Anda di halaman 1dari 8

ISOLASI DAN KARAKTERISASI Salmonella spp.

DI LINGKUNGAN
RUMAH POTONG AYAM DI KOTA MALANG
ISOLATION AND CHARACTERISATION OF Salmonella spp. IN MALANG
SLAUGHTERHOUSE
Silvia A. Kusuma, Masdiana C. Padaga, Dyah K. Wuragil
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya
Email : vhia_kusuma@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya cemaran dan keragaman Salmonella spp., di
Lingkungan RPA. Sampel yang diteliti meliputi bulu ayam pasca pemotongan, air limbah cucian
karkas, dan air minum ayam di RPA. Isolasi dan karakterisasi dilakukan berdasarkan sifat fenotipe
serta profil pita protein menggunakan metode SDS-PAGE. Hasil penelitian menunjukkan adanya
cemaran Salmonella spp. yang tinggi yaitu lebih dari 106 cfu/ml. Pada penanaman di media XLD secara
duplo dihasilkan 96 koloni dugaan Salmonella. Berdasarkan kemampuan tumbuh dan pengamatan
morfologi koloni dihasilkan 25 isolat dugaan Salmonella, kemudian dilanjutkan uji biokimia dan uji
serologi, dari uji tersebut dihasilkan 9 isolat yang menunjukan karakter Salmonella spp. Analisis pita
protein dengan metode SDS-PAGE dapat terdeteksi pita protein dengan berat molekul 20,19 kDa,
merupakan protein SefA yang dimiliki Salmonella enteriditis yaitu isolat L2A1, dan D1A2, pita protein
dengan berat molekul 36,3 kDa yang merupakan protein adhesion fimbrae yang dimiliki Salmonella
typhimurium yaitu isolat L2C2,B2A2, L1A2, dan L1B2, dan pita protein dengan berat molekul 25 kDa
merupakan Salmonella arizonae adalah isolat B2A1, D2C2, dan D1C2. Kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian ini yaitu terdapat cemaran Salmonella spp. dan keragaman Salmonella spp. di
lingkungan RPA.

Kata kunci : Salmonella spp., rumah potong ayam, cemaran, keragaman.

This study was aimed to discover distribution and diversity of Salmonella spp. from samples in
slaughterhouse. Samples taken from feathers after slaughtering, wasted water, and drink water in
slaughterhouse. Isolation and characterization is started based on phenotype character of protein profile
using SDS-PAGE method. This study showed that contamination of Salmonella spp. more than 106
cfu/ml. Bacterial growth in Xylose Lysine Deoxycholate Agar (XLD) has resulted 96 colony assumptive
of Salmonella spp, after morphology observation resulted 25 assumptive Salmonella spp. The process
had been continued by biochemistry test and serology test, resulted 9 isolates shown as Salmonella spp.
Analized of protein profile using SDS-PAGE showed that band with 20,19 kDa weight molecules was
SefA protein from Salmonella enteriditis were isolates L2A1, and D1A2, and band with 36,3 kDa
weight molecules was adhesion fimbrae protein of Salmonella typhimurium were found in L2C2,
B2A2, L1A2, and L1B2. The last, 25 kDa of weight molecules protein to be Salmonella arizonae were
found in B2A1, D2C2 and D1C2. This study concluded that there were Salmonella spp. of
contamination and variety of Salmonella taken from poultry slaughterhouse.

Key words: Salmonella spp., slaughterhouse, contamination, diversity.

