Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

SUPERVISI DALAM KEPERAWATAN


Hari,Tanggal

Ruangan

Peran

A. Deskripsi Peran Supervisi


Supervisi berasal dari bahasa latin, super = atas, dan videre = melihat.
Supervisi yaitu melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan, dan jika ditemukan masalah
segera diberi petunjuk atau bantuan langsung untuk mengatasi masalah tersebut.
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam
bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk
perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan.Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan,
bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para
perawat.
Supervisi

mengandung

pengertian

yang

lebih

demokratis.

Dalam

pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf


keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat
bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi
dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksanan
pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat
dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usahausaha perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai
suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga
keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Muninjaya (1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu bagian
proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling).

Swanburg (1990) melihat dimensi supervisi sebagai suatu proses kemudahan


sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun
sekumpulan kegiatan pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan
perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan informasi dari kepemimpinan dan
pengevaluasian setiap kinerja karyawan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana
seorang manajer melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan
evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari .
Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan secara langsung
terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin (Arwani, 2006).
B. Tanggung Jawab Sesuai Peran
1. Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal melakukan evaluasi tentang
mutu asuhan keperawatan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengevaluasi
mahasiswa praktik serta membahas dan mengevaluasi tentang implementasi
2.

MPKP.
Bekerjasama dengan PP menvalidasi setiap diagnose keperawatan yang sudah
ditetapkan oleh PP. CCM menganalisis data klien berdasarkan dokumentasi,
bila perlu CCM melakukan pemeriksaan langsung kepada klien. Beberapa

3.

pertanyaan yang perlu dipikirkan :


Membimbing PP pada implementasi MPKP, kegiatan yag dilakukan adalah
sebagai berikut :
- Memberi masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan PA.
- Mempresentasikan isu-isu terbaru yang terkait dengan asuhan
-

keperawatan
Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian.
Mengidentifikasi masalah penelitian, menerima usulan dan melakukan

penelitian di bidang keperawatan.


Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan member

masukan untuk perbaikan.


Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi / penelitian

tentang asuhan keperawatan.


Mengevaluasi implementasi MPKP dengan menggunakan instrumen
evaluasi implementasi MPKP oleh CCM.

Melakukan perintah atasan yang berhubungan dengan pekerjaan baik

secara lisan maupun tulisan.


Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan.
Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan.
Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan
keperawatan, kerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.

C. Kompetisi Sesuai Peran


Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam hal sebagai berikut :
1.
Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat
2.
3.

dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.


Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan
Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan

4.
5.

pelaskanaan keperawatan
Proses kelompok (dinamika kelompok)
Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan

6.
7.
8.
9.
10.

pelaksanaan keperawatan
Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.
Mengetahui dan menarapkan funsi manajemen (POAC)
Memberi contoh yang baik (Role model)
Bisa memutuskan dengan baik dan memberikan keputusan yang terbaik.

D. Uraian Tugas Sesuai Peran


Supervisor sebagai anggota

tim

menajemen

harus

memahami

kedudukannya. Jika ada masalah dengan atasan jangan diselesaikan dengan


bawahan, harus dibicarakan dengan yang bersangkutan. Tugas supevisior
menjalankan perintah/ kebijakan atasan 2. Memberi informasi keatasan Tanggung
jawab utama ialah mencapai target QCDSME (Quality, Cost, Delivery, Safety,
Morale, Environtment), yaitu Q-Kualitas, C-Biaya, D-Waktu, S-Keselamatan
kerja, M-Semangat motivasi tim, dan E-Lingkungan. Supervisor sebagai fungsi
manajemen meliputi: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
Penggerakan
(Controlling).

Pelaksanaan

(Actuating)

dan

Pengawasan/Pengendalian

P-O-A-C
1. Perencanaan
Perencanaan melibatkan seluruh bawahan, duduk bersama guna
merumuskan permasalahan yang dihadapi, menetapkan tujuan dan sasaran
(komitmen) dan rencana pelaksanaan termasuk didalamnya adalah
perencanaan penganggaran (konsensus). Konsensus yang telah ditetapkan
harus dipublikasikan secara terbuka.
Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.
Yaitu harus SMART yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud
maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.
Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat
keberhasilannya. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan angganangan. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang
ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan.
Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
2. Pengorganisasian
Peran kepemimpinan (leadership) seorang supervisor sangat penting
dalam rangka menjalankan perencanaan jangka pendek, kalo manager atau
diatasnya lebih ke jangka panjang. Dalam fungsi Pengorganisasian,
pemimpin (supervisor) menentukan siapa melakukan apa (who does what)
sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam
perusahaan biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang
kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya
memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job

Description). Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas,


tanggung jawab dan wewenangnya. Biasanya juga semakin besar
penghasilannya. Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi
ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu
prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan
keahliannya masing-masing.
3. Penggerakan Pelaksanaan
Melakukan koordinasi dan pengarahan terhadap seluruh bagian atau
sektor yang terlibat dalam pencapaian target QCDSME. Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan
kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk
mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus
sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada halhal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja
sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masingmasing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang
telah ditetapkan.
4. Pengawasan/Pengendalian
Merupakan proses untuk

mengamati

secara

terus

menerus

(bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan


mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi.
Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar kinerja yang jelas.
Pengawasan dan pengendalian juga merupakan alat ukur apakah
implementasi sesuai dengan rencana yang merupakan konsesus bersama
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program
kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi,
pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki
makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini
dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam

tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga


dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan
terbaru.
E. SASARAN SUPERVISI
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
1.
Pelaksanan tugas sesuai dengan pola
2.
Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana
3.
Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis
4.
Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.
5.
Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang
6.
Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational
7.
Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan
keuangan.
F. Cara dan Strategi
Supervisi keperawatan merupakan suatu proses pemberian sumber-sumber
yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaiakan tugas dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan supervisi memungkinkan seorang manajer
keperawatan dapat menemukan berbagai kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan asuahan keperawatan di ruang yang bersangkutan melalui analisis
secara komprehensif bersama-sama dengan anggota perawat secara efektif dan
efesien. Melalui kegiatan supervisi seharusnya kualitas dan mutu pelayanan
keperawatan menjadi fokus dan menjadi tujuan utama, bukan malah menyibukkan
diri mencari kesalahan atau penyimpangan (Arwani, 2006). . Cara dan strategi
supervisi dibedakan menjadi dua, supervisi langsung dan tak langsung :
1.
Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung.
Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar
pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara
memberikan pengarahan yang efektif adalah :
- Pengarahan harus lengkap
- Mudah dipahami
- Menggunakan kata-kata yang tepat
- Berbicara dengan jelas dan lambat
- Berikan arahan yang logis
- Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
- Pastikan bahwa arahan dipahami

Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut


Supervisi

dilakukan

pada

kinerja

pendokumentasian

dengan

mendampingi perawat dalam pengisian setiap komponen dalam proses


keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Langkah-langkah
yang digunakan dalam supervisi langsung (Wiyana, 2008):
-

Informasikan

kepada

perawat

yang

akan

disupervisi

bahwa

pendokumentasiannya akan disupervisi.


Lakukan supervisi asuhan keperawatan pada saat perawat melakukan
pendokumentasian. Supervisor melihat hasil pendokumentasian secara

langsung dihadapan perawat yang mendokumentasikan.


Supervisor menilai setiap dokumentasi sesuai standar dengan asuhan

keperawatan yang sesuai.


Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat yang
disupervisi komponen pendokumentasian mulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kepada perawat yang
sedang menjalankan pencacatan dokumentasi asuhan keperawatan yang

sesuai.
Mencatat hasil supervisi dan menyimpan dalam dokumen supervisi

2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,.
Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
Langkah-langkah Supervisi tak langsung adalah sebagai berikut:
- Lakukan supervisi secara tak langsung dengan melihat hasil dokumentasi
-

pada buku rekam medik perawat.


Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan.
Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai dengan standar dokumentasi

asuhan keperawatan yang ditetapkan rumah sakit


Memberikan penilaian atas dokumentasi yang di supervisi dengan
memberikan tanda bila ada yang masih kurang dan berikan cacatan tertulis

pada perawat yang mendokumentasikan


Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau
sesuai standar

G. Kegiatan Rutin Supervisi


Untuk dapat mengkoordinasikan system kerja secara efektif, para supervisor
harus melakukan dua jenis kegiatan, yaitu kegiatan tugas dan kegiatan supervisi.
Kegiatan tugas adalah kegiatan yang melibatkan supervisor dalam pelaksanaan
lansung

suatu

pekerjaan.

Kegiatan

supervisi

adalah

kegiatan

yang

mengkoodinasikan pekerjaan yang dilkukan orang lain. Supervisor yang efektif


menekankan kegiatan supervisi (Dharma, 2003).
Kegiatan rutin dalam supervise setiap harinya adalah sebagai berikut
(Wiyana, 2008) :
1.
Sebelum Pertukaran Shift (15-30 menit)
a. Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
b. Mengecek jadwal kerja
2.
Pada Waktu Mulai Shift (15-30 menit)
a. Mengecek personil yang ada
b. Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan
c. Mengatur pekerjaan
d. Mengidentifikasi kendala yang muncul
e. Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.
3.
Sepanjang Hari Dinas (6-7 jam)
a. Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi,
mengoreksi atau memberikan latihan sesuai kebutuhannya.
b. Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera
membantu apabila diperlukan
c. Mengecek pekerjaan rumah tangga
d. Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja,
terutama untuk personil baru.
e. Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan
atau hal-hal yang terkait.
f. Mengatur jam istirahat personil
g. Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan
mencari cara memudahkannya.
h. Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi
operasional
i. Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya
j. Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja
k. Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.

4.

Sekali dalam sehari (15-30 menit)


a. Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15
menit.
b. Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti :
Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan

5.

pekerjaan dan lain sebagainya.


Sebelum Pulang
a. Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk
memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya.
b. Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan
mengecek hasilnya, kecukupan material dan peralatannya.
c. Lengkapi laporan harian sebelum pulang
d. Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang
memperlajari di rumah sebelum pergi bekerja kembali.

DAFTAR PUSTAKA
Arwani & Supriyatno (2006). Manajemen bangsal keperawatan. (Cetakan
Pertama). Jakarta: EGC .
FKp, 2009. Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners.
Surabaya.

Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi


Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.
Githa, I Wayan. 2010. Manajemen Keperawatan. Denpasar: Poltekkes Depkes
Denpasar Jurusan Keperawatan
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Pawlash, George. E. and Oliva, Peter F.Supervision for Todays Schools
8thedition. Danvers MA : John Wiley & Son Inc, 2008 p 10)
Wiyana,

Muncul.

(2008).

Mengenal

Kepemimpinan

dan

Manajemen

Keperawatan. Jakarta: EGC

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN SUPERVISI

Mahasiswa

Pembimbing Ruangan

Pembimbing Akademik

Anda mungkin juga menyukai