PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Permasalahan
Semakin banyaknya peluang usaha yang muncul di berbagai daerah khususnya di D.I.
Yogyakarta, membuat para pengusaha berlomba-lomba untuk memanfaatkan peluang
tersebut. Salah satu dari peluang usaha tersebut adalah usaha laundry yang sangat
dibutuhkan oleh orang-orang jaman sekarang khususnya orang yang masih belum
berkeluarga. D.I. Yogyakarta dinilai sangatlah berpotensi untuk usaha laundry
tersebut, hal ini dikarenakan banyaknya mahasiswa yang merantau ke D.I.
Yogyakarta, oleh karena itu banyak sekali usaha-usaha laundry yang berdiri di D.I.
Yogyakarta pada saat ini baik didirikan oleh mahasiswa itu sendiri atau oleh warga
yang berdomisili di D.I. Yogyakarta. Hal ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi
dari D.I. Yogyakarta yang tinggi dan masyarakat yang konsumtif di D.I. Yogyakarta
khususnya mahasiswa. Dari pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan, maka usaha
laundry sangat cocok dibuka di daerah D.I. Yogyakarta. Tak hanya mahasiswa yang
menggunakan jasa laundry tersebut warga yang berdomisili di D.I.Yogyakarta pun
sudah mulai ramai yang menggunakan jasa laundry tersebut. Seperti contohnya orang
yang berkeluarga dan dari keduanya sudah tidak sanggup untuk mengerjakan tugasnya
mencuci baju keluarganya karena dia juga sudah bekerja di luar rumah dan memiliki
kesibukan di luar rumah lantas tidak dapat meluangkan waktunya untuk melakukan
hal tersebut, oleh karena itu usaha laundry yang sudah sangat banyak diminati oleh
warga D.I. Yogyakarta khusunya mahasiswa, maka keberadaan usaha laundrypun
menjadi solusi jitu untuk para warga yang berdomisili di D.I.Yogyakarta.
Jalan Kaliurang adalah tempat yang strategis untuk membuka usaha-usaha
seperti laundry contohnya. Jalan Kaliurang dipandang sangat strategis karena
memiliki jarak yang relatif dekat dengan beberapa universitas besar seperti contohnya
Universitas Islam Indonesia yang memiliki mahasiswa dengan jumlah sangat banyak.
Masyarakatpun pun memanfaatkan peluang ini dengan sangat baik untuk menjadikan
usaha laundry sebagi mata pencaharian mereka, hal ini dapat dibuktikan dengan
melihat usaha-usaha laundry yang terdapat di jalan kaliurang yang sangat ramai akan
pelanggan dikarenakan memiliki citra yang baik dimata pengujung laundry-laundry
tersebut. Dengan banyaknya usaha laundry dijalan kaliurang, maka pengguna usaha
laudnry akan dituntut memilih usaha laundry mana yang akan dipercaya untuk
membersihkan pakaian-pakaian pengguna jasa laundry. Pemilihan ini dapat
didasarkan oleh banyak hal, seperti contohnya citra. Jika usaha dinilai baik oleh
pelanggan maka dengan sendirinya citra usaha tersebut akan dipandang baik pula oleh
orang lain.
Menurut Kotler (2002:338), citra adalah: persepsi masyarakat terhadap
perusahaan atau produknya., sedangkan pendapat huddleston (1985:365) mengenai
citra adalah: kesan yang dipikirkan dan yang diketahui oleh seseorang atau kelompok
mengenai suatu hal baik perusahaan maupun produknya yang diperoleh melalui
pengalaman. Dari pendapat para ahli tersebut dapat dilihat bahwa adanya keuntungan
yang diperoleh oleh suatu usaha jika memiliki citra positif dihadapan masyarakat.
Citra perusahaan yang positif akan mendorong persepsi positif terhadap produk
perusahaan. Terdapat hubungan yang erat antara citra perusahaan dengan citra produk
(citra merek). Merek produk sering diasosiasikan dengan perusahaan yang
memproduksi produk tersebut. Perusahaan berusaha menjaga citra yang telah ada dari
berbagai isu-isu umum, yang dapat secara langsung mempengaruhi konsumen. Hal ini
juga berlaku di dalam usaha laundry Binatu yang terdapat di Jalan Kaliurang KM
6.7, usaha laundry ini mempunyai banyak pelanggan yang sampai sekarang masih
menggunakan jasa laundry bahkan terus bertambah di usaha laundry Binatu. Usaha
laundry Binatu ini dapat diketahui citranya dihadapan masyarakat dengan
menggunakan metode yang disebut Cluster.
Metode Cluster adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi objek
yang memiliki kesamaan karakteristik dan menggunakan karakteristik tersebut
centeroid. Penilitan dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang berisi profil
konsumen dan tingkat kepuasan. Kuisioner tersebut yang menjadi data penting untuk
membuat sebuah cluster untuk melihat citra yang ada pada usaha Laundry Binatu.
