Anda di halaman 1dari 124

PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN LOMBOK BARAT

Rencana

Kerja

Pemerintah

Daerah

(RKPD) tahun 2014 merupakan suatu


pijakan

utama

dalam

merumuskan

program dan kegiatan tahun 2014.


Perencanaan tahun 2014 didasari oleh
capaian pada tahun 2012 dan program
serta kegiatan yang dilaksanakan pada
tahun

2013.

Pelaksanaan

suatu

program dan kegiatan dapat dikatakan


berhasil
jika targettarget indikator capaian dapat terlampaui, namun jika terdapat target
yang belum tercapai maka dalam penetapan prioritas selanjutnya dapat menjadi
pertimbangan untuk diselesaikan dan dilanjutkan pada tahap tahap berikutnya.
Dalam rangka evaluasi pelaksanaan program tahun 2012 terdapat 2 (dua)
hal yang menjadi penilaian yakni (1) Capaian kinerja indikator makro dan (2)
Capaian pelaksanaan program RKPD tahun 2012. Indikator makro lebih
berorientasi kepada target target visi dan misi RPJMD 2010 2014, sedangkan
capaian pelaksanaan program RKPD tahun 2012 diukur dari capaian target
target urusan wajib dan urusan pilihan.
2.1

Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1. Aspek Kondisi Geografis


2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa
Tenggara Barat yang terletak di bagian barat Pulau Lombok. Berdasarkan luas wilayah,
Kabupaten Lombok Barat terdiri dari 10 Kecamatan dimana Kecamatan Sekotong
memiliki luas wilayah terbesar dengan luas 529.38 km dan Kecamatan Kuripan
merupakan Kecamatan yang paling kecil dengan luas 21.56 km. Kabupaten Lombok
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Barat berada pada 115.46 - 116.20 Bujur Timur dan 8.25 - 8.55 Lintang Selatan
dengan batas - batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara

Kabupaten Lombok Utara

b. Sebelah Barat

Selat Lombok dan Kota Mataram

c. Sebelah Selatan

Samudera Hindia

d. Sebelah Timur

Kabupaten Lombok Tengah

2.1.1.2. Topografi
Berdasarkan kondisi topografinya wilayah Kabupaten Lombok Barat sebagian
besar terletak pada ketinggian 100-500 meter yakni seluas 48,03%, ketinggian 0-100
meter seluas 40,80%, ketinggian 500-1.000 meter seluas 10,14% dan ketinggian 1.000
meter ke atas yang hanya seluas 1,04% dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat.
2.1.1.3. Klimatologi
Kondisi klimatologi Kabupaten Lombok Barat adalah wilayah yang memiliki iklim
tropis, dengan dua musim, yakni musim kemarau (April September) dan musim hujan
(Oktober Maret) dengan temperatur / suhu udara rata - rata berkisar antara 20,40C
32,50C. Keadaan curah hujan di Kabupaten Lombok Barat rata -

rata berkisar 132

mm/bulan, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 266 mm dan curah
hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yakni sebesar 0 mm. Rata rata lama
penyinaran matahari sebesar 68% dengan rata-rata penyinaran matahari maksimum
sebesar 91% yang terjadi pada bulan Agustus tahun 2011, sedangkan lama penyinaran
matahari minimum terjadi pada bulan Desember sebesar 46%. Kecepatan angin ratarata yang terjadi selama tahun 2011 sebesar 7 knot kecepatan angin maksimum yakni
sebesar 16 knot.
Tekanan udara rata-rata pada tahun 2011 sebesar 1.009,67 mb dengan tekanan
udara maksimum yakni sebesar 1.012,4 mb pada bulan September sedangkan tekanan
udara minimum yakni sebesar 1.005,8 mb yang terjadi pada bulan Februari.
2.1.1.4. Penggunaan Lahan
Luas lahan di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2011 mencapai 86.182 Ha,
sebanyak 69,42% atau 59.827 Ha dimanfaatkan untuk lahan pertanian yang terdiri dari
sawah (19,44%) dan bukan sawah (49,98%), sedangkan 30,58% atau 26.355 Ha
dimanfaatkan untuk lahan bukan pertanian.

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

2.1.1.5. Demografi
2.1.1.5.1. Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 mencapai 617.998
jiwa (angka proyeksi) yang terdiri dari 302.340 jiwa penduduk laki-laki dan 315.658
jiwa penduduk perempuan. Selama periode tahun 2008 2012 atau lima tahun terakhir
laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Lombok Barat sebesar 1,49% dengan
tingkat kepadatan penduduk 586 orang per km2, secara rinci dapat dilihat pada tabel
2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1
Banyaknya Penduduk Kabupaten Lombok Barat Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2010 2012

a. Laki-laki

2010
2
293.528

Tahun
2011
3
296.680

2012*
4
302.340

b. Perempuan

306.458

309.364

315.658

Jumlah

599.986

606.044

617.998

569

575

586

Penduduk
1

Kepadatan/Km

Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat


*) angka sementara

2.1.1.5.2. Tenaga Kerja


Perkembangan ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2012 sebagai berikut, Penduduk usia kerja pada tahun 2011
mencapai 419.361 jiwa dan meningkat menjadi 425.289 jiwa pada tahun 2012.
Sementara itu dari aspek jumlah penduduk pada tahun 2012 yang mencapai 617.998
jiwa, maka 68,81% penduduk Lombok Barat merupakan usia kerja. Indikator usia kerja
merupakan indikator positif yang artinya semakin banyak usia kerja dalam suatu
daerah maka ketersediaan tenaga kerja juga akan semakin banyak dan merupakan
salah satu sumber penggerak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah apabila
di kelola secara profesional, dengan kata lain Lombok Barat memiliki ketersediaan
tenaga kerja untuk menggerakkan perekonomian.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.2
Kondisi Penduduk dan Ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2011 2012
No

Tahun

Uraian

Jumlah Penduduk

2011

Ket

2012*

606.044

617.998

Penduduk Usia Kerja

419,361.00

425,289.00

Bukan Angkatan Kerja

142,240.00

144,212.00

Angkatan Kerja

277,121.00

281,077.00

a. Bekerja

263,570.00

266,168.00

13,551.00

14,909.00

66.08

66.09

4.89

5.30

b. Pengangguran
5

TPAK (%)

TPT (%)

Sumber Data : BPS Kabupaten Lombok Barat


*) Angka Sementara

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


Pembangunan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat, menurunnya angka kemiskinan,
berkurangnya pengangguran dan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat serta
meningkatnya kualitas sumber daya manusia menunjukkan suatu keberhasilan dalam
pembangunan. Aspek aspek yang menjadi alat ukur evaluasi terhadap pembangunan
yaitu pencapaian pada bidang ekonomi dan bidang kesejahteraan sosial, dimana
Indikator ekonomi mencakup aspek PDRB, laju pertumbuhan ekonomi, sedangkan
bidang kesejahteraan sosial mencakup Indeks Pembangunan Manusia (IPM), jumlah
penduduk miskin, dan sebagainya.
1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Produk

Domestik

Regional

Bruto

(PDRB)

merupakan

indikator

yang

menggambarkan keberhasilan perekonomian suatu daerah baik PDRB Atas Dasar


Harga Berlaku (ADHB) dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Selama
periode tahun 2008 - 2012 PDRB Kabupaten Lombok Barat menunjukkan
peningkatan yang cukup baik dan stabil. PDRB berdasarkan atas dasar harga
berlaku Kabupaten Lombok Barat mampu tumbuh rata-rata sebesar 12,31% per

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

tahun, sementara untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan rata-rata per tahun
tumbuh sebesar 5,26%.
a. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB selain untuk memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu
daerah,

dapat

pembangunan,

juga

digunakan

perumusan

sebagai

bahan

kebijaksanaan

masukan

sekaligus

perencanaan

bahan

evaluasi

pembangunan di berbagai sektor. oleh karena itu besaran PDRB yang dihasilkan
oleh suatu daerah sangat bergantung pada persediaan faktor faktor produksi di
daerah tersebut.
Untuk kepentingan berbagai analisis ekonomi makro masing-masing
daerah, pada umumnya PDRB dihitung berdasarkan atas dasar harga berlaku
(ADHB) dan atas dasar harga konstan (ADHK) suatu tahun dasar (tahun 2000).
PDRB

atas

dasar

harga

konstan

digunakan

untuk

mengetahui

tingkat

pertumbuhan ekonomi suatu daerah, sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku
digunakan untuk mengetahui besarnya pergerakan harga.
Pada tahun 2012 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten
Lombok Barat diperkirakan mencapai Rp 4,86 triliun lebih atau tumbuh sebesar
11,48%, mengalami peningkatan sebesar 0,19% dari tahun sebelumnya.
Sementara itu untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) diperkirakan dapat
tumbuh sebesar 5,16% yaitu dari Rp 1,87 triliun lebih pada tahun 2011 menjadi
Rp 1,96 triliun lebih pada tahun 2012, seperti terlihat pada tabel 2.3 sebagai
berikut :

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.3
PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar
Harga Konstan (ADHK) 2000 Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No

Tahun

PDRB (Juta Rupiah)


ADHB
3

Laju Pertumbuhan (%)

ADHK 2000

ADHK 2000

2008

3.126.927,55

1.590.458,56

14,06

4,54

2009

3.564.160,87

1.690.045,12

13,98

6,26

2010 *)

2011**)

3.948.119,72
4.393.825,55

1.770.789,54
1.869.645,39

10,77
11,29

4,78
5,58

1,963,357.74

11,48

5,16

4,867,277.96
5
2012***)
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat
*) angka sementara
**) angka sangat sementara
***) angka sangat sangat sementara

ADHB

Perkembangan perekonomian Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012


yang mengarah pada peningkatan yang positif menggambarkan dinamisasi
perekonomian Kabupaten Lombok Barat yang berkembang sebagai dampak
positif dari pembangunan yang telah dilaksanakan sekaligus sebagai indikator
keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi dengan segala kekurangannya.
b. Struktur Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Lombok Barat dibentuk dari beberapa sektor
yang memiliki peranan vital yang tercermin dari PDRB yang dihasilkan. Untuk
melihat peranan masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB baik Atas
Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar Harga Kosntan (ADHK)
Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada tabel 2.4 dan tabel 2.5 sebagai
berikut :

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.4
Nilai dan Distribusi Sektor Dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No

Sektor

2008
Rp (juta)
3
1.002.438,94

%
4
32,06

2009
Rp (juta)
5
1.109.512,89

%
6
31,13

2010*)
Rp (juta)
7
1.195.754,66

%
8
30,28

2011**)
Rp (juta)
9
1.270.536,42

%
10
28,92

2012***)
Rp (juta)
11
1,416,377.89

%
12
29,10

Primer

Pertanian

893.087.88

28,56

976.830,40

27,41

1.037.722,70

26,28

1.083.528,91

24,66

1,173,500.72

Pertambangan dan Galian

109.351.06

3,50

132.682,49

3,72

158.031,96

4,00

187.007,51

4,26

242,877.17

4,99

II

Sekunder

477.710,35

15,28

555.048,61

15,57

629.930,23

15,96

732.438,70

16,67

901,906.61

18,53

Industri Pengolahan

116.609,49

3,73

134.321,31

3,77

145.610,80

3.69

159.895,15

3,64

177,655.65

3,65

0,76

38,451.50

0,79

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

III

Tersier

Perdagangan,
Restoran

22.663,23

0,72

25.941,60

0.73

29.686,40

0.75

33.259,80

24,11

338.437,63

10,82

394.785,70

11,08

454.633,03

11.52

539.283,75

12,27

685,799.46

14,09

1.646.778,27

52,66

1.899.599,37

53,30

2.122.434,84

53,76

2.390.850,42

54,41

2,548,993.47

52,37

677.731,09

21,67

775.100,14

21,75

882.686,55

22.36

1,007,059.53

22,92

1,136,022.68

23,34

Pengangkutan dan Komunikasi

377.849,38

12,08

405.899,62

11,39

442.476,64

11.21

483,407.35

11,00

521,772.20

10,72

Keuangan, Persewaan & Jasa


Perusahaan

127.402,29

4,07

144.946,69

4,07

161.028,57

4.08

187,413.74

4,27

199,071.67

4,09

Jasa-Jasa

463.795,51

14,83

573.652,92

16,10

636.243,08

16.12

712,969.80

16,22

692,126.93

14,22

3.126.927,55

100,00

3.564.160,87

100,00

3.948.119,72

100,00

4.393.825,55

100,00

4.867.277,96

100,00

Hotel

dan

PDRB

Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat


*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
***) Angka Sangat Sangat Sementara

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.5
Nilai dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No

Sektor
2

2008
Rp (juta)
3
466,168.12

%
4
29.31

2009
Rp (juta)
5
482,693.59

%
6
28.56

2010*)
Rp (juta)
7
495,906.25

%
8
28.00

2011**)
Rp (juta)
9
512,669.31

%
10
27.42

2012***)
Rp (juta)
%
11
12
541.565,89
27,58

405,179.36

25.48

414,312.99

24.51

422,798.50

23.88

432,054.35

23.11

447.506,43

22,79

60,988.76

3.83

68,380.60

4.05

73,107.75

4.13

80,614.96

4.31

94.059,46

4,79

276,911.29

17.41

298,765.13

17.68

319,526.40

18.04

345,689.79

18.49

369.727,04

18,83

83,753.23

5.27

90,654.49

5.36

93,592.67

5.29

97,934.43

5.24

104.681,06

5,33

1
I

Primer

Pertanian

Pertambangan dan Galian

II

Sekunder

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

8,451.66

0.53

9,292.67

0.55

9,854.39

0.56

10,613.49

0.57

11.141,70

0,57

Bangunan

184,706.40

11.61

198,817.97

11.76

216,079.34

12.20

237,141.87

12.68

253.904,27

12,93

III

Tersier

847,379.15

53.28

908,586.40

53.76

955,356.89

53.95

1,011,286.30

54.09

1.052.064,81

53,58

Perdagangan, Hotel dan


Restoran

381,106.57

23.96

410,878.56

24.31

434,483.79

24.54

466,476.97

24.95

496.476,95

25,29

Pengangkutan dan Komunikasi

171,894.20

10.81

179,050.95

10.59

188,940.27

10.67

199,723.41

10.68

200.975,33

10,24

Keuangan, Persewaan & Jasa


Perusahaan

69,768.01

4.39

74,694.08

4.42

78,841.40

4.45

84,405.72

4.51

87.878,60

4.48

Jasa-Jasa

224,610.37

14.12

243,962.81

14.44

253,091.43

14.29

260,680.20

13.94

266.733,93

13,59

1.590.458,56

100,00

1.690.045,12

100,00

1.770.789.54

100,00

1.869.645.39

100,00

1.963.357,74

100,00

PDRB
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
***) Angka Sangat Sangat Sementara

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Berdasarkan tabel 2.4 dapat dilihat bahwa pada tahun 2008-2012 nilai
PDRB ADHB Kabupaten Lombok Barat terus mengalami peningkatan dimana
pada tahun 2012 mencapai 4,86 trilliun rupiah lebih, sektor pertanian dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor dominan pembentuk PDRB
yakni secara berturut turut 24,11% dan 23,34%. Namun sektor pertanian
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 24,66%
sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya yang hanya mencapai 22,92%.
PDRB ADHK Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2008 2012 juga
mengalami trend peningkatan seperti yang terlihat pada tabel 2.5 dimana pada
tahun 2012 nilai PDRB mencapai 1,96 trilliun rupiah lebih. Sektor pembentuk
utama PDRB ADHK pada tahun 2012 adalah sektor pertanian dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertanian pada tahun 2012 mencapai
22,79% atau sebesar 447,5 milyar rupiah lebih, mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 432 milyar rupiah lebih atau 23,11%,
sedangkan untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2012
mencapai 496 milyar rupiah lebih, mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya yakni sebesar 466 milyar rupiah lebih.
c. Laju Pertumbuhan Ekonomi
PDRB

atas

dasar

harga

konstan

(ADHK)

suatu

daerah

dapat

menggambarkan pertumbuhan riil atau pertumbuhan perekonomian suatu


daerah. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator keberhasilan dalam
pembangunan ekonomi suatu daerah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tidak hanya dipengaruhi oleh
besarnya peranan masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB, tetapi juga
dipengaruhi oleh laju pertumbuhan masing-masing sektor yang mempunyai
peranan yang cukup besar.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.6
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lombok Barat Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 - 2012
No

Sektor

1
1

2
Pertanian
Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan
Jasa-Jasa
PDRB

2
3
4
5
6
7
8
9

Laju Pertumbuhan Tahun (%)


2009
2010
2011*) 2012 **)
4
5
6
7
2.05
2.19
3.77
2.25

RataRata
8

5.08

12.12

6.91

12.83

6.20

8.63

6.20
8.03
6.19

8.24
9.95
7.64

3.24
6.04
8.68

4.64
7.70
9.75

4.73
5.77
7.09

5.41
7.50
7.87

5.77

7.81

5.75

7.36

5.96

6.53

3.76

4.16

5.52

6.00

4.54

4.80

5.76

7.06

5.55

7.06

5.52

6.19

6.50
4.54

8.62
6.26

3.74

3.00

4.62

5.30

4.78

5.58

5.16

5.26

2008
3
1.33

2.32

Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat


*)Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

Grafik 1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lobar Tahun 2008-2012

Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)


7
6.26

5.58

4.54

5.16

4.78

5.26

3
2
1
0
2008

10

BAB II

2009

2010

2011

2012

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Laju pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan melalui PDRB Kabupaten


Lombok Barat Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) selama tahun 2008 2012
mengalami naik turun secara dinamis, pada tahun 2012 laju pertumbuhan
ekonomi mencapai 5,16%, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 yang
mencapai 5,58%. Rata rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Barat
selama 5 (lima) tahun adalah 5,26%, sektor pertambangan memiliki rata rata
tingkat pertumbuhan paling tinggi mencapai 8,63% sedangkan sektor pertanian
menjadi sektor yang memiliki rata rata pertumbuhan terendah yakni 2,32%.
d. PDRB Per Kapita
Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat suatu
wilayah secara makro, salah satu indikator yang digunakan adalah PDRB per
kapita, PDRB per kapita yang tinggi mencerminkan keadaan ekonomi masyarakat
yang lebih baik, dan sebaliknya. PDRB per kapita merupakan gambaran dari ratarata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun. PDRB
per kapita untuk tahun yang bersangkutan dapat diukur dengan cara membagi
nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama.
Pertumbuhan PDRB tidak akan memberikan dampak positif pada tingkat
kesejahteraan masyarakat jika pertumbuhan penduduk atau perubahan harga
yang terjadi lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan PDRB itu sendiri.
Tabel 2.7
PDRB Per Kapita, Laju Pertumbuhan dan Indeks Perkembangan
PDRB Per Kapita Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

2008
3

2009
4

Tahun
20010*)
5

2011**)
6

2012***)
7

Atas Dasar Harga Berlaku


(ADHB)

I
1

PDRB Per Kapita (Rp.)

5.183.701

5.826.610

6.580.353

7.250.011

7.875.905

Laju Pertumbuhan (%)

11,20

12,40

12,94

10,18

10,15

2.636.601

2.762.848

2.951.385

3.084.999

3.176.965

1,92

4,79

6,82

4,53

7,64

II
1

Atas Dasar Harga Konstan


(ADHK)
PDRB Per Kapita (Rp.)

2
Laju Pertumbuhan (%)
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat
*)Angka Sementara
**)Angka Sangat Sementara

***) Angka Sangat Sangat Sementara

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

11

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Lombok
Barat pada 5 tahun terakhir (periode 2008 2012) cenderung naik setiap
tahunnya, Pada tahun 2012 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (ADHB)
mencapai Rp 7.875.905 dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp 7.250.011 dengan
laju

pertumbuhan

mencapai

10,15%.

Hal

ini

mengindikasikan

tingkat

kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kabupaten Lombok Barat secara makro


mengalami peningkatan setiap tahunnya.
PDRB per kapita Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Lombok
Barat memiliki laju pertumbuhannya yang memiliki trend naik selama 5 tahun
terakhir, pada tahun 2012 laju pertumbuhan mencapai 7,64% mengalami
peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2011 yang hanya mencapai
4,53% dengan nilai PDRB per kapita mencapai Rp 3.176.965,-.
e. Inflasi
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak akan membawa dampak yang
berarti terhadap kesejahteraan masyarakat jika tingkat harga meningkat lebih
tinggi. Untuk melihat seberapa jauh terjadinya perubahan harga pada suatu
waktu, indikator yang digunakan adalah Indeks Harga Implisit (IHI).
Inflasi menggambarkan tingkat perubahan Indeks Harga Implisit (IHI),
yaitu perubahan harga umum seluruh komoditi baik barang maupun jasa dari
seluruh kegiatan ekonomi mulai dari sektor pertanian sampai dengan sektor
jasa-jasa yang terjadi di suatu wilayah dalam kurun waktu satu. Sementara itu,
inflasi yang biasanya digunakan hingga tingkat nasional adalah tingkat
perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dimana untuk pulau Lombok diwakili
oleh IHK Kota Mataram, sedangkan untuk pulau Sumbawa diwakili oleh Kota
Bima.

12

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.8
Laju Inflasi dan Pertumbuhan PDRB Per Kapita
Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No

Tahun

Indeks Harga
Implisit (IHI)

1
1
2
3
4
5

2
2008
2009
2010
2011 *)
2012 **)

3
196,61
210,91
222,60
235,86
-

Laju Inflasi /
Perubahan IHI
4
9,02
7,27
5,55
5,96
-

Laju Inflasi /
Perubahan IHK
Kota Mataram
5
13,01
3,14
11,07
6,38
4,10

Laju PDRB Per Kapita (%)


ADHB

ADHK 2000

6
11,20
12,40
12,94
10,18
10,15

7
1,92
4,79
6,82
4,53
7,64

Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat


*)Angka Sementara
**)Angka Sangat Sementara

Grafik 2
Laju Inflasi IHK Kota Mataram Tahun 2008-2012

Inflasi IHK Kota Mataram (%)


14
12
10
8
6
4
2
0

13.01
11.07
6.38
4.1

3.14

2008

2009

2010

2011

Laju Inflasi IHK


Kota Mataram
Tahun 2008-2012

2012

Laju PDRB per kapita ADHB Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012
(angka proyeksi) yakni 10,15% mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011
yang mencapai 10,18%, untuk PDRB ADHK laju per kapita mengalami
peningkatan yakni 7,64% dibandingkan tahun 2011 yakni 4,53%. Laju inflasi
pulau Lombok yang diwakili oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) kota Mataram
pada tahun 2012 mencapai 4,10% mengalami penurunan dibandingkan tahun
2011 yang mencapai 6,38%. Nilai indeks harga implisit (IHI) pada tahun 2011
mencapai 235,86 dengan tingkat inflasi yakni 5,96%. Data mengenai IHI
Kabupaten Lombok Barat dan laju inflasinya pada tahun 2012 tidak tersedia
disebabkan masih ada proses pengolahan data.
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

13

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Ini mengindikasikan bahwa nilai tambah penduduk Kabupaten Lombok


Barat secara riil cendrung mengalami peningkatan, hal ini juga didukung oleh
laju perubahan PDRB per kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 yang senantiasa
bernilai positif setiap tahunnya.
Tabel 2.9
Perkembangan Laju Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
Tahun
No

Kelompok Pengeluaran

1
1
2
3
4
5
6
7
8

2
Bahan Makanan
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga
Transportasi dan Komunikasi
Umum

2008

2009

3
18,88
11,97
16,03
5,28
7,90
6,90
7,31
13,01

4
6,48
5,02
2,74
6,48
2,74
0,99
-3,91
3,14

2010

2011

5
23,54
10,98
5,59
3,84
2,07
3,22
5,71
11,07

6
1,57
7,16
15,90
6,43
1,96
4,41
1,41
6,38

2012
7
4,10

Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat


BPS Provinsi NTB

Laju inflasi menurut kelompok pengeluaran selama periode tahun 2008 2011 mengalami pergerakan naik dan turun dimana laju inflasi rata-rata
mencapai 8,4% dengan laju inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu
sebesar 13,01%. Inflasi pada tahun 2012 mencapai 4,10% atau mengalami
penurunan dari tahun 2011 yang mencapai 6,38%, inflasi tertinggi terjadi pada
kelompok

pengeluaran

perumahan

yang

mencapai

15,90%

mengalami

peningkatan dari tahun 2010 yang hanya mencapai 5,59% dan inflasi terendah
terjadi untuk kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi yakni 1,41%
yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 5,71%.
Sedangkan perkembangan inflasi menurut kelompok pengeluaran pada tahun
2012 belum tidak tersedia.
f. Kemiskinan
Angka kemiskinan merupakan indikator yang digunakan untuk melihat
tingkat kesejahteraan masyarakat dalam suatu daerah maupun suatu negara.
Semakin rendah tingkat kemiskin suatu daerah, maka tingkat kesejahteraan

14

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

daerah tersebut semakin baik. Tingkat kemiskinan dan garis kemiskinan


Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 secara
detail dapat dilihat pada tabel 2.10 sebagai berikut :
Tabel 2.10
Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2010 - 2012*
Tahun

Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk
Miskin

Persentase
Kemiskinan (%)

2010

599.986

129.537

21,59

2011

606.044

119.600

19,70

2012*

617.998

110.498

17,88

Sumber Data : BPS Kab. Lombok Barat


*) Angka Sementara

Jumlah penduduk Kabupaten Lombok Barat selama tahun 2008 2012


terus mengalami peningkatan dimana pada tahun 2012 jumlah penduduk
mencapai 617.998 jiwa (Angka Sementara). Peningkatan jumlah penduduk dapat
berimbas pada peningkatan jumlah penduduk miskin, namun di Kabupaten
Lombok Barat pada tahun 2012 jumlah penduduk miskin justru mengalami
penurunan yakni 110.498 jiwa (17,88%) dibandingkan tahun sebelumnya yang
mencapai 119.600 (19,70%).
Grafik 3
Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2010 2012

Jumlah Penduduk Miskin


140,000
130,000

129,537

120,000

119,600

110,000

110,498

Jumlah
Penduduk
Miskin

100,000
2010

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

2011

2012*

BAB II

15

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

2. Fokus Kesejahteraan Sosial


a. Pendidikan
Tujuan utama dalam pembangunan pendidikan adalah meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan, perluasan
dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua masyarakat,
tercapainya

efektifitas

dan

efisiensi

penyelenggaraan

pendidikan

serta

tersedianya sarana dan prasarana pendidikan. Indikator keberhasilan dalam


bidang pendidikan dapat dilihat dari Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata lama
sekolah (MYS), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan
Angka pendidikan yang ditamatkan (APT).
Tabel 2.11
Indikator Pendidikan Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2008 2012
No

Uraian

Angka Melek Huruf

2
3

Rata-rata Lama Sekolah (MYS)


Angka Partisipasi Kasar (APK)

2008
3

2009
4

2010
5

2011

2012

76.40

76,41

76,42

77,62

5.73

5.87

5.89

6.09

107.80

107.28

105.81

105.10

103.94

- SMP/MTs/Paket B

69.01

85.06

92.17

90.49

99.17

- SMA/SMK/MA/
Paket C
Angka Partisipasi Murni (APM)

44.85

51.25

64.76

67.94

73.87

- SD/MI/Paket A

94.89

90.70

91.69

92.83

98.70

- SMP/MTs/Paket B

67.14

66.86

71.01

72.89

81.22

- SMA/SMK/MA/Paket C

39.85

41.09

49.81

53.94

59.63

- SD

29.00

30.82

31.77

32.75

33.76

- SMP

17.96

19.35

17.96

19.35

19.46

- SMA

12.85

13.70

16.37

19.56

20.18

3.00

3.24

4.00

4.94

6.10

- SD/MI/Paket A

Tahun

Angka Pendidikan Yang Ditamatkan (APT)

- Perguruan Tinggi
Sumber Data : Dikbud Kab. Lombok Barat

16

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Perkembangan bidang pendidikan di Kabupaten Lombok Barat secara


umum menunjukkan hasil yang baik sesuai yang di cita citakan pemerintah
daerah. Yang masih harus menjadi perhatian pemerintah daerah adalah peserta
didik yang belum dapat menuntaskan pendidikan yang ditunjukkan dari Angka
Pendidikan Yang Ditamatkan (APT), dimana pada tahun 2012 APT untuk SD/MI
baru 33,76% atau dapat dikatakan yang benar benar menuntaskan pendidikan
di jenjang SD/MI baru 33,76% atau dapat dikatakan angka putus sekolah masih
tinggi.
b. Kesehatan
Dalam

bidang

kesehatan

selama

tahun

terakhir

menunjukkan

perkembangan yang positif, indikator keberhasilan yang digunakan yakni Angka


Kematian Bayi (AKB), Usia Harapan Hidup (UHH) dan Prevalensi Gizi Buruk,
secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.12 sebagai berikut :

Tabel 2.12
Indikator Kesehatan Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2008 2012
Tahun

No

Uraian

1
1

2
Angka Kematian Bayi (AKB)

3
16,28

4
17,09

5
12,44

6
10,9

7
10,61

Usia Harapan Hidup (UHH)

59,97

60,40

60,84

61,28

Prevalensi Gizi Buruk

196

156

128

189

75

2008

2009

2010

2011

2012

Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab Lombok Barat

Indikator kesehatan dalam 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan kemajuan


yang baik, AKB terus mengalami penurunan dimana pada tahun 2012 mencapai
10,61 per 1000 kelahiran, UHH Kabupaten Lombok Barat juga mengalami
peningkatan dari 59,97 pada tahun 2008 menjadi 61,28 pada tahun 2011.
Sementara itu untuk prevalensi gizi buruk, selama tahun 2008 2012 mengalami
penurunan dimana pada tahun 2008 terdapat 196 kasus gizi buruk dan pada
tahun 2012 turun menjadi 75 kasus gizi buruk atau mengalami penurunan
sebesar 61,73%.
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

17

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

c. Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk Yang Bekerja)


Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan
kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus
diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja, dengan
demikian dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.
Pada tahun 2011 penduduk usia kerja di Kabupaten mencapai 419.361
jiwa dan pada tahun 2012 meningkat sebesar 5.928 jiwa sehingga menjadi
425.289 jiwa. Kondisi tersebut mengakibatkan jumlah angkatan kerja pada tahun
2012 meningkat dari 277.121 jiwa menjadi 281.077 jiwa. Sementara penduduk
bekerja pada tahun 2012 bertambah dari 263.570 jiwa menjadi 266.168 jiwa.
Peningkatan penduduk angkatan kerja di Kabupaten Lombok Barat adalah
bersifat positif karena peningkatan jumlah angkatan kerja dapat diserap oleh
lapangan kerja yang ada.
3. Fokus Seni, Budaya dan Olah Raga
Pembangunan bidang seni, budaya dan olah raga sangat terkait erat dengan
kualitas hidup manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan 2 (dua) sasaran
pencapaian pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan yaitu (i) untuk
mewujudkan masyarakat Indonesia yang berahlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya dan beradab serta (ii) mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk
mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera.
Pencapaian pembangunan seni, budaya dan olahraga dapat dilihat berdasarkan
indikator yaitu ; (1) Jumlah grup kesenian adalah jumlah grup kesenian per 10.000
penduduk, (2) Jumlah gedung kesenian adalah jumlah gedung kesenian per 10.000
penduduk (3) Jumlah klub olah raga adalah jumlah klub olahraga per 10.000
penduduk (4) Jumlah gedung olahraga adalah jumlah gedung olahraga per 10.000
penduduk.

