Anda di halaman 1dari 30

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN

Ringkasan Chapter 11
Buku Accounting Theory - Godfrey
Positive Theory of Accounting Policy and Disclosure
Diajukan oleh:
No.
1
2
3
4
5

Nama
Bayu Cahyono Putro
Henricus Bayu Hendrawan
Johan Arifin
Muhammad Isa Arifianto
Thomas Irwan Kristanto

NPM
144060006325
144060006331
144060006335
144060006343
144060006352

No. Urut Daftar Hadir


05
12
16
24
33

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Teori Akuntansi Program Diploma IV Keuangan
Spesialisasi Akuntansi STAR BPKP Semester VIII T.A. 2014/2015
Juli 2015
HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB 11 TEORI POSITIF ATAS
KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN
PENGUNGKAPAN...................................................................................1
11.1 Latar Belakang.................................................................................2
11.1.1

Permintaan Awal terhadap Teori........................................2

11.2 LO 1 Teori Kontrak..........................................................................2


11.3 LO 2 Teori Keagenan.......................................................................3
11.4 LO 3 Perlindungan Harga dan Masalah Keagenan antara Pemegang
Saham dan Manajer..........................................................................4
11.5 LO 4 Masalah Keagenan antara Pemegang Saham dan Pemberi
Utang................................................................................................8
11.6 LO 5 Ex Post Opportunism versus Ex Ante Efficient Contracting.11
11.7 LO 6 Teori Pemberian Sinyal.........................................................13
11.8 LO 7 Proses Politik.........................................................................14
11.9 LO 8 Konservatisme, Standar Akuntansi, dan Biaya Keagenan....16
11.10 LO 9 Tes Empiris Tambahan atas Teori..........................................17
11.10.1 Efficient Contracting Hypotheses.....................................18
11.11 LO 10 Mengevaluasi Teori.............................................................19
11.11.1 Kritik Metodologis dan Statistis.......................................20
11.11.2 Kritik Filosofis.................................................................21
11.12 LO 12 Masalah untuk Auditor........................................................23

BAB 11
TEORI POSITIF ATAS
KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PENGUNGKAPAN
Bab-bab sebelumnya membedakan antara dua klasifikasi utama teori
akuntansi: yaitu normatif dan positif. Teori normatif bersifat menentukan atau
memberi penjelasan dan didasarkan pada pertimbangan nilai tentang apa yang
merupakan tindakan yang tepat (misalnya IASB mendukung kegunaan keputusan
sebagai tujuan utama informasi akuntansi). Riset pasar modal menjadi lebih
dominan setelah tahun 1970an sebagian besar karena menjadi jelas bahwa sampai
peneliti tahu apakah, dan bagaimana, investor menggunakan laporan keuangan,
2

adalah tidak masuk akal untuk mengharapkan mereka untuk mengembangkan


teori yang menentukan bagaimana akuntan harus menyusun laporan keuangan.
Namun, penelitian pasar modal belum memberikan semua wawasan yang
diperlukan oleh peniliti akuntansi, praktisi dan regulator. Sebagai contoh, sulit
untuk memprediksi bagaimana pasar akan bereaksi terhadap informasi akuntansi
ketika tidak diketahui alasan manajer mengadopsi praktik akuntansi tertentu.
Selain itu, penelitian pasar modal tidak secara khusus menangani masalah
pemangku kepentingan penting lainnya seperti dampak dari regulasi akuntansi
pada pemberi pinjaman atau pengguna non-pemegang saham lainnya dari laporan
akuntansi. Dengan demikian, sementara penelitian pasar modal mengangkat
gelombang pertama dari teori akuntansi positif, gelombang kedua menangani isuisu berikut:

Mengapa manajer mempersiapkan laporan akuntansi jika

tidak ada peraturan yang mengharuskan mereka?


Mengapa manajer membuat keputusan akuntansi yang
sistematis dan melobi pembuat standar untuk mencoba
mempengaruhi praktik akuntansi mana yang diizinkan di

bawah standar?
Apa yang memotivasi keputusan akuntansi manajer ?
Jika perusahaan dituntut untuk mengubah praktik akuntansi
mereka, tindakan apa yang mungkin manajer ambil yang
akan mempengaruhi reaksi investor pasar modal dan pihak
lain?

Bab ini membahas gelombang kedua teori positif. Dengan demikian, hal
itu berfokus pada teori kontrak, teori biaya politik, pemberian isyarat, dan
penjelasan dalam perspektif informasi mengenai faktor penentu dan konsekuensi
akuntansi. Bab ini mengkaji baik faktor penentu maupun konsekuensi dari
keputusan akuntansi manajer. Secara khusus, berfokus pada pilihan kebijakan
akuntansi dan manajemen akrual.
11.1

Latar Belakang
11.1.1 Permintaan Awal terhadap Teori

Penelitian capital market selama 1970 menyediakan langkah dalam


menjelaskan efek akuntansi pada investasi dalam share capital, efek partikular
dalam akuntansi harga saham, dan volume pembelian atau penjualan saham.
Namun masih tidak meyakinkan mengenai mekanisme dan noeffect hypotesis dan
memberikan ketidakkonsistenan dukungan untuk prediksi investor dalam membeli
atau menjual saham. Sehingga untuk mengetahui perubahan dalam pilihan
akuntansi, diperlukan pemahaman mengenai fundamental economic priciple dan
premis yang mendasari.
Eficient market hypotesys (EMH) digunakan untuk mendeskripsikan
realitas atau pemahaman mengenai keadaan sebenarnya. EMH berdasarkan
asumsi pasar sempurna di mana informasi tersedia tanpa batas, zero transaction
cost, no taxes, dan tak ada kontrol monopoli. Namun, penyimpangan masih dapat
terjadi dalam asumsi ini.
Asumsi EMH yang ketat dari awal akuntansi positif menganggap bahwa
peneliti capital market tak dapat selalu menjelaskan mengapa harga saham tidak
segera merespon terhadap informasi akuntansi sesuai prediksi. Sama halnya ketika
harga saham baru mencerminkan informasi akuntansi setelah diterbitkan, asumsi
zero transaction cost dan informasi bebas tidak diperoleh. Sehingga muncul
pertanyaan apakah laporan akuntansi tujuan utamanya adalah membantu
pembuatan keputusan capital market? Ataukah ada alasan lain? Mengapa capital
market seharusnya bereaksi terhadap laporan akuntansi yang telah diterbitkan?
11.2

LO 1 Teori Kontrak
Teori kontrak adalah hubungan kontrak antara pemasok dan konsumen

faktor-faktor produksi. Perusahaan itu ada karena kurangnya biaya individu untuk
bertransaksi (atau kontrak) melalui organisasi pusat daripada melakukan secara
individual.
Ketika kontrak transaksi biaya, termasuk biaya keuangan dan biaya
nonkeuangan dilakukan maka akan tercipta hubungan transaksi antara konsumen
dan berbagai pemasok. Teori akuntansi positif biasanya berfokus pada dua jenis
kontrak: kontrak manajemen dan kontrak hutang. Kedua kontrak adalah kontrak
keagenan yang menyediakan sumber dengan banyak penjelasan untuk praktik
akuntansi yang ada.
4

11.3

LO 2 Teori Keagenan
Teori keagenan adalah hubungan kerja sama dua pihak di mana agen

melakukan kegiatan prinsipalnya/pihak yang berkepentingan. Dikembangkan


untuk menjelaskan dan memprediksi tindakan agen (misal: manajer) dan principal
(misal: pemegang saham)
Masalah keagenan yang timbul adalah masalah yang mendorong agen
untuk bersikap seolah-olah ia sedang memaksimalkan prinsip kesejahteraan.
Sebagai contoh, di mana agen adalah manajer perusahaan, manajer telah insentif
meningkatkan konsumsi perquisites seperti penggunaan mobil perusahaan, akun
biaya, atau ukuran pembayaran bonus dengan mengorbankan para pemegang
saham.
Jensen dan Meckling menggambarkan suatu hubungan keagnenan muncul
ketika ada kontrak dimana satu pihak (prinsipal) melibatkan pihak lain (agen)
untuk melakukan beberapa layanan atas nama prinsipal. Agency cost adalah biaya
yang timbul dari hubungan agen karena pemisahan kepemilikan dari pengendalian
atas suatu entitas. Tiga jenis agency cost:

Monitoring cost: biaya pemantauan perilaku agen. Biaya


pemantauan dikeluarkan oleh pemegang saham untuk
mengukur, mengamati dan mengontrol perilaku agen.
Contoh dari biaya pemantauan adalah biaya audit, biaya
penetapan

rencana

kompensasi

manajemen,

batasan

anggaran, aturan operasi.


