Anda di halaman 1dari 8

Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Mercu Buana

MODUL
KAPITA SELEKTA
(SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA)

POKOK BAHASAN:

KEBIJAKAN EKONOMI
Oleh: Agus Supriyanto, SE

DESKRIPSI:
Dalam menjalankan kebijakan makro ekonomi kita mengenal dua kebijakan yang
dijalankan oleh suatu pemerintahan. Pertama adalah kebijakan Fiskal, dan yang
kedua adalah kebijakan moneter.
TUJUAN INSTRUKTURSIONAL
Setelah dijelaskan, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
Mengetahui pengertian kebijakan fiscal
mengetahui kebijakan moneter.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Agus Supriyanto, SE

KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL

Mengetahui ciri-ciri masing-masing bentuk pasar Definisi/Pengertian Kebijakan Moneter


Dan Kebijakan Fiskal, Instrumen Serta Penjelasannya
A. Arti Definisi / Pengertian Kebijakan Moneter (Monetary Policy)
Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro
agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang
yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan
harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :
1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga
dengan kebijakan uang ketat (tight money policu)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter,
yaitu antara lain :
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual
atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah
jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila
ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat
berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain
diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau
singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan
tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami
kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah
uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya
menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Agus Supriyanto, SE

KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)


Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan
jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk
menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar
dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit
untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang
lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
B. Arti Definisi / Pengertian Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)
Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur
jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan
pendapatan dan belanja pemerintah.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang
berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya
beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output.
Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta
menurunkan output industri secara umum.
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :
1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar
dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat
baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih
besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika
perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk
menurunkan tekanan permintaan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Agus Supriyanto, SE

KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL

3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)


Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar
dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian
anggaran serta meningkatkan disiplin

Aplikasi kebijakan Fiskal dan Moneter :


Keseimbangan Pendapatan Dalam Perekonoian Tiga Sektor
Pengertian
Yang dimaksud dengan perekonomian 3 (tiga) sector adalah perekonomian
yang terdiri dari sektor rumahtangga, perusahaan dan pemeritah.
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan
penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional, yaitu:
pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat
(pengeluaran untuk konsumsi dan investasi) melalui pengurangan atas konsumsi
rumahtangga,
pajak memungkinkan pemerintah melakukan pembelanjaan, dan ini akan menaikkan
pembelanjaan agregat.
Dalam perekonomian tiga sektor, perdagangan luar negeri masih juga dimisalkan tidak
ada. Oleh karenanya, perekonomian ini juga dinamakan perekonomian tertutup.
SYARAT KESEIMBANGAN
Dalam perekonomian tertutup, penawaran agregat adalah sama dengan
pendapatan nasionalnya (Y). sedangkan Permintaan Agregat, atau pengeluaran yang
dilakukan oleh berbagai pihak dalam perekonomian, meliputi tiga jenis pembelanjaan,
yaitu:
Konsumsi rumahtangga ( C )
Investasi Perusahaan ( I )
Pengeluaran Pemerintah membeli barang dan jasa ( G ),
Dengan demikian, keadaan yang menciptakan keseimbangan dalam perekonomian tiga
sektor adalah:
Penawaran Agregat = Permintaan Agregat
Yd = C + I + G

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Agus Supriyanto, SE

KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL

Kegiatan sektor perusahaan memproduksi barang dan jasa akan mewujudkan aliran
pendapatan ke sector rumahtangga (gaji, upah, sewa, bunga dan keuntungan) dan
aliran ini sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). sedangkan pendapatan akan
digunakan untukk tiga tujuan:
membiayai konsumsi ( C )
ditabung (S)
dan membayar pajak (T)
sehingga berlaku persamaan:
Yd = C + S + T
Apabila kedua persamaan tersebut digabung, maka akan didapat persamaan,
C+I+G=C+S+T
Disederhanakan menjadi:
I+G=S+T
Sehingga syarat keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor adalah:
Yd = C + I + G
PERSAMAAN FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN sesudah PAJAK
Fungsi konsumsi dan tabungan sesudah pajak dapat dinyatakan dalam persamaan,
yaitu:
Pajak Tetap
Fungsi konsumsi