PENDAHULUAN
Dewasa ini kebutuhan daging ayam
meningkat, seiring meningkatnya kebutuhan
daging ayam di masyarakat maka perlu adanya
jaminan keamanan pangan (food safety)
disetiap tahapan dari mata rantai penyediaan
daging ayam. Tahapan mata rantai berasal dari
peternakan sampai meja makan (from farm to
the table) perlu dilakukan untuk mewujudkan
kesehatan masyarakat. Daging ayam selain
sebagai sumber nutrisi bagi tubuh, juga
merupakan media pertumbuhan yang baik bagi
mikroorganisme
patogen.
Salah
satu
mikroorganisme patogen yang penting dari
aspek kesehatan masyarakat dan keamanan
pangan adalah Salmonella.
Cemaran Salmonella pada daging ayam
salah satunya dapat disebabkan oleh kondisi di
lingkungan RPA. Dalam tahapan pemotongan
ayam, mikroorganisme dapat dengan mudah
mengkontaminasi daging ayam. Hal ini
dikarenakan mikroorganisme dapat dengan
mudah tumbuh di lingkungan RPA yang kotor
(Purnawijayanti,
2001).
Ada
banyak
mikroorganisme yang terdapat di RPA,
diantaranya Salmonella spp. Daging ayam
merupakan salah satu sumber penularan
Salmonella. Infeksi bisa terjadi ketika adanya
kontaminasi dari air yang digunakan saat
pembersihan karkas dan eviserasi yang
dilakukan di RPA. Tingkat cemaran Salmonella
di rumah potong tergantung pada kebersihan
pemotongan (Lawrie & Ledward, 2006;
Humphrey, 2006). Selama tiga tahun berturutturut Salmonella dijumpai sebagai penyebab
keracunan
pangan
di
Indonesia
dan
kemungkinan terjadinya berkisar antara 12,5%
hingga
25%
dari
cemaran
mikroba
(Anonymous, 2010).
Penelitian terkait cemaran Salmonella
perlu dilakukan pada spesifik area di antaranya
di lingkungan RPA. Hal ini dibutuhkan dalam
rangka
pencegahan
dan
pengendalian
pencemaran sehingga dapat memberikan
jaminan keamanan pangan (food safety) bagi
kesehatan masyarakat.

MATERI DAN METODE PENELITIAN


Alat dan Bahan
Peralatan
yang
digunakan
dalam
penelitian ini antara magnetic stirer, pengocok
tabung (vortex) (Barnstead thermolyne),
inkubator (MMM Medcenter), penangas air
(Maspion), autoklaf (Model 25x), refrigerator,
mikroskop, LAF (Laminar Air Flow) (Nuaire
labgard class II), foto digital mikroskopik
(olympus CX41), object glass, cover glass,
eppendorf,seperangkat
alat
elektroforesis.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu larutan pengencer Peptone
Water (PW), aquades, Selenite cysteine broth,
Xylose Lysine Desoxycholate (XLD) (Oxoid
CM0469), Nutrient agar (Oxoid CM0003),
urea (oxoid 40), sukrosa (Merck K19271151),
maltosa (Merck K201889), methyl red
(CM0043), beef exstract (Hiebdia), manitol,
maltosa (K20188911), yeast exstract (LP0021),
laktosa, gliserol (Merck K20663194), Na2HPO4
(Merck M.I. 06586500), alkohol 70 %, H2O2,
KOH, oksidase kit, media MR-VP (CM 0043),
TSIA (Oxoid CM02573), NaCl (Merck
34022504448). Larutan normal saline (0.85%
sodium chloride), Salmonella polyvalent
somatic O antiserum (Pro Labs Diagnostics),
Acrylamide Bis (30% T, 2,67% C), 1,5 M Tris
HCl pH 8.8, 0.5 M Tris-HCl pH 6,8, 10 % SDS,
Ammonium persulfate, 0.1% SDS pH 8.3,
inhibitor protease 1 mM PSMF, 0,3 % Tris,
1,44% glycine, 0,1% SDS, Coomassie blue R250 (MP001), -merkaptoetanol, 10 % acetic
acid glacial, Page Ruler TM Prestained Protein
Ladder Plus (SM1811).
Prosedur Penelitian
Preparasi Sampel
Penelitian ini menggunakan tiga sampel
yaitu bulu ayam pasca pemotongan, air limbah
cucian karkas, dan air minum ayam yang
diambil di 2 lokasi RPA. Pengambilan sampel
dilakukan dengan 3 ulangan dan pada setiap
sampel dilakukan duplo. Sampel tersebut
masing-masing dimasukkan ke dalam wadah
steril pada suhu 5C untuk menghentikan
aktivitas mikroba.

