NENGSIH
ABD. RAHMAT
NICKI RAHIM
IIN TRIANTI
RASNA
INTAN SARI
SINTA
MUH. DZULFIKAR
AYU WULANDARI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
inayah,taufik dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isisnya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca. Harapan kami semogah makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isis makalah ini sehingga ke depannya
lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang.oleh karena itu harapan kepada pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
: ..........................................................................................1
DAFTAR ISI
: ..........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
: ..........................................................................................2
B. Rumusan masalah
: ..........................................................................................3
C. Tujuan penulisan
: ..........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi
: ..........................................................................................4
3. Obesitas
: ..........................................................................................7
: ..........................................................................................8
: ..........................................................................................9
6. jenis kelamin
: ..........................................................................................9
7. Ras
: ..........................................................................................9
9. Diet
: ..........................................................................................9
10.Ddiabetes
: ..........................................................................................9
: ..........................................................................................10
D. Manifestasi klinis
: ..........................................................................................11
E. Komplikasi
: ..........................................................................................12
F.Penatalaksanaan
: ..........................................................................................13
G.Pemeriksaan fisik
:...........................................................................................14
: ..........................................................................................18
B. Saran
: ..........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
: ..........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit jantung yang disebabkan karena
kelainan pembuluh darah koroner. Salah satu penyebab utamanya adalah
aterosklerosis koroner yaitu proses penimbunan lemak dan jaringan fibrin, gangguan
fungsi dan struktur pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya aliran darah
ke miokard. Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya aterosklerosis adalah
kolesterol darah yang meninggi,diet, hipertensi, merokok, diabetes melitus, obesitas,
jeniskelamin, umur, kurang latihan dan keturunan.1
Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori
penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat, yang banyak dilakukan
seiring dengan berubahnya pola hidup. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan
Organisasi Federasi Jantung Sedunia (World Heart Federation) memprediksi penyakit
jantung akan menjadi penyebab utama kematian di negara-negara Asia pada tahun
2010. Saat ini, sedikitnya 78% kematian global akibat penyakit jantung terjadi pada
kalangan masyarakat miskin dan menengah. Berdasarkan kondisi itu, dalam keadaan
ekonomi terpuruk maka upaya pencegahan merupakan hal terpenting untuk
menurunkan penyakit kardiovaskuler pada 2010.2
Di negara berkembang dari tahun 1990 sampai 2020, angka kematian akibat penyakit
jantung koroner akan meningkat 137 % pada laki-laki dan 120% pada wanita,
sedangkan di negara maju peningkatannya lebih rendah yaitu 48% pada laki-laki dan
29% pada wanita. Di tahun 2020 diperkirakan penyakit kardiovaskuler menjadi
penyebab kematian 25 orang setiap tahunnya. Oleh karena itu, penyakit jantung
koroner menjadi penyebab kematian dan kecacatan nomer satu di dunia.2
Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beragam. Tentu
saja mulai dari infeksi klasik dan modern, penyakit degeneratif serta penyakit
psikososial yang menjadikan Indonesia saat ini yang menghadapi threeple burden
diseases. Namun tetap saja penyebab angka kematian terbesar adalah akibat penyakit
jantung koroner the silence killer. Tingginya angka kematian di Indonesia akibat
penyakit jantung koroner (PJK) mencapai 26%. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga Nasional (SKRTN), dalam 10 tahun terakhir angka tersebut cenderung
mengalami peningkatan. Pada tahun 1991, angka kematian akibat PJK adalah 16 %.
Kemudian di tahun 2001 angka tersebut melonjak menjadi 26,4 %. Angka kematian
akibat PJK diperkirakan mencapai 53,5 per 100.000 penduduk Indonesia.
Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner (PJK)
PJK tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkena PJK meskipun
kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada orang yang berumur 65 tahun ke atas,
ditemukan 20 % PJK pada laki-laki dan 12 % pada wanita. Pada tahun 2002, WHO
memperkirakan bahwa sekitar 17 juta orang meninggal tiap akibat penyakit
kardiovaskuler, terutama PJK (7,2 juta) dan stroke (5,5 juta). (WHO, 2002)
Secara umum angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) di
Indonesia belum diteliti secara akurat. Di Amerika Serikat pada tahun 1996
dilaporkan kematian akibat PJPD mencapai 959.277 penderita, yakni 41,4 % dari
seluruh kematian. Setiap hari 2600 penduduk meninggal akibat penyakit ini.
