Tugas Paper
Tugas Paper
PAPER
sebagai tugas pengganti UTS mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Oleh:
Muryati
NIM 123174062
2012 C
Mereka menganggap remeh tentang artinya kelestarian dan keseimbangan alam demi
kesinambungan kehidupan. Jikalau banjir datang, masyarakat selalu menyalahkan
pemerintah padahal hal ini tentu saja kesalahan diri kita sendiri yang tidak peduli
terhadap lingkungan.
II.
Rumusan Masalah
1. Mengapa masyarakat masih membuang sampah sembarangan?
2. Bagaimana menanamkan kebiasaan kepada masyarakat agar membuang sampah pada
tempatnya?
III.
Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1) sampah
ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging,
daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet,
logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain dan 3) sampah yang berbahaya (B3) bagi
kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat
kimia dan agen penyakit yang berbahaya.
Karakteristik sampah dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran
dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk,
lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.
2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat terbakar yang
berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak
termasuk garbage.
3. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar baik
dirumah, dikantor, industri.
4. Street Sweeping (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik
dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas,
daun-daunan.
5. Dead Animal (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati karena alam,
penyakit atau kecelakaan.
6. Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes, yang berasal
dari perumahan
7. Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai- bangkai mobil, truk,
kereta api.
8. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-industri,
pengolahan hasil bumi.
9. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran gedung.
10. Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan, perbaikan
dan pembaharuan gedung-gedung.
11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat organik hasil
saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air buangan.
12. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus misalnya
kaleng-kaleng cat, zat radiokatif.
IV.
perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah, selain itu pola konsumtif masyarakat dan
gaya hidup masyarakat juga akan mempengaruhi besarnya timbunan sampah dan
komposisi sampah yang dimiliki. Masyarakat pada umumnya, memandang sampah
sebagai barang yang sudah tidak berguna dan tidak mereka inginkan, sehingga tindakan
yang mereka lakukan adalah membuangnya. Persoalan muncul ketika setiap masyarakat
memperlakukan sampah sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing, misalnya
meninggalkan atau membuang sampah di tempat sembarangan yang mengakibatkan
lingkuangan jadi kotor dan kumuh. Sebagian lagi membuang sampah ke saluran air atau
ke sungai, yang mengakibatkan pendangkalan dan penyumbatan saluran air sungai, yang
merupakan salah satu penyebab banjir dan genangan air. Sementara masyarakat untuk
memilah sampah belum banyak dilakukan, karena sebagian masyarakat tidak mengerti
bagaimana mengelola sampah yang benar dan baik.
Masyarakat lebih menyukai membuang sampah ke sungai, lahan kosong, tepi jalan
daripada berjalan seratus meter membuang sampah di tempat pembuangan sementara
(TPS) dari rumahnya. Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia dalam hal sampah masih
kurang peduli, sehingga menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan maupun kepada
anggota keluarga. Perlu diingat bahwa anak-anak akan mencontoh apa yang dilihat di
lingkungan rumah, jikalau orang tua tidak peduli terhadap sampah maka anak pun akan
mencontoh.
Kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat telah tertanam di benak orang
Indonesia sejak usia dini. Ini bukan tanpa alasan, orang tua secara tidak sadar
mengajarkan cara membuang sampah yang tidak benar kepada anak-anak mereka.
