DATA PENDERITA
Nama
Jenis kelamin
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Etnis
Status marital
Agama
Alamat
Tanggal Pemeriksaan
Tanggal masuk RS
: Tn S
: Laki-laki
: 28 tahun
: SMA
: TNI AU
: Jawa
: Menikah
: Islam
: Bandung
: 27 Juni 2015
: 22 Juni 2015
ANAMNESA
Aloanamnesis
Keluhan Utama :
Merasa seperti kehilangan semangat
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak kurang lebih 1 hari yang lalu, pasien merasakan kehilangan
semangat, sehingga pasien sering terlihat melamun, tidak mau menggunakan
pakaian dirumah, dan linglung, oleh karena itu pasien dibawa ke rumah sakit
Salamun oleh keluarga. Hal ini muncul karena pasien tidak mengkonsumsi obat
dari dokter selama 1 minggu. Pasien juga mengeluhkan suka medengar suara
seperti mengajak keluar rumah dan mengatakan pasien harus bebas.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pada tahun akhir tahun 2013 pasien merasa depresi berat, sering terlihat
bingung, banyak bengong, mengurung diri, berbicara tidak nyambung, dan jika
ditanya hanya menjawab seadanya. Selain itu pasien pernah melakukan percobaan
bunuh diri dengan cara meminum obat anti nyeri sebanyak 20 butir dicampur
dengan minuman bersoda tetapi pasien berhasil diselamatkan oleh rekan kerjanya.
Kemudian pasien dibawa ke rumah sakit akan tetapi ditengah perjalanan pasien
sadar dan menusukkan pisau ke perutnya.
1
: Tidak diketahui
2. Masa Bayi
: Tidak diketahui
3. Masa Prasekolah
: Tidak diketahui
4. Masa sekolah
5. Masa Pubertas
mencurigakan,
bergaul
dengan
teman-teman
sebagaimana
mestinya.
Penderita tinggal dirumah berdua dengan istrinya. Istrinya mengerti
keadaan pasien. Pasien merupakan anak ke-4 dari 4 bersaudara.
Kepribadian Sebelum Sakit
Penderita dikenal sebagai orang yang agsak pendiam, pemalu dan tertutup.
Hubungan sosial dengan tetangga dan keluarga cukup baik. Penderita suka
berkumpul dengan tetangga.
STATUS PSIKIATRIK
Keadaan Umum
Kesadaran
Roman muka
Mood
Kontak/rapport
Orientasi
waktu
= baik
tempat
= baik
orang
= baik
Perhatian
: baik
Persepsi
Ilusi
= (-)
Halusinasi
= (-)
Memori
immediate, recall
recent
: sakit ringan
: komposmentis
: sedih
: sedih
: (+), adekuat
= baik
= baik
3
Remote
= baik
Pikiran
Bentuk pikiran= realistik
Jalan pikiran = koheren
Isi pikiran
= waham kebesaran (-)
Wawasan penyakit
: baik
Tingkah laku
: relevan
Bicara
: baik
Dekorum
Sopan santun = baik
Penampilan = baik
Kebersihan = baik
DIAGNOSIS MULTIAXIAL
1.
2.
3.
4.
5.
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
sedang.
F.32.1 Episode Depresif sedang.
: Tidak ada diagnosis
: Tidak ada diagnosis
:
: GAF Scale 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
untuk
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Qua ad sanationam
: dubia Ad bonam
: dubia Ad bonam
: dubia Ad bonam
PEMBAHASAN
BIPOLAR
Definisi
Gangguan bipolar merupakan gangguan mood dengan kelainan berupa
perubahan suasana perasaan atau afek, dimana pada waktu didapat kumpulan
gejala yang terdiri dari depresi, dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya
(penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas) dan pada waktu lain
mengalami elasi (suasana perasaan yang meningkat disertai penambahan energi
dan aktivitas). Gangguan ini memiliki episode berulang (sekurang-kurangnya dua
episode), yang khas adalah biasanya terdapat penyembuhan sempurna antar
episode. Episode manik biasanya dimulai dengan tiba-tiba antara 2 minggu
sampai 4-5 bulan, sedangkan episode depresi cenderung berlangsung lebih lama
rata-rata sekitar 6 bulan, tetapi jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia
lanjut. Kedua episode ini seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh
stres atau trauma mental lain. (1,2,3)
Etiologi
Dasar umum untuk gangguan depresif berat tidak diketahui. Namun faktor
penyebab dapat secara buatan dibagi menjadi faktor biologis, faktor genetika dan
faktor psikososial. Perbedaan tersebut adalah buatan karena ketiga bidang tersebut
dapat saling berinteraksi dan mempengaruhi antara mereka sendiri.
1. Faktor biologis
Beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memiliki peranan yang
penting dalam mengendalikan emosi kita. Dalam otak terdapat substansi kimiawi,
yaitu neurotransmitter yang berfungsi sebagai pembawa pesan komunikasi antar
neuron di otak. jika neurotransmitter ini berada pada tingkat yang normal, otak
akan bekerja secara harmonis.
Sejumlah besar penelitian telah melaporkan berbagai kelainan di dalam
metabolit amin biogenik di dalam darah, urin, dan cairan serebrospinalis pada
pasien
dengan
gangguan
mood.
Kekurangan
neurotransmiter
serotonin,
turun
antidepresen
(down-regulation)
klinik
kemungkinan
reseptor
adrenergic-beta
merupakan
bagian
data
dan
yang
reseptor
paling
dalam
depresi,
karena
aktivasi
dari
reseptor
tersebut
tua dengan gangguan mood, paling sering gangguan depresi berat. Jika salah satu
orang tua memiliki gangguan bipolar, maka kemungkinan 25 persen anaknya
menderita gangguan mood. Jika kedua orang tua menderita gangguan bipolar,
terdapat kemungkinan 50 hingga 75 persen anaknya menderita suatu gangguan
mood.
3. Faktor Psikososial
Peristiwa Kehidupan dan Stres Lingkungan
Peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres lebih sering mendahului
episode pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya. Hubungan
tersebut telah dilaporkan untuk pasien gangguan depresif berat dan gangguan
bipolar. Satu teori yang diajukan untuk pengamatan tersebut adalah stress yang
menyertai episode pertama menyebabkan perubahan biologik otak yang bertahan
lama. Perubahan yang bertahan lama tersebut dapat menyebabkan perubahan
keadaan fungsional neurotransmitter dan sistem pemberi signal intraneuronal.
Perubahan mungkin termasuk hilangnya neuron dan penurunan besar dalam
kontak sinaptik. Hasil akhirnya dari perubahan tersebut adalah menyebabkan
seseorang berada dalam resiko yang lebih tinggi untuk menderita episode
gangguan mood selanjutnya, bahkan tanpa adanya stressor eksternal.
Faktor Kepribadian Komorbid
Tidak
ada
sifat
atau
kepribadian
tunggal
yang
secara
unik
Psikodinamika
Dari sudut pandang psikodinamika, terdapat faktor predisposisi dan
presipitasi yang mendukung terjadinya gangguan afektif bipolar, yaitu :
a. Faktor Predisposisi
Faktor Kepribadian
Jenis kepribadian yang menjadi presisposisi terjadinya gangguan bipolar
adalah kepribadian sikotimik, dimana kepribadian ini mempunyai ciri
pergantian mood yang ekstrim dari elasi ke murung dalam hitungan hari.
Ketidakstabilan mood ini dapat mengganggu pkerjaan dan hubungan sosial.
(4)
Stresor berkepanjangan
Keadaan ekonomi keluarga yang kurang mampu, tanggung jawab berat
untuk mengasuh banyak anak sekaligus, dan hubungan pernikahan yang
tidak kondusif memberikan tekanan yang kronis, sehingga mengganggu rasa
aman dan harga diri. Tingkat stres dapat bertambah dengan tiadanya orang
yang dapat dipercaya dan diandalkan untuk membantu menyelesaikan
masalah., atau sebagai pendengar (4).
b. Faktor Presipitasi
Seseorang yang telah memiliki faktor-faktor predisposisi berpeluang besar
untuk mengembangkan gangguan bipolar setelah timbulnya faktor pemicu,
yaitu peristiwa yang dapat menimbulkan stres yang mendadak. Contohnya
adalah kehilangan pekerjaan, kehilangan orang terdekat, perceraian dan lainlain. Walaupun demikian, faktor ini harus diiinterpretasi dengan hati-hati,
apakah peristiwa tersebut merupakan sebab dari timbulnya gangguan (mis:
dipecat karena perusahaan bangkrut), atau merupakan akibat dari gangguan
yang sudah timbul (misalnya : dipecat karena kualitas pekerjaan memburuk
akibat gangguan afektif) (4)
Mekanisme pertahanan jiwa yang digunakan pada gangguan bipolar manik
umumnya penolakan (denial), berupa sikap defensif dari posisi depresi akibat
9
Pada semua tiga variasi dari episode depresif khas yang tercantum di
bawah ini, ringan (F32.0), sedang (F32.1), dan berat (F32.2 dan F32.3),
gejala utama yang ditemukan adalah
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah
lelah
Gejala lainnya adalah :
a) Konsentrasi dan perhatian berkurang
b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c) Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada
d)
e)
f)
g)
Untuk
F30.0 Hipomanik
Pedoman Diagnosis
Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F30.1), afek yang
meninggi atau berubah disertai peningkatan aktifitas, menetap selama
sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-turut, pada suatu derajat
intensitas dan yang bertahan melebihi apa yang digambarankan bagi
11
Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari F30.1
Penatalaksaan
Pengobatan pasien dengan gangguan mood harus diarahkan pada sejumlah tujuan,
yaitu :
1. Keamanan Pasien harus dijamin
2. Pemeriksaan diagnositik yang lengkap pada pasien harus dilakukan
3. Suatu rencana pengobatan harus dimulai yang menjawab bukan hanya
gejala segera tetapi juga kesehatan pasien selanjutnya.
a) Rawat Inap
i.
12
ii.
iii.
Hendaya Berat
Adakalanya depresi yang dialami terlalu dalam, sehingga orang tidak
dapat melakukan fungsinya sama sekali, meninggalkan orang seperti ini
sendirian sangat berbahaya dan tidak menyembuhkannya.
iv.
ii.
psikoterapi.
Memonitor dan mendukung pemberian obat. Pengobatan membuat
perubahan yang luar biasa. Kuncinya adalah mendapatkan keuntungan dan
13
melanjutkan pengobatan.
Membangun sekumpulan orang yang peduli. Hal ini merupakan satu dari
banyak alasan bagi para praktisi setuju dengan ambivalensi penderita
tentang pengobatan. Seiring perjalanan waktu, kekuatan sekumpulan orang
yang peduli membantu mempertahankan gejala penderita dalam keadaan
iv.
Terapi Psikososial
Terapi Kognitif
Memusatkan pada distorsi kognitif yang dikhususkan untuk gangguan depresi
berat
Tujuan
Menghilangkan episode depresi dan mencegah rekurennya dengan membantu
pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negative, mengembangkan cara berpikir
alternative, fleksibel, dan positif; dan melatih kembali respon kognitif dan
perilaku yang baru.
Terapi interpersonal
Memusatkan pada satu dan dua masalah interpersonal pasien yang sedang dialami
sekarang dengan menggunakan dua anggapan : Pertama, masalah interpersonal
sekarang ini kemungkinan memiliki hubungan yang disfungsional. Kedua,
14
pola
perilaku
maladaptive
menyebabkan
seseorang
mendapatkan sedikit umpan balik positif dari masayarakat dan penolakan. Terapi
ini merupkan pengobatan yang efektif untuk gangguan depresi.
Terapi Psikoanalitik
Tujuanya
Untukk mendapatkan perubahan pada struktur atau karakter kepribadian pasien,
bukan hanya menghilangkan gejala. Perbaikan dalam kepercayaan pribadi,
keintiman, mekanisme mengatasi, kapasitas untuk berduka cita, dan kemampuan
untuk mengalami berbagai macam emosi.
Terapi keluarga
Merupaka terapi primer, memeriksan peranan anggota keluarga yang mengalami
gangguan mood dalam kesehatan psikologis keseluruhan keluarga, juga peranan
keluarga dalam mempertahankan gejala.
Farmakoterapi
Pengobatan yang tepat tergantung pada stadium gangguan bipolar yang
dialami penderita. Pilihan obat tergantung pada gejala yang tampak, seperti gejala
psikotik, agitasi, agresi, dan gangguan tidur. Antipsikosis atipikal semakin sering
digunakan untuk episode manik akut dan sebagai mood stabilizer. Antidepresan
dan ECT juga dapat digunakan untuk episode depresi akut (contoh, depresi berat).
Selanjutnya, terapi pemeliharaan/maintenance dan pencegahan juga harus
diberikan.
Pengalaman klinis menunjukkan bahwa jika diterapi dengan obat mood
stabilizer, penderita gangguan bipolar akan mengalami lebih sedikit periode
manik dan depresi. Obat ini bekerja dengan cara menstabilkan mood penderita
(sesuai namanya), juga dapat menstabilakn manik dan depresi yang ekstrim.
Antipsikosis atipikal seperti ziprasidone, quetiapine, risperidone, aripiprazole dan
olanzapine, kini juga sering digunakan untuk menstabilkan manik akut, bahkan
untuk menstabilkan mood pada depresi bipolar.
15
Nama
Valproate
Carbamazepine
Dagang
Depakote
Equestro
X
X
extended release
Lamotrigine
Lithium
Aripiprazole
Ziprasidone
Risperidone
Quetiapine
Chlorpromazine
Olanzapine
Olanzapine/fluoxetine
Lamictal
Abilify
Geodon
Risperdal
Seroquel
Thorazin
e
Zyprexa
Symbyax
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Combination
Prognosis
Prognosis pada penderita dengan gangguan bipolar I lebih buruk daripada
penderita dengan bipolar II.
Pada 7% penderita, gejala tidak kembali/mengalami penyembuhan, 45%
penderita mengalami episode berulang, dan 40% mengalami gangguan yang
menetap.
Faktor-faktor yang membuat prognosis menjadi lebih buruk antara lain:
1. Riwayat pekerjaan yang buruk
2. Penggunaan alcohol
3. Gambaran psikotik
4. Gambaran depresi diantara episode manik dan depresi
5. Jenis kelamin
1.
2.
3.
4.
Pembahasan
PerjalananPada
penyakit
tahunpasien
2013 (Episode Depresi Berat tanpa gejala psikotik)
pasien merasa depresi berat, sering terlihat bingung, banyak
bengong, mengurung diri, berbicara tidak nyambung, dan
jika ditanya hanya menjawab seadanya.
pasien pernah melakukan percobaan bunuh diri
16
Telat kontrol
Penatalaksann pasien
1. Pasien harus dirawap inap karena
a. Berbahaya untuk diri sendiri
b. Hendaya Berat
2. Psikoterapi
17
18
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
19