PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Arsitektur merupakan ilmu yang sudah ada sejak zaman dahulu. Walaupun dengan
teknologi yang sangat begitu minim, namun orang-orang pada zaman itu dapat menghasilkan
suatu bangunan yang memiliki nilai arsitektur yang sangat tinggi. Mereka menggunakan
perasaan dan ilmu yang sangat terbatas namun mereka sudah memikirkan terhadap kebutuhan
hidupnya.
Arsitektur mesir adalah salah satu arsitektur kuno yang sangat terlihat hasilnya sampai
dengan sekarang. Bangunan-bangunan yang terbangun pada masa itu masih berdiri tegak dan
dapat dinikmati oleh orang-orang masa kini. Bangunan etnik yang sangat mencirikan kehidupan
pada saat itu, menjadikan daya tarik bagi setiap orang untuk mengkaji terhadap arsitektur mesir
ini. Bagaimana kehidupan penduduk pada masa itu sehingga bisa membuat catatan sejarah dunia.
Piramida Mesir adalah sebutan untuk piramida yang terletak di Mesir yang dikenal
sebagai "negeri piramida" sekalipun ditemukan situs piramida dalam jumlah besar
di Semenanjung Yucatan yang merupakan pusat peradaban Maya. Di Mesir umumnya piramida
digunakan sebagai makam raja-raja Mesir Kuno yang dikenal dengan nama firaun. Namun,
berabad abad lalu piramida sering digunakan sebagai sasaran penjarahan dan perampok makam
karena para raja-raja membawa harta kekayaannya dan segala macam artefak guna di alam baka,
sekalipun diberi perlindungan dengan semacam kutukan-kutukan untuk mencegahnya. Sehingga
pada masa raja-raja mesir kuno berikutnya, makam raja-raja dan para bangsawan ditempatkan
pada lembah yang tersembunyi seperti halnya makam Raja Tutankhamun yang ditemukan secara
utuh dan lengkap.
I.2
Manfaat
Agar mengetahui lebih dalam lagi mengenai sejarah, desain, struktur, dan teknik
I.3
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Arsitektur Barat dan Asia.
2. Memperdalam pengetahuan tentang sejarah, desain, struktur, dan teknik pembangunan
dari bangunan Piramida Cheops di Giza, Mesir.
BAB II
PEMBAHASAN
TENTANG BANGUNAN PIRAMIDA CHEOPS/ KHUFU
II.1
terletak di Afrika bagian timur laut. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km. Mayoritas
penduduk Mesir menetap di pinggir Sungai Nil (sekitar 40.000 km). Sebagian besar daratan
merupakan bagian dari gurun Sahara yang jarang dihuni.
Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia,
misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Di Luxor, sebuah kota
di wilayah selatan, terdapat kira-kira artefak kuno yang mencakup sekitar 65% artefak kuno di
seluruh dunia. Kini, Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan politikal utama di
wilayah Arab dan Timur Tengah.
Akibat kelangkaan kayu, kedua bahan bangunan yang dominan digunakan di Mesir kuno
adalah dipanggang matahari-bata lumpur dan batu, terutama batu kapur, tetapi juga batu pasir
dan granit dalam jumlah yang cukup besar. Dari Kerajaan Lama seterusnya, batu biasanya
disediakan untuk makam-makamdan kuil-kuil, sedangkan batu bata yang digunakan bahkan
untuk istana raja, benteng, dinding candi Bait dan Putoz, dan untuk anak perusahaan bangunan di
kompleks candi.
Rumah-rumah mesir yang terbuat dari lumpur yang dikumpulkan dari sungai Nil, saat itu
ditempatkan dalam cetakan dan dibiarkan kering di bawah terik matahari untuk mengeras untuk
digunakan dalam konstruksi.
Peningkatan dari pemakaian bata/lumpur yang dikeringkan dibawah terik matahari
menjadi konstruksi batu yang lebih baik kualitasnya dan perlu teknik yang lebih tinggi dalam
pengerjaannya. Dalam waktu 200 tahun saja, ahli bangunan Mesir telah begitu menguasai
bahan bangunan baru tersebut, dan dapat menyelesaikan pyramid di Gizeh.
Banyak kota-kota Mesir telah menghilang karena mereka terletak di dekat kawasan
budidaya Lembah Sungai Nil dan sungai banjir sebagai tempat tidur perlahan berdiri selama
ribuan tahun, atau batu bata lumpur yang dibangun mereka digunakan oleh petani sebagai pupuk.
Yang lain tidak dapat diakses, bangunan baru telah didirikan pada yang kuno. Untungnya, yang
kering dan panas iklim dari Mesir diawetkan beberapa struktur bata lumpur. Contoh mencakup
desa Deir al-Madinah, kota Kerajaan Tengah di Kahun, dan benteng-benteng di Buhen dan
Mirgissa. Selain itu, banyak kuil dan makam bertahan karena mereka dibangun di atas tanah
yang tinggi tidak terpengaruh oleh banjir Sungai Nil dan dibangun dari batu.
Jadi, pemahaman tentang arsitektur Mesir kuno didasarkan terutama pada monumenmonumen keagamaan, besar-besaran struktur dicirikan oleh tebal, dinding miring dengan sedikit
bukaan, mungkin bergema metode konstruksi yang digunakan untuk memperoleh stabilitas di
dinding lumpur. Dengan cara yang sama, yang bertakuk dan hiasan permukaan datar model dari
bangunan
batu
mungkin
berasal
dari
hiasan
selama dinasti
dinding
lumpur.
keempat, semua
Meskipun
bangunan
monumental dan palang pasca konstruksi, dengan atap datar terbuat dari batu besar blok
didukung oleh dinding eksternal dan kolom berdekatan.
Dinding eksterior dan interior, serta kolom dan dermaga, ditutupi dengan hieroglif dan
gambar-gambar lukisan-lukisan dinding dan ukiran yang dicat warna-warna yang cemerlang.
Banyak Mesir motif ornamen yang simbolis, seperti scarab, kumbang atau suci, maka solar disk ,
dan burung nasar. motif umum lainnya termasuk palem daun, papirus tanaman, dan kuncup dan
bunga-bunga teratai. hieroglif yang ditulis untuk tujuan dekoratif dan juga untuk merekam
peristiwa bersejarah atau mantra.
Kuil-kuil
Mesir
Kuno
astronomis
selaras
dengan
kejadian-kejadian
penting,
seperti solstices danequinoxes, memerlukan pengukuran yang tepat pada saat acara tertentu.
Pengukuran di kuil yang paling signifikan mungkin telah seremonial yang dilakukan
oleh Firaun sendiri.
Seni tidak ketinggalan dari Arsitektur, pengrajin Mesir menunjukkan rasa keindahan
dengan simetri, menyentuh benda yang banyak digunakan sehari-hari seperti tempayan batu atau
tanah liat, serta alat-alat rumah tangga yang lain. Pematung memahat gambar para Dewa serta
Raja dari batu dalam skala ukuran yang sangat besar, serta membuat patung dari bahan batu,
kayu atau tembaga dengan ukuran yang sesungguhnya.
Giza Necropolis berdiri di Giza Plateau, di pinggiran Kairo, Mesir. Hal ini kompleks
monumen kuno adalah yang terletak sekitar 8 kilometer (5 mil) pedalaman ke padang gurun dari
kota tua Giza di Nil, sekitar 20 kilometer (12 mi) barat daya pusat kota chihuahua. Ini mesir
kuno pekuburan terdiri dari Piramida Khufu(juga dikenal sebagai Piramida Besar dan Piramida
Cheops), yang agak lebih kecil Piramida Khafre (atau Kephren), dan berukuran relatif
sederhana Piramida Menkaure (atau Mykerinus), bersama dengan sejumlah bangunan-bangunan
satelit yang lebih kecil, yang dikenal sebagai "ratu" piramida, dan Sphinx.
Piramida, yang dibangun pada Dinasti Keempat, memberi kesaksian kuasa agama dan
negara fir'aun. TheGreat Pyramid, yang mungkin selesai sekitar 2580 SM, adalah yang tertua dan
terbesar dari piramida, dan merupakan satu-satunya monumen yang masih hidup dari Tujuh
Keajaiban Dunia Kuno. piramida Khafre yang diyakini telah selesai sekitar 2532 SM, pada akhir
pemerintahan Khafre. Tanggal konstruksi piramida Menkaure yang tidak diketahui, karena
pemerintahan Menkaure belum ditentukan secara akurat, tetapi itu mungkin selesai sekitar
tahun Abad ke-26 SM.
