Anda di halaman 1dari 1

Burung Africa sebagai pusat keanekaragaman parasit penyebab malaria

Sumber : Drexel University. 13 April 2015


Apa yang anda pikirkan jika kalian berada di wilayah tropis mungkin membayangkan
kawanan burung warna-warni terbang melalui dedaunan yang rimbun, tapi apakah kamu
cenderung untuk membayangkan parasit dan penyakit patogen lainnya yang ada pada hewanhewan yang tumbuh disana. Diantara organisme mikroskopik adalah plasmodium yang
dikenal menyebarkan penyakit Malaria pada burung dan vertebrata lainnya. World Health
Organization (WHO) menyebutkan sebanyak 665 ribu orang meninggal disebabkan penyakit
malaria pada 2010. Dari jumlah tersebut, sebanyak 86 persen merupakan anak-anak di bawah
lima tahun.
Peneliatian ratusan burung yang dijadikan sample selama 2 bulan di negara Afrika
Tenggara Malawi, memperoleh hasil yang menakjubkan dari burung-burung yang dijadikan
sample. 79% terinfeksi parasit haemosporidian. Bahkan yang lebih mengejutkan adalah
jumlah infeksi terbesar oleh parasit ditularkan oleh burung Malawi.
Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE mengeksplorasi
ruang lingkup keragaman parasit penyebab malaria pada burung Afrika tenggara, dan
emberikan wawasan tentang bagaimana burung tersebut bisa terinfeksi oleh berbagai parasit.
Penelitian tersebut menganggap haemosporidian merupakan genus dari Plasmodium, serta
parasit lain seperti Haemoproteus dan Leucocytozoon. Memperlajari bagaimana parasit bisa
menular ke semua populasi dan spesies burung yang berbeda bisa memberi pemahaman yang
lebih terhadap penyakit yang ada disekitar kita.
Menurut Jason Weckstein, PhD, seorang profesor dari Drexel University di College of
Arts and Sciences and the associate curator of ornithology di Academy of Natural Sciences of
Drexel University, 81% parasit yang dideteksi sebagian besar adalah parasit baru. Tercatat
sebelumnya dai Plasmodim, Haemoproteus, dan Leucocytozoon.
Menurut Lutz yang mempimpin dalam penelitian ini berfikir biasanya Malaria sebagai
penyakit manusia, tetapi dalam kenyataannya, sebagian besar parasit haemosporidian
menginfeksi burung, reptil dan mamalia kecuali manusia. Mempelajari bagaimana hewan lain
bisa terinfeksi dan mencegah parasit di lingkungan adalah penting untuk mencegah penularan
malaria ke manusia.
Peneliti menemukan bahwa spesies burung disini mengalami probablilitas infeksi
yang rendah terhadap oleh Plasmodium dan probablilitas yang tinggi oleh Haemoproteus,
cenderung terhadap hewan yang hidup soliter atau yang tinggal bercampur dengan spesies
lain.
Keragaman parasit yang ditemukan menunjukkan bahwa di Afrika tenggara adalah
daerah utama untuk mempelajari interaksi Host- parasit dan mengetahui lebih banyak tentang
jenis-jenis Haemosporidian yang menginfeksi burung. Berdasarkan prevalensi tinggi dan
keanekaragaman parasit Haemosporidian yang ditemukan diwilayah ini lalat dan nyamuk
yang menyebabkan penyakit juga memiliki keberagaman yang sama. (ksm)
http://www.sciencedaily.com/releases/2015/04/150413130910.htm

Anda mungkin juga menyukai