Anda di halaman 1dari 5

Nama Kelompok:

1. Dian Nur Fajariati


(125090200111003)
2. Fajriyah Kurnia Laili
(125090200111005)
3. M. Dzulfahmi Ramadhan (125090200111032)
Tugas Resume Kimia Membran
Nanofiltrasi Pelarut Organik (OSN)

1. Aplikasi Arus dan Potensial


Membran nanofiltrasi memiliki pelarut yang stabil yaitu pelarut (MWCOs) dengan
berat molekul 200-1000 g/mol telah diaplikasikan untuk berbagai industri, termasuk
penyulingan, misalkan pemisahan hidrokarbon; industri makanan, misalnya deasidifikasi
minyak nabati; sintetis bahan kimia dan farmasi, misalnya katalis pemisahan organologam
dan pertukaran pelarut. Pada perkembangan lebih lanjut diketahui bahwa membran
nanofiltrasi dapat menggunakan pelarut organik dalam berbagai aplikasi.
2. Teori Proses Transport
Hingga saat ini belum terdapat model yang diterima secara universal yang
menggambarkan proses transportasi di OSN. Beberapa studi mendukung penggunaan model
pori aliran lain dengan beberapa pendekatan sebagai berikut:
a. Model aliran pori
Model ini memiliki pori-pori stabil untuk transportasi dengan gradien tekanan
melintasi membran dengan asumsi tidak ada energi eksternal kecuali tekanan dan
pada suhu konstan, sehingga dapat diperoleh persamaan Stefan-Maxwell yang
menjelaskan total fluks volumetrik melalui membran. Maka berdasarkan persamaan
Hagen-Poiseuille dapat diperoleh persamaan matematis sebagai berikut dengan
asumsi memiliki pori silinder:
Berdasarkan persamaan Carman-Kozeny, diasumsikan membran berisi partikel, dapat
dituliskan sebagai berikut;

b. Model difusi larutan


Pada model ini, masing-masing molekul diasumsikan terlarutkan dan fase
membran merespon berdasarkan gradien konsentrasi (tidak ada gradien tekanan). Dari
persamaan Stefan-Maxwell didapatkan persamaan untuk perubahan molar masingmasing spesi pada membran:
Persamaan di atas berasumsi bahwa swelling lapisan membran pemisah dapat
diabaikan. Pada kasus membran yang terbuat dari karet, asumsi tidak adanya swelling
tidak disukai dan pada faktanya membran akan sering mengalami swelling yang
banyak. Model ini telah dibuktikan dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan
Robinson, et al. Setelah perkembangan yang cukup banyak akhirnya Machado, et al
mengembangkan rangkaian model yang resisten dari masalah yang ada dan
mengungkapkan bahwa perpindahan pelarut dari membran MPF terdiri dari 3 tahap

utama : (1) transfer pelarut ke lapisan aktif atas yang dikarakterisasi dengan resisten
lapisan; (2) keketalan aliran dari pori NF dan (3) kekentalan aliran dari pori lapisan
pendukung, semua ditunjukkan dengan resistan kekentalan. Persamaan matematis
dapat dituliskan sebagai berikut:

Dimana
merupakan resisten permukaan dan resisten kekentalan dari
lapisan aktif NF dan lapisan pendukung. Resisten permukaan sebanding dengan
perbedaan tegangan permukan antara pelarut dan lapisan atas OSN, dan resisten
kekentalan sebanding dengan viskositas pelarut.
c. Model Kombinasi Tranport Membran dengan Teori Film Sebagai Transfer
Massa
Karena beberapa hal liquid film transfer massa dapat dipasangkan dengan
model transport membran, maka penggabungan polarisasi konsentrasi untuk film
sebagai transfer massa dengan model transport membran, dapat menggunakan model
difusi larutan. Hal ini telah dipublikasikan pada system air, namun 100% ditolak,
karena belum menemukan parameter dengan estimasi parameter nonlinier. Sehingga
sulit untuk menerapkan model ini untuk tujuan memprediksi. Berikut ini merupakan
persamaan aljabar yang memungkinkan prediksi fluks permeat dan zat terlarut
penolakan ketika permeabilitas membran digunakan untuk komponen dan
perpindahan massa tertentu.

Untuk mengidentifikasi (ii), kita memperoleh data untuk toluen pada aliran sel filtrasi,
dan untuk dua molekul organik yang berbeda pada konsentrasi >1%. Data eksperimen dapat
dijelaskan menggunakan model teori lapisan difusi larutan kombinasi, dimana dengan adanya
data pada konsentrasi tinggi, maka konsentrasi polarisasi akan menjadi signifikan. perhatian
difokuskan pada aturan koefisien aktivitas dari larutan dan pelarut, dimana dapat
mempengaruhi nilai fluks permeasi.
3. Transpor Campuran Pelarut
1. Secara eksperimen
Data eksperimen diperoleh dari tiga pelarut organik, yakni etil asetat, toluen dan
metanol, pelarut-pelarut ini umumnya digunakan pada industri farmasi dan industri kimia.

STARMEMTM 122, merupakan membran asimetrik OSN dengan lapisan aktif berupa
poliamida, berupa bentuk padat dengan rendaman minyak pelumas di dalam membran
sebagai agen penjaga, dengan berat molekul MWCO adalah 220 g/mol disediakan dari
Teknologi Ekstraksi Membran (UK)
2. Peralatan filtrasi dan Pengukuran Eksperimen
Aliran nanofiltrasi digunakan untuk memperoleh data yang terdiri dari 4 aliran sel
nanofiltrasi terhubung dengan wadah larutan, regulator tekanan, dan pompa piston. Larutan
mengalir dari sel aliran menuju dinding sel dan keluar dari sel melalui bagian tengah atas,
menyediakan kondisi hidrodinamik untuk meminimalisir efek polarisasi konsentrasi selama
proses filtrasi berlangsung. Tekanan yang diterapkan diatur pada skala 30 barr menggunakan
regulator tekanan dan temperatur diatur pada 30oC menggunakan penangas air dan pengubah
panas.
3. Hasil Fluks Pelarut Campuran
Baik model difusi larutan dan model aliran pori digunakan untuk menganalisa data
eksperimen dari fluks pelarut.
Untuk model difusi larutan dapat diasumsika bahwa polarisasi konsentrasi tidak
terjadi dan koefisien aktivitas dalam permeat dan retentat berada dalam nilai setimbang untuk
masing-masing spesi. Fraksi massa digunakan daripada fraksi mol karena lebih mudah untuk
ditentukan pada persamaan campuran biner yakni:

Dimana ni adalah fluks massa dan wi adalah fraksi massa dari spesi i. Juga diketahui bahwa
campuran pelarut tidak diasumsikan sebagai larutan ideal, akan tetapi diasumsikan bahwa
koefisien aktivitas sebanding dalam permeat maupun retentat untuk masing-masing larutan.
Dapat dilihat bahwa permeabilitas untuk tiap pelarut harus ditentukan jika persamaan
digunakan untuk memperkirakan nilai fluks pelarut. Diasumsikan bahwa permeabilitas untuk
tiap pelarut bergantung pada komposisi pelarut dalam larutan. Permeabilitas untuk tiap
pelarut ditentukan menggunakan data fluks larutan murni yang ditunjukkan pada tabel di atas.
Permeabilitas toluen serupa dengan nilai yang dilaporkan sebelumnya yakni 2803
2
mol/m h untuk toluen dalam poliamida membran nanofiltrasi, sesuai dengan permeabilitas
dari 0,072 kg/m2s
Persamaan di atas digunakan selanjutnya untuk menghitung nilai fluks tiap pelarut
campuran. Fluks massa untuk tiap pelarut dikonversi untuk memberikan total nilai volumetrik
menggunakan persamaan

