Anda di halaman 1dari 9

REALISASI SENSOR PIEZOELEKTRIK UNTUK PENGUKURAN RESPIRATION RATE

BERBASIS PC
(Realization of Piezoelectric Sensor for Measuring Respiration Rate Based on PC)
Setiyo Ari Wibowo1, Achmad Rizal2 , Iswahyudi Hidayat3
123

Fakultas Elektro dan Komunikasi Institut Teknologi Telkom


Jl. Telekomunikasi, Dayeuh Kolot Bandung 40257 Indonesia
1
setiyo_st3@yahoo.co.id, 2arz@stttelkom.ac.id, 3 isw@stttelkom.ac.id
ABSTRAK
Respirasi merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ketika mekanisme respirasi
berlangsung, Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, tulang rusuk terangkat ke atas dan rongga dada membesar
yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan. Setiap manusia jumlah
respirasi berbeda-beda, dipengaruhi oleh faktor-faktor usia, aktivitas, dan kondisi tubuh.
Rata-rata jumlah respirasi per menit dapat dihitung melalui perubahan kontraksi tulang rusuk yang diukur
menggunakan sensor tekanan (piezoelektrik). Level tegangan ouput sensor sekitar 700-900 mVolt dan dilakukan
penguatan sebanyak 4 kali. Low Pass Filter 10 Hz digunakan untuk menyaring noise dan mengambil sinyal
informasi respiration rate. Level tegangan yang telah didapat dihubungkan ke PC melaui port microfon pada
soundcard. Pada soundcard terjadi perubahan sinyal analog ke digital dan diolah menggunakan software visual
basic 6.0.
Alat ini sangat sensitive dengan gerakan tubuh pasien sehingga pada saat menggunakan alat ini kondisi
pasien tanpa gerakan tubuh. Pengukuran dilakukan dengan cara menempelkan sensor pada dada bagian. Sebagai
pembanding tingkat keakuratan alat telah dilakukan perhitungan respirasi secara manual. Sehingga didapatkan ratarata akurasi alat sebesar 96,09 %.
Kata kunci : Respiration Rate, Sensor Piezoelektrik, Soundcard dan Visual Basic 6.0
ABSTRACT
Respiration is a very important in for living human. When the mechanism of respiration take place,
between outside the rib cage muscles to contract, ribs upward and expand the chest cavity resulting in air pressure
in a small chest so that air into the body. Every human has being the number of different respiration, influenced by
factors of age, activity and body.
Average number of respiration per minute can be calculated through changes in the contraction of the rib
measured using pressure sensors (piezoelectric). Sensor output voltage level around 700-900 mVolt so it needs to be
strengthened 4 times. Voltage level that has been found to be linked to a PC via ports on the soundcard microfon. At
the sound card changes the analog signal to digital. Furthermore, the computer will be presenting the respiration
variability signal using Visual Basic 6.0.
This tool is very sensitive to the patient's body movements so that when using this tool the patient's
condition without body movement. Measurements conducted by gluing the sensor in the right chest. As a comparison
tool accuracy has been calculated manually respiration. So we get an average accuracy of tool 96,09 %.
Key words: respiration rate, piezoelectric sensors, Soundcard and Visual Basic 6.0
1.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Respirasi merupakan aktivitas yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Manusia dalam
bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan
membuang karbondioksida ke lingkungan. Respirasi
dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu respirasi luar
dan respirasi dalam. Respirasi luar merupakan
pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan
udara, sedangkan respirasi dalam merupakan
pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel
tubuh. Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan
membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara
pernapasan, yaitu: pernapasan dada dan pernafasan

perut. Normalnya manusia butuh kurang lebih 300


liter oksigen perhari. Ketika mekanisme respirasi
berlangsung, otot antar tulang rusuk luar berkontraksi
, tulang rusuk terangkat ke atas dan rongga dada
membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam
dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
Setiap manusia jumlah mekanisme respirasi yang
berlangsung selama waktu tertentu (respiration rate)
berbeda-beda. Rata-rata jumlah respirasi per menit
dapat dihitung berdasarkan data perubahan tegangan
akibat perubahan tekanan dengan menggunakan
sensor tekanan berupa piezoelektrik. Perubahan
tegangan dari sensor dapat dipandang sebagai sinyal
tegangan bolak-balik yang dapat diproses oleh
komputer melalui soundcard. Pada soundcard akan

