KIR Revisi 2
KIR Revisi 2
Kelompok 1
Rendy Aprianus Santoso
Inne Ikke Citami Putri
Dhita Aprilia Anjoti
Rainy Chandranata
Vebilia Ayudita Prianto
Krisna Lalwani
Muhamad Imam Syahbani
Alda Olivia Patadungan
Rudy Tanius Tejo Ismanto
Patricia Hapsari Jusuf
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada yang Maha Kuasa atas kesempatannya yang telah diberikan
kepada kami untuk membuat karya ilmiah ini. Kelompok kami juga berterima kasih kepada
1
pihak-pihak yang telah membantu secara langsung maupun secara tidak langsung. Salah
satunya adalah dr. Kathleen sebagai tutor kami dan sebagai pemberi informasi, kritikan, dan
saran yang membangun kami untuk lebih baik lagi.
Kelompok kami sadar bahwa tugas karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya.
Tetapi kami telah berusaha untuk membuat karya ilmiah yang berguna bagi para pembaca.
Karena itu, kami mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun dari para
pembaca demi perkembangan kami ke depan.
Kami mengharapkan karya ilmiah ini dapat digunakan untuk kepentingan para
pembaca, serta dapat menambah wawasan para pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya dan selamat membaca.
Penulis
Abstrak
Abstract
Preeclampsia and eclampsia are the complications of pregnancy. The incidence of
preeclampsia in Indonesia is about 7-8 % of all pregnancies. Based on Maternal Mortality
Report (MMR) of departemen kesehatan, the main causes of maternal death are hemorrhage
(32%), preeclampsia/eclampsia (25%), sepsis (5%), prolonged labor (5 %). Preeclampsia,
eclampsia, infection and bleeding are estimated to be the cause 65%-70% of all maternal
deaths, while the main cause of death of infants aged <28 days are prematurity with low
birth weight (29.2%), asphyxia (27%), and tetanus (9.5%). Preeclampsia can lead to low
birth weight due to spasm of blood vessels, leading to impaired uteroplacental circulation to
hypoxia and nutritional disorders in the fetus.
Keyword(s): preeclampsia, pregnancy, low birth weight
Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................................................................2
3
Bab I Pendahuluan.......................................................................................................5
1.1.Latar Belakang.......................................................................................................5
1.2.Rumusan Masalah..................................................................................................5
Bab II Isi......................................................................................................................6
2.1
2.1.1.
2.1.2.
2.1.3.
2.1.4.
2.1.5.
2.2.
2.2.1.
2.2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
Preeklampsia...................................................................................................6
Pengertian ......................................................................................................6
Etiologi...........................................................................................................6
Faktor Resiko..................................................................................................6
Patofisiologi....................................................................................................6
Manifestasi Klinis...........................................................................................7
Berat Badan Lahir Rendah .............................................................................8
Pengertian ......................................................................................................8
Hubungan Pre-eklampsia dengan BBLR........................................................8
Pengaruh Pre-eklampsia terhadap Janin ........................................................8
Diagnosis dini preeklamsia ............................................................................ 9
Komplikasi......................................................................................................9
Tatalaksana......................................................................................................9
Daftar Pustaka............................................................................................................11
BAB I
Pendahuluan
a.
Latar Belakang
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu saat
proses persalinan. Di Indonesia mortalitas dan morbiditas akibat hipertensi dalam
4
kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh etiologi yang belum
jelas, juga oleh karena perawatan dalam persalinan masih di tangani oleh petugas non
medik serta sistem rujukan yang belum sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat
dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan
hipertensi dalam kehamilan harus benar-benar dipahami oleh semua tenaga medik baik di
pusat maupun di daerah.
Preeklampsia merupakan bagian dari hipertensi dalam kehamilan yang sangat
mempengaruhi ibu dan janin selama kehamilan. Pengaruh preeklampsia terhadap
pertumbuhan janin akan dibahas lebih lanjut dalam karya ilmiah ini.
b.
Rumusan Masalah
Membahas lebih dalam mengenai pengaruh preeklampsia terhadap pertumbuhan
janin.
BAB II
Isi
5
1.1 Pre-eklamsia
1.1.1
Pengertian
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan <20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan
ialah
tekanan
sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Proteinuria ialah adanya 300 mg protein
dalam urin selama 24 jam atau sama dengan 1+ dipstick.1
Edema, dahulu edema tungkai, dipakai sebagai tanda-tanda preeklampsia, tetapi
sekarang edema tungkai tidak di pakai lagi, kecuali edema generalisata (anasarka). Perlu
dipertimbangkan faktor resiko timbulnya hipertensi dalam kehamilan, bila didapatkan edema
generalisata, atau kenaikan berat badan > 0,57 kg/ minggu.1
Primigravida yang mempunyai kenaikan berat badan rendah, yaitu < 0,34 kg/minggu,
menurunkan risiko hipertensi, tetapi menaikan risiko berat badan bayi rendah.1
1.1.2
Etiologi
Faktor-faktor yang dianggap penting mencakup (1) Implantasi plasenta disetai invasi
trofoblastik abnormal pada pembuh darah uterus. (2) Toleransi imunologis yang bersifat
maladaptif diantara jaringan maternal, paternal (plasental), dan fetal. (3) Maladaptasi
maternal terhadap perubahan kardiovaskuler atau inflamatorik yang terjadi pada kehamilan
normal. (4) Faktor-faktor genetik, termasuk gen predisposisi yang diwariskan, serta pengaruh
epigenetik.2
1.1.3
Faktor Resiko
Faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan dapat dikelompokkan sebagai
Patofisiologi
Pre-eklampsia merupakan sebuah sindrom sistemik dalam kehamilan yang bermula
dari plasenta. Pre-eklampsia dipikirkan sebagai akibat dari invasi sitotrofoblas plasenta yang
inadekuat diikuti dengan disfungsi endotel maternal yang meluas. Selain itu, berbagai faktor
sebagai sistem renin-aldosteron-angiotensin, stres oksidatif berlebihan, inflamasi, maladaptasi
sistem imun, dan genetik diduga berperan dalam patogenesis pre-eklampsia.2,3
Normalnya, sitotrofoblas ekstravili dari janin menginvasi lapisan endotel arteri
spiralis ibu. Arteri spiralis akan diubah dari pembuluh darah yang kecil dengan resistensi
tinggi menjadi lebar sehingga perfusi plasenta untuk nutrisi janin akan cukup. Pada preeklampsia, transformasi ini tidak terjadi dengan sempurna. Invasi sitotrofoblas ke arteri
spiralis terbatas hanya sampai pada desidua superfisialis sehingga segmen arteri pada
miometrium tetap sempit.2
Sitotrofoblas juga tidak mengalami pseudovaskulogenesis karena normalnya terjadi
perubahan fenotip epitel menjadi seperti sel endotel yang memiliki permukaan adhesi. Hal
tersebut menyebabkan buruknya daya invasi ke arteri spiralis yang berada di miometrium.
Defek awal inilah yang menyebabkan iskemia plasenta.2
Plasenta yang abnormal diperkirakan menyebabkan lepasnya berbagai faktor yang
masuk ke sirkulasi maternal sehingga menyebabkan berbagai tanda dan gejala klinis preeklampsia. Semua gejala klinis pre-eklampsia disebabkan oleh endoteliosis glomerulus.
Peningkatan permeabilitas vaskular, dan respon inflamasi sistemik yang menyebabkan jejas
dan/atau hipoperfusi pada organ. Manifestasi klinis biasanya terjadi setelah usia kehamilan
lebih dari 20 minggu.2
Manifestasi Klinis
Preeklampsia ditandai oleh hipertensi, edema generalisata dan proteinuria tanpa
penyakit vaskuler atau renal. Tanda dan gejala muncul sejak minggu ke-20 kehamilan sampai
minggu ke-6 setelah melahirkan. Tiga gejala khasnya yaitu hipertensi, edema, proteinuria.1
1.2 Bayi dengan Berat
1.2.1
Pengertian
Lahir Rendah
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
< 2500 gram (sampai dengan 2499 gram), sedangkan bayi prematur (Sesuai Masa
Kehamilan) adalah bayi yang lahir dengan masa gestasi atau umur kehamilan kurang dari 37
minggu dengan berat badan sesuai dengan umur kehamilan. 2
1.2.2
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa preeklamsia dapat menyebabkan kejadian berat bayi
lahir rendah. Hal ini disebabkan oleh vasospasme dan hipovolemi, akibatnya janin menjadi
hipoksia dan malnutrisi.4
Pada preeklampsia terjadi perubahan pokok yaitu spasmus pembuluh darah disertai
dengan retensi garam dan air Pada perubahan fisiologi patologi, plasenta dan uterus terjadi
penurunan aliran darah sehingga mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi
yang agak lama pertumbuhan janin terganggu, pada hipertensi yang lebih pendek bisa terjadi
gawat janin sampai kematian.2
Komplikasi pre eklampsia dan eklampsia yang terberat ialah kematian ibu dan janin.
