I.
PENDAHULUAN
Epifora didefinisikan sebagai aliran abnormal air mata hingga membasahi
pipi yang terjadi karena sekresi berlebihan air mata atau obstruksi saluran
drainase lakrimal.1,2 Obstruksi duktus nasolakrimalis kongenital (ODNLK/
CNLDO) adalah gangguan paling umum yang menyebabkan epifora dan
biasanya disebabkan oleh kegagalan kanalisasi dari duktus nasolakrimalis (DNL)
pada ujung distalnya. Kanalisasi DNL biasanya terjadi pada enam bulan akhir
kehidupan intrauterin. Namun, dapat tertunda selama beberapa minggu atau bulan
setelah dilahirkan. Kelainan dalam rongga hidung juga dapat menyebabkan
obstruksi duktus. Dari hasil penelitian didapatkan, bahwa sekitar 30% dari bayi
memiliki obstruksi pada saat lahir, namun hanya 2 4% yang menjadi
simptomatik.1,2,3,4 Diagnosis ODLNK didasarkan pada riwayat mata bayi terus
menerus berair dalam beberapa minggu pertama setelah lahir. Diagnosis dapat
dikonfirmasi dengan menekan lembut kantung nasolakrimalis dan mengamati
refluks balik bahan mukopurulen dari punctum.1,2,3,4
Dalam menangani kasus tersebut secara umum, disarankan untuk
menunggu resolusi spontan. Namun bila obstruksi persisten, prosedur operasi
standar yang dapat dilakukan adalah dengan tehnik probing dan irigasi dari
sistem lakrimalis dibawah anestesi umum. 1,4 Tehnik ini dilakukan untuk
membuka katup antara duktus nasolakrimalis dan hidung. Dalam tehnik ini
digunakan probe dengan ukuran mulai 0.70 1.10 mm yang dilewatkan baik
melalui punctum atas atau bawah.1,2 Kushner menyatakan bahwa tehnik ini
memiliki tingkat keberhasilan 95% pada pasien dengan obstruksi sederhana di
katup Hasner dan 58% pada pasien dengan jenis obstruksi kompleks.1,4
II.
III.
dirasakan
sama
dengan
pada
kasus
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Semi Perveen, Aalia Rasool Suf, dkk. Success Rate of Probing for Congenital
Nasolacrimal Duct Obstruction at Various Age in NCBI Journal. [database on
NCBI]
2014.
[cite
on
May
26,
2015].
Available
from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4074476/
2. Kanski, Jack J. Disorders of the Lacrimal Drainage System. Dalam: Clinical
Ophthalmology
Third
Edition.
Great
Britain:
Butterworth-Heinemann
on
May
26,
2015].
Available
from:
http://www.chp.edu/CHP/Probe+and+Irrigation+of+Nasolacrimal+Duct
4. Rose K.H, David E.F. Congenital Nasolacrimal Duct Obstruction: An
Optometric Perpective in OEFP Journal. [database on OEFP] 2000. [cite on May
30, 2015]. Available from: http://www.oepf.org/sites/default/files/journals/jbovolume-11-issue-4/11-4%20Hughes-FitzGerald.pdf
5. Sidarta I. dan S.R Yulianti. Anatomi Sistem Lakrimal. Dalam: Ilmu Penyakit Mata
Edisi Ke-4. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2012: 2
6. Harry V.W. Anatomy, Physiology, and Pathology of Lacrimal Apparatus in NCBI
Article. [database on NCBI] ____. [cite on May 26, 2015]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC381552/pdf/canmedaj000860023.pdf
7. Jeffrey M. Lacrimal System Probing and Irrigation in Medscape Article.
[database on Medscape] 2015. [cite on May 26, 2015]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1844121-overview#showall
8. Yasuhiro T, Hirohiko K, Weng O.C, dan Dinesh S. Management of Congenital
Nasolacrimal Duct Obstruction in Acta Ophtalmologica Article. [database on
WOL]
2009.
[cite
on
May
30,
2015].
Available
from:
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1755-3768.2009.01592.x/epdf
11