Anda di halaman 1dari 1528

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 14/PRT/M/2013
TENTANG
PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR
07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

: bahwa dengan telah diterbitkannya Peraturan Presiden


Republik Indonesia Nomor
70 Tahun 2012 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, perlu
dilakukan
perubahan
terhadap
Peraturan
Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi;

Mengingat

: 1.

2.

3.

4.

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang


Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RI
Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3956) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010
(Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 95);
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan
Pembinaan
Jasa
Konstruksi
(Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 65,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3957);
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 92 Tahun 2011;
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pekerjaan konstruksi dan Jasa Konsultansi Konstruksi
Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70
Tahun 2012;

6.

Peraturan Presiden Nomor 84 Tahun 2012 tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Rangka
Percepatan
Pembangunan
Provinsi
Papua
dan
Provinsi Papua Barat;
7. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;
8. Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum;
9. Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
21/PRT/M/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2011;
10. Peraturan Menteri keuangan Nomor 25/PMK.05/2012
tentang Pelaksanaan Sisa Pekerjaan Tahun Anggaran
Berkenaan Yang Dibebankan Pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran
Berikutnya;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG
PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN
PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN
JASA KONSULTANSI.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Batang Tubuh dan Lampiran Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar Dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi diubah sebagai
berikut:
1. Ketentuan Pasal 1 angka 1, angka 6, angka 7, dan angka 13 diubah,
diantara angka 6 dan angka 7 disisipkan 1 (satu) angka yaitu angka 6a
serta diantara angka 12 dan angka 13 disisipkan 2 (dua) angka yaitu
angka 12a dan 12b, sehingga Pasal 1 secara keseluruhan berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/
Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD.
2.

Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah


pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau
ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.

3.

Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah Satuan Kerja


yang menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari dana anggaran
pemerintah.

4.

Kepala Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Kasatker adalah


Kuasa Pengguna Anggaran dan/atau Barang.

5.

Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah


pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa.

6.

Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit


organisasi yang dibentuk oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala
Daerah/ Pimpinan Institusi yang berfungsi melaksanakan
pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen. ULP dapat berdiri
sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.

6a. Kelompok Kerja ULP yang selanjutnya disebut Pokja ULP adalah
perangkat dari ULP yang disusun dan ditetapkan oleh Kepala ULP
berfungsi untuk melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
Anggota Pokja ULP terlebih dahulu ditetapkan oleh PA/KPA/Kepala
Daerah.
7.

Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditetapkan oleh KPA


berfungsi untuk melaksanakan pengadaan langsung.

8.

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat


yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan
menerima hasil pekerjaan.

9.

Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang


perseorangan yang menyediakan Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Konsultansi Konstruksi.

10. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan


dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud
fisik lainnya.
11. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang
membutuhkan keahlian tertentu di berbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir (brainware).
12. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi
tinggi, mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang
didesain khusus dan/atau pekerjaan yang bernilai di atas Rp
100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
12a. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi adalah seluruh pekerjaan yang
menggabungkan
pekerjaan
perencanaan
dan
pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan/atau pengadaan barang konstruksi
dan/atau pengoperasian dan layanan pemeliharaan.
12b. Mata Pembayaran Utama adalah mata pembayaran yang pokok dan
penting yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dari mata
pembayaran yang nilai bobotnya terbesar.
13. Kontrak kerja konstruksi selanjutnya disebut Kontrak adalah
keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara
Pejabat Pembuat Komitmen dengan Penyedia Barang/Jasa dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan Jasa Konsultansi.
14. Ahli Hukum Kontrak adalah seorang/pejabat ahli yang dapat
memberikan pendapat terhadap Kontrak untuk pekerjaan
konstruksi dan Jasa Konsultansi yang bernilai di atas
Rp 100.000.000.000 (seratus miliar rupiah) dan/atau yang bersifat
kompleks sebelum di tandatangani oleh para pihak.
15. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.

16. Pejabat Eselon I atau Pimpinan Unit Kerja setara Eselon I adalah
Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Menteri/ Sekretaris Utama/
Sekretaris Daerah, Inspektur Jenderal, Kepala Badan, dan Direktur
Jenderal/ Deputi.
2. Diantara Pasal 3 dan Pasal 4 disisipkan 1 (satu) pasal baru yaitu Pasal
3a sehingga secara keseluruhan berbunyi sebagai berikut:
Pasal 3a
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa secara elektronik mematuhi ketentuan
sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pemilihan Penyedia Barang/Jasa di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dilaksanakan secara full eprocurement, kecuali provinsi Papua dan Papua Barat hanya
diwajibkan bagi ibukota provinsi;
b. Pelaksanaan pemilihan Penyedia Barang/Jasa diluar Kementerian
Pekerjaan Umum dilaksanakan berdasarkan ketentuan K/L/D/I
bersangkutan.
3. Ketentuan Pasal 4 diubah, sehingga secara keseluruhan berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 4
Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Konsultansi harus mematuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab
untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya
tujuan pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi;
b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan
Dokumen Pekerjaan konstruksi dan Jasa Konsultansi Konstruksi
yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dalam pengadaan Pekerjaan Konstruksi
dan Jasa Konsultansi;
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung
yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;
d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak;
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam proses pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi;
f.

Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran


keuangan negara dalam pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi;

g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau


kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau
pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
negara;

h. Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk


memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa
apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut
diduga berkaitan dengan pengadaan pekerjaan konstruksi dan Jasa
Konsultansi; dan
i.

Proses pelaksanaan pelelangan/seleksi harus segera dimulai setelah


rencana kerja dan anggaran Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi disetujui DPR/DPRD sampai dengan penetapan
pemenang, penandatanganan kontrak dilakukan setelah Dokumen
Anggaran disahkan.

4. Diantara Pasal 4 dan Pasal 5 disisipkan 3 (tiga) pasal baru yaitu Pasal
4a, Pasal 4b, dan Pasal 4c sehingga secara keseluruhan berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 4a
(1) Nilai
paket
pekerjaan
konstruksi
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah),
diperuntukkan bagi usaha kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang
menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha
kecil.
(2) Nilai
paket
pekerjaan
Jasa
Konsultansi
sampai
Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
diperuntukkan bagi usaha kecil.

dengan
rupiah)

(3) Jasa konsultansi dapat dilakukan oleh konsultan perorangan


dengan nilai sampai dengan Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah).
Pasal 4b
(1) Penggunaan surat jaminan untuk paket pekerjaan konstruksi
sampai dengan Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah) dan jasa konsultansi sampai dengan Rp 750.000.000,00
(tujuh ratus lima puluh juta rupiah) menggunakan surat jaminan
yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/
Perusahaan Asuransi, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), dan diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada
PPK/Kelompok Kerja ULP untuk menjamin terpenuhinya kewajiban
Penyedia Barang/Jasa dengan substansi sesuai yang tercantum
dalam dokumen pengadaan.
(2) Penggunaan surat jaminan untuk paket pekerjaan konstruksi di atas
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) dan jasa
konsultansi di atas Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah) menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan oleh Bank
Umum, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional),
dan diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada PPK/Kelompok
Kerja ULP untuk menjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia
Barang/Jasa dengan substansi sesuai yang tercantum dalam
dokumen pengadaan.
Pasal 4c
Khusus untuk ibukota provinsi Papua dan Papua Barat diatur sebagai
berikut:
a. Paket pengadaan pekerjaan konstruksi yang bernilai paling tinggi
Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dapat dilaksanakan
dengan mekanisme pengadaan langsung.

b. Paket pengadaan pekerjaan konstruksi yang bernilai paling tinggi


Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dapat dilaksanakan
dengan mekanisme pengadaan langsung yaitu Kabupaten Nduga,
Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak
Jaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Tolikora, Kabupaten
Memberamo Tengah, Kabupaten Yalimo, Kabupaten Pegunungan
Bintang, Kabupaten Deiyai, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Paniai,
Kabupaten Jayawijaya, dan Kabupaten Lani Jaya.
c.

Pengusaha lokal yang mengikuti pengadaan langsung tidak


diwajibkan memiliki pengalaman sebagai penyedia barang/jasa
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir.

d. Paket pengadaan pekerjaan konstruksi yang bernilai sampai dengan


Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) harus bermitra dengan
pengusaha lokal melalui kerjasama operasi/kemitraan dan
pengusaha lokal tidak diwajibkan memenuhi persyaratan
kemampuan dasar.
e.

Dalam hal Paket pengadaan pekerjaan konstruksi yang bernilai di


atas Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), Pokja ULP tidak boleh
melarang, menghambat, dan membatasi keikutsertaan calon
penyedia dari luar provinsi dan/atau Kabupaten/Kota, namun agar
memprioritaskan yang bekerjasama dengan pengusaha lokal.

5. Ketentuan Pasal 6 ayat (2) dicabut, sehingga Pasal 6 berbunyi sebagai


berikut:
Pasal 6
Dalam rangka menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dilakukan
berdasarkan metode pelaksanaan/kerja dan spesifikasi teknis dengan
memperhatikan data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan
hasil
survey
menjelang
dilaksanakannya
pengadaan
dengan
mempertimbangkan informasi yang meliputi:
a. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan
Pusat Statistik (BPS);
b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
asosiasi
terkait
dan
sumber
data
lain
yang
dapat
dipertanggungjawabkan;
c. daftar
biaya/tarif
Barang/Jasa
pabrikan/distributor tunggal;

yang

dikeluarkan

oleh

d. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan


mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs
tengah Bank Indonesia;
f.

hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan


dengan instansi lain maupun pihak lain;

g. perkiraan perhitungan biaya yang


perencana (engineers estimate);

dilakukan

oleh

konsultan

h. norma indeks yaitu tentang nilai harga terendah dan harga tertinggi
dari suatu barang/jasa yang diterbitkan oleh instansi teknis terkait
atau Pemerintah Daerah setempat; dan/atau
i.

informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

6. Diantara Pasal 6 dan Pasal 7 disisipkan 6 (enam) pasal, yaitu Pasal 6a,
Pasal 6b, Pasal 6c, Pasal 6d, Pasal 6e, dan Pasal 6f, sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 6a
(1) Pemilihan Pekerjaan Konstruksi pada prinsipnya dilakukan melalui
metode Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi.
(2) Khusus untuk Pekerjaan Konstruksi bersifat kompleks, terintegrasi,
dan/atau diyakini jumlah penyedianya terbatas, pemilihan penyedia
Pekerjaan Konstruksi dilakukan melalui metode Pelelangan Terbatas
dengan prakualifikasi.
(3) Dalam hal pengadaan pekerjaan konstruksi yang bersifat kompleks,
terintegrasi, atau bernilai di atas Rp 100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah), harus menggunakan persyaratan/kriteria evaluasi
teknis yang ditetapkan terlebih dahulu oleh Pejabat Eselon I terkait
untuk menghindari persyaratan/ kriteria yang diskriminatif dan/
atau pertimbangan yang tidak obyektif.
Pasal 6b
Dalam hal Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung ulang gagal, Pokja
ULP dapat melakukan Penunjukan Langsung berdasarkan persetujuan
PA, dengan tetap memperhatikan prinsip efisiensi, efektifitas, dan
akuntabilitas, dengan ketentuan:
a. hasil pekerjaan tidak dapat ditunda;
b. menyangkut kepentingan/keselamatan masyarakat; dan
c. tidak cukup waktu untuk melaksanakan proses Pelelangan/
Seleksi/ Pemilihan Langsung dan pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 6c
(1) Evaluasi dokumen penawaran harus berdasarkan pada pedoman
evaluasi penawaran dan ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.
(2) Pada pengadaan Pekerjaan Konstruksi, untuk harga penawaran yang
nilainya di bawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS, wajib
dilakukan evaluasi kewajaran harga dengan ketentuan:
a. Meneliti dan menilai kewajaran harga satuan dasar meliputi
harga upah, bahan, dan peralatan dari harga satuan penawaran,
sekurang-kurangnya pada setiap mata pembayaran utama;
b. Meneliti dan menilai kewajaran kuantitas/koefisien dari unsur
upah, bahan, dan peralatan dalam Analisa Harga Satuan;
c. Hasil penelitian butir a. dan butir b. digunakan
menghitung
harga
satuan
yang
dinilai
wajar
memperhitungkan keuntungan yang ditawarkan; dan

untuk
tanpa

d. Harga satuan yang dinilai wajar digunakan untuk menghitung


total harga penawaran yang dinilai wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Total harga sebagaimana dimaksud pada huruf d. dihitung
berdasarkan volume yang ada dalam daftar kuantitas dan harga.
(3) Apabila total harga penawaran yang diusulkan lebih kecil dari hasil
evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar dan gugur harga.

(4) Apabila total harga penawaran lebih besar dari hasil evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka harga penawaran
dinyatakan wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai
pemenang pelelangan, harus bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.
(5) Apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia menaikkan nilai
Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
penawarannya digugurkan dan Jaminan Penawaran dicairkan dan
disetorkan ke kas Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam Daftar
Hitam.
Pasal 6d
(1) Dalam hal Penyedia mengikuti beberapa paket pekerjaan konstruksi
dalam waktu bersamaan dengan menawarkan peralatan yang sama
untuk beberapa paket yang diikuti dan dalam evaluasi memenuhi
persyaratan pada masing-masing paket pekerjaan, maka hanya
dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
dengan cara melakukan klarifikasi untuk menentukan peralatan
tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan dinyatakan gugur.
(2) Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dikecualikan dengan syarat kapasitas dan produktifitas peralatan
secara teknis dapat menyelesaikan pekerjaan lebih dari 1 (satu)
paket.
(3) Dalam hal Penyedia mengikuti beberapa paket pekerjaan konstruksi
atau jasa konsultansi dalam waktu bersamaan dengan menawarkan
personil yang sama untuk beberapa paket yang diikuti dan dalam
evaluasi memenuhi persyaratan pada masing-masing paket
pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1
(satu) paket pekerjaan dengan cara melakukan klarifikasi untuk
menentukan personil tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk
paket pekerjaan lainnya personil dinyatakan tidak ada dan
dinyatakan gugur.
Pasal 6e
(1) Identifikasi bahaya dan tingkat risiko K3 pada pekerjaan yang dapat
timbul dalam pelaksanaan harus dicantumkan dalam dokumen
pengadaan pekerjaan konstruksi.
(2) Evaluasi teknis Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi (RK3K) dilakukan terhadap sasaran dan program K3
untuk pengendalian risiko bahaya K3.
Pasal 6f
(1) Dalam
hal
jawaban
sanggahan
banding
menyatakan
pelelangan/seleksi gagal dan harus dilakukan evaluasi ulang, maka
tidak ada sanggahan dan sanggahan banding terhadap hasil evaluasi
ulang.
(2) Apabila peserta keberatan terhadap hasil evaluasi ulang dapat
mengajukan pengaduan yang ditujukan kepada APIP K/L/D/I
bersangkutan.

7. Diantara Pasal 8 dan Pasal 9 disisipkan 3 (tiga) pasal, yaitu Pasal 8a,
Pasal 8b, dan
Pasal 8c sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 8a
Pembayaran bulanan/termin pada pekerjaan konstruksi dilakukan
senilai pekerjaan yang telah terpasang, termasuk peralatan dan/atau
bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan:
a. Peralatan dan/atau bahan yang merupakan bagian dari pekerjaan
utama namun belum dilakukan uji fungsi (commisioning) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Berada di lokasi pekerjaan sebagaimana tercantum dalam
Kontrak dan perubahannya;
2. Memiliki sertifikat uji mutu dari pabrikan/produsen;
3. Bersertifikat garansi dari produsen/agen resmi yang ditunjuk
oleh produsen;
4. Disetujui oleh PPK sesuai dengan capaian fisik yang diterima;
5. Dilarang dipindahkan dari area lokasi pekerjaan dan/atau
dipindahtangankan oleh pihak manapun; dan
6. Keamanan penyimpanan dan risiko kerusakan sebelum
diserahterimakan secara satu kesatuan fungsi merupakan
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
b. Dalam hal peralatan dan/atau bahan dibuat/dirakit oleh Penyedia
Barang/Jasa, maka persyaratan sertifikat uji mutu dan sertifikat
garansi sebagaimana dimaksud pada butir a.2 dan butir a.3 tidak
diperlukan;
c. Pembayaran peralatan dan/atau bahan harus memenuhi syarat
yaitu untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak Harga Satuan
dan bagian pekerjaan yang menggunakan harga satuan dari Kontrak
Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan.
Pasal 8b
(1) Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan melampaui tahun
anggaran berjalan akibat kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dapat diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan
sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan dengan diberlakukan denda
sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai bagian
Kontrak untuk setiap hari keterlambatan.
(2) Dalam
hal
penyelesaian
pekerjaan
akibat
keterlambatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melampaui tahun anggaran
berjalan, diterbitkan adendum untuk mencantumkan sumber dana
tahun anggaran berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan
diselesaikan
dan
memperpanjang
masa
berlaku
jaminan
pelaksanaan.
(3) PPK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak apabila
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dinilai tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan
pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima
puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
untuk menyelesaikan pekerjaan.

Pasal 8c
Penyesuaian harga (Price Adjustment) dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. tata cara perhitungan penyesuaian harga harus dicantumkan dalam
dokumen pengadaan;
b. penyesuaian harga diberlakukan terhadap kontrak tahun jamak
dengan jenis kontrak harga satuan serta kontrak gabungan lump
sum dan harga satuan berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang
telah tercantum dalam dokumen pengadaan dan/atau perubahan
dokumen pengadaan;
c. penyesuaian harga tidak diberlakukan terhadap bagian Kontrak
Lump Sum pada kontrak gabungan lump sum dan harga satuan
serta terhadap pekerjaan dengan harga satuan timpang;
d. penyesuaian harga tidak berlaku untuk jenis pekerjaan yang bersifat
borongan misalnya pekerjaan lump sum;
e. penyesuaian Harga Satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal
dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut; dan
f.

indeks harga bahan bangunan/konstruksi yang digunakan adalah


indeks harga perdagangan besar sub sektor konstruksi bersumber
dari Badan Pusat Statistik (BPS).

8. Ketentuan Pasal 9 ayat (1) diubah sehingga secara keseluruhan Pasal 9


berbunyi sebagai berikut:
Pasal 9
(1) Ketentuan mengenai Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan

Konstruksi dan Jasa Konsultansi tercantum dalam Lampiran yang


merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini yang
terdiri dari:
a. Lampiran I tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi, meliputi:
1. Buku Pedoman Pekerjaan Konstruksi
Pedoman Penyusunan Dokumen Pengadaan, Evaluasi
Penawaran,
Evaluasi
Kualifikasi,
dan
Penghitungan
Penyesuaian Harga/Eskalasi.
2. Buku Standar PK 01 HS
Standar
Dokumen
Pengadaan
Pekerjaan
Konstruksi
(Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi,
Satu Sampul, Sistem Gugur, Kontrak Harga Satuan.
3. Buku Standar PK 01 LS
Standar
Dokumen
Pengadaan
Pekerjaan
Konstruksi
(Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi,
Satu Sampul, Sistem Gugur, Kontrak Lump Sum.
4. Buku Standar PK 01 Gabungan
Standar
Dokumen
Pengadaan
Pekerjaan
Konstruksi
(Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung), Pascakualifikasi,
Satu Sampul, Sistem Gugur Kontrak Gabungan Harga
Satuan dan Lump Sum.

5. Buku Standar PK 02 HS
Standar
Dokumen
Pemilihan
Pekerjaan
Konstruksi
(Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi, Satu
Sampul, Sistem Gugur, Kontrak Harga Satuan.
6. Buku Standar PK 02 LS
Standar
Dokumen
Pemilihan
Pekerjaan
Konstruksi
(Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi, Satu
Sampul, Sistem Gugur, Kontrak Lump Sum.
7. Buku Standar PK 02 Gabungan
Standar
Dokumen
Pemilihan
Pekerjaan
Konstruksi
(Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi, Satu
Sampul, Sistem Gugur, Kontrak Gabungan Harga Satuan dan
Lump Sum.
8. Buku Standar PK 03 LS
Standar
Dokumen
Pemilihan
Pekerjaan
Konstruksi
(Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi, Dua
Sampul, Sistem Nilai, Kontrak Lump Sum Terintegrasi
Tanpa Penyetaraan Teknis.
9. Buku Standar PK 04 LS
Standar
Dokumen
Pemilihan
Pekerjaan
Konstruksi
(Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi, Dua
Tahap, Sistem Gugur Dengan Ambang Batas, Kontrak Lump
Sum Terintegrasi Dengan Penyetaraan Teknis.
10. Buku Standar PK 05
Standar Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Konstruksi Tunggal.
11. Buku Standar PK 06
Standar
Dokumen
Terintegrasi.

Kualifikasi

Pekerjaan

Konstruksi

b. Lampiran II tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa


Konsultansi, meliputi:
1. Buku Pedoman Jasa Konsultansi Konstruksi
Pedoman Penyusunan Dokumen Seleksi, Evaluasi Penawaran,
Evaluasi Kualifikasi dan Penyesuaian Harga/Eskalasi
(Kontrak Tahun Jamak Pelaksanaan Jasa Konsultansi
Konstruksi lebih dari 12 Bulan).
2. Buku Standar JK 07 HS
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi
(Badan Usaha) Prakualifikasi, Dua Sampul, Evaluasi Kualitas,
Kontrak Harga Satuan (Seleksi Umum).
3. Buku Standar JK 07 LS
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi
(Badan Usaha) Prakualifikasi, Dua Sampul, Evaluasi Kualitas,
Kontrak Lump Sum (Seleksi Umum).
4. Buku Standar JK 08 HS
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi
(Badan Usaha), Prakualifikasi, Dua Sampul, Evaluasi Kualitas
dan Biaya, Kontrak Harga Satuan (Seleksi Umum).

5. Buku Standar JK 08 LS
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi
(Badan Usaha) Prakualifikasi, Dua Sampul, Evaluasi Kualitas
dan Biaya, Kontrak Lump Sum (Seleksi Umum).
6. Buku Standar JK 09 HS
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi
(Badan Usaha) Prakualifikasi, Satu Sampul/Dua Sampul,
Evaluasi Pagu Anggaran, Kontrak Harga Satuan (Seleksi
Sederhana/Seleksi Umum).
7. Buku Standar JK 09 LS
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi
(Badan Usaha) Prakualifikasi, Satu Sampul/Dua Sampul,
Evaluasi Pagu Anggaran, Kontrak Lump Sum (Seleksi
Sederhana/Seleksi Umum).
8. Buku Standar JK 10 HS
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi
(Badan Usaha) Prakualifikasi, Satu Sampul, Evaluasi Biaya
Terendah, Kontrak Harga Satuan (Seleksi Sederhana).
9. Buku Standar JK 10 LS
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi
(Badan Usaha) Prakualifikasi, Satu Sampul, Evaluasi Biaya
Terendah, Kontrak Lump Sum (Seleksi Sederhana).
10. Buku Standar JK 11
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi
(Perseorangan) Pascakualifikasi, Satu Sampul, Evaluasi
Kualitas, Kontrak Harga Satuan/Lump Sum (Seleksi
Umum/Seleksi Sederhana).
11. Buku Standar JK 12
Standar Dokumen Kualifikasi Jasa Konsultansi Konstruksi.
(2) Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi di bidang
pekerjaan umum dilaksanakan sesuai dengan Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi yang
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri ini.
(3) Kontrak pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dapat
menggunakan:
a. kontrak Lump Sum, Harga Satuan, Gabungan Lump Sum dan
Harga Satuan untuk pekerjaan tunggal atau terintegrasi.
b. kontrak Lump Sum Jasa Konsultansi didasarkan atas
produk/keluaran (Output based) yang harus dihasilkan konsultan
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR. Jenis pekerjaan pada
kelompok ini yaitu feasibility study, design, study, evaluasi,
kajian, telaah, pedoman, petunjuk, produk hukum, sertifikasi,
dan lainnya.
Kontrak Harga Satuan Jasa Konsultansi didasarkan atas input
(tenaga ahli dan biaya-biaya langsung terkait termasuk
perjalanan dinas) yang harus disediakan konsultan (Input based)
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja/TOR. Jenis pekerjaan pada kelompok ini yaitu
supervisi/pengawasan pekerjaan fisik, monitoring dan evaluasi,
manajemen kontrak, survey, dan lainnya.

Pasal II
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini:
a. Perjanjian/Kontrak yang ditandatangani sebelum berlakunya Peraturan
Menteri
ini,
tetap
berlaku
sampai
dengan
berakhirnya
Perjanjian/Kontrak.
b. Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Desember 2013
MENTERI PEKERJAAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA,

DJOKO KIRMANTO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

NOMOR

Pasal II
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini:
a. Perjanjian/Kontrak yang ditandatangani sebelum berlakunya Peraturan
Menteri
ini,
tetap
berlaku
sampai
dengan
berakhirnya
Perjanjian/Kontrak.
b. Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Desember 2013
MENTERI PEKERJAAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA,

DJOKO KIRMANTO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

NOMOR

LAMPIRAN
1. PEDOMAN & BUKU STANDARD TENTANG KONSTRUKSI
2. PEDOMAN & BUKU STANDARD TENTANG KONSULTAN

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN PENGADAAN,


EVALUASI PENAWARAN, EVALUASI KUALIFIKASI
PEKERJAAN KONSTRUKSI, DAN PENGHITUNGAN
PENYESUAIAN HARGA/ESKALASI

1.

BAB I ....................................................................................................................................................... 3
KETENTUAN UMUM .............................................................................................................................. 3

2.

BAB II ...................................................................................................................................................... 7
PENYUSUNAN DOKUMEN PENGADAAN .............................................................................................. 7

3.

BAB III ...................................................................................................................................................19


TAHAPAN PELELANGAN /PEMILIHAN LANGSUNG ...........................................................................19

4.

BAB IV ...................................................................................................................................................35
EVALUASI PENAWARAN ......................................................................................................................35

5.

BAB V ....................................................................................................................................................73
PENETAPAN METODE PENILAIAN KUALIFIKASI .................................................................................73

6.

BAB VI ...................................................................................................................................................84
PENETAPAN PENGUMUMAN, SANGGAHAN, DAN SANGGAHAN BANDING .................................84

7.

BAB VII ..................................................................................................................................................88


PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL .................................................88

8.

BAB VIII.................................................................................................................................................94
LAIN - LAIN ........................................................................................................................................94

BAB I
KETENTUAN UMUM
A. PENGERTIAN ISTILAH
Dalam Pedoman Tata Cara Pengadaan Dan Evaluasi Penawaran Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi yang dimaksud dengan:
1. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
2. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan
dengan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya termasuk pengadaan barang konstruksi maupun
pengoperasian dan layanan pemeliharaan.
3. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/ Lembaga/ Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna
APBN/APBD.
4. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala
Daerah untuk menggunakan APBD.
5. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi yang berfungsi
melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri
sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.
6. Kelompok Kerja ULP yang selanjutnya disebut Pokja ULP adalah Kelompok Kerja
ULP adalah perangkat dari Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang berfungsi untuk
melaksanakan Pemilihan Penyedia jasa. Anggota Pokja ULP terlebih dahulu
ditetapkan oleh PA/KPA/Kepala Daerah
7. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan.
8. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang selanjutnya disebut
APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas
dan fungsi organisasi.
9. Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan/melaksanakan Pekerjaan
Konstruksi.
10. Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja dengan
penyedia penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan
(subkontrak).
11. Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia nasional
maupun penyedia asing, yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban
dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.
12. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang
bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan
oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang
diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP untuk menjamin terpenuhinya
kewajiban penyedia [Catatan : Surat Jaminan dari asuransi diperuntukkan bagi usaha
kecil]

13. Kontrak Pekerjaan Konstruksi yang selanjutnya disebut Kontrak adalah


perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia yang mencakup Syarat-Syarat
Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta
dokumen lain yang merupakan bagian dari kontrak.
14. Kontrak Harga Satuan adalah jenis kontrak pekerjaan konstruksi atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga
satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan
spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan
sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran
bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh
penyedia jasa.
15. Kontrak Lump Sum adalah jenis kontrak pekerjaan konstruksi atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti
dan tetap serta semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian
pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia jasa.
16. Kontrak Gabungan Lump Sum Dan Harga Satuan adalah jenis kontrak yang
merupakan gabungan lump sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang
diperjanjikan.
17. Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam
Kontrak.
18. Hari adalah adalah hari kalender untuk proses pemilihan secara elektronik,
pelaksanaan kontrak. dan jaminan-jaminan, kecuali hari kerja untuk proses
sanggahan banding.
19. Daftar kuantitas dan harga atau kebutuhan biaya/harga adalah daftar kuantitas
yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang
merupakan bagian dari penawaran.
20. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan biaya seluruh
volume pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan yang disusun dan ditetapkan
oleh PPK, dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan sudah termasuk biaya umum, keuntungan pekerjaan,
dan beban pajak, serta digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran
penawaran termasuk rinciannya.
21. Penyetaraan Teknis adalah penyesuaian/penyetaraan usulan teknis berdasarkan
hasil kombinasi penawaran teknis peserta untuk mendapatkan rancangan
terbaik dalam mencapai hasil/kinerja konstruksi dari beberapa alternatif
penggunaan sistem dan desain penerapan teknologi yang berbeda.
22. Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung menunjang
terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan.
23. Mata Pembayaran Utama adalah mata pembayaran yang pokok dan penting
yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh per seratus) dari
seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai
bobotnya terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam Dokumen Pengadaan.
24. Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per
satu satuan tertentu.
25. Harga Satuan Dasar (HSD) adalah harga satuan komponen dari harga satuan
pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu.

26. Metoda pelaksanaan pekerjaan adalah metode yang menggambarkan


penguasaan penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir
meliputi tahapan/urutan pekerjaan (utama) dan uraian/cara kerja dari masingmasing jenis kegiatan pekerjaan utama dan penunjang pekerjaan utama yang
dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.
27. Personil inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang akan ditempatkan secara
penuh, yang di dalam organisasi pelaksanaan posisinya sebagai manajemen
pelaksanaan pekerjaan.
28. Bagian pekerjaan yang disubkontrakan adalah bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama, atau pekerjaan spesialis yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan, yang pelaksanaannya diserahkan kepada
penyedia barang/jasa dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
29. Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan) adalah jangka waktu untuk
melaksanakan pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan.
30. Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia yang dinyatakan pada
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang diterbitkan oleh PPK.
31. Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyelesaian seluruh pekerjaan.
32. Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir.
33. Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan
sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
34. Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak baik sebagian
maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna atau penyedia dalam
periode pelaksanaan kontrak.
35. Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan
oleh penyedia kepada PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta diterima oleh
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan
kerja, dan/atau keselamatan umum.
36. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah dan
tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme dalam Pengadaan Barang/Jasa.
37. Prakualifikasi adalah proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum
pemasukan penawaran.
38. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kualifikasi yang dilakukan setelah
pemasukan penawaran.
39. Formulir Isian Kualifikasi adalah isian dari peserta pengadaan barang/jasa
dalam proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan
persyaratan tertentu lainnya.
40. Daftar Isian Kualifikasi adalah dokumen yang disampaikan oleh peserta berisi
pakta integritas dan formulir isian kualifikasi.
41. Daftar Hitam adalah daftar yang memuat identitas Penyedia Barang/Jasa
dan/atau Penerbit Jaminan yang dikenakan sanksi oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berupa larangan ikut serta dalam proses
5

pengadaan barang/jasa diseluruh Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja


Perangkat Daerah/lnstitusi lainnya.
42. Daftar Hitam Nasional adalah daftar hitam yang dimuat dalam Portal Pengadaan
Nasional Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah.
B. TUJUAN
Pedoman ini disusun dengan tujuan:
1. Sebagai pedoman Kelompok Kerja (Pokja) ULP dalam menyusun dokumen
pengadaan, mengevaluasi penawaran, dan mengevaluasi kualifikasi;
2. Penyedia yang diyakini mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik, dengan
harga penawaran yang wajar;
3. Agar pelaksanaan pengadaan dilakukan secara efisien, efektif, transparan,
terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel.
C. RUANG LINGKUP
1. Pedoman ini digunakan untuk pelaksanaan pelelangan mencakup:
a. Pengadaan pekerjaan konstruksi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi
yang seluruh pembiayaannya bersumber dari anggaran pembangunan
pemerintah (pusat/daerah).
b. Pengadaan pekerjaan konstruksi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi
yang sebagian pembiayaannya bersumber dari anggaran pembangunan
pemerintah (pusat/daerah) dan sebagian bersumber dari pinjaman atau
hibah dalam negeri.
2. Pedoman ini digunakan untuk mempermudah/menuntun Pokja ULP dalam
pelaksanaan pelelangan/pemilihan langsung sesuai dengan yang tercantum
dalam standar dokumen pengadaan meliputi:
a. Metode Satu Sampul, Evaluasi Sistem Gugur:
1) Pascakualifikasi:
a) Kontrak Harga Satuan (Buku Standar PK 01 HS);
b) Kontrak Lump Sum (Buku Standar PK 01 LS); dan
c) Kontrak Gabungan Harga Satuan dan Lump Sum (Buku Standar PK
01 Gabungan).
2) Prakualifikasi:
a) Kontrak Harga Satuan (Buku Standar PK 02 HS);
b) Kontrak Lump Sum (Buku Standar PK 02 LS); dan
c) Kontrak Gabungan Harga Satuan dan Lump Sum (Buku Standar PK
02 Gabungan).
b. Metode Dua Sampul, Evaluasi Sistem Nilai, Prakualifikasi, Kontrak Lump
Sum (Buku Standar PK 03 LS);
c. Metode Dua Tahap, Evaluasi Sistem Gugur Dengan Ambang Batas,
Prakualifikasi, Kontrak Lump Sum (Buku Standar PK 04 LS);
d. Standar Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Tunggal (Buku Standar PK 05);
e. Standar Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Terintegrasi (Buku Standar PK 06).

BAB II
PENYUSUNAN DOKUMEN PENGADAAN
A. PERSIAPAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Proses Perumusan Persiapan pengadaan pekerjaan konstruksi dimulai dari
identifikasi kebutuhan pekerjaan konstruksi sampai dengan pengumuman rencana
pengadaan tersebut. Pengumuman dilakukan secara terbuka kepada masyarakat
luas melalui website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk
masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional. setelah Rencana Kerja Anggaran (RKA)
dari K/L/D/I disetujui oleh DPR/DPRD.
Dokumen yang diperlukan antara lain, Rencana Umum Pengadaan (RUP), yang
terdiri dari:
1. Kebijakan Umum Pengadaan yang meliputi:
a. Pemaketan Pekerjaan;
b. Cara Pelaksanaan Pekerjaan;
c. Pengorganisasian Pekerjaan; dan
d. Penetapan Penggunaan Produksi Dalam Negeri.
e. Rencana Penganggaran Biaya Pengadaan Serta Biaya Pendukungnya.
2. Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang meliputi:
a. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan,
b. Waktu pelaksanaan yang diperlukan,
c. Spesifikasi Teknis Pekerjaan yang akan diadakan,
d. Besarnya total perkiraan biaya pekerjaan.
B. IDENTIFIKASI DAN PEMILIHAN METODE PENGADAAN
PA/KPA dalam menyusun rencana pengadaan, perlu melakukan identifikasi
kebutuhan pekerjaan konstruksi dan menetapkan metode pengadaan, serta wajib
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pekerjaan Konstruksi yang dibutuhkan atau yang akan diadakan adalah untuk
kegiatan yang ada di dalam Rencana Kerja K/L/D/I yang telah diuraikan dalam
Rencana Strategis oleh unit kerja di bawahnya.
2. Dilakukan pemaketan untuk Pekerjaan Konstruksi sesuai kebutuhan teknis
dengan memberikan kesempatan bagi usaha kecil tanpa mengabaikan prinsip
efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem konstruksi, kualitas dan kemampuan
teknis usaha mikro, usaha kecil dan koperasi kecil.
3. Jadwal kegiatan harus memperhatikan waktu pemilihan penyedia, pelaksanaan
pekerjaan dan batas waktu penyelesaian pekerjaan sehingga dapat difungsikan
sesuai rencana sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
4. Memperhatikan kesiapan untuk pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi seperti
perencanaan/desain yang diperlukan, lahan, persetujuan kontrak tahun jamak
(untuk kontrak tahun jamak) serta besarnya dana/biaya
5. Pemilihan metode pengadaan pada prinsipnya menggunakan metode pelelangan
umum, dalam hal ini dapat dilakukan mengikuti ketentuan di dalam pedoman
ini namun tidak terbatas untuk memilih metode pengadaan yang lain sesuai
dengan tatacara pengadaan yang berlaku, yang diatur dalam Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012.
7

6. Pemilihan metode pengadaan dilakukan dengan mempertimbangkan, jenis,


sifat, kompleksitas pekerjaan, nilai barang/jasa serta jumlah penyedia
barang/jasa yang ada antara lain:
a. Metode Pemasukan Dokumen Penawaran Satu Sampul:
1) Evaluasi Sistem Gugur dengan Pascakualifikasi.
Digunakan untuk pekerjaan konstruksi yang umumnya pekerjaan
tunggal, yaitu pekerjaan-pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan sesuai
tahapan kegiatan setelah perencanaan teknik diselesaikan terlebih
dahulu.
Penetapan krtiteria evaluasi sistem gugur ditentukan dalam dokumen
pengadaan sebagai berikut:
a) Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi
persyaratan substantif yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan
dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan, meliputi :
(1) tahapan/urutan penyelesaian pekerjaan utama;
(2) metode kerja setiap kegiatan bagian pekerjaan utama (tidak
termasuk metode/proses produksi barang jadi/pabrikan ); dan
(3) metode kerja setiap kegiatan pekerjaan penunjang/sementara
(apabila ada) yang terkait dengan pekerjaan utama.

catatan:
pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang/sementara harus
ditegaskan dalam Dokumen Pelelangan.
b) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan serah terima
pertama/Provisional Hand Over (PHO) yang ditawarkan tidak
melebihi jangka waktu yang ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan.

Pokja ULP dilarang:


(1) mensyaratkan network planning/CP, cash flow, atau diagram;
(2) mensyaratkan jadwal kebutuhan material, peralatan, dan
personil/tenaga kerja; dan
(3) mensyaratkan urutan secara teknis jenis kegiatan yang
dilaksanakan.
kecuali persyaratan (a), (b), dan/atau (c) tersebut telah disetujui oleh
Eselon I terkait.
c) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang
disediakan sesuai dengan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan, meliputi:
(1) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan utama;
(2) jumlah alat dapat berbeda sepanjang kapasitas sesuai dengan
yang disyaratkan dan memenuhi keteknisan operasional;
(3) 1 (satu) alat dapat dipakai untuk lebih dari 1 (satu) paket
pekerjaan sepanjang kapasitas dan produktifitas peralatan
sesuai dengan yang disyaratkan dan memenuhi keteknisan
operasional;
(4) Dalam hal Penyedia mengikuti beberapa paket pekerjaan
konstruksi dalam waktu bersamaan dengan menawarkan
peralatan yang sama untuk beberapa paket yang diikuti dan
dalam evaluasi memenuhi persyaratan pada masing-masing
paket pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan dengan cara
8

(5)

(6)

melakukan klarifikasi untuk menentukan peralatan tersebut


akan ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya
peralatan dinyatakan tidak ada dan dinyatakan gugur;
Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1
(satu) paket pekerjaan sebagaimana dimaksud pada butir (4),
dapat dikecualikan dengan syarat kapasitas dan produktifitas
peralatan secara teknis dapat menyelesaikan pekerjaan lebih
dari 1 (satu) paket;
Dalam hal Penyedia mengikuti beberapa paket pekerjaan
konstruksi atau jasa konsultansi dalam waktu bersamaan
dengan menawarkan personil yang sama untuk beberapa paket
yang diikuti dan dalam evaluasi memenuhi persyaratan pada
masing-masing paket pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan
sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan dengan cara
melakukan klarifikasi untuk menentukan personil tersebut
akan ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya
personil dinyatakan tidak ada dan dinyatakan gugur;

Catatan:
(a) Pertimbangan keperluan AMDAL, ijin tempat, dan lain-lain
yang terkait dengan peralatan utama yang ditawarkan
(misal AMP, Batching Plant, kapal keruk, atau alat lain
yang memerlukan "instaling") tidak dijadikan dasar dalam
penilaian/evaluasi teknis, kecuali persyaratan tersebut
telah disetujui oleh Eselon I terkait.;
(b) Tahun Pembuatan tidak dijadikan pertimbangan dalam
penilaian, kecuali persyaratan tersebut telah disetujui oleh
Eselon I terkait;
(c) Kepemilikan peralatan dapat dilihat dari milik sendiri/
sewa/ surat dukungan/lainnya; Dalam hal menawar lebih
dari satu paket pekerjaan, maka kemampuan menyediakan
peralatan dapat dinyatakan dengan milik sendiri/ sewa/
surat dukungan/lainnya. Apabila peralatan utama 1 (satu)
untuk menawar lebih dari satu paket pekerjaan perlu
dilakukan perhitungan kemampuan produktifitas alat yang
bersangkutan.
d) Spesifikasi Teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan, meliputi:
(1) Apabila menyampaikan usulan perubahan spesifikasi teknis
tidak boleh lebih rendah dari yang dipersyaratkan dalam
Dokumen Pengadaan; dan
(2) Apabila tidak menyampaikan usulan perubahan spesifikasi
teknis dianggap mengikuti spesifikasi teknis yang diberikan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
(3) Dalam hal pekerjaan konstruksi tunggal spesifikasi teknis tidak
dapat menggugurkan
e) Personil Inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dlam Dokumen Pengadaan serta
posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
organisasi pelaksana yang diajukan, meliputi:
(1) Organisasi Pelaksanaan:
(a) Manager Pelaksanaan/Proyek,
9

(b) Manager Teknik,


(c) Manager Keuangan/Administrasi,
(d) Pelaksana.
(2) Penilaian personil manajerial (ahli/terampil) pada organisasi
pelaksanaan pekerjaan. sampai Untuk usaha non kecil tidak
termasuk tenaga terampil dan/atau personil pendukung,
sedangkan untuk usaha kecil cukup personil pelaksana (tenaga
terampil);
(3) Kompetensi personil manajerial pada butir (1), meliputi:
(a) Jabatan;
(b) Pendidikan;
(c) Pengalaman; dan
(d) Profesi/keahlian.
(e) Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan
meliputi:
(4) mensubkontrakkan/bekerja sama dengan penyedia jasa usaha
kecil;
(5) bukan pekerjaan utama;
(6) pekerjaan spesialis; dan
(7) memilih perkerjaan yang disubkontraakan sesuai yang
tercantum dalam lembar Data Pemilihan (LDP).
2) Evaluasi Sistem Gugur dengan Prakualifikasi.
Digunakan untuk pekerjaan tunggal dan kompleks, yaitu pekerjaan yang
memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, menggunakan
peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang bernilai diatas
Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah). Penetapan kriteria
evaluasi penawaran sama seperti pada sistem gugur pascakualifikasi.
3) Evaluasi Sistem Gugur dengan Ambang Batas
Metode satu sampul, sistem gugur dengan ambang batas,
pascakualifikasi/prakualifikasi.
Penilaian dilakukan dengan memberikan nilai angka (skor) terhadap
unsur-unsur teknis yang dinilai berdasarkan kriteria dan bobot yang
telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan; dan penawaran dinyatakan
lulus teknis apabila masing-masing unsur maupun nilai total
keseluruhan unsur memenuhi ambang batas minimal yang ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan.
Penetapan krtiteria evaluasi sistem gugur ambang batas sama dengan
sistem gugur hanya pemberian bobot/nilai pada krtiteria evaluasi
ambang batas ditetapkan oleh pejabat eselon 1 terkait.
Dalam hal pemberian bobot/nilai pada kriteria/substansi/uraian
evaluasi teknis dengan sistem gugur ambang batas belum ditetapkan oleh
pejabat eselon 1 terkait di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum,
maka Pokja ULP menggunakan evaluasi sistem gugur.
b. Metode Pemasukan Dokumen Penawaran Dua Sampul:
Sistem Nilai, Prakualifikasi, tanpa penyetaraan:
Digunakan untuk pekerjaan terintegrasi tanpa penyetaraan, yang
merupakan
pekerjaan
konstruksi
bersifat
kompleks,
dengan
menggabungkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
10

dan/atau pengadaan barangnya dilaksanakan dalam satu kontrak untuk


menghasilkan kinerja hasil pekerjaan (outcome) sesuai yang ditetapkan.
Contoh: Design and Build; Kontrak Berbasis Kinerja (Performance Based
Contract/PBC); Engineering, Procurement, and Construction (EPC)/Turn

Key.
c. Metode Pemasukan Dokumen Penawaran Dua Tahap
Sistem Gugur dengan ambang batas, Prakualifikasi, tanpa penyetaraan atau
dengan penyetaraan.
Digunakan untuk pekerjaan terintegrasi (tanpa/dengan) penyetaraan, yang
merupakan
pekerjaan
konstruksi
bersifat
kompleks,
dengan
menggabungkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan/atau pengadaan barangnya dilaksanakan dalam satu kontrak untuk
menghasilkan kinerja hasil pekerjaan (outcome) sesuai yang ditetapkan.
Contoh: Design and Build; Kontrak Berbasis Kinerja (Performance Based
Contract/PBC); Engineering, Procurement, and Construction (EPC)/Turn
Key.
C. PEMAKETAN PEKERJAAN
PA/KPA dalam melakukan pemaketan pekerjaan konstruksi wajib memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
1. Memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri dan memberi kesempatan
seluas-luasnya bagi usaha kecil;
2. Nilai paket pekerjaan sampai dengan Rp. 2.500.000.000,- diperuntukkan bagi
usaha mikro, usaha kecil dan koperasi kecil kecuali untuk pekerjaan konstruksi
yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha mikro,
usaha kecil dan koperasi kecil;
3. Menetapkan sebanyak-banyaknya paket pekerjaan konstruksi untuk usaha
mikro, usaha kecil dan koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi,
persaingan sehat, kesatuan sistem, kualitas dan kemampuan teknis usaha mikro,
usaha kecil dan koperasi kecil;
4. PA/KPA dilarang memecah paket pengadaan menjadi beberapa paket kecil
dengan maksud untuk menghindari pelelangan;
5. PA/KPA dilarang menyatukan dan memusatkan beberapa kegiatan yang
tersebar di beberapa daerah/lokasi yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat
efisiensinya seharusnya dilakukan di daerah/lokasi masing-masing;
6. PA/KPA dilarang menyatukan/menggabungkan beberapa paket pengadaan
yang menurut sifat dan jenis pekerjaannya dapat dipisahkan dan/atau besaran
nilainya yang seharusnya dilakukan oleh usaha mikro, usaha kecil dan koperasi
kecil;
7. PA/KPA dilarang menentukan kriteria, persyaratan atau prosedur pengadaan
yang diskriminatif dan/atau dengan pertimbangan yang tidak objektif.
D. PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)
1. PPK menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Barang/Jasa, kecuali untuk
Kontes/Sayembara;
2. ULP/Pejabat Pengadaan mengumumkan nilai total HPS berdasarkan HPS yang
ditetapkan oleh PPK;
3. Nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia;
4. HPS disusun paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir
pemasukan penawaran;
5. HPS digunakan sebagai:
11

6.

7.

8.
9.

a. alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya;


b. dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah untuk
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dan Pengadaan Jasa
Konsultansi yang menggunakan metode Pagu Anggaran; dan
c. dasar untuk menetapkan besaran nilai Jaminan Pelaksanaan bagi penawaran
yang nilainya lebih rendah dari 80% (delapan puluh perseratus) nilai total
HPS.
Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh
berdasarkan hasil survei menjelang dilaksanakannya Pengadaan, dengan
mempertimbangkan informasi yang meliputi:
a. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat
Statistik (BPS);
b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait
dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
c. daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor
tunggal;
d. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank
Indonesia;
f. hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan
instansi lain maupun pihak lain;
g. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana
(engineers estimate);
h. norma indeks; dan/atau
i. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam menyusun HPS telah memperhitungkan:
a. Pajak Pertambahan Nilai (PPN); dan
b. keuntungan dan biaya overhead yang dianggap wajar bagi penyedia
maksimal 15% (lima belas perseratus) dari total biaya tidak termasuk PPN.
HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain dan Pajak
Penghasilan (PPh) penyedia.
HPS bukan sebagai dasar untuk menentukan besaran kerugian negara.

E. PENYUSUNAN DOKUMEN TAHUN JAMAK


1. Pokja ULP wajib melakukan penyusunan Dokumen Pengadaan (Tahun Jamak)
sebelum melaksanakan proses Pelelangan. Pekerjaan Konstruksi yang
dilaksanakan dengan kontrak tahun jamak (Multi Years Contract) dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Pengadaannya memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dan
sumber dana yang diperlukan untuk pengadaan yang berasal dari rupiah
murni (APBN/APBD).
b. Secara teknis pekerjaan tidak dapat dipecah-pecah dan/atau penyelesaian
pekerjaan tersebut membutuhkan waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan
dan/atau dalam rangka mengefektifkan pencapaian program sesuai target
yang telah ditetapkan.
c. Kegiatan/paket pekerjaan konstruksi tersebut sudah mendapatkan
persetujuan pelaksanaan kontrak tahun jamak dari menteri keuangan (yang
bersumber dari APBN) atau kepala daerah (yang bersumber dari APBD).
d. Dalam melaksanakan pelelangan kontrak tahun jamak dilakukan sekaligus
meliputi keseluruhan biaya pelaksanaan paket pekerjaan sampai dengan
12

selesai, tidak berdasarkan anggaran yang tersedia di tahun pertama


(bertahap).
2. Dalam penyusunan Dokumen Pengadaan (Tahun Jamak) untuk kontrak
lumpsum tidak dibolehkan ada penyesuaian Harga, ketentuan penyesuaian
harga agar mempertimbangkan sesuai jenis kontrak yang dipilih yaitu:
a. Kontrak Harga Satuan
1) Dokumen acuan/referensi yang digunakan adalah:
a) Buku Standar PK 01 HS
Standar
Pengadaan
Pekerjaan
Konstruksi
(Pelelangan
Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi, Satu Sampul, Evaluasi
Sistem Gugur, Kontrak Harga Satuan.
b) Buku Standar PK 02 HS
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi, Satu Sampul, Evaluasi
Sistem Gugur, Kontrak Harga Satuan.
c) PK 05
Standar Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Konstruksi Tunggal.
2) Ketentun penyesuaian harga dapat dilihat pada subbab F. PERHITUNGAN
PENYESUAIAN HARGA.
b. Kontrak Lump Sum
1) Dokumen acuan/referensi yang digunakan adalah:
a) Buku Standar PK 01 LS
Dokumen
Pengadaan
Pekerjaan
Konstruksi
(Pelelangan
Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi, Satu Sampul, Sistem
Gugur, Kontrak Lump Sum.
b) Buku Standar PK 02 LS
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi, Satu Sampul, Sistem
Gugur, Kontrak Lump Sum.
c) Buku Standar PK 03 LS
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi, Dua Sampul, Sistem
Nilai, Kontrak Lump Sum Terintegrasi Tanpa Penyetaraan Teknis.
d) Buku Standar PK 04 LS
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi, Dua Tahap, Sistem
Gugur Dengan Ambang Batas, Kontrak Lump Sum Terintegrasi
Dengan Penyetaraan Teknis.
e) Buku Standar PK 05
Standar Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Konstruksi Tunggal.
f) Buku Standar PK 06
Standar Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.
2) Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a) Pengumuman
Harus ditambahkan pencantuman sumber pendanaan dan tahun
anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut dan
Jangka waktu pelaksanaan.
b) Dalam kontrak lump sum tidak dibolehkan adanya Penyesuaian
Harga (Price Adjustment), juga adanya pekerjaan tambah, maka

13

dalam memilih jenis kontrak Lump Sum ini harus sudah dipastikan
bahwa volume, spesifikasi teknis dan gambar sudah pasti.
c. Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
1) Dokumen acuan/referensi yang digunakan adalah:
a) Buku PK 02 Gabungan
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pemilihan Langsung), Pascakualifikasi, Satu Sampul, Sistem
Gugur Kontrak Gabungan Harga Satuan dan Lump Sum.
b) Buku PK 03 Gabungan
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi, Satu Sampul, Sistem
Gugur, Kontrak Gabungan Harga Satuan dan Lump Sum.
c) Buku PK 05
Standar Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Konstruksi Tunggal.
d) Buku PK 06
Pedoman Evaluasi Kualifikasi Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.
2) Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a) Penyesuaian harga (Price Adjustment) dilakukan sesuai dengan
ketentuan pada bagian kontrak harga satuan, dengan penjelasan
sebagai berikut:
(1) penyesuaian harga diberlakukan terhadap bagian Kontrak
Harga Satuan berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang
telah tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan/atau
perubahan Dokumen Pengadaan;
(2) penyesuaian harga tidak diberlakukan pada bagian Kontrak
Lump Sum serta pekerjaan dengan Harga Satuan timpang atau
harga Lump Sum. penyesuaian harga tidak berlaku untuk jenis
pekerjaan yang bersifat borongan misalnya pekerjaan Lump
Sum.
(3) tata cara perhitungan penyesuaian harga harus dicantumkan
dengan jelas dalam Dokumen Pengadaan;
b) Pengumuman
Pada pengumuman harus ditambahkan pencantuman sumber
pendanaan dan tahun anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan tersebut termasuk perkiraan kebutuhan dana untuk
Penyesuaian Harga dan jangka waktu pelaksanaan.
c) Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK)
Harus ditambahkan ketentuan Penyesuaian Harga (Price Adjustment)
pada SSUK disisipkan sesuai dengan ketentuan pada bagian kontrak
harga satuan.
d) Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK)
Harus ditambahkan ketentuan Penyesuaian Harga yaitu penetapan
koefisien komponen bahan, tenaga kerja, alat kerja, dan bahan bakar
sesuai dengan ketentuan pada bagian kontrak harga satuan.
F. PERHITUNGAN PENYESUAIAN HARGA
1. Penyesuaian harga (Price Adjustment) dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. tata cara perhitungan penyesuaian harga harus dicantumkan dalam
dokumen pengadaan;
b. penyesuaian harga diberlakukan terhadap kontrak tahun jamak dengan
jenis kontrak harga satuan serta kontrak gabungan lump sum dan harga
14

satuan berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah tercantum dalam


dokumen pengadaan dan/atau perubahan dokumen pengadaan;
c. penyesuaian harga tidak diberlakukan terhadap bagian Kontrak Lump Sum
pada kontrak gabungan lump sum dan harga satuan serta terhadap
pekerjaan dengan harga satuan timpang;
d. penyesuaian harga tidak berlaku untuk jenis pekerjaan yang bersifat
borongan misalnya pekerjaan lump sum;
e. penyesuaian Harga Satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal dari luar
negeri, menggunakan indeks penyesuaian harga dari negara asal barang
tersebut; dan
f. indeks harga bahan bangunan/konstruksi yang digunakan adalah indeks
harga perdagangan besar sub sektor konstruksi bersumber dari Badan Pusat
Statistik (BPS).
2. Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK)
Harus ditambahkan ketentuan Penyesuaian Harga (Price Adjustment) pada SSUK
sebagai berikut:

Penyesuaian Harga:
a. Harga yang tercantum dalam kontrak dapat berubah akibat adanya
penyesuaian harga sesuai dengan peraturan yang berlaku;
b. Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak yang masa
pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan diberlakukan mulai
bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan pekerjaan.
c. Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata pembayaran,
kecuali komponen keuntungan dan biaya operasional sebagaimana
tercantum dalam penawaran Harga satuan Timpang dan Harga jenis
pekerjaan Lump Sum.
d. Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
yang tercantum dalam kontrak awal/adendum kontrak. Agar diperhatikan
pengambilan indeks penyesuaian harga:
1) pada saat pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan;
2) pada saat pekerjaan lebih cepat dari jadwal pelaksanaan pekerjaan
menggunakan indeks harga yang terkecil antara jadwal pelaksanaan
pekerjaan dengan pada saat realisasi pelaksanaan pekerjaan; atau
3) Pada saat pekerjaan terlambat karena kesalahan rekanan penyesuaian
harga satuan dan nilai kontrak menggunakan indeks harga sesuai jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan pada kontrak awal. Kontrak
yang terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh kesalahan Penyedia
diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan indeks harga terendah
antara jadwal awal dengan jadwal realisasi pekerjaan.
e. indeks penyesuaian harga dari negara asal barang tersebut.
f. Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan baru sebagai akibat adanya
adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-13
(tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut ditandatangani.
g. Penyesuaian Harga Satuan, ditetapkan dengan rumus sebagai berikut:
Hn
Hn
Ho
a

=
=
=
=

b, c, d

Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan;
Harga Satuan pada saat harga penawaran;
Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan overhead;
Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran
komponen keuntungan dan overhead maka a = 0,15.
Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan,
alat kerja, dsb;
15

Penjumlahan a+b+c+d+....dst adalah 1,00.


Indeks harga komponen pada saat pekerjaan dilaksanakan
(mulai bulan ke-13 setelah penandatanganan kontrak).
Bo, Co, Do = BAB CVIII Indeks harga komponen pada bulan ke-12
setelah penanda-tanganan kontrak
Penetapan koefisien Kontrak pekerjaan dilakukan oleh Menteri dan
dicantumkan dalam Syarat-syarat Khusus Kontrak.
Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja dan alat kerja ditetapkan dalam
Syarat-syarat Khusus Kontrak.
khusus indeks harga bahan bangunan/konstruksi yang digunakan adalah
indeks harga perdagangan besar bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).
khusus indeks harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menggunakan harga resmi
Pertamina untuk BBM industri.
khusus penyesuaian Harga Satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal
dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian harga dari negara asal
barang tersebut;
Dalam hal indeks harga tidak termuat di butir j), k), l), dan m), digunakan
indeks harga yang dikeluarkan oleh instansi teknis.
Rumusan penyesuaian nilai kontrak ditetapkan sebagai berikut:
Bn, Cn, Dn =

h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Pn
Pn
Hn

=
=
=

(Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+.... dst
Nilai Kontrak setelah dilakukan penyesuaian Harga Satuan;
Harga Satuan baru setiap jenis komponen pekerjaan setelah
dilakukan penyesuaian harga menggunakan rumusan
penyesuaian Harga Satuan;
Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang dilaksanakan

o. Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh PPK, apabila penyedia telah


mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;
p. Penyedia dapat mengajukan penyesuaian harga secara berkala selambatlambatnya setiap 6 (enam) bulan.
3. Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK)
Harus ditambahkan ketentuan Penyesuaian Harga yaitu penetapan koefisien
komponen bahan, tenaga kerja, alat kerja, dan bahan bakar pada SSKK sebagai
berikut:

Penyesuaian harga
a. Untuk Penyesuaian Harga digunakan adalah indeks dari komponen
pekerjaan yang terbesar yang dikeluarkan oleh .................... [diisi BPS atau
Instansi Teknis Lainnya (jika indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan
BPS)].
b. Koefisien komponen bahan, tenaga kerja dan alat kerja ditetapkan sebagai
berikut: ......................... [koefisien komponen adalah perbandingan antara
nilai bahan, tenaga kerja dan alat kerja terhadap Harga Satuan dari
pembobotan HPS, dapat dilakukan sesuai pengelompokan jenis pekerjaan
dari HPS], contoh:
Jenis Pekerjaan
Timbunan
Galian
Galian dengan alat
Beton
Beton bertulang

Koefisien Komponen
a.
b.
c.
0,15
.
..
0,15
.
..
0,15
.
..
0,15
.
..
0,15
.
..

d.
..
..
..
..
..

a+b+c+d
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00

16

Catatan:
Koefisien komponen dapat diambil dari analisa HSP Pembentuk Harga Satuan pada
Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

G. PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK


1. Dalam penyusunan Dokumen Pengadaan secara elektronik perlu
memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Seluruh Satuan Kerja/SNVT di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
wajib menayangkan Rencana Umum Pengadaan sesuai dengan alokasi DIPA
pada sistem e-procurement Kementerian Pekerjaan Umum segera setelah
rencana kerja dan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum disetujui oleh
DPR;
b. Rencana Umum Pengadaan berisi seluruh informasi paket kegiatan
administrasi umum, swakelola, dan kontraktual.
c. Dalam penerapan secara elektronik:
1) Pokja ULP wajib mengunggah (Upload) dokumen pengadaan dalam
sistem pengadaan secara elektronik di website www.pu.go.id dan
penyedia wajib mengunduh (download) untuk mengikuti pelaksanaan
pengadaan;
2) Pada prinsipnya data kualifikasi dan data penawaran dari peserta
disampaikan secara elektronik dan penyerahan dokumen asli (hardcopy)
hanya dilakukan terhadap penawaran yang akan diusulkan sebagai
calon pemenang (calon pemenang lelang, calon pemenang cadangan 1,
dan calon pemenang cadangan 2 apabila ada);
3) Substansi yang akan dievaluasi (administrasi, teknis, harga, dan
kualifikasi) yang disampaikan secara elektronik wajib ditetapkan oleh
Pokja ULP dalam dokumen Pengadaan;
4) Isian data kualifikasi yang disampaikan secara elektronik akan dilakukan
pembuktian berdasarkan dokumen asli atau copy yang telah dilegalisir
oleh yang berwenang;
5) Jaminan penawaran asli dari penyedia yang mengikuti pengadaan secara
elektronik wajib disampaikan dan diterima oleh Pokja ULP sebelum batas
akhir memasukkan penawaran;
6) Pembukaan dokumen penawaran disaksikan oleh wakil peserta yang
hadir dan berita acara ditandatangani oleh Pokja ULP dan dua orang
saksi sesuai dengan dokumen pengadaan;
7) Data yang digunakan oleh Pokja dalam evaluasi dokumen penawaran
dan penyedia jasa adalah data yang diunggah (upload) pada sistem
pengadaan secara elekronik sesuai dengan yang tertulis dalam dokumen
pengadaan, kecuali jaminan penawaran atau syarat lain yang telah
ditetapkan;
8) Jika suatu paket pelelangan setelah seluruh proses ekstrasi berhasil dan
terdapat lebih dari satu dokumen elektronik yang tidak rusak, berbeda
isinya, dan tidak saling melengkapi serta tidak ada keterangan
perubahan dokumen maka dokumen yang digunakan untuk evaluasi
adalah dokumen yang di up-load paling akhir. Tetapi jika waktu
uploadnya sama maka yang digunakan adalah dokumen yang waktu
modifikasinya paling akhir. Dokumen elektronik yang dimaksud adalah
dokumen administrasi, teknis, harga, dan dokumen kualifikasi sesuai
yang ditentukan dalam dokumen pengadaan;

17

9) Dokumen elektronik yang rusak (sesudah mendapat klarifikasi dari LSPE


(Kemen PU)) akibat kesalahan pengiriman dokumen oleh Penyedia Jasa,
yang mengakibatkan dokumen tersebut tidak dapat dilakukan evaluasi
oleh Pokja ULP, maka dokumen elektronik tersebut dinyatakan tidak
memenuhi syarat;
10) Usahakan Dokumen Pengadaan diunggah secara utuh (lengkap) serta
tidak boleh terputus (tidak terjadi jeda) agar tidak menimbulkan salah
pengertian bagi penyedia;
11) Setelah dapat dipastikan dokumen telah diunggah seluruhnya secara
utuh, Pokja ULP mencantumkan keterangan bahwa dokumen telah terupload secara lengkap dengan diberi tanda khusus dan waktu
misalnya selesai/lengkap tanggal .... hari .... pukul .....;
12) Apabila terdapat hambatan teknis yang terkait dengan sistem pengadaan
secara elektronik sehingga Pokja ULP tidak dapat mengunggah (upload)
dokumen pengadaan secara utuh atau mengunduh (download) pada saat
pembukaan penawaran maka segera memberitahukan/menghubungi
pihak terkait, dalam hal ini pengelola sistem LPSE, untuk diadakan
perubahan/penyesuaian jadwal dengan memperhatikan alokasi waktu
yang cukup;
13) Propinsi Papua dan Papua Barat (kecuali Ibukota Propinsi), dalam
penyusunan dokumen pengadaan agar Pokja ULP menyesuaikan
ketentuan yang masih mengatur proses pelelangan secara manual (hard
copy) menjadi dokumen pengadaan secara semi elektronik;
14) Ketentuan-ketentuan tersebut di atas dimungkinkan terjadi penyesuaian
mengikuti perkembangan teknologi informasi dan diatur dalam
ketentuan/peraturan lebih lanjut.
15) Lain lain :
a) Hari adalah hari kalender dan setiap tahapan diakhir hari kerja
b) Penjelasan dokumen dan/atau penjelasan lapangan dapat dihadiri
penyedia jasa
c) Pembukaan penawaran dapat dihadiri penyedia jasa.
d) Jaminan penawaran asli disampaikan sebelum batas akhir penutupan
pemasukan penawaran.
e) Sanggah disampaikan dengan online, kecuali sanggahan banding.
2. PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK DI KEMENTERIAN/LEMBAGA/DAERAH/
INSTANSI LAIN
Dalam hal pengadaan secara elektronik di Kementerian/Lembaga/ Daerah/Instansi
lain (di luar Kementerian Pekerjaan Umum) dapat menggunakan ketentuan
pengadaan secara elektronik di Kementerian/ Lembaga/ Daerah/Instansi
bersangkutan.

18

BAB III
TAHAPAN PELELANGAN /PEMILIHAN LANGSUNG
A. METODE PENGADAAN DAN EVALUASI PENAWARAN
1. Metode Pemasukan Dokumen Penawaran Satu Sampul
a. Pengumuman/undangan:
1) Pascakualifikasi diawali dengan pengumuman; atau
2) Prakualifikasi diawali dengan undangan bagi peserta yang lulus
kualifikasi.
b. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan/Pemilihan:
1) Dalam hal pascakualifikasi, melakukan Pendaftaran dan Pengambilan
Dokumen Pengadaan; atau
2) Dalam hal prakualifikasi, melakukan Pengambilan Dokumen Pemilihan
bagi peserta yang lulus kualifikasi.
c. Pemberian Penjelasan;
d. Pembuatan Berita Acara Penjelasan serta Adendum/perubahan (apabila ada
adendum/perubahan);
e. Penyampaian Dokumen Penawaran;
f. Pembukaan Dokumen Penawaran;
g. Pembuatan Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran ;
h. Evaluasi Dokumen Penawaran;
1) Koreksi Aritmatik
2) Evaluasi Administrasi
3) Evaluasi Teknis
4) Evaluasi Harga
5) Evaluasi Kualifikasi dan Pembuktian Kualifikasi
a) Dalam hal pascakualifikasi, terdapat tahapan evaluasi kualifikasi dan
pembuktian.
b) Dalam hal prakualifikasi sudah dilakukan pada tahapan
prakualifikasi.
i. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan
j. Penetapan Pemenang
k. Pengumuman Pemenang
l. Sanggahan, Sanggahan Banding (dalam hal prakualidikasi tidak ada
sanggah banding).
2. Metode Pemasukan Dokumen Penawaran Dua Sampul (Prakualifikasi)
a. Undangan kepada peserta yang lulus kualifikasi;
b. Pengambilan Dokumen Pemilihan;
c. Pemberian Penjelasan;
d. Pembuatan Berita Acara Penjelasan serta Adendum/perubahan (apabila ada
adendum/perubahan);
e. Penyampaian Dokumen Penawaran;
f. Pembukaan Dokumen Penawaran Sampul I;
g. Pembuatan Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran Sampul I;

19

h. Evaluasi Penawaran Sampul I


1) Evaluasi Administrasi;
2) Evaluasi Teknis (catatan: penawaran dinyatakan lulus teknis apabila
masing-masing unsur maupun nilai total keseluruhan unsur memenuhi
ambang batas minimal)
i. Pembuatan Berita Acara Evaluasi Administrasi dan Teknis Sampul I;
j. Pemberitahuan/Pengumuman Sampul I (tidak ada Sanggahan, Sanggahan
Banding pada Sampul I);
k. Undangan Pembukaan Sampul II;
l. Pembukaan Dokumen Penawaran Sampul II;
m. Pembuatan Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran Sampul II;
n. Evaluasi Dokumen Penawaran Sampul II: Evaluasi Harga (termasuk
kombinasi teknis dan harga/biaya);
o. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;
p. Penetapan Pemenang;
q. Pengumuman Pemenang;
r. Sanggahan, Sanggahan Banding.
3. Metode Pemasukan Dokumen Penawaran Dua Tahap (Prakualifikasi) dengan
Penyetaraan Teknis
a. Undangan kepada peserta yang lulus kualifikasi;
b. Pengambilan Dokumen Pemilihan;
c. Pemberian Penjelasan;
d. Pembuatan Berita Acara Penjelasan serta Adendum/perubahan (apabila ada
adendum/perubahan);
e. Penyampaian Dokumen Penawaran Tahap I;
f. Pembukaan Dokumen Penawaran Tahap I;
g. Pembuatan Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran Tahap I;
h. Evaluasi Penawaran Tahap I:
1) Evaluasi Administrasi;
2) Evaluasi Teknis (dapat dilakukan klarifikasi terhadap desain yang
diajukan).
i. Pembuatan Berita Acara Evaluasi Administrasi dan Teknis
j. Pengumuman hasil evaluasi administrasi dan teknis
k. Penyetaraan teknis (apabila diperlukan/dilakukan):
1) Dalam melakukan penyetaraan teknis, jika diperlukan Pokja
mengundang peserta yang lulus evaluasi administrasi dan teknis guna
membahas penyetaraan teknis;
2) Pembuatan risalah/adendum hasil penyetaraan teknis.
l. Undangan pengambilan adendum dokumen hasil penyetaraan teknis bagi
peserta yang lulus evaluasi administrasi dan teknis;
m. Rapat pembahasan Penyetaraan Teknis;
n. Penyampaian Penawaran ulang terkait Penyetaraan Teknis;
o. Evaluasi penawaran penyetaraan teknis;
p. Pembuatan Berita Acara Evaluasi Tahap I (termasuk hasil evaluasi
penyetaraan teknis);
q. Penetapan Peserta yang lulus evaluasi Tahap I;
20

r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.
z.

Pemberitahuan/Pengumuman peserta yang lulus evaluasi Tahap I;


Penyampaian Dokumen Penawaran Tahap II (Harga);
Pembukaan Dokumen Penawaran Tahap II;
Pembuatan Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran Tahap II;
Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap II;
Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;
Penetapan Pemenang;
Pengumuman Pemenang;
Sanggahan, Sanggahan Banding Tahap II.

B. PELELANGAN
1. Pokja ULP mengumumkan pelelangan umum pasca/prakualifikasi melalui
website Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi dan papan
pengumuman resmi untuk masyarakat serta portal pengadaan nasional melalui
LPSE atau jika diperlukan melalui media cetak dan/atau elektronik paling
kurang 7 (tujuh) hari kerja sesuai ketentuan yang berlaku;
2. Pengumuman pelelangan umum pasca/prakualifikasi paling sedikit memuat:
a. Nama dan alamat Pokja ULP yang akan mengadakan pelelangan;
b. Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
c. Nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
d. Syarat-syarat peserta pelelangan; dan
e. Tempat, tanggal, hari dan waktu untuk mengambil Dokumen Pengadaan.
3. Dalam pengumuman dilarang mencantumkan persyaratan:
a. Peserta harus berasal dari provinsi/kabupaten/kota tempat lokasi
pelelangan;
b. Pendaftaran harus dilakukan oleh:
1) direktur utama / pimpinan perusahaan;
2) penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan perusahaan/ pengurus
koperasi yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akta
pendirian/Anggaran Dasar;
3) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik; atau
4) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama.
c. Pendaftaran harus membawa asli dan/atau rekaman/fotocopy/legalisir Akta
Pendirian, Izin Usaha, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), kontrak kerja sejenis,
Sertifikat Badan Usaha (SBU) dan/atau dokumen-dokumen lain yang sejenis;
d. Persyaratan lainnya yang sifatnya tidak objektif atau diskriminatif; dan
e. Persyaratan selain yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya kecuali diperintahkan oleh
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
4. Apabila dari hasil identifikasi ternyata tidak ada penyedia dalam negeri yang
mampu mengerjakan, maka pelelangan umum diumumkan di website
komunitas internasional (seperti www.dgmarket.com, www.undp.org dan lainlain) serta diberitahukan kepada penyedia yang diyakini mampu mengerjakan.
5. Apabila terbukti terjadi kecurangan dalam pengumuman, kepada:

21

a. Kelompok Kerja ULP dikenakan sanksi administrasi, ganti rugi dan/atau


pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
b. Peserta yang terlibat dimasukkan ke dalam Daftar Hitam dan/atau
dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
C. PENDAFTARAN DAN PENGAMBILAN DOKUMEN PENGADAAN
1. Peserta melakukan pendaftaran;
2. Semua peserta wajib melakukan pendaftaran sebelum mengambil dokumen
pengadaan.
3. Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam pendaftaran
dan pengambilan dokumen;
4. Peserta dapat mengambil dokumen pengadaan sesuai hari, tanggal, waktu dan
tempat pengambilan yang ditentukan dalam pengumuman;
5. Pada tahap pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan, Pokja ULP:
a. Mencatat nama pendaftar, nama dan alamat perusahaan serta nomor
telepon, nomor faksimili dan/atau alamat e-mail pihak yang dapat
dihubungi, untuk keperluan korespondensi;
b. Memberikan Dokumen Pengadaan dalam bentuk file (softcopy) dan/atau
cetakan (hardcopy); dan
c. Dapat mengunggah (upload) Dokumen Pengadaan melalui website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi.
6. Pokja ULP dilarang memungut biaya apapun dari peserta;
7. Apabila yang mendaftar adalah orang yang ditugaskan oleh direktur
utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang, pendaftar melampirkan surat
tugas dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu
pengenal;
8. Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam pendaftaran
dan pengambilan dokumen.
D. PEMBERIAN PENJELASAN
1. Pemberian penjelasan dilakukan di tempat dan pada waktu yang ditentukan,
serta dihadiri oleh para peserta yang terdaftar;
2. Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian penjelasan tidak dapat dijadikan
dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran;
3. Perwakilan peserta yang hadir pada saat pemberian penjelasan menunjukkan
tanda pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
4. Dalam pemberian penjelasan, harus dijelaskan kepada peserta mengenai:
a. lingkup pekerjaan;
b. metode pemilihan;
c. cara penyampaian Dokumen Penawaran;
d. kelengkapan yang harus dilampirkan bersama Dokumen Penawaran;
e. jadwal batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran dan pembukaan
Dokumen Penawaran;
f. tatacara pembukaan Dokumen Penawaran;
g. metode evaluasi;
h. hal-hal yang menggugurkan penawaran;
i. jenis kontrak yang akan digunakan;
j. ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas
penggunaan produksi dalam negeri;
22

k. ketentuan tentang penyesuaian harga;


l. risiko K3 yang mungkin timbul akibat pekerjaan termasuk kondisi dan
bahaya (apabila diperlukan);
m. ketentuan dan cara sub kontrak sebagian pekerjaan kepada Usaha Mikro
dan Usaha Kecil serta koperasi kecil;
n. besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat mengeluarkan jaminan;
dan
o. ketentuan tentang asuransi dan ketentuan lain yang dipersyaratkan.
5. Pokja ULP harus menjelaskan bahwa dalam menyiapkan penawaran dan isian
kualifikasi harus dengan data yang benar. Kebenaran isian kualifikasi akan
diminta dan dilakukan pembuktian kualifikasi, apabila memberikan
data/keterangan tidak benar maka akan dikenakan sanksi daftar hitam;
6. Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan
cara melakukan peninjauan lapangan;
7. Pemberian penjelasan mengenai isi dokumen pengadaan, pertanyaan dari
peserta, jawaban dari Pokja ULP, perubahan substansi dokumen, hasil
peninjauan lapangan, serta keterangan lainnya harus dituangkan dalam berita
acara pemberian penjelasan (BAPP) yang ditandatangani oleh anggota Pokja ULP
dan minimal 1 (satu) wakil dari peserta yang hadir;
8. Apabila tidak ada satupun peserta yang hadir atau yang bersedia
menandatangani BAPP, maka BAPP cukup ditandatangani oleh anggota Pokja
ULP yang hadir;
9. Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada angka 7 terdapat halhal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu ditampung, maka Pokja
ULP menuangkan ke dalam adendum dokumen pengadaan yang menjadi bagian
tidak terpisahkan dari dokumen pengadaan;
10. Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, gambar dan/atau nilai total
HPS, harus mendapatkan persetujuan PPK sebelum dituangkan dalam adendum
dokumen pengadaan;
11. Apabila PPK tidak sependapat dengan usulan perubahan sebagaimana dimaksud
pada angka 10, maka ULP bersama PPK membahas kepada KPA untuk
diputuskan dan:
a. Apabila KPA sependapat dengan PPK, tidak dilakukan perubahan; atau
b. Apabila KPA sependapat dengan Pokja ULP, KPA memutuskan perubahan
dan bersifat final, serta memerintahkan Pokja ULP untuk membuat dan
mengesahkan Adendum Dokumen Pengadaan.
12. Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak dituangkan
dalam adendum dokumen pengadaan, maka ketentuan baru atau perubahan
tersebut dianggap tidak ada dan ketentuan yang berlaku adalah dokumen
pengadaan awal.
13. Dalam adendum dokumen pengadaan, Pokja ULP dapat memberikan tambahan
waktu pemasukan dokumen penawaran.
14. Pokja ULP memberitahukan kepada semua peserta untuk mengambil salinan
adendum dokumen pengadaan (apabila ada).
15. Pokja ULP diwajibkan untuk menyediakan salinan BAPP dan adendum dokumen
pengadaan (apabila ada) dan dapat mengunggah (upload) dokumen tersebut
melalui website Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang dapat
diunduh (download) oleh peserta.
E. DOKUMEN PENAWARAN
23

1. Metode Pemasukan Dokumen Penawaran Satu Sampul


a. Metode penyampaian/pemasukan dan tata cara pembukaan Dokumen
Penawaran harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam
Dokumen Pengadaan;
b. Dokumen Penawaran pokok/utama paling kurang terdiri atas:
1) Penawaran Administrasi;
2) Penawaran Teknis;
3) Penawaran Harga; dan
4) Dokumen Isian kualifikasi (pada prakualifikasi tidak termasuk dalam
dokumen penawaran).
c. Dokumen Penawaran meliputi :
1) Surat penawaran;
2) Jaminan Penawaran asli;
3) Daftar kuantitas dan harga;
4) Surat kuasa (apabila dikuasakan);
5) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra);
6) Dokumen penawaran teknis.
7) RK3K;
8) Rekapitulasi perhitungan TKDN;
9) Dokumen isian kualifikasi; dan
10) Dokumen lain, seperti: Daftar Barang yang diimpor (apabila impor).
2. Metode Pemasukan Dokumen Penawaran Dua Sampul
a. Metode penyampaian/pemasukan dan tata cara pembukaan Dokumen
Penawaran harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam
Dokumen Pemilihan;
b. Dokumen Penawaran pokok/utama paling kurang terdiri atas:
1) Dokumen Penawaran Sampul I (penawaran administrasi dan teknis);
2) Dokumen Penawaran Sampul II (penawaran harga).
c. Dokumen Penawaran Sampul I meliputi:
1) Surat penawaran administrasi dan teknis;
2) Surat kuasa (apabila dikuasakan);
3) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi [dilampirkan apabila
bermitra dan lulus prakualifikasi sebagai penyedia pelaksana konstruksi
tunggal];
4) Formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
5) Jaminan Penawaran asli;
6) Sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan Engineering Procurement
and Construction/EPC (apabila dipersyaratkan);
7) Dokumen penawaran teknis:
a) Desain (perencanaan teknis);
b) Layanan kinerja (diperlukan untuk kontrak berbasis kinerja);
c) Metode pelaksanaan (untuk perencanaan dan pelaksanaan
pekerjaan);
d) Program kegiatan dan jangka waktu pelaksanaan;
e) Proyeksi kemajuan pelaksanaan pekerjaan;
f) Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama;
24

g) Spesifikasi teknis yang diusulkan;


h) Organisasi manajemen pelaksanaan;
i) Daftar personil inti;
j) Dampak lingkungan dan sosial;
k) RK3K;
l) Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan.
d. Dokumen Penawaran Sampul II meliputi:
1) Surat penawaran harga;
2) Proyeksi cashflow;
3) Perkiraan kebutuhan biaya/harga (daftar kegiatan dan harga).
3. Metode Pemasukan Dokumen Penawaran Dua Tahap
a. Metode penyampaian/pemasukan dan tata cara pembukaan Dokumen
Penawaran harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam
Dokumen Pemilihan;
b. Dokumen Penawaran pokok/utama paling kurang terdiri atas:
1) Dokumen Penawaran Tahap I (penawaran administrasi dan teknis);
2) Dokumen Penawaran Tahap II (penawaran harga).
c. Dokumen Penawaran Tahap I meliputi:
1) Surat penawaran administrasi dan teknis;
2) Surat kuasa (apabila dikuasakan);
3) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi [dilampirkan apabila

bermitra dan lulus prakualifikasi sebagai penyedia pelaksana konstruksi


tunggal];
4) Formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
5) Jaminan Penawaran asli;
6) Sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan Engineering Procurement
and Construction/EPC (apabila dipersyaratkan);
7) Dokumen penawaran teknis (sebelum penyetaraan teknis):
a) Desain awal/preliminary design dan spesifikasi teknis, gambargambar yang dibutuhkan berskala 1:100 sampai 1:500 atau sesuai
yang ditentukan dalam persyaratan teknis
b) Penjelasan terhadap persyaratan perencanaan teknis termasuk
ketersediaan informasi yang berhubungan dengan desain untuk
pelaksanaan pekerjaan dan secara rinci bagaimana pencapaiannya;
c) Bahasan/Telaahan bagaimana usulan perencanaan teknis tersebut
akan diperluas atau dikembangkan termasuk kebutuhan-kebutuhan
diperlukan seperti peta, survey, metodologi untuk pekerjaanpekerjaan pokok;
d) Bahasan/Telaahan dari usulan perencanaan teknis tersebut terkait
dengan lingkungan, pertimbangan-pertimbangan sosial, pencegahan
dampak negatif, resettlement, mitigasi dampak, kemudian
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dalam perencanaan, dan lain-lain;
e) Tanggapan terhadap kesalahan-kesalahan yang ada pada persyaratan
teknis dalam Dokumen Pemilihan.
8) Dokumen penawaran penyetaraan teknis:
a) surat penawaran penyetaraan teknis;
b) surat kuasa (apabila dikuasakan);
25

c) Desain (perencanaan teknis);


d) Layanan kinerja (diperlukan untuk kontrak berbasis kinerja);
e) Metode pelaksanaan (untuk perencanaan dan pelaksanaan
pekerjaan);
f) Program kegiatan dan jangka waktu pelaksanaan;
g) Proyeksi kemajuan pelaksanaan pekerjaan;
h) Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama;
i) Spesifikasi teknis yang diusulkan;
j) Organisasi manajemen pelaksanaan;
k) Daftar personil inti;
l) Dampak lingkungan dan sosial;
m) RK3K;
n) Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan; dan
o) sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan Engineering
Procurement and Construction/EPC (apabila dipersyaratkan).
9) Dokumen Penawaran tahap II meliputi:
a) Surat penawaran harga;
b) Proyeksi cashflow;
c) Perkiraan kebutuhan biaya/harga (daftar kegiatan dan harga).
F. CARA PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN
1. Peserta menyampaikan dokumen penawaran dengan cara mengunggah pada
sistem pengadaan secara elektronik melalui website Kementerian/ Lembaga/
Daerah/ Institusi bersangkutan sesuai ketentuan dalam LDP;
2. Jika terdapat penarikan, penggantian, pengubahan, atau penambahan Dokumen
Penawaran harus disampaikan secara elektronik dengan diberikan nama/tanda
PENARIKAN, PENGGANTIAN, PENGUBAHAN atau PENAMBAHAN;
3. Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui sistem pengadaan
secara elektronik melalui website Kementerian/ Lembaga/ Daerah/ Institusi
bersangkutan paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam LDP;
4. Setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran, sistem pengadaan secara
elektronik akan menolak setiap penawaran yang akan dikirim.
G. PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN
1. Ketentuan Umum
Dalam melakukan pembukaan penawaran perlu diperhatikan ketentuanketentuan sebagai berikut:
a. Dokumen Penawaran dibuka di hadapan peserta yang hadir pada waktu dan
tempat yang sudah ditentukan;
b. Ketidakhadiran peserta pada saat pembukaan Dokumen Penawaran tidak
dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran;
c. Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan Dokumen Penawaran
menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP;
d. Pembukaan Dokumen Penawaran dilakukan pada hari yang sama segera
setelah batas akhir pemasukan penawaran, yang dihadiri paling kurang 2
(dua) peserta sebagai saksi;

26

e. Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu) peserta sebagai saksi,
maka Pokja ULP menunda pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua)
jam;
f. Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya ada 1 (satu) atau tidak
ada peserta sebagai saksi, maka pembukaan Dokumen Penawaran tetap
dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di luar Pokja ULP yang
ditunjuk oleh Pokja ULP;
g. Pokja ULP membuka dokumen penawaran dihadapan para peserta yang
hadir;
h. Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka
pelelangan dinyatakan gagal;
i. Dokumen Penawaran dengan sampul bertanda PENARIKAN,
PENGGANTIAN, PENGUBAHAN atau PENAMBAHAN, harus dibuka
dan dibaca terlebih dahulu;
j. Dokumen Penawaran yang telah masuk tidak dibuka apabila dokumen
dimaksud telah disusuli dokumen dengan sampul bertanda PENARIKAN;
k. Pokja ULP membuka sampul Dokumen Penawaran di hadapan peserta,
kemudian dokumen penawaran tersebut dijadikan lampiran Berita Acara
Pembukaan Dokumen Penawaran;
l. Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran pada waktu pembukaan
penawaran kecuali untuk peserta yang terlambat memasukkan penawaran;
m. Salah satu anggota Pokja ULP bersama 1 (satu) orang saksi wakil peserta
dan/atau saksi tambahan diluar Poka ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP
memaraf Dokumen Penawaran asli dari perusahaan penawar, kecuali
penawaran dari saksi wakil peserta diparaf oleh wakil perusahaan penawar
yang berbeda antara lain pada bagian surat penawaran dan daftar kuantitas
dan harga (kebutuhan biaya/harga);
n. Pokja ULP harus memastikan bahwa dokumen penawaran yang disampaikan
dan menyatakan sebagai penawaran yang masuk apabila dokumen
penawaran pokok/utama terpenuhi sesuai dengan ketentuan yang dimaksud
sebagai dokumen penawaran minimal dilengkapi dengan adanya surat
penawaran (tidak termasuk sebagai dokumen penawaran seperti surat
pengunduran diri, berkas-berkas lain yang dibuat menyerupai dokumen
penawaran tetapi sesungguhnya bukan dokumen penawaran).
2. Pembukaan Dokumen Penawaran (Satu Sampul)
a. Jika penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka pelelangan
dinyatakan gagal.
b. Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan peserta mengenai
kelengkapan Dokumen Penawaran yang terdiri atas:
1) Surat penawaran yang didalamnya tercantum masa berlaku penawaran
dan harga penawaran;
2) Surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada penerima
kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya (apabila dikuasakan);
3) Jaminan Penawaran asli;
4) Daftar kuantitas dan harga;
5) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra);
6) Dokumen penawaran teknis;
7) Rekapitulasi perhitungan TKDN;
8) RK3K;
27

9) Dokumen isian kualifikasi; dan


10) Dokumen lain yang dipersyaratkan seperti: Daftar barang yang diimpor
(apabila impor).
c. Pokja ULP segera membuat Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran
yang paling sedikit memuat:
1) jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
2) harga penawaran masing-masing peserta;
3) kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Dokumen Penawaran (apabila
ada);
4) keterangan lain yang dianggap perlu;
5) tanggal pembuatan Berita Acara; dan
6) tanda tangan anggota pokja ULP dan wakil peserta yang hadir atau saksi
yang ditunjuk oleh Pokja ULP apabila tidak ada saksi dari peserta.
d. Pembukaan Dokumen Penawaran dilakukan pada hari yang sama segera
setelah batas akhir pemasukan penawaran;
e. Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran, maka
penyebab penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas dalam Berita
Acara;
f. Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara ditandatangani oleh anggota
Pokja ULP yang hadir dan 2 (dua) orang saksi;
g. Berita acara dilampiri Dokumen Penawaran;
h. Salinan berita acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa dilampiri
Dokumen Penawaran dan Pokja ULP dapat mengunggah salinan tersebut
melalui website Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi
masing-masing yang dapat diunduh oleh peserta.
3. Pembukaan Dokumen Penawaran Pekerjaan Terintegrasi Tanpa Penyetaraan
Teknis (Dua Sampul)
a. Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka
pelelangan dinyatakan gagal;
b. Pembukaan Dokumen Penawaran Sampul I
1) Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan Penawaran
administrasi dan teknis menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas
kepada Pokja ULP.
2) Apabila tidak terdapat peserta atau hanya ada 1 (satu) peserta sebagai
saksi, maka Pokja ULP menunda pembukaan Penawaran administrasi
dan teknis selama 2 (dua) jam.
3) Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya ada 1 (satu) atau
tidak ada peserta sebagai saksi, maka pembukaan Penawaran
administrasi dan teknis tetap dilanjutkan dengan menunjuk saksi
tambahan di luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
4) Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan para peserta
mengenai kelengkapan Dokumen Penawaran Sampul I yang meliputi:
a) Surat penawaran yang didalamnya tercantum masa berlaku
penawaran tetapi tidak mencantumkan harga penawaran;
b) Surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya (apabila dikuasakan);
c) Jaminan Penawaran asli;
d) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra);
28

e)
f)
g)
h)

Dokumen penawaran teknis;


Rekapitulasi perhitungan TKDN;
RK3K;

sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan Engineering


Procurement and Construction/ EPC (apabila dipersyaratkan); dan

i) Dokumen lain yang dipersyaratkan seperti: Daftar barang yang


diimpor (apabila impor).
5) Salah satu anggota Pokja ULP dan saksi wakil peserta dan/atau saksi
tambahan diluar Poka ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP memaraf
Dokumen Penawaran asli sampul I dari perusahaan penawar;
6) Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran Sampul I yang
paling kurang memuat:
a) jumlah Dokumen Penawaran Sampul I yang masuk;
b) jumlah Dokumen Penawaran Sampul I yang lengkap dan tidak
lengkap;
c) kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Dokumen Penawaran
(apabila ada);
d) keterangan lain yang dijumpai dalam pembukaan Dokumen
Penawaran Sampul I (apabila ada);
e) tanggal pembuatan Berita Acara; dan
f) tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil peserta yang hadir atau
saksi yang ditunjuk oleh Pokja ULP apabila tidak ada saksi dari
peserta.
7) Pembukaan Dokumen Penawaran dilakukan pada hari yang sama segera
setelah batas akhir pemasukan penawaran;
8) Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran Sampul I,
maka penyebab penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas dalam
Berita Acara;
9) Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara ditandatangani oleh
anggota Pokja ULP yang hadir dan 2 (dua) orang saksi;
10) Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran Sampul I;
11) Dokumen Penawaran Sampul II yang berisi penawaran harga tidak boleh
dibuka dan pada sampulnya dituliskan identitas perusahaan penawar
kemudian diparaf oleh Pokja ULP dan wakil peserta dari perusahaan
penawar yang berbeda dan/atau saksi tambahan diluar Poka ULP yang
ditunjuk oleh Pokja ULP sebelum disimpan oleh Pokja ULP;
12) Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa
dilampiri Dokumen Penawaran Sampul I dan Pokja ULP dapat
mengunggah salinan tersebut melalui website sebagaimana tercantum
dalam LDP yang dapat diunduh oleh peserta.

c. Pembukaan Dokumen Penawaran Sampul II


1) Dibuka di hadapan peserta yang lulus evaluasi sampul I pada waktu dan
tempat sesuai undangan yang dihadiri paling kurang 2 (dua) peserta
sebagai saksi;
2) Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan Penawaran Sampul
II menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP;

29

3) Apabila tidak terdapat peserta atau hanya ada 1 (satu) peserta sebagai
saksi, maka Pokja ULP menunda pembukaan Penawaran Sampul II
selama 2 (dua) jam;
4) Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya ada 1 (satu) atau
tidak ada peserta sebagai saksi, maka pembukaan Penawaran Sampul II
tetap dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di luar Pokja ULP
yang ditunjuk oleh Pokja ULP;
5) Pokja ULP membuka Dokumen Penawaran Sampul II dihadapan para
peserta yang hadir;
6) Pokja ULP meneliti isi Dokumen Penawaran Sampul II dan menghitung
jumlah Dokumen Penawaran yang masuk di hadapan peserta;
7) Pokja ULP membuka sampul Dokumen Penawaran kemudian dijadikan
lampiran Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran Sampul II;
8) Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan para peserta
mengenai kelengkapan Dokumen Penawaran Sampul II yang meliputi :
a) surat penawaran harga yang didalamnya tercantum masa berlaku
penawaran dan total harga penawaran (dalam angka dan huruf);
b) proyeksi cashflow;
c) perkiraan kebutuhan biaya/harga (daftar kegiatan dan harga).
9) Salah satu anggota Pokja ULP dan saksi wakil peserta dan/atau saksi
tambahan diluar Poka ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP memaraf
Dokumen Penawaran asli sampul II dari perusahaan penawar.
10) Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran Sampul II yang
paling sedikit memuat :
a) jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b) harga penawaran masing-masing peserta;
c) kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Dokumen Penawaran
Sampul II; (apabila ada)
d) keterangan lain yang dijumpai dalam pembukaan Dokumen
Penawaran Sampul II;
e) tanggal pembuatan Berita Acara; dan
f) tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil peserta yang hadir atau
saksi yang ditunjuk oleh Pokja ULP bila tidak ada saksi dari peserta.
11) Pembukaan Dokumen Penawaran dilakukan pada hari yang sama segera
setelah batas akhir pemasukan penawaran.
12) Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran Sampul II,
maka penyebab penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas dalam
Berita Acara.
13) Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara ditandatangani oleh
anggota Pokja ULP yang hadir dan 2 (dua) orang saksi.
14) Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran Sampul II.
15) Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa
dilampiri Dokumen Penawaran Sampul II dan Pokja ULP dapat
mengunggah salinan tersebut melalui website sebagaimana tercantum
dalam LDP yang dapat diunduh oleh peserta.
4. Pembukaan Dokumen Penawaran Pekerjaan Terintegrasi Dengan Penyetaraan
Teknis (Dua Tahap)
a. Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka
pelelangan dinyatakan gagal;
30

b. Dokumen Penawaran Tahap I:


1) Dokumen penawaran tahap I dibuka di hadapan peserta pada waktu dan
tempat sesuai undangan yang dihadiri paling kurang 2 (dua) peserta
sebagai saksi;
2) Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan Penawaran
administrasi dan teknis menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas
kepada Pokja ULP;
3) Apabila tidak terdapat peserta atau hanya ada 1 (satu) peserta sebagai
saksi, maka Pokja ULP menunda pembukaan Penawaran administrasi
dan teknis selama 2 (dua) jam;
4) Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya ada 1 (satu) atau
tidak ada peserta sebagai saksi, maka pembukaan Penawaran
administrasi dan teknis tetap dilanjutkan dengan menunjuk saksi
tambahan di luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP;
5) Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan para peserta
mengenai kelengkapan Dokumen Penawaran Tahap I yang meliputi:
a) surat penawaran yang didalamnya tercantum masa berlaku
penawaran tetapi tidak mencantumkan harga penawaran;
b) surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya (apabila dikuasakan);
c) Jaminan Penawaran asli;
d) surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra);
e) dokumen penawaran teknis;
f) rekapitulasi perhitungan TKDN;
g) RK3K;
h) sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan Engineering
Procurement and Construction/ EPC (apabila dipersyaratkan); dan
i) dokumen lain yang dipersyaratkan seperti: Daftar barang yang
diimpor (apabila impor).
6) Salah satu anggota Pokja ULP dan saksi wakil peserta dan/atau saksi
tambahan diluar Poka ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP memaraf
Dokumen Penawaran asli Tahap I dari perusahaan penawar, kecuali
penawaran dari saksi wakil peserta diparaf oleh wakil perusahaan
penawar yang berbeda;
7) Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran Tahap I
(sebelum penyetaraan teknis) , paling sedikit memuat:
a) jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b) kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Dokumen Penawaran Tahap
I (apabila ada);
c) keterangan lain yang dijumpai dalam Pembukaan Dokumen
Penawaran Tahap I (apabila ada);
d) tanggal pembuatan Berita Acara; dan
e) tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil peserta yang hadir atau
saksi yang ditunjuk oleh Pokja ULP apabila tidak ada saksi dari
peserta
8) Pembukaan Dokumen Penawaran dilakukan pada hari yang sama segera
setelah batas akhir pemasukan penawaran;

31

9) Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran Tahap I,


maka penyebab penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas dalam
Berita Acara;
10) Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara ditandatangani oleh
anggota Pokja ULP yang hadir dan 2 (dua) orang saksi;
11) Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran Tahap I;
12) Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa
dilampiri Dokumen Penawaran Tahap I dan Pokja ULP dapat
mengunggah salinan tersebut melalui website sebagaimana tercantum
dalam LDP yang dapat diunduh oleh peserta.
c. Dokumen Penawaran Penyetaraan Teknis
1) Apabila dokumen penawaran penyeteraan teknis yang masuk kurang
dari 3 (tiga) peserta maka pelelangan tetap dilanjutkan;
2) Dokumen penawaran penyetaraan teknis dibuka di hadapan peserta
yang lulus evaluasi Tahap I pada waktu dan tempat sesuai undangan
yang dihadiri paling kurang 2 (dua) peserta sebagai saksi;
3) Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan Penawaran
penyetaraan teknis menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas kepada
Pokja ULP;
4) Apabila tidak terdapat peserta atau hanya ada 1 (satu) peserta sebagai
saksi, maka Pokja ULP menunda pembukaan Penawaran penyetaraan
teknis selama 2 (dua) jam;
5) Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya ada 1 (satu) atau
tidak ada peserta sebagai saksi, maka pembukaan Penawaran
penyetaraan teknis tetap dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan
di luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP;
6) Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan para peserta
mengenai kelengkapan Dokumen Penawaran Penyetaraan Teknis yang
meliputi:
a) surat penawaran penyetaraan teknis;
b) surat kuasa (apabila dikuasakan kepada orang yang berbeda pada
surat penawaran tahap I sebelum penyetaraan teknis);
c) Desain (perencanaan teknis);
d) Layanan kinerja (diperlukan untuk kontrak berbasis kinerja);
e) Metode pelaksanaan (untuk perencanaan dan pelaksanaan
pekerjaan);
f) Program kegiatan dan jangka waktu pelaksanaan;
g) Proyeksi kemajuan pelaksanaan pekerjaan;
h) Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama;
i) Spesifikasi teknis yang diusulkan;
j) Organisasi manajemen pelaksanaan;
k) Daftar personil inti;
l) Dampak lingkungan dan sosial;
m) RK3K;
n) Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan;
o) sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan Engineering
Procurement and Construction/EPC (apabila dipersyaratkan).

32

7) Salah satu anggota Pokja ULP dan saksi wakil peserta dan/atau saksi
tambahan diluar Poka ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP memaraf
Dokumen Penawaran penyetaraan teknis asli dari perusahaan penawar,
kecuali penawaran dari saksi wakil peserta diparaf oleh wakil
perusahaan penawar yang berbeda.
8) 8) Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran
penyetaraan teknis yang paling sedikit memuat:
a) jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b) kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Dokumen Penawaran hasil
penyetaraan teknis (apabila ada);
c) keterangan lain yang dijumpai dalam pembukaan Dokumen
Penawaran hasil penyetaraan teknis;
d) tanggal pembuatan Berita Acara; dan
e) tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil peserta yang hadir atau
saksi yang ditunjuk oleh Pokja ULP bila tidak ada saksi dari peserta.
9) Pembukaan Dokumen Penawaran dilakukan pada hari yang sama segera
setelah batas akhir pemasukan penawaran.
10) Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran hasil
penyetaraan teknis, maka penyebab penundaan tersebut harus dimuat
dengan jelas dalam Berita Acara.
11) Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara ditandatangani oleh
anggota Pokja ULP yang hadir dan 2 (dua) orang saksi.
12) Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran hasil penyetaraan teknis.
13) Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa
dilampiri Dokumen Penawaran hasil penyetaraan teknis dan Pokja ULP
dapat mengunggah salinan tersebut melalui website sebagaimana
tercantum dalam LDP yang dapat diunduh oleh peserta.
d. Dokumen Penawaran Tahap II
1) Apabila dokumen penawaran Tahap II yang masuk kurang dari 3 (tiga)
peserta maka pelelangan tetap dilanjutkan;
2) dibuka di hadapan peserta yang lulus evaluasi penyetaraan teknis pada
waktu dan tempat sesuai undangan yang dihadiri paling kurang 2 (dua)
peserta sebagai saksi;
3) Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan Penawaran Tahap II
menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP;
4) Apabila tidak terdapat peserta atau hanya ada 1 (satu) peserta sebagai
saksi, maka Pokja ULP menunda pembukaan Penawaran Tahap II selama
2 (dua) jam;
5) Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya ada 1 (satu) atau
tidak ada peserta sebagai saksi, maka pembukaan Penawaran Tahap II
tetap dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di luar Pokja ULP
yang ditunjuk oleh Pokja ULP;
6) Pokja ULP membuka sampul Dokumen Penawaran Tahap II di hadapan
peserta. Sampul yang berisi penawaran harga dibuka kemudian
dijadikan lampiran Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran Tahap
II;
7) Pokja ULP meneliti isi Dokumen Penawaran Tahap II dan menghitung
jumlah Dokumen Penawaran yang masuk di hadapan peserta;
8) Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan para peserta
mengenai kelengkapan Dokumen Penawaran Tahap II yang meliputi:
33

a) Surat penawaran harga;


b) Proyeksi cashflow;
c) Perkiraan kebutuhan biaya/harga (daftar kegiatan dan harga).
9) Salah satu anggota Pokja ULP dan saksi wakil peserta dan/atau saksi
tambahan diluar Poka ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP memaraf
Dokumen Penawaran asli Tahap II dari perusahaan penawar, kecuali
penawaran dari saksi wakil peserta diparaf oleh wakil perusahaan
penawar yang berbeda;
10) Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran Tahap II yang
paling sedikit memuat :
a) jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b) harga penawaran masing-masing peserta;
c) kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Dokumen Penawaran Tahap
II; (apabila ada)
d) keterangan lain yang dijumpai dalam pembukaan Dokumen
Penawaran Tahap II;
e) tanggal pembuatan Berita Acara; dan
f) tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil peserta yang hadir atau
saksi yang ditunjuk oleh Pokja ULP bila tidak ada saksi dari peserta.
11) Pembukaan Dokumen Penawaran dilakukan pada hari yang sama segera
setelah batas akhir pemasukan penawaran;
12) Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran Tahap II,
maka penyebab penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas dalam
Berita Acara;
13) Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara ditandatangani oleh
anggota Pokja ULP yang hadir dan 2 (dua) orang saksi;
14) Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran Tahap II;
15) Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa
dilampiri Dokumen Penawaran Tahap II dan Pokja ULP dapat
mengunggah salinan tersebut melalui website sebagaimana tercantum
dalam LDP yang dapat diunduh oleh peserta.

34

BAB IV
EVALUASI PENAWARAN
1.

Di Lingkungan Kementerian PU, dalam mengevaluasi penawaran pelelangan dengan


full e-procurement seluruh data yang dievaluasi adalah data yang terdapat dalam
website kecuali jaminan penawaran.
A. KETENTUAN UMUM
Dalam melakukan evaluasi penawaran perlu diperhatikan ketentuan antara lain
sebagai berikut:
1. Informasi yang berhubungan dengan evaluasi, penelitian, klarifikasi,
konfirmasi, dan usulan calon pemenang tidak boleh diberitahukan kepada
peserta, atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai keputusan pemenang
diumumkan;
2. Evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap hal-hal yang
tidak dinilai pada saat penilaian kualifikasi;
3. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi, mengganti dan/atau mengubah
kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan,
kecuali dalam hal pekerjaan terintegrasi dengan Penyetaraan maka penyetaraan
teknis tidak dikategorikan sebagai post bidding;
4. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi, mengganti,
dan/atau mengubah isi Dokumen Penawaran;
5. Peserta yang berhak memasukkan penawaran adalah peserta yang mendaftar
dan mengambil dokumen pengadaan;
6. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan
ketentuan antara lain disampaikan oleh penawar yang berhak, pada waktu yang
telah ditentukan, untuk paket pekerjaan yang dilelangkan, memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan meliputi syarat administrasi, syarat teknis dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan dan harga yang wajar dapat dipertanggung jawabkan
tanpa ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat;
7. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah:
a. Penyimpangan dari Dokumen Pengadaan ini yang mempengaruhi lingkup,
kualitas dan hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
b. Penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang akan
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak adil diantara
peserta yang memenuhi syarat.
8. Para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada Pokja
ULP selama proses evaluasi;
9. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha yang tidak
sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) antara
peserta, Pokja ULP dan/atau PPK termasuk penyalahgunaan wewenang, dengan
tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
a. Peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
b. Anggota Pokja ULP dan/atau PPK yang terlibat persekongkolan diganti,
dikenakan sanksi administrasi dan/atau pidana;

35

c. Proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta lainnya yang


tidak terlibat (apabila ada); dan
d. Apabila tidak ada peserta lain sebagaimana dimaksud pada butir c, maka
pelelangan dinyatakan gagal.
10. Indikasi persekongkolan antar peserta memenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua)
indikasi di bawah ini:
a. Terdapat kesamaan dalam Dokumen Penawaran, antara lain pada: metode
kerja, bahan, alat, analisa pendekatan teknis, koefisien, harga satuan dasar
upah, bahan dan alat, harga satuan pekerjaan, dan/ atau spesifkasi teknis/
barang yang ditawarkan (merk/tipe/jenis) dan/ atau dukungan teknis;
b. Seluruh penawaran dari peserta mendekati HPS;
c. Adanya keikutsertaan beberapa Penyedia Barang/Jasa yang berada dalam 1
(satu) kendali;
d. Adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen penawaran, antara lain
kesamaan/ kesalahan pengetikan, susunan, dan format penulisan; atau
e. Jaminan penawaran dikeluarkan dari penjamin yang sama dengan nomor
seri yang berurutan.
11. Kelompok Kerja ULP dilarang menggugurkan penawaran dengan alasan:
a. ketidakhadiran dalam pemberian penjelasan dan/atau pembukaan
penawaran; dan/atau
b. kesalahan yang tidak substansial, misalnya warna sampul dan/atau surat
penawaran tidak berkop perusahaan.
12. Setiap usaha peserta lelang untuk mencampuri proses evaluasi dokumen
penawaran atau keputusan pemenang akan mengakibatkan ditolaknya
penawaran yang bersangkutan;
13. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam
dokumen penawaran. Peserta harus memberikan tanggapan atas klarifikasi.
Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan harga penawaran. Klarifikasi
dan tanggapan atas klarifikasi harus dilakukan secara tertulis;
14. Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan dokumen penawaran, Pokja
ULP dapat melakukan konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan lapangan
kepada pihak-pihak/instansi terkait;
15. Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat melakukan pembuktian kepada peserta
mengenai keberadaan alat dan status kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada
waktu Pembuktian Kualifikasi.
B. EVALUASI PENAWARAN SISTEM GUGUR (SATU SAMPUL)
1. Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi aritmatik dengan tata cara dan
ketentuan sebagai berikut:
a. Kontrak harga satuan:
1) volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
2) apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan harga
satuan pekerjaan, maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga
satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah ; dan
3) jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk
dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan harga satuan pada daftar
kuantitas dan harga tetap dibiarkan kosong;
4) jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
36

Pemilihan dan harga satuan pekerjaan dimaksud dianggap nol serta


sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain serta dilakukan
klarifikasi.
b. Kontrak Lump Sum:
1) Koreksi aritmatik untuk penawaran yang melampirkan daftar kuantitas
dan harga hanya dilakukan untuk menyesuaikan volume pekerjaan
yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga dengan yang
tercantum dalam Dokumen pengadaan tanpa mengubah total nilai
penawaran.
2) Perbedaan angka dan huruf harga penawaran:
a) apabila ada perbedaan antara penulisan nilai harga penawaran
antara angka dan huruf maka nilai yang diakui adalah nilai dalam
tulisan huruf;
b) apabila penawaran dalam angka tertulis dengan jelas sedangkan
dalam huruf tidak jelas, maka nilai yang diakui adalah nilai dalam
tulisan angka; atau
c) apabila penawaran dalam angka dan huruf tidak jelas, maka
penawaran dinyatakan gugur.
c. Kontrak Gabungan Harga Satuan dan Lump Sum:
1) Bagian kontrak harga satuan tata cara koreksi aritmatik dilakukan sesuai
dengan koreksi aritmatik kontrak harga satuan; dan
2) Bagian kontrak lump sum tata cara koreksi aritmatik dilakukan sesuai
dengan koreksi aritmatik kontrak lump sum.
d. Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai penawaran sehingga urutan
peringkat dapat menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari urutan
peringkat semula;
e. Total harga penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi nilai total
HPS dinyatakan gugur;
f. Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja ULP menyusun urutan dimulai
dari penawaran terendah terkoreksi;
g. Hasil koreksi aritmatik diumumkan melalui website Kementerian/Lembaga/
Pemerintah Daerah/Institusi masing-masing;
h. Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan oleh Pokja ULP untuk
mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang memenuhi syarat yang dimulai dari
penawaran terendah setelah koreksi aritmatik;
i. Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar yang
menawar harga di bawah HPS maka proses lelang tetap dilanjutkan dengan
melakukan evaluasi penawaran.
2. Evaluasi Administrasi
a. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila:
1) Syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen
Pengadaan dipenuhi/dilengkapi:
a) Surat penawaran;
b) Surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa (apabila dikuasakan);
c) Jaminan Penawaran asli;
d) Daftar Kuantitas dan Harga;
e) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra);

37

f) Rekapitulasi perhitungan TKDN (khusus untuk peserta yang tidak


menyampaikan TKDN, penawarannya tidak digugurkan dan nilai
TKDNnya dianggap nol);
g) Dokumen lainnya (apabila dipersyaratkan, dicantumkan dalam LDP
seperti, daftar barang yang diimpor (apabila impor); dan
h) Dokumen penawaran teknis.
2) Memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(1) Ditandatangani oleh:
(a) Direktur utama / pimpinan perusahaan;
(b) Penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan
perusahaan/ pengurus koperasi yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam akta pendirian/Anggaran
Dasar;
(c) Kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik; atau
(d) Pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang bekerja sama.
(2) Jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum dalam LDP, dengan ketentuan:
(a) Apabila ada perbedaan nilai penulisan antara angka dan
huruf maka yang diakui adalah tulisan huruf;
(b) Apabila nilai yang tertulis dalam angka jelas sedangkan
nilai dalam huruf tidak jelas, maka nilai yang diakui
adalah nilai yang tertulis dalam angka; atau
(c) Apabila nilai dalam angka dan nilai yang tertulis dalam
huruf tidak jelas, maka penawaran dinyatakan gugur.
(3) Bertanggal.
b) Jaminan Penawaran asli memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(1) Diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan atau
perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri
Keuangan;
(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan
penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
(3) Nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam
Jaminan Penawaran;
(4) Besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai
sebagaimana tercantum dalam LDP;
(5) Besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka
dan huruf;
(6) Nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama
dengan nama Pokja ULP yang mengadakan pelelangan;
(7) Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan
yang dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling

38

b.
c.
d.

e.

lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan


wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja
Sama Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan
kemitraan/KSO;
(10) Kriteria pencairan jaminan penawaran sesuai dengan
persyaratan yaitu:
(a) peserta terlibat KKN (untuk jaminan dari bank) ;
(b) peserta
menarik
kembali
penawarannya
selama
dilaksanakannya pelelangan;
(c) tidak bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam
hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima;
atau
(e) mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
(11) Substansi dan keabsahan/keaslian Jaminan Penawaran telah
diklarifikasi dan dikonfirmasi tertulis oleh Pokja ULP kepada
penerbit jaminan.
c) Surat kuasa (apabila dikuasakan):
(1) Harus ditandatangani direktur utama / pimpinan perusahaan;
(2) Nama
penerima
kuasa
tercantum
dalam
akte
pendirian/anggaran dasar;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa ditandatangani oleh anggota
kemitraan yang diwakili menurut perjanjian kerja sama.
d) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra)
memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut:
(1) Mencantumkan nama kemitraan sesuai dengan dokumen isian
kualifikasi
(2) Mencantumkan lead firm dan mitra/anggota;
(3) Mencantumkan modal (sharing) dari setiap perusahaan;
(4) Mencantumkan nama pihak yang mewakili kemitraan/KSO;
(5) Ditandatangani para calon peserta kemitraan/KSO.
e) Dokumen lain seperti daftar barang yang diimpor (apabila impor)
memenuhi persyaratan [kriteria diisi oleh Pokja ULP]
f) Dokumen penawaran teknis.
Akan dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan kriteria persyaratan teknis
pada tahap evaluasi teknis.
Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara tertulis terhadap hal-hal yang
kurang jelas dan meragukan namun tidak boleh mengubah substansi;
peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan
evaluasi teknis;
Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi aritmatik ada yang
tidak memenuhi persyaratan administrasi, Pokja ULP melakukan evaluasi
administrasi terhadap penawar terendah berikutnya (apabila ada);
Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis; dan
39

f. Apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka


pelelangan dinyatakan gagal.
3. Evaluasi Teknis
a. Penawaran yang dievaluasi teknis adalah penawaran yang lulus evaluasi
administrasi;
b. Unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan;
c. Evaluasi teknis menggunakan sistem gugur dengan ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis minimal yang harus dipenuhi
dengan membandingkan pemenuhan persyaratan teknis sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
2) Penilaian persyaratan teknis, minimal dilakukan terhadap:
a) Metode pelaksanaan pekerjaan memenuhi persyaratan substantif
yang meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai akhir
secara garis besar dan uraian/cara kerja dari masing-masing jenis
pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang/sementara yang ikut
menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan utama yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis dan diyakini menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan.
Jenis-jenis pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang/ sementara
yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan utama
ditetapkan dalam LDP.

Pekerjaan penunjang/ sementara dimaksud, misalnya:


(1) Pembuatan saluran pengelak (diversion channel);
(2) Pengeringan tempat pekerjaan (dewatering/unwatering) skala besar;
(3) Pembuatan konstruksi pengaman (protection construction);
(4) Pengaturan lalu lintas (traffic management) pekerjaan skala besar; atau
(5) Jalan pengalihan/ jembatan sementara
Dalam mengevaluasi metode pelaksanaan, hal-hal yang dinilai
adalah sebagai berikut:
(1) Tahapan/urutan pada metode pelaksanaan dalam penyelesaian
pekerjaan utama;
(2) Metode kerja setiap kegiatan bagian pekerjaan utama (tidak
termasuk proses produksi barang jadi/pabrikan , seperti: lift,
pompa);
(3) Metode kerja setiap kegiatan pekerjaan penunjang/sementara
yang terkait dengan pekerjaan utama; dan

Catatan:
(1) Penilaian metode pelaksanaan cukup diuraikan secara garis besar, tidak
harus rinci;
(2) Penilaian pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang/sementara hanya yang
ditetapkan dalam dokumen pengadaan;
(3) Network planning/CP, cash flow, atau diagram sejenisnya tidak digunakan
untuk evaluasi.
(4) Metode pelaksanaan tidak mengevaluasi job-mix/ rincian/ campuran/
komposisi material dari jenis pekerjaan

b) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang dievaluasi sampai dengan


serah terima pertama/Provision Hand Over (PHO) yang ditawarkan
40

tidak melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum dalam


Dokumen Pengadaan.
Catatan:
(1) Tidak dilakukan evaluasi terhadap jadwal kebutuhan material,
peralatan, dan personil/tenaga kerja; dan
(2) Tidak dilakukan evaluasi terhadap urutan secara teknis jenis
kegiatan yang dilaksanakan karena sudah dievaluasi pada
metode pelaksasanaan pekerjaan.
c) Peralatan utama minimal: jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan menggunakan data
peralatan yang tercantum pada isian kualifikasi.
Dalam mengevaluasi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1) Apabila jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan yang
ditawarkan berbeda dengan yang tercantum dalam LDK maka
Pokja ULP harus membandingkan kapasitas produksi dari
jumlah dan kapasitas peralatan, apabila hasilnya sama atau
lebih besar, maka dianggap kapasitas produksi alat tersebut
telah memenuhi; atau
(2) Dalam hal pelelangan dengan pascakualifikasi, apabila jenis,
kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan tidak tercantum atau
berbeda antara dokumen penawaran teknis dengan isian
kualifikasi, maka harus menggunakan data evaluasi yang
terdapat dalam isian kualifikasi.
(3) Dalam hal prakualifikasi maka dilakukan evaluasi terhadap
data yang ada dalam dokumen penawaran.
(4) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang
disediakan untuk menghasilkan produksi alat yang dibutuhkan
sesuai dengan yang dibutuhkan sebagaimana tercantum dalam
LDK.
Catatan:
(1) Lokasi peralatan dan tahun pembuatan peralatan tidak dijadikan pertimbangan
dalam penilaian; dan
(2) Kepemilikan peralatan dapat dilihat dari kontrak / sewa / surat dukungan /
lainnya.
(3) Dalam hal pekerjaan tunggal evaluasi Pokja ULP harus memastikan bahwa
evaluasi spesifikasi teknis hanya bagi penawar yang menyampaikan perubahan
spesifikasi teknis dan berbeda dari yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan,
dalam hal ini spesifikasi teknis tidak boleh kurang dari yang disyaratkan. Bagi
penawar yang tidak menyampaikan perubahan spesifikasi teknis maupun tidak
menyampaikan spesifikasi teknis dianggap menyampaikan spesifikasi teknis yang
sama
dan tidak perlusecara
dilakukan
evaluasi;
d) dengan
personilyang
intidipersyaratkan,
yang akan ditempatkan
penuh
sesuai dengan
persyaratan sebagaimana tercantum dalam LDK meliputi
pengalaman, keahlian/ keterampilan, tingkat pendidikan, serta
posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
organisasi pelaksanaan yang diajukan.
Pokja ULP melakukan evaluasi sebagai berikut:
(1) Organisasi Pelaksana Pekerjaan
Manager Pelaksana/Proyek,
Manager Teknis,
Manager Keuangan/Administrasi,
Pelaksana.
41

(2)

Penilaian personil manajerial (ahli/terampil) pada organisasi


pelaksanaan pekerjaan. Untuk usaha non kecil tidak termasuk
tenaga terampil dan/atau personil pendukung, sedangkan
untuk usaha kecil cukup personil pelaksana (tenaga terampil);
(3) Kompetensi personil manajerial, meliputi:
i. Jabatan;
ii. Pendidikan;
iii. Pengalaman; dan
iv. Profesi/keahlian.
Catatan:
(1) Mengingat pelelangan ini dengan pascakualifikasi, maka
apabila personil inti tidak tercantum atau berbeda antara
dokumen penawaran teknis dengan isian kualifikasi, maka
harus diteliti terlebih dahulu personil inti yang ada dalam
isian kualifikasi, karena yang digunakan dalam evaluasi
adalah yang ada dalam isian kualifikasi, dan Pokja ULP harus
melakukan pembuktian kebenarannya.
(2) Dalam hal prakualifikasi maka dilakukan evaluasi terhadap
data yang ada dalam dokumen penawaran.
e) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan memenuhi ketentuan
sesuai dengan persyaratan sebagaimana tercantum dalam LDP.
Pokja ULP melakukan evaluasi sebagai berikut:
(1) Paket kontrak di atas Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima
miliar rupiah), maka:
(a) penyedia jasa wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Kecil, yaitu dengan
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama; dan
(b) Penyedia dilarang mensubkontrakkan sebagian/seluruh
pekerjaan utama kecuali pekerjaan spesialis.
(2) Paket kontrak sampai dengan Rp 2.500.000.000 (dua milyar
lima ratus juta rupiah), maka Penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Koperasi Kecil tidak mensubkontrakkan pekerjaan,
harus dilaksanakan sendiri.
f) RK3K memenuhi persyaratan yaitu adanya sasaran dan program K3
yang secara umum menggambarkan penguasaan dalam
mengendalikan risiko bahaya K3.
g) Pokja ULP dapat meminta uji mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat
dalam kondisi tertentu sebagaimana tercantum dalam Dokumen
Pengadaan
Misalnya:
(1) Bahan ..................
Contoh: geotextile, bearing pad (bukan bahan konstruksi
seperti semen, aspal, dll)
(2) Alat ..................
Contoh: lift, pompa air
(bukan alat untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi seperti
excavator, bulldozer, dll)

42

Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas atau
meragukan, Kelompok Kerja ULP melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan ke tahap evaluasi
harga;
Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi aritmatik ada yang
tidak memenuhi persyaratan teknis, Pokja ULP dapat melakukan evaluasi
penawaran terhadap penawar terendah berikutnya (apabila ada);
apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang lulus evaluasi teknis, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi harga;
Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis maka pelelangan dinyatakan
gagal.
4. Evaluasi Harga
a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok atau penting,
dengan ketentuan :
1) penawaran terkoreksi dibandingkan terhadap nilai total HPS :
a) apabila penawaran terkoreksi melebihi nilai total HPS, dinyatakan
gugur; dan
b) apabila semua penawaran terkoreksi di atas nilai total HPS,
pelelangan dinyatakan gagal;
2) harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus
sepuluh perseratus) dari harga satuan yang tercantum dalam HPS,
dilakukan klarifikasi. Apabila setelah dilakukan klarifikasi ternyata harga
satuan penawaran tersebut timpang, maka harga satuan penawaran
timpang hanya berlaku untuk volume sesuai dengan Daftar Kuantitas
dan Harga;
3) mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak ditulis dilakukan
klarifikasi dan kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan. Harganya
dianggap termasuk dalam harga satuan pekerjaan lainnya;
b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) berbeda dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
2) Harga penawaran yang nilainya di bawah 80% (delapan puluh
per seratus) HPS
a) Dilakukan evaluasi kewajaran harga dengan ketentuan:
(1) Meneliti dan menilai kewajaran harga satuan dasar meliputi
harga upah, bahan, dan peralatan dari harga satuan
penawaran, sekurang-kurangnya pada setiap mata pembayaran
utama;
(2) Meneliti dan menilai kewajaran kuantitas/koefisien dari unsur
upah, bahan, dan peralatan dalam Analisa Harga Satuan;
(3) Hasil penelitian butir a. dan butir b. digunakan untuk
menghitung harga satuan yang dinilai wajar tanpa
memperhitungkan keuntungan yang ditawarkan; dan
(4) Harga satuan yang dinilai wajar digunakan untuk menghitung
total harga penawaran yang dinilai wajar dan dapat
dipertanggung jawabkan. Total harga tersebut dihitung
berdasarkan volume yang ada dalam daftar kuantitas dan
harga.

43

b) Apabila total harga penawaran yang diusulkan lebih kecil dari hasil
evaluasi sebagaimana dimaksud pada butir (1), maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar dan gugur harga.
c) Apabila total harga penawaran lebih besar dari hasil evaluasi
sebagaimana dimaksud pada butir (1), maka harga penawaran
dinyatakan wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai
pemenang pelelangan, harus bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.
d) apabila harga penawaran dinyatakan wajar dan peserta tersebut
ditunjuk sebagai pemenang lelang, harus bersedia untuk menaikkan
Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai total
HPS; dan
e) apabila harga penawaran dinyatakan wajar dan peserta yang
bersangkutan tidak bersedia menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan,
maka penawarannya digugurkan dan Jaminan Penawaran disita
untuk negara serta dimasukkan dalam Daftar Hitam.

Lihat lembar Contoh Lampiran Evaluasi Kewajaran Harga


6.

3) Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam


negeri (apabila memenuhi persyaratan diberlakukannya preferensi
harga) dengan ketentuan Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) yang disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian sendiri
(self assessment), digunakan dalam evaluasi penawaran harga apabila
pelelangan pekerjaan tersebut diberlakukan preferensi harga yaitu
apabila memenuhi ketentuan:
a) Preferensi Harga untuk Barang/ Jasa dalam negeri diberlakukan
pada Pengadaan Barang/ Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi
hanya berlaku untuk Pengadaan Barang/Jasa bernilai diatas
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) sampai dengan
31 Desember 2013 dan mulai 1 Januari 2014 untuk Pengadaan
Barang/ Jasa bernilai diatas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah); dan
b) Preferensi Harga hanya diberikan kepada Barang/Jasa dalam negeri
dengan TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan formulir perhitungan TKDN
maka peserta dianggap tidak menginginkan diberlakukan preferensi
harga bagi penawarannya dan tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN merujuk pada
ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi urusan
perindustrian dengan tetap berpedoman pada tata nilai Pengadaan
Barang/Jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden nomor 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
c) rumus penghitungan sebagai berikut:

1
HEA
HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP = Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) dikali Preferensi tertinggi Barang/Jasa).
44

HP

= Harga Penawaran (Harga Penawaran/terkoreksi yang


memenuhi persyaratan lelang dan telah dievaluasi).
d) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA yang
sama, penawar dengan TKDN terbesar adalah sebagai pemenang;
e) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga Penawaran dan
hanya digunakan oleh Pokja ULP untuk keperluan perhitungan HEA
guna menetapkan peringkat pemenang.
FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI
(TKDN)
Uraian
Pekerjaan

(1)

Nilai Gabungan Barang


dan Jasa (Rp)

TKDN

KDN

KLN

Tota
l

Barang/
Jasa

Gabung
an

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1A)

(1B)

(1C)

(1D)

(2A)

(2B)

(2C)

(2D)

(3A)

(3B)

(3C)

(3D)

(4A)

(4B)

(4C)

(4D)

(5A)

(5B)

(5C)

(5D)

(6A)

(6B)

(6C)

(6D)

(7A)

(7B)

(7C)

(7D)

(8A)

(8B)

(8C)

(8D)

Barang1
Material
langsung
(Bahan Baku)
Peralatan
(Barang Jadi)
Sub
Total
Barang
Jasa2
Manajemen
Proyek dan
Perekayasaan
Alat
Kerja/Fasilitas
Kerja
Konstruksi dan
Fabrikasi
Jasa Umum
Sub Total Jasa

Total
Biasa
(9E)
(9A)
(9B)
(9C)
(9D)
(A+B)
f) Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material
Langsung (Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek
dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan
Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari dalam negeri.
g) Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung
(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
1.
1
2

diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.


dilakukan perhitungan sendiri (self assessment).

45

Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi,


dan Jasa lainnya dari luar negeri.
h) Formulasi perhitungan :
% TKDN
Gabungan
=
Barang &
Jasa (9E)

Biaya Gabungan (9C) Biaya Gabungan LN


(9B)

X 100%

Biaya Gabungan (9C)

c. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga penawaran yang


sama dalam hal tidak diperhitungkan TKDN, maka Pokja ULP memilih
peserta yang mempunyai kemampuan teknis lebih besar dan hal ini dicatat
dalam Berita Acara Hasil Pelelangan.
d. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar akibat terjadinya
persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) sebagaimana ketentuan peraturan dan perundangundangan, maka pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat
dimasukkan dalam Daftar Hitam.
e. Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
5. Evaluasi Kualifikasi

Dalam hal pascakualifikasi, maka setelah evaluasi harga dilanjutkan dengan


evaluasi kualifikasi dan pembuktian kualifikasi sebelum diusulkan sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan.
Dalam hal prakualifikasi, evaluasi kualifikasi dan pembuktian kualifikasi
telah dilaksanakan pada tahapan prakualifikasi, dengan demikian setelah
evaluasi harga dan ditetapkan calon pemenang dan calon pemenang
cadangan segera dibuat Berita Acara Hasil Pelelangan.
a. Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum
pemasukan penawaran, apabila tidak ditandatangani maka tidak dievaluasi
lebih lanjut.
b. Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
c. Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode penilaian
sistem gugur.
d. Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam
Dokumen Kualifikasi.
e. Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus evaluasi kualifikasi, maka
lelang dinyatakan gagal.
6. Pembuktian Kualifikasi
a. Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang memenuhi persyaratan
kualifikasi dilakukan setelah evaluasi kualifikasi.
b. Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen
dari dokumen asli atau salinan dokumen yang sudah dilegalisir atau dapat
ditentukan lain oleh pejabat yang berwenang (sesuai dengan tugas dan
fungsinya) dan meminta salinan dokumen tersebut. Dalam pembuktian
kualifikasi cukup dihadiri oleh wakil dari perusahaan dengan membawa
surat kuasa/surat pengantar dari:
1) direktur utama/pimpinan perusahaan yang bersangkutan
46

2) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang


dibuktikan dengan dokumen otentik; atau
3) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama.
c. Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi dan telah
diberikan kesempatan serta tenggang waktu yang cukup, maka peserta
digugurkan dan dimasukkan dalam daftar hitam, Jaminan Penawaran yang
bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/kas Daerah.
d. Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit
dokumen, apabila diperlukan dokumen yang digunakan dalam pembuktian
kualifikasi masih diragukan kebenarannya.
e. Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan data tidak benar/pemalsuan
data/tidak dapat menunjukan dokumen asli atau salinan dokumen yang
sudah dilegalisir, maka peserta digugurkan, badan usaha dan/atau
pengurusnya dimasukkan dalam Daftar Hitam, dilaporkan kepada pihak
kepolisian, Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan
ke kas Negara/kas Daerah.
f. Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus pembuktian kualifikasi, maka
lelang dinyatakan gagal.
g. apabila diperlukan oleh PokjaULP dapat melakukan pembuktian kepada
penyedia jasa mengenai keberadaan alat dan bukti status kepemilikan
(milik/sewa/dukungan) harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian
Kualifikasi
7. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan
a. BAHP merupakan kesimpulan dari hasil evaluasi administrasi, teknis, dan
harga yang dibuat oleh pokja ULP dan ditandatangani oleh paling kurang
seperdua dari jumlah anggota pokja ULP.
b. BAHP bersifat rahasia sampai dengan pengumuman pemenang.
c. BAHP harus memuat hal-hal sebagai berikut :
1) nama semua peserta;
2) harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi, dari masing-masing
peserta;
3) metode evaluasi yang digunakan;
4) unsur-unsur yang dievaluasi;
5) rumus yang dipergunakan;
6) keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal ikhwal
pelaksanaan pelelangan;
7) jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus dilengkapi dengan penjelasan
untuk setiap penawaran yang dinyatakan gugur pada setiap tahapan
evaluasi; dan
8) tanggal dibuatnya Berita Acara.
d. Apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat, BAHP harus
mencantumkan pernyataan bahwa pelelangan dinyatakan gagal dan ( harus

segera dilakukan evaluasi ulang, penyampaian ulang Dokumen Penawaran,


Pelelangan/Pemilihan Langsung ulang; atau penghentian proses
Pelelangan/Pemilihan Langsung/Penunjukan Langsung ) sesuai ketentuan.
e. Apabila peserta yang memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga), maka peserta
tersebut tetap diusulkan sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 (apabila ada).

47

48

C. METODE EVALUASI SISTEM NILAI (DUA SAMPUL)


1. Evaluasi Sampul I (Administrasi dan Teknis)
a. Pokja ULP melakukan evaluasi administrasi dan teknis dari semua
penawaran yang telah diterima.
b. Evaluasi administrasi
1) Pokja ULP melakukan evaluasi administrasi dengan melihat kelengkapan
administrasi yang dipersyaratkan dan meneliti keabsahan/
kebenarannya, sebagai berikut:
2) syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen Pengadaan
ini dipenuhi/dilengkapi:
a) surat penawaran;
b) Jaminan Penawaran asli;
c) surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya (apabila dikuasakan);
d) surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra);
e) dokumen penawaran teknis, meliputi:
f) Usulan Perencanaan Teknis;
g) metode pelaksanaan;
h) jangka waktu pelaksanaan;
i) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan;
j) spesifikasi teknis;
k) daftar personil inti; dan
l) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan;
m) Formulir Pra RK3K;
n) sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan Engineering
Procurement and Construction/EPC (apabila dipersyaratkan)
o) dokumen lainnya seperti, daftar barang yang diimpor (apabila
impor).
3) Apabila ada persyaratan yang tidak dilengkapi atau tidak dilampirkan,
maka penawaran dinyatakan gugur administrasi.
4) Pokja meneliti keabsahan/kebenaran sebagai berikut:
a) surat penawaran memenuhi ketentuan apabila:
(1) ditandatangani oleh :
(a) direktur utama / pimpinan perusahaan;
(b) penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan
perusahaan/ pengurus koperasi yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam akta pendirian/Anggaran Dasar;
(c) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat
yang dibuktikan dengan dokumen otentik; atau
(d) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang bekerja sama.
(2)

jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari


waktu sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan,
dengan ketentuan :
49

(3)

apabila ada perbedaan nilai penulisan antara angka dan huruf


maka yang diakui adalah tulisan huruf;
(4) apabila nilai yang tertulis dalam angka jelas sedangkan nilai
dalam huruf tidak jelas, maka nilai yang diakui adalah nilai
yang tertulis dalam angka; atau
(5) apabila nilai dalam angka dan nilai yang tertulis dalam huruf
tidak jelas, maka penawaran dinyatakan gugur.
(6) bertanggal;
b) Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan apabila:
(1) diterbitkan oleh Bank Umum
(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan
penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
(3) nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam
Jaminan Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
(5) besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka
dan huruf;
(6) nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama
dengan nama Pokja ULP yang mengadakan pelelangan;
(7) paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan
yang dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja
Sama Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan
kemitraan/KSO;
(10) Kriteria pencairan jaminan penawaran sesuai dengan
persyaratan yaitu:
(e) peserta
menarik
kembali
penawarannya
selama
dilaksanakannya pelelangan;
(f) tidak bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam
hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80% HPS;
(g) tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima;
atau
(h) mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
(11) substansi dan keabsahan/keaslian Jaminan Penawaran telah
diklarifikasi dan dikonfirmasi terkait huruf b.) di atas secara
tertulis oleh Pokja ULP kepada penerbit jaminan.
c) surat kuasa :
(1) Harus ditandatangani direktur utama/pimpinan perusahaan;
(2) Nama
penerima
kuasa
tercantum
dalam
akte
pendirian/anggaran dasar;
50

(3)

Dalam hal kemitraan/KSO, surat kuasa ditandatangani oleh


anggota kemitraan/KSO yang diwakili menurut perjanjian
kerja sama.
d) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra)
memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut:
(1) Mencantumkan nama kemitraan sesuai dengan dokumen isian
kualifikasi
(2) Mencantumkan lead firm dan mitra/anggota;
(3) Mencantumkan modal (sharing) dari setiap perusahaan;
(4) Mencantumkan nama pihak yang mewakili kemitraan/KSO;
(5) Ditandatangani para calon peserta kemitraan/KSO.
e) Dokumen lain seperti daftar barang yang diimpor (apabila impor)
memenuhi persyaratan [kriteria diisi oleh Pokja ULP]
f) Dokumen penawaran teknis.
Akan dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan kriteria persyaratan teknis
pada tahap evaluasi teknis.
5) Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara tertulis terhadap hal-hal
yang kurang jelas dan meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
6) peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan
evaluasi teknis;
7) apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan
evaluasi teknis; dan
8) apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi,
maka pelelangan dinyatakan gagal.
c. Evaluasi teknis

Kriteria evaluasi sistem gugur dengan ambang batas ditetapkan oleh pejabat eselon 1 terkait
Kriteria dan nilai ambang batas ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan.

1) Pokja ULP melakukan penilaian antara lain terhadap:


a) usulan perencanaan teknis tidak terbatas pada:
(1) Desain awal/preliminary design (termasuk perhitungan desain,
spesifikasi teknis, dan gambar-gambar yang dibutuhkan
dengan skala sesuai yang ditentukan dalam persyaratan teknis);
(2) Tanggapan terhadap persyaratan teknis termasuk ketersediaan
informasi yang berhubungan dengan desain untuk pelaksanaan
pekerjaan dan secara rinci bagaimana pencapaiannya;
(3) Menyampaikan telaahan bagaimana usulan teknis tersebut
akan diperluas atau dikembangkan, termasuk kebutuhankebutuhan yang diperlukan seperti peta, survey, metodologi
untuk pekerjaan-pekerjaan pokok;
(4) Menyampaikan telaahan dari usulan teknis tersebut terkait
dengan lingkungan, pertimbangan-pertimbangan sosial,
pencegahan dampak negatif, resettlement, mitigasi dampak,
kemudian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dalam
perencanaan;
(5) Persyaratan lain (apabila diperlukan);

51

b)

c)

d)

e)

f)

hasil penilaian usulan teknis perencanaan harus memenuhi batas


minimal nilai ambang batas yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan.
Metode Pelaksanaan dapat meliputi:
(1) Evaluasi dilakukan terhadap rincian metode pelaksanaan yang
menunjukkan kesesuaian dengan kebutuhan dan persyaratan
teknis yang ditetapkan sekurang-kurangnya sebagai berikut:
(2) Pengaturan dan metode dari usulan penawar terhadap
pelaksanaan pekerjaan terintegrasi yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan serta penyelesaian pekerjaan dalam jangka waktu
yang ditetapkan;
(3) Pengaturan dalam hal mengelola koordinasi penggunaan akses
lapangan;
(4) Tanggapan terhadap kondisi sumber-sumber material dan
keterbatasan yang ada;
(5) Tanggapan terhadap traffic management maupun logistik;
(6) Tanggapan terhadap pengaturan yang berhubungan dengan
pengaturan rencana serah terima, penyelesaian as-built
drawings,
persiapan
pedoman
pengoperasian
dan
pemeliharaan, dan lain-lain;
(7) Dan lain-lain yang diperlukan.
Jangka/Jadwal Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Evaluasi dilakukan terhadap program dan jadwal kegiatan untuk
pelaksanaan pekerjaan terintegrasi yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan serta penyelesaian pekerjaan termasuk estimasi terhadap
waktu dimulai dan berakhirnya setiap komponen dan jenis pekerjaan
pokok (major milestone) serta critical path. Progran dan jadwal
pelaksanaan disusun berdasarkan persyaratan teknis dalam
Dokumen Pemilihan termasuk dan tidak terbatas:
(1) Rincian jadwal untuk perencanaan pekerjaan termasuk
penyerahan dokumen perencanaan, reviu, serta persetujuannya
oleh pemberi tugas;
(2) Rincian jadwal kegiatan untuk pelaksanaan pekerjaan dapat
dalam bentuk barchart (PRT) atau Critical Part Methode (CPM)
atau lainnya yang menunjukkan critical path, urut-urutan
pekerjaan dan waktu pelaksanaan sesuai dengan usulan
penyelesaian pekerjaan;
(3) Rincian jadwal kegiatan untuk pelaksanaan pengujian/test,
commisioning, dan serah terima pekerjaan selesai dalam jangka
waktu pelaksanaan yang ditetapkan;
Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan,
Evaluasi dilakukan terhadap peralatan pekerjaan konstruksi yang
akan digunakan dan dapat menunjukkan bahwa peralatan tersebut
memiliki kapasitas/kemampuan dalam memenuhi persyaratan
peralatan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan minimal dari setiap elemen
yang ditetapkan dalam persyaratan teknis Dokumen Pemilihan;
Personil Inti

52

(1)

Evaluasi dilakukan terhadap personil inti (personil inti


perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan) dan posisinya sesuai
dengan manajemen organisasi pelaksanaan, dilampiri
Curriculum Vitae (CV) dari masing-masing personil inti.
(2) Pokja ULP melakukan evaluasi sebagai berikut:
(a) Penilaian personil manajerial pada organisasi pelaksanaan
pekerjaan.
(b) Kompetensi personil manajerial, meliputi:
i. Jabatan;
ii. Pendidikan;
iii. Pengalaman; dan
iv. Profesi/keahlian.
(c) Lima tahun pengalaman dihitung pertahun, misal A
bekerja di paket peningkatan 3 bulan/6 bulan/ 8 bulan =
1 tahun
g) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan
(1) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai dengan
persyaratan sebagaimana tercantum dalam LDP.
(2) Pokja ULP melakukan evaluasi sebagai berikut:
(a) Paket kontrak di atas Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh
lima miliar rupiah), maka:
i. Penyedia jasa tersebut bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Kecil, yaitu
dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang
bukan pekerjaan utama; dan
ii. Penyedia jasa tersebut tidak mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama kecuali pekerjaan
spesialis.
h) Sertifikat Garansi
sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan Engineering
Procurement and Construction/EPC (apabila dipersyaratkan)
i) RK3K memenuhi persyaratan yaitu adanya sasaran dan program K3
yang secara umum menggambarkan penguasaan dalam
mengendalikan risiko bahaya K3.
2) Kelompok Kerja ULP (apabila diperlukan) dapat meminta uji
mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu sesuai ketentuan dalam
Dokumen Pemilihan;
3) apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas atau
meragukan, Kelompok Kerja ULP melakukan klarifikasi dengan peserta.
Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
4) peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis diundang untuk
pembukaan Sampul II (Harga).
d. Evaluasi sampul II (Harga)

Metode dua sampul sistem nilai (dengan ambang batas) digunakan untuk
pekerjaan terintegrasi yang menggunakan jenis kontrak lump sum, maka tata
cara koreksi aritmatik dilakukan untuk kontrak lump sum
1) Sebelum evaluasi penawaran sampul II (harga) dilakukan koreksi
aritmatik.
53

2) Koreksi aritmatik dalam harga penawaran pada kebutuhan biaya/harga


hanya dilakukan untuk menyesuaikan volume3 pekerjaan yang
tercantum dalam perkiraan kebutuhan biaya/harga dengan yang
tercantum dalam Dokumen Penawaran tanpa mengubah total nilai
penawaran.
3) Perbedaan angka dan huruf harga penawaran:
a) apabila ada perbedaan antara penulisan nilai harga penawaran
antara angka dan huruf,nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan
huruf;
b) apabila penawaran dalam angka tertulis dengan jelas sedangkan
dalam huruf tidak jelas, nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan
angka; atau
c) apabila penawaran dalam angka dan huruf tidak jelas, penawaran
dinyatakan gugur.
4) Pelaksanaan evaluasi dilakukan Pokja ULP terhadap 3 (tiga) penawaran
terendah setelah koreksi aritmatik.
5) Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar
yang menawar harga kurang dari HPS proses pelelangan tetap
dilanjutkan.
6) Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) berbeda dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
b) Dilakukan evaluasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai
berikut:
c) klarifikasi dalam hal penawaran komponen dalam negeri berbeda
dibandingkan dengan perkiraan Kelompok Kerja ULP dan/atau
Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri ;
d) Dalam hal Klarifikasi kewajaran harga apabila harga penawaran
dibawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS, Pokja ULP meminta
rincian/uraian Harga Satuan Pekerjaan (HSP) dari Mata Pembayaran
Utama.

Dari rincian/uraian Harga Satuan Pekerjaan (HSP) tersebut, selanjutnya Pokja ULP
melakukan evaluasi sebagai berikut:
a. menilai rincian/uraian Harga Satuan Pekerjaan (HSP) dari Mata Pembayaran
Utama meliputi komponen tenaga kerja, peralatan, dan bahan (material
konstruksi) yang perlu dinilai kewajarannya untuk diteliti dan dianalisa mencakup
beberapa faktor :
b. Kesesuaian/Komposisi penggunaan bahan (material konstruksi) untuk
memperoleh suatu produk konstruksi yang memenuhi syarat/spesifikasi teknis
(misal komposisi agregat, semen PC dan lainnya untuk menghasilkan beton K 125).
c. Kesesuaian/Komposisi penggunaan tenaga kerja yang diberlakukan pada
pekerjaan konstruksi di lokasi kegiatan pada penawaran (misal mandor, kepala
tukang, tukang, pembantu tukang).
1. d. Kesesuaian/Komposisi penggunaan peralatan yang meliputi peralatan yang
3
Volumetercantum
yang dimaksud
adalah
perkalian
antara satuan
kuantitas,
masing-masing
dilakukan
dalam
daftar
peralatan
yangdengan
diberikan
dalam
penawaran,
komposisi,
pembetulan.
kapasitas produk, bahan penunjang, dan perhitungan biaya peralatan yang
digunakan untuk menghasilkan konstruksi yang memenuhi syarat teknis (misal
54
alat pemadatan tanah).
e. Kesesuaian harga satuan bahan, upah, peralatan dengan harga pasaran pada saat
penawaran. Harga satuan bahan tersebut dapat dibuktikan (misal harga semen,
besi beton yang dicantumkan.

7) apabila harga penawaran dinyatakan wajar dan peserta tersebut


ditunjuk sebagai pemenang lelang, harus bersedia untuk menaikkan
Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS;
dan
8) apabila harga penawaran dinyatakan wajar dan peserta yang
bersangkutan tidak bersedia menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan, maka
penawarannya digugurkan dan Jaminan Penawaran disita untuk negara
serta dimasukkan dalam Daftar Hitam.
9) Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam
negeri (apabila memenuhi persyaratan diberlakukannya preferensi
harga) dengan ketentuan Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) yang disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian sendiri
(self assessment), digunakan dalam evaluasi penawaran harga apabila
pelelangan pekerjaan tersebut diberlakukan preferensi harga yaitu
apabila memenuhi ketentuan:
10) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri diberlakukan pada
Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku
untuk Pengadaan Barang/Jasa bernilai diatas Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah) sampai dengan 31 Desember 2013 dan mulai 1
Januari 2014 untuk Pengadaan Barang/ Jasa bernilai diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan
11) Preferensi Harga hanya diberikan kepada Barang/Jasa dalam negeri
dengan TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
12) Apabila peserta tidak menyampaikan formulir perhitungan TKDN maka
peserta dianggap tidak menginginkan diberlakukan preferensi harga
bagi penawarannya dan tidak menggugurkan.

55

13) Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN merujuk pada ketentuan
yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi urusan perindustrian
dengan tetap berpedoman pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden nomor 54 Tahun 2010
yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012
beserta petunjuk teknisnya.
14) rumus penghitungan sebagai berikut:

1
HEA
HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP = Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) dikali Preferensi tertinggi
Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga Penawaran/terkoreksi
yang memenuhi persyaratan lelang dan telah
dievaluasi).
dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA yang
sama, penawar dengan TKDN terbesar adalah sebagai pemenang;
pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga Penawaran dan
hanya digunakan oleh Pokja ULP untuk keperluan perhitungan HEA
guna menetapkan peringkat pemenang.
(Contoh perhitungan HEA lihat lampiran)

56

FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI


(TKDN)
Uraian
Pekerjaan

NIlai Gabungan Barang


dan Jasa (Rp)

TKDN

KDN

KLN

Tota
l

Barang/
Jasa

Gabung
an

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1A)

(1B)

(1C)

(1D)

(2A)

(2B)

(2C)

(2D)

(3A)

(3B)

(3C)

(3D)

(4A)

(4B)

(4C)

(4D)

(5A)

(5B)

(5C)

(5D)

(6A)

(6B)

(6C)

(6D)

(7A)

(7B)

(7C)

(7D)

Sub Total Jasa

(8A)

(8B)

(8C)

(8D)

Total
(A+B)

(9A)

(9B)

(9C)

(9D)

(1)
Barang4
Material
langsung
(Bahan Baku)
Peralatan
(Barang Jadi)
Sub
Total
Barang
Jasa5
Manajemen
Proyek dan
Perekayasaan
Alat
Kerja/Fasilitas
Kerja
Konstruksi dan
Fabrikasi
Jasa Umum

Biasa

(9E)

(1)

Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material


Langsung (Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen
Proyek dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi
dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari dalam negeri.
(2) Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material
Langsung (Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen
Proyek dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi
dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari luar negeri.
(3) Formulasi perhitungan :
% TKDN
Biaya Gabungan (9C) Biaya Gabungan LN
Gabungan
(9B)
X 100%
=
Barang &
Biaya Gabungan (9C)
Jasa (9E)
(4) Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga
penawaran yang sama dalam hal tidak diperhitungkan TKDN,
maka Pokja ULP memilih peserta yang mempunyai kemampuan
1.
4
5

diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.


dilakukan perhitungan sendiri (self assessment).

57

(5)

teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita Acara Hasil
Pelelangan.
Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar
akibat terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi
pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) sebagaimana
ketentuan peraturan dan perundang-undangan, maka
pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat
dimasukkan dalam Daftar Hitam.

e. Untuk penilaian sistem nilai dilakukan dengan cara :


1) Sistem nilai dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) besaran bobot biaya antara 70% (tujuh puluh perseratus) sampai
dengan 90% (sembilan puluh perseratus) dari total bobot
keseluruhan;
b) unsur yang dinilai harus bersifat kuantitatif atau yang dapat
dikuantifikasikan; dan
c) tata cara dan kriteria penilaian harus dicantumkan dengan jelas dan
rinci dalam Dokumen Pengadaan.
2) memberikan Nilai Tertimbang (NT) tertinggi 100% (seratus perseratus)
untuk penawaran harga terendah;
3) menghitung Nilai Tertimbang (NT) penawaran harga peserta lain
dengan membandingkan penawaran harga terendah dengan harga
penawarannya;
4) menghitung Nilai Evaluasi (NE) masing-masing peserta lain dengan
mengalikan Nilai Tertimbang (NT) dengan bobot harga yang tercantum
dalam Dokumen Pengadaan; dan
5) menghitung nilai kombinasi antara nilai penawaran teknis dengan Nilai
Evaluasi (NE) harga.
6) Keterangan :
Harga penawaran terendah
NTi
Harga penawaran i
NEi = NTi x bobot harga
i = peserta
7) Dihitung nilai kombinasi antara nilai penawaran teknis (dengan bobot
10% 30%) dengan nilai harga penawaran terkoreksi (dengan bobot
70% 90%), sebagaimana tercantum dalam LDP.
8) Kombinasi antara nilai penawaran teknis dan nilai harga evaluasi akhir
harus sudah dicantumkan dalam Dokumen Pemilihan/dalam LDP, misal
bobot teknis : bobot harga = 30% : 70%, sebagaimana yang diberikan
dalam contoh :
Penawaran Harga (HEA)sebesar :
PT.A = Rp 200.000.000.000
PT.B = Rp 205.000.000.000
PT.C = Rp 210.000.000.000
PT.D tidak diundang untuk memasukkan dokumen penawaran tahap II
karena tidak lulus pada evaluasi teknis (Tahap I).
Penawaran Harga (HEA)
No

Peser
ta

Harga
(Milyar) Rp

Nilai
(Harga) Rp

Bobot
Harga
70%

Penawaran Teknis
Nilai
Penawaran
Harga

Nilai
Teknis

Bobot
Teknis

Nilai
Penawar
an
Teknis

Nilai
Kombin
asi
(nilai
teknis
dan
harga)

58

Peri
ngk
at

f.

g.
h.

i.

j.

9) Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga penawaran


yang sama, maka Kelompok Kerja ULP memilih peserta yang mempunyai
kemampuan teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita Acara
Hasil Pelelangan .
10) Kelompok Kerja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada), dimulai
dari penawaran yang mempunyai nilai kombinasi tertinggi.
11) Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP):
BAHP merupakan kesimpulan dari hasil evaluasi administrasi, teknis,
kualifikasi, dan harga yang dibuat oleh Kelompok Kerja ULP dan
ditandatangani oleh paling kurang (satu perdua) dari jumlah anggota
Kelompok Kerja ULP ditambah 1 (satu).
BAHP bersifat rahasia sampai dengan pengumuman pemenang.
BAHP harus memuat hal-hal sebagai berikut:
1) nama seluruh peserta;
2) harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi, dari masing-masing
peserta;
3) metode evaluasi yang digunakan;
4) unsur-unsur yang dievaluasi;
5) rumus yang dipergunakan;
6) keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal ikhwal
pelaksanaan pelelangan;
7) jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi;
dan
8) tanggal dibuatnya berita acara.
Apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat, BAHP harus
mencantumkan pernyataan bahwa pelelangan dinyatakan gagal dan harus
segera dilakukan pelelangan ulang.
Apabila peserta yang memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga), peserta tersebut
ditetapkan sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1
(apabila ada).

D. METODE EVALUASI SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG BATAS (DUA TAHAP)


1. Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap I (Administrasi dan Teknis)
Pokja ULP melakukan evaluasi Tahap I meliputi evaluasi administrasi dan
evaluasi teknis.
a. Evaluasi Administrasi
1) Pokja melakukan evaluasi administrasi dengan melihat kelengkapan
administrasi yang dipersyaratkan dan meneliti keabsahan/
kebenarannya, sebagai berikut:
a) Surat penawaran;
b) Jaminan Penawaran asli;
c) Surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya (apabila dikuasakan);
d) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra);
2) Dokumen penawaran teknis: Usulan Perencanaan Teknis;
3) Apabila ada persyaratan yang tidak dilengkapi atau tidak dilampirkan,
maka penawaran dinyatakan gugur administrasi.
59

4) Pokja meneliti keabsahan/kebenaran sebagai berikut:


a) surat penawaran memenuhi ketentuan apabila:
(1) ditandatangani oleh :
a.) direktur utama / pimpinan perusahaan;
b.) penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan
perusahaan/ pengurus koperasi yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam akta pendirian/Anggaran Dasar;
c.) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat
yang dibuktikan dengan dokumen otentik; atau
d.) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang bekerja sama.
(2) jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan,
dengan ketentuan :
(3) apabila ada perbedaan nilai penulisan antara angka dan huruf
maka yang diakui adalah tulisan huruf;
(4) apabila nilai yang tertulis dalam angka jelas sedangkan nilai
dalam huruf tidak jelas, maka nilai yang diakui adalah nilai
yang tertulis dalam angka; atau
(5) apabila nilai dalam angka dan nilai yang tertulis dalam huruf
tidak jelas, maka penawaran dinyatakan gugur.
(6) bertanggal;
b) Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan apabila:
(1) diterbitkan oleh Bank Umum ;
(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan
penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
(3) nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam
Jaminan Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
(5) besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka
dan huruf;
(6) nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama
dengan nama Pokja ULP yang mengadakan pelelangan;
(7) paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan
yang dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja
Sama Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan
kemitraan/KSO;
(10) Kriteria pencairan jaminan penawaran sesuai dengan
persyaratan yaitu:
(a) peserta terlibat KKN;
(b) peserta
menarik
kembali
penawarannya
selama
dilaksanakannya pelelangan;

60

(c) tidak bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam


hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima;
atau
(e) mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
(11) substansi jaminan memenuhi syarat dan keabsahan/keaslian
Jaminan Penawaran telah dikonfirmasi dan diklarifikasi secara
tertulis oleh Pokja ULP kepada penerbit jaminan.
c) surat kuasa :
(1) Harus ditandatangani direktur utama/pimpinan perusahaan;
(2) Nama
penerima
kuasa
tercantum
dalam
akte
pendirian/anggaran dasar;
(3) Dalam hal kemitraan/KSO, surat kuasa ditandatangani oleh
anggota kemitraan/KSO yang diwakili menurut perjanjian
kerja sama.
b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara tertulis terhadap hal-hal
yang kurang jelas dan meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
c. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan
evaluasi teknis;
d. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan
evaluasi teknis; dan
e. apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi,
maka pelelangan dinyatakan gagal.
f. Evaluasi Teknis :

Kriteria evaluasi sistem gugur dengan ambang batas ditetapkan oleh pejabat eselon 1 terkait
Kriteria dan nilai ambang batas ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan;

1) Pokja ULP melakukan penilaian terhadap usulan teknis perencanaan


tidak terbatas pada:
a) Desain awal/preliminary design (termasuk perhitungan desain,
spesifikasi teknis, dan gambar-gambar yang dibutuhkan dengan
skala sesuai yang ditentukan dalam persyaratan teknis);
b) Tanggapan terhadap persyaratan teknis termasuk ketersediaan
informasi yang berhubungan dengan desain untuk pelaksanaan
pekerjaan dan secara rinci bagaimana pencapaiannya;
c) Menyampaikan telaahan bagaimana usulan teknis tersebut akan
diperluas atau dikembangkan, termasuk kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan seperti peta, survey, metodologi untuk pekerjaanpekerjaan pokok;
d) Menyampaikan telaahan dari usulan teknis tersebut terkait dengan
lingkungan, pertimbangan-pertimbangan sosial, pencegahan
dampak negatif, resettlement, mitigasi dampak, kemudian
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dalam perencanaan;
e) Persyaratan lain (apabila diperlukan);
2) hasil penilaian usulan teknis perencanaan harus memenuhi batas
minimal nilai ambang batas yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan.

61

3) apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas atau
meragukan, Kelompok Kerja ULP melakukan klarifikasi kepada peserta.
Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
4) Apabila peserta yang lulus evaluasi teknis (sebelum penyetaraan) kurang
dari 3 (tiga), proses pelelangan tetap dilanjutkan.
5) Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis (sebelum
penyetaraan), pelelangan dinyatakan gagal
6) Kelompok Kerja ULP membuat Berita Acara Evaluasi Administrasi dan
Perencanaan Teknis, ditandatangani oleh paling kurang (satu perdua)
dari jumlah anggota Pokja ULP dan paling sedikit memuat:
a) nama seluruh peserta;
b) hasil evaluasi penawaran administrasi dan teknis termasuk alasan
ketidaklulusan peserta;
c) nilai evaluasi teknis diurutkan mulai dari yang tertinggi;
d) ambang batas nilai teknis;
e) keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai
pelaksanaan pelelangan;
f) jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan
evaluasi;
g) tanggal dibuatnya Berita Acara; dan
h) pernyataan bahwa pelelangan gagal apabila tidak ada penawaran
yang memenuhi syarat.
7) Evaluasi Dokumen Penyetaraan Teknis
a) Pokja ULP dengan dibantu Tim teknis melakukan penyetaraan teknis.
b) Dalam penyetaraan teknis Pokja ULP melakukan:
(1) penyetaraan teknis untuk beberapa alternatif penggunaan
sistem dan desain penerapan teknologi yang berbeda;
(2) Penyetaraan teknis dilakukan
antara lain dengan
mengkombinasikan penawaran teknis dari beberapa peserta
untuk mendapatkan rancangan terbaik dan dituangkan dalam
adendum dokumen penyetaraan;
(3) evaluasi teknis terhadap dokumen penyetaraan teknis yang
ditawarkan oleh masing-masing peserta untuk mencapai
hasil/kinerja pekerjaan berdasarkan kriteria yang ditetapkan
dalam adendum dokumen penyetaraan;
c) Pokja ULP melakukan penilaian antara lain terhadap:
(1) Metode Pelaksanaan meliputi:
i.
Detil Engineering Desain
i. Tanggapan terhadap preliminary design (perhitungan
desain, spesifikasi teknis, dan gambar-gambar dalam
dokumen penyetaraan)
ii. Tahap Asistensi Engineering Struktur, Mekanikal &
Elektrikal, Interior & Landscape
iii. Tahap analisa Material ( colour scheme) terhadap target
Biaya (RAB)
iv. Tahap Detail engineering Design (DED) / Bestek
Gambar kerja detail
v. Tahap rancangan Penyusunan schedule Pekerjaan
(b) Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;

metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan layak,


realistik dan dapat dilaksanakan untuk penyelesaian
pekerjaan
serta
secara
garis
besar
diyakini
menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan. Metoda pelaksanaan pekerjaan dilengkapi
62

metode kerja untuk jenis-jenis pekerjaan utama dan


pekerjaan penunjang atau pekerjaan sementara yang ikut
menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
(c) Dalam evaluasi metode pelaksanaan dilakukan sebagai
berikut:
i. tahapan/urutan pada metode pelaksanaan dalam
penyelesaian pekerjaan utama;
ii. metode kerja setiap kegiatan bagian pekerjaan utama
(tidak termasuk proses produksi barang jadi/pabrikan ,
seperti: lift, pompa); dan
iii. metode
kerja
setiap
kegiatan
pekerjaan
penunjang/sementara yang terkait dengan pekerjaan
utama.
Catatan:
(i) Penilaian metode pelaksanaan cukup diuraikan secara
garis besar, tidak harus rinci
(ii) Penilaian
pekerjaan
utama
dan
pekerjaan
penunjang/sementara hanya yang ditetapkan dalam
Dokumen Pelelangan.
(iii) network planning/CP, cash flow, atau diagram sejenisnya
tidak digunakan untuk evaluasi.
(d) Evaluasi dilakukan terhadap rincian metode pelaksanaan
yang menunjukkan kesesuaian dengan kebutuhan dan
persyaratan teknis yang ditetapkan sekurang-kurangnya
sebagai berikut:
i. Pengaturan dan metode pelaksanaan pekerjaan meliputi
perencanaan, pelaksanaan serta penyelesaian pekerjaan
dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan;
ii. Pengaturan
dalam
hal
mengelola
koordinasi
penggunaan akses lapangan;
iii. Tanggapan terhadap kondisi sumber-sumber material
dan keterbatasan yang ada;
iv. Tanggapan terhadap traffic management maupun
logistik;
v. Tanggapan terhadap pengaturan yang berhubungan
dengan pengaturan rencana serah terima, penyelesaian
as-built drawings, persiapan pedoman pengoperasian
dan pemeliharaan, dan lain-lain;
vi. Dan lain-lain yang diperlukan.
(e) Program kegiatan dan jangka waktu pelaksanaan
Evaluasi dilakukan terhadap program dan jadwal kegiatan
untuk pelaksanaan pekerjaan terintegrasi yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan serta penyelesaian pekerjaan
termasuk estimasi terhadap waktu dimulai dan berakhirnya
setiap komponen dan jenis pekerjaan pokok (major
milestone) serta critical path. Progran dan jadwal
pelaksanaan disusun berdasarkan persyaratan teknis dalam
Dokumen Pemilihan termasuk dan tidak terbatas:

63

i.

Rincian jadwal untuk perencanaan pekerjaan termasuk


penyerahan dokumen perencanaan, reviu, serta
persetujuannya oleh pemberi tugas;
ii. Rincian jadwal kegiatan untuk pelaksanaan pekerjaan
dapat dalam bentuk barchart (PRT) atau Critical Part
Methode (CPM) atau lainnya yang menunjukkan
critical path, urut-urutan pekerjaan dan waktu
pelaksanaan sesuai dengan usulan penyelesaian
pekerjaan;
iii. Rincian
jadwal
kegiatan
untuk
pelaksanaan
pengujian/test, commisioning, dan serah terima
pekerjaan selesai dalam jangka waktu pelaksanaan
yang ditetapkan;
(f) Proyeksi kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
Memberikan gambaran kemajuan pekerjaan termasuk
perencanaan pada periode bulanan yang tertentu sampai
pekerjaan selesai dilaksanakan.
(g) Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan,
Evaluasi dilakukan terhadap peralatan pekerjaan
konstruksi yang akan digunakan dan dapat menunjukkan
bahwa peralatan tersebut memiliki kapasitas/kemampuan
dalam
memenuhi
persyaratan
peralatan
untuk
menyelesaikan pekerjaan. [dievaluasi dan dibuktikan apabila
mengajukan peralatan utama minimal yang berbeda dari
dokumen isian kualifikasi]
(h) Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan minimal dari
setiap elemen yang ditetapkan dalam persyaratan teknis
Dokumen Pemilihan;
(i) Personil Inti
Evaluasi dilakukan terhadap personil inti (personil inti
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan) dan posisinya
sesuai dengan manajemen organisasi pelaksanaan,
dilampiri Curriculum Vitae (CV) dari masing-masing
personil inti.
Pokja ULP melakukan evaluasi sebagai berikut:
i. Penilaian personil manajerial pada organisasi
pelaksanaan pekerjaan.
ii. Kompetensi personil manajerial, meliputi:
i. Jabatan;
ii. Pendidikan;
iii. Pengalaman; dan
iv. Profesi/keahlian.
[dievaluasi dan dibuktikan apabila mengajukan personil inti
yang berbeda dari dokumen isian kualifikasi]
(j) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan
i. bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai
dengan persyaratan sebagaimana tercantum dalam
LDP.
ii. Pokja ULP melakukan evaluasi sebagai berikut pada
paket kontrak di atas Rp 25.000.000.000,00 (dua
puluh lima miliar rupiah), maka:
64

iii. Penyedia jasa tersebut wajib bekerja sama dengan


penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Kecil,
yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan utama; dan
iv. Penyedia jasa tersebut tidak mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama kecuali pekerjaan
spesialis.
(k) Sertifikat Garansi
sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan Engineering
Procurement
and Construction/EPC (apabila
dipersyaratkan)
(l) RK3K memenuhi persyaratan yaitu adanya sasaran dan
program K3 yang secara umum menggambarkan
penguasaan dalam mengendalikan risiko bahaya K3
Catatan:
Pokja ULP dalam melakukan evaluasi apabila penawar penyetaraan
teknis tidak memberikan dokumen yang diminta dalam adendum
penyetaraan teknis, maka dapat digunakan dokumen yang terdapat pada
dokumen penawaran tahap I, hasil evaluasi dapat menggugurkan
penawaran.
d) Peserta yang tidak dapat memenuhi penyetaraan teknis dinyatakan
gugur; dan
e) Peserta yang lulus evaluasi teknis dan sudah dilakukan penyetaraan
teknis, memiliki bobot teknis yang sama, hasil penyetaraan teknis
tidak mencantumkan peringkat teknis.
f) Pokja ULP membuat Berita Acara Evaluasi Penyetaraan Teknis yang
paling sedikit memuat:
(1) nama semua peserta;
(2) hasil evaluasi teknis termasuk alasan ketidaklulusan peserta;
(3) ambang batas nilai teknis;
(4) keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai
pelaksanaan evaluasi;
(5) jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus evaluasi;
(6) tanggal dibuatnya Berita Acara; dan
(7) pernyataan bahwa pelelangan gagal apabila tidak ada
penawaran yang memenuhi syarat.
g) Pokja ULP membuat Berita Acara Evaluasi Tahap I yang paling sedikit
memuat:
(1) nama semua peserta;
(2) hasil evaluasi penawaran administrasi dan teknis termasuk
alasan ketidaklulusan peserta;
(3) nilai evaluasi teknis diurutkan mulai dari yang tertinggi;
(4) ambang batas nilai teknis;
(5) keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai
pelaksanaan pelelangan;
(6) jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan
evaluasi;
h) peserta yang mengikuti penyetaraan teknis dan lulus ambang batas
nilai penyetaraan teknis
i) tanggal dibuatnya Berita Acara; dan
j) pernyataan bahwa pelelangan gagal apabila tidak ada penawaran
yang memenuhi syarat.
8) Penetapan Peserta yang Lulus Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap I
65

a) Kelompok Kerja ULP menetapkan peserta yang lulus evaluasi


Dokumen Penawaran Tahap I. Penetapan dimaksud berdasarkan
Berita Acara Evaluasi Tahap I.
b) Penetapan peserta yang lulus evaluasi Dokumen Penawaran Tahap I
harus memuat:
c) nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
d) nama, NPWP, dan alamat Penyedia; dan
e) hasil evaluasi Tahap I
f) Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan peserta yang
lulus evaluasi Dokumen Penawaran Tahap I adalah:
g) Dokumen Pemilihan beserta Adendum (apabila ada);
h) Dokumen penyetaraan teknis (adendum)
i) BAPP; dan
j) Dokumen Penawaran dari peserta yang lulus evaluasi Dokumen
Penawaran Tahap I termasuk dokumen penawaran penyetaraan
teknis yang telah diparaf anggota Kelompok Kerja ULP dan 2 (dua)
wakil peserta.
9) Pemberitahuan/Pengumuman kepada Peserta yang Lulus Evaluasi Tahap
I
a) Kelompok Kerja ULP memberitahukan kepada seluruh peserta dan
mengumumkan hasil evaluasi Tahap I di website Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi masing-masing dan papan
pengumuman resmi untuk masyarakat, yang memuat paling sedikit:
(1) nama paket pekerjaan dan nilai total HPS; dan
(2) nama, NPWP, dan alamat peserta baik yang lulus maupun tidak
lulus evaluasi Tahap I beserta alasannya.
b) Kelompok Kerja ULP mengundang seluruh peserta yang lulus
evaluasi Tahap I untuk memasukan Dokumen Penawaran Tahap II
dengan ketentuan:
(1) tidak ada sanggahan dari peserta;
(2) sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti tidak benar;
atau
(3) masa sanggah dan/atau masa sanggah banding berakhir.
c) Undangan mencantumkan tempat, hari, tanggal, dan waktu
pembukaan Dokumen Penawaran Tahap II dilengkapi perubahan
nilai total HPS (apabila ada).

2. Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap II (Harga)


Metode dua tahap sistem gugur dengan ambang batas digunakan untuk
pekerjaan terintegrasi yang menggunakan jenis kontrak lump sum, maka tata
cara koreksi aritmatik dilakukan untuk kontrak lump sum.
a. Sebelum evaluasi penawaran Tahap II (harga) dilakukan koreksi aritmatik.
b. Koreksi aritmatik dalam harga penawaran pada kebutuhan biaya/harga
hanya dilakukan untuk menyesuaikan volume6 pekerjaan yang tercantum
dalam perkiraan kebutuhan biaya/harga dengan yang tercantum dalam
Dokumen Penawaran tanpa mengubah total nilai penawaran.
c. Perbedaan angka dan huruf harga penawaran
1.
6

Volume yang dimaksud adalah perkalian antara satuan dengan kuantitas, masing-masing dilakukan
pembetulan.

66

d.
e.
f.
g.

1) apabila ada perbedaan antara penulisan nilai harga penawaran antara


angka dan huruf,nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan huruf;
2) apabila penawaran dalam angka tertulis dengan jelas sedangkan dalam
huruf tidak jelas, nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan angka; atau
3) apabila penawaran dalam angka dan huruf tidak jelas, penawaran
dinyatakan gugur.
Pelaksanaan evaluasi dilakukan Pokja ULP terhadap 3 (tiga) penawaran
terendah setelah koreksi aritmatik.
Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar yang
menawar harga kurang dari HPS proses pelelangan tetap dilanjutkan.
Surat penawaran harga yang ditandatangani oleh direktur utama/pimpinan
perusahaan, sebagaimana ketentuan pada surat penawaran Tahap I.
Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) berbeda dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
2) Dilakukan evaluasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai berikut:
a) klarifikasi dalam hal penawaran komponen dalam negeri berbeda
dibandingkan dengan perkiraan Kelompok Kerja ULP dan/atau
Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri ;
b) Dalam hal Klarifikasi kewajaran harga apabila harga penawaran
dibawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS, Pokja ULP meminta
rincian/uraian Harga Satuan Pekerjaan (HSP) dari Mata Pembayaran
Utama.
c) Dari rincian/uraian Harga Satuan Pekerjaan (HSP) tersebut,
selanjutnya Pokja ULP melakukan evaluasi sebagai berikut:
d) menilai rincian/uraian Harga Satuan Pekerjaan (HSP) dari Mata
Pembayaran Utama meliputi komponen tenaga kerja, peralatan, dan
bahan (material konstruksi) yang perlu dinilai kewajarannya untuk
diteliti dan dianalisa mencakup beberapa faktor :
(1) Kesesuaian/Komposisi penggunaan bahan (material konstruksi)
untuk memperoleh suatu produk konstruksi yang memenuhi
syarat/spesifikasi teknis (misal komposisi agregat, semen PC
dan lainnya untuk menghasilkan beton K 125).
(2) Kesesuaian/Komposisi penggunaan tenaga kerja yang
diberlakukan pada pekerjaan konstruksi di lokasi kegiatan pada
penawaran (misal mandor, kepala tukang, tukang, pembantu
tukang).
(3) Kesesuaian/Komposisi penggunaan peralatan yang meliputi
peralatan yang tercantum dalam daftar peralatan yang
diberikan dalam penawaran, komposisi, kapasitas produk,
bahan penunjang, dan perhitungan biaya peralatan yang
digunakan untuk menghasilkan konstruksi yang memenuhi
syarat teknis (misal alat pemadatan tanah).
(4) Kesesuaian harga satuan bahan, upah, peralatan dengan harga
pasaran pada saat penawaran. Harga satuan bahan tersebut
dapat dibuktikan (misal harga semen, besi beton yang
dicantumkan.
e) Apabila hasil analisa/evaluasi mengindikasikan bahwa pekerjaan
yang termasuk Mata Pembayaran Utama tidak dapat dilaksanakan
dengan harga yang ditawarkan yang disebabkan adanya perbedaan
harga satuan komponen tenaga kerja, peralatan, dan bahan (material
67

f)
g)

h)

i)

j)

k)

l)
m)

n)

o)

konstruksi) yang di bawah harga pasar dan akibat perbedaan


produktifitas komponen pembentuk harga satuan pekerjaan tersebut,
maka harga penawaran yang diajukan akan menyebabkan terjadinya
kerugian dibandingkan keuntungan yang akan diperoleh serta
diperkirakan mempengaruhi lingkup, kualitas, hasil/ kinerja dan
diyakini tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
persyaratan/ ketentuan.
Dengan demikian harga penawaran tidak memenuhi syarat (tidak
wajar) dan dalam evaluasi penawaran harus dinyatakan gugur.
Indikasi kumulasi kerugian dan keuntungan diteliti dari data yang
tercantum dalam rincian/uraian Harga Satuan Pekerjaan (HSP) dari
Mata Pembayaran Utama dan daftar kuantitas dan harga.
apabila harga penawaran dinyatakan wajar dan peserta tersebut
ditunjuk sebagai pemenang lelang, harus bersedia untuk menaikkan
Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai total
HPS; dan
apabila harga penawaran dinyatakan wajar dan peserta yang
bersangkutan tidak bersedia menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan,
maka penawarannya digugurkan dan Jaminan Penawaran disita
untuk negara serta dimasukkan dalam Daftar Hitam.
Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi
dalam negeri (apabila memenuhi persyaratan diberlakukannya
preferensi harga) dengan ketentuan Perhitungan Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) yang disampaikan oleh peserta berdasarkan
penilaian sendiri (self assessment), digunakan dalam evaluasi
penawaran harga apabila pelelangan pekerjaan tersebut
diberlakukan preferensi harga yaitu apabila memenuhi ketentuan:
Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri diberlakukan pada
Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi hanya
berlaku
untuk
Pengadaan
Barang/Jasa
bernilai
diatas
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) sampai dengan 31
Desember 2013 dan mulai 1 Januari 2014 untuk Pengadaan Barang/
Jasa bernilai diatas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan
Preferensi Harga hanya diberikan kepada Barang/Jasa dalam negeri
dengan TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan formulir perhitungan TKDN
maka peserta dianggap tidak menginginkan diberlakukan preferensi
harga bagi penawarannya dan tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN merujuk pada
ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi urusan
perindustrian dengan tetap berpedoman pada tata nilai Pengadaan
Barang/Jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden nomor 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
rumus penghitungan sebagai berikut:

68

1
HEA
HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP
= Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN)
dikali Preferensi tertinggi Barang/Jasa).
HP
= Harga Penawaran (Harga Penawaran/terkoreksi yang
memenuhi persyaratan lelang dan telah dievaluasi).
p) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA yang
sama, penawar dengan TKDN terbesar adalah sebagai pemenang;
q) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga Penawaran dan
hanya digunakan oleh Pokja ULP untuk keperluan perhitungan HEA
guna menetapkan peringkat pemenang.
(Contoh perhitungan HEA lihat lampiran)

69

FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM


NEGERI (TKDN)
Uraian
Pekerjaan

(1)

NIlai Gabungan Barang


dan Jasa (Rp)

TKDN

KDN

KLN

Tota
l

Barang/
Jasa

Gabunga
n

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1A)

(1B)

(1C)

(1D)

(2A)

(2B)

(2C)

(2D)

(3A)

(3B)

(3C)

(3D)

(4A)

(4B)

(4C)

(4D)

(5A)

(5B)

(5C)

(5D)

(6A)

(6B)

(6C)

(6D)

(7A)

(7B)

(7C)

(7D)

(8A)

(8B)

(8C)

(8D)

Barang7
Material
langsung
(Bahan Baku)
Peralatan
(Barang Jadi)
Sub
Total
Barang
Jasa8
Manajemen
Proyek dan
Perekayasaan
Alat
Kerja/Fasilitas
Kerja
Konstruksi dan
Fabrikasi
Jasa Umum
Sub Total Jasa

Total
Biasa
(9E)
(9A)
(9B)
(9C)
(9D)
(A+B)
1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung
(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari dalam negeri.
2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung
(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi perhitungan:
% TKDN Gabungan
Barang & Jasa (9E)

Biaya Gabungan (9C) Biaya Gabungan LN (9B)


Biaya Gabungan (9C)

X 100%

1.
7
8

diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.


dilakukan perhitungan sendiri (self assessment).

70

h. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga penawaran yang


sama dalam hal tidak diperhitungkan TKDN, maka Pokja ULP memilih
peserta yang mempunyai kemampuan teknis lebih besar dan hal ini dicatat
dalam Berita Acara Hasil Pelelangan.
i. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar akibat terjadinya
persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) sebagaimana ketentuan peraturan dan perundangundangan, maka pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat
dimasukkan dalam Daftar Hitam.
j. Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada), dengan ketentuan
dimulai dari penawaran harga atau penawaran harga terkoreksi yang
terendah.
k. Apabila peserta yang memasukkan penawaran harga kurang dari 3 (tiga):
1) Kelompok Kerja ULP melakukan negosiasi harga terhadap seluruh
penawar, baik yang melebihi HPS maupun yang tidak melebihi HPS;
2) negosiasi harga antara lain dilakukan terhadap total penawaran harga;
3) dilakukan perkalian volume dan harga satuan yang telah disepakati,
untuk mendapatkan total hasil negosiasi;
4) hasil negosiasi harga menjadi nilai harga penetapan pemenang dan
sebagai dasar nilai Kontrak;
5) apabila negosiasi terhadap calon pemenang tidak tercapai kesepakatan,
maka penawarannya dinyatakan gugur dan dilanjutkan negosiasi
terhadap calon pemenang cadangan, apabila ada; dan
6) apabila negosiasi terhadap calon pemenang cadangan tidak tercapai
kesepakatan, maka pelelangan dinyatakan gagal.
l. Apabila semua penawaran harga yang masuk melebihi nilai total HPS, maka:
1) dilakukan negosiasi harga kepada peserta dengan penawaran terendah
terlebih dahulu untuk mendapatkan penawaran yang tidak melampaui
nilai total HPS;
2) apabila peserta dengan penawaran terendah tidak sepakat, negosiasi
harga dilanjutkan dengan penawaran peserta berikutnya.
3) apabila dalam negosiasi harga seluruh peserta tidak sepakat dan/atau
harga penawaran masih di atas nilai total HPS maka pelelangan
dinyatakan gagal.
m. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
1) BAHP merupakan kesimpulan dari hasil evaluasi administrasi, teknis,
dan harga yang dibuat oleh Kelompok Kerja ULP dan ditandatangani
oleh paling kurang (satu perdua) dari jumlah anggota Kelompok Kerja
ULP.
2) BAHP bersifat rahasia sampai dengan pengumuman pemenang.
3) BAHP harus memuat hal-hal sebagai berikut:
a) nama seluruh peserta;
b) harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi, dari masingmasing peserta;
c) metode evaluasi yang digunakan;
d) unsur-unsur yang dievaluasi;
e) rumus yang dipergunakan;

71

f) keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal


ikhwal pelaksanaan pelelangan;
g) jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan
evaluasi; dan
h) tanggal dibuatnya Berita Acara.
n. Apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat, BAHP harus
mencantumkan pernyataan bahwa pelelangan dinyatakan gagal, dan harus
segera dilakukan pelelangan ulang.
o. Apabila peserta yang memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga), peserta tersebut
ditetapkan sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1
(apabila ada).

72

BAB V
PENETAPAN METODE PENILAIAN KUALIFIKASI
A. UMUM
1. Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha
serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa.
2. Kualifikasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu prakualifikasi atau
pascakualifikasi.
3. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum
pemasukan penawaran.
4. Prakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan sebagai berikut:
a. pemilihan Pekerjaan Konstruksi yang bersifat kompleks melalui Pelelangan
Umum; atau
b. pemilihan Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan Metode Penunjukan
Langsung, kecuali untuk penanganan darurat.
5. Proses penilaian kualifikasi untuk Penunjukan Langsung dalam penanganan
darurat dilakukan bersamaan dengan pemasukan Dokumen Penawaran.
6. Proses prakualifikasi menghasilkan daftar calon Penyedia Pekerjaan Konstruksi.
7. Dalam proses prakualifikasi, Pokja ULP segera langsung membuka dan
mengevaluasi Dokumen Kualifikasi yang sudah dimasukkan paling lama 2 (dua)
hari kerja setelah diterima untuk setiap Dokumen Isian Kualifikasi peserta yang
disampaikan, tanpa harus menunggu dokumen kualifikasi berikutnya sampai
berakhirnya batas waktu penyampaian Dokumen Isian Kualifikasi.
8. Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan setelah
pemasukan penawaran.
9. Pascakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan sebagai berikut:
a. Pelelangan Umum, kecuali Pelelangan Umum untuk Pekerjaan Kompleks;
dan
b. Pemilihan Langsung.
10. Pokja ULP dilarang menambah persyaratan kualifikasi yang bertujuan
diskriminatif serta diluar yang telah ditetapkan dalam ketentuan Peraturan
Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang berlaku.
11. Pokja ULP wajib menyederhanakan proses kualifikasi dengan ketentuan:
a. meminta Penyedia Barang/Jasa mengisi formulir kualifikasi; dan
b. tidak meminta melampirkan seluruh dokumen yang disyaratkan kecuali
pada tahap pembuktian kualifikasi.
12. Dalam proses Prakualifikasi belum merupakan ajang kompetisi, maka data yang
kurang dapat dilengkapi paling lambat sebelum batas akhir pemasukan
Dokumen Kualifikasi.
13. Persyaratan pascakualifikasi/prakualifikasi yang ditetapkan harus merupakan
persyaratan minimal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan agar
terwujud persaingan yang sehat secara luas.
B. PERSIAPAN KUALIFIKASI
Pokja ULP menyusun dan menetapkan dokumen kualifikasi.
1. Isi Dokumen Kualifikasi meliputi :
a. petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi;
b. formulir isian kualifikasi;
73

c. instruksi kepada peserta, termasuk tata cara penyampaian Dokumen


Kualifikasi;
d. lembar data kualifikasi;
e. pakta integritas; dan
f. tata cara evaluasi kualifikasi.
2. Dokumen Kualifikasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
3. formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh:
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama
penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan
dengan dokumen otentik;
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan
yang bekerja sama; atau
4. memiliki izin usaha jasa konstruksi dan sertifikat badan usaha sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
5. menyampaikan pernyataan/ pengakuan tertulis bahwa perusahaan yang
bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak
pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang
bertindak untuk dan atas nama perusahaan, tidak sedang dalam menjalani
sanksi pidana;
6. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak masuk dalam
Daftar Hitam;
7. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak
terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal
23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena
Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan.
8. Peserta dapat mengganti laporan perpajakan tersebut dengan Surat Keterangan
Fiskal (SKF);
9. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi Penyedia yang baru berdiri
kurang dari 3 (tiga) tahun;
10. memiliki kemampuan pada klasifikasi (usaha kecil)/sub klasifikasi (usaha non
kecil) atau yang setara dikaitkan dengan pengalaman pekerjaan yang sesuai;
11. dalam hal pekerjaan terintegrasi, dapat disyaratkan memiliki pengalaman
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan/atau perencanaan pada sub klasifikasi
sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan.
a. Pengalaman Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi bersifat umum.
b. Pengalaman kontrak sebagai
kontraktor utama, subkontraktor, atau
kontraktor manajemen setidaknya 3 (tiga) kontrak dalam 10 (sepuluh)
tahun terakhir, dan dengan aktivitas setidaknya 6 (enam) bulan dalam setiap
tahunnya.
c. Pengalaman Pekerjaan Konstruksi Sejenis
d. Partisipasi sebagai kontraktor, kontraktor manajemen, atau subkontraktor,
setidaknya 3 (tiga) kontrak dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir, masingmasing dengan nilai yang ditetapkan, yang telah berhasil diselesaikan dan
telah diserahterimakan untuk pekerjaan sejenis dengan pekerjaan yang
dilelangkan. Kesamaan didasarkan pada ukuran fisik, kompleksitas, metode,
teknologi atau karakteristik lain yang ditetapkan dalam Persyaratan Teknis.
74

e. Pengalaman Pekerjaan Konstruksi Spesifik


f. Mempunyai pengalaman dalam melaksanakan jenis pekerjaan kegiatan
utama/pokok untuk pekerjaan sejenis yang dilelangkan setidaknya 2 (dua)
jenis pekerjaan.
g. Pengalaman Perencanaan/Desain bersifat umum.
h. Pengalaman kontrak sebagai perencana setidaknya 3 (tiga) kontrak dalam
10 (sepuluh) tahun terakhir, dan dengan aktivitas setidaknya dalam 6
(enam) bulan setiap tahunnya.
i. Pengalaman Perencanaan/Desain Pekerjaan Sejenis
Partisipasi sebagai perencana dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir setidaknya
2 (dua) kontrak dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir, masing-masing dengan
nilai yang ditetapkan, yang telah berhasil diselesaikan dan diserahterimakan
untuk pekerjaan sejenis dengan yang dilelangkan. Kesamaan didasarkan
pada ukuran fisik, kompleksitas, metode, teknologi atau karakteristik lain
yang ditetapkan dalam Persyaratan Teknis.
j. Pengalaman Perencanaan/ Desain Spesifik
Mempunyai pengalaman dalam melaksanakan perencanaan pekerjaan
kegiatan utama/pokok untuk pekerjaan sejenis yang dilelangkan setidaknya
2 (dua) jenis pekerjaan.
12. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;
13. menyampaikan/mengisi daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;
14. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta
untuk mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai total HPS. Dalam hal kemitraan, yang menyampaikan
surat dukungan keuangan hanya lead firm;
15. untuk usaha non-kecil (paket di atas Rp 2.500.000.000,00), memiliki
Kemampuan Dasar (KD) pada pekerjaan yang sejenis dan kompleksitas yang
setara, dengan ketentuan:
a. KD
= 3 NPt
b) NPt
= Nilai pengalaman tertinggi pada sub bidang pekerjaan yang
sesuai dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir;
a. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan
yang mewakili kemitraan/KSO.
b. Untuk pekerjaan terintegrasi dalam hal kemitraan/ KSO/ konsorsium/
subkontrak yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang
mewakili kemitraan/ KSO/ konsorsium/ subkontrak;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub bidang pekerjaan, nilai kontrak
dan status peserta pada saat menyelesaikan kontrak sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan
sekarang (present value) menggunakan perhitungan sebagai berikut:

NPs = Nilai pekerjaan sekarang


Npo = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila ada) saat
serah terima pertama
Io
= Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan serah terima
pertama

75

Is

= Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (apabila


belum ada, dapat dihitung dengan regresi linier berdasarkan indeks
bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan komponen terbesar
dari pekerjaan;
16. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:
a.) SKP = KP jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP
= Kemampuan menangani paket pekerjaan
untuk usaha kecil KP = 5
untuk usaha non kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
N
= Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
b.) dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari setiap
perusahaan yang bermitra/KSO;
17. dalam hal pekerjaan kompleks/bersifat kompleks dapat mempersyaratkan
memiliki Sertifikat Manajemen Mutu perusahaan (SNI/ISO 9001), apabila
dipersyaratkan;
18. dalam hal pekerjaan kompleks/bersifat kompleks dapat mempersyaratkan
memiliki Sertifikat Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perusahaan dan/atau ahli K3/petugas K3, apabila dipersyaratkan;
19. dalam hal peserta bermitra/KSO/konsorsium/subkontrak:
a. peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang
memuat persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada huruf a. sampai dengan huruf g., huruf j., dan
huruf m. dilakukan untuk setiap anggota kemitraan/KSO;
c. evaluasi persyaratan huruf h. Sampai dengan huruf i. digabungkan sebagai
evaluasi kemitraan/KSO;
d. evaluasi persyaratan huruf k., huruf. l., huruf n., dan huruf o. hanya
dilakukan terhadap lead firm.
20. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian peserta
dalam Dokumen Isian Kualifikasi dalam hal:
a. kelengkapan Dokumen Isian Kualifikasi; dan
b. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
21. Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan, peserta
diminta untuk membubuhi materai senilai Rp.12.000,00 (dua belas ribu
rupiah).
22. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja ULP
dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun
tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi.
C. PELAKSANAAN PROSES KUALIFIKASI
1. Pengumuman
a. Pokja ULP dalam mengumumkan proses prakualifikasi/pascakualifikasi
untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan pemilihannya harus sesuai dengan
ketentuan berkaitan dengan metode pemilihan barang/jasa.
b. Pemilihan penyedia jasa metode pelelangan umum dan pemilihan langsung
dilakukan dengan pascakualifikasi melalui website Kementerian/ Lembaga/
Pemerintah Daerah/ Institusi dan papan pengumuman resmi untuk
76

masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional atau jika diperlukan melalui


media cetak dan/atau elektronik paling kurang 7 (tujuh) hari kerja.
c. Pemilihan penyedia jasa metode pelelangan terbatas dan pekerjaan kompleks
dilakukan seperti tersebut diatas, kecuali untuk penunjukan langsung
dengan cara mengundang penyedia jasa yang terpilih.
d. Isi pengumuman memuat sekurang-kurangnya :
1) nama dan alamat Pokja ULP yang akan mengadakan pelelangan;
2) uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
3) nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
4) syarat-syarat peserta pelelangan; dan
5) tempat, tanggal, hari dan waktu untuk mengambil Dokumen Pemilihan;
e. Dalam pengumuman DILARANG mencantumkan persyaratan:
1) peserta harus berasal dari provinsi/kabupaten/kota tempat lokasi
pelelangan;
2) pendaftaran harus dilakukan oleh:
a) direktur utama/pimpinan perusahaan;
b) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala
cabang yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte
pendirian atau perubahannya;
c) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik; atau
d) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama.
3) pendaftaran harus membawa asli dan/atau rekaman/ fotocopy/legalisir
Akta Pendirian, Izin Usaha, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), kontrak
kerja sejenis, Sertifikat Badan Usaha (SBU) dan/atau dokumen-dokumen
lain yang sejenis;
4) persyaratan lainnya yang sifatnya diskriminatif; dan
5) persyaratan di luar yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang berlaku kecuali
diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
f. Apabila dari hasil identifikasi ternyata tidak ada penyedia dalam negeri yang
mampu mengerjakan, maka Pelelangan Umum diumumkan di website
komunitas internasional (seperti www.dgmarket.com, www.undp.org dan
lain-lain) serta diberitahukan kepada penyedia yang diyakini mampu
mengerjakan.
g. Apabila terjadi kecurangan dalam pengumuman, maka kepada:
1) Pokja ULP dikenakan sanksi administrasi, ganti rugi dan/atau pidana
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
2) peserta yang terlibat dimasukkan ke dalam Daftar Hitam dan/atau
dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
2. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Kualifikasi
a. Dalam hal pengambilan dokumen kualifikasi untuk pascakualifikasi
dilakukan bersamaan dengan pengambilan dokumen pemilihan pada hari,
tanggal, waktu dan tempat pengambilan yang ditentukan dalam
pengumuman.

77

b. Dalam hal pengambilan Dokumen Kualifikasi untuk prakualifikasi pada


hari, tanggal, waktu dan tempat pengambilan yang ditentukan dalam
pengumuman.
c. Adendum Dokumen Kualifikasi
1) Sebelum batas akhir waktu penyampaian Dokumen Kualifikasi oleh
peserta, Pokja ULP dapat mengubah Dokumen Kualifikasi dengan
menetapkan Adendum.
2) Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Dokumen Kualifikasi dan disampaikan kepada semua
peserta.
3) Pokja ULP dapat mengundurkan batas akhir waktu penyampaian
Dokumen Kualifikasi apabila ada Adendum Dokumen Kualifikasi.
3. Pemasukan Dokumen Kualifikasi
a. Pemasukan dokumen kualifikasi dalam hal pascakualifikasi dilakukan
bersamaan dengan dokumen penawaran.
b. Pemasukan dokumen kualifikasi dalam hal prakualifikasi dilakukan terpisah
dengan pemasukan dokumen penawaran.
4. Penilaian Dokumen Kualifikasi
a. Penilaian dilakukan terhadap formulir isian kualifikasi.
1) Tata Cara Evaluasi Kualifikasi
a) formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh:
(1) direktur utama/pimpinan perusahaan;
(2) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang
nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya;
(3) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik pada saat pembuktian
kualifikasi;
(4) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama; atau
b) memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi dan sertifikat badan usaha sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
c) menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan
yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan,
tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
d) salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
e) memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun
pajak terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh
Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan
PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan
terakhir dalam tahun berjalan.
f) Peserta dapat mengganti laporan perpajakan tersebut dengan Surat
Keterangan Fiskal (SKF);
g) memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak,
kecuali bagi Penyedia yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
78

h) memiliki kemampuan pada klasifikasi (usaha kecil)/sub klasifikasi


(usaha non kecil) atau yang setara dikaitkan dengan pengalaman
pekerjaan yang sesuai;
i) dalam hal pekerjaan terintegrasi, dapat disyaratkan memiliki
pengalaman
pelaksanaan
pekerjaan
konstruksi
dan/atau
perencanaan pada sub klasifikasi sesuai dengan pekerjaan yang
dilelangkan.
j) Pengalaman Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi bersifat umum.
Pengalaman kontrak sebagai kontraktor utama, subkontraktor, atau
kontraktor manajemen setidaknya 3 (tiga) kontrak dalam 10
(sepuluh) tahun terakhir, dan dengan aktivitas setidaknya 6 (enam)
bulan dalam setiap tahunnya.
k) Pengalaman Pekerjaan Konstruksi Sejenis
Partisipasi sebagai kontraktor, kontraktor manajemen, atau
subkontraktor, setidaknya 3 (tiga) kontrak dalam 10 (sepuluh) tahun
terakhir, masing-masing dengan nilai yang ditetapkan, yang telah
berhasil diselesaikan dan telah diserahterimakan untuk pekerjaan
sejenis dengan pekerjaan yang dilelangkan. Kesamaan didasarkan
pada ukuran fisik, kompleksitas, metode, teknologi atau karakteristik
lain yang ditetapkan dalam Persyaratan Teknis.
l) Pengalaman Pekerjaan Konstruksi Spesifik
(1) Mempunyai pengalaman dalam melaksanakan jenis pekerjaan
kegiatan utama/pokok untuk pekerjaan sejenis yang
dilelangkan setidaknya 2 (dua) jenis pekerjaan.
(2) Pengalaman Perencanaan/Desain bersifat umum.
m) Pengalaman kontrak sebagai perencana setidaknya 3 (tiga) kontrak
dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir, dan dengan aktivitas setidaknya
dalam 6 (enam) bulan setiap tahunnya.
n) Pengalaman Perencanaan/Desain Pekerjaan Sejenis
Partisipasi sebagai perencana dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir
setidaknya 2 (dua) kontrak dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir,
masing-masing dengan nilai yang ditetapkan, yang telah berhasil
diselesaikan dan diserahterimakan untuk pekerjaan sejenis dengan
yang dilelangkan. Kesamaan didasarkan pada ukuran fisik,
kompleksitas, metode, teknologi atau karakteristik lain yang
ditetapkan dalam Persyaratan Teknis.
o) Pengalaman Perencanaan/ Desain Spesifik
Mempunyai pengalaman dalam melaksanakan perencanaan
pekerjaan kegiatan utama/pokok untuk pekerjaan sejenis yang
dilelangkan setidaknya 2 (dua) jenis pekerjaan.
2) memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;
3) menyampaikan/mengisi daftar perolehan pekerjaan yang sedang
dikerjakan;
4) memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank
pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi
paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS. Dalam hal
kemitraan yang menyampaikan surat dukungan keuangan hanya lead
firm;

79

5) untuk usaha non-kecil (paket di atas Rp 2.500.000.000,00), memiliki


Kemampuan Dasar (KD) pada pekerjaan yang sejenis dan kompleksitas
yang setara, dengan ketentuan:
a) KD
= 3 NPt
b) NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub bidang pekerjaan yang
sesuai dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir;
c) dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO.
d) Untuk pekerjaan terintegrasi dalam hal kemitraan/ KSO/
konsorsium/ subkontrak yang diperhitungkan adalah KD dari
perusahaan yang mewakili kemitraan/ KSO/ konsorsium/
subkontrak;
e) KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
f) pengalaman perusahaan dinilai dari sub bidang pekerjaan, nilai
kontrak dan status peserta pada saat menyelesaikan kontrak
sebelumnya sebagai berikut:
(1) Sub bidang pekerjaan
i Subbidang yang sejenis dengan pekerjaan yang akan dilelangkan
mendapat bobot nilai 100%.
ii Subbidang yang tidak sejenis dengan pekerjaan yang akan
dilelangkan mendapat bobot nilai 0%.
(2) Status penyedia jasa
i Sebagai penyedia jasa utama/lead firm J.O. mendapat bobot nilai
100%;
ii Sebagai sub penyedia jasa/anggota J.O. mendapat bobot nilai
50%.
iii Sebagai anggota J.O mendapat bobot nilai sesuai dengan
porsi/sharing kemitraan.
(3) Penilaian besarnya nilai kontrak
(4) Penilaian besarnya nilai kontrak adalah besarnya nilai kontrak
yang diselesaikan disesuaikan dengan bobot nilai terhadap
subbidang pekerjaan maupun status penyedia jasa.
(5) nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai
pekerjaan sekarang (present value) menggunakan perhitungan
sebagai berikut:

NPs =
Npo =

Nilai pekerjaan sekarang


Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk
eskalasi
(apabila ada) saat serah terima pertama
Io =
Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada
bulan serah terima pertama
Is
=
Indeks dari BPS pada bulan penilaian
prakualifikasi (apabila belum ada, dapat dihitung
dengan regresi linier berdasarkan indeks bulan-bulan
sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan
komponen terbesar dari pekerjaan;
80

6) mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:


a) SKP = KP jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan
untuk usaha kecil KP = 5
untuk usaha non kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani
pada saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir;
b) dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari
setiap perusahaan yang bermitra/KSO.
Untuk pekerjaan terintegrasi dalam hal kemitraan/ KSO/
konsorsium/ subkontrak, yang diperhitungkan adalah SKP
masing-masing dari semua perusahaan yang bermitra/ KSO/
konsorsium/ subkontrak;
7) dalam
hal
pekerjaan
kompleks/bersifat
kompleks
dapat
mempersyaratkan memiliki Sertifikat Manajemen Mutu perusahaan
(SNI/ISO 9001), apabila dipersyaratkan;
8) dalam
hal
pekerjaan
kompleks/bersifat
kompleks
dapat
mempersyaratkan memiliki Sertifikat Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Perusahaan dan/atau ahli K3/petugas K3,
apabila dipersyaratkan. [Untuk badan usaha yang bermitra/KSO, persyaratan
ini dapat disyaratkan bagi perusahaan yang melaksanakan pekerjaan yang
membutuhkan Sertifikat ISO dan/atau persyaratan Sertifikat K3].
9) dalam hal peserta bermitra/KSO/konsorsium/subkontrak:
a) peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan
yang memuat persentase kemitraan/KSO/konsorsium/subkontrak
dan perusahaan yang mewakili kemitraan/ KSO/ konsorsium/
subkontrak tersebut;
b) evaluasi persyaratan pada angka 1. sampai dengan angka 7., dan
angka 13. dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan
kemitraan/KSO/konsorsium/subkontrak;
10) evaluasi persyaratan angka 8., sampai dengan angka 10. digabungkan
sebagai evaluasi kemitraan/ KSO/ konsorsium/ subkontrak;
11) evaluasi persyaratan, angka 11., angka 12., angka 14., dan angka 15.
hanya dilakukan terhadap lead firm.

Catatan: evaluasi kualifikasi pada pascakualifikasi dapat dilakukan sebelum


atau setelah evaluasi penawaran
5. Pembuktian Kualifikasi
a. Pembuktian kualifikasi pada proses prakualifikasi dilakukan terhadap semua
peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi dan dilakukan setelah
evaluasi kualifikasi sebelum hasil evaluasi diumumkan.
b. Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen
dari dokumen asli atau salinan dokumen yang sudah dilegalisir oleh pejabat
yang berwenang (sesuai dengan tugas dan fungsinya) dan meminta salinan
dokumen tersebut. Dalam pembuktian kualifikasi harus dihadiri oleh
penanggung jawab penawaran atau yang menerima kuasa dari direktur
utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum
dalam akta pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan
yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik,
81

atau pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili


perusahaan yang bekerja sama.
c. Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi dan telah
diberikan kesempatan serta tenggang waktu yang cukup, maka peserta
digugurkan dan dimasukkan dalam daftar hitam, Jaminan Penawaran yang
bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/kas Da
d. Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit
dokumen, apabila dokumen yang digunakan dalam pembuktian kualifikasi
masih diragukan kebenarannya.
e. Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan data tidak benar/pemalsuan
data/tidak dapat menunjukan dokumen asli atau salinan dokumen yang
sudah dilegalisir, maka peserta digugurkan, badan usaha dan/atau
pengurusnya dimasukkan dalam Daftar Hitam.
6. Penetapan Hasil Kualifikasi
Untuk pelelangan umum dengan prakualifikasi, hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi dimasukkan oleh Pokja
ULP ke dalam daftar peserta yang lulus kualifikasi.
b. Pokja ULP menetapkan daftar peserta yang lulus kualifikasi paling kurang 3
(tiga) peserta.
c. Apabila peserta yang lulus kualifikasi kurang dari 3 (tiga), maka pelelangan
dinyatakan gagal.
7. Pengumuman Hasil Kualifikasi
Untuk
pelelangan
umum
dengan
prakualifikasi,
Pokja
ULP
memberitahukan/menyampaikan kepada seluruh peserta kualifikasi dan
mengumumkan hasil kualifikasi di website Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat, yang
memuat paling sedikit:
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat peserta, baik yang lulus maupun tidak lulus kualifikasi
beserta alasannya; dan
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
8. Sanggahan
a. Peserta yang Isian Kualifikasi dapat menyampaikan sanggahan secara
tertulis atas penetapan hasil kualifikasi kepada Pokja ULP dalam waktu 5
(lima) hari kerja setelah pengumuman hasil kualifikasi, disertai bukti
terjadinya penyimpangan, dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi, dengan ketentuan:
1) Pelelangan Umum paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
pengumuman hasil kualifikasi; atau
2) Pemilihan Langsung paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah
pengumuman hasil kualifikasi.
b. Sanggahan diajukan oleh peserta baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta lain, ditanda tangani oleh :
1) direktur utama/ pimpinan perusahaan;
2) penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan perusahaan yang nama
penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya;
3) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan bukti otentik; atau

82

c.

d.

e.
f.

g.

h.

4) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili


perusahaan yang bekerja sama.
Sanggahan diajukan oleh peserta yang memasukkan Dokumen Isian
Kualifikasi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan
peserta lain apabila terjadi penyimpangan prosedur meliputi:
1) penyimpangan ketentuan dan prosedur yang diatur dalam Peraturan
Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan yang telah
ditetapkan dalam Dokumen Kualifikasi;
2) rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan usaha
yang sehat; dan/atau
3) penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP dan/atau pejabat yang
berwenang lainnya.
Pokja ULP wajib memberikan jawaban tertulis secara jelas dan mudah
dipahami atas semua sanggahan, dengan ketentuan:
1) Pelelangan Umum, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima
surat sanggahan; atau
2) Pemilihan Langsung, paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah menerima
surat sanggahan.
Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja ULP menyatakan
pelelangan gagal.
Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dan tidak ditandatangani
sebagaimana dimaksud pada 3.b. dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses pelelangan.
Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK atau disampaikan dan
diterima diluar masa sanggah, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses pelelangan.
Tidak ada sanggahan banding dalam proses prakualifikasi.

83

BAB VI
PENETAPAN PENGUMUMAN, SANGGAHAN, DAN SANGGAHAN BANDING
A. PENETAPAN PEMENANG LELANG
1. Pokja ULP meneliti semua pernyataan dalam isian kualifikasi, surat penawaran dan
jaminan penawaran masih berlaku.
2. Pokja ULP membuat surat penetapan pemenang berdasarkan BAHP untuk nilai
sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
3. Pokja ULP mengusulkan penetapan pemenang untuk nilai diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) kepada PA, yang ditembuskan kepada
PPK dan APIP Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Insitusi yang
bersangkutan.
4. PA menetapkan pemenang sebagaimana dimaksud angka 3 berdasarkan usulan dari
Kelompok Kerja ULP. Apabila PA tidak setuju dengan usulan Pokja ULP dengan alasan
yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, PA memerintahkan
evaluasi ulang atau menyatakan pelelangan gagal.
5. Penetapan pemenang disusun sesuai dengan urutannya dan harus memuat:
a. Nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
c. nama dan alamat Penyedia serta harga penawaran atau harga penawaran
terkoreksi;
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
e. hasil evaluasi:
f. pada sistem satu sampul, terdiri dari penawaran administrasi, teknis, harga dan
evaluasi kualifikasi (pada pascakualifikasi)
g. pada sistem dua sampul, terdiri dari hasil evaluasi sampul I dan sampul II
h. pada sistem dua tahap, terdiri dari hasil evaluasi Tahap I (termasuk penyetaraan
teknis, apabila dilakukan) dan Tahap II
i. Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang adalah:
1) Dokumen Pemilihan beserta adendum (apabila ada), termasuk adendum
penyetaraan teknis apabila dilakukan pada sistem dua tahap;
2) BAPP;
3) BAHP; dan
4) Dokumen Penawaran dari pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2
(apabila ada) yang telah diparaf anggota Kelompok Kerja ULP dan 2 (dua)
wakil peserta, termasuk dokumen penawaran penyetaraan teknis apabila
dilakukan pada sistem dua tahap.
6. Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang dan mengakibatkan
surat penawaran dan jaminan penawaran habis masa berlakunya, dilakukan
konfirmasi kepada calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
untuk memperpanjang masa berlaku surat penawaran dan jaminan penawaran
sampai dengan perkiraan jadwal penandatanganan kontrak. Calon pemenang, calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang tidak bersedia memperpanjang surat
penawaran dan jaminan penawaran, dapat mengundurkan diri tanpa dikenakan
sanksi.

84

B. PENGUMUMAN PEMENANG LELANG


1. Kelompok Kerja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2
(apabila ada) di website Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi
masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat yang memuat
paling kurang:
a. Nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. Nama, NPWP, dan alamat penyedia serta harga penawaran atau harga
penawaran terkoreksi; dan
c. Hasil evaluasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi dan dilengkapi dengan
penjelasan/alasan untuk setiap penawaran yang dinyatakan gugur:
2. pada sistem satu sampul, terdiri dari penawaran administrasi, teknis, harga dan
evaluasi kualifikasi (pada pascakualifikasi)
3. pada sistem dua sampul, terdiri dari hasil evaluasi Sampul I dan Sampul II
4. pada sistem dua tahap, terdiri dari hasil evaluasi Tahap I (termasuk penyetaraan
teknis apabila dilakukan) dan Tahap II.
C. SANGGAHAN DAN SANGGAHAN BANDING
1. Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara
tertulis atas penetapan pemenang kepada Pokja ULP disertai bukti terjadinya
penyimpangan, dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP K/L/D/I
kementerian / lembaga / pemerintah daerah/institusi sebagaimana tercantum
dalam dokumen pengadaan, dengan ketentuan:
a. Pelelangan Umum paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman
pemenang; atau
b. Pemilihan Langsung paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman
pemenang.
2. Sanggahan diajukan oleh peserta yang memasukkan penawaran baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan peserta lain, ditanda tangani oleh :
a. Direktur utama/ pimpinan perusahaan;
b. Penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan perusahaan yang nama
penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya;
c. Kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan
dengan bukti otentik; atau
d. Pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan
yang bekerja sama.
3. Sanggahan diajukan apabila terjadi penyimpangan prosedur meliputi:
a. Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan;
b. Rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan usaha yang
sehat; dan/atau
c. Penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP dan/atau pejabat yang berwenang
lainnya.

85

4. Pokja ULP wajib memberikan jawaban tertulis atas semua sanggahan, dengan
ketentuan:
a. Pelelangan Umum, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima surat
sanggahan; atau
b. Pemilihan Langsung, paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah menerima surat
sanggahan.
5. Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja ULP menyatakan pelelangan
gagal.
6. Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dan tidak ditandatangani
sebagaimana dimaksud pada angka 2 dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses pelelangan.
7. Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK atau disampaikan dan diterima
diluar masa sanggah, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti
serta tidak menghentikan proses pelelangan.
8. Peserta sebagaimana dimaksud pada angka 2 apabila tidak sependapat dengan
jawaban sanggahan dari Pokja ULP, dapat mengajukan sanggahan banding secara
tertulis kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi atau
pejabat yang menerima penugasan menjawab sanggahan banding, dengan
tembusan kepada PPK, Pokja ULP, dan APIP Kementerian/Lembaga/ Pemerintah
Daerah/Institusi sebagaimana tercantum dalam dokumen pengadaan, dengan
ketentuan:
a. Pelelangan Umum, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima jawaban
sanggahan; atau
b. Pemilihan Langsung, paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah menerima
jawaban sanggahan.
9. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi atau Pejabat yang
menerima penugasan menjawab sanggahan banding wajib memberikan jawaban
secara tertulis atas semua sanggahan banding, dengan ketentuan:
a. Pelelangan Umum, paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah surat
sanggahan banding diterima; atau
b. Pemilihan Langsung, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah surat sanggahan
banding diterima.
10. Jawaban sanggahan banding bersifat final. Dalam hal hasilnya evaluasi ulang
maka tidak ada sanggahan dan sanggah banding.
11. Peserta yang akan melakukan sanggahan banding harus memberikan jaminan
sanggahan banding yang ditujukan kepada Kelompok Kerja ULP sebesar 1% (satu
perseratus) dari nilai total HPS dalam dokumen pengadaan dengan masa berlaku
15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal pengajuan sanggahan banding.
12. Dalam hal sanggahan banding pada pelelangan dinyatakan salah, jaminan
sanggahan banding dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/Daerah, kecuali
jawaban sanggahan banding melampaui batas akhir menjawab sanggahan
banding.
13. Sanggahan banding menghentikan proses pelelangan.
14. Sanggahan banding diajukan bukan dari peserta yang tidak sependapat dengan
jawaban sanggahan sebagaimana dimaksud pada angka 10 dan tidak
ditandatangani seperti halnya sanggahan sebagaimana dimaksud pada angka 2
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti serta tidak
menghentikan proses pelelangan.

86

15. Sanggahan banding yang disampaikan bukan kepada Menteri/Kepala


Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi atau Pejabat yang menerima
penugasan menjawab sanggahan banding atau disampaikan dan diterima di luar
masa sanggah banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses pelelangan.

87

BAB VII
PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL
A. PELELANGAN GAGAL
1. Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila :
a. jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi kurang dari
3(tiga), kecuali pada Pelelangan Terbatas;
b. jumlah peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran kurang dari 3
(tiga), kecuali pada Pelelangan Terbatas;
c. sanggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen Kualifikasi terhadap
hasil prakualifikasi ternyata benar;
d. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
2. dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi persaingan usaha
yang tidak sehat;
3. harga penawaran terendah terkoreksi untuk Kontrak Harga Satuan dan Kontrak
gabungan Lump Sum dan Harga Satuan lebih tinggi dari HPS;
4. seluruh harga penawaran yang masuk untuk Kontrak Lump Sum diatas HPS,
kecuali pada sistem dua tahap;
5. sanggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran atas
pelaksanaan pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden
No. 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan Dokumen Pengadaan ternyata
benar;
6. sanggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran atas kesalahan
substansi Dokumen Pengadaan ternyata benar;
7. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah dilakukan
evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian
kualifikasi; atau
8. pada metode dua tahap seluruh penawaran harga yang masuk melebihi nilai
total HPS atau setelah dilakukan negosiasi harga seluruh peserta tidak sepakat
untuk menurunkan harga sehingga tidak melebihi nilai total HPS.
9. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam dokumen pengadaan menyatakan
pelelangan gagal, apabila :
a. PA/KPA sependapat dengan PPK yang tidak bersedia menandatangani SPPBJ
karena proses Pelelangan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan Kelompok
Kerja ULP dan/atau PPK ternyata benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan
Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak berwenang;
d. sanggahan dari peserta yang memasukan Dokumen Penawaran atas
kesalahan prosedur yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan Penyedia
Barang/Jasa ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari Dokumen
Pengadaan;
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan
diri; atau
88

h. pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010


yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya.
10. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi selaku PA
menyatakan pelelangan gagal, apabila :
a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya pelanggaran prosedur dalam
pelaksanaan pelelangan yang melibatkan KPA, PPK dan/atau Pokja ULP,
ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkan KPA, ternyata
benar.
11. Kepala Daerah menyatakan pelelangan gagal, apabila:
a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya pelanggaran prosedur dalam
pelaksanaan pelelangan yang melibatkan PA, KPA, PPK dan/atau Kelompok
Kerja ULP, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkan PA dan/atau
KPA, ternyata benar.
12. Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP memberitahukan kepada
seluruh peserta.
13. Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, Pokja ULP atau Pokja ULP
pengganti (apabila ada penggantian) meneliti dan menganalisis penyebab
terjadinya pelelangan gagal untuk menentukan langkah selanjutnya, yaitu
melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.
B. TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL
1. KPA, PPK dan/atau Pokja ULP melakukan evaluasi penyebab terjadinya
pelelangan gagal, antara lain :
a. Kemungkinan terjadinya persekongkolan;
b. Adanya persyaratan yang diskriminatif;
c. Spesifikasi teknis terlalu tinggi;
d. spesifikasi mengarah pada satu merek/produk tertentu, kecuali suku
cadang;
e. nilai total HPS pengadaan terlalu rendah;
f. nilai dan/atau ruang lingkup pekerjaan terlalu luas/besar; dan/atau
g. kecurangan dalam pengumuman.
2. Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, Kelompok Kerja ULP atau
Kelompok Kerja ULP pengganti (apabila ada penggantian), atau Pokja diperkuat
dengan menambah jumlah anggotanya sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
tambahan dari Satminkal meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
pelelangan gagal, untuk menentukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.

89

3. Apabila dari hasil evaluasi penyebab terjadinya pelelangan gagal,


mengharuskan adanya perubahan dokumen pengadaan, dilakukan pelelangan
ulang dengan terlebih dahulu memperbaiki dokumen pengadaan.
4. Dalam hal akan dilakukan evaluasi ulang atau pengadaan barang/jasa ulang
berdasarkan jawaban atas sanggahan/sanggahan banding, maka dilakukan
sebagai berikut:
a. Pokja ULP diperkuat dengan menambah jumlah anggotanya
sekurangkurangnya 2 (dua) orang anggota tambahan dari unsur Satminkal
terkait;
b. Proses evaluasi ulang dilakukan terhadap seluruh dokumen penawaran
termasuk dokumen yang sudah dievaluasi sebelumnya dengan mengikuti
tahapan yang sesuai dengan kriteria evaluasi yang ditetapkan dalam
dokumen pemilihan. Setelah dilakukan evaluasi ulang, Pokja ULP
mengusulkan kembali untuk mendapatkan penetapan pemenang dari
pejabat yang berwenang dan mengumumkannya;
c. Proses pengadaan barang/jasa ulang dilakukan dengan penyampaian ulang
Dokumen Penawaran (re-bid) atau dengan pelelangan/seleksi ulang (retender). Penyampaian ulang Dokumen Penawaran dilakukan dengan
menggunakan Dokumen Pengadaan yang sama. Dalam hal pelelangan
ulang, dapat menggunakan Dokumen Pengadaan awal. Apabila diperlukan,
dapat memperbaiki/merevisi syarat-syarat kontrak, desain, spesifikasi
teknik, ruang lingkup atau kombinasi dari hal-hal tersebut sebelum
mengundang peserta lelang yang baru;
d. Kelompok Kerja ULP menindaklanjuti pelelangan gagal dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) kecuali pada metode Pelelangan Terbatas apabila jumlah peserta yang
lulus prakualifikasi kurang dari 3 (tiga), dilakukan pengumuman ulang
prakualifikasi untuk mencari peserta baru selain peserta yang telah lulus
penilaian kualifikasi. Peserta yang sudah lulus penilaian kualifikasi tidak
perlu dilakukan penilaian kembali, kecuali ada perubahan Dokumen
Kualifikasi;
2) kecuali pada metode Pelelangan Terbatas apabila jumlah peserta yang
memasukkan Dokumen Penawaran kurang dari 3 (tiga), dilakukan
pengumuman ulang untuk mengundang peserta baru selain peserta
yang telah memasukkan penawaran;
3) apabila Sanggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen Kualifikasi
terhadap hasil prakualifikasi ternyata benar, dilakukan penilaian
kualifikasi ulang dan mengumumkan kembali hasil penilaian kualifikasi
ulang;
e. melakukan pelelangan ulang, apabila :
1) dalam Kontrak Harga Satuan serta Kontrak Gabungan Lump Sum dan
Harga Satuan, semua penawaran terkoreksi yang disampaikan peserta
melampaui HPS;
2) dalam Kontrak Lump Sum, semua penawaran di atas HPS; dan/atau
3) pelaksanaan pelelangan melanggar Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya.
4) apabila dalam evaluasi penawaran terjadi persaingan tidak sehat,
dilakukan evaluasi ulang atau pengumuman ulang untuk mengundang
peserta baru selain peserta yang telah memasukkan penawaran. Peserta
yang terlibat terjadinya persaingan tidak sehat, dikenakan sanksi
dimasukkan dalam Daftar Hitam;
90

5) apabila pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan dalam


Dokumen Pengadaan, dilakukan pelelangan ulang;
6) apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran, dilakukan
penyampaian ulang Dokumen Penawaran atau pelelangan ulang;
7) apabila pelaksanaan evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan dalam
Dokumen Pengadaan atau sanggahan dari peserta yang memasukan
Dokumen Penawaran atas kesalahan evaluasi penawaran ternyata benar,
dilakukan penyampaian ulang Dokumen Penawaran atau pelelangan
ulang dengan mengumumkan kembali dan mengundang peserta baru
selain peserta lama yang telah masuk dalam daftar peserta;
8) apabila Sanggahan dari peserta yang memasukan Dokumen Penawaran
atas kesalahan substansi Dokumen Pengadaan ternyata benar, setelah
memperbaiki Dokumen Pengadaan, dilakukan pelelangan ulang dengan
mengumumkan kembali dan mengundang peserta baru selain peserta
lama yang telah masuk dalam daftar peserta;
9) apabila calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 setelah
dilakukan evaluasi, tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi
kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat diterima, Kelompok Kerja
ULP:
10) mengundang ulang semua peserta yang tercantum dalam daftar peserta
kecuali peserta yang tidak hadir tersebut, untuk mengajukan penawaran
ulang secara lengkap (administrasi, teknis, dan harga); dan/atau
11) melakukan pengumuman pelelangan ulang untuk mengundang peserta
baru; dan
12) memberikan sanksi kepada peserta yang tidak hadir tersebut berupa:
a) Jaminan Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/Daerah;
dan
b) dimasukkan dalam Daftar Hitam, baik badan usaha beserta
pengurusnya.
c) apabila pelelangan gagal karena pengaduan masyarakat atas
terjadinya KKN dari calon pemenang dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 ternyata benar, diatur ketentuan sebagai berikut:
f. apabila PA, KPA, PPK dan Kelompok Kerja ULP tidak terlibat KKN, Kelompok
KerjaULP:
g. mengundang ulang semua peserta yang tercantum dalam daftar peserta
yang tidak terlibat KKN, untuk mengajukan penawaran ulang secara
lengkap (administrasi, teknis dan harga); dan/atau
h. melakukan pengumuman pelelangan ulang untuk mengundang peserta
baru.
5. apabila PA, KPA, PPK dan/atau Kelompok Kerja ULP terlibat KKN, dilakukan
penggantian pejabat dan/atau Kelompok Kerja ULP yang terlibat KKN,
kemudian Kelompok Kerja ULP pengganti:
a. mengundang ulang semua peserta yang tercantum dalam daftar peserta
yang tidak terlibat KKN, untuk mengajukan penawaran ulang secara
lengkap (administrasi, teknis dan harga); dan/atau
b. melakukan pengumuman pelelangan ulang untuk mengundang peserta
baru.

91

6. dalam hal Kelompok Kerja ULP menemukan indikasi kuat adanya KKN diantara
para peserta, Kelompok Kerja ULP:
a. meneliti kewajaran penawaran dengan cara memeriksa koefisien dan harga
satuan dasar upah, bahan dan alat serta membandingkan dengan harga
satuan pekerjaan sejenis terdekat;
b. memeriksa dokumentasi yang mendukung adanya KKN; dan
c. menghentikan proses pelelangan, apabila hasil penelitian dan pemeriksaan
mengarah kepada terjadinya KKN.
d. peserta yang terlibat KKN dikenakan sanksi:
e. Jaminan Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/Daerah;
f. dimasukkan dalam daftar hitam, baik badan usaha beserta pengurusnya;
dan
g. pidana sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
h. PA, KPA, PPK dan/atau Kelompok Kerja ULP yang terlibat KKN, dikenakan
sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. apabila pelelangan gagal karena pengaduan masyarakat atas terjadinya
pelanggaran prosedur ternyata benar, dilakukan penggantian pejabat dan/atau
Kelompok Kerja ULP yang terlibat, kemudian:
a. Kelompok Kerja ULP pengganti mengundang ulang semua peserta untuk
mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis, dan
harga); dan
b. PA, KPA, PPK, dan/atau anggota Kelompok Kerja ULP yang terlibat,
dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. pelelangan gagal karena calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan
2 mengundurkan diri, dilakukan pelelangan ulang dengan cara sebagai berikut:
a. mengundang peserta yang memenuhi syarat untuk menyampaikan
penawaran harga yang baru, apabila yang memenuhi syarat sama dengan
atau lebih dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk yang mengundurkan diri)
kecuali pada Pelelangan Terbatas; atau
b. mengundang peserta lama dan mengumumkan kembali untuk mendapatkan
peserta baru yang memenuhi syarat supaya mengajukan penawaran, apabila
yang memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk yang
mengundurkan diri) kecuali pada Pelelangan Terbatas; dan
c. memberikan sanksi kepada peserta yang mengundurkan diri berupa:
d. jaminan penawarannya dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/Daerah;
dan
e. dimasukkan dalam Daftar Hitam, baik badan usaha beserta pengurusnya.
9. Apabila dalam pelelangan ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga):
a. proses pelelangan dilanjutkan dengan melakukan negosiasi harga,dalam hal
peserta yang memasukan penawaran hanya 2 (dua); atau
b. proses pelelangan dilanjutkan seperti proses Penunjukan Langsung,dalam
hal peserta yang memasukan penawaran hanya 1 (satu).
10. Dalam hal Pelelangan ulang gagal, Kelompok Kerja ULP dapat melakukan
Penunjukan Langsung berdasarkan persetujuan PA, dengan tetap
memperhatikan prinsip efisisensi, efektivitas, dan akuntabilitas, dengan
ketentuan:
a. hasil pekerjaan tidak dapat ditunda;
b. menyangkut kepentingan/keselamatan masyarakat; dan

92

c. tidak cukup waktu untuk melakukan proses Pelelangan dan pelaksanaan


pekerjan.
11. Apabila pelelangan ulang mengalami kegagalan dan tidak memenuhi kriteria
yang dimaksud pada huruf o untuk dilakukan Penunjukan Langsung:
a. anggaran dikembalikan ke negara dalam hal waktu sudah tidak mencukupi;
b. dapat dilakukan pelelangan kembali dengan terlebih dahulu melakukan
pengkajian ulang penyebab pelelangan ulang gagal apabila waktu masih
mencukupi; atau
c. PA/KPA mengusulkan perubahan alokasi dananya (revisi anggaran) untuk
pekerjaan lain.
12. Dalam hal Pelelangan Umum metoda dua tahap gagal dikarenakan seluruh
penawaran harga yang masuk melebihi nilai total HPS atau setelah dilakukan
negosiasi harga seluruh peserta tidak sepakat untuk menurunkan harga
sehingga tidak melebihi nilai total HPS, maka Kelompok Kerja ULP dapat
melakukan penambahan nilai total HPS, perubahan spesifikasi teknis dan/atau
perubahan ruang lingkup pekerjaan.
13. Dalam hal Pelelangan Umum gagal sebagaimana dimaksud pada huruf q
terdapat perubahan nilai total HPS tetapi tidak terdapat perubahan spesifikasi
teknis dan/atau ruang lingkup pekerjaan, Pelelangan Umum langsung
dilanjutkan dengan pemasukan penawaran harga ulang.
14. Dalam hal Pelelangan Umum gagal sebagaimana dimaksud pada huruf q
terdapat perubahan spesifikasi teknis dan/atau ruang lingkup pekerjaan,
dilakukan pelelangan ulang.

93

BAB VIII
LAIN - LAIN
A. LARANGAN MEMBERIKAN GANTI RUGI
PA/KPA/PPK/ULP dilarang memberikan ganti rugi kepada peserta
Pelelangan/Pemilihan
Langsung
bila
penawarannya
ditolak
atau
Pelelangan/Pemilihan Langsung dinyatakan gagal.
B. KEWAJIBAN MENYIMPAN DAN MEMELIHARA DOKUMEN PENGADAAN
1. ULP menyimpan dokumen asli pemilihan penyedia jasa.
2. PPK menyimpan salinan dokumen pemilihan penyedia jasa dari ULP
3. PPK maupun penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara semua
dokumen yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan selama umur
konstruksi tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.
C. KERAHASIAAN PROSES
1. Berita acara hasil pelelangan (BAHP) meliputi :
a. nama semua peserta;
b. harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi, dari masing-masing
peserta;
c. metode evaluasi yang digunakan;
d. unsur-unsur yang dievaluasi;
e. rumus yang dipergunakan;
f. keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal ikhwal
pelaksanaan pelelangan;
g. jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi; dan
h. tanggal dibuatnya Berita Acara.
2. BAHP tersebut bersifat rahasia sampai dengan pengumuman pemenang.
D. PELELANGAN MENDAHULUI PERSETUJUAN DIPA TAHUN ANGGARAN
1. Dalam hal pengumuman pelelangan mendahului persetujuan DIPA tahun
anggaran maka :
a. Harus dicantumkan dalam Pengumuman/Dokumen Pengadaan bahwa
pelelangan ini dilakukan sebelum Dokumen Anggaran disahkan;
b. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah disahkan tidak tersedia
atau tidak cukup tersedia dalam DIPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan
Barang/Jasa dapat dibatalkan dan Penyedia jasa tidak dapat menuntut ganti
rugi dalam bentuk apapun.
2. PA pada Pemerintah Daerah mengumumkan Rencana Umum Pengadaan
Barang/Jasa secara terbuka kepada masyarakat luas, setelah APBD yang
merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD.
3. PA sebagaimana dimaksud pada huruf c mengumumkan kembali Rencana
Umum Pengadaan, apabila terdapat perubahan/penambahan DIPA/DPA.

94

LAMPIRAN TAHAPAN EVALUASI KEWAJARAN HARGA


1. Pokja meminta kepada penyedia jasa untuk membuat analisa harga satuan semua Mata
Pembayaran Utama (jika dalam dokumen pengadaan tidak tercantum ketentuan untuk
menyampaikan analisa harga satuan) dengan format sebagai berikut:
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
JENIS PEKERJAAN

: ....................

SATUAN MATA PEMBAYARAN

: ....................

VOLUME

: ....................

No.

Uraian

Satuan

Kuantitas

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

Ket

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6) = (4)x(5)

(7)

I.

UPAH
1

...............

........

........

........

........

...............

........

........

........

........

II.

BAHAN
1

...............

........

........

........

........

...............

........

........

........

........

III.

PERALATAN
1

...............

........

........

........

........

...............

........

........

........

........

IV.

JUMLAH ( I + II + III )

........

V.

BIAYA UMUM (misal: 3%)

........

VI.

BIAYA KEUNTUNGAN (misal: 7%)*

........

VII.

TOTAL ( IV + V )

........

95

2. Kemudian dilakukan klarifikasi harga dengan membuat format sebagai berikut:


ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
JENIS PEKERJAAN
SATUAN MATA PEMBAYARAN
VOLUME

: ....................
: ....................
: ....................

HPS

Kuantitas
a

HPS

Harga Satuan (Rp)


a

b*

HPS

Jumlah (Rp)
a

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10) = (4)x(7)

(11) = (5)x(8)

(12) = (6)x(9)

UPAH
1 ...............
2 ...............

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

BAHAN
1 ...............
2 ...............

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

PERALATAN
1 ...............
2 ...............

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........

........
........
0,00
........

........
........
0,00
........

........
........
0,00
........

No.

Uraian

Satuan

(1)

(2)

I.

II.

III.

IV.
V.
VI.
VII.

Ket:
a:
b:
*)
**)

JUMLAH ( I + II + III )
BIAYA UMUM (misal: 3%)
BIAYA KEUNTUNGAN (misal: 7%)**
TOTAL ( IV + V )

Ket
(14)

Penawaran
Hasil Klarifikasi
hasil klarifikasi dan pembuktian
biaya keuntungan tidak diperhitungkan

3. Penyedia jasa diminta menjelaskan terhadap kuantitas/koefisien yang dimasukkan dalam


4.

5.

6.
7.

analisa harga satuan.


Apabila pada penjelasannya sudah diyakini dapat memenuhi persyaratan dan dapat
memenuhi spesifikasi teknis, maka kuantitas/koefisien tersebut dapat digunakan.
Jika tidak dapat diterima, maka Pokja dan penyedia jasa menelaah kuantitas/koefisien agar
dapat diyakini bersama dapat memenuhi persyaratan dan dapat memenuhi spesifikasi
teknis. Kuantitas/koefisien yang diperoleh menjadi kuantitas/koefisien hasil klarifikasi.
Penyedia jasa harus dapat membuktikan harga satuan dasar upah, bahan dan peralatan
yang ditawarkan, dengan melampirkan data-data sebagai pembuktian. Hal ini dilakukan
agar dapat meyakini bahwa harga satuan dasar tersebut dapat direalisasikan.
Jika penyedia jasa tidak dapat membuktikan, maka dicari harga satuan dasar yang ada di
pasaran.
Dari angka 3 dan 4 diatas diperoleh kuantitas/koefisien dan harga satuan dasar hasil
klarifikasi selanjutnya dapat dihitung harga satuan hasil klarifikasi untuk setiap mata
pembayaran utama tidak perlu dihitung dengan keuntungannya.
Kemudian dihitung untuk setiap harga satuan penawaran yang bukan Mata Pembayaran
Utama dengan mengurangi biaya keuntungan, sehingga diperoleh harga satuan penawaran
yang bukan Mata Pembayaran Utama tanpa keuntungan.

96

8. Harga yang diperoleh pada angka 5 dan 6, dimasukkan dalam tabel Daftar Kuantitas dan

Harga hasil klarifikasi sehingga didapat total harga sebenarnya tanpa keuntungan yang
wajar/rill dapat dilaksanakan.
9. Bandingkanlah total harga pada daftar kuantitas dan harga hasil klarifikasi dengan total
harga penawaran tanpa PPn.
10. Jika total harga hasil klarifikasi kurang dari total harga penawaran, maka harga dinyatakan
wajar dan jaminan pelaksanaan dinaikkan sebesar 5% dari nilai total HPS. Namun jika total
harga hasil klarifikasi lebih dari total harga penawaran, maka harga dinyatakan tidak wajar
dan penawaran dinyatakan gugur.

97

BUKU PK 01 GABUNGAN:
STANDAR DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
(PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN LANGSUNG)
PASCAKUALIFIKASI, SATU SAMPUL, SISTEM GUGUR,
KONTRAK GABUNGAN HARGA SATUAN DAN LUMP SUM

BAB I
UMUM
A. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang
tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP)
maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).
B.

Dokumen Pengadaan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan


dokumen penawaran.

C. Dalam dokumen pengadaan digunakan pengertian, istilah, dan singkatan sebagai


berikut:
Pekerjaan
Konstruksi

: adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;

: adalah kontrak yang merupakan gabungan lump sum


Kontrak
dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang
Gabungan Harga
diperjanjikan;
Satuan dan Lump
Sum
: adalah Harga Evaluasi Akhir yang merupakan
HEA
penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga
penawaran dalam proses pengadaan dimana unsur
preferensi harga telah diperhitungkan berdasarkan
capaian TKDN dan status perusahaan;
LDP

: adalah Lembar Data Pemilihan yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
jenis pekerjaan antara lain meliputi penyiapan,
penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata cara
penilaian dokumen penawaran, pengumuman
pemenang, sanggahan, dan sanggahan banding;

LDK

: adalah Lembar Data Kualifikasi yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
kualifikasi yang diperlukan penyedia barang/jasa
antara lain dalam menyiapkan, mengisi formulir isian
kualifikasi, dan melengkapi pakta integritas;

APIP

: adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)


yang selanjutnya disebut Inspektorat K/L/D/I
bertugas melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi;

Penyedia

: adalah
badan
usaha
yang
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi;

menyediakan/

Sub penyedia

: adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja


dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak);

Kemitraan/
Kerja Sama
Operasi (KSO )

: adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia


nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing
pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;

Surat Jaminan

: adalah jaminan tertulis yang selanjutnya disebut


Jaminan, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan Penjaminan/ Perusahaan Asuransi
yang diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia;

Hari

: adalah hari kalender untuk proses pemilihan secara


elektronik, pelaksanaan kontrak. dan jaminanjaminan, kecuali hari kerja untuk proses sanggahan
banding;

Daftar kuantitas
dan harga

: adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan


dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran;

Harga
Perkiraan
Sendiri (HPS)

: adalah perhitungan perkiraan biaya seluruh volume


pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan yang
disusun dan ditetapkan oleh PPK, dikalkulasikan
secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan sudah termasuk biaya umum,
keuntungan pekerjaan, dan beban pajak, serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran
penawaran termasuk rinciannya;

Pekerjaan
Utama

: adalah jenis pekerjaan yang secara langsung


menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu
konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan;

Mata
Pembayaran
Utama

: adalah mata pembayaran yang pokok dan penting


yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan
puluh per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan,
dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai
bobotnya terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP
dalam Dokumen Pengadaan;

Harga Satuan
Pekerjaan (HSP)

: adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu


satuan tertentu;
2

Harga Satuan
Dasar (HSD)

: adalah harga satuan komponen dari harga satuan


pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari)
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per
ton)
c. Peralatan (per jam, per hari)

Metode
pelaksanaan
pekerjaan

: adalah metode yang menggambarkan penguasaan


penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal
sampai akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan
(utama) dan uraian/cara kerja dari masing-masing
jenis kegiatan pekerjaan utama dan penunjang
pekerjaan utama yang dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis;

Personil inti

: adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang akan


ditempatkan secara penuh, yang di dalam organisasi
pelaksanaan
posisinya
sebagai
manajemen
pelaksanaan pekerjaan;

Bagian
pekerjaan yang
disubkontrakan

: adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama, atau


pekerjaan spesialis yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan, yang
pelaksanaannya
diserahkan
kepada
penyedia
barang/jasa dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK;

Masa
Pelaksanaan
(jangka waktu
pelaksanaan)

: adalah jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan


dihitung berdasarkan SPMK sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan;

K/L/D/I

: adalah Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat


Daerah/Institusi yang menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
: adalah Pengguna Anggaran yang merupakan pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi
Pengguna APBN/APBD;

PA

KPA

: adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang merupakan


pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan
APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD;

ULP

: adalah Unit Layanan Pengadaan yang dibentuk oleh


Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi yang berfungsi melaksanakan
pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen. ULP
dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang
3

sudah ada;
Pokja ULP

: adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari ULP yang


disusun dan ditetapkan oleh Kepala ULP berfungsi
untuk melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
Anggota Pokja ULP terlebih dahulu ditetapkan oleh
PA/KPA/Kepala Daerah;

PPK

: adalah Pejabat Pembuat Komitmen yang bertanggung


jawab atas pelaksanaan pekerjaan;

SPPBJ

: adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa yang


diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk melaksanakan pekerjaan;

TKDN

: adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri besarnya


komponen dalam negeri pada barang, jasa, dan
gabungan barang dan jasa;

RK3K

: adalah Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Kontrak, merupakan dokumen lengkap rencana
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak
suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia
Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU;

D. [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan pascakualifikasi ini dibiayai


dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
E.

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] ini terbuka dan dapat diikuti oleh
semua peserta yang berbentuk badan usaha tunggal atau kemitraan/KSO.

BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. Umum
1. Lingkup
Pekerjaan

1.1

Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta


untuk menyampaikan penawaran atas paket
pekerjaan konstruksi sebagaimana tercantum
dalam LDP.

1.2

Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana


tercantum dalam LDP.

1.3

Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan
syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan
mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga yang
tercantum dalam kontrak.

2. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari sumber


sebagaimana tercantum dalam LDP.

pendanaan

3. Peserta

3.1

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung]


pekerjaan konstruksi ini terbuka dan dapat
diikuti oleh semua peserta penyedia pelaksana
konstruksi tunggal atau kemitraan/KSO yang
memenuhi kualifikasi.

3.2

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA)


dapat mengikuti paket pekerjaan di atas
Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dan harus melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
dalam hal terdapat perusahaan nasional yang
memiliki
kemampuan
dibidang
yang
bersangkutan.

3.3

Kemitraan/KSO dilakukan sebelum memasukkan


dokumen penawaran, antar badan usaha
pelaksana konstruksi swasta dan/atau milik
pemerintah, dan/atau salah satu pesertanya
BUJKA.

3.4

Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO,


baik dengan perusahaan nasional maupun asing
maka peserta harus memiliki Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO tersebut.

3.5

Kemitraan/KSO harus terdiri dari perusahaan


nasional untuk nilai pekerjaan di bawah
Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)

3.6

Peserta kemitraan/KSO dilarang mengubah


Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi selama
proses pelelangan.

3.7

Bagi BUJKA yang mengikuti pelelangan harus


memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa Konstruksi
Asing dan melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
subkontrak dan lain-lain, dalam hal terdapat
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan
di bidang yang bersangkutan.

4. Larangan
4.1
Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan


ini berkewajiban untuk mematuhi etika
pengadaan dengan tidak melakukan tindakan
sebagai berikut :
a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP
dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi
keinginan
peserta
yang
bertentangan dengan Dokumen Pengadaan,
dan/atau peraturan perundang-undangan.;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta
lain untuk mengatur hasil [dipilih Pelelangan
Umum/Pemilihan
Langsung],
sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta
memenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua)
indikasi di bawah ini:
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen
Penawaran, antara lain pada: metode
kerja, bahan, alat, analisa pendekatan
teknis, koefisien, harga satuan dasar
upah, bahan dan alat, harga satuan
pekerjaan, dan/ atau spesifkasi teknis/
barang yang ditawarkan (merk/ tipe/
jenis) dan/ atau dukungan teknis;
2) seluruh penawaran
mendekati HPS;

dari

peserta

3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia


Barang/Jasa yang berada dalam 1 (satu)
kendali;
4) adanya
kesamaan/kesalahan
isi
dokumen penawaran, antara lain
kesamaan/
kesalahan
pengetikan,
susunan, dan format penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari
penjamin yang sama dengan nomor seri
yang berurutan.
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar
untuk
memenuhi
persyaratan
dalam

Dokumen Pengadaan ini.


4.2

Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP


terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4.1 dikenakan sanksi
sebagai berikut :
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari
proses [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan
Langsung] atau pembatalan penetapan
pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara
berwenang.

5. Larangan
Pertentangan
Kepentingan

pidana

kepada

pihak

4.3

Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP


kepada PA/KPA.

5.1

Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi


dan perannya, dilarang memiliki/melakukan
peran ganda atau terafiliasi.

5.2

Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1


antara lain meliputi :
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan
Komisaris suatu Badan Usaha merangkap
sebagai anggota Direksi atau Dewan
Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan pekerjaan
yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan manajemen konstruksi berperan
sebagai konsultan perencana dan/atau
konsultan pengawas;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan perencana/ pengawas bertindak
sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam
pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Terintegrasi;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/
Institusi atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan
dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau
pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Pelelangan.
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik
langsung
maupun
tidak
langsung
mengendalikan atau menjalankan perusahaan
peserta;

f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang


dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh per seratus) pemegang
saham.
6. Pendayagunaan 6.1
Produksi Dalam
Negeri

Peserta berkewajiban untuk menyampaikan


penawaran yang mengutamakan pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia oleh
tenaga Indonesia (produksi dalam negeri).

6.2

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi


dimungkinkan menggunakan bahan baku, tenaga
ahli, dan perangkat lunak yang tidak berasal dari
dalam negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus
benar-benar mencerminkan bagian atau
komponen yang telah dapat diproduksi di
dalam negeri dan bagian atau komponen
yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum
diproduksi di dalam negeri dan/atau
spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi
di
dalam
negeri
belum
memenuhi
persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian
dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di
dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti
jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan,
dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan
semata-mata untuk mencukupi kebutuhan
jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di
Indonesia, disusun berdasarkan keperluan
yang nyata, dan diusahakan secara terencana
untuk semaksimal mungkin terjadinya alih
pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing
tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang
yang diimpor yang dilengkapi dengan
spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang
dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.3

Pemberian preferensi harga terhadap penawaran


peserta atas penggunaan produksi dalam negeri
ditetapkan dalam LDP.

7. Satu Penawaran 7.1


Tiap Peserta

Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun


sebagai anggota kemitraan/KSO hanya boleh

memasukkan satu penawaran untuk satu paket


pekerjaan.
7.2

B.

Setiap
peserta
yang
termasuk
dalam
kemitraan/KSO dilarang menjadi peserta baik
secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan
yang sama.

Dokumen Pengadaan

8. Pengambilan
Dokumen
Pengadaan

9. Isi Dokumen
Pengadaan
Pekerjaan
Konstruksi

8.1

Semua peserta wajib melakukan pendaftaran


sebelum mengambil Dokumen Pengadaan.

8.2

Peserta dapat mengambil Dokumen Pengadaan


sesuai hari, tanggal, waktu dan tempat
pengambilan
yang
ditentukan
dalam
pengumuman.

8.3

Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu)


perusahaan dalam pendaftaran dan pengambilan
dokumen.

9.1

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi terdiri


dari Dokumen Pemilihan dan Dokumen
Kualifikasi.

9.2

Dokumen Pemilihan terdiri atas:


a. Umum
b. Instruksi Kepada Peserta;
c. Lembar Data Pemilihan;
d. Contoh
Bentuk
meliputi:

Dokumen

Penawaran

1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO);
4) Dokumen Persyaratan Teknis;
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Jaminan Penawaran;
e. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak meliputi:
1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Daftar Kuantitas dan Harga;
g. Formulir RK3K; dan
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain meliputi:
1) Pengumuman Pelelangan;

2) SPPBJ;
3) SPMK;
4) Jaminan Sanggahan Banding;
5) Jaminan Pelaksanaan;
6) Jaminan Uang Muka;
7) Jaminan Pemeliharaan;
8) Daftar Barang yang diimpor.
9.3

Isi Dokumen Kualifikasi meliputi :


a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Formulir Isian Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.

9.4

Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Pengadaan. Kelalaian menyampaikan
Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan sepenuhnya merupakan risiko
peserta.

9.5

Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis


mengenai isi Dokumen Pengadaan kepada Pokja
ULP sebelum batas akhir pemasukan penawaran.

9.6

Pokja ULP wajib menanggapi setiap permintaan


penjelasan yang diajukan peserta secara tertulis.

10. Bahasa
Dokumen
Pengadaan

Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi


tertulis dalam proses Pengadaan menggunakan Bahasa
Indonesia.

11. Pemberian
Penjelasan

11.1 Pemberian penjelasan dilakukan pada waktu dan


tempat sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dapat dihadiri oleh peserta yang terdaftar.
11.2 Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian
penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/menggugurkan penawaran.
11.3 Perwakilan peserta yang hadir pada saat
pemberian penjelasan menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
11.4 Dalam pemberian penjelasan, Pokja
menjelaskan kepada peserta mengenai :

ULP

a. lingkup pekerjaan;
b. metode pemilihan [dipilih Pelelangan Umum/
Pemilihan Langsung];
c. metode pemasukan Dokumen Penawaran;
d. kelengkapan yang harus dilampirkan bersama

10

Dokumen Penawaran;
e. jadwal batas akhir pemasukan Dokumen
Penawaran dan pembukaan Dokumen
Penawaran;
f. tatacara pembukaan Dokumen Penawaran;
g. metode evaluasi;
h. hal-hal yang menggugurkan penawaran;
i. jenis kontrak yang akan digunakan;
j. ketentuan dan cara evaluasi berkenaan
dengan preferensi harga atas penggunaan
produksi dalam negeri;
k. ketentuan tentang penyesuaian harga;
l. risiko K3 yang mungkin timbul akibat
pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya;
m. ketentuan dan cara sub kontrak sebagian
pekerjaan kepada Usaha Mikro dan Usaha
Kecil serta koperasi kecil;
n. besaran, masa berlaku dan penjamin yang
dapat menerbitkan jaminan; dan
o. ketentuan
tentang
asuransi,
asuransi
pekerjaan.
11.5 Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan
peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan
dan keperluan peserta ditanggung masingmasing.
11.6 Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen
Pengadaan, pertanyaan dari peserta, jawaban
dari Pokja ULP, perubahan substansi dokumen,
hasil peninjauan lapangan, serta keterangan
lainnya harus dituangkan dalam Berita Acara
Pemberian
Penjelasan
(BAPP)
yang
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP dan
minimal 1 (satu) wakil dari peserta yang hadir.
11.7 Apabila tidak ada satupun peserta yang hadir
atau yang bersedia menandatangani BAPP, maka
BAPP cukup ditandatangani oleh anggota Pokja
ULP yang hadir.
11.8 Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada
11.6 terdapat hal-hal/ketentuan baru atau
perubahan penting yang perlu ditampung, maka
Pokja ULP menuangkan ke dalam Adendum
Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.
11.9 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis,
gambar, dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan
persetujuan
PPK
sebelum
dituangkan
dalam
Adendum
Dokumen
Pemilihan.

11

11.10 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting


tersebut tidak dituangkan dalam Adendum
Dokumen Pengadaan, maka ketentuan baru atau
perubahan tersebut dianggap tidak ada dan
ketentuan yang berlaku adalah ketentuan dalam
Dokumen Pengadaan awal.
11.11 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil salinan BAPP dan/atau Adendum
Dokumen Pengadaan (apabila ada).
11.12 Peserta dapat mengambil salinan BAPP dan/atau
Adendum Dokumen Pengadaan yang disediakan
oleh Pokja ULP atau mengunduh melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
11.13 Sangat dianjurkan kepada peserta untuk
menghadiri pemberian penjelasan pekerjaan di
kantor dan peninjauan lapangan agar dapat
menyiapkan penawarannya dengan baik.
12. Perubahan
Dokumen
Pengadaan

12.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas


akhir pemasukan penawaran, Pokja ULP dapat
menetapkan Adendum Dokumen Pengadaan,
berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi
ketentuan
pemilihan
maupun
substansi
Dokumen Pengadaan.
12.2 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Pengadaan.
12.3 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil
salinan
Adendum
Dokumen
Pengadaan.
12.4 Peserta dapat mengambil salinan Adendum
Dokumen Pengadaan yang disediakan oleh Pokja
ULP atau mengunduhnya melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.

13. Tambahan
Waktu
Pemasukan
Dokumen
Penawaran

Dalam Adendum Dokumen Pengadaan, Pokja ULP dapat


memberikan tambahan waktu untuk memasukkan
Dokumen Penawaran.

C. Penyiapan Dokumen Penawaran


14. Biaya dalam
Penyiapan
Penawaran

14.1 Peserta menanggung semua biaya


penyiapan dan penyampaian penawaran.

dalam

15. Bahasa
Penawaran

15.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan


Bahasa Indonesia.

14.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian


apapun yang ditanggung oleh peserta.

15.2 Dokumen

pendukung

yang

terkait

dengan

12

Dokumen Penawaran dapat menggunakan Bahasa


Indonesia atau bahasa asing.
15.3 Dokumen pendukung yang berbahasa asing perlu
disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia.
Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka
yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa
Indonesia.
16. Dokumen
Penawaran

16.1

Dokumen Penawaran
kurang terdiri atas:

pokok/utama

paling

a. Penawaran Administrasi;
b. Penawaran Teknis;
c. Penawaran Harga; dan
d. Dokumen Isian Kualifikasi.
16.2 Dokumen Penawaran, meliputi :
a. surat penawaran;
b. Jaminan Penawaran asli;
c. daftar kuantitas dan harga;
d. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian
atau perubahannya (apabila dikuasakan);
e. surat perjanjian kemitraan/kerja
operasi (apabila bermitra);
f.

sama

dokumen penawaran teknis.

g. RK3K;
h. rekapitulasi perhitungan TKDN;

17. Harga
Penawaran

i.

dokumen isian kualifikasi; dan

j.

dokumen lain, seperti: Daftar Barang yang


diimpor (apabila impor).

17.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam


angka dan huruf.
17.2 Peserta mencantumkan harga kegiatan/keluaran
dan harga total untuk setiap kegiatan pekerjaan
dalam kebutuhan biaya (daftar kegiatan dan
harga) dapat dalam setiap mata pembayaran yang
pokok (milestone) atau dalam rincian. Jika harga
kegiatan/keluaran ditulis nol atau tidak
dicantumkan, maka pekerjaan tersebut tetap
harus dilaksanakan. Harga penawaran yang
mengikat adalah harga total penawaran.
17.3 Biaya overhead termasuk untuk penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain serta biaya asuransi yang harus
13

dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket


pekerjaan konstruksi ini telah diperhitungkan
dalam total harga penawaran.
18. Mata Uang
Penawaran
dan Cara
Pembayaran

18.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam


bentuk mata uang sebagaimana tercantum dalam
LDP.

19. Masa Berlaku


Penawaran

19.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum


dalam LDP.

18.2 Pembayaran
atas
pelaksanaan
pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

19.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan,


sebelum akhir masa berlakunya penawaran, Pokja
ULP dapat meminta kepada seluruh peserta secara
tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya
penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu
dan diperhitungkan paling kurang sampai
perkiraan tanggal penandatanganan kontrak.
19.3 Berkaitan dengan 19.2, maka peserta dapat :
a. menyetujui permintaan tersebut
mengubah penawaran; atau

tanpa

b. Tidak bersedia memperpanjang sesuai


permintaan
tersebut
dan
dianggap
mengundurkan diri, serta tidak dikenakan
sanksi.
20. Bentuk
Dokumen
Penawaran

Dokumen Penawaran disampaikan secara elektronik, dan


penyerahan dokumen penawaran asli hanya dilakukan
terhadap penawaran yang akan diusulkan sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan (apabila ada).

21. Pakta
Integritas

21.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan


tidak melakukan dan akan melaporkan terjadinya
kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) termasuk
penyalahgunaan wewenang dalam pengadaan
pekerjaan konstruksi.
21.2 Pakta Integritas dimasukkan dalam Dokumen
Isian Kualifikasi dan menjadi bagian Dokumen
Penawaran.

22. Pengisian
22.1 Peserta berkewajiban untuk melengkapi dan
Dokumen Isian
menandatangani Pakta Integritas serta mengisi
Kualifikasi
Formulir Isian Kualifikasi.
22.2 Pakta Integritas dan Formulir Isian Kualifikasi
ditandatangani oleh:
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau

14

perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili perusahaan yang bekerja
sama.
23. Jaminan
Penawaran

23.1 Penggunaan jaminan penawaran:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) yang dilaksanakan oleh badan
usaha kecil menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum, bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional), serta
diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada
Kelompok Kerja ULP.
23.2 Jaminan penawaran asli bagi penyedia jasa yang
mengikuti pengadaan secara elektronik wajib
diterima Pokja ULP sebelum batas waktu
pemasukan
penawaran
berakhir
khusus
pengadaan barang/jasa.
23.3 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam
mata uang penawaran sebagaimana tercantum
dalam LDP.
23.4 Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal
terakhir pemasukan penawaran dan masa
berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang
tercantum dalam Jaminan Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang
dari nilai nominal sebagaimana tercantum

15

dalam LDP;
e. besaran
nilai
Jaminan
Penawaran
dicantumkan dalam angka dan huruf;
f. nama Pokja ULP yang menerima Jaminan
Penawaran sama dengan nama Pokja ULP yang
mengadakan pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan; dan
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan
kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO) harus
ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO.
23.5 Jaminan Penawaran dari pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
pemenang
lelang
menyerahkan
Jaminan
Pelaksanaan dan menandatangani kontrak.
23.6 Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak
ditetapkan sebagai pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
penandatanganan kontrak.
23.7 Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan
apabila :
a. peserta terlibat KKN (untuk jaminan yang

dikeluarkan oleh bank umum);


b. peserta menarik kembali penawarannya
selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai Jaminan
Pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 harga penawarannya di bawah 80%
HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan
kontrak.
D. Dokumen Penawaran
24. Pemasukan
dan Cara
Penyampaian

24.1 Pemasukan
Dokumen
Penawaran
menggunakan metode 1 (satu) sampul.
24.2 Peserta

menyampaikan

dokumen

dengan

penawaran

16

Dokumen
Penawaran

dengan cara mengunggah pada sistem pengadaan


secara elektronik melalui website Kementerian/
Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan sesuai
ketentuan dalam LDP.
24.3 Jika
terdapat
penarikan,
penggantian,
pengubahan, atau penambahan Dokumen
Penawaran harus disampaikan secara elektronik
dengan diberikan nama/tanda PENARIKAN,
PENGGANTIAN,
PENGUBAHAN
atau
PENAMBAHAN.

25. Batas Akhir


Pemasukan
Penawaran

E.

Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui


sistem pengadaan secara elektronik melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan
paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam LDP.

Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

26. Pembukaan
Penawaran

26.1 Dokumen Penawaran dibuka di hadapan peserta


pada waktu dan tempat sebagaimana tercantum
dalam LDP yang dihadiri paling kurang 2 (dua)
peserta sebagai saksi.
26.2 Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan
Dokumen Penawaran menunjukkan tanda pengenal
dan surat tugas kepada Pokja ULP.
26.3 Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu)
peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP menunda
pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua)
jam.
26.4 Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya
ada 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi,
maka pembukaan Dokumen Penawaran tetap
dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di
luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
26.5 Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk apabila
dokumen penawaran pokok/utama sebagaimana
dimaksud pada 16.1 terpenuhi. Surat pengunduran
diri (misalnya) tidak termasuk sebagai penawaran.
26.6 Apabila jumlah penawaran yang masuk kurang dari
3 (tiga) maka pelelangan dinyatakan gagal.
26.7 Pokja ULP membuka
dihadapan peserta.

Dokumen

Penawaran

26.8 Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan


para peserta mengenai kelengkapan/pemenuhan
Dokumen Penawaran yang meliputi :
a. surat penawaran yang didalamnya tercantum
masa berlaku penawaran dan harga penawaran;
b. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian atau

17

perubahannya (apabila dikuasakan);


c. Jaminan Penawaran asli;
d. daftar kuantitas dan harga;
e. surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi
(apabila bermitra);
f. dokumen penawaran teknis;
g. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
h. formulir RK3K;
i. dokumen isian kualifikasi; dan
j. dokumen lain yang dipersyaratkan seperti:
Daftar barang yang diimpor (apabila impor).
26.9 Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran
pada waktu pembukaan penawaran.
26.10 Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan
Penawaran yang paling kurang memuat :
a. jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b. jumlah Dokumen Penawaran yang lengkap dan
tidak lengkap;
c. harga penawaran masing-masing peserta;
d. kelainan-kelainan
yang
dijumpai
Dokumen Penawaran (apabila ada);

dalam

e. keterangan lain
yang dijumpai dalam
pembukaan Dokumen Penawaran (apabila ada);
f. tanggal pembuatan Berita Acara; dan
g. tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil
peserta yang hadir atau saksi yang ditunjuk oleh
Pokja ULP apabila tidak ada saksi dari peserta.
26.11 Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan
penawaran, maka penyebab penundaan tersebut
harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.
26.12 Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir
dan 2 (dua) orang saksi.
26.13 Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran.
26.14 Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang
hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran dan
Pokja ULP dapat mengunggah salinan tersebut
melalui website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum dalam
LDP yang dapat diunduh oleh masing-masing
peserta.
27. Klarifikasi Dan
Konfirmasi
Penawaran

27.1 Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Pokja


ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal
yang tidak jelas dalam dokumen penawaran. Peserta

18

harus memberikan tanggapan atas klarifikasi.


Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan
harga penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas
klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
27.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan
dokumen penawaran, Pokja ULP dapat melakukan
konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan
lapangan kepada pihak-pihak/instansi terkait.
27.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan
penawaran.
28. Hak Menolak
Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak membatalkan
atau Menerima proses pelelangan, menerima atau menolak penawaran
Penawaran
atau
semua
penawaran
setiap
saat
sebelum
penandatanganan kontrak, dan tidak dapat diminta
bertanggung jawab apapun kepada penawar atau
berkewajiban untuk menginformasikan kepada penawar
alasan dari tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan,
semua penawaran khususnya jaminan penawaran segera
dikembalikan kepada penawar.
29. Evaluasi
Penawaran

29.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur.


29.2 Data yang digunakan Pokja ULP dalam evaluasi
dokumen penawaran adalah data yang diunggah
(upload) pada sistem pengadaan secara elektronik,
sesuai dengan data syarat-syarat yang tertulis dalam
dokumen pengadaan.
29.3 Dalam hal terdapat lebih dari satu data dokumen
elektronik berbeda isi dan tidak saling melengkapi
serta tidak ada keterangan penarikan, penggantian,
pengubahan, atau penambahan dokumen, maka
dokumen yang digunakan untuk evaluasi adalah
dokumen yang diupload paling akhir. Tetapi jika
waktu uploadnya sama maka yang digunakan
adalah dokumen yang waktu modifikasinya paling
akhir.
29.4 Data dokumen elektronik yang rusak (sesudah
mendapat klarifikasi dari LPSE) akibat kesalahan
pengiriman dokumen oleh Penyedia Jasa, yang
mengakibatkan dokumen tersebut tidak dapat
dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen
elektronik tersebut dinyatakan tidak memenuhi
syarat.
29.5 Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi
aritmatik dengan ketentuan :
a. Bagian kontrak Lump Sum;
1) Koreksi aritmatik untuk penawaran yang
melampirkan Daftar Kuantitas dan Harga
hanya dilakukan untuk menyesuaikan

19

volume1 pekerjaan yang tercantum dalam


Daftar Kuantitas dan Harga dengan yang
tercantum dalam Dokumen pengadaan
tanpa mengubah total nilai penawaran
untuk bagian kontrak Lump Sum;
2) Perbedaan angka
penawaran:

dan

huruf

harga

a)

apabila ada perbedaan antara penulisan


nilai harga penawaran antara angka
dan huruf maka nilai yang diakui
adalah nilai dalam tulisan huruf;

b)

apabila penawaran dalam angka tertulis


dengan jelas sedangkan dalam huruf
tidak jelas, maka nilai yang diakui
adalah nilai dalam tulisan angka; atau

c)

apabila penawaran dalam angka dan


huruf tidak jelas, maka penawaran
dinyatakan gugur.

b. Bagian kontrak Harga Satuan


Koreksi aritmatik dilakukan sebagai berikut:
1) volume2 pekerjaan yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga disesuaikan
dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan;
2) apabila terjadi kesalahan hasil perkalian
antara volume dengan harga satuan
pekerjaan, maka dilakukan pembetulan,
dengan ketentuan harga satuan pekerjaan
yang ditawarkan tidak boleh diubah3;
3) Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga
satuan dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan yang lain dan
harga satuan pada daftar kuantitas dan
harga tetap dibiarkan kosong;
4) Jenis pekerjaan yang tidak tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan dan
harga satuan pekerjaan dimaksud dianggap
nol serta sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan yang lain serta dilakukan
klarifikasi.
29.6 Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai

Volume yang dimaksud adalah perkalian antara satuan dengan kuantitas, masing-masing
dilakukan pembetulan.
2 Volume yang dimaksud adalah perkalian antara satuan dengan kuantitas, masing-masing
dilakukan pembetulan.
3 Harga satuan pekerjaan dilakukan pembetulan apabila terjadi kesalahan penempatan desimal

20

penawaran sehingga urutan peringkat dapat


menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari urutan
peringkat semula.
29.7 Penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi
nilai total HPS dinyatakan gugur.
29.8 Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja ULP
menyusun urutan dimulai dari nilai penawaran
terendah terkoreksi.
29.9 Hasil koreksi aritmatik diumumkan melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
29.10 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan
oleh Pokja ULP untuk mendapatkan 3 (tiga)
penawaran yang memenuhi syarat yang dimulai
dari penawaran terendah setelah koreksi aritmatik.
29.11 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang
dari 3 (tiga) penawar yang menawar harga di
bawah HPS maka proses lelang tetap dilanjutkan
dengan melakukan evaluasi penawaran.
29.12 Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran yang
meliputi :
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.
29.13 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai
berikut :
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi,
mengganti dan/atau mengubah kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi
Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah
penawaran yang sesuai dengan ketentuan antara
lain disampaikan oleh penawar yang berhak,
pada waktu yang telah ditentukan, untuk paket
pekerjaan yang dilelangkan, memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan meliputi syarat
administrasi, syarat teknis dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan dan
harga yang wajar dapat dipertanggung jawabkan
tanpa ada penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pengadaan

21

yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan


hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran
dari
peserta
dengan
persyaratan
tambahan
yang
akan
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat
dan/atau tidak adil diantara peserta yang
memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP selama
proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya
persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau
terjadi
pengaturan
bersama
(kolusi/persekongkolan) antara peserta, Pokja
ULP dan/atau PPK, dengan tujuan untuk
memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) anggota Pokja ULP dan/atau PPK yang
terlibat persekongkolan diganti, dikenakan
sanksi administrasi dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan
menetapkan peserta lainnya yang tidak
terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana
dimaksud pada angka 3), maka pelelangan
dinyatakan gagal.
29.14 Evaluasi Administrasi :
a. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi, apabila :
1) syarat-syarat substansial yang diminta
berdasarkan
Dokumen
Pengadaan
dipenuhi/dilengkapi:
a) surat penawaran;
b) surat
kuasa
dari
direktur
utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa (apabila dikuasakan);
c) Jaminan Penawaran asli;
d) Daftar Kuantitas dan Harga;
e) surat perjanjian kemitraan/kerja sama
operasi (apabila bermitra);
f) RK3K;
g) rekapitulasi
perhitungan TKDN
(khusus untuk peserta yang tidak
menyampaikan TKDN, penawarannya
tidak digugurkan dan nilai TKDNnya
22

dianggap nol);
h) dokumen lainnya (apabila dipersyaratkan, dicantumkan dalam LDP
seperti, daftar barang yang diimpor
(apabila impor); dan
i) dokumen penawaran teknis.
2) memenuhi kriteria sebagai berikut:
a)

surat penawaran4 memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
(1) ditandatangani oleh :
(a) direktur utama / pimpinan
perusahaan;
(b) penerima kuasa dari direktur
utama/ pimpinan perusahaan/
pengurus koperasi yang nama
penerima kuasanya tercantum
dalam
akta
pendirian/Anggaran Dasar;
(c) kepala cabang perusahaan
yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik; atau
(d) pejabat
yang
menurut
perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang
bekerja sama.
(2) jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP, dengan ketentuan:
(a) apabila ada perbedaan nilai
penulisan antara angka dan
huruf maka yang diakui adalah
tulisan huruf;
(b) apabila nilai yang tertulis
dalam angka jelas sedangkan
nilai dalam huruf tidak jelas,
maka nilai yang diakui adalah
nilai yang tertulis dalam
angka; atau
(c) apabila nilai dalam angka dan
nilai yang tertulis dalam huruf
tidak jelas, maka penawaran
dinyatakan gugur.

Dalam hal terdapat kesalahan penulisan nama Pokja dan/atau nama paket tidak dapat
dinyatakan gugur.

23

(3) Bertanggal.
b)

Jaminan Penawaran asli memenuhi


ketentuan sebagai berikut :
(1) diterbitkan oleh Bank Umum,
perusahaan
penjaminan
atau
perusahaan
asuransi
yang
mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship) sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak
tanggal
terakhir
pemasukan
penawaran dan masa berlakunya
tidak
kurang
dari
waktu
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(3) nama peserta sama dengan nama
yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan Penawaran
tidak
kurang
dari
nilai
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(5) besaran nilai Jaminan Penawaran
dicantumkan dalam angka dan
huruf;
(6) nama Pokja ULP yang menerima
Jaminan Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang mengadakan
pelelangan;
(7) paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan
tanpa
syarat
(unconditional)
sebesar
nilai
Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja,
setelah
surat
pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama
perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas
nama perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria
pencairan
penawaran
sesuai
persyaratan yaitu:

jaminan
dengan

(a) peserta terlibat KKN (yang

dilakukan oleh badan usaha

24

non kecil) ;
(b) peserta
menarik
kembali
penawarannya
selama
dilaksanakannya pelelangan;
(c) tidak bersedia menambah nilai
Jaminan Pelaksanaan dalam
hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 harga penawarannya
di bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon
pemenang
dan
calon
pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak
dapat diterima; atau
(e) mengundurkan diri atau gagal
tanda tangan kontrak.
(11) substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan
Penawaran
telah
diklarifikasi
dan
dikonfirmasi
secara tertulis oleh Pokja ULP
kepada penerbit jaminan.
c)

surat kuasa (apabila dikuasakan):


(1) Harus ditandatangani direktur
utama / pimpinan perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa tercantum
dalam akte pendirian/anggaran
dasar;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa
ditandatangani
oleh
anggota
kemitraan yang diwakili menurut
perjanjian kerja sama.

d)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi (apabila bermitra) memenuhi
persyaratan antara lain sebagai berikut:
(1) mencantumkan nama kemitraan
sesuai dengan dokumen isian
kualifikasi
(2) mencantumkan
mitra/anggota;

lead

(3) mencantumkan modal


dari setiap perusahaan;

firm

dan

(sharing)

(4) mencantumkan nama pihak yang


mewakili kemitraan/KSO;
(5) ditandatangani para calon peserta

25

kemitraan/KSO;
e)

dokumen lain seperti daftar barang


yang
diimpor
(apabila
impor)
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
[kriteria diisi oleh Pokja ULP]

f)

dokumen penawaran teknis.


(akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
dengan kriteria persyaratan teknis pada
tahap evaluasi teknis)

b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara


tertulis terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
c. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi
dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
d. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada
yang tidak memenuhi persyaratan administrasi,
Kelompok Kerja ULP melakukan evaluasi
administrasi terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
dan
f. apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka pelelangan
dinyatakan gagal.
29.15 Evaluasi Teknis:
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai
dengan yang ditetapkan dalam dokumen
pengadaan ini;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur
dengan ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis
minimal yang harus dipenuhi dengan
membandingkan pemenuhan persyaratan
teknis sebagaimana tercantum dalam LDP
dan khusus personil inti serta peralatan
utama minimal tercantum dalam LDK;
2) penilaian persyaratan
dilakukan terhadap:
a)

teknis,

minimal

metode
pelaksanaan
pekerjaan
memenuhi persyaratan substantif yang
meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari
awal sampai akhir secara garis besar
dan uraian/cara kerja dari masing26

masing jenis pekerjaan utama dan


pekerjaan penunjang/sementara yang
ikut
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan utama yang
dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis dan diyakini menggambarkan
penguasaan
dalam
penyelesaian
pekerjaan.
Penilaian
metode
pelaksanaan tidak mengevaluasi jobmix/ rincian/ campuran/ komposisi
material dari jenis pekerjaan;
Jenis-jenis pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/ sementara yang
ikut
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan
pekerjaan
utama
ditetapkan dalam LDP. Pekerjaan
penunjang/
sementara
dimaksud,
misalnya:
(1) Pembuatan
saluran
(diversion channel);
(2) Pengeringan

tempat

(dewatering/unwatering)

pengelak
pekerjaan
skala

besar;
(3) Pembuatan konstruksi pengaman

(protection construction);
lalu lintas (traffic
management) pekerjaan skala
besar; atau

(4) Pengaturan

(5) Jalan
pengalihan/
sementara.
b)

c)

d)

jembatan

jangka waktu pelaksanaan pekerjaan


yang ditawarkan tidak melampaui batas
waktu (yaitu sampai dengan serah
terima pertama/Provision Hand Over
(PHO)) sebagaimana tercantum dalam
LDP.
Peralatan utama minimal: jenis,
kapasitas, komposisi dan jumlah yang
disediakan
untuk
pelaksanaan
pekerjaan menggunakan data peralatan
yang tercantum pada isian kualifikasi.
personil inti [dipilih Tenaga ahli5/tenaga
terampil6]: tingkat pendidikan, jabatan
dalam pekerjaan yang diusulkan,
pengalaman
kerja,
keahlian/
keterampilan, yang ditempatkan secara

Disyaratkan untuk pelelangan umum dengan nilai paket > Rp 2.500.000.000 (usaha non
kecil)
6 Disyaratkan untuk pemilihan langsung dengan nilai paket < Rp 2.500.000.000 (usaha kecil)

27

penuh, menggunakan data personil inti


yang tercantum pada isian kualifikasi;
e)

bagian
pekerjaan
yang
akan
disubkontrakkan
sesuai
dengan
persyaratan sebagaimana tercantum
dalam LDP (ketentuan subkontrak
dipersyaratkan untuk nilai penawaran
harga di atas Rp 25.000.000.000,00);

f)

RK3K memenuhi persyaratan yaitu


adanya sasaran dan program K3 yang
secara
umum
menggambarkan
penguasaan dalam mengendalikan
risiko bahaya K3.

3) Pokja
ULP
dapat
meminta
uji
mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat
tertentu sebagaimana tercantum dalam
LDP;
d. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal
yang kurang jelas atau meragukan, Pokja ULP
melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
e. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
dilanjutkan ke tahap evaluasi harga;
f. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah
koreksi aritmatik ada yang tidak memenuhi
persyaratan teknis, Pokja ULP dapat melakukan
evaluasi penawaran terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
g. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang lulus evaluasi teknis, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi harga;
h. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi
teknis maka pelelangan dinyatakan gagal.

Apabila menggunakan sistem gugur dengan ambang batas maka ketentuan


berikut harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan :
Evaluasi yang menggunakan sistem gugur dengan ambang batas, dilakukan
dengan membandingkan pemenuhan persyaratan teknis (perolehan nilai)
unsur dan sub unsur yang ditetapkan dalam LDP.
Penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur maupun
nilai total keseluruhan unsur memenuhi ambang batas minimal
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan/LDP.
29.16 Evaluasi Harga :
a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah halhal yang pokok atau penting, dengan ketentuan :
1) total
harga
penawaran
dibandingkan nilai total HPS:
a)

terkoreksi

apabila
total
harga
penawaran
terkoreksi melebihi nilai total HPS,

28

dinyatakan gugur; dan


b)

apabila semua harga penawaran


terkoreksi di atas nilai total HPS,
pelelangan dinyatakan gagal;

2)

harga satuan penawaran yang nilainya


lebih besar dari 110% (seratus sepuluh
perseratus) dari harga satuan yang
tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi.
Apabila setelah dilakukan klarifikasi
ternyata harga satuan penawaran tersebut
timpang, maka harga satuan penawaran
timpang hanya berlaku untuk volume sesuai
dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
Selanjutnya daftar jenis/item pekerjaan
timpang tersebut dimasukkan ke dalam
Kontrak
3) mata pembayaran yang harga satuannya
nol atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi
dan kegiatan tersebut harus tetap
dilaksanakan.
Harganya
dianggap
termasuk dalam harga satuan pekerjaan
lainnya;

b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan


ketentuan sebagai berikut :
1) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) berbeda
dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
2) Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga dalam
hal harga penawaran nilainya di bawah
80% (delapan puluh perseratus) HPS,
dengan ketentuan:
a) Meneliti dan menilai kewajaran harga
satuan dasar meliputi harga upah,
bahan, dan peralatan dari harga satuan
penawaran, sekurang-kurangnya pada
setiap mata pembayaran utama;
b) Meneliti
dan
menilai
kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur upah,
bahan, dan peralatan dalam Analisa
Harga Satuan;
c) Hasil penelitian butir a) dan butir b)
digunakan untuk menghitung harga
satuan yang dinilai wajar tanpa
memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan; dan
d) Harga satuan yang dinilai wajar
digunakan untuk menghitung total harga
penawaran yang dinilai wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
e) Total harga sebagaimana dimaksud pada
29

huruf d. dihitung berdasarkan volume


yang ada dalam daftar kuantitas dan
harga.
Apabila total harga penawaran yang
diusulkan lebih kecil dari hasil evaluasi
sebagaimana tersebut diatas, maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar dan
gugur harga.
Apabila total harga penawaran lebih besar
dari hasil evaluasi sebagaimana tersebut
diatas, maka harga penawaran dinyatakan
wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk
sebagai pemenang pelelangan, harus
bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus)
dari nilai total HPS.
Apabila peserta yang bersangkutan tidak
bersedia
menaikkan
nilai
Jaminan
Pelaksanaan menjadi sebesar 5% HPS,
penawarannya digugurkan dan Jaminan
Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam
Daftar Hitam.
c. Memperhitungkan preferensi harga
atas
penggunaan produksi dalam negeri (apabila
memenuhi
persyaratan
diberlakukannya
preferensi harga) dengan ketentuan Perhitungan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian
sendiri (self assessment), digunakan dalam
evaluasi penawaran harga apabila pelelangan
pekerjaan tersebut diberlakukan preferensi harga
yaitu apabila memenuhi ketentuan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam
negeri diberlakukan pada Pengadaan
Barang/ Jasa yang dibiayai rupiah murni
tetapi hanya berlaku untuk Pengadaan
Barang/
Jasa
bernilai
diatas
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
sampai dengan 31 Desember 2013 dan
mulai 1 Januari 2014 untuk Pengadaan
Barang/
Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
dan
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN
lebih besar atau sama dengan 25%
(dua puluh lima perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan
formulir perhitungan TKDN maka peserta
dianggap tidak menginginkan diberlakukan

30

preferensi harga bagi penawarannya dan


tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN
merujuk pada ketentuan yang ditetapkan
oleh Menteri yang membidangi urusan
perindustrian dengan tetap berpedoman
pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya.
3) rumus penghitungan sebagai berikut:

1
HEA
HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP
= Koefisien
Preferensi (Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN)
dikali
Preferensi
tertinggi
Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga
Penawaran/
terkoreksi
yang
memenuhi persyaratan lelang dan
telah dievaluasi).
4) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih
penawaran dengan HEA yang sama,
penawar dengan TKDN terbesar adalah
sebagai pemenang;
5) pemberian
Preferensi
Harga
tidak
mengubah Harga Penawaran dan hanya
digunakan oleh Pokja ULP untuk keperluan
perhitungan HEA guna menetapkan
peringkat pemenang.
d. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang
memiliki harga penawaran yang sama dalam hal
tidak diperhitungkan TKDN, maka Pokja ULP
memilih peserta yang mempunyai kemampuan
teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan.
e. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga
tidak wajar akibat terjadinya persaingan usaha
tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) sebagaimana ketentuan
peraturan dan perundang-undangan, maka
pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang
terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam.
29.17 Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran
sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada).

31

30. Evaluasi
Kualifikasi

30.1 Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang


dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila
ada).
30.2 Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan
metode penilaian sistem gugur.
30.3 Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh
peserta sebelum pemasukan penawaran, apabila
tidak ditandatangani maka tidak dievaluasi lebih
lanjut.
30.4 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai
dengan ketentuan dalam Dokumen Kualifikasi.
30.5 Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus
evaluasi kualifikasi, maka lelang dinyatakan gagal.

31. Pembuktian
Kualifikasi

31.1 Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang


memenuhi persyaratan kualifikasi dilakukan setelah
evaluasi kualifikasi.
31.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara
melihat keaslian dokumen dari dokumen asli atau
salinan dokumen yang sudah dilegalisir oleh pejabat
yang berwenang dan meminta salinan dokumen
tersebut. Dalam pembuktian kualifikasi harus
dihadiri oleh penanggung jawab penawaran atau
yang
menerima
kuasa
dari
direktur
utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang
diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik, atau pejabat yang menurut
perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan
yang bekerja sama.
31.3 Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian
kualifikasi dan telah diberikan kesempatan serta
tenggang waktu yang cukup, maka peserta
digugurkan dan dimasukkan dalam daftar hitam,
Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan
dan disetorkan ke kas Negara/kas Daerah.
31.4 Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi
kepada penerbit dokumen, apabila dokumen yang
digunakan dalam pembuktian kualifikasi masih
diragukan kebenarannya.
31.5 Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan data
tidak
benar/pemalsuan
data/tidak
dapat
menunjukan dokumen asli atau salinan dokumen
yang sudah dilegalisir, maka peserta digugurkan,
badan usaha dan/atau pengurusnya dimasukkan
dalam Daftar Hitam, Jaminan Penawaran yang
bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/kas Daerah.
31.6 Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus

32

pembuktian kualifikasi, maka lelang dinyatakan


gagal.
F.

Penetapan Pemenang

32. Penetapan
Pemenang

32.1 Pokja ULP membuat Surat Penetapan Pemenang


untuk nilai sampai dengan Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah) berdasarkan Berita Acara
Hasil Pelelangan (BAHP).
32.2 PA membuat Surat Penetapan Pemenang untuk nilai
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) setelah mendapat usulan dari Pokja ULP,
dengan ketentuan:
a. usulan penetapan pemenang ditembuskan
kepada
PPK
dan
APIP
Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi; dan
b. apabila PA tidak setuju dengan usulan Pokja ULP
dengan alasan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, maka PA
memerintahkan evaluasi ulang atau menyatakan
pelelangan gagal.
32.3 Dalam hal nilai penetapan pemenang sampai dengan
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dan nilai pemenang cadangan diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah),
maka penetapannya oleh PA setelah mendapatkan
usulan dari Pokja ULP.
32.4 Dalam hal peserta mengikuti beberapa paket
pekerjaan yang dilelangkan oleh Pokja ULP, dan
beberapa penawarannya terendah serta berdasarkan
sisa kemampuan menangani paket (SKP), akan
ditetapkan sebagai calon pemenang oleh Pokja ULP
pada paket berdasarkan pilihan penyedia jasa setelah
mempertimbangkan ketersediaan peralatan dan
personil setelah dilakukan klarifikasi.
32.5 Dalam hal peserta mengikuti pelelangan beberapa
paket pekerjaan konstruksi dalam waktu bersamaan:
a. menawarkan peralatan yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan peralatan tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan
dinyatakan gugur.
b. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dikecualikan dengan syarat kapasitas dan
produktifitas peralatan secara teknis dapat
menyelesaikan pekerjaan lebih dari
1 (satu)

33

paket.
c. menawarkan personil yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan personil tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan personil tidak ada dan
dinyatakan gugur.
d. menawarkan personil yang sedang bekerja di
paket lain, maka pada saat akan ditetapkan
sebagai pemenang dipastikan sudah tidak terikat
pada paket lain.
32.6 Penetapan pemenang disusun
urutannya dan harus memuat:

sesuai

dengan

a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;


b. nama dan alamat Penyedia serta harga
penawaran atau harga penawaran terkoreksi;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis,
harga; dan
e. evaluasi kualifikasi.
32.7 Data
pendukung
yang
diperlukan
menetapkan pemenang adalah:

untuk

a. Dokumen Pengadaan beserta adendum (apabila


ada);
b. BAPP;
c. BAHP; dan
d. Dokumen Penawaran dari pemenang dan
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang
telah diparaf anggota Pokja ULP dan 2 (dua)
wakil peserta/saksi.
32.8 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan
pemenang dan mengakibatkan surat penawaran dan
Jaminan Penawaran habis masa berlakunya,
dilakukan konfirmasi kepada calon pemenang, calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk
memperpanjang masa berlaku surat penawaran dan
Jaminan Penawaran sampai dengan perkiraan
jadwal penandatanganan kontrak. Calon pemenang,
calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
yang tidak bersedia memperpanjang surat
penawaran dan Jaminan Penawaran dapat
mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi.

34

33. Pengumuman
Pemenang

Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang


cadangan 1 dan 2 (apabila ada) kepada masyarakat di
website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan
pengumuman resmi yang memuat sekurang-kurangnya :
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia;
c. harga penawaran;
d. harga penawaran terkoreksi;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
f. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan
kualifikasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi
dilengkapi dengan penjelasan untuk setiap penawaran
yang dinyatakan gugur dari substansi yang dievaluasi
(alasan gugur administrasi/teknis/harga/ kualifikasi).

34. Sanggahan

34.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat


menyampaikan sanggahan secara tertulis atas
penetapan pemenang kepada Pokja ULP disertai
bukti terjadinya penyimpangan, dengan tembusan
kepada PPK, PA/KPA dan APIP Kementerian/
Lembaga/
Pemerintah
Daerah/
Institusi
sebagaimana tercantum dalam LDP, dengan
ketentuan:
a. Pelelangan Umum paling lambat 5 (lima) hari
kerja setelah pengumuman pemenang; atau
b. Pemilihan Langsung paling lambat 3 (tiga) hari
kerja setelah pengumuman pemenang.
34.2 Sanggahan diajukan oleh peserta yang memasukkan
penawaran baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta lain, ditandatangani
oleh :
a. direktur utama/ pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum
dalam
akte
pendirian
atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan bukti
otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
34.3 Sanggahan diajukan apabila terjadi penyimpangan
prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur
yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya dan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan;

35

b. rekayasa
tertentu
sehingga
terjadinya persaingan usaha
dan/atau

menghalangi
yang sehat;

c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP


dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
34.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja
ULP menyatakan pelelangan gagal.
34.5 Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dan
tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud pada
36.2. dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
34.6 Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK
atau disampaikan dan diterima diluar masa sanggah,
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
35. Sanggahan
Banding

35.1 Peserta sebagaimana dimaksud pada 34 apabila tidak


sependapat dengan jawaban sanggahan dari Pokja
ULP, dapat mengajukan sanggahan banding secara
tertulis kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi atau Pejabat yang
menerima
penugasan
menjawab
sanggahan
banding, dengan tembusan kepada PPK, Pokja ULP,
dan
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP,
dengan ketentuan:
a. Pelelangan Umum, paling lambat 5 (lima) hari
kerja setelah menerima jawaban sanggahan; atau
b. Pemilihan Langsung, paling lambat 3 (tiga) hari
kerja setelah menerima jawaban sanggahan.
35.2 Peserta yang akan melakukan sanggahan banding
harus memberikan Jaminan Sanggahan Banding
kepada Pokja ULP sebesar 1% (satu perseratus) dari
HPS sebagaimana tercantum dalam LDP dengan
masa berlaku 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal
pengajuan sanggahan banding.
35.3 Penggunaan jaminan sanggahan banding:
a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah) menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah
dicairkan
dan
tidak
bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh Penyedia
Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah) menggunakan
surat jaminan yang dikeluarkan oleh Bank

36

Umum, bersifat mudah dicairkan dan tidak


bersyarat (unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP.
35.4 Sanggahan
pelelangan.

banding

menghentikan

proses

35.5 Sanggahan banding yang diajukan bukan dari


peserta yang tidak sependapat dengan jawaban
sanggahan sebagaimana dimaksud pada 35.1 atau
tidak ditandatangani seperti halnya sanggahan
sebagaimana dimaksud pada 34.2, dianggap sebagai
pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti serta
tidak menghentikan proses pelelangan.
35.6 Sanggahan banding yang disampaikan bukan
kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi atau Pejabat yang menerima
penugasan menjawab sanggahan banding atau
disampaikan dan diterima di luar masa sanggah
banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses pelelangan.
35.7 Dalam hal jawaban sanggahan banding berupa
evaluasi ulang, maka terhadap penetapan pemenang
tidak dapat dilakukan sanggahan dan sanggahan
banding lagi.
G. Penunjukan Pemenang Pengadaan
36. Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa

36.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil


Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan tembusan
kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
36.2 PPK menerbitkan SPPBJ, dengan ketentuan apabila:
a. pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi
masih berlaku;
b. tidak ada sanggahan dari peserta;
c. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti
tidak benar; atau
d. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding
berakhir.
36.3 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan
tersebut, dengan ketentuan :
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri
dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh
Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri

37

dan masa penawarannya masih berlaku dengan


alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif
oleh Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dimasukkan dalam Daftar Hitam /Black List; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia
ditunjuk karena masa penawarannya sudah
tidak berlaku, maka tidak dikenakan sanksi dan
Jaminan Penawaran yang bersangkutan tidak
boleh dicairkan.
36.4 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan
diri, maka penunjukan pemenang dapat dilakukan
kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan
peringkat, selama masa surat penawaran dan
Jaminan Penawaran pemenang cadangan masih
berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
36.5 Apabila
semua
pemenang
yang
ditunjuk
mengundurkan diri, maka pelelangan dinyatakan
gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari
PPK.
36.6 SPPBJ harus diterbitkan, dengan ketentuan:
a. pada Pelelangan Umum, paling lambat 6 (enam)
hari kerja setelah pengumuman penetapan
pemenang, apabila tidak ada sanggahan;
b. pada Pemilihan Langsung, paling lambat 4
(empat)
hari
kerja setelah
pengumuman
penetapan pemenang, apabila tidak ada
sanggahan; atau
c. Dalam
hal
Pelelangan
Umum/Pemilihan
Langsung, paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah semua sanggahan dan sanggahan banding
dijawab.
36.7 Di dalam SPPBJ disebutkan/ditegaskan/ditulis bahwa
penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan
sebelum penandatanganan kontrak.
37. Kerahasiaan
Proses

37.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia


dan dilaksanakan oleh pokja ULP secara independen.
37.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian,
evaluasi, klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon
pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta,
atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai
keputusan pemenang diumumkan.
37.3 Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses
evaluasi dokumen penawaran atau keputusan
pemenang
akan
mengakibatkan
ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.

38

37.4 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita


Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP
bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman
pemenang.
H. Pelelangan Gagal
38. Pelelangan
Gagal

38.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila :


a. jumlah peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta;
b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi
penawaran;
c. dalam
evaluasi
penawaran
ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat;
d. harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi
dari HPS;
e. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan
Dokumen Pengadaan ternyata benar;
f. sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi
Dokumen Pengadaan ternyata benar; atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan
1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan
sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
pembuktian kualifikasi.
38.2 PA/KPA sebagaimana tercantum dalam
menyatakan pelelangan gagal, apabila :

LDP

a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP


sependapat dengan PPK yang tidak bersedia
menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan
tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang
melibatkan Pokja ULP dan/atau PPK ternyata
benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat dalam pelaksanaan Pelelangan dinyatakan
benar oleh pihak berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas
kesalahan prosedur yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.

39

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;


f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai
menyimpang dari Dokumen Pengadaan;

atau

g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan


1 dan 2 mengundurkan diri; atau
h. pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya.
38.3 Menteri/Kepala
Lembaga/Pimpinan
menyatakan pelelangan gagal, apabila :

Institusi

a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya


pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan KPA, PPK dan/atau
Pokja ULP, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan KPA, ternyata benar.
38.4 Kepala Daerah
apabila:

menyatakan

pelelangan

gagal,

a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya


pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan PA, KPA, PPK
dan/atau Kelompok Kerja ULP, ternyata benar;
atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan PA dan/atau KPA, ternyata benar.
38.5 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP
memberitahukan kepada seluruh peserta.
38.6 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal,
Pokja ULP atau Pokja ULP pengganti (apabila diganti)
meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
pelelangan gagal, untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.
I.

Surat Jaminan Pelaksanaan

39. Surat Jaminan


Pelaksanaan

39.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
a. diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk
bank
perkreditan
rakyat),
perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai
program
asuransi
kerugian
(suretyship) sebagaimana yang ditetapkan oleh

40

Menteri Keuangan;
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak
(PHO) sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama penyedia sama dengan nama yang
tercantum dalam surat Jaminan Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang
dari nilai jaminan yang ditetapkan;
e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan
dalam angka dan huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan
sama dengan nama PPK yang menandatangani
kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
jaminan dalam jangka waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit
Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO
harus ditulis atas nama Kemitraan/KSO; dan
j. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak
penjamin.
39.2 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk
menyerahkan
Surat
Jaminan
Pelaksanaan
dipersamakan
dengan
menolak
untuk
menandatangani Kontrak atau tidak menerima
keputusan
penunjukan
sebagai
penyedia
barang/jasa, maka akan dikenakan sanksi.
39.3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat
Jaminan Pelaksanaan diatur dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak.
J.

Penandatanganan Kontrak

40. Penandatanganan
Kontrak

40.1 Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


dilakukan setelah DIPA/DPA ditetapkan.
40.2 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib
memastikan Isian Kualifikasi masih berlaku/valid.
Apabila terdapat data isian kualifikasi tidak valid,
maka kontrak tidak ditandatangani.
40.3 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat
14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ
dan setelah penyedia menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, dengan ketentuan :
a. nilai

Jaminan

Pelaksanaan

untuk

harga

41

penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh


perseratus) sampai dengan 100% (seratus
perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai Kontrak;
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan
puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar
5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.
40.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah
substansi Dokumen Pengadaan sampai dengan
penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat
waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.
40.5 Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan
melewati batas tahun anggaran, penandatanganan
kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan
kontrak tahun jamak.
40.6 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak
meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan
huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.
40.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen
Kontrak dalam Surat Perjanjian, dengan maksud
apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian
satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan
sebagai berikut :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan
harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya
SPPBJ, BAHP, BAPP.
40.8 Banyaknya rangkap
kebutuhan, yaitu :

seperti:

kontrak

jaminan-jaminan,

dibuat

sesuai

a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri


dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh penyedia; dan

42

2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi


materai pada bagian yang ditandatangani
oleh PPK;
b. rangkap kontrak lainnya (apabila diperlukan)
tanpa dibubuhi materai.
40.9 Penandatanganan
Kontrak
bernilai
diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum
Kontrak.
40.10 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas
nama penyedia adalah Direksi yang disebutkan
namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar,
yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

43

BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A. Penerapan
dan LDP

IKP

B. Lingkup
Pekerjaan

Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis


pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan
Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data
Pemilihan (LDP).
1.

a. Pokja ULP:
....................................

[diisi nama Pokja ULP,]


b. Alamat Pokja ULP:
....................................
...................................
2.

Website: ....................
[Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]

3.

a. Nama paket pekerjaan: ....................................


b. Uraian singkat pekerjaan: ..................
.................................... .................. ..................

[diisi uraian secara singkat dan jelas pekerjaan/


kegiatan yang dilaksanakan]
4.

Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: ..............


(........................) hari kalender.
[diisi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan]

C. Sumber Dana

Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


....................... Tahun Anggaran ..................
[diisi sesuai dokumen anggaran untuk pembiayaannya]

D. Pendayagunaan
Produksi Dalam
Negeri

Preferensi harga ........... [diisi diberikan/tidak


diberikan] terhadap penawaran peserta.
Catatan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri
diberlakukan pada Pengadaan Barang/Jasa yang
dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk
Pengadaan
Barang/Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan.
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih
besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).

44

Apabila paket pekerjaan yang dilelangkan memenuhi


ketentuan 1) dan 2) maka diberlakukan preferensi
harga dan diisi diberikan.

E. Pemberian
Penjelasan
Dokumen
Pengadaan dan
Peninjauan
Lapangan

F. Dokumen
Penawaran

1.

Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan


dilaksanakan pada:
Hari
: ....................................
Tanggal
: ....................................
Pukul
: ....................................
Tempat
: ....................................

2.

Peninjauan lapangan akan dilaksanakan pada:


Hari
: ....................................
Tanggal
: ....................................
Pukul
: ....................................
Tempat
: ....................................

1.

[Daftar Personil Inti dan Peralatan Utama Minimal


yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan adalah
daftar yang ada di dalam LDK (Lembar Data
Kualifikasi)].

2.

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan7


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan yang disubkontrakkan


......

[diisi oleh Pokja, Pokja menetapkan Daftar pekerjaan


yang akan disubkontrakkan atau Pokja menetapkan
Penyedia untuk menentukan sendiri bagian pekerjaan
yang akan disubkontrakkan]

Persyaratan subkontrak pekerjaan konstruksi:


nilai penawaran > Rp 25.000.000.000, Peserta
wajib ada subkontrak, dalam hal Pokja
menetapkan Daftar pekerjaan yang akan
disubkontrakkan, maka Peserta wajib memenuhi
daftar tersebut.
Penawaran terkait dengan pekerjaan subkontrak
memenuhi syarat apabila:
a. Penyedia yang menawar dengan harga di atas
Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
rupiah) bekerja sama dengan penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Kecil, yaitu

Ketentuan bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan adalah bukan merupakan pekerjaan
utama, kecuali pekerjaan spesialis.

45

dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan


yang bukan pekerjaan utama.
b. Penyedia
tidak
mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama.
c. Penyedia Usaha Kecil (termasuk Mikro dan
Koperasi Kecil) tidak mensubkontrakkan
pekerjaan yang diperoleh.
3.

Sebagai pekerjaan utama8 adalah:


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Utama


......

[diisi, nama-nama pekerjaan utama]

4.

Sebagai pekerjaan penunjang/sementara sebagai


pendukung pekerjaan utama adalah:
No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Penunjang/Sementara


......

[diisi, nama-nama pekerjaan penunjang/sementara

sebagai pendukung pekerjaan utama]


5.

Identifikasi bahaya9
No.

Jenis/Tipe
Pekerjaan

Identifikasi Jenis
Bahaya & Risiko K3

1.
Dst.

[diisi, jenis/tipe pekerjaan yang mengandung bahaya


serta identifikasi jenis bahaya & risiko K3 dari jenis
pekerjaan dimaksud]

6.

8
9

Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu


diperlukan untuk:
a. Bahan konstruksi permanen: ..................
Contoh: geotextile, bearing pad
[bukan bahan konstruksi seperti semen, aspal, dll]
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi
permanen: ..................
Contoh: lift, pompa air
[bukan alat untuk menyelesaikan pekerjaan
konstruksi seperti excavator, bulldozer, dll]
[diisi, tidak ada apabila tidak diperlukan]

Ditetapkan oleh PPK.


Ditetapkan oleh PPK.

46

G. Mata Uang
Penawaran dan
Cara
Pembayaran

1.
2.

H. Masa
Berlakunya
Penawaran

I. Jaminan
Penawaran

Mata uang yang digunakan ..................


[diisi Rupiah atau mata uang lainnya apabila
ditentukan]
Pembayaran
dilakukan
dengan
cara
....................................
[diisi: bulanan (monthly certificate) atau angsuran
(termin) didasarkan pada hasil pengukuran bersama
atas volume pekerjaan yang telah dilaksanakan]
Masa berlaku penawaran selama ..................
(..................) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan penawaran.
[diisi dengan memperhitungkan awal pemasukan
penawaran sampai dengan penandatanganan kontrak]

1.

Besarnya Jaminan Penawaran adalah :


Rp....................................(......................................)
[diisi, besar nominal antara 1% sampai dengan 3% dari
nilai total HPS]

2.

Jaminan penawaran berlaku selama ..................


(..................) hari kalender dan efektif mulai
tanggal [diisi sesuai dengan batas akhir
pemasukan penawaran].

J. Penyampaian
Dokumen
Penawaran

Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik.

dalam sistem

K. Batas Akhir
Waktu
Pemasukan
Penawaran

Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik.

dalam sistem

L. Pembukaan
Penawaran

Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik.

dalam sistem

M. Ambang Batas

[untuk pelelangan umum apabila evaluasi teknisnya


menggunakan sistem gugur dengan ambang batas,
maka penentuan unsur dan sub unsur teknis yang
dinilai dan kriteria penilaiannya harus disetujui
dan/atau menggunakan kriteria yang telah ditetapkan
oleh pejabat eselon 1 dari masing-masing Satuan Unit
Kerja sesuai dengan tugas, fungsi dan lingkup
programnya;
Penentuan penggunaan ambang batas meliputi:
1. Nilai ambang batas masing-masing unsur:
a. .................
Dst .................
2. Nilai ambang batas total: .................]

47

N. Sanggahan, Dan
Sanggahan
Banding

1.

Sanggahan ditujukan kepada ....................................


[diisi nama Pokja ULP,]

2.

Tembusan sanggahan ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. KPA .................. [diisi nama KPA]
c. APIP.................. [diisi nama APIP]
d. ................. [diisi Pejabat yang menerima
penugasan menjawab sanggahan banding, apabila
didelegasikan]
e. ................. [diisi Menteri/ Kepala Lembaga/
Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi]

3.
Sanggahan
banding
ditujukan
kepada
.................................... [diisi nama Menteri/ Kepala
Lembaga/ Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi atau
Pejabat yang menerima penugasan menjawab
sanggahan banding, contoh: Menteri Pekerjaan
Umum]
4.
Tembusan sanggahan banding ditujukan kepada :
a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. Pokja ULP .................. [diisi nama Pokja ULP]
c. APIP........
[diisi
nama
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi]
O. Jaminan
Sanggahan
Banding

1.

Jaminan Sanggahan Banding ditujukan kepada


......... [diisi nama Pokja ULP].

2.

Besarnya
jaminan
sanggahan
banding:
Rp.................. (....................................)
[diisi sebesar 1% (satu perseratus) dari nilai total HPS]

48

BAB IV
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
A. Lingkup
Kualifikasi

Nama Pokja ULP : ....................................


Alamat Pokja ULP : ....................................
Nama Paket Pekerjaan : ....................................
[sesuai dengan yang tercantum dalam LDP]

B.

1. Peserta Kualifikasi badan usaha harus memiliki


surat izin usaha jasa konstruksi, sertifikat badan
usaha, dan sertifikat perusahaan lainnya ..................
[isi sesuai dengan sertifikat lain yang dipersyaratkan];
2. Peserta Kualifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi
Asing harus memiliki bukti Izin Perwakilan Jasa
Konstruksi Asing dan melakukan kerja sama
usaha dengan perusahaan nasional dalam bentuk
kemitraan, subkontrak dan lain-lain, dalam hal
terdapat perusahaan nasional yang memiliki
kemampuan dibidang yang bersangkutan.
3. memiliki pengalaman pengadaan pekerjaan
konstruksi paling kurang 1 (satu) pekerjaan
sebagai Penyedia Barang/Jasa dalam kurun waktu
4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah
maupun
swasta,
termasuk
pengalaman subkontrak, dikecualikan bagi
Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri kurang
dari 3 (tiga) tahun.
4. apabila usaha non kecil dengan Kemampuan
Dasar (KD) yang sejenis/sesuai sub klasifikasi
.... dengan paket pekerjaan yang dilelangkan
sekurang-kurangnya sebesar .................. [diisi nilai
total HPS];
5. memiliki kemampuan menyediakan Personil10
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sebagai berikut:
a. Tenaga Ahli bagi usaha non kecil

Persyaratan
Kualifikasi

No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
diusulkan
3

Pengalaman
Kerja (tahun)

Profesi/
Keahlian

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/keahlian, profesi/keahlian yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

10

Personil yang dimaksud adalah personil manajerial (ahli/terampil) pada organisasi


pelaksanaan pekerjaan. Untuk usaha non kecil tidak termasuk tenaga terampil dan/atau
personil pendukung, sedangkan untuk usaha kecil cukup personil pelaksana (tenaga terampil).

49

b. Tenaga Teknis bagi usaha kecil


No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
akan diusulkan
3

Lama
Pengalaman
Kerja (tahun)
4

Profesi/
keterampilan
5

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/ keterampilan, profesi/ keterampilan yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

6. memiliki surat keterangan dukungan keuangan


dari bank pemerintah/swasta sebesar ..................
[paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai
total HPS];
7. memiliki kemampuan untuk menyediakan
peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi ini, yaitu:
No.
1.
2.
3.
Dst.

Jenis
......
......
......
......

Kapasitas
......
......
......
......

Jumlah
......
......
......
......

[diisi jenis, kapasitas, jumlah peralatan utama minimal


yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama
yang dilelangkan]

8. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban


perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan)
serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh
Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal
29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling
kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun
berjalan. Peserta dapat mengganti persyaratan ini
dengan menyampaikan Surat Keterangan Fiskal
(SKF).
SPT Tahunan yang diminta untuk tahun ..........
[diisi dengan memperhatikan pemasukan penawaran
dan peraturan perpajakan]
Laporan pajak untuk 3 (tiga) bulan terakhir mulai
bulan ............ s.d. ............ [nama bulan terakhir diisi
nama bulan sebelum tanggal batas akhir pemasukan
penawaran dengan memperhatikan peraturan
perpajakan]

50

BAB V
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
A.

BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN


(KSO)
CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]


Nomor
:
Lampiran :

................, .................. 20....

Kepada Yth.:
Pokja .................. ULP .................. [Satker/Balai]
[diisi oleh Pokja ULP]
di
......................................................
Perihal

: Penawaran Pekerjaan .................................... [nama pekerjaan diisi


oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan


Dokumen Pengadaan nomor: ................................... tanggal ...................... dan
setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara
Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan, apabila ada], dengan
ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan .................. .................. [diisi
oleh Pokja ULP] sebesar Rp.................. (...............dalam huruf.....................)
termasuk PPN.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
di atas.
Penawaran ini berlaku selama ........ (..........dalam huruf...........)
hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami
lampirkan :
1. Jaminan Penawaran;
2. Daftar Kuantitas dan Harga;
3. [Surat Kuasa, apabila ada];
4. [Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila bermitra];
5. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jangka Waktu Pelaksanaan;
c. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan; dan
6. rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);
7. RK3K;
8. Dokumen isian kualifikasi;

51

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan


sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan
penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen
anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam
DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan
dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

52

B.

BENTUK SURAT KUASA


CONTOH-1

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan
: .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian
No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris
.................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama : ...................................11
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

11

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya atau pejabat yang menurut perjanjian
kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.

53

CONTOH-2

[Kop Surat Badan Usaha KSO]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: ....................................
Alamat Perusahaan
: ....................................
Jabatan
: ....................................

[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/wakil kemitraan (KSO)]
.................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)]
berdasarkan [Akta Notaris No. ...... [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal
penerbitan Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta
perubahannya (apabila ada) atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
No ......... tanggal ..................], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada:12
Nama : ....................................
Alamat : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

.............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20....
Penerima Kuasa

Pemberi Kuasa

....................................
(nama)

...................................
(nama dan jabatan)

12

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.
Dalam hal KSO surat kuasa penandatanganan kontrak dapat diberlakukan apabila perjanjian
KSO sudah disahkan oleh notaris.

54

C.

BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)


CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan .................................. yang


pembukaan penawarannya akan dilakukan di .................................. pada tanggal
.................... 20....., maka kami:
.................................................................... [nama peserta 1]
.................................................................... [nama peserta 2]
.................................................................... [nama peserta 3]
.................................................................... [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama
dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).
Kami menyetujui dan memutuskan bahwa :
1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
..................................
b. Menunjuk .................................. [nama peserta 1] sebagai perusahaan utama
(leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan
atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab
baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai
ketentuan dokumen kontrak.
2.

Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah :


............................... [nama peserta 1] sebesar ...% (.. persen)
............................... [nama peserta 2] sebesar .. % (.. persen)
............................... [nama peserta 3] sebesar ...% (.. persen)
............................... [dan seterusnya] sebesar ...% (.. persen)

3.

Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai


sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian
dari kemitraan/KSO.

4.

Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa
penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama
secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.

5.

Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota


kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan,
perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian
subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.

55

6.

Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama kemitraan/KSO


diberikan kepada .................................. [nama wakil peserta] dalam kedudukannya
sebagai direktur utama/direktur pelaksana .................................. [nama peserta 1]
berdasarkan persetujuan tertulis (surat kuasa untuk menandatangani penawaran)
dari seluruh anggota kemitraan/KSO.

7.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

8.

Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan
tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.

9.

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap () yang masing-masing


mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda


tangan di .. pada hari .. tanggal .. bulan
.., tahun ..

[Peserta 1]

(....)

[Peserta 3]

(....)

[Peserta 2]

(....)

[dst]

(....)

56

CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA13
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan : .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta
Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta]
Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila
ada), yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama
: ....................................
Alamat
: ....................................
Jabatan
: ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat
Penawaran atas nama kemitraan.. untuk pekerjaan
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

13

Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada
yang mewakili kemitraan

57

D.

BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS


Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan
dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. metoda pelaksanaan pekerjaan [memberikan metoda pelaksanaan yang layak,


realistik dan tahapannya dapat dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan utama

2.
3.
4.
5.

dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan, tahapan


dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal
sampai dengan akhir dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis];
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP];
spesifikasi teknis [apabila mengajukan spesifikasi yang berbeda dari yang
ditetapkan];
bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam LDP]; dan
[Hal-hal lain yang dipersyaratkan].

Catatan :
Peralatan dan personil yang disampaikan dalam penawaran hanya untuk 1 (satu) paket
pekerjaan yang dilelangkan, apabila memerlukan peralatan dan personil untuk paket
pekerjaan lain harus dari peralatan (dapat sewa, kontrak, atau lainnya) dan personil
yang berbeda.

58

E.

BENTUK
FORMULIR
REKAPITULASI
KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

PERHITUNGAN

NIlai Gabungan Barang dan Jasa


(Rp)

TINGKAT

TKDN

Uraian Pekerjaan
KDN

KLN

Total

Barang
/Jasa

Gabungan

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1A)

(1B)

(1C)

(1D)

(2A)

(2B)

(2C)

(2D)

(3A)

(3B)

(3C)

(3D)

(4A)

(4B)

(4C)

(4D)

(5A)

(5B)

(5C)

(5D)

(6A)

(6B)

(6C)

(6D)

(7A)

(7B)

(7C)

(7D)

B. Sub Total Jasa

(8A)

(8B)

(8C)

(8D)

C. Total Biasa (A+B)

(9A)

(9B)

(9C)

(9D)

(1)
Barang14
I. Material
langsung (Bahan
Baku)
II. Peralatan (Barang
Jadi)
A. Sub Total Barang
Jasa15
III. Manajemen
Proyek dan
Perekayasaan
IV. Alat
Kerja/Fasilitas
Kerja
V. Konstruksi dan
Fabrikasi
VI. Jasa Umum

(9E)

1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari dalam negeri.

14
15

diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.


dilakukan perhitungan sendiri (self assessment)

59

2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi perhitungan :
% TKDN Gabungan
Barang & Jasa (9E)

Biaya Gabungan (9C) Biaya Gabungan LN (9B)


=

X 100%
Biaya Gabungan (9C)

60

F.

BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR


CONTOH
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR16

NO

NAMA
BARANG/URAIAN

SPESIFIKASI

SATUAN

JUMLAH

HARGA

NEGARA
ASAL

TOTAL HARGA

16

diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.

61

G.

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(RK3K)

I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN

CONTOH

.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program
K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan
penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat
penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.2. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Program K3, Dan Biaya
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3 sesuai dengan format pada Tabel
1.

62

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, PROGRAM K3, DAN BIAYA
[digunakan untuk usulan penawaran]
Nama Perusahaan
Kegiatan

: ..................
: ..................
halaman : .. / ..

NO

URAIAN PEKERJAAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

(1)
1

(2)
Pekerjaan
galian
pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

(3)
Tertimbun

SASARAN K3 PROYEK

(4)
Nihil kecelakaan fatal

PENGENDALIAN RISIKO K3

PROGRAM SUMBER DAYA

BIAYA (Rp)

(5)
1.1 Penggunaan turap

(6)
1. Bahan (Turap, peralatan kerja,
dll)
2. SDM (diisi dengan jumlah
SDM yang diperlukan dan
kualifikasi sesuai dengan yang
dibutuhkan)

(7)
Diisi dengan biaya untuk
pengadaan bahan dan
rekruitmen SDM

1.2 Menyusun instruksi kerja

1. SDM menyusun instruksi kerja


2. Sosialisasi instruksi kerja (.....
kali)

Diisi dengan biaya untuk


penyusunan
instruksi
kerja, pencetakan bahan,
dan sosialisasi dokumen
Diisi dengan kebutuhan
biaya untuk pengadaan
Diisi dengan biaya untuk
instruktur
dan
pencetakan
materi/modul
serta
penyelenggaraan
pelatihan

1.3 Menggunakan rambu


Pengadaan rambu dan barikade
peringatan dan barikade
1.4 Melakukan pelatihan kepada 1. Instruktur
pekerja
2. Materi/modul

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (7) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;

63

B.3. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut:
a) UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
c) ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

64

II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan
ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

65

B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3

Emergency/

P3K

Kebakaran

kedaruratan

C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan,
dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan
Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format
pada Tabel 1.

66

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG
JAWAB
Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

: ..................
: ..................
: ..................
: ..................

halaman : .. / ..
PENILAIAN RISIKO

NO
(1)
1

URAIAN PEKERJAAN
(2)
Pekerjaan galian pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

IDENTIFIKASI BAHAYA
(3)
Tertimbun

KEKERAPAN

KEPARAHAN

(4)
3

(5)
3

TINGKAT
RISIKO
(6)
9
(Tinggi)

SKALA
PRIORITAS
(7)
1

PENGENDALIAN
RISIKO K3
(8)
1.1. Penggunaan
turap
1.2. Menggunakan
metode
pemancangan
1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

PENANGGUNG
JAWAB
(Nama Petugas)
(9)
Pengawas
lapangan/
quality engineer

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja
1.6 Pengunaan APD
yang sesuai
Dst.

67

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari
seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya
kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item
pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3 tinggi,
sedang dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko
tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko
kecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item
pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1)
dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko
(Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi
oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum
memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/ bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja
di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang
lebih aman dan/ atau material yang
tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi
teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya
kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau
peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada
saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi
adalah
pengendalian
melalui
pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan

68

telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan


rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9)
Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko
:
K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang
PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada
pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian
risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2.
Penyusunan Sasaran dan Program K3.

69

TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3


Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

:
:
:
:

..................
..................
..................
..................

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)
1

(2)
Pekerjaan galian
pada basement
bangunan gedung
dengan kondisi tanah
labil

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

(5)
Penggunaan
turap
memenuhi
spesifikasi
(ditetapkan
quality
enginering)

(6)
- Bahan
(Turap,
peralatan
kerja, dll yang
terkait)
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
Turap
terpasang
sesuai gambar
dan spesifikasi

(9)
Checklist

(10)
Pengawas
/petugas
terkait

Tersedianya
metode

Sesuai dengan
metode yang
telah ditetapkan

Dokumen
(manual
instruction/pe
tunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
sesuai metode

Checklist

Quality
Enginering

Tersedianya
instruksi kerja

Sesuai dengan
instruksi kerja

Dokumen
petunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
petunjuk kerja

Checklist

Quality
Enginering

URAIAN

TOLOK UKUR

(3)
1.1. Penggunaan
turap

(4)
Seluruh
pekerjaan
galian
dipastikan
memenuhi
prinsip
keselamatan

1.2. Menggunakan
metode
pemancangan

1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

BIAYA (Rp)

(11)

70

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)

(2)

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

URAIAN

TOLOK UKUR

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

(3)
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

(4)
Seluruh lokasi
galian diberikan
rambu dan
barikade
standar

(5)
Rambu dan
barikade
standar (Dicari
contor dari jasa
marga, NFPA)

(6)
- Rambu dan
barikade
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
100% sesuai
standar

(9)
Checklist

(10)
Petugas K3

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja

Seluruh pekerja
terkait telah
mengikuti
pelatihan dan
penyuluhan

Lulus tes dan


paham
mengenai
sistem
keselamatan
galian

Instruktur,
program,
materi/modul
, tes
pemahaman,
dan peserta.

Sebelum
bekerja harus
sudah terlatih

100% lulus
dan paham

Evaluasi hasil
penyuluhan/p
elatihan

Petugas K3,
unit
pelatihan/HR
D

1.6 Pengunaan
APD yang sesuai

Seluruh pekerja
menggunakan
APD standar

- SNI helm,
masker &
sepatu (Dicari)
- Jumlah
pekerja

Masker,
sepatu
keselamatan,
pelindung
kepala

Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

100% sesuai
standar

Disediakan
petugas yang
melakukan
pengawasan
selama
pekerjaan
galian
berlangsung

Inspektor
K3/petugas
pengawas
pelaksanaan
pekerjaan

BIAYA (Rp)

(11)

71

Ketentuan Pengisian Tabel 2.:


Kolom (1)
: Nomor urut kegiatan.
Kolom (2)
: Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3)
: Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom
(8).
Kolom (4)
: Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5)
: Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6)
: Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari
kolom (5)
Kolom (7)
: Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8)
: Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9)
: Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program
Kolom (11) : Diisi biaya kebutuhan pelaksanaan program
D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh
Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada
contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang
tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada
kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional)
berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai
dengan uraian Tabel 2. (sasaran dan program K3).

72

F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan
dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan
pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja
dilakukan peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
[Penanggung Jawab Lapangan/Team
Leader]
( )
Penyedia Jasa

73

H.

BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)


CONTOH

Jenis pekerjaan
Satuan/Unit
Nomor Pembayaran

No.
(1)
I

Uraian

: ....................
: ....................

Satuan

(2)
(3)
Upah/Tenaga Kerja
Sub jumlah I
II
Bahan/Material
Sub jumlah II
III
Peralatan
Sub jumlah III
Sub jumlah (I+II+III)
IV
Lain-lain
- Biaya umum17
- Keuntungan
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)

Kuantitas/
Koefisien
(4)

Harga
Satuan
Dasar
(Rp)
(5)

Harga
(Rp)
(6)

.........

.........

.........
.........
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.........
.........

Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di
bawah 80% dari HPS

17

Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

74

I.

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK


CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ....
Yang bertanda tangan dibawah ini: ........
dalam jabatan selaku ........ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .......... [nama bank] berkedudukan di
............ [alamat]
untuk selanjutnya disebut:
PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama
: ........ [Pokja ULP]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp ........
(terbilang ................)
sebagai Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk pelelangan
pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ........ [peserta pelelangan]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :

75

1.
2.

3.

4.

5.
6.

Garansi Bank berlaku selama (.) hari kalender,


dan efektif mulai dari tanggal .... [diisi sesuai dengan tanggal
batas akhir pemasukan penawaran]
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ....
: ....

[Bank]

Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]

....
[Nama dan Jabatan]

76

J.

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN


PENJAMINAN (Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)
CONTOH

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN PENAWARAN
Nomor Jaminan : ....

Nilai : ....

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : .... [nama],


.... [alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan .... [nama penerbit jaminan], ....
[alamat], sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ....
[nama Pokja ULP],
........ [alamat]
sebagai pelaksana pelelangan pekerjaan .........., selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp .... (terbilang
.................)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga
penawarannya di bawah 80% HPS;
c. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
d. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama . (..) hari kalender dan
efektif mulai tanggal [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir
pemasukan penawaran]
4. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan penagihan
secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera
janji/wanprestasi.
5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

77

6. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus


sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal ...
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ....[Penerbit Jaminan]

78

K.

BENTUK PAKTA INTEGRITAS

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan

Bertindak
untuk
dan atas nama

: PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai


dan cantumkan nama]

dalam rangka pengadaan [isi nama paket] pada .


[isi sesuai dengan nama Pokja ULP] dengan ini menyatakan bahwa:
1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. akan melaporkan kepada APIP [isi sesuai dengan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi] dan/atau LKPP apabila
mengetahui ada indikasi KKN dalam proses pengadaan ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.
[tempat], . [tanggal] [bulan] 20. [tahun]
[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]

79

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama
: [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan

Bertindak
: PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai
dan cantumkan nama]
untuk dan
atas nama
2. Nama
Jabatan

: [nama wakil sah badan usaha]


:

Bertindak
: PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai
dan cantumkan nama]
untuk dan
atas nama
3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan [isi nama paket] pada


[isi sesuai dengan nama Pokja ULP] dengan ini menyatakan bahwa:
1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. akan melaporkan kepada APIP [isi sesuai dengan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi] dan/atau LKPP apabila
mengetahui ada indikasi KKN dalam proses pengadaan ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.
[tempat], .. [tanggal] [bulan] 20. [tahun]
[Nama Penyedia]

[Nama Penyedia]

[Nama Penyedia]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]

80

L.

BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI


FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
UNTUK BADAN USAHA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan

: ..[diisi sesuai jabatan dalam akta pendirian


perusahaan dan perubahannya]

Bertindak
untuk
dan atas nama

: PT/CV/Firma/Koperasi [pilih yang sesuai dan


cantumkan nama badan usaha]

Alamat

No. Telepon

: ...............

No. Fax

: ...............

E-mail

: ...............

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1. saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak
berdasarkan Akte Notaris [sesuai akta
pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan secara jelas nomor dan
tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa. Jika kemitraan/KSO maka
dicantumkan tambahan Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. saya bukan sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/
Institusi [bagi pegawai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi
yang sedang cuti diluar tanggungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi ditulis sebagai berikut : Saya merupakan pegawai
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti diluar
tanggungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi ];
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan
dengan para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam
proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:

81

A. Data Administrasi
1.

Nama
(PT/CV/Firma/
:
atau lainnya)

2. Status

3. Alamat Kantor yang


mendaftar
(Pusat/Cabang)

Pusat

Cabang

No. Telepon

No. Fax

E-mail

4. Alamat Kantor Pusat

No. Telepon

No. Fax

E-mail

B. Izin Usaha
1. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi
2. Masa berlaku izin usaha
3. Instansi pemberi izin usaha

: a. Nomor.
b. Tanggal
:
:

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Sertifikat Badan Usaha
2. Masa berlaku

: a. Nomor
b. Tanggal
:

3. Instansi pemberi

D. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang


dilelangkan)
4. Surat Izin .........
5. Masa berlaku izin

: c. Nomor
d. Tanggal
:

6. Instansi pemberi izin

82

E. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Akta Pendirian PT/CV/Firma/ atau lainnya
a. Nomor Akta
:
b. Tanggal
:
c. Nama Notaris
:
2. Akta Perubahan Terakhir
a. Nomor Akta
:
b. Tanggal
:
c. Nama Notaris
:
F. Pengelola Badan Usaha
1. Komisaris/Pengawas untuk Perseroan Terbatas (PT)
No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam Badan Usaha

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha


No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam Badan Usaha

G. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk
CV/Firma)
No.
Nama
No. KTP
Persentase

2. Pajak
a. Nomor Pokok Wajib Pajak
:
b. Bukti Laporan Pajak Tahun
terakhir (SPT Tahunan)
: No. Tanggal
c. Bukti Laporan Bulanan
(tiga bulan terakhir):
1) PPh Pasal 21
: No. Tanggal
2) PPh Pasal 23 (bila ada
transaksi
: No. Tanggal
3) PPh Pasal 25/Pasal 29
: No. Tanggal
4) PPN
: No. Tanggal
d. Surat Keterangan Fiskal* )
: No. Tanggal
*) apabila digunakan oleh penyedia sebagai pengganti huruf b dan c

83

H. Data Personil Inti (Tenaga ahli/teknis badan usaha)

No

Nama

Tgl/bln/thn
lahir

I.

Tingkat
Pendidikan
4

Jabatan
dalam
pekerjaan
(posisi)
5

Pengalaman
Kerja
(tahun)18

Profesi/
keahlian

Tahun
Sertifikat/
Ijazah

Data Peralatan

No.

Jenis
Peralatan

Jumlah

Kapasitas
atau output
pada saat
ini
4

Merk
dan
tipe

Tahun
pembuatan

Kondisi
(%)

Lokasi
Sekarang

Status Kepemilikan
(Millik/Sewa/Lainnya)

J. Data Pengalaman Perusahaan (nilai paket tertinggi pengalaman sesuai


klasifikasi/subklasifikasi yang dipersyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir)

No.

Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen

Nama
Paket
Pekerjaan

Klasifikasi/Sub
klasifikasi
Pekerjaan

Lokasi

Tanggal Selesai
Menurut

Kontrak

Nama

Alamat
dan
Telepon

Nomor
dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Kontrak

BA
Serah
Terima
(PHO)

10

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir (digunakan untuk


penilaian SKP = 6 atau SKP = 1,2 N bagi paket pekerjaan non kecil)
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen
Nama Paket
Pekerjaan

No.

Lokasi

Kontrak/Subkontrak

Tanggal Selesai
Menurut

Nama

Alamat
dan
Telepon

Nomor
dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Kontrak

BA Serah
Terima
(PHO)

18

pengalaman dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan konstruksi


(dihitung berdasarkan Tahun Anggaran)

84

L. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan


SKP = KP - jumlah paket yang sedang dikerjakan)

(untuk

Pemberi Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen
No.

Nama Paket
Pekerjaan

perhitungan

Kontrak

Nama

Alamat
/Telepon

Nomor dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Rencana
tanggal
kontrak
berakhir

Lokasi

M. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:
Nomor
Tanggal
Nama Bank
Nilai

:
:
:
: Rp . ( .... dalam huruf..)

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya
sampaikan tidak benar dan/atau ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha
yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan
secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
[tempat], .. [tanggal] [bulan] 20. [tahun]

PT/CV/Firma/ atau lainnya


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
[rekatkan meterai Rp 6.000,dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha )

[jabatan pada badan usaha]

85

BAB VI
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI

A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail badan
usaha yang didaftar sebagai peserta.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail kantor
pusat yang dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
B.

Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Diisi nomor dan tanggal penerbitan.
2. Diisi dengan masa berlaku.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit.
D. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang
dilelangkan)
1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.
E.

Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian
badan usaha.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan
terakhir badan usaha, apabila ada.

F.

Pengelola Badan Usaha (Pengawas/Pengurus)


1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha, apabila
berbentuk Perseroan Terbatas.
2. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha.

G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan
saham/pesero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir
berupa SPT Tahunan.
c. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan bulanan (tiga bulan
terakhir):
1) PPh pasal 21;

86

2) PPh pasal 23 (bila ada transaksi);


3) PPh pasal 25/pasal 29;
4) PPN.
Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan
penyampaian SPT Tahunan dan SPT Masa dapat diganti oleh peserta
dengan penyampaian Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan
oleh Kantor Pelayanan Pajak.
H. Data Personil Inti
Diisi dengan nama, tanggal/ bulan/ tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/
SLTA/ S1/ S2/ S3), jabatan dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan,
lama pengalaman kerja, profesi/ keahlian sesuai dengan Surat Keterangan
Ahli/ Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan sertifikat/ ijazah
dari setiap tenaga ahli/teknis sesuai dengan yang diperlukan untuk
pekerjaan yang dilelangkan.
I.

Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada
saat ini, merek dan tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase),
lokasi keberadaan saat ini dan status kepemilikan/ dukungan sewa (dapat
diisi sebagai milik sendiri/ sewa beli/ sewa/ kontrak atau lainnya yang
tidak sedang digunakan dalam pelaksanaan) dari masing-masing fasilitas/
peralatan/ perlengkapan sesuai dengan yang diperlukan untuk pekerjaan
utama yang dilelangkan sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan. Pokja
apabila diperlukan dapat membuktikan keberadaan alat dan bukti status
kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.

J.

Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan yang dipilih mulai dari nilai
paket tertinggi, klasifikasi/subklasifikasi pekerjaan yang dipersyaratkan,
lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari
pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai
kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal
Berita Acara serah terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan
selama 10 (sepuluh) tahun terakhir.

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan
pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket
pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima (PHO),
untuk masing-masing paket pekerjaan selama 5 (lima) tahun terakhir.
L.

Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan,
nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen,
nomor/tanggal dan nilai kontrak, dan rencana tanggal kontrak berakhir.

87

M. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat
dukungan keuangan serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai total HPS.
N. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masingmasing kualifikasi badan usahanya.

88

BAB VII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
A.

Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan


sebagai berikut :
1. formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh:
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang
nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik pada saat pembuktian
kualifikasi; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama.
2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
seperti Izin Usaha Jasa Konstruksi;
3. menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan
yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan,
tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun
pajak terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan
PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29
dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan
terakhir dalam tahun berjalan.
Peserta dapat mengganti laporan perpajakan tersebut dengan Surat
Keterangan Fiskal (SKF);
6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak,
kecuali bagi Penyedia Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari
3 (tiga) tahun;
7. Memiliki kemampuan pada klasifikasi/sub klasifikasi pekerjaan yang
sesuai/sejenis untuk badan usaha non kecil;
8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;
9. menyampaikan/mengisi daftar perolehan pekerjaan yang sedang
dikerjakan;

89

10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank


pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi
paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS. Dalam
hal kemitraan yang menyampaikan surat dukungan keuangan hanya
lead firm;
11. untuk usaha non-kecil (paket di atas Rp 2.500.000.000,00) memiliki
Kemampuan Dasar (KD) pada sub klasifikasi pekerjaan yang sejenis/
kompleksitas yang setara, dengan ketentuan:
a. KD
= 3 NPt
NPt
= Nilai pengalaman tertinggi pada sub klasifikasi
pekerjaan yang sesuai dalam 10 (sepuluh) tahun
terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub klasifikasi pekerjaan,
nilai kontrak dan status peserta pada saat menyelesaikan kontrak
sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai
pekerjaan sekarang (present value) menggunakan perhitungan
sebagai berikut:
NPs
Npo

=
=

Nilai pekerjaan sekarang


Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi
(apabila ada) saat serah terima pertama
Io
= Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan
serah terima pertama
Is
= Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi
(apabila belum ada, dapat dihitung dengan regresi
linier berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan
komponen terbesar dari pekerjaan;

12. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan :


a. SKP
= KP jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP
= Kemampuan menangani paket pekerjaan
untuk usaha kecil KP = 5
untuk usaha non kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
N
= Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat
ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu
5 (lima) tahun terakhir;

90

b.
c.

dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari


masing-masing perusahaan yang bermitra/KSO;
untuk paket pekerjaan non kecil perhitungan SKP dipilih yang
nilainya terbesar dari cara sesuai butir a.

13. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO :


a. peserta
wajib
mempunyai
perjanjian
Kerja
Sama
Operasi/kemitraan yang memuat persentase kemitraan/KSO dan
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 7, dan 9,
dan 13 dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan
kemitraan/KSO. Khusus untuk angka 8 evaluasi persyaratan
digabungkan sebagai evaluasi kemitraan/KSO, sedangkan
dukungan keuangan (angka 10) hanya atas nama
kemitraan/KSO;
B.

Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode penilaian


sistem gugur. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan
data isian peserta dalam Dokumen Isian Kualifikasi dalam hal :
1. kelengkapan Dokumen Isian Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.

C.

Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan,


peserta diminta untuk membubuhi materai senilai Rp.12.000,00
(dua belas ribu rupiah).

D.

Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja
ULP dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis
namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi termasuk
dapat melakukan peninjauan lapangan pada pihak-pihak/instansi terkait.

E.

Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum


pemasukan penawaran.

F.

Evaluasi kualifikasi (pascakualifikasi) sudah merupakan kompetisi, maka


data yang kurang tidak dapat dilengkapi.

91

BAB VIII
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
CONTOH 1 PENYEDIA TUNGGAL

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
............................................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi gabungan harga satuan dan lump sum, yang selanjutnya disebut
Kontrak dibuat dan ditandatangani di ........................ pada hari ......................
tanggal . bulan ...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun
diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal
. dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal
., antara:
Nama
: ...................... [nama PPK]
NIP
: ...................... [NIP PPK]
Jabatan
: PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di
: ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan:
Nama
Jabatan
Berkedudukan di
Akta Notaris
Nomor
Tanggal
Notaris

: ...................... [nama wakil penyedia]


:....................... [sesuai akta notaris]
: ...................... [alamat penyedia]
:...................... [sesuai akta notaris]
:...................... [tanggal penerbitan akta]
: ...................... [nama Notaris penerbit akta]

yang bertindak untuk dan atas nama ...................... [nama Badan Usaha]
selanjutnya disebut Penyedia
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2013 Tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.

92

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas:
1. ................
2. ................
3. Dst.
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi terhadap bagian kontrak
harga satuan ditambah dengan total harga penawaran terhadap bagian
kontrak lump sum, sebagaimana yang tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga adalah sebesar Rp................. (.........dalam huruf.......... rupiah).
93

(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor: ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian (apabila ada);


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a.

PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;

b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;

94

5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan
yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk Penyedia maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]
[nama lengkap]
[jabatan]

Untuk dan atas nama ......................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk satuan kerja PPK maka
rekatkan materai Rp 6.000,- )]
[nama lengkap]
[jabatan]

95

CONTOH 2 PENYEDIA BERMITRA/KSO

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
..........................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi gabungan harga satuan dan lump sum, yang selanjutnya disebut
Kontrak dibuat dan ditandatangani di ...................... pada hari ......................
tanggal . bulan ...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun
diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal
. dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal
., antara :
Nama
NIP
Jabatan
Berkedudukan di

: ......................
: ......................
: PPK...............
: ......................

[nama PPK]
[NIP PPK]
[sesuai SK Pengangkatan]
[alamat PPK]

yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai
berikut :
1. ...................... [nama Penyedia 1];
2. ...................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan
tanggung renteng atas semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini
dan telah menunjuk ...................... [nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai
wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan
di ...................... [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian
kemitraan/KSO No. ...................... tanggal ...................... selanjutnya disebut
Penyedia.
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : ..............

96

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas :
1. ................
2. ................
Dst.
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi terhadap bagian kontrak
harga satuan ditambah dengan total harga penawaran terhadap bagian
kontrak lump sum, sebagaimana yang tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga adalah sebesar Rp................. (.........dalam huruf.......... rupiah).
97

(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor : ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian [apabila ada];


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;
b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;

98

5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan
keterangan-keterangan
yang
diperlukan
untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan
yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi
materai..
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia/Kemitraan (KSO)

Untuk dan atas nama....................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk Penyedia maka rekatkan materai
Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk satuan kerja PPK maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

99

BAB IX
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. Ketentuan Umum
1. Definisi
Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak selanjutnya disebut SSUK harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan
sebagai berikut :
1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan


yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik
lainnya.
Kontrak Gabungan Harga Satuan dan Lump Sum
adalah kontrak yang merupakan gabungan lump
sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang
diperjanjikan.
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah
pejabat
pemegang
kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD.
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh
PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan
oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi.
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
panitia/pejabat yang ditetapkan oleh KPA yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau
pengawas intern pada Institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan
lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.

1.8

Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan/


melaksanakan Pekerjaan Konstruksi.

1.9

Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan


perjanjian kerja dengan penyedia penanggung
jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak).

100

1.10 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar


penyedia baik penyedia nasional maupun
penyedia asing, yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan,
adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional),
yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/
Perusahaan
Asuransi
yang
diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk
menjamin
terpenuhinya
kewajiban
penyedia.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara
PPK dengan penyedia yang mencakup SyaratSyarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan SyaratSyarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain
yang merupakan bagian dari kontrak.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
1.14 Hari adalah hari kalender.
1.15 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang
dibentuk/ditetapkan oleh PPK (dapat dijabat oleh
PPK atau pejabat lain dan diberitahukan secara
tertulis kepada Penyedia), terdiri dari 1 (satu)
orang atau lebih, yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus kontrak untuk mengelola
administrasi
kontrak
dan
mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Direksi teknis adalah tim pendukung yang
ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah
biaya keseluruhannya yang merupakan bagian
dari penawaran.
1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan
perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh PPK,
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai
kewajaran penawaran termasuk rinciannya.
1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang
secara langsung menunjang terwujudnya dan
berfungsinya
suatu
konstruksi
sesuai

101

peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana


tercantum dalam LDP.
1.20 Mata
Pembayaran
Utama
adalah
Mata
pembayaran yang pokok dan penting yang nilai
bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung
mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya
terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam
Dokumen Pengadaan.
1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga
satuan jenis pekerjaan tertentu per satu satuan
tertentu.
1.22 Metoda
Pelaksanaan
Pekerjaan
adalah
metode/cara kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan
dan
diyakini
menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan
tahap pelaksanaan yang sistimatis dari awal
sampai akhir dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis berdasarkan sumber daya yang
dimiliki penawar.
1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis
yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam penawaran serta posisinya
dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan
untuk melaksanakan pekerjaan.
1.24 Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakkan adalah
pekerjaan spesialis atau bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum
dalam
penawaran,
yang
pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain
dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja yang
diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk memulai melaksanakan pekerjaan
1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya
Kontrak
ini
terhitung
sejak
tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.
1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan)
adalah jangka waktu untuk melaksanakan
pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan.
1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka

102

waktu yang sudah terinci berdasarkan masa


pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) yang diterbitkan oleh PPK untuk memulai
melaksanakan pekerjaan.
1.30 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal
penyerahan pertama pekerjaan selesai (Provisional
Hand Over/PHO), dinyatakan dalam Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan
oleh Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan
pertama pekerjaan sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan.
1.32 Kegagalan Konstruksi adalah adalah keadaan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat
kesalahan pengguna atau penyedia dalam periode
pelaksanaan kontrak.
1.33 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan,
yang setelah diserahterimakan oleh penyedia
kepada PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta
diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan
dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum
sebagai akibat kesalahan Penyedia atau Pengguna
Jasa.
2. Penerapan

SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan


Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak
yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat
Perjanjian.

3. Bahasa dan
Hukum

3.1

Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia


kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar
negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan
bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut
dan/atau bahasa Inggris.

3.2

Hukum yang digunakan adalah hukum yang

103

berlaku di Indonesia.

4. Larangan
Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

3.3

Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah


luar negeri, menggunakan hukum yang berlaku di
Indonesia atau hukum yang berlaku di negara
pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan
antara Pemerintah dan negara pemberi
pinjaman/hibah), pilihan hukum yang digunakan
agar dicantumkan dalam Syarat-syarat Khusus
Kontrak yang selanjutnya disebut SSKK.

4.1

Berdasarkan etika pengadaan


pemerintah, dilarang untuk:

barang/jasa

a. menawarkan, menerima atau menjanjikan


untuk memberi atau menerima hadiah atau
imbalan berupa apa saja atau melakukan
tindakan lainnya untuk mempengaruhi
siapapun yang diketahui atau patut dapat
diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
c. membuat dan/atau menyampaikan secara
tidak benar dokumen dan/atau keterangan
lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan
pelaksanaan Kontrak ini.
4.2

Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan


(termasuk semua anggota Kemitraan/KSO apabila
berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya
(jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan
tindakan yang dilarang di atas.

4.3

Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti


melakukan larangan-larangan di atas dapat
dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK
sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan
Pelaksanaan
dicairkan
dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK;
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia;
dan/atau
d. Sanksi pengenaan daftar hitam.
[catatan: Sanksi pengenaan daftar hitam,
diterbitkan oleh KPA atas usulan PPK.
KPA mengirimkan dokumen penetapan sanksi
daftar hitam kepada:
1) Penyedia yang dikenakan Daftar Hitam; dan
2) Kepala LKPP]

104

5. Asal Material/
Bahan

6. Korespondensi

4.4

Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan


oleh
PPK/KPA
kepada
Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi.

4.5

PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan


dikenakan
sanksi
berdasarkan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.

5.1

Penyedia
harus
menyampaikan
asal
material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen impor.

5.2

Asal
material/bahan
merupakan
tempat
material/bahan diperoleh, antara lain tempat
material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi.

6.1

Semua korespondensi dapat berbentuk surat,


e-mail dan/atau faksimili dengan alamat tujuan
para pihak yang tercantum dalam SSKK.

6.2

Semua pemberitahuan, permohonan, atau


persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus dibuat
secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah
disampaikan secara langsung kepada wakil sah
Para Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan
melalui surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan
ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para


Pihak

Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan


untuk dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan
atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak
ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau
dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.

8. Pembukuan

Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan


keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan

Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang


bersangkutan berkewajiban untuk membayar semua
pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan
oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini.
Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah
termasuk dalam Nilai Kontrak.

10. Pengalihan
dan/atau
Subkontrak

10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian


atau seluruh Kontrak ini. Pengalihan seluruh
Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal
pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat
peleburan (merger) maupun akibat lainnya.
10.2 Penyedia dilarang untuk mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama dalam Kontrak
105

ini.
10.3 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya
diperbolehkan kepada Penyedia spesialis setelah
mendapat persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia
tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan
yang disubkontrakkan.
10.4 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak
diputuskan dan Penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam SSKK.
11. Pengabaian

Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap


pelanggaran ketentuan tertentu Kontrak oleh Pihak yang
lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian
yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika
menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan
yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat
dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil
Sah Pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Mandiri Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab


penuh terhadap personil dan subpenyedianya (jika ada)
serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.
13. Kemitraan/ KSO

Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu


anggota yang disebut dalam Surat Perjanjian untuk
bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan
hak dan kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak
ini.

14. Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan

14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan,


PPK jika dipandang perlu dapat mengangkat
Pengawas Pekerjaan (Direksi Pekerjaan/Direksi
Teknis) yang berasal dari personil PPK atau
konsultan pengawas.
Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas
Pekerjaan selalu bertindak untuk kepentingan
PPK. Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas
Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.

15. Persetujuan Atau


Pernyataan Tidak
Berkeberatan
Dari Pengawas
Pekerjaan

15.1 Semua gambar yang digunakan melaksanakan


pekerjaan sesuai kontrak, untuk pekerjaan
permanen maupun pekerjaan sementara harus
mendapatkan
persetujuan
dari
Pengawas
Pekerjaan.
15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan
terlebih dahulu ada pekerjaan sementara yang
tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
di dalam kontrak maka penyedia berkewajiban
untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar

106

usulan pekerjaan sementara tersebut untuk


mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan
(no objection) untuk dilaksanakan dari Pengawas
Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana
pekerjaan sementara ini tidak melepaskan
penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.
16. Perintah

Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua


perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan
kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini.

17. Penemuanpenemuan

Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada


pihak yang berwenang semua penemuan benda/barang
yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan kekayaan
di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan perundangundangan dikuasai oleh negara.

18. Akses ke Lokasi


Kerja

18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses


PPK, Wakil Sah PPK, Pengawas Pekerjaan dan/atau
pihak yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja
dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang
atau akan dilaksanakan.
18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima
kelayakan dan ketersediaan jalur akses menuju
lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga
setiap jalan atau jembatan dari kerusakan akibat
penggunaan/lalu lintas penyedia atau akibat
personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka:
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang mungkin diperlukan akibat
pengunaan jalur akses.
b. Penyedia harus menyediakan rambu atau
petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin
disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.
c. Biaya karena ketidak layakan atau tidak
tersedianya jalur akses untuk digunakan oleh
penyedia, harus ditanggung penyedia.
d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul akibat penggunaan jalur
akses.
18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul selain penggunaan jalur akses
tersebut.

B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak


19. Masa

19.1 Kontrak

ini

berlaku

efektif

pada

tanggal
107

Pelaksanaan
(Jangka Waktu
Pelaksanaan)
Pekerjaan

penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para Pihak


atau yang ditetapkan dalam SSKK.
19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.
19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan masa pelaksanaan yang ditentukan dalam
SSKK.
19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai masa pelaksanaan
karena keadaan diluar pengendaliannya yang
dapat dibuktikan demikian, dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, dengan
disertai bukti-bukti yang dapat disetujui PPK,
maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan tugas penyedia dengan membuat
adendum kontrak.
19.5 Jadwal pelaksanaan pekerjaan disepakati bersama
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak,
jadwal pelaksanaan pekerjaan tidak boleh
melebihi dari masa pelaksanaan.

B.1 Pelaksanaan Pekerjaan


20. Penyerahan
Lokasi Kerja

20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja


sesuai dengan kebutuhan penyedia yang
tercantum dalam rencana kerja yang telah
disepakati oleh para pihak untuk melaksanakan
pekerjaan tanpa ada hambatan kepada penyedia
sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan
setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan
lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan
penyerahan dituangkan dalam berita acara
penyerahan lokasi kerja.
20.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama
ditemukan hal-hal yang dapat mengakibatkan
perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut
harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja
sesuai kebutuhan penyedia yang tercantum dalam
rencana kerja (sesuai angka 20.1) untuk
melaksanakan pekerjaan dan terbukti merupakan
suatu hambatan, maka kondisi ini ditetapkan
sebagai Peristiwa Kompensasi.

21. Surat Perintah


Mulai Kerja
(SPMK)

21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya


14 (empat belas) hari sejak tanggal penanda-

108

tanganan kontrak.
21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak oleh penyedia.
22. Program Mutu

22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.
22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan
kondisi lokasi pekerjaan.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program mutu jika terjadi adendum Kontrak dan
Peristiwa Kompensasi.
22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan
dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan
persetujuan PPK.
22.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.

23. Program
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(K3)

23.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program K3 pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
23.2 Program K3 disusun paling sedikit berisi:
a.
b.
c.
d.

Kebijakan K3 Proyek;
Organisasi K3;
Perencanaan K3;
Pengendalian dan Program K3;

e. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3;


f. Tinjauan Ulang Kinerja K3.
23.3 Program K3 dapat direvisi sesuai dengan kondisi
lokasi pekerjaan.
23.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan

109

program K3 jika terjadi addendum kontrak dan


peristiwa kompensasi.
23.5 Pemutakhiran program K3 harus mendapatkan
persetujuan PPK.
23.6 Persetujuan PPK terhadap program K3 tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.
24. Rapat Persiapan
Pelaksanaan
Kontrak

24.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak


diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, harus
sudah menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi :
a. program mutu;
b. rencana K3 Kontrak;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti
uraian
tentang
metode
kerja
yang
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi
peralatan dan personil;
g. penyusunan rencana dan
pemeriksaan lokasi pekerjaan.

25. Mobilisasi

pelaksanaan

25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai


dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterbitkan SPMK.
25.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah,
gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya; dan/atau
c. mendatangkan personil-personil.
25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.

26. Pemeriksaan
Bersama

26.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK


bersama-sama dengan penyedia melakukan
pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan

110

pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi


pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran

(Mutual Check 0%).


26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat
membentuk Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
atas usul PPK.
26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam
Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka
harus dituangkan dalam adendum Kontrak (Berita
Acara Mutual Check 0%).
26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
Personil dan/atau Peralatan ternyata belum
memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia
tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat
Personil dan/atau Peralatan yang belum
memenuhi syarat harus segera diganti dalam
jangka waktu yang disepakati bersama.
27. Penggunaan
Produksi Dalam
Negeri

27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan


sesuai besaran komponen dalam negeri pada
setiap Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada
saat penawaran.
27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan
produksi dalam negeri secara periodik.
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam
negeri berbeda dengan yang ditunjukkan dengan
nilai TKDN pada saat penawaran akan dikenakan
sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.

B.2 Pengendalian Waktu


28. Waktu
Penyelesaian
Pekerjaan

28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia


berkewajiban untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program
mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambatlambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang
ditetapkan dalam SPMK.
28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal
Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau
Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan
denda.

111

28.3 Jika
keterlambatan
tersebut
semata-mata
disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK
dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika
Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak
untuk diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal
ini adalah tanggal penyelesaian seluruh pekerjaan.
29. Perpanjangan
Waktu

29.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga


penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal
Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian
berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan
pertimbangan
Pengawas
Pekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan
secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian
harus dilakukan melalui Adendum Kontrak.
29.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan harus telah menetapkan ada tidaknya
perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah
penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia
lalai untuk memberikan peringatan dini atas
keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk
mencegah
keterlambatan
sesegera
mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang
Tanggal Penyelesaian.

30. Penundaan oleh


Pengawas
Pekerjaan

Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis


penyedia untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap
perintah penundaan ini harus segera ditembuskan
kepada PPK.

31. Rapat
Pemantauan

31.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat


menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan
untuk membahas perkembangan pekerjaan dan
perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.
31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh
Pengawas Pekerjaan dalam berita acara rapat, dan
rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihakpihak yang menghadiri rapat.
31.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu
diputuskan,
Pengawas
Pekerjaan
dapat
memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat
melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak

112

yang menghadiri rapat.


32. Peringatan Dini

32.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan


sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas peristiwa
atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi
mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas
Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk
menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak
peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap
Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin
disampaikan oleh penyedia.
32.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama
dengan Pengawas Pekerjaan untuk mencegah atau
mengurangi dampak peristiwa atau kondisi
tersebut.

B.3 Penyelesaian Kontrak


33. Serah Terima
Pekerjaan

33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus


perseratus), penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
pekerjaan.
33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK
menugaskan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat
dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu
pelaksanaan tugas Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan.
33.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan,
penyedia
wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah
PPK.
33.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan
setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal
berita acara penyerahan pekerjaan dan telah
diterima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan
puluh lima perseratus) dari nilai kontrak,
sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau
pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus
perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus
menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%

113

(lima perseratus) dari nilai kontrak.


33.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama
masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti
pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
33.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan
setelah
penyedia
melaksanakan
semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai
kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan
Jaminan Pemeliharaan.
33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK
berhak menggunakan uang retensi untuk
membiayai
perbaikan/pemeliharaan
atau
mencairkan Jaminan Pemeliharaan.
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian
pekerjaan (secara parsial) yang ketentuannya
ditetapkan dalam SSKK.
33.11 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan
secara parsial, maka cara pembayaran dan
kewajiban pemeliharaan tersebut di atas
disesuaikan.
33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah
penyerahan
bagian
pekerjaan
tersebut
dilaksanakan pertama kali.
33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan
pekerjaan ditetapkan dalam SSKK.
34. Pengambilalihan

PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan


dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat
keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

35. Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

35.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk


kepada PPK tentang pedoman pengoperasian dan
perawatan/pemeliharaan sesuai dengan SSKK.
35.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman
pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan, PPK
berhak menahan uang retensi atau Jaminan
Pemeliharaan.

B.4 Adendum
36. Perubahan
Kontrak

36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum


kontrak.

114

36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila


terdapat perubahan gambar dan spesifikasi serta
disetujui oleh para pihak, meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu
hal yang dilakukan oleh para pihak dalam
kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
b. perubahan harga kontrak akibat adanya
perubahan pekerjaan dan/atau karena
perubahan pelaksanaan pekerjaan.
c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
akibat adanya perubahan pekerjaan
d. Perubahan harga kontrak bagian pekerjaan
harga satuan akibat adanya penyesuaian harga
(eskalasi/de-eskalasi).
36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK
menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
37. Perubahan
Lingkup
Pekerjaan

37.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara


kondisi lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan
dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama
penyedia dapat melakukan perubahan kontrak
yang meliputi antara lain:
a. menambah
atau
mengurangi
volume
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
b. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi
pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum
tercantum dalam kontrak yang diperlukan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai
lingkup kontrak awal.
37.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan
tersedianya anggaran dan paling tinggi 10%
(sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.
37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK
secara tertulis kepada penyedia kemudian
dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam kontrak awal.
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita
Acara sebagai dasar penyusunan adendum
kontrak.

115

38. Perubahan
Kuantitas dan
Harga

38.1 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga


digunakan untuk membayar prestasi pekerjaan.
38.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang
akan dilaksanakan berubah lebih dari 10%
(sepuluh perseratus) dari kuantitas awal, maka
pembayaran
volume
selanjutnya
dengan
menggunakan harga satuan yang disesuaikan
dengan negosiasi.
38.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat
harga satuan timpang, maka harga satuan
timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan. Untuk kuantitas pekerjaan tambahan
digunakan harga satuan berdasarkan hasil
negosiasi.
Apabila ada daftar item pekerjaan yang masuk
kategori
harga
satuan
timpang,
maka
dicantumkan dalam lampiran A SSKK.
38.4 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka
penyedia jasa harus menyerahkan rincian harga
satuannya kepada PPK. Penentuan harga satuan
mata pembayaran baru dilakukan dengan
negosiasi.

39. Perubahan
Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan

39.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan


oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar
untuk hal-hal sebagai berikut :
a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia;
dan/atau
e. keadaan kahar.
39.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang
sekurang-kurangnya
sama
dengan
waktu
terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan pada 39.1.
39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu
pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia.
39.4 PPK
dapat
menugaskan
Panitia
Peneliti
Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti kelayakan
usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.

116

39.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan


dituangkan dalam adendum kontrak.
40. Penyesuaian
Harga
(Eskalasi/Deeskalasi)

40.1 Ketentuan penggunaan rumusan Penyesuaian


Harga (Price Adjustment) adalah diberlakukan
untuk bagian pekerjaan harga satuan dan tidak
timpang (110% dari HPS) sebagai berikut:
a) Harga yang tercantum dalam kontrak dapat
berubah akibat adanya penyesuaian harga
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b) Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak
Tahun Jamak yang masa pelaksanaannya lebih
dari 12 (dua belas) bulan dan diberlakukan
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan pekerjaan.
c) Penyesuaian harga berlaku bagi seluruh
kegiatan/mata pembayaran, kecuali mata
pembayaran Lump Sum serta pekerjaan
dengan Harga Satuan timpang.
d) Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi
seluruh komponen harga satuan (upah, bahan,
peralatan, dan bahan bakar), tidak termasuk
komponen keuntungan dan biaya operasional
sebagaimana tercantum dalam penawaran.
e) Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan yang tercantum
dalam kontrak awal/adendum kontrak.
f) Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen
pekerjaan yang berasal dari luar negeri,
menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut.
g) Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan
baru sebagai akibat adanya adendum kontrak
dapat diberikan penyesuaian harga mulai
bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum
kontrak tersebut ditandatangani.
h) Jenis
pekerjaan
yang
terlambat
pelaksanaannya disebabkan oleh kesalahan
Penyedia diberlakukan penyesuaian harga
berdasarkan indeks harga terendah antara
indeks harga jadwal awal dengan indeks harga
jadwal pelaksanaan pekerjaan.
i) Jenis
pekerjaan
yang
lebih
cepat
pelaksanaannya diberlakukan penyesuaian
harga berdasarkan indeks harga pada saat
pelaksanaan.

117

40.2 Ketentuan lebih lanjut sebagaimana diatur dalam


SSKK.
B.5 Keadaan Kahar
41. Keadaan Kahar

41.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para


pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
41.2 Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi :
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana
dinyatakan melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
41.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia
memberitahukan kepada PPK paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan
Kahar dari pejabat yang berwenang.
41.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak
untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa
Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurangkurangnya sama dengan jangka waktu
terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.
41.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
Keadaan Kahar yang dilaporkan paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, tidak dikenakan sanksi.
41.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini
akan dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar
berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan
Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada
Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat
mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam
Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk
bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya

118

ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.


B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak
42. Penghentian dan
Pemutusan
Kontrak

42.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena


pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan
Kahar.
42.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib
membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi
pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
a. biaya langsung pengadaan Bahan dan
Perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan
Perlengkapan ini harus diserahkan oleh
Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi
hak milik PPK;
b. biaya
langsung
pembongkaran
dan
demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara dan
Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.
42.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak
penyedia atau pihak PPK.
42.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan
Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila :
a. penyedia
lalai/cidera
janji
dalam
melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan;
b. penyedia
tanpa
persetujuan
Pengawas
Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan
pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28
(dua puluh delapan) hari dan penghentian ini
tidak tercantum dalam program mutu serta
tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan oleh PPK;
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan
Jaminan Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
akibat kesalahan penyedia sudah melampaui

119

5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak dan


PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan
sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia
untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan
pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik
selama 28 (dua puluh delapan) hari;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran
tagihan angsuran sesuai dengan yang
disepakati sebagaimana tercantum dalam
SSKK;
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan
dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan
yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur,
dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat
dalam
pelaksanaan
pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang
berwenang.
42.5 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pelaksanaan
dilakukan
karena
kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia
atau Jaminan Uang Muka dicairkan;
c. Penyedia
membayar
denda
(apabila
pelaksanaan pekerjaannya terlambat); dan
d. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
42.6 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pemeliharaan dilakukan karena kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
42.7 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena
PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan
KKN dan/atau pelanggaran persaingan usaha di
dalam pelaksanaan pengadaan yang sudah
diputuskan oleh instansi berwenang, maka PPK
dikenakan
sanksi
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan.

120

43. Keterlambatan
Pelaksanaan
Pekerjaan dan
Kontrak Kritis

43.1 Apabila penyedia terlambat melaksanakan


pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus
memberikan peringatan secara tertulis atau
dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.
43.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%
70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 10% dari rencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan
70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari
rencana;
c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat
kurang dari 5% dari rencana dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan.
43.3 Penanganan kontrak kritis.
a. Dalam hal keterlambatan pada 43.1 dan
penanganan kontrak pada 43.2, penanganan
kontrak kritis dilakukan dengan Rapat
pembuktian (show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi
pekerjaan menerbitkan surat peringatan
kepada
penyedia
dan
selanjutnya
menyelenggarakan SCM.
2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi
teknis dan penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba pertama)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
tingkat Tahap I
3) Apabila penyedia gagal pada uji coba
pertama, maka harus diselenggarakan
SCM Tahap II yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba kedua)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
Tahap II
4) Apabila penyedia gagal pada uji coba
kedua, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap
III
yang
membahas
dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba ketiga)
121

yang dituangkan dalam berita acara SCM.


Tahap III
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
menerbitkan surat peringatan kepada
penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan akibat
kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak
Penyedia Pekerjaan Konstruksi dapat diberi
kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak
masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
dengan diberlakukan denda sebesar 1/1000
(satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai
bagian Kontrak apabila ditetapkan serah
terima pekerjaan secara parsial untuk setiap
hari
keterlambatan.
Kesempatan
menyelesaikan pekerjaan selama 50 (lima
puluh) hari tersebut dapat melampaui tahun
anggaran berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat
keterlambatan melampaui tahun anggaran
berjalan,
diterbitkan
adendum
untuk
mencantumkan sumber dana tahun anggaran
berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan
diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku
jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan pada 42.2 a atau
42.2 b, setelah dilakukan penanganan kontrak
kritis sesuai 42.3 a, PPK dapat langsung
memutuskan kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 Kitab UndangUndang Hukum Perdata.
PPK dapat memutuskan
sepihak, apabila:

Kontrak

secara

1) kebutuhan barang/jasa tidak dapat


ditunda melebihi batas berakhirnya
kontrak;
2) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia
Barang/Jasa
tidak
akan
mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender
sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan
untuk
menyelesaikan

122

pekerjaan; dan/atau
3) setelah
diberikan
kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan
50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya
pelaksanaan
pekerjaan,
Penyedia
Barang/Jasa
tidak
dapat
menyelesaikan pekerjaan.
44. Peninggalan

Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan


Sementara yang masih berada di lokasi kerja setelah
pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau kesalahan
penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK
tanpa kewajiban perawatan/pemeliharaan. Pengambilan
kembali semua peninggalan tersebut oleh penyedia
hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan PPK.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak


45. Hak dan
Kewajiban Para
Pihak

Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang


harus dilaksanakan oleh PPK dan penyedia dalam
melaksanakan kontrak, meliputi :
45.1 Hak dan kewajiban PPK :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga
yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan kontrak.
45.2 Hak dan kewajiban penyedia :
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam kontrak;
b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk
sarana dan prasarana dari PPK untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara
periodik kepada PPK;

123

d. melaporkan
pelaksanaan
penggunaan
produksi dalam negeri/TKDN secara periodik
kepada PPK;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
f. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau
dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen
maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
g. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan PPK;
h. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan
jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak; dan
i. mengambil langkah-langkah yang memadai
dalam rangka memberi perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja
maupun masyarakat dan lingkungan sekitar
yang berhubungan dengan pemindahan bahan
baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi
dan proses produksi.

[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor


disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]
46. Penggunaan
DokumenDokumen
Kontrak dan
Informasi

Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan


menginformasikan dokumen kontrak atau dokumen
lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk
kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis
dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan izin tertulis
dari PPK sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

47. Hak Kekayaan


Intelektual

Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau


klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan
atau atas pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
oleh penyedia.

48. Penanggungan
dan Risiko

48.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,

124

proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang


dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat
PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari
hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai
Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan akhir :
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta
benda penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan
Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga;
48.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau
kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan
Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali
kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian PPK.
48.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan dalam Pasal ini.
48.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil
Pekerjaan atau Bahan yang menyatu dengan Hasil
Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau
diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya
sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.
49. Perlindungan
Tenaga Kerja

49.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas


biaya sendiri untuk mengikutsertakan Personilnya
pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
49.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan
memerintahkan Personilnya untuk mematuhi
peraturan keselamatan kerja. Pada waktu
pelaksanaan
pekerjaan,
penyedia
beserta
Personilnya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.
49.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
menyediakan kepada setiap Personilnya (termasuk
Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.

125

49.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk


melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum yang
berlaku, penyedia wajib melaporkan kepada PPK
mengenai setiap kecelakaan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini
dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
kejadian.
50. Pemeliharaan
Lingkungan

Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkahlangkah yang memadai untuk melindungi lingkungan
baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga
dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini.

51. Asuransi

51.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK


sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan
untuk :
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai
risiko
tinggi
terjadinya
kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko
terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan,
serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di
tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
51.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.

52. Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

52.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis PPK sebelum
melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dalam
Lampiran A SSKK;
b. menunjuk Personil Inti yang namanya tidak
tercantum dalam Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program
mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
52.2

Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan
sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam
Pasal 15 SSUK;

126

b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;


c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
53. Laporan Hasil
Pekerjaan

53.1 Pemeriksaan
pekerjaan
dilakukan
selama
pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume
pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil
pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.
53.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan
pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan
harian.
53.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi
pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam
tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis
dan
kuantitas
pekerjaan
yang
dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
pelaksanaan.
53.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila
diperlukan diperiksa oleh konsultan, dan disetujui
oleh wakil PPK.
53.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta halhal penting yang perlu ditonjolkan.
53.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
53.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, PPK dan penyedia membuat foto-foto
dokumentasi dan video pelaksanaan pekerjaan di
lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.

54. Kepemilikan

Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan,


127

Dokumen

dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang


dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan Kontrak ini
sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling
lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan
piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada
PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan
tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan
(jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti
lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam
SSKK.

55. Kerjasama Antara 55.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas
Penyedia dan Sub
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
Penyedia
rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil,
yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.
55.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut
harus diatur dalam Kontrak dan disetujui terlebih
dahulu oleh PPK.
55.3 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut.
55.4 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus
mengacu kepada Kontrak serta menganut prinsip
kesetaraan.
56. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

56.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana


konstruksi adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Koperasi Kecil, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang
ditunjuk
dan
dilarang
diserahkan
atau
disubkontrakkan kepada pihak lain.
56.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana
konstruksi adalah penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil,
antara lain dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas
penyedia terpilih tetap bertanggungjawab
penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama; dan
d. membuat

laporan

periodik

mengenai

128

pelaksanaan ketetapan di atas.


56.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka
penyedia dikenakan sanksi yang diatur dalam
SSKK.
57. Penyedia Lain

Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan


menggunakan lokasi kerja termasuk jalan akses bersamasama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihakpihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika
dipandang perlu, PPK dapat memberikan jadwal kerja
penyedia yang lain di lokasi kerja.

58. Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan


kesehatan semua pihak di lokasi kerja. Penyedia setiap
saat harus mengambil langkah-langkah yang patut
diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para
personilnya. Penyedia harus memastikan bahwa staf
kesehatan, fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan,
dan layanan ambulance dapat disediakan setiap saat di
lapangan bagi personil penyedia termasuk subpenyedia
maupun personil PPK dan telah dibuat perencanaan yang
sesuai dengan semua persyaratan kesehatan dan
kebersihan untuk mencegah timbulnya wabah penyakit.
Penyedia harus menunjuk petugas keselamatan kerja yang
bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan
mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang
bersangkutan
harus
memenuhi
aturan
dan
persyaratan K3. Petugas K3 dipersyaratkan berdasarkan
tingkat risiko pekerjaan: diperlukan Ahli K3 untuk
pekerjaan berisiko tinggi dan diperlukan Petugas K3
untuk pekerjaan berisiko sedang atau kecil sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK.

59. Pembayaran
Denda

Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial


berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera
janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam
Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia.
Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual penyedia.

60. Jaminan

60.1 Penggunaan jaminan:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum.

129

60.2 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK


selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa
(SPPBJ)
sebelum
dilakukan
penandatanganan kontrak dengan besaran/nilai:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) bagi penawaran yang
lebih kecil dari 80% (delapan puluh
perseratus) HPS.
60.3 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurangkurangnya sejak tanggal penanda-tanganan
kontrak sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
60.4 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau dengan menahan uang retensi
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;
60.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam
rangka pengambilan uang muka sekurangkurangnya sama dengan besarnya uang muka;
60.6 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara
proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan;
60.7 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurangkurangnya sejak tanggal persetujuan pemberian
uang muka sampai dengan tanggal penyerahan
pertama pekerjaan (PHO).
60.8 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK
setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%
(seratus perseratus).
60.9 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima
dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;
60.10 Masa
berlakunya
Jaminan
Pemeliharaan
sekurang-kurangnya sejak tanggal serah terima
pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand
Over/FHO);
D. Personil Inti dan/atau Peralatan Penyedia
61. Personil Inti

61.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan


130

dan/atau
Peralatan

harus sesuai dengan yang tercantum dalam


Dokumen Penawaran.
61.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak
boleh dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis
PPK.
61.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia
dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang
diusulkan beserta alasan penggantian.
61.4 PPK
dapat
menilai
dan
menyetujui
penempatan/penggantian personil inti dan/atau
peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
61.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti :
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan
tugasnya,

pekerjaan

yang

menjadi

maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan


pengganti dan menjamin personil inti tersebut
meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh)
hari sejak diminta oleh PPK.
61.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan
perlu dilakukan, maka penyedia berkewajiban
untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi
yang setara atau lebih baik dari personil inti
dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya
tambahan apapun.
61.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga
kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan oleh
PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu
disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan
di bawah sumpah.
E.

Kewajiban PPK

62. Fasilitas

PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan


prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang
tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.

63. Peristiwa
Kompensasi

63.1 Peristiwa Kompensasi yang


kepada penyedia yaitu :

dapat

diberikan

a. PPK
mengubah
jadwal
yang
dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;

131

b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;


c. PPK tidak memberikan gambar-gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal
yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai
jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia
untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak
ditemukan
kerusakan/
kegagalan/
penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya
dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.
63.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan
pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban
untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
63.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan
kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada
PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat
Peristiwa Kompensasi.
63.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan
hanya dapat diberikan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat
Peristiwa Kompensasi.
63.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika
penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau
mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.
F.

Pembayaran Kepada Penyedia

64. Harga Kontrak

64.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan


pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak.
64.2 Harga
kontrak
telah
memperhitungkan
keuntungan, beban pajak dan biaya overhead
termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan
132

Kesehatan Kerja (K3) dan semua pajak, bea,


retribusi, dan pungutan lain serta biaya asuransi
yang harus dibayar oleh penyedia untuk
pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi.
64.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
65. Pembayaran

65.1 Uang muka


a. uang muka dibayar untuk membiayai
mobilisasi peralatan, personil, pembayaran
uang
tanda
jadi
kepada
pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan
paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus) dari
nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;
c. untuk usaha non kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 20% (dua puluh
perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa;
d. untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat
diberikan:
1) 20% (dua puluh perseratus) dari Kontrak
tahun pertama; atau
2) 15% (lima belas perseratus) dari nilai
Kontrak.
e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK
dan dibayar setelah penyedia menyerahkan
Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang
diterima;
f. penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis kepada
PPK disertai dengan rencana penggunaan uang
muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak;
g. PPK harus mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk permohonan tersebut pada
huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
h. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank
umum,
perusahaan
penjaminan,
atau
Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki
izin untuk menjual produk jaminan
(suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan;
i. pengembalian
uang
muka
harus
diperhitungkan
berangsur-angsur
secara

133

proporsional pada setiap pembayaran prestasi


pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada
saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus perseratus).
65.2 Prestasi pekerjaan
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang
disepakati dilakukan oleh PPK, dengan
ketentuan :
1) Penyedia telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) Pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan, sistem termin atau pembayaran
secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam
SSKK;
3) Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, termasuk peralatan
dan/ atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan,
sesuai
dengan
ketentuan yang tercantum di dalam SSKK.
Peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan adalah:
a) Peralatan dan/atau bahan yang
merupakan bagian dari pekerjaan
utama namun belum dilakukan uji
fungsi
(commisioning)
harus
memenuhi
persyaratan
sebagai
berikut:
(1) Berada
di
lokasi
pekerjaan
sebagaimana
tercantum
dalam
Kontrak dan perubahannya;
(2) Memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) Bersertifikat
garansi
dari
produsen/agen resmi yang ditunjuk
oleh produsen;
(4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan
capaian fisik yang diterima;
(5) Dilarang dipindahkan dari area
lokasi
pekerjaan
dan/atau
dipindahtangankan
oleh
pihak
manapun; dan
(6) Keamanan penyimpanan dan risiko
kerusakan
sebelum
diserahterimakan
secara
satu
kesatuan
fungsi
merupakan

134

tanggung
jawab
Penyedia
Barang/Jasa.
b) Sertifikat uji mutu dan sertifikat
garansi tidak diperlukan dalam hal
peralatan
dan/atau
bahan
dibuat/dirakit
oleh
Penyedia
Barang/Jasa;
Besaran yang akan dibayarkan dari
material on site (berkisar antara 50%
sampai dengan 70%). Besaran nilai
pembayaran dicantumkan di dalam SSKK;
4) Pembayaran harus memperhitungkan
angsuran uang muka, peralatan dan/atau
bahan yang menjadi bagian permanen
dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan (material on site) yang
sudah dibayar sebelumnya, denda (apabila
ada), pajak dan/atau uang retensi;
5) Untuk kontrak yang mempunyai sub
kontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh sub penyedia sesuai dengan
prestasi pekerjaan. Pembayaran kepada
sub penyedia dilakukan sesuai prestasi
pekerjaan yang selesai dilaksanakan oleh
sub penyedia tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus)
dan Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan diterbitkan;
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja
setelah pengajuan permintaan pembayaran
dari penyedia harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM);
d. apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang
menjadi perselisihan.
65.3 Denda dan ganti rugi
a. denda merupakan sanksi
dikenakan kepada penyedia;

finansial

yang

135

b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang


dikenakan kepada PPK karena terjadinya
cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada
penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan
adalah :
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga
bagian kontrak yang belum dikerjakan
(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan
yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi;
atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga
kontrak (sebelum PPN), apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum
berfungsi;
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar
bunga dari nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta
dituangkan dalam adendum kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi
dilakukan oleh PPK, apabila penyedia telah
mengajukan tagihan disertai perhitungan dan
data-data.
66. Hari Kerja

66.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan


datanya disimpan oleh penyedia. Daftar
pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.
66.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada
tenaga
kerjanya
setelah
formulir
upah
ditandatangani.
66.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus
dilampirkan.

67. Perhitungan
Akhir

67.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir


dilakukan berdasarkan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan berita acara
penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua
belah Pihak berdasarkan Berita Acara Pekerjaan

136

Selesai dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan


(PPHP).
67.2 Sebelum
pembayaran
terakhir
dilakukan,
penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan
nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK
berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh
Pengawas
Pekerjaan
berkewajiban
untuk
menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.
68. Penangguhan

68.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap


angsuran prestasi pekerjaan jika penyedia gagal
atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya,
termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
68.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada
penyedia tentang penangguhan hak pembayaran,
disertai alasan-alasan yang jelas mengenai
penangguhan
tersebut.
Penyedia
diberi
kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka
waktu tertentu.
68.3 Pembayaran
yang
ditangguhkan
harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian penyedia.
68.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan
pembayaran akibat keterlambatan penyerahan
pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.

G. Pengawasan Mutu
69. Pengawasan dan
Pemeriksaan

PPK
berwenang
melakukan
pengawasan
dan
pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK
dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

70. Penilaian
Pekerjaan
Sementara oleh
PPK

70.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat


melakukan penilaian sementara atas hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
70.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap
mutu dan kemajuan fisik pekerjaan
PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap
Hasil Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara

71. Cacat Mutu

137

tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau


Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu,
serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK
atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu.
Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu
selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.
72. Pengujian

Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan


penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang
tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar,
dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu
maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya
pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat
Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.

73. Perbaikan Cacat


Mutu

73.1 PPK
atau
Pengawas
Pekerjaan
akan
menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat
Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas
cacat mutu selama Masa Pelaksanaan dan Masa
Pemeliharaan.
73.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut,
penyedia berkewajiban untuk memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
73.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditentukan maka PPK,
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan,
berhak untuk secara langsung atau melalui pihak
ketiga yang ditunjuk oleh PPK melakukan
perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah
menerima permintaan penggantian biaya/klaim
dari PPK secara tertulis berkewajiban untuk
mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat
memperoleh penggantian biaya dengan memotong
pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh
tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan
Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada
maka biaya penggantian akan diperhitungkan
sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah
jatuh tempo.
73.4 PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan
untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat
Mutu, dan mengenakan sanksi daftar hitam
kepada penyedia jika tidak melaksanakan
perbaikan
Cacat
Mutu.
Besaran
denda
keterlambatan akibat cacat mutu ini ditentukan

138

dalam SSKK.
74. Kegagalan
Konstruksi dan
Kegagalan
Bangunan

74.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada


pelaksanaan pekerjaan, maka PPK dan/atau
penyedia bertanggung jawab atas kegagalan
konstruksi sesuai dengan kesalahan masingmasing.
74.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK
dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir
bertanggung jawab atas kegagalan bangunan
sesuai dengan kesalahan masing-masing selama
umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dan
dalam SSKK pada umur konstruksi agar
dicantumkan lama pertanggungan terhadap
kegagalan bangunan yang ditetapkan apabila
rencana umur konstruksi kurang dari 10
(sepuluh) tahun.
74.3 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK)
sehubungan dengan klaim kehilangan atau
kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga yang timbul dari
kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan
bangunan.
74.4 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan penyedia dalam Pasal ini.
74.5 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk
menyimpan dan memelihara semua dokumen
yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan
ini selama umur konstruksi yang tercantum dalam
SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.

H. Penyelesaian Perselisihan
75. Penyelesaian
Perselisihan

75.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya


sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai
semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan
dengan
Kontrak
ini
atau
interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan

139

pekerjaan ini.
75.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara
para pihak dalam Kontrak dapat dilakukan
melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi
atau pengadilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Penyelesaian
perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan
dalam SSKK.
76. Itikad Baik

76.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling


percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam kontrak.
76.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian
dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan
masing-masing pihak. Apabila selama kontrak,
salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk
mengatasi keadaan tersebut.

140

BAB X
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Korespondensi

Alamat Para Pihak sebagai berikut:


Satuan Kerja PPK:
Nama:
....................
Alamat:
....................
Website:
....................
E-mail:
....................
Faksimili:
....................
Penyedia:
Nama:
Alamat:
E-mail:
Faksimili:

B.

Wakil Sah Para


Pihak

....................
....................
....................
....................

Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


Untuk PPK:

....................

Untuk Penyedia:

....................

C. Jenis Kontrak

kontrak Gabungan Harga Satuan dan Lump Sum

D. Tanggal Berlaku
Kontrak

Kontrak mulai berlaku sejak: ................. s.d. ..................


[termasuk masa pemeliharaan]

E.

Masa
Pelaksanaan

Masa Pelaksanaan selama: .................... [diisi jumlah hari


kalender] terhitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.

F.

Masa
Pemeliharaan

Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi


jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) pekerjaan; atau
Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi
jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) bagian pekerjaan yang
sudah bisa berfungsi apabila ada serah terima parsial.

G. Perbaikan Cacat
Mutu

Denda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap


hari keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka
waktu perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk perbaikan dan ditetapkan
oleh PPK.

141

H. Umur Konstruksi

a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur


konstruksi: . (.........dalam huruf...........) tahun
sejak tanggal penanda-tanganan Berita Acara
penyerahan akhir.

Catatan: ketentuan umur konstruksi ini diisi apabila


perencanaan
konstruksi
yang
ditetapkan
diperkirakan hanya dapat mencapai umur kurang
dari 10 (sepuluh) tahun.
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan
ditetapkan selama ......... (.............) tahun sejak
tanggal penyerahan akhir.
[diisi sesuai dengan umur rencana pada huruf a untuk
yang umur konstruksinya tidak lebih dari 10 (sepuluh)
tahun]
I.

Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

Gambar As built dan/atau pedoman pengoperasian


dan perawatan/pemeliharaan harus diserahkan
selambat-lambatnya: .(......dalam huruf.........) hari
kalender/bulan/tahun setelah tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.

J.

Pembayaran
Tagihan

Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan


SPP oleh PPK untuk pembayaran tagihan angsuran
adalah ...........(......dalam huruf.........) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen
penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh
PPK.

K. Pencairan
Jaminan

Jaminan dicairkan dan disetorkan pada .....................


[diisi nama kantor Kas Negara/Kas Daerah]

L.

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan PPK adalah: .................... [sebutkan selain
yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila ada]

Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah: ....................
[sebutkan selain yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila
ada]

M. Kepemilikan
Dokumen

Penyedia
diperbolehkan
menggunakan
salinan
dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari
Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai
berikut: .................... [sebutkan batasan/ketentuan yang
dibolehkan dalam penggunaannya, misalnya: untuk
penelitian dan riset]

N. Fasilitas

PPK akan memberikan fasilitas berupa :


.................... [sebutkan fasilitas milik PPK yang dapat
digunakan, apabila ada]
142

O. Peristiwa
Kompensasi

Termasuk peristiwa kompensasi yang dapat diberikan


ganti rugi adalah..................... [diisi apabila ada ketentuan
lain dari 62.1 huruf h]

P.

Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai


dari .................... [diisi dengan memilih APBN/APBD]

Sumber
Pembiayaan

Q. Pembayaran
Uang Muka

Uang
muka
diberikan
sebesar
(.....dalam huruf........) dari Nilai Kontrak

.....%

R.

Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

Personil K3 yang dipersyaratkan:.............. [diisi Ahli K3


untuk risiko tinggi atau Petugas K3 untuk risiko sedang atau
kecil]

S.

Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara:


.......... [diisi dengan memilih Termin/Bulanan/Sekaligus]
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk
mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:
.................... [sebutkan dokumennya]
Penentuan dan besaran pembayaran untuk item
peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari pekerjaan utama (material on site),
ditetapkan sebagai berikut:
1. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
2. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
3. ................... dst
[contoh peralatan: eskalator, lift, pompa air stationer, turbin,
peralatan elektromekanik; contoh bahan fabrikasi: sheet pile,
geosintetik, konduktor, tower, insulator; contoh bahan jadi:
beton pracetak]

T.

Serah Terima
sebagian
pekerjaan

Dalam kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan


sebagian atau secara parsial untuk bagian sebagai
berikut:
1. ...................
2. ...................
3. Dst..
[diisi bagian pekerjaan yang berfungsi dan segera
dimanfaatkan (apabila ada)]

U. Penyesuaian
Harga
(Eskalasi/Deeskalasi)

Penyesuaian harga .. [dipilih: diberikan/

tidak diberikan] dalam hal diberikan maka rumusannya


sebagai berikut:
Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan;

143

Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran;


a

= Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan overhead;


Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran
komponen keuntungan dan overhead maka a = 0,15.

b, c, d= Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan,


alat kerja, dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+....dst adalah 1,00.
Bn, Cn, Dn= Indeks harga komponen pada saat pekerjaan
dilaksanakan (mulai bulan ke-13 setelah
penandatanganan kontrak).
Bo, Co, Do= Indeks harga komponen pada bulan ke-12 setelah
penanda-tanganan kontrak.
Rumusan tersebut diatas memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja, alat kerja, bahan bakar, dan
sebagainya ditetapkan seperti contoh sebagai berikut:
Pekerjaan
Timbunan
Galian
Galian dengan alat
Beton
Beton bertulang

Koefisien Komponen

a.
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15

b.
.
.
.
.
.

c.
.
.
.
.
.

d.
.
.
.
.
.

a+b+c+d
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00

b) Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan BPS.


c) Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS,
digunakan indeks harga yang dikeluarkan oleh instansi teknis.
d) Rumusan penyesuaian nilai kontrak ditetapkan sebagai berikut:
Pn = (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+.... dst
Pn = Nilai Kontrak setelah dilakukan penyesuaian Harga Satuan;
Hn = Harga Satuan baru setiap jenis komponen pekerjaan setelah
dilakukan penyesuaian harga menggunakan rumusan
penyesuaian Harga Satuan;
V = Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang dilaksanakan.
e) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh PPK, apabila penyedia
telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;
f) Penyedia dapat mengajukan secara berkala selambat-lambatnya setiap
6 (enam) bulan.

V. Denda

1. Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan


untuk setiap hari keterlambatan adalah 1/1000
(satu perseribu) dari ................... [total nilai kontrak
atau nilai bagian kontrak yang belum diserahterimakan
apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara
parsial]
2. Sanksi finansial terhadap realisasi pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan nilai TKDN Penawaran
dikenakan berdasarkan perbedaan antara nilai
TKDN Penawaran dengan nilai TKDN realisasi
pelaksanaan dikalikan dengan Harga Penawaran,
dengan perbedaan nilai TKDN maksimal sebesar
15% (lima belas persen).

144

W. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

Sanksi kepada penyedia apabila melanggar ketentuan


mengenai subkontrak :
a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
mensubkontrakkan
pekerjaan,
maka
akan
dikenakan denda .. [ketentuan ini untuk
nilai paket di bawah Rp 2.500.000.000, dengan mengisi
di denda senilai pekerjaan yang dikontrakkan kepada
pihak lain atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
b. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang tidak mensubkontrakkan pekerjaan, maka
akan dikenakan denda .. [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
c. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang mensubkontrakkan pekerjaan utama, maka
akan dikenakan denda [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan]

X. Penyelesaian
Perselisihan
/Sengketa

Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa diantara para


pihak, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan
perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk
mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
maka
para
pihak
sepakat
menyelesaikan
perselisihan/sengketa melalui .......... [diisi pengadilan
atau arbitrase]
Keputusan BANI mengikat Para Pihak yang bersengketa
sebagai keputusan tingkat pertama dan terakhir.

145

Lampiran A Syarat-Syarat Khusus Kontrak


Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang
[dicantumkan apabila ada]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut
uraian personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi,
dan jumlah orang bulan]
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab
kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang
disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan]

146

BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Perhatian:
Pokja ULP menguraikan spesifikasi teknis dan gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.

A. Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan
yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup
kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan;

bahan

yang

dipergunakan

dalam

7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;


8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis bahan
bangunan konstruksi yang akan digunakan untuk pekerjaan
permanen maupun untuk pekerjaan sementara atau penunjang, dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis bahan yang boleh
digunakan;
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang digunakan sedapat
mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan diberi
penjelasan cara penggunaan yang benar dan selamat;
c. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai
bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas
acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan
bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan
prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;

147

d. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data


Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan
oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber-sumber yang
berkompeten dan/ atau berwenang.
11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis alat dan
perkakas yang akan digunakan untuk pelaksanaan konstruksi,
maupun peralatan permanen kelengkapan bangunan konstruksi dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis alat yang harus digunakan
tersebut;
b. Setiap jenis alat dan perkakas yang digunakan sedapat mungkin
dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya serta lebih mudah
penggunaan dan perawatannya, dan diberi penjelasan singkat cara
penggunaan dan pemeliharaannya;
c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi
sistem perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah
paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/
pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual
produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan
pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja ULP dan/atau Ahli K3/Petugas K3 harus mengidentifikasi
bahaya dari setiap jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan
konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang harus
dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling
kecil bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja
yang lebih aman dan selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja,
sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan
rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses
tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan
yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis bahaya dan
risikonya (Job Safety Analysis) dan harus dilakukan tindakan
pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin
kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3
Konstruksi;

148

f. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh


tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah
mempunyai
kompetensi
untuk
melaksanakan
jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Identifikasi bahaya harus dilakukan terhadap setiap metode
konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis
untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material
dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan oprator
yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun
dan menggunakan metoda kerja dapat meliputi penggunaan alat
utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara
dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja
dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan
material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus
diidentifikasi bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan
efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca,
alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah
dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis
dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya harus dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat
dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus
digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga
kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang
sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah
berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau
lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi
pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.

149

14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan
dan gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur
teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan
oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan,
baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal,
plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis
pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait
dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat
memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait
pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan
pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan
standar K3 yang berlaku;
c. Setiap
kegiatan/pekerjaan
pelaksanaan,
pemasangan,
pembongkaran,
pemindahan,
pengangkutan,
pengangkatan,
penyimpanan,
perletakan,
pengambilan,
pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga
terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi
teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang K3 di atas harus
mempunyai kemampuan melakukan analisis keselamatan pekerjaan
(job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk
memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan
diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau
penyakit di tempat kerja;
e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko,
sebelum diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan
ketepatannya oleh Petugas/Ahli K3 Konstruksi;
f. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilaksanakan oleh
Petugas/ Ahli K3 Konstruksi/berkonsultansi dengan Ahli K3
Konstruksi.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

150

BAB XII
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan
1.

Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2.

Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan


kuantitas pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana
diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

3.

Untuk bagian kontrak Lump Sum apabila harus dilampirkan harga dalam
Daftar Kuantitas dan Harga diisi lengkap yang telah mencakup semua
biaya pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, pajak,
keuntungan, overhead dan yang diatur dalam Kontrak.

4.

Untuk bagian kontrak harga satuan, harga dalam Daftar Kuantitas dan
Harga harus diisi lengkap yang telah mencakup semua biaya pekerjaan,
personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, pajak, keuntungan,
overhead (termasuk biaya K3) dan yang diatur dalam Kontrak.

5.

Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran. Jika Penyedia


lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan
tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

6.

Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak


harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika
mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap
telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang lain.

7.

Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan


penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan
huruf pada Surat Penawaran maka yang berlaku nilai dalam huruf;
b. Jika tulisan dalam huruf tidak bermakna maka yang berlaku angka;
c. Apabila angka tidak dapat dibaca maka penawaran dinyatakan
gugur;
d. Bagian pekerjaan Lump Sum
Koreksi aritmatik untuk penawaran yang melampirkan Daftar
Kuantitas dan Harga hanya dilakukan untuk menyesuaikan volume
pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan
yang tercantum dalam Dokumen pengadaan tanpa mengubah total

151

e.

nilai penawaran untuk bagian kontrak Lump Sum.


Bagian pekerjaan Harga Satuan
Koreksi aritmatik dilakukan sebagai berikut:
1) volume pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga disesuaikan dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan;
2) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume (perkalian
antara satuan dengan kuantitas) dengan harga satuan pekerjaan
maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume
pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah; dan
3) jenis pekerjaan :
(1) yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk
dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan harga satuan
pada Daftar Kuantitas dan Harga tetap dibiarkan kosong.
(2) tidak ditawarkan atau menawarkan di bawah spesifikasi
yang ditentukan, maka dilakukan klarifikasi, apabila hasil
klarifikasi menunjukkan jenis pekerjaan tersebut merupakan
pekerjaan utama (major item) dan merupakan
penyimpangan yang bersifat penting/pokok yang
mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/kinerja pekerjaan
maka dinyatakan tidak memenuhi persyaratan dan
penawaran tidak dilakukan evaluasi lebih lanjut.
(3) jika terjadi jenis pekerjaan tidak ditulis dengan lengkap
maka akan dilakukan klarifikasi dan penilaian untuk
dilanjutkan atau tidak dilanjutkan pada evaluasi penawaran.

8. Total harga penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi nilai total
HPS dinyatakan gugur.

152

Daftar 1: Mata Pembayaran Umum19

CONTOH

A. Bagian Kontrak Harga Satuan

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total
Harga
20

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
B. Bagian Kontrak Lump Sum

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total
Harga

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

19

Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

20

153

Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: ....................21


CONTOH

A. Bagian Kontrak Harga Satuan

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total
Harga
22

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
B. Bagian Kontrak Lump Sum

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total
Harga
18

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

21
22

Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan
Konstruksi ini di antara bagian-bagian pekerjaan lain.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

154

Daftar 3: Mata Pembayaran ..................... 23

CONTOH

A. Bagian Kontrak Harga Satuan

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total
Harga
24

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
B. Bagian Kontrak Lump Sum

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total
Harga
20

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

23
24

Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata
Pembayaran Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

155

Daftar Rekapitulasi

Mata Pembayaran

CONTOH

Harga

A. Bagian Kontrak Lump Sum


Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum
Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran ...................
dll.
Jumlah A (Daftar 1+2+3+.........)
B. Bagian Kontrak Harga Satuan
Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum
Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran ...................
dll.
Jumlah B (Daftar 1+2+3+.........)
TOTAL NILAI
PPN 10%
Total termasuk PPN 10%

156

BAB XIII
BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen ]


Nomor
: ....................
Lampiran : ....................

...................., . .................... 20....

Kepada Yth.:
....................
di ....................
Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan ....................
.................... .................... .................... .................... .................... ................
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor .................... tanggal
.................... perihal .................... dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp....................
(.........dalam huruf...........) telah ditetapkan oleh Pokja ULP/Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi berdasarkan surat penetapan nomor
.................... tanggal .................... dan kami menyatakan menerima hasil penetapan
tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat
Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ.
Penunjukan ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran Saudara
tersebut diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
Satuan Kerja ....................
Pejabat Pembuat Komitmen
....................

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................
Tembusan Yth. :
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
Unit Eselon 1
Unit Eselon 2. /Kepala Satuan kerja..
.................... [Pokja ULP]
......... dst

157

B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]


SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor : ....................
Paket Pekerjaan : ....................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


........................................ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;
berdasarkan Surat Perjanjian ....................
...................., bersama ini memerintahkan :

nomor

....................

tanggal

........................................ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


........................................ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh : ....................
selanjutnya disebut sebagai Penyedia;
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Lingkup pekerjaan : ....................;
2. Tanggal mulai kerja : .................... [hari/bulan/tahun];
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian : selama (.........dalam huruf...........) hari kalender
dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal ....................
[hari/bulan/tahun];

158

5. Denda : Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan


Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar ........ [1/1000 (satu
per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN
sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak].
...................., . .................... 20.....
Untuk dan atas nama ....................
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................
Menerima dan menyetujui:
Untuk dan atas nama ....................
[tanda tangan]
[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]

159

C. BENTUK SURAT JAMINAN


Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ....................................................... [Pokja ULP]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .......................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Sanggahan Banding dalam mengajukan sanggahan banding
hasil pelelangan pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ....................................................... [peserta pelelangan]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata Sanggahan Banding yang diajukan tidak benar.


Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .................. (........dalam huruf..........) hari
kalender, dari tanggal .................. s.d. .................. (masa laku jaminan
sanggahan banding 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan sanggahan
banding)
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari
Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah
tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari

160

4.

5.
6.

Penerima Jaminan dan pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang


diajukan Yang Dijamin tidak benar.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ...................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini
ke .[bank]

161

Jaminan Sanggahan Banding dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN SANGGAHAN BANDING
Nomor Jaminan :

Nilai :

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: [nama],


[alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan [nama penerbit jaminan],
[alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
[nama Pokja ULP],
[alamat] sebagai Pelaksana
Pelelangan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah
Rp (terbilang )
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
berkaitan dengan sanggahan banding terhadap hasil pelelangan pekerjaan
................. yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama . (dalam huruf) hari
kalender dan efektif mulai dari tanggal sampai dengan
tanggal [masa laku jaminan sanggahan banding 15 (lima
belas)hari kerja sejak pengajuan sanggahan banding]
4. Jaminan ini berlaku apabila:
Sanggahan Banding yang diajukan TERJAMIN dinyatakan tidak benar.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai
pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang diajukan TERJAMIN
tidak benar.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal ...
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

......................................

......................................

162

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ...................................................................
dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ............................................... [nama bank] berkedudukan di
................................................. [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ................................................. [nama PPK]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .................................................


(terbilang ..............................................dalam huruf..................................................)
sebagai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan ............ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ................................................. [nama penyedia]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama ................. (........dalam huruf.........)
hari kalender, dari tanggal .................................. s.d. ..................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

163

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

: .....................
: .....................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]

164

Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


(Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN PELAKSANAAN
Nomor Jaminan : ...................................

Nilai : ...................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ................................... [nama],


................................... [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan
................................... [nama penerbit jaminan],
................................... [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai
PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
................................... [nama PPK], ...................................... [alamat] sebagai
Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah Rp ................................... (terbilang ...................................)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan ................. yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat
Penunjukan
Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN
No. ................................... tanggal ...................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama .. (dalam huruf) hari
kalender dan efektif mulai dari tanggal sampai dengan tanggal

4. Jaminan ini berlaku apabila :


a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya
dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai
pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

165

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus


sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke [Penerbit

Jaminan]

166

Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ........................................................ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebut :

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang ................................................................................ ...................................)
sebagai Jaminan Uang Muka untuk pekerjaan ........... dalam bentuk garansi
bank, apabila :
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
Uang Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama . (.dalam huruf....)
hari kalender, dari tanggal . s.d. .
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

167

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai
pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: .
: .

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

168

Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


(Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN UANG MUKA
Nomor Jaminan : ........................................

Nilai : ..................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ........................................ [nama],


........................................ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan
........................................ [nama penerbit jaminan],
........................................ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut
sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
...................................... [nama PPK], ........................................ [alamat] sebagai
Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah
Rp
..................................................................
(terbilang
................................. )
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan .................. yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat
Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No.
................... tanggal .................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama .. (............dalam huruf.................)
hari kalender dan efektif mulai dari tanggal ................... sampai dengan
tanggal ........................................
4. Jaminan ini dicairkan apabila :
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
kepada PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar
menurut Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan
sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya

169

harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

......................................

......................................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini
ke [Penerbit Jaminan]

170

Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebu t:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Pemeliharaan untuk pekerjaan ................ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .. (dalam huruf) hari kalender, dari tanggal ........................................ s.d. ........................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

171

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..........................
: ..........................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke .[bank]

172

Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN PEMELIHARAAN
Nomor Jaminan : ........................................

Nilai : ..............................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ........................................ [nama],


........................................ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan
........................................ [nama penerbit jaminan],
........................................ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut
sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
........................................ [nama PPK], ........................................ [alamat] sebagai
Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah Rp ...................................................(terbilang .....................................)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan ....................... yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar
Surat Penunjukan
Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA
JAMINAN No. ......................... tanggal .............................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama .. (........dalam huruf.........)
hari kalender dan efektif mulai dari tanggal ......................... sampai dengan
tanggal ..........................
4. Jaminan ini dicairkan apabila :
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai
pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

173

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus


sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

......................................

......................................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini
ke .[Penerbit Jaminan]

174

D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK

[Kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]


SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
Dalam
rangka
memenuhi
persyaratan
kualifikasi
pengadaan
pekerjaan................................... pada ......................................
dengan ini menerangkan kesediaan memberikan dukungan keuangan kepada :
Nama Perusahaan
Alamat
Nomor Rekening
Nama Penanggung Jawab

: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................

Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai


Pemenang, maka Bank .................. bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan
dengan dana paling kurang Rp. .................. (terbilang ..................).
Demikian Surat Keterangan
dipergunakan semestinya.

Dukungan

Keuangan

Dikeluarkan di
Pada tanggal

diberikan

untuk

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke
.[bank]

175

E. PENGUMUMAN [PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN LANGSUNG] DENGAN


PASCAKUALIFIKASI
E.1 Pengumuman pelelangan umum/pemilihan langsung secara elektronik
mengikuti petunjuk/pedoman sistem pengadaan secara elektronik pada
website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi
bersangkutan.
E.2 Pengumuman pelelangan umum/pemilihan langsung secara elektronik di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum diatur dengan mekanisme
sesuai yang tercantum di dalam portal LPSE PU full e-procurement dengan
langkah-langkah antara lain:
1. No Pengumuman :

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


2. Nama Pokja

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


3. Paket Pekerjaan

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


4. Persyaratan Peserta

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


5. Pelaksanaan Pengadaan

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


6. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan *)

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

176

DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 1
UMUM ................................................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................................. 5
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) ................................................................................... 5
A. UMUM ........................................................................................................................... 5
1.
LINGKUP PEKERJAAN ...................................................................................................... 5
2.
SUMBER DANA .............................................................................................................. 5
3.
PESERTA ......................................................................................................................... 5
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG
SERTA PENIPUAN ............................................................................................................ 6
5.
LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN ..................................................................... 7
6.
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI ................................................................ 8
7.
SATU PENAWARAN TIAP PESERTA .................................................................................... 8
B. DOKUMEN PENGADAAN ............................................................................................. 9
8.
PENGAMBILAN DOKUMEN PENGADAAN.......................................................................... 9
9.
ISI DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI ...................................................... 9
10. BAHASA DOKUMEN PENGADAAN ................................................................................. 10
11. PEMBERIAN PENJELASAN ............................................................................................... 10
12. PERUBAHAN DOKUMEN PENGADAAN ........................................................................... 12
13. TAMBAHAN WAKTU PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN........................................... 12
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN ...................................................................... 12
14. BIAYA DALAM PENYIAPAN PENAWARAN ....................................................................... 12
15. BAHASA PENAWARAN .................................................................................................. 12
16. DOKUMEN PENAWARAN .............................................................................................. 13
17. HARGA PENAWARAN.................................................................................................... 13
18. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN .................................................... 14
19. MASA BERLAKU PENAWARAN ....................................................................................... 14
20. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ................................................................................. 14
21. PAKTA INTEGRITAS ....................................................................................................... 14
22. PENGISIAN DOKUMEN ISIAN KUALIFIKASI ..................................................................... 14
23. JAMINAN PENAWARAN ................................................................................................. 15
D. DOKUMEN PENAWARAN ........................................................................................... 16
24. PEMASUKAN DAN CARA PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN .................................. 16
25. BATAS AKHIR PEMASUKAN PENAWARAN ....................................................................... 17
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN ............................................................. 17
26. PEMBUKAAN PENAWARAN............................................................................................ 17
27. KLARIFIKASI DAN KONFIRMASI PENAWARAN ................................................................ 18
28. HAK MENOLAK ATAU MENERIMA PENAWARAN ............................................................ 19
29. EVALUASI PENAWARAN ................................................................................................ 19
30. EVALUASI KUALIFIKASI ................................................................................................. 32
31. PEMBUKTIAN KUALIFIKASI ............................................................................................ 32
F. PENETAPAN PEMENANG............................................................................................. 33
32. PENETAPAN PEMENANG ................................................................................................ 33
33. PENGUMUMAN PEMENANG .......................................................................................... 35
34. SANGGAHAN................................................................................................................ 35
35. SANGGAHAN BANDING ................................................................................................ 36
G. PENUNJUKAN PEMENANG PENGADAAN .................................................................. 37

36. PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA ........................................................................ 37


37. KERAHASIAAN PROSES .................................................................................................. 38
H. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................. 39
38. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................... 39
I. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN ............................................................................... 40
39. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN .................................................................................... 40
J. PENANDATANGANAN KONTRAK .............................................................................. 41
40. PENANDA-TANGANAN KONTRAK .................................................................................. 41
BAB III ............................................................................................................................... 44
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) ................................................................................... 44
A. LINGKUP PEKERJAAN .................................................................................................... 44
B.
SUMBER DANA ............................................................................................................ 44
C. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI .............................................................. 44
D. PEMBERIAN PENJELASAN DOKUMEN PENGADAAN DAN PENINJAUAN LAPANGAN ............ 45
E.
DOKUMEN PENAWARAN .............................................................................................. 45
F.
MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN .................................................... 47
G. MASA BERLAKUNYA PENAWARAN................................................................................. 47
H. JAMINAN PENAWARAN ................................................................................................. 47
I.
PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN ....................................................................... 47
J.
BATAS AKHIR WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN .......................................................... 47
K. PEMBUKAAN PENAWARAN............................................................................................ 47
L.
AMBANG BATAS........................................................................................................... 47
M. SANGGAHAN, DAN SANGGAHAN BANDING................................................................... 48
N. JAMINAN SANGGAHAN BANDING ................................................................................. 48
BAB IV ............................................................................................................................... 49
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK) ................................................................................. 49
A. LINGKUP KUALIFIKASI .................................................................................................. 49
B.
PERSYARATAN KUALIFIKASI ........................................................................................... 49
BAB V ................................................................................................................................ 51
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ................................................................................. 51
A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN (KSO) .. 51
B.
BENTUK SURAT KUASA ........................................................................................... 53
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO) ...................... 55
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS .......................................................... 58
E.
BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN
DALAM NEGERI (TKDN) ......................................................................................... 59
F.
BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR ......................................................... 61
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR .................................................................................. 61
G. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)
................................................................................................................................... 62
H. BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)........................ 74
I.
BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK ...................................................... 75
J.
BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN
(HANYA UNTUK BADAN USAHA KECIL)........................................................................ 77
K. BENTUK PAKTA INTEGRITAS .................................................................................. 79
L.
BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI ............................................................... 81
BAB VI ............................................................................................................................... 86
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI ............................................................ 86

ii

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.

DATA ADMINISTRASI ................................................................................................... 86


IZIN USAHA ................................................................................................................. 86
SERTIFIKAT BADAN USAHA ........................................................................................... 86
IZIN LAINNYA (APABILA DIPERSYARATKAN, YANG SESUAI DENGAN PEKERJAAN YANG
DILELANGKAN) ............................................................................................................ 86
LANDASAN HUKUM PENDIRIAN BADAN USAHA ............................................................ 86
PENGELOLA BADAN USAHA (PENGAWAS/PENGURUS)................................................... 86
DATA KEUANGAN ........................................................................................................ 86
DATA PERSONIL INTI .................................................................................................... 87
DATA PERALATAN ........................................................................................................ 87
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN ............................................................................... 87
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR ..................................... 87
DATA PEKERJAAN YANG SEDANG DILAKSANAKAN ......................................................... 87
MODAL KERJA ............................................................................................................. 88
KEMITRAAN/KSO........................................................................................................ 88

BAB VII .............................................................................................................................. 89


TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI ............................................................................... 89
BAB VIII............................................................................................................................. 92
BENTUK RANCANGAN KONTRAK ................................................................................... 92
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................................ 92
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................................ 96
BAB IX ............................................................................................................................. 100
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK ............................................................................. 100
A. KETENTUAN UMUM ................................................................................................. 100
1.
DEFINISI .................................................................................................................... 100
2.
PENERAPAN ................................................................................................................ 103
3.
BAHASA DAN HUKUM ................................................................................................ 103
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG
SERTA PENIPUAN ........................................................................................................ 104
5.
ASAL MATERIAL/ BAHAN ........................................................................................... 105
6.
KORESPONDENSI ........................................................................................................ 105
7.
WAKIL SAH PARA PIHAK ............................................................................................ 105
8.
PEMBUKUAN .............................................................................................................. 105
9.
PERPAJAKAN............................................................................................................... 105
10. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK ...................................................................... 105
11. PENGABAIAN.............................................................................................................. 106
12. PENYEDIA MANDIRI ................................................................................................... 106
13. KEMITRAAN/ KSO ..................................................................................................... 106
14. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN .................................................................... 106
15. PERSETUJUAN ATAU PERNYATAAN TIDAK BERKEBERATAN DARI PENGAWAS PEKERJAAN 106
16. PERINTAH .................................................................................................................. 107
17. PENEMUAN-PENEMUAN ............................................................................................. 107
18. AKSES KE LOKASI KERJA .............................................................................................. 107
B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK ......... 107
19. MASA PELAKSANAAN (JANGKA WAKTU PELAKSANAAN) PEKERJAAN ............................. 107
B.1
PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................................................................... 108
20. PENYERAHAN LOKASI KERJA ....................................................................................... 108
21. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) .................................................................... 108
22. PROGRAM MUTU ....................................................................................................... 109
23. PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) .............................................. 109

iii

24. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK ................................................................ 110


25. MOBILISASI ............................................................................................................... 110
26. PEMERIKSAAN BERSAMA ............................................................................................. 110
27. PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI................................................................... 111
B.2
PENGENDALIAN WAKTU .................................................................................. 111
28. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN ............................................................................. 111
29. PERPANJANGAN WAKTU............................................................................................. 112
30. PENUNDAAN OLEH PENGAWAS PEKERJAAN ................................................................. 112
31. RAPAT PEMANTAUAN ................................................................................................. 112
32. PERINGATAN DINI ...................................................................................................... 113
B.3
PENYELESAIAN KONTRAK ................................................................................. 113
33. SERAH TERIMA PEKERJAAN ......................................................................................... 113
34. PENGAMBILALIHAN .................................................................................................... 114
35. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ PEMELIHARAAN.................................. 114
B.4
ADENDUM ......................................................................................................... 114
36. PERUBAHAN KONTRAK ............................................................................................... 114
37. PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN ............................................................................... 115
38. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA ......................................................................... 116
39. PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ......................................................... 116
40. PENYESUAIAN HARGA (ESKALASI/DE-ESKALASI) ......................................................... 117
B.5
KEADAAN KAHAR.............................................................................................. 118
41. KEADAAN KAHAR....................................................................................................... 118
B.6
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ................................................. 119
42. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ................................................................ 119
43. KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS ............................. 121
44. PENINGGALAN ........................................................................................................... 123
C. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ........................................................................ 123
45. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ............................................................................ 123
46. PENGGUNAAN DOKUMEN-DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI .............................. 124
47. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL .................................................................................... 124
48. PENANGGUNGAN DAN RISIKO .................................................................................... 124
49. PERLINDUNGAN TENAGA KERJA .................................................................................. 125
50. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN .................................................................................... 126
51. ASURANSI .................................................................................................................. 126
52. TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS
PEKERJAAN................................................................................................................. 126
53. LAPORAN HASIL PEKERJAAN........................................................................................ 127
A.
JENIS DAN KUANTITAS BAHAN YANG BERADA DI LOKASI PEKERJAAN; ............................. 127
B.
PENEMPATAN TENAGA KERJA UNTUK TIAP MACAM TUGASNYA;..................................... 127
C.
JENIS, JUMLAH DAN KONDISI PERALATAN; ................................................................... 127
D.
JENIS DAN KUANTITAS PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN;............................................. 127
E.
KEADAAN CUACA TERMASUK HUJAN, BANJIR DAN PERISTIWA ALAM LAINNYA YANG
BERPENGARUH TERHADAP KELANCARAN PEKERJAAN; DAN ............................................ 127
F.
CATATAN-CATATAN LAIN YANG BERKENAAN DENGAN PELAKSANAAN. .......................... 127
54. KEPEMILIKAN DOKUMEN ........................................................................................... 127
55. KERJASAMA ANTARA PENYEDIA DAN SUB PENYEDIA .................................................... 128
56. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL ................................................... 128
57. PENYEDIA LAIN .......................................................................................................... 129
58. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ....................................................................... 129
59. PEMBAYARAN DENDA ................................................................................................ 129
60. JAMINAN ................................................................................................................... 129
D. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA ............................................... 130
61. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN ....................................................................... 130

iv

E. KEWAJIBAN PPK ........................................................................................................ 131


62. FASILITAS ................................................................................................................... 131
63. PERISTIWA KOMPENSASI ............................................................................................ 131
F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA .......................................................................... 132
64. HARGA KONTRAK ...................................................................................................... 132
65. PEMBAYARAN ............................................................................................................ 133
66. HARI KERJA................................................................................................................ 136
67. PERHITUNGAN AKHIR ................................................................................................. 136
68. PENANGGUHAN ......................................................................................................... 137
G. PENGAWASAN MUTU............................................................................................... 137
69. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN .............................................................................. 137
70. PENILAIAN PEKERJAAN SEMENTARA OLEH PPK............................................................. 137
71. CACAT MUTU ............................................................................................................ 137
72. PENGUJIAN ................................................................................................................ 138
73. PERBAIKAN CACAT MUTU .......................................................................................... 138
74. KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KEGAGALAN BANGUNAN ............................................ 139
H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN.................................................................................. 139
75. PENYELESAIAN PERSELISIHAN ...................................................................................... 139
76. ITIKAD BAIK .............................................................................................................. 140
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK) ............................................................... 141
A. KORESPONDENSI ........................................................................................................ 141
B.
WAKIL SAH PARA PIHAK ............................................................................................ 141
C. JENIS KONTRAK .......................................................................................................... 141
D. TANGGAL BERLAKU KONTRAK .................................................................................... 141
E.
MASA PELAKSANAAN ................................................................................................. 141
F.
MASA PEMELIHARAAN ............................................................................................... 141
G. PERBAIKAN CACAT MUTU .......................................................................................... 141
H. UMUR KONSTRUKSI ................................................................................................... 142
I.
PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ .......................................................... 142
PEMELIHARAAN ................................................................................................................... 142
J.
PEMBAYARAN TAGIHAN ............................................................................................. 142
K. PENCAIRAN JAMINAN ................................................................................................. 142
L.
TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS
PEKERJAAN................................................................................................................. 142
M. KEPEMILIKAN DOKUMEN ........................................................................................... 142
N. FASILITAS ................................................................................................................... 142
O. PERISTIWA KOMPENSASI ............................................................................................ 143
P.
SUMBER PEMBIAYAAN ................................................................................................ 143
Q. PEMBAYARAN UANG MUKA ....................................................................................... 143
R.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ....................................................................... 143
S.
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN ............................................................................. 143
T.
SERAH TERIMA SEBAGIAN PEKERJAAN .......................................................................... 143
U. PENYESUAIAN HARGA (ESKALASI/DE-ESKALASI) ......................................................... 143
V. DENDA ...................................................................................................................... 144
W. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL ................................................... 145
X. PENYELESAIAN PERSELISIHAN /SENGKETA ................................................................... 145
LAMPIRAN A SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK .............................................................. 146
BAB XI ............................................................................................................................. 147
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR ............................................................................... 147
A. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS ........................................................................................ 147
B.
KETERANGAN GAMBAR .............................................................................................. 150
BAB XII ............................................................................................................................ 151

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA ................................................................................ 151


KETERANGAN ...................................................................................................................... 151
BAB XIII ........................................................................................................................... 157
BENTUK DOKUMEN LAIN ............................................................................................. 157
A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ) ................... 157
B.
BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ............................................. 158
C. BENTUK SURAT JAMINAN .................................................................................... 160
D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK ............ 175
E.
PENGUMUMAN [PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN LANGSUNG] DENGAN
PASCAKUALIFIKASI................................................................................................ 176

vi

BUKU PK 01 HS :
STANDAR DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
(PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN LANGSUNG)
PASCAKUALIFIKASI, SATU SAMPUL, SISTEM GUGUR,
KONTRAK HARGA SATUAN

BAB I
UMUM
A.

Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang
tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP)
maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).

B.

Dokumen Pengadaan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan


dokumen penawaran.

C. Dalam dokumen pengadaan digunakan pengertian, istilah, dan singkatan sebagai


berikut:
Pekerjaan
Konstruksi

: adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;

Kontrak
Harga
Satuan

: adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas


penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan
tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan
spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya
masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran
bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar
telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa;

HEA

: adalah Harga Evaluasi Akhir yang merupakan


penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga
penawaran dalam proses pengadaan dimana unsur
preferensi harga telah diperhitungkan berdasarkan
capaian TKDN dan status perusahaan;

LDP

: adalah Lembar Data Pemilihan yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
jenis pekerjaan antara lain meliputi penyiapan,
penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata cara
penilaian dokumen penawaran, pengumuman
pemenang, sanggahan, dan sanggahan banding;

LDK

: adalah Lembar Data Kualifikasi yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
kualifikasi yang diperlukan penyedia barang/jasa
antara lain dalam menyiapkan, mengisi formulir isian
kualifikasi, dan melengkapi pakta integritas;

APIP

: adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)


yang selanjutnya disebut Inspektorat K/L/D/I
bertugas melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
1

evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain


terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi;
Penyedia

: adalah
badan
usaha
yang
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi;

Sub penyedia

: adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja


dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak);

Kemitraan/
Kerja Sama
Operasi (KSO )

: adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia


nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing
pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;

Surat Jaminan

: adalah jaminan tertulis yang selanjutnya disebut


Jaminan, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan Penjaminan/ Perusahaan Asuransi
yang diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia;

Hari

: adalah hari kalender untuk proses pemilihan secara


elektronik, pelaksanaan kontrak dan jaminanjaminan, kecuali hari kerja untuk proses sanggahan
banding;

Daftar kuantitas
dan harga

: adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan


dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran;

Harga
Perkiraan
Sendiri (HPS)

: adalah perhitungan perkiraan biaya seluruh volume


pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan yang
disusun dan ditetapkan oleh PPK, dikalkulasikan
secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan sudah termasuk biaya umum,
keuntungan pekerjaan, dan beban pajak, serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran
penawaran termasuk rinciannya;

Pekerjaan
Utama

: adalah jenis pekerjaan yang secara langsung


menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu
konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan;

Mata
Pembayaran
Utama

: adalah mata pembayaran yang pokok dan penting


yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan
puluh per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan,
dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai
bobotnya terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP
dalam Dokumen Pengadaan;

menyediakan/

Harga Satuan
Pekerjaan (HSP)

: adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu


satuan tertentu;

Harga Satuan
Dasar (HSD)

: adalah harga satuan komponen dari harga satuan


pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari)
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per
ton)
c. Peralatan (per jam, per hari)

Metode
pelaksanaan
pekerjaan

: adalah metode yang menggambarkan penguasaan


penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal
sampai akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan
(utama) dan uraian/cara kerja dari masing-masing
jenis kegiatan pekerjaan utama dan penunjang
pekerjaan utama yang dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis;

Personil inti

: adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang akan


ditempatkan secara penuh, yang di dalam organisasi
pelaksanaan
posisinya
sebagai
manajemen
pelaksanaan pekerjaan;

Bagian
pekerjaan yang
disubkontrakan

: adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama, atau


pekerjaan spesialis yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan, yang
pelaksanaannya
diserahkan
kepada
penyedia
barang/jasa dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK;

Masa
Pelaksanaan
(jangka waktu
pelaksanaan)

: adalah jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan


dihitung berdasarkan SPMK sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan;

K/L/D/I

: adalah Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat


Daerah/Institusi yang menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
: adalah Pengguna Anggaran yang merupakan pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi
Pengguna APBN/APBD;

PA

KPA

: adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang merupakan


pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan
APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD;

ULP

: adalah Unit Layanan Pengadaan yang dibentuk oleh


3

Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala Daerah/


Pimpinan Institusi yang berfungsi melaksanakan
pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen. ULP
dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang
sudah ada;
Pokja ULP

: adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari ULP yang


disusun dan ditetapkan oleh Kepala ULP berfungsi
untuk melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
Anggota Pokja ULP terlebih dahulu ditetapkan oleh
PA/KPA/Kepala Daerah;

PPK

: adalah Pejabat Pembuat Komitmen yang bertanggung


jawab atas pelaksanaan pekerjaan;

SPPBJ

: adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa yang


diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk melaksanakan pekerjaan;

TKDN

: adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri besarnya


komponen dalam negeri pada barang, jasa, dan
gabungan barang dan jasa;

RK3K

: adalah Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Kontrak, merupakan dokumen lengkap rencana
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak
suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia
Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU;

D. [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan pascakualifikasi ini dibiayai


dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
E.

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] ini terbuka dan dapat diikuti oleh
semua peserta yang berbentuk badan usaha tunggal atau kemitraan/KSO.

BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. Umum
1. Lingkup
Pekerjaan

1.1

Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta


untuk menyampaikan penawaran atas paket
pekerjaan konstruksi sebagaimana tercantum
dalam LDP.

1.2

Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana


tercantum dalam LDP.

1.3

Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan
syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan
mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga yang
tercantum dalam kontrak.

2. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari sumber


sebagaimana tercantum dalam LDP.

pendanaan

3. Peserta

3.1

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung]


pekerjaan konstruksi ini terbuka dan dapat
diikuti oleh semua peserta penyedia pelaksana
konstruksi tunggal atau kemitraan/KSO yang
memenuhi kualifikasi.

3.2

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA)


dapat mengikuti paket pekerjaan di atas
Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dan harus melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
dalam hal terdapat perusahaan nasional yang
memiliki
kemampuan
dibidang
yang
bersangkutan.

3.3

Kemitraan/KSO dilakukan sebelum memasukkan


dokumen penawaran, antar badan usaha
pelaksana konstruksi swasta dan/atau milik
pemerintah, dan/atau salah satu pesertanya
BUJKA.

3.4

Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO,


baik dengan perusahaan nasional maupun asing
maka peserta harus memiliki Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO tersebut.

3.5

Kemitraan/KSO harus terdiri dari perusahaan


nasional untuk nilai pekerjaan di bawah
Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)

3.6

Peserta kemitraan/KSO dilarang mengubah


Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi selama
proses pelelangan.

3.7

Bagi BUJKA yang mengikuti pelelangan harus


memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa Konstruksi
Asing dan melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
subkontrak dan lain-lain, dalam hal terdapat
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan
di bidang yang bersangkutan.

4. Larangan
4.1
Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan


ini berkewajiban untuk mematuhi etika
pengadaan dengan tidak melakukan tindakan
sebagai berikut :
a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP
dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi
keinginan
peserta
yang
bertentangan dengan Dokumen Pengadaan,
dan/atau peraturan perundang-undangan.;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta
lain untuk mengatur hasil [dipilih Pelelangan
Umum/Pemilihan
Langsung],
sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta
memenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua)
indikasi di bawah ini:
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen
Penawaran, antara lain pada: metode
kerja, bahan, alat, analisa pendekatan
teknis, koefisien, harga satuan dasar
upah, bahan dan alat, harga satuan
pekerjaan, dan/ atau spesifkasi teknis/
barang yang ditawarkan (merk/ tipe/
jenis) dan/ atau dukungan teknis;
2) seluruh
penawaran
mendekati HPS;

dari

peserta

3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia


Barang/Jasa yang berada dalam 1 (satu)
kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen
penawaran, antara lain kesamaan/
kesalahan pengetikan, susunan, dan
format penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari
penjamin yang sama dengan nomor seri
yang berurutan.
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar
untuk
memenuhi
persyaratan
dalam

Dokumen Pengadaan ini.


4.2

Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP


terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4.1 dikenakan sanksi
sebagai berikut :
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari
proses [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan
Langsung] atau pembatalan penetapan
pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara
berwenang.

5. Larangan
Pertentangan
Kepentingan

pidana

kepada

pihak

4.3

Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP


kepada PA/KPA.

5.1

Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi


dan perannya, dilarang memiliki/melakukan
peran ganda atau terafiliasi.

5.2

Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1


antara lain meliputi :
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan
Komisaris suatu Badan Usaha merangkap
sebagai anggota Direksi atau Dewan
Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan pekerjaan
yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan manajemen konstruksi berperan
sebagai konsultan perencana dan/atau
konsultan pengawas;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan perencana/ pengawas bertindak
sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam
pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Terintegrasi;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/
Institusi atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan
dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau
pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Pelelangan.
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik
langsung
maupun
tidak
langsung
mengendalikan atau menjalankan perusahaan
peserta;

f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang


dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh per seratus) pemegang
saham.
6. Pendayagunaan 6.1
Produksi Dalam
Negeri

Peserta berkewajiban untuk menyampaikan


penawaran yang mengutamakan pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia oleh
tenaga Indonesia (produksi dalam negeri).

6.2

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi


dimungkinkan menggunakan bahan baku, tenaga
ahli, dan perangkat lunak yang tidak berasal dari
dalam negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus
benar-benar mencerminkan bagian atau
komponen yang telah dapat diproduksi di
dalam negeri dan bagian atau komponen
yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum
diproduksi di dalam negeri dan/atau
spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi
di
dalam
negeri
belum
memenuhi
persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian
dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di
dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti
jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan,
dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan
semata-mata untuk mencukupi kebutuhan
jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di
Indonesia, disusun berdasarkan keperluan
yang nyata, dan diusahakan secara terencana
untuk semaksimal mungkin terjadinya alih
pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing
tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang
yang diimpor yang dilengkapi dengan
spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang
dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.3

Pemberian preferensi harga terhadap penawaran


peserta atas penggunaan produksi dalam negeri
ditetapkan dalam LDP.

7. Satu Penawaran 7.1


Tiap Peserta

Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun


sebagai anggota kemitraan/KSO hanya boleh

memasukkan satu penawaran untuk satu paket


pekerjaan.
7.2

B.

Setiap
peserta
yang
termasuk
dalam
kemitraan/KSO dilarang menjadi peserta baik
secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan
yang sama.

Dokumen Pengadaan

8. Pengambilan
Dokumen
Pengadaan

9. Isi Dokumen
Pengadaan
Pekerjaan
Konstruksi

8.1

Semua peserta wajib melakukan pendaftaran


sebelum mengambil Dokumen Pengadaan.

8.2

Peserta dapat mengambil Dokumen Pengadaan


sesuai hari, tanggal, waktu dan tempat
pengambilan
yang
ditentukan
dalam
pengumuman.

8.3

Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu)


perusahaan dalam pendaftaran dan pengambilan
dokumen.

9.1

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi terdiri


dari Dokumen Pemilihan dan Dokumen
Kualifikasi.

9.2

Dokumen Pemilihan terdiri atas:


a. Umum
b. Instruksi Kepada Peserta;
c. Lembar Data Pemilihan;
d. Contoh
Bentuk
meliputi:

Dokumen

Penawaran

1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO);
4) Dokumen Penawaran Teknis;
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Jaminan Penawaran;
e. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak meliputi:
1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Daftar Kuantitas dan Harga;
g. Formulir RK3K; dan
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain meliputi:
1) Pengumuman Pelelangan;

2) SPPBJ;
3) SPMK;
4) Jaminan Sanggahan Banding;
5) Jaminan Pelaksanaan;
6) Jaminan Uang Muka;
7) Jaminan Pemeliharaan;
8) Daftar Barang yang diimpor.
9.3

Isi Dokumen Kualifikasi meliputi :


a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Formulir Isian Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.

9.4

Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Pengadaan. Kelalaian menyampaikan
Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan sepenuhnya merupakan risiko
peserta.

9.5

Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis


mengenai isi Dokumen Pengadaan kepada Pokja
ULP sebelum batas akhir pemasukan penawaran.

9.6

Pokja ULP wajib menanggapi setiap permintaan


penjelasan yang diajukan peserta secara tertulis.

10. Bahasa
Dokumen
Pengadaan

Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi


tertulis dalam proses Pengadaan menggunakan Bahasa
Indonesia.

11. Pemberian
Penjelasan

11.1 Pemberian penjelasan dilakukan pada waktu dan


tempat sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dapat dihadiri oleh peserta yang terdaftar.
11.2 Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian
penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/menggugurkan penawaran.
11.3 Perwakilan peserta yang hadir pada saat
pemberian penjelasan menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
11.4 Dalam pemberian penjelasan, Pokja
menjelaskan kepada peserta mengenai :

ULP

a. lingkup pekerjaan;
b. metode pemilihan [dipilih Pelelangan Umum/
Pemilihan Langsung];
c. metode pemasukan Dokumen Penawaran;
d. kelengkapan yang harus dilampirkan bersama

10

Dokumen Penawaran;
e. jadwal batas akhir pemasukan Dokumen
Penawaran dan pembukaan Dokumen
Penawaran;
f. tatacara pembukaan Dokumen Penawaran;
g. metode evaluasi;
h. hal-hal yang menggugurkan penawaran;
i. jenis kontrak yang akan digunakan;
j. ketentuan dan cara evaluasi berkenaan
dengan preferensi harga atas penggunaan
produksi dalam negeri;
k. ketentuan tentang penyesuaian harga;
l. risiko K3 yang mungkin timbul akibat
pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya;
m. ketentuan dan cara sub kontrak sebagian
pekerjaan kepada Usaha Mikro dan Usaha
Kecil serta koperasi kecil;
n. besaran, masa berlaku dan penjamin yang
dapat menerbitkan jaminan; dan
o. ketentuan
tentang
asuransi,
asuransi
pekerjaan.
11.5 Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan
peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan
dan keperluan peserta ditanggung masingmasing.
11.6 Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen
Pengadaan, pertanyaan dari peserta, jawaban
dari Pokja ULP, perubahan substansi dokumen,
hasil peninjauan lapangan, serta keterangan
lainnya harus dituangkan dalam Berita Acara
Pemberian
Penjelasan
(BAPP)
yang
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP dan
minimal 1 (satu) wakil dari peserta yang hadir.
11.7 Apabila tidak ada satupun peserta yang hadir
atau yang bersedia menandatangani BAPP, maka
BAPP cukup ditandatangani oleh anggota Pokja
ULP yang hadir.
11.8 Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada
11.6 terdapat hal-hal/ketentuan baru atau
perubahan penting yang perlu ditampung, maka
Pokja ULP menuangkan ke dalam Adendum
Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.
11.9 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis,
gambar, dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan
persetujuan
PPK
sebelum
dituangkan
dalam
Adendum
Dokumen
Pemilihan.

11

11.10 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting


tersebut tidak dituangkan dalam Adendum
Dokumen Pengadaan, maka ketentuan baru atau
perubahan tersebut dianggap tidak ada dan
ketentuan yang berlaku adalah ketentuan dalam
Dokumen Pengadaan awal.
11.11 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil salinan BAPP dan/atau Adendum
Dokumen Pengadaan (apabila ada).
11.12 Peserta dapat mengambil salinan BAPP dan/atau
Adendum Dokumen Pengadaan yang disediakan
oleh Pokja ULP atau mengunduh melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
11.13 Sangat dianjurkan kepada peserta untuk
menghadiri pemberian penjelasan pekerjaan di
kantor dan peninjauan lapangan agar dapat
menyiapkan penawarannya dengan baik.
12. Perubahan
Dokumen
Pengadaan

12.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas


akhir pemasukan penawaran, Pokja ULP dapat
menetapkan Adendum Dokumen Pengadaan,
berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi
ketentuan
pemilihan
maupun
substansi
Dokumen Pengadaan.
12.2 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Pengadaan.
12.3 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil
salinan
Adendum
Dokumen
Pengadaan.
12.4 Peserta dapat mengambil salinan Adendum
Dokumen Pengadaan yang disediakan oleh Pokja
ULP atau mengunduhnya melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.

13. Tambahan
Waktu
Pemasukan
Dokumen
Penawaran

Dalam Adendum Dokumen Pengadaan, Pokja ULP dapat


memberikan tambahan waktu untuk memasukkan
Dokumen Penawaran.

C. Penyiapan Dokumen Penawaran


14. Biaya dalam
Penyiapan
Penawaran

14.1 Peserta menanggung semua biaya


penyiapan dan penyampaian penawaran.

dalam

15. Bahasa
Penawaran

15.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan


Bahasa Indonesia.

14.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian


apapun yang ditanggung oleh peserta.

15.2 Dokumen

pendukung

yang

terkait

dengan

12

Dokumen Penawaran dapat menggunakan Bahasa


Indonesia atau bahasa asing.
15.3 Dokumen pendukung yang berbahasa asing perlu
disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia.
Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka
yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa
Indonesia.
16. Dokumen
Penawaran

16.1

Dokumen Penawaran
kurang terdiri atas:

pokok/utama

paling

a. Penawaran Administrasi;
b. Penawaran Teknis;
c. Penawaran Harga; dan
d. Dokumen Isian Kualifikasi.
16.2 Dokumen Penawaran, meliputi :
a. surat penawaran;
b. Jaminan Penawaran asli;
c. daftar kuantitas dan harga;
d. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian
atau perubahannya (apabila dikuasakan);
e. surat perjanjian kemitraan/kerja
operasi (apabila bermitra);
f.

sama

dokumen penawaran teknis.

g. RK3K;
h. rekapitulasi perhitungan TKDN;

17. Harga
Penawaran

i.

dokumen isian kualifikasi; dan

j.

dokumen lain, seperti: Daftar Barang yang


diimpor (apabila impor).

17.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam


angka dan huruf.
17.2 Peserta mencantumkan harga kegiatan/keluaran
dan harga total untuk setiap kegiatan pekerjaan
dalam kebutuhan biaya (daftar kegiatan dan
harga) dapat dalam setiap mata pembayaran yang
pokok (milestone) atau dalam rincian. Jika harga
kegiatan/keluaran ditulis nol atau tidak
dicantumkan, maka pekerjaan tersebut tetap
harus dilaksanakan. Harga penawaran yang
mengikat adalah harga total penawaran
terkoreksi.
17.3 Biaya overhead termasuk untuk penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi, dan
13

pungutan lain serta biaya asuransi yang harus


dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi ini telah diperhitungkan
dalam total harga penawaran.
18. Mata Uang
Penawaran
dan Cara
Pembayaran

18.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam


bentuk mata uang sebagaimana tercantum dalam
LDP.

19. Masa Berlaku


Penawaran

19.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum


dalam LDP.

18.2 Pembayaran
atas
pelaksanaan
pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

19.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan,


sebelum akhir masa berlakunya penawaran, Pokja
ULP dapat meminta kepada seluruh peserta secara
tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya
penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu
dan diperhitungkan paling kurang sampai
perkiraan tanggal penandatanganan kontrak.
19.3 Berkaitan dengan 19.2, maka peserta dapat :
a. menyetujui permintaan tersebut
mengubah penawaran; atau

tanpa

b. Tidak bersedia memperpanjang sesuai


permintaan
tersebut
dan
dianggap
mengundurkan diri, serta tidak dikenakan
sanksi.
20. Bentuk
Dokumen
Penawaran

Dokumen Penawaran disampaikan secara elektronik, dan


penyerahan dokumen penawaran asli hanya dilakukan
terhadap penawaran yang akan diusulkan sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan (apabila ada).

21. Pakta
Integritas

21.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan


tidak melakukan dan akan melaporkan terjadinya
kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) termasuk
penyalahgunaan wewenang dalam pengadaan
pekerjaan konstruksi.
21.2 Pakta Integritas dimasukkan dalam Dokumen
Isian Kualifikasi dan menjadi bagian Dokumen
Penawaran.

22. Pengisian
22.1 Peserta berkewajiban untuk melengkapi dan
Dokumen Isian
menandatangani Pakta Integritas serta mengisi
Kualifikasi
Formulir Isian Kualifikasi.
22.2 Pakta Integritas dan Formulir Isian Kualifikasi
ditandatangani oleh:
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau

14

perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili perusahaan yang bekerja
sama.
23. Jaminan
Penawaran

23.1 Penggunaan jaminan penawaran:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) yang dilaksanakan oleh badan
usaha kecil menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum, bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional), serta
diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada
Kelompok Kerja ULP.
23.2 Jaminan penawaran asli bagi penyedia jasa yang
mengikuti pengadaan secara elektronik wajib
diterima Pokja ULP sebelum batas waktu
pemasukan penawaran berakhir.
23.3 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam
mata uang penawaran sebagaimana tercantum
dalam LDP.
23.4 Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal
terakhir pemasukan penawaran dan masa
berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang
tercantum dalam Jaminan Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang
dari nilai nominal sebagaimana tercantum
dalam LDP;

15

e. besaran
nilai
Jaminan
Penawaran
dicantumkan dalam angka dan huruf;
f. nama Pokja ULP yang menerima Jaminan
Penawaran sama dengan nama Pokja ULP yang
mengadakan pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan; dan
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan
kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO) harus
ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO
23.5 Jaminan Penawaran dari pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
pemenang
lelang
menyerahkan
Jaminan
Pelaksanaan dan menandatangani kontrak.
23.6 Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak
ditetapkan sebagai pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
penandatanganan kontrak.
23.7 Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan
apabila sebagai:
a. peserta terlibat KKN (untuk jaminan yang
dikeluarkan oleh bank umum);
b. peserta menarik kembali penawarannya
selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai Jaminan
Pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 harga penawarannya di bawah 80%
HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
e. calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri atau
gagal tanda tangan kontrak.
D. Dokumen Penawaran
24. Pemasukan
dan Cara
Penyampaian
Dokumen

24.1 Pemasukan
Dokumen
Penawaran
menggunakan metode 1 (satu) sampul.
24.2 Peserta

menyampaikan

dokumen

dengan

penawaran

16

Penawaran

dengan cara mengunggah pada sistem pengadaan


secara elektronik melalui website Kementerian/
Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan sesuai
ketentuan dalam LDP.

25. Batas Akhir


Pemasukan
Penawaran

Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui


sistem pengadaan secara elektronik melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan
paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam LDP.

E.

Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

26. Pembukaan
Penawaran

26.1 Dokumen Penawaran dibuka di hadapan peserta


pada waktu dan tempat sebagaimana tercantum
dalam LDP yang dihadiri paling kurang 2 (dua)
peserta sebagai saksi.
26.2 Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan
Dokumen Penawaran menunjukkan tanda pengenal
dan surat tugas kepada Pokja ULP.
26.3 Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu)
peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP menunda
pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua)
jam.
26.4 Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya
ada 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi,
maka pembukaan Dokumen Penawaran tetap
dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di
luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
26.5 Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk apabila
dokumen penawaran pokok/utama sebagaimana
dimaksud pada 16.1 terpenuhi. Surat pengunduran
diri (misalnya) tidak termasuk sebagai penawaran.
26.6 Apabila jumlah penawaran yang masuk kurang dari
3 (tiga) maka pelelangan dinyatakan gagal.
26.7 Pokja ULP membuka
dihadapan peserta.

Dokumen

Penawaran

26.8 Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan


para peserta mengenai kelengkapan/pemenuhan
Dokumen Penawaran yang meliputi :
a. surat penawaran yang didalamnya tercantum
masa berlaku penawaran dan harga penawaran;
b. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa (apabila
dikuasakan);
c. Jaminan Penawaran asli;
d. daftar kuantitas dan harga;
e. surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi
(apabila bermitra);

17

f. dokumen penawaran teknis;


g. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
h. formulir RK3K;
i. dokumen isian kualifikasi; dan
j. dokumen lain yang dipersyaratkan seperti:
Daftar barang yang diimpor (apabila impor).
26.9 Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran
pada waktu pembukaan penawaran.
26.10 Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan
Penawaran yang paling kurang memuat :
a. jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b. jumlah Dokumen Penawaran yang lengkap dan
tidak lengkap;
c. harga penawaran masing-masing peserta;
d. kelainan-kelainan
yang
dijumpai
Dokumen Penawaran (apabila ada);

dalam

e. keterangan lain
yang dijumpai dalam
pembukaan Dokumen Penawaran (apabila ada);
f. tanggal pembuatan Berita Acara; dan
g. tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil
peserta yang hadir atau saksi yang ditunjuk oleh
Pokja ULP apabila tidak ada saksi dari peserta.
26.11 Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan
penawaran, maka penyebab penundaan tersebut
harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.
26.12 Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir
dan 2 (dua) orang saksi.
26.13 Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran.
26.14 Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang
hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran dan
Pokja ULP dapat mengunggah salinan tersebut
melalui website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum dalam
LDP yang dapat diunduh oleh masing-masing
peserta.
27. Klarifikasi Dan
Konfirmasi
Penawaran

27.1 Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Pokja


ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal
yang tidak jelas dalam dokumen penawaran. Peserta
harus memberikan tanggapan atas klarifikasi.
Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan
harga penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas
klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
27.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan
dokumen penawaran, Pokja ULP dapat melakukan
konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan
18

lapangan kepada pihak-pihak/instansi terkait.


27.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan
penawaran.
28. Hak Menolak
Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak membatalkan
atau Menerima proses pelelangan, menerima atau menolak penawaran
Penawaran
atau
semua
penawaran
setiap
saat
sebelum
penandatanganan kontrak, dan tidak dapat diminta
bertanggung jawab apapun kepada penawar atau
berkewajiban untuk menginformasikan kepada penawar
alasan dari tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan,
semua penawaran khususnya jaminan penawaran segera
dikembalikan kepada penawar.
29. Evaluasi
Penawaran

29.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur.


29.2 Data yang digunakan Pokja ULP dalam evaluasi
dokumen penawaran adalah data yang diunggah
(upload) pada sistem pengadaan secara elektronik,
sesuai dengan data syarat-syarat yang tertulis dalam
dokumen pengadaan.
29.3 Dalam hal terdapat lebih dari satu data dokumen
elektronik berbeda isi dan tidak saling melengkapi
serta tidak ada keterangan penarikan, penggantian,
pengubahan, atau penambahan dokumen, maka
dokumen yang digunakan untuk evaluasi adalah
dokumen yang diupload paling akhir. Tetapi jika
waktu uploadnya sama maka yang digunakan
adalah dokumen yang waktu modifikasinya paling
akhir.
29.4 Data dokumen elektronik yang rusak (sesudah
mendapat klarifikasi dari LPSE) akibat kesalahan
pengiriman dokumen oleh Penyedia Jasa, yang
mengakibatkan dokumen tersebut tidak dapat
dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen
elektronik tersebut dinyatakan tidak memenuhi
syarat.
29.5 Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi
aritmatik dengan ketentuan :
a. volume1 pekerjaan yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga disesuaikan dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara
volume dengan harga satuan pekerjaan, maka
dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga
satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh
diubah2;
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan

Volume yang dimaksud adalah perkalian antara satuan dengan kuantitas, masing-masing
dilakukan pembetulan.
2 Harga satuan pekerjaan dilakukan pembetulan apabila terjadi kesalahan penempatan desimal.

19

pekerjaan yang lain dan harga satuan pada


daftar kuantitas dan harga tetap dibiarkan
kosong;
d. Jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga disesuaikan dengan
jenis pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan dan harga satuan pekerjaan dimaksud
dianggap nol serta sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan yang lain serta dilakukan
klarifikasi.
29.6 Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai
penawaran sehingga urutan peringkat dapat
menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari urutan
peringkat semula.
29.7 Penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi
nilai total HPS dinyatakan gugur.
29.8 Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja ULP
menyusun urutan dimulai dari nilai penawaran
terendah terkoreksi.
29.9 Hasil koreksi aritmatik diumumkan melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
29.10 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan
oleh Pokja ULP untuk mendapatkan 3 (tiga)
penawaran yang memenuhi syarat yang dimulai
dari penawaran terendah setelah koreksi aritmatik.
29.11 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang
dari 3 (tiga) penawar yang menawar harga di
bawah HPS maka proses lelang tetap dilanjutkan
dengan melakukan evaluasi penawaran.
29.12 Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran yang
meliputi :
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.
29.13 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai
berikut :
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi,
mengganti dan/atau mengubah kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi
Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah
penawaran yang sesuai dengan ketentuan antara
lain disampaikan oleh penawar yang berhak,
pada waktu yang telah ditentukan, untuk paket

20

pekerjaan yang dilelangkan, memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan meliputi syarat


administrasi, syarat teknis dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan dan
harga yang wajar dapat dipertanggung jawabkan
tanpa ada penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pengadaan
yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan
tambahan
yang
akan
menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak
adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP selama
proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya
persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau
terjadi
pengaturan
bersama
(kolusi/persekongkolan) antara peserta, Pokja
ULP dan/atau PPK, dengan tujuan untuk
memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) anggota Pokja ULP dan/atau PPK yang
terlibat persekongkolan diganti, dikenakan
sanksi administrasi dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan
menetapkan peserta lainnya yang tidak
terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana
dimaksud pada angka 3), maka pelelangan
dinyatakan gagal.
29.14 Evaluasi Administrasi :
a. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi, apabila :
1) syarat-syarat substansial yang diminta
berdasarkan
Dokumen
Pengadaan
dipenuhi/dilengkapi:
a)

surat penawaran;

b)

surat
kuasa
dari
direktur
utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa (apabila dikuasakan);

21

c)

Jaminan Penawaran asli;

d)

Daftar Kuantitas dan Harga;

e)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi (apabila bermitra);

f)

rekapitulasi
perhitungan TKDN
(khusus untuk peserta yang tidak
menyampaikan TKDN, penawarannya
tidak digugurkan dan nilai TKDNnya
dianggap nol);

g)

dokumen lainnya (apabila dipersyaratkan, dicantumkan dalam LDP


seperti, daftar barang yang diimpor
(apabila impor); dan

h) dokumen penawaran teknis.


2) memenuhi kriteria sebagai berikut:
a)

surat penawaran3 memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
(1) ditandatangani oleh :
(a) direktur utama / pimpinan
perusahaan;
(b) penerima kuasa dari direktur
utama/ pimpinan perusahaan/
pengurus koperasi yang nama
penerima kuasanya tercantum
dalam
akta
pendirian/Anggaran Dasar;
(c) kepala cabang perusahaan
yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik; atau
(d) pejabat
yang
menurut
perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang
bekerja sama.
(2) jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP, dengan ketentuan:
(a) apabila ada perbedaan nilai
penulisan antara angka dan
huruf maka yang diakui adalah
tulisan huruf;
(b) apabila nilai yang tertulis
dalam angka jelas sedangkan

Dalam hal terdapat kesalahan penulisan nama Pokja dan/atau nama paket tidak dapat
dinyatakan gugur.

22

nilai dalam huruf tidak jelas,


maka nilai yang diakui adalah
nilai yang tertulis dalam
angka; atau
(c) apabila nilai dalam angka dan
nilai yang tertulis dalam huruf
tidak jelas, maka penawaran
dinyatakan gugur.
(3) Bertanggal.
b)

Jaminan Penawaran asli memenuhi


ketentuan sebagai berikut :
(1) diterbitkan oleh Bank Umum,
perusahaan
penjaminan
atau
perusahaan
asuransi
yang
mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship) sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak
tanggal
terakhir
pemasukan
penawaran dan masa berlakunya
tidak
kurang
dari
waktu
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(3) nama peserta sama dengan nama
yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan Penawaran
tidak
kurang
dari
nilai
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(5) besaran nilai Jaminan Penawaran
dicantumkan dalam angka dan
huruf;
(6) nama Pokja ULP yang menerima
Jaminan Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang mengadakan
pelelangan;
(7) paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan
tanpa
syarat
(unconditional)
sebesar
nilai
Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja,
setelah
surat
pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama

23

perusahaan kemitraan (Kerja Sama


Operasi/KSO) harus ditulis atas
nama perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria
pencairan
penawaran
sesuai
persyaratan yaitu:

jaminan
dengan

(a) peserta terlibat KKN (yang

dilakukan oleh badan usaha


non kecil);
(b) peserta
menarik
kembali
penawarannya
selama
dilaksanakannya pelelangan;
(c) tidak bersedia menambah nilai
Jaminan Pelaksanaan dalam
hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 harga penawarannya
di bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon
pemenang
dan
calon
pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak
dapat diterima; atau
(e) mengundurkan diri atau gagal
tanda tangan kontrak.
(11) substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan
Penawaran
telah
diklarifikasi
dan
dikonfirmasi
tertulis oleh Pokja ULP kepada
penerbit jaminan.
c)

surat kuasa (apabila dikuasakan):


(1) Harus ditandatangani direktur
utama / pimpinan perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa tercantum
dalam akte pendirian/anggaran
dasar ;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa
ditandatangani
oleh
anggota
kemitraan yang diwakili menurut
perjanjian kerja sama.

d)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi (apabila bermitra) memenuhi
persyaratan antara lain sebagai berikut:
(1) mencantumkan nama kemitraan
sesuai dengan dokumen isian
kualifikasi

24

(2) mencantumkan
mitra/anggota;

lead

(3) mencantumkan modal


dari setiap perusahaan;

firm

dan

(sharing)

(4) mencantumkan nama pihak yang


mewakili kemitraan/KSO;
(5) ditandatangani para calon peserta
kemitraan/KSO.
e)

dokumen lain seperti daftar barang


yang
diimpor
(apabila
impor)
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
[kriteria diisi oleh Pokja ULP]

f)

dokumen penawaran teknis.


(akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
dengan kriteria persyaratan teknis pada
tahap evaluasi teknis)

b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara


tertulis terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
c. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi
dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
d. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada
yang tidak memenuhi persyaratan administrasi,
Kelompok Kerja ULP melakukan evaluasi
administrasi terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
dan
f. apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka pelelangan
dinyatakan gagal.
29.15 Evaluasi Teknis:
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai
dengan yang ditetapkan dalam dokumen
pengadaan ini;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur
dengan ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis
minimal yang harus dipenuhi dengan
membandingkan pemenuhan persyaratan
teknis sebagaimana tercantum dalam LDP
dan khusus personil inti serta peralatan

25

utama minimal tercantum dalam LDK;


2) penilaian persyaratan
dilakukan terhadap:
a)

teknis,

minimal

metode
pelaksanaan
pekerjaan
memenuhi persyaratan substantif yang
meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari
awal sampai akhir secara garis besar
dan uraian/cara kerja dari masingmasing jenis pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/sementara yang
ikut
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan utama yang
dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis dan diyakini menggambarkan
penguasaan
dalam
penyelesaian
pekerjaan.
Penilaian
metode
pelaksanaan tidak mengevaluasi jobmix/ rincian/ campuran/ komposisi
material dari jenis pekerjaan;
Jenis-jenis pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/ sementara yang
ikut
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan
pekerjaan
utama
ditetapkan dalam LDP. Pekerjaan
penunjang/
sementara
dimaksud,
misalnya:
(1) Pembuatan
saluran
(diversion channel);
(2) Pengeringan

tempat

(dewatering/unwatering)

pengelak
pekerjaan
skala

besar;
(3) Pembuatan konstruksi pengaman

(protection construction);
(4) Pengaturan

management)
besar; atau

lalu lintas (traffic


pekerjaan skala

(5) Jalan
pengalihan/
sementara.
b)

c)

jembatan

jangka waktu pelaksanaan pekerjaan


yang ditawarkan tidak melampaui batas
waktu (yaitu sampai dengan serah
terima pertama/Provision Hand Over
(PHO)) sebagaimana tercantum dalam
LDP.
Peralatan utama minimal: jenis,
kapasitas, komposisi dan jumlah yang
disediakan
untuk
pelaksanaan
pekerjaan menggunakan data peralatan

26

yang tercantum pada isian kualifikasi.


d)

personil inti [dipilih Tenaga ahli4/tenaga


terampil5]: tingkat pendidikan, jabatan
dalam pekerjaan yang diusulkan,
pengalaman
kerja,
keahlian/
keterampilan, yang ditempatkan secara
penuh, menggunakan data personil inti
yang tercantum pada isian kualifikasi;

e)

bagian
pekerjaan
yang
akan
disubkontrakkan
sesuai
dengan
persyaratan sebagaimana tercantum
dalam LDP (ketentuan subkontrak
dipersyaratkan untuk nilai penawaran
harga di atas Rp 25.000.000.000,00);

f)

RK3K memenuhi persyaratan yaitu


adanya sasaran dan program K3 yang
secara
umum
menggambarkan
penguasaan dalam mengendalikan
risiko bahaya K3.

3) Pokja
ULP
dapat
meminta
uji
mutu/teknis/fungsi
untuk
bahan/alat
tertentu sebagaimana tercantum dalam LDP;
d. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal
yang kurang jelas atau meragukan, Pokja ULP
melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
e. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
dilanjutkan ke tahap evaluasi harga;
f. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah
koreksi aritmatik ada yang tidak memenuhi
persyaratan teknis, Pokja ULP dapat melakukan
evaluasi penawaran terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
g. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang lulus evaluasi teknis, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi harga;
h. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi
teknis maka pelelangan dinyatakan gagal.

Apabila menggunakan sistem gugur dengan ambang batas maka ketentuan


berikut harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan :
Evaluasi yang menggunakan sistem gugur dengan ambang batas, dilakukan
dengan membandingkan pemenuhan persyaratan teknis (perolehan nilai)
unsur dan sub unsur yang ditetapkan dalam LDP.
Penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur maupun
nilai total keseluruhan unsur memenuhi ambang batas minimal
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan/LDP.
4

Disyaratkan untuk pelelangan umum dengan nilai paket > Rp 2.500.000.000 (usaha non
kecil)
5 Disyaratkan untuk pemilihan langsung dengan nilai paket < Rp 2.500.000.000 (usaha kecil)

27

29.16 Evaluasi Harga :


i. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah halhal yang pokok atau penting, dengan ketentuan :
1) total
harga
penawaran
dibandingkan nilai total HPS:

terkoreksi

a)

apabila
total
harga
penawaran
terkoreksi melebihi nilai total HPS,
dinyatakan gugur; dan

b)

apabila semua harga penawaran


terkoreksi di atas nilai total HPS,
pelelangan dinyatakan gagal;

2) harga satuan penawaran yang nilainya lebih


besar dari 110% (seratus sepuluh
perseratus) dari harga satuan yang
tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi.
Apabila setelah dilakukan klarifikasi
ternyata harga satuan penawaran tersebut
timpang, maka harga satuan penawaran
timpang hanya berlaku untuk volume sesuai
dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
Selanjutnya daftar jenis/item pekerjaan
timpang tersebut dimasukkan ke dalam
Kontrak
3) mata pembayaran yang harga satuannya nol
atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan
kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan.
Harganya dianggap termasuk dalam harga
satuan pekerjaan lainnya;
j. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) berbeda
dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
2) Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga dalam
hal harga penawaran nilainya di bawah
80% (delapan puluh perseratus) HPS,
dengan ketentuan:
a) Meneliti dan menilai kewajaran harga
satuan dasar meliputi harga upah,
bahan, dan peralatan dari harga satuan
penawaran, sekurang-kurangnya pada
setiap mata pembayaran utama;
b) Meneliti
dan
menilai
kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur upah,
bahan, dan peralatan dalam Analisa
Harga Satuan;
c) Hasil penelitian butir a) dan butir b)
digunakan untuk menghitung harga
28

satuan yang dinilai wajar tanpa


memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan; dan
d) Harga satuan yang dinilai wajar
digunakan untuk menghitung total harga
penawaran yang dinilai wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
e) Total harga sebagaimana dimaksud pada
huruf d. dihitung berdasarkan volume
yang ada dalam daftar kuantitas dan
harga.
Apabila total harga penawaran yang
diusulkan lebih kecil dari hasil evaluasi
sebagaimana tersebut diatas, maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar dan
gugur harga.
Apabila total harga penawaran lebih besar
dari hasil evaluasi sebagaimana tersebut
diatas, maka harga penawaran dinyatakan
wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk
sebagai pemenang pelelangan, harus
bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus)
dari nilai total HPS.
Apabila peserta yang bersangkutan tidak
bersedia
menaikkan
nilai
Jaminan
Pelaksanaan menjadi sebesar 5% HPS,
penawarannya digugurkan dan Jaminan
Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam
Daftar Hitam.
k. Memperhitungkan preferensi harga
atas
penggunaan produksi dalam negeri (apabila
memenuhi
persyaratan
diberlakukannya
preferensi harga) dengan ketentuan Perhitungan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian
sendiri (self assessment), digunakan dalam
evaluasi penawaran harga apabila pelelangan
pekerjaan tersebut diberlakukan preferensi harga
yaitu apabila memenuhi ketentuan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam
negeri diberlakukan pada Pengadaan
Barang/ Jasa yang dibiayai rupiah murni
tetapi hanya berlaku untuk Pengadaan
Barang/
Jasa
bernilai
diatas
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
sampai dengan 31 Desember 2013 dan
mulai 1 Januari 2014 untuk Pengadaan
Barang/
Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);

29

dan
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN
lebih besar atau sama dengan 25%
(dua puluh lima perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan
formulir perhitungan TKDN maka peserta
dianggap tidak menginginkan diberlakukan
preferensi harga bagi penawarannya dan
tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN
merujuk pada ketentuan yang ditetapkan
oleh Menteri yang membidangi urusan
perindustrian dengan tetap berpedoman
pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya.
3) rumus penghitungan sebagai berikut:

1
HEA
HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP
= Koefisien
Preferensi (Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN)
dikali
Preferensi
tertinggi
Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga
Penawaran/
terkoreksi
yang
memenuhi persyaratan lelang dan
telah dievaluasi).
4) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih
penawaran dengan HEA yang sama,
penawar dengan TKDN terbesar adalah
sebagai pemenang;
5) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah
Harga Penawaran dan hanya digunakan
oleh
Pokja
ULP
untuk
keperluan
perhitungan HEA guna menetapkan
peringkat pemenang.
l. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang
memiliki harga penawaran yang sama dalam hal
tidak diperhitungkan TKDN, maka Pokja ULP
memilih peserta yang mempunyai kemampuan
teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan.
m. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga
tidak wajar akibat terjadinya persaingan usaha

30

tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama


(kolusi/persekongkolan) sebagaimana ketentuan
peraturan dan perundang-undangan, maka
pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang
terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam.
29.17 Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran
sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
30. Evaluasi
Kualifikasi

30.1 Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang


dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila
ada).
30.2 Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan
metode penilaian sistem gugur.
30.3 Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh
peserta sebelum pemasukan penawaran, apabila
tidak ditandatangani maka tidak dievaluasi lebih
lanjut.
30.4 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai
dengan ketentuan dalam Dokumen Kualifikasi.
30.5 Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus
evaluasi kualifikasi, maka lelang dinyatakan gagal.

31. Pembuktian
Kualifikasi

31.1 Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang


memenuhi persyaratan kualifikasi dilakukan setelah
evaluasi kualifikasi.
31.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara
melihat keaslian dokumen dari dokumen asli atau
salinan dokumen yang sudah dilegalisir oleh pejabat
yang berwenang dan meminta salinan dokumen
tersebut. Dalam pembuktian kualifikasi harus
dihadiri oleh penanggung jawab penawaran atau
yang
menerima
kuasa
dari
direktur
utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang
diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik, atau pejabat yang menurut
perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan
yang bekerja sama.
31.3 Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian
kualifikasi dan telah diberikan kesempatan serta
tenggang waktu yang cukup, maka peserta
digugurkan dan dimasukkan dalam daftar hitam,
Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan
dan disetorkan ke kas Negara/kas Daerah.
31.4 Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi
kepada penerbit dokumen, apabila dokumen yang
digunakan dalam pembuktian kualifikasi masih
diragukan kebenarannya.
31.5 Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan data
tidak
benar/pemalsuan
data/tidak
dapat
menunjukan dokumen asli atau salinan dokumen
yang sudah dilegalisir, maka peserta digugurkan,
badan usaha dan/atau pengurusnya dimasukkan

31

F.

dalam Daftar Hitam, Jaminan Penawaran yang


bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/kas Daerah.
31.6 Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus
pembuktian kualifikasi, maka lelang dinyatakan
gagal.
Penetapan Pemenang

32. Penetapan
Pemenang

32.1 Pokja ULP membuat Surat Penetapan Pemenang


untuk nilai sampai dengan Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah) berdasarkan Berita Acara
Hasil Pelelangan (BAHP).
32.2 PA membuat Surat Penetapan Pemenang untuk nilai
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) setelah mendapat usulan dari Pokja ULP,
dengan ketentuan:
a. usulan penetapan pemenang ditembuskan
kepada
PPK
dan
APIP
Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi; dan
b. apabila PA tidak setuju dengan usulan Pokja ULP
dengan alasan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, maka PA
memerintahkan evaluasi ulang atau menyatakan
pelelangan gagal.
32.3 Dalam hal nilai penetapan pemenang sampai dengan
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dan nilai pemenang cadangan diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah),
maka penetapannya oleh PA setelah mendapatkan
usulan dari Pokja ULP.
32.4 Dalam hal peserta mengikuti beberapa paket
pekerjaan yang dilelangkan oleh Pokja ULP, dan
beberapa penawarannya terendah serta berdasarkan
sisa kemampuan menangani paket (SKP), akan
ditetapkan sebagai calon pemenang oleh Pokja ULP
pada paket berdasarkan pilihan penyedia jasa setelah
mempertimbangkan ketersediaan peralatan dan
personil setelah dilakukan klarifikasi.
32.5 Dalam hal peserta mengikuti pelelangan beberapa
paket pekerjaan konstruksi dalam waktu bersamaan:
a. menawarkan peralatan yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan peralatan tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan
dinyatakan gugur.
b. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dikecualikan dengan syarat kapasitas dan
produktifitas peralatan secara teknis dapat

32

menyelesaikan pekerjaan lebih dari


paket.

1 (satu)

c. menawarkan personil yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan personil tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan personil tidak ada dan
dinyatakan gugur.
d. menawarkan personil yang sedang bekerja di
paket lain, maka pada saat akan ditetapkan
sebagai pemenang dipastikan sudah tidak terikat
pada paket lain.
32.6 Penetapan pemenang disusun sesuai dengan
urutannya dan harus memuat:
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat Penyedia serta harga
penawaran atau harga penawaran terkoreksi;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis,
harga; dan
e. evaluasi kualifikasi.
32.7 Data
pendukung
yang
diperlukan
untuk
menetapkan pemenang adalah:
f. Dokumen Pengadaan beserta adendum (apabila
ada);
g. BAPP;
h. BAHP; dan
i. Dokumen Penawaran dari pemenang dan
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang
telah diparaf anggota Pokja ULP dan 2 (dua)
wakil peserta/saksi.
32.8 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan
pemenang dan mengakibatkan surat penawaran dan
Jaminan Penawaran habis masa berlakunya,
dilakukan konfirmasi kepada calon pemenang, calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk
memperpanjang masa berlaku surat penawaran dan
Jaminan Penawaran sampai dengan perkiraan
jadwal penandatanganan kontrak. Calon pemenang,
calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
yang tidak bersedia memperpanjang surat
penawaran dan Jaminan Penawaran dapat
mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi.

33

33. Pengumuman
Pemenang

Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang


cadangan 1 dan 2 (apabila ada) kepada masyarakat di
website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan
pengumuman resmi yang memuat sekurang-kurangnya :
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia;
c. harga penawaran;
d. harga penawaran terkoreksi;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
f. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan
kualifikasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi
dilengkapi dengan penjelasan untuk setiap penawaran
yang dinyatakan gugur dari substansi yang dievaluasi
(alasan gugur administrasi/teknis/harga/ kualifikasi).

34. Sanggahan

34.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat


menyampaikan sanggahan secara elektronik atas
penetapan pemenang kepada Pokja ULP disertai
bukti terjadinya penyimpangan melalui website,
dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP, dengan
ketentuan:
a. Pelelangan Umum paling lambat 5 (lima) hari
kalender setelah pengumuman pemenang; atau
b. Pemilihan Langsung paling lambat 3 (tiga) hari
kalender setelah pengumuman pemenang.
34.2 Sanggahan diajukan oleh peserta yang memasukkan
penawaran baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta lain, ditandatangani
oleh :
a. direktur utama/ pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum
dalam
akte
pendirian
atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan bukti
otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
34.3 Sanggahan diajukan apabila terjadi penyimpangan
prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur
yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya dan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan;

34

b. rekayasa
tertentu
sehingga
terjadinya persaingan usaha
dan/atau

menghalangi
yang sehat;

c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP


dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
34.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja
ULP menyatakan pelelangan gagal.
34.5 Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dan
tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud pada
36.2. dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
34.6 Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK
atau disampaikan dan diterima diluar masa sanggah,
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
35. Sanggahan
Banding

35.1 Peserta sebagaimana dimaksud pada 34 apabila tidak


sependapat dengan jawaban sanggahan dari Pokja
ULP, dapat mengajukan sanggahan banding secara
tertulis kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi atau Pejabat yang
menerima
penugasan
menjawab
sanggahan
banding, dengan tembusan kepada PPK, Pokja ULP,
dan
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP,
dengan ketentuan:
a. Pelelangan Umum, paling lambat 5 (lima) hari
kerja setelah menerima jawaban sanggahan; atau
b. Pemilihan Langsung, paling lambat 3 (tiga) hari
kerja setelah menerima jawaban sanggahan.
35.2 Peserta yang akan melakukan sanggahan banding
harus memberikan Jaminan Sanggahan Banding
kepada Pokja ULP sebesar 1% (satu perseratus) dari
HPS sebagaimana tercantum dalam LDP dengan
masa berlaku 15 (lima belas) hari kerja sejak
tanggal pengajuan sanggahan banding.
35.3 Penggunaan jaminan sanggahan banding:
a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah) menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah
dicairkan
dan
tidak
bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh Penyedia
Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah) menggunakan
surat jaminan yang dikeluarkan oleh Bank

35

Umum, bersifat mudah dicairkan dan tidak


bersyarat (unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP.
35.4 Sanggahan
pelelangan.

banding

menghentikan

proses

35.5 Sanggahan banding yang diajukan bukan dari


peserta yang tidak sependapat dengan jawaban
sanggahan sebagaimana dimaksud pada 35.1 atau
tidak ditandatangani seperti halnya sanggahan
sebagaimana dimaksud pada 34.2, dianggap sebagai
pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti serta
tidak menghentikan proses pelelangan.
35.6 Sanggahan banding yang disampaikan bukan
kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi atau Pejabat yang menerima
penugasan menjawab sanggahan banding atau
disampaikan dan diterima di luar masa sanggah
banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses pelelangan.
35.7 Dalam hal jawaban sanggahan banding berupa
evaluasi ulang, maka terhadap penetapan pemenang
tidak dapat dilakukan sanggahan dan sanggahan
banding lagi.
G. Penunjukan Pemenang Pengadaan
36. Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa

36.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil


Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan tembusan
kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
36.2 PPK menerbitkan SPPBJ, dengan ketentuan apabila:
a. pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi
masih berlaku;
b. tidak ada sanggahan dari peserta;
c. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti
tidak benar; atau
d. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding
berakhir.
36.3 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan
tersebut, dengan ketentuan:
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri
dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh
Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri
dan masa penawarannya masih berlaku dengan

36

alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif


oleh Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dimasukkan dalam Daftar Hitam /Black List; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia
ditunjuk karena masa penawarannya sudah
tidak berlaku, maka tidak dikenakan sanksi dan
Jaminan Penawaran yang bersangkutan tidak
boleh dicairkan.
36.4 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan
diri, maka penunjukan pemenang dapat dilakukan
kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan
peringkat, selama masa surat penawaran dan
Jaminan Penawaran pemenang cadangan masih
berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
36.5 Apabila
semua
pemenang
yang
ditunjuk
mengundurkan diri, maka pelelangan dinyatakan
gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari
PPK.
36.6 SPPBJ harus diterbitkan, dengan ketentuan:
a. pada Pelelangan Umum, paling lambat 6 (enam)
hari kerja setelah pengumuman penetapan
pemenang, apabila tidak ada sanggahan;
b. pada Pemilihan Langsung, paling lambat 4
(empat)
hari
kerja setelah
pengumuman
penetapan pemenang, apabila tidak ada
sanggahan; atau
c. Dalam
hal
Pelelangan
Umum/Pemilihan
Langsung, paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah semua sanggahan dan sanggahan banding
dijawab.
36.7 Di dalam SPPBJ disebutkan/ditegaskan/ditulis bahwa
penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan
sebelum penandatanganan kontrak.
37. Kerahasiaan
Proses

37.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia


dan dilaksanakan oleh pokja ULP secara independen.
37.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian,
evaluasi, klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon
pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta,
atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai
keputusan pemenang diumumkan.
37.3 Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses
evaluasi dokumen penawaran atau keputusan
pemenang
akan
mengakibatkan
ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.
37.4 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP
bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman

37

pemenang.

H. Pelelangan Gagal
38. Pelelangan
Gagal

38.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila :


a. jumlah peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta;
b. tidak ada penawaran
penawaran;

yang

lulus

evaluasi

c. dalam
evaluasi
penawaran
ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat;
d. harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi
dari HPS;
e. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan
Dokumen Pengadaan ternyata benar;
f. sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi
Dokumen Pengadaan ternyata benar; atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan
1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan
sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
pembuktian kualifikasi.
38.2 PA/KPA sebagaimana tercantum dalam
menyatakan pelelangan gagal, apabila :

LDP

a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP


sependapat dengan PPK yang tidak bersedia
menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan
tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang
melibatkan Pokja ULP dan/atau PPK ternyata
benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat dalam pelaksanaan Pelelangan dinyatakan
benar oleh pihak berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas
kesalahan prosedur yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;

38

f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai


menyimpang dari Dokumen Pengadaan;

atau

g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan


1 dan 2 mengundurkan diri; atau
h. pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya.
38.3 Menteri/Kepala
Lembaga/Pimpinan
menyatakan pelelangan gagal, apabila :

Institusi

a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya


pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan KPA, PPK dan/atau
Pokja ULP, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan KPA, ternyata benar.
38.4 Kepala Daerah
apabila:

menyatakan

pelelangan

gagal,

a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya


pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan PA, KPA, PPK
dan/atau Kelompok Kerja ULP, ternyata benar;
atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan PA dan/atau KPA, ternyata benar.
38.5 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP
memberitahukan kepada seluruh peserta.
38.6 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal,
Pokja ULP atau Pokja ULP pengganti (apabila diganti)
meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
pelelangan gagal, untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.
I.

Surat Jaminan Pelaksanaan

39. Surat Jaminan


Pelaksanaan

39.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
a. diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk
bank
perkreditan
rakyat),
perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai
program
asuransi
kerugian
(suretyship) sebagaimana yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;

39

b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal


penandatanganan Kontrak sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak
(PHO) sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama penyedia sama dengan nama yang
tercantum dalam surat Jaminan Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang
dari nilai jaminan yang ditetapkan;
e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan
dalam angka dan huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan
sama dengan nama PPK yang menandatangani
kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
jaminan dalam jangka waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit
Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO
harus ditulis atas nama Kemitraan/KSO; dan
j. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak
penjamin.
39.2 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk
menyerahkan
Surat
Jaminan
Pelaksanaan
dipersamakan
dengan
menolak
untuk
menandatangani Kontrak atau tidak menerima
keputusan
penunjukan
sebagai
penyedia
barang/jasa, maka akan dikenakan sanksi.
39.3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat
Jaminan Pelaksanaan diatur dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak.
J.

Penandatanganan Kontrak

40. Penandatanganan
Kontrak

40.1 Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


dilakukan setelah DIPA/DPA ditetapkan.
40.2 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib
memastikan Isian Kualifikasi masih berlaku/valid.
Apabila terdapat data isian kualifikasi tidak valid,
maka kontrak tidak ditandatangani.
40.3 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat
14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ
dan setelah penyedia menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, dengan ketentuan :
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh

40

perseratus) sampai dengan 100% (seratus


perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai Kontrak;
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan
puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar
5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.
40.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah
substansi Dokumen Pengadaan sampai dengan
penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat
waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.
40.5 Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan
melewati batas tahun anggaran, penandatanganan
kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan
kontrak tahun jamak.
40.6 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak
meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan
huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.
40.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen
Kontrak dalam Surat Perjanjian, dengan maksud
apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian
satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan
sebagai berikut :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan
harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya
SPPBJ, BAHP, BAPP.
40.8 Banyaknya rangkap
kebutuhan, yaitu :

seperti:
kontrak

jaminan-jaminan,
dibuat

sesuai

j. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri


dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani

41

oleh PPK;
k. rangkap kontrak lainnya (apabila diperlukan)
tanpa dibubuhi materai.
40.9 Penandatanganan
Kontrak
bernilai
diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum
Kontrak.
40.10 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas
nama penyedia adalah Direksi yang disebutkan
namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar,
yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

42

BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A. Penerapan IKP
dan LDP

B. Lingkup
Pekerjaan

Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis


pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan
Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data
Pemilihan (LDP).
1.

a. Pokja ULP:
....................................

[diisi nama Pokja ULP,]


b. Alamat Pokja ULP:
....................................
...................................
2.

Website: ....................
[Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]

3.

a. Nama paket pekerjaan: ....................................


b. Uraian singkat pekerjaan: ..................
.................................... .................. ..................
[diisi uraian secara singkat dan jelas pekerjaan/
kegiatan yang dilaksanakan]

4.

Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: ..............


(........................) hari kalender.
[diisi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan]

C. Sumber Dana

Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


....................... Tahun Anggaran ..................
[diisi sesuai dokumen anggaran untuk pembiayaannya]

D. Pendayagunaan
Produksi Dalam
Negeri

Preferensi harga ........... [diisi diberikan/tidak


diberikan] terhadap penawaran peserta.
Catatan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri
diberlakukan pada Pengadaan Barang/Jasa yang
dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk
Pengadaan
Barang/Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan.
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih
besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima

43

perseratus).
Apabila paket pekerjaan yang dilelangkan memenuhi
ketentuan 1) dan 2) maka diberlakukan preferensi
harga dan diisi diberikan.

E. Pemberian
Penjelasan
Dokumen
Pengadaan dan
Peninjauan
Lapangan

F. Dokumen
Penawaran

1.

Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan:


dilaksanakan pada:
Hari
: ....................................
Tanggal
: ....................................
Pukul
: ....................................
Tempat
: ....................................

2.

Peninjauan lapangan akan dilaksanakan pada:


Hari
: ....................................
Tanggal
: ....................................
Pukul
: ....................................
Tempat
: ....................................

1.

[Daftar Personil Inti dan Peralatan Utama Minimal


yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan adalah
daftar yang ada di dalam LDK (Lembar Data
Kualifikasi)].

2.

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan6


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan yang dapat disubkontrakkan


......

[diisi oleh Pokja, Pokja menetapkan Daftar pekerjaan


yang akan disubkontrakkan atau Pokja menetapkan
Penyedia untuk menentukan sendiri bagian pekerjaan
yang akan disubkontrakkan]

Persyaratan subkontrak pekerjaan konstruksi:


nilai penawaran > Rp 25.000.000.000, Peserta
wajib ada subkontrak, dalam hal Pokja
menetapkan Daftar pekerjaan yang akan
disubkontrakkan, maka Peserta wajib memenuhi
daftar tersebut.
Penawaran terkait dengan pekerjaan subkontrak
memenuhi syarat apabila:
a. Penyedia yang menawar dengan harga di atas
Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
rupiah) bekerja sama dengan penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Kecil, yaitu
6

Ketentuan bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan adalah bukan merupakan pekerjaan
utama, kecuali pekerjaan spesialis.

44

dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan


yang bukan pekerjaan utama.
b. Penyedia
tidak
mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama.
c. Penyedia Usaha Kecil (termasuk Mikro dan
Koperasi Kecil) tidak mensubkontrakkan
pekerjaan yang diperoleh.
3.

Sebagai pekerjaan utama7 adalah:


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Utama


......

[diisi, nama-nama pekerjaan utama]

4.

Sebagai pekerjaan penunjang/sementara sebagai


pendukung pekerjaan utama adalah:
No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Penunjang/Sementara


......

[diisi, nama-nama pekerjaan penunjang/sementara


sebagai pendukung pekerjaan utama]

5.

Identifikasi bahaya8
No.

Jenis/Tipe
Pekerjaan

Identifikasi Jenis
Bahaya & Risiko K3

1.
Dst.

[diisi, jenis/tipe pekerjaan yang mengandung bahaya


serta identifikasi jenis bahaya & risiko K3 dari jenis
pekerjaan dimaksud]

6.

7
8

Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu


diperlukan untuk:
a. Bahan konstruksi permanen: ..................
Contoh: geotextile, bearing pad
[bukan bahan konstruksi seperti semen, aspal, dll]
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi
permanen: ..................
Contoh: lift, pompa air
[bukan alat untuk menyelesaikan pekerjaan
konstruksi seperti excavator, bulldozer, dll]
[diisi, tidak ada apabila tidak diperlukan]

Ditetapkan oleh PPK.


Ditetapkan oleh PPK.

45

G. Mata Uang
Penawaran dan
Cara
Pembayaran

1.
2.

H. Masa
Berlakunya
Penawaran

I. Jaminan
Penawaran

Mata uang yang digunakan ..................


[diisi Rupiah atau mata uang lainnya apabila
ditentukan]
Pembayaran
dilakukan
dengan
cara
....................................
[diisi: bulanan (monthly certificate) atau angsuran
(termin) didasarkan pada hasil pengukuran bersama
atas volume pekerjaan yang telah dilaksanakan]
Masa berlaku penawaran selama ..................
(..................) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan penawaran.
[diisi dengan memperhitungkan awal pemasukan
penawaran sampai dengan penandatanganan kontrak]

1.

Besarnya Jaminan Penawaran adalah :


Rp....................................(......................................)
[diisi, besar nominal antara 1% sampai dengan 3% dari
nilai total HPS]

2.

Jaminan penawaran berlaku selama ..................


(..................) hari kalender dan efektif mulai
tanggal [diisi sesuai dengan batas akhir
pemasukan penawaran].

J. Penyampaian
Dokumen
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik]

dalam

sistem

K. Batas Akhir
Waktu
Pemasukan
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik]

dalam

sistem

L. Pembukaan
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik]

dalam

sistem

M. Ambang Batas

[untuk pelelangan umum apabila evaluasi teknisnya


menggunakan sistem gugur dengan ambang batas,
maka penentuan unsur dan sub unsur teknis yang
dinilai dan kriteria penilaiannya harus disetujui
dan/atau menggunakan kriteria yang telah ditetapkan
oleh pejabat eselon 1 dari masing-masing Satuan Unit
Kerja sesuai dengan tugas, fungsi dan lingkup
programnya;
Penentuan penggunaan ambang batas meliputi:
1. Nilai ambang batas masing-masing unsur:
a. .................
Dst .................
2. Nilai ambang batas total: .................]

46

N. Sanggahan, Dan
Sanggahan
Banding

O. Jaminan
Sanggahan
Banding

1.

Sanggahan ditujukan kepada ....................................


[diisi nama Pokja ULP,]

2.

Tembusan sanggahan ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. KPA .................. [diisi nama KPA]
c. APIP.................. [diisi nama APIP]
d. ................. [diisi Pejabat yang menerima
penugasan menjawab sanggahan banding, apabila
didelegasikan]
e. ................. [diisi Menteri/ Kepala Lembaga/
Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi]

3.

Sanggahan
banding
ditujukan
kepada
.................................... [diisi nama Menteri/ Kepala
Lembaga/ Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi atau
Pejabat yang menerima penugasan menjawab
sanggahan banding, contoh: Menteri Pekerjaan
Umum]

4.

Tembusan sanggahan banding ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. Pokja ULP .................. [diisi nama Pokja ULP]
c. APIP........
[diisi
nama
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi]

1.

Jaminan Sanggahan Banding ditujukan kepada


......... [diisi nama Pokja ULP].

2.

Besarnya
jaminan
sanggahan
banding:
Rp.................. (....................................)
[diisi sebesar 1% (satu perseratus) dari nilai total HPS]

47

BAB IV
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
A. Lingkup
Kualifikasi

Nama Pokja ULP : ....................................


Alamat Pokja ULP : ....................................
Nama Paket Pekerjaan : ....................................
[sesuai dengan yang tercantum dalam LDP]

B.

1. Peserta Kualifikasi badan usaha harus memiliki


surat izin usaha jasa konstruksi, sertifikat badan
usaha, dan sertifikat perusahaan lainnya ..................
[isi sesuai dengan sertifikat lain yang dipersyaratkan];
2. Peserta Kualifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi
Asing harus memiliki bukti Izin Perwakilan Jasa
Konstruksi Asing dan melakukan kerja sama
usaha dengan perusahaan nasional dalam bentuk
kemitraan, subkontrak dan lain-lain, dalam hal
terdapat perusahaan nasional yang memiliki
kemampuan dibidang yang bersangkutan.
3. memiliki pengalaman pengadaan pekerjaan
konstruksi paling kurang 1 (satu) pekerjaan
sebagai Penyedia Barang/Jasa dalam kurun waktu
4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah
maupun
swasta,
termasuk
pengalaman subkontrak, dikecualikan bagi
Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri kurang
dari 3 (tiga) tahun.
4. apabila usaha non kecil dengan Kemampuan
Dasar (KD) yang sejenis/sesuai subklasifikasi
.... dengan paket pekerjaan yang dilelangkan
sekurang-kurangnya sebesar .................. [diisi nilai
total HPS];
5. memiliki kemampuan menyediakan Personil9
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sebagai berikut:
a. Tenaga Ahli bagi usaha non kecil

Persyaratan
Kualifikasi

No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
diusulkan
3

Pengalaman
Kerja (tahun)

Profesi/
Keahlian

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/keahlian, profesi/keahlian yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

Personil yang dimaksud adalah personil manajerial (ahli/terampil) pada organisasi


pelaksanaan pekerjaan. Untuk usaha non kecil tidak termasuk tenaga terampil dan/atau
personil pendukung, sedangkan untuk usaha kecil cukup personil pelaksana (tenaga terampil).

48

b. Tenaga Teknis bagi usaha kecil


No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
akan diusulkan
3

Lama
Pengalaman
Kerja (tahun)
4

Profesi/
keterampilan
5

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/ keterampilan, profesi/ keterampilan yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

6. memiliki surat keterangan dukungan keuangan


dari bank pemerintah/swasta sebesar ..................
[paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai
total HPS];
7. memiliki kemampuan untuk menyediakan
peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi ini, yaitu:
No.
1.
2.
3.
Dst.

Jenis
......
......
......
......

Kapasitas
......
......
......
......

Jumlah
......
......
......
......

[diisi jenis, kapasitas, jumlah peralatan utama minimal


yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama
yang dilelangkan]

8. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban


perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan)
serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh
Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal
29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling
kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun
berjalan. Peserta dapat mengganti persyaratan ini
dengan menyampaikan Surat Keterangan Fiskal
(SKF).
SPT Tahunan yang diminta untuk tahun ..........
[diisi dengan memperhatikan pemasukan penawaran
dan peraturan perpajakan]
Laporan pajak untuk 3 (tiga) bulan terakhir mulai
bulan ............ s.d. ............ [nama bulan terakhir diisi
nama bulan sebelum tanggal batas akhir pemasukan
penawaran dengan memperhatikan peraturan
perpajakan]

49

BAB V
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
A.

BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN


(KSO)
CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]


Nomor
:
Lampiran :

................, .................. 20....

Kepada Yth.:
Pokja .................. ULP .................. [Satker/Balai]
[diisi oleh Pokja ULP]
di
......................................................
Perihal

: Penawaran Pekerjaan .................................... [nama pekerjaan diisi


oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan


Dokumen Pengadaan nomor: ................................... tanggal ...................... dan
setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara
Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan, apabila ada], dengan
ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan .................. .................. [diisi
oleh Pokja ULP] sebesar Rp.................. (...............dalam huruf.....................)
termasuk PPN.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
di atas.
Penawaran ini berlaku selama ........ (..........dalam huruf...........)
hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami
lampirkan :
1. Jaminan Penawaran;
2. Daftar Kuantitas dan Harga;
3. [Surat Kuasa, apabila ada];
4. [Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila bermitra];
5. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jangka Waktu Pelaksanaan;
c. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan; dan
6. rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);
7. RK3K;
8. Dokumen isian kualifikasi;

50

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan


sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan
penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen
anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam
DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan
dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

51

B.

BENTUK SURAT KUASA


CONTOH-1

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan
: .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian
No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris
.................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama : ...................................10
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

10

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya atau pejabat yang menurut perjanjian
kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.

52

CONTOH-2

[Kop Surat Badan Usaha KSO]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: ....................................
Alamat Perusahaan
: ....................................
Jabatan
: ....................................

[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/wakil kemitraan (KSO)]
.................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)]
berdasarkan [Akta Notaris No. ...... [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal
penerbitan Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta
perubahannya (apabila ada) atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
No ......... tanggal ..................], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada:11
Nama : ....................................
Alamat : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

.............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20....
Penerima Kuasa

Pemberi Kuasa

....................................
(nama)

...................................
(nama dan jabatan)

11

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.
Dalam hal KSO surat kuasa penandatanganan kontrak dapat diberlakukan apabila perjanjian
KSO sudah disahkan oleh notaris.

53

C.

BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)


CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan .................................. yang


pembukaan penawarannya akan dilakukan di .................................. pada tanggal
.................... 20....., maka kami:
.................................................................... [nama peserta 1]
.................................................................... [nama peserta 2]
.................................................................... [nama peserta 3]
.................................................................... [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama
dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).
Kami menyetujui dan memutuskan bahwa :
1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
..................................
b. Menunjuk .................................. [nama peserta 1] sebagai perusahaan utama
(leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan
atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab
baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai
ketentuan dokumen kontrak.
2.

Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah :


............................... [nama peserta 1] sebesar ...% (.. persen)
............................... [nama peserta 2] sebesar .. % (.. persen)
............................... [nama peserta 3] sebesar ...% (.. persen)
............................... [dan seterusnya] sebesar ...% (.. persen)

3.

Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai


sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian
dari kemitraan/KSO.

4.

Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa
penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama
secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.

5.

Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota


kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan,
perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian
subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.

54

6.

Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama kemitraan/KSO


diberikan kepada .................................. [nama wakil peserta] dalam kedudukannya
sebagai direktur utama/direktur pelaksana .................................. [nama peserta 1]
berdasarkan persetujuan tertulis (surat kuasa untuk menandatangani penawaran)
dari seluruh anggota kemitraan/KSO.

7.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

8.

Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan
tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.

9.

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap () yang masing-masing


mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda


tangan di .. pada hari .. tanggal .. bulan
.., tahun ..

[Peserta 1]

(....)

[Peserta 3]

(....)

[Peserta 2]

(....)

[dst]

(....)

55

CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA12
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan : .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta
Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta]
Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila
ada), yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama
: ....................................
Alamat
: ....................................
Jabatan
: ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat
Penawaran atas nama kemitraan.. untuk pekerjaan
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

12

Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada
yang mewakili kemitraan

56

D.

BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS


Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan
dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. metoda pelaksanaan pekerjaan [memberikan metoda pelaksanaan yang layak,


realistik dan tahapannya dapat dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan utama

2.
3.
4.
5.

dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan, tahapan


dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal
sampai dengan akhir dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis];
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP];
spesifikasi teknis [apabila mengajukan spesifikasi yang berbeda dari yang
ditetapkan];
bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam LDP]; dan
[Hal-hal lain yang dipersyaratkan].

Catatan :
Peralatan dan personil yang disampaikan dalam penawaran hanya untuk 1 (satu) paket
pekerjaan yang dilelangkan, apabila memerlukan peralatan dan personil untuk paket
pekerjaan lain harus dari peralatan (dapat sewa, kontrak, atau lainnya) dan personil
yang berbeda.

57

E.

BENTUK
FORMULIR
REKAPITULASI
KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

PERHITUNGAN

NIlai Gabungan Barang dan Jasa


(Rp)

TINGKAT

TKDN

Uraian Pekerjaan
KDN

KLN

Total

Barang
/Jasa

Gabungan

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1A)

(1B)

(1C)

(1D)

(2A)

(2B)

(2C)

(2D)

(3A)

(3B)

(3C)

(3D)

(4A)

(4B)

(4C)

(4D)

(5A)

(5B)

(5C)

(5D)

(6A)

(6B)

(6C)

(6D)

(7A)

(7B)

(7C)

(7D)

B. Sub Total Jasa

(8A)

(8B)

(8C)

(8D)

C. Total Biasa (A+B)

(9A)

(9B)

(9C)

(9D)

(1)
Barang13
I. Material
langsung (Bahan
Baku)
II. Peralatan (Barang
Jadi)
A. Sub Total Barang
Jasa14
III. Manajemen
Proyek dan
Perekayasaan
IV. Alat
Kerja/Fasilitas
Kerja
V. Konstruksi dan
Fabrikasi
VI. Jasa Umum

(9E)

1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari dalam negeri.

13
14

diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.


dilakukan perhitungan sendiri (self assessment)

58

2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi perhitungan :
% TKDN Gabungan
Barang & Jasa (9E)

Biaya Gabungan (9C) Biaya Gabungan LN (9B)


=

X 100%
Biaya Gabungan (9C)

59

F.

BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR


CONTOH
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR15

NO

NAMA
BARANG/URAIAN

SPESIFIKASI

SATUAN

JUMLAH

HARGA

NEGARA
ASAL

TOTAL HARGA

15

diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.

60

G.

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(RK3K)
CONTOH
I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN
.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program
K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan
penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat
penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Program K3, Dan Biaya
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3 sesuai dengan format pada Tabel
1.

61

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, PROGRAM K3, DAN BIAYA
[digunakan untuk usulan penawaran]
Nama Perusahaan
Kegiatan

: ..................
: ..................
halaman : .. / ..

NO

URAIAN PEKERJAAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

(1)
1

(2)
Pekerjaan
galian
pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

(3)
Tertimbun

SASARAN K3 PROYEK

(4)
Nihil kecelakaan fatal

PENGENDALIAN RISIKO K3

PROGRAM SUMBER DAYA

BIAYA (Rp)

(5)
1.1 Penggunaan turap

(6)
1. Bahan (Turap, peralatan kerja,
dll)
2. SDM (diisi dengan jumlah
SDM yang diperlukan dan
kualifikasi sesuai dengan yang
dibutuhkan)

(7)
Diisi dengan biaya untuk
pengadaan bahan dan
rekruitmen SDM

1.2 Menyusun instruksi kerja

1. SDM menyusun instruksi kerja


2. Sosialisasi instruksi kerja (.....
kali)

Diisi dengan biaya untuk


penyusunan
instruksi
kerja, pencetakan bahan,
dan sosialisasi dokumen
Diisi dengan kebutuhan
biaya untuk pengadaan
Diisi dengan biaya untuk
instruktur
dan
pencetakan
materi/modul
serta
penyelenggaraan
pelatihan

1.3 Menggunakan rambu


Pengadaan rambu dan barikade
peringatan dan barikade
1.4 Melakukan pelatihan kepada 1. Instruktur
pekerja
2. Materi/modul

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (7) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;

62

B.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut:
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

63

II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan
ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

64

B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3

Emergency/

P3K

Kebakaran

kedaruratan

C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan,
dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan
Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format
pada Tabel 1.

65

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG
JAWAB
Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

: ..................
: ..................
: ..................
: ..................

halaman : .. / ..
PENILAIAN RISIKO

NO
(1)
1

URAIAN PEKERJAAN
(2)
Pekerjaan galian pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

IDENTIFIKASI BAHAYA
(3)
Tertimbun

KEKERAPAN

KEPARAHAN

(4)
3

(5)
3

TINGKAT
RISIKO
(6)
9
(Tinggi)

SKALA
PRIORITAS
(7)
1

PENGENDALIAN
RISIKO K3
(8)
1.1. Penggunaan
turap
1.2. Menggunakan
metode
pemancangan
1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

PENANGGUNG
JAWAB
(Nama Petugas)
(9)
Pengawas
lapangan/
quality engineer

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja
1.6 Pengunaan APD
yang sesuai
Dst.

66

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari
seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya
kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item
pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3 tinggi,
sedang dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko
tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko
kecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item
pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1)
dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko
(Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi
oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum
memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/ bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja
di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang
lebih aman dan/ atau material yang
tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi
teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya
kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau
peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada
saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi
adalah
pengendalian
melalui
pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan

67

telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan


rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9)
Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko
:
K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang
PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada
pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian
risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2.
Penyusunan Sasaran dan Program K3.

68

TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3


Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

:
:
:
:

..................
..................
..................
..................

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)
1

(2)
Pekerjaan galian
pada basement
bangunan gedung
dengan kondisi tanah
labil

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

(5)
Penggunaan
turap
memenuhi
spesifikasi
(ditetapkan
quality
enginering)

(6)
- Bahan
(Turap,
peralatan
kerja, dll yang
terkait)
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
Turap
terpasang
sesuai gambar
dan spesifikasi

(9)
Checklist

(10)
Pengawas
/petugas
terkait

Tersedianya
metode

Sesuai dengan
metode yang
telah ditetapkan

Dokumen
(manual
instruction/pe
tunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
sesuai metode

Checklist

Quality
Enginering

Tersedianya
instruksi kerja

Sesuai dengan
instruksi kerja

Dokumen
petunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
petunjuk kerja

Checklist

Quality
Enginering

URAIAN

TOLOK UKUR

(3)
1.1. Penggunaan
turap

(4)
Seluruh
pekerjaan
galian
dipastikan
memenuhi
prinsip
keselamatan

1.2. Menggunakan
metode
pemancangan

1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

BIAYA (Rp)

(11)

69

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)

(2)

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

URAIAN

TOLOK UKUR

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

(3)
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

(4)
Seluruh lokasi
galian diberikan
rambu dan
barikade
standar

(5)
Rambu dan
barikade
standar (Dicari
contor dari jasa
marga, NFPA)

(6)
- Rambu dan
barikade
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
100% sesuai
standar

(9)
Checklist

(10)
Petugas K3

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja

Seluruh pekerja
terkait telah
mengikuti
pelatihan dan
penyuluhan

Lulus tes dan


paham
mengenai
sistem
keselamatan
galian

Instruktur,
program,
materi/modul
, tes
pemahaman,
dan peserta.

Sebelum
bekerja harus
sudah terlatih

100% lulus
dan paham

Evaluasi hasil
penyuluhan/p
elatihan

Petugas K3,
unit
pelatihan/HR
D

1.6 Pengunaan
APD yang sesuai

Seluruh pekerja
menggunakan
APD standar

- SNI helm,
masker &
sepatu (Dicari)
- Jumlah
pekerja

Masker,
sepatu
keselamatan,
pelindung
kepala

Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

100% sesuai
standar

Disediakan
petugas yang
melakukan
pengawasan
selama
pekerjaan
galian
berlangsung

Inspektor
K3/petugas
pengawas
pelaksanaan
pekerjaan

BIAYA (Rp)

(11)

70

Ketentuan Pengisian Tabel 2.:


Kolom (1)
: Nomor urut kegiatan.
Kolom (2)
: Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3)
: Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom
(8).
Kolom (4)
: Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5)
: Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6)
: Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari
kolom (5)
Kolom (7)
: Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8)
: Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9)
: Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program
Kolom (11) : Diisi biaya kebutuhan pelaksanaan program
D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh
Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada
contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang
tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada
kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional)
berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai
dengan uraian Tabel 2. (sasaran dan program K3).

71

F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan
dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan
pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja
dilakukan peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
[Penanggung Jawab Lapangan/Team
Leader]
( )
Penyedia Jasa

72

H.

BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)


CONTOH

Jenis pekerjaan
Satuan/Unit
Nomor Pembayaran

No.
(1)
I

Uraian

: ....................
: ....................

Satuan

(2)
(3)
Upah/Tenaga Kerja
Sub jumlah I
II
Bahan/Material
Sub jumlah II
III
Peralatan
Sub jumlah III
Sub jumlah (I+II+III)
IV
Lain-lain
- Biaya umum16
- Keuntungan
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)

Kuantitas/
Koefisien
(4)

Harga
Satuan
Dasar
(Rp)
(5)

Harga
(Rp)
(6)

.........

.........

.........
.........
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.........
.........

Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di
bawah 80% dari HPS

16

Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

73

I.

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK


CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ....

Yang bertanda tangan dibawah ini: ........


dalam jabatan selaku ........ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .......... [nama bank] berkedudukan di
............ [alamat]
untuk selanjutnya disebut:
PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama
: ........ [Pokja ULP]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp ........
(terbilang ................)
sebagai Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk pelelangan
pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ........ [peserta pelelangan]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.

74

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Garansi Bank berlaku selama (.) hari kalender, dan efektif mulai dari tanggal .... [diisi sesuai dengan tanggal
batas akhir pemasukan penawaran]
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi
Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari
Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima
Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera
janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya bendabenda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk
melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ....
: ....

[Bank]

Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]

....
[Nama dan Jabatan]

75

J.

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN


PENJAMINAN (Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)
CONTOH

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN PENAWARAN
Nomor Jaminan : ....

Nilai : ....

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : .... [nama],


.... [alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan .... [nama penerbit jaminan], ....
[alamat], sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ....
[nama Pokja ULP],
........ [alamat]
sebagai pelaksana pelelangan pekerjaan .........., selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp .... (terbilang
.................)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi ketentuan yaitu:
a.
b.
c.
d.

menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;


tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga
penawarannya di bawah 80% HPS;
tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama . (..) hari kalender dan


efektif mulai tanggal [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir
pemasukan penawaran]
4. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan penagihan
secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera
janji/wanprestasi.
5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya

76

harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
6. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal ...
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ....[Penerbit Jaminan]

77

K.

BENTUK PAKTA INTEGRITAS

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan

Bertindak
untuk
dan atas nama

: PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai


dan cantumkan nama]

dalam rangka pengadaan [isi nama paket] pada .


[isi sesuai dengan nama Pokja ULP] dengan ini menyatakan bahwa:
1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. akan melaporkan kepada APIP [isi sesuai dengan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi] dan/atau LKPP apabila
mengetahui ada indikasi KKN dalam proses pengadaan ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.
[tempat], . [tanggal] [bulan] 20. [tahun]
[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]

78

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama
: [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan

Bertindak
: PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai
dan cantumkan nama]
untuk dan
atas nama
2. Nama
Jabatan

: [nama wakil sah badan usaha]


:

Bertindak
: PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai
dan cantumkan nama]
untuk dan
atas nama
3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan [isi nama paket] pada


[isi sesuai dengan nama Pokja ULP] dengan ini menyatakan bahwa:
1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. akan melaporkan kepada APIP [isi sesuai dengan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi] dan/atau LKPP apabila
mengetahui ada indikasi KKN dalam proses pengadaan ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.
[tempat], .. [tanggal] [bulan] 20. [tahun]
[Nama Penyedia]

[Nama Penyedia]

[Nama Penyedia]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]

79

L.

BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI


FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
UNTUK BADAN USAHA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan

: ..[diisi sesuai jabatan dalam akta pendirian


perusahaan dan perubahannya]

Bertindak
untuk
dan atas nama

: PT/CV/Firma/Koperasi [pilih yang sesuai dan


cantumkan nama badan usaha]

Alamat

No. Telepon

: ...............

No. Fax

: ...............

E-mail

: ...............

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1. saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak
berdasarkan Akte Notaris [sesuai akta
pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan secara jelas nomor dan
tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa. Jika kemitraan/KSO maka
dicantumkan tambahan Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. saya bukan sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/
Institusi [bagi pegawai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi
yang sedang cuti diluar tanggungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi ditulis sebagai berikut : Saya merupakan pegawai
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti diluar
tanggungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi ];
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan
dengan para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam
proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:

80

A. Data Administrasi
1.

Nama
(PT/CV/Firma/
:
atau lainnya)

2. Status

3. Alamat Kantor yang


mendaftar
(Pusat/Cabang)

Pusat

Cabang

No. Telepon

No. Fax

E-mail

4. Alamat Kantor Pusat

No. Telepon

No. Fax

E-mail

B. Izin Usaha
1. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi
2. Masa berlaku izin usaha
3. Instansi pemberi izin usaha

: a. Nomor.
b. Tanggal
:
:

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Sertifikat Badan Usaha
2. Masa berlaku

: a. Nomor
b. Tanggal
:

3. Instansi pemberi

D. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang


dilelangkan)
4. Surat Izin .........
5. Masa berlaku izin

: c. Nomor
d. Tanggal
:

6. Instansi pemberi izin

81

E. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Akta Pendirian PT/CV/Firma/ atau lainnya
a. Nomor Akta
:
b. Tanggal
:
c. Nama Notaris
:
2. Akta Perubahan Terakhir
a. Nomor Akta
:
b. Tanggal
:
c. Nama Notaris
:
F. Pengelola Badan Usaha
1. Komisaris/Pengawas untuk Perseroan Terbatas (PT)
No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam Badan Usaha

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha


No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam Badan Usaha

G. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk
CV/Firma)
No.
Nama
No. KTP
Persentase

2. Pajak
a. Nomor Pokok Wajib Pajak
:
b. Bukti Laporan Pajak Tahun
terakhir (SPT Tahunan)
: No. Tanggal
c. Bukti Laporan Bulanan
(tiga bulan terakhir):
1) PPh Pasal 21
: No. Tanggal
2) PPh Pasal 23 (bila ada
transaksi
: No. Tanggal
3) PPh Pasal 25/Pasal 29
: No. Tanggal
4) PPN
: No. Tanggal
d. Surat Keterangan Fiskal* )
: No. Tanggal
*) apabila digunakan oleh penyedia sebagai pengganti huruf b dan c

82

H. Data Personil Inti (Tenaga ahli/teknis badan usaha)

No

Nama

Tgl/bln/thn
lahir

Tingkat
Pendidikan
4

Jabatan
dalam
pekerjaan
(posisi)
5

Pengalaman
Kerja
(tahun)17

Profesi/
keahlian

Tahun
Sertifikat/
Ijazah

I. Data Peralatan
No.

Jenis
Peralatan

Jumlah

Kapasitas
atau output
pada saat
ini
4

Merk
dan
tipe

Tahun
pembuatan

Kondisi
(%)

Lokasi
Sekarang

Status Kepemilikan
(Millik/Sewa/Lainnya)

J. Data Pengalaman Perusahaan (nilai paket tertinggi pengalaman sesuai


klasifikasi/subklasifikasi yang dipersyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir)

No.

Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen

Nama
Paket
Pekerjaan

Klasifikasi/Sub
klasifikasi
Pekerjaan

Lokasi

Tanggal Selesai
Menurut

Kontrak

Nama

Alamat
dan
Telepon

Nomor
dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Kontrak

BA
Serah
Terima
(PHO)

10

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir (digunakan untuk


penilaian SKP = 6 atau SKP = 1,2 N bagi paket pekerjaan non kecil)
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen
Nama Paket
Pekerjaan

No.

Lokasi

Kontrak/Subkontrak

Tanggal Selesai
Menurut

Nama

Alamat
dan
Telepon

Nomor
dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Kontrak

BA Serah
Terima
(PHO)

17

pengalaman dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan konstruksi


(dihitung berdasarkan Tahun Anggaran)

83

L. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan


SKP = KP - jumlah paket yang sedang dikerjakan)

(untuk

Pemberi Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen
No.

Nama Paket
Pekerjaan

perhitungan

Kontrak

Nama

Alamat
/Telepon

Nomor dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Rencana
tanggal
kontrak
berakhir

Lokasi

M. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:
Nomor
Tanggal
Nama Bank
Nilai

:
:
:
: Rp . ( .... dalam huruf..)

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya
sampaikan tidak benar dan/atau ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha
yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan
secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
[tempat], .. [tanggal] [bulan] 20. [tahun]

PT/CV/Firma/ atau lainnya


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
[rekatkan meterai Rp 6.000,dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha )

[jabatan pada badan usaha]

84

BAB VI
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI

A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail badan
usaha yang didaftar sebagai peserta.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail kantor
pusat yang dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
B.

Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Diisi nomor dan tanggal penerbitan.
2. Diisi dengan masa berlaku.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit.
D. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang
dilelangkan)
1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.
E.

Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian
badan usaha.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan
terakhir badan usaha, apabila ada.

F.

Pengelola Badan Usaha (Pengawas/Pengurus)


1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha, apabila
berbentuk Perseroan Terbatas.
2. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha.

G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan
saham/pesero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir
berupa SPT Tahunan.
c. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan bulanan (tiga bulan
terakhir):
1) PPh pasal 21;

85

2) PPh pasal 23 (bila ada transaksi);


3) PPh pasal 25/pasal 29;
4) PPN.
Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan
penyampaian SPT Tahunan dan SPT Masa dapat diganti oleh peserta
dengan penyampaian Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan
oleh Kantor Pelayanan Pajak.
H. Data Personil Inti
Diisi dengan nama, tanggal/ bulan/ tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/
SLTA/ S1/ S2/ S3), jabatan dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan,
lama pengalaman kerja, profesi/ keahlian sesuai dengan Surat Keterangan
Ahli/ Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan sertifikat/ ijazah
dari setiap tenaga ahli/teknis sesuai dengan yang diperlukan untuk
pekerjaan yang dilelangkan.
I.

Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada
saat ini, merek dan tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase),
lokasi keberadaan saat ini dan status kepemilikan/ dukungan sewa (dapat
diisi sebagai milik sendiri/ sewa beli/ sewa/ kontrak atau lainnya yang
tidak sedang digunakan dalam pelaksanaan) dari masing-masing fasilitas/
peralatan/ perlengkapan sesuai dengan yang diperlukan untuk pekerjaan
utama yang dilelangkan sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan. Pokja
apabila diperlukan dapat membuktikan keberadaan alat dan bukti status
kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.

J.

Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan yang dipilih mulai dari nilai
paket tertinggi, Klasifikasi/Sub klasifikasi pekerjaan yang dipersyaratkan,
lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari
pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai
kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal
Berita Acara serah terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan
selama 10 (sepuluh) tahun terakhir.

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan
pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket
pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima (PHO),
untuk masing-masing paket pekerjaan selama 5 (lima) tahun terakhir.
L.

Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan,
nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen,
nomor/tanggal dan nilai kontrak, dan rencana tanggal kontrak berakhir.

86

M. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat
dukungan keuangan serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai total HPS.
N. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masingmasing kualifikasi badan usahanya.

87

BAB VII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
A.

Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan


sebagai berikut :
1. formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh:
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang
nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik pada saat pembuktian
kualifikasi; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama.
2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
seperti Izin Usaha Jasa Konstruksi;
3. menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan
yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan,
tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun
pajak terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan
PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29
dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan
terakhir dalam tahun berjalan.
Peserta dapat mengganti laporan perpajakan tersebut dengan Surat
Keterangan Fiskal (SKF);
6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak,
kecuali bagi Penyedia Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari
3 (tiga) tahun;
7. Memiliki kemampuan pada klasifikasi/sub klasifikasi pekerjaan yang
sesuai/sejenis untuk badan usaha non kecil;
8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

88

9. menyampaikan/mengisi daftar perolehan pekerjaan yang sedang


dikerjakan;
10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank
pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi
paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS. Dalam
hal kemitraan yang menyampaikan surat dukungan keuangan hanya
lead firm;
11. untuk usaha non-kecil (paket di atas Rp 2.500.000.000,00) memiliki
Kemampuan Dasar (KD) pada sub klasifikasi pekerjaan yang sejenis/
kompleksitas yang setara, dengan ketentuan :
a. KD
= 3 NPt
NPt
= Nilai pengalaman tertinggi pada sub klasifikasi
pekerjaan yang sesuai dalam 10 (sepuluh) tahun
terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub klasifikasi pekerjaan,
nilai kontrak dan status peserta pada saat menyelesaikan kontrak
sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai
pekerjaan sekarang (present value) menggunakan perhitungan
sebagai berikut:
NPs
Npo

=
=

Nilai pekerjaan sekarang


Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi
(apabila ada) saat serah terima pertama
Io
= Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan
serah terima pertama
Is
= Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi
(apabila belum ada, dapat dihitung dengan regresi
linier berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan
komponen terbesar dari pekerjaan;
12. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan :
a. SKP
= KP jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP
= Kemampuan menangani paket pekerjaan
untuk usaha kecil KP = 5
untuk usaha non kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
N
= Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat
ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu
5 (lima) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari
masing-masing perusahaan yang bermitra/KSO;
c. untuk paket pekerjaan non kecil perhitungan SKP dipilih yang
nilainya terbesar dari cara sesuai butir a.

89

13. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO :


a. peserta
wajib
mempunyai
perjanjian
Kerja
Sama
Operasi/kemitraan yang memuat persentase kemitraan/KSO dan
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 7, dan 9,
dan 13 dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan
kemitraan/KSO. Khusus untuk angka 8 evaluasi persyaratan
digabungkan sebagai evaluasi kemitraan/KSO, sedangkan
dukungan keuangan (angka 10) hanya atas nama
kemitraan/KSO;
B.

Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode penilaian


sistem gugur. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan
data isian peserta dalam Dokumen Isian Kualifikasi dalam hal :
1. kelengkapan Dokumen Isian Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.

C.

Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan,


peserta diminta untuk membubuhi materai senilai Rp.12.000,00
(dua belas ribu rupiah).

D.

Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja
ULP dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis
namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi termasuk
dapat melakukan peninjauan lapangan pada pihak-pihak/instansi terkait.

E.

Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum


pemasukan penawaran.

F.

Evaluasi kualifikasi (pascakualifikasi) sudah merupakan kompetisi, maka


data yang kurang tidak dapat dilengkapi.

90

BAB VIII
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
CONTOH 1 PENYEDIA TUNGGAL

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
............................................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi harga satuan, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ........................ pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan
huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara:
Nama
: ...................... [nama PPK]
NIP
: ...................... [NIP PPK]
Jabatan
: PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di
: ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan:
Nama
Jabatan
Berkedudukan di
Akta Notaris
Nomor
Tanggal
Notaris

: ...................... [nama wakil penyedia]


:....................... [sesuai akta notaris]
: ...................... [alamat penyedia]
:...................... [sesuai akta notaris]
:...................... [tanggal penerbitan akta]
: ...................... [nama Notaris penerbit akta]

yang bertindak untuk dan atas nama ...................... [nama Badan Usaha]
selanjutnya disebut Penyedia
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2013 Tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.

91

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas:
1. ................
2. ................
3. Dst.

92

Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp......................
(.........dalam huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor: ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian (apabila ada);


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a.

PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;

93

b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan
yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.

94

Untuk dan atas nama ......................


Penyedia

Untuk dan atas nama ......................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini
untuk Penyedia maka rekatkan materai Rp
6.000,- )]

untuk satuan kerja PPK maka rekatkan


materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

95

CONTOH 2 PENYEDIA BERMITRA/KSO

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
..........................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi harga satuan, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara :
Nama
NIP
Jabatan
Berkedudukan di

: ......................
: ......................
: PPK...............
: ......................

[nama PPK]
[NIP PPK]
[sesuai SK Pengangkatan]
[alamat PPK]

yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai
berikut :
1. ...................... [nama Penyedia 1];
2. ...................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan
tanggung renteng atas semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini
dan telah menunjuk ...................... [nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai
wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan
di ...................... [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian
kemitraan/KSO No. ...................... tanggal ...................... selanjutnya disebut
Penyedia.
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : ..............

96

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas :
1. ................
2. ................
Dst.
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp......................
(.........dalam huruf............. rupiah).

97

(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor : ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian [apabila ada];


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;
b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;

98

5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan
keterangan-keterangan
yang
diperlukan
untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan
yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ........ (.......dalam huruf......) hari
kalender.

Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani


Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi
materai..

99

Untuk dan atas nama ......................


Penyedia/Kemitraan (KSO)

Untuk dan atas nama....................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk Penyedia maka rekatkan materai
Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk satuan kerja PPK maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

100

BAB IX
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. Ketentuan Umum
1. Definisi

Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat


Umum Kontrak selanjutnya disebut SSUK harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan
sebagai berikut :
1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan


yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik
lainnya.
Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan
barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga
satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat
perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya
didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah
pejabat
pemegang
kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD.
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh
PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan
oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi.
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
panitia/pejabat yang ditetapkan oleh KPA yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau
pengawas intern pada Institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan
lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.

101

1.8

Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan/


melaksanakan Pekerjaan Konstruksi.

1.9

Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan


perjanjian kerja dengan penyedia penanggung
jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak).

1.10 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar


penyedia baik penyedia nasional maupun
penyedia asing, yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan,
adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional),
yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/
Perusahaan
Asuransi
yang
diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk
menjamin
terpenuhinya
kewajiban
penyedia.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara
PPK dengan penyedia yang mencakup SyaratSyarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan SyaratSyarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain
yang merupakan bagian dari kontrak.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
1.14 Hari adalah hari kalender.
1.15 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang
dibentuk/ditetapkan oleh PPK (dapat dijabat oleh
PPK atau pejabat lain dan diberitahukan secara
tertulis kepada Penyedia), terdiri dari 1 (satu)
orang atau lebih, yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus kontrak untuk mengelola
administrasi
kontrak
dan
mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Direksi teknis adalah tim pendukung yang
ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah
biaya keseluruhannya yang merupakan bagian
dari penawaran.
1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan
perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh PPK,
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data
102

yang
dapat
dipertanggungjawabkan
serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai
kewajaran penawaran termasuk rinciannya.
1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang
secara langsung menunjang terwujudnya dan
berfungsinya
suatu
konstruksi
sesuai
peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam LDP.
1.20 Mata
Pembayaran
Utama
adalah
Mata
pembayaran yang pokok dan penting yang nilai
bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung
mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya
terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam
Dokumen Pengadaan.
1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga
satuan jenis pekerjaan tertentu per satu satuan
tertentu.
1.22 Metoda
Pelaksanaan
Pekerjaan
adalah
metode/cara kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan
dan
diyakini
menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan
tahap pelaksanaan yang sistimatis dari awal
sampai akhir dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis berdasarkan sumber daya yang
dimiliki penawar.
1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis
yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam penawaran serta posisinya
dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan
untuk melaksanakan pekerjaan.
1.24 Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakkan adalah
pekerjaan spesialis atau bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum
dalam
penawaran,
yang
pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain
dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja yang
diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk memulai melaksanakan pekerjaan
1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya
Kontrak
ini
terhitung
sejak
tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa

103

pemeliharaan berakhir.
1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan)
adalah jangka waktu untuk melaksanakan
pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan.
1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka
waktu yang sudah terinci berdasarkan masa
pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) yang diterbitkan oleh PPK untuk memulai
melaksanakan pekerjaan.
1.30 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal
penyerahan pertama pekerjaan selesai (Provisional
Hand Over/PHO), dinyatakan dalam Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan
oleh Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan
pertama pekerjaan sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan.
1.32 Kegagalan Konstruksi adalah adalah keadaan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat
kesalahan pengguna atau penyedia dalam periode
pelaksanaan kontrak.
1.33 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan,
yang setelah diserahterimakan oleh penyedia
kepada PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta
diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan
dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum
sebagai akibat kesalahan Penyedia atau Pengguna
Jasa.
2. Penerapan

SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan


Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak
yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat
Perjanjian.

104

3. Bahasa dan
Hukum

4. Larangan
Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

3.1

Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia


kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar
negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan
bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut
dan/atau bahasa Inggris.

3.2

Hukum yang digunakan adalah hukum yang


berlaku di Indonesia.

3.3

Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah


luar negeri, menggunakan hukum yang berlaku di
Indonesia atau hukum yang berlaku di negara
pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan
antara Pemerintah dan negara pemberi
pinjaman/hibah), pilihan hukum yang digunakan
agar dicantumkan dalam Syarat-syarat Khusus
Kontrak yang selanjutnya disebut SSKK.

4.1

Berdasarkan etika pengadaan


pemerintah, dilarang untuk:

barang/jasa

a. menawarkan, menerima atau menjanjikan


untuk memberi atau menerima hadiah atau
imbalan berupa apa saja atau melakukan
tindakan lainnya untuk mempengaruhi
siapapun yang diketahui atau patut dapat
diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
c. membuat dan/atau menyampaikan secara
tidak benar dokumen dan/atau keterangan
lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan
pelaksanaan Kontrak ini.
4.2

Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan


(termasuk semua anggota Kemitraan/KSO apabila
berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya
(jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan
tindakan yang dilarang di atas.

4.3

Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti


melakukan larangan-larangan di atas dapat
dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK
sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan
Pelaksanaan
dicairkan
dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK;
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia;
dan/atau
d. Sanksi pengenaan daftar hitam.
[catatan: Sanksi pengenaan daftar

hitam,

105

diterbitkan oleh KPA atas usulan PPK.


KPA mengirimkan dokumen penetapan sanksi
daftar hitam kepada:
1) Penyedia yang dikenakan Daftar Hitam; dan
2) Kepala LKPP]

5. Asal Material/
Bahan

6. Korespondensi

4.4

Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan


oleh
PPK/KPA
kepada
Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi.

4.5

PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan


dikenakan
sanksi
berdasarkan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.

5.1

Penyedia
harus
menyampaikan
asal
material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen impor.

5.2

Asal
material/bahan
merupakan
tempat
material/bahan diperoleh, antara lain tempat
material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi.

6.1

Semua korespondensi dapat berbentuk surat,


e-mail dan/atau faksimili dengan alamat tujuan
para pihak yang tercantum dalam SSKK.

6.2

Semua pemberitahuan, permohonan, atau


persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus dibuat
secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah
disampaikan secara langsung kepada wakil sah
Para Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan
melalui surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan
ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para


Pihak

Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan


untuk dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan
atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak
ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau
dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.

8. Pembukuan

Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan


keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan

Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang


bersangkutan berkewajiban untuk membayar semua
pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan
oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini.
Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah
termasuk dalam Nilai Kontrak.

10. Pengalihan

10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian

106

dan/atau
Subkontrak

atau seluruh Kontrak ini. Pengalihan seluruh


Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal
pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat
peleburan (merger) maupun akibat lainnya.
10.2 Penyedia dilarang untuk mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama dalam Kontrak
ini.
10.3 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya
diperbolehkan kepada Penyedia spesialis setelah
mendapat persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia
tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan
yang disubkontrakkan.
10.4 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak
diputuskan dan Penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam SSKK.

11. Pengabaian

Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap


pelanggaran ketentuan tertentu Kontrak oleh Pihak yang
lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian
yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika
menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan
yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat
dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil
Sah Pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Mandiri Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab


penuh terhadap personil dan subpenyedianya (jika ada)
serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.
13. Kemitraan/ KSO

Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu


anggota yang disebut dalam Surat Perjanjian untuk
bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan
hak dan kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak
ini.

14. Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan

14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan,


PPK jika dipandang perlu dapat mengangkat
Pengawas Pekerjaan (Direksi Pekerjaan/Direksi
Teknis) yang berasal dari personil PPK atau
konsultan pengawas.
Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas
Pekerjaan selalu bertindak untuk kepentingan
PPK. Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas
Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.

15. Persetujuan Atau


Pernyataan Tidak
Berkeberatan
Dari Pengawas

15.1 Semua gambar yang digunakan melaksanakan


pekerjaan sesuai kontrak, untuk pekerjaan
permanen maupun pekerjaan sementara harus
mendapatkan
persetujuan
dari
Pengawas

107

Pekerjaan

Pekerjaan.
15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan
terlebih dahulu ada pekerjaan sementara yang
tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
di dalam kontrak maka penyedia berkewajiban
untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar
usulan pekerjaan sementara tersebut untuk
mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan
(no objection) untuk dilaksanakan dari Pengawas
Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana
pekerjaan sementara ini tidak melepaskan
penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.

16. Perintah

Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua


perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan
kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini.

17. Penemuanpenemuan

Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada


pihak yang berwenang semua penemuan benda/barang
yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan kekayaan
di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan perundangundangan dikuasai oleh negara.

18. Akses ke Lokasi


Kerja

18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses


PPK, Wakil Sah PPK, Pengawas Pekerjaan dan/atau
pihak yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja
dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang
atau akan dilaksanakan.
18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima
kelayakan dan ketersediaan jalur akses menuju
lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga
setiap jalan atau jembatan dari kerusakan akibat
penggunaan/lalu lintas penyedia atau akibat
personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka:
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang mungkin diperlukan akibat
pengunaan jalur akses.
b. Penyedia harus menyediakan rambu atau
petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin
disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.
c. Biaya karena ketidak layakan atau tidak
tersedianya jalur akses untuk digunakan oleh
penyedia, harus ditanggung penyedia.
d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul akibat penggunaan jalur

108

akses.
18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul selain penggunaan jalur akses
tersebut.
B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak
19. Masa
Pelaksanaan
(Jangka Waktu
Pelaksanaan)
Pekerjaan

19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal


penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para Pihak
atau yang ditetapkan dalam SSKK.
19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.
19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan masa pelaksanaan yang ditentukan dalam
SSKK.
19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai masa pelaksanaan
karena keadaan diluar pengendaliannya yang
dapat dibuktikan demikian, dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, dengan
disertai bukti-bukti yang dapat disetujui PPK,
maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan tugas penyedia dengan membuat
adendum kontrak.
19.5 Jadwal pelaksanaan pekerjaan disepakati bersama
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak,
jadwal pelaksanaan pekerjaan tidak boleh
melebihi dari masa pelaksanaan.

B.1 Pelaksanaan Pekerjaan


20. Penyerahan
Lokasi Kerja

20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja


sesuai dengan kebutuhan penyedia yang
tercantum dalam rencana kerja yang telah
disepakati oleh para pihak untuk melaksanakan
pekerjaan tanpa ada hambatan kepada penyedia
sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan
setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan
lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan
penyerahan dituangkan dalam berita acara
penyerahan lokasi kerja.
20.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama
ditemukan hal-hal yang dapat mengakibatkan
perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut
harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja
sesuai kebutuhan penyedia yang tercantum dalam

109

rencana kerja (sesuai angka 20.1) untuk


melaksanakan pekerjaan dan terbukti merupakan
suatu hambatan, maka kondisi ini ditetapkan
sebagai Peristiwa Kompensasi.
21. Surat Perintah
Mulai Kerja
(SPMK)

21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya


14 (empat belas) hari sejak tanggal penandatanganan kontrak.
21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak oleh penyedia.

22. Program Mutu

22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.
22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan
kondisi lokasi pekerjaan.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program mutu jika terjadi adendum Kontrak dan
Peristiwa Kompensasi.
22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan
dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan
persetujuan PPK.
22.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.

23. Rencana
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Konstruksi
(RK3K)

23.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan RK3K


pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk
disetujui oleh PPK.
23.2 RK3K disusun paling sedikit berisi:
a.
b.
c.
d.

Kebijakan K3 Proyek;
Organisasi K3;
Perencanaan K3;
Pengendalian dan Program K3;

110

e. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3;


f. Tinjauan Ulang Kinerja K3.
23.3 RK3K dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi
pekerjaan.
23.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
RK3K jika terjadi addendum kontrak dan peristiwa
kompensasi.
23.5 Pemutakhiran
RK3K
persetujuan PPK.

harus

mendapatkan

23.6 Persetujuan PPK terhadap RK3K tidak mengubah


kewajiban kontraktual penyedia.
24. Rapat Persiapan
Pelaksanaan
Kontrak

24.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak


diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, harus
sudah menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi :
a. program mutu;
b. rencana K3 Kontrak;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti
uraian
tentang
metode
kerja
yang
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi
peralatan dan personil;
g. penyusunan rencana dan
pemeriksaan lokasi pekerjaan.

25. Mobilisasi

pelaksanaan

25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai


dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterbitkan SPMK.
25.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah,
gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya; dan/atau

111

c. mendatangkan personil-personil.
25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
26. Pemeriksaan
Bersama

26.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK


bersama-sama dengan penyedia melakukan
pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi
pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran

(Mutual Check 0%).


26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat
membentuk Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
atas usul PPK.
26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam
Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka
harus dituangkan dalam adendum Kontrak (Berita
Acara Mutual Check 0%).
26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
Personil dan/atau Peralatan ternyata belum
memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia
tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat
Personil dan/atau Peralatan yang belum
memenuhi syarat harus segera diganti dalam
jangka waktu yang disepakati bersama.
27. Penggunaan
Produksi Dalam
Negeri

27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan


sesuai besaran komponen dalam negeri pada
setiap Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada
saat penawaran.
27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan
produksi dalam negeri secara periodik.
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam
negeri berbeda dengan yang ditunjukkan dengan
nilai TKDN pada saat penawaran akan dikenakan
sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.

B.2 Pengendalian Waktu


28. Waktu
Penyelesaian
Pekerjaan

28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia


berkewajiban untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program
mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-

112

lambatnya pada Tanggal


ditetapkan dalam SPMK.

Penyelesaian

yang

28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal


Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau
Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan
denda.
28.3 Jika
keterlambatan
tersebut
semata-mata
disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK
dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika
Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak
untuk diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal
ini adalah tanggal penyelesaian seluruh pekerjaan.
29. Perpanjangan
Waktu

29.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga


penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal
Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian
berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan
pertimbangan
Pengawas
Pekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan
secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian
harus dilakukan melalui Adendum Kontrak.
29.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan harus telah menetapkan ada tidaknya
perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah
penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia
lalai untuk memberikan peringatan dini atas
keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk
mencegah
keterlambatan
sesegera
mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang
Tanggal Penyelesaian.

30. Penundaan oleh


Pengawas
Pekerjaan

Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis


penyedia untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap
perintah penundaan ini harus segera ditembuskan
kepada PPK.

31. Rapat
Pemantauan

31.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat


menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan
untuk membahas perkembangan pekerjaan dan
perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.
31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh
113

Pengawas Pekerjaan dalam berita acara rapat, dan


rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihakpihak yang menghadiri rapat.
31.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu
diputuskan,
Pengawas
Pekerjaan
dapat
memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat
melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak
yang menghadiri rapat.
32. Peringatan Dini

32.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan


sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas peristiwa
atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi
mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas
Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk
menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak
peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap
Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin
disampaikan oleh penyedia.
32.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama
dengan Pengawas Pekerjaan untuk mencegah atau
mengurangi dampak peristiwa atau kondisi
tersebut.

B.3 Penyelesaian Kontrak


33. Serah Terima
Pekerjaan

33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus


perseratus), penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
pekerjaan.
33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK
menugaskan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat
dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu
pelaksanaan tugas Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan.
33.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan,
penyedia
wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah
PPK.
33.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan
setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal
berita acara penyerahan pekerjaan dan telah
diterima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.

114

33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan


puluh lima perseratus) dari nilai kontrak,
sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau
pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus
perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus
menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai kontrak.
33.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama
masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti
pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
33.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan
setelah
penyedia
melaksanakan
semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai
kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan
Jaminan Pemeliharaan.
33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK
berhak menggunakan uang retensi untuk
membiayai
perbaikan/pemeliharaan
atau
mencairkan Jaminan Pemeliharaan.
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian
pekerjaan (secara parsial) yang ketentuannya
ditetapkan dalam SSKK.
33.11 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan
secara parsial, maka cara pembayaran dan
kewajiban pemeliharaan tersebut di atas
disesuaikan.
33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah
penyerahan
bagian
pekerjaan
tersebut
dilaksanakan pertama kali.
33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan
pekerjaan ditetapkan dalam SSKK.
34. Pengambilalihan

PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan


dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat
keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

35. Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

35.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk


kepada PPK tentang pedoman pengoperasian dan
perawatan/pemeliharaan sesuai dengan SSKK.
35.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman
pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan, PPK

115

berhak menahan uang retensi atau Jaminan


Pemeliharaan.
B.4 Adendum
36. Perubahan
Kontrak

36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum


kontrak.
36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila
disetujui oleh para pihak, meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu
hal yang dilakukan oleh para pihak dalam
kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
b. perubahan harga kontrak akibat adanya
perubahan pekerjaan dan/atau karena
perubahan pelaksanaan pekerjaan.
c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
akibat adanya perubahan pekerjaan
d. Perubahan harga kontrak akibat adanya
penyesuaian harga (eskalasi/de-eskalasi).
36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK
menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

37. Perubahan
Lingkup
Pekerjaan

37.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara


kondisi lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan
dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama
penyedia dapat melakukan perubahan kontrak
yang meliputi antara lain:
a. menambah
atau
mengurangi
volume
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
b. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi
pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum
tercantum dalam kontrak yang diperlukan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai
lingkup kontrak awal.
37.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan
tersedianya anggaran dan paling tinggi 10%
(sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.
37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK
secara tertulis kepada penyedia kemudian
dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang

116

tercantum dalam kontrak awal.


37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita
Acara sebagai dasar penyusunan adendum
kontrak.
38. Perubahan
Kuantitas dan
Harga

38.1 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga


digunakan untuk membayar prestasi pekerjaan.
38.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang
akan dilaksanakan berubah lebih dari 10%
(sepuluh perseratus) dari kuantitas awal, maka
pembayaran
volume
selanjutnya
dengan
menggunakan harga satuan yang disesuaikan
dengan negosiasi.
38.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat
harga satuan timpang, maka harga satuan
timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan. Untuk kuantitas pekerjaan tambahan
digunakan harga satuan berdasarkan hasil
negosiasi.
Apabila ada daftar item pekerjaan yang masuk
kategori
harga
satuan
timpang,
maka
dicantumkan dalam lampiran A SSKK.
38.4 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka
penyedia jasa harus menyerahkan rincian harga
satuannya kepada PPK. Penentuan harga satuan
mata pembayaran baru dilakukan dengan
negosiasi.

39. Perubahan
Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan

39.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan


oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar
untuk hal-hal sebagai berikut :
a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia;
dan/atau
e. keadaan kahar.
39.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang
sekurang-kurangnya
sama
dengan
waktu
terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan pada 39.1.
39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu
pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan

117

oleh penyedia.
39.4 PPK
dapat
menugaskan
Panitia
Peneliti
Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti kelayakan
usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.
39.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan
dituangkan dalam adendum kontrak.
40. Penyesuaian
Harga
(Eskalasi/Deeskalasi)

40.1 Ketentuan penggunaan rumusan Penyesuaian


Harga (Price Adjustment) adalah sebagai berikut:
a) Harga yang tercantum dalam kontrak dapat
berubah akibat adanya penyesuaian harga
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b) Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak
Tahun Jamak yang masa pelaksanaannya lebih
dari 12 (dua belas) bulan dan diberlakukan
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan pekerjaan.
c) Penyesuaian harga berlaku bagi seluruh
kegiatan/mata pembayaran, kecuali mata
pembayaran Lump Sum serta pekerjaan
dengan Harga Satuan timpang.
d) Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi
seluruh komponen harga satuan (upah, bahan,
peralatan, dan bahan bakar), tidak termasuk
komponen keuntungan dan biaya operasional
sebagaimana tercantum dalam penawaran.
e) Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan yang tercantum
dalam kontrak awal/adendum kontrak.
f) Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen
pekerjaan yang berasal dari luar negeri,
menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut.
g) Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan
baru sebagai akibat adanya adendum kontrak
dapat diberikan penyesuaian harga mulai
bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum
kontrak tersebut ditandatangani.
h) Jenis
pekerjaan
yang
terlambat
pelaksanaannya disebabkan oleh kesalahan
Penyedia diberlakukan penyesuaian harga
berdasarkan indeks harga terendah antara
indeks harga jadwal awal dengan indeks harga
jadwal pelaksanaan pekerjaan.
i) Jenis
pekerjaan
yang
lebih
cepat
pelaksanaannya diberlakukan penyesuaian
118

harga berdasarkan indeks harga pada saat


pelaksanaan.
40.2 Ketentuan lebih lanjut sebagaimana diatur dalam
SSKK.
B.5 Keadaan Kahar
41. Keadaan Kahar

41.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para


pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
41.2 Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi :
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana
dinyatakan melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
41.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia
memberitahukan kepada PPK paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan
Kahar dari pejabat yang berwenang.
41.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak
untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa
Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurangkurangnya sama dengan jangka waktu
terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.
41.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
Keadaan Kahar yang dilaporkan paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, tidak dikenakan sanksi.
41.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini
akan dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar
berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan
Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada
Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat
mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam
Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang

119

wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk


bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya
ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.
B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak
42. Penghentian dan
Pemutusan
Kontrak

42.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena


pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan
Kahar.
42.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib
membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi
pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
a. biaya langsung pengadaan Bahan dan
Perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan
Perlengkapan ini harus diserahkan oleh
Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi
hak milik PPK;
b. biaya
langsung
pembongkaran
dan
demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara dan
Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.
42.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak
penyedia atau pihak PPK.
42.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan
Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila :
a. penyedia
lalai/cidera
janji
dalam
melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan;
b. penyedia
tanpa
persetujuan
Pengawas
Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan
pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28
(dua puluh delapan) hari dan penghentian ini
tidak tercantum dalam program mutu serta
tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan oleh PPK;
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan
Jaminan Pelaksanaan;

120

g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan


akibat kesalahan penyedia sudah melampaui
5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak dan
PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan
sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia
untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan
pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik
selama 28 (dua puluh delapan) hari;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran
tagihan angsuran sesuai dengan yang
disepakati sebagaimana tercantum dalam
SSKK;
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan
dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan
yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur,
dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat
dalam
pelaksanaan
pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang
berwenang.
42.5 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pelaksanaan
dilakukan
karena
kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia
atau Jaminan Uang Muka dicairkan;
c. Penyedia
membayar
denda
(apabila
pelaksanaan pekerjaannya terlambat); dan
d. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
42.6 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pemeliharaan dilakukan karena kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
42.7 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena
PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan
KKN dan/atau pelanggaran persaingan usaha di
dalam pelaksanaan pengadaan yang sudah
diputuskan oleh instansi berwenang, maka PPK
dikenakan
sanksi
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan.

121

43. Keterlambatan
Pelaksanaan
Pekerjaan dan
Kontrak Kritis

43.1 Apabila penyedia terlambat melaksanakan


pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus
memberikan peringatan secara tertulis atau
dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.
43.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%
70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 10% dari rencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan
70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari
rencana;
c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat
kurang dari 5% dari rencana dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan.
43.3 Penanganan kontrak kritis.
a. Dalam hal keterlambatan pada 43.1 dan
penanganan kontrak pada 43.2, penanganan
kontrak kritis dilakukan dengan Rapat
pembuktian (show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi
pekerjaan menerbitkan surat peringatan
kepada
penyedia
dan
selanjutnya
menyelenggarakan SCM.
2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi
teknis dan penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba pertama)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
tingkat Tahap I
3) Apabila penyedia gagal pada uji coba
pertama, maka harus diselenggarakan
SCM Tahap II yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba kedua)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
Tahap II
4) Apabila penyedia gagal pada uji coba
kedua, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap
III
yang
membahas
dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba ketiga)
122

yang dituangkan dalam berita acara SCM.


Tahap III
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
menerbitkan surat peringatan kepada
penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan akibat
kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak
Penyedia Pekerjaan Konstruksi dapat diberi
kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak
masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
dengan diberlakukan denda sebesar 1/1000
(satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai
bagian Kontrak apabila ditetapkan serah
terima pekerjaan secara parsial untuk setiap
hari
keterlambatan.
Kesempatan
menyelesaikan pekerjaan selama 50 (lima
puluh) hari tersebut dapat melampaui tahun
anggaran berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat
keterlambatan melampaui tahun anggaran
berjalan,
diterbitkan
adendum
untuk
mencantumkan sumber dana tahun anggaran
berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan
diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku
jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan pada 42.2 a atau
42.2 b, setelah dilakukan penanganan kontrak
kritis sesuai 42.3 a, PPK dapat langsung
memutuskan kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 Kitab UndangUndang Hukum Perdata.
PPK dapat memutuskan
sepihak, apabila:

Kontrak

secara

1) kebutuhan barang/jasa tidak dapat


ditunda melebihi batas berakhirnya
kontrak;
2) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia
Barang/Jasa
tidak
akan
mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender
sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan
untuk
menyelesaikan

123

pekerjaan; dan/atau
3) setelah
diberikan
kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan
50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya
pelaksanaan
pekerjaan,
Penyedia
Barang/Jasa
tidak
dapat
menyelesaikan pekerjaan.
44. Peninggalan

Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan


Sementara yang masih berada di lokasi kerja setelah
pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau kesalahan
penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK
tanpa kewajiban perawatan/pemeliharaan. Pengambilan
kembali semua peninggalan tersebut oleh penyedia
hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan PPK.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak


45. Hak dan
Kewajiban Para
Pihak

Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang


harus dilaksanakan oleh PPK dan penyedia dalam
melaksanakan kontrak, meliputi :
45.1 Hak dan kewajiban PPK :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga
yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan kontrak.
45.2 Hak dan kewajiban penyedia :
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam kontrak;
b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk
sarana dan prasarana dari PPK untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara

124

periodik kepada PPK;


d. melaporkan
pelaksanaan
penggunaan
produksi dalam negeri/TKDN secara periodik
kepada PPK;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
f. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau
dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen
maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
g. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan PPK;
h. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan
jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak; dan
i. mengambil langkah-langkah yang memadai
dalam rangka memberi perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja
maupun masyarakat dan lingkungan sekitar
yang berhubungan dengan pemindahan bahan
baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi
dan proses produksi.

[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor


disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]
46. Penggunaan
DokumenDokumen
Kontrak dan
Informasi

Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan


menginformasikan dokumen kontrak atau dokumen
lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk
kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis
dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan izin tertulis
dari PPK sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

47. Hak Kekayaan


Intelektual

Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau


klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan
atau atas pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
oleh penyedia.

48. Penanggungan
dan Risiko

48.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK

125

beserta instansinya terhadap semua bentuk


tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat
PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari
hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai
Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan akhir :
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta
benda penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan
Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga;
48.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau
kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan
Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali
kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian PPK.
48.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan dalam Pasal ini.
48.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil
Pekerjaan atau Bahan yang menyatu dengan Hasil
Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau
diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya
sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.
49. Perlindungan
Tenaga Kerja

49.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas


biaya sendiri untuk mengikutsertakan Personilnya
pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
49.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan
memerintahkan Personilnya untuk mematuhi
peraturan keselamatan kerja. Pada waktu
pelaksanaan
pekerjaan,
penyedia
beserta
Personilnya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.
49.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk

126

menyediakan kepada setiap Personilnya (termasuk


Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
49.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk
melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum yang
berlaku, penyedia wajib melaporkan kepada PPK
mengenai setiap kecelakaan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini
dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
kejadian.
50. Pemeliharaan
Lingkungan

Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkahlangkah yang memadai untuk melindungi lingkungan
baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga
dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini.

51. Asuransi

51.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK


sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan
untuk :
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai
risiko
tinggi
terjadinya
kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko
terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan,
serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di
tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
51.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.

52. Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

52.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis PPK sebelum
melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dalam
Lampiran A SSKK;
b. menunjuk Personil Inti yang namanya tidak
tercantum dalam Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program
mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
52.2

Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan
sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:

127

a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam


Pasal 15 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
53. Laporan Hasil
Pekerjaan

53.1 Pemeriksaan
pekerjaan
dilakukan
selama
pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume
pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil
pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.
53.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan
pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan
harian.
53.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi
pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam
tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis
dan
kuantitas
pekerjaan
yang
dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
pelaksanaan.
53.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila
diperlukan diperiksa oleh konsultan, dan disetujui
oleh wakil PPK.
53.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta halhal penting yang perlu ditonjolkan.
53.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
53.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, PPK dan penyedia membuat foto-foto
dokumentasi dan video pelaksanaan pekerjaan di
128

lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.


54. Kepemilikan
Dokumen

Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan,


dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang
dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan Kontrak ini
sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling
lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan
piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada
PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan
tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan
(jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti
lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam
SSKK.

55. Kerjasama Antara 55.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas
Penyedia dan Sub
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
Penyedia
rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil,
yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.
55.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut
harus diatur dalam Kontrak dan disetujui terlebih
dahulu oleh PPK.
55.3 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut.
55.4 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus
mengacu kepada Kontrak serta menganut prinsip
kesetaraan.
56. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

56.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana


konstruksi adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Koperasi Kecil, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang
ditunjuk
dan
dilarang
diserahkan
atau
disubkontrakkan kepada pihak lain.
56.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana
konstruksi adalah penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil,
antara lain dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas
penyedia terpilih tetap bertanggungjawab
penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk

kerjasama

tersebut

hanya

untuk

129

sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan


utama; dan
d. membuat
laporan
periodik
pelaksanaan ketetapan di atas.

mengenai

56.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka


penyedia dikenakan sanksi yang diatur dalam
SSKK.
57. Penyedia Lain

Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan


menggunakan lokasi kerja termasuk jalan akses bersamasama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihakpihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika
dipandang perlu, PPK dapat memberikan jadwal kerja
penyedia yang lain di lokasi kerja.

58. Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan


kesehatan semua pihak di lokasi kerja. Penyedia setiap
saat harus mengambil langkah-langkah yang patut
diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para
personilnya. Penyedia harus memastikan bahwa staf
kesehatan, fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan,
dan layanan ambulance dapat disediakan setiap saat di
lapangan bagi personil penyedia termasuk subpenyedia
maupun personil PPK dan telah dibuat perencanaan yang
sesuai dengan semua persyaratan kesehatan dan
kebersihan untuk mencegah timbulnya wabah penyakit.
Penyedia harus menunjuk petugas keselamatan kerja yang
bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan
mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang
bersangkutan
harus
memenuhi
aturan
dan
persyaratan K3. Petugas K3 dipersyaratkan berdasarkan
tingkat risiko pekerjaan: diperlukan Ahli K3 untuk
pekerjaan berisiko tinggi dan diperlukan Petugas K3
untuk pekerjaan berisiko sedang atau kecil sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK.

59. Pembayaran
Denda

Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial


berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera
janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam
Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia.
Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual penyedia.

60. Jaminan

60.1 Penggunaan jaminan:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
130

(dua miliar lima ratus juta rupiah)


menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum.
60.2 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa
(SPPBJ)
sebelum
dilakukan
penandatanganan kontrak dengan besaran/nilai:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) bagi penawaran yang
lebih kecil dari 80% (delapan puluh
perseratus) HPS.
60.3 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurangkurangnya sejak tanggal penanda-tanganan
kontrak sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
60.4 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau dengan menahan uang retensi
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;
60.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam
rangka pengambilan uang muka sekurangkurangnya sama dengan besarnya uang muka;
60.6 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara
proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan;
60.7 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurangkurangnya sejak tanggal persetujuan pemberian
uang muka sampai dengan tanggal penyerahan
pertama pekerjaan (PHO).
60.8 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK
setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%
(seratus perseratus).
60.9 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima
dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;
60.10 Masa
berlakunya
Jaminan
Pemeliharaan
sekurang-kurangnya sejak tanggal serah terima
pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand
Over/FHO);

131

D. Personil Inti dan/atau Peralatan Penyedia


61. Personil Inti
dan/atau
Peralatan

61.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan


harus sesuai dengan yang tercantum dalam
Dokumen Penawaran.
61.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak
boleh dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis
PPK.
61.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia
dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang
diusulkan beserta alasan penggantian.
61.4 PPK
dapat
menilai
dan
menyetujui
penempatan/penggantian personil inti dan/atau
peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
61.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti :
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan
tugasnya,

pekerjaan

yang

menjadi

maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan


pengganti dan menjamin personil inti tersebut
meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh)
hari sejak diminta oleh PPK.
61.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan
perlu dilakukan, maka penyedia berkewajiban
untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi
yang setara atau lebih baik dari personil inti
dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya
tambahan apapun.

61.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga


kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan oleh
PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu
disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan
di bawah sumpah.
E.

Kewajiban PPK

132

62. Fasilitas

PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan


prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang
tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.

63. Peristiwa
Kompensasi

63.1 Peristiwa Kompensasi yang


kepada penyedia yaitu :

dapat

diberikan

a. PPK
mengubah
jadwal
yang
dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal
yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai
jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia
untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak
ditemukan
kerusakan/
kegagalan/
penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya
dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.
63.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan
pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban
untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
63.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan
kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada
PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat
Peristiwa Kompensasi.
63.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan
hanya dapat diberikan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat
Peristiwa Kompensasi.
63.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika

133

penyedia gagal atau lalai untuk memberikan


peringatan dini dalam mengantisipasi atau
mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.
F.

Pembayaran Kepada Penyedia

64. Harga Kontrak

64.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan


pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak.
64.2 Harga
kontrak
telah
memperhitungkan
keuntungan, beban pajak dan biaya overhead
termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan semua pajak, bea,
retribusi, dan pungutan lain serta biaya asuransi
yang harus dibayar oleh penyedia untuk
pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi.
64.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

65. Pembayaran

65.1 Uang muka


a. uang muka dibayar untuk membiayai
mobilisasi peralatan, personil, pembayaran
uang
tanda
jadi
kepada
pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan
paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus) dari
nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;
c. untuk usaha non kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 20% (dua puluh
perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa;
d. untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat
diberikan:
1) 20% (dua puluh perseratus) dari Kontrak
tahun pertama; atau
2) 15% (lima belas perseratus) dari nilai
Kontrak.
e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK
dan dibayar setelah penyedia menyerahkan
Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang
diterima;
f. penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis kepada
PPK disertai dengan rencana penggunaan uang
muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak;
g. PPK harus mengajukan surat permintaan

134

pembayaran untuk permohonan tersebut pada


huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
h. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank
umum,
perusahaan
penjaminan,
atau
Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki
izin untuk menjual produk jaminan
(suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan;
i. pengembalian
uang
muka
harus
diperhitungkan
berangsur-angsur
secara
proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada
saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus perseratus).
65.2 Prestasi pekerjaan
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang
disepakati dilakukan oleh PPK, dengan
ketentuan :
1) Penyedia telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) Pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan, sistem termin atau pembayaran
secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam
SSKK;
3) Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, termasuk peralatan
dan/ atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan,
sesuai
dengan
ketentuan yang tercantum di dalam SSKK.
Peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan adalah:
a) Peralatan dan/atau bahan yang
merupakan bagian dari pekerjaan
utama namun belum dilakukan uji
fungsi
(commisioning)
harus
memenuhi
persyaratan
sebagai
berikut:
(1) Berada
di
lokasi
pekerjaan
sebagaimana
tercantum
dalam
Kontrak dan perubahannya;
(2) Memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) Bersertifikat
garansi
dari
produsen/agen resmi yang ditunjuk

135

oleh produsen;
(4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan
capaian fisik yang diterima;
(5) Dilarang dipindahkan dari area
lokasi
pekerjaan
dan/atau
dipindahtangankan
oleh
pihak
manapun; dan
(6) Keamanan penyimpanan dan risiko
kerusakan
sebelum
diserahterimakan
secara
satu
kesatuan
fungsi
merupakan
tanggung
jawab
Penyedia
Barang/Jasa.
b) Sertifikat uji mutu dan sertifikat
garansi tidak diperlukan dalam hal
peralatan
dan/atau
bahan
dibuat/dirakit
oleh
Penyedia
Barang/Jasa;
Besaran yang akan dibayarkan dari
material on site (berkisar antara 50%
sampai dengan 70%). Besaran nilai
pembayaran dicantumkan di dalam SSKK;
4) Pembayaran harus memperhitungkan
angsuran uang muka, peralatan dan/atau
bahan yang menjadi bagian permanen
dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan (material on site) yang
sudah dibayar sebelumnya, denda (apabila
ada), pajak dan/atau uang retensi;
5) Untuk kontrak yang mempunyai sub
kontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh sub penyedia sesuai dengan
prestasi pekerjaan. Pembayaran kepada
sub penyedia dilakukan sesuai prestasi
pekerjaan yang selesai dilaksanakan oleh
sub penyedia tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus)
dan Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan diterbitkan;
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja
setelah pengajuan permintaan pembayaran
dari penyedia harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar

136

(PPSPM);
d. apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang
menjadi perselisihan.
65.3 Denda dan ganti rugi
a. denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada PPK karena terjadinya
cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada
penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan
adalah :
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga
bagian kontrak yang belum dikerjakan
(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan
yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi;
atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga
kontrak (sebelum PPN), apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum
berfungsi;
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar
bunga dari nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta
dituangkan dalam adendum kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi
dilakukan oleh PPK, apabila penyedia telah
mengajukan tagihan disertai perhitungan dan
data-data.
66. Hari Kerja

66.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan


datanya disimpan oleh penyedia. Daftar
pembayaran ditandatangani oleh masing-masing

137

pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.


66.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada
tenaga
kerjanya
setelah
formulir
upah
ditandatangani.
66.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus
dilampirkan.
67. Perhitungan
Akhir

67.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir


dilakukan berdasarkan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan berita acara
penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua
belah Pihak berdasarkan Berita Acara Pekerjaan
Selesai dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
(PPHP).
67.2 Sebelum
pembayaran
terakhir
dilakukan,
penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan
nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK
berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh
Pengawas
Pekerjaan
berkewajiban
untuk
menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.

68. Penangguhan

68.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap


angsuran prestasi pekerjaan jika penyedia gagal
atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya,
termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
68.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada
penyedia tentang penangguhan hak pembayaran,
disertai alasan-alasan yang jelas mengenai
penangguhan
tersebut.
Penyedia
diberi
kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka
waktu tertentu.
68.3 Pembayaran
yang
ditangguhkan
harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian penyedia.
68.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan
pembayaran akibat keterlambatan penyerahan
pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.

G. Pengawasan Mutu
69. Pengawasan dan
Pemeriksaan

PPK
berwenang
melakukan
pengawasan
dan
pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang

138

dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK


dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.
70. Penilaian
Pekerjaan
Sementara oleh
PPK
71. Cacat Mutu

70.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat


melakukan penilaian sementara atas hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
70.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap
mutu dan kemajuan fisik pekerjaan
PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap
Hasil Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara
tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu,
serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK
atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu.
Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu
selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

72. Pengujian

Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan


penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang
tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar,
dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu
maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya
pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat
Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.

73. Perbaikan Cacat


Mutu

73.1 PPK
atau
Pengawas
Pekerjaan
akan
menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat
Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas
cacat mutu selama Masa Pelaksanaan dan Masa
Pemeliharaan.
73.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut,
penyedia berkewajiban untuk memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
73.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditentukan maka PPK,
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan,
berhak untuk secara langsung atau melalui pihak
ketiga yang ditunjuk oleh PPK melakukan
perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah
menerima permintaan penggantian biaya/klaim
dari PPK secara tertulis berkewajiban untuk
mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat
memperoleh penggantian biaya dengan memotong
pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh

139

tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan


Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada
maka biaya penggantian akan diperhitungkan
sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah
jatuh tempo.
73.4 PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan
untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat
Mutu, dan mengenakan sanksi daftar hitam
kepada penyedia jika tidak melaksanakan
perbaikan
Cacat
Mutu.
Besaran
denda
keterlambatan akibat cacat mutu ini ditentukan
dalam SSKK.
74. Kegagalan
Konstruksi dan
Kegagalan
Bangunan

74.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada


pelaksanaan pekerjaan, maka PPK dan/atau
penyedia bertanggung jawab atas kegagalan
konstruksi sesuai dengan kesalahan masingmasing.
74.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK
dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir
bertanggung jawab atas kegagalan bangunan
sesuai dengan kesalahan masing-masing selama
umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dan
dalam SSKK pada umur konstruksi agar
dicantumkan lama pertanggungan terhadap
kegagalan bangunan yang ditetapkan apabila
rencana umur konstruksi kurang dari 10
(sepuluh) tahun.
74.3 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK)
sehubungan dengan klaim kehilangan atau
kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga yang timbul dari
kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan
bangunan.
74.4 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan penyedia dalam Pasal ini.
74.5 PPK

maupun

Penyedia

berkewajiban

untuk

140

menyimpan dan memelihara semua dokumen


yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan
ini selama umur konstruksi yang tercantum dalam
SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.
H. Penyelesaian Perselisihan
75. Penyelesaian
Perselisihan

75.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya


sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai
semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan
dengan
Kontrak
ini
atau
interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan
pekerjaan ini.
75.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara
para pihak dalam Kontrak dapat dilakukan
melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi
atau pengadilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Penyelesaian
perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan
dalam SSKK.

76. Itikad Baik

76.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling


percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam kontrak.
76.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian
dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan
masing-masing pihak. Apabila selama kontrak,
salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk
mengatasi keadaan tersebut.

141

BAB X
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Korespondensi

Alamat Para Pihak sebagai berikut:


Satuan Kerja PPK:
Nama:
....................
Alamat:
....................
Website:
....................
E-mail:
....................
Faksimili:
....................
Penyedia:
Nama:
Alamat:
E-mail:
Faksimili:

B.

Wakil Sah Para


Pihak

....................
....................
....................
....................

Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


Untuk PPK:

....................

Untuk Penyedia:

....................

C. Jenis Kontrak

Merupakan kontrak harga satuan

D. Tanggal Berlaku
Kontrak

Kontrak mulai berlaku sejak: ................. s.d. ..................


[termasuk masa pemeliharaan]

E.

Masa
Pelaksanaan

Masa Pelaksanaan selama: .................... [diisi jumlah hari


kalender] terhitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.

F.

Masa
Pemeliharaan

Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi


jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) pekerjaan; atau
Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi
jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) bagian pekerjaan yang
sudah bisa berfungsi apabila ada serah terima parsial.

G. Perbaikan Cacat
Mutu

Denda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap


hari keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka
waktu perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk perbaikan dan ditetapkan
oleh PPK.

142

H. Umur Konstruksi

a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur


konstruksi: . (.........dalam huruf...........) tahun
sejak tanggal penanda-tanganan Berita Acara
penyerahan akhir.

Catatan: ketentuan umur konstruksi ini diisi apabila


perencanaan
konstruksi
yang
ditetapkan
diperkirakan hanya dapat mencapai umur kurang
dari 10 (sepuluh) tahun.
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan
ditetapkan selama ......... (.............) tahun sejak
tanggal penyerahan akhir.
[diisi sesuai dengan umur rencana pada huruf a untuk
yang umur konstruksinya tidak lebih dari 10 (sepuluh)
tahun]
I.

Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

Gambar As built dan/atau pedoman pengoperasian


dan perawatan/pemeliharaan harus diserahkan
selambat-lambatnya: .(......dalam huruf.........) hari
kalender/bulan/tahun setelah tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.

J.

Pembayaran
Tagihan

Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan


SPP oleh PPK untuk pembayaran tagihan angsuran
adalah ...........(......dalam huruf.........) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen
penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh
PPK.

K. Pencairan
Jaminan

Jaminan dicairkan dan disetorkan pada .....................


[diisi nama kantor Kas Negara/Kas Daerah]

L.

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan PPK adalah: .................... [sebutkan selain
yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila ada]

Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah: ....................
[sebutkan selain yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila
ada]

M. Kepemilikan
Dokumen

Penyedia
diperbolehkan
menggunakan
salinan
dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari
Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai
berikut: .................... [sebutkan batasan/ketentuan yang
dibolehkan dalam penggunaannya, misalnya: untuk
penelitian dan riset]

N. Fasilitas

PPK akan memberikan fasilitas berupa :


.................... [sebutkan fasilitas milik PPK yang dapat
digunakan, apabila ada]
143

O. Peristiwa
Kompensasi

Termasuk peristiwa kompensasi yang dapat diberikan


ganti rugi adalah..................... [diisi apabila ada ketentuan
lain dari 62.1 huruf h]

P.

Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai


dari .................... [diisi dengan memilih APBN/APBD]

Sumber
Pembiayaan

Q. Pembayaran
Uang Muka

Uang
muka
diberikan
sebesar
(.....dalam huruf........) dari Nilai Kontrak

.....%

R.

Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

Personil K3 yang dipersyaratkan:.............. [diisi Ahli K3


untuk risiko tinggi atau Petugas K3 untuk risiko sedang atau
kecil]

S.

Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara:


.......... [diisi dengan memilih Termin/Bulanan/Sekaligus]
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk
mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:
.................... [sebutkan dokumennya]
Penentuan dan besaran pembayaran untuk item
peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari pekerjaan utama (material on site),
ditetapkan sebagai berikut:
1. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
2. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
3. ................... dst
[contoh peralatan: eskalator, lift, pompa air stationer, turbin,
peralatan elektromekanik; contoh bahan fabrikasi: sheet pile,
geosintetik, konduktor, tower, insulator; contoh bahan jadi:
beton pracetak]

T.

Serah Terima
sebagian
pekerjaan

Dalam kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan


sebagian atau secara parsial untuk bagian sebagai
berikut:
1. ...................
2. ...................
3. Dst..
[diisi bagian pekerjaan yang berfungsi dan segera
dimanfaatkan (apabila ada)]

U. Penyesuaian
Harga
(Eskalasi/Deeskalasi)

Penyesuaian harga .. [dipilih: diberikan/

tidak diberikan] dalam hal diberikan maka rumusannya


sebagai berikut:
Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan;

144

Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran;


a

= Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan overhead;


Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran
komponen keuntungan dan overhead maka a = 0,15.

b, c, d= Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan,


alat kerja, dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+....dst adalah 1,00.
Bn, Cn, Dn= Indeks harga komponen pada saat pekerjaan
dilaksanakan (mulai bulan ke-13 setelah
penandatanganan kontrak).
Bo, Co, Do= Indeks harga komponen pada bulan ke-12 setelah
penanda-tanganan kontrak.
Rumusan tersebut diatas memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja, alat kerja, bahan bakar, dan
sebagainya ditetapkan seperti contoh sebagai berikut:
Pekerjaan
Timbunan
Galian
Galian dengan alat
Beton
Beton bertulang

Koefisien Komponen

a.
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15

b.
.
.
.
.
.

c.
.
.
.
.
.

d.
.
.
.
.
.

a+b+c+d
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00

b) Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan BPS.


c) Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS,
digunakan indeks harga yang dikeluarkan oleh instansi teknis.
d) Rumusan penyesuaian nilai kontrak ditetapkan sebagai berikut:
Pn = (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+.... dst
Pn = Nilai Kontrak setelah dilakukan penyesuaian Harga Satuan;
Hn = Harga Satuan baru setiap jenis komponen pekerjaan setelah
dilakukan penyesuaian harga menggunakan rumusan
penyesuaian Harga Satuan;
V = Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang dilaksanakan.
e) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh PPK, apabila penyedia
telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;
f) Penyedia dapat mengajukan secara berkala selambat-lambatnya setiap
6 (enam) bulan.

V. Denda

1. Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan


untuk setiap hari keterlambatan adalah 1/1000
(satu perseribu) dari ................... [total nilai kontrak
atau nilai bagian kontrak yang belum diserahterimakan
apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara
parsial]
2. Sanksi finansial terhadap realisasi pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan nilai TKDN Penawaran
dikenakan berdasarkan perbedaan antara nilai
TKDN Penawaran dengan nilai TKDN realisasi
pelaksanaan dikalikan dengan Harga Penawaran,
dengan perbedaan nilai TKDN maksimal sebesar
15% (lima belas persen).

145

W. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

Sanksi kepada penyedia apabila melanggar ketentuan


mengenai subkontrak :
a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
mensubkontrakkan
pekerjaan,
maka
akan
dikenakan denda .. [ketentuan ini untuk
nilai paket di bawah Rp 2.500.000.000, dengan mengisi
di denda senilai pekerjaan yang dikontrakkan kepada
pihak lain atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
b. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang tidak mensubkontrakkan pekerjaan, maka
akan dikenakan denda .. [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
c. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang mensubkontrakkan pekerjaan utama, maka
akan dikenakan denda [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan]

X. Penyelesaian
Perselisihan
/Sengketa

Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa diantara para


pihak, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan
perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk
mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
maka
para
pihak
sepakat
menyelesaikan
perselisihan/sengketa melalui .......... [diisi pengadilan
atau arbitrase]

146

Lampiran A Syarat-Syarat Khusus Kontrak


Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang
[dicantumkan apabila ada]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut
uraian personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi,
dan jumlah orang bulan]
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab
kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang
disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan]

147

BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Perhatian:
Pokja ULP menguraikan spesifikasi teknis dan gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.

A. Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan
yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup
kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan;

bahan

yang

dipergunakan

dalam

7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;


8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis bahan
bangunan konstruksi yang akan digunakan untuk pekerjaan
permanen maupun untuk pekerjaan sementara atau penunjang, dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis bahan yang boleh
digunakan;
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang digunakan sedapat
mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan diberi
penjelasan cara penggunaan yang benar dan selamat;
c. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai
bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas
acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan
bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan
prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;

148

d. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data


Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan
oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber-sumber yang
berkompeten dan/ atau berwenang.
11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis alat dan
perkakas yang akan digunakan untuk pelaksanaan konstruksi,
maupun peralatan permanen kelengkapan bangunan konstruksi dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis alat yang harus digunakan
tersebut;
b. Setiap jenis alat dan perkakas yang digunakan sedapat mungkin
dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya serta lebih mudah
penggunaan dan perawatannya, dan diberi penjelasan singkat cara
penggunaan dan pemeliharaannya;
c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi
sistem perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah
paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/
pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual
produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan
pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja ULP dan/atau Ahli K3/Petugas K3 harus mengidentifikasi
bahaya dari setiap jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan
konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang harus
dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling
kecil bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja
yang lebih aman dan selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja,
sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan
rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses
tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan
yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis bahaya dan
risikonya (Job Safety Analysis) dan harus dilakukan tindakan
pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin
kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3
Konstruksi;

149

f. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh


tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah
mempunyai
kompetensi
untuk
melaksanakan
jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Identifikasi bahaya harus dilakukan terhadap setiap metode
konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis
untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material
dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan oprator
yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun
dan menggunakan metoda kerja dapat meliputi penggunaan alat
utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara
dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja
dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan
material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus
diidentifikasi bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan
efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca,
alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah
dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis
dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya harus dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat
dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus
digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga
kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang
sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah
berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau
lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi
pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.

150

14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan
dan gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur
teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan
oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan,
baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal,
plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis
pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait
dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat
memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait
pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan
pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan
standar K3 yang berlaku;
c. Setiap
kegiatan/pekerjaan
pelaksanaan,
pemasangan,
pembongkaran,
pemindahan,
pengangkutan,
pengangkatan,
penyimpanan,
perletakan,
pengambilan,
pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga
terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi
teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang K3 di atas harus
mempunyai kemampuan melakukan analisis keselamatan pekerjaan
(job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk
memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan
diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau
penyakit di tempat kerja;
e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko,
sebelum diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan
ketepatannya oleh Petugas/Ahli K3 Konstruksi;
f. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilaksanakan oleh
Petugas/Ahli K3 Konstruksi/berkonsultansi dengan Ahli K3
Konstruksi.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

151

BAB XII
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan
1.

Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2.

Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan


kuantitas pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana
diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

3.

Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus diisi lengkap yang telah
mencakup semua biaya pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan,
perawatan, pajak, keuntungan, overhead (termasuk biaya K3) dan yang
diatur dalam Kontrak.

4.

Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran. Jika Penyedia


lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan
tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5.

Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak


harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika
mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap
telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang lain.

6.

Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik


penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut :

atas

kesalahan

a. jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan


huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf;
b. jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume (perkalian antara
satuan dengan kuantitas) dengan harga satuan pekerjaan maka
dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai
dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga
satuan tidak boleh diubah; dan
c. jika terjadi jenis pekerjaan tidak ditulis dengan lengkap maka akan
dilakukan klarifikasi dan penilaian untuk dilanjutkan atau tidak
dilanjutkan pada evaluasi penawaran.

152

Daftar 1: Mata Pembayaran Umum18

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
19

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

18

Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

19

153

Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: ....................20


CONTOH

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total
Harga
21

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

20
21

Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan
Konstruksi ini di antara bagian-bagian pekerjaan lain.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

154

Daftar 3: Mata Pembayaran ..................... 22

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
23

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

22
23

Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata
Pembayaran Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

155

Daftar Rekapitulasi

Mata Pembayaran

CONTOH

Harga

Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum


Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran ...................
dll.
Jumlah (Daftar 1+2+3+.........)
PPN 10%
TOTAL NILAI

156

BAB XIII
BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen ]


Nomor
: ....................
Lampiran : ....................

...................., . .................... 20....

Kepada Yth.:
....................
di ....................
Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan ....................
.................... .................... .................... .................... .................... ................
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor .................... tanggal
.................... perihal .................... dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp....................
(.........dalam huruf...........) telah ditetapkan oleh Pokja ULP/Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi berdasarkan surat penetapan nomor
.................... tanggal .................... dan kami menyatakan menerima hasil penetapan
tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat
Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ.
Penunjukan ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran Saudara
tersebut diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
Satuan Kerja ....................
Pejabat Pembuat Komitmen
....................

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................
Tembusan Yth. :
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
Unit Eselon 1
Unit Eselon 2. /Kepala Satuan kerja..
.................... [Pokja ULP]
......... dst

157

B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]


SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor : ....................
Paket Pekerjaan : ....................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


........................................ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;
berdasarkan Surat Perjanjian ....................
...................., bersama ini memerintahkan :

nomor

....................

tanggal

........................................ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


........................................ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh : ....................
selanjutnya disebut sebagai Penyedia;
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Lingkup pekerjaan : ....................;
2. Tanggal mulai kerja : .................... [hari/bulan/tahun];
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian : selama (.........dalam huruf...........) hari kalender
dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal ....................
[hari/bulan/tahun];

158

5. Denda : Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan


Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar ........ [1/1000 (satu
per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN
sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak].
...................., . .................... 20.....
Untuk dan atas nama ....................
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................
Menerima dan menyetujui:
Untuk dan atas nama ....................
[tanda tangan]
[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]

159

C. BENTUK SURAT JAMINAN


Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ....................................................... [Pokja ULP]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .......................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Sanggahan Banding dalam mengajukan sanggahan banding
hasil pelelangan pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ....................................................... [peserta pelelangan]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata Sanggahan Banding yang diajukan tidak benar.


Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .................. (........dalam huruf..........) hari
kalender, dari tanggal .................. s.d. .................. (masa laku jaminan
sanggahan banding 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan sanggahan
banding)
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari
Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah
tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari

160

4.

5.
6.

Penerima Jaminan dan pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang


diajukan Yang Dijamin tidak benar.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ...................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini
ke .[bank]

161

Jaminan Sanggahan Banding dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


(Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN SANGGAHAN BANDING
Nomor Jaminan :

Nilai :

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: [nama],


[alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan [nama penerbit jaminan],
[alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
[nama Pokja ULP],
[alamat] sebagai Pelaksana
Pelelangan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah
Rp (terbilang )
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
berkaitan dengan sanggahan banding terhadap hasil pelelangan pekerjaan
................. yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama . (dalam huruf) hari
kalender dan efektif mulai dari tanggal sampai dengan
tanggal [masa laku jaminan sanggahan banding 15 (lima
belas)hari kerja sejak pengajuan sanggahan banding]
4. Jaminan ini dicairkan apabila:
Sanggahan Banding yang diajukan TERJAMIN dinyatakan tidak benar.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai
pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang diajukan TERJAMIN
tidak benar.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal ...
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

......................................

......................................

162

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ...................................................................
dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ............................................... [nama bank] berkedudukan di
................................................. [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ................................................. [nama PPK]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .................................................


(terbilang ..............................................dalam huruf..................................................)
sebagai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan ............ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ................................................. [nama penyedia]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama ................. (........dalam huruf.........)
hari kalender, dari tanggal .................................. s.d. ..................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

163

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

: .....................
: .....................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]

164

Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN PELAKSANAAN
Nomor Jaminan : ...................................

Nilai : ...................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ................................... [nama],


................................... [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan
................................... [nama penerbit jaminan],
................................... [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai
PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
................................... [nama PPK], ...................................... [alamat] sebagai
Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah Rp ................................... (terbilang ...................................)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan ................. yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat
Penunjukan
Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN
No. ................................... tanggal ...................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama .. (dalam huruf) hari
kalender dan efektif mulai dari tanggal sampai dengan tanggal

4. Jaminan ini dicairkan apabila :


a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya
dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai
pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya

165

harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke [Penerbit

Jaminan]

166

Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ........................................................ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebut :

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang ................................................................................ ...................................)
sebagai Jaminan Uang Muka untuk pekerjaan ........... dalam bentuk garansi
bank, apabila :
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
Uang Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama . (.dalam huruf....)
hari kalender, dari tanggal . s.d. .
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

167

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai
pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: .
: .

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

168

Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN UANG MUKA
Nomor Jaminan : ........................................

Nilai : ..................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ........................................ [nama],


........................................ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan
........................................ [nama penerbit jaminan],
........................................ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut
sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
...................................... [nama PPK], ........................................ [alamat] sebagai
Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah
Rp
..................................................................
(terbilang
................................. )
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan .................. yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat
Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No.
................... tanggal .................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama .. (............dalam huruf.................)
hari kalender dan efektif mulai dari tanggal ................... sampai dengan
tanggal ........................................
4. Jaminan ini dicairkan apabila :
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
kepada PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar
menurut Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan
sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya

169

harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

......................................

......................................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini
ke [Penerbit Jaminan]

170

Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebu t:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Pemeliharaan untuk pekerjaan ................ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .. (dalam huruf) hari kalender, dari tanggal ........................................ s.d. ........................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

171

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..........................
: ..........................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke .[bank]

172

Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN PEMELIHARAAN
Nomor Jaminan : ........................................

Nilai : ..............................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ........................................ [nama],


........................................ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan
........................................ [nama penerbit jaminan],
........................................ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut
sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
........................................ [nama PPK], ........................................ [alamat] sebagai
Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah Rp ...................................................(terbilang .....................................)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan ....................... yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar
Surat Penunjukan
Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA
JAMINAN No. ......................... tanggal .............................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama .. (........dalam huruf.........)
hari kalender dan efektif mulai dari tanggal ......................... sampai dengan
tanggal ..........................
4. Jaminan ini dicairkan apabila :
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai
pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

173

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus


sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

......................................

......................................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini
ke .[Penerbit Jaminan]

174

D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK

[Kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]


SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
Dalam
rangka
memenuhi
persyaratan
kualifikasi
pengadaan
pekerjaan................................... pada ......................................
dengan ini menerangkan kesediaan memberikan dukungan keuangan kepada :
Nama Perusahaan
Alamat
Nomor Rekening
Nama Penanggung Jawab

: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................

Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai


Pemenang, maka Bank .................. bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan
dengan dana paling kurang Rp. .................. (terbilang ..................).
Demikian Surat Keterangan
dipergunakan semestinya.

Dukungan

Keuangan

Dikeluarkan di
Pada tanggal

diberikan

untuk

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke
.[bank]

175

E. PENGUMUMAN [PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN LANGSUNG] DENGAN


PASCAKUALIFIKASI
E.1 Pengumuman pelelangan umum/pemilihan langsung secara elektronik
mengikuti petunjuk/pedoman sistem pengadaan secara elektronik pada
website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi
bersangkutan.
E.2 Pengumuman pelelangan umum/pemilihan langsung secara elektronik di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum diatur dengan mekanisme
sesuai yang tercantum di dalam portal LPSE PU full e-procurement dengan
langkah-langkah antara lain:
1. No Pengumuman :

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


2. Nama Pokja

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


3. Paket Pekerjaan

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


4. Persyaratan Peserta

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


5. Pelaksanaan Pengadaan

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


6. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan *)

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

176

DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................................. 1
UMUM .............................................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................................ 5
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP).................................................................................................. 5
A. UMUM ........................................................................................................................................ 5
1.
LINGKUP PEKERJAAN .....................................................................................................................5
2.
SUMBER DANA .............................................................................................................................5
3.
PESERTA .......................................................................................................................................5
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG SERTA
PENIPUAN.....................................................................................................................................6
5.
LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN .....................................................................................7
6.
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI ................................................................................8
7.
SATU PENAWARAN TIAP PESERTA ...................................................................................................8
B. DOKUMEN PENGADAAN ........................................................................................................... 9
8.
PENGAMBILAN DOKUMEN PENGADAAN .........................................................................................9
9.
ISI DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI ......................................................................9
10. BAHASA DOKUMEN PENGADAAN ................................................................................................ 10
11. PEMBERIAN PENJELASAN ............................................................................................................. 10
12. PERUBAHAN DOKUMEN PENGADAAN .......................................................................................... 12
13. TAMBAHAN WAKTU PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN.......................................................... 12
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN .................................................................................... 12
14. BIAYA DALAM PENYIAPAN PENAWARAN ...................................................................................... 12
15. BAHASA PENAWARAN ................................................................................................................ 12
16. DOKUMEN PENAWARAN ............................................................................................................ 13
17. HARGA PENAWARAN.................................................................................................................. 13
18. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN ................................................................... 14
19. MASA BERLAKU PENAWARAN ..................................................................................................... 14
20. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ............................................................................................... 14
21. PAKTA INTEGRITAS ..................................................................................................................... 14
22. PENGISIAN DOKUMEN ISIAN KUALIFIKASI.................................................................................... 14
23. JAMINAN PENAWARAN ............................................................................................................... 15
D. DOKUMEN PENAWARAN ......................................................................................................... 16
24. PEMASUKAN DAN CARA PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN.................................................. 16
25. BATAS AKHIR PEMASUKAN PENAWARAN ..................................................................................... 17
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN ........................................................................... 17
26. PEMBUKAAN PENAWARAN .......................................................................................................... 17
27. KLARIFIKASI DAN KONFIRMASI PENAWARAN ............................................................................... 18
28. HAK MENOLAK ATAU MENERIMA PENAWARAN ........................................................................... 19
29. EVALUASI PENAWARAN .............................................................................................................. 19
30. EVALUASI KUALIFIKASI ............................................................................................................... 31
31. PEMBUKTIAN KUALIFIKASI .......................................................................................................... 31
F. PENETAPAN PEMENANG .......................................................................................................... 32
32. PENETAPAN PEMENANG .............................................................................................................. 32
33. PENGUMUMAN PEMENANG ........................................................................................................ 34
34. SANGGAHAN ............................................................................................................................. 34
35. SANGGAHAN BANDING .............................................................................................................. 35
G. PENUNJUKAN PEMENANG PENGADAAN ................................................................................ 36
36. PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA ....................................................................................... 36
37. KERAHASIAAN PROSES ................................................................................................................ 37
H. PELELANGAN GAGAL ................................................................................................................ 38
38. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................................. 38
I. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN ............................................................................................. 39
39. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN .................................................................................................. 39
J. PENANDATANGANAN KONTRAK ............................................................................................ 40

40.

PENANDA-TANGANAN KONTRAK ................................................................................................ 40

BAB III ............................................................................................................................................. 43


LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) ................................................................................................. 43
A.
LINGKUP PEKERJAAN .................................................................................................................. 43
B.
SUMBER DANA .......................................................................................................................... 43
C.
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI ............................................................................. 43
D.
PEMBERIAN PENJELASAN DOKUMEN PENGADAAN DAN PENINJAUAN LAPANGAN ............................ 44
E.
DOKUMEN PENAWARAN ............................................................................................................ 44
F.
MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN ................................................................... 46
G.
MASA BERLAKUNYA PENAWARAN ............................................................................................... 46
H.
JAMINAN PENAWARAN ............................................................................................................... 46
I.
PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN ...................................................................................... 46
J.
BATAS AKHIR WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN ........................................................................ 46
K.
PEMBUKAAN PENAWARAN .......................................................................................................... 46
L.
AMBANG BATAS ........................................................................................................................ 46
M. SANGGAHAN, DAN SANGGAHAN BANDING ................................................................................. 47
N.
JAMINAN SANGGAHAN BANDING................................................................................................ 47
BAB IV ............................................................................................................................................. 48
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK) ............................................................................................... 48
A.
LINGKUP KUALIFIKASI ................................................................................................................ 48
B.
PERSYARATAN KUALIFIKASI ......................................................................................................... 48
BAB V .............................................................................................................................................. 50
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN................................................................................................ 50
A.
BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN (KSO) ............... 50
B.
BENTUK SURAT KUASA......................................................................................................... 52
C.
BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO) ................................... 54
D.
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS ........................................................................ 57
E.
BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM
NEGERI (TKDN) ..................................................................................................................... 58
F.
BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR ...................................................................... 60
G.
BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) .......... 61
H.
BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP) ..................................... 73
I.
BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK ................................................................... 74
J.
BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN ( HANYA
UNTUK BADAN USAHA KECIL )................................................................................................... 76
K.
BENTUK PAKTA INTEGRITAS ................................................................................................ 78
L.
BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI ............................................................................. 80
BAB VI ............................................................................................................................................. 85
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI .......................................................................... 85
A.
DATA ADMINISTRASI ................................................................................................................. 85
B.
IZIN USAHA............................................................................................................................... 85
C.
SERTIFIKAT BADAN USAHA ......................................................................................................... 85
D.
IZIN LAINNYA (APABILA DIPERSYARATKAN, YANG SESUAI DENGAN PEKERJAAN YANG DILELANGKAN) 85
E.
LANDASAN HUKUM PENDIRIAN BADAN USAHA ........................................................................... 85
F.
PENGELOLA BADAN USAHA (PENGAWAS/PENGURUS) ................................................................. 85
G.
DATA KEUANGAN ...................................................................................................................... 85
H.
DATA PERSONIL INTI .................................................................................................................. 86
I.
DATA PERALATAN ...................................................................................................................... 86
J.
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN.............................................................................................. 86
K.
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR .................................................... 86
L.
DATA PEKERJAAN YANG SEDANG DILAKSANAKAN........................................................................ 86
M. MODAL KERJA ........................................................................................................................... 87
N.
KEMITRAAN/KSO ..................................................................................................................... 87

ii

BAB VII ............................................................................................................................................ 88


TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI ............................................................................................. 88
BAB VIII ........................................................................................................................................... 91
BENTUK RANCANGAN KONTRAK ................................................................................................. 91
BAB IX .......................................................................................................................................... 101
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK .......................................................................................... 101
A. KETENTUAN UMUM .............................................................................................................. 101
1.
DEFINISI .................................................................................................................................. 101
2.
PENERAPAN ............................................................................................................................. 104
3.
BAHASA DAN HUKUM .............................................................................................................. 105
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG SERTA
PENIPUAN................................................................................................................................ 105
5.
ASAL MATERIAL/ BAHAN ......................................................................................................... 106
6.
KORESPONDENSI ...................................................................................................................... 106
7.
WAKIL SAH PARA PIHAK .......................................................................................................... 106
8.
PEMBUKUAN ........................................................................................................................... 106
9.
PERPAJAKAN ............................................................................................................................ 106
10. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK ..................................................................................... 106
11. PENGABAIAN ........................................................................................................................... 107
12. PENYEDIA MANDIRI ................................................................................................................. 107
13. KEMITRAAN/ KSO .................................................................................................................. 107
14. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN .................................................................................. 107
15. PERSETUJUAN ATAU PERNYATAAN TIDAK BERKEBERATAN DARI PENGAWAS PEKERJAAN ................ 107
16. PERINTAH ................................................................................................................................ 108
17. PENEMUAN-PENEMUAN ........................................................................................................... 108
18. AKSES KE LOKASI KERJA ............................................................................................................ 108
B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK ...................... 109
19. MASA PELAKSANAAN (JANGKA WAKTU PELAKSANAAN) PEKERJAAN ............................................ 109
B.1 PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................................................................... 109
20. PENYERAHAN LOKASI KERJA ..................................................................................................... 109
21. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)................................................................................... 110
22. PROGRAM MUTU..................................................................................................................... 110
23. RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K) ..................................... 110
24. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK ............................................................................... 111
25. MOBILISASI ............................................................................................................................. 111
26. PEMERIKSAAN BERSAMA ........................................................................................................... 112
27. PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI ................................................................................. 112
B.2 PENGENDALIAN WAKTU ...................................................................................................... 112
28. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN ........................................................................................... 112
29. PERPANJANGAN WAKTU ........................................................................................................... 113
30. PENUNDAAN OLEH PENGAWAS PEKERJAAN ................................................................................ 113
31. RAPAT PEMANTAUAN ............................................................................................................... 113
32. PERINGATAN DINI.................................................................................................................... 114
B.3 PENYELESAIAN KONTRAK ..................................................................................................... 114
33. SERAH TERIMA PEKERJAAN........................................................................................................ 114
34. PENGAMBILALIHAN .................................................................................................................. 115
35. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ PEMELIHARAAN ................................................. 115
B.4 ADENDUM ............................................................................................................................. 116
36. PERUBAHAN KONTRAK ............................................................................................................. 116
37. PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN ............................................................................................. 116
38. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA ....................................................................................... 117
39. PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................................................................ 117
40. PENYESUAIAN HARGA (ESKALASI/DE-ESKALASI)........................................................................ 118

iii

B.5 KEADAAN KAHAR .................................................................................................................. 119


41. KEADAAN KAHAR .................................................................................................................... 119
B.6 PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ...................................................................... 120
42. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ............................................................................... 120
43. KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS ............................................. 122
44. PENINGGALAN ......................................................................................................................... 124
C. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ..................................................................................... 124
45. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK .......................................................................................... 124
46. PENGGUNAAN DOKUMEN-DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI .............................................. 125
47. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL .................................................................................................. 125
48. PENANGGUNGAN DAN RISIKO................................................................................................... 125
49. PERLINDUNGAN TENAGA KERJA ................................................................................................ 126
50. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN .................................................................................................. 127
51. ASURANSI ................................................................................................................................ 127
52. TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS PEKERJAAN .... 127
53. LAPORAN HASIL PEKERJAAN ...................................................................................................... 128
54. KEPEMILIKAN DOKUMEN ......................................................................................................... 129
55. KERJASAMA ANTARA PENYEDIA DAN SUB PENYEDIA ................................................................... 129
56. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL .................................................................. 129
57. PENYEDIA LAIN ........................................................................................................................ 130
58. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ..................................................................................... 130
59. PEMBAYARAN DENDA .............................................................................................................. 130
60. JAMINAN ................................................................................................................................. 130
D. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA ............................................................ 132
61. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN ...................................................................................... 132
E. KEWAJIBAN PPK ..................................................................................................................... 132
62. FASILITAS ................................................................................................................................ 133
63. PERISTIWA KOMPENSASI........................................................................................................... 133
F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA ....................................................................................... 134
64. HARGA KONTRAK .................................................................................................................... 134
65. PEMBAYARAN .......................................................................................................................... 134
66. HARI KERJA ............................................................................................................................. 137
67. PERHITUNGAN AKHIR ............................................................................................................... 138
68. PENANGGUHAN ....................................................................................................................... 138
G. PENGAWASAN MUTU ........................................................................................................... 138
69. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN ............................................................................................ 138
70. PENILAIAN PEKERJAAN SEMENTARA OLEH PPK ........................................................................... 139
71. CACAT MUTU ......................................................................................................................... 139
72. PENGUJIAN .............................................................................................................................. 139
73. PERBAIKAN CACAT MUTU ........................................................................................................ 139
74. KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KEGAGALAN BANGUNAN............................................................ 140
H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN .............................................................................................. 141
75. PENYELESAIAN PERSELISIHAN .................................................................................................... 141
76. ITIKAD BAIK ............................................................................................................................ 141
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK) ............................................................................. 142
A.
KORESPONDENSI ...................................................................................................................... 142
B.
WAKIL SAH PARA PIHAK .......................................................................................................... 142
C.
JENIS KONTRAK........................................................................................................................ 142
D.
TANGGAL BERLAKU KONTRAK .................................................................................................. 142
E.
MASA PELAKSANAAN ............................................................................................................... 142
F.
MASA PEMELIHARAAN ............................................................................................................. 142
G.
PERBAIKAN CACAT MUTU ........................................................................................................ 142
H.
UMUR KONSTRUKSI ................................................................................................................. 143
I.
PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ ......................................................................... 143
J.
PEMBAYARAN TAGIHAN ........................................................................................................... 143
K.
PENCAIRAN JAMINAN ............................................................................................................... 143
L.
TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS PEKERJAAN .... 143
M. KEPEMILIKAN DOKUMEN ......................................................................................................... 143

iv

N.
O.
P.
Q.
R.
S.
T.
U.
V.
W.
X.

FASILITAS ................................................................................................................................ 143


PERISTIWA KOMPENSASI........................................................................................................... 144
SUMBER PEMBIAYAAN .............................................................................................................. 144
PEMBAYARAN UANG MUKA ..................................................................................................... 144
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ..................................................................................... 144
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN ........................................................................................... 144
SERAH TERIMA SEBAGIAN PEKERJAAN ......................................................................................... 144
PENYESUAIAN HARGA (ESKALASI/DE-ESKALASI)........................................................................ 144
DENDA ................................................................................................................................... 145
USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL .................................................................. 146
PENYELESAIAN PERSELISIHAN /SENGKETA .................................................................................. 146

BAB XI .......................................................................................................................................... 148


SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR ............................................................................................ 148
A.
URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS ...................................................................................................... 148
B.
KETERANGAN GAMBAR ............................................................................................................ 151
BAB XII ......................................................................................................................................... 152
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA ............................................................................................. 152
BAB XIII ........................................................................................................................................ 157
BENTUK DOKUMEN LAIN ........................................................................................................... 157
A.
BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ) ................................ 157
B.
BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ........................................................... 158
C.
BENTUK SURAT JAMINAN .................................................................................................. 160
D.
BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK ......................... 175
E.
PENGUMUMAN [PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN LANGSUNG] DENGAN
PASCAKUALIFIKASI ............................................................................................................. 176

BUKU PK 01 LS :
STANDAR DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
(PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN LANGSUNG)
PASCAKUALIFIKASI, SATU SAMPUL, SISTEM GUGUR,
KONTRAK LUMP SUM

BAB I
UMUM
A. Dalam hal mengevaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis pada
Instruksi Kepada Peserta (IKP) dengan Lembar Data Pemilihan (LDP), maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).
B.

Dokumen Pengadaan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan


dokumen penawaran.

C. Dalam dokumen pengadaan digunakan pengertian, istilah, dan singkatan sebagai


berikut:
Pekerjaan
Konstruksi
Kontrak
Sum

: adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;
Lump : adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap,
dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses
penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh
penyedia barang/jasa;

HEA

: adalah Harga Evaluasi Akhir yang merupakan


penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga
penawaran dalam proses pengadaan dimana unsur
preferensi harga telah diperhitungkan berdasarkan
capaian TKDN dan status perusahaan;

LDP

: adalah Lembar Data Pemilihan yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
jenis pekerjaan antara lain meliputi penyiapan,
penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata cara
penilaian dokumen penawaran, pengumuman
pemenang, sanggahan, dan sanggahan banding;

LDK

: adalah Lembar Data Kualifikasi yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
kualifikasi yang diperlukan penyedia barang/jasa
antara lain dalam menyiapkan, mengisi formulir isian
kualifikasi, dan melengkapi pakta integritas;

APIP

: adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)


yang selanjutnya disebut Inspektorat K/L/D/I
bertugas melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi;

Penyedia

: adalah
badan
usaha
yang
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi;

Sub penyedia

: adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja


dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak);

Kemitraan/
Kerja Sama
Operasi (KSO )

: adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia


nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing
pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;

Surat Jaminan

: adalah jaminan tertulis yang selanjutnya disebut


Jaminan, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan Penjaminan/ Perusahaan Asuransi
yang diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia;

Hari

: adalah hari kalender untuk proses pemilihan secara


elektronik, pelaksanaan kontrak. dan jaminanjaminan, kecuali hari kerja untuk proses sanggahan
banding;

Daftar kuantitas
dan harga

: adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan


dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran;

Harga
Perkiraan
Sendiri (HPS)

: adalah perhitungan perkiraan biaya seluruh volume


pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan yang
disusun dan ditetapkan oleh PPK, dikalkulasikan
secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan sudah termasuk biaya umum,
keuntungan pekerjaan, dan beban pajak, serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran
penawaran termasuk rinciannya;

Pekerjaan
Utama

: adalah jenis pekerjaan yang secara langsung


menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu
konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan;

Mata
Pembayaran
Utama

: adalah mata pembayaran yang pokok dan penting


yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan
puluh per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan,
dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai
bobotnya terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP
dalam Dokumen Pengadaan;

Harga Satuan
Pekerjaan (HSP)

: adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu


satuan tertentu;

menyediakan/

Harga Satuan
Dasar (HSD)

: adalah harga satuan komponen dari harga satuan


pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari)
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per
ton)
c. Peralatan (per jam, per hari)

Metode
pelaksanaan
pekerjaan

: adalah metode yang menggambarkan penguasaan


penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal
sampai akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan
(utama) dan uraian/cara kerja dari masing-masing
jenis kegiatan pekerjaan utama dan penunjang
pekerjaan utama yang dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis;

Personil inti

: adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang akan


ditempatkan secara penuh, yang di dalam organisasi
pelaksanaan
posisinya
sebagai
manajemen
pelaksanaan pekerjaan;

Bagian
pekerjaan yang
disubkontrakan

: adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama, atau


pekerjaan spesialis yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan, yang
pelaksanaannya
diserahkan
kepada
penyedia
barang/jasa dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK;

Masa
Pelaksanaan
(jangka waktu
pelaksanaan)

: adalah jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan


dihitung berdasarkan SPMK sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan;

K/L/D/I

: adalah Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat


Daerah/Institusi yang menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
: adalah Pengguna Anggaran yang merupakan pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi
Pengguna APBN/APBD;

PA

KPA

: adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang merupakan


pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan
APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD;

ULP

: adalah Unit Layanan Pengadaan yang dibentuk oleh


Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi yang berfungsi melaksanakan
3

pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen. ULP


dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang
sudah ada;
Pokja ULP

: adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari ULP yang


disusun dan ditetapkan oleh Kepala ULP berfungsi
untuk melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
Anggota Pokja ULP terlebih dahulu ditetapkan oleh
PA/KPA/Kepala Daerah;

PPK

: adalah Pejabat Pembuat Komitmen yang bertanggung


jawab atas pelaksanaan pekerjaan;

SPPBJ

: adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa yang


diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk melaksanakan pekerjaan;

TKDN

: adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri besarnya


komponen dalam negeri pada barang, jasa, dan
gabungan barang dan jasa;

RK3K

: adalah Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Kontrak, merupakan dokumen lengkap rencana
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak
suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia
Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU;

D. [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan pascakualifikasi ini dibiayai


dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
E.

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] ini terbuka dan dapat diikuti oleh
semua peserta yang berbentuk badan usaha tunggal atau kemitraan/KSO.

BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. Umum
1. Lingkup
Pekerjaan

1.1

Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta


untuk menyampaikan penawaran atas paket
pekerjaan konstruksi sebagaimana tercantum
dalam LDP.

1.2

Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana


tercantum dalam LDP.

1.3

Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan
syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan
mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga yang
tercantum dalam kontrak.

2. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari sumber


sebagaimana tercantum dalam LDP.

pendanaan

3. Peserta

3.1

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung]


pekerjaan konstruksi ini terbuka dan dapat
diikuti oleh semua peserta penyedia pelaksana
konstruksi tunggal atau kemitraan/KSO yang
memenuhi kualifikasi.

3.2

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA)


dapat mengikuti paket pekerjaan di atas
Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dan harus melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
dalam hal terdapat perusahaan nasional yang
memiliki
kemampuan
dibidang
yang
bersangkutan.

3.3

Kemitraan/KSO dilakukan sebelum memasukkan


dokumen penawaran, antar badan usaha
pelaksana konstruksi swasta dan/atau milik
pemerintah, dan/atau salah satu pesertanya
BUJKA.

3.4

Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO,


baik dengan perusahaan nasional maupun asing
maka peserta harus memiliki Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO tersebut.

3.5

Kemitraan/KSO harus terdiri dari perusahaan


nasional untuk nilai pekerjaan di bawah
Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)

3.6

Peserta kemitraan/KSO dilarang mengubah


Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi selama
proses pelelangan.

3.7

Bagi BUJKA yang mengikuti pelelangan harus


memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa Konstruksi
Asing dan melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
subkontrak dan lain-lain, dalam hal terdapat
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan
di bidang yang bersangkutan.

4. Larangan
4.1
Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan


ini berkewajiban untuk mematuhi etika
pengadaan dengan tidak melakukan tindakan
sebagai berikut :
a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP
dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi
keinginan
peserta
yang
bertentangan dengan Dokumen Pengadaan,
dan/atau peraturan perundang-undangan.;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta
lain untuk mengatur hasil [dipilih Pelelangan
Umum/Pemilihan
Langsung],
sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta
memenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua)
indikasi di bawah ini:
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen
Penawaran, antara lain pada: metode
kerja, bahan, alat, analisa pendekatan
teknis, koefisien, harga satuan dasar
upah, bahan dan alat, harga satuan
pekerjaan, dan/ atau spesifkasi teknis/
barang yang ditawarkan (merk/ tipe/
jenis) dan/ atau dukungan teknis;
2) seluruh
penawaran
mendekati HPS;

dari

peserta

3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia


Barang/Jasa yang berada dalam 1 (satu)
kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen
penawaran, antara lain kesamaan/
kesalahan pengetikan, susunan, dan
format penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari
penjamin yang sama dengan nomor seri
yang berurutan.
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar
untuk
memenuhi
persyaratan
dalam

Dokumen Pengadaan ini.


4.2

Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP


terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4.1 dikenakan sanksi
sebagai berikut :
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari
proses [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan
Langsung] atau pembatalan penetapan
pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara
berwenang.

5. Larangan
Pertentangan
Kepentingan

pidana

kepada

pihak

4.3

Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP


kepada PA/KPA.

5.1

Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi


dan perannya, dilarang memiliki/melakukan
peran ganda atau terafiliasi.

5.2

Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1


antara lain meliputi :
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan
Komisaris suatu Badan Usaha merangkap
sebagai anggota Direksi atau Dewan
Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan pekerjaan
yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan manajemen konstruksi berperan
sebagai konsultan perencana dan/atau
konsultan pengawas;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan perencana/ pengawas bertindak
sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam
pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Terintegrasi;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/
Institusi atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan
dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau
pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Pelelangan.
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik
langsung
maupun
tidak
langsung
mengendalikan atau menjalankan perusahaan
peserta;

f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang


dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh per seratus) pemegang
saham.
6. Pendayagunaan 6.1
Produksi Dalam
Negeri

Peserta berkewajiban untuk menyampaikan


penawaran yang mengutamakan pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia oleh
tenaga Indonesia (produksi dalam negeri).

6.2

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi


dimungkinkan menggunakan bahan baku, tenaga
ahli, dan perangkat lunak yang tidak berasal dari
dalam negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus
benar-benar mencerminkan bagian atau
komponen yang telah dapat diproduksi di
dalam negeri dan bagian atau komponen
yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum
diproduksi di dalam negeri dan/atau
spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi
di
dalam
negeri
belum
memenuhi
persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian
dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di
dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti
jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan,
dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan
semata-mata untuk mencukupi kebutuhan
jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di
Indonesia, disusun berdasarkan keperluan
yang nyata, dan diusahakan secara terencana
untuk semaksimal mungkin terjadinya alih
pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing
tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang
yang diimpor yang dilengkapi dengan
spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang
dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.3

Pemberian preferensi harga terhadap penawaran


peserta atas penggunaan produksi dalam negeri
ditetapkan dalam LDP.

7. Satu Penawaran 7.1


Tiap Peserta

Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun


sebagai anggota kemitraan/KSO hanya boleh

memasukkan satu penawaran untuk satu paket


pekerjaan.
7.2

B.

Setiap
peserta
yang
termasuk
dalam
kemitraan/KSO dilarang menjadi peserta baik
secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan
yang sama.

Dokumen Pengadaan

8. Pengambilan
Dokumen
Pengadaan

9. Isi Dokumen
Pengadaan
Pekerjaan
Konstruksi

8.1

Semua peserta wajib melakukan pendaftaran


sebelum mengambil Dokumen Pengadaan.

8.2

Peserta dapat mengambil Dokumen Pengadaan


sesuai hari, tanggal, waktu dan tempat
pengambilan
yang
ditentukan
dalam
pengumuman.

8.3

Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu)


perusahaan dalam pendaftaran dan pengambilan
dokumen.

9.1

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi terdiri


dari Dokumen Pemilihan dan Dokumen
Kualifikasi.

9.2

Dokumen Pemilihan terdiri atas:


a. Umum
b. Instruksi Kepada Peserta;
c. Lembar Data Pemilihan;
d. Contoh
Bentuk
meliputi:

Dokumen

Penawaran

1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO);
4) Dokumen Penawaran Teknis;
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Jaminan Penawaran;
e. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak meliputi:
1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Daftar Kuantitas
dipersyaratkan];

dan

Harga

[apabila

g. Formulir RK3K; dan


h. Contoh Bentuk Dokumen Lain meliputi:
1) Pengumuman Pelelangan;

2) SPPBJ;
3) SPMK;
4) Jaminan Sanggahan Banding;
5) Jaminan Pelaksanaan;
6) Jaminan Uang Muka;
7) Jaminan Pemeliharaan;
8) Daftar Barang yang diimpor.
9.3

Isi Dokumen Kualifikasi meliputi :


a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Formulir Isian Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.

9.4

Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Pengadaan. Kelalaian menyampaikan
Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan sepenuhnya merupakan risiko
peserta.

9.5

Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis


mengenai isi Dokumen Pengadaan kepada Pokja
ULP sebelum batas akhir pemasukan penawaran.

9.6

Pokja ULP wajib menanggapi setiap permintaan


penjelasan yang diajukan peserta secara tertulis.

10. Bahasa
Dokumen
Pengadaan

Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi


tertulis dalam proses Pengadaan menggunakan Bahasa
Indonesia.

11. Pemberian
Penjelasan

11.1 Pemberian penjelasan dilakukan pada waktu dan


tempat sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dapat dihadiri oleh peserta yang terdaftar.
11.2 Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian
penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/menggugurkan penawaran.
11.3 Perwakilan peserta yang hadir pada saat
pemberian penjelasan menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
11.4 Dalam pemberian penjelasan, Pokja
menjelaskan kepada peserta mengenai :

ULP

a. lingkup pekerjaan;
b. metode pemilihan [dipilih Pelelangan Umum/
Pemilihan Langsung];
c. metode pemasukan Dokumen Penawaran;
d. kelengkapan yang harus dilampirkan bersama

10

Dokumen Penawaran;
e. jadwal batas akhir pemasukan Dokumen
Penawaran dan pembukaan Dokumen
Penawaran;
f. tatacara pembukaan Dokumen Penawaran;
g. metode evaluasi;
h. hal-hal yang menggugurkan penawaran;
i. jenis kontrak yang akan digunakan;
j. ketentuan dan cara evaluasi berkenaan
dengan preferensi harga atas penggunaan
produksi dalam negeri;
k. ketentuan tentang penyesuaian harga;
l. risiko K3 yang mungkin timbul akibat
pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya;
m. ketentuan dan cara sub kontrak sebagian
pekerjaan kepada Usaha Mikro dan Usaha
Kecil serta koperasi kecil;
n. besaran, masa berlaku dan penjamin yang
dapat menerbitkan jaminan; dan
o. ketentuan
tentang
asuransi,
asuransi
pekerjaan.
11.5 Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan
peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan
dan keperluan peserta ditanggung masingmasing.
11.6 Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen
Pengadaan, pertanyaan dari peserta, jawaban
dari Pokja ULP, perubahan substansi dokumen,
hasil peninjauan lapangan, serta keterangan
lainnya harus dituangkan dalam Berita Acara
Pemberian
Penjelasan
(BAPP)
yang
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP dan
minimal 1 (satu) wakil dari peserta yang hadir.
11.7 Apabila tidak ada satupun peserta yang hadir
atau yang bersedia menandatangani BAPP, maka
BAPP cukup ditandatangani oleh anggota Pokja
ULP yang hadir.
11.8 Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada
11.6 terdapat hal-hal/ketentuan baru atau
perubahan penting yang perlu ditampung, maka
Pokja ULP menuangkan ke dalam Adendum
Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.
11.9 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis,
gambar, dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan
persetujuan
PPK
sebelum
dituangkan
dalam
Adendum
Dokumen
Pemilihan.

11

11.10 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting


tersebut tidak dituangkan dalam Adendum
Dokumen Pengadaan, maka ketentuan baru atau
perubahan tersebut dianggap tidak ada dan
ketentuan yang berlaku adalah ketentuan dalam
Dokumen Pengadaan awal.
11.11 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil salinan BAPP dan/atau Adendum
Dokumen Pengadaan (apabila ada).
11.12 Peserta dapat mengambil salinan BAPP dan/atau
Adendum Dokumen Pengadaan yang disediakan
oleh Pokja ULP atau mengunduh melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
11.13 Sangat dianjurkan kepada peserta untuk
menghadiri pemberian penjelasan pekerjaan di
kantor dan peninjauan lapangan agar dapat
menyiapkan penawarannya dengan baik.
12. Perubahan
Dokumen
Pengadaan

12.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas


akhir pemasukan penawaran, Pokja ULP dapat
menetapkan Adendum Dokumen Pengadaan,
berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi
ketentuan
pemilihan
maupun
substansi
Dokumen Pengadaan.
12.2 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Pengadaan.
12.3 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil
salinan
Adendum
Dokumen
Pengadaan.
12.4 Peserta dapat mengambil salinan Adendum
Dokumen Pengadaan yang disediakan oleh Pokja
ULP atau mengunduhnya melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.

13. Tambahan
Waktu
Pemasukan
Dokumen
Penawaran

Dalam Adendum Dokumen Pengadaan, Pokja ULP dapat


memberikan tambahan waktu untuk memasukkan
Dokumen Penawaran.

C. Penyiapan Dokumen Penawaran


14. Biaya dalam
Penyiapan
Penawaran

14.1 Peserta menanggung semua biaya


penyiapan dan penyampaian penawaran.

dalam

15. Bahasa
Penawaran

15.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan


Bahasa Indonesia.

14.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian


apapun yang ditanggung oleh peserta.

15.2 Dokumen

pendukung

yang

terkait

dengan

12

Dokumen Penawaran dapat menggunakan Bahasa


Indonesia atau bahasa asing.
15.3 Dokumen pendukung yang berbahasa asing perlu
disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia.
Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka
yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa
Indonesia.
16. Dokumen
Penawaran

16.1

Dokumen Penawaran
kurang terdiri atas:

pokok/utama

paling

a. Penawaran Administrasi;
b. Penawaran Teknis;
c. Penawaran Harga; dan
d. Dokumen Isian Kualifikasi.
16.2 Dokumen Penawaran, meliputi :
a. surat penawaran;
b. Jaminan Penawaran asli;
c. daftar kuantitas dan harga;
d. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian
atau perubahannya (apabila dikuasakan);
e. surat perjanjian kemitraan/kerja
operasi (apabila bermitra);
f.

sama

dokumen penawaran teknis.

g. RK3K;
h. rekapitulasi perhitungan TKDN;

17. Harga
Penawaran

i.

dokumen isian kualifikasi; dan

j.

dokumen lain, seperti: Daftar Barang yang


diimpor (apabila impor).

17.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam


angka dan huruf.
17.2 Peserta mencantumkan harga kegiatan/keluaran
dan harga total untuk setiap kegiatan pekerjaan
dalam kebutuhan biaya (daftar kegiatan dan
harga) dapat dalam setiap mata pembayaran yang
pokok (milestone) atau dalam rincian. Jika harga
kegiatan/keluaran ditulis nol atau tidak
dicantumkan, maka pekerjaan tersebut tetap
harus dilaksanakan. Harga penawaran yang
mengikat adalah harga total penawaran.
17.3 Biaya overhead termasuk untuk penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain serta biaya asuransi yang harus
13

dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket


pekerjaan konstruksi ini telah diperhitungkan
dalam total harga penawaran.
18. Mata Uang
Penawaran
dan Cara
Pembayaran

18.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam


bentuk mata uang sebagaimana tercantum dalam
LDP.

19. Masa Berlaku


Penawaran

19.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum


dalam LDP.

18.2 Pembayaran
atas
pelaksanaan
pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

19.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan,


sebelum akhir masa berlakunya penawaran, Pokja
ULP dapat meminta kepada seluruh peserta secara
tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya
penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu
dan diperhitungkan paling kurang sampai
perkiraan tanggal penandatanganan kontrak.
19.3 Berkaitan dengan 19.2, maka peserta dapat :
a. menyetujui permintaan tersebut
mengubah penawaran; atau

tanpa

b. Tidak bersedia memperpanjang sesuai


permintaan
tersebut
dan
dianggap
mengundurkan diri, serta tidak dikenakan
sanksi.
20. Bentuk
Dokumen
Penawaran

Dokumen Penawaran disampaikan secara elektronik, dan


penyerahan dokumen penawaran asli hanya dilakukan
terhadap penawaran yang akan diusulkan sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan (apabila ada).

21. Pakta
Integritas

21.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan


tidak melakukan dan akan melaporkan terjadinya
kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) termasuk
penyalahgunaan wewenang dalam pengadaan
pekerjaan konstruksi.
21.2 Pakta Integritas dimasukkan dalam Dokumen
Isian Kualifikasi dan menjadi bagian Dokumen
Penawaran.

22. Pengisian
22.1 Peserta berkewajiban untuk melengkapi dan
Dokumen Isian
menandatangani Pakta Integritas serta mengisi
Kualifikasi
Formulir Isian Kualifikasi.
22.2 Pakta Integritas dan Formulir Isian Kualifikasi
ditandatangani oleh:
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau

14

perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili perusahaan yang bekerja
sama.
23. Jaminan
Penawaran

23.1 Penggunaan jaminan penawaran:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) yang dilaksanakan oleh badan
usaha kecil menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum, bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional), serta
diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada
Kelompok Kerja ULP.
23.2 Jaminan penawaran asli bagi penyedia jasa yang
mengikuti pengadaan secara elektronik wajib
diterima Pokja ULP sebelum batas waktu
pemasukan
penawaran
berakhir
khusus
pengadaan barang/jasa.
23.3 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam
mata uang penawaran sebagaimana tercantum
dalam LDP.
23.4 Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal
terakhir pemasukan penawaran dan masa
berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang
tercantum dalam Jaminan Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang
dari nilai nominal sebagaimana tercantum

15

dalam LDP;
e. besaran
nilai
Jaminan
Penawaran
dicantumkan dalam angka dan huruf;
f. nama Pokja ULP yang menerima Jaminan
Penawaran sama dengan nama Pokja ULP yang
mengadakan pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan; dan
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan
kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO) harus
ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO;
23.5 Jaminan Penawaran dari pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
pemenang
lelang
menyerahkan
Jaminan
Pelaksanaan dan menandatangani kontrak.
23.6 Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak
ditetapkan sebagai pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
penandatanganan kontrak.
23.7 Jaminan Penawaran akan disita atau dicairkan
apabila :
a. peserta terlibat KKN (untuk jaminan yang

dikeluarkan oleh bank umum);


b. peserta menarik kembali penawarannya
selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai Jaminan
Pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 harga penawarannya di bawah 80%
HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
e. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima.

16

D. Dokumen Penawaran
24. Pemasukan
dan Cara
Penyampaian
Dokumen
Penawaran

24.1 Pemasukan
Dokumen
Penawaran
menggunakan metode 1 (satu) sampul.

25. Batas Akhir


Pemasukan
Penawaran

Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui


sistem pengadaan secara elektronik melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan
paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam LDP.

E.

dengan

24.2 Peserta menyampaikan dokumen penawaran


dengan cara mengunggah pada sistem pengadaan
secara elektronik melalui website Kementerian/
Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan sesuai
ketentuan dalam LDP.

Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

26. Pembukaan
Penawaran

26.1 Dokumen Penawaran dibuka di hadapan peserta


pada waktu dan tempat sebagaimana tercantum
dalam LDP yang dihadiri paling kurang 2 (dua)
peserta sebagai saksi.
26.2 Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan
Dokumen Penawaran menunjukkan tanda pengenal
dan surat tugas kepada Pokja ULP.
26.3 Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu)
peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP menunda
pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua)
jam.
26.4 Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya
ada 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi,
maka pembukaan Dokumen Penawaran tetap
dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di
luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
26.5 Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk apabila
dokumen penawaran pokok/utama sebagaimana
dimaksud pada 16.1 terpenuhi. Surat pengunduran
diri (misalnya) tidak termasuk sebagai penawaran.
26.6 Apabila jumlah penawaran yang masuk kurang dari
3 (tiga) maka pelelangan dinyatakan gagal.
26.7 Pokja ULP membuka
dihadapan peserta.

Dokumen

Penawaran

26.8 Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan


para peserta mengenai kelengkapan/pemenuhan
Dokumen Penawaran yang meliputi :
a. surat penawaran yang didalamnya tercantum
masa berlaku penawaran dan harga penawaran;
b. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa (apabila
dikuasakan);

17

c. Jaminan Penawaran asli;


d. daftar kuantitas dan harga;
e. surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi
(apabila bermitra);
f. dokumen penawaran teknis;
g. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
h. RK3K;
i. dokumen isian kualifikasi; dan
j. dokumen lain yang dipersyaratkan seperti:
Daftar barang yang diimpor (apabila impor).
26.9 Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran
pada waktu pembukaan penawaran.
26.10 Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan
Penawaran yang paling kurang memuat :
a. jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b. jumlah Dokumen Penawaran yang lengkap dan
tidak lengkap;
c. harga penawaran masing-masing peserta;
d. kelainan-kelainan
yang
dijumpai
Dokumen Penawaran (apabila ada);

dalam

e. keterangan lain
yang dijumpai dalam
pembukaan Dokumen Penawaran (apabila ada);
f. tanggal pembuatan Berita Acara; dan
g. tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil
peserta yang hadir atau saksi yang ditunjuk oleh
Pokja ULP apabila tidak ada saksi dari peserta.
26.11 Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan
penawaran, maka penyebab penundaan tersebut
harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.
26.12 Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir
dan 2 (dua) orang saksi.
26.13 Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran.
26.14 Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang
hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran dan
Pokja ULP dapat mengunggah salinan tersebut
melalui website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum dalam
LDP yang dapat diunduh oleh masing-masing
peserta.
27. Klarifikasi Dan
Konfirmasi
Penawaran

27.1 Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Pokja


ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal
yang tidak jelas dalam dokumen penawaran. Peserta

18

harus memberikan tanggapan atas klarifikasi.


Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan
harga penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas
klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
27.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan
dokumen penawaran, Pokja ULP dapat melakukan
konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan
lapangan kepada pihak-pihak/instansi terkait.
27.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan
penawaran.
28. Hak Menolak
Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak membatalkan
atau Menerima proses pelelangan, menerima atau menolak penawaran
Penawaran
atau
semua
penawaran
setiap
saat
sebelum
penandatanganan kontrak, dan tidak dapat diminta
bertanggung jawab apapun kepada penawar atau
berkewajiban untuk menginformasikan kepada penawar
alasan dari tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan,
semua penawaran khususnya jaminan penawaran segera
dikembalikan kepada penawar.
29. Evaluasi
Penawaran

29.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur.


29.2 Data yang digunakan Pokja ULP dalam evaluasi
dokumen penawaran adalah data yang diunggah
(upload) pada sistem pengadaan secara elektronik,
sesuai dengan data syarat-syarat yang tertulis dalam
dokumen pengadaan.
29.3 Dalam hal terdapat lebih dari satu data dokumen
elektronik berbeda isi dan tidak saling melengkapi
serta tidak ada keterangan penarikan, penggantian,
pengubahan, atau penambahan dokumen, maka
dokumen yang digunakan untuk evaluasi adalah
dokumen yang diupload paling akhir. Tetapi jika
waktu uploadnya sama maka yang digunakan
adalah dokumen yang waktu modifikasinya paling
akhir.
29.4 Data dokumen elektronik yang rusak (sesudah
mendapat klarifikasi dari LPSE) akibat kesalahan
pengiriman dokumen oleh Penyedia Jasa, yang
mengakibatkan dokumen tersebut tidak dapat
dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen
elektronik tersebut dinyatakan tidak memenuhi
syarat.
29.5 Koreksi aritmatik untuk penawaran yang
melampirkan daftar kuantitas dan harga hanya
dilakukan untuk menyesuaikan volume pekerjaan
yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
dengan yang tercantum dalam Dokumen pengadaan
tanpa mengubah total nilai penawaran.
29.6 Total harga penawaran yang melebihi nilai total HPS
dinyatakan gugur.
29.7 Pokja ULP menyusun urutan penawaran dimulai

19

dari nilai penawaran terendah. Hasil koreksi


aritmatik diumumkan melalui website Kementerian/
Lembaga/
Pemerintah
Daerah/
Institusi
sebagaimana tercantum dalam LDP.
29.8 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan
oleh Pokja ULP untuk mendapatkan 3 (tiga)
penawaran yang memenuhi syarat yang dimulai
dari penawaran terendah.
29.9 Apabila terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar yang
menawar harga di bawah HPS maka proses lelang
tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi
penawaran.
29.10 Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran yang
meliputi :
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.
29.11 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai
berikut :
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi,
mengganti dan/atau mengubah kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi
Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah
penawaran yang sesuai dengan ketentuan antara
lain disampaikan oleh penawar yang berhak,
pada waktu yang telah ditentukan, untuk paket
pekerjaan yang dilelangkan, memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan meliputi syarat
administrasi, syarat teknis dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan dan
harga yang wajar dapat dipertanggung jawabkan
tanpa ada penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pengadaan
yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan
tambahan
yang
akan
menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak
adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. para

pihak

dilarang

mempengaruhi

atau

20

melakukan intervensi kepada Pokja ULP selama


proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya
persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau
terjadi
pengaturan
bersama
(kolusi/persekongkolan) antara peserta, Pokja
ULP dan/atau PPK, dengan tujuan untuk
memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) anggota Pokja ULP dan/atau PPK yang
terlibat persekongkolan diganti, dikenakan
sanksi administrasi dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan
menetapkan peserta lainnya yang tidak
terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana
dimaksud pada angka 3), maka pelelangan
dinyatakan gagal.
29.12 Evaluasi Administrasi :
a. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi, apabila :
1) syarat-syarat substansial yang diminta
berdasarkan
Dokumen
Pengadaan
dipenuhi/dilengkapi:
a)

surat penawaran;

b)

surat
kuasa
dari
direktur
utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa (apabila dikuasakan);

c)

Jaminan Penawaran asli;

d)

Daftar Kuantitas dan Harga;

e)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi (apabila bermitra);

f)

RK3K;

g)

rekapitulasi
perhitungan TKDN
(khusus untuk peserta yang tidak
menyampaikan TKDN, penawarannya
tidak digugurkan dan nilai TKDNnya
dianggap nol);

h) dokumen lainnya (apabila dipersyaratkan, dicantumkan dalam LDP


seperti, daftar barang yang diimpor
(apabila impor); dan
i)

dokumen penawaran teknis.

2) memenuhi kriteria sebagai berikut:

21

a)

surat penawaran1 memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
(1) ditandatangani oleh :
(a) direktur utama / pimpinan
perusahaan;
(b) penerima kuasa dari direktur
utama/ pimpinan perusahaan/
pengurus koperasi yang nama
penerima kuasanya tercantum
dalam
akta
pendirian/Anggaran Dasar;
(c) kepala cabang perusahaan
yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik; atau
(d) pejabat
yang
menurut
perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang
bekerja sama.
(2) jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP, dengan ketentuan:
(a) apabila ada perbedaan nilai
penulisan antara angka dan
huruf maka yang diakui adalah
tulisan huruf;
(b) apabila nilai yang tertulis
dalam angka jelas sedangkan
nilai dalam huruf tidak jelas,
maka nilai yang diakui adalah
nilai yang tertulis dalam
angka; atau
(c) apabila nilai dalam angka dan
nilai yang tertulis dalam huruf
tidak jelas, maka penawaran
dinyatakan gugur.
(3) Bertanggal.

b)

Jaminan Penawaran asli memenuhi


ketentuan sebagai berikut :
(1) diterbitkan oleh Bank Umum,
perusahaan
penjaminan
atau
perusahaan
asuransi
yang
mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship) sebagaimana

Dalam hal terdapat kesalahan penulisan nama Pokja dan/atau nama paket tidak dapat
dinyatakan gugur.

