Adalah suatu lembaga dalam organisasi bank umum untuk mendukung efektifitas
pelaksanaan Asset and Liability Management (ALMA)
Cakupan kebijakan ALCO meliputi :
(a) Uraian tentang tanggung jawab,frekwensi ALCO meetings,dan keanggotaan
ALCO.
(b) Uraian tentang jalur pelaporan antara ALCO dan Direksi.
(c) Uraian tentang strategi penanaman dana.
(d) Strategi hedging.
(e) Strategi pendanaan.
(f) Strategi penetapan harga.
(g) Pengelolaan risiko suku bunga, yaitu :
i. Penetaspan limit terhadap exposure tertentu.
ii. Pengukuran risiko dengan menggunakan Gap Analysis, Duration Analysis atau
Simulation Model.
Tanggung jawab ALCO antara lain mencakup :
1.Pengembangan , kaji ulang dan modifikasi strategi ALM
2.Evaluasi posisi risiko suku bunga bank dan strategi ALMA guna memastikan
bahwa hasil risk taking position bank telah konsisten dengan tujuan pengelolaan
risiko suku bunga.
3.Kaji ulang penetapan harga (pricing) aktiva dan pasiva untuk memastikan bahwa
pricing tersebut dapat mengoptimalkan hasil penanaman dana, meminimumkan
biaya dana , dan memelihara struktur neraca bank sesuai dengan strategi ALMA
bank.
4.Kaji ulang deviasi antara hasil aktual dengan proyeksi anggaran dan rencana
bisnis bank.
5.Penyampaian informasi kepada Direksi mengenai setiap perkembangan
ketentuan dan peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan
ALMA.
Frekwensi ALCO Meeting dapat dilakukan secara bulanan , atau triwulanan sesuai
dengan perubahan perekonomian , kondisi bank dan profil risiko suku bunga dan
risiko likiditas :
ALCO meeting bulanan harus menkaji ulang keputusan penanaman dana (jangka
pendek), penetapam harga dan keputusan pendanaan lainnya , trend
perkembangan dana dan pinjaman (loan mix) serta realisasi dan rencana
Adalah perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit sesuai
ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan aset tertimbang menurut risiko
untuk risiko kredit
ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko).
Adalah pengertian aktiva dalam arti luas yang di perhitungkan sebagai dasar
penentuan besarnya penyediaan modal minimum bagi bank. ATMR terdiri dari
aktiva neraca dan aktiva administratif sebagaimana yang tercermin pada
kewajiban yang bersifat kontinjensi dan/atau komitmen yang disediakan oleh
bank bagi pihak ketiga. Risiko terhadap aktiva dalam arti luas dapat timbul baik
dalam bentuk risiko kredit maupun risiko yang terjadi karena fluktuasi harga
surat-surat berharga, tingkat bunga serta nilai tukar valuta asing. Secara teknis
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum diukur dari persentase tertentu terhadap
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
Back Testing.
Backtests (test mundur) adalah test yang dilaksanakan untuk menilai keakuratan
dari suatu model yang digunakan dalam menghitung risiko pasar, yaitu dengan
cara membandingkan hasil realisasi perdagangan dengan model yang
dikembangkan dari pengukuran risiko, keduanya untuk meng-evaluasi suatu model
baru dan untuk melakukan asesmen terhadap akurasi dari model-model yang ada.
Walaupun tidak ada metodologi tunggal untuk backtesting yang sudah ditetapkan
, bank-bank yang menggunakan model internal VaR untuk kewajiban penyediaan
modal dalam risiko pasar , harus melakukan backtest terhadap model mereka
secara berkala .
Bank-bank hendaknya secara umum melakukan backtest model-model risiko
secara bulanan atau kwartalan untuk menguji akurasinya. Dalam test ini , mereka
harus meng-observasi apakah hasil perdagangan masuk dalam confident band
yang secara khusus telah ditetapkan sebagaimana diprediksi oleh model VaR.
Apabila model ternyata kurang baik , mereka harus menyelidiki lebih lanjut dan
menemukan penyebabnya (dengan mengecek kebenaran dari posisi dan data pasar
, parameter-parameter dari model , serta methodology) . Bank for International
Sttlement (BIS) , memberikan petunjuk Backtesting Best Practices dalam
publikasi pada Januari 1996 berjudul Supervisory framework for the use of
backtesting in conjuction with internal model approach to market risk capital
requirements .
Banking Book .
Adalah semua elemen atau posisi lainnya yang tidak termasuk dalam Trading
Book.
Lihat Trading Book
Bank Kustodian.
Adalah bank yang memberikan jasa penitipan Efek Beragun Aset (EBA) dan harta
serta jasa lain yang berkaitan dengan Sekuritisasi Aset sesuai dengan ketentuan
yang berlaku . Bank yang berfungsi sebagai Bank Kustodian wajib menjalankan
kegiatan sesuai ketentuan yang berlaku.
Bank yang berfungsi sebagai Kreditur Asal atau Penyedia Jasa tidak dapat
bertindak sebagai Kustodian.
Basel II.
Adalah istilah untuk The New Basel Capital Accord atau New Accord yang
direkomendasikan oleh Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) , yaitu
suatu komite dari Bank for International Settlement (BIS)
New Accord merupakan penyempurnaan dari Kesepakatan July 1988, dan
revisinya tahun 1996, yang dirumuskan dalam 3 (tiga) pilar sebagai berikut :
Pilar I;
Kecukupan modal minimum (minimum capital requirements)
New Accord mempunyai dimensi yang berbeda dengan ketentuan lama (current
accord).
Hal hal yang tidak berubah adalah :
1. Ketentuan tentang Modal , tidak berubah
Approach masih diperlukan waktu satu tahun lagi untuk melihat impact study
atau parallel calculation dan baru siap di-implementasikan pada tahun 2007.
Basel 2,5.
Adalah Basel II yang direvisi dan merupakan Guidance untuk memperkuat Basel
II setelah Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) mengambil pelajaran
dari sebab terjadinya financial crisis. Perbaikan ini adalah sebagai respon dari
BCBS untuk memperkuat kerangka kerja bagi perbankan . Revisi dan peningkatan
dari Basel II itu dituangkan oleh BCBS dalam 3 (tiga) dokumen sebagai petunjuk
kepada perbankan:
1.
2.
3.
Trading Book.
Revisi dan peningkatan kerangka kerja Basel II tersebut diteruskan kepada
perbankan untuk dilaksanakan. Namun terakhir BCBS Menerbitkan pula
ketentuan yang lebih lengkap yang disebut sebagai Basel III, maka Basel II yang
sudah direvisi dengan tiga ketentuan diatas disebut sebagai Basel 2,5 (Basel dua
setengah). Nama ini diberikan belakangan , bahkan baru disebut sebagai Basel
2,5 ketika BCBS mulai mengintroduksir Kerangka Kerja yang baru yang disebut
sebagai Basel III.
Basel III.
Adalah serangkaian perbaikan yang komprenhensif terhadap patokan atau ukuran
(measures) yang dikembangkan oleh Basel Komite (BCBS/Basel Committee of
Banking Supervision) untuk memperkuat regulasi dan pengawasan serta
manajemen risiko pada sektor perbankan. Perbaikan Patokan atau Ukuran
tersebut bertujuan untuk :
1.Meningkatkan kemampuan sektor perbankan untuk menyerap (to absorb)
goncangan yang disebabkan gejolak (stress) pada bidang ekonomi dan keuangan ,
apapun yang menjadi penyebabnya. 2.Memperbaiki pengelolaan (governance) dan
Adalah teknik dalam manajemen risiko yang bertujuan untuk mitigasi risiko. CRT
berarti memindahkan risiko kredit melalui berbagai cara sehingga risiko kredit
yang semula merupakan risiko yang harus dipikul oleh perusahaan (bank) dialihkan
, atau dikompensasi , atau dieliminasi sehingga risiko kredit bagi bank untuk
suatu penempatan dana/pemberian kredit tertentu kepada suatu obligor/
peminjam tertentu , menjadi nihil atau sedikitnya dikurangi atau diminimalisasi.
CRT dapat dilakukan baik terhadap individual obligor maupun terhadap portofolio
baik secara keseluruhan maupun sebagian.
Dalam Credit Risk Transfer , minimal akan terlibat 2 pihak yaitu bank yang akan
mentransfer risiko kredit yang disebut sebagai Risk Shedder (pelepas risiko)
disebut juga sebagai protection buyer dan pihak lain yang mengambil risiko yang
disebut sebagai Risk Taker yang disebut juga sebagai protection seller
Selain itu terdapat pula sesuatu yang menjadi dasar dalam CRT yaitu reference
entity atau reference obligation atau reference assets atau underlying
borrowers yang risiko kreditnya dipindahkan/ditransfer. Adakalanya dibutuhkan
perantara dalam risk transfer yang dalam struktur CRT dikenal sebagai Special
Purpose Vehicle (SPV)
Lihat juga Credit Link Notes , Credit Default Swap dan SPE
(Sumber : Bank for International Settlement)
Cut Loss Limit
Adalah penetapan batas kerugian yang dapat ditolerir (dalam Pips/point) untuk
menghindari adanya kerugian yang lebih besar karena fluktuasi rate yang tidak
sesuai dengan prediksi. Pertimbangan utama dalam menetapkan limit ini adalah
gejolak kurs dan keberanian bank dalam mengambil risiko yang dicerminkan oleh
risk appetite yang ditetapkan..
Dampak Sistemik.
Adalah potensi penyebaran masalah (contagion effect) dari suatu Bank
bermasalah yang dapat menyebabkan kesulitan likuiditas bank-bank lain sehingga
berpotensi menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap sistem perbankan dan
dapat berdampak negatif terhadap stabilitas sistem keuangan
Dampak atau risiko sistemik dinilai dari 2 (dua) aspek pokok yakni penyebaran
masalah (contagion) dan kerugian ekonomi (degree of loss) yang ditimbulkan.
(lihat COSO) yang mendefinisikan bahwa ERM adalah suatu proses yang
dilaksanakan secara efektif (diefektifkan) oleh Dewan Komisaris, Direksi , dan
personel lainnya dari perusahaan , yang diterapkan sesuai strategi yang telah
ditetapkan dalam seantero organisasi , yang dirancang untuk mengidentifikasi
kejadian yang potensial yang dapat berakibat buruk bagi perusahaan , dan
mengelola risiko sesuai risk appettite , dan untuk memberikan
keyakinan/kepastian yang reasonable tentang pencapaian tujuan perusahaan
Terdapat 4 (empat) kategori tujuan (Objectives) dalam ERM :
Strategic arah/tujuan tujuan utama, yang menopang misi perusahaan.
Operations effektif dan effisien dalam menggunakan sumber daya
Reporting akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya
Compliance mematuhi hukum dan ketentuan yg berlaku.
Coso juga menetapkan 8 Components dari Enterprise Risk Management ;
Internal Environment
Objective Setting
Event Identification
Risk Assessment
Risk Response
Control Activities
Information and Communication
Monitoring
Hubungan antara Objectives dan Components adalah, objectives merupakan
sesuatu yang perusahaan berusaha untuk mencapainya sedangkan komponen
merepresentasikan sebagai sesuatu yang dibutuhkan untuk mencapai objectives
itu.
Equity Investment Risk.
Adalah risiko yang dihadapi bank Islam , yang timbul karena memasuki suatu
kerjasama untuk tujuan melakukan atau berpartisipasi dalam suatu pembiayaan
tertentu atau pada suatu kegiatan bisnis secara umum sebagaimana diuraikan
dalam akad, dan dengan mana penyedia dana ikut menaggung risiko bisnis.
Karakteristik equity investment risk dimaksud , termasuk dalam
mempertimbangan kualitas partner, kegiatan bisnis yang mendasari (underlying
business activity) dan hal-hal yang sedang berjalan lainnya. Sesuai sifatnya, tipe
equity investment ini di sajikan sebagai satu kesatuan risiko yang dikaitkan
Istilah ini berkaitan dengan proposal Bank for International Settlement tentang
Basel III, adalah suatu contoh dari risk metric yang mempertimbangkan suatu
hasil (outcome) dalam range yang lebih lebar dibandingkan VAR (Value At Risk).
Tidak seperti VAR, Expected Shortfall (ES) mengukur ke-risikoan (riskiness)
dari suatu instrument dengan mempertimbangkan baik besarnya kerugian maupun
kemungkinan terjadinya kerugian diatas suatu treshold tertentu ( misal 99 %).
Dengan cara ini, ES memperhitungkan tail risk dalam suatu cara yang lebih
komprehensif. Sesuai dengan itu , Komite Basel mengusulkan penggunaan ES
sebagai internal models-based approach dan juga cendrung untuk menggunakan
methodology ES dalam menetapkan bobot risiko pada standardised approach.
Financial instrument.
Istilah ini berkaitan dengan proposal Bank for International Settlement tentang
Basel III ,adalah setiap kontrak yang meningkatkan baik suatu aset finansial
dari suatu entity maupun suatu financial liability atau instrument equity dari
entity lain. Financial instrument mencakup baik primary financial instrument
(atau cash instrument ) maupun derivative financial instrument. Suatu aset
finansial adalah setiap aset seperti kas , atau aset finansial lainnya atau hak
kontraktual untuk menukar aset aset finansial atau suatu equity instrument
dengan persyaratan ada potensi yang menguntungkan. Suatu financial liability
adalah kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau asset financial atau
penukaran financial liability yang berpotensi mendatangkan kerugian.
Gapping Strategy.
Adalah strategi Bank dalam mengambil posisi untuk memperoleh keuntungan dari
trend perubahan suku bunga, yang secara umum adalah sebagai berikut : Long
Position ; Apabila sukubunga cendrung naik , maka Bank akan melakukan pinjaman
dalam jangka panjang dan ditempatkan dalam jangka pendek. Dalam posisi ini
sukubunga jangka pendek lebih tinggi dari sukubunga jangka panjang. Short
Position ; Apabila trend sukubunga diperkirakan akan turun , Bank akan
melakukan pinjaman dalam jangka pendek dan menempatkannya dalam jangka
panjang. Dalam situasi ini sukubunga jangka pendek lebih rendah dari sukubunga
jangka panjang
Hedging.
Adalah langkah yang diambil untuk melindungi nilai rupiah dari aktiva maupun
pasinva valuta asing (umpamanya US Dollar) dari kurs valuta asing yang
berfluktuasi.
Hedging dapat dilakukan dengan mengikat aktiva atau pasiva valuta asing
tersebut secara Swap atau Opsi atau kontrak berjangka.
Contoh pengikatan secara Swap sebagai berikut :
Suatu perusahaan meminjam pada kreditur dalam valuta asing sejumlah US.
200.000, yang harus dikembalikan 6 bulan yang akan datang.
Agar terhindar dari risiko kenaikan nilai tukar, perusahaan tersebut melakukan
transaksi swap yaitu penjualan secara tunai dan pembelian US Dollar secara
berjangka untuk 6 bulan yang akan datang dengan kurs sekarang. Perusahaan
memperoleh rupiah dan membayar premi swap, namun untuk 6 bulan yang akan
datang saat kreditnya harus dibayar, perusahaan sudah terlindung dari
melonjaknya kurs karena sudah membelinya secara kontrak berjangka.
Hurdle Rate.
Adalah tingkat sukubunga minimal yang harus diterima oleh bank dalam investasi
atau pemberian kredit setelah diperhitungkan risiko . Hurdle Rate merupakan
titik break even dalam kalkulasi harga pokok dana yang dialokasikan setelah
risiko atas investasi/pemberian loan tersebut diperhitungkan.
Hurdle Rate = Cost of Money + O/H +Risk , dengan demikian maka
Credit Price = Hurdle Rate + profit margin.
Intraday / Daylight Limit Per Currency.
Adalah penetapan open position per currency selama jam kerja.
Pertimbangan dalam penetapan limit ini adalah, gejolak kurs , kemampuan dan
pengalaman dealer sertra keberania n dalam mengambil risiko (risk appetite).
Investment Risk Reserve (IRR).
Isilah ini dapat diterjemahkan sebagai Cadangan Risiko Investasi
(CRI),digunakan pada Lembaga Keuangan Islam/Bank Islam, adalah suatu jumlah
yang sesuai atau pantas yang disisihkan oleh Lembaga Keuangan Islam diluar
pendapatan pemegang rekening investasi, setelah dialokasikan kepada Mudarib
sebagai pemegang saham dalam rangka melindungi dampak dari risiko kerugian
investasi pada masa depan pada pemegang rekening investasi. Syarat dan kondisi
dimana CRI dapat disisihkan dan penggunaannya harus setelah ada persetujuan
Dewan komisaris Lembaga Keuangan Islam yang bersangkutan
Direksi dilarang menjadi anggota Komite Nominasi dan Renumerasi. Dalam hal
anggota Komite Renumerasi dan Nominasi ditetapkan lebih dari 3 (tiga) orang,
maka anggota Komisaris Independen paling kurang berjumlah 2 (dua) orang.
Komite Renumerasi dan Nominasi mempunyai tugas dan tanggung jawab paling
kurang :
(1) terkait dengan kebijakan renumerasi :
a. melakukan evaluasi terhadap kebijakan renumerasi , dan
b. memberikan rekomendasi kepada dewan Komisaris mengenai :
o kebijakan renumerasi bagi dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham
o Kebijakan renumerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan
untuk disampaikan kepada Direksi.
(2) Terkait dengan kebijakan nominasi :
a) menyususn dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur
pemilihan dan/ atau penggantian anggota dewan Komisaris dan Direksi kepada
dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham
b) memberikan rekomendasi mengenai calon anggota dewan Komisaris dan/atau
Direksi kepada dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum
Pemegang Saham
c) memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi
anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko khususnya dari Pihak
Independen.
Laporan Rencana dan Pelaksanaan Pengalihan Aset Keuangan (dalam sekuritisasi
asset).
Adalah Laporan yang wajib disampaikan oleh Kreditur Asal , Penyedia Kredit
pendukung , penyedia Fasilitas Likuiditas penyedia Jasa atau Bank Kustodian
kepada Bank Indonesia tentang rencana dan pelaksanaan pengalihan Aset
Keuangan dalam rangka Sekuritisasi Aset sebagai berikut :
1. Bank yang berfungsi sebagai Kreditur Asal , wajib menyampaikan :
a. Laporan rencana pengalihan asset keuangan dalam rangka aktivitas
Sekuritisasi Aset secara menyeluruh paling lambat 30 (tigapuluh hari) sebelum
perjanjian pengalihan asset keuangan ditanda tangani, dan
b. Laporan pelaksanaan pengalihan asset keuangan dalam rangka aktivitas
Sekuritisasi Aset secara menyeluruh paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah
Istilah ini berkaitan dengan proposal Bank for International Settlement tentang
Basel III. Secara umum , Market Liquidity dapat didefinisikan sebagai kapasitas
untuk meng offset atau meng-eliminasi suatu posisi risiko, dalam periode jangka
pendek pada harga pasar yang berlaku (current). Untuk tujuan merevisi
kebutuhan modal (capital requirements) bagi trading book , Komite Basel
menyetujui bahwa perbedaan (difrensiasi) dari Market Liquidity terhadap posisi
posisi risiko akan didasarkan pada konsep liquidity horizons.
Suatu liquidity horizons merepresentasikan waktu yang diperlukan untuk menjual
suatu financial instrument , atau melakukan hedge semua risiko yang material ,
dalam kondisi pasar yang tertekan (stress) , tanpa secara materil, berakibat
pada harga pasar
Maturity Gap Limit.
Adalah penetapan jumlah Gapping yang dapat dilakukan menurut maturitynya
dengan tujuan membatasi kerugian karena mismatch antara jumlah dan jangka
waktu penarikan dana dengan jumlah dan jangka waktu penempatan dana.
Gapping adalah pengelolaan terhadap perbedaan jatuh tempo dan volume antara
penarikan dana dengan penempatan dana
Middle Office .
Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko
Reputasi.
c. Penilaian Profil Risiko,
yang mencakup penilaian terhadap Risiko inheren dan penilaian terhadap kualitas
penerapan Manajemen Risiko yang mencerminkan sistem pengendalian Risiko (risk
control system), baik untuk Bank secara individual maupun untuk Bank secara
konsolidasi. Penilaian tersebut dilakukan terhadap 8 (delapan) Risiko yaitu Risiko
Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risik
Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi. Dalam melakukan penilaian
profil Risiko, Bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penilaian tingkat kesehatan Bank Umum.
Pemodal atau Investor (dalam sekuritisasi asset).
Adalah pihak yang membeli EBA. Dalam hal bank sebagai Pemodal , diberlakukan
ketentuan sebagai berikut :
(1) Bank dapat memiliki EBA melalui pembelian secara tunai , atau dalam hal bank
sebagai Kreditur Asal dapat juga melalui tukar menukar dengan Aset Keuangan
yang Dialihkan
(2) EBA yang dimiliki bank diperlakukan sebagai penyediaan dana dan
diperhitungkan dalam Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dengan
ketentauan sebagai berikut :
a. Untuk EBA berupa senior tranche merupakan komponen aktiva tertimbang
menurut risiko.
b. EBA berupa junior tranche merupakan faktor pengurang modal sebagaimana
fasilitas penanggung risiko pertama yang menjadi pengurang modal sebesar, nilai
terkecil antara jumlah fasilitas penanggung risiko pertama dan jumlah beban
modal (capital charge) dari nilai Aset Keuangan yang Dialihkan.
(3) Bank sebagai Pemodal yang juga bertindak sebagai Kreditur Asal hanya dapat
membeli EBA maksimum sebesar 10 % dari nilai Aset Keuangan yang Dialihkan
(4) Pembelian EBA sebesar 10 % diatas maksimum sebesar penyediaan dana
sesuai ketentuan BMPK yang berlaku.
(5) Dalam hal bank tidak memenuhi ketentauan angka 3 tersebut diatas , Bank
wajib memperhitungkan pembelian EBA tersebut sebagai penyediaan dana dan
diperhitungkan dalam Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sebagai faktor
pengurang Modal sebesar nilai terkecil antara jumlah pembelian EBA dan jumlah
beban Modal dari Nilai Aset Keuangan yang Dialihkan , serta sebagai komponen
aktiva tertimbang menurut risiko sebesar EBA yang dibeli.
Penerbit Efek Beragun Aset.
Adalah badan hukum , Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA)
atau bentuk lain sesuai ketentuan yang berlaku , yang mempunyai tujuan khusus
melakukan aktivitas Sekuritisasi Aset.
Lihat juga Special Purpose Entity (SPE) .
Penilaian Profil Risiko
Penilaian faktor Profil Risiko adalah penilaian terhadap Risiko inheren dan
kualitas penerapan Manajemen Risiko dalam aktivitas operasional Bank. Risiko
yang wajib dinilai terdiri atas 8 (delapan) jenis Risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko
Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Stratejik,
Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi. Dalam menilai Profil Risiko, Bank wajib
pula memperhatikan cakupan penerapan Manajemen Risiko sebagaimana diatur
dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Umum. Ini merupakan standar minimum yang wajib digunakan dalam menilai
Tingkat Kesehatan Bank. Namun demikian, Bank dapat menggunakan
parameter/indikator tambahan yang sesuai dengan karakteristik dan
kompleksitas usahanya dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank sehingga dapat
mencerminkan kondisi Bank dengan lebih baik.
Indonesia).
Adalah penilaian atas Risiko yang melekat pada kegiatan bisnis Bank, baik yang
dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi
keuangan Bank. Karakteristik Risiko inheren Bank ditentukan oleh faktor internal
maupun eksternal, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas
produk dan aktivitas Bank, industri dimana Bank melakukan kegiatan usaha, serta
kondisi makro ekonomi.
Penilaian atas Risiko inheren dilakukan dengan memperhatikan
parameter/indikator yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Penetapan tingkat Risiko inheren atas masing-masing jenis Risiko mengacu pada
prinsip-prinsip umum penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penetapan tingkat
Risiko inheren untuk masing-masing jenis Risiko dikategorikan ke dalam
peringkat 1 (low), peringkat
Penilaian Profil
Risiko
Penilaian faktor Profil Risiko adalah penilaian terhadap Risiko inheren dan
kualitas penerapan Manajemen Risiko dalam aktivitas operasional Bank. Risiko
yang wajib dinilai terdiri atas 8 (delapan) jenis Risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko
Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Stratejik,
Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi. Dalam menilai Profil Risiko, Bank wajib
pula memperhatikan cakupan penerapan Manajemen Risiko sebagaimana diatur
dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Umum. Ini merupakan standar minimum yang wajib digunakan dalam menilai
Tingkat Kesehatan Bank. Namun demikian, Bank dapat menggunakan
parameter/indikator tambahan yang sesuai dengan karakteristik dan
kompleksitas usahanya dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank sehingga dapat
mencerminkan kondisi Bank dengan lebih baik.
Adalah prinsip prinsip yang diwajibkan Bank Indoneisa kepada Bank Umum
sebagai landasan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank.
1. Berorientasi Risiko. Penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada Risiko-Risiko
Bank dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja Bank secara keseluruhan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal yang
dapat meningkatkan Risiko atau mempengaruhi kinerja keuangan Bank pada saat
ini dan di masa yang akan datang. Dengan demikian, Bank diharapkan mampu
mendeteksi secara lebih dini akar permasalahan Bank serta mengambil langkahlangkah pencegahan dan perbaikan secara efektif dan efisien.
2. Proporsionalitas . Penggunaan parameter/indikator dalam tiap faktor penilaian
Tingkat Kesehatan Bank dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan
kompleksitas usaha Bank.
Parameter/indikator penilaian Tingkat Kesehatan ini merupakan standar minimum
yang wajib digunakan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank. Namun demikian,
Bank dapat menggunakan parameter/indikator tambahan yang sesuai dengan
karakteristik dan kompleksitas usahanya dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank
sehingga dapat mencerminkan kondisi Bank dengan lebih baik.
3. Materialitas dan Signifikans. Bank perlu memperhatikan materialitas atau
signifikansi faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank yaitu Profil Risiko, GCG,
Rentabilitas, dan Permodalan serta signifikansi parameter/indikator penilaian
pada masing-masing faktor dalam menyimpulkan hasil penilaian dan menetapkan
peringkat faktor. Penentuan materialitas dan signifikansi tersebut didasarkan
pada analisis yang didukung oleh data dan informasi yang memadai mengenai
Risiko dan kinerja keuangan Bank.
4. Komprehensif dan Terstruktur. Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh
dan sistematis serta difokuskan pada permasalahan utama Bank. Analisis
dilakukan secara terintegrasi, yaitu dengan mempertimbangkan keterkaitan
antar Risiko dan antar faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank serta
perusahaan anak yang wajib dikonsolidasikan. Analisis harus didukung oleh faktafakta pokok dan rasio-rasio yang relevan untuk menunjukkan tingkat, trend, dan
tingkat permasalahan yang dihadapi oleh Bank.
Probability of Default,
Adalah tingkat kemungkinan kegagalan debitur memenuhi kewajiban, yang dapat
diukur berdasarkan beberapa pendekatan, antara lain Migration Analysis, Roll
Rates, Vintage Analysis, dan Default Rate. Lihat juga : Expected Loss.
Rate of return risk adalah risiko yang dihadapi oleh Lembaga Keuangan Islam
/Bank Islam berasal dari berbagai posisi neraca. Lembaga Keuangan Islam/Bank
Islam menghadapi rate of return risk dalam konteks eksposur neraca mereka
secara overall. Rate of return risk berbeda dari risiko sukubunga (interest rate
risk) , dimana Lembaga Keuangan Islam lebih concern terhadap hasil dari
kegiatan investasi mereka pada akhir periode investasi, hasil tersebut tidak
dapat diprediksi secara pasti.
Faktor utama yang meningkatkan rate of return risk yang dihadapi LKI adalah
peningkatan tingkat sukubunga tetap jangka panjang di pasar. Suatu konsekwensi
dari rate of return risk mungkin adalah displaced commercial risk . Lihat :
Displaced Commercial Risk.
Rating System Design (Rancangan Sistem Rating ).
Adalah Perancangan sistem rating yang meliputi semua metode , proses ,
pengendalian dan pengumpulan data serta Sistem Teknologi Informasi (IT
system) yang menopang asesmen terhadap risiko kredit , penyusunan rating
risiko internal , dan penghitungan default serta penaksiran kerugian.
Dalam setiap klas asset (asset class) , suatu bank dapat memanfaatkan beragam
metodologi rating / sistem. Umpamanya , suatu bank dapat membuat sistem
rating untuk suatu industri spesifik tertentu , atau segmen pasar tertentu
( missal, middle market atau Corporate) . Jika suatu bank memilih untuk
menggunakan multiple system , dasar untuk mengelompokkan suatu debitur
kedalam suatu sistem rating haruslah didokumentasikan dan diterapkan
sedemikian rupa agar benar-benar merupakan pencerminan terbaik tingkat risiko
dari debitur tersebut. Bank seyogianya tidak mengelompokkan debitur kedalam
berbagai rating system secara tebang pilih ( a cherry picking by choice of
rating system) dalam rangka memperkecil KPMM (Kebutuhan Penyediaan Modal
Minimum) . Bank harus menunjukkan kepada Otoritas Pengawasan Bank (Banking
Supervisor) bahwa sistem yang digunakan memenuhi persyaratan KPMM dan
dilakukan secara ongoing basis. Petunjuk diatas diberikan BIS bagi bank yang
akan melaksanakan IRB (Internal Risk Based ) approach dalam penghitungan
CAR/KPMM
Rasio Kebutuhan Kas (pada BPRS).
Istilah ini berkaitan dengan proposal Bank for International Settlement tentang
Basel III, adalah revisi yang diusulkan Komite Basel terhadap pendekatan
standar dalam memperhitungkan kebutuhan modal sebagaimana yang sudah
ditetapkan dalam Basel II, khususnya terhadap pendekatan penetapan modal
dengan menggunakan metode standar (Standardised approach)
Dijelaskan bahwa Standardised Approach itu mempunyai dua tujuan
utama . Pertama ; menyediakan suatu metode dalam memperhitungkan kebutuhan
modal bagi bank bank yang bisnis modelnya tidak memerlukan perhitungan yang
rumit (sophisticated) dalam mengukur risiko pasar (misalnya bank bank kecil atau
bank yang bisnisnya hanya menyangkut financial instruments yang relatif
- Credible calibration
- Credible fallback
risk).
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Likuiditas, parameter yang digunakan
adalah: (i) komposisi dari aset, kewajiban dan transaksi rekening administratif;
(ii) konsentrasi dari aset dan kewajiban; (iii) kerentanan pada kebutuhan
pendanaan; dan (iv) akses pada sumber-sumber pendanaan.
book. Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko ekuitas dan komoditas wajib
diterapkan oleh Bank yang melakukan konsolidasi dengan Perusahaan Anak.
Cakupan posisi trading book dan banking bookmengacu pada ketentuan Bank
Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan
memperhitungkan Risiko Pasar.
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Pasar, parameter/indikator yang
digunakan adalah: (i) volume dan komposisi portofolio, (ii) kerugian
potensial (potential loss) Risiko Suku Bunga dalam Banking Book (Interest Rate
the line). Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Reputasi, parameter/indikator
yang digunakan adalah: (i) pengaruh reputasi negatif dari pemilik Bank dan
perusahaan terkait; (ii) pelanggaran etika bisnis; (iii) kompleksitas produk dan
kerjasama bisnis Bank; (iv) frekuensi, materialitas, dan eksposur pemberitaan
negatif Bank; dan (v) frekuensi dan materialitas keluhan nasabah.
Risiko Stratejik.
Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam mengambil
keputusan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan
dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Sumber Risiko Stratejik
antara lain ditimbulkan dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan
ketidaktepatan dalam perumusan strategi, ketidaktepatan dalam implementasi
strategi, dan kegagalan mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Stratejik, parameter/indikator yang
digunakan adalah:
(i) kesesuaian strategi bisnis Bank dengan lingkungan bisnis; (ii) strategi
berisiko rendah dan berisiko tinggi; (iii) posisi bisnis Bank; dan (iv) pencapaian
rencana bisnis Bank.
Istilah ini berkaitan dengan proposal Bank for International Settlement tentang
Basel III,adalah suatu penentu utama dari perubahan nilai dari suatu transaksi
yang digunakan untuk mengquantifikasi risiko. Posisi Risiko disusun dalam model
berdasarkan faktor faktor risiko
Risk Management Framework
Adalah suatu kerangka kerja yang meliputi seluruh risiko yang dikelola,
proses/sistem dan prosedur untuk mengelola risiko , peranan serta tanggung
jawab dari tiap individu yang terlibat dalam manajemen risiko.
Kerangka kerja ini harus cukup luas untuk mencakup semua risiko dari suatu bank
yang diungkapkan dan hendaknya cukup fleksibel untuk mengakomodasi risiko
atas perubahan kegiatan bisnis bank.
Suatu kerangka kerja manajemen risiko yang efektif akan mencakup :
a. Definisi yang jelas tentang kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang
mancakup Identifikasi risiko , akseptasi , pengukuran , pemantauan , pelaporan
dan pengendalian.
b. Pembentukan struktur organisasi yang secara jelas mendefinisikan peranan
dan tanggung jawab setiap individu yang terlibat dalam manajemen Risk Taking
Unit. Bank dalam memperkuat fungsi manajemen risiko dapat/dimungkinkan
untuk membentuk satuan pengawasan overall manajemen risiko bagi bank, seperti
pembentukan departemen yang terpisah, atau Komite Manajemen Risiko yang
dapat melaksanakan fungsi tersebut. Struktur pengawasan harus sedemikian
rupa sehingga dapat secara efektif melakukan monitoring dan pengendalian
terhadap risiko yang diambil. Individu yang bertanggung jawab melakukan fungsi
kaji ulang (risk review ; internal audit , compliances ) harus independen terhadap
risk taking unit dan memberikan laporan langsung kepada dewan komisaris atau
direksi yang tidak terlibat dalam pelaksanaan bisnis oleh risk taking unit.
c. Harus ada system informasi yang efektif untuk meyakini bahwa arus informasi
dari level operasional kepada direksi berjalan efektif dan terdapat suatu sistem
yang berfungsi melaksanakan pengamatan terhadap kelainan (pengecualian).
Harus ada suatu prosedur khusus tentang ukuran-ukuran terhadap sesuatu yang
dinilai menyimpang.
d. Kerangka kerja harus mempunyai suatu mekanisme untuk meyakini bahwa
system kaji ulang yang sedang berjalan, kebijakan dan prosedur manajemen
risiko yang dilaksanakan mengadopsi pula kemungkinan perubahan yang dapat
terjadi
Risk Management Process.
Adalah serangkaian langkah yang dilakukan untuk :
1. mengidentifikasi dan menganalisa eksposure yang dapat menyebabkan kerugian
2. mengukur kerugian pada eksposur dimaksud
3. memilih teknik tertentu atau kombinasi dari teknik-teknik yang diperlukan
untuk menangani eksposur tersebut
4. meng-implementasikan teknik yang dipilih
memantau keputusan yang sudah diambil dan melakukan perubahan yang
diperlukan.
Risk position
Istilah ini berkaitan dengan proposal Bank for International Settlement tentang
Base lIII, adalah suatu posisi yang dibentuk secara konseptual yang
mempresentasikan suatu aspek risiko tertentu yang berkaitan dengan suatu
transaksi dalam suatu model risiko pasar atau suatu pendekatan standard
terhadap risiko pasar. Misal : Suatu Obligasi dengan denominasi suatu mata uang
yang berbeda dengan mata uang dimana bank tersebut berada mungkin perlu
dipetakan dalam suatu posisi risiko untuk Risiko FX (foreign exchange), suatu
jumlah dari posisi posisi risiko dari risiko suku bunga (dalam mata uang asing) ,
dan satu atau lebih posisi posisi risiko untuk risiko kredit
Risk/return paradigm.
Adalah konsep bahwa setiap peningkatan risiko harus sebanding dengan potensi
peningkatan penghasilan. Artinya kredit yang berisiko lebih tinggi harus
memperoleh kompensasi yang lebih tinggi pula untuk meng-off set (meniadakan)
peningkatan risiko kerugian.. Peningkatan kompensasi dapat dalam bentuk cash
compensationseperti tingkat bunga yang lebih tinggi , fee , atau hal lainnya yang
sebanding. Atau dapat juga berupa equity seperti warrants , right to invest dsb.
Risk Sharing.
Adalah risiko yang ditanggung.bersama antara bank dan nasabah sesuai porsi
masing-masing. Istilah ini berkaitan dengan prinsip pembiayaan bank bahwa bank
tidak membiayai keseluruhan biaya suatu proyek investasi atau kebutuhan Modal
Kerja nasabah, karena masing-masing pihak harus sharing risiko. Bank hanya
memberikan pembiayaan terhadap kekurangan karena itu nasabah sendiri harus
mempunyai pangsa pembiayaan sendiri terhadap kebutuhan
tersebut.Umpamanya pangsa bank 60% dan nasabah 40% dari kebutuhan
pembiayaan. Istilah Risk Sharing digunakan juga apabila beberapa pihak
melaksanakan suatu proyek secara bersama dan risiko atas proyek dibagi sesuai
besarnya investasi masing-masing pihak.
Risk Weight (Bobot Risiko / Risiko Tertimbang).
Adalah faktor yang digunakan dalam menghitung kebutuhan modal minimum
sesuai Kesepakatan Basel (Basle Accord), terutama mencerminkan risiko
kegagalan pemenuhan kewajiban (default risk) dan dalam batas tertentu
terhadap Country Risk yang diterapkan pada asset bank. Kategorisasi Bobot
Risiko atau Risiko Tertimbang adalah 0%; 10%; 20%; 50%; 100%.(Basel I) dan
Risk Weght pada Basel II adalah 0 % ; 20 % ;50 % ; 100 % dan 150 %.
Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR).
Adalah satuan kerja dalam organisasi bank yang mengelola risiko bank dengan
atau derivatif dengan derivatif dan paling kurang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. nilai atau arus kas yang timbul dari produk tersebut dikaitkan dengansatu atau
kombinasi variabel dasar seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi dan/atau
ekuitas; dan
b. pola perubahan atas nilai atau arus kas produk bersifat tidak reguler apabila
dibandingkan dengan pola perubahan variabel dasar sebagaimana dimaksud pada
huruf a sehingga mengakibatkan perubahan nilai atau arus kas tersebut tidak
mencerminkan keseluruhan perubahan pola dari variabel dasar secara linear
(asymmetric payoff), yang antara lain ditandai dengan keberadaan:
1. optionality, seperti caps, floors, collars, step up/step down dan/atau call/put
features;
2. leverage;
3. barriers, seperti knock in/knock out; dan/atau
4. binary atau digital ranges.
Pengertian derivatif dalam pengaturan ini mencakup derivatif melekat
(embedded derivatives);
Lebih lanjut, Structured Product merupakan produk keuangan non-konvensional
yang distruktur sedemikian rupa berdasarkan kebutuhan dan objektif dari
nasabah atau golongan nasabah tertentu. Dengan demikian, dalam
penstrukturannya diperlukan keahlian dari pihak-pihak dari berbagai bidang, baik
dari aspek keuangan maupun bidang lainnya seperti bidang hukum dan perpajakan.
Kompleksitas yang timbul dari penstrukturan Structured Product akan berakibat
pada semakin kompleks pula risiko yang dihadapi Bank, sehingga mengharuskan
pula dilakukan penyesuaian yang memadai terkait dengan penerapan prinsip
kehati-hatian (prudential principles) dan manajemen risiko, terutama yang
terkait dengan pengelolaan dan pengendalian risko yang mungkin timbul dari
Structured Product tersebut bagi Bank.
Istilah lain yang juga popular terutama di perbankan Luar Negeri adalah
Structured Finance.
Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK ).
Adalah suku bunga terendah yang digunakan sebagai dasar bagi Bank dalam
penentuan suku bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah Bank. SBDK
merupakan hasilperhitungan dari 3 (tiga) komponen yaitu Harga Pokok Dana
untuk Kredit atau HPDK, biayaoverhead yang dikeluarkan Bank dalam proses
pemberian kredit, dan marjin keuntungan (profitmargin) yang ditetapkan untuk
aktivitas perkreditan.
Perhitungan SBDK tersebut belum memperhitungkan komponen premi risiko
individual nasabah
Bank yang besarnya tergantung dari penilaian bank terhadap risiko masingmasing debitur.
Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur
belum tentu sama dengan SBDK.
Perhitungan SBDK dalam rupiah yang wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia
dan dipublikasikan, dihitung secara per tahun dalam bentuk persentase (%).
Supporting Risk Taking Unit.
Adalah satuan kerja operasional pendukung yang antara lain meliputi namun tidak
terbatas pada kegiatan yang berkaitan dengan hukum , logistik dan sumber daya
manusia.
Sumber Risiko Likuiditas.
Adalah sumber yang dapat menimbulkan risiko likiditas bagi bank, meliputi:
1) Produk dan aktivitas perbankan yang dapat mempengaruhi sumber dan
penggunaan dana baik pada posisi aset dan kewajiban maupun rekening
administratif; dan
2) Risiko-Risiko lain yang dapat meningkatkan Risiko Likuiditas, misalnya Risiko
Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Operasional.
Analisis terhadap seluruh sumber Risiko Likuiditas dilakukan untuk mengetahui
jumlah dan tren kebutuhan likuiditas, serta sumber pendanaan yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan tersebut
Syariah non compliant risk (pada Lembaga Keuangan Islam/Bank Islam).
Adalah risiko yang timbul dari kegagalan Lembaga Keuangan Islam/Bank Islam
dalam mematuhi hukum-hukum dan prinsip-prinsip Syariah yang ditetapkan oleh
Dewan Syariah dari Lembaga Keuangan Islam atau badan yang relevan dalam
yurisdiksi dimana Lembaga Keuangan Islam beroperasi. Kepatuhan terhadap
Syariah penting bagi operasi LKI dan persyaratan kepatuhan harus meresap pada
keseluruhan organisasi , produk-produk dan aktivitas mereka. Ketika mayoritas
penyedia dana menggunakan layanan bank menganggap kepatuhan terhadap
syariah adalah suatu prinsip yang tidak bisa ditawar, maka persepsi terhadap
kepatuhan terhadap hukum-hukum dan prinsip-prinsip Syariah adalah sangat
menentukan keberlangsungan bisnis dengan mereka. Dalam hubungan ini
kepatuhan terhadap Syariah dikategorikan sebagai prioritas tinggi dalam
hubungannya dengan risiko lainnya yang diidentifikasi. Jika LKI tidak mematuhi
hukum dan prinsip Syariah, transaksi mereka harus dibatalkan dan penghasilan
yang berasal dari transaksi tersebut dipertimbangkan sebagai tidak sah
(illegitimate)
Systemic Risk.
Adalah suatu Risiko yang dapat mengenai sejumlah besar bank karena situasi
tertentu yang mempengaruhi keseluruhan system .
The fuller risk factor approach
Istilah ini berkaitan dengan proposal Bank for International Settlement tentang
Base lIII, adalah pendekatan penilaian risiko melalui pemetaan instrument dalam
suatu set rumusan ketentuan faktor faktor risiko dan kemudian menerapkannya
secara empiris pada standard deviasi yang di kalibrasi dari guncangan pada
faktor factor risiko yang mendasari (underlying risk factors). Bank secara
umum akan menggunakan suatu pricing model (seperti yang mereka punyai) untuk
menentukan ukuran (size) dari posisi risiko dari masing masing instrument yang
tidak terlalu rumit untuk menjustifikasi penggunaan suatu pricing model. Ukuran
(size) dari posisi risiko akan didasarkan pada sensitifitas dari instrumentinstrumen pada faktor faktor risiko yang dirumuskan. Hedging akan menjadi
kelaziman bagi lebih dari satu instrument (dalam hal ini faktor faktor risiko yang
dapat di hedge). Pembebanan modal (capital charge) akan diuraikan dengan
menetapkan subjek posisi risiko pada suatu aturan logaritma. Contoh detailnya,
bagaimana mengimplementasikan pendekatan ini agar bisa bekerja dalam praktik
disajikan oleh Basl Komite dalam suatu annex yang dilampirkan pada proposalnya.
Istilah ini berkaitan dengan proposal Bank for International Settlement tentang
Base lIII, adalah salah satu metode pendekatan penghitungan modal (capital
requirements) yang ditetapkan dilakukan melalui tiga step sebagai berikut :
(1). Menempatkan semua instrument dalam rangka merumuskan keranjang aset
(asset buckets) sampai asset itu memerlukan pemilahan,
(2). Menghitung masing masing beban keranjang modal (capital buckets)
dengan menggunakan bobot risiko dan korelasi korelasinya yang ditetapkan
otoritas pengawasan bank
(3) Menjumlahkan keranjang menggunakan suatu metode yang disediakan oleh
otoritas pengawasan bank, dalam rangka menetapkan kebutuhan modal
Tiga garis pertahanan dalam Praktik Manajemen Risiko Operasional yang sehat
(Sound Practise Operational Risk Management ).
Adalah tiga hal yang menjadi dasar sebagai benteng pertahanan dalam
pelaksanaan praktik manajemen risiko operasional yang sehat yang di tetapkan
oleh Bank for International Settlement, yaitu :
Business line management
Dalam praktik industry perbankan garis pertahanan pertama adalah line
management itu sendiri. Artinnya dalam praktik manajemen risiko operasional
yang sehat diakui bahwa line management bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi dan mengelola semua risiko yang inherent dalam semua produk ,
kegiatan dan system yang akuntabel
2
of duties) serta independent review terhadap fungsi fungsi dan proses. Pada
bank bank yang lebih besar, CORF mempunyai struktur pelaporan yang
independen terhadap risiko yang dapat terjadi pada business line, dan
bertanggung jawab terhadap perancangan (design) , pengembangan
(development) yang terus menerus dari kerangka kerja risiko operasional dalam
suatu bank. Fungsi ini dapat mencakup pengukuran (measurement) , proses
pelaporan, komite risiko dan pertanggung jawaban terhadap laporan kepada
Komisaris. Fungsi kunci dari CORF merupakan pengujian bagi business line ,
input bagi , output dari manajemen risiko bank , pengukuran risiko dan system
pelaporan. CORF hendaknya mempunyai pegawai terlatih yang cukup (sufficient)
tentang manajemen risiko operasional, yang secara efektif diarahkan untuk
berbagai tanggung jawab.
3
An independent review.
Trading Book.
Adalah seluruh posisi instrumen keuangan dalam neraca dan rekening
administratif termasuk transaksi derivatif yang dimiliki untuk:
a.tujuan diperdagangkan dan dapat dipindahtangankan dengan bebas atau
dapat dilindung nilai secara keseluruhan, baik dari transaksi untuk
kepentingan sendiri (proprietary positions), atas permintaan nasabah
maupun kegiatan perantaraan (brokering), dan dalam rangk pembentukan
pasar (market making), yang meliputi:
1)posisi yang dimiliki untuk dijual kembali dalam jangka pendek;
2)posisi yang dimiliki untuk tujuan memperoleh keuntungan jangka
pendek secara aktual dan/atau potensial dari pergerakan harga(price movement);
atau
3) posisi yang dimiliki untuk tujuan mempertahankan keuntungan arbitrase
(locking in arbitrage profits);
b. tujuan lindung nilai atas posisi lainnya dalam Trading Book.
Tranching (dalam Credit Risk Transfer).
Tranching merupakan proses yang digunakan dalam instruments portofolio dan
transaksi-transaksi seperti CDO (Collateralised Debt Obligations) dan CLN
(Credit Link Notes) untuk melakukan re-engineer profil risiko/hasil (risk/return
profile) terhadap suatu pool dari aset atau eksposur risiko kredit kedalam
beberapa klasifikasi dengan perbedaan tingkat senioritas nya terhadap
kemungkinan bangkrut atau penetapan waktu default nya.
Dikenal beberapa tingkatan tranchesebagai berikut :
o Equity tranche adalah tranche yang paling rendah tingkatnya (berarti
risikonya paling tinggi) dalam struktur modal. Dia menanggung risiko pertama
terhadap keterlambatan pembayaran dan gagal bayar . Tergantung pada kualitas
perkreditan dan keragaman aset , ukuran (size) dari equity tranche bervariasi
antara 2 % s/d 15 % dari struktur modal. Equity tranche tidak di-rating
o Mezzanine trancheadalah tranche berikutnya yang lebih senior. Investor pada
mezzanine tranche memperoleh proteksi dari equity tranche dan hanya akan
dibebani kerugian apabila equity tranche sudah terpakai. Sebagian besar
mezzanine tranche memperoleh rating investment grade .
o Senior tranche adalah tranche yang lebih tinggi tingkatannya dari tranche
lainnya. Dengan demikian investor pada senior tranche hanya akan dibebani
apabila equity tranche serta mezzanine tranche telah terpakai semua. Senior
tranche bahkan sering mencapai rating AAA.
Klasifikasi tranche dapat juga menggunakan nama super senior tranche ; senior
tranche dan equity tranche
Transaction Limit.
Adalah penetapan maksimum trading yang dapat dilakukan dealer agar tidak
terjadi kerugian karena over trading. Penetapan limit ini didasarkan pada
kemampuan dan pengalaman dari dealer yang bersangkutan
Validasi (Validation ) dalam credit rating system.
Validasi adalah aspek yang fundamental dari IRB Approach yaitu untuk menguji
kesesuaian dan ketepatan system rating yang digunakan bagi bank yang
bersangkutan. IRB Approach adalah salah satu alternatif dalam penghitungan
Risiko Kredit dalam rangka penetapan CAR . Lihat Basel II.
Dalam konteks system rating validasi mencakup suatu skala (range) daripada
proses dan aktivitas yang memberikan kontribusi dalam menilai apakah asesmen
yang dilakukan dalam sistem rating sudah secara cukup memberikan pembedaan
terhadap risiko, dan apakah penaksiran terhadap komponen-komponen risiko
(seperti PD , LGD , dan EAD) telah secara tepat (appropriately) menunjukkan
karakteristik dari aspek-aspek risiko yang relevan. Berikut ini beberapa prinsip
dalam pelaksanaan validasi :
Prinsip 1.
Validasi menjadi dasar dalam melakukan asesmen terhadap kemampuan
melakukan prediksi terhadap estimasi risiko pada suatu bank serta penggunaan
rating dalam proses perkreditan.
Validasi harus difokuskan pada ; asesmen mengenai akurasi estimasi risiko bank
kedepan (forward looking ), proses pengerjaan estimasi , kecukupan pengawasan
dan prosedur pengendalian ; untuk meyakini akurasi atas estimasi kedepan akan
sesuai .
Prinsip 2.
Pelaksanaan validasi merupakan tanggung jawab bank
Hal ini untuk menegaskan bahwa kebenaran validasi bukanlah tanggung jawab dari
Otoritas Pengawasan Bank, walaupun otoritas melakukan review yang mungkin
mengeceknya dengan cara tersendiri.
Prinsip 3
Validasi adalah suatu proses yang berkesinambungan/ terus menerus.
Dalam konteks ini bank dan Otoritas perlu terus menerus berdialog tentang
keunggulan dan kelemahan dari sistem rating dan validasinya yang dilaksanakan
suatu bank.
Prinsip 4.
Metode dalam Validasi tidak hanya satu.
Beberapa tools dalam validasi (misalnya , backtesting , benchmarking , replication
dsb) mungkin secara spesifik sangat berguna, namun tidak terdapat tool yang
secara universal dapat digunakan untuk semua portofolio pada semua bank.
Prinsip No. 5
Validasi harus mencakup elemen-elemen baik kuantitatif maupun kualitatif
Walaupun sebagoian prosesnya murni merupakan pekerjaan teknikal /
matematikal dimana hasilnya dibandingkan dengan taksiran menggunakan teknik
statistik dan bahkan cara tersebut merupakan cara yang dominan , namur tidak
cukup hanya difokuskan pada perbandingan prediksi dengan hasil. Penting juga
untuk melakukan asesmen terhadap komponen dari rating system ( data, model
dsb) serta struktur dan proses yang dicakup dalam sistem rating. Hal ini meliputi
asesmen terhadap pengendalian (termasuk indpendensi), dokumentasi,
penggunaan secara internal , serta faktor-faktor kualitatif lainnya yang relevan.
Prinsip No. 6
Proses Validasi serta hasilnya merupakan subjek pemeriksaan secara independen.
Review terhadap proses validasi harus dilakukan oleh pihak yang tidak terlibat
dalam pengerjaanya , antara lain oleh Internal Auditor baik menggunakan
internal technical expert maupun pihak ketiga yang independen . Namur Internal
audit mempunyai tanggung jawab terhadap pengawasan (oversight responsibility)
untuk meyakini bahwa rancangan dan implementasi proses validasi sudah efektif.
(3)
(Sumber : Bank for International Settlement)
Value at Risk (VAR).
Adalah salah satu alat (tools) yang lazim dan banyak digunakan untuk mengukur
ISTILAH PERKREDITAN
Account Officer.
Adalah petugas bank (umumnya pegawai staf) yang menangani urusan yang
berkaitan dengan kegiatan pencarian dana atau pemberian kredit. Berhubung
tugas Account Officer terkait langsung dengan kegiatan Marketing, sering
digunakan istilah lain seperti Marketing Officer atau Staf Marketing. Account
Officer yang menangani perkreditan sering disebut Loan Officer.
Account officer lazimnya menangani atau melayani nasabah tertentu secara
tetap dalam periode tertentu. Dengan demikian yang bersangkutan mengetahui
kebutuhan atau karakter/hal-hal khusus yang perlu diperhatikan mengenai
rekening nasabah-nasabah tertentu.
Advance Payment Bond.
Adalah Bank Garansi yang diterbitkan untuk menjamin pembayaran uang muka
yang diberikan oleh Pengguna Jasa kepada Penyedia Jasa (kontraktor) suatu
proyek konstruksi.
Lazimnya advance payment bond diberikan sebesar 20% dari nilai kontrak kerja
konstruksi yang bersangkutan. Apabila kepada Penyedia Jasa Konstruksi
(kontraktor) diberikan fasilitas kredit, maka jumlah advance payment bond
tersebut harus di kurangi dari perhitungan kebutuhan Kredit Modal Kerja Jasa
Konstruksi yang bersangkutan.
Agunan.
Adalah jaminan tambahan yang diserahkan Nasabah Debitur kepada bank dalam
rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah.
Agunan Tunai.
Adalah agunan berupa Giro, Deposito atau tabungan yang di blokir oleh bank.
Istilah lainnya adalah cash Collateral.
Akad Kredit atau Perjanjian kredit.
Adalah perikatan antara bank dengan debitur tentang pemberian kredit oleh
bank kepada debitur yang berisikan antara lain jumlah kredit, masa laku kredit,
suku bunga, jaminan yang diserahkan, kewajiban debitur dalam pembayaran pokok
pinjaman dan bunga, denda dan syarat-syarat lainnya.
Aplikasi Kredit.
Adalah usulan pemberian kredit untuk nasabah dari Cabang bank kepada Kantor
Pusatnya yang berisi analisa kredit, limit kredit yang diusulkan, persyaratan
serta rekomendasi dari cabang.
Aplikasi kredit diajukan sesuai kewenagan memutus sehingga kredit wewenang
Kantor Pusat diajukan kepada Kantor Pusat dan kredit wewenang Kantor Wilayah
diajukan kepada Kantor Wilayah. Analisa Kredit yang menjadi wewenang Kepala
Cabang Bank disusun dalam Nota Analisa yang fungsinya sama dengan aplikasi
kredit.
APT (Akta Pemberian Tanggungan).
Adalah jaminan pemilik atau pengurus perusahaan untuk menanggung hutang
kepada bank atas nama perusahaan secara pribadi. Artinya disamping jaminan
yang telah diserahkan oleh perusahaan, bank juga dapat meminta jaminan pribadi
dari pengurus atau pemilik perusahaan. Akta dibuat notaril sebagai Akta
Pemberian Tanggungan yang berisikan keterikatan pemilik atau pengurus untuk
menjamin pelunasan kredit dengan harta pribadinya. Lazimnya APT dikenakan
kepada debitur yang jaminannya kurang mencukupi dan pemilik merangkap
pengurus perusahaan (key person).
Arranging Bank.
Adalah bank yang mengatur pembiayaan bersama terhadap suatu debitur.
Tugasnya adalah mempertemukan bank-bank dan lembaga keuangan yang akan
memberikan pembiayaan terhadap suatu debitur, merundingkan persyaratannya,
share masing-masing partisipan dan persyaratan lainnya, setelah itu
membicarakan syarat-syarat pembiayaan kepada calon debitur. Lazimnya
arranging bank bertindak sebagai agent mewakili kepentingan semua anggota
sindikasi dalam pelaksanaan atau realisasi pembiayaan serta dalam berhubungan
dengan debitur. Untuk tugasnya sebagai arranger, arranging bank memperoleh
arranging fee.
Bank Garansi.
Adalah jaminan dari bank bahwa bank akan membayar sejumlah uang tertentu
kepada penerima jaminan apabila pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi).
Ada tiga bentuk Garansi Bank yang dikelompokkan sebagai berikut:
a.Garansi dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank yang mengakibatkan
kewajiban membayar terhadap penerima garansi apabila pihak yang dijamin
cidera janji.
b.Garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya atas surat-surat
berharga seperti aval dan endosemen dengan hak regres yang dapat menimbulkan
kewajiban membayar bagi bank apabila pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi).
c.Garansi lainnya yang terjadi karena perjanjian bersyarat sehingga menimbulkan
kewajiban finansil bagi bank.
Istilah lain untuk Bank Garansi atau Garansi Bank adalah Jaminan Bank.
Billing Statement.
Adalah ringkasan semua kegiatan yang dilakukan melalui rekening pada suatu
periode yang ditetapkan (umpama satu bulan) yang disebut satu billing cycle.
Billing cycle adalah periode yang dicakup dalam suatu billing statement. Dalam
billing statement dicatat semua pembayaran, pembelian , pengenaan biaya , bunga
, denda dan transaksi-transaksi lainnya. Istilah ini lazim digunakan pada kartu
kredit
BIK (Biro Informasi Kredit).
Adalah suatu lembaga yang menjadi pusat informasi kredit terpercaya yang
mengacu kepada standard internbasional (a world class credit bureau ) . Misi
yang hendak dikembangkan BIK adalah mengelola dan menyediakan layanan
informasi kredit yang langkap, akurat , kini dan utuh (LAKU). Lembaga ini
mengembangkan system perkreditan untuk mendukung tercapainya stabilitas
sistem keuangan.
Produk BIK mencakup penyediaan jasa informasi kepada konsumen individual
(consumer report ) serta value added service lainnya. Jasa BIK tidak hanya
dimanfaatkan oleh lembaga keuangan melainkan juga oleh nasabah bank itu
sendiri.
Informasi yang akurat dan komprehensif dari BIK akan membantu bank
menurunkan risiko kredit bermasalah dikemudian hari. Selain itu ketergantungan
bank kepada agunan konvensional bisa dikurangi karena track record calon
debitur sudah diketahui. Yang tak kalah pentingnya adalah penyediaan informasi
ini akan membuat proses kerja dan biaya operasional lebih efisien.
Keanggotaan BIK terdiri dari lembaga-lembaga keuangan seperti Bank Umum
,BPR ,Penyelenggara Kartu Kredit selain bank dan lembaga keuangan bukan bank
(LKBB) . Lembaga-lembaga tersebut harus menjadi pelapor aktif SID (Sistem
Informasi Debitur Lihat SID). Keanggotaan Bank Umum , BPR dan Lembaga
Penyelenggara Kartu Kredit selain bank bersifat wajib sedangkan keanggotaan
LKBB bersifat sukarela
Bunga (Interest).
Adalah harga yang dibayar untuk pemakaian uang untuk suatu periode waktu
tertentu. Bunga ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari uang yang
dipakai dengan jangka waktu satu tahun (p.a atau per-annum).
Istilah yang lazim digunakan lainnya adalah Interest. Apabila bunga
diperhitungkan dimuka maka istilah yang digunakan adalah diskonto(discount).
Cara perhitungan bunga/diskonto pada umumnya dilakukan sesuai persyaratan
pinjaman /surat berharga/deal antara peminjam dengan lender, diantaranya
sbb :
Simple Interest :
Pada maturity date , lender akan menerima pembayaran kembali sebesar pokok +
bunga (bunga dibayar dibelakang).Rumus yang digunakan adalah :
i = (P x r x t )/ (360 x 100)
Discount (Diskonto) :
Bunga diterima lender pada saat transaksi (value date) , yaitu mengurangi dana
yang diserahkan sebesar bunga. Pada maturity date, lender akan menerima
dananya sebesar principal (pokok). Cara perhitungan ini lazim digunakan antara
lain pada SBI dan SUN.
Terdapat 2 (dua) cara perhitungan ;
Simple Discount : i = (P x r x t )/ (360 x 100)
Piutang. Piutang dapat dialihkan dengan Kuasa Penagihan yang dapat dilakukan
dibawah tangan maupun secara Notaril, sepanjang tidak bertentangan dengan
persyaratan yang diatur dalam perjanjian utang piutang antara pihak Yang
berutang dengan krediturnya.
C of credit ( 5 Cs of credit ).
Adalah kriteria yang perlu dinilai terhadap pemohon kredit sebelum diberikan
persetujuan (atau penolakan) terhadap permohonan atau perpanjangan suatu
fasilitas kredit.
Kriteria tersebut adalah:
1.Charakter (karakter).
Menyangkut karakter atau watak dari calon debitur. Harus di yakini bahwa calon
debitur tidak mempunyai watak yang menyimpang, jujur dan diyakini bukan
seorang yang suka ingkar janji, suka bohong apalagi seorang penipu.
2.Capacity (kemampuan.)
Dikaitkan dengan Kemampuan perusahaan dalam arti kemampuan Produksi,
Kemampuan untuk menghasilkan laba, Kemampuan untuk membayar kembali kredit
yang diberikan.
3.Capital (Modal).
Kredit yang diberikan adalah untuk mencukupi kebutuhan pembiayan, jadi bukan
membiayai seluruh kebutuhan nasabah. Kredit bank hanya tambahan dana
sehingga nasabah sendiri harus mempunyai Modal (Pembiayaan sendiri untuk
setiap kebutuhan yang memerlukan pembiayaan).
4.Condition of Economy (Keadaan ekonomi).
Keadaan ekonomi secara umum sangat menentukan keberhasilan suatu usaha atau
rencana pembiayaan. Keadaan ekonomi yang sedang baik memberikan harapan
akan keberhasilan suatu usaha dan sebaliknya kalau keadaan ekonomi sedang lesu
atau resesi, tingkat keberhasilan tentunya lebih rendah dan dapat berujung pada
kegagalan.
5.Collateral (Jaminan atau Agunan).
Kredit yang diberikan bank perlu di amankan dengan Jaminan (agunan), sehingga
apabila suatu usaha mengalami kegagalan masih ada jaminan yang menjadi Cover
untuk pengembalian kredit bank.
Commitment Letter.
Adalah surat pernyataan yang diterbitkan oleh bank yang menyatakan bahwa
bank akan memberikan suatu fasilitas pembiayaan atau fasilitas lainnya apabila
pemegang Commitment Letter yang bersangkutan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan. Commitment Letter dibuat berdasarkan niat baik (in a good faith)
dan bersifat komersil dan belum merupakan dokumen yang definitif. Untuk dapat
mencapai maksudnya, nasabah harus memenuhi persyaratan yang diperlukan dan
melaksanakan transaksi yang dikemukan dalam Commitment Letter sesuai
dengan maksud penerbitan surat tersebut. Commitment Letter juga dapat
dikeluarkan oleh suatu Leasing Company sebagai pernyataan atau jaminan bahwa
Leasing Company tersebut akan memberikan pembiayaan Sewa Beli suatu barang
modal.
Compound Interest.
Adalah cara perhitungan bunga yang tidak hanya didasarkan pada pokok pinjaman
melainkan berdasarkan pokok pinjaman serta bunganya yang telah jatuh tempo.
Istilah lainnya adalah Bunga berbunga
Cover Note.
Adalah pemberitahuan tertulis dari perusahaan asuransi yang menyatakan bahwa
barang-barang yang di asuransikan telah ditutup pertanggungannya oleh
perusahaan asuransi yang bersangkutan. Cover note merupakan penegasan
sementara dari perusahaan asuransi tersebut sebelum polis atau sertifikat
asuransi dikeluarkan
Credit Bureau (Biro Kredit).
Adalah suatu agency yang melakukan penelitian terhadap informasi kredit
(credit information) , memelihara file yang lengkap tentang orang/perusahaan
(nasabah) yang memperoleh fasilitas kredit dari bank maupun calon nasabah bank
yang mengajukan kredit. Credit Bureau ini menjadi sumber informasi tentang
kredibilitas suatu nasabah/calon nasabah. Hal ini sudah lazim di Luar Negri a.l. di
AS. Dikebanyakan negara Eropah , istilah ini lebih populer dengan istilah Credit
Data Lainnya
misalnya :
-Satu perusahaan bertindak sebagai penjamin kredit yang diterima badan usaha
lainnya.
-Satu perusahaan memberikan pinjaman subordinasi atau jenis kredit lain kepada
perusahaan lainnya .
Debitur inti
Adalah debitur individual maupun grup inti di luar pihak terkait dengan kriteria
sebagai
berikut:
1) bagi Bank yang memiliki total aset sampai dengan Rp1.000.000.000.000,00
(satu triliun rupiah) meliputi 10 (sepuluh) debitur/ grup besar.
2) bagi Bank yang memiliki total aset lebih besar dari Rp1.000.000.000.000,00
(satu triliun rupiah) sampai dengan Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun
rupiah) meliputi 15 (lima belas) debitur/ grup besar.
3) bagi Bank yang memiliki total aset lebih besar dari Rp10.000.000.000.000,00
(sepuluh triliun rupiah) meliputi 25 (dua puluh lima) debitur/grup besar.
Debt to equity Ratio.
Adalah rasio atau perbandingan antara hutang suatu perusahaan dengan
kekayaan milik sendiri (equity) dari perusahaan tersebut. Rasio ini untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajibannya dengan
kekayaannya (solvabilitas) dan untuk menilai komposisi pembelanjaan perusahaan
antara modal dari luar (pinjaman) dengan modal sendiri. Restrukturisasi suatu
perusahaan dapat di lakukan dengan mengubah komposisi tersebut antara lain
dengan memperkecil pembiayaan dari luar dengan merubah (sebagian) hutang
menjadi equity (debt to equity swap) agar beban bunga menjadi lebih kecil
sehingga berada dalam batas yang sanggup dipikul oleh perusahaan. Terminology
lain untuk rasio diatas adalah Financial Gearing / Leverage. Pada Perbankan
Syariah , istilah yang digunakan adalah Financing to Deposit Ratio atau FDR.
Default.
Adalah kegagalan debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan
perjanjian atau akad kredit / komitmen lainnya yang ditanda-tangani bersama.
Dalam Basel II, nasabah (obligor) dikategorikan default apabila :
1.Tidak mau membayar kewajibannya secara penuh (hutang pokok , bunga dan fee
lainnya)
2.Terjadinya kerugian kredit dikaitkan dengan ketidak mampuan
nasabah(obligor) dalam memenuhi kewajibannya seperti propisi khusus tertentu ,
adanya restrukturisasi hutang karena tertundanya pembayaran angsuran pokok,
bunga dan fee, atau
3.Kewajiban nasabah (obligor) telah jatuh tempo lebih dari 90 hari dari
perjanjian
4.Nasabah (obligor) dinyatakan bangkrut atau proteksi lain yang dilakukan
sehingga pemenuhan kewajiban tidak terlaksana
DIN (Debtor Identification Number).
Adalah identitas untuk seorang debitur yang unik dan tunggal , yang akan
digunakan oleh semua bank sebagai identitas debitur sehingga setiap bank dapat
meng-akses informasi debitur tertentu dengan lengkap termasuk detail fasilitas
dari bank lain yang tercatat di Sistem Informasi Debitur. Keberadaan DIN tidak
terpisahkan dari realisasi pembentukan BIK (Biro Informasi Kredit ). Lihat
BIK (Biro Informasi Kredit)
Discount Rate (Tingkat Diskonto).
Adalah istilah umum untuk bunga yang dibayar dimuka yang merupakan sukubunga
yang dihitung pada future cash flow guna mendapatkan nilai sekarang (net
present value) dari suatu investasi . Pemilihan tingkat diskonto (tinggi rendahnya
) merupakan refleksi dari risiko suatu investasi / proyek.
Down Payment (DP) atau Uang Muka.
Istilah ini berkaitan dengan pemberian Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) oleh
Bank. Down Payment adalah pembayaran dimuka atau uang muka secara tunai
yang sumber dananya berasal dari debitur (self financing) dalam rangka
pemnbelian kredit kendaraan bermotor secara kredit.
DP ditetapkan sebagai persentase tertentu dari harga kendaraan bermotor yang
dibiayai oleh Bank. Bank Indonesia menetapkan besarnya DP sebagai berikut
menetapkan :
1)
roda empat atau lebih yang digunakan untuk keperluan produktif , apabila
memenuhi salah satu syarat sebagai berikut :
a.
Merupakan kendaraan yang memiliki izin untuk angkutan orang atau barang
Diajukan oleh perorangan atau badan hokum yang memiliki izin usaha
pejabat bank yang berwenang.. Pada Bank Syariah , istilah yang digunakan adalah
DPPP atau DP3 , yaitu Daftar Pengecekan Pencairan Pembiayaan.
EBIT (Earning Before Interest and Taxes ).
Adalah Laba Perusahaan sebelum memperhitungkan pembayaran Bunga Bank ,
serta pembayaran Pajak.
Angka EBIT sangat berguna bagi Bank dalam menganalisa kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan (performance), yang merupakan dasar bagi bank
dalam pemberian fasilitas dan kebijakan-kebijakan yang akan diambil bank dalam
reschedulling dan restrukturisasi kredit suatu nasabah.
Apabila Laba yang dimaksud juga sebelum dimasukkan perhitungan Depresiasi
dan Amortisasi , maka disebut EBITDA , yaitu Earning Before Interest , Taxes ,
Depreciation and Amortisation.
Factoring.
Adalah cara pembiayaan dengan mengambil alih piutang suatu perusahaan dengan
memperhitungkan bunga dan fee pengambil-alihan.
Contoh :
Suatu perusahaan mempunyai piutang pada suatu perusahaan berupa wesel yang
akan jatuh tempo 30 hari yang akan datang senilai Rp.100.000.000,Wesel diambil-alih setelah diendos dengan mengenakan bunga 2% sebulan dan
Fee sebesar 0,25% atau Rp.250.000,Sehingga bunga + fee berjumlah Rp.2.250.000,Jumlah yang dibayar kepada nasabah Rp.97.750.000,Karena debitur masih bertanggung jawab terhadap wesel tersebut (ada
endosemen) maka factoring tersebut disebut Factoring without recourse.
Apabila risiko tidak terbayarnya tagihan ditanggung oleh kreditur, maka disebut
Factoring with recourse.
Dalam praktek factoring, piutang sering diwujudkan dengan postdated cheque
atau Bilyet giro yang dikosongkan penerimanya (Nama, No. rekening dan bank
penerima) yang akan diisi oleh pihak pemberi kredit.
Financial Ratios (Rasio-Rasio Keuangan).
Adalah rasio rasio yang ditarik dari angka-angka Laporan Keuangan (neraca dan
laba rugi) perusahaan yang dipakai sebagai alat dalam melakukan analisis
terhadap posisi dan performance keuangan dari suatu perusahaan . Rasio-rasio
tersebut memberikan gambaran atau sebagai ukuran tentang aspek-aspek
sebagai berikut :
Likuiditas (Liquidity) :
Sebagai ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo, yang diukur dari rasio-rasio sbb :
Current Ratio = Current Assets / Current Liability
Quick Ratio = (Cash + Account Receivables) / Current Liability
Working Capital = Current Assets - Cuirrent Liability
Keamanan (Safety ):
Sebagai indikator untuk melihat risiko bisnis yang mungkin dihadapi perusahaan,
yang diukur dari :
Debt to Equity Ratio = Total Liability / Share holders Equity
Debt Coverage Ratio = (Net Profit + Non Cash Expenses ) / Total Debt
Profitabilitas (Profitability)
Mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, yang diukur dari
rasio-rasio sbb :
COGS to Sales = Cost of Goods Sold / Sales.
Gross Profit Margin = Gross Profit / Total sales
Net Profit Margin = Net Profit / Total sales
ROE (Return on Equity)= Net Profit / Equity
ROA(Return on Assets) = Net Profit / Total assets
Efisiensi(Efficiency):
Merupakan indikator untuk menilai seberapa jauh efisiensi Perusahaan dalam
pengelolaan assets perusahaan , yang diukur dari rasio-rasio sbb:
Account Receivables Turn Over = Net Sales /Average Acct Receivables.
Inventory Turn Over = COGS /Average Inventory
Sales to Total Assets = Sales /Total Assets
Account Payable Turn Over = COGS /Average Account Payable.
Grace Period (Masa Tenggang).
Adalah jangka waktu antara saat pencairan (penggunaan) kredit sampai dengan
saat dimulainya pembayaran bunga atau pokok atau bunga dan pokok . Grace
Adalah produk dan/atau layanan yang dihasilkan oleh LPIP secara tertulis, lisan,
atau dengan metode lainnya, yang bersumber dari data kredit dan data lainnya
yang dimiliki oleh LPIP. Informasi Perkreditan yang dihasilkan oleh LPIP, baik
yang bersifat individual maupun agregat, memuat antara lain mengenai:
a. kelayakan Debitur atau Nasabah untuk memperoleh Penyediaan Dana;
b. rekam jejak reputasi Debitur atau Nasabah dalam memenuhi kewajiban
Penyediaan Dana;
c. kemampuan Debitur atau Nasabah untuk memenuhi kewajiban Penyediaan
Dana;
Intellectual Property.
Adalah hasil-hasil pekerjaan seperti program komputer ; chip designs; patents ,
dan copyright. Apabila dimiliki oleh nasabah debitur (client) , hal ini merupakan
assets yang paling penting yang mungkin dijadikan jaminan kepada lender secara
gadai .
Hukum tentang Intelectual Property sangat kompleks , dan tergolong delik
aduan, karena itu account officers harus memahami dan mencari advis hukum
(legal advice) dalam setiap situasi dimana Intelectual Property merupakan suatu
faktor dalam hubungan dengan Bank khusunya apabila Intelectual Property
adalah salah satu bentuk dari jaminan kepada Bank
Internal Rate of Return (IRR).
Adalah tingkat diskonto yang sama dengan nilai sekarang (present value) dari
suatu seri penerimaan kas (cash inflow) , misalnya pembayaran sewabeli (lease
payments) , pembelian opsi dsb, terhadap nilai sekarang (present value) dari
pengeluaran kas (cash outflow) sebagai biaya investasi . IRR merupakan metode
yang paling umum dalam menghitung hasil investasi (yields).
Izin Penarikan (IP).
Adalah batasan pemakaian kredit dikaitkan dengan jaminan utama (stock barang
dagangan atau produksi) untuk kredit Modal Kerja Perdagangan atau Produksi,
atau prestasi proyek pada KMK Jasa Konstruksi, atau Prestasi Pelaksanaan
Investasi pada Kredit Investasi.
Lazimnya Izin Penarikan ditetapkan dalam Surat Penegasan Persetujuan Kredit
kepada nasabah debitur yang bersangkutan. Izin Penarikan terkait dengan share
atau pangsa pembiayan bank kepada debitur.
Contoh :
IP untuk KMK Perdagangan = 60% x Stock barang dagangan (Rp.)
IP untuk KMK Produksi = 65% x Stock (bahan baku + jadi + hasil produksi)
IP KMK Jasa Konstruksi = 70% x Prestasi proyek (%) x Biaya Proyek (Rp.)
IP Kredit Investasi = S x P x B
Dimana :
S = Pangsa atau Share pembiayaan bank (% kredit bank terhadap biaya proyek))
P = Prestasi proyek investasi (%)
B = Biaya Proyek.(Rph)
Batas tertinggi dari IP adalah sebesar limit kredit.
Jaminan Bank Indonesia.
Istilah ini berkaitan dengan penerbitan Jaminan BI, Bank Persero, BPD untuk
pinjaman luar negeri. Jaminan Bank Indonesia adalah kewajiban Bank Indonesia
untuk membayar kepada bank yang berkedudukan diluar negeri, dan atau kantor
cabang dari bank yang berkedudukan diluar negeri, dan atau bank yang mayoritas
sahamnya dimiliki oleh pihak asing, dalam hal bank yang melakukan pinjaman luar
negeri dan atau yang melakukan pembiayaan perdagangan internasional melakukan
wan prestasi.
Jaminan Fidusia.
Jaminan Fidusia merupakan perjanjian ikutan dari suatu perjanjian pokok yang
menimbulkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi suatu prestasi. Dan
Jaminan Fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu Penerima Fidusia
dan/atau lebih dari satuan atau jenis benda. Jika tidak diperjanjikan lain,
jaminan fidusia meliputi :
a. Hasil dari benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia
b. Klaim asuransi dalam hal benda yang menjadi objek jaminan fidusia
diasuransikan.
Pengalihan hak atas piutang yang dijamin dengan fidusia mengkibatkan beralihnya
demi hukum segala hak dan kewajiban Penerima Fidusia kepada kreditor baru.
Dan pembeli benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia yang merupakan benda
persediaan, bebas dari tuntutan meskipun pembeli tersebut mengetahui tentang
adanya jaminan Fidusia itu, dengan ketentuan pembeli telah membayar lunas
benda tersebut dengan harga pasar. Jaminan fidusia hapus karena :
a) Hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia
b) Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima Fidusia; atau
c) Musnahnya benda yang menjadi objek jaminan Fidusia. Mengenai musnahnya
benda ini tidak menghapuskan klaim asuransi dalam hal benda yang menjadi objek
tersebut diasuransikan.
Kebijaksanaan Perkreditan Bank (KPB).
Adalah aturan tertulis tentang kebijaksanaan bank yang merupakan panduan bagi
bank dalam pelaksanaan perkreditan yang baik dan sehat serta menguntungkan.
Dengan KPB yang di bakukan diharapkan bank dapat menerapkan azas-azas
perkreditan yang sehat secara lebih konsisten dan ber-kesinambungan, karena
telah mengandung standar dalam proses pemberian kredit dan mengandung unsur
pengawasan pada semua tahapan dalam proses pemberian kredit.
KPB wajib memuat secara jelas dan tegas adanya prinsip kehati-hatian dalam
perkreditan, tatacara penilaian kualitas kredit dan profesionalisme serta
integritas pejabat perkreditan. Dalam KPB harus ditetapkan pokok-pokok
mengenai tatacara pemberian kredit kepada pihak terkait dengan bank, dan
debitur-debitur besar tertentu, kredit yang mengandung risiko yang tinggi,
serta kredit yang perlu dihindari. KPB dibuat berdasarkan petunjuk yang
disampaikan Bank Indonesia dalam PPKPB (Pedoman Penyusunan Kebijaksanaan
Peerkreditan Bank).
