Anda di halaman 1dari 4

Review Jurnal

Perbedaan Metode Flowsitometri dan Western blot pada Pengujian Anti


Kanker
(disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Uji Bioaktivitas Bahan Obat Alam)

Oleh
Putri Ayu Aristanti
NIM 112210101072

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2015

Kanker merupakan sel yang tumbuh dengan tidak terkontrol yang dapat
mempengaruhi hampir seluruh bagian tubuh. Pertumbuhan dari sel seringkali
menyerang sekeliling jaringan. Kematian dari kanker di seluruh dunia terus
meningkat dengan perkiraan 11.5 juta kematian pada tahun 2030 (WHO, 2011).
Meskipun diberikan regimen terapi terkini seperti kemoterapi, imunoterapi, terapi
radiasi dan/atau operasi dapat meningkatkan kualitas hidup pasien, namun kanker
tetap tidak dapat disembuhkan dan tidak terkendali. Selain itu, terapi tersebut juga
masih mempunyai efek samping yang tinggi dan biaya yang tinggi pula. Oleh
karena itu, diperlukan pengembangan agen anti-kanker yang aman dan efektif.
Apoptosis adalah proses kematian sel terprogram secara internal, yang
dipicu oleh sinyal intrinsik atau ekstrinsik. Sel-sel kanker dapat tahan terhadap
apoptosis byoverexpression dari protein antiapoptotik atau dari downregulation
atau menyebabkan mutasi atau protein proapoptotik. Karena peran pentingnya
apoptosis dalam perkembangan kanker dan pengobatan, banyak penelitian telah
difokuskan pada pengembangan obat baru yang dapat menargetkan berbagai
aspek apoptosis. Dengan demikian, kemampuan senyawa bioaktif untuk
meningkatkan sensitivitas sel-sel kanker terhadap kerusakan sel dan mengaktifkan
respon apoptosis penting untuk intervensi pengobatan kanker (Teoh et al, 2013).
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak ketertarikan terkait melindungi
makanan dan manusia terhadap kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal
bebas seperti hidroksil, peroksil, dan superoksida radikal. Salah satu solusi yang
mungkin adalah untuk mengeksplorasi potensi antioksidan dan antikanker dari
ekstrak tanaman atau hasil isolasi dari tanaman asli. Tanaman telah menjadi
sumber primer untuk mencegah kanker dan sebagai strategi terapi karena tanaman
dapat lebih aman daripada obat sintetik (Mulla et al, 2012).
Ada beberapa pengujian yang dapat dilakukan untuk menyeleksi aktivitas
tanaman sebagai antikanker baik dengan cara in vivo ataupun in vitro. Pada
makalah ini akan dibahas metode in vitro pada tes apoptosis dengan
membandingkan

pengujian

dengan

metode

double

staining

dan

fragmentation.
No.

Aspek

Flowsitometri

Western blot

DNA

1.

perbandingan
Sampel

Berbentuk suspensi

Berbentuk lisat protein

2.

Kekurangan

yang kompleks
Kecil

murni
Membutuhkan waktu

kemungkinan
untuk

3.

Kelebihan

si jaringan

lebih banyak

Hanya dapat

Membutuhkan

mengukur

analisis proses

diatas batas

pemisahan terlebih

dari intensitas

dahulu dengan

sinyal

menggunakan SDS

Aktivasi

Page
Dapat memberikan

analisis

informasi secara spesifik

memiliki

mengenai berat molekul

banyak bagian

protein

Sampel yang
dibutuhkan
relatif lebih
sedikit
Membutuhkan
waktu yang
relatif cepat

Membutuhkan
sampel yang relatif

cell

mengidentifika

dalam 1 single

yg relatif lebih lama

Dapat
membedakan
berbagai

populasi dalam
sampel tanpa
pemisahan sel
yang rumit jika
antibodi yang
tepat yang
digunakan

Lebih
menghemat

4.
5.
6.

7.

Target analisis
Sifat
Parameter yang

biaya
Satu sel
Kuantitatif
Hasil yang ada dibaca

Multiple sel
Semi kuantitatif
Hasil yang ada dibaca

dihasilkan

menggunakan multi

dengan satu parameter yaitu

Antibodi yang

parameter
Antibodi harus sudah

munculnya band
Antibodi telah ditetapkan

digunakan

tervalidasi, memiliki

selektif untuk target

afinitas dan
8.

Hasil akhir

selektifitas yang tinggi


Berbentuk histogram
Terbentuknya warna pada

yang

band yang menunjukkan

didapatkan

berat molekul protein

Anda mungkin juga menyukai