18

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.13
Perkembangan Seni, Budaya dan Olah Raga menurut Kecamatan
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecamatan
2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar
Jumlah

Jumlah grup
kesenian per
10.000 penduduk

Jumlah gedung
kesenian per
10.000 penduduk

Jumlah klub olah


raga per 10.000
penduduk

Jumlah gedung
olah raga per
10.000 penduduk

3
6
17
34
12
28
30
91
96
36
10

4
-

5
-

6
1
1
-

360

Sumber data : Dikbud Kab. Lombok Barat

Jumlah grup kesenian di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 mencapai
360 buah per 10.000 penduduk, kecamatan Lingsar memiliki grup kesenian
terbanyak yakni 96 buah. Gedung olah raga di Kabupaten pada tahun 2012 yakni 2
unit yang terdapat di kecamatan Gerung 1 unit dan kecamatan Gunungsari 1 unit.
Sementara itu untuk jumlah gedung kesenian dan jumlah klub olah raga tidak
terdapat di Kabupaten Lombok Barat.
Sehubungan dengan berkembangnya jumlah grup kesenian tiap Kecamatan
serta masih belum tersedianya gedung kesenian dan klub olah raga, maka tentunya
menjadi perhatian pemerintah daerah untuk membangun sarana prasarana gedung
kesenian maupun membentuk suatu klub olah raga dalam memeberikan sarana
pengembangan seni, budaya dan olah raga masyarakat agar memberikan
pembinaan guna membentuk kualitas hidup manusia dan masyarakatnya.
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan,
baik dalam bentuk barang publik, maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

19

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

1. Fokus Layanan Urusan Wajib


a. Pendidikan
Pemerintah daerah Kabupaten Lombok Barat memiliki tanggung jawab
besar agar seluruh masyarakatnya memperoleh pendidikan yang layak.
Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan manusia, karena
setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan agar menjadi
manusia yang berkualitas sehingga memiliki kemampuan untuk memperoleh
kehidupan yang layak, ini penting supaya tidak menjadi beban, tetapi menjadi
potensi besar bagi pembangunan.
1). Rasio Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah per 10.000 jumlah
penduduk usia sekolah. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk
menampung semua penduduk usia sekolah.
Tabel 2.14
Ketersediaan Sekolah Dan Penduduk Usia Sekolah
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No
1
1
1.1

Tahun

Jenjang Pendidikan
2

SD/SLB/MI
Jumlah Gedung Sekolah
Jumlah Penduduk Kelompok Usia 71.2
12 tahun
1.3
Rasio
2
SMP/MTs/Sederajat
1.1
Jumlah Gedung Sekolah
Jumlah Penduduk Kelompok Usia
1.2
13-15 tahun
1.3
Rasio
3
SMA/SMK/MA/SLB/Paket C
1.1
Jumlah Gedung Sekolah
Jumlah Penduduk Kelompok Usia
1.2
16-18 tahun
1.3
Rasio
Sumber data ; BPS Kabupaten Lombok Barat

2008

2009

2010
5

2011
6

2012
7

325

329

345

346

71.748

73.644

73.296

73.522

1:221

1:224

1:212

1:212

44

49

51

52

41.630

40.619

38.114

39.361

1:946

1:829

1:747

1:757

21

21

25

26

46.150

40.108

36.382

35.240

1:2.198

1:1.910

1:1.455

1:1.355

Jumlah sekolah selama tahun 2008 2011 untuk jenjang SD/MI


mengalami peningkatan dimana pada tahun 2012 mencapai 346 unit,
dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 73.522 jiwa maka rasio
gedung sekolah terhadap penduduk sebesar 1:212 atau terdapat 1 gedung
sekolah yang menampung siswa sebanyak 212 jiwa. Untuk jenjang

20

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

SMP/MTs juga selama tahun 2008 2011 jumlah gedung mengalami


peningkatan yakni pada tahun 2012 mencapai 26 unit, jumlah penduduk
usia 13-15 tahun pada tahun 2011 mencapai 38.074 jiwa sehingga rasionya
mencapai 1:1.732 atau terdapat 1 gedung sekolah yang menampung 1.732
siswa SMP/MTs dan untuk rasio gedung sekolah terhadap penduduk usia
16-18 tahun pada tahun 2011 yakni 1:1.355 atau terdapat 1 sekolah yang
menampung 1.355 jiwa siswa SMA/SMK/MA, sedangkan data untuk tahun
2012 belum tersedia.
Tabel 2.15
Ketersediaan Sekolah Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2011
SD/MI
No

Kecamatan

Jml
Gedung
Sekolah

Jml
Pddk
Usia
7-12
Tahun

SMP/MTs/Sederajat

Rasio

Jml
Gedung
Sekolah

Jml
Pddk
Usia
13-15
Tahun

Rasio

Jml
Gedung
Sekolah

Jml
Pddk
Usia
16-18
Tahun

Rasio

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar
Lainnya

45
29
44
27
21
30
49
34
40
27
-

9.049
6.247
9.311
8.178
7.453
4.673
11.566
8.490
10.735
6.322
-

1:201
1:215
1:212
1:303
1:355
1:156
1:236
1:250
1:268
1:234
-

4
5
6
7
4
4
8
7
8
2
-

2.943
2.448
4.080
3.182
3.942
1.850
4.825
3.249
4.802
2.476
-

1:736
1:490
1:680
1:455
1:986
1:463
1:603
1:464
1:600
1:1,238
-

2
2
3
3
3
1
4
2
3
3
-

3.044
2.401
4.626
3.607
4.089
2.067
4.774
3.386
4.676
2.570
-

1:1,522
1:1,201
1:1,542
1:1,202
1:1,363
1:2,067
1:1,194
1:1,693
1:1,559
1:857
-

346

73.522

1:212

52

39.361

1:757

26

35.240

1:1.355

Jumlah

SMA/SMK/MA/SLB/Pkt C

10

11

Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat

Pada tahun 2011 Jumlah sekolah terbanyak terdapat di kecamatan


Narmada sebanyak 49 unit untuk tingkat pendidikan SD/MI dengan tingkat
rasio jumlah sekolah terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun yakni
1:236 atau terdapat 1 sekolah yang dapat menampung 236 siswa. Untuk
tingkat pendidikan SMP/MTs jumlah sekolah terbanyak terdapat di
kecamatan Narmada dan Gunungsari yakni 8 unit, rasio sekolah terhadap
jumlah penduduk di kecamatan Narmada yakni 1:603 atau terdapat 1 unit
sekolah yang dapat menampung 603 siswa dan di kecamatan rasio
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

21

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

mencapai 1:600 atau terdapat 1 unit sekolah yang bisa menampung 600
siswa. Sementara itu untuk tingkat pendidikan SMA/SMK, jumlah gedung
sekolah terbanyak terdapat di kecamatan Narmada yakni 4 unit sekolah
dengan rasio terhadap jumlah penduduk usia 16-18 tahun mencapai
1:1.194 atau 1 sekolah dapat menampung 1.194 siswa.
2). Rasio Guru / Murid
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru per 1.000 jumlah
murid. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar, disamping
itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai
mutu pengajaran.
Tabel 2.16
Jumlah Guru dan Murid di Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2008 - 2012
No

Jenjang Pendidikan

1
2
1
SD/SLB/MI
1.1
Jumlah Guru
1.2
Jumlah Murid
1.3
Rasio
2
SMP/MTs/Sederajat
1.1
Jumlah Guru
1.2
Jumlah Murid
1.3
Rasio
3
SMA/SMK/MA/SLB/ Paket C
1.1
Jumlah Guru
1.2
Jumlah Murid
1.3
Rasio
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat

2008
3

2009
4

3,798
69.211
1:18

3.721
68.590
1:18

1.058
16.748
1:16
696
7.663
1:11

Tahun
2010
5

2011
6

2012
7

3.988
65.775
1:17

3.936
67.832
1:17

1.314
17.710
1:14

1.414
17.282
1:12

1.458
16.856
1:12

731
7.453
1:10

816
7.864
1:10

829
8.186
1:10

Pada tahun 2008 2011 rasio jumlah guru terhadap jumlah murid
mengalami penurunan, pada tahun 2011 rasio guru terhadap murid untuk
jenjang SD/MI yakni 1:17 atau 1 orang guru dapat mengajar 17 murid,
untuk jenjang SMP/MTs rsaionya mencapai 1:12 dan untuk jenjang
SMA/SMK rasio guru terhadap murid mencapai 1:10 atau dapat dikatakan 1
guru dapat mengajar 10 murid. Penurunan yang terjadi disebabkan semakin
bertambahnya jumlah guru, namun hal ini yang diharapkan dimana tingkat
efektifitas mengajar murid oleh guru dapat lebih baik sehingga dapat
tercapai dan meningkatnya mutu pembelajaran. Data jumlah guru, jumlah

22

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

murid dan rasio jumlah guru terhadap murid pada tahun 2012 belum
tersedia.
Tabel 2.17
Jumlah Guru dan Murid Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2011
N
o
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecamatan
2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar
Jumlah

Jumlah
Guru
3
371
289
456
348
221
367
681
376
487
340

SD/SLB/MI
Jumlah
Murid
4
8.207
5.333
8.314
5.799
4.159
6.421
10.137
6.530
8.177
4.755

3.936

67.832

Rasio
5
1:22
1:18
1:18
1:17
1:19
1:17
1:15
1:17
1:17
1:14
1:17

SMP/MTs/Sederajat
Jumlah
Jumlah
Rasio
Guru
Murid
6
7
8
86
1178
1:14
114
1315
1:12
185
2.571
1:14
171
1.497
1:9
123
1.473
1:12
132
1.464
1:11
220
2.791
1:13
213
2.479
1:12
160
1.588
1:10
54
500
1:9
1.458

16.856

1:12

SMA/SMK/MA/SLB/Pkt C
Jumlah
Jumlah
Rasio
Guru
Murid
9
10
11
45
270
1:6
81
718
1:9
110
1.428
1:13
111
737
1:7
81
568
1:7
50
581
1:12
110
1.551
1:14
67
869
1:13
96
912
1:10
78
552
1:7
829

8.186

1:10

Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat

Rasio jumlah guru terhadap jumlah murid pada tahun 2011 untuk
jenjang SD/MI yakni 1:17, rasio terendah terdapat di kecamatan Batulayar
yakni 1:14 atau dapat dikatakan terdapat 1 guru yang mengajar 14 murid.
Untuk jenjang SMP/MTs rasio guru terhadap murid pada tahun 2011 yakni
1:12, rasio terendah terdapat di kecamatan Labuapi dan kecamatan
Batulayar yakni 1:9 atau terdapat 1 guru yang mengajar 9 murid.
Sementara itu untuk jenjang SMA/SMK/MA rasionya mencapai 1:10 dan
yang terendah terdapat di kecamatan Sekotong yakni 1:6 atau terdapat 1
guru yang mengajar 6 murid. Semakin rendah rasio maka semakin efektif
sistem pembelajaran serta semakin meningkatnya mutu dari pembelajaran
bagi murid.
b. Kesehatan
Status kesehatan penduduk dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain
yakni pelayanan kesehatan. Efektifitas pelayanan kesehatan secara makro
ditentukan antara lain : (1) aksesibilitas sarana kesehatan seperti : posyandu,
puskesmas dan rumah sakit; (2) aksesibilitas tenaga pemberi layanan, seperti ;
dokter, perawat, bidan dan apoteker; (3) luas wilayah layanan serta jumlah yang
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

23

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

harus dilayani. Semakin luas wilayah pelayanan, maka semakin berat upaya yang
harus dilakukan untuk menjangkau masyarakat dan dijangkau masyarakat.
Semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin besar beban tugas yang harus
dilakukan.
1). Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita
Pengertian posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi
dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga
berencana

yang

mempunyai

nilai

strategis

untuk

pengembangan

sumberdaya manusia sejak dini.


Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak-anak sejak
usia dini, merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan
dasar yang meliputi peningkatan derajat kesehatan dan gizi yang baik,
lingkungan yang sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi,
kemampuan berbahasa dan pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir
dan daya cipta) serta perlindungan anak.
Tabel 2.18
Jumlah Posyandu dan Balita
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No

Uraian

Jumlah Posyandu

Jumlah Balita

Tahun
2008
3

2009
4

2010
5

2011
6

2012
7

933

658

691

736

775

89.250

62.565

67.500

71.053

81.135

3
Rasio
1 : 95
1 : 95
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

1 : 97

1 : 96

1 : 105

Rasio jumlah posyandu terhadap jumlah balita di Kabupaten Lombok


Barat mengalami peningkatan pada tahun 2012 yakni 1:105 atau terdapat 1
yang menangani 105 balita dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 1:96.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah posyandu dimana
pada tahun 2012 terdapat 775 posyandu dibandingkan tahun 2011 yang
hanya mencapai 736, jumlah balita juga mengalami peningkatan pada tahun

24

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

2012 yakni 81.135 atau meningkat dibandingkan tahun 2011 yang mencapai
71.035.
Tabel 2.19
Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatan
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No

Kecamatan

Jumlah
Posyandu

Jumlah Balita

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2
3
4
Sekotong
88
7.913
Lembar
71
6.009
Gerung
83
9.994
Labuapi
76
8.153
Kediri
57
7.217
Kuripan
48
4.574
Narmada
107
11.696
Lingsar
87
8.509
Gunungsari
99
10.782
Batulayar
59
6.288
Jumlah
775
81.135
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

Rasio
5
1:90
1:85
1:121
1:108
1:127
1:96
1:110
1:98
1:109
1:107
1.105

Rasio jumlah posyandu terhadap jumlah balita pada tahun 2012


mencapai 1:105, kecamatan yang memiliki efektifitas tertinggi adalah
kecamatan Lembar dimana rasio posyandu terhadap jumlah balita mencapai
1:85 atau dapat dikatakan bahwa terdapat 1 posyandu yang melayani 85
orang balita. Sedangkan kecamatan Kediri menjadi kecamatan dengan rasio
posyandu terhadap jumlah balita tertinggi yakni mencapai 1:127 atau
terdapat 1 posyandu yang melayani 127 orang balita.
2). Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu
Pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terjangkau dan terdapat
di daerah daerah terpencil yakni puskesmasda poliklinik, poliklinik dan
puskesmas pembantu memberikan manfaat yang signifikan bagi kehidupan
masyarakat dan sebagai keseriusan pemerintah daerah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan. Penyediaan fasilitas
kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan pemerintah kepada
masyarakat hingga ke tingkat terendah.
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

25

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.20
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No

Uraian

Tahun
2008

1
1
2
3
4

2009

2
3
4
Jumlah Puskesmas
19
15
Jumlah Poliklinik
Jumlah Pustu
78
55
Jumlah Penduduk
816.523
603.223
Rasio Puskesmas
5
1:42.974
1:40.214
persatuan penduduk
Rasio Poliklinik
6
1:100.537 1:152.926
persatuan penduduk
Rasio Pustu persatuan
7
1:10.468
1:10.967
penduduk
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

2010

2011

2012

5
15
56
611.704

6
16
10
57
599.986

7
16
11
57
617.998

1:40.780

1:37.499

1 : 38.625

1:149.997

1 : 59.999

1 : 56.182

1:10.923

1:10.526

1 : 10.842

Sarana kesehatan bagi masyarakat yakni Puskesmas, Poliklinik dan


Pustu secara umum mengalami peningkatan, pada tahun 2012 jumlah
Puskesmas dan Pustu tidak mengalami penambahan dibandingkan tahun
2011 yakni 16 unit Puskesmas dan 57 unit Pustu, sedangkan jumlah
Poliklinik pengalami peningkatan yakni menjadi 11 pada tahun 2012
dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 11 unit. Rasio Puskesmas
terhadap jumlah penduduk pada tahun 2012 yakni 1:38.625 atau dapat
dikatakan bahwa terdapat 1 puskesmas yang melayani 38.624 penduduk.
Untuk rasio poliklinik terhadap jumlah penduduk mencapai 1:56.182 atau
terdapat 1 poliklinik yang melayani 56.182 penduduk dan rasio pustu
terhadap jumlah penduduk pada tahun 2012 mencapai 1:10.842 atau
terdapat 1 pustu yang melayani 10.842 penduduk. Rasio puskesmas dan
rasio

pustu

terhadap

jumlah

penduduk

mengalami

peningkatan

dibandingkan tahun sebelumnya atau dapat dikatakan belum efektif dalam


melayani penduduk, hal ini diakibatkan adanya peningkatan jumlah
penduduk namun tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah sarana
puskesmas dan pustu. Sebaliknya rasio poliklinik terhadap jumlah penduduk
mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini disebabkan
terdapat peningkatan dari jumlah poliklinik walaupun jumlah penduduk
mengalami peningkatan.

26

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.21
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No

Kecamatan

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar
Lainnya *)
Jumlah

Jml Pddk.
3
58,375.90
45,621.49
76,242.99
62,095.06
55,181.78
34,857.52
89,536.74
64,860.71
81,263.19
47,130.54
617.998

Puskesmas
Jumlah
Rasio
4
5=(4/3)
2
1:29,188
1
1:45,621
2
1:38,121
2
1:31,048
1
1:55,182
1
1:34,858
2
1:44,768
2
1:32,430
2
1:40,632
1
1:47,131
16

Poliklinik
Jumlah
Rasio
6
7=(6/3)
1
1:58,376
1
1:76,243
4
1:22,384
1
1:64,861
2
1:40,632
2
1:23,565
-

1:38,625

11

1:56,182

Pustu
Jumlah
Rasio
8
9= (8/3)
5
1:11,675
5
1:9,124
10
1:7,624
5
1:12,419
3
1:18,394
5
1:6,972
8
1:11,192
6
1:10,810
7
1:11,609
3
1:15,710
57

1:10,842

Sumber data : Dinas Kesehatan Lombok Barat


*) Penduduk di Kawasan Hutan Nasional, Sekotong

Sarana kesehatan masyarakat berupa Puskesmas pada tahun 2012


berjumlah 16 unit, rasio jumlah puskesmas terhadap jumlah penduduk yakni
1:38.625. Rasio terendah terdapat di kecamatan Sekotong sebesar 1:29.188
atau terdapat 1 puskesmas yang melayani 29.188 jiwa. Untuk sarana
kesehatan berupa Poliklinik berjumlah 11 unit dengan rasio terhadap jumlah
penduduk yakni 1:56.182. rasio Poliklinik terhadap jumlah penduduk
terendah terdapat di kecamatan Narmada yakni 1:22.384 atau terdapat 1
Poliklinik yang melayani 22.384 jiwa. Sementara itu untuk sarana kesehatan
masyarakat berupa Pustu, pada tahun 2011 mencapai 57 unit dengan
tingkat rasio mencapai 1:10.842. Kecamatan dengan tingkat rasio jumlah
pustu terhadap jumlah penduduk terendah terdapat di kecamatan Kuripan
yakni 1:6.972 atau dapat dikatakan terdapat 1 Pustu yang melayani 6.972
jiwa.
3). Rasio Rumah Sakit Persatuan Penduduk
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis
profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan,

asuhan

keperawatan

yang

berkeseimbangan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh


pasien.
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

27

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Rasio rumah sakit per satuan produk adalah jumlah rumah sakit per
10.000 penduduk. Rasio ini mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit
berdasarkan jumlah penduduk (jumlah rumah sakit/jumlah penduduk x
1.000).
Tabel 2.22
Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No

Uraian

2008
3

2
Jumlah Rumah Sakit Umum
1
(Pemerintah)
Jumlah RS Jiwa/Paru dan penyakit
2
khusus lainnya milik pemerintah
Jumlah Rumah Sakit
3
AD/AU/AL/Polri
4
Jumlah Rumah Sakit Daerah
1
5
Jumlah Seluruh Rumah Sakit
1
6
Jumlah Penduduk
816.523
7
Rasio
1:816.523
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

Tahun
2010
5

2009
4

2011
6

2012
7

1
1
603.223
1:603.223

1
1
611.704
1:611.704

1
1
599.986
1:599.986

1
1
617.998
1:617.998

Jumlah rumah sakit di Kabupaten Lombok Barat selama tahun 2008 2012 masih sebanyak 1 unit tidak mengalami peningkatan namun jumlah
penduduk

terus

mengalami

peningkatan

setiap

tahunnya

yang

mengakibatkan daya tampung rumah sakit menjadi berlebih, hal ini perlu
mendapatkan perhatian pemerintah daerah agar menambah jumlah rumah
sakit pemerintah daerah sehingga pelayanan dasar dan peningkatan kualitas
derajat kesehatan bagi masyarakat miskin lebih optimal.

28

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.23
Jumlah Rumah Sakit Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

No

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecamatan

2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar

Jumlah

Jumlah
Penduduk

RSU
Pemerintah

3
58,375.90
45,621.49
76,242.99
62,095.06
55,181.78
34,857.52
89,536.74
64,860.71
81,263.19
47,130.54

Jml
4
-

Rasio
5
-

617.998

RS Jiwa/Paru &
penyakit
khusus lainnya
milik
pemerintah
Jml
Rasio
6
7
-

RS AD/AU/AL/
Polri

RS Daerah

RS Swasta

Total

Jml
8
-

Rasio
9
-

Jml
10
1
-

Rasio
11
1:76.243
-

Jml
12
-

Rasio
13
-

Jml
14
-

Rasio
15
-

1:76.243

Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat

Jumlah rumah sakit menurut Kecamatan di wilayah Kabupaten


Lombok Barat pada tahun 2011 hanya terdapat di Kecamatan Gerung
sebanyak 1 yakni Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju yang
berstatus rumah sakit daerah. Jumlah rumah sakit daerah tersebut dinilai
masih sangat kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada
dimana perbandingannya mencapai 1:617.998 atau jika untuk di wilayah
kecamatan Gerung saja rasio rumah sakit terhadap jumlah penduduk yakni
1:76.243 atau terdapat 1 rumah sakit yang melayani 76.243 penduduk,
sehingga diperlukan pembangunan rumah sakit yang baru. Sementara itu
pada tahun 2012 belum ada rumah sakit swasta maupun rumah sakit
pemerintah.
4). Rasio Dokter Per Satuan Penduduk
Indikator rasio per jumlah penduduk menunjukkan tingkat pelayanan
yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada.
Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan terpadu,
idealnya satu dokter melayani 2.500 penduduk. Jumlah dokter dan dokter
spesialis di Indonesia belum memenuhi kebutuhan sesuai rasio jumlah
penduduk Indonesia. Selain itu distribusi dokter dan dokter spesialis tidak
merata serta kualitasnya masih perlu ditingkatkan.
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

29

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.24
Jumlah Dokter di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No
1
1
2

Uraian
2
Jumlah dokter
Jumlah penduduk
Rasio

2008
3

2009
4

23
603.223

26
611.704

1:26.227

1:23.527

Tahun
2010
5
26
599.986
1:23.076

2011
6

2012
7

25
606.044

27
617.998

1:24.242

1:22.889

Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

Jumlah dokter di Kabupaten Lombok Barat selama tahun 2008 2012


mengalami peningkatan dimana pada tahun 2012 jumlah dokter yakni
sebanyak 27 orang. Jumlah penduduk yang mengalami peningkatan pada
tahun 2012 yakni

617.998 jiwa menyebabkan adanya penurunan rasio

penduduk terhadap dokter dimana pada tahun 2012 mencapai 1:22.889


atau terdapat 1 dokter di dalam 22.889 penduduk yang dapat memberikan
pelayanan. Diharapkan jumlah dokter terus bertambah agar masyarakat
dapat dilayani dengan baik dalam bidang kesehatan.
Tabel 2.25
Jumlah Dokter Menurut Kecamatan
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecamatan
2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar

Jumlah
Penduduk
3
58,375.90
45,621.49
76,242.99
62,095.06
55,181.78
34,857.52
89,536.74
64,860.71
81,263.19
47,130.54

Jumlah
Dokter
4
4
1
3
3
3
1
4
2
4
2

5 = 4/3
1:14,594
1:45,621
1:25,414
1:20,698
1:18,394
1:34,858
1:22,384
1:32,430
1:20,316
1:23,565

617.998

27

1:22.889

Jumlah

Rasio

Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

Jumlah dokter pada tahun 2012 sebanyak 27 orang dimana jumlah


dokter terbanyak terdapat di kecamatan Sekotong, Kecamatan Narmada
dan Kecamatan Gunungsari yakni 4 orang. Rasio jumlah dokter terhadap
jumlah penduduk terefektif yakni di kecamatan Sekotong sebesar 1:14.594
atau terdapat 1 dokter di 14.594 penduduk.

30

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

5). Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk


Rasio tenaga medis per jumlah penduduk menunjukkan seberapa
besar ketersediaan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada
penduduk.
Tabel 2.26
Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2008 - 2012
No

Uraian

2008
1
2
3
1
Jumlah Tenaga Medis
46
2
Jumlah Penduduk
816.523
3
Rasio
1:17.750
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

2009
4
40
603.223
1:15.080

Tahun
2010
5
40
611.704
1:15.293

2011
6
42
599.986
1:14.285

2012
7
42
617.998
14.714

Jumlah tenaga medis di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012


yakni sebesar 42 orang atau tidak ada penambahan dari tahun 2011, jumlah
penduduk yang mengalami penambahan menyebabkan rasio tenaga medis
terhadap jumlah penduduk mengalami peningkatan yakni sebesar 1:14.714
atau terdapat 1 tenaga medis di dalam 14.714 penduduk. Peningkatan rasio
tidak berdampak baik terhadap kualitas pelayanan terhadap masyarakat
sehingga diperlukan adanya penambahan tenaga medis.
Tabel 2.27
Jumlah Tenaga Medis Menurut Kecamatan
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

3
58,375.90
45,621.49
76,242.99
62,095.06
55,181.78
34,857.52
89,536.74
64,860.71
81,263.19
47,130.54

Jumlah Tenaga
Medis
4
7
2
5
5
4
2
5
4
5
3

5 = 4/3
1:8,339
1:22,811
1:15,249
1:12,419
1:13,795
1:17,429
1:17,907
1:16,215
1:16,253
1:15,710

617.998

42

1:14.714

No

Kecamatan

Jumlah Penduduk

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar
Jumlah

Rasio

Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

31

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Untuk jumlah tenaga medis pada tahun 2012 sebanyak 42 orang, jumlah
tenaga medis menurut kecamatan terbanyak terdapat di kecamatan
Sekotong yaitu sebanyak 7 orang dengan rasio terhadap jumlah penduduk
yakni 1:8.339 atau terdapat 1 tenaga medis di dalam 8.339 penduduk.
Diharapkan ada peningkatan tenaga medis disetiap kecamatan agar tingkat
pelayanan bisa lebih baik kepada masyarakat.
c. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk
hidup dan tak hidup di alam yang ada di bumi dan bagian dari bumi, yang
berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan
Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca,
suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan termasuk manusia). Lingkungan
hidup baik faktor biotik maupun abiotik berpengaruh dan dipengaruhi manusia.
Segala yang ada pada lingkungan hidup dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk
mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung
yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung peri-kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya.
1). Persentase Penanganan Sampah
Jumlah volume produksi sampah yang terdapat di wilayah Kabupaten
Lombok Barat pada tahun 2012 sebanyak 564,18 m3 sedangkan jumlah
sampah yang ditangani yakni sebanyak 312,39 m3. Kecamatan dengan
volume produksi sampah terbanyak yakni kecamatan Narmada sebanyak
77,42 m3 dan kecamatan yang dapat menangani sampah terbanyak yakni
kecamatan Sekotong sebanyak 270,20 m3. Jumlah produksi sampah dan
jumlah sampah yang ditangani menurut kecamatan secara lengkap dapat
dilihat pada tabel 2.28 sebagai berikut :

32

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.28
Jumlah Volume dan Produksi Sampah Menurut Kecamatan di Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2012
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecamatan
2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar
Jumlah

Jumlah Sampah yang


ditangani (m3)
3
270,20
22,17
36,49
28,88
24,11
16,33
42,87
32,51
38,00
43,84

Jumlah volume produksi


sampah (m3)
4
49,12
40,05
65,91
52,16
43,53
29,49
77,42
58,70
68,63
47,39

5 = 4/3
1,81
1,81
1,81
1,81
1,81
1,81
1,81
1,81
1,81
1,81

312,39

564,18

1,81

Rasio

Sumber data : Dinas Kebersihan dan Tata Kota Kab. Lombok Barat

2). Persentase Penduduk Berakses Air Minum


Syarat-syarat air minum menurut Kementerian Kesehatan adalah
tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak mengandung logam
berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia,
terdapat resiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya
Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat di bunuh
dengan memasak air hingga 100 0C, banyak zat berbahaya, terutama logam
tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.
Persentase penduduk berakses air bersih adalah proporsi jumlah
penduduk yang mendapatkan akses air minum terhadap jumlah penduduk
secara keseluruhan (penduduk berakses air minum/jumlah penduduk x
100). Sedangkan yang dimaksud air bersih meliputi air minum yang berasal
dari air mineral, air leding/PAM, pompa air, sumur atau mata air yang
terlindung dalam jumlah yang cukup sesuai standar kebutuhan minimal.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

33

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.29
Proporsi Jumlah Penduduk Yang Mendapatkan Akses Air Minum
Tahun 2008 - 2012
No

Uraian

2008
3

2
Jumlah penduduk yang
1
386.364
mendapatkan akses air minum
2
Jumlah penduduk
603.223
Persentase penduduk berakses
3
64,05
air minum
Sumber data : Dinas PU Kab. Lombok Barat

2009
4

Tahun
2010
5

394.610

2011
6

2012
7

402.771

402.560

409.830

611.704

599.986

606.044

617.998

64,51

67,13

66,42

66,32

Jumlah penduduk yang telah mendapatkan fasilitas akses air minum


di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 mencapai 409.830 jiwa atau
sebesar 66,32%, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya yang hanya mencapai 402.560 jiwa namun proporsinya
mengalami

penurunan

sebesar

0,10%,

hal

ini

disebabkan

adanya

peningkatan jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan fasilitas bagi


masyarakat untuk mengakses air minum.
Tabel 2.30
Proporsi Jumlah Penduduk Yang Mendapatkan Akses
Air Minum di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecamatan
2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar
Jumlah

Jumlah Penduduk Yang


Mendapatkan Akses Air Minum
4

Persentase
%
5 = 4/3

58,375.90
45,621.49
76,242.99
62,095.06
55,181.78
34,857.52
89,536.74
64,860.71
81,263.19
47,130.54

38,740.00
32,046.00
58,314.00
42,136.00
38,400.00
15,842.00
48,980.00
32,144.00
66,506.00
36,722.00

66.36
70.24
76.48
67.86
69.59
45.45
54.70
49.56
81.84
77.92

617.998

409.830

67,32

Jumlah Penduduk

Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat

Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum di wilayah


Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 sebanyak 409.830 jiwa atau
67,32% dari jumlah penduduk Kabupaten Lombok Barat. Jumlah penduduk
terbanyak yang mendapatkan akses air minum pada tahun 2012 yaitu
Kecamatan Gunungsari yakni sebesar 66.506 jiwa atau 81,84% dari jumlah

34

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

penduduk

di Kecamatan tersebut. Kecamatan yang belum maksimal

mendapatkan akses air minum yaitu Kecamatan Kuripan yakni sebanyak


15.842 jiwa atau baru 45,45% dari jumlah penduduk di Kecamatan
tersebut.
d. Sarana dan Prasarana Umum
1). Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik
Kinerja jaringan jalan sebagai hasil dari manajemen pengelolaan di
dasarkan kepada beberapa indikator makro yaitu berdasarkan kemantapan,
berdasarkan kondisi dan berdasarkan aspek pemanfaatan.
Tabel 2.31
Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Status/ Kondisi Jalan
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No

Kondisi / Status Jalan

2008*
3
29,60
16,20
4,30
9,10
0,00
232,28
123,02
67,32
29,80
12,14
346,48
156,60
68,98
96,78
24,12
250,73
250,73

Panjang Jalan (Km) / Tahun


2009*
2010
2011
4
5
6
29,60
29,60
29,60
29,60
29,60
29,60
133,75
133,75
134,17
71,70
71,70
117,67
18,06
18,06
11,69
11,69
32,30
32,30
16,50
446,48
446,48
401,48
195,57
232,25
238,94
30,89
29,92
17,60
77,81
66,97
55,97
142,21
117,34
88,97
575,77
475,77
428,04
6,00
6,00
6,00
60,21
62,21
59,61
266,19
264,19
258,40
243,37
143,37
104,03

2012
7
23,31
23,31
134,17
134,17
446,48
303,15
12,43
42,55
88,35
475,77
6,00
62,21
264,19
143,37

993,29

1.079,73

1
2
1
Jalan Negara
1.1 Baik
1.2 Sedang Rusak
1.3 Rusak
1.4 Rusak Berat
2
Jalan Provinsi
2.1 Baik
2.2 Sedang Rusak
2.3 Rusak
2.4 Rusak Berat
3
Jalan Kabupaten
3.1 Baik
3.2 Sedang Rusak
3.3 Rusak
3.4 Rusak Berat
4
Jalan Desa
4.1 Baik
4.2 Sedang Rusak
4.3 Rusak
4.4 Rusak Berat
Panjang Jalan Keseluruhan
859,09
1.185,60
1.085,60
(1+2+3+4)
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat
*) Tidak termasuk KLU

Panjang jalan berdasarkan status atau kondisi jalan di Kabupaten Lombok


Barat selama tahun 2008 2012 mengalami perkembangan baik peningkatan
maupun penurunan. Pada tahun 2012 total panjang jalan yakni 1.079,73 Km.
Panjang jalan yang berstatus jalan Kabupaten pada tahun 2012 meningkat
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

35

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

menjadi 446,48 Km dibandingkan tahun 2011 yakni sepanjang 401,48 Km. Jalan
dengan kondisi baik pada tahun 2012 mencapai 303 Km, mengalami peningkatan
sepanjang 64,21 Km, untuk jalan dengan kondisi sedang, rusak dan rusak berat
pada tahun 2012 mengalami penurunan yang disebabkan oleh perubahan status
menjadi kondisi baik.
Tabel 2.32
Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecamatan
2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar

Baik
3
32.09
18.33
60.00
20.10
10.60
30.76
69.60
27.65
29.17
4.85

Jumlah

303.15

Kondisi Jalan (Km)


Sedang
Rusak
4
5
2.10
2.70
11.30
2.74
3.38
2.14
5.20
3.90
2.00
4.27
4.20
6.60
0.65
3.80
12.43

42.55

Rusak Berat
6
7.45
14.81
14.38
4.00
2.30
2.00
17.67
14.00
9.49
2.25

Jalan Sec.
Keseluruhan
7
41.64
47.14
80.50
31.44
16.80
34.76
91.54
52.45
43.11
7.10

88.35

446.48

Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat

Panjang jaringan jalan secara keseluruhan Kabupaten Lombok Barat


pada tahun 2012 mencapai 446,48 Km, jalan terpanjang dimiliki oleh
Kecamatan Narmada yakni 91,54 Km dan Kecamatan Batulayar yang
memiliki jalan terpendek yakni 7,10 Km. Kecamatan Narmada memiliki jalan
dengan kondisi baik terpanjang yakni 69,60 Km, sementara itu Kecamatan
Batulayar merupakan kecamatan dengan jalan dengan kondisi baik
terpendek yakni 4, 85 Km. Kecamatan Narmada juga merupakan kecamatan
dengan kondisi jalan rusak berat terpanjang yakni sepanjang 17,67 Km,
sedangkan kecamatan Kuripan memiliki jalan dengan kondisi rusak berat
terpendek dengan panjang 2 Km.
2). Rasio Jaringan Irigasi
Pengertian kajian irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan
pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk
penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air

36

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

irigasi. Selanjutnya secara operasional dibedakan ke dalam tiga kategori


yaitu jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier.
Dari ketiga kelompok jaringan tersebut, yang langsung berfungsi
sebagai prasarana pelayanan air irigasi ke dalam petakan sawah adalah
jaringan irigasi tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan
saluran

pembuang,

boks

tersier,

boks

kuarter

serta

bangunan

pelengkapnya.
Rasio jaringan irigasi adalah perbandingan panjang jaringan irigasi
terhadap luas lahan budidaya. Panjang jaringan irigasi meliputi jaringan
primer, sekunder dan tersier. Didalam pengelolaan jaringan irigasi tolak
ukur keberhasilan pengelolaan adalah efisiensi dan efektifitas.
Total panjang jaringan irigasi di Kabupaten Lombok Barat pada tahun
2012 yakni 561,14 Ha yang terdiri dari jaringan primer seluas 163.78 Ha,
jaringan sekunder 111.84 Ha, dan Jaringan Tersier 285,52 Ha. Luas lahan
budidaya Kabupaten Lombok Barat mencapai 832,57 Ha sehingga rasio
jaringan irigasi terhadap lahan budidaya mencapai 67% atau 1;1,5 sehingga
dapat dikatakan luas lahan budidaya mencapai 1,5 kali dari jaringan irigasi.
Tabel 2.33
Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Primer

Sekunder

Tersier

2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar

3
77.05
44.20
42.52
-

4
55.64
54.97
1.24
-

5
70.70
152.44
62.38
-

Total
Panjang
Jaringan
Irigasi
6=3+4+5
203.39
251.61
106.14
-

Jumlah

163.78

111.84

285.52

561.14

Kecamatan

Panjang Jaringan Irigasi

Luas Lahan
Budidaya
(Ha)

Rasio

7
828.00
1.92
2.65
-

8=6/7
0.25
131.32
40.01
-

832.57

0,67

Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

37

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Jaringan irigasi di Kabupaten Lombok Barat terdapat di 3 Kecamatan


yaitu Kediri, Narmada dan Gunungsari. Narmada memiliki jaringan irigasi
terpanjang yakni 251,61 Km dengan luas lahan budidaya yakni 1,92 Ha
sehingga rasio jaringan irigasi terhadap lahan budidaya yaitu 1 : 0,76 Km.
3). Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Rumah tinggal berakses bersanitasi sekurang-kurangnya mempunyai
akses untuk memperoleh layanan sanitasi, sebagai berikut :
1. Fasilitas air bersih
2. Pembuangan tinja
3. Pembuangan air limbah (air bekas)
4. Pembuangan sampah
Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi pada tahun 2012 sebanyak
99.471 buah, meningkat 48.846 buah dibandingkan tahun 2010 yang
berjumlah , dengan rumah tinggal yang berjumlah 191.013 buah pada
tahun 2012 maka persentase rumah tinggal berakses sanitasi di Kabupaten
Lombok Barat mencapai 52,07% meningkat dibandingkan tahun 2010 yang
baru mencapai 27,03%. Peningkatan signifikan yang terjadi menunjukkan
pelayanan pemerintah daerah dalam memberikan akses sanitasi bagi
masyarakat membuahkan hasil dan diharapkan semua masyarakat juga
dapat menikmati fasilitas akses sanitasi. Secara lengkap perkembangan
rumah tinggal bersanitasi dapat dilihata pada tabel 2.34 sebagai berikut :
Tabel 2.34
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No
1

Uraian

2008
3

2009
4

2
Jumlah rumah tinggal
1
49,418.00
55,196.00
berakses sanitasi
2
Jumlah rumah tinggal
167,462.00 167,464.00
3
Persentase
29,51
32,96
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat

38

BAB II

Tahun
2010
5

2011
6

2012
7

50,625.00

99,471.00

181,256.00
27,93

191,013.00
52,07

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

e. Penataan Ruang
1). Rasio Ruang Terbuka Hijau Persatuan Luas Wilayah Ber HPL/HGB
Ruang terbuka hijau adalah area memanjang / jalur dan / atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja di
tanam. Ruang terbuka hijau kota merupakan kawasan perlindungan yang
ditetapkan dengan kriteria :
1. Lahan dengan luas paling sedikit 2.500 meter persegi.
2. Berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur atau kombinasi dari bentuk
satu hamparan dan jalur.
3. Di dominasi komunitas tumbuhan.
Agar kegiatan budidaya tidak melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan, pengembangan ruang terbuka hijau dari luas kawasan
perkotaan paling sedikit 30% (tiga puluh persen). Kawasan perkotaan
adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan
dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan
ekonomi.
Luas ruang terbuka hijau di Kabupaten Lombok Barat yakni
9.568,10 Ha meliputi seluruh ibukota Kecamatan di Lombok Barat, dengan
luas wilayah Kabupaten Lombok Barat yakni 1.053,92 Km2 sehingga rasio
ruang terbuka hijau terhadap luas wilayah Kabupaten Lombok Barat yakni
1:11 atau terdapat 1 Ha ruang terbuka hijau di dalam 11 Ha luas wilayah
Kabupaten Lombok Barat.
2). Rasio Bangunan Ber IMB Per Satuan Bangunan
Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan
oleh pemerintah Kabupaten/Kota kepada pemilik bangunan gedung untuk
membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi dan atau merawat
bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan
teknis yang berlaku.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

39

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi


yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya
berada di atas dan / atau di dalam tanah dan / atau air, yang berfungsi
sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau
tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,
budaya maupun kegiatan khusus.
Tabel 2.35
Rasio Bangunan Ber IMB Per Satuan Bangunan
Menurut Kecamatan di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecamatan
2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar
Jumlah

Jumlah
Bangunan*)
3
-

Jumlah Bangunan
Ber IMB
4
5
13
38
27
36
11
29
20
41
79

5=4/3
-

299

Rasio

Sumber data : Badan Penanaman Modal & Pelayanan Perijinan Terpadu Kab. Lobar.
*)Data TidakTersedia

Jumlah bangunan yang memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)


pada tahun 2012 sebanyak 299, kecamatan yang memiliki jumlah bangunan
ber-IMB terbanyak yakni kecamatan Batulayar sebanyak 79 dan kecamatan
Sekotong yang memilliki jumlah bangunan ber-IMB terendah yakni 5.
f. Perhubungan
1). Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum
Jenis angkutan umum yang ada di Kabupaten Lombok Barat hanya
berupa Kapal Laut yang sedangkan untuk angkutan umum lainnya seperti
bis, kereta api dan pesawat udara tidak ada disebabkan tidak adanya
terminal, stasiun kereta api dan Bandar udara.

40

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.36
Jumlah Penumpang Angkutan Umum
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No
1
1
2
3
4

Uraian
2
Jumlah Penumpang Bis
Jumlah Penumpang Kereta Api
Jumlah Penumpang Kapal Laut
Jumlah Penumpang Pesawat Udara
Total Jumlah Penumpang

2008
3
61.116
-

2009
4
99.076
-

Tahun
2010
5
108.954
-

2011
6
125.517
-

61.116

99.076

108.954

125.517

2012
7

134.277
134.277

Sumber data : Dinas Perhubkominfo Kabupaten Lombok Barat


-: Data tidak tersedia

Jumlah penumpang Kapal Laut di Kabupaten Lombok Barat selama


tahun 2008 2012 mengalami peningkatan, pada tahun 2008 jumlah
penumpang kapal laut mencapai 61.116 orang meningkat 119.71% atau
dalam 5 (lima) tahun mengalami penambahan sebanyak 73.161 orang
menjadi 134.277 orang pada tahun 2012.
2). Rasio Izin Trayek
Izin trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus
dan/atau mobil penumpang umum pada jaringan trayek. Jaringan trayek
terdiri atas :
1. Jaringan trayek lintas batas Negara.
2. Jaringan trayek antar kota antar provinsi.
3. Jaringan trayek antar kota dalam provinsi.
4. Jaringan trayek perkotaan.
5. Jaringan trayek perdesaan.
Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa
angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan
perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.
Sedangkan jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang
menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang.
Jumlah izin trayek di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012
yakni sebanyak 427 buah, dimana mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2011 yang mencapai 411 buah. Jumlah penduduk pada tahun 2012
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

41

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

mencapai 617.998 jiwa sehingga rasio izin trayek terhadap jumlah


penduduk mencapai 1:1.447 atau terdapat 1 trayek yang melayani 1.447
penduduk, rasio tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011
yang mencapai 1:1.482. diharapkan pada tahun tahun berikutnya terdapat
penambahan jumlah izin trayek sehingga semakin efektif melayani
masyarakat dalam bidang transportasi sehingga kegiatan perekonomian,
sekolah dan pemanfaatan kendaraan umum dapat menjadi maksimal.
Tabel 2.37
Rasio Izin Trayek Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No

Uraian

2008
2009
1
2
3
4
1
Jumlah Izin Trayek
665
535
2
Jumlah Penduduk
603.223
611.704
3
Rasio Izin Trayek
1:907
1:1.143
Sumber data : Dinas Perhubkominfo Kabupaten Lombok Barat

Tahun
2010
5
438
599.986
1:1.370

2011
6
411
608.926
1:1.482

2012
7
427
617.998
1:447

3). Jumlah Uji Kir Angkutan Umum


Uji kir angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang
diimpor, baik yang dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri yang akan
dioperasikan di jalan agar memenuhi persyaratan teknis laik di jalan.
Pengujian dimaksud meliputi :
1. Uji Type yaitu pengujian fisik untuk pemenuhan persyaratan teknis dan
laik jalan yang dilakukan terhadap landasan kendaraan bermotor dan
kendaraan bermotor dalam keadaan lengkap dan penelitian rancang
bangun dan rekayasa kendaraan bermotor yang dilakukan terhadap
rumah-rumah, bak muatan, kereta gandengan, kereta tempelan dan
kendaraan bermotor yang dimodifikasi tipenya.
2. Uji Berkala yaitu diwajibkan untuk mobil penumpang umum, mobil bus,
mobil barang, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang dioperasikan
di jalan, meliputi pemeriksaan dan pengujian fisik kendaraan bermotor
dan pengesahan hasil uji.
Jumlah angkutan di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 833
unit yang terdiri dari mobil penumpang umum (200 unit), mobil bus (28
unit), dan mobil barang (605 unit). Jumlah KIR yang dilakukan sebanyak

42

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

1.080 sehingga angkutan yang telah melakukan uji KIR mencapai 130%.
Angkutan umum terbanyak terdapat di kecamatan Narmada yakni 248 unit
atau telah melakukan uji KIR sebanyak 114%.
Untuk jenis angkutan mobil penumpang umum terbanyak terdapat
di kecamatan Batulayar yakni sebanyak 80 unit dengan uji KIR yang telah
dilakukan sebanyak 133 kali (166%), untuk jenis angkutan mobil bus,
jumlah terbanyak terdapat di kecamatan Narmada yakni 10 unit dengan uji
KIR yang dilakukan sebanyak 10 kali (100%), sementara itu untuk angkutan
umum jenis mobil barang terbanyak terdapat di kecamatan Narmada yaitu
233 unit dengan jumlah KIR yang dilakukan sebanyak 266 kali (114%),
secara lengkapa dapat dilihat pada tabel 2.38 sebagai berikut :

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

43

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.38
Jumlah Uji KIR Selama 1 (Satu) Tahun Menurut Kecamatan Di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

No

Kecamatan

Mobil Penumpang Umum


Jumlah
Jumlah
%
KIR

Angkutan Umum
Mobil Bus
Jumlah
Jumlah
KIR

Mobil Barang
Jumlah
Jumlah
KIR

Jumlah
Angkutan

Jumlah
KIR

10

11

18

19

20=19/18

Sekotong

18

18

100

112

26

27

103

Lembar

19

20

105

100

11

22

200

32

44

137

Gerung

20

21

105

28

43

153

48

64

133

Labuapi

105

100

35

61

174

47

74

157

Kediri

17

188

100

15

21

140

25

39

156

Kuripan

10

13

130

10

13

130

Narmada

180

10

10

100

233

266

114

248

285

114

Lingsar

200

100

48

54

112

51

60

117

Gunungsari

40

68

170

60

177

210

119

222

281

127

10

Batulayar

80

133

166

50

40

60

150

124

195

157

Jumlah

200

297

148

28

24

86

605

759

125

833

1.080

130

Sumber data : Dinas Perhubkominfo Kabupaten Lombok Barat

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014

BAB II

44

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

4). Jumlah Pelabuhan Laut / Udara / Terminal Bis


Pelabuhan laut di artikan sebagai sebuah fasilitas di ujung samudera,
sungai, danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo
maupun penumpang kedalamnya. Pelabuhan udara/bandara bisa diartikan
sebagai sebuah fasilitas untuk menerima pesawat dan memindahkan barang
kargo maupun penumpang kedalamnya. Sedangkan terminal bus dapat
diartikan sebagai prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan
dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda
transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan
umum.
Tabel 2.39
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bus
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No

Uraian

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah Pelabuhan Laut

Jumlah Pelabuhan Udara

Jumlah Terminal Bus

Jumlah

Sumber data : Dinas Perhubkominfo Kab. Lombok Barat

Jumlah pelabuhan laut, udara dan terminal bus di Kabupaten


Lombok Barat selama tahun 2008 2012 tidak ada perubahan/penambahan,
pada tahun 2012 jumlah pelabuhan laut sebanyak 3 atau sama dengan
tahun sebelumnya. Sedangkan pelabuhan udara dan terminal bus menurut
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lombok Barat
adalah tidak ada.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014

BAB II

45

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.40
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bus Menurut Kecamatan di Wilayah
Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecamatan
2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar

Pelabuhan Laut
3
2
1

Jumlah
Pelabuhan Udara
4
-

Terminal Bus
5
-

Jumlah

Sumber data : Dinas Perhubkominfo Kab. Lombok Barat

Jumlah pelabuhan laut pada tahun 2012 yakni 3 yang terdapat di


kecamatan Sekotong sebanyak 2 dan di kecamatan Batulayar yakni
sebanyak 1. Untuk pelabuhan udara dan terminal bus belum tersedia di
Kabupaten Lombok Barat.
2. Fokus Layanan Urusan Pilihan
a. Penanaman Modal
1). Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah penggunaan modal
dalam negeri bagi usaha-usaha yang mendorong pembangunan ekonomi
pada umumnya, sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan
penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau
berdasarkan ketentuan perundang-undangan di Indonesia, dalam arti bahwa
pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal
tersebut.
Jumlah PMDN/PMA dihitung dengan menjumlahkan banyaknya
investor PMDN berskala nasional dengan banyaknya investor PMA berskala
nasional yang aktif berinvestasi di daerah dan pada suatu periode tahun
pengamatan.

46

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.41
Jumlah Investor PMDN/PMA
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
PMDN
No

Tahun

Persetujuan

Realisasi

1
1
2
3
4
5

PMA
PersetujuRealisasi
an
5
6
148
60
126
50
103
20
89
37
114
98

Jumlah
Persetuju
Realisasi
-an
7=3+5
8=4+6
185
86
149
68
130
33
106
42
132
110

2
3
4
Tahun 2008
37
26
Tahun 2009
23
18
Tahun 2010
27
13
Tahun 2011
17
5
Tahun 2012
18
12
Total Jumlah
122
74
580
265
702
Investor
Sumber data : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kab. Lombok Barat

339

Investor dalam negeri yang masuk di Kabupaten Lombok Barat


dalam kurun waktu 2008 2012 berjumlah 122 yang telah melakukan
persetujuan namun hanya 74 yang yang telah terealisasi. Untuk investor
asing jumlah yang masuk sebanyak 580 dan telah terealisasi untuk
menanamkan modal sebanyak 265. Pada tahun 2012 jumlah investor dalam
negeri

yang

telah melakukan persetujuan sebanyak 18 mengalami

peningkatan dibandingkan tahun 2011, sedangkan jumlah persetujuan yang


telah direalisasi sebanyak 12 juga mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2011 yang hanya mencapai 5 persetujuan investasi. Untuk investor
asing, pada tahun 2012 mencapai 114 persetujuan dan telah terealisasi
sebanyak 98, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yakni 89
persetujuan dan telah terealisasi 37.
2). Jumlah Nilai Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)
Jumlah

nilai

investasi

investor

PMDN/PMA

dihitung

dengan

menjumlahkan jumlah realisasi nilai proyeksi investasi berupa PMDN dan


nilai proyek investasi PMA yang telah disetujui oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM). Banyaknya investasi PMDN berskala nasional
dengan banyaknya investasi PMA berskala nasional dihitung dari total nilai
proyek yang telah terealisasi pada suatu periode tahun pengamatan.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

47

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Semakin

banyak

jumlah

investor

maka

akan

semakin

menggambarkan ketersediaan pelayanan penunjang yang dimiliki daerah


berupa ketertarikan investor untuk meningkatkan investasinya di daerah.
Tabel 2.42
Jumlah Investasi PMDN/PMA
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
Persetujuan (PMDN)
No

Tahun

Jumlah
Proyek

Nilai
Investasi
(Rp. Juta)

Realisasi (PMDN)
Jumlah
Proyek

Nilai
Investasi
(Rp. Juta)

Persetujuan (PMA)
Jumlah
Proyek

Nilai Investasi ($)

Realisasi (PMA)
Jumlah
Proyek

Nilai Investasi
($)

2008

37

1.308

26

376

148

678.996

60

81.200

2009

23

271.297

13

199.047

99

226.633.905

20

43.754.000

2010

24

271.697

13

199.047

104

231.543.905

20

43.754.000

4
5

2011
2012

10
18

201.922
374.529

8
12

99.219
195.217

77
114

109.336.900
700.163.000

41
98

30.966.485
40.798.616

122

1,120,756

74

692,908

580

1,268,356,706.00

265

159,354,301.00

Jumlah

Sumber data : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kab. Lombok Barat

Jumlah investasi dalam negeri yang masuk pada kurun waktu 20082012 sebesar 1,120 trilliun rupiah lebih dan telah terealisasi sebesar 692,9
milyar rupiah lebih. Sementara itu, untuk investasi asing nilai investasi dalam
kurun waktu 2008 2012 mencapai 1,27 milyar dollar lebih dan telah
terealisasi sebesar 159,35 milyar dollar lebih.
Pada tahun 2012 jumlah investasi yang berasal dari investor dalam
negeri mencapai 374,5 milyar rupiah lebih

dan telah terealisasi sebesar

195,22 milyar rupiah lebih, mengalami peningkatan dibandingkan tahun


2011 yakni terdapat investasi sebesar 201,9 milyar rupiah lebih dengan
realisasi 99,22 milyar rupiah lebih. Untuk investasi asing jumlah investasi
pada tahun 2012 mencapai 700,16 juta dollar lebih dengan realisasi
mencapai 40,80 milyar dollar lebih, mengalami peningkatan dibandingkan
tahun sebelumnya yakni investasi asing mencapai 109,34 milyar dollar lebih
dan telah terealisasi sebesar 30,97 milyar dollar lebih.

48

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

3). Rasio Daya Serap Tenaga Kerja


Rasio daya serap tenaga kerja adalah perbandingan antara jumlah
tenaga kerja bekerja pada perusahaan PMA/PMDN dengan jumlah seluruh
PMA/PMDN. Jumlah tenaga kerja bekerja pada perusahaan PMA/PMDN
dihitung dari banyaknya tenaga kerja yang bekerja pada investasi
PMA/PMDN yang terealisasi pada suatu tahun. Jumlah seluruh PMA/PMDN
dihitung dari banyaknya proyek investasi yang terealisasi di daerah pada
suatu tahun. Semakin besar rasio daya serap tenaga kerja pada PMA dan
PMDN akan mencerminkan besarnya daya tampung proyek investasi
PMA/PMDN untuk menyerap tenaga kerja di suatu daerah.
Pada tabel 2.42 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja yang
terserap dalam kurun waktu tahun 2008 2012 mengalami fluktuasi naik
dan turun dengan rata-rata sebesar 2.363 orang, jumlah tenaga kerja yang
bekerja di perusahaan asing maupun perusahaan lokal pada tahun 2012
berjumlah 1.596 orang dimana jumlah investasi yang masuk dan telah
terealisasi sebanyak 110 sehingga rasio serap tenaga kerja sebesar 0,069
atau dapat dikatakan dari 1000 perusahaan baik lokal maupun asing
terdapat 69 tenaga kerja yang terserap.
Tabel 2.43
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

2009
4

Tahun
2010
5

2011
2
6
Jumlah Tenaga Kerja Yang Bekerja
1
3.508
3.106
2.166
1.437
Pada Perusahaan PMA/PMDN
2
Jumlah seluruh PMA/PMDN
86
90
93
106
3
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja
0,02
0,03
0,04
0,07
Sumber data : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kab. Lombok Barat
1

2008
3

2012
7
1.596
110
0,069

b. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM)


1). Persentase Koperasi Aktif
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

49

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

azas kekeluargaan.
Koperasi aktif adalah koperasi yang dalam dua tahun terakhir
mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) atau koperasi yang dalam
tahun terakhir melakukan kegiatan usaha.
`Tabel 2.44
Persentase Koperasi Aktif
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah Koperasi Aktif

292

252

266

308

Jumlah Koperasi

427

362

375

308

Persentase Koperasi Aktif

68

70

71

100

Sumber data : Dinas Koperasi Kabupaten Lombok Barat

Jumlah koperasi selama tahun 2008 - 2011 mengalami penurunan


dimana pada tahun 2008 berjumlah 427 dan pada tahun 2011 mencapai 308
atau turun sebesar 27,87% selam 4 tahun. Namun jumlah koperasi aktif
justru bertambah selama tahun 2008 2011 dimana pada tahun 2008
mencapai 292 dan meningkat sebesar 5,19% selama 4 tahun menjadi 308
koperasi aktif. Sementara itu persentase koperasi aktif pada tahun 2011
mencapai 100% dimana terdapat 308 koperasi aktif dari 308 jumlah
koperasi yang ada atau dapat dikatakan seluruh koperasi yang ada dalam
kondisi aktif dalam melayani masyarakat.
Tabel 2.45
Jenis Koperasi di Wilayah Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2008 2012
No

Jenis Koperasi

1
1
2
3

2
Koperasi Primer
Koperasi Sekunder Tingkat I
Koperasi Sekunder Tingkat II
Jumlah Koperasi

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

3
426
1

4
361
1

5
374
1

6
307
1

7
-

427

362

375

308

Sumber data : Dinas Koperasi Kabupaten Lombok Barat

50

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Pada tahun 2011 jumlah koperasi mencapai 308 unit, mengalami


penurunan dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 375 unit atau menurun
sebesar 17,87%. Jenis koperasi yang ada di Kabupaten Lombok Barat yakni
jenis koperasi primer dimana pada tahun 2011 sebanyak 307 unit dan jenis
koperasi sekunder tingkat II sebanyak 1 unit. Sedangkan jenis koperasi
tingkat I tidak terdapat di Kabupaten Lombok Barat.
2). Jumlah UKM Non BPR/LKMUKM
Usaha kecil adalah peluang usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar. Usaha menengah adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.
Jumlah UKM non BPR/LKM di Kabupaten Lombok Barat pada tahun
periode 2008 - 2012 tidak ada, dimana hal ini disebabkan sejak tahun 2005
seluruh UKM non BPR/ LKM telah berubah menjadi Koperasi.
c. Kependudukan
1). Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat
kelahiran,

kematian

dan

perpindahan

penduduk

atau

migrasi

baik

perpindahan ke luar maupun dari luar. Pertumbuhan penduduk adalah


peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke
waktu.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

51

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.46
Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Lombok Barat
Penduduk
1990
2000
1
2
3
Sekotong
36.182
42.819
Lembar
33.410
38.164
Gerung
56.349
64.954
Labuapi
43.418
54.833
Kediri
42.499
50.279
Kuripan
24.066
29.808
Narmada
67.080
82.152
Lingsar
48.154
56.854
Gunungsari
50.807
62.916
Batulayar
26.284
34.723
Jumlah
428.249
517.501
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat
Kecamatan

2010
4
56.230
44.426
74.327
60.756
54.204
34.020
87.897
63.409
78.633
45.388
599.986

Laju Pertumbuhan Penduduk


1990-2000
2000-2010
5
6
1,23
2,76
0,86
1,53
0,96
1,36
1,92
1,03
1,23
0,75
1,71
1,33
1,59
0,68
1,21
1,10
1,71
2,25
2,39
2,71
1,40
1,49

Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilaksanakan setiap 10


tahun sekali yakni 1990, 2000, dan 2010, jumlah penduduk di Kabupaten
Lombok Barat mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk
mencapai 492.299 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1,40 dari tahun
1990 sebesar 428.249 jiwa, sedangkan pada tahun 2010 laju pertumbuhan
meningkat menjadi 1,49 atau jumlah penduduk mengalami peningkatan
pada tahun 2010 menjadi 599.986 dibandingkan tahun 2000.
2). Pengelompokkan Penduduk
a)

Pengelompokkan Penduduk Berdasar Jenis Kelamin dan Umur


Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah banyaknya penduduk laki-laki per
100 penduduk perempuan atau dengan rumusan penduduk laki-laki di
bagi penduduk perempuan x 100.
Tabel 2.47
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2011
No
1
1
2
3
4
5
6

52

BAB II

Kecamatan
2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan

Laki-Laki
3
28.312
22.007
35.665
29.965
26.767
16.955

Perempuan
4
28.496
22.927
39.555
31.497
28.004
17.445

Jumlah
5
56.808
44.934
75.220
61.462
54.771
34.400

Rasio Jenis Kelamin


6
99,35
95,99
90,17
95,14
95,58
97,19

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

No
1
7
8
9
10

Kecamatan
2
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar

Laki-Laki
3
43.313
31.376
39.374
22.946

Perempuan
4
45.619
32.779
40.101
22.941

Jumlah
5
88.932
64.155
79.475
45.887

Rasio Jenis Kelamin


6
94,95
95,72
98.19
100,02

296.680

309.364

606.044

95,90

Jumlah

Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat

Jumlah penduduk di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2011


sebesar 606.044 jiwa yang terdiri dari 296.680 jiwa untuk jenis kelamin
laki-laki dan 309.364 jiwa untuk jenis kelamin perempuan, rasio jenis
kelamin mencapai 95,90 atau dapat dikatakan setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 95 penduduk laki-laki. Kecamatan yang memiliki
jumlah penduduk ber-jenis kelamin laki-laki terbanyak yakni kecamatan
Narmada sebanyak 43.313 jiwa dan kecamatan yang memiliki
penduduk ber-jenis kelamin perempuan terbanyak yakni kecamatan
Narmada sebanyak 45.619 jiwa.
Tabel 2.48
Jumlah Penduduk Laki-Laki Berdasarkan Umur Di Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2008 2012
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Kelompok Umur
2
0-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun
15-19 tahun
20-24 tahun
25-29 tahun
30-34 tahun
35-39 tahun
40-44 tahun
45-49 tahun
50-54 tahun
55-59 tahun
60-64 tahun
65 tahun ke atas
Jumlah

2008
3
30.374
28.650
31.920
38.513
33.239
24.010
14.388
21.055
18.572
15.573
10.264
7.524
6.987
6.098

2009
4
30.109
30.249
36.157
32.981
26.345
22.329
24.811
21.706
18.222
15.003
9.680
9.126
8.884
13.651

Tahun
2010
5
31.632
30.605
31.694
30.275
24.209
26.304
23.217
22.588
18.035
14.998
12.456
8.356
7.254
11.905

2011
6
32.077
30.413
30.930
31.166
24.879
25.804
23.729
22.596
18.915
15.178
12.794
8.702
7.453
12.044

287.167

299.253

293.528

296.680

2012
7
-

Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat


RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

53

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Penduduk ber-jenis kelamin laki-laki pada tahun 2011 berjumlah


296.680 jiwa, mengalami peningkatan sebesar 1,07% dari tahun 2010.
Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki terbanyak terdapat pada
kelompok umur 0-4 tahun atau usia Balita sebesar 32.077 jiwa, jumlah
penduduk laki-laki terendah terdapat pada kelompok usia 60-64 tahun
yaitu sebanyak 7.453 jiwa. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki
di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 belum tersedia
disebabkan masih dalam proses pendataan oleh BPS.
Tabel 2.49
Jumlah Penduduk Perempuan Berdasarkan Umur
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Tahun

Kelompok Umur
2
0-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun
15-19 tahun
20-24 tahun
25-29 tahun
30-34 tahun
35-39 tahun
40-44 tahun
45-49 tahun
50-54 tahun
55-59 tahun
60-64 tahun
65 tahun ke atas
Jumlah

2008
3
27.780
28.716
31.880
37.189
32.921
27.139
25.600
25.388
17.032
15.111
12.689
11.565
8.227
14.819

2009
4
29.348
26.819
29.665
33.358
30.141
27.177
29.042
21.433
16.486
14.275
14.171
13.441
7.914
19.181

2010
5
29.582
29.073
29.908
30.015
29.227
31.034
26.423
24.334
18.950
15.194
12.818
8.411
7.770
13.719

2011
6
30.053
28.845
29.401
29.969
28.893
30.763
27.303
24.596
20.035
15.439
13.331
8.849
7.839
14.078

2012
7
-

316.056

312.451

306.458

309.364

Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat

Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan di Kabupaten


Lombok Barat pada tahun 2011 sebanyak 309.364 jiwa atau mengalami
peningkatan

sebesar

0,95%

dibandingkan

tahun

2010.

Jumlah

penduduk perempuan terbanyak berdasarkan kelompok umur yakni


pada kelompok umur 25-29 tahun yakni sebanyak 30.763 jiwa dan
jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan terendah terdapat pada

54

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

kelompok umur 60-64 tahun yakni 7.839 jiwa. Jumlah penduduk


berjenis kelamin perempuan berdasarkan kelompok umur pada tahun
2012 belum tersedia disebabkan masih dalam tahap pengolahan.
b)

Pengelompokkan

Penduduk

Berdasarkan

Persebaran

Penduduk / Geografis
Persebaran penduduk dapat dihitung berdasarkan : (a) persebaran
geografis, yaitu persebaran penduduk menurut pulau, (b) persebaran
administratif dan politis, yaitu persebaran penduduk berdasarkan
provinsi, kabupaten, daerah istimewa.
Tabel 2.50
Sebaran Penduduk Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar

Jumlah
Penduduk*)
3
58.375,90
45.621,49
76.242,99
62.095,06
55.181,78
34.857,52
89.536,74
64.860,71
81.263,19
47.130,54

Luas Wilayah
2
(Km )
4
529,38
62,66
62,3
28,33
21,64
21,56
107,62
96,58
89,74
34,11

Kepadatan
2
penduduk per Km
5
109,95
727,97
1.223,42
2.192,35
2.549,98
1.617,23
831,62
671,30
905,94
1.382,48

Jumlah

617.998,00

1.053,92

586

Kecamatan

Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat


*) Angka Sementara

Pada tahun 2012 kepadatan penduduk di Kabupaten Lombok


Barat mencapai 586 penduduk/km2 dengan jumlah penduduk sebanyak
617.998 jiwa dengan luas wilayah yakni 1.053.92 km2. Kecamatan
Kediri memiliki kepadatan penduduk tertinggi sebanyak 2.549,98
penduduk/km2

walaupun luas wilayah yang dimiliki tidak luas yakni

21,64 km .

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

55

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

c)

Pengelompokkan

Penduduk

Berdasarkan

Kepemilikan

Identitas
Jumlah penduduk juga dapat dihitung berdasarkan kepemilikan
identitas pribadi yakni KTP, KK, Akte Lahir dan Akte Nikah.
Tabel 2.51
Jumlah Penduduk Ber KTP, KK, Akte Lahir dan Akte Nikah Menurut
Kecamatan di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2011
Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan
KTP
KK
Akte Lahir
Akte Nikah
1
2
3
4
5
6
1
Sekotong
5.102
771
2
Lembar
6.056
2.081
3
Gerung
8.218
3.796
4
Labuapi
8.390
2.716
5
Kediri
5.786
1.729
6
Kuripan
2.753
842
7
Narmada
8.132
3.178
8
Lingsar
6.964
3.930
9
Gunungsari
9.211
1.906
10
Batulayar
2.873
1.364
Jumlah
63.485
22.313
Sumber data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Lombok Barat
No

Kecamatan

Jumlah penduduk yang memiliki identitas berupa KTP pada tahun


2011 yakni 63.485 jiwa atau 10,47% dari jumlah penduduk Kabupaten
Lombok Barat yang mencapai 6060.044 jiwa. Kecamatan yang memiliki
penduduk ber-KTP terbanyak yakni kecamatan Gunungsari yang
mencapai 9.211 jiwa dan terendah terdapat di kecamatan Kuripan
sebesar 2.753 jiwa. Jumlah penduduk yang memiliki identitas akte lahir
di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2011 mencapai 22.313 jiwa
atau 3,68% dari jumlah penduduk yang mencapai 606.044 jiwa. Jumlah
penduduk terbanyak yang memiliki akte lahir terdapat di kecamatan
Lingsar yakni 3.930 jiwa dan yang terendah terdapat di kecamatan
Sekotong sebanyak 771 jiwa.
Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, salah satu caranya
adalah melalui program KB. Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera dicanangkan untuk mengetahui tingkat Partisipasi Pasangan

56

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Usia Subur (PUS) terhadap KB. Besarnya angka partisipasi KB


(akseptor) menunjukkan adanya pengendalian jumlah penduduk.
Tabel 2.52
Rasio Akseptor KB Penduduk Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No

Kecamatan

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar
Jumlah

Pasangan Usia Subur (PUS)

Peserta KB

3
14,791
12,414
18,495
13,334
10,574
7,633
19,287
15,171
16,530
9,696

4
10,253
8,329
12,539
9,230
7,392
5,434
13,078
10,542
11,230
6,523

Rasio
Akseptor
KB
5
69.32
67.09
67.80
69.22
69.91
71.19
67.81
69.49
67.93
67.28

137,925

94,550

68.55

Jumlah Penduduk Peserta KB

Sumber data : BKBPP Kab. Lombok Barat

Jumlah penduduk yang mengikuti program KB atau menjadi


peserta KB di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 sebanyak
94.550 jiwa, jumlah pasangan usia subur (PUS) mencapai 137.925
pasangan sehingga rasio akseptor mencapai 68,55%. Kecamatan
Kuripan memliki akseptor KB terbanyak yakni 71,19% dari 7.633
pasangan usia subur, sementara itu kecamatan lembar memiliki
akseptor KB terendah yakni 67,09% dari 12.414 pasangan usia subur
pada tahun 2012.
d. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Dalam rangka pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak diperlukan
akses seluas-luasnya terhadap perempuan untuk berperan aktif disemua bidang
kehidupan dalam rangka pemberdayaan untuk menuju kesetaraan gender. Untuk
mengetahui peran aktif perempuan dapat di ukur dari partisipasi perempuan di
lembaga pemerintah maupun swasta, besarnya angka kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT).
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

57

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

1). Partisipasi Perempuan Di Lembaga Pemerintah


Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah adalah proporsi
perempuan yang bekerja pada lembaga pemerintah terhadap jumlah seluruh
pekerja perempuan x 100. Pekerja perempuan di lembaga pemerintah dapat
dikelompokkan

berdasar

jumlah

dan

persentase

perempuan

yang

menempati posisi eselon I-IV.


Tabel 2.53
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah
Lingkup Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

Tahun
2008
3

2009
4

2010
5

2
Jumlah Perempuan yang
1
1
1
1
Menempati jabatan eselon II
Jumlah Perempuan yang
2
37
37
29
Menempati jabatan eselon III
Jumlah Perempuan yang
3
149
149
120
Menempati jabatan eselon IV
4
Pekerja Perempuan di pemer.
1.685
1.685
1.357
5
Jumlah Pekerja Perempuan
3.918
3.930
3.165
Persentase Pekerja Perempuan
6
39,59
38,72
38,73
di Lembaga Pemerintah
7
Jumlah Pegawai/Tenaga
10.153
10.149
8.173
Sumber data : Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Lombok Barat

2011
6

2012
7

31

46

124

119

1.408
3.302

1.154
3.420

38,91

40.46

8.486

8.453

Dari tabel 2.53 dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 jumlah
perempuan yang menempati jabatan eselon II masih sama dengan tahun
sebelumnya yaitu sebanyak 1 orang, jumlah perempuan yang menempati
jabatan eselon III mengalami peningkatan pada tahun 2012 yaitu 46 orang
dari tahun sebelumnya yakni sebanyak 31 orang, jumlah perempuan yang
menempati jabatan eselon IV juga mengalami penurunan dari 124 orang
pada tahun 2011 menjadi 119 orang pada tahun 2012. Persentase
perempuan yang bekerja di lembaga pemerintahan sebesar 40,46% atau
sebanyak 1.154 orang dari 3.420 pekerja perempuan pada tahun 2012,
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 38,91%
atau sebanyak 1.408 orang dari 3.302 pekerja perempuan di Kabupaten
Lombok Barat.

58

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

2). Partisipasi Perempuan Di Lembaga Swasta


Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta adalah proporsi
perempuan yang bekerja pada lembaga swasta terhadap jumlah seluruh
pekerja perempuan, atau perbandingan jumlah pekerja perempuan di
lembaga swasta dengan jumlah pekerja perempuan x 100. Pada tahun 2012
menurut data Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Lombok Barat tidak terdapat jumlah perempuan yang bekerja di Lembaga
Swasta.
Tabel 2.54
Persentase Pekerja Perempuan di Lembaga Swasta
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No

Uraian

Tahun 2012

1
1

2
Jumlah Perempuan yang Bekerja di Lembaga Swasta

3
-

Jumlah Pekerja Perempuan

Persentase Pekerja Perempuan di Lembaga Swasta

Sumber data : Dinsosnakertrans Kabupaten Lombok Barat

3). Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)


Kekerasan dalam

rumah tangga

adalah setiap perbuatan terhadap

seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan


atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran
rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup
rumah tangga.
Rasio KDRT adalah jumlah KDRT yang dilaporkan dalam periode 1
(satu) tahun per 1.000 rumah tangga atau perbandingan jumlah KDRT
dengan jumlah rumah tangga x 1.000.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

59

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.55
Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

27

37

62

Jumlah KDRT

Jumlah RT

170,360

182,330

168.813

170.313

Rasio KDRT

1:21.295

1:6.753

1:4.563

1:2.747

Sumber data :

Polres Kabupaten Lombok Barat

Jumlah KDRT di Kabupaten Lombok Barat selama tahun 2008 2011


mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni sebesar 675% selama 4
(empat) tahun dari 8 kasus KDRT pada tahun 2008 menjadi 62 kasus KDRT
pada tahun 2011. Rasio KDRT terhadap jumlah rumah tangga mengalami
penurunan setiap tahunnya, pada tahun 2011 rasio mencapai 1:2.747 atau
terdapat 1 kasus KDRT dalam 2,747 rumah tangga.
f. Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga Sejahtera (KS)
1). Rata-Rata Jumlah Anak Per Keluarga
Salah satu keberhasilan keluarga berencana adalah penurunan rata-rata
jumlah anak per keluarga. Rata-rata jumlah anak per keluarga adalah
jumlah anak dibagi dengan jumlah keluarga.
Tabel 2.56
Rata-Rata Jumlah Anak Per Keluarga
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
2008

2009

Tahun
2010

2011

2012

Jumlah Anak

201.249

201.836

203.448

208.059

212.219

Jumlah Keluarga

171.597

177.731

182.006

187.804

193.139

1,14

1,12

1,11

1,10

No

Uraian

1
2

Rata-rata Jumlah Anak


1,17
Per Keluarga
Sumber data : BKBPP Kab. Lombok Barat
3

60

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Secara umum jumlah anak per keluarga di Kabupaten Lombok Barat


dalam kurun waktu tahun 2008 - 2012 mengalami peningkatan dengan ratarata 205.362 anak selama 5 tahun. Jumlah anak, anak usia 0 15 tahun,
pada tahun 2012 mencapai 212.219 mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2011 yang mencapai 208.059. Rata rata anak per keluarga pada
tahun 2012 mencapai 1,10 dimana jumlah keluarga mencapai 193.139,
angka ini menunjukkan bahwa dalam 1 keluarga terdapat 1 anak. Angka
rata rata ini mengalami penurunan setiap tahunnya dimana pada tahun
2011 mencapai 1,11. Hal ini menunjukkan bahwa program keluarga
berencana yang bertujuan menurunkan rata-rata jumlah anak per keluarga
agar tercipta keluarga yang sejahtera sudah berhasil.
Tabel 2.57
Rata-Rata Jumlah Anak Per Keluarga Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar
Lainnya

3
13,876
26,312
21,156
29,965
21,195
19,076
10,812
25,875
22,606
21,346
13,876

Jumlah
Keluarga
4
13,418
23,662
21,740
28,785
19,504
15,679
10,920
24,915
15,996
18,520
13,418

Jumlah

212,219

193,139

Kecamatan

Jumlah Anak

Rata-rata Jumlah Anak


Per Keluarga
5=
1.03
1.11
0.97
1.04
1.09
1.22
0.99
1.04
1.41
1.15
1.03
1.10

Sumber data : BKBPP Kab. Lombok Barat

Rata rata jumlah anak per keluarga pada tahun 2012 mencapai
1,10, kecamatan Labuapi memiliki jumlah anak terbanyak yakni mencapai
29.965 dengan jumlah keluarga sebanyak 28.785. Rata rata anak dalam 1
keluarga yang terendah pada tahun 2012 terdapat di kecamatan Gerung
yang mencapai 0,97 dan tertinggi terdapat di kecamatan Gunungsari yang
mencapai 1,41.
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

61

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

2). Rasio Akseptor KB


Rasio akseptor KB adalah jumlah akseptor KB dalam periode 1 (satu) tahun
per 1.000 Pasangan Usia Subur (PUS) pada tahun yang sama. Besarnya
angka angka partisipasi KB (akseptor) menunjukkan adanya pengendalian
jumlah penduduk.
Tabel 2.58
Rasio Akseptor Keluarga Berencana (KB)
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No
1
1
2
3

Uraian
2
Jumlah Akseptor KB
Jumlah Pasangan Usia
Subur (PUS)
Rasio Akseptor KB

2008
3
77,130

2009
4
81,325

Tahun
2010
5
88,985

2011
6
89,883

2012
7
94,550

121,574

126,428

132,778

132,657

137,925

0,63

0,64

0,67

0,68

0,69

Sumber data : BKBPP Kabupaten Lombok Barat

Jumlah akseptor KB di Kabupaten Lombok Barat dalam kurun waktu


tahun 2008 2012 terus mengalami peningkatan, pada tahun 2012 jumlah
akseptor mencapai 94.550, mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya yang mencapai 89.883. jumlah pasangan usia subur juga
mengalami peningkatan selama periode tahun 2008 2012, tahun 2012 jumlah
PUS mencapai 137.925 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang
mencapai 132.657. Rasio akseptor

KB pada tahun 2012 mencapai 0,69

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yakni sebesar 0,68. Angka ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2012 terdapat 69 akseptor KB di dalam 100
pasangan usia subur.
Tabel 2.59
Rasio Akseptor Keluarga Berencana (KB) Menurut Kecamatan di Wilayah
Kab.Lombok Barat Tahun 2012
No
1
1
2
3
4
5

62

BAB II

Kecamatan
2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri

Jumlah Akseptor
KB
3
10,253
8,329
12,539
9,230
7,392

Jumlah PUS
4
14,791
12,414
18,495
13,334
10,574

Rasio Akseptor
KB
5=
69.32
67.09
67.80
69.22
69.91

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

No

2
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar

Jumlah Akseptor
KB
3
5,434
13,078
10,542
11,230
6,523

Jumlah

137,925

Kecamatan

1
6
7
8
9
10

4
7,633
19,287
15,171
16,530
9,696

Rasio Akseptor
KB
5=
71.19
67.81
69.49
67.93
67.28

94,550

68.55

Jumlah PUS

Sumber data : BKBPP Kabupaten Lombok Barat

Kecamatan Kuripan memliki akseptor KB terbanyak yakni 71,19% dari


7.633 pasangan usia subur, sementara itu kecamatan Lembar memiliki
akseptor KB terendah yakni 67,09% dari 12.414 pasangan usia subur pada
tahun 2012, secara lengkap rasio akseptor KB pada tahun 2012 menurut
kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.59.
g. Komunikasi dan Informasi
1). Jumlah Jaringan Komunikasi
Jumlah jaringan komunikasi adalah banyaknya jaringan komunikasi
baik telepon genggam maupun stasioner. Jaringan komunikasi dihitung dari
banyaknya

jaringan

komunikasi

yang

berada

dalam

wilayah

suatu

pemerintah daerah. Semakin banyak jumlah jaringan komunikasi maka


menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan komunikasi
sebagai pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan pemerintahan
daerah.
Perkembangan jaringan komunikasi di Kabupaten Lombok Barat
selama tahun 2008-2012 mengalami perkembangan yang signifikan, pada
tahun

2008

jumlah

jaringan

komunikasi

sebanyak

164

mengalami

peningkatan pada tahun 2012 sebesar 140 atau 85,37% menjadi 364.
Jaringan komunikasi terdiri dari operator telepon genggam, menara seluler
dan jaringan telepon stationer. Jumlah operator telepon genggam pada
tahun 2008 sebanyak 4 mengalami peningkatan pada tahun 2012 yakni
mencapai 7, peningkatan juga terjadi pada jumlah menara seluler dimana
pada tahun 2008 mencapai 109 menjadi 163 pada tahun 2012, serta
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

63

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

jaringan telepon stationer juga mengalami peningkatan dari tidak terdapat


jaringan telepon stationer pada tahun 2008 menjadi 1.693 jaringan telepon
stationer pada tahun 2012. Peningkatan yang terjadi dapat memudahkan
pemerintah

daerah

dan

masyarakat

dalam

penyelenggaraan

serta

pembangunan daerah.
Tabel 2.60
Jaringan Komunikasi Di Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2008 2012
No

Uraian

2008
3

2009
4

2
Jumlah jaringan telepon
1
4
4
genggam (Operator)
2
Jumlah Menara Seluler
109
126
Jumlah jaringan telepon
3
stasioner
Total Jaringan Komunikasi
4
164
235
(1+2+3)
Sumber data : Dishubkominfo Kabupaten Lombok Barat

Tahun
2010
5

2011
6

2012
7

141

147

163

1.693

288

288

304

2). Rasio Wartel/Warnet Terhadap Penduduk


Wartel/warnet telekomunikasi adalah tempat usaha yang dimiliki oleh
perorangan atau badan hukum yang memberikan jasa sambungan
telekomunikasi kepada masyarakat dan akan menerima pembayaran dari
konsumen secara langsung setelah jasa diberikan. Rasio wartel/warnet atau
rasio ketersediaan wartel/warnet adalah jumlah wartel/warnet per 1.000
penduduk.
Semakin besar rasio wartel/warnet per 1.000 penduduk akan
menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan internet dan
fasilitas jaringan komunikasi data sebagai pelayanan penunjang dalam
menyelenggarakan pemerintahan daerah.

