TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu Menjelaskan aksi
diteruskan ke beberapa saraf asesori menuju ke saraf eferen dan lebih dari satu
efektor, jadi apabila saraf eferen terangsang, efektor akan serempak bereaksi.
Matriks pokok dari system saraf yang telah dijelaskan oleh Longuet-Higgins
bahwa saraf yang terjaminkan adalah alat-alat dasar pada pemasangan gambar
untuk dapat menganalisis susunan otak (Richard, 2005).
Katak adalah bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal.
Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung
anterior, bagian belakang disebutujung posterior, bagian punggung atau dorsal,
sedang bagian muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput,
kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat
pelvis serta bagian kaudal pendek (Subowo, 2001).
Katak yang memiliki bahasa latin Rana sp ini memiliki caput dan cervix
yang lebar bersatu. Pada trusncus terdapat dua pasang extrimitas, seluruh tubuh
terbungkus oleh kulit halus yang licin. Pada kepala terdapat rimaoris yang lebar
untuk masuknya makanan; nares aksterna mempunyia peranan dalam pernapasan,
sepasang organon visus (mata) yang bulat. Di belakang mata terdapat membrane
tympani untuk menerima getaran suara. Pada akhir tubuh terdapat anus yang
berfungsi sebagai pintu pelepas faeces, urin dan sel kelamin. Pada katak jantan
dari banyak species memiliki succus vocalis (saku suara) yang terbuka disebelah
muka dari ostium pharyngeum auditiva Eustachii. Saku suara itu dapat dikembang
kempiskan sehingga menimbulkan suara (Subowo, 2001).
Apabila suatu bagian tubuh dirangsang, maka bukan bagian tubuh itu saja
yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut tetapi juga bagian-bagian tubuh yang
lain. Hal ini terjadi karena bila suatu reseptor dirangsang cukup kuat, maka
rangsangan tersebut diteruskan melalui saraf eferen. Di pusat, rangsangan tersebut
diteruskan melalui beberapa saraf asesori menuju beberepa saraf eferen dan lebih
dari satu efektor, jadi apabila saraf eferen terangsang, efektor tersebut akan
serempak bereaksi (Supeni, 2003).
Apabila suatu bagian tubuh dirangsang, maka bukan bagian tubuh itu saja
yang bereaksi terhadap rangsangan terhadap tetapi dapat juga bagian-bagian tubuh
yang lain. Hal ini terjadi bila suatu reseptor dirangsang cukup kuat, maka
rangsangan tersebut diteruskan melalui beberapa saraf asesoris menuju ke
beberapa saraf eferen dan lebih dari satu efektor. Jadi, bila dari eferen teransang,
afektor-efektor tersebut akan serempak bereaksi. Peranan sistem saraf bagi hewan
adalah untuk memungkinkan makhluk hidup mengadakan orientasi terhadap
lingkungan di sekitarnya, yaitu dengan menerima rangsang dari luar dan
selanjutnya
memberikan
tanggapan terhadap
mengadakan kontrol (pengaturan) internal agar fungsi dari sekalian organ atau
sistem lainnya bekerja secara selaras yang juga dibantu oleh sistem endokrin .
Medulla spinalis berfungsi mengkonduksi 2 arah antara saraf tepi dengan otak.
Fungsi saraf-saraf spinal sebagai konduksi 2 arah antara saraf-saraf perifer dan
sumsum punggung. Fungsi cerebrum yaitu melaksanakan semua fungsi yang
disadari. Pengendalian pertukaran gas melibatkan proses kimiawi dan saraf.
Bagian saraf terdiri dari bagian yang berlokasi di pons, medulla, dan korda
spinalis dengan koordinasi irama pernafasan dan mengatur kedalaman pernafasan.
Saraf-saraf spinal merupakan saraf yang datang dari korda spinalis. Saraf spinal
terdiri dari saraf aferen dan eferen, dimana serabut untuk saraf aferen berupa 2
serabut dorsal yang keluar dari substansi grisea dan saraf eferen berupa 4 serabut
ventral yang keluar dari substansi alba (Junguieira, 2008).
III.
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 13 Maret 2015, pukul
Hasil
Katak Normal
Balik badan kekanan,
kaki belakang kiri
bergerak
Katak inhibisi
Balik badan kekiri,
kaki belakang kanan
bergerak
Sikap badan
sudut
Sikap kaki
45o
Kepala menempel
pada lantai, kaki
mengankat (0o)
Menekuk
Kaki belakang
bergerak
Gerakan Spontan
Menekuk
Tidak Respon
Mengayuh
Tidak mengayu
Cara mengambang
Punggung timbul
Cara berenang
Tungkai belakang
bergerak bersamaan,
kaki depan dan kaki
belakang terbuka lebar
Sinkron
Tidak sinkron
Terbuka
Terbuka
Sinkronisasi gerakan
Kelopak mata
Pengangkatan tiba-tiba
Arah kepala
Diam
Diam
Sikap badan
Sikap kaki
Pemutaran papan
Arah kepala
Diam
Melipat
Meringkuk
Melipat
Diam
Diam
Sikap badan
Sikap kaki
Frekuensi nafas
Frekuensi denyut nadi
Reaksi dengan H2SO4 0.2%
Reaksi dengan H2SO4 0.4%
Diam
Diam
83
99
-
Diam
Diam
78
111
Diam
Diam dan kulit kaki
melepuh
B. PEMBAHASAAN
Praktikum ini menggunakan katak karena karena mudah di dapat dan
memiliki susunan sistem saraf yang lebih sederhana dari hewan lain. Pada katak
normal ketika diberikan perlakuan, katak terlihat tidak begitu agresif dan aktif.
