Paper 1. Culture Environment
Paper 1. Culture Environment
CULTURAL ENVIRONMENT
BUDAYA KONSUMSI DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PERUSAHAAN LAZADA INDONESIA
Dosen:
Prof. Dr. Djoko Suryo, MA.
Disusun Oleh:
SUSI PANDUWINATA
(13/360560/PEK/19071)
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
I.
LATAR BELAKANG
Lingkungan budaya merupakan salah satu faktor non-ekonomi
yang penting yang dapat mempengaruhi jalannya bisnis suatu
perusahaan. Salah satu budaya yang menjadi tren di Indonesia saat ini adalah
budaya konsumerisme atau budaya konsumsi. Budaya konsumsi di Indonesia telah
mengalami pergeseran dari waktu kewaktu. Pendapatan masyarakat yang meningkat,
membaiknya infrastruktur, serta kemudahan dalam mengakses barang maupun jasa,
menjadikan gaya hidup serta konsumsi masyarakat semakin tinggi. Indonesia yang
dikenal sebagai Negara dengan penduduk terbanyak di ASEAN, kini menjadi pasar
konsumen terbesar dan potensial yang mampu menggiurkan banyak investor. Bahkan
telah diperkirakan tingkat pertumbuhan konsumsi domestik di Indonesia akan terus
mengalami peningkatan hingga 5-10 tahun mendatang.
Tingginya budaya konsumsi di Indonesia telah menjadi salah satu perhatian
penting bagi investor asing dalam berinvestasi di Indonesia. Budaya konsumsi ini
juga merupakan pilar penting yang mendorong perkembangan perekonomian di
Indonesia.
Paper ini akan membahas mengenai bagaimana budaya konsumsi di Indonesia
dan pengaruhnya terhadap Lazada Indonesia.
II.
PROFILE PERUSAHAAN
Lazada Indonesia adalah sebuah perusahaan e-Commerce di bawah naungan
PT. e-Cart Services Indonesia yang berkantor di lantai 16 Menara Bidakara I, Jalan
Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Perusahaan yang mengoperasikan sebuah department store on-line yang didirikan
pada 2012 ini merupakan anak cabang dari perusahaan terkemuka asal Jerman,
Rocket Internet. Maximilian Bittner, adalah Chief Executive Officer Lazada untuk
wilayah South East Asia dan Co-founder dan Thomas Damek adalah
managing director Lazada Indonesia.
Lazada Indonesia adalah sebuah bisnis dengan konsep internet online yang
mencoba meniru department store dan mall. Lazada merupakan toko online ecommerce terbesar di Asia Tenggara, di Indonesia sendiri Lazada telah menyediakan
lebih dari 65.000 produk, katagori produk yang ditawarkan mulai dari computer ,
kamera, ponsel, produk rumah tangga, produk olahraga, keperluan travel, produk
kesehatan dan kecantikan, produk mainan & bayi, buku dan kategori lainnya lainnya
dapat diakses oleh pelanggan 24 jam sehari secara real time.
Berikut ini adalah alamat resimi Lazada Indonesia:
Website: www.Lazada.co.id
Blog: blog.Lazada.co.id
Email: support@Lazada.co.id
Facebook: Facebook.com/LazadaID
Twitter: Twitter.com/LazadaID
Perkembangan Lazada di Asia Tenggara cukup menyita perhatian, bahkan di
Indonesia Lazada merupakan penyedia layanan e-comerse dengan tingkat transaksi
online yang terus meningkat. Lazada juga sudah hadir di 4 negara Asia Tenggara
lainnya seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Beberapa keunggulan yang diberikan Lazada Indonesia antara lain :
a. Logistic & Supply Chain: mendapatkan barang yang tepat, pada waktu yang
tepat, dengan jumlah yang tepat, kondisi yang tepat, dengan biaya yang
terjangkau, dengan tetap memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa
logistik
b. Payment Method: Dengan sistem pembayaran yang lengkap seperti kartu
kredit, transfer bank dan Bayar ditempat/Cash On Delivery(COD) konsumen
akan merasa nyaman dan aman berbelanja secara online.
c. Own Delivery With COD: Pengantaran yang cepat dan dilengkapi dengan
sistem COD.
Metode pembayaran di Lazada menjadi salah satu keunggulan
yang dionjolkan, yaitu menyediakan beberapa metode pembayaran,
mulai dari bayar ditempat, menggesek kartu di tempat, dan
jaminan 30 hari uang kembali.
