Anda di halaman 1dari 102

MODULE II

DASAR DASAR TEKNIK


PRODUKSI
1.
2.
3.

4.

Aliran Fluida di Media Berpori.


Aliran Fluida Di Media Pipa.
Metode Produksi

Sembur Alam

Perencanaan Ukuran Tubing

Perencanaan Perforasi

Perencanaan Interval Perforasi.

Artificial Lift
Optimasi Produksi

3.1. PENDAHULUAN

Apabila pemboran telah mencapai formasi yang merupakan


terget terakhir dan pemboran telah selesai, maka sumur
perlu dipersiapkan untuk diproduksikan. Persiapan atau
penyempurnaan sumur untuk diproduksikan ini disebut
dengan well completion.
Pada well completion dilakukan pemasangan alat-alat
bawah permukaan dalam usahanya untuk mengalirkan
hidrokarbon ke permukaan..

Sistim Produksi

Peralatan Bawah permukaan


Kepala Sumur
Pipa Salur
Peralatan Penampungan dan Pemrosesan
Manifold
Separator dan Peralatan Proses Lain
Peralatan Pengukuran
Tempat Pengumpulan

Komponen Sistem Produksi


Keterangan :

13

10

1. Formasi Produktif
2. Dasar Sumur /Perforasi

12

11

14

3. Packer
4. Production Casing
5. Safety Valve
6. Tubing

7. Anulus Valve
8. Master Valve
9. Wing Valve

10. Swab Valve


11. Choke

12. Pipa Salur


13. Pengukur Tekanan

3
2

14. Separator
1

Komponen Bawah Permukaan

Lubang Perforasi
Lubang perforasi adalah penghubung antara dasar sumur dengan
batuan reservoar. Lubang tersebut berdiameter maksimum 0.5 inc
dengan panjang maksimum 12 ft

Tubing
Fluida formasi setelah melewati Lubang perforasi akan mengalir ke
permukaan melewati Tubing, secara tegak maupun miring, pada
umumnya ukuran tubing berkisar antara 2.375 3.5 inc

Subsurface Savety Valve


Katub ini dipasang pada kedalaman tertentu ,bertujuan sebagai
pengaman apabila terjadi senburan dari dalam sumur

Kepala Sumur
Peralatan di kepala sumur tergabung dalam satu unit yang disebut
Christmas Tree, yang pada dasarnya merupakan penghubung antara
casing, tubing dan pipa salur (flowline)

Peralatan Pengukur Tekanan


Pengukur tekanan ini akan selalu terpasang dan penting untuk
menganalisa produktifitas sumur.
Valve-valve
Untuk mengalihkan aliran fluida reservoar untuk tujuan uji sumur
atau penutupan/pembukaan sumur, seperti :
Swab Valve, untuk melakukan swabing apabila potensi sumur
tidak mampu mendorong fluida sampai ke permukaan
Master Valve, merupakan katub utama yang dapat membuka
atau menutup sumur
Wing Valve, merupakan katub samping yang mengarahakan
fluida reservoar menuju pipa salur.

Kepala Sumur

Choke/Jepitan
Berfungsi sebagai pengatur laju produksi dan
menghalangi terjadinya back pressure dari pipa
salur.

Anulus Valve
Umumnya dipasang pada sumur sumur
pengangkatan buatan yang berfungsi untuk
mempertahankan tekanan di anulus

3.1.Aliran Fluida dalam Media Berpori


Henry Darcy mengemukakan hubungan empiris
dalam bentuk differential
q
k P
v

A
L

q = Laju aliran fluida, cc/sec


A = Luas media penampang media berpori, cm2
v = Kecepatan aliran fluida, cm/sec
k = Permeabilitas, Darcy
P/L = Gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm

Aliran Satu Fasa dalam Media Berpori

Asumsi Darcy
Aliran mantap (steady state)
Fluida yang mengalir satu fasa dan
incompressible
Viskositas fluida yang mengalir
konstan
Kondisi aliran isothermal
Formasi homogen dan arah alirannya
horisontal

Untuk aliran radial satu phasa, homogen , Isotropic ,steady state


persamaan Darcy menggambarkan aliran dari formasi produktif
menuju dasar sumur menjadi

0.00708kh Pr Pwf
qo

re
o Bo ln
rw

Faktor yang mempengaruhi kelakuan aliran fluida dari


reservoar dari formasi produktif masuk ke dasar lubang
sumur meliputi :
1.
2.
3.
4.