Isolasi Salmonella
Isolasi Salmonella dengan menggunakan uji
mikrobiologi yang berdasarkan pada SNI 2897 :
2008. Sampel yang di ambil dimasukkan ke
dalam botol steril pada suhu 5C. Sampel yang
telah dikoleksi dilakukan pengenceran secara
berseri (10-1, 10-2, 10-3, 10-4,10-5, 10-6, 10-7)
menggunakan pepton water steril. Hasil
pengenceran 10-3,10-5, 10-7ditanam pada media
pengayaan Selenite cysteine broth (SCB) dan
diinkubasi selama 20 jam kemudian diambil 1
ml dan diinokulasikan pada media XLD
(xylose-lysine-deoxycholate) secara spread dan
duplo. Kemudian diinkubasi pada temperatur
37 C selama 24-48 jam. Pada media XLD
koloni terlihat hitam mengkilap, dan pingir
transparan. Setelah itu dilakukan pemurnian
untuk mendapat koloni tunggal. Target
pemurnian adalah setiap koloni yang diduga
merupakan Salmonella spp.
Karakterisasi Salmonella
Karakterisasi isolat Salmonella berpedoman
pada Cowan and Steels Manual for the
Identification of Medical Bacteria (Barrow &
Feltham, 1993). Sifat yang diamati meliputi
morfologi koloni dan morfologi sel.
Karakterisasi biokimiawi dilakukan dengan

menggunakan uji biokimia diantaranya uji


urease, Methyl Red (MR), Simmon Citrate Agar
(SCA), Katalase, TSIA (Triple sugar iron
agar), uji gula-gula (manitol, maltosa, laktosa,
sukrosa), oksidase dan uji serologi. Hasil
karakterisasi yang diperoleh digunakan dalam
metode UPGMA (Unwighted pair group
method using arithmetic averages) untuk
mengetahui nilai similaritas.
Analisa Profil Protein BAL menggunakan SDSPAGE (Rantam, 2003.
Analisis profil pita protein menggunakan 9
isolat yang dipilih berdasarkan uji sebelumnya.
Langkah awal dalam metode SDS-PAGE yaitu
isolasi
protein,
pembuatan
gel
dan
elektroforesis. setelah tahapan pewarnaan dan
dilakukan pengukuran berat molekul protein.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Cemaran Salmonella spp. di Lingkungan
Rumah Potong Ayam
Rerata jumlah koloni bakteri dugaan
Salmonella spp. pada penelitian ini disajikan
dalam Tabel 1.

Tabel 1. Perhitungan jumlah koloni Salmonella spp. pada Lingkungan RPA


Tempat
Mertojoyo
Sawojajar

B (Bulu)
1,4 0,8
1,2 0,9

Tabel 1 menunjukkan bahwa sampel


yang diambil dari ke dua lokasi RPA terdapat
cemaran Salmonella. Cemaran Salmonella
tertinggi pada air limbah cucian karkas dan
terendah pada bulu pasca pemotongan.
Banyaknya jumlah Salmonella pada penelitian
ini tidak sesuai dengan syarat yang telah
ditetapkan oleh SNI 7388 : 2009 yang
menyatakan bahwa batas maksimum cemaran
mikroba dengan jumlah Salmonella yaitu
negatif koloni/25 g.
Cemaran Salmonella di RPA Mertojoyo
lebih tinggi daripada RPA Sawojajar.

Jumlah koloni (106 cfu/ml)*


L (air limbah)
6,9 2,5
5,5 2,7

D (air minum )
3,3 0,6
5,1 2,7

Tingginya cemaran dapat dikarenakan beberapa


faktor, yaitu perbedaan proses pencucian
karkas, dimana RPA Sawojajar memiliki
ketersediaan air yang cukup baik, jarak
penampungan ayam sebelum dipotong dengan
tempat pemotongan ayam cukup jauh sehingga
penyebaran Salmonella dapat ditekan. Proses
eviserasi di RPA Mertojoyo dan RPA
Sawojajar dilakukan secara manual sehingga
dapat berpotensi menimbulkan pencemaran
pada karkas. Kontaminasi Salmonella pada
daging ayam tidak hanya terjadi saat proses
pemotongan ayam, tetapi juga dapat terjadi

pencemaran dari lingkungan pemotongan yang


tercemar (Hulankova, 2010).
Cemaran Salmonella pada bulu ayam berasal
dari feses yang menempel pada kaki dan bulu
ayam. Kondisi alat pencabut bulu yang hangat
dan lembab menjadi salah satu faktor
meningkatnya pertumbuhan Salmonella (Nde et
al., 2007). Pada air limbah cucian karkas
terdapat cemaran
Salmonella yang cukup
tinggi, dikarenakan pemakaian air dari sanitasi
yang kurang baik dalam proses pemotongan
dan eviserasi, sehingga dapat meningkatkan
jumlah cemaran Salmonella di dalam daging
ayam. Salmonella dapat dengan mudah
mengkontaminasi dari satu karkas ke karkas
lain melalui tangan pekerja. Menurut pendapat
Sophie et al., (2010) bahwa umumnya sumber
cemaran Salmonella di lingkungan RPA berasal
dari proses pemotongan, kotoran yang
dikeluarkan dari organ digestive, dan peralatan
yang digunakan oleh pekerja. Pada air minum
ayam terdapat cemaran Salmonella, cemaran ini
berasal dari feses dan serangga yang mencemari

air minum ayam. Hal ini sesuai dengan


pendapat Brands (2006) bahwa lingkungan
yang dapat menjadi tempat menetap Salmonella
adalah tanah, air dan serangga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingginya cemaran Salmonella pada lingkungan
RPA dapat disebabkan karena kontaminasi
silang. kontaminasi silang adalah pencemaran
pada bahan makanan melalui perantara
(Purnawijayanti, 2001). Perantara utama
meliputi peralatan, serangga, atau manusia yang
menangani bahan pangan tersebut dan proses
eviserasi.
Isolasi dan Karakterisasi Salmonella spp.
Karakterisasi
isolat
dilakukan
berdasarkan sifat morfologi dan biokimia yang
mengacu pada Manual for the Identification of
Medical Bacteria (Barrow dan Feltham, 1993)
dan SNI 2897:2008. Berdasarkan hasil uji
biokimia dan uji serologi dari 25 isolat yang
telah diisolasi ada 9 isolat yang menunjukkan
karakter Salmonella spp.

Tabel 2 Hasil Uji Biokimia dan Serologi Polyvalent Somatic (O) Salmonella spp.
Uji Biokimia

TSIA
Katalase
Oksidase
Sukrosa
Laktosa
Manitol
Maltosa
Simmon citrate
Urease
Metyl red
Uji Serologi

L2C2
(1)
+
+
+
+
+
+
+

L1A2
(2)
+
+
+
+
+
+
+

L1B2
(3)
+
+
+
+
+
+
+

B2A2
(4)
+
+
+
+
+
+
+

Kode Isolat
B2A1
L2A1
(5)
(6)
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

D1C2
(7)
+
+
+
+
+
+

D1A2
(8)
+
+
+
+
+
+

D2C2
(9)
+
+
+
+
+
+

Keterangan : (+) : Reaksi positif ; (-) : Reaksi negatif


Nama isolat (1-9), notasi ke-1 : jenis sampel : L (Limbah), B (Bulu), D (air minum);
notasi ke-2: tempat 1 ( RPA Mertojoyo), 2 ( RPA Sawojajar); notasi ke-3 : jenis koloni;
notasi ke-4 : nomor koloni.

