Anda di halaman 1dari 30

PROLAPSUS UTERI

MUTIA FADHILA SY
101001148
PEMBIMBING :
DR. TAUFIK MAHDI, SP. OG

PENDAHULUAN
Di Indonesia sejak zaman dahulu telah lama dikenal
istilah peranakan turun dan peranakan terbalik.
Prolapsus uteri adalah keadaan yang sangat jarang
terjadi. Frekuensi kejadian prolapsus uteri sendri di
Indonesia hanya 1,5% saja..

Frekuensi prolapsus uteri di beberapa Negara bagian


berlainan, seperti dilaporkan di klinik dGynecologie
et Obstetrique Geneva insidensinya 5,7% pada
periode yang sama di Hamburg 5,4%, Roma 6,4%.

Di Indonesia prolapsus uteri


lebih sering dijumpai pada
wanita yang telah melahirkan,
wanita tua dan wanita dengan
pekerjaan berat.

Djafar Siddik pada penyelidikan selama 2 tahun (1969-1970)


memperoleh 63 kasus prolapsus uteri dari 5.372 kasus ginekologik
di Rumah Sakit Dr. Pirngadi di Medan, terbanyak grande
multipara dalam masa menopause dan 31,74% pada wanita
petani. Dari 63 kasus tersebut, 69% berumur 40 tahun. Jarang
sekali prolapsus uteri dapat ditemukan pada seorang nullipara.

DEFENISI

Penurunan atau herniasi uterus


dari posisi normal di rongga pelvis
kedalam atau keluar vagina.

Prolaps Organ Pelvis


Adalah perpindahan kebawah atau
keluar salah satu organ pelvis dari
lokasi normlanya.
Uterus (prolaps uteri)
VU (sistokel)
VU & Uretra (sistouretrokel)
Rektum (rektokel)

ANATOMI

Faktor penyebab prolapsus uteri adalah:

Kelemahan ligamen endopelvik, fasia dan otot-otot panggul.


Proses melahirkan
Proses menopause
Asites dan tumor-tumor di daerah pelvis
Bila prolapsus uteri dijumpai pada nullipara berarti faktor
penyebabnya berupa kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan
penunjang uterus

Patofisiologi
PSP susah

Tekanan
intraabdominal
meningkat +
kronik
Beban kerja
ligamen
meningkat

Ligamen
melemah
Posisi uterus
tidak dapat
dipertahankan

Prolapsus uteri

Tonus otot
mengurang
(menopause)

Klasifikasi Prolaps Uteri


Friedmann dan Little

Prolapsus Uteri I, Dimana serviks uteri turun sampai introitus


vaginae
Prolapsus Uteri II, Dimana serviks menonjol keluar dari introitus
vaginae
Prolapsus Uteri III, Dimana seluruh uterus keluar dari vagina

Manifestasi Klinis

Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di


genitalia eksterna
Rasa sakit di panggul dan pinggang, biasanya jika penderita
berbaring keluhan menghilang atau berkurang
Mengganggu penderita waktu berjalan dan bekerja
Gesekan porsio uteri dengan celana menimbulkan lecet sampai
luka dan dekubitus pada porsio uteri
Leukorea karena kongesti pembuluh darah di daerah serviks dan
karena infeksi serta luka pada porsio uteri

Diagnosis
Friedmann

dan Little menganjurkan


pemeriksaan sebagai berikut:

dengan

cara

Penderita dalam posisi jongkok disuruh mengejan dan ditentukan


dengan pemeriksaan jari, apakah porsio uteri pada posisi normal atau
porsio sampai introitus vagina, atau apakah serviks uteri sudah
keluar dari vagina.
Selanjutnya dengan penderita berbaring dalam posisi litotomi
ditentukan pula panjangnya serviks uteri. Serviks uteri yang lebih
panjang dari biasanya dinamakan elongasio kolli.

Komplikasi

Keratinisasi mukosa vagina dan porsio uteri


Ulkus Dekubitus
Hipertrofi serviks uteri dan elangasio kolli
Gangguan miksi dan stress inkontinensia.
ISK
Infertilitas

Pencegahan
Pemendekan waktu persalinan, terutama kala pengeluaran

dan kalau perlu dilakukan elektif (missal, ekstraksi


forceps dengan kepala sudah di dasar panggul)
Menganjurkan penderita untuk tidak terlalu sering
melahirkan
Menghindari paksaan dalam pengeluaran plasenta

Mencegah

atau mengobati hal-hal yang dapat


meningkatkan tekanan intraabdominal seperti batuk-batuk
yang kronik
Menghindari mengangkat benda-benda berat atau
melakukan pekerjaan yang berat
Salah satu cara yang efektif yang dapat yang dilakukan
untuk mencegah resiko adalah dengan melatih otot-otot
panggul (senam Kegel)

Penatalaksanaan

Konservatif

Latihan-latihan atot dasar panggul


Stimulasi otot-otot dengan listrik
Pessarium

Operatif

Ventrofiksasi
Operasi Manchester
Histerektomi vaginal
Kolplokleisis

STATUS ORANG SAKIT


Identitas pasien
Nama : Ny.D
Nama suami : Tn.A
Umur : 72 tahun
Umur
: 70 tahun
Agama : Islam
Agama
: Islam
Suku
: Mandailing
Suku
: Jawa
Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMP
Pendidikan : SMP
Alamat: Jl. Katamso No 32
No RM
: 21 11 81
Tanggal masuk
: 27-05-2014
Pukul
: 10.00 WIB