5.
6.

Jumlah fasa yang mengalir.


Sifat fisik fluida reservoar.
Sifat fisik batuan reservoar.
Konfigurasi disekitar lubang sumur , seperti halnya :

Lubang Perforasi

Adanya Skin/kerusakan formasi

Gravel Packing

Rekahan hasil perekahan hidraulik


Kemiringan lubang sumur
Bentuk daerah pengurasan.

Jumlah Fasa Yang Mengalir

Persamaan Darcy untuk aliran radial tersebut


diatas berlaku untuk aliran satu phasa dimana
aliran minyak terjadi apabila aliran di sepanjang
lapisan produkstif lebih besar dari pada Tekanan
Saturasi (Bubble Point Pressure).
Apabila Tekanan aliran disepanjang lapisan
produktif telah turun dibawah tekanan saturasi ,
maka gas akan terbentuk dan mengalir bersama
minyak menuju ke dasar lubang sumur.

Sifat Fisik Fluida Reservoar

Sifat fisik Fluida reservoar dipengaruhi oleh


perubahan Phasa pada komponen penyusun
Hidrokarbon

Reservoar
Reservoir

Separator
Separator

Gambar Diagram Phasa

Sifat Fisik Batuan Reservoar


Aliran di Media Pori sangat dipengaruhi oleh permebilitas
efektif dari media pori tersebut

Pengaruh jumlah phasa thd Permeabilitas Effektif

Pengaruh Geometri Aliran Terhadap Permeabilitas


Geometri Aliran Lapisan Paralel
n

j 1

j 1

hj

hj

Geometri Aliran Lapisan Seri

L
Lj

j 1

Hambatan Aliran di Sekitar Lubang sumur

Kerusakan formasi dapat terjadi di daerah sekitar Lubang


sumur, yang dapat menyebabkan hambatan terhadap aliran
fluida reservoar. Daerah yang mengalami kerusakan
tersebut hanya terjadi beberapa inchi di sekitar lubang.
Secara Kuantitas hambatan di sekitar lubang sumur
tersebut dinyatakan dalam faktor Skin, yang dapat diperoleh
dari analisa Uji tekanan.

rs

S
1 ln
ks

rw

Produktifitas Formasi

Produktivitas formasi adalah kemampuan suatu


formasi untuk memproduksikan fluida yang
dikandungnya pada kondisi tekanan tertentu

Parameter yang menyatakan produktivitas formasi


adalah Index Produktivitas (PI) dan Inflow
Performance Relationship (IPR).

Indeks Produktifitas

Index Produktifitas (PI) merupakan index yang digunakan


untuk menyatakan kemampuan suatu formasi untuk
berproduksi pada suatu beda tekanan tertentu atau
merupakan perbandingan antara laju produksi yang
dihasilkan formasi produktif pada drawdown pressure

q
PI
Ps Pwf

Indeks Produktifitas
PI 0,00708

k o .h
3
o .Bo ln(re / rw) S
4

qo = laju aliran minyak dipermukaan, STB/D


ko = permeabilitas efektif minyak, mD
h = ketebalan lapisan, ft
o = viscositas minyak, cp
Bo = faktor volume formasi minyak, Bbl/STB
Pe = Tekanan reservoir pada jari-jari re, psi
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psi
re = jari-jari pengurasan, ft
rw = jari-jari sumur, ft

Inflow Performance Relationship


(IPR)

Harga Index Produktivitas (PI) dari Persamaan diatas


dapat dinyatakan dalam grafik berbentuk kurva IPR,
berupa garis linier

Indeks Produktifitas
ko .h
PI 0,00708
o .Bo ln(re / rw)
qo = laju aliran minyak dipermukaan, STB/D
ko = permeabilitas efektif minyak, mD
h = ketebalan lapisan, ft
o = viscositas minyak, cp
Bo = faktor volume formasi minyak, Bbl/STB
Pe = Tekanan reservoir pada jari-jari re, psi
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psi
re = jari-jari pengurasan, ft
rw = jari-jari sumur, ft

Contoh Soal Productivity Index


Diketahui data lapangan sebagai berikut :
Ps = 2000 psi
Pwf= 1400 psi
qo = 65 bpd
Pertanyaan :
Berapakah Productivity Index-nya ?