22

ditetapkan oleh Menteri Keuangan;


(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak
tanggal
terakhir
pemasukan
penawaran dan masa berlakunya
tidak
kurang
dari
waktu
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(3) nama peserta sama dengan nama
yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan Penawaran
tidak
kurang
dari
nilai
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(5) besaran nilai Jaminan Penawaran
dicantumkan dalam angka dan
huruf;
(6) nama Pokja ULP yang menerima
Jaminan Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang mengadakan
pelelangan;
(7) paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan
tanpa
syarat
(unconditional)
sebesar
nilai
Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja,
setelah
surat
pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama
perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas
nama perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria
pencairan
penawaran
sesuai
persyaratan yaitu:

jaminan
dengan

(a) peserta terlibat KKN (yang

dilakukan oleh badan usaha


non kecil);
(b) peserta
menarik
kembali
penawarannya
selama
dilaksanakannya pelelangan;
(c) tidak bersedia menambah nilai
Jaminan Pelaksanaan dalam
hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan

23

1 dan 2 harga penawarannya


di bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon
pemenang
dan
calon
pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak
dapat diterima; atau
(e) mengundurkan diri atau gagal
tanda tangan kontrak.
(11) substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan
Penawaran
telah
diklarifikasi
dan
dikonfirmasi
tertulis oleh Pokja ULP kepada
penerbit jaminan.
c)

surat kuasa (apabila dikuasakan):


(1) Harus ditandatangani direktur
utama / pimpinan perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa tercantum
dalam akte pendirian/anggaran
dasar;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa
ditandatangani
oleh
anggota
kemitraan yang diwakili menurut
perjanjian kerja sama.

d)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi (apabila bermitra) memenuhi
persyaratan antara lain sebagai berikut:
(1) mencantumkan nama kemitraan
sesuai dengan dokumen isian
kualifikasi
(2) mencantumkan
mitra/anggota;

lead

(3) mencantumkan modal


dari setiap perusahaan;

firm

dan

(sharing)

(4) mencantumkan nama pihak yang


mewakili kemitraan/KSO;
(5) ditandatangani para calon peserta
kemitraan/KSO.
e)

dokumen lain seperti daftar barang


yang
diimpor
(apabila
impor)
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
[kriteria diisi oleh Pokja ULP];

f)

dokumen penawaran teknis.


(akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
dengan kriteria persyaratan teknis pada

24

tahap evaluasi teknis)


b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara
tertulis terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
c. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi
dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
d. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada
yang tidak memenuhi persyaratan administrasi,
Kelompok Kerja ULP melakukan evaluasi
administrasi terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
dan
f. apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka pelelangan
dinyatakan gagal.
29.13 Evaluasi Teknis:
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai
dengan yang ditetapkan dalam dokumen
pengadaan ini;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur
dengan ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis
minimal yang harus dipenuhi dengan
membandingkan pemenuhan persyaratan
teknis sebagaimana tercantum dalam LDP
dan khusus personil inti serta peralatan
utama minimal tercantum dalam LDK;
2) penilaian persyaratan
dilakukan terhadap:
a)

teknis,

minimal

metode
pelaksanaan
pekerjaan
memenuhi persyaratan substantif yang
meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari
awal sampai akhir secara garis besar
dan uraian/cara kerja dari masingmasing jenis pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/sementara yang
ikut
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan utama yang
dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis dan diyakini menggambarkan
penguasaan
dalam
penyelesaian
pekerjaan.
Penilaian
metode
pelaksanaan tidak mengevaluasi job-

25

mix/ rincian/ campuran/ komposisi


material dari jenis pekerjaan;
Jenis-jenis pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/ sementara yang
ikut
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan
pekerjaan
utama
ditetapkan dalam LDP. Pekerjaan
penunjang/
sementara
dimaksud,
misalnya:
(1) Pembuatan
saluran
(diversion channel);
(2) Pengeringan

tempat

(dewatering/unwatering)

pengelak
pekerjaan
skala

besar;
(3) Pembuatan konstruksi pengaman

(protection construction);
(4) Pengaturan

management)
besar; atau

lalu lintas (traffic


pekerjaan skala

(5) Jalan
pengalihan/
sementara.
b)

c)

jembatan

jangka waktu pelaksanaan pekerjaan


yang ditawarkan tidak melampaui batas
waktu (yaitu sampai dengan serah
terima pertama/Provision Hand Over
(PHO)) sebagaimana tercantum dalam
LDP.
Peralatan utama minimal: jenis,
kapasitas, komposisi dan jumlah yang
disediakan
untuk
pelaksanaan
pekerjaan menggunakan data peralatan
yang tercantum pada isian kualifikasi.

d)

personil inti [dipilih Tenaga ahli2/tenaga


terampil3]: tingkat pendidikan, jabatan
dalam pekerjaan yang diusulkan,
pengalaman
kerja,
keahlian/
keterampilan, yang ditempatkan secara
penuh, menggunakan data personil inti
yang tercantum pada isian kualifikasi;

e)

bagian
pekerjaan
yang
akan
disubkontrakkan
sesuai
dengan
persyaratan sebagaimana tercantum
dalam LDP (ketentuan subkontrak
dipersyaratkan untuk nilai penawaran
harga di atas Rp 25.000.000.000,00);

Disyaratkan untuk pelelangan umum dengan nilai paket > Rp 2.500.000.000 (usaha non
kecil)
3 Disyaratkan untuk pemilihan langsung dengan nilai paket < Rp 2.500.000.000 (usaha kecil)

26

f)

RK3K memenuhi persyaratan yaitu


adanya sasaran K3 yang secara umum
menggambarkan penguasaan dalam
mengendalikan risiko bahaya K3.

3) Pokja
ULP
dapat
meminta
uji
mutu/teknis/fungsi
untuk
bahan/alat
tertentu sebagaimana tercantum dalam LDP;
d. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal
yang kurang jelas atau meragukan, Pokja ULP
melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
e. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
dilanjutkan ke tahap evaluasi harga;
f. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada
yang tidak memenuhi persyaratan teknis, Pokja
ULP dapat melakukan evaluasi penawaran
terhadap penawar terendah berikutnya (apabila
ada);
g. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang lulus evaluasi teknis, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi harga;
h. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi
teknis maka pelelangan dinyatakan gagal.
Apabila menggunakan sistem gugur dengan ambang batas maka ketentuan berikut harus
dicantumkan dalam dokumen pengadaan :

Evaluasi yang menggunakan sistem gugur dengan ambang batas, dilakukan dengan
membandingkan pemenuhan persyaratan teknis (perolehan nilai) unsur dan sub unsur
yang ditetapkan dalam LDP.
Penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur maupun nilai total
keseluruhan unsur memenuhi ambang batas minimal sebagaimana tercantum dalam
Dokumen Pengadaan/LDP.

29.14 Evaluasi Harga :


a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah halhal yang pokok atau penting, dengan ketentuan :
1) total harga penawaran dibandingkan nilai
total HPS:
a)

apabila total harga penawaran melebihi


nilai total HPS, dinyatakan gugur; dan

b)

apabila semua harga penawaran di atas


nilai total HPS, pelelangan dinyatakan
gagal;

2) harga satuan penawaran yang nilainya lebih


besar dari 110% (seratus sepuluh
perseratus) dari harga satuan yang
tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi.
Apabila setelah dilakukan klarifikasi
ternyata harga satuan penawaran tersebut
timpang, maka harga satuan penawaran

27

timpang hanya berlaku untuk volume sesuai


dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
Selanjutnya daftar jenis/item pekerjaan
timpang tersebut dimasukkan ke dalam
Kontrak
3) mata pembayaran yang harga satuannya nol
atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan
kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan.
Harganya dianggap termasuk dalam harga
satuan pekerjaan lainnya;
4) harga penawaran:
a)

apabila ada perbedaan antara penulisan


nilai harga penawaran antara angka
dan huruf maka nilai yang diakui
adalah nilai dalam tulisan huruf;

b)

apabila penawaran dalam angka tertulis


dengan jelas sedangkan dalam huruf
tidak jelas, maka nilai yang diakui
adalah nilai dalam tulisan angka; atau

c)

apabila penawaran dalam angka dan


huruf tidak jelas, maka penawaran
dinyatakan gugur.

b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan


ketentuan sebagai berikut :
1) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) berbeda
dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
2) Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga dalam
hal harga penawaran nilainya di bawah
80% (delapan puluh perseratus) HPS,
dengan ketentuan:
a) Meneliti dan menilai kewajaran harga
satuan dasar meliputi harga upah,
bahan, dan peralatan dari harga satuan
penawaran, sekurang-kurangnya pada
setiap mata pembayaran utama;
b) Meneliti
dan
menilai
kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur upah,
bahan, dan peralatan dalam Analisa
Harga Satuan;
c) Hasil penelitian butir a) dan butir b)
digunakan untuk menghitung harga
satuan yang dinilai wajar tanpa
memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan; dan
d) Harga satuan yang dinilai wajar
digunakan untuk menghitung total harga
penawaran yang dinilai wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan.

28

e) Total harga sebagaimana dimaksud pada


huruf d. dihitung berdasarkan volume
yang ada dalam daftar kuantitas dan
harga.
Apabila total harga penawaran yang
diusulkan lebih kecil dari hasil evaluasi
sebagaimana tersebut diatas, maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar dan
gugur harga.
Apabila total harga penawaran lebih besar
dari hasil evaluasi sebagaimana tersebut
diatas, maka harga penawaran dinyatakan
wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk
sebagai pemenang pelelangan, harus
bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus)
dari nilai total HPS.
Apabila peserta yang bersangkutan tidak
bersedia
menaikkan
nilai
Jaminan
Pelaksanaan menjadi sebesar 5% HPS,
penawarannya digugurkan dan Jaminan
Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam
Daftar Hitam..
c. Memperhitungkan preferensi harga
atas
penggunaan produksi dalam negeri (apabila
memenuhi
persyaratan
diberlakukannya
preferensi harga) dengan ketentuan Perhitungan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian
sendiri (self assessment), digunakan dalam
evaluasi penawaran harga apabila pelelangan
pekerjaan tersebut diberlakukan preferensi harga
yaitu apabila memenuhi ketentuan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam
negeri diberlakukan pada Pengadaan
Barang/ Jasa yang dibiayai rupiah murni
tetapi hanya berlaku untuk Pengadaan
Barang/
Jasa
bernilai
diatas
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
sampai dengan 31 Desember 2013 dan
mulai 1 Januari 2014 untuk Pengadaan
Barang/
Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
dan
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN
lebih besar atau sama dengan 25%
(dua puluh lima perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan
formulir perhitungan TKDN maka peserta

29

dianggap tidak menginginkan diberlakukan


preferensi harga bagi penawarannya dan
tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN
merujuk pada ketentuan yang ditetapkan
oleh Menteri yang membidangi urusan
perindustrian dengan tetap berpedoman
pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya.
3) rumus penghitungan sebagai berikut:

1
HEA
HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP
= Koefisien
Preferensi (Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN)
dikali
Preferensi
tertinggi
Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga
Penawaran/
terkoreksi
yang
memenuhi persyaratan lelang dan
telah dievaluasi).
4) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih
penawaran dengan HEA yang sama,
penawar dengan TKDN terbesar adalah
sebagai pemenang;
5) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah
Harga Penawaran dan hanya digunakan
oleh
Pokja
ULP
untuk
keperluan
perhitungan HEA guna menetapkan
peringkat pemenang.
d. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang
memiliki harga penawaran yang sama dalam hal
tidak diperhitungkan TKDN, maka Pokja ULP
memilih peserta yang mempunyai kemampuan
teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan.
e. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga
tidak wajar akibat terjadinya persaingan usaha
tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) sebagaimana ketentuan
peraturan dan perundang-undangan, maka
pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang
terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam.
29.15 Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran
sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
30

30. Evaluasi
Kualifikasi

30.1 Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang


dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila
ada).
30.2 Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan
metode penilaian sistem gugur.
30.3 Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh
peserta sebelum pemasukan penawaran, apabila
tidak ditandatangani maka tidak dievaluasi lebih
lanjut.
30.4 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai
dengan ketentuan dalam Dokumen Kualifikasi.
30.5 Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus
evaluasi kualifikasi, maka lelang dinyatakan gagal.

31. Pembuktian
Kualifikasi

31.1 Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang


memenuhi persyaratan kualifikasi dilakukan setelah
evaluasi kualifikasi.
31.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara
melihat keaslian dokumen dari dokumen asli atau
salinan dokumen yang sudah dilegalisir oleh pejabat
yang berwenang dan meminta salinan dokumen
tersebut. Dalam pembuktian kualifikasi harus
dihadiri oleh penanggung jawab penawaran atau
yang
menerima
kuasa
dari
direktur
utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang
diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik, atau pejabat yang menurut
perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan
yang bekerja sama.
31.3 Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian
kualifikasi dan telah diberikan kesempatan serta
tenggang waktu yang cukup, maka peserta
digugurkan dan dimasukkan dalam daftar hitam,
Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan
dan disetorkan ke kas Negara/kas Daerah.
31.4 Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi
kepada penerbit dokumen, apabila dokumen yang
digunakan dalam pembuktian kualifikasi masih
diragukan kebenarannya.
31.5 Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan data
tidak
benar/pemalsuan
data/tidak
dapat
menunjukan dokumen asli atau salinan dokumen
yang sudah dilegalisir, maka peserta digugurkan,
badan usaha dan/atau pengurusnya dimasukkan
dalam Daftar Hitam, Jaminan Penawaran yang
bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/kas Daerah.
31.6 Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus

31

pembuktian kualifikasi, maka lelang dinyatakan


gagal.
F.

Penetapan Pemenang

32. Penetapan
Pemenang

32.1 Pokja ULP membuat Surat Penetapan Pemenang


untuk nilai sampai dengan Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah) berdasarkan Berita Acara
Hasil Pelelangan (BAHP).
32.2 PA membuat Surat Penetapan Pemenang untuk nilai
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) setelah mendapat usulan dari Pokja ULP,
dengan ketentuan:
a. usulan penetapan pemenang ditembuskan
kepada
PPK
dan
APIP
Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi; dan
b. apabila PA tidak setuju dengan usulan Pokja ULP
dengan alasan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, maka PA
memerintahkan evaluasi ulang atau menyatakan
pelelangan gagal.
32.3 Dalam hal nilai penetapan pemenang sampai dengan
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dan nilai pemenang cadangan diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah),
maka penetapannya oleh PA setelah mendapatkan
usulan dari Pokja ULP.
32.4 Dalam hal peserta mengikuti beberapa paket
pekerjaan yang dilelangkan oleh Pokja ULP, dan
beberapa penawarannya terendah serta berdasarkan
sisa kemampuan menangani paket (SKP), akan
ditetapkan sebagai calon pemenang oleh Pokja ULP
pada paket berdasarkan pilihan penyedia jasa setelah
mempertimbangkan ketersediaan peralatan dan
personil setelah dilakukan klarifikasi.
32.5 Dalam hal peserta mengikuti pelelangan beberapa
paket pekerjaan konstruksi dalam waktu bersamaan:
a. menawarkan peralatan yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan peralatan tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan
dinyatakan gugur.
b. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dikecualikan dengan syarat kapasitas dan
produktifitas peralatan secara teknis dapat
menyelesaikan pekerjaan lebih dari
1 (satu)

32

paket.
c. menawarkan personil yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan personil tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan personil tidak ada dan
dinyatakan gugur.
d. menawarkan personil yang sedang bekerja di
paket lain, maka pada saat akan ditetapkan
sebagai pemenang dipastikan sudah tidak terikat
pada paket lain.
32.6 Penetapan pemenang disusun
urutannya dan harus memuat:

sesuai

dengan

a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;


b. nama dan alamat Penyedia serta harga
penawaran atau harga penawaran terkoreksi;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis,
harga; dan
e. evaluasi kualifikasi.
32.7 Data
pendukung
yang
diperlukan
menetapkan pemenang adalah:

untuk

a. Dokumen Pengadaan beserta adendum (apabila


ada);
b. BAPP;
c. BAHP; dan
d. Dokumen Penawaran dari pemenang dan
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang
telah diparaf anggota Pokja ULP dan 2 (dua)
wakil peserta/saksi.
32.8 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan
pemenang dan mengakibatkan surat penawaran dan
Jaminan Penawaran habis masa berlakunya,
dilakukan konfirmasi kepada calon pemenang, calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk
memperpanjang masa berlaku surat penawaran dan
Jaminan Penawaran sampai dengan perkiraan
jadwal penandatanganan kontrak. Calon pemenang,
calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
yang tidak bersedia memperpanjang surat
penawaran dan Jaminan Penawaran dapat
mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi.

33

33. Pengumuman
Pemenang

Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang


cadangan 1 dan 2 (apabila ada) kepada masyarakat di
website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan
pengumuman resmi yang memuat sekurang-kurangnya :
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia;
c. harga penawaran;
d. harga penawaran terkoreksi;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
f. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan
kualifikasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi
dilengkapi dengan penjelasan untuk setiap penawaran
yang dinyatakan gugur dari substansi yang dievaluasi
(alasan gugur administrasi/teknis/harga/ kualifikasi).

34. Sanggahan

34.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat


menyampaikan sanggahan secara elektronik atas
penetapan pemenang kepada Pokja ULP disertai
bukti terjadinya penyimpangan melalui website,
dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP, dengan
ketentuan:
a. Pelelangan Umum paling lambat 5 (lima) hari
kalender setelah pengumuman pemenang; atau
b. Pemilihan Langsung paling lambat 3 (tiga) hari
kalender setelah pengumuman pemenang.
34.2 Sanggahan diajukan oleh peserta yang memasukkan
penawaran baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta lain, ditandatangani
oleh :
a. direktur utama/ pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum
dalam
akte
pendirian
atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan bukti
otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
34.3 Sanggahan diajukan apabila terjadi penyimpangan
prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur
yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya dan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan;

34

b. rekayasa
tertentu
sehingga
terjadinya persaingan usaha
dan/atau

menghalangi
yang sehat;

c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP


dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
34.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja
ULP menyatakan pelelangan gagal.
34.5 Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dan
tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud pada
36.2. dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
34.6 Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK
atau disampaikan dan diterima diluar masa sanggah,
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
35. Sanggahan
Banding

35.1 Peserta sebagaimana dimaksud pada 34 apabila tidak


sependapat dengan jawaban sanggahan dari Pokja
ULP, dapat mengajukan sanggahan banding secara
tertulis kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi atau Pejabat yang
menerima
penugasan
menjawab
sanggahan
banding, dengan tembusan kepada PPK, Pokja ULP,
dan
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP,
dengan ketentuan:
a. Pelelangan Umum, paling lambat 5 (lima) hari
kerja setelah menerima jawaban sanggahan; atau
b. Pemilihan Langsung, paling lambat 3 (tiga) hari
kerja setelah menerima jawaban sanggahan.
35.2 Peserta yang akan melakukan sanggahan banding
harus memberikan Jaminan Sanggahan Banding
kepada Pokja ULP sebesar 1% (satu perseratus) dari
HPS sebagaimana tercantum dalam LDP dengan
masa berlaku 15 (lima belas) hari kerja sejak
tanggal pengajuan sanggahan banding.
35.3 Penggunaan jaminan sanggahan banding:
a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah) menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah
dicairkan
dan
tidak
bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh Penyedia
Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah) menggunakan
surat jaminan yang dikeluarkan oleh Bank

35

Umum, bersifat mudah dicairkan dan tidak


bersyarat (unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP.
35.4 Sanggahan
pelelangan.

banding

menghentikan

proses

35.5 Sanggahan banding yang diajukan bukan dari


peserta yang tidak sependapat dengan jawaban
sanggahan sebagaimana dimaksud pada 35.1 atau
tidak ditandatangani seperti halnya sanggahan
sebagaimana dimaksud pada 34.2, dianggap sebagai
pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti serta
tidak menghentikan proses pelelangan.
35.6 Sanggahan banding yang disampaikan bukan
kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi atau Pejabat yang menerima
penugasan menjawab sanggahan banding atau
disampaikan dan diterima di luar masa sanggah
banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses pelelangan.
G. Penunjukan Pemenang Pengadaan
36. Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa

36.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil


Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan tembusan
kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
36.2 PPK menerbitkan SPPBJ, dengan ketentuan apabila:
a. pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi
masih berlaku;
b. tidak ada sanggahan dari peserta;
c. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti
tidak benar; atau
d. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding
berakhir.
36.3 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan
tersebut, dengan ketentuan :
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri
dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh
Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri
dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif
oleh Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP serta
36

dimasukkan dalam Daftar Hitam /Black List; atau


c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia
ditunjuk karena masa penawarannya sudah
tidak berlaku, maka tidak dikenakan sanksi dan
Jaminan Penawaran yang bersangkutan tidak
boleh dicairkan.
36.4 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan
diri, maka penunjukan pemenang dapat dilakukan
kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan
peringkat, selama masa surat penawaran dan
Jaminan Penawaran pemenang cadangan masih
berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
36.5 Apabila
semua
pemenang
yang
ditunjuk
mengundurkan diri, maka pelelangan dinyatakan
gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari
PPK.
36.6 SPPBJ harus diterbitkan, dengan ketentuan:
a. pada Pelelangan Umum, paling lambat 6 (enam)
hari kerja setelah pengumuman penetapan
pemenang, apabila tidak ada sanggahan;
b. pada Pemilihan Langsung, paling lambat 4
(empat)
hari
kerja setelah
pengumuman
penetapan pemenang, apabila tidak ada
sanggahan; atau
c. Dalam
hal
Pelelangan
Umum/Pemilihan
Langsung, paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah semua sanggahan dan sanggahan banding
dijawab.
36.7 Di dalam SPPBJ disebutkan/ditegaskan/ditulis bahwa
penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan
sebelum penandatanganan kontrak.
37. Kerahasiaan
Proses

37.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia


dan dilaksanakan oleh pokja ULP secara independen.
37.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian,
evaluasi, klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon
pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta,
atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai
keputusan pemenang diumumkan.
37.3 Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses
evaluasi dokumen penawaran atau keputusan
pemenang
akan
mengakibatkan
ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.
37.4 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP
bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman
pemenang.

37

H. Pelelangan Gagal
38. Pelelangan
Gagal

38.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila :


a. jumlah peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta;
b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi
penawaran;
c. dalam
evaluasi
penawaran
ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat;
d. harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi
dari HPS;
e. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan
Dokumen Pengadaan ternyata benar;
f. sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi
Dokumen Pengadaan ternyata benar; atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan
1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan
sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
pembuktian kualifikasi.
38.2 PA/KPA sebagaimana tercantum dalam
menyatakan pelelangan gagal, apabila :

LDP

a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP


sependapat dengan PPK yang tidak bersedia
menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan
tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang
melibatkan Pokja ULP dan/atau PPK ternyata
benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat dalam pelaksanaan Pelelangan dinyatakan
benar oleh pihak berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas
kesalahan prosedur yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai
menyimpang dari Dokumen Pengadaan;

atau

g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan

38

1 dan 2 mengundurkan diri; atau


h. pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya.
38.3 Menteri/Kepala
Lembaga/Pimpinan
menyatakan pelelangan gagal, apabila :

Institusi

a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya


pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan KPA, PPK dan/atau
Pokja ULP, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan KPA, ternyata benar.
38.4 Kepala Daerah
apabila:

menyatakan

pelelangan

gagal,

a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya


pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan PA, KPA, PPK
dan/atau Kelompok Kerja ULP, ternyata benar;
atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan PA dan/atau KPA, ternyata benar.
38.5 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP
memberitahukan kepada seluruh peserta.
38.6 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal,
Pokja ULP atau Pokja ULP pengganti (apabila diganti)
meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
pelelangan gagal, untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.
I.

Surat Jaminan Pelaksanaan

39. Surat Jaminan


Pelaksanaan

39.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
a. diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk
bank
perkreditan
rakyat),
perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai
program
asuransi
kerugian
(suretyship) sebagaimana yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak
(PHO) sebagaimana tercantum dalam LDP;

39

c. nama penyedia sama dengan nama yang


tercantum dalam surat Jaminan Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang
dari nilai jaminan yang ditetapkan;
e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan
dalam angka dan huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan
sama dengan nama PPK yang menandatangani
kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
jaminan dalam jangka waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit
Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO
harus ditulis atas nama Kemitraan/KSO; dan
j. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak
penjamin.
39.2 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk
menyerahkan
Surat
Jaminan
Pelaksanaan
dipersamakan
dengan
menolak
untuk
menandatangani Kontrak atau tidak menerima
keputusan
penunjukan
sebagai
penyedia
barang/jasa, maka akan dikenakan sanksi.
39.3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat
Jaminan Pelaksanaan diatur dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak.
J.

Penandatanganan Kontrak

40. Penandatanganan
Kontrak

40.1 Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


dilakukan setelah DIPA/DPA ditetapkan.
40.2 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib
memastikan Isian Kualifikasi masih berlaku/valid.
Apabila terdapat data isian kualifikasi tidak valid,
maka kontrak tidak ditandatangani.
40.3 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat
14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ
dan setelah penyedia menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, dengan ketentuan :
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh
perseratus) sampai dengan 100% (seratus
perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai Kontrak;

40

b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga


penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan
puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar
5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.
40.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah
substansi Dokumen Pengadaan sampai dengan
penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat
waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.
40.5 Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan
melewati batas tahun anggaran, penandatanganan
kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan
kontrak tahun jamak.
40.6 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak
meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan
huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.
40.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen
Kontrak dalam Surat Perjanjian, dengan maksud
apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian
satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan
sebagai berikut :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan
harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya
SPPBJ, BAHP, BAPP.
40.8 Banyaknya rangkap
kebutuhan, yaitu :

seperti:
kontrak

jaminan-jaminan,
dibuat

sesuai

a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri


dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh PPK;
b. rangkap kontrak lainnya (apabila diperlukan)
tanpa dibubuhi materai.

41

40.9 Penandatanganan
Kontrak
bernilai
diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum
Kontrak.
40.10 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas
nama penyedia adalah Direksi yang disebutkan
namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar,
yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

42

BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A. Penerapan IKP
dan LDP

B. Lingkup
Pekerjaan

Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis


pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan
Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data
Pemilihan (LDP)
1.

a. Pokja ULP:
....................................

[diisi nama Pokja ULP,]


b. Alamat Pokja ULP:
....................................
...................................
2.

Website: ....................
[Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]

3.

a. Nama paket pekerjaan: ....................................


b. Uraian singkat pekerjaan: ..................
.................................... .................. ..................

[diisi uraian secara singkat dan jelas pekerjaan/


kegiatan yang dilaksanakan]
4.

Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: ..............


(........................) hari kalender.
[diisi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan]

C. Sumber Dana

Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


....................... Tahun Anggaran ..................
[diisi sesuai dokumen anggaran untuk pembiayaannya]

D. Pendayagunaan
Produksi Dalam
Negeri

Preferensi harga ........... [diisi diberikan/tidak


diberikan] terhadap penawaran peserta.
Catatan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri
diberlakukan pada Pengadaan Barang/Jasa yang
dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk
Pengadaan
Barang/Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan.
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih
besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).

43

Apabila paket pekerjaan yang dilelangkan memenuhi


ketentuan 1) dan 2) maka diberlakukan preferensi
harga dan diisi diberikan.

E. Pemberian
Penjelasan
Dokumen
Pengadaan dan
Peninjauan
Lapangan

F. Dokumen
Penawaran

1.

Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan


dilaksanakan pada:
Hari
: ....................................
Tanggal
: ....................................
Pukul
: ....................................
Tempat
: ....................................

2.

Peninjauan lapangan akan dilaksanakan pada:


Hari
: ....................................
Tanggal
: ....................................
Pukul
: ....................................
Tempat
: ....................................

1.

[Daftar Personil Inti dan Peralatan Utama Minimal


yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan adalah
daftar yang ada di dalam LDK (Lembar Data
Kualifikasi)].

2.

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan4


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan yang disubkontrakkan


......

[diisi oleh Pokja, Pokja menetapkan Daftar pekerjaan


yang akan disubkontrakkan atau Pokja menetapkan
Penyedia untuk menentukan sendiri bagian pekerjaan
yang akan disubkontrakkan]

Persyaratan subkontrak pekerjaan konstruksi:


nilai penawaran > Rp 25.000.000.000, Peserta
wajib ada subkontrak, dalam hal Pokja
menetapkan Daftar pekerjaan yang akan
disubkontrakkan, maka Peserta wajib memenuhi
daftar tersebut.
Penawaran terkait dengan pekerjaan subkontrak
memenuhi syarat apabila:
a. Penyedia yang menawar dengan harga di atas
Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
rupiah) bekerja sama dengan penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Kecil, yaitu
dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
4

Ketentuan bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan adalah bukan merupakan pekerjaan
utama, kecuali pekerjaan spesialis.

44

yang bukan pekerjaan utama.


b. Penyedia
tidak
mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama.
c. Penyedia Usaha Kecil (termasuk Mikro dan
Koperasi Kecil) tidak mensubkontrakkan
pekerjaan yang diperoleh.
3.

Sebagai pekerjaan utama5 adalah:


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Utama


......

[diisi, nama-nama pekerjaan utama]

4.

Sebagai pekerjaan penunjang/sementara sebagai


pendukung pekerjaan utama adalah:
No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Penunjang/Sementara


......

[diisi, nama-nama pekerjaan penunjang/sementara

sebagai pendukung pekerjaan utama]


5.

Identifikasi bahaya6
No.

Jenis/Tipe
Pekerjaan

Identifikasi Jenis
Bahaya & Risiko K3

1.
Dst.

[diisi, jenis/tipe pekerjaan yang mengandung bahaya


serta identifikasi jenis bahaya & risiko K3 dari jenis
pekerjaan dimaksud]

6.

5
6

Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu


diperlukan untuk:
a. Bahan konstruksi permanen: ..................
Contoh: geotextile, bearing pad
[bukan bahan konstruksi seperti semen, aspal, dll]
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi
permanen: ..................
Contoh: lift, pompa air
[bukan alat untuk menyelesaikan pekerjaan
konstruksi seperti excavator, bulldozer, dll]
[diisi, tidak ada apabila tidak diperlukan]

Ditetapkan oleh PPK.


Ditetapkan oleh PPK.

45

G. Mata Uang
Penawaran dan
Cara
Pembayaran

1.
2.

H. Masa
Berlakunya
Penawaran

I. Jaminan
Penawaran

Mata uang yang digunakan ..................


[diisi Rupiah atau mata uang lainnya apabila
ditentukan]
Pembayaran
dilakukan
dengan
cara
....................................
[diisi: bulanan (monthly certificate) atau angsuran
(termin) didasarkan pada hasil pengukuran bersama
atas volume pekerjaan yang telah dilaksanakan]
Masa berlaku penawaran selama ..................
(..................) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan penawaran.
[diisi dengan memperhitungkan awal pemasukan
penawaran sampai dengan penandatanganan kontrak]

1.

Besarnya Jaminan Penawaran adalah :


Rp....................................(......................................)
[diisi, besar nominal antara 1% sampai dengan 3% dari
nilai total HPS]

2.

Jaminan penawaran berlaku selama ..................


(..................) hari kalender dan efektif mulai
tanggal [diisi sesuai dengan batas akhir
pemasukan penawaran].

J. Penyampaian
Dokumen
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik]

dalam sistem

K. Batas Akhir
Waktu
Pemasukan
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik]

dalam sistem

L. Pembukaan
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik]

dalam sistem

M. Ambang Batas

[untuk pelelangan umum apabila evaluasi teknisnya


menggunakan sistem gugur dengan ambang batas,
maka penentuan unsur dan sub unsur teknis yang
dinilai dan kriteria penilaiannya harus disetujui
dan/atau menggunakan kriteria yang telah ditetapkan
oleh pejabat eselon 1 dari masing-masing Satuan Unit
Kerja sesuai dengan tugas, fungsi dan lingkup
programnya;
Penentuan penggunaan ambang batas meliputi:
1. Nilai ambang batas masing-masing unsur:
a. .................
Dst .................
2. Nilai ambang batas total: .................]

46

N. Sanggahan, Dan
Sanggahan
Banding

O. Jaminan
Sanggahan
Banding

1.

Sanggahan ditujukan kepada ....................................


[diisi nama Pokja ULP,]

2.

Tembusan sanggahan ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. KPA .................. [diisi nama KPA]
c. APIP.................. [diisi nama APIP]
d. ................. [diisi Pejabat yang menerima
penugasan menjawab sanggahan banding, apabila
didelegasikan]
e. ................. [diisi Menteri/ Kepala Lembaga/
Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi]

3.

Sanggahan
banding
ditujukan
kepada
.................................... [diisi nama Menteri/ Kepala
Lembaga/ Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi atau
Pejabat yang menerima penugasan menjawab
sanggahan banding, contoh: Menteri Pekerjaan
Umum]

4.

Tembusan sanggahan banding ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. Pokja ULP .................. [diisi nama Pokja ULP]
c. APIP........
[diisi
nama
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi]

1.

Jaminan Sanggahan Banding ditujukan kepada


......... [diisi nama Pokja ULP].

2.

Besarnya
jaminan
sanggahan
banding:
Rp.................. (....................................)
[diisi sebesar 1% (satu perseratus) dari nilai total HPS]

47

BAB IV
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
A. Lingkup
Kualifikasi

Nama Pokja ULP : ....................................


Alamat Pokja ULP : ....................................
Nama Paket Pekerjaan : ....................................
[sesuai dengan yang tercantum dalam LDP]

B.

1. Peserta Kualifikasi badan usaha harus memiliki


surat izin usaha jasa konstruksi, sertifikat badan
usaha, dan sertifikat perusahaan lainnya ..................
[isi sesuai dengan sertifikat lain yang dipersyaratkan];
2. Peserta Kualifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi
Asing harus memiliki bukti Izin Perwakilan Jasa
Konstruksi Asing dan melakukan kerja sama
usaha dengan perusahaan nasional dalam bentuk
kemitraan, subkontrak dan lain-lain, dalam hal
terdapat perusahaan nasional yang memiliki
kemampuan dibidang yang bersangkutan.
3. memiliki pengalaman pengadaan pekerjaan
konstruksi paling kurang 1 (satu) pekerjaan
sebagai Penyedia Barang/Jasa dalam kurun waktu
4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah
maupun
swasta,
termasuk
pengalaman subkontrak, dikecualikan bagi
Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri kurang
dari 3 (tiga) tahun.
4. apabila usaha non kecil dengan Kemampuan Dasar
(KD) yang sejenis/sesuai sub klasifikasi ....
dengan paket pekerjaan yang dilelangkan sekurangkurangnya sebesar .................. [diisi nilai total HPS];
5. memiliki kemampuan menyediakan Personil7
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sebagai berikut:
a. Tenaga Ahli bagi usaha non kecil

Persyaratan
Kualifikasi

No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
diusulkan
3

Pengalaman
Kerja (tahun)

Profesi/
Keahlian

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/keahlian, profesi/keahlian yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

Personil yang dimaksud adalah personil manajerial (ahli/terampil) pada organisasi


pelaksanaan pekerjaan. Untuk usaha non kecil tidak termasuk tenaga terampil dan/atau
personil pendukung, sedangkan untuk usaha kecil cukup personil pelaksana (tenaga terampil).

48

b. Tenaga Teknis bagi usaha kecil


No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
akan diusulkan
3

Lama
Pengalaman
Kerja (tahun)
4

Profesi/
keterampilan
5

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/ keterampilan, profesi/ keterampilan yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

6. memiliki surat keterangan dukungan keuangan


dari bank pemerintah/swasta sebesar ..................
[paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai
total HPS];
7. memiliki kemampuan untuk menyediakan
peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi ini, yaitu:
No.
1.
2.
3.
Dst.

Jenis
......
......
......
......

Kapasitas
......
......
......
......

Jumlah
......
......
......
......

[diisi jenis, kapasitas, jumlah peralatan utama minimal


yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama
yang dilelangkan]

8. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban


perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan)
serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh
Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal
29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling
kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun
berjalan. Peserta dapat mengganti persyaratan ini
dengan menyampaikan Surat Keterangan Fiskal
(SKF).
SPT Tahunan yang diminta untuk tahun ..........
[diisi dengan memperhatikan pemasukan penawaran
dan peraturan perpajakan]
Laporan pajak untuk 3 (tiga) bulan terakhir mulai
bulan ............ s.d. ............ [nama bulan terakhir diisi
nama bulan sebelum tanggal batas akhir pemasukan
penawaran dengan memperhatikan peraturan
perpajakan]

49

BAB V
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
A.

BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN


(KSO)
CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]


Nomor
:
Lampiran :

................, .................. 20....

Kepada Yth.:
Pokja .................. ULP .................. [Satker/Balai]
[diisi oleh Pokja ULP]
di
......................................................
Perihal

: Penawaran Pekerjaan .................................... [nama pekerjaan diisi


oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan


Dokumen Pengadaan nomor: ................................... tanggal ...................... dan
setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara
Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan, apabila ada], dengan
ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan .................. .................. [diisi
oleh Pokja ULP] sebesar Rp.................. (...............dalam huruf.....................)
termasuk PPN.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
di atas.
Penawaran ini berlaku selama ........ (..........dalam huruf...........)
hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami
lampirkan :
1. Jaminan Penawaran;
2. Daftar Kuantitas dan Harga;
3. [Surat Kuasa, apabila ada];
4. [Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila bermitra];
5. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jangka Waktu Pelaksanaan;
c. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan; dan
6. rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);
7. RK3K;
8. Dokumen isian kualifikasi;

50

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan


sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan
penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen
anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam
DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan
dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

51

B.

BENTUK SURAT KUASA


CONTOH-1

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan
: .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian
No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris
.................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama : ...................................8
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya atau pejabat yang menurut perjanjian
kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.

52

CONTOH-2

[Kop Surat Badan Usaha KSO]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: ....................................
Alamat Perusahaan
: ....................................
Jabatan
: ....................................

[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/wakil kemitraan (KSO)]
.................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)]
berdasarkan [Akta Notaris No. ...... [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal
penerbitan Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta
perubahannya (apabila ada) atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
No ......... tanggal ..................], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada:9
Nama : ....................................
Alamat : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

.............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20....
Penerima Kuasa

Pemberi Kuasa

....................................
(nama)

...................................
(nama dan jabatan)

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.
Dalam hal KSO surat kuasa penandatanganan kontrak dapat diberlakukan apabila perjanjian
KSO sudah disahkan oleh notaris.

53

C.

BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)


CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan .................................. yang


pembukaan penawarannya akan dilakukan di .................................. pada tanggal
.................... 20....., maka kami:
.................................................................... [nama peserta 1]
.................................................................... [nama peserta 2]
.................................................................... [nama peserta 3]
.................................................................... [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama
dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).
Kami menyetujui dan memutuskan bahwa :
1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
..................................
b. Menunjuk .................................. [nama peserta 1] sebagai perusahaan utama
(leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan
atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab
baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai
ketentuan dokumen kontrak.
2.

Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah :


............................... [nama peserta 1] sebesar ...% (.. persen)
............................... [nama peserta 2] sebesar .. % (.. persen)
............................... [nama peserta 3] sebesar ...% (.. persen)
............................... [dan seterusnya] sebesar ...% (.. persen)

3.

Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai


sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian
dari kemitraan/KSO.

4.

Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa
penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama
secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.

5.

Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota


kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan,
perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian
subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.

6.

Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama kemitraan/KSO


diberikan kepada .................................. [nama wakil peserta] dalam kedudukannya
sebagai direktur utama/direktur pelaksana .................................. [nama peserta 1]

54

berdasarkan persetujuan tertulis (surat kuasa untuk menandatangani penawaran)


dari seluruh anggota kemitraan/KSO.
7.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

8.

Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan
tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.

9.

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap () yang masing-masing


mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda


tangan di .. pada hari .. tanggal .. bulan
.., tahun ..

[Peserta 1]

(....)

[Peserta 3]

(....)

[Peserta 2]

(....)

[dst]

(....)

55

CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA10
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan : .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta
Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta]
Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila
ada), yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama
: ....................................
Alamat
: ....................................
Jabatan
: ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat
Penawaran atas nama kemitraan.. untuk pekerjaan
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

10

Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada
yang mewakili kemitraan

56

D.

BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS


Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan
dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. metoda pelaksanaan pekerjaan [memberikan metoda pelaksanaan yang layak,


realistik dan tahapannya dapat dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan utama

2.
3.
4.
5.

dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan, tahapan


dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal
sampai dengan akhir dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis];
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP];
spesifikasi teknis [apabila mengajukan spesifikasi yang berbeda dari yang
ditetapkan];
bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam LDP]; dan
[Hal-hal lain yang dipersyaratkan].

Catatan :
Peralatan dan personil yang disampaikan dalam penawaran hanya untuk 1 (satu) paket
pekerjaan yang dilelangkan, apabila memerlukan peralatan dan personil untuk paket
pekerjaan lain harus dari peralatan (dapat sewa, kontrak, atau lainnya) dan personil
yang berbeda.

57

E.

BENTUK
FORMULIR
REKAPITULASI
KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

PERHITUNGAN

NIlai Gabungan Barang dan Jasa


(Rp)

TINGKAT

TKDN

Uraian Pekerjaan
KDN

KLN

Total

Barang
/Jasa

Gabungan

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1A)

(1B)

(1C)

(1D)

(2A)

(2B)

(2C)

(2D)

(3A)

(3B)

(3C)

(3D)

(4A)

(4B)

(4C)

(4D)

(5A)

(5B)

(5C)

(5D)

(6A)

(6B)

(6C)

(6D)

(7A)

(7B)

(7C)

(7D)

B. Sub Total Jasa

(8A)

(8B)

(8C)

(8D)

C. Total Biasa (A+B)

(9A)

(9B)

(9C)

(9D)

(1)
Barang11
I. Material
langsung (Bahan
Baku)
II. Peralatan (Barang
Jadi)
A. Sub Total Barang
Jasa12
III. Manajemen
Proyek dan
Perekayasaan
IV. Alat
Kerja/Fasilitas
Kerja
V. Konstruksi dan
Fabrikasi
VI. Jasa Umum

(9E)

1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari dalam negeri.
2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung
(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
11
12

diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.


dilakukan perhitungan sendiri (self assessment)

58

Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa


lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi perhitungan :
% TKDN Gabungan
Barang & Jasa (9E)

Biaya Gabungan (9C) Biaya Gabungan LN (9B)


=

X 100%
Biaya Gabungan (9C)

59

F.

BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR


CONTOH
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR13

NO

NAMA
BARANG/URAIAN

SPESIFIKASI

SATUAN

JUMLAH

HARGA

NEGARA
ASAL

TOTAL HARGA

13

diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.

60

G.

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(RK3K)
CONTOH
I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN
.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program
K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan
penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat
penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Program K3, Dan Biaya
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3 sesuai dengan format pada Tabel
1.

61

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, PROGRAM K3, DAN BIAYA
[digunakan untuk usulan penawaran]
Nama Perusahaan
Kegiatan

: ..................
: ..................
halaman : .. / ..

NO

URAIAN PEKERJAAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

(1)
1

(2)
Pekerjaan
galian
pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

(3)
Tertimbun

SASARAN K3 PROYEK

(4)
Nihil kecelakaan fatal

PENGENDALIAN RISIKO K3

PROGRAM SUMBER DAYA

BIAYA (Rp)

(5)
1.1 Penggunaan turap

(6)
1. Bahan (Turap, peralatan kerja,
dll)
2. SDM (diisi dengan jumlah
SDM yang diperlukan dan
kualifikasi sesuai dengan yang
dibutuhkan)

(7)
Diisi dengan biaya untuk
pengadaan bahan dan
rekruitmen SDM

1.2 Menyusun instruksi kerja

1. SDM menyusun instruksi kerja


2. Sosialisasi instruksi kerja (.....
kali)

Diisi dengan biaya untuk


penyusunan
instruksi
kerja, pencetakan bahan,
dan sosialisasi dokumen
Diisi dengan kebutuhan
biaya untuk pengadaan
Diisi dengan biaya untuk
instruktur
dan
pencetakan
materi/modul
serta
penyelenggaraan
pelatihan

1.3 Menggunakan rambu


Pengadaan rambu dan barikade
peringatan dan barikade
1.4 Melakukan pelatihan kepada 1. Instruktur
pekerja
2. Materi/modul

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (7) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;

62

B.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut:
a) UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
c) ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

63

II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan
ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

64

B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3

Emergency/

P3K

Kebakaran

kedaruratan

C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan,
dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan
Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format
pada Tabel 1.

65

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG
JAWAB
Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

: ..................
: ..................
: ..................
: ..................

halaman : .. / ..
PENILAIAN RISIKO

NO
(1)
1

URAIAN PEKERJAAN
(2)
Pekerjaan galian pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

IDENTIFIKASI BAHAYA
(3)
Tertimbun

KEKERAPAN

KEPARAHAN

(4)
3

(5)
3

TINGKAT
RISIKO
(6)
9
(Tinggi)

SKALA
PRIORITAS
(7)
1

PENGENDALIAN
RISIKO K3
(8)
1.1. Penggunaan
turap
1.2. Menggunakan
metode
pemancangan
1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

PENANGGUNG
JAWAB
(Nama Petugas)
(9)
Pengawas
lapangan/
quality engineer

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja
1.6 Pengunaan APD
yang sesuai
Dst.

66

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari
seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya
kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item
pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3 tinggi,
sedang dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko
tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko
kecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item
pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1)
dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko
(Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi
oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum
memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/ bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja
di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang
lebih aman dan/ atau material yang
tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi
teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya
kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau
peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada
saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi
adalah
pengendalian
melalui
pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan

67

telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan


rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9)
Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko
:
K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang
PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada
pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian
risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2.
Penyusunan Sasaran dan Program K3.

68

TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3


Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

:
:
:
:

..................
..................
..................
..................

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)
1

(2)
Pekerjaan galian
pada basement
bangunan gedung
dengan kondisi tanah
labil

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

(5)
Penggunaan
turap
memenuhi
spesifikasi
(ditetapkan
quality
enginering)

(6)
- Bahan
(Turap,
peralatan
kerja, dll yang
terkait)
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
Turap
terpasang
sesuai gambar
dan spesifikasi

(9)
Checklist

(10)
Pengawas
/petugas
terkait

Tersedianya
metode

Sesuai dengan
metode yang
telah ditetapkan

Dokumen
(manual
instruction/pe
tunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
sesuai metode

Checklist

Quality
Enginering

Tersedianya
instruksi kerja

Sesuai dengan
instruksi kerja

Dokumen
petunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
petunjuk kerja

Checklist

Quality
Enginering

URAIAN

TOLOK UKUR

(3)
1.1. Penggunaan
turap

(4)
Seluruh
pekerjaan
galian
dipastikan
memenuhi
prinsip
keselamatan

1.2. Menggunakan
metode
pemancangan

1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

BIAYA (Rp)

(11)

69

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)

(2)

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

URAIAN

TOLOK UKUR

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

(3)
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

(4)
Seluruh lokasi
galian diberikan
rambu dan
barikade
standar

(5)
Rambu dan
barikade
standar (Dicari
contor dari jasa
marga, NFPA)

(6)
- Rambu dan
barikade
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
100% sesuai
standar

(9)
Checklist

(10)
Petugas K3

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja

Seluruh pekerja
terkait telah
mengikuti
pelatihan dan
penyuluhan

Lulus tes dan


paham
mengenai
sistem
keselamatan
galian

Instruktur,
program,
materi/modul
, tes
pemahaman,
dan peserta.

Sebelum
bekerja harus
sudah terlatih

100% lulus
dan paham

Evaluasi hasil
penyuluhan/p
elatihan

Petugas K3,
unit
pelatihan/HR
D

1.6 Pengunaan
APD yang sesuai

Seluruh pekerja
menggunakan
APD standar

- SNI helm,
masker &
sepatu (Dicari)
- Jumlah
pekerja

Masker,
sepatu
keselamatan,
pelindung
kepala

Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

100% sesuai
standar

Disediakan
petugas yang
melakukan
pengawasan
selama
pekerjaan
galian
berlangsung

Inspektor
K3/petugas
pengawas
pelaksanaan
pekerjaan

BIAYA (Rp)

(11)

70

Ketentuan Pengisian Tabel 2.:


Kolom (1)
: Nomor urut kegiatan.
Kolom (2)
: Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3)
: Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom
(8).
Kolom (4)
: Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5)
: Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6)
: Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari
kolom (5)
Kolom (7)
: Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8)
: Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9)
: Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program
Kolom (11) : Diisi biaya kebutuhan pelaksanaan program
D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh
Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada
contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang
tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada
kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional)
berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai
dengan uraian Tabel 2. (sasaran dan program K3).

71

F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan
dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan
pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja
dilakukan peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
[Penanggung Jawab Lapangan/Team
Leader]
( )
Penyedia Jasa

72

H.

BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)


CONTOH

Jenis pekerjaan
Satuan/Unit
Nomor Pembayaran

No.
(1)
I

Uraian

: ....................
: ....................

Satuan

(2)
(3)
Upah/Tenaga Kerja
Sub jumlah I
II
Bahan/Material
Sub jumlah II
III
Peralatan
Sub jumlah III
Sub jumlah (I+II+III)
IV
Lain-lain
- Biaya umum14
- Keuntungan
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)

Kuantitas/
Koefisien
(4)

Harga
Satuan
Dasar
(Rp)
(5)

Harga
(Rp)
(6)

.........

.........

.........
.........
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.........
.........

Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di
bawah 80% dari HPS

14

Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

73

I.

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK


CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ....

Yang bertanda tangan dibawah ini: ........


dalam jabatan selaku ........ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .......... [nama bank] berkedudukan di
............ [alamat]
untuk selanjutnya disebut:
PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama
: ........ [Pokja ULP]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp ........
(terbilang ................)
sebagai Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk pelelangan
pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ........ [peserta pelelangan]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.

74

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :


1.
Garansi Bank berlaku selama (.) hari kalender,
dan efektif mulai dari tanggal .... [diisi sesuai dengan tanggal
batas akhir pemasukan penawaran]
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
6.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ....
: ....

[Bank]

Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]

....
[Nama dan Jabatan]

75

J.

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN


PENJAMINAN (Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)
CONTOH

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN PENAWARAN
Nomor Jaminan : ....

Nilai : ....

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : .... [nama],


.... [alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan .... [nama penerbit jaminan], ....
[alamat], sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ....
[nama Pokja ULP],
........ [alamat]
sebagai pelaksana pelelangan pekerjaan .........., selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp .... (terbilang
.................)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga
penawarannya di bawah 80% HPS;
c. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
d. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama . (..) hari kalender dan
efektif mulai tanggal [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir
pemasukan penawaran]
4. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan penagihan
secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera
janji/wanprestasi.
5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

76

6. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus


sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal ...
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ....[Penerbit Jaminan]

77

K.

BENTUK PAKTA INTEGRITAS

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan

Bertindak
untuk
dan atas nama

: PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai


dan cantumkan nama]

dalam rangka pengadaan [isi nama paket] pada .


[isi sesuai dengan nama Pokja ULP] dengan ini menyatakan bahwa:
1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. akan melaporkan kepada APIP [isi sesuai dengan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi] dan/atau LKPP apabila
mengetahui ada indikasi KKN dalam proses pengadaan ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.
[tempat], . [tanggal] [bulan] 20. [tahun]
[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]

78

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama
: [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan

Bertindak
: PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai
dan cantumkan nama]
untuk dan
atas nama
2. Nama
Jabatan

: [nama wakil sah badan usaha]


:

Bertindak
: PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai
dan cantumkan nama]
untuk dan
atas nama
3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan [isi nama paket] pada


[isi sesuai dengan nama Pokja ULP] dengan ini menyatakan bahwa:
1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. akan melaporkan kepada APIP [isi sesuai dengan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi] dan/atau LKPP apabila
mengetahui ada indikasi KKN dalam proses pengadaan ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.
[tempat], .. [tanggal] [bulan] 20. [tahun]
[Nama Penyedia]

[Nama Penyedia]

[Nama Penyedia]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]

79

L.

BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI


FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
UNTUK BADAN USAHA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan

: ..[diisi sesuai jabatan dalam akta pendirian


perusahaan dan perubahannya]

Bertindak
untuk
dan atas nama

: PT/CV/Firma/Koperasi [pilih yang sesuai dan


cantumkan nama badan usaha]

Alamat

No. Telepon

: ...............

No. Fax

: ...............

E-mail

: ...............

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1. saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak
berdasarkan Akte Notaris [sesuai akta
pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan secara jelas nomor dan
tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa. Jika kemitraan/KSO maka
dicantumkan tambahan Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. saya bukan sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/
Institusi [bagi pegawai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi
yang sedang cuti diluar tanggungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi ditulis sebagai berikut : Saya merupakan pegawai
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti diluar
tanggungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi ];
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan
dengan para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam
proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:

80

A. Data Administrasi
1.

Nama
(PT/CV/Firma/
:
atau lainnya)

2. Status

3. Alamat Kantor yang


mendaftar
(Pusat/Cabang)

Pusat

Cabang

No. Telepon

No. Fax

E-mail

4. Alamat Kantor Pusat

No. Telepon

No. Fax

E-mail

B. Izin Usaha
1. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi
2. Masa berlaku izin usaha
3. Instansi pemberi izin usaha

: a. Nomor.
b. Tanggal
:
:

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Sertifikat Badan Usaha
2. Masa berlaku

: a. Nomor
b. Tanggal
:

3. Instansi pemberi

D. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang


dilelangkan)
4. Surat Izin .........
5. Masa berlaku izin

: c. Nomor
d. Tanggal
:

6. Instansi pemberi izin

81

E. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Akta Pendirian PT/CV/Firma/ atau lainnya
a. Nomor Akta
:
b. Tanggal
:
c. Nama Notaris
:
2. Akta Perubahan Terakhir
a. Nomor Akta
:
b. Tanggal
:
c. Nama Notaris
:
F. Pengelola Badan Usaha
1. Komisaris/Pengawas untuk Perseroan Terbatas (PT)
No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam Badan Usaha

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha


No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam Badan Usaha

G. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk
CV/Firma)
No.
Nama
No. KTP
Persentase

2. Pajak
a. Nomor Pokok Wajib Pajak
:
b. Bukti Laporan Pajak Tahun
terakhir (SPT Tahunan)
: No. Tanggal
c. Bukti Laporan Bulanan
(tiga bulan terakhir):
1) PPh Pasal 21
: No. Tanggal
2) PPh Pasal 23 (bila ada
transaksi
: No. Tanggal
3) PPh Pasal 25/Pasal 29
: No. Tanggal
4) PPN
: No. Tanggal
d. Surat Keterangan Fiskal* )
: No. Tanggal
*) apabila digunakan oleh penyedia sebagai pengganti huruf b dan c

82

H. Data Personil Inti (Tenaga ahli/teknis badan usaha)

No

Nama

Tgl/bln/thn
lahir

I.

Tingkat
Pendidikan
4

Jabatan
dalam
pekerjaan
(posisi)
5

Pengalaman
Kerja
(tahun)15

Profesi/
keahlian

Tahun
Sertifikat/
Ijazah

Data Peralatan

No.

Jenis
Peralatan

Jumlah

Kapasitas
atau output
pada saat
ini
4

Merk
dan
tipe

Tahun
pembuatan

Kondisi
(%)

Lokasi
Sekarang

Status Kepemilikan
(Millik/Sewa/Lainnya)

J. Data Pengalaman Perusahaan (nilai paket tertinggi pengalaman sesuai


klasifikasi/subklasifikasi yang dipersyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir)

No.

Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen

Nama
Paket
Pekerjaan

Klasifikasi/Sub
klasifikasi
Pekerjaan

Lokasi

Tanggal Selesai
Menurut

Kontrak

Nama

Alamat
dan
Telepon

Nomor
dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Kontrak

BA
Serah
Terima
(PHO)

10

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir (digunakan untuk


penilaian SKP = 6 atau SKP = 1,2 N bagi paket pekerjaan non kecil)
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen
Nama Paket
Pekerjaan

No.

Lokasi

Kontrak/Subkontrak

Tanggal Selesai
Menurut

Nama

Alamat
dan
Telepon

Nomor
dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Kontrak

BA Serah
Terima
(PHO)

15

pengalaman dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan konstruksi


(dihitung berdasarkan Tahun Anggaran)

83

L. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan


SKP = KP - jumlah paket yang sedang dikerjakan)

(untuk

Pemberi Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen
No.

Nama Paket
Pekerjaan

perhitungan

Kontrak

Nama

Alamat
/Telepon

Nomor dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Rencana
tanggal
kontrak
berakhir

Lokasi

M. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:
Nomor
Tanggal
Nama Bank
Nilai

:
:
:
: Rp . ( .... dalam huruf..)

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya
sampaikan tidak benar dan/atau ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha
yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan
secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
[tempat], .. [tanggal] [bulan] 20. [tahun]

PT/CV/Firma/ atau lainnya


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
[rekatkan meterai Rp 6.000,dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha )

[jabatan pada badan usaha]

84

BAB VI
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI

A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail badan
usaha yang didaftar sebagai peserta.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail kantor
pusat yang dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
B.

Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Diisi nomor dan tanggal penerbitan.
2. Diisi dengan masa berlaku.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit.
D. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang
dilelangkan)
1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.
E.

Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian
badan usaha.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan
terakhir badan usaha, apabila ada.

F.

Pengelola Badan Usaha (Pengawas/Pengurus)


1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha, apabila
berbentuk Perseroan Terbatas.
2. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha.

G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan
saham/pesero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir
berupa SPT Tahunan.
c. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan bulanan (tiga bulan
terakhir):
1) PPh pasal 21;

85

2) PPh pasal 23 (bila ada transaksi);


3) PPh pasal 25/pasal 29;
4) PPN.
Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan
penyampaian SPT Tahunan dan SPT Masa dapat diganti oleh peserta
dengan penyampaian Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan
oleh Kantor Pelayanan Pajak.
H. Data Personil Inti
Diisi dengan nama, tanggal/ bulan/ tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/
SLTA/ S1/ S2/ S3), jabatan dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan,
lama pengalaman kerja, profesi/ keahlian sesuai dengan Surat Keterangan
Ahli/ Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan sertifikat/ ijazah
dari setiap tenaga ahli/ teknis sesuai dengan yang diperlukan untuk
pekerjaan yang dilelangkan.
I.

Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada
saat ini, merek dan tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase),
lokasi keberadaan saat ini dan status kepemilikan/ dukungan sewa (dapat
diisi sebagai milik sendiri/ sewa beli/ sewa/ kontrak atau lainnya yang
tidak sedang digunakan dalam pelaksanaan) dari masing-masing fasilitas/
peralatan/ perlengkapan sesuai dengan yang diperlukan untuk pekerjaan
utama yang dilelangkan sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan. Pokja
apabila diperlukan dapat membuktikan keberadaan alat dan bukti status
kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.

J.

Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan yang dipilih mulai dari nilai
paket tertinggi, klasifikasi/subklasifikasi pekerjaan yang dipersyaratkan,
lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari
pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai
kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal
Berita Acara serah terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan
selama 10 (sepuluh) tahun terakhir.

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan
pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket
pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima (PHO),
untuk masing-masing paket pekerjaan selama 5 (lima) tahun terakhir.
L.

Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan,
nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen,
nomor/tanggal dan nilai kontrak, dan rencana tanggal kontrak berakhir.

86

M. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat
dukungan keuangan serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai total HPS.
N. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masingmasing kualifikasi badan usahanya.

87

BAB VII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
A.

Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan


sebagai berikut :
1. formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh:
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang
nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik pada saat pembuktian
kualifikasi; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama.
2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
seperti Izin Usaha Jasa Konstruksi;
3. menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan
yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan,
tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun
pajak terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan
PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29
dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan
terakhir dalam tahun berjalan.
Peserta dapat mengganti laporan perpajakan tersebut dengan Surat
Keterangan Fiskal (SKF);
6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak,
kecuali bagi Penyedia Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari
3 (tiga) tahun;
7. Memiliki kemampuan pada klasifikasi/sub klasifikasi pekerjaan yang
sesuai/sejenis untuk badan usaha non kecil;
8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

88

9. menyampaikan/mengisi daftar perolehan pekerjaan yang sedang


dikerjakan;
10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank
pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi
paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS. Dalam
hal kemitraan yang menyampaikan surat dukungan keuangan hanya
lead firm;
11. untuk usaha non-kecil (paket di atas Rp 2.500.000.000,00) memiliki
Kemampuan Dasar (KD) pada sub klasifikasi pekerjaan yang sejenis/
kompleksitas yang setara, dengan ketentuan:
a. KD
= 3 NPt
NPt
= Nilai pengalaman tertinggi pada sub klasifikasi
pekerjaan yang sesuai dalam 10 (sepuluh) tahun
terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub klasifikasi pekerjaan,
nilai kontrak dan status peserta pada saat menyelesaikan kontrak
sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai
pekerjaan sekarang (present value) menggunakan perhitungan
sebagai berikut:
NPs
Npo

=
=

Nilai pekerjaan sekarang


Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi
(apabila ada) saat serah terima pertama
Io
= Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan
serah terima pertama
Is
= Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi
(apabila belum ada, dapat dihitung dengan regresi
linier berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan
komponen terbesar dari pekerjaan;
12. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan :
a. SKP
= KP jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP
= Kemampuan menangani paket pekerjaan
untuk usaha kecil KP = 5
untuk usaha non kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
N
= Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat
ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu
5 (lima) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari
masing-masing perusahaan yang bermitra/KSO;
c. untuk paket pekerjaan non kecil perhitungan SKP dipilih yang
nilainya terbesar dari cara sesuai butir a.

89

13. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO :


a. peserta
wajib
mempunyai
perjanjian
Kerja
Sama
Operasi/kemitraan yang memuat persentase kemitraan/KSO dan
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 7, dan 9,
dan 13 dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan
kemitraan/KSO. Khusus untuk angka 8 evaluasi persyaratan
digabungkan sebagai evaluasi kemitraan/KSO, sedangkan
dukungan keuangan (angka 10) hanya atas nama
kemitraan/KSO;
B.

Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode penilaian


sistem gugur. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan
data isian peserta dalam Dokumen Isian Kualifikasi dalam hal :
1. kelengkapan Dokumen Isian Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.

C.

Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan,


peserta diminta untuk membubuhi materai senilai Rp.12.000,00
(dua belas ribu rupiah).

D.

Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja
ULP dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis
namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi termasuk
dapat melakukan peninjauan lapangan pada pihak-pihak/instansi terkait.

E.

Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum


pemasukan penawaran.

F.

Evaluasi kualifikasi (pascakualifikasi) sudah merupakan kompetisi, maka


data yang kurang tidak dapat dilengkapi.

90

BAB VIII
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
CONTOH 1 PENYEDIA TUNGGAL

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
............................................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi lump sum, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ........................ pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan
huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara:
Nama
: ...................... [nama PPK]
NIP
: ...................... [NIP PPK]
Jabatan
: PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di
: ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan:
Nama
Jabatan
Berkedudukan di
Akta Notaris
Nomor
Tanggal
Notaris

: ...................... [nama wakil penyedia]


:....................... [sesuai akta notaris]
: ...................... [alamat penyedia]
:...................... [sesuai akta notaris]
:...................... [tanggal penerbitan akta]
: ...................... [nama Notaris penerbit akta]

yang bertindak untuk dan atas nama ...................... [nama Badan Usaha]
selanjutnya disebut Penyedia
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2013 Tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.

91

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas:
1. ................
2. ................
3. Dst.

92

Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran sebagaimana tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp...................... (.........dalam
huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor: ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian (apabila ada);


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a.

PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;

93

b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan
yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.

94

Untuk dan atas nama ......................


Penyedia

Untuk dan atas nama ......................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk Penyedia maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk satuan kerja PPK maka
rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

95

CONTOH 2 PENYEDIA BERMITRA/KSO

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
..........................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi lump sum, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara :

[nama PPK]
[NIP PPK]
[sesuai SK Pengangkatan]
[alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
Nama
NIP
Jabatan
Berkedudukan di

: ......................
: ......................
: PPK...............
: ......................

selanjutnya disebut PPK, dengan kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai


berikut :
1. ...................... [nama Penyedia 1];
2. ...................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan
tanggung renteng atas semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini
dan telah menunjuk ...................... [nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai
wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan
di ...................... [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian
kemitraan/KSO No. ...................... tanggal ...................... selanjutnya disebut
Penyedia.
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : ..............
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:
(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;

96

(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas :
1. ................
2. ................
Dst.
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran sebagaimana tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp...................... (.........dalam
huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor : ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4

97

DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian [apabila ada];


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;
b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;

98

7) memberikan
keterangan-keterangan
yang
diperlukan
untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan
yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi
materai..
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia/Kemitraan (KSO)

Untuk dan atas nama....................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk Penyedia maka rekatkan materai
Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk satuan kerja PPK maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

99

BAB IX
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. Ketentuan Umum
1. Definisi

Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat


Umum Kontrak selanjutnya disebut SSUK harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan
sebagai berikut :
1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan


yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik
lainnya.
Kontrak Lump Sum adalah kontrak pengadaan
barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga
yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang
mungkin terjadi dalam proses penyelesaian
pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia
barang/jasa.
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah
pejabat
pemegang
kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD.
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh
PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan
oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi.
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
panitia/pejabat yang ditetapkan oleh KPA yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau
pengawas intern pada Institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan
lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.
Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan/
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi.

100

1.9

Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan


perjanjian kerja dengan penyedia penanggung
jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak).

1.10 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar


penyedia baik penyedia nasional maupun
penyedia asing, yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan,
adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional),
yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/
Perusahaan
Asuransi
yang
diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk
menjamin
terpenuhinya
kewajiban
penyedia.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara
PPK dengan penyedia yang mencakup SyaratSyarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan SyaratSyarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain
yang merupakan bagian dari kontrak.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
1.14 Hari adalah hari kalender.
1.15 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang
dibentuk/ditetapkan oleh PPK (dapat dijabat oleh
PPK atau pejabat lain dan diberitahukan secara
tertulis kepada Penyedia), terdiri dari 1 (satu)
orang atau lebih, yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus kontrak untuk mengelola
administrasi
kontrak
dan
mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Direksi teknis adalah tim pendukung yang
ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah
biaya keseluruhannya yang merupakan bagian
dari penawaran.
1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan
perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh PPK,
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai

101

kewajaran penawaran termasuk rinciannya.


1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang
secara langsung menunjang terwujudnya dan
berfungsinya
suatu
konstruksi
sesuai
peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam LDP.
1.20 Mata
Pembayaran
Utama
adalah
Mata
pembayaran yang pokok dan penting yang nilai
bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung
mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya
terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam
Dokumen Pengadaan.
1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga
satuan jenis pekerjaan tertentu per satu satuan
tertentu.
1.22 Metoda
Pelaksanaan
Pekerjaan
adalah
metode/cara kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan
dan
diyakini
menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan
tahap pelaksanaan yang sistimatis dari awal
sampai akhir dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis berdasarkan sumber daya yang
dimiliki penawar.
1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis
yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam penawaran serta posisinya
dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan
untuk melaksanakan pekerjaan.
1.24 Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakkan adalah
pekerjaan spesialis atau bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum
dalam
penawaran,
yang
pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain
dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja yang
diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk memulai melaksanakan pekerjaan
1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya
Kontrak
ini
terhitung
sejak
tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.
1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan)

102

adalah jangka waktu untuk melaksanakan


pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan.
1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka
waktu yang sudah terinci berdasarkan masa
pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) yang diterbitkan oleh PPK untuk memulai
melaksanakan pekerjaan.
1.30 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal
penyerahan pertama pekerjaan selesai (Provisional
Hand Over/PHO), dinyatakan dalam Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan
oleh Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan
pertama pekerjaan sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan.
1.32 Kegagalan Konstruksi adalah adalah keadaan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat
kesalahan pengguna atau penyedia dalam periode
pelaksanaan kontrak.
1.33 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan,
yang setelah diserahterimakan oleh penyedia
kepada PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta
diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan
dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum
sebagai akibat kesalahan Penyedia atau Pengguna
Jasa.
2. Penerapan

SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan


Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak
yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat
Perjanjian.

3. Bahasa dan
Hukum

3.1

Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia


kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar
negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan
103

bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut


dan/atau bahasa Inggris.

4. Larangan
Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

3.2

Hukum yang digunakan adalah hukum yang


berlaku di Indonesia.

3.3

Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah


luar negeri, menggunakan hukum yang berlaku di
Indonesia atau hukum yang berlaku di negara
pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan
antara Pemerintah dan negara pemberi
pinjaman/hibah), pilihan hukum yang digunakan
agar dicantumkan dalam Syarat-syarat Khusus
Kontrak yang selanjutnya disebut SSKK.

4.1

Berdasarkan etika pengadaan


pemerintah, dilarang untuk:

barang/jasa

a. menawarkan, menerima atau menjanjikan


untuk memberi atau menerima hadiah atau
imbalan berupa apa saja atau melakukan
tindakan lainnya untuk mempengaruhi
siapapun yang diketahui atau patut dapat
diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
c. membuat dan/atau menyampaikan secara
tidak benar dokumen dan/atau keterangan
lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan
pelaksanaan Kontrak ini.
4.2

Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan


(termasuk semua anggota Kemitraan/KSO apabila
berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya
(jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan
tindakan yang dilarang di atas.

4.3

Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti


melakukan larangan-larangan di atas dapat
dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK
sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan
Pelaksanaan
dicairkan
dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK;
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia;
dan/atau
d. Sanksi pengenaan daftar hitam.
[catatan: Sanksi pengenaan daftar hitam,
diterbitkan oleh KPA atas usulan PPK.
KPA mengirimkan dokumen penetapan sanksi
daftar hitam kepada:

104

4.4

5. Asal Material/
Bahan

6. Korespondensi

1) Penyedia yang dikenakan Daftar Hitam; dan


2) Kepala LKPP]
Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan
oleh
PPK/KPA
kepada
Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi.

4.5

PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan


dikenakan
sanksi
berdasarkan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.

5.1

Penyedia
harus
menyampaikan
asal
material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen impor.

5.2

Asal
material/bahan
merupakan
tempat
material/bahan diperoleh, antara lain tempat
material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi.

6.1

Semua korespondensi dapat berbentuk surat,


e-mail dan/atau faksimili dengan alamat tujuan
para pihak yang tercantum dalam SSKK.

6.2

Semua pemberitahuan, permohonan, atau


persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus dibuat
secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah
disampaikan secara langsung kepada wakil sah
Para Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan
melalui surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan
ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para


Pihak

Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan


untuk dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan
atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak
ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau
dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.

8. Pembukuan

Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan


keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan

Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang


bersangkutan berkewajiban untuk membayar semua
pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan
oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini.
Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah
termasuk dalam Nilai Kontrak.

10. Pengalihan
dan/atau
Subkontrak

10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian


atau seluruh Kontrak ini. Pengalihan seluruh
Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal
pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat
peleburan (merger) maupun akibat lainnya.

105

10.2 Penyedia dilarang untuk mensubkontrakkan


sebagian/seluruh pekerjaan utama dalam Kontrak
ini.
10.3 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya
diperbolehkan kepada Penyedia spesialis setelah
mendapat persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia
tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan
yang disubkontrakkan.
10.4 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak
diputuskan dan Penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam SSKK.
11. Pengabaian

Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap


pelanggaran ketentuan tertentu Kontrak oleh Pihak yang
lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian
yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika
menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan
yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat
dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil
Sah Pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Mandiri Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab


penuh terhadap personil dan subpenyedianya (jika ada)
serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.
13. Kemitraan/ KSO

Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu


anggota yang disebut dalam Surat Perjanjian untuk
bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan
hak dan kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak
ini.

14. Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan

14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan,


PPK jika dipandang perlu dapat mengangkat
Pengawas Pekerjaan (Direksi Pekerjaan/Direksi
Teknis) yang berasal dari personil PPK atau
konsultan pengawas.
Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas
Pekerjaan selalu bertindak untuk kepentingan
PPK. Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas
Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.

15. Persetujuan Atau


Pernyataan Tidak
Berkeberatan
Dari Pengawas
Pekerjaan

15.1 Semua gambar yang digunakan melaksanakan


pekerjaan sesuai kontrak, untuk pekerjaan
permanen maupun pekerjaan sementara harus
mendapatkan
persetujuan
dari
Pengawas
Pekerjaan.
15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan
terlebih dahulu ada pekerjaan sementara yang
tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga

106

di dalam kontrak maka penyedia berkewajiban


untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar
usulan pekerjaan sementara tersebut untuk
mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan
(no objection) untuk dilaksanakan dari Pengawas
Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana
pekerjaan sementara ini tidak melepaskan
penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.
16. Perintah

Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua


perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan
kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini.

17. Penemuanpenemuan

Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada


pihak yang berwenang semua penemuan benda/barang
yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan kekayaan
di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan perundangundangan dikuasai oleh negara.

18. Akses ke Lokasi


Kerja

18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses


PPK, Wakil Sah PPK, Pengawas Pekerjaan dan/atau
pihak yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja
dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang
atau akan dilaksanakan.
18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima
kelayakan dan ketersediaan jalur akses menuju
lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga
setiap jalan atau jembatan dari kerusakan akibat
penggunaan/lalu lintas penyedia atau akibat
personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka:
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang mungkin diperlukan akibat
pengunaan jalur akses.
b. Penyedia harus menyediakan rambu atau
petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin
disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.
c. Biaya karena ketidak layakan atau tidak
tersedianya jalur akses untuk digunakan oleh
penyedia, harus ditanggung penyedia.
d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul akibat penggunaan jalur
akses.
18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul selain penggunaan jalur akses
tersebut.

107

B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak


19. Masa
Pelaksanaan
(Jangka Waktu
Pelaksanaan)
Pekerjaan

19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal


penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para Pihak
atau yang ditetapkan dalam SSKK.
19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.
19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan masa pelaksanaan yang ditentukan dalam
SSKK.
19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai masa pelaksanaan
karena keadaan diluar pengendaliannya yang
dapat dibuktikan demikian, dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, dengan
disertai bukti-bukti yang dapat disetujui PPK,
maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan tugas penyedia dengan membuat
adendum kontrak.
19.5 Jadwal pelaksanaan pekerjaan disepakati bersama
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak,
jadwal pelaksanaan pekerjaan tidak boleh
melebihi dari masa pelaksanaan.

B.1 Pelaksanaan Pekerjaan


20. Penyerahan
Lokasi Kerja

20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja


sesuai dengan kebutuhan penyedia yang
tercantum dalam rencana kerja yang telah
disepakati oleh para pihak untuk melaksanakan
pekerjaan tanpa ada hambatan kepada penyedia
sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan
setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan
lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan
penyerahan dituangkan dalam berita acara
penyerahan lokasi kerja.
20.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama
ditemukan hal-hal yang dapat mengakibatkan
perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut
harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja
sesuai kebutuhan penyedia yang tercantum dalam
rencana kerja (sesuai angka 20.1) untuk
melaksanakan pekerjaan dan terbukti merupakan
suatu hambatan, maka kondisi ini ditetapkan
sebagai Peristiwa Kompensasi.

108

21. Surat Perintah


Mulai Kerja
(SPMK)

21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya


14 (empat belas) hari sejak tanggal penandatanganan kontrak.
21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak oleh penyedia.

22. Program Mutu

22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.
22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan
kondisi lokasi pekerjaan.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program mutu jika terjadi adendum Kontrak dan
Peristiwa Kompensasi.
22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan
dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan
persetujuan PPK.
22.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.

23. Program
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(K3)

23.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program K3 pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
23.2 Program K3 disusun paling sedikit berisi:
a.
b.
c.
d.

Kebijakan K3 Proyek;
Organisasi K3;
Perencanaan K3;
Pengendalian dan Program K3;

e. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3;


f. Tinjauan Ulang Kinerja K3.
23.3 Program K3 dapat direvisi sesuai dengan kondisi

109

lokasi pekerjaan.
23.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program K3 jika terjadi addendum kontrak dan
peristiwa kompensasi.
23.5 Pemutakhiran program K3 harus mendapatkan
persetujuan PPK.
23.6 Persetujuan PPK terhadap program K3 tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.
24. Rapat Persiapan
Pelaksanaan
Kontrak

24.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak


diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, harus
sudah menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi :
a. program mutu;
b. rencana K3 Kontrak;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti
uraian
tentang
metode
kerja
yang
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi
peralatan dan personil;
g. penyusunan rencana dan
pemeriksaan lokasi pekerjaan.

25. Mobilisasi

pelaksanaan

25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai


dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterbitkan SPMK.
25.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah,
gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya; dan/atau
c. mendatangkan personil-personil.
25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.

110

26. Pemeriksaan
Bersama

26.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK


bersama-sama dengan penyedia melakukan
pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi
pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran

(Mutual Check 0%).


26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat
membentuk Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
atas usul PPK.
26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam
Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka
harus dituangkan dalam adendum Kontrak (Berita
Acara Mutual Check 0%).
26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
Personil dan/atau Peralatan ternyata belum
memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia
tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat
Personil dan/atau Peralatan yang belum
memenuhi syarat harus segera diganti dalam
jangka waktu yang disepakati bersama.
27. Penggunaan
Produksi Dalam
Negeri

27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan


sesuai besaran komponen dalam negeri pada
setiap Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada
saat penawaran.
27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan
produksi dalam negeri secara periodik.
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam
negeri berbeda dengan yang ditunjukkan dengan
nilai TKDN pada saat penawaran akan dikenakan
sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.

B.2 Pengendalian Waktu


28. Waktu
Penyelesaian
Pekerjaan

28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia


berkewajiban untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program
mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambatlambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang
ditetapkan dalam SPMK.
28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal
Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau
Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
111

kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan


denda.
28.3 Jika
keterlambatan
tersebut
semata-mata
disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK
dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika
Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak
untuk diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal
ini adalah tanggal penyelesaian seluruh pekerjaan.
29. Perpanjangan
Waktu

29.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga


penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal
Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian
berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan
pertimbangan
Pengawas
Pekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan
secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian
harus dilakukan melalui Adendum Kontrak.
29.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan harus telah menetapkan ada tidaknya
perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah
penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia
lalai untuk memberikan peringatan dini atas
keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk
mencegah
keterlambatan
sesegera
mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang
Tanggal Penyelesaian.

30. Penundaan oleh


Pengawas
Pekerjaan

Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis


penyedia untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap
perintah penundaan ini harus segera ditembuskan
kepada PPK.

31. Rapat
Pemantauan

31.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat


menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan
untuk membahas perkembangan pekerjaan dan
perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.
31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh
Pengawas Pekerjaan dalam berita acara rapat, dan
rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihakpihak yang menghadiri rapat.
31.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu
diputuskan,
Pengawas
Pekerjaan
dapat
112

memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat


melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak
yang menghadiri rapat.
32. Peringatan Dini

32.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan


sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas peristiwa
atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi
mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas
Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk
menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak
peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap
Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin
disampaikan oleh penyedia.
32.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama
dengan Pengawas Pekerjaan untuk mencegah atau
mengurangi dampak peristiwa atau kondisi
tersebut.

B.3 Penyelesaian Kontrak


33. Serah Terima
Pekerjaan

33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus


perseratus), penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
pekerjaan.
33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK
menugaskan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat
dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu
pelaksanaan tugas Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan.
33.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan,
penyedia
wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah
PPK.
33.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan
setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal
berita acara penyerahan pekerjaan dan telah
diterima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan
puluh lima perseratus) dari nilai kontrak,
sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau
pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus

113

perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus


menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai kontrak.
33.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama
masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti
pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
33.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan
setelah
penyedia
melaksanakan
semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai
kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan
Jaminan Pemeliharaan.
33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK
berhak menggunakan uang retensi untuk
membiayai
perbaikan/pemeliharaan
atau
mencairkan Jaminan Pemeliharaan.
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian
pekerjaan (secara parsial) yang ketentuannya
ditetapkan dalam SSKK.
33.11 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan
secara parsial, maka cara pembayaran dan
kewajiban pemeliharaan tersebut di atas
disesuaikan.
33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah
penyerahan
bagian
pekerjaan
tersebut
dilaksanakan pertama kali.
33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan
pekerjaan ditetapkan dalam SSKK.
34. Pengambilalihan

PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan


dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat
keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

35. Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

35.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk


kepada PPK tentang pedoman pengoperasian dan
perawatan/pemeliharaan sesuai dengan SSKK.
35.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman
pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan, PPK
berhak menahan uang retensi atau Jaminan
Pemeliharaan.

B.4 Adendum
36. Perubahan

36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum

114

Kontrak

kontrak.
36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila
disetujui oleh para pihak, meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu
hal yang dilakukan oleh para pihak dalam
kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
b. perubahan harga kontrak akibat adanya
perubahan pekerjaan dan/atau karena
perubahan pelaksanaan pekerjaan.
c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
akibat adanya perubahan pekerjaan
36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK
menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

37. Perubahan
Lingkup
Pekerjaan

37.1 Apabila dilakukan perubahan gambar dan


spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen
Kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat
melakukan perubahan kontrak akibat unforeseen
condition yang meliputi antara lain:
a. menambah atau mengurangi kuantitas/waktu
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
b. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi
pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum
tercantum dalam kontrak yang diperlukan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai
lingkup kontrak awal.
37.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan
tersedianya anggaran dan paling tinggi 10%
(sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.
37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK
secara tertulis kepada penyedia kemudian
dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam kontrak awal.
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita
Acara sebagai dasar penyusunan adendum
kontrak.

115

38. Perubahan
Kuantitas dan
Harga

38.1 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga


digunakan untuk membayar prestasi pekerjaan.
38.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang
akan dilaksanakan berubah lebih dari 10%
(sepuluh perseratus) dari kuantitas awal, maka
pembayaran
volume
selanjutnya
dengan
menggunakan harga satuan yang disesuaikan
dengan negosiasi.
38.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat
harga satuan timpang, maka harga satuan
timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan. Untuk kuantitas pekerjaan tambahan
digunakan harga satuan berdasarkan hasil
negosiasi.
Apabila ada daftar item pekerjaan yang masuk
kategori
harga
satuan
timpang,
maka
dicantumkan dalam lampiran A SSKK.
38.4 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka
penyedia jasa harus menyerahkan rincian harga
satuannya kepada PPK. Penentuan harga satuan
mata pembayaran baru dilakukan dengan
negosiasi.

39. Perubahan
Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan

39.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan


oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar
untuk hal-hal sebagai berikut :
a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia;
dan/atau
e. keadaan kahar.
39.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang
sekurang-kurangnya
sama
dengan
waktu
terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan pada 39.1.
39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu
pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia.
39.4 PPK
dapat
menugaskan
Panitia
Peneliti
Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti kelayakan
usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.

116

39.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan


dituangkan dalam adendum kontrak.
B.5 Keadaan Kahar
40. Keadaan Kahar

40.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para


pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
40.2 Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi :
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana
dinyatakan melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
40.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia
memberitahukan kepada PPK paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan
Kahar dari pejabat yang berwenang.
40.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak
untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa
Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurangkurangnya sama dengan jangka waktu
terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.
40.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
Keadaan Kahar yang dilaporkan paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, tidak dikenakan sanksi.
40.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini
akan dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar
berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan
Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada
Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat
mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam
Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk
bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya

117

ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.


B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak
41. Penghentian dan
Pemutusan
Kontrak

41.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena


pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan
Kahar.
41.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib
membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi
pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
a. biaya langsung pengadaan Bahan dan
Perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan
Perlengkapan ini harus diserahkan oleh
Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi
hak milik PPK;
b. biaya
langsung
pembongkaran
dan
demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara dan
Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.
41.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak
penyedia atau pihak PPK.
41.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan
Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila :
a. penyedia
lalai/cidera
janji
dalam
melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan;
b. penyedia
tanpa
persetujuan
Pengawas
Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan
pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28
(dua puluh delapan) hari dan penghentian ini
tidak tercantum dalam program mutu serta
tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan oleh PPK;
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan
Jaminan Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
akibat kesalahan penyedia sudah melampaui

118

5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak dan


PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan
sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia
untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan
pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik
selama 28 (dua puluh delapan) hari;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran
tagihan angsuran sesuai dengan yang
disepakati sebagaimana tercantum dalam
SSKK;
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan
dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan
yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur,
dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat
dalam
pelaksanaan
pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang
berwenang.
41.5 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pelaksanaan
dilakukan
karena
kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia
atau Jaminan Uang Muka dicairkan;
c. Penyedia
membayar
denda
(apabila
pelaksanaan pekerjaannya terlambat); dan
d. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
41.6 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pemeliharaan dilakukan karena kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
41.7 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena
PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan
KKN dan/atau pelanggaran persaingan usaha di
dalam pelaksanaan pengadaan yang sudah
diputuskan oleh instansi berwenang, maka PPK
dikenakan
sanksi
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan.
42. Keterlambatan
Pelaksanaan

42.1 Apabila penyedia terlambat melaksanakan


pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus

119

Pekerjaan dan
Kontrak Kritis

memberikan peringatan secara tertulis atau


dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.
42.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%
70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 10% dari rencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan
70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari
rencana;
c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat
kurang dari 5% dari rencana dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan.
42.3 Penanganan kontrak kritis.
a. Dalam hal keterlambatan pada 42.1 dan
penanganan kontrak pada 42.2, penanganan
kontrak kritis dilakukan dengan Rapat
pembuktian (show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi
pekerjaan menerbitkan surat peringatan
kepada
penyedia
dan
selanjutnya
menyelenggarakan SCM.
2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi
teknis dan penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba pertama)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
tingkat Tahap I
3) Apabila penyedia gagal pada uji coba
pertama, maka harus diselenggarakan
SCM Tahap II yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba kedua)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
Tahap II
4) Apabila penyedia gagal pada uji coba
kedua, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap
III
yang
membahas
dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba ketiga)
yang dituangkan dalam berita acara SCM.

120

Tahap III
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
menerbitkan surat peringatan kepada
penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan akibat
kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak
Penyedia Pekerjaan Konstruksi dapat diberi
kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak
masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
dengan diberlakukan denda sebesar 1/1000
(satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai
bagian Kontrak apabila ditetapkan serah
terima pekerjaan secara parsial untuk setiap
hari
keterlambatan.
Kesempatan
menyelesaikan pekerjaan selama 50 (lima
puluh) hari tersebut dapat melampaui tahun
anggaran berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat
keterlambatan melampaui tahun anggaran
berjalan,
diterbitkan
adendum
untuk
mencantumkan sumber dana tahun anggaran
berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan
diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku
jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan pada 42.2 a atau
42.2 b, setelah dilakukan penanganan kontrak
kritis sesuai 42.3 a, PPK dapat langsung
memutuskan kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 Kitab UndangUndang Hukum Perdata.
PPK dapat memutuskan
sepihak, apabila:

Kontrak

secara

1) kebutuhan barang/jasa tidak dapat


ditunda melebihi batas berakhirnya
kontrak;
2) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia
Barang/Jasa
tidak
akan
mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender
sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan
untuk
menyelesaikan
pekerjaan; dan/atau

121

3) setelah
diberikan
kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan
50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya
pelaksanaan
pekerjaan,
Penyedia
Barang/Jasa
tidak
dapat
menyelesaikan pekerjaan.
43. Peninggalan

Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan


Sementara yang masih berada di lokasi kerja setelah
pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau kesalahan
penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK
tanpa kewajiban perawatan/pemeliharaan. Pengambilan
kembali semua peninggalan tersebut oleh penyedia
hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan PPK.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak


44. Hak dan
Kewajiban Para
Pihak

Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang


harus dilaksanakan oleh PPK dan penyedia dalam
melaksanakan kontrak, meliputi :
44.1 Hak dan kewajiban PPK :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga
yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan kontrak.
Hak dan kewajiban penyedia :
e. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam kontrak;
f. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk
sarana dan prasarana dari PPK untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
g. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara
periodik kepada PPK;
h. melaporkan
pelaksanaan
penggunaan
produksi dalam negeri/TKDN secara periodik

122

kepada PPK;
i. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
j. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau
dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen
maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
k. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan PPK;
l. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan
jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak; dan
m. mengambil langkah-langkah yang memadai
dalam rangka memberi perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja
maupun masyarakat dan lingkungan sekitar
yang berhubungan dengan pemindahan bahan
baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi
dan proses produksi.

[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor


disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]
45. Penggunaan
DokumenDokumen
Kontrak dan
Informasi

Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan


menginformasikan dokumen kontrak atau dokumen
lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk
kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis
dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan izin tertulis
dari PPK sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

46. Hak Kekayaan


Intelektual

Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau


klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan
atau atas pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
oleh penyedia.

47. Penanggungan
dan Risiko

47.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya

123

(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan


tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat
PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari
hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai
Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan akhir :
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta
benda penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan
Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga;
47.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau
kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan
Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali
kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian PPK.
47.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan dalam Pasal ini.
47.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil
Pekerjaan atau Bahan yang menyatu dengan Hasil
Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau
diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya
sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.
48. Perlindungan
Tenaga Kerja

48.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas


biaya sendiri untuk mengikutsertakan Personilnya
pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
48.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan
memerintahkan Personilnya untuk mematuhi
peraturan keselamatan kerja. Pada waktu
pelaksanaan
pekerjaan,
penyedia
beserta
Personilnya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.
48.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
menyediakan kepada setiap Personilnya (termasuk
Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
48.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk
melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum yang
124

berlaku, penyedia wajib melaporkan kepada PPK


mengenai setiap kecelakaan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini
dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
kejadian.
49. Pemeliharaan
Lingkungan

Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkahlangkah yang memadai untuk melindungi lingkungan
baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga
dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini.

50. Asuransi

50.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK


sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan
untuk :
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai
risiko
tinggi
terjadinya
kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko
terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan,
serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di
tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
50.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.

51. Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

51.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis PPK sebelum
melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dalam
Lampiran A SSKK;
b. menunjuk Personil Inti yang namanya tidak
tercantum dalam Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program
mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
51.2

Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan
sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam
Pasal 15 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;

125

d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.


52. Laporan Hasil
Pekerjaan

52.1 Pemeriksaan
pekerjaan
dilakukan
selama
pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume
pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil
pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.
52.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan
pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan
harian.
52.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi
pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam
tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis
dan
kuantitas
pekerjaan
yang
dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
pelaksanaan.
52.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila
diperlukan diperiksa oleh konsultan, dan disetujui
oleh wakil PPK.
52.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta halhal penting yang perlu ditonjolkan.
52.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
52.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, PPK dan penyedia membuat foto-foto
dokumentasi dan video pelaksanaan pekerjaan di
lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.

53. Kepemilikan
Dokumen

Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan,


dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang
dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan Kontrak ini

126

sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling


lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan
piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada
PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan
tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan
(jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti
lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam
SSKK.
54. Kerjasama Antara 54.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas
Penyedia dan Sub
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
Penyedia
rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil,
yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.
54.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut
harus diatur dalam Kontrak dan disetujui terlebih
dahulu oleh PPK.
54.3 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut.
54.4 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus
mengacu kepada Kontrak serta menganut prinsip
kesetaraan.
55. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

55.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana


konstruksi adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Koperasi Kecil, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang
ditunjuk
dan
dilarang
diserahkan
atau
disubkontrakkan kepada pihak lain.
55.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana
konstruksi adalah penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil,
antara lain dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas
penyedia terpilih tetap bertanggungjawab
penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama; dan
d. membuat
laporan
periodik
pelaksanaan ketetapan di atas.

mengenai

55.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka

127

penyedia dikenakan sanksi yang diatur dalam


SSKK.
56. Penyedia Lain

Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan


menggunakan lokasi kerja termasuk jalan akses bersamasama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihakpihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika
dipandang perlu, PPK dapat memberikan jadwal kerja
penyedia yang lain di lokasi kerja.

57. Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan


kesehatan semua pihak di lokasi kerja. Penyedia setiap
saat harus mengambil langkah-langkah yang patut
diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para
personilnya. Penyedia harus memastikan bahwa staf
kesehatan, fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan,
dan layanan ambulance dapat disediakan setiap saat di
lapangan bagi personil penyedia termasuk subpenyedia
maupun personil PPK dan telah dibuat perencanaan yang
sesuai dengan semua persyaratan kesehatan dan
kebersihan untuk mencegah timbulnya wabah penyakit.
Penyedia harus menunjuk petugas keselamatan kerja yang
bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan
mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang
bersangkutan
harus
memenuhi
aturan
dan
persyaratan K3. Petugas K3 dipersyaratkan berdasarkan
tingkat risiko pekerjaan: diperlukan Ahli K3 untuk
pekerjaan berisiko tinggi dan diperlukan Petugas K3
untuk pekerjaan berisiko sedang atau kecil sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK.

58. Pembayaran
Denda

Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial


berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera
janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam
Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia.
Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual penyedia.

59. Jaminan

59.1 Penggunaan jaminan:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum.
59.2 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja

128

setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia


Barang/Jasa
(SPPBJ)
sebelum
dilakukan
penandatanganan kontrak dengan besaran/nilai:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) bagi penawaran yang
lebih kecil dari 80% (delapan puluh
perseratus) HPS.
59.3 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurangkurangnya sejak tanggal penanda-tanganan
kontrak sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
59.4 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau dengan menahan uang retensi
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;
59.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam
rangka pengambilan uang muka sekurangkurangnya sama dengan besarnya uang muka;
59.6 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara
proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan;
59.7 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurangkurangnya sejak tanggal persetujuan pemberian
uang muka sampai dengan tanggal penyerahan
pertama pekerjaan (PHO).
59.8 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK
setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%
(seratus perseratus).
59.9 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima
dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;
59.10 Masa
berlakunya
Jaminan
Pemeliharaan
sekurang-kurangnya sejak tanggal serah terima
pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand
Over/FHO);
D. Personil Inti dan/atau Peralatan Penyedia
60. Personil Inti
dan/atau
Peralatan

60.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan


harus sesuai dengan yang tercantum dalam

129

Dokumen Penawaran.
60.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak
boleh dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis
PPK.
60.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia
dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang
diusulkan beserta alasan penggantian.
60.4 PPK
dapat
menilai
dan
menyetujui
penempatan/penggantian personil inti dan/atau
peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
60.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti :
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan
tugasnya,

pekerjaan

yang

menjadi

maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan


pengganti dan menjamin personil inti tersebut
meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh)
hari sejak diminta oleh PPK.
60.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan
perlu dilakukan, maka penyedia berkewajiban
untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi
yang setara atau lebih baik dari personil inti
dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya
tambahan apapun.
60.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga
kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan oleh
PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu
disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan
di bawah sumpah.
E.

Kewajiban PPK

61. Fasilitas

PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan


prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang
tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.

62. Peristiwa
Kompensasi

62.1 Peristiwa Kompensasi yang


kepada penyedia yaitu :
a. PPK

mengubah

jadwal

dapat

diberikan

yang

dapat

130

mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;


b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal
yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai
jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia
untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak
ditemukan
kerusakan/
kegagalan/
penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya
dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.
62.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan
pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban
untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
62.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan
kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada
PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat
Peristiwa Kompensasi.
62.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan
hanya dapat diberikan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat
Peristiwa Kompensasi.
62.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika
penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau
mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.
F.

Pembayaran Kepada Penyedia

63. Harga Kontrak

63.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan


pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak.

131

63.2 Harga
kontrak
telah
memperhitungkan
keuntungan, beban pajak dan biaya overhead
termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan semua pajak, bea,
retribusi, dan pungutan lain serta biaya asuransi
yang harus dibayar oleh penyedia untuk
pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi.
63.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
64. Pembayaran

64.1 Uang muka


a. uang muka dibayar untuk membiayai
mobilisasi peralatan, personil, pembayaran
uang
tanda
jadi
kepada
pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan
paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus) dari
nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;
c. untuk usaha non kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 20% (dua puluh
perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa;
d. untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat
diberikan:
1) 20% (dua puluh perseratus) dari Kontrak
tahun pertama; atau
2) 15% (lima belas perseratus) dari nilai
Kontrak.
e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK
dan dibayar setelah penyedia menyerahkan
Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang
diterima;
f. penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis kepada
PPK disertai dengan rencana penggunaan uang
muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak;
g. PPK harus mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk permohonan tersebut pada
huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
h. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank
umum,
perusahaan
penjaminan,
atau
Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki
izin untuk menjual produk jaminan
(suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri

132

Keuangan;
i. pengembalian
uang
muka
harus
diperhitungkan
berangsur-angsur
secara
proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada
saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus perseratus).
64.2 Prestasi pekerjaan
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang
disepakati dilakukan oleh PPK, dengan
ketentuan :
1) Penyedia telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) Pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan, sistem termin atau pembayaran
secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam
SSKK;
3) Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, termasuk peralatan
dan/ atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan,
sesuai
dengan
ketentuan yang tercantum di dalam SSKK.
Peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan adalah:
a) Peralatan dan/atau bahan yang
merupakan bagian dari pekerjaan
utama namun belum dilakukan uji
fungsi
(commisioning)
harus
memenuhi
persyaratan
sebagai
berikut:
(1) Berada
di
lokasi
pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam
Kontrak dan perubahannya;
(2) Memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) Bersertifikat
garansi
dari
produsen/agen
resmi
yang
ditunjuk oleh produsen;
(4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan
capaian fisik yang diterima;
(5) Dilarang dipindahkan dari area
lokasi
pekerjaan
dan/atau
dipindahtangankan oleh pihak
manapun; dan
(6) Keamanan penyimpanan dan risiko

133

kerusakan
sebelum
diserahterimakan
secara
satu
kesatuan
fungsi
merupakan
tanggung
jawab
Penyedia
Barang/Jasa.
b) Sertifikat uji mutu dan sertifikat
garansi tidak diperlukan dalam hal
peralatan
dan/atau
bahan
dibuat/dirakit
oleh
Penyedia
Barang/Jasa;
Besaran yang akan dibayarkan dari
material on site (berkisar antara 50%
sampai dengan 70%). Besaran nilai
pembayaran dicantumkan di dalam SSKK;
4) Pembayaran harus memperhitungkan
angsuran uang muka, peralatan dan/atau
bahan yang menjadi bagian permanen
dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan (material on site) yang
sudah dibayar sebelumnya, denda (apabila
ada), pajak dan/atau uang retensi;
5) Untuk kontrak yang mempunyai sub
kontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh sub penyedia sesuai dengan
prestasi pekerjaan. Pembayaran kepada
sub penyedia dilakukan sesuai prestasi
pekerjaan yang selesai dilaksanakan oleh
sub penyedia tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus)
dan Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan diterbitkan;
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja
setelah pengajuan permintaan pembayaran
dari penyedia harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM);
d. apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang
menjadi perselisihan.

134

64.3 Denda dan ganti rugi


a. denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada PPK karena terjadinya
cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada
penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan
adalah :
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga
bagian kontrak yang belum dikerjakan
(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan
yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi;
atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga
kontrak (sebelum PPN), apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum
berfungsi;
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar
bunga dari nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta
dituangkan dalam adendum kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi
dilakukan oleh PPK, apabila penyedia telah
mengajukan tagihan disertai perhitungan dan
data-data.
65. Hari Kerja

65.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan


datanya disimpan oleh penyedia. Daftar
pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.
65.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada
tenaga
kerjanya
setelah
formulir
upah
ditandatangani.
65.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus
dilampirkan.

66. Perhitungan

66.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir

135

Akhir

dilakukan berdasarkan setelah pekerjaan selesai


100% (seratus perseratus) dan berita acara
penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua
belah Pihak berdasarkan Berita Acara Pekerjaan
Selesai dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
(PPHP).
66.2 Sebelum
pembayaran
terakhir
dilakukan,
penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan
nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK
berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh
Pengawas
Pekerjaan
berkewajiban
untuk
menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.

67. Penangguhan

67.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap


angsuran prestasi pekerjaan jika penyedia gagal
atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya,
termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
67.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada
penyedia tentang penangguhan hak pembayaran,
disertai alasan-alasan yang jelas mengenai
penangguhan
tersebut.
Penyedia
diberi
kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka
waktu tertentu.
67.3 Pembayaran
yang
ditangguhkan
harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian penyedia.
67.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan
pembayaran akibat keterlambatan penyerahan
pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.

G. Pengawasan Mutu
68. Pengawasan dan
Pemeriksaan

PPK
berwenang
melakukan
pengawasan
dan
pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK
dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

69. Penilaian
Pekerjaan
Sementara oleh
PPK

69.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat


melakukan penilaian sementara atas hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
69.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap

136

70. Cacat Mutu

mutu dan kemajuan fisik pekerjaan


PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap
Hasil Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara
tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu,
serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK
atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu.
Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu
selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

71. Pengujian

Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan


penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang
tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar,
dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu
maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya
pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat
Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.

72. Perbaikan Cacat


Mutu

72.1 PPK
atau
Pengawas
Pekerjaan
akan
menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat
Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas
cacat mutu selama Masa Pelaksanaan dan Masa
Pemeliharaan.
72.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut,
penyedia berkewajiban untuk memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
72.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditentukan maka PPK,
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan,
berhak untuk secara langsung atau melalui pihak
ketiga yang ditunjuk oleh PPK melakukan
perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah
menerima permintaan penggantian biaya/klaim
dari PPK secara tertulis berkewajiban untuk
mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat
memperoleh penggantian biaya dengan memotong
pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh
tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan
Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada
maka biaya penggantian akan diperhitungkan
sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah
jatuh tempo.
72.4 PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan
untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat
Mutu, dan mengenakan sanksi daftar hitam
kepada penyedia jika tidak melaksanakan
137

perbaikan
Cacat
Mutu.
Besaran
denda
keterlambatan akibat cacat mutu ini ditentukan
dalam SSKK.
73. Kegagalan
Konstruksi dan
Kegagalan
Bangunan

73.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada


pelaksanaan pekerjaan, maka PPK dan/atau
penyedia bertanggung jawab atas kegagalan
konstruksi sesuai dengan kesalahan masingmasing.
73.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK
dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir
bertanggung jawab atas kegagalan bangunan
sesuai dengan kesalahan masing-masing selama
umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dan
dalam SSKK pada umur konstruksi agar
dicantumkan lama pertanggungan terhadap
kegagalan bangunan yang ditetapkan apabila
rencana umur konstruksi kurang dari 10
(sepuluh) tahun.
73.3 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK)
sehubungan dengan klaim kehilangan atau
kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga yang timbul dari
kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan
bangunan.
73.4 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan penyedia dalam Pasal ini.
73.5 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk
menyimpan dan memelihara semua dokumen
yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan
ini selama umur konstruksi yang tercantum dalam
SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.

H. Penyelesaian Perselisihan
74. Penyelesaian
Perselisihan

74.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya


sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai
semua perselisihan yang timbul dari atau

138

berhubungan
dengan
Kontrak
ini
atau
interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan
pekerjaan ini.
74.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara
para pihak dalam Kontrak dapat dilakukan
melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi
atau pengadilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Penyelesaian
perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan
dalam SSKK.
75. Itikad Baik

75.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling


percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam kontrak.
75.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian
dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan
masing-masing pihak. Apabila selama kontrak,
salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk
mengatasi keadaan tersebut.

139

BAB X
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Korespondensi

Alamat Para Pihak sebagai berikut:


Satuan Kerja PPK:
Nama:
....................
Alamat:
....................
Website:
....................
E-mail:
....................
Faksimili:
....................
Penyedia:
Nama:
Alamat:
E-mail:
Faksimili:

B.

Wakil Sah Para


Pihak

....................
....................
....................
....................

Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


Untuk PPK:

....................

Untuk Penyedia:

....................

C. Jenis Kontrak

kontrak harga satuan

D. Tanggal Berlaku
Kontrak

Kontrak mulai berlaku sejak: ................. s.d. ..................


[termasuk masa pemeliharaan]

E.

Masa
Pelaksanaan

Masa Pelaksanaan selama: .................... [diisi jumlah hari


kalender] terhitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.

F.

Masa
Pemeliharaan

Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi


jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) pekerjaan; atau
Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi
jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) bagian pekerjaan yang
sudah bisa berfungsi apabila ada serah terima parsial.

G. Perbaikan Cacat
Mutu

Denda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap


hari keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka
waktu perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk perbaikan dan ditetapkan
oleh PPK.

140

H. Umur Konstruksi

a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur


konstruksi: . (.........dalam huruf...........) tahun
sejak tanggal penanda-tanganan Berita Acara
penyerahan akhir.

Catatan: ketentuan umur konstruksi ini diisi apabila


perencanaan
konstruksi
yang
ditetapkan
diperkirakan hanya dapat mencapai umur kurang
dari 10 (sepuluh) tahun.
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan
ditetapkan selama ......... (.............) tahun sejak
tanggal penyerahan akhir.
[diisi sesuai dengan umur rencana pada huruf a untuk
yang umur konstruksinya tidak lebih dari 10 (sepuluh)
tahun]
I.

Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

Gambar As built dan/atau pedoman pengoperasian


dan perawatan/pemeliharaan harus diserahkan
selambat-lambatnya: .(......dalam huruf.........) hari
kalender/bulan/tahun setelah tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.

J.

Pembayaran
Tagihan

Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan


SPP oleh PPK untuk pembayaran tagihan angsuran
adalah ...........(......dalam huruf.........) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen
penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh
PPK.

K. Pencairan
Jaminan

Jaminan dicairkan dan disetorkan pada .....................


[diisi nama kantor Kas Negara/Kas Daerah]

L.

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan PPK adalah: .................... [sebutkan selain
yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila ada]

Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah: ....................
[sebutkan selain yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila
ada]

M. Kepemilikan
Dokumen

Penyedia
diperbolehkan
menggunakan
salinan
dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari
Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai
berikut: .................... [sebutkan batasan/ketentuan yang
dibolehkan dalam penggunaannya, misalnya: untuk
penelitian dan riset]

N. Fasilitas

PPK akan memberikan fasilitas berupa :


.................... [sebutkan fasilitas milik PPK yang dapat
digunakan, apabila ada]
141

O. Peristiwa
Kompensasi

Termasuk peristiwa kompensasi yang dapat diberikan


ganti rugi adalah..................... [diisi apabila ada ketentuan
lain dari 62.1 huruf h]

P.

Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai


dari .................... [diisi dengan memilih APBN/APBD]

Sumber
Pembiayaan

Q. Pembayaran
Uang Muka

Uang
muka
diberikan
sebesar
(.....dalam huruf........) dari Nilai Kontrak

.....%

R.

Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

Personil K3 yang dipersyaratkan:.............. [diisi Ahli K3


untuk risiko tinggi atau Petugas K3 untuk risiko sedang atau
kecil]

S.

Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara:


.......... [diisi dengan memilih Termin/Bulanan/Sekaligus]
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk
mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:
.................... [sebutkan dokumennya]
Penentuan dan besaran pembayaran untuk item
peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari pekerjaan utama (material on site),
ditetapkan sebagai berikut:
1. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
2. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
3. ................... dst
[contoh peralatan: eskalator, lift, pompa air stationer, turbin,
peralatan elektromekanik; contoh bahan fabrikasi: sheet pile,
geosintetik, konduktor, tower, insulator; contoh bahan jadi:
beton pracetak]

T.

Serah Terima
sebagian
pekerjaan

U. Denda

Dalam kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan


sebagian atau secara parsial untuk bagian sebagai
berikut:
1. ...................
2. ...................
3. Dst..
[diisi bagian pekerjaan yang berfungsi dan segera
dimanfaatkan (apabila ada)]
1. Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan
untuk setiap hari keterlambatan adalah 1/1000
(satu perseribu) dari ................... [total nilai kontrak
atau nilai bagian kontrak yang belum diserahterimakan
apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara
parsial]

142

2. Sanksi finansial terhadap realisasi pelaksanaan


yang tidak sesuai dengan nilai TKDN Penawaran
dikenakan berdasarkan perbedaan antara nilai
TKDN Penawaran dengan nilai TKDN realisasi
pelaksanaan dikalikan dengan Harga Penawaran,
dengan perbedaan nilai TKDN maksimal sebesar
15% (lima belas persen).
V. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

Sanksi kepada penyedia apabila melanggar ketentuan


mengenai subkontrak :
a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
mensubkontrakkan
pekerjaan,
maka
akan
dikenakan denda .. [ketentuan ini untuk
nilai paket di bawah Rp 2.500.000.000, dengan mengisi
di denda senilai pekerjaan yang dikontrakkan kepada
pihak lain atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
b. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang tidak mensubkontrakkan pekerjaan, maka
akan dikenakan denda .. [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
c. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang mensubkontrakkan pekerjaan utama, maka
akan dikenakan denda [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan]

W. Penyelesaian
Perselisihan
/Sengketa

Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa diantara para


pihak, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan
perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk
mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
maka
para
pihak
sepakat
menyelesaikan
perselisihan/sengketa melalui .......... [diisi pengadilan
atau arbitrase]

143

Lampiran A Syarat-Syarat Khusus Kontrak


Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang
[dicantumkan apabila ada]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut
uraian personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi,
dan jumlah orang bulan]
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab
kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang
disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan]

144

BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Perhatian:
Pokja ULP menguraikan spesifikasi teknis dan gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.

A. Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan
yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup
kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan;

bahan

yang

dipergunakan

dalam

7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;


8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis bahan
bangunan konstruksi yang akan digunakan untuk pekerjaan
permanen maupun untuk pekerjaan sementara atau penunjang, dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis bahan yang boleh
digunakan;
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang digunakan sedapat
mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan diberi
penjelasan cara penggunaan yang benar dan selamat;
c. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai
bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas
acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan
bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan
prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;

145

d. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data


Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan
oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber-sumber yang
berkompeten dan/ atau berwenang.
11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis alat dan
perkakas yang akan digunakan untuk pelaksanaan konstruksi,
maupun peralatan permanen kelengkapan bangunan konstruksi dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis alat yang harus digunakan
tersebut;
b. Setiap jenis alat dan perkakas yang digunakan sedapat mungkin
dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya serta lebih mudah
penggunaan dan perawatannya, dan diberi penjelasan singkat cara
penggunaan dan pemeliharaannya;
c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi
sistem perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah
paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/
pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual
produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan
pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja ULP dan/atau Ahli K3/Petugas K3 harus mengidentifikasi
bahaya dari setiap jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan
konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang harus
dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling
kecil bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja
yang lebih aman dan selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja,
sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan
rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses
tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan
yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis bahaya dan
risikonya (Job Safety Analysis) dan harus dilakukan tindakan
pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin
kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3
Konstruksi;

146

f. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh


tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah
mempunyai
kompetensi
untuk
melaksanakan
jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Identifikasi bahaya harus dilakukan terhadap setiap metode
konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis
untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material
dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan oprator
yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun
dan menggunakan metoda kerja dapat meliputi penggunaan alat
utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara
dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja
dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan
material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus
diidentifikasi bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan
efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca,
alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah
dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis
dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya harus dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat
dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus
digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga
kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang
sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah
berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau
lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi
pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.

147

14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan
dan gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur
teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan
oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan,
baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal,
plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis
pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait
dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat
memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait
pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan
pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan
standar K3 yang berlaku;
c. Setiap
kegiatan/pekerjaan
pelaksanaan,
pemasangan,
pembongkaran,
pemindahan,
pengangkutan,
pengangkatan,
penyimpanan,
perletakan,
pengambilan,
pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga
terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi
teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang K3 di atas harus
mempunyai kemampuan melakukan analisis keselamatan pekerjaan
(job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk
memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan
diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau
penyakit di tempat kerja;
e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko,
sebelum diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan
ketepatannya oleh Petugas/Ahli K3 Konstruksi;
f. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilaksanakan oleh
Petugas/Ahli K3 Konstruksi/berkonsultansi dengan Ahli K3
Konstruksi.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

148

BAB XII
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan
1.

Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2.

Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan


kuantitas pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana
diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

3.

Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus diisi lengkap yang telah
mencakup semua biaya pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan,
perawatan, pajak, keuntungan, overhead (termasuk biaya K3) dan yang
diatur dalam Kontrak.

4.

Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran. Jika Penyedia


lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan
tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5.

Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak


harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika
mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap
telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang lain.

6.

Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik


penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut :

atas

kesalahan

a. jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan


huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf;
b. jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume (perkalian antara
satuan dengan kuantitas) dengan harga satuan pekerjaan maka
dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai
dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga
satuan tidak boleh diubah; dan
c. jika terjadi jenis pekerjaan tidak ditulis dengan lengkap maka akan
dilakukan klarifikasi dan penilaian untuk dilanjutkan atau tidak
dilanjutkan pada evaluasi penawaran.

149

Daftar 1: Mata Pembayaran Umum16

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
17

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

16

Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

17

150

Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: ....................18


CONTOH

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total
Harga
19

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

18
19

Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan
Konstruksi ini di antara bagian-bagian pekerjaan lain.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

151

Daftar 3: Mata Pembayaran ..................... 20

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
21

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

20
21

Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata
Pembayaran Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

152

Daftar Rekapitulasi

Mata Pembayaran

CONTOH

Harga

Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum


Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran ...................
dll.
Jumlah (Daftar 1+2+3+.........)
PPN 10%
TOTAL NILAI

153

BAB XIII
BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen ]


Nomor
: ....................
Lampiran : ....................

...................., . .................... 20....

Kepada Yth.:
....................
di ....................
Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan ....................
.................... .................... .................... .................... .................... ................
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor .................... tanggal
.................... perihal .................... dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp....................
(.........dalam huruf...........) telah ditetapkan oleh Pokja ULP/Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi berdasarkan surat penetapan nomor
.................... tanggal .................... dan kami menyatakan menerima hasil penetapan
tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat
Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ.
Penunjukan ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran Saudara
tersebut diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
Satuan Kerja ....................
Pejabat Pembuat Komitmen
....................

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................
Tembusan Yth. :
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
Unit Eselon 1
Unit Eselon 2. /Kepala Satuan kerja..
.................... [Pokja ULP]
......... dst

154

B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]


SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor : ....................
Paket Pekerjaan : ....................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


........................................ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;
berdasarkan Surat Perjanjian ....................
...................., bersama ini memerintahkan :

nomor

....................

tanggal

........................................ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


........................................ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh : ....................
selanjutnya disebut sebagai Penyedia;
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Lingkup pekerjaan : ....................;
2. Tanggal mulai kerja : .................... [hari/bulan/tahun];
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian : selama (.........dalam huruf...........) hari kalender
dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal ....................
[hari/bulan/tahun];

155

5. Denda : Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan


Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar ........ [1/1000 (satu
per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN
sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak].
...................., . .................... 20.....
Untuk dan atas nama ....................
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................
Menerima dan menyetujui:
Untuk dan atas nama ....................
[tanda tangan]
[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]

156

C. BENTUK SURAT JAMINAN


Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ....................................................... [Pokja ULP]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .......................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Sanggahan Banding dalam mengajukan sanggahan banding
hasil pelelangan pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ....................................................... [peserta pelelangan]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata Sanggahan Banding yang diajukan tidak benar.


Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .................. (........dalam huruf..........) hari
kalender, dari tanggal .................. s.d. .................. (masa laku jaminan
sanggahan banding 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan sanggahan
banding)
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari
Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah
tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari

157

4.

5.
6.

Penerima Jaminan dan pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang


diajukan Yang Dijamin tidak benar.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ...................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini
ke .[bank]

158

Jaminan Sanggahan Banding dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN SANGGAHAN BANDING
Nomor Jaminan :

Nilai :

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: [nama],


[alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan [nama penerbit jaminan],
[alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
[nama Pokja ULP],
[alamat] sebagai Pelaksana
Pelelangan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah
Rp (terbilang )
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
berkaitan dengan sanggahan banding terhadap hasil pelelangan pekerjaan
................. yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama . (dalam huruf) hari
kalender dan efektif mulai dari tanggal sampai dengan
tanggal [masa laku jaminan sanggahan banding 15 (lima
belas)hari kerja sejak pengajuan sanggahan banding]
4. Jaminan ini berlaku apabila:
Sanggahan Banding yang diajukan TERJAMIN dinyatakan tidak benar.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai
pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang diajukan TERJAMIN
tidak benar.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal ...
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

......................................

......................................

159

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ...................................................................
dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ............................................... [nama bank] berkedudukan di
................................................. [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ................................................. [nama PPK]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .................................................


(terbilang ..............................................dalam huruf..................................................)
sebagai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan ............ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ................................................. [nama penyedia]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama ................. (........dalam huruf.........)
hari kalender, dari tanggal .................................. s.d. ..................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

160

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

: .....................
: .....................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]

161

Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


(Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN PELAKSANAAN
Nomor Jaminan : ...................................

Nilai : ...................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ................................... [nama],


................................... [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan
................................... [nama penerbit jaminan],
................................... [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai
PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
................................... [nama PPK], ...................................... [alamat] sebagai
Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah Rp ................................... (terbilang ...................................)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan ................. yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat
Penunjukan
Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN
No. ................................... tanggal ...................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama .. (dalam huruf) hari
kalender dan efektif mulai dari tanggal sampai dengan tanggal

4. Jaminan ini berlaku apabila :


a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya
dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai
pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

162

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus


sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke [Penerbit

Jaminan]

163

Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ........................................................ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebut :

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang ................................................................................ ...................................)
sebagai Jaminan Uang Muka untuk pekerjaan ........... dalam bentuk garansi
bank, apabila :
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
Uang Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama . (.dalam huruf....)
hari kalender, dari tanggal . s.d. .
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

164

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai
pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: .
: .

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

165

Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


(Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN UANG MUKA
Nomor Jaminan : ........................................

Nilai : ..................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ........................................ [nama],


........................................ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan
........................................ [nama penerbit jaminan],
........................................ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut
sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
...................................... [nama PPK], ........................................ [alamat] sebagai
Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah
Rp
..................................................................
(terbilang
................................. )
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan .................. yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat
Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No.
................... tanggal .................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama .. (............dalam huruf.................)
hari kalender dan efektif mulai dari tanggal ................... sampai dengan
tanggal ........................................
4. Jaminan ini berlaku apabila :
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
kepada PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar
menurut Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan
sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya

166

harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

......................................

......................................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini
ke [Penerbit Jaminan]

167

Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebu t:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Pemeliharaan untuk pekerjaan ................ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .. (dalam huruf) hari kalender, dari tanggal ........................................ s.d. ........................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

168

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..........................
: ..........................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke .[bank]

169

Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


(Hanya Untuk Badan Usaha Kecil)

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN PEMELIHARAAN
Nomor Jaminan : ........................................

Nilai : ..............................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ........................................ [nama],


........................................ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan
........................................ [nama penerbit jaminan],
........................................ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut
sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
........................................ [nama PPK], ........................................ [alamat] sebagai
Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah Rp ...................................................(terbilang .....................................)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan ....................... yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar
Surat Penunjukan
Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA
JAMINAN No. ......................... tanggal .............................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama .. (........dalam huruf.........)
hari kalender dan efektif mulai dari tanggal ......................... sampai dengan
tanggal ..........................
4. Jaminan ini berlaku apabila :
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai
pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

170

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus


sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

......................................

......................................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini
ke .[Penerbit Jaminan]

171

D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK

[Kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]


SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
Dalam
rangka
memenuhi
persyaratan
kualifikasi
pengadaan
pekerjaan................................... pada ......................................
dengan ini menerangkan kesediaan memberikan dukungan keuangan kepada :
Nama Perusahaan
Alamat
Nomor Rekening
Nama Penanggung Jawab

: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................

Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai


Pemenang, maka Bank .................. bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan
dengan dana paling kurang Rp. .................. (terbilang ..................).
Demikian Surat Keterangan
dipergunakan semestinya.

Dukungan

Keuangan

Dikeluarkan di
Pada tanggal

diberikan

untuk

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke
.[bank]

172

E. PENGUMUMAN [PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN LANGSUNG] DENGAN


PASCAKUALIFIKASI
E.1 Pengumuman pelelangan umum/pemilihan langsung secara elektronik
mengikuti petunjuk/pedoman sistem pengadaan secara elektronik pada
website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi
bersangkutan.
E.2 Pengumuman pelelangan umum/pemilihan langsung secara elektronik di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum diatur dengan mekanisme
sesuai yang tercantum di dalam portal LPSE PU full e-procurement dengan
langkah-langkah antara lain:
1. No Pengumuman :

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


2. Nama Pokja

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


3. Paket Pekerjaan

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


4. Persyaratan Peserta

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


5. Pelaksanaan Pengadaan

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]


6. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan *)

[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

173

DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................................. 1
UMUM .............................................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................................ 5
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP).................................................................................................. 5
A. UMUM ........................................................................................................................................ 5
1.
LINGKUP PEKERJAAN .....................................................................................................................5
2.
SUMBER DANA .............................................................................................................................5
3.
PESERTA .......................................................................................................................................5
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG SERTA
PENIPUAN.....................................................................................................................................6
5.
LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN .....................................................................................7
6.
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI ................................................................................8
7.
SATU PENAWARAN TIAP PESERTA ...................................................................................................8
B. DOKUMEN PENGADAAN ........................................................................................................... 9
8.
PENGAMBILAN DOKUMEN PENGADAAN .........................................................................................9
9.
ISI DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI ......................................................................9
10. BAHASA DOKUMEN PENGADAAN ................................................................................................ 10
11. PEMBERIAN PENJELASAN ............................................................................................................. 10
12. PERUBAHAN DOKUMEN PENGADAAN .......................................................................................... 12
13. TAMBAHAN WAKTU PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN.......................................................... 12
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN .................................................................................... 12
14. BIAYA DALAM PENYIAPAN PENAWARAN ...................................................................................... 12
15. BAHASA PENAWARAN ................................................................................................................ 12
16. DOKUMEN PENAWARAN ............................................................................................................ 13
17. HARGA PENAWARAN.................................................................................................................. 13
18. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN ................................................................... 14
19. MASA BERLAKU PENAWARAN ..................................................................................................... 14
20. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ............................................................................................... 14
21. PAKTA INTEGRITAS ..................................................................................................................... 14
22. PENGISIAN DOKUMEN ISIAN KUALIFIKASI.................................................................................... 14
23. JAMINAN PENAWARAN ............................................................................................................... 15
D. DOKUMEN PENAWARAN ......................................................................................................... 17
24. CARA PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN ............................................................................ 17
25. BATAS AKHIR PEMASUKAN PENAWARAN ..................................................................................... 17
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN ........................................................................... 17
26. PEMBUKAAN PENAWARAN .......................................................................................................... 17
27. KLARIFIKASI DAN KONFIRMASI PENAWARAN ............................................................................... 18
28. HAK MENOLAK ATAU MENERIMA PENAWARAN ........................................................................... 19
29. EVALUASI PENAWARAN .............................................................................................................. 19
30. EVALUASI KUALIFIKASI ............................................................................................................... 31
31. PEMBUKTIAN KUALIFIKASI .......................................................................................................... 31
F. PENETAPAN PEMENANG .......................................................................................................... 32
32. PENETAPAN PEMENANG .............................................................................................................. 32
33. PENGUMUMAN PEMENANG ........................................................................................................ 34
34. SANGGAHAN ............................................................................................................................. 34
35. SANGGAHAN BANDING .............................................................................................................. 35
G. PENUNJUKAN PEMENANG PENGADAAN ................................................................................ 36
36. PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA ....................................................................................... 36
37. KERAHASIAAN PROSES ................................................................................................................ 37
H. PELELANGAN GAGAL ................................................................................................................ 38
38. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................................. 38
I. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN ............................................................................................. 39
39. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN .................................................................................................. 39

J. PENANDATANGANAN KONTRAK ............................................................................................ 40


40. PENANDA-TANGANAN KONTRAK ................................................................................................ 40
BAB III ............................................................................................................................................. 43
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) ................................................................................................. 43
A.
LINGKUP PEKERJAAN .................................................................................................................. 43
B.
SUMBER DANA .......................................................................................................................... 43
C.
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI ............................................................................. 43
D.
PEMBERIAN PENJELASAN DOKUMEN PENGADAAN DAN PENINJAUAN LAPANGAN ............................ 44
E.
DOKUMEN PENAWARAN ............................................................................................................ 44
F.
MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN ................................................................... 46
G.
MASA BERLAKUNYA PENAWARAN ............................................................................................... 46
H.
JAMINAN PENAWARAN ............................................................................................................... 46
I.
PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN ...................................................................................... 46
J.
BATAS AKHIR WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN ........................................................................ 46
K.
PEMBUKAAN PENAWARAN .......................................................................................................... 46
L.
AMBANG BATAS ........................................................................................................................ 46
M. SANGGAHAN, DAN SANGGAHAN BANDING ................................................................................. 47
N.
JAMINAN SANGGAHAN BANDING................................................................................................ 47
BAB IV ............................................................................................................................................. 48
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK) ............................................................................................... 48
A.
LINGKUP KUALIFIKASI ................................................................................................................ 48
B.
PERSYARATAN KUALIFIKASI ......................................................................................................... 48
BAB V .............................................................................................................................................. 50
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN................................................................................................ 50
A.
BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN (KSO) ............... 50
B.
BENTUK SURAT KUASA......................................................................................................... 52
C.
BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO) ................................... 54
D.
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS ........................................................................ 57
E.
BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM
NEGERI (TKDN) ..................................................................................................................... 58
F.
BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR ...................................................................... 60
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR ................................................................................................ 60
G.
BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) .......... 61
H.
BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP) ..................................... 73
I.
BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK ................................................................... 74
J.
BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN (HANYA
UNTUK BADAN USAHA KECIL) ................................................................................................... 76
K.
BENTUK PAKTA INTEGRITAS ................................................................................................ 78
L.
BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI ............................................................................. 80
BAB VI ............................................................................................................................................. 85
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI .......................................................................... 85
A.
DATA ADMINISTRASI ................................................................................................................. 85
B.
IZIN USAHA............................................................................................................................... 85
C.
SERTIFIKAT BADAN USAHA ......................................................................................................... 85
D.
IZIN LAINNYA (APABILA DIPERSYARATKAN, YANG SESUAI DENGAN PEKERJAAN YANG DILELANGKAN) 85
E.
LANDASAN HUKUM PENDIRIAN BADAN USAHA ........................................................................... 85
F.
PENGELOLA BADAN USAHA (PENGAWAS/PENGURUS) ................................................................. 85
G.
DATA KEUANGAN ...................................................................................................................... 85
H.
DATA PERSONIL INTI .................................................................................................................. 86
I.
DATA PERALATAN ...................................................................................................................... 86
J.
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN.............................................................................................. 86
K.
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR .................................................... 86
L.
DATA PEKERJAAN YANG SEDANG DILAKSANAKAN........................................................................ 86

ii

M.
N.

MODAL KERJA ........................................................................................................................... 87


KEMITRAAN/KSO ..................................................................................................................... 87

BAB VII ............................................................................................................................................ 88


TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI ............................................................................................. 88
BAB VIII ........................................................................................................................................... 91
BENTUK RANCANGAN KONTRAK ................................................................................................. 91
SURAT PERJANJIAN .......................................................................................................................... 91
SURAT PERJANJIAN .......................................................................................................................... 96
BAB IX .......................................................................................................................................... 100
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK .......................................................................................... 100
A. KETENTUAN UMUM .............................................................................................................. 100
1.
DEFINISI .................................................................................................................................. 100
2.
PENERAPAN ............................................................................................................................. 103
3.
BAHASA DAN HUKUM .............................................................................................................. 103
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG SERTA
PENIPUAN................................................................................................................................ 104
5.
ASAL MATERIAL/ BAHAN ......................................................................................................... 105
6.
KORESPONDENSI ...................................................................................................................... 105
7.
WAKIL SAH PARA PIHAK .......................................................................................................... 105
8.
PEMBUKUAN ........................................................................................................................... 105
9.
PERPAJAKAN ............................................................................................................................ 105
10. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK ..................................................................................... 105
11. PENGABAIAN ........................................................................................................................... 106
12. PENYEDIA MANDIRI ................................................................................................................. 106
13. KEMITRAAN/ KSO .................................................................................................................. 106
14. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN .................................................................................. 106
15. PERSETUJUAN ATAU PERNYATAAN TIDAK BERKEBERATAN DARI PENGAWAS PEKERJAAN ................ 106
16. PERINTAH ................................................................................................................................ 107
17. PENEMUAN-PENEMUAN ........................................................................................................... 107
18. AKSES KE LOKASI KERJA ............................................................................................................ 107
B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK ...................... 108
19. MASA PELAKSANAAN (JANGKA WAKTU PELAKSANAAN) PEKERJAAN ............................................ 108
B.1 PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................................................................... 108
20. PENYERAHAN LOKASI KERJA ..................................................................................................... 108
21. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)................................................................................... 109
22. PROGRAM MUTU..................................................................................................................... 109
23. PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) ............................................................. 109
24. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK ............................................................................... 110
25. MOBILISASI ............................................................................................................................. 110
26. PEMERIKSAAN BERSAMA ........................................................................................................... 111
27. PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI ................................................................................. 111
B.2 PENGENDALIAN WAKTU ...................................................................................................... 111
28. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN ........................................................................................... 111
29. PERPANJANGAN WAKTU ........................................................................................................... 112
30. PENUNDAAN OLEH PENGAWAS PEKERJAAN ................................................................................ 112
31. RAPAT PEMANTAUAN ............................................................................................................... 112
32. PERINGATAN DINI.................................................................................................................... 113
B.3 PENYELESAIAN KONTRAK ..................................................................................................... 113
33. SERAH TERIMA PEKERJAAN........................................................................................................ 113
34. PENGAMBILALIHAN .................................................................................................................. 114
35. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ PEMELIHARAAN ................................................. 114
B.4 ADENDUM ............................................................................................................................. 114
36. PERUBAHAN KONTRAK ............................................................................................................. 114

iii

37. PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN ............................................................................................. 115


38. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA ....................................................................................... 116
39. PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................................................................ 116
B.5 KEADAAN KAHAR .................................................................................................................. 117
40. KEADAAN KAHAR .................................................................................................................... 117
B.6 PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ...................................................................... 118
41. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ............................................................................... 118
42. KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS ............................................. 119
43. PENINGGALAN ......................................................................................................................... 122
C. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ..................................................................................... 122
44. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK .......................................................................................... 122
45. PENGGUNAAN DOKUMEN-DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI .............................................. 123
46. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL .................................................................................................. 123
47. PENANGGUNGAN DAN RISIKO................................................................................................... 123
48. PERLINDUNGAN TENAGA KERJA ................................................................................................ 124
49. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN .................................................................................................. 125
50. ASURANSI ................................................................................................................................ 125
51. TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS PEKERJAAN .... 125
52. LAPORAN HASIL PEKERJAAN ...................................................................................................... 126
53. KEPEMILIKAN DOKUMEN ......................................................................................................... 126
54. KERJASAMA ANTARA PENYEDIA DAN SUB PENYEDIA ................................................................... 127
55. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL .................................................................. 127
56. PENYEDIA LAIN ........................................................................................................................ 128
57. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ..................................................................................... 128
58. PEMBAYARAN DENDA .............................................................................................................. 128
59. JAMINAN ................................................................................................................................. 128
D. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA ............................................................ 129
60. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN ...................................................................................... 129
E. KEWAJIBAN PPK ..................................................................................................................... 130
61. FASILITAS ................................................................................................................................ 130
62. PERISTIWA KOMPENSASI........................................................................................................... 130
F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA ....................................................................................... 131
63. HARGA KONTRAK .................................................................................................................... 131
64. PEMBAYARAN .......................................................................................................................... 132
65. HARI KERJA ............................................................................................................................. 135
66. PERHITUNGAN AKHIR ............................................................................................................... 135
67. PENANGGUHAN ....................................................................................................................... 136
G. PENGAWASAN MUTU ........................................................................................................... 136
68. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN ............................................................................................ 136
69. PENILAIAN PEKERJAAN SEMENTARA OLEH PPK ........................................................................... 136
70. CACAT MUTU ......................................................................................................................... 137
71. PENGUJIAN .............................................................................................................................. 137
72. PERBAIKAN CACAT MUTU ........................................................................................................ 137
73. KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KEGAGALAN BANGUNAN............................................................ 138
H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN .............................................................................................. 138
74. PENYELESAIAN PERSELISIHAN .................................................................................................... 138
75. ITIKAD BAIK ............................................................................................................................ 139
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK) ............................................................................. 140
A.
KORESPONDENSI ...................................................................................................................... 140
B.
WAKIL SAH PARA PIHAK .......................................................................................................... 140
C.
JENIS KONTRAK........................................................................................................................ 140
D.
TANGGAL BERLAKU KONTRAK .................................................................................................. 140
E.
MASA PELAKSANAAN ............................................................................................................... 140
F.
MASA PEMELIHARAAN ............................................................................................................. 140
G.
PERBAIKAN CACAT MUTU ........................................................................................................ 140
H.
UMUR KONSTRUKSI ................................................................................................................. 141
I.
PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ ......................................................................... 141
PEMELIHARAAN .................................................................................................................................. 141

iv

J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
Q.
R.
S.
T.
U.
V.
W.

PEMBAYARAN TAGIHAN ........................................................................................................... 141


PENCAIRAN JAMINAN ............................................................................................................... 141
TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS PEKERJAAN .... 141
KEPEMILIKAN DOKUMEN ......................................................................................................... 141
FASILITAS ................................................................................................................................ 141
PERISTIWA KOMPENSASI........................................................................................................... 142
SUMBER PEMBIAYAAN .............................................................................................................. 142
PEMBAYARAN UANG MUKA ..................................................................................................... 142
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ..................................................................................... 142
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN ........................................................................................... 142
SERAH TERIMA SEBAGIAN PEKERJAAN ......................................................................................... 142
DENDA ................................................................................................................................... 142
USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL .................................................................. 143
PENYELESAIAN PERSELISIHAN /SENGKETA .................................................................................. 143

BAB XI .......................................................................................................................................... 145


SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR ............................................................................................ 145
A.
URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS ...................................................................................................... 145
B.
KETERANGAN GAMBAR ............................................................................................................ 148
BAB XII ......................................................................................................................................... 149
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA ............................................................................................. 149
BAB XIII ........................................................................................................................................ 154
BENTUK DOKUMEN LAIN ........................................................................................................... 154
A.
BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ) ................................ 154
B.
BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ........................................................... 155
C.
BENTUK SURAT JAMINAN .................................................................................................. 157
D.
BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK ......................... 172
E.
PENGUMUMAN [PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN LANGSUNG] DENGAN
PASCAKUALIFIKASI ............................................................................................................. 173

BUKU PK 02 Gabungan :
STANDAR DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
(PELELANGAN UMUM/PELELANGAN TERBATAS)
PRAKUALIFIKASI, SATU SAMPUL, SISTEM GUGUR
KONTRAK GABUNGAN HARGA SATUAN DAN LUMP SUM

BAB I
UMUM
A. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang
tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP)
maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP)
B.

Dokumen Pemilihan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan


dokumen penawaran.

C. Dalam Dokumen Pemilihan digunakan pengertian, istilah, dan singkatan sebagai


berikut:
Pekerjaan
Konstruksi

: adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;

Kontrak
Harga
Satuan

: adalah kontrak yang merupakan gabungan lump sum


dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang
diperjanjikan;

HEA

: adalah Harga Evaluasi Akhir yang merupakan


penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga
penawaran dalam proses pengadaan dimana unsur
preferensi harga telah diperhitungkan berdasarkan
capaian TKDN dan status perusahaan;

LDP

: adalah Lembar Data Pemilihan yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
jenis pekerjaan antara lain meliputi penyiapan,
penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata cara
penilaian dokumen penawaran, pengumuman
pemenang, sanggahan, dan sanggahan banding;

APIP

: adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)


yang selanjutnya disebut Inspektorat K/L/D/I
bertugas melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi;

Penyedia

: adalah
badan
usaha
yang
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi;

Sub penyedia

: adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja


dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak);

Kemitraan/
Kerja Sama

: adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia


nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing

menyediakan/

Operasi (KSO )

pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung


jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;

Surat Jaminan

: adalah jaminan tertulis yang selanjutnya disebut


Jaminan, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum
yang diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia;

Hari

: adalah hari kalender untuk proses pemilihan secara


elektronik, pelaksanaan kontrak. dan jaminanjaminan, kecuali hari kerja untuk proses sanggahan
banding;

Daftar kuantitas
dan harga

: adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan


dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran;

Harga
Perkiraan
Sendiri (HPS)

: adalah perhitungan perkiraan biaya seluruh volume


pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan yang
disusun dan ditetapkan oleh PPK, dikalkulasikan
secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan sudah termasuk biaya umum,
keuntungan pekerjaan, dan beban pajak, serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran
penawaran termasuk rinciannya;

Pekerjaan
Utama

: adalah jenis pekerjaan yang secara langsung


menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu
konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemilihan;

Mata
Pembayaran
Utama

: adalah mata pembayaran yang pokok dan penting


yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan
puluh per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan,
dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai
bobotnya terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP
dalam Dokumen Pemilihan;

Harga Satuan
Pekerjaan (HSP)

: adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu


satuan tertentu;

Harga Satuan
Dasar (HSD)

: adalah harga satuan komponen dari harga satuan


pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari)
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per
ton)
c. Peralatan (per jam, per hari)
2

Metode
pelaksanaan
pekerjaan

: adalah metode yang menggambarkan penguasaan


penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal
sampai akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan
(utama) dan uraian/cara kerja dari masing-masing
jenis kegiatan pekerjaan utama dan penunjang
pekerjaan utama yang dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis;

Personil inti

: adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang akan


ditempatkan secara penuh, yang di dalam organisasi
pelaksanaan
posisinya
sebagai
manajemen
pelaksanaan pekerjaan;

Bagian
pekerjaan yang
disubkontrakan

: adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama, atau


pekerjaan spesialis yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan, yang
pelaksanaannya
diserahkan
kepada
penyedia
barang/jasa dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK;

Masa
Pelaksanaan
(jangka waktu
pelaksanaan)

: adalah jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan


dihitung berdasarkan SPMK sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan;

K/L/D/I

: adalah Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat


Daerah/Institusi yang menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

PA

: adalah Pengguna Anggaran yang merupakan pejabat


pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi
Pengguna APBN/APBD;

KPA

: adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang merupakan


pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan
APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD;

ULP

: adalah Unit Layanan Pengadaan yang dibentuk oleh


Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi yang berfungsi melaksanakan
pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen. ULP
dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang
sudah ada;

Pokja ULP

: adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari ULP yang


disusun dan ditetapkan oleh Kepala ULP berfungsi
untuk melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
3

Anggota Pokja ULP terlebih dahulu ditetapkan oleh


PA/KPA/Kepala Daerah;
PPK

: adalah Pejabat Pembuat Komitmen yang bertanggung


jawab atas pelaksanaan pekerjaan;

SPPBJ

: adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa yang


diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk melaksanakan pekerjaan;

TKDN

: adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri besarnya


komponen dalam negeri pada barang, jasa, dan
gabungan barang dan jasa;

RK3K

: adalah Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Kontrak, merupakan dokumen lengkap rencana
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak
suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia
Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU;

D. [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas] dengan prakualifikasi ini dibiayai


dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
E.

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas] ini terbuka dan dapat diikuti oleh
semua peserta yang berbentuk badan usaha tunggal atau kemitraan/KSO.

BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. Umum
1. Lingkup
Pekerjaan

1.1

Pokja ULP mengundang para peserta untuk


menyampaikan penawaran atas paket pekerjaan
konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.2

Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana


tercantum dalam LDP.

1.3

Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan
syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan
mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga yang
tercantum dalam kontrak.

2. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari sumber


sebagaimana tercantum dalam LDP.

pendanaan

3. Peserta

3.1

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas]


pekerjaan konstruksi ini terbuka dan dapat
diikuti oleh semua peserta penyedia pelaksana
konstruksi tunggal atau kemitraan/KSO yang
diundang dan telah lulus/memenuhi kualifikasi.

3.2

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA)


dapat mengikuti paket pekerjaan di atas
Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dan harus melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
dalam hal terdapat perusahaan nasional yang
memiliki
kemampuan
di
bidang
yang
bersangkutan.

3.3

Kemitraan/KSO dilakukan sebelum memasukkan


dokumen penawaran, antar badan usaha
pelaksana konstruksi swasta dan/atau milik
pemerintah, dan/atau salah satu pesertanya
BUJKA.

3.4

Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO,


baik dengan perusahaan nasional maupun asing
maka peserta harus memiliki Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO tersebut.

3.5

Kemitraan/KSO harus terdiri dari perusahaan


nasional untuk nilai pekerjaan di bawah
Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)

3.6

Peserta kemitraan/KSO dilarang mengubah


Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi selama
proses pelelangan.

3.7

Bagi BUJKA yang mengikuti pelelangan harus


memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa Konstruksi
Asing dan melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
subkontrak dan lain-lain, dalam hal terdapat
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan
di bidang yang bersangkutan.

4. Larangan
4.1
Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan


ini berkewajiban untuk mematuhi etika
pengadaan dengan tidak melakukan tindakan
sebagai berikut :
a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP
dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi
keinginan
peserta
yang
bertentangan dengan Dokumen Pemilihan,
dan/atau peraturan perundang-undangan.;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta
lain untuk mengatur hasil [dipilih Pelelangan
Umum/Pemilihan
Terbatas],
sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta
memenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua)
indikasi di bawah ini:
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen
Penawaran, antara lain pada: metode
kerja, bahan, alat, analisa pendekatan
teknis, koefisien, harga satuan dasar
upah, bahan dan alat, harga satuan
pekerjaan, dan/ atau spesifkasi teknis/
barang yang ditawarkan (merk/ tipe/
jenis) dan/ atau dukungan teknis;
2) seluruh
penawaran
mendekati HPS;

dari

peserta

3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia


Barang/Jasa yang berada dalam 1 (satu)
kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen
penawaran, antara lain kesamaan/
kesalahan pengetikan, susunan, dan
format penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari
penjamin yang sama dengan nomor seri
yang berurutan.
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar

untuk
memenuhi
persyaratan
Dokumen Pemilihan ini.
4.2

dalam

Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP


terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4.1 dikenakan sanksi
sebagai berikut :
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari
proses [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan
Terbatas]
atau
pembatalan
penetapan
pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara
berwenang.

5. Larangan
Pertentangan
Kepentingan

pidana

kepada

pihak

4.3

Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP


kepada PA/KPA.

5.1

Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi


dan perannya, dilarang memiliki/melakukan
peran ganda atau terafiliasi.

5.2

Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1


antara lain meliputi :
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan
Komisaris suatu Badan Usaha merangkap
sebagai anggota Direksi atau Dewan
Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan pekerjaan
yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan manajemen konstruksi berperan
sebagai konsultan perencana dan/atau
konsultan pengawas;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan perencana/ pengawas bertindak
sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam
pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Terintegrasi;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/
Institusi atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan
dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau
pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Pelelangan.
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik
langsung
maupun
tidak
langsung
mengendalikan atau menjalankan perusahaan

peserta;
f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh per seratus) pemegang
saham.
6. Pendayagunaan 6.1
Produksi Dalam
Negeri

Peserta berkewajiban untuk menyampaikan


penawaran yang mengutamakan pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia oleh
tenaga Indonesia (produksi dalam negeri).

6.2

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi


dimungkinkan menggunakan bahan baku, tenaga
ahli, dan perangkat lunak yang tidak berasal dari
dalam negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus
benar-benar mencerminkan bagian atau
komponen yang telah dapat diproduksi di
dalam negeri dan bagian atau komponen
yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum
diproduksi di dalam negeri dan/atau
spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi
di
dalam
negeri
belum
memenuhi
persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian
dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di
dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti
jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan,
dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan
semata-mata untuk mencukupi kebutuhan
jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di
Indonesia, disusun berdasarkan keperluan
yang nyata, dan diusahakan secara terencana
untuk semaksimal mungkin terjadinya alih
pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing
tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang
yang diimpor yang dilengkapi dengan
spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang
dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.3

Pemberian preferensi harga terhadap penawaran


peserta atas penggunaan produksi dalam negeri
ditetapkan dalam LDP.

7. Satu Penawaran 7.1

Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun

Tiap Peserta

sebagai anggota kemitraan/KSO hanya boleh


memasukkan satu penawaran untuk satu paket
pekerjaan.
7.2

B.

Setiap
peserta
yang
termasuk
dalam
kemitraan/KSO dilarang menjadi peserta baik
secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan
yang sama.

Dokumen Pemilihan

8. Pengambilan
Dokumen
Pemilihan

9. Isi Dokumen
Pemilihan
Pekerjaan
Konstruksi

8.1

Semua peserta wajib melakukan pendaftaran


sebelum mengambil Dokumen Pemilihan.

8.2

Peserta dapat mengambil Dokumen Pemilihan


sesuai hari, tanggal, waktu dan tempat
pengambilan
yang
ditentukan
dalam
pengumuman.

8.3

Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu)


perusahaan dalam pendaftaran dan pengambilan
dokumen.

9.1

Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi terdiri


atas:
a. Umum
b. Instruksi Kepada Peserta;
c. Lembar Data Pemilihan;
d. Contoh
Bentuk
meliputi:

Dokumen

Penawaran

1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO);
4) Dokumen Penawaran Teknis;
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Jaminan Penawaran;
e. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak meliputi:
1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Daftar Kuantitas dan Harga;
g. Formulir RK3K; dan
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain meliputi:
1) Undangan
Pemilihan;

Pengambilan

Dokumen

2) SPPBJ;

3) SPMK;
4) Jaminan Sanggahan Banding;
5) Jaminan Pelaksanaan;
6) Jaminan Uang Muka;
7) Jaminan Pemeliharaan;
8) Daftar Barang yang diimpor.
9.2

Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Pemilihan. Kelalaian menyampaikan
Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan sepenuhnya merupakan risiko peserta.

9.3

Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis


mengenai isi Dokumen Pemilihan kepada Pokja
ULP sebelum batas akhir pemasukan penawaran.

9.4

Pokja ULP wajib menanggapi setiap permintaan


penjelasan yang diajukan peserta secara tertulis.

10. Bahasa
Dokumen
Pemilihan

Dokumen Pemilihan beserta seluruh korespondensi


tertulis dalam proses Pengadaan menggunakan Bahasa
Indonesia.

11. Pemberian
Penjelasan

11.1 Pemberian penjelasan dilakukan pada waktu dan


tempat sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dapat dihadiri oleh peserta yang terdaftar.
11.2 Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian
penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/menggugurkan penawaran.
11.3 Perwakilan peserta yang hadir pada saat
pemberian penjelasan menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
11.4 Dalam pemberian penjelasan, Pokja
menjelaskan kepada peserta mengenai :

ULP

a. lingkup pekerjaan;
b. metode pemilihan [dipilih Pelelangan Umum/
Pelelangan Terbatas];
c. metode pemasukan Dokumen Penawaran;
d. kelengkapan yang harus dilampirkan bersama
Dokumen Penawaran;
e. jadwal batas akhir pemasukan Dokumen
Penawaran dan pembukaan Dokumen
Penawaran;
f. tatacara pembukaan Dokumen Penawaran;
g. metode evaluasi;
h. hal-hal yang menggugurkan penawaran;
i. jenis kontrak yang akan digunakan;
j. ketentuan dan cara evaluasi berkenaan
dengan preferensi harga atas penggunaan

10

produksi dalam negeri;


k. ketentuan tentang penyesuaian harga;
l. risiko K3 yang mungkin timbul akibat
pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya;
m. ketentuan dan cara sub kontrak sebagian
pekerjaan kepada Usaha Mikro dan Usaha
Kecil serta koperasi kecil;
n. besaran, masa berlaku dan penjamin yang
dapat menerbitkan jaminan; dan
o. ketentuan
tentang
asuransi,
asuransi
pekerjaan.
11.5 Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan
peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan
dan keperluan peserta ditanggung masingmasing.
11.6 Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen
Pemilihan, pertanyaan dari peserta, jawaban dari
Pokja ULP, perubahan substansi dokumen, hasil
peninjauan lapangan, serta keterangan lainnya
harus dituangkan dalam Berita Acara Pemberian
Penjelasan (BAPP) yang ditandatangani oleh
anggota Pokja ULP dan minimal 1 (satu) wakil
dari peserta yang hadir.
11.7 Apabila tidak ada satupun peserta yang hadir
atau yang bersedia menandatangani BAPP, maka
BAPP cukup ditandatangani oleh anggota Pokja
ULP yang hadir.
11.8 Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada
11.6 terdapat hal-hal/ketentuan baru atau
perubahan penting yang perlu ditampung, maka
Pokja ULP menuangkan ke dalam Adendum
Dokumen Pemilihan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pemilihan.
11.9 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis,
gambar, dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan
persetujuan
PPK
sebelum
dituangkan
dalam
Adendum
Dokumen
Pemilihan.
11.10 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting
tersebut tidak dituangkan dalam Adendum
Dokumen Pemilihan, maka ketentuan baru atau
perubahan tersebut dianggap tidak ada dan
ketentuan yang berlaku adalah ketentuan dalam
Dokumen Pemilihan awal.
11.11 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil salinan BAPP dan/atau Adendum
Dokumen Pemilihan (apabila ada).
11.12 Peserta dapat mengambil salinan BAPP dan/atau
Adendum Dokumen Pemilihan yang disediakan

11

oleh Pokja ULP atau mengunduh melalui website


Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
11.13 Sangat dianjurkan kepada peserta untuk
menghadiri pemberian penjelasan pekerjaan di
kantor dan peninjauan lapangan agar dapat
menyiapkan penawarannya dengan baik.
12. Perubahan
Dokumen
Pemilihan

12.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas


akhir pemasukan penawaran, Pokja ULP dapat
menetapkan Adendum Dokumen Pemilihan,
berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi
ketentuan
pemilihan
maupun
substansi
Dokumen Pemilihan.
12.2 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Pemilihan.
12.3 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil
salinan
Adendum
Dokumen
Pemilihan.
12.4 Peserta dapat mengambil salinan Adendum
Dokumen Pemilihan yang disediakan oleh Pokja
ULP atau mengunduhnya melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.

13. Tambahan
Waktu
Pemasukan
Dokumen
Penawaran

Dalam Adendum Dokumen Pemilihan, Pokja ULP dapat


memberikan tambahan waktu untuk memasukkan
Dokumen Penawaran.

C. Penyiapan Dokumen Penawaran


14. Biaya dalam
Penyiapan
Penawaran

14.1 Peserta menanggung semua biaya


penyiapan dan penyampaian penawaran.

dalam

15. Bahasa
Penawaran

15.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan


Bahasa Indonesia.

14.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian


apapun yang ditanggung oleh peserta.

15.2 Dokumen pendukung yang terkait dengan


Dokumen Penawaran dapat menggunakan Bahasa
Indonesia atau bahasa asing.
15.3 Dokumen pendukung yang berbahasa asing perlu
disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia.
Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka
yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa
Indonesia.
16. Dokumen
Penawaran

16.1

Dokumen Penawaran
kurang terdiri atas:

pokok/utama

paling

a. Penawaran Administrasi;

12

b. Penawaran Teknis;
c. Penawaran Harga; dan
d. Dokumen Isian Kualifikasi.
16.2 Dokumen Penawaran, meliputi :
a. surat penawaran;
b. Jaminan Penawaran asli;
c. daftar kuantitas dan harga;
d. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian
atau perubahannya (apabila dikuasakan);
e. surat perjanjian kemitraan/kerja sama
operasi [dilampirkan apabila bermitra dan lulus
prakualifikasi sebagai penyedia pelaksana
konstruksi tunggal];
f.

dokumen penawaran teknis.

g. RK3K;
h. rekapitulasi perhitungan TKDN; dan
i.

17. Harga
Penawaran

dokumen lain seperti: Daftar Barang yang


diimpor (apabila impor).

17.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam


angka dan huruf.
17.2 Peserta mencantumkan harga kegiatan/keluaran
dan harga total untuk setiap kegiatan pekerjaan
dalam kebutuhan biaya (daftar kegiatan dan
harga) dapat dalam setiap mata pembayaran yang
pokok (milestone) atau dalam rincian. Jika harga
kegiatan/keluaran ditulis nol atau tidak
dicantumkan, maka pekerjaan tersebut tetap
harus dilaksanakan. Harga penawaran yang
mengikat adalah harga total penawaran.
17.3 Biaya overhead termasuk untuk penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain serta biaya asuransi yang harus
dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi ini telah diperhitungkan
dalam total harga penawaran.

18. Mata Uang


Penawaran
dan Cara
Pembayaran

18.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam


bentuk mata uang sebagaimana tercantum dalam
LDP.
18.2 Pembayaran
atas
pelaksanaan
pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

13

19. Masa Berlaku


Penawaran

19.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum


dalam LDP.
19.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan,
sebelum akhir masa berlakunya penawaran, Pokja
ULP dapat meminta kepada seluruh peserta secara
tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya
penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu
dan diperhitungkan paling kurang sampai
perkiraan tanggal penandatanganan kontrak.
19.3 Berkaitan dengan 19.2, maka peserta dapat :
a. menyetujui permintaan tersebut
mengubah penawaran; atau

tanpa

b. Tidak bersedia memperpanjang sesuai


permintaan
tersebut
dan
dianggap
mengundurkan diri, serta tidak dikenakan
sanksi.
20. Bentuk
Dokumen
Penawaran

Dokumen Penawaran disampaikan secara elektronik, dan


penyerahan dokumen penawaran asli hanya dilakukan
terhadap penawaran yang akan diusulkan sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan (apabila ada).

21. Jaminan
Penawaran

21.1 Penggunaan jaminan penawaran:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) yang dilaksanakan oleh badan
usaha kecil menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum, bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional), serta
diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada
Kelompok Kerja ULP.
21.2 Jaminan penawaran asli bagi penyedia jasa yang
mengikuti pengadaan secara elektronik wajib
diterima Pokja ULP sebelum batas waktu
pemasukan
penawaran
berakhir
khusus
pengadaan barang/jasa.
21.3 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam
mata uang penawaran sebagaimana tercantum
dalam LDP.
21.4 Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan

14

penjaminan atau perusahaan asuransi yang


mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal
terakhir pemasukan penawaran dan masa
berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang
tercantum dalam Jaminan Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang
dari nilai nominal sebagaimana tercantum
dalam LDP;
e. besaran
nilai
Jaminan
Penawaran
dicantumkan dalam angka dan huruf;
f. nama Pokja ULP yang menerima Jaminan
Penawaran sama dengan nama Pokja ULP yang
mengadakan pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan; dan
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan
kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO) harus
ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO.
21.5 Jaminan Penawaran dari pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
pemenang
lelang
menyerahkan
Jaminan
Pelaksanaan dan menandatangani kontrak.
21.6 Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak
ditetapkan sebagai pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
penandatanganan kontrak.
21.7 Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan
apabila :
a. peserta terlibat KKN;
b. peserta menarik kembali penawarannya
selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai Jaminan
Pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 harga penawarannya di bawah 80%
HPS;

15

d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau


verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan
kontrak.
D. Dokumen Penawaran
22. Pemasukan
dan Cara
Penyampaian
Dokumen
Penawaran

22.1 Pemasukan
Dokumen
Penawaran
menggunakan metode 1 (satu) sampul.

dengan

22.2 Peserta menyampaikan dokumen penawaran


dengan cara mengunggah pada sistem pengadaan
secara elektronik melalui website Kementerian/
Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan sesuai
ketentuan dalam LDP.
22.3 Jika
terdapat
penarikan,
penggantian,
pengubahan, atau penambahan Dokumen
Penawaran harus disampaikan secara elektronik
dengan diberikan nama/tanda PENARIKAN,
PENGGANTIAN,
PENGUBAHAN
atau
PENAMBAHAN.

23. Batas Akhir


Pemasukan
Penawaran

E.

Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui


sistem pengadaan secara elektronik melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan
paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam LDP.

Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

24. Pembukaan
Penawaran

24.1 Dokumen Penawaran dibuka di hadapan peserta


pada waktu dan tempat sebagaimana tercantum
dalam LDP yang dihadiri paling kurang 2 (dua)
peserta sebagai saksi.
24.2 Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan
Dokumen Penawaran menunjukkan tanda pengenal
dan surat tugas kepada Pokja ULP.
24.3 Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu)
peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP menunda
pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua)
jam.
24.4 Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya
ada 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi,
maka pembukaan Dokumen Penawaran tetap
dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di
luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
24.5 Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk apabila
dokumen penawaran pokok/utama sebagaimana
dimaksud pada 16.1 terpenuhi. Surat pengunduran
diri (misalnya) tidak termasuk sebagai penawaran.
24.6 Apabila jumlah penawaran yang masuk kurang dari

16

3 (tiga) maka pelelangan dinyatakan gagal.


24.7 Pokja ULP membuka
dihadapan peserta.

Dokumen

Penawaran

24.8 Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan


para peserta mengenai kelengkapan/pemenuhan
Dokumen Penawaran yang meliputi :
a. surat penawaran yang didalamnya tercantum
masa berlaku penawaran dan harga penawaran;
b. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya (apabila dikuasakan);
c. Jaminan Penawaran asli;
d. daftar kuantitas dan harga;
e. surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi
(apabila bermitra);
f. dokumen penawaran teknis;
g. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
h. RK3K; dan
i. dokumen lain yang dipersyaratkan seperti:
Daftar barang yang diimpor (apabila impor).
24.9 Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran
pada waktu pembukaan penawaran.
24.10 Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan
Penawaran yang paling kurang memuat :
a. jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b. jumlah Dokumen Penawaran yang lengkap dan
tidak lengkap;
c. harga penawaran masing-masing peserta;
d. kelainan-kelainan
yang
dijumpai
Dokumen Penawaran (apabila ada);

dalam

e. keterangan lain
yang dijumpai dalam
pembukaan Dokumen Penawaran (apabila ada);
f. tanggal pembuatan Berita Acara; dan
g. tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil
peserta yang hadir atau saksi yang ditunjuk oleh
Pokja ULP apabila tidak ada saksi dari peserta.
24.11 Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan
penawaran, maka penyebab penundaan tersebut
harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.
24.12 Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir
dan 2 (dua) orang saksi.

17

24.13 Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran.


24.14 Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang
hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran dan
Pokja ULP dapat mengunggah salinan tersebut
melalui website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum dalam
LDP yang dapat diunduh oleh masing-masing
peserta.
25. Klarifikasi Dan
Konfirmasi
Penawaran

25.1 Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Pokja


ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal
yang tidak jelas dalam dokumen penawaran. Peserta
harus memberikan tanggapan atas klarifikasi.
Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan
harga penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas
klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
25.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan
dokumen penawaran, Pokja ULP dapat melakukan
konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan
lapangan kepada pihak-pihak/instansi terkait.
25.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan
penawaran.

26. Hak Menolak


Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak membatalkan
atau Menerima proses pelelangan, menerima atau menolak penawaran
Penawaran
atau
semua
penawaran
setiap
saat
sebelum
penandatanganan kontrak, dan tidak dapat diminta
bertanggung jawab apapun kepada penawar atau
berkewajiban untuk menginformasikan kepada penawar
alasan dari tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan,
semua penawaran khususnya jaminan penawaran segera
dikembalikan kepada penawar.
27. Evaluasi
Penawaran

27.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur.


27.2 Data yang digunakan Pokja ULP dalam evaluasi
dokumen penawaran adalah data yang diunggah
(upload) pada sistem pengadaan secara elektronik,
sesuai dengan data syarat-syarat yang tertulis dalam
Dokumen Pemilihan.
27.3 Dalam hal terdapat lebih dari satu data dokumen
elektronik berbeda isi dan tidak saling melengkapi
serta tidak ada keterangan penarikan, penggantian,
pengubahan, atau penambahan dokumen, maka
dokumen yang digunakan untuk evaluasi adalah
dokumen yang diupload paling akhir. Tetapi jika
waktu uploadnya sama maka yang digunakan
adalah dokumen yang waktu modifikasinya paling
akhir.
27.4 Data dokumen elektronik yang rusak (sesudah
mendapat klarifikasi dari LPSE) akibat kesalahan
pengiriman dokumen oleh Penyedia Jasa, yang
mengakibatkan dokumen tersebut tidak dapat
dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen

18

elektronik tersebut dinyatakan tidak memenuhi


syarat.
27.5 Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi
aritmatik dengan ketentuan :
a. Bagian kontrak Lump Sum
1) Koreksi aritmatik untuk penawaran yang
melampirkan Daftar Kuantitas dan Harga
hanya dilakukan untuk menyesuaikan
volume1 pekerjaan yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dengan yang
tercantum dalam Dokumen pengadaan
tanpa mengubah total nilai penawaran
untuk bagian kontrak Lump Sum;
2) Perbedaan angka
penawaran:

dan

huruf

harga

a)

apabila ada perbedaan antara penulisan


nilai harga penawaran antara angka
dan huruf maka nilai yang diakui
adalah nilai dalam tulisan huruf;

b)

apabila penawaran dalam angka tertulis


dengan jelas sedangkan dalam huruf
tidak jelas, maka nilai yang diakui
adalah nilai dalam tulisan angka; atau

c)

apabila penawaran dalam angka dan


huruf tidak jelas, maka penawaran
dinyatakan gugur.

b. Bagian kontrak Harga Satuan


Koreksi aritmatik dilakukan sebagai berikut:
1) volume2 pekerjaan yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga disesuaikan
dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan;
2) apabila terjadi kesalahan hasil perkalian
antara volume dengan harga satuan
pekerjaan, maka dilakukan pembetulan,
dengan ketentuan harga satuan pekerjaan
yang ditawarkan tidak boleh diubah3;
3) jenis pekerjaan yang tidak diberi harga
satuan dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan yang lain dan harga
satuan pada daftar kuantitas dan harga tetap
dibiarkan kosong;

Volume yang dimaksud adalah perkalian antara satuan dengan kuantitas, masing-masing
dilakukan pembetulan.
2 Volume yang dimaksud adalah perkalian antara satuan dengan kuantitas, masing-masing
dilakukan pembetulan.
3 Harga satuan pekerjaan dilakukan pembetulan apabila terjadi kesalahan penempatan desimal.

19

4) Jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam


daftar kuantitas dan harga disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang tercantum
dalam Dokumen Pemilihan dan harga
satuan pekerjaan dimaksud dianggap nol
serta sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain serta dilakukan
klarifikasi.
27.6 Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai
penawaran sehingga urutan peringkat dapat
menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari urutan
peringkat semula.
27.7 Penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi
nilai total HPS dinyatakan gugur.
27.8 Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja ULP
menyusun urutan dimulai dari nilai penawaran
terendah terkoreksi.
27.9 Hasil koreksi aritmatik diumumkan melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
27.10 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan
oleh Pokja ULP untuk mendapatkan 3 (tiga)
penawaran yang memenuhi syarat yang dimulai
dari penawaran terendah setelah koreksi aritmatik.
27.11 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang
dari 3 (tiga) penawar yang menawar harga di
bawah HPS maka proses lelang tetap dilanjutkan
dengan melakukan evaluasi penawaran.
27.12 Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran yang
meliputi :
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.
27.13 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai
berikut :
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi,
mengganti dan/atau mengubah kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi
Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah
penawaran yang sesuai dengan ketentuan antara
lain disampaikan oleh penawar yang berhak,
pada waktu yang telah ditentukan, untuk paket
pekerjaan yang dilelangkan, memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan meliputi syarat

20

administrasi, syarat teknis dalam menyelesaikan


pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan dan harga
yang wajar dapat dipertanggung jawabkan tanpa
ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok
atau penawaran bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pemilihan
yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan
tambahan
yang
akan
menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak
adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP selama
proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya
persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau
terjadi
pengaturan
bersama
(kolusi/persekongkolan) antara peserta, Pokja
ULP dan/atau PPK, dengan tujuan untuk
memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) anggota Pokja ULP dan/atau PPK yang
terlibat persekongkolan diganti, dikenakan
sanksi administrasi dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan
menetapkan peserta lainnya yang tidak
terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana
dimaksud pada angka 3), maka pelelangan
dinyatakan gagal.
27.14 Evaluasi Administrasi :
a. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi, apabila :
1) syarat-syarat substansial yang diminta
berdasarkan
Dokumen
Pemilihan
dipenuhi/dilengkapi:
a)

surat penawaran;

b)

surat
kuasa
dari
direktur
utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa (apabila dikuasakan);

c)

Jaminan Penawaran asli;

21

d)

Daftar Kuantitas dan Harga;

e)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi [dievaluasi apabila bermitra dan
lulus prakualifikasi sebagai penyedia
pelaksana konstruksi tunggal];

f)

RK3K;

g)

Rekapitulasi
perhitungan TKDN
(khusus untuk peserta yang tidak
menyampaikan TKDN, penawarannya
tidak digugurkan dan nilai TKDNnya
dianggap nol);

h) dokumen lainnya (apabila dipersyaratkan, dicantumkan dalam LDP


seperti, daftar barang yang diimpor
(apabila impor); dan
i)

dokumen penawaran teknis.

2) memenuhi kriteria sebagai berikut:


a)

surat penawaran4 memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
(1) ditandatangani oleh :
(a) direktur utama / pimpinan
perusahaan;
(b) penerima kuasa dari direktur
utama/ pimpinan perusahaan/
pengurus koperasi yang nama
penerima kuasanya tercantum
dalam
akta
pendirian/Anggaran Dasar;
(c) kepala cabang perusahaan
yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik; atau
(d) pejabat
yang
menurut
perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang
bekerja sama.
(2) jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP, dengan ketentuan:
(a) apabila ada perbedaan nilai
penulisan antara angka dan
huruf maka yang diakui adalah
tulisan huruf;

Dalam hal terdapat kesalahan penulisan nama Pokja dan/atau nama paket tidak dapat
dinyatakan gugur.

22

(b) apabila nilai yang tertulis


dalam angka jelas sedangkan
nilai dalam huruf tidak jelas,
maka nilai yang diakui adalah
nilai yang tertulis dalam
angka; atau
(c) apabila nilai dalam angka dan
nilai yang tertulis dalam huruf
tidak jelas, maka penawaran
dinyatakan gugur.
(3) Bertanggal.
b)

Jaminan Penawaran asli memenuhi


ketentuan sebagai berikut :
(1) diterbitkan oleh Bank Umum,
perusahaan
penjaminan
atau
perusahaan
asuransi
yang
mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship) sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak
tanggal
terakhir
pemasukan
penawaran dan masa berlakunya
tidak
kurang
dari
waktu
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(3) nama peserta sama dengan nama
yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan Penawaran
tidak
kurang
dari
nilai
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(5) besaran nilai Jaminan Penawaran
dicantumkan dalam angka dan
huruf;
(6) nama Pokja ULP yang menerima
Jaminan Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang mengadakan
pelelangan;
(7) paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan
tanpa
syarat
(unconditional)
sebesar
nilai
Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja,
setelah
surat
pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP

23

diterima oleh Penerbit Jaminan;


(9) Jaminan Penawaran atas nama
perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas
nama perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria
pencairan
penawaran
sesuai
persyaratan yaitu:

jaminan
dengan

(a) Peserta terlibat KKN (yang

dilakukan oleh badan usaha


non kecil);
(b) menarik kembali penawaran
selama
dilaksanakannya
pelelangan;
(c) tidak bersedia menambah nilai
jaminan pelaksanaan dalam
hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 harga penawarannya
di bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon
pemenang
dan
calon
pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak
dapat diterima; atau
(e) mengundurkan diri atau gagal
tanda tangan kontrak.
(11) substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan
Penawaran
telah
diklarifikasi
dan
dikonfirmasi
secara tertulis oleh Pokja ULP
kepada penerbit jaminan.
c)

surat kuasa (apabila dikuasakan):


(1) Harus ditandatangani direktur
utama / pimpinan perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa tercantum
dalam akte pendirian/anggaran
dasar ;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa
ditandatangani
oleh
anggota
kemitraan yang diwakili menurut
perjanjian kerja sama.

d)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi (apabila bermitra) memenuhi
persyaratan antara lain sebagai berikut:
(1) mencantumkan nama kemitraan

24

sesuai dengan
kualifikasi
(2) mencantumkan
mitra/anggota;

dokumen

lead

(3) mencantumkan modal


dari setiap perusahaan;

firm

isian
dan

(sharing)

(4) mencantumkan nama pihak yang


mewakili kemitraan/KSO;
(5) ditandatangani para calon peserta
kemitraan/KSO;
e)

dokumen lain seperti daftar barang


yang
diimpor
(apabila
impor)
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
[kriteria diisi oleh Pokja ULP]

f)

dokumen penawaran teknis.


(akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
dengan kriteria persyaratan teknis pada
tahap evaluasi teknis)

b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara


tertulis terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
c. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi
dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
d. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada
yang tidak memenuhi persyaratan administrasi,
Kelompok Kerja ULP melakukan evaluasi
administrasi terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
dan
f. apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka pelelangan
dinyatakan gagal.
27.15 Evaluasi Teknis:
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan ini;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur
dengan ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis
minimal yang harus dipenuhi dengan
membandingkan pemenuhan persyaratan
25

teknis sebagaimana tercantum dalam LDP


dan khusus personil inti serta peralatan
utama minimal tercantum dalam LDK;
2) penilaian persyaratan
dilakukan terhadap:
a)

teknis,

minimal

metode
pelaksanaan
pekerjaan
memenuhi persyaratan substantif yang
meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari
awal sampai akhir secara garis besar
dan uraian/cara kerja dari masingmasing jenis pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/sementara yang
ikut
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan utama yang
dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis dan diyakini menggambarkan
penguasaan
dalam
penyelesaian
pekerjaan.
Penilaian
metode
pelaksanaan tidak mengevaluasi jobmix/ rincian/ campuran/ komposisi
material dari jenis pekerjaan;
Jenis-jenis pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/ sementara yang
ikut
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan
pekerjaan
utama
ditetapkan dalam LDP. Pekerjaan
penunjang/
sementara
dimaksud,
misalnya:
(1) Pembuatan
saluran
(diversion channel);
(2) Pengeringan

tempat

(dewatering/unwatering)

pengelak
pekerjaan
skala

besar;
(3) Pembuatan konstruksi pengaman

(protection construction);
(4) Pengaturan

management)
besar; atau

lalu lintas (traffic


pekerjaan skala

(5) Jalan
pengalihan/
sementara.
b)

c)

jembatan

jangka waktu pelaksanaan pekerjaan


yang ditawarkan tidak melampaui batas
waktu (yaitu sampai dengan serah
terima pertama/Provision Hand Over
(PHO)) sebagaimana tercantum dalam
LDP.
Peralatan utama minimal: jenis,
kapasitas, komposisi dan jumlah yang
disediakan
untuk
pelaksanaan
pekerjaan [dievaluasi dan dibuktikan

26

apabila mengajukan peralatan utama


minimal yang berbeda dari dokumen isian
kualifikasi].

d)

personil inti yang ditempatkan secara


penuh [dipilih: Tenaga ahli5/tenaga
terampil6]: tingkat pendidikan, jabatan
dalam pekerjaan yang diusulkan,
pengalaman
kerja,
keahlian/
keterampilan [dievaluasi dan dibuktikan
apabila mengajukan personil inti yang
berbeda dari dokumen isian kualifikasi];

e)

bagian
pekerjaan
yang
akan
disubkontrakkan
sesuai
dengan
persyaratan sebagaimana tercantum
dalam LDP (ketentuan subkontrak
dipersyaratkan untuk nilai penawaran
harga di atas Rp 25.000.000.000,00);

f)

RK3K memenuhi persyaratan yaitu


adanya sasaran dan program K3 yang
secara
umum
menggambarkan
penguasaan dalam mengendalikan
risiko bahaya K3.

3) Pokja
ULP
dapat
meminta
uji
mutu/teknis/fungsi
untuk
bahan/alat
tertentu sebagaimana tercantum dalam LDP;
d. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal
yang kurang jelas atau meragukan, Pokja ULP
melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
e. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
dilanjutkan ke tahap evaluasi harga;
f. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah
koreksi aritmatik ada yang tidak memenuhi
persyaratan teknis, Pokja ULP dapat melakukan
evaluasi penawaran terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
g. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang lulus evaluasi teknis, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi harga;
h. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi
teknis maka pelelangan dinyatakan gagal.

Apabila menggunakan sistem gugur dengan ambang batas maka ketentuan


berikut harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan :
Evaluasi yang menggunakan sistem gugur dengan ambang batas, dilakukan
dengan membandingkan pemenuhan persyaratan teknis (perolehan nilai)
unsur dan sub unsur yang ditetapkan dalam LDP.
Penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur maupun
nilai total
unsur
batas (usaha
minimal
5 Disyaratkan
untukkeseluruhan
pelelangan umum
denganmemenuhi
nilai paket > ambang
Rp 2.500.000.000
non
sebagaimana
tercantum
dalam
Dokumen
Pengadaan/LDP.
kecil)
6

Disyaratkan untuk pemilihan langsung dengan nilai paket < Rp 2.500.000.000 (usaha kecil)

27

27.16 Evaluasi Harga :


a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah halhal yang pokok atau penting, dengan ketentuan :
1) total
harga
penawaran
dibandingkan nilai total HPS:

terkoreksi

a)

apabila
total
harga
penawaran
terkoreksi melebihi nilai total HPS,
dinyatakan gugur; dan

b)

apabila semua harga penawaran


terkoreksi di atas nilai total HPS,
pelelangan dinyatakan gagal;

2) harga satuan penawaran yang nilainya lebih


besar dari 110% (seratus sepuluh
perseratus) dari harga satuan yang
tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi.
Apabila setelah dilakukan klarifikasi
ternyata harga satuan penawaran tersebut
timpang, maka harga satuan penawaran
timpang hanya berlaku untuk volume sesuai
dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
Selanjutnya daftar jenis/item pekerjaan
timpang tersebut dimasukkan ke dalam
Kontrak.
3) mata pembayaran yang harga satuannya nol
atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan
kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan.
Harganya dianggap termasuk dalam harga
satuan pekerjaan lainnya;
b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) berbeda
dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
2) Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga dalam
hal harga penawaran nilainya di bawah
80% (delapan puluh perseratus) HPS,
dengan ketentuan:
a. Meneliti dan menilai kewajaran harga
satuan dasar meliputi harga upah,
bahan, dan peralatan dari harga satuan
penawaran, sekurang-kurangnya pada
setiap mata pembayaran utama;
b. Meneliti
dan
menilai
kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur upah,
bahan, dan peralatan dalam Analisa

28

Harga Satuan;
c. Hasil penelitian butir a. dan butir b.
digunakan untuk menghitung harga
satuan yang dinilai wajar tanpa
memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan; dan
d. Harga satuan yang dinilai wajar
digunakan untuk menghitung total harga
penawaran yang dinilai wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Total harga sebagaimana dimaksud pada
huruf d. dihitung berdasarkan volume
yang ada dalam daftar kuantitas dan
harga.
Apabila total harga penawaran yang
diusulkan lebih kecil dari hasil evaluasi
sebagaimana tersebut diatas, maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar dan
gugur harga.
Apabila total harga penawaran lebih besar
dari hasil evaluasi sebagaimana tersebut
diatas, maka harga penawaran dinyatakan
wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk
sebagai pemenang pelelangan, harus
bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus)
dari nilai total HPS.
Apabila peserta yang bersangkutan tidak
bersedia
menaikkan
nilai
Jaminan
Pelaksanaan menjadi sebesar 5% HPS,
penawarannya digugurkan dan Jaminan
Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam
Daftar Hitam.
c. Memperhitungkan preferensi harga
atas
penggunaan produksi dalam negeri (apabila
memenuhi
persyaratan
diberlakukannya
preferensi harga) dengan ketentuan Perhitungan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian
sendiri (self assessment), digunakan dalam
evaluasi penawaran harga apabila pelelangan
pekerjaan tersebut diberlakukan preferensi harga
yaitu apabila memenuhi ketentuan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam
negeri diberlakukan pada Pengadaan
Barang/ Jasa yang dibiayai rupiah murni
tetapi hanya berlaku untuk Pengadaan
Barang/
Jasa
bernilai
diatas
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
sampai dengan 31 Desember 2013 dan

29

mulai 1 Januari 2014 untuk Pengadaan


Barang/
Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
dan
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN
lebih besar atau sama dengan 25%
(dua puluh lima perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan
formulir perhitungan TKDN maka peserta
dianggap tidak menginginkan diberlakukan
preferensi harga bagi penawarannya dan
tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN
merujuk pada ketentuan yang ditetapkan
oleh Menteri yang membidangi urusan
perindustrian dengan tetap berpedoman
pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya.
3) rumus penghitungan sebagai berikut:

1
HEA
HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP
= Koefisien
Preferensi (Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN)
dikali
Preferensi
tertinggi
Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga
Penawaran/
terkoreksi
yang
memenuhi persyaratan lelang dan
telah dievaluasi).
4) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih
penawaran dengan HEA yang sama,
penawar dengan TKDN terbesar adalah
sebagai pemenang;
5) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah
Harga Penawaran dan hanya digunakan
oleh
Pokja
ULP
untuk
keperluan
perhitungan HEA guna menetapkan
peringkat pemenang.
d. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang
memiliki harga penawaran yang sama dalam hal
tidak diperhitungkan TKDN, maka Pokja ULP
memilih peserta yang mempunyai kemampuan
teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan.
30

e. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga


tidak wajar akibat terjadinya persaingan usaha
tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) sebagaimana ketentuan
peraturan dan perundang-undangan, maka
pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang
terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam.
27.17 Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran
sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
F.

Penetapan Pemenang

28. Penetapan
Pemenang

28.1 Pokja ULP membuat Surat Penetapan Pemenang


untuk nilai sampai dengan Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah) berdasarkan Berita Acara
Hasil Pelelangan (BAHP).
28.2 PA membuat Surat Penetapan Pemenang untuk nilai
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) setelah mendapat usulan dari Pokja ULP,
dengan ketentuan:
a. usulan penetapan pemenang ditembuskan
kepada
PPK
dan
APIP
Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi; dan
b. apabila PA tidak setuju dengan usulan Pokja ULP
dengan alasan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, maka PA
memerintahkan evaluasi ulang atau menyatakan
pelelangan gagal.
28.3 Dalam hal nilai penetapan pemenang sampai dengan
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dan nilai pemenang cadangan diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah),
maka penetapannya oleh PA setelah mendapatkan
usulan dari Pokja ULP.
28.4 Dalam hal peserta mengikuti beberapa paket
pekerjaan yang dilelangkan oleh Pokja ULP, dan
beberapa penawarannya terendah serta berdasarkan
sisa kemampuan menangani paket (SKP), akan
ditetapkan sebagai calon pemenang oleh Pokja ULP
pada paket berdasarkan pilihan penyedia jasa setelah
mempertimbangkan ketersediaan peralatan dan
personil setelah dilakukan klarifikasi.
28.5 Dalam hal peserta mengikuti pelelangan beberapa
paket pekerjaan konstruksi dalam waktu bersamaan:
a. menawarkan peralatan yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan peralatan tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan

31

lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan


dinyatakan gugur.
b. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dikecualikan dengan syarat kapasitas dan
produktifitas peralatan secara teknis dapat
menyelesaikan pekerjaan lebih dari
1 (satu)
paket.
c. menawarkan personil yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan personil tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan personil tidak ada dan
dinyatakan gugur.
d. menawarkan personil yang sedang bekerja di
paket lain, maka pada saat akan ditetapkan
sebagai pemenang dipastikan sudah tidak terikat
pada paket lain.
28.6 Penetapan pemenang disusun
urutannya dan harus memuat:

sesuai

dengan

a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;


b. nama dan alamat Penyedia serta harga
penawaran atau harga penawaran terkoreksi;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis,
harga; dan
e. evaluasi kualifikasi.
28.7 Data
pendukung
yang
diperlukan
menetapkan pemenang adalah:

untuk

a. Dokumen Pemilihan beserta adendum (apabila


ada);
b. BAPP;
c. BAHP; dan
d. Dokumen Penawaran dari pemenang dan
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang
telah diparaf anggota Pokja ULP dan 2 (dua)
wakil peserta/saksi.
28.8 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan
pemenang dan mengakibatkan surat penawaran dan
Jaminan Penawaran habis masa berlakunya,
dilakukan konfirmasi kepada calon pemenang, calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk
memperpanjang masa berlaku surat penawaran dan
Jaminan Penawaran sampai dengan perkiraan

32

jadwal penandatanganan kontrak. Calon pemenang,


calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
yang tidak bersedia memperpanjang surat
penawaran dan Jaminan Penawaran dapat
mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi.
29. Pengumuman
Pemenang

Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang


cadangan 1 dan 2 (apabila ada) kepada masyarakat di
website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan
pengumuman resmi yang memuat sekurang-kurangnya :
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia;
c. harga penawaran;
d. harga penawaran terkoreksi;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
f. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan
kualifikasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi
dilengkapi dengan penjelasan untuk setiap penawaran
yang dinyatakan gugur dari substansi yang dievaluasi
(alasan gugur administrasi/teknis/harga).

30. Sanggahan

30.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat


menyampaikan sanggahan secara tertulis atas
penetapan pemenang kepada Pokja ULP dalam
waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman
pemenang, disertai bukti terjadinya penyimpangan,
dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
30.2 Sanggahan diajukan oleh peserta yang memasukkan
penawaran baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta lain, ditandatangani
oleh :
a. direktur utama/ pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum
dalam
akte
pendirian
atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan bukti
otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
30.3 Sanggahan diajukan apabila terjadi penyimpangan
prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur
yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya dan yang telah ditetapkan

33

dalam Dokumen Pemilihan;


b. rekayasa
tertentu
sehingga
terjadinya persaingan usaha
dan/atau

menghalangi
yang sehat;

c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP


dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
30.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja
ULP menyatakan pelelangan gagal.
30.5 Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dan
tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud pada
31.2. dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
30.6 Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK
atau disampaikan dan diterima diluar masa sanggah,
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
31. Sanggahan
Banding

31.1 Peserta sebagaimana dimaksud pada 30 apabila tidak


sependapat dengan jawaban sanggahan dari Pokja
ULP, dapat mengajukan sanggahan banding secara
tertulis kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi atau Pejabat yang
menerima
penugasan
menjawab
sanggahan
banding, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
menerima jawaban sanggahan, dengan tembusan
kepada
PPK,
Pokja
ULP,
dan
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
31.2 Peserta yang akan melakukan sanggahan banding
harus memberikan Jaminan Sanggahan Banding
kepada Pokja ULP sebesar 1% (satu perseratus) dari
HPS sebagaimana tercantum dalam LDP dengan
masa berlaku 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal
pengajuan sanggahan banding.
31.3 Penggunaan jaminan sanggahan banding:
a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah) menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah
dicairkan
dan
tidak
bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh Penyedia
Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah) menggunakan
surat jaminan yang dikeluarkan oleh Bank
Umum, bersifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja

34

ULP.
31.4 Sanggahan
pelelangan.

banding

menghentikan

proses

31.5 Sanggahan banding yang diajukan bukan dari


peserta yang tidak sependapat dengan jawaban
sanggahan sebagaimana dimaksud pada 31.1 atau
tidak ditandatangani seperti halnya sanggahan
sebagaimana dimaksud pada 30.2, dianggap sebagai
pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti serta
tidak menghentikan proses pelelangan.
31.6 Sanggahan banding yang disampaikan bukan
kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi atau Pejabat yang menerima
penugasan menjawab sanggahan banding atau
disampaikan dan diterima di luar masa sanggahan
banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses pelelangan.
31.7 Dalam hal jawaban sanggahan banding berupa
evaluasi ulang, maka terhadap penetapan pemenang
tidak dapat dilakukan sanggahan dan sanggahan
banding lagi.
G. Penunjukan Pemenang Pengadaan
32. Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa

32.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil


Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan tembusan
kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
32.2 PPK menerbitkan SPPBJ, dengan ketentuan apabila:
a. pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi
masih berlaku;
b. tidak ada sanggahan dari peserta;
c. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti
tidak benar; atau
d. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding
berakhir.
32.3 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan
tersebut, dengan ketentuan :
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri
dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh
Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri
dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif
oleh Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang

35

bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dimasukkan dalam Daftar Hitam /Black List; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia
ditunjuk karena masa penawarannya sudah
tidak berlaku, maka tidak dikenakan sanksi dan
Jaminan Penawaran yang bersangkutan tidak
boleh dicairkan.
32.4 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan
diri, maka penunjukan pemenang dapat dilakukan
kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan
peringkat, selama masa surat penawaran dan
Jaminan Penawaran pemenang cadangan masih
berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
32.5 Apabila
semua
pemenang
yang
ditunjuk
mengundurkan diri, maka pelelangan dinyatakan
gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari
PPK.
32.6 SPPBJ harus diterbitkan, dengan ketentuan:
a. Paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah
pengumuman penetapan pemenang, apabila
tidak ada sanggahan; atau
b. Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah semua
sanggahan dan sanggahan banding dijawab.
32.7 Di dalam SPPBJ disebutkan/ditegaskan/ditulis bahwa
penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan
sebelum penandatanganan kontrak.
33. Kerahasiaan
Proses

33.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia


dan dilaksanakan oleh pokja ULP secara independen.
33.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian,
evaluasi, klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon
pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta,
atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai
keputusan pemenang diumumkan.
33.3 Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses
evaluasi dokumen penawaran atau keputusan
pemenang
akan
mengakibatkan
ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.
33.4 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP
bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman
pemenang.

H. Pelelangan Gagal
34. Pelelangan
Gagal

34.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila :


a. jumlah peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta;
b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi

36

penawaran;
c. dalam
evaluasi
penawaran
ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat;
d. harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi
dari HPS;
e. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan
Dokumen Pemilihan ternyata benar;
f. sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi
Dokumen Pemilihan ternyata benar; atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan
1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan
sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
pembuktian kualifikasi.
34.2 PA/KPA sebagaimana tercantum dalam
menyatakan pelelangan gagal, apabila :

LDP

a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP


sependapat dengan PPK yang tidak bersedia
menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan
tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang
melibatkan Pokja ULP dan/atau PPK ternyata
benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat dalam pelaksanaan Pelelangan dinyatakan
benar oleh pihak berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas
kesalahan prosedur yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan ternyata benar;
e. Dokumen Pemilihan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai
menyimpang dari Dokumen Pemilihan;

atau

g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan


1 dan 2 mengundurkan diri; atau
h. pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya.
34.3 Menteri/Kepala

Lembaga/Pimpinan

Institusi

37

menyatakan pelelangan gagal, apabila :


a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya
pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan KPA, PPK dan/atau
Pokja ULP, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan KPA, ternyata benar.
34.4 Kepala Daerah
apabila:

menyatakan

pelelangan

gagal,

a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya


pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan PA, KPA, PPK
dan/atau Kelompok Kerja ULP, ternyata benar;
atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan PA dan/atau KPA, ternyata benar.
34.5 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP
memberitahukan kepada seluruh peserta.
34.6 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal,
Pokja ULP atau Pokja ULP pengganti (apabila diganti)
meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
pelelangan gagal, untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.

I.

Surat Jaminan Pelaksanaan

35. Surat Jaminan


Pelaksanaan

35.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
a. diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk
bank
perkreditan
rakyat),
perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai
program
asuransi
kerugian
(suretyship) sebagaimana yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak
(PHO) sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama penyedia sama dengan nama yang
tercantum dalam surat Jaminan Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang

38

dari nilai jaminan yang ditetapkan;


e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan
dalam angka dan huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan
sama dengan nama PPK yang menandatangani
kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
jaminan dalam jangka waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit
Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO
harus ditulis atas nama Kemitraan/KSO; dan
j. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak
penjamin.
35.2 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk
menyerahkan
Surat
Jaminan
Pelaksanaan
dipersamakan
dengan
menolak
untuk
menandatangani Kontrak atau tidak menerima
keputusan
penunjukan
sebagai
penyedia
barang/jasa, maka akan dikenakan sanksi.
35.3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat
Jaminan Pelaksanaan diatur dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak.
J.

Penandatanganan Kontrak

36. Penandatanganan
Kontrak

36.1 Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


dilakukan setelah DIPA/DPA ditetapkan.
36.2 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib
memastikan Isian Kualifikasi masih berlaku/valid.
Apabila terdapat data isian kualifikasi tidak valid,
maka kontrak tidak ditandatangani.
36.3 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat
14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ
dan setelah penyedia menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, dengan ketentuan :
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh
perseratus) sampai dengan 100% (seratus
perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai Kontrak;
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan
puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar
5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.

39

36.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah


substansi Dokumen Pemilihan sampai dengan
penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat
waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.
36.5 Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan
melewati batas tahun anggaran, penandatanganan
kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan
kontrak tahun jamak.
36.6 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak
meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan
huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.
36.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen
Kontrak dalam Surat Perjanjian, dengan maksud
apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian
satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan
sebagai berikut :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan
harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya
SPPBJ, BAHP, BAPP.
36.8 Banyaknya rangkap
kebutuhan, yaitu :

seperti:

kontrak

jaminan-jaminan,

dibuat

sesuai

a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri


dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh PPK;
b. rangkap kontrak lainnya (apabila diperlukan)
tanpa dibubuhi materai.
36.9 Penandatanganan
Kontrak
bernilai
diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum

40

Kontrak.
36.10 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas
nama penyedia adalah Direksi yang disebutkan
namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar,
yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

41

BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A. Penerapan IKP
dan LDP

B. Lingkup
Pekerjaan

Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis


pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan
Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data
Pemilihan (LDP).
1.

a. Pokja ULP:
....................................
[diisi nama Pokja ULP]
b. Alamat Pokja ULP:
....................................
...................................

2.

Website: ....................

3.

a. Nama paket pekerjaan: ....................................

4.

[Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]

b. Uraian singkat pekerjaan: ..................


.................................... .................. ..................
[diisi uraian secara singkat dan jelas pekerjaan/ kegiatan
yang dilaksanakan]
Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: ..............
(........................) hari kalender.
[diisi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan]

C. Sumber Dana

Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


....................... Tahun Anggaran ..................
[diisi sesuai dokumen anggaran untuk pembiayaannya]

D. Pendayagunaan
Produksi Dalam
Negeri

Preferensi harga ........... [diisi diberikan/tidak


diberikan] terhadap penawaran peserta.
Catatan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri
diberlakukan pada Pengadaan Barang/Jasa yang
dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk
Pengadaan
Barang/Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan.
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih besar
atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila paket pekerjaan yang dilelangkan memenuhi
ketentuan 1) dan 2) maka diberlakukan preferensi

42

harga dan diisi diberikan.

E. Pemberian
Penjelasan
Dokumen
Pemilihan dan
Peninjauan
Lapangan

F. Dokumen
Penawaran

1.

Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan


dilaksanakan pada:
Hari
: ....................................
Tanggal
: ....................................
Pukul
: ....................................
Tempat
: ....................................

2.

Peninjauan lapangan akan dilaksanakan pada:


Hari
: ....................................
Tanggal
: ....................................
Pukul
: ....................................
Tempat
: ....................................

1.

Memiliki kemampuan menyediakan Personil7 yang


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai
berikut:
a. Tenaga Ahli bagi usaha non kecil
No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
diusulkan
3

Pengalaman
Kerja
(tahun)
4

Profesi/
Keahlian
5

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/keahlian, profesi/keahlian yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

b. Tenaga Teknis bagi usaha kecil


No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
akan diusulkan
3

Lama
Pengalaman
Kerja (tahun)
4

Profesi/
keterampilan
5

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/ keterampilan, profesi/ keterampilan yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

Personil yang dimaksud adalah personil manajerial (ahli/terampil) pada organisasi


pelaksanaan pekerjaan. Untuk usaha non kecil tidak termasuk tenaga terampil dan/atau
personil pendukung, sedangkan untuk usaha kecil cukup personil pelaksana (tenaga terampil).

43

2.

Memiliki
kemampuan
untuk
menyediakan
peralatan
untuk
melaksanakan
pekerjaan
konstruksi ini, yaitu:
No.
1.
2.
3.
Dst.

Jenis
......
......
......
......

Kapasitas
......
......
......
......

Jumlah
......
......
......
......

[diisi jenis, kapasitas, jumlah peralatan utama minimal


yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama
yang dilelangkan]

3.

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan8


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan yang disubkontrakkan


......

[diisi oleh Pokja, Pokja menetapkan Daftar pekerjaan


yang akan disubkontrakkan atau Pokja menetapkan
Penyedia untuk menentukan sendiri bagian pekerjaan
yang akan disubkontrakkan]
Persyaratan subkontrak pekerjaan konstruksi:
nilai penawaran > Rp 25.000.000.000, Peserta
wajib ada subkontrak, dalam hal Pokja menetapkan
Daftar pekerjaan yang akan disubkontrakkan, maka
Peserta wajib memenuhi daftar tersebut.

Penawaran terkait dengan pekerjaan subkontrak


memenuhi syarat apabila:
a. Penyedia yang menawar dengan harga di atas Rp
25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
rupiah) bekerja sama dengan penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Kecil, yaitu
dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan utama.
b. Penyedia
tidak
mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama.
c. Penyedia Usaha Kecil (termasuk Mikro dan
Koperasi Kecil) tidak mensubkontrakkan
pekerjaan yang diperoleh.

Ketentuan bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan adalah bukan merupakan pekerjaan
utama, kecuali pekerjaan spesialis.

44

4.

Sebagai pekerjaan utama9 adalah:


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Utama


......

[diisi, nama-nama pekerjaan utama]

5.

Sebagai pekerjaan penunjang/sementara sebagai


pendukung pekerjaan utama adalah:
No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Penunjang/Sementara


......

[diisi, nama-nama pekerjaan penunjang/sementara

sebagai pendukung pekerjaan utama]


5.

Identifikasi bahaya10
No.

Jenis/Tipe
Pekerjaan

Identifikasi Jenis
Bahaya & Risiko K3

1.
Dst.

6.

G. Mata Uang
Penawaran dan
Cara
Pembayaran

[diisi, jenis/tipe pekerjaan yang mengandung bahaya


serta identifikasi jenis bahaya & risiko K3 dari jenis
pekerjaan dimaksud]
Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu
diperlukan untuk:
a. Bahan konstruksi permanen: ..................
Contoh: geotextile, bearing pad
[bukan bahan konstruksi seperti semen, aspal, dll]
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi permanen:
..................
Contoh: lift, pompa air
[bukan alat untuk menyelesaikan pekerjaan
konstruksi seperti excavator, bulldozer, dll]
[diisi, tidak ada apabila tidak diperlukan]

1.

Mata uang yang digunakan ..................


[diisi Rupiah atau mata uang lainnya apabila ditentukan]

2.

Pembayaran
dilakukan
dengan
cara
....................................
[diisi: bulanan (monthly certificate) atau angsuran
(termin) didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang telah dilaksanakan]

Ditetapkan oleh PPK.


Ditetapkan oleh PPK.

10

45

H. Masa
Berlakunya
Penawaran

I. Jaminan
Penawaran

Masa berlaku penawaran selama ..................


(..................) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan penawaran.
[diisi dengan memperhitungkan awal pemasukan
penawaran sampai dengan penandatanganan kontrak]
1.

Besarnya Jaminan Penawaran adalah :


Rp....................................(......................................)
[diisi, besar nominal antara 1% sampai dengan 3% dari
nilai total HPS]

2.

Jaminan penawaran berlaku selama ..................


(..................) hari kalender dan efektif mulai tanggal
[diisi sesuai dengan batas akhir pemasukan
penawaran].

J. Penyampaian
Dokumen
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan


secara elektronik]

K. Batas Akhir
Waktu
Pemasukan
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan


secara elektronik]

L. Pembukaan
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan


secara elektronik]

M. Ambang Batas

[untuk pelelangan umum apabila evaluasi teknisnya


menggunakan sistem gugur dengan ambang batas, maka
penentuan unsur dan sub unsur teknis yang dinilai dan
kriteria penilaiannya tersebut harus disetujui dan/atau
menggunakan kriteria yang telah ditetapkan oleh
pejabat eselon 1 dari masing-masing Satuan Unit Kerja
sesuai dengan tugas, fungsi dan lingkup programnya;
Penentuan penggunaan ambang batas meliputi:
1. Nilai ambang batas masing-masing unsur:
a. .................
Dst .................
2. Nilai ambang batas total: .................]

N. Sanggahan, Dan
Sanggahan
Banding

1.

Sanggahan ditujukan kepada ....................................


[diisi nama Pokja ULP,]

2.

Tembusan sanggahan ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]

46

3.

4.

O. Jaminan
Sanggahan
Banding

1.
2.

b. KPA .................. [diisi nama KPA]


c. APIP.................. [diisi nama APIP]
d. ................. [diisi Pejabat yang menerima penugasan
menjawab
sanggahan
banding,
apabila
didelegasikan]
e. ................. [diisi Menteri/ Kepala Lembaga/ Kepala
Daerah/ Pimpinan Institusi]
Sanggahan
banding
ditujukan
kepada
.................................... [diisi nama Menteri/ Kepala
Lembaga/ Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi atau
Pejabat yang menerima penugasan menjawab sanggahan
banding, contoh: Menteri Pekerjaan Umum]

Tembusan sanggahan banding ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. Pokja ULP .................. [diisi nama Pokja ULP]
c. APIP........
[diisi
nama
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi]
Jaminan Sanggahan Banding ditujukan kepada
......... [diisi nama Pokja ULP].
Besarnya jaminan sanggahan banding: Rp..................
(....................................)
[diisi sebesar 1% (satu perseratus) dari nilai total HPS]

47

BAB IV
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
A.

BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN


(KSO)
CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]


Nomor
:
Lampiran :

................, .................. 20....

Kepada Yth.:
Pokja .................. ULP .................. [Satker/Balai]
[diisi oleh Pokja ULP]
di
......................................................
Perihal

: Penawaran Pekerjaan .................................... [nama pekerjaan diisi


oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan


Dokumen Pemilihan nomor: ................................... tanggal ...................... dan
setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen Pemilihan dan Berita Acara
Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pemilihan, apabila ada], dengan ini
kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan .................. .................. [diisi oleh
Pokja ULP] sebesar Rp.................. (...............dalam huruf.....................) termasuk
PPN.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
di atas.
Penawaran ini berlaku selama ........ (..........dalam huruf...........)
hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami
lampirkan :
1. Jaminan Penawaran;
2. Daftar Kuantitas dan Harga;
3. Surat kuasa (apabila dikuasakan);
4. Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi [dievaluasi apabila bermitra
dan lulus prakualifikasi sebagai penyedia pelaksana konstruksi tunggal];
5. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metode Pelaksanaan;
b. Jangka Waktu Pelaksanaan;
c. daftar jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan (apabila
mengajukan peralatan utama minimal yang berbeda dari dokumen isian
kualifikasi);

48

d. daftar personil inti yang


ditempatkan secara penuh (apabila
mengajukan personil inti yang berbeda dari dokumen isian kualifikasi);
dan
e. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan;
6. rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN); dan
7. RK3K;
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan
sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan penawaran
terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah
disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun
Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan
menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

49

B.

BENTUK SURAT KUASA


CONTOH-1

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan
: .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian
No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris
.................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama : ...................................11
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

11

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya atau pejabat yang menurut perjanjian
kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.

50

CONTOH-2

[Kop Surat Badan Usaha KSO]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: ....................................
Alamat Perusahaan
: ....................................
Jabatan
: ....................................

[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/wakil kemitraan (KSO)]
.................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)]
berdasarkan [Akta Notaris No. ...... [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal
penerbitan Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta
perubahannya (apabila ada) atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
No ......... tanggal ..................], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada:12
Nama : ....................................
Alamat : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

.............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20....
Penerima Kuasa

Pemberi Kuasa

....................................
(nama)

...................................
(nama dan jabatan)

12

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.
Dalam hal KSO surat kuasa penandatanganan kontrak dapat diberlakukan apabila perjanjian
KSO sudah disahkan oleh notaris.

51

C.

BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)


CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan .................................. yang


pembukaan penawarannya akan dilakukan di .................................. pada tanggal
.................... 20....., maka kami:
.................................................................... [nama peserta 1]
.................................................................... [nama peserta 2]
.................................................................... [nama peserta 3]
.................................................................... [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama
dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).
Kami menyetujui dan memutuskan bahwa :
1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
..................................
b. Menunjuk .................................. [nama peserta 1] sebagai perusahaan utama
(leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan
atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab
baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai
ketentuan dokumen kontrak.
2.

Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah :


............................... [nama peserta 1] sebesar ...% (.. persen)
............................... [nama peserta 2] sebesar .. % (.. persen)
............................... [nama peserta 3] sebesar ...% (.. persen)
............................... [dan seterusnya] sebesar ...% (.. persen)

3.

Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai


sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian
dari kemitraan/KSO.

4.

Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa
penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama
secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.

5.

Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota


kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan,
perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian
subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.

52

6.

Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama kemitraan/KSO


diberikan kepada .................................. [nama wakil peserta] dalam kedudukannya
sebagai direktur utama/direktur pelaksana .................................. [nama peserta 1]
berdasarkan persetujuan tertulis (surat kuasa untuk menandatangani penawaran)
dari seluruh anggota kemitraan/KSO.

7.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

8.

Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan
tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.

9.

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap () yang masing-masing


mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda


tangan di .. pada hari .. tanggal .. bulan
.., tahun ..

[Peserta 1]

(....)

[Peserta 3]

(....)

[Peserta 2]

(....)

[dst]

(....)

53

CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA13
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan : .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta
Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta]
Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila
ada), yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama
: ....................................
Alamat
: ....................................
Jabatan
: ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat
Penawaran atas nama kemitraan.. untuk pekerjaan
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

13

Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada
yang mewakili kemitraan

54

D.

BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS


Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan
dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. metoda pelaksanaan pekerjaan [memberikan metoda pelaksanaan yang layak,


realistik dan tahapannya dapat dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan utama

2.
3.
4.
5.
6.

dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan, tahapan


dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal
sampai dengan akhir dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis];
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP];
daftar jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan (apabila
mengajukan peralatan utama minimal yang berbeda dari dokumen isian
kualifikasi);
daftar personil inti yang ditempatkan secara penuh (apabila mengajukan
personil inti yang berbeda dari dokumen isian kualifikasi);
bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam LDP]; dan
[Hal-hal lain yang dipersyaratkan].

Catatan :
Peralatan dan personil yang disampaikan dalam penawaran hanya untuk 1 (satu) paket
pekerjaan yang dilelangkan, apabila memerlukan peralatan dan personil untuk paket
pekerjaan lain harus dari peralatan (dapat sewa, kontrak, atau lainnya) dan personil
yang berbeda.

55

E.

