Anda di halaman 1dari 11

TEORI ASAL USUL ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA

1. Teori Asal Usul Alam Semesta dan Tata Surya


A. Teori keadaan tetap (Steady-state theory)
Teori ini pertama kali pada tahun 1948 yang diusulakan oleh H. Bondi, T.
Gold dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta tidak
ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu terlihat tetap seperti
sekarang. Materi secara terus menerus datang membentuk atom-atom hedrogen dalam
angkasa yang membentuk galaksi baru dan mengganti galaksi lama yang bergerak
menjauhi kita dalam ekspansinya.
Teori keadaan tetap ini berlawanan sekali dengan teori big bang. Dalam teori
ini, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai galaksi saling
menjauh. Dalam teori tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan
dalam ruang angkasadi antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk
guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru
itu ialah hedrogen. Yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan galaksi.
Sampai sekarang belum ada model yang benar-benar tepat untuk menggambarkan
masa depan alam semesta. Pertanyaan-pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal
pada akhirnya memang akan terjawab, tetapi setelah itu akan selalu muncul
pertanyaan-pertanyaan baru. Demikianlah yang terjadi jika kita bertanya tentang alam
semesta, kita tidak akan pernah puas. Seringkali kita mencapai suatu pertanyaan yang
mendasar sekali, yang akhirnya membuat hati kita kagum, heran, takzim, sampai pada
suatu perenungan betapa luar biasa Kuasa Tuhan di alam semesta ini.
B. Teori dentuman besar (big-bang theory)

Hipotesis teori dentuman besar (Big-Bang) dikemukakan pertama kali oleh George
Lematitre. Teori ini menyebutkan bahwa asal usul alam semesta dimulai dari sebuah
primeval atom atau atom yang sangat padat. Suatu saat karena terlalu padat dan memiliki
energi kalor yang tinggi, atom ini meledak hingga semua materinya terlempar ke seluruh
penjuru ruang hampa yang ada di sekitarnya.
Sejak ledakan itu, semua partikel ledakan atom tersebut (planet, asteroid, meteorid,
dll.) berekspansi hingga ribuan juta tahun. Dari ekspansi tersebut timbulah dua gaya yang
saling berlawanan yaitu gaya gravitasi dan gaya repulsi kosmis. Teori ini menyebutkan
bahwa suatu waktu, ekspansi tersebut pasti akan berhenti. Berarti secara umum teori ini
berlawanan dengan teori keadaan tetap karena mengenal penciptaan dan kiamat.
Keberadaan awal pada peristiwa besar ini melengkapi ketidaktahuan manusia tentang
awal mula alam semesta dan merupakan bahan dari spekulasi sesungguhnya yang
mempunyai dasar kuat. Teori ini mengasumsikan sekitar 15 milyar tahun lalu dimulai
dari ledakan yang dahsyat dan dilanjutkan dengan pengambangan alam semesta. Point
penting dari semua peristiwa ini adalah waktu, materi , energi dan ruang merupakan satu
keterpaduan. Kejadian ini bukan ledakan biasa tetapi cukup memenuhi semua peristiwa
dari ruang dengan semua partikel yang menjadi embrio alam semesta yang mendesak
keluar dari masing-masing yang lain. Telah dijelaskan sebelumnya Big bang adalah teori
ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta.
Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan
dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama
lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus.
Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya
suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi. Teori Big-Bang juga
dikenal teori Super Dense, menyatakan bahwa jika alam semesta mengembang pada
skala tertentu, maka ketika kita pergi kembali ke dalam waktu, kelompok-kelompok
galaksi akan semakin mendekat dan tentu akan sampai pada suatu saat di mana semua
materi, energi dan waktu yang membentuk alam semeseta terkonsentrasi pada suatu
tempat dalam bentuk gumpalan yang sangat padat ( super dense agglomeration). Dengan
bekerja mundur , dari peringkat resesi galaksi-galaksi yang teramati, ditemukan bahwa
galaksi-galaksi itu diduga telah berada berdekatan satu sama lain sekitar 12 milyar tahun
yang lalu. Dipostulasikan bahwa saat ini ledakan hebat menyebabkan alam semesta
mengembang 1030 kali atau lebih dari ukuran aslinya, sebagai akibatnya gumpalan yang

sangat padat dari materi dan energi berserakan menjadi banyak bagian yang semuanya
berjalan dengan kecepatan berbeda-beda ke arah berbeda-beda pula. Hasil dari ledakan
ini berkondensasi membentuk benda-benda langit seperti yang ada sekarang.
Pengembangan alam alam yang teramati ini merupakan kelanjutan dari proses ini.
Teori berkonsentrasi pada peristiwa spesifik sebagai awal alam semesta dan
menampilkan suatu evolusi progresif sejak titik itu hingga sekarang. Selama satu abad
terakhir, serangkaian percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan
menggunakan teknologi mutakhir, telah mengungkapkan tanpa ragu bahwa alam semesta
memiliki permulaan. Para ilmuwan telah memastikan bahwa alam semesta berada dalam
keadaan yang terus mengembang. Dan mereka telah menyimpulkan bahwa, karena alam
semesta mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam waktu, alam semesta
ini tentulah memulai pengembangannya dari sebuah titik tunggal. Sungguh, kesimpulan
yang telah dicapai ilmu pengetahuan saat ini adalah alam semesta bermula dari ledakan
titik tunggal ini. Ledakan ini disebut Dentuman Besar atau Big-bang
C. Teori Planetisimal
Teori Planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin (18431928) dan Forest R. Moulton pada tahun (1878-1952) seorang astronom. Disebut
Planetisimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat yang
memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang
banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak
terlalu jauh, akibatnya terjadi pasang naik antara bintang tadi dan matahari. Pada waktu
bintang tiu menjauh sebagian massa matahari itu jatuh kembali kepermukaan matahari
dan sebagian lain berhamburan disekeliling matahari, maka inilah yang disebut dengan
planetisimal yang kenal menjadi planet-planet yang eredar pada orbitnya dan
mengelilingi matahari.
D. Teori Hipotesa Nebula Kant dan Laplace.
Salah satu teori asal-muasal Tata Surya adalah hipotesa nebula (nebular
hypothesys) yang diusulkan oleh Immanuel Kant yang pada tahun 1755 (Kartunnen,
2006: 197). Menurut teori ini Tata Surya terbentuk dari nebula yang berotasi. Pada tahun
1796, Simon de Laplace mengusulkan bahwa planet-planet terbentuk dari cincin gas
yang disemburkan dari ekuator Matahari (perhatikan gambar 2)

E. Teori Pasang Surut


Teori ini dipelopori oleh Jeansdan Jefreey. Teori ini mengatakan bahwa pada
saat sebelum terbentuk Sistem Tata Surya, kedekat suatu protobintang (bakal
Matahari) melintas bintang lain yang lebih besar (masif). Akibatnya ada sebagian
materi dari protobintang tersebut yang tertarik karena pengaruh gaya tarik bintang
yang besar tersebut. Materi protobintang yang tertarik tersebut kemudian menjadi
planet-planet, sedangkan protobintang menjadi Matahari. Perhatikan gambar 3 di
bawah ini !

F. Teori Penangkapan
Teori ini menjelaskan terbentuknya Tata Surya berawal dari adanya interaksi
antara Matahari dengan protobintang (calon bintang). Gambar 12 menunjukkan proses
tersebut dimana suatu massa protobintang melintasi Matahari dan sebagian materi dari
protobintang tersebut tertarik oleh gravitasi Matahari kemudian membentuk planet.

G. Hipotesis Bintang Kembar


Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001)
pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa
dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak
meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi
bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
.
2. Pembentukan Alam Semesta Dalam Perspektif Sains
Pemahaman manusia tentang alam semesta mempergunakan seluruh pengetahuan
di bumi, berbagai prinsip-prinsip, kepercayaan umum dalam sains (seperti ketidakpastian
Heisenberg tentang pengukuran simultan dimensi ruang dan waktu), serta berbagai
aturan untuk keperluan praktis. Melalui sebuah kerangka besar gagasan yang
menghubungkan berbagai fenomena (teori relativitas umum, teori kinetik materi, teori
relativitas khusus) coba dikemukakan satu penjelasan. Berbagai hipotesa, gagasan awal
atau tentatif dikemukakan untuk menjelaskan fenomena. Tentu gagasan tersebut masih
perlu diuji kebenarannya untuk dapat dikatakan sebuah hukum.
Dunia fisika membahas konsep energi, hukum konservasi, konsep gerak
gelombang, dan konsep medan. Pembahasan Mekanika pun sangat luas, dari Mekanika
klasik

ke

Mekanika

Kuantum

Relativistik.

