Tugas Membran
Tugas Membran
utama : (1) transfer pelarut ke lapisan aktif atas yang dikarakterisasi dengan resisten
lapisan; (2) keketalan aliran dari pori NF dan (3) kekentalan aliran dari pori lapisan
pendukung, semua ditunjukkan dengan resistan kekentalan. Persamaan matematis
dapat dituliskan sebagai berikut:
Dimana
merupakan resisten permukaan dan resisten kekentalan dari
lapisan aktif NF dan lapisan pendukung. Resisten permukaan sebanding dengan
perbedaan tegangan permukan antara pelarut dan lapisan atas OSN, dan resisten
kekentalan sebanding dengan viskositas pelarut.
c. Model Kombinasi Tranport Membran dengan Teori Film Sebagai Transfer
Massa
Karena beberapa hal liquid film transfer massa dapat dipasangkan dengan
model transport membran, maka penggabungan polarisasi konsentrasi untuk film
sebagai transfer massa dengan model transport membran, dapat menggunakan model
difusi larutan. Hal ini telah dipublikasikan pada system air, namun 100% ditolak,
karena belum menemukan parameter dengan estimasi parameter nonlinier. Sehingga
sulit untuk menerapkan model ini untuk tujuan memprediksi. Berikut ini merupakan
persamaan aljabar yang memungkinkan prediksi fluks permeat dan zat terlarut
penolakan ketika permeabilitas membran digunakan untuk komponen dan
perpindahan massa tertentu.
Untuk mengidentifikasi (ii), kita memperoleh data untuk toluen pada aliran sel filtrasi,
dan untuk dua molekul organik yang berbeda pada konsentrasi >1%. Data eksperimen dapat
dijelaskan menggunakan model teori lapisan difusi larutan kombinasi, dimana dengan adanya
data pada konsentrasi tinggi, maka konsentrasi polarisasi akan menjadi signifikan. perhatian
difokuskan pada aturan koefisien aktivitas dari larutan dan pelarut, dimana dapat
mempengaruhi nilai fluks permeasi.
3. Transpor Campuran Pelarut
1. Secara eksperimen
Data eksperimen diperoleh dari tiga pelarut organik, yakni etil asetat, toluen dan
metanol, pelarut-pelarut ini umumnya digunakan pada industri farmasi dan industri kimia.
STARMEMTM 122, merupakan membran asimetrik OSN dengan lapisan aktif berupa
poliamida, berupa bentuk padat dengan rendaman minyak pelumas di dalam membran
sebagai agen penjaga, dengan berat molekul MWCO adalah 220 g/mol disediakan dari
Teknologi Ekstraksi Membran (UK)
2. Peralatan filtrasi dan Pengukuran Eksperimen
Aliran nanofiltrasi digunakan untuk memperoleh data yang terdiri dari 4 aliran sel
nanofiltrasi terhubung dengan wadah larutan, regulator tekanan, dan pompa piston. Larutan
mengalir dari sel aliran menuju dinding sel dan keluar dari sel melalui bagian tengah atas,
menyediakan kondisi hidrodinamik untuk meminimalisir efek polarisasi konsentrasi selama
proses filtrasi berlangsung. Tekanan yang diterapkan diatur pada skala 30 barr menggunakan
regulator tekanan dan temperatur diatur pada 30oC menggunakan penangas air dan pengubah
panas.
3. Hasil Fluks Pelarut Campuran
Baik model difusi larutan dan model aliran pori digunakan untuk menganalisa data
eksperimen dari fluks pelarut.
Untuk model difusi larutan dapat diasumsika bahwa polarisasi konsentrasi tidak
terjadi dan koefisien aktivitas dalam permeat dan retentat berada dalam nilai setimbang untuk
masing-masing spesi. Fraksi massa digunakan daripada fraksi mol karena lebih mudah untuk
ditentukan pada persamaan campuran biner yakni:
Dimana ni adalah fluks massa dan wi adalah fraksi massa dari spesi i. Juga diketahui bahwa
campuran pelarut tidak diasumsikan sebagai larutan ideal, akan tetapi diasumsikan bahwa
koefisien aktivitas sebanding dalam permeat maupun retentat untuk masing-masing larutan.
Dapat dilihat bahwa permeabilitas untuk tiap pelarut harus ditentukan jika persamaan
digunakan untuk memperkirakan nilai fluks pelarut. Diasumsikan bahwa permeabilitas untuk
tiap pelarut bergantung pada komposisi pelarut dalam larutan. Permeabilitas untuk tiap
pelarut ditentukan menggunakan data fluks larutan murni yang ditunjukkan pada tabel di atas.
