Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
April dan Mei. Bagaimana dengan kolom penerimaan pada bulan Mei? Bulan
April : (Rp 200) maksudnya -supaya mudah membacanya- pos tersebut
merupakan jumlah penerimaan bulan April, Bukan penerimaan bulan Mei
sehingga di beri tanda tutup kurung atau mengurangi penerimaan bulan Mei
karena memang bukan penerimaan bulan Mei. Dan pada bulan Mei: Rp 250
menandakan bahwa jumlah pos tersebut memang merupakan penerimaan
bulan Mei. Perlakuan yang sama juga pada kolom pengeluaran bulan Mei.
Lanjutkan pos-pos yang lainnya, dan rekonsiliasi bank 4 kolom akan nampak
seperti berikut:
PT Apes
Rekonsiliasi Bank
Bulan Mei
Keterangan
Saldo menurut
Bank
(1 Deposit in
)
Transit
April
Mei
(2 Outstandin
)
g Check
April
Mei
Saldo Bank
Rekonsiliasi
Saldo
menurut PT
Apes
(3 Biaya
)
Administras
i Bank
April
Mei
(4 Jasa Giro
)
Sald
o 30
April
Rp
650
200
Mei
Penerimaa pengeluara
n
n
Rp 320
Rp 270
(200)
250
(100)
Rp
700
250
Rp
750
Rp 370
(100)
125
Rp 295
Rp
845
Rp 365
Rp 225
(30)
Sald
o 31
Mei
(30)
40
(125)
Rp
825
Rp
985
(40)
April
Mei
Cek Kosong
45
April
Mei
Kesalahan
Pencatatan
April
(60)
(60)
120
(120)
(50)
(50)
50
(50)
Saldo PT Apes
Rekonsiliasi
Rp
750
(5
)
(6
)
(45)
50
Rp 370
50
Rp 295
Rp
825
sama.
Dalam kenyataan,
dua
saldo
tersebut
mungkin
berbeda.
2. Aturan intern bank bahwa setoran di atas pukul 12:00 baru dicatat
selang satu hari kerja berikutnya
3. Setoran melalui Automatic Teller Machine (ATM) dicatat selang satu hari
kerja berikutnya
4. Setoran dengan prosedur clearing dicatat setelah selesai prosedur
tersebut. Jika clearing selesai pada pukul 10:00, sehingga setoran
dengan prosedur clearing yang diterima bank setelah pukul 10:00 akan
diselesaikan pada hari clearing berikutnya.
Prosedur pemeriksaan untuk menemukan setoran dalam perjalanan adalah
membandingkan semua setoran menurut slip setoran dengan setoran yang
tampak dalam laporan bank. Setoran perusahaan yang tidak tampak di
laporan bank adalah setoran dalam perjalanan.
Cek yang masih beredar adalah cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan
tetapi bank belum membayarnya karena pemegang cek (pihak yang dibayar
perusahaan, misalnya supplier) belum menguangkannya ke bank. Prosedur
pemeriksaan
untuk
menemukan
cek
yang
masih
beredar
adalah
Biaya bank adalah biaya yang dibebankan oleh bank kepada perusahaan atas
jasa bank melayani giro perusahaan. Bank langsung mengurangi giro
perusahaan,
sedangkan
perusahaan,
sedangkan
perusahaan
belum
Cek kosong adalah cek yang tidak cukup dananya. Pada waktu perusahaan
menerima cek dari pelanggan, perusahaan sudah mengakuinya sebagai
penerimaan kas dan disetornya ke bank sebagai penambah saldo rekening giro
perusahaan. Di hari berikutnya, ternyata ada pemberitahuan dari bank bahwa
cek yang disetorkan tidak cukup dananya. Jika bank belum terlanjur
menganggap cek kosong ini sebagai setoran, maka dilaporan bank tidak
terdapat setoran tersebut dan juga tidak terjadi pengurangan setoran. Namun
jika bank telah telanjur menganggapnya sebagai setoran, maka di laporan
bank akan tercantum setoran dan juga pengurangan. Keterangan untuk
pengurangan adalah cek kosong (non-sufficient fund check). Prosedur untuk
menemukan cek kosong adalah mengidentifikasi memo debit untuk cek kosong
di laporan bank (kode DM dengan nomor tertentu).
Di Amerika Serikat, bank menerima setoran berupa cek meskipun cek
tersebut berasal dari bank lain. Apabila cek tersebut tidak cukup dananya
pada waktu clearing, barulah bank tersebut membatalkan setoran tersebut.
Dengan demikian, setiap menyetor cek pelanggan di bank, perusahaan
langsung menerima bukti setor (deposit slip) dan oleh karena itu menjadi bukti
untuk pencatatan bertambahnya rekening kas di bank. Di Indonesia, bank
tidak menerima setoran berupa cek yang berasal dari bank lain, kecuali kalau
sudah selesai clearing. Dengan praktik seperti ini, maka perusahaan di
Indonesia tidak menganggap cek dari pelanggannya sebagai pelunasan
sebelum cek itu dinyatakn tertagih oleh bank setelah selesai clearing. Berdasar
uraian sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak satu pun cek
kosong telanjur dicatat oleh perusahaan sebagai kas.
Jasa giro bank adalah balas jasa bank yang diberikan kepada perusahaan
karena bank dapat memanfaatkan simpanan giro perusahaan. Dalam hal ini,
bank langsung menambah giro perusahaan, sedangkan perusahaan belum
mencatatnya karena belum mengetahuinya sebelum menerima laporan bank
atau memo kreditdari bank. Prosedur pemeriksaan untuk menemukan jasa
giro bank adalah mengidentifikasi memo kredit untuk jasa giro di laporan
bank (kode CM dengan nomor tertentu).
Salah catat
Data di atas jika disusun dalam laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas
untuk menunjukkan saldo yang benar adalah sebagai berikut:
Dalam laporan rekonsiliasi ini dapat diperoleh hasil yang menunjukkan berapa
saldo yang benar menurut kas maupun saldo yang benar menurut bank.
Bentuk ini sering digunakan karena lebih berguna untuk tujuan intern
perusahaan.
Pada rekonsiliasi ini hanya diketahui sebab-sebab perbedaan saldo kas dan
saldo bank. Rekonsiliasi bentuk ini sering digunakan oleh akuntan dalam
melakukan pemeriksaan kas.
perusahaan,
kita
harus
menyusun
jurnal
penyesuaian
dan
Laporan rekonsiliasi yang disusun dari data di atas adalah sebagai berikut:
Rekonsiliasi 8 kolom di atas dapat juga dibuat laporannya dengan bentuk yang
berbeda seperti yang nampak berikut.
1. Perencanaan stratejik
2. Pemberian informasi biaya
3. Penilaian investasi
4. Penganggaran
5. Penentuan biaya pelayanan (cost of services) dan penentuan tarif
pelayanan (charging for services)
6. Penilaian kinerja
1. Perencanaan Stratejik
Pada tahap perencanaan stratejik, manajemen organisasi membuat alternatifalternatif program yang dapat mendukung strategi organisasi. Peran akuntansi
manajemen adalah memberikan informasi untuk menentukan berapa biaya
program (cost of program) dan beberapa biaya suatu aktivitas (cost of activity),
sehingga berdasarkan informasi akuntansi tersebut manajer dapat
menentukan berapa anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumber
daya yang dimiliki.
Akuntansi manajemen pada sektor publik dihadapkan pada tiga permasalahan
utama yaitu efisiensi biaya, kualitas produk, dan pelayanan (cost, quality and
services). Untuk dapat menghasilkan kualitas pelayanan publik yang tinggi
dengan biaya yang murah, pemerintah harus mengadopsi sistem informasi
akuntansi manajemen yang modern. Namun tetap, terdapat sedikit perbedaan
antara sektor swasta dengan sektor publik dalam hal penentuan biaya
produk/pelayanan (product costing). Hal tersebut disebabkan sebagian besar
biaya pada sektor swasta cenderung merupakan engineered cost yang memiliki
hubungan secara langsung dengan output yang dihasilkan, sementara biaya
pada sektor publik sebagian besar merupakan discretionary cost yang
ditetapkan di awal periode anggaran dan sering tidak memiliki hubungan
langsung antara aktivitas yang dilakukan dengan output yang dihasilkan.
Kebanyakan output yang dihasilkan di sektor publik merupakan intangible
output yang sulit diukur.
Biaya Input: Biaya input adalah sumber daya yang dikorbankan untuk
memberikan pelayanan. Biaya input bisa berupa biaya tenaga kerja dan
biaya bahan baku.
3. Penilaian investasi
Penilaian investasi di sektor publik pada dasarnya lebih rumit dibandingkan
dengan di sektor swasta. Teknik-teknik penilaian investasi yang digunakan di
sektor swasta didesain untuk organisasi yang berorientasi pada laba.
