Silvia Anjar K
Silvia Anjar K
DI LINGKUNGAN
RUMAH POTONG AYAM DI KOTA MALANG
ISOLATION AND CHARACTERISATION OF Salmonella spp. IN MALANG
SLAUGHTERHOUSE
Silvia A. Kusuma, Masdiana C. Padaga, Dyah K. Wuragil
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya
Email : vhia_kusuma@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya cemaran dan keragaman Salmonella spp., di
Lingkungan RPA. Sampel yang diteliti meliputi bulu ayam pasca pemotongan, air limbah cucian
karkas, dan air minum ayam di RPA. Isolasi dan karakterisasi dilakukan berdasarkan sifat fenotipe
serta profil pita protein menggunakan metode SDS-PAGE. Hasil penelitian menunjukkan adanya
cemaran Salmonella spp. yang tinggi yaitu lebih dari 106 cfu/ml. Pada penanaman di media XLD secara
duplo dihasilkan 96 koloni dugaan Salmonella. Berdasarkan kemampuan tumbuh dan pengamatan
morfologi koloni dihasilkan 25 isolat dugaan Salmonella, kemudian dilanjutkan uji biokimia dan uji
serologi, dari uji tersebut dihasilkan 9 isolat yang menunjukan karakter Salmonella spp. Analisis pita
protein dengan metode SDS-PAGE dapat terdeteksi pita protein dengan berat molekul 20,19 kDa,
merupakan protein SefA yang dimiliki Salmonella enteriditis yaitu isolat L2A1, dan D1A2, pita protein
dengan berat molekul 36,3 kDa yang merupakan protein adhesion fimbrae yang dimiliki Salmonella
typhimurium yaitu isolat L2C2,B2A2, L1A2, dan L1B2, dan pita protein dengan berat molekul 25 kDa
merupakan Salmonella arizonae adalah isolat B2A1, D2C2, dan D1C2. Kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian ini yaitu terdapat cemaran Salmonella spp. dan keragaman Salmonella spp. di
lingkungan RPA.
This study was aimed to discover distribution and diversity of Salmonella spp. from samples in
slaughterhouse. Samples taken from feathers after slaughtering, wasted water, and drink water in
slaughterhouse. Isolation and characterization is started based on phenotype character of protein profile
using SDS-PAGE method. This study showed that contamination of Salmonella spp. more than 106
cfu/ml. Bacterial growth in Xylose Lysine Deoxycholate Agar (XLD) has resulted 96 colony assumptive
of Salmonella spp, after morphology observation resulted 25 assumptive Salmonella spp. The process
had been continued by biochemistry test and serology test, resulted 9 isolates shown as Salmonella spp.
Analized of protein profile using SDS-PAGE showed that band with 20,19 kDa weight molecules was
SefA protein from Salmonella enteriditis were isolates L2A1, and D1A2, and band with 36,3 kDa
weight molecules was adhesion fimbrae protein of Salmonella typhimurium were found in L2C2,
B2A2, L1A2, and L1B2. The last, 25 kDa of weight molecules protein to be Salmonella arizonae were
found in B2A1, D2C2 and D1C2. This study concluded that there were Salmonella spp. of
contamination and variety of Salmonella taken from poultry slaughterhouse.
PENDAHULUAN
Dewasa ini kebutuhan daging ayam
meningkat, seiring meningkatnya kebutuhan
daging ayam di masyarakat maka perlu adanya
jaminan keamanan pangan (food safety)
disetiap tahapan dari mata rantai penyediaan
daging ayam. Tahapan mata rantai berasal dari
peternakan sampai meja makan (from farm to
the table) perlu dilakukan untuk mewujudkan
kesehatan masyarakat. Daging ayam selain
sebagai sumber nutrisi bagi tubuh, juga
merupakan media pertumbuhan yang baik bagi
mikroorganisme
patogen.
Salah
satu
mikroorganisme patogen yang penting dari
aspek kesehatan masyarakat dan keamanan
pangan adalah Salmonella.
Cemaran Salmonella pada daging ayam
salah satunya dapat disebabkan oleh kondisi di
lingkungan RPA. Dalam tahapan pemotongan
ayam, mikroorganisme dapat dengan mudah
mengkontaminasi daging ayam. Hal ini
dikarenakan mikroorganisme dapat dengan
mudah tumbuh di lingkungan RPA yang kotor
(Purnawijayanti,
2001).
Ada
banyak
mikroorganisme yang terdapat di RPA,
diantaranya Salmonella spp. Daging ayam
merupakan salah satu sumber penularan
Salmonella. Infeksi bisa terjadi ketika adanya
kontaminasi dari air yang digunakan saat
pembersihan karkas dan eviserasi yang
dilakukan di RPA. Tingkat cemaran Salmonella
di rumah potong tergantung pada kebersihan
pemotongan (Lawrie & Ledward, 2006;
Humphrey, 2006). Selama tiga tahun berturutturut Salmonella dijumpai sebagai penyebab
keracunan
pangan
di
Indonesia
dan
kemungkinan terjadinya berkisar antara 12,5%
hingga
25%
dari
cemaran
mikroba
(Anonymous, 2010).
Penelitian terkait cemaran Salmonella
perlu dilakukan pada spesifik area di antaranya
di lingkungan RPA. Hal ini dibutuhkan dalam
rangka
pencegahan
dan
pengendalian
pencemaran sehingga dapat memberikan
jaminan keamanan pangan (food safety) bagi
kesehatan masyarakat.
Isolasi Salmonella
Isolasi Salmonella dengan menggunakan uji
mikrobiologi yang berdasarkan pada SNI 2897 :
2008. Sampel yang di ambil dimasukkan ke
dalam botol steril pada suhu 5C. Sampel yang
telah dikoleksi dilakukan pengenceran secara
berseri (10-1, 10-2, 10-3, 10-4,10-5, 10-6, 10-7)
menggunakan pepton water steril. Hasil
pengenceran 10-3,10-5, 10-7ditanam pada media
pengayaan Selenite cysteine broth (SCB) dan
diinkubasi selama 20 jam kemudian diambil 1
ml dan diinokulasikan pada media XLD
(xylose-lysine-deoxycholate) secara spread dan
duplo. Kemudian diinkubasi pada temperatur
37 C selama 24-48 jam. Pada media XLD
koloni terlihat hitam mengkilap, dan pingir
transparan. Setelah itu dilakukan pemurnian
untuk mendapat koloni tunggal. Target
pemurnian adalah setiap koloni yang diduga
merupakan Salmonella spp.
Karakterisasi Salmonella
Karakterisasi isolat Salmonella berpedoman
pada Cowan and Steels Manual for the
Identification of Medical Bacteria (Barrow &
Feltham, 1993). Sifat yang diamati meliputi
morfologi koloni dan morfologi sel.
Karakterisasi biokimiawi dilakukan dengan
B (Bulu)
1,4 0,8
1,2 0,9
D (air minum )
3,3 0,6
5,1 2,7
Tabel 2 Hasil Uji Biokimia dan Serologi Polyvalent Somatic (O) Salmonella spp.
Uji Biokimia
TSIA
Katalase
Oksidase
Sukrosa
Laktosa
Manitol
Maltosa
Simmon citrate
Urease
Metyl red
Uji Serologi
L2C2
(1)
+
+
+
+
+
+
+
L1A2
(2)
+
+
+
+
+
+
+
L1B2
(3)
+
+
+
+
+
+
+
B2A2
(4)
+
+
+
+
+
+
+
Kode Isolat
B2A1
L2A1
(5)
(6)
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
D1C2
(7)
+
+
+
+
+
+
D1A2
(8)
+
+
+
+
+
+
D2C2
(9)
+
+
+
+
+
+
Tabel 3. Pengelompokan isolat Salmonella spp. hasil karakterisasi berdasarkan nilai uji similaritas.
Kode Isolat
L2C2
B2A2
L2A1
L1A2
D1A2
L1B2
B2A1
D1C2
D2C2
Sumber Isolat
Air limbah 2
Bulu 2
Air limbah 2
Limbah 1
Air minum 1
Air limbah 1
Bulu 2
Air minum 1
Air minum 2
Nilai Similaritas
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
0,930
0,930
0,930
Dugaan Isolat
Salmonella spp. (sub genus I, sub genus II,
sub genus IV)
K (1)
K (2)
Gambar 1. Profil pita protein berdasarkan kelompok nilai similaritas
Keterangan : K (1) = kelompok isolat bakteri 1
K (2) = kelompok isolat bakteri 2
DAFTAR PUSTAKA
Acik, L., T. Ayhan., C. Ayten., A. Sevim., and
Y. Remziye. 2005. Protein Patterns and
Plasmid Profiles of the Bacterial Strains
Isolated from a Poultry Slaughterhouse
in Ankara, Turkey. J Biotechnol,43 (3):
255262.
Aksakal, A. 2010. Analysis of Whole Cell
Protein Profiles of Salmonella Serovars
Isolated From Chicken, Turkey and
Sheep
Faeces
by
SDS-PAGE.
Veterinarni Medicina, (6): 259-263.
Anonymous. 2010. Laporan KLB Keracunan
Pangan Tahun 2010. Direktorat
Surveilan dan Penyuluhan Keamanan
Pangan-Badan POM RI. Jakarta.