Dengan beberapa bukaan, piramida telah kompleks labirin terowongan dan ruangan
semua tersembunyi oleh bongkahan batu besar. Namun demikian, keras kepala perampok kubur
mencuri dari piramida, sehingga memaksa orang Mesir kuno untuk menghentikan pembangunan
struktur besar tersebut dan membangun makam di Lembah Para Raja sebagai gantinya. Dalam
sebuah ngarai jauh dari kota Mesir kuno, orang-orang Mesir mulai membangun makam tidak
mencolok digali ke dalam tanah, berpikir makam akan pergi tanpa diketahui oleh perampok
kuburan.
II.2
Yunani bernama Herodotus menyebut bahwa masa persiapan pembangunan adalah 10 tahun dan
pelaksanaan pembangunan adalah 20 tahun. Adapun design piramida ini adalah sebagai berikut:
5
Tinggi awal 146,59 m. Saat ini mejadi 138,75 m yang menyusut akibat erosi.
Lebar sisi tapak 230 m
Luas tapak 53.065 m2
Sudut 51,8
Terbuat atas susunan batu yang dipasang secara vertikal sebanyak 210 lapis. Jumlah batu
2.500.000 dengan ukuran rata-rata batu sekitar 1,27 x 1,27 x 0,71 m atau volume 1,145 m3. Jenis
batu yang digunakan terbanyak adalah limestone lalu yang lain adalah granit (untuk interior
seperti Kings Chamber) dengan berat jenis batu sekitar 2,6 2,9 ton/m3. Berat total piramida
adalah sekitar 6,5 juta ton sehingga tekanan tanah yang terjadi adalah sekitar 12 kg/cm2.
II.3
membangun pyramida ini, terdiri atas 2,5 juta buah blok batu yang masing-masing beratnya
sekitar 2,5 ton. Pada setiap periode, 25.000 orang bekerja secara bersamaan. Semua dikoordinasi
dengan sangat rapi. Setiap orang punya tempat bekerjanya masing-masing, tahu tujuan
pekerjaannya. Setiap blok batu ditulisi nomor identitas, sehingga jelas di posisi mana batu
tersebut akan ditempatkan dalam pyramida. Pekerja dibagi dalam beberapa kelompok, ada
kelompok pemotong batu, penulis identitas batu, dan penarik batu. Mereka bekerja selama 9 hari
berturut-turut, dan istirahat pada hari ke 10.
Tidak lama bekerja sebagai pembawa air, Nakht dan Deba dipindahkan bekerja di lokasi
pembangunan pyramida. Pekerja di lokasi pyramida memiliki gengsi lebih tinggi dari pada
pekerja di pertambangan batu, karena hanya pekerja terpilih yang boleh masuk ke lokasi
pembangunan pyramida. Yunu, pimpinan pekerja di pyramida menilai Nakht dan Deba memiliki
kecerdasan tinggi, sehingga dengan cepat diberi tugas-tugas yang lebih penting.
Pada pembangunan pyramida, tukang batu adalah tenaga kerja terpenting. Mereka
menghaluskan blok-blok batu yang baru dikirim dari pertambangan, memastikan ukurannya
benar-benar tepat. Di lokasi pembangunan pyramida, Nakht dan Deba ditugaskan menempatkan
blok-blok batu pada lokasi yang sudah ditentukan. Batu-batu itu ditarik ke atas melalui jalan
landai yang dibangun khusus di samping pyramida. Pekerjaan menarik batu ini sangatlah berat.
7
Sebuah blok batu seberat 2,5 ton ditarik oleh 20 30 orang. Untuk menempatkannya pada posisi
di pyramida, digunakan katrol yang ditempatkan pada sebuah segitiga kayu besar. Pada suatu
ketika, karena ada pekerja yang kurang hati-hati, segitiga kayu ini roboh. Deba yang berada di
bawahnya tertimpa balok kayu yang besar dan berat. Ia meninggal, 5 tahun setelah bekerja di
pyramida.
Kematian Deba membuat Nakht sangat berduka. Lima tahun bekerja di pyramida yang
pada hakekatnya adalah sebuah makam, ia tak pernah berpikir tentang kematian. Kematian Deba
mengingatkan Nakht bahwa semua kerja keras luar biasa itu dilakukan demi satu orang, yaitu
Raja. Seluruh rakyat berhutang budi pada Raja, maka memberikan pengorbanan bagi raja adalah
suatu kehormatan.
Temuan profesor Bryn ternyata cukup sederhana. Dia percaya bahwa arsitek Mesir kuno
sudah menemukan struktur tata letak bangunan (grid) seperti jaman sekarang, yaitu dengan
memisahkan
antara
sistem
pengukur
struktur
dengan
bangunan
fisiknya
sendiri.
Bryn telah memelajari tiga puluh rencana pembangunan Piramida Mesir dan menemukan sebuah
sistem presisi yang memungkinkan orang Mesir membangun titik puncak piramida yang terakhir,
tertinggi, dan dengan presisi yang akurat. Sepanjang si arsitek tahu dimensi utama piramida, dia
dapat memproyeksi bangunan seperti pada bangunan modern, tetapi dengan metode
pembangunan dan pengukuran ala Mesir kuno tentunya.
Dalam sebuah artikel ilmiah terbitan Mei 2010 dalam "Nordic Journal of Architectural
Research", Bryn membahas aspek yang dapat menjelaskan pembangunan banyak piramida Mesir
dengan mengambil grid bangunan, bukan bangunan fisik itu sendiri sebagai titik awal analisis.
Jika prinsip-prinsip di balik gambar-gambar analisis Bryn benar, para arkeolog akan memiliki
"peta" baru yang menunjukkan bahwa piramida bukan sekadar "sekelompok batu berat dengan
struktur tak diketahui", melainkan struktur yang sangat cermat dan tepat.
8
II.4
Sekretaris jenderal dewan tertinggi tentang benda budaya Mesir yakni doktor Jasey
Hawass mengumumkan bahwa hasil temuan arkeologi terbaru menunjukkan, bahwasannya
Piramida itu dibuat oleh buruh. Hasil temuan ini menyangkal infrensi bahwa Piramida dibuat
oleh budak belian.
Doktor Hawass mengumumkan temuan ini di bawah kaki Piramida dekat Kairo. Doktor
Hawass yang berusia 55 tahun dinobatkan sebagai pakar paling berpengaruh dalam penelitian
benda budaya kuno Mesir. Ketika diwawancarai di lokasi penggalian arkeologi saat itu
mengatakan bahwa, setelah lebih dari 10 tahun melakukan penggalian dan penelitian, dapat
ditarik kesimpulan, bahwa Piramida itu dibangun oleh buruh bukan budak belian. Dan di lokasi
penggalian ini adalah makam pekerja yang meninggal dalam proses pembangunan Piramida.
Hawass menjelaskan bahwa, peneliti arkeologi menemukan sejumlah besar alat hitung,
alat ukur dan perkakas batu prosesing dalam barang-barang yang dikubur bersama si mati. Ini
menunjukkan bahwa orang-orang yang meninggal ini adalah pembuat Piramida. Dan tidak
mungkin mereka adalah budak belian, sebab budak yang mati tidak akan dikebumikan. Selain
itu, arkeolog juga menemukan perkakas operasi dari logam primitif dan bekas pengobatan si
mati yang mengalami patah tulang dalam liang kubur. Ini menunjukkan bahwa simati mendapat
perlakuan dan perawatan medis yang baik jika budak belian tidak akan mendapat perlakuan
demikian.
Hawass mengantar reporter melihat-lihat salah satu makam di antaranya. Ia menuturkan,
bahwa pintu masuk ke makam ini adalah sepotong granit, sama dengan batu raksasa untuk
pembangunan Piramida juga berasal dari daerah Aswan, selatan Mesir. Ini menunjukkan bahwa
status si pemilik makam berasal dari golongan terhormat. Dan epigraf di atas pintu
9
Dalam batas tertentu sejarawan Yunani tersebut menggunakan kalimat "konon katanya",
maksudnya bahwa kebenarannya perlu dibuktikan lagi. Namun, sejak itu pendapat sejarawan
Yunani tersebut malah menjadi kutipan generasi belakangan sebagai bukti penting bahwa
piramida didirikan pada dinasti kerajaan ke-4.
Selama ini, para sejarawan menganggap bahwa piramida adalah makam raja. Dengan
demikian, begitu membicarakan piramida, yang terbayang dalam benak secara tanpa disadari
adalah perhiasan dan barang-barang yang gemerlap. Dan, pada tahun 820 M, ketika gubernur
jenderal Islam Kairo yaitu Khalifah Al-Ma'mun memimpin pasukan, pertama kali menggali jalan
rahasia dan masuk ke piramida, dan ketika dengan tidak sabar masuk ke ruangan, pemandangan
yang terlihat malah membuatnya sangat kecewa. Bukan saja tidak ada satu pun benda yang
biasanya dikubur bersama mayat, seperti mutiara, maupun ukiran, bahkan sekeping serpihan
pecah belah pun tidak ada, yang ada hanya sebuah peti batu kosong yang tidak ada penutupnya.
Sedangkan tembok pun hanya bidang yang bersih kosong, juga tak ada sedikit pun ukiran
tulisan.
Kesimpulan para sejarawan terhadap prestasi pertama kali memasuki piramida ini adalah
"mengalami perampokan benda-benda dalam makam". Namun, hasil penyelidikan nyata
menunjukkan, kemungkinan pencuri makam masuk ke piramida melalui jalan lainnya adalah
sangat kecil sekali. Di bawah kondisi biasa, pencuri makam juga tidak mungkin dapat mencuri
tanpa meninggalkan jejak sedikit pun, dan lebih tidak mungkin lagi menghapus seluruh prasasti
Firaun yang dilukiskan di atas tembok. Dibanding dengan makam-makam lain yang umumnya
dipenuhi perhiasan-perhiasan dan harta karun yang berlimpah ruah, piramida raksasa yang
dibangun untuk memperingati keagungan raja Firaun menjadi sangat berbeda.
Selain itu, dalam catatan "Inventory Stela" yang disimpan di dalam museum Kairo,
pernah disinggung bahwa piramida telah ada sejak awal sebelum Khufu meneruskan takhta
kerajaan. Namun, oleh karena catatan pada batu prasasti tersebut secara keras menantang
pandangan tradisional, terdapat masalah antara hasil penelitian para ahli dan cara penulisan pada
buku, selanjutnya secara keras mengecam nilai penelitiannya. Sebenarnya dalam keterbatasan
catatan sejarah yang bisa diperoleh, jika karena pandangan tertentu lalu mengesampingkan
sebagian bukti sejarah, tanpa disadari telah menghambat kita secara obyektif dalam memandang
kedudukan sejarah yang sebenarnya.
II.4.3 Teknik Pembangunan Piramid
11
Di Mesir, terdapat begitu banyak piramida berbagai macam ukuran, standarnya bukan
saja jauh lebih kecil, strukturnya pun kasar. Di antaranya piramida yang didirikan pada masa
kerajaan ke-5 dan 6, banyak yang sudah rusak dan hancur, menjadi timbunan puing, seperti
misalnya piramida Raja Menkaure. Kemudian, piramida besar yang dibangun pada masa yang
lebih awal, dalam sebuah gempa bumi dahsyat pada abad ke-13, di mana sebagian batu ditembok
sebelah luar telah hancur, namun karena bagian dalam ditunjang oleh tembok penyangga,
sehingga seluruh strukturnya tetap sangat kuat. Karenanya, ketika membangun piramida raksasa,
bukan hanya secara sederhana menyusun 3 juta batu menjadi bentuk kerucut, jika terdapat
kekurangan pada rancangan konstruksi yang khusus ini, sebagian saja yang rusak, maka bisa
mengakibatkan seluruhnya ambruk karena beratnya beban yang ditopang.
Lagi pula, bagaimanakah proyek bangunan piramida raksasa itu dikerjakan, tetap
merupakan topik yang membuat pusing para sarjana. Selain mempertimbangkan sejumlah besar
batu dan tenaga yang diperlukan, faktor terpenting adalah titik puncak piramida harus berada di
bidang dasar tepat di titik tengah 4 sudut atas. Karena jika ke-4 sudutnya miring dan sedikit
menyimpang, maka ketika menutup titik puncak tidak mungkin menyatu di satu titik, berarti
proyek bangunan ini dinyatakan gagal. Karenanya, merupakan suatu poin yang amat penting,
bagaimanakah meletakkan sejumlah 2,3 juta -2,6 juta buah batu besar yang setiap batunya
berbobot 2,5 ton dari permukaan tanah hingga setinggi lebih dari seratus meter di angkasa dan
dipasang dari awal sampai akhir pada posisi yang tepat.
Seperti yang dikatakan oleh pengarang Graham Hancock dalam karangannya "Sidik Jari
Tuhan": Di tempat yang terhuyung-huyung ini, di satu sisi harus menjaga keseimbangan tubuh,
dan sisi lainnya harus memindahkan satu demi satu batu yang paling tidak beratnya 2 kali lipat
mobil kecil ke atas, diangkut ke tempat yang tepat, dan mengarah tepat pada tempatnya, entah
apa yang ada dalam pikiran pekerja-pekerja pengangkut batu tersebut. Meskipun ilmu
pengetahuan modern telah memperkirakan berbagai macam cara dan tenaga yang
memungkinkan untuk membangun, namun jika dipertimbangkan lagi kondisi riilnya, akan kita
temukan bahwa orang-orang tersebut tentunya memiliki kemampuan atau kekuatan fisik yang
melebihi manusia biasa, baru bisa menyelesaikan proyek raksasa tersebut serta memastikan
keakuratan maupun ketepatan presisinya.
Terhadap hal ini, Jean Francois Champollion yang mendapat sebutan sebagai "Bapak
Pengetahuan Mesir Kuno Modern" memperkirakan bahwa orang yang mendirikan piramida
berbeda dengan manusia sekarang, paling tidak dalam "pemikiran mereka mempunyai tinggi
12
tubuh 100 kaki yang tingginya sama seperti manusia raksasa". Ia berpendapat, dilihat dari sisi
pembuatan piramida, itu adalah hasil karya manusia raksasa.
Senada dengan itu, Master Li Hongzhi dalam ceramahnya pada keliling Amerika Utara
tahun 2002 juga pernah menyinggung kemungkinan itu. "Manusia tidak dapat memahami
bagaimana piramida dibuat. Batu yang begitu besar bagaimana manusia mengangkutnya?
Beberapa orang manusia raksasa yang tingginya lima meter mengangkut sesuatu, itu dengan
manusia sekarang memindahkan sebuah batu besar adalah sama. Untuk membangun piramida
itu, manusia setinggi lima meter sama seperti kita sekarang membangun sebuah gedung besar."
Piramida raksasa dan sejumlah besar bangunan batu raksasa kuno yang ditemukan di berbagai
penjuru dunia telah mendatangkan keraguan yang sama kepada semua orang: tinggi besar dan
megah, terbentuk dengan menggunakan susunan batu yang sangat besar, bahkan penyusunannya
sangat sempurna. Seperti misalnya, di pinggiran kota utara Mexico ada Kastil Sacsahuaman yang
disusun dengan batu raksasa yang beratnya melebihi 100 ton lebih, di antaranya ada sebuah batu
raksasa yang tingginya mencapai 28 kaki, diperkirakan beratnya mencapai 360 ton (setara
dengan 500 buah mobil keluarga). Dan di dataran barat daya Inggris terdapat formasi batu
raksasa, dikelilingi puluhan batu raksasa dan membentuk sebuah bundaran besar, di antara
beberapa batu tingginya mencapai 6 meter. Sebenarnya, sekelompok manusia yang
bagaimanakah mereka itu? Mengapa selalu menggunakan batu raksasa, dan tidak menggunakan
batu yang ukurannya dalam jangkauan kemampuan kita untuk membangun?
Sphinx, singa bermuka manusia yang juga merupakan obyek penting dalam penelitian
ilmuwan, tingginya 20 meter, panjang keseluruhan 73 meter, dianggap didirikan oleh kerjaan
Firaun ke-4 yaitu Khafre. Namun, melalui bekas yang dimakan karat (erosi) pada permukaan
badan Sphinx, ilmuwan memperkirakan bahwa masa pembuatannya mungkin lebih awal, paling
tidak 10 ribu tahun silam sebelum Masehi.