Salah satu komplikasi dari pre eklampsia dan eklampsia ialah
restriction (IUGR), prematuritas sampai Intra uterine fetal death (IUFD). Hal tersebut terjadi
karena pre eklampsia menimbulkan gangguan antara lain insufisiensi plasenta.3
1.3
hipertensi dapat terkendali, maka hipertensi kronik tidak berpengaruh buruk pada kehamilan,
8
meski tetap memiliki risiko terjadinya solutio plasenta, ataupun superimposed preeklampsia.
Hipertensi kronik yang diperberat oleh kehamilan akan memberi tanda (a) kenaikan
mendadak tekanan darah, yang akhirnya disusul proteinuria dan (b) tekanan darah sistolik >
200 mmHg dan diastolik >130 mmHg, dengan akibat segera terjadi oliguria dan gangguan
ginjal. Penyulit hipertensi kronik pada kehamilan ialah (a) solutio plasenta risiko terjadinya
sekitar 2-3 kali pada hipertensi kronik dan (b) superimposed preeklampsia.2
Dalam sebuah penelitian didapatkan sebagian besar berat badan lahir bayi adalah
cukup hal ini diantaranya dipengaruhi karena sebagian besar umur kehamilan responden
dalam penelitian tersebut adalah aterm atau cukup bulan. Hal ini juga dipengaruhi dengan
umur kehamilan saat terjadinya preeklamsia dan tipe preeklamsia yang dialami oleh ibu
hamil. Semakin muda umur kehamilan dan semakin berat preeklamsia yang dialami maka
akan semakin sulit untuk mempertahankan kehamilan sampai aterm dengan kondisi janin
yang baik. 2, 4
1.4
preeklamsia dapat di cegah dengan cara meningkatkan kunjungan antenatal pada trimester
ketiga. Seperti halnya protokol yang telah dilaksanaan di Parkland Hospital selama bertahuntahun, dimana perempuan dengan awitan baru tekanan darah distolik >80mmHg tetapi kurang
dari <90mmHg atau dengan penambahan abnormal berat badan secara mendadak yang
melebihi 1 kg/minggu menganjurkan kunjungan kembali minimal interval 1 minggu.
Pemantauan secara rawat jalan dapat diteruskan kecuali timbul hipertensi yang nyata,
proteinuria, nyeri kepala, gangguan penglihatan, rasa tidak nyaman di epigastrium.2
1.5
Komplikasi
Komplikasi pada ibu terutama berkaitan dengan memburuknya preeklampsia menjadi
eklampsia. Komplikasi pada janin berhubungan dengan insufisiensi uteroplasenta akut dan
kronis (misal, janin kecil masa kehamilan (KMK) asimetris atau simetris, lahir mati atau
gawat janin intra partum), serta persalinan dini (komplikasi prematuritas). 3
1.6
Tatalaksana 3
9
BAB III
Kesimpulan
Preeklampsia ditandai dengan hipertensi dan proteinuria. Dikatakan sebagai hipertensi
selama kehamilan apabila tekanan sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg. Berat
badan lahir rendah pada bayi dipengaruhi banyak hal salah satunya kondisi dari ibu yaitu
hipertensi selama kehamilan. Pada preeklampsia terjadi perubahan pokok yaitu spasmus
10
pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada perubahan fisiologi patologi,
plasenta dan uterus terjadi penurunan aliran darah sehingga mengakibatkan gangguan fungsi
plasenta. Dampak pada janin adalah pertumbuhan janin terhambat atau fetal growth
restriction. Insiden fetal growth restriction berbanding langsung dengan derajat hipertensi
yang disebabkan menurunnya perfusi uteroplasenta.
Daftar Pustaka
1.
Benson RC, Pernoll ML. Buku saku obstetri dan ginekologi. Edisi ke-9. Jakarta: EGC;
2009. h.123-5.
2.
2014.h.416-7.
Ambarwati WN, Irdawati. Hubungan preeklampsia dengan kondisi bayi yang dilahirkan
secara sectio caesarea. Berita Ilmu Keperawatan vol: 2 (1); 2009.h.4-5.
11