Nonverbal
Sebuah Pengantar
DAFTAR ISI
KOMUNIKASI VERBAL.....................................................................................1
Simbol dan Referen...................................................................................1
Denotasi dan Konotasi...............................................................................2
Konotasi Positif dan Negatif.......................................................................3
Makna Pribadi............................................................................................ 3
Makna Bersama......................................................................................... 3
Bahasa...................................................................................................... 4
Bahasa dan Pikiran....................................................................................4
Bahasa Abstrak.......................................................................................... 5
Tangga Abstraksi.......................................................................................6
Inferensi.................................................................................................... 7
Dikotomi.................................................................................................... 7
Eufemisme................................................................................................8
Ekuivokal................................................................................................... 8
Fungsi Bahasa........................................................................................... 9
Mempelajari bahasa................................................................................11
Keterbatasan Bahasa...............................................................................12
Bahasa Seksis.......................................................................................... 16
Bahasa yang Kuat dan Lemah.................................................................17
Metakomunikasi.......................................................................................18
Makna Kata.............................................................................................. 19
Nama sebagai simbol..............................................................................20
Komunikasi Konteks Tinggi Vs Komunikasi Konteks Rendah.....................21
KOMUNIKASI NONVERBAL............................................................................22
Fungsi Komunikasi Nonverbal..................................................................22
Klasifikasi Pesan Nonverbal.....................................................................23
Bahasa Tubuh.......................................................................................... 24
Sentuhan................................................................................................. 25
Parabahasa.............................................................................................. 25
Penampilan Fisik......................................................................................26
Bau-bauan............................................................................................... 26
Orientasi ruang dan jarak pribadi............................................................27
Konsep waktu.......................................................................................... 30
Diam........................................................................................................ 31
Warna...................................................................................................... 32
Artefak..................................................................................................... 32
Simbol dan kode......................................................................................33
Dua macam kode.....................................................................................34
Teknik pengelolaan pesan........................................................................34
Tiga teori penyampaian pesan................................................................36
Gangguan komunikasi.............................................................................37
Rujukan....................................................................................................... 38
KOMUNIKASI VERBAL
Simbol dan Referen
Simbol adalah sesuatu yang dianggap mewakili sesuatu
yang lainnya. Contoh, warna merah dapat menjadi lambang
atau simbol keberanian, garis cat putih di tengah jalan
melambangkan tempat penyebarangan jalan (zebra cross) dst.
Kata sepatu adalah simbol verbal yang mewakili benda
yang menjadi pelindung kaki kita saat diluar rumah. Simbol
yang melambangkan suatu benda bisa berbeda-beda
namanya, tergantung tempat dan bahasa yang digunakan. Di
Inggris orang menyebutnya shoe(s), orang Belanda
menyebutnya schoen.
Referen adalah objek yang dinyatakan oleh simbol
verbal. Dari contoh diatas, sepatu adalah simbol dan bendanya
adalah referen. Penting untuk diketahui bahwasannya pada
awalnya tidak ada asosiasi antara kata yang disepakati untuk
menyebutkan sesuatu dengan referennya. Sebuah kata
hanyalah simbol verbal bagi objek yang dinyatakannya. Dan
apabila para pengguna bahasa bersangkutan sepakat dengan
kata atau simbol tersebut, maka ia dapat digunakan dalam
aktivitas komunikasi. Misalnya, kata-kata teletext, floppy disk,
sistem informasi, 3G, dsb.
Selain untuk merujuk (mereferen) pada objek-objek
nyata. Kata-kata juga dapat menyimbolkan peristiwa, sifat
sesuatu, tindakan, hubungan, konsep, dst.
Makna Pribadi
Sebagai makhluk yang berpikir, manusia normal (juga
abnormal) memiliki makna-makna pribadi terhadap kata-kata
tertentu. Makna pribadi bukan berarti hanya untuk kita
seorang. Ia juga dapat dibagi dengan orang-orang terdekat
dalam lingkungan kita baik significant others maupun peer
group.
