Anda di halaman 1dari 11
PT PLN (PERSERO) EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NO. : 024.£/012/DIR/2003 Tentang INSTALAS! PENERANGAN JALAN DAN FASILITAS UMUM LAINNYA. 1. UMUM 1.Lnstalasi untuk fasilitas umum tisp ttik tampu ‘dengan formulasi sesuai keieriuan yang berlaku. d. Daya terpasang Kontrak-inds: dikurangi dengan daye tik lampu yang dipisahkan, Cotatan Yang dimaksud cengen ‘kontrak-induk* dalam edaran ini adsleh gabungan pasangan lampu penersngcn jalan yang diperlakuken sebagai satu pasangeri dengan satu rekening list. 3.3.Bila hasil inventarisasi PJU ditemuken jurnlah titik lampu lebih banyak dari jumlah sebogoimana tercatat dalam kontrak-induk, maka terhadap selisihnya dikenakan BP sesuai ketentuan yang beriai 3.4.JTR yang memasok PJU, secara tradisional merupakan jurusan khusus pada jeringan milk PLN. Untuk selanjutnya, setiap permintaan penambshan fasiites umum agar diperlakukan sebagai pelanggan baru, dan jaringan/jurusan khusus merupakan instalasi milik Pelanggan. 3.5.PLN memberikan ijin ates penggunaan tiang-tiang PLN untuk pemasangan lampu ddan jaringan instalasi penerangan jalan milik Pemerintah Daerah tanpa bieya. Perusahaen/Badan Usahe lainnya depat_menggunaksn fasilitas serupe dengan pengenaan biaya sewa yang akan diatur tersendiri 3.6.Pemberian ijin sebageimana dimaksud pada butir 3.5 di atas berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan ditetapkan tersendiri. 3.7.Para Pemimpin Unit Bisnis Distribusi/Wilayah dan Kepela Cabang agar secars ‘aktif mengkornunikasikan kepada pejabat Pemerintah Daerah yang terkait untuk mengupayakan penangenan masalah lampu penerangan jalan swadaya masyarakat. 4. LAIN-LAIN, 4.1. Hathal yang belum diatur dalom Edaran Direksi PT PLN (Persero) ini, agar diajukan kepada PT. PLN (Persero) Kantor Pusat. 61 a re 62 xuny® Edaran ini make Edaran Direksi omer 237- 4-2, Dengan bern dimyatakan tidak beriku lagi. {9.£/012/015/200 ae pireusi ni ental Derfaky sejak tenggel 1 Januari 2003. Ditetapkan di Jakarte. pada tanggal 31 Desember 2002 DIREKTUR UTAMA, PT PLN (PERSERO) EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NO. ; 025,6/012/Din/ 2002 Tentang PENGGUNAAN TARIF P-3 1. UMUM 1.4, Tarif P-3. ialah golongan tarif dengan sambungan tegangan rendsh yang iperuntukkan boi penerangan jolen dan f>-"%tes umum seperti taro taman Tampu has, lamp Sk Kintas, jam listrik , iC (mandi-euc-kakus) gir: fasiitas. urum loin sejenis. cur dan 1.2, Biaya pemakaion tenaga listrik untuk pensrengen jalan don fasilitas unum yang ‘sudah terpasong APP dihitung dengan terii P-3 sebagaimena lsmpiren A-6 Keputusan Dircksi nomor 212.K/O10/DIR/2002 tanggal 31 Desember 2002. 1.3. Bila pemasangan APP belum dapat dilaksanckan, maka tagihannys didasarkan perhitungan daya per titik lampu / lokasi den jemnyels. 1.4. Instalasi penerangan jalan di dalam area yang dioperasikan secara komersial seperti: 2a. jalan tol, 1. tempat rekressi Komersial { Taman Mini indonesia Indah, Taman Ris Jaya Ancol ‘atau sejenisnya) cc. kawasan hotel/ressort, 4. kawasan pabrik dan lain sejenisnya tidak boleh dimesukken dalam tarif P-3, melainkan harus dengan golongen tari Bisnis atau Industri sesuai peruntuken listrik utamanya. 