C = -bT+ a + bYd
C = -0,75 (40) + 90 + 0,75Yd
C = 60 + 0,75Yd
Fungsi tabungan

S = -(1-b)T a + (1-b)Yd
S = -(1-0,75)40 90 + (1-0,75)Yd
S = -10 90 + 0,25Yd
S = -100 + 0,25Yd
Pajak Proporsional
Fungsi konsumsi

C = a + b(1-t)Yd
C = 90 + 0,75 (1-0,20)Yd
C = 90 + 0,6Yd

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Agus Supriyanto, SE

KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL

Fungsi tabungan

S = -a + (1-b)(1-t)Yd
S = -90 + (1-0,75)(1-0,20)Yd
S = -90 + 0,25 (0,80)Yd
S = -90 + 0,20Yd
Dimana:

a=

konsumsi rumahtangga
b=

kecondongan konsumsi marginal

C=

tingkat konsumsi

S=

tabungan

T=

t = Pajak

Yd =

pendapatan nasional setelah pajak

Contoh penjabaran rumus di atas berdasarkan permisalan:


C = 90 + 0,75 Y
S = -90 + 0,25 Y
t = 20 % dari pendapatan nasional (T=0,2Y) dan
T = 40 (triliun rupiah)
Pajak Tetap dan Keseimbangan Pendapatan Nasional
Contoh:
Diketahui persamaan konsumsi dan tabungan adalah:
C = 60+ 0,75 Yd
S = -100 + 0,25 Yd,
sedangkan I=120 , T=40 dan G=60. berapakah pendapatan nasional pada
keseimbangan (dalam triliun rupiah)?
Jawaban:
Yd

=C+I+G

Yd

= 60 + 0,75 Yd + 120 + 60

Yd-0,75Yd

= 60 + 120 + 60

0,25Yd = 240
Yd

= 240 / 0,25

Yd

= 960

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Agus Supriyanto, SE

KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL

Atau,
I+G

=S+T

120 + 60

= -100 + 0,25Yd + 40
-0,25Yd

= -100+40-120-60

-0,25Yd

= -240

Yd

= -240 / -0,25

Yd

= 960

Atau,
Yd

=C+S+T

I+G

=S+T

Yd

= 60 + 0,75 Yd + 120 + 60

Yd-0,75Yd

= 60 + 120 + 60

0,25Yd = 240
Yd

= 240 / 0,25

Yd

= 960

Ketiga perhitungan aljabar di atas menunjukkan pendapatan negara pada


keseimbangan adalah 960 (triliun rupiah).
Pajak Proporsional dan Keseimbangan Pendapatan Nasional
Contoh:
Diketahui persamaan konsumsi dan tabungan adalah:
C = 90 + 0,60 Yd
S = -90 + 0,20 Yd,
sedangkan I=150 , T=0,20Yd dan G=240. berapakah pendapatan nasional pada
keseimbangan (dalam triliu rupiah)?
Jawaban:
Yd

=C+I+G

Yd

= 90 + 0,60 Yd + 150 + 240

Yd-0,60Yd

= 90 + 150 + 240

0,40Yd = 480
Yd

= 480 / 0,40

Yd

= 1200

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Agus Supriyanto, SE

KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL

Atau,
I+G

=S+T

150 + 240

= -90 + 0,20Yd + 0,20Yd


-0,40Yd

= -90-150-240

-0,40Yd

= -480

Yd

= -480 / -0,40

Yd

= 1200

Atau,
Yd

=C+S+T

I+G

=S+T

Yd

= 90 + 0,60 Yd + 150 + 240

Yd-0,60Yd

= 90 + 150 + 240

0,40Yd = 480
Yd

= 480 / 0,40

Yd

= 1200

Ketiga perhitungan aljabar di atas menunjukkan pendapatan negara pada


keseimbangan adalah 1200 (triliun rupiah).

Kepustakaan
Geogle
Boediono, Ekonomi Makro, BPFE, Jogjakarta, 1982.
Partadiredja, Ace, Perhitungan Pendapatan Nasional, LP3ES, Jakarta, 1989.
Sukirno, Sadono, Pengantar Teori MakroEkonomi, Rajawali Pers, Jakarta, 1995.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Agus Supriyanto, SE

KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL

Anda mungkin juga menyukai