Makna Bersama
Makna bersama memerlukan kesesuaian antara pesan
dalam pandangan pengirim dengan yang dipandang oleh
penerima. Kesesuaian pesan akan lebih mudah tercipta dalam
sekelompok orang yang mempunyai minat yang sama atau
yang berasal dari golongan atau budaya atau latar belakang
yang sama. Contohnya adalah makna bersama yang dishare
antara ahli-ahli komunikasi dsb.
Misalnya, pecandu obat bius akan fasih menggunakan
kata-kata ji, am, lin dsb. Anggota kelompok tidak akan
menemui kesulitan dalam memahami kata-kata ini karena
mereka memiliki sandi yang sama. Kesulitan komunikasi akan
timbul apabila ada orang diluar komunitas mereka yang
mereka harapkan untuk mengerti sandi atau konsep-konsep
tersebut.
Bahasa
Bahasa adalah instrumen yang sangat penting dalam
proses komunikasi. Coba bayangkan bila tidak ada bahasa. Kita
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan
Bahasa Abstrak
Bahasa abstrak dapat kita artikan sebagai bahasa yang
mengandung ketidakjelasan kata-kata yang tinggi. Semakin
tidak jelas suatu kata, semakin tinggi tingkat abstraksinya, dan
makin besar pula kemungkinan kesalahpahaman yang
ditimbulkannya. Nilai keabstrakan suatu kata sendiri terkadang
tidak sama antara setiap orang. Kata dewasa sangat
mungkin dipahami secara berbeda oleh ayah dan anak.
Tangga Abstraksi
Berikut adalah tangga abstraksi (abstraction ladder) dari
SI Hayakawa. Mulai dari bawah terus ke atas.
8. Kekayaan
7. Aset
karakteristik Bessie
7. Bila Bessie diartikan sebagai suatu aset masih banyak
6. aset pertanian
5. Ternak
di pertanian.
5. Bila Bessie diartikan sebagai ternak, maka ia
4. sapi
3. Bessie
tercakup disini
3. Kata Bessie (sapi 1), adalah nama yang diberikan
kepada objek persepsi pada tingkat 2. Nama bukanlah
objek; itu hanya menunjuk kepada objek dan
mengabaikan sejumlah karakteristik lainnya dan dimiliki
2.
objek.
Sapi yang kita lihat bukanlah sebuah kata, melainkan
objek pengalaman, yang diabstraksikan (dipilih) oleh
sistem saraf dari totalitas yang merupakan proses sapi.
Inferensi
Inferensi adalah kesimpulan yang diperoleh dari bukti
atau asumsi. Kita selalu membuat timbunan inferensi setiap
saat. Ketika kita memilih kursi untuk duduk, kita menilai
(berkesimpulan) bahwa kursi itu kuat menopang berat tubuh
kita. Kita juga akan menilai bahwa hari akan hujan karena
langit mendung. Bila anda menyimpulkan bahwa matahari
bersinar cerah, oleh karena itu ia juga bersinar terang ditempat
lain yang jauhnya 70 km dari tempat anda, maka kesimpulan
yang dibuat tidak hanya berdasarkan pada apa yang anda
saksikan, tapi lebih dari itu, yaitu anda membuat pernyataan
berdasarkan inferensi.
Dikotomi
Dikotomi adalah kata-kata yang bertolak belakang (polar
words) yang sangat mungkin menyebabkan timbulnya
permasalahan dalam menggunakan bahasa. Kecenderungan
kita adalah memberikan penilaian hitam putih terhadap
sesuatu. Misalnya, kita akan menganggap seorang
pengangguran adalah orang yang gagal, tapi ternyata ia
adalah seorang yang telaten dalam mengurus orang tuanya
yang sakit-sakitan. Atau apakah seorang lulusan ITB dengan IP
4,00 dikatakan orang yang pintar dibandingkan dengan lulusan
Unras dengan IPK ngepas tapi lebih mahir dalam memimpin
rapat senat mahasiswa?
