Anda di halaman 1dari 13

Profilaksis INH pada HIV

Pendahuluan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan faktor terbesar timbulnya tuberculosis (TB)
laten maupun infeksi baru Mycobacterium. Resiko timbulnya TB 20-37 kali lipat lebih besar
dengan orang yang mengidap HIV daripada orang yang tidak mengidap infeksi HIV. TB menjadi
penyebab lebih dari kematian pada orang yang mengidap HIV. Secara relatif wanita terdeteksi
mengidap TB pada negara dengan prevalensi infeksi HIV lebih dari 1% dibandingkan dengan
laki-laki. Sebagai dampak dari dual epidemic dari HIV dan TB, maka WHO merekomendasikan
12 kolaborasi aktif TB/HIV sebagai bagian utama dari pencegahan dan pelayan TB/HIV.
Termasuk intervensi dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas TB pada orang HIV, seperti
provisi dari terapi Antiretroviral (ATR) dan 3 I pada HIV/TB : intensified case-finding of TB
(ICF), isoniazid preventive therapy (IPT), and infection control for TB.1

2.0 Intensified case-finding for and prevention of tuberculosis in adults and adolescents living
with HIV
2.1 Screening for TB
Semua orang pengidap HIV dimanapun mereka dirawat harus melakukan screening TB secara
teratur dengan algoritma gejala klinis setiap kali mengunjungi fasilitas kesehatan atau pekerja
layanan kesehatan. Screening TB penting, baik pada orang yang menerima IPT maupun terapi
Antiretrovirus (ARV). Sebagai bagian dari proses perkembangan pedoman , sebuah meta-analisis
data primer pasien yang komprehensif dan sistematis termasuk 12 studi obeservasional yang
melibatkan lebih dari 8000 orang dengan HIV digunakan untuk menciptakan peraturan screening
terbaik untuk mengidentifikasikan orang dewasa dan anak-anak dengan HIV yang tidak tampak
memiliki TB aktif. Dari hasil analisis didapatkan absennya gejala dari batuk yang berulang,
keringat malam, demam, berat badan turun dapat mengidentifikasi subset dari orang HIV yang
rendah kemungkinan terinfeksi TB. Screening ini memiliki sensitivitas sebesar 79%, dan
spesifisitas sebesar 50%. Therefore, pedoman menganjurkan dewasa dan anak-anak dengan HIV
harus discreening penyakit TB setiap mengunjungi fasilitas kesehatan. Pada orang yang tidak
memiliki batuk berulang, demam, berat badan menurun, dan keringat malam kemungkinan tidak
mengidap TB aktif sehingga perlu ditawarkan IPT. Rekomendasi ini dapat diaplikasikan pda
orang HIV yang derajat imunosupresinya irespektif, dan pada orang dengan ART yang
sebelumnya telah diobati TB dan wanita hamil.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 1