64

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.61
Rasio Wartel / Warnet Per 1.000 Penduduk
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 dan 2012
Tahun 2008
No

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecamatan

2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar
Jumlah

Tahun 2012

Jml Pddk

Jml
Wartel

Jml
Warnet

Rasio
Wartel

Rasio
Warnet

Jml Pddk

Jml
Wartel

Jml
Warnet

Rasio
Wartel

Rasio
Warnet

3
52.271
48.508
76.588
64.673
57.843
34.626
90.764
68.998
78.218
39.215

4
4
4
1
2

5
3
1
3
3
4
2
7

6
1:16,168
1:14,461
1:78,218
1:19,608

7
1:25,529
1:64,673
1:19,281
1:30,255
1:17,250
1:39,109
1:5,602

8
58.375,90
45.621,49
76.242,99
62.095,06
55.181,78
34.857,52
89.536,74
64.860,71
81.263,19
47.130,54

9
4
4
1
2

10
4
1
3
4
4
2
8

11
1:15,524
1:13,795
1:81,263
1:23,565

12
1:19,061
1:62,095
1:18,394
1:22,384
1:16,215
1:40,632
1:5,891

611.704

11

23

1:55,609

1:26,596

617.998

11

26

1:56,182

1:23,769

Sumber data : Dishubkominfo Kabupaten Lombok Barat

Jumlah wartel (warung telekomunikasi) pada tahun 2012 sebanyak 11


buah tidak mengalami perubahan bila dibandingkan tahun 2008, sedangkan
untuk jumlah warnet (warung internet) pada tahun 2012 sebanyak 26 buah
mengalami penambahan dibandingkan tahun 2008 yakni sebanyak 23 buah.
Rasio jumlah wartel terhadap jumlah penduduk pada tahun 2012 mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2008 yakni 1:56.182, hal ini diakibatkan
penambahan jumlah penduduk tidak dibarengi peningkatan sarana wartel,
sedangkan

rasio

jumlah

warnet

terhadap

jumlah

penduduk

justru

mengalami penurunan pada tahun 2012 yakni 1:23.769. Kecamatan yang


terbanyak memiliki wartel pada tahun 2012 adalah kecamatan Kediri dan
Labuapi sebanyak 4 buah dan kecamatan yang memiliki jumlah warnet
terbanyak pada tahun 2012 adalah kecamatan Batulayar yakni 8 buah.
Secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.61.
3). Jumlah Surat Kabar Nasional / Lokal
Surat kabar merupakan komunikasi massa yang diterbitkan secara
berkala dan bersenyawa dengan kemajuan teknologi pada masanya dalam
menyajikan tulisan berupa berita, feature, pendapat, cerita rekaan/fiksi dan
bentuk karangan yang lain. Jumlah surat kabar nasional/lokal adalah
banyaknya jenis surat kabar terbitan nasional atau terbitan lokal yang masuk
ke daerah. Semakin banyak jumlah jenis surat kabar terbitan nasional/lokal
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

65

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

di daerah maka menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas


jaringan komunikasi massa berupa media cetak sebagai pelayanan
penunjang dalam menyelenggarakan pemerintah daerah.
Tabel 2.62
Jumlah Surat Kabar Nasional / Lokal
di Kabupaten Lombok Barat tahun 2008 2012
No

Uraian

2008
3

2009
4

Tahun
2010
5

2
Jumlah Jenis Surat Kabar Terbitan
1
3
3
3
Nasional
Jumlah Jenis Surat Kabar Terbitan
2
4
7
7
Lokal
3
Total Jenis Surat kabar (1+2)
7
10
10
Sumber data : Sekretariat Daerah Bag. Humas Kabupaten Lombok Barat

2011
6

2012
7

10

14

Jenis surat kabar di Kabupaten Lombok Barat selama tahun 2008


2012 mengalami peningkatan, tahun 2008 jumlah jenis surat kabar yakni 7
buah meningkat 100% pada tahun 2012 menjadi 14 buah. Jenis jenis
surat kabar yang ada di Kabupaten Lombok Barat antara lain Kompas,
Jakarta Post dan Media Indonesia, Lombok Post, NTB Post, Koran Berita,
Radar Lombok, Media Pembaharuan, Garda NTB dan Nurani Rakyat.
4). Jumlah Penyiaran Radio / TV Lokal
Jumlah penyiaran radio/TV lokal adalah banyaknya radio/TV nasional
maupun radio/TV lokal yang masuk daerah.

Semakin banyak jumlah

penyiaran radio/TV baik di daerah maupun nasional maka menggambarkan


semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan komunikasi massa berupa
media elektronik sebagai pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan
pemerintah daerah.
Perkembangan penyiaran radio/TV lokal di Kabupaten Lombok Barat
selama tahun 2008 - 2012 seperti yang terlihat pada tabel 2.63 mengalami
peningkatan yang tidak signifikan, dimana pada tahun 2008 jumlah
penyiaran radio dan tv lokal berjumlah 17 dan hanya mengalami
peningkatan menjadi 18 pada tahun 2012.

66

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.63
Jumlah Penyiaran TV/Radio Nasional dan Lokal di Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2008 - 2012
No

Uraian

1
1
2
3
4

Tahun
2008
3
1
1
3
12

2009
4
1
1
3
12

2
Jumlah Penyiaran Radio Lokal
Jumlah Penyiaran Radio Nasional
Jumlah Penyiaran TV Lokal
Jumlah Penyiaran TV Nasional
Total Penyiaran Radio / TV Lokal
5
17
17
(1+2+3+4)
Sumber data : Dishubkominfo Kabupaten Lombok Barat

2010
5
1
1
3
12

2011
6
1
1
3
12

2012
7
1
1
4
12

17

17

18

h. Pertanahan
Persentase Luas Lahan Bersertifikat adalah proporsi luas lahan bersertifikat
(HGB, HGU, HM, HPL) terhadap luas wilayah daratan. Indikator pertanahan ini
bertujuan untuk mengetahui tertib administrasi sebagai kepastian dalam
kepemilikan.

Persentase

luas lahan bersertifikat

menggambarkan tingkat

ketertiban administrasi kepemilikan tanah di daerah. Semakin besar persentase


luas lahan bersertifikat menggambarkan semakin besar tingkat ketertiban
administrasi kepemilikan tanah di daerah.
Hak Milik (HM) merupakan hak turun menurun, terkuat dan terpenuh yang
dapat dipunyai orang atas tanah. Sifat-sifat hak milik yang membedakannya
dengan hak lainnya adalah hak yang terkuat dan terpenuh, maksudnya untuk
menunjukkan bahwa diantara hah-hak atas tanah yang dipunyai orang, hak
miliklah yang paling kuat dan penuh.
Hak Guna Usaha (HGU) adalah hak untuk mengusaha kan tanah yang
dikuasai langsung oleh negara dengan jangka waktu paling lama 25 tahun. HGU
merupakan hak khusus untuk mengusahakan tanah yang bukan miliknya sendiri
guna perusahaan, pertanian, perikanan dan peternakan.
Hak Guna Bangunan (HGB) adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai
bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka
waktu paling lama 30 tahun. Tidak mengenai tanah pertanian, oleh karena itu
dapat diberikan atas tanah yang dikuasai langsung oleh negara maupun tanah
milik seseorang.
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

67

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Hak Pengelolaan Lahan (HPL) adalah hak untuk mengelola lahan yang
hanya diberikan atas tanah negara yang dikuasai oleh Badan Pemerintah, BUMN
(Badan Usaha Milik Negara) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Tabel 2.64
Luas lahan Bersertifikat
di Kabupaten Lombok Barat tahun 2008 - 2012
No

Uraian

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Luas Wilayah (Km2)

1.053,92

1.053,92

1.053,92

1.053,92

Luas Tanah Bersertifikat (Ha)

3.659.642

7.365.116

6.041.208

4.997.659

Luas Tanah Bersertifikat Hak Guna


Bangunan (HGB) (Ha)

56.224

139.607

126.166

359.702

Luas Tanah Bersertifikat Hak Guna


Usaha (HGU) (Ha)

Luas Tanah Bersertifikat Hak Milik


(HM) (Ha)

3.139.945

7.111.508

5.311.598

4.117.943

Luas Tanah Bersertifikat Hak


Pengelolaan Lahan (HPL)

Persentase HGB Di Banding Luas


Wilayah

53,35

132,46

119,71

341,30

Persentase HGU Di Banding Luas


Wilayah

Persentase HM Di Banding Luas


Wilayah

2.979,30

6.747,67

5.039,85

3.907,26

10

Persentase HGPL Di Banding Luas


Wilayah

5.159,56

4.248,56

Persentase Total Luas Lahan


3.032,65
6.880,13
Bersertifikat
Sumber data : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Lombok Barat
11

Luas wilayah Kabupaten Lombok Barat 1.053,92 Km2 dengan luas tanah
bersertifikat mencapai 4,99 juta Ha pada tahun 2011. Tanah bersertifikat terdiri
dari Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Milik dan Hak Pengelolaan
Lahan, di Kabupaten Lombok Barat hanya terdapat tanah yang berstatus Hak
Guna Bangunan dan Hak Guna Milik dimana pada tahun 2011 yang telah
bersertifikat seluas masing masing 359.702 Ha, 4.117.943 Ha. Besar
persentase terhadap luas wilayah yakni Hak Guna Bangunan mencapai 341,30%
dan Hak Guna Milik sebesar 3.907,26%, sehingga total lahan berseritifikat
mencapai 4.248,56% dibandingkan luas wilayah Kabupaten Lombok Barat.

68

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

i. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah lembaga atau wadah
yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintah Desa atau
Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat di bidang pembangunan.
Semakin

besar

rata-rata

jumlah

kelompok

binaan

LPM

maka

menggambarkan keaktifan masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan


daerah melalui LPM. Besarnya rata-rata jumlah kelompok binaan LPM juga
menunjukkan besarnya pelayanan penunjang yang dapat diciptakan oleh
pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat untuk berperan aktif dalam
pembangunan daerah melalui pembentukan LPM.
Pada periode tahun 2008 - 2011 jumlah LPM yang terdapat di Kabupaten
Lombok Barat berjumlah 88 buah dengan rata-rata 1 buah LPM di setiap desa,
pada tahun 2012 jumlah LPM mengalami peningkatan menjadi 122 buah namun
rata jumlah LPM di setiap desa masih terdapat 1 buah. Peningkatan jumlah desa
tidak diikuti dengan peningkatan jumlah LPM hal ini mengindikasikan bahwa
masyarakat belum terlalu aktif terhadap LPM yang diharapkan dapat membantu
berperan serta dalam pembangunan daerah. Jumlah rata-rata LPM yang hanya
berjumlah 1 menunjukkan belum maksimalnya pemberdayaan masyarakat desa
melalui LPM. Kecamatan Narmada memiliki LPM terbanyak yakni 21 buah,
sedangkan kecamatan Kuripan memiliki jumlah LPM terendah yakni 4 buah,
seperti yang terlihat pada tabel 2.65 sebagai berikut :

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

69

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.65
Kelompok Binaan Lembaga Permasyarakat Masyarakat (LPM) menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012

No

Kecamatan

Jumlah
LPM

Tahun 2008
Jumlah
Rata-Rata
Klmp
Jumlah
Binaan
LPM

Jumlah
LPM

Tahun 2009
Jumlah
Klmp
Binaan

Rata-Rata
Jumlah
LPM

Jumlah
LPM
9

Tahun 2010
Jumlah
Rata-Rata
Klmp
Jumlah
Binaan
LPM

Jumlah
LPM

Tahun 2011
Jumlah
Rata-Rata
Klmp
Jumlah LPM
Binaan

Jumlah
LPM

Tahun 2012
Jumlah
Rata-Rata
Klmp
Jumlah LPM
Binaan

5=4/3

8=7/6

10

11=10/9

12

13

14=13/12

15

16

17=16/15

Sekotong

Lembar

11

11

Gerung

11

11

11

11

11

11

11

11

14

14

Labuapi

10

10

10

10

10

10

10

10

12

12

Kediri

10

10

Kuripan

Narmada

16

16

16

16

16

16

16

16

21

21

Lingsar

10

10

10

10

10

10

10

10

15

15

Gunungsari

12

12

12

12

12

12

12

12

16

16

10

Batulayar

88

88

88

88

88

88

88

88

122

122

Jumlah

Sumber data : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Lombok Barat

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014

BAB II

70

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

1). Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK


Pemberdayaan

dan

Kesejahteraan

Keluarga

(PKK)

merupakan

gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah


yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya
keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri,
kesejahteraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.
Kelompok binaan PKK adalah kelompok-kelompok masyarakat yang
berada di bawah Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan, yang dapat dibentuk
berdasarkan kewilayahan atau kegiatan seperti kelompok Dasawisma dan
kelompok sejenis.
Jumlah kelompok PKK di wilayah Kabupaten Lombok Barat pada
tahun 2012 berjumlah 122, dimana jumlah binaan PKK juga berjumlah 122
atau terdapat 1 PKK di 1 desa. Jumlah PKK terbanyak terdapat di
kecamatan Narmada yakni 21 buah dengan jumlah binaan PKK juga
sebanyak 21 buah. Jumlah PKK terendah terdapat di kecamatan Kuripan
yakni sebanyak 6 buah dan jumlah binaan PKK juga sebanyak 6 buah atau
rata rata terdapat 1 buah PKK di setiap desa.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014

BAB II

71

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.66
Kelompok Binaan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
Tahun 2008
No

Tahun 2009

Kecamatan

Jumlah
PKK

Jumlah
Klmp
Binaan

RataRata
Jumlah
PKK

Jumlah
PKK

Tahun 2010

Tahun 2011

Jumlah
Klmp
Binaan

RataRata
Jumlah
PKK

Jumlah
PKK

Jumlah
Klmp
Binaan

Rata-Rata
Jumlah
PKK

Jumlah
PKK

Jumlah
Klmp
Binaan

Rata-Rata
Jumlah
PKK

Jumlah
PKK

Jumlah
Klmp
Binaan

Rata-Rata
Jumlah PKK

5=4/3

8=7/6

10

11=10/9

12

13

14-13/12

15

16

17=16/15

Sekotong

Lembar

11

11

Gerung

12

12

12

12

12

12

12

12

14

14

Labuapi

11

11

11

11

11

11

11

11

12

12

Kediri

10

10

Kuripan

Narmada

17

17

17

17

17

17

17

17

21

21

Lingsar

11

11

11

11

11

11

11

11

15

15

Gunungsari

13

13

13

13

13

13

13

13

16

16

10

Batulayar

Jumlah

98

98

98

98

98

98

98

98

122

122

Sumber data :BPMPD Kab. Lombok Barat

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014

BAB II

72

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

2). Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Aktif


Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah organisasi/lembaga yang
dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia secara
sukarela atas kehendak sendiri dan berminat serta bergerak dibidang
kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/lembaga sebagai wujud
partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat, yang menitik beratkan kepada pengabdian
secara swadaya.
Besarnya jumlah LSM aktif menggambarkan kapasitas yang dimiliki
oleh daerah untuk mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
daerah sebagai upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat daerah. Besarnya jumlah LSM aktif juga menunjukkan
ketersediaan fasilitas penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah
untuk

meningkatkan

ketertiban

masyarakat

secara

aktif

dalam

pembangunan daerah.
Tabel 2.67
Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Aktif
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah LSM Terdaftar

14

12

10

10

Jumlah LSM Tidak Aktif

Jumlah LSM Aktif (1-2)

14

12

10

10

Sumber data : Bakesbangpol Kabupaten Lombok Barat

Selama kurun waktu tahun 2008 - 2012 jumlah LSM terdaftar rata
rata sebesar 9,6. Pada tahun 2012 jumlah LSM aktif berjumlah 10 buah atau
tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun 2011. Tidak adanya
peningkatan jumlah LSM aktif memberikan gambaran tidak adanya
perubahan pembangunan atau pembangunan seperti berjalan di tempat

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014

BAB II

73

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

atau

stagnan.

Diharapkan

terdapat

lebih

banyak

lagi

LSM

agar

pembangunan daerah Kabupaten Lombok Barat dapat lebih efektif berjalan


karena

74

BAB II

adanya

peran

serta

dan

partisipasi

dari

masyarakat.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.68
Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Yang Terdaftar Menurut Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
Tahun 2008
No

Kecamatan
Aktif

Tdk
Aktif

Tahun 2009
Terdaftar

Aktif

Tdk
Aktif

Tahun 2010
Terdaftar

Aktif

Tdk
Aktif

Tahun 2011
Terdaftar

Aktif

Tdk
Aktif

Tahun 2012
Terdaftar

Aktif

Tdk
Aktif

Terdaftar

5=3+4

8=6+7

10

11=9+10

12

13

14=12+13

15

16

17=15+16

Sekotong

Lembar

Gerung

Labuapi

Kediri

Kuripan

Narmada

Lingsar

Gunungsari

10

Batulayar

11

Lainnya

Jumlah

14

15

12

12

10

10

10

10

Sumber data : Bakesbangpol Kabupaten Lombok Barat

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014

BAB II

75

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Jumlah LSM aktif di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012


mencapai 10 buah, tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun 2011.
Kecamatan Gerung memiliki LSM aktif terbanyak yakni 4 buah, kecamatan
Labuapi, Kediri, Gunungsari dan Batulayar memiliki LSM aktif terendah yakni
1 buah, sedangkan di kecamatan lain tidak terdaftar LSM baik yang hanya
terdaftar maupun LSM aktif. Secara lengkap perkembangan LSM aktif di
Kabupaten Lombok Barat selama tahun 2008 2012 dapat dilihat pada
tabel 2.68.
j. Perpustakaan
Perpustakaan adalah suatu wadah atau tempat dimana didalamnya terdapat
bahan pustaka untuk masyarakat, yang disusun menurut sistim tertentu, yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat serta sebagai
penunjang kelangsungan pendidikan.
1). Jumlah Perpustakaan
Jumlah

perpustakaan

dihitung

berdasarkan

jumlah

jumlah

perpustakaan umum yang dapat diakses secara langsung oleh masyarakat


yang beroperasi di wilayah pemerintah daerah. Perpustakaan umum
merupakan perpustakaan yang bertugas mengumpulkan, menyimpan,
mengatur dan menyajikan bahan pustakanya untuk masyarakat umum.
Tabel 2.69
Jumlah Perpustakaan
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah Perpustakaan Milik Pemda

Jumlah Perpustakaan Milik Non


Pemda

10

10

10

10

Jumlah Perpustakaan (1+2)

11

11

11

11

Sumber data : Kantor Arpusda Kabupaten Lombok Barat

Jumlah perpustakaan di Kabupaten Lombok Barat selama tahun


2008-2011 yaitu rata-rata sebanyak 11 unit yang terdiri dari perpustakaan

76

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

milik pemerintah daerah sejumlah 1 unit dan perpustakaan milik non


pemerintah daerah sejumlah 10 unit. Diharapkan pada tahun tahun
berikutnya terdapat penambahan fasilitas perpustakaan agar pelayanan bagi
masyarakat yang ingin mendapatkan pengetahuan dari membaca dapat
terpenuhi.
2). Jumlah Pengunjung Perpustakaan Per Tahun
Pengunjung perpustakaan adalah pemakai perpustakaan yang berkunjung
ke perpustakaan untuk mencari bahan pustaka dalam 1 (satu) tahun.
Pengunjung perpustakaan dihitung berdasar pengunjung yang mengisi
daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem
pendataan pengunjung.
Tabel 2.70
Jumlah Pengunjung Perpustakaan
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

Tahun

2008
2009
2
3
4
Jumlah Pengunjung
1
12.581 13.891
Perpustakaan Milik Pemda
Jumlah Pengunjung
2
6.680 12.154
Perpustakaan Milik Non Pemda
Jumlah Pengunjung
3
19.261 26.045
Perpustakaan (1+2)
Sumber data : Kantor Arpusda Kabupaten Lombok Barat
1

2010
5

2011
6

2012
7

10.410

4.391

14.220

24.630

4.391

Jumlah pengunjung perpustakaan selama tahun 2008 - 2011


mengalami fluktuasi yang cenderung turun, dimana pada tahun 2011
jumlah pengunjung perpustkaan hanya mencapai 4.391 orang mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 24.630 orang, hal ini
disebabkan tidak adanya jumlah pengunjung perpustakaan milik non
pemerintah daerah pada tahun 2011. Diharapkan adanya peningkatan
pengunjung perpustakaan pada tahun-tahun berikutnya dimana pemerintah
perlu melakukan sosialisasi

dan peningkatan fasilitas perpustakaan agar

pengunjung merasa tertarik datang ke perpustakaan perpustakaan.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

77

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

k. Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat


1). Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per 10.000 Penduduk
Polisi Pamong Praja adalah aparatur Pemerintah Daerah yang
melaksanakan

tugas

menyelenggarakan

Kepala

ketentraman

Daerah
dan

dalam

ketertiban

memelihara
umum,

dan

menegakkan

Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.


Jumlah polisi pamong praja dihitung dari jumlah aparatur pada
satuan polisi pamong praja yang ditetapkan tugas pokok dan fungsinya
berdasarkan peraturan per Undang-Undangan. Rasio polisi pamong praja
adalah perbandingan jumlah polisi pamong praja dengan jumlah penduduk
x 10.000
Tabel 2.71
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja (Pol PP) per 10.000 Penduduk di Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

Tahun
2008

2009

2010

2
3
4
5
Jumlah Polisi Pamong
1
127
133
139
Praja
2
Jumlah Penduduk
603.223 611.704
599.290
Rasio Jumlah Pol PP
3
Per 10.000 Penduduk
2,11
2,17
2,32
(1/2 x 10.000)
Sumber data : Kantor Sat Pol PP Kabupaten Lombok Barat

2011

2012

149

179

606.044

617.998

2,46

2,90

Jumlah polisi pamong praja (Pol. PP) selama tahun 2008 2012
mengalami peningkatan yang cukup signifikan, pada tahun 2008 jumlah
polisi pamong praja mencapai 127 orang kemudian mengalami peningkatan
menjadi 179 orang atau meningkat 41% dalam waktu 5 tahun. Rasio jumlah
polisi

pamong

praja

terhadap

jumlah

penduduk

juga

mengalami

peningkatan, dimana pada tahun 2012 rasio mencapai 2,90 dibandingkan


tahun 2011 yang mencapai 2,46. Rasio jumlah polisi pamong praja terhadap
jumlah penduduk yang berjumlah 2,90 memiliki arti dalam 10.000 penduduk
terdapat 2 3 orang personil polisi pamong praja.

78

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Jumlah anggota polisi pamong praja menurut Kecamatan selama


tahun 2008 - 2012 rata-rata berjumlah 3 personil di seluruh kecamatan di
wilayah Kabupaten Lombok Barat. Rasio jumlah polisi pamong praja
terhadap jumlah penduduk sebesar 1:3.453 atau dari 3.453 penduduk
terdapat 1 polisi pamong praja, mengalami penurunan dibandingkan tahun
2011 yang mencapai 1:4.067 atau dalam 4.067 penduduk terdapat 1
personil polisi pamong praja. Secara lengkap jumlah anggota polisi pamong
praja

dan rasio terhadap jumlah penduduk di Kabupaten Lombok Barat

menurut Kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.73 sebagai berikut :

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

79

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.72
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja (Pol PP) Per 10.000 Penduduk Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Kecamata
n

Sekotong

Tahun 2008
Jumlah
Pend.

Rasio

Jumlah
Pol PP

5=3/4

51.540

1:17,180

Lembar

47.819

Gerung

Labuapi

Kediri

Tahun 2009
Jumlah
Pend.

Tahun 2010
Jumlah
Rasio
Pend.