Seorang sarjana John Washeth juga berpendapat: Bahwa Piramida raksasa dan tetangga
dekatnya yaitu Sphinx dengan bangunan masa kerajaan ke-4 lainnya sama sekali berbeda, ia
dibangun pada masa yang lebih purbakala dibanding masa kerajaan ke-4. Dalam bukunya "Ular
Angkasa", John Washeth mengemukakan: perkembangan budaya Mesir mungkin bukan berasal
dari daerah aliran sungai Nil, melainkan berasal dari budaya yang lebih awal dan hebat yang
lebih kuno ribuan tahun dibanding Mesir kuno, warisan budaya yang diwariskan yang tidak
diketahui oleh kita. Ini, selain alasan secara teknologi bangunan yang diuraikan sebelumnya, dan
yang ditemukan di atas yaitu patung Sphinx sangat parah dimakan karat juga telah membuktikan
hal ini.
13
Ahli ilmu pasti Swalle Rubich dalam "Ilmu Pengetahuan Kudus" menunjukkan: pada
tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu Sphinx
telah ada, sebab bagian badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas sekali ada bekas
erosi. Perkiraannya adalah pada sebuah banjir dahsyat tahun 11.000 SM dan hujan lebat yang
silih berganti lalu mengakibatkan bekas erosi.
Perkiraan erosi lainnya pada Sphinx adalah air hujan dan angin. Washeth
mengesampingkan dari kemungkinan air hujan, sebab selama 9.000 tahun di masa lalu dataran
tinggi Jazirah, air hujan selalu tidak mencukupi, dan harus melacak kembali hingga tahun 10000
SM baru ada cuaca buruk yang demikian. Washeth juga mengesampingkan kemungkinan tererosi
oleh angin, karena bangunan batu kapur lainnya pada masa kerajaan ke-4 malah tidak mengalami
erosi yang sama. Tulisan berbentuk gajah dan prasasti yang ditinggalkan masa kerajaan kuno
tidak ada sepotong batu pun yang mengalami erosi yang parah seperti yang terjadi pada Sphinx.
Profesor Universitas Boston, dan ahli dari segi batuan erosi Robert S. juga setuju dengan
pandangan Washeth sekaligus menujukkan: Bahwa erosi yang dialami Sphinx, ada beberapa
bagian yang kedalamannya mencapai 2 meter lebih, sehingga berliku-liku jika dipandang dari
sudut luar, bagaikan gelombang, jelas sekali merupakan bekas setelah mengalami tiupan dan
terpaan angin yang hebat selama ribuan tahun.
Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa Mesir kuno tidak mungkin
dapat mengukir skala yang sedemikian besar di atas sebuah batu raksasa, produk seni yang
tekniknya rumit.
Jika diamati secara keseluruhan, kita bisa menyimpulkan secara logis, bahwa pada masa
purbakala, di atas tanah Mesir, pernah ada sebuah budaya yang sangat maju, namun karena
adanya pergeseran lempengan bumi, daratan batu tenggelam di lautan, dan budaya yang sangat
purba pada waktu itu akhirnya disingkirkan, meninggalkan piramida dan Sphinx dengan
menggunakan teknologi bangunan yang sempurna.
Dalam jangka waktu yang panjang di dasar lautan, piramida raksasa dan Sphinx
mengalami rendaman air dan pengikisan dalam waktu yang panjang, adalah penyebab langsung
yang mengakibatkan erosi yang parah terhadap Sphinx. Karena bahan bangunan piramida
raksasa Jazirah adalah hasil teknologi manusia yang tidak diketahui orang sekarang, kemampuan
erosi tahan airnya jauh melampaui batu alam, sedangkan Sphinx terukir dengan keseluruhan batu
alam, mungkin ini penyebab yang nyata piramida raksasa dikikis oleh air laut yang tidak tampak
dari permukaan.
14
Dipilih area yang kira-kira bisa digunakan sebagai lahan untuk pondasi seluas 5,3 hektar (13
acre). Teori External and Internal Rampdari Jean-Pierre Houdin Area yang dipilih harus pula
memiliki sumber daya bebatuan yang bisa digunakan sebagai bahan untuk membangun
piramida. Teori Externaland Internal Rampdari Jean-Pierre Houdin Diyakini pula bahan
bebatuan didatangkan dari luar area ini yang diangkut melalui transportasi perahu. Hal ini
didasari keberadaan piramida Khufu berada di dekat sungai Nil di mana di ujung sungai ini
berada di tengah-tengah piramida telah selesai dibangun. Tahap ini jalur layang dua jalur masih
tetap digunakan.
16
20 TAHUN: External ramp setelah mulai dikanibalisasi setelah lapisan tengah selesai
dibangun. Untuk mengangkut bongkahan batu mulai digunakan jalur lorong internal (internal
ramp). Penggunaan jalur lorong spiral dengan kemiringan 6,3 derajat di setiap sisi ini, lebih
efisien dalam menggunakan bahan batu dibandingkan bila harus dibangun jalan layang untuk
mencapai hingga ke puncak piramida Di setiap sudut yang menjadi ujung jalur lorang internal,
terdapat semacam derek pemutar untuk memutar balok batu 90 derajat agar bisa diangkut naik ke
tingkat selanjutnya.
21 TAHUN: Setelah puncak piramida selesai diletakkan, selanjutnya semua lapisan
piramida dilapisi atau dibalur oleh batu-batuan semacam batu kapur dengan kualitas tinggi agar
tampak lebih halus. Internal ramp tidak dihancurkan melainkan tetap dipertahankan untuk
memastikan struktur piramida tetap dalam proporsinya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1
Kesimpulan
Piramida Mesir adalah sebutan untuk piramida yang terletak di Mesir yang dikenal
sebagai "negeri piramida" sekalipun ditemukan situs piramida dalam jumlah besar
di Semenanjung Yucatan yang merupakan pusat peradaban Maya. Di Mesir umumnya piramida
digunakan sebagai makam raja-raja Mesir Kuno yang dikenal dengan nama Firaun.
Piramida Khufu adalah piramida yang terbesar. Dibangun selama 23 tahun. Sejarawan
Yunani bernama Herodotus menyebut bahwa masa persiapan pembangunan adalah 10 tahun dan
pelaksanaan pembangunan adalah 20 tahun. Adapun desain piramida ini adalah tinggi awal
146,59 m. Saat ini mejadi 138,75 m yang menyusut akibat erosi. Lebar sisi tapak 230 m2 dan
luas uas tapak 53.065 m2, dengan kemiringan sudut 51,8.
Terbuat atas susunan batu yang dipasang secara vertikal sebanyak 210 lapis. Jumlah batu
2.500.000 dengan ukuran rata-rata batu sekitar 1,27 x 1,27 x 0,71 m atau volume 1,145 m3. Jenis
17
batu yang digunakan terbanyak adalah limestone lalu yang lain adalah granit (untuk interior
seperti Kings Chamber) dengan berat jenis batu sekitar 2,6 2,9 ton/m3. Berat total piramida
adalah sekitar 6,5 juta ton sehingga tekanan tanah yang terjadi adalah sekitar 12 kg/cm2.
III.2
Saran
Piramida Cheops/ khufu adalah salah satu contoh bangunan menajubkan pada masa
Mesir Kuno. Pada masa yang jauh dari penggunaan teknologi tinggi, tetapi bangsa mesir dapat
membuat suatu bangunan yang megah hingga mencapai ketinggian 146,59 m dan menjadi
bangunan tertinggi di dunia selama 3800 tahun. Dari bangunan tersebut kita dapat belajar tentang
sejarah, ciri bangunan, struktur, sistem perancangan dan sistem pembangunan piramid pada masa
tersebut. Jadi, marilah kita tetap menjaga peniggalan aarsitektur dunia, agar kebudayaan tersebut
selalu dapat menjadi pembelajaran dan refrensi buat kita.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://sejarahars.blogspot.com/2011/07/arsitektur-mesir-purba.html
http://www.anehdidunia.com/2013/10/fakta-dan-misteri-piramida-giza.html
https://thaliblicious.wordpress.com/2012/06/27/misteri-piramida-mesir/
http://www.indospiritual.com/artikel_misteri-piramida-mesir.html#.VS0Ym_mUf6g
http://meiharls.blogspot.com/2010/04/piramid-mesir.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Piramida_Mesir
http://manajemenproyekindonesia.com/?p=1860
http://bp.dapur.in/2010/11/rahasia-pembangunan-piramida.html
http://mediaonlinenews.com/dunia/proses-pembuatan-piramidamesir#sthash.QW2JwCp0.dpuf
http://architecturoby.blogspot.com/2009/03/seni-teknologi-dan-arsitektur-hasil.html
www.sptimes.com/Egypt/EgyptCredit.4.4.html
19