Meskipun berbagai pertolongan mutakhir telah diupayakan, namun setiap 33 detik
tetap saja seorang warga Amerika meninggal akibat penyakit ini. Dari jumlah tersebut
476.124 kematian disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner. Huon, keith D, john M,
lain A (2002) dalam ( Supriyono, 2008)
TABLE PENYEBAB UTAMA KEMATIAN DI
AMERIKA SERIKAT,TAHUN
1996.
No
Jenis Penyakit
Kejadian Jumlah
Penyakit
Kematian
476.124
Koroner
Penyakit jantung dan
3
4
5
Jumlah
Jantung
483.103
539.533
94.948
31.130
1.624.838
Rumusan masalah
1. Jelasakan defenisi penyakit jantung koroner?
2. jelaskan faktor resiko dari penyakit jantung koroner?
3. jelaskan peofisiologi penyakit jantung koroner?
4. jelaskan manifestasi klinis dari penyakit jantung koroner?
5. jelaskan komplikasi dari penyakit jantung koroner
6. jelaskan penatalaksanaan penyakit jantung kororner
C.
Tujuan penulisan
1. untuk mengetahui faktor resiko dari penyakit jantung koroner
2. untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit jantung koroner
3. untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit jantung koroner
4. untuk mengetahui komplikasi dari penyakit jantung koroner.
5. untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit jantung kororner
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Penyakit Jantung Koroner (PJK) bervariasi tergantung pada derajat aliran dalam arteri
koroner. Bila aliran koroner masih mencukupi kebutuhan jaringan tak akan timbul
keluhan atau manifestasi klinik, dalam keadaan normal, dimana areteri koroner tidak
mengalami penyempitan atau spasme, peningkatan kebutuhan jaringan otot miokard
dipenuhi oleh peningkatan aliran darah, sebab aliran darah koroner dapat ditingkatkan
sampai 5 kali dibandingkan saat istirahat, yaitu dengan cara meningkatkan frekuensi
denyut jantung dan isi sekuncup seperti pada saat melakukan aktifitas fisik, bekerja
atau olah raga. Mekanisme pengaturan aliran koroner mengusahakan agar pasok
maupun kebutuhan jaringan terpenuhi, sehingga setiap jaringan mampu melakukan
fungsi secara optimal. (Rilantono, 1996)
B.
Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah ( 200 mg/dl) bila > 200 mg/dl berarti
resiko untuk terjadinya PJK meningkat.
Tabel 2.2. Kadar kolesterol total
Normal
Agak tinggi
<200 mg /dl
2-239 mg / dl
Tinggi
>240 mg / dl
b. LDL Kolesterol.
LDL (Low Density Lipoprotein) kontrol merupakan jenis kolesterol yang bersifat
buruk atau merugikan (bad cholesterol): karena kadar LDL yang meninggi akan
rnenyebabkan penebalan dinding pembuluh darah. LDL kolesterol lebih tepat sebagai
penunjuk untuk mengetahui resiko PJK dari pada kolesterol total.
Tabel 2.3. Kadar LDL kolesterol Kadar LDL kolesterol
Normal
Agak tinggi
Tinggi
< 130 mg /dl
130 - 159 mg / dl
> 160 mg / dl
c.HDL Koleserol :
HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat
baik atau menguntungkan (good cholesterol) : karena mengangkut kolesterol dari
pembuluh darah kembali ke hati untuk di buang sehingga mencegah penebalan
dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses arterosklerosis.
Tabel 2.4. Kadar HDL kolesterol Kadar HDL kolesterol
Normal
Agak tinggi
Tinggi
< 45 mg /dl
35 - 45 mg / dl
> 35 mg / dl
Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan terjadinya PJK.
Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat badan, menambah
exercise dan berhenti merokok.
d. Rasio Kolesterol Total : HDL Kolesterol
Rasio kolesterol total: HDL kolesterol sebaiknya (4.5 pada laki-laki dan 4.0 pada
perempuan). makin tinggi rasio kolesterol total : HDL kolesterol makin meningkat
resiko PJK.
Kadar Trigliserida.
Trigliserid didalam yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu Lemak jenuh, Lemak tidak
tunggal dan Lemak jenuh ganda. Kadar triglisarid yang tinggi merupakan faktor
resiko untuk terjadinya PJK.
Tabel 2.5. Kadar trigliserid Kadar trigliserid
Normal
Agak
tinggi
Tinggi
(sedang)
Sangat sedang
150-250 mg/dl
>500 mg/dl
Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan sbb : Bila kadar kolesterol total > 200
mg/dl, PJK, ada keluarga yang menderita PJK < 55 tahun, ada riwayat keluarga
dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit DM & pankreas. (Djohan, 2004)
2. Merokok
Di Amerika Serikat,merokok berhubungan erat bagi sekitar 325.000 kematian
premature atau dini setiap tahunnya. Setiap jumlah kematian tersebut terdapat
kematian akibat pjk dan lebih dari satu kematian pjk itu karena merokok, merokok
sigaret tinggi nikotin menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung istirahat
serta meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolic sehingga meningkatkan
kebutuhan kebutuhan oksigen myokardium.
Penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat pjk pada laki-laki
perokok 10 kali lebih besar dari pada bukan perokok pada perempuan perokok 4,5
kali lebih besar dari pada bukan perokok
Merokok kadar HDL Cholesterol.
- Resiko PJK 70% > bukan perokok.
- tergantung pada: jumlah rokok yang dihisap, lama merokok
Framingham study : > 30 batang / hari 3-5x risiko PJK
> 40 batang /hari 6,5 risiko PJK
3. Obesitas
Terdapat saling keterkaitan antara obesitas dengan risiko peningkatan PJK,
Hipertensi, angina, stroke, diabetes dan merupakan beban penting pada kesehatan
jantung dan pembuluh darah. Data dari Framingham menunjukkan bahwa apabila
setiap individu mempunyai berat badan optimal, akan terjadi penurunan insiden PJK
sebanyak 25 % dan stroke/cerebro vascular accident (CVA) sebanyak 3,5 %.
Penurunan berat badan diharapkan dapat menurunkan tekanan darah, memperbaiki
sensitivitas insulin, pembakaran glukosa dan menurunkan dislipidemia. Hal tersebut
ditempuh dengan cara mengurangi asupan kalori dan menambah aktifitas fisik.
Disamping pemberian daftar komposisi makanan , pasien juga diharapkan untuk
berkonsultasi dengan pakar gizi secara teratur.
Tabel klasifikasi berat lebih dan obesitas pada orang dewasa berdasarkan IMT
menurut who
No
1
2
3
4
5
6
7
Klasifikasi
< 18.5
18.5-24.9
>25
25,0-29,9
30.0 34.9
35.0 39.9
> 40
IMT (kg/m2)
BB kurang
BB Normal
BB lebih
Pra-obes
Obesitas I
Obesitas II
Obesitas III
4. Hipertensi Sistemik
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kalalembang dan Alfrienti dengan
judulFaktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner di
RSUKanujoso Djatiwibowo Balikpapan menyimpulkan bahwa 4 (empat) faktor
risiko yangmempunyai pengaruh bermakna (p < 0,05) adalah tekanan darah
(Hipertensi), umur,riwayat PJK pada orang tua dan olah raga.
Tabel klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa(18 tahun keatas)
Klasifikasi
Normal
PraHipertensi
Hipertensi derajat 1
Hipertensi derajat 2
Sistolik (mmHg)
< 120
120-139
140-159
>160
Diastolik (mmHg)
<80
80-89
90-99
>100
Hipertensi
- Hasil studi Framingham:
TD 160/95 mmHg, risiko terkena PJK 5x TD 110/90 mmHg
DM + HT risiko terkena PJK 2x daripada non DM
HT lebih sering ditemukan1,6 kali pada PJK dibandingkan tanpa HT
5. Umur
Telah dibuktikan adanya hubungan antara umur dan kematian akibat PJK.
Sebagian besar kasus kematian terjadi pada laki-laki umur 35-44 tahun dan meningkat
dengan bertambahnya umur. Kadar kolesterol pada laki-laki dan perempuan mulai
meningkat umur 20 tahun. Pada laki-laki kolesterol meningkat sampai umur 50 tahun.
Pada perempuan sebelum menopause ( 45-0 tahun ) lebih rendah dari pada laki-laki
dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar kolesterol perempuan menjadi
lebih tinggi dari pada laki-laki.
6. Jenis kelamin
Di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur 60 tahun didapatkan pada 1 dari
5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan . Ini berarti bahwa laki-laki mempunyai resiko
PJK 2-3 X lebih besar dari perempuan.
7. Geografis.
Resiko PJK pada orang Jepang masih tetap merupakan salah satu yang paling
rendah di dunia. Akan tetapi ternyata resiko PJK yang meningkat padta orang jepang
yang melakukan imigrasi ke Hawai dan Califfornia . Hal ini menunjukkan faktor
lingkungan lebih besar pengaruhnya dari pada genetik.
8. Ras
Perbedaan resiko PJK antara ras didapatkan sangat menyolok, walaupun
bercampur baur dengan faktor geografis, sosial dan ekonomi . Di Amerika serikat
perbedaan ras perbedaan antara ras caucasia dengan non caucasia ( tidak termasuk
Negro) didapatkan resiko PJK pada non caucasia kira-kira separuhnya.
9. Diabetes.
Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi
penyakit pembuluh darah. Penelitian menunjukkan laki-laki yang menderita DM
resiko PJK 50 % lebih tinggi daripada orang normal, sedangkan pada perempuaan
resikonya menjadi 2x lipat.
Diabetes Mellitus (DM)
- Risiko PJK 50% > dibandingkan dengan non DM
- Framingham studi : pria DM, risiko PJK 2x
wanita DM, risiko PJK 3x
Penelitian Supargo dkk ( 1981-1985 ) di FKUI menunjukkan orang yang stress 1 1/2
X lebih besar mendapatkan resiko PJK stress disamping dapat menaikkan tekanan
darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.
C.
Patofisiologi
Fase penyakit jantung koroner dapat diketahui berdasarkan hubungan antara
gejala klinis dengan patologi endotelium yangdapat dilihat secara angioskopi. Pada
permulaan penyakit akan tampak lapisan lemak pada permukaan pembuluh darah.
Bila lesi melebar akan menyebabkan obstruksi parsial oleh plak yang permukaannya
licin. Bila plak bertambah besar aliran koroner akan berkurang dan menyebabkan
angina stabil. Beberapa plak akan mengalami ulserasi dan menyebabkan kumpulan
platelet pada tempat tersebut. Kumpulan platelet tersebut akan mengakibatkan
lepasnya vasokonstriktor koroner secara periodik dari aliran darah dan menyebabkan
angina yang laju (accelerated angina) yaitu bentuk peralihan dari angina stabil ke
angina tak stabil. Bila emboli yang lepas cukup besar akan menyebabkan kematian
yang mendadak.
Kumpulan platelet yang menempel dapat membentuk trombus kecil. Bila trombus
cukup besar dan menyebabkan obstruksi total akan menjadi infark miokard. Setelah
terjadi infark, trombus akan lisis oleh proses endogen. Ulserasi endotelium
menyembuh dalam beberapa minggu. Proses penyembuhan kadang-kadang tidak
seluruhnya sempurna, seringkali trombus yang tersisa membentuk sumbatan dalam
pembuluh darah sehingga timbul kembali angina stabil. Plak tersebut dapat ruptur
kembali, dan seterusnya
Jadi mekanisme pencetus yang mengubah status seorang penderita dengan gejala
klinis stabil menjadi gawat seperti infark miokard akut sangat berhubungan erat
dengan patogenesis ate rosklerosis, agregasi platelet,trombosis intra koroner serta
vasospasme koroner. Maka bagi penderita penyakit koroner dengan aliran darah
koroner terganggu, penanganan utamanya adalah revaskularisasi dan reperfusi, baik
secara mekanik maupun medikamentosa.
D.
Manifestasi klinis
Gejala klinis penyakit jantung koroner (PJK) bervariasi tergantung pada
derajat aliran dalam arteri koroner. Bila aliran koroner masih mencukupi kebutuhan
jaringan tak akan timbul keluhan atau menifestasi klinisnya. Dalam keadaan normal,
2. Sesak nafas
Merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak merupakan
akibat masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru.
3. Kelelahan atau kepenatan
Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama
melakukan aktivitas akan berkurang menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah.
Gejala ini sering kali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya
mengurangi aktivitasnya secara bertahap.
4. Palpitasi (jantung berdebar-debar)
5. Pusing dan pingsan
Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal serta
kemampua memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan
E.
Komplikasi
a. Serangan jantung
c. Infrak Miokard
Pemblokiran arteri koroner yang paling sering disebabkan oleh kondisi yang
disebut aterosklorosis yang merupakan penumpukan zat lemak secara bertahap dalam
aliran darah di sepanjang lapisan dalam arteri yang membatasi aliran darah ke
jantung. Zat-zat ini juga dapat membuat massa abnormal dari trombosit yang
menjadi bekuan darah. Jaringan parut yang dihasilkan dari otot mati pada IM
mengubah pola aktivitas listrik jantung. Perubahan-perubahan dalam pola listrik ini
terlihat dengan jelas dalam uji elektrokardiografi (EKG), sehingga alat ini sangat
penting untuk mendiagnosis IM.
c. Angina tidak stabil
d. Kematian mendadak
F.
penatalaksanaan
1. Perubahan gaya hidup :
a. Diet sehat, mencegah atau menurunkan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan
berat badan sehat.
b. Berhenti merokok
c. Olahraga
d. Kurangi berat badan bila overweigh atau obesitas
e. Kurangi stress
2. terapi medis
a. Aspirin/klopidogrel/tiklopodin
obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan
darah berbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi
resiko serangan jantung.
b.
beta-bloker(isosorbide dinitrate)
obat-obatan ini bekerja menbuka arteri jantung dan kemungkinan
meningkatkan aliran darah ke otot jantung dan mengurangi gejalah nyeri dada.
c. angiotensi-converting enzyme inhibitors(e.g.enapril,perindopril,) and angiostein
receptor blokers(e.g. losartan, valsartan)
obat oabatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga
membantu menurunkan tekanan darah
F.