Kelompok Debitur.
Adalah sejumlah debitur yang satu sama lain mempunyai kaitan dalam hal
kepemilikan, kepengurusan, dan/atau hubungan keuangan sebagaimana diatur
dalam ketentuan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit yang berlaku.
lihat Debitur Grup.
Kelompok Pengusaha Kecil atau Pengusaha Mikro.
Adalah kumpulan dari pengusaha kecil perorangan atau pengusaha mikro
perorangan yang dibentuk atas dasar kebutuhan bersama yang bertujuan untuk
memperkuat anggotanya dalam permodalan.
Kewajiban Kontinjensi (Contingent Liability).
Kewajiban kontinjensi adalah kewajiban bank yang timbul karena menjamin
sesuatu transaki, karena itu kewajiban kontinjensi merupakan kewajiban yang
belum pasti. Kepastian atas kewajiban tersebut tergantung pada kondisi tidak
terealisirnya transaksi yang dijamin.
lihat Bank Garansi
Kewajiban Pihak Terkait.
Adalah tagihan kepada Pihak Terkait baik yang tercatat dalam pembukuan (on
balance sheet) maupun yang tidak tercatat dalam pembukuan (off balance sheet)
pada Neraca Bank Take Over Peserta. Rekapitalisasi.
kredit antara Rp.300 juta sampai dengan Rp.500 juta. Kredit diberikan dengan
persyaratan antara lain harus disalurkan dalam waktu sebulan setelah diterima
dari Bank Indonesia dan maksimum kredit untuk masing-masing debitur BPR
adalah Rp.15 juta. (Setelah Undang-Undang RI No.23 tahun 1999 diberlakukan,
BI tidak memberikan kredit lagi).
Kolektibilitas Kredit.
Adalah penggolongan kredit menurut kualitas kredit yang bersangkutan.
Terdapat 5 (lima) golongan kredit sesuai kualitasnya sebagai berikut :
1. Kredit Lancar (Pass)
2. Kredit Dalam Perhatian Khusus (Special Mention)
3. Kredit Kurang Lancar (Sub Standard)
4. Kredit Diragukan (Doubtful)
5. Kredit Macet (Loss)
Bank Indonesia menetapkan kriteria terhadap penggolongan kredit tersebut
melalui SE BI No.30/16/UPPB tanggal 27 Februari 1998.
Komite Kredit (KK).
Adalah komite operasional yang membantu direksi bank dalam mengevaluasi dan
atau memutuskan permohonan kredit untuk jumlah dan jenis kredit yang
ditetapkan oleh direksi. Keanggotaan Komite Kredit ditetapkan oleh direksi
sesuai kebutuhan masing-masing bank.
Tugas KK
Sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Memberikan persetujuan atau penolakan kredit sesuai dengan batas
wewenang/jenis kredit yang ditetapkan oleh direksi.
b. Melakukan koordinasi dengan ALCO (Asset and Liability Committee) dalam
aspek pendanaan perkreditan.
Tanggung Jawab KK
Tanggung jawab KK sekurang-kurangnya meliputi :
a. Melaksanakan tugasnya terutama dalam kaitannya dengan pemberian
persetujuan kredit berdasarkan kemahiran profesionalnya secara jujur,
objektif, cermat dan seksama.
b. Menolak permintaan dan atau pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan
Kredit Konsumsi.
Adalah kredit yang diberikan bank untuk pembiayaan kebutuhan yang bukan
bersifat produktif, seperti untuk pembelian rumah tinggal, kendaraan bermotor,
peralatan rumah tangga (durable goods), keperluan biaya pernikahan dan
sebagainya.
Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI).
Adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat dalam rangka menunjang program pemerintah, beberapa
diantaranya adalah :
KL PKM (Kredit Likuiditas Proyek Kredit Mikro).
KL KMK BPR (Kredit Likuiditas Program Kredit Modal Kerja Bank Indonesia
dalam rangka pengembangan Bank Perkreditan Rakyat).
PL PMK BPRS (Pembiayaan Likuiditas pembiayan Modal Kerja dalam rangka
pengembangan Bank Perkreditan Rakyar Syariah).
KL KPKM BPR (Kredit Likuiditas Kredit kepada Pengusaha Kecil dan
Pengusaha Mikro melalui Bank Perkreditan Rakyat.
KL KPKM BPRS (Kredit Likuiditas Kredit kepada Pengusaha Kecil dan
Pengusaha Mikro melalui Bank Perkreditan Rakyar Syariah).
Setelah diberlakukannya Undang-Undang RI No.23 tahun 1999, Bank Indonesia
tidak memberikan Kredit Likuiditas lagi.
Kredit Modal Kerja.
Adalah kredit jangka pendek untuk membiayai kebutuhan modal kerja usaha atau
proyek.
Kredit Paska Import (Post Import Financing/PIF).
Adalah kredit yang diberikan untuk membiayai pelunasan kekurangan
penyelesaian L/C import dari nasabah. Lazimnya pada saat pembukaan L/C
import, nasabah menyetor sebagian (persentase tertentu) sebagai margin
deposit, dan kekurangannya seharusnya diselesaikan pada saat dokumen import
tiba. Apabila nasabah belum dapat menyelesaikan kewajiban kekurangan setoran
atas L/C import yang bersangkutan, importir dapat mengajukan pembiayaan atau
kredit paska import yang sering di namakan PIF (Post Import Financing) kepada
bank. Kredit Paska Import adalah kredit jangka pendek yang harus di selesaikan
setelah barang import dijual oleh importir.
Kredit Pemilikan Rumah Sederhana dan Kredit Pemilikan Rumah Sangat
Sederhana.
Adalah kredit yang diberikan kepada masyarakat oleh bank untuk membiayai
pemilikan Rumah Sederhana (RS) dan Rumah Sangat Sederhana (RSS).
RS adalah rumah sederhana tidak bersusun dengan luas lantai bangunan 18 m2
(T-18), 21 m2 (T-21), 27 m2 (T-27), dan 36 m2 (T-36), sekurang-kurangnya
memiliki kamar mandi dengan WC dan ruang serba guna, yang dibangun diatas
tanah dengan luas kavling 60 m2 sampai dengan 200m2 dengan biaya
pembangunan per-m2 tertinggi untuk pembangunan rumah dinas tipe C yang
berlaku.
RSS adalah rumah tidak bersusun dengan luas lantai 21 m2 (T-21), 27 m2 (T-27),
dan 36 m2 (T-36) dan sekurang-kurangnya memiliki kamar mandi dengan WC dan
ruang serba guna, dengan biaya pembangunan per m2 sekitar setengah dari biaya
pembangunan per m2 tertinggi untuk RS.
Kredit Penerusan.
Disebutjuga Penerusan Kredit adalah kredit yang seluruh atau sebagian dananya
berasal dari pihak lain,dan bank dapat menanggung atau tidak menanggung risiko
atas kredit yang disalurkan. Penerusan kredit dibedakan menjadi :
a. Kredit Channeling (Channeling Loan). Lihat Kredit Channeling.
b. Kredit Executi ng. Lihat Kredit Executing.
c. Kredit Two Step Loans (TSL). Lihat Kredit Two Step Loans (TSL).
Kredit Pendukung atau Credit Enhancement (dalam sekuritisasi asset).
Adalah fasilitas yang diberikan kepada Penerbit EBA untuk meningkatkan
kualitas asset keuangan yang dialihkan dalam rangka pembayaran kepada
pemodal. Trdapat dua macam Kredit pendukung :
a. Kredit Pendukung berupa penanggung risiko pertama ( first loss facility)
teertentu yang disajikan dan dilaporkan oleh Pelapor kepada Bank Indonesia
menurut tatacara dan bentuk laporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Pelapor adalah Bank Umum , BPR , Penyelenggara Kartu Kredit selain Bank dan
Lembaga Keuangan bukan Bank yang meliputi kantor-kantor yang melakukan
kegiatan operasional , antara lain :
a. kantor pusat
b. kantor cabang
c. kantor cabang bank asing atau
d. kantor cabang pembantu bank asing yang menyampaikan laporan debitur.
Mengenai Laporan Debitur Bank Indonesia menetapkan antara lain hal hal
sebagai berikut :
Pelapor wajib menyampaikan Laporan Debitur kepada bank Indonesia secara
benar , lengkap , terkini dan tepat waktu
Laporan debitur wajib disampaikan setiap bulan untuk posisi akhir bulan
Pelapor bertanggung jawab terhadap isi dan ketepatan waktu penyampaian
Laporan Debitur wajib disusun sesuai dengan Buku Pedoman Penyusunan
Laporan Debitur yang ditetapkan Bank Indonesia.
Laporan Debitur meliputi informasi mengenai :
a. Debitur
b. Pengurus dan pemilik
c. Fasilitas Penyediaan Dana
d. Agunan
e. Penjamin
f. Laporan Keuangan Debitur.
Laporan Keuangan sebagaimana dimasud pada huruf f diatas hanya
diperuntukkan bagi debitur yang merupakan nasabah atau perusahaan atau badan
yang menerima fasilitas Penyediaan Dana sebesar Rp.5.000.000.000,00 (lima
milyar Rupiah ) atau lebih.
Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP).
Adalah berbagai lembaga keuangan mikro bukan bank yang didirikan atas
prakarsa pemerintahan Propinsi di tahun 1970 an dan 1980 an.. Ciri-ciri umum
LDKP adalah , mereka milik pemerintahan Propinsi / Kabupaten atau
pemerintahan desa, dan beroperasi ditingkat desa atau kecamatan. LDKP
memperoleh Izin atau diatur pemerintahan propinsi serta mendapat dukungan
teknis dan pengawasan dari Bank Pembangunan Daerah milik pemerintah daerah.
Sejumlah besar lembaga ini dikonversi menjadi BPR (Sejak Juni 2000) . Sisanya
bertahan sebagai Lembaga Perkreditan Desa (LPD) milik desa-desa adat di
Bali ;Badan Kredit Kecamatan (BKK) di Jawa Tengah , Lembaga Kredit Usaha
Rakyat Kecil (LKURK) di Jawa Timur, Lumbung Pitih Nagari (LPN) di Sumatra
Barat ; Badan Kredit Kecamatan (BKK) dan Lembaga Pembiayaan Usaha Kecil
(LPUK) di Kalimantan Selatan ; Lembaga Kredit Perkreditan Kecamatan (LPK) di
Jawa Barat dan Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) di Yogyakarta.
Lembaga Keuangan
Adalah lembaga yang melakukan kegiatan di bidang keuangan meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Adalah lembaga atau badan yang menghimpun dan mengolah data kredit dan data
lainnya untuk menghasilkan informasi perkreditan. Kegiatan usaha yang
dilakukan oleh LPIP terdiri dari:
a. menghimpun Data Kredit dan/atau Data Lainnya; dan
b. mengolah Data Kredit dan/atau Data Lainnya,
untuk menghasilkan Informasi Perkreditan.
Dalam melakukan kegiatan usaha LPIP dapat menghasilkan Informasi
Perkreditan berdasarkan kategori Debitur atau Nasabah, antara lain:
a. ritel (consumer);
b. komersial (commercial); dan/atau
c. usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Bank Indonesia dapat meminta LPIP untuk menghasilkan Informasi Perkreditan
berdasarkan kategori tertentu, untuk mendukung program dalam rangka
memajukan perekonomian Indonesia.
Lembaga Pembiayaan .
Perusahaan Pembiayaan
b.
c.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
Prinsip Syariah atau yang di persamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank
dengan nasabah yang bersangkutan.
Non Performing Loan (NPL).
Atau kredit bermasalah adalah kredit yang masuk dalam golongan 3 (Kurang
Lancar); 4 (Diragukan) dan 5 (Macet) dari 5 kolektibilitas kredit sesuai
penggolongan kredit yang ditetapkan Bank Indonesia (Lancar, Dalam Perhatian
Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet). NPL adalah kredit dengan
kolektibilitas sebagai berikut :
Kredit Kurang Lancar
Kredit Diragukan
Kredit Macet
Kredit yang digolongkan NPL adalah kredit yang memenuhi Kriteria sebagai
berikut:
Penggolongan:--------------------------Kriteria :---------------------Kredit Kurang Lancar
(Sub Standard) -------------------1.Terdapat tunggakan angsuran pokok
---------------------------------- dan/atau bunga yang telah melampaui 90
-------------------------------- hari; atau----------------------------------------------------------- 2.Sering tarjadi cerukan; atau------------------------------------------3.Frekwensi mutasi rekening relative
---------------------------------- rendah; atau-------------------------------------------------------4.Terjadi pelanggaran terhadap kontrak
--------------------------------- yang diperjanjikan lebih dari 90 hari;
--------------------------------- atau--------------------------------------------------------------------5.Terdapat indikasi masalah keuangan yang
--------------------------------- dihadapi debitur; atau-------------------------------------------------6. Dokumentasi pinjaman yang lemah
Kredit Diragukan :
(Doubtful)----------------------1.Terdapat tunggakan angsuran pokok
-------------------------------------- dan /atau bunga yang telah melampaui 180
------------------------------- hari; atau------------------------------------------------------------ 2.Terjadi cerukan yang bersifat permanen;
------------------------------- atau-------------------------------------
------------------------------- 3 Terjadi wanprestasi lebih dari 180---------------------------------- hari;atau------------------------------------------------------------ 4.Terjadi kapitalisasi bunga; atau--------------------------------------- 5.Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk
-------------------------------- perjanjian kredit maupun pengikatan------------------------------------ jaminan
Kredit macet :
(Loss)------------------------- 1.Terdapat tunggakan angsuran pokok
------------------------------- dan/atau bunga yang telah melampaui 270
------------------------------- hari; atau------------------------------------------------------------ 2.Kerugian operasional ditutup dengan----------------------------------- pinjaman baru; atau--------------------------------------------------- 3.Dari segi hukum maupun kondisi pasar,--------------------------------- jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai
------------------------------- wajar.--------------------------------NPL dapat diungkapkan dalam 2 cara :
NPL Gross adalah NPL sebelum dikurangi dengan PPAP yangbersangkutan,
sedangkan NPL Netto adalah NPL sesudah di kurangi dengan PPAP yang sudah
disisihkan untuk golongan kredit NPL tersebut
Nota Analisa Kredit.
Adalah analisa kredit yang dituangkan secara tertulis untuk menilai suatu
permohonan kredit di suatu cabang Bank. Analisa Kredit dibuat oleh Analis
Kredit atau Account Officer dicabang, di supervisi oleh Credit Manager / Kepala
Bagian Kredit dan di putuskan disetujui atau ditolak oleh Kepala Cabang bank
sesuai kewenangan yang ada.. Nota Analisa dapat pula dikaji ulang (review) oleh
Komite Kredit di Cabang (apabila Cabang mempunyai Komite Kredit) sebelum di
putuskan oleh Kepala Cabang. Analisa kredit yang bukan wewenang Cabang
lazimnya diteruskan kepada Kantor Pusat Bank dengan Aplikasi Kredit. Pada Bank
Syariah istilah yang digunakan adalah Nota Analisa Pembiayaan (NAP).
Obligor .
(1). Adalah istilah BPPN untuk penanggung jawab kelompok debitur yang
mempunyai hutang kepada Negara (BPPN) karena Kredit Macet maupun karena
Adalah realisasi biaya investasi yang melebihi rencana semula. Umpamanya suatu
proyek diperhitungkan biaya investasinya mencapai Rp.10 milyar, namun dalam
realisasinya ternyata mencapai Rp.11 milyar. Kelebihan realisasi sebesar Rp.1
milyar disebut sebagai over run cost. Dalam pemberian kredit investasi, over run
cost sering menimbulkan masalah, karena dimintakan pembiayaan tambahan
kepada bank yang memberikan Kredit Investasi sehingga dapat merubah share
atau pangsa pembiayaan bank apabila debitur tidak mempunyai dana lagi untuk
membiayai kekurangan tersebut.
Paripasu agunan kredit.
Adalah sistem pengikatan suatu jaminan berupa harta tetap yang dijadikan
jaminan atau agunan untuk beberapa fasilitas kredit yang diterima oleh beberapa
debitur, yang nilainya di kaitkan secara proporsional dengan masing masing kredit
yang diperoleh.
Contohnya sebagai berikut :
Harta tetap yang dijaminkan adalah suatu Bangunan Pabrik dan mesin-mesinnya
diatas tanah HGB dengan Nilai jaminan Rp.20 milyar.
Dijadikan jaminan untuk kredit yang diperoleh oleh beberapa perusahaan (grup)
sebagai berikut :
Debitur Limit Kredit
PT. AA Rp. 7 milyar
PT. BB Rp. 5 milyar
PT. CC Rp. 4 milyar
Total Rp. 16 milyar
Jaminan untuk PT. AA adalah (7/16 )x Rp.20 milyar = Rp. 8,75M
Jaminan untuk PT. BB adalah (5/16) x Rp.20 milyar = Rp. 6,25M
Jaminan untuk PT. CC adalah (4/16) x Rp.20 milyar = Rp. 5 M
Peleburan.
hukum memperoleh asset dan liabilitas dari PMV yang meleburkan diri dan
status badan hukum PMV yang meleburkan diri berakhir karena hukum.
Pemisahan.
Pengambilalihan.
Istilah ini berkaitan dengan ketentuan Pemerintah (Departemen Keuangan RI )
tentang Modal Ventura. Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan
oleh Badan Hukum atau orang perorangan untuk mengambil alih saham PMV yang
mengakibatkan peralihan pengendalian atas PMV tersebut.
Penggabungan.
.
Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan atas pemenuhan kewajiban
finansial Penerima Kredit dan / atau Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah
Penjaminan Ulang adalah kegiatan pemberian jaminan atas pemenuhan kewajiban
financial Perusahaan Penjaminan yang telah menjamin pemenuhan kewajiban
financial Penerima Kredit dan / atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah.
Penyediaan dana.
Adalah penanaman dana bank dalam bentuk :
a. Kredit
b. Surat berharga ,
c. Penempatan
d. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali
e. Tagihan akseptasi
f. Derivatif kredit (credit derivative)
g. Trnsaksi rekening adiministratif
h. Tagihan derivatif
i. Potencial future credit exposure
j. Penyertaan modal
k. Penyertaan modal sementara
l. Bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan huruf a s/d
k..
Penyertaan Modal Sementara.
Adalah penyertaan modal oleh Bank dalam Perusahaan Debitur untuk mengatasi
kegagalan kredit (debt to equity swap) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia yang berlaku , termasuk dalam bentuk surat utang konversi
(convertible bonds) dengan opsi saham (equity option) atau jenis transaksi
tertentu yang berakibat Bank memiliki atau akan memiliki saham pada
Perusahaan Debitur.
Perusahaan Debitur adalah perusahaan tempat Bank melakukan Penyertaan Modal
Sementara.
Lihat juga Debt to equity ratio
b.
dan /atau
c.
sharing)
Sesuai Keputusan Menetri Keuangan , diatur tentang permodalam PMV sebagai
berikut:
PMV wajib memenuhi ketentuan permodalan sebagai berikut :
a.
1.
Perusahaan Pembiayaan .
Adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakujkan Sewa Guna Usaha ;
Anjak Piutang , Pedmbiayaan Konsuumen , dan / atau uasaha Kartru Kredit
Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan meliputi :
a.
b.
B. Anjak Piutang
c.
d.
D. Pembiayaan konsumen
Adalah badan usaha yang didirikan khusus untuk melakukan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana pada proyek infrastruktur.
Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur meliputi :
a.
Infrastruktur
b.
Rsfinancing atas infrastruktur yang telah dibiayai pihak lain; dan /atau
c.
c.
d.
Struktur , danm/atau
e.
Adalah Badan Hukum yang bergerak di Bidang Keuangan dengan kegiatan usaha
pokok memberikan Penjaminan Ulang.
Adalah PKLN yang dilakukan oleh sebuah Bank sebagai penerima pinjaman dengan
2 (dua) atau lebih pemberi pinjaman baik secara langsung maupun melalui jasa
arranger, yang di dasarkan atas perjanjian kredit atau perjanjian lainnya
termasuk penerbitan obligasi, Floating Rate Notes (FRN), Floating Rate
Sertificate of Deposit (FRCDs), serta surat berharga sejenis di pasar uang dan
atau pasar modal perdana baik dalam negeri maupun luar negeri.
Pinjaman Luar Negeri (PLN) Bank.
Adalah semua bentuk pinjaman atau kewajiban Bank kepada bukan penduduk
dalam valuta asing maupun rupiah dan surat berharga dalam valuta asing yang
diterbitkan oleh Bank
PLN jangka pendek adalah PLN dengan jangka waktu sampai dengan 1 (satu)
tahun, serta giro , deposito , tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
PLN Jangka Panjang adalah PLN dengan jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun.
Bank dapat menerima PLN baik jangka pendek maupun jangka panjang dan dalam
menerima PLN bank wajib menerapkan prisip kehati-hatian . PLN Bank dapat
berupa :
1. pinjaman baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing dari Bukan Penduduk
yang dilakukan berdasarkan perjanjian pinjaman (loan agreement)
2. surat berharga baik rupiah maupun valuta asing yang diterbitkan dipasar
keuangam internasional
3. surat berharga , baik dalam rupiah maupun valuta asing yang dijual secara over
the counter (OTC) kepada bukan penduduk.
4. surat berharga dalam valuta asing yang diterbtkan di-pasar keuangan dalam
negeri
5. surat berharga valuta asing yang dijual secara OTC kepada bukan penduduk
6. kewajiban dalam bentuk giro , deposito , tabungan , kepada bukan penduduk
.baik dalam rupiah maupun valuta asing.
7. bentuk kewajiban dan surat berharga sebagaimana dimaksud dalam butir 1 s/d
6 berdasarkan prinsip syariah.
( Sumber : Bank Indonesia).
Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank (PLN Perusahaan).
Adalah semua bentuk pinjaman perusahaan dari bukan penduduk dalam valuta
asing maupun rupiah, surat berharga dalam valuta asing yang diterbitkan oleh
perusahaan, dan kewajiban lain kepada bukan penduduk dalam valuta asing
maupun rupiah, termasuk juga yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah.
(Prinsip syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas ajaran islam yang
penetapannya dilakukan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.)
Perusahaan Bukan Bank adalah:
a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN);
b. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);
c. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yang meliputi:
1) Perusahaan Publik ;
2) Emiten;
3) Perusahaan Penanaman Modal Asing;
4) BUMS lainnya dengan aset atau penjualan bruto selama 1 (satu) tahun
paling sedikit Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
Plafondering.
Adalah kapitalisasi bunga dan biaya bank yang tidak dapat dilunasi oleh nasabah
debitur. Biaya dan bunga tertunggak tersebut ditutup dengan menaikkan limit
kredit nasabah sehingga tunggakan tidak terlihat lagi karena telah berubah
manjadi kredit efektif (baki debet) atau tambahan hutang dalam batas limit
kredit yang baru.
Plafondering adalah salah satu teknik bank untuk menyamarkan kolektibilitas
kredit yang jelek supaya terlihat lebih bagus.
PLN Perusahaan Jangka Panjang.
Adalah PLN Perusahaan dengan jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun baik
langsung dari Kreditur atau pasar keuangan maupun tidak langsung melalui pihak
lain yang merupakan afiliasi maupun non afiliasi.
PLN Perusahaan Jangka Pendek.
Adalah PLN Perusahaan dengan jangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun, baik
langsung dari Kreditur atau pasar keuangan maupun tidak langsung melalui pihak
lain yang merupakan afiliasi maupun non afiliasi
P of Credit ( 5 Ps of Credit ).
Adalah kriteria untuk penilaian permohonan kredit, yang terdiri dari penilaian
atas aspek-aspek sebagai berikut :
1. People (orang atau perusahaan atau manajemen yang akan menerima fasilitas
kredit dari bank).
2. Purpose (tujuan kredit yang diminta atau objek yang akan di biayai).
3. Payment (sumber pengembalian kredit, berapa lama, dan cara pelunasan).
4. Protection (pengamanan kredit yang diberikan, menyangkut jaminan dan
sebagainya).
5. Perspective (prospek usaha dari debitur atau perusahaan).
Pola kemitraan.
Adalah pola pengembangan dengan menggunakan perusahaan inti yang membantu
membimbing perusahaan rakyat sekitarnya sebagai plasma dalam suatu sistem
kerjasama yang saling menguntungkan, utuh dan berkesinambungan
Pola Perusahaan Inti Rakyat.
Disebut juga Pola PIR adalah pola pelaksanaan pengembangan perkebunan dengan
menggunakan perkebunan besar sebagai inti yang membantu dan membimbing
perkebunan rakyat disekitarnya sebagai plasma dalam suatu system kerja sama
yang saling menguntungkan , utuh dan berkesinambungan
Pola PHBK (Pengembangan Hubungan Bank dan Kelompok Swadaya Masyarakat ).
Adalah pola pembiayaan dalam upaya mengembangkan prasarana pelayanan
keuangan bagi pengusaha mikro, yang bersifat saling menguntungkan antara tiga
unsur yang berbeda yaitu BPR, Lembaga Pengembangan SwadayaMasyarakat
(LPSM), dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Pola PHBK dapat dikecualikan
dari pengertian kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait sepanjang memenuhi
persyaratan:
Program ini dilakukan sejak tahun 1999. Dalam beberapa laporan dari GTZ, ProFi
disebut sebagai Program Strengthening of small Financial Institution.
Program Kemitraan Terpadu (PKT).
Adalah program kemitraan antara Usaha Kecil dan Usaha Besar, dengan
melibatkan Bank sebagai pemberi kredit dalam suatu ikatan kerja sama yang
dituangkan dalam nota kesepakatan. Kredit yang diberikan kepada Usaha Kecil
dalam rangka PKT baik dengan pola langsung maupun pola tidak langsung dapat di
perhitungkan sebagai Kredit Usaha Kecil (KUK) dengan ketentuan :
a. Plafon kredit untuk masing-masing Usaha Kecil tidak melebihi
Rp.700.000.000,- (tujuh ratus juta Rupiah).
b. Kerjasama dalam rangka Program Kemitraan Terpadu (PKT) diatur dalam Nota
Kesepakatan.
c. Kredit tersebut benar-benar telah disalurkan kepada Usaha Kecil (UK), yang
dibuktikan dengan daftar nominatif UK yang memperoleh kredit.
Pemberian kredit kepada Koperasi (dalam rangka PKT), dapat di perhitugkan
sebagai KUK dengan ketentuan plafon kreditnya tidak melebihi
Rp.2.000.000.000,- (dua milyar Rp.) dan kredit tersebut harus benar-benar
digunakan untuk membiayai usaha koperasi yang terkait dengan usaha yang
produktif anggotanya. lihat Usaha Kecil, Usaha Besar dan Pemberian kredit
dengan pola langsung & tidak langsung.
Project Finance (PF).
Adalah suatu metode pendanaan dimana pemberi pinjaman terutama melihat
kemampuan dari proyek dalam memperolah laba, baik sebagai sumber
pengembalian maupun sebagai jaminan dari exposure.
Type pembiayaan lazimnya adalah untuk proyek yang besar , kompleks , termasuk
biaya instalasi yang mahal. Contoh; Power Plants (Pembangkit Tenaga Listrik);
Chemical Processing Plant (Pabrik Kimia ), Mines (Pertambangan ),
Transportation Infrastructure ( Sarana Transportasi ), Environment ( Sarana
Lingkungan ) and Telecomunication Infrastructure ( Sarana Telekomunikasi).
Atau pembiayaan kembali (refinancing ) proyek yang sudah ada baik dengan
tambahan / perbaikan maupun tanpa tambahan.
Dalam pembiayan seperti itu , pemberi pinjaman biasanya dibayar dari hasil
proyek yang dibiayai seperti hasil penjualan listrik dari Power Plant Peminjam
biasanya adalah suatu SPE (Special Purpose Entity ) yang tidak diperkenankan
melakukan selain fungsi membangun, memiliki dan mengoperasikan instalasi.
Konsekwensinya pembayaran kembali sangat tergantung terutama dari Cash Flow
proyek dan nilai collateral dari assets proyek ybs.
Sebaliknya apabila pembayaran kembali tergantung terutama pada bonafiditas
end user dari proyek, maka pinjaman merupakan exposure yang dijamin (secured
exposure) oleh end user ybs.
Apabila yang dibiayai merupakan barang modal yang sudah jadi seperti kapal atau
pesawat terbang yang dioperasikan secara komersil maka pembiayaan tersebut
disebut sebagai Object Finance .
PROPER.
Adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup..
Perusahaan yang diikutsertakan dalam PROPER adalah:
1) perusahaan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan;
2) perusahaan yang mempunyai dampak pencemaran atau kerusakan lingkungan
sangat besar;
3) perusahaan yang mencemari dan merusak lingkungan dan atau berpotensi
mencemari dan merusak lingkungan
4) perusahaan publik yang terdaftar pada pasar modal baik di dalam maupun di
luar negeri; atau
5) perusahaan yang berorientasi ekspor.
Hasil penilaian PROPER akan dikelompokkan dalam beberapa peringkat, yaitu
emas, hijau, biru, merah, dan hitam. Hasil ini diumumkan kepada masyarakat
secara berkala:
Arti dari masing-masing peringkat PROPER adalah sebagai berikut:
1) Peringkat emas, untuk usaha dan atau kegiatan yang telah berhasil
melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan
hidup dan atau melaksanakan produksi bersih dan telah mencapai hasil yang
sangat memuaskan;
2) Peringkat hijau, untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya
pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan mencapai hasil
lebih baik dari persyaratan yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan
Istilah ini berkaitan dengan penerapan manajemen risiko dalam pemberian kredit
pemilikan rumah (KPR).
Rasio Loan to Value (LTV) adalah angka rasio antara nilai kredit yang dapat
diberikan oleh Bank terhadap nilai agunan pada saat awal pemberian kredit.
Perhitungan rasio LTV dilakukan sebagai berikut :
1.
Rasio LTV untuk Bank yang memberikan KPR sebagaimana diatur dalam ketentuan
BI ybs ditetapkan paling tinggi sebesar 70 %.
Pengaturan mengenai rasio LTV sebagaimana dimaksud diatas dikecualikan
terhadap KPR dalam rangka pelaksanaan program Perumahan Pemerintah
Indonesia. Yang dimaksud dengan program perumahan Pemerintah Indonesia
adalah program perumahan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang
undangan yang berlaku.
Recovery Rate.
Adalah tingkatn penerimaan kembali piutang yang sudah dihapus bukukan (write
off). Recovery rate dihitung dari persentase kredit yang telah di-write off yang
berhasil ditagih kembali
Restrukturisasi Kredit.
Adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan
terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya , yang
Adalah risiko yang ditanggung.bersama antara bank dan nasabah sesuai porsi
masing-masing. Istilah ini berkaitan dengan prinsip pembiayaan bank bahwa bank
tidak membiayai keseluruhan biaya suatu proyek investasi atau kebutuhan Modal
Kerja nasabah, karena masing-masing pihak harus sharing risiko. Bank hanya
memberikan pembiayaan terhadap kekurangan karena itu nasabah sendiri harus
mempunyai pangsa pembiayaan sendiri terhadap kebutuhan tersebut.
Umpamanya pangsa bank 60% dan nasabah 40% dari kebutuhan pembiayaan.
Istilah Risk Sharing digunakan juga apabila beberapa pihak melaksanakan suatu
proyek secara bersama dan risiko atas proyek dibagi sesuai besarnya investasi
masing-masing pihak.
Rumus Pembiayaan.
Adalah formula yang dipakai bank untuk menghitung kebutuhan kredit nasabah.
Rumus pembiayaan adalah salah satu cara untuk menetapkan kebutuhan kredit,
cara lain adalah menggunakan cash budget atau berdasarkan persentase
tertentu dari nilai jaminan atau berdasarkan kemampuan pencicilan dari nasabah
dan sebagainya.
Contoh rumus pembiayaan untuk Kredit Investasi :
KI = P x (TI-NFI).
Dimana:
KI = Kredit Investasi yang dapat
diberikan (Rp.)
P = Pangsa pembiayaan bank (%)
Umpamanya bank membiayai 60% dan pembiayaan nasabah sendiri 40%.
TI = Total nilai Investasi yang diajukan nasabah (Rp.)
NFI = Non Financing Items (Rp)
Yaitu komponen investasi yang tidak dibiayai bank, umpamanya tanah dan biaya
pematangan tanah, biaya konsultan, biaya pengurusan izin dan sebagainya.
Untuk Kredit Modal Kerja :
KMK = P x TC x B.
Dimana:
KMK = Kredit Modal Kerja yang dapat diberikan (Rp.)
P = Pangsa pembiayaan bank (%)
TC = Trade cycle atau perputaran usaha,(dari kas kembali jadi kas, dalam
bulan)
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka Laporan Debitur harus disusun
secara lengkap dan benar sesuai dengan Pedoman Penyusunan Laporan Debitur
yang ditetapkan Bank Indonesia dan disampaikan tepat pada waktunya.
Cakupan laporan meliputi data seluruh debitur yang menerima fasilitas
penyediaan dana, termasuk :
1). Debitur yang telah dihapus buku dalam waktu 1 (satu) tahun terakhir sebelum
menjadi Pelapor dan cukup disampaikan satu kali yaitu dalam Laporan Debitur
yang pertama.
2). Debitur yang telah dihapus tagih dan yang diselesaikan dengan cara
pengambilalihan agunan atau penyelesaian melalui pengadilan sejak menjadi
Pelapor.
SKP (Satuan Kerja Perkreditan).
Adalah unit kerja dalam organisasi bank yang mempunyai tugas mengelola
perkreditan bank. Cakupan tugas dan kewenangan dari Satuan Kerja Perkreditan
(SKP) ditetapkan oleh Direksi Bank sesuai kebutuhan masing-masing bank.
Pejabat dan pegawai dari SKP sekurang-kurangnya wajib :
a. Mentaati semua ketentuan yang ditetapkan dalam Kebijaksanaan Perkreditan
Bank.
b. Melaksanakan tugasnya secara jujur, objektif, cermat dan seksama.
c. Menghindarkan diri dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan
pemohon kredit yang dapat merugikan bank.
SPK (Surat Permohonan Kredit).
Adalah permohonan tertulis yang diajukan nasabah kepada bank untuk
memperoleh suatu fasilitas kredit dari bank.
Bank lazimnya menyediakan formulir standard yang diisi oleh nasabah berisikan
data dan informasi yang dibutuhkan bank, antara lain menyangkut segala
keterangan mengenai nasabah atau perusahaan, mengenai kredit yang diminta,
mengenai tujuan penggunaan kredit, mengenai rencana pelunasan, mengenai
jaminan kredit dan sebagainya. Formulir tersebut dapat diisi oleh nasabah atau
dibantu pengisiannya oleh petugas atau account officer dari bank.
Formulir tersebut dilengkapi atau disertai dengan copy akte pendirian, copy izin
usaha, copy NPWP, copy laporan keuangan, copy data jaminan dan keterangan lain
Adalah pengalihan kreditur kepada pihak lain yang telah melakukan pembayaran
atas utang debitur sehingga pihak lain tersebut menggantikan kedudukan sebagai
kreditur; dengan demikian, segala hak dan kewajiban debitur beralih kepadanya
1. suku bunga yang sesungguhnya dibebankan dalam setahun; jika suku bunga
dibebankan sekali setahun, suku bunga nominal sama dengan suku bunga efektif;
2. gambaran mengenai pendapatan atau hasil atas nilai suatu instrumen utang
yang dimiliki dibandingkan dengan nilai instrumen pada saat harga
pembelian.
Suku bunga kredit (lending rate).
Adalah hasil penjumlahan SBDK dengan premi risiko. Adapun premi risiko
merepresentasikan penilaian bank terhadap prospek pelunasan kredit oleh calon
debitur yang antara lain mempertimbangkan kondisi keuangan debitur, jangka
waktu kredit, dan prospek usaha yang dibiayai
Tanggung Renteng.
Adalah cara pengikatan jaminan secara tanggung menangung diantara debitur
grup, dimana kekurangan jaminan pada salah satu debitur ditutup dengan jaminan
debitur lain dari grup yang besangkutan. Umpamanya PT. ABC dan PT. DEF samasama memperoleh kredit dari Bank AA, dan salah satu kredit yang diterima
anggota grup yaitu kredit PT. ABC macet dan jaminannya trenyata tidak dapat
menutup kredit bank. Maka Jaminan Kredit PT. DEF dapat dipakai untuk
menutupi kekurangan sampai kredit PT. ABC lunas. Tanggung renteng dinyatakan
dengan akta otentik (Notaril).(5)
Trade Cycle (siklus usaha).
Adalah lamanya perputaran uang perusahaan dihitung dari kas menjadi bahan
baku, proses produksi, barang jadi, penjualan, piutang sampai kembali menjadi
kas. Istilah lainnya Cash to Cash cycle.
Contoh :
Trade cycle untuk usaha perdagangan adalah lamanya waktu yang dibutuhkan
sejak pembelian barang dagangan, menjualnya, menunggu pembayaran piutang,
sampai diterimanya piutang atau hasil penjualan kembali.
Bagi eksportir produsen, trade cylcle-nya sejak pembelian bahan baku, produksi
barang untuk eksport, menunggu kapal untuk pengiriman, pemuatan barang ke
kapal, pengurusan dokumen, penyerahan dokumen eksport kepada bank, negosiasi
wesel eksport oleh bank sampai pembayaran hasil ekspor diterima atau masuk ke
rekening eksportir yang bersangkutan.
Trade cycle (TC) dapat juga dihitung dari Neraca dan Laba Rugi perusahaan,
dengan formula : TC = ITO + ARTO
Dimana :
ITO (Inventory turn over) = Harga PokokPenjualan dibagi Stock Rata-rata.
ARTO(Account Receivable TurnOver) = Penjualan setahun di bagi Piutang ratarata
ITO dan ARTO dihitung dalam hari; umpamanya :
ITO = 6 x, maka dalam hari ITO = 360/6= 60 hari
ARTO = 12 x, dalam hari ARTO = 360/12 = 30 hari
Dari hitungan tersebut diperoleh angka :
TC = 60 hari + 30 hari = 90 hari.
TC dipakai untuk menghitung kebutuhan pembiayan nasabah untuk satu kali
perputaran usaha..
Trade Finance lihat Pembiayaan Perdagangan Internasional .
Transaksi rekening administratif.
Adalah komitmen dan kontinjensi (off balance sheet) yang terdiri dari warkat
penerbitan jaminan, akseptasi/endosemen, Letter of Credit yang masih berjalan,
penjualan surat berharga dengan syarat repurchase agreement (repo), stanby
L/C dan garansi lainnya, serta transaksi derivatif yang mempunyai risiko kredit
Trust Receipt.
Pengertian dasar dari Trust Receipt adalah ; perjanjian antara bank dan
Applicant (importir) dimana bank menyerahkan pemilikan barang-barang yang
dipegangnya sebagai jaminan, tetapi menahan hak pemilikan barang-barang
tersebut sampai penjamin/Applicant membayar/melunasi penebusan dokumen
impor atas nama importir yang bersangkutan. Untuk menyelesaikan L/C yang
dibuka bank,maka bank memberikan fasilitas modal kerja kepada importir,
dimana bank akan membayar ke eksportir sesuai dengan syarat sight L/C
sedangkan importir dapat menunda pembayaran atas L/C yang dibuka sampai
dengan jangka waktu tertentu (with recourse basis). Fasilitas ini disebut juga
Fasilitas Refinancing Sight L/C .
Dalam fasilitas ini, importir mengeluarkan promes sebesar penangguhan
pembayaran impor tersebut. Promes digunakan sebagai sarana /bukti bahwa
importir mempunyai kewajiban pembayaran impor kepada bank karena transaksi
impor sight L/C-nya telah berakhir. Funding untuk Trust Receipt lazimnya
dicarikan bank dari luar sehingga bunganya lebih murah . Biasanya bunga dihitung
atas dasar Sibor /Libor + margin bank.
Two Step Loan.
Adalah pinjaman yang diterima oleh Pemerintah Indonesia dari Lembaga
Keuangan Internasional yang diteruskan kepada Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat melalui Bank Indonesia, dalam rangka menunjang program
Pemerintah, termasuk bantuan teknis yang terkait dengan pinjaman tersebut.
(Sesuai Undang-Undang RI No.23 tahun 1999, peran Bank Indonesia tersebut
dialihkan kepada Badan Usaha Milik Negara).
UMKM.
Adalah Usaha Mikro , Kecil dan Menengah yang memenuhi kriteria sebagaimana
ditetapkan BI , lihat Usaha Mikro , Usaha Kecil , dan Usaha Menengah
Uniform Classification.
Adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam menetapkan klasifikasi debitur ,
dimana suatu debitur harus dilaporkan dengan kualitas yang sama pada semua
bank. Ketentuan Bank Indonesia menetapkan antara lain sebagai berikut :
(1) Bank wajib menetapkan kualitas yang sama terhadap Aktiva Produktif yang
digunakan untuk membiayai 1 (satu) debitur
(2) Penetapan kualitas yang sama terhadap Aktiva Produktif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berlaku pula terhadap Aktiva Produktif yang digunakan
untuk membiayai proyek yang sama.
(3) Dalam hal terdapat perbedaan penetapan kualitas terhadap Aktiva Produktif
sebagaimana dimaksud pada ayait (1) dan ayat (2) , kualitas masing-masing Aktiva
Produktif mengikuti kualitas Aktiva Produktif yang paling rendah.
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dikecualikan dalam hal
Aktiva Produktif ditetapkan berdasarkan faktor penilaian yang berbeda.
Usaha Besar.
allowances yang bersangkutan. Untuk hal yang sama dapat juga dipakai istilah
Hapus Buku atau Penghapus-Bukuan.
Z . Score (Bankcruptcy Ratio).
Adalah suatu model untuk menghitung kemungkinan suatu perusahaan akan
mengalami kebangkrutan . Model ini dikembangkan oleh Edward E Altman pada
tahun 1977 menggunakan multivariate techniques dan data dari perusahaanperusahaan besar. Oleh beberapa kalangan bank dipakai untuk menghitung
Probability of Default.
Z Score dikalkulasi dengan formula *) sebagai berikut :
Z Score = 1,2 A + 1,4 B + 3,3 C +0,6 D + 1.0 E
A = WORKING CAPITAL / TOTAL ASSET
B = RETAIN EARNING / TOTAL ASSET
C = EBIT / TOTAL ASSET
D = EQUITY ** / TOTAL LIABILITY
E = SALES / TOTAL ASSET
Hasil Z Score akan menggambarkan hal-hal sebagai berikut :
o Semakin rendah Score yang diperoleh semakin tinggi kecendrungan
kebangkrutan perusahaan.
o Z Score yang lebih rendah dari 1,8 meng-indikasikan perusahaan sedang menuju
kebangkrutan
o Perusahaan dengan Z Score diatas 3 , cendrung tidak akan bangkrut
o Score antara 1,8 dan 3 merupakan grey area.
Adalah upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan
pendanaan terorisme. Bank wajib menerapkan program APU dan PPT.
Dalam penerapan program APU dan PPT, Bank wajib berpedoman pada ketentuan
yang ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia. Program APU dan PPT
merupakan bagian dari penerapan manajemen risiko Bank secara keseluruhan.
Penerapan program APU dan PPT dimaksud paling kurang mencakup:
a. pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris;
b. kebijakan dan prosedur;
c. pengendalian intern;
d. sistem informasi manajemen; dan
e. sumber daya manusia dan pelatihan
Bank wajib menyelenggarakan pelatihan yang berkesinambungan tentang:
a. Implementasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan program
APU dan PPT;
b. Teknik, metode, dan tipologi pencucian uang atau pendanaan terorisme; dan
c. Kebijakan dan prosedur penerapan program APU dan PPT serta peran dan
tanggung jawab pegawai dalam memberantas pencucian uang atau pendanaan
terorisme).
Dalam memastikan efektivitas penerapan program APU dan PPT olehBank, Bank
mengoptimalkan satuan kerja Audit Intern yang telah adaantara lain untuk
melakukan uji kepatuhan (termasuk penggunaan sample testing) terhadap
kebijakan dan prosedur yang terkait denganprogram APU dan PPT.
Anti Tipping-Off Adalah larangan memberikan keterangan pada pihak yang tidak
berhak dengan tujuan untuk mencegah pihak yang dilaporkan (Nasabah)
mengalihkan dananyadan/atau melarikan diri untuk menjaga efektifitas
penyelidikan dan penyidikan tindak pidana pencucian uang
Aset Derivatif.
Adalah aktiva penduduk terhadap bukan penduduk baik dalam valuta asing
maupun rupiah, antara lain dalam bentuk kas dalam valuta asing, simpanan pada
bukan penduduk, piutang dagang atau usaha dengan bukan penduduk, kepemilikan
surat berharga yang diterbitkan oleh bukan penduduk, dan penyertaan modal
pada bukan penduduk.
Aset keuangan dengan sisa jatuh tempo di atas satu tahun.
Aset Likuid Primer adalah aset yang sangat likuid untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas atas penarikan dana pihak ketiga dan kewajiban jatuh tempo yang
terdiri dari :
1)
Kas
2)
Surat berharga kategori tersedia untuk dijual (Available For Sale /AFS)
dan memiliki sisa jatuh waktu lebih dari 5 tahun, dengan nilai hair cut 25 %.
Aset Produktif.
Istilah ini berkaitan dengan ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian Kualitas
Aset Bank Umum. Aset Produktif adalah penyediaan dana Bank Umum untuk
memperoleh penghasilan, dalam bentuk kredit , surat berharga , penempatan
dana antar bank , tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli
Aset produktif bermasalah adalah aset produktif yang memiliki kualitas kurang
lancar, diragukan , dan macet sesuai ketentuan Bank Indobesia mengenai kualitas
aset
Adalah perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit sesuai
ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan aset tertimbang menurut risiko
untuk risiko kredit..
Asset trading.
Adalah jumlah yang terdapat pada suatu banks terdiri dari : (a) Capital (b).Surat
berharga (preferred stock) yang jatuh satu tahun atau lebih (c).Hutang
(liabilities) dengan jatuh tempo efektifnya satu tahun atau lebih (d). Sebagian
dari deposit yang belum akan jatuh tempo dalam satu tahun dan/ deposito
berjangka dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun namun diperkirakan akan
tetap diperpanjang walaupun dalam situasi yang tidak stabil /stress event.
(e).Sebagian dari dana dana besar dengan jatuh tempo kurang dari satu
tahun yang diperkirakan akan tetap berada di bank walaupun dalam situasi yang
tidak stabil /stress event. Tujuan dari standard penetapan Available Stable
Funding ini adalah untuk meyakini stabilitas pendanaan yang berjalan ( on going )
dan keberlangsungan perusahaan (viable entity basis) dalam periode lebih dari
satu tahun kedepan dalam skenario stress tertentu yang dihadapi suatu bank ,
dimana para investor dan para nasabah mewaspadai hal hal sbb :
Suatu penurunan porofitabilitas yang signifikan atau penurunan solvabilitas
karena peningkatan risiko kredit, risiko pasar , risiko operasional atau eksposur
risiko lainnya.
Suatu potensi penurunan kualitas pinjaman yang diberikan bank (a debt), kredit
kepada counter party atau rating dari deposit yang diberikan oleh suatu
lembaga rating pada tingkat nasional.
Suatu kejadian (event ) yang materiil yang menjadi tanda tanya terhadap
reputasi atau kredibilitas dari bank (institusi).
Bank Campuran
Adalah batas maksimum kepemilikan saham bank yang ditetapkan Bank Indonesia
berdasarkan :
A. kategori pemegang saham; dan
yang
perjanjian tertulis sehingga secara bersama-sama mempunyai hak opsi atau hak
lainnya untuk memiliki saham Bank.
Pemegang saham yang memiliki keterkaitan sebagaimana dimaksud pada huruf B
1. a s/d c ditetapkan sebagai satu pihak.
Batas maksimum kepemilikan saham bagi pemegang saham yang ditetapkan
sebagai satu pihak sebagaimana dimaksud diatas adalah sebagai berikut:
i. jumlah keseluruhan kepemilikan saham dalam satu pihak tersebut sebesar
batas kepemilikan yang tertinggi dari kategori pemegang saham dalam satu pihak
tersebut; dan
ii. komposisi kepemilikan masing-masing pemegang saham dalam satu pihak
tersebut paling tinggi sebesar batas maksimum kepemilikan sesuai kategori
pemegang saham.
C. Batas maksimum kepemilikan saham tidak berlaku bagi:
a. Pemerintah Pusat; dan
b. lembaga yang memiliki fungsi melakukan penanganan dan/atau penyelamatan
Bank.
Pengaturan lebih detail terdapat pada PBI No.14/8/PBI/2012.
Beban overhead.
Istilah ini digunakan dalam menetapkan Matrix Parameter/indicator penilaian
tingkat kesehatan bank, khususnya dalam indikator penilaian factor rentabilitas.
Beban overhead adalah seluruh biaya biaya operasional yang bukan merupakan
beban bunga (disetahunkan) meliputi biaya :
1. Penyusutan /amortisasi asset,
2. Biaya tenaga kerja,
3. Pendidikan dan pelatihan
4. Premi asuransi
Beban pencadangan.
Beneficial Owner
Adalah setiap orang yang merupakan pemilik sebenarnya dari dana yang
ditempatkan pada Bank (ultimately own account); mengendalikan transaksi
Nasabah; memberikan kuasa untuk melakukan transaksi; mengendalikan badan
hukum; dan/atau merupakan pengendali akhir dari transaksi yang dilakukan
melalui badan hukum atau berdasarkan suatu perjanjian.
Adalah salah satu aturan Bank Indonesia dalam penerapan Prinsip Kehati-hatian
dalam pengelolaan bank, dimana maksimum Limit Kredit yang diberikan bank
kepada satu peminjam atau kelompok peminjam dikaitkan dengan permodalan
bank yang bersangkutan. Ketentuan BMPK di bedakan antara BMPK terhadap
pihak terkait (terafiliasi) dan BMPK terhadap pihak yang tidak terkait (tidak
terafiliasi) dengan bank.
BMPK kepada Pihak Terkait ditetapkan BI sebagai berikut:
Seluruh portofolio Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dengan Bank
ditetapkan paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari Modal bank. Selain itu
ditetapkan ketentuan-ketentuan lainnya sebagai berikut:
1. Bank dilarang memberikan Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait yang
bertentangan dengan prosedur umum Penyediaan Dana yang berlaku.
2. Bank dilarang membeli aktiva berkualitas rendah dari Pihak Terkait.
3. Apabila kualitas Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait menurun menjadi
kurang lancar, diragukan atau macet, Bank wajib mengambil langkah-langkah
penyelesaian untuk memperbaiki, antara lain dengan cara:
a. Pelunasan kredit selambat-lambatnya dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari
sejak turunnya kualitas Penyediaan Dana, dan atau;
b. Melakukan restrukturisasi kredit sejak turunnya kualitas Penyediaan Dana
Penyediaan dana yang disalurkan kepada Pihak Tidak Terkait yang digunakan
untuk keuntungan Pihak Terkait digolongkan sebagai Penyediaan Dana kepada
Pihak Terkait.
Peminjam yang bukan merupakan Pihak Terkait yang menerima Penyediaan Dana
untuk keuntungan Pihak Terkait digolongkan sebagai Pihak Terkait.
BMPK kepada Pihak Tidak Terkait,
1. Penyediaan Dana kepada satu Peminjam yang bukan merupakan pihak terkait
dengan bank ditetapkan paling tinggi sebesar 20% (duapuluh perseratus) dari
Modal Bank.
2. Penyediaan Dana kepada satu kelompok peminjam yang bukan merupakan pihak
terkait ditetapkan sebesar 25% (dua puluh lima perseratus) dari Modal Bank.
Budaya Kepatuhan.
d. sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari ATMR mulai tanggal 1 Januari 2019.
Adalah alokasi dana usaha kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar
negeri yang wajib ditempatkan pada aset keuangan dalam jumlah dan persyaratan
tertentu. Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri
wajib memenuhi CEMA minimum.
CEMA minimum ditetapkan sebesar 8% (delapan persen) dari total kewajiban
bank pada setiapbulan dan paling sedikit sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (satu
triliun rupiah). Pemenuhan CEMA minimum dimaksud dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Sampai dengan posisi bulan November 2017, CEMA minimum ditetapkan
sebesar 8% (delapan persen) dari total kewajiban bank pada setiap bulan;
Adalah rasio atau perbandingan antara Modal Bank dengan Aset Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR). Perhitungan capital adequacy didasarkan pada prinsip
bahwa setiap penanaman dana bank yang mengandung risiko harus disediakan
jumlah modal sebesar persentase tertentu (risk margin) terhadap jumlah
penanamannya, sehingga risk margin tersebut harus dihitung terhadap semua
aset yang mengandung risiko secara tertimbang, yang disebut sebagai ATMR
(Aset Tertimbang Menurut Risiko). Perhitungan kecukupan modal merupakan
salah satu aspek yang mendasardalam pelaksanaan prinsip kehati-hatian. Modal
berfungsi sebagai penyangga untuk menyerap kerugian yang timbul dari berbagai
risiko. Oleh karena itu, dalam perhitungan kecukupan modal sesuai standar
internasional, Bank perlu menyesuaikan kecukupan modal tersebut dengan profil
risiko Bank yang mencakup risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, dan
risiko lainnya (lihat Basel II) yang bersifat material baik yang terukur secara
kuantitatif maupun berdasarkan penilaian secara kualitatif. Bank Indonesia
memakai istilah KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) kemudian BI
memberikan pengertian mengenai Modal, apa yang di perhitungkan sebagai Modal
dan pengertian mengenai ATMR, apa saja yang diperhitungkan sebagai ATMR
serta ditetapkan persentase bobot risiko dari masing-masing asset.
Rasio CAR (KPMM ) merupakan perbandingan antara modal dengan ATMR. Rasio
KPMM secara konsolidasi dilakukan dengan cara membandingkan modal secara
konsolidasi dengan ATMR secara konsolidasi. Bank Indonesia menetapkan KPMM
sebesar 8% bagi Bank Umum di Indonesia
Adalah Customer Due Diligent (Lihat Customer Due Diligent) dengan prosedur
yang lebih sederhana yang diterapkan terhadap calon Nasabah atau transaksi
yang tingkat risiko terjadinya pencucian uang atau pendanaan terorisme
tergolong rendah dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.Tujuan pembukaan rekening untuk pembayaran gaji. Dalam hal ini rekening
tersebut adalah rekening milik perusahaan atau rekening Nasabah perorangan
yang tujuan pembukaan rekening adalah untuk menampung gaji yang diberikan
oleh perusahaannya secara periodik;
Adalah alokasi dana usaha kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar
negeri yang wajib ditempatkan pada aset keuangan dalam jumlah dan persyaratan
tertentu. Aset keuangan yang digunakan sebagai CEMA harus bebas dari klaim
pihak manapun yang dibuktikan antara lain dengan surat pernyataan dari kantor
cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri. Surat pernyataan kantor
cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri disusun dengan format
sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia yang terdapat dalam Lampiran
II.SE BI No. 14/37 NPNP Tanggal 27 Desember 2012.
Besarnya CEMA ditetapkan sebagai bedrikut :
1. CEMA minimum ditetapkan sebesar 8% (delapan persen) dari total kewajiban
bank pada setiap bulan
dan paling sedikit sebesarRp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah).
2. Pemenuhan CEMA minimum sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan
melalui tahapan
implementasi sebagai berikut:
a.
Seluruh kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri wajib
lebih kecil dari Rp1 Triliun sejak posisi bulan Juni 2013 sampai dengan posisi
bulan November 2017, kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri
tetap wajib memenuhi CEMA minimum sebesar 8% (delapan persen) dari total
kewajiban bank.
c.
Kewajiban pemenuhan CEMA minimum paling sedikit Rp1 Triliun bagi kantor
cabang dari bank yang berkedudukan diluar negeri sebagaimana dimaksud pada
huruf b, berlaku sejakposisi bulan Desember 2017.
3. Dalam rangka kewajiban pemenuhan CEMA, kantor cabang dari bank
yang berkedudukan di luar
negeri wajib menyampaikan laporan pemenuhan CEMA minimum setiap bulan
paling lambat tanggal
8 pada bulan berikutnya setelah bulan laporan.
Adalah metode penetapan nilai surat berharga, khususnya untuk penyajian posisi
surat berharga tersebut dalam Laporan Keuangan Bank (Neraca). Nilai yang
dicantumkan dalan Neraca adalah Nilai Surat berharga berdasarkan Nilai yang
terendah antara harga perolehan atau harga pasar (cost or marker which ever is
lower).
Contingency Funding Plan (CFP).
Adalah serangkaian kebijakan dan prosedur yang merupakan cetak biru (blue
print) bagi suatu bank dalam memenuhi kebutuhan dana dalam suatu periode
tertentu dengan biaya(cost) tertentu. CFP adalah suatu proyeksi dari future
cash flow dan sumber pendanaan dari suatu bank dalam skenario situasi pasar
tertentu, termasuk pada pertumbuhan asset yang meningkat tajam atau
penurunan kewajiban yang cepat. Agar efektif, CFP haruslah merupakan
perwujudan dari estimasi terbaik dari manajemen tentang perubahan posisi
Neraca yang dapat berasal dari kejadian/transaksi pada aspek likuiditas atau
perkreditan. CFP dapat menyediakan suatu kerangka kerja yang berguna untuk
mengelola risiko likuiditas baik jangka pendek maupun jangka panjang. Lebih
lanjut CFP membantu untuk meyakini bahwa suatu bank menerapkan asas
prudensial, secara efektif mengelola fluktuasi likuiditas baik yang rutin maupun
menghadapi fluktuasi yang besar.
Cakupan dari CFP:
Kerumitan suatu CFP tergantung pada ukuran (size), sifat (nature) dan
kompleksitas dari bisnis, eksposur risiko dan struktur organisasi. Untuk
memulainya, CFP harus meng-antisipasi semua funding dan kebutuhan likuiditas
bank melalui:
1. Analisys dan membuat proyeksi arus dana (funds flows) kuantitatif dari on and
off Balance Sheet serta dampak yang diakibatkan.
2. Matching potential cash flows dengan penggunaan dana.
3. Menetapkan indikator yang merupakan peringatan dini bagi manajemen untuk
menetapkan suatu tingkatan risiko potensial.
Adalah prinsip-prinsip dalam system pembayaran yang ditetapkan oleh Bank for
International Settlement(BIS) yang dijadikan pedoman oleh Bank Indonesia
dalam menetapkan system dan ketentuan BI-RTGS (Bank Indonesia - Real Time
Gross Settlement) sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS harus didasarkan pada dasar hukum yang
kuat.
2. Penyelenggara harus menyusun ketentuan dan prosedur yang memberikan
kejelasan kepada Peserta mengenai risiko finansial yang dihadapi Peserta
3. Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS harus dilengkapi dengan prosedur yang jelas
dalam rangka pengelolaan risiko sistem pembayaran
4. Penyelenggara harus menjamin bahwa disain Sistem BI-RTGS dapat
memastikan hal-hal sebagai berikut:
a. seluruh transaksi melalui Sistem BI-RTGS yang telah dilakukan Penyelesaian
Akhirnya bersifat final dan irrevocable;
b. Penyelesaian Akhir dilakukan secara seketika (real time); dan
5. Penyelesaian Akhir dilakukan dengan menggunakan dana yang tersedia
pada Rekening Giro Peserta
6. Sistem BI-RTGS harus diselenggarakan dengan tingkat keamanan yang
tinggi dan dapat berfungsi (available) sepanjang jam operasional yang
ditetapkan, serta memiliki prosedur penanganan dalam kondisi gangguan
dan/atau keadaan darurat.
7. Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS harus dapat dilaksanakan secara efisien dan
praktis sehingga bermanfaat bagi Peserta dan perekonomian secara umum
8. Penyelenggara harus menjamin bahwa kriteria kepesertaan bersifat objektif
dan transparan
Countercyclical
Buffer
Disebut juga Protokol Manajemen Krisis, adalah aturan (payung hukum ) bagi
Bank Indonesia dan otoritas keuangan (moneter dan fiskal) untuk menetapkan
kebijakan yang akan diambil mengatasi keadaan mendesak/darurat dalam rangka
menghadapi ancaman keadaan ekonomi/pasar keuangan yang memburuk. Dalam
CMP ditetapkan kebijakan mendasar yang segera harus diambil. Kebijakan
tersebut perlu keputusan cepat bahkan dalam hitungan jam, karena kalau
terlambat dapat menghancurkan pasar keuangan. Sebagian pengamat keuangan
menganggap CMP diperlukan (sampai dengan April 2008 belum ada) karena kalau
sudah timbul krisis baru dilakukan rapat untuk mengambil tindakan, dikawatirkan
akan terlambat dan tidak efektif.
Cuckoo Smurfing
adanya kesamaan antara modus operandi TPPU ini denganaktivitas dari Cuckoo
Bird.
Custodian
Dana Usaha.
Debitur inti
Adalah debitur individual maupun grup inti di luar pihak terkait dengan kriteria
sebagai
berikut:
1) bagi Bank yang memiliki total aset sampai dengan Rp1.000.000.000.000,00
(satu triliun rupiah) meliputi 10 (sepuluh) debitur/ grup besar.
2) bagi Bank yang memiliki total aset lebih besar dari Rp1.000.000.000.000,00
(satu triliun rupiah) sampai dengan Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun
rupiah) meliputi 15 (lima belas) debitur/ grup besar.
3) bagi Bank yang memiliki total aset lebih besar dari Rp10.000.000.000.000,00
(sepuluh triliun rupiah) meliputi 25 (dua puluh lima) debitur/grup besar.
Deposan inti
Adalah 10 (sepuluh), 25 (dua puluh lima), atau 50 (lima puluh) nasabah penyimpan
dana (depositors) terbesar dari giro, tabungan dan deposito sesuai dengan total
aset Bank, sebagai berikut:
2) bagi Bank yang memiliki total aset lebih besar dari Rp1.000.000.000.000,00
(satu triliun rupiah) sampai dengan Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun
rupiah) meliputi 25 (dua puluh lima) deposan terbesar.
3) bagi Bank yang memiliki total aset lebih besar dari Rp10.000.000.000.000,00
(sepuluh triliun rupiah) meliputi 50 (lima puluh) deposan terbesar.
Adalah organ tertinggi Lembaga Penjamin Simpanan. Organ LPS terdiri dari
Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif. Dewan Komisioner adalah pimpinan LPS.
Dewan Komisioner merumuskan dan menetapkan kebijakan serta melakukan
pengawasan dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang LPS sebagaimana
diatur dalam UU No. 24 tahun 2004. Dewan Komisioner dipimpin oleh seorang
Ketua Dewan Komisioner.
Anggota Dewan Komisioner berjumlah 6 (enam) orang yang terdiri atas:
a. 1 (satu) orang pejabat setingkat eselon I Departemen Keuangan yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan
b. 1 (satu) orang unsur pimpinan LPP (Lembaga Pengawasan Perbankan) yang
ditujuk oleh pimpinan LPP
c. 1 (satu) orang dari unsur pimpinan Bank Indonesia yang ditunjuk oleh Pimpinan
Bank Indonesia
d. 3 (tiga) orang anggota berasal dari dalam/dariluar LPS
Selama pengawasan perbankan masih dilaksanakan oleh Bank Indonesia, maka
anggota Dewan Komisioner dari unsur LPP dirangkap oleh anggota Dewan
Komisioner dari unsur Bank Indonesia. Selama anggota Dewan Komisioner dari
unsur LPP dirangkap oleh anggota Dewan Komisioner dari Bank Indonesia,maka
anggota Dewan Komisioner dari dalam/luar LPS berjumlah 4 orang. Anggota
Dewan Komisioner LPS dianggkat oleh Presiden berdasarkan usul Menteri
Keuangan. Salah seorang anggota Dewan Komisioner ditetapkan oleh Presiden
sebagai Ketua Dewan Komisioner. Salah seorang dari anggota Dewan Komisioner
yang bukan Ketua Dewan Komisioner ditetapkan oleh Presiden sebagai Kepala
Eksekutif.
Adalah anggota Direksi Bank atau anggota pimpinan kantor cabang Bank Asing
yang ditugaskan menetapkan langkah-langkah guna memastikan kepatuhan bank
Istilah ini digunakan dalam menetapkan nilai pasar surat berharga, yaitu nilai
pasar surat berharga (clean price) ditambah dengan present value dari
pendapatan bunga yang akan diterima (accrued interest). Present value atas
accrued interest dapat tidak dilakukan apabila berdasarkan jangka waktu
pembayaran kupon, nilai present value tidak menimbulkan perbedaan yang
material dengan nilai accrued interest.Dirty price digunakan sebagai Nilai pasar
surat berharga dalam perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum
Disagio
Dissenting opinion.
Adalah dokumen yang identitas pihak pengirim, isi pesan atau perintah, serta
kode rahasia dokumen dimaksud telah disepakati para pihak sehingga hanya
dapat di konfirmasi atau diverifikasi oleh pihak penerima pesan atau perintah ,
secara individual
Dual Custody.
Adalah sistim penyimpanan fisik terhadap aset atau dokumen bank yang
dilakukan dibawah pengawasan 2 (dua) orang, dimana untuk mengeluarkan asset
atau dokumen tersebut dari penyimpanannya harus dilakukan berdasarkan izin
atau sepengetahuan 2 (dua) orang tersebut. Dual custody lazimnya diterapkan
pada asset yang mudah di salah-gunakan, seperti uang tunai, surat berharga
(seperti SBI, Obligasi), dokumen jaminan kredit seperti Sertifikat tanah, BPKB
(Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor) dan sebagainya.
Ekuitas kategori Available for sale (AFS).
Ekuitas kategori Available for sale (AFS) adalah penyertaan dengan criteria
metode penyertaan diukur pada nilai wajar melalui ekuitas, tujuan penyertaan
dalam rangka restrukturisasi dan lainnya, golongan emiten selain perusahaan
asuransi, dan bagian penyertaan kurang dari 50 %.
Excess Reserve
Adalah kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Primer dan GWM
LDR yang wajib dipelihara di Bank Indonesia.
Fasilitas yang bersifat uncommittted
Istilah ini berkaitan dengan ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian Kualitas
Aset Bank Umum. Fasilitas yang bersifat Uncommitted adalah pemnberian
fasilitas yang dalam perjanjiannya memuat klausula bahwa Bank dapat
membatalkan atau tidak memenuhi fasilitas kerena kondisi atau alasan tertentu.
Financial Action Task Force (FATF)
Adalah suatu task force Didirikan tahun1989 oleh G-7 dengan mandate menilai
hasil kerjasama antar negara yang telah ada untuk mencegah dipergunakannya
sistem perbankan sebagai media pencucian uang antara lain dengan mengeluarkan
standar mengenai anti-pencucian uang yang komprehensif (40 Rekomendasi FATF
yang telah direvisi pada tahun 1996 dan 2003). Oktober 2001 dikeluarkan 8
Rekomendasi Khusus mengenai Pendanaan Teroris dan Oktober 2004 dikeluarkan
9 Rekomendasi Khusus yang terkait dengan pembawaan uang tunai.
Fitur Step up.
Front Liner/Officer
Fungsi Holding
Adalah suatu fungsi yang dimiliki oleh Pemegang Saham Pengendali berupa Bank
yang berbadan hukum Indonesia atau Pemerintah Republik Indonesia untuk
mengkonsolidasikan
Fungsi Holding hanya dapat dilakukan oleh Pemegang Saham Pengendali berupa
Bank yang berbadan hukum Indonesia atau instansi Pemerintah Republik
Indonesia.
a. Salah satu anggota direksi pada Bank yang menjadi Pemegang Saham
Pengendali;
b. Salah satu pejabat yang ditunjuk oleh pimpinan tertinggi instansi Pemerintah
Republik Indonesia.
Gap report.
Goodwill
Gridlock.
Adalah kemacetan yang dapat terjadi dalam sistem pembayaran (dalam Sistem
BI-RTGS),yang dapat membahayakan stabilitas sistem keuangan. Untuk
menghindari hal tersebut Bank Indonesia dapat memberikan Fasilitas Likuiditas
Intrahari kepada Bank Umum peserta Sistem BI-RTGS.
Adalah jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh Bank yang besarnya
ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar Persentase tertentu dari DPK (Dana
Pihak Ketiga).
Bank wajib memenuhi GWM dalam rupiah.
GWM dalam rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder, dan GWM LDR.
(1) GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam
bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh
Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK.
(2) GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank
berupa SBI, SUN, SBSN, dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan
oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK. Excess Reserve
adalah kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Primer dan GWM
LDR yang wajib dipelihara di Bank Indonesia
(3) GWM LDR adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam
bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia sebesar persentase dari DPK
yang dihitung berdasarkan selisih antara LDR yang dimiliki oleh Bank dengan LDR
Target.
LDR Target adalah kisaran rasio LDR yang dibatasi oleh batas bawah dan batas
atas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam rangka perhitungan GWM LDR
Pemenuhan GWM dalam rupiah ditetapkan sebagai berikut:
a. GWM Primer dalam rupiah sebesar 8% (delapan persen) dari DPK dalam rupiah.
b. GWM Sekunder dalam rupiah sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari DPK
dalam rupiah.
c. GWM LDR dalam rupiah sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif
Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR
Target dengan memperhatikan selisih antara KPMM Bank dan KPMM Insentif.
KPMM Insentif adalah KPMM yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam rangka
perhitungan GWM LDR
Parameter Disinsentif Bawah adalah parameter pengali yang digunakan dalam
perhitungan GWM LDR bagi Bank yang memiliki LDR kurang dari batas bawah
LDR Target.
Parameter Disinsentif Atas adalah parameter pengali yang digunakan dalam
perhitungan GWM LDR bagi Bank yang memiliki LDR lebih dari batas atas LDR
Target
Untuk pertama kali, besaran dan parameter yang digunakan dalam perhitungan
GWM LDR dalam rupiah ditetapkan sebagai berikut:
a. Batas bawah LDR Target sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen).
b. Batas atas LDR Target sebesar 100% (seratus persen).
c. KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen).
d. Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1 (nol koma satu).
Adalah LHBU yang disampaikan oleh Bank Pelapor yang kemudian diproses oleh
Bank Indonesia menjadi hasil olahan LHBU berupa:
a. informasi yang disediakan oleh LHBU dalam bentuk agregat, termasuk Data
JIBOR; dan
b. data individual Bank Pelapor
Yang dimaksud dengan data individual Bank Pelapor adalah semua data atau
informasi yang merupakan hasil olahan mengenai Bank Pelapor yang bersangkutan.
Adalah izin konsesi kehutanan dengan daur 20-25 tahun [tergantung jenis
topologi hutannya]. Pada dasarnya pemegang HPH diberikan izin untuk mengelola
kawasan yang sudah ada hutannya untuk ditebang kayunya berdasarkan sistem
Tebang Pilih Tanam Indonesia. Dengan sistem ini hutan yang dikelola HPH akan
tetep utuh sepanjang siklus 25 tahun tersebut. Nama HPH sekarang berubah
menjadi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam atau
disingkat IUPHHK-HA.
Hedging.
Adalah langkah yang diambil untuk melindungi nilai rupiah dari aktiva maupun
pasiva valuta asing (umpamanya US Dollar) dari kurs valuta asing yang
berfluktuasi.
Hedging dapat dilakukan dengan mengikat aktiva atau pasiva valuta asing
tersebut secara Swap atau Opsi atau kontrak berjangka.
Contoh pengikatan secara Swap sebagai berikut:
Suatu perusahaan meminjam pada kreditur dalam valuta asing sejumlah US.
200.000, yang harus dikembalikan 6 bulan yang akan datang. Agar terhindar dari
risiko kenaikan nilai tukar, perusahaan tersebut melakukan transaksi swap yaitu
penjualan secara tunai dan pembelian US Dollar secara berjangka untuk 6 bulan
yang akan datang dengan kurs sekarang. Perusahaan memperoleh rupiah dan
membayar premi swap, namun untuk 6 bulan yang akan datang saat kreditnya
harus dibayar, perusahaan sudah terlindung dari melonjaknya kurs karena sudah
membelinya secara kontrak berjangka
High Risk Countries
Adalah Produk perbankan yang banyak diminati oleh pelaku pencucian uang
High Risk Service
Adalah Jasa perbankan yang banyak diminati oleh pelaku pencucian uang
Hutan Tanaman Industri (HTI).
Adalah izin pengelolaan hutan yang hampir sama dengan HPH, namun berlokasi
pada kawasan hutan yang sudah tidak memiliki hutan lagi (kawasan hutan yang
gundul). Pemegang HTI diwajibkan untuk melakukan penanaman kebun kayu daur
cepat 7-10 tahun. Kemudian kayu tersebut dapat dipanen oleh perusahaan.
Sehingga hutan dari HTI adalah hutan yang memang dibudidayakan oleh
perusahaan. Saat ini, nama HTI sekarang adalah Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu pada Hutan Tanaman disingkat IUPHHK-HT
Internal Capital Adequacy Assessment Process
(ICAAP)
Adalah proses yang dilakukan Bank untuk menetapkan kecukupan modal sesuai
dengan profil risiko Bank, danpenetapan strategi untuk memelihara tingkat
permodalan. Dalam memenuhi kewajiban penyediaan modal minimum sesuai
profil risiko dimaksud baik secara invidual maupun konsolidasi dengan Perusahaan
Anak,Bank wajib memiliki ICAAP yang disesuaikan dengan ukuran, karakteristik,
dankompleksitas usaha Bank. ICAAP paling kurang mencakup:
a. pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
b. penilaian kecukupan modal;
c. pemantauan dan pelaporan; dan
d. pengendalian internal.
Adalah proses yang dilakukan untuk menetapkan kecukupan modal sesuai dengan
profil risiko Bank, dan menetapkan strategi untuk memelihara tingkat
permodalan. Komponen ICAAP secara garis besar mecakup (Secara rinci dapat
dilihat pada SEBI No. 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012) :
1.
Adalah:
a.
kantor Bank di dalam negeri yang meliputi Kantor Cabang, Kantor Wilayah
Adalah rekening yang dimiliki secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih
Nasabah yang memiliki hak
dan kewajiban yang sama atas rekening tersebut
Adalah kegiatan Usaha Bank Konvensional yang dapat dilakukan pada masingmasing BUKU , yang ditetapkan Bank Indonesia sedbagai berikut :
BUKU 1 dapat melakukan Kegiatan Usaha dalam Rupiah berupa kegiatan
penghimpunan dana dan kegiatan penyaluran dana berupa produk atau aktivitas
dasar, kegiatan pembiayaan perdagangan
trade finance), kegiatan keagenan dan kerjasama dengan cakupan
terbatas, kegiatan sistem pembayaran dan electronic banking dengan cakupan
terbatas dan penyediaan jasa atau layanan lainnya. Bank juga dapat melakukan
kegiatan penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan kredit dan
kegiatan sebagai Pedagang Valuta Asing (PVA).
BUKU 2 dapat melakukan Kegiatan Usaha dalam Rupiah dan valuta asing yang
meliputi kegiatan penghimpunan dana, kegiatan penyaluran dana dengan cakupan
yang lebih luas, kegiatan
pembiayaan perdagangan (trade finance), kegiatan treasury secara
terbatas, kegiatan sistem pembayaran dan electronic banking dengan cakupan
lebih luas, kegiatan keagenan dan kerjasama dengan cakupan lebih luas dan
penyediaan jasa atau layanan lainnya. Bank juga dapat melakukan kegiatan
penyertaan modal pada lembaga keuangan di Indonesia dan kegiatan penyertaan
modal sementara dalam rangka penyelamatan kredit.
BUKU 3 dapat melakukan seluruh Kegiatan Usaha baik dalam Rupiah maupun
valuta asing. Bank juga dapat melakukan penyertaan modal pada lembaga
keuangan di Indonesia dan/atau di luar negeri
BUKU 4 dapat melakukan seluruh Kegiatan Usaha baik dalam Rupiah maupun
valuta asing. Bank juga dapat melakukan penyertaan modal pada lembaga
keuangan dengan jumlah lebih besar dari BUKU 3 di Indonesia dan/atau seluruh
wilayah di luar negeri.
Kelompok BUKU
Adalah pengelompokkan bank berdasarkan BUKU sesuai dengan Modal Inti yang
dimiliki :
(Lihat BUKU)
a.
BUKU 1 adalah Bank dengan Modal Inti sampai dengan kurang dari
Kepemilikan Tunggal.
Adalah suatu kondisi dimana suatu pihak hanya menjadi pemegang saham
pengendali pada 1 (satu) Bank. Pemegang Saham Pengendali adalah badan hukum
dan atau perorangan dan
atau kelompok usaha yang:
a. memiliki saham Bank sebesar 25% (dua puluh lima perseratus) atau lebih dari
jumlah saham yang dikeluarkan Bank dan mempunyai hak suara;
b. memiliki saham Bank kurang dari 25% (dua puluh lima perseratus) dari jumlah
saham yang dikeluarkan Bank dan mempunyai hak suara namun dapat dibuktikan
telah melakukan pengendalian Bank baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ketentuan Kepemilikan Tunggal sebagaimana dimaksud diatas dikecualikan bagi:
a. Pemegang Saham Pengendali pada 2 (dua) Bank yang masing-masing melakukan
kegiatan usaha dengan prinsip berbeda, yakni secara konvensional dan
berdasarkan prinsip Syariah;
b. Pemegang Saham Pengendali pada 2 (dua) bank yang salah satunya merupakan
Bank Campuran (Joint Venture Bank);
c. Perusahaan Induk di Bidang Perbankan (Bank Holding Company ).
Sejak mulai berlakunya Peraturan Kepemilikan Tunggal ini, pihak-pihak yang telah
menjadi Pemegang Saham Pengendali pada lebih dari 1 (satu) Bank wajib
melakukan penyesuaian struktur kepemilikan sebagai berikut:
a. mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan sahamnya pada salah satu atau
lebih Bank yang dikendalikannya kepada pihak lain sehingga yang bersangkutan
hanya menjadi Pemegang Saham Pengendali pada 1 (satu) Bank; atau
b. melakukan merger atau konsolidasi atas Bank-bank yang dikendalikannya; atau
c. membentuk Perusahaan Induk di Bidang Perbankan (Bank Holding Company),
Istilah Kepemilikan Tunggal popular juga dengan istilah Singgle Presence Policy.
Adalah pasiva penduduk terhadap bukan penduduk baik dalam valuta asing
maupun rupiah, antara lain dalam bentuk simpanan milik bukan penduduk, utang
dagang atau usaha dengan bukan penduduk, kepemilikan bukan penduduk pada
surat berharga yang diterbitkan penduduk, pinjaman dari bukan penduduk, dan
ekuitas dari bukan penduduk.