Profilaksis INH pada HIV

2.2.1 Efficacy
The Guidelines Group menyimpulkan bahwa terdapat keuntungan dalam terapi pencegahan TB
pada orang dengan HIV berdasarkan status Tuberkulin Skin Test (TST) dengan keuntungan yang
lebih besar pada orang dengan hasil TST yang positif.
2.2.2 Regimen dan durasi
Kelompok studi melakukan peninjauan dari kombinasi obat yang digunakan untuk pencegahan
termasuk INH, rifampisin, pirazinamid, dan rifapentin. Total dari 8 studi membandingkan INH
dengan regimen lain dan menemukan bahwa regimen lain seperti rifampisin, pirazinamid, dan
rifapentin memiliki efikasi yang sama dengan INH, tetapi dikaitkan dengan toksisitas yang lebih
tinggi. ). The Guidelines Group menyimpulkan bahwa pemberian INH 300mg/hari pada tetap
menjadi pilihan kemoterapi sebagai pencegahan TB pada orang dengan HIV.
The Guidelines Group membandingkan durasi optimal IPT selama enam, sembilan, 12 dan 36
bulan. Menurut hasil perbandingan, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan efikasi obat yang
signifikan. Walaupun pemeberian IPT selama 9 bulan didukung berdasarkan bukti pada beberapa
guidelines, tidak terdapat studi yang langsung membandingan pemeberian IPT selama 6 dan 9
bulan. Inilah yang menuntun The Guidelines Group unutuk merekomendasikan pemberian
selama 6 bulan. Efek proteksi IPT menurun seiring dengan waktu dan durasi yang berkisar
sampai 5 tahun. The Guidelines Group menyatakan bahwa pemeberian IPT selama 36 bulan
bergantung pada panduan nasional masing-masing diberikan pada orang dengan HIV yang
memiliki transmisi Tb yang tinggi
2.2.3 Immune status and concomitant use of IPT with ART
The guidelines grup mereview data yang mengacu pada inisiasi IPT dan status imunitas
termasuk concomitant use dengan ART. Enam buah studi diuji dimana menunjukkan hasil yang
kontras yang mengacu pada penurunan resiko TB dengan status imun yang dimiliki. Keuntungan
proteksi yang didapatkan dari concomitant use of IPT dengan ART ditunjukkan pada 2 studi
obeservasional dari Brazil dan Afrika Selatan dan sub-analisis data klinis acak yang tidak
dipublikasikan dari Bostwana. Beranjak dari bukti dan potensi keuntungan pada concomitan use
of IPT dengan ARV The guidelines group memberikan rekomendasi kuat bahwa IPT diberikan
tanpa mengindahkan status imunitas dan dengan atau tanpa pengobatan ARV pada seseorang.
Inisiasi pemberian IPT ataupun completion bukan menjadi penunda pada awal mulai pemberian
ARV pada orang HIV.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 2

Profilaksis INH pada HIV


2.2.4 Wanita Hamil
Wanita hamil dengan HIV beresiko terinfeksi TB dapat berdampak pada maternal dan neonatal.
Termasuk kematian ibu dan bayi yang dilahirkan, dari prematuritas dan berat badan lahir rendah.
The guidelines group menekankan pentingnya screening TB pada wanita hamil dengan
menggunakan algoritma yang telah disebutkan tadi. Hal ini berdampak pada pengenalan
algoritma klinis pada ibu dengan HIV dimana untuk mencegah dan mendiagnosis TB. The Group
menyimpulkan bahwa IPT aman bagi ibu hamil. Therefore, the guidelines group memberi
anjuran kuat bahwa kehamilan tidak menjadi pengecualian pada wanita HIV dengan gejala TB
dan menerima IPT. Penilaian klinis juga diiperlukan unruk memutuskan waktu yg tepat
pemberian IPT pada wanita hamil.
2.2.5 Patients previously treated for TB (secondary prophylaxis)
The Guidelines Group membahas evidence dan IPT sebagai profilaksis kedua untuk orang yang
telah dinyatakan selesai berobat TB. GRADE menilai evidence melalui 4 buah studi termasuk 3
percobaan acak dan 1 studi obeservasional menunjukkan pemberian IPT segera setelah
pengobatan TB memiliki makna. The Guidelines Group menganjurkan bahwa orang dewasa
dengan HIV yang tuntas pengobatan TB harus melanjutkan pemberian INH selama 6 bulan lagi
dan secara terkondisi menerima pengobatan selama 36 bulan berdasarkan situasi lokal (misalnya:
prevalensi dan transmisi TB yang tinggi) dan peraturan nasional yang ada. Tidak ada bukti yang
menunjukkan peran potensial IPT pada orang yang telah menyelesaikan terapi Multi Resistant
Drug (MDR) atau extensively drug-resistant (XDR) TB. Therefore, Guidelines Group tidak
memberikan rekonmendasi mengenai penggunaan IPT setelah pengobatan MDR dan XDR TB
yang berhasil.
2.2.6 Populasi khusus
Orang dengan HIV congregate settings, seperti tahanan dan centres for refugees or internally
displaced persons, mempunyai resiko yang lebih tinggi terjangkit TB, infeksi HIV dan pengguna
obat terlarang. Perhatian lebih diberikan untuk memastikan screening TB dan provisi IPT untuk
kelompok ini. Pengguna obat suntik mempunyai resiko lebih tinggi mengalami koinfeksi dengan
HIV, TB dan Hepatitis virus. Screening TB dan penyediaan IPT pada pengguna obat suntik harus
dikolaborasikan untuk mengurangi kerugian yang dialami, termasuk provisi untuk pengujian
infeksi Hepatitis B dan C, dan kasus-kasus lainnya. Penilaian klinis diperlukan untuk menimbang
keuntungan pemberian IPT pada pengguna obat suntik dan koinfeksi hepatitis. IPT tidak boleh
diberikan pada aktif hepatitis.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 3