Jawaban Contoh Soal


Index
PI

Productivity

65
2000 - 1400

= 0.108

Soal Productivity Index


Diketahui data lapangan sebagai berikut :
Ps = 2200 psi
Pwf = 1560 psi
qo = 97 bpd
Pertanyaan :
Berapakah Productivity Index-nya ?

Jawaban Soal Productivity Index

PI

97

2200 - 1560

= 0.1516

IPR Satu Fasa


Suatu studi tentang perilaku aliran fluida dari
reservoir menuju sumur, dimana perilaku ini
akan tergantung PI secara grafis.
Persamaan yang digunakan :
qo = PI (Ps - Pwf)

Contoh Soal IPR Satu Fasa


Diketahui data lapangan sebagai berikut :
Ps = 2000 psi
Pwf = 1400 psi
qo = 65 bpd
Pertanyaan :
Bagaimanakah IPRnya ?

Jawaban Contoh Soal IPR Satu Fasa


Mencari PI :
PI J

q
(Ps - Pwf)

65
PI
2000 - 1400

= 0,108333

Mencari PI pada Pwf 250 :

qo = PI (Ps - Pwf)
qo = 0,108333(2000-250)
= 189,58 bpd

Jawaban Contoh Soal IPR Satu Fasa


Dari beberapa harga Pwf asumsi didapat :
Pwf

qo
0

260,0

250

227,5

500

195,0

1000

130,0

1500

65,0

2000

Jawaban Contoh Soal IPR Satu Fasa


Plot Pwf vs qo :

Aliran Fluida Dua Phasa

Aliran Fluida dua phasa (Minyak dan Gas), maka


persamaan Darcy menjadi :

qo

7.08kh
re 3
ln
rw 4

Pr

Pwf

k ro
dP
o Bo

IPR Dua Phasa

Vogel mengembangkan persamaan hasil regresi yang sederhana dan mudah pemakaiannya, dengan anggapan :
- Reservoar Berpendorong Gas Terlarut
- Tekanan Reservoar berada di Bawah Tekanan Bubble
Point.
- Faktor Skin sama dengan 0

Qo
Pwf
Pwf
1 0.2

0
.
8

Qmax
Ps
Ps

Pengembangan Vogel Untuk Tekanan


Reservoar Diatas Bubble Point

Qmax Vogel

qmax

(Vogel )

JPB

1.8

Productivity Index

1.8qmax
J
Pb
Penentuan Qmax

qmax

JPb
qb
1.8

Aliran Fluida Tiga Phasa

Apabila fluida yang mengalir dari formasi ke


lubang sumur terdiri dari tiga fasa, yaitu
minyak, air dan gas, maka digunakan Metode
Pudjo Sukarno.

qo
qt ,max

Ao A1 Pwf Pr A2 Pwf Pr

An =konstanta persamaan (n = 0, 1 dan 2), yang harganya


berbeda untuk water cut yang berbeda. Hubungan antara
konstanta tersebut dengan water-cut ditentukan pula
dengan analisis regresi, dan diperoleh persamaan berikut :

An C0 C1 WC C2 WC

Cn = konstanta untuk masing-masing harga An


ditunjukkan dalam Tabel dibawah

Tabel Konstanta Cn Untuk Masing-Masing An

An

C0

C1

C2

A0

0.980321

0.115661 10-1

-4
0.179050 10

A1

0.414360

-2
0.392799 10

-5
0.237075 10

A2

0.564870

-2

0.762080 10

0.202079 10-4

Sedangkan hubungan antara tekanan alir dasar sumur


terhadap water-cut dapat dinyatakan sebagai Pwf/Pr
terhadap WC/(WC @ Pwf Pr), dimana (WC @ Pwf Pr)
telah ditentukan dengan analisis regresi dan menghasilkan
persamaan berikut :

WC
P1 Exp P2 Pwf / Pr
WC @ Pwf Pr

dimana harga P1 dan P2 tergantung dari harga


water-cut. Dari hasil analisis regresi telah
dihasilkan persamaan berikut :