Bonding cost: biaya untuk membuat dan menyesuaikan

kepentingan kedua belah pihak dalam suatu ikatan/kontrak


Residual loss: adanya kemungkinan agen membuat
beberapa

keputusan

yang

tidak

sepenuhnya

untuk

kepentingan prinsipal.
Semakin besar risiko meminjamkan pemberi pinjaman akan lebih ingin
memantau kinerja perusahaan mereka dalam berinvestasi dengan menyediakan
utang. Jika ada perlindungan harga efisien, agen akhirnya dapat menanggung
biaya monitoring yang terkait dengan kontrak. Oleh karena itu, agen cenderung
membentuk mekanisme untuk menjamin mereka akan berperilaku untuk
kepentingan pemegang saham, atau untuk menjamin mereka akan memberikan
5

kompensasi pemegang saham jika mereka bertindak dengan cara yang


bertentangan dengan kepentingan pemegang saham. Agen akan siap untuk
mengeluarkan bonding cost hanya sebatas bahwa mengurangi biaya pemantauan
yang mereka tanggung.
Meskipun biaya pemantauan dan obligasi, hal itu masih menunjukkan
bahwa kepentingan agen tetap tidak akan sesuai persis dengan kepentingan para
pemegang saham. Selanjutnya, agen kemungkinan akan membuat beberapa
keputusan yang tidak sepenuhnya untuk kepentingan pemegang saham. Contoh
misalnya, manajer mungkin mengubah akun untuk memaksimalkan bonusnya.
Dengan demikian, nilai bersih dari output agen berkurang dari pada jika
kepentingan agen benar benar disesuaikan dengan kepentingan principal. Beban
tersebut dinamakan residual loss.
Jika informasi manajemen dan pemegang saham dalam bentuk efisien
kuat, maka pasar akan memiliki informasi mengenai insentif dan peluang agen
untuk bertindak dalam cara yang bertentangan dengan kepentingan pelaku. Dalam
keadaan tertentu harga akan dilindungi oleh pemegang saham. Karena
perlindungan harga adalah biaya ditanggung oleh agen (agen menerima gaji
kurang daripada seharusnya mereka), agen memiliki insentif untuk obligasi untuk
kepentingan pemegang saham dan menanggung biaya pemantauan perilaku.
Insentif ini meningkat oleh kenyataan bahwa, di samping perlindungan harga,
prinsip dapat menetap dengan agen untuk perilaku disfungsional. Meskipun
berbagai bentuk pemerintahan, semua perilaku disfungsional agen tidak akan
dihapuskan, karena mekanisme ikatan beroperasi pada biaya dan agen akan
menanggung ini hanya sampai ke titik di mana biaya marjinal sama dengan
keuntungan marjinal. Daya tarik teori keagenan terletak pada kenyataan bahwa
atribut peran akuntansi sebagai bagian dari mekanisme obligasi dan pemantauan
yang berkaitan erat dengan peran pengelolaan akuntansi tradisional.
11.4

LO 3 Perlindungan Harga dan Masalah Keagenan antara Pemegang

Saham dan Manajer


Pembagian kepemilikan dan kendali berarti bahwa manajer, sebagai agen
dari pemegang saham, dapat bertindak sesuai kepentingan mereka sendiri. Tetapi
kepentingan agen ini dapat bertolak belakang dengan kepentingan pemegang
6

saham. Masalah ini telah diketahui sejak tahun 1776, saat Adam Smith
mengajukannya pada The Wealth of Nations. Kepemilikan parsial atau
nonkepemilikan pada perusahaan oleh manajemen memberikan insentif kepada
manajer untuk berperilaku bertolak belakang dengan kepentingan pemegang
saham karena manajemen tidak menanggung biaya penuh atas perilaku yang
bersifat disfungsi. Misalnya ada skenario di mana tidak ada pajak, terdapat
seorang pemilik perusahaan yang juga sebagai manajer. Owner-manager ini
indiferen apakah dia membeli manfaat nonfinansial secara langsung, atau apakah
bisnis membeli manfaat tersebut atas nama dirinya. Bagaimanapun keduanya
memiliki dampak keuangan yang sama. Asumsikan perusahaan memiliki nilai
sekarang neto sebesar $1.000.000 dan aset lain yang dimiliki owner-manager
sebesar $1.000.000. Jika perusahaan mengeluarkan $100.000 untuk suatu manfaat
untuk pemilik, misalnya bonus yang lebih tinggi, pemilik itu tidak lebih baik
ataupun lebih buruk secara finansial karena perusahaan merupakan perpanjangan
langsung dari pemilik. Aset perusahaan tetap saja sebesar $2.000.000
Sekarang asumsikan owner-manajer menjual 30% dari perusahaan.
Dengan 70% kepemilikan, manajer tidak lagi indiferen sebagaimana apakah
manfaat untuknya dibeli oleh perusahaan atau manajer. Asumsikan lagi manajer
membeli suatu manfaat dengan biaya sebesar $100.000, dan mengkonsumsinya
secara segera. Aset manajer sekarang $1.600.000 (70% milik perusahaan senilai
$700.00 dan aset lain manajer senilai $900.000). Tetapi jika perusahaan membeli
suatu manfaat untuk pemilik, aset manajer sekarang menjadi $1.630.000 ((70%
milik perusahaan senilai $700.000 70% $100.000) dan aset lain manajer
senilai $1.000.000). dalam kasus ini, manajer akan lebih suka jika perusahaan
membeli suatu manfaat untuknya sendiri karena sebagian dari biayanya dibayar
oleh pemilik lainnya.
Porsi biaya yang ditanggung manajer akan berkurang seiringan dengan
berkurangnya kepemilikan manajer di dalam perusahaan. Oleh karena itu,
semakin kecil kepemilikan kepentingan manajer di perusahaan, maka semakin
mungkin bagi manajer untuk mendapat penghasilan tambahan dan manfaat lain
pada pekerjaan secara berlebihan, atau sebaliknya, malah mengelaknya. Insentif
ada selama manfaat marjinal kepada pemilik saham melebihi biaya marjinalnya,
yaitu kemungkinan kehilangan pekerjaan atau peningkatan dalam biaya
7

pengawasan yang ditanggung manajer ketika pemilik lain melindungi harga


(price-protect) terhadap perilaku bersifat disfungsi.
Price protection dalam kasus ini terdapat 2 bentuk. Ketika pemilikmanajer menjual proporsinya atau bagiannya dalam perusahaan, Investor
membayar saham apa yang mereka pikir saham tersebut patut dimiliki. Harga ini
menggabungkan diskon untuk sejauh mana manajer diharapkan untuk
memberikan perhatian lebih banyak pada kepentingan pada pekerjaan daripada
kepentingan investor. Dengan demikian, harga pemilik-manajer yang dibayar
untuk sahamnya mengurangi harapan terhadap pasar yang bertentangan perilaku
untuk meningkatkan kepentingannya, bahkan jika pemilik baru tidak memonitor
kinerja manajer. Jika pemilik baru melakukan memonitor kinerja manajer semakin
dekat, mereka akan menggaji manajer atas dasar penilaian terhadap kemungkinan
perilaku yang bertentangan dengan kepentingan mereka. Sehingga, jika pasar
yang efisien, maka para pemegang saham baru menerima tingkat normal rata-rata
pengembalian. Para manajer akhirnya menanggung biaya pemegang saham dalam
memantau kinerja mereka dan perilaku yang diharapkan mereka yang dapat
mengurangi kekayaan pemilik. Oleh karena itu, mereka adalah pihak yang
memiliki insentif dalam kontrak untuk memiliki tindakan mereka pantau, dan
untuk membatasi tindakan mereka yang mengurangi nilai perusahaan. Jika mereka
menyediakan jaminan yang cukup kredibel di muka bahwa mereka akan bertindak
dalam kepentingan pemegang saham, pasar akan membayar harga lebih tinggi
untuk kepemilikannya, dan ada kemungkinan monitoring menjadi kurang.
Manajer umumnya lebih memilih untuk berinvestasi dalam proyek
investasi yang kurang berisiko, proyek-proyek yang lebih rendah nilai sekarang
bersih karena mereka memiliki human capital yang didiversifikasi signifikan
dimana diinvestasikan dalam mengelola bisnis mereka. Artinya, aset manajer yang
paling berharga adalah sumber daya manusia mereka sendiri serta keahlian
manajemen, dan semua ini diinvestasikan di satu perusahaan. Kehilangan
pekerjaan atau kurang dibayar memiliki dampak yang signifikan terhadap
kekayaan manajer. Selanjutnya, risiko ini tidak dapat sepenuhnya melakukan
lindung nilai atau diversifikasi karena manajer biasanya diperkerjakan hanya
dalam satu posisi manajemen saja. Diversifikasi melalui investasi pada
perusahaan lain dapat mengurangi risiko manajer karena SDM manajer adalah
8