terjadi perubahan sinyal analog ke digital 16 bit


dengan Fsampling 2 Fmax . Pengujian alat akan
dilakukan dengan cara menempelkan sensor pada
dada bagian kanan atau sebelah kanan taju pedang.
Output dari tugas akhir ini adalah mengetahui
variability sinyal respirasi, jumlah respirasi permenit
dan tergolong respirasi normal atau tidak. Sebagai
pembanding tingkat akurasi alat akan dilakukan
perhitungan respirasi secara manual.

1.
2.
3.
4.

Tujuan
Adapun tujuan pada tugas akhir ini adalah :
Membuat alat untuk mengetahui respiration rate.
Menampilkan variability sinyal respirasi hasil
pengukuran.
Menampilkan
rata-rata
jumlah
respirasi
permenit.
Mengevaluasi hasil respirasi permenit termasuk
pernafasan normal atau tidak.

Perumusan Masalah
Dari uraian tujuan tersebut dapat dirumuskankan
beberapa masalah antara lain sebagai berikut :
a. Bagaimana memproses dan menampilkan
variability sinyal resprasi?
b. Bagaimana mendeteksi perubahan tekanan dada
selama proses respirasi berlangsung untuk
menampilkan jumlah respirasi permenit?
c. Bagaimana cara interface antara tekanan tulang
rusuk pada dada dengan komputer melalui
soundcard agar hasil sinyalnya bagus?
d. Bagaimana cara agar kinerja sensor tekanan
bekerja secara maksimal?
Batasan Masalah
Untuk mempermudah dan membatasi cakupan
perumusan masalah pada Tugas Akhir ini maka
diberikan batasan-batasan sebagai berikut :
a. Sistem hardware terdiri dari sensor tekanan
(piezoelektrik),
signal
conditioning
dan
perangkat komputer atau laptop.
b. Signal conditioning terdiri dari rangkaian filter
dan amplifier.
c. Pengujian perubahan tekanan dada dengan cara
sensor diletakkan pada dada bagian kanan atau
sebelah kanan taju pedang.
d. Menggunakan software Visual Basic 6.0 untuk
pengolahan database dan pengolahan sinyal.
e. Output yang dihasilkan berupa sistem database,
variability sinyal, jumlah respirasi permenit dan
evaluasi termasuk pernafasan normal atau tidak.
f. Parameter akurasi unjuk kerja alat dilihat dari
perbandingan hasil pengukuran dan data hasil
perhitungan respirasi manual.
2.

LANDASAN TEORI
Sistem Respirasi Pada Manusia
Respirasi adalah aktivitas yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Tanpa proses respirasi,
maka tidak ada kehidupan. Dalam respirasi terjadi

proses pertukaran gas dari manusia ke lingkungan,


yaitu proses pengambilan oksigen dari udara bebas
dan pelepasan karbondioksida ke udara bebas.
Oksigen didistribusikan ke sel-sel tubuh untuk
oksidasi. Ada dua jenis respirasi yaitu :
1. Respirasi luar merupakan pertukaran antara
oksigen ( O2 ) dan karbon diaksoda ( CO2 )
antara darah dan udara.
2. Respirasi dalam merupakan pertukaran oksigen
( O2 ) dan karbon diaksoda ( CO2 ) dari aliran
darah ke sel-sel tubuh.
2.1.1 Mekanisme Pernafasan
Mekanisme respirasi berkaitan erat dengan
aktivitas otot diafragma serta otot dada yang
berkonstraksi dan berelaksasi sehingga menyebabkan
terjadinya perubahan volume pada rongga dada.
Pernafasan ada dua macam yaitu pernapasan dada
dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.
1. Pernafasan dada
Pernafasan dada adalah pernafasan yang
melibatkan
otot
antar
tulang
rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Fase inspirasi.
Fase ini berupa berkontrasinya otot tulang
rusuk sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan dalam rongga dada
menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar
sehingga udara luar yang kaya oksigen
masuk.
b. Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan relaksasi atau
kembalinya otot antara tulang rusuk ke
posisi semula yang diikuti oleh turunnya
tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi
kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam
rongga dada menjadi lebih besar dari pada
tekanan luar, sehingga udara dalam rongga
dada yang kaya karbon dioaksoda keluar.
2. Pernafasan perut.
Pernafasan perut adalah pernafasan yang
melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat
dibedakan sebagai berikut :
a. Fase inspirasi.
Fase ini berupa berkontrasinya otot
diafragma sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan dalam rongga dada
menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar
sehingga udara luar yang kaya oksigen
masuk.
b. Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan relaksasi atau
kembalinya otot diafragma ke posisi semula
yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga rongga dada menjadi kecil.
Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga
dada menjadi lebih besar dari pada tekanan