P1 1.606207 0.130447 Ln (WC )


P2 0.517792 0.110604 Ln (WC )
dimana : water-cut dinyatakan dalam persen (%) dan
merupakan data uji produksi

IPR Dua Fasa


Ps < Pb
Persamaan yang digunakan
q max

qo
Pwf
Pwf
0 ,8

1 0,2
Ps
Ps

P
P

wf
wf
0 ,8

q o q max 1 0,2

Ps
Ps

Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps < Pb
Diketahui data lapangan sebagai berikut :
Ps = 2000 psi
Pwf = 1500 psi
Pb = 2100 psi
qo
= 65 bpd
Pertanyaan :
Bagaimanakah IPRnya ?

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps < Pb
Mencari qmax :

q max

q max

qo
Pwf
Pwf
0 ,8

1 0 ,2
Ps
Ps
65

1500
1500
1 0,2
0 ,8

2000
2000

= 162,5 bpd

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps < Pb
Mencari qo pada Pwf = 500 :

P
P

wf
wf
0 ,8

q o q max 1 0 ,2

Ps
Ps

500
500
q o 162 ,5 1 0 ,2

0
,
8

2000
2000

= 146,25 bpd

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps < Pb
Dari beberapa harga Pwf asumsi didapat :
Pwf

qo
0

162,50

500

146,25

1000

113,75

1500

65

2000

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps < Pb
Plot Pwf vs qo :

IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf > Pb
Persamaan yang digunakan
qb PI (Ps - Pb)

q max qb

q o q b q max

q o Pb
1,8 Ps Pwf

Pwf
Pwf

0 ,8

q b 1 0 ,2

P
P
b
b

Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf > Pb
Diketahui data lapangan sebagai berikut :
Ps = 2350 psi
Pwf = 1900 psi
Pb = 1700 psi
qo = 600 bpd
Pertanyaan :
Bagaimanakah IPRnya ?

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf > Pb
Mencari PI : PI J

q
(Ps - Pwf)

600
PI
2350 - 1900
Mencari qb :

= 1,333

qb PI (Ps - Pb)

qb 1,33333 (2350 - 1700)


= 866,667

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf > Pb
Mencari qmax :

PI Pb
q max qb
1,8
1,33333 1700
q max 866,6667
1,8

= 2125,923 bpd

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf > Pb
Mencari qo pada Pwf = 400 :

2

P
P

wf
wf
0 ,8

qb 1 0 ,2

Pb
Pb


400
400

2125,923 866,6667 1 0,2


0 ,8

1700
1700

q o qb q max

q o 866 ,6667

= 2010,893 bpd

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf > Pb
Dari beberapa harga Pwf asumsi didapat :
Pwf

qo
0

2125,926

400

2010,893

800

1784,314

1200

1446,187

1600

996,514

1700

866,667

1900

600,000

2350

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf > Pb
Plot Pwf vs qo :

IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf < Pb
Persamaan yang digunakan
A 1 - 0,2 (Pwf/Pb) - 0,8 (Pwf/Pb)2

qo
PI
Ps - Pb (Pb/1,8)A
qb PI (Ps - Pb)

PI Pb
qx
1,8

Pwf

Pwf

0 ,8

q o q b q max q x 1 0 ,2

P
P
b
b

q max q b qx
2

Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf < Pb
Diketahui data lapangan sebagai berikut :
Ps = 1750 psi
Pwf = 900 psi
Pb = 1200 psi
qo
= 600 bpd
Pertanyaan :
Bagaimanakah IPRnya ?

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf < Pb
Mencari A : A 1 0 ,2

A 1 0 ,2

Mencari PI :

Pwf

0,8
Pb

900

0 ,8
1200

Pwf

Pb
900

1200

= 0,4

qo
PI
Ps - Pb (Pb/1,8)A
600
PI
1750 - 1200 (1200/1,8)0,4

= 0,73469

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf < Pb
Mencari qb : qb PI (Ps - Pb)

qb 0,734694 (1750 - 1200)


= 404,0816 bpd
PI Pb
1,8
0 ,7346941200
qx
= 489,7959 bpd
1,8
Mencari qmax : q max qb qx
q max 404,0816 489 ,7959