III.
ANALISIS
Pengertian Budaya seperti yang disampaikan Goodenough
(1971) dalam Suryo (2013), dimana budaya merupakan suatu
sistem pengetahuan dan ide-ide, yang secara sadar atau tidak
sadar dimiliki oleh masyarakat dan diperoleh secara akumlatif, yang
berfungsi sebagai direktif dan bimbingan untuk sikap dan perilaku
masyarakat.
Menurut Featherstone (2005) dalam Alfitria (2007) , terdapat 3 perspektive
utama budaya konsumen : Pertama, Budaya konsumen dipremiskan dengan ekspansi
produksi komuditas kapitalis yang memunculkan akumulasi besar-besaran dalam
bentuk barang-barang konsumen, dan tempat-tempat perbelanjaan yang
mengakibatkan tumbuhnya kepentingan aktivitas bersenang-senang dan konsumsi.
Kedua, pandangan yang lebih sosiologis, bahwa kepuasan berasal benda-benda
berhubungan dengan akses benda-benda yang terstruktur secara social. Ketiga,
masalah kesenangan emosional untuk konsumsi, mimpi-mimpi dan keinginan yang
bersifat head to head seperti Amazon.com, dan E-bay, namun juga dari perdagangan
online konventional dari masyarakat yang semakin marak. Kehadiran banyaknya
kompetitor di dalam bisnis e-commerce akan memberikan banyak pilihan bagi
masyarakat dalam berbelanja. Hal ini tentu akan menuntut Lazada Indonesia untuk
lebih gencar lagi dalam menarik pasar agar tidak kalah dengan kompetitornya.
Ancaman lain muncul dari beberapa kalangan yang menyalahgunakan
opportunity ini, yaitu oknum penipuan online. Pelaku penipuan online berpura-pura
sebagai penjual online dengan membuat akun akun toko online palsu di media social.
Bahkan beberapa dari penipu online membuat akun palsu yang mengatas namakan
Lazada Indonesia. Dalam situs resmi Lazada.co.id, Lazada mempublikasikan
beberapa akun palsu yang mengatas namakan Lazada dan menghimbau masyarakat
untuk lebih berhati-hati dan hanya berbelanja di akun resmi Lazada yang telah di
publikasikan.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Adiatisari, Dana. 2013. Konsumsi topang ekonomi RI 10 tahun ke depan,
http://ekbis.sindonews.com/read/813959/33/konsumsi-topang-ekonomi-ri-10tahun-ke-depan (diakses pada 7September 2014)
Alfitri. 2007. Budaya Konsumerisme Masyarakat Perkotaan. Majalah Eprika, Volume
XI, no. 01.
Ardhanari, Margaretha. 2013. Memelihara Budaya : Perspektif Masyarakat
Konsumen Dan Perilakunya. Universitas Katolik Widya Mandala. Surabaya
Ancok, D. 2004. Psikologi Terapan: Mengupas Dinamika Kehidupan Umat Manusia.
Yogyakarta, Darussalam.
Suryo, Djoko. 2013. Cultural Environment and Business. Bahan Ajar General
Business Environment. MM UGM. Yogyakarta.
Masna, Aulia. Co-Founder Lazada Indonesia Thomas Damek Mengundurkan Diri
Untuk Mempersiapkan Usaha Baru, http://dailysocial.net/post/lazadaindonesia-managing-director-tom-damek-departs-company (Diakses pada 7
September 2014 )
Indonesia, Lazada. 2012. Lazada Indonesia profile on Kompas TV,
http://www.youtube.com/watch?v=JUEbOS43hzc, Lazada Indonesia, (Diakses
pada 8 September 2014)
Situs Resmi Lazada Indonesia, Perkembangan & Trend E-Commerce Di Indonesia
http://blog.Lazada.co.id/Lazada-co-id-perkembangan-pesat-trend-e-commercedi-indonesia/ (diakses pada 8 September 2014)
Situs
Resmi
Lazada
Indonesia,
Apakah
Lazada.co.id
http://blog.Lazada.co.id/apakah-Lazada-co-id-penipu/
(diakses
September 2014)
Penipu,
pada
8
JPNN.
2013.
Masyarakat
Dinilai
Sangat
Konsumtif.
http://www.jpnn.com/read/2013/12/06/204407/Masyarakat-Indonesia-DinilaiSangat-Konsumtif- (Diakses pada 8 September 2014)