Profilaksis INH pada HIV

2.2.7 Figure 1. Algorithm for TB screening in adults and adolescents living with HIV in HIVprevalent and resource-constrained settings

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 4

Profilaksis INH pada HIV

2.3 Detecting latent TB infection in resource-constrained settings


2.3.1 Tuberculin skin test (TST) and IPT
TST bergantung pada respon imun yang kompeten untuk mengidentifikasi orang dengan infeksi
Mycobacterium yang laten. Banyak studi pda orang dengan HIV membuktikan bahwa IPT lebih
efektif pada orang dengan TST yang positif dibandingkan dengan orang dengan hasil test yang
negative. Sebagai tambahan, manfaat TST dapat menurunkan jjumlah orang yang diberi IPT dan
jumlah orang yang harus diobati untuk mencegah TB aktif. Bagaimanapun, pada resources
constraint settings, tatangan operasional pada implementasi TST merupakan impediment yang
signifikan pada akses IPT. Tantangan ini meliputi harga dan pemberian test tuberculin.,
memperthanankan rantai supply, pelatihan orang dalam memberikan test dan pembacaan hasil
yang akurat serta kunjungan kembali pasien minimal 2 kali setelah 48-72 jam yang dikaitkan
dengan harga dan ketidaknyamanan yang dialami. Sebgai tambahan, status imun seseorang dan
hasil yang negarif pda psien dengan long lapse antara Infeksi dan TST dapat mempengaruhi
interprestasi. Walaupun pada beberapa studi menganjurkan bahwa TST lebih efektif, terdapat
keterbatasan pada penyediaan tuberculin secara global. The huidelines ggroup menganjurkan
agar pada resource-constrained settings, TST bukanlah syarat yang diperlukan untuk memulai
IPT pada orang dengan HIV. Orang HIV dengan TST yang tidak diketahui statuss nya harus
memulai terapi setelah screening TB berdasarkan gejala yang ada. Bagaimanapun, pemberian
IPT pada orang dengan TST yang positif lebih memberikan keuntngan daripada pemberian IPT
pada orang dengan TST negatif. Orang dengan HIV dengan hasil TST negatif wajib dinilai dasar
dari resiko pajanan TB secara individual dan manfaat provisi dari IPT (misalnya pada pekerja
kesehatan, narapidana, pekerja tambang dan orang-orang dengan lingkungan transmisi TB yan
tinggi).

2.3.2 Interferon-gamma release assays (IGRA)


The guidelines group sebagai alat screening dibagi menjadi 2 yaitu Quantiferon Gold in tube
assaydan T-spot assay. IGRA tidak dapat membedakan antra TB aktif dan laten infeksi secara
umum, dan kemampuan trsebut menurun pada orang dengan infeksi HIV dibandingkan dengan
orang tanpa infeksi HIV. Sensitivitas pemeriksaan ini menurun pada orang dengan jumlah CD4
yang menurun. The Guidelines Group menyatakan bahwa data yang didapatkan pada
penggunaan IGRA untuk mengidentifikasi TB laten pada orrang HIV terbatas hanya pada tempat
dengan prevalensi TB yang rendah.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 5

Profilaksis INH pada HIV


2.4 Issues to consider for implementation of IPT
Pengobatan HIV dan pelayanan kesehatan harus memiliki sasaran yang komprehensif untuk
mencegah, mendiagnosis, dan mengobati TB dengan berlandaskan 3 I pada HIV/TB. The
guidelines group menyimpulkan bahwa menyedikan IPT sebgai kompnen utama pencegahn HIV
menjadi tanggungjawab nasional. Dan sebagai tambahan, IPT tidak dilihat sebagai intervensi
yang terisolasi tetapi sebgai bagian dari encegahan dan pengontrolan ineksi TB, Intensive care F
(ICF) dan provisi ART awal pada orang dengan jumlah CD4 <350 sel/mm3 (orang dengan TB
harus mendapatkan ART tanpa melihat jumlah CD4).
2.4.2 IPT and drug-resistant TB
Saalah satu alasan tidak diawarkannya IPT pada orang dengan HIV yang sering digunakan
adalah kekhawatiran munculnya resistensi pada pengobatan TB. The guidelines group
menjelaskan bahwa berdasarkan hasil studi didapatkan bahwa resistensi INH tidak berkaitan
secara signifikan pada provisi IPT.
2.4.3 Adherence and clinical follow up
The guidelines group menyatakan bahwa walaupun tuntasnya oengobatan penting, tujuan utama
adalah memastikan bahwa seseorang tidak melanjutkan IPT saat aktif TB terdeteksi melalui
screening gejala sewaktu berkunjung ke layanan kesehatan atau terjadi toksisitas. Orang dengan
HIV yang mendapatkan IPT wajib memeriksakan diri secara berkala untuk dilakukan screening.

2.4.4

Efektifitas Harga pada IPT


Grup Panduan menyimpulkan dari data yang tersedia efektivitas-biaya IPT

rendah

dengan variabilitas yang signifikan antara ukuran hasil, asumsi dan analitis prosedur. Hal itu
diakui bahwa hal ini yang memerlukan penelitian tambahan untuk menginformasikan program
pengambilan keputusan lebih baik. Namun, setelah review bukti, Grup Panduan sangat
menganjurkan bahwa pemberian IPT memiliki efektifitas harga yang baik. Ini mendukung
keseluruhan Rekomendasi untuk penggunaan

IPT secara luas dalam pencegahan HIV

komprehensif, perawatan dan pengobatan layanan, baik sebagai ukuran praktek klinis yang baik
dan sebagai kemungkinan ukuran hemat biaya.
3. Penemuan kasus tuberculosis dan pencegahannya pada anak yang tinggal dengan penderita
HIV
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 6

Profilaksis INH pada HIV


3.1

Screening TB

Anak-anak yang hidup dengan penderita HIV yang tidak memiliki berat badan yang

buruk, tidak demam atau batuk seperti TB aktif.


Anak-anak yang hidup dengan penderita HIV yang memiliki salah satu dari gejala berikut
- berat badan kurang, demam, batuk saat ini atau riwayat kontak dengan kasus TB ,
mungkin mengidap TB dan harus dievaluasi untuk TB dan kondisi lainnya. Jika evaluasi
tidak menunjukkan TB, mereka harus ditawarkan IPT tanpa memandang usia mereka.

* Berat badan yang buruk didefinisikan sebagai penurunan berat badan yang dilaporkan, atau
berat yang sangat rendah (berat-untuk-usia kurang dari -3 z-score), atau underweight (berat
badan-untuk-usia kurang dari -2 z-score), atau dikonfirmasi adanya penurunan berat badan (>
5%) sejak kunjungan terakhir, atau kurva pertumbuhan rata.
Upaya mendorong telah dilakukan untuk memperluas akses ke diagnosis dini HIV pada
anak-anak sebagai bagian pencegahan HIV, perawatan dan pengobatan. Skrining TB,
pencegahan dan pengobatan harus menjadi bagian integral layanan ini. Bagian ini pedoman
secara khusus ditujukan pada anak-anak yang hidup dengan penderita HIV. Namun, dalam
keadaan di mana bayi dan anak anak yang terpajan HIV, menerima HIV care pending hasil tes
virologi atau serologi, mereka harus dianggap sebagai anak-anak yang hidup dengan penderita
HIV dan mendapatkan layanan yang sesuai sampai hasil tes mereka diketahui.
Untuk bayi usia kurang dari 6 minggu dan tidak diketahui Paparan HIV, dan dalam
pengaturan di mana epidemi HIV adalah umum (yaitu prevalensi >1% dalam populasi
menghadiri antenatal care), program yang sangat dianjurkan untuk memberikan uji serologis
HIV untuk ibu atau bayi mereka dalam rangka mengetahui status paparan. Tes virologis harus
dilakukan dalam jangka waktu 4-6 minggu bayi diketahui terkena HIV, atau sedini mungkin
setelah 4-6 minggu kelahiran. Untuk anak-anak 12-18 bulan, diagnosis menggunakan tes
virologis dianjurkan. Namun, dalam sumber daya terbatas pengaturan di mana akses ke tes
virologis terbatas, direkomendasikan bahwa, untuk kelompok usia ini, virologi tes dilakukan
hanya setelah uji serologi positif. Diagnosis definitif HIV pada anak-anak usia 18 bulan atau
lebih (dengan paparan HIV yang diketahui atau tidak diketahui) dapat dibuat dengan tes
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 7

Profilaksis INH pada HIV


serologis HIV termasuk tes serologis cepat mengikuti standar algoritma pengujian digunakan
untuk orang dewasa.
Grup Panduan menekankan bahwa bayi dan anak yang hidup dengan penderita HIV harus
secara rutin diskrining TB sebagai bagian dari perawatan klinis standar, apakah mereka
menerima profilaksis TB atau ART. Namun, diagnosis TB pada anak, dengan atau tanpa HIV,
adalah sulit dan dokter memerlukan indeks kecurigaan yang tinggi setiap saat dan harus
mengikuti pedoman nasional. Sebuah riwayat kontak dari bayi atau anak dengan seseorang
dengan TB (terlepas dari jenis penyakit TB) dalam rumah sangat penting dan harus memotivasi
pekerja kesehatan untuk menyaring TB pada anak dan di antara anggota keluarga lainnya.
Berdasarkan analisis ini dan kurangnya data penelitian, Grup Panduan menyimpulkan
bahwa kualitas bukti data rendah dan terbatas mengenai pendekatan terbaik untuk skrining bayi
dan anak-anak untuk TB. Kisaran bukti dinilai menggunakan GRADE termasuk sejumlah skor
sistem untuk anak-anak yang tidak terinfeksi HIV. Namun, sistem penilaian seperti itu tidak
ditemukan efektif pada anak yang hidup dengan HIV. Bukti juga mencantumkan salah satu studi
yang tidak dipublikasikan yang menyelidiki kombinasi tanda-tanda dan gejala untuk
menyingkirkan TB aktif pada anak dengan HIV. Studi ini menunjukkan bahwa tidak adanya
batuk lebih dari dua minggu, demam dan gagal tumbuh bisa mengidentifikasi anak-anak
mungkin memiliki TB aktif dengan nilai 99% prediktif negatif. Demikian pula, adanya batuk
lebih dari dua minggu, atau gagal tumbuh atau demam memiliki sensitivitas 90% dan spesifisitas
65%, dan karena itu berguna untuk mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan skrining
untuk TB atau diagnosis alternatif. Studi lain di antara 1.024 anak disarankan bahwa penurunan
berat badan dan batuk selama lebih dari dua minggu dan kelelahan memiliki sensitivitas hanya
56% dan spesifisitas dari 62%.
Dalam rangka memfasilitasi pelaksanaan program dan meningkatkan kemungkinan
identifikasi anak-anak tanpa TB aktif untuk IPT, Grup Panduan merekomendasikan bahwa durasi
batuk sebagai aturan skrining harus dikurangi, sejalan dengan rekomendasi bagi remaja dan
orang dewasa. Berbeda dengan aturan skrining untuk orang dewasa dan remaja, rekomendasi ini
didasarkan pada pendapat ahli dan dokter perlu memperluas diferensial diagnosis untuk
memasukkan penyakit lain yang dapat memperburuk kondisi anak-anak HIV dengan batuk,

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 8

Profilaksis INH pada HIV


demam dan berat badan yang buruk. Demikian pula, riwayat kontak dengan kasus TB yang
dikenal harus meningkatkan kecurigaan klinis TB pada anak yang hidup dengan HIV.
Grup Panduan merekomendasikan anak-anak hidup dengan penderita HIV dengan berat
badan yang buruk, demam dan batuk dan tidak memiliki TB aktif dan harus ditawarkan IPT.
Demikian pula, anak-anak yang hidup dengan penderita HIV dengan salah satu dari gejala berat
badan yang buruk, demam, batuk saat ini dan kontak dengan kasus TB atau mungkin mengidap
TB dan harus dievaluasi untuk TB dan penyakit lainnya. Jika evaluasi tidak menunjukkan TB,
seperti anak harus ditawarkan IPT tanpa memandang usia mereka.
3.2 REGIMEN DAN DURASI