Mekanika

Kuantum

Relativistik

mengakomodasi pemecahan persoalan mekanika semua benda, Mekanika kuantum


melayani persoalan mekanika untuk semua massa yang kecepatannya kurang dari
kecepatan cahaya. Mekanika Relativistik memecahkan persoalan mekanika massa yang
lebih besar dari 10-27 kg dan bagi semua kecepatan. Mekanika Newton (disebut juga
mekanika klasik) menjelaskan fenomena benda yang relatif besar, dengan kecepatan

relatif rendah, tapi juga bisa dipergunakan sebagai pendekatan fenomena benda
mikroskopik.
Mekanika statistik (kuantum klasik) adalah suatu teknik statistik untuk interaksi
benda dalam jumlah besar untuk menjelaskan fenomena yang besar, teori kinetik dan
termodinamik. Dalam penjelajahan akal manusia di dunia elektromagnet dikenal
persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan kelakuan medan elektromagnet, juga teori
tentang hubungan cahaya dan elektromagnet. Dalam pembahasan interaksi partikel, ada
prinsip larangan Pauli, interaksi gravitasi, dan interaksi elektromagnet. Medan
menyebabkan gaya; medan-gravitasi menyebabkan gaya gravitasi, medan-listrik
menyebabkan gaya listrik dan sebagainya. Demikianlah, metode sains mencoba dengan
lebih cermat menerangkan realitas alam semesta yang berisi banyak sekali benda langit
(dan lebih banyak lagi yang belum ditemukan).
Pengetahuan tentang luas alam semesta dibatasi oleh keberadaan objek berdaya
besar, seperti Quasar atau inti galaksi, sebagai penuntun tepi alam semesta yang bisa
diamati; selain itu juga dibatasi oleh kecepatan cahaya dan usia alam semesta (15 miliar
tahun). Itulah sebabnya ruang alam semesta yang pernah diamati manusia berdimensi 1520 miliar tahun cahaya. Namun, banyak benda langit yang tak memancarkan cahaya dan
tak bisa dideteksi keberadaannya, protoplanet misalnya. Menurut taksiran, sekitar 90%
objek di alam semesta belum atau tak akan terdeteksi secara langsung. Keberadaannya
objek gelap ini diyakini karena secara dinamika mengganggu orbit objek-objek yang
teramati, lewat gravitasi.
Berbicara tentang daya objek, dalam kehidupan sehari-hari ada lampu penerangan
berdaya 10 watt, 75 watt dan sebagainya; sedangkan Matahari berdaya 10 26 watt dan
berjarak satu sa* dari Bumi, menghangatinya. Jika kita lihat, lampu-lampu kota dengan
daya lebih besarlah yang tampak terang. Menurut hukum cahaya, terang lampu akan
melemah sebanding dengan jarak kuadrat, jadi sebuah lampu pada jarak 1 meter tampak
4 kali lebih terang dibandingkan pada jarak 2 meter, dan apabila dilihat pada jarak 5
meter tampak 25 kali lebih redup.
Maka, kemampuan mata manusia mengamati bintang lemah terbatas. Ukuran
kolektor cahaya juga akan membatasi skala terang objek yang bisa diamati. Untuk
pengamatan objek langit yang lebih lemah dipergunakan kolektor atau teleskop yang
lebih besar. Teleskop yang besar pun mempunyai keterbatasan dalam mengamati obyek