suatu aset utama bahwa risiko yang terkait dengan itu jauh melebihi risiko yang
terkait dengan investasi lain. Dengan demikian, manajer menghindari risiko
sehubungan dengan manajemen mereka dari perusahaan hanya dalam kasus
investasi tinggi tetapi berisiko tinggi oleh perusahaan jika mengurangi nilai SDM
mereka. Manajer karena itu secara rasional lebih memilih untuk meminimalkan
risiko mereka sendiri daripada memaksimalkan nilai perusahaan.
Sebuah contoh dari penghindaran risiko muncul jika manajemen dari
sebuah perusahaan penghasil batubara didirikan memiliki kesempatan untuk
membeli tambang emas dan operasi yang sangat spekulatif itu. Tingkat
pengembalian kepada pemegang saham bisa melebihi 100 persen per tahun
setelah pajak di masa mendatang. Di sisi lain, tambang bisa gagal, memberikan
hasil negatif terhadap perusahaan dan menyebabkan kerugian, sehingga dana yang
pemegang saham terima adalah negatif. Adanya kemungkinan tingkat
pengembalian yang sangat tinggi untuk pemegang saham, pemegang saham ingin
manajemen untuk berinvestasi di tambang emas. Setelah semua, pemegang saham
akan menuai hasil yang tinggi dan, karena kewajiban terbatas, hanya kehilangan
sejumlah nilai dari jumlah nilai yang belum dibayar dalam saham mereka jika
operasi tidak berhasil.
Di sisi lain, manajer akan menolak dengan investasi di tambang karena
jika gagal, nilai aset mereka yang paling berharga, yaitu SDM mereka akan jatuh
dan mereka mungkin kehilangan pekerjaan mereka. Meskipun mereka dapat
memperoleh pekerjaan lain, tidak akan selalu berada pada tingkat status yang
sama dan atau remunerasi karena reputasi mereka untuk mengelola sebuah operasi
gagal. Selanjutnya, waktu dan usaha yang dihabiskan mencari pekerjaan bisa
menjadi mahal untuk manajer. Jelas, kemudian, pemegang saham dan manajer
memiliki preferensi yang berbeda insentif dan risiko.
Masalah yang lebih luas berasal dari perbedaan waktu kepentingan antara
pemegang saham dan manajer terhadap perusahaan. Pemegang saham secara
teoritis tertarik pada arus kas perusahaan untuk jumlah waktu tak terbatas ke masa
depan, karena nilai teoritis saham mereka adalah nilai diskon kini dari arus kas
yang timbul dari saham. Bahkan jika pemegang saham memiliki saham untuk
berspekulasi, nilai saham mereka adalah nilai tunai dari seluruh arus kas kepada
siapa pun yang memegang saham selama saham ada. Dengan demikian, bahkan
9

pemegang saham spekulatif memiliki bunga jangka panjang di perusahaan karena


arus masa depan kas perusahaan mempengaruhi berapa banyak investor lain yang
akan membayar saham.
Laba sering dianggap sebagai yang lebih langsung berhubungan dengan
kinerja manajerial dari harga saham. Dengan demikian, laba akuntansi sering
digunakan baik sebagai pengganti, atau bersama dengan, nilai saham di
pengupahan manajer. Sebagai contoh, remunerasi seorang manajer mungkin
termasuk gaji tetap ditambah bonus di mana manajer yang dibayar dari persentase
keuntungan yang melebihi beberapa keuntungan dasar dikombinasikan dengan
beberapa bonus terkait dengan nilai saham perusahaan. Oleh karena itu, sebagai
konsekuensinya, manajer memiliki kepentingan yang kuat dengan cara
perhitungan keuntungan, dan dalam pemilihan kebijakan akuntansi.
Berarti kontrak secara spesifik memotivasi manajer untuk bertindak dalam
kepentingan pemegang saham meliputi:

Menyediakan rencana bonus di mana batas atas bonus


sebagian tergantung pada rasio pembayaran dividen

perusahaan
Membayar manajer lebih berdasarkan pergerakan harga

saham sebagai manajer mendekati pensiun


Membayar bonus pada tingkat progresif

peningkatan keuntungan yang dilaporkan


Kurangnya remunerasi dengan kompensasi berbasis saham
sebagai

kepemilikan

manajer

dalam

sebagai

peningkatan

perusahaan
Oleh karena itu, pendapatan berbasis rencana bonus adalah bagian yang
lebih penting dari skema kompensasi eksekutif dan biasanya menyediakan bagi
manajer untuk berbagi dalam beberapa bagian dari keuntungan yang dilaporkan,
telah dihipotesiskan bahwa, dengan adanya temuan ini, manajer akan memilih
prosedur akuntansi bahwa pergeseran melaporkan laba dari periode mendatang
untuk periode ini. Transfer laba antara periode mempengaruhi nilai sekarang dari
bonus manajer dan meningkatkan kepastiannya. Hal ini dinamakan hipotesis
bonus. Hipotesis rencana bonus sering diutarakan sebagai: rencana kompensasi
manajemen perusahaan dengan menggunakan peningkatan kebijakan akuntansi
laba.
10

Yang mengatakan penggunaan laba sebagai dasar untuk kompensasi


eksekutif ini sekarang juga baik diterapkan di seluruh dunia, dengan
menggunakan saham dan opsi saham juga baik diterapkan di perusahaanperusahaan yang terdaftar di pasar stok saham. Menariknya, memperkenalkan
beberapa isu-isu akuntansi yang memiliki potensi untuk mempengaruhi laba yang
dilaporkan, dan dengan demikian komponen kompensasi manajemen yang terkait
dengan laba yang dilaporkan. Pentingnya regulasi atas kompensasi manajemen
dan bagaimana perusahaan cenderung untuk mengambil keputusan ekonomi nyata
untuk melawan aturan baru yang akan mengubah pengaturan untuk pembayaran
kontrak untuk manajer puncak.
11.5

LO 4 Masalah Keagenan antara Pemegang Saham dan Pemberi

Utang
Ketika kita membahas aturan kontrak utang dalam konteks lembaga, kita
asumsikan bahwa manajer adalah baik pemilik tunggal dari perusahaan, atau
memiliki kepentingan yang benar-benar selaras dengan kepentingan pemilik.
Artinya, principal dalam hal ini adalah kreditor, atau pemberi pinjaman; agen
adalah manajer yang bertindak atas nama pemegang saham atau pemilik lainnya.
Mengingat bahwa nilai perusahaan meliputi jumlah utang ditambah dengan nilai
dari ekuitas, salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekuitas adalah
meningkatkan nilai perusahaan; cara yang lain adalah mentransfer kekayaan dari
kreditor.
Smith dan Warner mengakui bahwa masalah keagenan dari utang dapat
menimbulkan empat metode utama dari transfer kekayaan dari debt holders
kepada pemegang saham:

Pembayaran dividen yang berlebihan


Substitusi aset
Kurangnya investasi
Pencairan klaim

Masalah pembayaran dividen yang berlebihan muncul ketika pembayaran


utang yang dipinjamkan kepada perusahaan diasumsikan pada tingkat tertentu
pembayaran dividen. Utang dengan harga sesuai, tetapi perusahaan kemudian
mengeluarkan tingkat dividen yang lebih tinggi. Penerbitan dividen lebih tinggi
mengurangi basis aset untuk membayar utang dan mengurangi nilai hutang. Pada
11

situasi ekstrim, ada insentif bagi manajemen untuk meminjam dan kemudian
membayar semua dana yang dipinjam sebagai dividen, meninggalkan kreditor
dengan tidak ada apa-apa dan meninggalkan pemegang saham dengan dana.
Pemegang saham mendapatkan keuntungan di bawah skema tersebut karena
mereka telah menerima uang tunai, tetapi kewajiban terbatas berarti bahwa
mereka tidak secara pribadi bertanggung jawab atas hutang dari perusahaan dalam
hal kepailitan.
Substitusi aset didasarkan pada premis bahwa pemberi pinjaman
menghindari risiko. Mereka memberikan pinjaman kepada perusahaan dengan
harapan mereka tidak akan berinvestasi dalam aset atau proyek dari risiko yang
lebih tinggi daripada yang diterima oleh mereka. Sesuai harga utang mereka,
melalui tingkat bunga yang dibebankan atau jangka waktu pinjaman. Setelah itu,
mereka tidak berbagi dalam peningkatan keuntungan proyek yang berisiko tinggi.
Namun, mereka berbagi dalam kerugian sejauh kerugian masih dalam tahap aman
untuk memenuhi tuntutan mereka. Di sisi lain, pemegang saham umumnya
memiliki portofolio yang terdiversifikasi dan, dengan kewajiban terbatas, adalah
lebih suka risiko dalam kaitannya dengan investasi mereka dalam perusahaan
tertentu. Hal ini karena mereka berpartisipasi dalam risiko terbalik di mana aset
berisiko tinggi memberikan keuntungan yang tinggi, tetapi terbatas berarti bahwa
mereka tidak berpartisipasi dalam risiko rendah.
Kurangnya investasi terjadi ketika pemilik memiliki insentif untuk tidak
melaksanakan proyek-proyek dengan NPV positif karena untuk melakukannya
akan meningkatkan dana yang tersedia dengan debtholders, tetapi tidak kepada
pemilik. Sebagai contoh, bayangkan sebuah perusahaan yang sedang menghadapi
kebangkrutan. Memiliki dana pemegang saham sebesar negatif $90.000.
perusahaan bisa berinvestasi dalam proyek yang akan memberikan NPV positif
sebesar $50.000. Namun, seluruh $50.000 dicatat ke debtholders perusahaan,
bukan kepada pemegang saham. Ini akan mengurangi hutang bersih $40,000.
hanya jika proyek yang diperoleh NPV positif lebih dari $90,000 akan
memaksimalkan kekayaan pemilik sehingga memiliki insentif untuk berinvestasi
dalam proyek.
Pencairan klaim terjadi ketika isu hutang perusahaan dari isu-isu prioritas
yang lebih tinggi daripada utang yang masih dalam masalah. Hal ini
12

meningkatkan dana yang tersedia untuk meningkatkan nilai perusahaan dan nilai
kepemilikan, Tapi mengurangi keamanan relatif dan nilai hutang yang ada. Hal ini
berarti, itu pencairan nilai utang yang ada karena utang yang kini telah menjadi
lebih berisiko dengan adanya hutang prioritas lebih tinggi. Sekali lagi, pemberi
pinjaman dapat mengantisipasi pencairan klaim dan melindungi harga, namun
alternatif adalah bagi pemilik untuk memasukkan dalam perjanjian kontrak utang
yang menyatakan bahwa mereka tidak akan meminjam utang dari prioritas yang
lebih tinggi atau jatuh tempo sebelumnya.
Persyaratan perjanjian utang adalah syarat dan ketentuan tertulis dalam
kontrak utang yang membatasi kegiatan pengelolaan atau mengharuskan
manajemen untuk mengambil tindakan tertentu. Pembatasan yang dirancang
untuk melindungi kepentingan debtholders dengan mensyaratkan, misalnya,
bahwa perusahaan mempertahankan tingkat tertentu aset sebagai jaminan untuk
hutang. Pelanggaran dari perjanjian utang merupakan standar teknis pada kontrak
dan menyediakan. Pembatasan yang terdapat dalam kontrak utang umumnya
terdiri satu atau lebih dari empat kategori:

Persyaratan perjanjian yang membatasi produksi-peluang


investasi perusahaan. Persyaratan perjanjian ini dirancang

untuk mengurangi substitusi aset dan kurangnya investasi.


Persyaratan perjanjian menahan pembayaran dividen dan
biasanya mengikat pembayaran dividen ke fungsi dari
keuntungan. Perjanjian ini menghalangi pembayaran

dividen yang berlebihan.


Persyaratan perjanjian menahan kebijakan pembiayaan
perusahaan. Ini ditujukan pada masalah pencairan klaim
dan biasanya mengambil bentuk membatasi penggunaan

utang yang lebih tinggi


Bonding persyaratan perjanjian

yang

mengharuskan

perusahaan untuk memberikan informasi tertentu kepada


para pemberi pinjaman, seperti laporan dan pengungkapan
laporan keuangan untuk pihak berwenang. Ini membantu
pemegang

obligasi

13

menentukan

apakah

persyaratan

perjanjian telah dilanggar atau yang dekat dengan


pelanggaran.
Keberadaan utang menunjukkan bahwa manajer, bertindak untuk
pemegang saham, memiliki insentif untuk mentransfer kekayaan dari debtholders
kepada pemegang saham. Karena mereka dibatasi oleh persyaratan perjanjian
utang, manajer juga memiliki insentif untuk mengadopsi prosedur akuntansi yang
memungkinkan mereka untuk memikirkan persyaratan perjanjian. Para peneliti
telah membuat hipotesis bahwa dengan meningkatnya leverage perusahaan,
manajer akan memilih prosedur akuntansi yang menggeser pelaporan laba dari
periode mendatang untuk periode ini. Asumsi adalah bahwa, dengan
meningkatnya leverage, perusahaan semakin dekat dengan pembatasan perjanjian,
dan dengan demikian insentif manajer untuk mentransfer kekayaan dari
debtholders meningkatkan proporsional. Peningkatan laba tidak akan menghindari
banyak persyaratan perjanjian, karena kendala cakupan bunga hanya benar-benar
menggunakan keuntungan dalam algoritma. Namun, peningkatan laba umumnya
disertai oleh peningkatan aktiva bersih dan penurunan leverage. Kita bisa ulang
kata-kata

hipotesis

mengatakan

bahwa,

dengan

meningkatnya

leverage

perusahaan, manajer akan memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan


penurunan aktiva atau kewajiban, karena banyak perjanjian utang membatasi
kewajiban sebagai proporsi dari aset. Mengurangi pelaporan leverage dalam cara
ini menurunkan kemungkinan melanggar perjanjian utang dasar dalam rasio utang
perusahaan. Menariknya, kondisi ekonomi dan reputasi yang berbeda berarti
bahwa peran persyaratan perjanjian hutang dan angka akuntansi dalam kontrak
utang tidak konstan, baik antara perusahaan, atau bahkan untuk perusahaan yang
sama dari waktu ke waktu.
11.6

LO 5 Ex Post Opportunism versus Ex Ante Efficient Contracting


Kontrak keagenan memberikan insentif bagi agen untuk bertindak dengan

cara yang bertentangan dengan kepentingan prinsipal. Bagaimanapun, fakta


bahwa ada perlindungan harga yang berarti terdapat pada kepentingan agen dalam
kontrak untuk mengurangi biaya keagenan. Tidak ada kejelasan terkait jumlah
insentif. Satu pendekatan adalah untuk menyatakan bahwa agen berpeluang dan
berusaha untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal karena agen menganggap
14

bahwa perlindungan harga tidak lengkap dan bahwa setiap ex post ditetepkan
untuk perilaku menyimpang juga tidak lengkap. Ex post (setelah kontrak
ditetapkan), agen memiliki insentif untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal
karena syarat dan renegosiasi dari kontrak yang ada tidak sepenuhnya selesai atau
menghilangkan manfaat yang mereka dapat peroleh (kontrak agency tidak
lengkap).
Menerapkan perspektif oportunistik dari contracting theory to debt
contracts mengimplikasikan bahwa manajer akan bertindak dengan cara
mentransfer kekayaan dari lender kepada shareholder. Contohnya jika manajer
ingin tahu apakah perusahaan mengalami finansial distress, maka manajer akan
menyakinkan bahwa perusahaan tidak melanggar perjanjian utang dan lender
tidak peduli dengan problem dalam waktu tertentu. Aksi yang lain yang dapat
membuat perusahaan melanjutkan operasi dan membayar dividen sementara
secara simultan mengurangi sejumlah biaya yang mungkin melunasi hutang jika
perusahaan bangkrut. Contoh aksinya adalah manajer dapat menggunakan teknik
akuntansi yang meningkatkan profit dalam suatu periode.
Sebuah alternatif lain dalam perspektif oportunistik adalah pendekatan
efficient contracting. Jika kontrak efisien, maka hal ini akan selaras dengan
kepentingan agen dan prinsipal dimana manfaat yang didapat agen juga
merupakan manfaat prinsipal. Ex ante, pendekatan teori keagenan berpendapat
bahwa agen mengakui bahwa jika mereka mencoba untuk mentransfer kekayaan
dari prinsipal, mereka akan dihukum atas aktivitas di masa depan. Artinya, akan
ada pengendapan yang akhirnya menghilangkan manfaat dari perilaku
oportunistik. Inti dari argumen ini adalah bahwa efek reputasi akan mengurangi
remunerasi yang dibayarkan kepada agen di masa depan jika mereka melakukan
perilaku disfungsional. Oleh karena itu, agen akan menegosiasikan kontrak yang
menyelaraskan kepentingan mereka dengan para prinsipal di tingkat pertama.
Bahkan jika kontrak diluar konstrain, agen akan berperilaku seakan-akan kontrak
menggabungkan konstrain. Perspektive ini disebut efisien karena biaya keagenan
terminimalkan dalam jangka panjang. Artinya, nilai perusahaan, nilai dari klaim
prinsipal, dan nilai remunerasi agen semua lebih besar dan lebih merata
dialokasikan dari pada perspektif oportunistik. Pendekatan ini juga disebut agen

15

ex ante karena bertindak seakan kontrak telah dinegosiasikan di depan untuk


membatasi perilaku mereka.
Dalam pendekatan kontrak efisien, manajer mungkin menyediakan
informasi yang merefleksikan secara akurat keadaan ekonomi yang mendasari dari
perusahaan. Hal ini mengurangi biaya monitoring dan meningkatkan reputasi
manajemen, yang mana meningkatkan nilai perusahaan dan nilain SDM manajer.
Dan jika pendekatan kontrak efisien diterapkan pada situasi dimana perjanjian
utang mungkin dilanggar karena kondisi tertentu yang menyebabkan leverage
kelebihan ditetapkan maksimum, manajer mungkin akan mengubah menjadi
depresiasi garis lurus untuk mencegahnya. Walaupun ini bisa menjadi aksi
dibawah pendekatan oportunistik tetapi pada kasus ini aksi tersebut termasuk
efisien karena mencegah default yang membebankan biaya yang tidak perlu bagi
lender dan perusahaan. Dalam hal standar teknis, baik pemberi pinjaman dan
manajer, yang bertindak atas nama pemegang saham, akan diperlukan untuk
mencurahkan sumber daya untuk memutuskan apakah untuk melakukan negosiasi
ulang perjanjian utang, memaafkan utang, membiayai, atau mengabaikan
pelanggaran. Sejak pemberi pinjaman maupun pemegang saham akan lebih
memilih untuk menghindari biaya ini, tindakan efisien dalam konteks sebuah
perusahaan yang kemungkinan perjanjian utang pelanggaran hanya sementara.
Hal ini, tentu saja, oportunistik jika tindakan diambil untuk menutupi masalah
terus.
Contoh yang lain dari penerpan kontrak efisien adalah ketika perusahaan
menggunakan metode akuntansi karena pola dari pengakuan beban ditandingkan
dengan penggunaan servis aset yang potensial. Sedangkan pendekatan
oportunistik mungkin mendikte penggunaan metode garis lurus karena akan
menaikan profit dan akan menaikan bonus manajer atau menghindari pelanggaran
perjanjian hutang. Perbedaan yang esensial adalah kualitas signaling jangka
panjang dari kontrak akuntansi.
11.7

LO 6 Teori Pemberian Sinyal


Sebagai

tambahan

pendekatan

kontrak,

Holthaunsen

menjelaskan

perspektif lebih lanjut pada pilihan kebijakan akuntansi-perspektif informasi.


Dalam perspektif ini, manajer sukarela memberikan informasi kepada investor
16

untuk membantu pengambilan keputusan mereka. Manajer melakukan peran ini


karena mereka memiliki keunggulan komparatif dalam produksi dan penyebaran
informasi. Selain itu juga karena untuk menurunkan biaya monitoring dan biaya
ex post terselesaikan. Menurut Holthaunsen, dalam perspektif informasi,
informasi akuntansi memprediksi suatu cash flow yang mempengaruhi nilai
perusahaan. Informasi akuntansi digunakan untuk mengindikasikan bagaimana
nilai perusahaan dan mengklaim lagi perubahannya. Sementara dalam perspektif
kontrak

efisien,

akuntansi

merefleksikan

perubahan

cash

flow

yang

mempengaruhi perusahaan: laporan akuntansi digunakan untuk memonitor


peristiwa ekonomi dan transaksi yang telah terjadi.
Hipotesis informasi menyatakan bahwa manajer diasumsikan sebagai
penyedia informasi bagi para pengambil keputusan. Jika terjadi perubahan
kebijakan akuntansi, ini berarti terjadi perubahan informasi dan keputusan
investasi juga akan berubah. Dan keputusan investasi dapast tercermin pada harga
saham atau trade volume dan volatilities.
Signalling theory merupakan sinyal yang baik untuk stakeholder dalam
pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. Jika manajer mengharapkan
level tinggi pada pertumbuhan masa depan dari perusahaan, mereka akan
mencoba memberi signal kepada investor melalui akun-akun. Manajer lain yang
performanya bagus akan mendapatkan insentif yang sama, dan manajer
perusahaan dengan informasi netral akan mendapat insentif untuk melaporkan
informasi positif sehingga dia tidak mempunyai hasil yang buruk. Manajer dengan
informasi buruk akan mendapatkan insentif untuk tidak melaporkannya. Namun
dia juga bisa dapat insentif untuk melaporkan informasi buruknya guna menjaga
kredibilitas di pasar efektif dimana sahamnya di perdagangkan. Dengan
mengasumsikan insentif kepada pemberian signal informasi ke pasar modal, teori
signal memprediksikan bahwa perusahaan akan menyajikan lebih banyak
informasi dari pada yang diminta.
Konsekuensi logis dari teori signal adalah terdapat insentif bagi semua
manajer yang memberikan signal harapan profit masa depan. Karena jika investor
percaya terhadap signal, harga saham akan meningkat dan shareholder akan
untung. Namun, ada satu masalah muncul: Bagaimana perusahaan menyakinkan
bahwa signal tersebut terlihat secara credible oleh investor, perusahaan lain juga
17

akan mencoba memberikan signal informasi yang bagus? Signal tidak boleh
sederhana dan harus costless. Biaya dapat termasuk kerugian jangka panjang dari
kredibilitas.
Salah satu jalan adalah dengan menyediakan tambahan kredibilitas kepada
pemberian signal dengan menyediakan signal dividen. Namun ini sangat costly.
Oleh karena itu perusahaan umumnya menahan dividen dan manajer sangat
enggan untuk mengurangi dividen. Lalu jika dividen meningkat, manajer akan
yakin bahwa mereka tidak akan kemudian menurun. Sehingga kenaikan tersebut
dapat menciptakan sebuah harapan dari kenaikan profit masa depan

untuk

mensuport tingginya level dividen dimasa depan.


11.8

LO 7 Proses Politik
Teori akuntansi positif juga membuat model proses politik yang

melibatkan hubungan antara perusahaan dan pihak lain yang berminat pada
perusahaan, seperti pemerintah, serikat buruh dan kelompok masyarakat. Seperti
dalam konteks hutang dan kontrak manajemen kompensasi, akuntansi penting
dalam proses politik sebagai salah satu sumber informasi tentang perusahaan.
Perbedaan utama antara pasar politik dan pasar modal adalah permintaan
yang sedikit sehingga insentif sedikit untuk memproduksi informasi. Analisis
ekonomi menyarankan hasil ini berasal dari manfaat marginal terendah kepada
individual pada proses politik, karena sulit untuk menggambarkan manfaat dari
informasi. Terdapat biaya informasi yang tinggi pada individual, heterogenitas
dari kepentingan, dan biaya organisasi.
Tingginya biaya informasi karena dalam lingkungan politik, probabilitas
aksi satu individu dalam memengaruhi kekayaan personal sangatlah kecil.
Masing-masing individu hanyalah satu dari sekian banyak voter dalam arena
politik. Semua isu tidak mungkin berdasar cost-benefit sehingga menjadikan
rendahnya probabilitas bahwa individual akan memengaruhi outcome politik.
Biaya politik dapat membingunkan diantara individual.
Jika konsumen dari grup berkepentingan dan grup lobi maka akan
meningkatkan probabilitas terjadinya outcome politik. Namun heterogenitas dari
kepentingan dalam grup berarti bahwa aksi dari grup tidak akan mungkin
merupakan kepentingan individual. Lebih jauh, formasi dari grup berkepentingan
sangatlah memakan biaya. Tidak hanya biaya membentuk sebuah grup tetapi
18

termasuk biaya tambahan untuk melakukan lobi, memberitahu para member dan
lainnya. Sehingga banyak individual yang lebih memilih bertahan secara rasional
atau jika keuntungan yang akan didapat cukup besar dia akan membentuk grup
dan sebagainya.
Jumlah dari informasi yang dibutuhkan untuk politik dan tujuan sosial
bergantung pada efek difusi dari kebijakan pemerintah, biaya transaksi dari lobi
yang efektif. Oleh karena itu, karena biaya informasi yang lebih besar, reward
yang terdifusi dan biaya monitoring yang tinggi maka terdapat scope yang meluas
terjadinya residual opportunism. Para pendukung akuntansi positif sering
mengutip peristiwa 1931-1933 Security Act di USA dimana mengikuti kekacauan
pasar modal tahun 1929. Pada dasarnya hal ini sangat berbiaya tinggi untuk
menginformasikan masalah tersebut pada publik dan untuk mencari aksi
perbaikan. Oleh karena itu, mereka tetap uninformed.
Akuntansi mempunyai peran dalam alokasi biaya politik karena angka
akuntansi sering dilihat sebagai bukti dari krisis politisi dan partai yang lain
menjadi terselesaikan dalam mempromosikan kepentingannya. Contohnya jika
ada perusahaan secara tidak biasa melaporkan profit yang tinggi, maka pegawai
melihatnya sebagai hasil eksploitasi sehingga melobi dengan gaji yang lebih
tinggi. Sebagai alternatif, perusahaan mempunyai insentif untuk mengurangi
pelaporan profit, jika profit tersebut cenderung menjadikan industri yang matang
dan hal ini berpotensi dihapuskannya subsidi atau tarif yang melindungi
perusahaan. Pegawai dan politisi sama-sama menggunakan angka akuntansi
sebagai dasar untuk mengambil keputusan.
Sejak, proses politik adalah sebuah kompetisi transfer kekayaan, secara
politik perusahaan yang sensitif akan melaporkan profit understate. Ini akan lebih
sulit untuk mengkritik perusahaan dengan profit yang rendah untuk mempunyai
level yang tidak fair dalam dukungan pemerintah. Karenanya, penurunan
pelaporan profit dapat menurunkan kecaman oleh politisi, permintaan publik atas
harga atau penurunan rating, dan tekanan serikat atas kenaikan upah. Para peneliti
akuntansi menggunakan ukuran sebagai sebuah proxy untuk sensitivitas politik.
Hipotesis ukuran memprediksi bahwa semakin besar perusahaan, semakin
mungkin bagi manajer untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat menurunkan
profit dengan memindahkannya dari current ke future period.
19

11.9

LO 8 Konservatisme, Standar Akuntansi, dan Biaya Keagenan


Dalam pembahasan di atas pada teori keagenan secara implisit

mengasumsikan bahwa kontrak agen yang dibuat hanya antara prinsipal dan agen
dalam perusahaan. Kami pada dasarnya berbicara tentang tata kelola perusahaan
internal dengan kontrak yang efisien. Artinya, dalam sebuah pasar modal yang
berfungsi dengan baik dengan demokrasi dari pemegang saham dan perusahaan,
ada tingkat dari kontrak yang meminimalkan biaya agensi. Ini menganggap
dominasi (atau kontrol) oleh para prinsipal (pemegang saham dan debtholders)
dengan sedikit residual loss. Informasi yang tidak lengkap, info yang jelek
dilaporkan, sedangkan yang baik tidak sehingga tidak fair.
Pendekatan lain mengkritik terhadap model pengendalian agen dengan
daya terbatas dari shareholder dan debtholder, karena manajer mempunyai tenure
dan liabilitas yang terbatas dan ini menyebabkan bias dalam melakukan estimasi
penilaian.
Kembali 1931-33 SEC, salah satu outcome adalah memengaruhi
perkembangan pernyataan akuntansi konservatif. Konservatif tradisional dalam
akuntansi berarti menyegerakan beban dan memperlambat pengakuan pendapatan.
Konservatif muncul karena terdapat ketentuan verifikasi asimetris yang
menyebabkan tingkat yang lebih tinggi terhadap verifikasi pendapatan ketika
dibandingkan dengan beban. Lebih lanjut, sistem penilaian didasarkan pada biaya
historis dan revaluasi tidak diijinkan di USA.
Sekarang, IASB menyatakan bahwa

akuntansi

konservatif

tidak

mengungkapkan dengan gambaran nyata keuangan perusahaan dan mengurangi


informasi kepada investor. Mereka menyarankan pengakuan timely terhadap
keuntungan sebagaimana terhadap kerugian. Teori conservatif merespon bahwa
permintaan terhadap pengakuan timely terhadap keuntungan sangatlah rendah. Hal
ini disebabkan bahwa praktik pelaporan eksternal bermain dalam penyediaan
eksternalitas tata kelola dengan:

Ex ante : discouraging trophy investments


Ex post : discontinuing begative cash flow investments

Di satu sisi, permintaan informasi terhadap harga wajar tidaklah tinggi


karena shock harga negatif merupakan driver untuk renegosiasi kontrak, litigasi
selalu berlawanan kerugian yang tidak diakui, dan pengakuan keuntungan
20

berlawanan dengan kemampuan manajemen dalam membayar kompensasi. Basu


menegaskan bahwa permintaan terhadap kondisi conservatism telah meningkat
sepanjang tahun sebagai hasil dari tingginya tingkat litigasi dan permintaan
kompensasi yang didasarkan kontrak. Singkatnya prinsip konservatisme
berlawanan dengan perilaku oportunistik manajer dengan ketentuan asimetris
terhadap pengakuan kerugian.
11.10 LO 9 Tes Empiris Tambahan atas Teori
Setelah model didirikan untuk kontrak dalam sebuah perusahaan dan
dalam proses politik, hipotesis umum dikembangkan untuk menjelaskan pilihan
akuntansi yang melibatkan transfer kekayaan dari pengembangan. Penelitian
pertama dilakukan oleh Watts dan Zimmerman, yang memeriksa posisi bahwa
manajer perusahaan mengambil pendapat untuk tahun 1974 FASB AS
Pembahasan tentang Memorandum pada GPLA (penyesuaian akuntansi tingkat
harga umum). Pengaruh GPLA adalah untuk menyajikan kembali rekening
perusahaan menurut indeks inflasi umum, sehingga meningkatkan nilai aset tetapi
(secara umum) melaporkan penurunan laba karena biaya penyusutan yang lebih
tinggi. GPLA bisa mempengaruhi kompensasi manajemen dan kontrak utang,
namun, karena pengungkapan akan tambahan, akan ada efek langsung sedikit di
bawah proposal AS untuk persyaratan pelaporan baru. Oleh karena itu, proses
politik dianggap memberikan insentif utama untuk adopsi posisi lobi tertentu.
Watts dan Zimmerman berpendapat bahwa, karena faktor politik, para
manajer perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar untuk mengurangi
laba yang dilaporkan. Pengaruh yang diharapkan dari hal ini adalah pengurangan
pajak potensial. Hal ini dapat disimpulkan bahwa biaya politis hanya berpengaruh
pada porsi-porsi terbesar dari sebuah perusahaan. Meskipun demikian hasilnya
juga dapat dipengaruhi oleh perusahaan-perusahaan yang sensitif secara politis.
Ball dan Foster telah mengkritisi penggunaan ukuran perusahaan sebagai
indikator ukuran untuk biaya politis dan menyarankan ukuran yang lebih langsung
seperti keanggotaan pada industri tertentu.
Penelitian telah menunjukkan dukungan kuat terhadap hipotesis hutang.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa manajer membuat pilihan kebijakan
akuntansi individual yang meningkatkan profit yang dilaporkan sebagaimana
21

mereka melanggar perjanjian hutang mereka, selain itu mereka juga memanipulasi
profit menggunakan tidak hanya pilihan kebijakan akuntansi tetapi juga diskresi.
Wong mempelajari pengaruh biaya dengan menghubungkan politik dan
hutang pada pilihan akuntansi untuk kredit pajak ekspor yang tersedia di Selandia
Baru. Wong berpendapat bahwa cara di mana kredit pajak yang dihitung selama
periode ini dipengaruhi oleh biaya politik. Kedua metode yang tersedia untuk
menghitung kredit adalah:

Metode pengurangan pajak (TRM), di mana kredit

dikurangkan dari beban pajak


Kredit-metode-penjualan (CSM), dimana pajak penghasilan
ditampilkan sebagai sosok kotor karena kredit pajak ini
dibagi langsung ke penjualan.

Wong menguji 3 hipotesis :

Perusahaan dengan tarif pajak rendah melaporkan lebih

cenderung menggunakan CSM.


Perusahaan dengan jumlah besar kredit pajak ekspor lebih

cenderung menggunakan CSM.


Perusahaan-perusahaan
besar

lebih

cenderung

menggunakan CSM.
Hipotesis ketiga dianggap mencerminkan hubungan antara ukuran dan
profil politik. Hipotesis dua yang pertama didasarkan bahwa perusahaan dengan
jumlah tinggi perdebatan kredit pajak.
11.10.1

Efficient Contracting Hypotheses

Beberapa penelitian yang dilakukan berkonsentrasi terutama pada


pemilihan efisiensi prosedur akuntansi, yaitu keputusan akuntansi yang dibuat di
depan (ex ante) oleh manajemen dan pemegang klaim pada perusahaan untuk
mengurangi biaya kontrak keagenan.
Kapitalisasi Bunga
Zimmer memberikan penjelasan teori tentang mengapa perusahaan akan
mengkapitalisasi bunga daripada beban itu untuk mengurangi biaya kontrak.
Penyebab kapitalisasi bunga ada dua, yaitu: Pertama, meskipun kapitalisasi
biasanya meningkatkan penghargaan penghargaan berupa bonus bagi manager,
22

manajemen komite kompensasi akan memungkinkan kapitalisasi bunga dan


menutup pendapatan melalui kontrak biaya-tambahan. Kedua, sebuah aplikasi
konsisten memanfaatkan bunga khusus proyek yang dibiayai akan menghemat
waktu dalam negosiasi dengan auditor dan penyelidik biaya pelanggan. Temuan
selanjutnya adalah bahwa perusahaan besar lebih cenderung untuk memanfaatkan
bunga, yang tidak konsisten dengan hipotesis ukuran konvensional dan
berpendapat bahwa perusahaan besar lebih mungkin untuk menarik pembiayaan
proyek-spesifik.
Perubahan CEO
Dechow dan Sloan menguji apakah masalah horizon (disebutkan
sebelumnya sehubungan dengan kontrak manajemen) akan memotivasi chief
executive officer (CEO) dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan
laporan kinerja laba jangka pendek, dan dengan demikian bonus mereka berasal
dari

potongan

kembali

biaya

penelitian

dan

pengembangan.

Hasilnya

menunjukkan bahwa CEO tidak menghabiskan kurang pada penelitian dan


pengembangan di tahun-tahun terakhir mereka di kantor. Dechow dan Sloan
nampaknya mengindikasikan bahwa manajemen kontrak dapat menyeimbangkan
insentif berbagi berbasis dan laba-berbasis untuk memastikan bahwa upaya untuk
mentransfer kekayaan dari pemegang saham kepada manajer sebagian besar tidak
efektif. Dengan demikian, akuntansi dan lain hal kontraktor dapat mengurangi
biaya agen ketika insentif untuk oportunistik yang kuat.
Penelitian Lain
Skinner membuktikan bahwa atribut ekonomi perusahaan mempengaruhi
sifat utang perusahaan dan kontrak manajemen kompensasi, dan bahwa variabel
kontraktor oportunistik tradisional dikaitkan dengan pilihan kebijakan akuntansi.
Dia menemukan bukti terbatas hubungan langsung antara atribut ekonomi yang
mendasari dan keputusan akuntansi. Sebaliknya, Bradburry, Godfrey dan Koh
menemukan bahwa keputusan akuntansi goodwill perusahaan Selandia Baru lebih
berkaitan dengan atribut ekonomi perusahaan daripada variabel kontraktor
tradisional, mereka atribut beberapa perbedaan antara hasil mereka dan Skinner
dengan fakta bahwa akuntansi di Selandia Baru kurang dibatasi dibandingkan di
23

Amerika Serikat, sehingga banyak oportunistik bagi para manajer untuk


mengadopsi kebijakan-kebijakan yang mencerminkan posisi ekonomi perusahaan.
11.11 LO 10 Mengevaluasi Teori
Meskipun perkembangan teori positif telah disambut oleh banyak
akademisi, wajar bila dikatakan bahwa teori ini belum diterima dengan baik oleh
semua. Di masa lalu, para peneliti akuntansi menyediakan komentar dan saran
untuk

reformasi

berdasarkan

hasil

penelitian

untuk

membantu

dalam

mengembangkan standar akuntansi untuk menentukan bagaimana praktisi harus


melakukan akuntansi. Dengan berkonsentrasi pada pertanyaan positif daripada
pertanyaan normatif, Howieson berpendapat bahwa akademisi sekarang berisiko
mengabaikan peran yang sangat penting dalam masyarakat. Sebaliknya, Schipper
berpendapat bahwa akademisi memberikan masukan yang sangat berharga untuk
proses pengawasan dengan memastikan bahwa regulator (1) dapat memahami dan
memprediksi dampak ekonomi dan sosial dari standar akuntansi alternatif, dan (2)
memperoleh informasi tentang mengapa manajer membuat pilihan akuntansi
tertentu dan apakah itu benar-benar opportunisme 'setelah fakta' yang mendorong
pilihan-pilihan atau kontrak efisien 'sebelum fakta'. Schipper menunjukkan bahwa
akademisi harus fokus pada penelitian akuntansi positif sebagai masukan untuk
proses penetapan standar.
Kritik utama lain dari teori akuntansi positif dapat digolongkan ke dalam
dua kategori utama: kritik metodologis dan statistis, dan kritik filosofis.
11.11.1

Kritik Metodologis dan Statistis

Sebuah kritik utama dari teori akuntansi positif adalah bahwa bukti
empiris yang berkaitan dengan penjelasan pilihan kebijakan akuntansi, dan efek
pada harga saham dan kontrak perusahaan, lemah dan tidak meyakinkan. Secara
khusus, kritik metodologis dan statistik adalah bahwa:

Variabel penjelas dalam beberapa penelitian bersifat tidak

signifikan, dan bukan dari tanda yang telah diprediksi


Kekuatan prediksi (R2) dari model hipotesis rendah
Ada collinearity antara variable kontrak (penjelas)
Model penampang buruk ditentukan

24

Langkah-langkah mentah, seperti ukuran perusahaan, untuk


mengoperasionalkan biaya politik tidak didefinisikan
dengan baik dalam arti teoritis, maupun dalam arti
pengukuran (kesalahan dalam variabel).

McKee, Bell, dan Boatsman melakukan replikasi atas penelitian Watts


dan Zimmerman tahun 1987 dengan memperluas ukuran sampel asli. Mereka
menemukan penurunan kekuatan prediksi dari model, dan perubahan ukuran, arah
dan signifikansi dari koefisien. Mereka menyimpulkan bahwa teori gagal untuk
mengklasifikasikandengan benar sejumlah besar pengamatan dan bahwa faktorfaktor ekonomi bukanlah predictor yang memadai untuk perilaku lobi. Namun,
peneliti lain telah mengevaluasi bukti yang dikumpulkan dari studi akuntansi
positif dan menyimpulkan bahwa ada bukti yang signifikan dari keteraturan
empiris yang konsisten dengan leverage dan ukuran variabel. Selanjutnya,
Christie secara statistik menguji hipotesis bahwa teori akuntansi positif dapat
menjelaskan pilihan prosedur akuntansi dengan menjumlahkan hasil tes di studi
yang diterbitkan. Dia menyimpulkan bahwa ada enam variabel umum untuk satu
atau lebih dari studi penelitian akuntansi positif awal yang secara konsisten
menunjukkan signifikan secara statistik, dengan kekuatan penjelas tinggi. Variabel
tersebut adalah:

kompensasi manajerial
cakupan bunga
leverage
ukuran
kendala dividen
risiko

Christie juga mengamati bahwa teori akuntansi positif masih berkembang


sebagai paradigma. Seperti ilmu-ilmu sosial lainnya, ada kecenderungan untuk
mempublikasikan hasil yang mendukung teori dalam tahap awal. Setelah 'inti' dari
teori ini berlaku umum, teori dan metode ini dikembangkan dan disempurnakan
dengan mengeksplorasi hasil abnormal. Hal ini terjadi dalam program penelitian
Lakatosian. Christie mengatakan bahwa meskipun ada hasil yang tidak signifikan
dalam beberapa penelitian yang diterbitkan, ada satu set yang signifikan tentang
keteraturan empiris.
25

Dalam meninjau makalah Christie, Leftwich menunjukkan bahwa tes


Christie membuat kita lebih percaya diri bahwa ada hubungan yang signifikan
antara variabel tertentu dan pilihan akuntansi. Namun, Leftwich juga berkomentar
bahwa, meskipun teori ini didorong oleh biaya kontrak dan biaya pemantauan,
hanya ada sedikit upaya untuk mengoperasionalkan atau mengukur biaya-biaya
ini. Penelitian yang dipublikasikan sejak diskusi Leftwich kini telah menghapus
kekhawatiran mereka. Secara khusus, penelitian oleh Beneish dan Tekan
menggunakan data AS menunjukkan bahwa biaya pelanggaran teknis perjanjian
utang secara signifikan mengurangi nilai ekuitas.
Watts dan Zimmerman lebih lanjut menunjukkan bahwa, saat ini, literatur
utama menjelaskan pilihan kebijakan akuntansi atas dasar dua argumen:
oportunisme manajerial dan efisiensi. Tidak ada penjelasan yang menghalangi
yang lain, juga tidk ada pilihan akuntansi yang dibuat yang termotivasi oleh kedua
argumen. Kekuatan relatif dari masing-masing penjelasan pasti dan ini akan
tercermin dalam tes.
11.11.2

Kritik Filosofis

Sejak kemunculannya sebagai model alternatif untuk teori normatif, teori


akuntansi positif telah mengalami kritik filosofis. Kritik-kritik ini disajikan di
bawah ini, bersama dengan ringkasan singkat dari tanggapan teori akuntansi
positif.
Tinker, Merino dan Neimark menyarankan bahwa teori akuntansi positif
adalah, bertentangan dengan klaim-klaimnya karena peneliti memilih topik untuk
diselidiki dan metode dan asumsi yang akan diterapkan. Oleh karena itu, mereka
memberlakukan penilaian tentang apa yang layak penyelidikan. Watts dan
Zimmerman menyatakan bahwa, karena teori akuntansi positif menyajikan
permintaan informasi, orang-orang yang membutuhkan teori akuntansi untuk
alasan tersebut akan memilih dari antara mereka yang tersedia. Oleh karena itu,
meskipun pertimbangan nilai itu dilakukan, mereka akan dibatasi oleh persaingan
antara teori-teori.
Christenson mencirikan teori akuntansi positif bukan sebagai teori
akuntansi, tetapi sebagai sosiologi akuntansi karena berkonsentrasi pada perilaku
manusia bukan pada perilaku atau pengukuran entitas akuntansi. Sebagai
tanggapan, Watts dan Zimmerman berkomentar bahwa entitas akuntansi dapat
26

dikenali hanya dari segi perilaku individu yang berkaitan dengan perusahaan,
yaitu pemegang saham, manajer, akuntan, auditor. Ini merupakan kelanjutan dari
mengakui perusahaan sebagai perhubungan kontrak dan mengakui akuntansi
sebagai produk politik, ekonomi dan sosial.
Sejumlah makalah telah mengambil pandangan bahwa metodologi teori
akuntansi positif adalah tidak tepat untuk tujuan yang ia maksudkan. Misalnya,
Christenson menghubungkan pendekatan positif dalam akuntansi dengan
pemikiran abad kesembilan belas yang dikenal sebagai positivisme logis. Positivis
logis memegang pandangan bahwa hanya metode ilmu alam yang menyediakan
'pengetahuan positif' tentang 'apa'. Christenson menunjukkan bahwa, sebagai
filsafat ilmu, positivisme tidak lagi dianggap serius. Dia lebih jauh berpendapat
bahwa penelitian akuntansi positif mengabaikan pendekatan metodologis yang
mendasar tentang 'pemalsuan' yang diajukan oleh Popper. Watts dan Zimmerman
mengabaikan kritik ini sebagai kritik yang salah tempat. Metodologi teori
akuntansi positif mengambil bentuk yang digunakan dalam ekonomi positif
(termasuk disiplin keuangan) yang, menurut mereka, memberikan deskripsi yang
berguna dan prediksi tentang cara dunia beroperasi. Mereka lebih lanjut
berpendapat bahwa kata 'positif' digunakan dalam arti untuk membedakan antara
proposisis positif (empiris) dan proposisi normatif yang lazim ketika teori positif
yang muncul. Bahkan pencela teori akuntansi positif mengakui bahwa adalah
tidak pantas untuk mengkritik teori akuntansi karena gagal memenuhi ilmu
'metatheories' seperti pemalsuan.
Karena berkonsentrasi dalam mengkritik paper asli Watts dan Zimmerman,
kritikus telah mengabaikan meningkatnya bukti yang mendukung hipotesis dasar
teori akuntansi positif. Akhirnya, permintaan akan praktik akuntansi konservatif
menyediakan

sumber

pelayanan

akuntansi

yang

berpotensi

mengurangi

kemungkinan manipulasi akuntansi oleh manajer dan menjawab klaim saat ini
oleh regulator karena pengenalan akuntansi nilai wajar yang tidak bias. Ini
mungkin merupakan peran paling penting yang dimainkan oleh teori positif di
masa depan.
11.12 LO 12 Masalah untuk Auditor

27

Seperti dibahas sebelumnya dalam bab ini, permintaan untuk audit dapat
dijelaskan oleh teori keagenan sebagai bagian dari kegiatan monitoring dan
pertanggungan antara kegiatan dan biaya. Angka akuntansi digunakan dalam
kontrak untuk menentukan kompensasi manajemen dan sebagai dasar dari
perjanjian utang. Angka akuntansi ini diwajibkan oleh hukum untuk diaudit,
namun ada beberapa bukti bahwa audit akan tetap diperlukan meskipun tidak ada
hokum yang mewajibkan.
Watts dan Zimmerman memeriksa sejarah audit di Inggris dan Amerika
Serikat untuk menguji apakah audit dilakukan untuk mengurangi biaya keagenan
dan meningkatkan nilai perusahaan, atau hanya untuk memenuhi persyaratan
hukum. Watts dan Zimmerman menemukan bukti bahwa audit ada dalam sejarah
awal perusahaan (sejak 1200). Audit ini berkembang secara bertahap ke dalam
jenis audit yang dibutuhkan oleh undnag-undang perusahaan Inggris pertama pada
tahun 1844. Mereka juga menemukan bahwa perbedaan dalam pengembangan
audit profesional antara kedua negara mencerminkan perbedaan dalam waktu
perkembangan pasar modal di kedua negara.
Sulit, jika tidak mustahil, untuk menguji teori tentang permintaan audit
menggunakan data kontemporer karena negara-negara dengan pasar modal maju
mensyaratkan perusahaan yang terdaftar di bursa publik untuk mengungkapkan
data keuangan yang diaudit setidaknya setiap tahun. Namun, ada beberapa situasi
tertentu yang telah dimanfaatkan oleh peneliti untuk menguji penjelasan dari teori
keagenan dan teori pemberian isyarat. Daripada memeriksa pilihan untuk
membeli audit atau tidak, pengujian justru memeriksa faktor-faktor penentu
pilihan untuk kualitas auditor yang lebih tinggi.
DeAngelo berpendapat bahwa auditor yang lebih besar, seperti yang sering
disebut sebagai 'Big 4', memiliki kualitas lebih tinggi dari auditor lain karena
auditor yang lebih besar akan kehilangan lebih banyak pada saat tidak melaporkan
pelanggaran yang ditemukan dalam catatan klien tertentu. Jika perusahaan audit
besar

membahayakan

indepenensinya

pada

satu

pemeriksaan

untuk

menyenangkan klien, reputasinya akan menderita dan perusahaan bisa kehilangan


semua

klien

lainnya.

Insentif

bagi

auditor

untuk

mengkompromikan

indenpendensi bagi satu klien tergantung pada seberapa penting klien tersebut.
Tingkat kepentingan ini diukur sebagai proporsi dari total nilai perusahaan audit,
28

yang tergantung pada klien relatif terhadap semua klien lain. DeAngelo
menjelaskan bahwa nilai perusahaan audit adalah sama dengan nilai sekarang dari
masa kuasi-sewa. Kuasi-sewa adalah sewa setelah peristiwa setelah biaya telah
tenggelam, yaitu, pendapatan dikurangi biaya marjinal tidak termasuk biaya
tenggelam. Kuasi-sewa timbul karena mahal bagi klien untuk beralih auditor,
sehingga auditor dapat meningkatkan harga mereka di atas biaya marjinal pada
periode berikutnya.
Datar, Feltham dan Hughes menunjukkan bahwa pengguna laporan
keuangan percaya bahwa auditor besar memiliki kualitas yang lebih tinggi karena
mereka memahami

argument more to lose. Mereka berpendapat bahwa

perusahaan yang menerbitkan saham dalam penawaran umum perdana (IPO)


menggunakan kualitas audit untuk memberikan isyarat mengenai kualitas
perusahaan dan sahamnya. Salah satu metode pemberian isyarat mengenai
kualitas perusahaan baru adalah mempertahankan sebagian besar saham. Sebuah
alternative

pemberian

sinyal

mengenai

kualitas

saham

adalah

dengan

mempekerjakan auditor berkualitas tinggi yang mahal. Oleh karena itu, Datar,
Feltham dan Hughes memprediksi bahwa promotor dari IPO di perusahaan yang
menggunakan auditor berkualitas tinggi (Auditor Big 4) akan memiliki
kepemilikan yang lebih rendah dari saham pada saat IPO dari promotor dari IPO
pada perusahaan yang menggunakan kualitas auditor yang lebih rendah.
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data AS tidak mendukung
Datar, Feltham dan prediksi Hughes. Hal ini mungkin karena, meskipun promotor
bisa lebih memilih auditor berkualitas tinggi, auditor ini cenderung meningkatkan
biaya audit mereka untuk melindungi mereka terhadap risiko litigasi terkait
dengan IPO. Menggunakan data dari Kanada di mana risiko litigasi untuk auditor
relatif rendah, Clarkson dan Simunic menemukan bukti untuk mendukung Datar,
Feltham, dan prediksi Hughes bahwa kualitas audit digunakan untuk memberikan
isyarat mengenai kualitas investasi.
Metode lain dari pengujian atas permintaan terhadap jasa audit adalah
untuk memeriksa pertanyaan dari kualitas audit di negara-negara yang bervariasi
dalam kekuatan mekanisme kontrol perusahaan mereka. Fan dan Wong
berpendapat bahwa di pasar negara berkembang, seperti di Asia Timur, konflik
antara pemilik pengendali dan pemegang saham minoritas sulit untuk dikontrol
29

melalui

mekanisme

kontrol

konvensional,

seperti

dewan

direksi

dan

pengambilalihan. Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan masalah


keagenan

dalam

struktur

kepemilikan

mereka

lebih

mungkin

untuk

mempekerjakan auditor Big 5 dimana perusahaan meningkatkan modal secara


sering. Perusahaan-perusahaan ini menerima diskon harga saham yang lebih kecil
karena konflik agensi mereka dari perusahaan lain. Mereka juga menemukan
bahwa auditor Big 5 tampaknya membebankan biaya yang lebih tinggi dalam
situasi ini.
Akhirnya, para peneliti telah menyempurnakan konsep auditor berkualitas
tinggi untuk memasukkan auditor yang mengkhususkan diri dalam industri atau
kontrak tertentu. Craswell, Francis dan Taylor menemukan bahwa bahkan setelah
mengendalikan efek dari nama merek auditor Big 4, auditor spesialis industri
membebankan biaya audit yang lebih tinggi. Godfrey dan Hamilton menunjukkan
bahwa perusahaan dengan diskresioner pengeluaran penelitian dan pengembangan
(R & D) yang tinggi memilih auditor yang mengkhususkan diri dalam audit
kontrak R & D, terutama untuk klien kecil yang tidak dipaksa untuk
menggunakan auditor besar karena alasan ukuran. Auditor memberikan jaminan
bahwa pengeluaran pada pilihan pertumbuhan R & D dilaporkan dengan benar,
dan karena itu risiko kurangnya investasi mejadi lebih rendah.

30

Anda mungkin juga menyukai