BENTUK
FORMULIR
REKAPITULASI
KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

PERHITUNGAN

NIlai Gabungan Barang dan Jasa


(Rp)

TINGKAT

TKDN

Uraian Pekerjaan
KDN

KLN

Total

Barang
/Jasa

Gabungan

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1A)

(1B)

(1C)

(1D)

(2A)

(2B)

(2C)

(2D)

(3A)

(3B)

(3C)

(3D)

(4A)

(4B)

(4C)

(4D)

(5A)

(5B)

(5C)

(5D)

(6A)

(6B)

(6C)

(6D)

(7A)

(7B)

(7C)

(7D)

B. Sub Total Jasa

(8A)

(8B)

(8C)

(8D)

C. Total Biasa (A+B)

(9A)

(9B)

(9C)

(9D)

(1)
Barang14
I. Material
langsung (Bahan
Baku)
II. Peralatan (Barang
Jadi)
A. Sub Total Barang
Jasa15
III. Manajemen
Proyek dan
Perekayasaan
IV. Alat
Kerja/Fasilitas
Kerja
V. Konstruksi dan
Fabrikasi
VI. Jasa Umum

(9E)

1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari dalam negeri.

14
15

diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.


dilakukan perhitungan sendiri (self assessment)

56

2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi perhitungan :
% TKDN Gabungan
Barang & Jasa (9E)

Biaya Gabungan (9C) Biaya Gabungan LN (9B)


=

X 100%
Biaya Gabungan (9C)

57

F.

BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR


CONTOH
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR16

NO

NAMA
BARANG/URAIAN

SPESIFIKASI

SATUAN

JUMLAH

HARGA

NEGARA
ASAL

TOTAL HARGA

16

diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.

58

G.

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(RK3K)

I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN

CONTOH

.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program
K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan
penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat
penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.2. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Program K3, Dan Biaya
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3 sesuai dengan format pada Tabel
1.

59

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, PROGRAM K3, DAN BIAYA
[digunakan untuk usulan penawaran]
Nama Perusahaan
Kegiatan

: ..................
: ..................
halaman : .. / ..

NO

URAIAN PEKERJAAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

(1)
1

(2)
Pekerjaan
galian
pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

(3)
Tertimbun

SASARAN K3 PROYEK

(4)
Nihil kecelakaan fatal

PENGENDALIAN RISIKO K3

PROGRAM SUMBER DAYA

BIAYA (Rp)

(5)
1.1 Penggunaan turap

(6)
1. Bahan (Turap, peralatan kerja,
dll)
2. SDM (diisi dengan jumlah
SDM yang diperlukan dan
kualifikasi sesuai dengan yang
dibutuhkan)

(7)
Diisi dengan biaya untuk
pengadaan bahan dan
rekruitmen SDM

1.2 Menyusun instruksi kerja

1. SDM menyusun instruksi kerja


2. Sosialisasi instruksi kerja (.....
kali)

Diisi dengan biaya untuk


penyusunan
instruksi
kerja, pencetakan bahan,
dan sosialisasi dokumen
Diisi dengan kebutuhan
biaya untuk pengadaan
Diisi dengan biaya untuk
instruktur
dan
pencetakan
materi/modul
serta
penyelenggaraan
pelatihan

1.3 Menggunakan rambu


Pengadaan rambu dan barikade
peringatan dan barikade
1.4 Melakukan pelatihan kepada 1. Instruktur
pekerja
2. Materi/modul

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (7) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;

60

B.3. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut:
a) UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
c) ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

61

II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan
ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

62

B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3

Emergency/

P3K

Kebakaran

kedaruratan

C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan,
dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan
Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format
pada Tabel 1.

63

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG
JAWAB
Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

: ..................
: ..................
: ..................
: ..................

halaman : .. / ..
PENILAIAN RISIKO

NO
(1)
1

URAIAN PEKERJAAN
(2)
Pekerjaan galian pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

IDENTIFIKASI BAHAYA
(3)
Tertimbun

KEKERAPAN

KEPARAHAN

(4)
3

(5)
3

TINGKAT
RISIKO
(6)
9
(Tinggi)

SKALA
PRIORITAS
(7)
1

PENGENDALIAN
RISIKO K3
(8)
1.1. Penggunaan
turap
1.2. Menggunakan
metode
pemancangan
1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

PENANGGUNG
JAWAB
(Nama Petugas)
(9)
Pengawas
lapangan/
quality engineer

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja
1.6 Pengunaan APD
yang sesuai
Dst.

64

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari
seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya
kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item
pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3 tinggi,
sedang dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko
tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko
kecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item
pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1)
dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko
(Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi
oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum
memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/ bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja
di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang
lebih aman dan/ atau material yang
tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi
teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya
kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau
peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada
saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi
adalah
pengendalian
melalui
pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan

65

telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan


rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko
K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang
PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada
pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian
risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2.
Penyusunan Sasaran dan Program K3.

66

TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3


Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

:
:
:
:

..................
..................
..................
..................

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)
1

(2)
Pekerjaan galian
pada basement
bangunan gedung
dengan kondisi tanah
labil

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

(5)
Penggunaan
turap
memenuhi
spesifikasi
(ditetapkan
quality
enginering)

(6)
- Bahan
(Turap,
peralatan
kerja, dll yang
terkait)
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
Turap
terpasang
sesuai gambar
dan spesifikasi

(9)
Checklist

(10)
Pengawas
/petugas
terkait

Tersedianya
metode

Sesuai dengan
metode yang
telah ditetapkan

Dokumen
(manual
instruction/pe
tunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
sesuai metode

Checklist

Quality
Enginering

Tersedianya
instruksi kerja

Sesuai dengan
instruksi kerja

Dokumen
petunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
petunjuk kerja

Checklist

Quality
Enginering

URAIAN

TOLOK UKUR

(3)
1.1. Penggunaan
turap

(4)
Seluruh
pekerjaan
galian
dipastikan
memenuhi
prinsip
keselamatan

1.2. Menggunakan
metode
pemancangan

1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

BIAYA (Rp)

(11)

67

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)

(2)

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

URAIAN

TOLOK UKUR

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

(3)
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

(4)
Seluruh lokasi
galian diberikan
rambu dan
barikade
standar

(5)
Rambu dan
barikade
standar (Dicari
contor dari jasa
marga, NFPA)

(6)
- Rambu dan
barikade
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
100% sesuai
standar

(9)
Checklist

(10)
Petugas K3

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja

Seluruh pekerja
terkait telah
mengikuti
pelatihan dan
penyuluhan

Lulus tes dan


paham
mengenai
sistem
keselamatan
galian

Instruktur,
program,
materi/modul
, tes
pemahaman,
dan peserta.

Sebelum
bekerja harus
sudah terlatih

100% lulus
dan paham

Evaluasi hasil
penyuluhan/p
elatihan

Petugas K3,
unit
pelatihan/HR
D

1.6 Pengunaan
APD yang sesuai

Seluruh pekerja
menggunakan
APD standar

- SNI helm,
masker &
sepatu (Dicari)
- Jumlah
pekerja

Masker,
sepatu
keselamatan,
pelindung
kepala

Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

100% sesuai
standar

Disediakan
petugas yang
melakukan
pengawasan
selama
pekerjaan
galian
berlangsung

Inspektor
K3/petugas
pengawas
pelaksanaan
pekerjaan

BIAYA (Rp)

(11)

68

Ketentuan Pengisian Tabel 2.:


Kolom (1)
: Nomor urut kegiatan.
Kolom (2)
: Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3)
: Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom
(8).
Kolom (4)
: Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5)
: Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6)
: Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari
kolom (5)
Kolom (7)
: Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8)
: Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9)
: Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program
Kolom (11) : Diisi biaya kebutuhan pelaksanaan program
D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh
Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada
contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang
tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada
kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional)
berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai
dengan uraian Tabel 2. (sasaran dan program K3).

69

F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan
dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan
pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja
dilakukan peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
[Penanggung Jawab Lapangan/Team
Leader]
( )
Penyedia Jasa

70

H.

BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)


CONTOH

Jenis pekerjaan
Satuan/Unit
Nomor Pembayaran

No.
(1)
I

Uraian

: ....................
: ....................

Satuan

(2)
(3)
Upah/Tenaga Kerja
Sub jumlah I
II
Bahan/Material
Sub jumlah II
III
Peralatan
Sub jumlah III
Sub jumlah (I+II+III)
IV
Lain-lain
- Biaya umum17
- Keuntungan
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)

Kuantitas/
Koefisien
(4)

Harga
Satuan
Dasar
(Rp)
(5)

Harga
(Rp)
(6)

.........

.........

.........
.........
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.........
.........

Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di
bawah 80% dari HPS

17

Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

71

I.

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK


CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ....
Yang bertanda tangan dibawah ini: ........
dalam jabatan selaku ........ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .......... [nama bank] berkedudukan di
............ [alamat]
untuk selanjutnya disebut:
PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama
: ........ [Pokja ULP]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp ........
(terbilang ................)
sebagai Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk pelelangan
pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ........ [peserta pelelangan]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :

72

1.
2.

3.

4.

5.
6.

Garansi Bank berlaku selama (.) hari kalender,


dan efektif mulai dari tanggal .... [diisi sesuai dengan tanggal
batas akhir pemasukan penawaran]
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ....
: ....

[Bank]

Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]

....
[Nama dan Jabatan]

73

BAB V
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
CONTOH 1 PENYEDIA TUNGGAL

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
............................................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi harga satuan, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ........................ pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara:
Nama
: ...................... [nama PPK]
NIP
: ...................... [NIP PPK]
Jabatan
: PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di
: ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan:
Nama
Jabatan
Berkedudukan di
Akta Notaris
Nomor
Tanggal
Notaris

: ...................... [nama wakil penyedia]


:....................... [sesuai akta notaris]
: ...................... [alamat penyedia]
:...................... [sesuai akta notaris]
:...................... [tanggal penerbitan akta]
: ...................... [nama Notaris penerbit akta]

yang bertindak untuk dan atas nama ...................... [nama Badan Usaha]
selanjutnya disebut Penyedia
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2013 Tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.

74

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas:
1. ................
2. ................
3. Dst.
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp......................
(.........dalam huruf............. rupiah).
75

(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor: ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian (apabila ada);


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a.

PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;

b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;

76

5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.

[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan


yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia

Untuk dan atas nama ......................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk Penyedia maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk satuan kerja PPK maka
rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

77

CONTOH 2 PENYEDIA BERMITRA/KSO

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
..........................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi harga satuan, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara :
Nama
NIP
Jabatan
Berkedudukan di

: ......................
: ......................
: PPK...............
: ......................

[nama PPK]
[NIP PPK]
[sesuai SK Pengangkatan]
[alamat PPK]

yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai
berikut :
1. ...................... [nama Penyedia 1];
2. ...................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan
tanggung renteng atas semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini
dan telah menunjuk ...................... [nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai
wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan
di ...................... [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian
kemitraan/KSO No. ...................... tanggal ...................... selanjutnya disebut
Penyedia.
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : ..............

78

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas :
1. ................
2. ................
Dst.
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp......................
(.........dalam huruf............. rupiah).

79

(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor : ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian [apabila ada];


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;
b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;

80

5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan
keterangan-keterangan
yang
diperlukan
untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.

[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan


yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi
materai..
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia/Kemitraan (KSO)

Untuk dan atas nama....................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk Penyedia maka rekatkan materai
Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk satuan kerja PPK maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

81

BAB VI
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. Ketentuan Umum
1. Definisi

Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat


Umum Kontrak selanjutnya disebut SSUK harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan
sebagai berikut :
1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan


yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik
lainnya.
Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan
barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga
satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat
perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya
didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah
pejabat
pemegang
kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD.
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh
PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan
oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi.
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
panitia/pejabat yang ditetapkan oleh KPA yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau
pengawas intern pada Institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan
lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.

82

1.8

Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan/


melaksanakan Pekerjaan Konstruksi.

1.9

Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan


perjanjian kerja dengan penyedia penanggung
jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak).

1.10 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar


penyedia baik penyedia nasional maupun
penyedia asing, yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan,
adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional),
yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/
Perusahaan
Asuransi
yang
diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk
menjamin
terpenuhinya
kewajiban
penyedia.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara
PPK dengan penyedia yang mencakup SyaratSyarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan SyaratSyarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain
yang merupakan bagian dari kontrak.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
1.14 Hari adalah hari kalender.
1.15 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang
dibentuk/ditetapkan oleh PPK (dapat dijabat oleh
PPK atau pejabat lain dan diberitahukan secara
tertulis kepada Penyedia), terdiri dari 1 (satu)
orang atau lebih, yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus kontrak untuk mengelola
administrasi
kontrak
dan
mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Direksi teknis adalah tim pendukung yang
ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah
biaya keseluruhannya yang merupakan bagian
dari penawaran.
1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan
perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh PPK,
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data
83

yang
dapat
dipertanggungjawabkan
serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai
kewajaran penawaran termasuk rinciannya.
1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang
secara langsung menunjang terwujudnya dan
berfungsinya
suatu
konstruksi
sesuai
peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam LDP.
1.20 Mata
Pembayaran
Utama
adalah
Mata
pembayaran yang pokok dan penting yang nilai
bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung
mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya
terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam
Dokumen Pemilihan.
1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga
satuan jenis pekerjaan tertentu per satu satuan
tertentu.
1.22 Metoda
Pelaksanaan
Pekerjaan
adalah
metode/cara kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan
dan
diyakini
menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan
tahap pelaksanaan yang sistimatis dari awal
sampai akhir dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis berdasarkan sumber daya yang
dimiliki penawar.
1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis
yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam penawaran serta posisinya
dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan
untuk melaksanakan pekerjaan.
1.24 Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakkan adalah
pekerjaan spesialis atau bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum
dalam
penawaran,
yang
pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain
dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja yang
diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk memulai melaksanakan pekerjaan
1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya
Kontrak
ini
terhitung
sejak
tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa

84

pemeliharaan berakhir.
1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan)
adalah jangka waktu untuk melaksanakan
pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan.
1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka
waktu yang sudah terinci berdasarkan masa
pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) yang diterbitkan oleh PPK untuk memulai
melaksanakan pekerjaan.
1.30 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal
penyerahan pertama pekerjaan selesai (Provisional
Hand Over/PHO), dinyatakan dalam Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan
oleh Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan
pertama pekerjaan sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan.
1.32 Kegagalan Konstruksi adalah adalah keadaan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat
kesalahan pengguna atau penyedia dalam periode
pelaksanaan kontrak.
1.33 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan,
yang setelah diserahterimakan oleh penyedia
kepada PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta
diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan
dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum
sebagai akibat kesalahan Penyedia atau Pengguna
Jasa.
2. Penerapan

SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan


Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak
yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat
Perjanjian.

85

3. Bahasa dan
Hukum

4. Larangan
Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

3.1

Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia


kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar
negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan
bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut
dan/atau bahasa Inggris.

3.2

Hukum yang digunakan adalah hukum yang


berlaku di Indonesia.

3.3

Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah


luar negeri, menggunakan hukum yang berlaku di
Indonesia atau hukum yang berlaku di negara
pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan
antara Pemerintah dan negara pemberi
pinjaman/hibah), pilihan hukum yang digunakan
agar dicantumkan dalam Syarat-syarat Khusus
Kontrak yang selanjutnya disebut SSKK.

4.1

Berdasarkan etika pengadaan


pemerintah, dilarang untuk:

barang/jasa

a. menawarkan, menerima atau menjanjikan


untuk memberi atau menerima hadiah atau
imbalan berupa apa saja atau melakukan
tindakan lainnya untuk mempengaruhi
siapapun yang diketahui atau patut dapat
diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
c. membuat dan/atau menyampaikan secara
tidak benar dokumen dan/atau keterangan
lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan
pelaksanaan Kontrak ini.
4.2

Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan


(termasuk semua anggota Kemitraan/KSO apabila
berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya
(jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan
tindakan yang dilarang di atas.

4.3

Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti


melakukan larangan-larangan di atas dapat
dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK
sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan
Pelaksanaan
dicairkan
dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK;
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia;
dan/atau
d. Sanksi pengenaan daftar hitam.
[catatan: Sanksi pengenaan daftar

hitam,

86

diterbitkan oleh KPA atas usulan PPK.


KPA mengirimkan dokumen penetapan sanksi
daftar hitam kepada:
1) Penyedia yang dikenakan Daftar Hitam; dan
2) Kepala LKPP]

5. Asal Material/
Bahan

6. Korespondensi

4.4

Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan


oleh
PPK/KPA
kepada
Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi.

4.5

PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan


dikenakan
sanksi
berdasarkan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.

5.1

Penyedia
harus
menyampaikan
asal
material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen impor.

5.2

Asal
material/bahan
merupakan
tempat
material/bahan diperoleh, antara lain tempat
material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi.

6.1

Semua korespondensi dapat berbentuk surat,


e-mail dan/atau faksimili dengan alamat tujuan
para pihak yang tercantum dalam SSKK.

6.2

Semua pemberitahuan, permohonan, atau


persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus dibuat
secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah
disampaikan secara langsung kepada wakil sah
Para Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan
melalui surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan
ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para


Pihak

Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan


untuk dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan
atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak
ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau
dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.

8. Pembukuan

Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan


keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan

Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang


bersangkutan berkewajiban untuk membayar semua
pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan
oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini.
Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah
termasuk dalam Nilai Kontrak.

10. Pengalihan

10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian

87

dan/atau
Subkontrak

atau seluruh Kontrak ini. Pengalihan seluruh


Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal
pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat
peleburan (merger) maupun akibat lainnya.
10.2 Penyedia dilarang untuk mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama dalam Kontrak
ini.
10.3 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya
diperbolehkan kepada Penyedia spesialis setelah
mendapat persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia
tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan
yang disubkontrakkan.
10.4 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak
diputuskan dan Penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam SSKK.

11. Pengabaian

Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap


pelanggaran ketentuan tertentu Kontrak oleh Pihak yang
lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian
yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika
menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan
yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat
dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil
Sah Pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Mandiri Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab


penuh terhadap personil dan subpenyedianya (jika ada)
serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.
13. Kemitraan/ KSO

Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu


anggota yang disebut dalam Surat Perjanjian untuk
bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan
hak dan kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak
ini.

14. Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan

14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan,


PPK jika dipandang perlu dapat mengangkat
Pengawas Pekerjaan (Direksi Pekerjaan/Direksi
Teknis) yang berasal dari personil PPK atau
konsultan pengawas.
Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas
Pekerjaan selalu bertindak untuk kepentingan
PPK. Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas
Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.

15. Persetujuan Atau


Pernyataan Tidak
Berkeberatan
Dari Pengawas

15.1 Semua gambar yang digunakan melaksanakan


pekerjaan sesuai kontrak, untuk pekerjaan
permanen maupun pekerjaan sementara harus
mendapatkan
persetujuan
dari
Pengawas

88

Pekerjaan

Pekerjaan.
15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan
terlebih dahulu ada pekerjaan sementara yang
tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
di dalam kontrak maka penyedia berkewajiban
untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar
usulan pekerjaan sementara tersebut untuk
mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan
(no objection) untuk dilaksanakan dari Pengawas
Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana
pekerjaan sementara ini tidak melepaskan
penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.

16. Perintah

Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua


perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan
kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini.

17. Penemuanpenemuan

Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada


pihak yang berwenang semua penemuan benda/barang
yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan kekayaan
di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan perundangundangan dikuasai oleh negara.

18. Akses ke Lokasi


Kerja

18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses


PPK, Wakil Sah PPK, Pengawas Pekerjaan dan/atau
pihak yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja
dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang
atau akan dilaksanakan.
18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima
kelayakan dan ketersediaan jalur akses menuju
lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga
setiap jalan atau jembatan dari kerusakan akibat
penggunaan/lalu lintas penyedia atau akibat
personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka:
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang mungkin diperlukan akibat
pengunaan jalur akses.
b. Penyedia harus menyediakan rambu atau
petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin
disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.
c. Biaya karena ketidak layakan atau tidak
tersedianya jalur akses untuk digunakan oleh
89

penyedia, harus ditanggung penyedia.


d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul akibat penggunaan jalur
akses.
18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul selain penggunaan jalur akses
tersebut.
B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak
19. Masa
Pelaksanaan
(Jangka Waktu
Pelaksanaan)
Pekerjaan

19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal


penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para Pihak
atau yang ditetapkan dalam SSKK.
19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.
19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan masa pelaksanaan yang ditentukan dalam
SSKK.
19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai masa pelaksanaan
karena keadaan diluar pengendaliannya yang
dapat dibuktikan demikian, dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, dengan
disertai bukti-bukti yang dapat disetujui PPK,
maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan tugas penyedia dengan membuat
adendum kontrak.
19.5 Jadwal pelaksanaan pekerjaan disepakati bersama
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak,
jadwal pelaksanaan pekerjaan tidak boleh
melebihi dari masa pelaksanaan.

B.1 Pelaksanaan Pekerjaan


20. Penyerahan
Lokasi Kerja

20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja


sesuai dengan kebutuhan penyedia yang
tercantum dalam rencana kerja yang telah
disepakati oleh para pihak untuk melaksanakan
pekerjaan tanpa ada hambatan kepada penyedia
sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan
setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan
lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan
penyerahan dituangkan dalam berita acara
penyerahan lokasi kerja.
20.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama
ditemukan hal-hal yang dapat mengakibatkan
perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut

90

harus dituangkan dalam adendum Kontrak.


20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja
sesuai kebutuhan penyedia yang tercantum dalam
rencana kerja (sesuai angka 20.1) untuk
melaksanakan pekerjaan dan terbukti merupakan
suatu hambatan, maka kondisi ini ditetapkan
sebagai Peristiwa Kompensasi.
21. Surat Perintah
Mulai Kerja
(SPMK)

21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya


14 (empat belas) hari sejak tanggal penandatanganan kontrak.
21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak oleh penyedia.

22. Program Mutu

22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.
22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan
kondisi lokasi pekerjaan.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program mutu jika terjadi adendum Kontrak dan
Peristiwa Kompensasi.
22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan
dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan
persetujuan PPK.
22.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.

23. Program
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(K3)

23.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program K3 pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
23.2 Program K3 disusun paling sedikit berisi:
a. Kebijakan K3 Proyek;

91

b. Organisasi K3;
c. Perencanaan K3;
d. Pengendalian dan Program K3;
e. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3;
f. Tinjauan Ulang Kinerja K3.
23.3 Program K3 dapat direvisi sesuai dengan kondisi
lokasi pekerjaan.
23.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program K3 jika terjadi addendum kontrak dan
peristiwa kompensasi.
23.5 Pemutakhiran program K3 harus mendapatkan
persetujuan PPK.
23.6 Persetujuan PPK terhadap program K3 tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.
24. Rapat Persiapan
Pelaksanaan
Kontrak

24.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak


diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, harus
sudah menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi :
a. program mutu;
b. rencana K3 Kontrak;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti
uraian
tentang
metode
kerja
yang
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi
peralatan dan personil;
g. penyusunan rencana dan
pemeriksaan lokasi pekerjaan.

25. Mobilisasi

pelaksanaan

25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai


dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterbitkan SPMK.
25.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

92

b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah,


gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya; dan/atau
c. mendatangkan personil-personil.
25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
26. Pemeriksaan
Bersama

26.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK


bersama-sama dengan penyedia melakukan
pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi
pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran

(Mutual Check 0%).


26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat
membentuk Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
atas usul PPK.
26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam
Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka
harus dituangkan dalam adendum Kontrak (Berita
Acara Mutual Check 0%).
26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
Personil dan/atau Peralatan ternyata belum
memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia
tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat
Personil dan/atau Peralatan yang belum
memenuhi syarat harus segera diganti dalam
jangka waktu yang disepakati bersama.
27. Penggunaan
Produksi Dalam
Negeri

27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan


sesuai besaran komponen dalam negeri pada
setiap Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada
saat penawaran.
27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan
produksi dalam negeri secara periodik.
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam
negeri berbeda dengan yang ditunjukkan dengan
nilai TKDN pada saat penawaran akan dikenakan
sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.

B.2 Pengendalian Waktu


28. Waktu

28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia

93

Penyelesaian
Pekerjaan

berkewajiban untuk memulai pelaksanaan


pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program
mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambatlambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang
ditetapkan dalam SPMK.
28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal
Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau
Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan
denda.
28.3 Jika
keterlambatan
tersebut
semata-mata
disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK
dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika
Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak
untuk diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal
ini adalah tanggal penyelesaian seluruh pekerjaan.

29. Perpanjangan
Waktu

29.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga


penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal
Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian
berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan
pertimbangan
Pengawas
Pekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan
secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian
harus dilakukan melalui Adendum Kontrak.
29.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan harus telah menetapkan ada tidaknya
perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah
penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia
lalai untuk memberikan peringatan dini atas
keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk
mencegah
keterlambatan
sesegera
mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang
Tanggal Penyelesaian.

30. Penundaan oleh


Pengawas
Pekerjaan

Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis


penyedia untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap
perintah penundaan ini harus segera ditembuskan
kepada PPK.

31. Rapat
Pemantauan

31.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat


menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan

94

untuk membahas perkembangan pekerjaan dan


perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.
31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh
Pengawas Pekerjaan dalam berita acara rapat, dan
rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihakpihak yang menghadiri rapat.
31.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu
diputuskan,
Pengawas
Pekerjaan
dapat
memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat
melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak
yang menghadiri rapat.
32. Peringatan Dini

32.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan


sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas peristiwa
atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi
mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas
Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk
menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak
peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap
Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin
disampaikan oleh penyedia.
32.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama
dengan Pengawas Pekerjaan untuk mencegah atau
mengurangi dampak peristiwa atau kondisi
tersebut.

B.3 Penyelesaian Kontrak


33. Serah Terima
Pekerjaan

33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus


perseratus), penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
pekerjaan.
33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK
menugaskan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat
dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu
pelaksanaan tugas Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan.
33.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan,
penyedia
wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah
PPK.
33.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan
95

setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan


sesuai dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal
berita acara penyerahan pekerjaan dan telah
diterima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan
puluh lima perseratus) dari nilai kontrak,
sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau
pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus
perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus
menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai kontrak.
33.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama
masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti
pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
33.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan
setelah
penyedia
melaksanakan
semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai
kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan
Jaminan Pemeliharaan.
33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK
berhak menggunakan uang retensi untuk
membiayai
perbaikan/pemeliharaan
atau
mencairkan Jaminan Pemeliharaan.
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian
pekerjaan (secara parsial) yang ketentuannya
ditetapkan dalam SSKK.
33.11 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan
secara parsial, maka cara pembayaran dan
kewajiban pemeliharaan tersebut di atas
disesuaikan.
33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah
penyerahan
bagian
pekerjaan
tersebut
dilaksanakan pertama kali.
33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan
pekerjaan ditetapkan dalam SSKK.
34. Pengambilalihan

PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan


dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat
keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

35. Pedoman

35.1 Penyedia

diwajibkan

memberikan

petunjuk

96

Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

kepada PPK tentang pedoman pengoperasian dan


perawatan/pemeliharaan sesuai dengan SSKK.
35.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman
pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan, PPK
berhak menahan uang retensi atau Jaminan
Pemeliharaan.

B.4 Adendum
36. Perubahan
Kontrak

36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum


kontrak.
36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila
disetujui oleh para pihak, meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu
hal yang dilakukan oleh para pihak dalam
kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
b. perubahan harga kontrak akibat adanya
perubahan pekerjaan dan/atau karena
perubahan pelaksanaan pekerjaan;
c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
akibat adanya perubahan pekerjaan;
d. Perubahan harga kontrak akibat adanya
penyesuaian harga (eskalasi/de-eskalasi).
36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK
menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

37. Perubahan
Lingkup
Pekerjaan

37.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara


kondisi lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan
dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama
penyedia dapat melakukan perubahan kontrak
yang meliputi antara lain:
a. menambah
atau
mengurangi
volume
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
b. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi
pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum
tercantum dalam kontrak yang diperlukan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai
lingkup kontrak awal.
37.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan
tersedianya anggaran dan paling tinggi 10%

97

(sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.


37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK
secara tertulis kepada penyedia kemudian
dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam kontrak awal.
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita
Acara sebagai dasar penyusunan adendum
kontrak.
38. Perubahan
Kuantitas dan
Harga

38.1 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga


digunakan untuk membayar prestasi pekerjaan.
38.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang
akan dilaksanakan berubah lebih dari 10%
(sepuluh perseratus) dari kuantitas awal, maka
pembayaran
volume
selanjutnya
dengan
menggunakan harga satuan yang disesuaikan
dengan negosiasi.
38.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat
harga satuan timpang, maka harga satuan
timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan. Untuk kuantitas pekerjaan tambahan
digunakan harga satuan berdasarkan hasil
negosiasi.
Apabila ada daftar item pekerjaan yang masuk
kategori
harga
satuan
timpang,
maka
dicantumkan dalam lampiran A SSKK.
38.4 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka
penyedia jasa harus menyerahkan rincian harga
satuannya kepada PPK. Penentuan harga satuan
mata pembayaran baru dilakukan dengan
negosiasi.
38.5

39. Perubahan
Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan

39.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan


oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar
untuk hal-hal sebagai berikut :
a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia;
dan/atau
e. keadaan kahar.
39.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang

98

sekurang-kurangnya
sama
dengan
waktu
terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan pada 39.1.
39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu
pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia.
39.4 PPK
dapat
menugaskan
Panitia
Peneliti
Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti kelayakan
usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.
39.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan
dituangkan dalam adendum kontrak.
40. Penyesuaian
Harga
(Eskalasi/Deeskalasi)

40.1 Ketentuan penggunaan rumusan Penyesuaian


Harga (Price Adjustment) adalah sebagai berikut:
a) Harga yang tercantum dalam kontrak dapat
berubah akibat adanya penyesuaian harga
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b) Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak
Tahun Jamak yang masa pelaksanaannya lebih
dari 12 (dua belas) bulan dan diberlakukan
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan pekerjaan.
c) Penyesuaian harga berlaku bagi seluruh
kegiatan/mata pembayaran, kecuali mata
pembayaran Lump Sum serta pekerjaan
dengan Harga Satuan timpang.
d) Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi
seluruh komponen harga satuan (upah, bahan,
peralatan, dan bahan bakar), tidak termasuk
komponen keuntungan dan biaya operasional
sebagaimana tercantum dalam penawaran.
e) Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan yang tercantum
dalam kontrak awal/adendum kontrak.
f) Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen
pekerjaan yang berasal dari luar negeri,
menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut.
g) Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan
baru sebagai akibat adanya adendum kontrak
dapat diberikan penyesuaian harga mulai
bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum
kontrak tersebut ditandatangani.
h) Jenis

pekerjaan

yang

terlambat
99

pelaksanaannya disebabkan oleh kesalahan


Penyedia diberlakukan penyesuaian harga
berdasarkan indeks harga terendah antara
indeks harga jadwal awal dengan indeks harga
jadwal pelaksanaan pekerjaan.
i) Jenis
pekerjaan
yang
lebih
cepat
pelaksanaannya diberlakukan penyesuaian
harga berdasarkan indeks harga pada saat
pelaksanaan.
40.2 Ketentuan lebih lanjut sebagaimana diatur dalam
SSKK.
B.5 Keadaan Kahar
41. Keadaan Kahar

41.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para


pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
41.2 Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi :
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana
dinyatakan melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
41.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia
memberitahukan kepada PPK paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan
Kahar dari pejabat yang berwenang.
41.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak
untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa
Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurangkurangnya sama dengan jangka waktu
terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.
41.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
Keadaan Kahar yang dilaporkan paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, tidak dikenakan sanksi.
41.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini
akan dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar
berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak

100

untuk menerima pembayaran sesuai dengan


prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan
Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada
Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat
mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam
Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk
bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya
ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.
B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak
42. Penghentian dan
Pemutusan
Kontrak

42.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena


pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan
Kahar.
42.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib
membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi
pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
a. biaya langsung pengadaan Bahan dan
Perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan
Perlengkapan ini harus diserahkan oleh
Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi
hak milik PPK;
b. biaya
langsung
pembongkaran
dan
demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara dan
Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.
42.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak
penyedia atau pihak PPK.
42.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan
Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila :
a. penyedia
lalai/cidera
janji
dalam
melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan;
b. penyedia
tanpa
persetujuan
Pengawas
Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan
pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28
(dua puluh delapan) hari dan penghentian ini
tidak tercantum dalam program mutu serta

101

d.
e.

f.
g.

tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;


penyedia berada dalam keadaan pailit;
penyedia selama Masa Kontrak gagal
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan oleh PPK;
penyedia tidak mempertahankan keberlakuan
Jaminan Pelaksanaan;
denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
akibat kesalahan penyedia sudah melampaui
5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak dan
PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan
sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;

h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia


untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan
pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik
selama 28 (dua puluh delapan) hari;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran
tagihan angsuran sesuai dengan yang
disepakati sebagaimana tercantum dalam
SSKK;
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan
dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan
yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur,
dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat
dalam
pelaksanaan
pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang
berwenang.
42.5 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pelaksanaan
dilakukan
karena
kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia
atau Jaminan Uang Muka dicairkan;
c. Penyedia
membayar
denda
(apabila
pelaksanaan pekerjaannya terlambat); dan
d. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
42.6 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pemeliharaan dilakukan karena kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan; dan

102

b. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.


42.7 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena
PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan
KKN dan/atau pelanggaran persaingan usaha di
dalam pelaksanaan pengadaan yang sudah
diputuskan oleh instansi berwenang, maka PPK
dikenakan
sanksi
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan.
43. Keterlambatan
Pelaksanaan
Pekerjaan dan
Kontrak Kritis

43.1 Apabila penyedia terlambat melaksanakan


pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus
memberikan peringatan secara tertulis atau
dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.
43.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%
70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 10% dari rencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan
70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari
rencana;
c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat
kurang dari 5% dari rencana dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan.
43.3 Penanganan kontrak kritis.
a. Dalam hal keterlambatan pada 43.1 dan
penanganan kontrak pada 43.2, penanganan
kontrak kritis dilakukan dengan Rapat
pembuktian (show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi
pekerjaan menerbitkan surat peringatan
kepada
penyedia
dan
selanjutnya
menyelenggarakan SCM.
2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi
teknis dan penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba pertama)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
tingkat Tahap I
3) Apabila penyedia gagal pada uji coba
pertama, maka harus diselenggarakan
SCM Tahap II yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam

103

periode waktu tertentu (uji coba kedua)


yang dituangkan dalam berita acara SCM
Tahap II
4) Apabila penyedia gagal pada uji coba
kedua, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap
III
yang
membahas
dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba ketiga)
yang dituangkan dalam berita acara SCM.
Tahap III
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
menerbitkan surat peringatan kepada
penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan akibat
kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak
Penyedia Pekerjaan Konstruksi dapat diberi
kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak
masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
dengan diberlakukan denda sebesar 1/1000
(satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai
bagian Kontrak apabila ditetapkan serah
terima pekerjaan secara parsial untuk setiap
hari
keterlambatan.
Kesempatan
menyelesaikan pekerjaan selama 50 (lima
puluh) hari tersebut dapat melampaui tahun
anggaran berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat
keterlambatan melampaui tahun anggaran
berjalan,
diterbitkan
adendum
untuk
mencantumkan sumber dana tahun anggaran
berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan
diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku
jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan pada 42.2 a atau
42.2 b, setelah dilakukan penanganan kontrak
kritis sesuai 42.3 a, PPK dapat langsung
memutuskan kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 Kitab UndangUndang Hukum Perdata.
PPK dapat memutuskan
sepihak, apabila:
1) kebutuhan

Kontrak

barang/jasa

tidak

secara
dapat

104

ditunda melebihi
kontrak;

batas

berakhirnya

2) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia


Barang/Jasa
tidak
akan
mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender
sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan
untuk
menyelesaikan
pekerjaan; dan/atau
3) setelah
diberikan
kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan
50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya
pelaksanaan
pekerjaan,
Penyedia
Barang/Jasa
tidak
dapat
menyelesaikan pekerjaan.
44. Peninggalan

Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan


Sementara yang masih berada di lokasi kerja setelah
pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau kesalahan
penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK
tanpa kewajiban perawatan/pemeliharaan. Pengambilan
kembali semua peninggalan tersebut oleh penyedia
hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan PPK.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak


45. Hak dan
Kewajiban Para
Pihak

Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang


harus dilaksanakan oleh PPK dan penyedia dalam
melaksanakan kontrak, meliputi :
45.1 Hak dan kewajiban PPK :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga
yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan kontrak.
45.2 Hak dan kewajiban penyedia :
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga yang telah

105

ditentukan dalam kontrak;


b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk
sarana dan prasarana dari PPK untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara
periodik kepada PPK;
d. melaporkan
pelaksanaan
penggunaan
produksi dalam negeri/TKDN secara periodik
kepada PPK;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
f. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau
dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen
maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
g. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan PPK;
h. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan
jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak; dan
i. mengambil langkah-langkah yang memadai
dalam rangka memberi perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja
maupun masyarakat dan lingkungan sekitar
yang berhubungan dengan pemindahan bahan
baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi
dan proses produksi.

[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor


disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]
46. Penggunaan
DokumenDokumen
Kontrak dan
Informasi

Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan


menginformasikan dokumen kontrak atau dokumen
lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk
kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis
dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan izin tertulis
dari PPK sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

47. Hak Kekayaan

Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau

106

Intelektual

klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan


atau atas pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
oleh penyedia.

48. Penanggungan
dan Risiko

48.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat
PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari
hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai
Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan akhir :
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta
benda penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan
Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga;
48.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau
kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan
Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali
kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian PPK.
48.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan dalam Pasal ini.
48.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil
Pekerjaan atau Bahan yang menyatu dengan Hasil
Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau
diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya
sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.

49. Perlindungan
Tenaga Kerja

49.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas


biaya sendiri untuk mengikutsertakan Personilnya
pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
49.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan
memerintahkan Personilnya untuk mematuhi

107

peraturan keselamatan kerja. Pada waktu


pelaksanaan
pekerjaan,
penyedia
beserta
Personilnya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.
49.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
menyediakan kepada setiap Personilnya (termasuk
Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
49.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk
melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum yang
berlaku, penyedia wajib melaporkan kepada PPK
mengenai setiap kecelakaan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini
dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
kejadian.
50. Pemeliharaan
Lingkungan

Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkahlangkah yang memadai untuk melindungi lingkungan
baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga
dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini.

51. Asuransi

51.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK


sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan
untuk :
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai
risiko
tinggi
terjadinya
kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko
terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan,
serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di
tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
51.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.

52. Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

52.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis PPK sebelum
melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dalam
Lampiran A SSKK;
b. menunjuk Personil Inti yang namanya tidak
tercantum dalam Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program

108

mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
52.2

Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan
sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam
Pasal 15 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

53. Laporan Hasil


Pekerjaan

53.1 Pemeriksaan
pekerjaan
dilakukan
selama
pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume
pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil
pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.
53.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan
pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan
harian.
53.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi
pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam
tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis
dan
kuantitas
pekerjaan
yang
dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
pelaksanaan.
53.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila
diperlukan diperiksa oleh konsultan, dan disetujui
oleh wakil PPK.
53.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta halhal penting yang perlu ditonjolkan.
53.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan

109

mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik


pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
53.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, PPK dan penyedia membuat foto-foto
dokumentasi dan video pelaksanaan pekerjaan di
lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.
54. Kepemilikan
Dokumen

Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan,


dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang
dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan Kontrak ini
sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling
lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan
piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada
PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan
tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan
(jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti
lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam
SSKK.

55. Kerjasama Antara 55.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas
Penyedia dan Sub
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
Penyedia
rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil,
yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.
55.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut
harus diatur dalam Kontrak dan disetujui terlebih
dahulu oleh PPK.
55.3 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut.
55.4 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus
mengacu kepada Kontrak serta menganut prinsip
kesetaraan.
56. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

56.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana


konstruksi adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Koperasi Kecil, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang
ditunjuk
dan
dilarang
diserahkan
atau
disubkontrakkan kepada pihak lain.
56.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana
konstruksi adalah penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil,
antara lain dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaannya;

110

b. dalam melaksanakan kewajiban di atas


penyedia terpilih tetap bertanggungjawab
penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama; dan
d. membuat
laporan
periodik
pelaksanaan ketetapan di atas.

mengenai

56.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka


penyedia dikenakan sanksi yang diatur dalam
SSKK.
57. Penyedia Lain

Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan


menggunakan lokasi kerja termasuk jalan akses bersamasama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihakpihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika
dipandang perlu, PPK dapat memberikan jadwal kerja
penyedia yang lain di lokasi kerja.

58. Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan


kesehatan semua pihak di lokasi kerja. Penyedia setiap
saat harus mengambil langkah-langkah yang patut
diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para
personilnya. Penyedia harus memastikan bahwa staf
kesehatan, fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan,
dan layanan ambulance dapat disediakan setiap saat di
lapangan bagi personil penyedia termasuk subpenyedia
maupun personil PPK dan telah dibuat perencanaan yang
sesuai dengan semua persyaratan kesehatan dan
kebersihan untuk mencegah timbulnya wabah penyakit.
Penyedia harus menunjuk petugas keselamatan kerja yang
bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan
mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang
bersangkutan
harus
memenuhi
aturan
dan
persyaratan K3. Petugas K3 dipersyaratkan berdasarkan
tingkat risiko pekerjaan: diperlukan Ahli K3 untuk
pekerjaan berisiko tinggi dan diperlukan Petugas K3
untuk pekerjaan berisiko sedang atau kecil sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK.

59. Pembayaran
Denda

Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial


berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera
janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam
Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia.
Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual penyedia.

60. Jaminan

60.1 Penggunaan jaminan:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
111

juta rupiah) menggunakan surat jaminan yang


dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum.
60.2 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa
(SPPBJ)
sebelum
dilakukan
penandatanganan kontrak dengan besaran/nilai:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) bagi penawaran yang
lebih kecil dari 80% (delapan puluh
perseratus) HPS.
60.3 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurangkurangnya sejak tanggal penanda-tanganan
kontrak sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
60.4 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau dengan menahan uang retensi
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;
60.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam
rangka pengambilan uang muka sekurangkurangnya sama dengan besarnya uang muka;
60.6 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara
proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan;
60.7 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurangkurangnya sejak tanggal persetujuan pemberian
uang muka sampai dengan tanggal penyerahan
pertama pekerjaan (PHO).
60.8 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK
setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%
(seratus perseratus).
60.9 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima
dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;
60.10 Masa
berlakunya
Jaminan
Pemeliharaan
sekurang-kurangnya sejak tanggal serah terima
112

pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal


penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand
Over/FHO);
D. Personil Inti dan/atau Peralatan Penyedia
61. Personil Inti
61.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan
dan/atau
harus sesuai dengan yang tercantum dalam
Peralatan
Dokumen Penawaran.
61.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak
boleh dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis
PPK.
61.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia
dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang
diusulkan beserta alasan penggantian.
61.4 PPK
dapat
menilai
dan
menyetujui
penempatan/penggantian personil inti dan/atau
peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
61.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti :
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan
tugasnya,

pekerjaan

yang

menjadi

maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan


pengganti dan menjamin personil inti tersebut
meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh)
hari sejak diminta oleh PPK.
61.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan
perlu dilakukan, maka penyedia berkewajiban
untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi
yang setara atau lebih baik dari personil inti
dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya
tambahan apapun.

61.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga


kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan oleh
PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu
disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan
di bawah sumpah.
E.

Kewajiban PPK

113

62. Fasilitas

PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan


prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang
tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.

63. Peristiwa
Kompensasi

63.1 Peristiwa Kompensasi yang


kepada penyedia yaitu :

dapat

diberikan

a. PPK
mengubah
jadwal
yang
dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal
yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai
jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia
untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak
ditemukan
kerusakan/
kegagalan/
penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya
dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.
63.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan
pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban
untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
63.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan
kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada
PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat
Peristiwa Kompensasi.
63.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan
hanya dapat diberikan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat
Peristiwa Kompensasi.
63.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau

114

perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika


penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau
mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.
F.

Pembayaran Kepada Penyedia

64. Harga Kontrak

64.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan


pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak.
64.2 Harga
kontrak
telah
memperhitungkan
keuntungan, beban pajak dan biaya overhead
termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan semua pajak, bea,
retribusi, dan pungutan lain serta biaya asuransi
yang harus dibayar oleh penyedia untuk
pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi.
64.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

65. Pembayaran

65.1 Uang muka


a. uang muka dibayar untuk membiayai
mobilisasi peralatan, personil, pembayaran
uang
tanda
jadi
kepada
pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan
paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus) dari
nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;
c. untuk usaha non kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 20% (dua puluh
perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa;
d. untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat
diberikan:
1) 20% (dua puluh perseratus) dari Kontrak
tahun pertama; atau
2) 15% (lima belas perseratus) dari nilai
Kontrak.
e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK
dan dibayar setelah penyedia menyerahkan
Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang
diterima;
f. penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis kepada
PPK disertai dengan rencana penggunaan uang
muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak;

115

g. PPK harus mengajukan surat permintaan


pembayaran untuk permohonan tersebut pada
huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
h. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank
umum,
perusahaan
penjaminan,
atau
Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki
izin untuk menjual produk jaminan
(suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan;
i. pengembalian
uang
muka
harus
diperhitungkan
berangsur-angsur
secara
proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada
saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus perseratus).
65.2 Prestasi pekerjaan
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang
disepakati dilakukan oleh PPK, dengan
ketentuan :
1) Penyedia telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) Pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan, sistem termin atau pembayaran
secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam
SSKK;
3) Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, termasuk peralatan
dan/ atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan,
sesuai
dengan
ketentuan yang tercantum di dalam SSKK.
Peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan adalah:
a) Peralatan dan/atau bahan yang
merupakan bagian dari pekerjaan
utama namun belum dilakukan uji
fungsi
(commisioning)
harus
memenuhi
persyaratan
sebagai
berikut:
(1) Berada di lokasi pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam
Kontrak dan perubahannya;
(2) Memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) Bersertifikat
garansi
dari

116

produsen/agen
resmi
yang
ditunjuk oleh produsen;
(4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan
capaian fisik yang diterima;
(5) Dilarang dipindahkan dari area
lokasi
pekerjaan
dan/atau
dipindahtangankan oleh pihak
manapun; dan
(6) Keamanan penyimpanan dan
risiko
kerusakan
sebelum
diserahterimakan secara satu
kesatuan
fungsi
merupakan
tanggung
jawab
Penyedia
Barang/Jasa.
b) Sertifikat uji mutu dan sertifikat
garansi tidak diperlukan dalam hal
peralatan
dan/atau
bahan
dibuat/dirakit
oleh
Penyedia
Barang/Jasa;
Besaran yang akan dibayarkan dari
material on site (berkisar antara 50%
sampai dengan 70%). Besaran nilai
pembayaran dicantumkan di dalam SSKK;
4) Pembayaran harus memperhitungkan
angsuran uang muka, peralatan dan/atau
bahan yang menjadi bagian permanen
dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan (material on site) yang
sudah dibayar sebelumnya, denda (apabila
ada), pajak dan/atau uang retensi;
5) Untuk kontrak yang mempunyai sub
kontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh sub penyedia sesuai dengan
prestasi pekerjaan. Pembayaran kepada
sub penyedia dilakukan sesuai prestasi
pekerjaan yang selesai dilaksanakan oleh
sub penyedia tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus)
dan Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan diterbitkan;
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja
setelah pengajuan permintaan pembayaran
dari penyedia harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran kepada Pejabat

117

Penandatangan Surat Perintah Membayar


(PPSPM);
d. apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang
menjadi perselisihan.
65.3 Denda dan ganti rugi
a. denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada PPK karena terjadinya
cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada
penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan
adalah :
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga
bagian kontrak yang belum dikerjakan
(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan
yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi;
atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga
kontrak (sebelum PPN), apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum
berfungsi;
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar
bunga dari nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta
dituangkan dalam adendum kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi
dilakukan oleh PPK, apabila penyedia telah
mengajukan tagihan disertai perhitungan dan
data-data.
66. Hari Kerja

66.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan


datanya disimpan oleh penyedia. Daftar

118

pembayaran ditandatangani oleh masing-masing


pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.
66.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada
tenaga
kerjanya
setelah
formulir
upah
ditandatangani.
66.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus
dilampirkan.
67. Perhitungan
Akhir

67.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir


dilakukan berdasarkan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan berita acara
penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua
belah Pihak berdasarkan Berita Acara Pekerjaan
Selesai dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
(PPHP).
67.2 Sebelum
pembayaran
terakhir
dilakukan,
penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan
nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK
berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh
Pengawas
Pekerjaan
berkewajiban
untuk
menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.

68. Penangguhan

68.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap


angsuran prestasi pekerjaan jika penyedia gagal
atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya,
termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
68.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada
penyedia tentang penangguhan hak pembayaran,
disertai alasan-alasan yang jelas mengenai
penangguhan
tersebut.
Penyedia
diberi
kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka
waktu tertentu.
68.3 Pembayaran
yang
ditangguhkan
harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian penyedia.
68.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan
pembayaran akibat keterlambatan penyerahan
pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.

G. Pengawasan Mutu
69. Pengawasan dan

PPK

berwenang

melakukan

pengawasan

dan

119

Pemeriksaan

pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang


dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK
dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

70. Penilaian
Pekerjaan
Sementara oleh
PPK

70.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat


melakukan penilaian sementara atas hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
70.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap
mutu dan kemajuan fisik pekerjaan
PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap
Hasil Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara
tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu,
serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK
atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu.
Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu
selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

71. Cacat Mutu

72. Pengujian

Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan


penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang
tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar,
dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu
maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya
pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat
Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.

73. Perbaikan Cacat


Mutu

73.1 PPK
atau
Pengawas
Pekerjaan
akan
menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat
Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas
cacat mutu selama Masa Pelaksanaan dan Masa
Pemeliharaan.
73.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut,
penyedia berkewajiban untuk memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
73.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditentukan maka PPK,
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan,
berhak untuk secara langsung atau melalui pihak
ketiga yang ditunjuk oleh PPK melakukan
perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah
menerima permintaan penggantian biaya/klaim
dari PPK secara tertulis berkewajiban untuk
mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat
memperoleh penggantian biaya dengan memotong

120

pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh


tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan
Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada
maka biaya penggantian akan diperhitungkan
sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah
jatuh tempo.
73.4 PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan
untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat
Mutu, dan mengenakan sanksi daftar hitam
kepada penyedia jika tidak melaksanakan
perbaikan
Cacat
Mutu.
Besaran
denda
keterlambatan akibat cacat mutu ini ditentukan
dalam SSKK.
74. Kegagalan
Konstruksi dan
Kegagalan
Bangunan

74.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada


pelaksanaan pekerjaan, maka PPK dan/atau
penyedia bertanggung jawab atas kegagalan
konstruksi sesuai dengan kesalahan masingmasing.
74.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK
dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir
bertanggung jawab atas kegagalan bangunan
sesuai dengan kesalahan masing-masing selama
umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dan
dalam SSKK pada umur konstruksi agar
dicantumkan lama pertanggungan terhadap
kegagalan bangunan yang ditetapkan apabila
rencana umur konstruksi kurang dari 10
(sepuluh) tahun.
74.3 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK)
sehubungan dengan klaim kehilangan atau
kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga yang timbul dari
kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan
bangunan.
74.4 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan penyedia dalam Pasal ini.

121

74.5 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk


menyimpan dan memelihara semua dokumen
yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan
ini selama umur konstruksi yang tercantum dalam
SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.
H. Penyelesaian Perselisihan
75. Penyelesaian
Perselisihan

75.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya


sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai
semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan
dengan
Kontrak
ini
atau
interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan
pekerjaan ini.
75.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara
para pihak dalam Kontrak dapat dilakukan
melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi
atau pengadilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Penyelesaian
perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan
dalam SSKK.

76. Itikad Baik

76.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling


percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam kontrak.
76.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian
dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan
masing-masing pihak. Apabila selama kontrak,
salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk
mengatasi keadaan tersebut.

122

BAB VII
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Korespondensi

Alamat Para Pihak sebagai berikut:


Satuan Kerja PPK:
Nama:
....................
Alamat:
....................
Website:
....................
E-mail:
....................
Faksimili:
....................
Penyedia:
Nama:
Alamat:
E-mail:
Faksimili:

B.

Wakil Sah Para


Pihak

....................
....................
....................
....................

Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


Untuk PPK:

....................

Untuk Penyedia:

....................

C. Jenis Kontrak

kontrak harga satuan

D. Tanggal Berlaku
Kontrak

Kontrak mulai berlaku sejak: ................. s.d. ..................


[termasuk masa pemeliharaan]

E.

Masa
Pelaksanaan

Masa Pelaksanaan selama: .................... [diisi jumlah hari


kalender] terhitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.

F.

Masa
Pemeliharaan

Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi


jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) pekerjaan; atau
Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi
jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) bagian pekerjaan yang
sudah bisa berfungsi apabila ada serah terima parsial.

G. Perbaikan Cacat
Mutu

Denda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap


hari keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka
waktu perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk perbaikan dan ditetapkan
oleh PPK.

123

H. Umur Konstruksi

a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur


konstruksi: . (.........dalam huruf...........) tahun
sejak tanggal penanda-tanganan Berita Acara
penyerahan akhir.

Catatan: ketentuan umur konstruksi ini diisi apabila


perencanaan
konstruksi
yang
ditetapkan
diperkirakan hanya dapat mencapai umur kurang
dari 10 (sepuluh) tahun.
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan
ditetapkan selama ......... (.............) tahun sejak
tanggal penyerahan akhir.
[diisi sesuai dengan umur rencana pada huruf a untuk
yang umur konstruksinya tidak lebih dari 10 (sepuluh)
tahun]
I.

Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

Gambar As built dan/atau pedoman pengoperasian


dan perawatan/pemeliharaan harus diserahkan
selambat-lambatnya: .(......dalam huruf.........) hari
kalender/bulan/tahun setelah tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.

J.

Pembayaran
Tagihan

Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan


SPP oleh PPK untuk pembayaran tagihan angsuran
adalah ...........(......dalam huruf.........) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen
penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh
PPK.

K. Pencairan
Jaminan

Jaminan dicairkan dan disetorkan pada .....................


[diisi nama kantor Kas Negara/Kas Daerah]

L.

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan PPK adalah: .................... [sebutkan selain
yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila ada]

Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah: ....................
[sebutkan selain yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila
ada]

M. Kepemilikan
Dokumen

Penyedia
diperbolehkan
menggunakan
salinan
dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari
Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai
berikut: .................... [sebutkan batasan/ketentuan yang
dibolehkan dalam penggunaannya, misalnya: untuk
penelitian dan riset]

N. Fasilitas

PPK akan memberikan fasilitas berupa :


.................... [sebutkan fasilitas milik PPK yang dapat
digunakan, apabila ada]
124

O. Peristiwa
Kompensasi

Termasuk peristiwa kompensasi yang dapat diberikan


ganti rugi adalah..................... [diisi apabila ada ketentuan
lain dari 62.1 huruf h]

P.

Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai


dari .................... [diisi dengan memilih APBN/APBD]

Sumber
Pembiayaan

Q. Pembayaran
Uang Muka

Uang
muka
diberikan
sebesar
(.....dalam huruf........) dari Nilai Kontrak

.....%

R.

Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

Personil K3 yang dipersyaratkan:.............. [diisi Ahli K3


untuk risiko tinggi atau Petugas K3 untuk risiko sedang atau
kecil]

S.

Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara:


.......... [diisi dengan memilih Termin/Bulanan/Sekaligus]
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk
mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:
.................... [sebutkan dokumennya]
Penentuan dan besaran pembayaran untuk item
peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari pekerjaan utama (material on site),
ditetapkan sebagai berikut:
1. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
2. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
3. ................... dst
[contoh peralatan: eskalator, lift, pompa air stationer, turbin,
peralatan elektromekanik; contoh bahan fabrikasi: sheet pile,
geosintetik, konduktor, tower, insulator; contoh bahan jadi:
beton pracetak]

T.

Serah Terima
sebagian
pekerjaan

Dalam kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan


sebagian atau secara parsial untuk bagian sebagai
berikut:
1. ...................
2. ...................
3. Dst..
[diisi bagian pekerjaan yang berfungsi dan segera
dimanfaatkan (apabila ada)]

U. Penyesuaian
Harga
(Eskalasi/Deeskalasi)

Penyesuaian harga .. [dipilih: diberikan/

tidak diberikan] dalam hal diberikan maka rumusannya


sebagai berikut:
Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan;

125

Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran;


a

= Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan overhead;


Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran
komponen keuntungan dan overhead maka a = 0,15.

b, c, d= Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan,


alat kerja, dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+....dst adalah 1,00.
Bn, Cn, Dn= Indeks harga komponen pada saat pekerjaan
dilaksanakan (mulai bulan ke-13 setelah
penandatanganan kontrak).
Bo, Co, Do= Indeks harga komponen pada bulan ke-12 setelah
penanda-tanganan kontrak.
Rumusan tersebut diatas memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja, alat kerja, bahan bakar, dan
sebagainya ditetapkan seperti contoh sebagai berikut:
Pekerjaan
Timbunan
Galian
Galian dengan alat
Beton
Beton bertulang

Koefisien Komponen

a.
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15

b.
.
.
.
.
.

c.
.
.
.
.
.

d.
.
.
.
.
.

a+b+c+d
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00

b) Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan BPS.


c) Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS,
digunakan indeks harga yang dikeluarkan oleh instansi teknis.
d) Rumusan penyesuaian nilai kontrak ditetapkan sebagai berikut:
Pn = (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+.... dst
Pn = Nilai Kontrak setelah dilakukan penyesuaian Harga Satuan;
Hn = Harga Satuan baru setiap jenis komponen pekerjaan setelah
dilakukan penyesuaian harga menggunakan rumusan
penyesuaian Harga Satuan;
V = Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang dilaksanakan.
e) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh PPK, apabila penyedia
telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;
f) Penyedia dapat mengajukan secara berkala selambat-lambatnya setiap
6 (enam) bulan.

V. Denda

1. Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan


untuk setiap hari keterlambatan adalah 1/1000
(satu perseribu) dari ................... [total nilai kontrak
atau nilai bagian kontrak yang belum diserahterimakan
apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara
parsial]
2. Sanksi finansial terhadap realisasi pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan nilai TKDN Penawaran
dikenakan berdasarkan perbedaan antara nilai
TKDN Penawaran dengan nilai TKDN realisasi
pelaksanaan dikalikan dengan Harga Penawaran,
dengan perbedaan nilai TKDN maksimal sebesar
15% (lima belas persen).

126

W. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

Sanksi kepada penyedia apabila melanggar ketentuan


mengenai subkontrak :
a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
mensubkontrakkan
pekerjaan,
maka
akan
dikenakan denda .. [ketentuan ini untuk
nilai paket di bawah Rp 2.500.000.000, dengan mengisi
di denda senilai pekerjaan yang dikontrakkan kepada
pihak lain atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
b. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang tidak mensubkontrakkan pekerjaan, maka
akan dikenakan denda .. [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
c. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang mensubkontrakkan pekerjaan utama, maka
akan dikenakan denda [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan]

X. Penyelesaian
Perselisihan
/Sengketa

Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa diantara para


pihak, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan
perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk
mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
maka
para
pihak
sepakat
menyelesaikan
perselisihan/sengketa melalui .......... [diisi pengadilan
atau arbitrase]

127

Lampiran A Syarat-Syarat Khusus Kontrak


Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang
[dicantumkan apabila ada]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut
uraian personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi,
dan jumlah orang bulan]
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab
kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang
disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan]

128

BAB VIII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Perhatian:
Pokja ULP menguraikan spesifikasi teknis dan gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.

A. Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan
yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup
kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan;

bahan

yang

dipergunakan

dalam

7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;


8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis bahan
bangunan konstruksi yang akan digunakan untuk pekerjaan
permanen maupun untuk pekerjaan sementara atau penunjang, dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis bahan yang boleh
digunakan;
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang digunakan sedapat
mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan diberi
penjelasan cara penggunaan yang benar dan selamat;
c. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai
bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas
acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan
bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan
prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;

129

d. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data


Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan
oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber-sumber yang
berkompeten dan/ atau berwenang.
11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis alat dan
perkakas yang akan digunakan untuk pelaksanaan konstruksi,
maupun peralatan permanen kelengkapan bangunan konstruksi dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis alat yang harus digunakan
tersebut;
b. Setiap jenis alat dan perkakas yang digunakan sedapat mungkin
dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya serta lebih mudah
penggunaan dan perawatannya, dan diberi penjelasan singkat cara
penggunaan dan pemeliharaannya;
c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi
sistem perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah
paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/
pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual
produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan
pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja ULP dan/atau Ahli K3/Petugas K3 harus mengidentifikasi
bahaya dari setiap jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan
konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang harus
dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling
kecil bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja
yang lebih aman dan selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja,
sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan
rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses
tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan
yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis bahaya dan
risikonya (Job Safety Analysis) dan harus dilakukan tindakan
pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin
kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3
Konstruksi;

130

f. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh


tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah
mempunyai
kompetensi
untuk
melaksanakan
jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Identifikasi bahaya harus dilakukan terhadap setiap metode
konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis
untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material
dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan oprator
yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun
dan menggunakan metoda kerja dapat meliputi penggunaan alat
utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara
dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja
dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan
material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus
diidentifikasi bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan
efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca,
alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah
dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis
dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya harus dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat
dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus
digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga
kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang
sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah
berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau
lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi
pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.

131

14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan
dan gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur
teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan
oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan,
baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal,
plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis
pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait
dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat
memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait
pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan
pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan
standar K3 yang berlaku;
c. Setiap
kegiatan/pekerjaan
pelaksanaan,
pemasangan,
pembongkaran,
pemindahan,
pengangkutan,
pengangkatan,
penyimpanan,
perletakan,
pengambilan,
pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga
terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi
teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang K3 di atas harus
mempunyai kemampuan melakukan analisis keselamatan pekerjaan
(job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk
memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan
diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau
penyakit di tempat kerja;
e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko,
sebelum diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan
ketepatannya oleh Petugas/Ahli K3 Konstruksi;
f. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilaksanakan oleh
Petugas/ Ahli K3 Konstruksi/berkonsultansi dengan Ahli K3
Konstruksi.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

132

BAB IX
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan
1.

Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2.

Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan


kuantitas pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana
diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

3.

Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus diisi lengkap yang telah
mencakup semua biaya pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan,
perawatan, pajak, keuntungan, overhead (termasuk biaya K3) dan yang
diatur dalam Kontrak.

4.

Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran. Jika Penyedia


lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan
tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5.

Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak


harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika
mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap
telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang lain.

6.

Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik


penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut :

atas

kesalahan

a. jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan


huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf;
b. jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume (perkalian antara
satuan dengan kuantitas) dengan harga satuan pekerjaan maka
dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai
dengan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan dan harga
satuan tidak boleh diubah; dan
c. jika terjadi jenis pekerjaan tidak ditulis dengan lengkap maka akan
dilakukan klarifikasi dan penilaian untuk dilanjutkan atau tidak
dilanjutkan pada evaluasi penawaran.

133

Daftar 1: Mata Pembayaran Umum18

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
19

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

18

Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

19

134

Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: ....................20


CONTOH

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total
Harga
21

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

20
21

Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan
Konstruksi ini di antara bagian-bagian pekerjaan lain.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

135

Daftar 3: Mata Pembayaran ..................... 22

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
23

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

22
23

Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata
Pembayaran Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

136

Daftar Rekapitulasi

Mata Pembayaran

CONTOH

Harga

Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum


Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran ...................
dll.
Jumlah (Daftar 1+2+3+.........)
PPN 10%
TOTAL NILAI

137

BAB X
BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN
1. Undangan pengambilan dokumen pemilihan secara elektronik
mengikuti petunjuk/pedoman sistem pengadaan secara elektronik pada
website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi
bersangkutan.
2. Undangan pengambilan dokumen pemilihan secara manual dengan
contoh sebagai berikut:
[kop surat K/L/D/I]
UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN
Nomor
Lampiran

: ..................
: ..................

.................., . .................. 20.

Kepada Yth.:
..................
di ..................
Perihal :

Pelelangan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk paket pekerjaan .................. Pokja ..................
ULP .................. Tahun Anggaran .

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah lulus kualifikasi untuk paket pekerjaan
tersebut di atas. Sebagai kelanjutan proses pelelangan kami mengundang Saudara untuk mengambil
Dokumen Pemilihan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.

Saudara dianjurkan untuk menghadiri pemberian penjelasan pada tempat dan waktu yang
ditentukan dalam Lembar Data Pemilihan (LDP), agar Saudara lebih memahami lingkup pekerjaan.

2.

Penawaran meliputi kelengkapan persyaratan administrasi, teknis, dan harga dengan masa berlaku
penawaran paling kurang .. () hari kalender terhitung sejak batas akhir waktu
pemasukan penawaran;

3.

Jadwal Pelaksanaan Pengadaan:


No
Kegiatan
a.
Pengambilan Dokumen Pemilihan
b.
Pemberian Penjelasan
c.
Pemasukan Dokumen Penawaran
Batas akhir pemasukan

4.
5.
6.

d.

Pembukaan Dokumen Penawaran

e.

Dst.

Hari/Tanggal
....../...... s.d. ....../ ......
..................

Waktu
...... s.d. ......
...... s.d. selesai

....../...... s.d. ....../ ......


....../......

...... s.d. ......


..................

..................
..

..................
.

Pengambilan Dokumen Pemilihan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur
utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal yang bersangkutan.
Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam mengambil Dokumen Pemilihan.
Dokumen Pemilihan dapat diambil dalam bentuk cetakan, softcopy dan/atau diunduh melalui
website Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi.

Demikian disampaikan untuk diketahui.


Kelompok Kerja ULP .........

[tanda tangan]
...........................
[nama lengkap]

138

B. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen ]


Nomor
: ....................
Lampiran : ....................

...................., . .................... 20....

Kepada Yth.:
....................
di ....................
Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan ....................
.................... .................... .................... .................... .................... ................
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor .................... tanggal
.................... perihal .................... dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp....................
(.........dalam huruf...........) telah ditetapkan oleh Pokja ULP/Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi berdasarkan surat penetapan nomor
.................... tanggal .................... dan kami menyatakan menerima hasil penetapan
tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat
Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ.
Penunjukan ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran Saudara
tersebut diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
Satuan Kerja ....................
Pejabat Pembuat Komitmen
....................

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................
Tembusan Yth. :
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
Unit Eselon 1
Unit Eselon 2. /Kepala Satuan kerja..
.................... [Pokja ULP]
......... dst

139

C. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]


SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor : ....................
Paket Pekerjaan : ....................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


........................................ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;
berdasarkan Surat Perjanjian ....................
...................., bersama ini memerintahkan :

nomor

....................

tanggal

........................................ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


........................................ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh : ....................
selanjutnya disebut sebagai Penyedia;
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Lingkup pekerjaan : ....................;
2. Tanggal mulai kerja : .................... [hari/bulan/tahun];
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian : selama (.........dalam huruf...........) hari kalender
dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal ....................
[hari/bulan/tahun];

140

5. Denda : Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan


Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar ........ [1/1000 (satu
per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN
sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak].
...................., . .................... 20.....
Untuk dan atas nama ....................
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................
Menerima dan menyetujui:
Untuk dan atas nama ....................
[tanda tangan]
[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]

141

D. BENTUK SURAT JAMINAN


Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ....................................................... [Pokja ULP]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .......................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Sanggahan Banding dalam mengajukan sanggahan banding
hasil pelelangan pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ....................................................... [peserta pelelangan]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata Sanggahan Banding yang diajukan tidak benar.


Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .................. (........dalam huruf..........) hari
kalender, dari tanggal .................. s.d. .................. (masa laku jaminan
sanggahan banding 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan sanggahan
banding)
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari
Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah
tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari

142

4.

5.
6.

Penerima Jaminan dan pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang


diajukan Yang Dijamin tidak benar.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ...................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini
ke .[bank]

143

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ...................................................................
dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ............................................... [nama bank] berkedudukan di
................................................. [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ................................................. [nama PPK]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .................................................


(terbilang ..............................................dalam huruf..................................................)
sebagai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan ............ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ................................................. [nama penyedia]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama ................. (........dalam huruf.........)
hari kalender, dari tanggal .................................. s.d. ..................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

144

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

: .....................
: .....................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]

145

Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ........................................................ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebut :

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang ................................................................................ ...................................)
sebagai Jaminan Uang Muka untuk pekerjaan ........... dalam bentuk garansi
bank, apabila :
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
Uang Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama . (.dalam huruf....)
hari kalender, dari tanggal . s.d. .
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

146

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai
pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: .
: .

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

147

Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebu t:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Pemeliharaan untuk pekerjaan ................ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .. (dalam huruf) hari kalender, dari tanggal ........................................ s.d. ........................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

148

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..........................
: ..........................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke .[bank]

149

E. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK

[Kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]


SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
Dalam
rangka
memenuhi
persyaratan
kualifikasi
pengadaan
pekerjaan................................... pada ......................................
dengan ini menerangkan kesediaan memberikan dukungan keuangan kepada :
Nama Perusahaan
Alamat
Nomor Rekening
Nama Penanggung Jawab

: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................

Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai


Pemenang, maka Bank .................. bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan
dengan dana paling kurang Rp. .................. (terbilang ..................).
Demikian Surat Keterangan
dipergunakan semestinya.

Dukungan

Keuangan

Dikeluarkan di
Pada tanggal

diberikan

untuk

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke
.[bank]

......................................
[Nama dan Jabatan]

DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 1
UMUM ................................................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................................. 5
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) ................................................................................... 5
A. UMUM ........................................................................................................................... 5
1.
LINGKUP PEKERJAAN ...................................................................................................... 5
2.
SUMBER DANA .............................................................................................................. 5
3.
PESERTA ......................................................................................................................... 5
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG
SERTA PENIPUAN ............................................................................................................ 6
5.
LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN ..................................................................... 7
6.
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI ................................................................ 8
7.
SATU PENAWARAN TIAP PESERTA .................................................................................... 8
B. DOKUMEN PEMILIHAN ................................................................................................ 9
8.
PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN............................................................................ 9
9.
ISI DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI ........................................................ 9
10. BAHASA DOKUMEN PEMILIHAN ................................................................................... 10
11. PEMBERIAN PENJELASAN ............................................................................................... 10
12. PERUBAHAN DOKUMEN PEMILIHAN ............................................................................. 12
13. TAMBAHAN WAKTU PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN........................................... 12
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN ...................................................................... 12
14. BIAYA DALAM PENYIAPAN PENAWARAN ....................................................................... 12
15. BAHASA PENAWARAN .................................................................................................. 12
16. DOKUMEN PENAWARAN .............................................................................................. 12
17. HARGA PENAWARAN.................................................................................................... 13
18. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN .................................................... 13
19. MASA BERLAKU PENAWARAN ....................................................................................... 14
20. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ................................................................................. 14
21. JAMINAN PENAWARAN ................................................................................................. 14
D. DOKUMEN PENAWARAN ........................................................................................... 16
22. PEMASUKAN DAN CARA PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN .................................. 16
23. BATAS AKHIR PEMASUKAN PENAWARAN ....................................................................... 16
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN ............................................................. 16
24. PEMBUKAAN PENAWARAN............................................................................................ 16
25. KLARIFIKASI DAN KONFIRMASI PENAWARAN ................................................................ 18
26. HAK MENOLAK ATAU MENERIMA PENAWARAN ............................................................ 18
27. EVALUASI PENAWARAN ................................................................................................ 18
F. PENETAPAN PEMENANG............................................................................................. 31
28. PENETAPAN PEMENANG ................................................................................................ 31
29. PENGUMUMAN PEMENANG .......................................................................................... 33
30. SANGGAHAN................................................................................................................ 33
31. SANGGAHAN BANDING ................................................................................................ 34
31.3 PENGGUNAAN JAMINAN SANGGAHAN BANDING: ........................................................... 34
G. PENUNJUKAN PEMENANG PENGADAAN .................................................................. 35
32. PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA ........................................................................ 35
33. KERAHASIAAN PROSES .................................................................................................. 36
H. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................. 36
34. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................... 36
I. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN ............................................................................... 38

ii

35. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN .................................................................................... 38


J. PENANDATANGANAN KONTRAK .............................................................................. 39
36. PENANDA-TANGANAN KONTRAK .................................................................................. 39
BAB III ............................................................................................................................... 42
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) ................................................................................... 42
A. LINGKUP PEKERJAAN .................................................................................................... 42
B.
SUMBER DANA ............................................................................................................ 42
C. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI .............................................................. 42
D. PEMBERIAN PENJELASAN DOKUMEN PEMILIHAN DAN PENINJAUAN LAPANGAN .............. 43
E.
DOKUMEN PENAWARAN .............................................................................................. 43
F.
MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN .................................................... 45
G. MASA BERLAKUNYA PENAWARAN................................................................................. 46
H. JAMINAN PENAWARAN ................................................................................................. 46
I.
PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN ....................................................................... 46
J.
BATAS AKHIR WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN .......................................................... 46
K. PEMBUKAAN PENAWARAN............................................................................................ 46
L.
AMBANG BATAS........................................................................................................... 46
M. SANGGAHAN, DAN SANGGAHAN BANDING................................................................... 46
N. JAMINAN SANGGAHAN BANDING ................................................................................. 47
BAB IV ............................................................................................................................... 48
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ................................................................................. 48
A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN (KSO) .. 48
B.
BENTUK SURAT KUASA ........................................................................................... 50
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO) ...................... 52
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS .......................................................... 55
E.
BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN
DALAM NEGERI (TKDN) ......................................................................................... 56
F.
BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR ......................................................... 58
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR .................................................................................. 58
G. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)
................................................................................................................................... 59
H. BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)........................ 71
I.
BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK ...................................................... 72
BAB V ................................................................................................................................ 74
BENTUK RANCANGAN KONTRAK ................................................................................... 74
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................................ 74
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................................ 78
BAB VI ............................................................................................................................... 82
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK ............................................................................... 82
A. KETENTUAN UMUM ................................................................................................... 82
1.
DEFINISI ...................................................................................................................... 82
2.
PENERAPAN .................................................................................................................. 85
3.
BAHASA DAN HUKUM .................................................................................................. 86
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG
SERTA PENIPUAN .......................................................................................................... 86
5.
ASAL MATERIAL/ BAHAN ............................................................................................. 87
6.
KORESPONDENSI .......................................................................................................... 87
7.
WAKIL SAH PARA PIHAK .............................................................................................. 87

iii

8.
PEMBUKUAN ................................................................................................................ 87
9.
PERPAJAKAN................................................................................................................. 87
10. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK ........................................................................ 87
11. PENGABAIAN................................................................................................................ 88
12. PENYEDIA MANDIRI ..................................................................................................... 88
13. KEMITRAAN/ KSO ....................................................................................................... 88
14. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ...................................................................... 88
15. PERSETUJUAN ATAU PERNYATAAN TIDAK BERKEBERATAN DARI PENGAWAS PEKERJAAN .. 88
16. PERINTAH .................................................................................................................... 89
17. PENEMUAN-PENEMUAN ............................................................................................... 89
18. AKSES KE LOKASI KERJA ................................................................................................ 89
B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK ........... 90
19. MASA PELAKSANAAN (JANGKA WAKTU PELAKSANAAN) PEKERJAAN ............................... 90
B.1
PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................................................. 90
20. PENYERAHAN LOKASI KERJA ......................................................................................... 90
21. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ...................................................................... 91
22. PROGRAM MUTU ......................................................................................................... 91
23. PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) ................................................ 91
24. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK .................................................................. 92
25. MOBILISASI ................................................................................................................. 92
26. PEMERIKSAAN BERSAMA ............................................................................................... 93
27. PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI..................................................................... 93
B.2
PENGENDALIAN WAKTU .................................................................................... 93
28. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN ............................................................................... 93
29. PERPANJANGAN WAKTU............................................................................................... 94
30. PENUNDAAN OLEH PENGAWAS PEKERJAAN ................................................................... 94
31. RAPAT PEMANTAUAN ................................................................................................... 94
32. PERINGATAN DINI ........................................................................................................ 95
B.3
PENYELESAIAN KONTRAK ................................................................................... 95
33. SERAH TERIMA PEKERJAAN ........................................................................................... 95
34. PENGAMBILALIHAN ...................................................................................................... 96
35. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ PEMELIHARAAN.................................... 96
B.4
ADENDUM ........................................................................................................... 97
36. PERUBAHAN KONTRAK ................................................................................................. 97
37. PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................. 97
38. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA ........................................................................... 98
39. PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................................................... 98
40. PENYESUAIAN HARGA (ESKALASI/DE-ESKALASI) ........................................................... 99
B.5
KEADAAN KAHAR.............................................................................................. 100
41. KEADAAN KAHAR....................................................................................................... 100
B.6
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ................................................. 101
42. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ................................................................ 101
43. KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS ............................. 103
44. PENINGGALAN ........................................................................................................... 105
C. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ........................................................................ 105
45. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ............................................................................ 105
46. PENGGUNAAN DOKUMEN-DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI .............................. 106
47. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL .................................................................................... 106
48. PENANGGUNGAN DAN RISIKO .................................................................................... 107
49. PERLINDUNGAN TENAGA KERJA .................................................................................. 107
50. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN .................................................................................... 108
51. ASURANSI .................................................................................................................. 108

iv

52. TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS


PEKERJAAN................................................................................................................. 108
53. LAPORAN HASIL PEKERJAAN........................................................................................ 109
A.
JENIS DAN KUANTITAS BAHAN YANG BERADA DI LOKASI PEKERJAAN; ............................. 109
B.
PENEMPATAN TENAGA KERJA UNTUK TIAP MACAM TUGASNYA;..................................... 109
C.
JENIS, JUMLAH DAN KONDISI PERALATAN; ................................................................... 109
D.
JENIS DAN KUANTITAS PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN;............................................. 109
E.
KEADAAN CUACA TERMASUK HUJAN, BANJIR DAN PERISTIWA ALAM LAINNYA YANG
BERPENGARUH TERHADAP KELANCARAN PEKERJAAN; DAN ............................................ 109
F.
CATATAN-CATATAN LAIN YANG BERKENAAN DENGAN PELAKSANAAN. .......................... 109
54. KEPEMILIKAN DOKUMEN ........................................................................................... 110
55. KERJASAMA ANTARA PENYEDIA DAN SUB PENYEDIA .................................................... 110
56. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL ................................................... 110
57. PENYEDIA LAIN .......................................................................................................... 111
58. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ....................................................................... 111
59. PEMBAYARAN DENDA ................................................................................................ 111
60. JAMINAN ................................................................................................................... 111
D. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA ............................................... 113
61. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN ....................................................................... 113
E. KEWAJIBAN PPK ........................................................................................................ 113
62. FASILITAS ................................................................................................................... 114
63. PERISTIWA KOMPENSASI ............................................................................................ 114
F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA .......................................................................... 115
64. HARGA KONTRAK ...................................................................................................... 115
65. PEMBAYARAN ............................................................................................................ 115
66. HARI KERJA................................................................................................................ 118
67. PERHITUNGAN AKHIR ................................................................................................. 119
68. PENANGGUHAN ......................................................................................................... 119
G. PENGAWASAN MUTU............................................................................................... 119
69. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN .............................................................................. 119
70. PENILAIAN PEKERJAAN SEMENTARA OLEH PPK............................................................. 120
71. CACAT MUTU ............................................................................................................ 120
72. PENGUJIAN ................................................................................................................ 120
73. PERBAIKAN CACAT MUTU .......................................................................................... 120
74. KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KEGAGALAN BANGUNAN ............................................ 121
H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN.................................................................................. 122
75. PENYELESAIAN PERSELISIHAN ...................................................................................... 122
76. ITIKAD BAIK .............................................................................................................. 122
BAB VII ............................................................................................................................ 123
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK) ............................................................... 123
A. KORESPONDENSI ........................................................................................................ 123
B.
WAKIL SAH PARA PIHAK ............................................................................................ 123
C. JENIS KONTRAK .......................................................................................................... 123
D. TANGGAL BERLAKU KONTRAK .................................................................................... 123
E.
MASA PELAKSANAAN ................................................................................................. 123
F.
MASA PEMELIHARAAN ............................................................................................... 123
G. PERBAIKAN CACAT MUTU .......................................................................................... 123
H. UMUR KONSTRUKSI ................................................................................................... 124
I.
PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ .......................................................... 124
J.
PEMBAYARAN TAGIHAN ............................................................................................. 124
K. PENCAIRAN JAMINAN ................................................................................................. 124

L.

TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS


PEKERJAAN................................................................................................................. 124
M. KEPEMILIKAN DOKUMEN ........................................................................................... 124
N. FASILITAS ................................................................................................................... 124
O. PERISTIWA KOMPENSASI ............................................................................................ 125
P.
SUMBER PEMBIAYAAN ................................................................................................ 125
Q. PEMBAYARAN UANG MUKA ....................................................................................... 125
R.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ....................................................................... 125
S.
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN ............................................................................. 125
T.
SERAH TERIMA SEBAGIAN PEKERJAAN .......................................................................... 125
U. PENYESUAIAN HARGA (ESKALASI/DE-ESKALASI) ......................................................... 125
V. DENDA ...................................................................................................................... 126
W. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL ................................................... 127
X. PENYELESAIAN PERSELISIHAN /SENGKETA ................................................................... 127
LAMPIRAN A SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK .............................................................. 128
BAB VIII........................................................................................................................... 129
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR ............................................................................... 129
A. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS ........................................................................................ 129
B.
KETERANGAN GAMBAR .............................................................................................. 132
BAB IX ............................................................................................................................. 133
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA ................................................................................ 133
BAB X .............................................................................................................................. 138
BENTUK DOKUMEN LAIN ............................................................................................. 138
A. BENTUK UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN ...................... 138
B.
BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ) ................... 139
C. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ............................................. 140
D. BENTUK SURAT JAMINAN .................................................................................... 142
E.
BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK ..................I

vi

BUKU PK 02 HS :
STANDAR DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
(PELELANGAN UMUM/PELELANGAN TERBATAS)
PRAKUALIFIKASI, SATU SAMPUL, SISTEM GUGUR
KONTRAK HARGA SATUAN

BAB I
UMUM
A. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang
tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP)
maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).
B.

Dokumen Pemilihan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan


dokumen penawaran.

C. Dalam Dokumen Pemilihan digunakan pengertian, istilah, dan singkatan sebagai


berikut:
Pekerjaan
Konstruksi

: adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;

Kontrak
Harga
Satuan

: adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas


penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan
tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan
spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya
masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran
bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar
telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa;

HEA

: adalah Harga Evaluasi Akhir yang merupakan


penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga
penawaran dalam proses pengadaan dimana unsur
preferensi harga telah diperhitungkan berdasarkan
capaian TKDN dan status perusahaan;

LDP

: adalah Lembar Data Pemilihan yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
jenis pekerjaan antara lain meliputi penyiapan,
penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata cara
penilaian dokumen penawaran, pengumuman
pemenang, sanggahan, dan sanggahan banding;

APIP

: adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)


yang selanjutnya disebut Inspektorat K/L/D/I
bertugas melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi;

Penyedia

: adalah
badan
usaha
yang
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi;

menyediakan/

Sub penyedia

: adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja


dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak);

Kemitraan/
Kerja Sama
Operasi (KSO )

: adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia


nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing
pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;

Surat Jaminan

: adalah jaminan tertulis yang selanjutnya disebut


Jaminan, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum
yang diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia;

Hari

: adalah hari kalender untuk proses pemilihan secara


elektronik, pelaksanaan kontrak. dan jaminanjaminan, kecuali hari kerja untuk proses sanggahan
banding;

Daftar kuantitas
dan harga

: adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan


dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran;

Harga
Perkiraan
Sendiri (HPS)

: adalah perhitungan perkiraan biaya seluruh volume


pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan yang
disusun dan ditetapkan oleh PPK, dikalkulasikan
secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan sudah termasuk biaya umum,
keuntungan pekerjaan, dan beban pajak, serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran
penawaran termasuk rinciannya;

Pekerjaan
Utama

: adalah jenis pekerjaan yang secara langsung


menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu
konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemilihan;

Mata
Pembayaran
Utama

: adalah mata pembayaran yang pokok dan penting


yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan
puluh per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan,
dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai
bobotnya terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP
dalam Dokumen Pemilihan;

Harga Satuan
Pekerjaan (HSP)

: adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu


satuan tertentu;

Harga Satuan
Dasar (HSD)

: adalah harga satuan komponen dari harga satuan


pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari)
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per
ton)
c. Peralatan (per jam, per hari)

Metode
pelaksanaan
pekerjaan

: adalah metode yang menggambarkan penguasaan


penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal
sampai akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan
(utama) dan uraian/cara kerja dari masing-masing
jenis kegiatan pekerjaan utama dan penunjang
pekerjaan utama yang dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis;

Personil inti

: adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang akan


ditempatkan secara penuh, yang di dalam organisasi
pelaksanaan
posisinya
sebagai
manajemen
pelaksanaan pekerjaan;

Bagian
pekerjaan yang
disubkontrakan

: adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama, atau


pekerjaan spesialis yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan, yang
pelaksanaannya
diserahkan
kepada
penyedia
barang/jasa dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK;

Masa
Pelaksanaan
(jangka waktu
pelaksanaan)

: adalah jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan


dihitung berdasarkan SPMK sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan;

K/L/D/I

: adalah Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat


Daerah/Institusi yang menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

PA

: adalah Pengguna Anggaran yang merupakan pejabat


pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi
Pengguna APBN/APBD;

KPA

: adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang merupakan


pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan
APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD;

ULP

: adalah Unit Layanan Pengadaan yang dibentuk oleh


Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi yang berfungsi melaksanakan
3

pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen. ULP


dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang
sudah ada;
Pokja ULP

: adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari ULP yang


disusun dan ditetapkan oleh Kepala ULP berfungsi
untuk melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
Anggota Pokja ULP terlebih dahulu ditetapkan oleh
PA/KPA/Kepala Daerah;

PPK

: adalah Pejabat Pembuat Komitmen yang bertanggung


jawab atas pelaksanaan pekerjaan;

SPPBJ

: adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa yang


diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk melaksanakan pekerjaan;

TKDN

: adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri besarnya


komponen dalam negeri pada barang, jasa, dan
gabungan barang dan jasa;

RK3K

: adalah Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Kontrak, merupakan dokumen lengkap rencana
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak
suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia
Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU;

D. [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas] dengan prakualifikasi ini dibiayai


dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
E.

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas] ini terbuka dan dapat diikuti oleh
semua peserta yang berbentuk badan usaha tunggal atau kemitraan/KSO.

BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. Umum
1. Lingkup
Pekerjaan

1.1

Pokja ULP mengundang para peserta untuk


menyampaikan penawaran atas paket pekerjaan
konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.2

Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana


tercantum dalam LDP.

1.3

Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan
syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan
mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga yang
tercantum dalam kontrak.

2. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari sumber


sebagaimana tercantum dalam LDP.

pendanaan

3. Peserta

3.1

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas]


pekerjaan konstruksi ini terbuka dan dapat
diikuti oleh semua peserta penyedia pelaksana
konstruksi tunggal atau kemitraan/KSO yang
diundang dan telah lulus/memenuhi kualifikasi.

3.2

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA)


dapat mengikuti paket pekerjaan di atas
Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dan harus melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
dalam hal terdapat perusahaan nasional yang
memiliki
kemampuan
di
bidang
yang
bersangkutan.

3.3

Kemitraan/KSO dilakukan sebelum memasukkan


dokumen penawaran, antar badan usaha
pelaksana konstruksi swasta dan/atau milik
pemerintah, dan/atau salah satu pesertanya
BUJKA.

3.4

Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO,


baik dengan perusahaan nasional maupun asing
maka peserta harus memiliki Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO tersebut.

3.5

Kemitraan/KSO harus terdiri dari perusahaan


nasional untuk nilai pekerjaan di bawah
Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)

3.6

Peserta kemitraan/KSO dilarang mengubah


Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi selama
proses pelelangan.

3.7

Bagi BUJKA yang mengikuti pelelangan harus


memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa Konstruksi
Asing dan melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
subkontrak dan lain-lain, dalam hal terdapat
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan
di bidang yang bersangkutan.

4. Larangan
4.1
Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan


ini berkewajiban untuk mematuhi etika
pengadaan dengan tidak melakukan tindakan
sebagai berikut :
a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP
dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi
keinginan
peserta
yang
bertentangan dengan Dokumen Pemilihan,
dan/atau peraturan perundang-undangan.;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta
lain untuk mengatur hasil [dipilih Pelelangan
Umum/Pemilihan
Terbatas],
sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta
memenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua)
indikasi di bawah ini:
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen
Penawaran, antara lain pada: metode
kerja, bahan, alat, analisa pendekatan
teknis, koefisien, harga satuan dasar
upah, bahan dan alat, harga satuan
pekerjaan, dan/ atau spesifkasi teknis/
barang yang ditawarkan (merk/ tipe/
jenis) dan/ atau dukungan teknis;
2) seluruh
penawaran
mendekati HPS;

dari

peserta

3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia


Barang/Jasa yang berada dalam 1 (satu)
kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen
penawaran, antara lain kesamaan/
kesalahan pengetikan, susunan, dan
format penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari
penjamin yang sama dengan nomor seri
yang berurutan.
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar

untuk
memenuhi
persyaratan
Dokumen Pemilihan ini.
4.2

dalam

Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP


terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4.1 dikenakan sanksi
sebagai berikut :
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari
proses [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan
Terbatas]
atau
pembatalan
penetapan
pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara
berwenang.

5. Larangan
Pertentangan
Kepentingan

pidana

kepada

pihak

4.3

Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP


kepada PA/KPA.

5.1

Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi


dan perannya, dilarang memiliki/melakukan
peran ganda atau terafiliasi.

5.2

Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1


antara lain meliputi :
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan
Komisaris suatu Badan Usaha merangkap
sebagai anggota Direksi atau Dewan
Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan pekerjaan
yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan manajemen konstruksi berperan
sebagai konsultan perencana dan/atau
konsultan pengawas;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan perencana/ pengawas bertindak
sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam
pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Terintegrasi;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/
Institusi atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan
dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau
pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Pelelangan.
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik
langsung
maupun
tidak
langsung
mengendalikan atau menjalankan perusahaan

peserta;
f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh per seratus) pemegang
saham.
6. Pendayagunaan 6.1
Produksi Dalam
Negeri

Peserta berkewajiban untuk menyampaikan


penawaran yang mengutamakan pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia oleh
tenaga Indonesia (produksi dalam negeri).

6.2

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi


dimungkinkan menggunakan bahan baku, tenaga
ahli, dan perangkat lunak yang tidak berasal dari
dalam negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus
benar-benar mencerminkan bagian atau
komponen yang telah dapat diproduksi di
dalam negeri dan bagian atau komponen
yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum
diproduksi di dalam negeri dan/atau
spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi
di
dalam
negeri
belum
memenuhi
persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian
dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di
dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti
jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan,
dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan
semata-mata untuk mencukupi kebutuhan
jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di
Indonesia, disusun berdasarkan keperluan
yang nyata, dan diusahakan secara terencana
untuk semaksimal mungkin terjadinya alih
pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing
tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang
yang diimpor yang dilengkapi dengan
spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang
dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.3

Pemberian preferensi harga terhadap penawaran


peserta atas penggunaan produksi dalam negeri
ditetapkan dalam LDP.

7. Satu Penawaran 7.1

Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun

Tiap Peserta

sebagai anggota kemitraan/KSO hanya boleh


memasukkan satu penawaran untuk satu paket
pekerjaan.
7.2

B.

Setiap
peserta
yang
termasuk
dalam
kemitraan/KSO dilarang menjadi peserta baik
secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan
yang sama.

Dokumen Pemilihan

8. Pengambilan
Dokumen
Pemilihan

9. Isi Dokumen
Pemilihan
Pekerjaan
Konstruksi

8.1

Semua peserta wajib melakukan pendaftaran


sebelum mengambil Dokumen Pemilihan.

8.2

Peserta dapat mengambil Dokumen Pemilihan


sesuai hari, tanggal, waktu dan tempat
pengambilan
yang
ditentukan
dalam
pengumuman.

8.3

Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu)


perusahaan dalam pendaftaran dan pengambilan
dokumen.

9.1

Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi terdiri


atas:
a. Umum
b. Instruksi Kepada Peserta;
c. Lembar Data Pemilihan;
d. Contoh
Bentuk
meliputi:

Dokumen

Penawaran

1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO);
4) Dokumen Penawaran Teknis;
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Jaminan Penawaran;
e. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak meliputi:
1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Daftar Kuantitas dan Harga;
g. Formulir RK3K; dan
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain meliputi:
1) Undangan
Pemilihan;

Pengambilan

Dokumen

2) SPPBJ;

3) SPMK;
4) Jaminan Sanggahan Banding;
5) Jaminan Pelaksanaan;
6) Jaminan Uang Muka;
7) Jaminan Pemeliharaan;
8) Daftar Barang yang diimpor.
9.2

Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Pemilihan. Kelalaian menyampaikan
Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan sepenuhnya merupakan risiko peserta.

9.3

Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis


mengenai isi Dokumen Pemilihan kepada Pokja
ULP sebelum batas akhir pemasukan penawaran.

9.4

Pokja ULP wajib menanggapi setiap permintaan


penjelasan yang diajukan peserta secara tertulis.

10. Bahasa
Dokumen
Pemilihan

Dokumen Pemilihan beserta seluruh korespondensi


tertulis dalam proses Pengadaan menggunakan Bahasa
Indonesia.

11. Pemberian
Penjelasan

11.1 Pemberian penjelasan dilakukan pada waktu dan


tempat sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dapat dihadiri oleh peserta yang terdaftar.
11.2 Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian
penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/menggugurkan penawaran.
11.3 Perwakilan peserta yang hadir pada saat
pemberian penjelasan menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
11.4 Dalam pemberian penjelasan, Pokja
menjelaskan kepada peserta mengenai :

ULP

a. lingkup pekerjaan;
b. metode pemilihan [dipilih Pelelangan Umum/
Pelelangan Terbatas];
c. metode pemasukan Dokumen Penawaran;
d. kelengkapan yang harus dilampirkan bersama
Dokumen Penawaran;
e. jadwal batas akhir pemasukan Dokumen
Penawaran dan pembukaan Dokumen
Penawaran;
f. tatacara pembukaan Dokumen Penawaran;
g. metode evaluasi;
h. hal-hal yang menggugurkan penawaran;
i. jenis kontrak yang akan digunakan;
j. ketentuan dan cara evaluasi berkenaan
dengan preferensi harga atas penggunaan

10

produksi dalam negeri;


k. ketentuan tentang penyesuaian harga;
l. risiko K3 yang mungkin timbul akibat
pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya;
m. ketentuan dan cara sub kontrak sebagian
pekerjaan kepada Usaha Mikro dan Usaha
Kecil serta koperasi kecil;
n. besaran, masa berlaku dan penjamin yang
dapat menerbitkan jaminan; dan
o. ketentuan
tentang
asuransi,
asuransi
pekerjaan.
11.5 Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan
peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan
dan keperluan peserta ditanggung masingmasing.
11.6 Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen
Pemilihan, pertanyaan dari peserta, jawaban dari
Pokja ULP, perubahan substansi dokumen, hasil
peninjauan lapangan, serta keterangan lainnya
harus dituangkan dalam Berita Acara Pemberian
Penjelasan (BAPP) yang ditandatangani oleh
anggota Pokja ULP dan minimal 1 (satu) wakil
dari peserta yang hadir.
11.7 Apabila tidak ada satupun peserta yang hadir
atau yang bersedia menandatangani BAPP, maka
BAPP cukup ditandatangani oleh anggota Pokja
ULP yang hadir.
11.8 Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada
11.6 terdapat hal-hal/ketentuan baru atau
perubahan penting yang perlu ditampung, maka
Pokja ULP menuangkan ke dalam Adendum
Dokumen Pemilihan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pemilihan.
11.9 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis,
gambar, dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan
persetujuan
PPK
sebelum
dituangkan
dalam
Adendum
Dokumen
Pemilihan.
11.10 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting
tersebut tidak dituangkan dalam Adendum
Dokumen Pemilihan, maka ketentuan baru atau
perubahan tersebut dianggap tidak ada dan
ketentuan yang berlaku adalah ketentuan dalam
Dokumen Pemilihan awal.
11.11 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil salinan BAPP dan/atau Adendum
Dokumen Pemilihan (apabila ada).
11.12 Peserta dapat mengambil salinan BAPP dan/atau
Adendum Dokumen Pemilihan yang disediakan

11

oleh Pokja ULP atau mengunduh melalui website


Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
11.13 Sangat dianjurkan kepada peserta untuk
menghadiri pemberian penjelasan pekerjaan di
kantor dan peninjauan lapangan agar dapat
menyiapkan penawarannya dengan baik.
12. Perubahan
Dokumen
Pemilihan

12.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas


akhir pemasukan penawaran, Pokja ULP dapat
menetapkan Adendum Dokumen Pemilihan,
berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi
ketentuan
pemilihan
maupun
substansi
Dokumen Pemilihan.
12.2 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Pemilihan.
12.3 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil
salinan
Adendum
Dokumen
Pemilihan.
12.4 Peserta dapat mengambil salinan Adendum
Dokumen Pemilihan yang disediakan oleh Pokja
ULP atau mengunduhnya melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.

13. Tambahan
Waktu
Pemasukan
Dokumen
Penawaran

Dalam Adendum Dokumen Pemilihan, Pokja ULP dapat


memberikan tambahan waktu untuk memasukkan
Dokumen Penawaran.

C. Penyiapan Dokumen Penawaran


14. Biaya dalam
Penyiapan
Penawaran

14.1 Peserta menanggung semua biaya


penyiapan dan penyampaian penawaran.

dalam

15. Bahasa
Penawaran

15.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan


Bahasa Indonesia.

14.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian


apapun yang ditanggung oleh peserta.

15.2 Dokumen pendukung yang terkait dengan


Dokumen Penawaran dapat menggunakan Bahasa
Indonesia atau bahasa asing.
15.3 Dokumen pendukung yang berbahasa asing perlu
disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia.
Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka
yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa
Indonesia.
16. Dokumen
Penawaran

16.1

Dokumen Penawaran
kurang terdiri atas:

pokok/utama

paling

a. Penawaran Administrasi;

12

b. Penawaran Teknis;
c. Penawaran Harga; dan
d. Dokumen Isian Kualifikasi.
16.2 Dokumen Penawaran, meliputi :
a. surat penawaran;
b. Jaminan Penawaran asli;
c. daftar kuantitas dan harga;
d. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian
atau perubahannya (apabila dikuasakan);
e. surat perjanjian kemitraan/kerja sama
operasi [dilampirkan apabila bermitra dan lulus
prakualifikasi sebagai penyedia pelaksana
konstruksi tunggal];
f.

dokumen penawaran teknis.

g. RK3K;
h. rekapitulasi perhitungan TKDN; dan
i.

17. Harga
Penawaran

dokumen lain seperti: Daftar Barang yang


diimpor (apabila impor).

17.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam


angka dan huruf.
17.2 Peserta mencantumkan harga kegiatan/keluaran
dan harga total untuk setiap kegiatan pekerjaan
dalam kebutuhan biaya (daftar kegiatan dan
harga) dapat dalam setiap mata pembayaran yang
pokok (milestone) atau dalam rincian. Jika harga
kegiatan/keluaran ditulis nol atau tidak
dicantumkan, maka pekerjaan tersebut tetap
harus dilaksanakan. Harga penawaran yang
mengikat adalah harga total penawaran
terkoreksi.
17.3 Biaya overhead termasuk untuk penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain serta biaya asuransi yang harus
dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi ini telah diperhitungkan
dalam total harga penawaran.

18. Mata Uang


Penawaran
dan Cara
Pembayaran

18.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam


bentuk mata uang sebagaimana tercantum dalam
LDP.
18.2 Pembayaran
atas
pelaksanaan
pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam

13

Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.


19. Masa Berlaku
Penawaran

19.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum


dalam LDP.
19.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan,
sebelum akhir masa berlakunya penawaran, Pokja
ULP dapat meminta kepada seluruh peserta secara
tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya
penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu
dan diperhitungkan paling kurang sampai
perkiraan tanggal penandatanganan kontrak.
19.3 Berkaitan dengan 19.2, maka peserta dapat :
a. menyetujui permintaan tersebut
mengubah penawaran; atau

tanpa

b. Tidak bersedia memperpanjang sesuai


permintaan
tersebut
dan
dianggap
mengundurkan diri, serta tidak dikenakan
sanksi.
20. Bentuk
Dokumen
Penawaran

Dokumen Penawaran disampaikan secara elektronik, dan


penyerahan dokumen penawaran asli hanya dilakukan
terhadap penawaran yang akan diusulkan sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan (apabila ada).

21. Jaminan
Penawaran

21.1 Penggunaan jaminan penawaran:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) yang dilaksanakan oleh badan
usaha kecil menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum, bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional), serta
diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada
Kelompok Kerja ULP.
21.2 Jaminan penawaran asli bagi penyedia jasa yang
mengikuti pengadaan secara elektronik wajib
diterima Pokja ULP sebelum batas waktu
pemasukan
penawaran
berakhir
khusus
pengadaan barang/jasa.
21.3 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam
mata uang penawaran sebagaimana tercantum
dalam LDP.
21.4 Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai

14

berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal
terakhir pemasukan penawaran dan masa
berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang
tercantum dalam Jaminan Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang
dari nilai nominal sebagaimana tercantum
dalam LDP;
e. besaran
nilai
Jaminan
Penawaran
dicantumkan dalam angka dan huruf;
f. nama Pokja ULP yang menerima Jaminan
Penawaran sama dengan nama Pokja ULP yang
mengadakan pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan; dan
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan
kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO) harus
ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO;
21.5 Jaminan Penawaran dari pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
pemenang
lelang
menyerahkan
Jaminan
Pelaksanaan dan menandatangani kontrak.
21.6 Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak
ditetapkan sebagai pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
penandatanganan kontrak.
21.7 Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan
apabila :
a. peserta terlibat KKN;
b. peserta menarik kembali penawarannya
selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai Jaminan
Pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1

15

dan 2 harga penawarannya di bawah 80%


HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan
kontrak.
D. Dokumen Penawaran
22. Pemasukan
dan Cara
Penyampaian
Dokumen
Penawaran

22.1 Pemasukan
Dokumen
Penawaran
menggunakan metode 1 (satu) sampul.

23. Batas Akhir


Pemasukan
Penawaran

Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui


sistem pengadaan secara elektronik melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan
paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam LDP.

E.

dengan

22.2 Peserta menyampaikan dokumen penawaran


dengan cara mengunggah pada sistem pengadaan
secara elektronik melalui website Kementerian/
Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan sesuai
ketentuan dalam LDP.

Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

24. Pembukaan
Penawaran

24.1 Dokumen Penawaran dibuka di hadapan peserta


pada waktu dan tempat sebagaimana tercantum
dalam LDP yang dihadiri paling kurang 2 (dua)
peserta sebagai saksi.
24.2 Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan
Dokumen Penawaran menunjukkan tanda pengenal
dan surat tugas kepada Pokja ULP.
24.3 Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu)
peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP menunda
pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua)
jam.
24.4 Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya
ada 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi,
maka pembukaan Dokumen Penawaran tetap
dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di
luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
24.5 Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk apabila
dokumen penawaran pokok/utama sebagaimana
dimaksud pada 16.1 terpenuhi. Surat pengunduran
diri (misalnya) tidak termasuk sebagai penawaran.
24.6 Apabila jumlah penawaran yang masuk kurang dari
3 (tiga) maka pelelangan dinyatakan gagal.
24.7 Pokja ULP membuka
dihadapan peserta.

Dokumen

Penawaran

16

24.8 Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan


para peserta mengenai kelengkapan/pemenuhan
Dokumen Penawaran yang meliputi :
a. surat penawaran yang didalamnya tercantum
masa berlaku penawaran dan harga penawaran;
b. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa (apabila
dikuasakan);
c. Jaminan Penawaran asli;
d. daftar kuantitas dan harga;
e. surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi
(apabila bermitra);
f. dokumen penawaran teknis;
g. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
h. RK3K; dan
i. dokumen lain yang dipersyaratkan seperti:
Daftar barang yang diimpor (apabila impor).
24.9 Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran
pada waktu pembukaan penawaran.
24.10 Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan
Penawaran yang paling kurang memuat :
a. jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b. jumlah Dokumen Penawaran yang lengkap dan
tidak lengkap;
c. harga penawaran masing-masing peserta;
d. kelainan-kelainan
yang
dijumpai
Dokumen Penawaran (apabila ada);

dalam

e. keterangan lain
yang dijumpai dalam
pembukaan Dokumen Penawaran (apabila ada);
f. tanggal pembuatan Berita Acara; dan
g. tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil
peserta yang hadir atau saksi yang ditunjuk oleh
Pokja ULP apabila tidak ada saksi dari peserta.
24.11 Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan
penawaran, maka penyebab penundaan tersebut
harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.
24.12 Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir
dan 2 (dua) orang saksi.
24.13 Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran.
24.14 Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang
hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran dan
Pokja ULP dapat mengunggah salinan tersebut
melalui website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah

17

Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum dalam


LDP yang dapat diunduh oleh masing-masing
peserta.
25. Klarifikasi Dan
Konfirmasi
Penawaran

25.1 Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Pokja


ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal
yang tidak jelas dalam dokumen penawaran. Peserta
harus memberikan tanggapan atas klarifikasi.
Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan
harga penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas
klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
25.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan
dokumen penawaran, Pokja ULP dapat melakukan
konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan
lapangan kepada pihak-pihak/instansi terkait.
25.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan
penawaran.

26. Hak Menolak


Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak membatalkan
atau Menerima proses pelelangan, menerima atau menolak penawaran
Penawaran
atau
semua
penawaran
setiap
saat
sebelum
penandatanganan kontrak, dan tidak dapat diminta
bertanggung jawab apapun kepada penawar atau
berkewajiban untuk menginformasikan kepada penawar
alasan dari tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan,
semua penawaran khususnya jaminan penawaran segera
dikembalikan kepada penawar.
27. Evaluasi
Penawaran

27.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur.


27.2 Data yang digunakan Pokja ULP dalam evaluasi
dokumen penawaran adalah data yang diunggah
(upload) pada sistem pengadaan secara elektronik,
sesuai dengan data syarat-syarat yang tertulis dalam
Dokumen Pemilihan.
27.3 Dalam hal terdapat lebih dari satu data dokumen
elektronik berbeda isi dan tidak saling melengkapi
serta tidak ada keterangan penarikan, penggantian,
pengubahan, atau penambahan dokumen, maka
dokumen yang digunakan untuk evaluasi adalah
dokumen yang diupload paling akhir. Tetapi jika
waktu uploadnya sama maka yang digunakan
adalah dokumen yang waktu modifikasinya paling
akhir.
27.4 Data dokumen elektronik yang rusak (sesudah
mendapat klarifikasi dari LPSE) akibat kesalahan
pengiriman dokumen oleh Penyedia Jasa, yang
mengakibatkan dokumen tersebut tidak dapat
dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen
elektronik tersebut dinyatakan tidak memenuhi
syarat.
27.5 Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi
aritmatik dengan ketentuan :

18

a. volume1 pekerjaan yang tercantum dalam daftar


kuantitas dan harga disesuaikan dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan;
b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara
volume dengan harga satuan pekerjaan, maka
dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga
satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh
diubah2;
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain dan harga satuan pada
daftar kuantitas dan harga tetap dibiarkan
kosong;
d. jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga disesuaikan dengan
jenis pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan dan harga satuan pekerjaan dimaksud
dianggap nol serta sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan yang lain serta dilakukan
klarifikasi.
27.6 Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai
penawaran sehingga urutan peringkat dapat
menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari urutan
peringkat semula.
27.7 Penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi
nilai total HPS dinyatakan gugur.
27.8 Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja ULP
menyusun urutan dimulai dari nilai penawaran
terendah terkoreksi.
27.9 Hasil koreksi aritmatik diumumkan melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
27.10 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan
oleh Pokja ULP untuk mendapatkan 3 (tiga)
penawaran yang memenuhi syarat yang dimulai
dari penawaran terendah setelah koreksi aritmatik.
27.11 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang
dari 3 (tiga) penawar yang menawar harga di
bawah HPS maka proses lelang tetap dilanjutkan
dengan melakukan evaluasi penawaran.
27.12 Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran yang
meliputi :
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan

Volume yang dimaksud adalah perkalian antara satuan dengan kuantitas, masing-masing
dilakukan pembetulan.
2 Harga satuan pekerjaan dilakukan pembetulan apabila terjadi kesalahan penempatan desimal.

19

c. evaluasi harga.
27.13 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai
berikut :
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi,
mengganti dan/atau mengubah kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi
Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah
penawaran yang sesuai dengan ketentuan antara
lain disampaikan oleh penawar yang berhak,
pada waktu yang telah ditentukan, untuk paket
pekerjaan yang dilelangkan, memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan meliputi syarat
administrasi, syarat teknis dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan dan harga
yang wajar dapat dipertanggung jawabkan tanpa
ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok
atau penawaran bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pemilihan
yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan
tambahan
yang
akan
menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak
adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP selama
proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya
persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau
terjadi
pengaturan
bersama
(kolusi/persekongkolan) antara peserta, Pokja
ULP dan/atau PPK, dengan tujuan untuk
memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) anggota Pokja ULP dan/atau PPK yang
terlibat persekongkolan diganti, dikenakan
sanksi administrasi dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan
menetapkan peserta lainnya yang tidak
terlibat (apabila ada); dan

20

4) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana


dimaksud pada angka 3), maka pelelangan
dinyatakan gagal.
27.14 Evaluasi Administrasi :
a. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi, apabila :
1) syarat-syarat substansial yang diminta
berdasarkan
Dokumen
Pemilihan
dipenuhi/dilengkapi:
a)

surat penawaran;

b)

surat
kuasa
dari
direktur
utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa (apabila dikuasakan);

c)

Jaminan Penawaran asli;

d)

Daftar Kuantitas dan Harga;

e)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi [dievaluasi apabila bermitra dan
lulus prakualifikasi sebagai penyedia
pelaksana konstruksi tunggal];

f)

RK3K;

g)

Rekapitulasi
perhitungan TKDN
(khusus untuk peserta yang tidak
menyampaikan TKDN, penawarannya
tidak digugurkan dan nilai TKDNnya
dianggap nol);

h) dokumen lainnya (apabila dipersyaratkan, dicantumkan dalam LDP


seperti, daftar barang yang diimpor
(apabila impor); dan
i)

dokumen penawaran teknis:

2) memenuhi kriteria sebagai berikut:


a)

surat penawaran3 memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
(1) ditandatangani oleh :
(a) direktur utama / pimpinan
perusahaan;
(b) penerima kuasa dari direktur
utama/ pimpinan perusahaan/
pengurus koperasi yang nama
penerima kuasanya tercantum
dalam
akta
pendirian/Anggaran Dasar;
(c) kepala

cabang

perusahaan

Dalam hal terdapat kesalahan penulisan nama Pokja dan/atau nama paket tidak dapat
dinyatakan gugur.

21

yang diangkat oleh kantor


pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik; atau
(d) pejabat
yang
menurut
perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang
bekerja sama.
(2) jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP, dengan ketentuan:
(a) apabila ada perbedaan nilai
penulisan antara angka dan
huruf maka yang diakui adalah
tulisan huruf;
(b) apabila nilai yang tertulis
dalam angka jelas sedangkan
nilai dalam huruf tidak jelas,
maka nilai yang diakui adalah
nilai yang tertulis dalam
angka; atau
(c) apabila nilai dalam angka dan
nilai yang tertulis dalam huruf
tidak jelas, maka penawaran
dinyatakan gugur.
(3) Bertanggal.
b)

Jaminan Penawaran asli memenuhi


ketentuan sebagai berikut :
(1) diterbitkan oleh Bank Umum,
perusahaan
penjaminan
atau
perusahaan
asuransi
yang
mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship) sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak
tanggal
terakhir
pemasukan
penawaran dan masa berlakunya
tidak
kurang
dari
waktu
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(3) nama peserta sama dengan nama
yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan Penawaran
tidak
kurang
dari
nilai
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(5) besaran nilai Jaminan Penawaran
dicantumkan dalam angka dan

22

huruf;
(6) nama Pokja ULP yang menerima
Jaminan Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang mengadakan
pelelangan;
(7) paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan
tanpa
syarat
(unconditional)
sebesar
nilai
Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja,
setelah
surat
pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama
perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas
nama perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria
pencairan
penawaran
sesuai
persyaratan yaitu:

jaminan
dengan

(a) Peserta terlibat KKN (yang

dilakukan oleh badan usaha


non kecil);
(b) menarik kembali penawaran
selama
dilaksanakannya
pelelangan;
(c) tidak bersedia menambah nilai
jaminan pelaksanaan dalam
hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 harga penawarannya
di bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon
pemenang
dan
calon
pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak
dapat diterima; atau
(e) mengundurkan diri atau gagal
tanda tangan kontrak.
(11) substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan
Penawaran
telah
diklarifikasi
dan
dikonfirmasi
secara tertulis oleh Pokja ULP
kepada penerbit jaminan.

23

c)

surat kuasa (apabila dikuasakan):


(1) Harus ditandatangani direktur
utama / pimpinan perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa tercantum
dalam akte pendirian/anggaran
dasar ;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa
ditandatangani
oleh
anggota
kemitraan yang diwakili menurut
perjanjian kerja sama.

d)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi (apabila bermitra) memenuhi
persyaratan antara lain sebagai berikut:
(1) mencantumkan nama kemitraan
sesuai dengan dokumen isian
kualifikasi
(2) mencantumkan
mitra/anggota;

lead

(3) mencantumkan modal


dari setiap perusahaan;

firm

dan

(sharing)

(4) mencantumkan nama pihak yang


mewakili kemitraan/KSO;
(5) ditandatangani para calon peserta
kemitraan/KSO;
e)

dokumen lain seperti daftar barang


yang
diimpor
(apabila
impor)
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
[kriteria diisi oleh Pokja ULP]

f)

dokumen penawaran teknis.


(akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
dengan kriteria persyaratan teknis pada
tahap evaluasi teknis)

b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara


tertulis terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
c. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi
dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
d. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada
yang tidak memenuhi persyaratan administrasi,
Kelompok Kerja ULP melakukan evaluasi
administrasi terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
dan

24

f. apabila tidak ada peserta yang memenuhi


persyaratan administrasi, maka pelelangan
dinyatakan gagal.
27.15 Evaluasi Teknis:
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan ini;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur
dengan ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis
minimal yang harus dipenuhi dengan
membandingkan pemenuhan persyaratan
teknis sebagaimana tercantum dalam LDP
dan khusus personil inti serta peralatan
utama minimal tercantum dalam LDK;
2) penilaian persyaratan
dilakukan terhadap:
a)

teknis,

minimal

metode
pelaksanaan
pekerjaan
memenuhi persyaratan substantif yang
meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari
awal sampai akhir secara garis besar
dan uraian/cara kerja dari masingmasing jenis pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/sementara yang
ikut
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan utama yang
dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis dan diyakini menggambarkan
penguasaan
dalam
penyelesaian
pekerjaan.
Penilaian
metode
pelaksanaan tidak mengevaluasi jobmix/ rincian/ campuran/ komposisi
material dari jenis pekerjaan;
Jenis-jenis pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/ sementara yang
ikut
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan
pekerjaan
utama
ditetapkan dalam LDP. Pekerjaan
penunjang/
sementara
dimaksud,
misalnya:
(1) Pembuatan
saluran
(diversion channel);
(2) Pengeringan

tempat

(dewatering/unwatering)

pengelak
pekerjaan
skala

besar;
(3) Pembuatan konstruksi pengaman

(protection construction);

25

(4) Pengaturan

management)
besar; atau

lalu lintas (traffic


pekerjaan skala

(5) Jalan
pengalihan/
sementara.
b)

c)

jembatan

jangka waktu pelaksanaan pekerjaan


yang ditawarkan tidak melampaui batas
waktu (yaitu sampai dengan serah
terima pertama/Provision Hand Over
(PHO)) sebagaimana tercantum dalam
LDP.
Peralatan utama minimal: jenis,
kapasitas, komposisi dan jumlah yang
disediakan
untuk
pelaksanaan
pekerjaan [dievaluasi dan dibuktikan
apabila mengajukan peralatan utama
minimal yang berbeda dari dokumen isian
kualifikasi].

d)

personil inti yang ditempatkan secara


penuh [dipilih: Tenaga ahli4/tenaga
terampil5]: tingkat pendidikan, jabatan
dalam pekerjaan yang diusulkan,
pengalaman
kerja,
keahlian/
keterampilan [dievaluasi dan dibuktikan
apabila mengajukan personil inti yang
berbeda dari dokumen isian kualifikasi];

e)

bagian
pekerjaan
yang
akan
disubkontrakkan
sesuai
dengan
persyaratan sebagaimana tercantum
dalam LDP (ketentuan subkontrak
dipersyaratkan untuk nilai penawaran
harga di atas Rp 25.000.000.000,00);

f)

RK3K memenuhi persyaratan yaitu


adanya sasaran dan program K3 yang
secara
umum
menggambarkan
penguasaan dalam mengendalikan
risiko bahaya K3.

3) Pokja
ULP
dapat
meminta
uji
mutu/teknis/fungsi
untuk
bahan/alat
tertentu sebagaimana tercantum dalam LDP;
d. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal
yang kurang jelas atau meragukan, Pokja ULP
melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
e. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
dilanjutkan ke tahap evaluasi harga;

Disyaratkan untuk pelelangan umum dengan nilai paket > Rp 2.500.000.000 (usaha non
kecil)
5 Disyaratkan untuk pemilihan langsung dengan nilai paket < Rp 2.500.000.000 (usaha kecil)

26

f. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah


koreksi aritmatik ada yang tidak memenuhi
persyaratan teknis, Pokja ULP dapat melakukan
evaluasi penawaran terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
g. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang lulus evaluasi teknis, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi harga;
h. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi
teknis maka pelelangan dinyatakan gagal.

Apabila menggunakan sistem gugur dengan ambang batas maka ketentuan


berikut harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan :
Evaluasi yang menggunakan sistem gugur dengan ambang batas, dilakukan
dengan membandingkan pemenuhan persyaratan teknis (perolehan nilai)
unsur dan sub unsur yang ditetapkan dalam LDP.
Penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur maupun
nilai total keseluruhan unsur memenuhi ambang batas minimal
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan/LDP.
27.16 Evaluasi Harga :
a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah halhal yang pokok atau penting, dengan ketentuan :
1) total
harga
penawaran
dibandingkan nilai total HPS:

terkoreksi

a)

apabila
total
harga
penawaran
terkoreksi melebihi nilai total HPS,
dinyatakan gugur; dan

b)

apabila semua harga penawaran


terkoreksi di atas nilai total HPS,
pelelangan dinyatakan gagal;

harga satuan penawaran yang nilainya lebih


besar dari 110% (seratus sepuluh
perseratus) dari harga satuan yang
tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi.
Apabila setelah dilakukan klarifikasi
ternyata harga satuan penawaran tersebut
timpang, maka harga satuan penawaran
timpang hanya berlaku untuk volume sesuai
dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
Selanjutnya daftar jenis/item pekerjaan
timpang tersebut dimasukkan ke dalam
Kontrak
2) mata pembayaran yang harga satuannya nol
atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan
kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan.
Harganya dianggap termasuk dalam harga
satuan pekerjaan lainnya;
b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat
27

Komponen Dalam Negeri (TKDN) berbeda


dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
2) Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga dalam
hal harga penawaran nilainya di bawah
80% (delapan puluh perseratus) HPS,
dengan ketentuan:
a. Meneliti dan menilai kewajaran harga
satuan dasar meliputi harga upah,
bahan, dan peralatan dari harga satuan
penawaran, sekurang-kurangnya pada
setiap mata pembayaran utama;
b. Meneliti
dan
menilai
kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur upah,
bahan, dan peralatan dalam Analisa
Harga Satuan;
c. Hasil penelitian butir a. dan butir b.
digunakan untuk menghitung harga
satuan yang dinilai wajar tanpa
memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan; dan
d. Harga satuan yang dinilai wajar
digunakan untuk menghitung total harga
penawaran yang dinilai wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Total harga sebagaimana dimaksud pada
huruf d. dihitung berdasarkan volume
yang ada dalam daftar kuantitas dan
harga.
Apabila total harga penawaran yang
diusulkan lebih kecil dari hasil evaluasi
sebagaimana tersebut diatas, maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar dan
gugur harga.
Apabila total harga penawaran lebih besar
dari hasil evaluasi sebagaimana tersebut
diatas, maka harga penawaran dinyatakan
wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk
sebagai pemenang pelelangan, harus
bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus)
dari nilai total HPS.
Apabila peserta yang bersangkutan tidak
bersedia
menaikkan
nilai
Jaminan
Pelaksanaan menjadi sebesar 5% HPS,
penawarannya digugurkan dan Jaminan
Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam
Daftar Hitam
c. Memperhitungkan preferensi harga
atas
penggunaan produksi dalam negeri (apabila

28

memenuhi
persyaratan
diberlakukannya
preferensi harga) dengan ketentuan Perhitungan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian
sendiri (self assessment), digunakan dalam
evaluasi penawaran harga apabila pelelangan
pekerjaan tersebut diberlakukan preferensi harga
yaitu apabila memenuhi ketentuan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam
negeri diberlakukan pada Pengadaan
Barang/ Jasa yang dibiayai rupiah murni
tetapi hanya berlaku untuk Pengadaan
Barang/
Jasa
bernilai
diatas
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
sampai dengan 31 Desember 2013 dan
mulai 1 Januari 2014 untuk Pengadaan
Barang/
Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
dan
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN
lebih besar atau sama dengan 25%
(dua puluh lima perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan
formulir perhitungan TKDN maka peserta
dianggap tidak menginginkan diberlakukan
preferensi harga bagi penawarannya dan
tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN
merujuk pada ketentuan yang ditetapkan
oleh Menteri yang membidangi urusan
perindustrian dengan tetap berpedoman
pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya.
3) rumus penghitungan sebagai berikut:

1
HEA
HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP
= Koefisien
Preferensi
(Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN)
dikali
Preferensi
tertinggi
Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga
Penawaran/
terkoreksi
yang
memenuhi persyaratan lelang dan
telah dievaluasi).

29

4) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih


penawaran dengan HEA yang sama,
penawar dengan TKDN terbesar adalah
sebagai pemenang;
5) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah
Harga Penawaran dan hanya digunakan
oleh
Pokja
ULP
untuk
keperluan
perhitungan HEA guna menetapkan
peringkat pemenang.
d. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang
memiliki harga penawaran yang sama dalam hal
tidak diperhitungkan TKDN, maka Pokja ULP
memilih peserta yang mempunyai kemampuan
teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan.
e. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga
tidak wajar akibat terjadinya persaingan usaha
tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) sebagaimana ketentuan
peraturan dan perundang-undangan, maka
pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang
terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam.
27.17 Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran
sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
F.

Penetapan Pemenang

28. Penetapan
Pemenang

28.1 Pokja ULP membuat Surat Penetapan Pemenang


untuk nilai sampai dengan Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah) berdasarkan Berita Acara
Hasil Pelelangan (BAHP).
28.2 PA membuat Surat Penetapan Pemenang untuk nilai
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) setelah mendapat usulan dari Pokja ULP,
dengan ketentuan:
a. usulan penetapan pemenang ditembuskan
kepada
PPK
dan
APIP
Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi; dan
b. apabila PA tidak setuju dengan usulan Pokja ULP
dengan alasan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, maka PA
memerintahkan evaluasi ulang atau menyatakan
pelelangan gagal.
28.3 Dalam hal nilai penetapan pemenang sampai dengan
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dan nilai pemenang cadangan diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah),
maka penetapannya oleh PA setelah mendapatkan
usulan dari Pokja ULP.
28.4 Dalam hal peserta mengikuti beberapa paket
30

pekerjaan yang dilelangkan oleh Pokja ULP, dan


beberapa penawarannya terendah serta berdasarkan
sisa kemampuan menangani paket (SKP), akan
ditetapkan sebagai calon pemenang oleh Pokja ULP
pada paket berdasarkan pilihan penyedia jasa setelah
mempertimbangkan ketersediaan peralatan dan
personil setelah dilakukan klarifikasi.
28.5 Dalam hal peserta mengikuti pelelangan beberapa
paket pekerjaan konstruksi dalam waktu bersamaan:
a. menawarkan peralatan yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan peralatan tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan
dinyatakan gugur.
b. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dikecualikan dengan syarat kapasitas dan
produktifitas peralatan secara teknis dapat
menyelesaikan pekerjaan lebih dari
1 (satu)
paket.
c. menawarkan personil yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan personil tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan personil tidak ada dan
dinyatakan gugur.
d. menawarkan personil yang sedang bekerja di
paket lain, maka pada saat akan ditetapkan
sebagai pemenang dipastikan sudah tidak terikat
pada paket lain.
28.6 Penetapan pemenang disusun
urutannya dan harus memuat:

sesuai

dengan

a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;


b. nama dan alamat Penyedia serta harga
penawaran atau harga penawaran terkoreksi;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis,
harga; dan
e. evaluasi kualifikasi.
28.7 Data
pendukung
yang
diperlukan
menetapkan pemenang adalah:

untuk

a. Dokumen Pemilihan beserta adendum (apabila

31

ada);
b. BAPP;
c. BAHP; dan
d. Dokumen Penawaran dari pemenang dan
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang
telah diparaf anggota Pokja ULP dan 2 (dua)
wakil peserta/saksi.
28.8 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan
pemenang dan mengakibatkan surat penawaran dan
Jaminan Penawaran habis masa berlakunya,
dilakukan konfirmasi kepada calon pemenang, calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk
memperpanjang masa berlaku surat penawaran dan
Jaminan Penawaran sampai dengan perkiraan
jadwal penandatanganan kontrak. Calon pemenang,
calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
yang tidak bersedia memperpanjang surat
penawaran dan Jaminan Penawaran dapat
mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi.
29. Pengumuman
Pemenang

Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang


cadangan 1 dan 2 (apabila ada) kepada masyarakat di
website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan
pengumuman resmi yang memuat sekurang-kurangnya :
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia;
c. harga penawaran;
d. harga penawaran terkoreksi;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
f. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan
kualifikasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi
dilengkapi dengan penjelasan untuk setiap penawaran
yang dinyatakan gugur dari substansi yang dievaluasi
(alasan gugur administrasi/teknis/harga).

30. Sanggahan

30.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat


menyampaikan sanggahan secara tertulis atas
penetapan pemenang kepada Pokja ULP dalam
waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman
pemenang, disertai bukti terjadinya penyimpangan,
dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
30.2 Sanggahan diajukan oleh peserta yang memasukkan
penawaran baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta lain, ditandatangani
oleh :
a. direktur utama/ pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum
dalam
akte
pendirian
atau
32

perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan bukti
otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
30.3 Sanggahan diajukan apabila terjadi penyimpangan
prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur
yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya dan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan;
b. rekayasa
tertentu
sehingga
terjadinya persaingan usaha
dan/atau

menghalangi
yang sehat;

c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP


dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
30.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja
ULP menyatakan pelelangan gagal.
30.5 Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dan
tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud pada
31.2. dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
30.6 Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK
atau disampaikan dan diterima diluar masa sanggah,
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
31. Sanggahan
Banding

31.1 Peserta sebagaimana dimaksud pada 30 apabila tidak


sependapat dengan jawaban sanggahan dari Pokja
ULP, dapat mengajukan sanggahan banding secara
tertulis kepada Menteri/ Kepala Lembaga/ Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi atau Pejabat yang
menerima
penugasan
menjawab
sanggahan
banding, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
menerima jawaban sanggahan, dengan tembusan
kepada PPK, Pokja ULP, dan APIP Kementerian/
Lembaga/
Pemerintah
Daerah/
Institusi
sebagaimana tercantum dalam LDP.
31.2 Peserta yang akan melakukan sanggahan banding
harus memberikan Jaminan Sanggahan Banding
kepada Pokja ULP sebesar 1% (satu perseratus) dari
HPS sebagaimana tercantum dalam LDP dengan
masa berlaku 15 (lima belas) hari kerja sejak
tanggal pengajuan sanggahan banding.

33

31.3 Penggunaan jaminan sanggahan banding:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah) menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah
dicairkan
dan
tidak
bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh Penyedia
Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah) menggunakan
surat jaminan yang dikeluarkan oleh Bank
Umum, bersifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP.
31.4 Sanggahan
pelelangan.

banding

menghentikan

proses

31.5 Sanggahan banding yang diajukan bukan dari


peserta yang tidak sependapat dengan jawaban
sanggahan sebagaimana dimaksud pada 31.1 atau
tidak ditandatangani seperti halnya sanggahan
sebagaimana dimaksud pada 30.2, dianggap sebagai
pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti serta
tidak menghentikan proses pelelangan.
31.6 Sanggahan banding yang disampaikan bukan
kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi atau Pejabat yang menerima
penugasan menjawab sanggahan banding atau
disampaikan dan diterima di luar masa sanggahan
banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses pelelangan.
31.7 Dalam hal jawaban sanggahan banding berupa
evaluasi ulang, maka terhadap penetapan pemenang
tidak dapat dilakukan sanggahan dan sanggahan
banding lagi.
G. Penunjukan Pemenang Pengadaan
32. Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa

32.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil


Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan tembusan
kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
32.2 PPK menerbitkan SPPBJ, dengan ketentuan apabila:
a. pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi
masih berlaku;
b. tidak ada sanggahan dari peserta;
c. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti
tidak benar; atau

34

d. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding


berakhir.
32.3 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan
tersebut, dengan ketentuan :
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri
dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh
Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri
dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif
oleh Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dimasukkan dalam Daftar Hitam /Black List; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia
ditunjuk karena masa penawarannya sudah
tidak berlaku, maka tidak dikenakan sanksi dan
Jaminan Penawaran yang bersangkutan tidak
boleh dicairkan.
32.4 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan
diri, maka penunjukan pemenang dapat dilakukan
kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan
peringkat, selama masa surat penawaran dan
Jaminan Penawaran pemenang cadangan masih
berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
32.5 Apabila
semua
pemenang
yang
ditunjuk
mengundurkan diri, maka pelelangan dinyatakan
gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari
PPK.
32.6 SPPBJ harus diterbitkan, dengan ketentuan:
a. Paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah
pengumuman penetapan pemenang, apabila
tidak ada sanggahan; atau
b. Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah semua
sanggahan dan sanggahan banding dijawab.
32.7 Di dalam SPPBJ disebutkan/ditegaskan/ditulis bahwa
penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan
sebelum penandatanganan kontrak.
33. Kerahasiaan
Proses

33.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia


dan dilaksanakan oleh pokja ULP secara independen.
33.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian,
evaluasi, klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon
pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta,
atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai

35

keputusan pemenang diumumkan.


33.3 Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses
evaluasi dokumen penawaran atau keputusan
pemenang
akan
mengakibatkan
ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.
33.4 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP
bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman
pemenang.
H. Pelelangan Gagal
34. Pelelangan
Gagal

34.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila :


a. jumlah peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta;
b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi
penawaran;
c. dalam
evaluasi
penawaran
ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat;
d. harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi
dari HPS;
e. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan
Dokumen Pemilihan ternyata benar;
f. sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi
Dokumen Pemilihan ternyata benar; atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan
1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan
sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
pembuktian kualifikasi.
34.2 PA/KPA sebagaimana tercantum dalam
menyatakan pelelangan gagal, apabila :

LDP

a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP


sependapat dengan PPK yang tidak bersedia
menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan
tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang
melibatkan Pokja ULP dan/atau PPK ternyata
benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat dalam pelaksanaan Pelelangan dinyatakan
benar oleh pihak berwenang;
d. sanggahan

dari

Penyedia

Barang/Jasa

atas
36

kesalahan prosedur yang tercantum


Dokumen Pemilihan ternyata benar;

dalam

e. Dokumen Pemilihan tidak sesuai dengan


Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai
menyimpang dari Dokumen Pemilihan;

atau

g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan


1 dan 2 mengundurkan diri; atau
h. pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya.
34.3 Menteri/Kepala
Lembaga/Pimpinan
menyatakan pelelangan gagal, apabila :

Institusi

a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya


pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan KPA, PPK dan/atau
Pokja ULP, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan KPA, ternyata benar.
34.4 Kepala Daerah
apabila:

menyatakan

pelelangan

gagal,

a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya


pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan PA, KPA, PPK
dan/atau Kelompok Kerja ULP, ternyata benar;
atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan PA dan/atau KPA, ternyata benar.
34.5 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP
memberitahukan kepada seluruh peserta.
34.6 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal,
Pokja ULP atau Pokja ULP pengganti (apabila diganti)
meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
pelelangan gagal, untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.
I.

Surat Jaminan Pelaksanaan

37

35. Surat Jaminan


Pelaksanaan

35.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
a. diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk
bank
perkreditan
rakyat),
perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai
program
asuransi
kerugian
(suretyship) sebagaimana yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak
(PHO) sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama penyedia sama dengan nama yang
tercantum dalam surat Jaminan Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang
dari nilai jaminan yang ditetapkan;
e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan
dalam angka dan huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan
sama dengan nama PPK yang menandatangani
kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
jaminan dalam jangka waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit
Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO
harus ditulis atas nama Kemitraan/KSO; dan
j. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak
penjamin.
35.2 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk
menyerahkan
Surat
Jaminan
Pelaksanaan
dipersamakan
dengan
menolak
untuk
menandatangani Kontrak atau tidak menerima
keputusan
penunjukan
sebagai
penyedia
barang/jasa, maka akan dikenakan sanksi.
35.3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat
Jaminan Pelaksanaan diatur dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak.

J.

Penandatanganan Kontrak

36. Penandatanganan
Kontrak

36.1 Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


dilakukan setelah DIPA/DPA ditetapkan.
36.2 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib
memastikan Isian Kualifikasi masih berlaku/valid.

38

Apabila terdapat data isian kualifikasi tidak valid,


maka kontrak tidak ditandatangani.
36.3 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat
14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ
dan setelah penyedia menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, dengan ketentuan :
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh
perseratus) sampai dengan 100% (seratus
perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai Kontrak;
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan
puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar
5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.
36.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah
substansi Dokumen Pemilihan sampai dengan
penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat
waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.
36.5 Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan
melewati batas tahun anggaran, penandatanganan
kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan
kontrak tahun jamak.
36.6 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak
meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan
huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.
36.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen
Kontrak dalam Surat Perjanjian, dengan maksud
apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian
satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan
sebagai berikut :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan
harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya
SPPBJ, BAHP, BAPP.

seperti:

jaminan-jaminan,

39

36.8 Banyaknya rangkap


kebutuhan, yaitu :

kontrak

dibuat

sesuai

a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri


dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh PPK;
b. rangkap kontrak lainnya (apabila diperlukan)
tanpa dibubuhi materai.
36.9 Penandatanganan
Kontrak
bernilai
diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum
Kontrak.
36.10 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas
nama penyedia adalah Direksi yang disebutkan
namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar,
yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

40

BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A. Penerapan IKP
dan LDP

B. Lingkup
Pekerjaan

Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis


pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan
Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data
Pemilihan (LDP).
1.

a. Pokja ULP:
....................................
[diisi nama Pokja ULP]
b. Alamat Pokja ULP:
....................................
...................................

2.

Website: ....................

3.

a. Nama paket pekerjaan: ....................................

4.

[Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]

b. Uraian singkat pekerjaan: ..................


.................................... .................. ..................
[diisi uraian secara singkat dan jelas pekerjaan/ kegiatan
yang dilaksanakan]
Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: ..............
(........................) hari kalender.
[diisi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan]

C. Sumber Dana

Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


....................... Tahun Anggaran ..................
[diisi sesuai dokumen anggaran untuk pembiayaannya]

D. Pendayagunaan
Produksi Dalam
Negeri

Preferensi harga ........... [diisi diberikan/tidak


diberikan] terhadap penawaran peserta.
Catatan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri
diberlakukan pada Pengadaan Barang/Jasa yang
dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk
Pengadaan
Barang/Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan.
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih besar
atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila paket pekerjaan yang dilelangkan memenuhi
ketentuan 1) dan 2) maka diberlakukan preferensi

41

harga dan diisi diberikan.

E. Pemberian
Penjelasan
Dokumen
Pemilihan dan
Peninjauan
Lapangan

F. Dokumen
Penawaran

1.

Pemberian Penjelasan Dokumen Pemilihan akan


dilaksanakan pada:
Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem
pengadaan secara elektronik.

2.

Peninjauan lapangan akan dilaksanakan pada:


Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem
pengadaan secara elektronik.

1.

Memiliki kemampuan menyediakan Personil6 yang


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai
berikut:
a. Tenaga Ahli bagi usaha non kecil
No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
diusulkan
3

Pengalaman
Kerja
(tahun)
4

Profesi/
Keahlian
5

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/keahlian, profesi/keahlian yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

b. Tenaga Teknis bagi usaha kecil


No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
akan diusulkan
3

Lama
Pengalaman
Kerja (tahun)
4

Profesi/
keterampilan
5

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/ keterampilan, profesi/ keterampilan yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

Personil yang dimaksud adalah personil manajerial (ahli/terampil) pada organisasi


pelaksanaan pekerjaan. Untuk usaha non kecil tidak termasuk tenaga terampil dan/atau
personil pendukung, sedangkan untuk usaha kecil cukup personil pelaksana (tenaga terampil).

42

2.

Memiliki
kemampuan
untuk
menyediakan
peralatan
untuk
melaksanakan
pekerjaan
konstruksi ini, yaitu:
No.
1.
2.
3.
Dst.

Jenis
......
......
......
......

Kapasitas
......
......
......
......

Jumlah
......
......
......
......

[diisi jenis, kapasitas, jumlah peralatan utama minimal


yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama
yang dilelangkan]

3.

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan7


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan yang disubkontrakkan


......

[diisi oleh Pokja, Pokja menetapkan Daftar pekerjaan


yang akan disubkontrakkan atau Pokja menetapkan
Penyedia untuk menentukan sendiri bagian pekerjaan
yang akan disubkontrakkan]
Persyaratan subkontrak pekerjaan konstruksi:
nilai penawaran > Rp 25.000.000.000, Peserta
wajib ada subkontrak, dalam hal Pokja menetapkan
Daftar pekerjaan yang akan disubkontrakkan, maka
Peserta wajib memenuhi daftar tersebut.

Penawaran terkait dengan pekerjaan subkontrak


memenuhi syarat apabila:
a. Penyedia yang menawar dengan harga di atas Rp
25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
rupiah) bekerja sama dengan penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Kecil, yaitu
dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan utama.
b. Penyedia
tidak
mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama.
c. Penyedia Usaha Kecil (termasuk Mikro dan
Koperasi Kecil) tidak mensubkontrakkan
pekerjaan yang diperoleh.

Ketentuan bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan adalah bukan merupakan pekerjaan
utama, kecuali pekerjaan spesialis.

43

4.

Sebagai pekerjaan utama8 adalah:


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Utama


......

[diisi, nama-nama pekerjaan utama]

5.

Sebagai pekerjaan penunjang/sementara sebagai


pendukung pekerjaan utama adalah:
No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Penunjang/Sementara


......

[diisi, nama-nama pekerjaan penunjang/sementara

sebagai pendukung pekerjaan utama]


5.

Identifikasi bahaya9
No.

Jenis/Tipe
Pekerjaan

Identifikasi Jenis
Bahaya & Risiko K3

1.
Dst.

6.

G. Mata Uang
Penawaran dan
Cara
Pembayaran

8
9

[diisi, jenis/tipe pekerjaan yang mengandung bahaya


serta identifikasi jenis bahaya & risiko K3 dari jenis
pekerjaan dimaksud]
Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu
diperlukan untuk:
a. Bahan konstruksi permanen: ..................
Contoh: geotextile, bearing pad
[bukan bahan konstruksi seperti semen, aspal, dll]
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi permanen:
..................
Contoh: lift, pompa air
[bukan alat untuk menyelesaikan pekerjaan
konstruksi seperti excavator, bulldozer, dll]
[diisi, tidak ada apabila tidak diperlukan]

1.

Mata uang yang digunakan ..................


[diisi Rupiah atau mata uang lainnya apabila ditentukan]

2.

Pembayaran
dilakukan
dengan
cara
....................................
[diisi: bulanan (monthly certificate) atau angsuran
(termin) didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang telah dilaksanakan]

Ditetapkan oleh PPK.


Ditetapkan oleh PPK.

44

H. Masa
Berlakunya
Penawaran

I. Jaminan
Penawaran

Masa berlaku penawaran selama ..................


(..................) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan penawaran.
[diisi dengan memperhitungkan awal pemasukan
penawaran sampai dengan penandatanganan kontrak]
1.

Besarnya Jaminan Penawaran adalah :


Rp....................................(......................................)
[diisi, besar nominal antara 1% sampai dengan 3% dari
nilai total HPS]

2.

Jaminan penawaran berlaku selama ..................


(..................) hari kalender dan efektif mulai tanggal
[diisi sesuai dengan batas akhir pemasukan
penawaran].

J. Penyampaian
Dokumen
Penawaran

Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik.

dalam

sistem

K. Batas Akhir
Waktu
Pemasukan
Penawaran

Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik.

dalam

sistem

L. Pembukaan
Penawaran

Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik.

dalam

sistem

M. Ambang Batas

[untuk pelelangan umum apabila evaluasi teknisnya


menggunakan sistem gugur dengan ambang batas, maka
penentuan unsur dan sub unsur teknis yang dinilai dan
kriteria penilaiannya harus disetujui dan/atau
menggunakan kriteria yang telah ditetapkan oleh
pejabat eselon 1 dari masing-masing Satuan Unit Kerja
sesuai dengan tugas, fungsi dan lingkup programnya;
Penentuan penggunaan ambang batas meliputi:
1. Nilai ambang batas masing-masing unsur:
a. .................
Dst .................
2. Nilai ambang batas total: .................]

N. Sanggahan, Dan
Sanggahan
Banding

1.

Sanggahan ditujukan kepada ....................................


[diisi nama Pokja ULP,]

2.

Tembusan sanggahan ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]

45

3.

4.

O. Jaminan
Sanggahan
Banding

1.
2.

b. KPA .................. [diisi nama KPA]


c. APIP.................. [diisi nama APIP]
d. ................. [diisi Pejabat yang menerima penugasan
menjawab
sanggahan
banding,
apabila
didelegasikan]
e. ................. [diisi Menteri/ Kepala Lembaga/ Kepala
Daerah/ Pimpinan Institusi]
Sanggahan
banding
ditujukan
kepada
.................................... [diisi nama Menteri/ Kepala
Lembaga/ Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi atau
Pejabat yang menerima penugasan menjawab sanggahan
banding, contoh: Menteri Pekerjaan Umum]

Tembusan sanggahan banding ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. Pokja ULP .................. [diisi nama Pokja ULP]
c. APIP........
[diisi
nama
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi]
Jaminan Sanggahan Banding ditujukan kepada
......... [diisi nama Pokja ULP].
Besarnya jaminan sanggahan banding: Rp..................
(....................................)
[diisi sebesar 1% (satu perseratus) dari nilai total HPS]

46

BAB IV
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
A.

BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN


(KSO)
CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]


Nomor
:
Lampiran :

................, .................. 20....

Kepada Yth.:
Pokja .................. ULP .................. [Satker/Balai]
[diisi oleh Pokja ULP]
di
......................................................
Perihal

: Penawaran Pekerjaan .................................... [nama pekerjaan diisi


oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan


Dokumen Pemilihan nomor: ................................... tanggal ...................... dan
setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen Pemilihan dan Berita Acara
Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pemilihan, apabila ada], dengan ini
kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan .................. .................. [diisi oleh
Pokja ULP] sebesar Rp.................. (...............dalam huruf.....................) termasuk
PPN.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
di atas.
Penawaran ini berlaku selama ........ (..........dalam huruf...........)
hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami
lampirkan :
1. Jaminan Penawaran;
2. Daftar Kuantitas dan Harga;
3. Surat kuasa (apabila dikuasakan);
4. Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi [dievaluasi apabila bermitra
dan lulus prakualifikasi sebagai penyedia pelaksana konstruksi tunggal];
5. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metode Pelaksanaan;
b. Jangka Waktu Pelaksanaan;
c. daftar jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan (apabila
mengajukan peralatan utama minimal yang berbeda dari dokumen isian
kualifikasi);

47

d. daftar personil inti yang


ditempatkan secara penuh (apabila
mengajukan personil inti yang berbeda dari dokumen isian kualifikasi);
dan
e. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan;
6. rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN); dan
7. RK3K;
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan
sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan penawaran
terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah
disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun
Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan
menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

48

B.

BENTUK SURAT KUASA


CONTOH-1

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan
: .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian
No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris
.................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama : ...................................10
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

10

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya atau pejabat yang menurut perjanjian
kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.

49

CONTOH-2

[Kop Surat Badan Usaha KSO]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: ....................................
Alamat Perusahaan
: ....................................
Jabatan
: ....................................

[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/wakil kemitraan (KSO)]
.................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)]
berdasarkan [Akta Notaris No. ...... [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal
penerbitan Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta
perubahannya (apabila ada) atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
No ......... tanggal ..................], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada:11
Nama : ....................................
Alamat : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

.............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20....
Penerima Kuasa

Pemberi Kuasa

....................................
(nama)

...................................
(nama dan jabatan)

11

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.
Dalam hal KSO surat kuasa penandatanganan kontrak dapat diberlakukan apabila perjanjian
KSO sudah disahkan oleh notaris.

50

C.

BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)


CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan .................................. yang


pembukaan penawarannya akan dilakukan di .................................. pada tanggal
.................... 20....., maka kami:
.................................................................... [nama peserta 1]
.................................................................... [nama peserta 2]
.................................................................... [nama peserta 3]
.................................................................... [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama
dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).
Kami menyetujui dan memutuskan bahwa :
1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
..................................
b. Menunjuk .................................. [nama peserta 1] sebagai perusahaan utama
(leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan
atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab
baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai
ketentuan dokumen kontrak.
2.

Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah :


............................... [nama peserta 1] sebesar ...% (.. persen)
............................... [nama peserta 2] sebesar .. % (.. persen)
............................... [nama peserta 3] sebesar ...% (.. persen)
............................... [dan seterusnya] sebesar ...% (.. persen)

3.

Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai


sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian
dari kemitraan/KSO.

4.

Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa
penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama
secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.

5.

Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota


kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan,
perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian
subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.

51

6.

Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama kemitraan/KSO


diberikan kepada .................................. [nama wakil peserta] dalam kedudukannya
sebagai direktur utama/direktur pelaksana .................................. [nama peserta 1]
berdasarkan persetujuan tertulis (surat kuasa untuk menandatangani penawaran)
dari seluruh anggota kemitraan/KSO.

7.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

8.

Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan
tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.

9.

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap () yang masing-masing


mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda


tangan di .. pada hari .. tanggal .. bulan
.., tahun ..

[Peserta 1]

(....)

[Peserta 3]

(....)

[Peserta 2]

(....)

[dst]

(....)

52

CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA12
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan : .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta
Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta]
Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila
ada), yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama
: ....................................
Alamat
: ....................................
Jabatan
: ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat
Penawaran atas nama kemitraan.. untuk pekerjaan
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

12

Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada
yang mewakili kemitraan

53

D.

BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS


Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan
dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. metoda pelaksanaan pekerjaan [memberikan metoda pelaksanaan yang layak,


realistik dan tahapannya dapat dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan utama

2.
3.
4.
5.
6.

dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan, tahapan


dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal
sampai dengan akhir dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis];
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP];
daftar jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan (apabila
mengajukan peralatan utama minimal yang berbeda dari dokumen isian
kualifikasi);
daftar personil inti yang ditempatkan secara penuh (apabila mengajukan
personil inti yang berbeda dari dokumen isian kualifikasi);
bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam LDP]; dan
[Hal-hal lain yang dipersyaratkan].

Catatan :
Peralatan dan personil yang disampaikan dalam penawaran hanya untuk 1 (satu) paket
pekerjaan yang dilelangkan, apabila memerlukan peralatan dan personil untuk paket
pekerjaan lain harus dari peralatan (dapat sewa, kontrak, atau lainnya) dan personil
yang berbeda.

54

E.

BENTUK
FORMULIR
REKAPITULASI
KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

PERHITUNGAN

NIlai Gabungan Barang dan Jasa


(Rp)

TINGKAT

TKDN

Uraian Pekerjaan
KDN

KLN

Total

Barang
/Jasa

Gabungan

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1A)

(1B)

(1C)

(1D)

(2A)

(2B)

(2C)

(2D)

(3A)

(3B)

(3C)

(3D)

(4A)

(4B)

(4C)

(4D)

(5A)

(5B)

(5C)

(5D)

(6A)

(6B)

(6C)

(6D)

(7A)

(7B)

(7C)

(7D)

B. Sub Total Jasa

(8A)

(8B)

(8C)

(8D)

C. Total Biasa (A+B)

(9A)

(9B)

(9C)

(9D)

(1)
Barang13
I. Material
langsung (Bahan
Baku)
II. Peralatan (Barang
Jadi)
A. Sub Total Barang
Jasa14
III. Manajemen
Proyek dan
Perekayasaan
IV. Alat
Kerja/Fasilitas
Kerja
V. Konstruksi dan
Fabrikasi
VI. Jasa Umum

(9E)

1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari dalam negeri.

13
14

diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.


dilakukan perhitungan sendiri (self assessment)

55

2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi perhitungan :
% TKDN Gabungan
Barang & Jasa (9E)

Biaya Gabungan (9C) Biaya Gabungan LN (9B)


=

X 100%
Biaya Gabungan (9C)

56

F.

BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR


CONTOH
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR15

NO

NAMA
BARANG/URAIAN

SPESIFIKASI

SATUAN

JUMLAH

HARGA

NEGARA
ASAL

TOTAL HARGA

15

diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.

57

G.

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(RK3K)
CONTOH
I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN
.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program
K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan
penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat
penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.2. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Program K3, Dan Biaya
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3 sesuai dengan format pada Tabel
1.

58

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, PROGRAM K3, DAN BIAYA
[digunakan untuk usulan penawaran]
Nama Perusahaan
Kegiatan

: ..................
: ..................
halaman : .. / ..

NO

URAIAN PEKERJAAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

(1)
1

(2)
Pekerjaan
galian
pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

(3)
Tertimbun

SASARAN K3 PROYEK

(4)
Nihil kecelakaan fatal

PENGENDALIAN RISIKO K3

PROGRAM SUMBER DAYA

BIAYA (Rp)

(5)
1.1 Penggunaan turap

(6)
1. Bahan (Turap, peralatan kerja,
dll)
2. SDM (diisi dengan jumlah
SDM yang diperlukan dan
kualifikasi sesuai dengan yang
dibutuhkan)

(7)
Diisi dengan biaya untuk
pengadaan bahan dan
rekruitmen SDM

1.2 Menyusun instruksi kerja

1. SDM menyusun instruksi kerja


2. Sosialisasi instruksi kerja (.....
kali)

Diisi dengan biaya untuk


penyusunan
instruksi
kerja, pencetakan bahan,
dan sosialisasi dokumen
Diisi dengan kebutuhan
biaya untuk pengadaan
Diisi dengan biaya untuk
instruktur
dan
pencetakan
materi/modul
serta
penyelenggaraan
pelatihan

1.3 Menggunakan rambu


Pengadaan rambu dan barikade
peringatan dan barikade
1.4 Melakukan pelatihan kepada 1. Instruktur
pekerja
2. Materi/modul

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (7) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;

59

B.3. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut:
a) UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
c) ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

60

II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan
ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

61

B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3

Emergency/

P3K

Kebakaran

kedaruratan

C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan,
dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan
Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format
pada Tabel 1.

62

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG
JAWAB
Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

: ..................
: ..................
: ..................
: ..................

halaman : .. / ..
PENILAIAN RISIKO

NO
(1)
1

URAIAN PEKERJAAN
(2)
Pekerjaan galian pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

IDENTIFIKASI BAHAYA
(3)
Tertimbun

KEKERAPAN

KEPARAHAN

(4)
3

(5)
3

TINGKAT
RISIKO
(6)
9
(Tinggi)

SKALA
PRIORITAS
(7)
1

PENGENDALIAN
RISIKO K3
(8)
1.1. Penggunaan
turap
1.2. Menggunakan
metode
pemancangan
1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

PENANGGUNG
JAWAB
(Nama Petugas)
(9)
Pengawas
lapangan/
quality engineer

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja
1.6 Pengunaan APD
yang sesuai
Dst.

63

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari
seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya
kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item
pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3 tinggi,
sedang dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko
tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko
kecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item
pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1)
dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko
(Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi
oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum
memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/ bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja
di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang
lebih aman dan/ atau material yang
tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi
teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya
kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau
peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada
saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi
adalah
pengendalian
melalui
pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan

64

telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan


rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko
K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang
PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada
pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian
risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2.
Penyusunan Sasaran dan Program K3.

65

TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3


Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

:
:
:
:

..................
..................
..................
..................

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)
1

(2)
Pekerjaan galian
pada basement
bangunan gedung
dengan kondisi tanah
labil

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

(5)
Penggunaan
turap
memenuhi
spesifikasi
(ditetapkan
quality
enginering)

(6)
- Bahan
(Turap,
peralatan
kerja, dll yang
terkait)
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
Turap
terpasang
sesuai gambar
dan spesifikasi

(9)
Checklist

(10)
Pengawas
/petugas
terkait

Tersedianya
metode

Sesuai dengan
metode yang
telah ditetapkan

Dokumen
(manual
instruction/pe
tunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
sesuai metode

Checklist

Quality
Enginering

Tersedianya
instruksi kerja

Sesuai dengan
instruksi kerja

Dokumen
petunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
petunjuk kerja

Checklist

Quality
Enginering

URAIAN

TOLOK UKUR

(3)
1.1. Penggunaan
turap

(4)
Seluruh
pekerjaan
galian
dipastikan
memenuhi
prinsip
keselamatan

1.2. Menggunakan
metode
pemancangan

1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

BIAYA (Rp)

(11)

66

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)

(2)

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

URAIAN

TOLOK UKUR

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

(3)
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

(4)
Seluruh lokasi
galian diberikan
rambu dan
barikade
standar

(5)
Rambu dan
barikade
standar (Dicari
contor dari jasa
marga, NFPA)

(6)
- Rambu dan
barikade
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
100% sesuai
standar

(9)
Checklist

(10)
Petugas K3

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja

Seluruh pekerja
terkait telah
mengikuti
pelatihan dan
penyuluhan

Lulus tes dan


paham
mengenai
sistem
keselamatan
galian

Instruktur,
program,
materi/modul
, tes
pemahaman,
dan peserta.

Sebelum
bekerja harus
sudah terlatih

100% lulus
dan paham

Evaluasi hasil
penyuluhan/p
elatihan

Petugas K3,
unit
pelatihan/HR
D

1.6 Pengunaan
APD yang sesuai

Seluruh pekerja
menggunakan
APD standar

- SNI helm,
masker &
sepatu (Dicari)
- Jumlah
pekerja

Masker,
sepatu
keselamatan,
pelindung
kepala

Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

100% sesuai
standar

Disediakan
petugas yang
melakukan
pengawasan
selama
pekerjaan
galian
berlangsung

Inspektor
K3/petugas
pengawas
pelaksanaan
pekerjaan

BIAYA (Rp)

(11)

67

Ketentuan Pengisian Tabel 2.:


Kolom (1)
: Nomor urut kegiatan.
Kolom (2)
: Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3)
: Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom
(8).
Kolom (4)
: Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5)
: Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6)
: Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari
kolom (5)
Kolom (7)
: Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8)
: Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9)
: Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program
Kolom (11) : Diisi biaya kebutuhan pelaksanaan program
D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh
Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada
contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang
tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada
kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional)
berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai
dengan uraian Tabel 2. (sasaran dan program K3).

68

F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan
dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan
pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja
dilakukan peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
[Penanggung Jawab Lapangan/Team
Leader]
( )
Penyedia Jasa

69

H.

BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)


CONTOH

Jenis pekerjaan
Satuan/Unit
Nomor Pembayaran

No.
(1)
I

Uraian

: ....................
: ....................

Satuan

(2)
(3)
Upah/Tenaga Kerja
Sub jumlah I
II
Bahan/Material
Sub jumlah II
III
Peralatan
Sub jumlah III
Sub jumlah (I+II+III)
IV
Lain-lain
- Biaya umum16
- Keuntungan
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)

Kuantitas/
Koefisien
(4)

Harga
Satuan
Dasar
(Rp)
(5)

Harga
(Rp)
(6)

.........

.........

.........
.........
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.........
.........

Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di
bawah 80% dari HPS

16

Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

70

I.

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK


CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ....
Yang bertanda tangan dibawah ini: ........
dalam jabatan selaku ........ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .......... [nama bank] berkedudukan di
............ [alamat]
untuk selanjutnya disebut:
PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama
: ........ [Pokja ULP]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp ........
(terbilang ................)
sebagai Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk pelelangan
pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ........ [peserta pelelangan]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :

71

1.
2.

3.

4.

5.
6.

Garansi Bank berlaku selama (.) hari kalender,


dan efektif mulai dari tanggal .... [diisi sesuai dengan tanggal
batas akhir pemasukan penawaran]
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ....
: ....

[Bank]

Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]

....
[Nama dan Jabatan]

72

BAB V
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
CONTOH 1 PENYEDIA TUNGGAL

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
............................................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi harga satuan, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ........................ pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara:
Nama
: ...................... [nama PPK]
NIP
: ...................... [NIP PPK]
Jabatan
: PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di
: ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan:
Nama
Jabatan
Berkedudukan di
Akta Notaris
Nomor
Tanggal
Notaris

: ...................... [nama wakil penyedia]


:....................... [sesuai akta notaris]
: ...................... [alamat penyedia]
:...................... [sesuai akta notaris]
:...................... [tanggal penerbitan akta]
: ...................... [nama Notaris penerbit akta]

yang bertindak untuk dan atas nama ...................... [nama Badan Usaha]
selanjutnya disebut Penyedia
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2013 Tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.

73

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas:
1. ................
2. ................
3. Dst.

Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN

74

(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp......................
(.........dalam huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor: ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian (apabila ada);


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a.

PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;

b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :

75

1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan


harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan
yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.

76

Untuk dan atas nama ......................


Penyedia

Untuk dan atas nama ......................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk Penyedia maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk satuan kerja PPK maka
rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

77

CONTOH 2 PENYEDIA BERMITRA/KSO

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
..........................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi harga satuan, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara :
Nama
NIP
Jabatan
Berkedudukan di

: ......................
: ......................
: PPK...............
: ......................

[nama PPK]
[NIP PPK]
[sesuai SK Pengangkatan]
[alamat PPK]

yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai
berikut :
1. ...................... [nama Penyedia 1];
2. ...................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan
tanggung renteng atas semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini
dan telah menunjuk ...................... [nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai
wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan
di ...................... [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian
kemitraan/KSO No. ...................... tanggal ...................... selanjutnya disebut
Penyedia.
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : ..............

78

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas :
1. ................
2. ................
Dst.
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp......................
(.........dalam huruf............. rupiah).
79

(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor : ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian [apabila ada];


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;
b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;

80

5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan
keterangan-keterangan
yang
diperlukan
untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan
yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi
materai..
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia/Kemitraan (KSO)

Untuk dan atas nama....................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk Penyedia maka rekatkan materai
Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk satuan kerja PPK maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

81

BAB VI
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. Ketentuan Umum
1. Definisi

Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat


Umum Kontrak selanjutnya disebut SSUK harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan
sebagai berikut :
1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan


yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik
lainnya.
Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan
barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga
satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat
perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya
didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah
pejabat
pemegang
kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD.
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh
PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan
oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi.
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
panitia/pejabat yang ditetapkan oleh KPA yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau
pengawas intern pada Institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan
lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.

82

1.8

Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan/


melaksanakan Pekerjaan Konstruksi.

1.9

Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan


perjanjian kerja dengan penyedia penanggung
jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak).

1.10 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar


penyedia baik penyedia nasional maupun
penyedia asing, yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan,
adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional),
yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/
Perusahaan
Asuransi
yang
diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk
menjamin
terpenuhinya
kewajiban
penyedia.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara
PPK dengan penyedia yang mencakup SyaratSyarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan SyaratSyarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain
yang merupakan bagian dari kontrak.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
1.14 Hari adalah hari kalender.
1.15 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang
dibentuk/ditetapkan oleh PPK (dapat dijabat oleh
PPK atau pejabat lain dan diberitahukan secara
tertulis kepada Penyedia), terdiri dari 1 (satu)
orang atau lebih, yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus kontrak untuk mengelola
administrasi
kontrak
dan
mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Direksi teknis adalah tim pendukung yang
ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah
biaya keseluruhannya yang merupakan bagian
dari penawaran.
1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan

83

perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh PPK,


dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai
kewajaran penawaran termasuk rinciannya.
1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang
secara langsung menunjang terwujudnya dan
berfungsinya
suatu
konstruksi
sesuai
peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam LDP.
1.20 Mata
Pembayaran
Utama
adalah
Mata
pembayaran yang pokok dan penting yang nilai
bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung
mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya
terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam
Dokumen Pemilihan.
1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga
satuan jenis pekerjaan tertentu per satu satuan
tertentu.
1.22 Metoda
Pelaksanaan
Pekerjaan
adalah
metode/cara kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan
dan
diyakini
menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan
tahap pelaksanaan yang sistimatis dari awal
sampai akhir dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis berdasarkan sumber daya yang
dimiliki penawar.
1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis
yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam penawaran serta posisinya
dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan
untuk melaksanakan pekerjaan.
1.24 Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakkan adalah
pekerjaan spesialis atau bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum
dalam
penawaran,
yang
pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain
dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja yang
diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk memulai melaksanakan pekerjaan
1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya
Kontrak
ini
terhitung
sejak
tanggal
84

penandatanganan kontrak sampai dengan masa


pemeliharaan berakhir.
1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan)
adalah jangka waktu untuk melaksanakan
pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan.
1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka
waktu yang sudah terinci berdasarkan masa
pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) yang diterbitkan oleh PPK untuk memulai
melaksanakan pekerjaan.
1.30 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal
penyerahan pertama pekerjaan selesai (Provisional
Hand Over/PHO), dinyatakan dalam Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan
oleh Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan
pertama pekerjaan sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan.
1.32 Kegagalan Konstruksi adalah adalah keadaan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat
kesalahan pengguna atau penyedia dalam periode
pelaksanaan kontrak.
1.33 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan,
yang setelah diserahterimakan oleh penyedia
kepada PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta
diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan
dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum
sebagai akibat kesalahan Penyedia atau Pengguna
Jasa.
2. Penerapan

SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan


Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak
yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat

85

Perjanjian.
3. Bahasa dan
Hukum

4. Larangan
Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

3.1

Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia


kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar
negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan
bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut
dan/atau bahasa Inggris.

3.2

Hukum yang digunakan adalah hukum yang


berlaku di Indonesia.

3.3

Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah


luar negeri, menggunakan hukum yang berlaku di
Indonesia atau hukum yang berlaku di negara
pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan
antara Pemerintah dan negara pemberi
pinjaman/hibah), pilihan hukum yang digunakan
agar dicantumkan dalam Syarat-syarat Khusus
Kontrak yang selanjutnya disebut SSKK.

4.1

Berdasarkan etika pengadaan


pemerintah, dilarang untuk:

barang/jasa

a. menawarkan, menerima atau menjanjikan


untuk memberi atau menerima hadiah atau
imbalan berupa apa saja atau melakukan
tindakan lainnya untuk mempengaruhi
siapapun yang diketahui atau patut dapat
diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
c. membuat dan/atau menyampaikan secara
tidak benar dokumen dan/atau keterangan
lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan
pelaksanaan Kontrak ini.
4.2

Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan


(termasuk semua anggota Kemitraan/KSO apabila
berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya
(jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan
tindakan yang dilarang di atas.

4.3

Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti


melakukan larangan-larangan di atas dapat
dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK
sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan
Pelaksanaan
dicairkan
dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK;
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia;
dan/atau

86

d. Sanksi pengenaan daftar hitam.


[catatan: Sanksi pengenaan daftar hitam,
diterbitkan oleh KPA atas usulan PPK.
KPA mengirimkan dokumen penetapan sanksi
daftar hitam kepada:
1) Penyedia yang dikenakan Daftar Hitam; dan
2) Kepala LKPP]

5. Asal Material/
Bahan

6. Korespondensi

4.4

Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan


oleh
PPK/KPA
kepada
Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi.

4.5

PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan


dikenakan
sanksi
berdasarkan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.

5.1

Penyedia
harus
menyampaikan
asal
material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen impor.

5.2

Asal
material/bahan
merupakan
tempat
material/bahan diperoleh, antara lain tempat
material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi.

6.1

Semua korespondensi dapat berbentuk surat,


e-mail dan/atau faksimili dengan alamat tujuan
para pihak yang tercantum dalam SSKK.

6.2

Semua pemberitahuan, permohonan, atau


persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus dibuat
secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah
disampaikan secara langsung kepada wakil sah
Para Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan
melalui surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan
ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para


Pihak

Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan


untuk dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan
atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak
ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau
dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.

8. Pembukuan

Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan


keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan

Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang


bersangkutan berkewajiban untuk membayar semua
pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan
oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini.
Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah

87

termasuk dalam Nilai Kontrak.


10. Pengalihan
dan/atau
Subkontrak

10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian


atau seluruh Kontrak ini. Pengalihan seluruh
Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal
pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat
peleburan (merger) maupun akibat lainnya.
10.2 Penyedia dilarang untuk mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama dalam Kontrak
ini.
10.3 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya
diperbolehkan kepada Penyedia spesialis setelah
mendapat persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia
tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan
yang disubkontrakkan.
10.4 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak
diputuskan dan Penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam SSKK.

11. Pengabaian

Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap


pelanggaran ketentuan tertentu Kontrak oleh Pihak yang
lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian
yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika
menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan
yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat
dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil
Sah Pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Mandiri Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab


penuh terhadap personil dan subpenyedianya (jika ada)
serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.
13. Kemitraan/ KSO

Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu


anggota yang disebut dalam Surat Perjanjian untuk
bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan
hak dan kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak
ini.

14. Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan

14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan,


PPK jika dipandang perlu dapat mengangkat
Pengawas Pekerjaan (Direksi Pekerjaan/Direksi
Teknis) yang berasal dari personil PPK atau
konsultan pengawas.
Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas
Pekerjaan selalu bertindak untuk kepentingan
PPK. Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas
Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.

15. Persetujuan Atau


Pernyataan Tidak

15.1 Semua gambar yang digunakan melaksanakan


pekerjaan sesuai kontrak, untuk pekerjaan
88

Berkeberatan
Dari Pengawas
Pekerjaan

permanen maupun pekerjaan sementara harus


mendapatkan
persetujuan
dari
Pengawas
Pekerjaan.
15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan
terlebih dahulu ada pekerjaan sementara yang
tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
di dalam kontrak maka penyedia berkewajiban
untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar
usulan pekerjaan sementara tersebut untuk
mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan
(no objection) untuk dilaksanakan dari Pengawas
Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana
pekerjaan sementara ini tidak melepaskan
penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.

16. Perintah

Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua


perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan
kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini.

17. Penemuanpenemuan

Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada


pihak yang berwenang semua penemuan benda/barang
yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan kekayaan
di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan perundangundangan dikuasai oleh negara.

18. Akses ke Lokasi


Kerja

18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses


PPK, Wakil Sah PPK, Pengawas Pekerjaan dan/atau
pihak yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja
dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang
atau akan dilaksanakan.
18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima
kelayakan dan ketersediaan jalur akses menuju
lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga
setiap jalan atau jembatan dari kerusakan akibat
penggunaan/lalu lintas penyedia atau akibat
personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka:
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang mungkin diperlukan akibat
pengunaan jalur akses.
b. Penyedia harus menyediakan rambu atau
petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin
disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.

89

c. Biaya karena ketidak layakan atau tidak


tersedianya jalur akses untuk digunakan oleh
penyedia, harus ditanggung penyedia.
d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul akibat penggunaan jalur
akses.
18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul selain penggunaan jalur akses
tersebut.
B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak
19. Masa
Pelaksanaan
(Jangka Waktu
Pelaksanaan)
Pekerjaan

19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal


penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para Pihak
atau yang ditetapkan dalam SSKK.
19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.
19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan masa pelaksanaan yang ditentukan dalam
SSKK.
19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai masa pelaksanaan
karena keadaan diluar pengendaliannya yang
dapat dibuktikan demikian, dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, dengan
disertai bukti-bukti yang dapat disetujui PPK,
maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan tugas penyedia dengan membuat
adendum kontrak.
19.5 Jadwal pelaksanaan pekerjaan disepakati bersama
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak,
jadwal pelaksanaan pekerjaan tidak boleh
melebihi dari masa pelaksanaan.

B.1 Pelaksanaan Pekerjaan


20. Penyerahan
Lokasi Kerja

20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja


sesuai dengan kebutuhan penyedia yang
tercantum dalam rencana kerja yang telah
disepakati oleh para pihak untuk melaksanakan
pekerjaan tanpa ada hambatan kepada penyedia
sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan
setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan
lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan
penyerahan dituangkan dalam berita acara
penyerahan lokasi kerja.
20.2 Jika

dalam

pemeriksaan

lapangan

bersama

90

ditemukan hal-hal yang dapat mengakibatkan


perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut
harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja
sesuai kebutuhan penyedia yang tercantum dalam
rencana kerja (sesuai angka 20.1) untuk
melaksanakan pekerjaan dan terbukti merupakan
suatu hambatan, maka kondisi ini ditetapkan
sebagai Peristiwa Kompensasi.
21. Surat Perintah
Mulai Kerja
(SPMK)

21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya


14 (empat belas) hari sejak tanggal penandatanganan kontrak.
21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak oleh penyedia.

22. Program Mutu

22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.
22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan
kondisi lokasi pekerjaan.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program mutu jika terjadi adendum Kontrak dan
Peristiwa Kompensasi.
22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan
dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan
persetujuan PPK.
22.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.

23. Program
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(K3)

23.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program K3 pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
23.2 Program K3 disusun paling sedikit berisi:

91

a.
b.
c.
d.

Kebijakan K3 Proyek;
Organisasi K3;
Perencanaan K3;
Pengendalian dan Program K3;

e. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3;


f. Tinjauan Ulang Kinerja K3.
23.3 Program K3 dapat direvisi sesuai dengan kondisi
lokasi pekerjaan.
23.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program K3 jika terjadi addendum kontrak dan
peristiwa kompensasi.
23.5 Pemutakhiran program K3 harus mendapatkan
persetujuan PPK.
23.6 Persetujuan PPK terhadap program K3 tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.
24. Rapat Persiapan
Pelaksanaan
Kontrak

24.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak


diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, harus
sudah menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi :
a. program mutu;
b. rencana K3 Kontrak;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti
uraian
tentang
metode
kerja
yang
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi
peralatan dan personil;
g. penyusunan rencana dan
pemeriksaan lokasi pekerjaan.

25. Mobilisasi

pelaksanaan

25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai


dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterbitkan SPMK.
25.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan

peralatan-peralatan

terkait

92

yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;


b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah,
gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya; dan/atau
c. mendatangkan personil-personil.
25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
26. Pemeriksaan
Bersama

26.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK


bersama-sama dengan penyedia melakukan
pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi
pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran

(Mutual Check 0%).


26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat
membentuk Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
atas usul PPK.
26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam
Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka
harus dituangkan dalam adendum Kontrak (Berita
Acara Mutual Check 0%).
26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
Personil dan/atau Peralatan ternyata belum
memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia
tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat
Personil dan/atau Peralatan yang belum
memenuhi syarat harus segera diganti dalam
jangka waktu yang disepakati bersama.
27. Penggunaan
Produksi Dalam
Negeri

27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan


sesuai besaran komponen dalam negeri pada
setiap Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada
saat penawaran.
27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan
produksi dalam negeri secara periodik.
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam
negeri berbeda dengan yang ditunjukkan dengan
nilai TKDN pada saat penawaran akan dikenakan
sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.

B.2 Pengendalian Waktu

93

28. Waktu
Penyelesaian
Pekerjaan

28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia


berkewajiban untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program
mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambatlambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang
ditetapkan dalam SPMK.
28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal
Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau
Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan
denda.
28.3 Jika
keterlambatan
tersebut
semata-mata
disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK
dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika
Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak
untuk diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal
ini adalah tanggal penyelesaian seluruh pekerjaan.

29. Perpanjangan
Waktu

29.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga


penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal
Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian
berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan
pertimbangan
Pengawas
Pekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan
secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian
harus dilakukan melalui Adendum Kontrak.
29.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan harus telah menetapkan ada tidaknya
perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah
penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia
lalai untuk memberikan peringatan dini atas
keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk
mencegah
keterlambatan
sesegera
mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang
Tanggal Penyelesaian.

30. Penundaan oleh


Pengawas
Pekerjaan

Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis


penyedia untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap
perintah penundaan ini harus segera ditembuskan
kepada PPK.

31. Rapat
Pemantauan

31.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat


menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat

94

tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan


untuk membahas perkembangan pekerjaan dan
perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.
31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh
Pengawas Pekerjaan dalam berita acara rapat, dan
rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihakpihak yang menghadiri rapat.
31.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu
diputuskan,
Pengawas
Pekerjaan
dapat
memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat
melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak
yang menghadiri rapat.
32. Peringatan Dini

32.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan


sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas peristiwa
atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi
mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas
Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk
menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak
peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap
Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin
disampaikan oleh penyedia.
32.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama
dengan Pengawas Pekerjaan untuk mencegah atau
mengurangi dampak peristiwa atau kondisi
tersebut.

B.3 Penyelesaian Kontrak


33. Serah Terima
Pekerjaan

33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus


perseratus), penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
pekerjaan.
33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK
menugaskan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat
dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu
pelaksanaan tugas Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan.
33.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan,
penyedia
wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah
PPK.

95

33.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan


setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal
berita acara penyerahan pekerjaan dan telah
diterima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan
puluh lima perseratus) dari nilai kontrak,
sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau
pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus
perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus
menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai kontrak.
33.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama
masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti
pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
33.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan
setelah
penyedia
melaksanakan
semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai
kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan
Jaminan Pemeliharaan.
33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK
berhak menggunakan uang retensi untuk
membiayai
perbaikan/pemeliharaan
atau
mencairkan Jaminan Pemeliharaan.
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian
pekerjaan (secara parsial) yang ketentuannya
ditetapkan dalam SSKK.
33.11 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan
secara parsial, maka cara pembayaran dan
kewajiban pemeliharaan tersebut di atas
disesuaikan.
33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah
penyerahan
bagian
pekerjaan
tersebut
dilaksanakan pertama kali.
33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan
pekerjaan ditetapkan dalam SSKK.
34. Pengambilalihan

PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan


dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat
keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

96

35. Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

35.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk


kepada PPK tentang pedoman pengoperasian dan
perawatan/pemeliharaan sesuai dengan SSKK.
35.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman
pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan, PPK
berhak menahan uang retensi atau Jaminan
Pemeliharaan.

B.4 Adendum
36. Perubahan
Kontrak

36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum


kontrak.
36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila
disetujui oleh para pihak, meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu
hal yang dilakukan oleh para pihak dalam
kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
b. perubahan harga kontrak akibat adanya
perubahan pekerjaan dan/atau karena
perubahan pelaksanaan pekerjaan;
c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
akibat adanya perubahan pekerjaan;
d. Perubahan harga kontrak akibat adanya
penyesuaian harga (eskalasi/de-eskalasi).
36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK
menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

37. Perubahan
Lingkup
Pekerjaan

37.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara


kondisi lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan
dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama
penyedia dapat melakukan perubahan kontrak
yang meliputi antara lain:
a. menambah
atau
mengurangi
volume
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
b. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi
pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum
tercantum dalam kontrak yang diperlukan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai
lingkup kontrak awal.
37.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan
tersedianya anggaran dan paling tinggi 10%

97

(sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.


37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK
secara tertulis kepada penyedia kemudian
dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam kontrak awal.
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita
Acara sebagai dasar penyusunan adendum
kontrak.
38. Perubahan
Kuantitas dan
Harga

38.1 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga


digunakan untuk membayar prestasi pekerjaan.
38.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang
akan dilaksanakan berubah lebih dari 10%
(sepuluh perseratus) dari kuantitas awal, maka
pembayaran
volume
selanjutnya
dengan
menggunakan harga satuan yang disesuaikan
dengan negosiasi.
38.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat
harga satuan timpang, maka harga satuan
timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan. Untuk kuantitas pekerjaan tambahan
digunakan harga satuan berdasarkan hasil
negosiasi.
Apabila ada daftar item pekerjaan yang masuk
kategori
harga
satuan
timpang,
maka
dicantumkan dalam lampiran A SSKK.
38.4 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka
penyedia jasa harus menyerahkan rincian harga
satuannya kepada PPK. Penentuan harga satuan
mata pembayaran baru dilakukan dengan
negosiasi.

39. Perubahan
Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan

39.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan


oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar
untuk hal-hal sebagai berikut :
a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia;
dan/atau
e. keadaan kahar.
39.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang
sekurang-kurangnya
sama
dengan
waktu
terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau

98

waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan


pekerjaan pada 39.1.
39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu
pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia.
39.4 PPK
dapat
menugaskan
Panitia
Peneliti
Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti kelayakan
usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.
39.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan
dituangkan dalam adendum kontrak.
40. Penyesuaian
Harga
(Eskalasi/Deeskalasi)

40.1 Ketentuan penggunaan rumusan Penyesuaian


Harga (Price Adjustment) adalah sebagai berikut:
a) Harga yang tercantum dalam kontrak dapat
berubah akibat adanya penyesuaian harga
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b) Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak
Tahun Jamak yang masa pelaksanaannya lebih
dari 12 (dua belas) bulan dan diberlakukan
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan pekerjaan.
c) Penyesuaian harga berlaku bagi seluruh
kegiatan/mata pembayaran, kecuali mata
pembayaran Lump Sum serta pekerjaan
dengan Harga Satuan timpang.
d) Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi
seluruh komponen harga satuan (upah, bahan,
peralatan, dan bahan bakar), tidak termasuk
komponen keuntungan dan biaya operasional
sebagaimana tercantum dalam penawaran.
e) Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan yang tercantum
dalam kontrak awal/adendum kontrak.
f) Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen
pekerjaan yang berasal dari luar negeri,
menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut.
g) Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan
baru sebagai akibat adanya adendum kontrak
dapat diberikan penyesuaian harga mulai
bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum
kontrak tersebut ditandatangani.
h) Jenis
pekerjaan
yang
terlambat
pelaksanaannya disebabkan oleh kesalahan
Penyedia diberlakukan penyesuaian harga
99

berdasarkan indeks harga terendah antara


indeks harga jadwal awal dengan indeks harga
jadwal pelaksanaan pekerjaan.
i) Jenis
pekerjaan
yang
lebih
cepat
pelaksanaannya diberlakukan penyesuaian
harga berdasarkan indeks harga pada saat
pelaksanaan.
40.2 Ketentuan lebih lanjut sebagaimana diatur dalam
SSKK.
B.5 Keadaan Kahar
41. Keadaan Kahar

41.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para


pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
41.2 Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi :
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana
dinyatakan melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
41.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia
memberitahukan kepada PPK paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan
Kahar dari pejabat yang berwenang.
41.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak
untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa
Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurangkurangnya sama dengan jangka waktu
terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.
41.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
Keadaan Kahar yang dilaporkan paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, tidak dikenakan sanksi.
41.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini
akan dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar
berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan

100

yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan


Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada
Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat
mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam
Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk
bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya
ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.
B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak
42. Penghentian dan
Pemutusan
Kontrak

42.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena


pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan
Kahar.
42.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib
membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi
pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
a. biaya langsung pengadaan Bahan dan
Perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan
Perlengkapan ini harus diserahkan oleh
Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi
hak milik PPK;
b. biaya
langsung
pembongkaran
dan
demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara dan
Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.
42.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak
penyedia atau pihak PPK.
42.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan
Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila :
a. penyedia
lalai/cidera
janji
dalam
melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan;
b. penyedia
tanpa
persetujuan
Pengawas
Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan
pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28
(dua puluh delapan) hari dan penghentian ini
tidak tercantum dalam program mutu serta
tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;

101

e. penyedia selama Masa Kontrak gagal


memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan oleh PPK;
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan
Jaminan Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
akibat kesalahan penyedia sudah melampaui
5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak dan
PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan
sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia
untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan
pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik
selama 28 (dua puluh delapan) hari;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran
tagihan angsuran sesuai dengan yang
disepakati sebagaimana tercantum dalam
SSKK;
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan
dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan
yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur,
dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat
dalam
pelaksanaan
pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang
berwenang.
42.5 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pelaksanaan
dilakukan
karena
kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia
atau Jaminan Uang Muka dicairkan;
c. Penyedia
membayar
denda
(apabila
pelaksanaan pekerjaannya terlambat); dan
d. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
42.6 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pemeliharaan dilakukan karena kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
42.7 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena
PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan
102

KKN dan/atau pelanggaran persaingan usaha di


dalam pelaksanaan pengadaan yang sudah
diputuskan oleh instansi berwenang, maka PPK
dikenakan
sanksi
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan.
43. Keterlambatan
Pelaksanaan
Pekerjaan dan
Kontrak Kritis

43.1 Apabila penyedia terlambat melaksanakan


pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus
memberikan peringatan secara tertulis atau
dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.
43.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%
70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 10% dari rencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan
70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari
rencana;
c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat
kurang dari 5% dari rencana dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan.
43.3 Penanganan kontrak kritis.
a. Dalam hal keterlambatan pada 43.1 dan
penanganan kontrak pada 43.2, penanganan
kontrak kritis dilakukan dengan Rapat
pembuktian (show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi
pekerjaan menerbitkan surat peringatan
kepada
penyedia
dan
selanjutnya
menyelenggarakan SCM.
2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi
teknis dan penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba pertama)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
tingkat Tahap I
3) Apabila penyedia gagal pada uji coba
pertama, maka harus diselenggarakan
SCM Tahap II yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba kedua)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
Tahap II

103

4) Apabila penyedia gagal pada uji coba


kedua, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap
III
yang
membahas
dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba ketiga)
yang dituangkan dalam berita acara SCM.
Tahap III
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
menerbitkan surat peringatan kepada
penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan akibat
kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak
Penyedia Pekerjaan Konstruksi dapat diberi
kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak
masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
dengan diberlakukan denda sebesar 1/1000
(satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai
bagian Kontrak apabila ditetapkan serah
terima pekerjaan secara parsial untuk setiap
hari
keterlambatan.
Kesempatan
menyelesaikan pekerjaan selama 50 (lima
puluh) hari tersebut dapat melampaui tahun
anggaran berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat
keterlambatan melampaui tahun anggaran
berjalan,
diterbitkan
adendum
untuk
mencantumkan sumber dana tahun anggaran
berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan
diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku
jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan pada 42.2 a atau
42.2 b, setelah dilakukan penanganan kontrak
kritis sesuai 42.3 a, PPK dapat langsung
memutuskan kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 Kitab UndangUndang Hukum Perdata.
PPK dapat memutuskan
sepihak, apabila:

Kontrak

secara

1) kebutuhan barang/jasa tidak dapat


ditunda melebihi batas berakhirnya
kontrak;
2) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia

104

Barang/Jasa
tidak
akan
mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender
sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan
untuk
menyelesaikan
pekerjaan; dan/atau
3) setelah
diberikan
kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan
50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya
pelaksanaan
pekerjaan,
Penyedia
Barang/Jasa
tidak
dapat
menyelesaikan pekerjaan.
44. Peninggalan

Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan


Sementara yang masih berada di lokasi kerja setelah
pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau kesalahan
penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK
tanpa kewajiban perawatan/pemeliharaan. Pengambilan
kembali semua peninggalan tersebut oleh penyedia
hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan PPK.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak


45. Hak dan
Kewajiban Para
Pihak

Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang


harus dilaksanakan oleh PPK dan penyedia dalam
melaksanakan kontrak, meliputi :
45.1 Hak dan kewajiban PPK :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga
yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan kontrak.
45.2 Hak dan kewajiban penyedia :
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam kontrak;
b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk
sarana dan prasarana dari PPK untuk

105

kelancaran pelaksanaan
ketentuan kontrak;

pekerjaan

sesuai

c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara


periodik kepada PPK;
d. melaporkan
pelaksanaan
penggunaan
produksi dalam negeri/TKDN secara periodik
kepada PPK;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
f. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau
dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen
maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
g. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan PPK;
h. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan
jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak; dan
i. mengambil langkah-langkah yang memadai
dalam rangka memberi perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja
maupun masyarakat dan lingkungan sekitar
yang berhubungan dengan pemindahan bahan
baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi
dan proses produksi.

[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor


disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]
46. Penggunaan
DokumenDokumen
Kontrak dan
Informasi

Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan


menginformasikan dokumen kontrak atau dokumen
lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk
kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis
dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan izin tertulis
dari PPK sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

47. Hak Kekayaan


Intelektual

Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau


klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan
atau atas pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
oleh penyedia.

106

48. Penanggungan
dan Risiko

48.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat
PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari
hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai
Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan akhir :
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta
benda penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan
Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga;
48.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau
kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan
Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali
kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian PPK.
48.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan dalam Pasal ini.
48.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil
Pekerjaan atau Bahan yang menyatu dengan Hasil
Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau
diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya
sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.

49. Perlindungan
Tenaga Kerja

49.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas


biaya sendiri untuk mengikutsertakan Personilnya
pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
49.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan
memerintahkan Personilnya untuk mematuhi
peraturan keselamatan kerja. Pada waktu
pelaksanaan
pekerjaan,
penyedia
beserta
Personilnya dianggap telah membaca dan

107

memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.


49.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
menyediakan kepada setiap Personilnya (termasuk
Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
49.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk
melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum yang
berlaku, penyedia wajib melaporkan kepada PPK
mengenai setiap kecelakaan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini
dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
kejadian.
50. Pemeliharaan
Lingkungan

Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkahlangkah yang memadai untuk melindungi lingkungan
baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga
dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini.

51. Asuransi

51.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK


sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan
untuk :
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai
risiko
tinggi
terjadinya
kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko
terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan,
serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di
tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
51.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.

52. Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

52.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis PPK sebelum
melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dalam
Lampiran A SSKK;
b. menunjuk Personil Inti yang namanya tidak
tercantum dalam Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program
mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
52.2

Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih

108

dahulu persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan


sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam
Pasal 15 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
53. Laporan Hasil
Pekerjaan

53.1 Pemeriksaan
pekerjaan
dilakukan
selama
pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume
pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil
pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.
53.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan
pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan
harian.
53.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi
pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam
tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis
dan
kuantitas
pekerjaan
yang
dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
pelaksanaan.
53.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila
diperlukan diperiksa oleh konsultan, dan disetujui
oleh wakil PPK.
53.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta halhal penting yang perlu ditonjolkan.
53.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.

109

53.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan


konstruksi, PPK dan penyedia membuat foto-foto
dokumentasi dan video pelaksanaan pekerjaan di
lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.
54. Kepemilikan
Dokumen

Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan,


dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang
dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan Kontrak ini
sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling
lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan
piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada
PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan
tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan
(jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti
lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam
SSKK.

55. Kerjasama Antara 55.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas
Penyedia dan Sub
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
Penyedia
rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil,
yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.
55.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut
harus diatur dalam Kontrak dan disetujui terlebih
dahulu oleh PPK.
55.3 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut.
55.4 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus
mengacu kepada Kontrak serta menganut prinsip
kesetaraan.
56. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

56.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana


konstruksi adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Koperasi Kecil, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang
ditunjuk
dan
dilarang
diserahkan
atau
disubkontrakkan kepada pihak lain.
56.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana
konstruksi adalah penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil,
antara lain dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas
penyedia terpilih tetap bertanggungjawab
penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;

110

c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk


sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama; dan
d. membuat
laporan
periodik
pelaksanaan ketetapan di atas.

mengenai

56.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka


penyedia dikenakan sanksi yang diatur dalam
SSKK.
57. Penyedia Lain

Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan


menggunakan lokasi kerja termasuk jalan akses bersamasama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihakpihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika
dipandang perlu, PPK dapat memberikan jadwal kerja
penyedia yang lain di lokasi kerja.

58. Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan


kesehatan semua pihak di lokasi kerja. Penyedia setiap
saat harus mengambil langkah-langkah yang patut
diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para
personilnya. Penyedia harus memastikan bahwa staf
kesehatan, fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan,
dan layanan ambulance dapat disediakan setiap saat di
lapangan bagi personil penyedia termasuk subpenyedia
maupun personil PPK dan telah dibuat perencanaan yang
sesuai dengan semua persyaratan kesehatan dan
kebersihan untuk mencegah timbulnya wabah penyakit.
Penyedia harus menunjuk petugas keselamatan kerja yang
bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan
mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang
bersangkutan
harus
memenuhi
aturan
dan
persyaratan K3. Petugas K3 dipersyaratkan berdasarkan
tingkat risiko pekerjaan: diperlukan Ahli K3 untuk
pekerjaan berisiko tinggi dan diperlukan Petugas K3
untuk pekerjaan berisiko sedang atau kecil sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK.

59. Pembayaran
Denda

Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial


berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera
janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam
Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia.
Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual penyedia.

60. Jaminan

a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00

111

(dua miliar lima ratus juta rupiah)


menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum.
60.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa
(SPPBJ)
sebelum
dilakukan
penandatanganan kontrak dengan besaran/nilai:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) bagi penawaran yang
lebih kecil dari 80% (delapan puluh
perseratus) HPS.
60.2 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurangkurangnya sejak tanggal penanda-tanganan
kontrak sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
60.3 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau dengan menahan uang retensi
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;
60.4 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam
rangka pengambilan uang muka sekurangkurangnya sama dengan besarnya uang muka;
60.5 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara
proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan;
60.6 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurangkurangnya sejak tanggal persetujuan pemberian
uang muka sampai dengan tanggal penyerahan
pertama pekerjaan (PHO).
60.7 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK
setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%
(seratus perseratus).
60.8 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima
dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;
60.9 Masa
berlakunya
Jaminan
Pemeliharaan
sekurang-kurangnya sejak tanggal serah terima
pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand
Over/FHO);
D. Personil Inti dan/atau Peralatan Penyedia
112

61. Personil Inti


dan/atau
Peralatan

61.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan


harus sesuai dengan yang tercantum dalam
Dokumen Penawaran.
61.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak
boleh dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis
PPK.
61.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia
dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang
diusulkan beserta alasan penggantian.
61.4 PPK
dapat
menilai
dan
menyetujui
penempatan/penggantian personil inti dan/atau
peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
61.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti :
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan
tugasnya,

pekerjaan

yang

menjadi

maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan


pengganti dan menjamin personil inti tersebut
meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh)
hari sejak diminta oleh PPK.
61.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan
perlu dilakukan, maka penyedia berkewajiban
untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi
yang setara atau lebih baik dari personil inti
dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya
tambahan apapun.
61.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga
kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan oleh
PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu
disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan
di bawah sumpah.
E.

Kewajiban PPK

62. Fasilitas

PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan


prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang
tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.

63. Peristiwa
Kompensasi

63.1 Peristiwa Kompensasi yang


kepada penyedia yaitu :

dapat

diberikan

113

a. PPK
mengubah
jadwal
yang
dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal
yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai
jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia
untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak
ditemukan
kerusakan/
kegagalan/
penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya
dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.
63.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan
pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban
untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
63.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan
kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada
PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat
Peristiwa Kompensasi.
63.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan
hanya dapat diberikan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat
Peristiwa Kompensasi.
63.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika
penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau
mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.
F.

Pembayaran Kepada Penyedia

64. Harga Kontrak

64.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan

114

pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak.


64.2 Harga
kontrak
telah
memperhitungkan
keuntungan, beban pajak dan biaya overhead
termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan semua pajak, bea,
retribusi, dan pungutan lain serta biaya asuransi
yang harus dibayar oleh penyedia untuk
pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi.
64.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
65. Pembayaran

65.1 Uang muka


a. uang muka dibayar untuk membiayai
mobilisasi peralatan, personil, pembayaran
uang
tanda
jadi
kepada
pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan
paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus) dari
nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;
c. untuk usaha non kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 20% (dua puluh
perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa;
d. untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat
diberikan:
1) 20% (dua puluh perseratus) dari Kontrak
tahun pertama; atau
2) 15% (lima belas perseratus) dari nilai
Kontrak.
e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK
dan dibayar setelah penyedia menyerahkan
Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang
diterima;
f. penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis kepada
PPK disertai dengan rencana penggunaan uang
muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak;
g. PPK harus mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk permohonan tersebut pada
huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
h. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank
umum,
perusahaan
penjaminan,
atau
Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki
izin untuk menjual produk jaminan
115

(suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri


Keuangan;
i. pengembalian
uang
muka
harus
diperhitungkan
berangsur-angsur
secara
proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada
saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus perseratus).
65.2 Prestasi pekerjaan
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang
disepakati dilakukan oleh PPK, dengan
ketentuan :
1) Penyedia telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) Pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan, sistem termin atau pembayaran
secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam
SSKK;
3) Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, termasuk peralatan
dan/ atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan,
sesuai
dengan
ketentuan yang tercantum di dalam SSKK.
Peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan adalah:
a) Peralatan dan/atau bahan yang
merupakan bagian dari pekerjaan
utama namun belum dilakukan uji
fungsi
(commisioning)
harus
memenuhi
persyaratan
sebagai
berikut:
(1) Berada di lokasi pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam
Kontrak dan perubahannya;
(2) Memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) Bersertifikat
garansi
dari
produsen/agen
resmi
yang
ditunjuk oleh produsen;
(4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan
capaian fisik yang diterima;
(5) Dilarang dipindahkan dari area
lokasi
pekerjaan
dan/atau
dipindahtangankan oleh pihak
manapun; dan

116

(6) Keamanan penyimpanan dan


risiko
kerusakan
sebelum
diserahterimakan secara satu
kesatuan
fungsi
merupakan
tanggung
jawab
Penyedia
Barang/Jasa.
b) Sertifikat uji mutu dan sertifikat
garansi tidak diperlukan dalam hal
peralatan
dan/atau
bahan
dibuat/dirakit
oleh
Penyedia
Barang/Jasa;
Besaran yang akan dibayarkan dari
material on site (berkisar antara 50%
sampai dengan 70%). Besaran nilai
pembayaran dicantumkan di dalam SSKK;
4) Pembayaran harus memperhitungkan
angsuran uang muka, peralatan dan/atau
bahan yang menjadi bagian permanen
dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan (material on site) yang
sudah dibayar sebelumnya, denda (apabila
ada), pajak dan/atau uang retensi;
5) Untuk kontrak yang mempunyai sub
kontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh sub penyedia sesuai dengan
prestasi pekerjaan. Pembayaran kepada
sub penyedia dilakukan sesuai prestasi
pekerjaan yang selesai dilaksanakan oleh
sub penyedia tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus)
dan Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan diterbitkan;
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja
setelah pengajuan permintaan pembayaran
dari penyedia harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM);
d. apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang

117

menjadi perselisihan.
65.3 Denda dan ganti rugi
a. denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada PPK karena terjadinya
cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada
penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan
adalah :
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga
bagian kontrak yang belum dikerjakan
(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan
yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi;
atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga
kontrak (sebelum PPN), apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum
berfungsi;
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar
bunga dari nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta
dituangkan dalam adendum kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi
dilakukan oleh PPK, apabila penyedia telah
mengajukan tagihan disertai perhitungan dan
data-data.
66. Hari Kerja

66.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan


datanya disimpan oleh penyedia. Daftar
pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.
66.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada
tenaga
kerjanya
setelah
formulir
upah
ditandatangani.
66.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus
dilampirkan.

118

67. Perhitungan
Akhir

67.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir


dilakukan berdasarkan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan berita acara
penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua
belah Pihak berdasarkan Berita Acara Pekerjaan
Selesai dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
(PPHP).
67.2 Sebelum
pembayaran
terakhir
dilakukan,
penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan
nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK
berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh
Pengawas
Pekerjaan
berkewajiban
untuk
menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.

68. Penangguhan

68.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap


angsuran prestasi pekerjaan jika penyedia gagal
atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya,
termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
68.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada
penyedia tentang penangguhan hak pembayaran,
disertai alasan-alasan yang jelas mengenai
penangguhan
tersebut.
Penyedia
diberi
kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka
waktu tertentu.
68.3 Pembayaran
yang
ditangguhkan
harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian penyedia.
68.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan
pembayaran akibat keterlambatan penyerahan
pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.

G. Pengawasan Mutu
69. Pengawasan dan
Pemeriksaan

PPK
berwenang
melakukan
pengawasan
dan
pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK
dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

70. Penilaian
Pekerjaan
Sementara oleh

70.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat


melakukan penilaian sementara atas hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.

119

PPK
71. Cacat Mutu

70.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap


mutu dan kemajuan fisik pekerjaan
PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap
Hasil Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara
tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu,
serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK
atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu.
Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu
selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

72. Pengujian

Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan


penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang
tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar,
dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu
maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya
pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat
Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.

73. Perbaikan Cacat


Mutu

73.1 PPK
atau
Pengawas
Pekerjaan
akan
menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat
Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas
cacat mutu selama Masa Pelaksanaan dan Masa
Pemeliharaan.
73.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut,
penyedia berkewajiban untuk memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
73.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditentukan maka PPK,
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan,
berhak untuk secara langsung atau melalui pihak
ketiga yang ditunjuk oleh PPK melakukan
perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah
menerima permintaan penggantian biaya/klaim
dari PPK secara tertulis berkewajiban untuk
mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat
memperoleh penggantian biaya dengan memotong
pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh
tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan
Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada
maka biaya penggantian akan diperhitungkan
sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah
jatuh tempo.
73.4 PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan
untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat
Mutu, dan mengenakan sanksi daftar hitam
120

kepada penyedia jika tidak melaksanakan


perbaikan
Cacat
Mutu.
Besaran
denda
keterlambatan akibat cacat mutu ini ditentukan
dalam SSKK.
74. Kegagalan
Konstruksi dan
Kegagalan
Bangunan

74.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada


pelaksanaan pekerjaan, maka PPK dan/atau
penyedia bertanggung jawab atas kegagalan
konstruksi sesuai dengan kesalahan masingmasing.
74.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK
dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir
bertanggung jawab atas kegagalan bangunan
sesuai dengan kesalahan masing-masing selama
umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dan
dalam SSKK pada umur konstruksi agar
dicantumkan lama pertanggungan terhadap
kegagalan bangunan yang ditetapkan apabila
rencana umur konstruksi kurang dari 10
(sepuluh) tahun.
74.3 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK)
sehubungan dengan klaim kehilangan atau
kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga yang timbul dari
kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan
bangunan.
74.4 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan penyedia dalam Pasal ini.
74.5 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk
menyimpan dan memelihara semua dokumen
yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan
ini selama umur konstruksi yang tercantum dalam
SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.

H. Penyelesaian Perselisihan
75. Penyelesaian
Perselisihan

75.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya


sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai

121

semua perselisihan yang timbul dari atau


berhubungan
dengan
Kontrak
ini
atau
interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan
pekerjaan ini.
75.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara
para pihak dalam Kontrak dapat dilakukan
melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi
atau pengadilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Penyelesaian
perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan
dalam SSKK.
76. Itikad Baik

76.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling


percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam kontrak.
76.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian
dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan
masing-masing pihak. Apabila selama kontrak,
salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk
mengatasi keadaan tersebut.

122

BAB VII
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Korespondensi

Alamat Para Pihak sebagai berikut:


Satuan Kerja PPK:
Nama:
....................
Alamat:
....................
Website:
....................
E-mail:
....................
Faksimili:
....................
Penyedia:
Nama:
Alamat:
E-mail:
Faksimili:

B.

Wakil Sah Para


Pihak

....................
....................
....................
....................

Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


Untuk PPK:

....................

Untuk Penyedia:

....................

C. Jenis Kontrak

kontrak harga satuan

D. Tanggal Berlaku
Kontrak

Kontrak mulai berlaku sejak: ................. s.d. ..................


[termasuk masa pemeliharaan]

E.

Masa
Pelaksanaan

Masa Pelaksanaan selama: .................... [diisi jumlah hari


kalender] terhitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.

F.

Masa
Pemeliharaan

Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi


jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) pekerjaan; atau
Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi
jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) bagian pekerjaan yang
sudah bisa berfungsi apabila ada serah terima parsial.

G. Perbaikan Cacat
Mutu

Denda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap


hari keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka
waktu perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk perbaikan dan ditetapkan
oleh PPK.

123

H. Umur Konstruksi

a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur


konstruksi: . (.........dalam huruf...........) tahun
sejak tanggal penanda-tanganan Berita Acara
penyerahan akhir.

Catatan: ketentuan umur konstruksi ini diisi apabila


perencanaan
konstruksi
yang
ditetapkan
diperkirakan hanya dapat mencapai umur kurang
dari 10 (sepuluh) tahun.
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan
ditetapkan selama ......... (.............) tahun sejak
tanggal penyerahan akhir.
[diisi sesuai dengan umur rencana pada huruf a untuk
yang umur konstruksinya tidak lebih dari 10 (sepuluh)
tahun]
I.

Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

Gambar As built dan/atau pedoman pengoperasian


dan perawatan/pemeliharaan harus diserahkan
selambat-lambatnya: .(......dalam huruf.........) hari
kalender/bulan/tahun setelah tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.

J.

Pembayaran
Tagihan

Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan


SPP oleh PPK untuk pembayaran tagihan angsuran
adalah ...........(......dalam huruf.........) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen
penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh
PPK.

K. Pencairan
Jaminan

Jaminan dicairkan dan disetorkan pada .....................


[diisi nama kantor Kas Negara/Kas Daerah]

L.

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan PPK adalah: .................... [sebutkan selain
yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila ada]

Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah: ....................
[sebutkan selain yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila
ada]

M. Kepemilikan
Dokumen

Penyedia
diperbolehkan
menggunakan
salinan
dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari
Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai
berikut: .................... [sebutkan batasan/ketentuan yang
dibolehkan dalam penggunaannya, misalnya: untuk
penelitian dan riset]

N. Fasilitas

PPK akan memberikan fasilitas berupa :


.................... [sebutkan fasilitas milik PPK yang dapat
digunakan, apabila ada]
124

O. Peristiwa
Kompensasi

Termasuk peristiwa kompensasi yang dapat diberikan


ganti rugi adalah..................... [diisi apabila ada ketentuan
lain dari 62.1 huruf h]

P.

Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai


dari .................... [diisi dengan memilih APBN/APBD]

Sumber
Pembiayaan

Q. Pembayaran
Uang Muka

Uang
muka
diberikan
sebesar
(.....dalam huruf........) dari Nilai Kontrak

.....%

R.

Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

Personil K3 yang dipersyaratkan:.............. [diisi Ahli K3


untuk risiko tinggi atau Petugas K3 untuk risiko sedang atau
kecil]

S.

Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara:


.......... [diisi dengan memilih Termin/Bulanan/Sekaligus]
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk
mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:
.................... [sebutkan dokumennya]
Penentuan dan besaran pembayaran untuk item
peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari pekerjaan utama (material on site),
ditetapkan sebagai berikut:
1. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
2. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
3. ................... dst
[contoh peralatan: eskalator, lift, pompa air stationer, turbin,
peralatan elektromekanik; contoh bahan fabrikasi: sheet pile,
geosintetik, konduktor, tower, insulator; contoh bahan jadi:
beton pracetak]

T.

Serah Terima
sebagian
pekerjaan

Dalam kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan


sebagian atau secara parsial untuk bagian sebagai
berikut:
1. ...................
2. ...................
3. Dst..
[diisi bagian pekerjaan yang berfungsi dan segera
dimanfaatkan (apabila ada)]

U. Penyesuaian
Harga
(Eskalasi/Deeskalasi)

Penyesuaian harga .. [dipilih: diberikan/

tidak diberikan] dalam hal diberikan maka rumusannya


sebagai berikut:
Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan;

125

Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran;


a

= Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan overhead;


Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran
komponen keuntungan dan overhead maka a = 0,15.

b, c, d= Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan,


alat kerja, dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+....dst adalah 1,00.
Bn, Cn, Dn= Indeks harga komponen pada saat pekerjaan
dilaksanakan (mulai bulan ke-13 setelah
penandatanganan kontrak).
Bo, Co, Do= Indeks harga komponen pada bulan ke-12 setelah
penanda-tanganan kontrak.
Rumusan tersebut diatas memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja, alat kerja, bahan bakar, dan
sebagainya ditetapkan seperti contoh sebagai berikut:
Pekerjaan
Timbunan
Galian
Galian dengan alat
Beton
Beton bertulang

Koefisien Komponen

a.
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15

b.
.
.
.
.
.

c.
.
.
.
.
.

d.
.
.
.
.
.

a+b+c+d
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00

b) Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan BPS.


c) Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS,
digunakan indeks harga yang dikeluarkan oleh instansi teknis.
d) Rumusan penyesuaian nilai kontrak ditetapkan sebagai berikut:
Pn = (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+.... dst
Pn = Nilai Kontrak setelah dilakukan penyesuaian Harga Satuan;
Hn = Harga Satuan baru setiap jenis komponen pekerjaan setelah
dilakukan penyesuaian harga menggunakan rumusan
penyesuaian Harga Satuan;
V = Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang dilaksanakan.
e) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh PPK, apabila penyedia
telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;
f) Penyedia dapat mengajukan secara berkala selambat-lambatnya setiap
6 (enam) bulan.

V. Denda

1. Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan


untuk setiap hari keterlambatan adalah 1/1000
(satu perseribu) dari ................... [total nilai kontrak
atau nilai bagian kontrak yang belum diserahterimakan
apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara
parsial]
2. Sanksi finansial terhadap realisasi pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan nilai TKDN Penawaran
dikenakan berdasarkan perbedaan antara nilai
TKDN Penawaran dengan nilai TKDN realisasi
pelaksanaan dikalikan dengan Harga Penawaran,
dengan perbedaan nilai TKDN maksimal sebesar
15% (lima belas persen).

126

W. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

Sanksi kepada penyedia apabila melanggar ketentuan


mengenai subkontrak :
a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
mensubkontrakkan
pekerjaan,
maka
akan
dikenakan denda .. [ketentuan ini untuk
nilai paket di bawah Rp 2.500.000.000, dengan mengisi
di denda senilai pekerjaan yang dikontrakkan kepada
pihak lain atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
b. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang tidak mensubkontrakkan pekerjaan, maka
akan dikenakan denda .. [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
c. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang mensubkontrakkan pekerjaan utama, maka
akan dikenakan denda [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan]

X. Penyelesaian
Perselisihan
/Sengketa

Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa diantara para


pihak, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan
perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk
mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
maka
para
pihak
sepakat
menyelesaikan
perselisihan/sengketa melalui .......... [diisi pengadilan
atau arbitrase]

127

Lampiran A Syarat-Syarat Khusus Kontrak


Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang
[dicantumkan apabila ada]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut
uraian personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi,
dan jumlah orang bulan]
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab
kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang
disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan]

128

BAB VIII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Perhatian:
Pokja ULP menguraikan spesifikasi teknis dan gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.

A. Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan
yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup
kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan;

bahan

yang

dipergunakan

dalam

7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;


8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis bahan
bangunan konstruksi yang akan digunakan untuk pekerjaan
permanen maupun untuk pekerjaan sementara atau penunjang, dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis bahan yang boleh
digunakan;
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang digunakan sedapat
mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan diberi
penjelasan cara penggunaan yang benar dan selamat;
c. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai
bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas
acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan
bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan
prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;

129

d. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data


Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan
oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber-sumber yang
berkompeten dan/ atau berwenang.
11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis alat dan
perkakas yang akan digunakan untuk pelaksanaan konstruksi,
maupun peralatan permanen kelengkapan bangunan konstruksi dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis alat yang harus digunakan
tersebut;
b. Setiap jenis alat dan perkakas yang digunakan sedapat mungkin
dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya serta lebih mudah
penggunaan dan perawatannya, dan diberi penjelasan singkat cara
penggunaan dan pemeliharaannya;
c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi
sistem perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah
paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/
pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual
produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan
pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja ULP dan/atau Ahli K3/Petugas K3 harus mengidentifikasi
bahaya dari setiap jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan
konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang harus
dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling
kecil bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja
yang lebih aman dan selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja,
sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan
rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses
tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan
yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis bahaya dan
risikonya (Job Safety Analysis) dan harus dilakukan tindakan
pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin
kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3
Konstruksi;

130

f. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh


tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah
mempunyai
kompetensi
untuk
melaksanakan
jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Identifikasi bahaya harus dilakukan terhadap setiap metode
konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis
untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material
dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan oprator
yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun
dan menggunakan metoda kerja dapat meliputi penggunaan alat
utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara
dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja
dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan
material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus
diidentifikasi bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan
efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca,
alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah
dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis
dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya harus dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat
dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus
digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga
kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang
sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah
berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau
lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi
pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.

131

14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan
dan gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur
teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan
oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan,
baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal,
plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis
pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait
dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat
memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait
pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan
pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan
standar K3 yang berlaku;
c. Setiap
kegiatan/pekerjaan
pelaksanaan,
pemasangan,
pembongkaran,
pemindahan,
pengangkutan,
pengangkatan,
penyimpanan,
perletakan,
pengambilan,
pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga
terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi
teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang K3 di atas harus
mempunyai kemampuan melakukan analisis keselamatan pekerjaan
(job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk
memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan
diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau
penyakit di tempat kerja;
e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko,
sebelum diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan
ketepatannya oleh Petugas/Ahli K3 Konstruksi;
f. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilaksanakan oleh
Petugas/ Ahli K3 Konstruksi/berkonsultansi dengan Ahli K3
Konstruksi.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

132

BAB IX
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan
1.

Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2.

Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan


kuantitas pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana
diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

3.

Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus diisi lengkap yang telah
mencakup semua biaya pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan,
perawatan, pajak, keuntungan, overhead (termasuk biaya K3) dan yang
diatur dalam Kontrak.

4.

Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran. Jika Penyedia


lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan
tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5.

Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak


harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika
mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap
telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang lain.

6.

Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik


penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut :

atas

kesalahan

a. jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan


huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf;
b. jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume (perkalian antara
satuan dengan kuantitas) dengan harga satuan pekerjaan maka
dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai
dengan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan dan harga
satuan tidak boleh diubah; dan
c. jika terjadi jenis pekerjaan tidak ditulis dengan lengkap maka akan
dilakukan klarifikasi dan penilaian untuk dilanjutkan atau tidak
dilanjutkan pada evaluasi penawaran.

133

Daftar 1: Mata Pembayaran Umum17

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
18

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

17

Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

18

134

Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: ....................19


CONTOH

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total
Harga
20

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

19
20

Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan
Konstruksi ini di antara bagian-bagian pekerjaan lain.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

135

Daftar 3: Mata Pembayaran ..................... 21

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
22

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

21
22

Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata
Pembayaran Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

136

Daftar Rekapitulasi

Mata Pembayaran

CONTOH

Harga

Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum


Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran ...................
dll.
Jumlah (Daftar 1+2+3+.........)
PPN 10%
TOTAL NILAI

137

BAB X
BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN
1. Undangan pengambilan dokumen pemilihan secara elektronik
mengikuti petunjuk/pedoman sistem pengadaan secara elektronik pada
website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi
bersangkutan.
2. Undangan pengambilan dokumen pemilihan secara manual dengan
contoh sebagai berikut:
[kop surat K/L/D/I]
UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN
Nomor
Lampiran

: ..................
: ..................

.................., . .................. 20.

Kepada Yth.:
..................
di ..................
Perihal :

Pelelangan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk paket pekerjaan .................. Pokja ..................
ULP .................. Tahun Anggaran .

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah lulus kualifikasi untuk paket pekerjaan
tersebut di atas. Sebagai kelanjutan proses pelelangan kami mengundang Saudara untuk mengambil
Dokumen Pemilihan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.

Saudara dianjurkan untuk menghadiri pemberian penjelasan pada tempat dan waktu yang
ditentukan dalam Lembar Data Pemilihan (LDP), agar Saudara lebih memahami lingkup pekerjaan.

2.

Penawaran meliputi kelengkapan persyaratan administrasi, teknis, dan harga dengan masa berlaku
penawaran paling kurang .. () hari kalender terhitung sejak batas akhir waktu
pemasukan penawaran;

3.

Jadwal Pelaksanaan Pengadaan:


No
Kegiatan
a.
Pengambilan Dokumen Pemilihan
b.
Pemberian Penjelasan
c.
Pemasukan Dokumen Penawaran
Batas akhir pemasukan

4.
5.
6.

d.

Pembukaan Dokumen Penawaran

e.

Dst.

Hari/Tanggal
....../...... s.d. ....../ ......
..................

Waktu
...... s.d. ......
...... s.d. selesai

....../...... s.d. ....../ ......


....../......

...... s.d. ......


..................

..................
..

..................
.

Pengambilan Dokumen Pemilihan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur
utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal yang bersangkutan.
Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam mengambil Dokumen Pemilihan.
Dokumen Pemilihan dapat diambil dalam bentuk cetakan, softcopy dan/atau diunduh melalui
website Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi.

Demikian disampaikan untuk diketahui.


Kelompok Kerja ULP .........

[tanda tangan]
...........................
[nama lengkap]

138

B. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen ]


Nomor
: ....................
Lampiran : ....................

...................., . .................... 20....

Kepada Yth.:
....................
di ....................
Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan ....................
.................... .................... .................... .................... .................... ................
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor .................... tanggal
.................... perihal .................... dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp....................
(.........dalam huruf...........) telah ditetapkan oleh Pokja ULP/Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi berdasarkan surat penetapan nomor
.................... tanggal .................... dan kami menyatakan menerima hasil penetapan
tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat
Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ.
Penunjukan ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran Saudara
tersebut diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
Satuan Kerja ....................
Pejabat Pembuat Komitmen
....................

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................
Tembusan Yth. :
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
Unit Eselon 1
Unit Eselon 2. /Kepala Satuan kerja..
.................... [Pokja ULP]
......... dst

139

C. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]


SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor : ....................
Paket Pekerjaan : ....................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


........................................ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;
berdasarkan Surat Perjanjian ....................
...................., bersama ini memerintahkan :

nomor

....................

tanggal

........................................ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


........................................ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh : ....................
selanjutnya disebut sebagai Penyedia;
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Lingkup pekerjaan : ....................;
2. Tanggal mulai kerja : .................... [hari/bulan/tahun];
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian : selama (.........dalam huruf...........) hari kalender
dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal ....................
[hari/bulan/tahun];

140

5. Denda : Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan


Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar ........ [1/1000 (satu
per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN
sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak].
...................., . .................... 20.....
Untuk dan atas nama ....................
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................
Menerima dan menyetujui:
Untuk dan atas nama ....................
[tanda tangan]
[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]

141

D. BENTUK SURAT JAMINAN


Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ....................................................... [Pokja ULP]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .......................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Sanggahan Banding dalam mengajukan sanggahan banding
hasil pelelangan pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ....................................................... [peserta pelelangan]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata Sanggahan Banding yang diajukan tidak benar.


Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .................. (........dalam huruf..........) hari
kalender, dari tanggal .................. s.d. .................. (masa laku jaminan
sanggahan banding 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan sanggahan
banding)
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari
Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah
tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari

142

4.

5.
6.

Penerima Jaminan dan pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang


diajukan Yang Dijamin tidak benar.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ...................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini
ke .[bank]

143

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ...................................................................
dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ............................................... [nama bank] berkedudukan di
................................................. [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ................................................. [nama PPK]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .................................................


(terbilang ..............................................dalam huruf..................................................)
sebagai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan ............ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ................................................. [nama penyedia]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama ................. (........dalam huruf.........)
hari kalender, dari tanggal .................................. s.d. ..................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

144

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

: .....................
: .....................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]

145

Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ........................................................ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebut :

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang ................................................................................ ...................................)
sebagai Jaminan Uang Muka untuk pekerjaan ........... dalam bentuk garansi
bank, apabila :
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
Uang Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama . (.dalam huruf....)
hari kalender, dari tanggal . s.d. .
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

146

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai
pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: .
: .

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

147

Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebu t:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Pemeliharaan untuk pekerjaan ................ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .. (dalam huruf) hari kalender, dari tanggal ........................................ s.d. ........................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

148

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..........................
: ..........................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke .[bank]

149

BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK

[Kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]


SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
Dalam
rangka
memenuhi
persyaratan
kualifikasi
pengadaan
pekerjaan................................... pada ......................................
dengan ini menerangkan kesediaan memberikan dukungan keuangan kepada :
Nama Perusahaan
Alamat
Nomor Rekening
Nama Penanggung Jawab

: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................

Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai


Pemenang, maka Bank .................. bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan
dengan dana paling kurang Rp. .................. (terbilang ..................).
Demikian Surat Keterangan
dipergunakan semestinya.

Dukungan

Keuangan

Dikeluarkan di
Pada tanggal

diberikan

untuk

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke
.[bank]

......................................
[Nama dan Jabatan]

DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 1
UMUM ................................................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................................. 5
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) ................................................................................... 5
A. UMUM ........................................................................................................................... 5
1.
LINGKUP PEKERJAAN ...................................................................................................... 5
2.
SUMBER DANA .............................................................................................................. 5
3.
PESERTA ......................................................................................................................... 5
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG
SERTA PENIPUAN ............................................................................................................ 6
5.
LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN ..................................................................... 7
6.
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI ................................................................ 8
7.
SATU PENAWARAN TIAP PESERTA .................................................................................... 8
B. DOKUMEN PEMILIHAN ................................................................................................ 9
8.
PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN............................................................................ 9
9.
ISI DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI ........................................................ 9
10. BAHASA DOKUMEN PEMILIHAN ................................................................................... 10
11. PEMBERIAN PENJELASAN ............................................................................................... 10
12. PERUBAHAN DOKUMEN PEMILIHAN ............................................................................. 12
13. TAMBAHAN WAKTU PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN........................................... 12
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN ...................................................................... 12
14. BIAYA DALAM PENYIAPAN PENAWARAN ....................................................................... 12
15. BAHASA PENAWARAN .................................................................................................. 12
16. DOKUMEN PENAWARAN .............................................................................................. 12
17. HARGA PENAWARAN.................................................................................................... 13
18. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN .................................................... 13
19. MASA BERLAKU PENAWARAN ....................................................................................... 14
20. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ................................................................................. 14
21. JAMINAN PENAWARAN ................................................................................................. 14
D. DOKUMEN PENAWARAN ........................................................................................... 16
22. PEMASUKAN DAN CARA PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN .................................. 16
23. BATAS AKHIR PEMASUKAN PENAWARAN ....................................................................... 16
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN ............................................................. 16
24. PEMBUKAAN PENAWARAN............................................................................................ 16
25. KLARIFIKASI DAN KONFIRMASI PENAWARAN ................................................................ 18
26. HAK MENOLAK ATAU MENERIMA PENAWARAN ............................................................ 18
27. EVALUASI PENAWARAN ................................................................................................ 18
F. PENETAPAN PEMENANG............................................................................................. 30
28. PENETAPAN PEMENANG ................................................................................................ 30
29. PENGUMUMAN PEMENANG .......................................................................................... 32
30. SANGGAHAN................................................................................................................ 32
31. SANGGAHAN BANDING ................................................................................................ 33
31.3 PENGGUNAAN JAMINAN SANGGAHAN BANDING: ........................................................... 34
G. PENUNJUKAN PEMENANG PENGADAAN .................................................................. 34
32. PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA ........................................................................ 34
33. KERAHASIAAN PROSES .................................................................................................. 35
H. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................. 36
34. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................... 36
I. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN ............................................................................... 37

ii

35. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN .................................................................................... 38


J. PENANDATANGANAN KONTRAK .............................................................................. 38
36. PENANDA-TANGANAN KONTRAK .................................................................................. 38
BAB III ............................................................................................................................... 41
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) ................................................................................... 41
A. LINGKUP PEKERJAAN .................................................................................................... 41
B.
SUMBER DANA ............................................................................................................ 41
C. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI .............................................................. 41
D. PEMBERIAN PENJELASAN DOKUMEN PEMILIHAN DAN PENINJAUAN LAPANGAN .............. 42
E.
DOKUMEN PENAWARAN .............................................................................................. 42
F.
MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN .................................................... 44
G. MASA BERLAKUNYA PENAWARAN................................................................................. 45
H. JAMINAN PENAWARAN ................................................................................................. 45
I.
PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN ....................................................................... 45
J.
BATAS AKHIR WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN .......................................................... 45
K. PEMBUKAAN PENAWARAN............................................................................................ 45
L.
AMBANG BATAS........................................................................................................... 45
M. SANGGAHAN, DAN SANGGAHAN BANDING................................................................... 45
N. JAMINAN SANGGAHAN BANDING ................................................................................. 46
BAB IV ............................................................................................................................... 47
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ................................................................................. 47
A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN (KSO) .. 47
B.
BENTUK SURAT KUASA ........................................................................................... 49
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO) ...................... 51
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS .......................................................... 54
E.
BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN
DALAM NEGERI (TKDN) ......................................................................................... 55
F.
BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR ......................................................... 57
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR .................................................................................. 57
G. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)
................................................................................................................................... 58
H. BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)........................ 70
I.
BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK ...................................................... 71
BAB V ................................................................................................................................ 73
BENTUK RANCANGAN KONTRAK ................................................................................... 73
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................................ 73
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................................ 78
BAB VI ............................................................................................................................... 82
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK ............................................................................... 82
A. KETENTUAN UMUM ................................................................................................... 82
1.
DEFINISI ...................................................................................................................... 82
2.
PENERAPAN .................................................................................................................. 85
3.
BAHASA DAN HUKUM .................................................................................................. 86
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG
SERTA PENIPUAN .......................................................................................................... 86
5.
ASAL MATERIAL/ BAHAN ............................................................................................. 87
6.
KORESPONDENSI .......................................................................................................... 87
7.
WAKIL SAH PARA PIHAK .............................................................................................. 87

iii

8.
PEMBUKUAN ................................................................................................................ 87
9.
PERPAJAKAN................................................................................................................. 87
10. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK ........................................................................ 88
11. PENGABAIAN................................................................................................................ 88
12. PENYEDIA MANDIRI ..................................................................................................... 88
13. KEMITRAAN/ KSO ....................................................................................................... 88
14. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ...................................................................... 88
15. PERSETUJUAN ATAU PERNYATAAN TIDAK BERKEBERATAN DARI PENGAWAS PEKERJAAN .. 88
16. PERINTAH .................................................................................................................... 89
17. PENEMUAN-PENEMUAN ............................................................................................... 89
18. AKSES KE LOKASI KERJA ................................................................................................ 89
B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK ........... 90
19. MASA PELAKSANAAN (JANGKA WAKTU PELAKSANAAN) PEKERJAAN ............................... 90
B.1
PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................................................. 90
20. PENYERAHAN LOKASI KERJA ......................................................................................... 90
21. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ...................................................................... 91
22. PROGRAM MUTU ......................................................................................................... 91
23. PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) ................................................ 91
24. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK .................................................................. 92
25. MOBILISASI ................................................................................................................. 92
26. PEMERIKSAAN BERSAMA ............................................................................................... 93
27. PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI..................................................................... 93
B.2
PENGENDALIAN WAKTU .................................................................................... 93
28. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN ............................................................................... 94
29. PERPANJANGAN WAKTU............................................................................................... 94
30. PENUNDAAN OLEH PENGAWAS PEKERJAAN ................................................................... 94
31. RAPAT PEMANTAUAN ................................................................................................... 94
32. PERINGATAN DINI ........................................................................................................ 95
B.3
PENYELESAIAN KONTRAK ................................................................................... 95
33. SERAH TERIMA PEKERJAAN ........................................................................................... 95
34. PENGAMBILALIHAN ...................................................................................................... 96
35. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ PEMELIHARAAN.................................... 97
B.4
ADENDUM ........................................................................................................... 97
36. PERUBAHAN KONTRAK ................................................................................................. 97
37. PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................. 97
38. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA ........................................................................... 98
39. PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................................................... 98
40. PENYESUAIAN HARGA (ESKALASI/DE-ESKALASI) ........................................................... 99
B.5
KEADAAN KAHAR.............................................................................................. 100
41. KEADAAN KAHAR....................................................................................................... 100
B.6
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ................................................. 101
42. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ................................................................ 101
43. KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS ............................. 103
44. PENINGGALAN ........................................................................................................... 105
C. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ........................................................................ 105
45. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ............................................................................ 105
46. PENGGUNAAN DOKUMEN-DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI .............................. 106
47. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL .................................................................................... 106
48. PENANGGUNGAN DAN RISIKO .................................................................................... 107
49. PERLINDUNGAN TENAGA KERJA .................................................................................. 107
50. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN .................................................................................... 108
51. ASURANSI .................................................................................................................. 108

iv

52. TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS


PEKERJAAN................................................................................................................. 108
53. LAPORAN HASIL PEKERJAAN........................................................................................ 109
A.
JENIS DAN KUANTITAS BAHAN YANG BERADA DI LOKASI PEKERJAAN; ............................. 109
B.
PENEMPATAN TENAGA KERJA UNTUK TIAP MACAM TUGASNYA;..................................... 109
C.
JENIS, JUMLAH DAN KONDISI PERALATAN; ................................................................... 109
D.
JENIS DAN KUANTITAS PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN;............................................. 109
E.
KEADAAN CUACA TERMASUK HUJAN, BANJIR DAN PERISTIWA ALAM LAINNYA YANG
BERPENGARUH TERHADAP KELANCARAN PEKERJAAN; DAN ............................................ 109
F.
CATATAN-CATATAN LAIN YANG BERKENAAN DENGAN PELAKSANAAN. .......................... 109
54. KEPEMILIKAN DOKUMEN ........................................................................................... 110
55. KERJASAMA ANTARA PENYEDIA DAN SUB PENYEDIA .................................................... 110
56. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL ................................................... 110
57. PENYEDIA LAIN .......................................................................................................... 111
58. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ....................................................................... 111
59. PEMBAYARAN DENDA ................................................................................................ 111
60. JAMINAN ................................................................................................................... 111
D. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA ............................................... 112
61. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN ....................................................................... 113
E. KEWAJIBAN PPK ........................................................................................................ 113
62. FASILITAS ................................................................................................................... 113
63. PERISTIWA KOMPENSASI ............................................................................................ 113
F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA .......................................................................... 114
64. HARGA KONTRAK ...................................................................................................... 114
65. PEMBAYARAN ............................................................................................................ 115
66. HARI KERJA................................................................................................................ 118
67. PERHITUNGAN AKHIR ................................................................................................. 119
68. PENANGGUHAN ......................................................................................................... 119
G. PENGAWASAN MUTU............................................................................................... 119
69. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN .............................................................................. 119
70. PENILAIAN PEKERJAAN SEMENTARA OLEH PPK............................................................. 119
71. CACAT MUTU ............................................................................................................ 120
72. PENGUJIAN ................................................................................................................ 120
73. PERBAIKAN CACAT MUTU .......................................................................................... 120
74. KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KEGAGALAN BANGUNAN ............................................ 121
H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN.................................................................................. 121
75. PENYELESAIAN PERSELISIHAN ...................................................................................... 121
76. ITIKAD BAIK .............................................................................................................. 122
BAB VII
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK) ............................................................... 123
A. KORESPONDENSI ........................................................................................................ 123
B.
WAKIL SAH PARA PIHAK ............................................................................................ 123
C. JENIS KONTRAK .......................................................................................................... 123
D. TANGGAL BERLAKU KONTRAK .................................................................................... 123
E.
MASA PELAKSANAAN ................................................................................................. 123
F.
MASA PEMELIHARAAN ............................................................................................... 123
G. PERBAIKAN CACAT MUTU .......................................................................................... 123
H. UMUR KONSTRUKSI ................................................................................................... 124
I.
PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ .......................................................... 124
J.
PEMBAYARAN TAGIHAN ............................................................................................. 124
K. PENCAIRAN JAMINAN ................................................................................................. 124

L.
M.
N.
O.
P.
Q.
R.
S.
T.
U.
V.
W.
X.

TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS


PEKERJAAN................................................................................................................. 124
KEPEMILIKAN DOKUMEN ........................................................................................... 124
FASILITAS ................................................................................................................... 124
PERISTIWA KOMPENSASI ............................................................................................ 125
SUMBER PEMBIAYAAN ................................................................................................ 125
PEMBAYARAN UANG MUKA ....................................................................................... 125
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ....................................................................... 125
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN ............................................................................. 125
SERAH TERIMA SEBAGIAN PEKERJAAN .......................................................................... 125
PENYESUAIAN HARGA (ESKALASI/DE-ESKALASI) ......................................................... 125
DENDA ...................................................................................................................... 126
USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL ................................................... 127
PENYELESAIAN PERSELISIHAN /SENGKETA ................................................................... 127

BAB VIII........................................................................................................................... 129


SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR ............................................................................... 129
A. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS ........................................................................................ 129
B.
KETERANGAN GAMBAR .............................................................................................. 132
BAB IX ............................................................................................................................. 133
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA ................................................................................ 133
BAB X .............................................................................................................................. 138
BENTUK DOKUMEN LAIN ............................................................................................. 138
A. BENTUK UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN ...................... 138
B.
BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ) ................... 139
C. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ............................................. 140
D. BENTUK SURAT JAMINAN .................................................................................... 142
BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK............................I

vi

BUKU PK 02 LS :
STANDAR DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
(PELELANGAN UMUM/PELELANGAN TERBATAS)
PRAKUALIFIKASI, SATU SAMPUL, SISTEM GUGUR
KONTRAK LUMP SUM

BAB I
UMUM
A. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang
tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP)
maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).
B.

Dokumen Pemilihan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan


dokumen penawaran.

C. Dalam Dokumen Pemilihan digunakan pengertian, istilah, dan singkatan sebagai


berikut:
Pekerjaan
Konstruksi
Kontrak
Sum

: adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;
Lump : adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap,
dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses
penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh
penyedia barang/jasa;

HEA

: adalah Harga Evaluasi Akhir yang merupakan


penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga
penawaran dalam proses pengadaan dimana unsur
preferensi harga telah diperhitungkan berdasarkan
capaian TKDN dan status perusahaan;

LDP

: adalah Lembar Data Pemilihan yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
jenis pekerjaan antara lain meliputi penyiapan,
penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata cara
penilaian dokumen penawaran, pengumuman
pemenang, sanggahan, dan sanggahan banding;

APIP

: adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)


yang selanjutnya disebut Inspektorat K/L/D/I
bertugas melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi;

Penyedia

: adalah
badan
usaha
yang
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi;

Sub penyedia

: adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja


dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk

menyediakan/

melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak);


Kemitraan/
Kerja Sama
Operasi (KSO )

: adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia


nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing
pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;

Surat Jaminan

: adalah jaminan tertulis yang selanjutnya disebut


Jaminan, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum
yang diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia;

Hari

: adalah hari kalender untuk proses pemilihan secara


elektronik, pelaksanaan kontrak. dan jaminanjaminan, kecuali hari kerja untuk proses sanggahan
banding;

Daftar kuantitas
dan harga

: adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan


dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran;

Harga
Perkiraan
Sendiri (HPS)

: adalah perhitungan perkiraan biaya seluruh volume


pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan yang
disusun dan ditetapkan oleh PPK, dikalkulasikan
secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan sudah termasuk biaya umum,
keuntungan pekerjaan, dan beban pajak, serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran
penawaran termasuk rinciannya;

Pekerjaan
Utama

: adalah jenis pekerjaan yang secara langsung


menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu
konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemilihan;

Mata
Pembayaran
Utama

: adalah mata pembayaran yang pokok dan penting


yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan
puluh per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan,
dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai
bobotnya terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP
dalam Dokumen Pemilihan;

Harga Satuan
Pekerjaan (HSP)

: adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu


satuan tertentu;

Harga Satuan
Dasar (HSD)

: adalah harga satuan komponen dari harga satuan


pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari)
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per
ton)
c. Peralatan (per jam, per hari)

Metode
pelaksanaan
pekerjaan

: adalah metode yang menggambarkan penguasaan


penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal
sampai akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan
(utama) dan uraian/cara kerja dari masing-masing
jenis kegiatan pekerjaan utama dan penunjang
pekerjaan utama yang dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis;

Personil inti

: adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang akan


ditempatkan secara penuh, yang di dalam organisasi
pelaksanaan
posisinya
sebagai
manajemen
pelaksanaan pekerjaan;

Bagian
pekerjaan yang
disubkontrakan

: adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama, atau


pekerjaan spesialis yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan, yang
pelaksanaannya
diserahkan
kepada
penyedia
barang/jasa dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK;

Masa
Pelaksanaan
(jangka waktu
pelaksanaan)

: adalah jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan


dihitung berdasarkan SPMK sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan;

K/L/D/I

: adalah Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat


Daerah/Institusi yang menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

PA

: adalah Pengguna Anggaran yang merupakan pejabat


pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi
Pengguna APBN/APBD;

KPA

: adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang merupakan


pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan
APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD;

ULP

: adalah Unit Layanan Pengadaan yang dibentuk oleh


Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi yang berfungsi melaksanakan
3

pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen. ULP


dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang
sudah ada;
Pokja ULP

: adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari ULP yang


disusun dan ditetapkan oleh Kepala ULP berfungsi
untuk melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
Anggota Pokja ULP terlebih dahulu ditetapkan oleh
PA/KPA/Kepala Daerah;

PPK

: adalah Pejabat Pembuat Komitmen yang bertanggung


jawab atas pelaksanaan pekerjaan;

SPPBJ

: adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa yang


diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk melaksanakan pekerjaan;

TKDN

: adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri besarnya


komponen dalam negeri pada barang, jasa, dan
gabungan barang dan jasa;

RK3K

: adalah Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Kontrak, merupakan dokumen lengkap rencana
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak
suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia
Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU;

D. [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas] dengan prakualifikasi ini dibiayai


dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
E.

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas] ini terbuka dan dapat diikuti oleh
semua peserta yang berbentuk badan usaha tunggal atau kemitraan/KSO.

BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. Umum
1. Lingkup
Pekerjaan

1.1

Pokja ULP mengundang para peserta untuk


menyampaikan penawaran atas paket pekerjaan
konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.2

Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana


tercantum dalam LDP.

1.3

Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan
syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan
mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga yang
tercantum dalam kontrak.

2. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari sumber


sebagaimana tercantum dalam LDP.

pendanaan

3. Peserta

3.1

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas]


pekerjaan konstruksi ini terbuka dan dapat
diikuti oleh semua peserta penyedia pelaksana
konstruksi tunggal atau kemitraan/KSO yang
diundang dan telah lulus/memenuhi kualifikasi.

3.2

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA)


dapat mengikuti paket pekerjaan di atas
Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dan harus melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
dalam hal terdapat perusahaan nasional yang
memiliki
kemampuan
di
bidang
yang
bersangkutan.

3.3

Kemitraan/KSO dilakukan sebelum memasukkan


dokumen penawaran, antar badan usaha
pelaksana konstruksi swasta dan/atau milik
pemerintah, dan/atau salah satu pesertanya
BUJKA.

3.4

Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO,


baik dengan perusahaan nasional maupun asing
maka peserta harus memiliki Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO tersebut.

3.5

Kemitraan/KSO harus terdiri dari perusahaan


nasional untuk nilai pekerjaan di bawah
Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)

3.6

Peserta kemitraan/KSO dilarang mengubah


Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi selama

proses pelelangan.
3.7

Bagi BUJKA yang mengikuti pelelangan harus


memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa Konstruksi
Asing dan melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
subkontrak dan lain-lain, dalam hal terdapat
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan
di bidang yang bersangkutan.

4. Larangan
4.1
Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan


ini berkewajiban untuk mematuhi etika
pengadaan dengan tidak melakukan tindakan
sebagai berikut :
a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP
dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi
keinginan
peserta
yang
bertentangan dengan Dokumen Pemilihan,
dan/atau peraturan perundang-undangan.;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta
lain untuk mengatur hasil [dipilih Pelelangan
Umum/Pemilihan
Terbatas],
sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta
memenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua)
indikasi di bawah ini:
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen
Penawaran, antara lain pada: metode
kerja, bahan, alat, analisa pendekatan
teknis, koefisien, harga satuan dasar
upah, bahan dan alat, harga satuan
pekerjaan, dan/ atau spesifkasi teknis/
barang yang ditawarkan (merk/ tipe/
jenis) dan/ atau dukungan teknis;
2) seluruh
penawaran
mendekati HPS;

dari

peserta

3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia


Barang/Jasa yang berada dalam 1 (satu)
kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen
penawaran, antara lain kesamaan/
kesalahan pengetikan, susunan, dan
format penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari
penjamin yang sama dengan nomor seri
yang berurutan.
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar

untuk
memenuhi
persyaratan
Dokumen Pemilihan ini.
4.2

dalam

Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP


terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4.1 dikenakan sanksi
sebagai berikut :
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari
proses [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan
Terbatas]
atau
pembatalan
penetapan
pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara
berwenang.

5. Larangan
Pertentangan
Kepentingan

pidana

kepada

pihak

4.3

Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP


kepada PA/KPA.

5.1

Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi


dan perannya, dilarang memiliki/melakukan
peran ganda atau terafiliasi.

5.2

Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1


antara lain meliputi :
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan
Komisaris suatu Badan Usaha merangkap
sebagai anggota Direksi atau Dewan
Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan pekerjaan
yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan manajemen konstruksi berperan
sebagai konsultan perencana dan/atau
konsultan pengawas;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan perencana/ pengawas bertindak
sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam
pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Terintegrasi;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/
Institusi atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan
dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau
pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Pelelangan.
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik
langsung
maupun
tidak
langsung
mengendalikan atau menjalankan perusahaan

peserta;
f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh per seratus) pemegang
saham.
6. Pendayagunaan 6.1
Produksi Dalam
Negeri

Peserta berkewajiban untuk menyampaikan


penawaran yang mengutamakan pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia oleh
tenaga Indonesia (produksi dalam negeri).

6.2

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi


dimungkinkan menggunakan bahan baku, tenaga
ahli, dan perangkat lunak yang tidak berasal dari
dalam negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus
benar-benar mencerminkan bagian atau
komponen yang telah dapat diproduksi di
dalam negeri dan bagian atau komponen
yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum
diproduksi di dalam negeri dan/atau
spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi
di
dalam
negeri
belum
memenuhi
persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian
dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di
dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti
jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan,
dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan
semata-mata untuk mencukupi kebutuhan
jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di
Indonesia, disusun berdasarkan keperluan
yang nyata, dan diusahakan secara terencana
untuk semaksimal mungkin terjadinya alih
pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing
tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang
yang diimpor yang dilengkapi dengan
spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang
dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.3

Pemberian preferensi harga terhadap penawaran


peserta atas penggunaan produksi dalam negeri
ditetapkan dalam LDP.

7. Satu Penawaran 7.1

Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun

Tiap Peserta

sebagai anggota kemitraan/KSO hanya boleh


memasukkan satu penawaran untuk satu paket
pekerjaan.
7.2

B.

Setiap
peserta
yang
termasuk
dalam
kemitraan/KSO dilarang menjadi peserta baik
secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan
yang sama.

Dokumen Pemilihan

8. Pengambilan
Dokumen
Pemilihan

9. Isi Dokumen
Pemilihan
Pekerjaan
Konstruksi

8.1

Semua peserta wajib melakukan pendaftaran


sebelum mengambil Dokumen Pemilihan.

8.2

Peserta dapat mengambil Dokumen Pemilihan


sesuai hari, tanggal, waktu dan tempat
pengambilan
yang
ditentukan
dalam
pengumuman.

8.3

Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu)


perusahaan dalam pendaftaran dan pengambilan
dokumen.

9.1

Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi terdiri


atas:
a. Umum
b. Instruksi Kepada Peserta;
c. Lembar Data Pemilihan;
d. Contoh
Bentuk
meliputi:

Dokumen

Penawaran

1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO);
4) Dokumen Penawaran Teknis;
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Jaminan Penawaran;
e. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak meliputi:
1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Daftar Kuantitas dan Harga;
g. Formulir RK3K; dan
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain meliputi:
1) Undangan
Pemilihan;

Pengambilan

Dokumen

2) SPPBJ;

3) SPMK;
4) Jaminan Sanggahan Banding;
5) Jaminan Pelaksanaan;
6) Jaminan Uang Muka;
7) Jaminan Pemeliharaan;
8) Daftar Barang yang diimpor.
9.2

Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Pemilihan. Kelalaian menyampaikan
Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan sepenuhnya merupakan risiko peserta.

9.3

Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis


mengenai isi Dokumen Pemilihan kepada Pokja
ULP sebelum batas akhir pemasukan penawaran.

9.4

Pokja ULP wajib menanggapi setiap permintaan


penjelasan yang diajukan peserta secara tertulis.

10. Bahasa
Dokumen
Pemilihan

Dokumen Pemilihan beserta seluruh korespondensi


tertulis dalam proses Pengadaan menggunakan Bahasa
Indonesia.

11. Pemberian
Penjelasan

11.1 Pemberian penjelasan dilakukan pada waktu dan


tempat sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dapat dihadiri oleh peserta yang terdaftar.
11.2 Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian
penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/menggugurkan penawaran.
11.3 Perwakilan peserta yang hadir pada saat
pemberian penjelasan menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
11.4 Dalam pemberian penjelasan, Pokja
menjelaskan kepada peserta mengenai :

ULP

a. lingkup pekerjaan;
b. metode pemilihan [dipilih Pelelangan Umum/
Pelelangan Terbatas];
c. metode pemasukan Dokumen Penawaran;
d. kelengkapan yang harus dilampirkan bersama
Dokumen Penawaran;
e. jadwal batas akhir pemasukan Dokumen
Penawaran dan pembukaan Dokumen
Penawaran;
f. tatacara pembukaan Dokumen Penawaran;
g. metode evaluasi;
h. hal-hal yang menggugurkan penawaran;
i. jenis kontrak yang akan digunakan;
j. ketentuan dan cara evaluasi berkenaan
dengan preferensi harga atas penggunaan

10

produksi dalam negeri;


k. ketentuan tentang penyesuaian harga;
l. risiko K3 yang mungkin timbul akibat
pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya;
m. ketentuan dan cara sub kontrak sebagian
pekerjaan kepada Usaha Mikro dan Usaha
Kecil serta koperasi kecil;
n. besaran, masa berlaku dan penjamin yang
dapat menerbitkan jaminan; dan
o. ketentuan
tentang
asuransi,
asuransi
pekerjaan.
11.5 Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan
peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan
dan keperluan peserta ditanggung masingmasing.
11.6 Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen
Pemilihan, pertanyaan dari peserta, jawaban dari
Pokja ULP, perubahan substansi dokumen, hasil
peninjauan lapangan, serta keterangan lainnya
harus dituangkan dalam Berita Acara Pemberian
Penjelasan (BAPP) yang ditandatangani oleh
anggota Pokja ULP dan minimal 1 (satu) wakil
dari peserta yang hadir.
11.7 Apabila tidak ada satupun peserta yang hadir
atau yang bersedia menandatangani BAPP, maka
BAPP cukup ditandatangani oleh anggota Pokja
ULP yang hadir.
11.8 Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada
11.6 terdapat hal-hal/ketentuan baru atau
perubahan penting yang perlu ditampung, maka
Pokja ULP menuangkan ke dalam Adendum
Dokumen Pemilihan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pemilihan.
11.9 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis,
gambar, dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan
persetujuan
PPK
sebelum
dituangkan
dalam
Adendum
Dokumen
Pemilihan.
11.10 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting
tersebut tidak dituangkan dalam Adendum
Dokumen Pemilihan, maka ketentuan baru atau
perubahan tersebut dianggap tidak ada dan
ketentuan yang berlaku adalah ketentuan dalam
Dokumen Pemilihan awal.
11.11 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil salinan BAPP dan/atau Adendum
Dokumen Pemilihan (apabila ada).
11.12 Peserta dapat mengambil salinan BAPP dan/atau
Adendum Dokumen Pemilihan yang disediakan

11

oleh Pokja ULP atau mengunduh melalui website


Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
11.13 Sangat dianjurkan kepada peserta untuk
menghadiri pemberian penjelasan pekerjaan di
kantor dan peninjauan lapangan agar dapat
menyiapkan penawarannya dengan baik.
12. Perubahan
Dokumen
Pemilihan

12.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas


akhir pemasukan penawaran, Pokja ULP dapat
menetapkan Adendum Dokumen Pemilihan,
berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi
ketentuan
pemilihan
maupun
substansi
Dokumen Pemilihan.
12.2 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Pemilihan.
12.3 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil
salinan
Adendum
Dokumen
Pemilihan.
12.4 Peserta dapat mengambil salinan Adendum
Dokumen Pemilihan yang disediakan oleh Pokja
ULP atau mengunduhnya melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.

13. Tambahan
Waktu
Pemasukan
Dokumen
Penawaran

Dalam Adendum Dokumen Pemilihan, Pokja ULP dapat


memberikan tambahan waktu untuk memasukkan
Dokumen Penawaran.

C. Penyiapan Dokumen Penawaran


14. Biaya dalam
Penyiapan
Penawaran

14.1 Peserta menanggung semua biaya


penyiapan dan penyampaian penawaran.

dalam

15. Bahasa
Penawaran

15.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan


Bahasa Indonesia.

14.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian


apapun yang ditanggung oleh peserta.

15.2 Dokumen pendukung yang terkait dengan


Dokumen Penawaran dapat menggunakan Bahasa
Indonesia atau bahasa asing.
15.3 Dokumen pendukung yang berbahasa asing perlu
disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia.
Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka
yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa
Indonesia.
16. Dokumen
Penawaran

16.1

Dokumen Penawaran
kurang terdiri atas:

pokok/utama

paling

a. Penawaran Administrasi;

12

b. Penawaran Teknis;
c. Penawaran Harga; dan
d. Dokumen Isian Kualifikasi.
16.2 Dokumen Penawaran, meliputi :
a. surat penawaran;
b. Jaminan Penawaran asli;
c. daftar kuantitas dan harga;
d. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian
atau perubahannya (apabila dikuasakan);
e. surat perjanjian kemitraan/kerja sama
operasi [dilampirkan apabila bermitra dan lulus
prakualifikasi sebagai penyedia pelaksana
konstruksi tunggal];
f.

dokumen penawaran teknis.

g. RK3K;
h. rekapitulasi perhitungan TKDN; dan
i.

17. Harga
Penawaran

dokumen lain seperti: Daftar Barang yang


diimpor (apabila impor).

17.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam


angka dan huruf.
17.2 Peserta mencantumkan harga kegiatan/keluaran
dan harga total untuk setiap kegiatan pekerjaan
dalam kebutuhan biaya (daftar kegiatan dan
harga) dapat dalam setiap mata pembayaran yang
pokok (milestone) atau dalam rincian. Jika harga
kegiatan/keluaran ditulis nol atau tidak
dicantumkan, maka pekerjaan tersebut tetap
harus dilaksanakan. Harga penawaran yang
mengikat adalah harga total penawaran.
17.3 Biaya overhead termasuk untuk penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain serta biaya asuransi yang harus
dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi ini telah diperhitungkan
dalam total harga penawaran.

18. Mata Uang


Penawaran
dan Cara
Pembayaran

18.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam


bentuk mata uang sebagaimana tercantum dalam
LDP.
18.2 Pembayaran
atas
pelaksanaan
pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

13

19. Masa Berlaku


Penawaran

19.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum


dalam LDP.
19.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan,
sebelum akhir masa berlakunya penawaran, Pokja
ULP dapat meminta kepada seluruh peserta secara
tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya
penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu
dan diperhitungkan paling kurang sampai
perkiraan tanggal penandatanganan kontrak.
19.3 Berkaitan dengan 19.2, maka peserta dapat :
a. menyetujui permintaan tersebut
mengubah penawaran; atau

tanpa

b. Tidak bersedia memperpanjang sesuai


permintaan
tersebut
dan
dianggap
mengundurkan diri, serta tidak dikenakan
sanksi.
20. Bentuk
Dokumen
Penawaran

Dokumen Penawaran disampaikan secara elektronik, dan


penyerahan dokumen penawaran asli hanya dilakukan
terhadap penawaran yang akan diusulkan sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan (apabila ada).

21. Jaminan
Penawaran

21.1 Penggunaan jaminan penawaran:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) yang dilaksanakan oleh badan
usaha kecil menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum, bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional), serta
diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada
Kelompok Kerja ULP.
21.2 Jaminan penawaran asli bagi penyedia jasa yang
mengikuti pengadaan secara elektronik wajib
diterima Pokja ULP sebelum batas waktu
pemasukan
penawaran
berakhir
khusus
pengadaan barang/jasa.
21.3 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam
mata uang penawaran sebagaimana tercantum
dalam LDP.
21.4 Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan

14

penjaminan atau perusahaan asuransi yang


mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal
terakhir pemasukan penawaran dan masa
berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang
tercantum dalam Jaminan Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang
dari nilai nominal sebagaimana tercantum
dalam LDP;
e. besaran
nilai
Jaminan
Penawaran
dicantumkan dalam angka dan huruf;
f. nama Pokja ULP yang menerima Jaminan
Penawaran sama dengan nama Pokja ULP yang
mengadakan pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan; dan
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan
kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO) harus
ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO;
21.5 Jaminan Penawaran dari pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
pemenang
lelang
menyerahkan
Jaminan
Pelaksanaan dan menandatangani kontrak.
21.6 Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak
ditetapkan sebagai pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
penandatanganan kontrak.
21.7 Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan
apabila :
a. Peserta terlibat KKN;
b. menarik
kembali
penawaran
dilaksanakannya pelelangan;

selama

c. tidak bersedia menambah nilai jaminan


pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 harga penawarannya di bawah 80%
HPS;

15

d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau


verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan
kontrak.
D. Dokumen Penawaran
22. Pemasukan
dan Cara
Penyampaian
Dokumen
Penawaran

22.1 Pemasukan
Dokumen
Penawaran
menggunakan metode 1 (satu) sampul.

dengan

22.2 Peserta menyampaikan dokumen penawaran


dengan cara mengunggah pada sistem pengadaan
secara elektronik melalui website Kementerian/
Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan sesuai
ketentuan dalam LDP.
22.3 Jika
terdapat
penarikan,
penggantian,
pengubahan, atau penambahan Dokumen
Penawaran harus disampaikan secara elektronik
dengan diberikan nama/tanda PENARIKAN,
PENGGANTIAN,
PENGUBAHAN
atau
PENAMBAHAN.

23. Batas Akhir


Pemasukan
Penawaran

E.

Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui


sistem pengadaan secara elektronik melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan
paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam LDP.

Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

24. Pembukaan
Penawaran

24.1 Dokumen Penawaran dibuka di hadapan peserta


pada waktu dan tempat sebagaimana tercantum
dalam LDP yang dihadiri paling kurang 2 (dua)
peserta sebagai saksi.
24.2 Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan
Dokumen Penawaran menunjukkan tanda pengenal
dan surat tugas kepada Pokja ULP.
24.3 Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu)
peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP menunda
pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua)
jam.
24.4 Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya
ada 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi,
maka pembukaan Dokumen Penawaran tetap
dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di
luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
24.5 Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk apabila
dokumen penawaran pokok/utama sebagaimana
dimaksud pada 16.1 terpenuhi. Surat pengunduran
diri (misalnya) tidak termasuk sebagai penawaran.
24.6 Apabila jumlah penawaran yang masuk kurang dari

16

3 (tiga) maka pelelangan dinyatakan gagal.


24.7 Pokja ULP membuka
dihadapan peserta.

Dokumen

Penawaran

24.8 Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan


para peserta mengenai kelengkapan/pemenuhan
Dokumen Penawaran yang meliputi :
a. surat penawaran yang didalamnya tercantum
masa berlaku penawaran dan harga penawaran;
b. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa (apabila
dikuasakan);
c. Jaminan Penawaran asli;
d. daftar kuantitas dan harga;
e. surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi
(apabila bermitra);
f. dokumen penawaran teknis;
g. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
h. RK3K; dan
i. dokumen lain yang dipersyaratkan seperti:
Daftar barang yang diimpor (apabila impor).
24.9 Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran
pada waktu pembukaan penawaran.
24.10 Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan
Penawaran yang paling kurang memuat :
a. jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b. jumlah Dokumen Penawaran yang lengkap dan
tidak lengkap;
c. harga penawaran masing-masing peserta;
d. kelainan-kelainan
yang
dijumpai
Dokumen Penawaran (apabila ada);

dalam

e. keterangan lain
yang dijumpai dalam
pembukaan Dokumen Penawaran (apabila ada);
f. tanggal pembuatan Berita Acara; dan
g. tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil
peserta yang hadir atau saksi yang ditunjuk oleh
Pokja ULP apabila tidak ada saksi dari peserta.
24.11 Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan
penawaran, maka penyebab penundaan tersebut
harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.
24.12 Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir
dan 2 (dua) orang saksi.
24.13 Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran.

17

24.14 Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang


hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran dan
Pokja ULP dapat mengunggah salinan tersebut
melalui website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum dalam
LDP yang dapat diunduh oleh masing-masing
peserta.
25. Klarifikasi Dan
Konfirmasi
Penawaran

25.1 Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Pokja


ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal
yang tidak jelas dalam dokumen penawaran. Peserta
harus memberikan tanggapan atas klarifikasi.
Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan
harga penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas
klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
25.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan
dokumen penawaran, Pokja ULP dapat melakukan
konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan
lapangan kepada pihak-pihak/instansi terkait.
25.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan
penawaran.

26. Hak Menolak


Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak membatalkan
atau Menerima proses pelelangan, menerima atau menolak penawaran
Penawaran
atau
semua
penawaran
setiap
saat
sebelum
penandatanganan kontrak, dan tidak dapat diminta
bertanggung jawab apapun kepada penawar atau
berkewajiban untuk menginformasikan kepada penawar
alasan dari tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan,
semua penawaran khususnya jaminan penawaran segera
dikembalikan kepada penawar.
27. Evaluasi
Penawaran

27.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur.


27.2 Data yang digunakan Pokja ULP dalam evaluasi
dokumen penawaran adalah data yang diunggah
(upload) pada sistem pengadaan secara elektronik,
sesuai dengan data syarat-syarat yang tertulis dalam
Dokumen Pemilihan.
27.3 Dalam hal terdapat lebih dari satu data dokumen
elektronik berbeda isi dan tidak saling melengkapi
serta tidak ada keterangan penarikan, penggantian,
pengubahan, atau penambahan dokumen, maka
dokumen yang digunakan untuk evaluasi adalah
dokumen yang diupload paling akhir. Tetapi jika
waktu uploadnya sama maka yang digunakan
adalah dokumen yang waktu modifikasinya paling
akhir.
27.4 Data dokumen elektronik yang rusak (sesudah
mendapat klarifikasi dari LPSE) akibat kesalahan
pengiriman dokumen oleh Penyedia Jasa, yang
mengakibatkan dokumen tersebut tidak dapat
dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen
elektronik tersebut dinyatakan tidak memenuhi
syarat.

18

27.5 Koreksi aritmatik untuk penawaran yang


melampirkan daftar kuantitas dan harga hanya
dilakukan untuk menyesuaikan volume1 pekerjaan
yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
dengan yang tercantum dalam Dokumen pengadaan
tanpa mengubah total nilai penawaran.
27.6 Perbedaan angka dan huruf harga penawaran:
a. apabila ada perbedaan antara penulisan nilai
harga penawaran antara angka dan huruf maka
nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan
huruf;
b. apabila penawaran dalam angka tertulis dengan
jelas sedangkan dalam huruf tidak jelas, maka
nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan
angka; atau
c. apabila penawaran dalam angka dan huruf tidak
jelas, maka penawaran dinyatakan gugur.
27.7 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan
oleh Pokja ULP untuk mendapatkan 3 (tiga)
penawaran yang memenuhi syarat yang dimulai
dari penawaran terendah.
27.8 Apabila terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar yang
menawar harga di bawah HPS maka proses lelang
tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi
penawaran.
27.9 Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran yang
meliputi :
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.
27.10 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai
berikut :
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi,
mengganti dan/atau mengubah kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi
Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah
penawaran yang sesuai dengan ketentuan antara
lain disampaikan oleh penawar yang berhak,
pada waktu yang telah ditentukan, untuk paket
pekerjaan yang dilelangkan, memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan meliputi syarat
1

Volume yang dimaksud adalah perkalian antara satuan dengan kuantitas, masing-masing
dilakukan pembetulan.

19

administrasi, syarat teknis dalam menyelesaikan


pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan dan harga
yang wajar dapat dipertanggung jawabkan tanpa
ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok
atau penawaran bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pemilihan
yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan
tambahan
yang
akan
menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak
adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP selama
proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya
persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau
terjadi
pengaturan
bersama
(kolusi/persekongkolan) antara peserta, Pokja
ULP dan/atau PPK, dengan tujuan untuk
memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) anggota Pokja ULP dan/atau PPK yang
terlibat persekongkolan diganti, dikenakan
sanksi administrasi dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan
menetapkan peserta lainnya yang tidak
terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana
dimaksud pada angka 3), maka pelelangan
dinyatakan gagal.
27.11 Evaluasi Administrasi :
a. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi, apabila :
1) syarat-syarat substansial yang diminta
berdasarkan
Dokumen
Pemilihan
dipenuhi/dilengkapi:
a)

surat penawaran;

b)

surat
kuasa
dari
direktur
utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa (apabila dikuasakan);

c)

Jaminan Penawaran asli;

20

d)

Daftar Kuantitas dan Harga (apabila


disyaratkan);

e)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi [dievaluasi apabila bermitra dan
lulus prakualifikasi sebagai penyedia
pelaksana konstruksi tunggal];

f)

RK3K;

g)

Rekapitulasi
perhitungan TKDN
(khusus untuk peserta yang tidak
menyampaikan TKDN, penawarannya
tidak digugurkan dan nilai TKDNnya
dianggap nol);

h) dokumen lainnya (apabila dipersyaratkan, dicantumkan dalam LDP


seperti, daftar barang yang diimpor
(apabila impor); dan
i)

dokumen penawaran teknis

2) memenuhi kriteria sebagai berikut:


a)

surat penawaran2 memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
(1) ditandatangani oleh :
(a) direktur utama / pimpinan
perusahaan;
(b) penerima kuasa dari direktur
utama/ pimpinan perusahaan/
pengurus koperasi yang nama
penerima kuasanya tercantum
dalam
akta
pendirian/Anggaran Dasar;
(c) kepala cabang perusahaan
yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik; atau
(d) pejabat
yang
menurut
perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang
bekerja sama.
(2) jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP, dengan ketentuan:
(a) apabila ada perbedaan nilai
penulisan antara angka dan
huruf maka yang diakui adalah
tulisan huruf;

Dalam hal terdapat kesalahan penulisan nama Pokja dan/atau nama paket tidak dapat
dinyatakan gugur.

21

(b) apabila nilai yang tertulis


dalam angka jelas sedangkan
nilai dalam huruf tidak jelas,
maka nilai yang diakui adalah
nilai yang tertulis dalam
angka; atau
(c) apabila nilai dalam angka dan
nilai yang tertulis dalam huruf
tidak jelas, maka penawaran
dinyatakan gugur.
(3) Bertanggal.
b)

Jaminan Penawaran asli memenuhi


ketentuan sebagai berikut :
(1) diterbitkan oleh Bank Umum,
perusahaan
penjaminan
atau
perusahaan
asuransi
yang
mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship) sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak
tanggal
terakhir
pemasukan
penawaran dan masa berlakunya
tidak
kurang
dari
waktu
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(3) nama peserta sama dengan nama
yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan Penawaran
tidak
kurang
dari
nilai
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(5) besaran nilai Jaminan Penawaran
dicantumkan dalam angka dan
huruf;
(6) nama Pokja ULP yang menerima
Jaminan Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang mengadakan
pelelangan;
(7) paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan
tanpa
syarat
(unconditional)
sebesar
nilai
Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja,
setelah
surat
pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP

22

diterima oleh Penerbit Jaminan;


(9) Jaminan Penawaran atas nama
perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas
nama perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria
pencairan
penawaran
sesuai
persyaratan yaitu:

jaminan
dengan

(a) peserta terlibat KKN;


(a) menarik kembali penawaran
selama
dilaksanakannya
pelelangan;
(b) tidak bersedia menambah nilai
jaminan pelaksanaan dalam
hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 harga penawarannya
di bawah 80% HPS;
(c) tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon
pemenang
dan
calon
pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak
dapat diterima; atau
(d) mengundurkan diri atau gagal
tanda tangan kontrak.
(11) substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan
Penawaran
telah
diklarifikasi
dan
dikonfirmasi
secara tertulis oleh Pokja ULP
kepada penerbit jaminan.
c)

surat kuasa (apabila dikuasakan):


(1) Harus ditandatangani direktur
utama / pimpinan perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa tercantum
dalam akte pendirian/anggaran
dasar ;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa
ditandatangani
oleh
anggota
kemitraan yang diwakili menurut
perjanjian kerja sama.

d)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi (apabila bermitra) memenuhi
persyaratan antara lain sebagai berikut:
(1) mencantumkan nama kemitraan
sesuai dengan dokumen isian
kualifikasi

23

(2) mencantumkan
mitra/anggota;

lead

(3) mencantumkan modal


dari setiap perusahaan;

firm

dan

(sharing)

(4) mencantumkan nama pihak yang


mewakili kemitraan/KSO;
(5) ditandatangani para calon peserta
kemitraan/KSO;
e)

dokumen lain seperti daftar barang


yang
diimpor
(apabila
impor)
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
[kriteria diisi oleh Pokja ULP]

f)

dokumen penawaran teknis.


(akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
dengan kriteria persyaratan teknis pada
tahap evaluasi teknis)

b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara


tertulis terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
c. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi
dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
d. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada
yang tidak memenuhi persyaratan administrasi,
Kelompok Kerja ULP melakukan evaluasi
administrasi terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
dan
f. apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka pelelangan
dinyatakan gagal.
27.12 Evaluasi Teknis:
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan ini;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur
dengan ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis
minimal yang harus dipenuhi dengan
membandingkan pemenuhan persyaratan
teknis sebagaimana tercantum dalam LDP
dan khusus personil inti serta peralatan

24

utama minimal tercantum dalam LDK;


2) penilaian persyaratan
dilakukan terhadap:
a)

teknis,

minimal

metode
pelaksanaan
pekerjaan
memenuhi persyaratan substantif yang
meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari
awal sampai akhir secara garis besar
dan uraian/cara kerja dari masingmasing jenis pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/sementara yang
ikut
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan utama yang
dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis dan diyakini menggambarkan
penguasaan
dalam
penyelesaian
pekerjaan.
Penilaian
metode
pelaksanaan tidak mengevaluasi jobmix/ rincian/ campuran/ komposisi
material dari jenis pekerjaan;
Jenis-jenis pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/ sementara yang
ikut
menentukan
keberhasilan
pelaksanaan
pekerjaan
utama
ditetapkan dalam LDP. Pekerjaan
penunjang/
sementara
dimaksud,
misalnya:
(1) Pembuatan
saluran
(diversion channel);
(2) Pengeringan

tempat

(dewatering/unwatering)

pengelak
pekerjaan
skala

besar;
(3) Pembuatan konstruksi pengaman

(protection construction);
(4) Pengaturan

management)
besar; atau

lalu lintas (traffic


pekerjaan skala

(5) Jalan
pengalihan/
sementara.
b)

c)

jembatan

jangka waktu pelaksanaan pekerjaan


yang ditawarkan tidak melampaui batas
waktu (yaitu sampai dengan serah
terima pertama/Provision Hand Over
(PHO)) sebagaimana tercantum dalam
LDP.
Peralatan utama minimal: jenis,
kapasitas, komposisi dan jumlah yang
disediakan
untuk
pelaksanaan
pekerjaan [dievaluasi dan dibuktikan
apabila mengajukan peralatan utama
minimal yang berbeda dari dokumen isian

25

kualifikasi].

d)

personil inti yang ditempatkan secara


penuh [dipilih: Tenaga ahli3/tenaga
terampil4]: tingkat pendidikan, jabatan
dalam pekerjaan yang diusulkan,
pengalaman
kerja,
keahlian/
keterampilan [dievaluasi dan dibuktikan
apabila mengajukan personil inti yang
berbeda dari dokumen isian kualifikasi];

e)

bagian
pekerjaan
yang
akan
disubkontrakkan
sesuai
dengan
persyaratan sebagaimana tercantum
dalam LDP (ketentuan subkontrak
dipersyaratkan untuk nilai penawaran
harga di atas Rp 25.000.000.000,00);

f)

RK3K memenuhi persyaratan yaitu


adanya sasaran dan program K3 yang
secara
umum
menggambarkan
penguasaan dalam mengendalikan
risiko bahaya K3.

3) Pokja
ULP
dapat
meminta
uji
mutu/teknis/fungsi
untuk
bahan/alat
tertentu sebagaimana tercantum dalam LDP;
d. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal
yang kurang jelas atau meragukan, Pokja ULP
melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
e. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
dilanjutkan ke tahap evaluasi harga;
f. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah
koreksi aritmatik ada yang tidak memenuhi
persyaratan teknis, Pokja ULP dapat melakukan
evaluasi penawaran terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
g. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang lulus evaluasi teknis, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi harga;
h. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi
teknis maka pelelangan dinyatakan gagal.

Apabila menggunakan sistem gugur dengan ambang batas maka ketentuan


berikut harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan :
Evaluasi yang menggunakan sistem gugur dengan ambang batas, dilakukan
dengan membandingkan pemenuhan persyaratan teknis (perolehan nilai)
unsur dan sub unsur yang ditetapkan dalam LDP.
Penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur maupun
nilai total keseluruhan unsur memenuhi ambang batas minimal
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan/LDP.
3

Disyaratkan untuk pelelangan umum dengan nilai paket > Rp 2.500.000.000 (usaha non
kecil)
4 Disyaratkan untuk pemilihan langsung dengan nilai paket < Rp 2.500.000.000 (usaha kecil)

26

27.13 Evaluasi Harga :


a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah halhal yang pokok atau penting, dengan ketentuan :
1) total
harga
penawaran
dibandingkan nilai total HPS:

terkoreksi

a)

apabila
total
harga
penawaran
terkoreksi melebihi nilai total HPS,
dinyatakan gugur; dan

b)

apabila semua harga penawaran


terkoreksi di atas nilai total HPS,
pelelangan dinyatakan gagal;

2) harga satuan penawaran yang nilainya lebih


besar dari 110% (seratus sepuluh
perseratus) dari harga satuan yang
tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi.
Apabila setelah dilakukan klarifikasi
ternyata harga satuan penawaran tersebut
timpang, maka harga satuan penawaran
timpang hanya berlaku untuk volume sesuai
dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
Selanjutnya daftar jenis/item pekerjaan
timpang tersebut dimasukkan ke dalam
Kontrak
3) mata pembayaran yang harga satuannya nol
atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan
kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan.
Harganya dianggap termasuk dalam harga
satuan pekerjaan lainnya;
4) harga penawaran:
a)

apabila ada perbedaan antara penulisan


nilai harga penawaran antara angka
dan huruf maka nilai yang diakui
adalah nilai dalam tulisan huruf;

b)

apabila penawaran dalam angka tertulis


dengan jelas sedangkan dalam huruf
tidak jelas, maka nilai yang diakui
adalah nilai dalam tulisan angka; atau

c)

apabila penawaran dalam angka dan


huruf tidak jelas, maka penawaran
dinyatakan gugur.

b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan


ketentuan sebagai berikut :
1) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) berbeda
dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
2) Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga dalam
hal harga penawaran nilainya di bawah

27

80% (delapan puluh


dengan ketentuan:

perseratus)

HPS,

a. Meneliti dan menilai kewajaran harga


satuan dasar meliputi harga upah,
bahan, dan peralatan dari harga satuan
penawaran, sekurang-kurangnya pada
setiap mata pembayaran utama;
b. Meneliti
dan
menilai
kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur upah,
bahan, dan peralatan dalam Analisa
Harga Satuan;
c. Hasil penelitian butir a. dan butir b.
digunakan untuk menghitung harga
satuan yang dinilai wajar tanpa
memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan; dan
d. Harga satuan yang dinilai wajar
digunakan untuk menghitung total harga
penawaran yang dinilai wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Total harga sebagaimana dimaksud pada
huruf d. dihitung berdasarkan volume
yang ada dalam daftar kuantitas dan
harga.
Apabila total harga penawaran yang
diusulkan lebih kecil dari hasil evaluasi
sebagaimana tersebut diatas, maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar dan
gugur harga.
Apabila total harga penawaran lebih besar
dari hasil evaluasi sebagaimana tersebut
diatas, maka harga penawaran dinyatakan
wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk
sebagai pemenang pelelangan, harus
bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus)
dari nilai total HPS.
Apabila peserta yang bersangkutan tidak
bersedia
menaikkan
nilai
Jaminan
Pelaksanaan menjadi sebesar 5% HPS,
penawarannya digugurkan dan Jaminan
Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam
Daftar Hitam
c. Memperhitungkan preferensi harga
atas
penggunaan produksi dalam negeri (apabila
memenuhi
persyaratan
diberlakukannya
preferensi harga) dengan ketentuan Perhitungan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian

28

sendiri (self assessment), digunakan dalam


evaluasi penawaran harga apabila pelelangan
pekerjaan tersebut diberlakukan preferensi harga
yaitu apabila memenuhi ketentuan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam
negeri diberlakukan pada Pengadaan
Barang/ Jasa yang dibiayai rupiah murni
tetapi hanya berlaku untuk Pengadaan
Barang/
Jasa
bernilai
diatas
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
sampai dengan 31 Desember 2013 dan
mulai 1 Januari 2014 untuk Pengadaan
Barang/
Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
dan
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN
lebih besar atau sama dengan 25%
(dua puluh lima perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan
formulir perhitungan TKDN maka peserta
dianggap tidak menginginkan diberlakukan
preferensi harga bagi penawarannya dan
tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN
merujuk pada ketentuan yang ditetapkan
oleh Menteri yang membidangi urusan
perindustrian dengan tetap berpedoman
pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya.
3) rumus penghitungan sebagai berikut:

1
HEA
HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP
= Koefisien
Preferensi (Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN)
dikali
Preferensi
tertinggi
Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga
Penawaran/
terkoreksi
yang
memenuhi persyaratan lelang dan
telah dievaluasi).
4) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih
penawaran dengan HEA yang sama,
penawar dengan TKDN terbesar adalah
sebagai pemenang;

29

5) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah


Harga Penawaran dan hanya digunakan
oleh
Pokja
ULP
untuk
keperluan
perhitungan HEA guna menetapkan
peringkat pemenang.
d. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang
memiliki harga penawaran yang sama dalam hal
tidak diperhitungkan TKDN, maka Pokja ULP
memilih peserta yang mempunyai kemampuan
teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan.
e. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga
tidak wajar akibat terjadinya persaingan usaha
tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) sebagaimana ketentuan
peraturan dan perundang-undangan, maka
pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang
terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam.
27.14 Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran
sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
F.

Penetapan Pemenang

28. Penetapan
Pemenang

28.1 Pokja ULP membuat Surat Penetapan Pemenang


untuk nilai sampai dengan Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah) berdasarkan Berita Acara
Hasil Pelelangan (BAHP).
28.2 PA membuat Surat Penetapan Pemenang untuk nilai
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) setelah mendapat usulan dari Pokja ULP,
dengan ketentuan:
a. usulan penetapan pemenang ditembuskan
kepada
PPK
dan
APIP
Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi; dan
b. apabila PA tidak setuju dengan usulan Pokja ULP
dengan alasan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, maka PA
memerintahkan evaluasi ulang atau menyatakan
pelelangan gagal.
28.3 Dalam hal nilai penetapan pemenang sampai dengan
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dan nilai pemenang cadangan diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah),
maka penetapannya oleh PA setelah mendapatkan
usulan dari Pokja ULP.
28.4 Dalam hal peserta mengikuti beberapa paket
pekerjaan yang dilelangkan oleh Pokja ULP, dan
beberapa penawarannya terendah serta berdasarkan
sisa kemampuan menangani paket (SKP), akan
ditetapkan sebagai calon pemenang oleh Pokja ULP

30

pada paket berdasarkan pilihan penyedia jasa setelah


mempertimbangkan ketersediaan peralatan dan
personil setelah dilakukan klarifikasi.
28.5 Dalam hal peserta mengikuti pelelangan beberapa
paket pekerjaan konstruksi dalam waktu bersamaan:
a. menawarkan peralatan yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan peralatan tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan
dinyatakan gugur.
b. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dikecualikan dengan syarat kapasitas dan
produktifitas peralatan secara teknis dapat
menyelesaikan pekerjaan lebih dari
1 (satu)
paket.
c. menawarkan personil yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan personil tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan personil tidak ada dan
dinyatakan gugur.
d. menawarkan personil yang sedang bekerja di
paket lain, maka pada saat akan ditetapkan
sebagai pemenang dipastikan sudah tidak terikat
pada paket lain.
28.6 Penetapan pemenang disusun
urutannya dan harus memuat:

sesuai

dengan

a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;


b. nama dan alamat Penyedia serta harga
penawaran atau harga penawaran terkoreksi;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis,
harga; dan
e. evaluasi kualifikasi.
28.7 Data
pendukung
yang
diperlukan
menetapkan pemenang adalah:

untuk

a. Dokumen Pemilihan beserta adendum (apabila


ada);
b. BAPP;
c. BAHP; dan

31

d. Dokumen Penawaran dari pemenang dan


pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang
telah diparaf anggota Pokja ULP dan 2 (dua)
wakil peserta/saksi.
28.8 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan
pemenang dan mengakibatkan surat penawaran dan
Jaminan Penawaran habis masa berlakunya,
dilakukan konfirmasi kepada calon pemenang, calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk
memperpanjang masa berlaku surat penawaran dan
Jaminan Penawaran sampai dengan perkiraan
jadwal penandatanganan kontrak. Calon pemenang,
calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
yang tidak bersedia memperpanjang surat
penawaran dan Jaminan Penawaran dapat
mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi.
29. Pengumuman
Pemenang

Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang


cadangan 1 dan 2 (apabila ada) kepada masyarakat di
website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan
pengumuman resmi yang memuat sekurang-kurangnya :
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia;
c. harga penawaran;
d. harga penawaran terkoreksi;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
f. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan
kualifikasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi
dilengkapi dengan penjelasan untuk setiap penawaran
yang dinyatakan gugur dari substansi yang dievaluasi
(alasan gugur administrasi/teknis/harga).

30. Sanggahan

30.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat


menyampaikan sanggahan secara elektronik atas
penetapan pemenang kepada Pokja ULP disertai
bukti terjadinya penyimpangan melalui website,
dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
30.2 Sanggahan diajukan oleh peserta yang memasukkan
penawaran baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta lain, ditandatangani
oleh :
a. direktur utama/ pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum
dalam
akte
pendirian
atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan bukti
otentik; atau

32

d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama


berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
30.3 Sanggahan diajukan apabila terjadi penyimpangan
prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur
yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya dan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan;
b. rekayasa
tertentu
sehingga
terjadinya persaingan usaha
dan/atau

menghalangi
yang sehat;

c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP


dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
30.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja
ULP menyatakan pelelangan gagal.
30.5 Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dan
tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud pada
31.2. dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
30.6 Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK
atau disampaikan dan diterima diluar masa sanggah,
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
31. Sanggahan
Banding

31.1 Peserta sebagaimana dimaksud pada 30 apabila tidak


sependapat dengan jawaban sanggahan dari Pokja
ULP, dapat mengajukan sanggahan banding secara
tertulis kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi atau Pejabat yang
menerima
penugasan
menjawab
sanggahan
banding, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
menerima jawaban sanggahan, dengan tembusan
kepada
PPK,
Pokja
ULP,
dan
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
31.2 Peserta yang akan melakukan sanggahan banding
harus memberikan Jaminan Sanggahan Banding
kepada Pokja ULP sebesar 1% (satu perseratus) dari
HPS sebagaimana tercantum dalam LDP dengan
masa berlaku 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal
pengajuan sanggahan banding.
31.3 Penggunaan jaminan sanggahan banding:
a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah) menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan

33

Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat


mudah
dicairkan
dan
tidak
bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh Penyedia
Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah) menggunakan
surat jaminan yang dikeluarkan oleh Bank
Umum, bersifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP.
31.4 Sanggahan
pelelangan.

banding

menghentikan

proses

31.5 Sanggahan banding yang diajukan bukan dari


peserta yang tidak sependapat dengan jawaban
sanggahan sebagaimana dimaksud pada 31.1 atau
tidak ditandatangani seperti halnya sanggahan
sebagaimana dimaksud pada 30.2, dianggap sebagai
pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti serta
tidak menghentikan proses pelelangan.
31.6 Sanggahan banding yang disampaikan bukan
kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi atau Pejabat yang menerima
penugasan menjawab sanggahan banding atau
disampaikan dan diterima di luar masa sanggahan
banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses pelelangan.
31.7 Dalam hal jawaban sanggahan banding berupa
evaluasi ulang, maka terhadap penetapan pemenang
tidak dapat dilakukan sanggahan dan sanggahan
banding lagi.
G. Penunjukan Pemenang Pengadaan
32. Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa

32.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil


Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan tembusan
kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
32.2 PPK menerbitkan SPPBJ, dengan ketentuan apabila:
a. pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi
masih berlaku;
b. tidak ada sanggahan dari peserta;
c. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti
tidak benar; atau
d. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding
berakhir.
32.3 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan
tersebut, dengan ketentuan :

34

a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri


dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh
Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri
dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif
oleh Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dimasukkan dalam Daftar Hitam /Black List; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia
ditunjuk karena masa penawarannya sudah
tidak berlaku, maka tidak dikenakan sanksi dan
Jaminan Penawaran yang bersangkutan tidak
boleh dicairkan.
32.4 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan
diri, maka penunjukan pemenang dapat dilakukan
kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan
peringkat, selama masa surat penawaran dan
Jaminan Penawaran pemenang cadangan masih
berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
32.5 Apabila
semua
pemenang
yang
ditunjuk
mengundurkan diri, maka pelelangan dinyatakan
gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari
PPK.
32.6 SPPBJ harus diterbitkan, dengan ketentuan:
a. Paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah
pengumuman penetapan pemenang, apabila
tidak ada sanggahan; atau
b. Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah semua
sanggahan dan sanggahan banding dijawab.
32.7 Di dalam SPPBJ disebutkan/ditegaskan/ditulis bahwa
penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan
sebelum penandatanganan kontrak.
33. Kerahasiaan
Proses

33.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia


dan dilaksanakan oleh pokja ULP secara independen.
33.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian,
evaluasi, klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon
pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta,
atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai
keputusan pemenang diumumkan.
33.3 Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses
evaluasi dokumen penawaran atau keputusan
pemenang
akan
mengakibatkan
ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.
33.4 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita

35

Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP


bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman
pemenang.

H. Pelelangan Gagal
34. Pelelangan
Gagal

34.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila :


a. jumlah peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta;
b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi
penawaran;
c. dalam
evaluasi
penawaran
ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat;
d. harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi
dari HPS;
e. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan
Dokumen Pemilihan ternyata benar;
f. sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi
Dokumen Pemilihan ternyata benar; atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan
1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan
sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
pembuktian kualifikasi.
34.2 PA/KPA sebagaimana tercantum dalam
menyatakan pelelangan gagal, apabila :

LDP

a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP


sependapat dengan PPK yang tidak bersedia
menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan
tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang
melibatkan Pokja ULP dan/atau PPK ternyata
benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat dalam pelaksanaan Pelelangan dinyatakan
benar oleh pihak berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas
kesalahan prosedur yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan ternyata benar;
e. Dokumen Pemilihan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.

36

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;


f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai
menyimpang dari Dokumen Pemilihan;

atau

g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan


1 dan 2 mengundurkan diri; atau
h. pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya.
34.3 Menteri/Kepala
Lembaga/Pimpinan
menyatakan pelelangan gagal, apabila :

Institusi

a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya


pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan KPA, PPK dan/atau
Pokja ULP, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan KPA, ternyata benar.
34.4 Kepala Daerah
apabila:

menyatakan

pelelangan

gagal,

a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya


pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan PA, KPA, PPK
dan/atau Kelompok Kerja ULP, ternyata benar;
atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan PA dan/atau KPA, ternyata benar.
34.5 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP
memberitahukan kepada seluruh peserta.
34.6 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal,
Pokja ULP atau Pokja ULP pengganti (apabila diganti)
meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
pelelangan gagal, untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.
I.

Surat Jaminan Pelaksanaan

35. Surat Jaminan


Pelaksanaan

35.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
a. diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk
bank
perkreditan
rakyat),
perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai
program
asuransi
kerugian
(suretyship) sebagaimana yang ditetapkan oleh

37

Menteri Keuangan;
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak
(PHO) sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama penyedia sama dengan nama yang
tercantum dalam surat Jaminan Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang
dari nilai jaminan yang ditetapkan;
e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan
dalam angka dan huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan
sama dengan nama PPK yang menandatangani
kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
jaminan dalam jangka waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit
Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO
harus ditulis atas nama Kemitraan/KSO; dan
j. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak
penjamin.
35.2 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk
menyerahkan
Surat
Jaminan
Pelaksanaan
dipersamakan
dengan
menolak
untuk
menandatangani Kontrak atau tidak menerima
keputusan
penunjukan
sebagai
penyedia
barang/jasa, maka akan dikenakan sanksi.
35.3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat
Jaminan Pelaksanaan diatur dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak.
J.

Penandatanganan Kontrak

36. Penandatanganan
Kontrak

36.1 Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


dilakukan setelah DIPA/DPA ditetapkan.
36.2 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib
memastikan Isian Kualifikasi masih berlaku/valid.
Apabila terdapat data isian kualifikasi tidak valid,
maka kontrak tidak ditandatangani.
36.3 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat
14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ
dan setelah penyedia menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, dengan ketentuan :
a. nilai

Jaminan

Pelaksanaan

untuk

harga

38

penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh


perseratus) sampai dengan 100% (seratus
perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai Kontrak;
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan
puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar
5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.
36.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah
substansi Dokumen Pemilihan sampai dengan
penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat
waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.
36.5 Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan
melewati batas tahun anggaran, penandatanganan
kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan
kontrak tahun jamak.
36.6 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak
meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan
huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.
36.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen
Kontrak dalam Surat Perjanjian, dengan maksud
apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian
satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan
sebagai berikut :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan
harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya
SPPBJ, BAHP, BAPP.
36.8 Banyaknya rangkap
kebutuhan, yaitu :

seperti:
kontrak

jaminan-jaminan,
dibuat

sesuai

a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri


dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi

39

materai pada bagian yang ditandatangani


oleh PPK;
b. rangkap kontrak lainnya (apabila diperlukan)
tanpa dibubuhi materai.
36.9 Penandatanganan
Kontrak
bernilai
diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum
Kontrak.
36.10 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas
nama penyedia adalah Direksi yang disebutkan
namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar,
yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

40

BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A. Penerapan IKP
dan LDP

B. Lingkup
Pekerjaan

Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis


pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan
Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data
Pemilihan (LDP).
1.

a. Pokja ULP:
....................................
[diisi nama Pokja ULP]
b. Alamat Pokja ULP:
....................................
...................................

2.

Website: ....................

3.

a. Nama paket pekerjaan: ....................................

4.

[Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]

b. Uraian singkat pekerjaan: ..................


.................................... .................. ..................
[diisi uraian secara singkat dan jelas pekerjaan/ kegiatan
yang dilaksanakan]
Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: ..............
(........................) hari kalender.
[diisi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan]

C. Sumber Dana

Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


....................... Tahun Anggaran ..................
[diisi sesuai dokumen anggaran untuk pembiayaannya]

D. Pendayagunaan
Produksi Dalam
Negeri

Preferensi harga ........... [diisi diberikan/tidak


diberikan] terhadap penawaran peserta.
Catatan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri
diberlakukan pada Pengadaan Barang/Jasa yang
dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk
Pengadaan
Barang/Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan.
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih besar
atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila paket pekerjaan yang dilelangkan memenuhi
ketentuan 1) dan 2) maka diberlakukan preferensi

41

harga dan diisi diberikan.

E. Pemberian
Penjelasan
Dokumen
Pemilihan dan
Peninjauan
Lapangan

F. Dokumen
Penawaran

1.

Pemberian Penjelasan Dokumen Pemilihan akan


dilaksanakan pada:
Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem
pengadaan secara elektronik.

2.

Peninjauan lapangan akan dilaksanakan pada:


Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem
pengadaan secara elektronik.

1.

Memiliki kemampuan menyediakan Personil5 yang


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai
berikut:
a. Tenaga Ahli bagi usaha non kecil
No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
diusulkan
3

Pengalaman
Kerja
(tahun)
4

Profesi/
Keahlian
5

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/keahlian, profesi/keahlian yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

b. Tenaga Teknis bagi usaha kecil


No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
akan diusulkan
3

Lama
Pengalaman
Kerja (tahun)
4

Profesi/
keterampilan
5

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/ keterampilan, profesi/ keterampilan yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

Personil yang dimaksud adalah personil manajerial (ahli/terampil) pada organisasi


pelaksanaan pekerjaan. Untuk usaha non kecil tidak termasuk tenaga terampil dan/atau
personil pendukung, sedangkan untuk usaha kecil cukup personil pelaksana (tenaga terampil).

42

2.

Memiliki
kemampuan
untuk
menyediakan
peralatan
untuk
melaksanakan
pekerjaan
konstruksi ini, yaitu:
No.
1.
2.
3.
Dst.

Jenis
......
......
......
......

Kapasitas
......
......
......
......

Jumlah
......
......
......
......

[diisi jenis, kapasitas, jumlah peralatan utama minimal


yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama
yang dilelangkan]

3.

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan6


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan yang dapat disubkontrakkan


......

[diisi oleh Pokja, Pokja menetapkan Daftar pekerjaan


yang akan disubkontrakkan atau Pokja menetapkan
Penyedia untuk menentukan sendiri bagian pekerjaan
yang akan disubkontrakkan]
Persyaratan subkontrak pekerjaan konstruksi:
nilai penawaran > Rp 25.000.000.000, Peserta
wajib ada subkontrak, dalam hal Pokja menetapkan
Daftar pekerjaan yang akan disubkontrakkan, maka
Peserta wajib memenuhi daftar tersebut.

Penawaran terkait dengan pekerjaan subkontrak


memenuhi syarat apabila:
a. Penyedia yang menawar dengan harga di atas Rp
25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
rupiah) bekerja sama dengan penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Kecil, yaitu
dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan utama.
b. Penyedia
tidak
mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama.
c. Penyedia Usaha Kecil (termasuk Mikro dan
Koperasi Kecil) tidak mensubkontrakkan
pekerjaan yang diperoleh.

Ketentuan bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan adalah bukan merupakan pekerjaan
utama, kecuali pekerjaan spesialis.

43

4.

Sebagai pekerjaan utama7 adalah:


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Utama


......

[diisi, nama-nama pekerjaan utama]

5.

Sebagai pekerjaan penunjang/sementara sebagai


pendukung pekerjaan utama adalah:
No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Penunjang/Sementara


......

[diisi, nama-nama pekerjaan penunjang/sementara

sebagai pendukung pekerjaan utama]


5.

Identifikasi bahaya8
No.

Jenis/Tipe
Pekerjaan

Identifikasi Jenis
Bahaya & Risiko K3

1.
Dst.

6.

G. Mata Uang
Penawaran dan
Cara
Pembayaran

7
8

[diisi, jenis/tipe pekerjaan yang mengandung bahaya


serta identifikasi jenis bahaya & risiko K3 dari jenis
pekerjaan dimaksud]
Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu
diperlukan untuk:
a. Bahan konstruksi permanen: ..................
Contoh: geotextile, bearing pad
[bukan bahan konstruksi seperti semen, aspal, dll]
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi permanen:
..................
Contoh: lift, pompa air
[bukan alat untuk menyelesaikan pekerjaan
konstruksi seperti excavator, bulldozer, dll]
[diisi, tidak ada apabila tidak diperlukan]

1.

Mata uang yang digunakan ..................


[diisi Rupiah atau mata uang lainnya apabila ditentukan]

2.

Pembayaran
dilakukan
dengan
cara
....................................
[diisi: bulanan (monthly certificate) atau angsuran
(termin) didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang telah dilaksanakan]

Ditetapkan oleh PPK.


Ditetapkan oleh PPK.

44

H. Masa
Berlakunya
Penawaran

I. Jaminan
Penawaran

Masa berlaku penawaran selama ..................


(..................) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan penawaran.
[diisi dengan memperhitungkan awal pemasukan
penawaran sampai dengan penandatanganan kontrak]
1.

Besarnya Jaminan Penawaran adalah :


Rp....................................(......................................)
[diisi, besar nominal antara 1% sampai dengan 3% dari
nilai total HPS]

2.

Jaminan penawaran berlaku selama ..................


(..................) hari kalender dan efektif mulai tanggal
[diisi sesuai dengan batas akhir pemasukan
penawaran].

J. Penyampaian
Dokumen
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan


secara elektronik]

K. Batas Akhir
Waktu
Pemasukan
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan


secara elektronik]

L. Pembukaan
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan


secara elektronik]

M. Ambang Batas

[untuk pelelangan umum apabila evaluasi teknisnya


menggunakan sistem gugur dengan ambang batas, maka
penentuan unsur dan sub unsur teknis yang dinilai dan
kriteria penilaiannya tersebut harus disetujui dan/atau
menggunakan kriteria yang telah ditetapkan oleh
pejabat eselon 1 dari masing-masing Satuan Unit Kerja
sesuai dengan tugas, fungsi dan lingkup programnya;
Penentuan penggunaan ambang batas meliputi:
1. Nilai ambang batas masing-masing unsur:
a. .................
Dst .................
2. Nilai ambang batas total: .................]

N. Sanggahan, Dan
Sanggahan
Banding

1.

Sanggahan ditujukan kepada ....................................


[diisi nama Pokja ULP,]

2.

Tembusan sanggahan ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. KPA .................. [diisi nama KPA]
c. APIP.................. [diisi nama APIP]
d. ................. [diisi Pejabat yang menerima penugasan
menjawab
sanggahan
banding,
apabila
didelegasikan]

45

3.

4.

O. Jaminan
Sanggahan
Banding

1.
2.

e. ................. [diisi Menteri/ Kepala Lembaga/ Kepala


Daerah/ Pimpinan Institusi]
Sanggahan
banding
ditujukan
kepada
.................................... [diisi nama Menteri/ Kepala
Lembaga/ Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi atau
Pejabat yang menerima penugasan menjawab sanggahan
banding, contoh: Menteri Pekerjaan Umum]

Tembusan sanggahan banding ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. Pokja ULP .................. [diisi nama Pokja ULP]
c. APIP........
[diisi
nama
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi]
Jaminan Sanggahan Banding ditujukan kepada
......... [diisi nama Pokja ULP].
Besarnya jaminan sanggahan banding: Rp..................
(....................................)
[diisi sebesar 1% (satu perseratus) dari nilai total HPS]

46

BAB IV
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
A.

BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN


(KSO)
CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]


Nomor
:
Lampiran :

................, .................. 20....

Kepada Yth.:
Pokja .................. ULP .................. [Satker/Balai]
[diisi oleh Pokja ULP]
di
......................................................
Perihal

: Penawaran Pekerjaan .................................... [nama pekerjaan diisi


oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan


Dokumen Pemilihan nomor: ................................... tanggal ...................... dan
setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen Pemilihan dan Berita Acara
Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pemilihan, apabila ada], dengan ini
kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan .................. .................. [diisi oleh
Pokja ULP] sebesar Rp.................. (...............dalam huruf.....................) termasuk
PPN.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
di atas.
Penawaran ini berlaku selama ........ (..........dalam huruf...........)
hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami
lampirkan :
1. Jaminan Penawaran;
2. Daftar Kuantitas dan Harga (apabila disyaratkan);
3. Surat kuasa (apabila dikuasakan);
4. Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi [dievaluasi apabila bermitra
dan lulus prakualifikasi sebagai penyedia pelaksana konstruksi tunggal];
5. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metode Pelaksanaan;
b. Jangka Waktu Pelaksanaan;
c. daftar jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan (apabila
mengajukan peralatan utama minimal yang berbeda dari dokumen isian
kualifikasi);

47

d. daftar personil inti yang


ditempatkan secara penuh (apabila
mengajukan personil inti yang berbeda dari dokumen isian kualifikasi);
dan
e. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan;
6. rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN); dan
7. RK3K;
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan
sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan penawaran
terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah
disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun
Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan
menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

48

B.

BENTUK SURAT KUASA


CONTOH-1

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan
: .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian
No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris
.................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama : ...................................9
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya atau pejabat yang menurut perjanjian
kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.

49

CONTOH-2

[Kop Surat Badan Usaha KSO]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: ....................................
Alamat Perusahaan
: ....................................
Jabatan
: ....................................

[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/wakil kemitraan (KSO)]
.................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)]
berdasarkan [Akta Notaris No. ...... [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal
penerbitan Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta
perubahannya (apabila ada) atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
No ......... tanggal ..................], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada:10
Nama : ....................................
Alamat : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

.............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20....
Penerima Kuasa

Pemberi Kuasa

....................................
(nama)

...................................
(nama dan jabatan)

10

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.
Dalam hal KSO surat kuasa penandatanganan kontrak dapat diberlakukan apabila perjanjian
KSO sudah disahkan oleh notaris.

50

C.

BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)


CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan .................................. yang


pembukaan penawarannya akan dilakukan di .................................. pada tanggal
.................... 20....., maka kami:
.................................................................... [nama peserta 1]
.................................................................... [nama peserta 2]
.................................................................... [nama peserta 3]
.................................................................... [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama
dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).
Kami menyetujui dan memutuskan bahwa :
1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
..................................
b. Menunjuk .................................. [nama peserta 1] sebagai perusahaan utama
(leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan
atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab
baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai
ketentuan dokumen kontrak.
2.

Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah :


............................... [nama peserta 1] sebesar ...% (.. persen)
............................... [nama peserta 2] sebesar .. % (.. persen)
............................... [nama peserta 3] sebesar ...% (.. persen)
............................... [dan seterusnya] sebesar ...% (.. persen)

3.

Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai


sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian
dari kemitraan/KSO.

4.

Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa
penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama
secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.

5.

Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota


kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan,
perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian
subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.

51

6.

Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama kemitraan/KSO


diberikan kepada .................................. [nama wakil peserta] dalam kedudukannya
sebagai direktur utama/direktur pelaksana .................................. [nama peserta 1]
berdasarkan persetujuan tertulis (surat kuasa untuk menandatangani penawaran)
dari seluruh anggota kemitraan/KSO.

7.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

8.

Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan
tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.

9.

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap () yang masing-masing


mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda


tangan di .. pada hari .. tanggal .. bulan
.., tahun ..

[Peserta 1]

(....)

[Peserta 3]

(....)

[Peserta 2]

(....)

[dst]

(....)

52

CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA11
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan : .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta
Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta]
Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila
ada), yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama
: ....................................
Alamat
: ....................................
Jabatan
: ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat
Penawaran atas nama kemitraan.. untuk pekerjaan
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

11

Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada
yang mewakili kemitraan

53

D.

BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS


Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan
dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. metoda pelaksanaan pekerjaan [memberikan metoda pelaksanaan yang layak,


realistik dan tahapannya dapat dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan utama

2.
3.
4.
5.
6.

dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan, tahapan


dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal
sampai dengan akhir dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis];
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP];
daftar jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan (apabila
mengajukan peralatan utama minimal yang berbeda dari dokumen isian
kualifikasi);
daftar personil inti yang ditempatkan secara penuh (apabila mengajukan
personil inti yang berbeda dari dokumen isian kualifikasi);
bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam LDP]; dan
[Hal-hal lain yang dipersyaratkan].

Catatan :
Peralatan dan personil yang disampaikan dalam penawaran hanya untuk 1 (satu) paket
pekerjaan yang dilelangkan, apabila memerlukan peralatan dan personil untuk paket
pekerjaan lain harus dari peralatan (dapat sewa, kontrak, atau lainnya) dan personil
yang berbeda.

54

E.

BENTUK
FORMULIR
REKAPITULASI
KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

PERHITUNGAN

NIlai Gabungan Barang dan Jasa


(Rp)

TINGKAT

TKDN

Uraian Pekerjaan
KDN

KLN

Total

Barang
/Jasa

Gabungan

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1A)

(1B)

(1C)

(1D)

(2A)

(2B)

(2C)

(2D)

(3A)

(3B)

(3C)

(3D)

(4A)

(4B)

(4C)

(4D)

(5A)

(5B)

(5C)

(5D)

(6A)

(6B)

(6C)

(6D)

(7A)

(7B)

(7C)

(7D)

B. Sub Total Jasa

(8A)

(8B)

(8C)

(8D)

C. Total Biasa (A+B)

(9A)

(9B)

(9C)

(9D)

(1)
Barang12
I. Material
langsung (Bahan
Baku)
II. Peralatan (Barang
Jadi)
A. Sub Total Barang
Jasa13
III. Manajemen
Proyek dan
Perekayasaan
IV. Alat
Kerja/Fasilitas
Kerja
V. Konstruksi dan
Fabrikasi
VI. Jasa Umum

(9E)

1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari dalam negeri.

12
13

diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.


dilakukan perhitungan sendiri (self assessment)

55

2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi perhitungan :
% TKDN Gabungan
Barang & Jasa (9E)

Biaya Gabungan (9C) Biaya Gabungan LN (9B)


=

X 100%
Biaya Gabungan (9C)

56

F.

BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR


CONTOH
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR14

NO

NAMA
BARANG/URAIAN

SPESIFIKASI

SATUAN

JUMLAH

HARGA

NEGARA
ASAL

TOTAL HARGA

14

diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.

57

G.

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(RK3K)

I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN

CONTOH

.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program
K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan
penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat
penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.2. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Program K3, Dan Biaya
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3 sesuai dengan format pada Tabel
1.

58

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, PROGRAM K3, DAN BIAYA
[digunakan untuk usulan penawaran]
Nama Perusahaan
Kegiatan

: ..................
: ..................
halaman : .. / ..

NO

URAIAN PEKERJAAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

(1)
1

(2)
Pekerjaan
galian
pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

(3)
Tertimbun

SASARAN K3 PROYEK

(4)
Nihil kecelakaan fatal

PENGENDALIAN RISIKO K3

PROGRAM SUMBER DAYA

BIAYA (Rp)

(5)
1.1 Penggunaan turap

(6)
1. Bahan (Turap, peralatan kerja,
dll)
2. SDM (diisi dengan jumlah
SDM yang diperlukan dan
kualifikasi sesuai dengan yang
dibutuhkan)

(7)
Diisi dengan biaya untuk
pengadaan bahan dan
rekruitmen SDM

1.2 Menyusun instruksi kerja

1. SDM menyusun instruksi kerja


2. Sosialisasi instruksi kerja (.....
kali)

Diisi dengan biaya untuk


penyusunan
instruksi
kerja, pencetakan bahan,
dan sosialisasi dokumen
Diisi dengan kebutuhan
biaya untuk pengadaan
Diisi dengan biaya untuk
instruktur
dan
pencetakan
materi/modul
serta
penyelenggaraan
pelatihan

1.3 Menggunakan rambu


Pengadaan rambu dan barikade
peringatan dan barikade
1.4 Melakukan pelatihan kepada 1. Instruktur
pekerja
2. Materi/modul

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (7) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;

59

B.3. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut:
a) UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
c) ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

60

II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan
ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

61

B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3

Emergency/

P3K

Kebakaran

kedaruratan

C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan,
dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan
Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format
pada Tabel 1.

62

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG
JAWAB
Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

: ..................
: ..................
: ..................
: ..................

halaman : .. / ..
PENILAIAN RISIKO

NO
(1)
1

URAIAN PEKERJAAN
(2)
Pekerjaan galian pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

IDENTIFIKASI BAHAYA
(3)
Tertimbun

KEKERAPAN

KEPARAHAN

(4)
3

(5)
3

TINGKAT
RISIKO
(6)
9
(Tinggi)

SKALA
PRIORITAS
(7)
1

PENGENDALIAN
RISIKO K3
(8)
1.1. Penggunaan
turap
1.2. Menggunakan
metode
pemancangan
1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

PENANGGUNG
JAWAB
(Nama Petugas)
(9)
Pengawas
lapangan/
quality engineer

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja
1.6 Pengunaan APD
yang sesuai
Dst.

63

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari
seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya
kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item
pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3 tinggi,
sedang dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko
tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko
kecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item
pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1)
dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko
(Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi
oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum
memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/ bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja
di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang
lebih aman dan/ atau material yang
tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi
teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya
kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau
peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada
saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi
adalah
pengendalian
melalui
pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan

64

telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan


rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko
K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang
PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada
pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian
risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2.
Penyusunan Sasaran dan Program K3.

65

TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3


Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

:
:
:
:

..................
..................
..................
..................

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)
1

(2)
Pekerjaan galian
pada basement
bangunan gedung
dengan kondisi tanah
labil

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

(5)
Penggunaan
turap
memenuhi
spesifikasi
(ditetapkan
quality
enginering)

(6)
- Bahan
(Turap,
peralatan
kerja, dll yang
terkait)
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
Turap
terpasang
sesuai gambar
dan spesifikasi

(9)
Checklist

(10)
Pengawas
/petugas
terkait

Tersedianya
metode

Sesuai dengan
metode yang
telah ditetapkan

Dokumen
(manual
instruction/pe
tunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
sesuai metode

Checklist

Quality
Enginering

Tersedianya
instruksi kerja

Sesuai dengan
instruksi kerja

Dokumen
petunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
petunjuk kerja

Checklist

Quality
Enginering

URAIAN

TOLOK UKUR

(3)
1.1. Penggunaan
turap

(4)
Seluruh
pekerjaan
galian
dipastikan
memenuhi
prinsip
keselamatan

1.2. Menggunakan
metode
pemancangan

1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

BIAYA (Rp)

(11)

66

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)

(2)

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

URAIAN

TOLOK UKUR

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

(3)
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

(4)
Seluruh lokasi
galian diberikan
rambu dan
barikade
standar

(5)
Rambu dan
barikade
standar (Dicari
contor dari jasa
marga, NFPA)

(6)
- Rambu dan
barikade
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
100% sesuai
standar

(9)
Checklist

(10)
Petugas K3

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja

Seluruh pekerja
terkait telah
mengikuti
pelatihan dan
penyuluhan

Lulus tes dan


paham
mengenai
sistem
keselamatan
galian

Instruktur,
program,
materi/modul
, tes
pemahaman,
dan peserta.

Sebelum
bekerja harus
sudah terlatih

100% lulus
dan paham

Evaluasi hasil
penyuluhan/p
elatihan

Petugas K3,
unit
pelatihan/HR
D

1.6 Pengunaan
APD yang sesuai

Seluruh pekerja
menggunakan
APD standar

- SNI helm,
masker &
sepatu (Dicari)
- Jumlah
pekerja

Masker,
sepatu
keselamatan,
pelindung
kepala

Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

100% sesuai
standar

Disediakan
petugas yang
melakukan
pengawasan
selama
pekerjaan
galian
berlangsung

Inspektor
K3/petugas
pengawas
pelaksanaan
pekerjaan

BIAYA (Rp)

(11)

67

Ketentuan Pengisian Tabel 2.:


Kolom (1)
: Nomor urut kegiatan.
Kolom (2)
: Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3)
: Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom
(8).
Kolom (4)
: Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5)
: Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6)
: Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari
kolom (5)
Kolom (7)
: Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8)
: Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9)
: Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program
Kolom (11) : Diisi biaya kebutuhan pelaksanaan program
D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh
Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada
contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang
tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada
kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional)
berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai
dengan uraian Tabel 2. (sasaran dan program K3).

68

F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan
dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan
pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja
dilakukan peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
[Penanggung Jawab Lapangan/Team
Leader]
( )
Penyedia Jasa

69

H.

BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)


CONTOH

Jenis pekerjaan
Satuan/Unit
Nomor Pembayaran

No.
(1)
I

Uraian

: ....................
: ....................

Satuan

(2)
(3)
Upah/Tenaga Kerja
Sub jumlah I
II
Bahan/Material
Sub jumlah II
III
Peralatan
Sub jumlah III
Sub jumlah (I+II+III)
IV
Lain-lain
- Biaya umum15
- Keuntungan
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)

Kuantitas/
Koefisien
(4)

Harga
Satuan
Dasar
(Rp)
(5)

Harga
(Rp)
(6)

.........

.........

.........
.........
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.........
.........

Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di
bawah 80% dari HPS

15

Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

70

I.

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK


CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ....
Yang bertanda tangan dibawah ini: ........
dalam jabatan selaku ........ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .......... [nama bank] berkedudukan di
............ [alamat]
untuk selanjutnya disebut:
PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama
: ........ [Pokja ULP]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp ........
(terbilang ................)
sebagai Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk pelelangan
pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ........ [peserta pelelangan]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :

71

1.
2.

3.

4.

5.
6.

Garansi Bank berlaku selama (.) hari kalender,


dan efektif mulai dari tanggal .... [diisi sesuai dengan tanggal
batas akhir pemasukan penawaran]
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ....
: ....

[Bank]

Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]

....
[Nama dan Jabatan]

72

BAB V
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
CONTOH 1 PENYEDIA TUNGGAL

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
............................................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi lump sum, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ........................ pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara:
Nama
: ...................... [nama PPK]
NIP
: ...................... [NIP PPK]
Jabatan
: PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di
: ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan:
Nama
Jabatan
Berkedudukan di
Akta Notaris
Nomor
Tanggal
Notaris

: ...................... [nama wakil penyedia]


:....................... [sesuai akta notaris]
: ...................... [alamat penyedia]
:...................... [sesuai akta notaris]
:...................... [tanggal penerbitan akta]
: ...................... [nama Notaris penerbit akta]

yang bertindak untuk dan atas nama ...................... [nama Badan Usaha]
selanjutnya disebut Penyedia
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2013 Tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.

73

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas:
1. ................
2. ................
3. Dst.
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN

74

(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan total
harga penawaran adalah sebesar Rp...................... (.........dalam
huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor: ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian (apabila ada);


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a.

PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;

b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;

75

4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN


secara periodik kepada PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup
pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia

Untuk dan atas nama ......................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk Penyedia maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk satuan kerja PPK maka
rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

76

CONTOH 2 PENYEDIA BERMITRA/KSO

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
..........................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi lump sum, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara :
Nama
NIP
Jabatan
Berkedudukan di

: ......................
: ......................
: PPK...............
: ......................

[nama PPK]
[NIP PPK]
[sesuai SK Pengangkatan]
[alamat PPK]

yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai
berikut :
1. ...................... [nama Penyedia 1];
2. ...................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan
tanggung renteng atas semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini
dan telah menunjuk ...................... [nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai
wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan
di ...................... [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian
kemitraan/KSO No. ...................... tanggal ...................... selanjutnya disebut
Penyedia.
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : ..............

77

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas :
1. ................
2. ................
Dst.
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan total
harga penawaran adalah sebesar Rp...................... (.........dalam
huruf............. rupiah).

78

(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor : ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian [apabila ada];


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;
b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;

79

5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan
keterangan-keterangan
yang
diperlukan
untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang
harus dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi
materai..
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia/Kemitraan (KSO)

Untuk dan atas nama....................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk Penyedia maka rekatkan materai
Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk satuan kerja PPK maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

80

BAB VI
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. Ketentuan Umum
1. Definisi

Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat


Umum Kontrak selanjutnya disebut SSUK harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan
sebagai berikut :
1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan


yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik
lainnya.
Kontrak Lump Sum adalah kontrak pengadaan
barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga
yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang
mungkin terjadi dalam proses penyelesaian
pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia
barang/jasa.
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah
pejabat
pemegang
kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD.
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh
PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan
oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi.
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
panitia/pejabat yang ditetapkan oleh KPA yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau
pengawas intern pada Institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan
lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.
Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan/
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi.

81

1.9

Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan


perjanjian kerja dengan penyedia penanggung
jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak).

1.10 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar


penyedia baik penyedia nasional maupun
penyedia asing, yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan,
adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional),
yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/
Perusahaan
Asuransi
yang
diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk
menjamin
terpenuhinya
kewajiban
penyedia.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara
PPK dengan penyedia yang mencakup SyaratSyarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan SyaratSyarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain
yang merupakan bagian dari kontrak.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
1.14 Hari adalah hari kalender.
1.15 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang
dibentuk/ditetapkan oleh PPK (dapat dijabat oleh
PPK atau pejabat lain dan diberitahukan secara
tertulis kepada Penyedia), terdiri dari 1 (satu)
orang atau lebih, yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus kontrak untuk mengelola
administrasi
kontrak
dan
mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Direksi teknis adalah tim pendukung yang
ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah
biaya keseluruhannya yang merupakan bagian
dari penawaran.
1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan
perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh PPK,
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai

82

kewajaran penawaran termasuk rinciannya.


1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang
secara langsung menunjang terwujudnya dan
berfungsinya
suatu
konstruksi
sesuai
peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam LDP.
1.20 Mata
Pembayaran
Utama
adalah
Mata
pembayaran yang pokok dan penting yang nilai
bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung
mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya
terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam
Dokumen Pemilihan.
1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga
satuan jenis pekerjaan tertentu per satu satuan
tertentu.
1.22 Metoda
Pelaksanaan
Pekerjaan
adalah
metode/cara kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan
dan
diyakini
menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan
tahap pelaksanaan yang sistimatis dari awal
sampai akhir dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis berdasarkan sumber daya yang
dimiliki penawar.
1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis
yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam penawaran serta posisinya
dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan
untuk melaksanakan pekerjaan.
1.24 Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakkan adalah
pekerjaan spesialis atau bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum
dalam
penawaran,
yang
pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain
dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja yang
diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk memulai melaksanakan pekerjaan
1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya
Kontrak
ini
terhitung
sejak
tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.
1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan)

83

adalah jangka waktu untuk melaksanakan


pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan.
1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka
waktu yang sudah terinci berdasarkan masa
pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) yang diterbitkan oleh PPK untuk memulai
melaksanakan pekerjaan.
1.30 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal
penyerahan pertama pekerjaan selesai (Provisional
Hand Over/PHO), dinyatakan dalam Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan
oleh Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan
pertama pekerjaan sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan.
1.32 Kegagalan Konstruksi adalah adalah keadaan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat
kesalahan pengguna atau penyedia dalam periode
pelaksanaan kontrak.
1.33 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan,
yang setelah diserahterimakan oleh penyedia
kepada PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta
diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan
dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum
sebagai akibat kesalahan Penyedia atau Pengguna
Jasa.
2. Penerapan

SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan


Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak
yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat
Perjanjian.

3. Bahasa dan
Hukum

3.1

Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia


kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar
negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan
84

bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut


dan/atau bahasa Inggris.

4. Larangan
Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

3.2

Hukum yang digunakan adalah hukum yang


berlaku di Indonesia.

3.3

Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah


luar negeri, menggunakan hukum yang berlaku di
Indonesia atau hukum yang berlaku di negara
pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan
antara Pemerintah dan negara pemberi
pinjaman/hibah), pilihan hukum yang digunakan
agar dicantumkan dalam Syarat-syarat Khusus
Kontrak yang selanjutnya disebut SSKK.

4.1

Berdasarkan etika pengadaan


pemerintah, dilarang untuk:

barang/jasa

a. menawarkan, menerima atau menjanjikan


untuk memberi atau menerima hadiah atau
imbalan berupa apa saja atau melakukan
tindakan lainnya untuk mempengaruhi
siapapun yang diketahui atau patut dapat
diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
c. membuat dan/atau menyampaikan secara
tidak benar dokumen dan/atau keterangan
lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan
pelaksanaan Kontrak ini.
4.2

Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan


(termasuk semua anggota Kemitraan/KSO apabila
berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya
(jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan
tindakan yang dilarang di atas.

4.3

Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti


melakukan larangan-larangan di atas dapat
dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK
sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan
Pelaksanaan
dicairkan
dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK;
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia;
dan/atau
d. Sanksi pengenaan daftar hitam.
[catatan: Sanksi pengenaan daftar hitam,
diterbitkan oleh KPA atas usulan PPK.
KPA mengirimkan dokumen penetapan sanksi
daftar hitam kepada:

85

4.4

5. Asal Material/
Bahan

6. Korespondensi

1) Penyedia yang dikenakan Daftar Hitam; dan


2) Kepala LKPP]
Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan
oleh
PPK/KPA
kepada
Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi.

4.5

PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan


dikenakan
sanksi
berdasarkan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.

5.1

Penyedia
harus
menyampaikan
asal
material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen impor.

5.2

Asal
material/bahan
merupakan
tempat
material/bahan diperoleh, antara lain tempat
material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi.

6.1

Semua korespondensi dapat berbentuk surat,


e-mail dan/atau faksimili dengan alamat tujuan
para pihak yang tercantum dalam SSKK.

6.2

Semua pemberitahuan, permohonan, atau


persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus dibuat
secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah
disampaikan secara langsung kepada wakil sah
Para Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan
melalui surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan
ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para


Pihak

Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan


untuk dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan
atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak
ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau
dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.

8. Pembukuan

Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan


keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan

Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang


bersangkutan berkewajiban untuk membayar semua
pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan
oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini.
Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah
termasuk dalam Nilai Kontrak.

10. Pengalihan
dan/atau
Subkontrak

10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian


atau seluruh Kontrak ini. Pengalihan seluruh
Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal
pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat
peleburan (merger) maupun akibat lainnya.

86

10.2 Penyedia dilarang untuk mensubkontrakkan


sebagian/seluruh pekerjaan utama dalam Kontrak
ini.
10.3 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya
diperbolehkan kepada Penyedia spesialis setelah
mendapat persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia
tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan
yang disubkontrakkan.
10.4 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak
diputuskan dan Penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam SSKK.
11. Pengabaian

Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap


pelanggaran ketentuan tertentu Kontrak oleh Pihak yang
lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian
yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika
menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan
yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat
dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil
Sah Pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Mandiri Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab


penuh terhadap personil dan subpenyedianya (jika ada)
serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.
13. Kemitraan/ KSO

Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu


anggota yang disebut dalam Surat Perjanjian untuk
bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan
hak dan kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak
ini.

14. Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan

14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan,


PPK jika dipandang perlu dapat mengangkat
Pengawas Pekerjaan (Direksi Pekerjaan/Direksi
Teknis) yang berasal dari personil PPK atau
konsultan pengawas.
Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas
Pekerjaan selalu bertindak untuk kepentingan
PPK. Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas
Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.

15. Persetujuan Atau


Pernyataan Tidak
Berkeberatan
Dari Pengawas
Pekerjaan

15.1 Semua gambar yang digunakan melaksanakan


pekerjaan sesuai kontrak, untuk pekerjaan
permanen maupun pekerjaan sementara harus
mendapatkan
persetujuan
dari
Pengawas
Pekerjaan.
15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan
terlebih dahulu ada pekerjaan sementara yang
tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga

87

di dalam kontrak maka penyedia berkewajiban


untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar
usulan pekerjaan sementara tersebut untuk
mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan
(no objection) untuk dilaksanakan dari Pengawas
Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana
pekerjaan sementara ini tidak melepaskan
penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.
16. Perintah

Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua


perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan
kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini.

17. Penemuanpenemuan

Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada


pihak yang berwenang semua penemuan benda/barang
yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan kekayaan
di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan perundangundangan dikuasai oleh negara.

18. Akses ke Lokasi


Kerja

18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses


PPK, Wakil Sah PPK, Pengawas Pekerjaan dan/atau
pihak yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja
dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang
atau akan dilaksanakan.
18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima
kelayakan dan ketersediaan jalur akses menuju
lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga
setiap jalan atau jembatan dari kerusakan akibat
penggunaan/lalu lintas penyedia atau akibat
personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka:
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang mungkin diperlukan akibat
pengunaan jalur akses.
b. Penyedia harus menyediakan rambu atau
petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin
disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.
c. Biaya karena ketidak layakan atau tidak
tersedianya jalur akses untuk digunakan oleh
penyedia, harus ditanggung penyedia.
d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul akibat penggunaan jalur

88

akses.
18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul selain penggunaan jalur akses
tersebut.
B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak
19. Masa
Pelaksanaan
(Jangka Waktu
Pelaksanaan)
Pekerjaan

19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal


penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para Pihak
atau yang ditetapkan dalam SSKK.
19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.
19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan masa pelaksanaan yang ditentukan dalam
SSKK.
19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai masa pelaksanaan
karena keadaan diluar pengendaliannya yang
dapat dibuktikan demikian, dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, dengan
disertai bukti-bukti yang dapat disetujui PPK,
maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan tugas penyedia dengan membuat
adendum kontrak.
19.5 Jadwal pelaksanaan pekerjaan disepakati bersama
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak,
jadwal pelaksanaan pekerjaan tidak boleh
melebihi dari masa pelaksanaan.

B.1 Pelaksanaan Pekerjaan


20. Penyerahan
Lokasi Kerja

20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja


sesuai dengan kebutuhan penyedia yang
tercantum dalam rencana kerja yang telah
disepakati oleh para pihak untuk melaksanakan
pekerjaan tanpa ada hambatan kepada penyedia
sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan
setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan
lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan
penyerahan dituangkan dalam berita acara
penyerahan lokasi kerja.
20.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama
ditemukan hal-hal yang dapat mengakibatkan
perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut
harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja
sesuai kebutuhan penyedia yang tercantum dalam

89

rencana kerja (sesuai angka 20.1) untuk


melaksanakan pekerjaan dan terbukti merupakan
suatu hambatan, maka kondisi ini ditetapkan
sebagai Peristiwa Kompensasi.
21. Surat Perintah
Mulai Kerja
(SPMK)

21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya


14 (empat belas) hari sejak tanggal penandatanganan kontrak.
21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak oleh penyedia.

22. Program Mutu

22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.
22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan
kondisi lokasi pekerjaan.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program mutu jika terjadi adendum Kontrak dan
Peristiwa Kompensasi.
22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan
dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan
persetujuan PPK.
22.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.

23. Program
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(K3)

23.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program K3 pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
23.2 Program K3 disusun paling sedikit berisi:
a.
b.
c.
d.

Kebijakan K3 Proyek;
Organisasi K3;
Perencanaan K3;
Pengendalian dan Program K3;

90

e. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3;


f. Tinjauan Ulang Kinerja K3.
23.3 Program K3 dapat direvisi sesuai dengan kondisi
lokasi pekerjaan.
23.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program K3 jika terjadi addendum kontrak dan
peristiwa kompensasi.
23.5 Pemutakhiran program K3 harus mendapatkan
persetujuan PPK.
23.6 Persetujuan PPK terhadap program K3 tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.
24. Rapat Persiapan
Pelaksanaan
Kontrak

24.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak


diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, harus
sudah menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi :
a. program mutu;
b. rencana K3 Kontrak;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti
uraian
tentang
metode
kerja
yang
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi
peralatan dan personil;
g. penyusunan rencana dan
pemeriksaan lokasi pekerjaan.

25. Mobilisasi

pelaksanaan

25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai


dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterbitkan SPMK.
25.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah,
gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya; dan/atau

91

c. mendatangkan personil-personil.
25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
26. Pemeriksaan
Bersama

26.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK


bersama-sama dengan penyedia melakukan
pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi
pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran

(Mutual Check 0%).


26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat
membentuk Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
atas usul PPK.
26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam
Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka
harus dituangkan dalam adendum Kontrak (Berita
Acara Mutual Check 0%).
26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
Personil dan/atau Peralatan ternyata belum
memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia
tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat
Personil dan/atau Peralatan yang belum
memenuhi syarat harus segera diganti dalam
jangka waktu yang disepakati bersama.
27. Penggunaan
Produksi Dalam
Negeri

27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan


sesuai besaran komponen dalam negeri pada
setiap Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada
saat penawaran.
27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan
produksi dalam negeri secara periodik.
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam
negeri berbeda dengan yang ditunjukkan dengan
nilai TKDN pada saat penawaran akan dikenakan
sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.

B.2 Pengendalian Waktu


28. Waktu
Penyelesaian
Pekerjaan

28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia


berkewajiban untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program
mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-

92

lambatnya pada Tanggal


ditetapkan dalam SPMK.

Penyelesaian

yang

28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal


Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau
Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan
denda.
28.3 Jika
keterlambatan
tersebut
semata-mata
disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK
dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika
Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak
untuk diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal
ini adalah tanggal penyelesaian seluruh pekerjaan.
29. Perpanjangan
Waktu

29.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga


penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal
Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian
berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan
pertimbangan
Pengawas
Pekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan
secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian
harus dilakukan melalui Adendum Kontrak.
29.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan harus telah menetapkan ada tidaknya
perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah
penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia
lalai untuk memberikan peringatan dini atas
keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk
mencegah
keterlambatan
sesegera
mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang
Tanggal Penyelesaian.

30. Penundaan oleh


Pengawas
Pekerjaan

Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis


penyedia untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap
perintah penundaan ini harus segera ditembuskan
kepada PPK.

31. Rapat
Pemantauan

31.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat


menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan
untuk membahas perkembangan pekerjaan dan
perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.
31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh
93

Pengawas Pekerjaan dalam berita acara rapat, dan


rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihakpihak yang menghadiri rapat.
31.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu
diputuskan,
Pengawas
Pekerjaan
dapat
memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat
melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak
yang menghadiri rapat.
32. Peringatan Dini

32.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan


sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas peristiwa
atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi
mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas
Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk
menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak
peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap
Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin
disampaikan oleh penyedia.
32.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama
dengan Pengawas Pekerjaan untuk mencegah atau
mengurangi dampak peristiwa atau kondisi
tersebut.

B.3 Penyelesaian Kontrak


33. Serah Terima
Pekerjaan

33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus


perseratus), penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
pekerjaan.
33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK
menugaskan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat
dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu
pelaksanaan tugas Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan.
33.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan,
penyedia
wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah
PPK.
33.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan
setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal
berita acara penyerahan pekerjaan dan telah
diterima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.

94

33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan


puluh lima perseratus) dari nilai kontrak,
sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau
pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus
perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus
menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai kontrak.
33.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama
masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti
pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
33.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan
setelah
penyedia
melaksanakan
semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai
kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan
Jaminan Pemeliharaan.
33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK
berhak menggunakan uang retensi untuk
membiayai
perbaikan/pemeliharaan
atau
mencairkan Jaminan Pemeliharaan.
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian
pekerjaan (secara parsial) yang ketentuannya
ditetapkan dalam SSKK.
33.11 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan
secara parsial, maka cara pembayaran dan
kewajiban pemeliharaan tersebut di atas
disesuaikan.
33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah
penyerahan
bagian
pekerjaan
tersebut
dilaksanakan pertama kali.
33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan
pekerjaan ditetapkan dalam SSKK.
34. Pengambilalihan

PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan


dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat
keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

35. Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

35.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk


kepada PPK tentang pedoman pengoperasian dan
perawatan/pemeliharaan sesuai dengan SSKK.
35.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman
pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan, PPK

95

berhak menahan uang retensi atau Jaminan


Pemeliharaan.
B.4 Adendum
36. Perubahan
Kontrak

36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum


kontrak.
36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila
disetujui oleh para pihak, meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu
hal yang dilakukan oleh para pihak dalam
kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
b. perubahan harga kontrak akibat adanya
perubahan pekerjaan dan/atau karena
perubahan pelaksanaan pekerjaan;
c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
akibat adanya perubahan pekerjaan.
36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK
menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

37. Perubahan
Lingkup
Pekerjaan

37.1 Apabila dilakukan perubahan gambar dan


spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen
Kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat
melakukan perubahan kontrak akibat unforeseen
condition yang meliputi antara lain:
a. menambah atau mengurangi kuantitas/waktu
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
b. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi
pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum
tercantum dalam kontrak yang diperlukan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai
lingkup kontrak awal.
37.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan
tersedianya anggaran dan paling tinggi 10%
(sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.
37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK
secara tertulis kepada penyedia kemudian
dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam kontrak awal.
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita
Acara sebagai dasar penyusunan adendum

96

kontrak.
38. Perubahan
Kuantitas dan
Harga

38.1 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga


digunakan untuk membayar prestasi pekerjaan.
38.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang
akan dilaksanakan berubah lebih dari 10%
(sepuluh perseratus) dari kuantitas awal, maka
pembayaran
volume
selanjutnya
dengan
menggunakan harga satuan yang disesuaikan
dengan negosiasi.
38.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat
harga satuan timpang, maka harga satuan
timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan. Untuk kuantitas pekerjaan tambahan
digunakan harga satuan berdasarkan hasil
negosiasi.
Apabila ada daftar item pekerjaan yang masuk
kategori
harga
satuan
timpang,
maka
dicantumkan dalam lampiran A SSKK.
38.4 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka
penyedia jasa harus menyerahkan rincian harga
satuannya kepada PPK. Penentuan harga satuan
mata pembayaran baru dilakukan dengan
negosiasi.

39. Perubahan
Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan

39.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan


oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar
untuk hal-hal sebagai berikut :
a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia;
dan/atau
e. keadaan kahar.
39.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang
sekurang-kurangnya
sama
dengan
waktu
terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan pada 39.1.
39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu
pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia.
39.4 PPK
dapat
menugaskan
Panitia
Peneliti
Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti kelayakan

97

usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.


39.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan
dituangkan dalam adendum kontrak.
B.5 Keadaan Kahar
40. Keadaan Kahar

40.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para


pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
40.2 Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi :
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana
dinyatakan melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
40.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia
memberitahukan kepada PPK paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan
Kahar dari pejabat yang berwenang.
40.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak
untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa
Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurangkurangnya sama dengan jangka waktu
terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.
40.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
Keadaan Kahar yang dilaporkan paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, tidak dikenakan sanksi.
40.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini
akan dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar
berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan
Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada
Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat
mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam
Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk

98

bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya


ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.
B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak
41. Penghentian dan
Pemutusan
Kontrak

41.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena


pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan
Kahar.
41.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib
membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi
pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
a. biaya langsung pengadaan Bahan dan
Perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan
Perlengkapan ini harus diserahkan oleh
Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi
hak milik PPK;
b. biaya
langsung
pembongkaran
dan
demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara dan
Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.
41.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak
penyedia atau pihak PPK.
41.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan
Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila :
a. penyedia
lalai/cidera
janji
dalam
melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan;
b. penyedia
tanpa
persetujuan
Pengawas
Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan
pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28
(dua puluh delapan) hari dan penghentian ini
tidak tercantum dalam program mutu serta
tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan oleh PPK;
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan
Jaminan Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan

99

akibat kesalahan penyedia sudah melampaui


5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak dan
PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan
sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia
untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan
pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik
selama 28 (dua puluh delapan) hari;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran
tagihan angsuran sesuai dengan yang
disepakati sebagaimana tercantum dalam
SSKK;
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan
dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan
yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur,
dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat
dalam
pelaksanaan
pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang
berwenang.
41.5 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pelaksanaan
dilakukan
karena
kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia
atau Jaminan Uang Muka dicairkan;
c. Penyedia
membayar
denda
(apabila
pelaksanaan pekerjaannya terlambat); dan
d. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
41.6 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pemeliharaan dilakukan karena kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
41.7 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena
PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan
KKN dan/atau pelanggaran persaingan usaha di
dalam pelaksanaan pengadaan yang sudah
diputuskan oleh instansi berwenang, maka PPK
dikenakan
sanksi
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan.
42. Keterlambatan

42.1 Apabila

penyedia

terlambat

melaksanakan

100

Pelaksanaan
Pekerjaan dan
Kontrak Kritis

pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus


memberikan peringatan secara tertulis atau
dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.
42.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%
70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 10% dari rencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan
70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari
rencana;
c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat
kurang dari 5% dari rencana dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan.
42.3 Penanganan kontrak kritis.
a. Dalam hal keterlambatan pada 42.1 dan
penanganan kontrak pada 42.2, penanganan
kontrak kritis dilakukan dengan Rapat
pembuktian (show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi
pekerjaan menerbitkan surat peringatan
kepada
penyedia
dan
selanjutnya
menyelenggarakan SCM.
2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi
teknis dan penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba pertama)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
tingkat Tahap I
3) Apabila penyedia gagal pada uji coba
pertama, maka harus diselenggarakan
SCM Tahap II yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba kedua)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
Tahap II
4) Apabila penyedia gagal pada uji coba
kedua, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap
III
yang
membahas
dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba ketiga)
yang dituangkan dalam berita acara SCM.
101

Tahap III
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
menerbitkan surat peringatan kepada
penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan akibat
kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak
Penyedia Pekerjaan Konstruksi dapat diberi
kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak
masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
dengan diberlakukan denda sebesar 1/1000
(satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai
bagian Kontrak apabila ditetapkan serah
terima pekerjaan secara parsial untuk setiap
hari
keterlambatan.
Kesempatan
menyelesaikan pekerjaan selama 50 (lima
puluh) hari tersebut dapat melampaui tahun
anggaran berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat
keterlambatan melampaui tahun anggaran
berjalan,
diterbitkan
adendum
untuk
mencantumkan sumber dana tahun anggaran
berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan
diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku
jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan pada 42.2 a atau
42.2 b, setelah dilakukan penanganan kontrak
kritis sesuai 42.3 a, PPK dapat langsung
memutuskan kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 Kitab UndangUndang Hukum Perdata.
PPK dapat memutuskan
sepihak, apabila:

Kontrak

secara

1) kebutuhan barang/jasa tidak dapat


ditunda melebihi batas berakhirnya
kontrak;
2) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia
Barang/Jasa
tidak
akan
mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender
sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan
untuk
menyelesaikan
pekerjaan; dan/atau

102

3) setelah
diberikan
kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan
50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya
pelaksanaan
pekerjaan,
Penyedia
Barang/Jasa
tidak
dapat
menyelesaikan pekerjaan.
43. Peninggalan

Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan


Sementara yang masih berada di lokasi kerja setelah
pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau kesalahan
penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK
tanpa kewajiban perawatan/pemeliharaan. Pengambilan
kembali semua peninggalan tersebut oleh penyedia
hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan PPK.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak


44. Hak dan
Kewajiban Para
Pihak

Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang


harus dilaksanakan oleh PPK dan penyedia dalam
melaksanakan kontrak, meliputi :
44.1 Hak dan kewajiban PPK :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga
yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan kontrak.
44.2 Hak dan kewajiban penyedia :
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam kontrak;
b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk
sarana dan prasarana dari PPK untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara
periodik kepada PPK;
d. melaporkan
pelaksanaan
penggunaan
produksi dalam negeri/TKDN secara periodik

103

kepada PPK;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
f. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau
dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen
maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
g. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan PPK;
h. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan
jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak; dan
i. mengambil langkah-langkah yang memadai
dalam rangka memberi perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja
maupun masyarakat dan lingkungan sekitar
yang berhubungan dengan pemindahan bahan
baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi
dan proses produksi.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan
dengan lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan
sesuai kontrak]
45. Penggunaan
DokumenDokumen
Kontrak dan
Informasi

Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan


menginformasikan dokumen kontrak atau dokumen
lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk
kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis
dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan izin tertulis
dari PPK sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

46. Hak Kekayaan


Intelektual

Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau


klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan
atau atas pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
oleh penyedia.

47. Penanggungan
dan Risiko

47.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya

104

(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan


tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat
PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari
hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai
Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan akhir :
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta
benda penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan
Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga;
47.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau
kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan
Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali
kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian PPK.
47.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan dalam Pasal ini.
47.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil
Pekerjaan atau Bahan yang menyatu dengan Hasil
Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau
diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya
sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.
48. Perlindungan
Tenaga Kerja

48.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas


biaya sendiri untuk mengikutsertakan Personilnya
pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
48.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan
memerintahkan Personilnya untuk mematuhi
peraturan keselamatan kerja. Pada waktu
pelaksanaan
pekerjaan,
penyedia
beserta
Personilnya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.
48.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
menyediakan kepada setiap Personilnya (termasuk
Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
48.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk
melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum yang
105

berlaku, penyedia wajib melaporkan kepada PPK


mengenai setiap kecelakaan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini
dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
kejadian.
49. Pemeliharaan
Lingkungan

Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkahlangkah yang memadai untuk melindungi lingkungan
baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga
dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini.

50. Asuransi

50.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK


sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan
untuk :
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai
risiko
tinggi
terjadinya
kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko
terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan,
serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di
tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
50.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.

51. Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

51.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis PPK sebelum
melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dalam
Lampiran A SSKK;
b. menunjuk Personil Inti yang namanya tidak
tercantum dalam Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program
mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
51.2

Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan
sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam
Pasal 15 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;

106

d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.


52. Laporan Hasil
Pekerjaan

52.1 Pemeriksaan
pekerjaan
dilakukan
selama
pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume
pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil
pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.
52.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan
pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan
harian.
52.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi
pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam
tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis
dan
kuantitas
pekerjaan
yang
dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
pelaksanaan.
52.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila
diperlukan diperiksa oleh konsultan, dan disetujui
oleh wakil PPK.
52.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta halhal penting yang perlu ditonjolkan.
52.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
52.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, PPK dan penyedia membuat foto-foto
dokumentasi dan video pelaksanaan pekerjaan di
lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.

53. Kepemilikan
Dokumen

Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan,


dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang
dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan Kontrak ini

107

sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling


lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan
piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada
PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan
tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan
(jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti
lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam
SSKK.
54. Kerjasama Antara 54.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas
Penyedia dan Sub
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
Penyedia
rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil,
yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.
54.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut
harus diatur dalam Kontrak dan disetujui terlebih
dahulu oleh PPK.
54.3 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut.
54.4 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus
mengacu kepada Kontrak serta menganut prinsip
kesetaraan.
55. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

55.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana


konstruksi adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Koperasi Kecil, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang
ditunjuk
dan
dilarang
diserahkan
atau
disubkontrakkan kepada pihak lain.
55.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana
konstruksi adalah penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil,
antara lain dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas
penyedia terpilih tetap bertanggungjawab
penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama; dan
d. membuat
laporan
periodik
pelaksanaan ketetapan di atas.

mengenai

55.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka

108

penyedia dikenakan sanksi yang diatur dalam


SSKK.
56. Penyedia Lain

Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan


menggunakan lokasi kerja termasuk jalan akses bersamasama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihakpihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika
dipandang perlu, PPK dapat memberikan jadwal kerja
penyedia yang lain di lokasi kerja.

57. Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan


kesehatan semua pihak di lokasi kerja. Penyedia setiap
saat harus mengambil langkah-langkah yang patut
diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para
personilnya. Penyedia harus memastikan bahwa staf
kesehatan, fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan,
dan layanan ambulance dapat disediakan setiap saat di
lapangan bagi personil penyedia termasuk subpenyedia
maupun personil PPK dan telah dibuat perencanaan yang
sesuai dengan semua persyaratan kesehatan dan
kebersihan untuk mencegah timbulnya wabah penyakit.
Penyedia harus menunjuk petugas keselamatan kerja yang
bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan
mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang
bersangkutan
harus
memenuhi
aturan
dan
persyaratan K3. Petugas K3 dipersyaratkan berdasarkan
tingkat risiko pekerjaan: diperlukan Ahli K3 untuk
pekerjaan berisiko tinggi dan diperlukan Petugas K3
untuk pekerjaan berisiko sedang atau kecil sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK.

58. Pembayaran
Denda

Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial


berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera
janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam
Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia.
Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual penyedia.

59. Jaminan

59.1 Penggunaan jaminan:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum.
59.2 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja

109

setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia


Barang/Jasa
(SPPBJ)
sebelum
dilakukan
penandatanganan kontrak dengan besaran/nilai:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) bagi penawaran yang
lebih kecil dari 80% (delapan puluh
perseratus) HPS.
59.3 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurangkurangnya sejak tanggal penanda-tanganan
kontrak sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
59.4 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau dengan menahan uang retensi
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;
59.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam
rangka pengambilan uang muka sekurangkurangnya sama dengan besarnya uang muka;
59.6 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara
proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan;
59.7 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurangkurangnya sejak tanggal persetujuan pemberian
uang muka sampai dengan tanggal penyerahan
pertama pekerjaan (PHO).
59.8 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK
setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%
(seratus perseratus).
59.9 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima
dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;
59.10 Masa
berlakunya
Jaminan
Pemeliharaan
sekurang-kurangnya sejak tanggal serah terima
pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand
Over/FHO);
D. Personil Inti dan/atau Peralatan Penyedia
60. Personil Inti
dan/atau
Peralatan

60.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan


harus sesuai dengan yang tercantum dalam

110

Dokumen Penawaran.
60.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak
boleh dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis
PPK.
60.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia
dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang
diusulkan beserta alasan penggantian.
60.4 PPK
dapat
menilai
dan
menyetujui
penempatan/penggantian personil inti dan/atau
peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
60.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti :
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan
tugasnya,

pekerjaan

yang

menjadi

maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan


pengganti dan menjamin personil inti tersebut
meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh)
hari sejak diminta oleh PPK.
60.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan
perlu dilakukan, maka penyedia berkewajiban
untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi
yang setara atau lebih baik dari personil inti
dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya
tambahan apapun.

60.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga


kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan oleh
PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu
disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan
di bawah sumpah.
E.

Kewajiban PPK

61. Fasilitas

PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan


prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang
tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.

62. Peristiwa

62.1 Peristiwa

Kompensasi

yang

dapat

diberikan

111

Kompensasi

kepada penyedia yaitu :


a. PPK
mengubah
jadwal
yang
dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal
yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai
jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia
untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak
ditemukan
kerusakan/
kegagalan/
penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya
dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.
62.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan
pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban
untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
62.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan
kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada
PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat
Peristiwa Kompensasi.
62.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan
hanya dapat diberikan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat
Peristiwa Kompensasi.
62.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika
penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau
mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.

F.

Pembayaran Kepada Penyedia

112

63. Harga Kontrak

63.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan


pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak.
63.2 Harga
kontrak
telah
memperhitungkan
keuntungan, beban pajak dan biaya overhead
termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan semua pajak, bea,
retribusi, dan pungutan lain serta biaya asuransi
yang harus dibayar oleh penyedia untuk
pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi.
63.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

64. Pembayaran

64.1 Uang muka


a. uang muka dibayar untuk membiayai
mobilisasi peralatan, personil, pembayaran
uang
tanda
jadi
kepada
pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan
paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus) dari
nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;
c. untuk usaha non kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 20% (dua puluh
perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa;
d. untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat
diberikan:
1) 20% (dua puluh perseratus) dari Kontrak
tahun pertama; atau
2) 15% (lima belas perseratus) dari nilai
Kontrak.
e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK
dan dibayar setelah penyedia menyerahkan
Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang
diterima;
f. penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis kepada
PPK disertai dengan rencana penggunaan uang
muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak;
g. PPK harus mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk permohonan tersebut pada
huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
h. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank
umum,
perusahaan
penjaminan,
atau
Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki
113

izin untuk menjual produk jaminan


(suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan;
i. pengembalian
uang
muka
harus
diperhitungkan
berangsur-angsur
secara
proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada
saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus perseratus).
64.2 Prestasi pekerjaan
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang
disepakati dilakukan oleh PPK, dengan
ketentuan :
1) Penyedia telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) Pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan, sistem termin atau pembayaran
secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam
SSKK;
3) Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, termasuk peralatan
dan/ atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan,
sesuai
dengan
ketentuan yang tercantum di dalam SSKK.
Peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan adalah:
a) Peralatan dan/atau bahan yang
merupakan bagian dari pekerjaan
utama namun belum dilakukan uji
fungsi
(commisioning)
harus
memenuhi
persyaratan
sebagai
berikut:
(1) Berada di lokasi pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam
Kontrak dan perubahannya;
(2) Memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) Bersertifikat
garansi
dari
produsen/agen
resmi
yang
ditunjuk oleh produsen;
(4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan
capaian fisik yang diterima;
(5) Dilarang dipindahkan dari area
lokasi
pekerjaan
dan/atau
dipindahtangankan oleh pihak

114

manapun; dan
(6) Keamanan penyimpanan dan
risiko
kerusakan
sebelum
diserahterimakan secara satu
kesatuan
fungsi
merupakan
tanggung
jawab
Penyedia
Barang/Jasa.
b) Sertifikat uji mutu dan sertifikat
garansi tidak diperlukan dalam hal
peralatan
dan/atau
bahan
dibuat/dirakit
oleh
Penyedia
Barang/Jasa;
Besaran yang akan dibayarkan dari
material on site (berkisar antara 50%
sampai dengan 70%). Besaran nilai
pembayaran dicantumkan di dalam SSKK;
4) Pembayaran harus memperhitungkan
angsuran uang muka, peralatan dan/atau
bahan yang menjadi bagian permanen
dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan (material on site) yang
sudah dibayar sebelumnya, denda (apabila
ada), pajak dan/atau uang retensi;
5) Untuk kontrak yang mempunyai sub
kontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh sub penyedia sesuai dengan
prestasi pekerjaan. Pembayaran kepada
sub penyedia dilakukan sesuai prestasi
pekerjaan yang selesai dilaksanakan oleh
sub penyedia tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus)
dan Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan diterbitkan;
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja
setelah pengajuan permintaan pembayaran
dari penyedia harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM);
d. apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang
115

menjadi perselisihan.
64.3 Denda dan ganti rugi
a. denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada PPK karena terjadinya
cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada
penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan
adalah :
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga
bagian kontrak yang belum dikerjakan
(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan
yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi;
atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga
kontrak (sebelum PPN), apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum
berfungsi;
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar
bunga dari nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta
dituangkan dalam adendum kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi
dilakukan oleh PPK, apabila penyedia telah
mengajukan tagihan disertai perhitungan dan
data-data.
65. Hari Kerja

65.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan


datanya disimpan oleh penyedia. Daftar
pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.
65.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada
tenaga
kerjanya
setelah
formulir
upah
ditandatangani.
65.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus
dilampirkan.

116

66. Perhitungan
Akhir

66.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir


dilakukan berdasarkan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan berita acara
penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua
belah Pihak berdasarkan Berita Acara Pekerjaan
Selesai dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
(PPHP).
66.2 Sebelum
pembayaran
terakhir
dilakukan,
penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan
nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK
berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh
Pengawas
Pekerjaan
berkewajiban
untuk
menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.

67. Penangguhan

67.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap


angsuran prestasi pekerjaan jika penyedia gagal
atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya,
termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
67.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada
penyedia tentang penangguhan hak pembayaran,
disertai alasan-alasan yang jelas mengenai
penangguhan
tersebut.
Penyedia
diberi
kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka
waktu tertentu.
67.3 Pembayaran
yang
ditangguhkan
harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian penyedia.
67.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan
pembayaran akibat keterlambatan penyerahan
pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.

G. Pengawasan Mutu
68. Pengawasan dan
Pemeriksaan

PPK
berwenang
melakukan
pengawasan
dan
pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK
dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

69. Penilaian
Pekerjaan
Sementara oleh

69.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat


melakukan penilaian sementara atas hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.

117

PPK
70. Cacat Mutu

69.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap


mutu dan kemajuan fisik pekerjaan
PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap
Hasil Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara
tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu,
serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK
atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu.
Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu
selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

71. Pengujian

Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan


penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang
tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar,
dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu
maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya
pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat
Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.

72. Perbaikan Cacat


Mutu

72.1 PPK
atau
Pengawas
Pekerjaan
akan
menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat
Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas
cacat mutu selama Masa Pelaksanaan dan Masa
Pemeliharaan.
72.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut,
penyedia berkewajiban untuk memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
72.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditentukan maka PPK,
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan,
berhak untuk secara langsung atau melalui pihak
ketiga yang ditunjuk oleh PPK melakukan
perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah
menerima permintaan penggantian biaya/klaim
dari PPK secara tertulis berkewajiban untuk
mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat
memperoleh penggantian biaya dengan memotong
pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh
tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan
Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada
maka biaya penggantian akan diperhitungkan
sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah
jatuh tempo.
72.4 PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan
untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat
Mutu, dan mengenakan sanksi daftar hitam
118

kepada penyedia jika tidak melaksanakan


perbaikan
Cacat
Mutu.
Besaran
denda
keterlambatan akibat cacat mutu ini ditentukan
dalam SSKK.
73. Kegagalan
Konstruksi dan
Kegagalan
Bangunan

73.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada


pelaksanaan pekerjaan, maka PPK dan/atau
penyedia bertanggung jawab atas kegagalan
konstruksi sesuai dengan kesalahan masingmasing.
73.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK
dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir
bertanggung jawab atas kegagalan bangunan
sesuai dengan kesalahan masing-masing selama
umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dan
dalam SSKK pada umur konstruksi agar
dicantumkan lama pertanggungan terhadap
kegagalan bangunan yang ditetapkan apabila
rencana umur konstruksi kurang dari 10
(sepuluh) tahun.
73.3 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK)
sehubungan dengan klaim kehilangan atau
kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga yang timbul dari
kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan
bangunan.
73.4 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan penyedia dalam Pasal ini.
73.5 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk
menyimpan dan memelihara semua dokumen
yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan
ini selama umur konstruksi yang tercantum dalam
SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.

H. Penyelesaian Perselisihan
74. Penyelesaian
Perselisihan

74.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya


sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai

119

semua perselisihan yang timbul dari atau


berhubungan
dengan
Kontrak
ini
atau
interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan
pekerjaan ini.
74.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara
para pihak dalam Kontrak dapat dilakukan
melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi
atau pengadilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Penyelesaian
perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan
dalam SSKK.
75. Itikad Baik

75.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling


percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam kontrak.
75.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian
dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan
masing-masing pihak. Apabila selama kontrak,
salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk
mengatasi keadaan tersebut.

120

BAB VII
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Korespondensi

Alamat Para Pihak sebagai berikut:


Satuan Kerja PPK:
Nama:
....................
Alamat:
....................
Website:
....................
E-mail:
....................
Faksimili:
....................
Penyedia:
Nama:
Alamat:
E-mail:
Faksimili:

B.

Wakil Sah Para


Pihak

....................
....................
....................
....................

Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


Untuk PPK:

....................

Untuk Penyedia:

....................

C. Jenis Kontrak

kontrak harga satuan

D. Tanggal Berlaku
Kontrak

Kontrak mulai berlaku sejak: ................. s.d. ..................


[termasuk masa pemeliharaan]

E.

Masa
Pelaksanaan

Masa Pelaksanaan selama: .................... [diisi jumlah hari


kalender] terhitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.

F.

Masa
Pemeliharaan

Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi


jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) pekerjaan; atau
Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi
jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) bagian pekerjaan yang
sudah bisa berfungsi apabila ada serah terima parsial.

G. Perbaikan Cacat
Mutu

Denda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap


hari keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka
waktu perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk perbaikan dan ditetapkan
oleh PPK.

121

H. Umur Konstruksi

a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur


konstruksi: . (.........dalam huruf...........) tahun
sejak tanggal penanda-tanganan Berita Acara
penyerahan akhir.

Catatan: ketentuan umur konstruksi ini diisi apabila


perencanaan
konstruksi
yang
ditetapkan
diperkirakan hanya dapat mencapai umur kurang
dari 10 (sepuluh) tahun.
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan
ditetapkan selama ......... (.............) tahun sejak
tanggal penyerahan akhir.
[diisi sesuai dengan umur rencana pada huruf a untuk
yang umur konstruksinya tidak lebih dari 10 (sepuluh)
tahun]
I.

Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

Gambar As built dan/atau pedoman pengoperasian


dan perawatan/pemeliharaan harus diserahkan
selambat-lambatnya: .(......dalam huruf.........) hari
kalender/bulan/tahun setelah tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.

J.

Pembayaran
Tagihan

Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan


SPP oleh PPK untuk pembayaran tagihan angsuran
adalah ...........(......dalam huruf.........) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen
penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh
PPK.

K. Pencairan
Jaminan

Jaminan dicairkan dan disetorkan pada .....................


[diisi nama kantor Kas Negara/Kas Daerah]

L.

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan PPK adalah: .................... [sebutkan selain
yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila ada]

Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah: ....................
[sebutkan selain yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila
ada]

M. Kepemilikan
Dokumen

Penyedia
diperbolehkan
menggunakan
salinan
dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari
Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai
berikut: .................... [sebutkan batasan/ketentuan yang
dibolehkan dalam penggunaannya, misalnya: untuk
penelitian dan riset]

N. Fasilitas

PPK akan memberikan fasilitas berupa :


.................... [sebutkan fasilitas milik PPK yang dapat
digunakan, apabila ada]
122

O. Peristiwa
Kompensasi

Termasuk peristiwa kompensasi yang dapat diberikan


ganti rugi adalah..................... [diisi apabila ada ketentuan
lain dari 62.1 huruf h]

P.

Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai


dari .................... [diisi dengan memilih APBN/APBD]

Sumber
Pembiayaan

Q. Pembayaran
Uang Muka

Uang
muka
diberikan
sebesar
(.....dalam huruf........) dari Nilai Kontrak

.....%

R.

Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

Personil K3 yang dipersyaratkan:.............. [diisi Ahli K3


untuk risiko tinggi atau Petugas K3 untuk risiko sedang atau
kecil]

S.

Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara:


.......... [diisi dengan memilih Termin/Bulanan/Sekaligus]
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk
mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:
.................... [sebutkan dokumennya]
Penentuan dan besaran pembayaran untuk item
peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari pekerjaan utama (material on site),
ditetapkan sebagai berikut:
1. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
2. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
3. ................... dst
[contoh peralatan: eskalator, lift, pompa air stationer, turbin,
peralatan elektromekanik; contoh bahan fabrikasi: sheet pile,
geosintetik, konduktor, tower, insulator; contoh bahan jadi:
beton pracetak]

T.

Serah Terima
sebagian
pekerjaan

U. Denda

Dalam kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan


sebagian atau secara parsial untuk bagian sebagai
berikut:
1. ...................
2. ...................
3. Dst..
[diisi bagian pekerjaan yang berfungsi dan segera
dimanfaatkan (apabila ada)]
1. Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan
untuk setiap hari keterlambatan adalah 1/1000
(satu perseribu) dari ................... [total nilai kontrak
atau nilai bagian kontrak yang belum diserahterimakan
apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara
parsial]

123

2. Sanksi finansial terhadap realisasi pelaksanaan


yang tidak sesuai dengan nilai TKDN Penawaran
dikenakan berdasarkan perbedaan antara nilai
TKDN Penawaran dengan nilai TKDN realisasi
pelaksanaan dikalikan dengan Harga Penawaran,
dengan perbedaan nilai TKDN maksimal sebesar
15% (lima belas persen).
V. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

Sanksi kepada penyedia apabila melanggar ketentuan


mengenai subkontrak :
a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
mensubkontrakkan
pekerjaan,
maka
akan
dikenakan denda .. [ketentuan ini untuk
nilai paket di bawah Rp 2.500.000.000, dengan mengisi
di denda senilai pekerjaan yang dikontrakkan kepada
pihak lain atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
b. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang tidak mensubkontrakkan pekerjaan, maka
akan dikenakan denda .. [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
c. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang mensubkontrakkan pekerjaan utama, maka
akan dikenakan denda [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan]

W. Penyelesaian
Perselisihan
/Sengketa

Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa diantara para


pihak, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan
perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk
mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
maka
para
pihak
sepakat
menyelesaikan
perselisihan/sengketa melalui .......... [diisi pengadilan
atau arbitrase]

124

Lampiran A Syarat-Syarat Khusus Kontrak


Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang
[dicantumkan apabila ada]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut
uraian personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi,
dan jumlah orang bulan]
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab
kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang
disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan]

125

BAB VIII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Perhatian:
Pokja ULP menguraikan spesifikasi teknis dan gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.

A. Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan
yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup
kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan;

bahan

yang

dipergunakan

dalam

7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;


8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis bahan
bangunan konstruksi yang akan digunakan untuk pekerjaan
permanen maupun untuk pekerjaan sementara atau penunjang, dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis bahan yang boleh
digunakan;
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang digunakan sedapat
mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan diberi
penjelasan cara penggunaan yang benar dan selamat;
c. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai
bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas
acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan
bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan
prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;

126

d. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data


Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan
oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber-sumber yang
berkompeten dan/ atau berwenang.
11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis alat dan
perkakas yang akan digunakan untuk pelaksanaan konstruksi,
maupun peralatan permanen kelengkapan bangunan konstruksi dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis alat yang harus digunakan
tersebut;
b. Setiap jenis alat dan perkakas yang digunakan sedapat mungkin
dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya serta lebih mudah
penggunaan dan perawatannya, dan diberi penjelasan singkat cara
penggunaan dan pemeliharaannya;
c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi
sistem perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah
paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/
pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual
produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan
pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja ULP dan/atau Ahli K3/Petugas K3 harus mengidentifikasi
bahaya dari setiap jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan
konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang harus
dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling
kecil bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja
yang lebih aman dan selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja,
sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan
rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses
tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan
yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis bahaya dan
risikonya (Job Safety Analysis) dan harus dilakukan tindakan
pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin
kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3
Konstruksi;

127

f. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh


tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah
mempunyai
kompetensi
untuk
melaksanakan
jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Identifikasi bahaya harus dilakukan terhadap setiap metode
konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis
untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material
dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan oprator
yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun
dan menggunakan metoda kerja dapat meliputi penggunaan alat
utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara
dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja
dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan
material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus
diidentifikasi bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan
efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca,
alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah
dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis
dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya harus dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat
dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus
digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga
kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang
sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah
berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau
lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi
pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.

128

14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan
dan gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur
teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan
oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan,
baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal,
plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis
pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait
dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat
memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait
pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan
pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan
standar K3 yang berlaku;
c. Setiap
kegiatan/pekerjaan
pelaksanaan,
pemasangan,
pembongkaran,
pemindahan,
pengangkutan,
pengangkatan,
penyimpanan,
perletakan,
pengambilan,
pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga
terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi
teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang K3 di atas harus
mempunyai kemampuan melakukan analisis keselamatan pekerjaan
(job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk
memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan
diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau
penyakit di tempat kerja;
e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko,
sebelum diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan
ketepatannya oleh Petugas/Ahli K3 Konstruksi;
f. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilaksanakan oleh
Petugas/ Ahli K3 Konstruksi/berkonsultansi dengan Ahli K3
Konstruksi.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

129

BAB IX
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan
1.

Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2.

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan terhadap pekerjaan yang telah


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam SSUK dan SSKK.

3.

Apabila dipersyaratkan untuk dilengkapi dengan Daftar Kuantitas dan


Harga maka harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga tersebut diisi
lengkap yang telah mencakup semua biaya pekerjaan, personil,
pengawasan, bahan-bahan, perawatan, pajak, keuntungan, overhead
(termasuk biaya K3) dan yang diatur dalam Kontrak.

4.

Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak


harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika
mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap
telah termasuk dalam total harga penawaran.

6.

Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik terhadap volume pekerjaan,


apabila Daftar Kuantitas dan Harga dipersyaratkan, sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

130

Daftar 1: Mata Pembayaran Umum16

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
17

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

16

Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

17

131

Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: ....................18


CONTOH

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total
Harga
19

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

18
19

Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan
Konstruksi ini di antara bagian-bagian pekerjaan lain.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

132

Daftar 3: Mata Pembayaran ..................... 20

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
21

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

20
21

Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata
Pembayaran Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

133

Daftar Rekapitulasi

Mata Pembayaran

CONTOH

Harga

Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum


Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran ...................
dll.
Jumlah (Daftar 1+2+3+.........)
PPN 10%
TOTAL NILAI

134

BAB X
BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN
1. Undangan pengambilan dokumen pemilihan secara elektronik
mengikuti petunjuk/pedoman sistem pengadaan secara elektronik pada
website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi
bersangkutan.
2. Undangan pengambilan dokumen pemilihan secara manual dengan
contoh sebagai berikut:
[kop surat K/L/D/I]
UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN
Nomor
Lampiran

: ..................
: ..................

.................., . .................. 20.

Kepada Yth.:
..................
di ..................
Perihal :

Pelelangan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk paket pekerjaan .................. Pokja ..................
ULP .................. Tahun Anggaran .

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah lulus kualifikasi untuk paket pekerjaan
tersebut di atas. Sebagai kelanjutan proses pelelangan kami mengundang Saudara untuk mengambil
Dokumen Pemilihan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.

Saudara dianjurkan untuk menghadiri pemberian penjelasan pada tempat dan waktu yang
ditentukan dalam Lembar Data Pemilihan (LDP), agar Saudara lebih memahami lingkup pekerjaan.

2.

Penawaran meliputi kelengkapan persyaratan administrasi, teknis, dan harga dengan masa berlaku
penawaran paling kurang .. () hari kalender terhitung sejak batas akhir waktu
pemasukan penawaran;

3.

Jadwal Pelaksanaan Pengadaan:


No
Kegiatan
a.
Pengambilan Dokumen Pemilihan
b.
Pemberian Penjelasan
c.
Pemasukan Dokumen Penawaran
Batas akhir pemasukan

4.
5.
6.

d.

Pembukaan Dokumen Penawaran

e.

Dst.

Hari/Tanggal
....../...... s.d. ....../ ......
..................

Waktu
...... s.d. ......
...... s.d. selesai

....../...... s.d. ....../ ......


....../......

...... s.d. ......


..................

..................
..

..................
.

Pengambilan Dokumen Pemilihan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur
utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal yang bersangkutan.
Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam mengambil Dokumen Pemilihan.
Dokumen Pemilihan dapat diambil dalam bentuk cetakan, softcopy dan/atau diunduh melalui
website Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi.

Demikian disampaikan untuk diketahui.


Kelompok Kerja ULP .........

[tanda tangan]
...........................
[nama lengkap]

135

B. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen ]


Nomor
: ....................
Lampiran : ....................

...................., . .................... 20....

Kepada Yth.:
....................
di ....................
Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan ....................
.................... .................... .................... .................... .................... ................
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor .................... tanggal
.................... perihal .................... dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp....................
(.........dalam huruf...........) telah ditetapkan oleh Pokja ULP/Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi berdasarkan surat penetapan nomor
.................... tanggal .................... dan kami menyatakan menerima hasil penetapan
tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat
Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ.
Penunjukan ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran Saudara
tersebut diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
Satuan Kerja ....................
Pejabat Pembuat Komitmen
....................

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................
Tembusan Yth. :
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
Unit Eselon 1
Unit Eselon 2. /Kepala Satuan kerja..
.................... [Pokja ULP]
......... dst

136

C. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]


SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor : ....................
Paket Pekerjaan : ....................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


........................................ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;
berdasarkan Surat Perjanjian ....................
...................., bersama ini memerintahkan :

nomor

....................

tanggal

........................................ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


........................................ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh : ....................
selanjutnya disebut sebagai Penyedia;
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Lingkup pekerjaan : ....................;
2. Tanggal mulai kerja : .................... [hari/bulan/tahun];
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian : selama (.........dalam huruf...........) hari kalender
dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal ....................
[hari/bulan/tahun];

137

5. Denda : Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan


Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar ........ [1/1000 (satu
per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN
sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak].
...................., . .................... 20.....
Untuk dan atas nama ....................
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................
Menerima dan menyetujui:
Untuk dan atas nama ....................
[tanda tangan]
[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]

138

D. BENTUK SURAT JAMINAN


Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ....................................................... [Pokja ULP]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .......................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Sanggahan Banding dalam mengajukan sanggahan banding
hasil pelelangan pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ....................................................... [peserta pelelangan]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata Sanggahan Banding yang diajukan tidak benar.


Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .................. (........dalam huruf..........) hari
kalender, dari tanggal .................. s.d. .................. (masa laku jaminan
sanggahan banding 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan sanggahan
banding)
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari
Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah
tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari

139

4.

5.
6.

Penerima Jaminan dan pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang


diajukan Yang Dijamin tidak benar.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ...................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini
ke .[bank]

140

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ...................................................................
dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ............................................... [nama bank] berkedudukan di
................................................. [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ................................................. [nama PPK]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .................................................


(terbilang ..............................................dalam huruf..................................................)
sebagai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan ............ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ................................................. [nama penyedia]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama ................. (........dalam huruf.........)
hari kalender, dari tanggal .................................. s.d. ..................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

141

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

: .....................
: .....................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]

142

Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ........................................................ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebut :

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang ................................................................................ ...................................)
sebagai Jaminan Uang Muka untuk pekerjaan ........... dalam bentuk garansi
bank, apabila :
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
Uang Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama . (.dalam huruf....)
hari kalender, dari tanggal . s.d. .
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

143

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai
pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: .
: .

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

144

Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebu t:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Pemeliharaan untuk pekerjaan ................ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .. (dalam huruf) hari kalender, dari tanggal ........................................ s.d. ........................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

145

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..........................
: ..........................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke .[bank]

146

E. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK

[Kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]


SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
Dalam
rangka
memenuhi
persyaratan
kualifikasi
pengadaan
pekerjaan................................... pada ......................................
dengan ini menerangkan kesediaan memberikan dukungan keuangan kepada :
Nama Perusahaan
Alamat
Nomor Rekening
Nama Penanggung Jawab

: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................

Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai


Pemenang, maka Bank .................. bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan
dengan dana paling kurang Rp. .................. (terbilang ..................).
Demikian Surat Keterangan
dipergunakan semestinya.

Dukungan

Keuangan

Dikeluarkan di
Pada tanggal

diberikan

untuk

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke
.[bank]

......................................
[Nama dan Jabatan]

DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 1
UMUM ................................................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................................. 5
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) ................................................................................... 5
A. UMUM ........................................................................................................................... 5
1.
LINGKUP PEKERJAAN ...................................................................................................... 5
2.
SUMBER DANA .............................................................................................................. 5
3.
PESERTA ......................................................................................................................... 5
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG
SERTA PENIPUAN ............................................................................................................ 6
5.
LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN ..................................................................... 7
6.
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI ................................................................ 8
7.
SATU PENAWARAN TIAP PESERTA .................................................................................... 8
B. DOKUMEN PEMILIHAN ................................................................................................ 9
8.
PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN............................................................................ 9
9.
ISI DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI ........................................................ 9
10. BAHASA DOKUMEN PEMILIHAN ................................................................................... 10
11. PEMBERIAN PENJELASAN ............................................................................................... 10
12. PERUBAHAN DOKUMEN PEMILIHAN ............................................................................. 12
13. TAMBAHAN WAKTU PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN........................................... 12
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN ...................................................................... 12
14. BIAYA DALAM PENYIAPAN PENAWARAN ....................................................................... 12
15. BAHASA PENAWARAN .................................................................................................. 12
16. DOKUMEN PENAWARAN .............................................................................................. 12
17. HARGA PENAWARAN.................................................................................................... 13
18. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN .................................................... 13
19. MASA BERLAKU PENAWARAN ....................................................................................... 14
20. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ................................................................................. 14
21. JAMINAN PENAWARAN ................................................................................................. 14
D. DOKUMEN PENAWARAN ........................................................................................... 16
22. PEMASUKAN DAN CARA PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN .................................. 16
23. BATAS AKHIR PEMASUKAN PENAWARAN ....................................................................... 16
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN ............................................................. 16
24. PEMBUKAAN PENAWARAN............................................................................................ 16
25. KLARIFIKASI DAN KONFIRMASI PENAWARAN ................................................................ 18
26. HAK MENOLAK ATAU MENERIMA PENAWARAN ............................................................ 18
27. EVALUASI PENAWARAN ................................................................................................ 18
F. PENETAPAN PEMENANG............................................................................................. 30
28. PENETAPAN PEMENANG ................................................................................................ 30
29. PENGUMUMAN PEMENANG .......................................................................................... 32
30. SANGGAHAN................................................................................................................ 32
31. SANGGAHAN BANDING ................................................................................................ 33
31.3 PENGGUNAAN JAMINAN SANGGAHAN BANDING: ........................................................... 33
G. PENUNJUKAN PEMENANG PENGADAAN .................................................................. 34
32. PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA ........................................................................ 34
33. KERAHASIAAN PROSES .................................................................................................. 35
H. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................. 36
34. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................... 36
I. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN ............................................................................... 37

ii

35. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN .................................................................................... 37


J. PENANDATANGANAN KONTRAK .............................................................................. 38
36. PENANDA-TANGANAN KONTRAK .................................................................................. 38
BAB III ............................................................................................................................... 41
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) ................................................................................... 41
A. LINGKUP PEKERJAAN .................................................................................................... 41
B.
SUMBER DANA ............................................................................................................ 41
C. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI .............................................................. 41
D. PEMBERIAN PENJELASAN DOKUMEN PEMILIHAN DAN PENINJAUAN LAPANGAN .............. 42
E.
DOKUMEN PENAWARAN .............................................................................................. 42
F.
MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN .................................................... 44
G. MASA BERLAKUNYA PENAWARAN................................................................................. 45
H. JAMINAN PENAWARAN ................................................................................................. 45
I.
PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN ....................................................................... 45
J.
BATAS AKHIR WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN .......................................................... 45
K. PEMBUKAAN PENAWARAN............................................................................................ 45
L.
AMBANG BATAS........................................................................................................... 45
M. SANGGAHAN, DAN SANGGAHAN BANDING................................................................... 45
N. JAMINAN SANGGAHAN BANDING ................................................................................. 46
BAB IV ............................................................................................................................... 47
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ................................................................................. 47
A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN (KSO) .. 47
B.
BENTUK SURAT KUASA ........................................................................................... 49
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO) ...................... 51
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS .......................................................... 54
E.
BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN
DALAM NEGERI (TKDN) ......................................................................................... 55
F.
BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR ......................................................... 57
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR .................................................................................. 57
G. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)
................................................................................................................................... 58
H. BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)........................ 70
I.
BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK ...................................................... 71
BAB V ................................................................................................................................ 73
BENTUK RANCANGAN KONTRAK ................................................................................... 73
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................................ 73
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................................ 77
BAB VI ............................................................................................................................... 81
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK ............................................................................... 81
A. KETENTUAN UMUM ................................................................................................... 81
1.
DEFINISI ...................................................................................................................... 81
2.
PENERAPAN .................................................................................................................. 84
3.
BAHASA DAN HUKUM .................................................................................................. 84
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG
SERTA PENIPUAN .......................................................................................................... 85
5.
ASAL MATERIAL/ BAHAN ............................................................................................. 86
6.
KORESPONDENSI .......................................................................................................... 86
7.
WAKIL SAH PARA PIHAK .............................................................................................. 86

iii

8.
PEMBUKUAN ................................................................................................................ 86
9.
PERPAJAKAN................................................................................................................. 86
10. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK ........................................................................ 86
11. PENGABAIAN................................................................................................................ 87
12. PENYEDIA MANDIRI ..................................................................................................... 87
13. KEMITRAAN/ KSO ....................................................................................................... 87
14. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ...................................................................... 87
15. PERSETUJUAN ATAU PERNYATAAN TIDAK BERKEBERATAN DARI PENGAWAS PEKERJAAN .. 87
16. PERINTAH .................................................................................................................... 88
17. PENEMUAN-PENEMUAN ............................................................................................... 88
18. AKSES KE LOKASI KERJA ................................................................................................ 88
B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK ........... 89
19. MASA PELAKSANAAN (JANGKA WAKTU PELAKSANAAN) PEKERJAAN ............................... 89
B.1
PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................................................. 89
20. PENYERAHAN LOKASI KERJA ......................................................................................... 89
21. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ...................................................................... 90
22. PROGRAM MUTU ......................................................................................................... 90
23. PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) ................................................ 90
24. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK .................................................................. 91
25. MOBILISASI ................................................................................................................. 91
26. PEMERIKSAAN BERSAMA ............................................................................................... 92
27. PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI..................................................................... 92
B.2
PENGENDALIAN WAKTU .................................................................................... 92
28. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN ............................................................................... 92
29. PERPANJANGAN WAKTU............................................................................................... 93
30. PENUNDAAN OLEH PENGAWAS PEKERJAAN ................................................................... 93
31. RAPAT PEMANTAUAN ................................................................................................... 93
32. PERINGATAN DINI ........................................................................................................ 94
B.3
PENYELESAIAN KONTRAK ................................................................................... 94
33. SERAH TERIMA PEKERJAAN ........................................................................................... 94
34. PENGAMBILALIHAN ...................................................................................................... 95
35. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ PEMELIHARAAN.................................... 95
B.4
ADENDUM ........................................................................................................... 96
36. PERUBAHAN KONTRAK ................................................................................................. 96
37. PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................. 96
38. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA ........................................................................... 97
39. PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................................................... 97
B.5
KEADAAN KAHAR................................................................................................ 98
40. KEADAAN KAHAR......................................................................................................... 98
B.6
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ................................................... 99
41. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK .................................................................. 99
42. KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS ............................. 100
43. PENINGGALAN ........................................................................................................... 103
C. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ........................................................................ 103
44. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ............................................................................ 103
45. PENGGUNAAN DOKUMEN-DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI .............................. 104
46. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL .................................................................................... 104
47. PENANGGUNGAN DAN RISIKO .................................................................................... 104
48. PERLINDUNGAN TENAGA KERJA .................................................................................. 105
49. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN .................................................................................... 106
50. ASURANSI .................................................................................................................. 106
51. TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS
PEKERJAAN................................................................................................................. 106

iv

52.
A.
B.
C.
D.
E.

LAPORAN HASIL PEKERJAAN........................................................................................ 107


JENIS DAN KUANTITAS BAHAN YANG BERADA DI LOKASI PEKERJAAN; ............................. 107
PENEMPATAN TENAGA KERJA UNTUK TIAP MACAM TUGASNYA;..................................... 107
JENIS, JUMLAH DAN KONDISI PERALATAN; ................................................................... 107
JENIS DAN KUANTITAS PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN;............................................. 107
KEADAAN CUACA TERMASUK HUJAN, BANJIR DAN PERISTIWA ALAM LAINNYA YANG
BERPENGARUH TERHADAP KELANCARAN PEKERJAAN; DAN ............................................ 107
F.
CATATAN-CATATAN LAIN YANG BERKENAAN DENGAN PELAKSANAAN. .......................... 107
53. KEPEMILIKAN DOKUMEN ........................................................................................... 107
54. KERJASAMA ANTARA PENYEDIA DAN SUB PENYEDIA .................................................... 108
55. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL ................................................... 108
56. PENYEDIA LAIN .......................................................................................................... 109
57. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ....................................................................... 109
58. PEMBAYARAN DENDA ................................................................................................ 109
59. JAMINAN ................................................................................................................... 109
D. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA ............................................... 110
60. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN ....................................................................... 110
E. KEWAJIBAN PPK ........................................................................................................ 111
61. FASILITAS ................................................................................................................... 111
62. PERISTIWA KOMPENSASI ............................................................................................ 111
F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA .......................................................................... 112
63. HARGA KONTRAK ...................................................................................................... 113
64. PEMBAYARAN ............................................................................................................ 113
65. HARI KERJA................................................................................................................ 116
66. PERHITUNGAN AKHIR ................................................................................................. 117
67. PENANGGUHAN ......................................................................................................... 117
G. PENGAWASAN MUTU............................................................................................... 117
68. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN .............................................................................. 117
69. PENILAIAN PEKERJAAN SEMENTARA OLEH PPK............................................................. 117
70. CACAT MUTU ............................................................................................................ 118
71. PENGUJIAN ................................................................................................................ 118
72. PERBAIKAN CACAT MUTU .......................................................................................... 118
73. KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KEGAGALAN BANGUNAN ............................................ 119
H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN.................................................................................. 119
74. PENYELESAIAN PERSELISIHAN ...................................................................................... 119
75. ITIKAD BAIK .............................................................................................................. 120
BAB VII ............................................................................................................................ 121
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK) ............................................................... 121
A. KORESPONDENSI ........................................................................................................ 121
B.
WAKIL SAH PARA PIHAK ............................................................................................ 121
C. JENIS KONTRAK .......................................................................................................... 121
D. TANGGAL BERLAKU KONTRAK .................................................................................... 121
E.
MASA PELAKSANAAN ................................................................................................. 121
F.
MASA PEMELIHARAAN ............................................................................................... 121
G. PERBAIKAN CACAT MUTU .......................................................................................... 121
H. UMUR KONSTRUKSI ................................................................................................... 122
I.
PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ .......................................................... 122
PEMELIHARAAN ................................................................................................................... 122
J.
PEMBAYARAN TAGIHAN ............................................................................................. 122
K. PENCAIRAN JAMINAN ................................................................................................. 122
L.
TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS
PEKERJAAN................................................................................................................. 122

M.
N.
O.
P.
Q.
R.
S.
T.
U.
V.
W.

KEPEMILIKAN DOKUMEN ........................................................................................... 122


FASILITAS ................................................................................................................... 122
PERISTIWA KOMPENSASI ............................................................................................ 123
SUMBER PEMBIAYAAN ................................................................................................ 123
PEMBAYARAN UANG MUKA ....................................................................................... 123
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ....................................................................... 123
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN ............................................................................. 123
SERAH TERIMA SEBAGIAN PEKERJAAN .......................................................................... 123
DENDA ...................................................................................................................... 123
USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL ................................................... 124
PENYELESAIAN PERSELISIHAN /SENGKETA ................................................................... 124

BAB VIII........................................................................................................................... 126


SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR ............................................................................... 126
A. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS ........................................................................................ 126
B.
KETERANGAN GAMBAR .............................................................................................. 129
BAB IX ............................................................................................................................. 130
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA ................................................................................ 130
BAB X .............................................................................................................................. 135
BENTUK DOKUMEN LAIN ............................................................................................. 135
A. BENTUK UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN ...................... 135
B.
BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ) ................... 136
C. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ............................................. 137
D. BENTUK SURAT JAMINAN .................................................................................... 139
E.
BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK ..................I

vi

BUKU PK 03 LS :
STANDAR DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
(PELELANGAN UMUM/PELELANGAN TERBATAS)
PRAKUALIFIKASI, DUA SAMPUL, SISTEM NILAI
KONTRAK LUMP SUM
(TERINTEGRASI TANPA PENYETARAAN TEKNIS)

BAB I
UMUM
A. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang
tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP)
maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP)
B.

Dokumen Pemilihan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan


dokumen penawaran.

C. Dalam Dokumen Pemilihan digunakan pengertian, istilah, dan singkatan sebagai


berikut:
Pekerjaan
Konstruksi

: adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;

Pekerjaan
Konstruksi
Terintegrasi

: seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


perencanaan dan pelaksanaan konstruksi bangunan
atau pembuatan wujud fisik lainnya termasuk
pengadaan barang konstruksi maupun pengoperasian
dan layanan pemeliharaan sesuai dengan jenis kontrak
yang dipilih;

Kontrak
Sum

Lump : adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas


penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap,
dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses
penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh
penyedia barang/jasa;

HEA

: adalah Harga Evaluasi Akhir yang merupakan


penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga
penawaran dalam proses pengadaan dimana unsur
preferensi harga telah diperhitungkan berdasarkan
capaian TKDN dan status perusahaan;

LDP

: adalah Lembar Data Pemilihan yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
jenis pekerjaan antara lain meliputi penyiapan,
penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata cara
penilaian dokumen penawaran, pengumuman
pemenang, sanggahan, dan sanggahan banding;

APIP

: adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)


yang selanjutnya disebut Inspektorat K/L/D/I
bertugas melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi;
1

Penyedia

: adalah
badan
usaha
yang
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi;

Sub penyedia

: adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja


dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak);

Kemitraan/
Kerja Sama
Operasi (KSO )

: adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia


nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing
pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;

Surat Jaminan

: adalah jaminan tertulis yang selanjutnya disebut


Jaminan, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum
yang diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia;

Hari

: adalah hari kalender untuk proses pemilihan secara


elektronik, pelaksanaan kontrak. dan jaminanjaminan, kecuali hari kerja untuk proses sanggahan
banding;

Daftar kuantitas
dan harga

: adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan


dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran;

Harga
Perkiraan
Sendiri (HPS)

: adalah perhitungan perkiraan biaya seluruh volume


pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan yang
disusun dan ditetapkan oleh PPK, dikalkulasikan
secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan sudah termasuk biaya umum,
keuntungan pekerjaan, dan beban pajak, serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran
penawaran termasuk rinciannya;

Pekerjaan
Utama

: adalah jenis pekerjaan yang secara langsung


menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu
konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemilihan;

Mata
Pembayaran
Utama

: adalah mata pembayaran yang pokok dan penting


yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan
puluh per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan,
dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai
bobotnya terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP
dalam Dokumen Pemilihan;

Harga Satuan
Pekerjaan (HSP)

: adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu


satuan tertentu;

menyediakan/

Harga Satuan
Dasar (HSD)

: adalah harga satuan komponen dari harga satuan


pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari)
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per
ton)
c. Peralatan (per jam, per hari)

Metode
pelaksanaan
pekerjaan

: adalah metode yang menggambarkan penguasaan


penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal
sampai akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan
(utama) dan uraian/cara kerja dari masing-masing
jenis kegiatan pekerjaan utama dan penunjang
pekerjaan utama yang dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis;

Personil inti

: adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang akan


ditempatkan secara penuh, yang di dalam organisasi
pelaksanaan
posisinya
sebagai
manajemen
pelaksanaan pekerjaan;

Bagian
pekerjaan yang
disubkontrakan

: adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama, atau


pekerjaan spesialis yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan, yang
pelaksanaannya
diserahkan
kepada
penyedia
barang/jasa dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK;

Masa
Pelaksanaan
(jangka waktu
pelaksanaan)

: adalah jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan


dihitung berdasarkan SPMK sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan;

K/L/D/I

: adalah Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat


Daerah/Institusi yang menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

PA

: adalah Pengguna Anggaran yang merupakan pejabat


pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi
Pengguna APBN/APBD;

KPA

: adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang merupakan


pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan
APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD;

ULP

: adalah Unit Layanan Pengadaan yang dibentuk oleh


Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi yang berfungsi melaksanakan
3

pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen. ULP


dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang
sudah ada;
Pokja ULP

: adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari ULP yang


disusun dan ditetapkan oleh Kepala ULP berfungsi
untuk melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
Anggota Pokja ULP terlebih dahulu ditetapkan oleh
PA/KPA/Kepala Daerah;

PPK

: adalah Pejabat Pembuat Komitmen yang bertanggung


jawab atas pelaksanaan pekerjaan;

SPPBJ

: adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa yang


diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk melaksanakan pekerjaan;

TKDN

: adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri besarnya


komponen dalam negeri pada barang, jasa, dan
gabungan barang dan jasa;

RK3K

: adalah Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Kontrak, merupakan dokumen lengkap rencana
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak
suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia
Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU;

D. [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas] dengan prakualifikasi ini dibiayai


dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
E.

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas] ini terbuka dan dapat diikuti oleh
semua peserta yang berbentuk badan usaha tunggal atau kemitraan/KSO.

BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. Umum
1. Lingkup
Pekerjaan

1.1

Pokja ULP mengundang para peserta untuk


menyampaikan penawaran atas paket pekerjaan
konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.2

Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana


tercantum dalam LDP.

1.3

Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan
syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan
mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga yang
tercantum dalam kontrak.

2. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari sumber


sebagaimana tercantum dalam LDP.

pendanaan

3. Peserta

3.1

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas]


pekerjaan konstruksi ini terbuka dan dapat
diikuti oleh semua peserta penyedia pelaksana
konstruksi tunggal atau kemitraan/KSO yang
diundang dan telah lulus/memenuhi kualifikasi.

3.2

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA)


dapat mengikuti paket pekerjaan di atas
Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dan harus melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
dalam hal terdapat perusahaan nasional yang
memiliki
kemampuan
di
bidang
yang
bersangkutan.

3.3

Kemitraan/KSO dilakukan sebelum memasukkan


dokumen penawaran, antar badan usaha
pelaksana konstruksi swasta dan/atau milik
pemerintah, dan/atau salah satu pesertanya
BUJKA.

3.4

Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO,


baik dengan perusahaan nasional maupun asing
maka peserta harus memiliki Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO tersebut.

3.5

Kemitraan/KSO harus terdiri dari perusahaan


nasional untuk nilai pekerjaan di bawah
Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)

3.6

Peserta kemitraan/KSO dilarang mengubah


Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi selama

proses pelelangan.
3.7

Bagi BUJKA yang mengikuti pelelangan harus


memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa Konstruksi
Asing dan melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
subkontrak dan lain-lain, dalam hal terdapat
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan
di bidang yang bersangkutan.

4. Larangan
4.1
Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan


ini berkewajiban untuk mematuhi etika
pengadaan dengan tidak melakukan tindakan
sebagai berikut :
a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP
dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi
keinginan
peserta
yang
bertentangan dengan Dokumen Pemilihan,
dan/atau peraturan perundang-undangan.;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta
lain untuk mengatur hasil [dipilih Pelelangan
Umum/Pemilihan
Terbatas],
sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta
memenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua)
indikasi di bawah ini:
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen
Penawaran, antara lain pada: metode
kerja, bahan, alat, analisa pendekatan
teknis, koefisien, harga satuan dasar
upah, bahan dan alat, harga satuan
pekerjaan, dan/ atau spesifkasi teknis/
barang yang ditawarkan (merk/ tipe/
jenis) dan/ atau dukungan teknis;
2) seluruh
penawaran
mendekati HPS;

dari

peserta

3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia


Barang/Jasa yang berada dalam 1 (satu)
kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen
penawaran, antara lain kesamaan/
kesalahan pengetikan, susunan, dan
format penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari
penjamin yang sama dengan nomor seri
yang berurutan.
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar

untuk
memenuhi
persyaratan
Dokumen Pemilihan ini.
4.2

dalam

Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP


terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4.1 dikenakan sanksi
sebagai berikut :
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari
proses [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan
Terbatas]
atau
pembatalan
penetapan
pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara
berwenang.

5. Larangan
Pertentangan
Kepentingan

pidana

kepada

pihak

4.3

Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP


kepada PA/KPA.

5.1

Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi


dan perannya, dilarang memiliki/melakukan
peran ganda atau terafiliasi.

5.2

Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1


antara lain meliputi :
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan
Komisaris suatu Badan Usaha merangkap
sebagai anggota Direksi atau Dewan
Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan pekerjaan
yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan manajemen konstruksi berperan
sebagai konsultan perencana dan/atau
konsultan pengawas;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan perencana/ pengawas bertindak
sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam
pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Terintegrasi;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/
Institusi atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan
dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau
pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Pelelangan.
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik
langsung
maupun
tidak
langsung
mengendalikan atau menjalankan perusahaan

peserta;
f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh per seratus) pemegang
saham.
6. Pendayagunaan 6.1
Produksi Dalam
Negeri

Peserta berkewajiban untuk menyampaikan


penawaran yang mengutamakan pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia oleh
tenaga Indonesia (produksi dalam negeri).

6.2

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi


dimungkinkan menggunakan bahan baku, tenaga
ahli, dan perangkat lunak yang tidak berasal dari
dalam negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus
benar-benar mencerminkan bagian atau
komponen yang telah dapat diproduksi di
dalam negeri dan bagian atau komponen
yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum
diproduksi di dalam negeri dan/atau
spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi
di
dalam
negeri
belum
memenuhi
persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian
dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di
dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti
jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan,
dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan
semata-mata untuk mencukupi kebutuhan
jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di
Indonesia, disusun berdasarkan keperluan
yang nyata, dan diusahakan secara terencana
untuk semaksimal mungkin terjadinya alih
pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing
tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang
yang diimpor yang dilengkapi dengan
spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang
dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.3

Pemberian preferensi harga terhadap penawaran


peserta atas penggunaan produksi dalam negeri
ditetapkan dalam LDP.

7. Satu Penawaran 7.1

Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun

Tiap Peserta

sebagai anggota kemitraan/KSO hanya boleh


memasukkan satu penawaran untuk satu paket
pekerjaan.
7.2

B.

Setiap
peserta
yang
termasuk
dalam
kemitraan/KSO dilarang menjadi peserta baik
secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan
yang sama.

Dokumen Pemilihan

8. Pengambilan
Dokumen
Pemilihan

9. Isi Dokumen
Pemilihan
Pekerjaan
Konstruksi

8.1

Semua peserta wajib melakukan pendaftaran


sebelum mengambil Dokumen Pemilihan.

8.2

Peserta dapat mengambil Dokumen Pemilihan


sesuai hari, tanggal, waktu dan tempat
pengambilan
yang
ditentukan
dalam
pengumuman.

8.3

Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu)


perusahaan dalam pendaftaran dan pengambilan
dokumen.

9.1

Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi terdiri


atas:
a. Umum
b. Instruksi Kepada Peserta;
c. Lembar Data Pemilihan;
d. Contoh Bentuk Dokumen Penawaran sampul I
meliputi:
1) Surat Penawaran administrasi dan teknis;
2) Surat Kuasa;
3) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO);
4) Dokumen Penawaran Teknis, antara lain
Formulir RK3K
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Jaminan Penawaran;
e. Contoh Bentuk Dokumen Penawaran Sampul
II meliputi:
1) Surat penawaran harga;
2) Daftar Kuantitas dan Harga;
f. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak meliputi:
1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
g. Persyaratan
pemberi
tugas/employers
requirement (KAK/kriteria desain dan data

teknis);
h. Gambar-gambar (situasi, lokasi pekerjaan);
i. Daftar kegiatan dan harga;
j. Contoh Bentuk Dokumen Lain meliputi:
1) SPPBJ;
2) SPMK;
3) Jaminan Sanggahan Banding;
4) Jaminan Pelaksanaan;
5) Jaminan Uang Muka;
6) Jaminan Pemeliharaan;
7) Daftar Barang yang diimpor.
9.2

Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Pemilihan. Kelalaian menyampaikan
Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan sepenuhnya merupakan risiko peserta.

9.3

Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis


mengenai isi Dokumen Pemilihan kepada Pokja
ULP sebelum batas akhir pemasukan penawaran.

9.4

Pokja ULP wajib menanggapi setiap permintaan


penjelasan yang diajukan peserta secara tertulis.

10. Bahasa
Dokumen
Pemilihan

Dokumen Pemilihan beserta seluruh korespondensi


tertulis dalam proses Pengadaan menggunakan Bahasa
Indonesia.

11. Pemberian
Penjelasan

11.1 Pemberian penjelasan dilakukan pada waktu dan


tempat sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dapat dihadiri oleh peserta yang terdaftar.
11.2 Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian
penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/menggugurkan penawaran.
11.3 Perwakilan peserta yang hadir pada saat
pemberian penjelasan menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
11.4 Dalam pemberian penjelasan, Pokja
menjelaskan kepada peserta mengenai :

ULP

a. lingkup pekerjaan;
b. Persyaratan
pemberi
tugas/employers
requirement (KAK/kriteria desain dan data
teknis);
c. Kriteria layanan kinerja (diperlukan untuk
kontrak berbasis kinerja);
d. metode pemilihan [dipilih Pelelangan Umum/
Pelelangan Terbatas];
e. metode pemasukan Dokumen Penawaran;

10

f. kelengkapan yang harus dilampirkan bersama


Dokumen Penawaran;
g. jadwal batas akhir pemasukan Dokumen
Penawaran dan pembukaan Dokumen
Penawaran;
h. tatacara pembukaan Dokumen Penawaran;
i. metode evaluasi;
j. hal-hal yang menggugurkan penawaran;
k. jenis kontrak yang akan digunakan;
l. ketentuan dan cara evaluasi berkenaan
dengan preferensi harga atas penggunaan
produksi dalam negeri;
m. ketentuan tentang penyesuaian harga;
n. risiko K3 yang mungkin timbul akibat
pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya;
o. ketentuan dan cara sub kontrak sebagian
pekerjaan kepada Usaha Mikro dan Usaha
Kecil serta koperasi kecil;
p. besaran, masa berlaku dan penjamin yang
dapat menerbitkan jaminan; dan
q. ketentuan
tentang
asuransi,
asuransi
pekerjaan.
11.5 Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan
peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan
dan keperluan peserta ditanggung masingmasing.
11.6 Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen
Pemilihan, pertanyaan dari peserta, jawaban dari
Pokja ULP, perubahan substansi dokumen, hasil
peninjauan lapangan, serta keterangan lainnya
harus dituangkan dalam Berita Acara Pemberian
Penjelasan (BAPP) yang ditandatangani oleh
anggota Pokja ULP dan minimal 1 (satu) wakil
dari peserta yang hadir.
11.7 Apabila tidak ada satupun peserta yang hadir
atau yang bersedia menandatangani BAPP, maka
BAPP cukup ditandatangani oleh anggota Pokja
ULP yang hadir.
11.8 Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada
11.6 terdapat hal-hal/ketentuan baru atau
perubahan penting yang perlu ditampung, maka
Pokja ULP menuangkan ke dalam Adendum
Dokumen Pemilihan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pemilihan.
11.9 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis,
gambar, dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan
persetujuan
PPK
sebelum
dituangkan
dalam
Adendum
Dokumen

11

11.10

11.11

11.12

11.13

Pemilihan.
Apabila ketentuan baru atau perubahan penting
tersebut tidak dituangkan dalam Adendum
Dokumen Pemilihan, maka ketentuan baru atau
perubahan tersebut dianggap tidak ada dan
ketentuan yang berlaku adalah ketentuan dalam
Dokumen Pemilihan awal.
Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil salinan BAPP dan/atau Adendum
Dokumen Pemilihan (apabila ada).
Peserta dapat mengambil salinan BAPP dan/atau
Adendum Dokumen Pemilihan yang disediakan
oleh Pokja ULP atau mengunduh melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
Sangat dianjurkan kepada peserta untuk
menghadiri pemberian penjelasan pekerjaan di
kantor dan peninjauan lapangan agar dapat
menyiapkan penawarannya dengan baik.

12. Perubahan
Dokumen
Pemilihan

12.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas


akhir pemasukan penawaran, Pokja ULP dapat
menetapkan Adendum Dokumen Pemilihan,
berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi
ketentuan
pemilihan
maupun
substansi
Dokumen Pemilihan.
12.2 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Pemilihan.
12.3 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil
salinan
Adendum
Dokumen
Pemilihan.
12.4 Peserta dapat mengambil salinan Adendum
Dokumen Pemilihan yang disediakan oleh Pokja
ULP atau mengunduhnya melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.

13. Tambahan
Waktu
Pemasukan
Dokumen
Penawaran

Dalam Adendum Dokumen Pemilihan, Pokja ULP dapat


memberikan tambahan waktu untuk memasukkan
Dokumen Penawaran.

C. Penyiapan Dokumen Penawaran


14. Biaya dalam
Penyiapan
Penawaran

14.1 Peserta menanggung semua biaya


penyiapan dan penyampaian penawaran.

dalam

15. Bahasa
Penawaran

15.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan


Bahasa Indonesia.

14.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian


apapun yang ditanggung oleh peserta.

12

15.2 Dokumen pendukung yang terkait dengan


Dokumen Penawaran dapat menggunakan Bahasa
Indonesia atau bahasa asing.
15.3 Dokumen pendukung yang berbahasa asing perlu
disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia.
Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka
yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa
Indonesia.
16. Dokumen
Penawaran

16.1

Dokumen Penawaran
kurang terdiri atas:

pokok/utama

paling

a. Dokumen Penawaran Sampul I (penawaran


administrasi dan teknis);
b. Dokumen Penawaran Sampul II (penawaran
harga).
16.2 Dokumen Penawaran Sampul I
administrasi dan teknis), meliputi:

(penawaran

a. surat penawaran administrasi dan teknis;


b. surat kuasa (apabila dikuasakan);
c. surat perjanjian kemitraan/kerja sama
operasi [dilampirkan apabila bermitra dan lulus
prakualifikasi sebagai penyedia pelaksana
konstruksi tunggal];
d. Formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
e. Jaminan Penawaran asli;
f.

sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan


Engineering
Procurement
and
Construction/EPC (apabila dipersyaratkan)

g. dokumen penawaran teknis:


1) Desain (perencanaan teknis);
2) Layanan kinerja (diperlukan
kontrak berbasis kinerja);

untuk

3) Metode pelaksanaan (untuk perencanaan


dan pelaksanaan pekerjaan);
4) Program kegiatan dan jangka waktu
pelaksanaan;
5) Proyeksi kemajuan pelaksanaan pekerjaan;
6) Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah
peralatan utama;
7) Spesifikasi teknis yang diusulkan;
8) Organisasi manajemen pelaksanaan;
9) Daftar personil inti;
10)Dampak lingkungan dan sosial;
11)RK3K;

13

12)Bagian
pekerjaan
disubkontrakkan.

yang

akan

16.3 Dokumen Penawaran Sampul II (Penawaran


Harga) meliputi:
a. Surat penawaran harga;
b. Proyeksi cashflow;
c. Perkiraan kebutuhan biaya/harga (daftar
kegiatan dan harga).
17. Harga
Penawaran

17.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam


angka dan huruf yang merupakan penjumlahan
bagian
penawaran
termasuk
pekerjaan
perencanaan, pekerjaan konstruksi, dan layanan
kinerja (apabila kontrak berbasis kinerja). Besaran
harga penawaran perencanaan menjadi satu
kesatuan dengan pekerjaan konstruksi.
17.2 Peserta mencantumkan harga kegiatan/keluaran
dan harga total untuk setiap kegiatan pekerjaan
konstruksi (perencanaan teknis dan pelaksanaan
konstruksi) dan pekerjaan layanan kinerja
(apabila kontrak berbasis kinerja) dalam
kebutuhan biaya (daftar kegiatan dan harga)
dapat dalam setiap mata pembayaran yang pokok
(milestone) atau dalam rincian. Jika harga
kegiatan/keluaran ditulis nol atau tidak
dicantumkan, maka pekerjaan tersebut tetap
harus dilaksanakan. Harga penawaran yang
mengikat adalah harga total penawaran.
17.3 Biaya overhead termasuk untuk penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain serta biaya asuransi yang harus
dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi ini telah diperhitungkan
dalam total harga penawaran.

18. Mata Uang


Penawaran
dan Cara
Pembayaran

18.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam


bentuk mata uang sebagaimana tercantum dalam
LDP.

19. Masa Berlaku


Penawaran

19.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum


dalam LDP.

18.2 Pembayaran
atas
pelaksanaan
pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

19.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan,


sebelum akhir masa berlakunya penawaran, Pokja
ULP dapat meminta kepada seluruh peserta secara
tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya
penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu
dan diperhitungkan paling kurang sampai

14

perkiraan tanggal penandatanganan kontrak.


19.3 Berkaitan dengan 19.2, maka peserta dapat :
a. menyetujui permintaan tersebut
mengubah penawaran; atau

tanpa

b. Tidak bersedia memperpanjang sesuai


permintaan
tersebut
dan
dianggap
mengundurkan diri, serta tidak dikenakan
sanksi.
20. Bentuk
Dokumen
Penawaran

Dokumen Penawaran disampaikan secara elektronik, dan


penyerahan dokumen penawaran asli hanya dilakukan
terhadap penawaran yang akan diusulkan sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan (apabila ada).

21. Jaminan
Penawaran

21.1 Penggunaan jaminan penawaran:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) yang dilaksanakan oleh badan
usaha kecil menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum, bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional), serta
diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada
Kelompok Kerja ULP
21.2 Jaminan penawaran menggunakan surat jaminan
yang dikeluarkan oleh Bank Umum, bersifat
mudah
dicairkan
dan
tidak
bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh Penyedia
Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja ULP.
21.3 Jaminan penawaran asli bagi penyedia jasa yang
mengikuti pengadaan secara elektronik wajib
diterima Pokja ULP sebelum batas waktu
pemasukan
penawaran
berakhir
khusus
pengadaan barang/jasa.
21.4 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam
mata uang penawaran sebagaimana tercantum
dalam LDP.
21.5 Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh

15

Menteri Keuangan;
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal
terakhir pemasukan penawaran dan masa
berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang
tercantum dalam Jaminan Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang
dari nilai nominal sebagaimana tercantum
dalam LDP;
e. besaran
nilai
Jaminan
Penawaran
dicantumkan dalam angka dan huruf;
f. nama Pokja ULP yang menerima Jaminan
Penawaran sama dengan nama Pokja ULP yang
mengadakan pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan; dan
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan
kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO) harus
ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO;
21.6 Jaminan Penawaran dari pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
pemenang
lelang
menyerahkan
Jaminan
Pelaksanaan dan menandatangani kontrak.
21.7 Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak
ditetapkan sebagai pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
penandatanganan kontrak.
21.8 Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan
apabila :
a. Peserta terlibat KKN;
b. menarik
kembali
penawaran
dilaksanakannya pelelangan;

selama

c. tidak bersedia menambah nilai jaminan


pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 harga penawarannya di bawah 80%
HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1

16

dan 2 dengan alasan yang tidak dapat


diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan
kontrak.
D. Dokumen Penawaran
22. Pemasukan
dan Cara
Penyampaian
Dokumen
Penawaran

22.1 Peserta menyampaikan dokumen penawaran


dengan cara mengunggah pada sistem pengadaan
secara elektronik melalui website Kementerian/
Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan sesuai
ketentuan dalam LDP.
22.2 Jika
terdapat
penarikan,
penggantian,
pengubahan, atau penambahan Dokumen
Penawaran harus disampaikan secara elektronik
dengan diberikan nama/tanda PENARIKAN,
PENGGANTIAN,
PENGUBAHAN
atau
PENAMBAHAN.

23. Batas Akhir


Pemasukan
Penawaran

E.

Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui


sistem pengadaan secara elektronik melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan
paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam LDP.

Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

24. Pembukaan
Penawaran
Sampul I

24.1 Dokumen Penawaran dibuka di hadapan peserta


pada waktu dan tempat sebagaimana tercantum
dalam LDP yang dihadiri paling kurang 2 (dua)
peserta sebagai saksi.
24.2 Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan
Dokumen Penawaran menunjukkan tanda pengenal
dan surat tugas kepada Pokja ULP.
24.3 Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu)
peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP menunda
pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua)
jam.
24.4 Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya
ada 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi,
maka pembukaan Dokumen Penawaran tetap
dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di
luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
24.5 Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk apabila
dokumen penawaran pokok/utama sebagaimana
dimaksud pada 16.1 terpenuhi. Surat pengunduran
diri (misalnya) tidak termasuk sebagai penawaran.
24.6 Apabila jumlah penawaran yang masuk kurang dari
3 (tiga) maka pelelangan dinyatakan gagal.
24.7 Pokja ULP membuka
dihadapan peserta.

Dokumen

Penawaran

24.8 Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan

17

para peserta mengenai kelengkapan/pemenuhan


Dokumen Penawaran yang meliputi :
a. surat penawaran yang didalamnya tercantum
masa
berlaku
penawaran
tetapi
tidak
mencantumkan harga penawaran;
b. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya (apabila dikuasakan);
c. Jaminan Penawaran asli;
d. surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi
(apabila bermitra);
e. dokumen penawaran teknis;
f. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
g. RK3K;
h. sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan

Engineering Procurement and Construction/ EPC


(apabila dipersyaratkan); dan
i. dokumen lain yang dipersyaratkan seperti:
Daftar barang yang diimpor (apabila impor).
24.9 Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran
pada waktu pembukaan penawaran.
24.10 Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan
Penawaran Sampul I yang paling kurang memuat :
a. jumlah Dokumen Penawaran Sampul I yang
masuk;
b. jumlah Dokumen Penawaran Sampul I yang
lengkap dan tidak lengkap;
c. kelainan-kelainan
yang
dijumpai
Dokumen Penawaran (apabila ada);

dalam

d. keterangan lain
yang dijumpai dalam
pembukaan Dokumen Penawaran Sampul I
(apabila ada);
e. tanggal pembuatan Berita Acara; dan
f. tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil
peserta yang hadir atau saksi yang ditunjuk oleh
Pokja ULP apabila tidak ada saksi dari peserta.
24.11 Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan
penawaran, maka penyebab penundaan tersebut
harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.
24.12 Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir
dan 2 (dua) orang saksi.
24.13 Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran Sampul
I.

18

24.14 Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang


hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran dan
Pokja ULP dapat mengunggah salinan tersebut
melalui website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum dalam
LDP yang dapat diunduh oleh masing-masing
peserta.
25. Klarifikasi Dan
Konfirmasi
Penawaran

25.1 Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Pokja


ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal
yang tidak jelas dalam dokumen penawaran. Peserta
harus memberikan tanggapan atas klarifikasi.
Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan
harga penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas
klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
25.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan
dokumen penawaran, Pokja ULP dapat melakukan
konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan
lapangan kepada pihak-pihak/instansi terkait.
25.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan
penawaran.

26. Hak Menolak


Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak membatalkan
atau Menerima proses pelelangan, menerima atau menolak penawaran
Penawaran
atau
semua
penawaran
setiap
saat
sebelum
penandatanganan kontrak, dan tidak dapat diminta
bertanggung jawab apapun kepada penawar atau
berkewajiban untuk menginformasikan kepada penawar
alasan dari tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan,
semua penawaran khususnya jaminan penawaran segera
dikembalikan kepada penawar.
27. Evaluasi
Penawaran
Sampul I

27.1 Data yang digunakan Pokja ULP dalam evaluasi


dokumen penawaran adalah data yang diunggah
(upload) pada sistem pengadaan secara elektronik,
sesuai dengan data syarat-syarat yang tertulis dalam
Dokumen Pemilihan.
27.2 Dalam hal terdapat lebih dari satu data dokumen
elektronik berbeda isi dan tidak saling melengkapi
serta tidak ada keterangan penarikan, penggantian,
pengubahan, atau penambahan dokumen, maka
dokumen yang digunakan untuk evaluasi adalah
dokumen yang diupload paling akhir. Tetapi jika
waktu uploadnya sama maka yang digunakan
adalah dokumen yang waktu modifikasinya paling
akhir.
27.3 Data dokumen elektronik yang rusak (sesudah
mendapat klarifikasi dari LPSE) akibat kesalahan
pengiriman dokumen oleh Penyedia Jasa, yang
mengakibatkan dokumen tersebut tidak dapat
dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen
elektronik tersebut dinyatakan tidak memenuhi
syarat.
27.4 Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran Sampul I

19

yang meliputi :
a. evaluasi administrasi; dan
b. evaluasi teknis.
27.5 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai
berikut :
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi,
mengganti dan/atau mengubah kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi
Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah
penawaran yang sesuai dengan ketentuan antara
lain disampaikan oleh penawar yang berhak,
pada waktu yang telah ditentukan, untuk paket
pekerjaan yang dilelangkan, memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan meliputi syarat
administrasi, syarat teknis dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan dan harga
yang wajar dapat dipertanggung jawabkan tanpa
ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok
atau penawaran bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pemilihan
yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan
tambahan
yang
akan
menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak
adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP selama
proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya
persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau
terjadi
pengaturan
bersama
(kolusi/
persekongkolan) antara peserta, Pokja ULP dan/
atau PPK, dengan tujuan untuk memenangkan
salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) anggota Pokja ULP dan/atau PPK yang
terlibat persekongkolan diganti, dikenakan
sanksi administrasi dan/atau pidana;

20

3) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan


menetapkan peserta lainnya yang tidak
terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana
dimaksud pada angka 3), maka pelelangan
dinyatakan gagal.
27.6 Evaluasi Administrasi :
a. evaluasi terhadap data administrasi hanya
dilakukan terhadap hal-hal yang tidak dinilai
pada saat penilaian kualifikasi;
b. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi, apabila :
1) syarat-syarat substansial yang diminta
berdasarkan
Dokumen
Pemilihan
dipenuhi/dilengkapi:
a)

surat penawaran;

b)

surat
kuasa
dari
direktur
utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa (apabila dikuasakan);

c)

Jaminan Penawaran asli;

d)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi [dievaluasi apabila bermitra dan
lulus prakualifikasi sebagai penyedia
pelaksana konstruksi tunggal];

e)

Rekapitulasi
perhitungan TKDN
(khusus untuk peserta yang tidak
menyampaikan TKDN, penawarannya
tidak digugurkan dan nilai TKDNnya
dianggap nol);

f)

dokumen lainnya (apabila dipersyaratkan, dicantumkan dalam LDP


seperti, daftar barang yang diimpor
(apabila impor);

g)

sertifikat garansi khususnya untuk


pekerjaan Engineering Procurement and
Construction/EPC
(apabila
dipersyaratkan); dan

h) dokumen penawaran teknis.