Adalah suatu kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian yang
mengikat pemegang efek dimana manajer investasi diberi wewenang untuk
mengelola portofolio investasi kolektif dan bank custodian diberi wewenang
untuk melaksanakan penitipan kolektif. Dalam konteks BMPK, manajer investasi
KIK ditetapkan sebagai subjek untuk menentukan hubungan pengendalian.
Apabila Bank atau pihak yang terkait dengan bank memiliki 10% atau lebih saham
pada suatu manajer investasi KIK maka penanaman dana pada KIK yang dikelola
manajer investasi tersebut dan atau penyediaan dana kepada manajer investasi
tersebut ditetapkan sebagai penyediaan dana kepada pihak terkait.
Kredit kepada debitur inti
Istilah ini digunakan dalam pemberian FPD (Fasilitas Pembiayaan Darurat ) bagi
Bank Umum yang mengalami kesulitan Likiditas yang berdampak sistemik. Krisis
adalah suatu kondisi sistem keuangan yang sudah gagal secara efektif
Adalah laporan yang disusun oleh bank untuk kepentingan Bank Indonesia, yang
disajikan menurut sistimatika yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Penyusunan LBBU meliputi data:
a. Dana pihak ketiga
b. Pos-pos Neraca Mingguan
c. Posisi Devisa Neto
d. Pemantauan Likuiditas yang terdiri dari:
d.1. Proyeksi arus kas, dan
d.2. Maturity profile
e. Batas maksimum pemberian kredit (BMPK), yang terdiri dari:
e.1. pelanggaran batas maksimum pemberian kredit
e.2. pelampauan batas maksimum pemberian kredit
e.3. penyediaan dana kepada pihak terkait
e.4. penyediaan dana oleh bank dijamin oleh bank lain, dan
e.5. realisasi jaminan.
Adalah laporan yang harus disampaikan BPR kepada LPS (Lembaga Penjamin
Simpanan) sebagai peserta penjaminan. Setiap BPR yang melakukan kegiatan
usaha di Indonesia wajib menyampaikan laporan secara berkala kepada BPS.
Laporan berkala dimaksud terdiri dari;
a. laporan posisi simpanan; disampaikan 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu:
# periode Januari s/d Juni, dan # periode Juli s/d Desember
b. laporan keuangan bulanan; dilaporkan 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu:
# periode Januari s/d Juni, dan # periode Juli s/d Desember
c. laporan keuangan tahunanyang telah diaudit, atau laporan keuangan tahunan
yang disampaikan kepada LPP (Lembaga Pengawasan Perbankan) bagi BPR yang
tidak diwajibkan oleh LPP untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan yang
diaudit
Adalah laporan keuangan yang disusun oleh bank untuk kepentingan Bank
Indonesia yang disajikan menurut sistematika yang ditentukan oleh Bank
Indonesiadalam format dan definisi yang seragam serta dilaporkan dengan
menggunakan sandi-sandi dan angka.
Adalah Laporan Keuangan yang disusun oleh BPRS untuk kepentingan Bank
Indonesia, yang disajikan menurut sistimatika yang ditentukan oleh Bank
Indonesia dalam format dan definisi yang seragam dan dilaporkan dengan
menggunakan sandi-sandi dan angka. Laporan disampaikan baik secara on line
maupun secara off line. Laporan disampaikan kepada Bank Indonesia setiap bulan,
secara benar, lengkap dan tepat waktu, mencakup seluruh laporan keuangan:
a. Neraca,
Laporan Gabungan.
Adalah :
a.laporan keuangan yang disusun oleh kantor pusat bank yang mencakup data
keuangan dari kantor pusat bank dan seluruh kantor cabangnya baik yang
melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun yang melakukan kegiatan
operasional di luar Indonesia, termasuk kantor cabang syariah bagi bank yang
memiliki unit usaha syariah; atau
b.laporan keuangan yang disusun oleh kantor cabang bank asing yang mencakup
data keuangan dari kantor cabang bank asing dan seluruh kantor cabang
pembantunya yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia, termasuk kantor
cabang pembantu syariah bagi kantor cabang bank asing yang memiliki unit usaha
syariah.
Adalah laporan yang disusun dan disampaikan oleh Bank Pelapor secara bulanan
(Laporan bulanan) dan/atau triwulanan (Laporan triwulanan) kepada Bank
Indonesia melalui sistem laporan kantor pusat bank umum.
Sistem Laporan Kantor Pusat Bank Umum (LKPBU) adalah sistem penerimaan
Laporan(capturing) yang berbasis web yang disampaikan Bank Pelapor melalui
jaringan ekstranet.
Laporan meliputi :
a. Kegiatan Kustodian;
b. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN);
c. Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan
Kartu (APMK) dan Instrumen Prabayar;
d. Remittance Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Luar Negeri;
e. Mutasi Rekening Pemerintah; dan/atau
f. Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah.
Periode Pelaporan adalah tenggang waktu penyampaian Laporan yang dimulai
sejak tanggal 1 sampai dengan tanggal 15 setelah akhir bulan Laporan untuk
Laporan bulanan dan dimulai sejak tanggal 1 sampai dengan tanggal 15 bulan April,
Juli, Oktober dan Januari untuk Laporan triwulanan
Adalah laporan atas kegiatan yang menimbulkan perpindahan aset dan kewajiban
finansial antara Penduduk dan bukan Penduduk termasuk perpindahan aset dan
kewajiban finansial luar negeri antar Penduduk.
Laporan Kepatuhan.
Adalah salah satu laporan yg wajib disampaikan oleh Direktur yang membawahi
fungsi Kepatuhan kepada Bank Indonesia secara semesteran. Laporan kepatuhan
paling kurang terdiri dari: a. pelaksanaan tugas Fungsi Kepatuhan; b. Risiko
Kepatuhan yang dihadapi; c. potensi Risiko Kepatuhan yang diperkirakan akan
dihadapi ke depan; dand. mitigasi Risiko Kepatuhan yang telah
dilaksanakan.Laporan kepatuhan tersebut disajikan secara komparatif .
Adalah laporan yang Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan kepada Bank
Indonesia mengenai kebijakan Direksi yang menyimpang dari ketentuan Bank
Indonesia dan/atau peraturan perundangundangan yang berlaku paling kurang
meliputi:
a. nama Direksi beserta bidang tugasnya;
b. tanggal pengambilan kebijakan atau keputusan kegiatan;
c. aktivitas penyimpangan yang dilakukan;
d. ketentuan Bank Indonesia dan/atau peraturan perundangundangan
yang dilanggar; dan
e. dampak yang ditimbulkan untuk jangka pendek dan menengah baik secara
financial, gangguan terhadap kelangsungan usaha, maupun penurunan reputasi
Bank.
Adalah salah satu laporan yang wajib disampaikan oleh Direktur Kepatuhan
kepada Bank Indonesia , yang paling kurang terdiri dari:
a. rencana evaluasi pedoman internal; dan
b. rencana kegiatan untuk mendorong dan/atau memelihara Budaya Kepatuhan,
termasuk rencana sosialisasi ketentuan.
Tata cara penyampaian rencana kerja kepatuhan yang dimuat dalam rencana
bisnis Bank dilaksanakan dengan mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai Rencana Bisnis Bank.
Adalah laporan keuangan yang merupakan hasil konsolidasi dengan grup usaha,
baik dengan perusahaan anak mapun dengan induk perusahaan dibidang keuangan.
Bank wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan Pelaksanaan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku dan menyampaikannya kepada Bank
Indonesia berdasarkan Ketentuan Bank Indonesia. Penyampaian Laporan
Keuangan Konsolidsi ditetapkan dan di atur lebih lanjut oleh Bank Indonesia
pada:
1. Laporan keuangan konsolidasi yang disajikan pada Laporan Tahunan
2. Laporan keuangan Konsolidasi yang disajikan pada Laporan Keuangan Publikasi
Triwulanan.
Adalah Laporan Keuangan akhir tahun Bank yang disusun berdasarkan standar
akuntansi keuangan yang berlaku. Laporan Keuangan Tahunan terdiri dari;
Neraca; Laporan Laba Rugi; Laporan Perubahan Ekuitas; Laporan Arus Kas;
catatan atas laporan keuangan termasuk tentang Komitmen dan Kontinjensi
Adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Laporan Bulanan Bank Umum
yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan,
sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Laporan keuangan publikasi bulanan sekurang-kurangnya memuat:
a. Laporan keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi.
b. Komitmen dan kontinjensi.
Laporan Koreksi.
Adalah laporan yang merupakan koreksi atas kesalahan laporan yang telah
disusun dan disampaikan oleh bank pelapor kepada Bank Indonesia.
Adalah laporan yang harus disampaikan bank pada setiap akhir tahun buku yang
paling kurang harus berisikan:
a. Cakupan Good Corporate Governance dan hasil penilaian (self assessment) atas
pelaksanaan Good Corporate Governance Bank.
b. Kepemilikan saham anggota dewan Komisaris serta hubungan keuangan dan
hubungan keluarga anggota dewan Komisaris dengan anggota dewan Komisaris
lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham Bank. Anggota dewan Komisaris
wajib mengungkapkan:
o Kepemilikan sahamnya, baik pada bank yang bersangkutan maupun pada bank
dan perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri
o Hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota dewan Komisaris
lain, anggota Direksi dan/ atau pemegang saham Bank.
Adalah laporan bank kepada Bank Indonesia yang terdiri dari Laporan Proyeksi
Arus Kas dan Laporan Maturity Profile:
1. Laporan Proyeksi Arus Kas adalah laporan mengenai proyeksi arus kas dalam 3
(tiga) bulan yang akan datang dari pos-pos aktiva dan pasiva dalam neraca serta
dari tagihan dan kewajiban dalam rekening administratif.
2. Laporan Maturity Profile adalah laporan mengenai gambaran dari pos-pos
aktiva dan pasiva dalam neraca yang akan jatuh tempo.
Bank wajib membuat LPL secara konsolidasi dalam rupiah dan valuta asing yang
mencakup baik kantor-kantor di dalam negeri maupun diluar negeri sesuai format
yang ditetapkan BI. Laporan Proyeksi Arus Kas disampaikan 2 (dua) kali sebulan
yaitu untuk posisi tanggal 15 dan akhir bulan. Laporan Maturity Profile
disampaikan 1 (satu) kali sebulan yaitu untuk posisi akhir bulan.
Adalah laporan keuangan yang disusun oleh kantor pusat bank yang melakukan
kegiatan operasional, kantor cabang bank, kantor cabang bank asing dan kantor
cabang pembantu bank asing, termasuk kantor kantor bank yang berada di bawah
koordinasinya.
Adalah laporan keuangan kantor pusat perusahaan anak dan seluruh kantor
cabangnya baik yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun yang
melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia.
Laporan Tahunan.
Adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun. Laporan tahunan sekurang-kurangnya mencakup:
a. Informasi umum yang meliputi antara lain, kepengurusan; kepemilikan;
perkembangan usaha bank dan kelompok usaha bank; strategi dan kebijakan
manajemen dan Laporan manajemen.
b. Laporan Keuangan Tahunan yang terdiri dari; Neraca; Laporan Laba Rugi;
Laporan Perubahan Ekuitas; Laporan Arus Kas; catatan atas laporan keuangan
termasuk tentang Komitmen dan Kontinjensi.
c. Opini dari Akuntan Publik.
d. Seluruh aspek tranparansi dan informasi yang wajib disampaikan dalam
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan.
e. Seluruh aspek pengungkapan (disclosure) yang wajib di ungkapkan sesuai
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia yang berlaku.
f. Jenis risiko dan potensi kerugian (Risk Exposure) yang di hadapi bank serta
praktek manajemen risiko yang di terapkan bank.
g. Informasi lain.
Laporan keuangan tahunan wajib diaudit oleh Akuntan Publik dan disajikan
sekurang -kurangnya dengan perbandingan 1 (satu) tahun buku sebelumnya.
Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut BUMN adalah badan
b.
Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disebut BUMD adalah badan
Badan Usaha Milik Swasta yang selanjutnya disebut BUMS adalah badan
usaha yang tidak termasuk dalam pengertian BUMN dan BUMD yang
berkedudukan di Indonesia, baik yang berbentuk badan hukum maupun yang tidak
berbentuk badan hukum.
d.
Badan lainnya yang bukan merupakan badan usaha baik berbentuk badan
hukum maupun tidak berbentuk badan hukum, antara lain Yayasan, Lembaga
Swadaya Masyarakat, dan lembaga pendidikan yang didirikan oleh pemerintah
atau masyarakat.
Modal disetor.
Adalah klasifikasi modal bank yang terdiri dari Modal di setor, modal sumbangan,
cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak, dan laba yang
diperoleh setelah pajak. Modal Inti dirinci menurut pos-pos sebagai berikut:
1. Modal disetor.
Modal Inti) yang harus dicapai oleh Bank Umum sebagai berikut:Adalah jumlah
modal inti (lihat
Adalah klasifikasi modal bank yang terdiri dari cadangan-cadangan yang dibentuk
yang tidak berasal dari laba, modal pinjaman serta pinjaman sub-ordinasi.
Modal pelengkap terbatas maksimum sebesar 100% dari Modal inti, terdiri dari:
1. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap.
2. Cadanan umum PPAP (Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif).Maksimum
sebesar 1,25% dari ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko).
3. Modal Pinjaman.
4. Pinjaman Subordinasi (maksimum 50% dari Modal Inti).
5. Peningkatan harga saham pada portofolio tersedia untuk di jual (45%).
Bank for International Settlement (BIS) menyebutnya sebagai Supplementary
Capital atau Tier II. Yang diklasifikasikan sebagai Tier II Capital reserves
adalah; hibryd (debt/equity) capital instruments and subordinated term debt
Modal Pinjaman.
Adalah teknik atau cara yang banyak digunakan oleh pelaku pencucian uang :
Money Laundering.
Atau pencucian atau Pemutihan uang, adalah suatu proses dengan mana asetaset si pelaku terutama aset tunai yang diperoleh dari hasil tindak pidana,
dimanipulasikan sedemikian rupa sehingga aset-aset tersebut seolah-olah berasal
dari sumber yang sah. Istilah yang populer lainnya adalah Pencucian Uang.
Mutasi Rekening Pemerintah.
Istilah ini berkaitan dengan kewajiban pelaporan bank kepada Bank Indonesia.
Adalah mutasi yang terjadi pada rekening milik pemerintah pusat maupun daerah
yang ada di Bank Pelapor. Bagi Bank Pelapor yang tidak menatausahakan rekening
pemerintah, maka mutasi rekening pemerintah maka mutasi rekening pemerintah
tersebut berasal dari rekening antara atau rekening sejenis yang digunakan
sebagai rekening penampungan pajak.
ditambah dengan Unrealized loss on Trading and FVO loans and other financial
Partner in charge.
Adalah akuntan yang berkedudukan sebagai Rekan atau partner pada suatu
Kantor Akuntan Publik yang bertanggung jawab dalam melakukan audit pada
suatu bank. Kantor Akuntan Publik (KAP) serta Partner in charge yang
bersangkutan yang di perkenankan melakukan audit pada bank adalah KAP dan
Partner in charge yang sudah tercatat atau terdaftar di Bank Indonesia.
Password.
Adalah kata sandi yang menjadi lisensi bagi seseorang untuk dapat mengakses
sesuatu, umpamanya untuk mengakses informasi atau file tertentu dalam
computer. Password digunakan juga sebagai approval atau penolakan atas suatu
transaksi melalui sistim komputer. Dari sisi teknik komputer sendiri, password
merupakan kode atau simbol khusus yang ada dalam sistem komputer untuk dapat
akses pada data, program ataupun aplikasi komputer, untuk tujuan identifikasi
dan pengamanan dalam sistem komputer. Masing-masing pengguna diberikan satu
set karakter atau alphanumeric untuk dapat akses pada seluruh atau sebagian
sistem computer.
Payable Through Account
Pelanggaran BMPK.
Adalah pembukaan kantor Bank termasuk pembukaan kantor yang berasal dari
pemindahan alamat atau perubahan status kantor Bank.Bank hanya dapat
melakukan Kegiatan Usaha dan memiliki Jaringan Kantor sesuai dengan Modal
Inti yang dimiliki.
Pengaduan Nasabah.
Adalah pengendalian bersama oleh para pemilik atas Perusahaan Anak yang
didasarkan pada perjanjian kontraktual. Pengendalian bersama harus dibuktikan
dengan adanya kesepakatan atau komitment secara tertulis dari para pemilik
untuk memberikan dukungan baik financial maupun non financial sesuai
kepemilikan nya masing-masing.
Adalah proses evaluasi secara berkala atau setiap waktu apabila dianggap perlu
oleh Bank Indonesia terhadap integritas pemegang saham pengendali serta
integritas dan kompetensi dari pengurus serta pejabat eksekutif bank dalam
mengelola kegiatan operasional perbankan. Penilaian Kemampuan dan Kepatuitan
dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap: 1. Calon Pemegang Saham Pengendali
(PSP) dan Calon Pengurus Bank (New Entry); dan 2. PSP yang telah mendapat
persetujuan Bank Indonesia, serta Pengurus dan Pejabat Eksekutif yang sedang
menjabat di Bank (existing). Penilaian Kemampuan dan Kepatutan terhadap calon
PSP dan calon Pengurus Bank, termasuk calon Pemimpin Kantor Perwakilan Bank
Asing, dilakukan dalam rangka menilai apakah yang bersangkutan memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan yang dilakukan melalui penelitian dan
wawancara. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan terhadap PSP yang telah
mendapat persetujuan Bank Indonesia serta Pengurus dan Pejabat Eksekutif
yang sedang menjabat di Bank dilakukat setiap waktu, khususnya apabila dari
hasil pengawasan, pemeriksaan atau dari sumber-sumber lainnya diperoleh
informasi adanya indikasi penyimpangan dari praktek perbankan yang sehat.
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan tidak dilakukan terhadap Calon Pejabat
Eksekutif Bank. Adapun bagi Pejabat Eksekutif bank dan Pemimpin Kantor
Perwakilan Bank Asing yang sedang menjabat, penilaian kemampuan dan
kepatutan hanya dilakukan dalam hal terdapat indikasi bahwa yang bersangkutan
memiliki peranan: 1. dalam perumusan kebijakan dan operasional yang secara
negative mempengaruhi kegiatan usaha bank, dan atau; 2. atas terjadinya
pelanggarana atau penyimpangan dalam kegiatan operasional bank atau Kantor
Istilah ini berkaitan dengan ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian Kualitas
Aset Bank Umum. Adalah cadangan yang harus dihitung sebesar persentase
tertentu berdasarkan kualitas asset. Bank Indonesia mengatur PPA sebagai
berikut:
1. Bank wajib menghitung PPA terhadap Aset Produktif dan Aset Non Produktif
2. PPA sebagaimana dimaksud pada angka 1 berupa : a. cadangan umum untuk
Aset Poroduktif ; dan b. cadangan khusus untuk Aset Proudktif dan Aset Non
Produktif
3. Perhitungan PPA sebagaimana dimaksud pada angka 2 paling kurang dilakukan
sesuai peraturan Bank Indonesia No. 14/15/PBI /2012 tanggal 24 Oktober
2012.
Perhitungan kewajiban penyediaan Modal Minimum sesuai profil risiko.
Adalah kewajiban bank dalam penyediaan modal sesuai dengan profil risiko bank
menurut ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia :
2.
a. 8% (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Bank
dengan profil risiko peringkat 1 (satu);
c. c. 10% (sepuluh persen) sampai dengan kurang dari 11% (sebelas persen) dari
ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 3 (tiga);
d. d. 11% (sebelas persen) sampai dengan 14% (empat belas persen) dari
ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 4 (empat) atau peringkat 5
(lima).
4. 4. Total ATMR merupakan penjumlahan dari ATMR untuk risiko kredit, ATMR
untuk risiko pasar, dan ATMR untuk risiko operasional.
modal minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (3), alam hal Bank Indonesia
menilai Bank menghadapi potensi kerugian yang membutuhkan modal lebih besar.
Persyaratan independensi.
Adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon dalam mengisi suatu
jabatan strategis pada suatu bank (antara lain; Direktur Kepatuhan,atau Kepala
Unit Kerja Kepatuhan ) dimana ayang bersangkutan harus tidak memiliki
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan
keluarga sampai derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi,
dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan mengenai Pelaksanaan Good Corporate Governace bagi Bank
Umum.
Perusahaan Anak .
Adalah adalah badan hukum atau perusahaan yang dimiliki dan/atau dikendalikan
oleh Bank secara langsung maupun tidak langsung,baik di dalam maupun di luar
negeri, yang melakukan kegiatan usaha dibidang keuangan, yang terdiri dari: a.
Perusahaan Subsidiari (Subsidiary Company) yaitu Perusahaan anak dengan
kepemilikan Bank lebih dari 50% (lima puluh perseratus). b. Perusahaan
Partisipasi (Participation Company) adalah perusahaan anak dengan kepemilikan
50% (lima puluh perseratus) atau kurang, namun bank memiliki pengendalian
terhadap perusahaan c. Perusahaan dengan kepemilikan Bank lebih dari 20%
(duapuluh perseratus) sampai dengan 50% (limapuluh perseratus) yang memenuhi
persyaratan, yaitu: i. kepemilikan Bank dan para pihak lainnya pada Perusahaan
Anak adalah masing-masing sama besar. ii. masing-masing pemilik melakukan
Pengendalian secara bersama terhadap Perusahaan Anak. d. Entitas lain yang
berdasarkan Standar Askuntansi Keuangan yang berlaku wajib dikonsolidasikan
namun tidak termasuk perusahaan asuransi dan perusahaan yang dimiliki dalam
rangka restrukturisasi kredit.
Perusahaan Induk di Bidang Keuangan (Financial Holding Company)
Adalah badan hukum yang dibentuk dan/atau dimiliki oleh Pemegang Saham
Pengendali untuk mengkonsolidasikan dan mengendalikan secara langsung seluruh
aktivitas perusahaan keuangan yang menjadi anak perusahaannya
Perusahaan Induk di Bidang Perbankan (Bank Holding Company).
Istilah ini berkaitan dengan kewajiban pelaporan bank kepada Bank Indonesia.
Yang dimaksud dengan PIC laporan adalah petugas yang ditunjuk oleh Bank
Pelapor untuk melakujkanm komunikasi dengan Bank Indonesia terkait dengan
Laporan.
Pihak Independen.
Adalah pihak diluar Bank yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Komisaris, Direksi
dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Adalah orang perseorangan, badan hukum atau kelompok usaha yang melakukan
Pengendalian terhadap Bank, termasuk namun tidak terbatas pada PSP, anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif Bank. Pengendalian
terhadap Bank dapat dilakukan dengan cara-cara, antara lain sebagai berikut:
a. memiliki secara sendiri atau bersama-sama 25% (dua puluh lima persen) atau
lebih saham Bank;
b. secara langsung menjalankan pengelolaan dan/atau mempengaruhi kebijakan
Bank;
c. memiliki hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham yang apabila digunakan
akan menyebabkan pihak tersebut memiliki dan/atau mengendalikan secara
sendiri atau bersama-sama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham Bank;
d. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai tujuan
bersama dalam mengendalikan Bank (acting in concert) dengan atau tanpa
perjanjian tertulis bersama-sama memiliki dan/atau mengendalikan 25% (dua
puluh lima persen) atau lebih saham Bank, baik langsung maupun tidak
langsungdengan atau tanpa perjanjian tertulis;
e. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai tujuan
bersama dalam mengendalikan Bank (acting in concert) dengan atau tanpa
perjanjian tertulis dengan pihak lain, sehingga secara bersama-sama mempunyai
hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham, yang apabila hak tersebut
dilaksanakan menyebabkan pihak-pihak tersebut memiliki dan/atau
mengendalikan secara bersama-sama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih
saham Bank;
f. mengendalikan satu atau lebih perusahaan lain yang secara keseluruhan
memiliki dan/atau mengendalikan secara bersama-sama 25% (dua puluh lima
persen) atau lebih saham Bank;
g. mempunyai kewenangan untuk menyetujui dan/atau memberhentikan anggota
Dewan Komisaris dan anggota Direksi Bank;
h. secara tidak langsung mempengaruhi atau menjalankan pengelolaan dan/atau
kebijakan Bank;
i. melakukan Pengendalian terhadap perusahaan induk;
Pihak Terkait.
Adalah perseorangan atau perusahaan/badan yang mempunyai hubungan
pengendalian dengan Bank, baik secara langsung maupun tidak langsung,melalui
hubungan kepemilikan, kepengurusan atau keuangan. Pihak terkait meliputi:
a. Perseorangan atau perusahaan yang merupakan pengendali bank
b. Perusahaan/badan dimana bank bertindak sebagai pengendali
c. Perseorangan atau perusahaan/badan lain yang bertindak sebagai pengendali
dari perusahaan sebagaimana dimaksud pada huruf b.
d. Perusahaan dimana:
1. perseorangan dan atau perusahaan/badan sebagaimana dimaksud pada huruf a
bertindak sebagai pengendali
2. perseorangan atau perusahaan/badan sebagaimana dimaksud pada huruf c
bertindak sebagai pengendali e. Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank
f. Pihak yang mempunyai hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua, baik
horizontal maupun vertikal:
1. dari perseorangan yang merupakan pengendali Bank sebagaimana dimaksud
dalam huruf a
2. dari Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada Bankdimaksud pada huruf
a, huruf b, huruf c dan atau huruf d.
h. Perusahaan/badan yang Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif nya
merupakan:
1. Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada Bank
2. Komisaris, Direksi dan/atau Pejabat Eksekutif pada perusahaan/badan
sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c dan atau huruf d.
i. Perusahaan/badan dimana:
Adalah jajaran digit unik yang meng-identifikasi pengguna komputer untuk tujuan
pengamanan. Biasanya digunakan bersama-sama dengan kartu magnetis ataupun
sarana lainnya.
Istilah ini digunakan dalam ketentuan Anti Pencucian Uang (APU) , adalah orang
yang mendapatkan kepercayaan untuk memiliki kewenangan publik diantaranya
adalah Penyelenggara Negara sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan yang mengatur tentang Penyelenggara Negara, dan/atau orang yang
tercatat sebagai anggota partai politik yang memiliki pengaruh terhadap
kebijakan dan operasional partai politik, baik yang berkewarganegaraan
Indonesia maupun yang berkewarganegaraan asing..
Adalah angka yang merupakan penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari:
a) selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta asing,
ditambah b) selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan
komitment maupun kontinjensi dalam rekening administratif untuk setiap valuta
asing yang semuanya dinyatakan dalam rupiah Aktiva valuta asing pada huruf a)
terdiri dari kas, emas, giro (termasuk giro pada BI), deposit on call, deposito,
sertifikat deposito, margin deposit, surat berharga, kredit yang diberikan, nilai
bersih wesel ekspor yang telah diambil alih, rekening antar kantor aktiva, dan
tagihan lainnya dalam valuta asing baik kepada penduduk maupun bukan penduduk.
Pasiva valuta asing sebagaimana dimaksud huruf a) terdiri dari giro, deposit on
call, deposito berjangka, sertifikat deposito,margin deposit, pinjaman yang
diterima, jaminan import, rekening antar kantor pasiva dan kewajiban lainnya
dalam valuta asing baik terhadap penduduk maupun bukan penduduk. Rekening
Administratif valuta asing sebagaimana dimaksud pada huruf b) adalah rekening
dalam valuta asing yang dapat menimbulkan tagihan dan atau kewajiban dimasa
mendatang yang merupakan komitmen dan kontinjensi yang mencakup bank
garansi, maupun L/C yang dipastikan menjadi kewajiban bank, setelah dikurangi
dengan margin deposit, spot, serta transaksi derivatif antara lain transaksi
forward, option dan future, maupun produk-produk lain yang sejenis terhadap
penduduk maupun bukan penduduk. Bank wajib memelihara Posisi Devisa Neto
setinggi-tingginya 20% dari modal. Bagi bank yang telah memenuhi kriteria untuk
wajib memenuhi KPMM dengan memperhitungkan risiko pasar sesuai ketentuan
berlaku, kewajiban memelihara posisi Devisa Neto ditetapkan setinggi-tingginya
30% dari Modal. Sebelum ketentuan KPMM dengan memperhitungkan risiko
pasar berlaku efektif, bank tetap wajib memelihara Posisi Devisa Neto sebesar
20%.
Adalah cadangan yang dibentuk bank dalam rangka penerapan prinsip kehatihatian dalam pengelolaan bank (azas prudensial) untuk menutup kemungkinan
Adalah cadangan (PPAP) yang diwajibkan oleh Bank Indonesia untuk dibentuk
bank sesuai posisi dan klasifikasi aktiva produktif yang dimiliki bank. Bank
Indonesia mewajibkan bank untuk membentuk cadangan Aktiva Produktif yang
terdiri dari: 1. Cadangan Umum, yang sekurang-kurangnya sebesar 1% (satu
perseratus) dari Total Aktiva Produktif. 2. Cadangan khusus, untuk kredit yang
diberikan, yang sekurang-kurangnya sebagaimana berikut:
Kolektibilitas kredit :L--------------------------PPAP
Dalam Perhatian Khusus(Special Mention)--- 5%
Kurang Lancar (Substandard)----------------- 15%
Diragukan (Doubtfull)--------------------------- 50%
Macet (Loss)--------------------------------------100%
Masing-masing setelah dikurangi dengan nilai agunan tunai (Cash Collateral). 3.
Cadangan Khusus untuk surat berharga, yang sekurang-kurangnya 100% (seratus
perseratus) dari surat berharga yang digolongkan macet.
Primary core expense.
Adalah jasa pelayanan khusus yang diberikan Bank kepada Nasabah tertentu
(prime customer), berupa
pemberian keistimewaan jasa pelayanan dan jasa bunga/bagi hasil dan
pelayanan multiproduk guna
memberikan keuntungan yang lebih kepada Nasabah dan pemahaman atas
risiko berinvestasi yang mungkin
timbul. Jasa atau produk Private Banking selain produk konvensional perbankan
juga meliputi penasihat
keuangan pribadi yang melibatkan officer Bank sebagai financial analyst,
yang tidak bisa diakomodasi oleh Bank di dalam negeri seperti trust fund. Selain
itu ditawarkan juga
rangkaian produk keuangan yang"tailor made" sesuai kebutuhan Nasabahnya
seperti asuransi, forex
Adalah upaya yang dilakukan oleh pelaku pencucian uang, yang dapat
dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) tahap kegiatan yang meliputi :
a.Penempatan (Placement), Adalah upaya menempatkan uang tunai yang berasal
dari tindak pidana ke dalam sistem keuangan (financial system), atau upaya
menempatkan uang giral (cheque, wesel bank, sertifikat deposito, dan lain-lain)
kembali ke dalam sistem keuangan, terutama sistem perbankan.
b.Transfer (Layering), Adalah upaya untuk mentransfer harta kekayaan yang
berasal dari tindak pidana (dirty money) yang telah berhasil ditempatkan pada
Penyedia Jasa Keuangan (terutama bank) sebagai hasil upaya penempatan
(placement) ke Penyedia Jasa keuangan yang lain. Sebagai contoh adalah dengan
melakukan beberapa kali transaksi atau transfer dana.
c.Penggunaan harta kekayaan (Integration), Adalah upaya menggunakan harta
kekayaan yang berasal dari tindak pidana yang telah berhasil masuk ke dalam
sistem keuangan melalui penempatan atau transfer sehingga seolah-olah menjadi
harta kekayaan halal (clean money), untuk kegiatan bisnis yang halal atau untuk
membiayai kembali kegiatan kejahatan. Sebagai contoh adalah dengan pembelian
aset dan membuka/melakukan kegiatan usaha.
Adalah pengiriman uang TKA yang bekerja di In donesia ke luar negeri melalui
Bank Pelapor.
Istilah ini berkaitan dengan kewajiban pelaporan bank kepada Bank Indonesia.
Adalah pengiriman uang TKI yang bekerja di luar negeri ke Indonesia melalui
Bank Pelapor.
Rencana Kerja Tahunan (RKT) untuk perusahaan di bidang kehutanan.
Pemegang IUPHHK diwajibkan untuk menyusun rencana kerja yang berlaku untuk
sepanjang 20 tahun masa konsesinya. Terdapat dua jenis RKU yaitu RKUPHHKHA untuk HPH dan RKUPHHK-HT untuk HTI
Adalah jumlah pendanaan yang stabil yang diwajibkan oleh Otoritas Pengawasan
Bank yang diukur dengan menggunakan asumsi karakteristik dari profil risiko
likiditas secara garis besarnya oleh otoritas terhadap assets , eksposur off
balance sheet dan aktivitas tertentu lainnya dari suatu institusi. Kewajiban
pendanaan stabil dihitung berdasarkan jumlah dari nilai aset yang di pegang dan
pendanaan oleh institusi, dikalikan dengan suatu faktor Pendanaan Stabil yang di
Wajibkan(Required Stable Funding / RSF) yang ditetapkan bagi masing masing
tipe aset tertentu, ditambah jumlah aktivitas OBS (atau Eksposur Likiditas
Potensial ) dikalikan dengan faktor RSF yang bersangkutan. Faktor RSF
diterapkan pada nilai yang dilaporkan dari masing masing aset atau eksposur OBS
yang diyakini oleh otoritas bahwa aset tersebut perlu didukung oleh pendanaan
yang stabil. Aset yang lebih liquid dan lebih siap untuk digunakan sebagai sumber
perluasan likuiditas dalam keadaan stress (stressed environment), memperoleh
faktor faktor RSF yang lebih rendah (dan memerlukan pendanaan stabil yang
lebih sedikit) dibandingkan dengan aset aset yang diperkirakan kurang likuid ,
dan oleh karenanya memerlukan pendanaan yang lebih stabil. Ada beberapa
kategori dari faktor RSF , yaitu : 0 % ; 5 % ; 20 % ; 50 % ; 65 % ; 85 % dan
100%.
Satuan kerja kepatuhan harus independen..
Adalah cadangan penyangga operasional bank yang terdiri dari piutang jangka
pendek antar bank seperti call money, Deposit on call, surat-surat berharga yang
segera dapat di uangkan sewaktu-waktu.
Fungsi dari cadangan ini adalah untuk:
1. Sebagai dana cadangan yang sengaja dibentuk dalam rangka prinsip kehatihatian (prudential banking) untuk membayar apabila ada penarikan dari pemilik
dana yang cukup besar (deposit break).
2. Untuk menjembatani dua hal yang kontradiktif yakni antara profitabilitas dan
likuiditas.
3. Sebagai penempatan sementara dana yang sudah di rencanakan untuk kredit
tetapi belum ditarik oleh debitur.
Faktor yang menentukan besar kecilnya SR ini adalah sifat dana masyarakat.
Dana yang bersifat volatile memerlukan SR yang lebih besar. Begitu juga pola
penarikan kredit dari debitur. Prinsipnya, dalam pengelolaan SR adalah
maksimalisasi penempatan dana dalam arti setiap saat harus menghasilkan, dan
tidak boleh menganggur walaupun hanya semalam.
Sebab itu sifat penanaman untuk SR haruslah:
i. Hight quality
ii. Marketable
iii. Short term maturity.
Selisih kurang antara PPA atas aset produktif dan cadangan kerugian penurunan
nilai atas aset produktif.
diklasifikasikan ke saldo laba dalam hal Bank melakukan revaluasi aset tetap
sebelum PSAK 16 diberlakukan dan selanjutnya menggunakan metode biaya dalam
pengukuran aset tetap. Termasuk dalam komponen ini adalah selisih lebih
revaluasi aset tetap yang tersisa dalam pelaksanaan kuasi reorganisasi.
Perlakuan ini diperuntukkan bagi Bank yang menggunakan model revaluasi aset
tetap sebagaimana diatur dalam PSAK 16 tentang Aset Tetap. Perhitungan nilai
wajar aset tetap mengacu pada standard akuntansi keuangan yang berlaku
mengenai aset tetap. Hal ini terjadi apabila Bank menetapkan untuk mengukur
kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (fair value option) sesuai
standar akuntansi keuangan yang berlaku..
Adalah surat utang yang dapat dikonversi menjadi saham atau yang mengandung
hak opsi untuk memperoleh saham. Persetujuan untuk menerbitkan surat utang
yang bersifat ekuitas dilakukan setelah badan hukum lembaga keuangan bank
merealisasikan pembelian saham lebih dari 40% (empat puluh persen) sesuai
dengan persetujuan Bank Indonesia..
Suspense Account..
Adalah akun yang tujuan pencatatannya tidak teridentifikasi atau tidak didukung
dengan dokumentasi pencatatan yang memadai sehingga tidak dapat
direklasifikasi dalam akun yang seharusnya. Suspense Account digolongklan
sebagai Aktiva Non Produktif. Ketentuan lain menyangkut suspense account
ditetapkan BI sebagai berikut:
Adalah teknik yang dapat digunakan untuk mitigasi risiko dalam pendekatan
standard perhitungan ATMR, yaitu :
I.Teknik MRK Agunan;
Jenis agunan yang diakui dalam Teknik MRK Agunan adalah (a) uang tunai yang
disimpan di bank penyedia dana; (b) giro, tabungan, deposito yang diterbitkan
oleh Bank penyedia dana; (c) Emas yang disimpan oleh Bank penyedia dana; (d)
Surat Utang Negara (SUN); (e) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN); (f)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS);
(g) Surat Berharga dengan peringkat tertentu.
II.Teknik MRK Garansi;
Penerbit garansi yang diakui dalam Teknik MRK Garansi meliputi: (a) Pihak yang
tergolong Tagihan Kepada Pemerintah; (b) Pihak yang tergolong sebagai Tagihan
Kepada Pemerintah Negara Lain dengan bobot risiko lebih rendah dan peringkat
paling kurang BBB-; (c) Bank Umum yang berbadan hukum di Indonesia, KCBA dan
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dengan bobot risiko lebih rendah; (d)
Bank yang berbadan hukum asing dan tergolong prime bank; (e) Lembaga
keuangan yang bergerak di bidang penjaminan atau asuransi dan tergolong
sebagai Tagihan Kepada ESP dan Tagihan Kepada Korporasi.
III.Teknik MRK Penjaminan atau Asuransi Kredit.
Test Key.
Adalah tingkat bunga maksimum yang dianggap wajar oleh LPS (Lembaga
Penjamin Simpanan) dalam rangka penjaminan. LPS mengumumkan maksimum
tingkat bunga penjaminan setiap bulan dengan ketentuan:
a. Tingkat bunga tersebut berlaku selama satu bulan, dan
b. Pengumuman dilakukan paling lambat 2 (dua) hari sebelum tingkat bunga
tersebut diberlakukan.
Dalam menetapkan maksimum tingkat bunga wajar penjaminan, Dewan Komisioner
LPS dapat meminta pertimbangan Bank Indonesia. Nasabah penyimpan
dinyatakan sebagai pihak yang diuntungkan secara tidak wajar apabila nasabah
tersebut memperoleh tingkat bunga melebihi tingkat bunga yang ditetapkan LPS.
Konsekwensinya klaim penjaminan dinyatakan tidak layak dibayar.
Adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap
kondisi atau kinerja suatu bank melalui Penilaian Kuantitatif dan Kualitatif
terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas,
likuiditas dan sensitifitas terhadap risiko pasar (CAMELS). Lihat CAMELS.
Penilaian Kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan
proyeksi rasio-rasio keuangan Bank. Penilaian Kualitatif adalah penilaian terhadap
faktor-faktor yang mendukung hasil Penilaian Kuantitatif, penerapan manajemen
risiko, dan Kepatuhan Bank. Berdasarkan penilaian terhadap faktor-faktor
tersebut ditetapkan peringkat komposit (composit rating) sbb:
1. Peringkat Komposit 1 (PK-1), mencerminkan bahwa Bank tergolong sangat baik
dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri
keuangan.
Total derivatif .
Total derivatif adalah seluruh transaksi spot dan derivatif dalam rupiah dan
valuta asing dengan Bank atau pihak ketiga bukan Bank yakni forward , future ,
swap, option, dan spot.
Total kewajiban bank
.
Istilah ini berkaitan dengan ketentuan Bank Indonesia tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum khususnya dalam perhitungan CEMA.
(lihat CEMA).
Yang dimaksud dengan total kewajiban bank adalah total kewajiban dikurangi
dengan seluruh kewajiban antar kantor (kantor pusat dan kantor cabang lainnya
di luar negeri). Total kewajiban Bank yang dijadikan dasar penetapan CEMA
minimum dihitung berdasarkan rata-rata kewajiban Bank secara mingguan dalam
bulan yang bersangkutan.
Contoh Perhitungan:
Total kewajiban posisi akhir minggu I, minggu II, minggu III, dan minggu IV
masing-masing sebesar Rp.10 triliun, Rp.15 triliun, Rp.10 triliun, dan Rp.20 triliun.
Oleh karena itu, rata-rata total kewajiban = ((Rp.10 triliun + Rp.15 triliun + Rp.10
triliun +
Rp.20 triliun) : 4 ) = Rp.13,75 triliun.
Perhitungan CEMA berdasarkan rata-rata total kewajiban adalah sebesar 8% x
Rp.13,75 triliun = Rp.1,1 triliun. Dengan demikian, minimum CEMA yang wajib
dipelihara adalah yang terbesar antara Rp.1 triliun dengan Rp.1,1 triliun, yaitu
Rp.1,1 triliun.
Istilah ini merupakan uraian lebih rinci dari formula LCR, Total Net Cash
Outflows adalah totalperkiraan pengeluaran kas dikurangi total perkiraan
pemasukan kas dalam stress skenario yang ditentukan untuk 30 hari kalendar
kedepan. Total perkiraan pengeluaran kas dikalkulasi berdasarkan perkalian saldo
outstanding dari berbagai category atau type dari hutang dan komitmen off
balance sheet sesuai tingkatan perkiraan dimana hutang itu dibayar atau
ditarik. Total perkiraan pemasukan kas dikalkulasi dengan perkalian saldo
outstanding dari berbagai kategori perjanjian piutang (contractual receivables)
dengan tingkat dimana pemasukan kas itu diharapkan dalam suatu skenario
sampai pada jumlah agregat 75 % dari perkiraan pengeluaran kas.
Formula untuk Total net Cash flows adalah :
Total net cash outflows over the next 30 calendar days = outflows Min
{inflows; 75% of outflows}
Total Structured Product
product.
TRA (Transaksi Rekening Administratif) Kualitas rendah.
Istilah ini berkaitan dengan fit and proper test terhadap calon pemegang saham
dan pengurus bank.Yang dimaksud dengan seseorang memiliki track record
negatif antara lain adalah:
1. Termasuk dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
(Fit and Proper Test); dan
2. Termasuk dalam Daftar Kredit Macet (DKM);
Daftar Tidak Lulus dan Daftar Kredit Macet adalah daftar pengawasan bank
yang ditatausahakan oleh Bank Indonesia.
Informasi sebagai dasar penilaian track record dapat berasal dari hasil
pengawasan Bank Indonesia atau sumber-sumber lainnya.
Menurut PPATK :
Transaksi Keuangan Mencurigakan adalah transaksi yang menyimpang dari profil
dan karakteristik serta kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang
bersangkutan, termasuk transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga
dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan transaksi yang
bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Penyedia Jasa Keuangan sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang No.15 tahun 2002.
Menurut Bank Indonesia :
Adalah transaksi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan profil nasabah.
Dengan demikian faktor utama untuk menentukan transaksi yang mencurigakan
adalah dengan mengetahui kelaziman transaksi yang dilakukan nasabah.
Yang dimaksud dengan transaksi yang tidak wajar adalah transaksi yang
memenuhi salah satu kriteria dari transaksi keuangan yang mencurigakan namun
masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah transaksi
tersebut tergolong sebagai transaksi keuangan yang mencurigakan yang wajib
dilaporkan kepada PPATK.
Adalah perorangan atau badan hukum yang secara langsung maupun tidak
langsung memiliki saham Bank dan merupakan pengendali terakhir dari Bank
dan/atau keseluruhan struktur kelompok usaha yang mengendalikan Bank.
Dalam hal badan hukum terakhir dari keseluruhan struktur kelompok usaha yang
mengendalikan Bank tidak memiliki pengendali maka badan hukum tersebut
merupakan PSPT. Pihak-pihak yang dapat mewakili PSPT yang berbentuk badan
hukum tersebut adalah pihakpihak yang sesuai Anggaran Dasar berwenang
mewakili badan hukum dimaksud.
Istilah ini berkaitan dengan program APU (Anti Pencucian Uang) dan Pencegahan
Pembiayaan Terorisme (PTT). Unit Kerja Khusus (UKK) adalah unit kerja yang.
perlu dibentuk apabila dalam rangka melaksanakan Program APU dan PPT, Bank
membutuhkan suatu unit kerja yang secara khusus menanganinya. Dalam hal
berdasarkan pertimbangan beban tugas operasional dan kompleksitas usaha Bank
tidak dapat memenuhi kewajiban pembentukan UKK, maka Bank wajib menunjuk
sekurang-kurangnya seorang pejabat Bank yang bertanggungjawab dalam
melaksanakan Program APU dan PPT.
Adalah unit kerja dalam organisasi bank umum yang bertugas untuk menerapkan
prinsip mengenal nasabah (know your customer principles) yang diintrodusir oleh
Bank Indonesia untuk dilaksanakan oleh perbankan. Bank yang membentuk UKPN
wajib menetapkan UKPN sebagai unit kerja struktural dalam organisasi bank.
Dalam pelaksanaan tugasnya UKPN bertanggung jawab langsung dan melapor
kepada Direktur Kepatuhan.
untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka waktu
tertentu
cicilan dan hasil penjualan asset yang sudah dikuasai BPPN. Lihat Proses
PKPS.
Asset to Bond Swap.
Adalah istilah untuk pembelian asset ex. BPPN oleh Bank Rekap dengan
menggunakan Obligasi Pemerintah (Obligasi Rekap). Bank Indonesia membatasi
pembelian asset BPPN oleh Bank Umum maksimal sebesar 50% dari Modal Inti
bank. Aset yang dibeli dapat dikategorikan sebagai Aktiva Produktif dengan
kolektibilitas lancar selama 1 tahun sejak pembelian dengan kewajiban
pembentukan cadangan Aktiva Produktif sebesar 1% (Cadangan Umum).
Pembelian asset kredit dengan menggunakan Obligasi Rekap harus dengan
persetujuan penjual (BPPN). Praktik ini berlangsung semasa BPPN belum
dibubarkan .
AYDA (Aset Yang Diambil Alih).
Adalah aset yang diperoleh bank, baik melalui pelelangan maupun diluar
pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau
berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal
debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank.
Untuk kepentingan penerapan prinsip kehati-hatian perbankan. AYDA merupakan
salah satu bentuk aset non produktif yang wajib ditetapkan kualitasnya dan
dibentuk penyisihan penghapusan aset non produktif (PPANP) sesuai Peraturan
Bank Indonesia.
Kewajiban pembentukan PPANP untuk AYDA pada dasarnya bukan merupakan
kerugian penurunan nilai namun lebih merupakan disinsentif kepemilikan aset
yang tidak digunakan dalam kegiatan usaha bank.
Bank wajib melakukan upaya penyelesaian terhadap AYDA yang dimiliki
yaitumengupayakan penjualan dengan segera serta mendokumentasikan upaya
penyelesaian tersebut.
Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU).
Adalah Bank yang dibekukan kegiatan usahanya oleh Bank Indonesia dan
selanjutnya diserahkan kepada BPPN untuk tujuan penyelesaian kewajiban bank
Adalah Bank Umum yang dambil alih pengelolaannya (dikuasai) oleh Pemerintah.
Suatu Bank Umum dapat diambil-alih apabila telah menggunakan BLBI (Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia) melampaui 500% dari modal disetor dan menggunakan
BLBI lebih dari Rp. 2 triliun.
Bank yang tidak dapat disehatkan.
Adalah Bank dalam pengawasan khusus yang memenuhi kriteria:
a. rasio KPMM kurang dari 2% (dua persen);
b. rasio GWM dalam rupiah kurang dari 0% (nol persen); atau
c. jangka waktu 3 bulan sebagai Bank dalam pengawasan khusus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ,PBI No. 13/3/PBI /2011 terlampaui.
Bantuan penyelamatan.
Adalah bantuan keuangan kepada bank tertanggung atau lembaga tabungan yang
mengalami kerugian karena kredit macet, kondisi pasar yang lesu, atau penarikan
dana dalam jumlah besar secara tiba-tiba oleh para deposan; upaya yang
dilakukan oleh lembaga tersebut dapat berupa bantuan kepada bank
bermasalah,pengupayaan akuisisi olehlembaga keuangan yang sehat; dalam hal
tertentu, dana asuransi simpanan (deposit insurance fund) memberikan bantuan
dalam bentuk surat utang (promissory notes) untuk menutup perbedaan
perkiraan nilai pasar dariaset dan kewajiban bank (kekayaan bersih bank telah
menunjukkan posisi yang negatif) sehingga akan menyehatkan perusahaan
tersebut (bailout).
Blanket Guarantee.
Adalah program penjaminan pemerintah terhadap pembayaran kewajiban bank
sebagaimana dimaksud dengan Keputusan Presiden No.26 tahun 1998 tentang
Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum.
Tatacara pelaksanaannya diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan
No.26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998 antara lain sebagai berikut :
Kewajiban yang dijamin oleh Pemerintah meliputi seluruh kewajiban pembayaran
dari Bank Umum, baik dalam mata uang Rupiah maupun dalam mata uang asing
yang timbul sebelum, pada atau sesudah hari pertama dari jangka waktu berlaku
dan jatuh tempo pada atau sebelum hari terakhir dari jangka waktu berlaku,
termasuk tetapi tidak terbatas pada giro, tabungan, deposito berjangka dan
deposit on call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang
diterima swap/hedges/futures, derivatives dan kewajiban-kewajiban kontinjen
(off balance sheet) lainnya, seperti bank garansi, stanby letter of credit,
performance bonds dan kewajiban-kewajiban yang sejenis selain yang
dikecualikan dalam keputusan ini.
Yang tidak dijamin pembayarannya antara lain adalah:
(5) Modal pinjaman;
(6) Pinjaman subrogasi;
(7) Kewajiban yang tidak dapat dibuktikan;
(8) Kewajiban kepada pihak terkait, kewajiban yang diperoleh yang bertentangan
dengan praktek perbankan yang sehat dan sebagainya.
Istilah yang juga populer mengenai hal diatas adalah Program Penjaminan
Pemerintah
Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga
Penjaminan Simpanan , maka Blanket Guarantee tidak berlaku lagi.
BPPN (Badan penyehatan Perbankan Nasional).
Adalah badan khusus yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden RI No.27
tahun 1998 yang dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah No.17 tahun 1999
tentang Badan Penyehatan Perbankan Nasional sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah No.99 tahun 1999.
Tugas BPPN ditetapkan sebagai berikut :
a.Melakukan pengadministrasian jaminan yang diberikan Pemerintah pada Bank
Umum
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden No.26 tahun 1998.
b.Melakukan Pengawasan, Pembinaan dan upaya penyehatan termasuk
restrukturisasi bank
yang oleh Bank Indonesia di nyatakan tidak sehat.
c.Melakukan tindakan hukum lain yang diperlukan dalam rangka penyehatan bank
yang
tidak sehat sebagaimana dimaksud dalam huruf b.
Apabila bank dalam penyehatan tidak dapat disehatkan maka BPPN berwenang
pula untuk :
1.Mengambil alih pengoperasian bank.
2.Menentukan tingkat kompensasi yang dapat diberikan kepada direksi, komisaris
dan
karyawan bank.
3.Mengambil alih pengelolaan termasuk penilaian kembali (revaluasi) atas
kekayaan
yang dimiliki bank.
4.Melakukan penggabungan,peleburan dan atau akuisisi bank.
5.Menguasai, menjual, mengalihkan dan atau melakukan tindakan lain yang seluasluasnya atas suatu hak kekayaan milik Bank yang berada pada pihak ketiga, baik
didalam maupun diluar Indonesia.
6.Meminta kepada pemegang saham yang terbukti ikut serta baik secara
langsung maupun
tidak langsung menyebabkan timbulnya kerugian Bank untuk sepenuhnya
bertanggung
jawab atas kerugian tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kriteria bank yang masuk dalam penyehatan BPPN adalah sebagai berikut :
a.Telah menikmati fasilitas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebesar
200%
atau lebih dari Modal inti bank yang bersangkutan.
b.Tingkat kesehatan bank tergolong tidak sehat dalam 12 bulan terakhir.
c.Modal bank negatif (Negative Networth).
d.Upaya-upaya penyehatan yang dilakukan Bank Indonesia tidak menunjukkan
hasil yang
signifikan, dan atau;
e.Pertimbangan lain oleh Bank Indonesia.
Nama lain dari BPPN yang juga populer adalah IBRA (The Indonesian Bank
Restructuring Agency)
Kemudian berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun
2004 , BPPN dimaksud dinyatakan berakhir tugasnya mulai tanggal 27 Pebruari
2004. Dalam rangka pengakhiran tugas dan pembubaran BPPN , Ketua BPPN
harus menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban yang meliputi Laporan
Pelaksanaan Tugas dan Laporan Keuangan BPPN kepada Menteri Keuangan, sesuai
dengan tahapan pengakhiran tugas yang berlangsung sampai dengan tanggal 27
pebruari 2004 dan secara keseluruhan sampai dengan tanggal 30 April 2004.
Selanjutynya lihat Tim Pemberesan )
BPR DPK (Bank Perkreditan Rakyat - Dalam Pengawasan Khusus).
Adalah BPR yang dinilai oleh Bank Indonesia mengalami kesulitan yang
membahayakan kelangsungan usahanya.
BPR dinilai membahayakankelangsungan usahanya apabila rasio Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) kurang dari 4 %(empat perseratus) dan atau
Cash Ratio (CR) rata-rata selama 6 (enam) bulan terakhir kurang dari 3 % (tiga
perseratus).
Penetapan status BPR-DPK berlaku sejak tanggal pemberitahuan oleh Bank
Indonesia. Pemberitauhan status BPR-DPK disampaikan secara langsung dalam
pertemuan dengan pengurus/ dan atau pemegang saham BPR-DPK , atau secara
tidak langsung melalui surat atau sarana lain
Convertible Preferred Shares (dalam Rekapitalisasi Bank Umum ).
Istilah ini berkaitan dengan Rekapitalisasi bank umum , adalah saham yang :
a.Memiliki hak suara pada hal-hal yang bersifat strategis (Stategic Voting
Rights)
yang terbatas pada :
o Pengangkatan atau pemberhentian serta perubahan-perubahan penting pada
manajemen
Bank Umum, merger,akuisisi, likuidasi yang dilakukan secara sukarela (selain)
yang
didasarkan atas kebijaksanaan Bank Indonesia, penjualan asset yang tidak
berkaitan
langsung dengan kegiatan usahanya, penerbitan saham baru atau instrumen
sejenis
saham lainnya, serta pernyataan penetapan dividen.
o Penunjukan anggota direksi untuk mewakili Pemerintah sebagai pemegang
Saham
Preferen;
o Perolehan pembayaran dividen secara kumulatif atau tidak secara kumulatif;
o Perolehan pembayaran terlebih dahulu dalam hal bank di likuidasi.
Adalah fasilitas pembiayaan dari Bank Indonesia kepada Bank Bermasalah yang
mengalami Kesulitan Likuiditas, tetapi masih memenuhi tingkat solvabilitas yang
ditetapkan Bank Indonesia , serta berdampak sistemik yang pemberiannya
didasarkan pada keputusan rapat Menteri Keuangan dangan Gubernur Bank
Indonesia dan pendanaannya menjadi beban Pemerintah.
Persyaratan pemberian FPD :
a) Bank mengalami Kesulitan Likuiditas
b) Bank berdampak sistemik
c) Rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) Bank paling sedikit 5 % ,
dan
d) Dijamin dengan agunan
Bank penerima FPD ditetapkan sebagai Bank Dalam Pengawasan Khusus. Status
Bank Dalam Pengawasan Khusus bagi Bank penerima FPD berakhir apabila Bank
sudah menyelesaikan kewajiban pelunasan FPD dan memenuhi persyaratan
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia yang berlaku mengenai
Tindak Lanjut Pengawasan dan Penetapan Status bank.
Hapus Tagih.
Adalah tindakan Bank menghapus kewajiban nasabah yang tidak dapat
diselesaikan.
Kebijakan dan prosedur hapus tagih antara lain memuat kriteria, persyaratan,
limit, kewenangan dan tanggung jawab serta tata cara hapus tagih.
Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur tertulis mengenai hapus tagih
Pembiayaan, sebagai berikut:
a. Kebijakan hapus hapus tagih wajib disetujui oleh Komisaris;
b. Prosedur hapus hapus tagih wajib disetujui paling kurang oleh Direksi;
c. Komisaris wajib melakukan pengawasan secara aktif terhadap pelaksanaan
kebijakan
hapus tagih;
d. Kebijakan dan prosedur hapus tagih merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari
kebijakan manajemen risiko Bank sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia
yang berlaku.
Hapus tagih hanya dapat dilakukan terhadap pembiayaan yang memiliki kualitas
Macet. Hapus tagih dapat dilakukan baik untuk sebagian atau seluruh
Pembiayaan.
Hapus tagih terhadap sebagian Pembiayaan hanya dapat dilakukan dalam rangka
Restrukturisasi Pembiayaan atau dalam rangka penyelesaian Pembiayaan.
Juru Sita BPPN.
Adalah pelaksana tindakan penagihan kepada debitur. Debitur disini adalah
setiap perorangan atau badan yang secara langsung atau tidak langsung
mempunyai kewajiban pembayaran kepada pihak-pihak sebagaimana dimaksud
pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah No.17 tahun 1999.
Adapun tugas juru sita BPPN adalah sebagai berikut :
a.Memberikan Surat Paksa kepada debitur.
b.Melaksanakan Perintah Penyitaan dan memberikan Berita Acara Penyitaan
kepada
Debitur dan Pengadilan Negeri di wilayah hukum barang atau kekayaan milik
Debitur
yang di sita;
c.Melaksanakan Perintah Pengosongan atas barang atau kekayaan milik Debitur.
d.Melaksanakan pencabutan sita atas barang atau kekayaan milik Debitur yang
telah
disita;
e.Melakukan penjualan melalui pelelangan atas barang atau kekayaan milik
Debitur yang
telah disita;
f.Melakukan tindakan hukum lain sesuai dengan kewenangan yang ditetapkan oleh
Ketua
BPPN.
KKSK (Komite Kebijakan Sektor Keuangan).
Adalah suatu lembaga yang dibentuk Pemerintah RI melalui Keputusan Presiden
No.89 tahun 1999 yang diubah dengan Keputusan Presiden No.177 tahun 1999
dengan tugas-tugas sebagai berikut :
Merumuskan arah kebijakan bagi upaya penyehatan perbankan, termasuk
restrukturisasi
pemilik atau pengurus bank). Debitur yang berasal dari pemilik yang sama atau
berada dalam kelompok bisnis yang sama dikelompokkan menjadi satu Obligor
sehingga obligor terdiri dari beberapa debitur. Penyelesaian utang debitur tetap
dilakukan kasus per-kasus tetapi dengan menggunakan konsep one obligor dimana
kerugian yang ditanggung oleh BPPN didasarkan pada per-obligor bukan perperusahaan atau kasus
(2) Adalah dasar penetapan kolektibilitas kredit debitur sesuai PBI
No.7/2/2005 , dimana suatu obligor yang memperoleh kredit di berbagai bank
atau pada berbagai proyek ditetapkan kolektibilitas kreditnya seragam menurut
kolektibilitas terendah. Dengan demikian kolektibilitas tidak lagi ditetapkan
berbeda per-debitur maupun perproyek tetapi disamakan per- obligor.
Oversight Committee (OC)-BPPN.
Adalah Komite Pemantau Pelaksanaan Tugas BPPN (AKPP) yang dibentuk dengan
SK Menko Ekuin No.Kep.35/M.Ekuin/07/2000 tanggal 13 Juli 2000, yang
kemudian diperbarui dengan SK Menko Ekuin No.Kep./02/K.KKSK/08/2000
tanggal 7 Agustus 2000.
Tugas dari Oversight Committee adalah :
Menegakkan Corporate Governance dan transparansi di BPPN termasuk Policy
Compliance.
Memantau kinerja dari BPPN terutama menyangkut bidang-bidang yang
strategis
Memberikan berbagai rekomendasi baik yang diminta maupun yang tidak
diminta kepada BPPN dan KKSK untuk menyukseskan misi BPPN.
OC beranggotakan 9 (sembilan orang) yang diangkat dari tenaga professional
independen dan memiliki integritas dan komitmen dalam melaksanakan tugas yang
diberikan.
Anggota OC diusulkan oleh KKSK, dimana selanjutnya Menteri Keuangan
menetapkan Ketua dan Anggota OC.
Pembubaran Badan Hukum Bank.
Adalah tindak lanjut yang dilakukan sebagai konsekwensi atas pencabutan izin
usaha bank yang dilakukan oleh LPP (Lembaga Pengawas Perbankan). Pembubaran
Badan Hukum Bank dilaksanakan oleh Tim Likuidasi dengan tindakan sebagai
berikut :
a. Mendaftarkan pembubaran badan hukum bank dalam daftar perusahaan
kepada instansi yang berwenang
b. Mengajukan permohonan untuk diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia
c. Mengumumkan likuidasi dan pembubaran badan hokum Bank dalam 2 (dua)
surat kabar harian yang mempunyai peredaran luas; dan
d. Memberitahukan pembubaran badan hukum Bank kepada instansi berwenang.
Tindakan sebagaimana tersebut diatas dilakukan paling lambat dalam 30 (tiga
puluh) hari sejak tanggal pembubaran Badan Hukum Bank sebagaimana
ditetapkan oleh LPP.
Dalam pengumuman sebagaimana huruf c diatas , dimuat pula :
a. Nama dan alamat Tim Likuidasi
b. Tata cara pengajuan tagihan dan jangka waktu pengajuan tagihan oleh kreditur
c. Tata cara pembayaran kewajiban oleh debitur.
Penataan kembali (restructuring) Lihat Restrukturisasi Kredit .
Pengawasan intensif.
Adalah suatu peningkatan proses pengawasan terhadap Bank yang sebelumnya
berada dalam pengawasan normal, dengan tujuan untuk memulihkan kondisi Bank.
Pemulihan tersebut dilakukan dengan menetapkan tindakan pengawasan
(supervisory actions) yang sesuai dengan permasalahan Bank.
Pengawasan khusus.
Adalah suatu peningkatan proses pengawasan terhadap Bank yang sebelumnya
berada dalam pengawasan normal atau pengawasan intensif dengan tujuan untuk
memulihkan kondisi Bank. Pemulihan tersebut dilakukan dengan menetapkan
tindakan pengawasan (supervisory actions) yang sesuai dengan permasalahan
Bank.
Pengawasan normal.
Adalah pengawasan yang dilakukan Bank Indonesia terhadap Bank yang tidak
memenuhi criteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 15 dari PBI No.
Tim Likuidasi melaksanakan fungsi melikuidasi bank yang dicabut izin usahanya
dan yang telah dibubarkan badan hukumnya dengan cara membereskan aset dan
kewajiban Bank yang dimaksud..
Dalam rangka melaksanakan fungsinya , Tim Likuidasi mempunyai tugas tugas
sebagai berikut :
a. Menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan pembubaran badan hukum Bank
b. Melakukan pemberesan aset dan kewajiban bank
c. Melakukan pertanggung jawaban pelaksanaan Likuidasi bank.
Dalam rangka melaksanakan tugas dimaksud diatas, Tim Likuidasi mempunyai
wewenang sebagai berikut :
a. Melakukan perundingan dan tindakan lainnya dalam rangka penjualan dan
penagihan piutang terhadap para debitur
b. Melakukan perundingan dan pembayaran kewajiban kepada para Kreditur
c. Memperkerjakan pegawai, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar Bank
Dalam Likuidasi, sebagai tenaga pendukung Tim Likuidasi
d. Menunjuk pihak lain untuk membantu pelaksanaan Likuidasi, antara lain
konsultan keuangan, konsultan hukum, dan advokat.
e. Melakukan pemanggilan kepada para Kreditur.
f. Meminta pengadilan niaga untuk membatalkan segala perbuatan hukum bank
yang dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum pencabutan izin usaha
Bank yang mengakibatkan kerugian Bank , dan
g. Melakukan tindakan lain dalam rangka pelaksanaan Likuidasi Bank.
Tim Manajemen Bank Take Over Peserta Rekapitalisasi.
Adalah Tim Manajemen yang ditunjuk secara langsung atau melalui proses tender
yang dilakukan secara terbuka oleh BPPN untuk melaksanakan fungsi manajemen
Bank Take Over Peserta Program Rekapitalisasi
Tim Pemberesan.
Adalah Tim yang dibentuk pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 16 tahun 2004 untuk menyelesaiakan sebagian tugas ex BPPN yang
sudah dibubarkan. Tim terdiri dari seorang Ketua , Seorang Wakil Ketua ,
Seorang Sekretaris dan Beberapa anggota.
Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari , Tim Pemberesan dibantu oleh Kelompok
Administrative Messages.
Adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari
penyelenggara kepada peserta BI-SSSS atau sebaliknya , atau antar Peserta BISSSS.
lihat BI-SSSS
Agen Lelang.
Adalah pihak yang menyediakan sistem untuk penyelenggaraan lelang dalam
rangka penjualan SBSN di pasar perdana dalam negeri.
Agen Penjual Reksa Dana (APERD).
Adalah aktivitas Bank dalam rangka mewakili perusahaan efek sebagai manajer
investasi untuk menjual efek Reksa Dana yang dilaksanakan oleh pegawai Bank
yang memiliki izin Wakil Agen Penjual Reksa Dana wajib terlebih dahulu
memperoleh izin sebagai Agen Penjual Reksa Dana (APERD).
Akseptasi.
Adalah suatu lembaga dalam hukum wesel, dengan mana tersangkut (tertarik)
menyatakan setuju untuk membayar surat wesel pada hari bayar. Dengan
pernyataan itu tersangkut (tertarik) menjadi terikat sebagai debitur menurut
hukum wesel. Terikatnya tersangkut (tertarik) untuk membayar itu ditentukan
oleh tanda-tangan yang dicantumkannya pada surat wesel itu.
Anjak Piutang.
Adalah salah satu menu atau fungsi dalam Aplikasi ST Peserta BI-SSSS yang
digunakan untuk mengirimkan data Transaksi Dengan Bank Indonesia kepada
BidCC .
BidCC (Automatic Bidding System Central Computer ) adalah bagian dari SCC
(atau SSSS Central Computer) yang digunakan untuk melakukan pengendalian
system terhadap semua Transaksi Dengan Bank Indonesia yang dilakukan oleh
Peserta BI-SSSS.
Bankers Acceptance.
Adalah pernyataan kesanggupan bank (akseptasi) yang diwujudkan berupa tanda
tangan pejabat bank selaku tertarik di bagian muka dari wesel/draft atau surat
aksep/promes untuk melakukan pembayaran sejumlah uang sesuai nominal
wesel/draft, surat aksep/promes pada tanggal jatuh tempo nya.
Akseptasi dapat dilaksanakan dengan mencantumkan kata-kata Accepted atau
kata-kata yang maksudnya sama. Penandatanganan harus dilakukan pada bagian
depan Wesel, untuk membedakannya dari endosemen.
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal).
Adalah suatau lembaga yang dibentuk dalam rangka pelaksanaan Undang Undang
No. 8 tahun 1985 tentang Pasar Modal. Lembaga ini berfungsi untuk melakukan
pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari terhadap Pasar Modal.
dengan tujuan untuk mewujudkan kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar dan
efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Dalam
melaksanakan fungsi tersebut, lembaga ini mempunyai kewenangan untuk,
memberikan izin, persetujuan dan pendaftaran kepada para pelaku pasar modal,
memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum, menerbitkan peraturan
pelaksanaan dari perundang-undangan di Pasar Modal, dan melakukan penegakan
hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di Pasar
Modal.
Basis point (bps).
Adalah ukuran yang lazim digunakan dalam menilai penaikan atau penurunan suku
bunga.
1 (satu) basis point = 0,01%.
Bearish Market.
Adalah suatu kondisi pasar keuangan dalam periode tertentu dimana harga pasar
surat-surat berharga sedang mengalami penurunan. Sebaliknya dalam kondisi
pasar mengalami penaikan, maka keadaan itu disebut sebagai Bullish Market .
BER (Book Entry Registry).
Adalah suatu sistem pencatatan kepemilikan surat berharga tanpa warkat
(scripless) yang dilakukan dalam suatu jurnal elektronis. Sistem tersebut
dilaksanakan untuk pencatatan kepemilikan Obligasi Pemerintah (Obligasi
Rekapitalisasi), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) maupun Surat Utang Negara.
BISSSS; BIRTGS dan sistim BER merupakan sistim yang saling menunjang
dalam penatausahaan transaksi surat berharga tanpa warkat (Scripless) di Bank
Indonesia.
BI RTGS (Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement).
Adalah suatu sistem transfer dana secara elektronik antar peserta dalam mata
uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika pertransaksi secara
individual.
Penyelenggara sistem BI - RTGS adalah Bank Indonesia cq Direktorat Akunting
dan Sistem Pembayaran (DASP).
Peserta sistem BI-RTGS adalah Bank Indonesia , Bank , pihak lain selain Bank
yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan Bank Indonesia.
Pihak selain Bank adalah Instansi Pemerintah , Lembaga Keuangan Internasional ,
dan lembaga lain yang menurut pertimbangan Bank Indonesia dapat memiliki
rekening giro di Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
BI-SSSS (Bank Indonesia- Scripless Securities Settlement System).
Adalah sarana transaksi dengan bank Indonesia termasuk penatausahaannya dan
penatausahaan Surat Berharga secara elektronik antara Peserta ,
Penyelenggara , dan Sistem Bank Indonesia -Real Time Gross Settlement (BIRTGS)
Blue Chip.
Adalah saham biasa (Common stock) yang memiliki kinerja fundamental yang
baik, seperti selalu membukukan keuntungan dalam beberapa tahun terakhir,
memiliki peertumbuhan yang baik, selalu membagikan dividend, memiliki reputasi
manajemen yang baik dan sebagainya .
Bookbuilding.
Adalah kegiatan penjualan SBSN kepada Pihak melalui Agen Penjual, dimana Agen
Penjual mengumpulkan pemesanan pembelian dalam periode penawaran yang telah
ditentukan
Broker Bidding Limit.
Adalah jumlah nominal persetujuan perhari dari bank kepada Broker untuk
melakukan penawaran lelang Surat Berharga dan atau transaksi OPT untuk dan
atas nama Bank tersebut. Broker Bidding Limit wajib diatur dalam perjanjian
tersendiri antara Bank dengan Broker dengan format perjanjian diserahkan
kepada masing masing Peserta BI-SSSS sesuai dengan kebutuhan. Bank wajib
membuat surat konfirmasi broker bidding limit kepada Broker yang ditunjuk dan
Broker yang ditunjuk wajib menyerahkan surat konfirmasi kepada Penyelenggara
Transaksi Dengan Bank Indonesia.
Bukan Peserta Sistem BI-RTGS.
Adalah Peserta yang tidak memiliki Rekening Giro sehingga pelaksanaan
Setelmen Dana dan/atau pembayaran kewajiban lainnya dilakukan melalui Bank
Pembayar.
Bunga (Interest).
Adalah harga yang dibayar untuk pemakaian uang untuk suatu periode waktu
Adalah pemegang rekening rekening surat surat berharga. Dalam banyak Negara
CSD mengoperasikan system penyelesaian (settlement) surat surat berharga.
Suatu CSD juga menyelengggarakan pusat penyimpanan dan pelayanan assets ,
yang dapat mencakup administrasi corporate action and redemption, dan
memainkan peranan penting dalam membantu meyakini integritas isu isu tentang
surat berharga (bahwa surat berharga tidak secara buruk , curang dan disengaja
dikreasikan atau dihancurkan atau dirubah detailnya) . Suatu CSD dapat
menyimpan surat surat berharga dalam bentuk fisik (tidak dapat dimobilisaikan)
atau tidak dalam bentuk material (hanya dalam bentuk catatan elektronik) .
Kegiatan dari suatu CSD berbeda berdasarkan jurisdiksi dan praktik praktik
pasar. Misalnya kegiatan CSD dapat bervariasi tergantung apakah dia
beroperasi dalam suatu jurisdiksi yang berada dalam manajemen langsung atau
tidak langsung dari suatu holding arrangement atau kombinasi keduanya. Suatu
CSD dapat memelihara catatan yang definitive atau kepemilikan resmi dari
suatu surat berharga, dan dalam beberapa kasus tertentu , suatu registrasi
surat berharga secara terpisah melibatkan pula fungsi notaris.
Central Registry.
Adalah fungsi yang dilakukan oleh Bank Indonesia cq Bagian Penyelesaian
Transaksi Pasar Uang Direktorat Pengelolaan Moneter (PTPU DPM), Jalan
MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 untuk melakukan pencatatan kepemilikan surat
berharga dengan menggunakan BER (Book Entry Registry) untuk kepentingan
Bank dan Sub Registry.
Commercial Papers (CP).
Adalah surat hutang jangka pendek (lazimnya maksimum 9 bulan), yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan (umumnya perusahaan besar dengan
performance baik) dengan sistim diskonto.
CP merupakan surat hutang tanpa jaminan (unsecured promissory Notes).
CP dapat dijadikan alternatif penempatan dana bagi bank dan di Indonesia harus
diperingkat oleh lembaga pemeringkat independen.
Saat ini lembaga pemeringkat tersebut adalah PT. Pefindo (Pemeringkat Efek
Indonesia).
Peringkat CP yang dapat di-jadikan objek penanaman dana bank hanya PA.1 s/d
PA.4 (Investment grade).
COMWIL (Cost or market which ever is lower).
Adalah metode penetapan nilai surat berharga, khususnya untuk penyajian posisi
surat berharga tersebut dalam Laporan Keuangan Bank (Neraca). Nilai yang
dicantumkan dalan Neraca adalah Nilai Surat berharga berdasarkan Nilai yang
terendah antara harga perolehan atau harga pasar (cost or marker which ever is
lower).
Convertible Preferred Shares (dalam Rekapitalisasi Bank Umum ).
Istilah ini berkaitan dengan Rekapitalisasi bank umum , adalah saham yang :
a.Memiliki hak suara pada hal-hal yang bersifat strategis (Stategic Voting
Rights)yang terbatas pada :
o Pengangkatan atau pemberhentian serta perubahan-perubahan penting pada
manajemen Bank Umum, merger,akuisisi, likuidasi yang dilakukan secara
sukarela (selain) yang didasarkan atas kebijaksanaan Bank Indonesia,
penjualan asset yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan usahanya,
penerbitan saham baru atau instrumen sejenis saham lainnya, serta pernyataan
penetapan dividen.
o Penunjukan anggota direksi untuk mewakili Pemerintah sebagai pemegang
Saham Preferen;
o Perolehan pembayaran dividen secara kumulatif atau tidak secara kumulatif;
o Perolehan pembayaran terlebih dahulu dalam hal bank di likuidasi.
b.Pengkonversian dari Saham Preferen menjadi saham biasa terjadi seketika
pada saat:
o Pemerintah sebagai pemegang Saham Preferen mengalihkan atau menjual
Saham Preferennya kepada pihak lain;
o Terjadi pelanggaran terhadap Perjanjian Rekapitalisasi yang tidak
diselesaikan;
o Penjualan tambahan Saham Preferen oleh manajemen kepada investor tanpa
persetujuan Pemerintah.
Core Principles for Systemically Important Payment System (CP-SIPS).
Adalah prinsip-prinsip dalam system pembayaran yang ditetapkan oleh Bank for
International Settlement(BIS) yang dijadikan pedoman oleh Bank Indonesia
dalam menetapkan system dan ketentuan BI-RTGS (Bank Indonesia - Real Time
Gross Settlement) sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS harus didasarkan pada dasar hukum yang
kuat.
2. Penyelenggara harus menyusun ketentuan dan prosedur yang memberikan
kejelasan kepada Peserta mengenai risiko finansial yang dihadapi Peserta
3. Penyelenggaraan Sistem BI-RTGS harus dilengkapi dengan prosedur yang jelas
dalam rangka pengelolaan risiko sistem pembayaran
4. Penyelenggara harus menjamin bahwa disain Sistem BI-RTGS dapat
memastikan hal-hal sebagai berikut:
a. seluruh transaksi melalui Sistem BI-RTGS yang telah dilakukan
Adalah transaksi derivatif yang umumnya memiliki lebih dari 1 (satu) underlyimg
assets dan memiliki fitur jatyuh tempo , strike price dan /atau pembayaran
yang lebih kompleks.
Untuk memahami pengertian Derivatif Plain Vanila , perlu dijelaskan dulu tentang
transaksi Detrivatif. Transaksi derivatif merupakan isntrumen keuangan yang
transaksinya dilakjukan berdasarkan nilaim asset keuangan yang mendasari
(underlying assets) dan umumnya dilakjukan dalam rangka spekulasi , jual beli
(trading) atau lindung nilai (hedging).
Derivatif yang termasuk Plain Vanilla adalah Forward Cointract , Future Contract
, Option , Swap yang umumnya hanya mempunyai 1 (satu) underlying asset dan
diterbitkan dengan fitur jatuh tempo , strike-price dan/atau pembayaran (payoff) yang sederhana ayau standar.
Early termination .
Adalah proses mempercepat Tanggal Jatuh Tempo USD Repo oleh Bank
Indonesia. Disamping itu istilah ini juga berkaitan dengan transaksi swap
CNY/IDR,merupakan proses mempercepat Tanggal Jatuh Tempo CNY/IDR Repo
oleh Bank Indonesia.Pemberitahuan early termination akan dilakukan secara
bilateral kepada Bank yang bersangkutan oleh Bank Indonesia.Lihat USD Repo
dan CNY/IDR Repo
EBA (Efek Beragun Aset.).
Adalah surat berharga (efek) yang terdiri dari asset keuangan berupa tagihan
yang timbul dari surat berharga komersil , seperti tagihan kartu kredit ,
pemberian kredit dengan cicilan seperti kredit pemilikan rumah (KPR/mortgage) ,
efek bersifat utang yang dijamin pemerintah , dan arus kas (cash flow).
Dalam prosesnya , kreditor awal (originator) mengalihkan asset keuangannya
kepada para pemegang EBA melalui manajer investasi.
Lihat Juga Sekuritisasi
Bank Indonesia dalam ketentuan tentang sekuritisasi aset , memberikan
pengertian bahwa EBA adalah surat berharga yang diterbitkan oleh Penerbit
EBA berdasarkan asset keuangan yang dialihkan oleh Kreditur Asal. Kreditur asal
(originator) adalah pihak yang mengalihkan asset keuangan kepada Penerbit EBA.
Istilah lain untuk EBA adalah Assets Backup Securities (ABS).
Efek.
Adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berhaga komersil,
saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan tanda investasi kolektif,
kontrak berjangka atas Efek dan setiap derivatif dari Efek .
Endosan lihat Surat Wesel
Endosemen (Endorsement.
Adalah suatu lembaga dalam hukum wesel, dengan mana hak tagih dari pemegang
surat wesel dapat diperalihkan kepada pemegang berikutnya dengan cara
sederhana yaitu dengan menanda-tangani surat wesel tersebut oleh pemegangnya
di belakang surat wesel tersebut. Endosemen berasal dari Bahasa Perancis
endossement ,bahasa Inggrisnyaendorsement, yang berarti pernyataan yang
ditulis dibelakang surat berharga. Kata endos (Bahasa Perancis) artinya
belakang.
Pernyataan itu maksudnya untuk memindahkan hak tagih. Kebiasaan yang berlaku
di Perancis dahulu ialah menuliskan suatu pernyataan dibelakang surat jika hak
atas surat itu akan di peralihkan kepada orang lain. Kebiasaan itu diikuti terus
dalam lalu lintas pembayaran dengan surat wesel (lettre de change).
Tedapat 4 macam endosmen (endorsement) sebagai berikut :
(1) Blank Endorsement.
Adalah Endorsement atas intrument yang dapat diperdagangkan tanpa menyebut
nama pihak yang menerima hak (payable to bearer).
(2) Special Endorsement.
Adalah Endorsement atas instrument yang dapat diperdagangkan kepada pihak
lain tertentu dan pihak yang terakhir ini masih dapat memindahkannya kepada
pihak lain lagi. Biasanya dicantumkan kata-kata ..endorse to order of..
(name)
(3) Qualified Endorsement.
Adalah Endorsement dimana endosan tidak dapat dikenakan hak tagih balik(hak
regres) karena dalam endorment sudah dicantumkan kata-kata ..endorse to
order of..(name) without recourse
(4) Restrictive Endorsement.
Adalah Endorsement yang bersifat menghentikan pemindahan hak. Disini endosan
hanya meminta bantuan endorsee untuk menagihkan saja. Dalam instrument
mereka atau diantara mereka masing masing dengan suatu pihak sentral (central
party) guna efisiensi , mengurangi biaya dan risiko. Melalui sentralisasi dari
kegiatan kegiatan khusus tertentu , FMI juga memperkenankan para peserta
untuk mengelola risiko mereka secara lebih efektif dan efisien dan dalam
beberapa contoh , mengeliminasi risiko tertentu. FMI juga dapat
mengembangkan transparansi pada pasar tertentu. Beberapa FMI malahan
membantu Bank Sentral dalam menetapkan kebijakan moneter dan stabilitas
keuangan. FMI dapat berbeda secara signifikan dalam bentuk organisasi , fungsi
dan rancangannya (design). Secara formal FMI dapat diorganisasikan dalam
berbagai bentuk, termasuk asosiasi lembaga lembaga financial , perusahaan
kliring non bank, dan organisasi perbankan khusus (specialised). FMI dapat
dioperasikan dan dimiliki oleh Bank Sentral , atau oleh pihak swasta. Dapat pula
dioperasikan oleh lembaga yang mencari keuntungan (profit ) atau lembaga
nirlaba.
Adalah harga/Imbal Hasil yang dihitung dari hasil bagi antara jumlah dari
perkalian masing-masing volume SBSN dengan harga/ Imbal Hasil yang
dimenangkan dan total volume SBSN yang terjual.
Identitas Surat Berharga.
Adalah informasi terkait surat berharga tersebut yang meliputi tentang:
1. identitas sesuai dengan Committee on Uniform Securities Identification
Procedures (CUSIP) dan/atau International Securities Identification Number
(ISIN);
2. nilai kupon; dan
3. maturity date.
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan/ JSX Composit Index).
Adalah satu indikator pergerakan harga saham , yang menggunakan semua saham
tercatat sebagai komponen kalkulasi indeks.
IHSG diperkenankan pertama kali pada 1 April 1983.sebagai indikator
pergerakan harga saham di BEJ. Indeks ini mencakup seluruh pergerakan harga
saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEJ. Hari dasar untuk
perhitungan IHSG adalah pada 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut indeks
ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah
13 saham.
Metode perhitungan indeks.
Dasar perhitungan IHSG adalah Jumlah Nilai Pasar dari total saham yang
tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian
setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program
restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut.
Formula perhitungan adalah sebagai berikut :
IHSG = Penjumlahan [{HPPR x Jml shm ) x 100]/ Nilai dasar.
HPPR = adalah Harga Penutupan di pasar Reguler.
Jml shm = Jumlah saham
Perhitungan indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/Bursa
yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan
secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat factor lain yang
tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan
emiten baru. right issue, partial/company listing , waran dan obligasi konversi ,
demikian pula delisting. Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar tidak
terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga
saham di pasar regular yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan
system lelang.
Formula untuk menghitung Nilai Dasar adalah :
Nilai Dasar Baru = {(NPB x NPL)/ NPL} x NDL.
NPB = Nilai Pasar Baru
NPL = Nilai Pasar Lama
NDL = Nilai Dasar Lama
Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan
setiap harinya.
Indeks LQ45.
Indeks ini terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria
sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas yang
tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut.
Kriteria Pemilihan Saham Indeks LQ45
1. Masuk dalam Top 60 dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata
nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)
2. Masuk dalam rangking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar (rata-rata
kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).
3. Telah tercatat di BEJ sekurang-kurangnya 3 bulan.
4. Kondisi keuangan perusahaan , prospek pertumbuhan perusahaan , frekkuensi
dan jumlah transaksi di BEJ.
BEJ secara terus menerus memantau perkembangan komponen saham yang masuk
dalam perhitungan indeks LQ45. Setiap 3 bulan di-review pergerakan rangking
saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45.
Penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali , yaitu setiap awal bulan
Pebruari dan SAgustus.
Saham-saham yang masuk dalam rangking 1 s/d 35 dikalkulasikan dengan cepat
dalam perhitungan indeks. Sedangkan saham-saham yang masuk dalam rangking
36 s/d 45 tidak perlu dimasukkan dalam perhitungan indeks.
Indeks LQ45 dihitung mundur hingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai Hari Dasar.,
dengan nilai dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar Juli 1993 Juni
98 UU di maksud)
Investment Portofolio lihat Portofolio Investasi.
IOSCO (International Organisation Of Securities Commission).
Adalah suatu forum kerjasama dari securities regulatory agencies dunia yang
paling penting saat ini.Organisasi ini dikenal sebagai international standard
setter untuk pasar sekuritas. Keanggotaan organisasi ini mencakup lebih dari 90
% pasar sekuritas dunia dan keanggotaan mencapai lebih dari seratus jurisdiksi
dan terus bertumbuh .
IOSCO dilahirkan tahun 1983 dan merupakan transformasi dari leluhurnya yaitu
Inter American Regional Association yang terbentuk tahun 1974 menjadi suatu
badan yang sungguh-sungguh merupakan suatu badan kerjasama internasional..
Pada waktru itu sebelas securities regulatory agencies dari Amerika belahan
Utara dan Selatan berkumpul di Quito , Equador dalam bulan April 1983 dan
mengambil keputusan penting membentuk IOSCO.
Tahun 1998 IOSCO telah menetapkan tujuan secara luas serta Principles of
Securities Regulation (IOSCO Principles) yang saat ini dikenal sebagai
International Securities benchmarck untuk semua pasar sekuritas. Tahun 2003
ditetapkan IOSCO Principles Assesment Methodology , yang merupakan
petunjuk lebih lanjut bagi implementasi IOSCO Principles dinegara masingmasing anggota. Tahun 2005 merupakan tonggak sejarah baru bagi IOSCO ,
dimana di endors suatu IOSCO-MOU sebagai benchmark untuk kerjasama
internasional diantara securities regulator yang menetapkan strategi yang jelas
tentang pengembangan jaringan kerja sampai dengan tahun 2010.
IOSCO Principles dan IOSCO-MOU merupakan instrumen utama dalam
memfasilitasi kerjasama antar negara , mengurangi risiko sistemik global,
melindungi investor , dan meyakini pasar sekuritas yang fair dan efisien. IOSCO
juga mmengadopsi suatu kebijakan konsultasi yang luas yang dirancang untuk
memfasilitasi interaksi yang berkesinambungan dengan masyarakat keuangan
internasional khususnya dalam industri ini.
IOSCO memberikan bantuan teknik yang komprehensif kepada anggota
khususnya bagi yang sedang mengembangkan regulasi pasar sekuritas.
IPO (Initial Public Offering).
KPS memuat saldo surat berharga untuk Bank, Sub Registry, Market Maker dan
Pihak pihak lain yang ditunjuk Bank Indonesia. Sedangkan Bank sebagai Sub
Registry menerbitkan KPS Harian dan Bulanan untuk nasabahnya.
Keuntungan atas penjualan aset dalam transaksi sekuritisasi (gain on sale).
Adalah keuntungan yang diperoleh Bank sebagai kreditur asal (originator) atas
penjualan aset dalam transaksi sekuritisasi (gain on sale) yang bersumber dari
kapitalisasi pendapatan masa mendatang (expected future margin) atau
kapitalisasi pendapatan dari penyediaan jasa (servicing income).
Kustodian
Adalah jasa /layanan penitipan kolektif surat berharga (efek) seperti saham
atau obligasi serta melaksanakan tugas administrasi seperti menagih hasil
penjualan, menerima deviden, mengumpulkan informasi mengenai perusahaan
acuan seperti misalnya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan,
menyelesaikan transaksi penjualan dan pembelian, serta menyajikan laporan
atas seluruh aktivitasnya sebagai kustodian kepada kliennya
Lelang Pembelian Kembali Obligasi Negara.
Adalah pembelian kembali Obligasi Negara di Pasar Sekunder oleh Pemerintah
sebelum jatuh tempo dengan cara tunai dan/ atau dengan cara penukaran (debt
switching) dalam suatu masa penawaran yang telah ditentukan dan diumumkan
sebelumnya. Cara tunai adalah pembelian kembali Obligasi Negara yang
penyelesaian transaksinya dilakukan secara tunai oleh Pemerintah. Cara
penukaran (debt switching) adalah pembelian kembali Obligasi Negara yang
penyelesaian transaksinya dilakukan dengan penyerahan Obligasi Negara seri lain
oleh Pemerintah dan apabila terdapat selisih nilai penyelesaian transaksinya ,
dapat dibayar tunai.
Lelang Buyback (Lelang Pembelian Kembali SUN ),
Adalah pembelian kembali SUN di Pasar Sekunder oleh Pemerintah sebelum
jatuh tempo dengan cara tunai dan/atau dengan cara penukaran (debt switching)
dalam suatu masa penawaran yang telah ditentukan dan diumumkan sebelumnya.
Lelang SBI.
Adalah penjualan SBI yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang didasarkan atas
target kwantitas dalam rangka pelaksanaan kebijakan pengendalian moneter.
Lelang SBSN.
Adalah penjualan SBSN di pasar perdana yang diikuti oleh peserta lelang, Bank
Indonesia, dan/atau Lembaga Penjamin Simpanan dengan cara mengajukan
penawaran pembelian kompetitif (competitive bidding) dan/atau penawaran
pembelian non- kompetitif (non-competitive bidding) dalam suatu periode waktu
penawaran yang telah ditentukan dan diumumkan sebelumnya, melalui sistem yang
disediakan agen lelang.
Lelang SBSN Tambahan (Green Shoe Option)
Adalah penjualan SBSN di pasar perdana dengan cara Lelang yang dilaksanakan
pada 1 (satu) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan Lelang SBSN.
Lelang SBSN Tambahan sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. kepesertaan Lelang SBSN Tambahan terbatas hanya dapat diikuti oleh Bank
Indonesia, LPSdan/atau Peserta Lelang, yang menyampaikan penawaran
pembelian dalam Lelang SBSN;
b. peserta Lelang SBSN Tambahan mengajukan Penawaran Pembelian
NonKompetitif;
c. total penawaran masing-masing peserta Lelang SBSN Tambahan dibatasi paling
tinggi sebesar total penawaran masing-masing peserta tersebut pada Lelang
SBSN sebelumnya; dan
Adalah surat berharga tanda pengakuan hutang atau peminjaman uang dari
masyarakat dalam bentuk tertentu untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 3
tahun dengan memberikan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya telah
ditentukan lebih dahulu oleh penerbitnya.
Dari definisi tersebut dapat dirinci unsur-unsur utama obligasi sebagai berikut :
(a)Surat berharga.
Ini berarti pada obligasi itu tertulis sejumlah uang yang menjadi hak pemegang,
hak tersebut dibuktikan dengan menguasai obligasi itu dan obligasi itu dapat
dipindah-tangankan kepada pihak lain.
(b)Tanda pengakuan hutang.
Ini berarti sama dengan Aksep yang diatur dalam KUHD. Setiap pemegang yang
menunjukkan obligasi pada tanggal yang telah ditetapkan berhak menerima
sejumlah uang seperti yang tertulis pada obligasi dan sejumlah bunga yang
diperjanjikan penerbitnya.
(c)Bentuk tertentu.
Artinya memenuhi syarat-syarat formal seperti yang diatur oleh Undang-Undang
(KUHD).
(d)Jangka waktu tertentu.
Ini menunjukkan bahwa obligasi merupakan surat kredit. yang hanya dapat
dilunasi setelah jangka waktu yang di tetapkan berakhir.
(e)Penerbit.
Setiap penerbit adalah badan hukum
Obligasi Konversi.
Adalah obligasi yang dapat dikonversi menjadi saham biasa. Pada obligasi
konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi. Misalnya ,
setiap obligasi konversi dapat dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa setelah 1
Januari 1995 dengan harga konversi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Persyaratan itu tidak sama diantara obligasi konversi yang satu dengan yang
lainnya.
Obligasi Korporasi.
Adalah surat utang yang diterbitkan secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah oleh badan usaha milik negara atau badan usaha swasta dan
1.Akad yang dapat digunakan dalam Pasar Uang Antar Bank berdasarkan prinsip
Syariah adalah :
a. Mudharabah (Muqaradhah)/ Qiradh
b. Musyarakah
c. Qardh
d. Wadiah
e. Al-Sharf
2.Pemindahan kepemilikan instrumen pasar uang tersebut dalam butir 1 ,
menggunakan akad-akad syariah yang digunakan dan hanya boleh dipindah
tangankan sekali.
Pemegang Pertama (holder).
Adalah orang yang menerima surat wesel pertama kali dari penerbit. Istilah
aslinya dalam bahasa Belanda adalah nemer.
Pemeringkat Efek Indonesia.
Adalah PT Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) yang menerbitkan peringkat
dari efek yang diterbitkan di Indonesia untuk keperluan masyarakat terutama
investor /calon investor maupun emiten. Peringkat yang diterbitkan PT Pefindo
dipakai antara lain oleh Bank Indonesia sebagai pedoman penanaman dana bank
dalam Surat Surat Berharga (tidak termasuk SBI dan SUN) seperti Obligasi,
Promissory Notes , Commercial Papers dan lain lain . Contohnya ; BI menetapkan
bahwa peringkat surat berharga jangka pendek yang diperkenankan sebagai
sarana penanaman dana bank adalah Id. A1 ; Id A2 ; Id A3 dan Id A4
Peminjam.
Adalah nasabah perorangan atau perusahaan / badan yang memperoleh
Penyediaan Dana dari bank , termasuk :
a.Debitur , untuk Penyediaan Dana berupa kredit
b.Penerbit Surat Berharga , pihak yang menjual Surat Berharga , manajer
investasi kontrak investasi kolektif , dan atau reference entity , untuk
Penyediaan Dana berupa Surat Berharga
c.Pihak yang mengalihkan risiko kredit (protection buyer) dan atau reference
Adalah penempatan dana dalam rupiah dan/atau valuta asing milik Peserta OPT
secara berjangka di Bank Indonesia.
Untuk transaksi Term Deposit valas memiliki jangka waktu paling singkat 1 (satu)
hari dan paling lama 12 (dua belas) bulan yang dinyatakan dalam hari yang
dihitung sejak 1 (satu) hari setelah tanggal setelmen sampai dengan tanggal
jatuh waktu;
Bank Indonesia melakukan setelman transaksi Term Deposit valas paling lama
pada 2 (dua) hari kerja setelah tanggal transaksi.
Penempatan Langsung, disebut juga Private Placement,
Adalah kegiatan penerbitan dan penjualan SBSN yang dilakukan oleh pemerintah
kepada pihak, dengan ketentuan dan persyaratan (terms and conditions) SBSN
sesuai kesepakatan. Pihak adalah orang perseorangan, atau kumpulan orang
dan/atau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupu bukan
badan hukum.
Penerbit Efek Beragun Aset.
Adalah badan hukum , Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA)
atau bentuk lain sesuai ketentuan yang berlaku , yang mempunyai tujuan khusus
melakukan aktivitas Sekuritisasi Aset.
Lihat juga Special Purpose Entity (SPE)
Pengelola Sub-Registry.
Adalah perpindahan kepemilikan surat berharga dari pihak penjual kepada pihak
pembeli dalam rekening perdagangan SBI masing-masing pihak sesuai permintaan
kepada BI dari pihak penjual. Istilah ini dapat diterapkan juga terhadap Obligasi
dan surat berharga lainnya.
Penyelesaian Akhir (settlement) transaksi sistem BI-RTGS.
Adalah kegiatan pendebetan dan pengkreditan rekening giro para peserta atau
rekening lainnya di Bank Indonesia.
Perusahaan Pialang (Broker).
Adalah perusahaan perantara yang memberikan jasa di bidang pasar uang Rupiah
dan Valuta Asing untuk kepentingan pihak lain, tidak mengambil posisi tetapi
hanya mempertemukan kedua belah pihak secara anonim dengan memperoleh
komisi. Pengguna jasa perusahaan pialang adalah bank dan lembaga keuangan
bukan bank (LKBB).
Ketentuan tentang perusahaan pialang antara lain sebagai berikut:
(1)Perusahaan pialang hanya dapat didirikan dan menjalankan usahanya setelah
memperoleh izin usaha dari Bank Indonesia.
(2)Perusahaan pialang harus berbentuk hukum Perseroan Terbatas (PT.) dan
dapat berbentuk perusahaan campuran antar mitra nasional dan mitra asing.
(3)Perusahaan pialang harus merupakan lembaga yang mandiri (independen)
terhadap pengguna jasa.
(4)Untuk mendirikan perusahaan pialang ditetapkan modal di setor sekurangkurangnya Rp.1 milyar.
(5)Dalam hal perusahaan pialang berbentuk perusahaan campuran, penyertaan
modal dari mitra nasional ditetapkan sekurang-kurangnya 15%.
(6)Perusahaan pialang dapat memberikan jasa untuk transaksi yang lazim
dilakukan dipasar uang Rupiah dan Valuta Asing.
(7)Pengawasan dan pembinaan kegiatan perusahaan pialang di lakukan oleh Bank
Indonesia.
Perusahaan Publik.
Adalah perusahaan yang :
1. Sahamnya telah dimiliki oleh 300 pemegang saham atau lebih, dan
2. Telah memiliki Modal Disetor Rp. 3.000.000.000,- (tiga millar Rph) atau lebih
Peserta Sistem BI-RTGS.
Adalah Peserta pemilik Rekening Giro untuk pelaksanaan Setelmen Dana
dan/atau pembayaran kewajiban lainnya terkait dengan Transaksi Dengan Bank
Indonesia dan penatausahaan melalui BI-SSSS.
Berdasarkan tipe kepesertaan di BI-SSSS, Peserta dapat dibedakan menjadi:
a. Peserta Langsung (Principal Member). Peserta Langsung (Principal Member)
adalah Peserta yang dapat melakukan koneksi secara langsung ke
sistemPenyelenggara.
b. Peserta Tidak Langsung (Subsidiary Member). Peserta Tidak Langsung
(Subsidiary Member) adalah Peserta tambahan dari Peserta Langsung yang
melakukan koneksi ke sistem Penyelenggara melalui Peserta Langsung.
Peserta BI-SSSS.
Adalah Departemen Keuangan dan pihak-pihak yang melakukan transaksi dengan
Bank Indonesia dan atau setelmen transaksi surat Berharga melalui sarana BISSSS.
Jenis peserta pada BI-SSSS dibedakan menurut fungsi dalam BI-SSSS dan
kepesertaan dalam sistem BI-RTGS sbb :
2.Jenis peserta BI-SSSS sesuai dengan fungsi yang dapat dilakukan dalam BISSSS terdiri atas :
(a)Departemen Keuangan sebagai penerbit SUN
(b)Peserta OPT , yaitu Bank , Lembaga Keuangan dan pihak lain yang ditetapkan
BI
(c)Peserta lelang SUN, yaitu Bank , Perusahaan Pialang Pasar Uang dan Valuta
Asing serta perusahaan Efek yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk dapat
ikut dalam kegiatan lelang SUN dengan menggunakan menu ABS.
(d)Pemilik rekening Surat Berharga di Central Registry, yaitu Bank , Sub
Registry dan pihak-pihak lain yang disetujui BI yang dapat melakukan pengiriman
data setelmen transaksi Surat Berharga dengan menggunakan menu SSTS.
2.Jenis peserta BI-SSSS menurut kepesertaan pada BI-RTGS, dapat dibedakan
sbb :
Merupakan pinjaman yang berasal dari dalam negeri (domestic) atau dari
Penerbitan Surat Utang atau Surat Utang yang memiliki fitur ekuitas. Surat
utang yang diterbitkan oleh Bank misalnya Commercial Paper (CP) , Medium Term
Notes (MTN) dan Obligasi Korporasi.
Surat Utang yang memiliki fitur ekuitas antara lain berupa obligasi konversi
(convertible bond ), yaitu suatu jenis obligasi yang dapat dikonversikan menjadi
saham dari penerbit obligasi dan biasanya pada rasio pertukaran yang sudah
ditentukan terlebih dahulu pada saat penerbitan obligasi tersebut
Portofolio (Portfolio ) Kredit.
Adalah posisi semua jenis pembiayaan bank. Portofolio dapat dirinci dalam
segmen-segmen pembiayaan seperti Portofolio Kredit Korporasi , Portofolio
Kredit Komersial , Portofolio Kredit UKM, Portofolio Surat Berharga dan
sebagainya. Portofolio juga menggambarkan risiko bisnis bank karena
memberikan gambaran komposisi pembiayaan/penempatran dana bank.
Portofolio Perdagangan atau Trading Port folio.
Adalah portofolio Obligasi Rekap yang dicatat dalam pembukuan bank yang dapat
d. Keterangan bahwa ia, notaris atau juru sita, karena non akseptasi atau non
pembayaran, telah membuat protes itu.
2. Protes sederhana
Protes sederhana ini adalah sebagai ganti dari protes otentik. Disebut sederhana
karena tidak harus dibuat dalam bentuk akte tersendiri, dan tidak pula bersifat
resmi.
Protes ini dibuat apabila :
a. Pemegang surat wesel tidak ingin mengajukan protes otentik.
b. Pihak yang diprotes tersebut bersedia memberikan bantuannya.
c. Tidak ada pernyataan tegas dari penerbit bahwa protes yang dilakukan harus
dengan akta otentik.
Cara membuat protes sederhana ini ialah dengan jalan menempatkan peryataan
pada surat wesel bahwa akseptasi atau pembayaran itu ditolak dan ditanggali
serta ditanda-tangani oleh pihak yang diprotes itu.
Qabdh.
Qabdh Hukmi.
SBI.
Rekening perdagangan SBI adalah rekening surat berharga yang digunakan untuk
menampung pencatatan kepemilikan SBI yang diperdagangkan.
Rekening Agunan SBI adalah rekening surat berharga yang di gunakan untuk
menampung pencatatan kepemilikan SBI yang di agunkan.
Reksa Dana.
Adalah wadah yang dipergunakan untuk meng-himpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh manager
investasi.
Yang dimaksud dengan manager investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya
mengelola portofolio Efek untuk para nasabah atau pengelola portofolio investasi
kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun,
dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Istilah lain untuk reksa dana adalah Mutual
Fund.
Reksa Dana Syariah.
Adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip Syariah
Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib almal/rabb al-mal) dengan Manager Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun
antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi
Beberapa ketentuan Reksa Dana Syariah:
1.Mekanisme operasional terdiri atas :
o Antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan sistem wakalah
o Antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem
Mudharabah
2.Karakteristik sistem Mudharabah adalah:
o Pembagian keuntungan antara pemodal (shahibul maal) yang diwakili oleh
Manajer Investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah
disepakati kedua belah pihak melalui Manajer Investasi dan tidak ada jaminan
hasil investasi tertentu kepada pemodal
o Pemodal hanya menanggung risiko sebesar dana yang telah diberikan
o Manajer Investasi sebagai wakil tidak menaggung resiko kerugian atas
Reprofiling Obligasi.
Adalah mengatur kembali jatuh waktu Obligasi Rekap yang diterbitkan
pemerintah. Tujuannya adalah mendistribusikan beban keuangan Pemerintah agar
lebih merata dan tidak menumpuk pada tahun tertentu .
Repurchase Agreement (Repo).
Adalah penjualan surat berharga (SBI, Obligasi dan sebagainya) dengan janji
akan dibeli kembali setelah jangka waktu tertentu.
Reverse Repo (Pembelian secara bersyarat).
Adalah transaksi pembelian surat berharga secara bersyarat oleh Bank kepada
Bank Indonesia dengan kewajiban penjualan kembali sesuai dengan harga dan
jangka waktu yang disepakati.
RMDS (Reuter Monitor Dealing System).
Adalah sarana komunikasi yang diselenggarakan secara berlangganan oleh
Reuter yang dapat dipakai antara lain dalam melakukan penegasan kepada Bank
Indonesia untuk transaksi SBI dan transaksi lainnya yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
RR- Rate (Reserve Repo Rate).
Adalah tingkat suku bunga yang dibayar Bank Indonesia atas transaksi pembelian
SUN oleh Bank secara Reserve Repo.
RR-SUN (Transaksi Pembelian SUN secara bersyarat/ Reserve Repo).
Adalah transaksi pembelian bersyarat SUN oleh Bank kepada Bank Indonesia
dengan kewajiban penjualan kembali sesuai dengan harga dan jangka waktu yang
disepakati.
Saham Preferen merupakan gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa.
Artinya disamping memiliki karakteristik seperti obligasi, juga memiliki
karakteristik saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya saham preferen
memberikan hasil yang tetap, seperti bunga obligasi. Biasanya saham preferen
memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian dividen. Ada pembeli saham
preferen yang menghendaki penerimaan dividen yang besarnya tetap setiap
tahun, ada pula yang menghendaki didahulukan dalam pembagian dividen dan lain
sebagainya. Memiliki karakteristik saham biasa , sebab tidak selamanya saham
preferen bisa memberikan penghasilan seperti yang dikehendaki pemegangnya.
Jika suatu ketika emiten mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen
bisa tidak menerima pembayaran dividen yang sudah ditetapkan sebelumnya. Jadi
jelasnya, saham preferen adalah saham yang memberikan prioritas pilihan
(preferen) kepada pemegangnya.
Prioritas yang ditawarkan saham preferen :
o Prioritas pembayaran ; pemodal memiliki hak didahulukan dalam hal pembayaran
dividen.
o Dividen tetap ; pemodal memiliki hak untuk mendapat pembayaran dividen
dengan jumlah tetap
o Dividen kumulatif ; pemodal berhak mendapatkan pembayaran semua dividen
yang terutang pada tahun-tahun sebelumnya.
o Convertible preferred stock ; pemodal berhak menukar saham preferen yang
dipegangnya dengan saham biasa
o Adjustable dividend ; pemodal mendapat prioritas pembayaran dividennya
menyesuaikan dengan saham biasa.
SBPU(Surat Berharga Pasar Uang) lihat Surat Berharga.
SEC (Security and Exchange Commision).
Adalah suatu badan pengawas pasar modal di Amerika Serikat yang didirikan
berdasarkan Undang-Undang Perdagangan Suirat Berharga tahun 1934
(Securities Exchange Act of 1934), yang bertujuan meningkatkan keterbukaan
informasi kepada publik dan melindungi masyarakat pemodal terhadap praktekpraktek yang merugikan dipasar modal.
Di Indonesia peranan seperti SEC dilaksanakan oleh Bapepam.
Sekuritas (securities).
Adalah bukti utang piutang atau bukti pemilikan modal dalam bentuk surat
berharga yang dapat diperdagangkan, misalnya obligasi, saham, hipotek, wesel,
promes, sertifikat deposito, kupon, skrip, jaminan, right, dan opsi.
Sekuritisasi (Securitisation).
(1)Adalah penerbitan surat berharga dengan jaminan Aktiva Bank, lazimnya
berupa pinjaman jangka panjang dengan pengembalian secara cicilan (mortgage).
Sekuritisasi demikian populer dengan istilah Asset Securitisation.
(2)Adalah penerbitan surat berharga oleh penerbit efek beragun asset yang
didasarkan pada pengalihan asset keuangan dari kreditur asal yang di-ikuti
dengan pembayaran yang berasal dari penjualan efek beragun asset kepada
pemodal. (pengertian yang sama dengan butir (1)
(3)Istilah Sekuritisasi digunakan juga untuk suatu kecendrungan pada
perusahaan-perusahaan besar yang sudah kuat untuk mengganti pinjaman dari
bank dengan menerbitkan sendiri surat hutang atas nama perusahaan dan
menjualnya dipasar uang dan atau pasar modal. Keuntungannya antara lain nama
Adalah Surat Berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek yang dapat
diperdagangkan hanya antar Bank.
PENERBITAN SDBI
1.
belas) bulan yang dinyatakan dalam jumlah hari yang dihitung sejak 1 (satu) hari
setelah tanggal setelmen sampai dengan tanggal jatuh waktu;
c.
d.
e.
g.
h.
hanya dapat ditransaksikan antar Bank antara lain dengan cara outright,
: Bank Indonesia).
Adalah sertifikat yang diterbitkan oleh BUS atau UUS yang digunakan sebagai
sarana investasi jangka pendek di PUAS dengan akad mudharabah. SIMA
mempunyai karakteristik dan persyaratan sebagai berikut :
1. Diterbitkan dengan menggunakan akad Mudharabah.
2. Dapat diterbitkan dalam rupiah maupun valuta asing.
3. Dapat diterbitkan dengan atau tanpa warkat (scripless).
4. Berjangka waktu satu hari (overnight) sampai dengan 365 (tiga ratus enam
puluh lima) hari.
5. Dapat dialihkan kepemilikannya sebelum jatuh waktu.
6. Dapat diterbitkan berdasarkan aset yang memiliki imbal hasil tetap dan/atau
aset yang memiliki imbal hasil tidak tetap.
7. Dapat diterbitkan paling banyak sebesar nilai aset yang menjadi dasar
penerbitannya.
Adalah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah oleh BUS atau
UUS dalam transaksi PUAS yang merupakan bukti jual beli dengan pembayaran
tangguh atas perdagangan Komoditi di Bursa.
SiKA mempunyai karakteristik dan persyaratan sebagai berikut :
1. Diterbitkan atas dasar transaksi jual beli Komoditi di Bursa dengan
menggunakan akad Murabahah.
2. Diterbitkan dalam rupiah.
3. Dapat diterbitkan dengan atau tanpa warkat (scripless).
4. Berjangka waktu satu hari (overnight) sampai dengan 365 (tiga ratus enam
puluh lima) hari.
5. Tidak dapat dialihkan kepemilikannya.
6. Diterbitkan berdasarkan perdagangan Komoditi di Bursa.
7. Diterbitkan paling banyak sebesar nilai perdagangan Komoditi di Bursa yang
menjadi dasar penerbitannya.
8. Komoditi di Bursa yang menjadi dasar penerbitan SiKA harus halal dan tidak
dilarang oleh peraturan perundang-undangan.
9. Perdagangan Komoditi di Bursa yang menjadi dasar penerbitan SiKA harus
sesuai dengan peraturan perdagangan di Bursa dan tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
kepada Central Registry untuk memindahkan pencatatan obligasi atau SBI dari
kepemilikan penjual menjadi kepemilikan pembeli atau penerima.
Untuk Obligasi Rekap. SPPR dapat diikuti dengan pembayaran dari pembeli
(SPPRDvP) atau tanpa pembayaran (SPPRFoP).
SPPRDvP memakai BER10 sedangkan SPPRFoP memakai BER12, sedangkan
untuk SBI terdapat SPPRSBI Repo menggunakan formulir transaksi SBI, BER
11 dan BER -12
SPPR SBI Repo (Surat Permohonan Pemindahan Registrasi SBI Repo).
Adalah surat pengajuan transaksi SBI Repo dari Bank kepada Bank Indonesia
dengan menggunakan formulir transaksi SBI, BER12
SPPRSBI Repo diajukan kepada Central Registry atau melalui KBI setempat
bagi Bank diwilayah kerja KBI
SSSS Central Computer (SCC).
Adalah sistem komputer yang berada di lokasi Bank Indonesia yang digunakan
untuk pengendalian system terhadap semua penatausahaan Transaksi Dengan
Bank Indonesia dan Penatausahaan Surat Berharga serta fungsi BI-SSSS lainnya
yang terdiri dari SCC Utama dan SCC Back Up.
SCC Utama adalah SCC yang dipergunakan dalam kondisi normal.
SCC Back Up adalah SCC yang digunakan sebagai back up apabila terjadi keadaan
darurat yang menyebabkan penyelenggara tidak dapat menggunakan SCC Utama.
SSSS Terminal (ST).
Adalah sistem komputer yang berada di Lokasi Produksi Peserta BI-SSSS yang
terhubung dengan SCC secara on line yang digunakan peserta BI-SSSS untuk
melakukan Transaksi Dengan Bank Indonesia dan atau setelmen transaksi Surat
Berharga atau fungsi BI-SSSS lainnya yang terdiri dari ST Server Utama , ST
Server Back Up dan ST Workstation.
Lokasi Produksi adalah lokasi kantor Peserta BI-SSSS dimana Peserta BI-SSSS
dapat melakukan Transaksi Dengan Bank Indonesia dan atau setelmen transaksi
Surat Berharga serta fungsi BI-SSSS lainnya.
ST Server Utama adalah perangkat komputer yang telah dipasang (installed)
Aplikasi ST dan database BI-SSSS yang digunakan oleh peserta BI SSSS untuk
memproses Transaksi dengan Bank Indonesia dan atau setelmen transaksi Surat
Berharga serta fungsi BI-SSSS lainnya dalam kondisi normal.
ST Server Back Up adalah perangkat komputer yang telah dipasang (installed)
Aplikasi ST dan database BI-SSSS untuk memproses Transaksi Dengan Bank
Indonesia dan atau setelmen transaksi Surat Berharga serta fungsi BI-SSSS
lainnya dalam keadaan darurat yang menyebabkan peserta BI-SSSS tidak dapat
menggunakan ST Server Utama.
ST Workstation adalah perangkat komputer yang telah dipasang Aplikasi ST dan
terhubung dengan ST Server Utama dan atau ST Server Back Up yang digunakan
Peserta BI-SSSS untuk melakukan Transaksi Dengan Bank Indonesia dan atau
setelmen transaksi Surat Berharga serta fungsi BI-SSSS lainnya yang digunakan
untuk mengirimkan data setelmen transaksi Surat Berharga kepada SCC.
Standard and Poors Rating.
Adalah rating yang dilakukan oleh Standard and Poors lembaga pemeringkat yang
sudah dikenal internasional yang melakukan pemeringkatan terhadap pemenuhan
kewajiban surat berharga dan sebagainya.
Pemeringkatan terhadap saham preferen, saham biasa, obligasi sesuai dengan
risikonya adalah sebagai berikut :
AAA menggambarkan kualitas tertinggi dimana risiko default adalah minimal.
BBB adalah medium grade.
BB predominantly speculative.
C adalah kualitas terendah dari Obligasi (Bonds), yang tidak membayar bunga.
DDD tidak memenuhi kewajiban.
D nilainya dipertanyakan.
Status Kepesertaan BI-SSSS.
Adalah status Peserta BI-SSSS yang digolongkan atas 3 (tiga) klasifikasi
sebagai berikut :
1.Active. Peserta BI-SSSS dengan Status Kepesertaan Active , berhak
melakukan seluruh kegiatan sesuai dengan jenis dan fungsi Peserta BI-SSSS.
2.Suspend. Peserta BI-SSSS dengan status Suspend tidak dapat melakukan
kegiatan Transaksi Dengan Bank Indonesia dan atau setelmen transaksi Surat
Structured Products
Adalah product Bank yang merupakan penggabungan antara 2 (dua) atau lebih
instrument keuangan berupa instrumen keuangan non derivatif dengan derivatif
atau derivatif dengan derivatif dan paling kurang memiliki karakteristik sebagai
berikut :
a.
(1) Nilai atau arus kas yang timbul dari produk tersebut dikaitkan dengan
satu atau kombinasi variable dasar seperti suku bunga , nilai tukar, komoditi
dan/ atau ekuitas ; dan
b.
(2) Pola perubahan atas nilai atau arus kas produk bersifat tidak regular
Leverage
iii.
iv.
Sub Registry.
Adalah fungsi yang dilakukan oleh Bank atau pihak bukan Bank yang ditunjuk oleh
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) adalah surat berharga tersebut diatas yang
diperdagangkan di Pasar Uang, yang terdiri dari Wesel dan Aksep yang di-endos
oleh bank lain serta Surat berharga jangka pendek lainnya yang lazim
diperdagangkan di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) antara lain Commercial Papers
(CP).
Surat Berharga Negara (SBN),
Adalah Surat Utang Negara dan Surat Berharga Syariah Negara.
Dalam rangka membantu Pemerintah untuk mengelola SBN, Bank Indonesia
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a)memberikan masukan dalam rangka penerbitan SBN termasuk penyusunan
ketentuan dan persyaratan penerbitan SBN;
b)bertindak sebagai agen lelang dalam penerbitan SBN di Pasar Perdana; dan
c)menatausahakan SBN.
SBN yang ditatausahakan oleh Bank Indonesia mempunyai bentuk dan jenis
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang SUN dan Undang-Undang SBSN yang
berlaku. Bank Indonesia melaksanakan lelang SBN di Pasar Perdana berdasarkan
pemberitahuan dari Menteri.Keuangan.
Dalam melaksanakan fungsi sebagai agen lelang , Bank Indonesia untuk dan atas
nama Pemerintah melakukan kegiatan antara lain sebagai berikut :
a. mengumumkan rencana lelang SBN;
b. melaksanakan lelang SBN;
c. menyampaikan hasil penawaran lelang SBN kepada Menteri; dan
d. mengumumkan keputusan hasil lelang SBN
Surat Berharga Syariah.
Adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim
diperdagangkan di pasar uang dan atau pasar modal antara lain wesel , obligasi
syariah , sertifikat reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan
prinsip syariah.
Surat Berharga Syariah Yang Diakui Berdasarkan Nilai Pasar.
Adalah surat berharga yang tersedia untuk dijual (available for sale) dan Surat
tangannya.
(4)Pemegang pertama, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa
Belanda nemer,bahasa inggisnya holder, yaitu orang yang menerima surat wesel
untuk pertama kali dari penerbit.
(5)Pengganti, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam Bahasa
geendosseerde, bahasa Inggrisnya indorsee, yaitu orang yang menerima
peralihan surat wesel dari pemegang sebelumnya.
(6)Endosan, berasal dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda endosant, bahasa
Inggrisnya indorser, yaitu orang yang memperalihkan surat wesel kepada
pemegang berikutnya.
Istilah yang banyak digunakan dalam transaksi mengenai wesel adalah Draft
atau Bill of Exchange.
T. Bills (Treasury Bills).
Adalah surat utang pemerintah, berjangka waktu pendek (maksimal 12 bulan).
Di Inggris dan USA, T. Bills adalah instrument pasar uang yang dikeluarkan
(dijual) oleh Bank Sentral, tujuan pokoknya adalah untuk memenuhi kebutuhan
keuangan jangka pendek Pemerintah disamping sebagai alat untuk mempengaruhi
kredit dan uang beredar atau money supply
Di Indonesia istilah T Bill populer sebelum Departemen Keuangan RI
menerbitkan Surat Utang berjangka waktu pendek yang oleh masyarakat
disamakan dan juga dinamakan T Bill.
T.Bills Indonesia ini yang sekarang sudah lebih populer dengan nama SUN
(Surat Utang Negara ) jangka pendek atau Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
diterbitkan oleh Departemen Keuangan dan diwacanakan secara bertahap akan
menggantikan fungsi SBI sebagai piranti operasi pasar terbuka (OPT) dalam
rangka pengendalian moneter.
Lihat Surat Utang Negara (SUN).
T. Bond (Treasury Bond).
Adalah surat utang pemerintah (hampir sama dengan T Bill ) hanya jangka
waktunya lebih dari satu tahun . Sama halnya dengan T. Bill , T Bond saat ini
lebih popular dengan istilah SUN (Surat Utang Negara) yang berjangka waktu
lebih dari satu tahun, diterbitkan dalam bentuk Obligasi Negara. Tujuan
penerbitannya adalah untuk memperoleh dana jangka menengah dan panjang dari
masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan pembelanjaan Pemerintah..
Lihat Obligasi Negara
Tenor.
Adalah istilah untuk jangka waktu dalam surat berharga. Umpamanya tenor
SBI terdiri dari 1, 2, 3, 6 dan 12 bulan.
Tersangkut (Tertarik), lihat Surat Wesel.
Tipe Investor (Investor Type).
Istilah ini berkenaan dengan Surat Berharga yang ditatausahakan oleh SubRegistry adalah pembedaan investor berdasarkan tipe investor yaitu, Asuransi
(Insurance), Reksadana (Mutual Fund), Dana Pensiun (Pension Fund), Perusahaan
Sekuritas (Securities Company), Lembaga Keuangan Lainnya (Financial
Institution), Perusahaan (Corporate), Yayasan (Foundation), Perorangan
(Individual), dan Lainnya (Others).
Trade Depositories (TR).
pemodal dalam perdaganagn (principal to a trade) , agen agen mereka , CCPs , dan
provider lain yang menawarkan pelayanan pelengkap lainnya (Complimentary
services) , termasuk pusat setelmen kewajiban kewajiban pembayaran, novasi
elektronik dan penegasannya (affirmation), peringkasan portofolio dan
rekonsiliasi serta manajemen kolateral. Mengingat data yang di kelola oleh suatu
TR dapat digunakan oleh sejumlah pemangku kepentingan ,maka penting adanya
ketersediannya secara berkesinambungan ,akurat dan dapat dipercaya
(1) BUS atau UUS dapat mengajukan Repo SBIS kepada Bank Indonesia.
(2) Repo SBIS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan prinsip qard
yang diikuti dengan rahn.
(3) BUS atau UUS yang mengajukan Repo SBIS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), harus menandatangani Perjanjian Pengagunan SBIS dalam Rangka Repo SBIS
serta menyampaikan dokumen pendukung yang dipersyaratkan kepada Bank
Indonesia.
(4) Bank Indonesia menetapkan dan mengenakan biaya atas Repo SBIS.
Yang dimaksud dengan biaya Repo SBIS adalah kewajiban membayar (gharamah)
yang ditetapkan Bank Indonesia dalam rangka Repo SBIS karena BUS atau UUS
tidak menepati jangka waktu kesepakatan pembelian SBIS.
Transaksi SUN Secara Langsung.
Adalah penjualan SUN di Pasar Perdana, atau pembelian kembali SUN di Pasar
Sekunder, yang dilakukan oleh Pemerintah dengan Dealer Utama, Bank Indonesia,
atau Lembaga Penjamin Simpanan, secara langsung melalui fasilitas Dealing Room
pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik
Indonesia
Transaksi Valas terhadap SBN
Transaksi penjualan valuta asing terhadap Surat Berharga Negara yang
selanjutnya disebut Transaksi Valas terhadap SBN adalah transaksi penjualan
valuta asing terhadap Rupiah oleh Bank Indonesia dengan pembelian SBN secara
outright oleh Bank Indonesia yang dilakukan pada saat yang bersamaan.
Penjelasan Bank Indonesia lebih lanjut atas transaksi ini sbb :
1.Transaksi Valas terhadap SBN dilakukan dalam rangka mendukung pengelolaan
Likiditas dalam mencapai sasaran operasional kebijakan moneter dengan cara (a)
Transaksi penjualan valuta asing terhadap Rupiah oleh Bank Indonesia , dan (b)
Transaksi penbelian SBN secara outright oleh Bank Indonesia yang dilakukan
pada saat yang bersamaan.
2.Jenis valuta dalam transaksi valas terhadap SBN adalah US Dollar.
3.Transaksi valas terhadap SBN dilakukan dengan ketentuan : (a).Metode
transaksi: (a1). Bank Indonesia melakukan transaksi secara lelang. (a2).Transaksi
valas terhadap SBN dilakukan melalui Reuter Monitoring Dealing System (RMDS)
atau melalui sarana lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. (a3).Mekanisme
lelang dilakukan dengan metode lelang Kurs US$ terhadap Rupiah (US$/IDR).
(a4).Bank Indonesia menetapkan harga SBN (Fixing Price) yang digunakan
sebagai dasar perhitungan SBN yang harus diserahkan oleh peserta transaksi
valas terhadap SBN.
(b), Pengumuman dan pelaksanaan lelalng: (b1). Transaksi valas terhadap SBN
dapat dilakukan setiap hari kerja. (b2). Bank Indonesia mengumumkan rencana
lelang transaksi valas terhadap SBN paling lambat sebelum 'window time',
melalui sistem LHBU dan/atau sarana lainnya.(b3). Window time transaksi valas
terhafap SBN dilakukan dari pukul 14.30 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB,
atau waktu lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
4.Pengumuman rencana lelang transaksi valas terhadap SBN antara lain meliputi:
(4a).Sarana pengajuan penawaran kurs. (4b).Tanggal lelang. (4c)Window time.
(4d). Target indikatif lelang yang meliputi target valuta asing yang akan dijual.
(4e).Jenis dan seri SBNyang akan ditransaksikan. (4f).Harga SBN. (4g).Tanggal
setelmen, dan (4h).Batas waktu setelmen.
5. Peserta lelang : (5a).Peserta transaksi valas terhadap SBN adalah peserta
OPT yang merupakan Bank Devisa. (5b).Peserta transaksi valas terhadap SBN
dapat mengajukan Ttransaksi valas terhadap SBN secara langsung atau melalui
perantara. (5c).Lembaga Perantara mengajukan Penawaran Lelang untuk
kepentingan peserta transaksi valas terhadap SBN.
dimaksud pada angka 1 diberitahukan secara tertulis kepada Bank Indonesia oleh
Pemerintah c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Departemen Keuangan
Republik Indonesia.
3.Dalam penerapan TSA, Pemerintah c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
Departemen Keuangan Republik Indonesia menetapkan Peserta Sistem BIRTGS dan/atau Peserta SKNBI sebagai pelaksana TSA, yang meliputi:
a. Kantor Pusat Peserta Sistem BI-RTGS dan/atau Kantor Pusat Peserta SKNBI
yang menjadi mitra kerja KPPN;
b. Kantor Cabang Peserta Sistem BI-RTGS dan/atau Kantor Cabang Peserta
SKNBI yang menjadi mitra kerja KPPN sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan
c. Kantor lainnya dari Peserta Sistem BI-RTGS dan/atau Kantor lainnya dari
Peserta SKNBI yang melakukan transaksi terkait penerapan TSA
Two tier system.
Adalah sistem pencatatan kepemilikan Surat Berharga termasuk Surat Utang
Negara yang diatur oleh Bank Indonesia yang terdiri dari :
a.Central Registry yang melakukan pencatatan dan perubahan kepemilikan Surat
Berharga termasuk Surat Utang Negara untuk kepentingan Bank , Sub Registry
dan pihak lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia , dan
b.Sub Registry yang melakukan pencatatan dan perubahan kepemilikan Surat
Berharga termasuk Surat Utang Negara untuk kepentingan nasabah.
Pencatatan kepemilikan Surat Utang Negara dilakukan tanpa warkat dan secara
book entry. Catatan kepemilikan Surat Utang Negara pada Central Registry dan
Sub Registry merupakan bukti kepemilikan yang sah
Underlying transaction.
Adalah sesuatu yang menjadi dasar dari suatu transaksi atau dokumen/surat
berharga. Umpamanya wesel eksport, underlying transaction-nya adalah
penjualan barang oleh eksportir yang di buktikan dengan adanya dokumen
pengapalan, weighting list, sertificate of origin dan sebagainya.
Contoh lainnya, Transfer Rupiah ke Luar Negeri yang melebihi Rp.100 juta harus
mencantumkan keterangan atau bukti transaksi apa yang menjadi dasar
(underlying transaction) transfer tersebut, umpamanya underlying transactionnya adalah Pembelian Saham milik bukan penduduk atas perusahaan di
Indonesia.
Underwriter.
Adalah investment banker yang secara sendiri atau sebagai anggota dari suatu
underwriting grup atau sindikasi, sepakat untuk membeli suatu surat berharga
yang diterbitkan dari penerbitnya dan mendistribusikannya kepada investor
dengan memperoleh profit berupa underwriting spread. Underwriter
bertanggung jawab untuk mengambil alih surat berharga yang diterbitkan apabila
tidak berhasil didistribusikan atau tidak diminati oleh investor
USD Repo (USD Repurchase Agreement ).
Adalah transaksi penjualan bersyarat surat berharga dalam mata uang USD oleh
bank kepada Bank Indonesia dengan kewajiban membeli kembali sesuai harga dan
jangka waktu yang disepakati.Nilai Pembelian Kembali adalah nilai nominal
pembelian kembali surat berharga oleh bank yaitu nilai nominal USD repo
ditambah dengan nilai nominal dari repo rate. Repo Rate adalah tingkat bunga
yang dikenakan kepada bank terhadap dana USD dalam rangka USD repo. Repo
Rate ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar Singapore Interbank Offered
Rate (SIBOR) pada tanggal transaksi ditambah sejumlah margin.
Yang dimaksud dengan surat berharga dalam mata uang US$ adalah global bond
yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia.
Variable Rate.
Adalah penetapan suku bunga dalam suatu fasilitas kredit atau surat berharga
mengikuti rate pada pasar tertentu seperti SIBOR, LIBOR atau JIBOR, atau
dikaitkan dengan mengikuti suku bunga lain yang tingkat bunganya ditentukan
pasar, misalnya SBI. SIBOR adalah Singapore Interbank Offered Rate; LIBOR
adalah London Inter bank Offered Rate dan JIBOR adalah Jakarta Interbank
Offered Rate.
Wali Amanat
Adalah jasa/layanan yang diberikan kepada para pemegang efek bersifat hutang
(investor) untuk menjadi wakil investor dalam penerbitan suatu efek bersifat
hutang tersebut. Sebagai wakil investor, Bank selalku Wali Amanat turut serta
dalam proses penerbitan obligasi dan memonitoring kewajiban emiten terhadap
ketrentuan yang ada dalam perjanjian perwaliamanatan hingga obligasi tersebut
lunas.
Warrant.
Adalah surat berharga yang memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli
saham/surat berharga dari penerbit warrant tersebut dengan harga tertentu.
Warrant biasanya merupakan instrument jangka panjang, karena tanggal jatuh
temponya umumnya lebih dari setahun.
Warrant mirip dengan opsi call / beli. Namun masa lakunya warrant umumnya
tahunan, sedangkan masa berlakunya opsi call/beli biasanya bulanan. Lebih jauh
lagi warrant biasanya diterbitkan dan dijamin oleh perusahaan sedangkan opsi
adalah instrument pertukaran dan tidak diterbitkan oleh perusahaan.
Wesel lihat Surat Wesel
Yield.
Secara umum adalah penghasilan investor dari suatu investasi modal (capital
investment) . Terhadap Obligasi (Bonds) , yield adalah kupon bunga dibagi dengan
harga jual, yang disebut sebagai current yield . Dalam menghitung rate of
return dari suatu obligasi harus diperhitungkan pula Total Bunga yang dibayar
dalam setahun , harga penjualan, nilai pelunasan (redemption value) dan jumlah
waktu tersisa sampai jatuh tempo.
Yield to Maturity.
Adalah rate of return yang diharapkan (expected) dari suatu obligasi (bonds)
apabila obligasi tersebut ditahan (hold) sampai saat jatuh tempo, dihitung dari
harga pasar saat ini , nilai pelunasan yang tercatat ( stated redemption value ) ,
kupon pembayaran dan waktu jatuh tempo dan diasumsikan semua kupon direinvestasikan pada tingkat bunga yang sama ; equivalent dengan Internal Rate
of Return (IRR).
Zero Coupon Bond (ZCB)
(1) Uraian tentang tanggung jawab , frekwensi ALCO meetings , dan keanggotaan
ALCO:
(1.a.) Uraian tentang jalur pelaporan antara ALCO dan Direksi
(1.b.) Uraian tentang strategi penanaman dana
(1.c.) Strategi hedging
(1.d.) Strategi pendanaan
(1.e.) Strategi penetapan harga
(2) Pengelolaan risiko suku bunga , yaitu :
(2.a) Penetaspan limit terhadap exposure tertentu
(2.b) Pengukuran risiko dengan menggunakan Gap Analysis , Duration Analysis
atau Simulation Model.
Tanggung jawab ALCO antara lain mencakup :
(a) Pengembangan , kaji ulang dan modifikasi strategi ALM
(b) Evaluasi posisi risiko suku bunga bank dan strategi ALMA guna memastikan
bahwa hasil risk taking position bank telah konsisten dengan tujuan pengelolaan
risiko suku bunga.
(c) Kaji ulang penetapan harga (pricing) aktiva dan pasiva untuk memastikan
bahwa pricing tersebut dapat mengoptimalkan hasil penanaman dana ,
meminimumkan biaya dana , dan memelihara struktur neraca bank sesuai dengan
strategi ALMA bank.
(d) Kaji ulang deviasi antara hasil aktual dengan proyeksi anggaran dan
rencana bisnis bank.
(e) Penyampaian informasi kepada Direksi mengenai setiap perkembangan
ketentuandan peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan
ALMA.
Frekwensi ALCO Meeting dapat dilakukan secara bulanan , atau triwulanan
sesuai dengan perubahan perekonomian , kondisi bank dan profil risiko suku
bunga dan risiko likiditas :
ALCO meeting bulanan harus menkaji ulang keputusan penanaman dana (jangka
pendek) , penetapam harga dan keputusan pendanaan lainnya , trend
perkembangan dana dan pinjaman (loan mix) serta realisasi dan rencana
anggaran. Apabila perlu strategi ALMA disesuaikan dengan peerkembangan
terkini.
ALCO meeting triwulanan sekurang-kurangnya mengkaji ulang analysis risiko
suku bunga secara lengkap, penyesuaian manajemen risiko suku bunga dan
menerapkan perubahan strategi serta menyediakan arah (policy direction )
kepada ALCO.
Pelaporan :
Laporan harus fokus dan didokumentasikan , antara lain meliputi :
(1) ALCO minutes , termasuk minutes sebelumnya.
(2) Laporan Rugi Laba , yang menyajikan data perbandingan periode satu tahun
sebelumnya.
(3) Neraca , yang menyajikan perbandingan dengan periode satu tahun
sebelumnya
(4) Proyeksi anggaran
(5) Laporan kredit baru
(6) Laporan margin analysis
(7) Laporan analysis likiditas , terutama laporan penerimaan dan penggunaan dana
(8) Analysis dana pihak ketiga (DPK) yang menggambarkan trend berbagai produk
DPK tersebut
(9) Laporan data penetapan harga (pricing) yang merefleksikan harga atau biaya
dari suatu produk
(10) Laporan model simulasi (apabila bank menggunakan model tsb) atau gap
untuk menggambarkan profil suku bunga
(11) Laporan hedging apabila bank melakukan strategi hedging
ALMA (Asset and Liability Management).
ALMA pada Bank Umum.
Pengelolaan Asset and Liability Management adalah salah satu proses penerapan
manajemen risiko pada Bank Umum . Bank menerapkan ALMA untuk melaksanakan
fungsi pengendalian risiko suku bunga , risiko nilai tukar , dan risiko likiditas .
Untuk mendukung efektifitas pelaksanaan ALMA , bank membentuk Asset and
Liability Committee (ALCO) yang besaran organisasi komite dimaksud
disesuaikan dengan volume dan kompleksitas transaksi perbankan
yang terkait dengan pelaksanaan ALMA .
Anggota ALCO terdiri dari bidang perkreditan , tresuri , pendanaan yang diberi
wewenang serta Direksi terkait.
Kebijaksanaan ALMA harus menggambarkan secara jelas tanggung jawab dan
kewenangan dalam :
(a) Identifikasi risiko suku bunga yang berasal dari transaksi dan produk bank
(b) Penetapan sistem pengukuran risiko suku bunga
(c) Formulasi dan eksekusi strategi pengelolaan eksposur risiko suku bunga
(d) Otorisasi dan mekanisme pengecualian kebijakan.
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
Adalah bantuan yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada Bank Umum yang
mengalami kesulitan likuiditas. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral mengemban
fungsiLender of the last resort dan pemberian BLBI adalah dalam rangka
memenuhi fungsi tersebut. Istilah yang dipakai setelah di berlakukannya
Undang-Undang RI No.23 tahun 1999 adalah Bantuan Pendanaan Jangka
Pendek.
BLBI dalam program rekapitalisasi Bank Umum.
Adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada bank-bank yang
mengalami kesulitan likuiditas dalam keadaan darurat dan dalam rangka
Penjaminan Pemerintah atas dana Pihak Ketiga dan Kewajiban Bank Umum lainnya
berdasarkan Keputusan Presiden No.26 tahun 1998 dan Keputusan Presiden
No.120 tahun 1998 .
Blotter.
Adalah buku catatan dealer (dapat juga berupa sheet ) yang berisikan deal
yang di lakukan dealer suatu bank dengan dealer dari bank atau lembaga
keuangan lainnya mengenai penempatan atau penerimaan dana.
Isi blotter antara lain, Tanggal dan jam serta menit dari deal yang terjadi, Nama
counterpart (dealer) bank lain, jumlah dana yang ditempatkan (sold) atau
diterima (Bought) , FX rate , Value date, Jenis penempatan, maturity, paraf
dealer yang bersangkutan, paraf supervisor atau Head dealer, catatan atau
keterangan. Pada akhir hari dibuat rekapitulasi pada Blotter ; Total Bought ;
Total Sold dan Open Position, Gain and Losses
Atas dasar Blotter, dealer membuat dealer slip sebagai instruksi pemindahan
dana kepada Bagian Settlement untuk pemindahan dana kepada peminjam baik
melalui BI (Kliring), Nota Debet Kredit maupun via SWIFT/Telex khususnya
untuk transaksi dengan Depository Correspondent. Berdasarkan blotter, dealer
menyusun catatan lain yang berisikan maturity dari masing-masing dana sebagai
pedoman harian dealer dalam rangka meyelesaikan dana-dana yang jatuh tempo,
yaitu mengembalikan dana yang jatuh tempo atau mencarikan sumber dana untuk
pelunasan dan memonitor pengembalian dana yang oleh peminjam atau penegasan
perpanjangan apabila masih dibutuhkan.
Bunga (Interest).
Adalah harga yang dibayar untuk pemakaian uang untuk suatu periode waktu
tertentu. Bunga ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari uang yang
dipakai dengan jangka waktu satu tahun (p.a atau per-annum).
Istilah yang lazim digunakan lainnya adalah Interest. Apabila bunga
diperhitungkan dimuka maka istilah yang digunakan adalah diskonto (doiscount).
Cara perhitungan bunga/diskonto pada umumnya dilakukan sesuai persyaratan
pinjaman /surat berharga/deal antara peminjam dengan lender, diantaranya
sbb :
Simple Interest :
Pada maturity date , lender akan menerima pembayaran kembali sebesar pokok +
bunga (bunga dibayar dibelakang).Cara perhitungan ini umumnya dilakukan pada
Placement (call money dsb ) .
Discount (Diskonto) :
Bunga diterima lender pada saat transaksi (value date) , yaitu mengurangi dana
yang diserahkan sebesar bunga. Pada maturity date, lender akan menerima
dananya sebesar principal (pokok). Cara perhitungan ini lazim digunakan antara
lain pada SBI dan SUN.
Cadangan likuiditas (reservable deposits).
Adalah persentase tententu dari dana pihak ketiga yang wajib disimpan dalam
bentuk giro pada Bank Indonesia.
Call Money.
Adalah penempatan/peminjaman dana jangka pendek (dalam hitungan hari) antar
bank. Call money adalah instrumen bank dalam mengatasi kekurangan atau
kelebihan dana jangka pendek yang bersifat sementara. Bagi bank yang
menempatkan Call Money merupakan Aktiva Bank, dan bagi bank yang menerima
penempatan Call Money merupakan kewajiban (Hutang atau Pasiva). Call money
dibukukan dalam rekening antar bank Tagihan pada bank lain untuk Aktiva
dan Kewajiban kepada Bank lain untuk Pasiva.
BIS (Bank for International Settlement) mendefinisikan Call Money sebagai a
loan contract which is automatically renewed everyday unless the lender or the
borrower indicates that it wishes the funds to be returned within the short
period of time .
CD (Certificate of Deposit).
Adalah bukti penempatan dana jangka pendek pada bank yang dapat dipindah
tangan kan dan diuangkan pada tanggal jatuh tempo yang tertera pada CD
tersebut. CD diterbitkan atas unjuk artinya siapa saja pemegang CD tersebut
dapat menguangkannya pada bank penerbit pada tanggal jatuh tempo.
Diterbitkan dengan sistim diskonto atau bunga diterima dimuka pada saat
penempatannya
Compound Interest.
Adalah cara perhitungan bunga yang tidak hanya didasarkan pada pokok pinjaman
melainkan berdasarkan pokok pinjaman serta bunganya yang telah jatuh tempo.
Istilah lainnya adalah Bunga berbunga
Contingency Funding Plan. (CFP).
Adalah serangkaian kebijakan dan prosedur yang merupakan cetak biru (blue
print) bagi suatu bank dalam memenuhi kebutuhan dana dalam suatu periode
tertentu dengan biaya(cost) tertentu.
CFP adalah suatu proyeksi dari future cash flow dan sumber pendanaan dari
suatu bank dalam skenario situasi pasar tertentu , termasuk pada pertumbuhan
asset yang meningkat tajam atau penurunan kewajiban yang cepat. Agar efektif ,
CFP haruslah merupakan perwujudan dari estimasi terbaik dari manajemen
tentang perubahan posisi Neraca yang dapat berasal dari kejadian /transaksi
pada aspek likuiditas atau perkreditan. CFP dapat menyediakan suatu kerangka
kerja yang berguna untuk mengelola risiko likuiiditas baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Lebih lanjut CFP membantu untuk meyakini bahwa suatu bank
bersangkutan.
Credit Line.
Adalah fasilitas yang diberikan kepada bank/counterparty lembaga keuangan non
bank baik di dalam maupun di luar negeri berdasarkan perhitungan kebutuhan
transaksi dengan mempertimbangkan tingkat risiko bank/counterparty lembaga
keuangan non bank.
Credit line merupakan limit yang ditetapkan untuk mengcover transaksi :
1). Treasury.
Melaksanakan transaksi Money Market(MM)dan Foreign Exchange (FX).
2). Commercial.
Melaksanakan transaksi trade service dan trade finance antara lain negosiasi
L/C Ekspor,negosiasi wesel SKBDN dan penerbitan Bank Garansi atas dasar
Counter Guarantee dari bank koresponden
Cut Loss Limit.
Adalah penetapan batas kerugian yang dapat ditolerir (dalam Pips/point) untuk
menghindari adanya kerugian yang lebih besar karena fluktuasi rate yang tidak
sesuai dengan prediksi. Pertimbangan utama dalam menetapkan limit ini adalah
gejolak kurs dan keberanian bank dalam mengambil risiko yang dicerminkan oleh
risk appetite yang ditetapkan
Daily Settlement Limit.
Adalah penetapan jumlah settlement yang dapat dilakukan setiap hari untuk
membatasi kerugian karena adanya perbedaan waktu antar Negara.
Dana semalam (overnight money).
Adalah dana yang dijual di pasar antarbank oleh bank yang memiliki dana
menganggur kepada bank yang memerlukan dana sementara (dalam jangka
pendek); pasar dana Bank Sentral Amerika yang lembaga keuangannya menjual
dana lebihnya yang berasal dari rekening cadangan yang disimpan pada Bank
Sentral Amerika merupakan sumber dana tersebar untuk dana semalam; dana
tersebut wajib disetorkan kembali kepada bank penjual pada keesokan harinya
saat awal jam kerja.
Data JIBOR(Jakarta InterBank Offered Rate).
Adalah suku bunga indikasi penawaran dalam transaksi PUAB di Indonesia yang
berasal dari kontributor JIBOR. 1. Bank Indonesia menetapkan Data JIBOR
berdasarkan data suku bunga penawaran pada setiap Hari Kerja pada tanggal
laporan. 2. Bank Indonesia menetapkan Bank-Bank Pelapor yang datanya
digunakan dalam perhitungan data JIBOR. 3. Penetapan Bank Pelapor
sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan melalui surat. 4. Penetapan
Bank Pelapor sebagaimana dimaksud pada angka 2 didasarkan antara lain pada
keaktifan transaksi Bank di PUAB. 5. Bank Indonesia melakukan review secara
berkala setiap 1 (satu) tahun sekali terhadap daftar Bank Pelapor yang datanya
digunakan dalam perhitungan data JIBOR. 6. Dalam hal diperlukan, sewaktuwaktu Bank Indonesia dapat melakukan review terhadap daftar Bank Pelapor
yang datanya digunakan dalam perhitungan data JIBOR. 7. Berdasarkan review
sebagaimana dimaksud pada angka 5 dan angka 6,Bank Indonesia dapat
melakukan antara lain penambahan, pengurangan dan/atau penggantian Bank-Bank
Pelapor yang datanya digunakan dalam perhitungan data JIBOR.
Deposan inti
Adalah 10 (sepuluh), 25 (dua puluh lima), atau 50 (lima puluh) nasabah penyimpan
dana (depositors) terbesar dari giro, tabungan dan deposito sesuai dengan total
aset Bank, sebagai berikut:
1) bagi Bank yang memiliki total aset sampai dengan Rp1.000.000.000.000,00
(satu triliun rupiah) meliputi 10 (sepuluh) deposan terbesar.
2) bagi Bank yang memiliki total aset lebih besar dari Rp1.000.000.000.000,00
(satu triliun rupiah) sampai dengan Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun
rupiah) meliputi 25 (dua puluh lima) deposan terbesar.
3) bagi Bank yang memiliki total aset lebih besar dari Rp10.000.000.000.000,00
(sepuluh triliun rupiah) meliputi 50 (lima puluh) deposan terbesar.
Deposito.
Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian Nasabah Penyimpan dengan bank.
Deposit on Call.
Adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan dengan pemberitahuan
sebelumnya (satu hari s/d 3 hari sebelum penarikan) sesuai perjanjian antara
pemilik dana dengan bank.
Derivatif Kompleks.
Adalah transaksi derivatif yang umumnya memiliki lebih dari 1 (satu) underlyimg
assets dan memiliki fitur jatyuh tempo , strike price dan /atau pembayaran
yang lebih kompleks.
Untuk memahami pengertian Derivatif Plain Vanila , perlu dijelaskan dulu tentang
transaksi Detrivatif. Transaksi derivatif merupakan isntrumen keuangan yang
transaksinya dilakjukan berdasarkan nilaim asset keuangan yang mendasari
(underlying assets) dan umumnya dilakjukan dalam rangka spekulasi , jual beli
(trading) atau lindung nilai (hedging).
Derivatif yang termasuk Plain Vanilla adalah Forward Cointract , Future Contract
, Option , Swap yang umumnya hanya mempunyai 1 (satu) underlying asset dan
diterbitkan dengan fitur jatuh tempo , strike-price dan/atau pembayaran (payoff) yang sederhana ayau standar
FASBI (Fasilitas Simpanan Bank Indonesia dalam Rupiah).
Adalah fasilitas yang diberikan Bank Indonesia kepada Bank untuk menempatkan
dananya di Bank Indonesia dalam rangka Operasi Pasar Terbuka (OPT).
Karakteristik dari FASBI adalah :
1.Jangka waktu FASBI maksimum 7 hari terhitung dari tanggal penyelesaian
transaksisampai tanggal jatuh tempo.
2.Nilai Diskonto dan Nilai Tunai transaksi dihitung berdasarkan nilai diskonto
murni (true discount) sebagai berikut :
Nilai Diskonto = Nilai Nominal - Nilai Tunai
3.Bank Indonesia tidak menerbitkan warkat (Bukti Kepemilikan) dalam FASBI
melainkan bukti pendebetan atau pengkreditan pada rekening giro berupa
confirmationadvice pada sistem BIRTGS sebagai bukti transaksi yang
bersangkutan.
4.FASBI tidak dapat diperdagangkan, tidak dapat di agunkan.dan tidak dapat
dicairkan sebelum jatuh tempo.
Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI).
Adalah penyediaan pendanaan oleh Bank Indonesia kepada Bank dalam kedudukan
Bank sebagai peserta sistem BI-RTGS (Bank Indonesia- Real Time Gross
Settlement ) dan peserta SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia) yang
harus dilunasi pada hari yang sama dengan hari penggunaan.
FLI dalam rangka RTGS disebut FLI-RTGS , adalah FLI untuk
mengatasikesulitan pendanaan Bank yang terjadi selama jam operasional sistem
BI-RTGS.
FLI dalam rangka Kliring disebut sebagai FLI Kliring adalah FLI untuk mengatasi
kesulitan pendanaan Bank yang terjadi pada saat penyelesaian akhir atas hasil
Kliring Debet .
Bank dapat menggunakan FLI dengan syarat sebagai berikut :
(a)Memiliki surat berharga yang dapat diagunkan berupa SBI (Sertifikat Bank
Indonesia) dan atau SUN (Surat Utang Negara)
(b)Tidak sedang dikenakan sanksi penangguhan sebagai Bank peserta BI-RTGS
dan atau peserta BI-SSSS (sistem Bank Indonesia- Scriptless Securities
Settlement System )dan atau penghentian sebagai Bank peserta kliring, dan
(c)Tidak sedang dikenakan sanksi tidak dapat memperoleh FPJP (Fassilitas
Pendanaan Jangka Pendek).
Funding (Pendanaan).
Dapat didefinisikan sebagai sumber hutang (liabilities). Keputusan pendanaan
biasanya diambil berdasarkan kenyataan atau adanya perubahan yang
direncanakan dalam suatu aset keuangan suatu institusi. Strategi pendanaan
menetapkan bagaimana kecendrungan suatu bank mempertahankan pemenuhan
dana dengan biaya minimum sesuai dengan risk-appetite. Strategi tersebut
dengan memperhatikan stabilitas dana serta efisiensi biaya. Suatu strategi
dengan target base funding yang lebih luas dapat menyebabkan tingkat operasi
serta biaya pendanaan yang lebih tinggi, namun melalui keberagaman dana dapat
diperoleh dana yang lebih stabil serta lebih dapat diandalkan. Bank yang
menfokuskan usaha pendanaan dalam negeri mungkin aman kalau terjadi gejolak
namun dengan biaya lebih tinggi dalam keadaan pasar yang normal. Keseimbangan
antara biaya dan manfaat direfleksikan oleh berbagai faktor. Karena itu funding
risk (risiko pendanaan) sangat tergantung pada kemampuan bank meraih dana
dalam mata uang yang dibutuhkan secara on going basis'.
Futures.
Adalah suatu perjanjian untuk membeli atau menjual suatu aset pada tanggal
tertentu dimasa depan pada harga tertentu. Transaksi futures mempunyai
banyak kemiripan dengan forward.
Sementara perbedaan antara kontrak futures dan forward antara lain:
1) Futures diperdagangkan melalui bursa (exchange) dan mempunyai syarat yang
telah distandardisasi, sementara forward diper dagangkan secara over the
counter.
2) Risiko transaksi forward relatif lebih besar karena bersifat bilateral dimana
terdapat risiko kegagalan pihak lawan memenuhi kewajiban, sementara risiko
futures lebih kecil karena adanya jaminan dari bursa.
Instrumen keuangan campuran.
Adalah instrumen keuangan yang merupakan campuran atau gabungan antara
kontrak utama dan kontrak derivatif.
Instrumen keuangan campuran mencakup:
Merupakan harga spot USD/IDR, yang disusun berdasarkan kurs transaksi valuta
asing terhadap rupiah antar bank di pasar domestik, melalui Sistem Monitoring
Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah (SISMONTAVAR) di Bank Indonesia
secara real time. JISDOR dimaksudkan untuk memberikan referensi harga pasar
yang representatif untuk transaksi spot USD/IDR pasar domestik. JISDOR
mulai diterbitkan sejak 20 Mei 2013.
Adalah keadaan yang dialami bank yang terjadi karena arus dana masuk yang
lebih kecil dibandingkan arus dana keluar (mismatch) yang diperkirakan dapat
mengakibatkan saldo giro negatif (di Bank Indonesia).
Kesulitan Solvabilitas.
Adalah kesulitan permodalan yang dialami Bank sehingga tidak memenuhi
kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) yang ditetapkan dalam peraturan
Bank Indonesia
Laporan Harian Bank Umum (LHBU).
Adalah laporan yang disusun dan disampaikan bank pelapor secara harian kepada
Bank Indonesia.
LHBU meliputi data transaksional dan non transaksional.
Data transaksional adalah data yang dihasilkan dari transaksi bank pelapor
dengan pihak lain sebagai counterpart , meliputi :
a. PUAB yang terdiri dari PUAB pagi Rupiah , PUAB sore Rupiah , PUAB valuta
asing dan PUAB luar negeri.
b. PUAS ,
c. Transaksi devisa , dan
d. Perdagangan surat berharga pasar uang , di pasar sekunder.
Data non transaksional adalah data yang bukan dihasilkan dari transaksi bank
pelapor dengan pihak lain , meliputi :
a.Posisi akhir hari transaksi derivatif jual bukan investasi dengan pihakpihak tertentu.
b.Posisi devisa neto,
c.Pos-pos tertentu neraca
d.Proyeksi arus kas
e. Sukubunga penawaran (quotation)
f. Sukubunga dasar kredit
g. Sukubunga kredit
h. Sukubunga deposito berjangka, sukubunga tabungan , diskonto sertififikat
deposito, dan
i. Tingkat imbalan deposito investasi Mudharabah Bank Syariah.
Laporan disampaikan kepada bank Indonesia secara on line. Bank pelapor yang
bank serta modal bank). Rasio LDR disini lebih difokuskan untuk menilai seberapa
jauh fungsi intermediasi bank dijalankan Konsepnya adalah, bank itu
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk Giro, Tabungan, Deposito dan
Sertifikat Deposito (dana pihak ketiga / DPK), kemudian menyalurkannya kembali
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan dalam bentuk lain yang dapat
dipersamakan dengan itu.Seberapa jauh dana yang di kumpulkan disalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dapat diukur dari perbandingan kredit
yang diberikan dengan dana pihak ketiga (DPK) bank yang bersangkutan.
2.LDR dapat juga dihitung dari Dana yang diterima bank, yang terdiri dari DPK
ditambah dana pinjaman serta modal bank. Rasio ini dapat digunakan untuk
melihat seberapa jauh dana yang diterima dimanfaatkan dalam pemberian kredit.
Rasio tersebut untuk mengukur efektifitas pemanfaatan dana bank dalam
perkreditan, jadi bukan lagi untuk melihat sejauh mana fungsi intermediasi bank
dijalankan.
Manajemen Likiditas (Liquidity Management).
Adalah manajemen arus kas (cash flows) pada neraca suatu institusi (dan
kemungkinan juga terkait nasabah serta lokasi.Manajemen likiditas mencakup
pengendalian(control) terhadap maturitas / mismatch mata uang dan manajemen
liquid aset suatu holdings. Strategi manajemen likiditas pada suatu bank
menetapkan limit-limit pada mismatch tersebut dan tingkat liquid asset yang
harus dipertahankan untuk meyakini bahwa bank akan dapat memenuhi kewajiban
keuangannya baik dalam berbagai mata uang maupun pada lokasi yang
membutuhkan, namun dengan cerminan biaya yang menguntungkan bagi
bank(misalnya, dengan memperoleh hutang dengan syarat yang ringan atau
dengan menahan liquid asset berpenghasilan rendah). Sejalan dengan itu, risiko
likiditas terkait kepada kemampuan atau ketidakmampuan bank untuk meraih
dana yang cukup dalam mata uang tertentu dan pada lokasi yang diperlukan untuk
membiayai pengeluaran tertentu pada suatu waktu tertentu.
Pendanaan dan Manajemen Likiditas saling terkait. Sebenarnya setiap transaksi
mempunyai implikasi terhadap kebutuhan pendanaan, dan menyangkut secara
langsung manajemen likiditas
Maturity Gap Limit.
kondisi pasar dan pengaruhnya terhadap eksposure risiko bank. Bank yang
menngunakan VAR atau methodology model tertentu , harus meyakini bahwa
ALCO mengerti dan memahami sifat dari output , bagaimana kesimpulan diambil ,
asumsi dan variable yang digunakan untuk sampai pada hasil akhir dan kelemahan
dari methodology yang digunakan.
Bagi bank yang belum mungkin membentuk Middle Office sebagai suatu
departement sendiri yang terpisah , tetap harus di usahakan agar fungsi middle
office tersebut terpisah dan independent terhadap fungsi treasury sebagai Risk
Taking Unit.
Mengenai VAR (Value at Risk) lihat Value at Risk (VAR)
Modal Pinjaman.
Adalah pinjaman yang didukung dengan menggunakan instrumen yang disebut
Capital Notes, loan stock atau warkat lain yang dipersamakan dengan itu, dan
mempunyai sifat seperti modal sendiri.
Ciri-ciri Modal Pinjaman sebagai berikut:
a. Tidak dijamin oleh bank penerbit (issuer) dan sifatnya di persamakan dengan
modal (subordinated) serta telah dibayar penuh.
b. Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik (pemegang Capital
Notes).
c. Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal, dalam hal jumlah kerugian
bank melebihi laba ditahan dan cadangan- cadangan yang termasuk modal inti,
meskipun bank belum dilikuidasi.
d. Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau
labanya tidak mencukupi untuk membayar bunga tersebut.
Nasabah Penyimpan.
Adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan
berdasarkan perjajian bank dengan nasabah yang bersangkutan. (8)
Option (Opsi).
Adalah suatu kontrak yang memberi kan pemegang opsi suatu hak tetapi bukan
kewajiban untuk membeli atau menjual suatu aset yang mendasari pada harga
Istilah ini dijelaskan dalam suatu PBI tentang BPR, adalah penanaman dana BPR
pada Bank lain, dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat
deposito, kredit yang diberikan dan penanaman dana lainnya yang sejenis
Permasalahan Likuiditas Mendasar.