1.6. Setiop instalasi fasiitas umum harus diperiakukan sebegai instalasi Pelanggan Gengen alat pembatas dan pengukur (APP) sebegaimana Pelanggan golongan tart lainnve. Karena. instalasinye terseber, pemasangan APP seringkali tidek depot | Giskukan Karena berbagal sebab. Upaya pemasangen APP dilakukan dengan mengelompokken pasangannya dengan care tertentu : misal per gordu pemasok atau per ruas jalan. 1.6. PLN Cabeng/Ranting/Rayon. bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat nelakukan inventarisasi jumlah titik lampu den membuat rencane pengelompoken instalesi fesiltes umum sebagei persiapan pemasangan APP. 1.7. Pemeliharaan lampu penerangan jalan serta fasiites lain yang saat ini ditangeni oleh PLN. ager segera diserahkan kepada instansi Pemerintah Daerah setompat. Pokereen pemelinarsen fasiltas umum yang dikerjaken PLN setempat diperiakukan sebagei Pekerjoan untuk Pihek Ketiga (PFK) menggunakan RAB dengan jremperhitungken unsur biaya resiko, overhead, Keuntungan dan pajek-paiak sesusi 1 ketentuan yang beriaku. 63 2. PENERANGAN JALAN UMUM, LAMPU TAMA, DAN LAMPU HIAS Langkah persiapan pemasangan APP ‘8. Lampu penerangan jalan merupakan instalasi milik Pelanggan ( dalam hal ini Pemerintsh Daerah, perusahaen pengembang, atau kelompok swodaya masyarakat soperti RT/RW disb) dengan ciri khusus yaitu : lotas! yang terseber sopeniang penggal jalan tericnts. Waleu demikian, terhadap instalasi ini totep dapat diperiakukan scbvagai satu pelanggan torcendiri. © PUU Jt. Diponegoro dsk © PJU Lingkungan RT10 Sukamulia * JU Taman Surapati dsk © danlsin seterusnya. 'b. Inventarisasi PJU bersama Pemerintah Daerah setempat untuk meterisasi PJU. Inventarises! dicujukan untuk memperol>! gardu pemoso!., dan trase jaringannys. Selanjutnya, sambungan P.\) yang selama ini cigsbung dalam satu kontral-induk dengan satu rekening agar diupayakan untuk dipilah dan dipeceh: menjadi beberapa nomor kontrak / momor pelenggan. Pemecahan ini, kecuali untuk kemudahan pengondalian, juga sebagei porsispan untuk pemasangan kWH-meter tersendiri. nah titik, daya lampu te-nasang, ‘Sebagai contoh : PUU Jalan Jendral Soedirman, 25 titik lempu, 20 titik masing 60 watt Jampu pijar dan 5 titk lempu mercury 160 watt untuk persimpangan jalan. Sumber pesokannya 17 titik lampu dari gardu AB31 den selebitnye deri garcis COOB. Dalam inventaris.' disrahkan untuk dipileh menjadi 2 nomor kontrak/nomor pelanggan yang dapat terpisah : 2) PIU Jen Soedinman, 16 tk lampu pijar, 60 watt, 4 ttk lamp mercury ‘160wett, AB31 6) PIU Jen Soedimen, 4 ttk lamou pijar @ 6Owatt, 1 ttk lampu mercury @ 160watt, CDOS 2.2. PUU tanpa Alat Ukur. Daya tiap lampu sangat bervariasi dan bila putus/mati tidak ada jaminan diganti dengan watt yang sama. Oleh karena itu transaksi yang paling ‘fair’ adalah berdasarkan pengukuran APP. Nemun sebelum ‘meterisasi PJU' dapat direalisasikan sepenuhnya, ditempuh Klasifikasi daya lampu sebagai dasar erhitungan tagihan listrik. 