luar, sehingga udara dalam rongga dada


yang kaya karbon dioaksoda keluar.

4.

Faktor penguatan penguat operasional amplifier


bernilai tak terhingga.
Penguat tegangan yang dihasilkan adalah sesuai
dengan persamaan 2.1 dimana tagangan keluaran
memiliki polaritas yang sefasa dengan polaritas
tegangan masukan.

Gambar 2.1 Fase Inspirasi dan Fase Ekspirasi


2.1.2 Respiration Rate
Respiration rate merupakan jumlah pernafasan
seseorang yang diambil per menit yang diukur pada
saat orang tersebut beristirahat. Secara sederhana
dilakukan dengan menghitung banyak frekuensi naikturunnya rongga dada selama satu menit. Respiration
rate seseorang bergantung pada kondisi tubuh orang
tersebut.
Dalam keadaan normal, jumlah rata-rata respirasi
manusia per menit untuk balita (20-30 permenit),
anak-anak (15-25 permenit) dan Remaja serta
dewasa (12-20 permenit). Jika jumlah rata-rata
respirasi tersebut melebihi angka per menit atau di
bawah angka per menit maka dikatakan orang
tersebut dalam kondisi tidak normal.
Sensor Tekanan (Piezoelektrik)
Secara luas sensor tersusun dari transduser.
Transduser adalah suatu alat yang dapat mengubah
suatu bentuk energi menjadi bentuk energi yang lain
untuk tujuan tertentu, termasuk untuk pengukuran.
Efek piezoelektrik ada dua macam yaitu efek
piezoelektrik langsung (direct piezoelectric effect)
dan efek piezoelektrik balikan (converse piezoelectric
effect). Efek piezoelektrik langsung adalah produk
potensial listrik akibat adanya tekanan mekanik.
Sedangkan efek piezoelektrik balikan adalah
produksi tekanan akibat pemberian tegangan listrik.
Sensor Piezoelektrik dapat digunakan untuk
mengukur perubahan akibat perubahan tekanan.
Bahan piezoelektrik menghasilkan potensial listrik
ketika mendapatkan tekanan secara mekanik.

Gambar 2.2 Sensor Piezolektrik


Penguat Operasional
Perangkat elektronika yang umumnya digunakan
sebagai penguat adalah penguat operasional.
Beberapa sifat/ karakteristik penguat operasional
amplifier yang ideal adalah :
1. Impedansi input tak terhingga.
2. Besar impedansi nol, sehingga berlaku sebagai
sumber tegangan ideal.
3. Penguat
operasional
amplifier
memiliki
bandwith tak terhingga.

(2.1)

Gambar 2. 3 Rangkaian Penguat Non Inverting


Low Pass Filter
Low Pass filter adalah filter yang berfungsi
meneruskan daerah frekuensi kerja dibawah frekuensi
cut off dan meredam daerah frekuensi diatas
frekuensi cut off. Frekuensi cut off merupakan
frekuensi dimana daya keluarannya adalah setengah
kali daya frekuensi masukan (-3dB dari daya input).
dB
0
-3