Sementara organisasi publik merupakan organisasi yang tidak berorientasi
pada laba, sehingga terkadang teknik-teknik tersebut tidak dapat diterapkan
untuk sektor publik. Di samping itu sulit untuk mengukur output yang
dihasilkan, sehingga untuk menentukan keuntungan di masa depan dalam
ukuran finansial (expected return) tidak dapat (sulit) dilakukan.
Penilaian investasi dalam organisasi publik dilakukan dengan menggunakan
analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis). Dalam praktiknya, terdapat
kesulitan dalam menentukan biaya dan manfaat dari suatu investasi yang
dilakukan. Hal tersebut karena biaya dan manfaat yang harus dianalisis tidak
hanya dilihat dari sisi finansialnya saja akan tetapi harus mencakup biaya
sosial (social cost) dan manfaat sosial (social benefits) yang akan diperoleh dari
investasi yang diajukan. Menentukan biaya sosial dan manfaat sosial dalam
satuan moneter sangat sulit dilakukan. Oleh karena itu, penilaian investasi
dengan menggunakan analisis biaya-manfaat di sektor publik sulit
Bentuk ini adalah untuk mencari saldo yang benar, sehingga merupakan
rekonsiliasi 8 kolom. Perbedaannya adalah dalam cara penyajian, yaitu 4
kolom
kolom merupakan perluasan dari rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk
menunjukkan saldo yang benar. Oleh karena itu prosedur dalam membuat
rekonsiliasi
daldo
akhir
juga
berlaku
dalam
rekonsiliasi
saldo
awal,
Gambar di atas menunjukkan bahwa arus kas yang disajikan adalah arus kas
pemerintah daerah untuk entitas pelaporan (Bendahara Umum Daerah/BUD)
maupun entitas akuntansi (Satuan Kerja Perangkat Daerah/SKPD). Hal ini
ditunjukkan pada kalimat terdiri dari yang mengandung arti arus
kenaikan/penurunan kas tersebut merupakan kenaikan/penurunan kas di
kas daerah,di bendahara penerimaan serta di bendahara pengeluaran.
Berdasarkan PSAP No. 03 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintah:
Paragraf 8 Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara
kas pada Bendahara Umum Negara/Daerah.
Paragraf 12 Entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan
laporan arus kas adalah unit organisasi yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.
Paragraf 13 Unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan
adalah unit yang ditetapkan sebagai bendaharawan umum negara/daerah
dan/atau kuasa bendaharawan umum negara/daerah.
Standar tersebut menunjukkan bahwa seharusnya informasi yang disajikan
dalam Laporan Arus Kas hanya mutasi kas masuk/keluar pada fungsi
perbendaharaan, yaitu BUD/DPPKAD sebagai entitas pelaporan (tidak
termasuk SKPD). Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) UP/GU/TU
merupakan pengeluaran non anggaran yang belum bisa dibebankan pada satu
jenis belanja tertentu. Untuk itu, untuk setiap sisa SP2D UP/GU/TU
merupakan bagian dari aktivitas non anggaran dan harus disajikan dalam
laporan arus kas.
Sisa SP2D UP/GU/TU per 31 Desember 20xx merupakan arus kas keluar dari
kas daerah dan sisa SP2D UP/GU/TU yang per 31 Desember 20xx telah
disetor ke Kas Daerah merupakan arus kas masuk non anggaran.
Ilustrasi penggalan laporan arus kas yang seharusnya disajikan adalah
sebagai berikut:
Kenaikan dan penurunan kas yang disajikan dalam Laporan Arus Kas
merupakan kenaikan/penurunan jumlah kas di BUD saja (tidak ada
kalimat terdiri dari), dan nilai saldo akhir kas di BUD harus sama
dengan saldo kas di BUD pada neraca per 31 Desember 20xx.
Pada dasarnya aktivitas non anggaran bukan hanya monopoli milik
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) namun seharusnya juga berisi arus
masuk/keluar uang yang tidak dapat diakomodir dalam APBD (sesuai dengan
kata non anggaran bahwa arus masuk/keluar uang tersebut tidak
dapat dibebankan dalam APBD) namun melalui kas daerah. Oleh karena itu,
arus masuk/keluar uang dari aktivitas non anggaran dalam Laporan Arus Kas
apabila transaksinya ada, harus disajikan sebagai berikut:
Mohon koreksi apabila ada yang klirumaklum ndak punya senjata Ak!!!
Recent Posts
Blogroll
Obat Herbal
Baju Muslim
Blog Stats
Didapat dari : Saldo Akhir Kewajiban Utang PFK 20x2 DIKURANGI (-)Saldo Akhir
Kewajiban Utang PFK 20x1
- Kenaikan Kas Tunai/Bank Pada Neraca.
Didapat dari : Saldo Akhir Kas Tunai + Kas di Bank 20x2 DIKURANGI (-)Saldo Akhir
Kas Tunai + Kas di Bank 20x1
- Selisih Kas.
Selisih lebih atau kurang Uang Kas dan/atau Kas di Bank yang belum/tidak bisa
dijelaskan oleh Bendaraha Umum Daerah.
Analisis Artikulasi Tambahan :
1. Analisis Artikulasi Arus Kas, Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran;
2. Analisis Terhadap Belanja Modal;
3. Analisis Artikulasi Lainnya.
1. Analisis Artikulasi Arus Kas, Neraca dan LRA :
Tinggalkan komentar anda tentang Analisis Artikulasi Laporan Keuangan Pemda jika
anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.
Pendapatan Daerah.
APBD
Provinsi
TA. 2011
TA. 2012
TA. 2013
1.705.516.480.0
00,00
Kabupaten/
Kota
TOTAL
2.251.744.203.5
00,00
8.310.631.029.7
09,00
9.170.721.095.1
28,00
10.016.147.509.
709,00
11.422.465.298.
628,00
2.501.734.823.0
05,00
10.336.026.514.
000,00
12.837.761.337.
005,00
Belanja Daerah.
APBD
TA. 2011
TA. 2012
TA. 2013
1.718.016.480.0
00,00
2.248.744.203.5
00,00
2.547.201.517.8
28,60
10.156.134.636.
620,00
11.267.727.810.
080,,00
12.404.878.840.
120,10
13.814.929.327.
908,40
Provinsi
Kabupaten/
Kota
TOTAL
9.005.581.810.9
48,00
10.723.598.290.
948,40
2)
3)
4)
5)
6)
7)
2)
3)
3.
1)
2)
3)
Realisasi Penerimaan.
Realisasi Pengeluaran.
Iuran Wajib Pegawai (IWP) 10%, berupa tabungan pensiun 8% dari PT.
Taspen, dan asuransi kesehatan dari PT Askes (ini berbeda dengan potongan
2% subsidi askes APBD yang dianggarkan di masing-masing SKPD)
3. Perhitungan Lainnya :
Pada pemda-pemda tertentu, perhitungan ini biasanya merupakan jaminan dari pihak ketiga atas
kegiatan yang dilakukan di wilayah pemda bersangkutan, seperti Jaminan PDAM, PT.PLN,
Jaminan bongkar reklame, dll. Sebagai contoh: jaminan PDAM, merupakan jaminan yang
dibayar PDAM saat akan melakukan pemasangan pipa di bawah jalan pemda, sehingga akan
merusak jalan tersebut. Pihak pemda dapat langsung melakukan perbaikan jalan dari dana
tersebut saat proyek PDAM selesai. Potongan ini memang harus berdasarkan peraturan daerah.
Pembahasan pada PFK pada perhitungan lainnya ini akan dilakukan terpisah.
B. Mekanisme Pemotongan
Mekanisme bendahara dalam melaksanakan pemotongan biasanya dilakukan melalui :
1. Pemotongan sudah dilakukan pada SP2D
BUD memotong pembayaran SP2D sehingga nilai kas daerah yang
dikeluarkan adalah net
(Belanja dikurang Potongan) yang artinya adalah Kas Daerah dikeluarkan tidak sebesar belanja,
tetapi dikurangi penerimaan potongan. Pemotongan ini tentunya sudah tampak (baca :
diperhitungkan) dalam proses pembuatan Surat Perintah Pembayaran.
Proses alur dana yang dipotong dapat terjadi (contoh pada penghitungan non pajak):
a. Dana masuk ke rekening perantara milik bank
Biasanya bernomor rekening R/P XXXXXXX. Berdasarkan konfirmasi bank, rekening ini tidak
memiliki specimen tanda tangan, karena hanya merupakan rekening pantulan dari proses
pencatatan pada G/L bank. Selanjutnya, penyetoran dilakukan otomatis dari rekening tersebut.
Umumnya terdapat mou antara bank-pemda yang mengatur hal ini.
b. Dana masuk ke rekening perantara milik pemda
Pada proses ini, specimen tanda tangan untuk pengelolaan rekening perantara milik pemda
adalah pegawai/pejabat. Alur pemotongan adalah pihak Bank secara otomatis akan
memindahbukukan potongan-potongan IWP, PPh 21 dan Taperum ke rekening giro masingmasing.
