A
Oleh :
Novita Anggun Permata Sari
Pembimbing :
dr. Subagyo, Sp.P
Presentasi Kasus
I. IDENTITAS
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 78 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Kp. Pos Citayam bojong gede,
Bogor
Agama : Islam
Ruang Perawatan : Bangsal Melati
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sesak nafas yang semakin
Riwayat Penyakit
sekarang
Pasien datang ke RSUD Pasar Rebo dengan keluhan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Status Gizi : Cukup. TB : 148 cm BB: 45 kg
Vital Sign
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Suhu : 36,3 C
- Nadi : 82 x/menit
- Pernafasan : 22x/menit
Kepala
Mata : Mata cekung (-/-), conjungtiva anemis
Thoraks
PULMO
Inspeksi : simetris (+), ketinggalan gerak (-), retraksi intercostae
melebar (-).
Palpasi : Ketinggalan gerak (-), vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+), Wheezing (-), ronkhi basah kasar (+/+)
JANTUNG
Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus kordis teraba di ICS V LMC Sinistra 2 cm ke medial
Perkusi : Batas kiri atas ICS II LSB
Batas kanan atas ICS II RSB
Batas kiri bawah ICS V LMC (S)
Batas kanan bawah ICS V RSB
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, pulsasi epigastrium (-),
Ekstremitas
Superior : Edema (-/-), hambatan gerak (-/-),
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Darah Lengkap
LED: 20
(<15mm/jam)
Hb : 11,8 gr/dl
Leukosit : 14.150
Eritrosit : 4,3 juta)
Trombosit : 562
ribu/ml (150 450 )
Ht : 35%
Fungsi Hati
Protein total: 5,8 (6-8 mg/dl)
Albumin: 3,1(3,4-5,8 mg/dl)
Globulin: 2,7 (<2 mg/dl)
Bilirubin Total: 0,55 (0,1-1,0 mg/dl)
Bilirubin Direct: 0,33 (0-0,2 mg/dl)
Bilirubun Indirect: 0,22
Alkali fosfat: 112 (30-120 mg/dl)
Kimia Darah
Cholesterol total :162 (<200)
Trigliserida : 108
HDL: 60
LDL: 78
Asam Urat : 6,6
Glukosa Darah
GDS : 96gr/dl <200
BTA
1 BTA = 2 BTA = 3 BTA = -
RADIOLOGI
EKG
Foto Thorax
Hasil :
Besar cor normal
Corakan
bronkovaskuler
meningkat (kasar)
kanan dan kiri
Tampak bercakbercak infiltrat di
basis paru dextra dan
sinistra
DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja : 1)Bronkopneunomonia
dengan
sindrom obstruksi
2)Dispepsia
3) Gagal Jantung terkompensasi
Diagnosis Banding : 1. Bronchiolitis
2. TB Paru
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
PENATALAKSANAAN
Terapi Farmakologis:
Bed Rest
O2 2-4 liter/ menit sampai sesak hilang
Infus Ringer Asering per24jam
Inj. Ceftriaxone 2x1, Ranitidin 2x1, Cedantron
2x1, Cefotaxim, Ceftriaxon 1 x 2 gr
Oral : Digoksin 1x1, spirolakton 1x1, Simarc
1x1, Cedocard 5 mg, Azitromycin 1x500,
ulsafat 3x1 cth
Inhalasi : Combiven, Bisolvon, Nacl per 8 Jam
FOLLOW UP
14 Agustus 2012
Thoraks Belakang
Hemithorak kiri
A : Bronkopneumonia
15 Agustus 2012
S : sesak napas, batuk
berdahak
O : KU : tampak sakit
sedang
Kesadaran : CM
TD
: 110/70
mmHg
Nadi
: 75x/menit
RR : 35x/menit
Suhu : 37 C
16 Agustus 2012
S : sesak napas berkurang,
batuk berdahak berkurang
O : KU : tampak sakit
sedang
Kesadaran : CM
TD
: 110/70
mmHg
Nadi
: 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37 C
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Pneumonia infeksi akut mengakibatkan adanya
ANATOMI
(Bronkopneumonia)
3. Pneumonia Interstitialis (Bronkiolitis)
EPIDEMIOLOGI
Pneumococcus merupakan penyebab utama
DEFINISI
Bronchopneumonia adalah suatu infeksi
ETIOLOGI
Virus
RSV (Respiratory
Syncytial Virus)
Virus influenza
Adenovirus
Virus sitomegalik
Bakteri
S. pneumoniae
Haemophylus influenzae
Streptococcus
haemolyticus
Mycoplasma
pneumoniae
Chlamydia
pneumoniae
Staphylococcus
aureus
Jamur
Histoplasma
capsulatum
Cryptococcus
neoformis
Blastomyces
dermalitides
Coccidiodes limmitis
Aspergylus
Candida albicans
Benda Asing
Aspirasi benda
PATOFISIOLOGI
PATOGENESIS
1. kongesti
4.