2) memenuhi kriteria sebagai berikut:
a)

surat penawaran sampul I1 memenuhi


ketentuan sebagai berikut:
(1) ditandatangani oleh :
(a) direktur utama / pimpinan

Dalam hal terdapat kesalahan penulisan nama Pokja dan/atau nama paket tidak dapat
dinyatakan gugur.

21

perusahaan;
(b) penerima kuasa dari direktur
utama/ pimpinan perusahaan/
pengurus koperasi yang nama
penerima kuasanya tercantum
dalam
akta
pendirian/
Anggaran Dasar;
(c) kepala cabang perusahaan
yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik; atau
(d) pejabat
yang
menurut
perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang
bekerja sama.
(2) jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP, dengan ketentuan:
(a) apabila ada perbedaan nilai
penulisan antara angka dan
huruf maka yang diakui adalah
tulisan huruf;
(b) apabila nilai yang tertulis
dalam angka jelas sedangkan
nilai dalam huruf tidak jelas,
maka nilai yang diakui adalah
nilai yang tertulis dalam
angka; atau
(c) apabila nilai dalam angka dan
nilai yang tertulis dalam huruf
tidak jelas, maka penawaran
dinyatakan gugur.
(3) Bertanggal.
b)

Jaminan Penawaran asli memenuhi


ketentuan sebagai berikut :
(1) diterbitkan oleh Bank Umum,
perusahaan
penjaminan
atau
perusahaan
asuransi
yang
mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship) sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak
tanggal
terakhir
pemasukan
penawaran dan masa berlakunya
tidak
kurang
dari
waktu
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(3) nama peserta sama dengan nama

22

yang tercantum dalam Jaminan


Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan Penawaran
tidak
kurang
dari
nilai
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(5) besaran nilai Jaminan Penawaran
dicantumkan dalam angka dan
huruf;
(6) nama Pokja ULP yang menerima
Jaminan Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang mengadakan
pelelangan;
(7) paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan
tanpa
syarat
(unconditional)
sebesar
nilai
Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja,
setelah
surat
pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama
perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas
nama perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria
pencairan
penawaran
sesuai
persyaratan yaitu:

jaminan
dengan

(a) Peserta terlibat KKN (yang

dilakukan oleh badan usaha


non kecil);
(b) menarik kembali penawaran
selama
dilaksanakannya
pelelangan;
(c) tidak bersedia menambah nilai
jaminan pelaksanaan dalam
hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 harga penawarannya
di bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon
pemenang
dan
calon
pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak

23

dapat diterima; atau


(e) mengundurkan diri atau gagal
tanda tangan kontrak.
(11) substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan
Penawaran
telah
diklarifikasi
dan
dikonfirmasi
secara tertulis oleh Pokja ULP
kepada penerbit jaminan.
c)

surat kuasa (apabila dikuasakan):


(1) Harus ditandatangani direktur
utama / pimpinan perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa tercantum
dalam akte pendirian/anggaran
dasar ;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa
ditandatangani
oleh
anggota
kemitraan yang diwakili menurut
perjanjian kerja sama.

d)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi (apabila bermitra) memenuhi
persyaratan antara lain sebagai berikut:
(1) mencantumkan nama kemitraan
sesuai dengan dokumen isian
kualifikasi
(2) mencantumkan
mitra/anggota;

lead

(3) mencantumkan modal


dari setiap perusahaan;

firm

dan

(sharing)

(4) mencantumkan nama pihak yang


mewakili kemitraan/KSO;
(5) ditandatangani para calon peserta
kemitraan/KSO;
e)

dokumen lain seperti daftar barang


yang
diimpor
(apabila
impor)
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
[kriteria diisi oleh Pokja ULP]

f)

sertifikat garansi khususnya untuk


pekerjaan Engineering Procurement and
Construction/EPC
(apabila
dipersyaratkan) memenuhi persyaratan
sebagai berikut: [kriteria diisi oleh Pokja
ULP]

g)

dokumen penawaran teknis.


(akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
dengan kriteria persyaratan teknis pada
tahap evaluasi teknis)

c. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara

24

tertulis terhadap hal-hal yang kurang jelas dan


meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
d. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi
dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
dan
f. apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka pelelangan
dinyatakan gagal.
27.7 Evaluasi Teknis:
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan ini;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan:
1) memberikan nilai angka tertentu pada setiap
unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan
bobot yang telah ditetapkan dalam LDP; dan
2) penawaran dinyatakan lulus teknis apabila
masing-masing unsur maupun nilai total
keseluruhan unsur memenuhi ambang batas
minimal yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan.
d. penilaian persyaratan teknis dilakukan terhadap:
1) Desain (perencanaan teknis):
a)

Desain
awal/preliminary
design
(termasuk
perhitungan
desain,
spesifikasi teknis, dan gambar-gambar
yang dibutuhkan dengan skala sesuai
yang ditentukan dalam persyaratan
teknis);

b)

Tanggapan terhadap persyaratan teknis


termasuk ketersediaan informasi yang
berhubungan dengan desain untuk
pelaksanaan pekerjaan dan secara rinci
bagaimana pencapaiannya;

c)

Menyampaikan telaahan bagaimana


usulan teknis tersebut akan diperluas
atau
dikembangkan,
termasuk
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan
seperti peta, survey, metodologi untuk
pekerjaan-pekerjaan pokok;

d)

Menyampaikan telaahan dari usulan

25

teknis
tersebut
terkait
dengan
lingkungan,
pertimbanganpertimbangan
sosial,
pencegahan
dampak negatif, resettlement, mitigasi
dampak,
kemudian
Keselamatan
Kesehatan
Kerja
(K3)
dalam
perencanaan.
Hasil penilaian usulan teknis perencanaan
harus memenuhi batas minimal nilai
ambang batas yang ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan.
2) Layanan kinerja (diperlukan untuk kontrak
berbasis kinerja);
3) Metode pelaksanaan (untuk perencanaan
dan pelaksanaan pekerjaan):
a)

Detil Engineering Desain


(1) Tanggapan terhadap preliminary
design
(perhitungan
desain,
spesifikasi teknis, dan gambargambar
dalam
dokumen
penyetaraan);
(2) Tahap
Asistensi
Engineering
Struktur, Mekanikal & Elektrikal,
Interior & Landscape;
(3) Tahap analisa Material ( colour
scheme) terhadap target Biaya
(RAB);
(4) Tahap Detail engineering Design
(DED) / Bestek Gambar kerja
detail;
(5) Tahap rancangan
schedule Pekerjaan.

Penyusunan

b)

Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;

c)

kesesuaian dengan kebutuhan dan


persyaratan teknis yang ditetapkan
sekurang-kurangnya sebagai berikut:
(1) pengaturan dan metode dari
usulan
penawar
terhadap
pelaksanaan pekerjaan terintegrasi
yang
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan serta penyelesaian
pekerjaan dalam jangka waktu
yang ditetapkan;
(2) pengaturan dalam hal mengelola
koordinasi
penggunaan
akses
lapangan;
(3) tanggapan
terhadap
kondisi
sumber-sumber
material
dan

26

keterbatasan yang ada;


(4) tanggapan
terhadap
traffic
management maupun logistik;
(5) tanggapan terhadap pengaturan
yang
berhubungan
dengan
pengaturan rencana serah terima,
penyelesaian as-built drawings,
persiapan pedoman pengoperasian
dan pemeliharaan, dan lain-lain;
(6) dan lain-lain yang diperlukan.
4) Program kegiatan dan jangka waktu
pelaksanaan
Jangka/Jadwal
Waktu
Pelaksanaan
Pekerjaan dan jadwal kegiatan untuk
pelaksanaan pekerjaan terintegrasi yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan serta
penyelesaian pekerjaan termasuk estimasi
terhadap waktu dimulai dan berakhirnya
setiap komponen dan jenis pekerjaan pokok
(major milestone) serta critical path.
Progran dan jadwal pelaksanaan disusun
berdasarkan persyaratan teknis dalam
Dokumen Pemilihan termasuk dan tidak
terbatas:
a)

Rincian jadwal untuk perencanaan


pekerjaan
termasuk
penyerahan
dokumen perencanaan, reviu, serta
persetujuannya oleh pemberi tugas;

b)

Rincian
jadwal
kegiatan
untuk
pelaksanaan pekerjaan dapat dalam
bentuk barchart (PRT) atau Critical Part
Methode (CPM) atau lainnya yang
menunjukkan critical path, urut-urutan
pekerjaan dan waktu pelaksanaan
sesuai dengan usulan penyelesaian
pekerjaan;

c)

Rincian
jadwal
kegiatan
untuk
pelaksanaan
pengujian/
test,
commisioning, dan serah terima
pekerjaan selesai dalam jangka waktu
pelaksanaan yang ditetapkan.

5) Proyeksi kemajuan pelaksanaan pekerjaan.


Memberikan gambaran kemajuan pekerjaan
termasuk perencanaan pada periode
bulanan yang tertentu sampai pekerjaan
selesai dilaksanakan.
6) Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah
peralatan utama.
jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan minimal yang akan digunakan

27

dan dapat menunjukkan bahwa peralatan


tersebut memiliki kapasitas/kemampuan
dalam memenuhi persyaratan peralatan
untuk menyelesaikan pekerjaan. dievaluasi
dan dibuktikan apabila mengajukan peralatan
utama minimal yang berbeda dari dokumen
isian kualifikasi]
7) Spesifikasi teknis yang diusulkan.
Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan
minimal dari setiap elemen yang ditetapkan
dalam
persyaratan
teknis
Dokumen
Pemilihan.
8) Organisasi manajemen pelaksanaan.
Struktur
organisasi
pelaksanaan
memberikan gambaran menyeluruh untuk
penyelesaian pekerjaan pokok (major

milestone).
9) Daftar personil inti.
Personil inti yang akan ditempatkan secara
penuh
sesuai dengan persyaratan serta
posisinya dalam manajemen pelaksanaan
pekerjaan
sesuai
dengan
organisasi
pelaksanaan yang diajukan. [dievaluasi dan
dibuktikan apabila mengajukan personil inti
yang berbeda dari dokumen isian kualifikasi]
10) Dampak lingkungan dan sosial.
Menjelaskan pendekatan yang diusulkan
untuk mengelola dampak lingkungan dan
social selama pelaksanaan proyek.
11) RK3K.
memenuhi persyaratan yaitu adanya sasaran
dan program K3 yang secara umum
menggambarkan
penguasaan
dalam
mengendalikan risiko bahaya K3.
12) Bagian
pekerjaan
yang
akan
disubkontrakkan.
Bagian
pekerjaan
yang
akan
disubkontrakkan sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam dokumen
pemilihan.
e. Hasil penilaian teknis harus melewati nilai
ambang batas masing-masing unsur maupun
nilai ambang batas total keseluruhan unsur yang
ditetapkan dalam LDP.
f. Pokja ULP dapat meminta uji mutu/ teknis/
fungsi untuk bahan/ alat tertentu sebagaimana
tercantum dalam LDP.
g. apabila peserta yang lulus evaluasi sampul I
kurang dari 3 (tiga), maka proses pelelangan
tetap dilanjutkan.

28

h. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi


teknis maka pelelangan dinyatakan gagal.
b. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
diundang
untuk
mengikuti
pembukaan
Penawaran Sampul II (Penawaran Harga).
27.8 Kelompok Kerja ULP menetapkan daftar peserta
yang lulus evaluasi Sampul I.
28. Pemberitahuan 28.1
/Pengumuman
kepada Peserta
yang Lulus
Evaluasi
Sampul I

Pokja ULP memberitahukan hasil evaluasi Sampul I


kepada seluruh peserta dan ditayangkan di website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP dan
papan pengumuman resmi untuk masyarakat, yang
sekurang-kurangnya memuat :
a. nama paket pekerjaan;
b. nama dan alamat peserta;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. hasil evaluasi persyaratan administrasi;
e. nilai teknis semua peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis; dan
f. ambang batas nilai teknis.

29. Pembukaan
Penawaran
Sampul II

28.2

Pokja ULP mengundang semua peserta yang lulus


evaluasi Sampul I untuk pembukaan Dokumen
Penawaran Sampul II.

28.3

Undangan mencantumkan hari, tanggal, waktu dan


tempat pembukaan penawaran sampul II.

29.1

Penawaran Sampul II dibuka di hadapan peserta


pada waktu dan tempat sesuai undangan yang
dihadiri paling kurang 2 (dua) peserta sebagai saksi.

29.2

Ketidakhadiran peserta pada saat pembukaan


Dokumen Penawaran tidak boleh dijadikan dasar
untuk menolak/menggugurkan penawaran.

29.3

Perwakilan peserta yang hadir pada saat


pembukaan Penawaran menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.

29.4

Apabila tidak terdapat peserta atau hanya ada 1


(satu) peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP
menunda pembukaan Penawaran selama 2 (dua)
jam.

29.5

Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya


ada 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi,
maka pembukaan Penawaran tetap dilanjutkan
dengan menunjuk saksi tambahan di luar Pokja ULP
yang ditunjuk oleh Pokja ULP.

29.6

Pokja ULP membuka Dokumen Penawaran Sampul


II dihadapan para peserta.

29

29.7

29.8

Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan


para peserta mengenai kelengkapan Dokumen
Penawaran yang meliputi :
a. surat penawaran harga yang didalamnya
tercantum masa berlaku penawaran dan total
harga penawaran (dalam angka dan huruf);
b. proyeksi cashflow;
c. perkiraan kebutuhan biaya/harga (daftar
kegiatan dan harga).
Pokja ULP membuat dan menandatangani Berita
Acara Pembukaan Penawaran Sampul II yang paling
kurang:
a. jumlah dokumen penawaran sampul II yang
masuk;
b. jumlah dokumen penawaran sampul II yang
lengkap dan tidak lengkap;
c. harga penawaran masing-masing peserta;
d. kelainan-kelainan yang dijumpai
Dokumen Penawaran; (apabila ada)

dalam

e. keterangan lain yang dianggap perlu;


f. tanggal pembuatan Berita Acara; dan
g. tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil
peserta yang hadir atau saksi yang ditunjuk oleh
Pokja ULP bila tidak ada saksi dari peserta.
29.9

Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan


penawaran, maka penyebab penundaan tersebut
harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.

29.10 Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara


ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir
dan 2 (dua) orang saksi.
29.11 Berita Acara Pembukaan Penawaran Sampul II
dilampiri Dokumen Penawaran Sampul II.
29.12 Salinan Berita Acara Pembukaan Penawaran Sampul
II dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa
dilampiri Dokumen Penawaran Sampul II dan Pokja
ULP dapat mengunggah salinan tersebut melalui
website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum dalam
LDP yang dapat diunduh oleh masing-masing
peserta.
30. Evaluasi
Penawaran
Sampul II
(Harga)

30.1

Sebelum evaluasi penawaran harga,


koreksi aritmatik dengan ketentuan :

dilakukan

a. Koreksi aritmatik untuk penawaran kontrak


lump sum yang melampirkan kebutuhan
biaya/harga
hanya
dilakukan
untuk
menyesuaikan
volume
pekerjaan
yang
tercantum dalam daftar keluaran/kegiatan dan
harga dengan yang tercantum dalam dokumen

30

pemilihan tanpa mengubah nilai penawaran;


b. Harga penawaran kontrak Lump Sum
1) apabila ada perbedaan antara penulisan nilai
harga penawaran antara angka dan
huruf,nilai yang diakui adalah nilai dalam
tulisan huruf;
2) apabila penawaran dalam angka tertulis
dengan jelas sedangkan dalam huruf tidak
jelas, nilai yang diakui adalah nilai dalam
tulisan angka; atau
3) apabila penawaran dalam angka dan huruf
tidak jelas, penawaran dinyatakan gugur.
30.2

Pelaksanaan evaluasi dilakukan Pokja ULP terhadap


3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi
aritmatik.

30.3

Apabila terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar yang


menawarkan harga kurang (di bawah) dari HPS
maka proses lelang tetap dapat dilanjutkan dengan
melakukan evaluasi penawaran.

30.4

Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal


yang pokok atau penting, dengan ketentuan total
harga penawaran terhadap nilai total HPS:

30.5

a.

apabila total harga penawaran atau penawaran


terkoreksi melebihi nilai total HPS, dinyatakan
gugur; dan/atau

b.

apabila semua harga penawaran atau


penawaran terkoreksi di atas nilai total HPS,
pelelangan dinyatakan gagal.

Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan


ketentuan sebagai berikut:
a.

Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat


Komponen Dalam Negeri (TKDN) berbeda
dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
1) Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga dalam
hal harga penawaran nilainya di bawah
80% (delapan puluh perseratus) HPS,
dengan ketentuan:
a. Meneliti dan menilai kewajaran harga
satuan dasar meliputi harga upah,
bahan, dan peralatan dari harga satuan
penawaran, sekurang-kurangnya pada
setiap mata pembayaran utama;
b. Meneliti
dan
menilai
kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur upah,
bahan, dan peralatan dalam Analisa
Harga Satuan;

31

c. Hasil penelitian butir a. dan butir b.


digunakan untuk menghitung harga
satuan yang dinilai wajar tanpa
memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan; dan
d. Harga satuan yang dinilai wajar
digunakan untuk menghitung total harga
penawaran yang dinilai wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Total harga sebagaimana dimaksud pada
huruf d. dihitung berdasarkan volume
yang ada dalam daftar kuantitas dan
harga.
Apabila total harga penawaran yang
diusulkan lebih kecil dari hasil evaluasi
sebagaimana tersebut diatas, maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar dan
gugur harga.
Apabila total harga penawaran lebih besar
dari hasil evaluasi sebagaimana tersebut
diatas, maka harga penawaran dinyatakan
wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk
sebagai pemenang pelelangan, harus
bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus)
dari nilai total HPS.
Apabila peserta yang bersangkutan tidak
bersedia
menaikkan
nilai
Jaminan
Pelaksanaan menjadi sebesar 5% HPS,
penawarannya digugurkan dan Jaminan
Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam
Daftar Hitam
30.6 Memperhitungkan
preferensi
harga
atas
penggunaan produksi dalam negeri (apabila
memenuhi persyaratan diberlakukannya preferensi
harga) dengan ketentuan Perhitungan Tingkat
Komponen
Dalam
Negeri
(TKDN)
yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian
sendiri (self assessment), digunakan dalam evaluasi
penawaran harga apabila pelelangan pekerjaan
tersebut diberlakukan preferensi harga yaitu
apabila memenuhi ketentuan :
a. Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam
negeri
diberlakukan
pada
Pengadaan
Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi
hanya berlaku untuk Pengadaan Barang/Jasa
bernilai diatas Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah) sampai dengan 31 Desember 2013 dan
mulai 1 Januari 2014 untuk Pengadaan
Barang/Jasa bernilai diatas Rp1.000.000.000,00

32

(satu miliar rupiah); dan


b. Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih
besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan formulir
perhitungan TKDN maka peserta dianggap tidak
menginginkan diberlakukan preferensi harga
bagi penawarannya dan tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN
merujuk pada ketentuan yang ditetapkan oleh
Menteri yang membidangi urusan perindustrian
dengan tetap berpedoman pada tata nilai
Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana diatur
dalam Peraturan Presiden nomor 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya.

31. Sistem Nilai

c. rumus penghitungan sebagai berikut :


1
HEA
HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP
= Koefisien Preferensi (Tingkat
Komponen
Dalam
Negeri
(TKDN)
dikali
Preferensi
tertinggi Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga
Penawaran/terkoreksi
yang
memenuhi persyaratan lelang
dan telah dievaluasi).
d. pemberian Preferensi Harga tidak mengubah
Harga Penawaran dan hanya digunakan oleh
Pokja ULP untuk keperluan perhitungan HEA
guna menetapkan peringkat pemenang.
31.1 Penilaian sistem nilai dilakukan dengan cara:
a. memberikan Nilai Tertimbang (NT) tertinggi
100% (seratus per seratus) untuk penawaran
harga terendah;
b. menghitung Nilai Tertimbang (NT) penawaran
harga peserta lain dengan membandingkan
penawaran harga terendah dengan harga
penawarannya;
c. menghitung Nilai Evaluasi (NE) masing-masing
peserta lain dengan mengalikan Nilai
Tertimbang (NT) dengan bobot harga yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan; dan
d. menghitung nilai kombinasi antara nilai
penawaran teknis dengan Nilai Evaluasi (NE)
harga.

33

Keterangan :
NTi = harga penawaran terendah
harga penawaran i
NEi = NTi x bobot harga
i = peserta
31.2 Dihitung nilai kombinasi antara nilai Penawaran
Teknis (dengan bobot 10% 30%) dengan nilai
HEA (dengan bobot 70% 90%), sebagaimana
tercantum dalam LDP.
31.3 Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki
nilai kombinasi yang sama, maka Pokja ULP
memilih peserta yang mempunyai kemampuan
teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan.
31.4 Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga
tidak wajar akibat terjadinya persaingan usaha
tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) sebagaimana ketentuan
peraturan dan perundang-undangan, maka
pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang
terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam.
31.5

F.

Pokja ULP menyusun urutan 3


sebagai calon pemenang dan
cadangan 1 dan 2 (apabila ada),
dimulai dari penawaran yang
kombinasi tertinggi.

(tiga) penawaran
calon pemenang
dengan ketentuan
mempunyai nilai

Penetapan Pemenang

32. Penetapan
Pemenang

32.1 Pokja ULP membuat Surat Penetapan Pemenang


untuk nilai sampai dengan Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah) berdasarkan Berita Acara
Hasil Pelelangan (BAHP).
32.2 PA membuat Surat Penetapan Pemenang untuk nilai
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) setelah mendapat usulan dari Pokja ULP,
dengan ketentuan:
c. usulan penetapan pemenang ditembuskan
kepada
PPK
dan
APIP
Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi; dan
d. apabila PA tidak setuju dengan usulan Pokja ULP
dengan alasan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, maka PA
memerintahkan evaluasi ulang atau menyatakan
pelelangan gagal.
32.3 Dalam hal nilai penetapan pemenang sampai dengan
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dan nilai pemenang cadangan diatas

34

Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah),


maka penetapannya oleh PA setelah mendapatkan
usulan dari Pokja ULP.
32.4 Dalam hal peserta mengikuti beberapa paket
pekerjaan yang dilelangkan oleh Pokja ULP, dan
beberapa penawarannya terendah serta berdasarkan
sisa kemampuan menangani paket (SKP), akan
ditetapkan sebagai calon pemenang oleh Pokja ULP
pada paket berdasarkan pilihan penyedia jasa setelah
mempertimbangkan ketersediaan peralatan dan
personil setelah dilakukan klarifikasi.
32.5 Dalam hal peserta mengikuti pelelangan beberapa
paket pekerjaan konstruksi dalam waktu bersamaan:
a. menawarkan peralatan yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan peralatan tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan
dinyatakan gugur.
b. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dikecualikan dengan syarat kapasitas dan
produktifitas peralatan secara teknis dapat
menyelesaikan pekerjaan lebih dari
1 (satu)
paket.
c. menawarkan personil yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan personil tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan personil tidak ada dan
dinyatakan gugur.
d. menawarkan personil yang sedang bekerja di
paket lain, maka pada saat akan ditetapkan
sebagai pemenang dipastikan sudah tidak terikat
pada paket lain.
32.6 Penetapan pemenang disusun
urutannya dan harus memuat:

sesuai

dengan

a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;


b. nama dan alamat Penyedia serta harga
penawaran atau harga penawaran terkoreksi;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis,
harga; dan

35

e. evaluasi kualifikasi.
32.7 Data
pendukung
yang
diperlukan
menetapkan pemenang adalah:

untuk

a. Dokumen Pemilihan beserta adendum (apabila


ada);
b. BAPP;
c. BAHP; dan
d. Dokumen Penawaran dari pemenang dan
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang
telah diparaf anggota Pokja ULP dan 2 (dua)
wakil peserta/saksi.
32.8 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan
pemenang dan mengakibatkan surat penawaran dan
Jaminan Penawaran habis masa berlakunya,
dilakukan konfirmasi kepada calon pemenang, calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk
memperpanjang masa berlaku surat penawaran dan
Jaminan Penawaran sampai dengan perkiraan
jadwal penandatanganan kontrak. Calon pemenang,
calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
yang tidak bersedia memperpanjang surat
penawaran dan Jaminan Penawaran dapat
mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi.
33. Pengumuman
Pemenang

Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang


cadangan 1 dan 2 (apabila ada) kepada masyarakat di
website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan
pengumuman resmi yang memuat sekurang-kurangnya :
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia;
c. harga penawaran;
d. harga penawaran terkoreksi;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
f. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan
kualifikasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi
dilengkapi dengan penjelasan untuk setiap penawaran
yang dinyatakan gugur dari substansi yang dievaluasi
(alasan gugur administrasi/teknis/harga).

34. Sanggahan

34.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat


menyampaikan sanggahan secara tertulis atas
penetapan pemenang kepada Pokja ULP dalam
waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman
pemenang, disertai bukti terjadinya penyimpangan,
dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
34.2 Sanggahan diajukan oleh peserta yang memasukkan
penawaran baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta lain, ditandatangani

36

oleh :
a. direktur utama/ pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum
dalam
akte
pendirian
atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan bukti
otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
34.3 Sanggahan diajukan apabila terjadi penyimpangan
prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur
yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya dan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan;
b. rekayasa
tertentu
sehingga
terjadinya persaingan usaha
dan/atau

menghalangi
yang sehat;

c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP


dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
34.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja
ULP menyatakan pelelangan gagal.
34.5 Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dan
tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud pada
35.2. dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
34.6 Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK
atau disampaikan dan diterima diluar masa sanggah,
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
35. Sanggahan
Banding

35.1 Peserta sebagaimana dimaksud pada 34 apabila tidak


sependapat dengan jawaban sanggahan dari Pokja
ULP, dapat mengajukan sanggahan banding secara
tertulis kepada Menteri/ Kepala Lembaga/ Kepala
Daerah/ Pimpinan Institusi atau Pejabat yang
menerima
penugasan
menjawab
sanggahan
banding, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
menerima jawaban sanggahan, dengan tembusan
kepada PPK, Pokja ULP, dan APIP Kementerian/
Lembaga/
Pemerintah
Daerah/
Institusi
sebagaimana tercantum dalam LDP.
35.2 Peserta yang akan melakukan sanggahan banding

37

harus memberikan Jaminan Sanggahan Banding


yang diterbitkan oleh Bank Umum dan ditujukan
kepada Pokja ULP sebesar 1% (satu perseratus) dari
HPS sebagaimana tercantum dalam LDP dengan
masa berlaku 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal
pengajuan sanggahan banding.
35.3 Sanggahan
pelelangan.

banding

menghentikan

proses

35.4 Sanggahan banding yang diajukan bukan dari


peserta yang tidak sependapat dengan jawaban
sanggahan sebagaimana dimaksud pada 35.1 atau
tidak ditandatangani seperti halnya sanggahan
sebagaimana dimaksud pada 34.2, dianggap sebagai
pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti serta
tidak menghentikan proses pelelangan.
35.5 Sanggahan banding yang disampaikan bukan
kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi atau Pejabat yang menerima
penugasan menjawab sanggahan banding atau
disampaikan dan diterima di luar masa sanggahan
banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses pelelangan.
35.6 Dalam hal jawaban sanggahan banding berupa
evaluasi ulang, maka terhadap penetapan pemenang
tidak dapat dilakukan sanggahan dan sanggahan
banding lagi.
G. Penunjukan Pemenang Pengadaan
36. Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa

36.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil


Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan tembusan
kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
36.2 PPK menerbitkan SPPBJ, dengan ketentuan apabila:
a. pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi
masih berlaku;
b. tidak ada sanggahan dari peserta;
c. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti
tidak benar; atau
d. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding
berakhir.
36.3 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan
tersebut, dengan ketentuan :
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri
dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh
Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP;

38

b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri


dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif
oleh Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dimasukkan dalam Daftar Hitam /Black List; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia
ditunjuk karena masa penawarannya sudah
tidak berlaku, maka tidak dikenakan sanksi dan
Jaminan Penawaran yang bersangkutan tidak
boleh dicairkan.
36.4 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan
diri, maka penunjukan pemenang dapat dilakukan
kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan
peringkat, selama masa surat penawaran dan
Jaminan Penawaran pemenang cadangan masih
berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
36.5 Apabila
semua
pemenang
yang
ditunjuk
mengundurkan diri, maka pelelangan dinyatakan
gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari
PPK.
36.6 SPPBJ harus diterbitkan, dengan ketentuan:
a. Paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah
pengumuman penetapan pemenang, apabila
tidak ada sanggahan; atau
b. Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah semua
sanggahan dan sanggahan banding dijawab.
36.7 Di dalam SPPBJ disebutkan/ditegaskan/ditulis bahwa
penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan
sebelum penandatanganan kontrak.
37. Kerahasiaan
Proses

37.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia


dan dilaksanakan oleh pokja ULP secara independen.
37.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian,
evaluasi, klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon
pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta,
atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai
keputusan pemenang diumumkan.
37.3 Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses
evaluasi dokumen penawaran atau keputusan
pemenang
akan
mengakibatkan
ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.
37.4 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP
bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman
pemenang.

H. Pelelangan Gagal

39

38. Pelelangan
Gagal

38.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila :


a. jumlah peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta;
b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi
penawaran;
c. dalam
evaluasi
penawaran
ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat;
d. harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi
dari HPS;
e. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan
Dokumen Pemilihan ternyata benar;
f. sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi
Dokumen Pemilihan ternyata benar; atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan
1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan
sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
pembuktian kualifikasi.
38.2 PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP
menyatakan pelelangan gagal, apabila :
a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP
sependapat dengan PPK yang tidak bersedia
menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan
tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang
melibatkan Pokja ULP dan/atau PPK ternyata
benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat dalam pelaksanaan Pelelangan dinyatakan
benar oleh pihak berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas
kesalahan prosedur yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan ternyata benar;
e. Dokumen Pemilihan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai
menyimpang dari Dokumen Pemilihan;

atau

g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan


1 dan 2 mengundurkan diri; atau

40

h. pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan


Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya.
38.3 Menteri/Kepala
Lembaga/Pimpinan
Institusi
menyatakan pelelangan gagal, apabila :
a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya
pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan KPA, PPK dan/atau
Pokja ULP, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan KPA, ternyata benar.
38.4 Kepala Daerah menyatakan pelelangan gagal,
apabila:
a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya
pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan PA, KPA, PPK
dan/atau Kelompok Kerja ULP, ternyata benar;
atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan PA dan/atau KPA, ternyata benar.
38.5 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP
memberitahukan kepada seluruh peserta.
38.6 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal,
Pokja ULP atau Pokja ULP pengganti (apabila diganti)
meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
pelelangan gagal, untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.
I.

Surat Jaminan Pelaksanaan

39. Surat Jaminan


Pelaksanaan

39.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
a. diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk
bank
perkreditan
rakyat),
perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai
program
asuransi
kerugian
(suretyship) sebagaimana yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak
(PHO) sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama penyedia sama dengan nama yang
tercantum dalam surat Jaminan Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang

41

dari nilai jaminan yang ditetapkan;


e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan
dalam angka dan huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan
sama dengan nama PPK yang menandatangani
kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
jaminan dalam jangka waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit
Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO
harus ditulis atas nama Kemitraan/KSO; dan
j. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak
penjamin.
39.2 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk
menyerahkan
Surat
Jaminan
Pelaksanaan
dipersamakan
dengan
menolak
untuk
menandatangani Kontrak atau tidak menerima
keputusan
penunjukan
sebagai
penyedia
barang/jasa, maka akan dikenakan sanksi.

J.

39.3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat


Jaminan Pelaksanaan diatur dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak.
Penandatanganan Kontrak

40. Penandatanganan
Kontrak

40.1 Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


dilakukan setelah DIPA/DPA ditetapkan.
40.2 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib
memastikan Isian Kualifikasi masih berlaku/valid.
Apabila terdapat data isian kualifikasi tidak valid,
maka kontrak tidak ditandatangani.
40.3 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat
14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ
dan setelah penyedia menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, dengan ketentuan :
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh
perseratus) sampai dengan 100% (seratus
perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai Kontrak;
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan
puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar
5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.
40.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah

42

substansi Dokumen Pemilihan sampai dengan


penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat
waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.
40.5 Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan
melewati batas tahun anggaran, penandatanganan
kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan
kontrak tahun jamak.
40.6 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak
meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan
huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.
40.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen
Kontrak dalam Surat Perjanjian, dengan maksud
apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian
satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan
sebagai berikut :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan
harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya
SPPBJ, BAHP, BAPP.
40.8 Banyaknya rangkap
kebutuhan, yaitu :

seperti:
kontrak

jaminan-jaminan,
dibuat

sesuai

a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri


dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh PPK;
b. rangkap kontrak lainnya (apabila diperlukan)
tanpa dibubuhi materai.
40.9 Penandatanganan
Kontrak
bernilai
diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum
Kontrak.
40.10 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas
43

nama penyedia adalah Direksi yang disebutkan


namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar,
yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

44

BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A. Penerapan IKP
dan LDP

B. Lingkup
Pekerjaan

Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis


pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan
Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data
Pemilihan (LDP)
1.

a. Pokja ULP:
....................................
[diisi nama Pokja ULP]
b. Alamat Pokja ULP:
....................................
...................................

2.

Website: ....................

3.

a. Nama paket pekerjaan: ....................................

4.

[Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]

b. Uraian singkat pekerjaan: ..................


.................................... .................. ..................
[diisi uraian secara singkat dan jelas pekerjaan/ kegiatan
yang dilaksanakan]
Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: ..............
(........................) hari kalender.
[diisi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan]

C. Sumber Dana

Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


....................... Tahun Anggaran ..................
[diisi sesuai dokumen anggaran untuk pembiayaannya]

D. Pendayagunaan
Produksi Dalam
Negeri

Preferensi harga ........... [diisi diberikan/tidak


diberikan] terhadap penawaran peserta.
Catatan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri
diberlakukan pada Pengadaan Barang/Jasa yang
dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk
Pengadaan
Barang/Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan.
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih besar
atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila paket pekerjaan yang dilelangkan memenuhi
ketentuan 1) dan 2) maka diberlakukan preferensi

45

harga dan diisi diberikan.

E. Pemberian
Penjelasan
Dokumen
Pemilihan dan
Peninjauan
Lapangan

F. Dokumen
Penawaran

1.

Pemberian Penjelasan Dokumen Pemilihan akan


dilaksanakan pada:
Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem
pengadaan secara elektronik.

2.

Peninjauan lapangan akan dilaksanakan pada:


Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem
pengadaan secara elektronik.

1.

Memiliki kemampuan menyediakan Personil2 yang


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai
berikut:
a. Tenaga Ahli bagi usaha non kecil
No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
diusulkan
3

Pengalaman
Kerja
(tahun)
4

Profesi/
Keahlian
5

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/keahlian, profesi/keahlian yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

b. Tenaga Teknis bagi usaha kecil


No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
akan diusulkan
3

Lama
Pengalaman
Kerja (tahun)
4

Profesi/
keterampilan
5

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/ keterampilan, profesi/ keterampilan yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

Personil yang dimaksud adalah personil manajerial (ahli/terampil) pada organisasi


pelaksanaan pekerjaan. Untuk usaha non kecil tidak termasuk tenaga terampil dan/atau
personil pendukung, sedangkan untuk usaha kecil cukup personil pelaksana (tenaga terampil).

46

2.

Memiliki
kemampuan
untuk
menyediakan
peralatan
untuk
melaksanakan
pekerjaan
konstruksi ini, yaitu:
No.
1.
2.
3.
Dst.

Jenis
......
......
......
......

Kapasitas
......
......
......
......

Jumlah
......
......
......
......

[diisi jenis, kapasitas, jumlah peralatan utama minimal


yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama
yang dilelangkan]

3.

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan3


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan yang disubkontrakkan


......

[diisi oleh Pokja, Pokja menetapkan Daftar pekerjaan


yang akan disubkontrakkan atau Pokja menetapkan
Penyedia untuk menentukan sendiri bagian pekerjaan
yang akan disubkontrakkan]
Persyaratan subkontrak pekerjaan konstruksi:
nilai penawaran > Rp 25.000.000.000, Peserta
wajib ada subkontrak, dalam hal Pokja menetapkan
Daftar pekerjaan yang akan disubkontrakkan, maka
Peserta wajib memenuhi daftar tersebut.

Penawaran terkait dengan pekerjaan subkontrak


memenuhi syarat apabila:
a. Penyedia yang menawar dengan harga di atas Rp
25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
rupiah) bekerja sama dengan penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Kecil, yaitu
dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan utama.
b. Penyedia
tidak
mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama.
c. Penyedia Usaha Kecil (termasuk Mikro dan
Koperasi Kecil) tidak mensubkontrakkan
pekerjaan yang diperoleh.

Ketentuan bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan adalah bukan merupakan pekerjaan
utama, kecuali pekerjaan spesialis.

47

4.

Sebagai pekerjaan utama4 adalah:


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Utama


......

[diisi, nama-nama pekerjaan utama]

5.

Sebagai pekerjaan penunjang/sementara sebagai


pendukung pekerjaan utama adalah:
No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Penunjang/Sementara


......

[diisi, nama-nama pekerjaan penunjang/sementara

sebagai pendukung pekerjaan utama]


5.

Identifikasi bahaya5
No.

Jenis/Tipe
Pekerjaan

Identifikasi Jenis
Bahaya & Risiko K3

1.
Dst.

6.

G. Mata Uang
Penawaran dan
Cara
Pembayaran

4
5

[diisi, jenis/tipe pekerjaan yang mengandung bahaya


serta identifikasi jenis bahaya & risiko K3 dari jenis
pekerjaan dimaksud]
Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu
diperlukan untuk:
a. Bahan konstruksi permanen: ..................
Contoh: geotextile, bearing pad
[bukan bahan konstruksi seperti semen, aspal, dll]
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi permanen:
..................
Contoh: lift, pompa air
[bukan alat untuk menyelesaikan pekerjaan
konstruksi seperti excavator, bulldozer, dll]
[diisi, tidak ada apabila tidak diperlukan]

1.

Mata uang yang digunakan ..................


[diisi Rupiah atau mata uang lainnya apabila ditentukan]

2.

Pembayaran
dilakukan
dengan
cara
....................................
[diisi: bulanan (monthly certificate) atau angsuran
(termin) didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang telah dilaksanakan]

Ditetapkan oleh PPK.


Ditetapkan oleh PPK.

48

H. Masa
Berlakunya
Penawaran

I. Jaminan
Penawaran

Masa berlaku penawaran selama ..................


(..................) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan penawaran.
[diisi dengan memperhitungkan awal pemasukan
penawaran sampai dengan penandatanganan kontrak]
1.

Besarnya Jaminan Penawaran adalah :


Rp....................................(......................................)
[diisi, besar nominal antara 1% sampai dengan 3% dari
nilai total HPS]

2.

Jaminan penawaran berlaku selama ..................


(..................) hari kalender dan efektif mulai tanggal
[diisi sesuai dengan batas akhir pemasukan
penawaran].

J. Penyampaian
Dokumen
Penawaran

Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik.

dalam

sistem

K. Batas Akhir
Waktu
Pemasukan
Penawaran

Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik.

dalam

sistem

L. Pembukaan
Penawaran

Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik.

dalam

sistem

M. Sistem Nilai

[Kriteria penilaian menggunakan kriteria yang telah


ditetapkan oleh pejabat eselon 1 dari masing-masing
Satuan Unit Kerja sesuai dengan tugas, fungsi dan
lingkup programnya]

1.

Bobot teknis: ......... [diisi antara 10% - 30%]


a. Nilai ambang batas masing-masing unsur sesuai
yang ditetapkan
b. Nilai ambang batas total keseluruhan unsur
..............
1) Metode Pelaksanaan Pekerjaan, bobot ...%,
nilai max ..., nilai min ...
Sub unsur dan kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
3) Dst.
2) Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan, bobot
...%, nilai max ..., nilai min ...
Kriteria penilaian:

49

2.
N. Sanggahan, Dan
Sanggahan
Banding

1) ............
2) ............
3) Dst.
3) Peralatan utama minimal, bobot ...%, nilai
max ..., nilai min ...
Sub unsur dan kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
3) Dst.
4) Spesifikasi Teknis, bobot ...%, nilai max ...,
nilai min ...
Kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
3) Dst.
5) Personil Inti, bobot ...%, nilai max ..., nilai min
...
Sub unsur dan kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
3) Dst.
6) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan,
bobot ...%, nilai max ..., nilai min ...
Kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
3) Dst.
7) Sertifikat Garansi, bobot ...%, nilai max ...,
nilai min ...
Kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
3) Dst.
8) RK3K, bobot ...%, nilai max ..., nilai min ...
Kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
9) Dst.
Bobot harga: ......... [diisi antara 70% - 90%]

1.

Sanggahan ditujukan kepada ....................................


[diisi nama Pokja ULP,]

2.

Tembusan sanggahan ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. KPA .................. [diisi nama KPA]
c. APIP.................. [diisi nama APIP]
d. ................. [diisi Pejabat yang menerima penugasan
menjawab
sanggahan
banding,
apabila

50

3.

4.

O. Jaminan
Sanggahan
Banding

1.
2.

didelegasikan]
e. ................. [diisi Menteri/ Kepala Lembaga/ Kepala
Daerah/ Pimpinan Institusi]
Sanggahan
banding
ditujukan
kepada
.................................... [diisi nama Menteri/ Kepala
Lembaga/ Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi atau
Pejabat yang menerima penugasan menjawab sanggahan
banding, contoh: Menteri Pekerjaan Umum]

Tembusan sanggahan banding ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. Pokja ULP .................. [diisi nama Pokja ULP]
c. APIP........
[diisi
nama
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi]
Jaminan Sanggahan Banding ditujukan kepada
......... [diisi nama Pokja ULP].
Besarnya jaminan sanggahan banding: Rp..................
(....................................)
[diisi sebesar 1% (satu perseratus) dari nilai total HPS]

51

BAB IV
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
A.

BENTUK SURAT PENAWARAN SAMPUL I


CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]


Nomor
:
Lampiran :

................, .................. 20....

Kepada Yth.:
Pokja .................. ULP .................. [Satker/Balai]
[diisi oleh Pokja ULP]
di
......................................................
Perihal

: Penawaran Sampul I (Administrasi dan Teknis) Pekerjaan


.................................... [nama pekerjaan diisi oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan


Dokumen Pemilihan nomor: ................................... tanggal ...................... dan
setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen Pemilihan dan Berita Acara
Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pemilihan, apabila ada], dengan
ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan .................. .................. [diisi
oleh Pokja ULP] sebesar Rp.................. (...............dalam huruf.....................)
termasuk PPN.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
di atas.
Penawaran ini berlaku selama ........ (..........dalam huruf...........)
hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami
lampirkan :
1. Jaminan Penawaran;
2. Surat kuasa (apabila dikuasakan);
3. Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi [dievaluasi apabila bermitra
dan lulus prakualifikasi sebagai penyedia pelaksana konstruksi tunggal];
4. Rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);
5. sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan Engineering Procurement and

Construction/EPC (apabila dipersyaratkan)


6. Dokumen penawaran teknis, terdiri atas:
a. Desain (perencanaan teknis);
b. Layanan kinerja (diperlukan untuk kontrak berbasis kinerja);
c. Metode Pelaksanaan (untuk perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan);
d. Program kegiatan dan jangka waktu pelaksanaan;
e. Proyeksi kemajuan pelaksanaan pekerjaan;
f. daftar jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan (apabila
mengajukan peralatan utama minimal yang berbeda dari dokumen isian
kualifikasi);
g. Spesifikasi teknis yang diusulkan;
h. Organisasi manajemen pelaksanaan;

52

i. daftar personil inti yang


ditempatkan secara penuh (apabila
mengajukan personil inti yang berbeda dari dokumen isian kualifikasi);
j. Dampak lingkungan dan sosial;
k. RK3K;
7. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan;
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan
sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan penawaran
terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah
disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun
Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan
menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

53

B.

BENTUK SURAT PENAWARAN SAMPUL II


CONTOH

Nomor
: ............
Lampiran : ............

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]


, . 20..

Kepada Yth.:
Pokja .................. ULP .................. [Satker/Balai]
[diisi oleh Pokja ULP]
di
..
Perihal

: Penawaran Sampul II (Harga) untuk pekerjaan .


[nama pekerjaan diisi oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan undangan pemasukan Dokumen Penawaran


Sampul II nomor: .. tanggal .. setelah kami mempelajari dengan
saksama Dokumen Pemilihan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [serta
adendum Dokumen Pemilihan, apabila ada], dengan ini kami mengajukan
penawaran harga untuk pekerjaan .. [diisi oleh Pokja ULP] sebesar
Rp..
(dalam huruf..).
Penawaran harga ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan
yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut di atas.
Penawaran ini berlaku selama . (dalam huruf..) hari
kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Sesuai dengan persyaratan, bersama surat penawaran ini kami
lampirkan :
1. [Surat Kuasa, apabila dikuasakan dan berbeda dengan tahap I];
2. Kebutuhan Biaya/Harga dilengkapi:
a. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Pokok;
b. Jadwal Biaya Kerja Harian terdiri atas:
1) Tenaga Kerja;
2) Material;
3) Peralatan; dan
4) Rekapitulasi Biaya Hari Kerja.
3. [Dokumen lain yang dipersyaratkan].
Surat Penawaran beserta lampirannya kami sampaikan sebanyak 2 (dua)
rangkap yang terdiri dari dokumen asli 1 (satu) ditandai Asli dan salinannya
1 (satu) ditandai Rekaman.
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan
sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan penawaran
terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah
disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun
Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan
menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) ..
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
..........................
Jabatan
C.

BENTUK SURAT KUASA


CONTOH-1

[Kop Surat Badan Usaha]

54

SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan
: .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian
No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris
.................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama : ...................................1
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya atau pejabat yang menurut perjanjian
kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
55

CONTOH-2

[Kop Surat Badan Usaha KSO]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: ....................................
Alamat Perusahaan
: ....................................
Jabatan
: ....................................

[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/wakil kemitraan (KSO)]
.................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)]
berdasarkan [Akta Notaris No. ...... [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal
penerbitan Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta
perubahannya (apabila ada) atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
No ......... tanggal ..................], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada:2
Nama : ....................................
Alamat : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

.............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20....
Penerima Kuasa

Pemberi Kuasa

....................................
(nama)

...................................
(nama dan jabatan)

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.
Dalam hal KSO surat kuasa penandatanganan kontrak dapat diberlakukan apabila perjanjian
KSO sudah disahkan oleh notaris.
56

D.

BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)


CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan .................................. yang


pembukaan penawarannya akan dilakukan di .................................. pada tanggal
.................... 20....., maka kami:
.................................................................... [nama peserta 1]
.................................................................... [nama peserta 2]
.................................................................... [nama peserta 3]
.................................................................... [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama
dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).
Kami menyetujui dan memutuskan bahwa :
1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
..................................
b. Menunjuk .................................. [nama peserta 1] sebagai perusahaan utama
(leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan
atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab
baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai
ketentuan dokumen kontrak.
2.

Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah :


............................... [nama peserta 1] sebesar ...% (.. persen)
............................... [nama peserta 2] sebesar .. % (.. persen)
............................... [nama peserta 3] sebesar ...% (.. persen)
............................... [dan seterusnya] sebesar ...% (.. persen)

3.

Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai


sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian
dari kemitraan/KSO.

4.

Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa
penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama
secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.

5.

Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota


kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan,
perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian
subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.

6.

Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama kemitraan/KSO


diberikan kepada .................................. [nama wakil peserta] dalam kedudukannya
sebagai direktur utama/direktur pelaksana .................................. [nama peserta 1]
berdasarkan persetujuan tertulis (surat kuasa untuk menandatangani penawaran)
dari seluruh anggota kemitraan/KSO.

57

7.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

8.

Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan
tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.

9.

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap () yang masing-masing


mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda


tangan di .. pada hari .. tanggal .. bulan
.., tahun ..

[Peserta 1]

(....)

[Peserta 3]

(....)

[Peserta 2]

(....)

[dst]

(....)

58

CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA3
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan : .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta
Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta]
Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila
ada), yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama
: ....................................
Alamat
: ....................................
Jabatan
: ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat
Penawaran atas nama kemitraan.. untuk pekerjaan
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada
yang mewakili kemitraan
59

E.

BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penawar harus menyiapkan penawaran teknis sekurang-kurangnya tetapi tidak


terbatas usulan teknis sebagai berikut:
[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan
dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. Usulan Teknis Perencanaan


a. Desain awal/preliminary design dan spesifikasi teknis, gambar-gambar
yang dibutuhkan berskala 1:100 sampai 1:500 atau sesuai yang
ditentukan dalam persyaratan teknis;
b. Komen terhadap persyaratan teknis termasuk ketersediaan informasi
yang berhubungan dengan desain untuk pelaksanaan pekerjaan dan
secara rinci bagaimana pencapaiannya;
c. Pembahasan bagaimana usulan teknis tersebut akan diperluas atau
dikembangkan termasuk kebutuhan-kebutuhan diperlukan seperti
peta, survey, metodologi untuk pekerjaan-pekerjaan pokok;
d. Pembahasan-pembahasan dari usulan teknis tersebut terkait dengan
lingkungan, pertimbangan-pertimbangan sosial, pencegahan dampak
negatif, resettlement, mitigasi dampak, kemudian Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) dalam perencanaan, dan lain-lain;
e. Nama, kualifikasi, badan usaha yang terkait perencanaan yang
dilibatkan;
f. Nama supplier dan kebutuhan-kebutuhan peralatan termasuk tetapi
tidak terbatas daftar peralatan yang diperlukan. Spesifikasi harus
disertai dengan brosur dan gambar rinci;
g. Komen terhadap kesalahan-kesalahan yang ada pada persyaratan
teknis dalam Dokumen Pemilihan;
h. metoda pelaksanaan pekerjaan [memberikan metoda pelaksanaan yang
layak, realistik dan tahapannya dapat dilaksanakan untuk penyelesaian
pekerjaan utama dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam

i.
j.

k.
l.

m.

n.

penyelesaian pekerjaan, tahapan dan cara pelaksanaan yang menggambarkan


pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan akhir dan dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis];
jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu yang
ditetapkan dalam LDP];
jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan utama minimal [sesuai
dengan yang ditetapkan dalam LDP untuk penyelesaian pekerjaan utama
yang dilelangkan];
spesifikasi teknis [apabila mengajukan spesifikasi yang berbeda dari yang
ditetapkan];
personil inti yang akan ditempatkan secara penuh [untuk penyelesaian
pekerjaan yang dilelangkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
LDP, serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
organisasi pelaksanaan yang diajukan];
bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dalam LDP]; dan
[Hal-hal lain yang dipersyaratkan].

60

2. Metode Pelaksanaan
Penawar harus menyampaikan rincian metode pelaksanaan yang
menunjukkan kesesuaian dengan kebutuhan dan persyaratan teknis yang
ditetapkan sekurang-kurangnya namun tidak terbatas sebagai berikut:
a. Detil pengaturan dan metode dari usulan penawar terhadap
pelaksanaan pekerjaan terintegrasi yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan serta penyelesaian pekerjaan dalam jangka waktu yang
ditetapkan;
b. Pengaturan dalam hal mengelola koordinasi penggunaan akses
lapangan;
c. Komentar terhadap kondisi permukaan maupun di bawah permukaan
termasuk sumber-sumber material dan keterbatasan yang ada;
d. Komentar terhadap traffic management maupun logistik;
e. Komentar terhadap pengaturan yang berhubungan dengan pelatihan,
pengaturan rencana serah terima, penyelesaian as-built drawings,
persiapan pedoman pengoperasian dan pemeliharaan, dan lain-lain;
f. Dan lain-lain yang diperlukan.
3. Program Kegiatan Dan Jangka Waktu Pelaksanaan
Penawar harus menyiapkan program dan jadwal kegiatan untuk
pelaksanaan pekerjaan terintegrasi yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan serta penyelesaian pekerjaan termasuk estimasi terhadap
waktu dimulai dan berakhirnya setiap komponen dan jenis pekerjaan pokok
(major milestone) serta critical path. Progran dan jadwal pelaksanaan
disusun berdasarkan persyaratan teknis dalam Dokumen Pemilihan
termasuk dan tidak terbatas:
a. Rincian jadwal untuk perencanaan pekerjaan termasuk penyerahan
dokumen perencanaan, reviu, serta persetujuannya oleh pemberi tugas;
b. Rincian jadwal kegiatan untuk pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk
barchart (PRT) atau CPM atau lainnya yang menunjukkan critical
path, urut-urutan pekerjaan dan waktu pelaksanaan sesuai dengan
usulan untuk penyelesaian pekerjaan;
c. Rincian jadwal kegiatan untuk pelaksanaan pengujian/test,
commisioning, dan serah terima pekerjaan selesai dalam jangka waktu
pelaksanaan yang ditetapkan;
d. Dan lain-lain.
Contoh:
No.
Uraian
Jangka waktu penyelesaian
1.
Keseluruhan pekerjaan
......... hari kalender
2.
Pekerjaan pokok - 1
......... hari kalender
3.
Pekerjaan pokok - 2
......... hari kalender
4.
Dst.
......... hari kalender
4. Proyeksi Cashflow
Penawar harus menyampaikan proyeksi cashflow yang menunjukkan
proyeksi pengeluaran empat bulanan (quarterly) selama masa kontrak,
menunjukkan prosentase jumlah yang diterima dan kumulatif persen yang
diterima empat bulanan. Dalam proyeksi cashflow agar dipertimbangkan
pembayaran uang muka, pengembalian uang muka, uang retensi yang
ditahan, dan pengembalian uang retensi.
a. Pembayaran secara periodik sesuai pekejaan pokok/milestone untuk
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan;
61

b. Pembayaran secara
periodik berdasarkan progres pengukuran
pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
c. Dan lain-lain.
Per 4 (empat) bulan

Pekerjaan
Pokok/Milestone
1
Milestone-1
1.1

Aktifitas-1

1.2

Activity-2

1.3

Activity-3

Prosentase
Progres

Uraian

...............
[diisi oleh
penawar]
...............
[diisi oleh
penawar]
...............
[diisi oleh
penawar]

Milestone-2

2.1

Activity-1

2.2

Activity-2

2.3

Activity-3

...............
[diisi oleh
penawar]
...............
[diisi oleh
penawar]
...............
[diisi oleh
penawar]

Jumlah Per 4 (empat) bulan

5. Jenis, Kapasitas, Komposisi Dan Jumlah Peralatan Utama


Penawar harus menyediakan informasi yang cukup terhadap peralatan
pekerjaan konstruksi yang akan digunakan dan dapat menunjukkan bahwa
peralatan tersebut memiliki kapasitas/kemampuan dalam memenuhi
persyaratan peralatan untuk menyelesaikan pekerjaan. (apabila
mengajukan peralatan utama minimal yang berbeda dari dokumen isian
kualifikasi)
No.

Jenis
Peralatan

Jumlah

Kapasitas
atau output
pada saat
ini
4

Merk
dan
tipe

Tahun
pembuatan

Kondisi
(%)

Lokasi
Sekarang

Status Kepemilikan
(Millik/Sewa/Lainnya)

6. Organisasi Manajemen Pelaksanaan


Penawar diminta memberikan informasi berikut:
a. Bagan/struktur organisasi terkait personil inti;
b. sistem manajemen mutu, menggambarkan dasar dan operasi dari sistem
manajemen mutu yang diusulkan, termasuk tinjauan manajemen, audit
prosedural, memeriksa, prosedur untuk pemantauan, pelaporan dan
penanganan ketidaksesuaian, tindakan korektif, dan umpan balik; dan
c. data rencana pengelolaan sesuai dengan Persyaratan teknis,
menggambarkan sistem yang diusulkan untuk menyimpan,
pengindeksan, dan mengakses data seperti korespondensi, notulen,
laporan, gambar, dll.
62

7. Daftar Personil Inti dan Riwayat Hidup/Curriculum Vitae (CV)


Penawar harus menyampaikan personil inti dan posisinya sesuai dengan
manajemen organisasi pelaksanaan, dilampiri Curriculum Vitae (CV) dari
masing-masing personil inti. (apabila mengajukan personil inti yang
berbeda dari dokumen isian kualifikasi)
Daftar personil inti dan posisi sebagai berikut:

No.

Nama

Posisi

Total
pengalaman
kerja untuk
pekerjaan
terintegrasi
sejenis
(tahun)

Pengalaman
perencanaan/desain
pekerjaan sejenis
(tahun)

Tingkat
Pendidikan
dan
Keahlian

1
2
3
4
5
6
7
8

Peserta harus melengkapi nama dan keterangan dari setiap personil baik
dari unit perencana yang diusulkan untuk mempersiapkan pekerjaan
desain ataupun pekerjaan lainnya sehubungan dengan pekerjaan
terintegrasi ini.
PT. ................................. [Nama Perusahaan penawar]
Daftar Riwayat Hidup
A. Data Personil
1. Posisi yang diusulkan

: .

2. Nama Personil

: .

3. Tempat/Tanggal Lahir

: .

4. Pendidikan4
5. Pendidikan Non Formal

: .

: .

6. Penguasaan Bahasa Inggris


dan Bahasa Indonesia

: .

7. Penguasaan Bahasa Lain

: .....................

8. Pengalaman Kerja5
No.

Dari

Sampai

Perusahaan/Nama Proyek dan Lokasi/Posisi/Pengalaman terkait teknik


dan manajemen

Lembaga pendidikan, tempat dan tahun tamat belajar, dilampirkan rekaman ijazah.
Setiap pengalaman kerja yang dicantumkan harus disertai dengan referensi dari pengguna jasa
yang bersangkutan.
5

63

No.

Dari

Sampai

Perusahaan/Nama Proyek dan Lokasi/Posisi/Pengalaman terkait teknik


dan manajemen

B. Status Kepegawaian
1. Status kepegawaian pada perusahaan ini : [diisi pegawai

tetap/tidak tetap]
2. Status kepegawaian sekarang [diisi apabila personil/tenaga ahli bukan

pegawai tetap perusahaan ini]


a.
b.
c.
d.
e.

Nama Perusahaan
Alamat
No telp
Email
Kontak/penghubung perusahaan
yang dapat dihubungi
f. Posisi Penugasan
g. Lama bekerja

: .............................
: .............................
: .............................
: .............................
: .............................
: .............................
: .............................

Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika terdapat pengungkapan keterangan yang tidak benar
secara sengaja atau sepatutnya diduga maka saya siap untuk digugurkan dari
proses seleksi atau dikeluarkan jika sudah dipekerjakan.
.., 20.
Yang membuat
pernyataan,
(.)

[nama jelas]
Mengetahui :
[nama Penyedia Jasa Konsultansi]
()

[nama jelas wakil sah]

64

8. Dampak Lingkungan dan Sosial


Penawar harus menyediakan dokumen-dokumen yang menunjukkan
bahwa akan melaksanakan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial
sesuai dengan pedoman, persyaratan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Penawar yang ditunjuk/ditetapkan sebagai pemenang akan diminta untuk
merancang dan melaksanakan kegiatan di atas sesuai dengan Pedoman
Lingkungan, termasuk bimbingan sosial dan pemukiman kembali/
resettlement, Kebijakan Gender, dan persyaratan lingkungan termasuk
Rencana Pengelolaan Situs Tertentu Lingkungan (apabila ada) dengan
menunjukkan sebagai berikut:
a. Memberikan contoh pengelolaan Situs Tertentu lingkungan dan Sosial
yang dikembangkan untuk pekerjaan yang sama selama lima tahun
terakhir (5);
b. Memberikan contoh proyek-spesifik spesifikasi pengelolaan lingkungan
yang dikembangkan untuk pekerjaan yang sama selama lima tahun
terakhir (5);
c. Menunjukkan keberhasilan dalam melaksanakan secara efektif
lingkungan dan sosial, tindakan mitigasi pada proyek-proyek yang sama
selama lima tahun terakhir (5);
d. menjelaskan personil lingkungan dan sosial yang diusulkan, peran dan
tanggung jawab, dan struktur manajemennya;
e. menjelaskan pendekatan yang diusulkan untuk mengelola dampak
lingkungan dan sosial selama pelaksanaan proyek ini, termasuk
penjelasan tentang langkah-langkah mitigasi yang akan digunakan dan
standar internasional lingkungan dan sosial yang mungkin berlaku,
memberikan detail yang cukup untuk menunjukkan pemahaman tentang
lingkungan dan sosial isu-isu penting terkait untuk proyek.
9. Rencana Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K)
Penawar harus menyediakan dokumen-dokumen yang menunjukkan akan
melakukan tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
(K3).
Penawar yang ditunjuk/ditetapkan sebagai pemenang akan diminta untuk
merancang dan melaksanakan kegiatan di atas sesuai dengan rencana K3
sesuai dengan pedoman, persyaratan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Penawar harus menunjukkan di bagian narasi dari Penawaran Teknis
bahwa yang memiliki tingkat tinggi keahlian manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan berhasil dapat mengelola risiko K3 terkait dengan
pelaksanaan Pekerjaan. Untuk menunjukkan hal tersebut, Peserta harus
menyediakan berikut:
a. Memberikan contoh SMK3 yang dikembangkan untuk pekerjaan yang
sama selama lima tahun terakhir (5);
b. Menunjukkan keberhasilan melaksanakan langkah-langkah efektif K3
dan mitigasi pada proyek-proyek yang sama selama lima tahun terakhir
(5);

65

c. menjelaskan personil yang diusulkan untuk K3, peran dan tanggung


jawab, serta struktur manajemennya; dan
d. menjelaskan pendekatan yang diusulkan untuk mengelola dampak K3
selama pelaksanaan Pekerjaan, termasuk ringkasan dari langkahlangkah mitigasi yang akan digunakan dan standar internasional K3
yang mungkin berlaku, memberikan detail yang cukup untuk
menunjukkan pemahaman tentang isu-isu K3 penting berkaitan dengan
proyek.
10. Bagian Pekerjaan Yang Disubkontrakkan
Penawar diminta memberikan informasi rencana untuk subkontrak dari
bagian pekerjaan dan layanan yang akan dilakukan atau peralatan yang
akan disediakan oleh subkontraktor.
Selain itu, penawar diminta memberikan informasi yang termasuk
pekerjaan utama serta rencana pekerjaan yang akan dilakukan kerjasama
lainnya dengan penyedia Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil
dalam melaksanakan pekerjaan.
Pekerjaan utama:
1. .........................................................
2. .........................................................
3. .........................................................
Bagian Pekerjaan Yang Disubkontrakkan:
1. .........................................................
2. .........................................................
3. .........................................................
Bagian Pekerjaan Yang Dilakukan Kerjasama dengan Penyedia Usaha Mikro
dan Usaha Kecil serta koperasi kecil
1. .........................................................
2. .........................................................
3. .........................................................

66

F.

PENAWARAN SAMPUL II (HARGA)


Kebutuhan Biaya/Harga

No.

Uraian

Total Harga (Rp)

Pekerjaan Pokok -1 [milestone]

Pekerjaan Pokok-2 [milestone]

Biaya Kerja Harian/Day Work (Provisional


Sum)

..............
[diisi oleh
penawar]
..............
[diisi oleh
penawar]
..............
[diisi oleh
pengguna]

[jumlah 1+2+3]

TOTAL

I.1 Kebutuhan Biaya Pekerjaan Pokok


1. Pekerjaan Pokok - 1
No.

Uraian

Unit

Kuantitas

PEKERJAAN BETON

Beton Lantai Kerja (K125)

m3

Beton Sloof (K225)

m3

Beton Kolom dan Struktur


(K300), dll

m3

.................................

........

.....

Harga
satuan (Rp)
5

Harga (Rp)
6

Sub Jumlah
PPN 10%
Jumlah

I.2 Jadwal Biaya Kerja Harian


1. Tenaga Kerja
No.

Uraian

Unit

Kuantitas

Harga
satuan (Rp)

Harga (Rp)

67

Pekerja

Hari

Tukang Batu

Hari

Tukang Gali

Hari

Tukang Besi

Hari

Tukang Kayu, dll.

Hari

Operator, dll.

Jam

Sub Jumlah
Biaya Umum dan Keuntungan Kontraktor (%)
Jumlah I (dipindahkan ke rekapitulasi Biaya Kerja Harian)

2. Material
No.

Uraian

Unit

Kuantitas

Harga
satuan (Rp)

Harga (Rp)

Semen PC

Ton

Besi

Ton

Agregat, dll

m3
Sub Jumlah
Biaya Umum dan Keuntungan Kontraktor (%)
Jumlah II (dipindahkan ke rekapitulasi Biaya Kerja Harian)

3. Peralatan
No.

Uraian

Unit

Kuantitas

Harga
satuan (Rp)

Harga (Rp)

Excavator

Jam

Bulldozer

Jam

Loader

Jam

68

Dump Truck, dll.

Jam

Sub Jumlah
Biaya Umum dan Keuntungan Kontraktor (%)
Jumlah III (dipindahkan ke rekapitulasi Biaya Kerja harian)

4. Rekapitulasi Biaya Kerja Harian


Harga (Rp)
(I)
(II)
(III)

Jumlah biaya tenaga kerja


Jumlah biaya Material
Jumlah biaya Peralatan
Total biaya kerja Harian
(Pindahkan ke kebutuhan biaya/harga)

..........................
..........................
..........................
.........................................

69

G.

BENTUK
FORMULIR
REKAPITULASI
KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

PERHITUNGAN

NIlai Gabungan Barang dan Jasa


(Rp)

TINGKAT

TKDN

Uraian Pekerjaan
KDN

KLN

Total

Barang
/Jasa

Gabungan

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1A)

(1B)

(1C)

(1D)

(2A)

(2B)

(2C)

(2D)

(3A)

(3B)

(3C)

(3D)

(4A)

(4B)

(4C)

(4D)

(5A)

(5B)

(5C)

(5D)

(6A)

(6B)

(6C)

(6D)

(7A)

(7B)

(7C)

(7D)

B. Sub Total Jasa

(8A)

(8B)

(8C)

(8D)

C. Total Biasa (A+B)

(9A)

(9B)

(9C)

(9D)

(1)
Barang11
I. Material
langsung (Bahan
Baku)
II. Peralatan (Barang
Jadi)
A. Sub Total Barang
Jasa12
III. Manajemen
Proyek dan
Perekayasaan
IV. Alat
Kerja/Fasilitas
Kerja
V. Konstruksi dan
Fabrikasi
VI. Jasa Umum

(9E)

1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari dalam negeri.

11
12

diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.


dilakukan perhitungan sendiri (self assessment)

70

2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi perhitungan :
% TKDN Gabungan
Barang & Jasa (9E)

Biaya Gabungan (9C) Biaya Gabungan LN (9B)


=

X 100%
Biaya Gabungan (9C)

71

H.

BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR


CONTOH
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR13

NO

NAMA
BARANG/URAIAN

SPESIFIKASI

SATUAN

JUMLAH

HARGA

NEGARA
ASAL

TOTAL HARGA

13

diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.

72

I.

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(RK3K)

I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN

CONTOH

.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program
K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan
penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat
penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.2. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Program K3, Dan Biaya
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3 sesuai dengan format pada Tabel
1.

73

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, PROGRAM K3, DAN BIAYA
[digunakan untuk usulan penawaran]
Nama Perusahaan
Kegiatan

: ..................
: ..................
halaman : .. / ..

NO

URAIAN PEKERJAAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

(1)
1

(2)
Pekerjaan
galian
pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

(3)
Tertimbun

SASARAN K3 PROYEK

(4)
Nihil kecelakaan fatal

PENGENDALIAN RISIKO K3

PROGRAM SUMBER DAYA

BIAYA (Rp)

(5)
1.1 Penggunaan turap

(6)
1. Bahan (Turap, peralatan kerja,
dll)
2. SDM (diisi dengan jumlah
SDM yang diperlukan dan
kualifikasi sesuai dengan yang
dibutuhkan)

(7)
Diisi dengan biaya untuk
pengadaan bahan dan
rekruitmen SDM

1.2 Menyusun instruksi kerja

1. SDM menyusun instruksi kerja


2. Sosialisasi instruksi kerja (.....
kali)

Diisi dengan biaya untuk


penyusunan
instruksi
kerja, pencetakan bahan,
dan sosialisasi dokumen
Diisi dengan kebutuhan
biaya untuk pengadaan
Diisi dengan biaya untuk
instruktur
dan
pencetakan
materi/modul
serta
penyelenggaraan
pelatihan

1.3 Menggunakan rambu


Pengadaan rambu dan barikade
peringatan dan barikade
1.4 Melakukan pelatihan kepada 1. Instruktur
pekerja
2. Materi/modul

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (7) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;

74

B.3. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut:
a) UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
c) ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

75

II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan
ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

76

B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3

Emergency/

P3K

Kebakaran

kedaruratan

C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan,
dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan
Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format
pada Tabel 1.

77

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG
JAWAB
Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

: ..................
: ..................
: ..................
: ..................

halaman : .. / ..
PENILAIAN RISIKO

NO
(1)
1

URAIAN PEKERJAAN
(2)
Pekerjaan galian pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

IDENTIFIKASI BAHAYA
(3)
Tertimbun

KEKERAPAN

KEPARAHAN

(4)
3

(5)
3

TINGKAT
RISIKO
(6)
9
(Tinggi)

SKALA
PRIORITAS
(7)
1

PENGENDALIAN
RISIKO K3
(8)
1.1. Penggunaan
turap
1.2. Menggunakan
metode
pemancangan
1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

PENANGGUNG
JAWAB
(Nama Petugas)
(9)
Pengawas
lapangan/
quality engineer

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja
1.6 Pengunaan APD
yang sesuai
Dst.

78

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari
seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya
kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item
pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3 tinggi,
sedang dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko
tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko
kecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item
pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1)
dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko
(Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi
oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum
memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/ bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja
di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang
lebih aman dan/ atau material yang
tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi
teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya
kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau
peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada
saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi
adalah
pengendalian
melalui
pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan

79

telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan


rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko
K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang
PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada
pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian
risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2.
Penyusunan Sasaran dan Program K3.

80

TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3


Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

:
:
:
:

..................
..................
..................
..................

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)
1

(2)
Pekerjaan galian
pada basement
bangunan gedung
dengan kondisi tanah
labil

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

(5)
Penggunaan
turap
memenuhi
spesifikasi
(ditetapkan
quality
enginering)

(6)
- Bahan
(Turap,
peralatan
kerja, dll yang
terkait)
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
Turap
terpasang
sesuai gambar
dan spesifikasi

(9)
Checklist

(10)
Pengawas
/petugas
terkait

Tersedianya
metode

Sesuai dengan
metode yang
telah ditetapkan

Dokumen
(manual
instruction/pe
tunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
sesuai metode

Checklist

Quality
Enginering

Tersedianya
instruksi kerja

Sesuai dengan
instruksi kerja

Dokumen
petunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
petunjuk kerja

Checklist

Quality
Enginering

URAIAN

TOLOK UKUR

(3)
1.1. Penggunaan
turap

(4)
Seluruh
pekerjaan
galian
dipastikan
memenuhi
prinsip
keselamatan

1.2. Menggunakan
metode
pemancangan

1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

BIAYA (Rp)

(11)

81

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)

(2)

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

URAIAN

TOLOK UKUR

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

(3)
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

(4)
Seluruh lokasi
galian diberikan
rambu dan
barikade
standar

(5)
Rambu dan
barikade
standar (Dicari
contor dari jasa
marga, NFPA)

(6)
- Rambu dan
barikade
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
100% sesuai
standar

(9)
Checklist

(10)
Petugas K3

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja

Seluruh pekerja
terkait telah
mengikuti
pelatihan dan
penyuluhan

Lulus tes dan


paham
mengenai
sistem
keselamatan
galian

Instruktur,
program,
materi/modul
, tes
pemahaman,
dan peserta.

Sebelum
bekerja harus
sudah terlatih

100% lulus
dan paham

Evaluasi hasil
penyuluhan/p
elatihan

Petugas K3,
unit
pelatihan/HR
D

1.6 Pengunaan
APD yang sesuai

Seluruh pekerja
menggunakan
APD standar

- SNI helm,
masker &
sepatu (Dicari)
- Jumlah
pekerja

Masker,
sepatu
keselamatan,
pelindung
kepala

Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

100% sesuai
standar

Disediakan
petugas yang
melakukan
pengawasan
selama
pekerjaan
galian
berlangsung

Inspektor
K3/petugas
pengawas
pelaksanaan
pekerjaan

BIAYA (Rp)

(11)

82

Ketentuan Pengisian Tabel 2.:


Kolom (1)
: Nomor urut kegiatan.
Kolom (2)
: Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3)
: Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom
(8).
Kolom (4)
: Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5)
: Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6)
: Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari
kolom (5)
Kolom (7)
: Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8)
: Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9)
: Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program
Kolom (11) : Diisi biaya kebutuhan pelaksanaan program
D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh
Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada
contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang
tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada
kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional)
berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai
dengan uraian Tabel 2. (sasaran dan program K3).

83

F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan
dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan
pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja
dilakukan peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
[Penanggung Jawab Lapangan/Team
Leader]
( )
Penyedia Jasa

84

J.

BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)


CONTOH

Jenis pekerjaan
Satuan/Unit
Nomor Pembayaran

No.
(1)
I

Uraian

: ....................
: ....................

Satuan

(2)
(3)
Upah/Tenaga Kerja
Sub jumlah I
II
Bahan/Material
Sub jumlah II
III
Peralatan
Sub jumlah III
Sub jumlah (I+II+III)
IV
Lain-lain
- Biaya umum14
- Keuntungan
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)

Kuantitas/
Koefisien
(4)

Harga
Satuan
Dasar
(Rp)
(5)

Harga
(Rp)
(6)

.........

.........

.........
.........
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.........
.........

Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di
bawah 80% dari HPS

14

Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

85

K.

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK


CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ....
Yang bertanda tangan dibawah ini: ........
dalam jabatan selaku ........ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .......... [nama bank] berkedudukan di
............ [alamat]
untuk selanjutnya disebut:
PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama
: ........ [Pokja ULP]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp ........
(terbilang ................)
sebagai Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk pelelangan
pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ........ [peserta pelelangan]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :

86

1.
2.

3.

4.

5.
6.

Garansi Bank berlaku selama (.) hari kalender,


dan efektif mulai dari tanggal .... [diisi sesuai dengan tanggal
batas akhir pemasukan penawaran]
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ....
: ....

[Bank]

Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]

....
[Nama dan Jabatan]

87

BAB V
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
CONTOH 1 PENYEDIA TUNGGAL

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
............................................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi lump sum, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ........................ pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara:
Nama
: ...................... [nama PPK]
NIP
: ...................... [NIP PPK]
Jabatan
: PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di
: ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan:
Nama
Jabatan
Berkedudukan di
Akta Notaris
Nomor
Tanggal
Notaris

: ...................... [nama wakil penyedia]


:....................... [sesuai akta notaris]
: ...................... [alamat penyedia]
:...................... [sesuai akta notaris]
:...................... [tanggal penerbitan akta]
: ...................... [nama Notaris penerbit akta]

yang bertindak untuk dan atas nama ...................... [nama Badan Usaha]
selanjutnya disebut Penyedia
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya;

88

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2013 Tentang


Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:
(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas:
1. ................
2. ................
3. Dst.

89

Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan total
harga penawaran adalah sebesar Rp...................... (.........dalam
huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor: ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian (apabila ada);


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a.

PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;

b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;

90

2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK


untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan
yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia

Untuk dan atas nama ......................


PPK

91

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk Penyedia maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk satuan kerja PPK maka
rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

92

CONTOH 2 PENYEDIA BERMITRA/KSO

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
..........................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi lump sum, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara :
Nama
NIP
Jabatan
Berkedudukan di

: ......................
: ......................
: PPK...............
: ......................

[nama PPK]
[NIP PPK]
[sesuai SK Pengangkatan]
[alamat PPK]

yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai
berikut :
1. ...................... [nama Penyedia 1];
2. ...................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan
tanggung renteng atas semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini
dan telah menunjuk ...................... [nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai
wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan
di ...................... [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian
kemitraan/KSO No. ...................... tanggal ...................... selanjutnya disebut
Penyedia.
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : ..............

93

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas :
1. ................
2. ................
Dst.
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan total
harga penawaran terkoreksi adalah sebesar Rp...................... (.........dalam
huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor : ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]

94

Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian [apabila ada];


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;
b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk

95

pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam


Kontrak;
7) memberikan
keterangan-keterangan
yang
diperlukan
untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan
yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi
materai..
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia/Kemitraan (KSO)

Untuk dan atas nama....................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk Penyedia maka rekatkan materai
Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk satuan kerja PPK maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

96

BAB VI
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. Ketentuan Umum
1. Definisi

Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat


Umum Kontrak selanjutnya disebut SSUK harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan
sebagai berikut :
1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan


yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik
lainnya.
Kontrak Lump Sum adalah kontrak pengadaan
barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga
yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang
mungkin terjadi dalam proses penyelesaian
pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia
barang/jasa.
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah
pejabat
pemegang
kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD.
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh
PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan
oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi.
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
panitia/pejabat yang ditetapkan oleh KPA yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau
pengawas intern pada Institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan
lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.
Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan/
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi.

97

1.9

Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan


perjanjian kerja dengan penyedia penanggung
jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak).

1.10 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar


penyedia baik penyedia nasional maupun
penyedia asing, yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan,
adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional),
yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/
Perusahaan
Asuransi
yang
diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk
menjamin
terpenuhinya
kewajiban
penyedia.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara
PPK dengan penyedia yang mencakup SyaratSyarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan SyaratSyarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain
yang merupakan bagian dari kontrak.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
1.14 Hari adalah hari kalender.
1.15 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang
dibentuk/ditetapkan oleh PPK (dapat dijabat oleh
PPK atau pejabat lain dan diberitahukan secara
tertulis kepada Penyedia), terdiri dari 1 (satu)
orang atau lebih, yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus kontrak untuk mengelola
administrasi
kontrak
dan
mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Direksi teknis adalah tim pendukung yang
ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah
biaya keseluruhannya yang merupakan bagian
dari penawaran.
1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan
perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh PPK,
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai

98

kewajaran penawaran termasuk rinciannya.


1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang
secara langsung menunjang terwujudnya dan
berfungsinya
suatu
konstruksi
sesuai
peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam LDP.
1.20 Mata
Pembayaran
Utama
adalah
Mata
pembayaran yang pokok dan penting yang nilai
bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung
mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya
terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam
Dokumen Pemilihan.
1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga
satuan jenis pekerjaan tertentu per satu satuan
tertentu.
1.22 Metoda
Pelaksanaan
Pekerjaan
adalah
metode/cara kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan
dan
diyakini
menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan
tahap pelaksanaan yang sistimatis dari awal
sampai akhir dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis berdasarkan sumber daya yang
dimiliki penawar.
1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis
yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam penawaran serta posisinya
dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan
untuk melaksanakan pekerjaan.
1.24 Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakkan adalah
pekerjaan spesialis atau bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum
dalam
penawaran,
yang
pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain
dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja yang
diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk memulai melaksanakan pekerjaan
1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya
Kontrak
ini
terhitung
sejak
tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.
1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan)

99

adalah jangka waktu untuk melaksanakan


pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan.
1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka
waktu yang sudah terinci berdasarkan masa
pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) yang diterbitkan oleh PPK untuk memulai
melaksanakan pekerjaan.
1.30 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal
penyerahan pertama pekerjaan selesai (Provisional
Hand Over/PHO), dinyatakan dalam Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan
oleh Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan
pertama pekerjaan sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan.
1.32 Kegagalan Konstruksi adalah adalah keadaan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat
kesalahan pengguna atau penyedia dalam periode
pelaksanaan kontrak.
1.33 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan,
yang setelah diserahterimakan oleh penyedia
kepada PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta
diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan
dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum
sebagai akibat kesalahan Penyedia atau Pengguna
Jasa.
2. Penerapan

SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan


Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak
yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat
Perjanjian.

3. Bahasa dan
Hukum

3.1

Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia


kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar
negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan
100

bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut


dan/atau bahasa Inggris.

4. Larangan
Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

3.2

Hukum yang digunakan adalah hukum yang


berlaku di Indonesia.

3.3

Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah


luar negeri, menggunakan hukum yang berlaku di
Indonesia atau hukum yang berlaku di negara
pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan
antara Pemerintah dan negara pemberi
pinjaman/hibah), pilihan hukum yang digunakan
agar dicantumkan dalam Syarat-syarat Khusus
Kontrak yang selanjutnya disebut SSKK.

4.1

Berdasarkan etika pengadaan


pemerintah, dilarang untuk:

barang/jasa

a. menawarkan, menerima atau menjanjikan


untuk memberi atau menerima hadiah atau
imbalan berupa apa saja atau melakukan
tindakan lainnya untuk mempengaruhi
siapapun yang diketahui atau patut dapat
diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
c. membuat dan/atau menyampaikan secara
tidak benar dokumen dan/atau keterangan
lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan
pelaksanaan Kontrak ini.
4.2

Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan


(termasuk semua anggota Kemitraan/KSO apabila
berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya
(jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan
tindakan yang dilarang di atas.

4.3

Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti


melakukan larangan-larangan di atas dapat
dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK
sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan
Pelaksanaan
dicairkan
dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK;
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia;
dan/atau
d. Sanksi pengenaan daftar hitam.
[catatan: Sanksi pengenaan daftar hitam,
diterbitkan oleh KPA atas usulan PPK.
KPA mengirimkan dokumen penetapan sanksi
daftar hitam kepada:

101

4.4

5. Asal Material/
Bahan

6. Korespondensi

1) Penyedia yang dikenakan Daftar Hitam; dan


2) Kepala LKPP]
Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan
oleh
PPK/KPA
kepada
Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi.

4.5

PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan


dikenakan
sanksi
berdasarkan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.

5.1

Penyedia
harus
menyampaikan
asal
material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen impor.

5.2

Asal
material/bahan
merupakan
tempat
material/bahan diperoleh, antara lain tempat
material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi.

6.1

Semua korespondensi dapat berbentuk surat,


e-mail dan/atau faksimili dengan alamat tujuan
para pihak yang tercantum dalam SSKK.

6.2

Semua pemberitahuan, permohonan, atau


persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus dibuat
secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah
disampaikan secara langsung kepada wakil sah
Para Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan
melalui surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan
ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para


Pihak

Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan


untuk dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan
atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak
ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau
dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.

8. Pembukuan

Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan


keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan

Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang


bersangkutan berkewajiban untuk membayar semua
pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan
oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini.
Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah
termasuk dalam Nilai Kontrak.

10. Pengalihan
dan/atau
Subkontrak

10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian


atau seluruh Kontrak ini. Pengalihan seluruh
Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal
pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat
peleburan (merger) maupun akibat lainnya.

102

10.2 Penyedia dilarang untuk mensubkontrakkan


sebagian/seluruh pekerjaan utama dalam Kontrak
ini.
10.3 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya
diperbolehkan kepada Penyedia spesialis setelah
mendapat persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia
tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan
yang disubkontrakkan.
10.4 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak
diputuskan dan Penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam SSKK.
11. Pengabaian

Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap


pelanggaran ketentuan tertentu Kontrak oleh Pihak yang
lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian
yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika
menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan
yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat
dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil
Sah Pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Mandiri Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab


penuh terhadap personil dan subpenyedianya (jika ada)
serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.
13. Kemitraan/ KSO

Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu


anggota yang disebut dalam Surat Perjanjian untuk
bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan
hak dan kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak
ini.

14. Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan

14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan,


PPK jika dipandang perlu dapat mengangkat
Pengawas Pekerjaan (Direksi Pekerjaan/Direksi
Teknis) yang berasal dari personil PPK atau
konsultan pengawas.
Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas
Pekerjaan selalu bertindak untuk kepentingan
PPK. Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas
Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.

15. Persetujuan Atau


Pernyataan Tidak
Berkeberatan
Dari Pengawas
Pekerjaan

15.1 Semua gambar yang digunakan melaksanakan


pekerjaan sesuai kontrak, untuk pekerjaan
permanen maupun pekerjaan sementara harus
mendapatkan
persetujuan
dari
Pengawas
Pekerjaan.
15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan
terlebih dahulu ada pekerjaan sementara yang
tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga

103

di dalam kontrak maka penyedia berkewajiban


untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar
usulan pekerjaan sementara tersebut untuk
mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan
(no objection) untuk dilaksanakan dari Pengawas
Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana
pekerjaan sementara ini tidak melepaskan
penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.
16. Perintah

Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua


perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan
kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini.

17. Penemuanpenemuan

Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada


pihak yang berwenang semua penemuan benda/barang
yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan kekayaan
di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan perundangundangan dikuasai oleh negara.

18. Akses ke Lokasi


Kerja

18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses


PPK, Wakil Sah PPK, Pengawas Pekerjaan dan/atau
pihak yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja
dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang
atau akan dilaksanakan.
18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima
kelayakan dan ketersediaan jalur akses menuju
lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga
setiap jalan atau jembatan dari kerusakan akibat
penggunaan/lalu lintas penyedia atau akibat
personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka:
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang mungkin diperlukan akibat
pengunaan jalur akses.
b. Penyedia harus menyediakan rambu atau
petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin
disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.
c. Biaya karena ketidak layakan atau tidak
tersedianya jalur akses untuk digunakan oleh
penyedia, harus ditanggung penyedia.
d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul akibat penggunaan jalur
akses.
18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul selain penggunaan jalur akses
tersebut.

104

B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak


19. Masa
Pelaksanaan
(Jangka Waktu
Pelaksanaan)
Pekerjaan

19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal


penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para Pihak
atau yang ditetapkan dalam SSKK.
19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.
19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan masa pelaksanaan yang ditentukan dalam
SSKK.
19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai masa pelaksanaan
karena keadaan diluar pengendaliannya yang
dapat dibuktikan demikian, dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, dengan
disertai bukti-bukti yang dapat disetujui PPK,
maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan tugas penyedia dengan membuat
adendum kontrak.
19.5 Jadwal pelaksanaan pekerjaan disepakati bersama
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak,
jadwal pelaksanaan pekerjaan tidak boleh
melebihi dari masa pelaksanaan.

B.1 Pelaksanaan Pekerjaan


20. Penyerahan
Lokasi Kerja

20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja


sesuai dengan kebutuhan penyedia yang
tercantum dalam rencana kerja yang telah
disepakati oleh para pihak untuk melaksanakan
pekerjaan tanpa ada hambatan kepada penyedia
sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan
setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan
lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan
penyerahan dituangkan dalam berita acara
penyerahan lokasi kerja.
20.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama
ditemukan hal-hal yang dapat mengakibatkan
perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut
harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja
sesuai kebutuhan penyedia yang tercantum dalam
rencana kerja (sesuai angka 20.1) untuk
melaksanakan pekerjaan dan terbukti merupakan
suatu hambatan, maka kondisi ini ditetapkan
sebagai Peristiwa Kompensasi.

105

21. Surat Perintah


Mulai Kerja
(SPMK)

21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya


14 (empat belas) hari sejak tanggal penandatanganan kontrak.
21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak oleh penyedia.

22. Program Mutu

22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.
22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan
kondisi lokasi pekerjaan.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program mutu jika terjadi adendum Kontrak dan
Peristiwa Kompensasi.
22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan
dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan
persetujuan PPK.
22.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.

23. Program
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(K3)

23.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program K3 pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
23.2 Program K3 disusun paling sedikit berisi:
a.
b.
c.
d.

Kebijakan K3 Proyek;
Organisasi K3;
Perencanaan K3;
Pengendalian dan Program K3;

e. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3;


f. Tinjauan Ulang Kinerja K3.
23.3 Program K3 dapat direvisi sesuai dengan kondisi

106

lokasi pekerjaan.
23.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program K3 jika terjadi addendum kontrak dan
peristiwa kompensasi.
23.5 Pemutakhiran program K3 harus mendapatkan
persetujuan PPK.
23.6 Persetujuan PPK terhadap program K3 tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.
24. Rapat Persiapan
Pelaksanaan
Kontrak

24.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak


diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, harus
sudah menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi :
a. program mutu;
b. rencana K3 Kontrak;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti
uraian
tentang
metode
kerja
yang
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi
peralatan dan personil;
g. penyusunan rencana dan
pemeriksaan lokasi pekerjaan.

25. Mobilisasi

pelaksanaan

25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai


dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterbitkan SPMK.
25.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah,
gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya; dan/atau
c. mendatangkan personil-personil.
25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.

107

26. Pemeriksaan
Bersama

26.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK


bersama-sama dengan penyedia melakukan
pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi
pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran

(Mutual Check 0%).


26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat
membentuk Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
atas usul PPK.
26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam
Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka
harus dituangkan dalam adendum Kontrak (Berita
Acara Mutual Check 0%).
26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
Personil dan/atau Peralatan ternyata belum
memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia
tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat
Personil dan/atau Peralatan yang belum
memenuhi syarat harus segera diganti dalam
jangka waktu yang disepakati bersama.
27. Penggunaan
Produksi Dalam
Negeri

27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan


sesuai besaran komponen dalam negeri pada
setiap Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada
saat penawaran.
27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan
produksi dalam negeri secara periodik.
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam
negeri berbeda dengan yang ditunjukkan dengan
nilai TKDN pada saat penawaran akan dikenakan
sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.

B.2 Pengendalian Waktu


28. Waktu
Penyelesaian
Pekerjaan

28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia


berkewajiban untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program
mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambatlambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang
ditetapkan dalam SPMK.
28.2 Jika

pekerjaan

tidak

selesai

pada

Tanggal

108

Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau


Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan
denda.
28.3 Jika
keterlambatan
tersebut
semata-mata
disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK
dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika
Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak
untuk diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal
ini adalah tanggal penyelesaian seluruh pekerjaan.
29. Perpanjangan
Waktu

29.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga


penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal
Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian
berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan
pertimbangan
Pengawas
Pekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan
secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian
harus dilakukan melalui Adendum Kontrak.
29.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan harus telah menetapkan ada tidaknya
perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah
penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia
lalai untuk memberikan peringatan dini atas
keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk
mencegah
keterlambatan
sesegera
mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang
Tanggal Penyelesaian.

30. Penundaan oleh


Pengawas
Pekerjaan

Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis


penyedia untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap
perintah penundaan ini harus segera ditembuskan
kepada PPK.

31. Rapat
Pemantauan

31.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat


menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan
untuk membahas perkembangan pekerjaan dan
perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.
31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh
Pengawas Pekerjaan dalam berita acara rapat, dan
rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihakpihak yang menghadiri rapat.

109

31.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu


diputuskan,
Pengawas
Pekerjaan
dapat
memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat
melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak
yang menghadiri rapat.
32. Peringatan Dini

32.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan


sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas peristiwa
atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi
mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas
Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk
menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak
peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap
Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin
disampaikan oleh penyedia.
32.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama
dengan Pengawas Pekerjaan untuk mencegah atau
mengurangi dampak peristiwa atau kondisi
tersebut.

B.3 Penyelesaian Kontrak


33. Serah Terima
Pekerjaan

33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus


perseratus), penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
pekerjaan.
33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK
menugaskan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat
dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu
pelaksanaan tugas Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan.
33.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan,
penyedia
wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah
PPK.
33.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan
setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal
berita acara penyerahan pekerjaan dan telah
diterima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan
puluh lima perseratus) dari nilai kontrak,
sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan

110

retensi selama masa pemeliharaan, atau


pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus
perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus
menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai kontrak.
33.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama
masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti
pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
33.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan
setelah
penyedia
melaksanakan
semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai
kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan
Jaminan Pemeliharaan.
33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK
berhak menggunakan uang retensi untuk
membiayai
perbaikan/pemeliharaan
atau
mencairkan Jaminan Pemeliharaan.
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian
pekerjaan (secara parsial) yang ketentuannya
ditetapkan dalam SSKK.
33.11 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan
secara parsial, maka cara pembayaran dan
kewajiban pemeliharaan tersebut di atas
disesuaikan.
33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah
penyerahan
bagian
pekerjaan
tersebut
dilaksanakan pertama kali.
33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan
pekerjaan ditetapkan dalam SSKK.
34. Pengambilalihan

PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan


dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat
keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

35. Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

35.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk


kepada PPK tentang pedoman pengoperasian dan
perawatan/pemeliharaan sesuai dengan SSKK.
35.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman
pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan, PPK
berhak menahan uang retensi atau Jaminan
Pemeliharaan.

B.4 Adendum
111

36. Perubahan
Kontrak

36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum


kontrak.
36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila
disetujui oleh para pihak, meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu
hal yang dilakukan oleh para pihak dalam
kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
b. perubahan harga kontrak akibat adanya
perubahan pekerjaan dan/atau karena
perubahan pelaksanaan pekerjaan;
c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
akibat adanya perubahan pekerjaan.
36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK
menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

37. Perubahan
Lingkup
Pekerjaan

37.1 Apabila dilakukan perubahan gambar dan


spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen
Kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat
melakukan perubahan kontrak akibat unforeseen
condition yang meliputi antara lain:
a. menambah atau mengurangi kuantitas/waktu
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
b. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi
pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum
tercantum dalam kontrak yang diperlukan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai
lingkup kontrak awal.
37.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan
tersedianya anggaran dan paling tinggi 10%
(sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.
37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK
secara tertulis kepada penyedia kemudian
dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam kontrak awal.
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita
Acara sebagai dasar penyusunan adendum
kontrak.

112

38. Perubahan
Kuantitas dan
Harga

38.1 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga


digunakan untuk membayar prestasi pekerjaan.
38.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang
akan dilaksanakan berubah lebih dari 10%
(sepuluh perseratus) dari kuantitas awal, maka
pembayaran
volume
selanjutnya
dengan
menggunakan harga satuan yang disesuaikan
dengan negosiasi.
38.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat
harga satuan timpang, maka harga satuan
timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan. Untuk kuantitas pekerjaan tambahan
digunakan harga satuan berdasarkan hasil
negosiasi.
Apabila ada daftar item pekerjaan yang masuk
kategori
harga
satuan
timpang,
maka
dicantumkan dalam lampiran A SSKK.
38.4 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka
penyedia jasa harus menyerahkan rincian harga
satuannya kepada PPK. Penentuan harga satuan
mata pembayaran baru dilakukan dengan
negosiasi.

39. Perubahan
Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan

39.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan


oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar
untuk hal-hal sebagai berikut :
a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia;
dan/atau
e. keadaan kahar.
39.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang
sekurang-kurangnya
sama
dengan
waktu
terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan pada 39.1.
39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu
pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia.
39.4 PPK
dapat
menugaskan
Panitia
Peneliti
Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti kelayakan
usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.

113

39.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan


dituangkan dalam adendum kontrak.
B.5 Keadaan Kahar
40. Keadaan Kahar

40.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para


pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
40.2 Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi :
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana
dinyatakan melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
40.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia
memberitahukan kepada PPK paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan
Kahar dari pejabat yang berwenang.
40.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak
untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa
Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurangkurangnya sama dengan jangka waktu
terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.
40.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
Keadaan Kahar yang dilaporkan paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, tidak dikenakan sanksi.
40.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini
akan dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar
berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan
Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada
Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat
mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam
Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk
bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya

114

ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.


B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak
41. Penghentian dan
Pemutusan
Kontrak

41.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena


pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan
Kahar.
41.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib
membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi
pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
a. biaya langsung pengadaan Bahan dan
Perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan
Perlengkapan ini harus diserahkan oleh
Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi
hak milik PPK;
b. biaya
langsung
pembongkaran
dan
demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara dan
Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.
41.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak
penyedia atau pihak PPK.
41.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan
Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila :
a. penyedia
lalai/cidera
janji
dalam
melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan;
b. penyedia
tanpa
persetujuan
Pengawas
Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan
pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28
(dua puluh delapan) hari dan penghentian ini
tidak tercantum dalam program mutu serta
tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan oleh PPK;
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan
Jaminan Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
akibat kesalahan penyedia sudah melampaui

115

5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak dan


PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan
sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia
untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan
pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik
selama 28 (dua puluh delapan) hari;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran
tagihan angsuran sesuai dengan yang
disepakati sebagaimana tercantum dalam
SSKK;
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan
dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan
yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur,
dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat
dalam
pelaksanaan
pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang
berwenang.
41.5 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pelaksanaan
dilakukan
karena
kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia
atau Jaminan Uang Muka dicairkan;
c. Penyedia
membayar
denda
(apabila
pelaksanaan pekerjaannya terlambat); dan
d. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
41.6 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pemeliharaan dilakukan karena kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
41.7 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena
PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan
KKN dan/atau pelanggaran persaingan usaha di
dalam pelaksanaan pengadaan yang sudah
diputuskan oleh instansi berwenang, maka PPK
dikenakan
sanksi
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan.
42. Keterlambatan
Pelaksanaan

42.1 Apabila penyedia terlambat melaksanakan


pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus

116

Pekerjaan dan
Kontrak Kritis

memberikan peringatan secara tertulis atau


dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.
42.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%
70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 10% dari rencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan
70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari
rencana;
c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat
kurang dari 5% dari rencana dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan.
42.3 Penanganan kontrak kritis.
a. Dalam hal keterlambatan pada 42.1 dan
penanganan kontrak pada 42.2, penanganan
kontrak kritis dilakukan dengan Rapat
pembuktian (show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi
pekerjaan menerbitkan surat peringatan
kepada
penyedia
dan
selanjutnya
menyelenggarakan SCM.
2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi
teknis dan penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba pertama)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
tingkat Tahap I
3) Apabila penyedia gagal pada uji coba
pertama, maka harus diselenggarakan
SCM Tahap II yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba kedua)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
Tahap II
4) Apabila penyedia gagal pada uji coba
kedua, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap
III
yang
membahas
dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba ketiga)
yang dituangkan dalam berita acara SCM.

117

Tahap III
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
menerbitkan surat peringatan kepada
penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan akibat
kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak
Penyedia Pekerjaan Konstruksi dapat diberi
kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak
masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
dengan diberlakukan denda sebesar 1/1000
(satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai
bagian Kontrak apabila ditetapkan serah
terima pekerjaan secara parsial untuk setiap
hari
keterlambatan.
Kesempatan
menyelesaikan pekerjaan selama 50 (lima
puluh) hari tersebut dapat melampaui tahun
anggaran berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat
keterlambatan melampaui tahun anggaran
berjalan,
diterbitkan
adendum
untuk
mencantumkan sumber dana tahun anggaran
berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan
diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku
jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan pada 42.2 a atau
42.2 b, setelah dilakukan penanganan kontrak
kritis sesuai 42.3 a, PPK dapat langsung
memutuskan kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 Kitab UndangUndang Hukum Perdata.
PPK dapat memutuskan
sepihak, apabila:

Kontrak

secara

1) kebutuhan barang/jasa tidak dapat


ditunda melebihi batas berakhirnya
kontrak;
2) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia
Barang/Jasa
tidak
akan
mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender
sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan
untuk
menyelesaikan
pekerjaan; dan/atau

118

3) setelah
diberikan
kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan
50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya
pelaksanaan
pekerjaan,
Penyedia
Barang/Jasa
tidak
dapat
menyelesaikan pekerjaan.
43. Peninggalan

Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan


Sementara yang masih berada di lokasi kerja setelah
pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau kesalahan
penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK
tanpa kewajiban perawatan/pemeliharaan. Pengambilan
kembali semua peninggalan tersebut oleh penyedia
hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan PPK.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak


44. Hak dan
Kewajiban Para
Pihak

Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang


harus dilaksanakan oleh PPK dan penyedia dalam
melaksanakan kontrak, meliputi :
44.1 Hak dan kewajiban PPK :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga
yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan kontrak.
44.2 Hak dan kewajiban penyedia :
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam kontrak;
b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk
sarana dan prasarana dari PPK untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara
periodik kepada PPK;
d. melaporkan
pelaksanaan
penggunaan
produksi dalam negeri/TKDN secara periodik

119

kepada PPK;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
f. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau
dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen
maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
g. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan PPK;
h. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan
jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak; dan
i. mengambil langkah-langkah yang memadai
dalam rangka memberi perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja
maupun masyarakat dan lingkungan sekitar
yang berhubungan dengan pemindahan bahan
baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi
dan proses produksi.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan
dengan lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan
sesuai kontrak]
45. Penggunaan
DokumenDokumen
Kontrak dan
Informasi

Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan


menginformasikan dokumen kontrak atau dokumen
lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk
kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis
dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan izin tertulis
dari PPK sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

46. Hak Kekayaan


Intelektual

Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau


klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan
atau atas pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
oleh penyedia.

47. Penanggungan
dan Risiko

47.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya

120

(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan


tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat
PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari
hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai
Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan akhir :
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta
benda penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan
Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga;
47.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau
kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan
Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali
kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian PPK.
47.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan dalam Pasal ini.
47.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil
Pekerjaan atau Bahan yang menyatu dengan Hasil
Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau
diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya
sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.
48. Perlindungan
Tenaga Kerja

48.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas


biaya sendiri untuk mengikutsertakan Personilnya
pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
48.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan
memerintahkan Personilnya untuk mematuhi
peraturan keselamatan kerja. Pada waktu
pelaksanaan
pekerjaan,
penyedia
beserta
Personilnya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.
48.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
menyediakan kepada setiap Personilnya (termasuk
Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
48.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk
melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum yang
121

berlaku, penyedia wajib melaporkan kepada PPK


mengenai setiap kecelakaan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini
dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
kejadian.
49. Pemeliharaan
Lingkungan

Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkahlangkah yang memadai untuk melindungi lingkungan
baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga
dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini.

50. Asuransi

50.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK


sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan
untuk :
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai
risiko
tinggi
terjadinya
kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko
terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan,
serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di
tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
50.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.

51. Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

51.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis PPK sebelum
melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dalam
Lampiran A SSKK;
b. menunjuk Personil Inti yang namanya tidak
tercantum dalam Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program
mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
51.2

Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan
sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam
Pasal 15 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;

122

d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.


52. Laporan Hasil
Pekerjaan

52.1 Pemeriksaan
pekerjaan
dilakukan
selama
pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume
pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil
pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.
52.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan
pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan
harian.
52.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi
pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam
tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis
dan
kuantitas
pekerjaan
yang
dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
pelaksanaan.
52.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila
diperlukan diperiksa oleh konsultan, dan disetujui
oleh wakil PPK.
52.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta halhal penting yang perlu ditonjolkan.
52.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
52.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, PPK dan penyedia membuat foto-foto
dokumentasi dan video pelaksanaan pekerjaan di
lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.

53. Kepemilikan
Dokumen

Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan,


dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang
dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan Kontrak ini

123

sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling


lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan
piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada
PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan
tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan
(jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti
lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam
SSKK.
54. Kerjasama Antara 54.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas
Penyedia dan Sub
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
Penyedia
rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil,
yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.
54.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut
harus diatur dalam Kontrak dan disetujui terlebih
dahulu oleh PPK.
54.3 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut.
54.4 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus
mengacu kepada Kontrak serta menganut prinsip
kesetaraan.
55. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

55.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana


konstruksi adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Koperasi Kecil, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang
ditunjuk
dan
dilarang
diserahkan
atau
disubkontrakkan kepada pihak lain.
55.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana
konstruksi adalah penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil,
antara lain dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas
penyedia terpilih tetap bertanggungjawab
penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama; dan
d. membuat
laporan
periodik
pelaksanaan ketetapan di atas.

mengenai

55.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka

124

penyedia dikenakan sanksi yang diatur dalam


SSKK.
56. Penyedia Lain

Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan


menggunakan lokasi kerja termasuk jalan akses bersamasama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihakpihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika
dipandang perlu, PPK dapat memberikan jadwal kerja
penyedia yang lain di lokasi kerja.

57. Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan


kesehatan semua pihak di lokasi kerja. Penyedia setiap
saat harus mengambil langkah-langkah yang patut
diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para
personilnya. Penyedia harus memastikan bahwa staf
kesehatan, fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan,
dan layanan ambulance dapat disediakan setiap saat di
lapangan bagi personil penyedia termasuk subpenyedia
maupun personil PPK dan telah dibuat perencanaan yang
sesuai dengan semua persyaratan kesehatan dan
kebersihan untuk mencegah timbulnya wabah penyakit.
Penyedia harus menunjuk petugas keselamatan kerja yang
bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan
mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang
bersangkutan
harus
memenuhi
aturan
dan
persyaratan K3. Petugas K3 dipersyaratkan berdasarkan
tingkat risiko pekerjaan: diperlukan Ahli K3 untuk
pekerjaan berisiko tinggi dan diperlukan Petugas K3
untuk pekerjaan berisiko sedang atau kecil sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK.

58. Pembayaran
Denda

Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial


berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera
janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam
Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia.
Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual penyedia.

59. Jaminan

59.1 Jaminan menggunakan surat jaminan yang


dikeluarkan oleh Bank Umum, bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional).
59.2 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa
(SPPBJ)
sebelum
dilakukan
penandatanganan kontrak dengan besaran/nilai:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) bagi penawaran yang
lebih kecil dari 80% (delapan puluh

125

perseratus) HPS.
59.3 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurangkurangnya sejak tanggal penanda-tanganan
kontrak sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
59.4 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau dengan menahan uang retensi
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;
59.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam
rangka pengambilan uang muka sekurangkurangnya sama dengan besarnya uang muka;
59.6 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara
proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan;
59.7 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurangkurangnya sejak tanggal persetujuan pemberian
uang muka sampai dengan tanggal penyerahan
pertama pekerjaan (PHO).
59.8 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK
setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%
(seratus perseratus).
59.9 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima
dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;
59.10 Masa
berlakunya
Jaminan
Pemeliharaan
sekurang-kurangnya sejak tanggal serah terima
pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand
Over/FHO);
D. Personil Inti dan/atau Peralatan Penyedia
60. Personil Inti
dan/atau
Peralatan

60.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan


harus sesuai dengan yang tercantum dalam
Dokumen Penawaran.
60.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak
boleh dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis
PPK.
60.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia
dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang
diusulkan beserta alasan penggantian.

126

60.4 PPK
dapat
menilai
dan
menyetujui
penempatan/penggantian personil inti dan/atau
peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
60.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti :
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan
tugasnya,

pekerjaan

yang

menjadi

maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan


pengganti dan menjamin personil inti tersebut
meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh)
hari sejak diminta oleh PPK.
60.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan
perlu dilakukan, maka penyedia berkewajiban
untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi
yang setara atau lebih baik dari personil inti
dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya
tambahan apapun.
60.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga
kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan oleh
PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu
disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan
di bawah sumpah.
E.

Kewajiban PPK

61. Fasilitas

PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan


prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang
tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.

62. Peristiwa
Kompensasi

62.1 Peristiwa Kompensasi yang


kepada penyedia yaitu :

dapat

diberikan

a. PPK
mengubah
jadwal
yang
dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal
yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai
jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia
untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak
ditemukan
kerusakan/
kegagalan/

127

penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya
dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.
62.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan
pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban
untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
62.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan
kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada
PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat
Peristiwa Kompensasi.
62.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan
hanya dapat diberikan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat
Peristiwa Kompensasi.
62.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika
penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau
mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.
F.

Pembayaran Kepada Penyedia

63. Harga Kontrak

63.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan


pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak.
63.2 Harga
kontrak
telah
memperhitungkan
keuntungan, beban pajak dan biaya overhead
termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan semua pajak, bea,
retribusi, dan pungutan lain serta biaya asuransi
yang harus dibayar oleh penyedia untuk
pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi.
63.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

64. Pembayaran

64.1 Uang muka


a. uang

muka

dibayar

untuk

membiayai

128

mobilisasi peralatan, personil, pembayaran


uang
tanda
jadi
kepada
pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan
paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus) dari
nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;
c. untuk usaha non kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 20% (dua puluh
perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa;
d. untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat
diberikan:
1) 20% (dua puluh perseratus) dari Kontrak
tahun pertama; atau
2) 15% (lima belas perseratus) dari nilai
Kontrak.
e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK
dan dibayar setelah penyedia menyerahkan
Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang
diterima;
f. penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis kepada
PPK disertai dengan rencana penggunaan uang
muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak;
g. PPK harus mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk permohonan tersebut pada
huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
h. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank
umum,
perusahaan
penjaminan,
atau
Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki
izin untuk menjual produk jaminan
(suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan;
i. pengembalian
uang
muka
harus
diperhitungkan
berangsur-angsur
secara
proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada
saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus perseratus).
64.2 Prestasi pekerjaan
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang
disepakati dilakukan oleh PPK, dengan
ketentuan :

129

1) Penyedia telah mengajukan tagihan


disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) Pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan, sistem termin atau pembayaran
secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam
SSKK;
3) Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, termasuk peralatan
dan/ atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan,
sesuai
dengan
ketentuan yang tercantum di dalam SSKK.
Peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan adalah:
a) Peralatan dan/atau bahan yang
merupakan bagian dari pekerjaan
utama namun belum dilakukan uji
fungsi
(commisioning)
harus
memenuhi
persyaratan
sebagai
berikut:
(1) Berada di lokasi pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam
Kontrak dan perubahannya;
(2) Memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) Bersertifikat
garansi
dari
produsen/agen
resmi
yang
ditunjuk oleh produsen;
(4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan
capaian fisik yang diterima;
(5) Dilarang dipindahkan dari area
lokasi
pekerjaan
dan/atau
dipindahtangankan oleh pihak
manapun; dan
(6) Keamanan penyimpanan dan
risiko
kerusakan
sebelum
diserahterimakan secara satu
kesatuan
fungsi
merupakan
tanggung
jawab
Penyedia
Barang/Jasa.
b) Sertifikat uji mutu dan sertifikat
garansi tidak diperlukan dalam hal
peralatan
dan/atau
bahan
dibuat/dirakit
oleh
Penyedia
Barang/Jasa;
Besaran yang akan dibayarkan dari
material on site (berkisar antara 50%

130

sampai dengan 70%). Besaran nilai


pembayaran dicantumkan di dalam SSKK;
4) Pembayaran harus memperhitungkan
angsuran uang muka, peralatan dan/atau
bahan yang menjadi bagian permanen
dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan (material on site) yang
sudah dibayar sebelumnya, denda (apabila
ada), pajak dan/atau uang retensi;
5) Untuk kontrak yang mempunyai sub
kontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh sub penyedia sesuai dengan
prestasi pekerjaan. Pembayaran kepada
sub penyedia dilakukan sesuai prestasi
pekerjaan yang selesai dilaksanakan oleh
sub penyedia tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus)
dan Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan diterbitkan;
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja
setelah pengajuan permintaan pembayaran
dari penyedia harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM);
d. apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang
menjadi perselisihan.
64.3 Denda dan ganti rugi
a. denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada PPK karena terjadinya
cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada
penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan
adalah :
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga
bagian kontrak yang belum dikerjakan

131

d.

e.

f.
g.

65. Hari Kerja

(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan


yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi;
atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga
kontrak (sebelum PPN), apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum
berfungsi;
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar
bunga dari nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi;
pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan;
ganti rugi dan kompensasi kepada peserta
dituangkan dalam adendum kontrak;
pembayaran ganti rugi dan kompensasi
dilakukan oleh PPK, apabila penyedia telah
mengajukan tagihan disertai perhitungan dan
data-data.

65.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan


datanya disimpan oleh penyedia. Daftar
pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.
65.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada
tenaga
kerjanya
setelah
formulir
upah
ditandatangani.
65.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus
dilampirkan.

66. Perhitungan
Akhir

66.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir


dilakukan berdasarkan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan berita acara
penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua
belah Pihak berdasarkan Berita Acara Pekerjaan
Selesai dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
(PPHP).
66.2 Sebelum
pembayaran
terakhir
dilakukan,
penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan
nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK
berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh
Pengawas
Pekerjaan
berkewajiban
untuk
menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan

132

angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh)


hari kerja terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.
67. Penangguhan

67.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap


angsuran prestasi pekerjaan jika penyedia gagal
atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya,
termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
67.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada
penyedia tentang penangguhan hak pembayaran,
disertai alasan-alasan yang jelas mengenai
penangguhan
tersebut.
Penyedia
diberi
kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka
waktu tertentu.
67.3 Pembayaran
yang
ditangguhkan
harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian penyedia.
67.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan
pembayaran akibat keterlambatan penyerahan
pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.

G. Pengawasan Mutu
68. Pengawasan dan
Pemeriksaan

PPK
berwenang
melakukan
pengawasan
dan
pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK
dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

69. Penilaian
Pekerjaan
Sementara oleh
PPK

69.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat


melakukan penilaian sementara atas hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
69.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap
mutu dan kemajuan fisik pekerjaan
PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap
Hasil Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara
tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu,
serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK
atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu.
Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu
selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

70. Cacat Mutu

71. Pengujian

Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan


penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang

133

tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar,


dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu
maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya
pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat
Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.
72. Perbaikan Cacat
Mutu

72.1 PPK
atau
Pengawas
Pekerjaan
akan
menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat
Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas
cacat mutu selama Masa Pelaksanaan dan Masa
Pemeliharaan.
72.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut,
penyedia berkewajiban untuk memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
72.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditentukan maka PPK,
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan,
berhak untuk secara langsung atau melalui pihak
ketiga yang ditunjuk oleh PPK melakukan
perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah
menerima permintaan penggantian biaya/klaim
dari PPK secara tertulis berkewajiban untuk
mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat
memperoleh penggantian biaya dengan memotong
pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh
tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan
Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada
maka biaya penggantian akan diperhitungkan
sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah
jatuh tempo.
72.4 PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan
untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat
Mutu, dan mengenakan sanksi daftar hitam
kepada penyedia jika tidak melaksanakan
perbaikan
Cacat
Mutu.
Besaran
denda
keterlambatan akibat cacat mutu ini ditentukan
dalam SSKK.

73. Kegagalan
Konstruksi dan
Kegagalan
Bangunan

73.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada


pelaksanaan pekerjaan, maka PPK dan/atau
penyedia bertanggung jawab atas kegagalan
konstruksi sesuai dengan kesalahan masingmasing.
73.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK
dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir

134

bertanggung jawab atas kegagalan bangunan


sesuai dengan kesalahan masing-masing selama
umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dan
dalam SSKK pada umur konstruksi agar
dicantumkan lama pertanggungan terhadap
kegagalan bangunan yang ditetapkan apabila
rencana umur konstruksi kurang dari 10
(sepuluh) tahun.
73.3 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK)
sehubungan dengan klaim kehilangan atau
kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga yang timbul dari
kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan
bangunan.
73.4 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan penyedia dalam Pasal ini.
73.5 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk
menyimpan dan memelihara semua dokumen
yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan
ini selama umur konstruksi yang tercantum dalam
SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.
H. Penyelesaian Perselisihan
74. Penyelesaian
Perselisihan

74.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya


sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai
semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan
dengan
Kontrak
ini
atau
interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan
pekerjaan ini.
74.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara
para pihak dalam Kontrak dapat dilakukan
melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi
atau pengadilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Penyelesaian
perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan
dalam SSKK.

75. Itikad Baik

75.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling

135

percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang


terdapat dalam kontrak.
75.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian
dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan
masing-masing pihak. Apabila selama kontrak,
salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk
mengatasi keadaan tersebut.

136

BAB VII
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Korespondensi

Alamat Para Pihak sebagai berikut:


Satuan Kerja PPK:
Nama:
....................
Alamat:
....................
Website:
....................
E-mail:
....................
Faksimili:
....................
Penyedia:
Nama:
Alamat:
E-mail:
Faksimili:

B.

Wakil Sah Para


Pihak

....................
....................
....................
....................

Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


Untuk PPK:

....................

Untuk Penyedia:

....................

C. Jenis Kontrak

kontrak harga satuan

D. Tanggal Berlaku
Kontrak

Kontrak mulai berlaku sejak: ................. s.d. ..................


[termasuk masa pemeliharaan]

E.

Masa
Pelaksanaan

Masa Pelaksanaan selama: .................... [diisi jumlah hari


kalender] terhitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.

F.

Masa
Pemeliharaan

Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi


jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) pekerjaan; atau
Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi
jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) bagian pekerjaan yang
sudah bisa berfungsi apabila ada serah terima parsial.

G. Perbaikan Cacat
Mutu

Denda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap


hari keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka
waktu perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk perbaikan dan ditetapkan
oleh PPK.

137

H. Umur Konstruksi

a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur


konstruksi: . (.........dalam huruf...........) tahun
sejak tanggal penanda-tanganan Berita Acara
penyerahan akhir.

Catatan: ketentuan umur konstruksi ini diisi apabila


perencanaan
konstruksi
yang
ditetapkan
diperkirakan hanya dapat mencapai umur kurang
dari 10 (sepuluh) tahun.
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan
ditetapkan selama ......... (.............) tahun sejak
tanggal penyerahan akhir.
[diisi sesuai dengan umur rencana pada huruf a untuk
yang umur konstruksinya tidak lebih dari 10 (sepuluh)
tahun]
I.

Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

Gambar As built dan/atau pedoman pengoperasian


dan perawatan/pemeliharaan harus diserahkan
selambat-lambatnya: .(......dalam huruf.........) hari
kalender/bulan/tahun setelah tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.

J.

Pembayaran
Tagihan

Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan


SPP oleh PPK untuk pembayaran tagihan angsuran
adalah ...........(......dalam huruf.........) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen
penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh
PPK.

K. Pencairan
Jaminan

Jaminan dicairkan dan disetorkan pada .....................


[diisi nama kantor Kas Negara/Kas Daerah]

L.

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan PPK adalah: .................... [sebutkan selain
yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila ada]

Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah: ....................
[sebutkan selain yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila
ada]

M. Kepemilikan
Dokumen

Penyedia
diperbolehkan
menggunakan
salinan
dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari
Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai
berikut: .................... [sebutkan batasan/ketentuan yang
dibolehkan dalam penggunaannya, misalnya: untuk
penelitian dan riset]

N. Fasilitas

PPK akan memberikan fasilitas berupa :


.................... [sebutkan fasilitas milik PPK yang dapat
digunakan, apabila ada]
138

O. Peristiwa
Kompensasi

Termasuk peristiwa kompensasi yang dapat diberikan


ganti rugi adalah..................... [diisi apabila ada ketentuan
lain dari 62.1 huruf h]

P.

Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai


dari .................... [diisi dengan memilih APBN/APBD]

Sumber
Pembiayaan

Q. Pembayaran
Uang Muka

Uang
muka
diberikan
sebesar
(.....dalam huruf........) dari Nilai Kontrak

.....%

R.

Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

Personil K3 yang dipersyaratkan:.............. [diisi Ahli K3


untuk risiko tinggi atau Petugas K3 untuk risiko sedang atau
kecil]

S.

Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara:


.......... [diisi dengan memilih Termin/Bulanan/Sekaligus]
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk
mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:
.................... [sebutkan dokumennya]
Penentuan dan besaran pembayaran untuk item
peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari pekerjaan utama (material on site),
ditetapkan sebagai berikut:
1. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
2. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
3. ................... dst
[contoh peralatan: eskalator, lift, pompa air stationer, turbin,
peralatan elektromekanik; contoh bahan fabrikasi: sheet pile,
geosintetik, konduktor, tower, insulator; contoh bahan jadi:
beton pracetak]

T.

Serah Terima
sebagian
pekerjaan

U. Denda

Dalam kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan


sebagian atau secara parsial untuk bagian sebagai
berikut:
1. ...................
2. ...................
3. Dst..
[diisi bagian pekerjaan yang berfungsi dan segera
dimanfaatkan (apabila ada)]
1. Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan
untuk setiap hari keterlambatan adalah 1/1000
(satu perseribu) dari ................... [total nilai kontrak
atau nilai bagian kontrak yang belum diserahterimakan
apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara
parsial]

139

2. Sanksi finansial terhadap realisasi pelaksanaan


yang tidak sesuai dengan nilai TKDN Penawaran
dikenakan berdasarkan perbedaan antara nilai
TKDN Penawaran dengan nilai TKDN realisasi
pelaksanaan dikalikan dengan Harga Penawaran,
dengan perbedaan nilai TKDN maksimal sebesar
15% (lima belas persen).
V. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

Sanksi kepada penyedia apabila melanggar ketentuan


mengenai subkontrak :
a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
mensubkontrakkan
pekerjaan,
maka
akan
dikenakan denda .. [ketentuan ini untuk
nilai paket di bawah Rp 2.500.000.000, dengan mengisi
di denda senilai pekerjaan yang dikontrakkan kepada
pihak lain atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
b. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang tidak mensubkontrakkan pekerjaan, maka
akan dikenakan denda .. [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
c. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang mensubkontrakkan pekerjaan utama, maka
akan dikenakan denda [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan]

W. Penyelesaian
Perselisihan
/Sengketa

Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa diantara para


pihak, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan
perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk
mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
maka
para
pihak
sepakat
menyelesaikan
perselisihan/sengketa melalui .......... [diisi pengadilan
atau arbitrase]

140

Lampiran A Syarat-Syarat Khusus Kontrak


Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang
[dicantumkan apabila ada]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut
uraian personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi,
dan jumlah orang bulan]
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab
kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang
disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan]

141

BAB VIII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Perhatian:
Pokja ULP menguraikan spesifikasi teknis dan gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.

A. Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan
yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup
kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan;

bahan

yang

dipergunakan

dalam

7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;


8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis bahan
bangunan konstruksi yang akan digunakan untuk pekerjaan
permanen maupun untuk pekerjaan sementara atau penunjang, dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis bahan yang boleh
digunakan;
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang digunakan sedapat
mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan diberi
penjelasan cara penggunaan yang benar dan selamat;
c. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai
bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas
acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan
bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan
prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;

142

d. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data


Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan
oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber-sumber yang
berkompeten dan/ atau berwenang.
11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis alat dan
perkakas yang akan digunakan untuk pelaksanaan konstruksi,
maupun peralatan permanen kelengkapan bangunan konstruksi dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis alat yang harus digunakan
tersebut;
b. Setiap jenis alat dan perkakas yang digunakan sedapat mungkin
dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya serta lebih mudah
penggunaan dan perawatannya, dan diberi penjelasan singkat cara
penggunaan dan pemeliharaannya;
c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi
sistem perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah
paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/
pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual
produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan
pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja ULP dan/atau Ahli K3/Petugas K3 harus mengidentifikasi
bahaya dari setiap jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan
konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang harus
dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling
kecil bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja
yang lebih aman dan selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja,
sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan
rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses
tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan
yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis bahaya dan
risikonya (Job Safety Analysis) dan harus dilakukan tindakan
pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin
kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3
Konstruksi;

143

f. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh


tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah
mempunyai
kompetensi
untuk
melaksanakan
jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Identifikasi bahaya harus dilakukan terhadap setiap metode
konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis
untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material
dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan oprator
yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun
dan menggunakan metoda kerja dapat meliputi penggunaan alat
utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara
dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja
dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan
material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus
diidentifikasi bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan
efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca,
alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah
dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis
dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya harus dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat
dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus
digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga
kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang
sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah
berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau
lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi
pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.

144

14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan
dan gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur
teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan
oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan,
baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal,
plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis
pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait
dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat
memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait
pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan
pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan
standar K3 yang berlaku;
c. Setiap
kegiatan/pekerjaan
pelaksanaan,
pemasangan,
pembongkaran,
pemindahan,
pengangkutan,
pengangkatan,
penyimpanan,
perletakan,
pengambilan,
pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga
terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi
teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang K3 di atas harus
mempunyai kemampuan melakukan analisis keselamatan pekerjaan
(job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk
memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan
diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau
penyakit di tempat kerja;
e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko,
sebelum diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan
ketepatannya oleh Petugas/Ahli K3 Konstruksi;
f. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilaksanakan oleh
Ahli K3 Konstruksi/berkonsultansi dengan Petugas/ Ahli K3
Konstruksi.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

145

BAB IX
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan
1.

Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2.

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan terhadap pekerjaan yang telah


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam SSUK dan SSKK.

3.

Apabila dipersyaratkan untuk dilengkapi dengan Daftar Kuantitas dan


Harga maka harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga tersebut diisi
lengkap yang telah mencakup semua biaya pekerjaan, personil,
pengawasan, bahan-bahan, perawatan, pajak, keuntungan, overhead
(termasuk biaya K3) dan yang diatur dalam Kontrak.

4.

Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak


harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika
mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap
telah termasuk dalam total harga penawaran.

6.

Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik terhadap volume pekerjaan,


apabila Daftar Kuantitas dan Harga dipersyaratkan, sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

146

Daftar 1: Mata Pembayaran Umum15

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
16

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

15

Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

16

147

Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: ....................17


CONTOH

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total
Harga
18

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

17
18

Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan
Konstruksi ini di antara bagian-bagian pekerjaan lain.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

148

Daftar 3: Mata Pembayaran ..................... 19

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
20

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

19
20

Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata
Pembayaran Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

149

Daftar Rekapitulasi

Mata Pembayaran

CONTOH

Harga

Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum


Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran ...................
dll.
Jumlah (Daftar 1+2+3+.........)
PPN 10%
TOTAL NILAI

150

BAB X
BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN
1. Undangan pengambilan dokumen pemilihan secara elektronik
mengikuti petunjuk/pedoman sistem pengadaan secara elektronik pada
website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi
bersangkutan.
2. Undangan pengambilan dokumen pemilihan secara manual dengan
contoh sebagai berikut:
[kop surat K/L/D/I]
UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN
Nomor
Lampiran

: ..................
: ..................

.................., . .................. 20.

Kepada Yth.:
..................
di ..................
Perihal :

Pelelangan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk paket pekerjaan .................. Pokja ..................
ULP .................. Tahun Anggaran .

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah lulus kualifikasi untuk paket pekerjaan
tersebut di atas. Sebagai kelanjutan proses pelelangan kami mengundang Saudara untuk mengambil
Dokumen Pemilihan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.

Saudara dianjurkan untuk menghadiri pemberian penjelasan pada tempat dan waktu yang
ditentukan dalam Lembar Data Pemilihan (LDP), agar Saudara lebih memahami lingkup pekerjaan.

2.

Penawaran meliputi kelengkapan persyaratan administrasi, teknis, dan harga dengan masa berlaku
penawaran paling kurang .. () hari kalender terhitung sejak batas akhir waktu
pemasukan penawaran;

3.

Jadwal Pelaksanaan Pengadaan:


No
Kegiatan
a.
Pengambilan Dokumen Pemilihan
b.
Pemberian Penjelasan
c.
Pemasukan Dokumen Penawaran
Batas akhir pemasukan

4.
5.
6.

d.

Pembukaan Dokumen Penawaran

e.

Dst.

Hari/Tanggal
....../...... s.d. ....../ ......
..................

Waktu
...... s.d. ......
...... s.d. selesai

....../...... s.d. ....../ ......


....../......

...... s.d. ......


..................

..................
..

..................
.

Pengambilan Dokumen Pemilihan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur
utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal yang bersangkutan.
Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam mengambil Dokumen Pemilihan.
Dokumen Pemilihan dapat diambil dalam bentuk cetakan, softcopy dan/atau diunduh melalui
website Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi.

Demikian disampaikan untuk diketahui.


Kelompok Kerja ULP .........

[tanda tangan]
...........................
[nama lengkap]

151

B. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen ]


Nomor
: ....................
Lampiran : ....................

...................., . .................... 20....

Kepada Yth.:
....................
di ....................
Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan ....................
.................... .................... .................... .................... .................... ................
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor .................... tanggal
.................... perihal .................... dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp....................
(.........dalam huruf...........) telah ditetapkan oleh Pokja ULP/Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi berdasarkan surat penetapan nomor
.................... tanggal .................... dan kami menyatakan menerima hasil penetapan
tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat
Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ.
Penunjukan ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran Saudara
tersebut diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
Satuan Kerja ....................
Pejabat Pembuat Komitmen
....................

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................
Tembusan Yth. :
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
Unit Eselon 1
Unit Eselon 2. /Kepala Satuan kerja..
.................... [Pokja ULP]
......... dst

152

C. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]


SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor : ....................
Paket Pekerjaan : ....................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


........................................ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;
berdasarkan Surat Perjanjian ....................
...................., bersama ini memerintahkan :

nomor

....................

tanggal

........................................ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


........................................ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh : ....................
selanjutnya disebut sebagai Penyedia;
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Lingkup pekerjaan : ....................;
2. Tanggal mulai kerja : .................... [hari/bulan/tahun];
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian : selama (.........dalam huruf...........) hari kalender
dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal ....................
[hari/bulan/tahun];

153

5. Denda : Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan


Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar ........ [1/1000 (satu
per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN
sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak].
...................., . .................... 20.....
Untuk dan atas nama ....................
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................
Menerima dan menyetujui:
Untuk dan atas nama ....................
[tanda tangan]
[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]

154

D. BENTUK SURAT JAMINAN


Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ....................................................... [Pokja ULP]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .......................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Sanggahan Banding dalam mengajukan sanggahan banding
hasil pelelangan pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ....................................................... [peserta pelelangan]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata Sanggahan Banding yang diajukan tidak benar.


Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .................. (........dalam huruf..........) hari
kalender, dari tanggal .................. s.d. .................. (masa laku jaminan
sanggahan banding 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan sanggahan
banding)
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari
Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah
tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari

155

4.

5.
6.

Penerima Jaminan dan pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang


diajukan Yang Dijamin tidak benar.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ...................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini
ke .[bank]

156

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ...................................................................
dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ............................................... [nama bank] berkedudukan di
................................................. [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ................................................. [nama PPK]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .................................................


(terbilang ..............................................dalam huruf..................................................)
sebagai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan ............ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ................................................. [nama penyedia]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama ................. (........dalam huruf.........)
hari kalender, dari tanggal .................................. s.d. ..................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

157

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

: .....................
: .....................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]

158

Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ........................................................ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebut :

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang ................................................................................ ...................................)
sebagai Jaminan Uang Muka untuk pekerjaan ........... dalam bentuk garansi
bank, apabila :
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
Uang Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama . (.dalam huruf....)
hari kalender, dari tanggal . s.d. .
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

159

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai
pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: .
: .

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

160

Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebu t:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Pemeliharaan untuk pekerjaan ................ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .. (dalam huruf) hari kalender, dari tanggal ........................................ s.d. ........................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

161

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..........................
: ..........................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke .[bank]

162

E. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK

[Kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]


SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
Dalam
rangka
memenuhi
persyaratan
kualifikasi
pengadaan
pekerjaan................................... pada ......................................
dengan ini menerangkan kesediaan memberikan dukungan keuangan kepada :
Nama Perusahaan
Alamat
Nomor Rekening
Nama Penanggung Jawab

: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................

Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai


Pemenang, maka Bank .................. bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan
dengan dana paling kurang Rp. .................. (terbilang ..................).
Demikian Surat Keterangan
dipergunakan semestinya.

Dukungan

Keuangan

Dikeluarkan di
Pada tanggal

diberikan

untuk

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke
.[bank]

......................................
[Nama dan Jabatan]

DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 1
UMUM ................................................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................................. 5
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) ................................................................................... 5
A. UMUM ........................................................................................................................... 5
1.
LINGKUP PEKERJAAN ...................................................................................................... 5
2.
SUMBER DANA .............................................................................................................. 5
3.
PESERTA ......................................................................................................................... 5
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG
SERTA PENIPUAN ............................................................................................................ 6
5.
LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN ..................................................................... 7
6.
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI ................................................................ 8
7.
SATU PENAWARAN TIAP PESERTA .................................................................................... 8
B. DOKUMEN PEMILIHAN ................................................................................................ 9
8.
PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN............................................................................ 9
9.
ISI DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI ........................................................ 9
10. BAHASA DOKUMEN PEMILIHAN ................................................................................... 10
11. PEMBERIAN PENJELASAN ............................................................................................... 10
12. PERUBAHAN DOKUMEN PEMILIHAN ............................................................................. 12
13. TAMBAHAN WAKTU PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN........................................... 12
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN ...................................................................... 12
14. BIAYA DALAM PENYIAPAN PENAWARAN ....................................................................... 12
15. BAHASA PENAWARAN .................................................................................................. 12
16. DOKUMEN PENAWARAN .............................................................................................. 13
17. HARGA PENAWARAN.................................................................................................... 14
18. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN .................................................... 14
19. MASA BERLAKU PENAWARAN ....................................................................................... 14
20. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ................................................................................. 15
21. JAMINAN PENAWARAN ................................................................................................. 15
D. DOKUMEN PENAWARAN ........................................................................................... 17
22. PEMASUKAN DAN CARA PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN .................................. 17
23. BATAS AKHIR PEMASUKAN PENAWARAN ....................................................................... 17
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN ............................................................. 17
24. PEMBUKAAN PENAWARAN SAMPUL I ............................................................................ 17
25. KLARIFIKASI DAN KONFIRMASI PENAWARAN ................................................................ 19
26. HAK MENOLAK ATAU MENERIMA PENAWARAN ............................................................ 19
27. EVALUASI PENAWARAN SAMPUL I ................................................................................ 19
28. PEMBERITAHUAN/PENGUMUMAN KEPADA PESERTA YANG LULUS EVALUASI .................. 29
29. PEMBUKAAN PENAWARAN SAMPUL II ........................................................................... 29
30. EVALUASI PENAWARAN SAMPUL II (HARGA) ................................................................ 30
31. SISTEM NILAI ............................................................................................................... 33
F. PENETAPAN PEMENANG............................................................................................. 34
32. PENETAPAN PEMENANG ................................................................................................ 34
33. PENGUMUMAN PEMENANG .......................................................................................... 36
34. SANGGAHAN................................................................................................................ 36
35. SANGGAHAN BANDING ................................................................................................ 37
G. PENUNJUKAN PEMENANG PENGADAAN .................................................................. 38
36. PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA ........................................................................ 38
H. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................. 39

ii

38. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................... 40


I. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN ............................................................................... 41
39. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN .................................................................................... 41
J. PENANDATANGANAN KONTRAK .............................................................................. 42
40. PENANDA-TANGANAN KONTRAK .................................................................................. 42
BAB III ............................................................................................................................... 45
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) ................................................................................... 45
A. LINGKUP PEKERJAAN .................................................................................................... 45
B.
SUMBER DANA ............................................................................................................ 45
C. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI .............................................................. 45
D. PEMBERIAN PENJELASAN DOKUMEN PEMILIHAN DAN PENINJAUAN LAPANGAN .............. 46
E.
DOKUMEN PENAWARAN .............................................................................................. 46
F.
MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN .................................................... 48
G. MASA BERLAKUNYA PENAWARAN................................................................................. 49
H. JAMINAN PENAWARAN ................................................................................................. 49
I.
PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN ....................................................................... 49
J.
BATAS AKHIR WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN .......................................................... 49
K. PEMBUKAAN PENAWARAN............................................................................................ 49
L.
SISTEM NILAI ............................................................................................................... 49
M. SANGGAHAN, DAN SANGGAHAN BANDING................................................................... 50
N. JAMINAN SANGGAHAN BANDING ................................................................................. 51
BAB IV ............................................................................................................................... 52
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ................................................................................. 52
A. BENTUK SURAT PENAWARAN SAMPUL I .............................................................. 52
B.
BENTUK SURAT PENAWARAN SAMPUL II ............................................................. 54
C. BENTUK SURAT KUASA ........................................................................................... 54
D. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO) ...................... 57
E.
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS .......................................................... 60
F.
PENAWARAN SAMPUL II (HARGA) ........................................................................ 67
G. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN
DALAM NEGERI (TKDN) ......................................................................................... 70
H. BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR ......................................................... 72
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR .................................................................................. 72
I.
BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)
................................................................................................................................... 73
J.
BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)........................ 85
K. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK ...................................................... 86
BAB V ................................................................................................................................ 88
BENTUK RANCANGAN KONTRAK ................................................................................... 88
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................................ 88
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................................ 93
BAB VI ............................................................................................................................... 97
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK ............................................................................... 97
A. KETENTUAN UMUM ................................................................................................... 97
1.
DEFINISI ...................................................................................................................... 97
2.
PENERAPAN ................................................................................................................ 100
3.
BAHASA DAN HUKUM ................................................................................................ 100

iii

4.

LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG


SERTA PENIPUAN ........................................................................................................ 101
5.
ASAL MATERIAL/ BAHAN ........................................................................................... 102
6.
KORESPONDENSI ........................................................................................................ 102
7.
WAKIL SAH PARA PIHAK ............................................................................................ 102
8.
PEMBUKUAN .............................................................................................................. 102
9.
PERPAJAKAN............................................................................................................... 102
10. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK ...................................................................... 102
11. PENGABAIAN.............................................................................................................. 103
12. PENYEDIA MANDIRI ................................................................................................... 103
13. KEMITRAAN/ KSO ..................................................................................................... 103
14. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN .................................................................... 103
15. PERSETUJUAN ATAU PERNYATAAN TIDAK BERKEBERATAN DARI PENGAWAS PEKERJAAN 103
16. PERINTAH .................................................................................................................. 104
17. PENEMUAN-PENEMUAN ............................................................................................. 104
18. AKSES KE LOKASI KERJA .............................................................................................. 104
B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK ......... 105
19. MASA PELAKSANAAN (JANGKA WAKTU PELAKSANAAN) PEKERJAAN ............................. 105
B.1
PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................................................................... 105
20. PENYERAHAN LOKASI KERJA ....................................................................................... 105
21. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) .................................................................... 106
22. PROGRAM MUTU ....................................................................................................... 106
23. PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) .............................................. 106
24. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK ................................................................ 107
25. MOBILISASI ............................................................................................................... 107
26. PEMERIKSAAN BERSAMA ............................................................................................. 108
27. PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI................................................................... 108
B.2
PENGENDALIAN WAKTU .................................................................................. 108
28. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN ............................................................................. 108
29. PERPANJANGAN WAKTU............................................................................................. 109
30. PENUNDAAN OLEH PENGAWAS PEKERJAAN ................................................................. 109
31. RAPAT PEMANTAUAN ................................................................................................. 109
32. PERINGATAN DINI ...................................................................................................... 110
B.3
PENYELESAIAN KONTRAK ................................................................................. 110
33. SERAH TERIMA PEKERJAAN ......................................................................................... 110
34. PENGAMBILALIHAN .................................................................................................... 111
35. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ PEMELIHARAAN.................................. 111
B.4
ADENDUM ......................................................................................................... 111
36. PERUBAHAN KONTRAK ............................................................................................... 112
37. PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN ............................................................................... 112
38. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA ......................................................................... 113
39. PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ......................................................... 113
B.5
KEADAAN KAHAR.............................................................................................. 114
40. KEADAAN KAHAR....................................................................................................... 114
B.6
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ................................................. 115
41. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ................................................................ 115
42. KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS ............................. 116
43. PENINGGALAN ........................................................................................................... 119
C. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ........................................................................ 119
44. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ............................................................................ 119
45. PENGGUNAAN DOKUMEN-DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI .............................. 120
46. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL .................................................................................... 120
47. PENANGGUNGAN DAN RISIKO .................................................................................... 120

iv

48.
49.
50.
51.

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA .................................................................................. 121


PEMELIHARAAN LINGKUNGAN .................................................................................... 122
ASURANSI .................................................................................................................. 122
TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS
PEKERJAAN................................................................................................................. 122
52. LAPORAN HASIL PEKERJAAN........................................................................................ 123
53. KEPEMILIKAN DOKUMEN ........................................................................................... 123
54. KERJASAMA ANTARA PENYEDIA DAN SUB PENYEDIA .................................................... 124
55. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL ................................................... 124
56. PENYEDIA LAIN .......................................................................................................... 125
57. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ....................................................................... 125
58. PEMBAYARAN DENDA ................................................................................................ 125
59. JAMINAN ................................................................................................................... 125
D. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA ............................................... 126
60. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN ....................................................................... 126
E. KEWAJIBAN PPK ........................................................................................................ 127
61. FASILITAS ................................................................................................................... 127
62. PERISTIWA KOMPENSASI ............................................................................................ 127
F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA .......................................................................... 128
63. HARGA KONTRAK ...................................................................................................... 128
64. PEMBAYARAN ............................................................................................................ 128
65. HARI KERJA................................................................................................................ 132
66. PERHITUNGAN AKHIR ................................................................................................. 132
67. PENANGGUHAN ......................................................................................................... 133
G. PENGAWASAN MUTU............................................................................................... 133
68. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN .............................................................................. 133
69. PENILAIAN PEKERJAAN SEMENTARA OLEH PPK............................................................. 133
70. CACAT MUTU ............................................................................................................ 133
71. PENGUJIAN ................................................................................................................ 133
72. PERBAIKAN CACAT MUTU .......................................................................................... 134
73. KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KEGAGALAN BANGUNAN ............................................ 134
H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN.................................................................................. 135
74. PENYELESAIAN PERSELISIHAN ...................................................................................... 135
75. ITIKAD BAIK .............................................................................................................. 135
BAB VII ............................................................................................................................ 137
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK) ............................................................... 137
A. KORESPONDENSI ........................................................................................................ 137
B.
WAKIL SAH PARA PIHAK ............................................................................................ 137
C. JENIS KONTRAK .......................................................................................................... 137
D. TANGGAL BERLAKU KONTRAK .................................................................................... 137
E.
MASA PELAKSANAAN ................................................................................................. 137
F.
MASA PEMELIHARAAN ............................................................................................... 137
G. PERBAIKAN CACAT MUTU .......................................................................................... 137
H. UMUR KONSTRUKSI ................................................................................................... 138
I.
PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ .......................................................... 138
J.
PEMBAYARAN TAGIHAN ............................................................................................. 138
K. PENCAIRAN JAMINAN ................................................................................................. 138
L.
TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS
PEKERJAAN................................................................................................................. 138
M. KEPEMILIKAN DOKUMEN ........................................................................................... 138
N. FASILITAS ................................................................................................................... 138
O. PERISTIWA KOMPENSASI ............................................................................................ 139

P.
SUMBER PEMBIAYAAN ................................................................................................ 139
Q. PEMBAYARAN UANG MUKA ....................................................................................... 139
R.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ....................................................................... 139
S.
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN ............................................................................. 139
T.
SERAH TERIMA SEBAGIAN PEKERJAAN .......................................................................... 139
U. DENDA ...................................................................................................................... 139
V. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL ................................................... 140
W. PENYELESAIAN PERSELISIHAN /SENGKETA ................................................................... 140
BAB VIII........................................................................................................................... 142
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR ............................................................................... 142
A. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS ........................................................................................ 142
B.
KETERANGAN GAMBAR .............................................................................................. 145
BAB IX ............................................................................................................................. 146
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA ................................................................................ 146
BAB X .............................................................................................................................. 151
BENTUK DOKUMEN LAIN ............................................................................................. 151
A. BENTUK UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN ...................... 151
B.
BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ) ................... 152
C. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ............................................. 153
D. BENTUK SURAT JAMINAN .................................................................................... 155
E.
BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK ..................I

vi

BUKU PK 04 LS :
STANDAR DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
(PELELANGAN UMUM/PELELANGAN TERBATAS)
PRAKUALIFIKASI, DUA TAHAP, SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG
BATAS
KONTRAK LUMP SUM
(TERINTEGRASI DENGAN PENYETARAAN TEKNIS)

BAB I
UMUM
A. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang
tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP)
maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).
B.

Dokumen Pemilihan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan


dokumen penawaran.

C. Dalam Dokumen Pemilihan digunakan pengertian, istilah, dan singkatan sebagai


berikut:
Pekerjaan
Konstruksi

: adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;

Pekerjaan
Konstruksi
Terintegrasi

: adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


perencanaan dan pelaksanaan konstruksi bangunan
atau pembuatan wujud fisik lainnya termasuk
pengadaan barang konstruksi maupun pengoperasian
dan layanan pemeliharaan sesuai dengan jenis kontrak
yang dipilih;

Penyetaraan
Teknis

: adalah penyesuaian/penyetaraan usulan teknis


berdasarkan hasil kombinasi penawaran teknis peserta
untuk mendapatkan rancangan terbaik dalam
mencapai hasil/kinerja konstruksi dari beberapa
alternatif penggunaan sistem dan desain penerapan
teknologi yang berbeda;

Kontrak
Sum

Lump : adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas


penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap,
dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses
penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh
penyedia barang/jasa;

HEA

: adalah Harga Evaluasi Akhir yang merupakan


penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga
penawaran dalam proses pengadaan dimana unsur
preferensi harga telah diperhitungkan berdasarkan
capaian TKDN dan status perusahaan;

LDP

: adalah Lembar Data Pemilihan yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
jenis pekerjaan antara lain meliputi penyiapan,
penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata cara
penilaian dokumen penawaran, pengumuman
pemenang, sanggahan, dan sanggahan banding;
1

APIP

: adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)


yang selanjutnya disebut Inspektorat K/L/D/I
bertugas melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi;

Penyedia

: adalah
badan
usaha
yang
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi;

Sub penyedia

: adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja


dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak);

Kemitraan/
Kerja Sama
Operasi (KSO )

: adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia


nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing
pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;

Surat Jaminan

: adalah jaminan tertulis yang selanjutnya disebut


Jaminan, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum
yang diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia;

Hari

: adalah hari kalender untuk proses pemilihan secara


elektronik, pelaksanaan kontrak. dan jaminanjaminan, kecuali hari kerja untuk proses sanggahan
banding;

Daftar kuantitas
dan harga

: adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan


dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran;

Harga
Perkiraan
Sendiri (HPS)

: adalah perhitungan perkiraan biaya seluruh volume


pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan yang
disusun dan ditetapkan oleh PPK, dikalkulasikan
secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan sudah termasuk biaya umum,
keuntungan pekerjaan, dan beban pajak, serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran
penawaran termasuk rinciannya;

Pekerjaan
Utama

: adalah jenis pekerjaan yang secara langsung


menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu
konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemilihan;

Mata
Pembayaran
Utama

: adalah mata pembayaran yang pokok dan penting


yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan
puluh per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan,

menyediakan/

dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai


bobotnya terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP
dalam Dokumen Pemilihan;
Harga Satuan
Pekerjaan (HSP)

: adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu


satuan tertentu;

Harga Satuan
Dasar (HSD)

: adalah harga satuan komponen dari harga satuan


pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari)
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per
ton)
c. Peralatan (per jam, per hari)

Metode
pelaksanaan
pekerjaan

: adalah metode yang menggambarkan penguasaan


penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal
sampai akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan
(utama) dan uraian/cara kerja dari masing-masing
jenis kegiatan pekerjaan utama dan penunjang
pekerjaan utama yang dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis;

Personil inti

: adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang akan


ditempatkan secara penuh, yang di dalam organisasi
pelaksanaan
posisinya
sebagai
manajemen
pelaksanaan pekerjaan;

Bagian
pekerjaan yang
disubkontrakan

: adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama, atau


pekerjaan spesialis yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan, yang
pelaksanaannya
diserahkan
kepada
penyedia
barang/jasa dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK;

Masa
Pelaksanaan
(jangka waktu
pelaksanaan)

: adalah jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan


dihitung berdasarkan SPMK sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan;

K/L/D/I

: adalah Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat


Daerah/Institusi yang menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

PA

: adalah Pengguna Anggaran yang merupakan pejabat


pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi
Pengguna APBN/APBD;

KPA

: adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang merupakan


pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan
APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
3

menggunakan APBD;

ULP

: adalah Unit Layanan Pengadaan yang dibentuk oleh


Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi yang berfungsi melaksanakan
pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen. ULP
dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang
sudah ada;

Pokja ULP

: adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari ULP yang


disusun dan ditetapkan oleh Kepala ULP berfungsi
untuk melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
Anggota Pokja ULP terlebih dahulu ditetapkan oleh
PA/KPA/Kepala Daerah;

PPK

: adalah Pejabat Pembuat Komitmen yang bertanggung


jawab atas pelaksanaan pekerjaan;

SPPBJ

: adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa yang


diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk melaksanakan pekerjaan;

TKDN

: adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri besarnya


komponen dalam negeri pada barang, jasa, dan
gabungan barang dan jasa;

RK3K

: adalah Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Kontrak, merupakan dokumen lengkap rencana
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak
suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia
Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU;

D. [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas] dengan prakualifikasi ini dibiayai


dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
E.

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas] ini terbuka dan dapat diikuti oleh
semua peserta yang berbentuk badan usaha tunggal atau kemitraan/KSO.

BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. Umum
1. Lingkup
Pekerjaan

1.1

Pokja ULP mengundang para peserta untuk


menyampaikan penawaran atas paket pekerjaan
konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.2

Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana


tercantum dalam LDP.

1.3

Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan
syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan
mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga yang
tercantum dalam kontrak.

2. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari sumber


sebagaimana tercantum dalam LDP.

pendanaan

3. Peserta

3.1

[dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan Terbatas]


pekerjaan konstruksi ini terbuka dan dapat
diikuti oleh semua peserta penyedia pelaksana
konstruksi tunggal atau kemitraan/KSO yang
diundang dan telah lulus/memenuhi kualifikasi.

3.2

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA)


dapat mengikuti paket pekerjaan di atas
Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dan harus melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
dalam hal terdapat perusahaan nasional yang
memiliki
kemampuan
di
bidang
yang
bersangkutan.

3.3

Kemitraan/KSO dilakukan sebelum memasukkan


dokumen penawaran, antar badan usaha
pelaksana konstruksi swasta dan/atau milik
pemerintah, dan/atau salah satu pesertanya
BUJKA.

3.4

Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO,


baik dengan perusahaan nasional maupun asing
maka peserta harus memiliki Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO tersebut.

3.5

Kemitraan/KSO harus terdiri dari perusahaan


nasional untuk nilai pekerjaan di bawah
Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)

3.6

Peserta kemitraan/KSO dilarang mengubah


Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi selama

proses pelelangan.
3.7

Bagi BUJKA yang mengikuti pelelangan harus


memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa Konstruksi
Asing dan melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
subkontrak dan lain-lain, dalam hal terdapat
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan
di bidang yang bersangkutan.

4. Larangan
4.1
Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan


ini berkewajiban untuk mematuhi etika
pengadaan dengan tidak melakukan tindakan
sebagai berikut :
a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP
dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi
keinginan
peserta
yang
bertentangan dengan Dokumen Pemilihan,
dan/atau peraturan perundang-undangan.;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta
lain untuk mengatur hasil [dipilih Pelelangan
Umum/Pemilihan
Terbatas],
sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta
memenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua)
indikasi di bawah ini:
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen
Penawaran, antara lain pada: metode
kerja, bahan, alat, analisa pendekatan
teknis, koefisien, harga satuan dasar
upah, bahan dan alat, harga satuan
pekerjaan, dan/ atau spesifkasi teknis/
barang yang ditawarkan (merk/ tipe/
jenis) dan/ atau dukungan teknis;
2) seluruh
penawaran
mendekati HPS;

dari

peserta

3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia


Barang/Jasa yang berada dalam 1 (satu)
kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen
penawaran, antara lain kesamaan/
kesalahan pengetikan, susunan, dan
format penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari
penjamin yang sama dengan nomor seri
yang berurutan.
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar

untuk
memenuhi
persyaratan
Dokumen Pemilihan ini.
4.2

dalam

Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP


terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4.1 dikenakan sanksi
sebagai berikut :
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari
proses [dipilih: Pelelangan Umum/Pemilihan
Terbatas]
atau
pembatalan
penetapan
pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara
berwenang.

5. Larangan
Pertentangan
Kepentingan

pidana

kepada

pihak

4.3

Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP


kepada PA/KPA.

5.1

Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi


dan perannya, dilarang memiliki/melakukan
peran ganda atau terafiliasi.

5.2

Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1


antara lain meliputi :
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan
Komisaris suatu Badan Usaha merangkap
sebagai anggota Direksi atau Dewan
Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan pekerjaan
yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan manajemen konstruksi berperan
sebagai konsultan perencana dan/atau
konsultan pengawas;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan perencana/ pengawas bertindak
sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam
pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Terintegrasi;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/
Institusi atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan
dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau
pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Pelelangan.
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik
langsung
maupun
tidak
langsung
mengendalikan atau menjalankan perusahaan

peserta;
f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh per seratus) pemegang
saham.
6. Pendayagunaan 6.1
Produksi Dalam
Negeri

Peserta berkewajiban untuk menyampaikan


penawaran yang mengutamakan pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia oleh
tenaga Indonesia (produksi dalam negeri).

6.2

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi


dimungkinkan menggunakan bahan baku, tenaga
ahli, dan perangkat lunak yang tidak berasal dari
dalam negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus
benar-benar mencerminkan bagian atau
komponen yang telah dapat diproduksi di
dalam negeri dan bagian atau komponen
yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum
diproduksi di dalam negeri dan/atau
spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi
di
dalam
negeri
belum
memenuhi
persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian
dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di
dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti
jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan,
dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan
semata-mata untuk mencukupi kebutuhan
jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di
Indonesia, disusun berdasarkan keperluan
yang nyata, dan diusahakan secara terencana
untuk semaksimal mungkin terjadinya alih
pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing
tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang
yang diimpor yang dilengkapi dengan
spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang
dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.3

Pemberian preferensi harga terhadap penawaran


peserta atas penggunaan produksi dalam negeri
ditetapkan dalam LDP.

7. Satu Penawaran 7.1

Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun

Tiap Peserta

sebagai anggota kemitraan/KSO hanya boleh


memasukkan satu penawaran untuk satu paket
pekerjaan.
7.2

B.

Setiap
peserta
yang
termasuk
dalam
kemitraan/KSO dilarang menjadi peserta baik
secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan
yang sama.

Dokumen Pemilihan

8. Pengambilan
Dokumen
Pemilihan

9. Isi Dokumen
Pemilihan
Pekerjaan
Konstruksi

8.1

Semua peserta wajib melakukan pendaftaran


sebelum mengambil Dokumen Pemilihan.

8.2

Peserta dapat mengambil Dokumen Pemilihan


sesuai hari, tanggal, waktu dan tempat
pengambilan
yang
ditentukan
dalam
pengumuman.

8.3

Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu)


perusahaan dalam pendaftaran dan pengambilan
dokumen.

9.1

Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi terdiri


atas:
a. Umum
b. Instruksi Kepada Peserta;
c. Lembar Data Pemilihan;
d. Contoh Bentuk Dokumen Penawaran tahap I
meliputi:
1) Surat Penawaran administrasi dan teknis;
2) Surat Kuasa;
3) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO);
4) Dokumen Penawaran Teknis, antara lain
Formulir RK3K
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Jaminan Penawaran;
e. Contoh Bentuk Dokumen Penawaran Tahap II
meliputi:
1) Surat penawaran harga;
2) Daftar Kuantitas dan Harga;
f. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak meliputi:
1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
g. Persyaratan
pemberi
tugas/employers
requirement (KAK/kriteria desain dan data

teknis);
h. Gambar-gambar (situasi, lokasi pekerjaan);
i. Daftar kegiatan dan harga;
j. Contoh Bentuk Dokumen Lain meliputi:
1) SPPBJ;
2) SPMK;
3) Jaminan Sanggahan Banding;
4) Jaminan Pelaksanaan;
5) Jaminan Uang Muka;
6) Jaminan Pemeliharaan;
7) Daftar Barang yang diimpor.
9.2

Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Pemilihan. Kelalaian menyampaikan
Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan sepenuhnya merupakan risiko peserta.

9.3

Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis


mengenai isi Dokumen Pemilihan kepada Pokja
ULP sebelum batas akhir pemasukan penawaran.

9.4

Pokja ULP wajib menanggapi setiap permintaan


penjelasan yang diajukan peserta secara tertulis.

10. Bahasa
Dokumen
Pemilihan

Dokumen Pemilihan beserta seluruh korespondensi


tertulis dalam proses Pengadaan menggunakan Bahasa
Indonesia.

11. Pemberian
Penjelasan

11.1 Pemberian penjelasan dilakukan pada waktu dan


tempat sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dapat dihadiri oleh peserta yang terdaftar.
11.2 Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian
penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/menggugurkan penawaran.
11.3 Perwakilan peserta yang hadir pada saat
pemberian penjelasan menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
11.4 Dalam pemberian penjelasan, Pokja
menjelaskan kepada peserta mengenai :

ULP

a. lingkup pekerjaan;
b. Persyaratan
pemberi
tugas/employers
requirement (KAK/kriteria desain dan data
teknis);
c. Kriteria layanan kinerja (diperlukan untuk
kontrak berbasis kinerja);
d. metode pemilihan [dipilih Pelelangan Umum/
Pelelangan Terbatas];
e. metode pemasukan Dokumen Penawaran;

10

f. kelengkapan yang harus dilampirkan bersama


Dokumen Penawaran;
g. jadwal batas akhir pemasukan Dokumen
Penawaran dan pembukaan Dokumen
Penawaran;
h. tatacara pembukaan Dokumen Penawaran;
i. metode evaluasi;
j. hal-hal yang menggugurkan penawaran;
k. jenis kontrak yang akan digunakan;
l. ketentuan dan cara evaluasi berkenaan
dengan preferensi harga atas penggunaan
produksi dalam negeri;
m. ketentuan tentang penyesuaian harga;
n. risiko K3 yang mungkin timbul akibat
pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya;
o. ketentuan dan cara sub kontrak sebagian
pekerjaan kepada Usaha Mikro dan Usaha
Kecil serta koperasi kecil;
p. besaran, masa berlaku dan penjamin yang
dapat menerbitkan jaminan; dan
q. ketentuan
tentang
asuransi,
asuransi
pekerjaan.
11.5 Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan
peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan
dan keperluan peserta ditanggung masingmasing.
11.6 Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen
Pemilihan, pertanyaan dari peserta, jawaban dari
Pokja ULP, perubahan substansi dokumen, hasil
peninjauan lapangan, serta keterangan lainnya
harus dituangkan dalam Berita Acara Pemberian
Penjelasan (BAPP) yang ditandatangani oleh
anggota Pokja ULP dan minimal 1 (satu) wakil
dari peserta yang hadir.
11.7 Apabila tidak ada satupun peserta yang hadir
atau yang bersedia menandatangani BAPP, maka
BAPP cukup ditandatangani oleh anggota Pokja
ULP yang hadir.
11.8 Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada
11.6 terdapat hal-hal/ketentuan baru atau
perubahan penting yang perlu ditampung, maka
Pokja ULP menuangkan ke dalam Adendum
Dokumen Pemilihan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pemilihan.
11.9 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis,
gambar, dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan
persetujuan
PPK
sebelum
dituangkan
dalam
Adendum
Dokumen

11

11.10

11.11

11.12

11.13

Pemilihan.
Apabila ketentuan baru atau perubahan penting
tersebut tidak dituangkan dalam Adendum
Dokumen Pemilihan, maka ketentuan baru atau
perubahan tersebut dianggap tidak ada dan
ketentuan yang berlaku adalah ketentuan dalam
Dokumen Pemilihan awal.
Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil salinan BAPP dan/atau Adendum
Dokumen Pemilihan (apabila ada).
Peserta dapat mengambil salinan BAPP dan/atau
Adendum Dokumen Pemilihan yang disediakan
oleh Pokja ULP atau mengunduh melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
Sangat dianjurkan kepada peserta untuk
menghadiri pemberian penjelasan pekerjaan di
kantor dan peninjauan lapangan agar dapat
menyiapkan penawarannya dengan baik.

12. Perubahan
Dokumen
Pemilihan

12.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas


akhir pemasukan penawaran, Pokja ULP dapat
menetapkan Adendum Dokumen Pemilihan,
berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi
ketentuan
pemilihan
maupun
substansi
Dokumen Pemilihan.
12.2 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Pemilihan.
12.3 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil
salinan
Adendum
Dokumen
Pemilihan.
12.4 Peserta dapat mengambil salinan Adendum
Dokumen Pemilihan yang disediakan oleh Pokja
ULP atau mengunduhnya melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.

13. Tambahan
Waktu
Pemasukan
Dokumen
Penawaran

Dalam Adendum Dokumen Pemilihan, Pokja ULP dapat


memberikan tambahan waktu untuk memasukkan
Dokumen Penawaran.

C. Penyiapan Dokumen Penawaran


14. Biaya dalam
Penyiapan
Penawaran

14.1 Peserta menanggung semua biaya


penyiapan dan penyampaian penawaran.

dalam

15. Bahasa
Penawaran

15.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan


Bahasa Indonesia.

14.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian


apapun yang ditanggung oleh peserta.

12

15.2 Dokumen pendukung yang terkait dengan


Dokumen Penawaran dapat menggunakan Bahasa
Indonesia atau bahasa asing.
15.3 Dokumen pendukung yang berbahasa asing perlu
disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia.
Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka
yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa
Indonesia.
16. Dokumen
Penawaran

16.1

Dokumen Penawaran
kurang terdiri atas:

pokok/utama

a. Dokumen Penawaran Tahap


administrasi dan teknis);

paling

I (penawaran

b. Dokumen Penawaran Tahap II (penawaran


harga.
16.2 Dokumen Penawaran Tahap I
administrasi dan teknis), meliputi:

(penawaran

a. surat penawaran administrasi dan teknis;


b. surat kuasa (apabila dikuasakan);
c. surat perjanjian kemitraan/kerja sama
operasi [dilampirkan apabila bermitra dan lulus
prakualifikasi sebagai penyedia pelaksana
konstruksi tunggal];
d. Formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
e. Jaminan Penawaran asli;
f.

sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan


Engineering
Procurement
and
Construction/EPC (apabila dipersyaratkan)

g. dokumen penawaran
penyetaraan teknis):

teknis

(sebelum

1) Desain awal/preliminary design dan


spesifikasi teknis, gambar-gambar yang
dibutuhkan berskala 1:100 sampai 1:500
atau sesuai yang ditentukan dalam
persyaratan teknis
2) Penjelasan
terhadap
persyaratan
perencanaan
teknis
termasuk
ketersediaan
informasi
yang
berhubungan dengan desain untuk
pelaksanaan pekerjaan dan secara rinci
bagaimana pencapaiannya;
3) Bahasan/Telaahan bagaimana usulan
perencanaan teknis tersebut akan
diperluas atau dikembangkan termasuk
kebutuhan-kebutuhan diperlukan seperti
peta,
survey,
metodologi
untuk
pekerjaan-pekerjaan pokok;
4) Bahasan/Telaahan

dari

usulan

13

perencanaan teknis tersebut terkait


dengan
lingkungan,
pertimbanganpertimbangan sosial, pencegahan dampak
negatif, resettlement, mitigasi dampak,
kemudian Keselamatan Kesehatan Kerja
(K3) dalam perencanaan, dan lain-lain;
5) Tanggapan
terhadap
kesalahankesalahan yang ada pada persyaratan
teknis dalam Dokumen Pemilihan.
16.3

Dokumen penawaran penyetaraan teknis:


a. surat penawaran penyetaraan teknis;
b. surat kuasa (apabila dikuasakan kepada orang
yang berbeda pada surat penawaran tahap I
sebelum penyetaraan teknis);
c. Desain (perencanaan teknis);
d. Layanan kinerja (diperlukan untuk kontrak
berbasis kinerja);
e. Metode pelaksanaan (untuk perencanaan dan
pelaksanaan pekerjaan);
f. Program kegiatan
pelaksanaan;

dan

jangka

waktu

g. Proyeksi kemajuan pelaksanaan pekerjaan;


h. Jenis, kapasitas,
peralatan utama;

komposisi,

dan

i.

Spesifikasi teknis yang diusulkan;

j.

Organisasi manajemen pelaksanaan;

jumlah

k. Daftar personil inti;


l.

Dampak lingkungan dan sosial;

m. RK3K;
n. Bagian
pekerjaan
disubkontrakkan.;

yang

akan

o. sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan


Engineering
Procurement
and
Construction/EPC (apabila dipersyaratkan)
16.4 Dokumen Penawaran
Harga) meliputi:

Tahap

II

(Penawaran

a. Surat penawaran harga;


b. Proyeksi cashflow;
c. Perkiraan kebutuhan biaya/harga (daftar
kegiatan dan harga).
17. Harga
Penawaran

17.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam


angka dan huruf yang merupakan penjumlahan
bagian
penawaran
termasuk
pekerjaan
perencanaan, pekerjaan konstruksi, dan layanan

14

kinerja (apabila kontrak berbasis kinerja). Besaran


harga penawaran perencanaan menjadi satu
kesatuan dengan pekerjaan konstruksi.
17.2 Peserta mencantumkan harga kegiatan/keluaran
dan harga total untuk setiap kegiatan pekerjaan
konstruksi (perencanaan teknis dan pelaksanaan
konstruksi) dan pekerjaan layanan kinerja
(apabila kontrak berbasis kinerja) dalam
kebutuhan biaya (daftar kegiatan dan harga)
dapat dalam setiap mata pembayaran yang pokok
(milestone) atau dalam rincian. Jika harga
kegiatan/keluaran ditulis nol atau tidak
dicantumkan, maka pekerjaan tersebut tetap
harus dilaksanakan. Harga penawaran yang
mengikat adalah harga total penawaran.
17.3 Biaya overhead termasuk untuk penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain serta biaya asuransi yang harus
dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi ini telah diperhitungkan
dalam total harga penawaran.
18. Mata Uang
Penawaran
dan Cara
Pembayaran

18.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam


bentuk mata uang sebagaimana tercantum dalam
LDP.

19. Masa Berlaku


Penawaran

19.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum


dalam LDP.

18.2 Pembayaran
atas
pelaksanaan
pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

19.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan,


sebelum akhir masa berlakunya penawaran, Pokja
ULP dapat meminta kepada seluruh peserta secara
tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya
penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu
dan diperhitungkan paling kurang sampai
perkiraan tanggal penandatanganan kontrak.
19.3 Berkaitan dengan 19.2, maka peserta dapat :
a. menyetujui permintaan tersebut
mengubah penawaran; atau

tanpa

b. Tidak bersedia memperpanjang sesuai


permintaan
tersebut
dan
dianggap
mengundurkan diri, serta tidak dikenakan
sanksi.
20. Bentuk
Dokumen
Penawaran

Dokumen Penawaran disampaikan secara elektronik, dan


penyerahan dokumen penawaran asli hanya dilakukan
terhadap penawaran yang akan diusulkan sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan (apabila ada).

15

21. Jaminan
Penawaran

21.1 Penggunaan jaminan penawaran:


a. Paket
pekerjaan
sampai
dengan
Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) yang dilaksanakan oleh badan
usaha kecil menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh
Penyedia Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP; atau
b. Paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan
oleh Bank Umum, bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional), serta
diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada
Kelompok Kerja ULP.
21.2 Jaminan penawaran menggunakan surat jaminan
yang dikeluarkan oleh Bank Umum, bersifat
mudah
dicairkan
dan
tidak
bersyarat
(unconditional), serta diserahkan oleh Penyedia
Barang/Jasa kepada Kelompok Kerja ULP.
21.3 Jaminan penawaran asli bagi penyedia jasa yang
mengikuti pengadaan secara elektronik wajib
diterima Pokja ULP sebelum batas waktu
pemasukan
penawaran
berakhir
khusus
pengadaan barang/jasa.
21.4 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam
mata uang penawaran sebagaimana tercantum
dalam LDP.
21.5 Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal
terakhir pemasukan penawaran dan masa
berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang
tercantum dalam Jaminan Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang
dari nilai nominal sebagaimana tercantum
dalam LDP;
e. besaran
nilai
Jaminan
Penawaran
dicantumkan dalam angka dan huruf;

16

f. nama Pokja ULP yang menerima Jaminan


Penawaran sama dengan nama Pokja ULP yang
mengadakan pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan; dan
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan
kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO) harus
ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO;
21.6 Jaminan Penawaran dari pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
pemenang
lelang
menyerahkan
Jaminan
Pelaksanaan dan menandatangani kontrak.
21.7 Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak
ditetapkan sebagai pemenang lelang dan
pemenang cadangan akan dikembalikan setelah
penandatanganan kontrak.
21.8 Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan
apabila :
a. Peserta terlibat KKN;
b. menarik
kembali
penawaran
dilaksanakannya pelelangan;

selama

c. tidak bersedia menambah nilai jaminan


pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 harga penawarannya di bawah 80%
HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan
kontrak.
D. Dokumen Penawaran
22. Pemasukan
dan Cara
Penyampaian
Dokumen
Penawaran

22.1 Peserta menyampaikan dokumen penawaran


dengan cara mengunggah pada sistem pengadaan
secara elektronik melalui website Kementerian/
Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan sesuai
ketentuan dalam LDP.
22.2 Jika
terdapat
penarikan,
penggantian,
pengubahan, atau penambahan Dokumen
Penawaran harus disampaikan secara elektronik
17

dengan diberikan nama/tanda PENARIKAN,


PENGGANTIAN,
PENGUBAHAN
atau
PENAMBAHAN.
23. Batas Akhir
Pemasukan
Penawaran

E.

Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui


sistem pengadaan secara elektronik melalui website
Kementerian/ Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan
paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam LDP.

Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

24. Pembukaan
Penawaran
Tahap I

24.1 Dokumen Penawaran dibuka di hadapan peserta


pada waktu dan tempat sebagaimana tercantum
dalam LDP yang dihadiri paling kurang 2 (dua)
peserta sebagai saksi.
24.2 Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan
Dokumen Penawaran menunjukkan tanda pengenal
dan surat tugas kepada Pokja ULP.
24.3 Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu)
peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP menunda
pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua)
jam.
24.4 Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya
ada 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi,
maka pembukaan Dokumen Penawaran tetap
dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di
luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
24.5 Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk apabila
dokumen penawaran pokok/utama sebagaimana
dimaksud pada 16.1 terpenuhi. Surat pengunduran
diri (misalnya) tidak termasuk sebagai penawaran.
24.6 Apabila jumlah penawaran yang masuk kurang dari
3 (tiga) maka pelelangan dinyatakan gagal.
24.7 Pokja ULP membuka
dihadapan peserta.

Dokumen

Penawaran

24.8 Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan


para peserta mengenai kelengkapan/pemenuhan
Dokumen Penawaran yang meliputi :
a. surat penawaran yang didalamnya tercantum
masa
berlaku
penawaran
tetapi
tidak
mencantumkan harga penawaran;
b. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya (apabila dikuasakan);
c. Jaminan Penawaran asli;
d. surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi
(apabila bermitra);
e. dokumen penawaran teknis;

18

f. rekapitulasi perhitungan TKDN;


g. RK3K;
h. sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan

Engineering Procurement and Construction/ EPC


(apabila dipersyaratkan); dan
i. dokumen lain yang dipersyaratkan seperti:
Daftar barang yang diimpor (apabila impor).
24.9 Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran
pada waktu pembukaan penawaran.
24.10 Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan
Penawaran Tahap I yang paling kurang memuat :
a. jumlah Dokumen Penawaran Tahap I yang
masuk;
b. jumlah Dokumen Penawaran Tahap I yang
lengkap dan tidak lengkap;
c. kelainan-kelainan
yang
dijumpai
Dokumen Penawaran (apabila ada);

dalam

d. keterangan lain
yang dijumpai dalam
pembukaan Dokumen Penawaran Tahap I
(apabila ada);
e. tanggal pembuatan Berita Acara; dan
f. tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil
peserta yang hadir atau saksi yang ditunjuk oleh
Pokja ULP apabila tidak ada saksi dari peserta.
24.11 Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan
penawaran, maka penyebab penundaan tersebut
harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.
24.12 Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir
dan 2 (dua) orang saksi.
24.13 Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran Tahap
I.
24.14 Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang
hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran dan
Pokja ULP dapat mengunggah salinan tersebut
melalui website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum dalam
LDP yang dapat diunduh oleh masing-masing
peserta.
25. Klarifikasi Dan
Konfirmasi
Penawaran

25.1 Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Pokja


ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal
yang tidak jelas dalam dokumen penawaran. Peserta
harus memberikan tanggapan atas klarifikasi.
Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan
harga penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas
klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
25.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan
19

dokumen penawaran, Pokja ULP dapat melakukan


konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan
lapangan kepada pihak-pihak/instansi terkait.
25.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan
penawaran.
26. Hak Menolak
Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak membatalkan
atau Menerima proses pelelangan, menerima atau menolak penawaran
Penawaran
atau
semua
penawaran
setiap
saat
sebelum
penandatanganan kontrak, dan tidak dapat diminta
bertanggung jawab apapun kepada penawar atau
berkewajiban untuk menginformasikan kepada penawar
alasan dari tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan,
semua penawaran khususnya jaminan penawaran segera
dikembalikan kepada penawar.
27. Evaluasi
Penawaran
Tahap I

27.1 Data yang digunakan Pokja ULP dalam evaluasi


dokumen penawaran adalah data yang diunggah
(upload) pada sistem pengadaan secara elektronik,
sesuai dengan data syarat-syarat yang tertulis dalam
Dokumen Pemilihan.
27.2 Dalam hal terdapat lebih dari satu data dokumen
elektronik berbeda isi dan tidak saling melengkapi
serta tidak ada keterangan penarikan, penggantian,
pengubahan, atau penambahan dokumen, maka
dokumen yang digunakan untuk evaluasi adalah
dokumen yang diupload paling akhir. Tetapi jika
waktu uploadnya sama maka yang digunakan
adalah dokumen yang waktu modifikasinya paling
akhir.
27.3 Data dokumen elektronik yang rusak (sesudah
mendapat klarifikasi dari LPSE) akibat kesalahan
pengiriman dokumen oleh Penyedia Jasa, yang
mengakibatkan dokumen tersebut tidak dapat
dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen
elektronik tersebut dinyatakan tidak memenuhi
syarat.
27.4 Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran Tahap I
yang meliputi :
a. evaluasi administrasi; dan
b. evaluasi teknis.
27.5 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai
berikut :
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi,
mengganti dan/atau mengubah kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi
Dokumen Penawaran;
c. penawaran

yang

memenuhi

syarat

adalah

20

penawaran yang sesuai dengan ketentuan antara


lain disampaikan oleh penawar yang berhak,
pada waktu yang telah ditentukan, untuk paket
pekerjaan yang dilelangkan, memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan meliputi syarat
administrasi, syarat teknis dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan dan harga
yang wajar dapat dipertanggung jawabkan tanpa
ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok
atau penawaran bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pemilihan
yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan
tambahan
yang
akan
menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak
adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP selama
proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya
persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau
terjadi
pengaturan
bersama
(kolusi/
persekongkolan) antara peserta, Pokja ULP dan/
atau PPK, dengan tujuan untuk memenangkan
salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) anggota Pokja ULP dan/atau PPK yang
terlibat persekongkolan diganti, dikenakan
sanksi administrasi dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan
menetapkan peserta lainnya yang tidak
terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana
dimaksud pada angka 3), maka pelelangan
dinyatakan gagal.
27.6 Evaluasi Administrasi :
a. evaluasi terhadap data administrasi hanya
dilakukan terhadap hal-hal yang tidak dinilai
pada saat penilaian kualifikasi;
b. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi, apabila :
1) syarat-syarat

substansial

yang

diminta

21

berdasarkan
Dokumen
dipenuhi/dilengkapi:

Pemilihan

a)

surat penawaran;

b)

surat
kuasa
dari
direktur
utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa (apabila dikuasakan);

c)

Jaminan Penawaran asli;

d)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi [dievaluasi apabila bermitra dan
lulus prakualifikasi sebagai penyedia
pelaksana konstruksi tunggal];

e)

Rekapitulasi
perhitungan TKDN
(khusus untuk peserta yang tidak
menyampaikan TKDN, penawarannya
tidak digugurkan dan nilai TKDNnya
dianggap nol);

f)

dokumen lainnya (apabila dipersyaratkan, dicantumkan dalam LDP


seperti, daftar barang yang diimpor
(apabila impor);

g)

sertifikat garansi khususnya untuk


pekerjaan Engineering Procurement and
Construction/EPC
(apabila
dipersyaratkan); dan

h) dokumen penawaran teknis.


2) memenuhi kriteria sebagai berikut:
a)

surat penawaran tahap I1 memenuhi


ketentuan sebagai berikut:
(1) ditandatangani oleh :
(a) direktur utama / pimpinan
perusahaan;
(b) penerima kuasa dari direktur
utama/ pimpinan perusahaan/
pengurus koperasi yang nama
penerima kuasanya tercantum
dalam
akta
pendirian/
Anggaran Dasar;
(c) kepala cabang perusahaan
yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik; atau
(d) pejabat
yang
menurut
perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang

Dalam hal terdapat kesalahan penulisan nama Pokja dan/atau nama paket tidak dapat
dinyatakan gugur.

22

bekerja sama.
(2) jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP, dengan ketentuan:
(a) apabila ada perbedaan nilai
penulisan antara angka dan
huruf maka yang diakui adalah
tulisan huruf;
(b) apabila nilai yang tertulis
dalam angka jelas sedangkan
nilai dalam huruf tidak jelas,
maka nilai yang diakui adalah
nilai yang tertulis dalam
angka; atau
(c) apabila nilai dalam angka dan
nilai yang tertulis dalam huruf
tidak jelas, maka penawaran
dinyatakan gugur.
(3) Bertanggal.
b)

Jaminan Penawaran asli memenuhi


ketentuan sebagai berikut :
(1) diterbitkan oleh Bank Umum,
perusahaan
penjaminan
atau
perusahaan
asuransi
yang
mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship) sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak
tanggal
terakhir
pemasukan
penawaran dan masa berlakunya
tidak
kurang
dari
waktu
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(3) nama peserta sama dengan nama
yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan Penawaran
tidak
kurang
dari
nilai
sebagaimana tercantum dalam
LDP;
(5) besaran nilai Jaminan Penawaran
dicantumkan dalam angka dan
huruf;
(6) nama Pokja ULP yang menerima
Jaminan Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang mengadakan
pelelangan;

23

(7) paket pekerjaan yang dijamin sama


dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan
tanpa
syarat
(unconditional)
sebesar
nilai
Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja,
setelah
surat
pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP
diterima oleh Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama
perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas
nama perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria
pencairan
penawaran
sesuai
persyaratan yaitu:

jaminan
dengan

(a) Peserta terlibat KKN (yang

dilakukan oleh badan usaha


non kecil);
(b) menarik kembali penawaran
selama
dilaksanakannya
pelelangan;
(c) tidak bersedia menambah nilai
jaminan pelaksanaan dalam
hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 harga penawarannya
di bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon
pemenang
dan
calon
pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak
dapat diterima; atau
(e) mengundurkan diri atau gagal
tanda tangan kontrak.
(11) substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan
Penawaran
telah
diklarifikasi
dan
dikonfirmasi
secara tertulis oleh Pokja ULP
kepada penerbit jaminan.
c)

surat kuasa (apabila dikuasakan):


(1) Harus ditandatangani direktur
utama / pimpinan perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa tercantum
dalam akte pendirian/anggaran

24

dasar;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa
ditandatangani
oleh
anggota
kemitraan yang diwakili menurut
perjanjian kerja sama.
d)

surat perjanjian kemitraan/kerja sama


operasi (apabila bermitra) memenuhi
persyaratan antara lain sebagai berikut:
(1) mencantumkan nama kemitraan
sesuai dengan dokumen isian
kualifikasi
(2) mencantumkan
mitra/anggota;

lead

(3) mencantumkan modal


dari setiap perusahaan;

firm

dan

(sharing)

(4) mencantumkan nama pihak yang


mewakili kemitraan/KSO;
(5) ditandatangani para calon peserta
kemitraan/KSO;
e)

dokumen lain seperti daftar barang


yang
diimpor
(apabila
impor)
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
[kriteria diisi oleh Pokja ULP]

f)

sertifikat garansi khususnya untuk


pekerjaan Engineering Procurement and
Construction/EPC
(apabila
dipersyaratkan) memenuhi persyaratan
sebagai berikut: [kriteria diisi oleh Pokja
ULP]

g)

dokumen penawaran teknis.


(akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
dengan kriteria persyaratan teknis pada
tahap evaluasi teknis)

c. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara


tertulis terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
d. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi
dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
dan
f. apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka pelelangan
dinyatakan gagal.
27.7 Evaluasi Teknis (sebelum penyetaraan):

25

a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang


memenuhi persyaratan administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan ini;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan:
1) memberikan nilai angka tertentu pada setiap
unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan
bobot yang telah ditetapkan dalam LDP; dan
2) penawaran dinyatakan lulus teknis apabila
masing-masing unsur maupun nilai total
keseluruhan unsur memenuhi ambang batas
minimal yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan.
d. penilaian persyaratan teknis minimal dilakukan
terhadap desain usulan teknis perencanaan,
meliputi:
1) Desain awal/preliminary design (termasuk
perhitungan desain, spesifikasi teknis, dan
gambar-gambar yang dibutuhkan dengan
skala sesuai yang ditentukan dalam
persyaratan teknis);
2) Tanggapan terhadap persyaratan
termasuk ketersediaan informasi
berhubungan
dengan
desain
pelaksanaan pekerjaan dan secara
bagaimana pencapaiannya;

teknis
yang
untuk
rinci

3) Menyampaikan telaahan bagaimana usulan


teknis tersebut akan diperluas atau
dikembangkan,
termasuk
kebutuhankebutuhan yang diperlukan seperti peta,
survey, metodologi untuk pekerjaanpekerjaan pokok;
4) Menyampaikan telaahan dari usulan teknis
tersebut
terkait
dengan
lingkungan,
pertimbangan-pertimbangan
sosial,
pencegahan dampak negatif, resettlement,
mitigasi dampak, kemudian Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) dalam perencanaan.
5) Layanan kinerja (diperlukan untuk kontrak
berbasis kinerja);
e. Hasil penilaian teknis harus melewati nilai
ambang batas masing-masing unsur maupun
nilai ambang batas total keseluruhan unsur yang
ditetapkan dalam LDP.
f. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal
yang kurang jelas atau meragukan, Kelompok
Kerja ULP melakukan klarifikasi dengan peserta.
Hasil
klarifikasi
dapat
menggugurkan

26

penawaran;
g. apabila peserta yang lulus evaluasi teknis
(sebelum penyetaraan) kurang dari 3 (tiga),
maka proses pelelangan tetap dilanjutkan;
h. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi
teknis maka pelelangan dinyatakan gagal;
i. Hasil evaluasi penawaran Administrasi dan
Teknis dituangkan dalam Berita Acara yang
ditandatangani oleh paling kurang (satu
perdua) dari jumlah anggota Pokja ULP.
27.8 Pokja ULP dengan dibantu Tim teknis melakukan
penyetaraan teknis.
27.9 Proses penyetaraan teknis dapat dilakukan dengan:
a. Pokja ULP mengundang semua peserta yang lulus
evaluasi penawaran Administrasi dan Teknis
untuk
mengikuti
pembahasan
Dokumen
Penyetaraan Teknis; atau
b. Tidak mengundang peserta.
27.10 Dalam penyetaraan teknis Pokja ULP melakukan:
a. Penyetaraan teknis untuk beberapa alternatif
penggunaan sistem dan desain penerapan
teknologi yang berbeda;
b. Penyetaraan teknis terhadap dokumen teknis
yang ditawarkan oleh masing-masing peserta
yang dibutuhkan dalam mencapai hasil/kinerja
pekerjaan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan;
c. Penyetaraan teknis dilakukan antara lain dengan
mengkombinasikan penawaran teknis dari
beberapa peserta untuk mendapatkan rancangan
terbaik dan dituangkan dalam adendum
dokumen penyetaraan.
27.11 Evaluasi penawaran terhadap dokumen penyetaraan
teknis:
a. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan ini;
b. evaluasi teknis dilakukan dengan:
1) memberikan nilai angka tertentu pada setiap
unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan
bobot yang telah ditetapkan dalam LDP; dan
2) penawaran dinyatakan lulus teknis apabila
masing-masing unsur maupun nilai total
keseluruhan unsur memenuhi ambang batas
minimal yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan.
c. Pokja ULP melakukan penilaian antara lain
27

terhadap:
1) Metode pelaksanaan meliputi:
a)

Detil Engineering Desain


(1) Tanggapan terhadap preliminary
design
(perhitungan
desain,
spesifikasi teknis, dan gambargambar
dalam
dokumen
penyetaraan);
(2) Tahap
Asistensi
Engineering
Struktur, Mekanikal & Elektrikal,
Interior & Landscape;
(3) Tahap analisa Material (colour
scheme) terhadap target Biaya
(RAB);
(4) Tahap Detail engineering Design
(DED) / Bestek Gambar kerja
detail;
(5) Tahap rancangan
schedule Pekerjaan.

Penyusunan

b)

Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;

c)

kesesuaian dengan kebutuhan dan


persyaratan teknis yang ditetapkan
sekurang-kurangnya sebagai berikut:
(1) pengaturan dan metode dari
usulan
penawar
terhadap
pelaksanaan pekerjaan terintegrasi
yang
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan serta penyelesaian
pekerjaan dalam jangka waktu
yang ditetapkan;
(2) pengaturan dalam hal mengelola
koordinasi
penggunaan
akses
lapangan;
(3) tanggapan
terhadap
kondisi
sumber-sumber
material
dan
keterbatasan yang ada;
(4) tanggapan
terhadap
traffic
management maupun logistik;
(5) tanggapan terhadap pengaturan
yang
berhubungan
dengan
pengaturan rencana serah terima,
penyelesaian as-built drawings,
persiapan pedoman pengoperasian
dan pemeliharaan, dan lain-lain;
(6) dan lain-lain yang diperlukan.

2) Program kegiatan
pelaksanaan

dan

jangka

waktu

28

Jangka/Jadwal
Waktu
Pelaksanaan
Pekerjaan dan jadwal kegiatan untuk
pelaksanaan pekerjaan terintegrasi yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan serta
penyelesaian pekerjaan termasuk estimasi
terhadap waktu dimulai dan berakhirnya
setiap komponen dan jenis pekerjaan pokok
(major milestone) serta critical path.
Progran dan jadwal pelaksanaan disusun
berdasarkan persyaratan teknis dalam
Dokumen Pemilihan termasuk dan tidak
terbatas:
a)

Rincian jadwal untuk perencanaan


pekerjaan
termasuk
penyerahan
dokumen perencanaan, reviu, serta
persetujuannya oleh pemberi tugas;

b)

Rincian
jadwal
kegiatan
untuk
pelaksanaan pekerjaan dapat dalam
bentuk barchart (PRT) atau Critical Part
Methode (CPM) atau lainnya yang
menunjukkan critical path, urut-urutan
pekerjaan dan waktu pelaksanaan
sesuai dengan usulan penyelesaian
pekerjaan;

c)

Rincian
jadwal
kegiatan
untuk
pelaksanaan
pengujian/
test,
commisioning, dan serah terima
pekerjaan selesai dalam jangka waktu
pelaksanaan yang ditetapkan.

3) Proyeksi kemajuan pelaksanaan pekerjaan.


Memberikan gambaran kemajuan pekerjaan
termasuk perencanaan pada periode
bulanan yang tertentu sampai pekerjaan
selesai dilaksanakan.
4) Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah
peralatan utama.
jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan minimal yang akan digunakan
dan dapat menunjukkan bahwa peralatan
tersebut memiliki kapasitas/kemampuan
dalam memenuhi persyaratan peralatan
untuk menyelesaikan pekerjaan. dievaluasi
dan dibuktikan apabila mengajukan peralatan
utama minimal yang berbeda dari dokumen
isian kualifikasi]
5) Spesifikasi teknis yang diusulkan.
Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan
minimal dari setiap elemen yang ditetapkan
dalam
persyaratan
teknis
Dokumen
Pemilihan.
6) Organisasi manajemen pelaksanaan.
Struktur
organisasi
pelaksanaan
29

memberikan gambaran menyeluruh untuk


penyelesaian pekerjaan pokok (major

milestone).
7) Daftar personil inti.
Personil inti yang akan ditempatkan secara
penuh
sesuai dengan persyaratan serta
posisinya dalam manajemen pelaksanaan
pekerjaan
sesuai
dengan
organisasi
pelaksanaan yang diajukan. [dievaluasi dan
dibuktikan apabila mengajukan personil inti
yang berbeda dari dokumen isian kualifikasi]
8) Dampak lingkungan dan sosial.
Menjelaskan pendekatan yang diusulkan
untuk mengelola dampak lingkungan dan
social selama pelaksanaan proyek.
9) RK3K.
memenuhi persyaratan yaitu adanya sasaran
dan program K3 yang secara umum
menggambarkan
penguasaan
dalam
mengendalikan risiko bahaya K3.
10) Bagian
pekerjaan
yang
akan
disubkontrakkan.
Bagian
pekerjaan
yang
akan
disubkontrakkan sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam dokumen
pemilihan.
d. Hasil penilaian teknis harus melewati nilai
ambang batas masing-masing unsur maupun
nilai ambang batas total keseluruhan unsur yang
ditetapkan dalam LDP.
e. Pokja ULP dapat meminta uji mutu/ teknis/
fungsi untuk bahan/ alat tertentu sebagaimana
tercantum dalam LDP.
f. apabila peserta yang lulus evaluasi tahap I
kurang dari 3 (tiga), maka proses pelelangan
tetap dilanjutkan.
g. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi
teknis maka pelelangan dinyatakan gagal.
a. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
diundang
untuk
mengikuti
pembukaan
Penawaran Tahap II (Penawaran Harga).
27.12 Kelompok Kerja ULP menetapkan daftar peserta
yang lulus evaluasi Tahap I.
28. Pemberitahuan 28.1
/Pengumuman
kepada Peserta
yang Lulus
Evaluasi
Tahap I

Pokja ULP memberitahukan hasil evaluasi Tahap I


kepada seluruh peserta dan ditayangkan di website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP dan
papan pengumuman resmi untuk masyarakat, yang
sekurang-kurangnya memuat :

30

a. nama paket pekerjaan;


b. nama dan alamat peserta;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. hasil evaluasi persyaratan administrasi;
e. nilai teknis semua peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis; dan
f. ambang batas nilai teknis.
29. Pemasukan
dan
Pembukaan
Penawaran
Tahap II

29.1

Pokja ULP mengundang semua peserta yang lulus


evaluasi penyetaraan teknis untuk memasukkan
Dokumen Penawaran Tahap II.

29.2

Penawaran Tahap II dibuka di hadapan peserta pada


waktu dan tempat sesuai undangan yang dihadiri
paling kurang 2 (dua) peserta sebagai saksi.

29.3

Ketidakhadiran peserta pada saat pembukaan


Dokumen Penawaran tidak boleh dijadikan dasar
untuk menolak/menggugurkan penawaran.

29.4

Perwakilan peserta yang hadir pada saat


pembukaan Penawaran menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.

29.5

Apabila tidak terdapat peserta atau hanya ada 1


(satu) peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP
menunda pembukaan Penawaran selama 2 (dua)
jam.

29.6

Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya


ada 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi,
maka pembukaan Penawaran tetap dilanjutkan
dengan menunjuk saksi tambahan di luar Pokja ULP
yang ditunjuk oleh Pokja ULP.

29.7

Pokja ULP membuka Dokumen Penawaran Tahap II


dihadapan para peserta.

29.8

Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan


para peserta mengenai kelengkapan Dokumen
Penawaran yang meliputi :
a. surat penawaran harga yang didalamnya
tercantum masa berlaku penawaran dan total
harga penawaran (dalam angka dan huruf);
b. proyeksi cashflow;
c. perkiraan kebutuhan biaya/harga (daftar
kegiatan dan harga).
Pokja ULP membuat dan menandatangani Berita
Acara Pembukaan Penawaran Tahap II yang paling
kurang:

29.9

a. jumlah dokumen penawaran tahap II yang


masuk;
b. jumlah dokumen penawaran tahap II yang
lengkap dan tidak lengkap;
c. harga penawaran masing-masing peserta;

31

d. kelainan-kelainan yang dijumpai


Dokumen Penawaran; (apabila ada)

dalam

e. keterangan lain yang dianggap perlu;


f. tanggal pembuatan Berita Acara; dan
g. tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil
peserta yang hadir atau saksi yang ditunjuk oleh
Pokja ULP bila tidak ada saksi dari peserta.
29.10 Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan
penawaran, maka penyebab penundaan tersebut
harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.
29.11 Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir
dan 2 (dua) orang saksi.
29.12 Berita Acara Pembukaan Penawaran Tahap II
dilampiri Dokumen Penawaran Tahap II.
29.13 Salinan Berita Acara Pembukaan Penawaran Tahap
II dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa
dilampiri Dokumen Penawaran Tahap II dan Pokja
ULP dapat mengunggah salinan tersebut melalui
website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum dalam
LDP yang dapat diunduh oleh masing-masing
peserta.
30. Evaluasi
Penawaran
Tahap II

30.1

Sebelum evaluasi penawaran harga, dilakukan


koreksi aritmatik dengan ketentuan :
a. Koreksi aritmatik untuk penawaran kontrak
lump sum yang melampirkan kebutuhan
biaya/harga
hanya
dilakukan
untuk
menyesuaikan
volume
pekerjaan
yang
tercantum dalam daftar keluaran/kegiatan dan
harga dengan yang tercantum dalam dokumen
pemilihan tanpa mengubah nilai penawaran;
b. Harga penawaran kontrak Lump Sum
1) apabila ada perbedaan antara penulisan nilai
harga penawaran antara angka dan
huruf,nilai yang diakui adalah nilai dalam
tulisan huruf;
2) apabila penawaran dalam angka tertulis
dengan jelas sedangkan dalam huruf tidak
jelas, nilai yang diakui adalah nilai dalam
tulisan angka; atau
3) apabila penawaran dalam angka dan huruf
tidak jelas, penawaran dinyatakan gugur.

30.2

Pelaksanaan evaluasi dilakukan Pokja ULP terhadap


3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi
aritmatik.

32

30.3

Apabila terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar yang


menawarkan harga kurang (di bawah) dari HPS
maka proses lelang tetap dapat dilanjutkan dengan
melakukan evaluasi penawaran.

30.4

Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal


yang pokok atau penting, dengan ketentuan total
harga penawaran terhadap nilai total HPS:

30.5

a.

apabila total harga penawaran atau penawaran


terkoreksi melebihi nilai total HPS, dinyatakan
gugur; dan/atau

b.

apabila semua harga penawaran atau


penawaran terkoreksi di atas nilai total HPS,
pelelangan dinyatakan gagal.

Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan


ketentuan sebagai berikut:
a.

Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat


Komponen Dalam Negeri (TKDN) berbeda
dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
1) Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga dalam
hal harga penawaran nilainya di bawah
80% (delapan puluh perseratus) HPS,
dengan ketentuan:
a. Meneliti dan menilai kewajaran harga
satuan dasar meliputi harga upah,
bahan, dan peralatan dari harga satuan
penawaran, sekurang-kurangnya pada
setiap mata pembayaran utama;
b. Meneliti
dan
menilai
kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur upah,
bahan, dan peralatan dalam Analisa
Harga Satuan;
c. Hasil penelitian butir a. dan butir b.
digunakan untuk menghitung harga
satuan yang dinilai wajar tanpa
memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan; dan
d. Harga satuan yang dinilai wajar
digunakan untuk menghitung total harga
penawaran yang dinilai wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Total harga sebagaimana dimaksud pada
huruf d. dihitung berdasarkan volume
yang ada dalam daftar kuantitas dan
harga.
Apabila total harga penawaran yang
diusulkan lebih kecil dari hasil evaluasi
sebagaimana tersebut diatas, maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar dan

33

gugur harga.
Apabila total harga penawaran lebih besar
dari hasil evaluasi sebagaimana tersebut
diatas, maka harga penawaran dinyatakan
wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk
sebagai pemenang pelelangan, harus
bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus)
dari nilai total HPS.
Apabila peserta yang bersangkutan tidak
bersedia
menaikkan
nilai
Jaminan
Pelaksanaan menjadi sebesar 5% HPS,
penawarannya digugurkan dan Jaminan
Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam
Daftar Hitam
30.6 Memperhitungkan
preferensi
harga
atas
penggunaan produksi dalam negeri (apabila
memenuhi persyaratan diberlakukannya preferensi
harga) dengan ketentuan Perhitungan Tingkat
Komponen
Dalam
Negeri
(TKDN)
yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian
sendiri (self assessment), digunakan dalam evaluasi
penawaran harga apabila pelelangan pekerjaan
tersebut diberlakukan preferensi harga yaitu
apabila memenuhi ketentuan :
a. Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam
negeri
diberlakukan
pada
Pengadaan
Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi
hanya berlaku untuk Pengadaan Barang/Jasa
bernilai diatas Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah) sampai dengan 31 Desember 2013 dan
mulai 1 Januari 2014 untuk Pengadaan
Barang/Jasa bernilai diatas Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah); dan
b. Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih
besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan formulir
perhitungan TKDN maka peserta dianggap tidak
menginginkan diberlakukan preferensi harga
bagi penawarannya dan tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN
merujuk pada ketentuan yang ditetapkan oleh
Menteri yang membidangi urusan perindustrian
dengan tetap berpedoman pada tata nilai
Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana diatur
dalam Peraturan Presiden nomor 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya.

34

c. rumus penghitungan sebagai berikut :


1
HEA
HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP
= Koefisien Preferensi (Tingkat
Komponen
Dalam
Negeri
(TKDN)
dikali
Preferensi
tertinggi Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga
Penawaran/terkoreksi
yang
memenuhi persyaratan lelang
dan telah dievaluasi).
d. pemberian Preferensi Harga tidak mengubah
Harga Penawaran dan hanya digunakan oleh
Pokja ULP untuk keperluan perhitungan HEA
guna menetapkan peringkat pemenang.
F.

Penetapan Pemenang

31. Penetapan
Pemenang

31.1 Pokja ULP membuat Surat Penetapan Pemenang


untuk nilai sampai dengan Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah) berdasarkan Berita Acara
Hasil Pelelangan (BAHP).
31.2 PA membuat Surat Penetapan Pemenang untuk nilai
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) setelah mendapat usulan dari Pokja ULP,
dengan ketentuan:
b. usulan penetapan pemenang ditembuskan
kepada
PPK
dan
APIP
Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi; dan
c. apabila PA tidak setuju dengan usulan Pokja ULP
dengan alasan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, maka PA
memerintahkan evaluasi ulang atau menyatakan
pelelangan gagal.
31.3 Dalam hal nilai penetapan pemenang sampai dengan
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dan nilai pemenang cadangan diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah),
maka penetapannya oleh PA setelah mendapatkan
usulan dari Pokja ULP.
31.4 Dalam hal peserta mengikuti beberapa paket
pekerjaan yang dilelangkan oleh Pokja ULP, dan
beberapa penawarannya terendah serta berdasarkan
sisa kemampuan menangani paket (SKP), akan
ditetapkan sebagai calon pemenang oleh Pokja ULP
pada paket berdasarkan pilihan penyedia jasa setelah
mempertimbangkan ketersediaan peralatan dan
personil setelah dilakukan klarifikasi.
31.5 Dalam hal peserta mengikuti pelelangan beberapa

35

paket pekerjaan konstruksi dalam waktu bersamaan:


a. menawarkan peralatan yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan peralatan tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan
dinyatakan gugur.
b. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dikecualikan dengan syarat kapasitas dan
produktifitas peralatan secara teknis dapat
menyelesaikan pekerjaan lebih dari
1 (satu)
paket.
c. menawarkan personil yang sama pada masingmasing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi
untuk menentukan personil tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan
lainnya dinyatakan personil tidak ada dan
dinyatakan gugur.
d. menawarkan personil yang sedang bekerja di
paket lain, maka pada saat akan ditetapkan
sebagai pemenang dipastikan sudah tidak terikat
pada paket lain.
31.6 Penetapan pemenang disusun
urutannya dan harus memuat:

sesuai

dengan

a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;


b. nama dan alamat Penyedia serta harga
penawaran atau harga penawaran terkoreksi;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis,
harga; dan
e. evaluasi kualifikasi.
31.7 Data
pendukung
yang
diperlukan
menetapkan pemenang adalah:

untuk

a. Dokumen Pemilihan beserta adendum (apabila


ada);
b. BAPP;
c. BAHP; dan
d. Dokumen Penawaran dari pemenang dan
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang
telah diparaf anggota Pokja ULP dan 2 (dua)
wakil peserta/saksi.

36

31.8 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan


pemenang dan mengakibatkan surat penawaran dan
Jaminan Penawaran habis masa berlakunya,
dilakukan konfirmasi kepada calon pemenang, calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk
memperpanjang masa berlaku surat penawaran dan
Jaminan Penawaran sampai dengan perkiraan
jadwal penandatanganan kontrak. Calon pemenang,
calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
yang tidak bersedia memperpanjang surat
penawaran dan Jaminan Penawaran dapat
mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi.
32. Pengumuman
Pemenang

Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang


cadangan 1 dan 2 (apabila ada) kepada masyarakat di
website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan
pengumuman resmi yang memuat sekurang-kurangnya :
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia;
c. harga penawaran;
d. harga penawaran terkoreksi;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
f. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan
kualifikasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi
dilengkapi dengan penjelasan untuk setiap penawaran
yang dinyatakan gugur dari substansi yang dievaluasi
(alasan gugur administrasi/teknis/harga).