X
fco fsb

Gambar 2.4 Respon Frekuensi Low Pass Filter


Soundcard
Soundcard atau yang lebih dikenal sebagai A/D
Converter merupakan sebuah hardware yang
berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi
sinyal digital yang direpresentasikan dalam nilai-nilai
tertentu. Proses yang terjadi di dalam sound card
terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Sampling
Untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal
digital diperlukan proses sampling. Proses
sampling ini menentukan kualitas dari sinyal
analog yang diubah. Proses sampling harus
memenuhi syarat Nyquist Rate yaitu Fsampling 2
Fmax agar tidak terjadi aliasing.
2. Kuantisasi
Kuantisasi atau quantizing merupakan proses
melevelkan tegangan. Hal ini perlu dilakukan
karena tidak mungkin melevelkan semua
tegangan amplitudo sampel. Oleh sebab itu cara
yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah
amplitudo tegangan sampel ke dalam suatu nilai
tertentu.

3.

Encoding
Encoding merupakan proses yang dilakukan
untuk merepresentasikan sinyal analog menjadi
kode biner (sinyal digital).

komponen interface dapat diatur sedemikian rupa,


seperti menutup panel, membuatnya terapung
(floating) atau tetap pada tempatnya (dockalbe).

Peripheral Bus (PCI)


Sound Card

DSP

ROM

Control Bus

Data Bus

MIDI
Wavetable effects

RAM
Buffer & DSP
Working memory
D/A
Converter
A/D
Converter

Gambar 2.7 Interface Visual Basic 6.0


Mixer
Buffer

Buffer

Buffer

Buffer

Mic
In

Line
In

Line
out

Spk
Out

Gambar 2.5 Skematik Soundcard


Visual Basic 6.0
Software ini diambil dari nama bahasa
pemrograman
yaitu
Visual
Basic.
Bahasa
pemrograman adalah perintah-perintah yang dapat
dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugastugas tertentu.
Beberapa kemampuan Visual Basic 6.0 adalah
membuat aplikasi berbasis windows yang mandiri
(executable), menguji program (debugging), serta
membuat obyek-obyek pembantu seperti : ActiveX,
Help dan lainnya. Banyak fasilitas baru yang
ditawarkan oleh Visual Basic 6.0 diantaranya
penambahan koleksi fungsi, fasilitas Native Code,
penambahan interface yang digunakan untuk
merancang aplikasi sesuai kebutuhan, yaitu MDI
(Multiple Document Interface), SDI (Single
Document Interface) dan Explorer Document
Interface.
2.6.1 Menjalankan Visual Basic 6.0
Program Visual Basic 6.0 berjalan pada sistem
operasi windows, sebelum memulai mengoperasikan
program tersebut harus mengaktifkan sistem
windows terlebih dahulu. Langkah membuka Visual
Basic 6.0 sebagai berikut :
1. Pada tampilan utama windows klik Start.
2. Pilih All Program, Microsoft Visual Basic 6.0
pilih menu Visual Basic 6.0.
3. Pada kotak dialog New Project pastkan
Standart.EXE dalam keadaan terpilih.
4. Klik tombol Open.

Gambar 2.6 Jendela New Project


2.6.2 Interface Visual Basic 6.0
Interface Visual Basic 6.0 terdiri dari Menu Bar,
Toolbars, ToolBox dan beberapa panel seperti
Properties, Project dan Form Layout. Posisi

2.7 Database
Database adalah sekumpulan data yang
terintegrasi yang diorganisasi untuk memenuhi
kebutuhan pemakai untuk keperluan organisasi.
Database berfungsi untuk menampung data
komputer. Digunakan untuk memusatkan data, agar
lebih mudah untuk fungsi manajemen. Ada banyak
jenis database, diantaranya :
a. Microsoft Access
b. MysSql
c. Postgre SQL
d. Oracle
Pada umumnya database terdiri dari dua bagian,
yaitu bagian utama database dan bagian tabel yang
merupakan bagian dari database. Pada tabel terdapat
field yang memisahkan jenis data yang disimpan
dalam tabel. Data yang disimpan berupa data record.
3.

PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT


Secara umum diagram blok rangkaian yang telah
direalisasikan dalam tugas akhir ini sebagai berikut
ini :
Gambar 3.1 Diagram blok rangkaian alat pengukur
respiration rate
Secara garis besar cara kerja dari alat pengukur
respiration rate adalah sebagai berikut:
1. Perubahan tekanan pada dada yang disebabkan
karena konstrasi otot tulang rusuk selama proses
respirasi akan dideteksi oleh sensor tekanan
(piezoelektrik). Ketika sensor terkena tekanan,
muatan listrik yang semula netral berubah
menjadi tidak netral sehingga menimbulkan
perubahan potensial listrik.
2. Sinyal hasil output sensor piezoelektrik akan
menjadi input dari blok sinyal conditioning.
3. Blok sinyal conditioning terdiri dari rangkaian
penguat dengan konfigurasi non inverting
sebesar 4 kali dan rangkaian low pass filter 10
Hz untuk memperoleh sinyal informasi serta
menghilangkan noise akibat jala-jala PLN.
4. Sinyal yang telah dikuatkan sebesar 4 kali dan
difilter menggunakan low pass filter 10 Hz akan
diolah
oleh
software
komputer
yang
dihubungkan melalui port microphone pada
soundcard PC atau laptop.

5.

6.

Pada soundcard akan terjadi perubahan sinyal


analog ke digital 16 bit dengan Fsampling 2 Fmax
agar tidak terjadi aliasing.
Program visual basic digunakan untuk
menampilkan database, variability signal,
jumlah respirasi permenit dan status pernafasan
termasuk jenis pernafasan normal atau tidak
berdasarkan umur.

3.1 Sensor Piezoelektrik


Pada tugas akhir ini menggunakan sensor
tekanan (piezoelektrik). Pemilihan sensor berupa
piezoelektik karena dalam pengukuran melalui
pergerakan tulang rusuk/ tekanan akibat perubahan
volume rongga dada, banyak ukuran sensor
piezoelektrik, kualitas output level tegangan cukup
besar, mudah dibeli dipasaran dan harganya murah.
Untuk mendapatkan sinyal informasi yang bagus
maka dibuat belt, dimana sensor tekanan diletakkan
didalam belt. Hasil output dari piezoelektrik sebesar
700 900 mVolt, sehingga perlu dikuatkan dan
difilter agar mendapatkan sinyal yang bagus.
3.2 Perancangan Rangkaian Penguat
Rangkaian
penguat
diletakkan
sebelum
rangkaian filter karena agar tidak hilang sinyal
informasi yang akan diambil. Output dari sensor
tekanan sekitar 700-900mV maka diperlukan
rangkaian penguat. IC OP07 digunakan sebagai
penguat sinyal supaya terbaca di tegangan masukan
ADC soundcard yaitu 0-5 Volt. Penguatan level
tegangan menggunakan jenis penguat non inverting
agar fasa output sama dengan fasa input.
3.3 Perancangan Rangkaian Low Pass Filter
Rangkaian filter yang digunakan dalam
perancangan ini menggunakan jenis low pass filter
karena frekuensi pernafasan berada pada rentan 0
10 Hz. Filter yang dirancang menggunakan IC TL
084 dan frekuensi cut off dari filter sebesar 10 Hz.
Dalam tugas akhir ini menggunakan LPF
Butterworth. Pemilihan LPF Butterworth berdasarkan
respon filter yang sangat rata pada bagian passband
dan tidak ada ripplenya.
Low Pass Filter yang dirancang menggunakan
software filter free dengan orde 3 karena semakin
mendekati hasil frekuensi cut off yang dirancang.

PC ataupun laptop. Adapun perancangan software


respiration rate seperti berikut :
3.4.1 Perancangan Menu Login
Sebelum melakukan pengukuran, pengguna
software harus melakukan login terlebih dahulu
dengan mengisi nama user dan password yang telah
tersimpan didalam database.

Gambar 3.3 Flowchat menu login


3.4.2 Perancangan Menu Utama
Setelah melakukan login pengguna akan
memasuki menu utama, dimana pengguna dapat
memilih menu yang diinginkan.
3.4.3 Perancangan Menu Registrasi Pasien
Pada menu registrasi pasien, pengguna dapat
menyimpan data pasien yang belum pernah
melakukan pengukuran tingkat respirasi. Menu
registrasi pasien terhubung dengan database pasien
(DatabasePasien.mdb).Interface untuk penghubung
form dengan database menggunakan Data
Environment. Data Environment adalah sebuah
penghubung yang berfungsi mengatur serta
menentukan hubungan database dan recordset.