Hal ini mungkin disebabkan karena katak tersebut terlalu lama ditempatkan di
dalam kantong plastik dan berjejal dengan katak lainnya, sehingga ia merasa
lemas dan tidak banyak bergerak. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, katak
normal yang diberi perlakuan refleks bangkit adalah bangkit dengan berbalik
badan kearah kanan, dengan menggunakan kaki belakang kiri bergerak dan katak
inhibisi beralik badan ke arah kiri, dengan menggunakan kaki belakang kanan
bergerak . Sikap badan katak normal sekitar 450 sudut tubuhnya. Sedangkan katak
inhibisi sudut tubuhnya 0 0 dengan arah kepala yang menempel ke lantai. Untuk
sikap kaki pada katak normal tungkai belakang melipat sedangkan katak inhibisi
tungkai belakang melipat juga. Frekuensi nafas katak normal dari hasil
pengamatan berkisar 83 kali/menit. Sedangkan pada katak inhibisi 78 kali/menit.
Untuk frekuensi denyut jantung katak normal berkisar 99 kali/menit. Sedangkan
frekuensi denyut jantung pada katak inhibisi adalah 111 kali/menit.
Perlakuan lain yang diamati yaitu gerakan spontan pada katak normal
adalah tidak merespon, dan katak inhibisi kaki belakangnya bergerak. Cara
berenang dan mengambang katak normal gerakan kaki depan mengayuh dan kaki
belakang pada katak inhibisi tidak mengayuh. Cara mengambangnya pada katak
normal punggung muncul kepermukaan air dan katak inhibibisi Mata dan
punggung timbul, kaki belakang terbuka lebar. Cara berenang pada katak normal
adalah tungkai bergantian, dan pada katak inhibisi diam. Kemudian sinkronisasi
gerakan pada katak normal adalah sinkron dan katak inhibisi tidak sinkron.
Kelopak mata pada katak normal terbuka dan pada katak inhibisi juga
terbuka. Perlakuan berikunya adalah pengangkatan tiba-tiba, arah kepala katak
normal diam sedangkan katak inhibisi diam. Sikap badan untuk katak normal
diam dan katak inhibisi meringkuk. Sikap kaki pada katak normal adalah tetap
melipat sedangkan katak imbibisi juga melipat. Perlakuan selanjutnya yaitu
dengan pemutaran papan. Arah kepala katak normal diam sedangkan katak
inhibisi diam. Sikap badan katak normal diam dan katak inhibisi diam. Sikap kaki
pada katak normal diam sedangkan katak inhibisi juga diam.
Percobaan selanjutnya adalah dengan memberikan larutan H2SO4 0,2% dan
H2SO4 0,4%. Sehingga diperoleh hasil dari mencelupkan dalam larutan H 2SO4
0,2% katak normal responnya tidak diketahui, katak inhibisi kulit kaki diam.
Sedangkan hasil mencelupkan dalam larutan H2SO4 0,4% katak normal tidak
diketahui, dan katak inhibisi hanya diam dan kulit melepuh. Menggunakan larutan
H2SO4 memberikan efek dapat merusak kulit dan menimbulkan luka.
dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls
motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor.
Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang
akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf
motor. Oleh karena itu, jika suatu saraf spinal dirusak, maka pengahantaran
impuls akan terganggu.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum tentang aksi integratif susunan
saraf ini adalah sebagai berikut :
1. Katak merupakan bahan yang mudah didapat, selain itu katak memiliki
susunan sistem saraf yang lebih sederhana dari hewan lain.
2. Respon katak normal apabila suatu bagian tubuh dirangsang, maka bukan
bagian tubuh itu saja yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut tetapi juga
bagian-bagian tubuh yang lain.
3. Respon katak inhibisi dengan mengikat kaki katak akan berpengaruh
terhadap gerak respon spontan yang semakin lambat bahkan berhenti
merespon.
4. Penggunaan H2SO4 yaitu berfungsi unuk mengetahui reaksi refleks pada
katak dengan menggunakan zat kimia dengan kadar yang rendah,
penggunaan bahan kimia tingkat rendah berfungsi agar katak tidak tersakiti.
DAFTAR PUSTAKA
Jungueira L. C. 2008. Histologi Dasar. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Richard. 2005. Journal. Multilinear Relationships between Coordinates of
Corresponding Image Points and Lines.
Subowo, 2001. Histologi Umum. Bumi aksara: Jakarta
Supeni, T. 20034. Biologi. Penerbit Erlangga: Jakarta.