Anak-anak yang hidup dengan penderita HIV dengan usia lebih dari 12 bulan dan yang
tidak mungkin memiliki TB aktif pada screening berdasarkan gejala, dan tidak memiliki
riwayat kontak dengan kasus TB harus menerima enam bulan IPT (10 mg / kg / hari)

sebagai bagian dari paket komprehensif pencegahan dan perawatan HIV jasa.
Pada anak-anak yang hidup dengan penderita HIV dengan usia kurang dari 12 bulan,
hanya mereka yang memiliki riwayat kontak dengan kasus TB yang dievaluasi untuk TB
(menggunakan penyelidikan) harus menerima enam bulan IPT jika evaluasi tidak
menunjukkan penyakit TB. Semua anak yang hidup dengan penderita HIV yang telah
berhasil menyelesaikan pengobatan untuk TB penyakit harus menerima INH untuk
tambahan selama enam bulan.
Dua penelitian yang dipertimbangkan untuk menggunakan GRADE penilaian bukti. Satu

Penelitian menunjukkan manfaat yang cukup untuk anak-anak yang menerima INH selama enam
bulan, khususnya, dengan sehubungan dengan penurunan yang signifikan pada kematian.
Namun, temuan dari kontrol acak percobaan yang dilakukan di Afrika Selatan menunjukkan
bahwa ketika bayi yang terinfeksi HIV tanpa diketahui paparan kasus sumber TB diidentifikasi
di bulan ketiga hingga keempat bulan pertama kehidupan, diberikan akses cepat ke ART dan
dimonitor untuk eksposur TB baru atau penyakit secara bulanan, tidak ada manfaat dari IPT
(Madhi 2008, tidak dipublikasikan).
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 9

Profilaksis INH pada HIV


Oleh karena itu, berdasarkan ini, Grup Panduan merekomendasikan bahwa semua anak
yang hidup dengan penderita HIV yang usianya lebih dari 12 bulan dan yang tidak mungkin
memiliki TB aktif harus menerima enam bulan IPT sebagai bagian dari paket komprehensif
perawatan HIV. Bagi anak-anak kurang dari 12 bulan, hanya mereka yang telah dievaluasi untuk
TB (menggunakan investigasi) harus menerima enam bulan IPT jika evaluasi tidak menunjukkan
penyakit TB. Berbeda dengan orang dewasa dan remaja, tidak ada bukti untuk mendukung
penggunaan INH selama lebih dari enam bulan pada anak-anak. Oleh karena itu, Grup Panduan
menyimpulkan bahwa sampai lebih banyak data yang tersedia, INH untuk anak-anak tidak bisa
direkomendasikan untuk lebih dari enam bulan. Demikian pula, tidak ada bukti apakah IPT
bermanfaat bagi anak-anak.
INH harus diberikan dengan dosis 10 mg / kg berat badan atau pemberian vitamin B6
dengan INH dengan dosis 25 mg sehari. Semua data yang tersedia sampai saat ini menunjukkan
bahwa INH tidak berbahaya untuk anak-anak, bahkan pada mereka yang menerima ART. Tabel
berikut menunjukkan jadwal pemberian dosis yang disederhanakan untuk anak-anak (dosis total
10 mg INH / kg / hari).