Menurut Sugiyono (2011:62), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan pengertian dari populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2011:61). Pada penelitian sebelumnya Analisa Pengaruh
Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Di Laundry 5asec Surabaya (Ellys
Cornelia S., Nancy Veronica S., 2008) dengan menggunakan metode yang berbeda,
namun memiliki inti permasalahan yang hampir sama pada penelitian yang dilakukan
di usaha laundry Binatu.
Demi mendapatkan hasil yang akurat maka penelitian mengenai citra dimata
pelanggan pada usaha laundry Binatu dinilai sangat tepat menggunakan metode
Cluster yang nantinya akan ditemukan karakteristik pada pelanggan seperti apa yang
terbagi menjadi beberapa cluster yang menggunkan jasa laundry pada jasa laundry
Binatu. Hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya dapat berupa hal yang diinginkan
peneliti atau pihak terkait. Maka adapun hasil berupa profilisasi dan variable.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Deduktif
2.1.1
Analisis Cluster adalah suatu analisis statistik multivariate yang bertujuan untuk
mengetahui struktur data dengan menempatkan kesamaan obyek observasi ke dalam
satu kelompok data sehingga dapat dibedakan antara kelompok satu dengan kelompok
yang lain atau dengan cara memisahkan kasus/obyek ke dalam beberapa kelompok
yang mempunyai sifat berbeda antar kelompok yang satu dengan yang lain. Dalam
analisis ini tiap-tiap kelompok bersifat homogen antara anggota dalam kelompoknya
atau dapat dikatakan variasi obyek/individu dalam satu kelompok yang terbentuk
sekecil mungkin (Anderberg,1973). Subash Sharma (1996), mendefinisikan analisis
cluster adalah cara untuk menyataukan objek ke dalam kelompok atau grup dengan
alasan bahwa setiap kelompok homogen mempunyai sifat yang sama atau setiap
kelompok berbeda dari kelompok lain, pendefinisian kesamaan atau homogenitas
kelompok yang ada sangat bergantung kepada tujuan studi atau penelitian.
Dengan kata lain yang lebih mudah dipahami, analisis cluster adalah analisis
yang dilakukan untuk mengelompokkan objek objek berdasarkan kesamaan
karakteristik di antara objek objek tersebut. Diharapkan dengan terbentuknya
kelompok kelompok tersebut akan lebih mudah dalam menganalisa dan lebih tepat
pengambilan keputusan yang sehubungan dengan masalah tersebut. Perbedaan analisis
cluster dengan analisis faktor adalah bahwa analisis cluster terfokus pada
pengelompokan objek sedangkan analisis faktor terfokus pada kelompok variabel.
Adapun tujuan analisis cluster adalah :
Selain itu, analisis cluster digunakan untuk membedakan dengan jelas antara satu
kelompok cluster dengan kelompok yang lain.
2.1.2
Mengukur jarak (distance) antara dua objek. Pengukuran ada bermacammacam, yang paling popular adalah metode Euclidian distance.
Tahap 2:
Membuat cluster. Metode dalam membuat cluster ada banyak sekali, seperti yang
digambarkan dalam diagram di bawah ini:
Hirarchial Methode
Metode ini memulai pengelompokan dengan dengan dua atau lebih objek yang
mempunyai kesamaan paling dekat. Kemudian proses diteruskan ke objek lain yang
mempunyai kedekatan kedua. Demikian seterusnya sehingga cluster akan membentuk
semacam pohon, di mana ada hirarki (tingkatan) yang jelas antar objek, dari yang
paling mirip sampai paling tidak mirip. Secara logika semua objek pada akhirnya akan
membentuk sebuah cluster. Dendogram biasanya digunakan untuk membantu
memperjelas proses hirarki tersebut.
Dalam metode hirarki cluster terdapat dua tipe dasar yang merupakan cabang
dari hierarki cluster yaitu agglomerative (pemusatan) dan divisive (penyebaran).
Dalam metode agglomerative, setiap obyek atau observasi dianggap sebagai sebuah
cluster tersendiri. Dalam tahap selanjutnya, dua cluster yang mempunyai kemiripan
digabungkan menjadi sebuah cluster baru demikian seterusnya. Sebaliknya, dalam
metode divisive kita beranjak dari sebuah cluster besar yang terdiri dari semua obyek
atau observasi. Selanjutnya, obyek atau observasi yang paling tinggi nilai
ketidakmiripannya kita pisahkan demikian seterusnya.
Dalam agglomerative ada lima metode yang cukup terkenal, yaitu: Single Linkage,
Complete Linkage, Average Linkage, Wards Method, Centroid Method.