Satu cara untuk tidak terjebak dalam dikotomi adalah
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan diawali dengan
bagaimana? dan sejauhmana?.
Eufemisme
Eufemisme adalah menghaluskan istilah-istilah lama
yang dianggap kasar atau tidak layak untuk dipergunakan lagi.
Contohnya, lonte/ pelacur menjadi wts, penyensoran menjadi
prosedur keamanan terpadu, penggusuran menjadi penertiban,
maling duit rakyat menjadi korupsi dsb.
Ekuivokal
Banyak kata yang kita gunakan umumnya adalah
ekuivokal, yaitu memiliki dua atau lebih interpretasi. Persoalan
kesepakatan timbul karena masing-masing pihak tidak sepakat
dengan kata-kata ini. Misalnya kebebasan, kemerdekaan,
tanggung jawab, tekanan, perdamaian, persamaan, dsb.
Ada dua hal penyebab kekacauan penggunaan kata dan
ungkapan ekuivokal. Pertama, orang berasumsi bahwa karena
mereka menggunakan kata yang sama, maka berarti mereka
telah bersepakat, padahal pada prinsipnya orang menafsirkan
kata-kata secara berbeda. Kedua, orang berasumsi bahwa
mereka berbeda pendapat karena menggunakan kara-kata
yang berlainan, padahal sebenarnya mereka sepakat pada
konsep atau maksud yang dikandung kata-kata tersebut.
Fungsi Bahasa
Secara prinsip, bahasa berfungsi untuk menamai atau
menjuluki orang, benda (objek), atau peristiwa. Kita tahu
bahwa setiap individu mempunyai nama untuk identifikasi
sosial.
Penamaan adalah dimensi pertama bahasa dan dasar
bahasa. Pada mulanya perilalu memberi nama ini dilakukan
Mempelajari bahasa
Ada tiga teori yang mengupas mengapa manusia bisa
memiliki kemampuan berbicara.
1. Teori Operant Conditioning (dari BF Skinner, 1957).
Jika suatu organisme dirangsang oleh stimuli dari luar,
maka orang akan cenderung memberi reaksi. Manusia
mengetahui bahasa karena meniru apa yang diucapkan
oleh orang lain (significant others).
2. Teori Cognitive (Noam Chomsky). Bahasa berkorelasi
dengan pikiran dan kemampuan berbahasa pada
manusia adalah pembawaan biologis.
3. Teori Mediating (Charles Osgood). Manusia dalam
mengembangkan bahasa, selain menerima atau bereaksi
Keterbatasan Bahasa
Komunikasi verbal yang menggunakan bahasa hanya
mencakup 30% dari aktivitas komunikasi kita secara
keseluruhan. Bahasa pun pada dasarnya memiliki
keterbatasan-keterbatasan. Apa saja keterbatasanketerbatasan bahasa? Simak penjelasan berikut:
1. Terbatasnya jumlah kata untuk menamai atau mewakili
objek-objek. Kata-kata adalah kategori-kategori untuk
merujuk pada objek tertentu: peristiwa, benda, sifat,
orang, perilaku, perasaan, dsb. Kata mewakili
realitas, tapi ia bukan realitas itu sendiri.
Karenanya, pada prinsipnya kata bersifat parsial
(sebagian, tidak penuh) dan tidak bisa mewakilkan atau
menggambarkan sesuatu secara pasti.
Kemudian, kata-kata sifat cenderung dikotomis,
pintar bodoh, baik jahat, tebal tipis dsb, meskipun
kenyataan (realitas) yang sesungguhnya tidak bersifat
hitam putih, tapi ada juga nuansa abu-abu.
Charles Osgood et al menciptakan suatu alat ukur
untuk mengukur makna kata secara lebih akurat yang
disebut dengan Beda-Semantik (Semantic Differential).