Adalah permasalahan yang dihadapi oleh Bank dalam Pengawasan Intensif atau
Bank Dalam Pengawasan Khusus , yang antara lain terlihat dari hal-hal sebagai
berikut :
terjadinya penurunan pemberian komitment (line) dari bank lain
perubahan posisi bank di pasar uang dari posisi pemberi pinjaman (net lender)
menjadi posisi yang menerima pinjaman (net borrower)
peminjaman di pasar uang dengan sukubunga yang lebih tinggi dari nilai wajar
(pasar)
ketergantungan pada nilai agunan dalam memperoleh dana
peningkatan ketergantungan dari pasar uang antar bank ,dan
strategi penyaluran kredit yang berlebihan
Perusahaan Pialang (Broker).
Adalah perusahaan perantara yang memberikan jasa di bidang pasar uang Rupiah
dan Valuta Asing untuk kepentingan pihak lain, tidak mengambil posisi tetapi
hanya mempertemukan kedua belah pihak secara anonim dengan memperoleh
komisi. Pengguna jasa perusahaan pialang adalah bank dan lembaga keuangan
bukan bank (LKBB).
Ketentuan tentang perusahaan pialang antara lain sebagai berikut:
(1) Perusahaan pialang hanya dapat didirikan dan menjalankan usahanya setelah
memperoleh izin usaha dari Bank Indonesia.
(2) Perusahaan pialang harus berbentuk hukum Perseroan Terbatas (PT.) dan
dapat berbentuk perusahaan campuran antar mitra nasional dan mitra asing.
(3) Perusahaan pialang harus merupakan lembaga yang mandiri (independen)
terhadap pengguna jasa.
(4) Untuk mendirikan perusahaan pialang ditetapkan modal di setor sekurangkurangnya Rp.1 milyar.
(5) Dalam hal perusahaan pialang berbentuk perusahaan campuran, penyertaan
modal dari mitra nasional ditetapkan sekurang-kurangnya 15%.
(6) Perusahaan pialang dapat memberikan jasa untuk transaksi yang lazim
dilakukan dipasar uang Rupiah dan Valuta Asing.
(7) Pengawasan dan pembinaan kegiatan perusahaan pialang di lakukan oleh Bank
Indonesia.
Pinjaman antarbank (interbank borrowing).
Adalah pinjaman yang diberikan suatu bank kepada bank lain yang terjadi karena
bank peminjam kekurangan likuiditas, sedangkan bank pemberi pinjaman
kelebihan likuiditas.
Pinjaman Komersil Luar Negeri (PKLN).
Adalah semua bentuk pinjaman atau kewajiban atau kewajiban lainnya terhadap
bukan penduduk dalam valuta asing atau rupiah yang antara lain meliputi giro,
tabungan, deposito, call money, kewajiban dalam rangka pasar uang (money
market line), dan atau surat berharga yang diterbitkan bank dipasar uang atau
modal perdana baik dalam negeri maupun luar negeri.
Pinjaman Komersil Luar Negeri Bilateral (PKLN Bilateral).
Adalah PKLN yang dilakukan oleh sebuah bank sebagai penerima pinjaman dengan
1 (satu) pemberi pinjaman yang di dasarkan atas perjanjian kredit atau
perjanjian lainnya.
Pinjaman Komersil Luar Negeri Sindikasi (PKLN Sindikasi).
Adalah PKLN yang dilakukan oleh sebuah Bank sebagai penerima pinjaman dengan
2 (dua) atau lebih pemberi pinjaman baik secara langsung maupun melalui jasa
arranger, yang di dasarkan atas perjanjian kredit atau perjanjian lainnya
termasuk penerbitan obligasi, Floating Rate Notes (FRN), Floating Rate
Sertificate of Deposit (FRCDs), serta surat berharga sejenis di pasar uang dan
atau pasar modal perdana baik dalam negeri maupun luar negeri.
Pinjaman Luar Negeri (PLN) Bank.
Adalah semua bentuk pinjaman atau kewajiban Bank kepada bukan penduduk
dalam valuta asing maupun rupiah dan surat berharga dalam valuta asing yang
diterbitkan oleh Bank.
PLN jangka pendek adalah PLN dengan jangka waktu sampai dengan 1 (satu)
tahun, serta giro , deposito , tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
PLN Jangka Panjang adalah PLN dengan jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun.
Bank dapat menerima PLN baik jangka pendek maupun jangka panjang dan dalam
menerima PLN bank wajib menerapkan prisip kehati-hatian . PLN Bank dapat
berupa :
1. pinjaman baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing dari Bukan Penduduk
yang dilakukan berdasarkan perjanjian pinjaman (loan agreement)
2. surat berharga baik rupiah maupun valuta asing yang diterbitkan dipasar
keuangam internasional
3. surat berharga , baik dalam rupiah maupun valuta asing yang dijual secara over
the counter (OTC) kepada bukan penduduk.
4. surat berharga dalam valuta asing yang diterbtkan di-pasar keuangan dalam
negeri
5. surat berharga valuta asing yang dijual secara OTC kepada bukan penduduk
6. kewajiban dalam bentuk giro , deposito , tabungan , kepada bukan penduduk
.baik dalam rupiah maupun valuta asing.
7. bentuk kewajiban dan surat berharga sebagaimana dimaksud dalam butir 1 s/d
6 berdasarkan prinsip syariah.
Pinjaman Subordinasi.
Adalah pinjaman yang diperoleh berdasarkan suatu perjanjian antara bank
dengan pihak lain yang hanya dapat di lunasi apabila bank telah memenuhi
persyaratan tertentu.
Dalam hal terjadi likuidasi terhadap bank, maka pinjaman sub-ordinasi dapat
dilunasi setelah seluruh kewajiban bank terhadap simpanan pihak ketiga telah
dilunasi.
PIPU (Pusat Informasi Pasar Uang).
Adalah suatu sistim otomasi yang menyediakan informasi yang meliputi tapi tidak
terbatas pada pasar uang Rupiah dan valuta asing serta informasi lainnya yang
terkait dengan pasar keuangan bagi anggota , pelanggan dan bank Indonesia.
Anggota PIPU adalah bank yang memasok data kedalam PIPU .
Pelanggan PIPU adalah semua pihak, selain anggota PIPU yang telah mendapat
persetujuan dari bank Indonesia untuk menggunakan informasi PIPU.
Bank Indonesia menyelenggarakan PIPU berdasarkan data pasar uang rupiah dan
valuta asing yang dipasok oleh anggota PIPU dan Bank Indonesia yang diolah
secara elektronis untuk menghasilkan keluaran PIPU secara harian.
Keluaran PIPU dimaksud diatas meliputi informasi mengenai aktivitas transaksi
pasar uang dan informasi lainnya yang terkait dengan pasar keuangan yang
merupakan hasil pemrosesan PIPU terhadap data yang dipasok oleh anggota PIPU
dan Bank Indonesia
Placement.
Adalah kegiatan penempatan dana antar bank. Biasanya dalam bentuk call money
atau Deposit on call yang sifatnya jangka pendek.
Posisi Devisa Neto setiap 30 (tiga puluh) menit.
Adalah penjumlahan antara Posisi Devisa Neto secara keseluruhan akhir hari
kerja sebelumnya dengan posisi terbuka tresuri pada setiap akhir jangka waktu
30 (tiga puluh) menit.
Bank wajib mengelola dan memelihara Posisi Devisa Neto paling tinggi 20% dari
Modal setiap 30(tiga puluh) menit sejak sistem tresuri Bank dibuka sampai
dengan sistem tresuri Bank ditutup.
Perhitungan Posisi Devisa Neto setiap 30 (tiga puluh) menit menggunakan Kurs
Penutupan pada hari kerja sebelumnya.
Posisi terbuka tresuri pada setiap akhir jangka waktu 30 (tiga puluh) menit.
Merupakan selisih bersih antara transaksi beli dan jual valuta asing yang terkait
dengan kegiatan tresuri Bank pada posisi akhir 30 (tiga puluh) menit yang
bersangkutan. Perhitungan posisi terbuka tresuri dimaksud termasuk transaksi
valuta asing yang telah dilakukan (deal done) namun belum dimasukkan ke dalam
sistem tresuri. Yang dimaksud dengan kegiatan tresuri antara lai n transaksi
beli dan jual valuta asing yang dilakukan di dealing room.
Primary Reserve (PR).
Adalah penyangga operasional bank sehari-hari sehingga bank senantiasa mampu
membayar semua penarikan tunai atau kliring yang dilakukan nasabah. Cadangan
penyangga ini terdiri dari uang tunai (kas) yang ada di bank serta cabangcabangnya serta rekening giro bank di Bank Indonesia yang sifat likuidnya
dianggap sama dengan kas. Primary reserve lazimnya bukan merupakan earning
asset, karena itu harus diatur seefisien mungkin agar tidak kelebihan dan tidak
pula mengorbankan likuiditas.
Risiko pasar (Market risk).
Risiko Pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel
pasar dari portofolio yang dimiliki oleh bank , yang dapat merugikan bank
(adverse movement). Yang dimaksud dengan variabel pasar adalah suku bunga dan
nilai tukar , termasuk derivasi dari kedua jenis risiko pasar tersebut yaitu
perubahan harga options.
Risiko pasar antara lain terdapat pada aktivitas fungsional bank seperti kegiatan
tresuri dan investasi dalam bentuk surat berharga dan pasar uang maupun
penyertaan pada lembaga keuangan lainnya, penyediaan dana (pinjaman dan
bentuk sejenis ), dan kegiatan pendanaan dan penerbitan surat utang , serta
kegiatan pembiayaan perdagangan.
Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk).
Risiko suku bunga adalah risiko kerugian yang timbul akibat pergerakan suku
bunga dipasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi bank yang
mengandung risiko suku bunga.
Bank Indonesia memberikan pedoman dalam melakukan Identifikasi dan
pengukuran Risiko Suku Bunga antara lain sebagai berikut :
1.Bank wajib melakukan identifikasi risiko suku bunga secara tepat yang terdapat
pada aset , transaksi derivatif dan instrumen keuangan lain baik pada aktivitas
Dana yang bersifat volatile memerlukan SR yang lebih besar. Begitu juga pola
penarikan kredit dari debitur. Prinsipnya, dalam pengelolaan SR adalah
maksimalisasi penempatan dana dalam arti setiap saat harus menghasilkan, dan
tidak boleh menganggur walaupun hanya semalam.
Sebab itu sifat penanaman untuk SR haruslah :
i. Hight quality
ii. Marketable
iii. Short term maturity.
Surat Utang(Debt Securities).
Adalah surat pengakuan utang yang dapatdiperdagangkan di pasar uang atau
pasar modal di dalam maupun di luarnegeri. Surat Utang(Debt Securities)
meliputi antara lain Letter of Credits(LC)impor yang diakseptasi oleh Bank
(Bankers Acceptance),obligasi, Commercial Papers(CP),Promissory Notes(PN)dan
Medium Term Notes(MTN).
Swap.
Adalah suatu perjanjian antara 2 pihak untuk saling mempertukarkan arus kas
dari suatu instrumen keuangan yang mendasari pada periode tertentu dimasa
depan. Arus kas didasarkan pada kinerja dari variabel yang mendasari, misalnya
suku bunga dan mata uang.
1)Swap suku bunga (interest rate swap) adalah suatu kontrak pertukaran arus
kas pembayaran bunga dalam mata uang yang sama. Swap suku bunga adalah
instrumen keuangan yang paling umum digunakan untuk lindung nilai atas risiko
suku bunga.
2)Swap mata uang (cross currency swap) ada lah suatu kontrak pertukaran arus
kas pembayaran bunga dalam suatu mata uang tertentu dengan arus kas
pembayaran bunga mata uang lainya.
Secara umum suatu swap mata uang mempunyai arus kas sebagai berikut:
1)Pertukaran arus kas pokok pada awal kontrak
2)Pembayaran arus kas bunga diantara pe riode kontrak. Dalam suatu periode
pembayaran bunga, satu pihak akan membayar pada suku bunga
tetap/mengambang dan pihak lainnya akan menerima pada suku bunga
mengambang/tetap. Pembayaran biasanya secara neto.
:
a) Dimaksudkan untuk dimiliki dan untuk dijual kembali dalam jangka pendek
b) Dimiliki untuk tujuan memperoleh keuntungan jangka pendek dari perbedaan
secara aktual dan atau potensial atas nilai jual dan nilai beli atau dari harga lain
atau dari perbedaan suku bunga.
c) Timbul dari kegiatan perantaraan (brokering) dan kegiatan pembentukan
pasar( market making ) atau ,
d) Diambil untuk kegiatan lindung nilai (hedging) komponen trading book lain.
Transaction Limit.
Adalah penetapan maksimum trading yang dapat dilakukan dealer agar tidak
terjadi kerugian karena over trading. Penetapan limit ini didasarkan pada
kemampuan dan pengalaman dari dealer yang bersangkutan
Transaksi Interbank Money Market.
Adalah transaksi yang dilakukan oleh Treasury Department di Pasar Uang Antar
Bank(PUAB) terutama untuk memperoleh selisih interest rate (tingkat bunga).
Jenis transaksinya adalah :
(1) Placement, yaitu penempatan dana pada PUAB
(2) Borrowing, yaitu peminjaman dana dari PUAB
(3) Trading, yaitu meminjam dana dari PUAB dan menempatkannya kembali di
PUAB dengan jumlah nominal dan jangka waktu yang sama , tetapi dengan rate
yang berbeda untuk memperoleh profit gain.
(4) Gapping, yaitu meminjam dalam jangka pendek dan menempatkannya kembali
dalam jumlah yang sama dalam jangka panjang dengan rate yang berbeda. Tujuan
transaksi ini adalah:
(a) Untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan kerugian.
(b) Sebagai strategi mismatching of maturity
Transaksi FX (Foreign Exchange).
Adalah semua transaksi yang menyangkut foreign exchane yang dilakukan melalui
FX Market. Menurut jenisnya transaksi foreign exchange diklasifikasikan
sebagai berikut :
Adalah jual beli valuta asing yang terjadi pada suatu saat dan penyerahan
valutanya dilakukan pada hari yang sama.
Namun dalam praktek dimungkinkan penyerahannya dilakukan 1 atau 2 hari
sesudahnya (two days settlement), sehingga sebelum terjadi penyerahan secara
effektif pembukuannya dilakukan sebagai Komitmen (off Balance Sheet). Karena
transaksi terjadi pada hari yang sama maka kurs adalah pada hari yang sama
(spot rate).
Transaksi Swap.
Adalah transaksi pertukaran dua valuta melalui pembelian tunai (spot) dengan
penjualan kembali secara berjangka (forward) , atau penjualan tunai dengan
pembelian kembali secara berjangka.
Dalam transaksi Swap terdapat 2 (dua) tanggal transaksi, yakni tanggal dimana
ditutupnya kontrak jual-beli yang lazim disebut tanggal gadai yang dalam istilah
perdagangan valas dikenal dengan first leg of swap dan tanggal penebusan
kembali yang merupakan tanggal jual atau tanggal beli valuta asing yang telah
digadaikan (second leg of swap). Dengan demikian kurs yang di gunakan juga ada
2 (dua) macam, yakni kurs pada saat kontrak di tutup dan kurs pada saat
penebusan (gadai).
Terdapat dua macam transaksi Swap :
o Pure Swap Transaction; dimana pembelian dan penjualan dilakukan kepada pihak
yang sama.
o Engineered Swap Transaction; dimana pembelian dan penjualan dilakukan
kepada pihak yang berbeda.
Dalam setiap transaksi Swap selalu ada sepasang transaksi , yaitu :
(1) Buy US$ secara spot , dan
(2) Sell US$ secara forward ,
atau
(1) Sell US$ secara Spot dan
(2) Buy US$ secara Forward.
Transaksi Swap Bank dengan Bank Indonesia.
Adalah transaksi swap untuk kepentingan bank sendiri karena Bank menerima
pinjaman dari Bank Luar Negeri yang perlu dilindungi nilainya. Swap Bank dengan
Bank Indonesia (termasuk swap ulang) harus mengikuti ketentuan Bank Indonesia
antara lain sumber dana untuk transaksi swap dan swap ulang adalah pinjaman
dari Luar Negeri berdasarkan perjanjian kredit dalam valuta asing untuk tujuan
melakukan usaha di Indonesia
Transaksi Swap Ulang.
Adalah transaksi swap antara Bank dengan Bank Indonesia atas dasar transaksi
swap antara Bank dengan nasabahnya.
lihat Transaksi swap Bank dengan Bank Indonesia.
Transaksi Treasury (Treasury Transactions).
Adalah berbagai transaksi yang berkaitan dengan kegiatan treasury (likuiditas
dan perdagangan), antara lain mencakup kegiatan pasar uang (money market),
pasar modal (capital market), perdagangan mata uang (foreign exchange), dan
transaksi treasury related lainnya.
Ciri-ciri Transaksi Treasury adalah :
Transaksi dalam jumlah besar (bulk , whole sale)
Pengambilan keputusan dalam transaksi lazimnya dalam waktu singkat karena
melalui sarana komunikasi yang pada umumnya elektronik bahkan sebagiannya
bersifat on line terutama dalam pencarian dan penempatan dana
Transaksi tidak dilakukan face to face , jaraknya pun bisa antar benua. Sarana
komunikasi dapat terdiri dari RMDS (Reuter Monitor Dealing System ) , Telepon
dan FAX
Risiko terjadinya kerugian sangat tinggi, sesuai nilai /volume transaksi yang
besar
Sering menggunakan High Technology
Value at Risk (VAR).
Adalah salah satu alat (tools) yang lazim dan banyak digunakan untuk mengukur
risiko pasar yang inherent dalam portofolio perdagangan (trading portfolio).
Konsep dasarnya adalah ; kerugian yang diperhitungkan dapat dikurangi dengan
evaluasi market rate , price observed volatility and correlation..
VAR memberikan ringkasan kerugian maksimum yang diperkirakan (atau
kemungkinan terburuk) pada suatu jangka waktu (time horizone) tertentu dengan
suatu confidence level tertentu .
Terdapat 3 (tiga ) cara dalam menghitung VAR :
1. Parametric method atau Variance covariance approach
2. Historical simulation
3. Monte Carlo method.
Bank dianjurkan menggunakan kalkulasi profil risiko menggunakan VAR model.
Pada bank yang belum mampu , minimal dapat menerapkan methodology kalkulasi
risiko yang relatif lebih simpel seperti , maturity mismacth ,sensitivity analysis
dan sebagainya .
Variable Rate.
Adalah penetapan suku bunga dalam suatu fasilitas kredit atau surat berharga
mengikuti rate pada pasar tertentu seperti SIBOR,LIBOR atau JIBOR, atau
dikaitkan dengan mengikuti suku bunga lain yang tingkat bunganya ditentukan
pasar, misalnya SBI. SIBOR adalah Singapore Interbank Offered Rate; LIBOR
adalah London Inter bank Offered Rate dan JIBOR adalah Jakarta Interbank
Offered Rate .
Adalah aktiva penduduk terhadap bukan penduduk baik dalam valuta asing
maupun rupiah, antara lain dalam bentuk kas dalam valuta asing, simpanan pada
bukan penduduk, piutang dagang atau usaha dengan bukan penduduk, kepemilikan
surat berharga yang diterbitkan oleh bukan penduduk, dan penyertaan modal
pada bukan penduduk.
Bukan penduduk.
Bukan penduduk adalah orang, badan hukum, atau badan lainnya yang tidak
berdomisili di Indonesia atau berencana berdomisili di Indonesia kurang dari 1
(satu) tahun.
Perorangan yang termasuk bukan penduduk antara lain:
a.WNA, termasuk WNA di Indonesia yang tidak memiliki bukti izin menetap atau
berada di Indonesia dalam rangka pendidikan, pengobatan, tugas diplomatik, dan
tugas kenegaraan lainnya.
b.WNI yang menetap secara permanen atau lebih dari satu tahun di luar negeri,
seperti Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, tidak termasuk WNI yang
sedang berada di luar negeri dalam rangka pendidikan, pengobatan, tugas
diplomatik, dan tugas kenegaraan lainnya.
Lembaga yang termasuk bukan penduduk antara lain:
a.Pemerintah asing, termasuk perwakilan badan atau lembaga pemerintah asing
yang berkedudukan di Indonesia, seperti kedutaan besar dan konsulat.
b.Badan atau lembaga internasional dan badan atau lembaga yang berada dalam
naungan pemerintah asing, termasuk perwakilannya yang berkedudukan di
Indonesia, seperti Sekretariat ASEAN, WHO, UNICEF, dan USAID.
c.Badan usaha yang berkedudukan di luar negeri, termasuk kantor badan usaha
Indonesia di luar negeri.
Cover Hedging.
Bank.Istilah ini berkaitan dengan ketentuan Bank Indonesia tentang Pembatasan
Transaksi Rupiah dan Pemberian kredit Valuta Asing oleh Bank. Cover Hedging
Bank adalah pengecualian dari ketentuan pembatasan tersebut , cover hedging
meliputi cover atas hedging yang telah dilakukan nasabah Bank kepada Bank yang
bersangkutan dengan underlying yang dimiliki oleh nasabah Bank dimaksud ,
maupun atas cover hedging dengan Bank lain di dalam negeri namun dengan tetap
didasarkan atas underlying milik nasabah Bank
Derivatif Kompleks.
Adalah transaksi derivatif yang umumnya memiliki lebih dari 1 (satu) underlyimg
assets dan memiliki fitur jatyuh tempo , strike price dan /atau pembayaran
yang lebih kompleks.
Untuk memahami pengertian Derivatif Plain Vanila , perlu dijelaskan dulu tentang
transaksi Detrivatif. Transaksi derivatif merupakan isntrumen keuangan yang
transaksinya dilakjukan berdasarkan nilaim asset keuangan yang mendasari
(underlying assets) dan umumnya dilakjukan dalam rangka spekulasi , jual beli
(trading) atau lindung nilai (hedging).
Derivatif yang termasuk Plain Vanilla adalah Forward Cointract , Future Contract
, Option , Swap yang umumnya hanya mempunyai 1 (satu) underlying asset dan
diterbitkan dengan fitur jatuh tempo , strike-price dan/atau pembayaran (payoff) yang sederhana ayau standar
Devisa Utang Luar Negeri (DULN).
.
Adalah devisa yang diperoleh Debitur Utang Luar Negeri (ULN) dari penarikan
Utang Luar Negeri . Utang Luar Negeri (ULN) adalah utang Penduduk kepada
bukan Penduduk, dalam valuta asing. Sedangkan yang dimaksud dengan Debitur
Utang Luar Negeri adalah perorangan, badan hukum bukan bank dan badan
lainnya yang memiliki ULN. BI menetapkan ketentuan tentang penarikan DULN
antara lain sebagai berikut: Setiap DULN wajib ditarik oleh Debitur ULN melalui
Bank Devisa sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai penarikan devisa utang luar negeri. Penarikan DULN wajib dilaporkan
oleh Pelapor DULN kepada Bank Indonesia secara benar dan lengkap, serta tepat
waktu. Pelapor DULN adalah Debitur ULN. Laporan penarikan DULN sebagaimana
dimaksud disampaikan kepada Bank Indonesia setiap bulan, dengan waktu
penyampaian dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 pada bulan berikutnya.
Laporan penarikan DULN dimaksud wajib disertai dokumen pendukung yang dapat
membuktikan bahwa penarikan DULN telah dilakukan melalui Bank Devisa.
JISDOR ......Lihat : Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (8).
Kegiatan Lalu Lintas Devisa ( Kegiatan LLD)
2.
3.
Surat berharga yang diterbitkan oleh bukan Penduduk yang tidak disimpan
bukan Penduduk yang dimiliki oleh Pelapor yang menyelenggarakan kegiatan usaha
sebagai kustodian;
4.
Termasuk di dalam pelaporan posisi dan perubahan AFLN adalah kegiatan yang
mengakibatkan nilai AFLN menjadi negatif.
Keputusan Pemberian Izin Usaha (KPmIU)
Istilah ini berkaitan dengan kegiatan usaha Pedagang Valas bukan bank , adalah
keputusan yang diberikan Bank Indonesia kepada Pedagang Valuta Asing bukan
bank yang mengajukan izin usaha kepada Bank Indonesia. Persetujuan Bank
Indonesia tersebut disertai dengan :
1.
2.
Keputusan itu diberikan paling lama 14 hari kerja sejak penyuluhan mengenai
ketentuan yang terkait dengan PVA dihadiri oleh seluruh pemegang saham,
anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi pemohon izin usaha PVA Bukan
Bank.
Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada pemohon izin usaha PVA
Bukan Bank mengenai penerbitan KPmIU, sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan
Bank dan logo PVA berizin.
Kewajiban Finansial Luar Negeri ( KFLN )
Adalah pasiva penduduk terhadap bukan penduduk baik dalam valuta asing
maupun rupiah, antara lain dalam bentuk simpanan milik bukan penduduk, utang
dagang atau usaha dengan bukan penduduk, kepemilikan bukan penduduk pada
surat berharga yang diterbitkan penduduk, pinjaman dari bukan penduduk, dan
ekuitas dari bukan penduduk.
Kurs Transaksi BI
Kurs Transaksi BI adalah kurs jual dan kurs beli valas terhadap rupiah,
digunakan sebagai acuan transaksi BI dengan pihak ketiga seperti pemerintah.
- Titik tengah Kurs Transaksi BI USD/IDR menggunakan Kurs Referensi
(JISDOR).
- Kurs Transaksi BI diumumkan sekali setiap hari kerja.
Kurs UKA BI adalah kurs yang digunakan sebagai indikasi transaksi bank notes
antara Bank Indonesia dengan pihak ketiga.
- Titik tengah Kurs UKA BI USD/IDR menggunakan Kurs Referensi (JISDOR).
- Kurs UKA BI diumumkan sekali setiap hari kerja.
Adalah laporan yang wajib disampaikan oleh Pedagang Valas bukan Bank kepada
Bank Indonesia , menyangkut antara lain :
1. 1. Laporan transaksi penjualan dan pembelian UKA serta Laporan pembelian
TC sebagaimana tercantum pada pedoman yang ditetapkan Bank Indonesia
2. 2. Laporan Keuangan, yaitu Laporan keuangan yang terdiri dari Neraca,
Laporan Laba Rugi, dan Laporan Perubahan Ekuitas akhir tahun berjalan
sebagaimana contoh yang diberikan Bank Indonesia.
3. 3. Laporan berkala disusun dengan mengacu kepada Pedoman Pembukuan
dan Penyusunan Laporan Keuangan PVA Bukan Bank sebagaimana ditetapkan Bank
Indonesia.
4. Laporan berkala sebagaimana dimaksud diatas dibuat dalam bentuk data
elektronik dan disampaikan kepada Bank Indonesia secara online dengan
menggunakan media internet pada website Laporan Kantor Pusat Bank Umum
(LKPBU) - PVA ).
Laporan Utang Luar Negeri (Laporan ULN).
Adalah laporan yang terdiri dari laporan data pokok ULN dan/atau perubahannya
dan
laporan data realisasi ULN. Laporan ULN dianggap benar apabila data/informasi
ULN yang disampaikan sesuai dengan Perjanjian Kredit(Loan Agreement),Surat
Utang(Debt Securities),Utang Dagang (Trade Credits),dan/atau Utang
Lainnya(Other Loans)dan realisasinya,berdasarkan fakta-fakta yang terjadi.
Laporan ULN dianggap lengkap apabila laporan yang disampaikan oleh Pelapor
memenuhi cakupan laporan sebagaimana yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Laporan Kegiatan LLD ( Laporan LLD )
Adalah laporan atas kegiatan yang menimbulkan perpindahan aset dan kewajiban
finansial antara Penduduk dan bukan Penduduk termasuk perpindahan aset dan
kewajiban finansial luar negeri antar Penduduk.
Latest Shipment Date.
Adalah salah satu syarat yang dicantumkan dalam L/C eksport yang diterima oleh
eksportir, yang artinya tanggal pengapalam terakhir. Tanggal tersebut
ditunjukkan dalam Bill of Lading (konosemen) sebagai tanggal pemuatan barang
ke kapal. Tanggal tersebut menjadi salah satu aspek yang harus diperiksa bank
dalam melakukan negosiasi wesel eksport nasabah dan dokumen lainnya yang
diserahkan. Bank seharusnya tidak mengambil alih (nego) dokumen apabila
tanggal penerimaan barang (on board) pada konosemen melampaui latest
shipment date yang disyaratkan dalam L/C. Risikonya bagi negotiating bank
adalah dokumen dianggap tidak sesuai dengan syarat L/C dan wesel eksport
dapat saja tidak dibayar oleh importir atau bank LN.
Lembaga Bukan Bank (LBB)
a.
Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut BUMN adalah badan
Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disebut BUMD adalah badan
Badan Usaha Milik Swasta yang selanjutnya disebut BUMS adalah badan
usaha yang tidak termasuk dalam pengertian BUMN dan BUMD yang
berkedudukan di Indonesia, baik yang berbentuk badan hukum maupun yang tidak
berbentuk badan hukum.
d.
Badan lainnya yang bukan merupakan badan usaha baik berbentuk badan
hukum maupun tidak berbentuk badan hukum, antara lain Yayasan, Lembaga
Swadaya Masyarakat, dan lembaga pendidikan yang didirikan oleh pemerintah
atau masyarakat. .
Lembaga Bukan Bank (LBB) yang dikategorikan sebagai penduduk.
Adalah seluruh Lembaga yang berkedudukan di Indonesia yang berbadan
hukum Indonesia, berbadan hukum asing, maupun yang tidak berbadan hukum.
LBB dimaksud antara lain :
a. Badan Usaha yang berkedudukan di Indonesia, termasuk badan usaha asing
yang beroperasi di Indonesia, misalnya perusahaan kontraktor bagi hasil di
bidang migas dan agen agen maskapai penerbangan/pelayaran internasional.
b. Badan atau lembaga nirlaba seperti yayasan dan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM).
Indonesia/BEI
Letter of Credit (L/C).
Atau Bankers Letter of Credit adalah suatu komitmen dari bank pembuka untuk
membayar sejumlah uang tertentu jika beneficiary (penjual atau eksportir)
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Letter of Credit.
Letter of Credit tersebut merupakan instrument berupa jaminan untuk penjual
(eksportir) yang diterbitkan oleh bank atas permintaan atau sesuai instruksi
pembeli (importir).
L/C lazimnya berisikan hal-hal sebagai berikut :
1. Nomor dan tanggal L/C.
2. Jenis dan sifat L/C.
3. Nama dan alamat penerima L/C (eksportir) atau beneficiary.
4. Jumlah dana dan valuta L/C.
5. Uraian barang dan jumlahnya.
6. Perincian dokumen pengapalan yang disyaratkan, seperti:
o Bill of Lading.
o Faktur.
o Packing list.
o Daftar kubikasi.
o Daftar timbang (weighting list).
o Keterangan Negara asal barang (Sertificate of origin).
o Sertifikat mutu (Sertificate of quality).
o Laporan kebenaran pemeriksaan.
o Polis asuransi, dan sebagainya.
7. Batas waktu pengapalan terakhir (Latest shipment date).
8. Batas waktu berlakunya L/C.
9. Syarat pengapalan seperti, partial shipment, transshipment dan lain-lain
(Allowed atau Not allowed).
10. Ketentuan mengenai negosiasi dokumen pengapalan.
Letter of Credit (L/C) Eksport Syariah.
Adalah surat pernyataan akan membayar kepada eksportir yang diterbitkan oleh
bank untuk memfasilitasi perdagangan eksport dengan pemenuhan persyaratan
Adalah surat pernyataan akan membayar kepada eksportir yang diterbitkan oleh
Bank untuk kepentingan Importir dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai
prinsip syariah.
Dalam pelaksanaannya L/C Import Syariah menggunakan akad-akad; Wakalah bil
Ujrah , Qardh , Murabahah , Salam/Istishna , Mudharabah , Musyarakah , dan
Hawalah.
Ketentuan akad .
Akad untuk L/C Import yang sesuai dengan syariah dapat digunakan beberapa
bentuk :
1. Akad Wakalah bil Ujrah .
Importir dan bank melakukan akad Wakalah bil Ujrah untuk pengurusan dokumen
dokumen transaksi import.
2. Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh .
Importir dan Bank melakukan akad Wakalah bil Ujrah untuk pengurusan dokumen
transaksi import dan Bank memberikan dana talangan (Qardh) kepada importir
untuk pelunasan barang import.
3. Akad Murabahah.
Bank bertindak selaku pembeli yang mewakilkan kepada importir untuk melakukan
transaksi dengan eksportir. Bank menjual barang secara Murabahah kepada
importir , baik secara tunai maupun secara cicilan.
4. Akad Salam/Istishna dan Murabahah .
Bank melakukan akad Salam atau Istishna dengan mewakilkan kepada importir
untuk melakukan transaksi tersebut. Pengurusan dokumen dan pembayaran
dilakukan oleh Bank. Bank menjual barang secara murabahah kepada importir
5. Akad Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah .
Nasabah melakukan akad wakalah bil ujrah kepada Bank untuk melakukan
pengurusan dokumen dan pembayaran. Bank dan Importir melakukan akad
Mudharabah , dimana Bank bertindak selaku shahibul mal menyerahkan modal
kepada importir sejumlah barang import
6. Akad Musyarakah.
Bank dan Importir melakukan akad Musyarakah , dimana keduanya menyerahkan
modal untuk melakukan import barang
7. Dalam hal pengiriman barang telah terjadi , sedangkan pembayaran belum
dilakukan , akad yang digunakan adalah :
Alternatif 1 : Importir tidak memiliki dana cukup , Bank memberikan dana
talangan (Qardh) kepada nasabah untuk pembayaran barang import.
Istilah ini berkaitan dengan kewajiban eksportir untuk melaporkan Devisa Hasil
Eksport(DHE) kepada Bank Indonesia. DHE yang dilaporkan bisa lebih kecil dari
PEB antara lain karena adanya maklon . Yang dimaksud dengan maklon adalah
pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu yang
proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan) , dan
pengguna jasa menetapkan spesifikasi, serta menyediakan bahan baku dan/atau
barang setengah jadi dan/atau bahan penolong/pembantu yang akan diproses
sebagian atau seluruhnya, dengan kepemilikan atas barang jadi berada pada
pengguna jasa.
Margin Trading.
Adalah transaksi jual beli valuta asing yang tidak diikuti dengan pergerakan dana
dan yang diperhitungkan sebagai keuntungan atau kerugian adalah selisih bersih
antara harga jual/beli suatu jenis valuta pada saat tertentu dengan harga
jual/beli valuta yang bersangkutan pada akhir masa transaksi.
Margin trading harus merupakan kebijaksanaan Direksi bank. Kebijaksanaan yang
akan ditempuh, termasuk persiapan, prosedur pelaksanaan, pengawasannya, harus
disetujui oleh Direksi bank.
Margin trading untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah
harus didasarkan pada kesepakatan kedua belah pihak yang dituangkan dalam
kontrak yang ditanda-tangani secara sah.
Kontrak margin trading sekurang-kurangnya harus mencantumkan :
a. Pagu transaksi yang diberikan dan jumlah margin deposit.
b. Base currency yang dipergunakan.
c. Jenis valuta yang dipertukarkan.
d. Pelaksanaan settlement setelah squaring transaksi dilakukan, antara lain
mengenai wewenang untuk memperhitungkan posisi margin deposit nasabah
apabila terjadi kerugian.
e. Cara pemberitahuan (komunikasi) kepada nasabah tentang transaksi margin
trading yang dilakukan.
f. Pembukuan laba atu rugi yang terjadi dari transaksi margin trading.
g. Pencatatan atas posisi unrealized loss/profit.
h. Maintenance margin yang ditentukan.
i. Metode atau cara yang dipergunakan untuk transaksi margin trading.
j. Besarnya komisi atau pembagian keuntungan.
k. Penggunaan kurs konversi.
l. Advis dan konfirmasi transaksi margin trading yang di lakukan.
m. Kerahasiaan.
n. Domisili dan hukum yang berlaku.
Kegiatan Margin Trading hanya dapat dilakukan oleh Bank Devisa, dan harus
dilakukan berdasarkan praktik perbankan yang sehat dan berdasarkan
kebijaksanaan yang disetujui Direksi bank yang bersangkutan.
Mekanisme USD/IDR PvP (US Dollar/Indonesian Rupiah Payment-versusPayment).
merupakan rata-rata kurs beli dan kurs jual berdasarkan Reuters pada pukul
16.00 WIB setiap hari.
Dalam melakukan pencatatan transaksi mata uang asing terdapat dua metode
yang dapat digunakan yaitu:
a. single currency (satu jenis mata uang);
b. multi currency (lebih dari satu jenis mata uang).
Metode pencatatan Transaksi Mata Uang Asing Single currency.
Adalah pencatatan transaksi mata uang asing dengan membukukan langsung ke
dalam mata uang dasar (base currency) yang digunakan yaitu mata uang
rupiah/Indonesian Rupiah (IDR).
Karakteristik dari single currency adalah sebagai berikut:
1) neraca yang diterbitkan hanya dalam mata uang rupiah;
2) saldo rekening dalam mata uang asing dicatat secara extracomptable;
3) penjurnalan tidak menggunakan pos rekening perantara mata uang asing;
4) penjabaran (revaluasi) saldo rekening mata uang asing dilakukan langsung per
rekening yang bersangkutan.
Metode pencatatan Transaksi Mata Uang Asing Multi Currency.
Adalah pencatatan transaksi mata uang asing dengan membukukan langsung ke
dalam mata uang asing asal (original currency) yang digunakan pada transaksi
tersebut.
Karakteristik dari multi currency adalah sebagai berikut:
1) neraca dapat diterbitkan dalam setiap mata uang asing asal (original currency)
yang digunakan;
2) untuk mengetahui posisi keuangan gabungan seluruh mata uang, diterbitkan
neraca dalam base currency;
3) penjurnalan menggunakan pos rekening perantara; dan
4) penjabaran (revaluasi) saldo rekening mata uang asing dilakukan melalui
rekening perantara mata uang asing. Penjabaran ekuivalen rupiah dari rekeningrekening tersebut hanya dilakukan dalam rangka pelaporan neraca.
Negotiating Bank.
Adalah bank yang mengambil alih dokumen (yang melakukan negosiasi dokumen)
eksport yang diserahkan oleh eksportir. Negosiasi berarti bank membeli wesel
yang ditarik oleh eksportir terhadap importir dan untuk itu negotiating bank
membayar kepada eksportir yang bersangkutan dan dokumen eksport beralih
menjadi milik bank.
Negotiating bank mau mengambil alih dokumen tersebut sepanjang sesuai dengan
syarat syarat L/C karena pembayarannya dijamin oleh opening bank.
Kalimat dalam L/C tersebut biasanya sebagai berikut :
We hereby engage with the drawer, endorser and bonafide holder that each
draft drawn under and in compliance with the terms of said credit and
accompanied by the above specified documents will be duly honoured on or
before .
Status negotiating bank disebut sebagai bonafide holder atau holder in due
course yang berarti bahwa jaminan pembayaran dari issuing bank juga berlaku
bagi negotiating bank tersebut. Negosiasi antara beneficiary dan negotiating
bank dapat disepakati atas salah satu dari 2 syarat berikut :
(1) Negosiasi dengan hak regres (with recourse) :
Dalam hal ini negotiating bank dapat menagih pembayaran kembali dari
beneficiary/eksportir berikut bunganya jika issuing bank karena satu dan lain hal
tidak membayar negotiating bank.
(2) Negosiasi tanpa hak regres (without recourse) :
Dalam hal ini jika issuing bank tidak membayar negotiating bank, maka
negotiating bank tidak dapat menagih pembayaran kembali dari beneficiary
Dalam transaksi L/C Lokal atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
(SKBDN) digunakan istilah Bank Penegosiasi.
Negotiation LC.
Adalah LC yang pembayarannya kepada Benefi ciary dilakukan pada saat
pengajuan dokumen-dokumen yang disyaratkan LC dan pembayaran tersebut
terlebih dahulu atas beban dana negotiati ng bank.
Nilai PEB
Adalah nilai Ekspor free on board (FOB) yang tercantum pada PEB.
(2) Adalah istilah untuk sistem devisa bebas yang dilaksanakan suatu negara
dimana valuta asing bebas keluar masuk suatu negara . Investor bebas masuk dan
keluar membawa valuta asing miliknya kapan saja
Open L/C.
Adalah L/C yang memberi hak kepada eksportir untuk menegosiasi dokumen
pengapalan melalui bank mana saja yang diinginkannya.
Opening Bank.
Adalah bank devisa yang diminta oleh importir membuka L/C import untuk
eksportir di Luar Negeri. Bank ini yang memberikan jaminan pembayaran kepada
eksportir di Luar Negeri sesuai syarat-syarat L/C yang ditetapkan oleh importir
(opener/applicant).
Istilah lain untuk opening bank adalah issuing bank.
Dalam transaksi menggunakan L/C Lokal atau Surat Kredit Berdokumen Dalam
Negeri (SKBDN ) dipakai istilah Bank Pembuka.
Operative Credit Instrument.
Adalah istilah untuk L/C yang sudah lengkap, yang walaupun dikirimkan melalui
teletransmission (telex) dapat di pakai sebagai pegangan oleh advising bank dan
biasanya L/C yang dikirimkan ditutup dengan penjelasan oleh opening bank no
mail confirmation to be sent.
Packing List.
Adalah daftar atau dokumen pengepakan yang berisi daftar uraian barang yang
di pack, jenis bahan pembungkus/pengepakan dan cara mengepaknya untuk
mempermudah pemilihan /pemeriksaan barang baik dalam pengiriman maupun
penerimaan dan pengecekan kesesuaiannya oleh buyer. Sering packing list
disyaratkan rinci dalam L/C.
Particular Average Losses.
Istilah ini berkaitan dengan klausula penutupan asuransi angkutan laut. Kerugian
sebagian dari barang-barang yang hilang atau seluruh barang yang sebagian rusak
karena kecelakaan yang tidak disengaja yang menjadi tanggung jawab langsung
pemiliknya. Untuk kerugian ini tidak dapat diharapkan sumbangan penggantian
dari pihak lain, misalnya kerusakan barang-barang akibat air masuk ke dalam
kapal karena gelombang besar sehingga barang-barang tersebut basah dan tidak
dapat dipakai. Kerugian dimaksud tidak dicover oleh asuransi apabila ditutup
dengan klausula diatas.
Payment L/C.
Adalah L/C dimana issuing bank menunjuk suatu bank (dengan mencantumkan
nama bank tersebut di dalam L/C) untuk berfungsi sebagai paying bank dan bank
yang ditunjuk menyetujui penunjukkannya tersebut. Dengan demikian fungsi
paying bank tsb sebagai Agent for the Opening Bank dan pembayaran kepada
eksportir harus dilaksanakan sebesar 100 % dari nilai realisasi (tanpa
memperhitungkan bunga).
Kalimat to pay dalam L/C tersebut adalah pembayaran hanya dapat dimintakan
oleh beneficiary kepada bank tertentu yang disebutkan namanya dalam L/C.
PEB (Pemberitahuan Eksport Barang).
Adalah dokumen pabean yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan
eksport barang. PEB merupakan formulir yang harus diisi oleh eksportir. PEB
dapat juga menyampaikan secara elektronik sesuai tata cara yang telah
ditetapkan.
Barang yang akan diekspor wajib diberitahukan oleh eksportir/kuasannya dengan
menggunakan PEB. Pengajuan PEB dilakukan oleh Eksportir atau kuasanya dengan
mengisi PEB secara lengkap dan benar dan mengajukannya kepada Kantor Pabean
dengan dilampiri :
LPS-E dalam hal barang ekspor wajib diperiksa oleh Surveyor;
Copy Surat Tanda Bukti Setor (STBS) atau copy Surat Sanggup Bayar (SSB)
dalam hal barang ekspor dikenakan pungutan ekspor;
Copy invoice dan copy packing list;
Copy dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan sebagai pemenuhan
ketentuan kepabeanan di bidang ekspor.
Pelunasan Pungutan Negara Dalam Rangka Ekspor (PNDRE). PEB untuk barang
yang terutang PNDRE terlebih dahulu diajukan ke Bank Devisa untuk
pelunasannya.
PEB dibuat rangkap 3 (tiga) dengan ketentuan sebagai berikut :
Lembar ke 1 untuk Kantor Pabean sebagai sarana fiat muat /izin Bea Cukai dan
sebagai sarana Perhitungan Pajak
Lembar ke dua untuk Biro Pusat Statistik Jakarta.
Lembar ke tiga untuk Bank Indonesia, Bagian Pengelola Data dan Informasi
Ekonomi dan Moneter
Dalam hal diperlukan eksportir dapat membuat lembar copy tambahan sesuai
dengan kebutuhan, lembar tambahan merupakan copy lembar asli dengan tanda
tangan asli.
Pedagang Valuta Asing (PVA).
Adalah perusahaan yang melakukan jual beli UKA (uang kertas asing) dan
pembelian TC (Travellers Cheque)..Travellers Cheque adalah surat perjalanan
dalam valuta asing yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Terdapat 2
(dua) kategori PVA, yaitu PVA bukan Bank dan PVA Bank.
PVA bukan bank adalah perusahaan berbadan hukum perseroan Terbatas (PT)
yang maksud dan tujuan perseroan adalah melakukan kegiatan jual beli UKA dan
pembelian TC .
PVA Bank adalah Bank Umum bukan Bank Devisa , kantor cabang bank devisa yang
belum ditingkatkan menjadi bank devisa , unit usaha syariah dari bank umum
devisa , dan Bank Perkreditan Rakyat yang melakukan kegiatan jual beli UKA dan
pembelian TC.
PVA bukan bank dilarang melakukan kegiatan sbb :
1. memelihara hubungan koresponden dengan bank-bankdi luar negeri guna
mengeluarkan langsung perintah pembayaran yang diuangkan langsung di luar
negeri
2. mentransfer/menagih sendiri ke luar negeri
3. bertindak sebagai agen penjualan TC , dan atau
4. melakukan kegiatan margin trading , spot , forward , swap dan transaksi
derivative lainnya.
PVA bukan bank melakukan kegiatan usaha setelah mendapat izin dari Bank
Indonesia.
Adalah pembelian wesel eksport dan Bankers acceptance atas dasar transaksi
L/C maupun non L/C.
Adalah pembeliian wesel atau banker,s acceptance atas dasar transaksi Surat
Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN).
Pialang Pasar Uang.
Adalah pialang pasar uang yang memperoleh izin dari Bank Indonesia sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai perusahaan pialang
pasar uang rupiah dan valuta asing.
PIB (Pemberitahuan Import Barang).
Adalah pemberitahuan atas barang yang akan diimport, yang dibuat sendiri oleh
pemberitahu berdasarkan dokumen pelengkap Pabean yang dimilikinya sesuai
prinsip self assessment. Formulir PIB dapat diadakan sendiri dengan mengikuti
standar yang ditetapkan (BC 2.0).
PIB dibuat rangkap 3 (tiga) dengan ketentuan sebagai berikut :
Lembaran asli untuk pengeluaran barang.
b.
c.
Kantor bank di luar negeri dari bank yang berkantor pusat di Indonesia
2.
3.
Badan Hukum Asing atau lembaga asing yang memiliki kegiatan yang
bersifat nirlaba.
Posisi dan perubahan ekuitas luar negeri dan kewajiban lain yang terkait.
Istilah ini berkaitan dengan kewajiban Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa
bagi Lembaga Bukan Bank (LBB), yaitu meliputi posisi dan penambahan atau
pengurangan ekuitas luar negeri dan kewajiban terkait antara lain modal disetor
dari bukan Penduduk, kewajiban dividen kepada bukan Penduduk, dan laba ditahan
Adalah angka yang merupakan penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari :
a) selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta asing ,
ditambah
b) selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan komitment maupun
kontinjensi dalam rekening administratif untuk setiap valuta asing,yang semuanya
dinyatakan dalam rupiah.
Aktiva valuta asing pada huruf a) terdiri dari kas, emas, giro (termasuk giro pada
BI) , deposit on call , deposito , sertifikat deposito , margin deposit , surat
berharga , kredit yang diberikan , nilai bersih wesel ekspor yang telah diambil
alih , rekening antar kantor aktiva , dan tagihan lainnya dalam valuta asing baik
kepada penduduk maupun bukan penduduk.
Pasiva valuta asing sebagaimana dimaksud huruf a) terdiri dari giro , deposit on
call , deposito berjangka , sertifikat deposito ,margin deposit , pinjaman yang
diterima , jaminan import , rekening antar kantor pasiva dan kewajiban lainnya
dalam valuta asing baik terhadap penduduk maupun bukan penduduk.
Rekening Administratif valuta asing sebagaimana dimaksud pada huruf b ) adalah
rekening dalam valuta asing yang dapat menimbulkan tagihan dan atau kewajiban
di masa mendatang yang merupakan komitmen dan kontinjensi yang mencakup
bank garansi , maupun L/C yang dipastikan menjadi kewajiban bank , setelah
dikurangi dengan margin deposit , spot , serta transaksi derivatif antara lain
transaksi forward , option dan future , maupun produk-produk lain yang sejenis
terhadap penduduk maupun bukan penduduk.
Dalam transaksi menggunakan L/C Lokal atau Surat Kredit Berdokumen Dalam
Negeri (SKBDN ) , istilah yang digunakan adalah Bank Peremburs.
Rekening Administratif Valuta Asing.
Adalah rekening-rekening yang dapat menimbulkan hak atau kewajiban dimasa
yang akan datang dari transaksi valuta asing yang meliputi spot, forward, option
yang diterbitkan bank dan LKBB (sebagai writer), future, kerugian atau
keuntungan margin trading yang belum diselesaikan dan produk-produk lain yang
sejenis untuk penduduk maupun bukan penduduk.
Rekening Nostro.
Adalah rekening yang dibuka oleh suatu bank pada bank korespondennya di Luar
Negeri. Pengertian harfiahnya adalah rekening kita pada mereka.
Sebaliknya apabila bank koresponden di Luar Negeri membuka rekening pada
suatu bank di Indonesia, rekening itu disebut rekening Vostro
Restricted L/C.
Adalah L/C yang membatasi hak eksportir penerima L/C untuk menegosiasi
dokumen pengapalan pada bank tertentu yang disebutkan oleh opening bank
didalam L/C tersebut dan kebanyakan pada Advising Bank yang bersangkutan.
Revocable L/C.
Adalah L/C yang dapat dibatalkan kembali kapan saja oleh importir tanpa
memerlukan persetujuan eksportir.
L/C ini mengandung risiko besar bagi eksportir.
Revocanle L/C biasanya disampaikan kepada eksportir dengan pesan khusus dari
opening bank kepada advising bank sebagai berikut :
When advising to the Benevisiary kindly make it clear to them that the credit
is revocable and therefore subject to cancellation with or without prior notice.
Revolving L/C.
Adalah L/C yang dapat direalisir secara berulang , namun dalam pelaksanaannya
harus mengikuti perintah dalam L/C antara lain :
(1) Secara otomatis (Automatic) :
Eksportir dapat mempersiapkan shipment berikutnya tanpa menunggu
pemberitahuan/amendment dari Issuing bank.
(2) Berdasarkan Amendment (disebut Controlled revolving):
Eksportir setelah merealisir ekspor/shipment yang pertama, maka untuk
shipment berikutnya eksportir harus menunggu amendment/advice dari issuing
bank yang menyatakan bahwa shipment berikutnya sudah dapat dilaksanakan.
(3) Secara Cumulative :
Dalam hal eksportir merealisir shipmetnya lebih kecil dari jumlah L/C, maka sisa
L/C yang sebelumnya dapat digunakan pada shipment periode berikutnya.
(4) Non Cumulative
Dalam hal eksportir merealisir shipmentnya pada periode tertentu lebih kecil
dari nilai yang seharusnya ditetapkan dalam L/C, maka sisa nilai L/C yang tidak
direalisir pada periode tertentu tersebut tidak dapat diakumulasikan pada
shipment periode berikutnya. Apabila dalam dua periode berturut-turut
Beneficiary tidak melaksanakan/merealisir ekspornya, maka L/C tersebut
dianggap batal, kecuali L/C mensyaratkan secara jelas bahwa beneficiary dapat
melakukan shipment sebagai pengganti periode yang tidak terjadi realisasi, maka
L/C tersebut tetap berlaku.
Sales Contract.
Adalah suatu kesepakatan/persetujuan/perikatan tertulis dalam bentuk
dokumen antara buyer (pembeli) dengan seller (penjual) yang pada prinsipnya
mencantumkan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak. Sales contract
umumnya mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Jenis, mutu, jumlah,harga barang dan valuta yang digunakan
2. Waktu dan tempat penyerahan barang
3. Cara dan kondisi pembayaran
4. Kemasan barang
5. Asuransi
6. Lain-lain
Schedule of Remmittance (SR).
Adalah surat pengantar dokumen eksport yang memuat rincian dari dokumen
yang dikirimkan sesuai permintaan L/C eksport yang bersangkutan.
SR dibuat setelah pemeriksaan atau verifikasi dokumen dilakukan oleh
negotiating bank dan negosiasi serta pembayaran kepada eksportir telah
dilakukan.
SR berisikan daftar dan jumlah copy dokumen yang dikirimkan yang terdiri dari
Wesel, B/L, Faktur dan dokumen lainnya sesuai yang diminta dalam L/C.
Dengan SR tersebut advising bank meminta pembayaran kepada Isuuing bank.
Apabila ditunjuk bank lain sebagai reimbursing bank, pembayaran harus
dimintakan kepada reimbursing bank yang bersangkutan secara tersendiri.
Sea Way Bill.
Adalah dokumen pengangkutan laut yang berfungsi sebagai kontrak pengangkutan
barang dan bukti penyerahan barang saja dan bukan merupakan dokumen
kepemilikan
Selisih Kurs.
Istilah selisih kurs dipakai pada hal-hal sebagai berikut :
(a) Adalah perbedaan kurs antara kurs jual dengan kurs beli.
(b) Perbedaan posisi aktiva atau pasiva valuta asing (Net) dalam pembukuan bank
menurut kurs realisasi dibandingkan dengan posisi menurut kurs neraca dari Bank
Indonesia. Selisih kurs yang terjadi karena penilaian posisi valuta asing
ditampung dan dibukukan dalam neraca bank sebagai rekening Selisih Kurs.
Pada awal bulan di-reverse sehingga posisi valas kembali tercatat sebagaimana
kurs semula.
(c) Perbedaan kurs beli bank dengan kurs jual bank dalam transaksi yang terjadi
secara agregat menjadi laba rugi bank yaitu sebagai Pendapatan Karena selisih
Kurs atau Kerugian Karena Selisih Kurs.
Settllement Risk (in FX Transactions).
Adalah risiko kerugian apabila suatu bank dalam suatu transaksi FX (foreign
exchange) sudah menyerahkan currency yang dijualnya tetapi tidak menerima
currency yang dibelinya. Kegagalan setelmen FX dapat terjadi karena pihak lawan
cidera janji (counterparty default) , ada persoalan operasional , pembatasan
dalam likiditas pasar atau faktor-faktor lainnya. Settlement risk dapat terjadi
terhadap setiap produk yang diperdagangkan. Namun besarnya volume dari FX
menjadikan transaksi FX merupakan sumber terbesar dari settlement risk pada
kebanyakan pelaku pasar, bahkan dapat mencapai puluhan milyar dollar pada
bank-bank yang besar. Paling penting , perlu diperhatikan bagi semua bank dalam
berbagai ukuran, bahwa jumlah yang berisiko terhadap suatu kejadian dapat
(dalam kasus tertentu) melebihi modal bank.
Settlement Risk merupakan suatu bentuk counterparty risk yang mencakup
risiko kredit dan risiko likiditas. Sebagaimana halnya dengan risiko-risiko lainnya
bank perlu meyakini bahwa mereka memahami sebab terjadinya settlement risk.
Berdasarkan pemahaman ini, kebijakan dalam mengelola risiko ini harus
dikembangkan sampai tingkat tertinggi dalam bank dan di-implementasikan
melalui suatu proses independen secara formal dengan pengawasan yang cukup
(adequate) dari direksi bank.
Shipping Guarantee.
Adalah garansi yang diberikan bank kepada maskapai pelayaran untuk
pengambilan barang berdasarkan copy dokumen, karena dokumen asli yang
dikirimkan kepada bank belum diterima. Bank menjamin bahwa dokumen asli tidak
di gunakan untuk meng-klaim barang yang telah diambil dari maskapai pelayaran
dan apabila telah diterima dokumen asli akan diserahkan kepada maskapai
pelayaran yang bersangkutan.
Short Form B/L,
Adalah B/L yang tidak memuat perjanjian pengangkutannya, jadi hanya catatan
singkat tentang barang yang dikapalkan.
SISMONTAVAR (Sistem Monitoring Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah).
Adalah sistem pemantauan transaksi valuta asing terhadap rupiah yang dilakukan
antarbank secara real time. Bank Indonesia menerapkan SISMONTAVAR atas
transaksi valuta asing terhadap rupiah yang dilakukan antarbank. Penerapan
Adalah sistem yang digunakan oleh Bank untuk melakukan transaksi valuta asing
terhadap rupiah. Transaksi valuta asing terhadap rupiah tidak termasuk jual beli
uang kertas asing.
Stale B/L.
Adalah B/L yang belum sampai kepada consignee atau agennya ketika kapal
pembawa barang-barang telah tiba di pelabuhan tujuan. Artinya barang lebih
dahulu sampai dibandingkan dokumen, sehingga dokumen yang dimaksud
diistilahkan sudah basi.
Stanby L/C.
Adalah L/C yang diterbitkan untuk menjamin pelaksanaan suatu kontrak. Stanby
L/C dapat di klaim atau direalisir apabila penerima L/C mengajukan tuntutan
kepada Bank Pembuka L/C (issuing bank) bahwa pihak yang dijamin (applicant)
tidak memenuhi kontrak (wan prestasi).
Klaim atas stanby L/C harus dilengkapai dokumen sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dalam stanby L/C. Umpamanya pernyataan dari penerima jaminan
bahwa pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya (wanprestasi). Dengan
demikian jelas bahwa Stanby L/C identik dengan Bank Garansi, yang dapat
dicairkan apabila kontrak gagal, sebaliknya L/C biasa justru akan dicairkan
apabila kontrak telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan L/C.
Stop Payment.
Adalah edaran yang disampaikan penerbit (issuer) Travellers Cheque (TC) kepada
bank-bank atau agen pembayar yang berisikan daftar dari TC yang hilang dan
dicuri (lost and stolen), agar tidak dibayar.
Straight B/L.
Dikenal juga sebagai B/L atas nama, adalah B/L dimana consignee pada B/L
tersebut mencantumkan nama si penerima dan tidak ada tambahan kalimat to
order.
Untuk pemindahan hak atas barang tersebut tidak dapat di endorse melainkan
dengan declaration of assignment yaitu membuat pernyataan pemindahan hak
milik.
Straight L/C.
Adalah L/C yang negosiasi atau pelunasan dokumen pengapalannya hanya dapat
dilakukan pada advising bank. Bedanya dengan Restricted L/C adalah, pada
restricted L/C masih ada kemungkinan ditunjuk bank lain. Pada straight L/C
lebih tegas, negosiasi hanya pada advising bank.
Structured product.
(1).Adalah produk yang dikeluarkan oleh Bank yang merupakan kombinasi suatu
aset dengan derivatif dari mata uang valuta asing terhadap mata uang rupiah,
untuk tujuan mendapatkan tambahan income (return enhancement), yang dapat
mendorong transaksi pembelian valuta asing terhadap rupiah untuk tujuan
spekulatif, dan dapat menimbulkan ketidakstabilan nilai rupiah.
Dalam rangka meredam spekulasi dalam valuta asing (dalam masa krisis financial
2008) pembelian valuta asing terhadap rupiah tidak diperkenankan dilakukan
dalam jumlah berapapun apabila pembelian tersebut atau potensi pembelian
terkait dengan structured product.
(2), Adalah product Bank yang merupakan penggabungan antara 2 (dua) atau
lebih instrument keuangan berupa instrumen keuangan non derivatif dengan
derivatif atau derivatif dengan derivatif dan paling kurang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a.
Nilai atau arus kas yang timbul dari produk tersebut dikaitkan dengan
satu atau kombinasi variable dasar seperti suku bunga , nilai tukar, komoditi
dan/ atau ekuitas ; dan
b.
Pola perubahan atas nilai atau arus kas produk bersifat tidak regular
i.
Leverage
iii.
iv.
Swap.
Adalah suatu perjanjian antara 2 pihak untuk saling mempertukarkan arus kas
dari suatu instrumen keuangan yang mendasari pada periode tertentu dimasa
depan. Arus kas didasarkan pada kinerja dari variabel yang mendasari, misalnya
suku bunga dan mata uang.
1)Swap suku bunga (interest rate swap) adalah suatu kontrak pertukaran arus
kas pembayaran bunga dalam mata uang yang sama. Swap suku bunga adalah
instrumen keuangan yang paling umum digunakan untuk lindung nilai atas risiko
suku bunga.
2)Swap mata uang (cross currency swap) ada lah suatu kontrak pertukaran arus
kas pembayaran bunga dalam suatu mata uang tertentu dengan arus kas
pembayaran bunga mata uang lainya.
Secara umum suatu swap mata uang mempunyai arus kas sebagai berikut:
1)Pertukaran arus kas pokok pada awal kontrak
2)Pembayaran arus kas bunga diantara pe riode kontrak. Dalam suatu periode
pembayaran bunga, satu pihak akan membayar pada suku bunga
tetap/mengambang dan pihak lainnya akan menerima pada suku bunga
mengambang/tetap. Pembayaran biasanya secara neto.
3)Pertukaran arus kas pokok pada akhir periode kontrak.
Swap CNY/IDR.
Adalah transaksi swap CNY terhadap Rupiah yang dilaksanakan Bank Indonesia
dengan Peoples Bank of China sesuai perjanjian Indonesian Rupiah/Chinese Yuan
Bilateral Currency Swap Arrangement between Bank Indonesia and the Peoples
Bank of China. Bank Indonesia melaksanakan transaksi swap CNY/IDR atas dasar
pengajuan kebutuhan CNY dari Bank dan/atau kebutuhan IDR dari Peoples Bank
of China
SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecomunication).
Merupakan sarana komunikasi internasional antar bank untuk keperluan transaksi
antar bank seperti transfer, instruksi pendebetan dan transaksi lainnya yang
dilengkapi dengan kode tertentu (perangkat sandi) untuk menjaga faliditas atau
Adalah transaksi atas dasar perjanjian yang memberikan hak kepada Bank untuk
membeli hak beli atas suatu transaksi dengan harga tertentu pada tanggal
berakhirnya perjanjian atau tanggal tertentu dalam periode perjanjian
transaksi.
Adalah transaksi atas dasar perjanjian yang memberikan hak kepada bank untuk
membeli hak jual atas suatu ntransaksi valuta asing terhadap rupiah dengan
harga tertentu pada tanggal berakhirnya perjanjian atau tanggal tertentu dalam
periode perjanjian transaksi
Transaksi Derivatif.
Adalah suatu kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya merupakan
turunan dari nilai instrumen yang mendasari yaitu suku bunga dan nilai tukar
dalam bentuk transaksi Forward, Swap dan Option valuta asing terhadap rupiah
dan transaksi lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
Transaksi Forward.
Adalah suatu kontrak untuk melakukan pembelian atau penjualan valuta asing
terhadap rupiah yang penyerahannya di lakukan dalam waktu lebih dari 2 (dua)
hari kerja setelah tanggal transaksi.
Transaksi FX (Foreign Exchange).
Adalah semua transaksi yang menyangkut foreign exchane yang dilakukan melalui
FX Market. Menurut jenisnya transaksi foreign exchange diklasifikasikan
sebagai berikut :
1). Today Transaction (TOD)
Adalah transaksi Jual / Beli valuta asing yang penyerahan dananya dilakukan pada
hari yang sama dengan tanggal transaksi (deal date)
2). Tommorrow Transaction (TOM)
Adalah transaksi Jual / Beli valuta asing yang penyerahan dananya dilakukan 1
(satu) hari kerja setelah tanggal transaksi (deal date)
3). Spot Transaction (SPOT)
Adalah transaksi Jual /Beli valuta asing yang penyerahan dananya dilakukan 2
(dua) hari kerja setelah tanggal transaksi (deal date)
4). Forward Transaction.
Adalah transaksi Jual / Beli valuta asing yang penyerahan dananya dilakukan
lebih dari 2 (dua) hari kerja setelah tanggal transaksi (deal date).
5). Swap Transaction
Adalah kombinasi pembelian secara Spot dengan penjualan secara forward , atau
sebaliknya dengan counterparty yang sama :
A. BUY / SELL
B. SELL / BUY
6). TOM/NEXT
Adalah transaksi valuta asing yang jangka waktu transaksi 1 (satu) hari kerja,
yaitu dari TOM Value S/D hari kerja berikutnya.
7). SPOT/NEXT
Adalah transaksi valuta asing yang jangka waktu transaksi 1 (satu) hari kerja,
yaitu dari SPOT Value S/D hari kerja berikutnya.
8). TOM/WEEK
Adalah transaksi valuta asing yang yang jangka waktu transaksi 1 (satu ) minggu ,
yaitu dari TOM Value S/D 7 (tujuh) hari berikutnya.
9). SPOT/WEEK
Adalah transaksi valuta asing yang jangka waktu transaksi 1 (satu) minggu, yaitu
dari SPOT Value S/D 7 (tujuh ) hari kerja berikutnya.
10). Overnight (ON) dan Over Weekend (O/W)
Adalah transaksi valuta asing yang jangka waktu transaksi 1 (satu) hari kerja ,
dan khusus untuk transaksi pada hari Jumat, jangka waktu transaksi S/D hari
Senen.
Transaksi jual call option valuta asing terhadap Rupiah.
Adalah transaksi atas dasar perjanjian yang memberikan hak kepada bank untuk
menjual hak beli atas suatu transaksi valuta asing terhadap rupiah dengan harga
Adalah transaksi atas dasar perjanjian yang memberikan hak kepada Bank untuk
menjual hak jual atas suatu transaksi valuta asing terhadap Rupiah pada harga
tertentu pada tanggal berakirnya perjanjian atau tanggal tertentu dalam periode
perjanjian transaksi...
Transaksi PvP.
Adalah transaksi untuk Penyelesaian Akhir (settlement) sisi mata uang Rupiah
pada Sistem BI-RTGS dari transaksi jual-beli mata uang Dolar Amerika Serikat
terhadap mata uang Rupiah antar Peserta yang diselesaikan melalui Mekanisme
USD/IDR PvP.
Lihat USD/IDR PvP
Transaksi Spot.
Adalah jual beli valuta asing yang terjadi pada suatu saat dan penyerahan
valutanya dilakukan pada hari yang sama.
Namun dalam praktek dimungkinkan penyerahannya dilakukan 1 atau 2 hari
sesudahnya (two days settlement), sehingga sebelum terjadi penyerahan secara
effektif pembukuannya dilakukan sebagai Komitmen (off Balance Sheet). Karena
transaksi terjadi pada hari yang sama maka kurs adalah pada hari yang sama
(spot rate).
Transaksi Swap.
Ada dua uraian atas istilah ini .
(1). Adalah transaksi pertukaran dua valuta melalui pembelian tunai (spot) dengan
penjualan kembali secara berjangka (forward) , atau penjualan tunai dengan
pembelian kembali secara berjangka.
Dalam transaksi Swap terdapat 2 (dua) tanggal transaksi, yakni tanggal dimana
ditutupnya kontrak jual-beli yang lazim disebut tanggal gadai yang dalam istilah
perdagangan valas dikenal dengan first leg of swap dan tanggal penebusan
kembali yang merupakan tanggal jual atau tanggal beli valuta asing yang telah
digadaikan (second leg of swap). Dengan demikian kurs yang di gunakan juga ada
2 (dua) macam, yakni kurs pada saat kontrak di tutup dan kurs pada saat
penebusan (gadai).
Terdapat dua macam transaksi Swap :
o Pure Swap Transaction; dimana pembelian dan penjualan dilakukan kepada pihak
yang sama.
o Engineered Swap Transaction; dimana pembelian dan penjualan dilakukan
kepada pihak yang berbeda.
Dalam setiap transaksi Swap selalu ada sepasang transaksi , yaitu :
1. Buy US$ secara spot , dan
2. Sell US$ secara forward ,
atau
1. Sell US$ secara Spot dan
2. Buy US$ secara Forward.
(2). Adalah transaksi pertukaran valuta asing terhadap Rupiah melalui
pembelian/penjualan tunai (spot) dengan penjualan /pembelian kembali secara
berjangka yang dilakukan secara simulytan dengan counterpart yang sama dan
pada tingkat harga yang dibuat dan disepakati pada tanggal gtransaksi
dilakukan.
Transaksi Swap Bank dengan Bank Indonesia.
Adalah transaksi swap untuk kepentingan bank sendiri karena Bank menerima
pinjaman dari Bank Luar Negeri yang perlu dilindungi nilainya. Swap Bank dengan
Bank Indonesia (termasuk swap ulang) harus mengikuti ketentuan Bank Indonesia
antara lain sumber dana untuk transaksi swap dan swap ulang adalah pinjaman
dari Luar Negeri berdasarkan perjanjian kredit dalam valuta asing untuk tujuan
melakukan usaha di Indonesia.
Transaksi Swap beli Bank Indonesia
.
Adalah transaksi jual valuta asing oleh Bank Indonesia melalui penjualan tunai
(spot) dengan diikuti transaksi pembelian kembali valuta asing oleh Bank
Adalah transaksi beli valuta asing oleh Bank Indonesia melalui pembelian tunai
(spot) dengan diikuti transaksi penjualan kembali valuta asing oleh Bank
Indonesia secara berjangka (forward) yang dilakukan secara simultan dengan
counterpart yang sama pada tingkat harga yang dibuat dan disepakati pada
tanggal transaksi dilakukan.
2.
3.
4.
5.
Tagihan antar kantor dalam Valuta Asing dalam rangka pemberian kredit di
luar negeri
6.
7.
Transfer Rupiah ke rekening yang dimiliki Pihak Asing dan atau yang
dimiliki secara gabungan (Joint Account) antara Pihak Asing dengan bukan Pihak
Asing pada Bank di dalam negeri
8.
Transfer Rupiah ke rekening yang dimiliki Pihak Asing dan atau yang
dimiliki secara gabungan (joint account) antara Pihak Asing dengan bukan Pihak
Asing pada bank di luar negeri.
Transferable L/C.
Adalah L/C yang boleh dipindah-tangankan. Apabila eksportir (beneficiary) tidak
sanggup memenuhi permintaan importir, eksportir yang besangkutan dapat
menyerahkan ekport barang yang dipesan kepada pihak lain dan L/C tersebut sah
di berlakukan kepada eksportir yang melaksanakan sepanjang sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan didalam L/C.
Pemindahan ini dilakukan oleh bank (transferor), atas permintaan beneficiary
pertama (transferee) dan hanya dapat dipindahkan sekali saja
Transferable L/C biasanya mencantumkan penegasan sebagai berikut :
This letter of credit is transferable and so on.
Travellers Cheque (TC).
1. Adalah wesel atau draft yang ditarik atas diri sendiri, artinya karena wesel
atau draft adalah perintah bayar maka issuer memberi perintah untuk membayar
TC tersebut kepada dirinya sendiri. Dari pihak pembeli/pengguna, travellers
cheque adalah surat berharga berpergian yang dapat diuangkan pada agen atau
bank yang ditunjuk. Dan bagi bank pembayar TC adalah objek inkaso yang harus
ditagih kepada issuer sesuai prosedur inkaso yang berlaku.
(Sumber : Praktek Perbankan)
2. Adalah cek perjalanan dalam valuta asing yang dapat di gunakan sebagai alat
pembayaran.
Travellers L/C.
Adalah suatu L/C yang memberi hak kepada orang yang namanya tercantum di
dalamnya untuk menarik wesel/draft kepada bank koresponden pembuka L/C
yang ditunjuk, baik di dalam maupun di luar negeri sampai sejumlah uang tertentu
dan untuk jangka waktu tertentu.
Trust
Adalah kegiatan Usaha Bank berupa Penitipan dengan Pengelolaan, atas harta
milik settler berdasarkan perjanjian tertulis antara Bank sebagai trustee
dengan settlor untuk kepentingan beneficiary.
Trustee adalah Penerima dan Pengelola Harta Trust yang juga adalah Bank yang
melakukan kegiatan Trust sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Settlor adalah Penitip Harta Trust yang juga sebagai pihak yang memiliki dan
menitipkan hartanya untuk dikelola oleh Trustee.
Beneficiary adalah pihak yang menerima manfaat dari kegiatan Trust.
Selanjutnya Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai TRUST sebagai
berikut :
1. Bank dalam melakukan kegiatan Trust wajib berpedoman pada ketentuan
dalam Peraturan Bank
Indonesia .
2.Bank yang melakukan kegiatan Trust wajib tunduk pada ketentuan dan
peraturan per undang undangan
mengenai penerapan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan
terorisme.
3. Bank yang melakukan kegiatan Trust wajib melaksanakan ketentuan sebagai
berikut :
a. Kegiatan Trust dilakukan oleh unit kerja yang terpisah dari unit kerja
kegiatan bank lainnya.
b. Harta yang dititipkan Settlor untuk dikelola oleh Trustee terbatas pada
asset fianansial.
c. Harta yang dititipkan Settlor untuk dikelola oleh Trustee dicatat dan
dilaporkan terpisah dari harta Bank
d. Dalam hal Bank yang melakukan kegiatan Trust dilikuidasi , semua harta Trust
tidak dimasukkandalam harta pailit (Boedel pailit) dan dikembalikan kepada
Settlor atau dialihkan kepada Trustee pengganti yang ditunjuk oleh Settlor.
Trust Receipt.
Pengertian dasar dari Trust Receipt adalah ; perjanjian antara bank dan
Applicant (importir) dimana bank menyerahkan pemilikan barang-barang yang
dipegangnya sebagai jaminan, tetapi menahan hak pemilikan barang-barang
tersebut sampai penjamin/Applicant membayar/melunasi penebusan dokumen
impor atas nama importir yang bersangkutan. Untuk menyelesaikan L/C yang
dibuka bank,maka bank memberikan fasilitas modal kerja kepada importir,
dimana bank akan membayar ke eksportir sesuai dengan syarat sight L/C
sedangkan importir dapat menunda pembayaran atas L/C yang dibuka sampai
dengan jangka waktu tertentu (with recourse basis). Fasilitas ini disebut juga
Fasilitas Refinancing Sight L/C .
Dalam fasilitas ini, importir mengeluarkan promes sebesar penangguhan
pembayaran impor tersebut. Promes digunakan sebagai sarana /bukti bahwa
importir mempunyai kewajiban pembayaran impor kepada bank karena transaksi
impor sight L/C-nya telah berakhir. Funding untuk Trust Receipt lazimnya
dicarikan bank dari luar sehingga bunganya lebih murah . Biasanya bunga dihitung
atas dasar Sibor /Libor + margin bank.
UCP (Uniform Custom and Practice for Documentary Credit).
Adalah aturan yang dikeluarkan oleh International Chamber of Commerce (ICC)
sebagai pedoman bagi Perbankan dalam melaksanakan transaksi secara
international (cross border transaction) dengan menggunakan L/C.
UCPDC merupakan Keseragaman Praktek dan Kebiasaan Kredit Berdokumen
Unrestricted L/C.
Suatu L/C yang dapat dinegosiasi oleh semua bank (bank devisa)
Usance L/C.
Adalah L/C yang mengharuskan eksportir menerima L/C untuk menarik wesel
berjangka (long bill of exchange) dan bukan wesel unjuk (sight draft)
sebagaimana lazimnya. Artinya eksportir penerima L/C memberikan kelonggaran
pembayaran secara kredit kepada pembeli (importir) yang bersangkutan
(lazimnya antara 90 hari s/d 180 hari).
Suatu bank dikatakan mengakseptasi, jika bank tersebut ditunjuk oleh issuing
bank sebagai accepting bank dan bertanggung jawab untuk membayar jumlah
wesel tersebut pada saat jatuh tempo.
Usance L/C diperkenankan untuk eksportir tertentu dalam rangka meningkatkan
daya saing.
Umumnya L/C tersebut memuat klausula sebagai berikut :
this credit available by draft at days after B/L date atau days sight drawn
on you".
Eksportir yang bersangkutan dapat mendiskontokan wesel eksportnya kepada
negotiating bank (untuk memperoleh pembayaran), dan negotiating bank dapat
merediskontokan kepada Bank Indonesia sesuai dengan tatacara dan ketentuanketentuan Bank Indonesia.
Usance Payable At Sight (UPAS) L/C.
Adalah usance L/C yang mengandung syarat bahwa pembayaran kepada
beneficiary (penerima L/C) atau penarik dilakukan secara tunai.
Lazimnya Reimbursement clause pada UPAS L/C berbunyi sebagai berikut :
Usance draft under this credit are to be negotiated on a sight basis and
discount charges on interest there are for the account of buyer atau kalimat
lain yang mempunyai arti yang sama. Kalimat tersebut mempunyai
arti/menyatakan bahwa issuing bank memberikan fasilitas kepada importir/buyer
untuk pembayaran L/C dimaksud.
ISTILAH
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana .
Adalah prosedur yang dilakukan oleh Penyelenggara Penerima untuk memastikan
bahwa penerbitan suatu Perintah Transfer Dana, perubahan, atau pembatalannya
benar-benar dilakukan oleh pihak yang dalam Perintah Transfer Dana
dimaksudkan sebagai Pengirim yang berhak.ansfer.
Banknotes (UangKertas Asing/ UKA).
Adalah uang kertas dalam valuta asing yang resmi diterbitkan oleh suatu negara
di luar Indonesia yang diakui sebagai alat pembayaran yang sah negara yang
bersangkutan (legal tender).
Bilyet Giro.
Adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk
memindah-bukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada
rekening pemegang yang disebutkan namanya.
Bilyet giro harus memenuhi syarat formal sebagai berikut :
a. Nama biyet giro dan nomor bilyet giro yang bersangkutan.
b. Nama tertarik.
c. Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindah-bukukan dana atas
beban
rekening penarik.
d. Nama dan nomor rekening pemegang.
e. Nama bank penerima.
f. Jumlah dana yang dipindahkan baik dalam angka maupun dalam huruf
selengkaplengkapnya.
g. Tempat dan tanggal penarikan.
h. Tanda-tangan, nama jelas dan atau dilengkapi dengan cap atau stempel sesuai
dengan syarat pembukaan rekening.
Dalam bilyet giro dapat dicantumkan tanggal efektif dengan ketentuan harus
dalam tenggang waktu penawaran. Tenggang waktu penawaran Bilyet giro adalah
70 hari terhitung sejak tanggal penarikan.