Hasil uji biokimia menunjukkan bahwa


Salmonella spp. bersifat fakultatif anaerob,
katalase positif, oksidase negatif, tidak mampu
memfermentasi sukrosa dan laktosa, terjadi
reaksi fermentasi terhadap manitol dan maltosa
positif, simmon citrate positif, menghasilkan
H2S pada media TSIA dan urease negatif.
Konfirmasi pendugaan Salmonella spp.
dengan menggunakan uji serologi yaitu uji
polyvalent somatic (O) dengan mengemulsikan
biakan dari media TSIA miring. Hasil positif

ditunjukkan dengan adanya aglutinasi antara


biakan isolat Salmonella dengan antiserum
polyvalent somatic (O) (FDA, 2011).
Hasil karakterisasi dapat dilakukan
pendugaan isolat Salmonella spp. berdasarkan
nilai uji similaritas masing-masing isolat yang
disajikan dalam bentuk fenogram untuk
mengetahui jarak kedekatan antara isolat
Salmonella hasil isolasi dengan isolat
Salmonella acuan.

Tabel 3. Pengelompokan isolat Salmonella spp. hasil karakterisasi berdasarkan nilai uji similaritas.
Kode Isolat
L2C2
B2A2
L2A1
L1A2
D1A2
L1B2
B2A1
D1C2
D2C2

Sumber Isolat
Air limbah 2
Bulu 2
Air limbah 2
Limbah 1
Air minum 1
Air limbah 1
Bulu 2
Air minum 1
Air minum 2

Nilai Similaritas
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
0,930
0,930
0,930

Tabel 3 menunjukkan nilai similaritas


yaitu isolat yang termasuk dalam dugaan
Salmonella sub genus I (S. kauffinannii;
S. enterica), Salmonella sub genus II
(S. salamae; S. dar-es-salaam), dan Salmonella
sub genus IV (S. houtenae) adalah L2C2,
B2A2, L2A1, L1A2, D1A2, L1B2 dengan nilai
similaritas 1. Hal ini menunjukkan bahwa isolat
tersebut mempunyai tingkat kesamaan yang
tinggi terhadap isolat acuan. Nilai similaritas
mendekati 1 menunjukan bahwa ada
kemungkinan isolat tersebut dari genus dan
spesies yang sama. Kelompok ke dua terdiri
dari isolat D2C2, D1C2, B2A1 termasuk dalam
kategori Salmonella sub genus III (S. Arizona
arizonae, S. hinshawii; S. arizonae) mempunyai
nilai similaritas 0,930, dimana mempunyai
tingkat kesamaan lebih rendah dari isolat acuan.
Hal ini didukung dari penelitian yang dilakukan

Dugaan Isolat
Salmonella spp. (sub genus I, sub genus II,
sub genus IV)

Salmonella spp. (Salmonella sub genus III)

Kim et al., (2007) yang mengemukakan bahwa


jenis S. heidelberg, S. virchow, S. enteritidis,
dan S. blockley merupakan jenis Salmonella
spp. yang banyak di temukan di RPA.
Analisis profil pita protein Salmonella spp.
Analisis
profil
pita
protein
nmenggunakan 9 isolat
yang dipilih
berdasarkan uji sebelumnya. Karakterisasi
profil pita protein dari 9 isolat Salmonella spp.
dapat dibedakan menjadi 2 kelompok dapat
dilihat pada Gambar 1.
Hasil elektroforesis terdeteksi pita
protein dengan nilai berat molekul tertinggi
yaitu 111,918 kDa dan terendah yaitu 9,05 kDa.
Berdasarkan Gambar 1. menunjukkan bahwa
isolat Salmonella spp. hasil isolasi mempunyai
karakteristik pita protein yang sama.