2. Sifat kata yang ambigu dan kontekstual. Kata-kata
bersifat ambigu karena mereka mewakili persepsi dan
interpretasi orang-orang yang berbeda, baik dari sisi
pribadi, budaya, pendidikan dsb. Menurut Mulyana,
adanya konsep dll (dan lain-lain),dsb (dan lain
10
11
adalah 2,1.
Penafsiran I: Ali adalah mahasiswa yang terlalu
memimpin demonstrasi.
Penilaian: Dosen tidak menyukai Ali.
Bahasa Seksis
Para feminis beranggapan bahwa bahasa (inggris) yang
digunakan bersifat seksis, yaitu mencerminkan suatu
prasangka yang mempengaruhi cara wanita dipersepsi dan
diperlakukan oleh orang lain dan kadang-kadang anggapan
mereka terhadap diri sendiri. Misalnya, pria diasosiasikan
dengan kuat, sportif, berani. Sementara wanita sembrono,
lengah, cengeng, dan penakut.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa julukan
untuk wanita didapatkan dari penambahan terhadap julukan
pria. Misalnya pramugari (stewardess) diperoleh dari kata
pramugara (steward), actress (aktris) dari actor (aktor) dsb.
Metafora yang diberikan kepada wanita juga bersifat lebih
lembut. Wanita dipadankan dengan kue, gula-gula, kelinci,
ayam (chick), anak kucing (kitty). Dan pria dimetaforkan
dengan sesuatu yang lebih kuat misalnya serigala, macan, dll.
12
Tabel berikut ini memberikan gambaran tentang katakata (bahasa) seksis dalam komunikasi.
Istilah bagi pria dan wanita
Wanita
Anak ayam Istri
Manis
Tuan
Pria
Buyung
Gadis
Perawan
Nyonya
Bapak
Kuda
Nyonya
tua
Sundal
Lelaki
jantan
tua
Betina
Anjing
Jantan
Sekerat
Ibu
sapi
suami
Tuna susila
perempua
n
13
Metakomunikasi
Metakomunikasi adalah berkomunikasi tentang
komunikasi. Konsep ini berkaitan erat dengan tingkat
hubungan interaksi manusia (human encounter). Misalnya
ketika seorang ayah mengatakan bilang A untuk
membereskan perlengkapan bandnya! Kalau tidak aku
buang!, dan sang ibu merespons jangan berkata seperti itu,
sabar dong!. Sang Istri tidak menanggapi isi pesan si suami,
melainkan merespons cara penyampaiannya. Jadi, setiap
komentar yang ditujukan kepada cara orang berkomunikasi
merupakan contoh metakomunikasi. Metakomunikasi tidak
selalu eksplisit, meskipun diungkapkan secara verbal.
Menurut Galvin dan Brommel (1991 dalam Tubbs dan
Moss, 2005), metakomunikasi terjadi ketika orang
membicarakan pembicaraannya, ketika mereka memberi
petunjuk verbal dan nonverbal tentang bagaimana pesan
mereka harus dimengerti
Makna Kata
Siapa yang memberi makna pada kata? Ya benar, kita,
manusia yang memberikan makna pada kata. Dan makna yang
14
kita berikan pada kata bisa lebih dari satu, tergantung dari
konteks ruang dan waktu.
Lalu apa makna dari makna? Makna adalah
kecenderungan total untuk menggunakan atau bereaksi
terhadap suatu bentuk bahasa (R. Brown).
Makna muncul dari hubungan khusus antara kata
(sebagai simbol verbal) dan manusia. Makna tidak melekat
pada kata-kata, namun kata-kata membangkitkan makna
dalam pikiran orang.
Makna dapat digolongkan ke dalam makna denotatif dan
makna konotatif . denotatif adalah makna faktual
(sebenarnya), dan konotatif sebaliknya.