Melempar sampah ke sungai atau di depan rumah adalah hal yang paling mudah
dilakukan. Masyarakat punya kesadaran yang rendah dalam hal memikirkan
konsekuensinya. Parahnya lagi kebiasaan tersebut oleh masyarakat tidak dianggap
sesuatu yang salah. Kurangnya kesadaran untuk mendidik dan memberikan contoh adalah
hal yang perlu diperbaiki dan akan membutuhkan waktu yang lama supaya kesadaraan
akan kebersihan dapat terciptakan. Kebiasaan untuk hidup sehat dan bersih tidak terlalu
menjadi prioritas masyarakat karena masih banyak hal-hal yang lebih penting antara lain
seperti memikirkan bagaimana menyediakan makanan sehari-hari di atas meja atau lantai
untuk keluarga, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Menurut pendapat saya, orang kaya biasanya lebih bersih dan tidak membuang
sampah sembarangan hanya di rumah mereka saja. Masih banyak kebiasaan orang kaya
yang kalau sudah di luar rumah atau lingkungan mereka, tetap saja membuang sampah
sembarangan. Tidak sedikit saya melihat botol air mineral kosong yang melayang keluar
dari pintu kaca mobil di jalan raya. Menjaga kebersihan di dalam mobil itu baik, tapi
alangkah baiknya kalau sampah itu jangan dibuang keluar dari mobil yang sedang melaju
di jalan umum. Sebaiknya sediakan kantong sampah di dalam mobil, setelah sampai di
tempat tujuan kantong sampah tersebut bisa dibuang ke tempat yang semestinya. Yang
menjadi pertanyaan kenapa orang yang punya mobil bisa menjaga kebersihan di dalam
mobil mereka tetapi tidak begitu peduli dengan kebersihan di jalan tol atau di jalan-jalam
umum? Botol kosong yang berterbangan tidak hanya akan membuat mata sakit jika
mengenai orang yang beada di belakangan mobil mereka, tetapi kemungkinan besar akan
menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Membuang sampah dari dalam mobil hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak
kebiasaan buruk masyarakat Indonesia dalam hal membuang sampah. Jika kita cermati
setiap hari kita melihat orang membuang sampah sembarangan. Di tempat-tempat umum
yang sudah jelas tersedia tempat sampah saja masih banyak orang yang membuang
sampah sembarangan apalagi kalau di tempat tersebut tidak disediakan tempat sampah,
maka orang-orang akan dengan mudah meletakkan begitu saja sampah dari tangannya.
Hampir setiap hari saya melihat orang-orang membuang sampah seenaknya dan hal itu
dilakukan tanpa merasa bersalah. Mereka dengan mudahnya meletakkan bungkus
makanan, botol air mineral, dan sampah-sampah yang lain di sembrang tempat. Menurut
saya, hal tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa mereka sehingga untuk
membiasakan membuang sampah di tempatnya mungkin sulit untuk dilakukan.
Seseorang mungkin menganggap remeh hal-hal kecil yang dilakukannya, tapi apabila
itu dilakukan terus-menerus, maka akan menjadi kebiasaan. Iya kalau hal yang menjadi
kebiasaan tersebut adalah hal yang baik, kalau merupakan hal yang buruk? Terlebih lagi
hal yang sudah menjadi kebiasaan, akan sulit untuk diubah, tetapi bukan berarti tidak
mungkin untuk mengubahnya. Dari contoh sederhana, misalkan seseorang terbiasa
membuang sampah sembarangan, maka hal itu akan menjadi kebiasaan (habit). Pada saat
makan permen, bungkus permen tersebut dibuang begitu saja. Bisa jadi tidak jauh dari
orang tersebut membuang bungkus permen terdapat tempat sampah, tapi lebih memilih
praktisnya saja, Dibuang disini saja lah, toh juga banyak yang begitu. Yah, simple
memang sih, tapi bayangkan saja kalau di tempat yang sama ada 10 orang saja yang
mempunyai perilaku serupa, di tempat tersebut tercecer bungkus-bungkus permen yang
pastinya merusak pemandangan. Itu baru bungkus permen, belum lagi botol minuman
mineral, dan sampah-sampah lain yang sering kita temui di jalan.
Banyak yang saya temui orang-orang yang belum sadar akan pentingnya membuang
sampah pada tempatnya. Dari yang orang kaya, orang kurang kaya, bermobil, bermotor,
pejalan kaki banyak yang menganggap ah nanti juga ada pembersih atau pemulung yang
ambil sampahnya. Bagaimana mau bersih kalau penduduknya saja tidak peduli terhadap
lingkungan tetapi mereka malah menunggu orang yang membersihkan. Kalau tidak ada
tenaga pembersih, orang yang biasa menyapu membersihkan lingkungan yang kotor, apa
jadinya lingkungan dan Bangsa kita ini? Yang sudah dibersihkan saja masih ada yang
membuat kotor bagaimana jika tidak dibersihkan.
