1.
LATAR BELAKANG
geografis
sangat
mendukung
guna
di
kembangkannya sektor pertanian khususnya
tanaman pangan. Namun dengan segala potensi
yang dimiliki Provinsi Riau diketahui bahwa
Provinsi Riau masih mengalami defisit beras
130.000 ton/tahun
Daerah Irigasi (DI) Ranah
Singkuang yang terletak di Kecamatan Kampar
Kabupaten Kampar merupakan salah satu daerah
target kegiatan OPRM yang sangat potensial bagi
pertanian dengan memiliki daerah yang relatif
datar serta berpotensi besar
menjadi daerah
pertanian yang dapat menghasilkan lumbung padi
Kabupaten Kampar. Faktor kendala mendasar yang
dihadapi DI Ranah Singkuang dalam upaya
meningkatkan hasil produksi padi adalah tata
kelola pangairan yang masih bersifat semi teknis
sehingga pembagian air ke petak sawah tidak
merata. Maka penetapan tujuan utama penelitian
adalah melakukan perencanaan Saluran Tersier
dan Kuarter Pada Daerah Irigasi (DI) Ranah
Singkuang Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar
dengan luas areal pengairan 241,5 ha di Kelurahan
Air Tiris dengan sumber air Bendung Ketaman.
Konsep Perimbangan Air Pada Sawah
Air irigasi yang masuk ke petak sawah
akan digunakan oleh tanaman untuk transpirasi dan
tanah akan melepaskan evaporasi. Dan air yang
ada di areal pertanian akan merembes kelapisan
tanah yang disebut infiltrasi dan selanjutnya
rembesan itu akan diteruskan ke lapisan yang
paling dalam, peristiwa ini disebut perkolasi
vertikal untuk rembesan kebawah dan perkolasi
lateral untuk rembesan ke samping, air untuk
evaporasi
dan
transpirasi
disebut
juga
evapotransirasi. Menurut Triatmodjo (2008) secara
empiris Van de Goor menyusun persamaan 1
seperti di bawah ini :
Is + Re + Ig = S + U + Gv +
Gh + Os ..................................................... (1)
Dengan Is adalah jumlah air yang masuk, Re
adalah curah hujan efektif, Ig adalah air yang
masuk dari bawah permukaan, S adalah jumlah air
yang ada sebelumnya, U adalah evapotransirasi,
Gv adalah perkolasi kebawah, Gh adalah perkolasi
ke samping dan Os adalah air yang keluar dari
petakan sawah. Apabila Ig sama dengan 0 dan P
sama dengan penjumlahan Gv + Gh yang
merupakan jumlah keseluruhan perkolasi (P), maka
Page 122
Dengan Etcadalah
penggunaan konsumtif,
Kcadalah koefisien tanaman dan Eto adalah
evapotranspirasi potensial
......................... (8)
Dengan Ra adalah radiasi ektra terextrialdan
Rsadalah radiasi gelombang pendek yang
memenuhi batas atmosfir (angka Angkot). Besar
angka angot berhubungan dengan letak lintang dan
letak bulan, n/Nadalah perbandingan penyinaran
matahari dalam satu hari yang dinyatakan dalam
persen, radalah koefisien pemantulan / angka
albedo dan Rnladalah radiasi gelombang netto
dalammm/hari yang diekspresikan menggunakan
Persamaan 9 seperti di bawah ini.
Rn1 = f (T) x f (ed) x (n/N) ........................ (9)
Perkolasi
Menurut Soemarto (1995) bahwa perkolasi
adalah gerakan air ke bawah zona tidak jenuh,
yang terletak diantara permukaan tanah sampai
kepermukaan air tanah (zona jenuh). Bersumber
dari Kriteria Perencaanaan 01 (1986) bahwa
perkolasi merupakan proses penjenuhan lapisan
permukaan tanah. Laju perkolasi sangat tergantung
pada sifat-sifat tanah.Laju perkolasi dapat
mencapai 1-3 mm/hari.
Hujan Efektif (Re)
Masih
bersumber
dari
Kriteria
Perencaanaan 01 (1986) bahwa hujan efektif
adalah curah hujan yang jatuh di daerah irigasi
yang langsung dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Untuk
irigasi padi curah hujan efektif bulanan diambil 70%
dari curah hujan minimum tengah bulanan dengan
periode ulang 5 tahun. Efektif tanaman padi
dihitung dengan Persamaan 10 sebagai berikut.
Re = (70% x R80) x 1/15 ......................... (10)
Dengan
dari urutan susunan data
bulanan dan dimensi n adalah
pengamatan.
periode lama
Penggunaan Konsumtif
Masih bersumber dari Dirjen Dikti (1997)
bahwa penggunaan konsumtif adalah sejumlah air
diperlukan untuk mengganti air yang hilang akibat
dari penguapan. Dihitung dengan Persamaan 11
seperti di bawah ini.
Etc = Kc x Eto ................................... (11)
Sutopo, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau
Page 124
2.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan Daerah Irigasi (DI) Ranah
Singkuang yang terletak di Kecamatan Kampar
Kabupaten Kampar dengan luas areal pengairan
241,5 ha di Kelurahan Air Tiris dengan sumber air
Bendung Ketaman.
Ketersediaan Data
Data curah hujan
Data curah hujan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data curah hujan bulanan disajikan
sepanjang 10 tahun dari tahun 2002 sampai tahun
2012 dari dari Stasiun curah hujan Bangkinang.
Data curah hujan bulanan tersebut selanjutnya
dianalisa guna mengetahui harga curah hujan ratarata pada lokasi penelitian. Sedangkan data Jumlah
hari hujanyang tersedia digunakan untuk
menganalisa harga evapotranspirasi terbatas.
Data Klimatologi
Untuk memeperkirakan besarnya evaporasi dan
evapotranspirasi yang terjadi pada daerah
penelitian merupakan areal persawahan sangat
diperlukan dukungan data klimatologi dari stasiun
pengukuran yang dapat mewakili. Data klimatologi
terdiri dari data temperatur, data kelembaban udara,
data kecepatan angin, dan penyinaran matahari.
3.
Analisa Hidrologi
Perhitungan Evapotranspirasi
Perhitungan
Evapotranspirasi
potensial
menggunakan metode pendekatan Pennman
Modifikasi hasil selengkapnya disajikan seperti
pada Gambar 1 di bawah ini:
Page 125
Page 126
Tabel 1. Hasil
Tersier b1
Parameter
Luas
penampang
basah
saluran (A)
Keliling
penampang
basah
saluran (P)
Jari-jari
hidrolis (R)
Kedalaman
Air (h)
Lebar dasar
saluran (b)
Kemiringan
Saluran (I)
Tinggi
jagaan (w)
Hasil
0.334
A= Q/V
h
b
I= [(v.n)/R2/3]1/2
W=1/3xh
1.562
0.192
P= b+ h
(m2+1)1/2
R=A/P
DAFTAR PUSTAKA
0.408
0.408
0.00018
0.136
4.
KESIMPULAN
Page 127
Page 128