Gambar 3.4 Flowchart registrasi pasien


3.4.4 Perancangan Menu Edit dan Hapus Data
Pada menu registrasi pasien, pengguna dapat
menrubah data yang telah dimasukkan dan
menghapus data pasien.

Gambar 3.2 Hasil perancangan LPF


menggunakan software filter free
3.4 Perancangan Software Respiration Rate
Software
Respiration
Rate
ini
dibuat
menggunakan program visual basic 6.0. Input
software melalaui port microphone dari soundcard

Gambar 3.5 Tampilan menu edit dan hapus data


pasien

3.4.5 Perancangan Menu Cari Data Pasien


Pada menu cari data pasien, pengguna dapat
mencari pasien berdasarkan field yang ada pada
database, namun pada menu ini pasien dapat dicari
melalui nama dan alamat.

60. Setelah di dapatkan RPM maka akan dianalisa


apakah pernafasan tersebut tergolong normal, cepat
dan lambat.

Gambar 3.9 Tampilan perancangan menu ukur


respirasi

Gambar 3.6 Flowchart cari data pasien


3.4.6 Perancangan Menu Ukur Respirasi
Pada menu ukur respirasi pengguna dapat
mengukur tingkat respirasi permenit. Menu ukur
respirasi terhubung dengan database yang
menampilkan nama dan umur pasien. Umur pasien
sangat berguna dalam pengukuran tingkat respirasi.
Berikut ini adalah beberapa flowchart yang terdapat
dalam menu ukur respirasi :

Gambar 3.7 Flowchart pre-sinyal

Gambar 3.10 Flowchart threshold


Gambar 3.8 Flowchart proses sinyal respirasi
Perhitungan RPM (Rate permenit) dilakukan
dengan cara bertahap, yang pertama adalah
menentukan nilai threshold, dimana nilai tersebut
diambil dari nilai rata-rata sinyal. Nilai rata-rata
sinyal diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh
amplituda positif sinyal yang masuk dibagi dengan
banyaknya sinyal. Kemudian nilai rata-rata dijadikan
threshold yang akan melewatkan sinyal diatasnya dan
tidak menghitung sinyal dibawahnya. Selanjutnya
akan dicari RPM dengan cara beberapa jumlah sinyal
yang mempunyai amplituda diatas threshold dibagi
jarak antar sinyal terakhir dengan sinyal awal dikali

4.

PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS HASIL


Pengukuran merupakan cara yang digunakan
untuk menguji tingkat kesesuaian hasil perancangan
dengan hasil realisasinya. Oleh sebab itu di dalam
bab ini akan dijelaskan hasil pengukuran akan
kemampuan alat pengukur tingkat respirasi dan
ketepatan perancangan software yang dibuat.
4.1 Pengujian dan Analisis Performansi Alat
Respiration Rate
4.1.1 Pengujian Rangkaian Sensor Piezoelektrik
Hasil
pengukuran
sensor
piezoelektrik
didapatkan amplitudo sinyal yang kecil. Amplitudo
sinyal hasil keluaran dari sensor sekitar 700-900mV.

Pada gambar 4.1 didapatkan hasil tegangan sebesar


864mV dan noise yang cukup besar diantaranya
adalah noise jala-jala listrik 50 Hz sehingga sinyal
output dari sensor belum bisa dilihat.

Gambar 4.1 Hasil output sensor piezoelektrik


4.1.2 Pengujian Rangkaian Penguat
Jenis penguatan yang direalisasikan adalah jenis
penguatan non inverting. Sesuai perhitungan dengan
menggunakan rumus, rangkaian ini menghasilkan
penguatan sebesar 4 kali.