Saat ini mungkin banyak diantara masyarakat atau pemerintah yang berkoar-koar
mengenai misi penyelamatan lingkungan di Bumi. Berbagai kegiatan seperti gerakan
menanam seribu pohon, pembuatan biopori, dan gerakan bersepeda ke kantor mulai
banyak dilakukan untuk memperbaiki atau setidaknya mempertahankan kondisi ini.
Namun tahukah bahwa hal itu sebenarnya juga tidak cukup membantu? Terlebih jumlah
manusia yang saat ini sudah entah berapa kali lebih banyak daripada saat manusia
pertama muncul di muka Bumi ini. Ya, manusia boleh membuat ratusan bahkan jutaan
biopori, menggalakan gerakan bersepeda ke kantor setiap hari dan melakukan penanaman
milyaran pohon. Namun, ada satu hal yang seringkali terlupakan oleh mereka yaitu adat
dan kebiasaan masyarakat Indonesia itu sendiri. Masyarakat tidak sadar bahwa kebiasaan
buruk yang mereka anggap hanya hal sepele juga membawa dampak yang besar bagi
kehidupan.
Indonesia dengan jumlah penduduk hingga 225 juta setiap hari menghasilkan sampah
baik organik maupun anorganik dengan perbandingan jumlah hampir sama. Permasalahan
utama adalah kesadaran masyarakat akan membuang dan memproses serta memilah
sampah masih sangat rendah dengan didukung sistem pengelolaan sampah yang masih
buruk.Jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari di Indonesia hingga mencapai 11,330
ton per hari. Jika diambil rata-rata maka setiap orang menghasilkan sampah sebesar 0.050
Kg per hari. Jika jumlah sampah itu dihasilkan dalam hitungan hari tinggal dikalikan
dengan tahun, maka sampah yang dihasilkan hingga mencapai 4.078.800 ton.Sekarang
kita tahu dari data diatas bahwa ternyata sekecil apapun sampah yang kita buang
sembarangan dapat berakibat besar pada lingkungan kita.
Larangan membuang sampah memang sudah diatur dalam pasal 25 UU pengelolaan
sampah yang juga mengatur larangan membuang sampah sembarangan. Namun, yang
menjadi keunikan Negara ini adalah sebuah larangan yang sudah jelas-jelas tertera dalam
Undang-undang, bukanya dihindari untuk tidak melakukan hal tersebut. Malah asyik
dikerjakan dan menjadikannya sebuah kebiasaan buruk yang tak pantas diteruskan secara
turun temurun. Tapi kini hal itu sulit untuk dihindarkan, buktinya sering terjadi bencana
banjir dan lain sebagainya yang diakibatkan oleh sampah yang sudah sangat menumpuk.
Hal itu terjadi akibat prilaku dan ulah manusia itu sendiri, karena di zaman seperti saat
ini, setiap orang sudah tak merasa malu lagi ataupun segan apabila dirinya membuang
setumpuk sampah pada sungai disekitarnya. Malah, banyak orang yang secara terangterangan membuang sampah seenaknya di tempat-tempat umum. Hal semacam ini
menurut saya tak akan sulit ditemukan di sekitar kita.
Apabila dibandingkan dengan Negara lain seperti singapura, dapat kita perhatikan
bahwa singapura memiliki aturan dan budaya yang tegas tentang masalah kebersihan.
Bahkan singapura memiliki undang undang yang tegas bagi setiap orang yang membuang
sampah sembarangan. Sehingga secara tidak langsung hal ini menjadi pendidikan yang
memaksa warga nya untuk mejaga kebersihan. Karena telah terbiasa sehingga warga nya
sendiri menjadi memiliki budaya utuk hidup bersih dan menjaga kesehatan. Hal ini lah
yang akhir nya dapat membuat sukses nya program pemerintah dalam hal kebersihan.
Sering kita merasa iri dengan negara tetangga yang apabila melihat tayangannya di TV
sudah sedemikian bersih, tetapi di Indonesia masih banyak sampah berserak di jalanan.
Memang di luar negeri sudah ada peraturan yang menegaskan untuk membuang sampah
pada tempatnya, bahkan Singapura memasang kamera pengintai untuk menangkap pelaku
yang membuang sampah sembarangan. Mereka sudah begitu menyadari arti pentingnya
kebersihan, untuk membiasakan warganya tidak membuang sampah sembarangan.
Kembali lagi faktor kebiasaan. Andai saja warga Indonesia sudah mempunyai kesadaran
dan kebiasaan itu. Dan tentunya hal tersebut menjadi tanggung jawab semua warga
negara untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Tentunya kebiasaan baik
tersebut harus di mulai dari kesadaan diri tiap individu.
V.
2. Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, masyarakat, atau bahkan
tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar didalam
munculnya suatu perilaku. Contohnya, pengaruh lingkungan seperti membuang
sampah sembarangan, akan menjadi faktor besar dalam munculnya perilaku
membuang sampah sembarangan.
3. Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah untuk dilakukan.
Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan jika tersedianya banyak
tempat sampah.
4. Tempat yang kotor dan memang sudah banyak sampahnya. Tempat yang asal
mulanya terdapat banyak sampah, bisa membuat orang yakin bahwa membuang
sampah sembarangan diperbolehkan ditempat itu. Jadi, warga sekitar tanpa ragu
untuk membuang sampahnya di tempat itu.
5. Kurang banyak tempat sampah. Kurangnya tempat sampah membuat orang sulit
untuk membuang sampahnya. Jadi, orang dengan mudah akan membuang
sampahnya sembarangan.
VI.
seperti
lalat
dan
anjing
yang
dapat
menimbulkan
penyakit.
Potensi bahaya yang ditimbulkan adalah diare, kolera, dan tifus menyebar dengan
cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
mencemari air tanah yang biasa di minum masyarakat. Penyakit DBD (Demam
berkontribusi dalam mempercepat pemanasan global, karena sampah dapat menghasilkan gas
metan (CH4) yang dapat merusak atmosfer bumi. Rata-rata tiap satu ton sampah padat
menghasilkan 50 kg gas metan. Gas metan itu sendiri mempunyai kekuatan merusak hingga
20-30 kali lebih besar dari karbondioksida (CO2). Gas metan berada di atmosfir selama
sekitar 7-10 tahun dan dapat meningkatkan suhu sekitar 1,3C per tahun.
Yang kita butuhkan adalah kesadaran tiap individu untuk mau hidup sehat dan bersih,
bukan hidup bersih karena takut dikenai denda . Berapapun besarnya denda, tetap saja
orang akan curi-curi untuk membuang sampah sembarangan. Pertanyaannya siapa yang
akan menjadi petugas untuk melakukan denda terhadap orang yang membuang sampah
sembarang?Jika hanya mengandalkan petugas saja, saya rasa tidak akan terlalu efektif
karena berapa petugas yang harus ditempatkan di tempat-tempat umum? Pembuangan
sampah sembarangan itu tidak hanya di tempat umum saja, tapi semuanya bermula dari
lingkungan hidup sekitarnya. Melibatkan masyarakat umum untuk membantu menjaga
kebersihan di lingkungan masing-masing secara umum akan lebih efektif dan efisien.
Masyarakat harus berani menegur orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan
membuang sampah sembarangan. Sering kali hal-hal seperti ini tidak akan terjadi karena
masyarakat kalau menegur orang yang dikenal membuang sampah sembarangan akan
merasa tidak enak dan akan dimusihi, kalau menegur orang yang tidak dikenal malah
akan terjadi percecokan atau malah terjadi perkelahian.