33. Sanggahan

33.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat


menyampaikan sanggahan secara tertulis atas
penetapan pemenang kepada Pokja ULP dalam
waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman
pemenang, disertai bukti terjadinya penyimpangan,
dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
33.2 Sanggahan diajukan oleh peserta yang memasukkan
penawaran baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta lain, ditandatangani
oleh :
a. direktur utama/ pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum
dalam
akte
pendirian
atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan bukti
otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
33.3 Sanggahan diajukan apabila terjadi penyimpangan

37

prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur
yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya dan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan;
b. rekayasa
tertentu
sehingga
terjadinya persaingan usaha
dan/atau

menghalangi
yang sehat;

c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP


dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
33.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja
ULP menyatakan pelelangan gagal.
33.5 Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dan
tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud pada
34.2. dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
33.6 Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK
atau disampaikan dan diterima diluar masa sanggah,
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses
pelelangan.
34. Sanggahan
Banding

34.1 Peserta sebagaimana dimaksud pada 33 apabila tidak


sependapat dengan jawaban sanggahan dari Pokja
ULP, dapat mengajukan sanggahan banding secara
tertulis kepada Menteri/ Kepala Lembaga/ Kepala
Daerah/ Pimpinan Institusi atau Pejabat yang
menerima
penugasan
menjawab
sanggahan
banding, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
menerima jawaban sanggahan, dengan tembusan
kepada PPK, Pokja ULP, dan APIP Kementerian/
Lembaga/
Pemerintah
Daerah/
Institusi
sebagaimana tercantum dalam LDP.
34.2 Peserta yang akan melakukan sanggahan banding
harus memberikan Jaminan Sanggahan Banding
yang diterbitkan oleh Bank Umum dan ditujukan
kepada Pokja ULP sebesar 1% (satu perseratus) dari
HPS sebagaimana tercantum dalam LDP dengan
masa berlaku 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal
pengajuan sanggahan banding.
34.3 Sanggahan
pelelangan.

banding

menghentikan

proses

34.4 Sanggahan banding yang diajukan bukan dari


peserta yang tidak sependapat dengan jawaban
sanggahan sebagaimana dimaksud pada 34.1 atau
tidak ditandatangani seperti halnya sanggahan
sebagaimana dimaksud pada 33.2, dianggap sebagai
pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti serta

38

tidak menghentikan proses pelelangan.


34.5 Sanggahan banding yang disampaikan bukan
kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi atau Pejabat yang menerima
penugasan menjawab sanggahan banding atau
disampaikan dan diterima di luar masa sanggahan
banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses pelelangan.
34.6 Dalam hal jawaban sanggahan banding berupa
evaluasi ulang, maka terhadap penetapan pemenang
tidak dapat dilakukan sanggahan dan sanggahan
banding lagi.
G. Penunjukan Pemenang Pengadaan
35. Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa

35.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil


Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan tembusan
kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
35.2 PPK menerbitkan SPPBJ, dengan ketentuan apabila:
a. pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi
masih berlaku;
b. tidak ada sanggahan dari peserta;
c. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti
tidak benar; atau
d. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding
berakhir.
35.3 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan
tersebut, dengan ketentuan :
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri
dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh
Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri
dan masa penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif
oleh Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang
bersangkutan
dicairkan
dan
disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dimasukkan dalam Daftar Hitam /Black List; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia
ditunjuk karena masa penawarannya sudah
tidak berlaku, maka tidak dikenakan sanksi dan
Jaminan Penawaran yang bersangkutan tidak
boleh dicairkan.
35.4 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan
diri, maka penunjukan pemenang dapat dilakukan
39

kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan


peringkat, selama masa surat penawaran dan
Jaminan Penawaran pemenang cadangan masih
berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
35.5 Apabila
semua
pemenang
yang
ditunjuk
mengundurkan diri, maka pelelangan dinyatakan
gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari
PPK.
35.6 SPPBJ harus diterbitkan, dengan ketentuan:
a. Paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah
pengumuman penetapan pemenang, apabila
tidak ada sanggahan; atau
b. Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah semua
sanggahan dan sanggahan banding dijawab.
35.7 Di dalam SPPBJ disebutkan/ditegaskan/ditulis bahwa
penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan
sebelum penandatanganan kontrak.
36. Kerahasiaan
Proses

36.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia


dan dilaksanakan oleh pokja ULP secara independen.
36.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian,
evaluasi, klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon
pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta,
atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai
keputusan pemenang diumumkan.
36.3 Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses
evaluasi dokumen penawaran atau keputusan
pemenang
akan
mengakibatkan
ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.
36.4 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP
bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman
pemenang.

H. Pelelangan Gagal
37. Pelelangan
Gagal

37.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila :


a. jumlah peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta;
b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi
penawaran;
c. dalam
evaluasi
penawaran
ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat;
d. harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi
dari HPS;
e. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.

40

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan


Dokumen Pemilihan ternyata benar;
f. sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi
Dokumen Pemilihan ternyata benar; atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan
1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan
sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
pembuktian kualifikasi.
37.2 PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP
menyatakan pelelangan gagal, apabila :
a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP
sependapat dengan PPK yang tidak bersedia
menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan
tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang
melibatkan Pokja ULP dan/atau PPK ternyata
benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat dalam pelaksanaan Pelelangan dinyatakan
benar oleh pihak berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas
kesalahan prosedur yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan ternyata benar;
e. Dokumen Pemilihan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai
menyimpang dari Dokumen Pemilihan;

atau

g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan


1 dan 2 mengundurkan diri; atau
h. pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya.
37.3 Menteri/Kepala
Lembaga/Pimpinan
Institusi
menyatakan pelelangan gagal, apabila :
a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya
pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan KPA, PPK dan/atau
Pokja ULP, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan KPA, ternyata benar.
37.4 Kepala Daerah
apabila:

menyatakan

pelelangan

gagal,

41

a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya


pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan PA, KPA, PPK
dan/atau Kelompok Kerja ULP, ternyata benar;
atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan PA dan/atau KPA, ternyata benar.
37.5 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP
memberitahukan kepada seluruh peserta.
37.6 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal,
Pokja ULP atau Pokja ULP pengganti (apabila diganti)
meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
pelelangan gagal, untuk menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.
I.

Surat Jaminan Pelaksanaan

38. Surat Jaminan


Pelaksanaan

38.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
a. diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk
bank
perkreditan
rakyat),
perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai
program
asuransi
kerugian
(suretyship) sebagaimana yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak
(PHO) sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama penyedia sama dengan nama yang
tercantum dalam surat Jaminan Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang
dari nilai jaminan yang ditetapkan;
e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan
dalam angka dan huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan
sama dengan nama PPK yang menandatangani
kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
jaminan dalam jangka waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit
42

Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO
harus ditulis atas nama Kemitraan/KSO; dan
j. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak
penjamin.
38.2 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk
menyerahkan
Surat
Jaminan
Pelaksanaan
dipersamakan
dengan
menolak
untuk
menandatangani Kontrak atau tidak menerima
keputusan
penunjukan
sebagai
penyedia
barang/jasa, maka akan dikenakan sanksi.

J.

38.3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat


Jaminan Pelaksanaan diatur dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak.
Penandatanganan Kontrak

39. Penandatanganan
Kontrak

39.1 Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


dilakukan setelah DIPA/DPA ditetapkan.
39.2 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib
memastikan Isian Kualifikasi masih berlaku/valid.
Apabila terdapat data isian kualifikasi tidak valid,
maka kontrak tidak ditandatangani.
39.3 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat
14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ
dan setelah penyedia menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, dengan ketentuan :
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh
perseratus) sampai dengan 100% (seratus
perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai Kontrak;
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan
puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar
5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.
39.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah
substansi Dokumen Pemilihan sampai dengan
penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat
waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.
39.5 Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan
melewati batas tahun anggaran, penandatanganan
kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan
kontrak tahun jamak.
39.6 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak
meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan
huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.

43

39.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen


Kontrak dalam Surat Perjanjian, dengan maksud
apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian
satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan
sebagai berikut :
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan
harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya
SPPBJ, BAHP, BAPP.
39.8 Banyaknya rangkap
kebutuhan, yaitu :

seperti:
kontrak

jaminan-jaminan,
dibuat

sesuai

a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri


dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh PPK;
b. rangkap kontrak lainnya (apabila diperlukan)
tanpa dibubuhi materai.
39.9 Penandatanganan
Kontrak
bernilai
diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum
Kontrak.
39.10 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas
nama penyedia adalah Direksi yang disebutkan
namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar,
yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

44

BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A. Penerapan IKP
dan LDP

B. Lingkup
Pekerjaan

Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis


pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan
Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data
Pemilihan (LDP)
1.

a. Pokja ULP:
....................................
[diisi nama Pokja ULP]
b. Alamat Pokja ULP:
....................................
...................................

2.

Website: ....................

3.

a. Nama paket pekerjaan: ....................................

4.

[Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]

b. Uraian singkat pekerjaan: ..................


.................................... .................. ..................
[diisi uraian secara singkat dan jelas pekerjaan/ kegiatan
yang dilaksanakan]
Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: ..............
(........................) hari kalender.
[diisi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan]

C. Sumber Dana

Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


....................... Tahun Anggaran ..................
[diisi sesuai dokumen anggaran untuk pembiayaannya]

D. Pendayagunaan
Produksi Dalam
Negeri

Preferensi harga ........... [diisi diberikan/tidak


diberikan] terhadap penawaran peserta.
Catatan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri
diberlakukan pada Pengadaan Barang/Jasa yang
dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk
Pengadaan
Barang/Jasa
bernilai
diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan.
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih besar
atau sama dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila paket pekerjaan yang dilelangkan memenuhi
ketentuan 1) dan 2) maka diberlakukan preferensi

45

harga dan diisi diberikan.

E. Pemberian
Penjelasan
Dokumen
Pemilihan dan
Peninjauan
Lapangan

F. Dokumen
Penawaran

1.

Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan


dilaksanakan pada:
Hari
: ....................................
Tanggal
: ....................................
Pukul
: ....................................
Tempat
: ....................................

2.

Peninjauan lapangan akan dilaksanakan pada:


Hari
: ....................................
Tanggal
: ....................................
Pukul
: ....................................
Tempat
: ....................................

1.

Memiliki kemampuan menyediakan Personil2 yang


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai
berikut:
a. Tenaga Ahli bagi usaha non kecil
No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
diusulkan
3

Pengalaman
Kerja
(tahun)
4

Profesi/
Keahlian
5

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/keahlian, profesi/keahlian yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

b. Tenaga Teknis bagi usaha kecil


No
1
1.
2.
3.

Tingkat
Pendidikan
2

Jabatan dalam
pekerjaan yang
akan diusulkan
3

Lama
Pengalaman
Kerja (tahun)
4

Profesi/
keterampilan
5

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja


professional/ keterampilan, profesi/ keterampilan yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]

Personil yang dimaksud adalah personil manajerial (ahli/terampil) pada organisasi


pelaksanaan pekerjaan. Untuk usaha non kecil tidak termasuk tenaga terampil dan/atau
personil pendukung, sedangkan untuk usaha kecil cukup personil pelaksana (tenaga terampil).

46

2.

Memiliki
kemampuan
untuk
menyediakan
peralatan
untuk
melaksanakan
pekerjaan
konstruksi ini, yaitu:
No.
1.
2.
3.
Dst.

Jenis
......
......
......
......

Kapasitas
......
......
......
......

Jumlah
......
......
......
......

[diisi jenis, kapasitas, jumlah peralatan utama minimal


yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama
yang dilelangkan]

3.

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan3


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan yang disubkontrakkan


......

[diisi oleh Pokja, Pokja menetapkan Daftar pekerjaan


yang akan disubkontrakkan atau Pokja menetapkan
Penyedia untuk menentukan sendiri bagian pekerjaan
yang akan disubkontrakkan]
Persyaratan subkontrak pekerjaan konstruksi:
nilai penawaran > Rp 25.000.000.000, Peserta
wajib ada subkontrak, dalam hal Pokja menetapkan
Daftar pekerjaan yang akan disubkontrakkan, maka
Peserta wajib memenuhi daftar tersebut.

Penawaran terkait dengan pekerjaan subkontrak


memenuhi syarat apabila:
a. Penyedia yang menawar dengan harga di atas Rp
25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
rupiah) bekerja sama dengan penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Kecil, yaitu
dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan utama.
b. Penyedia
tidak
mensubkontrakkan
sebagian/seluruh pekerjaan utama.
c. Penyedia Usaha Kecil (termasuk Mikro dan
Koperasi Kecil) tidak mensubkontrakkan
pekerjaan yang diperoleh.

Ketentuan bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan adalah bukan merupakan pekerjaan
utama, kecuali pekerjaan spesialis.

47

4.

Sebagai pekerjaan utama4 adalah:


No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Utama


......

[diisi, nama-nama pekerjaan utama]

5.

Sebagai pekerjaan penunjang/sementara sebagai


pendukung pekerjaan utama adalah:
No.
1.
Dst.

Jenis Pekerjaan Penunjang/Sementara


......

[diisi, nama-nama pekerjaan penunjang/sementara

sebagai pendukung pekerjaan utama]


5.

Identifikasi bahaya5
No.

Jenis/Tipe
Pekerjaan

Identifikasi Jenis
Bahaya & Risiko K3

1.
Dst.

6.

G. Mata Uang
Penawaran dan
Cara
Pembayaran

4
5

[diisi, jenis/tipe pekerjaan yang mengandung bahaya


serta identifikasi jenis bahaya & risiko K3 dari jenis
pekerjaan dimaksud]
Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu
diperlukan untuk:
a. Bahan konstruksi permanen: ..................
Contoh: geotextile, bearing pad
[bukan bahan konstruksi seperti semen, aspal, dll]
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi permanen:
..................
Contoh: lift, pompa air
[bukan alat untuk menyelesaikan pekerjaan
konstruksi seperti excavator, bulldozer, dll]
[diisi, tidak ada apabila tidak diperlukan]

1.

Mata uang yang digunakan ..................


[diisi Rupiah atau mata uang lainnya apabila ditentukan]

2.

Pembayaran
dilakukan
dengan
cara
....................................
[diisi: bulanan (monthly certificate) atau angsuran
(termin) didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang telah dilaksanakan]

Ditetapkan oleh PPK.


Ditetapkan oleh PPK.

48

H. Masa
Berlakunya
Penawaran

I. Jaminan
Penawaran

Masa berlaku penawaran selama ..................


(..................) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan penawaran.
[diisi dengan memperhitungkan awal pemasukan
penawaran sampai dengan penandatanganan kontrak]
1.

Besarnya Jaminan Penawaran adalah :


Rp....................................(......................................)
[diisi, besar nominal antara 1% sampai dengan 3% dari
nilai total HPS]

2.

Jaminan penawaran berlaku selama ..................


(..................) hari kalender dan efektif mulai tanggal
[diisi sesuai dengan batas akhir pemasukan
penawaran].

J. Penyampaian
Dokumen
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan


secara elektronik]

K. Batas Akhir
Waktu
Pemasukan
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan


secara elektronik]

L. Pembukaan
Penawaran

[Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan


secara elektronik]

M. Ambang Batas

[Kriteria penilaian menggunakan kriteria yang telah


ditetapkan oleh pejabat eselon 1 dari masing-masing
Satuan Unit Kerja sesuai dengan tugas, fungsi dan
lingkup programnya]
a. Nilai ambang batas masing-masing unsur sesuai
yang ditetapkan
b. Nilai ambang batas total keseluruhan unsur
..............
1) Metode Pelaksanaan Pekerjaan, bobot ...%,
nilai max ..., nilai min ...
Sub unsur dan kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
3) Dst.
2) Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan, bobot
...%, nilai max ..., nilai min ...
Kriteria penilaian:
1) ............
2) ............

49

N. Sanggahan, Dan
Sanggahan
Banding

1.

2.

3) Dst.
3) Peralatan utama minimal, bobot ...%, nilai
max ..., nilai min ...
Sub unsur dan kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
3) Dst.
4) Spesifikasi Teknis, bobot ...%, nilai max ...,
nilai min ...
Kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
3) Dst.
5) Personil Inti, bobot ...%, nilai max ..., nilai min
...
Sub unsur dan kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
3) Dst.
6) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan,
bobot ...%, nilai max ..., nilai min ...
Kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
3) Dst.
7) Sertifikat Garansi, bobot ...%, nilai max ...,
nilai min ...
Kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
3) Dst.
8) RK3K, bobot ...%, nilai max ..., nilai min ...
Kriteria penilaian:
1) ............
2) ............
9) Dst.
Sanggahan ditujukan kepada ....................................
[diisi nama Pokja ULP,]
Tembusan sanggahan ditujukan kepada :
a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. KPA .................. [diisi nama KPA]
c. APIP.................. [diisi nama APIP]
d. ................. [diisi Pejabat yang menerima penugasan
menjawab
sanggahan
banding,
apabila
didelegasikan]
e. ................. [diisi Menteri/ Kepala Lembaga/ Kepala
Daerah/ Pimpinan Institusi]

50

O. Jaminan
Sanggahan
Banding

3.

Sanggahan
banding
ditujukan
kepada
.................................... [diisi nama Menteri/ Kepala
Lembaga/ Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi atau
Pejabat yang menerima penugasan menjawab sanggahan
banding, contoh: Menteri Pekerjaan Umum]

4.

Tembusan sanggahan banding ditujukan kepada :


a. PPK .................. [diisi nama PPK]
b. Pokja ULP .................. [diisi nama Pokja ULP]
c. APIP........
[diisi
nama
APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/
Institusi]
Jaminan Sanggahan Banding ditujukan kepada
......... [diisi nama Pokja ULP].

1.
2.

Besarnya jaminan sanggahan banding: Rp..................


(....................................)
[diisi sebesar 1% (satu perseratus) dari nilai total HPS]

51

BAB IV
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
A.

BENTUK SURAT PENAWARAN TAHAP I


CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]


Nomor
:
Lampiran :

................, .................. 20....

Kepada Yth.:
Pokja .................. ULP .................. [Satker/Balai]
[diisi oleh Pokja ULP]
di
......................................................
Perihal

: Penawaran Tahap I (Administrasi dan Teknis) Pekerjaan


.................................... [nama pekerjaan diisi oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan


Dokumen Pemilihan nomor: ................................... tanggal ...................... dan
setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen Pemilihan dan Berita Acara
Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pemilihan, apabila ada], dengan
ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan .................. .................. [diisi
oleh Pokja ULP] sebesar Rp.................. (...............dalam huruf.....................)
termasuk PPN.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
di atas.
Penawaran ini berlaku selama ........ (..........dalam huruf...........)
hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami
lampirkan :
1. Jaminan Penawaran;
2. Surat kuasa (apabila dikuasakan);
3. Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi [dievaluasi apabila bermitra
dan lulus prakualifikasi sebagai penyedia pelaksana konstruksi tunggal];
4. Rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);
5. sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan Engineering Procurement and

Construction/EPC (apabila dipersyaratkan)


6. Dokumen penawaran teknis, terdiri atas:
a. Desain (perencanaan teknis);
b. Layanan kinerja (diperlukan untuk kontrak berbasis kinerja);
c. Metode Pelaksanaan (untuk perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan);
d. Program kegiatan dan jangka waktu pelaksanaan;
e. Proyeksi kemajuan pelaksanaan pekerjaan;
f. daftar jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan (apabila
mengajukan peralatan utama minimal yang berbeda dari dokumen isian
kualifikasi);
g. Spesifikasi teknis yang diusulkan;
h. Organisasi manajemen pelaksanaan;

52

i. daftar personil inti yang


ditempatkan secara penuh (apabila
mengajukan personil inti yang berbeda dari dokumen isian kualifikasi);
j. Dampak lingkungan dan sosial;
k. RK3K;
7. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan;
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan
sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan penawaran
terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah
disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun
Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan
menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

53

B.

BENTUK SURAT PENAWARAN TAHAP II


CONTOH

Nomor
: ............
Lampiran : ............

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]


, . 20..

Kepada Yth.:
Pokja .................. ULP .................. [Satker/Balai]
[diisi oleh Pokja ULP]
di
..
Perihal

: Penawaran Tahap II (Harga) untuk pekerjaan . [nama


pekerjaan diisi oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan undangan pemasukan Dokumen Penawaran


Tahap II nomor: .. tanggal .. setelah kami mempelajari dengan
saksama Dokumen Pemilihan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [serta
adendum Dokumen Pemilihan, apabila ada], dengan ini kami mengajukan
penawaran harga untuk pekerjaan .. [diisi oleh Pokja ULP] sebesar
Rp..
(dalam huruf..).
Penawaran harga ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan
yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut di atas.
Penawaran ini berlaku selama . (dalam huruf..) hari
kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Sesuai dengan persyaratan, bersama surat penawaran ini kami
lampirkan :
1. [Surat Kuasa, apabila dikuasakan dan berbeda dengan tahap I];
2. Kebutuhan Biaya/Harga dilengkapi:
a. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Pokok;
b. Jadwal Biaya Kerja Harian terdiri atas:
1) Tenaga Kerja;
2) Material;
3) Peralatan; dan
4) Rekapitulasi Biaya Hari Kerja.
3. [Dokumen lain yang dipersyaratkan].
Surat Penawaran beserta lampirannya kami sampaikan sebanyak 2 (dua)
rangkap yang terdiri dari dokumen asli 1 (satu) ditandai Asli dan salinannya
1 (satu) ditandai Rekaman.
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan
sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan penawaran
terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah
disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun
Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan
menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) ..
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
..........................
Jabatan

54

C.

BENTUK SURAT KUASA


CONTOH-1

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan
: .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian
No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris
.................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama : ...................................1
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya atau pejabat yang menurut perjanjian
kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
55

CONTOH-2

[Kop Surat Badan Usaha KSO]


SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: ....................................
Alamat Perusahaan
: ....................................
Jabatan
: ....................................

[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang/wakil kemitraan (KSO)]
.................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)]
berdasarkan [Akta Notaris No. ...... [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal
penerbitan Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta
perubahannya (apabila ada) atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
No ......... tanggal ..................], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada:2
Nama : ....................................
Alamat : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

.............. [Menandatangani Surat Penawaran,]


............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
............. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
............. [Dst. sesuai keperluan]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20....
Penerima Kuasa

Pemberi Kuasa

....................................
(nama)

...................................
(nama dan jabatan)

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.
Dalam hal KSO surat kuasa penandatanganan kontrak dapat diberlakukan apabila perjanjian
KSO sudah disahkan oleh notaris.
56

D.

BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)


CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan .................................. yang


pembukaan penawarannya akan dilakukan di .................................. pada tanggal
.................... 20....., maka kami:
.................................................................... [nama peserta 1]
.................................................................... [nama peserta 2]
.................................................................... [nama peserta 3]
.................................................................... [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama
dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).
Kami menyetujui dan memutuskan bahwa :
1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
..................................
b. Menunjuk .................................. [nama peserta 1] sebagai perusahaan utama
(leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan
atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab
baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai
ketentuan dokumen kontrak.
2.

Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah :


............................... [nama peserta 1] sebesar ...% (.. persen)
............................... [nama peserta 2] sebesar .. % (.. persen)
............................... [nama peserta 3] sebesar ...% (.. persen)
............................... [dan seterusnya] sebesar ...% (.. persen)

3.

Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai


sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian
dari kemitraan/KSO.

4.

Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa
penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama
secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.

5.

Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota


kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan,
perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian
subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.

6.

Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama kemitraan/KSO


diberikan kepada .................................. [nama wakil peserta] dalam kedudukannya
sebagai direktur utama/direktur pelaksana .................................. [nama peserta 1]
berdasarkan persetujuan tertulis (surat kuasa untuk menandatangani penawaran)
dari seluruh anggota kemitraan/KSO.

57

7.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

8.

Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan
tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.

9.

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap () yang masing-masing


mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda


tangan di .. pada hari .. tanggal .. bulan
.., tahun ..

[Peserta 1]

(....)

[Peserta 3]

(....)

[Peserta 2]

(....)

[dst]

(....)

58

CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha]


SURAT KUASA3
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan : .................. ..................
Jabatan
: .....................................
[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan] .................. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta
Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta]
Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila
ada), yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama
: ....................................
Alamat
: ....................................
Jabatan
: ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat
Penawaran atas nama kemitraan.. untuk pekerjaan
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada
yang mewakili kemitraan
59

E.

BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penawar harus menyiapkan penawaran teknis sekurang-kurangnya tetapi tidak


terbatas usulan teknis sebagai berikut:
[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan
dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. Usulan Teknis Perencanaan


a. Desain awal/preliminary design dan spesifikasi teknis, gambar-gambar
yang dibutuhkan berskala 1:100 sampai 1:500 atau sesuai yang
ditentukan dalam persyaratan teknis;
b. Komen terhadap persyaratan teknis termasuk ketersediaan informasi
yang berhubungan dengan desain untuk pelaksanaan pekerjaan dan
secara rinci bagaimana pencapaiannya;
c. Pembahasan bagaimana usulan teknis tersebut akan diperluas atau
dikembangkan termasuk kebutuhan-kebutuhan diperlukan seperti
peta, survey, metodologi untuk pekerjaan-pekerjaan pokok;
d. Pembahasan-pembahasan dari usulan teknis tersebut terkait dengan
lingkungan, pertimbangan-pertimbangan sosial, pencegahan dampak
negatif, resettlement, mitigasi dampak, kemudian Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) dalam perencanaan, dan lain-lain;
e. Nama, kualifikasi, badan usaha yang terkait perencanaan yang
dilibatkan;
f. Nama supplier dan kebutuhan-kebutuhan peralatan termasuk tetapi
tidak terbatas daftar peralatan yang diperlukan. Spesifikasi harus
disertai dengan brosur dan gambar rinci;
g. Komen terhadap kesalahan-kesalahan yang ada pada persyaratan
teknis dalam Dokumen Pemilihan;
h. metoda pelaksanaan pekerjaan [memberikan metoda pelaksanaan yang
layak, realistik dan tahapannya dapat dilaksanakan untuk penyelesaian
pekerjaan utama dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam

i.
j.

k.
l.

m.

n.

penyelesaian pekerjaan, tahapan dan cara pelaksanaan yang menggambarkan


pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan akhir dan dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis];
jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu yang
ditetapkan dalam LDP];
jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan utama minimal [sesuai
dengan yang ditetapkan dalam LDP untuk penyelesaian pekerjaan utama
yang dilelangkan];
spesifikasi teknis [apabila mengajukan spesifikasi yang berbeda dari yang
ditetapkan];
personil inti yang akan ditempatkan secara penuh [untuk penyelesaian
pekerjaan yang dilelangkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
LDP, serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
organisasi pelaksanaan yang diajukan];
bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dalam LDP]; dan
[Hal-hal lain yang dipersyaratkan].

60

2. Metode Pelaksanaan
Penawar harus menyampaikan rincian metode pelaksanaan yang
menunjukkan kesesuaian dengan kebutuhan dan persyaratan teknis yang
ditetapkan sekurang-kurangnya namun tidak terbatas sebagai berikut:
a. Detil pengaturan dan metode dari usulan penawar terhadap
pelaksanaan pekerjaan terintegrasi yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan serta penyelesaian pekerjaan dalam jangka waktu yang
ditetapkan;
b. Pengaturan dalam hal mengelola koordinasi penggunaan akses
lapangan;
c. Komentar terhadap kondisi permukaan maupun di bawah permukaan
termasuk sumber-sumber material dan keterbatasan yang ada;
d. Komentar terhadap traffic management maupun logistik;
e. Komentar terhadap pengaturan yang berhubungan dengan pelatihan,
pengaturan rencana serah terima, penyelesaian as-built drawings,
persiapan pedoman pengoperasian dan pemeliharaan, dan lain-lain;
f. Dan lain-lain yang diperlukan.
3. Program Kegiatan Dan Jangka Waktu Pelaksanaan
Penawar harus menyiapkan program dan jadwal kegiatan untuk
pelaksanaan pekerjaan terintegrasi yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan serta penyelesaian pekerjaan termasuk estimasi terhadap
waktu dimulai dan berakhirnya setiap komponen dan jenis pekerjaan pokok
(major milestone) serta critical path. Progran dan jadwal pelaksanaan
disusun berdasarkan persyaratan teknis dalam Dokumen Pemilihan
termasuk dan tidak terbatas:
a. Rincian jadwal untuk perencanaan pekerjaan termasuk penyerahan
dokumen perencanaan, reviu, serta persetujuannya oleh pemberi tugas;
b. Rincian jadwal kegiatan untuk pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk
barchart (PRT) atau CPM atau lainnya yang menunjukkan critical
path, urut-urutan pekerjaan dan waktu pelaksanaan sesuai dengan
usulan untuk penyelesaian pekerjaan;
c. Rincian jadwal kegiatan untuk pelaksanaan pengujian/test,
commisioning, dan serah terima pekerjaan selesai dalam jangka waktu
pelaksanaan yang ditetapkan;
d. Dan lain-lain.
Contoh:
No.
Uraian
Jangka waktu penyelesaian
1.
Keseluruhan pekerjaan
......... hari kalender
2.
Pekerjaan pokok - 1
......... hari kalender
3.
Pekerjaan pokok - 2
......... hari kalender
4.
Dst.
......... hari kalender
4. Proyeksi Cashflow
Penawar harus menyampaikan proyeksi cashflow yang menunjukkan
proyeksi pengeluaran empat bulanan (quarterly) selama masa kontrak,
menunjukkan prosentase jumlah yang diterima dan kumulatif persen yang
diterima empat bulanan. Dalam proyeksi cashflow agar dipertimbangkan
pembayaran uang muka, pengembalian uang muka, uang retensi yang
ditahan, dan pengembalian uang retensi.
a. Pembayaran secara periodik sesuai pekejaan pokok/milestone untuk
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan;
61

b. Pembayaran secara
periodik berdasarkan progres pengukuran
pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
c. Dan lain-lain.
Per 4 (empat) bulan

Pekerjaan
Pokok/Milestone
1
Milestone-1
1.1

Aktifitas-1

1.2

Activity-2

1.3

Activity-3

Prosentase
Progres

Uraian

...............
[diisi oleh
penawar]
...............
[diisi oleh
penawar]
...............
[diisi oleh
penawar]

Milestone-2

2.1

Activity-1

2.2

Activity-2

2.3

Activity-3

...............
[diisi oleh
penawar]
...............
[diisi oleh
penawar]
...............
[diisi oleh
penawar]

Jumlah Per 4 (empat) bulan

5. Jenis, Kapasitas, Komposisi Dan Jumlah Peralatan Utama


Penawar harus menyediakan informasi yang cukup terhadap peralatan
pekerjaan konstruksi yang akan digunakan dan dapat menunjukkan bahwa
peralatan tersebut memiliki kapasitas/kemampuan dalam memenuhi
persyaratan peralatan untuk menyelesaikan pekerjaan. (apabila
mengajukan peralatan utama minimal yang berbeda dari dokumen isian
kualifikasi)
No.

Jenis
Peralatan

Jumlah

Kapasitas
atau output
pada saat
ini
4

Merk
dan
tipe

Tahun
pembuatan

Kondisi
(%)

Lokasi
Sekarang

Status Kepemilikan
(Millik/Sewa/Lainnya)

6. Organisasi Manajemen Pelaksanaan


Penawar diminta memberikan informasi berikut:
a. Bagan/struktur organisasi terkait personil inti;
b. sistem manajemen mutu, menggambarkan dasar dan operasi dari sistem
manajemen mutu yang diusulkan, termasuk tinjauan manajemen, audit
prosedural, memeriksa, prosedur untuk pemantauan, pelaporan dan
penanganan ketidaksesuaian, tindakan korektif, dan umpan balik; dan
c. data rencana pengelolaan sesuai dengan Persyaratan teknis,
menggambarkan sistem yang diusulkan untuk menyimpan,
pengindeksan, dan mengakses data seperti korespondensi, notulen,
laporan, gambar, dll.
62

7. Daftar Personil Inti dan Riwayat Hidup/Curriculum Vitae (CV)


Penawar harus menyampaikan personil inti dan posisinya sesuai dengan
manajemen organisasi pelaksanaan, dilampiri Curriculum Vitae (CV) dari
masing-masing personil inti. (apabila mengajukan personil inti yang
berbeda dari dokumen isian kualifikasi)
Daftar personil inti dan posisi sebagai berikut:

No.

Nama

Posisi

Total
pengalaman
kerja untuk
pekerjaan
terintegrasi
sejenis
(tahun)

Pengalaman
perencanaan/desain
pekerjaan sejenis
(tahun)

Tingkat
Pendidikan
dan
Keahlian

1
2
3
4
5
6
7
8

Peserta harus melengkapi nama dan keterangan dari setiap personil baik
dari unit perencana yang diusulkan untuk mempersiapkan pekerjaan
desain ataupun pekerjaan lainnya sehubungan dengan pekerjaan
terintegrasi ini.
PT. ................................. [Nama Perusahaan penawar]
Daftar Riwayat Hidup
A. Data Personil
1. Posisi yang diusulkan

: .

2. Nama Personil

: .

3. Tempat/Tanggal Lahir

: .

4. Pendidikan4
5. Pendidikan Non Formal

: .

: .

6. Penguasaan Bahasa Inggris


dan Bahasa Indonesia

: .

7. Penguasaan Bahasa Lain

: .....................

8. Pengalaman Kerja5
No.

Dari

Sampai

Perusahaan/Nama Proyek dan Lokasi/Posisi/Pengalaman terkait teknik


dan manajemen

Lembaga pendidikan, tempat dan tahun tamat belajar, dilampirkan rekaman ijazah.
Setiap pengalaman kerja yang dicantumkan harus disertai dengan referensi dari pengguna jasa
yang bersangkutan.
5

63

No.

Dari

Sampai

Perusahaan/Nama Proyek dan Lokasi/Posisi/Pengalaman terkait teknik


dan manajemen

B. Status Kepegawaian
1. Status kepegawaian pada perusahaan ini : [diisi pegawai

tetap/tidak tetap]
2. Status kepegawaian sekarang [diisi apabila personil/tenaga ahli bukan

pegawai tetap perusahaan ini]


a.
b.
c.
d.
e.

Nama Perusahaan
Alamat
No telp
Email
Kontak/penghubung perusahaan
yang dapat dihubungi
f. Posisi Penugasan
g. Lama bekerja

: .............................
: .............................
: .............................
: .............................
: .............................
: .............................
: .............................

Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika terdapat pengungkapan keterangan yang tidak benar
secara sengaja atau sepatutnya diduga maka saya siap untuk digugurkan dari
proses seleksi atau dikeluarkan jika sudah dipekerjakan.
.., 20.
Yang membuat
pernyataan,
(.)

[nama jelas]
Mengetahui :
[nama Penyedia Jasa Konsultansi]
()

[nama jelas wakil sah]

64

8. Dampak Lingkungan dan Sosial


Penawar harus menyediakan dokumen-dokumen yang menunjukkan
bahwa akan melaksanakan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial
sesuai dengan pedoman, persyaratan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Penawar yang ditunjuk/ditetapkan sebagai pemenang akan diminta untuk
merancang dan melaksanakan kegiatan di atas sesuai dengan Pedoman
Lingkungan, termasuk bimbingan sosial dan pemukiman kembali/
resettlement, Kebijakan Gender, dan persyaratan lingkungan termasuk
Rencana Pengelolaan Situs Tertentu Lingkungan (apabila ada) dengan
menunjukkan sebagai berikut:
a. Memberikan contoh pengelolaan Situs Tertentu lingkungan dan Sosial
yang dikembangkan untuk pekerjaan yang sama selama lima tahun
terakhir (5);
b. Memberikan contoh proyek-spesifik spesifikasi pengelolaan lingkungan
yang dikembangkan untuk pekerjaan yang sama selama lima tahun
terakhir (5);
c. Menunjukkan keberhasilan dalam melaksanakan secara efektif
lingkungan dan sosial, tindakan mitigasi pada proyek-proyek yang sama
selama lima tahun terakhir (5);
d. menjelaskan personil lingkungan dan sosial yang diusulkan, peran dan
tanggung jawab, dan struktur manajemennya;
e. menjelaskan pendekatan yang diusulkan untuk mengelola dampak
lingkungan dan sosial selama pelaksanaan proyek ini, termasuk
penjelasan tentang langkah-langkah mitigasi yang akan digunakan dan
standar internasional lingkungan dan sosial yang mungkin berlaku,
memberikan detail yang cukup untuk menunjukkan pemahaman tentang
lingkungan dan sosial isu-isu penting terkait untuk proyek.
9. Rencana Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K)
Penawar harus menyediakan dokumen-dokumen yang menunjukkan akan
melakukan tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
(K3).
Penawar yang ditunjuk/ditetapkan sebagai pemenang akan diminta untuk
merancang dan melaksanakan kegiatan di atas sesuai dengan rencana K3
sesuai dengan pedoman, persyaratan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Penawar harus menunjukkan di bagian narasi dari Penawaran Teknis
bahwa yang memiliki tingkat tinggi keahlian manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan berhasil dapat mengelola risiko K3 terkait dengan
pelaksanaan Pekerjaan. Untuk menunjukkan hal tersebut, Peserta harus
menyediakan berikut:
a. Memberikan contoh SMK3 yang dikembangkan untuk pekerjaan yang
sama selama lima tahun terakhir (5);
b. Menunjukkan keberhasilan melaksanakan langkah-langkah efektif K3
dan mitigasi pada proyek-proyek yang sama selama lima tahun terakhir
(5);

65

c. menjelaskan personil yang diusulkan untuk K3, peran dan tanggung


jawab, serta struktur manajemennya; dan
d. menjelaskan pendekatan yang diusulkan untuk mengelola dampak K3
selama pelaksanaan Pekerjaan, termasuk ringkasan dari langkahlangkah mitigasi yang akan digunakan dan standar internasional K3
yang mungkin berlaku, memberikan detail yang cukup untuk
menunjukkan pemahaman tentang isu-isu K3 penting berkaitan dengan
proyek.
10. Bagian Pekerjaan Yang Disubkontrakkan
Penawar diminta memberikan informasi rencana untuk subkontrak dari
bagian pekerjaan dan layanan yang akan dilakukan atau peralatan yang
akan disediakan oleh subkontraktor.
Selain itu, penawar diminta memberikan informasi yang termasuk
pekerjaan utama serta rencana pekerjaan yang akan dilakukan kerjasama
lainnya dengan penyedia Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil
dalam melaksanakan pekerjaan.
Pekerjaan utama:
1. .........................................................
2. .........................................................
3. .........................................................
Bagian Pekerjaan Yang Disubkontrakkan:
1. .........................................................
2. .........................................................
3. .........................................................
Bagian Pekerjaan Yang Dilakukan Kerjasama dengan Penyedia Usaha Mikro
dan Usaha Kecil serta koperasi kecil
1. .........................................................
2. .........................................................
3. .........................................................

66

F.

PENAWARAN TAHAP II (HARGA)


Kebutuhan Biaya/Harga

No.

Uraian

Total Harga (Rp)

Pekerjaan Pokok -1 [milestone]

Pekerjaan Pokok-2 [milestone]

Biaya Kerja Harian/Day Work (Provisional


Sum)

..............
[diisi oleh
penawar]
..............
[diisi oleh
penawar]
..............
[diisi oleh
pengguna]

[jumlah 1+2+3]

TOTAL

I.1 Kebutuhan Biaya Pekerjaan Pokok


1. Pekerjaan Pokok - 1
No.

Uraian

Unit

Kuantitas

PEKERJAAN BETON

Beton Lantai Kerja (K125)

m3

Beton Sloof (K225)

m3

Beton Kolom dan Struktur


(K300), dll

m3

.................................

........

.....

Harga
satuan (Rp)
5

Harga (Rp)
6

Sub Jumlah
PPN 10%
Jumlah

I.2 Jadwal Biaya Kerja Harian


1. Tenaga Kerja
No.

Uraian

Unit

Kuantitas

Harga
satuan (Rp)

Harga (Rp)

67

Pekerja

Hari

Tukang Batu

Hari

Tukang Gali

Hari

Tukang Besi

Hari

Tukang Kayu, dll.

Hari

Operator, dll.

Jam

Sub Jumlah
Biaya Umum dan Keuntungan Kontraktor (%)
Jumlah I (dipindahkan ke rekapitulasi Biaya Kerja Harian)

2. Material
No.

Uraian

Unit

Kuantitas

Harga
satuan (Rp)

Harga (Rp)

Semen PC

Ton

Besi

Ton

Agregat, dll

m3
Sub Jumlah
Biaya Umum dan Keuntungan Kontraktor (%)
Jumlah II (dipindahkan ke rekapitulasi Biaya Kerja Harian)

3. Peralatan
No.

Uraian

Unit

Kuantitas

Harga
satuan (Rp)

Harga (Rp)

Excavator

Jam

Bulldozer

Jam

Loader

Jam

68

Dump Truck, dll.

Jam

Sub Jumlah
Biaya Umum dan Keuntungan Kontraktor (%)
Jumlah III (dipindahkan ke rekapitulasi Biaya Kerja harian)

4. Rekapitulasi Biaya Kerja Harian


Harga (Rp)
(I)
(II)
(III)

Jumlah biaya tenaga kerja


Jumlah biaya Material
Jumlah biaya Peralatan
Total biaya kerja Harian
(Pindahkan ke kebutuhan biaya/harga)

..........................
..........................
..........................
.........................................

69

G.

BENTUK
FORMULIR
REKAPITULASI
KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

PERHITUNGAN

NIlai Gabungan Barang dan Jasa


(Rp)

TINGKAT

TKDN

Uraian Pekerjaan
KDN

KLN

Total

Barang
/Jasa

Gabungan

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1A)

(1B)

(1C)

(1D)

(2A)

(2B)

(2C)

(2D)

(3A)

(3B)

(3C)

(3D)

(4A)

(4B)

(4C)

(4D)

(5A)

(5B)

(5C)

(5D)

(6A)

(6B)

(6C)

(6D)

(7A)

(7B)

(7C)

(7D)

B. Sub Total Jasa

(8A)

(8B)

(8C)

(8D)

C. Total Biasa (A+B)

(9A)

(9B)

(9C)

(9D)

(1)
Barang11
I. Material
langsung (Bahan
Baku)
II. Peralatan (Barang
Jadi)
A. Sub Total Barang
Jasa12
III. Manajemen
Proyek dan
Perekayasaan
IV. Alat
Kerja/Fasilitas
Kerja
V. Konstruksi dan
Fabrikasi
VI. Jasa Umum

(9E)

1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari dalam negeri.

11
12

diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.


dilakukan perhitungan sendiri (self assessment)

70

2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi perhitungan :
% TKDN Gabungan
Barang & Jasa (9E)

Biaya Gabungan (9C) Biaya Gabungan LN (9B)


=

X 100%
Biaya Gabungan (9C)

71

H.

BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR


CONTOH
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR13

NO

NAMA
BARANG/URAIAN

SPESIFIKASI

SATUAN

JUMLAH

HARGA

NEGARA
ASAL

TOTAL HARGA

13

diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.

72

I.

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(RK3K)

I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN

CONTOH

.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program
K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan
penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat
penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.2. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Program K3, Dan Biaya
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3 sesuai dengan format pada Tabel
1.

73

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, PROGRAM K3, DAN BIAYA
[digunakan untuk usulan penawaran]
Nama Perusahaan
Kegiatan

: ..................
: ..................
halaman : .. / ..

NO

URAIAN PEKERJAAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

(1)
1

(2)
Pekerjaan
galian
pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

(3)
Tertimbun

SASARAN K3 PROYEK

(4)
Nihil kecelakaan fatal

PENGENDALIAN RISIKO K3

PROGRAM SUMBER DAYA

BIAYA (Rp)

(5)
1.1 Penggunaan turap

(6)
1. Bahan (Turap, peralatan kerja,
dll)
2. SDM (diisi dengan jumlah
SDM yang diperlukan dan
kualifikasi sesuai dengan yang
dibutuhkan)

(7)
Diisi dengan biaya untuk
pengadaan bahan dan
rekruitmen SDM

1.2 Menyusun instruksi kerja

1. SDM menyusun instruksi kerja


2. Sosialisasi instruksi kerja (.....
kali)

Diisi dengan biaya untuk


penyusunan
instruksi
kerja, pencetakan bahan,
dan sosialisasi dokumen
Diisi dengan kebutuhan
biaya untuk pengadaan
Diisi dengan biaya untuk
instruktur
dan
pencetakan
materi/modul
serta
penyelenggaraan
pelatihan

1.3 Menggunakan rambu


Pengadaan rambu dan barikade
peringatan dan barikade
1.4 Melakukan pelatihan kepada 1. Instruktur
pekerja
2. Materi/modul

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (7) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;

74

B.3. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut:
a) UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
c) ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

75

II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan
ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)

[Logo & Nama


Perusahaan]

[digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

76

B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3

Emergency/

P3K

Kebakaran

kedaruratan

C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan,
dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan
Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format
pada Tabel 1.

77

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG
JAWAB
Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

: ..................
: ..................
: ..................
: ..................

halaman : .. / ..
PENILAIAN RISIKO

NO
(1)
1

URAIAN PEKERJAAN
(2)
Pekerjaan galian pada
basement bangunan gedung
dengan kondisi tanah labil

IDENTIFIKASI BAHAYA
(3)
Tertimbun

KEKERAPAN

KEPARAHAN

(4)
3

(5)
3

TINGKAT
RISIKO
(6)
9
(Tinggi)

SKALA
PRIORITAS
(7)
1

PENGENDALIAN
RISIKO K3
(8)
1.1. Penggunaan
turap
1.2. Menggunakan
metode
pemancangan
1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

PENANGGUNG
JAWAB
(Nama Petugas)
(9)
Pengawas
lapangan/
quality engineer

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja
1.6 Pengunaan APD
yang sesuai
Dst.

78

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari
seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya
kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item
pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3 tinggi,
sedang dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko
tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko
kecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item
pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1)
dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko
(Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi
oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum
memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/ bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja
di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang
lebih aman dan/ atau material yang
tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi
teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya
kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau
peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada
saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi
adalah
pengendalian
melalui
pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan

79

telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan


rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko
K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang
PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada
pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian
risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2.
Penyusunan Sasaran dan Program K3.

80

TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3


Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

:
:
:
:

..................
..................
..................
..................

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)
1

(2)
Pekerjaan galian
pada basement
bangunan gedung
dengan kondisi tanah
labil

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

(5)
Penggunaan
turap
memenuhi
spesifikasi
(ditetapkan
quality
enginering)

(6)
- Bahan
(Turap,
peralatan
kerja, dll yang
terkait)
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
Turap
terpasang
sesuai gambar
dan spesifikasi

(9)
Checklist

(10)
Pengawas
/petugas
terkait

Tersedianya
metode

Sesuai dengan
metode yang
telah ditetapkan

Dokumen
(manual
instruction/pe
tunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
sesuai metode

Checklist

Quality
Enginering

Tersedianya
instruksi kerja

Sesuai dengan
instruksi kerja

Dokumen
petunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
petunjuk kerja

Checklist

Quality
Enginering

URAIAN

TOLOK UKUR

(3)
1.1. Penggunaan
turap

(4)
Seluruh
pekerjaan
galian
dipastikan
memenuhi
prinsip
keselamatan

1.2. Menggunakan
metode
pemancangan

1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

BIAYA (Rp)

(11)

81

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)

(2)

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
SUMBER
DAYA

JANGKA
WAKTU

URAIAN

TOLOK UKUR

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORIN
G

PENANGGUN
G JAWAB

(3)
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

(4)
Seluruh lokasi
galian diberikan
rambu dan
barikade
standar

(5)
Rambu dan
barikade
standar (Dicari
contor dari jasa
marga, NFPA)

(6)
- Rambu dan
barikade
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

(8)
100% sesuai
standar

(9)
Checklist

(10)
Petugas K3

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja

Seluruh pekerja
terkait telah
mengikuti
pelatihan dan
penyuluhan

Lulus tes dan


paham
mengenai
sistem
keselamatan
galian

Instruktur,
program,
materi/modul
, tes
pemahaman,
dan peserta.

Sebelum
bekerja harus
sudah terlatih

100% lulus
dan paham

Evaluasi hasil
penyuluhan/p
elatihan

Petugas K3,
unit
pelatihan/HR
D

1.6 Pengunaan
APD yang sesuai

Seluruh pekerja
menggunakan
APD standar

- SNI helm,
masker &
sepatu (Dicari)
- Jumlah
pekerja

Masker,
sepatu
keselamatan,
pelindung
kepala

Sebelum
bekerja harus
sudah lengkap

100% sesuai
standar

Disediakan
petugas yang
melakukan
pengawasan
selama
pekerjaan
galian
berlangsung

Inspektor
K3/petugas
pengawas
pelaksanaan
pekerjaan

BIAYA (Rp)

(11)

82

Ketentuan Pengisian Tabel 2.:


Kolom (1)
: Nomor urut kegiatan.
Kolom (2)
: Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3)
: Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom
(8).
Kolom (4)
: Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5)
: Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6)
: Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari
kolom (5)
Kolom (7)
: Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8)
: Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9)
: Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program
Kolom (11) : Diisi biaya kebutuhan pelaksanaan program
D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh
Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada
contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang
tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada
kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional)
berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai
dengan uraian Tabel 2. (sasaran dan program K3).

83

F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan
dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan
pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja
dilakukan peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
[Penanggung Jawab Lapangan/Team
Leader]
( )
Penyedia Jasa

84

J.

BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)


CONTOH

Jenis pekerjaan
Satuan/Unit
Nomor Pembayaran

No.
(1)
I

Uraian

: ....................
: ....................

Satuan

(2)
(3)
Upah/Tenaga Kerja
Sub jumlah I
II
Bahan/Material
Sub jumlah II
III
Peralatan
Sub jumlah III
Sub jumlah (I+II+III)
IV
Lain-lain
- Biaya umum14
- Keuntungan
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)

Kuantitas/
Koefisien
(4)

Harga
Satuan
Dasar
(Rp)
(5)

Harga
(Rp)
(6)

.........

.........

.........
.........
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.........
.........

Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di
bawah 80% dari HPS

14

Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

85

K.

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK


CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ....
Yang bertanda tangan dibawah ini: ........
dalam jabatan selaku ........ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .......... [nama bank] berkedudukan di
............ [alamat]
untuk selanjutnya disebut:
PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama
: ........ [Pokja ULP]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp ........
(terbilang ................)
sebagai Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk pelelangan
pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ........ [peserta pelelangan]
Alamat
: ........
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga
penawarannya di bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan
alasan yang tidak dapat diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :

86

1.
2.

3.

4.

5.
6.

Garansi Bank berlaku selama (.) hari kalender,


dan efektif mulai dari tanggal .... [diisi sesuai dengan tanggal
batas akhir pemasukan penawaran]
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ....
: ....

[Bank]

Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]

....
[Nama dan Jabatan]

87

BAB V
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
CONTOH 1 PENYEDIA TUNGGAL

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
............................................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi lump sum, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ........................ pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan
huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara:
Nama
: ...................... [nama PPK]
NIP
: ...................... [NIP PPK]
Jabatan
: PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di
: ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan:
Nama
Jabatan
Berkedudukan di
Akta Notaris
Nomor
Tanggal
Notaris

: ...................... [nama wakil penyedia]


:....................... [sesuai akta notaris]
: ...................... [alamat penyedia]
:...................... [sesuai akta notaris]
:...................... [tanggal penerbitan akta]
: ...................... [nama Notaris penerbit akta]

yang bertindak untuk dan atas nama ...................... [nama Badan Usaha]
selanjutnya disebut Penyedia
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2013 Tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.

88

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas:
1. ................
2. ................
3. Dst.
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan total
harga penawaran adalah sebesar Rp...................... (.........dalam
huruf............. rupiah).

89

(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor: ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian (apabila ada);


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a.

PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;

b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;

90

5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang
harus dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia

Untuk dan atas nama ......................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk Penyedia maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan


asli ini untuk satuan kerja PPK maka
rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

91

CONTOH 2 PENYEDIA BERMITRA/KSO

SURAT PERJANJIAN
Paket Pekerjaan Konstruksi:
..........................
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja
konstruksi lump sum, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan
ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal . bulan
...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara :
Nama
NIP
Jabatan
Berkedudukan di

: ......................
: ......................
: PPK...............
: ......................

[nama PPK]
[NIP PPK]
[sesuai SK Pengangkatan]
[alamat PPK]

yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK]
selanjutnya disebut PPK, dengan kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai
berikut :
1. ...................... [nama Penyedia 1];
2. ...................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan
tanggung renteng atas semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini
dan telah menunjuk ...................... [nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai
wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan
di ...................... [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian
kemitraan/KSO No. ...................... tanggal ...................... selanjutnya disebut
Penyedia.
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59
Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun
2012 beserta petunjuk teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : ..............

92

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya
disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

untuk

(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas :
1. ................
2. ................
Dst.
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan total
harga penawaran terkoreksi adalah sebesar Rp...................... (.........dalam
huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor : ............. atas
nama penyedia : ...............;

93

[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]

Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Surat Perjanjian [apabila ada];


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;
b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-

94

bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala


pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
7) memberikan
keterangan-keterangan
yang
diperlukan
untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi
lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang
harus dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari
kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak,
rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi
materai..
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia/Kemitraan (KSO)

Untuk dan atas nama....................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk Penyedia maka rekatkan materai
Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini


untuk satuan kerja PPK maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

95

BAB VI
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. Ketentuan Umum
1. Definisi

Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat


Umum Kontrak selanjutnya disebut SSUK harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan
sebagai berikut :
1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan


yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik
lainnya.
Kontrak Lump Sum adalah kontrak pengadaan
barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga
yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang
mungkin terjadi dalam proses penyelesaian
pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia
barang/jasa.
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah
pejabat
pemegang
kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD.
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh
PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan
oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi.
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
panitia/pejabat yang ditetapkan oleh KPA yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau
pengawas intern pada Institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan
lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.
Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan/
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi.

96

1.9

Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan


perjanjian kerja dengan penyedia penanggung
jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak).

1.10 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar


penyedia baik penyedia nasional maupun
penyedia asing, yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan,
adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional),
yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/
Perusahaan
Asuransi
yang
diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP
untuk
menjamin
terpenuhinya
kewajiban
penyedia.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara
PPK dengan penyedia yang mencakup SyaratSyarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan SyaratSyarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain
yang merupakan bagian dari kontrak.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
1.14 Hari adalah hari kalender.
1.15 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang
dibentuk/ditetapkan oleh PPK (dapat dijabat oleh
PPK atau pejabat lain dan diberitahukan secara
tertulis kepada Penyedia), terdiri dari 1 (satu)
orang atau lebih, yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus kontrak untuk mengelola
administrasi
kontrak
dan
mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Direksi teknis adalah tim pendukung yang
ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah
biaya keseluruhannya yang merupakan bagian
dari penawaran.
1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan
perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh PPK,
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai

97

kewajaran penawaran termasuk rinciannya.


1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang
secara langsung menunjang terwujudnya dan
berfungsinya
suatu
konstruksi
sesuai
peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam LDP.
1.20 Mata
Pembayaran
Utama
adalah
Mata
pembayaran yang pokok dan penting yang nilai
bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung
mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya
terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam
Dokumen Pemilihan.
1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga
satuan jenis pekerjaan tertentu per satu satuan
tertentu.
1.22 Metoda
Pelaksanaan
Pekerjaan
adalah
metode/cara kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan
dan
diyakini
menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan
tahap pelaksanaan yang sistimatis dari awal
sampai akhir dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis berdasarkan sumber daya yang
dimiliki penawar.
1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis
yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam penawaran serta posisinya
dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan
untuk melaksanakan pekerjaan.
1.24 Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakkan adalah
pekerjaan spesialis atau bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum
dalam
penawaran,
yang
pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain
dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja yang
diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk memulai melaksanakan pekerjaan
1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya
Kontrak
ini
terhitung
sejak
tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.
1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan)

98

adalah jangka waktu untuk melaksanakan


pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan.
1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka
waktu yang sudah terinci berdasarkan masa
pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) yang diterbitkan oleh PPK untuk memulai
melaksanakan pekerjaan.
1.30 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal
penyerahan pertama pekerjaan selesai (Provisional
Hand Over/PHO), dinyatakan dalam Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan
oleh Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan
pertama pekerjaan sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan.
1.32 Kegagalan Konstruksi adalah adalah keadaan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat
kesalahan pengguna atau penyedia dalam periode
pelaksanaan kontrak.
1.33 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan,
yang setelah diserahterimakan oleh penyedia
kepada PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta
diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan
dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum
sebagai akibat kesalahan Penyedia atau Pengguna
Jasa.
2. Penerapan

SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan


Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak
yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat
Perjanjian.

3. Bahasa dan
Hukum

3.1

Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia


kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar
negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan
99

bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut


dan/atau bahasa Inggris.

4. Larangan
Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

3.2

Hukum yang digunakan adalah hukum yang


berlaku di Indonesia.

3.3

Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah


luar negeri, menggunakan hukum yang berlaku di
Indonesia atau hukum yang berlaku di negara
pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan
antara Pemerintah dan negara pemberi
pinjaman/hibah), pilihan hukum yang digunakan
agar dicantumkan dalam Syarat-syarat Khusus
Kontrak yang selanjutnya disebut SSKK.

4.1

Berdasarkan etika pengadaan


pemerintah, dilarang untuk:

barang/jasa

a. menawarkan, menerima atau menjanjikan


untuk memberi atau menerima hadiah atau
imbalan berupa apa saja atau melakukan
tindakan lainnya untuk mempengaruhi
siapapun yang diketahui atau patut dapat
diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
c. membuat dan/atau menyampaikan secara
tidak benar dokumen dan/atau keterangan
lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan
pelaksanaan Kontrak ini.
4.2

Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan


(termasuk semua anggota Kemitraan/KSO apabila
berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya
(jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan
tindakan yang dilarang di atas.

4.3

Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti


melakukan larangan-larangan di atas dapat
dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK
sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan
Pelaksanaan
dicairkan
dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK;
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia;
dan/atau
d. Sanksi pengenaan daftar hitam.
[catatan: Sanksi pengenaan daftar hitam,
diterbitkan oleh KPA atas usulan PPK.
KPA mengirimkan dokumen penetapan sanksi
daftar hitam kepada:

100

4.4

5. Asal Material/
Bahan

6. Korespondensi

1) Penyedia yang dikenakan Daftar Hitam; dan


2) Kepala LKPP]
Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan
oleh
PPK/KPA
kepada
Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi.

4.5

PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan


dikenakan
sanksi
berdasarkan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.

5.1

Penyedia
harus
menyampaikan
asal
material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen impor.

5.2

Asal
material/bahan
merupakan
tempat
material/bahan diperoleh, antara lain tempat
material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi.

6.1

Semua korespondensi dapat berbentuk surat,


e-mail dan/atau faksimili dengan alamat tujuan
para pihak yang tercantum dalam SSKK.

6.2

Semua pemberitahuan, permohonan, atau


persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus dibuat
secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah
disampaikan secara langsung kepada wakil sah
Para Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan
melalui surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan
ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para


Pihak

Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan


untuk dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan
atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak
ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau
dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.

8. Pembukuan

Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan


keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan

Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang


bersangkutan berkewajiban untuk membayar semua
pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan
oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini.
Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah
termasuk dalam Nilai Kontrak.

10. Pengalihan
dan/atau
Subkontrak

10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian


atau seluruh Kontrak ini. Pengalihan seluruh
Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal
pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat
peleburan (merger) maupun akibat lainnya.

101

10.2 Penyedia dilarang untuk mensubkontrakkan


sebagian/seluruh pekerjaan utama dalam Kontrak
ini.
10.3 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya
diperbolehkan kepada Penyedia spesialis setelah
mendapat persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia
tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan
yang disubkontrakkan.
10.4 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak
diputuskan dan Penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam SSKK.
11. Pengabaian

Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap


pelanggaran ketentuan tertentu Kontrak oleh Pihak yang
lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian
yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika
menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan
yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat
dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil
Sah Pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Mandiri Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab


penuh terhadap personil dan subpenyedianya (jika ada)
serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.
13. Kemitraan/ KSO

Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu


anggota yang disebut dalam Surat Perjanjian untuk
bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan
hak dan kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak
ini.

14. Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan

14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan,


PPK jika dipandang perlu dapat mengangkat
Pengawas Pekerjaan (Direksi Pekerjaan/Direksi
Teknis) yang berasal dari personil PPK atau
konsultan pengawas.
Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas
Pekerjaan selalu bertindak untuk kepentingan
PPK. Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas
Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.

15. Persetujuan Atau


Pernyataan Tidak
Berkeberatan
Dari Pengawas
Pekerjaan

15.1 Semua gambar yang digunakan melaksanakan


pekerjaan sesuai kontrak, untuk pekerjaan
permanen maupun pekerjaan sementara harus
mendapatkan
persetujuan
dari
Pengawas
Pekerjaan.
15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan
terlebih dahulu ada pekerjaan sementara yang
tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga

102

di dalam kontrak maka penyedia berkewajiban


untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar
usulan pekerjaan sementara tersebut untuk
mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan
(no objection) untuk dilaksanakan dari Pengawas
Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana
pekerjaan sementara ini tidak melepaskan
penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.
16. Perintah

Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua


perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan
kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini.

17. Penemuanpenemuan

Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada


pihak yang berwenang semua penemuan benda/barang
yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan kekayaan
di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan perundangundangan dikuasai oleh negara.

18. Akses ke Lokasi


Kerja

18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses


PPK, Wakil Sah PPK, Pengawas Pekerjaan dan/atau
pihak yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja
dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang
atau akan dilaksanakan.
18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima
kelayakan dan ketersediaan jalur akses menuju
lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga
setiap jalan atau jembatan dari kerusakan akibat
penggunaan/lalu lintas penyedia atau akibat
personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka:
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang mungkin diperlukan akibat
pengunaan jalur akses.
b. Penyedia harus menyediakan rambu atau
petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin
disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.
c. Biaya karena ketidak layakan atau tidak
tersedianya jalur akses untuk digunakan oleh
penyedia, harus ditanggung penyedia.
d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul akibat penggunaan jalur

103

akses.
18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul selain penggunaan jalur akses
tersebut.
B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak
19. Masa
Pelaksanaan
(Jangka Waktu
Pelaksanaan)
Pekerjaan

19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal


penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para Pihak
atau yang ditetapkan dalam SSKK.
19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.
19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan masa pelaksanaan yang ditentukan dalam
SSKK.
19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai masa pelaksanaan
karena keadaan diluar pengendaliannya yang
dapat dibuktikan demikian, dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, dengan
disertai bukti-bukti yang dapat disetujui PPK,
maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan tugas penyedia dengan membuat
adendum kontrak.
19.5 Jadwal pelaksanaan pekerjaan disepakati bersama
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak,
jadwal pelaksanaan pekerjaan tidak boleh
melebihi dari masa pelaksanaan.

B.1 Pelaksanaan Pekerjaan


20. Penyerahan
Lokasi Kerja

20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja


sesuai dengan kebutuhan penyedia yang
tercantum dalam rencana kerja yang telah
disepakati oleh para pihak untuk melaksanakan
pekerjaan tanpa ada hambatan kepada penyedia
sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan
setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan
lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan
penyerahan dituangkan dalam berita acara
penyerahan lokasi kerja.
20.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama
ditemukan hal-hal yang dapat mengakibatkan
perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut
harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja
sesuai kebutuhan penyedia yang tercantum dalam

104

rencana kerja (sesuai angka 20.1) untuk


melaksanakan pekerjaan dan terbukti merupakan
suatu hambatan, maka kondisi ini ditetapkan
sebagai Peristiwa Kompensasi.
21. Surat Perintah
Mulai Kerja
(SPMK)

21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya


14 (empat belas) hari sejak tanggal penandatanganan kontrak.
21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak oleh penyedia.

22. Program Mutu

22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.
22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan
kondisi lokasi pekerjaan.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program mutu jika terjadi adendum Kontrak dan
Peristiwa Kompensasi.
22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan
dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan
persetujuan PPK.
22.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.

23. Program
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(K3)

23.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program K3 pada rapat persiapan pelaksanaan
kontrak untuk disetujui oleh PPK.
23.2 Program K3 disusun paling sedikit berisi:
a.
b.
c.
d.

Kebijakan K3 Proyek;
Organisasi K3;
Perencanaan K3;
Pengendalian dan Program K3;

105

e. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3;


f. Tinjauan Ulang Kinerja K3.
23.3 Program K3 dapat direvisi sesuai dengan kondisi
lokasi pekerjaan.
23.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
program K3 jika terjadi addendum kontrak dan
peristiwa kompensasi.
23.5 Pemutakhiran program K3 harus mendapatkan
persetujuan PPK.
23.6 Persetujuan PPK terhadap program K3 tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.
24. Rapat Persiapan
Pelaksanaan
Kontrak

24.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak


diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, harus
sudah menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi :
a. program mutu;
b. rencana K3 Kontrak;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti
uraian
tentang
metode
kerja
yang
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi
peralatan dan personil;
g. penyusunan rencana dan
pemeriksaan lokasi pekerjaan.

25. Mobilisasi

pelaksanaan

25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai


dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterbitkan SPMK.
25.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah,
gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya; dan/atau

106

c. mendatangkan personil-personil.
25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
26. Pemeriksaan
Bersama

26.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK


bersama-sama dengan penyedia melakukan
pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi
pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran

(Mutual Check 0%).


26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat
membentuk Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
atas usul PPK.
26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam
Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka
harus dituangkan dalam adendum Kontrak (Berita
Acara Mutual Check 0%).
26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
Personil dan/atau Peralatan ternyata belum
memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia
tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat
Personil dan/atau Peralatan yang belum
memenuhi syarat harus segera diganti dalam
jangka waktu yang disepakati bersama.
27. Penggunaan
Produksi Dalam
Negeri

27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan


sesuai besaran komponen dalam negeri pada
setiap Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada
saat penawaran.
27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan
produksi dalam negeri secara periodik.
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam
negeri berbeda dengan yang ditunjukkan dengan
nilai TKDN pada saat penawaran akan dikenakan
sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.

B.2 Pengendalian Waktu


28. Waktu
Penyelesaian
Pekerjaan

28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia


berkewajiban untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program
mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-

107

lambatnya pada Tanggal


ditetapkan dalam SPMK.

Penyelesaian

yang

28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal


Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau
Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan
denda.
28.3 Jika
keterlambatan
tersebut
semata-mata
disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK
dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika
Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak
untuk diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal
ini adalah tanggal penyelesaian seluruh pekerjaan.
29. Perpanjangan
Waktu

29.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga


penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal
Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian
berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan
pertimbangan
Pengawas
Pekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan
secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian
harus dilakukan melalui Adendum Kontrak.
29.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan harus telah menetapkan ada tidaknya
perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah
penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia
lalai untuk memberikan peringatan dini atas
keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk
mencegah
keterlambatan
sesegera
mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang
Tanggal Penyelesaian.

30. Penundaan oleh


Pengawas
Pekerjaan

Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis


penyedia untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap
perintah penundaan ini harus segera ditembuskan
kepada PPK.

31. Rapat
Pemantauan

31.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat


menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan
untuk membahas perkembangan pekerjaan dan
perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.
31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh
108

Pengawas Pekerjaan dalam berita acara rapat, dan


rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihakpihak yang menghadiri rapat.
31.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu
diputuskan,
Pengawas
Pekerjaan
dapat
memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat
melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak
yang menghadiri rapat.
32. Peringatan Dini

32.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan


sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas peristiwa
atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi
mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas
Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk
menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak
peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap
Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin
disampaikan oleh penyedia.
32.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama
dengan Pengawas Pekerjaan untuk mencegah atau
mengurangi dampak peristiwa atau kondisi
tersebut.

B.3 Penyelesaian Kontrak


33. Serah Terima
Pekerjaan

33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus


perseratus), penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
pekerjaan.
33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK
menugaskan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat
dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu
pelaksanaan tugas Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan.
33.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan,
penyedia
wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah
PPK.
33.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan
setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal
berita acara penyerahan pekerjaan dan telah
diterima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.

109

33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan


puluh lima perseratus) dari nilai kontrak,
sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau
pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus
perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus
menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai kontrak.
33.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama
masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti
pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
33.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan
setelah
penyedia
melaksanakan
semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai
kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan
Jaminan Pemeliharaan.
33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK
berhak menggunakan uang retensi untuk
membiayai
perbaikan/pemeliharaan
atau
mencairkan Jaminan Pemeliharaan.
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian
pekerjaan (secara parsial) yang ketentuannya
ditetapkan dalam SSKK.
33.11 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan
secara parsial, maka cara pembayaran dan
kewajiban pemeliharaan tersebut di atas
disesuaikan.
33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah
penyerahan
bagian
pekerjaan
tersebut
dilaksanakan pertama kali.
33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan
pekerjaan ditetapkan dalam SSKK.
34. Pengambilalihan

PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan


dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat
keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

35. Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

35.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk


kepada PPK tentang pedoman pengoperasian dan
perawatan/pemeliharaan sesuai dengan SSKK.
35.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman
pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan, PPK

110

berhak menahan uang retensi atau Jaminan


Pemeliharaan.
B.4 Adendum
36. Perubahan
Kontrak

36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum


kontrak.
36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila
disetujui oleh para pihak, meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu
hal yang dilakukan oleh para pihak dalam
kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
b. perubahan harga kontrak akibat adanya
perubahan pekerjaan dan/atau karena
perubahan pelaksanaan pekerjaan;
c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
akibat adanya perubahan pekerjaan.
36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK
menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

37. Perubahan
Lingkup
Pekerjaan

37.1 Apabila dilakukan perubahan gambar dan


spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen
Kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat
melakukan perubahan kontrak akibat unforeseen
condition yang meliputi antara lain:
a. menambah atau mengurangi kuantitas/waktu
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
b. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi
pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum
tercantum dalam kontrak yang diperlukan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai
lingkup kontrak awal.
37.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan
tersedianya anggaran dan paling tinggi 10%
(sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.
37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK
secara tertulis kepada penyedia kemudian
dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam kontrak awal.
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita
Acara sebagai dasar penyusunan adendum

111

kontrak.
38. Perubahan
Kuantitas dan
Harga

38.1 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga


digunakan untuk membayar prestasi pekerjaan.
38.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang
akan dilaksanakan berubah lebih dari 10%
(sepuluh perseratus) dari kuantitas awal, maka
pembayaran
volume
selanjutnya
dengan
menggunakan harga satuan yang disesuaikan
dengan negosiasi.
38.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat
harga satuan timpang, maka harga satuan
timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan. Untuk kuantitas pekerjaan tambahan
digunakan harga satuan berdasarkan hasil
negosiasi.
Apabila ada daftar item pekerjaan yang masuk
kategori
harga
satuan
timpang,
maka
dicantumkan dalam lampiran A SSKK.
38.4 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka
penyedia jasa harus menyerahkan rincian harga
satuannya kepada PPK. Penentuan harga satuan
mata pembayaran baru dilakukan dengan
negosiasi.

39. Perubahan
Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan

39.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan


oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar
untuk hal-hal sebagai berikut :
a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia;
dan/atau
e. keadaan kahar.
39.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang
sekurang-kurangnya
sama
dengan
waktu
terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan pada 39.1.
39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu
pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia.
39.4 PPK
dapat
menugaskan
Panitia
Peneliti
Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti kelayakan

112

usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.


39.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan
dituangkan dalam adendum kontrak.
B.5 Keadaan Kahar
40. Keadaan Kahar

40.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para


pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
40.2 Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi :
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana
dinyatakan melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
40.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia
memberitahukan kepada PPK paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan
Kahar dari pejabat yang berwenang.
40.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak
untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa
Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurangkurangnya sama dengan jangka waktu
terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.
40.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
Keadaan Kahar yang dilaporkan paling lambat
14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, tidak dikenakan sanksi.
40.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini
akan dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar
berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan
Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada
Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat
mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam
Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk

113

bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya


ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.
B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak
41. Penghentian dan
Pemutusan
Kontrak

41.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena


pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan
Kahar.
41.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib
membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi
pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
a. biaya langsung pengadaan Bahan dan
Perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan
Perlengkapan ini harus diserahkan oleh
Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi
hak milik PPK;
b. biaya
langsung
pembongkaran
dan
demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara dan
Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.
41.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak
penyedia atau pihak PPK.
41.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan
Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila :
a. penyedia
lalai/cidera
janji
dalam
melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan;
b. penyedia
tanpa
persetujuan
Pengawas
Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan
pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28
(dua puluh delapan) hari dan penghentian ini
tidak tercantum dalam program mutu serta
tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan oleh PPK;
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan
Jaminan Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan

114

akibat kesalahan penyedia sudah melampaui


5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak dan
PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan
sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia
untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan
pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik
selama 28 (dua puluh delapan) hari;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran
tagihan angsuran sesuai dengan yang
disepakati sebagaimana tercantum dalam
SSKK;
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan
dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan
yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur,
dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat
dalam
pelaksanaan
pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang
berwenang.
41.5 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pelaksanaan
dilakukan
karena
kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia
atau Jaminan Uang Muka dicairkan;
c. Penyedia
membayar
denda
(apabila
pelaksanaan pekerjaannya terlambat); dan
d. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
41.6 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pemeliharaan dilakukan karena kesalahan
penyedia, maka:
a. Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
41.7 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena
PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan
KKN dan/atau pelanggaran persaingan usaha di
dalam pelaksanaan pengadaan yang sudah
diputuskan oleh instansi berwenang, maka PPK
dikenakan
sanksi
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan.
42. Keterlambatan

42.1 Apabila

penyedia

terlambat

melaksanakan

115

Pelaksanaan
Pekerjaan dan
Kontrak Kritis

pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus


memberikan peringatan secara tertulis atau
dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.
42.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%
70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 10% dari rencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan
70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari
rencana;
c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat
kurang dari 5% dari rencana dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan.
42.3 Penanganan kontrak kritis.
a. Dalam hal keterlambatan pada 42.1 dan
penanganan kontrak pada 42.2, penanganan
kontrak kritis dilakukan dengan Rapat
pembuktian (show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi
pekerjaan menerbitkan surat peringatan
kepada
penyedia
dan
selanjutnya
menyelenggarakan SCM.
2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi
teknis dan penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba pertama)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
tingkat Tahap I
3) Apabila penyedia gagal pada uji coba
pertama, maka harus diselenggarakan
SCM Tahap II yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba kedua)
yang dituangkan dalam berita acara SCM
Tahap II
4) Apabila penyedia gagal pada uji coba
kedua, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap
III
yang
membahas
dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba ketiga)
yang dituangkan dalam berita acara SCM.
116

Tahap III
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
menerbitkan surat peringatan kepada
penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan akibat
kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak
Penyedia Pekerjaan Konstruksi dapat diberi
kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak
masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
dengan diberlakukan denda sebesar 1/1000
(satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai
bagian Kontrak apabila ditetapkan serah
terima pekerjaan secara parsial untuk setiap
hari
keterlambatan.
Kesempatan
menyelesaikan pekerjaan selama 50 (lima
puluh) hari tersebut dapat melampaui tahun
anggaran berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat
keterlambatan melampaui tahun anggaran
berjalan,
diterbitkan
adendum
untuk
mencantumkan sumber dana tahun anggaran
berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan
diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku
jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan pada 42.2 a atau
42.2 b, setelah dilakukan penanganan kontrak
kritis sesuai 42.3 a, PPK dapat langsung
memutuskan kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 Kitab UndangUndang Hukum Perdata.
PPK dapat memutuskan
sepihak, apabila:

Kontrak

secara

1) kebutuhan barang/jasa tidak dapat


ditunda melebihi batas berakhirnya
kontrak;
2) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia
Barang/Jasa
tidak
akan
mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender
sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan
untuk
menyelesaikan
pekerjaan; dan/atau

117

3) setelah
diberikan
kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan
50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya
pelaksanaan
pekerjaan,
Penyedia
Barang/Jasa
tidak
dapat
menyelesaikan pekerjaan.
43. Peninggalan

Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan


Sementara yang masih berada di lokasi kerja setelah
pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau kesalahan
penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK
tanpa kewajiban perawatan/pemeliharaan. Pengambilan
kembali semua peninggalan tersebut oleh penyedia
hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan PPK.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak


44. Hak dan
Kewajiban Para
Pihak

Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang


harus dilaksanakan oleh PPK dan penyedia dalam
melaksanakan kontrak, meliputi :
44.1 Hak dan kewajiban PPK :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga
yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan kontrak.
44.2 Hak dan kewajiban penyedia :
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam kontrak;
b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk
sarana dan prasarana dari PPK untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara
periodik kepada PPK;
d. melaporkan
pelaksanaan
penggunaan
produksi dalam negeri/TKDN secara periodik

118

kepada PPK;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
f. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau
dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen
maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
g. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan PPK;
h. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan
jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak; dan
i. mengambil langkah-langkah yang memadai
dalam rangka memberi perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja
maupun masyarakat dan lingkungan sekitar
yang berhubungan dengan pemindahan bahan
baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi
dan proses produksi.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan
dengan lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan
sesuai kontrak]
45. Penggunaan
DokumenDokumen
Kontrak dan
Informasi

Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan


menginformasikan dokumen kontrak atau dokumen
lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk
kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis
dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan izin tertulis
dari PPK sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

46. Hak Kekayaan


Intelektual

Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau


klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan
atau atas pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
oleh penyedia.

47. Penanggungan
dan Risiko

47.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya

119

(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan


tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat
PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari
hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai
Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan akhir :
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta
benda penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan
Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga;
47.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau
kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan
Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali
kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian PPK.
47.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan dalam Pasal ini.
47.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil
Pekerjaan atau Bahan yang menyatu dengan Hasil
Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau
diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya
sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.
48. Perlindungan
Tenaga Kerja

48.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas


biaya sendiri untuk mengikutsertakan Personilnya
pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
48.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan
memerintahkan Personilnya untuk mematuhi
peraturan keselamatan kerja. Pada waktu
pelaksanaan
pekerjaan,
penyedia
beserta
Personilnya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.
48.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
menyediakan kepada setiap Personilnya (termasuk
Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
48.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk
melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum yang
120

berlaku, penyedia wajib melaporkan kepada PPK


mengenai setiap kecelakaan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini
dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
kejadian.
49. Pemeliharaan
Lingkungan

Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkahlangkah yang memadai untuk melindungi lingkungan
baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga
dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini.

50. Asuransi

50.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK


sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan
untuk :
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai
risiko
tinggi
terjadinya
kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko
terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan,
serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di
tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
50.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.

51. Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

51.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis PPK sebelum
melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dalam
Lampiran A SSKK;
b. menunjuk Personil Inti yang namanya tidak
tercantum dalam Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program
mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
51.2

Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan
sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam
Pasal 15 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;

121

d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.


52. Laporan Hasil
Pekerjaan

52.1 Pemeriksaan
pekerjaan
dilakukan
selama
pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume
pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil
pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.
52.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan
pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan
harian.
52.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi
pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam
tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis
dan
kuantitas
pekerjaan
yang
dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
pelaksanaan.
52.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila
diperlukan diperiksa oleh konsultan, dan disetujui
oleh wakil PPK.
52.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta halhal penting yang perlu ditonjolkan.
52.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
52.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, PPK dan penyedia membuat foto-foto
dokumentasi dan video pelaksanaan pekerjaan di
lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.

53. Kepemilikan
Dokumen

Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan,


dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang
dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan Kontrak ini

122

sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling


lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan
piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada
PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan
tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan
(jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti
lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam
SSKK.
54. Kerjasama Antara 54.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas
Penyedia dan Sub
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
Penyedia
rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil,
yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.
54.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut
harus diatur dalam Kontrak dan disetujui terlebih
dahulu oleh PPK.
54.3 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut.
54.4 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus
mengacu kepada Kontrak serta menganut prinsip
kesetaraan.
55. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

55.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana


konstruksi adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Koperasi Kecil, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang
ditunjuk
dan
dilarang
diserahkan
atau
disubkontrakkan kepada pihak lain.
55.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana
konstruksi adalah penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil,
antara lain dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas
penyedia terpilih tetap bertanggungjawab
penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama; dan
d. membuat
laporan
periodik
pelaksanaan ketetapan di atas.

mengenai

55.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka

123

penyedia dikenakan sanksi yang diatur dalam


SSKK.
56. Penyedia Lain

Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan


menggunakan lokasi kerja termasuk jalan akses bersamasama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihakpihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika
dipandang perlu, PPK dapat memberikan jadwal kerja
penyedia yang lain di lokasi kerja.

57. Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan


kesehatan semua pihak di lokasi kerja. Penyedia setiap
saat harus mengambil langkah-langkah yang patut
diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para
personilnya. Penyedia harus memastikan bahwa staf
kesehatan, fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan,
dan layanan ambulance dapat disediakan setiap saat di
lapangan bagi personil penyedia termasuk subpenyedia
maupun personil PPK dan telah dibuat perencanaan yang
sesuai dengan semua persyaratan kesehatan dan
kebersihan untuk mencegah timbulnya wabah penyakit.
Penyedia harus menunjuk petugas keselamatan kerja yang
bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan
mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang
bersangkutan
harus
memenuhi
aturan
dan
persyaratan K3. Petugas K3 dipersyaratkan berdasarkan
tingkat risiko pekerjaan: diperlukan Ahli K3 untuk
pekerjaan berisiko tinggi dan diperlukan Petugas K3
untuk pekerjaan berisiko sedang atau kecil sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK.

58. Pembayaran
Denda

Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial


berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera
janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam
Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia.
Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual penyedia.

59. Jaminan

59.1 Jaminan menggunakan surat jaminan yang


dikeluarkan oleh Bank Umum, bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional).
59.2 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa
(SPPBJ)
sebelum
dilakukan
penandatanganan kontrak dengan besaran/nilai:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) bagi penawaran yang
lebih kecil dari 80% (delapan puluh

124

perseratus) HPS.
59.3 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurangkurangnya sejak tanggal penanda-tanganan
kontrak sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
59.4 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau dengan menahan uang retensi
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;
59.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam
rangka pengambilan uang muka sekurangkurangnya sama dengan besarnya uang muka;
59.6 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara
proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan;
59.7 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurangkurangnya sejak tanggal persetujuan pemberian
uang muka sampai dengan tanggal penyerahan
pertama pekerjaan (PHO).
59.8 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK
setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%
(seratus perseratus).
59.9 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima
dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;
59.10 Masa
berlakunya
Jaminan
Pemeliharaan
sekurang-kurangnya sejak tanggal serah terima
pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand
Over/FHO);
D. Personil Inti dan/atau Peralatan Penyedia
60. Personil Inti
dan/atau
Peralatan

60.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan


harus sesuai dengan yang tercantum dalam
Dokumen Penawaran.
60.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak
boleh dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis
PPK.
60.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia
dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang
125

diusulkan beserta alasan penggantian.


60.4 PPK
dapat
menilai
dan
menyetujui
penempatan/penggantian personil inti dan/atau
peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
60.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti :
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan
tugasnya,

pekerjaan

yang

menjadi

maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan


pengganti dan menjamin personil inti tersebut
meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh)
hari sejak diminta oleh PPK.
60.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan
perlu dilakukan, maka penyedia berkewajiban
untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi
yang setara atau lebih baik dari personil inti
dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya
tambahan apapun.

60.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga


kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan oleh
PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu
disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan
di bawah sumpah.
E.

Kewajiban PPK

61. Fasilitas

PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan


prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang
tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.

62. Peristiwa
Kompensasi

62.1 Peristiwa Kompensasi yang


kepada penyedia yaitu :

dapat

diberikan

a. PPK
mengubah
jadwal
yang
dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal
yang dibutuhkan;

126

d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai


jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia
untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak
ditemukan
kerusakan/
kegagalan/
penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya
dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.
62.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan
pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban
untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
62.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan
kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada
PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat
Peristiwa Kompensasi.
62.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan
hanya dapat diberikan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat
Peristiwa Kompensasi.
62.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika
penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau
mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.
F.

Pembayaran Kepada Penyedia

63. Harga Kontrak

63.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan


pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak.
63.2 Harga
kontrak
telah
memperhitungkan
keuntungan, beban pajak dan biaya overhead
termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan semua pajak, bea,
retribusi, dan pungutan lain serta biaya asuransi
yang harus dibayar oleh penyedia untuk

127

pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi.


63.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
64. Pembayaran

64.1 Uang muka


a. uang muka dibayar untuk membiayai
mobilisasi peralatan, personil, pembayaran
uang
tanda
jadi
kepada
pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan
paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus) dari
nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;
c. untuk usaha non kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 20% (dua puluh
perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa;
d. untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat
diberikan:
1) 20% (dua puluh perseratus) dari Kontrak
tahun pertama; atau
2) 15% (lima belas perseratus) dari nilai
Kontrak.
e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK
dan dibayar setelah penyedia menyerahkan
Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang
diterima;
f. penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis kepada
PPK disertai dengan rencana penggunaan uang
muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak;
g. PPK harus mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk permohonan tersebut pada
huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
h. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank
umum,
perusahaan
penjaminan,
atau
Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki
izin untuk menjual produk jaminan
(suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan;
i. pengembalian
uang
muka
harus
diperhitungkan
berangsur-angsur
secara
proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada
saat pekerjaan mencapai prestasi 100%

128

(seratus perseratus).
64.2 Prestasi pekerjaan
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang
disepakati dilakukan oleh PPK, dengan
ketentuan :
1) Penyedia telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) Pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan, sistem termin atau pembayaran
secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam
SSKK;
3) Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, termasuk peralatan
dan/ atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan,
sesuai
dengan
ketentuan yang tercantum di dalam SSKK.
Peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan adalah:
a) Peralatan dan/atau bahan yang
merupakan bagian dari pekerjaan
utama namun belum dilakukan uji
fungsi
(commisioning)
harus
memenuhi
persyaratan
sebagai
berikut:
(1) Berada di lokasi pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam
Kontrak dan perubahannya;
(2) Memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) Bersertifikat
garansi
dari
produsen/agen
resmi
yang
ditunjuk oleh produsen;
(4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan
capaian fisik yang diterima;
(5) Dilarang dipindahkan dari area
lokasi
pekerjaan
dan/atau
dipindahtangankan oleh pihak
manapun; dan
(6) Keamanan penyimpanan dan
risiko
kerusakan
sebelum
diserahterimakan secara satu
kesatuan
fungsi
merupakan
tanggung
jawab
Penyedia
Barang/Jasa.
b) Sertifikat uji mutu dan sertifikat

129

garansi tidak diperlukan dalam hal


peralatan
dan/atau
bahan
dibuat/dirakit
oleh
Penyedia
Barang/Jasa;
Besaran yang akan dibayarkan dari
material on site (berkisar antara 50%
sampai dengan 70%). Besaran nilai
pembayaran dicantumkan di dalam SSKK;
4) Pembayaran harus memperhitungkan
angsuran uang muka, peralatan dan/atau
bahan yang menjadi bagian permanen
dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan (material on site) yang
sudah dibayar sebelumnya, denda (apabila
ada), pajak dan/atau uang retensi;
5) Untuk kontrak yang mempunyai sub
kontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh sub penyedia sesuai dengan
prestasi pekerjaan. Pembayaran kepada
sub penyedia dilakukan sesuai prestasi
pekerjaan yang selesai dilaksanakan oleh
sub penyedia tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus)
dan Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan diterbitkan;
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja
setelah pengajuan permintaan pembayaran
dari penyedia harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM);
d. apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang
menjadi perselisihan.
64.3 Denda dan ganti rugi
a. denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada PPK karena terjadinya
cidera janji/wanprestasi;

130

c. besarnya denda yang dikenakan kepada


penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan
adalah :
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga
bagian kontrak yang belum dikerjakan
(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan
yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi;
atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga
kontrak (sebelum PPN), apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum
berfungsi;
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar
bunga dari nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta
dituangkan dalam adendum kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi
dilakukan oleh PPK, apabila penyedia telah
mengajukan tagihan disertai perhitungan dan
data-data.
65. Hari Kerja

65.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan


datanya disimpan oleh penyedia. Daftar
pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.
65.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada
tenaga
kerjanya
setelah
formulir
upah
ditandatangani.
65.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus
dilampirkan.

66. Perhitungan
Akhir

66.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir


dilakukan berdasarkan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan berita acara
penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua
belah Pihak berdasarkan Berita Acara Pekerjaan
Selesai dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
(PPHP).
66.2 Sebelum

pembayaran

terakhir

dilakukan,

131

penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan
nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK
berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh
Pengawas
Pekerjaan
berkewajiban
untuk
menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.
67. Penangguhan

67.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap


angsuran prestasi pekerjaan jika penyedia gagal
atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya,
termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
67.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada
penyedia tentang penangguhan hak pembayaran,
disertai alasan-alasan yang jelas mengenai
penangguhan
tersebut.
Penyedia
diberi
kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka
waktu tertentu.
67.3 Pembayaran
yang
ditangguhkan
harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian penyedia.
67.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan
pembayaran akibat keterlambatan penyerahan
pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.

G. Pengawasan Mutu
68. Pengawasan dan
Pemeriksaan

PPK
berwenang
melakukan
pengawasan
dan
pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK
dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

69. Penilaian
Pekerjaan
Sementara oleh
PPK

69.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat


melakukan penilaian sementara atas hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
69.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap
mutu dan kemajuan fisik pekerjaan
PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap
Hasil Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara
tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu,
serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK

70. Cacat Mutu

132

atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu.


Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu
selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.
71. Pengujian

Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan


penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang
tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar,
dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu
maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya
pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat
Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.

72. Perbaikan Cacat


Mutu

72.1 PPK
atau
Pengawas
Pekerjaan
akan
menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat
Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas
cacat mutu selama Masa Pelaksanaan dan Masa
Pemeliharaan.
72.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut,
penyedia berkewajiban untuk memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
72.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditentukan maka PPK,
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan,
berhak untuk secara langsung atau melalui pihak
ketiga yang ditunjuk oleh PPK melakukan
perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah
menerima permintaan penggantian biaya/klaim
dari PPK secara tertulis berkewajiban untuk
mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat
memperoleh penggantian biaya dengan memotong
pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh
tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan
Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada
maka biaya penggantian akan diperhitungkan
sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah
jatuh tempo.
72.4 PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan
untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat
Mutu, dan mengenakan sanksi daftar hitam
kepada penyedia jika tidak melaksanakan
perbaikan
Cacat
Mutu.
Besaran
denda
keterlambatan akibat cacat mutu ini ditentukan
dalam SSKK.

73. Kegagalan
Konstruksi dan
Kegagalan

73.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada


pelaksanaan pekerjaan, maka PPK dan/atau
penyedia bertanggung jawab atas kegagalan

133

Bangunan

konstruksi sesuai dengan kesalahan masingmasing.


73.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK
dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir
bertanggung jawab atas kegagalan bangunan
sesuai dengan kesalahan masing-masing selama
umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dan
dalam SSKK pada umur konstruksi agar
dicantumkan lama pertanggungan terhadap
kegagalan bangunan yang ditetapkan apabila
rencana umur konstruksi kurang dari 10
(sepuluh) tahun.
73.3 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK)
sehubungan dengan klaim kehilangan atau
kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga yang timbul dari
kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan
bangunan.
73.4 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
penyedia
tidak
membatasi
kewajiban
penanggungan penyedia dalam Pasal ini.
73.5 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk
menyimpan dan memelihara semua dokumen
yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan
ini selama umur konstruksi yang tercantum dalam
SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.

H. Penyelesaian Perselisihan
74. Penyelesaian
Perselisihan

74.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya


sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai
semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan
dengan
Kontrak
ini
atau
interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan
pekerjaan ini.
74.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara
para pihak dalam Kontrak dapat dilakukan
melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi

134

atau pengadilan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan. Penyelesaian
perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan
dalam SSKK.
75. Itikad Baik

75.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling


percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam kontrak.
75.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian
dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan
masing-masing pihak. Apabila selama kontrak,
salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk
mengatasi keadaan tersebut.

135

BAB VII
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Korespondensi

Alamat Para Pihak sebagai berikut:


Satuan Kerja PPK:
Nama:
....................
Alamat:
....................
Website:
....................
E-mail:
....................
Faksimili:
....................
Penyedia:
Nama:
Alamat:
E-mail:
Faksimili:

B.

Wakil Sah Para


Pihak

....................
....................
....................
....................

Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


Untuk PPK:

....................

Untuk Penyedia:

....................

C. Jenis Kontrak

kontrak harga satuan

D. Tanggal Berlaku
Kontrak

Kontrak mulai berlaku sejak: ................. s.d. ..................


[termasuk masa pemeliharaan]

E.

Masa
Pelaksanaan

Masa Pelaksanaan selama: .................... [diisi jumlah hari


kalender] terhitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.

F.

Masa
Pemeliharaan

Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi


jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) pekerjaan; atau
Masa Pemeliharaan berlaku selama: .................... [diisi
jumlah hari kalender] terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama (PHO) bagian pekerjaan yang
sudah bisa berfungsi apabila ada serah terima parsial.

G. Perbaikan Cacat
Mutu

Denda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap


hari keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka
waktu perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk perbaikan dan ditetapkan
oleh PPK.

136

H. Umur Konstruksi

a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur


konstruksi: . (.........dalam huruf...........) tahun
sejak tanggal penanda-tanganan Berita Acara
penyerahan akhir.

Catatan: ketentuan umur konstruksi ini diisi apabila


perencanaan
konstruksi
yang
ditetapkan
diperkirakan hanya dapat mencapai umur kurang
dari 10 (sepuluh) tahun.
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan
ditetapkan selama ......... (.............) tahun sejak
tanggal penyerahan akhir.
[diisi sesuai dengan umur rencana pada huruf a untuk
yang umur konstruksinya tidak lebih dari 10 (sepuluh)
tahun]
I.

Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

Gambar As built dan/atau pedoman pengoperasian


dan perawatan/pemeliharaan harus diserahkan
selambat-lambatnya: .(......dalam huruf.........) hari
kalender/bulan/tahun setelah tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.

J.

Pembayaran
Tagihan

Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan


SPP oleh PPK untuk pembayaran tagihan angsuran
adalah ...........(......dalam huruf.........) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen
penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh
PPK.

K. Pencairan
Jaminan

Jaminan dicairkan dan disetorkan pada .....................


[diisi nama kantor Kas Negara/Kas Daerah]

L.

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan PPK adalah: .................... [sebutkan selain
yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila ada]

Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah: ....................
[sebutkan selain yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila
ada]

M. Kepemilikan
Dokumen

Penyedia
diperbolehkan
menggunakan
salinan
dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari
Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai
berikut: .................... [sebutkan batasan/ketentuan yang
dibolehkan dalam penggunaannya, misalnya: untuk
penelitian dan riset]

N. Fasilitas

PPK akan memberikan fasilitas berupa :


.................... [sebutkan fasilitas milik PPK yang dapat
digunakan, apabila ada]
137

O. Peristiwa
Kompensasi

Termasuk peristiwa kompensasi yang dapat diberikan


ganti rugi adalah..................... [diisi apabila ada ketentuan
lain dari 62.1 huruf h]

P.

Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai


dari .................... [diisi dengan memilih APBN/APBD]

Sumber
Pembiayaan

Q. Pembayaran
Uang Muka

Uang
muka
diberikan
sebesar
(.....dalam huruf........) dari Nilai Kontrak

.....%

R.

Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

Personil K3 yang dipersyaratkan:.............. [diisi Ahli K3


untuk risiko tinggi atau Petugas K3 untuk risiko sedang atau
kecil]

S.

Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara:


.......... [diisi dengan memilih Termin/Bulanan/Sekaligus]
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk
mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:
.................... [sebutkan dokumennya]
Penentuan dan besaran pembayaran untuk item
peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari pekerjaan utama (material on site),
ditetapkan sebagai berikut:
1. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
2. ....[diisi item peralatan/bahan].... dibayar .......% dari
harga Kontrak
3. ................... dst
[contoh peralatan: eskalator, lift, pompa air stationer, turbin,
peralatan elektromekanik; contoh bahan fabrikasi: sheet pile,
geosintetik, konduktor, tower, insulator; contoh bahan jadi:
beton pracetak]

T.

Serah Terima
sebagian
pekerjaan

U. Denda

Dalam kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan


sebagian atau secara parsial untuk bagian sebagai
berikut:
1. ...................
2. ...................
3. Dst..
[diisi bagian pekerjaan yang berfungsi dan segera
dimanfaatkan (apabila ada)]
1. Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan
untuk setiap hari keterlambatan adalah 1/1000
(satu perseribu) dari ................... [total nilai kontrak
atau nilai bagian kontrak yang belum diserahterimakan
apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara
parsial]

138

2. Sanksi finansial terhadap realisasi pelaksanaan


yang tidak sesuai dengan nilai TKDN Penawaran
dikenakan berdasarkan perbedaan antara nilai
TKDN Penawaran dengan nilai TKDN realisasi
pelaksanaan dikalikan dengan Harga Penawaran,
dengan perbedaan nilai TKDN maksimal sebesar
15% (lima belas persen).
V. Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

Sanksi kepada penyedia apabila melanggar ketentuan


mengenai subkontrak :
a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
mensubkontrakkan
pekerjaan,
maka
akan
dikenakan denda .. [ketentuan ini untuk
nilai paket di bawah Rp 2.500.000.000, dengan mengisi
di denda senilai pekerjaan yang dikontrakkan kepada
pihak lain atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
b. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang tidak mensubkontrakkan pekerjaan, maka
akan dikenakan denda .. [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen
penawaran]
c. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil
yang mensubkontrakkan pekerjaan utama, maka
akan dikenakan denda [ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
mengisi di denda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan atau sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan]

W. Penyelesaian
Perselisihan
/Sengketa

Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa diantara para


pihak, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan
perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk
mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
maka
para
pihak
sepakat
menyelesaikan
perselisihan/sengketa melalui .......... [diisi pengadilan
atau arbitrase]

139

Lampiran A Syarat-Syarat Khusus Kontrak


Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang
[dicantumkan apabila ada]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut
uraian personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi,
dan jumlah orang bulan]
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab
kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang
disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan]

140

BAB VIII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Perhatian:
Pokja ULP menguraikan spesifikasi teknis dan gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.

A. Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan
yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup
kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan;

bahan

yang

dipergunakan

dalam

7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;


8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis bahan
bangunan konstruksi yang akan digunakan untuk pekerjaan
permanen maupun untuk pekerjaan sementara atau penunjang, dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis bahan yang boleh
digunakan;
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang digunakan sedapat
mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan diberi
penjelasan cara penggunaan yang benar dan selamat;
c. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai
bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas
acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan
bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan
prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;

141

d. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data


Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan
oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber-sumber yang
berkompeten dan/ atau berwenang.
11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis alat dan
perkakas yang akan digunakan untuk pelaksanaan konstruksi,
maupun peralatan permanen kelengkapan bangunan konstruksi dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis alat yang harus digunakan
tersebut;
b. Setiap jenis alat dan perkakas yang digunakan sedapat mungkin
dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya serta lebih mudah
penggunaan dan perawatannya, dan diberi penjelasan singkat cara
penggunaan dan pemeliharaannya;
c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi
sistem perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah
paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/
pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual
produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan
pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja ULP dan/atau Ahli K3/Petugas K3 harus mengidentifikasi
bahaya dari setiap jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan
konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang harus
dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling
kecil bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja
yang lebih aman dan selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja,
sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan
rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses
tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan
yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis bahaya dan
risikonya (Job Safety Analysis) dan harus dilakukan tindakan
pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin
kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3
Konstruksi;

142

f. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh


tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah
mempunyai
kompetensi
untuk
melaksanakan
jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Identifikasi bahaya harus dilakukan terhadap setiap metode
konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis
untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material
dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan oprator
yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun
dan menggunakan metoda kerja dapat meliputi penggunaan alat
utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara
dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja
dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan
material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus
diidentifikasi bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan
efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca,
alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah
dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis
dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya harus dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat
dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus
digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga
kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang
sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah
berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau
lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi
pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.

143

14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan
dan gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur
teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan
oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan,
baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal,
plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis
pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait
dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat
memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait
pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan
pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan
standar K3 yang berlaku;
c. Setiap
kegiatan/pekerjaan
pelaksanaan,
pemasangan,
pembongkaran,
pemindahan,
pengangkutan,
pengangkatan,
penyimpanan,
perletakan,
pengambilan,
pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga
terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi
teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang K3 di atas harus
mempunyai kemampuan melakukan analisis keselamatan pekerjaan
(job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk
memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan
diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau
penyakit di tempat kerja;
e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko,
sebelum diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan
ketepatannya oleh Petugas/Ahli K3 Konstruksi;
f. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilaksanakan oleh
Petugas/ Ahli K3 Konstruksi/berkonsultansi dengan Ahli K3
Konstruksi.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

144

BAB IX
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan
1.

Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2.

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan terhadap pekerjaan yang telah


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam SSUK dan SSKK.

3.

Apabila dipersyaratkan untuk dilengkapi dengan Daftar Kuantitas dan


Harga maka harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga tersebut diisi
lengkap yang telah mencakup semua biaya pekerjaan, personil,
pengawasan, bahan-bahan, perawatan, pajak, keuntungan, overhead
(termasuk biaya K3) dan yang diatur dalam Kontrak.

4.

Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak


harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika
mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap
telah termasuk dalam total harga penawaran.

6.

Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik terhadap volume pekerjaan,


apabila Daftar Kuantitas dan Harga dipersyaratkan, sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

145

Daftar 1: Mata Pembayaran Umum15

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
16

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

15

Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

16

146

Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: ....................17


CONTOH

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total
Harga
18

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

17
18

Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan
Konstruksi ini di antara bagian-bagian pekerjaan lain.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

147

Daftar 3: Mata Pembayaran ..................... 19

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga
20

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

19
20

Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata
Pembayaran Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

148

Daftar Rekapitulasi

Mata Pembayaran

CONTOH

Harga

Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum


Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran ...................
dll.
Jumlah (Daftar 1+2+3+.........)
PPN 10%
TOTAL NILAI

149

BAB X
BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN
1. Undangan pengambilan dokumen pemilihan secara elektronik
mengikuti petunjuk/pedoman sistem pengadaan secara elektronik pada
website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi
bersangkutan.
2. Undangan pengambilan dokumen pemilihan secara manual dengan
contoh sebagai berikut:
[kop surat K/L/D/I]
UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN
Nomor
Lampiran

: ..................
: ..................

.................., . .................. 20.

Kepada Yth.:
..................
di ..................
Perihal :

Pelelangan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk paket pekerjaan .................. Pokja ..................
ULP .................. Tahun Anggaran .

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah lulus kualifikasi untuk paket pekerjaan
tersebut di atas. Sebagai kelanjutan proses pelelangan kami mengundang Saudara untuk mengambil
Dokumen Pemilihan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.

Saudara dianjurkan untuk menghadiri pemberian penjelasan pada tempat dan waktu yang
ditentukan dalam Lembar Data Pemilihan (LDP), agar Saudara lebih memahami lingkup pekerjaan.

2.

Penawaran meliputi kelengkapan persyaratan administrasi, teknis, dan harga dengan masa berlaku
penawaran paling kurang .. () hari kalender terhitung sejak batas akhir waktu
pemasukan penawaran;

3.

Jadwal Pelaksanaan Pengadaan:


No
Kegiatan
a.
Pengambilan Dokumen Pemilihan
b.
Pemberian Penjelasan
c.
Pemasukan Dokumen Penawaran
Batas akhir pemasukan

4.
5.
6.

d.

Pembukaan Dokumen Penawaran

e.

Dst.

Hari/Tanggal
....../...... s.d. ....../ ......
..................

Waktu
...... s.d. ......
...... s.d. selesai

....../...... s.d. ....../ ......


....../......

...... s.d. ......


..................

..................
..

..................
.

Pengambilan Dokumen Pemilihan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur
utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal yang bersangkutan.
Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam mengambil Dokumen Pemilihan.
Dokumen Pemilihan dapat diambil dalam bentuk cetakan, softcopy dan/atau diunduh melalui
website Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi.

Demikian disampaikan untuk diketahui.


Kelompok Kerja ULP .........

[tanda tangan]
...........................
[nama lengkap]

150

B. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen ]


Nomor
: ....................
Lampiran : ....................

...................., . .................... 20....

Kepada Yth.:
....................
di ....................
Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan ....................
.................... .................... .................... .................... .................... ................
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor .................... tanggal
.................... perihal .................... dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp....................
(.........dalam huruf...........) telah ditetapkan oleh Pokja ULP/Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi berdasarkan surat penetapan nomor
.................... tanggal .................... dan kami menyatakan menerima hasil penetapan
tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat
Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ.
Penunjukan ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran Saudara
tersebut diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
Satuan Kerja ....................
Pejabat Pembuat Komitmen
....................

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................
Tembusan Yth. :
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
Unit Eselon 1
Unit Eselon 2. /Kepala Satuan kerja..
.................... [Pokja ULP]
......... dst

151

C. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]


SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor : ....................
Paket Pekerjaan : ....................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


........................................ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;
berdasarkan Surat Perjanjian ....................
...................., bersama ini memerintahkan :

nomor

....................

tanggal

........................................ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


........................................ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh : ....................
selanjutnya disebut sebagai Penyedia;
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Lingkup pekerjaan : ....................;
2. Tanggal mulai kerja : .................... [hari/bulan/tahun];
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian : selama (.........dalam huruf...........) hari kalender
dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal ....................
[hari/bulan/tahun];

152

5. Denda : Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan


Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar ........ [1/1000 (satu
per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN
sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak].
...................., . .................... 20.....
Untuk dan atas nama ....................
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................
Menerima dan menyetujui:
Untuk dan atas nama ....................
[tanda tangan]
[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]

153

D. BENTUK SURAT JAMINAN


Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ....................................................... [Pokja ULP]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .......................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Sanggahan Banding dalam mengajukan sanggahan banding
hasil pelelangan pekerjaan .......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ....................................................... [peserta pelelangan]
Alamat
: .......................................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata Sanggahan Banding yang diajukan tidak benar.


Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .................. (........dalam huruf..........) hari
kalender, dari tanggal .................. s.d. .................. (masa laku jaminan
sanggahan banding 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan sanggahan
banding)
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari
Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah
tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari

154

4.

5.
6.

Penerima Jaminan dan pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang


diajukan Yang Dijamin tidak benar.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ...................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini
ke .[bank]

155

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ...................................................................
dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ............................................... [nama bank] berkedudukan di
................................................. [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ................................................. [nama PPK]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .................................................


(terbilang ..............................................dalam huruf..................................................)
sebagai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan ............ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ................................................. [nama penyedia]
Alamat
: .................................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama ................. (........dalam huruf.........)
hari kalender, dari tanggal .................................. s.d. ..................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

156

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .....................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

: .....................
: .....................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]

157

Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ........................................................ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebut :

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang ................................................................................ ...................................)
sebagai Jaminan Uang Muka untuk pekerjaan ........... dalam bentuk garansi
bank, apabila :
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
Uang Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama . (.dalam huruf....)
hari kalender, dari tanggal . s.d. .
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

158

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai
pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: .
: .

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

159

Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini : ..........................................................................


dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di
........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebu t:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ................................................................................


(terbilang
.........................................................................................................)
sebagai Jaminan Pemeliharaan untuk pekerjaan ................ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat
: ........................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .. (dalam huruf) hari kalender, dari tanggal ........................................ s.d. ........................................
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

160

3.

4.

5.
6.

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..................
Dikeluarkan di
Pada tanggal

: ..........................
: ..........................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke .[bank]

161

E. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK

[Kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]


SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
Dalam
rangka
memenuhi
persyaratan
kualifikasi
pengadaan
pekerjaan................................... pada ......................................
dengan ini menerangkan kesediaan memberikan dukungan keuangan kepada :
Nama Perusahaan
Alamat
Nomor Rekening
Nama Penanggung Jawab

: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................

Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai


Pemenang, maka Bank .................. bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan
dengan dana paling kurang Rp. .................. (terbilang ..................).
Demikian Surat Keterangan
dipergunakan semestinya.

Dukungan

Keuangan

Dikeluarkan di
Pada tanggal

diberikan

untuk

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke
.[bank]

......................................
[Nama dan Jabatan]

DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 1
UMUM ................................................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................................. 5
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) ................................................................................... 5
A. UMUM ........................................................................................................................... 5
1.
LINGKUP PEKERJAAN ...................................................................................................... 5
2.
SUMBER DANA .............................................................................................................. 5
3.
PESERTA ......................................................................................................................... 5
4.
LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG
SERTA PENIPUAN ............................................................................................................ 6
5.
LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN ..................................................................... 7
6.
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI ................................................................ 8
7.
SATU PENAWARAN TIAP PESERTA .................................................................................... 8
B. DOKUMEN PEMILIHAN ................................................................................................ 9
8.
PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN............................................................................ 9
9.
ISI DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI ........................................................ 9
10. BAHASA DOKUMEN PEMILIHAN ................................................................................... 10
11. PEMBERIAN PENJELASAN ............................................................................................... 10
12. PERUBAHAN DOKUMEN PEMILIHAN ............................................................................. 12
13. TAMBAHAN WAKTU PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN........................................... 12
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN ...................................................................... 12
14. BIAYA DALAM PENYIAPAN PENAWARAN ....................................................................... 12
15. BAHASA PENAWARAN .................................................................................................. 12
16. DOKUMEN PENAWARAN .............................................................................................. 13
17. HARGA PENAWARAN.................................................................................................... 14
18. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN .................................................... 15
19. MASA BERLAKU PENAWARAN ....................................................................................... 15
20. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ................................................................................. 15
21. JAMINAN PENAWARAN ................................................................................................. 16
D. DOKUMEN PENAWARAN ........................................................................................... 17
22. PEMASUKAN DAN CARA PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN .................................. 17
23. BATAS AKHIR PEMASUKAN PENAWARAN ....................................................................... 18
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN ............................................................. 18
24. PEMBUKAAN PENAWARAN TAHAP I .............................................................................. 18
25. KLARIFIKASI DAN KONFIRMASI PENAWARAN ................................................................ 19
26. HAK MENOLAK ATAU MENERIMA PENAWARAN ............................................................ 20
27. EVALUASI PENAWARAN TAHAP I .................................................................................. 20
28. PEMBERITAHUAN/PENGUMUMAN KEPADA PESERTA YANG LULUS EVALUASI .................. 30
TAHAP I ................................................................................................................................ 30
29. PEMASUKAN DAN PEMBUKAAN PENAWARAN TAHAP II.................................................. 31
30. EVALUASI PENAWARAN TAHAP II.................................................................................. 32
F. PENETAPAN PEMENANG............................................................................................. 35
31. PENETAPAN PEMENANG ................................................................................................ 35
32. PENGUMUMAN PEMENANG .......................................................................................... 37
33. SANGGAHAN................................................................................................................ 37
G. PENUNJUKAN PEMENANG PENGADAAN .................................................................. 39
35. PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA ........................................................................ 39
36. KERAHASIAAN PROSES .................................................................................................. 40
H. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................. 40

ii

37. PELELANGAN GAGAL .................................................................................................... 40


I. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN ............................................................................... 42
38. SURAT JAMINAN PELAKSANAAN .................................................................................... 42
J. PENANDATANGANAN KONTRAK .............................................................................. 43
39. PENANDA-TANGANAN KONTRAK .................................................................................. 43
BAB III ............................................................................................................................... 45
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) ................................................................................... 45
A. LINGKUP PEKERJAAN .................................................................................................... 45
B.
SUMBER DANA ............................................................................................................ 45
C. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI .............................................................. 45
D. PEMBERIAN PENJELASAN DOKUMEN PEMILIHAN DAN PENINJAUAN LAPANGAN .............. 46
E.
DOKUMEN PENAWARAN .............................................................................................. 46
F.
MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN .................................................... 48
G. MASA BERLAKUNYA PENAWARAN................................................................................. 49
H. JAMINAN PENAWARAN ................................................................................................. 49
I.
PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN ....................................................................... 49
J.
BATAS AKHIR WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN .......................................................... 49
K. PEMBUKAAN PENAWARAN............................................................................................ 49
L.
AMBANG BATAS........................................................................................................... 49
M. SANGGAHAN, DAN SANGGAHAN BANDING................................................................... 50
N. JAMINAN SANGGAHAN BANDING ................................................................................. 51
BAB IV ............................................................................................................................... 52
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ................................................................................. 52
A. BENTUK SURAT PENAWARAN TAHAP I ................................................................. 52
B.
BENTUK SURAT PENAWARAN TAHAP II................................................................ 54
C. BENTUK SURAT KUASA ........................................................................................... 55
D. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO) ...................... 57
E.
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS .......................................................... 60
F.
PENAWARAN TAHAP II (HARGA)........................................................................... 67
G. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN
DALAM NEGERI (TKDN) ......................................................................................... 70
H. BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR ......................................................... 72
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR .................................................................................. 72
I.
BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)
................................................................................................................................... 73
J.
BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)........................ 85
K. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK ...................................................... 86
BAB V ................................................................................................................................ 88
BENTUK RANCANGAN KONTRAK ................................................................................... 88
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................................ 88
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................................ 92
BAB VI ............................................................................................................................... 96
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK ............................................................................... 96
A. KETENTUAN UMUM ................................................................................................... 96
1.
DEFINISI ...................................................................................................................... 96
2.
PENERAPAN .................................................................................................................. 99
3.
BAHASA DAN HUKUM .................................................................................................. 99

iii

4.

LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN WEWENANG


SERTA PENIPUAN ........................................................................................................ 100
5.
ASAL MATERIAL/ BAHAN ........................................................................................... 101
6.
KORESPONDENSI ........................................................................................................ 101
7.
WAKIL SAH PARA PIHAK ............................................................................................ 101
8.
PEMBUKUAN .............................................................................................................. 101
9.
PERPAJAKAN............................................................................................................... 101
10. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK ...................................................................... 101
11. PENGABAIAN.............................................................................................................. 102
12. PENYEDIA MANDIRI ................................................................................................... 102
13. KEMITRAAN/ KSO ..................................................................................................... 102
14. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN .................................................................... 102
15. PERSETUJUAN ATAU PERNYATAAN TIDAK BERKEBERATAN DARI PENGAWAS PEKERJAAN 102
16. PERINTAH .................................................................................................................. 103
17. PENEMUAN-PENEMUAN ............................................................................................. 103
18. AKSES KE LOKASI KERJA .............................................................................................. 103
B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK ......... 104
19. MASA PELAKSANAAN (JANGKA WAKTU PELAKSANAAN) PEKERJAAN ............................. 104
B.1
PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................................................................... 104
20. PENYERAHAN LOKASI KERJA ....................................................................................... 104
21. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) .................................................................... 105
22. PROGRAM MUTU ....................................................................................................... 105
23. PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) .............................................. 105
24. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK ................................................................ 106
25. MOBILISASI ............................................................................................................... 106
26. PEMERIKSAAN BERSAMA ............................................................................................. 107
27. PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI................................................................... 107
B.2
PENGENDALIAN WAKTU .................................................................................. 107
28. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN ............................................................................. 107
29. PERPANJANGAN WAKTU............................................................................................. 108
30. PENUNDAAN OLEH PENGAWAS PEKERJAAN ................................................................. 108
31. RAPAT PEMANTAUAN ................................................................................................. 108
32. PERINGATAN DINI ...................................................................................................... 109
B.3
PENYELESAIAN KONTRAK ................................................................................. 109
33. SERAH TERIMA PEKERJAAN ......................................................................................... 109
34. PENGAMBILALIHAN .................................................................................................... 110
35. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ PEMELIHARAAN.................................. 110
B.4
ADENDUM ......................................................................................................... 111
36. PERUBAHAN KONTRAK ............................................................................................... 111
37. PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN ............................................................................... 111
38. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA ......................................................................... 112
39. PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ......................................................... 112
B.5
KEADAAN KAHAR.............................................................................................. 113
40. KEADAAN KAHAR....................................................................................................... 113
B.6
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ................................................. 114
41. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ................................................................ 114
42. KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS ............................. 115
43. PENINGGALAN ........................................................................................................... 118
C. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ........................................................................ 118
44. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ............................................................................ 118
45. PENGGUNAAN DOKUMEN-DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI .............................. 119
46. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL .................................................................................... 119
47. PENANGGUNGAN DAN RISIKO .................................................................................... 119

iv

48.
49.
50.
51.

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA .................................................................................. 120


PEMELIHARAAN LINGKUNGAN .................................................................................... 121
ASURANSI .................................................................................................................. 121
TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS
PEKERJAAN................................................................................................................. 121
52. LAPORAN HASIL PEKERJAAN........................................................................................ 122
A.
JENIS DAN KUANTITAS BAHAN YANG BERADA DI LOKASI PEKERJAAN; ............................. 122
B.
PENEMPATAN TENAGA KERJA UNTUK TIAP MACAM TUGASNYA;..................................... 122
C.
JENIS, JUMLAH DAN KONDISI PERALATAN; ................................................................... 122
D.
JENIS DAN KUANTITAS PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN;............................................. 122
E.
KEADAAN CUACA TERMASUK HUJAN, BANJIR DAN PERISTIWA ALAM LAINNYA YANG
BERPENGARUH TERHADAP KELANCARAN PEKERJAAN; DAN ............................................ 122
F.
CATATAN-CATATAN LAIN YANG BERKENAAN DENGAN PELAKSANAAN. .......................... 122
53. KEPEMILIKAN DOKUMEN ........................................................................................... 122
54. KERJASAMA ANTARA PENYEDIA DAN SUB PENYEDIA .................................................... 123
55. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL ................................................... 123
56. PENYEDIA LAIN .......................................................................................................... 124
57. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ....................................................................... 124
58. PEMBAYARAN DENDA ................................................................................................ 124
59. JAMINAN ................................................................................................................... 124
D. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA ............................................... 125
60. PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN ....................................................................... 125
E. KEWAJIBAN PPK ........................................................................................................ 126
61. FASILITAS ................................................................................................................... 126
62. PERISTIWA KOMPENSASI ............................................................................................ 126
F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA .......................................................................... 127
63. HARGA KONTRAK ...................................................................................................... 127
64. PEMBAYARAN ............................................................................................................ 128
65. HARI KERJA................................................................................................................ 131
66. PERHITUNGAN AKHIR ................................................................................................. 131
67. PENANGGUHAN ......................................................................................................... 132
G. PENGAWASAN MUTU............................................................................................... 132
68. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN .............................................................................. 132
69. PENILAIAN PEKERJAAN SEMENTARA OLEH PPK............................................................. 132
70. CACAT MUTU ............................................................................................................ 132
71. PENGUJIAN ................................................................................................................ 133
72. PERBAIKAN CACAT MUTU .......................................................................................... 133
73. KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN KEGAGALAN BANGUNAN ............................................ 133
H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN.................................................................................. 134
74. PENYELESAIAN PERSELISIHAN ...................................................................................... 134
75. ITIKAD BAIK .............................................................................................................. 135
BAB VII ............................................................................................................................ 136
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK) ............................................................... 136
A. KORESPONDENSI ........................................................................................................ 136
B.
WAKIL SAH PARA PIHAK ............................................................................................ 136
C. JENIS KONTRAK .......................................................................................................... 136
D. TANGGAL BERLAKU KONTRAK .................................................................................... 136
E.
MASA PELAKSANAAN ................................................................................................. 136
F.
MASA PEMELIHARAAN ............................................................................................... 136
G. PERBAIKAN CACAT MUTU .......................................................................................... 136
H. UMUR KONSTRUKSI ................................................................................................... 137
I.
PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN/ .......................................................... 137

PEMELIHARAAN ................................................................................................................... 137


J.
PEMBAYARAN TAGIHAN ............................................................................................. 137
K. PENCAIRAN JAMINAN ................................................................................................. 137
L.
TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN PPK ATAU PENGAWAS
PEKERJAAN................................................................................................................. 137
M. KEPEMILIKAN DOKUMEN ........................................................................................... 137
N. FASILITAS ................................................................................................................... 137
O. PERISTIWA KOMPENSASI ............................................................................................ 138
P.
SUMBER PEMBIAYAAN ................................................................................................ 138
Q. PEMBAYARAN UANG MUKA ....................................................................................... 138
R.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ....................................................................... 138
S.
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN ............................................................................. 138
T.
SERAH TERIMA SEBAGIAN PEKERJAAN .......................................................................... 138
U. DENDA ...................................................................................................................... 138
V. USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN KOPERASI KECIL ................................................... 139
W. PENYELESAIAN PERSELISIHAN /SENGKETA ................................................................... 139
BAB VIII........................................................................................................................... 141
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR ............................................................................... 141
A. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS ........................................................................................ 141
B.
KETERANGAN GAMBAR .............................................................................................. 144
BAB IX ............................................................................................................................. 145
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA ................................................................................ 145
BAB X .............................................................................................................................. 150
BENTUK DOKUMEN LAIN ............................................................................................. 150
A. BENTUK UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN PEMILIHAN ...................... 150
B.
BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ) ................... 151
C. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ............................................. 152
D. BENTUK SURAT JAMINAN .................................................................................... 154
E.
BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK ..................I

vi

BUKU PK 05:
STANDAR DOKUMEN KUALIFIKASI
PEKERJAAN KONSTRUKSI TUNGGAL

BAB I UMUM
A. Dokumen Kualifikasi ini disusun untuk membantu peserta dalam
menyiapkan dokumen isian kualifikasi.
B.

Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai


berikut :
- Pekerjaan
Konstruksi

: seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;
seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
Pelaksanaan konstruksi bangunan yang mencakup
pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan
tata
lingkungan
masing-masing
beserta
kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan
atau bentuk fisik lainnya (berdasarkan UU Jasa
Konstruksi).

- HPS

: Harga Perkiraan Sendiri adalah hasil perhitungan


seluruh volume pekerjaan dikalikan dengan Harga
Satuan ditambah dengan seluruh beban pajak dan
keuntungan;

- Kemitraan/
Kerja Sama
Operasi
(KSO)

: Kerja sama usaha antar penyedia yang masing-masing


pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;

- Pakta
Integritas

: Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi


ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi,
korupsi dan nepotisme dalam Pengadaan Barang/Jasa;

- LDK

: Lembar Data Kualifikasi adalah data yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
kualifikasi yang diperlukan penyedia barang/jasa
antara lain dalam menyiapkan, mengisi formulir isian
kualifikasi, dan melengkapi pakta integritas;

- PA

- KPA

Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang


kewenangan penggunaan anggaran pemerintah;
Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau

ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan


APBD;
- Pokja ULP

Kelompok Kerja ULP adalah perangkat dari Unit


Layanan Pengadaan (ULP) yang berfungsi untuk
melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

- PPK

Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang


bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan;

C. Isi Dokumen Kualifikasi meliputi :


1. Umum;
2. Pengumuman Prakualifikasi;
3. Instruksi Kepada Peserta;
4. Lembar Data Kualifikasi;
5. Pakta Integritas;
6. Formulir Isian Kualifikasi;
7. Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi;
8. Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO);
9. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.
D. Pengadaan melalui prakualifikasi ini dibiayai dari sumber pendanaan yang
tercantum dalam LDK.
E.

Prakualifikasi ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang
berbentuk badan usaha atau kemitraan/KSO.

BAB III INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)


A. Umum
1. Peserta
Kualifikasi

1.1

Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO,


baik dengan perusahaan nasional maupun asing
maka peserta harus memiliki perjanjian Kerja
Sama Operasi/kemitraan yang memuat persentase
kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO tersebut.

1.2

Nilai pekerjaan di bawah Rp.100.000.000.000,00


(seratus miliar rupiah) maka kemitraan/KSO
harus terdiri dari perusahaan nasional.

1.3

Bagi Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang


mengikuti prakualifikasi harus memiliki bukti Ijin
Perwakilan Jasa Konstruksi Asing dan melakukan
kerja sama usaha dengan perusahaan nasional
dalam bentuk kemitraan, subkontrak dan lainlain, dalam hal terdapat perusahaan nasional
yang memiliki kemampuan di bidang yang
bersangkutan.

1.4

Mengisi dan menandatangani


Formulir Kualifikasi.

1.5

memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan


perundang-undangan, seperti Ijin Usaha Jasa
Konstruksi
dan
Sertifikat
Badan
Usaha
sebagaimana yang tercantum dalam LDK.

1.6

menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis


bahwa perusahaan yang bersangkutan dan
manajemennya
tidak
dalam
pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan dan/atau direksi yang
bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana;

1.7

salah satu dan/atau semua pengurus dan badan


usahanya tidak masuk dalam Daftar Hitam;

1.8

memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban


perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan)
serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh
Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal
29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling
kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun

Lembar

Isian

berjalan. Peserta dapat mengganti laporan


perpajakan tersebut persyaratan ini dengan
menyampaikan Surat Keterangan Fiskal (SKF).
1.9

memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan


sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat)
tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
maupun
swasta
termasuk
pengalaman
subkontrak, kecuali bagi Penyedia Badan usaha
kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

1.10 memiliki kemampuan pada klasifikasi pekerjaan


yang sesuai/sejenis untuk Badan usaha kecil serta
kemampuan pada sub klasifikasi pekerjaan yang
sesuai/sejenis untuk badan usaha non kecil;
1.11 memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan
peralatan serta personil yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan;

[Untuk pelelangan yang menggunakan metode


pascakualifikasi maka isian kualifikasi untuk
persyaratan peralatan dan personil mengacu
persyaratan yang ada di dokumen pemilihan]
1.12 menyampaikan/mengisi
daftar
pekerjaan yang sedang dikerjakan;

perolehan

1.13 memiliki surat keterangan dukungan keuangan


dari bank pemerintah/swasta untuk mengikuti
pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang
10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.
1.14 untuk usaha non-kecil (paket di atas
Rp 2.500.000.000,00) memiliki Kemampuan
Dasar (KD) pada sub klasifikasi pekerjaan yang
sejenis dan kompleksitas yang setara.
1.15 mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP).
1.16 untuk pekerjaan kompleks dapat dipersyaratkan
memiliki Sertifikat Manajemen Mutu (ISO)
dan/atau
memiliki
Sertifikat
Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). [badan
usaha yang bermitra/KSO, persyaratan ini dapat
disyaratkan bagi perusahaan "leadfirm"].
2. Larangan
Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme
(KKN),

2.1

Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan


ini berkewajiban untuk mematuhi etika
pengadaan dengan tidak melakukan tindakan
sebagai berikut :

Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

3. Larangan
Pertentangan
Kepentingan

a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP


dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi
keinginan
peserta
yang
bertentangan dengan Dokumen Kualifikasi,
dan/atau peraturan perundang-undangan;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain
untuk mengatur hasil kualifikasi, sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan;
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar
untuk memenuhi persyaratan dalam Dokumen
Kualifikasi.
2.2

Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP


terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam angka 2.1 di atas dikenakan
sanksi sebagai berikut:
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari
proses kualifikasi atau pembatalan kelulusan
kualifikasi;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang.

2.3

Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP


kepada PA/KPA sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

3.1

Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan


perannya, dilarang memiliki/melakukan peran
ganda atau terafiliasi.

3.2

Peran ganda sebagaimana dimaksud angka 3.1 di


atas antara lain meliputi :
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan Komisaris
suatu Badan Usaha tidak boleh merangkap
sebagai anggota Direksi atau Dewan Komisaris
pada Badan Usaha lainnya yang menjadi
peserta pada Pelelangan pekerjaan yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan
manajemen konstruksi berperan sebagai
konsultan perencana dan/atau konsultan
pengawas ;
c. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
K/L/D/I atau anak perusahaan pada

BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan dan


bersaing
dengan
perusahaan
lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau
pejabat
yang
berwenang
menentukan
pemenang Pelelangan;
d. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik
langsung
maupun
tidak
langsung
mengendalikan atau menjalankan perusahaan
peserta;
e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih dari
50% (lima puluh perseratus) pemegang saham
dan/atau salah satu pengurusnya sama.
4. Satu Dokumen
Kualifikasi
Tiap Peserta

4.1

Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun


sebagai
anggota
kemitraan/KSO
hanya
diperbolehkan untuk menyampaikan satu
Dokumen Isian Kualifikasi.

4.2

Setiap
peserta
yang
termasuk
dalam
kemitraan/KSO dilarang menjadi peserta baik
secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan
yang sama.

B. Dokumen Kualifikasi
5. Pengambilan
5.1
Dokumen
Kualifikasi
5.2

6. Isi Dokumen
Kualifikasi

Semua peserta wajib melakukan pendaftaran


sebelum mengambil Dokumen Kualifikasi.
Peserta dapat mengambil Dokumen Kualifikasi
sesuai hari, tanggal, waktu dan tempat
pengambilan
yang
ditentukan
dalam
pengumuman.

5.3

Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu)


perusahaan dalam pendaftaran dan pengambilan
dokumen

6.1

Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Kualifikasi. Kelalaian menyampaikan
keterangan yang disyaratkan dalam Dokumen
Kualifikasi sepenuhnya merupakan risiko peserta.

6.2

Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis


mengenai isi Dokumen Kualifikasi.

6.3

Pokja ULP wajib menanggapi setiap permintaan


penjelasan yang diajukan peserta secara tertulis.

7. Bahasa
Dokumen
Kualifikasi

Dokumen Kualifikasi beserta seluruh korespondensi


tertulis dalam proses kualifikasi menggunakan Bahasa
Indonesia.

8. Perubahan
Dokumen
Kualifikasi

8.1

8.2

8.3

Sebelum batas akhir waktu penyampaian


Dokumen Kualifikasi, Pokja ULP dapat mengubah
Dokumen Kualifikasi dengan menetapkan
Adendum.
Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Kualifikasi dan disampaikan kepada semua
peserta.
Pokja ULP dapat mengundurkan batas akhir
waktu penyampaian Dokumen Kualifikasi apabila
ada adendum Dokumen Kualifikasi.

9. Berlakunya
Kualifikasi

Kualifikasi ini hanya berlaku untuk paket pekerjaan yang


tercantum dalam LDK.

10. Biaya
Kualifikasi

10.1 Peserta sepenuhnya menanggung biaya untuk


mengikuti kualifikasi ini.
10.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian
apapun yang ditanggung oleh peserta.

C. Penyiapan Dokumen Isian Kualifikasi


11. Bentuk
Dokumen Isian Kualifikasi disampaikan secara
Dokumen Isian elektronik, dan penyerahan dokumen asli hanya
Kualifikasi
dilakukan terhadap peserta yang lulus prakualifikasi.
12. Pakta
Integritas

12.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan


tidak melakukan dan akan melaporkan terjadinya
kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) termasuk
penyalahgunaan wewenang dalam pengadaan
pekerjaan konstruksi.
12.2 Pakta Integritas dimasukkan dalam Dokumen
Isian Kualifikasi dan menjadi bagian Dokumen
Isian Kualifikasi.

13. Pengisian
13.1 Peserta berkewajiban untuk melengkapi dan
Dokumen Isian
menandatangani Pakta Integritas serta mengisi
Kualifikasi
Formulir Isian Kualifikasi.
13.2 Pakta Integritas dan Formulir Isian Kualifikasi
harus ditandatangani oleh :

a. direktur utama/pimpinan perusahaan;


b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya;
c. pihak lain yang bukan direktur utama/ kepala
cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan dokumen
otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili perusahaan yang bekerja
sama.
D. Evaluasi Kualifikasi
14. Kerahasiaan
Proses

15. Klarifikasi Dan


Konfirmasi
Kualifikasi

14.1

Proses evaluasi kualifikasi bersifat rahasia dan


dilaksanakan oleh pokja ULP secara independen.

14.2

Informasi yang berkaitan dengan evaluasi


kualifikasi tidak boleh diungkapkan kepada para
peserta atau pihak lain yang tidak berkepentingan
hingga hasil kualifikasi diumumkan.

14.3

Setiap usaha peserta mencampuri proses evaluasi


kualifikasi akan mengakibatkan ditolaknya
Dokumen Isian Kualifikasi yang bersangkutan.

15.1 Dalam mengevaluasi dokumen isian kualifikasi,


pokja ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap
hal-hal yang tidak jelas dalam dokumen isian
kualifikasi. Peserta harus memberikan tanggapan
atas klarifikasi. Klarifikasi tidak boleh mengubah
substansi.
Klarifikasi dan tanggapan atas
klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
15.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan
dengan dokumen isian kualifikasi, Pokja ULP
dapat melakukan konfirmasi kebenarannya
termasuk peninjauan lapangan kepada pihakpihak/instansi terkait.
15.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan
penawaran.

16. Evaluasi
Kualifikasi

16.1 Evaluasi
kualifikasi
dilakukan
dengan
menggunakan metode penilaian sistem gugur.

16.2 Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh


peserta sebelum dilakukan evaluasi, apabila tidak
ditandatangani maka tidak dievaluasi lebih lanjut.
16.3 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai
dengan Bab VIII Dokumen Kualifikasi ini.
16.4 Apabila peserta yang lulus evaluasi kualifikasi
kurang dari 3 (tiga), maka lelang dinyatakan
gagal.
17. Pembuktian
Kualifikasi

17.1 Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang


memenuhi persyaratan kualifikasi dilakukan
setelah evaluasi kualifikasi.
17.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara
melihat keaslian dokumen dari dokumen asli atau
salinan dokumen yang sudah dilegalisir oleh
pejabat yang berwenang dan meminta salinan
dokumen tersebut. Dalam pembuktian kualifikasi
dapat dihadiri oleh wakil/yang menerima kuasa
dari direktur utama/pimpinan perusahaan/
kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen
otentik/pejabat yang menurut perjanjian kerja
sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja
sama.
17.3 Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian
kualifikasi dan telah diberikan kesempatan serta
tenggang waktu yang logis dan cukup, maka
peserta digugurkan dan dimasukkan dalam daftar
hitam.
17.4 Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau
verifikasi kepada penerbit dokumen dan/atau
mengecek keberadaan terhadap peralatan yang
ditawarkan, apabila dokumen yang digunakan
dalam pembuktian kualifikasi masih diragukan
kebenarannya.
17.5 Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan
data tidak benar/pemalsuan data/tidak dapat
menunjukan dokumen asli atau salinan dokumen
yang sudah dilegalisir, maka peserta digugurkan,
badan usaha dan/atau pengurusnya dimasukkan
dalam Daftar Hitam, jaminan penawaran
dicairkan dan setorkan ke kas negara/daerah
serta dilaporkan kepada pihak kepolisian atas

10

pemalsuan tersebut.
E. Hasil Kualifikasi
18. Penetapan
Hasil
Kualifikasi

18.1 Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi


dimasukkan oleh Pokja ULP ke dalam daftar
peserta yang lulus kualifikasi.
18.2 Apabila peserta yang lulus pembuktian kualifikasi
kurang dari 3 (tiga), maka lelang dinyatakan
gagal.

19. Pengumuman
Hasil
Kualifikasi
20. Sanggahan

Hasil kualifikasi setelah ditetapkan oleh Pokja ULP


disampaikan kepada semua peserta kualifikasi dan
diumumkan oleh Pokja ULP melalui website sebagaimana
tercantum dalam LDK dan papan pengumuman resmi
untuk masyarakat.
20.1 Peserta yang memasukkan Dokumen Isian
Kualifikasi dapat menyampaikan sanggahan
secara tertulis atas penetapan hasil kualifikasi
kepada Pokja ULP disertai bukti terjadinya
penyimpangan, dengan tembusan kepada PPK,
PA/KPA dan APIP Kementerian/ Lembaga/
Pemerintah Daerah/ Institusi dengan ketentuan:
a. Pelelangan Umum paling lambat 5 (lima) hari
kerja setelah pengumuman hasil kualifikasi;
atau
b. Pemilihan Langsung paling lambat 3 (tiga)
hari kerja setelah pengumuman hasil
kualifikasi.
20.2 Sanggahan
diajukan
oleh
peserta
yang
memasukkan Dokumen Isian Kualifikasi baik
secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama
dengan peserta lain, ditanda tangani oleh :
a. direktur utama/ pimpinan perusahaan;
b. penerima

kuasa dari direktur utama/


pimpinan perusahaan yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam akte pendirian
atau perubahannya;

c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh

kantor pusat yang dibuktikan dengan bukti


otentik; atau
d. pejabat

yang menurut perjanjian


sama berhak mewakili perusahaan
bekerja sama.

kerja
yang

11

20.3 Sanggahan
diajukan
apabila
terjadi
penyimpangan prosedur meliputi :
a. penyimpangan ketentuan dan prosedur yang
diatur dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya dan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Kualifikasi;
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi
terjadinya persaingan usaha yang sehat;
dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP
dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
20.4 Pokja ULP wajib memberikan jawaban tertulis atas
semua sanggahan, dengan ketentuan:
a. Pelelangan Umum, paling lambat 5 (lima) hari
kerja setelah menerima surat sanggahan; atau
b. Pemilihan Langsung, paling lambat 3 (tiga)
hari kerja setelah menerima surat sanggahan.
20.5 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja
ULP menyatakan prakualifikasi gagal
20.6 Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dan
tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud pada
20.2. dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses pelelangan.
20.7 Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA,
PPK atau disampaikan dan diterima diluar masa
sanggah, dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses pelelangan.
20.8 Tidak ada sanggahan banding dalam proses
prakualifikasi.
21. Kualifikasi
Ulang

21.1 Apabila jumlah peserta yang lulus kualifikasi


kurang dari 3 (tiga), maka dilakukan
pengumuman ulang prakualifikasi untuk mencari
peserta baru selain peserta yang telah lulus
penilaian kualifikasi. Peserta yang sudah lulus
penilaian kualifikasi tidak perlu dilakukan
penilaian kembali, kecuali ada perubahan
Dokumen Kualifikasi.

12

21.2 Jika setelah kualifikasi ulang ternyata peserta yang


lulus kualifikasi masih kurang dari 3 (tiga) maka
Pokja ULP melanjutkan proses pelelangan.
22. Undangan
kepada Peserta
yang Lulus
Kualifikasi

Jika tidak ada sanggahan atau sanggahan ditolak maka


peserta yang masuk dalam daftar peserta yang lulus
kualifikasi diundang mengambil Dokumen Pemilihan
untuk memasukkan penawaran.

13

BAB IV LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

A. Lingkup
Kualifikasi

: [diisi nama Pokja


ULP, contoh : Pokja Pekerjaan Konstruksi ULP
Satker Pembangunan Jalan]

1. Nama Pokja ULP

2. Alamat Pokja ULP : .


3. Website: .................... [K/L/D/I]
4. a.

Nama Paket Pekerjaan :

b. Uraian singkat pekerjaan: [diisi

uraian secara singkat dan jelas pekerjaan/


kegiatan yang dilaksanakan]
B. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


Tahun Anggaran

C. Penyampaian
Dokumen Isian
Kualifikasi

Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik.

D. Persyaratan
Kualifikasi

1. Peserta Kualifikasi badan usaha harus memiliki


surat ijin usaha jasa konstruksi dan surat ijin
..................
[isi sesuai dengan surat ijin lain yang
dipersyaratkan];

dalam

sistem

2. Peserta Kualifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi


Asing harus memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa
Konstruksi Asing dan melakukan kerja sama
usaha dengan perusahaan nasional dalam bentuk
kemitraan, subkontrak dan lain-lain, dalam hal
terdapat perusahaan nasional yang memiliki
kemampuan di bidang yang bersangkutan.
3. memiliki pengalaman pada sub klasifikasi
.................. [diisi sesuai dengan sub klasifikasi
sesuai/sejenis
yang
dilelangkan]
dengan
Kemampuan Dasar (KD) sekurang-kurangnya
sebesar .................. [diisi nilai total HPS];
4. memiliki kemampuan menyediakan Personil1
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sebagai berikut:

Personil yang dimaksud adalah personil manajerial (ahli/terampil) pada organisasi


pelaksanaan pekerjaan. Untuk badan usaha non kecil tidak termasuk tenaga terampil dan/atau

14

a. Tenaga Ahli bagi badan usaha non kecil; atau


b. Tenaga Teknis bagi badan usaha kecil
No

Tingkat
Pendidikan

Jabatan dalam
pekerjaan yang
akan diusulkan
3

Lama
Pengalaman
Kerja (tahun)
4

Profesi
Keahlian/
keterampilan
5

1
2
3

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman


kerja, profesi/keahlian/keterampilan yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]
5. memiliki surat keterangan dukungan keuangan
dari bank pemerintah/swasta sebesar ..................
[paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai
total HPS];
6. memiliki kemampuan untuk menyediakan
peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi ini, yaitu:
No.
1.
2.
3.
4.

Jenis
......
......
......
......

Kapasitas
......
......
......
......

Jumlah
......
......
......
......

[diisi jenis, kapasitas, jumlah peralatan utama minimal


yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama
yang dilelangkan, maksimum 4 jenis alat],

7. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban


perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan)
serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh
Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal
29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling
kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun
berjalan. Peserta dapat mengganti persyaratan ini
dengan menyampaikan Surat Keterangan Fiskal
(SKF).
SPT Tahunan yang diminta untuk tahun ..........
[diisi dengan memperhatikan pemasukan penawaran
dan peraturan perpajakan]
Laporan pajak untuk 3 (tiga) bulan terakhir
mulai bulan ... s.d. ... [nama bulan terakhir diisi
nama bulan sebelum tanggal batas akhir pemasukan
penawaran dengan memperhatikan peraturan
perpajakan]

personil pendukung, sedangkan untuk badan usaha kecil cukup personil pelaksana (tenaga
terampil).

15

BAB V BENTUK PAKTA INTEGRITAS


[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan

Bertindak
untuk
dan atas nama

: PT/CV/Firma/atau lainnya [pilih yang sesuai


dan cantumkan nama]

dalam rangka pengadaan [isi nama paket] pada .


[isi sesuai dengan nama Pokja ULP] dengan ini menyatakan bahwa :
1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. akan melaporkan kepada APIP [isi sesuai dengan K/L/D/I]
dan/atau LKPP apabila mengetahui ada indikasi KKN dalam proses
pengadaan ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.
[tempat], . [tanggal] [bulan] 20. [tahun]
[Nama Penyedia]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

16

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama
: [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan

Bertindak
: PT/CV/Firma/atau lainnya [pilih yang sesuai
dan cantumkan nama]
untuk dan
atas nama
2. Nama
Jabatan

: [nama wakil sah badan usaha]


:

Bertindak
: PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai
dan cantumkan nama]
untuk dan
atas nama
3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan [isi nama paket] pada


[isi sesuai dengan nama Pokja ULP] dengan ini menyatakan bahwa:
1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. akan melaporkan kepada APIP [isi sesuai dengan K/L/D/I]
dan/atau LKPP apabila mengetahui ada indikasi KKN dalam proses
pengadaan ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.
[tempat], .. [tanggal] [bulan] 20. [tahun]
[Nama Penyedia]

[Nama Penyedia]

[Nama Penyedia]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]

17

BAB VI BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI


FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
UNTUK BADAN USAHA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan

: ..[diisi sesuai jabatan dalam akta pendirian


perusahaan dan perubahannya]

Bertindak
untuk
dan atas nama

: PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai


dan cantumkan nama badan usaha]

Alamat

No. Telepon

: ...............

No. Fax

: ...............

E-mail

: ...............

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1. saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak
berdasarkan Akte Notaris [sesuai akta
pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan secara jelas nomor dan
tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa. Jika kemitraan/KSO maka
dicantumkan tambahan Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. saya bukan sebagai pegawai K/L/D/I [bagi pegawai K/L/D/I, yang sedang
cuti diluar tanggungan K/L/D/I ditulis sebagai berikut : Saya merupakan
pegawai K/L/D/I yang sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I] ;
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan
dengan para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam
proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut :

18

A. Data Administrasi
1.

Nama
(PT/CV/Firma/
:
atau lainnya.)

2. Status

3. Alamat Kantor Pusat

Pusat

Cabang

No. Telepon

No. Fax

E-mail

4. Alamat Kantor Cabang

No. Telepon

No. Fax

E-mail

B. Izin Usaha
1. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi
2. Masa berlaku izin usaha
3. Instansi pemberi izin usaha

: a. Nomor.
b. Tanggal
:
:

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Sertifikat Badan Usaha
2. Masa berlaku

: a. Nomor
b. Tanggal
:

3. Instansi pemberi

D. Izin atau syarat Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan


pekerjaan yang dilelangkan)
1. Surat Izin atau syarat *)
2. Masa berlaku izin atau syarat
*)

: c. Nomor
d. Tanggal
:

3. Instansi pemberi izin atau syarat


:
Surat Izin atau syarat yang diperlukan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku (contoh: untuk pekerjaan kompleks dapat disyaratkan Sertifikat
Sistem Manajemen Mutu (ISO) dan/atau Sertifikat Sistem Manajemen K3
(SMK3))

19

E. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Akta Pendirian PT/CV/Firma/atau lainnya
a. Nomor Akta
:
b. Tanggal
:
c. Nama Notaris
:
2. Akta Perubahan Terakhir
a. Nomor Akta
:
b. Tanggal
:
c. Nama Notaris
:

F. Pengelola Badan Usaha


1. Komisaris/Pengawas untuk Perseroan Terbatas (PT)
No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam Badan Usaha

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha


No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam Badan Usaha

G. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk
CV/Firma)
No.

Nama

No. KTP

Persentase

20

2. Pajak
a. Nomor Pokok Wajib Pajak
:
b. Bukti Laporan Pajak Tahun
terakhir (SPT Tahunan)
: No. Tanggal
c. Bukti Laporan Bulanan
(tiga bulan terakhir):
1) PPh Pasal 21
: No. Tanggal
2) PPh Pasal 23 (bila ada
transaksi
: No. Tanggal
3) PPh Pasal 25/Pasal 29
: No. Tanggal
4) PPN
: No. Tanggal
d. Surat Keterangan Fiskal* )
: No. Tanggal
*) apabila digunakan oleh penyedia sebagai pengganti huruf b dan c
H. Data Personil Inti (Tenaga ahli/teknis badan usaha)
No

Nama

Tgl/bln/thn
lahir

Tingkat
Pendidikan

I.

Pengalaman
Kerja (tahun)

Profesi/
keahlian

Tahun
Sertifikat/
Ijazah
8

Data Peralatan
Kapasitas
atau

No.

Jabatan
dalam
pekerjaan
5

Jenis Peralatan

Jumlah

output

pada
saat ini
4

Merk
dan
tipe

Tahun
pembuatan

Kondisi
(%)

Lokasi
Sekarang

Status "Kepemilikan"
(Millik/Sewa/Lainnya)

21

J. Data Pengalaman Perusahaan (nilai paket tertinggi pengalaman sesuai sub


klasifikasi/subklasifikasi yang dipersyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir)

No.

Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen

Nama
Paket
Pekerjaan

Klasifikasi/Sub
klasifikasi
Pekerjaan

Lokasi

Tanggal Selesai
Menurut

Kontrak

Nama

Alamat
dan
Telepon

Nomor
dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Kontrak

BA
Serah
Terima
(PHO)

10

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir (digunakan untuk


penilaian SKP = 6 atau SKP = 1,2 N bagi paket pekerjaan non kecil)
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen
No.

Nama Paket
Pekerjaan

Lokasi

Nama

Alamat
dan
Telepon

Nomor
dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Kontrak

BA Serah
Terima
(PHO)

L. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan


SKP = KP - jumlah paket yang sedang dikerjakan)

(untuk

Pemberi Tugas / Pejabat


Pembuat Komitmen
No.

Nama Paket
Pekerjaan

Tanggal Selesai
Menurut

Kontrak/Subkontrak

perhitungan

Kontrak

Nama

Alamat
/Telepon

Nomor dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Rencana
tanggal
kontrak
berakhir

Lokasi

22

M. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:
Nomor
Tanggal
Nama Bank
Nilai

:
:
:
: Rp . ( .... dalam huruf..)

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya
sampaikan tidak benar dan/atau ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha
yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan
secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
[tempat], .. [tanggal] [bulan] 20. [tahun]

PT/CV/Firma/atau lainnya
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
[rekatkan meterai Rp 6.000,dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha )

[jabatan pada badan usaha]

23

BAB VII PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI

A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail badan
usaha peserta yang dapat dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail kantor
pusat yang dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
B.

Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Diisi nomor dan tanggal penerbitan.
2. Diisi dengan masa berlaku.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit.
D. Izin atau syarat Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan
pekerjaan yang dilelangkan)
1. Diisi dengan jenis surat izin atau syarat, nomor dan tanggal
penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.
E.

Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian
badan usaha.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan
terakhir badan usaha, apabila ada.

F.

Pengelola Badan Usaha (Pengawas/Pengurus)


1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha, apabila
berbentuk Perseroan Terbatas.
2. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha.

G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan
saham/pesero.
2. Pajak :
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir
berupa SPT Tahunan.
c. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan bulanan (tiga bulan
terakhir) :
1) PPH pasal 21;

24

2) PPH pasal 23;


3) PPH pasal 25/pasal 29;
4) PPN.
Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan
penyampaian SPT Tahunan dan SPT Masa dapat diganti oleh peserta
dengan penyampaian Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan
oleh Kantor Pelayanan Pajak.
H. Data Personil Inti
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan
(SLTP/SLTA/S1/S2/S3), jabatan dalam pekerjaan yang pernah
dilaksanakan, lama pengalaman kerja, profesi/keahlian sesuai dengan Surat
Keterangan Ahli/Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan
sertifikat/ijazah dari setiap tenaga ahli/teknis sesuai dengan yang
diperlukan untuk pekerjaan yang dilelangkan.
I.

Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada
saat ini, merek dan tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase),
lokasi keberadaan saat ini dan status kepemilikan/dukungan sewa (dapat
diisi sebagai milik sendiri/sewa beli/sewa/kontrak atau lainnya yang tidak
sedang
digunakan
dalam
pelaksanaan)
dari
masing-masing
fasilitas/peralatan/perlengkapan sesuai dengan yang diperlukan untuk
pekerjaan utama yang dilelangkan sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan.
Pokja apabila diperlukan dapat membuktikan keberadaan alat dan bukti
status kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian
Kualifikasi.

J.

Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan yang dipilih mulai dari nilai
paket tertinggi, klasifikasi/subklasifikasi pekerjaan, lokasi tempat
pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi
tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak,
tanggal selesai paket pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara
serah terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan selama 10
(sepuluh) tahun terakhir.

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan
pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket
pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima (PHO),
untuk masing-masing paket pekerjaan selama 5 (lima) tahun terakhir.
L.

Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan,
nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen,
nomor/tanggal dan nilai kontrak, dan rencana tanggal kontrak berakhir.

25

M. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat
dukungan keuangan serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai total HPS.
N. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masingmasing kualifikasi badan usahanya.

26

LAMPIRAN A - BENTUK SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA


OPERASI (KSO)
CONTOH
[Kertas Segel]

SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/


KERJA SAMA OPERASI (KSO)
Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan ..................................
yang pembukaan penawarannya akan dilakukan di .................................. pada
tanggal .................... 20....., maka kami:
.................................................................... [nama peserta 1]
.................................................................... [nama peserta 2]
.................................................................... [nama peserta 3]
.................................................................... [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara
bersama-sama dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).
Kami menyetujui dan memutuskan bahwa :
1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
..................................
b. Menunjuk .................................. [nama peserta 1] sebagai perusahaan
utama (leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta
bertindak untuk dan atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung
jawab baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua
kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak.
2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO
adalah:
............................... [nama peserta 1] sebesar ...% (.. persen)
............................... [nama peserta 2] sebesar .. % (.. persen)
............................... [nama peserta 3] sebesar ...% (.. persen)
............................... [dan seterusnya] sebesar ...% (.. persen)
3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian
sesuai sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan,
dan kerugian dari kemitraan/KSO.
4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik
selama masa penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-masing anggota
kemitraan/KSO.

27

5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota


kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan,
perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja,
perjanjian subkontrak, surat-menyurat dan lain-lain.
6. Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama
kemitraan/KSO
diberikan kepada .................................. [nama wakil
peserta] dalam kedudukannya sebagai direktur utama/direktur pelaksana
.................................. [nama peserta 1] berdasarkan persetujuan tertulis
(surat kuasa) dari seluruh anggota kemitraan/KSO.
7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila
pelelangan tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap () yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan
tanda tangan di .. pada hari .. tanggal ..
bulan .., tahun ..

[Peserta 1]

(....)

[Peserta 3]

(....)

[Peserta 2]

(....)

[dst]

(....)

Catatan :

Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi ini harus dibuat diatas kertas
segel

28

LAMPIRAN A - BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI


BANK
Surat Keterangan Dukungan Keuangan

[Kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]


CONTOH
SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini: ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
Dalam
rangka
memenuhi
persyaratan
kualifikasi
pengadaan
pekerjaan................................... pada ......................................
dengan ini menerangkan kesediaan memberikan dukungan keuangan kepada:
Nama Perusahaan
Alamat
Nomor Rekening
Nama Penanggung Jawab

: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................

Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai


Pemenang, maka Bank .................. bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan
dengan dana paling kurang Rp. .................. (terbilang ..................).
Demikian Surat Keterangan
dipergunakan semestinya.

Dukungan

Keuangan

Dikeluarkan di
Pada tanggal

diberikan

untuk

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Bank disarankan
untuk mengkonfirmasi ke
.[bank]

29

BAB VIII TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI


A.

Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi dari data pada Lembar Isian
Formulir Kualifikasi dengan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh :
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang
nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik pada saat pembuktian
kualifikasi; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama;
2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
seperti Ijin Usaha Jasa Konstruksi dan Sertifikat Badan Usaha;
3. menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan
yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan
tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun
pajak terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh
Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan
PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan
terakhir dalam tahun berjalan.
Peserta dapat mengganti laporan perpajakan tersebut dengan Surat
Keterangan Fiskal (SKF);
6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak,
kecuali bagi Penyedia Badan usaha yang baru berdiri kurang dari 3
(tiga) tahun;

7. Memiliki kemampuan pada klasifikasi/sub klasifikasi pekerjaan yang


sesuai/sejenis untuk badan usaha non kecil.
8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan [untuk

pelelangan metode pascakualifikasi, persyaratan peralatan dan


personil mengacu kepada persyaratan yang tertera di dalam Dokumen
Pemilihan];

30

9. menyampaikan/mengisi daftar perolehan pekerjaan yang sedang


dikerjakan;
10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank
pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi
paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS. Dalam
hal kemitraan yang menyampaikan surat dukungan keuangan hanya
lead firm;
11. untuk usaha non-kecil (paket di atas Rp 2.500.000.000,00) memiliki
Kemampuan Dasar (KD) pada sub klasifikasi pekerjaan yang sejenis/
kompleksitas yang setara, dengan ketentuan :
a. KD
= 3 NPt
NPt
= Nilai pengalaman tertinggi pada sub klasifikasi
pekerjaan yang sesuai dalam 10 (sepuluh) tahun
terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub klasifikasi pekerjaan,
nilai kontrak dan status peserta pada saat menyelesaikan kontrak
sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai
pekerjaan sekarang (present value) menggunakan perhitungan
sebagai berikut:

NPs

=
=

Nilai pekerjaan sekarang


Npo
Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi
(apabila ada) saat serah terima pertama
Io
= Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan
serah terima pertama
Is
= Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi
(apabila belum ada, dapat dihitung dengan regresi
linier berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan
komponen terbesar dari pekerjaan;
12. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:
a. SKP
= KP jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP
= Kemampuan menangani paket pekerjaan
untuk badan usaha kecil KP = 5
untuk badan usaha non kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
(dipilih nilai yang terbesar)
N
= Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat
ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu
5 (lima) tahun terakhir;

31

b.

B.

C.

D.

E.

dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari


semua perusahaan yang bermitra/KSO;
13. untuk pekerjaan kompleks dapat dipersyaratkan memiliki Sertifikat
Manajemen Mutu (ISO) dan/atau memiliki Sertifikat Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). [badan usaha yang
bermitra/KSO, persyaratan ini dapat disyaratkan bagi perusahaan
"leadfirm"]
14. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO :
a. peserta
wajib
mempunyai
perjanjian
Kerja
Sama
Operasi/kemitraan yang memuat persentase kemitraan/KSO dan
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 7, dan 9,
dan 12 dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan
kemitraan/KSO. Khusus untuk angka 8 evaluasi persyaratan
digabungkan sebagai evaluasi kemitraan/KSO, sedangkan
dukungan keuangan (angka 10) hanya atas nama
kemitraan/KSO;
Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian
peserta dalam Dokumen Isian Kualifikasi dalam hal :
1. kelengkapan Dokumen Isian Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan,
peserta diminta untuk membubuhi materai senilai Rp.12.000,00
(dua belas ribu rupiah).
Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja
ULP dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis
namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi termasuk
dapat melakukan peninjauan lapangan pada pihak-pihak/instansi terkait.
Data yang kurang dapat dilengkapi paling lambat sebelum batas akhir
pemasukan Dokumen Kualifikasi.

32

Daftar Isi
A. UMUM ........................................................................................................................... 4
1.
2.
3.
4.

PESERTA KUALIFIKASI ................................................................................................. 4


LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN
WEWENANG SERTA PENIPUAN .................................................................................... 5
LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN .................................................................. 6
SATU DOKUMEN KUALIFIKASI TIAP PESERTA ................................................................ 7

B. DOKUMEN KUALIFIKASI .............................................................................................. 7


5.
6.
7.
8.
9.
10.

PENGAMBILAN DOKUMEN KUALIFIKASI ....................................................................... 7


ISI DOKUMEN KUALIFIKASI......................................................................................... 7
BAHASA DOKUMEN KUALIFIKASI................................................................................. 8
PERUBAHAN DOKUMEN KUALIFIKASI ........................................................................... 8
BERLAKUNYA KUALIFIKASI .......................................................................................... 8
BIAYA KUALIFIKASI .................................................................................................... 8

C. PENYIAPAN DOKUMEN ISIAN KUALIFIKASI ............................................................... 8


11. BENTUK DOKUMEN ISIAN KUALIFIKASI ........................................................................ 8
12. PAKTA INTEGRITAS..................................................................................................... 8
13. PENGISIAN DOKUMEN ISIAN KUALIFIKASI .................................................................... 8
D. EVALUASI KUALIFIKASI ................................................................................................ 9
14.
15.
16.
17.

KERAHASIAAN PROSES ................................................................................................ 9


KLARIFIKASI DAN KONFIRMASI KUALIFIKASI ................................................................. 9
EVALUASI KUALIFIKASI ............................................................................................... 9
PEMBUKTIAN KUALIFIKASI ........................................................................................ 10

E. HASIL KUALIFIKASI ..................................................................................................... 11


18.
19.
20.
21.
22.

PENETAPAN HASIL KUALIFIKASI ................................................................................. 11


PENGUMUMAN HASIL KUALIFIKASI ........................................................................... 11
SANGGAHAN ........................................................................................................... 11
KUALIFIKASI ULANG ................................................................................................ 12
UNDANGAN KEPADA PESERTA YANG LULUS KUALIFIKASI ............................................. 13

BAB VI BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI ............................................................ 18


BAB VII PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI .............................................. 24
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

DATA ADMINISTRASI ............................................................................................... 24


IZIN USAHA ............................................................................................................ 24
SERTIFIKAT BADAN USAHA ....................................................................................... 24
IZIN ATAU SYARAT LAINNYA (APABILA DIPERSYARATKAN, YANG SESUAI DENGAN
PEKERJAAN YANG DILELANGKAN)............................................................................... 24
LANDASAN HUKUM PENDIRIAN BADAN USAHA.......................................................... 24
PENGELOLA BADAN USAHA (PENGAWAS/PENGURUS)................................................. 24
DATA KEUANGAN .................................................................................................... 24
DATA PERSONIL INTI................................................................................................ 25
DATA PERALATAN .................................................................................................... 25

J.
K.
L.
M.
N.

DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN ............................................................................ 25


DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR.................................... 25
DATA PEKERJAAN YANG SEDANG DILAKSANAKAN....................................................... 25
MODAL KERJA......................................................................................................... 26
KEMITRAAN/KSO ................................................................................................... 26

BAB VIII TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI ................................................................ 30

ii

ii

BUKU PK 06:
STANDAR DOKUMEN KUALIFIKASI
PEKERJAAN KONSTRUKSI TERINTEGRASI

BAB I UMUM
A. Dokumen Kualifikasi ini disusun untuk membantu peserta dalam
menyiapkan dokumen isian kualifikasi.
B.

Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai


berikut :
- Pekerjaan
Konstruksi

: seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;

- Jasa Konsultansi : adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan


keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir (brainware);
- Pekerjaan
Konstruksi
Terintegrasi
: seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
perencanaan dan pelaksanaan konstruksi bangunan
atau pembuatan wujud fisik lainnya termasuk
pengadaan
barang
konstruksi
maupun
pengoperasian dan layanan pemeliharaan sesuai
dengan jenis kontrak yang dipilih;
- HPS

- Kemitraan/
Kerja Sama
Operasi
(KSO)

- Pakta
Integritas

- LDK

: Harga Perkiraan Sendiri adalah hasil perhitungan


seluruh volume pekerjaan dikalikan dengan Harga
Satuan ditambah dengan seluruh beban pajak dan
keuntungan;

: Kerja sama usaha antar penyedia yang masingmasing pihak mempunyai hak, kewajiban dan
tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian
tertulis;
: Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi
ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi,
korupsi
dan
nepotisme
dalam
Pengadaan
Barang/Jasa;
: Lembar Data Kualifikasi adalah data yang memuat
ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan
kualifikasi yang diperlukan penyedia barang/jasa
antara lain dalam menyiapkan, mengisi formulir
isian kualifikasi, dan melengkapi pakta integritas;

- PA
- KPA

:
:

Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang


kewenangan penggunaan anggaran pemerintah;
Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau
ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan
APBD;

- Pokja ULP

Kelompok Kerja ULP adalah perangkat dari Unit


Layanan Pengadaan (ULP) yang berfungsi untuk
melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

- PPK

Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang


bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan;

C. Isi Dokumen Kualifikasi meliputi :


1. Umum;
2. Pengumuman Prakualifikasi;
3. Instruksi Kepada Peserta;
4. Lembar Data Kualifikasi;
5. Pakta Integritas;
6. Formulir Isian Kualifikasi;
7. Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi;
8. Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO);
9. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.
D. Pengadaan melalui prakualifikasi ini dibiayai dari sumber pendanaan yang
tercantum dalam LDK.
E.

Prakualifikasi ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang
berbentuk badan usaha atau kemitraan/KSO.

BAB III INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)


A. Umum
1. Peserta
Kualifikasi

1.1

Prakualifikasi ini dapat diikuti oleh Penyedia Jasa


Pelaksana Konstruksi atau yang memiliki bidang
pekerjaan konstruksi terintegrasi.

1.2

Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO,


baik dengan perusahaan nasional maupun asing
maka peserta harus memiliki perjanjian Kerja
Sama Operasi/kemitraan yang memuat persentase
kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO tersebut.

1.3

Nilai pekerjaan di bawah Rp.100.000.000.000,00


(seratus miliar rupiah) maka kemitraan/KSO
harus terdiri dari perusahaan nasional.

1.4

Bagi Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang


mengikuti prakualifikasi harus memiliki bukti Ijin
Perwakilan Jasa Konstruksi Asing dan melakukan
kerja sama usaha dengan perusahaan nasional
dalam bentuk kemitraan, subkontrak dan lainlain, dalam hal terdapat perusahaan nasional
yang memiliki kemampuan dibidang yang
bersangkutan.

1.5

Mengisi dan menandatangani


Formulir Kualifikasi.

1.6

memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan


perundang-undangan, seperti Ijin Usaha Jasa
Konstruksi
dan
Sertifikat
Badan
Usaha
sebagaimana yang tercantum dalam LDK.

1.7

menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis


bahwa perusahaan yang bersangkutan dan
manajemennya
tidak
dalam
pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan dan/atau direksi yang
bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana;

1.8

salah satu dan/atau semua pengurus dan badan


usahanya tidak masuk dalam Daftar Hitam;

1.9

memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban


perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan)

Lembar

Isian

serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh


Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal
29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling
kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun
berjalan. Peserta dapat mengganti laporan
perpajakan tersebut persyaratan ini dengan
menyampaikan Surat Keterangan Fiskal (SKF).
1.10 memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan
sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat)
tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
maupun
swasta
termasuk
pengalaman
subkontrak, kecuali bagi Penyedia Badan usaha
kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
1.11 memiliki kemampuan pada klasifikasi pekerjaan
yang sesuai/sejenis untuk Badan usaha kecil serta
kemampuan pada sub klasifikasi pekerjaan yang
sesuai/sejenis untuk badan usaha non kecil;
1.12 memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan
peralatan serta personil yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan;

[Untuk pelelangan yang menggunakan metode


pascakualifikasi maka isian kualifikasi untuk
persyaratan peralatan dan personil mengacu
persyaratan yang ada di dokumen pemilihan]
1.13 menyampaikan/mengisi
daftar
pekerjaan yang sedang dikerjakan;

perolehan

1.14 memiliki surat keterangan dukungan keuangan


dari bank pemerintah/swasta untuk mengikuti
pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang
10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.
1.15 untuk usaha non-kecil (paket di atas
Rp 2.500.000.000,00) memiliki Kemampuan
Dasar (KD) pada sub klasifikasi pekerjaan yang
sejenis dan kompleksitas yang setara.
1.16 mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP).
1.17 untuk pekerjaan kompleks dapat dipersyaratkan
memiliki Sertifikat Manajemen Mutu (ISO)
dan/atau
memiliki
Sertifikat
Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). [badan
usaha yang bermitra/KSO, persyaratan ini dapat
disyaratkan bagi perusahaan "leadfirm"].

2. Larangan
2.1
Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme
(KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan


ini berkewajiban untuk mematuhi etika
pengadaan dengan tidak melakukan tindakan
sebagai berikut :
a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP
dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi
keinginan
peserta
yang
bertentangan dengan Dokumen Kualifikasi,
dan/atau peraturan perundang-undangan;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain
untuk mengatur hasil kualifikasi, sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan;
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar
untuk memenuhi persyaratan dalam Dokumen
Kualifikasi.

2.2

Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP


terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam angka 2.1 di atas dikenakan
sanksi sebagai berikut:
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari
proses kualifikasi atau pembatalan kelulusan
kualifikasi;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang.

2.3

Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP


kepada PA/KPA sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

3.1

Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan


perannya, dilarang memiliki/melakukan peran
ganda atau terafiliasi.

3.2

Peran ganda sebagaimana dimaksud angka 3.1 di


atas antara lain meliputi :
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan Komisaris
suatu Badan Usaha tidak boleh merangkap
sebagai anggota Direksi atau Dewan Komisaris
pada Badan Usaha lainnya yang menjadi
peserta pada Pelelangan pekerjaan yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan
manajemen konstruksi berperan sebagai

3. Larangan
Pertentangan
Kepentingan

konsultan perencana dan/atau konsultan


pengawas ;
c. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
K/L/D/I atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan dan
bersaing
dengan
perusahaan
lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau
pejabat
yang
berwenang
menentukan
pemenang Pelelangan;
d. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik
langsung
maupun
tidak
langsung
mengendalikan atau menjalankan perusahaan
peserta;
e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih dari
50% (lima puluh perseratus) pemegang saham
dan/atau salah satu pengurusnya sama.
4. Satu Dokumen
Kualifikasi
Tiap Peserta

4.1

Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun


sebagai
anggota
kemitraan/KSO
hanya
diperbolehkan untuk menyampaikan satu
Dokumen Isian Kualifikasi.

4.2

Setiap
peserta
yang
termasuk
dalam
kemitraan/KSO dilarang menjadi peserta baik
secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan
yang sama.

B. Dokumen Kualifikasi
5. Pengambilan
5.1
Dokumen
Kualifikasi
5.2

6. Isi Dokumen
Kualifikasi

Semua peserta wajib melakukan pendaftaran


sebelum mengambil Dokumen Kualifikasi.
Peserta dapat mengambil Dokumen Kualifikasi
sesuai hari, tanggal, waktu dan tempat
pengambilan
yang
ditentukan
dalam
pengumuman.

5.3

Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu)


perusahaan dalam pendaftaran dan pengambilan
dokumen

6.1

Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Kualifikasi. Kelalaian menyampaikan
keterangan yang disyaratkan dalam Dokumen
Kualifikasi sepenuhnya merupakan risiko peserta.

6.2

Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis

mengenai isi Dokumen Kualifikasi.


6.3
7. Bahasa
Dokumen
Kualifikasi
8. Perubahan
Dokumen
Kualifikasi

Pokja ULP wajib menanggapi setiap permintaan


penjelasan yang diajukan peserta secara tertulis.
Dokumen Kualifikasi beserta seluruh korespondensi
tertulis dalam proses kualifikasi menggunakan Bahasa
Indonesia.
8.1

8.2

8.3

Sebelum batas akhir waktu penyampaian


Dokumen Kualifikasi, Pokja ULP dapat mengubah
Dokumen Kualifikasi dengan menetapkan
Adendum.
Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Kualifikasi dan disampaikan kepada semua
peserta.
Pokja ULP dapat mengundurkan batas akhir
waktu penyampaian Dokumen Kualifikasi apabila
ada adendum Dokumen Kualifikasi.

9. Berlakunya
Kualifikasi

Kualifikasi ini hanya berlaku untuk paket pekerjaan yang


tercantum dalam LDK.

10. Biaya
Kualifikasi

10.1 Peserta sepenuhnya menanggung biaya untuk


mengikuti kualifikasi ini.
10.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian
apapun yang ditanggung oleh peserta.

C. Penyiapan Dokumen Isian Kualifikasi


11. Bentuk
Dokumen Isian Kualifikasi disampaikan secara
Dokumen Isian elektronik, dan penyerahan dokumen asli hanya
Kualifikasi
dilakukan terhadap peserta yang lulus prakualifikasi.
12. Pakta
Integritas

12.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan


tidak melakukan dan akan melaporkan terjadinya
kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) termasuk
penyalahgunaan wewenang dalam pengadaan
pekerjaan konstruksi.
12.2 Pakta Integritas dimasukkan dalam Dokumen
Isian Kualifikasi dan menjadi bagian Dokumen
Isian Kualifikasi.

13. Pengisian
13.1 Peserta berkewajiban untuk melengkapi dan
Dokumen Isian
menandatangani Pakta Integritas serta mengisi

Kualifikasi

Formulir Isian Kualifikasi.


13.2 Pakta Integritas dan Formulir Isian Kualifikasi
harus ditandatangani oleh :
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen
otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili perusahaan yang bekerja
sama.

D. Evaluasi Kualifikasi
14. Kerahasiaan
Proses

15. Klarifikasi Dan


Konfirmasi
Kualifikasi

14.1

Proses evaluasi kualifikasi bersifat rahasia dan


dilaksanakan oleh pokja ULP secara independen.

14.2

Informasi yang berkaitan dengan evaluasi


kualifikasi tidak boleh diungkapkan kepada para
peserta atau pihak lain yang tidak berkepentingan
hingga hasil kualifikasi diumumkan.

14.3

Setiap usaha peserta mencampuri proses evaluasi


kualifikasi akan mengakibatkan ditolaknya
Dokumen Isian Kualifikasi yang bersangkutan.

15.1 Dalam mengevaluasi dokumen isian kualifikasi,


pokja ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap
hal-hal yang tidak jelas dalam dokumen isian
kualifikasi. Peserta harus memberikan tanggapan
atas klarifikasi. Klarifikasi tidak boleh mengubah
substansi.
Klarifikasi dan tanggapan atas
klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
15.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan
dengan dokumen isian kualifikasi, Pokja ULP
dapat melakukan konfirmasi kebenarannya
termasuk peninjauan lapangan kepada pihakpihak/instansi terkait.
15.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan
penawaran.

16. Evaluasi
Kualifikasi

16.1 Evaluasi
kualifikasi
dilakukan
dengan
menggunakan metode penilaian sistem gugur.
16.2 Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh
peserta sebelum dilakukan evaluasi, apabila tidak
ditandatangani maka tidak dievaluasi lebih lanjut.
16.3 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai
dengan Bab VIII Dokumen Kualifikasi ini.
16.4 Apabila peserta yang lulus evaluasi kualifikasi
kurang dari 3 (tiga), maka lelang dinyatakan
gagal.

17. Pembuktian
Kualifikasi

17.1 Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang


memenuhi persyaratan kualifikasi dilakukan
setelah evaluasi kualifikasi.
17.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara
melihat keaslian dokumen dari dokumen asli atau
salinan dokumen yang sudah dilegalisir oleh
pejabat yang berwenang dan meminta salinan
dokumen tersebut. Dalam pembuktian kualifikasi
dapat dihadiri oleh wakil/yang menerima kuasa
dari direktur utama/pimpinan perusahaan/
kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen
otentik/pejabat yang menurut perjanjian kerja
sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja
sama.
17.3 Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian
kualifikasi dan telah diberikan kesempatan serta
tenggang waktu yang logis dan cukup, maka
peserta digugurkan dan dimasukkan dalam daftar
hitam.
17.4 Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau
verifikasi kepada penerbit dokumen dan/atau
mengecek keberadaan terhadap peralatan yang
ditawarkan, apabila dokumen yang digunakan
dalam pembuktian kualifikasi masih diragukan
kebenarannya.
17.5 Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan
data tidak benar/pemalsuan data/tidak dapat
menunjukan dokumen asli atau salinan dokumen
yang sudah dilegalisir, maka peserta digugurkan,
badan usaha dan/atau pengurusnya dimasukkan

10

dalam Daftar Hitam, jaminan penawaran


dicairkan dan setorkan ke kas negara/daerah
serta dilaporkan kepada pihak kepolisian atas
pemalsuan tersebut.
E. Hasil Kualifikasi
18. Penetapan
Hasil
Kualifikasi

18.1 Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi


dimasukkan oleh Pokja ULP ke dalam daftar
peserta yang lulus kualifikasi.
18.2 Apabila peserta yang lulus pembuktian kualifikasi
kurang dari 3 (tiga), maka lelang dinyatakan
gagal.

19. Pengumuman
Hasil
Kualifikasi
20. Sanggahan

Hasil kualifikasi setelah ditetapkan oleh Pokja ULP


disampaikan kepada semua peserta kualifikasi dan
diumumkan oleh Pokja ULP melalui website sebagaimana
tercantum dalam LDK dan papan pengumuman resmi
untuk masyarakat.
20.1 Peserta yang memasukkan Dokumen Isian
Kualifikasi dapat menyampaikan sanggahan
secara tertulis atas penetapan hasil kualifikasi
kepada Pokja ULP disertai bukti terjadinya
penyimpangan, dengan tembusan kepada PPK,
PA/KPA dan APIP Kementerian/ Lembaga/
Pemerintah Daerah/ Institusi dengan ketentuan:
a. Pelelangan Umum paling lambat 5 (lima) hari
kerja setelah pengumuman hasil kualifikasi;
atau
b. Pemilihan Langsung paling lambat 3 (tiga)
hari kerja setelah pengumuman hasil
kualifikasi.
20.2 Sanggahan
diajukan
oleh
peserta
yang
memasukkan Dokumen Isian Kualifikasi baik
secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama
dengan peserta lain, ditanda tangani oleh :
a. direktur utama/ pimpinan perusahaan;
b. penerima

kuasa dari direktur utama/


pimpinan perusahaan yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam akte pendirian
atau perubahannya;

c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh

kantor pusat yang dibuktikan dengan bukti


otentik; atau
d. pejabat

yang menurut perjanjian


sama berhak mewakili perusahaan

kerja
yang

11

bekerja sama.
20.3 Sanggahan
diajukan
apabila
terjadi
penyimpangan prosedur meliputi :
a. penyimpangan ketentuan dan prosedur yang
diatur dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya dan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Kualifikasi;
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi
terjadinya persaingan usaha yang sehat;
dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP
dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
20.4 Pokja ULP wajib memberikan jawaban tertulis atas
semua sanggahan, dengan ketentuan:
a. Pelelangan Umum, paling lambat 5 (lima) hari
kerja setelah menerima surat sanggahan; atau
b. Pemilihan Langsung, paling lambat 3 (tiga)
hari kerja setelah menerima surat sanggahan.
20.5 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja
ULP menyatakan prakualifikasi gagal
20.6 Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dan
tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud pada
20.2. dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses pelelangan.
20.7 Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA,
PPK atau disampaikan dan diterima diluar masa
sanggah, dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses pelelangan.
20.8 Tidak ada sanggahan banding dalam proses
prakualifikasi.
21. Kualifikasi
Ulang

21.1 Apabila jumlah peserta yang lulus kualifikasi


kurang dari 3 (tiga), maka dilakukan
pengumuman ulang prakualifikasi untuk mencari
peserta baru selain peserta yang telah lulus
penilaian kualifikasi. Peserta yang sudah lulus
penilaian kualifikasi tidak perlu dilakukan
penilaian kembali, kecuali ada perubahan

12

Dokumen Kualifikasi.
21.2 Jika setelah kualifikasi ulang ternyata peserta yang
lulus kualifikasi masih kurang dari 3 (tiga) maka
Pokja ULP melanjutkan proses pelelangan.
22. Undangan
kepada Peserta
yang Lulus
Kualifikasi

Jika tidak ada sanggahan atau sanggahan ditolak maka


peserta yang masuk dalam daftar peserta yang lulus
kualifikasi diundang mengambil Dokumen Pemilihan
untuk memasukkan penawaran.

13

BAB IV LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

A. Lingkup
Kualifikasi

: [diisi nama Pokja


ULP, contoh : Pokja Pekerjaan Konstruksi ULP
Satker Pembangunan Jalan]

1. Nama Pokja ULP

2. Alamat Pokja ULP : .


3. Website: .................... [K/L/D/I]
4. a.

Nama Paket Pekerjaan :

b. Uraian singkat pekerjaan: [diisi

uraian secara singkat dan jelas pekerjaan/


kegiatan yang dilaksanakan]
B. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


Tahun Anggaran

C. Penyampaian
Dokumen Isian
Kualifikasi

Sesuai jadwal yang tercantum


pengadaan secara elektronik.

D. Persyaratan
Kualifikasi

1. Peserta Kualifikasi badan usaha harus memiliki


surat ijin usaha jasa konstruksi dan surat ijin
..................
[isi sesuai dengan surat ijin lain yang
dipersyaratkan];

dalam

sistem

2. Peserta Kualifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi


Asing harus memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa
Konstruksi Asing dan melakukan kerja sama
usaha dengan perusahaan nasional dalam bentuk
kemitraan, subkontrak dan lain-lain, dalam hal
terdapat perusahaan nasional yang memiliki
kemampuan dibidang yang bersangkutan.
3. memiliki pengalaman pelaksanaan pekerjaan
konstruksi
dan/atau
perencanaan
pada
subbidang.................. dan ........... [diisi sesuai
dengan sub klasifikasi sesuai/sejenis yang
dilelangkan]
a. Pengalaman
Pelaksanaan
Pekerjaan
Konstruksi bersifat umum.
Pengalaman kontrak sebagai kontraktor
utama, subkontraktor, atau kontraktor
manajemen setidaknya 3 (tiga) kontrak
dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir, dan
dengan aktivitas setidaknya 6 (enam) bulan
dalam setiap tahunnya.

14

b. Pengalaman Pekerjaan Konstruksi Sejenis


Partisipasi sebagai kontraktor, kontraktor
manajemen, atau subkontraktor, setidaknya 3
(tiga) kontrak dalam 10 (sepuluh) tahun
terakhir, masing-masing dengan nilai
minimal [Rp.............] atau setara, yang telah
berhasil
diselesaikan
dan
telah
diserahterimakan untuk pekerjaan sejenis
dengan
pekerjaan
yang
dilelangkan.
Kesamaan didasarkan pada ukuran fisik,
kompleksitas, metode, teknologi atau
karakteristik lain seperti yang dijelaskan
dalam Bab ...., Persyaratan Teknis.
c. Pengalaman Pekerjaan Konstruksi Spesifik
Kegiatan Utama/Pokok untuk kontrak
pekerjaan sejenis
atau lainnya yang
dilaksanakan selama periode pelaksanaanya
di atas, pengalaman dalam kegiatan
pokok/utama sebagai berikut:
1). [diisi kegiatan utama]
2).
3).
d. Pengalaman Perencanaan/Desain bersifat
umum.
Pengalaman kontrak sebagai perencana
setidaknya 3 (tiga) kontrak dalam 10
(sepuluh) tahun terakhir, dan dengan
aktivitas setidaknya dalam 6 (enam) bulan
setiap tahunnya.
e. Pengalaman Perencanaan/Desain Pekerjaan
Sejenis
Partisipasi sebagai perencana
dalam 10
(sepuluh) tahun terakhir setidaknya 2 (dua)
kontrak dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir,
masing-masing dengan nilai minimal
[Rp..........] atau setara, yang telah berhasil
diselesaikan dan diserahterimakan untuk
pekerjaan sejenis dengan yang dilelangkan.
Kesamaan didasarkan pada ukuran fisik,
kompleksitas, metode, teknologi atau
karakteristik lain seperti yang dijelaskan
dalam Bab...., Persyaratan Teknis.
f. Pengalaman Perencanaan/ Desain Spesifik
Kegiatan Utama/Pokok untuk kontrak
sejenis atau lainnya yang dilaksanakan
selama periode di atas, pengalaman dalam
kegiatan utama/pokok sebagai berikut:

1) [diisi kegiatan utama]


2)
3)

15

4. memiliki kemampuan menyediakan Personil1


yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sebagai berikut:
a. Tenaga Ahli bagi badan usaha non kecil; atau
b. Tenaga Teknis bagi badan usaha kecil
No

Tingkat
Pendidikan

Jabatan dalam
pekerjaan yang
akan diusulkan
3

Lama
Pengalaman
Kerja (tahun)
4

Profesi
Keahlian/
keterampilan
5

1
2
3

[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman


kerja, profesi/keahlian/keterampilan yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan yang dilelangkan]
5. memiliki surat keterangan dukungan keuangan
dari bank pemerintah/swasta sebesar ..................
[paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai
total HPS];
6. memiliki kemampuan untuk menyediakan
peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi ini, yaitu:
No.
1.
2.
3.
4.

Jenis
......
......
......
......

Kapasitas
......
......
......
......

Jumlah
......
......
......
......

[diisi jenis, kapasitas, jumlah peralatan utama minimal


yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama
yang dilelangkan, maksimum 4 jenis alat],

7. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban


perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan)
serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh
Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal
29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling
kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun
berjalan. Peserta dapat mengganti persyaratan ini
dengan menyampaikan Surat Keterangan Fiskal
(SKF).
SPT Tahunan yang diminta untuk tahun ..........
[diisi dengan memperhatikan pemasukan penawaran
dan peraturan perpajakan]
Laporan pajak untuk 3 (tiga) bulan terakhir
mulai bulan ... s.d. ... [nama bulan terakhir diisi
nama bulan sebelum tanggal batas akhir pemasukan
penawaran dengan memperhatikan peraturan
perpajakan]
1

Personil yang dimaksud adalah personil manajerial (ahli/terampil) pada organisasi


pelaksanaan pekerjaan. Untuk badan usaha non kecil tidak termasuk tenaga terampil dan/atau
personil pendukung, sedangkan untuk badan usaha kecil cukup personil pelaksana (tenaga
terampil).

16

BAB V BENTUK PAKTA INTEGRITAS


[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan

Bertindak
untuk
dan atas nama

: PT/CV/Firma/atau lainnya [pilih yang sesuai


dan cantumkan nama]

dalam rangka pengadaan [isi nama paket] pada .


[isi sesuai dengan nama Pokja ULP] dengan ini menyatakan bahwa :
1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. akan melaporkan kepada APIP [isi sesuai dengan K/L/D/I]
dan/atau LKPP apabila mengetahui ada indikasi KKN dalam proses
pengadaan ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.
[tempat], . [tanggal] [bulan] 20. [tahun]
[Nama Penyedia]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

17

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama
: [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan

Bertindak
: PT/CV/Firma/atau lainnya [pilih yang sesuai
dan cantumkan nama]
untuk dan
atas nama
2. Nama
Jabatan

: [nama wakil sah badan usaha]


:

Bertindak
: PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai
dan cantumkan nama]
untuk dan
atas nama
3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan [isi nama paket] pada


[isi sesuai dengan nama Pokja ULP] dengan ini menyatakan bahwa:
1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. akan melaporkan kepada APIP [isi sesuai dengan K/L/D/I]
dan/atau LKPP apabila mengetahui ada indikasi KKN dalam proses
pengadaan ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.
[tempat], .. [tanggal] [bulan] 20. [tahun]
[Nama Penyedia]

[Nama Penyedia]

[Nama Penyedia]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]

18

BAB VI
BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
UNTUK BADAN USAHA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan

: ..[diisi sesuai jabatan dalam akta pendirian


perusahaan dan perubahannya]

Bertindak
untuk
dan atas nama

: PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai


dan cantumkan nama badan usaha]

Alamat

No. Telepon

: ...............

No. Fax

: ...............

E-mail

: ...............

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1. saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak
berdasarkan Akte Notaris [sesuai akta
pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan secara jelas nomor dan
tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa. Jika kemitraan/KSO maka
dicantumkan tambahan Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. saya bukan sebagai pegawai K/L/D/I [bagi pegawai K/L/D/I, yang sedang
cuti diluar tanggungan K/L/D/I ditulis sebagai berikut : Saya merupakan
pegawai K/L/D/I yang sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I] ;
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan
dengan para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam
proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut :

19

A. Data Administrasi
1.

Nama
(PT/CV/Firma/
:
atau lainnya.)

2. Status

3. Alamat Kantor Pusat

Pusat

Cabang

No. Telepon

No. Fax

E-mail

4. Alamat Kantor Cabang

No. Telepon

No. Fax

E-mail

B. Izin Usaha
1. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi
2. Masa berlaku izin usaha
3. Instansi pemberi izin usaha

: a. Nomor.
b. Tanggal
:
:

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Sertifikat Badan Usaha
2. Masa berlaku

: a. Nomor
b. Tanggal
:

3. Instansi pemberi

D. Izin atau syarat Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan


pekerjaan yang dilelangkan)
1. Surat Izin atau syarat *)
2. Masa berlaku izin atau syarat
*)

: c. Nomor
d. Tanggal
:

3. Instansi pemberi izin atau syarat


:
Surat Izin atau syarat yang diperlukan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku (contoh: untuk pekerjaan kompleks dapat disyaratkan Sertifikat

20

Sistem Manajemen Mutu (ISO) dan/atau Sertifikat Sistem Manajemen K3


(SMK3))
E. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha

1. Akta Pendirian PT/CV/Firma/atau lainnya


a. Nomor Akta
:
b. Tanggal
:
c. Nama Notaris
:
2. Akta Perubahan Terakhir
a. Nomor Akta
:
b. Tanggal
:
c. Nama Notaris
:

F. Pengelola Badan Usaha


1. Komisaris/Pengawas untuk Perseroan Terbatas (PT)
No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam Badan Usaha

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha


No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam Badan Usaha

G. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk
CV/Firma)
No.

Nama

No. KTP

Persentase

21

2. Pajak
a. Nomor Pokok Wajib Pajak
:
b. Bukti Laporan Pajak Tahun
terakhir (SPT Tahunan)
: No. Tanggal
c. Bukti Laporan Bulanan
(tiga bulan terakhir):
1) PPh Pasal 21
: No. Tanggal
2) PPh Pasal 23 (bila ada
transaksi
: No. Tanggal
3) PPh Pasal 25/Pasal 29
: No. Tanggal
4) PPN
: No. Tanggal
d. Surat Keterangan Fiskal* )
: No. Tanggal
*) apabila digunakan oleh penyedia sebagai pengganti huruf b dan c
H. Data Personil Inti (Tenaga ahli/teknis badan usaha)
No

Nama

Tgl/bln/thn
lahir

Tingkat
Pendidikan

I.

Pengalaman
Kerja (tahun)

Profesi/
keahlian

Tahun
Sertifikat/
Ijazah
8

Data Peralatan
Kapasitas
atau

No.

Jabatan
dalam
pekerjaan
5

Jenis Peralatan

Jumlah

output

pada
saat ini
4

Merk
dan
tipe

Tahun
pembuatan

Kondisi
(%)

Lokasi
Sekarang

Status "Kepemilikan"
(Millik/Sewa/Lainnya)

22

J. Data Pengalaman Perusahaan (nilai paket tertinggi pengalaman sesuai


klasifikasi/subklasifikasi yang dipersyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir)

No.

Nama
Paket
Pekerjaan

Klasifikasi/
subklasifikasi

Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen
Lokasi

Pekerjaan

Tanggal Selesai
Menurut

Kontrak

Nama

Alamat
dan
Telepon

Nomor
dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Kontrak

BA
Serah
Terima
(PHO)

10

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir (digunakan untuk


penilaian SKP = 6 atau SKP = 1,2 N bagi paket pekerjaan non kecil)
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen
No.

Nama Paket
Pekerjaan

Lokasi

Nama

Alamat
dan
Telepon

Nomor
dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Kontrak

BA Serah
Terima
(PHO)

L. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan


SKP = KP - jumlah paket yang sedang dikerjakan)

(untuk

Pemberi Tugas / Pejabat


Pembuat Komitmen
No.

Nama Paket
Pekerjaan

Tanggal Selesai
Menurut

Kontrak/Subkontrak

perhitungan

Kontrak

Nama

Alamat
/Telepon

Nomor dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Rencana
tanggal
kontrak
berakhir

Lokasi

23

M. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:
Nomor
Tanggal
Nama Bank
Nilai

:
:
:
: Rp . ( .... dalam huruf..)

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya
sampaikan tidak benar dan/atau ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha
yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan
secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
[tempat], .. [tanggal] [bulan] 20. [tahun]

PT/CV/Firma/atau lainnya
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
[rekatkan meterai Rp 6.000,dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha )

[jabatan pada badan usaha]

24

BAB VII PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI

A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail badan
usaha peserta yang dapat dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail kantor
pusat yang dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
B.

Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Diisi nomor dan tanggal penerbitan.
2. Diisi dengan masa berlaku.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit.
D. Izin atau syarat Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan
pekerjaan yang dilelangkan)
1. Diisi dengan jenis surat izin atau syarat, nomor dan tanggal
penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.
E.

Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian
badan usaha.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan
terakhir badan usaha, apabila ada.

F.

Pengelola Badan Usaha (Pengawas/Pengurus)


1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha, apabila
berbentuk Perseroan Terbatas.
2. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha.

G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan
saham/pesero.
2. Pajak :
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir
berupa SPT Tahunan.
c. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan bulanan (tiga bulan
terakhir) :
1) PPH pasal 21;

25

2) PPH pasal 23;


3) PPH pasal 25/pasal 29;
4) PPN.
Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan
penyampaian SPT Tahunan dan SPT Masa dapat diganti oleh peserta
dengan penyampaian Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan
oleh Kantor Pelayanan Pajak.
H. Data Personil Inti
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan
(SLTP/SLTA/S1/S2/S3), jabatan dalam pekerjaan yang pernah
dilaksanakan, lama pengalaman kerja, profesi/keahlian sesuai dengan Surat
Keterangan Ahli/Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan
sertifikat/ijazah dari setiap tenaga ahli/teknis sesuai dengan yang
diperlukan untuk pekerjaan yang dilelangkan.
I.

Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada
saat ini, merek dan tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase),
lokasi keberadaan saat ini dan status kepemilikan/dukungan sewa (dapat
diisi sebagai milik sendiri/sewa beli/sewa/kontrak atau lainnya yang tidak
sedang
digunakan
dalam
pelaksanaan)
dari
masing-masing
fasilitas/peralatan/perlengkapan sesuai dengan yang diperlukan untuk
pekerjaan utama yang dilelangkan sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan.
Pokja apabila diperlukan dapat membuktikan keberadaan alat dan bukti
status kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian
Kualifikasi.

J.

Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan yang dipilih mulai dari nilai
paket tertinggi, klasifikasi/subklasifikasi pekerjaan, lokasi tempat
pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi
tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak,
tanggal selesai paket pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara
serah terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan selama 10
(sepuluh) tahun terakhir.

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan
pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket
pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima (PHO),
untuk masing-masing paket pekerjaan selama 5 (lima) tahun terakhir.
L.

Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan,
nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen,
nomor/tanggal dan nilai kontrak, dan rencana tanggal kontrak berakhir.

26

M. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat
dukungan keuangan serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai total HPS.
N. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masingmasing kualifikasi badan usahanya.

27

LAMPIRAN A - BENTUK SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA


OPERASI (KSO)
CONTOH
[Kertas Segel]

SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/


KERJA SAMA OPERASI (KSO)
Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan ..................................
yang pembukaan penawarannya akan dilakukan di .................................. pada
tanggal .................... 20....., maka kami:
.................................................................... [nama peserta 1]
.................................................................... [nama peserta 2]
.................................................................... [nama peserta 3]
.................................................................... [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara
bersama-sama dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).
Kami menyetujui dan memutuskan bahwa :
1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
..................................
b. Menunjuk .................................. [nama peserta 1] sebagai perusahaan
utama (leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta
bertindak untuk dan atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung
jawab baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua
kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak.
2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO
adalah:
............................... [nama peserta 1] sebesar ...% (.. persen)
............................... [nama peserta 2] sebesar .. % (.. persen)
............................... [nama peserta 3] sebesar ...% (.. persen)
............................... [dan seterusnya] sebesar ...% (.. persen)
3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian
sesuai sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan,
dan kerugian dari kemitraan/KSO.
4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik
selama masa penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-masing anggota
kemitraan/KSO.

28

5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota


kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan,
perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja,
perjanjian subkontrak, surat-menyurat dan lain-lain.
6. Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama
kemitraan/KSO
diberikan kepada .................................. [nama wakil
peserta] dalam kedudukannya sebagai direktur utama/direktur pelaksana
.................................. [nama peserta 1] berdasarkan persetujuan tertulis
(surat kuasa) dari seluruh anggota kemitraan/KSO.
7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila
pelelangan tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap () yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan
tanda tangan di .. pada hari .. tanggal ..
bulan .., tahun ..

[Peserta 1]

(....)

[Peserta 3]

(....)

[Peserta 2]

(....)

[dst]

(....)

Catatan :

Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi ini harus dibuat diatas kertas
segel

29

LAMPIRAN A - BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI


BANK
Surat Keterangan Dukungan Keuangan

[Kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]


CONTOH
SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini: ........................................................................
dalam jabatan selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama .................................................. [nama bank] berkedudukan
di ....................................................... [alamat]
Dalam
rangka
memenuhi
persyaratan
kualifikasi
pengadaan
pekerjaan................................... pada ......................................
dengan ini menerangkan kesediaan memberikan dukungan keuangan kepada:
Nama Perusahaan
Alamat
Nomor Rekening
Nama Penanggung Jawab

: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................
: .......................................................

Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai


Pemenang, maka Bank .................. bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan
dengan dana paling kurang Rp. .................. (terbilang ..................).
Demikian Surat Keterangan
dipergunakan semestinya.

Dukungan

Keuangan

Dikeluarkan di
Pada tanggal

diberikan

untuk

: ..................
: ..................

[Bank]

Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Bank disarankan
untuk mengkonfirmasi ke
.[bank]

30

BAB VIII TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI


A.

Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi dari data pada Lembar Isian
Formulir Kualifikasi dengan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh :
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang
nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik pada saat pembuktian
kualifikasi; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama;
2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
seperti Ijin Usaha Jasa Konstruksi dan Sertifikat Badan Usaha;
3. menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan
yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan
tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun
pajak terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh
Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan
PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan
terakhir dalam tahun berjalan.
Peserta dapat mengganti laporan perpajakan tersebut dengan Surat
Keterangan Fiskal (SKF);
6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak,
kecuali bagi Penyedia Badan usaha yang baru berdiri kurang dari 3
(tiga) tahun;
7. Memiliki kemampuan pada klasifikasi/sub klasifikasi pekerjaan yang
sesuai/sejenis untuk badan usaha non kecil;
8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan [untuk

pelelangan metode pascakualifikasi, persyaratan peralatan dan


personil mengacu kepada persyaratan yang tertera di dalam Dokumen
Pemilihan];

31

9. menyampaikan/mengisi daftar perolehan pekerjaan yang sedang


dikerjakan;
10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank
pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi
paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS. Dalam
hal kemitraan yang menyampaikan surat dukungan keuangan hanya
lead firm;
11. untuk usaha non-kecil (paket di atas Rp 2.500.000.000,00) memiliki
Kemampuan Dasar (KD) pada sub klasifikasi pekerjaan yang sejenis/
kompleksitas yang setara, dengan ketentuan :
a. KD
= 3 NPt
NPt
= Nilai pengalaman tertinggi pada sub klasifikasi
pekerjaan yang sesuai dalam 10 (sepuluh) tahun
terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub klasifikasi pekerjaan,
nilai kontrak dan status peserta pada saat menyelesaikan kontrak
sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai
pekerjaan sekarang (present value) menggunakan perhitungan
sebagai berikut:

NPs

=
=

Nilai pekerjaan sekarang


Npo
Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi
(apabila ada) saat serah terima pertama
Io
= Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan
serah terima pertama
Is
= Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi
(apabila belum ada, dapat dihitung dengan regresi
linier berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan
komponen terbesar dari pekerjaan;

12. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:


a. SKP
= KP jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP
= Kemampuan menangani paket pekerjaan
untuk badan usaha kecil KP = 5
untuk badan usaha non kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
(dipilih nilai yang terbesar)

32

B.

C.
D.

E.

Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat


ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu
5 (lima) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari
semua perusahaan yang bermitra/KSO;
13. untuk pekerjaan kompleks dapat dipersyaratkan memiliki Sertifikat
Manajemen Mutu (ISO) dan/atau memiliki Sertifikat Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). [badan usaha yang
bermitra/KSO, persyaratan ini dapat disyaratkan bagi perusahaan
"leadfirm"]
14. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO :
a. peserta
wajib
mempunyai
perjanjian
Kerja
Sama
Operasi/kemitraan yang memuat persentase kemitraan/KSO dan
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 7, dan 9,
dan 12 dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan
kemitraan/KSO. Khusus untuk angka 8 evaluasi persyaratan
digabungkan sebagai evaluasi kemitraan/KSO, sedangkan
dukungan keuangan (angka 10) hanya atas nama
kemitraan/KSO;
Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian
peserta dalam Dokumen Isian Kualifikasi dalam hal :
1. kelengkapan Dokumen Isian Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan,
peserta diminta untuk membubuhi materai senilai Rp.12.000,00
(dua belas ribu rupiah).
Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja
ULP dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis
namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi termasuk
dapat melakukan peninjauan lapangan pada pihak-pihak/instansi terkait.
Data yang kurang dapat dilengkapi paling lambat sebelum batas akhir
pemasukan Dokumen Kualifikasi.
MENTERI PEKERJAAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA,

DJOKO KIRMANTO

33

Daftar Isi
A. UMUM ........................................................................................................................... 4
1.
2.
3.
4.

PESERTA KUALIFIKASI ................................................................................................. 4


LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME (KKN), PENYALAHGUNAAN
WEWENANG SERTA PENIPUAN .................................................................................... 6
LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN .................................................................. 6
SATU DOKUMEN KUALIFIKASI TIAP PESERTA ................................................................ 7

B. DOKUMEN KUALIFIKASI .............................................................................................. 7


5.
6.
7.
8.
9.
10.

PENGAMBILAN DOKUMEN KUALIFIKASI ....................................................................... 7


ISI DOKUMEN KUALIFIKASI......................................................................................... 7
BAHASA DOKUMEN KUALIFIKASI................................................................................. 8
PERUBAHAN DOKUMEN KUALIFIKASI ........................................................................... 8
BERLAKUNYA KUALIFIKASI .......................................................................................... 8
BIAYA KUALIFIKASI .................................................................................................... 8

C. PENYIAPAN DOKUMEN ISIAN KUALIFIKASI ............................................................... 8


11. BENTUK DOKUMEN ISIAN KUALIFIKASI ........................................................................ 8
12. PAKTA INTEGRITAS..................................................................................................... 8
13. PENGISIAN DOKUMEN ISIAN KUALIFIKASI .................................................................... 8
D. EVALUASI KUALIFIKASI ................................................................................................ 9
14.
15.
16.
17.

KERAHASIAAN PROSES ................................................................................................ 9


KLARIFIKASI DAN KONFIRMASI KUALIFIKASI ................................................................. 9
EVALUASI KUALIFIKASI ............................................................................................. 10
PEMBUKTIAN KUALIFIKASI ........................................................................................ 10

E. HASIL KUALIFIKASI ..................................................................................................... 11


18.
19.
20.
21.
22.
A.
B.
C.
D.

PENETAPAN HASIL KUALIFIKASI ................................................................................. 11


PENGUMUMAN HASIL KUALIFIKASI ........................................................................... 11
SANGGAHAN ........................................................................................................... 11
KUALIFIKASI ULANG ................................................................................................ 12
UNDANGAN KEPADA PESERTA YANG LULUS KUALIFIKASI ............................................. 13
LINGKUP KUALIFIKASI .............................................................................................. 14
SUMBER DANA ........................................................................................................ 14
PENYAMPAIAN DOKUMEN ISIAN KUALIFIKASI............................................................. 14
PERSYARATAN KUALIFIKASI ....................................................................................... 14

BAB VI BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI ............................................................ 19


BAB VII PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI .............................................. 25
A.
B.
C.
D.
E.

DATA ADMINISTRASI ............................................................................................... 25


IZIN USAHA ............................................................................................................ 25
SERTIFIKAT BADAN USAHA ....................................................................................... 25
IZIN ATAU SYARAT LAINNYA (APABILA DIPERSYARATKAN, YANG SESUAI DENGAN
PEKERJAAN YANG DILELANGKAN)............................................................................... 25
LANDASAN HUKUM PENDIRIAN BADAN USAHA.......................................................... 25

F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.

PENGELOLA BADAN USAHA (PENGAWAS/PENGURUS)................................................. 25


DATA KEUANGAN .................................................................................................... 25
DATA PERSONIL INTI................................................................................................ 26
DATA PERALATAN .................................................................................................... 26
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN ............................................................................ 26
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR.................................... 26
DATA PEKERJAAN YANG SEDANG DILAKSANAKAN....................................................... 26
MODAL KERJA......................................................................................................... 27
KEMITRAAN/KSO ................................................................................................... 27

BAB VIII TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI ................................................................ 31

ii

ii

Anda mungkin juga menyukai