Permeabilitas toluen serupa dengan nilai yang dilaporkan sebelumnya yakni 2803
2
mol/m h untuk toluen dalam poliamida membran nanofiltrasi, sesuai dengan permeabilitas
dari 0,072 kg/m2s
Persamaan di atas digunakan selanjutnya untuk menghitung nilai fluks tiap pelarut
campuran. Fluks massa untuk tiap pelarut dikonversi untuk memberikan total nilai volumetrik
menggunakan persamaan
Perbandingan antara data fluks yang diperkirakan dan dari eksperimen ditunjukkan
pada gambar 4.3 dan 4.4. Sangat jelas bahwa model tersebut menyediakan alasan yang cocok
untuk data eksperimen dari kedua sistem.
Dua model Hagen-Poiseuille (satu model parameter dan dua model parameter) juga
digunakan untuk menjelaskan data fluks pelarut secara eksperimen digambarkan pada gambar
4.3 dan 4.4. Nilai permeabilitas
pada persamaan 1 ditentukan melalui sifat fisik dari
membran. Ketika geometri membran diasumsikan konstan, maka tidak ada pembengkakan
atau pemadatan membran, keadaan ini bergantung pada campuran pelarut yang dianalisa, dan
satu nilai parameter mendeskripsikan fluks untuk semua jenis pelarut. Pada kenyataannya,
nilai turunan untuk keadaan ini sangatlah berbeda (Tabel 4.1) untuk metanol murni (3,91x10 15
m), toluen (1,32x10-15 m) dan etil asetat (1,62x10-15 m). Meskipun demikian untuk satu
parameter Hagen-Poiseuille kita mengambil nilai rata-rata dari permeabilitas spesifik
(2,29x10-15 m) dan dengan viskositas yang merupakan satu-satunya parameter yang
komposisinya tetap. Untuk dua parameter Hagen-Poiseuille, kita anggap bahwa sifat fisik
membran akan berubah seiring dengan sifat membran yang memiliki interaksi dengan
polimer yang berbeda, misal derajat swelling. Untuk dua parameter Hagen-Poiseuille,
pendekatan digunakan untuk menjelaskan persamaan
untuk pelarut campuran.
Diasumsikan rata-rata konsentrasi dari pelarut murni, tidak ada selektivitas dan tekanan linear
dalam membran mengikuti hubungan menggunakan dua parameter pelarut murni yang
diperoleh dari persamaan biner
Gambar 1. Hasil eksperimen data fluks permeat larutan dekosan (A). 0.33 M; (A). 0,67 M
dan hasil data rejeksi larutan dekosan (B). 0.33 M; (B). 0,67 M
Dari hasil eksperimen diperoleh data rejeksi dan data fluks. Dari data rejeksi, dapat
diketahui bahwa tidak ada pengaruh koefisien perpindahan massa (laju aliran) untuk
konsentrasi 0,33 M decosane. Untuk 0,67 M decosane, sedikit variasi diprediksi karena efek
polarisasi konsentrasi lebih signifikan pada konsentrasi yang lebih tinggi. Adapun dari data
fluks, diperoleh hasil bahwa nilai standart (model value) lebih tinggi dari nilai-nilai
eksperimental (experimental value), terutama pada tekanan tinggi. Perbedaan ini dapat
disederhanakan melalui pendekatan yang digunakan untuk memperkirakan permeabilitas
membran untuk decosane. Dalam hal ini permeabilitas membran diasumsikan konstan,
terhadap tekanan dan konsentrasi komponen. Namun, dalam analisis secara rinci faktor yang
berkontribusi terhadap permeabilitas membran yang diasumsikan tidak selalu benar. Tiga hal
yang dapat mempengaruhi permeabilitas membran adalah difusi komponen dalam membran,
koefisien partisi dan ketebalan membran. Koefisien difusi dalam membran tidak mungkin
berubah dengan perubahan tekanan dan konsentrasi. Namun, koefisien partisi rasio antara
aktivitas komponen dalam campuran dan membran, yang tidak selalu memiliki konsentrasi
yang konstan. Ketebalan membran juga dapat bervariasi karena pengaruh proses pemadatan
membran, dan proses swelling dari membrane. Sebuah studi yang lebih rinci tentang proses
nanofiltrasi diperlukan untuk memahami pengaruh parameter yang berkontribusi terhadap
kinerja membran.