Mencari qx :

qx

= 893,8776 bpd

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf < Pb
Mencari qo pada Pwf = 300 :

Pwf
Pwf

0 ,8

q o qb q max q x 1 0 ,2

Pb
Pb

q o 404,0816 893,8776 489 ,7959 1 0 ,2


2
900
900
0 ,8

1200
1200

= 767,7551 bpd

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf < Pb
Dari beberapa harga Pwf asumsi didapat :
Pwf

qo
0

882,352

300

835,294

600

741,176

900

600,000

1200

411,765

1750

Jawaban Contoh Soal IPR Dua Fasa


Ps > Pb dan Pwf < Pb
Plot Pwf vs qo :

Aliran Fluida Di Lubang Sumur

Aliran Fluida di Media Pipa

Kemampuan reservoir dapat diproduksikan ke


permukaan tergantung tekanan sumur (Pwf).
Besarnya Pwf tergantung pada tekanan dan konfigurasi
sistem perpipaan, sehingga dapat ditulis

Pwf Psep Pfl Pch Ptb Prts

Untuk mementukan kemampuan sistem secara total


perlu menghitung kehilangan tekanan masing-masing
komponen

Sembur Alam

Sumur berproduksi secara sembur alam , terjadi jika


tenaga alamiah dari reservoar masih mampu untuk
mengalirkan fluida dari formasi produktif ke dasar sumur
dan mengangkat fluida dari dasar sumur ke permukaan.
Untuk mempertahankan agar sumur berproduksi secara
natural , maka diperlukan Tekanan di dasar sumur (Pwf)
cukup untuk :
o Menopang aliran vertikal dari kolom fluida.
o Mempertahankan tekanan kepala sumur agar
mampu mengalirkan sepannjang Cristmas tree
sampai flow line dan surface facility.
Berdasarkan hal tersebut agar fluida reservoar dapat
mengalir ke permukaan, maka tekanan dasar sumur (Pwf)
harus lebih besar dari kolom fluida vertikal ditambah
Tekanan kepala sumur.
Pwf > Pkolom + Pwh

Gradient Tekanan

Jika tekanan yang diakibatkan kolom fluida pada


pipa vertikal (tubing) dibagi dalam beberapa
segmen pada setiap feet, maka disebut gradien
tekanan.

Gradient tekanan secara umum disebabkan oleh


tiga komponen meliputi :
Densitas
Friksi
Slippage.

Kurva Gradient Tekanan Fluida

Faktor faktor yang mempengaruhi Aliran Vertikal .


1.

Efek Ukuran Tubing

2. Pengaruh Laju alir.

Gambar samping memperlihatkan


pressure gradien pada ukuran
tubing 2 inch untuk berbagai laju
alir.
Berdasarkan gambar tersebut
dapat disimpulkan makin besar laju
alir maka makin besar harga
tekanan alir dasar sumur.

3.Pengaruh Perubahan densitas.

Perubahan densitas pada


viskositas konstan, akan
menyebabkan perubahan tekanan
alir dasar sumur.
Makin besar harga API Gravity
minyak makin kecil harga tekanan
alir dasar sumur

4. Pengaruh Gas Liquid Ratio

Kenaikan Gas liquid ratio akan


menyebabkan penurunan
tekanan alir di dasar sumur.

5. Pengaruh Laju Produksi Air

Kenaikan laju produksi air akan


menyebabkan kenaikan tekanan alir
dasar sumur
Sehingga produksi air akan
menyebabkan berkurangnya laju
produksi fluida .

6. Pengaruh Viskositas.

Kenaikan viskositas pada kondisi


sumur yang sama akan menaikan
tekanan alir dasar sumur.

Penggunaan Kurva Pressure Travese

Pendahuluan
Kemampuan reservoir dapat diproduksikan ke

permukaan tergantung tekanan sumur (Pwf).


