PENDAHULUAN
Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak, tidak hanya oleh
orang oerorang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh
anggota masyarakat.Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak upaya
yang harus dilaksanakan.Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan
yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan.Jika pelayanan
kesehatan tidak tersedia (available), tidak tercapai (accessible), tidak terjangkau
(affordable), tidak berkesinambungan (continue) tidak menyeluruh (comprehensive),
tidak terpadu (integrated), dan atau tidak bermutu (quality) tentu sulit diharapkan
terwujudnya keadaan sehat tersebut.
Secara
umum
pelayanan
kesehatan
dibagi
menjadi
pelayanan
kesehatan
(doctor-patient relationship)
menjadi renggang. Sering ditemukan perhatian dokter hanya terhadap belahan yang
disampaikan, bukan terhadap diri penderita secara keseluruhan.
Selain itu masalah yang menonjol juga ditemukan pada subsistem pembiayaan
kesehatan dimana biaya kesehatan menjadi meningkat.Peningkatan biaya kesehatan
tersebut bukan saja karena telah dipergunakannya berbagai peralatan canggih, tetapi
juga karena pelayanan kesehatan tersebut telah terkotak-kotak. Akibatnya
pemeriksaan kedokteran yang sama sering dilakukan berulang-ulang, yang tentu akan
memberatkan pasien. Masalah lainnya juga mutu pelayanan yang diselenggarakan
ternyata jauh dari memuaskan.
Dalam penerapan sistem pelayanan dokter keluarga, seorang Dokter Keluarga (DK)
harus menggunakan prinsip pelayanan dokter keluarga. Prinsip-prinsip pelayanan
dokter keluarga mengikuti anjuran dari WHO yang mencantumkan prinsip-prinsip ini
dalam terbitannya. Prinsip-prinsip ini juga merupakan simpulan untuk dapat
meningkatkan kualitas layanan dokter primer dalam melaksanakan pelayanan
kedokteran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Dokter Keluarga
Menurut WONCA, 1991 dalam Prasetyawati, pada saat ini, batasan dokter
keluarga banyak macamnya, beberapa diantaranya yang dipandang cukup
penting adalah Dokter Keluarga merupakan dokter yang mengutamakan
penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan
kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter
ini adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan
pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis
penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengasuh
individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu
tersebut tanpa membedakan ras, budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis,
dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat
mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi,
dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya
pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan bagi pasiennya.
B. Pelayanan Dokter Keluarga
Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua diantaranya yang
dipandang cukup penting adalah:
1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh
yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana
tanggungjawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh
golongan umur atau jenis kelamin pasien , juga tidak oleh organ tubuh atau
3
masalah
kesehatan
dapat
dilakukan
secara
sempurna
dan
memuaskan.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang
lebih efisien. Pelayanan kedokteran keluarga lebih efisien
disebabkan pelayanan kedokteran keluarga lebih mengutamakan
pelayanan pencegahan penyakit yang diselnggarakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Hal ini bertujuan
untuk menurunkan angka jatuh sakit, yang secara tidak langsung
akan menurunkan biaya kesehatan. Dengan pelayanan yang
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dapat dihindari
tindakan atau pemeriksaan yang berulang-ulang, yang besar
peranannya dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang
bersifat tidak terbatas.
D. Manfaat Pelayanan Dokter Keluarga
Sesungguhnya apabila pelayanan dokter keluar dapat diselenggarakan dengan
baik, akan banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara
lain:
a. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai
manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
b. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan
dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan.
c. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih
baik dan terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan
kesehatan saat ini.
d. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu
sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan
berbagai masalah lainnya.
e. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala
keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan
ataupun keterangan keadaan social dapat dimanfaatkan dalam
menangani masalah kesehatan yang dihadapi.
f. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi
timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologi.
g. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata
cara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan
meringankan biaya kesehatan.
h. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran yang
canggih yang memberatkan biaya kesehatan.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali.
Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
1.
2. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit.
Pelayanan
kesehatan
pengaruhmasalah
sebagai
satu
kesatuan,
harus
memperhatikan
berada
dalam
keadaan
sehat
membutuhkan
pelayanan
Pelayanan
Holistik artinya tidak dibatasi pada masalah biomedis pasien saja, tetapi
juga dengan telihat latar belakang sosial-budaya pasien yang mungkin
berkaitan dengan penyakitnya. Misalnya, banyak penyakit didapat dari
pekerjaannya seperti nyeri otot dan tulang, radang saluran napas, radang
kulit atau kelelahan. Jika penyakit tersebut tidak ditangani secara holistik
dan hanya terfokus pada gejala atau penyakitnya saja, maka tidak akan
benarbenar berhasil disembuhkan.
Komprehensif artinya tidak hanya terbatas pada pelayanan pengobatan
atau kuratif saja, tetapi meliputi aspek lainnya mulai dari promotifpreventif hingga rehabilitatif. Misalnya, konseling, edukasi kesehatan,
imunisasi, KB, medical check-up, perawatan pasca RS dan rehabilitasi
medik.
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar
kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan
keluarganya. Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang
pasien sebagai bagian dari keluarga pasien, dan memerhatikan bahwa
keluarga pasien dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pasien.
3. Pelayanan yang terkoordinasi (Coordination Of Care)
Pelayanan kolaboratif artinya bekerja sama juga dengan berbagai pihak
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, guna mengefektifkan dan
mengefisienkan pelayanan. Dokter keluarga mengkoordinasikan semua
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan pasien. Kerjasama profesional
dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan kesehatan yang bermutu
dan mencapai kesembuhan optimal, memanfaatkan potensi pasien dan
keluarganya seoptimal mungkin untuk penyembuhan. Dokter keluarga
bukan hanya mempertimbangkan segi medis tetapi juga ekonomi, sosial
10
5. Pelayanan
personal
(individual)
sebagai
bagian
integral
dari
keluarganya
Dokter keluarga memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan
mempertimbangkan pasien sebagai bagian dari keluarga. Adanya hubungan
baik dengan pasien dan seluruh keluarga memberi peluang kepada seorang
dokter keluarga untuk memahami masalah pasien secara lebih luas.
Dokter keluarga memandang pasiennya sebagai bagian dari keluarganya,
dan memahami pengaruh penyakit terhadap keluarga dan pengaruh
keluarga terhadap penyakit.dokter keluarga juga harus mengenali keluarga
yang disfungsi atau berfungsi baik. Penilaiannya dapat berdasarkan
genogram, family circle, dan family Apgar.
6.
keluarga
harus
mempertimbangkan
pengaruh
komunitas,
pelayanan
yang
dapat
diaudit
dan
dipertangungjawabkan
Sebenanrya yang diaudit mencakup selurut strata pelayanan kesehatan
bukan hanya layanan dokter keluarga. Kenyataannya sampai sekarang
audit medis masih jauh dari harapan terutamna di Indonesia. Namun
demikian praktik dokter keluarga harus memulai mempersiapkan diri
untuk sewaktu-waktu dapat diaudit oleh pihak yang berwenang. Audit
medis ini merupakan upaya peningkaan kualitas pelayanan dan samasekali
bukan upaya untuk memata-matai praktik dokter.
Secara logis dokter praktik umum (DPU) yang telah menyelenggarakan prinsip di
atas patut mendapat sebutan Dokter Keluarga walaupun sebutan itu mungkin hanya
datang dari komunitas pasien yang dilayaninya. Kenyataannya sebagian besar DPU di
Indonesia terutama yang sukses dalam praktiknya sehari-hari sebenarnya telah
menjalankan prinsip tersebut secara naluriah. Dapatlah disimpulkan bahwa
sebenarnya penerapan kesembilan butir prinsip pelayanan Dokter Keluarga bukanlah
upaya baru melainkan sebuah upaya mengembalikan krida DPU ke khitahnya sebagai
penyelenggara pelayanan primer yang paripurna dan handal. Penerapan prinsip itu
12
13
BAB III
KESIMPULAN
Dalam penerapan sistem pelayanan dokter keluarga, seorang Dokter Keluarga (DK)
harus menggunakan prinsip pelayanan dokter keluarga yang terdiri atas sembilan
butir yaitu:
1. Pelayanan yang bersinambung (kontinu)
2. Menyelenggarakan pelayanan komprehensif dengan pendekatan holistic
3. Pelayanan yang terkoordinasi
4. Menyelenggarakan pelayanan yang mengutamakan pencegahan
5. Menyelenggarakan pelayanan personal (individual) sebagai bagian integral
dari keluarganya
6. Mempertimbangkan masyarakat, lingkungan kerja, dan lingkungan
7. Menjunjung tinggi etika, moral dan hukum
8. Menyelenggarakan pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan dipertangungjawabkan
Penerapan kesembilan butir prinsip pelayanan Dokter Keluarga bertujuan untuk
meningkatkan kualitas layanan dokter primer dalam melaksanakan pelayanan
kedokteran.
14
DAFTAR PUSTAKA
Fujiati, Isti Ilmiati. 2011. Prinsip Pelayanan Dokter Keluarga. FKUI. Jakarta.
Gooh Lee, Gan. 2004. A Primer on Family Medicine Practice. Singapore
International Foundation. Singapur.
Idris, Fachmi.2006. Pelayanan Dokter Berbasis Dokter Keluarga Di Indonesia
Ikm/Ikk. FK Unsri. Palembang.
Lubis, Firman. 2008. Dokter Keluarga Sebagai Tulang Punggung Dalam Sistem
Pelayanan Kesehatan. Departemen IKK FKUI.Jakarta
Prasetyawati, dr.Arista Eka. 2010. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya. Jakarta:
Rineka Cipta. 2-36.
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia.2006. Standar Profesi Dokter
Keluarga.Jakarta
Suharto. 2013. Sejarah Filosofi Dan Pelayanan Dokter Keluarga.FKUI. Jakarta
Qomariyah .2012. Prinsip Pelayanan Dokter Keluarga. FK Universitas Yarsi. Jakarta.
WHO-WONCA working paper. Making medical practice and education relevant to
peoples needs: the contribution of family doctor. November 1994; Ontario, Canada
Wonodirekso, Sugito.2009. Sistem Pelayanan Dokter Keluarga Meningkatkan Kadar
Kesejawatan dan Profesionalisme. PDKI. MajInd
15