Perbandingan antara data fluks yang diperkirakan dan dari eksperimen ditunjukkan
pada gambar 4.3 dan 4.4. Sangat jelas bahwa model tersebut menyediakan alasan yang cocok
untuk data eksperimen dari kedua sistem.
Dua model Hagen-Poiseuille (satu model parameter dan dua model parameter) juga
digunakan untuk menjelaskan data fluks pelarut secara eksperimen digambarkan pada gambar
4.3 dan 4.4. Nilai permeabilitas
pada persamaan 1 ditentukan melalui sifat fisik dari
membran. Ketika geometri membran diasumsikan konstan, maka tidak ada pembengkakan
atau pemadatan membran, keadaan ini bergantung pada campuran pelarut yang dianalisa, dan
satu nilai parameter mendeskripsikan fluks untuk semua jenis pelarut. Pada kenyataannya,
nilai turunan untuk keadaan ini sangatlah berbeda (Tabel 4.1) untuk metanol murni (3,91x10 15
m), toluen (1,32x10-15 m) dan etil asetat (1,62x10-15 m). Meskipun demikian untuk satu
parameter Hagen-Poiseuille kita mengambil nilai rata-rata dari permeabilitas spesifik
(2,29x10-15 m) dan dengan viskositas yang merupakan satu-satunya parameter yang
komposisinya tetap. Untuk dua parameter Hagen-Poiseuille, kita anggap bahwa sifat fisik
membran akan berubah seiring dengan sifat membran yang memiliki interaksi dengan
polimer yang berbeda, misal derajat swelling. Untuk dua parameter Hagen-Poiseuille,
pendekatan digunakan untuk menjelaskan persamaan
untuk pelarut campuran.
Diasumsikan rata-rata konsentrasi dari pelarut murni, tidak ada selektivitas dan tekanan linear
dalam membran mengikuti hubungan menggunakan dua parameter pelarut murni yang
diperoleh dari persamaan biner

Bersamaan dengan viskositas dari pelarut campuran, persamaan di atas digunakan


untuk menentukan data fluks juga. Nilai yang diperkirakan menggunakan baik satu parameter
maupun dua parameter model Hagen-Poiseuille ditunjukkan pada gambar 4.3 dan 4.4. Sangat
jelas terlihat bahwa model satu parameter memiliki kecocokan yang sedikit dnegan data,
sedangkan untuk model dua parameter memberikan nilai yang lebih baik. Alasan mengapa
model satu parameter memberikan hasil prediksi yang kurang tepat adalah perubahan
permeabilitas selama swelling dari matriks polimer diabaikan dengan menggunakan nilai
rata-ratanya. Bagaimanapun nilai viskositas bukanlah faktor penentu pada transpor yang
terjadi.
4. Aplikasi Proses Nanofiltrasi Pada Pelarut Campuran Decosan-Toluena
Campuran dekosan-toluen merupakan sistem campuran yang mudah dan sederhana.
Eksperimen ini bertujuan untuk membuktikan bahwa data nanofiltrasi dapat dilakukan
dengan dua perbandingan pelarut dan perubahan viskositas tidak sebanding dengan
konsentrasi larutan.

Gambar 1. Hasil eksperimen data fluks permeat larutan dekosan (A). 0.33 M; (A). 0,67 M
dan hasil data rejeksi larutan dekosan (B). 0.33 M; (B). 0,67 M
Dari hasil eksperimen diperoleh data rejeksi dan data fluks. Dari data rejeksi, dapat
diketahui bahwa tidak ada pengaruh koefisien perpindahan massa (laju aliran) untuk
konsentrasi 0,33 M decosane. Untuk 0,67 M decosane, sedikit variasi diprediksi karena efek
polarisasi konsentrasi lebih signifikan pada konsentrasi yang lebih tinggi. Adapun dari data
fluks, diperoleh hasil bahwa nilai standart (model value) lebih tinggi dari nilai-nilai
eksperimental (experimental value), terutama pada tekanan tinggi. Perbedaan ini dapat
disederhanakan melalui pendekatan yang digunakan untuk memperkirakan permeabilitas
membran untuk decosane. Dalam hal ini permeabilitas membran diasumsikan konstan,
terhadap tekanan dan konsentrasi komponen. Namun, dalam analisis secara rinci faktor yang
berkontribusi terhadap permeabilitas membran yang diasumsikan tidak selalu benar. Tiga hal
yang dapat mempengaruhi permeabilitas membran adalah difusi komponen dalam membran,
koefisien partisi dan ketebalan membran. Koefisien difusi dalam membran tidak mungkin
berubah dengan perubahan tekanan dan konsentrasi. Namun, koefisien partisi rasio antara
aktivitas komponen dalam campuran dan membran, yang tidak selalu memiliki konsentrasi
yang konstan. Ketebalan membran juga dapat bervariasi karena pengaruh proses pemadatan
membran, dan proses swelling dari membrane. Sebuah studi yang lebih rinci tentang proses
nanofiltrasi diperlukan untuk memahami pengaruh parameter yang berkontribusi terhadap
kinerja membran.

Anda mungkin juga menyukai