Pemeriksaan fisik
1.
Keadaan umum
pemeriksaan keadaan umum meliputi kesan secara umum pada keadaan sakit
termasuk ekspresi wajah (cemberut, grimace, lemas), dan posisi pasien.
Kesadaran yang meliputi penilaian secara kualitatif (komposmentis, apatis,
somnolen, sopor, soporokoma, koma) dapat juga menggunakan GCS. Lihat juga
keadaan status gizi secara umum (kurus, ideal, kelebihan berat badan).
2.
3.
4.
Pemeriksaan dada
Pemeriksaan dada meliputi organ paru dan jantung. Secara umum periksa bentuk dada
dan keadaan paru (simetris atau tidak), pergerakan napas, ada atau tidaknya fremitus
suara, krepitasi, perkusi daerah dada untuk menentukan batas kelainan, dan auskultasi
untuk menentukan abnormalitas sistem pernapasan. Pada saat pemeriksaan jantung,
periksa denyut apeks 9dikenal dengan iktus kordis) dan aktivitas ventrikel, getaran
bising (thrill) bunyi jantung tambahan atau bising jantung dll.
6.
Pemeriksaan abdomen
Data yang dikumpulkan antara lain adalah ukuran atau bentuk perut, dinding perut,
bising usus, adanya ketegangan dinding perut, atau adanya nyeri tekan. Selanjutnya
lakukan palpasi pada organ hati, limpa, ginjal, kandung kencing untuk memeriksa ada
aau tidaknya nyeri dan pembesaran pada organ tersebut. Kemudian periksa anus,
rektum dan genetalia.
7.
dan gay berjalan, genggam tangan, dan otot kaki. Periksa apakah ada kontraktur atau
tidak dll.
Kemudian, pada pemeriksaan neurologis periksa tanda-tanda gangguan neurologis
seperti kejang, tremor, parese, dan paralisis, pemeriksaan reflek, kaku kuduk,
pemeriksaan brudzinzki, dan tanda keming ( hambatan atau rasa sakit daerah
ekstremitas bawah ketika dilakukan flesksi), uji kekuatan otot tonus, periksa sarah otak
dll.
G.
Pemeriksaan penunjang
1.
Enzim jantung dan iso enzim : CPK-MB (isoenzim yang ditemukan pada otot
jantung), meningkat dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam . LDH
meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam, dan memakan waktu lama
untuk kembali normal.
3.
Sel darah putih : Leukosit (10.000-20.000). biasanya tampak pada hari kedua
menunjukan inflamasi.
6.
akut/kronis.
7.
akut/kronis.
8.
penyebab IM.
9.
Foto dada : mungkin normal atau menunjukan pembesaran jantung diduga GJK
Latihan/exercise
Pencegahan :
Pencegahan dimulai dengan mengenal faktor-faktor resiko. Dengan mengontrol
faktor-faktor resiko yang ada dengan modifikasi gaya hidup dan oabt-obatan kita
mungkin mencegah atau menunda perkembangan penyakit jantung koroner.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit jantung yang disebabkan
karena kelainan pembuluh darah koroner. Salah satu penyebab utamanya adalah
aterosklerosis koroner yaitu proses penimbunan lemak dan jaringan fibrin, gangguan
fungsi dan struktur pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya aliran darah
ke miokard. Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya aterosklerosis adalah
kolesterol darah yang meninggi,diet, hipertensi, merokok, diabetes melitus, obesitas,
jenis kelamin, umur, kurang latihan dan keturunan.
B.
Saran
Setelah penulisan makalah ini, kami mengharapkan masyarakat pada
umumnya dan mahasiswa keperawatan pada khususnya mengetahui
pengertian,
DAFTAR PUSTAKA
Epidemiologi Penyakit Jantung | caramenghilati | Kiwibox Community
http://www.w3.org/1999/xhtml
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sholekahg0-5270-bab2.pdf
http://olvista.com/kesehatan/penyakit-jantung-koroner-atau-pjk/
http://eptmfkmunsri.blogspot.com/2013/03/penyakit-jantung-koroner_21.html
http://antoboyfun.blogspot.com/2013/11/epidemiologi-penyakit-jantungkoroner.html