langit yang lemah, walaupun berhasil mendeteksi obyek langit yang berjuta atau
bermiliar kali lebih lemah dari bintang terlemah yang bisa dideteksi manusia. Makin jauh
jarak galaksi, berarti pengamatan kita juga merupakan pengamatan masa silam galaksi
tersebut. Cahaya merupakan fosil informasi pembentukan alam semesta yang berguna,
dan manusia berupaya menangkapnya untuk mengetahui prosesnya hingga takdir di masa
depan yang sangat jauh, yang akan dilalui melalui hukum-hukum alam ciptaan-Nya.
Pengetahuan kita tentang hal tersebut sangat bergantung pada pengetahuan kita tentang
hukum alam ciptaan-Nya; sudah lengkap dan sudah sempurnakah, ataukah baru sebagian
kecil, sehingga mungkin bisa membentuk ekstrapolasi persepsi yang salah.
3. Pembentukan Alam Semesta Dalam Perspektif Al-Quran
Allah SWT. Menurunkan Al-Quran kepada manusia 14 abad yang lalu. Beberapa
fakta yang baru dapat diungkap dengan teknologi pada abad ke-21, yang telah
difirmankan Allah SWT. didalam Al-Quran 14 abad yang lalu. Didalam Al-Quran
terdapat banyak bukti yang memberikan informasi dasar mengenai beberapa hal seperti
penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa didalam Al-Quran tersebut telah sesuai
dengan penemuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal terpenting, karena
kesesuaian ini menegaskan bahwa Al-Quran adalah Firma Allah SWT.
Dalam Al-Quran surat Fush-shilat (41:11)
Artinya: Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab:
"Kami datang dengan suka hati".
Kata asap dalam tersebut menurut para ahli tafsir adalh merupakan kumpulan dari
gas-gas dan pertikel-partikel halus baik dalam bentuk padat maupun cair pada temperatur
yang tinggi maupun rendah dalam suatu campuran yang lebih atau kurang stabil.
Salah satu teori mengenai terciptanya alam semesta (teori Big bang) disebutkan
bahwa alam semesta tercipta dari suatu ledakan kosmis sekitar 10-20 milyar tahun yang
lalu mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta. Sebelum terjadinya
ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi terkumpul dalam bentuk titik.
Didalam Al-Quran dijelaskan tentang terbentuknya alam ini (QS Al-Anbiya : 30)

Artinya: Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya


langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (sebingkah penuh),
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu
yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman.
Berdasarkan terjemahan dan tafsir Bachtiar Surin (1978:692) ditafsirkannya
bahwa matahari adalah benda angkasa yang menyala-nyala yang telah berputar
mengeliligi sumbunya sejak berjuta-juta tahun. Dalam peroses perputarannya denagn
kecepatan tinggi itu, maka terlontarlah bingkahan-bingkahan yang akhirnya menjadi
bumi dan beberapa benda angkasa lainnya dari bingkahan matahari itu. Masing-masing
bingkah beredar menurut garis tengah lingkaran matahari, semakin lama semakin
bertambah jauh, hingga masing-masing menempati garis edarnya. Dan seterusnya akan
tetap beredar dengan teratur sampai batas waktu yang hanya diketahui oleh Allah SWT.
Kemudian dalam surat Adz-Dzaariyaat (51:47)
Artinya: Dan langit, denag kekuasaan Kami, Kami bangun dan Kami akan
memuaikannya selebar-lebarnya.
Teori ledakan maha dahsyat juga mengatakan adanya pemuaian alam semesta
secara

terus-menerus

denagn

kecepatan

maha

dahsyat

yang

diumpamakan

mengembangnya permukaan balon yang sedang ditiup yang mengisyaratkan bahwa


galaksi akan hancur kembali. Isyarat ini sudah dijelaskan dalam surat Al-Anbiya
(21:104)
Artinya: (yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami
akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah
yang akan melaksanakannya.
Dalam surat Ath-Tholaq (65:12)
Artinya: Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa ruang angkasa terdiri dari 7 lapis.

Didalam surat As-Sajada (32:4)


Artinya: Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[1188].
tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang
pemberi syafa'at[1189]. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan.
[1188] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani,
sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[1189] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi
orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak
diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.
Uraian penciptaan langit dan bumi dan apa-apa yang ada diantara keduanya,
terdapat dalam surat Fush-Shilat ayat 9, 10 dan 12
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang
menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang
bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".
Artinya: Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di
atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang
yang bertanya.
Artinya: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.
Dengan perincian penafsirannya sebagai berikut :
1.

Tahap pertama penciptaan bumi 2 rangakain waktu

2.

Tahap kedua penyempurnaan bumi 2 rangkaian waktu

3.

Tahap ketiga penciptaan angkasa raya dan planet-planetnya 2 rangkaian waktu


Jadi terbentuknya alam raya ini terjadi dalam 6 rangkaian waktu atau 6
masa. Selain surat-surat tersebut diatas masih banyak lagi yang menjelaskan tentang

terbentuknya alam raya ini, namun dari yang telah kami sampaikan dalam ringkasan ini
terlihat bahwa secara umum proses terciptanya alam raya ini berlangsung dalam 6 masa,
dimana tahapan-tahapan dalam proses tersebut saling berkaitan. Disebutkan juga bahwa
terciptanya alam raya ini terjadi melalui proses pemisahan massa yang tadinya satu.