Anamnesa
Ny. D, 72 tahun, P6A1, APK 36 tahun, Islam, Mandailing, IRT,

SMP menikah 1x usia 16 tahun istri dari Tn A, 70 tahun, Islam,


Jawa, Wiraswasta, SMP dengan
KU

:Peranakan turun
Telaah :Hal ini dialami oleh pasien sejak kurang lebih 10 tahun
yang lalu. Semakin memberat dalam 1 tahun terakhir ini.
Riwayat keluar darah dari kemaluan (+) 3 hari yang lalu.
Riwayat perut dikusuk (+). Os mengalami penurunan nafsu
makan sejak 3 hari yang lalu. Riwayat campur berdarah
(-).Riwayat benjolan di perut (-), riwayat angkat benda berat
(-), riwayat trauma (-). BAK (+) normal, BAB (+) normal.

RPT/RPO : -/ Menarche : 12 tahun


Siklus haid

: teratur 28-30 hari, lama haid 5-7 hari, volume


2x ganti pembalut/hari
Dysmenorrhea
: (-)
Haid terakhir
: 23 tahun yang lalu
Riwayat perkawinan : Os menikah 1x, selama 56 tahun,
menikah di usia 16 tahun

Status Ginekologi
Inspeksi : Tampak benjolan berwarna merah muda keluar

dari introitus vagina, bulat, ukuran sekepal tangan orang


dewasa.
Inspeculo: Kesan uterus, portio licin, erosi (-), fluor albus
(-), massa (-) dan darah (+)
VT
: - Uterus antefleksi, lebih kecil dari biasa
- Parametrium kanan kiri lemas
- Adneksa kanan kiri tidak teraba massa
- Cavum Douglas tidak menonjol

Riwayat persalinan

Anak laki-laki, cara Persalinan Spontan Pervaginam, ditolong oleh bidan,


hidup.
Anak perempuan, cara Persalinan Spontan Pervaginam, ditolong oleh
bidan, hidup.
Keguguran
Anak perempuan, cara Persalinan Spontan Pervaginam, ditolong oleh
bidan, hidup.
Anak laki-laki, aterm, cara Persalinan Spontan Pervaginam, ditolong oleh
bidan, hidup.
Anak laki-laki, cara Persalinan Spontan Pervaginam, ditolong oleh bidan,
hidup.
Anak perempuan, cara Persalinan Spontan Pervaginam, ditolong oleh
bidan, usia sekarang 36 tahun, hidup.

Riwayat KB : Pil selama 1 bulan


Riwayat Operasi : tidak pernah

Status present

Sens : CM
Anemis
: (-/-)
TD : 130/90 mmHg Ikterik
: (-/-)
HR : 80 x/i
Dyspnoe : (-)
RR : 22 x/i
Sianosis
: (-)
T
: 36,60 C
Oedem : (-)

Status Generalisata
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak
meningkat
Thorax : Cor : Bunyi jantung normal reguler
Bunyi jantung tambahan (-)
Pulmo
: Ves +/+, suara tambahan -/Abdomen: distensi (-), BU (+) Normal, hepar tidak
teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-/-)

Hasil laboratorium tanggal 27-05-2014


Hematologi

Darah rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit

Nilai
13,3
5,2
8.700
42,8

Hitung trombosit

348.000

Follow Up tanggal 28 Mei 2014 pukul 07.00 WIB


S : O : Sensorium : Compos Mentis Anemis

TD : 130/90 mmHg Ikterik : -/-

HR : 88x/menit Dyspnoe :
RR : 20x/menit Sianosis :
T : 36,7C Oedem : SL : Abd
: Soepel, peristaltik (+) N

P/V
: (-)

BAK : (+) via kateter

BAB : (+)
Diagnosa
: Prolapsus Uteri grade II
Terapi
: IVFD RL 20gtt/menit

Inj. Ceftriaxon 1gr/8jam

Inj. Ketorolac 30 mg/8jam

Inj. Ditranex 500 mg/8jam

Inj. Ranitidin 25 mg/12jam

: -/-

Follow Up tanggal 29 Mei 2014 pukul 06.30 WIB


S : O : Sensorium : Compos Mentis Anemis

TD : 120/70 mmHg Ikterik : -/-

: -/-

HR : 84x/menit Dyspnoe :
RR : 20x/menit Sianosis :
T : 36,8C Oedem : SL : Abd
: Soepel, peristaltik (+) N

P/V
: (-)

BAK : (+) via kateter

BAB
: (+)
Diagnosa
: Prolapsus Uteri grade II
Terapi
: Tab cefadroxil 2x500 mg

Tab B complex 2x1

Tab Sulfas Ferosus 1x1


Rencana : Pulang, kontrol berobat jalan, kontrol ulang poli ginekologi 1
bulan lagi

KESIMPULAN
Telah dilaporkan suatu kasus dengan identitas wanita
umur 72 tahun dengan prolapsus. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan dengan
metode konservatif yaitu dengan pemasangan cincin
pessarium.

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai