subuh tiba, aku selalu berangkat kemasjid untuk sholat berjamah. Dan
karena masih dalam waktu liburan, pagi setelahnya aku pergi ke
lapangan bersama teman2.
Puasaku kali ini melewati masa pemilu presiden. Rumahku menjadi
salah satu TPS-nya. Meski begitu, aku tidak terlalu suka dengan
keramaian. Apalagi ketika sehari setelahnya, kakak-kakak KKN
datang dan berencana menginap selama 2 bulan. Rumahku menjadi
tidak pernah sepi. Ketika waktu luang, mereka mengisi waktu dengan
melakukan permainan yang sama sepanjang waktu. Aku jadi heran,
mengapa mereka tidak bosan. Namun, tak mengapa, aku menjadi
punya teman yang bisa membantuku mengerjakan pr..
Hari-hari setelahnya, aku sudah bisa beradaptasi. Namun kesedihanku
bertambah ketika aku tidak bisa menutup hari terakhir puasaku karena
sakit. Ditambah lagi, aku menjumpai simbahku yang sakitnya
semakin parah.
Tapi untungnya, ada takbiran kampung yang diselenggarakan pada
malam idul fitri sebagai acara yang bisa menghiburku. Dan akhirnya,
hari raya pun datang.lalu aku melaksanakan sholat idul fitri di
lapangan gadung mlati. setelah itu aku bermaaf-maafan kepada semua
sesepuh, teman, dan saudara. Pada hari ketiga, aku kaget karena
mendengar berita duka yang datang dari simbahku yang beberapa hari
lalu sakit. Ini adalah lebaran terakhirku bersama beliau.