Resolusi
IMUNITAS
MENURUN
3. Hepatisasi
Kelabu
2. Hepatisasi
Merah
AKIBAT VIRUS
VIRUS
>> RSV
Infeksi saluran pernapasan bawah >> musim
Diagnosis:
Ro infiltrat difus,
hiperinflasi
Prognosis
Penatalaksanaan:
Rawat inap
Oksigenasi
Amantadin oral
Ribavirin aerosol
Sembuh
Dewasa
batuk,pilek
Bayi bronkiolitis,
pneumonia fulminan
akut mematikan
( adenovirus)
AKIBAT BAKTERI
Patogenesis
Organisme aspirasi dr sal.napas atas/nasofaring
Manifestasi Klinis
Di dahului oleh infeksi saluran napas bagian atas selama
Suhu 39 400 C dan mungkin disertai kejang demam yang
tinggi
Pada Anak megalami kegelisahan, kecemasan, dispnoe
pernapasan
Kerusakan pernapasan diwujudkan dalam bentuk napas
cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, retraksi
pada daerah supraclavikular, ruang-ruang intercostal,
sianosis sekitar mulut dan hidung, kadang-kadang disertai
muntah dan diare
Pada awalnya batuk jarang ditemukan tetapi dapat
dijumpai pada perjalanan penyakit lebih lanjut, mula-mula
batuk kering kemudian menjadi produktif.
Pada
bronkopneumonia,
pemeriksaan
fisik
tergantung dari pada luas daerah yang terkena.
Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan
kelainan. Pada auskultasi mungkin terdengar
ronki basah nyaring halus sedang.
Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu
(konfluens), pada perkusi terdengar keredupan
dan suara pernapasan pada auskultasi terdengar
mengeras. Pada stadium resolusi, ronki terdengar
kembali. Tanpa pengobatan penyembuhan dapat
terjadi sesudah 2 3 minggu
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
1. Gejala klinis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium dan gambaran
radiologis
Penatalaksanaan
1. Bed rest
2. Oksigen 1 2 L / menit
3. IVFD Dextrose 10 % : NaCl 0,9 % = 3 : 1, ditambah
DAFTAR PUSTAKA
1. Wibisono, Jusuf. Buku Aajar Ilmu Penyakit Paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair.
Surabaya. 2010
2. Djojodibroto, Darmanto. Respirologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 2010
3. Rani, A. Panduan Pelayanan Medik. Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. 2009
4. BTS Pleural Disease Guideline 2010 A Quick Reference Guide. British Thoracic Society Pleural
Disease Guideline Group: a sub-group of the British Thoracic Society Standards of Care Committee.
Available online at: http://www.brit-thoracic.org.uk/clinical-information/pleural-disease.aspx
5. Har iad i, S., Amin, M., Prad joko, I., et all. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru.Departemen Ilmu
Penyakit Paru ; FK UNAIR RSUD Dr Soetomo.
6. Dahlan, Z. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 4. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI. Jakarta: 2006. Hal: 964-71.
7. Robbins, S, dkk. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Vol. 2. EGC. Jakarta: 2007. Hal 537-43.
8. Artawijaya, I gusti . Anatomi Paru-Paru. http://ajunkdoank.wordpress.com/ 2009/07 /14/ anatomiparu-paru. diakses pada tanggal 03 agustus
9. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Pneumonia komuniti, Pedoman Diagnosis &
Penatalaksanaan di Indonesia.
10. Yunus faisal, dll. Pneumonia komuniti. Dalam: IPDs CIM Compendium of Indonesian Medicine.
Edisi 1. MedInfocomm Indonesia. 2009
11. Wilson, L. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6 Vol. 2. EGC. Jakarta: 2006.
Hal: 796-814.Medicine). EGC: Jakarta. 2009. Hal 136-142.