PENDAHULUAN
Gastroenteritis disebut juga dengan istilah diare adalah keadaan dimana pasien mengalami
buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi
lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang
air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Diare akut adalah diare yang
onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare
yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi.1
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia. Di negara maju
diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan di negara berkembang
lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode diare
akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya. WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus
diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun. Beberapa faktor epidemiologis
penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang disebabkan oleh infeksi. Makanan
atau minuman terkontaminasi, berpergian, penggunaan antibiotik, HIV positif atau AIDS,
merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi untuk diare
infeksi, serta adanya kebiasaan untuk tidak berperilaku bersih dan sehat. Diare akut sampai
saat ini masih merupakan masalah kesehatan dimana penyakit ini sering menimbulkan KLB
(Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.2,3
Diagnosis diare didasarkan pada: anamnesa, pemeriksaan fisik, dan uji penunjang diagnostik.
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah dan/atau demam, tenesmus,
hematochezia, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa
penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan
di badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena gangguan biokimiawi berupa
asidosis metabolik yang lanjut. Karena kehilangan cairan seseorang merasa haus, berat badan
berkurang, mata menjadi cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun
serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi air yang isotonik.1,3
Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya
leukosit. Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit, jika ada itu dianggap sebagai penanda
inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi. Karena netrofil akan berubah, sampel harus
1
: BDT
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 47 tahun
Alamat
Pekerjaan
Agama
: Hindu
Suku
: Bali
Status
: Menikah
Tanggal Pemeriksaan
: 6 Januari 2015
Pasien tidak ada mengkonsumsi obat sebelumnya. Pasien mengatakan dirinya tidak
memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan dan makanan tertentu.
Pasien juga
: Sedang
Kesadaran
Tekanan darah
: 100/60 mmHg
Nadi
Respirasi
: 20 kali/menit
Temp. Axilla
: 37,5oC
Status General
Mata
: Anemis -/-, Ikterus -/-, Oedema palpebra -/-, Refleks pupil (+/+)
Isokor, Mata cowong (-)
THT
Telinga
Hidung
Tenggorokan
: Mulut kering (-), tonsil T1/T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher
: JVP
: PR 0 cmH2O
4
- Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Batas kanan
: PSL D ICS
Batas atas
: ICS II
Batas kiri
: MCL S ICS V
Palpasi
Perkusi
: Sonor/Sonor
: Turgor kulit normal, Distensi (-), BU (+) meningkat, H/L tidak teraba.
Ekstremitas
edema -/-
+/+
-/-
2.5 Resume
Pasien wanita, suku Bali, datang dengan keluhan diare sejak 1 hari sebelum
memeriksakan diri ke puskesmas. Pasien dikatakan buang air besar lebih dari 3 kali
sejak kemarin dengan volume sekitar - gelas setiap kali BAB, dengan kotoran
encer kekuningan tanpa lendir dan darah. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut yang
hilang timbul dikatakan seperti melilit terutama saat akan BAB. Pasien juga mengeluh
mual sejak 1 hari yang lalu disertai muntah sebanyak 1 kali dengan dengan volume
sekitar gelas tiap muntah, berisi sisa makanan dan air, tanpa darah maupun lendir.
Selain itu pasien juga dikatakan demam sejak kemarin malam namun tidak dilakukan
pengukuran suhu tubuh.
Makan dan minum dikatakan normal. Volume kencing normal, kencing terakhir
dikatakan tadi pagi.
Pasien tidak ada mengkonsumsi obat sebelumnya. Pasien mengatakan dirinya tidak
memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan dan makanan tertentu.
Pasien juga
Keluhan
2.10 Prognosis
Ad vitam
: Dubius ad bonam
6
6. Lain-lain :
Daftar pustaka:
1. Marcelus S., Daldiyono. 2009. Diare Akut. Dalam: Sudoyo A. W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata M.,Setiati S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: InternaPublising. Hlm.404-413.
2.
Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Dikutip dari : www.depkes.go.id
3.
Manatsathit S, Dupont HL, Farthing MJG, et al. Guideline for the Management of Acute Diarrhea in Adults. Journal of Gastroenterology
and Hepatology 2002;17:S54-S71
4.
Soewondo ES, Penatalaksanaan Diare Akut Akibat Infeksi (Infectious Diarrhea). Dalam: Suharto, Hadi U, Nasronudin. Seri Penyakit
Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam Pengelolaan Beberapa Penyakit Tropik Infeksi. Surabaya: Airlangga University
Press.2002.34-40.
Hasil pembelajaran :
1. Mengenali tanda dan gejala diare akut
2. Mendiagnosis penyakit diare akut berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
3. Memberikan terapi dan mencegah dehidrasi pada pasien dengan diare akut
4. KIE kepada pasien tentang penyakitnya dan penatalaksanaan yang dapat dilakukan , dan pencegahan komplikasi lebih lanjut.
Subjektif
Pasien mengeluh diare sejak 1 hari yang lalu. Diare dikatakan cair tanpa lendir dan
darah sebanyak 5 kali dengan volume - gelas setiap buang air besar. Keluhan ini
juga disertai dengan demam dan muntah. Demam dikatakan mendadak dengan
muntah sejak tadi pagi sebanyak 1 kali. Pasien juga mengatakan mulas pada perut
hilang timbul terutama saat akan buang air besar. Pasien juga mengatakan jarang
mencuci tangannya dengan sabun sebelum mengkonsumsi makanan.
Objektif
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan bising usus, dan dievaluasi tandatanda dehidrasi
Assessment
Diagnosa ditegakkan melalui anamnesis, gejala klinis yang dijumpai dan pemeriksaan
fisik diagnostik. Pada kasus ini, dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan,
diagnosa diare akut sudah dapat ditegakkan.
Plan
o Diagnosis
Penegakan diagnosis untuk diare akut dapat ditegakkan cukup melalui
anamnesis yang teliti dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang pada
diare akut bertujuan untuk mengetahui apa penyebab dari diare tersebut serta
rencana terapi selanjutnya. Pemeriksaan seperti darah lengkap dan feses
lengkap bertujuan untuk mengetahui apakah diare akut ini disebabkan oleh
infeksi mikroba atau tidak.
o Terapi
Pada prinsipnya penatalaksanaan dari diare akut adalah memberikan terapi
cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi, dan diberikan suplemen berupa
tablet zink, pemberian antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi pemberian
saja. Pada kasus ini juga telah diberikan KIE mengenai pencegahan dan tandatanda dehidrasi.
o Pendidikan
Dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk mencegah terjadinya diare
akut, yaitu dengan mengajarkan bahwa pentingnya untuk mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan dan memasak, serta setelah dari kamar mandi,
10
hal ini bertujuan untuk mengurangi terulangnya keluhan yang sama. Serta
diberikan pendidikan bahwa penting untuk menjaga asupan cairan pada pasien
agar tidak terjadi dehidrasi pada pasien.
o Konsultasi
Konsultasi untuk saat ini cukup diperlukan terutama mengenai tanda-tanda
dari dehidrasi, pencegahan, dan juga tindakan yang perlu dilakukan agar
dehidrasi bisa segera diatasi.
o Kontrol
Pasien diminta untuk kontrol bila obat habis dan gejala masih dirasakan
mengganggu. Namun apabila gejala memberat, dapat langsung dibawa ke
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit terdekat
11