Setelah login pengguna dapat mengkases menu


utama. Tampilan menu utama terdiri dari beberapa
menu diantaranya sebagai berikut :
4.2.1 Menu File
Pada menu file terdiri dari dua sub menu yaitu
logout dan close. Logout berguna untuk keluar dari
jendela menu utama, sedangkan close digunakan
untuk keluar dari software respiration rate.
4.2.2 Menu Data Pasien
Menu data pasien digunakan untuk registrasi
pasien dan mencari data pasien. Registrasi pasien
digunakan untuk input data pasien dan menghapus
data pasien yang telah di record pada database.
4.2.3 Menu Ukur Respirasi
Menu
ukur
respirasi
dilakukan
untuk
menganalisis
terhadap
sinal
hasil
sensor
piezoelektrik. Menu ini terdapat gambar visual dari
output sinyal piezoelektrik yang telah diolah oleh
blok rangkaian, perhitungan RPM
dan status
pernafasan.

Gambar 4.2 Hasil sinyal Output rangkaian penguat


4.1.3 Pengujian Rangkaian Low Pass Filter 10 Hz
Low Pass Filter (LPF) dirancang agar memiliki
frekuensi cut off 10 Hz. Dari hasil pengukuran,
frekuensi cut off berada pada 9,83 Hz. Pergeseran ini
disebabkan oleh penggantian nilai kapasitor dengan
nilai yang ada dipasaran.

Gambar 4.3 Respon Frekuensi LPF 10 Hz

4.2 Pengujian
dan
Analisis
Performansi
Perancangan Perangkat Lunak
Analisis ini digunakan untuk menguji sejauh
mana tingkat ketepatan dari perancangan software
yang dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.
Pada halaman login pengguna harus memasukkan
user dan password untuk bisa mengakses menu
utama.

Gambar 4.5 Tampilan menu ukur respirasi


4.3 Analisis Sinyal yang Ditampilkan Software
Sinyal yang ditampilkan oleh software pada
grafik adalah sinyal output sensor yang telah diproses
oleh perangkat pengkondisian sinyal (penguat dan
low pas filter) dan diolah oleh ADC pada soundcard.
Sinyal yang diterima bersih dari noise, sehingga tidak
lagi diperlukan filter digital. Bentuk sinyal pada
software yang dirancang kurang sesuai dengan sinyal
masukan pada soundcard. Berikut ini adalah
perbandingan kedua sinyal tersebut :

Gambar 4.6 Sinyal masukan soundcard

Gambar 4.7 Sinyal hasil software yang telah dibuat


Gambar 4.4 Halaman login software respiration rate

Perbedaan
kedua
sinyal
diatas
tidak
mempengaruhi banyaknya pernafasan yang terhitung.
Untuk memastikan hal tersebut software hasil
rancangan dibandingkan dengan software yang ada
yaitu Analyzer2000.

Tabel 4.1 Hasil pengukuran pada saat pasien duduk

Gambar 4.8 Sinyal hasil software Analyzer2000


4.4 Analisis Pergerakan Tubuh Pasien Terhadap
Bentuk Sinyal
Pengukuran respiration rate dilakukan pada
kondisi pasien diam tanpa gerakan apapun. Dalam
pengukuran ini ada 3 kondisi yang diukur, pertama
kondisi menggerakkan tangan. Kedua kondisi
berbicara dan yang ketiga pada kondisi batuk.
Berikut ini tampilan sinyal yang dihasilkan pada
ketiga kondisi tersebut.

Dari hasil pengujian software memiliki rata-rata


akurasi alat sebagai berikut :
Rata rata akurasi alat

454
100 %
478

94,97 %

4.5.2 Pengukuran dengan Posisi Pasien Berdiri


Hasil pengukuran dilakukan pada posisi pasien
berdiri seperti berikut:
Tabel 4.2 Hasil pengukuran pada saat pasien berdiri
Gambar 4.9 Sinyal pengukuran kondisi pertama

Gambar 4.10 Sinyal pengukuran kondisi kedua

Gambar 4.11 Sinyal pengukuran kondisi ketiga


Dari ketika gambar diatas dapat di analisis
bahwa pergerakan tangan dan batuk menyebabkan
pergerakan otot-otot pada dada dan tulang rusuk
sehingga mempengaruhi bentuk sinyal yang
ditampilkan dan jumlah respirasi.
4.5 Analisis
Perbandingan
Perhitungan
Respirastion Rate
Pengujian dilakukan dengan membandingkan
perangkat yang dibuat dengan perhitungan secara
manual untuk menghitung banyaknya pernafasan
setiap menit. Pengujian juga dilakukan berdasarkan
kondisi tertentu.
4.5.1 Pengukuran dengan Posisi Pasien Duduk
Hasil pengukuran dilakukan pada posisi pasien
duduk seperti berikut:

Dari hasil pengujian software memiliki ratarata kaurasi alat sebagai berikut :
Rata rata akurasi alat

433
100 %
450

96,22 %

4.5.3 Pengukuran
dengan
Posisi
Pasien
Terbaring
Hasil pengukuran dilakukan pada posisi pasien
terbaringi seperti berikut:
Tabel 4.3 Hasil pengukuran saat pasien terbaring

2.
3.

Dari hasil pengujian software memiliki ratarata akurasi alat sebagai berikut :
Rata rata akurasi alat

401
100 %
413

97,09 %

4.6

Analisis Keseluruhan Pengukuran


Pengukuran yang dilakukan pada ketiga posisi
pasien antar lain duduk, berdiri dan terbaring, hasil
urutan rata-rata akurasi pengukuran dari yang terbaik
adalah posisi terbaring (97,09%), berdiri (96,22%)
dan duduk (94,97%). Posisi pasien juga
mempengaruhi pada saat pengukuran respirasi,
dilihat dari tabel 4.1, 4.2 dan 4.3. Dari ketiga hasil
pengukuran tersebut didapatkan rata-rata akurasi
sebesar 96,09% dan disimpulkan bahwa alat
penghitung respiration rate menggunakan sensor
piezoelektrik memiliki tingkat akurasi yang baik.

Penggunaan interface selain souncard untuk


ditampilkan pada PC atau laptop
Pemilihan komponen yang bagus sehingga
didapatkan hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Madcoms. 2005.Panduan Aplikasi Pemrograman
Database dengan Visual Basic 6.0 dan Crystal
Report. Yogyakarta : Andi
2. Malvino, Abert Paul Ph.D. 1996. Prinsip
prinsip Elektronika. Edisi ketiga jilid 1.
Bandung : Erlangga.
3. MP, Dr. Ir. Santosa. 2005. Aplikasi Visual Basic
6.0 dan Visual Studio.Net 2003 dalam Bidang
Teknik dan Pertanian. Yogyakarta : Andi
4. Prasetyo, Didik Dwi. 2006. 101 Tip & Trik
Visual Basic 6.0. Jakarta : PT Elek Media
Komputindo.
5. Rahayu, Siska Puji. 2007. Realisasi Impedance
Pneumograf Berbasis Mikrokontroler. Bandung :
Institut Teknologi Telkom.
6. Thabrani, Ir. Suryanto, MM. 2007. Mudah dan
Cepat Menguasai Visual Basic 6.0. Jakarta :
Mediakita.
7. Yuswanto. 2003. Pemrograman Dasar Microsoft
Visual Basic 6.0. Surabaya : Prestasi Pustaka.
8. ________.Piezoelectric.Tersedia:
http://devices.sapp.org/circuit/piezo/. [November
2009]
9.
.Rate of Respiration. Online. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Respiratory_rate
[November 2009]
10. ________.Respiration.Tersedia:
http://www.respirationsite.com/.
[November
2009]

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1. Realisasi sensor piezoelektrik dapat digunakan
untuk mendeteksi inspirasi dan ekspirasi dengan
akurasi alat yang baik.
2. Sistem yang direalisasikan sudah bersifat
realtime.
3. Tegangan output dari hardware memenuhi
spesifikasi tegangan pada soundcard sebesar 0-5
Volt.
4. Kelemahan perangkat ini rentan terhadap
gerakan yang menyebabkan otot-otot pada dada
dan tulang rusuk berkontraksi.
5. Rata-rata akurasi perangkat yang dibuat pada
saat pengukuran sebesar 96,09%.

5.2 Saran
1. Penggunaan bahan pembuat belt yang bagus
sehingga dapat meminimalkan gangguan pada
sinyal akibat pergerakan.

Anda mungkin juga menyukai