Anda di halaman 1dari 2

ISSN 14118742

aSlona

Volume 10, Nomor 3


Desember 20 12

Media informasi peresepan rasional bagi tenaga kesehatan Indonesia

Beyond Use Date (BUD)

,..

Topik edisi ini:


Editorial
Artikel

18

19 - 24

- Beyond Use Date Vaksin


Beyond Use Dote
Produk Nonsteril
- Beyond Use Dote
Produk Steril

Vol. 10 No.3

Beyond use date (BUD) adalah


batas waktu penggunaan produk obat
setelah diracik/disiapkan atau setelah
kemasan primernya dibuka/dirusak. 1
Kemasan primer disini berarti kemasan
yang langsung bersentuhan dengan
bahan obat. seperti: botol, ampul, vial,
blister, dst. 2 Pengertian BUD berbeda dari
expiration date (ED) atau tanggal
kedaluwarsa karena ED menggambarkan
batas waktu penggunaan produk obat
setelah diproduksi oleh pabrik farmasi,
sebelum kemasannya dibuka. BUD bisa
sama dengan atau lebih pendek daripada
ED. ED dicantumkan oleh pabrik farmasi
pad a kemasan produk obat, sementara
BUD tidak selalu tercantum. Idealnya,
BUD dan ED ditetapkan berdasarkan hasil
uji stabilitas produk obat dan
dicantumkan pada kemasannya. 3 .
BUD dan ED menentukan batasan
waktu dimana suatu produk obat masih
berada dalam keadaan stabi!. Suatu
produk obat yang stabil berarti memiliki
karakteristik kimia, fisika, mikrobiologi,
terapetik, dan toksikologi yang tidak
berubah dari spesifikasi yang sudah
ditetapkan oleh pabrik obat. baik selama
penyimpanan maupun penggunaan. 3
Menggunakan obat yang sudah melewati
BUD atau EDnya berarti menggunakan
obat yang stabilitasnya tidak lagi terjamin.
Mengingat BUD tidak selalu tercantum
pad a kemasan produk obat, penting bagi
tenaga kesehatan, khususnya apoteker,
untuk mengetahui tentang ketentuan
ketentuan umum terkait BUD serta
bagaimana cara menetapkan BUD
berbagai produk obat, baik produk
nonsteril maupun steril, kemudian
mer:lcantumkannya. Kedua pokok
bahasan ini secara lebih detil dapat dibaca

pada Artlkel Buletin Rasional edisi bulan


ini yang berjudul "Beyond Use Date
Produk Nonsterll" dan "Beyond Use Date
ProdukSterll."Selain produk nonsteril dan
steril , perlu diketahui juga BUD produk
vaksin untuk menjamin keamanan
pemberiannya. BUD beberapa vaksin
sudah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.
Hal ini dapat dibaca pada Editorial yang
berjudul "Beyond Use Date Vaksln".
Melalui pemaparan tentan,g BUD
berbagai produk obat dan vaksin tersebut,
apoteker sebagai tenaga kesehatan
profesional yang bertanggung jawab
memberikan produk obat yang berkualitas
kepada pasien, diharapkan dapat mulai
memperhatikan pentingnya BUD dan
menerapkan pengetahuan ini ketika
menyimpan,
memberikan,
serta
menggunakan produk obat dalam praktek
sehari-hari.
Akhi r kata, sebagai suplemen
Buletin Rasional, Medlkamen edisi kali ini
akan memaparkan tentang Eptlflbatlde
sebagai salah satu obat dari golongan
antagonis reseptor GPlib/llla yang
berperan penting dalam pencegahan
agregasi platelet. (sy/)

Kepustakaan
1. United States Pharmacopeia 29. Chapter 795:
Pharmaceutical compounding nonsterile
preparations [Internet]. Cited 2012 Nov 21.
Avaifable from: http://www.pharmacopeia.cn!
v29240/usp29nt24s0 c795.html.
2. World Health Organization. Stability criteria
and beyond-use dating [Internet]. 2002 [cited
2012 Nov 21]. Available from: http://
apps.who.intjmedicinedocs/documents/
s19638en/s19638en.pdf.
3. Allen LV. Beyond-use dates and stability
indicating assay methods in pharmaceutical
compounding.
Secundum
Artem.
2009;15(3):1-6.

Buletin Rasional

Desember2012. No 19
[SSN 1411-8750

EPTIFIBATIDE

Penyakit kardiovaskular secara luas di dunia


khususnya penyakit jantung merupakan salah
satu faktor tunggal penyebab kematian
terbanyakdi dunia, dimana 7 juta orang (12,8%)
di dunia meninggal akibat penyakitjantung. 1 Hal
ini juga didukung oleh data World Health
Organization (WHO), penyakit jantung secara
global merupakan penyebab nomor satu
kematian di dunia dengan angka kematian
mencapai 17,3juta pada tahun 2008 (7,3juta
orang meninggal akibat penyakitjantung koroner
dan 6,2 juta orang akibat stroke).2 Infark
miokard, baik dengan peningkatan segmen ST
(STEMI) maupun tidak (NSTEMI) dengan risiko
kematian lebih tinggi pada STEMI dibandingkan
NSTEMI (7% vs 3-5%), namun rata-rata risiko
kematian antara ked ua nya sama (12% vs 13%).3
Tinggi rendahnya angka kematian ini juga
dipengaruhi oleh manajemen terapinya, dimana
prinsip terapi pada kondisi tersebut adalah
dengan terapi reperfusi baik dengan terapi
konservatif dengan obat maupun dengan PCI
(Percutaneous Coronary Intervention). Selain
pilihan terapi terse but juga terdapat antiplatelet
termasuk di dalamnya golongan penghambat
glikoprotein (GP) IIb/llla. 23
Eptifibatide merupakan salah satu jenis
obat a nti platelet golonga n pengha m bat GP II b/
lila selain abxicimab dan tirofiban. Eptifibatide
mendapat pe;5etujuan ijin edar dari FDA (Food
Drug Administration) pada tahun 1998 di
Amerika. Obat ini mendapat ijin edar di Eropa
pada tahun 1999 dan diperbaharui lagi pada
tahun 2004 dan 2009 terkait efek samping
trombositopenia dan perubahan dosis pada
pasien dengan gangguan fungsi ginjal. 5
Eptifibatide di Indonesia baru mendapat ijin
edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) pada tahun 2009. 6

Eptiflbatide
Mekanlsme kerJa

Eptifibatide merupakan antagonis siklik


GP lib/lila yang memiliki
rangkaian KGD (lysine-glycine-aspartic acid)
yang mirip dengan rangkaian KQAGDV yang
terdapat pada fibrinogen sehingga bersifat

Ringkasan
.:. Golongan penghambat GP IIblIIIa merupakan salah
satu antiplatelet tambahan yang dapat diberikan pada '
pasien ae,ute coronary syndrome khususnya pada
pasien yang menjalani Percutaneous Coronary Inter
vention (PCI) selain penggunaan aspirin dan
ldopidogrel.
.:. Eptifibatide merupakan salah satu golongan
penghambat GP IIbffila yang selektifterhadap reseptor
GP IIblIIIa, narnun memiliki afinitas yang rendah
sehingga efeknya dapat cepat hHang dalam 4-8 jam
setelah penghentian penggunaan.
.:. Eptifibatide memiliki efektivitas yang setara dengan
abciximab khususnya untuk pasien ACS dalam
tnenurunkan angka kematian, kejadian infark maupun
tevaskularisasi, dengan risiko trombositopenia yang
lebih. rendah dibandingkan abxicimab.

.:. Dan segi keamanan, risiko pendarahan merupakan


salah satu yang sering muncul dari penghambat GP
IIb!llIatertnasuk eptifibatide.
.:. Dari segi biaya, eptifibatide relatif lebih murah
dibandingkan abxicimab.

heptapeptid~

IJesembel' ]() I], .\0, 19

1/c'dlliCllllen

Anda mungkin juga menyukai