Jadi makna muncul dari hubungan khusus antara kata
(simbol verbal) dan manusia. Makna tidak melekat pada katakata tapi menimbulkan makna dalam pikiran kita. Tidak ada
hubungan langsung antara suatu objek dan simbol yang
digunakan untuk merepresentasikannya. Berikut adalah
ilustrasi segitiga makna dan Bert E. Bradley sebagaimana
dikutip oleh Mulyana (2005):
Pikiran/ rujukan orang
Referen/
Semantik adalah
ilmu tentang makna kata.
Simbol merujuk
Simbol/
15
16
KOMUNIKASI NONVERBAL
Fungsi Komunikasi Nonverbal
1. Emblem: isyarat yang mempunyai arti langsung pada
simbol yang dibuat gerakan badan. Misal, simbol jari V
yang bermakna Victory (kemenangan).
2. Ilustrator. Isyarat yang dibuat dengan gerakangerakan badan untuk menjelaskan sesuatu. Misal,
besar-kecilnya objek yang sedang dibicarakan.
3. Regulator. Gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada
daerah kepala. Misal, mengangguk atau menggeleng.
4. Penyesuai (adaptory). Gerakan badan yang dilakukan
sebagai akibat dari rasa tidak puas. Misal,
mengangkat bahu karena kecewa.
5. Affect displays. Gerakan yang terjadi yang didahului
dorongan emosional yang tampak pada ekspresi
wajah. Misalnya tertawa karena sedang bergembira
dan menangis karena sedih.
Dalam keterkaitannya dengan perilaku verbal, perilaku
nonverbal berfungsi:
1.
2.
3.
4.
5.
17
Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh disebut juga dengan kinesik, dan bidang
yang mempelajarinya disebut dengan kinesika (kinesics). Yang
termasuk ke dalam kinesik adalah:
1.
2.
3.
4.
Isyarat tangan
Gerakan kepala
Postur tubuh dan posisi kaki
Ekspresi wajah dan tatapan mata
18
Sentuhan
Bidang yang mempelajari sentuhan disebut dengan
haptika (haptics). Sentuhan seringkali dianggap biasa, tetapi ia
bukan sesuatu yang acak. Sentuhan adalah strategi komunikasi
yang penting dan bersifat persuasif. Terdapat lima kategori
sentuhan dan mulai dari yang paling impersonal sampai
dengan personal. Kategori-kategori tersebut adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
Fungsional profesional.
Sosial sopan.
Persahabatan kehangatan.
Cinta keintiman.
Rangsangan seksual.
Parabahasa
Parabahasa disebut juga dengan vokalika (vocalics). Ia
merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat
dipahami. Termasuk didalamnya adalah kecepatan berbicara,
nada, volume, intonasi, dialek, kegagapan, suara yang
gemetar, desahan, suitan, erangan dll.
Penampilan Fisik
1. Busana. Apa yang kita pakai juga dapat
mengkomunikasikan siapa diri kita. Seorang
pengangguran yang disulap dengan dasi dan jas serta
kacamata akan dikira sebagai seorang dosen,
dibandingkan dengan profesor yang memakai baju
kaos oblong dan celana jeans belel. Seorang ustad
mungkin akan dipandang sebelah mata dalam sebuah
19
Bau-bauan
Bau-bauan adalah salah satu unsur komunikasi nonverbal
yang kita gunakan. Penggunaan parfum, misalnya, adalah
salah satu cara kita mengkomunikasikan diri kita. Victor Hugo
berkata: tidak ada yang bisa membangkitkan kenangan
seperti suatu bau.
Membaui adalah juga jenis interaksi yang banyak
dijumpai pada budaya didunia. Orang Birma, Samoa, Mongol,
dan Lapp saling membaui pipi sebagai sapaan. Dan untuk
orang Arab, bisa mengenali bau kawannya adalah hal yang
menyenangkan.
