Anda di halaman 1dari 15

PENGENDAPAN CORAL REEFS

Coral reefs merupakan mahluk hidup yang tumbuh di lingkungan


pengandapan marine, khususnya continental shelf bagian reefs. Sedimentologi
yang berlangsung di lingkungan ini dipengaruhi oleh gelombang laut dan keadaan
reefsnya itu sendiri, batuan yang terbentuk di lingkungan pengendapan ini adalah
batugamping, karena tingginya kandungan karbonat yang dihasilkan oleh coral
reefs.
Batuan sedimen karbonat adalah batuan yang mengandung sekurangkurangnya 50% unsure karbonatan. Sedangkan batugamping (limestone) adalah
batuan sedimen yang mengandung lebih dari 90% unsur karbonat. Pembentukan
batuan sedimen karbonat sama dengan batuan sedimen lainnya tetapi material
yang diendapkan berasal dari material sedimen yang telah ada sebelumnya
(alloctonous limestone), hasil litifikasi pada suatu lingkungan pengendapan
karbonat yang telah ada maupun hasil pelartan material karbonat dengan larutan
karbonat di daerah tersebut (autochonous limestone).
Batuan sedimen karbonat merupakan salah satu daripada batuan takungan
utama untuk bahan hidrokarbon (minyal dan gas). Mineral utama yang
membentuk sedimen dan batuan sedimen karbonat ialah:
Tabel 1 Sifat mineral-mineral karbonat

Sistem hablur Rhombohedral

Banyak ditemui dalam batuan sedimen tua daripada

Kalsit (Calcite)
CaCO3

Tertier

magnesium calcite rendah (<4%) and magnesium calcite


tinggi (>4%)

Dolomit (Dolomite)
CaMg(CO3)2
Araginit

struktur kristal kalsit

Sistem hablur Rhombohedral

Berasosiasi (associated) dengan mineral kalsit dan


evaporit

Sistem hablur Orthorhombic

(Aragonite) CaCO3

Banyak ditemui dalam batuan sedimen karbonat


Kenozoik

1. Tipe Pembentukan
Tipe pembentukan batuan sedimen karbonat dikelompokkan berdasarkan
klasifikasi-klasifikasi berikut:
Secara umum klasifikasi batuan karbonat didasarkan pada dua hal yaitu
kenampakan fisik (klasifikasi deskriptif) dan pada asal usul (klasifikasi genetik).
Beberapa klasifikasi yang dapat digunakan antara lain:
A. Klasifkasi Grabau (1904)
Menurut Grabau, batugamping dapat dibagi menjadi 5 berdasarkan
ukuran dan teksturnya, yaitu:
o Kalsidurit, yaitu batugamping yang ukuran butirnya >2mm atau lebih
besar dari ukuran pasir.
o Kalkarenit, yaitu batugamping dengan ukuran butir sama dengan
ukuran pasir (1/16 -2mm).
o Kalsilutit, yaitu batugamping yang ukuran butirnya lebih kecil dari
ukuran pasir.
o Kalsipulverit, yaitu batugamping hasil presipitasi kimiawi , sifatnya
kristalin.
o Batugamping organik , yaitu hasil pertumbuhan organisme secara
insitu, misalnya terumbu dan stromatolit.
B. Klasifikasi Folk (1959)
Dasar klasifikasi Folk (1959) yang dipakai dalam membuat
klasifikasi ini adalah bahwa proses pengendapan pada batuan karbonat
sebanding dengan batupasir ,begitu juga dengan komponen-komponen
penyusun batuannya, yaitu:
a. Allochem
Analog dengan pasir atau gravel pada batupasir. Ada 4 macam
allchem yang umum dipakai yaitu intraklas, oolit, fosil dan pellet.
b. Microcrystalline calcite ooze

Analog dengan matrk pada batupasir. Disebut juga micrite(mikrit)


yang tersusun oleh butiran berukuran 1 4 m .
c. Spray calcite (sparit)
Analog sebagai semen. Pada umumnya dibedakan dengan mikrit
karena kenampakannya yang Sangay jernih. Merupakan pengisi
rongga antar pori.
Tabel Klasifikasi Folk (1959)

C. Klasifikasi Dunham (1962)


Klasifikasi ini didasarkan pada tekstur deposisi dari batugamping,
karena menurut Dunham dalam sayatan tipis, tekstur deposisional
merupakan aspek yang tetap. Kriteria dasar dari tekstur deposisi yang
diambil Dunham (1962) berbeda dengan Folk (1959).
Kriteria Dunham lebih condong pada fabrik batuan, misal mud
supported atau grain supported bila ibandingkan dengan komposisi
batuan.

Variasi

kelas-kelas

dalam

klasifikasi

didasarkan

pada

perbandingan kandungan lumpur. Dari perbandingan lumpur tersebut


dijumpai 5 klasifikasi Dunham (1962). Nama nama tersebut dapat
dikombinasikan dengan jenis butiran dan mineraloginya. Batugamping
dengan kandungan beberapa butir (<10%) di dalam matriks lumpur
karbonat disebut mudstone dan bila mudstone tersebut mengandung
3

butiran yang tidak saling bersinggungan disebut wackestone. Lain halnya


apabila antar butirannya saling bersinggungan disebut packstone /
grainstone.
Packstone mempunyai tekstur grain supported dan punya matriks
mud. Dunham punya istilah Boundstone untuk batugamping dengan
fabrik yang mengindikasikan asal-usul komponenkomponennya yang
direkatkan bersama selama proses deposisi.
Klasifikasi Dunham (1962) punya kemudahan dan kesulitan.
Kemudahannya tidak perlu menentukan jenis butiran dengan detail
karena tidak menentukan dasar nama batuan. Kesulitannya adalah di
dalam sayatan petrografi, fabrik yang jadi dasar klasifikasi kadang tidak
selalu terlihat jelas karena di dalam sayatan hanya memberi kenampakan
2 dimensi, oleh karena itu harus dibayangkan bagaimana bentuk 3
dimensi batuannya agar tidak salah tafsir. Pada klasifikasi Dunham
(1962) istilah-istilah yang muncul adalah grain dan mud. Nama-nama
yang dipakai oleh Dunham berdasarkan atas hubungan antara butir
seperti mudstone, packstone, grainstone, wackestone dan sebagainya.
Istilah sparit digunakan dalam Folk (1959) dan Dunham (1962) memiliki
arti yang sama yaitu sebagai semen dan sama-sama berasal dari
presipitasi kimia tetapi arti waktu pembentukannya berbeda.
Sparit pada klasifikasi Folk (1959) terbentuk bersamaan dengan
proses deposisi sebagai pengisi pori-pori. Sparit (semen) menurut
Dunham (1962) hadir setelah butiran ternedapkan. Bila kehadiran sparit
memiliki selang waktu, maka butiran akan ikut tersolusi sehingga dapat
mengisi grain. Peristiwa ini disebut post early diagenesis. Dasar yang
dipakai oleh Dunham untuk menentukan tingkat energi adalah fabrik
batuan. Bila batuan bertekstur mud supporteddiinterpretasikan terbentuk
pada energi rendah karena Dunham beranggapan lumpur karbonat hanya
terbentuk pada lingkungan berarus tenang. Sebaliknya grain supported
hanya terbentuk pada lingkungan dengan energi gelombang kuat
sehingga hanya komponen butiran yang dapat mengendap.
Tabel Klasifikasi Dunham, 1962

D. Klasifikasi Embry dan Klovan (1971)


Tabel Klasifikasi Embry dan Klovan, 1986

2. Proses Pembentukan
Proses pembentukan batuan sedimen karbonat sangat bergantung dari
lingkungan pengendapannya. Terumbu lingkungan pembentukan karbonat dapat
terjadi mulai zona supratidal sampai dengan cekungan yang lebih dalam, paparan

cekungan dangkal, yang meliputi middle shelf dan outer shelf. Meskipun
lingkungan pengendapan karbinat dapat terjadi mulai dari zona supratidal sampai
cekungan yang lebih dalam di luar shelf, paparan cekungan dangkal (shallow
basin plattorm) yang meliputi middle shelf dan outer shelf adalah tempat produksi
endapan karbonat yang utama dan kemudian tempat ini disebut sebagai subtidal
carbonate factory. Endapan-endapan karbonat yang dihasilkan akan terakumulasi
pada shelf, sebagian mengalami transportasi kea rah daratan, yaitu ke tidalflat,
pantai, atau logoon, sedangkan sebagian lagi mengalami transportasi kearah laut
yaitu ke cekungan yang lebih dalam. Pada lingkungan laut yang dalam jarang
terbentuk endapan karbonat, kecuali merupakan hasil dari jatuhan planktonyang
mengsekresikan kalsium karbonat dan hidup di air permukaan.
Terumbu adalah suatu timbulan karbonat yang dibentuk oleh pertumbuhan
organisme koloni yang insitu, mempunyai potensi untuk berdiri tegar membentuk
struktur topografi yang tahan gelombang James (1979) membagi fasies terumbu
masa kini secara fisiografi menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut :
1.

Fasies inti terumbu (reef core facies)


Fasies ini tersusun oleh batugamping yang massif dan tidak

berlapis. Berdasarkan litologi dan biota penyusunnya, fasies ini dapat


dibagi menjadi 4 subfasies, yaitu :
a.

Subfasies puncak terumbu (reff-crest)


Litologi berupa framestone dan bindstone, sebagi hasil hasil

pertumbuhan biota jenis kubah dan mengerak serta merupakan key


high energy zone.
b.

Subfasies dataran terumbu (reef-flat)


Litologi berupa lidstone, grainstone, dan rosule dari ganggang
karbonatan dan merupakan daerah berenergi sedang dan tempat
akumulasi rombakan terumbu.

c.

Subfasies terumbu depan (reef-front)


Litologi berupa bafflestone, bidstone dan framestone dan
merupakan daerah berenergi lemah-sedang.

d.

Subfasies terumbu belakang (back-reef)

Litologi berupa bafflestone dan flocetstone dan merupakan daerah


berenergi lemah dan relative tenaga.
2.

Fasies depan terumbu (fore reef facies)


Litologi berupa grainstone dan sudstone serta merupakan

lingkungan yang mempunyai kedalaman >30 m dengan lereng 45-60 m,


semakin jauh dari inti terumbu (kearah laut), litologi berubah menjadi
packstone, wackstone,dan mudstone.
3.

Fasies belakang terumbu (back reef facies)


Fasies ini sering disebut juga fasies logoon dan meliputi zona laut

dangkal (<30 m) dan tidak berhubungan dengan laut terbuka. Kondisi


airnya tenang, sirkulasi air terbatas, dan banyak biota penggali yang
hidup di dasar.
(James,1976)
Studi kasus contoh pembentukan batuan sedimen karbonat yang dilihat dari
struktur tekstur dan komposisi penyusun :
Contoh :

Warna
: Coklat keabuan
Struktur
: Masif
Tekstur:
o Ukuran Butir
: Kerakal (4 mm 64 mm) Weinworth, 1922
o Kemas
: Terbuka
o Sortasi
: Poorly sorted

Deskripsi Komposisi

Allochem
- Skeletal grain

Orthochem

: 30 % ( matriks suported)
: Cangkang bivalvia
Ukuran cangkang 4,5 cm
: Micrite 70 %

Deskripsi Petrogenesa

Batuan ini memiliki warna coklat keabuan, strukturnya masif karena tidak
memperlihatan

adanya

perlapisan

maupun

laminasi

tidak

juga

memperlihatkan adanya pecahan maupun lubang gas, tekstur berdasarkan


ukuran butirnya tergolong kerakal (2 mm - 64 mm), kemas terbuka dan

sortasinya poorly sorted. Terdiri dari allochem & orthochem. Allochem


dengan komposisi skeletal grain berupa pecahan dari cangkang organisme
molusca kelas bivalvia dengan ukuran cangkang yang dominan 4,5 cm.
Orthochem berupa micrite. Batuan ini matriks supported menunjukan
lingkungan pengendapan batuan ini dimungkinkan berada di dua zona yaitu
fore reef facies dan back reef facies. Mikrite menandakan bahwa batuan ini
terbentuk dengan energi pengendapan yang rendah dan arus yang tenang.
Klasifikasi Fasies (James,1971)

Fore Reef Facies & Back Reef Facies


Foto Batuan

Nama Batuan

: Biomicrite (Folk, 1959)


Wackstone (Dunham,1962)
Floatstone

(Embry & Klovan, 1971)

Batuan sedimen karbonat dengan Nomor Peraga B5-17-A


memiliki warna coklat keabuan, strukturnya tidak memperlihatan

adanya perlapisan maupun laminasi tidak juga memperlihatkan adanya pecahan


maupun lubang gas sehingga struktunya tergolong masif. Berdasarkan tekstur,
ukuran butir penyusun batuan ini tersusun oleh butiran-butiran kerakal dengan
ukuran (4-64) mm Weinworth, 1922. Hubungan antar butirnya tidak saling
berhubungan satu sama lain sehingga kemasnya tergolong kemas terbuka,
sedangkan pemilahan antar butirnya tidak baik dikarenakan tersusun oleh ukuran
butir yang tidak seragam sehingga sortasinya tergolong poorly sorted.
Komposisi batuan karbonat terdiri dari dua komposisi pokok yaitu
allochem dan orthocem. Allochem adalah komponen karbonat yang terbentuk
bukan di tempat pengendapan, terdiri dari non skeletal grain dan skeletal grain.
Sedangkan orthocem adalah komponen batuan karbonat yang terekrstalisasi
langsung di tempat pengendapan batuan tersebut. Secara megaskopis batuan ini
tersusun oleh komponen allochem dan ortochem, dengan kelimpahan allochem
30% dan ortochem 70% sehingga dapat disimpulkan pada batuan ini bersifat
matriks suported. Allochem tersusun skeleta grain yaitu berasal dari organisme,
yaitu akumulasi dari cangkang-cangkang organisme yang telah mati, dilihat
berdasarkan bentuknya dapat diintepretasikan bahwa cangkangnya berasal dari
molusca kelas bivalvia. Sedangkan ortochem tersusun oleh micrite, yaitu berupa
lumpur karbonat yang tersusun oleh interlocking anhedral kalsit atau aragonit
yang berukuran halus atau lumpur.
Batuan sedimen karbonat peraga B5-17-A ini tergolong batuan sedimen
klastika, hal ini dikarenakan komposisi penyusun batuan ini berasal dari endapan
suatu akumulasi padatan tertentu, yaitu berasal dari pecahan-pecahan fosil dari
organisme, pada batuan ini allochemnya berasal dari cangkang organisme molusca
kelas bivalvia. Pecahan-pecahan cangkang yang menyusun batuan ini bentuknya
ada yang utuh dan ada yang berupa pecahan, hal ini dikarenakan perbedaan fase
pengendapan yang diakibatkan perbedaan pengaruh geolombang air laut sehingga
allochem penyusun batuan ini beragam ukurannya dan beragam tingkat keutuhan
cangkangnya, kemudian pecahan-pecahan cangkang tersebut terakumulasi
kemudian mengalami pengendapan dan tersementasikan oleh ortochem berupa
micrite pada watu yang bersamaan. Micrite disini menunjukan bahwa lingkungan
pengendapan berenergi rendah sehingga micrite terbentuk pada kondisi air yang
9

tenang, selain itu micrite juga menunjukan bahwa batuan peraga ini belum
mengalami proses diagenesa lebih lanjut, pada batuan ini belum pengaruh tekanan
dan suhu belum intensif sehingga mineral-mineral yang terbentuk masih beruoa
mineral aragonit dan belum mengalami ubahan menjadi mineral kalsit. Setelah
mengalami sementasi oleh material-materil micrite, batuan ini mengalami
lithifikasi hingga menjadi batuan sedimen karbonat klastika.
Fasies terumbu pada batuan peraga B5-17-A ini karena matriks suported
maka batuan ini cenderung terbentuk pada zona yang jauh dari inti terumbu maka
dapat diintepretasikan bahwa batuan ini dapat terbentuk pada fasies terumbu back
reef facies. Dapat terbentuk pada zona back reef facies apabila organismeorganisme yang tumbuh di zona reef core facies mati kemudian karena mendapat
pengaruh geombang air laut yang tinggi maka cangkang organisme-organisme
tersebut menjadi tidak utuh kemudian mengalami transport hingga ke zona back
reef fasies yang arusnya tenang sehingga lingkungan energi pengendapannya
rendah, maka cangkang tersebut terakumulasi dan tersementasi oleh materialmaterial micrite yang tergolong berukuran halus dengan tingkat diagenesis yang
masih rendah.

10

Dari deskripsi megaskopis dan deskripsi komposisi pada


batuan ini, maka batuan peraga B5-17-A bernama Biomicrite
(Folk, 1959) hal ini dikarenakan pada batuan ini allochemical
rocks dengan komposisi penyusun fosil dan ortochemnya berupa
micrite.

Bernama

Wackstone

(Dunham,

1962)

hal

ini

dikarenakan batuan ini matriks suported dengan susunan grain


lebih dari 10%. Bernama Floatstone (Embry & Klovan, 1971) hal
ini dikarenakan batuan ini selain allocthonous juga tersusun oleh
komponen dengan ukuran > 2 mm di atas 10% dan juga
tergolong matriks suported.
3. Syarat Pembentukan
4. Komposisi Batuan
Tekstur batuan sedimen karbonat dapat dibagi manjadi tiga (seperti juga
batuan klastik) yaitu butiran karbonat - kerangka (framework), kalsit
mikrokristalin matrik, kalsit spar semen.
2. Allochem
Merupakan komponen batuan karbonat yang berukuran kasar,
sebanding dengan fragmen pada batuan sedimen klastik. Butiran-butiran
tersebut dapat berupa skeletal grain maupun nonskeletal grain.

Gambar 1 Beberapa tipe dari butiran karbonat (allochem)

a. Nonskeletal Grain
Merupakan butiran dalam batuan karbonat yang bukan berasal dari
organisme. Nonskeletal grain diagi menjadi:
Ooids/Oolith/Coated Grain

11

Adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau ellipsoid yang


mempunyai struktur lamina konsentris mengelilingi satu pusat inti
dengan ukuran < 2mm, yang menjadi partikel inti biasanya berupa
fragmen cangkang foraminifera atau butiran kuarsa yang kemudian
terlingkupi oleh karbonat halus karena proses agitasi gelombang pada
lingkungan laut dangkal. Apabila salinitas tinggi maka akan terbentuk
struktur radier.

Gambar 2 Ooid dengan struktur lamina Konsentris dan Radial

Gambar 3 Struktur Ooid

Pisoid/Pisolit
Pisoid adalah butiran karbonat seperti ooid tetapi memiliki
ukuran lebih dari 2 mm.
Intraclast
Adalah suatu endapan yang berupa gel lumpur karbonat, belum
memadat, semi plastis, lalu ada erosi dan membentuk tubuh yang
membeku.

12

Gambar 4 Intraklast pada batugamping, Paleozic, Wyoming.

Klastika Karbonat
Adalah butiran karbonat yang berasal dari proses erosi
batugamping purba yang telah tersingkap di darat, atau berasal dari
proses erosi endapan-endapan karbonat terkonsolidasi lemah pada
cekungan pengendapan. Ukuran klastika karbonat biasanya pasir

sampai gravel.
Pellet/Pelloid
Adalah suatu butiran yang strukturnya mikrokristalin, apabila
mengandung kotoran binatang disebut facal pellet, sedangkan jika
mempunyai ukuran yang agak besar disebut lump. Butiran karbonat
yang berbentuk bulat,ellipsoid atau runcing tetapi tidak mempunyai
struktur dalam seperti ooid, ukuran pellet relative kecil tetapi biasanya
berukuran diameter 0,1-0,5 mm (lanau sampai pasir halus). Peloid
berasal dari sekresi organism, terutama organism pemakan lumpur
karbonat seperti grastropoda dan crustacean.

13

Gambar 5 Peloid

b. Skeletal Grain
Merupakan komponen dalam batuan karbonat yang berasal dari tubuh
organism, baik utuh maupun fragmen/potongannya. Butiran karbonat
dapat berupa mikrofosil, makrofosil atau fragmen/pecahan makrofosil.
Jika fosil tersebut berupa cangkang utuh maka disebut bioklast. Buttiran
fosil baik yang utuh maupun fragmen cangkang pada batugamping dapat
digunakan untuk interpretasi lingkungan pengendapan purba. Butiran ini
merupakan allochem yang paling dijummpai pada batuan karbonat.
Contohnya: cangkang moluska, numulites, ganggang, crinoid.
3. Orthocem
Merupakan komponen batuan karbonat yang mineralnya
terkristalisasi langsung di tempat pengendapan, sehingga tidak memiliki
butiran-butiran bawaan. Orthocem ini dapat disebandingkan dengan matriks
dalam batuan sedimen klastik. Orthocem dibagi menjadi:
a. Micrite
Berupa butiran-butiran padat atau lumpur karbonat. Mikrit atau
lumpur karbonat tersusun oleh Kristal-kristal kalsit atau aroganite yang
sangat halus, dapat berperan sebagai matriks diantara butiran karbonat
atau sebagai penyusun utama batuan karbonat berbutir halus, butiran
berukuran < 125 mm atau ukuran lempung (Tucker,1982). Di bawah
mikroskop mikrit mempunyai

kenampakan cloudy dan transculent,

keabu-abuan sampai coklat. Kehadiran mikrit pada batugamping purba


menunjukkan bahwa proses pencucian winoning oleh gelombang dan

14

arus relative kecil sekali sehingga mikrit terbentuk pada kondisi air yang
tenang.

Gambar 6 Gambar Mikrit secara Megaskopis & Mikroskopis

b. Sparite
Berupa butiran kaslit yang lebih keras yang terbentuk selama
diagenesis. Sparit tersusun oleh Kristal-kristal kalsit berbentuk equant,
berukuran 0,021 mm 0,1 mm dan berkenampakan transparan dan
jernih dibawah mikroskop polarisasi (Boggs,1987). Sparite dibedakan
dengan mikrti karena mempunyai ukuran Kristal yang lebih besar dan
kenampakannya lebih jernih, sedang perbedaannya dengan butiran
allochem adalah pada bentuk kristalnya dan tidak adanya tekstur
internal. Sparite berfungsi sebagai semen pengisi antar rongga antar
butiran atau lubang hasil pelarutan.

15

Anda mungkin juga menyukai