TAHUN MASEHI, KABISAT DAN HIJRIAH


A. Perbedaan Tahun Hijriah dan Masehi (Qomariah)
Perbedaan antara tahun masehi dan tahun komariah adalah tahun komariah atau kalender
bulan

perhitungannya

berdasarkan

bulan

sinodik

sedangkan

kalender

masehi

perhitungannya berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari.


B. Tahun Hijriah
Kalender hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahri. Usia bulan yang
mencapai 30 hari bersesuaian dengan terjadinya bulan baru di titik apoge. Terdapat 2
posisi bumi yaitu pada titik perihelion dan apehelion. Saat terjadi tanggal 29 bertepatan
dengan terjadinya bulan baru dan bulan berada titik perige. Sementara bumi di titik
aphelion dari matahari. Oleh karena itu usia bulan berubah-ubah sesuai dari posisi bulan,
bumi dan matahari tersebut.
Penentuan awal bulan ditandai dengan penampakan bulan sabit pertama kali setelah
bulan baru. Pada fase ini bulan terbenam sesaat setelah terbenam matahari. Maka posisi
hilal berada diufuk barat. Jika hilal tidak dapat dilihat pada hari ke-29 maka bulan tersebut
usianya adalah 30 hari. Tidak ada aturan khusus mana yang termasuk bulan yang
jumlahnya 29 dan mana yang jumlah harinya 30, semua tergantung pada penampakan
hiilal. 1 tahun untuk kelender hijriah (komariah) adalah 354,36708 hari.
Pada kalender hijriah (komariah) tahun kabisat ditetapkan selama sebelas tahun dan
19 tahun ditetapkan sebagai tahun basitah. Tahun kabisat ditetapkan jatuh pada tahun 2,
5,7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26 dan 29 selebihnya merupakan tahun basitah.
C. Tahun Qomariah (Masehi)
Untuk kalender tahun komariah yang perhitungannya berdasarkan bulan sinodik
berarti interval waktu yang dibutuhkan agar bulan melalui seluruh fasanya. Lamanya
peredaran bulan sinodik berkisar anatar 29,5 hari.
Kalender masehi perhitungannya dimulai dari bumi mengelilingi matahari atau gerak
semu matahari dimulai dari saat matahri berada dititik aries. Hal ini terjadi setiap tanggal
21 maret dan kembali lagi ke posisi semula. Periode bumi mengelilingi matahari 365,2425
hari. Terdapat beberapa kedudukan bumi pada orbitnya yaitu:
a. Pada tanggal 21 maret
b. Tanggal 21 juni

c. Tanggal 23 september
d. Tanggal 22 desember
Sistem perhitungan tanggal masehi yaitu:
Sebelum melakukan peritungan ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan yaitu:
1. 1 tahun masehi 365 hari atau 366 hari
2. Tahun kabisat adalah jumla tahun yang dihabis 4, kecuali bilangan abad yang tidak
habis dibagi 4. Selain itu adalah basitah
3. 1 siklus sama dengan 4 tahun
4. Penyesuaian akibat anggaran gregorius sebanyak 10 hari sejak 15 oktober 1582, serta
penambahan 1 hari untuk setiap tahun yang tidak habis dibagi 4 dimulai sejak tanggal
dan tahun tersebut.
Cara perhitungan tanggal masehi ada beberapa langkah yaitu:
1) Mengurangkan angka tahun yang sedang berjalan atau yang sedang berlangsung
dengan angka 1 kemudian dibagi 4.
2) Menghitung jumlah hari dari tanggal 1 tahun 1 sampai tanggal dan tahun yang dicari
kemudian koreksi dengan Gregorian yaitu 13 hari.
3) Jumlah hari yang telah diketahui dibagi 7.sisa dari pembagian hari itu lah yang
menjadi hari yang dicari dengan menghitung nya berawal dari hari sabtu.
Cara perhitungan tahun kabisat atau basitah :
1) Tentukan tahun yang akan dicari kemudian dibagi 4
2) Jika tahun tersebut dapat dibagi 4 maka termasuk tahun kabisat dan jika tidak mak
termasuk tahun basitah.
3) Khusu untuk tahun abad, jika habis dibagi 400 maka termasuk kabisat dan jika tidak
habis maka termasuk basitah.

Anda mungkin juga menyukai