Untuk mengubah kebiasaan hidup warga Negara Indonesia, sehingga Indonesia dapat
menjadi Negara yang bersih dan sukses dalam program kebersihan nya, kita harus dapat
menanamkan kebiasaan dan budaya bersih dan membuang sampah pada tempatnya.
Budaya ini harus di tanamkan sejak kecil sehingga dapat menjadi kebiasaan baik yang
akan terus di turunkan kepada generasi penerus bangsa. Sehingga dengan semakin
bertambahnya waktu kedepan, Indonesia dapat menjadi Negara yang bersih dengan
kebiasaan dari warganya yang telah membudayakan kebersihan dari kecil. Peran dari
pemerintah juga penting dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam pengelolaan
sampah. Sehingga dengan dukungan dari warga serta pemerintah, Indonesia dapat
menjadi Negara yang bersih dan dapat mengelola sampah dengan baik. Oleh karena itu
marilah kita sebagai warga Indonesia untuk bergotong royong dalam mewujudkan
kebersihan untuk Indonesia.
VIII.
Kesimpulan
Pada umumnya masyarakat tahu bahwa membuang sampah di sembarang tempat akan
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan. Tapi membuang sampah
sembarangan masih terjadi di kalangan masyarakat Indonsia, hal tersebut karena
kurangnya kesadaran dari tiap individu untuk membuang sampah pada tempatnya dan
juga kurangnya rasa peduli terhadap kelestarian lingkungan. Selain itu membuang
sampah sembarangan telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging bagi masyarakat
sehingga mereka tidak merasa bersalah ketika membuang sampah sembarangan dan
menganggap kebiasaan tersebut hal biasa. Di samping itu kurangnya sarana dan
prasarana pembuangan sampah di lingkungan juga menjadi penyebab masyarakat
membuang sampah sembarangan.
Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat perlu dihilangkan kebiasaan
membuang sampah sembarangan yang sudah membudaya dalam masyarakat. Kita harus
memulainya dengan membangun dan melatih kesadaran diri kita sendiri.Setelah kita
sudah memiliki kesadaran dan kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya maka
secara tidak langsung kita memberikan contoh kepada orang lain, setidaknya orangorang terdekat kita. Selain itu kita juga harus menegur dengan sopan apabila menemui
orang yng membuang sampah sembarangan. Anak-anak sejak usia dini juga harus
diajarkan kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya, sehingga seterusnya
mereka akan melakukan kebiasaan itu. Selain kesadaran dari tiap-tiap individu juga
diperlukan peran serta pemerintah dalam menyediakan sarana dan prasarana sehingga
tujuan untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari sampah yang berserakan dapat
tercapai, yang tidak menutup kemungkinan, bahwa Indonesia bisa saja sejajar dengan
Negara lain untuk masalah kebersihan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, T. P. (2013, Juni 1). Budaya Membuang Sampah Dewasa Ini. Retrieved November 1,
2013, from Kompasiana Web site: http://www.kompasiana.com
Anonim. (2011). Sampah. Retrieved November 2, 2013, from Wikipedia Web site:
http://www.wikipedia.com
Handry. (2011). Manusia dan Kebudayaan. Retrieved November 1, 2013, from Handry Site
Web site: http://www.handrysite.blogspot.com
Hidayatullah, T. (2012, Juni 5). Budaya Buang Sampah di Indonesia. Retrieved November 4,
2013, from Taufik Web site: http:www.blogspot.com
Jujubandung. (2013, Agustus 6). Budaya Buang Sampah. Retrieved November 2, 2013, from
juju bandung Web site: http://www.wordpress.com
Noviana, R. (2013). Catatan jurnalis. Retrieved November 1, 2013, from Catatan jurnalis
Web site: http://www.blogspot.com
Reza. (2012, Juli 4). Budaya Membuang Sampah Sembarangan. Retrieved November 2,
2013, from Reza Web site: http://www.blogspot.com