3.3 PROFILAKSIS KEDUA DAN IPT DENGAN ART DI ANAK


3.3.1 PROFILAKSIS KEDUA

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara10

Profilaksis INH pada HIV


Grup Panduan mencatat bahwa tidak ada bukti tentang penggunaan IPT pada anak-anak
yang tinggal penderita HIV setelah berhasil menyelesaikan pengobatan TB. Namun, seperti
orang dewasa, anak-anak yang tinggal dengan penderita HIV dapat terkena infeksi ulang dan TB
relaps. Oleh karena itu, Grup kondisional merekomendasikan bahwa semua anak yang hidup
dengan penderita HIV yang telah berhasil diobati TB-nya dan tinggal di daerah prevalensi dan
transmisi TB yang tinggi harus menerima IPT untuk tambahan enam bulan. IPT dapat dimulai
segera setelah dosis terakhir terapi anti-TB atau kemudian. Skrining TB harus dilakukan untuk
semua anak yang hidup dengan penderita HIV, tanpa memandang sejarah pengobatan TB,
selama setiap ada kontak anak dengan pekerja kesehatan.
3.3.2 IPT DENGAN ART DI ANAK
Grup Panduan menyimpulkan bahwa ada tidak ada data tentang kemanjuran IPT untuk
anak-anak dikelompokkan berdasarkan tingkat imunosupresi. Namun, tercatat bahwa ada biologi
masuk akal di ekstrapolasi apa yang dikenal untuk orang dewasa dan remaja untuk anak-anak.
Oleh karena itu, Pedoman Kelompok kondisional merekomendasikan penggunaan gabungan IPT
dengan ART untuk semua anak. Grup Panduan juga menekankan bahwa ART tidak boleh ditunda
saat mulai atau menyelesaikan suatu program IPT.
3.4 PERAN TST DAN IGRA DALAM EVALUASI IPT PADA ANAK
Pedoman Group, seperti dalam rekomendasi untuk orang dewasa, menyimpulkan bahwa
TST tidak diperlukan untuk memulai IPT pada anak-anak dan tidak boleh secara rutin digunakan
sebagai bagian dari proses untuk menentukan kelayakan untuk IPT. Namun, Grup mencatat
bahwa TST dapat memberikan informasi tambahan yang dalam menilai anak yang diduga TB,
terutama jika tidak ada riwayat kontak. Meskipun TST positif dapat mengindikasikan infeksi
mycobacteria, TBC biasanya Mycobacterium, itu bukan penanda aktivitas penyakit TB.
Keterbatasan utama dari TST dalam diagnosis TB di HIV infected anak adalah sensitivitas
variabel nya. Penyebab klinis hasil negatif palsu meliputi gizi buruk, penyakit TBC parah dan
infeksi HIV. Oleh karena itu, di daerah di mana tersedia TST, TST dapat digunakan untuk
diagnosis TB aktif di anak-anak dan juga mungkin memiliki peran dalam screening untuk LTBI.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara11

Profilaksis INH pada HIV


Seperti TST, IGRA tidak bisa membedakan antara infeksi Mycobacterium Tuberculosis
dan penyakit TB aktif. Data menunjukkan bahwa IGRA lebih sensitif dari TST pada anak
terinfeksi HIV, termasuk orang-orang dengan jumlah CD4 rendah dan atau kekurangan gizi.
Selain itu, spesifisitas yang sangat baik untuk infeksi M. tuberculosis telah dilaporkan, dan tidak
seperti TST, IGRA tidak terpengaruh oleh vaksinasi BCG sebelumnya atau paparan mikobakteri
lingkungan. Namun, lebih bukti yang dibutuhkan dan isu-isu implementasi mempengaruhi
sebagian besar pengaturan prevalensi HIV (biaya, peralatan laboratorium khusus dan kebutuhan
untuk sampel darah vena) harus ditangani. Oleh karena itu, Grup Panduan sangat menganjurkan
bahwa ada bukti saat ini tidak cukup untuk mendukung penggunaan IGRA untuk
mengidentifikasi anak-anak yang memenuhi syarat untuk IPT pengaturan penelitian di luar
dengan prosedur laboratorium yang divalidasi.
3.5 ALGORITMA SCREENING TB PADA ANAK YANG TINGGAL LEBIH DARI
SETAHUN DENGAN PENDERITA HIV

* Semua anak-anak dan bayi kurang dari satu tahun harus disediakan IPT jika mereka memiliki
riwayat kontak dengan kasus TB.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara12

Profilaksis INH pada HIV


** Berat badan yang buruk didefinisikan sebagai penurunan berat badan yang dilaporkan, atau
berat yang sangat rendah (berat-untuk-usia kurang dari -3 z-score), atau underweight (beratuntuk-usia kurang dari -2 z-score), atau penurunan berat badan dikonfirmasi > 5% sejak
kunjungan terakhir, atau kurva pertumbuhan rata.
*** Kontraindikasi meliputi: hepatitis aktif (akut atau kronis) dan gejala neuropati perifer.
Riwayat TB tidak boleh menjadi kontraindikasi untuk memulai IPT. Meskipun bukan
persyaratan untuk memulai IPT, TST dapat dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan
kelayakan.
**** Investigasi untuk TB harus dilakukan sesuai dengan pedoman nasional yang ada.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianty Saroso Periode 13 April -20 Juni
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara13

Anda mungkin juga menyukai