2.2.1. Klasifikasi daya untuk lampu pijar untuk tiep lampu: 25 - 50 watt per titi lampu , i, 51 - 100 watt per titk lampu, ji, 101 - 200 watt per titik lampu, iv. 201 - 300 watt per tik lampu, v. 301 - 400 — watt per titik lampu, vi. 401 - 500 watt per titk lampu, vii 501 - 600 — watt per titi lampu, vii. 601 - 700 watt per titik lampu, ix, 701 - 800 — watt per titik lampu, x. 801 - 900 watt per titik lampu, xi, 901 - 1000 watt per ttik tampu 2.2.3. 2.24, 2.2.5. 2.3. 2.3.1. 2.3.2. 3. a1. 3.2. 9. Klasifikasi daya un: fanpe pelopes ges (tein:asui lampu TL-neon) i, 10-80 watt per titk lamp, fi, 61-100 wati per ttik lampu, 101 - 250 watt per titk lampu, iv. > 00° watt per ttik tampu Catatan © 2 busi lampu neon @ 40 wat dipasang dalam parale! dalam saw armature dianygap sebagei satu ttik lampu 80 watt. Lampu pengatur lalulintes dihitung daya tol per iokasi dan dipertakukan sebagai 1 pasangan dengan nomor konirak/nomor pelanggan tersendiri, Contoh: fa. Pengatur fal tints ci prsinpongan sederhana_ terri dari 12 bush lampu @ 30 wert cienggap shugo satu tink lampu BJU dengan kapasitas 360 watt dan Karena semonya lanw pier maka ckategorikan dh kelas 400 watt. b. Pengatur falvlias persimpangan yang ‘sr terdii dari 21 bua lsinpu @ 30 watt dic yap sebagai satu tit PJ. cengan daya total 630wats dan Karena mengs:..2san lumpu pijar maka ditc:sgorikan di kelas 700 we Perhitungan deye Daya untuk lampu piss digunskan daya terboser ci klas-aya. Daya untuk lampu poicves gas digunakan 2x days werbesar di klasnya. Batas daya untuk sanbunga n dengan APP mengikuti standard daya yang berlaku. Biaya Pemakaian per bulan. Biaya Pemakaian distin Oedasanlian wait iro: Wik lampu dengan tarif seperti tercantum dalam LampiverC Keputisan Quekst nomor 212,K/O10/DIR/2002 ‘tanggal 31 Desembs: 2002.72: 4 cibituag ber’nsarkan jam nyala 375 jan nen umn dan 266 mani Jam listrik , lamp. Jam listrik dan femjas tainan cipariukukon seme dengan lempu penerangan jalan. Air mancur dan insialas! yang menygunaken banyak motor-motor listrik agar segera dipasang APP, Nainun demikian bila belum dapat terpasang, perhitungannya mengikuti perhitungen lampu pelepas gas. BIAYA PENYAMBUNGAN Daya tersambung Daya lampu berdasarken klasnya sebegaimana dimaksud butir 2.2.4. dijumlahkan untuk seluruh titik lampu yang terpasing. Dari jumlah daya ini ditetapkan daya tersambung atau daya kontrak mengiluti penyeragaman daya tegangan rendah diatur dalam Edaran Direksi No.0119.£/01 2/DIR/2002 tanggal 31 Desember 2002. Biaya Penyambungan Biaya Penyambungan dihieuny berdasarkan daya tersambung ( butir 3.1.) dengan tarif BP tegangan rendsh yang berlaku. Perhitungen BP ini tidak termasuk biaya penyediaan instalasi jaringan PIU. Bila pembangunan instalasinya dilaksanakan oleh PLN diberlakukan ketentuan untuk Pekerjaan untuk Fihak Ketiga (PEK) dengan memasukkan unsur biaya resiko, overhead dan keuntungan serve pajak-pajak yang berlaku. 65 4a. 42. 43. 44. 