Single Linkage, prosedur ini didasarkan pada jarak terkecil. Jika dua obyek terpisah
oleh jarak yang pendek maka kedua obyek tersebut akan digabung menjadi satu
cluster daan demikian saterusnya.
Complete
Linkage,
berlawanan
dengan Single
Linkage prosedur
ini
Linkage,
prosedure
ini
hampir
sama
dengan
Single
Linkage
maupun Complete Linkage, namun kriteria yang digunakan adalah rata-rata jarak
seluruh individu dalam suatu cluster dengan jarak seluruh individu dalam cluster
yang lain.
Wards Method, jarak antara dua cluster dalam metode ini berdasarkan total sum of
squaredua cluster pada masing-masing variabel.
Centroid Method, jarak antara dua cluster dalam metode ini berdasarkan
jarak centroid dua cluster yang bersangkutan.
Keuntungan penggunaan metode hierarki dalam analisis Cluster adalah
mempercepat pengolahan dan menghemat waktu karena data yang diinputkan akan
membentuk hierarki atau membentuk tingkatan tersendiri sehingga mempermudah
dalam penafsiran, namun kelemahan dari metode ini adalah seringnya terdapat
kesalahan pada data outlier, perbedaan ukuran jarak yang digunakan, dan terdapatnya
variabel yang tidak relevan. Sedang metode non-hierarki memiliki keuntungan dapat
melakukan analisis sampel dalam ukuran yang lebih besar dengan lebih efisien. Selain
itu, hanya memiliki sedikit kelemahan pada data outlier, ukuran jarak yang digunakan,
dan variabel tak relevan atau variabel yang tidak tepat. Sedangkan kelemahannya
adalah untuk titik bakal random lebih buruk dari pada metode hirarkhi.
b.
Non-Hirarchial Methode
Berbeda dengan metode hirarki, metode ini justru dimulai dengan terlebih dahulu
jumlah cluster yang diinginkan (dua cluster, tiga cluster atau yang lain). Setelah
jumlah cluster diketahui, baru proses cluster dilakukan tanpa mengikuti proses hirarki.
Metode ini biasa disebut dengan K-Means Cluster.
Kebalikan dari metode hirarki, metode nonhirarki tidak meliputi proses
treelike construction. Justru menempatkan objek-objek ke dalam cluster sekaligus
sehingga terbentuk sejumlah cluster tertentu. Langkah pertama adalah memilih sebuah
cluster sebagai inisial cluster pusat, dan semua objek dalam jarak tertentu ditempatkan
pada cluster yang terbentuk. Kemudian memilih cluster selanjutnya dan penempatan
dilanjutkan sampai semua objek ditempatkan. Objek-objek bisa ditempatkan lagi jika
jaraknya lebih dekat pada cluster lain daripada cluster asalnya. Metode nonhirarki
cluster berkaitan dengan K-means custering, dan ada tiga pendekatan yang digunakan
untuk menempatkan masing-masing observasi pada satu cluster.
Setelah cluster terbentuk, entah dengan metode hirarki atau non-hirarki, langkah
selanjutnya adalah melakukan interprestasi terhadap cluster yang terbentuk, yang pada
intinya memberi nama spesifik untuk menggambarkan isi cluster. Misalnya, kelompok
konsumen yang memperhatikan lingkungan sekitar sebelum membeli sebuah rumah
bisa dinamai cluster lingkungan.
TAHAP 3:
Melakukan validasi dan profiling cluster. Cluster yang terbentuk kemudian diuji
apakah hasil tersebut valid. Kemudian dilakukan proses profiling untuk menjelaskan
karakteristik setiap cluster berdasarkan profil tertentu (seperti usia konsumen pembeli
rumah, tingkat penghasilannya dan sebagainya). Analisis cluster agak bersifat
subjektif dalam penentuan penyelesaian cluster yang optimal, sehingga peneliti
seharusnya memberikan perhatian yang besar mengenai validasi dan jaminan tingkat
signifikansi pada penyelesaian akhir dari cluster. Meskipun tidak ada metode untuk
menjamin validitas dan tingkat signifikansi , beberapa pendekatan telah dikemukakan
untuk memberikan dasar bagi perkiraan peneliti.
Validasi termasuk usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menjamin bahwa hasil
cluster adalah representatif terhadap populasi secara umum, dan dengan demikian
dapat digeneralisasi untuk objek yang lain dan stabil untuk waktu tertentu. Pendekatan
langsung dalam hal ini adalah dengan analisis sample secara terpisah kemudian
membandingkan antara hasil cluster dengan perkiraan masing-masing cluster.
Pendekatan ini sering tidak praktis, karena adanya keterbatasan waktu dan biaya atau
ketidaktersediaan objek untuk perkalian analisis cluster. Dalam hal ini pendekatan
tyang biasa digunakan adalah dengan membagi sample menjadi dua kelompok.
Masing-masing dianalisis cluster secara terpisah, kemudian hasinya dibandingkan.
yang
diambil
benar-benar
dapat
mewakili
populasi
yang
ada
variable yang sama dengan penelitian Ellys Cornelia S., Nancy Veronica S. (2008)
yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty, tangible. Metode yang
digunakan oleh Ellys Cornelia S., Nancy Veronica S. (2008) adalah metode kuanitatif
karena pengumpulan data, penafsiran data, dan penarikan kesimpulan dari
penelitian ini berupa angka. Dalam penelitian ini penulis melakukan perhitungan
mean dan distribusi frekuensi untuk memberikan gambaran dari data yang akan
diperoleh. Sedangkan pada penelitian oleh Widya Chitami Putri (2013) menggunakan
metode yang sama dengan penelitian Ellys Cornelia S., Nancy Veronica S. (2008).
Sedangkan metode yang kami gunakan pada penilian ini adalah dengan
metode cluster, sedangkan pengambilan data yang kami gunakan adalah dengan
menggunakan metode kuisioner dengan responden pelanggan pada usaha laundry
Binatu. Kuisioner yang kami sebar sejumlah 40. Sedangkan pada penelitian Ellys
Cornelia S., Nancy Veronica S. (2008) pengumpulan data dilakukan dengan metode
kuisioner dengan jumlah responden adalah 100. Penelitian oleh Widya Chitami Putri
(2013) menggunakan metode kuisioner, dan menggunakan wawancara.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Binatu Laundry yang berlokasi di jalan Kaliurang km.
6,7 Yogyakarta. Adapun yang menjadi fokus penelitian pada Binatu laundry
adalah mengenai citra atau reputasi Binatu Laundry menurut konsumen yang
menggunakan jasa laundry.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini, adapun metode
tersebut adalah:
a. Studi Pustaka
Pada metode ini peneliti mencari jurnal-jurnal terkait yang memiliki
permasalah yang sama sebagai bahan dalam menyusun peneletian, seperti
menentukan indikator-indikator yang mempengaruhi penilaian konsumen
terhadap citra laundry.
b. Kuesioner
Kuesioner diberikan kepada konsumen yang pernah menggunakan jasa Binatu
Laundry.
3.4 Jenis Data
a. Data Primer
Data primer yang digunakan pada penelitian ini berupa hasil pengisian
kuesioner oleh konsumen pengguna jasa Binatu Laundry.
b. Data Sekunder
Adapun data sekunder yang digunakan adalah berupa hasil-hasil penelitian
sebelumnya terkait kasus yang sama ataupun memiliki beberapa kesamaan
serta buku-buku yang berkaitan dengan kasus yang diteliti.
IDENTIFIKASI MASALAH
PENGUMPULAN DATA
PREPROCESSING DATA
CLUSTERING
MENENTUKAN JUMLAH
CLUSTEER
KNOWLEDGE DAN
INTERPRETASI
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
END
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada
konsumen yang menggunakan jasa pada objek penelitian. Studi pustaka
dilakukan dengan melihat penilitian-penelitian terdahulu dan juga sumbersumber teori untuk menemukan cara-cara dan data-data tambahan yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh objek penelitian.
3. Prepocessing Data
Tahap awal mengelola data seperti memilih data-data yang cacat sehingga tida
diikutkan dalam proses clustering.
4. Clustering
Clustering dilakukan dengan menggunakan software SPSS.
5. Menentukan Jumlah Cluster
Output dari software SPSS berupa dendogram dianalisis proses hubungan
antar responden dan kemudian ditentukan ada berapa pengelompokan yang
sesuai dengan karakteristik masing-masing,
6. Crosstab Variabel dan Profilisasi
Ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS untuk mengetahui
karakteristik masing-masing cluster menurut profilisasi dan variabel.
7. Knowledge dan Interpretasi
Hasil pengolahan data pada tahapan-tahapan sebelumnya kemudian dinalisis
menjadi sebuah knowledge yang dapat diinterpretasikan dan di aplikasikan
oleh objek penelitian.
8. Kesimpulan dan Rekomendasi
Penarikan kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis dan melakukan
pemberian saran atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dan juga
untuk perusahaan terkait.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemilihan Indikator Variabel Citra
Pada penelitian mengenai Citra pada usaha Laudry Binatu kepada konsumen,
peneliti memiliki 5 variabel berdasarkan jurnal dari Ellys Cornelia S, dan Nancy
Veronica S (2008). Adapun variabel yang tersedia adalah:
a. Reliability
Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, (2008, p.95)
bahwa
indikator
dari
pelanggan yaitu menyatakan hal yang positif (say positive things), memberikan
rekomendasi kepada orang lain (recommend friend) dan melakukan pembelian
terus menerus (continue purchasing).
b. Responsiveness
Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, (2008,p.95) bahwa responsiveness
yaitu kesediaan dan kesigapan para karyawan untuk membantu dan melayani
pelanggan dengan segera berpengaruh secara langsung secara positif terhadap
loyalitas pelanggan. Karena memberikan nilai plus berupa motivasi khusus bagi
para pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam
jangka
panjang dengan perusahaan. Ikatan inilah yang akan membuat pelanggan menjadi
loyal.
c. Assurance
Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, (2008, p.95)
assurance
berkenaan
menumbuhkan
rasa
percaya
(trust)
dan keyakinan
pelanggan
d. Emphaty
Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, (2008, p.95) emphaty berarti perusahaan
memahami masalah pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan,
berpengaruh secara positif dimensi loyalitas pelanggan yaitu tetap memilih
merek tersebut,
merekomendasikannya
kepada
orang
pembelian ulang.
e. Tangible
Menurut Parasuraman dalam Tjiptono, (2008, p.95) tangibles berkenaan dengan
penampilan fisik fasilitas layanan, peralatan/perlengkapan, sumber daya manusia,
dan materi komunikasi perusahaan, berkaitan secara langsung dengan indicatorindikator loyalitas pelanggan.
Nama
Sex
Usia
Pekerjaan
Intensitas
Biaya
Vikram
Reksi
Lili
Ilham
Aziz
Azmi
Arfan
Rami
Elyana
10
Devi
11
Ilyas
12
Deni
13
Rahmi
14
Surti
15
Sulistio
16
Andi
17
Kukuh
18
Kiki
No.
Nama
Sex
Usia
Pekerjaan
Intensitas
Biaya
19
Maemunah
20
Siti
21
Faiz
22
Gugun
23
Nadim
24
Muhamad
25
Afif
26
Agus
27
Nadya
28
Novi
29
Vani
30
Wawan
31
Khoirul
32
Rudi
33
Burdin
34
Lana
35
Bayu
36
Vina
37
Nena
38
Nita
39
Firhan
40
Resti
Keterangan:
Sex
: 1. Laki-laki
2. Perempuan
Usia
3. => 6 Kali
Pekerjaan: 1. Mahasiswa
: 1. <= 15 Tahun
2. 16 20 Tahun
3. Karyawan
3. 21 25 Tahun
4. Wiraswasta
4. 26 30 Tahun
5. => 31 Tahun
Intensitas: 1. <= 2 Kali
2. 3 5 Kali
Biaya
Emphaty
Tangible
Vikram
Reksi
Lili
Ilham
Aziz
Azmi
Arfan
Rami
Elyana
10
Devi
11
Ilyas
12
Deni
13
Rahmi
14
Surti
15
Sulistio
16
Andi
17
Kukuh
18
Kiki
19
Maemunah
20
Siti
21
Faiz
22
Gugun
23
Nadim
24
Muhamad
25
Afif
26
Agus
27
Nadya
No.
Nama
Assurance
Responsivenes
Reliability
Emphaty
Tangible
Novi
29
Vani
30
Wawan
31
Khoirul
32
Rudi
33
Burdin
34
Lana
35
Bayu
36
Vina
37
Nena
38
Nita
39
Firhan
40
Resti
Nama
Assurance
Responsivenes
Reliability
28
No.
Dari dendogram pada gambar 4.1 dapat dikelompokan menjadi beberapa cluster seperti
pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Pembagian Cluster
No.
Cluster 1
Cluster 2
Vikram
Devi
Reksi
Deni
Lili
Rahmi
Ilham
Surti
Aziz
Agus
Azmi
Nena
Arfan
Firhan
Rami
Elyana
10
Ilyas
11
Sulistio
12
Andi
13
Kukuh
14
Kiki
15
Maemunah
16
Siti
17
Faiz
18
Gugun
19
Nadim
20
Muhamad
21
Afif
22
Nadya
23
Novi
24
Vani
25
Wawan
No.
Cluster 1
26
Khoirul
27
Rudi
28
Burdin
29
Lana
30
Bayu
31
Vina
32
Nita
33
Resti
Cluster 2
Stage
Cluster Combined
Coefficients
Cluster 1 Cluster 2
Appears
Cluster 1
Next Stage
Cluster 2
38
40
,000
31
38
,000
18
24
36
,000
28
33
,000
16
19
30
,000
17
29
,000
14
23
24
,000
23
,000
25
11
22
,000
25
10
17
21
,000
11
11
15
17
,000
10
12
12
15
,000
11
23
13
13
14
,000
37
14
,000
18
15
34
35
1,000
16
16
28
34
1,000
15
19
17
19
32
1,000
22
Stage
Cluster Combined
Coefficients
Cluster 1 Cluster 2
Appears
Cluster 1
Next Stage
Cluster 2
18
31
1,000
14
22
19
27
28
1,000
16
20
20
20
27
1,000
19
21
21
20
1,000
20
27
22
19
1,000
18
17
24
23
18
1,000
12
28
24
16
1,000
22
27
25
11
1,000
26
26
1,000
25
28
27
1,000
21
24
29
28
1,000
23
26
30
29
1,000
27
32
30
1,000
28
31
31
1,000
30
32
32
1,000
29
31
33
33
39
2,000
32
34
34
37
2,000
33
35
35
26
2,000
34
37
36
10
25
2,000
39
37
13
2,000
35
13
38
38
12
2,000
37
39
39
10
2,000
38
36
Reliability
1,00
Tidak
Count
Setuju
% of Total
Setuju
Count
% of Total
Sangat
Count
Setuju
% of Total
Count
Total
% of Total
2,00
Total
10
11
25,0%
2,5%
27,5%
22
23
55,0%
2,5%
57,5%
2,5%
12,5%
15,0%
33
40
82,5%
17,5%
100,0%
Tabel 4.5 menunjukan penilaian responden terhadap variabel reliability, dari tabel
tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 57,5% responden setuju dengan performansi
kerja dari Binatu Laundry dan 55% diantaranya merupakan responden pada cluster
pertama. Sedangkan dari cluster kedua hanya mewakili 2,5 % saja, akan tetapi sebanyak
12,5% responden pada cluster kedua menyatakan sangat setuju. Jadi, cluster pertama
mayoritas setuju bahwa manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab dan mampu
menyelasaikan tanggung jawabnya tepat waktu, adapun cluster kedua mayoritas sangat
setuju bahwa manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab dan mampu
menyelasaikan tanggung jawabnya tepat waktu.
Count
Setuju % of Total
Responsiveness Setuju
Count
% of Total
Sangat Count
Setuju % of Total
2,00
Total
11
15
27,5%
10,0%
37,5%
20
22
50,0%
5,0%
55,0%
5,0%
2,5%
7,5%
Cluster
1,00
Count
Total
% of Total
2,00
33
Total
7
82,5%
40
17,5% 100,0%
Tabel 4.6 menunjukan penilaian responden terhadap variabel responsiveness, dari tabel
tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 55% responden setuju dengan indikator
tersebut, 50% diantaranya merupakan responden pada cluster pertama. Sedangkan dari
cluster kedua hanya mewakili 5%, artinya responden pada cluster pertama cenderung
memiliki kepuasan yang tinggi terhadap tanggung jawab Binatu Laundry. Jadi, cluster
pertama setuju bahwa manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab terhadap
keluhan atau pengaduan konsumen serta merespon dengan cepat kebutuhannya. Adapun
cluster kedua tidak setuju bahwa manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab
terhadap keluhan atau pengaduan konsumen serta merespon dengan cepat
kebutuhannya.
Tabel 4.7 Crosstab variabel assurance
Cluster
1,00
Sangat
Count
Tidak
% of Total
Setuju
Assurance
Tidak
Count
Setuju
% of Total
Setuju
Total
Count
% of Total
Count
% of Total
2,00
Total
0,0%
2,5%
2,5%
15
15
37,5%
0,0%
37,5%
18
24
45,0%
15,0%
60,0%
33
40
82,5%
17,5%
100,0%
Tabel 4.7 menunjukan penilaian responden terhadap variabel assurance, dari tabel
tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 60% responden setuju dengan kualitas
assurance yang diberikan oleh Binatu Laundry, 45% diantaranya merupakan responden
pada cluster pertama. Sedangkan dari cluster kedua hanya mewakili 15% dari total
Emphaty
Tidak
Count
Setuju
% of Total
Setuju
Sangat
Count
Setuju
% of Total
12
25,0%
5,0%
30,0%
22
25
55,0%
7,5%
62,5%
2,5%
5,0%
7,5%
33
40
82,5%
17,5%
100,0%
Count
Total
% of Total
Total
10
Count
% of Total
2,00
Tabel 4.8 menunjukan penilaian responden terhadap variabel emphaty, dari tabel
tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 62,5% responden setuju bahwa Binatu laundry
memahami keinginan responden dan karyawan mampu berkomunikasi dengan baik
terhadap pelanggan. 55% diantaranya merupakan responden pada cluster pertama.
Sedangkan dari cluster kedua hanya mewakili 7,5%. Dari informasi yang disajikan
tabel, cluster pertama dan kedua setuju bahwa manajemen Binatu Laundry mampu
menjawab dan memahami kebutuhan pelanggan.
Tabel 4.9 Crosstab variabel tangible
Cluster
1,00
Tangibel
Tidak
Count
Setuju
% of Total
2,00
Total
10,0%
5,0%
15,0%
Count
Setuju
% of Total
Sangat
Count
Setuju
% of Total
25
29
62,5%
10,0%
72,5%
10,0%
2,5%
12,5%
33
40
82,5%
17,5%
100,0%
Count
Total
% of Total
Tabel 4.9 menunjukan penilaian responden terhadap variabel tangible, dari tabel
tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 72% responden setuju bahwa Binatu laundry
menyediakan fasilitas yang memadai sehingga memberikan kepercayaan tinggi akan
hasil yang didapat oleh pelanggan. 62% diantaranya merupakan responden pada cluster
pertama. Sedangkan dari cluster kedua hanya mewakili 10%. Sehingga, mengacu pada
informasi yang disajikan tabel diketahui bahwa cluster pertama dan kedua setuju
mengenai fasilitas baik yang disediakan oleh pihak Binatu Laundry.
Total
Count
% of Total
25
55,0%
7,5%
62,5%
11
15
27,5%
10,0%
37,5%
33
40
82,5%
17,5%
100,0%
Count
% of Total
Total
22
Count
% of Total
2,00
Pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pada cluster petama mayoritas pelanggan
berjenis kelamin laki-laki, sedangkan pada cluster kedua berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4.11 Crosstab variabel Usia
Cluster
1,00
2,00
Total
16-20 th
21-25 th
Usia
26-30 th
>31
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
Total
% of Total
13
15
32,5%
5,0%
37,5%
14
18
35,0%
10,0%
45,0%
12,5%
0,0%
12,5%
2,5%
2,5%
5,0%
33
40
82,5%
17,5%
100,0%
Melalui data pada tabel 4.11 diketahui bahwa pada cluster petama dan kedua
mayoritas pelanggan berusia 21 sampai 25 Tahun.
Count
% of Total
Karyawan
Count
% of Total
Wirasasta
Count
% of Total
Total
Count
% of Total
2,00
Total
23
27
57,5%
10,0%
67,5%
5,0%
2,5%
7,5%
12,5%
2,5%
15,0%
7,5%
2,5%
10,0%
33
40
82,5%
17,5%
100,0%
Pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa pada cluster petama dan kedua mayoritas
pelanggan bekerja sebagai Mahasiswa.
Count
% of Total
3-5
Count
% of Total
>= 6
Count
% of Total
Total
Count
% of Total
2,00
Total
15,0%
7,5%
22,5%
12
14
30,0%
5,0%
35,0%
15
17
37,5%
5,0%
42,5%
33
40
82,5%
17,5%
100,0%
Pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa pada cluster petama mayoritas pelanggan
menggunakan jasa Binatu laundry lebih dari 6 kali, sedangkan pada cluster kedua
menggunakan jasa Binatu Laundry kurang dari 3 kali.
Tabel 4.14 Crosstab variabel Biaya
Cluster
1,00
Biaya <= 10.000
Count
% of Total
10.001-15.000 Count
% of Total
15.001-20.000 Count
% of Total
=>20.001
Count
% of Total
Total
Count
% of Total
2,00
Total
10,0%
0,0%
10,0%
10
13
25,0%
7,5%
32,5%
13
16
32,5%
7,5%
40,0%
15,0%
2,5%
17,5%
33
40
82,5%
17,5%
100,0%
Pada tabel 4.14 dapat diketahui bahwa pada cluster petama mayoritas pelanggan
menghabiskan biaya setiap menggunakan jasa laundri sebesar Rp. 15.001 sampai Rp.
20.000, sedangkan pada cluster kedua mayoritas menghabiskan biaya lebih dari Rp.
10.001.
Karakteristik
Pelanggan didominasi oleh laki-laki
Pelanggan berprofesi sebagai Mahasiswa
Satu
Dua
b. Responsiveness
Hasil crosstab pada software SPSS menunjukan bahwa konsumen pada cluster
pertama beranggapan positif terhadap variabel responsivenes. Hal ini dibuktikan
dengan 50% responden pada cluster pertama setuju bahwa Binatu laundry memiliki
kesediaan dan kesigapan para karyawannya dalam membantu dan melayani
pelanggan
dengan
pelanggan. Adapun cluster kedua tidak setuju bahwa manajemen Binatu Laundry
bertangguang jawab terhadap keluhan atau pengaduan konsumen serta merespon
dengan cepat kebutuhannya.
c. Assurance
Secara menyeluruh terdapat 60% responden setuju dengan kualitas assurance yang
diberikan oleh Binatu Laundry, 45% diantaranya merupakan responden pada cluster
pertama 15% dari total responden. Cluster pertama dan kedua setuju bahwa
manajemen Binatu Laundry memiliki karyawan yang kompeten dan memiliki good
personality. Artinya dalam hal ini Binatu laundry berhasil menanamkan
kepercayaan pada konsumen terkait pengetahuan dan personality karyawan. Akan
tetapi, ada hal yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen Binatu laundry
terkait adanya konsumen yang kurang puas mengenai variabel ini. hal ini
ditunjukan dengan kuantitas responden yang menyatakn tidak setuju realatif besar
yaitu 40%, 37,5% tidak setuju dan 2,5% sangat tidak setuju. Sehingga harus ada
beberapa evaluasi terhadap kepribadian karyawan dalam melakukan pekerjaan,
mengingat angka 40% adalah angka yang cukup besar dan dikhawatirkan
memberikan dampak buruk kedepannya.
d. Emphaty
Konsumen beranggapan bahwa Binatu laundry memahami keinginan responden
dan karyawan mampu berkomunikasi dengan baik terhadap pelanggan. Hal ini
ditunjukan dengan 62,5% dari total responden mengatakan setuju dengan variabel
emphaty yang dimiliki oleh Binatu Laundry. 55% diantaranya merupakan
responden pada cluster pertama. Sedangkan dari cluster kedua hanya mewakili
7,5%. Dari informasi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa cluster pertama dan
kedua menganggap manajemen Binatu Laundry mampu menjawab dan memahami
kebutuhan pelanggan. Hal berpengaruh
secara
positif
dimensi loyalitas
72,5%
setuju
dengan
penampilan
fisik
fasilitas
layanan,
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
1. Ada 5 variable pada penelitian ini yaitu, Reliability, Responsiveness, Assurance,
Emphaty, Tangible. Adapun hasil dari kelima variable tersebut adalah, pada variable
Reliability cluster pertama mayoritas setuju bahwa manajemen Binatu Laundry
bertangguang jawab dan mampu menyelasaikan tanggung jawabnya tepat waktu,
adapun cluster kedua mayoritas sangat setuju bahwa manajemen Binatu Laundry
bertangguang jawab dan mampu menyelasaikan tanggung jawabnya tepat waktu. Pada
variable Responsiveness mempunyai hasil bahwa cluster pertama setuju bahwa
manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab terhadap keluhan atau pengaduan
konsumen serta merespon dengan cepat kebutuhannya. Adapun cluster kedua tidak
setuju bahwa manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab terhadap keluhan atau
pengaduan konsumen serta merespon dengan cepat kebutuhannya. Pada variabel
assurance menunjukan hasil bahwa cluster pertama dan kedua setuju bahwa
manajemen Binatu Laundry memiliki karyawan yang kompeten dan memiliki good
personality. Hasil pada variabel emphaty cluster pertama dan kedua setuju bahwa
manajemen Binatu Laundry mampu menjawab dan memahami kebutuhan pelanggan.
Pada variabel tangible dapat diketahui bahwa cluster pertama dan kedua setuju
mengenai fasilitas baik yang disediakan oleh pihak Binatu Laundry.
2. Terdapat 2 cluster pada penelitian ini yang cluster satu berisi 33orang, dan cluster 2
berisi 7 orang. Pada cluster 1 Pelanggan didominasi oleh laki-laki berprofesi sebagai
mahasiswa berusia antara 21-25 tahun menggunakan jasa laundry Binatu lebih dari 6
kali menghabiskan biaya sebesar Rp. 15.001 - Rp. 20.000. Sedangkan pada cluster 2
pelanggan didominasi oleh perempuan berprofesi sebagai mahasiswa berusia antara 2125 tahun menggunakan jasa laundry Binatu kurang dari 3 kali dan menghabiskan
biaya lebih dari Rp. 10.000.
5.2 Rekomendasi
1. Rekomendasi untuk perusahaan adalah perusahaan diharapkan dapat meningkatkan
tanggung jawabnya kepada keluhan atau pengaduan konsumen serta merespon dengan
cepat kebutuhannya, karena pada variabel responsiveness cluster kedua tidak setuju
bahwa manajemen Binatu Laundry bertangguang jawab terhadap keluhan atau
pengaduan konsumen serta merespon dengan cepat kebutuhannya. Adapun
rekomendasi lain adalah dengan melakukan optimalisasi yang sebaiknya dilakukan
oleh pihak manajemen Binatu laundry, karena pada variabel assurance tidak satu pun
responden yang memberikan penilaian sangat setuju terhadapa kualitas assurance
yang diberikan. Sehingga, optimalisasi diharapkan dilakukan oleh pihak manajemen
Binatu laundry.
2. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah diharapkan menambah variable yang
ada pada penelitian sehingga didapatkan cluster dengan jarak yang tidak begitu jauh.
Hal ini tidak dilakukan pada penelitian ini karena keterbatasan waktu, sarana dan
fasilitas yang ada untuk menunjang penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptono, Fandy, (2001). Manajemen jasa, Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tjiptono, Fandy, (2004). Strategi pemasaran. Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tjiptono, Fandy, (2008). Service management: mewujudkan layanan prima.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kotler, P., (2002) Manajemen pemasaran Jilid 1, ( 5nd) ed. Jakarta: PT. Prehallindo.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Huddleston, Rodney. 1985. Introduction to the Grammar of English. Cambridge:
Cambridge University Press.