K (1)
K (2)
Gambar 1. Profil pita protein berdasarkan kelompok nilai similaritas
Keterangan : K (1) = kelompok isolat bakteri 1
K (2) = kelompok isolat bakteri 2

Secara umum hasil analisis profil pita


protein dengan menggunakan SDS-PAGE,
menunjukkan isolat Salmonella spp. banyak
memiliki kemiripan pita protein. Aksakal
(2010) menjelaskan bahwa jika dibandingkan
antara pita protein S. enteridis dengan S. agona,
S. virchow, S. anatum, S. typimurium, maka
tidak ada perbedaan pita profil protein yang
terlalu signifikan.
Mengacu
pada
pengelompokan
berdasarkan nilai similaritas (Tabel 3),
kelompok 1 yaitu isolat L2C2, L2A1, B2A2,
L1A2 dan L1B2 memiliki karakteristik yang
sama ditunjukkan dengan adanya 3 pita protein
dengan berat molekul yang sama yaitu 36,37
kDa, 26,38 kDa, 22,47 kDa (Gambar 1). Antara
isolat L2C2 dan B2A2 memiliki kemiripan
yang lebih tinggi yang ditunjukkan dengan
adanya 8 pita protein dengan berat molekul
yang sama.
Berdasarkan Gambar 1, menunjukkan
bahwa isolat L2C2, B2A2, L1A2 dan L1B2
merupakan isolat kelompok 1 memiliki pita
protein dengan berat molekul yang sama yaitu

36,37 kDa, dimana profil pita protein tersebut


merupakan pita protein S. typimurium. Menurut
penelitian Kundera (2012) hasil perhitungan
berat molekul pada S. typhimurium terdeteksi
protein adhesion fimbriae pada berat molekul
36,3 kDa. Berdasarkan hasil analisis profil pita
protein isolat L2A1 dan D1A2 mempunyai
berat molekul 20,19 kDa, dimana dari pita
protein tersebut merupakan jenis protein dari
S.enteriditis. Kisiela et al., (2003) melaporkan
bahwa pada S. enteriditis ditemukan protein
spesifik SefA pada berat molekul 20 kDa. Hal
ini sesuai dengan nilai similaritas yang
menunjukkan bahwa kelompok 1 meliputi
Salmonella sub genus I, Salmonella sub genus
II, dan Salmonella sub genus IV, dimana S.
typhimurium dan S. enteriditis termasuk dalam
Salmonella sub genus I yaitu S. enterica serovar
typhimurium dan S. enterica serovar enteriditis.
Isolat B2A1, D2C2, D1C2 yang
merupakan isolat kelompok 2 memiliki 3 pita
protein dengan berat molekul yang sama yaitu
106,68 kDa, 62,12 kDa,25 kDa. Berdasarkan
nilai similaritas, isolat B2A1, D2C2, D1C2

memiliki protein dengan berat molekul yang


sama yaitu 25 kDa, dimana termasuk dalam
Salmonella sub genus III (S. arizonae). Acik et
al., (2005) melaporkan bahwa S. arizonae
memiliki berat molekul 25 kDa.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini yaitu sampel yang diambil dari
lingkungan RPA yang terdiri dari air minum,
air limbah cucian karkas pasca pemotongan,
dan bulu ayam pasca pemotongan terdapat
cemaran Salmonella yang cukup tinggi yaitu
lebih dari 106. Hasil pengamatan morfologi
koloni, uji biokimia, uji serologi, nilai
similaritas dan profil pita protein ditemukan
keragaman Salmonella spp., isolat
L2C2,
B2A2, L1A2 dan L1B2 merupakan S.
typimurium, isolat L2A1, D1A2 yaitu S.
enteriditis, dan isolat B2A1, D2C2 dan D1C2
adalah S. arizonae.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis
mengucapkan
terimakasih
kepada Program Kedokteran Hewan UB atas
bantuan dana penelitian DPP-SPP anggaran
tahun 2012.