Gambar 1 memperlihatkan besarnya Pwf
tergantung pada tekanan dan konfigurasi
sistem perpipaan, sehingga dapat ditulis

Pwf Psep Pfl Pch Ptb Prts

Untuk mementukan kemampuan sistem

secara total perlu menghitung kehilangan


tekanan masing-masing komponen

Persamaan dasar aliran

Dasar persamaan aliran: kesetimbangan energy


antara dua titik dalam suatu sistem

Dengan menggunakan prinsip termodinamika,


persamaan tsb dapat ditulis dalam bentuk
persamaan gradien tekanan

Kesetimbangan energi: energi dari fluida yang


masuk ke dalam sistem + kerja yang dilakukan oleh
fluida + energi panas yang ditambahkan = energi
yang meninggalkan sistem tersebut

Persamaan dasar aliran

Gambar 2 memjelaskan prinsip kesetimbangan


energi di dalam suatu sistem

Persamaan kesetimbangan energi dapat ditulis:


2
1

mv mgh1
U1 p1V1

q Ws
2 gc
gc
2
2

mv mgh2
U 2 p2V2

2 gc
gc

kerja

Energi panas

Energi dalam
Energi ekspansi/kompresi

Energi kenetik Energi potensial

Persamaan dasar aliran

Gambar 2-System aliran

Persamaan dasar aliran

Dengan membagi persamaan diatas dengan m dan


diubah dalam bentuk pers. differensial:

p vdv g
dU d ( )
dh dq dWs 0

gc gc

Dalam bentuk U, sulit diaplikasikan. Untuk


mempermudah diubah ke dalam persamaan energi
mekanik
Hubungan termodinamika:

p
dp
dU dh d ( ) dh TdS

Persamaan dasar aliran

Sehingga:

Didapat:

dp
p
dU TdS d ( )

dp vdv g
TdS
dh dq dWs 0
gc gc

Untuk irreversible, digunakan inequality Clausius


states:

dq
dS
T

TdS dq dLw
Gesekan atau friksi

Persamaan dasar aliran

Dianggap W=0, maka:

dp vdv g

dh dLw 0
gc gc

Jika digunakan pipa dengan kemiringan terhadap


horizontal, maka dh=dL sin

dp vdv g

dL sin dLw 0
gc gc

Dengam mengalikan persamaan dengan /dL,

dp vdv g
dLw

sin
0
dL g c dL g c
dL

Persamaan dasar aliran

Persamaan dasar aliran

Persamaan dpt untuk menentukan gradien


tekanan, jika penurunan tekanan berharga (+) pada
dp vdv g
dp
arah aliran:

dL

g c dL

gc

sin (

dL

)f

Dalam bentuk Darcy-Weisbach, f = faktor gesekan :

dp
fv
( )f
dL
2 gc D
2

Persamaan dasar aliran

Moody friction factor chart

Friction Loss
Willian-Hazen membuat suatu persamaan empiris
untuk friction loss (hf), yaitu :

100
hf 2,0830

dimana:
hf
C
Q
ID

1,85

Q / 34.3 1,85

4 ,8655
ID

= feet friction loss per 1000 feet.


= konstanta dari bahan yang digunakan dalam
pembuatan pipa.
= laju produksi, bpd
= diameter dalam pipa, inchi

Grafik Friction Loss William-Hazen.

Bilangan Reynolds (NRe)

Bilangan Reynolds adalah bilangan tanpa dimensi:

N Re

D[ ft ]v[ ft / sec] [lbm / cuft ]


1488
[lbm / ft sec]

Rasio gaya momentum dan gaya viscous


Digunakan untuk menentukan apakah suatu aliran laminer
atau turbulen
Turbulen >2100

Kekasaran Relatif Pipa

Dalam dinding pipa biasanya halus


Kekasaran pipa berdasarkan
Kekasaran pipa
Metoda pembuatanya
Lingkungan

Kekasaran relatif (e/D) adalah perbandingan


kekasaran pipa absolut thd diameter dalam pipa:

e[in]
Relatif roughness
D[in]