8=6/7

10

11=9/10

12

52.271

1:17,424

56.230

1:18,743

56.808

1:18,936

58,376

1:19,459

1:15,940

48.508

1:16,169

44.426

1:14,809

44.934

1:14,978

45,621

1:15,207

75.545

1:25,182

76.588

1:25,529

74.327

1:24,776

75.220

1:25,073

76,243

1:25,414

63.801

1:21,267

64.673

1:21,558

60.756

1:20,252

61.462

1:20,487

62,095

1:20,698

57.058

1:19,019

57.843

1:19,281

54.204

1:18,068

1:18,237

55,182

1:18,394

Kuripan

34.130

1:11,377

34.626

1:11,542

34.020

1:11,340

34.400

1:11,467

34,858

1:11,619

Narmada

89.507

1:29,836

90.764

1:30,255

87.897

1:29,299

88.932

1:29,644

89,537

1:29,846

Lingsar

68.037

1:22,679

68.998

1:22,999

63.409

1:21,136

64.155

1:21,385

64,861

1:21,620

Gunungsari

77.132

1:25,711

78.218

1:26,073

78.633

1:26,211

79.475

1:26,492

81,263

1:27,088

10

Batulayar

38.654

1:12,885

39.215

1:13,072

45.388

1:15,129

45.887

1:15,296

47,131

1:15,710

127

603.223

1:4.750

133

611.704

139

599.986

1:4.316

149

606.044

1:4.067

179

617.998

1:3.453

Sumber data : Kantor Sat Pol PP Kabupaten Lombok Barat


**) Angka Sementara

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014

BAB II

80

54.771

Jumlah
Pol PP

Tahun 2012
Jumlah
Rasio
Pend. **)
17=15/
16
16

Rasio

1:4.599

Jumlah
Pol PP

Tahun 2011
Jumlah
Rasio
Pend.
14=12/
13
13

Jumlah
Pol PP

Jumlah

Jumlah
Pol PP

15

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

2). Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk


Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) merupakan satuan yang
memiliki

tugas

umum

pemeliharaan

ketentraman

dan

ketertiban

masyarakat. Satuan ini memiliki peran penting dalam ketertiban masyarakat


secara luas. Rasio Jumlah Linmas per 1.000 penduduk adalah perbandingan
jumlah Linmas dengan Jumlah penduduk x 10.000.
Tabel 2.73
Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

1
1

2
Jumlah Linmas

Jumlah Penduduk

2008
3
93

2009
4
93

Tahun
2010
5
93

2011
6
93

2012
7
127

603.223

611.704

599.986

606.044

617.998

1,55

1,53

2,06

Rasio Jumlah Linmas


Per 10.000 Penduduk
1,54
1,52
(1/2 x 10.000)
Sumber data : Kantor Satpol PP Kabupaten Lombok Barat

Jumlah Linmas di Kabupaten Lombok Barat selama tahun 2008 - 2012


mengalami peningkatan, pada tahun 2008 jumlah Linmas sebanyak 93
orang dan mengalami peningkatan sebesar 37% menjadi 127 orang pada
tahun 2012. Rasio jumlah petugas linmas terhadap jumlah penduduk pada
tahun 2012 mencapai 2,06 atau terdapat 2 personil linmas pada 10.000
penduduk, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang hanya
sebesar 1,53.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

81

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.74
Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
Tahun 2008
No

Kecamatan

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Jumlah
Linmas

Jumlah
Penduduk

Rasio

Jumlah
Linmas

Jumlah
Penduduk

Rasio

Jumlah
Linmas

Jumlah
Penduduk

Rasio

Jumlah
Linmas

Jumlah
Penduduk

Rasio

Jumlah
Linmas

Jumlah
Pend.**)

Rasio

5=3/4

8=6/7

10

11=9/10

12

13

14=12/13

15

16

17=15/16

1:8,590

52.271

1:8,712

56.230

1:9,372

56.808

1:9,468

58,376

1:6,486

48.508

44.426

Sekotong

51.540

Lembar

47.819

1:9,564

1:9,702

1:8,885

44.934

1:8,987

10

45,621

1:4,562

Gerung

11

75.545

1:6,868

11

76.588

1:6,963

11

74.327

1:6,757

11

75.220

1:6,838

14

76,243

1:5,446

Labuapi

10

63.801

1:6,380

10

64.673

1:6,467

10

60.756

1:6,076

10

61.462

1:6,146

12

62,095

1:5,175

Kediri

57.058

1:7,132

57.843

1:7,230

54.204

1:6,776

54.771

1:6,839

10

55,182

1:5,518

Kuripan

34.130

1:8,533

34.626

1:8,657

34.020

1:8,505

1:8,600

34,858

1:5,810

Narmada

16

89.507

1:5,594

16

90.764

1:5,673

16

87.897

1:5,494

16

88.932

1:5,558

21

89,537

1:4,264

Lingsar

10

68.037

1:6,804

10

68.998

1:6,900

10

63.409

1:6,341

10

64.155

1:6,416

15

64,861

1:4,324

Gunungsari

12

77.132

1:6,428

12

78.218

1:6,518

12

78.633

1:6,553

12

79.475

1:6,623

16

81,263

1:5,079

10

Batulayar

38.654

1:6,442

39.215

1:6,536

45.388

1:7,565

11

Lainnya *)

93

603.223

1:6.486

93

611.704

1:6.577

93

599.986

Jumlah

Sumber data : Kantor Satpol PP Kabupaten Lombok Barat


*) Masyarakat di Wilayah Kawasan Hutan Nasional, Sekotong
**) Angka Sementara

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014

BAB II

82

1:6.451

34.400

45.887

1:7,648

47,131

1:5,237

93

606.044

1:6.517

127

617.998

1:4.866

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Jumlah petugas linmas di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012


sebanyak 127 personil, rasio jumlah petugas linmas terhadap jumlah
penduduk mencapai 1:4.866 atau terdapat 1 petugas linmas yang dapat
melayani 4.866 penduduk. Jumlah petugas linmas terbanyak terdapat di
kecamatan Narmada yakni 21 orang dengan rasio 1:4.264 dimana terdapat
1 orang petugas linmas yang melayani 4.264 penduduk.
3). Rasio Pos Siskamling Per Jumlah Desa / Kelurahan
Rasio

pos

siskamling

per

jumlah

desa

kelurahan

adalah

perbandingan jumlah pos siskamling selama 1 (satu) tahun dengan jumlah


desa/kelurahan. Rasio ini bertujuan untuk menggambarkan ketersediaan
pos siskamling di setiap desa / kelurahan.
Tabel 2.75
Rasio Pos Siskamling Per Jumlah Desa/Kelurahan
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

1
1
2

2008
3
514
88

2
Jumlah Pos Siskamling
Jumlah Desa / Kelurahan
Rasio Jumlah Pos Siskamling
3
5,84
(1/2)
Sumber data :Bakesbangpol Kabupaten Lombok Barat

2009
4
514
88

Tahun
2010
5
514
88

2011
6
514
88

2012
7
851
122

5,84

5,84

5,84

6,97

Jumlah pos siskamling di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012


mencapai 851 buah, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang
hanya berjumlah 514 buah atau meningkat sebesar 65,56%. Rasio pos
siskamling pada tahun 2012 yakni 6,97% atau dapat dikatakan bahwa dari 1
desa terdapat 6 - 7 buah pos siskamling, jumlah ini mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 5,84%.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

83

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.76
Rasio Jumlah Pos Siskamling Per Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
Tahun 2008
No

Kecamatan

Jumlah

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011
Jumlah

Tahun 2012

Pos
Siskamling

Jumlah
Desa /
Kelurahan

Rasio

Jumlah
Pos
Siskamling

Jumlah
Desa /
Kelurahan

Rasio

Jumlah
Pos
Siskamling

Jumlah
Desa /
Kelurahan

Rasio

Pos
Siskamling

Jumlah
Desa /
Kelurahan

Rasio

Jumlah
Pos
Siskamling

Jumlah
Desa /
Kelurahan

Rasio

5=3/4

8=6/7

10

11=9/10

12

13

14=12/13

15

16

17=15/16

Sekotong

61

10.17

61

10.17

61

10.17

61

10.17

90

10,00

Lembar

58

11.60

58

11.60

58

11.60

58

11.60

60

10

6,00

Gerung

42

11

3.82

42

11

3.82

42

11

3.82

42

11

3.82

65

14

4,64

Labuapi

18

10

1.80

18

10

1.80

18

10

1.80

18

10

1.80

33

12

2,75

Kediri

0.00

0.00

0.00

0.00

30

10

3,00

Kuripan

66

16.50

66

16.50

66

16.50

66

16.50

70

11,67

Narmada

214

16

13.38

214

16

13.38

214

16

13.38

214

16

13.38

225

21

10,71

Lingsar

10

0.90

10

0.90

10

0.90

10

0.90

153

15

10,20

Gunungsari

32

12

2.67

32

12

2.67

32

12

2.67

32

12

2.67

95

16

5,94

10

Batulayar

14

2.33

14

2.33

14

2.33

14

2.33

30

3,33

514

88

5,84

514

88

5,84

514

88

5,84

514

88

5,84

851

122

6,97

Jumlah

Sumber data : Bakesbang Polinmas Kabupaten Lombok Barat

84

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Jumlah pos siskamling terbanyak pada tahun 2012 terdapat di


kecamatan Narmada yakni sebanyak 225 buah dan yang terendah terdapat
di kecamatan Kediri dan Batulayar yang berjumlah 30 buah. Rasio jumlah
pos siskamling terbanyak terdapat di kecamatan Kuripan yang mencapai
11,67% atau terdapat 11-12 pos siskamling di 1 desa dan yang terendah
terdapat di kecamatan batulayar yakni 3,33% atau terdapat 3 pos
siskamling di 1 desa.
l. Pemuda dan Olahraga
1). Jumlah Organisasi Pemuda
Organisasi pemuda adalah sekelompok pemuda yang bekerjasama
dengan suatu perencanaan-perencanaan kerja dan peraturan-peraturan, untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Jumlah organisasi pemuda dihitung dari
jumlah organisasi pemuda yang aktif sampai dengan tahun pengukuran.
Banyaknya organisasi pemuda menggambarkan kapasitas pemerintah
daerah dalam memberdayakan masyarakat untuk berperan serta dalam
pembangunan

dan

penyelenggaraan

menunjukkan

pemerintahan

ketersediaan

daerah

sebagai

fasilitas
untuk

penunjang

memberdayakan

pemuda dalam pembangunan daerah.


Tabel 2.77
Jumlah Organisasi Pemuda Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012

2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar

2008
3
6
20
56
46
4
23
15
90
22
25

2009
4
6
21
58
46
4
23
16
90
26
27

Tahun
2010
5
7
23
58
47
4
25
14
90
33
30

2011
6
9
27
67
46
25
15
90
36
35

2012
7
11
31
72
51
26
26
25
90
42
38

Jumlah

307

317

331

350

412

No

Uraian

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Sumber Data : Dikbud Kab. Lombok Barat


RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

85

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Jumlah organisasi pemuda di Kabupaten Lombok Barat selama tahun


2008 2012 mengalami perkembangan yang meningkat, pada tahun 2008
terdapat 307 buah organisasi pemuda dimana mengalami peningkatan pada
tahun 2012 menjadi 412 buah atau meningkat sebesar 34%. Pada tahun 2012,
kecamatan yang memiliki organisasi pemuda terbanyak yakni kecamatan
Lingsar sebanyak 90 buah sedangkan kecamatan Sekotong menjadi kecamatan
yang terendah memiliki organisasi pemuda yakni 11 buah.
2). Jumlah Organisasi Olah Raga
Organisasi olah raga adalah organisasi formal yang dibentuk oleh
sekelompok masyarakat olah raga yang bekerja sama dengan suatu
perencanaan-perencanaan kerja dan peraturan-peraturan, untuk mencapai
suatu tujuan pembangunan dunia olah raga.
Tabel 2.78
Jumlah Organisasi Olah Raga Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Uraian

Tahun

2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar

2008
3
6
19
14
35
4
7
9
12
10
9

2009
4
6
20
14
36
4
9
9
15
14
9

2010
5
7
20
16
37
4
10
9
15
16
9

2011
6
9
22
15
37
12
9
17
19
8

2012
7
11
24
17
39
2
14
11
19
21
11

Jumlah

125

136

143

149

169

Sumber Data : Dikbud Kab. Lombok Barat

Selama tahun 2008 2012 jumlah organisasi olah raga di Kabupaten


Lombok Barat mengalami peningkatan, pada tahun 2012 jumlah organisasi
olahraga mencapai 169 buah mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya yang berjumlah 149 buah. Kecamatan Lembar memiliki jumlah
organisasi olah raga terbanyak yakni 24 buah mengalami peningkatan

86

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

dibandingkan tahun sebelumnya yakni 22 buah, sedangkan kecamatan yang


memiliki organisasi olahraga terendah yakni kecamatan Kediri yakni 2 buah.
3). Jumlah Kegiatan Kepemudaan
Kegiatan kepemudaan adalah kegiatan atau even kepemudaan yang
diselenggarakan dalam bentuk pertandingan, perlombaan dan upacara serta
kejadian atau peristiwa sejenis. Kepemudaan sendiri bermakna segala hal
tentang pemuda.
Tabel 2.79
Jumlah Kegiatan / Even Kepemudaan Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012
No

Uraian

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2
Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar
Jumlah

2008
3
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2

2009
4
1
2
3
2
2
2
3
3
3
3

23

24

Tahun
2010
5
2
3
3
2
2
2
4
3
3
3
27

2011
6
3
4
5
3
3
3
5
4
4
3

2012
7
5
8
8
5
8
3
8
7
8
6

37

66

Sumber data : Dikbud Kab. Lombok Barat

Selama kurun waktu 2008 2012 jumlah even kepemudaan di


Kabupaten Lombok Barat mengalami peningkatan, pada tahun 2012 jumlah
kegiatan kepemudaan yakni 66 mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya yang berjumlah 37 atau mengalami peningkatan sebesar 78%.
Seperti yang terlihat pada tabel 2.80.
4). Jumlah Kegiatan Olah Raga
Kegiatan

olah

raga

adalah

kegiatan

even

olah

raga

yang

diselenggarakan baik oleh pemerintah daerah, swasta dan masyarakat.


Kegiatan olah raga dapat diselenggarakan dalam bentuk pertandingan dan
perlombaan serta kejadian atau peristiwa sejenis.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

87

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.80
Jumlah Kegiatan Olah Raga Menurut Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tahun

Sekotong
Lembar
Gerung
Labuapi
Kediri
Kuripan
Narmada
Lingsar
Gunungsari
Batulayar

2008
3
6
4
47
23
4
7
20
5
10
9

2009
4
6
5
48
25
4
9
20
5
14
9

2010
5
7
6
49
25
4
10
20
7
16
9

2011
6
7
49
25
12
2
7
19
9

2012
7
8
50
26
13
3
8
20
10

Jumlah

135

145

153

130

138

Sumber data : Dikbud Kabupaten Lombok Barat

Kegiatan-kegiatan olah raga di Kabupaten Lombok Barat semakin


rutin dilaksanakan terbukti dari meningkatnya jumlah kegiatan olahraga
pada tahun 2012 yang mencapai 138, mengalami peningkatan dari tahun
2011 yang mencapai 130. Kecamatan yang paling banyak melakukan atau
tempat berlangsungnya

kegiatan olahraga yakni kecamatan Gerung

sebanyak 50 pada tahun 2012, sedangkan kecamatan Sekotong dan Kediri


tercatat tidak ada pelaksanaan kegiatan olahraga.
2.1.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan
otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya
saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan
ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai
tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

88

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

1. Kemampuan Ekonomi Daerah


Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah
adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik ( attractiveness)
bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk
menciptakan multifier effect bagi peningkatan daya saing daerah.
a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (Angka Konsumsi RT
Per Kapita)
Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa
atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar rasio atau angka
konsumsi RT semakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dapat diketahui dengan
menghitung angka konsumsi RT per kapita, yaitu rata-rata pengeluaran
konsumsi rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran
penduduk untuk makanan dan bukan makanan per jumlah penduduk. Makanan
mencakup seluruh jenis makanan termasuk makanan jadi, minuman, tembakau
dan sirih. Bukan makanan mencakup perumahan, sandang, biaya kesehatan,
sekolah dan sebagainya.
b. Nilai Tukar Petani
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang berguna
untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani dengan mengukur kemampuan
tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan
produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi (usaha) maupun
untuk konsumsi rumah tangga. Jika NTP lebih besar dari 100 maka periode
tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan periode tahun dasar, sebaliknya
jika NTP lebih kecil dari 100 berarti terjadi penurunan daya beli petani.
Nilai Tukar Petani (NTP) dapat dihitung dengan membandingkan faktor
produksi dengan produk, yaitu perbandingan antara indeks yang diterima (lt)
petani dan yang dibayar (lb) petani x 100.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

89

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.81
Nilai Tukar Petani (NTP)
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2010 - 2012
No

Uraian

1
2
1
Indeks Yang Diterima Petani (lt)
2
Indeks Yang Dibayar Petani (lb)
3
Nilai Tukar Petani (NTP)
Sumber data : BPS Kab. Lombok Barat

2010
3
136,33
133,36
102,21

Tahun
2011
4
162,37
140,88
115,26

2012
5
-

Pada tahun 2011 Nilai Tukar Petani di Kabupaten Lombok Barat mencapai
115,26 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 102,21
atau meningat 12,76 poin, hal ini menunjukkan bahwa terdapat surplus yakni
kenaikan harga produksi lebih besar dibandingkan dengan kenaikan harga
barang konsumsi dan biaya produksi atau dapat dikatakan pendapatan petani
mengalami

peningkatan

dibandingkan

pengeluaran

sehingga

tingkat

kesejahteraan petani dapat dikatakan mengalami peningkatan.


c. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per kapita (Persentase RT Untuk
Non Pangan)
Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita dibuat untuk mengetahui
pola konsumsi rumah tangga di luar pangan. Pengeluaran konsumsi non pangan
per kapita dapat dicari dengan menghitung persentase RT untuk non pangan,
yaitu proporsi total pengeluaran rumah tangga untuk non pangan terhadap total
pengeluaran.
d. Produktivitas Total Daerah
Produktivitas total daerah dihitung untuk mengetahui tingkat produktivitas
tiap sektor per angkatan kerja yang menunjukkan seberapa produktif tiap
angkatan kerja dalam mendorong ekonomi daerah per sektor. Produktivitas Total
Daerah dapat diketahui dengan menghitung produktivitas daerah per sektor
yang merupakan jumlah PDRB dari setiap sektor dibagi dengan jumlah penduduk
usia kerja dalam sektor yang bersangkutan.

90

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Jumlah PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) pada tahun 2012
Kabupaten Lombok Barat sebesar 4,87 triliun rupiah lebih dengan jumlah
penduduk usia kerja sebanyak 425.289 jiwa, sehingga produktivitas total daerah
pada tahun 2012 mencapai Rp. 11.444.636,38 mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2011 yang mencapai Rp. 10.477.430,07. Sedangkan PDRB
atas dasar harga konstan (ADHK) pada tahun 2012 produktivitas total daerah
Kabupaten Lombok Barat mencapai Rp. 4.616.526,03 dengan jumlah PDRB
mencapai 1,96 trilliun rupiah lebih, jumlah tersebut mengalami peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp.4.458.319,66.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

91

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.82
Produktivitas Per Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Lombok Barat Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2008 2012
Tahun
No

Sektor

1
1
1.1

2008

Pertanian

2010*)

2011**)

2012***)

Rp (juta)

Rp (juta)

Rp (juta)

Rp (juta)

Rp (juta)

10

11

12

2
PDRB

2009

3.126.927,35

100,00

3.564.160,87

100,00

3.948.119,72

100,00

4.393.825,55

100,00

4.867.277,96

100,00

893.087,88

28,56

976.830,40

27,41

1.037.722,70

26,28

1.083.528,91

24,66

1,173,500.72

24,11

3,72

158.031,96

4,00

187.007,51

4,26

242,877.17

4,99

1.2

Pertambangan dan Penggalian

109.351,06

3,50

132.682,49

1.3

Industri Pengolahan

116.609,49

3,73

134.321,31

3,77

145.610,80

3.69

159.895,15

3,64

177,655.65

3,65

22.663,23

0,72

25.941,60

0.73

29.686,40

0.75

33.259,80

0,76

38,451.50

0,79

1.4

Listrik, Gas dan Air Bersih

1.5

Bangunan

338.437,63

10,82

394.785,70

11,08

454.633,03

11.52

539.283,75

12,27

685,799.46

14,09

1.6

Perdagangan, Hotel dan Restoran

677.731,09

21,67

775.100,14

21,75

882.686,55

22.36

1,007,059.53

22,92

1,136,022.68

23,34

1.7

Pengangkutan dan Komunikasi

377.849,38

12,08

405.899,62

11,39

442.476,64

11.21

483,407.35

11,00

521,772.20

10,72

1.8

Keuangan, Persewaan dan Jasa


Perusahaan

127.402,29

4,07

144.946,69

4,07

161.028,57

4.08

187,413.74

4,27

199,071.67

4,09

1.9

Jasa-Jasa

463.795,51

14,83

573.652,92

16,10

636.243,08

16.12

712,969.80

16,22

692,126.93

14,22

Jumlah Penduduk Usia Kerja


Produktivitas Total Daerah

Sumber data :
Keterangan :

396.527

402.988

455.932

419.361

425.289

7,885,786.72

8,844,334.99

8,659,448.60

10,477,430.07

11,444,636.38

BPS Kabupaten Lombok Barat


Tahun 2006-2007 angka perkiraan setelah pisah dengan KLU
*) angka sementara **) angka sangat sementara ***)angka sangat sangat sementara

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014

BAB II

92

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.83
Produktivitas Persektor Terhadap PDRB Kabupaten Lombok Barat Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2008 - 2012
Tahun
No

Sektor

1
1

2
PDRB

2008
Rp (juta)
3

%
4

2009
Rp (juta)
5

%
6

2010 *)
Rp (juta)
7

%
8

2011 **)
Rp (juta)
9

%
10

2012***)
Rp (juta)
11

%
12

1.590.458,56

100,00

1.690.045,12

100,00

1.770.789.54

100,00

1.869.645.39

100,00

1.963.357,74

100,00

405,179.36

25.48

414,312.99

24.51

422,798.50

23.88

432,054.35

23.11

447.506,43

22,79

1.1

Pertanian

1.2

Pertambangan dan Penggalian

60,988.76

3.83

68,380.60

4.05

73,107.75

4.13

80,614.96

4.31

94.059,46

4,79

1.3

Industri Pengolahan

83,753.23

5.27

90,654.49

5.36

93,592.67

5.29

97,934.43

5.24

104.681,06

5,33

8,451.66

0.53

9,292.67

0.55

9,854.39

0.56

10,613.49

0.57

11.141,70

0,57

1.4

Listrik, Gas dan Air Bersih

1.5

Bangunan

184,706.40

11.61

198,817.97

11.76

216,079.34

12.20

237,141.87

12.68

253.904,27

12,93

1.6

Perdagangan, Hotel dan Restoran

381,106.57

23.96

410,878.56

24.31

434,483.79

24.54

466,476.97

24.95

496.476,95

25,29

1.7

Pengangkutan dan Komunikasi

171,894.20

10.81

179,050.95

10.59

188,940.27

10.67

199,723.41

10.68

200.975,33

10,24

1.8

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

69,768.01

4.39

74,694.08

4.42

78,841.40

4.45

84,405.72

4.51

87.878,60

4.48

1.9

Jasa-Jasa

224,610.37

14.12

243,962.81

14.44

253,091.43

14.29

260,680.20

13.94

266.733,93

13,59

Jumlah Penduduk Usia Kerja


Produktivitas Total Daerah

Sumber data
Keterangan

396.527

402.988

455.932

419.361

425.289

4,010,971.66

4,193,785.22

3,883,889.57

4,458,319.66

4,616,526.03

: BPS Kabupaten Lombok Barat


: Tahun 2006-2007 angka perkiraan setelah pisah dengan KLU
*) angka sementara
**) angka sangat sementara
***) angka sangat sangat sementara

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

93

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

2. Fasilitas Wilayah / Infrastruktur


Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam
hubungannya dengan ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas
ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar wilayah.
a. Aksesibilitas Daerah
1). Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan dihitung untuk mengetahui
tingkat ketersediaan sarana jalan yang dapat diakses tiap kendaraan. Rasio
panjang jalan per jumlah kendaraan adalah perbandingan panjang jalan
terhadap jumlah kendaraan.
Tabel 2.84
Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

2008
2009
1
2
3
4
1
Panjang Jalan Negara
29,60
29,60
2
Panjang Jalan Provinsi
232,28
133,75
3
Panjang Jalan Kabupaten
346,48
446,48
4
Panjang Jalan Desa
250,73
575,77
5
Jumlah Panjang Jalan (1+2+3+4)
859,09
1.185,60
6
Jumlah Kendaraan
827
631
7
Rasio
1,04
1,88
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat
*) termasuk KLU

Tahun
2010
5
29,60
133,75
446,48
475,77
1.085,60
519
2,09

2011
6
29,60
134,17
446,48
428,04
993,29
-

2012
7
23.31
134.17
446.48
475.77
1,079.73
-

Panjang jalan di Kabupaten Lombok Barat selama kurun waktu 5


tahun (2008 2012) memiliki perkembangan yang dinamis disebabkan
adanya perubahan status jalan Provinsi menjadi jalan Kabupaten dan
adanya penambahan panjang jalan Desa. Jalan Kabupaten pada tahun 2012
tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya yakni 446,48
Km, sementara itu jalan Desa mengalami peningkatan pada tahun 2012
yakni 475,77 Km dari 428,04 Km di tahun 2011. Total panjang jalan pada
tahun 2012 sepanjang 1.079,73 Km mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2011 yang mencapai 993,29 Km atau meningkat 8,7%.
Untuk rasio panjang jalan pada tahun 2012 belum ada data
disebabkan data mengenai jumlah kendaraan tidak ada. Rasio panjang jalan

94

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2010 mencapai 2,09 atau dapat
dikatakan terdapat 2 kendaraan setiap 1 Km, angka rasio ini mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2009 yang mencapai 1,88 atau dapat
dikatakan terdapat 1 2 kendaraan setiap 1 Km. sedangkan untuk tahun
2011 dan 2012 tidak terdapat angka rasio panjang jalan terhadap jumlah
kendaraan, hal ini disebabkan tidak adanya data jumlah kendaraan.
2). Jumlah Orang / Barang Yang Terangkut Angkutan Umum
Jumlah

orang/barang

yang

terangkut

angkutan

umum

baik

menggunakan mobil penumpang umum, mobil bus dan mobil barang


menunjukkan tersedianya sarana transportasi bagi masyarakat secara
optimal yang dapat mendukung kegiatan perekonomian masyarakat
tersebut.

Selain

itu

juga

menunjukkan

tingkat

ketertarikan

akan

kenyamanan dan keamanan maupun terpenuhinya fasilitas infrastruktur,


pariwisata dan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten
Lombok Barat melalui pintu Dermaga, Terminal maupun Bandara.

Tabel 2.85
Jumlah Orang/Barang Yang Terangkut Angkutan Umum
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

No

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Org

Brg

Org

Brg

Org

Brg

Org

Brg

Org

Brg

10

11

12

Uraian

Dermaga

Bandara

Terminal

Jumlah

Sumber data : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lombok Barat

Selama

tahun

2008

2012

jumlah

orang

yang

terangkut

menggunakan angkutan umum rata-rata sebanyak 4 orang per-hari begitu


juga untuk jumlah barang yang terangkut angkutan umum selama 5 (lima)

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

95

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

tahun yakni rata - rata sebanyak 4 unit. Jumlah orang/barang yang masuk
ke wilayah Lombok Barat melalui dermaga berdasarkan data dari Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lombok Barat yakni
rata-rata 3 perhari, sedangkan jumlah orang/barang yang masuk melalui
terminal rata-rata sebanyak 1 perhari dan melalui bandara tidak ada.
b. Penataan Wilayah
1). Ketaatan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Ketaatan terhadap RTRW merupakan kesesuaian implementasi tata
ruang hasil perencanaan tata ruang berdasarkan aspek administratif dan
atau aspek fungsional dengan peruntukan yang direncanakan sesuai dengan
RTRW. Rasio Ketaatan adalah perbandingan realisasi RTRW dengan rencana
peruntukan x 100.
Kegiatan RTRW di Kabupaten Lombok Barat telah ditetapkan oleh
pemerintah daerah bersama DPRD Kabupaten Lombok Barat sesuai dengan
Perda Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Lombok barat Tahun 2011 2031. Realisasi RTRW Kabupaten
Lombok Barat pada tahun 2012 telah mencapai 843,14 Km2 luas rencana
peruntukkan RTRW yakni 1.053,92 Km2 sehingga rasio ketaatan RTRW
mencapai 80% pada tahun 2013.
2). Luas Wilayah Potensi Kebanjiran
Luas wilayah potensi kebanjiran adalah persentase luas wilayah
bencana terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW.
Rasio luas wilayah bencana adalah perbandingan jumlah luas wilayah
bencana dengan jumlah luas seluruh wilayah budidaya x 100.
3). Luas Wilayah Potensi Kekeringan
Luas wilayah potensi kekeringan adalah luas wilayah kekeringan
terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Kawasan
Rasio luas wilayah kekeringan adalah perbandingan jumlah luas wilayah
kekeringan dengan jumlah luas seluruh wilayah budidaya x 100.
Luas lahan kekeringan di Kabupaten Lombok Barat terdapat di
Kecamatan Sekotong, Lembar dan Gerung dengan luas 3.726 Ha, luas

96

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

wilayah budidaya di Kabupaten Lombok Barat

mencapai 50.852 Ha

sehingga rasio luas wilayah kekeringan terhadap luas wilayah budidaya


yakni 1:13,65 atau terdapat 1 Ha lahan kering dari 13,65 Ha lahan
budidaya.
c. Fasilitas Bank dan Non Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut fungsinya bank dibagi menjadi bank umum dan bank perkreditan
rakyat.
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan Bank Perkreditan
Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
Tabel 2.86
Jenis Dan Jumlah Bank dan Cabangnya
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No
1

Sektor

2
1
Bank Umum
1.1
Konvensional
1.2
Syariah
2
BPR
2.1
Konvensional
2.2
Syariah
Jumlah
Sumber data : Bank Indonesia

2008
3

2009
4

18
-

20
-

22
1
41

22
1
43

Tahun
2010
5

2011
6

2012
7

17
-

17
-

16
-

19
36

19
36

19
35

Jumlah bank yang ada berdasarkan data Bank Indonesia wilayah Propinsi
Nusa Tenggara Barat terdiri dari Bank Umum dan BPR baik yang konvensional
maupun syariah. Selama tahun 2008 -2012 jumlah bank yang ada di Kabupaten
Lombok Barat mengalami penurunan, pada tahun 2008 berjumlah 41 yang terdiri
dari 18 bank umum konvensional, 22 BPR konvensional dan 1 BPR Syariah,
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

97

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi 16 bank umum konvensional


dan 19 BPR konvensional sedangkan bank syariah baik bank umum dan BPR
tidak tersedia di Kabupaten Lombok Barat.
d. Ketersediaan Air Bersih
Air bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan seharihari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah
dimasak. Air minum (drinking water) air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002).
Sumber air bersih dapat dibedakan atas : air hujan, air sungai dan danau,
mata air, air sumur dangkal dan air sumur dalam. Persentase Rumah Tangga
(RT)

yang

menggunakan

air

bersih

adalah

perbandingan

jumlah

RT

menggunakan air bersih dengan jumlah RT x 100.


