TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi
adalah
proses
pertukaran
informasi
atau
proses
yang
menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi
penambahan
pengertian
antara
pemberi
informasi
dengan
penerima
keluarkan.
4. Membujuk demi pemenuhan kebutuhan
Khalayak lebih mungkin untuk mengubah perilaku mereka apabila perubahan
yang disarankan berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.
5. Membujuk berdasarkan pendekatan-pendekatan gradual
Bergantung pada penerimaan khalayak terhadap perubahan yang disarankan
pembicara dalam kehidupan mereka. Pendekatan gradual menganjurkan yang lebih
memungkinkan untuk bekerja dibandingkan pendekatan yang meminta khalayak
untuk segera berubah perilakunya.
2.3 Bentuk Komunikasi
Adapun bentuk-bentuk komunikasi menurut Uripni, 2003 dalam buku
komunikasi kebidanan sebagai berikut :
1. Interpersonal Communication (face to face communication)
Komunikasi interpersonal adalah salah satu yang paling efektif dan
komunikator dapat langsung bertatap muka, sehingga stimulus yakin pesan
atau informasi yang disampaikan komunikan, langsung dapat direspon atau
ditanggapi pada saat itu juga.
2. Intrapersonal communication
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi dalam diri individu.
Komunikasi tersebut akan membantu seseorang atau individu agar tetap sadar
akan kejadian di sekitarnya. Atau penyampaian pesan seseorang kepada
dirinya sendiri.
2.4 Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi merupakan unsur terpenting yang terdiri atas lima
unsur meliputi
1. Unsur dasar komunikasi
Dalam
komunikasi,
harus
mempunyai
komunikator,
pesan,
saluran
fisik
mempunyai
pengaruh
terhadap
komunikasi.
Artinya,
ASI kepada bayi mereka. Tempat ibu bersalin juga sangat menentukan keberhasilan
menyusui, hendaknya bayi disusui segera atau sedini mungkin setelah lahir. Namun,
tidak semua persalinan berjalan normal dan tidak semua dapat melaksanakan
menyusui dini. Di samping itu, belum semua petugas paramedis diberi pesan dan
cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayinya, dan ada
praktik yang keliru dengan memberikan susu formula kepada bayi yang baru lahir
dan masih banyak rumah sakit yang masih merawat bayi secara terpisah dengan
ibunya.
Berdasarkan Kode Etik Pemasaran PASI (Pengganti Air Susu Ibu), makanan
yang paling tepat/ideal untuk bayi adalah Air Susu Ibu (ASI). Namun demikian,
karena beberapa hal bayi tidak memperoleh ASI, mungkin karena alasan kesehatan
ibu ataupun karena alasan lainnya, misalnya ibu bekerja di luar rumah. Untuk
menggantikan ASI, kepada bayi diberikan PASI yang juga terkenal dengan susu bayi
(Akre, 1994).
Oleh karena promosi PASI yang sangat berlebihan, banyak kaum ibu di
negara
berkembang
yang
sebenarnya
mampu
menyususi
anaknya/bayinya,
memberikan PASI kepada bayinya karena ingin dianggap modern. Praktek ini dapat
menimbulkan akibat yang merugikan kesehatan bayi diantara lain karena
penyiapannya yang tidak memenuhi syarat hygiene. Disamping itu sebagai akibat
dari keadaan ekonomi yang kurang atau belum baik, kepada bayi sering diberikan
PASI yang terlalu encer dan ini dapat mempengaruhi perkembangan pertumbuhan
bayi/balita (Akre 1994).
Susu formula dengan lemak MCT tinggi diberikan kepada bayi yang
menderita kesulitan dalam menyerap lemak. Oleh karena itu, lemak yang
diberikan harus banyak mengandung MCT (lemak rantai sedang) tinggi
sehingga mudah dicerna dan diserap oleh tubuhnya.
9. Susu Formula Semierlementer
Susu formula ini biasa diberikan pada bayi yang mengalami infeksi usus
dan sudah dilakukan pembedahan akan menunjukkan intoleransi/penolakan
terhadap laktosa. Maka, dengan pemberian susu formula semierlementer
tidak boleh diberikan secara sembarangan tanpa petunjuk dokter.
2.7.3 Kandungan Susu Formula
Kandungan gizi susu formula untuk bayi di bawah 6 bulan lebih spesial
karena secara alami, usus bayi kecil belum mampu mencerna nutrisi susu dengan bai.
Masih rentannya ia dalam kelompok usia tersebut membuat susu yang dikonsumsinya
pun dibagi lagi secara khusus, seperti susu untuk bayi yang lahir cukup bulan,
ataupun yang lahir cukup bulan, namun dengan berat bayi lahir rendah (BBLR).
Meskipun pembuatan susu formula dibuat semirip mungkin dengan ASI, tetap
saja susu formula tidak sebaik ASI. Perbandingan komposisi kolostrum, ASI, dan
susu sapi sangat berbeda. Susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak
protein daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya
berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk
gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi. Walaupun, ASI mengandung lebih
sedikit total protein, namun bagian protein whey-nya lebih banyak sehingga akan
membentuk gumpalan yang lunak, dan lebih mudah dicerna, serta diserap oleh usus
bayi.
1.
Lemak
Kadar lemak yang disarankan dalam susu formula adalah antara 2,7-4,1 gr
tiap 100 ml.komposisi asam lemaknya harus sedemikian rupa sehingga
bayi umur 1 bulan dapat menyerap sedikitnya 85% lemak yang terdapat
dalam susu formula.
2.
Protein
Kadar protein dalam susu formula harus berkisar antara 1,2-1,9 gr tiap 100
ml. Pemberian protein yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tingginya
kadar ureum, amoniak, serta asam amino tertentu dalam darah. Perbedaan
antara protein ASI dan susu formula terletak pada kandungannya dan
perbandingan antara protein susu sapi terletak pada kandungannya dan
perbandingan antara protein jenis whey dan kaseinnya. Namun, ada yang
berpendapat bahwa kualitas kasein ASI lebih baik daripada kasein susu
sapi.
3.
Karbohidrat
Kandungan karbohidrat yang disarankan untuk susu formula, yaitu 5,4-8,2
gr tiap 100 ml. Dianjurkan supaya sebagian karbohidrat hanya atau hampir
seluruhnya memakai laktosa, selebihnya glukosa atau maltosa. Tidak
dibenarkan pada pembuatan susu formula untuk memakai tepung atau
Mineral
Kandungan sebagian besar mineral dalam susu sapi lebih tinggi 3-4 kali
dibandingkan dengan yang terdapat dalam ASI. Pada pembuatan susu
formula adaptasi, kandungan berbagai mineral harus diturunkan hingga
jumlahnya berkisar antara 0,25-0.34 gr tiap 100 ml. Kandungan mineral
dalam susu formula adaptasi memang rendah dan mendekati yang terdapat
pada ASI. Penurunan kadar mineral diperlukan karena bayi baru lahir
belum dapat mengeluarkan kelebihan mineral dengan sempurna.
5.
Vitamin
Biasanya, berbagai vitamin ditambahkan pada pembuatan formula hingga
dapat mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
6.
Penambahan ini dibolehkan karena zat tambahan tersebut merupakan zatzat mikro.
2.7.4
2.7.5
dengan jelas adanya kecenderungan meningkatnya jumlah ibu yang tidak menyusui
sendiri bayi mereka. Menurunnya jumlah ibu yang menyusui bayi ini dimulai di kota
terutama pada kelompok ibu dari keluarga yang berpenghasilan cukup, yang
kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar sampai ke desa-desa.
Para ahli mengemukakan beberapa sebab terjadinya penurunan penggunaan
ASI antara lain :
a. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga. Hubungan kerabat yang
luas di daerah pedesaan menjadi renggang setelah keluarga pindah ke kota.
Pengaruh orangtua seperti nenek, kakek, mertua, dan orang terpandang lain di
lingkungan keluarga secara berangsur menjadi berkurang, karena mreka
itupada umumnya tetap tinggal di desa sehingga pengalaman mereka dalam
merawat makanan bayi yang tidak diwariskan.
b. Kemudahan yang didapat sebagai kemajuan teknologi pembuatan makanan
bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu buatan untuk bayi
mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan itu.
c. Iklan yang menyesatkan dari berbagai produsen makanan menyebabkan ibu
beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI.
d. Karena para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena
tugas-tugas sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam
pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan di rumah.
e. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai suatu
simbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih tinggi, terdidik, dan
mengikuti perkembangan zaman.
Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan
atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai kegiatan yang sangat luas
sepanjang kegiatan yang dilakukannya, yaitu antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan seterusnya. Dari uraian
ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku manusia adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar.
Sebagai individu setiap manusia adalah kompleks dan unik. Keunikan individu
karena menyangkut banyak aspek yang menyatakan bahwa perilaku manusia itu
merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik, maupun non fisik.
Menyinggung tentang apa yang dimaksud dengan perilaku terdapat macam-macam
pendapat.
b.
Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan batin terhadap rangsangan dari
luar dari si objek, sehingga alam itu sendiri mencetak perilaku-perilaku
manusia yang hidup di dalamnya, sesuaia dengan sifat dan keadaan alam
tersebut.
c.
Perilaku dalam bentuk tindakan yang konkrit yang berupa perbuatan (action)
terhadap situasi dan rangsangan dari luar.
Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi reaksi
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Sikap (attitude)
c. Tindakan (practice)
a. Perilaku dalam bentuk Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pascaindera
manusia, yakni indera penglihatan,pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior).
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang
berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi.
tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap objek atau materi yang
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi dini dapat
diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis ialah kemampuan seseorang untuk menjabarkan suatu materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada kemampuan seseorang untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sitesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan criteria yang ditentukan sendiri atau menngunakan criteriakriteria yang telah ada.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. (Notoatmodjo, 2003).
b. Perilaku dalam bentuk Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu,
yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak
senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap merupakan (reaksi
terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau
reaksi tertutup.
Sepertinya halnya pengetahuan, sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu . :
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
2. Menanggapi (responding)
sama
dengan
proses
belajar.
Proses
perubahan
perilaku
tersebut
Kerangka Konsep
Komunikasi persuasif
bidan
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Dari skema di atas dapat dilihat, responden yang mendapatkan stimulus dari
komunikasi persuasif bidan akan memengaruhi organisme tersebut. Apakah stimulus
ditolak atau diterima dapat diukur dari pengetahuan responden. Apabila stimulus
telah memengaruhi pengetahuan responden maka selanjutnya akan memengaruhi
sikap responden, maka akan muncul respon dari responden, yang dapat diukur dari
sikap responden terhadap objek.