66 Contoh: Satu kontrak PIU dh Jaleo Loo Watimene ted der! 12 titk temou par @5Owatt, < lempupiier | 7éwatt, 3 citklemou pelepas gas @76OWatL. Perhiungen bo menjadi sebagai berikut: Daya lampu pijar 12x 80w) +(4<100W) = 1000w * Daya lampu polepes gas: 2 x ( 3x250w) = 1500w ©) Jumiah days diki2sificasiken: = 2500w Daya tersamburg ciistepkan sesuai bates dys bau = 3600VA Biaya Penyambungan dititurg untuk veya tersembung 3500VA. LAIN - LAIN Demi ketertiben serta pelayanan yang baik, agar diusahakan pengematan ates lampu-lampu dan pemeriksaan serta pembersihan pada instalasi secara teratur. Pengecualian dari ketent:2"-Xetentuan dalam Edaran ini dapat dilakukan dengen persetujuan Direksi PT PLN ( crsero). Dengan beriakunya Edoran Direksi PT PLN (Persero) ini, maka Edaran Direksi PLN No: | 287-10.6/012/D1F/2001 tentang Penggunaan Tarif P32 dan ! yang bertentangan dengan Edaran Direksi PT PLN tidak berlaku lagi, Edaran Direksi in berlaku sejak tanggal 1 Januari 2003. Ditetepian cl) Jakarta pada tanggal 31 Desember 2002 DIREKTUR UTAMA, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, 1.6. 17. 24 62 PT PLN (PERSERO) EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 022.£/012/0IR/2003 TENTANG PENGGUNAAN TARIF p-3 dengan sambungan tegangan rendah yang diperuntukken agi Penerengan jelen dan fesftes unum seperti lampu teman, lame hies, lampu tatu fintes, jam lstrik, MCK (mandi-cucickekus), ait mancur dan fasiitas ure tos Bieya pemaksian tenaga lstrik untuk penerangan jalan dan fesitas umum yang sudah Drbeseng APP aihitung dengan tarit P-3 sebagaimana Lampiran AS con Keputusan Direksi PLN Tentang Penetapan Harga wus! dan Biaya Polayenen Tenaga Listrik yang berlaku. Bile Pemassnaan APP belum dapat diisksanaken, maka tagihan listriknya didasarkan Pada perhitungan daya per titk lampu / lokasi dan jam nyale {nstalas| Penerangan jalan ci dalam area yang dioperasikan secara komersial seperti: a. Jalan tol, b Tampat rekreasi Komersial (Taman Min indonesia Indah, Taman Ria Jaya Ancol eteu sejenisnya) ©. Kawasan hotel/resort 4. Kawasan pabrik e. dan lain sejenisnya, dak oleh dimasukkan clam tarif P-3, melainkan harus dengan golongan tarif Bisnis ‘atau Industri sesuai peruntukan listrik utamanya, Scrap instalas fasiitas umum harus diperlakukan sebagai instalesi Pelanggan dengan fiat Pembetes dan pengukur (APP) sebagaimana Pelanagan golongen or lainnya. [arena instalasinya tersebar, pemasangan APP seringkall tidak dapat lakoken kar tey erpegal sebab. Upaya pemasangan APP dilakukan dengan mongelompukien Pasangannye dengan cara tertentu : misal per gordu pemasok atau per ruas ron PLM _Cabang/Ranting/Rayon bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat pefakukan inventarisasi jumish tik lampu den membuat rencana pengelemeoban ‘nstelasi fasiitas umum sebagai persiapan pemasangan APP. Pemeliharaan lampu penerangan jalan sera fesitas Iain yang saat ini dtangani oleh PLN raerelheeet®, ‘isershkan kepada instansi Pemerintah Daerah setompat, Pokeraos Poreeimareen fasiitas umum yang dikerjakan PLN setempat diperiakukan seteoet pexeriaan untuk Pihok Ketiga (PPK) menggunakan RAB dengan memperhitungkan teen biaya resiko, overhead, keuntungan dan pejak-pajak sesuai Ketentuan vang beaks PENERANGAN JALAN UMUM, LAMPU TAMAN, DAN LAMPU HAS Langkah persiapan pemasangan APP Lampu penerangan jalan merupakan instalasi milk Pelanggan (dalam hal ini Pemerintah Daerah , perusahaan pengembang , atau kelompok swadave 63 masyarakat seperti RT/RW disb) dengan citi khusus yaitu : Jokas/ yang terseber sepanja.ng penggal jalan tertentv. Walau demikian, terhadap instalasi ini tetep dapat diperlakukan sebagai satu pelanggan tersendir. Misalnya : + PJU Jl. Diponegoro dsk © PAU Lingkungan RT10 Sukemulia © PJU Taman Surapati dsk + dan lain seterusnya. b. Inventarisasi PJU bersama Pemerintah Daerah setempat untuk meterisasi PJU. Inventarisasi ditujuken untuk memperoieh jumlah titik, daya lampu terpasang, gardu pemasok, dan trase jaringannya. Selanjutnya, sambungan PJU yang selama ini digabung dalam satu kontrak-induk dengan satu rekening agar diupayakan untuk dipitah dan dipecah menjadi beberap nomor kontrak / nomor pelanggan. Pemecahan ini, kecuali untuk kemudahan pengendalian, juga sebagai persiapan untuk pemasangan kWH-meter tersendii Sebagei contoh : PUU Jalan Jendral Soedirman terri dari 25 titik lampu, 20 titik @ 60 Watt lempu piar dan 5 tik lempu mercury @ 160 Watt untuk persimpangan jalan. Sumber pasokannya 17 titik ismpu dari gardu AB31 dan selebihnya deri gardu CDOS. Dalam inventarisasi diarahken untuk dipilah menjadi 2 nomor kontrak/nomor pelanggan yang dapat terpisah, misalnya : 2) PUU Jend. Soedirman, 16 ttk lampu pijar @ 60 Watt, 4 tk lampu mercury @ 160 Watt, AB31 BJ PUU Jend. Soedirman, 4 ttk lampu pijar @ 60 Watt, 1 ttk lampu mercury @ 160 Watt, CD05 . 2.2, PJU tanpa Alat Ukur. Daya tiap lampu sangat bervariasi dan bila putusimati tidak ada jeminan diganti dengan watt yang sama. Oleh karena itu transaksi yang paling ‘fair’ adalah berdasarkan pengukuran APP. Namun sebelum ‘meterisasi PJU" dapat direalisasikan sepenuhnya, ditepuh klasifikasi daya lampu sebagai dasar perhitungan tagihan listrk. 2.2.1, Klesifikasi daya untuk lampu pijar + 25 - 60 Watt per titik lampu, > 50 - 100 Watt per titik lampu, > 100 - 200 Watt per titik lampu, > 200 - 300 Watt per titi lampu, > 300 - 400 Watt per titik lampu, > 400 - 500 Watt per titik lampu, > 600 - 600 Watt por titik lampu, > 600 - 700 Watt per titik lampu, > 700 - 800 Watt per titik lampu, > 800 - 900 Watt per titik lampu, > 900 - 1000 Watt per titik lampu 2.2.2, Klasifikasi daya untuk lampu pelepas gas Itermasuk lampu TL-neon) : a. 10 - 50 Watt per titik lampu, b. >50 = 100 Watt per titik lampu, ©. > 100 - 250 Watt per tit lampu, d. >250 - 500 Watt por titik lampu Catatan: 2 buah lampu neon @ 40 Watt dipasang dalam paralel dalam satu armature yagap sebagai satu titik lampu 80 Watt. 64 2.2.3. Lampu pengatur lalulintas diitung daya total per lokasi dan diperlakukan sebagai 1 Pasangan dengan nomor kontrak/nomor pelanggan ‘ersend) Contoh : ‘@ Pengatur lal lintas di persimpangan sederhana terdiri dari 12 bush lampu @ 30 Watt dianagap sebagai satu