Tabel 2.87
Persentase Rumah Tangga (RT) Yang Menggunakan Air Bersih
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Sektor

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2008
3
26,17
37,61
0,28
-

2
Leding (Perpipaan)
Sumur Terlindung
Sumur Tidak Terlindung
Mata Air Terlindung
Mata Air Tidak Terlindung
Sungai
Danau / Waduk
Air Hujan
Air Kemasan
Lainnya
Total Jumlah Rumah Tangga
11
97.160
Yang Menggunakan Air Bersih
12 Jumlah Rumah Tangga
151.693
Persentase Rumah Tangga Yang
13
64,05
Menggunakan Air Bersih (11/12)
Sumber data : Dinas PU Kab. Lombok Barat

Tahun
2010
5
12,10
47,33
2,75
0,83
0,29
3,83

2011
6
-

2012
7
21,82
57,05
2,75
0,83
0,29
3,83

151.693

100.693
149.997

109.755
158.813

54,51

67,13

69,10

2009
4
26,17
37,61
0,28
97.160

Rumah tangga di Kabupaten Lombok Barat yang menggunakan air bersih


pada tahun 2010 yakni 67,13% atau mencapai 100.693 rumah tangga yang
telah menikmati air bersih dari 149.997 rumah tangga yang ada, jumlah ini

98

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

mengalami peningkatan pada tahun 2012 yang mencapai 69,10% atau terdapat
109.755 rumah tangga yang telah menikmati air bersih dari 158.813 rumah
tangga yang ada di Kabupaten Lombok Barat.
Sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat rata rata masih
berasal dari Sumur Terlindung sebanyak 57,05% dan Leding (Perpipaan)
sebanyak 21,82%, sedangkan sumber lain berasal dari Mata Air Terlindung
(2,75%), Sungai (0,83%), Air Hujan (0,29%) dan sumber lainnya (3,83%).
e. Fasilitas Listrik dan Telepon
1). Ketersediaan Daya Listrik
Ketersediaan listrik merupakan hal yang utama bagi masyarakat di
Kabupaten Lombok Barat dalam melakukan segala aktifitas sehari hari,
jumlah pelanggan listrik mengalami peningkatan 17,45% dari 53.476 jiwa
menjadi pada tahun 2010 menjadi 62.808 jiwa pada tahun 2011. Jumlah
daya yang terpasang juga mengalami peningkatan dari 51,58 KVA pada
tahun 2010 menjadi 64,58 KVA pada tahun 2011 atau mengalami
peningkatan 25,73%. Sementara itu, nilai penjualan listrik juga mengalami
peningkatan dari Rp. 103.849.677,- pada tahun 2010 menjadi Rp.
117.589.399,- pada tahun 2011.
Tabel 2.88
Ketersediaan Daya Listrik
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Tahun

Jumlah Pelanggan

1
1
2
3
4
5

2
3
2008
2.573.707
2009
2.573.707
2010
53.476
2011
62.808
2012
Jumlah
5,263,698,00
Sumber data: PLN Wilayah Mataram

Daya Terpasang
(KVA)
4
2.470.166,50
2.470.166,50
51,58
64,85
4,940,449.43

Nilai Penjualan (Rp)


5
270.564.103.067
270.564.103.067
103.849.677
117.589.399
645,095,472,533.00

2). Persentase Rumah Tangga (RT) Yang Menggunakan Listrik


Penyediaan

tenaga

listrik

bertujuan

untuk

meningkatkan

perekonomian serta memajukan kegiatan perekonomian dan kesejahteraan


masyarakat.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka pemerintah daerah

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

99

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

berkewajiban untuk menyediakan listrik bagi masyarakat tidak mampu dan


daerah terpencil. Indikator yang digunakan untuk melihat pencapaian
sasaran pemerintah daerah tersebut adalah persentase rumah tangga yang
menggunakan listrik.
Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2011
mencapai 62.808 pelanggan, yang terdiri dari pelanggan Bisnis sebanyak
2.258, pelanggan Industri sebanyak 11, pelanggan Pemerintahan sebanyak
675, pelanggan Rumah Tangga 58.004 dan pelanggan Sosial mencapai
1.860. Persentase penduduk yang menggunakan listrik pada tahun 2010
sebesar 103,67% dan pada tahun 2011 persentase penduduk yang
menggunakan listrik mencapai 96,85% atau terjadi penurunan jumlah
persentase yang disebabkan oleh masih adanya masyarakat yang belum
terdaftar menjadi pelanggan listrik.
f. Ketersediaan Restoran
Ketersediaan restoran pada suatu daerah menunjukkan tingkat daya tarik
investasi suatu daerah. Banyaknya restoran dan rumah makan menunjukkan
perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah dan peluang-peluang yang
ditimbulkannya.
Pengertian restoran adalah tempat menyantap makanan dan minuman
yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jenis tata boga
atau katering. Sedangkan pengusahaan usaha restoran dan rumah makan adalah
penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman kepada tamu sebagai usaha
pokok.
Jumlah usaha untuk jenis restoran di Kabupaten Lombok Barat pada tahun
2012 mencapai 31 dengan 537 meja dan 1.830 kursi mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 11 dengan 333 meja dan 1.128 kursi.
Untuk usaha yang berjenis rumah makan pada tahun 2012 berjumlah 132
dengan 1.525 meja dan 5.554 kursi, mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2008 yang mencapai 105 usaha dengan 1.329 meja dan 4.726 kursi.
Peningkatan yang terjadi di bidang pariwisata khususnya restoran dan rumah
makan menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan pembangunan di bidang

100

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

ekonomi dan semakin menurunnya pengangguran yang berdampak terhadap


penurunan kemiskinan masyarakat Kabupaten Lombok Barat.
Sementara itu, untuk penggolongan dan klasifikasi jenis usaha rumah
makan dan restoran belum tersedia di dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat.
Tabel 2.89
Jenis, Kelas dan Jumlah Restoran
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 dan 2012
No

Uraian

Jumlah
Usaha
3

Tahun 2008
Jumlah
Jumlah
Kursi
Meja
4
5

Jumlah
Usaha
6

2012
Jumlah
Kursi
7

Jumlah
Meja
8

Usaha Restoran Golongan


Tertinggi

Usaha Restoran Golongan


Menengah

Usaha Restoran Golongan


Terendah

Usaha Rumah Makan Kelas A

Usaha Rumah Makan Kelas B

Usaha Rumah Makan Kelas C

Usaha Rumah Makan Kelas D

Usaha Rumah Makan Kelas

Jenis Usaha Restoran

11

1.128

333

31

1.830

537

10

Jenis Usaha Rumah Makan

105

4.726

1.329

132

5.554

1.525

165

5.854

1.662

163

7.384

2.062

Jumlah Restoran dan Rumah Makan

Sumber data : Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat

g. Ketersediaan Penginapan
Ketersediaan penginapan/hotel merupakan salah satu yang penting dalam
meningkatkan daya saing daerah, terutama dalam menerima dan melayani
jumlah kunjungan dari luar daerah. Semakin berkembangnya investasi ekonomi
daerah akan meningkatkan daya tarik kunjungan ke daerah tersebut. Dengan
semakin banyaknya jumlah kunjungan orang dan wisatawan ke suatu daerah
perlu didukung ketersediaan penginapan / hotel.
Pada tahun 2012 jumlah hotel mencapai 109 mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 74 atau meningkat 47,30%. Jumlah
hotel di Kabupaten Lombok Barat masih didominasi oleh hotel non bintang

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

101

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

dimana pada tahun 2012 mencapai 84, disusul oleh hotel bintang 1 yang
berjumlah 11. Secara lengkap jenis, kelas dan jumlah penginapan di Kabupaten
Lombok Barat dapat dilihat pada tabel 91 sebagai berikut :
Tabel 2.90
Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan / Hotel Tahun 2008 dan 2012
Tahun 2008
No

Jenis Penginapan / Hotel

Jumlah
Hotel

Jumlah
Kamar

Tahun 2012
Jumlah
Tempat
Tidur

Jumlah
Hotel

Jumlah
Tempat
Tidur

Jumlah
Kamar

Hotel Bintang 5

214

341

154

221

Hotel Bintang 4

612

914

786

1.057

Hotel Bintang 3

66

94

202

280

Hotel Bintang 2

137

226

123

192

Hotel Bintang 1

192

249

11

231

318

Hotel Non Bintang (Hotel Melati


dan Penginapan Lainnya)

52

494

651

84

871

1.029

Total Penginapan / Hotel

74

1.715

2.475

109

2.367

3.097

Sumber data : Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat

3. Iklim Berinvestasi
a. Keamanan dan Ketertiban
1). Angka Kriminalitas
Angka kriminalitas adalah rata-rata kejadian kriminalitas dalam satu
bulan pada tahun tertentu, artinya dalam satu bulan rata-rata terjadi berapa
tindak kriminal untuk berbagai kategori seperti curanmor, pembunuhan,
pemerkosaan, dan sebagainya. Indikator ini berguna untuk menggambarkan
tingkat keamanan masyarakat, semakin rendah tingkat kriminalitas, maka
semakin tinggi tingkat keamanan masyarakat.
Tabel 2.91
Angka Kriminalitas di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 - 2012

102

No

Jenis Kriminalitas

BAB II

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah Kasus Narkoba

Jumlah Kasus Pembunuhan

Jumlah Kejahatan Seksual

12

14

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

No

Jenis Kriminalitas

Tahun
2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah Kasus Penganiayaan

24

39

46

Jumlah Kasus Pencurian

29

30

37

Jumlah Kasus Penipuan

42

42

74

Jumlah Kasus Pemalsuan


Uang

Total Jumlah Tindak Kriminal


Selama 1 Tahun

113

132

181

Jumlah Penduduk

603.223

611.704

599.986

606.044

617.998

10

Angka Kriminalitas (8/9)

1 : 5.338

1 : 4.634

1 : 3.315

Sumber data : Polres Kabupaten Lombok Barat

Jumlah tindak kriminal di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2010


mencapai 181 kasus, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009
yang mencapai 132 kasus atau meningkat sebesar 37,12%, kasus kriminal
yang sering terjadi yakni kasus penipuan yakni berjumlah 74. Dengan
jumlah penduduk sebesar 599.986 pada tahun 2010, maka angka
kriminalitas di Kabupaten Lombok Barat mencapai 1:3.315 atau berkisar
0,03%, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya
yang mencapai 1:4.634 atau 0,02%. Hal ini berarti tingkat keamanan
masyarakat Lombok Barat masih rendah sehingga perlu ditingkatkan oleh
aparat keamanan dalam hal ini Kepolisian, pemerintah daerah dan
masyarakat Lombok Barat sendiri yang bekerjasama menjaga keamanan
agar tingkat kriminalitas dapat ditekan serendah mungkin.
2). Jumlah Demonstrasi
Unjuk rasa atau demonstrasi adalah sebuah gerakan protes yang
dilakukan sekumpulan orang dihadapan umum. Unjuk rasa biasanya
dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang
kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai
sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

103

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.92
Jumlah Demonstrasi Di Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2008 2012
Tahun

Jenis Demonstrasi/

No

Unjuk Rasa

2008

2009

2010

2011

2012

1
1

Bidang Politik

Ekonomi

Kasus Pemogokan Kerja

Jumlah (Demostrasi / Unjuk Rasa)

Sumber data : Polres Kabupaten Lombok Barat

Jumlah unjuk rasa/demonstrasi yang terjadi menurut data pihak


Polres Kabupaten Lombok Barat adalah tidak ada seperti yang terlihat dalam
tabel 2.93. Hal ini mengindikasikan masih selarasnya antara kebijakan
pemerintah dengan keinginan masyarakat dalam membangun Kabupaten
Lombok Barat.
3). Kemudahan Perijinan
Investasi yang akan masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya
saing investasi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Daya saing
investasi suatu daerah tidak terjadi dengan serta merta. pembentukan daya
saing investasi berlangsung secara terus menerus dari waktu ke waktu dan
dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya kemudahan perijinan.
Kemudahan perijinan adalah proses pengurusan perijinan yang terkait
dengan persoalan investasi, relatif sangat mudah dan tidak memerlukan
waktu lama. Lama proses perijinan merupakan rata-rata waktu yang
dibutuhkan untuk memperoleh suatu perijinan (dalam hari).
Tabel 2.93
Lama Proses Perijinan di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012
No
1
1
2
3

104

BAB II

Uraian
2
Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP)
Tanda Daftar
Perusahaan (TDP)
Izin Usaha Industri

Jumlah
Persyaratan
(Dokumen)
5

Non Biaya

10

Non Biaya

Non Biaya

Lama Mengurus
(Hari)

Biaya Resmi (Rata-Rata


Maks. Rp.)
6

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

No

Uraian

Lama Mengurus
(Hari)

Jumlah
Persyaratan
(Dokumen)
5

Biaya Resmi (Rata-Rata


Maks. Rp.)

2
3
6
(IUI)
Tanda Daftar Industri
4
3
8
Non Biaya
(TDI)
Izin Mendirikan
5
12
8
Sesuai Perda 10 Tahun 2011
Bangunan (IMB)
6
Izin Gangguan (HO)
12
6
Sesuai Perda 10 Tahun 2011
Sumber data : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kab. Lombok Barat

Proses perizinan di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 ratarata memakan waktu proses 3 hari kecuali untuk Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dan Izin Gangguan (HO) yang memakan proses hingga 12 hari. Rata
rata jumlah persyaratan yang dibutuhkan dalam proses perizinan yakni 8
dokumen, sedangkan untuk biaya rata rata tidak dikenakan biaya kecuali
untuk Mendirikan Bangunan (IMB) dan Izin Gangguan (HO) yang biayanya
sesuai dengan Perda 10 tahun 2011.
4). Pengenaan Pajak Daerah (Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi
Daerah)
Jumlah dan macam pajak daerah dan retribusi daerah diukur dengan
jumlah dan macam insentif pajak dan retribusi daerah yang mendukung iklim
investasi serta membantu pembangunan daerah dan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah (sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku). Contoh pajak daerah yaitu pajak
penerangan jalan, pajak reklame dan pajak restoran / hotel.
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (dalam hal ini
perusahaan). Contoh retribusi daerah, yaitu a. retribusi sewa tempat di pasar
milik pemda, b. retribusi kebersihan di pasar milik pemda, c. retribusi parkir di
tepi jalan umum yang disediakan oleh pemda dan retribusi sejenis lainnya.
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

105

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tabel 2.94
Uraian Pendapatan Asli Daerah (PAD)
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
Tahun

N
o

Uraian
2008

2009

2010

1
2

Jumlah Pajak Daerah


Jumlah Retribusi Daerah
Jumlah Hasil Pengolahan
Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
Jumlah
Lain

Lain
Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah

21,315,844,120.00
6,367,542,022.96

16,741,812,894.00
5,733,996,667.97

22,146,967,749.13
14,975,610,692.96

33,231,396,593.42
24,909,373,028.99

39,235,278,600.61
18,095,292,593.67

3,656,147,360.00

4,989,277,405.00

6,608,793,073.00

8,720,118,587.00

7,878,702,677.00

7,316,633,502.64

4,862,445,058.29

6,262,113,122.25

66,423,472,222.82

29,234,557,200.45

38,656,167,005.60

32,327,532,025.26

49,993,484,637.34

133,284,360,432.23

94,443,831,071.73

Jumlah PAD

2012

2011
6

Sumber data : DPPKD Kabupaten Lombok Barat

Pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Lombok Barat pada tahun


2008 - 2012 berfluktuasi dengan rata-rata 69,7 milyar rupiah lebih selama 5
tahun. Pendapatan asli daerah terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Hasil

Pengolahan

Kekayaan

Daerah

yang

dipisahkan

dan

Lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah. Pada tahun 2012 jumlah PAD Kabupaten
Lombok Barat mencapai 94,4 milyar rupiah lebih mengalami penurunan
0,29% dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 133,28 milyar rupiah lebih,
jumlah pajak daerah mengalami peningkatan sebesar 18,07% atau sebesar
6 milyar rupiah lebih pada tahun 2012. Pendapatan daerah berupa retribusi
pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 27,35% atau sebesar 6,8
milyar rupiah lebih dibandingkan tahun 2011, hal ini disebabkan adanya
objek objek yang tidak dapat ditarik kembali menjadi retribusi daerah.
Pelaksanaan

pembangunan

daerah

oleh

pemerintah

sangat

tergantung dari pendapatan yang dihasilkan, oleh karena itu meningkatnya


jumlah

pendapatan

asli

daerah

(PAD)

tersebut

sangat

membantu

pemerintah daerah dalam melaksanakan program pemerintah dalam


membangunan sarana dan prasaranan serta menciptakan banyak lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Kabupaten Lombok Barat.

106

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

5). Peraturan Daerah Yang Mendukung Iklim Usaha


Peraturan daerah (Perda) merupakan sebuah alat kebijakan daerah
yang bersifat resmi, melalui perda dapat diindikasikan adanya insentif
sebuah kebijakan di daerah terhadap aktivitas perekonomian. Perda yang
mendukung iklim usaha dibatasi yaitu perda yang terkait dengan perizinan,
perda yang terkait dengan lalu lintas barang dan jasa, serta perda terkait
dengan ketenagakerjaan.
Tabel 2.95
Jumlah Peraturan Daerah (Perda) Yang Mendukung Iklim Investasi
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Tahun

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah Perda Terkait Perijinan

Jumlah Perda Terkait Lalu Lintas Barang


dan Jasa

Jumlah Perda Terkait Ketenagakerjaan

Sumber data : Sekretariat DPRD Kab. Lombok Barat

Berdasarkan data yang diterima dari Sekretariat DPRD Kabupaten


Lombok Barat yakni terdapat 4 Perda yang terkait perijinan pada tahun
2011, sedangkan untuk jumlah perda yang terkait lalu lintas barang jasa
dan terkait ketenagakerjaan tidak ada. Diharapkan terjadi peningkatan
jumlah perda perda yang mendukung iklim investasi di Kabupaten Lombok
Barat terutama yang berkaitan dengan perijinan sehingga para investor
tidak ragu untuk berinvestasi dimana juga akan berdampak positif terhadap
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lombok Barat.
6). Status Desa (Persentase Desa Berstatus Swasembada Terhadap
Total Desa)
Pembangunan

desa

dalam

jangka

panjang

ditujukan

untuk

memperkuat dasar-dasar sosial ekonomi pedesaan yang memiliki hubungan


fungsional yang kuat dan mendasar dengan kota-kota dan wilayah
sekitarnya. Pembangunan desa dan pembangunan sektor yang lain di setiap
pedesaan akan mempercepat pertumbuhan desa menjadi desa swasembada
yang memiliki ketahanan disegala bidang dan dengan demikian dapat
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

107

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

mendukung pemantapan ketahanan nasional. Oleh karena itu pembangunan


desa diarahkan mengembangkan sumberdaya manusia yang merupakan
bagian terbesar penduduk Indonesia, dengan meningkatkan kualitas hidup,
kemampuan, keterampilan dan prakarsanya, dalam memanfaatkan berbagai
potensi desa maupun peluang yang ada untuk berkembang.
Berdasarkan kriteria status maka desa/kelurahan diklasifikasikan
menjadi 3 (tiga) yakni desa swadaya (tradisional), desa swakarya
(transisional) dan desa swasembada (berkembang). Pengertian masingmasing klasifikasi desa tersebut adalah sebagai berikut :
a) Desa

Swadaya

atau

Desa

Terbelakang,

adalah

desa

yang

kekurangan sumber daya manusia atau tenaga kerja dan juga


kekurangan dana sehingga tidak mampu memanfaatkan potensi yang
ada di desanya.
b) Desa Swakarya atau Desa Sedang, adalah desa yang mulai
menggunakan dan memanfaatkan potensi fisik dan non fisik yang
dimilikinya tetapi masih kekurangan sumber keuangan atau dana.
c) Desa Swasembada atau Desa Maju, adalah desa yang berkecukupan
dalam hal sumberdaya manusia dan juga dalam hal dana modal
sehingga sudah dapat memanfaatkan dan menggunakan segala potensi
fisik dan non fisik desa secara maksimal.
Tabel 2.96
Jumlah Desa Swadaya, Desa Swakarya, Desa Swasembada
di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Uraian

2010

2011

2012
7

Jumlah Desa/Kelurahan Swadaya

88

88

88

88

118

Jumlah Desa/Kelurahan Swakarya

Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada

Jumlah Desa/Kelurahan (1+2+3)

88

88

88

88

118

Persentase Desa Berstatus


Swasembada (3/4)
Sumber data : BPMPD Kab. Lombok Barat

BAB II

2009

108

Tahun
2008

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Menurut status desa, di wilayah Kabupaten Lombok Barat belum terdapat


desa/kelurahan

Swakarya

dan

desa/kelurahan

Swasembada,

sedangkan

desa/kelurahan Swasembada di Kabupaten Lombok Barat tahun 2012 mencapai


118 yang terdiri dari 115 desa dan 3 kelurahan. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan baik dari sumber daya manusia, dana maupun sarana prasarana
dalam memanfaatkan potensi yang ada di desanya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
4. Sumber Daya Manusia (SDM)
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan
pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia sebagai
subyek dan objek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan
SDM diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif,
terampil, kreatif, disiplin dan professional. Disamping itu juga mampu memanfaatkan,
mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu
pelaksanaan pembangunan nasional.
Kualitas SDM juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya saing
daerah dan perkembangan investasi di daerah. Indikator kualitas sumberdaya manusia
dalam rangka peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan
tingkat ketergantungan penduduk untuk melihat sejauh mana beban ketergantungan
penduduk.
a. Tingkat Ketergantungan
Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang harus
ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak
produktif.
Penduduk muda berusia di bawah 15 tahun pada umumnya dianggap sebagai
penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada
orang tua atau orang lain yang menanggungnya, sedangkan penduduk usia 15-64
tahun adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep
ini maka dapat digambarkan seberapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada
penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini
memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

109

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Rasio ketergantungan (dependency Ratio) merupakan salah satu indikator


demografi yang penting, semakin tingginya persentase dependency ratio
menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi. Rasio ketergantungan adalah perbandingan jumlah penduduk usia
di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun dengan jumlah penduduk usia 15 - 64
tahun x 100.
Tabel 2.97
Rasio Ketergantungan di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 2012
No

Tahun

Uraian
2008

2
Jumlah Penduduk Usia Di Bawah 15
1
Tahun
Jumlah Penduduk Usia Di Atas 64
2
Tahun
Jumlah Penduduk Usia Tidak
3
Produktif (1+2)
4
Jumlah Penduduk Usia 15-64 Tahun
5
Rasio Ketergantungan (3/4)
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat

2009

2010

2011

2012

3
179.320

4
182.346

5
182.494

6
181.719

20.918

32.834

25.624

26.092

200.238

215.180

208.118

207.811

402.987
0,50

396.527
0,54

391.868
0,53

398.233
0,52

7
-

Jumlah penduduk usia tidak produktif (usia dibawah 15 tahun dan usia
diatas 64 tahun) selama tahun 2008 2011 mengalami penurunan, pada tahun
2010 jumlah penduduk usia tidak produktif sebanyak 208.118 jiwa mengalami
penurunan 0,15% menjadi 207.811 jiwa pada tahun 2011. Jumlah penduduk
usia 15-64 tahun di Kabupaten Lombok Barat selama tahun 2008 - 2011 juga
mengalami penurunan dari 402.987 jiwa pada tahun 2008 menjadi 398.233 jiwa
pada tahun 2011 namun pada tahun 2011 justru mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2010 yakni sebesar 1,62% atau sebanyak 6.365 jiwa.
Sehingga jumlah rasio ketergantungan di Kabupaten Lombok Barat juga
mengalami penurunan dari 0,53 pada tahun 2010 menjadi 0,52 pada tahun
2011, hal ini berarti jumlah penduduk usia tidak produktif telah mencapai 52%
dari

jumlah

penduduk

usia

produktif

atau

dapat

dikatakan

tingkat

ketergantungan di Kabupaten Lombok Barat telah mengalami penurunan


disebabkan semakin meningkatnya penduduk usia kerja.