20
Zona
Zona
Zona
Zona
intim (0 18 inci)
pribadi (18 inci 4 kaki)
sosial (4 10 kaki)
publik (10 kaki )
0 6 inci
Intim (dekat)
vokal
Bisikan halus
Paling rahasia
6 18
Intim (jauh)
Bisikan
Amat rahasia
Pribadi (dekat)
terdengar
Masalah pribadi
2,5 4
Pribadi (jauh)
Suara halus
Masalah pribadi
47
Sosial (dekat)
Suara dipelankan
Informasi biasa
7 12
Sosial (jauh)
Suara penuh
Informasi publik
Suara penuh
untuk didengar
agak dikeraskan
orang lain
12 25
25 -
Publik (dekat)
Isi pesan
Informasi publik
Publik (jauh)
Suara keras
untuk didengar
bicara pada
orang lain
kelompok
Berteriak, salam
perpisahan
Suara paling
21
keras
Sumber: The Silent Language, Edward T. Hall dalam Tubbs & Moss (2005 hal.
121)
Pola Tradisional
22
Dosen
Dosen
Pola Modular
Konsep Waktu
Kronemika (Chronemics) adalah bidang ilmu yang
membahas tentang interpretasi waktu sebagai pesan. Cara kita
mempersepsi dan memperlakukan waktu secara simbolik
menunjukkan siapa kita dan bagaimana perlakukan atau
kesadaran kita terhadap lingkungan.
Edward T. Hall membagi konsep waktu menjadi dua,
yaitu:
a. Monokronik (M).
1) Waktu dipersepsi sebagai berjalan lurus dari masa
lampau ke masa depan.
2) Diperlakukan sebagai entitas nyata yang bisa
dipilah-pilah, dihabiskan, dibuang, dinikmati,
dibunuh, sehingga ada,
23
Diam
Filsuf Henry David Thoreau menulis Dalam hubungan
manusia tragedi mulai bukan ketika ada kesalahpahaman
mengenai kata-kata, namun ketika diam tidak dipahami.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi kita terhadap
diam adalah:
1. Durasi diam
2. Hubungan antara orang-orang yang bersangkutan.
3. Situasi atau kelayakan waktu.
Warna
Warna juga mengkomunikasikan banyak hal. Yang sangat
kita ketahui misalnya makna warna bendera kita. Merah
dimaknai sebagai keberanian dan putih melambangkan
kesucian. Begitu pula dengan hijau yang identik dengan Islam.
Berikut adalah suasana hati yang diasosiasikan dengan
warna:
Suasana hati
menggairahkan, merangsang
Warna
merah
aman, nyaman
biru
oranye
24
lembut, menenangkan
biru
melindungi, mempertahankan
hitam
murung
hitam, coklat
biru, hijau
berwibawa, agung
ungu
kuning
hitam
Artefak
Artefak adalah hasil kecerdasan manusia. Benda-benda
yang kita gunakan untuk berinteraksi dan dalam memenuhi
kebutuhan kita mengandung makna-makna tertentu. Ilmu yang
mempelajari tentang benda buatan manusia disebut dengan
objetika (objectics).
Benda juga melambangkan status sosial si empunya,
meskipun terkadang tidak begitu dibutuhkan. Di Gandus,
Sumsel banyak keluarga nelayan yang memiliki kulkas yang
beralih fungsi menjadi lemari pakaian, karena disana belum
ada listrik.
25
penggunanya
semua kode mempunyai fungsi
semua kode dapat ditransmisikan, melalui saluransaluran komunikasi.
26
Khusus
Kurangpenting
27
Gangguan Komunikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gangguan teknis
Gangguan semantik
Gangguan psikologis
Rintangan fisik/ organik
Rintangan status
Rintangan kerangka berpikir
Rintangan budaya
28
Rujukan
Cangara, H. (1998). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Effendy, O. U. (2006). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, D. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tubbs, S. L., & Moss, S. (2005). Human Communication: Prinsipprinsip Dasar (1st ed.). (Deddy Mulyana, Ed., Deddy Mulyana, &
Gembirasari, Trans.) Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
West, R., & Turner, L. H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi:
Analisis dan Aplikasi (3 ed.). (N. Setyaningsih, Ed., & M. N.
Maer, Trans.) Jakarta: Salemba Humanika.
29