Penyetoran ke rekening pihak ketiga dilakukan dengan :
Salah satu pengalaman, tim penulis pernah melakukan uji walkthrough buku pembantu dan
rekening koran penampungan yang ternyata bersaldo ratusan juta rupiah, sehingga diperoleh
hasil bahwa terdapat saldo awal tak bertuan yang tentu merupakan penampungan dana PFK
tahun-tahun sebelumnya yang belum disetorkan pada pihak ketiga. Prinsip dalam pengujian
yaitu total penerimaan PFK adalah total pengeluaran PFK (saldo debet rek koran) ditambah saldo
akhir PFK (rekening Koran)
2. Pemotongan belum dilakukan pada SP2D
Pembayaran SP2D merupakan nilai kas daerah yang dikeluarkan bruto (belum dikurangi
potongan) yang artinya adalah Kas Daerah dikeluarkan adalah sebesar belanja.
Untuk PFK perhitungan pajak/non pajak setiap bulan, sebelum SP2D gaji dicairkan BUD
membawa dokumen yang menjadi dasar pemotongan (SSBP/SSP, rekapitulasi gaji per dinas, dll).
Sehingga nilai yang diterima pegawai sudah di potong dibank. Bank tidak langsung
menyetorkan potongan itu kepada rekening tujuan pihak ketiga. Untuk itu, harus ditelusuri
rekening yang menjadi penampungan sementara, apakah rekening perantara milik bank, atau
milik pemda. Pengecekan juga harus dilakukan pada SSBP/SSP yang di arsip oleh BUD, serta
nomor transaksi bank (NTB)/nomor transaksi pos (NTP)/nomor transaksi penerimaan
Negara(NTPN, biasanya dari KPPN/modul penerimaan negara) dari BUD maupun bank, untuk
melihat bukti nilai penyetoran dan tanggal penyetoran
C. Pencatatan / Akuntansi
1)
BUD / PPKD
Jika PFK dipotong langsung pada SP2D, Pencatatan dalam BKU harus
dilakukan, saat penerimaan dan pengeluaran.
PFK harus dilaporkan dalam Laporan Arus Kas yaitu pada baris
Aktivitas Kas nonanggaran dan dijelaskan (disclose) dalam Catatan atas
Laporan Keuangan
2)
Bendahara Pengeluaran
PFK dari SP2D LS, BKU Bendahara Pengeluaran mencatat seolah ada
penerimaan dan langsung disetor, sehingga pada baris pertama
penerimaan PFK dicatat di kolom penerimaan dan baris kedua di kolom
pengeluaran. Demikian pula pada Buku Pajak Penjurnalan di SKPD untuk
SP2D LS yang tidak dipotong langsung di SP2D, tidak diperlukan jurnal,
karena sudah digantikan oleh BUD. Sedangkan jika lewat kolom potongan
harus terjurnal dalam jurnal kas, baik saat memotong maupun menyetor
PFK dari Belanja UPGU/TU, pada penerimaan PFK, PFK dicatat di BKU kolom
Penerimaan. Pada penyetoran PFK, PFK dicatat di BKU kolom Pengeluaran.
Juga mencatatnya di Buku Pajak. Untuk menjurnal PFK dari Belanja UP/GU/TU
BUD menyetorkan Iuran Wajib PNS Daerah, Tabungan Perumahan, dan Iuran
Pemda ke Kas Negara melalui Bank/Pos Persepsi dengan menggunakan SSBP
selambat lambatnya tanggal 5 (lima) setiap bulan atau hari kerja berikutnya
apabila tanggal 5 (lima) adalah hari libur
BUD menerima lembar ke-1 dan ke-3 Bukti Penerimaan Negara/SSBP yang
telah mendapat NTB/NTP/NTPN dari Bank/Pos Persepsi
BUD mengirimkan copy lembar ke-3 SSBP dan Daftar Rekapitulasi Hasil
Pemungutan Tabungan Perumahan kepada Sekretariat Tetap Bapertarum-PNS
paling lambat setiap akhir bulan.
Pemda, Pihak Ketiga, dan KPPN melakukan rekonsiliasi data penerimaan Iuran
Wajib PNS Daerah, Tabungan Perumahan, dan Iuran Pemda sekurangkurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam
Berita Acara Rekonsiliasi yang ditandatangani oleh masing-masing pihak.