110

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai dengan


Tahun Berjalan
Evaluasi kinerja pembangunan daerah merupakan suatu proses untuk menilai
kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. Melalui evaluasi kinerja pelaksanaan
pembangunan akan dihasilkan informasi kinerja yang dapat menjadi masukan bagi
proses perencanaan dan penganggaran yang didukung oleh ketersediaan informasi dan
data yang lebih akurat, sehingga program pembangunan menjadi lebih efisien, efektif,
disertai dengan akuntabilitas pelaksanaannya yang jelas. Keberhasilan pencapaian
sasaran pada semua tingkat pelaksanaan pembangunan akan dapat diukur dengan
menggunakan indikator kinerja yang telah didefinisikan secara tepat sebelumnya.
Evaluasi terhadap status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah
dilakukan dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama yang mencerminkan
keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan.
2.2.1. Bidang Pendidikan
Kebijakan pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Lombok Barat telah
sesuai dengan amanat UUD 1945 tentang anggaran pendidikan sebesar minimal 20%
dari total APBD Kabupaten Lombok Barat. Angka Melek Huruf (AMH) yang
menggambarkan proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan
menulis

pada tahun 2011 telah mencapai 77,62% dan untuk nilai Rata-Rata Lama

Sekolah / Mean Years Schooling (MYS) yang menggambarkan penduduk usia 15 tahun
ke atas yang bersekolah pada tahun 2011 mencapai 6,09% atau dapat dikatakan pada
tahun 2011 rata rata lama sekolah penduduk Lombok Barat diatas rata rata
pendidikan dasar 6 tahun.
Capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) pada tahun 2012 untuk jenjang
SD/MI/SLB sebesar 103,94%, untuk jenjang SMP/MTs/SLB APK mencapai 99,17% dan
untuk jenjang SMA/SMK/MA/SLB sebesar 73,87%. Capaian Angka Partisipasi Murni
(APM) untuk jenjang pendidikan SD/MI/SLB pada tahun 2012 sebesar 98,70%, untuk
jenjang SMP/MTs/SLB sebesar 81,22% dan untuk jenjang SMA/SMK/MA/SLB mencapai
59,63%.
Kondisi ini menggambarkan bahwa untuk semua jenjang pendidikan di
Kabupaten Lombok Barat baik SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA berada dalam kondisi

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

111

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

ketersediaan dan keterjangkauan yang sangat memadai, di samping itu indikator ini
juga menggambarkan bahwa kondisi kesejahteraan dan pendapatan masyarakat
Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 meningkat sangat signifikan.
2.2.2. Bidang Kesehatan
Kebijakan pembangunan di bidang kesehatan di Kabupaten Lombok Barat
difokuskan pada serta kualitas pelayanan kesehatan dasar, dengan sasaran :
menurunkan

angka

kematian

ibu

dan

anak,

pencegahan

penyakit

menular,

meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan kuantitas dan kualitas
tenaga kesehatan, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan penanganan
gizi buruk.
Tingkat derajat kesehatan di Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat dari
beberapa indikator, antara lain : angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (AKI)
serta angka usia harapan hidup (UHH).
Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2012 mencapai 10,87/1000 kelahiran
hidup mengalami penurunan sebesar 0,03% dibandingkan tahun 2011 yang mencapai
10,9/1000 kelahiran hidup, untuk Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2012
mencapai 61/100.000 kelahiran. Angka usia harapan hidup Kabupaten Lombok Barat
pada tahun 2011 mencapai 61,28 hal ini menunjukkan bahwa tingka keshatan dan
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lombok Barat terus mengalami peningkatan.
2.2.3. Bidang Pekerjaan Umum
Proporsi jaringan jalan dalam kondisi baik pada tahun 2012 telah terealisasi
sebesar 93,75% sedangkan tahun 2013 menargetkan 357,18 Km dari 334,86 Km yang
telah terealisasi. Jaringan irigasi pada tahun 2012 baru terealisasi 26,26% dari target
sepanjang 12.238 Km, sedangkan pada tahun 2013 jaringan irigasi ditargetkan
mencapai 11.812 Km. Luas irigasi di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 telah
terealisasi sepanjang 5.957 Ha dari target 7.861 Ha atau sebesar 75,78%.
Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) pada tahun 2012 mencapai 15,90%
atau telah terealisasi 0,14% dari 0,88% target yang telah ditetapkan atau terdapat 107
buah tempat pembuangan sampah (TPS), jumlah tempat sampah yang ada masih perlu
ada penambahan untuk menambah tingkat kebersihan dan kerapihan di Kabupaten
Lombok Barat. Panjang jalan yang dilalui roda 4 yakni 422,98 Km atau telah terealisasi

112

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

sebesar 98,83% dari target 427,98 Km, panjang jalan yang memiliki trotoar dan
drainase pada tahun 2012 telah terealisasi sebesar 3 Km dari target 4 Km.
2.2.4. Bidang Perumahan
Jumlah rumah tangga yang telah menggunakan air bersih di Kabupaten Lombok
Barat pada tahun 2012 mencapai 109.755 rumah atau telah terealisasi sebesar 69,11%
dari target yang telah ditetapkan sebesar 158.813 rumah. Jumlah penduduk yang
memiliki akses air minum yakni sebesar 409.830 jiwa atau telah terealisasi sebesar
67,62% sedangkan rumah tangga yang bersanitasi

berjumlah 99.471 rumah pada

tahun 2012.
2.2.5. Bidang Penataan Ruang
Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang bahwa
seluruh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota diwajibkan untuk menyusun Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) sebagai payung terhadap semua kebijakan yang berkaitan
dengan pemanfaatan ruang. Kondisi Kabupaten Lombok Barat yang penuh dinamika
mempunyai tantangan dan tuntutan yang semakin kompleks.
Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB pada
tahun 2012 mencapai 12,30 Ha atau telah terealisasi sebesar 61,62% dari target
sebesar 19,30%. Realisasi bangunan ber IMB pada tahun 2012 mencapai 298 unit
dari target sebesar 360 unit, sedangkan pada tahun 2013 kembali menargetkan
sebanyak 360 unit dan baru terealisasi sebesar 24% selama tahun 2013 berjalan.
2.2.6. Bidang Perencanaan Pembangunan
Prioritas pembangunan daerah tahun 2014 ditetapkan dalam Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang telah disepakati berdasarkan aspirasi
masyarakat yang kemudian ditetapkan menjadi prioritas pembangunan daerah tahun
2014, antara lain : (a) Peningkatan kualitas dan ketersediaan pelayanan pendidikan
masyarakat, (b) Peningkatan Kualitas dan ketersediaan pelayanan kesehatan dalam
rangka meningkatkan usia harapan hidup masyarakat Kabupaten Lombok Barat, (c)
Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur daerah, (d) Memperluas destinasi
pariwisata dan meningkatkan pemberdayaan industri

kecil

dan menengah yang

menunjang sektor pariwisata, perdagangan, hotel serta restoran, (e) Peningkatan


produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan, (f) Pencegahan bencana alam
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

113

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

dan pengendalian lingkungan hidup, (g) Peningkatan kinerja aparatur dan penegakan
supremasi hukum dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik.
Sebagai

dasar

dalam

perencanaan

pembangunan

sesuai

dengan

hasil

Musrenbang, maka diterbitkan suatu dokumen perencanaan atau yang dikenal


dokumen RKPD. Jumlah dokumen perencanaan berupa dokumen Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2013 ditargetkan berjumlah 100 eksemplar
dimana telah terealisasi sebesar 100% pada tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013
juga ditargetkan sebanyak 100 eksemplar dokumen RKPD tahun 2014.
2.2.7. Bidang Perhubungan
Pembangunan

sektor

perhubungan

menyangkut

(tiga)

aspek,

yaitu

perhubungan darat, perhubungan laut dan perhubungan udara. Perhubungan darat


utamanya transportasi darat sangat dibutuhkan dalam melayani kebutuhan masyarakat
terutama untuk menggerakkan perekonomian baik di tingkat pedesaan hingga di
perkotaan. Jumlah arus penumpang pada tahun 2012 yakni 1.551.701 orang atau
mencapai 103,44% dari target yang ditetapkan dan pada tahun 2013 hingga bulan
Maret telah terealisasi sebanyak 536.271 orang yang telah diangkut menggunakan
angkutan

umum,

hal

ini

mengindikasikan

bahwa

minat

masyarakat

dalam

menggunakan angkutan umum sangat tinggi sebab angkutan umum merupakan sarana
transportasi vital bagi perekonomian masyarakat.
Uji Kir sebagai salah satu persyaratan bagi kendaraan untuk layak jalan, pada
tahun 2012 mencapai 3.423 unit angkutan umum yang telah di lakukan uji Kir atau
telah terealisasi 97,27% dari target yang telah ditetapkan, hal ini dapat dikatakan
bahwa sebanyak 97,27% angkutan umum sangat layak jalan demi melayani kebutuhan
masyarakat di bidang transportasi. Sementara itu pada tahun 2013 hingga bulan Maret
jumlah angkutan umum yang telah di uji Kir mencapai 818 unit dari target sebanyak
3.805 unit kendaraan.
Retribusi yang berasal dari bidang perhubungan seperti pengujian kendaraan
bermotor, terminal angkutan umum, ijin trayek dan jasa parkir menjadi bagian
terpenting dalam menambah pendapatan asli daerah Kabupaten Lombok Barat, hal ini
terlihat dari antara lain jumlah retribusi yang berasal dari pengujian kendaraan
bermotor mencapai Rp. 201.975.000,- atau terealisasi 134,14% dari target sebesar

114

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Rp. 150.570.000,- retribusi dari jasa parkir khusus mencapai Rp. 45.080.000,- dari Rp.
37.740.000,- atau terealisasi sebesar 119,44% begitu juga retribusi yang berasal dari
retribusi parkir tepi jalan umum yang mencapai Rp. 80.710.000,- atau 100,08% dari
target tahun 2012.
Fasilitas perhubungan bagi kelancaran berlalu lintas juga merupakan bagian dari
pelayanan masyarakat seperti pemasangan rambu dan marka jalan. Pada tahun 2012
jumlah rambu yang dipasang sebanyak 133 buah dan marka jalan sebanyak 1.187 m 2.
2.2.8. Bidang Lingkungan Hidup
Pencemaran status mutu air yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat pada tahun
2012 mencapai 52% dari target 87,50% sementara itu untuk tahun 2013 pencemaran
status mutu air ditargetkan sebesar 87,50%. Untuk cakupan penghijauan wilayah
rawan longsor dan sumber mata air yakni 34 lokasi dari 45 lokasi yang ditargetkan,
sedangkan pada tahun 2013 ditargetkan sebanyak 60 lokasi. Jumlah kasus penegakkan
hukum lingkungan pada tahun 2012 ditargetkan mencapai 1.050 kasus dan telah
terealisasi sebanyak 505 kasus atau 48,10%. Cakupan pengawasan pelaksanaan Amdal
pada tahun 2012 ditargetkan 7 usaha kegiatan dan telah terealisasi sebesar 71,43%
atau sebanyak 5 usaha kegiatan.
Pada tahun 2012 pemerintah daerah Kabupaten Lombok Barat telah mengelola
sampah mencapai 72.000 m3 atau baru terealisasi 35,90% dari target 200.447 m 3,
jumlah TPS pada tahun 2012 yakni sebanyak 107 buah dan diharapkan terdapat
penambahan unit TPS disebabkan jumlah penduduk yang terus meningkat yang
mengakibatkan semakin meningkatnya volume sampah agar tercipta kebersihan dan
kerapihan di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Barat.
2.2.9. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil
Pemerintah daerah Kabupaten Lombok Barat dalam melaksanakan peraturan
dimana setiap warga harus memiliki identitas diri telah mewajibkan masyarakat untuk
memiliki identitas, pada tahun 2011 jumlah penduduk yang telah memiliki KTP
sebanyak 63.485 jiwa atau baru 11,86% dari jumlah penduduk yang wajib memiliki
KTP, penduduk yang memiliki akte kelahiran sebanyak 22.313 jiwa. Diharapkan seluruh
penduduk Lombok Barat yang telah sesuai persyaratan memiliki KTP dan akte kelahiran
agar hak-hak dan kewajibannya dapat menjadi jelas.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

115

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

2.2.10. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Salah satu kebijakan dan program Bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak di Kabupaten Lombok Barat adalah meningkatkan upaya
perlindungan terhadap anak melalui pencegahan kekerasan dalam rumah tangga serta
perdagangan perempuan dan anak.
Peran pemerintah daerah dalam pemberdayaan perempuan di Kabupaten
Lombok Barat pada tahun 2012 dapat dikatakan cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan
jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan yang mencapai 164.200 atau sebesar
58% dari target yang telah ditetapkan. Persentase perempuan yang bekerja di lembaga
pemerintah juga telah melebihi dari target yang telah ditetapkan atau mencapai
103,98%. Kasus kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang diselesaikan
pada tahun 2012 mencapai 205 kasus atau 96,70% dari target yang telah ditetapkan.
2.2.11. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kinerja di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pada tahun 2011
yaitu jumlah rata rata anak per keluarga telah terealisasi sebesar 99,09%, rasio
akseptor KB telah terealisasi sebesar 98,57%, realisasi cakupan peserta KB aktif
mencapai 101,33% atau melebih dari target, serta Keluarga Pra Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera I mencapai 144.406 KK dari target 141.768 atau melebihi dari
target yakni mencapai 101,86%.
2.2.12. Bidang Sosial
Jumlah sarana sarana sosial seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti
Rehabilitasi di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 yaitu 35 unit dimana telah
terealisasi sebanyak 100% dan pada tahun 2013 ditargetkan mencapai 45 unit.
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Lombok Barat yang
memperoleh bantuan sosial pada tahun 2012 baru mencapai 57.228 orang atau baru
terealisasi sebesar 25% dari target yang telah ditetapkan sebesar 114.456 orang.
2.2.13. Bidang Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk pada tahun 2012 mencapai 617.998 jiwa yang terdiri dari 302.340
jiwa penduduk laki laki dan 315.658 jiwa penduduk perempuan. Dari jumlah penduduk
usia produktif pada tahun 2012 angka partisipasi angkatan kerja Kabupaten Lombok Barat

116

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

sebesar 281.077 orang dengan tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 6.609 orang,
pencari kerja yang ditempatkan pada tahun 2012 sebanyak 3.833 orang laki-laki dan 293
orang perempuan. Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Lombok Barat pada tahun
2012 mencapai 500 jiwa atau terealisasi sebesar 62% dari target yang ditetapkan sebesar
800 jiwa, untuk tahun 2013 tingkat pengangguran terbuka ditargetkan sebanyak 960 jiwa.
Kasus kasus ketenagakerjaan di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 kasus
kecelakaan pada waktu bekerja, perselisihan buruh dan pengusaha serta angka
perselisihan industrial pada dasarnya tidak diharapkan terjadi atau 0 kasus namun terdapat
beberapa

kasus yang terjadi yakni 1 kasus kecelakaan pada waktu bekerja, 1 kasus

perselisihan buruh dan pengusaha dan 10 kasus perselisihan industrial.


2.2.14. Bidang Koperasi dan UKM
Kinerja pemerintah daerah dalam memberdayakan ekonomi menengah terwujud
melalui koperasi, pada tahun 2011 jumlah koperasi di Kabupaten Lombok Barat mencapai
308 unit dimana seluruhnya berstatus koperasi aktif.
2.2.15. Bidang Penanaman Modal
Kabupaten Lombok Barat termasuk daerah dengan investasi yang menjanjikan,
terbukti dengan terealisasinya 110 proyek pada tahun 2012 atau telah tercapai 94%
dari target sebesar 117 proyek baik dari penanam modal asing maupun dalam negeri,
pada tahun 2013 hingga bulan Maret terdapat 127 proyek investasi atau 91% dari
target yang telah ditetapkan. Nilai investasi nasional yang berasal dari asing maupun
dalam negeri pada tahun 2012 mencapai Rp. 627,64 milyar lebih atau baru terealisasi
37%. Investasi yang dilakukan mampu menyerap tenaga kerja yakni baru mencapai
6% atau sebanyak 1.596 orang.
2.2.16. Bidang Kebudayaan
Dalam bidang kebudayaan Kabupaten Lombok Barat secara rutin tetap
melakukan kegiatan rutin berupa kegiatan seni dan budaya sebagai upaya untuk selalu
melestarikan seni dan budaya daerah. Pada tahun 2012 terdapat 3 paket
penyelenggaraan festival seni dan budaya dan pada tahun 2013 tahun berjalan juga
telah terealisasi 3 paket penyelenggaraan festival seni dan budaya.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

117

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

2.2.17. Bidang Statistik


Pencatatan data data mengenai demografi, ekonomi, kesehatan dan
pendidikan serta data data mengenai Kabupaten Lombok Barat dirangkum dalam
dokumen yaitu Lombok Barat Dalam Angka. Pendataan dan pencetakan dilakukan
berdasarkan kerja sama antara Bappeda Kabupaten Lombok Barat dan Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Lombok Barat. Pada tahun 2012 ditargetkan dokumen
Lombok Barat Dalam Angka sebanyak 130 eksemplar dan telah terealisasi juga sebesar
130 eksemplar. Selain mengenai data data umum Kabupaten Lombok Barat, Bappeda
beserta BPS Kabupaten Lombok Barat juga menerbitkan dokumen mengenai
Pendapatan dan struktur ekonomi daerah yakni dokumen PDRB Kabupaten, pada tahun
2012 telah dilakukan pencetakan sebanyak 40 eksemplar dokumen PDRB Kabupaten
atau telah terealisasi 100% dari target sebanyak 40 eksemplar dan pada tahun 2013
juga ditargetkan sebanyak 40 eksemplar dengan anggaran sebesar Rp. 5.000.000,-.
2.2.18. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Peran pemerintah daerah dalam memberikan pendidikan politik bagi masyarakat
masih perlu ditingkatkan, hal ini dapat terlihat dari kegiatan pembinaan politik yang
hanya dilaksanakan 1 kali dalam 1 tahun, kegiatan monev terhadap parpol, ormas dan
LSM juga dilakukan kurang dari 12 kali atau hanya ditargetkan 10 kali dan terealisasi
10 kali. Kegiatan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan di lingkungan
masyarakat oleh pemerintah daerah melalui kegiatan pengendalian keamanan
lingkungan (KOMINDA) hanya ditargetkan 10 kali dan telah terealisasi sebesar 100%,
kegiatan monitoring dan evaluasi pemeliharaan Kantrantibmas dan pencegahan tindak
kriminal juga hanya dilakukan 10 kali dalam 1 tahun, begitu juga dengan monitoring
terhadap pemberantasan penyakit masyarakat (PEKAT) hanya terealisasi 10 kali
dimana seharusnya minimal 1 kali dalam 1 bulan atau 12 kali monitoring.
2.2.19. Bidang

Otonomi

Daerah,

Pemerintahan

Umum,

Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian


Satuan Polisi Pamong Praja (Pol. PP) sebagai bagian dari aparat perangkat
daerah yang berfungsi dalam menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah Kabupaten
Lombok Barat memiliki rasio perbandingan terhadap jumlah penduduk sangat rendah
yakni hanya terdapat 3 petugas dalam 10.000 penduduk pada tahun 2012, jumlah

118

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

tersebut perlu dilakukan penambahan agar tercipta suasana yang kondusif. Dalam
menjaga ketertiban polisi pamong praja rutin melakukan patroli di seluruh wilayah
Kabupaten Lombok Barat dimana pada tahun 2012 telah dilakukan 96 kalil patroli
dalam 1 tahun, selain itu peraturan daerah yang diterbitkan agar tercipta keteraturan di
masyarakat telah ditegakkan sebanyak 9 kali yang artinya masyarakat sangat
mendukung dari kebijakan pemerintah daerah melalui perda yang diterbitkan dimana
hanya 0,75 kali pelanggaran perda yang terjadi dalam 1 tahun. Hal serupa juga dapat
dilihat dari tingkat penyelesaian pelanggaran K3 yang hanya mencapai 29 kali dalam 1
tahun, diharapkan pada tahun tahun berikutnya tingkat pelanggaran K3 lebih rendah
lagi.
Sumber daya manusia di Kabupaten Lombok Barat khususnya dalam bidang
tekhnologi informasi (TI) juga terus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya seperti
melakukan pelatihan dan workshop mengenai sistem informasi manajemen. Pada tahun
2012, telah dilakukan pelatihan terhadap SDM pemerintah daerah khususnya di bidang
TI yakni sebanyak 71 peserta yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman serta dapat diterapkan dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat.
2.2.20. Bidang Ketahanan Pangan
Dalam bidang ketahanan pangan pada tahun 2012 pemerintah daerah telah
menetapkan 1 regulasi ketahanan pangan, memberdayakan 51 kelompok tani yang
mampu berkembang dan mandiri serta membentuk 10 kelompok tani dan wanita yang
mampu mengolah sumber pangan alternatif. Yang masih belum maksimal adalah
penanganan daerah rawan pangan dimana baru terealisasi 54,35% pada tahun 2012,
desa mandiri pangan yang baru mencapai 60% atau baru terdapat 3 desa pasca
mandiri dan 2 desa mandiri. Selain itu pemerintah daerah juga mendorong masyarakat
untuk mengkonsumsi sumber pangan yang beragam dimana baru terealisasi sebesar
62,5% melalui sosialisasi sosialisasi dan pelatihan.
2.2.21. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pembangunan di pedesaan merupakan salah satu bagian penting yang menjadi
perhatian pemerintah daerah Kabupaten Lombok Barat. Program kegiatan yang
dilakukan dalam rangka memberdayakan masyarakat pedesaan dalam rangka
peningkatan partisipatif masyarakat dalam pembangunan desa antara lain program /

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

119

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

kegiatan

Gerakan

Terpadu

Membangun

Desa

(Gerdu

Bangdes),

Program

Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif (P2SPP), Program Pengembangan


Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (ND Pola P2KP), Posyandu, PKK, LPM dan
LSM.
Rata rata Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di Kabupaten Lombok Barat
pada tahun 2012 yakni 88 kelompok dimana terdapat 1 kelompok LPM di 1 desa, demikian
juga dengan kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) terdapat 98
kelompok atau terdapat 1 kelompok PKK di setiap desa pada tahun 2012. Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2012 berjumlah 58 kelompok,
sedangkan untuk pelayanan di masyarakat dalam bidang kesehatan yang dilaksanakan dalam
bentuk Posyandu aktif dimana telah tercapai 100% atau terdapat 692 kelompok Posyandu
aktif pada tahun 2012.
2.2.22. Bidang Pemuda dan Olah Raga
Pemerintah Kabupaten sangat mendukung dengan adanya kegiatan kepemudaan dan
olahraga seperti pembentukan organisasi kepemudaan, organisasi olahraga dan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan kepemudaan dan olahraga. Pada tahun 2012 Kabupaten
Lombok Barat memiliki 412 buah organisasi pemuda dan 169 buah organisasi olahraga,
kegiatan-kegiatan yang dilakukan yakni sebanyak 66 kegiatan kepemudaan dan 138 buah
kegiatan dalam bidang olahraga. Namun berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Lombok Barat baru terdapat 2 Gelanggang olahraga di kecamatan
Gerung dan kecamatan Lingsar. Sarana tersebut perlu dilakukan penambahan agar minat
masyarakat dalam bidang olahraga dapat tersalurkan sehingga tidak menjerumuskan para
pemuda melakukan kegiatan-kegiatan yang negatif.
2.2.23. Bidang Kearsipan
Dalam hal pengelolaan arsip, pada tahun 2011 baru terdapat 40 % yang mampu
mengelola arsip secara baku. Namun sumber daya manusia (SDM) yang mampu dalam hal
pengelolaan arsip yakni sebanyak 60 %.
2.2.24. Bidang Komunikasi dan Informatika
Dalam bidang komunikasi dan informatika kinerja pemerintah daerah dapat terlihat
dari yakni terdapatnya 1 website milik pemerintah daerah pada tahun 2012 yang berguna

120

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

sebagai sarana bagi masyarakat dalam rangka mendapatkan informasi dan menyampaikan
pendapat serta kritikan bagi kinerja pemerintah daerah sehingga dapat tercipta komunikasi 2
(dua) arah yang baik antara pemerintah daerah dengan masyarakat Kabupaten Lombok
Barat.
2.2.25. Bidang Perpustakaan
Fasilitas perpustakaan yang disediakan pemerintah sebagai sarana masyarakat
untuk menambah ilmu pengetahuan dengan cara membaca belum menunjukkan
kinerja yang meningkat, dimana pada tahun 2011 jumlah perpustakaan masih
berjumlah 11 unit yang terdiri dari 1 milik pemerintah dan 10 milik non pemerintah.
Pada tahun tahun selanjutnya perlu adanya peningkatan sarana perpustakaan
sehingga dapat melayani masyarakat lebih maksimal.
2.2.26. Bidang Pertanian
Kinerja di dalam bidang pertanian diukur melalui peningkatan produktifitas bahan
pangan dapat dikatakan berhasil, pada tahun 2012 produktifitas bahan pangan lokal
seperti Padi mencapai 170.075 Ton, produksi bahan pangan lainnya seperti Jagung
mencapai 22.192 Ton kemudian Kelapa mencapai 14.822 Ton. Dalam bidang
peternakan pemerintah daerah telah melebihi dari target yang ditetapkan pada tahun
2012 seperti populasi Sapi mencapai 80.881 ekor dan Kambing mencapai 40.297 Ton
dengan produktifitas daging mencapai 1.717,89 Ton, sementara untuk populasi Unggas
(ayam dan itik) mencapai 1.551.149 ekor dengan produk telur sebanyak 1.754,54 Ton.
2.2.27. Bidang Kehutanan
Dalam bidang kehutanan, pemerintah daerah Kabupaten Lombok Barat pada
tahun 2012 telah melakukan pembuatan tanaman reboisasi seluas 100 Ha serta
pemeliharaan tanaman reboisasi untuk tahun I juga seluas 100 Ha. Selain itu juga
dilakukan pengembangan hutan rakyat yakni seluas 100 Ha. Dalam realisasi terhadap

Pro Environment pemerintah daerah melakukan penghiijauan lingkungan dimana pada


tahun 2012 telah melakukan penghijauan seluas 138.465 batang pohon dan
pembuatan bibit tanaman kehutanan sebanyak 35.000 batang pohon. Kerusakan
kawasan hutan masih terjadi di Kabupaten Lombok Barat yakni kerusakan yang
diakibatkan perambahan hutan seluas 518 Ha, kerusakan hutan akibat penebangan liar
seluas 15 m3 dan masih terdapat lahan kritis dalam kawasan hutan yakni sebesar
RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

121

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Rp.10.232,41 Ha. Sektor kehutanan juga merupakan salah satu sektor yang
memberikan kontribusi dalam PDRB Lombok Barat, pada tahun 2012 kontribusi bidang
kehutanan mencapai Rp. 1.786.722.000,- serta menghasilkan PAD bagi Lombok Barat
sebesar Rp 380.332.691 atau sebesar 47,83% dari target yang telah ditetapkan,
sedangkan tahun

2013 baru terealisasi sebesar Rp 32.151.475 atau baru sebesar

3,64%.
2.2.28. Bidang Sumberdaya Mineral dan Energi
Sektor pertambangan merupakan salah satu yang memberikan kontribusi
terhadap PDRB Kabupaten Lombok Barat, kontribusi yang berasal dari retribusi
pemanfaatan air tanah sebesar Rp. 52.650.000 atau melebih target yang mencapai
113.95%, kemudian retribusi yang berasal dari ijin usaha pertambangan berjumlah
Rp.206.950.000

atau

baru

terealisasi

sebesar

12,17%

dari

target

sebesar

Rp.1.700.000.000,-.
2.2.29. Bidang Pariwisata
Sektor pariwisata sampai dengan saat ini masih menjadi andalan dan
penyumbang PAD terbesar bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat. Obyek
wisata

di Kabupaten Lombok Barat terdiri dari obyek wisata alam, obyek wisata

sejarah / budaya dan obyek wisata tirta yang mampu menarik kunjungan wisatawan
mancanegara maupun domestik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan
baik dari mancanegara maupun domestik yakni sebesar 307.220 orang pada tahun
2012 atau telah melampaui target yang telah ditetapkan sebesar 270.000 orang atau
sebesar 113,79%.
2.2.30. Bidang Kelautan dan Perikanan
Dalam bidang kelautan dan perikanan, Kabupaten Lombok Barat dalam hal
mengelola hasil laut berupa budidaya baik budidaya laut, air payau dan budidaya laut
serta penangkapan yang dilakukan di laut dan perairan umum, Kabupaten Lombok
Barat telah melakukan secara optimal sesuai target yang telah ditetapkan. Hal ini
terlihat dari jumlah budidaya yang telah dihasilkan yakni mencapai 92.255,04 Ton dari
target yang ditetapkan yakni sebesar. 88.711,75 Ton atau sebesar 107,38%.
Penangkapan yang dilakukan baik yang berasal dari laut maupun dari perairan umum

122

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

yakni sebesar 9.466,20 Ton atau melebihi target yang ditetapkan yakni sebesar 9.403
Ton. Selain melakukan penangkapan, pemerintah daerah juga melakukan produksi
benih, dimana pada tahun 2012 telah dilakukan produksi benih sebanyak 120.572.000
ekor. Tingkat konsumsi ikan masyarakat pada tahun 2012 mencapai 30,7 kg/kap/th
atau hanya mencapai 0,085 kg per harinya. Pembinaan dan permberdayaan nelayan
juga menjadi perhatian bagi pemerintah daerah, cakupan pembinaan berupa pelatihan
pembudidayaan dan pembenihan ikan yang baik dan benar pada tahun 2012 telah
dilakukan sebanyak 5 kali, dengan adanya pelatihan dan pembinaan para nelayan
diharapkan tingkat pengetahuan dan tingkat kesejahteraan para nelayan juga dapat
meningkat.
2.2.31. Bidang Perdagangan
Salah satu bidang vital dalam pembangunan perekonomian di Kabupaten
Lombok Barat yakni bidang perdagangan, kinerja yang dihasilkan menjadi salah satu
penunjang utama pendapatan daerah, kesejahteraan masyarakat dan menentukan
keberhasilan pemerintah daerah di bidang perekonomian. Pada tahun 2012 investasi
yang dihasilkan di sektor perdagangan mencapai 331,77 milyar rupiah lebih,
pertumbuhan usaha di sektor perdagangan mencapai 4.954 unit usaha dan mampu
menyerap 15.419 tenaga kerja di daerah. Dalam bidang perdagangan difokuskan
dalam pembangunan pasar, pada tahun 2012 terdapat 29 pasar tradisional yang terdiri
dari 15 kondisi baik dan 14 masih harus dilakukan renovasi, 6 pasar Tenten, 14 pasar
Kuliner dan 4 pasar Seni.
2.2.32. Bidang Industri
Perekonomian

Kabupaten

Lombok

Barat

juga

bersumber

dari

bidang

perindustrian, pada tahun 2012 investasi dari sektor industri mencapai 180,25 milyar
rupiah lebih atau terealisasi 114% dari target yang telah ditetapkan, pertumbuhan unit
usaha yang berasal dari sektor industri mencapai 9.400 unit usaha dan terdapat 297
sentra industi di Kabupaten Lombok Barat yang mampu menyerap 20.376 tenaga kerja.
Diharapkan pada-pada tahun berikutnya kinerja perindustrian dapat lebih ditingkatkan
lagi agar semakin banyak tenaga kerja yang diserap dan semakin banyak pendapatan
daerah yang dihasilkan sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat Lombok Barat
dapat lebih meningkat.

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

BAB II

123

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK BARAT

2.2.33. Bidang Ketransmigrasian


Transmigrasi merupakan suatu usaha untuk meratakan penyebaran penduduk
agar tidak terpusat di daerah tertentu dan meningkatkan taraf hidup masyarakat
dengan menciptakan lapangan kerja di daerah transmigrasi, Kabupaten Lombok Barat
juga melakukan transmigrasi ke beberapa daerah di Indonesia yakni trnasmigrasi
swakarsa dimana jumlah transmigran swakarsa pada 2012 mencapai 35 KK dari 39 KK
yang ditargetkan atau telah mencapai 89%.

124

BAB II

RKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai