrasi habis. Pada sisi modul terdapat dua saluran
pengeluaran hasil filtrasi. Pada proses pencucian, arah aliran
dimulai dari tangki hasil yang diisi air bersih. Pencucian
dilakukan berulang sampai hasil cucian jernih (Gambar 1b).
Perakitan proses filtrasi dimulai dengan memasang nipel
dan slang pada sokdrat. Pipa dari pompa disambungkan ke

38

R. Bambang Djajasukmana: Teknik perakitan unit filtrasi membran dan uji kinerjanya
Katup 3

Katup 3

Pengukur
e
tekanan

Pengukur
e
tekanan
Modul membran
Modul
membran

Modul membran
Modul
membran

Pengukur
Pressure
gauge

Pengukur
Pr
essure gauge

tekanan

tekanan

Valve 22
Katup

Katup 5
Valve 5
Valve44
Katup

Katup 5

Valve 1

Penampung
bahan

Katup 1

Valve 5
Valve44
Katup

Valve 66
Katup
Pompa
Pompa
diafragma
diagfragma

Saringan
Saringan
mesh 200
mesh
200

(a)

Valve 22
Katup

Katup 1

Penampung hasil

Valve 1

Katup
6
Valve 6
Pompa
Pompa
diafragma
diagfragma
Saringan
Saringan
mesh 200
mesh
200

(b)
Penampung
bahan

Penampung hasil

Gambar 1. Perakitan diagram unit filtrasi membran yang digunakan pada pengujian filtrasi jus jeruk; (a) alur proses filtrasi, (b) alur
proses mencuci, BB Pascapanen, Bogor, 2006-2009

katup dan T-nipel pada salah satu ujung modul membran.


Pada bagian ujung modul membran yang menjadi tempat pengeluaran bahan dipasang pengukur tekanan dan
katup.
Pada tahap berikutnya, pipa pada pompa disambungkan ke katup dan nipel pada salah satu ujung modul
membran. Pada bagian ujung modul membran yang menjadi
tempat pengeluaran bahan dipasang pengukur tekanan
dan katup. Selanjutnya, pipa dikembalikan ke tempat penampungan bahan. Komponen rangkaian membran yang
digunakan pada pengujian filtrasi jus jeruk siam dapat dilihat
pada Gambar 2.
Alur proses pencucian dimulai dari sisi modul membran,
dipasang pipa yang bertemu pada T-drat. Dengan demikian,
pipa pengeluaran hanya satu dan dipasang katup. Dari Tnipel dipasang pipa yang berhubungan dengan pipa umpan
dari wadah penampungan bahan (Gambar 3 dan 4).

Cara Kerja Membran


Pada perakitan unit filtrasi membran, modul yang digunakan
adalah tipe hollow fiber yang mempunyai sistem cross flow,
di mana aliran bahan berjalan searah dalam serat membran
dengan memberi tekanan pada katup pengeluaran. Aliran
bahan akan menekan dinding pori kapiler yang mempunyai
diameter pori 10.000-30.000 Dalton (Walas 1988).
Modul membran yang dirakit mempunyai molecular
weight cut-off (MWCO) 20.000 Dalton sehingga bahan yang

Gambar 2. Komponen unit filtrasi membran yang digunakan pada


pengujian filtrasi jus jeruk siam dan produk olahan
lainnya; (a) pengukur tekanan, (b) pompa diafragma,
(c) katup, (d) sokdrat, nipel slang, dan T-drat. BB
Pascapanen, Bogor, 2006-2009

mempunyai berat molekul di bawah 20.000 Dalton akan


menembus dinding kapiler, sedangkan bahan yang tidak
tersaring akan bergerak searah serat kapiler dan keluar dari

39

R. Bambang Djajasukmana: Teknik perakitan unit filtrasi membran dan uji kinerjanya

Gambar 3. Rangkaian unit membran mikrofiltrasi yang


digunakan pada pengujian filtrasi jus jeruk, BB
Pascapanen, Bogor, 2006-2009

ujung modul membran. Hasil pemisahan akan terkumpul dan


keluar pada saluran pengeluaran pada sisi modul membran.
Kapasitas pemisahan ditentukan oleh besar kecilnya tekanan, yang dapat dipantau dengan pengukur tekanan dengan
cara mengatur katup. Tekanan yang digunakan 1 bar. Karena
menggunakan membran buatan GDP Filter Co, tekanan yang
dianjurkan maksimum 2 bar. Semakin tertutup katupnya,
kapasitas pemisahan atau hasil semakin banyak.
Proses pencucian membran dilakukan dengan mengalirkan air sebagai umpan melalui pipa pengeluaran bahan
(Gambar 1b). Katup pengeluaran hasil (V4) dan pemasukan
bahan (V1) ditutup. Katup pengeluaran bahan pada ujung
modul sebelah kanan (V3) dan kiri (V2) dibuka. Dengan
demikian, air akan mengalir masuk melalui sisi modul ke dalam
ruang membran dan menembus dinding kapiler, bergerak ke
arah kiri dan kanan dalam pipa kapiler. Aliran air akan membawa partikel yang menempel pada permukaan dinding dalam
kapiler keluar dari modul membran sehingga modul bersih
kembali.

Uji Kinerja Membran


Setelah selesai perakitan unit filtrasi membran, dilakukan
uji fungsional menggunakan air sebagai umpan untuk
mengetahui fungsi komponen yang digunakan. Pengujian
kinerja membran menggunakan bahan umpan jus jeruk siam
dan jus jambu biji merah.

Gambar 4. Membran reverse osmosis (atas) untuk pemekatan jus


jambu biji merah, dan membran ultrafiltrasi (bawah)
untuk pengujian filtrasi jus jeruk, BB Pascapanen,
Bogor, 2006-2009

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengujian kinerja membran pada jus jeruk siam dan jus
jambu biji merah disajikan pada Tabel 1 dan 2. Hasil uji
fungsional dengan air menunjukkan semua komponen alat
berfungsi, ditunjukkan oleh lancarnya pengeluaran air
setelah melalui modul membran. Kinerja membran sangat
ditentukan oleh jenis bahan yang difiltrasi. Untuk jus jeruk,
bahan perlu disaring lebih dahulu dengan menggunakan
saringan 200 mesh dan diendapkan. Larutan bagian atas
dipisahkan dari endapan sebelum dimasukkan ke unit
membran. Untuk jus jambu biji, setelah penyaringan, filtrat
dipisahkan menggunakan sentrifus pada 1.440 rpm selama
30 menit untuk mencegah penyumbatan pada membran.
Uji coba membran mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi pada jus
jeruk menunjukkan, secara visual warna jus berubah menjadi
lebih terang dibandingkan dengan ampas. Rasa pahit masih
terasa dan larutan lebih encer. Pada proses ultrafiltrasi,
warna dan rasa jus berubah; warna larutan menjadi bening,
rasa pahit berkurang, namun rasa manis juga berkurang.
Menurut Setyadjit et al. (2007), proses ultrafiltrasi menurunkan kadar limonin (penyebab rasa pahit) dari nilai awal
14,98 g/l menjadi 7,53 g/l. (Tabel 1), sedangkan pada
mikrofiltrasi belum dapat terpenuhi. Proses mikrofiltrasi
menyebabkan warna jus jambu biji merah berubah dari merah
muda menjadi merah muda terang. Pada proses ultrafiltrasi,
warna merah berkurang menjadi bening keruh, sedangkan
pada proses reverse osmosis, filtrasi pada tekanan 5 bar,

40

R. Bambang Djajasukmana: Teknik perakitan unit filtrasi membran dan uji kinerjanya
Tabel 1. Hasil uji kinerja unit filtrasi membran pada jus jeruk siam, BB Pascapanen, Bogor, 2007
Perlakuan

Vitamin C
(mg/100 g)

Total asam
(%)

TSS
(Brix)

pH

Naringin 1
(mg/l)

Limonin 1
(m/l)

41,07
38,13
34,47
29,33
25,72
39,60
38,66

3,50
2,40
3,07
2,36
3,57
2,77
3

10,0
10,2
10,2
6,2
10,0
12,4
4,7

5,7
5,7
5,6
5,7
4,6
4,1
4,7

247,10
388,59
252,27
96,11
210,90
475,50
581,13

14,98
38,37
17,03
7,53
25,56
36,21
55,03

Jus jeruk awal


Ampas
Filtrat
Filtrat membran ultrafiltrasi
Filtrat membran mikrofiltrasi
Ampas membran ultrafiltrasi
Ampas membran mikrofiltrasi

TSS = total soluble solid (padatan terlarut total)


1
Naringin dan limonin adalah senyawa pada jeruk yang menyebabkan rasa pahit

Tabel 2. Hasil uji kinerja membran reverse osmosis (RO) pada filtrasi
untuk memekatkan jus jambu biji merah, BB Pascapanen,
Bogor, 2008
Waktu menit ke
0
5
10
20
30
40
60
80
100
130
160
190
290
330

TSS (Brix)
retentat 1

TSS (Brix)
permeat 2

4,8
4,8
5,0
5,0
5,2
5,4
5,4
5,6
5,8
6,2
6,6
7,0
7,6
8,0

1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,6
1,8
2,0
2,2
2,4
2,8
3,2
3,8
4,2

TSS = total soluble solid (padatan terlarut total)


1
Retentat adalah cairan hasil filtrasi yang lebih pekat
2
Permeat adalah cairan hasil filtrasi yang lebih encer

Gambar 5. Jus jambu merah (a), hasil proses mikrofiltrasi (b),


ultrafiltrasi (c), dan reverse osmosis (RO) (d), BB
Pascapanen, Bogor, 2007

meningkatkan padatan terlarut total (TSS) pada retentat


sampai 8Brix (Tabel 2, Gambar 5 dan 6). Derajat Brix yang
makin tinggi menunjukkan makin pekat dan makin tingginya
kadar gula jus jambu merah. Proses filtrasi dengan membran
RO sering digunakan untuk memekatkan cairan, seperti jus
buah-buahan, dengan memisahkan airnya semaksimal
mungkin. Pemekatan dengan cara penguapan menggunakan
energi panas dapat menyebabkan kerusakan senyawa
bioaktif pada jus buah-buahan.
Uji coba filtrasi pada beberapa produk olahan, seperti
minyak nilam menghasilkan minyak yang lebih jernih, yang
ditunjukkan oleh peningkatan nilai transmisi dari 0,3633%
menjadi 0,5718% (Risfaheri et al. 2001). Pada minyak jarak
pagar, kejernihan meningkat sampai 93,40% setelah mikrofiltrasi selama 2 menit (Sumangat et al. 2007).

Gambar 6. Hasil ultrafiltrasi jus jambu biji merah; retentat


(kiri) dan permeat (kanan), BB Pascapanen, Bogor,
2007

R. Bambang Djajasukmana: Teknik perakitan unit filtrasi membran dan uji kinerjanya

KESIMPULAN DAN SARAN


Penggunaan membran mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi dapat
memisahkan partikel yang mempunyai berat molekul lebih
besar dari ukuran pori kapiler membran. Unit filtrasi membran
terdiri atas modul membran, pompa diafragma, dan peralatan
bantu lainnya. Unit filtrasi membran dapat berfungsi baik
jika dirakit dengan memenuhi persyaratan teknis yang sesuai dengan tahapan proses filtrasi, yaitu pengumpanan,
penyaringan, dan pencucian. Tekanan pada proses filtrasi
maksimum 2 bar agar serat kapiler tidak putus. Sebaiknya
membran tidak digunakan untuk larutan dengan pH ekstrem
dan suhu lebih dari 40C. Teknologi membran mikrofiltrasi
dan ultrafiltrasi dapat digunakan untuk filtrasi jus buah,
minyak kelapa murni, dan minyak tumbuh-tumbuhan lainnya,
dan menghasilkan cairan yang lebih jernih.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr.
Setyadjit, M.App.Sci. yang telah memberikan kepercayaan
dan bimbingan kepada penulis untuk merakit unit membran
filtrasi sehingga alat tersebut dapat digunakan pada percobaan filtrasi jus jeruk dan jus jambu biji merah.

41

Risfaheri, T. Hidayat, S. Yuliani, Mamun, R.B. Djajasukmana, A.


Suparman, Tritianingsih, dan A. Gani. 2001. Rekayasa
Teknologi Membran Filtrasi untuk Meningkatkan Mutu
Minyak Atsiri Rakyat. Laporan Akhir, Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.
Setyadjit, S. Prabawati, E. Sukesih, Suyanti, A.N.A. Syah, E. Savitri,
T.H. Kusdinar, Tisnawati, dan Siswadi. 2007. Penanganan
Pengolahan Jeruk Mendukung Program Pengembangan Jeruk di
Kalimantan Barat. Laporan Akhir. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor.
Setyadjit, D. Sumangat, E. Sukesih, dan T. Haryati. 2008. Inovasi
Teknologi Produksi Konsentrat Jambu Biji Merah dengan
Teknologi Membran untuk Pengembangan Agroindustri
Pedesaan. Laporan Akhir. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor.
Setyadjit, D. Sumangat, T. Haryati, W. Haliza, dan A. Suryani.
2009. Pengaruh Ph dan Suhu pada Penyimpanan Sari-Kristal
Buah Rambutan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian, Bogor.
Sumangat, D., S. Yuliani, N. Harimurti, M. Hadipermata, A.N.A.
Syah, Sunarmani, R.B. Djajasukmana, dan G. Adom. 2007.
Pemanfaatan Minyak Jarak Pagar sebagai Bahan Bakar Pengganti
Minyak Tanah. Laporan Akhir. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor.

DAFTAR PUSTAKA

Syah, A.N.A., D. Sumangat, Risfaheri, D. Kun Tanti, L. Sukarno,


S.I. Kailaku, I. Mulyawanti, N. Setyawan, H. Pramudji, R.U.
Budirahardjo, Wahyudiono, G. Adom, dan R.B. Djajasukmana.
2006. Penelitian dan Pengembangan Minyak Kelapa Murni dan
Produk Hilirnya. Laporan Akhir. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor.

GDP Filter. 2006. Ultrafiltration Lab Scale Type Module S-1510.


GDP Filter.Co., Bandung

Walas, S.M. 1988. Chemical Process Equipment. Butterworths


Series in Chemical Engineering. Department of Chemical and
Petroleum Engineering, University of Kansas.

Anda mungkin juga menyukai