titik lampu PJU dengan kapesitas 360 Watt dan karena semuanya lampu pijar maka dikategorikan di kelas 400 Watt b. Pengatur lalulintas persimpangan yang ‘rumit’ terdiri dari 21 buah lampu @ 30 Watt dianggap sebagai satu titik PJU dengan daya total 630 Watt dan karena menggunakan lampu pijar maka dikategorikan di kelas 700 Watt 2.2.4, Pethitungan daya Daya untuk lampu pijar digunakan daya terbesar di klas-nya Daya untuk lampu peiepas gas digunakan 2x daya terbesar di klasnya. Batas daya untuk sambungan dengan APP mengikuti standard days yang berlaku, 2.2.5. Biaya Pemakaian. Biaya Pomakaian dihitung berdasarkan watt per titik lampu dengan torif seperti yang tercantum dalam Lampiran C dari Keputusan Direksi PLN Tentang Penetapan Horge Jual dan Biaya Pelayanan Tenaga Listik yeng berlaku, dimana perhitungannya didasarkan pada jam nyala 375 jam, Jam listrik , lampu taman umum dan air mancur 2.3.1. Jam listrik dan lampu taman diperlakukan sama dengan lampu penerangan jalan. 2.8.2. Air mancur dan instalasi yang menggunakan banyak motor-motor listrik agar segera dipasang APP. Nemun demikian bila belum dapat terpasang, perhitungannya mengikuti Perhitungan lampu pelepas gas. 3. BIAYA PENYAMBUNGAN 3.1, Daya tersambung Daya lampu berdasarkan klasnya sebagaimana dimaksud butir 2.2.4. dijumlahkan untuk seluruh tik lampu yang terpaseng. Dari jumlah daya ini ditetapkan ‘daya tersambung atau daya kontrak mengikuti penyeragaman daya tegangan rendah sesuai kexentuen yang beriaku. 3.2. Biaya Penyambungan Biaya Penyaribungan dihitung berdasarkan daya tersambung (butir 3.1) dengan tarif BP tegangan rendah yang berlaku. Perhitungan BP ini tidak termasuk biaya penyediaan. instalasi jaringan PJU. Bila pembangunan instalasinya dilaksanakan oleh PLN diberlakuken ketentuan untuk Pekerjaan untuk Pihak Ketiga (PPK) dengan memasukkan unsur biaya resiko, overhead dan keuntungan serta pajak-pajak yang berlaku. Contoh: Satu kentrak PIU di Jalan Leo Watimena terdiri deri 12 titik lampu plier @ 50 Watt, 4 fampu pijar @ 75 Watt, 3 titik lampu pelepas gas @ 160 Watt. Perhitungan BP menjadi sebagai berikut: + Daya lampu pijar 2112 x 50 W) + (ax 100 Wy 1.000 + Daya lampu pelepas gas: 2.x (3.x 250 W) 1,500 W. ‘+ Jumlah daya dlklasifikasikan = 2.500 w ‘+ Daya tersambung ditetapken sesuai batas daya baku = 3.500 VA Biaya Penyambungan cihitung untuk daya tersambung 3.500 VA. 4 4. 4.2. 4.3. 44. 65 LAIN - LAIN Demi ketertiban serta pelayanan yang baik, agar diusahakan pengamatan atas lampu-tampu dan pemeriksaan serta pembersihan pada instalasi secara teratur. Pengecualian dari ketentuan-ketentuan dalam Edaran ini dapat dilakukan dengan persetujuan Direksi PT PLN (Persero). Dengan berlakunya Edaran Direksi PT PLN (Persero) ini, maka Edaran Direksi PLN Nomor 025.£/012/DIR/2002 dan ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan Edaran ini, dinyatakan tidak berlaku lagi. Edaran Direksi ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2004. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Desember 2003

Anda mungkin juga menyukai