Kekasaran Relatif Pipa

Beberapa kekasran absolut pipa


e [in]
Drawn tubing

0.00006

Well tubing

0.0006

Line pipe

0.0007

Galvanized pipe

0.006

Cement-lined pipe

0.01 0.1

Kekasaran Relatif Pipa

Kekasaran pipa untuk berbagai pipa

Aliran Laminer Satu Fasa

Faktor gesekan untuk aliran laminer dtentukan


secara analitik
Persamaan Hagen-Poiseuille untuk laminer:

dp
32 v
( )f
2
dL
gc D

Substitusi ke persamaan Darcy-Weisbach,


sehingga: fv 2
32 v

2 gc D

gc D

64 64
f

vD N Re

Aliran Turbulen Satu Fasa

Ditentukan berdasarkan hasil percobaan


Sangat tergantung pada karakteristik permukaan
pipa
Persamaan empiris untuk menentukan faktor
gesekan (f)
Smooth-wall pipe
Untuk 3000 Nre 3 106
Persamaan Drew, Koo & McAdams:

f 0.0056 0.5 N

0.32
Re

Untuk Nre < 105, dipakai persamaan Blasius

f 0.316 N

0.25
Re

Aliran Turbulen Satu Fasa

Rough-wall pipe
Nikuradse telah membuat percobaan untuk
menentukan faktor gesekan pipa kasar

1
2

1.74 2 log

f
D

Colebrook dan White (1939) untuk menyusun


persamaan sebagai berikut:

2
1
18.7
1.74 2 log

f
D N Re f

Tidak bisa ditentukan secara langsung, dihitung


dengan coba-coba

Aliran Turbulen Satu Fasa

Korelasi faktor gesekan secara explisit


dikemukakan oleh Jain

1
21.25

1.14 2 log
0.9
f
D N Re

Persamaan ini memberikan kesalahan sebesar 1%


dibandingkan dengan persamaan Colebrook dan
White untuk 5000 < NRe < 108 dan 10-6 <e/D< 10-2.
Kesalahan maksimum sebesar 3% terjadi untuk
NRe < 2000

Total kehilangan tekanan

Persamaan gradien tekanan

dp vdv g
fv

sin
dL g c dL g c
2 gc D
2

Gradien tekanan untuk tiga komponen:

dp dp
dp
dp
( ) acc ( )el ( ) f
dL dL
dL
dL

Aliran Dalam Sumur

Banyak metoda untuk menghitung tekanan statik


dan alir pada sumur gas
Metoda paling sering dipakai adalah Cullender &
Smith
Gradien acceleration diabaikan
Akan dibahas:
Tekanan statik
Tekanan alir

Aliran gas melalui hambatan

Hambatan: perforasi, subsurface safety valve,


surface chokes

Cn p1 d
k p2
qsc

gT1Z1 k 1 p1
2

2/ k

p2

p1

k 1 / k

Penggunaan kurva pressure


travese

Untuk mendapatkan solusi persamaan diatas perlu


iterasi
Tanpa komputer perlu waktu lama untuk
mendapatkan solusi
Perkiraan dilapangan dapat dilakukan dengan
pressure traverse

Penggunaan kurva pressure


travese

V. OPTIMASI PRODUKSI
Persoalan di dalam operasi produksi sumur adalah
mengalirkan fluida dari reservoar ke permukaan.
Dalam prosess ini akan meliputi terjadinya
penurunan tekanan selama fluida mengalir dari
dasar sumur ke permukaan. Faktor faktor yang
mempengaruhi penurunan tekanan selama fluida
mengalir dari reservoar menuju ke permukaan
diperlihatkan pada Gambar 5.1.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi


kehilangan tekanan Pada Sitem
Produksi

Analisa Nodal
Penyelesaian analisa ini didasarkan dengan membagi
sistem tersebut menjadi dua sub sistem yaitu sistem inflow
dan outflow. Pemilihan titik penyelesaian atau nodal
tergantung dari tujuan analisa. Ilustrasi titik titik yang sering
menjadi tempat untuk penyelesaian digambarkan pada
Gambar 5.2

Ilustrasi titik titik yang sering


menjadi tempat untuk penyelesaian

5.1 Penyelesaian di Dasar Sumur

Kasus sederhana yang akan dibicarakan adalah tekanan


kepala sumur konstan.
Kasus ini mungkin terjadi jika jarak antara kepala sumur
dan separator cukup dekat. Untuk kejadiaan ini ,
pembagiaan dilakukan di dasar sumur yaitu di node 6
(lihat gambar 4-2).
Persamaan untuk inflow dan outflow adalah :

Inflow

Outflow :

pr pres pwf
ptf ptub pwf

Plot Analisa Nodal Pada titik


Penyelesaian Di Dasar Sumur

Anda mungkin juga menyukai