Bilyet giro yang tidak memenuhi syarat formal sebagaimana butir a s/d h diatas
tidak berlaku sebagai bilyet giro. Bilyet giro yang tidak mencantumkan tanggal
efektif, maka tanggal penarikan berlaku sebagai tanggal efektif.
Cancelled Check.
Adalah chek yang sudah digunakan dan sudah dibayar atau sudah dicatat (didebit
) oleh bank pada rekening yang bersangkutan. Cek ini merupakan bukti penarikan
uang /dana dari rekening yang bersangkutan dan merupakan arsip bank. Pada
beberapa bank di luar negeri, fotocopy canceled check dikirimkan kembalai
kepada pemegang rekening bersama dengan salinan rekening koran yang
berangkutan . Di Indonesia hal ini belum lazim
Capping.
Adalah istilah kliring untuk penetapan batas maksimum jumlah nominal atau nilai
suatu Nota Kredit/Nota Debet yang dapat dikliringkan melalui Kliring Elektronik.
Misalnya :
Capping untuk Nota Kredit adalah Rp.100 juta, dan Capping untuk Nota debet
tidak dibatasi.
Cardex.
Adalah tempat penyimpanan dan penyusunan specimen tanda-tangan nasabah.
Biasanya berbentuk lemari kecil, kuat, dapat dikunci dan hanya boleh dibuka oleh
petugas tertentu untuk pencocokan tanda-tangan nasabah (penarik cek, deposan,
CD (Certificate of Deposit).
Adalah bukti penempatan dana jangka pendek pada bank yang dapat dipindah
tangan kan dan diuangkan pada tanggal jatuh tempo yang tertera pada CD
tersebut. CD diterbitkan atas unjuk artinya siapa saja pemegang CD tersebut
dapat menguangkannya pada bank penerbit pada tanggal jatuh tempo.
Diterbitkan dengan sistim diskonto atau bunga diterima dimuka pada saat
penempatannya
Cek.
Adalah perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang.
Syarat-syarat yang harus ada dalam suatu cek adalah :
a. Kata Cek yang harus dimuat dalam bahasa cek itu di tulisnya.
b. Nama orang yang harus membayarnya (tertarik).
Cerukan intra hari yang tidak berhasil ditutup pada hari yang bersangkutan
berubah menjadi cerukan (overdraft).
Collateral Prefund.
Adalah Pendanaan Awal (prefund) yang diperkenankan dalam bentuk agunan
khususnya untuk Kliring Debet.
Jenis Collateral Prefund dapat berupa :
(1) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau sertifikat Wafdiah Bank Indonesia
(SWBI)
(2) Surat Utang Negara (SUN) ; dan atau
(3) Surat berharga atau tagihan lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Daftar Hitam Individual Bank (DHIB).
Adalah suatu daftar yang dibuat oleh Bank yang mencantumkan data Penarik Cek
dan/atau Bilyet Giro kosong yang ditetapkan oleh Bank yang bersangkutan
Daftar Hitam Nasional (DHN).
Adalah daftar yang merupakan kumpulan DHIB (Daftar Hitam Individual Bank)
yang berada di Bank Indonesia yang datanya berasal dari KPDHN (Kantor
Pengelola Daftar Hitam Nasional) untuk diakses oleh Bank.
Daftar Penyelenggara (dalam Pengiriman Uang).
Adalah suatu daftar yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yang berisi identitas
Penyelenggara yang telah melakukan Pendaftaran di Bank Indonesia atau telah
memperoleh izin dari Bank Indonesia.
Dana
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana
Dana adalah:
Deposito.
Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian Nasabah Penyimpan dengan bank
Deposit Slip (Slip Setoran ).
Adalah suatu formulir yang harus diisi sebagai bukti transaksi penyetoran uang ,
baik setoran tunai , setoran warkat kliring atau cek bank yang bersangkutan
untuk dibukukan kedalam rekening tertentu yang ditulis dalam Deposit Slip
Dokumen Kliring.
Adalah alat bantu yang berfungsi sebagai dokumen kontrol dalam
penyelenggaraan SKNBI..
Fasilitas CD Clearing.
Fasilitas Perekaman Data Hasil Kliring dalam bentuk Compact Disk yang
selanjutnya disebut Fasilitas CD Clearing , adalah fasilitas yang berupa informasi
data Warkat dan salinan (image) Warkat Hasil Kliring penyerahan yang diterima
(inward clearing) dalam bentuk data elektronik yang direkam dalam compact disk
yang disediakan oleh penyelenggara kepada Pengguna secara harian.
CD Clearing adalah sarana penyimpanan data warkat dan salinan (image) Warkat
yang disediakan oleh penyelenggara (Bank Indonesia).
Data Warkat adalah rekaman data magnetic ink character recognition (MICR)
code line pada clear band Warkat hasil kliring penyerahan yang diterima (inward
clearing) dalam bentuk elektronik (numeric)
Salinan Warkat adalah rekaman gambar Warkat hasil kliring penyerahan yang
diterima (inward clearing) dalam bentuk elekteronik (image).
Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI).
Adalah penyediaan pendanaan oleh Bank Indonesia kepada Bank dalam kedudukan
Bank sebagai peserta sistem BI-RTGS (Bank Indonesia- Real Time Gross
Settlement ) dan peserta SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia) yang
tersendiri.
Inkaso.
Adalah penagihan kewajiban issuer melalui bank dengan melampirkan warkat yang
menjadi bukti tagihan tersebut.
Yang menjadi objek inkaso lazimnya adalah Travellers Cheque yang diambil alih,
IMO yang sudah dibayar kepada beneficiary-nya, Personal Cheque, Company
Cheque dan warkat bank lainnya.
Istilah internasional untuk inkaso adalah Collection. Inkaso antar bank dalam
rupiah lazimnya dilakukan melalui kliring.
Joint Account (Rekening Gabungan).
Adalah rekening giro yang dimiliki oleh lebih dari satu Pemilik Rekening, yang
dapat terdiri dari gabungan badan, orang pribadi, dan/atau campuran keduanya
Kantor Pengelola Daftar Hitam Nasional (KPDHN).
Adalah kantor yang ditetapkan oleh kantor pusat Bank Tertarik untuk mengelola
daftar hitam untuk seluruh kantor Bank yang bersangkutan secara nasional.
Kartu specimen tanda-tangan.
Adalah contoh tanda-tangan nasabah, khususnya tanda-tangan pemegang
rekening giro dalam bentuk kartu (formulir bank) berisikan, Nomor Rekening,
nama nasabah, tanda-tangan, kewenangan dalam penandatanganan (sendiri atau
berdua) dan contoh cap perusahaan (bagi nasabah yang berbentuk Perusahaan).
Bagi nasabah perorangan hanya berisi Nomor rekening, nama pemegang rekening
dan contoh tanda-tangan Data KTP atau SIM yang bersangkutan.
Kartu specimen tanda-tangan lazimnya disimpan dalam cardex. Spesimen tandatangan lainnya, umpamanya untuk nasabah Deposito, dan nasabah Tabungan
lazimnya disimpan menjadi satu dengan berkas pembukaan Deposito atau
Tabungan yang bersangkutan. Selain itu specimen tanda-tangan untuk Tabungan
juga ditempatkan secara invisible pada Buku Tabungan yang bersangkutan.
satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan suratsurat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan.
Kliring Antar Bank.
Adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank baik atas
namaBank atau nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu
tertentu. Warkat atau data keuangan elektronik tersebut merupakan alat
pembayaran bukan tunai yang diatur dalam peraturan perundang-undangan atau
ketentuan lain yang berlaku yang lazim digunakan dalam transaksi pembayaran.
Adapun sistem kliring antar bank meliputi sistem kliring domestik dan lintas
Negara.
Pengaturan kliring lintas Negara mencakup antara lain :
a.Penetapan persyaratan bagi Bank Indonesia atau bank dalam keanggotaan pada
sistem kliring yang bersifat regional atau internasional.
b.Pengaturan mengenai kesepakatan antara Bank Indonesia atau lembaga lain
sebagai penyelenggara sistem kliring dengan bank sentral dan /atau lembaga
penyelenggara sistem pembayaran negara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
kliring dan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar bank.
Kliring Antar Wilayah.
Adalah penyelenggaraan Kliring Debet atas cek dan biyet giro yang diterbitkan
oleh kantor Bank yang bukan Peserta di Wilayah Kliring dimana cek dan bilyet
giro tersebut dikliringkan.
Kliring Pengembalian.
Adalah kegiatan untuk memperhitungkan DKE (Data Keuangan Elektronik) Debet
yang ditolak oleh Peserta penerima kepada Peserta pengirim berdasarkan alas an
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Kliring penyerahan.
Adalah kegiatan untuk memperhitungkan DKE (Data Keuangan Elektronik) Debet
yang disampaikan oleh Peserta pengirim kepada Peserta penerima melalui PKL
Yang dimaksud dengan kalah kliring (net debet) adalah hasil perhitungan Kliring
Debet secara nasional yang menunjukkan kewajiban Bank lebih besar dari total
tagihan bank. Total kewajiban Bank tersebut diatas didasarkan pada Total DKE
Debet yang diterima oleh Bank yang bersangkutan dari Bank lain, sedangkan
Total tagihan Bank didasarkan pada DKE Debet yang dikirim oleh Bank yang
bersangkutan kepada Bank lain.
MICR (Magnetic Ink Character Recognition).
Adalah code line pada cek dan warkat kliring baku lainnya yang dibaca oleh mesin
khusus dalam kliring otomasi. MICR berisikan informasi dalam bentuk kode
mengenai nama bank, nama cabang, nomor code cabang bank yang besangkutan,
dan parity check digit (untuk tujuan error control).
Money Transfer Operator.
Adalah perorangan, badan usaha berbadan hukum atau badan usaha tidak
berbadan hukum yang menyediakan sarana dan prasarana, termasuk sistem, yang
digunakan sebagai media dalam penyelenggaraan kegiatan usaha Pengiriman Uang,
dan/atau melakukan kegiatan penerimaan dan penerusandata dan/atau informasi
terkait dari suatu Penyelenggara kepada Penyelenggara lain untuk disampaikan
kepada Penerima.
National Payment Gateway.
Adalah Gerbang pembayaran yang menjadi pusat switching atau kliring seluruh
transaksi pembayaran nontunai, terutama alat pembayaran dengan menggunakan
kartu (APMK). Pusat kliring ini akan menghubungkan berbagai sistem pembayaran
nontunai khususnya ritel, dengan settlement akhir di BI.
BI berencana mengembangkan infrastruktur NPG lantaran penggunaan kartu
sebagai alat transaksi meningkat sangat pesat dalam beberapa waktu terakhir.
Penerapan NPG dinilai akan mendatangkan banyak manfaat. Setidaknya,
meningkatkan efisiensi, baik dari sisi penyelenggaraan sistem pembayaran
maupun dari sisi penggunaan instrumen pembayaran oleh masyarakat. NPG Ini
merupakan infrastruktur bersama. Manfaat lainnya, sistem pembayaran menjadi
lebih efisien. Jadi orang hanya perlu satu buah kartu yang dapat digunakan di
semua mesin ATM mana saja di Indonesia. Tujuan akhir dari single switching
adalah mengubah perilaku nasabah dalam melakukan pembayaran, dari kebiasaan
membayar secara tunai ke penggunaan kartu. Dengan kultur seperti itu, maka
uang yang beredar di masyarakat akan masuk dalam sistem perbankan. Selain
mendorong masyarakat untuk menabung, cara ini juga memudahkan BI dalam
melakukan pengawasan uang beredar.
BI menargetkan rencana ini terealisasi di tahun 2012.
Payment Point.
Adalah kegiatan pelayanan pembayaran melalui kerjasama antara bank dengan
pihak lain yang merupakan nasabah bank.
Pembayar Transfer Debit
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana
Adalah pihak yang mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah Dana
tertentu kepada Penerima Akhir Transfer Debit melalui Penyelenggara Pembayar
Transfer Debit.
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana
Adalah pihak yang disebut dalam Perintah Transfer Dana untuk menerima Dana
hasil
Penitipan.
Adalah penyimpanan harta berdasarklan perjanjian atau kontrak antara Bank
Umum dan Penitip,dengan ketentuan Bank Umum yang bersangkutan tidak
mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut.
Pengaksepan (Acceptance)
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana .
Adalah kegiatan PenyelenggaraPenerima yang menunjukkan persetujuan untuk
melaksanakan atau memenuhi isi
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana .
Adalah Pengirim Asal, Penyelenggara Pengirim Asal, dan semua Penyelenggara
Penerus yang menerbitkan mPerintah Transfer Dana.
Pengirim Asal (Originator)
Istilah ini berkaiytan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana.
Adalah pihak yang pertama kali mengeluarkan Perintah Transfer Dana.
Pengiriman uang.
Adalah kegiatan yang dilakukan penyelenggara Pengiriman Uang untuk
melaksanakan perintah tidak bersyarat dari pengirim kepada penyelenggara
pengiriman uang untuk mengirim uang kepada penerima.
Pengirim adalah perorangan, badan usaha berbadan hukum atau badan usaha
tidak berbadan hukum yang memberikan perintah Pengiriman Uang kepada Agen
Pengirim.
Penerima adalah perorangan, badan usaha berbadan hukum atau badan usaha
tidak berbadan hukum yang disebut dalam perintah Pengiriman Uang untuk
menerima Uang hasil Pengiriman Uang.
Pengirim Asal Transfer Debit atau Penerima Akhir Transfer Debit
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana
Adalah pihak yang pertama kali menyerahkan Perintah Transfer Debit kepada
Penyelenggara Pengirim Asal Transfer Debit yang sekaligus merupakan pihak
yang berhak menerima Dana
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana
Adalah Pengirim Asal Transfer Debit, Penyelenggara Pengirim Asal Transfer
Debit, dan semua Penyelenggara Penerus Transfer Debit yang menerbitkan
Perintah Transfer Debit
Pengguna Fasilitas CD Kliring.
Adalah peserta langsung pada penyelenggara Kliring Lokal secara Otomasi atau
Elektronik yang telah terdaftar untuk ikut serta memanfaatkan fasilitas CD
Kliring.
Status pengguna dalam memanfaatkan faslitas CD Kliring dibagi menjadi :
- Pengguna Tetap , adalah Pengguna yang memanfaatkan Fasilitas CD Kliring
setiap hari secara rutin.
- Pengguna Tidak Tetap , adalah Pengguna yang memanfaatkan Fasilitas CD
Cliring secara insidentil
lihat Fasilitas CD Kliring
Penyelenggara Kliring Lokal (PKL).
Adalah unit kerja di Bank Indonesia dan unit kerja di kantor bank yang bertugas
mengelola dan menyelenggarakan SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia) di Wilayah Kliring.
Wilayah Kliring adalah suatu wilayah tertentu yang menyelenggarakan kliring
sebagai bagian dari SKNBI..
PKL BI adalah unit kerja di Bank Indonesia yang bertugas mengelola dan
menyelenggarakan SKNBI di suatu Wilayah Kliring.
PKL Selain BI adalah unit kerja pada kantor bank yang memperoleh persetujuan
Bank Indonesia untuk mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu Wilayah
Kliring
Penyelenggara Kliring Nasional (PKN).
Adalah unit kerja di Kantor Pusat Bank Indonesia yang bertugas mengelola dan
menyelenggarakan SKNBI secara nasional.
Penyelenggara Pembayar Transfer Debit
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana
Adalah Penyelenggara yang melakukan pembayaran atau menyampaikan Dana
hasil transfer kepada Penerima Akhir Transfer Debit.
Penyelenggara Penerima
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana
Adalah Penyelenggara yangmelakukan pembayaran atau menyampaikan Dana hasil
transfer kepada Penerima.
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana
Adalah Penyelenggara Penerima Akhir Transfer Debit, Penyelenggara Penerus
Transfer Debit, dan/atau Penyelenggara Pembayar Transfer Debit yang
menerima Perintah Transfer Debit, termasuk bank sentral dan Penyelenggara
lain yang menyelenggarakan kegiatan penyelesaian akhir (settlement)
pembayaran antar-Penyelenggara
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana
Adalah Penyelenggara Penerima Transfer Debit selain Penyelenggara Pembayar
TransferDebit yang meneruskan Perintah Transfer Debit
Penyelenggara Pengirim .
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana .
Adalah Penyelenggara yangmenerima Perintah Transfer Debit dari Penerima
Akhir Transfer Debit atau pihak yang menerbitkan Perintah Transfer Debit
untuk kepentingannya sendiri, kemudian memerintahkan Penyelenggara Pembayar
Transfer Debit untuk membayarkan sejumlah Dana tertentu kepada
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana.
Adalah Penyelenggara Penerima Akhir Transfer Debit dan/atau Penyelenggara
Penerus Transfer Debit yang mengirimkan Perintah Transfer Debit
Penyelenggara Pengiriman Uang.
Adalah perorangan, badan usaha berbadan hukum dan badan usaha tidak
berbadan hukum di Indonesia yang bertindak sebagai agen pengirim dan/atau
agen penerima Pengiriman Uang.
Penyelenggara Penyelesaian Akhir.
Adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang melakukan dan bertanggung jawab
terhadap penyelesaian akhir atas hak dan kewajiban keuangan masing-masing
Penerbit dan/atau Acquirer dalam rangka transaksi Uang Elektronik berdasarkan
hasil perhitungan dari Penyelenggara Kliring.
Penyelenggara Kliring (Dalam transaksi APMK).
Adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang melakukan perhitungan hak dan
kewajiban keuangan masing-masing Penerbit dan/atau Acquirer dalam rangka
transaksi APMK ( Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu ).
Penyelenggara Penyelesaian Akhir.
Adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang melakukan dan bertanggungjawab
terhadap penyelesaian akhir atas hak dan kewajiban keuangan masingmasing
Adalah Bank dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang
menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana.Termasuk dalam pengertian
Penyelenggara menurut Peraturan Bank Indonesia , Bank dan badan usaha
berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang memperoleh persetujuan atau izin
dari Bank Indonesia sebagai:
a. peserta Sistem BI-RTGS;
b. peserta SKNBI; dan
c. penyelenggara APMK yang menyediakan jasa Transfer Dana.
Adalah istilah kliring, untuk membuat perjanjian kerja sama timbal balik sebagai
guest bank dengan peserta lain, untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya
kerusakan perangkat TPK (Terminal Peserta Kliring) dan atau JKD (Jaringan
Komunikasi Data) yang dapat mengganggu kelancaran kliring. Tembusan
perjanjian dimaksud disampaikan kepada penyelenggara .
Perintah Transfer Debit
Istilah ini berkaiytan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana.
Adalah perintah tidak bersyarat dari Pengirim Transfer Debit kepada
Penyelenggara Pengirim Transfer Debit untuk menagih sejumlah Dana tertentu
kepada Penyelenggara Pembayar Transfer Debit agar dibayarkan kepada
Penerima Akhir Transfer Debit
Peserta Kliring Antar Wilayah.
Adalah Bank yang telah memperoleh persetujuan Bank Indonesia , agar cek dan
bilyet giro yang diterbitkan oleh seluruh kantornya dapat dikliringkan di seluruh
Wilayah Kliring dimana terdapat kantor Bank tersebut yang menjadi peserta.
Petugas Internal Peserta.
Adalah pegawai peserta yang ditunjuk oleh Peserta untuk mewakili Peserta yang
bersangkutan dalam penyelenggaraan SKNBI (Sistem Klirng Nasional Bank
Indonesia).
Petugas Jasa Kurir.
Adalah pegawai Perusahaan Jasa Kurir yang ditunjuk oleh Perusahaan Jasa Kurir
yang diberi kuasa oleh Peserta untuk mewakili Peserta yang bersangkutan dalam
penyelenggaraan SKNBI diwilayah Kliring On-line Otomasi dan Wilayah Kliring
Off-line Otomasi.
Perusahaan Jasa Kurir adalah badan hukum yang memberikan jasa dibidang
penyampaian barang dan atau dokumen
Petugas Kliring.
Adalah petugas peserta yang dapat merupakan petugas internal Bank atau
petugas jasa kurir yang diberi kuasa atau wewenang tertentu oleh Peserta untuk
mewakili peserta yang bersangkutan dalam melaksanakan kegiatan SKNBI
(Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia).
Prinsip same day settlement.
Adalah prinsip Penyelesaian Akhir yang diterapkan pada tingkat Bank, yaitu :
a) Dalam penyelesaian Kliring Debet , Penyelesaian Akhir dilakukan pada tanggal
yang sama dengan tanggal diterimanya DKE Debet dari Peserta oleh PKL ; dan
b) Dalam penyelenggaraan Kliring Kredit , Penyelesaian Akhir dilakukan pada
tanggal yang sama dengan tanggal diterimanya DKE Kredit oleh PKN dari Peserta
atau PKL.
Prinsip zerohour rules,
Adalah prinsip yang diberlakukan dalam Sistim Kliring Nasional Bank Indonesia
(SKN BI)dimana apabila Peserta dicabut izin usaha dan dilikuidasi,atau
nasabahnya dipailit kan,transaksi yang sudah dilakukan sebelum dikeluarkannya
keputusan pencabutan izin usaha dan likuidasi atau pailit tidak menjadi batal
Rekening
Istilah ini berkaitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana
Adalah rekening giro, rekening tabungan, rekening lain,matau bentuk pencatatan
lain, baik yang dimiliki oleh perseorangan, minstitusi, maupun bersama, yang
dapat didebit dan/atau dikreditdalam rangka pelaksanaan Transfer Dana,
termasuk Rekening antarkantor Penyelenggara yang sama.
Rekening Khusus.
Istilah ini berkaitan dengan penarikan cek/bilyet giro kosong, adalah rekening
yang khusus dibuka dan disediakan oleh Bank Tertarik untuk Penarik yang
Rekening Gironya ditutup atas permintaan sendiri atau karena dikenakan sanksi
setelah dicantumkannya identitas Pemilik Rekening dalam daftar hitam nasional
yang berlaku, dan hanya dapat digunakan untuk menampung dana guna memenuhi
kewajiban pembayaran atas Cek dan/atau Bilyet Giro yang masih beredar
Salinan Warkat Lihat Fasilitas CD Kliring
Security Audit(Dalam Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia).
Adalah pemeriksaan terhadap keamanan teknologi informasi internal
Penyelenggara Kliring Lokal (PKL) selain BI, hubungan (interface) antara aplikasi
KPK (Komputer Penyelenggara Kliring ) dengan system internal PKL Selain BI
serta kondisi lingkungan PKL Selain BI. Pelaksanaan Security Audit dapat
dilakukan oleh auditor internal bank yang kantornya menjadi PKL Selain BI atau
auditor eksternal.
Dalam hal Bank memiliki beberapa kantor yang menjadi Penyelenggara Kliring
Lokal Selain BI, security audit dilakukan terhadap seluruh kantornya yang
menjadi PKL Selain BI.
Self Regulatory Organization (SRO) di bidang Sistem Pembayaran.
Adalah suatu forum atau institusi yang berbadan hukum Indonesia yang dapat
mengeluarkan ketentuan bagi anggotanya mengenai hal hal teknis dan mikro
dibidang Sistem Pembayaran ,yang belum diatur atau merupakan penjabaran
lebih lanjut dari ketentuan Bank Indonesia di bidang Sistem Pembayaran.
Kehadiran SRO diperlukan agar dapat mengeluarkan aturan yang lebih rinci dan
lebih teknis bagi para anggotanya guna menunjang kelancaran operasional.Hal ini
diperlukan karena Industri Sistem Pembayaran yang tumbuh pesat serta dengan
memanfaatkan teknologi yang main canggih. Aturan yang dikeluarkan SRO
diharapkan melengkapai ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia berupa
Peraturan Bank Indonesia (PBI)dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) di
bidang Sistem Pembayaran.SRO di bidang Sistem Pembayaran menjadi mitra
Bank Indonesia sebagai regulator di bidang Sistem Pembayaran.
Sertifikat Deposito lihat CD / Certificate of Deposit.
Istilah ini berkaiytan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana
Adalah tanggal tertentuPenyelenggara Penerima wajib melaksanakan Perintah
Transfer Dana dari Pengirim Asal.
Tanggal Pembayaran (Payment Date)
Istilah ini berkaiitan dengan Peraturtan Bank Indonesia tentang Transfer Dana
Adalah tanggal saat Penyelenggara Penerima Akhir wajib menyediakan Dana yang
dapat digunakan untuk kepentingan Penerima
Teller.
Adalah pegawai bank yang menangani uang dan melayai penyetor serta nasabah
lainnya dalam pengambilan dan penyetoran . Fungsi utama Teller adalah menerima
setoran (deposits) dan membayar penarikan-penarikan tunai (withdrawals). Dalam
Bank yang besar terdapat beberapa Teller terpisah untuk transaksi-transaksi
Adalah kegiatan antar Bank yang meliputi permintaan , penawaran dan penukaran
ULE (Uang yang masih Layak Edar) dalam rangka memenuhi kebutuhan jumlah
nominal dan/atau jenis pecahan Uang.
Transfer Dana
Adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari Pengirim Asal yang
bertujuan memindahkan sejumlah Dana kepada Penerima yang disebutkan dalam
Perintah Transfer Dana sampai dengan diterimanya Dana oleh Penerima
Transfer Debet.
1.Dalam Kliring (SKNBI).
Adalah transaksi yang dilakukan oleh Peserta pengirim , untuk kepentingan dan
untuk untung Peserta pengirim atau nasabah Peserta pengirim dan atas beban
Peserta penerima atau nasabah Peserta penerima
2.Dalam BI-RTGS.
Adalah transaksi yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mendebet Rekening
Giro Peserta Penerima di Bank Indonesia dan mengkredit rekening lainnya yang
ada di Bank Indonesia.
Transfer Kredit.
1.Dalam Kliring (SKNBI).
Adalah transaksi yang dilakukan oleh dan atas beban Peserta pengirim untuk
kepentingan Peserta pengirim atau nasabahnya , dan untuk untung Peserta
penerima atan nasabahnya.
2. Dalam BI-RTGS.
Adalah transaksi yang dilakukan oleh Peserta pengirim untuk mendebet Rekening
Giro Peserta pengirim di Bank Indonesia dan mengkredit rekening lainnya yang
ada di Bank Indonesia .
Walk in Customer (WIC).
Adalah pengguna jasa Bank yang tidak memiliki rekening pada Bank tersebut,
tidak termasuk pihak yang mendapatkan perintah atau penugasan dari Nasabah
untuk melakukan transaksi atas kepentingan Nasabah tersebut.
Warkat Debet.
Adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban nasabah
atau Bank melalui Kliring Debet.
Jenis Warkat Debet:
Jenis Warkat Debet yang dibakukan untuk diperhitungkan dalam SKNBI yaitu:
a.Cek adalah cek sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) yang ditarik baik atas beban nasabah Bank atau atas beban bank.
b.Bilyet Giro adalah bilyet giro sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai Bilyet Giro.
c. Wesel adalah wesel sebagaimana diatur dalam KUHD, yang diterbitkan oleh
Peserta.
d.Nota Debet adalah Warkat Debet yang digunakan untuk menagih dana pada
Peserta lain untuk untung nasabah Peserta atau Peserta yang menyampaikan
Nota Debet tersebut. Nota Debet yang dikliringkan hendaknya telah
diperjanjikan dan dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh Peserta yang
menyampaikan Nota Debet kepada Peserta yang akan menerima Nota Debet
tersebut.
e.Warkat Debet lain yang mendapatkan persetujuan Bank Indonesia antara lain
adalah voucher perjalanan (travellers cheque), voucher untuk deviden (dividend
cheque), voucher untuk cinderamata (gift cheque) dan Surat Bukti Penerimaan
Transfer (SBPT) yang merupakan surat bukti penerimaan transfer dari luar kota
yang dapat ditagihkan kepada Peserta penerima dana transfer melalui
penyelenggaraan SKNBI.
Warkat Kliring Elektronik.
Adalah warkat kliring baku yang dapat diperhitungkan dalam penyelenggaraan
Kliring elektronik yang terdiri dari :
1. Cek.
2. Bilyet Giro.
3. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT).
4. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT).
5. Nota Debet.
6. Nota Kredit.
Warkat dibuat sesuai standard yang ditetapkan Bank Indonesia, menyangkut
mutu kertas, ukuran dan sudah di lengkapi dengan Clear Band untuk mengisi data
keperluan kliring dengan MICR code line sehingga dapat dibaca oleh Sistem
Pusat Komputer Kliring Elektronik (SPKE).
Wilayah Kliring On-line Otomasi.
Adalah Wilayah Kliring dimana penyampaian DKE (Data Keuangan Elektronik )
Debet dari TPK (Terminal Peserta Kliring) ke KPK (Komputer Penyelenggara
Kliring) dilakukan secara on-line dan pemilahan Warkat Debet dilakukan secara
otomasi.
ISTILAH AKUNTING
dan Harta Tetap. Aktiva dapat dikelompokkan atas aktiva produktif atau yang
menghasilkan, dan aktiva yang mendukung produkltivitas dari aktiva produktif
seperti Aktiva Tetap dan Aktiva lancar berupa kas. Aktiva produktif disebut
juga sebagai Risk Asset karena mengandung risiko.
Aktiva valuta asing.
Adalah aktiva yang terdiri dari kas, emas, giro (termasuk giro pada Bank
Indonesia), deposit on call,deposito berjangka, sertifikat deposito, margin
deposit, surat berharga, kredit yang diberikan, nilai bersih wesel ekspor yang
telah diambil alih, rekening antar kantor aktiva dan tagihan lainnya, dalam valuta
asing baik kepada penduduk maupun bukan penduduk.
Akuntansi lindung nilai (hedge accounting).
Adalah suatu perlakuan akuntansi khusus bagi transaksi lindung nilai yang
mencakup instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai, yang bertujuan
untuk memastikan keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai dan item
yang dilindung nilai diakui dalam laporan laba rugi pada periode yang sama.
Jika akuntansi lindung nilai tidak diterapkan, maka instrumen lindung nilai (yang
umumnya merupakan instrumen derivatif) akan diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi, sementara item yang dilindung nilai (umumnya merupakan
instrumen keuangan) akan diukur berdasarkan biaya perolehan, biaya perolehan
diamortisasi, atau nilai wajar sesuai kategori instrumen keuangan tersebut. Hal
ini akan menimbulkan ketidaksesuaian (mismatch) periode pengakuan keuntungan
(gain) dan kerugian (loss) dari instrumen lindung nilai dan item yang dilindung
nilai. Dengan akuntansi lindung nilai,bank dapat melakukan saling hapus antara
keuntungan dan kerugian pada periode yang sama berdasarkan nilai wajar dari
instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai.
Anjak Piutang (Factoring).
Adalah jenis pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan piutang
atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi usaha.
Aset keuangan.
(b) Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi. Entitas dapat menggunakan penetapan ini hanya bila
memenuhi paragraf 11, atau ketika melakukannya akan menghasilkan informasi
yang lebih relevan,karena:
(i) mengeliminasi atau mengurangi secara significan ketidak-konsistenan
pengukuran dan pengakuan (kadang diistilahkan sebagai accounting mismatch)
yang dapat timbul dari pengukuran aset atau kewajiban atau pengakuan
keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yangberbeda; atau
(ii) kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan atau keduanya dikelola dan
kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen
risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang
kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci dari
entitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak
yang mempunyai Hubungan Istimewa), misalnya Dewan Direksi dan Presiden
Direktur.
Aset keuangan tersedia untuk dijual.
Adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk
dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai
(a) pinjaman yang diberikan atau piutang,
(b) investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau
(c) aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset tetap.
Adalah aset yang memenuhi/meliputi hal-hal sbb :
1. Aset tetap, antara lain, meliputi tanah, bangunan, alat angkut, inventaris.
Khusus untuk inventaris, perlakuannya tergantung dari kebijakan materialitas
2 Dapat diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu sampai
siap pakai; atau dari transaksi sewa pembiayaan.
3. Aset tetap yang diperoleh untuk tujuan keamanan atau lingkungan, mungkin
tidak menambah masa manfaat tetapi diperlukan bagi perbankan untuk
memperoleh manfaat ekonomi dari aset tetap yang lain. Perolehan aset tetap
semacam itu diakui sebagai aset tetap.
4. Untuk aset tetap yang diperoleh melalui pembelian atau dibangun sendiri,
Adalah Audit terhadap teknologi sistem informasi suatu organisasi atau bank
tanpa bantuan sarana komputer dan cukup menitik-beratkan pada aspek
lingkungannya seperti organisasi dan manajemen, kecukupan struktur
pengendalian intern, sistim dan pemrograman, serta operasi komputer, yang
terutama bertujuan untuk meyakini keamanan dan kelangsungan operasi system.
Audit atas laporan keuangan penutup.
Istilah ini berkaitan dengan dimulainya pelaksanaan LPEI, adalah proses
penutupan seluruh akun untuk menunjukkan posisi terakhir dari akun-akun
tersebut pada tanggal penutupan pembukuan, disertai dengan pemberian opini
wajar.
Selanjutnya, laporan keuangan yang telah ditutup tersebut menjadi dasar
penyusunan laporan keuangan pembukaan LPEI. Konsultan hukum memberikan
opini atas aspek hukum yang terkait dengan peralihan Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Bank Ekspor Indonesia menjadi LPEI
Audit Berdasar Risiko, lihat Risk Based Audit.
Audit Charter.
Adalah suatu dokumen yang disahkan oleh pengurus bank, biasanya ditanda
tangani oleh Direktur utama Bank dan di confirm oleh Komisaris Utama, berisikan
paling kurang pokok pokok sebagai berikut :
Tujuan dan luas cakupan fungsi audit
Posisi dari Internal Audit Departemen dalam organisasi bank, kewenangannya,
tanggung jawabnya, dan kaitannya dengan fungsi control lainnya.
Pertanggung Jawaban dari Kepala Internal Audit Departemen
Dalam Audit Charter, Direksi Bank (Senior Management) memberikan hak
inisiatif kepada Internal Audit Departemen dan kewenangan untuk melakukan
hubungan langsung (akses) kepada setiap staff bank, untuk memeriksa setiap
kegiatan atau unit kerja bank, juga akses terhadap semua catatan, files atau
data bank, termasuk informasi manajemen serta minutes (berita acara) rapat
atau konsultasi serta Badan/lembaga pembuat keputusan dalam bank, sepanjang
terkait (relevan) dengan masalah atau pelaksanaan tugas.
Audit charter harus mengemukakan terms and conditions yang jelas apabila ada
pihak dalam organisasi bank yang memerlukan bantuan konsultasi atau adpis atau
untuk pelaksanaan suatu tugas khusus dari Internal Audit Departemen. Audit
Charter harus dikomunikasikan kepada semua pihak dalam organisasi Bank.
Audit Committee (Komite Audit).
Adalah suatu Badan (Lembaga) yang membantu tugas tugas Komisaris Bank
dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
(1) Komite Audit melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan
pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka
menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan
keuangan.
(2) Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Komite Audit paling kurang melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
a. pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern;
b. kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar audit
yang berlaku;
c. kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku;
d. pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit
Intern, akuntan publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia, guna memberikan
rekomendasi kepada dewan Komisaris.
(3) Komite Audit wajib memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada dewan Komisaris untuk disampaikan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
Audit Committee Charter.
Adalah suatu charter yang mengatur tata kerja dari Komite Audit dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya. Lazimnya berisikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Misi Komite Audit
2. Wewenang (Kuasa) Komite Audit , Tugas dan Tanggung Jawab
3. Qualifikasi /persyaratan anggota Komite
4. Komunikasi Komite dengan manajemen, eksternal dan internal auditor, staff
bank dan pihak pihak lainnya.
5. Rapat-rapat Komite
6. Pelaporan dan Rekomendasi
Audit Committee Charter ditanda tangani oleh Dewan Komisaris Bank dan
dikomunikasikan kepada manajemen dan pihak yang relevan dalam bank
Audit rating.
Adalah rating kinerja dari Satuan Kerja/Cabang Bank dilihat dari kacamata
audit. Audit Rating merupakan susunan peringkat Satuan Kerja/Cabang dikaitkan
dengan aspek pengendalian (Internal Control) yang wajib dilaksanakan oleh semua
Satuan kerja Bank termasuk Cabang-Cabang. Audit Rating atas Satuan
Kerja/Cabang Bank memudahkan penilaian terhadap pelaksanaan aspek
Pengendalian Intern (Internal Control) karena merupakan ukuran yang dapat
dikuantifikasi sehingga dapat dipakai sebagai patokan dalam menilai kemajuan
suatu satuan kerja/cabang bank. Audit merupakan pelaksana sebagian fungsi
Internal Control dan merupakan bagian pula dari pelaksanaan manajemen risiko.
Karena itu fungsi audit terkait dengan tujuan Internal Control sehingga
penyusunan audit rating juga mengarah kepada tujuan yang hendak dicapai dalam
pelaksanaan internal control serta good corporate governance yang menjadi
sasaran pelaksanaan manajemen risiko.
Audit Using the Computer.
Adalah audit terhadap teknologi sistim informasi suatu organisasi atau bank
dengan memanfaatkan sarana komputer melalui penggunaan perangkat lunak atau
program tertentu yang bertujuan untuk meyakini keamanan, kebenaran dan
akurasi informasi yang diproses.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan.
Adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat
pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan
amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari
selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan (baik
secara langsung maupun menggunakan perkiraan cadangan) untuk penurunan nilai
atau nilai yang tidak dapat ditagih.
Adalah beban beban yang timbul dalam rangka kegiatan pokok perusahaan. Pada
PVA Bukan Bank , beban operasional meliputi gaji, upah dan tunjangan karyawan,
beban iklan dan promosi, beban sewa kantor, beben rekening air/listrik/telepon,
beban transportasi dan perjalanan, beban pemeliharaan kendaraan , beban
penyusutan aset tetap, beban asuransi dan beban operasional lainnya
Biaya transaksi.
Adalah biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan,
penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau kewajiban keuangan.
Biaya tambahan adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak
memperoleh, menerbitkan atau melepaskan instrumen keuangan.
Biaya transaksi meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen
(termasuk karyawan yang berperan sebagai agen penjual/selling agent),
konsultan, perantara efek dan pedagang efek; pungutan wajib yang dilakukan
oleh pihak regulator dan bursa efek, serta pajak dan bea yang dikenakan atas
transfer yang dilakukan. Biaya-biaya transaksi tidak termasuk premium atau
diskonto utang, biaya pendanaan (financing costs), atau biaya administrasi
internal atau biaya penyimpanan (holding costs).
BOPO (Biaya Operational terhadap Pendapatan Operational).
Adalah rasio atau perbandingan antara Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional yang dihitung dalam persentase. BOPO merupakan ukuran efisiensi
operasional bank, dengan kata lain semakin kecil persentasenya dapat dianggap
semakin efisien operasional bank yang bersangkutan, sebaliknya BOPO yang
melebihi 100% menunjukkan bahwa bank yang bersangkutan merugi secara
operasional karena biaya lebih tinggi dari pendapatan .
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit.
Adalah cadangan yang dibentuk untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian dari
kredit yang tidak tertagih. Dalam mengukur dan membentuk cadangan kerugian
penurunan nilai kredit, bank harus memperhatikan hal-hal berkut:
1) Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk berdasarkan selisih antara nilai
tercatat kredit dan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskonto
Derivatif.
Adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain yang termasuk dalam ruang
lingkup Pernyataan ini dengan tiga karakteristik berikut ini:
(a) nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan dalam suku bunga, harga
instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga
atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel
lainnya yang telah ditentukan, sepanjang untuk variabel non keuangan bukan
merupakan variabel yang ditentukan secara khusus bagi para pihak dalam kontrak
tersebut (sering disebut dengan variabel yang mendasari).
(b) tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto
dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan untuk
kontrak sejenis lainnya yang diperkirakan akan menghasilkan pengaruh yang sama
terhadap perubahan faktor pasar; dan
(c) diselesaikan pada tanggal tertentu di masa mendatang.
Derivatif melekat(embedded derivative).
Adalah instrumen derivatif yang melekat pada kontrak lainnya yang merupakan
kontrak utama (host contract) yang dapat menyebabkan perubahan sebagian atau
seluruh arus kas yang dipersyaratkan dalam kontrak utama sejalan dengan
perubahan variabel tertentu yang mendasari (underlying variable).
Dewan Audit , lihat Komite Audit.
Dual Custody.
Adalah sistim penyimpanan fisik terhadap aset atau dokumen bank yang
dilakukan dibawah pengawasan 2 (dua) orang, dimana untuk mengeluarkan asset
atau dokumen tersebut dari penyimpanannya harus dilakukan berdasarkan izin
atau sepengetahuan 2 (dua) orang tersebut.
Dual custody lazimnya diterapkan pada asset yang mudah di salah-gunakan,
seperti uang tunai, surat berharga (seperti SBI, Obligasi), dokumen jaminan
kredit seperti Sertifikat tanah, BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor) dan
sebagainya.
Auditor dan bank sendiri dalam melaksanakan audit bank, yang terjemahan
bebasnya sebagai berikut :
Prinsip 1.
External auditor suatu bank harus mempunyai pengetahuan tentang industri
perbankan dan cukup kompeten dalam melihat risiko yang material terhadap
misstatement pada laporan keuangan bank dan memenuhi secara layak
persyaratan ketentruan yang diperlukan yang merupakan bagian dari statutory
Audit. (Lihat Statutory Audit).
Prinsip 2
External Auditor Bank harus objektif dan independen dalam fakta dan penyajian
berkenaan dengan bank , konsisten dengan persyaratan persyaratan yang lebih
pokok yang aplikable bagi kepentingan perusahaan public sesuai dengan standar
etik yang diterima secara internasional.
Prinsip 3
External auditor Bank harus bekerja secara profesional scepticism ketika
merencanakan dan melaksanakan audit Bank berkaitan dengan tantangan yang
spesifik dalam mengaudit Bank. Profesioanal Scptism dapat diartikan secara
professional punya rasa curiga atau tidak mudah percaya sebelum diyakini
faktanya (Penulis).
Prinsip 4.
Audit firms yang mengerjakan audit Bank harus memenuhi persyaratan pokok
menyangkut quality control yang aplikabel terhadap perusahaan public sesuai
dengan standard quality control yang diterima secara internasional.
Prinsip 5
External auditor Bank harus melakukan indentifikasi dan asesmen terhadap
risiko mistatemen yang material pada laporan keuangan Bank dengan
mempertimbangkan kompleksitas aktivitas Bank dan kebutuhan bank bagi
lingkungan pengendalian (control environment) yang kuat.
Prinsip 6
External Auditor Bank harus bisa melihat secara proporsional risiko yang
signifikan dari misstatemen yang material dalam laporan keuangan bank.
Prinsip 7
Audit Komite Bank harus mempunyai suatu tatacara yang jelas dalam meproses
persetujuan atau merekomendasikan persetujuan , penunjukan atau penunjukan
ulang atau penggantian external auditor serta renumerasi bagi external auditor.
Prinsip 8
Komite Audit Bank harus memantau dan melakukan asesmen terhadap
independensi dari external auditor.
Prinsip 9
Komite Audit Bank harus memantau dan melakukan asesmen terhadap efektivitas
pelaksanaan audit oleh extertnal auditor.
Prinsip 10.
Komite Audit Bank harus mempunyai komunikasi yang efektif dengan external
auditor agar memungkinkan bagi Komite Audit Bank untuk melaksanakan tanggung
jawab pengawasannya.
Prinsip 11
Komite Audit Bank harus mempersyaratkan kepada external auditor untuk
melaporkan kepada Komite Audit hal hal penting yang relevan dengan tanggung
jawab pengawasan Komite Audit
Prinsip 12
Otoritas Penagawasan bank dan External Auditor Bank harus mempunyai
hubungan yang efektif yang mencakup adanya channel komunikasi yang sesuai
untuk pertukaran informasi yang relevan dalam rangka mengemban tanggung
jawab tugas masing masing.
Prinsip 13.
External Auditor Bank harus memberikan laporan kepada Otoritas Pengawasan
Bank terhadap permasalahan yang diperkirakan akan menjadi materi yang
signifikan bagi pelaksanaan fungsi Otoritas Pengawasan Bank.
Prinsip 14
Harus dimungkinkan adanya komunikasi setiap saat serta komunikasi secara
regular antara Otoritas Pengawasan Bank dengan external auditor bank , serta
organisasi profesi akunting sebagai satu kesatuan tentang risiko risiko kunci (key
risks) serta isu systemic sebagaimana pertukaran pandangan (diskusi) yang
terus menerus tentang isu perkembangan teknik akunting dan auditing.
Prinsip 15.
Harus ada dialog secara regular yang efektif antara Otoritas Pengawasan Bank
dengan Badan Pengawas Audit Firms yang relevan (relevan audit oversight
body).
Prinsip 16.
Otoritas Pengawasan Bank dan Badan Pengawas Audit Firms harus membatasi
diri dalam bertukar informasi khususnya menyangkut ketentuan informasi yang
bersifat konfidensial .
Footing.
Adalah istilah auditing untuk salah satu teknik audit yaitu memeriksa kebenaran
penjumlahan kebawah dari suatu daftar yang diuji. Biasanya diberi tanda
dibawah angka yang diuji sebagai simbol bahwa penjumlahan telah dilakukan
dengan benar.
Apabila pengujian tersebut dilakukan terhadap penjumlahan ke samping, maka
pengujian itu disebut cross footing.
FVO (fair value option).
Adalah pengukuran nilai wajar Aset Keuangan melalui laporan laba rugi.
Keputusan Bank untuk mengukur nilai wajar aset keungan melalui laporan laba
rugi serupa dengan pilihan kebijakan akuntansi, dan ditetapkan bank pada saat
pengakuan awal.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
(a) Penetapan nilai wajar (FVO) harus dilakukan terhadap seluruh instrumen
Adalah risiko-risiko yang dapat dilakukan lindung nilai. Pada prinsipnya, setiap
risiko keuangan yang timbul dalam kegiatan usaha bank dapat dilindung nilai.
Namun, PSAK 55 menyatakan bahwa:
a) Hanya risiko tertentu yang dapat diidentifikasi dan ditetapkan untuk dilindung
nilai; dan
b) Risiko-risiko tersebut dapat berdampak pada laporan laba rugi.
Jenis-jenis risiko yang dapat dilindung nilai untuk instrumen keuangan antara lain
mencakup risiko suku bunga, risiko pelunasan dipercepat, risiko nilai tukar, dan
risiko kredit.
Jenis-jenis risiko yang dapat dilindung nilai untuk instrumen non keuangan antara
lain mencakup risiko nilai tukar dan risiko nilai wajar secara keseluruhan.
Untuk memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai, lindung nilai harus terkait
dengan risiko yang telah diidentifikasi dan ditetapkan secara spesifik dan
mempengaruhi laporan laba rugi.
Jika risiko yang dilindung nilai hanya risiko-risiko tertentu yang dapat
diatribusikan pada item yang dilindung nilai, maka perubahan yang diakui dalam
nilai wajar item yang dilindung nilai yang tidak berkaitan dengan risiko yang
dilindung nilai diakui berdasarkan kategori item yang dilindung nilai, yaitu diakui
pada laporan laba rugi untuk instrumen dalam kategori Diukur pada Nilai Wajar
melalui Laporan Laba Rugi atau diakui secara langsung dalam ekuitas untuk
instrumen dalam kategori Tersedia untuk Dijual.
Instrumen keuangan.
Adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan kewajiban
keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
Instrumen lindung nilai.
Adalah:
(a) derivatif yang telah ditetapkan; atau
(b) aset keuangan non derivatif atau kewajiban keuangan non derivatif yang telah
ditetapkan (hanya untuk lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar mata uang
asing), yang mempunyai nilai wajar atau arus kas yang diperkirakan dapat saling
hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai.
Adalah kewajiban kepada bank dan pihak keti ga bukan bank yang berasal dari
kontrak penjualan surat berharga dengan janji dibeli kembali (repo).
Kewajiban derivatif.
Adalah kewajiban yang merupakan potensi kerugian berdasarkan proses valuasi
atas perjanjian/ kontrak derivatif yang mencerminkan selisih negatif antara nilai
kontrak dengan nilai wajar transaksi derivatif pada tanggal laporan.
Kewajiban Keuangan.
Adalah setiap kewajiban yang berupa:
(a) Kewajiban kontraktual:
(i) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
(ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang berpotensi merugikan entitas tersebut;
(b) Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen
ekuitas milik entitas yang bersangkutan dan merupakan suatu:
(i) non derivatif dalam hal entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menyerahkan suatu jumlah yang variabel (variable number) dari instrumen
ekuitas milik entitas;\ atau
(ii) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain untuk suatu jumlah yang telah
ditetapkan (fixed amount) dari instrumen ekuitas milik entitas. Untuk tujuan ini
instrumen ekuitas milik entitas tersebut tidak termasuk instrumen yang mereka
sendiri merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas
milik entitas tersebut di masa yang akan dating
Kewajiban (Liabilities) Pengiriman Uang /Money Remittance.
Kolusi.
Adalah persengkongkolan antara seseorang (nasabah) dengan oknum bank dengan
mempelajari kelemahan prosedur bank dan berusaha memanfaatkan kelemahan
tersebut dengan berbagai cara yang melawan hukum (memalsukan, merekayasa,
membuat transaksi fiktif dan sebagainya) untuk memperoleh keuntungan bagi
mereka sehingga menyebabkan kerugian bagi bank. Kolusi dapat terjadi pada
semua aspek kegiatan bank, mulai dari transaksi kas, transaksi impor/ekspor
serta valuta asing, transaksi surat berharga, kliring, perkreditan, pengadaan
barang dan lainnya.
Komite Audit.
Adalah komite yang membantu dewan Komisaris bank dalam hubungannya dengan
tugas-tugas dewan Komisaris dalam pengawasan pelaksanaan fungsi pengendalian
khususnya Internal dan eksternal audit dalam bank.
Anggota Komite audit paling kurang terdiri dari :
i. Seorang Komisaris Independen
ii. Seorang dari Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan dan
akuntansi
iii. Seorang dari Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang hukum atau
perbankan
Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen. Anggota Direksi dilarang
menjadi anggota Komite Audit.
Komisaris Inependen dan Pihak Independen yang menjadi anggota Komite Audit
paling kurang 51 % dari jumlah anggota komite audit.
Anggota Komite Audit wajib memiliki integritas , akhlak dan moral yang baik.
Tugas dan tanggung jawab :
1. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit
serta pemantauan tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan
pengendalian intern termasukkecukupan proses pelaporan keuangan.
2. Paling kurang melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap :
Pelaksanaan tugas satuan kerja audit intern
Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar audit
yang berlaku
Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku
Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kereja Audit
Intern, akuntan publik ,dan hasil pengawasan Bank Indonesia
3. Wajib memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan
Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat
Umum Pemegang Saham.
Komitmen kuat pembelian.
Adalah suatu perjanjian antar pihak yang tidak mempunyai hubungan
istimewa,mengikat kedua belah pihak dan biasanya dapat dipaksakan secara
hukum, yang memuat semua persyaratan yang signifikan, termasuk harga dan
waktu transaksi, termasuk disinsentif untuk wanprestasi yang besarnya memadai
untuk para pihak untuk melakukan hal-hal yang diperjanjikan menjadi
kemungkinan besar terjadi (highly probable).
Komitmen pasti.
Adalah perjanjian yang mengikat untuk mempertukarkan sumber daya dalam
kuantitas tertentu pada tingkat harga tertentu dan pada tanggal atau tanggaltanggal tertentu di masa datang.
Kuesioner Pengendalian Intern.
Adalah kuesioner yang digunakan oleh auditor untuk menilai kecukupan
pengendalian intern dari satuan kerja yang di audit. Lazimnya kuesioner berisi
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan prosedur pelaksanaan suatu
transaksi/kegiatan yang pilihan jawabannya adalah ya dan Tidak. Jawaban
ya berarti baik dan jawaban tidak merupakan hal yang perlu di analisa lebih
lanjut karena mengandung kelemahan dalam sistim pengendalian intern yang
diuji .
Kurs Penutupan.
Adalah kurs penutupan pada pukul 16.00 WIB setiap hari yang dapat dilihat pada
informasi Laporan Harian Bank Umum yang dikelola Bank Indonesia.
laporan keuangan
Laporan Keuangan Konsolidasi.
Adalah laporan keuangan yang merupakan hasil konsolidasi dengan grup usaha,
baik dengan perusahaan anak mapun dengan induk perusahaan dibidang keuangan.
Bank wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan Pelaksanaan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku dan menyampaikannya kepada Bank
Indonesia berdasarkan Ketentuan Bank Indonesia.
Penyampaian Laporan Keuangan Konsolidsi ditetapkan dan di atur lebih lanjut
oleh Bank Indonesia pada :
1. Laporan keuangan konsolidasi yang disajikan pada Laporan Tahunan
2. Laporan keuangan Konsolidasi yang disajikan pada Laporan Keuangan Publikasi
Triwulanan.
Laporan Keuangan Tahunan.
Adalah Laporan Keuangan akhir tahun Bank yang disusun berdasarkan standar
akuntansi keuangan yang berlaku. Laporan Keuangan Tahunan terdiri dari;
Neraca; Laporan Laba Rugi; Laporan Perubahan Ekuitas; Laporan Arus Kas;
catatan atas laporan keuangan termasuk tentang Komitmen dan Kontinjensi.
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan.
Adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Laporan Bulanan Bank Umum
yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan,
sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Laporan keuangan publikasi bulanan sekurang-kurangnya memuat :
a. Laporan keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi.
b. Komitmen dan kontinjensi.
c. Rincian kualitas aktiva produktif.
d. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang telah di bentuk dibandingkan
dengan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk.
e. Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum.
Sebelum dipublikasikan oleh Bank Indonesia, Laporan bulanan tersebut
disampaikan lebih dulu kepada bank yang bersangkutan untuk dilakukan penelitian
mengenai akurasinya.
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan.
Adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan
yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia.
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan wajib disajikan dalam mata uang rupiah
dan sekurang kurangnya mencakup :
a. Laporan keuangan yang terdiri dari Neraca; Laporan Laba Rugi; Laporan
perubahan Ekuitas.
b. Komitmen dan Kontinjensi.
c. Jumlah penyediaan dana kepada pihak terkait.
d. Kualitas aktiva produktif, kredit property dan kredit yang di restrukturisasi.
e. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk dibandingkan dengan
Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk.
f. Persentase pelanggaran dan pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit.
g. Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum.
h. Transaksi spot dan transaksi derivative.
i. Rasio Posisi Devisa Neto.
j. Beberapa rasio keuangan bank.
k. Aktiva bank yang dijaminkan.
l. Kredit usaha kecil.
m. Informasi lain yang meliputi komposisi pemegang saham dan susunan pengurus.
Laporan keuangan publikasi triwulanan wajib disajikan sekurang-kurangnya dalam
bentuk perbandingan dengan laporan yang sama pada periode sebelumnya.Laporan
untuk akhir bulan Desember wajib mencantumkan nama Akuntan publik (Partner
in charge) serta opini dari akuntan publik yang bersangkutan.
Laporan perubahan ekuitas.
Adalah laporan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih
atau kekayaan bank selama periode pelaporan. Perubahan ekuitas bank
menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama
periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan
harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas kecuali
untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti
setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan
kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang
bersangkutan.
PAPI mengatur Laporan perubahan ekuitas sbb :
Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama
laporan keuangan, yang menunjukkan:
1. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.
2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas;
3. Pengaruh kumulati f dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.
4. Transaksi modal dengan pemilik dan transaksi distribusi kepada pemilik.
5. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya; dan
6. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio
dan
cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah
setiap perubahan.
Laporan Tahunan.
Adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun.
Laporan tahunan sekurang-kurangnya mencakup :
a. Informasi umum yang meliputi antara lain, kepengurusan; kepemilikan;
perkembangan usaha bank dan kelompok usaha bank; strategi dan kebijakan
manajemen dan Laporan manajemen.
b. Laporan Keuangan Tahunan yang terdiri dari; Neraca; Laporan Laba Rugi;
Laporan Perubahan Ekuitas; Laporan Arus Kas; catatan atas laporan keuangan
termasuk tentang Komitmen dan Kontinjensi.
c. Opini dari Akuntan Publik.
d. Seluruh aspek tranparansi dan informasi yang wajib di sampaikan dalam
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan.
e. Seluruh aspek pengungkapan (disclosure) yang wajib di ungkapkan sesuai
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Pedoman Akuntansi Perbankan
Misalnya :
untuk melakukan audit rutin pada suatu satuan kerja (cabang bank) berdasarkan
pengalaman sebelumnya diperlukan waktu 20 hari oleh 3 orang auditor, atau = 20
x 3 = 60 mandays.
Jadi apabila akan dikirimkan 2 orang auditor untuk audit di perlukan = 30 hari
untuk pelaksanaan audit tersebut, dengan asumsi kualitas dan prosedur serta
banyak sampling yang di lakukan juga sama.
Mark Up.
Adalah salah satu teknik dalam manipulasi untuk mendapatkan keuntungan yang
tidak sewajarnya:
1. Dengan meninggikan biaya investasi diatas biaya yang sebenarnya untuk
mendapatkan kredit investasi yang lebih besar (mark up oleh Debitur atau calon
debitur).
2. Meninggikan harga barang dalam pengadaan barang keperluan bank diatas
harga sebenarnya, sehingga bank membayar lebih tinggi dari seharusnya (mark
up oleh pegawai atau supplier atau kontraktor).
Metode biaya (Cost Method).
Adalah metode akuntansi yang mencatat investasi sebesar biaya perolehan.
Penghasilan baru diakui oleh bank apabila investee mendistribusikan laba bersih
(kecuali dividen saham) yang berasal dari laba setelah tanggal perolehan.
Metode Ekuitas (Equity Method).
Adalah metode akuntansi yang mencatat investasi pada mulanya sebesar biaya
perolehan (cost) dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian
pemilikan bank atas aset bersih investee yang terjadi setelah perolehan. Laporan
laba rugi bank merefleksikan bagian laba atau rugi bank atas hasil usaha
investee.
Metode Pencatatan Transaksi Mata Uang Asing.
Adalah metode yang digunakan bank dalam mencatat transaksi dalam mata uang
Adalah:
a. penjumlahan dari modal disetor, cadangan dan laba, dikurangi penyertaan dan
kerugian, bagi badan hukum Perseroan Terbatas / Perusahaan Daerah;
b. penjumlahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah, modal penyertaan,
dana cadangan, dan sisa hasil usaha, dikurangi penyertaan dan kerugian, bagi
badan hukum Koperasi; atau
c. perhitungan modal sendiri bersih atau yang dapat dipersamakan dengan itu
sesuai jenis badan hukum yang bersangkutan, bagi badan hukum lainnya
Neraca Akhir Likuidasi.
Adalah neraca yang memuat posisi dan kewajiban Bank setelah Tim Likuidasi
menyelesaikan seluruh tugasnya, yang disusun sesuai dengan Standard Akuntansi
Keuangan yang berlaku. Lihat Tim Likuidasi Bank
Neraca Penutupan (dalam Likuidasi Bank).
Adalah laporan keuangan yang memuat posisi aset, kewajiban, dan modal Bank
termasuk rekening administratif pada tanggal pencabutan izin usaha yang
disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.
Neraca Sementara Likuidasi.
Adalah neraca awal yang dibuat oleh Tim Likuidasi berdasarkan Neraca
Penutupan Bank , yang memperhitungkan /memuat sekurang-kurangnya :
a. Posisi aset berdasarkan nilai Aktual yang diperhitungkan dapat direalisasikan ;
b. Posisi kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu pengajuan tagihan atau
piutang oleh Kreditur
Net Worth.
Adalah jumlah kekayaan bersih (shareholders equity) suatu perusahaan atau
bank. Angkanya dapat dicari melalui Total Assets dikurangi Total Liabilities pada
suatu tanggal tertentu. Kelebihan assets dari liabilities adalah shareholders
equity dari suatu perusahaan atau suatu bank.
Nilai wajar.
Adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban yang
diselesaikan melalui suatu transaksi yang wajar (arms length transaction) yang
melibatkan pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai
Non Interest Income.
Pendapatan bank yang tidak berasal dari kredit serta pendapatan non
operasional. Istilah lainnya adalah fee base income.
Offsetting Account.
Adalah rekening yang berfungsi sebagai Pos Pengurang agar penyajian posisi
Aktiva dalam Laporan Keuangan (Neraca) memberikan gambaran yang lebih
kongkrit.
Rekening-rekening yang berfungsi sebagai Offsetting account antara lain
adalah :
Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif (dapat dirinci menurut jenis aktiva
produktif yang bersangkutan serta menurut kolektibilitas kredit).
Cadangan penghapusan Aktiva Tetap.
Penyisihan untuk penurunan nilai surat berharga.
PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia).
Adalah petunjuk pelaksanaan yang berisi penjabaran lebih lanju tdari beberapa
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang relevan bagi industri
perbankan. PAPI 2001 telah disesuaikan menjadi PAPI 2008. Penyesuaian
diperlukan terkait dengan diterbitkannya PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang
Instrumen Keuangan menyangkut Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK No. 55
(Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan mengenai Pengakuan dan Pengukuran
. PAPI 2008 merupakan acuan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
Bank.
Mengingat sifat PAPI merupakan petunjuk pelaksanaan dari PSAK maka untuk
hal-hal yang tidak diatur dalam PAPI tetap mengacu kepada PSAK yang berlaku.
PAPI dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Untuk perbankan syariah, istilah yang
Adalah macam macam pendapatan dan beban yang timbul diluar kegiatan pokok
perusahaan seperti pendapatan atau beban bunga, laba rugi atas penjualan aset
tetap, laba rugi atas selisih kurs serta pendapatan atau beban lainnya. Selisih
kurs (exchange difference) adalah selisih yang dihasilkan dari pelaporan jumlah
unit mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang
berbeda.
Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk simpanan atau hutang
dalam mata uang asing. Selisih kurs yang timbul sebagai perbedaan antara kurs
tanggal neraca dengan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai
keuntungan atau kerugian kurs periode berjalan.
Selain itu penggunaan kurs yang berbeda antara saldo UKA pada laporan laba
rugi yang disetarakan dalam Rupiah menggunakan kurs transaksi PVA dengan
saldo UKA pada neraca yang disetarakan dalam Rupiah menggunakan kurs Bank
Indonesia akhir periode Laporan Keuangan juga diakui sebagai keuntungan atau
kerugian kurs periode berjalan.
Pendapatan Operasional (Bagi PVA BUkan Bank).
Digunakan baik sendiri maupun bersama aset lain dalam produk barang dan
c.
d.
Pengertian dan Dasar pencatatan Aset Tetap (Pada PVA bukan Bank)
Adalah Pengertian dan adasar pPencatatan Aset Tetap yang ditetapkan Bank
Indonesia dalam ketentuan tentang Pedagang Valas bukan Bank sebagai berikut :
Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasional perusahaan,
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Aset tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aset tersebut dikurangi
akumulasi penyusutan.
Penyusutan adalah alokasi sistimatik jumlah yang dapat disusutkan (depreciable)
dari suatu aset sepanjang masa manfaat.
Masa manfaat adalah :
a.
b.
Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset oleh
perusahaan.
Penyusutan untuk periode akuntansi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi
untuk periode akuntansi yang bersangkutan.
Jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama
masa manfaat aset dengan berbagai metode penyusutan yang sistimatis dan
konsisten kecuali perubahan keadaan yang memberi alasan atau dasar suatu
perubahan metode. Dalam suatu periode akuntansi di mana metode penyusutan
berubah, pengaruh perubahan harus dikuantifikasi dan harus diungkapkan.
Pelaksanaan standar akuntansi aset tetap bagi PVA Bukan Bank adalah sama
dengan standar akuntansi aset tetap menurut PSAK pada umumnya .
modal disetor atau ditarik kembali oleh pemilik, laba atau rugi usaha, dan
pembagian keuntungan.
Ekuitas sebagai hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa
sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan
sesuai dengan peraturan pwerundangan dan akta pendirian yang berlaku.
Pada pokoknya pengungkapan unsur ekuitas diharapkan secara jelas
mengelompokkan modal disetor, dan saldo laba rugi.
Pengertian dan dasar pencatatan ekuitas bagi PVA Bukan Bank adalah sama
dengan pengertian dan dasar pencatatan ekuitas pada perusahaan umumnya
sebgaimana diatur dalam PSAK.
Penghentian pengakuan.
Adalah pengeluaran aset keuangan atau kewajiban keuangan yang sebelumnya
telah diakui dari neraca entitas
Pengujian (to examine).
Adalah salah satu teknik audit, yaitu pemeriksaan yang bersifat umum dan luas
mencakup catatan, dokumen, penilaian atas prosedur, interview petugas dan
sebagainya sehingga auditor dapat mengambil kesimpulan atas kecukupan,
memadai atau tidak kelayakan dari hal-hal yang dilakukan pengujiannya
Istilah lain yang sering digunakan dengan pengertian yang sama adalah
pengecekkan atau to check.
Penurunan nilai Kredit.
Adalah suatu kondisi dimana terdapat bukti obyektif terjadinya peristiwa yang
merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah
pengakuan awal kredit tersebut, dan peristiwa yang merugikan tersebut
berdampak pada estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan atau
kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Istilah ini berkaitan dengan ketentuan bagi Pedagang Valas bukan Bank , adalah
piutang yang timbul atas pembelian TC dari nasabah yang belum dicairkan
menjadi kas atau bank. Piutang TC meliputi TC yang sudah dibayar dan belum
ditagih ke bank atau lembaga penerbit.
Posisi Devisa Neto setiap 30 (tiga puluh) menit.
Adalah penjumlahan antara Posisi Devisa Neto secara keseluruhan akhir hari
kerja sebelumnya dengan posisi terbuka tresuri pada setiap akhir jangka waktu
30 (tiga puluh) menit.
Bank wajib mengelola dan memelihara Posisi Devisa Neto paling tinggi 20% dari
Modal setiap 30(tiga puluh) menit sejak sistem tresuri Bank dibuka sampai
dengan sistem tresuri Bank ditutup.
Perhitungan Posisi Devisa Neto setiap 30 (tiga puluh) menit menggunakan Kurs
Penutupan pada hari kerja sebelumnya.
Posisi terbuka tresuri pada setiap akhir jangka waktu 30 (tiga puluh) menit.
Merupakan selisih bersih antara transaksi beli dan jual valuta asing yang terkait
dengan kegiatan tresuri Bank pada posisi akhir 30 (tiga puluh) menit yang
bersangkutan. Perhitungan posisi terbuka tresuri dimaksud termasuk transaksi
valuta asing yang telah dilakukan (deal done) namun belum dimasukkan ke dalam
sistem tresuri. Yang dimaksud dengan kegiatan tresuri antara lai n transaksi
beli dan jual valuta asing yang dilakukan di dealing room.
Prakiraan transaksi.
Adalah transaksi di masa datang yang belum mengikat namun telah diantisipasi.
Prinsip Pengakuan Pandapatan dan Beban (Pada PVA Bukan Bank)
Rekonsiliasi.
Istilah ini dipakai baik dalam akuntansi maupun TSI (Teknologi Sistim Informasi)
sebagai proses pencocokan data akuntansi, transaksi, atau saldo suatu rekening
meliputi identifikasi, perhitungan serta membandingkan dengan sumber data.
Risk Based Audit (Audit Berbasis Risiko).
Adalah audit (terutama audit internal bank) yang difokuskan pada risiko bisnis
bank serta prosesnya. Dalam audit berbasis atau berdasarkan risiko , sumber
daya dan waktu yang digunakan untuk audit dialokasikan terutama pada area yang
berisiko tinggi. Demikian pula frekwensi audit, area yang berrisiko tinggi diaudit
lebih sering dibandingkan dengan area yang risikonya lebih rendah. Dengan
demikian audit coverage dibedakan menurut tingkatan risiko pada area yang
diperiksa, sehingga tidak semua satuan kerja diperiksa sekali dalam setahun.
Contoh sebagai berikut :
Tingkatan Risiko Satuan Kerja:-------------Frekwensi Audit:---------------High Risk--------------------------------- Setiap 6 bulan--------------------Above Average----------------------------- Setiap 9 bulan---------------Average----------------------------------- Setiap 12 bulan--------------Below average----------------------------- Setiap 18 bulan---------------Low Risk---------------------------------- Setiap 24 bulan---------------Saldo laba.
Adalah akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian
dividen dan koreksi laba rugi periode lalu. PAPI menjelaskan lebih lanjut sbb :
Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan
pembagian dividen dan koreksi laba/rugi periode lalu. Akun ini harus dinyatakan
terpisah dari akun Modal Saham. Seluruh saldo laba dianggap bebas untuk
dibagikan sebagai dividen, kecuali jika diberikan indikasi mengenai pembatasan
terhadap saldo laba, misalnya dicadangkan untuk perluasan pabrik atau untuk
memenuhi ketentuan undang-undang maupun ikatan tertentu.
Saldo laba yang tidak tersedia untuk dibagikan sebagai dividen karena
pembatasan pembatasan tersebut, dilaporkan dalam akun tersendiri yang
menggambarkan tujuan pencadangan termaksud; pembatasan-pembatasan yang
ada harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Saldo laba tidak
boleh dibebani atau dikredit dengan pos-pos yang seharusnya diperhitungkan
pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Security Audit.
(a) Dalam Sistem BI-RTGS
Adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal yang independent dari
satuan kerja operasional Sistem BI-RTGS atau auditor external terhadap
keamanan:
1. teknologi informasi internal Peserta
2. hubungan (interface) antara Aplikasi RT dengan sistem internal Peserta, dan
3. kondisi lingkungan Peserta
Peserta wajib melakukan security audit sekurang-kurangnya sekali dalam jangka
waktu satu tahun sejak kepesertaan dan setiap terjadi perubahan dalam sistem
teknologi informasi Peserta yang terkait dengan sistem BI-RTGS serta
menyampaikan hasil security audit tersebut kepada Bank Indonesia paling lambat
2 (dua) bulan setelah dilakukan security audit.
(b) Dalam Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia.
Adalah pemeriksaan terhadap keamanan teknologi informasi internal
Penyelenggara Kliring Lokal (PKL) selain BI, hubungan (interface) antara aplikasi
KPK (Komputer Penyelenggara Kliring) dengan sistem internal PKL Selain BI serta
kondisi lingkungan PKL Selain BI. Pelaksanaan Security Audit dapat dilakukan
oleh auditor internal bank yang kantornya menjadi PKL Selain BI atau auditor
eksternal. Dalam hal Bank memiliki beberapa kantor yang menjadi Penyelenggara
Kliring Lokal Selain BI, security audit dilakukan terhadap seluruh kantornya yang
menjadi PKL Selain BI.
Selisih nilai revaluasi aset tetap.
Adalah selisih nilai revaluasi aset tetap yang diklasifikasikan ke saldo laba dalam
hal Bank melakukan revaluasi aset tetap sebelum PSAK 16 diberlakukan dan
selanjutnya menggunakan metode biaya dalam pengukuran aset tetap. Termasuk
dalam komponen ini adalah selisih lebih revaluasi ase tetap yang tersisa dalam
pelaksanaan kuasi reorganisasi.
Sistem Informasi Akuntansi.
Adalah ssstem yang antara lain dapat menghasilkan laporan keuangan ,
Adalah audit yang dilakukan untuk melihat kesesuaian pokok yang diperiksa
dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku . Dalam beberaoa jurisdiksi ,
pemeriksaan tersebut bisa mencakup audit laporan keungan . Dalam jurisdiksi
lain dapat meliput tambahan materi laporan oleh external auditor seperti
laporan tentang Pengendalian intern dan regulatory return.
Struktur Pengendalian Intern.
Adalah struktur dalam organisasi bank yang meliputi kebijakan, organisasi,
prosedur, metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang bertujuan untuk
mengoptimalkan pengamanan harta kekayaan, meyakini akurasi dan kehandalan
data akuntansi, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya secara ekonomis dan
efisien serta mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah
digariskan. Dalam organisasi bank, pengendalian intern meliputi juga aspek-aspek
yang mampu menjamin keamanan dana yang disimpan oleh masyarakat dan pihak
ketiga lainnya
Sub Elemen Pengendalian Intern.
Adalah elemen yang membangun sistim pengendalian intern dalam perusahaan
termasuk bank untuk menghindarkan penyimpangan berupa kesalahan pencatatan,
menghilangkan dengan sengaja, otorisasi yang tidak semestinya, pelaksanaan yang
bersangkutan tidak tercatat lagi dalam neraca bank atau dihapus dari
pembukuan bank.
Hal tersebut tidak berarti pembebasan kepada debitur untuk tidak membayar
kewajibannya.
Write off berarti kredit tersebut telah dibukukan sebagai kerugian bank yang
dibebankan pada cadangan yang dibentuk yaitu atas beban PPAP (Pencadangan
Penghapusan Aktiva Produktif) bank. Penagihan kredit yang telah di write off
tetap dilakukan bank dengan berbagai cara dan apabila berhasil akan dbukukan
kembali untuk menambah PPAP yang bersangkutan.
Istilah lain untuk write off adalah Charge Off karena di bebankan kepada
allowances yang bersangkutan. Untuk hal yang sama dapat juga dipakai istilah
Hapus Buku atau Penghapus-Bukuan.
ISTILAH IT
Atau switch line adalah istilah komputer untuk saluran telepon (dial atau
button) yang digunakan sebagai media untuk mentransmisi data antar lokasi
tertentu.
Encoding.
Adalah istilah komputer untuk teknik yang digunakan untuk mengubah data
menjadi bentuk kode pada kartu magnetis sehingga dapat dibaca oleh
peralatan computer.
Escrow Agreement.
Adalah istilah komputer untuk suatu perjanjian yang memungkinkan
pemberian hak kepada pembeli perangkat lunak untuk dapat memiliki source
code dalam hal terjadi perusahaan pembuat software (software house)
mengalami kepailitan.
Fallback Procedure.
Adalah istilah komputer untuk suatu prosedur dalam keadaan darurat yang
harus dilakukan dengan menggunakan sistem back-up, yaitu bilamana suatu
sistem komputerisasi mengalami gangguan dan tidak dapat beroperasi
sebagaimana-mestinya.
Front End Switch ATM.
Adalah istilah komputer terhadap salah satu bentuk jaringan ATM bersama,
yaitu posisi pusat komputer perusahaan switching berfungsi sebagai titik
sentral dan menjadi penghubung antar pusat omputer milik bank-bank
anggota dengan unit ATM.
Hak Akses (dalam sistem pelaporan).
Adalah hak yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada Bank Pelapor untuk
dapat mengirim Laporan, form header, dan/atau menerima hasil olahan
Laporan melalui login ke dalam Sistem LKPBU di Bank Indonesia
Home Banking.
Adalah salah satu jenis dari Electronic Funds Transfer System (EFTS) dan
merupakan produk perbankan yang menggunakan sarana omputer untuk
memberikan pelayanan kepada nasabahnya antara lain untuk melihat mutasi
dan saldo rekening, melakukan pembayaran dan transaksi-transaksi lainnya
melalui sarana telekomunikasi.
Hot back-up.
Adalah sistem teknologi informasi cadangan dengan karakteristik:
i.sudah dipasang dengan aplikasi yang sama dengan aplikasi pada RT Server
Utama;
ii.terhubung langsung dengan RT Server Utama (online); dan
iii.up-dating data dilakukan setiap saat bersamaan dengan up-dating data
pada RT Server Utama (synchronised).
Smart Card.
Adalah kartu tabungan (kartu ATM) yang dilengkapi dengan Chip Computer
sehingga bisa digunakan pada ATM bank issuer yang tidak on line.
Chip berfungsi menyimpan data nasabah termasuk data transaksi dan saldo
nasabah sehingga bank dapat melayani pemegang kartu pada tempat-tempat
dimana ATM bank belum terpasang secara on line dengan Pusat Komputer
bank yang bersangkutan
BIS mendefinisikan Smart Card sebagai an intergrated sircuit card with a
microprocessor, capable of performing calculation.
SSSS Central Computer (SCC).
Adalah sistem komputer yang berada di lokasi Bank Indonesia yang
digunakan untuk pengendalian sistem terhadap semua penatausahaan
Transaksi Dengan Bank Indonesia dan Penatausahaan Surat Berharga serta
fungsi BI-SSSS lainnya yang terdiri dari SCC Utama dan SCC Back Up.
SCC Utama adalah SCC yang dipergunakan dalam kondisi normal.
SCC Back Up adalah SCC yang digunakan sebagai back up apabila terjadi
keadaan darurat yang menyebabkan penyelenggara tidak dapat menggunakan
SCC Utama.
SSSS Terminal (ST).
Adalah sistem komputer yang berada di Lokasi Produksi Peserta BI-SSSS
yang terhubung dengan SCC secara on line yang digunakan peserta BI-SSSS
untuk melakukan Transaksi Dengan Bank Indonesia dan atau setelmen
transaksi Surat Berharga atau fungsi BI-SSSS lainnya yang terdiri dari ST
Server Utama , ST Server Back Up dan ST Workstation.
Lokasi Produksi adalah lokasi kantor Peserta BI-SSSS dimana Peserta BISSSS dapat melakukan Transaksi Dengan Bank Indonesia dan atau setelmen
transaksi Surat Berharga serta fungsi BI-SSSS lainnya.
ST Server Utama adalah perangkat komputer yang telah dipasang (installed)
Aplikasi ST dan database BI-SSSS yang digunakan oleh peserta BI SSSS
untuk memproses Transaksi dengan Bank Indonesia dan atau setelmen
ISTILAH SYARIAH
Adalah Akad kerja sama antara pihak pertama (malik, shahibul mal, atau
Nasabah) sebagai pemilik dana dan pihak kedua (amil, mudharib, atau Bank
Syariah) yang bertindak sebagai pengelola dana dengan membagi keuntungan
usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad.
Akad mudharabah dalam Pembiayaan.
Adalah Akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul mal,
atau Bank Syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (amil,
mudharib, atau Nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi
keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam Akad,
sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh Bank Syariah kecuali jika pihak
kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.
Akad Mudharabah Musytarakah.
Adalah bentuk akad Mudharabah dimana pengelola (mudarib) menyertakan modal
atau dananya dalam kerja sama investasi.
Mudharabah Musytarakah boleh dilakukan oleh LKS karena merupakan bagian
dari hukum Mudharabah.
Ketentuan Akad :
1. Akad yang digunakan adalah Akad Mudharabah Musytarakah, yatu perpaduan
dari Akad Mudharabah dan Akad Musyarakah.
2. LKS sebagai mudharib menyertakan modal atau dananya dalam investasi
bersama nasabah.
3. LKS sebagai pihak yang menyertakan dana (musytarik) memperoleh bagian
keuntungan berdasarkan porsi modal atau yang disertakan.