Bhunia, A. K. 2008. Foodborne Microbial


Pathogen:
Mechanisms
and
Pathogenesis. New York: Springer.
Brands, D.A. 2006. Deadly Diseases and
Epidemics: Salmonella. Philadelphia:
Chelsea House Pub.
Barrow, G. I. and R. Feltham. 1993. Cowan and
Steels Manual For Identification Of
Medical Bacteria. 3rd Ed. Cambridge
University Press, Great Britain.
Begum, F., Y. Adachi., and M.S.R. Khan.,
2008. Characterization of Salmonella
serovars in comporison with some
Enterobacteria by SDS-PAGE analysis.
Bangladesh J. of Veterinary Medicine,
6: 169-174.
Hulankova, R., G. Borilova, and I.
Steinhauserova. 2010. Influence Of
Modified Atmosphere Packaging On
The Survival Of Salmonella Enteritidis
PT 8 On The Surface Of Chilled
Chicken Legs. Acta Veterinaria Brno
79:S127.

DAFTAR PUSTAKA
Acik, L., T. Ayhan., C. Ayten., A. Sevim., and
Y. Remziye. 2005. Protein Patterns and
Plasmid Profiles of the Bacterial Strains
Isolated from a Poultry Slaughterhouse
in Ankara, Turkey. J Biotechnol,43 (3):
255262.
Aksakal, A. 2010. Analysis of Whole Cell
Protein Profiles of Salmonella Serovars
Isolated From Chicken, Turkey and
Sheep
Faeces
by
SDS-PAGE.
Veterinarni Medicina, (6): 259-263.
Anonymous. 2010. Laporan KLB Keracunan
Pangan Tahun 2010. Direktorat
Surveilan dan Penyuluhan Keamanan
Pangan-Badan POM RI. Jakarta.

Kim, A., Y.J. Lee, M.S. Kang, S.I. Kwag, and


J.K. Cho. 2007. Dissemination and
Tracking of Salmonella spp. In
Integrated Broiler Operation. J. Of
Veterinary Science. 8(2):155161
Kisiela, D., M. Kuczkowski., A. Wieliczko., I.
Sambor., M. Mazurkiewicz., and M.
Ugorski. 2003. Comparison of SefA,
FimA and AgFa Fimbrial Proteins of
Salmonella enteritidis In Their Abilities
To Elicit Humoral Immune Response in
Hens. Bull. Vet. Inst. Pulawy. (47) 95105.
Kundera, I. N., S. Santoso., Aulanniam dan S.
Winarsih. 2012. Ekspresi Protein
Adhf36 Pada Perubahan Osmolaritas
Serta pH Lingkungan Hidup Salmonella

typhi Secara In Vitro. Jurnal


Kedokteran Hewan, ISSN : 1978-225.
Nakamura, A., Y. Ota., A. Ito., Y.B., and Y.
Adachi. 2002. Evaluation of Aviguard,
A Commercial Competitive Exclution
Product For Efficacy And After Effect
On The Antibody Response Of Chickes
Of Salmonella. Poultry Science 81:
1653-1660.
Ngwai, Y.B., K. Ochi., Y. Ogawa., and Y.
Adachi. 2005. Analysis Of The Protein
Profiles of The Antibiotic Resistant
Salmonella typhimurium Definitive
Phage
Type.
African
J.
of
Biotechnology, 4 (104): 727-737.
Purnawijayanti, H.A. 2001. Sanitasi, Higiene,
dan
Keselamatan
Kerja
Dalam
Pengolahan Makanan. Yogyakarta:
Kanisius.
Rantam, F.A. 2003. Metodologi Imunologi.
Airlangga University Press : Surabaya
Sophie, E. Jacoby., and W. Mauner. 2010.
Europe and the management of
globalization.
Journal of European
Public Policy. 17: 3.299 317.
Wonderling, D., D. Marks., M. Thorogood.,
and H. A. Neil. 2003. Comparing costs
and benefits over a 10 year period of
strategies
for
familial
hypercholesterolaemia
screening.
Journal of Public Health Medicine,
25(1):47-52.

Anda mungkin juga menyukai