4. Bagian keuntungan atau setelah diambiloleh LKS sebagai Musytarik , dibagi
antara LKS sebagai mudharib dengan nasabah dana sesuai dengan nisbah yang
telah disepakati.
5. Apabila terjadi kerugian , maka LKS sebagai musytarik , menanggung kerugian
sesuai dengan porsi modal atau dana yang disertakan.
Akad murabahah.
AdalahAkad Pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada
pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan
yang disepakati.
Akad musyarakah.
Adalah Akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan
bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian
ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing.
Akad salam.
Adalah Akad Pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dan
pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang
disepakati.
Akad qardh.
Adalah Akad pinjaman dana kepada Nasabah dengan ketentuan bahwa Nasabah
wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati.
Akad wadiah.
Adalah Akad penitipan barang atau uang antara pihak yang mempunyai barang
atau uang dan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga
keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang atau uang.
Akad wakalah.
Adalah Akad pemberian kuasa kepada penerima kuasa untuk melaksanakan suatu
tugas atas nama pemberi kuasa.
Aktiva Produktif (Pada bank Syariah).
Adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing untuk
memperoleh penghasilan, dalam bentuk Pembiayaan, Surat Berharga Syariah,
Keuangan Syariah (LKS) pada waktu yang telah disepakati oleh LKS dan nasabah.
Al-Qardh merupakan perwujudan LKS yang disamping sebagai Lembaga Komersial
juga sebagai Lembaga Sosial yang dapat meningkatkan perekonomian secara
maksimal.
Ketentuan umum :
1. Pinjaman diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang memerlukan.
2. Wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah
disepakati
3. Biaya administrasi atas beban nasabah.
4. LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bila dipandang perlu.
5. Nasabah dapat memberikan tambahan (sumbangan )dengan sukarela kepada
LKS sepanjang tidak diperjanjikan dalam akad.
6. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya
pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidak-mampuannya.
LKS dapat :
a. Memperpanjang jangka waktu pengembalian , atau
b. Menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.
Sanksi:
Dalam hal keinginan tidak mengembalikan bukan karena ketidak mampuannya, LKS
dapat menjatuhkan sanksi kepada nasabah berupa, namun tidak terbatas pada
penjualan barang jaminan,. Jika barang jaminan tidak mencukupi , nasabah tetap
harus memenuhi kewajibannhya.
Sumber dana:
Dana al-qardh dapat bersumber dari ;
a. Bagian modal LKS
b. Keuntungan LKS yang disisihkan
c. Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaqnya kepada
LKS.
Al Sharf (Jual beli mata uang ).
Adalah tansaksi jual beli mata uang berdasarkan prinsip syariah yang boleh
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
Ketentuan umum :
1. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan )
2. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan )
3. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus
sama dan secara tunai (attaqabudh). Apabila berlainan jenis maka harus
dilakukan dengan nilai tukar (kurs ) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan
dan secara tunai.
Jenis transaksi:
(1). Transaksi Spot .Yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing untuk
penyerahan pada saat itu (over the counter ) atau penyelesaiannya paling lambat
dalam jangka waktu 2 (dua) hari. Hukumnya adalah boleh , karena dianggap tunai,
sedangkan waktu 2 hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa
dihindari dan merupakan transaksi Internasional.
(2). Transaksi Forward. Yaitu transaksi pembelian dan penjualan yang nilainya
ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukannya untuk waktu yang akan
datang , antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram ,
karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan (muwaadah) dan
penyerahannya dilakukan kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan
tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam
bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil
hajah).
(3). Transaksi Swap. Yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan
harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang
sama dengan harga forward. Hukumnya haram karena mengandung unsur maisir
(spekulasi)
(4). Transaksi Option. Yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka
membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit
valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya
haram karena mengandung unsur maisir (spekulasi).
Asas Transaksi Syariah.
Adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang
/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabbaru yang memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi risiko melalui akad (perikatan ) yang sesuai
dengan syariah.
Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan
) , maysir (perjudian ) , riba , zhulm (penganiayaan ) , risywah (suap) , barang
haram dan maksiat.
Bai Al Dayn.
Adalah istilah bank syariah untuk jual beli hutang yang merujuk kepada
pembiayaan hutang. Dalam prinsip ini pembiayaan dibuat berdasarkan jual beli
dokumen perdagangan dan pembiayaan digunakan bagi tujuan pengeluaran,
perdagangan dan perkhidmatan. Hanya dokumen yang benar-benar menunjukkan
bahwa transaksi perdagangan tersebut adalah transaksi nyata, boleh diniagakan.
Nasabah yang telah menerima fasilitas jual beli dari bank syariah akan
mengeluarkan surat hutang (Promissory Notes), sementara bank syariah sendiri
tidak dapat menerbitkan surat hutang, maka surat Promissory Notes nasabah
diendos dan menjadi underlying transaction untuk menerima dana dari bank
konvensional.
Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank).
Adalah suatu lembaga keuangan internasional yang dibentuk berdasarkan
Declaration of Intent yang dikeluarkan oleh Conference of Finance Minister of
Muslim Countries di Jeddah pada Dul Qadah 1393 H (Desember 1993).
Bank secara formal dibuka pada 15 Syawal 1395 H atau 20 Oktober 1975.
Tujuan :
Untuk membantu perkembangan kemajuan ekonomi dan sosial dari negara
anggota dan masyarakat islam serta individual secara bersama-sama sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah / hukum islam.
Fungsi :
Berpartisipasi dalam equity capital dan pemberian pinjaman (loans) untuk
proyek-proyek produktif serta perusahan-perusahaan , disamping menyediakan
bantuan keuangan bagi negara anggota dalam bentuk lain untuk pengembangan
ekonomi dan sosial. Bank juga perlu untuk menghimpun dan mengoperasikan dana
kepentingan dalam risalah rapat paling kurang mencakup nama pihak yang
memiliki benturan kepentingan, masalah pokok benturan kepentingan dan dasar
pertimbangan pengambilan keputusan.
Blue Print Pengembangan Perbankan Syariah Tahun 2011-2015.
Adalah fokus pengembangan Perbankan Syariah yang pada dasarnya mencakup 7
pilar yakni:
(1) pengembangan sumber daya manusia,
(2) pengaturan dan pengawasan yang efektif,
(3) infrastruktur yang mendukung,
(4) struktur perbankan yang efektif,
(5) aliansi strategis yang sinergis,
(6) pemberdayaan nasabah yang efektif, dan
(7) novasi produk.
Pelaksanaan ketujuh fokus pengembangan dalam Blue Print tersebut akan
dijabarkan dalam bentuk program-program pelaksanaan selama 5 tahun ke depan.
Program-program tersebut saat ini (Des.2010) dalam proses finalisasi dan pada
waktunya nanti akan disampaikan kepada seluruh stake holders
BMT (Baitul Mal Wa Tamwil).
Adalah lembaga keuangan yang bergerak di tiga bidang yaitu :
(1) Sebagai lembaga keuangan dalam hal ini mengelola uang dengan pola bagi hasil,
jual beli, ijaroh serta bentuk lainnya ;
(2) Adalah sebagai lembaga yang bergerak dalam unit usaha(sektor riil.
(3) Bergerak dalam bidang sosial dengan cara mengelola dana yang bersumber
dari zakat, infaq, shodaqoh wakaf
Namun dalam operasionalnya tidak mesti ketiga bidang usaha tersebut harus di
jalankan, jadi tergantung keunggulan masing-masing BMT.
Badan hukum BMT umumnya berbentuk KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah)
Sehingga prosedur perijinannya diajukan lewat Dinas Koperasi setempat
berdasarkan aturan dari Departemen Koperasi di wilayah di mana BMT akan
didirikan.
Book building.
Adalah kegiatan penjualan SBSN kepada Pihak melalui Agen Penjual, dimana Agen
Penjual mengumpulkan pemesanan pembelian dalam periode penawaran yang telah
ditentukan
Bursa (Dalam Perdagangan Berjangka Komoditi ).
mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Charge Card Syariah.
Merupakan pola pembiayaan seperti halnya kartu kredit pada Bank Konvensional.
Namun Charge Card Syariah tidak mengenakan bunga, tetapi mengenakan fee
atas keanggotaan dan transaksi yang dilakukan. Akad yang digunakan untuk
penerapan charge card adalah Kafalah dan Al Qard.
Dana Investasi Terikat.
Adalah dana yang diterima bank dari nasabah shahibul maal dengan menggunakan
akad wakalah bil ujrah untuk disalurkan kepada mudharib tertentu.
Apabila pemilik dana (shahibul maal) memberikan batasan kepada pengelola dana
(mudharib) mengenai tempat , cara dan objek investasi, maka disebut sebagai
mudharabah mukayyadah dan menggunakan akad mudharabah. Sebagai contoh ,
mudharib dapat diperintahkan untuk:
(a) Tidak mencampurkan dana sahibul maal untuk mudharabah mukayyadah.
tertentu dengan dana lainnya,
(b) Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, tanpa
penjamin atau tanpa jaminan , atau
(c) Mengharuskan mudharib untuk melakukan investasinya secara langsung tanpa
melalui pihak ketiga.
Imbalan (fee) yang diterima oleh bank sebagai agen investasi adalah sebesar
jumlah yang disepakati tanpa memperhatikan hasil investasi.
Dalam menyalurkan dana investasi terikat, apabila bank bertindak hanya sebagai
agen investasi (investment agent), seluruh risiko kerugian yang mungkin timbul
dari penyaluran dana tersebut, ditanggung oleh pemilik dana (sahibul maal).
Deposito (pada Bank Syariah).
Adalah Investasi dana berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu berdasarkan Akad antara Nasabah Penyimpan dan Bank
Syariah dan/atau UUS.
Deposito Mudharabah.
Adalah produk penghimpunan dana dari masyarakat berupa deposito dengan
menggunakan akad mudharabah mengikuti fatwa DSN-MUI.
Akad mudharabah adalah akad yang digunakan dalam perjanjian antara pihak
penanam dana dengan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu,
dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang
telah disepakati sebelumnya.
Dalam transaksi deposito mudharabah, nasabah bertindak sebagai pemilik dana
(shahibul maal) dan bank bertindak sebagaipengelola dana (mudharib ).
Dalam kapasitasnya sebagai mudharib , bank dapat melakukan berbagai macam
usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya,
termasuk didalamnya melakukan akad mudharabah dengan pihak lain. Dana yang
disetor sebagai modal dalam deposito mudharabah harus dinyatakan jumlahnya
dalam bentuk tunai dan bukan merupakan off setting dari jumlah piutang
nasabah.
Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan
dalam akad pembukaan rekening. Nisbah dapat dalam bentuk bagi laba (profit
sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing).
Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam
kegiatan usaha bank syariah yang dalam menjalankan fungsinya bertindak secara
independen.
DPS merupakan pihak terafiliasi dan merupakan bagian dari bank.
Setiap bank syariah harus memiliki DPS yang anggotanya sedikitnya terdiri dari
2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang untuk Bank Umum Syariah
dan Bank Umum Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah dan sedikitnya 1
(satu) orang dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang untuk Bank Perkreditan
Rakyat Syariah. Dalam hal anggota DPS lebih dari 1 (satu) orang maka wajib
ditetapkan 1 (satu) orang dari anggota tersebut sebagai ketua.
Tugas , wewenang dan tanggung jawab DPS, meliputi antara lain:
a. Memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional bank terhadap
fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI
pemerintah, sarana peningkatan investasi / arus kas serta aset keuangan setara,
yang sesuai dengan Prinsip-Prinsip Syariah.
Efek Syariah.
Adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal yang akad , pengelolaan perusahaan , maupun cara
penerbitannya memenuhi Prinsip-Prinsip syariah. Suatu efek dipandang telah
memenuhi Prinsip-Prinsip Syariah apabila telah memperoleh Pernyataan
Kesesuaian Syariah. Efek Syariah mencakup ; Saham Syariah , Obligasi Syariah ,
Reksa Dana Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA)
Syariah, dan Surat Berharga lainnya yang sesuai dengan Prinsip-Prinsip Syariah
Ekonomi syariah.
Adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh orang perorang, kelompok orang,
badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum dalam rangka
memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut
prinsip syariah.
Equity Investment Risk.
Adalah risiko yang dihadapi bank Islam , yang timbul karena memasuki suatu
kerjasama untuk tujuan melakukan atau berpartisipasi dalam suatu pembiayaan
tertentu atau pada suatu kegiatan bisnis secara umum sebagaimana diuraikan
dalam akad, dan dengan mana penyedia dana ikut menaggung risiko bisnis.
Karakteristik equity investment risk dimaksud , termasuk dalam
mempertimbangan kualitas partner, kegiatan bisnis yang mendasari (underlying
business activity) dan hal-hal yang sedang berjalan lainnya. Sesuai sifatnya, tipe
equity investment ini di sajikan sebagai satu kesatuan risiko yang dikaitkan
dengan Mudarib atau partner Musharakah , kegiatan dan operasi bisnis.
FASBIS (Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah dalam rupiah).
Adalah fasilitas simpanan yang disediakan oleh Bank Indonesia kepada Bank
untuk menempatkan dananya di Bank Indonesia dalam rangka standing facilities
Syariah.
1. FASBIS menggunakan akad wadiah (titipan).
2. Jangka waktu FASBIS paling lama 14 (empat belas) hari kalender dihitung
dari tanggal penyelesaian transaksi sampai dengan tanggal jatuh tempo.
3. Dalam hal tanggal jatuh tempo transaksi FASBIS bertepatan dengan hari
libur maka tanggal jatuh tempo transaksi FASBIS dimaksud ditetapkan pada
hari kerja berikutnya.
4. Bank Indonesia dapat memberikan imbalan atas penempatan dana Bank pada
FASBIS.
5. Dalam hal Bank Indonesia memberikan imbalan FASBIS sebagaimana dimaksud
dalam angka 4 maka pemberian imbalan dilaksanakan pada saat FASBIS jatuh
tempo dengan perhitungan sebagai berikut:
Imbalan FASBIS = (Nominal FASBIS) x {(tingkat imbalan FASBIS) : 360} x
(tingkat Imbalan FASBIS).
6. FASBIS tidak dapat diperdagangkan, tidak dapat diagunkan dan tidak dapat
dicairkan sebelum jatuh tempo
Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek bagi Bank Syariah (FPJPS ).
Adalah fasilitas pembiayaan dari Bank Indonesia kepada Bank Syariah yang
hanya dapat digunakan untuk mengatasi Kesulitanm Pendanaan Jangka Pendek.
Kesulitan pendanaan jangka pendek adalah keadaan yang dialami Bank Syariah
yang disebabkan oleh terjadinya arus dana masuk yang lebih kecil dibandingkan
dengan arus dana keluar (mismatch). Ketentuan mengenai FPJPS antara lain
sebagai berikut :
Memenuhi persyaratan tingkat kesehatan 3 bulan terakhir sekurangkuranmgnya Cukup Sehat (CS) untuk predikat tingkat kesehatan secara
keseluruhan dan Sehat (S) untuk peringkat tingkat kesehatan permodalan
Dijamin dengan agunan milik bank yang bersangkutan yang berkualitas tinggi
(dapat berupa SWBI atau surat berharga lainnya)
FPJPS dapat diberikan maksimum sebesar kewajiban yang tidak dapat
diselesaikan
FPJPS yang diterima bank menggunakan prinsip Mudharabah.
Fiduciary Risk (Risiko Fidusia).
Adalah risiko yang dihadapi Bank Islam, ketika hasil pengembalian ( rate of
return) yang diberikan bank lebih rendah dari rate pasar, dimana penyimpan dana
(depositors / investors) meng-interprestasikan tingkat pengembalian yang lebih
rendah sebagai pelanggaran kontrak investasi atau salah kelola (mismanagement)
dana oleh Bank (AAOIFI 1999.Risiko Fidusia dapat terjadi karena pelanggaran
kontrak oleh Bank Islam. Contohnya, Bank mungkin tidak mampu secara penuh
memenuhi persyaratan syariah pada berbagai macam kontrak . Sementara, suatu
pembenaran bahwa bisnis Bank Islam adalah sesuai syariah , dilain pihak
terdapat ketidak mampuan untuk melaksanakan syariah atau melaksanakannya
secara tidak sesuai dengan keinginan nasabah, dapat menimbulkan masalah
ketidak percayaan dan penarikan kembali dana yang disimpan pada bank.
Financing to Value (FTV) (Pada Bank Syariah)
kedudukan sebagai peserta sistem BI-RTGS (Bank Indonesia - Real Time Gross
Settlement) dan SKNBI (Sistem Kliring Nasional-Bank Indonesia) yang harus
dilunasi pada hari yang sama dengan hari penggunaan. Dengan demikian terdapat
2 (dua ) macam FLIS yaitu :
FLIS-RTGS , yaitu FLIS untuk mengatasi kesulitan pendanaan Bank yang
terjadi selama jam operasional sistem BI-RTGS
FLIS Kliring , yaitu FLIS untuk mengatasi kesulitan pendanaan Bank yang
terjadi pada saat penyelesaian akhir atas hasil kliring Debet
Bank dapat menggunakan FLIS jika memenuhi syarat-syarat antara lain sebagai
berikut :
1. memiliki SWBI , surat berharga dan atau tagihan yang diterbitkan pemerintah
berdasarkan prinsip syariah yang dapat diagunkan
2. tidak sedang dikenakan sangsi panangguhan sebagai peserta BI-RTGS dan atau
Peserta BI-SSSS dan atau penghentian sebagai peserta SKNBI; dan
3. tidak sedang dikenakan sangsi tidak dapat memperoleh FPJPS.
4. nilai maksimum FLIS yang dapat digunakan Bank adalah sebesar nilai agunan
yang telah dipindahkan Bank ke rekening agunan surat berharga pada sarana BISSSS.
Gharar.
Ada dua uraian terhadap istilah ini.
(1). Istilah dalam perbankan syariah , yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas,
tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada
saat transaksi dilakukan.
(2).Esensi gharar adalah setiap transaksi yang berpotensi merugikan salah satu
pihak karena mengandung unsure ketidak jelasan, manipulasi dan eksploitasi
informasi serta tidak adanya kepastian pelaksanaan akad.
Bentuk bentuk Gharar , antara lain :
i.
ada.
ii.
iii.
iv.
Tidak adanya kepastian jumlah harga yang harus dibayar dan alat
pembayaran
v.
vi.
kurang atau dimanipulasi dan ketidak tahuan atau ketidak pahaman yang di
transaksikan.
perdagangan nasional dan internasional , inovasi produk dan arus informasi dalam
kerangka yang kuat , transparan serta standar dan pedoman yang diatur dengan
baik. Meningkatkan penerimaan dan peng-integrasian kepada pasar secara luas
(mainstream market).
Area yang menjadi fokus /prioritas :
1). Melakukan standardisasi terhadap isu-isu, kontrak-kontrak serta produkproduk yang terkait dengan pasar primer dan pasar sekunder .
2). Sistem perdagangan islam internasional dan sistem manajemen likuiditas agar
instrumen yang digunakan sesuai (mematuhi) syariah mencakup aspek-aspek
seperti infrastruktur perdagangan , kliring dan penyelesaiannya.
3). Research and Development dalam Islamic Capital (pasar modal islam) serta
pasar keuangan jangka pendek .
4). Forum-forum khusus dalam rangka penyebaran informasi dan penciptaan
kesadaran (awareness) tentang Islamic Capital (pasar modal islam) serta pasar
keuangan jangka pendek.
5). Pengembangan terhadap dasar-dasar segmen Capital Market dari Industri
Jasa keuangan Islam (Islamic Financial Services Industry).
Ijarah.
Adalah akad sewa menyewa antara pemilik obyek sewa termasuk kepemilikan
terhadap hak pakai atas obyek sewa, antara pemilik obyek sewa dan penyewa
untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakannya.
Ijarah Muntahiyah bit Tamlik.
Adalah akad sewa menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk
mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakannya dengan opsi
perpindahan hak milik obyek sewa baik dengan jual beli atau pemberian (hibah)
pada saat tertentu sesuai akad sewa.
IMA (Investasi Mudharabah Antar Bank).
Adalah Sertifikat yang diterbitkan oleh Kantor Pusat Bank Syariah atau Unit
Syariah Bank Umum Konvensional sebagai instrument pinjam meminjam dana di
Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS). IMA berjangka waktu pendek,
maksimum 90 hari.
Imbalan.
Istilah ini digunakan dalam transaksi SBSN (Surat Berharga Syariah Negara),
adalah pembayaran yang dapat berupa sewa, bagi hasil atau margin, atau bentuk
pembayaran lainnya sesuai dengan akad penerbitan SBSN, yang diberikan kepada
pemegang SBSN sampai dengan berakhirnya periode SBSN.
Instrumen PUAS.
Jualah.
Adalah Kantor Cabang Pembantu Syariah atau Kantor Kas Syariah yang
Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dalam rangka
membantu Kantor Cabang Syariah induknya.
o Kantor Cabang Pembantu Syariah adalah Kantor dibawah Kantor Cabang
Syariah yang kegiatan usahanya membantu Kantor Cabang Syariah induknya.
o Kantor Kas Syariah kantor dibawah Kantor Cabang Syariah yang kegiatan
usahanya membantu kantor induknya kecuali melakukan penyaluran dana .
Kartu Kredit iB.
Adalah kartu kredit seperti kartu kredit pada umumnya, dapat digunakan untuk
berbelanja di berbagai merchants, menarik uang tunai melalui ATM, membayar
berbagai tagihan (listrik, air, telepon, tv kabel, membayar biaya kuliah), untuk
membeli tiket pesawat terbang maupun mengisi ulang pulsa handphone.
Pemegang Kartu Kredit iB menikmati layanan dan fasilitas yang sama mudahnya
dengan pemegang kartu kredit pada umunya. Hal ini karena Kartu Kredit iB
didukung juga oleh Master Card International, sehingga dapat digunakan di
hampir 30 juta merchant dan mesin ATM berlogo Master Card atau Cirrus di
seluruh dunia. Kartu Kredit iB yang saat ini ada didukung oleh 3 jenis skema
perjanjian yang menjadi dasar kesyariahannya. Jenis perjanjian terdiri dari : 1.
penjaminan atas transaksi dengan merchant, atau
2. pinjaman dana atas fasilitas penarikan uang tunai, atau
3. sewa atas jasa sistem pembayaran dan pelayanan.
Atas skema yang dipilihnya, bank syariah penerbit kartu mengenakan fee kepada
pemegang kartu. Untuk fasilitas transaksi dengan merchant, besarnya fee
didasarkan pada nilai transaksi sehingga bersifat fluktuatif. Meskipun komponen
fee banyak, namun dari sisi nominal, fee yang dikenakan oleh Kartu Kredit iB
lebih rendah dibandingkan suku bunga yang dikenakan kartu kredit umumnya.
Jadi pengguna Kartu Kredit iB dapat menikmati keuntungan dari lebih rendahnya
fee tersebut dibandingkan dengan kartu kredit lain.
Kegiatan Kas diluar Kantor Bank (Syariah).
Adalah kegiatan pelayanan kas berdasarkan Prinsip Syariah terhadap nasabah
Bank, meliputi antara lain :
1. Kas Mobil atau Kas Terapung , yaitu kegiatan kas dengan menggunakan alat
transportasi darat atau air ;
2. Payment Point, yaitu kegiatan pembayaran atau penyetoran transaksi tertentu
antara lain gaji pegawai , tagihan listrik ,dan tagihan telepon melalui kerja sama
antara Bank dengan nasabah bank;
3. Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yaitu kegiatan kas yang dilakukan secara
elektronis untuk memudahkan nasabah , antara lain dalam rangka menarik atau
menyetor secara tunai , atau melakukan pembayaran melalui pemindahbukuan ,
dan memperoleh informasi mengenai saldo/mutasi rekening nasabah , termasuk
ATM yang dilakukan dengan pemanfaatan teknologi melalui kerjasama dengan
bank lain
Kegiatan Usaha Bank Syariah.
Adalah kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip syariah , yang antara lain
mencakup :
(a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro wadiah
, giro mudharabah , tabungan wadiah , tabungan mudharabah , deposito
mudharabah , dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu sesuaI
dengan prinsip syariah
(b) Menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan
berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), berdasarkan
prinsip jual beli (murabahah , salam dan istishna) , berdasarkan prinsip sewa
(ijarah) , berdasarkan prinsip pinjaman (Qardh).
(c) Menerbitkan obligasi syariah
(d) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah.
(e) Menempatkan dana pada , meminjam dana dari, atau meminjamkan dana
kepada bank syariah lain , baik menggunakan surat , sarana komunikasi maupun
dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.
(f) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antara pihak ketiga.
(g) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
(h) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak
(i) Melakukan kegiatan anjak piutang ( hawalah) ,usaha kartu debet/charge card
atau kartu pembebanan lainnya yang sesuai demngan prinsip syariah dan kegiatan
wali amanat (wakalah)
(j) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank syariah sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah dan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
(k) Melakukan kegiatan dalam valuta asing sepanjang tidak bertentangan dengan
pirinsip-prinsip syariah dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(l) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain
dibidang keuangan, seperti sewa guna usaha , modal ventura , perusahaan efek,
asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, berdasarkan
pirinsip syariah dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.
(m) Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah , dengan syartat harus
menarik kembali penyertaannya dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang tentang Perbankan , bank syariah dilarang :
a. Melakukan penyertaan modal kecuali pada hal-hal tertentu
b. Melakukan usaha perasuransian
c. Melakukan kegiatan usaha lain diluar kegiatan usaha yang diatur oleh Bank
Indonesia.
Kegiatan Usaha Yang Bertentangan Dengan Syariah.
Adalah kegiatan usaha yang terdapat unsur riba , masyir , penipuan , gharar,
barang haram , risywah, dan dzulm , antara lain berupa :
(a) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang
(b) Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) , termasuk perbankan dan
asuransi konvensional.
(c) Usaha yang memproduksi dan mendistribusi serta memperdagangkan makanan
dan minuman yang haram
(d) Usaha yang memproduksi , mendistribusi dan atau menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.
Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis.
Istilah ini digunakan berkaitan dengan fit and proper bagi pengurus bank umum
syarah, dimana disyaratkan perlunya calon antara lain mempunyai kemampuan
untuk mengantisipasi perkembangan perekonomian, keuangan dan perbankan,
menginterpretasikan visi menjadi misi BUS dan analisis situasi industri
perbankan.
KKB iB
Komoditi di Bursa.
Istilah ini berkaitan dengan perdagangan Komoditi di Bursa , adalah BUS atau
UUS yang membeli Komoditi di Bursa dari Peserta Komersial.
Konversi Akad Murabahah.
Adalah pembuatan akad baru oleh LKS bagi nasabah yang tidak bisa
menyelesaikan / melunasi pembiayaan murabahahnya sesuai jumlah dan waktu
yang disepakai, tetapi ia masih prospektif, dengan syarat :
1.Akad murabahah dihentikan dengan cara :
a)Objek murabahah dijual oleh nasabah kepada LKS dengan harga pasar
b)Nasabah melunasi sisa hutangnya kepada LKS dari hasil penjualan
bank.
(c) Opini syariah secara keseluruhan atas pelaksanaan operasional bank dalam
laporan publikasi bank.
Layanan Syariah.
Adalah kegiatan penghimpunan dana yang dilakukan di Kantor Cabang dan atau di
Kantor dibawah Kantor Cabang untuk dan atas nama Kantor Cabang Syariah pada
bank yang sama.
Bank Indonesia mengatur Layanan Syariah antara lain sebagai berikut :
(1) Layanan Syariah dapat dibuka :
a) Dalam satu wilayah kerja Kantor Bank Indonesia dengan Kantor Cabang
Syariah Induknya.
b) Dengan menggunakan pola kerja sama antara Kantor Cabang Syariah Induknya
dengan Kantor Cabang dan atau Kantor Cabang Pembantu; dan
c) Dengan mempergunakan sumber daya manusia sendiri Bank yang telah memiliki
pengetahuan mengenai produk dan operasional Bank Syariah
(2) Layanan Syariah wajib :
a) Memiliki pencatatan dan pembukuan yang terpisah dari Kantor Cabang dan
atau Kantor Cabang Pembantu ; dan
b) Menggunakan standar akuntansi keuangan yang berlaku bagi perbankan syriah.
(3) Laporan keuangan Layanan Syariah wajib digabungkan dengan laporan
keuangan Kantor Cabang Syariah induknya pada hari yang sama.
Letter of Credit (L/C) Eksport Syariah.
Adalah surat pernyataan akan membayar kepada eksportir yang diterbitkan oleh
bank untuk memfasilitasi perdagangan eksport dengan pemenuhan persyaratan
tertentu sesuai dengan prinsip syariah..
Dalam pelaksanaannya L/C Eksport Syariah menggunakan akad-akad ; Wakalah bil
Ujrah , Qardh , Murabahah , Musyarakah dan Al-Bai.
Ketentuan akad .
Akad untuk L/C Eksport yang sesuai dengan syariah dapat berupa :
1. Akad Wakalah bil Ujrah.
Bank melakukan penagihan (Collection ) kepada bank penerbit L/C (issuing
bank ) , selanjutnya dibayarkan kepada eksportir setelah dikurangi Ujrah.
bentuk :
1. Akad Wakalah bil Ujrah .
Importir dan bank melakukan akad Wakalah bil Ujrah untuk pengurusan dokumen
dokumen transaksi import.
2. Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh .
Importir dan Bank melakukan akad Wakalah bil Ujrah untuk pengurusan dokumen
transaksi import dan Bank memberikan dana talangan (Qardh) kepada importir
untuk pelunasan barang import.
3. Akad Murabahah.
Bank bertindak selaku pembeli yang mewakilkan kepada importir untuk melakukan
transaksi dengan eksportir. Bank menjual barang secara Murabahah kepada
importir , baik secara tunai maupun secara cicilan.
4. Akad Salam/Istishna dan Murabahah .
Bank melakukan akad Salam atau Istishna dengan mewakilkan kepada importir
untuk melakukan transaksi tersebut. Pengurusan dokumen dan pembayaran
dilakukan oleh Bank. Bank menjual barang secara murabahah kepada importir
5. Akad Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah .
Nasabah melakukan akad wakalah bil ujrah kepada Bank untuk melakukan
pengurusan dokumen dan pembayaran. Bank dan Importir melakukan akad
Mudharabah , dimana Bank bertindak selaku shahibul mal menyerahkan modal
kepada importir sejumlah barang import
6. Akad Musyarakah.
Bank dan Importir melakukan akad Musyarakah , dimana keduanya menyerahkan
modal untuk melakukan import barang
7. Dalam hal pengiriman barang telah terjadi , sedangkan pembayaran belum
dilakukan , akad yang digunakan adalah :
Alternatif 1 : Importir tidak memiliki dana cukup , Bank memberikan dana
talangan (Qardh) kepada nasabah untuk pembayaran barang import.
Alternatif 2 : Importir tidak memiliki dana cukup, hutang kepada eksportir
dialihkan oleh importir menjadi hutang kepada bank dan bank membayar kepada
eksportir senilai barang yang diimport.
Line Facility (pada Bank Syariah).
Adalah suatu bentuk fasilitas plafon pembiayaan bergulir dalam jangka waktu
tertentu yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Line facility boleh
zakat, listrik dan telephon/ handphone, membeli pulsa isi ulang handphone,
sampai membayar kartu kredit iB. Transaksi non finansial seperti informasi
saldo, mutasi rekening, dan ganti pin.
Mobile Banking iB dapat diakses dari ATM, handphone/telephone dengan Phone
Banking iB, dan PC, notebook, netbook atau blackberry dengan Internet Banking
iB. Didukung lebih dari 6000 jaringan ATM Bersama dan 7000 jaringan ATM
BCA, Mobile Banking iB memberikan kemudahan untuk melakukan transaksi
keuangan dan perbankan. Melalui jaringan ATM di seluruh Indonesia, nasabah
cukup datang ke ATM terdekat untuk melakukan pembayaran tagihan rutin
bulanan, memesan tiket pesawat dan masih banyak lagi.
Mudharabah.
1) Adalah perjanjian antara pemilik dana dengan pengelola dana untuk melakukan
kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya..
2) Mudharabah (Qiradh) , Adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (malik , shahib al-mal , Lembaga Keuangan Syariah )
menyediakan seluruh modal , sedang pihak kedua (amil , mudharib, nasabah )
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
Murabahah.
Adalah perjanjian jual beli antara bank dengan nasabah dimana bank syariah
membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada
nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin
/keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah.
Murabahah (Dalam Transaksi Perdagangan Komoditi ).
Musyarakah.
Adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu ,
dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan
Beberapa ketentuan antara lain :
1. Pernyataan ijab dan Kabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan
kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad)
2. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut ;
a. Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan dan setiap mitra
melaksanakan pekerjaan sebagai wakil
b. Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur asset musyarakah dalam proses
bisnis normal
c. Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola asset
dan masing-masing dianggap telah diberi wewenang untuk melakukan aktivitas
musyarakah dengan memperhatikan kepentingan mitranya , tanpa melakukan
kelalaian yang disengaja.
d. Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan dana atau meng-investasikan
dana untuk kepentingannya sendiri
3. Objek akad ( modal , kerja , keuntungan dan kerugian )
a. Modal
Modal yang diberikan harus uang tunai , emas ,perak atau yang nilainya sama.
Modal dapat terdiri dari asset perdagangan , seperti barang-barang , property
dan sebagainya.
Pada Prinsipnya dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan , namun untuk
menghindari terjadinya penyimpangan , LKS dapat meminta jaminan.
b. Kerja ,
Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan
musyarakah. Sertiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama
pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dijelaskan dalam
kontrak.
c.Keuntungan
Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk menghindari perbedaan dan
sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau ketika penghentian musyarakah dan
tidak ada jumlah yang ditentukan di-awal yang ditetapkan bagi seorang mitra
Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi jumlah
tertentu , kelebihan atau prosentase itu diberikan kepadanya.
d.Kerugian
Kerugian harus dibagi diantara para mitra secara proporsional menurut saham
masing-masing dalam modal
4 Biaya operasional dan persengketaan
a. Biaya operaional dibebankan pada modal bersama
b. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan diantara para pihak, maka penyelesaiaannya dilakukan melalui Badan
Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Musyarakah Mutanaqisah (MMQ).
Adalah musyarakah atau syirkah dalam rangka kepemilikan rumah antara BUS
atau UUS dengan nasabah, dimana penyertaan (sharing) kepemilikan rumah oleh
BUS atau UUS akan berkurang yang disebabkan pembelian secara bertahap
olehnasabah.
Penyertaan (sharing) BUS atau UUS dalam rangka kepemilikan rumah
diberlakukan terhadap KPR iB dengan skema Musyarakah Mutanaqisah(MMQ).
Penyertaan (sharing) BUS atau UUS sebagaimana dimaksud diatas ditetapkan
paling tinggi sebesar 80% (delapan puluh persen) dari harga perolehan rumah.
Nasabah pembiayaan inti dan Deposan inti.
Nasabah pembiayaan inti adalah 10 (sepuluh) nasabah pembiayaan terbesar.
Sedangkan yang dimaksud dengan deposan inti adalah 10 (sepuluh) nasabah
deposan terbesar
Net realizable value.
Adalah nilai wajar agunan dikurangi estimasi biaya pelepasan.Maksimum net
realizable value adalah sebesar nilai Aktiva Produktif yang diselesaikan dengan
AYDA(Aset Yang Diambil Alih).
Bank wajib melakukan penilaian kembali terhadap AYDA untuk menetapkan net
b. Musharakah
c. Murabahah
d. Salam
e. Istishna
f. Ijarah
2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan
dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah
3.Pendapatan (hasil)investasi yang dibagikan emiten (Mudharib) kepada
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah(Syaribul Mal) harus bersih dari unsur
non halal;
4. Pendapatan (hasil ) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai dengan
yang digunakan.
5. Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang digunakan.
Istilah lain yang sering digunakan untuk Obligasi Syariah ini yang juga populer ,
terutama di Malaysia adalah Sukuk.
Obligasi Syariah Mudharabah.
Adalah obligasi syariah yang berdasarkan akad Mudharabah dengan
memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI tentang pembiayaan Mudharabah.
Emiten dalam Obligasi Syariah Mudharabah adalah Mudharib sedangkan
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah adalah Shahibul Mal.
Ketentuan Khusus
1. Akad yang digunakan adalah Akad Mudharabah
2. Jenis usaha yang dilakukan emiten (Mudharib ) tidak boleh bertentangan
dengan syariah dengan memperhatikan Fatwa DSN-MUI tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah
3. Pendapatan (hasil )investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah (Shahibul Mal ) harus bersih dari unsur
non halal.
4. Nisbah keuntungan dalam Obligasi Syariah Mudharabah ditentukan sesuai
kesepakatan, sebelum emisi (penerbitan ) Obligasi Syariah Mudharabah
5. Pembagian pendapatan (hasil ) dapat dilakukan secara periodik sesuai
kesepakatan , dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan secara
keseluruhan .
6. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim
Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI , sejak proses
emisi obligasi Syariah Mudharabah dimulai
7. Apabila Emiten (Mudharib ) lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian
dan/atau melampaui batas, Mudharib berkewajiban menjamin pengembalian dana
Mudharabah , dan Syahibul Mal dapat meminta Mudharib untuk membuat surat
pengakuan hutang
8. Apabila Emiten (Mudharib) diketahui lalai dan /atau melanggar syarat
perjanjian dan/atau melampaui batas kepada pihak lain , Pemegang Obligasi
Syariah Mudharabah (Shahibul Mal) dapat menarik dana Obligasi Syariah
Mudharabah Kepemilikan Obligasi Syariah Mudharabah dapat dialihkan kepada
pihak lain, selama disepakati dalam akad.
PAPSI(Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia).
Ada dua uraian tentang PAPSI.
(1). Adalah petunjuk pelaksanaan yang berisi penjabaran lebih lanjut dari
beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang relevan bagi
industri perbankan khususnya Perbankan Syariah. Untuk Bank Umum
Konvensional istilah nyang digunakan adalah PAPI. PAPI 2001 telah disesuaikan
menjadi PAPI 2008. Penyesuaian diperlukan terkait dengan diterbitkannya PSAK
No. 50 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan menyangkut Penyajian dan
Pengungkapan dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan
mengenai Pengakuan dan Pengukuran. PAPI 2008 merupakan acuan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan Bank.
Mengingat sifat PAPI merupakan petunjuk pelaksanaan dari PSAK maka untuk
hal-hal yang tidak diatur dalam PAPI tetap mengacu kepada PSAK yang berlaku.
PAPI dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Untuk perbankan syariah, istilah yang
digunakan adalah PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia),
yaitu standard akuntansi yang relevan bagi perbankan syariah.
(2). PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia).
Adalah petunjuk pelaksanaan berisi penjabaran lebih lanjut dari beberapa
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang relevan bagi industri
perbankan syariah.
o Dalam membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah, bank dapat mewakilkan
kepada nasabah dari pihak ketiga untuk dan atas nama bank.Kemudian barang
tersebut dijual kepada nasabah. Akad murabahah tersebut baru dapat dilakukan
setelah secara prinsip barang tersebut menjadi milik bank.
o Pembayaran oleh nasabah dapat dilakukan secara tunai atau tangguh (pada
akhir periode atau secara angsuran) sesuai kesepakatan.
o Jangka waktu pembayaran harga barang oleh nasabah kepada bank ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara bank dan.nasabah.
o Bank dapat meminta kepada nasabah untuk membayar uang muka atau urbun
saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan barang oleh nasabah. Uang
muka adalah sejumlah uang yang diminta oleh bank kepada nasabah sebagai tanda
kesungguhan nasabah dalam transaksi murabahah. Pembayaran uang muka
dilakukan sebelum transaksi murabahah terjadi. Pada prinsipnya uang muka
adalah milik nasabah , jadi bank tidak boleh menggunakannya. Apabila transaksi
murabahah jadi dilaksanakan, maka uang muka dipergunakan sebagai pengurang
dari piutang murabahah. Apabila transaksi murabahah tidak jadi dilaksanakan
(batal) maka uang muka harus dikembalikan setelah dikurangi dengan kerugian riil
yang dialami oleh bank sehubungan dengan pembatalan tersebut dan apabila uang
muka tidak mencukupi maka nasabah wajib membayar kekurangannya kepada
bank.
o Bank dapat meminta nasabah untuk menyerahkan agunan tambahan selain
barang yang dibiayai bank.
o Kesepakatan marjin harus ditentukan satu kali pada awal akad dan tidak
berubah selama periode akad.
o Diskon (potongan harga) dari supplier sebelum terjadinya transaksi murabahah
merupakan hak nasabah dan merupakan pengurang harga jual murabahah. Apabila
diskon diperoleh setelah transaksi murabahah , maka pembagian diskon dilakukan
berdasarkan kesepakatan bank dan nasabah serta dituangkan dalam akad dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Pembiayaan Dengan Prinsip Qardh.
Adalah pembiayaan yang diberikan bank berdasarkan akad qardh yaitu perjanjian
pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam
mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu
tertentu sesuai kesepakatan.. Lebih lanjut dapat dijelaskan sebagai berikut :
perhiasan.
2.
Jumlah PKE adalah harga perolehan pembelian emas yang dibiayai oleh Bank
Agunan PKE adalah emas yang dibiayai oleh Bank Syariah atau UUS, yang :
paling rendah sebesar 20% (dua puluh persen), untuk emas dalam
5.3.2.
paling rendah sebesar 30% (tiga puluh persen), untuk emas dalam
bentuk
perhiasan.
5.3.3.
Uang muka PKE dibayar secara tunai oleh nasabah kepada Bank Syariah
atau
UUS. Sumber dana uang muka PKE harus berasal dari dana nasabah sendiri
(self financing) dan bukan berasal dari pinjaman
Pembiayaan Mudharabah.
Adalah pembiayaan yang diberikan bank kepada nasabah dengan menggunakan
akad mudharabah mengikuti fatwa DSN-MUI.
Akad mudharabah adalah akad yang digunakan dalam perjanjian antara pihak
penanam dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) untuk melakukan
kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah
puhak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Dalam pembiayan
mudharabah , bank bertindak sebagai shahibul maal yang menyediakan dana
secara penuh dan nasabah bertindak sebagai mudharib yang mengelola dana
dalam kegiatan usaha. Lebih lanjut diatur hal-hal sebagai berikut :
o Jangka waktu pembiayaan , pengembalian dana , dan pembagian keuntungan
ditentukan berdasarkan kesepakatan bank dengan nasabah.
o Bank tidak ikut serta dalam pengelolaan usaha nasabah, tetapi memiliki hak
dalam pengawasan dan pembinaan usaha nasabah.
o Pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai atau barang. Dalam hal pembiayaan
dalam bentuk barang, maka barang yang diserahkan harus dinilai berdasarkan
harga pembelian atau harga pasar wajar.
o Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana dinyatakan dalam nisbah yang
disepakati dan dituangkan dalam akad pembiayaan mudharabah.Nisbah bagi hasil
yang disepakati berlaku sepanjang jangka waktu investasi, kecuali atas dasar
kesepakatan para pihak dan tidak berlaku surut. Nisbah bagi hasil dapat
ditetapkan secara berjenjang (tiering) yang besarnya berbeda-beda berdasarkan
kesepakatan di awal akad.
o Bank sebagai penyedia dana menaggung seluruh risiko kerugian usaha yang
dibiayai kecuali nasabah melakukan kecurangan , lalai , atau menyalahi perjanjian
dapat dikaitkan lagi sumber dengan penggunaannya maka cukup diberi keterangan
dijadikan satu dengan penggunaan dana qardh.
Penempatan ( oleh Bank Syariah).
Adalah penanaman dana Bank Syariah pada Bank Syariah lainnya dan atau Bank
Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip syariah antara lain dalam bentuk giro
dan atau tabungan Wadiah , deposito berjangka dan atau tabungan
Mudharabah ,Pembiayaan yang diberikan , Sertifikat Investasi Mudharabah
antar bank (IMA) dan atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan
prinsip syariah.
Penilai Independen.
Adalah Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang:
a. tidak ada keterkaitan dalam hal kepemilikan, kepengurusan dan keuangan
baik dengan Bank maupun nasabah yang menerima fasilitas;
b. melakukan kegiatan penilaian berdasarkan kode etik profesi dan ketentuanketentuan lain yang ditetapkan oleh institusi yang berwenang;
c. menggunakan metode penilaian berdasarkan standar profesi penilaian yang
diterbitkan oleh institusi yang berwenang;
d. memiliki izin usaha dari institusi yang berwenang untuk beroperasi sebagai
perusahaan penilai; dan
e. tercatat sebagai anggota asosiasi yang diakui oleh institusi yang berwenang.
Penitipan dengan pengelolaan (Trust).
Adalah badan hukum atau perusahaan yang dimiliki dan/atau dikendalikan oleh
BUS secara langsung maupun tidak langsung, baik di dalam maupun di luar negeri
yang melakukan kegiatan usaha di bidang keuangan, yang terdiri dari:
a. Perusahaan Subsidiari (subsidiary company) yaitu Perusahaan Anak dengan
kepemilikan BUS lebih dari 50% (lima puluh persen);
b. Perusahaan Partisipasi (participation company) adalah Perusahaan Anak dengan
kepemilikan BUS 50% (lima puluh persen) atau kurang, namun BUS memiliki
Pengendalian terhadap perusahaan;
c. Perusahaan dengan kepemilikan BUS lebih dari 20% (dua puluh persen) sampai
dengan 50% (lima puluh persen) yang memenuhi persyaratan yaitu:
i. kepemilikan BUS dan para pihak lainnya pada Perusahaan Anak adalah masingmasing sama besar; dan
ii. masing-masing pemilik melakukan Pengendalian secara bersama terhadap
Perusahaan Anak;
d. Entitas lain yang berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku wajib
dikonsolidasikan.
Perusahaan yang bergerak di bidang Keuangan Syariah.
Adalah Bank Syariah , Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip Syariah ,
dan perusahaan di-bidang keuangan lain berdasarkan prinsip syariah sebagaimana
diatur dalam perundang-undangan yang berlaku antara lain sewa guna usaha ,
Istilah ini berkaitan dengan perdagangan Komoditi di Bursa adalah BUS, UUS,
atau Bank Asing yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
yang membeli Komoditi di Bursa.
Piutang ( oleh Bank Syariah).
Adalah tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa berdasarkan
Akad Murabahah , Salam , Istishna dan atau Ijarah.
Prinsip Keadilan (adalah)
Adalah salah satu prinsip dalam transaksi syariah yang esensinya menempatkan
sesuatu hanya pada tempatnya dan memberikan sesuatu sesuai posisinya.
Implementasi keadilan dalam kegiatan usaha berupa aturan prinsip muamalah
yang melarang adanya unsur :
1.
Unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik riba masiah maupunriba
fadhl (riba).
2.
Unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (zalim).
3.
Unsur judi dan sikap spekulatif (maysir) . Esensi maysir adalah setiap
4.
5.
Unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas operasional
yang terkait (haram). Esensi haram adalah segala unsure yang dilarang secara
tegas dalam Al Quran dan As Sunah.
Esensi prinsip ini meliputi keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek
privat dan public, sector keunagan dan sector riil , bisnis dan social, dan
keseimbangan aspek pemanfaatan dan pelestarian. Transaksi syariah tidak hanya
menekankan pada maksimalisasi keuntungan perusahaan semata untuk
kepentingan public (shareholder). Sehingga manfaat yang didapatkan tidak
hanya difokuskan pada pemegang saham, akan tetapi pada semua pihak yang
dapat merasakan manfaat adanya suatu kegiatan ekonomi.
Adalah prinsip yang esensinya merupakan nilai universal yang menata interaksi
social dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum
Dengan semangat saling menolong. Transaksi syariah menjunjung tinggi nilai
kebersamaan dalam memperoleh manfaat (sharingeconomics)sehingga seseorang
tidak boleh mendapat keuntungan diatas kerugian orang lain. Ukhuwah dalam
transaksiSyariah berdasarkan prinsip saling mengenal (taruf), saling memahami
(tafadhun), saling menolong (taawun), saling menjamin (takaful) , saling
bersinergi dan beraliansi (tahaluf).
Prinsip Syariah.
Adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang di nyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan
berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip
penyertaan modal (Musharakah), prinsip jual beli barang modal berdasarkan
prinsip sewa murni tanpa pilihan (Ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan
kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (Ijarah wa
iqtina).
Dalam melakukan transaksi keuangan termasuk investasi berdasarkan prinsip
syariah haruslah menjauhi hal-hal seperti :
a) Riba
b) Uang bukan komoditi, tetapi sebagai alat tukar saja
c) Gharar (ketidak pastian)
d) Maysir (tindakan berjudi atau gambling)
e) Dalam setiap hasil harus menanggung risiko terhadap hasil tersebut.
Produk Bank (pada Bank Syariah).
Adalah produk yang dikeluarkan Bank baik di sisi penghimpunan dana maupun
penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank yang sesuai dengan Prinsip Syariah,
tidak termasuk produk lembaga keuangan bukan Bank yang dipasarkan oleh Bank
sebagai agen pemasaran
Profit Equalisation Reserve (PER).
Istilah ini dapat diterjemahkan sebagaiCadangan Pensetaraan Keuntungan(CPK)
adalah jumlah yang patut atau pantas dikeluarkan / disisihkan oleh Lembaga
Keuangan Islam dari gross income, sebelum dialokasikan kepada Mudarib sebagai
pemegang saham, untuk mempertahankan suatu tingkat pengembalian investasi
bagi Pemegang Rekening Investasi dan meningkatkan owners equity.Dasar untuk
perhitungan jumlahnya agar sesuai/pantas harus ditetapkan lebih dulu dan
dilaksanakan menurut kondisi perjanjian yang diterima oleh Pemegang Rekening
Investasi dan setelah di review dan disetujui oleh Dewan komisaris LKI. Dalam
yurisdiksi tertentu,otoritas pengawasan(dhipengawasan Bank atau LKI),
menetapkan syarat-syarat dalam membentuk CPK (Cadangan Persetaraan
Keuntungan).
Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah.
Adalah program yang dicanangkan bank Indonesia di Jakarta pada 11 Desember
2006.guna meningkatkan peran perbankan syriah yang lebih besar di industri
perbankan nasional .
Bank Indonesia telah menetapkan 6 (enam) pilar dalam Program Akselerasi
pengembangan Perbankan Syariah , yaitu :
1). Penguatan kelembagaan Bank Syariah
2). Pengembangan produk Bank Syariah
Qabdh Hukmi.
Qardh.
Adalah prinsip syariah dalam perjanjian pinjam meminjam dana antara bank
syariah sebagai pemberi pinjaman dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak
peminjam melakukan pembayaran pokok pinjaman dengan cara sekaligus atau
cicilan dalam jangka waktu tertentu.(13)
(Sumber: Bank Indonesia).
Qardh Beragun Emas
Adalah salah satu jenis pembiayaan dengan menggunakan akad qardh dengan
agunan berupa emas yang diikat dengan akad rahn, dimana emas yang diagunkan
disimpan dan dipelihara oleh Bank Syariah atau UUS selama jangka waktu
tertentu dengan membayar biaya penyimpanan dan pemeliharaan atas dasar akad
ijarah.
1.
atau tambahan modal kerja jangka pendek untuk golongan nasabah Usaha Mikro
dan Kecil (UMK).
2.
Akad yang digunakan adalah akad qardh (untuk pengikatan pinjaman dana
yang disediakan Bank Syariah atau UUS kepada nasabah), akad rahn (untuk
pengikatan emas sebagai agunan atas pinjaman dana) dan akad ijarah ( untuk
pengikatan pemanfaatan jasa penyimpanan dan pemeliharaan emas sebagai
agunan pinjaman dana).
3.
Biaya yang dapat dikenakan oleh Bank Syariah atau UUS kepada nasabah
antara lain biaya administrasi, biaya asuransi, dan biaya penyimpanan dan
pemeliharaan.
4.
Sumber dana dapat berasal dari bagian modal, keuntungan yang disisihkan,
5.
Tujuan penggunaan dana oleh nasabah wajib dicantumkan secara jelas pada
6.
Emas yang akan diserahkan sebagai agunan Qardh Beragun Emas harus
Rahn (Gadai).
Adalah pijaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan , dimana pihak
pemberi pinjaman ( Bank / murtahin) dapat menahan barang jaminan (marhun)
atau mengusai surat bukti kepemilikan aset jaminan tersebut sampai pelunasan
semua hutang pemilik barang atau aset (rahin). Ketentuan selanjutnya adalah :
o Barang jaminan (marhun) dan manfaatnya tetap menjadi milik pemilik
barang/aset (rahin). Pada prinsipnya barang jaminan (marhun) tidak boleh
dimanfaatkan oleh pemberi pinjaman (bank atau murtahin) kecuali seizin pemilik
barang/aset (rahin), dengan tidak mengurangi nilai barang jaminan (marhun) dan
pemanfaatannya tersebut sekedar pengganti biaya pemeliharaan dan
perawatannya.
o Pemeliharaan dan perawatan barang jaminan (marhun) pada dasarnya menjadi
kewajiban pemilik barang/aset (rahin) ,namun dapat dilakukan juga oleh pemberi
pinjaman (bank atau murtahin) , sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan
tetap menjadi kewajiban pemilik barang/aset (rahin).
o Besarnya biaya pemeliharan dan penyimpanan barang jaminan (marhun) tidak
boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
o Penjualan barang jaminan (marhun) harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
Istilah ini dijelaskan BI dalam suatu PBI tentang Bank Syariah, adalah upayaupaya yang dilakukan untuk menyembunyikan dan/atau mengaburkan pelanggaran
dari suatu ketentuan atau untuk kondisi keuangan dan/atau transaksi yang
sebenarnya, antara lain berupa:
1) penggelapan atau manipulasi yang dapat merugikan Bank Syariah;
2) transaksi fiktif baik yang dilakukan pada sisi aktiva maupun pasiva Bank
Syariah serta transaksi rekening administratif;
3) kolusi dengan nasabah atau pihak lain yang merugikan Bank Syariah;
4) praktik bank dalam bank atau usaha bank di luar pembukuan Bank Syariah;
atau
5) window dressing dalam pembukuan atau laporan Bank Syariah yang secara
materil berpengaruh terhadap keadaan keuangan Bank Syariah sehingga
mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap Bank Syariah
Reksa Dana Syariah.
Adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip Syariah
Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib almal/rabb al-mal) dengan Manager Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun
antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi
Beberapa ketentuan Reksa Dana Syariah:
1.Mekanisme operasional terdiri atas :
o Antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan sistem wakalah
o Antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem
Mudharabah
2.Karakteristik sistem Mudharabah adalah:
o Pembagian keuntungan antara pemodal (shahibul maal) yang diwakili oleh
Manajer Investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah
disepakati kedua belah pihak melalui Manajer Investasi dan tidak ada jaminan
hasil investasi tertentu kepada pemodal
o Pemodal hanya menanggung risiko sebesar dana yang telah diberikan
o Manajer Investasi sebagai wakil tidak menaggung resiko kerugian atas
investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya(gross
negligence/tafrith)
3.Jenis dan instrumen investasi
o Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan
Syariah Islam
o Instrumen keuangan dimaksud meliputi ; Saham yang telah melalui penawaran
umum dan pembagian dividen berdasarkan pada tingkat laba usaha ; penempatan
pada Deposito pada Bank Umum Syariah ; Surat hutang jangka panjang yang
sesuai dengan prinsip Syariah.
4.Jenis usaha emiten
Investasi hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang diterbitkan oleh pihak
(emiten) yang jenis kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan Syariah Islam
5.Jenis transaksi yang dilarang
Pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi harus dilaksanakan menurut prinsip
kehati- hatian (ihtiyath/Prudential Management) , serta tidak diperbolehkan
melakukan spekulasi yang didalamnya mengandung unsur gharar .
Restricted investment accounts holders.
Istilah tersebut dapat diterjemahkan sebagai Pemegang Rekening Investasi
Terbatas (PRIT) adalah investor yang berpartisipasi / ikut menaggung ketidak
pastian dari bisnis Lembaga Keuangan Islam /Bank Islam, karenanya ikut
memperoleh keuntungan atau menanggung kerugian yang berasal dari investasi
yang dilakukan untuk dan atas nama mereka.
Restrukturisasi Pembiayaan (pada Bank Syariah).
Adalah upaya yang dilakukan Bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat
menyelesaikan kewajibannya, antara lain melalui:
a. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal pembayaran
kewajiban nasabah atau jangka waktunya;
b. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau seluruh
persyaratan Pembiayaan tanpa menambah sisa pokok kewajiban nasabah yang
harus
dibayarkan kepada Bank, antara lain meliputi:
1) perubahan jadwal pembayaran;
2) perubahan jumlah angsuran;
3) perubahan jangka waktu;
4) perubahan nisbah dalam pembiayaan mudharabah atau musyarakah;
Kebijakan dan pedoman risiko pasar wajib diterapkan secara konsisten dan tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
(2).Didefinisikan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca atau non neraca (on &
off balance sheet) yang timbul dari pergerakan harga pasar, misalnya fluktuasi
dalam nilai yang diperdagangkan, aset yang dapat dipasarkan dan disewakan
(termasuk sukuk) dan dalam portofolio individual pada sisi non neraca
(umpamanya rekening-rekening investasi terbatas / ristricted). Risiko yang
terkait dengan volatilitas nilai pasar spesifik asset sekarang dan yang akan
datang (umpamanya , harga komoditi dari asset Salam, harga pasar dari Sukuk,
harga pasar dari assets Murabahah yang dibeli yang akan diserahkan pada suatu
periode waktu tertentu) serta kurs fx.
Risiko Penyaluran Dana.
Adalah risiko kerugian yang diderita bank akibat tidak dapat memperoleh
kembali tagihannya atas pinjaman yang diberikan atau investasi yang dilakukan
Bank.
Salam (Salaf).
Adalah istilah bank syariah untuk akad pembelian barang yang penghatarannya
(delivery) ditangguhkan dengan pembayaran segera menurut syarat-syarat
tertentu, atau jual beli barang untuk diantar kemudian dengan pembayaran
diawal.
Aplikasinya dalam teknis perbankan syariah, pembelian barang dipesan lebih
dahulu dengan persyaratan yang ditentukan oleh pemesan (nasabah). Pembayaran
barang dapat dilakukan diawal atau setelah selesai barang dibuat.
Salam Paralel.
Adalah melaksanakan dua transaksi salam yang terdiri dari transaksi antara bank
dengan produsen (salam I) dan antara bank dengan pembeli (salam II).
Mekanisme parallel ini berdasarkan pertimbangan bahwa yang dibeli bank dalam
transaksi salam adalah barang dan bank tidak berniat untuk menjadikannya
sebagai inventory, maka dilakukan transaksi salam II dengan pembeli (nasabah).
Adalah sertifikat yang diterbitkan oleh BUS atau UUS yang digunakan sebagai
sarana investasi jangka pendek di PUAS dengan akad mudharabah. SIMA
mempunyai karakteristik dan persyaratan sebagai berikut :
1. Diterbitkan dengan menggunakan akad Mudharabah.
2. Dapat diterbitkan dalam rupiah maupun valuta asing.
3. Dapat diterbitkan dengan atau tanpa warkat (scripless).
4. Berjangka waktu satu hari (overnight) sampai dengan 365 (tiga ratus enam
puluh lima) hari.
5. Dapat dialihkan kepemilikannya sebelum jatuh waktu.
6. Dapat diterbitkan berdasarkan aset yang memiliki imbal hasil tetap dan/atau
aset yang memiliki imbal hasil tidak tetap.
7. Dapat diterbitkan paling banyak sebesar nilai aset yang menjadi dasar
penerbitannya.
Adalah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah oleh BUS atau
UUS dalam transaksi PUAS yang merupakan bukti jual beli dengan pembayaran
tangguh atas perdagangan Komoditi di Bursa.
SiKA mempunyai karakteristik dan persyaratan sebagai berikut :
1. Diterbitkan atas dasar transaksi jual beli Komoditi di Bursa dengan
menggunakan akad Murabahah.
2. Diterbitkan dalam rupiah.
3. Dapat diterbitkan dengan atau tanpa warkat (scripless).
4. Berjangka waktu satu hari (overnight) sampai dengan 365 (tiga ratus enam
puluh lima) hari.
5. Tidak dapat dialihkan kepemilikannya.
6. Diterbitkan berdasarkan perdagangan Komoditi di Bursa.
7. Diterbitkan paling banyak sebesar nilai perdagangan Komoditi di Bursa yang
menjadi dasar penerbitannya.
8. Komoditi di Bursa yang menjadi dasar penerbitan SiKA harus halal dan tidak
dilarang oleh peraturan perundang-undangan.
9. Perdagangan Komoditi di Bursa yang menjadi dasar penerbitan SiKA harus
sesuai dengan peraturan perdagangan di Bursa dan tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
SPAKT (Surat Penguasaan Atas Komoditi Tersetujui ).
bisnisnya serta sumber dana dan cara untuk melunasi pembelian barang tersebut
dari bank.
SPM juga dilengkapi dengan data yang diperlukan seperti akte pendirian, izinizin, NPWP, Laporan Keuangan dan sebagainya.
Identik dengan SPM; untuk permohonan Salam istilahnya SPS (Surat Pemohonan
Salam) dan untuk permohonan Istina istilahnya SPI (Surat permohonan Istina)
dan seterusnya.
Surat Berharga Negara (SBN).
Adalah Surat Utang Negara dan Surat Berharga Syariah Negara.
Dalam rangka membantu Pemerintah untuk mengelola SBN, Bank Indonesia
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) memberikan masukan dalam rangka penerbitan SBN termasuk penyusunan
ketentuan dan persyaratan penerbitan SBN;
b) bertindak sebagai agen lelang dalam penerbitan SBN di Pasar Perdana; dan
c) menatausahakan SBN.
SBN yang ditatausahakan oleh Bank Indonesia mempunyai bentuk dan jenis
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang SUN dan Undang-Undang SBSN yang
berlaku. Bank Indonesia melaksanakan lelang SBN di Pasar Perdana berdasarkan
pemberitahuan dari Menteri Keuangan.
Dalam melaksanakan fungsi sebagai agen lelang , Bank Indonesia untuk dan atas
nama Pemerintah melakukan kegiatan antara lain sebagai berikut :
a. mengumumkan rencana lelang SBN;
b. melaksanakan lelang SBN;
c. menyampaikan hasil penawaran lelang SBN kepada Menteri; dan
d. mengumumkan keputusan hasil lelang SBN.
Surat Berharga Syariah.
Adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim
diperdagangkan di pasar uang dan atau pasar modal antara lain wesel , obligasi
syariah , sertifikat reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan
prinsip syariah.
Surat Berharga Syariah Yang Diakui Berdasarkan Nilai Pasar.
Adalah surat berharga yang tersedia untuk dijual(available for sale)dan Surat
Berharga Syariah dalam portofolio untuk diperdagangkan (trading).
Surat Berharga Syariah Berjangka Waktu Menengah.
Adalah surat bukti investasi berdasarkan prinsip syariah yang
lazimdiperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal berjangka waktu 3
(tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan menggunakan akad mudharabah atau
musyarakah.
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Disebut juga Sukuk Negara, adalah surat berharga negara yan diterbitkan
berdasarkan prinsip syariah, dalam mata uang Rupiah, sebagai bukti atas bagian
penyertaan terhadap aset SBSN
Surat Berharga Syariah Yang Diakui Berdasarkan Harga Perolehan.
Adalah surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo (hold to maturity).
Syariah Charge Card.
Adalah fasilitas kartu talangan yang dipergunakan oleh pemegang kartu (hamil
at-bithaqah) sebagai alat bayar atau pengambilan uang tunai pada tempat-tempat
tertentu yang harus dibayar lunas kepada pihak yang memberikan talangan
(mushdir al-bithaqah) pada waktu yang telah ditetapkan.
Syariah non compliant risk (pada Lembaga Keuangan Islam/Bank Islam).
Adalah risiko yang timbul dari kegagalan Lembaga Keuangan Islam/Bank Islam
dalam mematuhi hukum-hukum dan prinsip-prinsip Syariah yang ditetapkan oleh
Dewan Syariah dari Lembaga Keuangan Islam atau badan yang relevan dalam
yurisdiksi dimana Lembaga Keuangan Islam beroperasi. Kepatuhan terhadap
Syariah penting bagi operasi LKI dan persyaratan kepatuhan harus meresap pada
keseluruhan organisasi , produk-produk dan aktivitas mereka. Ketika mayoritas
hasil yang menjadi hak bank. Dengan pola ini, dana nasabah yang diinvestasikan
dalam tabungan iB tidak akan berkurang atau hilang meskipun investasi yang
dilakukan bank syariah mengalami kerugian.
Tabungan Mudharabah.
Adalah produk tabungan menggunakan akad mudharabah sesuai fatwa DSN-MUI.
Dalam transaksi tabungan mudharabah, nasabah bertindak sebagai pemilik dana
(sahibul maal) dan bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib). Pembagian
bagi hasil untuk nasabah didasarkan pada saldo rata-rata dalam satu bulan
laporan. Prinsip-prinsip lainnya sama dengan Giro Mudharabah . Lihat Giro
Mudharabah.
Tabungan Wadiah.
Adalah titipan dana berdasarkan prinsip wadiah pada bank syariah yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan kartu ATM dan
sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan lainnya.
Tabungan wadiah merupakan produk tabungan menggunakan akad wadiah
mengikuti fatwa DSN-MUI.. Akad wadiah adalah akad penitipan dana dengan
ketentuan penitip dana mengizinkan kepada bank untuk memanfaatkan dana yang
dititipkan tersebut dan bank wajib mengembalikan apabila penitip mengambil
sewaktu-waktu dana tersebut. Dalam transaksi tabungan wadiah, nasabah
bertindak sebagai penitip (mudi )dan bank bertindak sebagai penerima dana
(muda). Bank berkewajiban menjaga dana titipan dan bertanggung jawab atas
pengembaliannya sewaktu-waktu ditarik oleh nasabah pemilik dana titipan.
Keuntungan atas pengelolaan dana titipan tersebut menjadi milik bank, karena
hakekat wadiah tersebut adalajh qardh.
Tawazun.
Adalah konsepsi tentang keseimbangan yang dianut perbankan syariah meliputi
aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik, sektor keuangan dan sektor
riil, bisnis dan sosial, dan keseimbangan aspek pemanfaatan dan kelestarian
Tawidh (Ganti Rugi).
Adalah sejumlah dana yang dibebankan kepada nasabah untuk menutup kerugian
yang diderita oleh bank akibat nasabah lalai atau melakukan sesuatu yang
menyimpang dari ketentuan dalam akad. Lebih lanjut :
o Bank dapat mengenakan tawidh (ganti rugi) sebesar kerugian rill yang dapat
diperhitungkan dengan jelas kepada nasabah yang telah melakukan kelalaian atas
kewajibannya.
o Bank dapat mengakui tawidh (ganti rugi) sebagai pendapatan bank yaitu
sebesar nilai kerugian riil (real cost) yang berkaitan dengan upaya bank untuk
memperoleh pembayaran dari nasabah dan bukan kerugian yang diperkirakan
akan terjadi (potential loss) karena adanya peluang yang hilang (Opportunity
cost/ al-furshah al-dha-iah)
o Tawidh (ganti rugi) hanya boleh dikenakan pada akad yang menimbulkan utang
piutang (dain), seperti salam , ishtishna , serta murabahah dan ijarah, yang
pembayarannya dilakukan tidak secara tunai.
o Tawidh (ganti rugi) dalam akad pembiayaan mudharabah dan musyarakah, yang
boleh dikenakan oleh bank adalah sebesar bagian keuntungan bank yang sudah
jelas namun belum dibayarkan oleh nasabah. Bagian keuntungan bank dapat
diketahui dari laporan keuangan nasabah yang sudah diterima oleh bank.
o Besarnya Tawidh yang harus dibayar oleh nasabah tidak boleh dicantumkan
didalam akad.
Transaksi Repurchase Agreement SBIS (Repo SBIS).
Adalah transaksi pemberian pinjaman oleh Bank Indonesia kepada BUS atau UUS
dengan agunan SBIS (collateralized borrowing).
Pengaturannya antara lain sebagai berikut :
(1) BUS atau UUS dapat mengajukan Repo SBIS kepada Bank Indonesia.
(2) Repo SBIS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan prinsip qard
yang diikuti dengan rahn.
(3) BUS atau UUS yang mengajukan Repo SBIS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), harus menandatangani Perjanjian Pengagunan SBIS dalam Rangka Repo SBIS
serta menyampaikan dokumen pendukung yang dipersyaratkan kepada Bank
Indonesia.
(4) Bank Indonesia menetapkan dan mengenakan biaya atas Repo SBIS.
Yang dimaksud dengan biaya Repo SBIS adalah kewajiban membayar (gharamah)
yang ditetapkan Bank Indonesia dalam rangka Repo SBIS karena BUS atau UUS
tidak menepati jangka waktu kesepakatan pembelian SBIS.
Transaksi Repurchase Agreement SBSN (Repo SBSN).
Adalah transaksi penjualan SBSN oleh Bank kepada Bank Indonesia dengan janji
pembelian kembali sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakati dalam
rangka Standing Facilities Syariah. Persyaratan dalam Repo SBSN ditetapkan BI
antara lain sebagai berikut :
1. Repo SBSN dilakukan dengan menggunakan akad al bai (jual beli) yang disertai
dengan al waad (janji) oleh Bank kepada Bank Indonesia dalam dokumen terpisah
untuk membeli kembali SBSN dalam jangka waktu dan harga tertentu yang
disepakati.
2. Jangka waktu Repo SBSN sebagaimana dimaksud pada angka 1 paling
lama 14 (empat belas) hari kalender dihitung dari tanggal penyelesaian
transaksi sampai dengan tanggal jatuh tempo. Bank Indonesia
menetapkan repo rate SBSN sebesar BI-Rate yang berlaku pada
tanggal transaksi ditambah marjin 50 (lima puluh) basis poin.
3. dst.
Uang Jaminan (Deposit) (Pada Bank Syariah)
Adalah uang yang harus diserahkan oleh nasabah kepada BUS atau UUS dalam
rangka kepemilikan rumah yang dilakukan dengan akad Ijarah Muntahiya
Bittamlik (IMBT).
Uang Jaminan (Deposit) dalam rangka kepemilikan rumah diberlakukan terhadap
KPR iB dengan akad IMBT. Uang Jaminan (Deposit) dimaksud ditetapkan paling
rendah sebesar 20% (dua puluh persen) dari harga perolehan rumah yang
disewakan kepada nasabah. Uang Jaminan (Deposit) dimaksud akan
diperhitungkan sebagai uang muka pembelian rumah pada saat akad IMBT jatuh
tempo. Dalam hal nasabah tidak mengambil opsi untuk membeli rumah, maka Uang
Jaminan (Deposit) tersebut dikembalikan kepada nasabah.
Uang Muka (Down Payment) (Pada Bank Syariah).
Adalah pembayaran di muka atau uang muka secara tunai yang sumber dananya
dari debitur (self financing) dalam rangka pembelian kendaraan bermotor
Uang Muka (Down Payment) KKB iB ditetapkan sebesar persentase tertentu dari
harga pembelian kendaraan bermotor yang dibiayai oleh BUS atau UUS.
Unit syariah.
Adalah satuan kerja khusus dari kantor cabang atau kantor cabang pembantu
bank umum konvensional yang kegiatan usahanya melakukan penghimpunan dana,
penyaluran dana dan pemberian jasa perbankan lainnya berdasarkan prinsip
syariah dalam rangka persiapan perubahan menjadi kantor cabang syariah.
Bank Indonesia menetapkan ketentuan tentang Unit Syariah antara lain sebagai
berikut :
(1) Kantor Cabang dan atau Kantor Cabang Pembantu yang telah mendapat izin
membuka Unit Syariah ,wajib mencantumkan kata Unit Syariah pada tempat
kegiatan Unit Syariah berada.
(2) Unit Syariah wajib :
a) Menyusun laporan keuangan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah
b) Memiliki pencatatan dan pembukuan tersendiri untuk Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah, dan
Memasukkan laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf b) kedalam
laporan keuangan gabungan.
1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan
kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
2. Wakalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara
sepihak
Rukun dan syarat Wakalah:
1. Syarat-syarat muwakil (yang mewakilkan) , adalah :
a. Harus seorang pemilik syah yang dapat bertindak terhadap sesuatu yang ia
wakilkan
b. Orang mukallaf atau anak mubayyiz dalam batas-batas tertentu , yakni dalam
hal-hal yang bermanfaat baginya seperti mewakilkan untuk menerima hibah,
menerima sedekah dan sebagainya.
2. Syarat-syarat wakil (yang mewakili) :
a. Cakap hukum
b. Dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan kepadanya.
c. Wakil adalah orang yang diberi amanat
3. Hal-hal yang diwakilkan :
a. Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili ,
b. Tidak bertentangan dengan syariat Islam,
c. Dapat diwakilkan menurut syariat Islam.
Withdrawal Risk (Risiko Penarikan Dana ).
Adalah risiko yang dihadapi Bank Islam karena hasil pengembalian (rate of
return) yang diperhitungkan kepada nasabah sebagai imbalan dari tabungan atau
setoran investasi nasabah menimbulkan ketidak pastian terhadap nilai real dari
dana yang disimpan di bank. Dari perspektive bank , hal ini menimbulkan Risiko
Penarikan Dana yaitu terjadi penarikan dana karena hasil pengembalian (rate of
return) yang relatif lebih rendah dari lembaga financial lainnya
Zalim.
Istilah dalam perbankan syariah , adalah transaksi yang menimbulkan
ketidakadilan bagi pihak lainnya
Acquirer.
(1). Adalah Bank atau Lembaga Selain bank yang melakukan kegiatan Alat
Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) yang dapat berupa financial
acquirer dan /atau technical acquirer.
Financial acquirer adalah acquirer yang melakukan pembayaran terlebih
dahulu atas transaksi yang dilakukan oleh pemegang kartu.
Sedangkan technical aquirer adalah acquirer yang menyediakan sarana yang
diperlukan
dalam bentuk agunan yang diambil alih , properti terbengkalai ( abandoned
property ) , rekening antar kantor dan suspense account.
(2). Acquire Adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang:
a. melakukan kerjasama dengan pedagang sehingga pedagang mampu
memproses transaksi dari APMK
Office.
Sementara itu , pelaksanaan Lembaga Apex di Indonesia (s/d pertengahan
2006)masih dalam bentuk pilot project (sesuai rumusan POKJA APEX) dalam
beberapa bentuk sebagai berikut:
1). BPR menjadi Apex bagi BPR-BPR lainnya ( Jogyakarta dan Sumatra
Barat)
2). PNM (PT Permodalan Nasional Madani) menjadi Apex bagi BPR
( Jawa Tengah dan Bali)
3). Bank Umum menjadi Apex bagi BPR ( Jawa Timur dengan Bank Bukopin ;
Jawa Barat dengan Bank Mandiri ; DKI Jakarta dan sekitarnya dengan BRI
Bank Indonesia (berdasarkan paper GTZ) telah memutuskan bahwa lembaga
penguat bagi industri BPR memerlukan pembentukan suatu Apex bank dengan
tujuan pokok untuk mengembangkan instrumen-instrumen dan metode-metode
guna mengatasi kelemahan-kelemahan yang di-identifikasi pada industri BPR,
serta untuk meningkatkan produk-produk tabungan dan pinjaman (loan) yang
disalurkan secara efisien dan berkesinambungan sehingga jasa keuangan
pedesaan (rural financial service) menjadi bagian integral dari sistem
finansial di Indonesia.
Istilah lain yang sering juga interchangeable dengan Lembaga Apex adalah
Apex Bank.
ASEAN Economic Community (AEC).
Adalah salah satu dari 3 pilar konsep Intergrasi ASEAN yang telah disetujui
bersama oleh Kepala Negara dari 10 negara anggota ASEAN dalam
pertemuan di Bali tahun 2003 yang dikukuhkan lewat Declaration of ASEAN
Concord II atau yang dikenal dengan BALI Concord II. Ketiga pilar konsep
integrasi ASEAN itu adalah ASEAN Security Community, ASEAN Economic
Community (AEC) serta ASEAN Socio-Cultural Community.
Dalam deklarasi tentang Asean Economic Community itu ( yang juga pupuler
dengan islitah Komunitas Ekonomi Asean) terdapat Empat prioritas dalam
kerangka AEC yaitu adanya arus barang dan jasa yang bebas (free flow of
goods and services), ekonomi regional yang kompetitif (competitive economic
region), pengembangan ekuitas ekonomi, (equitable ecconomic development),
dan integrasi memasuki ekonomi global (full integration into global economy).
Kemudian dirinci pula 12 sektor yang menjadi prioritas integrasi dalam AEC
management)
Kepemilikan bersama (Joint Venture) , yaitu Bank dan Perusahaan
Asuransi mendirikan bersama suatu perusahaan untuk memasarkan asuransi.
Kelompok Jasa Keuangan (Financial Service Group) yaitu bentuk kerjasama
yang lebih terintegrasi antara Bank dengan perusahaan asuransi , dimana
perusahaan asuransi dapat mendirikan atau membeli bank atau sebaliknya.
Bank yang melakukan aktivitas Bancassurance harus memperhatikan
ketentuan yang berlaku di perbankan dan asuransi dan wajib menerapkan
Manajemen Risiko secara effektif sesuai ketentuan yang ditetapkan Bank
Indonesia.
Bank.
Adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Bank Bermasalah.
Adalah Bank yang mengalami kesulitan keuangan dalam bentuk kesulitan
likuiditas dan/atau kesulitan solvabilitas yang membahayakan kelangsungan
usahanya.
Bank Dunia lihat World Bank.
Bank for International Settlement (BIS Basel, Switzerland).
Adalah Lembaga Keuangan Internasional tertua yang saat ini merupakan
pusat utama kerjasama bank sentral secara internasional. Menurut
sejarahnya BIS dibentuk dalam rangka Young Plan pada tahun 1930.
Secara umum BIS mengembangkan kerjasama antar Bank Sentral dalam
rangka mencapai sistem moneter dan keuangan yang stabil.
Tugas pokok BIS setelah melalui perkembangan selama 70 tahun dapat
diringkas sebagai berikut:
1. Menyediakan Forum Kerjasama antar Bank Sentral. Melalui pertemuan
rutin Gubernur dan Pejabat Bank Sentral anggotanya, BIS menjadi forum
diskusi dan pertukaran informasi dan kerjasama Bank Sentral secara
Internasional.
2. Melalui Forum Kerjasama Internasional, BIS menyelanggarakan research
sebagai kontribusi terhadap stabilitas moneter dan keuangan, mengumpulkan
dan menyebar-luaskan data statistik keuangan internasional, dan melalui
komite ahli memformulasikan rekomendasi kepada masyarakat keuangan
dengan tujuan untuk memperkuat stabilitas keuangan internasional.
Contohnya Capital Accord of july 1988.
3. BIS juga melaksanakan fungsi Bank Tradisional, seperti Management
Cadangan (Reserve) dan transaksi emas, untuk rekening nasabah Bank
Sentral dan organisasi Internasional.
4. BIS juga menyediakan emergency financing untuk membantu
Internatioanal Monetary System apabila di perlukan. Contoh yang
tergolong masih baru adalah bantuan Program stabilisasi dipimpin oleh IMF
terhadap Mexico 1982 dan Brazil tahun 1998.
Bank Jangkar (Anchor Bank).
Adalah Bank dengan kinerja baik (Lihat Bank Kinerja Baik ) yang memenuhi
kriteria
i. Bank memiliki kapasitas untuk tumbuh dan berkembang dengan baik ,
didukung dengan permodalan yang kuat dan stabil serta memiliki kemampuan
untuk mengabsorbsi risiko dan mendukung kegiatan usaha. Hal ini tercermin
dari minimum CAR 12 % dan rasio modal inti minimum (tier 1 ) 6 %.
ii. Bank juga memiliki kemampuan untuk tumbuh secara berkesinambungan
yang tercermin dari profitabilitas yang baik .. Hal ini tercermin dari rasio
Return on Asset (ROA) minimal sebesar 1,5 % .
iii. Bank berperan dalam mendukung fungsi intermediasi perbankan guna
mendorong pembangunan ekonomi nasional yang terceermin dari pertumbuhan
ekspansi kredit dengtan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian . Adapun
pertumbuhan ekspansi kredit secara riil minimum 22 % setahun atau LDR
minimum sebesar 50 % dan rasio non performing loan dibawah 5 % (net) .
iv. Bank telah menjadi perusahaan terbuka , atau memiliki rencana menjadi
perusahaan terbuka dalam waktu dekat.
v. Bank memiliki kemampuan dan kapasitas untuk menjadi konsolidator
dengan tetap memenuhi kriteria sebagai Bank dengan Kinerja Baik . Dalam
prosesnya , hal-hal yang menjadi ukuran kualitatif dalam kebijakan ini,
merupakan kewajiban Bank Indonesia untuk melakukan penilaian .
Bank dengan Kinerja Baik (BKB).
Adalah bank dengan kinerja baik , yaitu Bank Bank yang selama tiga tahun
terakhir memenuhi kriteria :
i. Modal inti lebih besar dari Rp. 100 milyar
ii. Memiliki tingkat kesehatan dengan kriteria CAMELS tergolong sehat
(sekurang-kurangnya peringkat Komposit 2) dengan faktor manajemen
tergolong baik dan
iii. Memiliki rasio kewajiban penyediaan modal minimum (CAR) sebesar 10 %
iv. Memiliki tata kelola (governance) dengan rating yang baik .
Status bank dengabn kinerja baik tersebut akan di-evaluasi oleh Bank
Indonesia secara berkala
Banknotes (Uang Kertas Asing/ UKA) .
Adalah uang kertas dalam valuta asing yang resmi diterbitkan oleh suatu
negara di luar Indonesia yang diakui sebagai alat pembayaran yang sah
negara yang bersangkutan (legal tender).
Bank Operasional I.
Adalah Bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk mengelola
penerimaan dan pengeluaran yang membebani Rekening Kas Negara, dalam
daerah dimana tidak terdapat Bank Indonesia.
Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank /ADB).
Adalah suatu lembaga pembangunan keuangan multilateral
( multilateral development financial institution) yang dimiliki oleh 65
anggota , 47 dari wilayah Asia dan 18 lainnya dari seantero wilayah dunia
lainnya.
Visi dari ADB adalah wilayah yang bebas dari kemiskinan. Misinya adalah
merupakan kantor cabang dari bank yang berkantor pusat di luar negeri.
3. Bank yang memiliki 30 (tiga puluh) kantor cabang atau lebih .
4. Bank yang memiliki 150.000 (seratus lima puluh ribu ) nasabah atau
lebih, dan atau
5. Bank yang memiliki tingkat keragaman yang tinggi dalam transaksi
/produk/jasa.
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal).
Adalah suatau lembaga yang dibentuk dalam rangka pelaksanaan Undang
Undang No. 8 tahun 1985 tentang Pasar Modal. Lembaga ini berfungsi untuk
melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari terhadap
Pasar Modal. dengan tujuan untuk mewujudkan kegiatan Pasar Modal yang
teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, lembaga ini mempunyai
kewenangan untuk, memberikan izin, persetujuan dan pendaftaran kepada
para pelaku pasar modal, memproses pendaftaran dalam rangka penawaran
umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan di Pasar
Modal, dan melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di Pasar Modal .
Blanket Guarantee.
Adalah program penjaminan pemerintah terhadap pembayaran kewajiban
bank sebagaimana dimaksud dengan Keputusan Presiden No.26 tahun 1998
tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum.
Tatacara pelaksanaannya diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan
No.26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998 antara lain sebagai
berikut :
Kewajiban yang dijamin oleh Pemerintah meliputi seluruh kewajiban
pembayaran dari Bank Umum, baik dalam mata uang Rupiah maupun dalam
mata uang asing yang timbul sebelum, pada atau sesudah hari pertama dari
jangka waktu berlaku dan jatuh tempo pada atau sebelum hari terakhir dari
jangka waktu berlaku, termasuk tetapi tidak terbatas pada giro, tabungan,
deposito berjangka dan deposit on call, obligasi, surat berharga, pinjaman
antar bank, pinjaman yang diterima swap/hedges/futures, derivatives dan
bank.
Pilar ketiga, sebagai bentuk peningkatan kemampuan melayani kebutuhan
masyarakat, BPD akan memiliki program standardisasi dan peningkatan
kualitas SDM yang ditunjang perluasan jaringan kantor untuk mendukung
terwujudnya sistem keuangan yang inklusif (financial inclusion) dengan
meningkatkan akses seluas-luasnya ke masyarakat setempat melalui
penciptaan produk dan jasa yang semakin variatif dan
unggul.----------------- Untuk pemantauan keberhasilan penerapan
BRC , BI telah membentuk kelompok kerja (Pokja) yang beranggotakan
pejabat dari BI, Asbanda dan BPD yang telah merumuskan beberapa
indikator keberhasilan penerapan BRC dan akan melakukan monitoring serta
dalam pelaksanaannya senantiasa mencarikan solusi bersama untuk kemajuan
BPD.
Bretton Woods.
Atau lebih dikenal dengan The Bretton Woods System, adalah suatu system
management moneter (monetary management) yang menetapkan tata aturan
hubungan komersial dan financial diantara Negara industri utama dunia.
Bretton Woods System merupakan suatu aturan yang pertama yang
disepakati dalam mengartur hubungan moneter diantara independent nation
states dalam rangka membangun kembali ekonomi dunia yang porak poranda
setelah perang dunia ke II.
The Bretton Woods System ini dihasilkan dari suatu konferensi internasional
yang diselenggarakan oleh suatu badan PBB yaitu United Nations Monetary
and Finansial Conferense, yang dihadiri oleh 730delegasi dari 44 negara
yang berkumpul di Mount Washington Hotel di Bretton Woods , New
Hamsphire, USA.
Para delegasi menyepakati Bretton Woods Agreement pada Juli 1944.
Konferensi menetapkan suatu system of rules , institutions (lembagalembaga) dan prosedur-prosedur yang mengatur system moneter
internasional. Dalam rangka itu dibentuklah IBRD (International Bank for
Reconstruction and Development), (sekarang bahkan sudah menjadi 5
institusi dibawah Bank Dunia) serta IMF (International Monetary Funds).
Organisasi-organisasi ini beroperasi mulai tahun 1945 setelah ratifikasi oleh
Negara Negara peserta mencukupi.
Features utama dalam Bretton Woods System adalah adanya kewajiban bagi
setiap Negara untuk meng adopsi suatu monetary policy dimana negara
anggota diwajibkan untuk menilai mata uang nasional mereka dengan emas.
Jadi negara anggota wajib memelihara nilai tukar tetap (fixed exchange
rate) plus atau minus 1 % sebanding nilai cadangan emas mereka (sebagai
suatu band).dalam melakukan intervensi terhadap pasar (dalam jual beli
mata uang asing). Ternyata system ini kolaps pada tahun 1971, setelah
Amerika Serikat tidak mampu menyediakan cadangan emas yang cukup
sebagai penyangga nilai dollarnya. Akhirnya negara negara anggota
mengaitkan nilai mata uang mereka dengan US$ (dollar Amerika). Sehingga
dollar Amerika dipakai sebagai Reserve Currency yang utama, dimana dalam
praktik apabila mereka perlu menambah cadangan emas, mereka malahan
membeli atau menjual US Dollar untuk menjaga nilai tukar pasar (market
exchange) dalam batas plus atau minus 1 % dari equivalent nilai emas.
Akhirnya US$ mengantikan peranan standard emas dalam finansial sistem
internasional.
BUMD ( Badan Usaha Milik Daerah).
Adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
pemerintah daerah melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan daerah yang dipisahkan sebagaimana diatur dalam perundangundangan yang berlaku.
BUMN (Badan Usaha Milik Negara ).
Adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
negara yang dipisahkan sebagaimana diatur dalam perundang-undangan yang
berlaku. Termasuk sebagai perusahaan BUMN adalah Bank BUMN yang
direstrukturisasi sehingga menjadi bagian dari suatu bank holding company
yang merupakan BUMN.
Business Plan.
Adalah rencana kerja yang sekurang-kurangnya memuat :
Direksi Bank.
Adalah:
a. Direksi sebagaimana dimaksud pasal 1 angka 4 Undang- Undang No.1
tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas bagi bank berbentuk Perseroan
Terbatas.
b. Direksi sebagaimana dimaksud pasal 11 Undang Undang No.5 tahun 1962
Tentang Perusahaan Daerah bagi Bank berbentuk Hukum Perusahaan Daerah.
c. Pengurus bagi Bank berbentuk Hukum Koperasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 29 Undang-Undang No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Istilah lain untuk Direksi Bank adalah Senior Management.
Dual banking system.
Adalah system perbankan yang dianut di Indonesia, dimana perbankan
syariah merupakan salah satu sub system dalam system perbankan di
Indonesia.
Perbankan syariah di Indonesia lahir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
yang menginginkan pelayanan jasa perbankan syariah sebagai alternatif dari
layanan jasa perbankan konvensional.
Oleh karena itu, seluruh kegiatan usaha dan operasional perbankan syariah
merupakan bagian dari jasa perbankan nasional, dan masing-masing
subsistem diharapkan dapat saling mendukung sistem perbankan secara
keseluruhan.
E-commerce.
Adalah pelaksanaan komunikasi bisnis dan transaksi-transaksi melaui jaringan
komputer. E commerce adalah pembelian dan penjualan barang dan jasa ,
serta pengiriman dana melalui komunikasi digital. Termasuk dalam ecommerce pembelian dan penjualan jaringan world wide web dan internet,
electronic funds transfers, smart cards, digital cash dan semua cara
melaksanakan bisnis melalui digital network.
European Union ( EU) ( Uni Eropah ).
Adalah suatu Uni (union) yang terdiri dari 25 negara (independent state)
yang didirikan untuk memperkuat kerja sama politik , ekonomi dan social.
Sebelumnya dikenal dengan nama European Community (EC) atau European
Economic Community (EEC).
Tanggal Pendirian : 1 Januari 1993
Negara-negara yang sudah tercatat sebagai anggota s/d januari 1995
adalah : Austria , Belgia , Denmark , Finlandia, Perancis , Jerman ,
Yunani , Irlandia, Italia , Luksemburg, Belanda , Portugasl , Spanyol ,
Swedia , Inggris , Cyprus , Czeck Republik , Estonia, Hungaria , Latvia ,
Lituania, Malta , Polandia , Slowakia dan Slovenia.
Sebagian besar Negara anngota EU (European Union) telah menggunakan
mata uang Euro, s/d tahun 2004 negara yang belum menggunakan mata uang
Euro sebagai mata uang mereka adalah : Inggris , Denmark , Swedia serta
10 negara yang masuk terakir (Cyprus dst).
Euro Interbank Offerred Rate (EURIBOR).
Merupakan benchmark rate dimana interbank time deposit (dalam EURO)
ditawarakan oleh suatu prime bank dalam euro zone kepada prime bank
lainnya pada jam 11.00 CET.
EURIBOR dihitung secara harian dan meng-cover periode antara satu hari
sampai satu tahun.
Eurosystem.
Yang terdiri dari European Central Bank (ECB) dan national central bank dari
Negara-negara anggota yang mata uangnya Euro, adalah otoritas moneter
dari Euro area. Tujuan utama dari Eurosystem adalah menjaga stabilitas
harga barang bersama (common goods). Eurosystem bertindak sebagai
otoritas keuangan terkemuka (leading financial authority ) yang bertujuan
untuk mengamankan stabilitas keuangan dan mengembangkan integrasi
keuangan Eropah.
Tujuan strategik dari Eurosystem :
1). Pengakuan sebagai otoritas moneter dan financial matters.
Dibangun berdasarkan konstitusi yang solid , independensi dan kohesi
internal yang kuat, the Eurosystem , the central banking system dari Euro
area , akan bertindak sebagai otoritas moneter dari Euro area dan sebagai
otoritas keuangan terkemuka , yang tercatat dan diakui baik di dalam
maupun di luar Eropah . Dalam mencapai tujuan utamanya, yaitu
mempertahankan stabilitas harga, Eurosystem akan melakukan analisa
ekonomi dan moneter dan mengimplementasikan kebijakan yang sesuai. Akan
merespon secara efektif perkembangan moneter dan keuangan.
2). Stabilitas keuangan dan integrasi keuangan Eropah.
Eurosystem bertujuan untuk mengamankan stabilitas keuangan dan
meningkatkan integrasi keuangan Eropah dalam kerjasama dengan struktur
institusi yang ada. Pada akhirnya Eurosystem akan memberikan kontribusi
terhadap kebijakan penyediaan suatu arsitektur dan stabilitas keuangan
Eropah dan global.
3). Pertanggung jawaban , kredibilitas , kepercayaan, kedekatan pada
penduduk Eropah.
Eurosystem terikat penuh dengan pentingnya kredibilitas (credibility),
kepercayaan (trust), transparansi, dan pertanggung jawaban (accountability).
Bertujuan untuk komunikasi yang efektif dengan penduduk Eropah dan media.
Committed untuk melaksanakan hubungan dengan otoritas Eropah dan
nasional secara penuh sesuai dengan Treaty provisions dan menghormati
prinsip-prinsip kebebasan. Untuk tujuan ini Eurosystem akan tetap mengikuti
perubahan pasar uang dan pasar keuangan (money and financial markets )
dan akan sensitif terhadap kepentingan publik dan kepentingan pasar.
4). Identitas bersama , kejelasan peranan dan tanggung jawab serta good
governance
Eurosystem bertujuan untuk memperkuat identitas bersama dalam suatu
kerangka kerja yang mendefinisikan peranan dan tanggung jawab dari
partisipan secara jelas. Untuk tujuan ini Eurosystem akan dibangun
berdasarkan potensi dan keterlibatan yang mendalam dari semua anggota
sebagaimana komitmen dan kemauan untuk bekerja sesuai dengan
kesepakatan. Lebih lanjut Eurosystem committed terhadap good governance
dan pelaksanaan struktur organisasi dan metode kerja yang efektif dan
efisien.
Financial Accelerator.
Adalah suatu mekanisme yang bekerja pada saat terjadinya krisis, yaitu
kondisi dimana sektor keuangan mengamplikasi apa yang terjadi di sektor riil
sehingga berdampak lebih ekstrem. Mekanisme ini tampak telah bekerja
pada periode boom yang lalu (awal 2000 an) , maupun pada krisis
2008/2009. Sektor keuangan menjadi procyclical atau menyebabkan
amplikasi terhadap siklus ekonomi. Financial accelerator ini bekerja sebagai
berikut :
Pada periode boom atau positive shock, kenaikan harga asset biasanya
dibarengi dengan bertambahnya modal bank dan berkurangnya leverage, yang
mendorong bank melakukan ekspansi. Kenaikkan harga aset juga memudahkan
sektor rumah tangga dan bisnis memperoleh pinjaman dari bank, yang pada
gilirannya memacu konsumsi dan investasi.
Sebaliknya, pada periode krisis atau negative shock, jatuhnya harga aset
menyebabkan modal bank merosot dan leverage bank naik. Karena dalam
masa krisis sangat sulit bagi bank meraih modal baru, bank cenderung
melikuidasi asset, sehingga membuat harga aset lebih merosot. Dampak
terhadap sektor riil dan ekonomi akan terasa lebih berat saat negative
shock tersebut menimpa bank-bank besar secara serentak, atau terjadi
efek sistemis dari neraca bank yang memburuk. Dengan bekerjanya
mekanisme financial accelerator tadi, dalam kondisi krisis, kebijakan
moneter yang konvensional menjadi sulit diandalkan efektivitasnya
Financial Planner (Perencana Keuangan).
Adakah suatu profesi pada lembaga keuangan (Bank , multi finance ,
asuransi) yang membantu menangani perencanaan keuangan nasabah yang
dipercayakan kepada lembaga tersebut. Solusi perencanaan keuangan
dimaksud mencakup , pemilihan pengelolaan keuangan , kekayaan atau
investasi dengan memperhitungkan kebutuhan keuangan nasabah sesuai
keinginana dan diharapkan aman serta menguntungkan baik jangka pendek ,
menegah dan panjang. Perencanaan dimaksud dapat mencakup rencana
pendidikan , pensiun , investasi , pajak , serta termasuk rencana
pengelolaan risiko keuangan (manajemen risiko). Dalam menjalankan profesi
nya seorang Financial Planner harus mengerti manajemen risiko dan prinsip
prinsip mengenal nasabah serta praktek bisnis keuangan dan risiko
instrument-instrument keuangan yang digunakan. Dalam bank , profesi ini
umumnya ditangani staff pada satuan kerja Wealth Management atau Asset
Management atau Private Banking.
Financial Safety Net.
Adalah salah satu pilar utama dari sistem perbankan yang sehat dan efisien
sebagai kelengkapan dari pengaturan dan pengawasan . Secara umum
financial safety net yang komprehensif mencakup 5 (lima) elemen, yaitu :
1. Regulasi yang efektif
2. Supervisi yang efektif dan independen
3. Fungsi Lender of the last resort yang cukup
4. Skema penjaminan simpanan (deposit insurance) yang memadai
5. Penyelesaian problem dan krisis perbankan
Pemerintah dan Bank Indonesia sudah merumuskan kerangka kebijakan untuk
financial safety net yang meliputi ; peranan , tanggung jawab serta
mekanisme koordinasi bagi masing-masing institusi yang terkait , yaitu Bank
Indonesia , Departem,en Keuangan, Lembaga Pengawasan serta Lembaga
Penjaminan Simpanan (Deposit Insurance Company). Kedepan , kerangka
kerja dimaksud me-elaborasi fungsi lender of the last resort serta
kebijakan penjaminan simpanan. Dalam kondisi normal, sesuai dengan
ketentuan yang ada, Bank Indonesia dapat memberikan bantuan linkuiditas
jangka pendek untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang disebabkan mismath
dalam cashflow. Bahkan BI juga dapat memberikan bantuan likuiditas
darurat bagi bank yang mengalami kesulitan dan berpotensi mempunyai
dampak sistemik yang dapat menyebabkan krisis dalam sistem finansial. Bank
Indonesia dan Departemen keuangan telah menandatangani MOU dalam
penanganan masalah dimaksud. Lebih lanjut LPS sudah beroperasi sejak 22
September 2005 dengan 2 fungsi :
Sebagai penjamin simpanan (deposit insurance) dalam batas tertentu.
Melaksanakan penyelesaian aset dan kewajiban serta pembubaran Badan
Hukum Bank Gagal (Fail Bank).
Financial Sector Assessment Program (FSAP).
Adalah program yang dirancang oleh IMF untuk melakukan asesmen terhadap
stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan dan bukan institusi institusi
fungsi forum dimaksud. FSSK telah mulai beroperasi dan telah melaksanakan
pertemuan secara reguler sejak 1 Juli 2007. Forum Pengarah bertemu
triwulanan, sementara Forum Pelaksana mengadakan pertemuan bulanan
setiap hari Senin minggu kedua. Di luar itu, pertemuan dilaksanakan di
tingkat Tim Kerja. Dalam jangka pendek ke depan, FSSK akan menjadi
wadah koordinasi pelaksanaan Financial Sector Assessment
Program (FSAP) dan Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI). Tim
Kerja FSSK akan bekerjasama untuk persiapan dan pelaksanaan FSAP yang
akan dilakukan oleh Bank Dunia dan IMF. Tujuan FSAP adalah untuk menilai
ketahanan sector keuangan serta menilai sejauh mana suatu sistem keuangan
memiliki compliance terhadap standar regulasi prudensial internasional.
Selain itu, Tim Kerja FSSK akan mengkoordinasikan dan mengharmonisasikan
penyusunan ASKI yang merupakan arah pengembangan system keuangan
Indonesia dalam jangka menengah dan jangka panjang ke depan.
Perkembangan terakhir, Rapat Anggota Forum Pelaksana FSSK tanggal 13
Agustus 2007 menyepakati pembentukan 2 (dua) gugus tugas, yaitu gugus
tugas Macro Early Warning System (EWS) dan Crisis Management Protocol
(CMP). Gugus tugas Macro EWS diharapkan dapat memberikan kajian
mengenai dampak yang ditimbulkan apabila terjadi krisis global, berapa lama
krisis terjadi serta langkah-langkah berikutnya yang harus dilakukan.
Sementara itu, gugus tugas CMP akan membuat acuan bagi otoritas keuangan
dalam menangani krisis. Dalam CMP akan dijelaskan mekanisme penanganan
krisis yang terjadi di sektor perbankan, lembaga keuangan non-bank, pasar
modal, serta pasar uang. Dengan adanya CMP, maka otoritas diharapkan
dapat memberikan respon yang tepat dan efektif, sehingga krisis dapat
tertangani secara cepat, efektif, dan tidak menimbulkan dampak negatif.
FSAM (Finacial Social Accounting Matrix).
Disebut juga sebagai Sistem Neraca Sosial Ekonomi adalah suatu kerangka
kerja data yang dapat menjembatani keterbatasan yang ditemukan dalam
SAM (Sosial Accounting Matrix) disebut juga sebagai Sistem Neraca Sosial
Ekonomi dan FoF (Flow of Fund) Account, disebut juga sebagai Neraca Arus
Dana, karena FSAM menyajikan informasoi sektor real dan sektor keuangan
secara terintegrasi . Umumnya , format dari kerangka kerja FSAM
Indonesia diklasifikasikan dalam 9 (sembilan ) komponen ( 9 x 9 matrix),
langsung atau tidak langsung bertanggung jawab kepada kantor pusat Bank
yang bersangkutan dan mempunyai alamat serta tempat kedudukan di
Indonesia.
Kantor dibawah Kantor Cabang.
Adalah Kantor Cabang Pembantu atau Kantor Kas yang kegiatan usahanya
membantu Kantor Cabang induknya.
o Kantor Cabang Pembantu adalah kantor dibawah Kantor Cabang yang
kegiatan usahanya membantu Kantor Cabang induknya.
o Kantor Kas adalah kantor dibawah Kantor Cabang yang kegiatan usahanya
adalah membantu Kantor induknya kecuali melakukan penyaluran dana.
Kantor Fungsional (KF ).
Adalah kantor Bank yang melakukan kegiatan operasional atau non
operasional secara terbatas dalam 1 (satu) kegiatan fungsional.
Pembukaan KF hanya dapat dilakukan apabila telah dilaporkan dan mendapat
penegasan Bank Indonesia. Jenis KF terdiri dari:
a. KF yang melakukan kegiatan operasional; atau
b. KF yang tidak melakukan kegiatan operasional.
Kantor Wilayah (Kanwil).
Adalah kantor Bank yang membantu kantor pusatnya melakukan fungsi
administrasi dan koordinasi terhadap beberapa kantor cabang di suatu
wilayah tertentu.
Kartel
(cartel).
Kartu ATM.
Adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan
untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan
ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan / atau untuk melakukan
penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi
terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit , dan pemegang kartu
berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada
waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun secara
angsuran.
Kartu Debet.
Adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan
untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan
ekonomi , termasuk transaksi pembelanjaan , dimana kewajiban pemegang
kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan
pemegang kartu pada Bank atau Lembaga Selain Bank yang mendapat
persetujuan penghimpunan dana
Kartu Kredit.
Adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan
untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan
ekonomi , termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan
penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pembayaran pemegang kartu
dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu
berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada
waktru yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) maupun secara
anggsuran.
Kartu Prabayar.
Adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang diperoleh dengan
menyetorkan terlebih dahulu sejumlah uang kepada penerbit, baik secara
langsung maupun melalui agen-agen penerbit, dan nilai uang tersebut
dimasukkan sebagai nilai uang dalam kartu yang dinyatakan dalam satuan
rupiah atau dalam satuan lain seperti pulsa yang digunakan untuk melakukan
transaksi pembayaran dengan cara mengurangi secara langsung nilai uang
pada kartu tersebut.
Kartu Prabayar Multi Purpose.
Adalah Kartu Prabayar yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas
kewajiban yang timbul dari berbagai jenis transaksi ekonomi, misalnya Kartu
Prabayar yang dapat digunakan untuk pemabayaran tol , telepon ,
transportasi umum , dan untuk berbelanja.
Kartu Prabayar Singgle Purpose.
Adalah Kartu Prabayar yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas
kewajiban yang timbul dari satu jenis transaksi ekonomi, misalnya Kartu
Prabayar yang hanya dapat digunakan untuk pembayaran Tol atau Kartu
Prabayar yang dapat digunakan untuk pembayaran transportasi umum
Adalah kebijakan yang ditetapkan antara lain dengan cara menyusun strategi
Manajemen Risiko untuk memastikan bahwa:
1. Bank tetap mempertahankan eksposur Risiko sesuai dengan kebijakan dan
prosedur intern Bank dan peraturan perundangundangan serta ketentuan lain
yang berlaku; dan
2. Bank dikelola oleh sumber daya manusia yang memilik pengetahuan,
pengalaman, dan keahlian di bidang Manajemen Risiko sesuai dengan
kompleksitas usaha Bank.
Penyusunan strategi Manajemen Risiko dilakukan dengan mempertimbangkan
kondisi keuangan Bank, organisasi Bank, dan Risiko yang timbul sebagai
akibat perubahan faktor eksternal dan faktor internal
Kecepatan perputaran uang (velocity of money).
Istilah ini berkaitan dengan ketentuan Alih Daya antara Bank dengan
Perusahaan Penyedia Jasa , adalah kegiatan lain yang dilakukan Bank di
luarkegiatan usaha Bank. Termasuk kegiatan pendukung usaha antara lain
adalah kegiatan yang terkait dengan sumber daya manusia, manajemen
risiko, kepatuhan, internal audit, akunting dan keuangan, teknologi
informasi, logistik dan pengamanan.
Kegiatan usaha
Istilah ini berkaitan dengan ketentuan Alih Daya antara Bank dengan
Perusahaan Penyedia Jasa . Kegiatan Usaha
Kode Etik.
Adalah panduan moral bagi suatu profesi yang umumnya menyangkut prinsipprinsip yang relevan dengan profesi dan aturan yang memberi arah dan
bimbingan yang menjelaskan norma tingkah laku yang harus ditaati dan
dilaksanakan oleh mereka yang menjalani profesi tersebut.
Contoh:
Kode Etik Bankir yang ditetapkan oleh IBI (Institut Bankir Indonesia) bagi
Bankir Indonesia sebagai berikut:
1. Seorang Bankir patuh dan taat pada perundang-undangan yang berlaku.
2. Seorang Bankir melakukan pencatatan yang benar mengenai segala
transaksi yang bertalian dengan kegiatan banknya
3. Seorang bankir menghindari diri dari persaingan yang tidak sehat.
4. Seorang bankir tidak menyalah gunakan wewenangnya untuk kepentingan
pribadi.
5. Seorang bankir menghindarkan diri dari keterlibatan dalam pengambilan
keputusan dalam hal terdapat pertentangan kepentingan.
6. Seorang bankir menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya.
7. Seorang bankir memperhitungkan dampak yang merugikan dari setiap
kebijakan yang ditetapkan banknya terhadap keadaan ekonomi, social dan
lingkungan.
8. Seorang bankir tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya
diri pribadi maupun keluarganya.
9. Seorang bankir tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan
profesinya.
Dalam organisasi bank sendiri terdapat profesi tertentu yang juga
mengembangkan Etika Profesinya seperti Kode Etik Auditor Intern, Kode
Etik Dealer, dan sebagainya.
Komisaris Bank.
Adalah:
a. Komisaris sebagaimana dmaksud dalam pasal 1 angka 5 Undang-Undang
No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas bagi Bank yang berbentuk
Perseroan Terbatas.
tidak ada tanda-tanda untuk berkembang memasuki kegolongan negaranegara berpendapatan tinggi. Negara ini terjebak dalam middle income
trap. Pada umumnya negara-negara yang terjebak adalah negara yang
dianugerahi sumber daya alam yang melimpah. Negara-negara tersebut
sering terkena apa yang disebut Curse of Natural Resources
Abundance/kutukan sumber daya alam yang melimpah atau disebut juga :
Dutch Diseases, yaitu dengan mengekploitasi sumber daya alam yang
melimpah menyebabkan kurangnya motivasi untuk mengembangkan sektorsektor ekonomi lainnya yang berbasis teknologi, sehingga tidak ada
pengembangan : human capital/modal manusia. Biasanya industri di negaranegara tersebut berbasis teknologi rendah, sedang masyarakatnya
mendapatkan penghasilan dari sektor tradisional atau industri yang berbasis
tenaga kerja tidak terampil (Unskill Labour). Indonesia saat ini (2010) sdh
masuk ke golongan negara berpendapatan menengah dengan pendapatan per
capita sekitar US$. 4.000,-. Banyak negara terjebak dalam middle income
trap , mudah2an Indonesia tidak demikian. Negara yang terjebak dalam
middle income trap,ekspor dari sektor skills-based labour sangat
terbatas,sehingga tidak dapat menyesuaikan dengan permintaan pasar dunia
yang sangat dinamis untuk produk-produk yang berlandaskan skill based
export manufacturing.
Minimum pendapatan.
yang dieksport suatu negara dengan nilai barang dan jasa yang di-import
negara tersebut . Apabila nilai ekpsort negara tersebut lebih tinggi dari
nilai importnya , keadaan tersebut disebut surplus perdagangan (trade
surplus). Sebaliknya apabila nilai import lebih tinggi dibandingkan nilai
ekportnya , disebut sebagai deficit perdagangan (trade deficit).
Non Performing Loan (NPL).
Atau kredit bermasalah adalah kredit yang masuk dalam golongan 3 (Kurang
Lancar); 4 (Diragukan) dan 5 (Macet) dari 5 kolektibilitas kredit sesuai
penggolongan kredit yang ditetapkan Bank Indonesia (Lancar, Dalam
Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet). NPL adalah kredit
dengan kolektibilitas sebagai berikut :
Kredit Kurang Lancar
Kredit Diragukan
Kredit Macet
Kredit yang digolongkan NPL adalah kredit yang memenuhi Kriteria sebagai
berikut:
Penggolongan / Kriteria Kredit Kurang Lancar(Sub Standard):
1. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui
90 hari; atau
2. Sering tarjadi cerukan; atau
3. Frekwensi mutasi rekening relative rendah; atau
4. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90
hari; atau
5. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur; atau
6. Dokumentasi pinjaman yang lemah
Kredit Diragukan(Doubtful):
1. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui
180 hari; atau
2. Terjadi cerukan yang bersifat permanen; atau
3. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari;atau
4. Terjadi kapitalisasi bunga; atau
5. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun
pengikatan jaminan
Kredit macet(Loss):
Pejabat Eksekutif.
Adalah pejabat yang mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan
operasional bank serta bertanggung jawab langsung kepada Direksi.
Pekerjaan berisiko rendah.
Istilah ini berkaitan dengan ketentuan Alih Daya antara Bank dengan
Perusahaan Penyedia Jasa, Adalah pekerjaan yang apabila terjadi kegagalan
tidak akan mengganggu aktivitas operasional bank secara signifikan.
Pekerjaan penunjang
Istilah ini berkaitan dengan ketentuan Alih Daya antara Bank dengan
Perusahaan Penyedia Jasa, adalah pekerjaan yang tidak harus ada dalam
alur kegiatan usaha atau alur kegiatan pendukung usaha Bank, sehingga
apabila pekerjaan tersebut tidak ada kegiatan dimaksud masih dapat
terlaksana tanpa gangguan yang berarti.
Contoh pekerjaan penunjang pada alur kegiatan usaha Bank misalnya alur
kegiatan pemberian kredit antara lain pekerjaan call center, pemasaran
(telemarketing, direct sales/ sales representative) dan penagihan; dan pada
alur kegiatan perkasan misalnya pekerjaan jasa pengelolaan kas Bank.
Contoh pekerjaan penunjang pada alur kegiatan pendukung usaha antara lain
pekerjaan yang dilakukan oleh sekretaris, agendaris, resepsionis, petugas
kebersihan, petugas
keamanan, pramubakti, kurir, data entry dan pengemudi.
Pekerjaan pokok
Istilah ini berkaitan dengan ketentuan Alih Daya antara Bank dengan
Perusahaan Penyedia Jasa, adalah pekerjaan yang harus ada dalam alur
kegiatan usaha atau alur kegiatan pendukung usaha Bank, sehingga apabila
pekerjaan tersebut tidak ada, maka kegiatan dimaksud akan sangat
terganggu atau tidak terlaksana sebagaimana mestinya.
Yang dimaksud dengan alur adalah serangkaian pekerjaan dari awal sampai
akhir dari suatu kegiatan usaha atau kegiatan pendukung usaha, misalnya
alur pemberian kredit mencakup pekerjaan pemasaran, analisis kelayakan,
persetujuan, pencairan, pemantauan, dan penagihan kredit.
Contoh pekerjaan pokok dalam alur kegiatan usaha Bank misalnya alur
kegiatan pemberian kredit antara lain pekerjaan account officer dan analis
kredit; pada alur kegiatan penghimpunan dana antara lain pekerjaan
customer service, customer relation dan teller.
Contoh pekerjaan pokok dalam alur kegiatan pendukung usaha Bank misalnya
alur kegiatan manajemen risiko antara lain pekerjaan analisis risiko; pada
alur pengembangan organisasi dan pengelolaan sumber daya manusia antara
lain pekerjaaan perencanaan dan pengembangan organisasi serta perencanaan
. perencanaan sumber daya manusia; pada alur kegiatan pengelolaan
teknologi informasi antara lain pekerjaan perencanaan dan pengembangan
teknologi informasi; dan pada alur kegiatan pengendalian internal antara lain
pekerjaan audit internal.
Peleburan.
Adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Bank atau lebih untuk
meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Bank baru yang karena hukum
memperoleh aktiva dan pasiva dari Bank yang meleburkan diri dan status
badan hukum Bank yang meleburkan diri berakhir karena hukum.
Pemilik atau pengendali akhir.
Pemilik atau pengendali akhuir pada suatu perusahaan, yayasan, atau
perkumpulan (ultimate owner/ultimate controller) adalah perorangan yang
menurut penilaian Bank memiliki dan/atau yang melakukan pengendalian akhir
untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan perusahaan. Dokumen identitas
pemilik atau pengendali akhir dapat berupa surat pernyataan atau dokumen
Adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang menerbitkan APMK ( Alat
Pembayaran dengan Menggunakan Kartu )
Pengaduan Nasabah.
Adalah ungkapan ketidak puasan nasabah yang disebabkan oleh adanya
potensi kerugian finansil pada Nasabah yang diduga karena kesalahan atau
kelalaian bank. Pengaduan dapat dilakukan oleh nasabah atau Perwakilan
Nasabah. Perwakilan Nasabah adalah perseorangan , lembaga atau badan
hukum yang bertindak untuk dan atas nama nasabah dengan berdasarkan
surat kuasa khusus dari nasabah.. Mengenai Pengaduan Nasabah , Bank
Indonesia mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut :
Bank wajib menyelesaikan setiap pengaduan yang diajukan Nasabah atau
Perwakilan Nasabah. Untuk penyelesaian pengaduan Bank wajib menetap-kan
kebijakan dan memiliki prosedur tertulis , yang meliputi ; Penerimaan
Pengaduan ; Penanganan dan penyelesaian Pengaduan ; Pemantauan
penanganan dan penyelesaian Pengaduan.
Direksi Bank bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan dan prosedur
pengaduan tersebut diatas.
Bank wajib memiliki unit atau fungsi yang dibentuk secara khusus di setiap
Kantor Bank untuk menangani dan menyelesaiakan Pengaduan oleh Nasabah
atau Perwakilan Nasabah
Bank wajib menerima setiap pengaduan yang diajukan oleh nasabah atau
Perwakilan Nasabah yang terkait dengan transaksi keuangan yang dilakukan
nasabah. Pengaduan dapat dilakukan secara tertulis atau lisan. Pengaduan
secara tertulis wajib dilengkapi dengan fotocopy identitas dan dokumen
pendukung lainnya. Pengaduan secara lisan wajib diselesaikan dalam 2 (dua)
hari kerja berikutnya.. Dalam hal tidak dapat diselesaikan dalam 2 hari
maka bank dapat meminta nasabah mengajukan secara tertulis.
Bank wajib menjelaskan kepada nasabah tentang kebijakan dan prosedur
penyelesaian pengaduan pada saat nasabah atau Perwakilan Nasabah
mengajukan pengaduan..
Bank wajib menyampaikan bukti tanda terima kepada nasabah yang
mengajukan Pengaduan secara tertulis.
Bank wajib menyelesaikan pengaduan nasabah paling lambat 20 (duapuluh)
hari kerja. Dalam hal terdapat kondisi tertentu Bank dapat memperpanjang
sampai paling lama 20 (dua puluh ) hari kerja dan memberitahukannya
kepada nasabah.
Pengambilalihan.
Adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang
perseorangan untuk mengambil alih saham Bank yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian atas Bank tersebut.
Penggabungan .
Adalah perbuatan hukum yang dilakukanoleh satu Bank atau lebih untuk
menggabungkan diri dengan Bank lain yang telah ada yang mengakibatkan
aktiva dan pasiva dari Bank yang menggabungkan diri beralih karena hukum
kepada Bank yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan
hukum Bank yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.
Pengurus Bank.
Adalah Komisaris dan Direksi Bank .
Penilaian peringkat.
Adalah penilaian peringkat kredit perusahaan yang dilakukan oleh lembaga
Pemeringkat nasional maupun internasional kepada Perusahaan yang
menggambarkan kemampuan dan kemauan Perusahaan tersebut untuk
membayar kewajiban finansialnya sesuai dengan terms & conditions yang
dipersyaratkan
Penilai Independen.
Adalah Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang:
a. tidak ada keterkaitan dalam hal kepemilikan, kepengurusan dan keuangan
baik dengan Bank maupun nasabah yang menerima fasilitas;
b. melakukan kegiatan penilaian berdasarkan kode etik profesi dan
ketentuanketentuan lain yang ditetapkan oleh institusi yang berwenang;
c. menggunakan metode penilaian berdasarkan standar profesi penilaian
yang
diterbitkan oleh institusi yang berwenang;
d. memiliki izin usaha dari institusi yang berwenang untuk beroperasi
sebagai
perusahaan penilai; dan
e. tercatat sebagai anggota asosiasi yang diakui oleh institusi yang
berwenang.
Penyedia jasa keuangan.
Penyedia Jasa Keuangan adalah setiap orang yang menyediakan jasa dibidang
keuangan termasuk tetapi tidak terbatas pada bank, lembaga pembiayaan,
perusahaan efek, pengelola reksa dana, kustodian, wali amanat, lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, pedagang valuta asing, dana pensiun, dan
perusahaan asuransi.
Penyertaan.
Adalah bentuk keikut-sertaan bank dalam kepemilikan suatu perusahaan,
yang diwujudkan dengan memiliki saham perusahaan tersebut. Dengan
demikian saham yang dikuasai bukan dengan niat untuk diperdagangkan, juga
bukan dalam rangka penanaman kelebihan dana sementara. Kepemilikan di
maksudkan baik untuk penguasaan maupun sekedar menjadikan perusahaan
tersebut sebagai perusahaan anak dalam rangka memperlancar kegiatan
induk perusahaan (bank).
Bank dapat melakukan penyertaan namun terbatas pada kegiatan sebagai
berikut
a. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain
dibidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan
efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
b. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit atau kegagalan pembiayan berdasarkan prinsip syariah,
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi
ketentuan yang di tetapkan Bank Indonesia.
Penyertaan Modal.
Adalah penanaman dana Bank dalam bentuk saham pada Bank dan
perusahaan dibidang keuangan lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang undangan yang berlaku , seperti perusahaan sewa guna usaha ,
modal ventura , perusahaan efek , asuransi , serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan , termasuk penanaman dalam bentuk surat
utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity option) , atau
jenis transaksi tertentu yang berakibat Bank memiliki atau akan memiliki
saham pada bank atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan lainnya
Perbankan.
Adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya.
Perjanjian Alih Daya
c.
c. Nilai kontrak
d.
e.
e.
i.
i, Penyelesaian perselisihan.
(2). (Sumber
: Bank Indonesia)
Perusahaan Afiliasi.
Adalah perusahaan anak dari Perusahaan Induk Bank atau dari Perusahaan
Induk di Bidang Keuangan.
Perusahaan Anak.
Adalah adalah badan hukum atau perusahaan yang dimiliki dan/atau
dikendalikan oleh Bank secara langsung maupun tidak langsung, baik di dalam
maupun di luar negeri, yang melakukan kegiatan usaha dibidang keuangan,
yang terdiri dari:
Indonesia
Warga Negara asing adalah orang yang memiliki kewarganegaraan selain
Indonesia, termasuk yang memiliki izin menetap atau izin tinggal di
Indonesia.
Badan Hukum Asing atau lembaga asing lainnya adfalah badan hukum atau
lembaga asing yang dudirikan di luar negeri , namun tidak termasuk :
1.
2.
Badan Hukum Asing atau lembaga asing yang memiliki kegiatan yang
bersifat nirlaba.
Pinjaman luar negeri jangka pendek bank.
Adalah semua pinjaman luar negeri denganjangka waktu sampai dengan 1
(satu) tahun, serta giro, deposito, tabungan atau bentuklainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Pinjaman luar negeri jangka pendek bank, dapat berupa:
a. Pinjaman rupiah dan valas dari bukan penduduk berdasarkan loan
agreement;
b. Surat berharga dalam Rupiah dan valas di pasar keuangan internasional;
c. Surat berharga dalam rupiah dan valas yang dijual Over The Counter
(OTC) kepada bukan penduduk;
d. Surat berharga valas di pasar keuangan domestik;
e. Surat berharga valas yang dijual OTC kepada penduduk;
f. Kewajiban lainnya rupiah dan valas kepada bukan penduduk termasuk
perbankan yang sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Prinsipal (dalam transaksi APMK).
Adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang bertanggung jawab atas
pengelolaan sistem dan/atau jaringan antar anggotanya, baik yang berperan
sebagai penerbit dan/atau acquirer, dalam transaksi APMK ( Alat
Pembayaran dengan Menggunakan Kartu ) yang kerjasama dengan
anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.
Procyclical (Prosiklikalitas).
Adalah perilaku sistem keuangan yang mendorong perekonomian tumbuh lebih
cepat ketika ekspansi dan memperlemah perekonomian ketika siklus
kontraksi. Dengan perilakunya yang prosiklikal, sistem keuangan
meningkatkan ketidakstabilan makroekonomi dengan menciptakan fluktuasi
output. Sistem keuangan memang secara inheren berperilaku prosiklikalitas
karena pasar keuangan yang selalu ditandai oleh informasi yang asimetri
menyebabkan terjadinya Financial accelerator. Dengan karakteristik pasar
seperti itu, ketika perekonomian mengalami kontraksi dan nilai kolateral
turun, maka perusahaan berkualitas baik dengan proyek yang
menguntungkanpun akan sulit mendapatkan kredit. Sebaliknya ketika
perekonomian membaik dan nilai kolateral naik, maka perusahaan ini kembali
mendapatkan akses ke bank dan ini menambah stimulus pada perekonomian.
Walaupun financial accelerator merupakan mekanisme utama dari terjadinya
prosiklikalitas, namun respon pelaku pasar yang tidak proporsional dalam
menilai risiko turut memperparah prosiklikalitas. Oleh sebab itu,
prosiklikalitas bukan hanya hasil interaksi antara siklus ekonomi/bisnis
( business cycle) dan siklus keuangan ( financial cycle), namun juga
dipengaruhi oleh siklus perilaku terhadap risiko ( risk-taking cycle), yaitu
perilaku yang ditandai oleh optimism yang berlebihan ketika siklus ekonomi
membaik dan pesimisme yang berlebihan ketika siklus ekonomi memburuk.
Produk Bank.
Adalah produk dan atau jasa perbankan termasuk produk dan atau jasa
lembaga keuangan bukan bank yang dipasarkan oleh bank sebagai agen
pemasaran.
Transparansi informasi Produk Bank diatur oleh BI antara lain sebagai
berikut :
1. Bank wajib menyediakan informasi tertulis dalam Bahasa Indonesia secara
lengkap dan jelas mengenai karakteristik setiap Produk Bank dan informasi
tersebut wajib disampaikan kepada nasabah secara tertulis atau lisan. Bank
dilarang memberikan informasi yang menyesatkan (mislead) dan atau tidak
etis
( misconduct).
2. Informasi mengenai karakteristik Produk Bank sebagai mana dimaksud
diatas sekurang-kurangnya meliputi :
a. Nama Produk Bank
b. Jenis Produk Bank
c. Manfaat dan risiko yang melekat pada Produk Bank
d. Persyaratan dan tata cara penggunaan Produk Bank
e. Biaya-biaya yang melekat pada Produk bank
f. Perhitungan bunga atau bagi hasil dan margin keuntungan
g. Jangka waktu berlakunya Produk Bank , dan
h. Penerbit (issuer/originator) Produk Bank
Dalam hal Produk Bank terkait dengan penghimpunan dana , Bank wajib
memberikan informasi mengenai program penjaminan terhadap Produk Bank
tersebut.
3. Bank wajib memberitahukan kepada nasabah setiap perubahan,
penambahan, dan atau pengurangan pada karakteristik Produk Bank
sebagaimana dimaksud dalam butir 2 diatas. Pemberitahuan tersebut wajib
disampaikan kepada setiap nasabah yang sedang memanfaatkan Produk bank
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum berlakunya perubahan ,
penambahan atau pengurangan pada karakteristik Produk Bank tersebut.
4. Bank dilarang mencantumkan informasi dan atau keterangan mengenai
karakteristik Produk Bank yang letak dan atau bentuknya sulit terlihat dan
atau tidak dapat dibaca secara jelas dan atau yang pengungkapannya sulit
dimengerti..
5. Bank wajib menyediakan layanan informasi karakteristik Produk Bank yang
ini akan
ISTILAH
Istilah ini berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan bank oleh Bank Indonesia
,yaitu :
1). daftar bank yang oleh pengawas bank dipandang mempunyai masalah
pendapatan atau permodalan yang lemah, yaitu bank dengan peringkat CAMEL di
bawah 81; peringkat CAMEL digunakan oleh pengawas bank untuk mengetahui
bank yang memerlukan pengawasan ketat,;
2). daftar bank yang menerbitkan sertifikat deposito ke pasar sekunder yang
secara potensial neracanya lemah menurut lembaga pemeringkat kredit, seperti
Standard & Poors;
3) daftar negara yang kemampuan membayar utangnya diamati oleh pengawas
dalam hal adanya perubahan kondisi keuangan;
4) semua daftar mengenai pinjaman dan ekspansi kredit yang dikompilasi oleh
sebuah bank untuk pengawasan internal (watch list).
Dedicated team.
Adalah team yang dinbentuk BI dalam rangka pelaksanaan RBS, yaitu team yang
berisi pemeriksa dan pengawas bank. Dengan peleburan kedua
fungsi(Pemeriksaan dan Pengawasan) dalam suatu dedicated team diharapkan
tugas pengawasan bank akan lebih efektif. Dalam dedicated team ini ada
kelompok pemeriksa bank spesialis (KPS). KPS yang mulai dibentuk dalam
organisasi pengawasan di BI pada tahun 2006, dimaksudkan sebagai unit yang
melakukan pemeriksaan khusus terhadap berbagai risiko yang membayangi
operasional sebuah bank . Ada sederet panjang daftar risiko yang mungkin
menimpa bank seperti risiko kredit(macet),fluktuasi pasar,operasional bank,
kegagalan teknologi informasi, kegagalan menjaga reputasi, risiko hukum dan
lainnya. Semua risiko ini akan diteropong secara cermat oleh KPS. Disamping itu
dalam dedicated team juga ada satu tim khusus lagi yakni On-site Supervisory
Present (OSP).
OSP ditempatkan pada Systemically Important Bank (SIB) pada area risiko
khusus seperti treasury dan kredit. Ada 15 bank kakap yang termasuk SIB yang
diawasi ketat karena bila salah satu bank itu ambruk, akan berdampak sistemik
pada yang lain. Keberadaan tugas dan fungsi KPS yang efektif inilah kemudian
turut membantu tim pengawas BI dalam mendeteksi risiko-risiko khusus pada
bank-bank di Indonesia, sehingga saat terpaan krisis keuangan global berimbas
belum termasuk (the rest of the world sector) , maka sistem ini dikenal juga
sebagai Open system untuk masing-masing transaksi. Dengan kata lain, masingmasing isntrumen keuangan yang dibeli dalam suatu sektor menjadi suatu mirror
image dalam bentuk aktivitas penjualan pada sektor lainnya. FoF dapat juga
dilihat sebagai seperangkat data yang dirancang untuk memperlihatkan
bagaimana hubungan tabungan dengan sektor-sektor yang surplus dan defisit.
Fokus pengawasan (Supervisory Concern).
Adalah wilayah yang menjadi titik perhatian serius Pengawas Bank. Dalam hal
penentuan fokus pengawasan bank, BI menetapkan tiga kriteria untuk
menentukan tingkat signifikansi dan prioritas.
Pertama, adalah fokus pengawasan utama. Kedua, fokus pengawasan sekunder.
Ketiga, fokus pengawasan lainnya.
Terhadap Fokus Pengawasan Utama, Pengawas akan dengan tajam memelototi
persoalan-persoalan bank yang paling utama dan berdampak terhadap
peningkatan profil risiko dan memburuknya kinerja bank
Sedangkan Fokus Pengawasan Sekunder adalah fokus yang diarahkan terhadap
masalah-masalah bank yang termasuk kategori signifikan namun pengaruhnya ke
profil risiko dan kinerja bank bersifat moderat. Sementara itu, tingkat prioritas
untuk menyelesaikan masalah ini berada di bawah Fokus Pengawasan Utama
Sementara itu, Fokus Pengawasan Lainnya menitikberatkan perhatian pada
problem yang dihadapi bank yang masih termasuk kategori cukup signifikan, tapi
potensi dampak tidak terjadi dalam kurun waktu segera terhadap profil risiko
dan kinerja bank.
Forum Panel (FP).
Istilah ini berkaitan dengan proses pengawasan bank sesuai dengan siklus RBS
(Risk Based Supervision) , adalah forum yang menguji hasil judgement pengawas
untuk memperkecil ruang human error dalam pengawasan.
Di BI ada 4 (empat) FP yang lazim digelar.
Pertama, Forum Panel Lintas Direktorat (FPLD). Forum ini dibentuk untuk
menguji hasil pengawasan 15 bank dengan aset terbesar serta bank yang
mengalami penurunan Peringkat Komposit (PK) dari PK-1 menjadi PK-2 atau
menjadi PK-3. Atau, sebaliknya. PK adalah predikat tingkat kesehatan bank yang
bergradasi dari Sangat Sehat (PK-1), Sehat (PK-2), Cukup Sehat (PK-3), Kurang
Sehat (PK-4) hingga Tidak Sehat (PK-5).
FPLD adalah FP level tertinggi karena yang dipanelkan adalah hasil pengawasan 15
bank besar di negeri ini yang masuk kategori bank sistemik (systemicallyimportant bank).
Kedua, Forum Panel Remedial (FPR). Sesuai dengan namanya, forum ini khusus
menguji hasil pengawasan bank dengan gradasi Kurang Sehat (PK-4) atau Tidak
Sehat (PK-5) atau bank dengan status dalam pengawasan khusus special
survellance unit/ SSU). Di FPR hasil pengawasan terhadap bank-bank yang
sedang bermasalah ini dipresentasikan untuk diuji dan diteliti kembali tingkat
keakuratan dan ketajaman analisa.
Ketiga, Forum Panel Internal Direktorat(FPID). Forum ini dibentuk untuk
menguji hasil pengawasan bank pada masing-masing satuan kerja (direktorat)
pengawasan yang tidak masuk kriteria FPLD atau FPR. Jadi, di setiap direktorat
pengawasan bank di BI akan mengelar FP masing masing untuk men-challenge
hasil kerja sesama kolega pengawas bank.
Forum keempat adalah Forum Panel Kantor Bank Indonesia (FP-KBI). Forum ini
menguji hasil pengawasan bank yang berkantor pusat di wilayah KBI (di luar
Jakarta) yang tidak termasuk kriteria FPLD atau FPR
FPJPS (Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek bagi Bank Syariah).
Adalah fasilitas pembiayaan dari Bank Indonesia kepada Bank Syariah yang
hanya dapat digunakan untuk mengatasi Kesulitanm Pendanaan Jangka Pendek.
Kesulitan pendanaan jangka pendek adalah keadaan yang dialami Bank Syariah
yang disebabkan oleh terjadinya arus dana masuk yang lebih kecil dibandingkan
dengan arus dana keluar (mismatch). Ketentuan mengenai FPJPS antara lain
sebagai berikut :
Memenuhi persyaratan tingkat kesehatan 3 bulan terakhir sekurangkuranmgnya Cukup Sehat (CS) untuk predikat tingkat kesehatan secara
keseluruhan dan Sehat (S) untuk peringkat tingkat kesehatan permodalan
Dijamin dengan agunan milik bank yang bersangkutan yang berkualitas tinggi
(dapat berupa SWBI atau surat berharga lainnya)
FPJPS dapat diberikan maksimum sebesar kewajiban yang tidak dapat
diselesaikan
FPJPS yang diterima bank menggunakan prinsip Mudharabah.
perbankan secara jangka pendek pada waktru , jumlah dan harga transaksi yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Mekanisme transaksi FTO;
BI melakukan transaksi FTO sewaktu-waktu apabila diperlukan dengan
mekanisme lelang melalui sarana BI-SSSS.
Mekanisme lelang transaksi FTO dilakukan dengan metode:
(1) Harga Tetap (fixed rate) dimana BI menetapkan tingkat diskonto atau
sukubunga (repo rate) transaksi FTO .
(2) Harga beragam (variable rate) , dimana Bank dan Pialang mengajukan
penawaran kuantitaas dan tingkat diskonto atau suku bunga (repo rate) transaksi
FTO.
Transaksi FTO memiliki jangka waktu 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat
belas ) hari.
Independensi Bank Indonesia.
Adalah rumusan bahwa Bank Indonesia merupakan Lembaga Negara yang
independen, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang RI
No.23 tahun 1999. Sebagai lembaga independen Bank Indonesia mempunyai
otonomi penuh dalam pelaksanaan tugasnya. Berkaitan dengan status sebagai
lembaga independen, pihak lain dilarang melakukan segala bentuk campur tangan
terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia wajib menolak
dan/atau mengabaikan segala bentuk campur tangan dari pihak manapun dalam
rangka pelaksanaan tugasnya. (Pasal 9 Undang-Undang Republik Indonesia No.23
tahun 1999 tentang Bank Indonesia).
Injeksi Likuiditas
Istilah ini berkaitan dengan penerbitan Jaminan BI, Bank Persero, BPD untuk
pinjaman luar negeri. Jaminan Bank Indonesia adalah kewajiban Bank Indonesia
untuk membayar kepada bank yang berkedudukan diluar negeri, dan atau kantor
cabang dari bank yang berkedudukan diluar negeri, dan atau bank yang mayoritas
sahamnya dimiliki oleh pihak asing, dalam hal bank yang melakukan pinjaman luar
negeri dan atau yang melakukan pembiayaan perdagangan internasional melakukan
wan prestasi.
Kajian Sistem Keuangan (KSK).
Adalah kajian yang dilakukan oleh Bank Indonesia setiap semesteran . KSK ini
disususun sebagai bagian dari pelaksanaan tugas Bank Indonesia dalam
mewujudkan misi mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui
pemeliharaan kestabilan moneter dan sistem keuangan dalam rangka mewujudkan
pembangunan ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan .
KSK diterbitkan Bank Indonesia dengan tujuan :
Meningkatkan wawasan publik dalam memahami stabilitas sistem keuangan
Mengkaji risiko risiko potensial terhadap stabilitas sistem keuangan
Menganalisa perkembangan dan permasalahan dalam sistem keuangan
Merekomendasi kebijakan untuk mendorong dan memelihara sistem keuangan
yang stabil
Kebijakan capital control.
Adalah salah satu opsi kebijakan terhadap pengendalian modal yang masuk yang
mungkin diberlakukan dalam keadaan darurat sesuai kondisi tertentu. Capital
control memiliki alasan kuat untuk menjadi bagian dari perangkat kebijakan
dalam mengelola arus masuk modal apabila tekanan inflasi meningkat, apabila
kecukupan cadangan devisa sudah lebih dari optimal, apabila nilai mata uang
domestik overvalued, dan apabila arus modal yang masuk mayoritas bersifat
sementara (transitory). Agar kebijakan capital control tersebut efektif maka
sangat penting untuk dapat membedakan antara sumber dan jenis aliran modal,
mempertimbangkan secara hati-hati pilihan instrumen yang akan digunakan,
memperkuat komunikasi dan kapasitas institusional, serta merancang mekanisme
entry/exit dan penyesuaian terhadap instrumen yang telah ditetapkan. Secara
umum, instrumen capital control yang memerlukan perubahan minimal dari sistem
yang diterapkan pada individual lembaga keuangan menuju pada regulasi sistem
secara keseluruhan.
Sejarah krisis keuangan menunjukkan bahwa sebagian besar dari krisis keuangan
yang terjadi di dunia bukanlah akibat dari masalah individual bank yang kemudian
menular secara keseluruh sistem keuangan. Sebaliknya, krisis-krisis besar yang
terjadi merupakan akibat dari eksposure terhadap ketidakseimbangan makrokeuangan yang dilakukan secara bersamaan oleh sebagian besar pelaku sistem
keuangan. Oleh sebab itu, pandangan yang lebih holistik terhadap sistem
keuangan dan hubungannya dengan perekonomian makro dari berbagai sisi sangat
diperlukan.
Kedua adalah dimensi time-series, yaitu kebijakan makroprudensial ditujukan
untuk menekan risiko terjadinya prosiklikalitas yang berlebihan dalam system
keuangan. Dalam konteks ini, kebijakan makroprudensial harus didisain
sedemikian sehingga mampu menghilangkan atau paling tidak memitigasi
prosiklikalitas. Prinsipnya adalah bagaimana mendorong institusi keuangan untuk
mempersiapkan bantalan ( buffer) yang cukup di saat perekonomian sedang baik,
yaitu ketika ketidakseimbangan dalam system keuangan umumnya terjadi, dan
bagaimana menggunakan bantalan tersebut ketika perekonomian sedang
memburuk.(1)
(Sumber : NN).
Kebijakan Moneter (Monetary Policy).
Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan di laksanakan oleh Bank
Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan
antara lain melalui pengendalian jumlah uang beredar dan/atau suku bunga.
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan moneter, Bank
Indonesia berwenang :
a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju
inflasi yang ditetapkannya;
b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang
termasuk tetapi tidak terbatas pada:
1. Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing;
2. Penetapan tingkat diskonto;
3. Penetapan cadangan wajib minimum;
4. Pengaturan kredit atau pembiayaan.
dan struktur kelompok usaha, (2) bisnis utama (key business lines), (3) aktivitas
penunjang utama (sumber daya manusia, teknologi sistem informasi dan sistem
akutansi), (4) rencana bisnis bank,
(5) kondisi dan kinerja keuangan, (6) organisasi, manajemen risiko dan sistem
pengendalian internal.
Komite Perbankan Syariah.
Adalah forum yang beranggotakan para ahli di bidang syariah muamalah dan/atau
ahli ekonomi, ahli keuangan, dan ahli perbankan, yang bertugas membantu Bank
Indonesia dalam mengimplementasikan fatwa Majelis Ulama Indonesia menjadi
ketentuan yang akan dituangkan ke dalam Peraturan Bank Indonesia.
Anggota Komite terdiri dari unsur Bank Indonesia, Departemen Agama dan unsur
masyarakat lainnya dengan komposisi berimbang dan berjumlah paling banyak 11
(sebelas) orang.
Susunan keanggotaan Komite terdiri dari :
a. anggota, yaitu paling banyak 11 (sebelas) orang; dan
b. ketua, yaitu salah satu dari anggota sebagaimana dimaksud huruf a.
Ketua Komite berasal dari Bank Indonesia, yaitu pemimpin satuan kerja yang
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
Tata tertib dan mekanisme kerja Komite disusun dan ditetapkan oleh Komite
dengan persetujuan Bank Indonesia.
Keanggotaan :
Anggota Komite harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. integritas
1. memiliki akhlak dan moral yang baik.
2. memiliki komitmen untuk mengembangkan perbankan syariah.
3. memiliki visi dan misi untuk mengembangkan perbankan syariah.
4. memiliki waktu yang cukup bagi pelaksanaan tugas sebagai anggota Komite.
b. kompetensi
1. memiliki pemahaman yang baik di bidang syariah muamalah dan/atau di
bidang ekonomi, keuangan, dan perbankan.
2. memiliki pemahaman yang baik atas peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Otoritas moneter.
Adalah Bank Indonesia yang berdasarkan Undang Undang Republik Indionesia
No.23 tahun 1999 adalah Bank Sentral Republik Indonesia.
Pelebaran Koridor Suku Bunga PUAB O/N.
Adalah Kebijakan pelebaran koridor suku bunga PUAB O/N yang dilakukan BI
dengan menyesuaikan suku bunga instrumen standing facilities terhadap suku
bunga acuan BI Rate. Kebijakan ini ditempuh agar PUAB dapat lebih berkembang
sehingga bank-bank dapat memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendeknya
melalui transaksi antar bank terlebih dahulu sebelum menggunakan instrumen
moneter yang disediakan oleh Bank Indonesia. Suku bunga Repo O/N (standing
lending facility) dinaikkan dari BI Rate + 50 bps menjadi BI Rate + 100 bps dan
suku bunga FASBI O/N (standing deposit facility) diturunkan dari BI Rate 50
bps menjadi BI Rate 100 bps. Dengan demikian, untuk BI Rate yang saat ini
sebesar 6,5% maka suku bunga Repo O/N adalah sebesar 7,5% dan suku bunga
FASBI O/N adalah sebesar 5,5%.
Penatausahaan Instrumen Operasi Moneter.
Adalah penatausahaan yang dilakukan BI, mencakup antara lain kegiatan
Adalah ketentuan hukum yang ditetapkan oleh Dewan Gubernur BI yang memuat
aturan-aturan intern antara lain mengenai tata tertib pelaksanaan tugas dan
wewenang Dewan Gubernur, kepegawaian, dan organisasi Bank Indonesia.
Perbuatan tercela di bidang perbankan.
Adalah perbuatan Pemegang saham bank, pengurus Bank, atau pegawai bank yang
berdasarkan keputusan Direksi Bank Indonesia*) dinilai terlibat dan atau
bertanggung jawab terhadap terjadinya :
a. Penggelapan atau manipulasi yang dapat merugikan bank, atau;
b. Transaksi fiktif baik yang dilakukan pada sisi aktiva maupun pasiva bank, atau;
c. Kolusi dengan nasabah atau pihak lain yang merugikan bank, atau;
d. Perselisihan intern yang mengakibatkan Bank mengalami kesulitan, atau;
e. Praktek bank dalam bank, atau usaha bank diluar pembukuan bank, atau;
f. Window dressing dalam pembukuan atau laporan bank yang secara materil
berpengaruh terhadap keadaan keuangan Bank, sehingga mengakibatkan penilaian
yang keliru terhadap bank, atau;
g. Kerjasama yang tidak wajar, yang merugikan bank.
Selain hal diatas perbuatan berikut digolongkan juga sebagai perbuatan tercela
dibidang perbankan sehingga dilarang menjadi pemegang saham dan pengurus
bank.
1). Pengurus dan mantan pengurus bank dan pihak terafiliasi yang dalam masa
jabatannya berdasarkan keputusan Direksi BI dinilai terlibat dan atau
bertanggung jawab atas terjadinya hal-hal yang telah mengakibatkan bank yang
dipimpinnya mengalami kesulitan berat
2). Pemegang saham dan atau pengurus bank yang diminta oleh BI untuk
melepaskan kedudukannya.
3). Pemegang saham dan pengurus bank yang tercatat sebagai debitur kredit
macet pada suatu bank
4). Orang yang berdasarkan keputusan pengadilan atau informasi yang diketahui
secara umum dinilai memiliki akhlak dan moral yang tidak baik, seperti penjudi
atau penipu yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bank
5). Orang yang dihukum atau pernah dihukum karena tindak pidana dibidang
perbankan atau perekonomian berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Istilah ini berkaitan dengan Penyetoran dan Penarikam Uang Rupiah oleh Bank
Umum di Bank Indonesia.
Posisi Long adalah suatu kondisi dimana Bank mengalami kelebihan likuditas ULE
(Uang yang masih Layak Edar) dalam periode tertentu yang merupakan selisih
antara saldo kas Bank yang tersedia untuk setiap pecahan (denominasi) tertentu
dikurangi dengan kebutuhan kas Bank.
Posisi Short.
Istilah ini berkaitan dengan Penyetoran dan Penarikam Uang Rupiah oleh Bank
Umum di Bank Indonesia.
Posisi Short adalah suatu kondisi dimana Bank mengalami kekurangan likuiditas
ULE (Uang yang masih Layak Edar) dalam periode tertentu yang merupakan
selisih antara saldo kas Bank yang tersedia untuk setiap pecahan (denominasi)
tertentu dikurangi dengan kebutuhan kas Bank..
Posisi Square
Istilah ini berkaitan dengan Penyetoran dan Penarikam Uang Rupiah oleh Bank
Umum di Bank Indonesia.
Posisi Square adalah suatu kondisi dimana Bank tidak mengalami Posisi Long atau
Posisi Short..
Istilah ini berkaitan dengan Penyetoran dan Penarikam Uang Rupiah oleh Bank
Umum di Bank Indonesia.
Posisi Net Short adalah suatu kondisi dimana Posisi Short seluruh Bank lebih
besar dibandingkan dengan Posisi Long seluruh Bank untuk pecahan (denominasi)
tertentu, pada hari kerja yang sama di wilayah kerja kantor Bank Indonesia
setempat.
dan informasi yang berpengaruh terhadap faktor risiko potensial bagi suatu
bank.
Suatu proses pengawasan bank yang difokuskan pada risiko menjadikan
pengawasan fleksibel dan responsif dalam meningkatkan konsistensi, koordinasi
bahkan komunikasi antara sesama otoritas pengawasan bank (among banking
supervisors), yang didasarkan atas saling pengertian diantara institusi, kinerja
asesmen risiko serta perkembangan dari rencana dan prosedur yang disiapkan
sesuai dengan profil risiko institusi-institusi secara individual. Sejalan dengan
itu, RBS meng- identifikasi , mengukur dan mengendalikan risiko-risiko dan
memantau proses manajemen risiko yang dilaksanakan oleh institusi keuangan
selama periode pengawasan.
Manfaat dari RBS, meliputi :
1). Alokasi sumber daya pengawasan sesuai dengan risiko yang diketahui
(perceived risk) ,misalnya sumberdaya difokuskan pada bank dengan risiko
tertinggi atau mencurahkan perhatian lebih kepada kegiatan pengawasan bankbank yang memunyai profil risiko tinggi. Dengan demikian dimungkinkan otoritas
pengawasan bank untuk menyusun prioritas , dan menetapkan target sesuai
sumber daya yang tersedia.
2). Otoritas pengawasan bank dalam posisi yang lebih baik dalam memutuskan
intensitas pengawasan kedepan dalam jumlah serta fokus kegiatan pengawasan
sesuai dengan profil risiko bank yang diketahui
3). Otoritas pengawasan bank dapat pula menfokuskan pengawasan pada bank
bank yang kegagalannya dapat memicu systemic crisis.
Risk Weight (Bobot Risiko / Risiko Tertimbang).
Adalah faktor yang digunakan dalam menghitung kebutuhan modal minimum
sesuai Kesepakatan Basel (Basle Accord), terutama mencerminkan risiko
kegagalan pemenuhan kewajiban (default risk) dan dalam batas tertentu
terhadap Country Risk yang diterapkan pada asset bank. Kategorisasi Bobot
Risiko atau Risiko Tertimbang adalah 0%; 10%; 20%; 50%; 100%.(Basel I) dan
dalam Basel II , Risk Weight adalah 0 % , 20 % , 50 % , 100 % dan 150 %.
Sasaran akhir kebijakan moneter.
Adalah sasaran kebijakan moneter Bank Indonesia yang difokuskan pada
pengendalian suku bunga. Bank Indonesia menetapkan suku bunga pasar uang
SWBI dapat dijadikan sarana penitipan dana jangka pendek bagi bank yang
mengalami kelebihan likuiditas. Jumlah dana yang dapat dititipkan adalah
sekurang-kurangnya Rp.500.000.000,- dan selebihnya dengan kelipatan
Rp.50.000.000,-.
Jangka waktu SBWI adalah satu minggu, dua minggu dan satu bulan yang
dinyatakan dalam hari. Otoritas moneter dapat memberikan bonus pada saat
jatuh waktu penitipan yang besarnya akan dihitung dengan menggunakan acuan
tingkat indikasi imbalan PUAS (Pasar Uang Antar bank Syariah), yaitu rata-rata
tertimbang dari tingkat indikasi imbalan sertifikat IMA (Investasi Mudarabah
Antar Bank) yang terjadi di-PUAS pada tanggal penitipan dana.
Sistem Devisa Bebas.
Adalah sistem yang diterapkan oleh Pemerintah RI sejak tahun 1970, dimana
setiap penduduk dapat dengan bebas memiliki dan menggunakan Devisa.
Yang dimaksud bebas memiliki devisa adalah bahwa penduduk yang memperoleh
dan memiliki devisa tidak wajib menjualnya kepada Negara. Yang dimaksud bebas
menggunakan Devisa adalah bahwa penduduk dapat secara bebas melakukan
kegiatan devisa antara lain untuk perdagangan internasional, transaksi di pasar
uang, dan transaksi dipasar modal.
Dalam rangka menerapkan prinsip kehati-hatian Bank Indonesia menetapkan
ketentuan atas berbagai jenis transaksi Devisa yang dilakukan oleh Bank dengan
Peraturan Bank Indonesia.
Sistem Nilai Tukar.
Adalah sistem yang digunakan untuk pembentukan harga mata uang rupiah
terhadap mata uang asing. Penetapan sistem nilai tukar ditetapkan dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia. Bank Indonesia mengkaji Sistem Nilai
Tukar yang di ajukan kepada Pemerintah secara cermat dan hati-hati.
Sistem Nilai Tukar tersebut antara lain dapat berupa:
(a) Sistem Nilai Tukar tetap; atau
(b) Sistem Nilai Tukar mengambang; atau
(c) Sistem Nilai Tukar mengambang terkendali.
Sistem setelmen.
proses fit and proper test, salah-salah seorang penjahat (white colour crime)
bisa duduk sebagai pengurus bank. Bila sampai figur atau orang tak berkompeten
duduk pada jajaran pemilik atau pengelola bank, jelas akan menjadi ancaman
serius bagi kelangsungan hidup bank tersebut.
(2) Kewenangan di Bidang Pengaturan.
Terkait wewenang lembaga pengawas bank dalam hal membuat aturan dan/atau
mencabut aturan dilakukan untuk menjaga agar bank beroperasi dalam koridor
prudential. Regulasi akan terus diperbaharui mengikuti perkembangan jaman.
Perihal pengaturan ini, BIS menuangkan kedalam 13 Prinsip yakni BCP nomor 6
(enam) hingga 18 (delapan belas).
(3) Kewenangan di Bidang Pengenaan Saksi.
Yakni kewenangan mengeluarkan dan mencabut izin bank dan wewenang membuat
pengaturan dan merevisi aturan tersebut, wewenang lain yang juga penting
dimiliki adalah menyelesaikan bank bermasalah dan menjatuhkan sanksi. Ini
termasuk Prinsip Nomor 23 BCP. BIS menganggap wewenang ini penting karena
dalam menangani bank bermasalah, kecepatan menangani masalah menjadi hal
penting. Bila terdeteksi ada masalah dan/atau pelanggaran di sebuah bank, kalau
tak cepat diambil tindakan akan melebar dan bukan hanya bisa membahayakan
kelangsungan hidup bank itu sendiri, tapi juga bank-bank lain hingga sistem
moneter di negara itu.
Tight Money Policy.
Adalah kebijaksanaan yang dilakukan Bank Sentral meperkecil atau melakukan
kontraksi uang beredar atau Money Supply yang salah satu tujuan pokoknya
adalah untuk mengendalikan tingkat inflasi.
Transaksi Intervensi Rupiah.
Adalah suatu mekanisme untuk melakukan kontraksi atau ekspansi moneter
melalui kegiatan pinjam meminjam dana yang dilakukan oleh Bank Indonesia
secara langsung di Pasar Uang (PUAB).
Dalam hal ini instrumen yang dipakai oleh Bank Indonesia adalah Sertifikat Bank
Indonesia (SBI). Dimana untuk intervensi kontraksi BI melepaskan SBI (selama
7 hari) dan menarik dana dari bank dan mengembalikannya 7 hari kemudian
dengan mengkredit rekening bank yang bersangkutan, dan menerima kembali SBI
semula.
Sebaliknya dalam intervensi ekspansi, BI melepaskan dana dengan menarik SBI
(selama 7 hari) dari bank dan mengembalikan SBI tersebut pada 7 hari kemudian
dan mendebet rekening bank yang bersangkutan di BI.
Ekspansi dan kontraksi dilakukan dengan perhitungan diskonto sesuai rate yang
ditentukan. Berdasarkan ketentuan atau PBI yang dikeluarkan November 2002,
kontraksi moneter dilakukan melalui Operasi Pasar Terbuka (OPT) antara lain
dengan instrument FASBI.
Transaksi Swap Bank dengan Bank Indonesia.
Adalah transaksi swap untuk kepentingan bank sendiri karena Bank menerima
pinjaman dari Bank Luar Negeri yang perlu dilindungi nilainya. Swap Bank dengan
Bank Indonesia (termasuk swap ulang) harus mengikuti ketentuan Bank Indonesia
antara lain sumber dana untuk transaksi swap dan swap ulang adalah pinjaman
dari Luar Negeri berdasarkan perjanjian kredit dalam valuta asing untuk tujuan
melakukan usaha di Indonesia.
Transaksi Swap Ulang.
Adalah transaksi swap antara Bank dengan Bank Indonesia atas dasar transaksi
swap antara Bank dengan nasabahnya..
lihat Transaksi swap Bank dengan Bank Indonesia.
Triparty repurchase (repo) Surat Berharga Negara (SBN).
Triparty repo SBN adalah kegiatan pengelolaan likuiditas oleh Bank Indonesia
melalui transaksi reverse repo dengan underlying asset SBN yang diperoleh dari
pihak lain yang ditetapkan antara lain Dana Pensiun dan Asuransi.Dengan
demikian,kepemilikan SBN oleh lembaga-lembaga ini yang selama ini lebih
dipegang hingga jatuh tempo diharapkan dapat diperdagangkan dalam transaksi
sekunder sehingga mendukung pendalaman pasar keuangan domestik, sekaligus
dapat dipergunakan sebagai pengkayaan instrumen moneter oleh Bank Indonesia.
Dalam rangka implementasi kebijakan ini, Bank Indonesia akan melakukan kerja
sama dengan Pemerintah dan berbagai instansi/lembaga terkait untuk
mempersiapkan berbagai ketentuan dan mekanisme yang diperlukan, dan
Indonesia.
Uang Kertas Bersambung.
Adalah lembaran Uang yang terdiri dari 2 (dua) lembar (bilyet) atau 4 (empat)
lembar (bilyet) atau 50 (lima puluh) lembar (bilyet) dan masih merupakan satu
kesatuan.
Ex-officio
Adalah jabatan seseorang pada lembaga tertentu karena tugas dan
kewenangannya pada lembaga lain.
Konsumen
Adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau memanfaatkan
pelayanan yang
tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara lain nasabah pada Perbankan,
pemodal di Pasar Modal, pemegang polis pada Perasuransian, dan peserta pada
Dana Pensiun, berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.
Lembaga Pembiayaan.
Adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana atau barang modal sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan mengenai lembaga pembiayaan. (1.B). (Sumber
karena itu, lembaga ini melibatkan keterwakilan unsur unsur dari kedua otoritas
tersebut secara Ex-officio. Keberadaan Ex-officio ini dimaksudkan dalam rangka
koordinasi, kerja sama, dan harmonisasi kebijakan di bidang fiskal, moneter, dan
sektor jasa keuangan. Keberadaan Ex-officio juga diperlukan guna memastikan
terpeliharanya kepentingan nasional dalam rangka persaingan global dan
kesepakatan internasional, kebutuhan koordinasi, dan pertukaran informasi
dalam rangka menjaga dan memelihara stabilitas sistem keuangan.
Untuk mewujudkan koordinasi, kerja sama, dan harmonisasi kebijakan yang baik,
Otoritas Jasa Keuangan harus merupakan bagian dari sistem penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang berinteraksi secara baik dengan lembaga-lembaga
negara dan pemerintahan lainnya dalam mencapai tujuan dan cita-cita
kemerdekaan Indonesia yang tercantum dalam konstitusi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Pasar Modal
Adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan
Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang mengenai
pasar modal.
Perasuransian
Adalah usaha perasuransian yang bergerak di sektor usaha asuransi, yaitu usaha
jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan
premi asuransi memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai
jasa asuransi terhadap timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak
pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang, usaha reasuransi, dan
usaha penunjang usaha asuransi yang menyelenggarakan jasa keperantaraan,
penilaian kerugian asuransi dan jasa aktuaria, sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang mengenai usaha perasuransian.
Peraturan OJK.
Adalah peraturan tertulis yang ditetapkan oleh Dewan Komisioner, mengikat
secara umum, dan diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.